Oseanologi dan Limnologi diIndonesia (2008) 34: 67- 81
ISSN 0125-9830
STRUKlTJR KOMUNlTAS KRUSTASEA DI ESTUARIA CISADANE DAN PERAIRAN LAUT SEKITARNYA
oleh INDRA ASWANDY Pusat Penelitian Oseanografi -LIP1 Received 12 February 2008, Accepted 16 April 2008 ABSTRAK Meningkatnya pembangunan dan jumlah penduduk di daratan dapat mcmberikan dampak negatif bagi kualitas perairan di Muara Sungai Cisadane yang kaya akan sumberdayaperikanan. Untuk itu telah dilakukan penelitian keanekaragaman krustasea bentik di perairan Muara Sungai Cisadane, pada bulan Juni dan September 2003. Pengambilan contoh menggunakan grab.Mc Jntyre 0,05 m2dengan 3 ulangan, di 17 stasiun penelitian. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perubahan keanekaragaman jenis dan struktur komunitas laustasea bentik di perairan tersebut. Hasil penelitian pada bulan Juni diperoleh 3046 individu terdiri dari 45 jenis dan pada bulan September 4113 individu yang terdiri dari 43 jenis yang termasuk ke dalam 8 kelompok taksa yaitu : Amphipoda, Anomura, Brachyura, Cumacea, Isopoda, Macrura, Oshacoda dan Tanaidacea. Nilai indeks keanekaragaman jenis (H') pada bulan Juni berkisar antara 0 - 2,22, indeks kekayaan jenis Margalef (d) antara 0,92 - 3,68 dan nilai indeks kemerataan (J') berkisar antara 0,33 - 0,93. Nilai indeks keanekaragaman jenis (H') pada bulan September berkisar antara 0,68 - 2,23, kekayaan jenis Margalef (d) antara 0,46 - 3,75 dan indeks kemerataannya (J') berkisar antara 0,33 - 0,99. Berdasarkan jumlah jenis dan jumlah individu krustasea bentik yang didapat, tampak bahwa tingkat keanekaragaman jenis dan tingkat populasinya sedang. Uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara jumlah jenis (S), jumlah individu (N), d, J', dan H' pada bulan Juni dan September, akan tetapi ada perbedaan antara lokasi dekat pantai dengan lepas pantai. Fakta ini mengindikasikan bahwa indeks ekologi krustasea di perairan Cisadane tidak dipengaruhi oleh musim akan tetapi oleh lokasi stasiun terhadap daratan. Kata kunci :Struktur komuuitas, krustasea, Estuaria Cisadane. /
/
k ABSTRACT CRUSTACEAN COMMUNITY STRUCTURE I N CISADANE ESTUARIA AND ITS SURROUNDING AREA. The development in mainland and the increasing rate ofpopulation may have negative impact on waters quality in Cisadane estuary, which is rich on fisheries resources. For this reason, a study
on benthic crustacean diversity of Cisadane waters was carried out in June and September 2003. Three replicate samples were taken using Mc Zntyre grab of 0.05 m2 at 17 stations. The aim of this study is to investigate diversity change and community structure of benthic crustacean in this waters. During the study 3046 individuals were collected, consisting of 45 species in June and 4113 individuals were collected consisting 43 species in September and representing eight of taxa groups, i.e : Amphipads, Auomurans, Brachyurans, Cumaceans, Zsopods, Macrura, Ostracoda and Tanaidacea. Diversity index (H) in June ranged from 0 to2.22 and evenness index (d) ranged from 0.92 to 3.68 and similarity index 0 ) ranged from 0.33 to 0.93. Diversity index (H) in September ranged from 0.68 to2.23 and evenness index (e) ranged from 0.33 to 0.99. The number of species and individuals showed average population level. Statistical analysis shows that there is no significance difference between ecological indices found in June and Septembel; but there is signijkance difference between location of the study sites. This fact indicate that based on ecological index the community structure of the crustacean around Cisadane estuarine was not influence by season but by station locations. Key words : Community structure, crustacean, Cisadane.
PENDAHULUAN Perairan Mdara Cisadane adalah daerah estuari yang berhubungan langsung dengan Laut Jawa, terletak di pantai utaraKabupatenTangerang diaIiri oleh - yang . sun& cisadme. ~ e r a i r a n ~ u~isadane & dikeni sebagai perairany@kayasumber perikanannya, sebahagian besar penduduk didaerah ini hidup sebagainelayan. Muara sungai sebagaimanalazimnya adalahmerupakanwilayah perairan subur, yang dihuni oleh berbagaijenis biota dengan keanekaragamanjenis yangcukup tin@. Di samping itu muara sungaijugamenjadi tempat penampungan semuabentukbuangan (limbah) yang berasal dari darat melalui sungai. Meningkatnyapertumbuhanpenduduk dan pesatnya kegiatanpembangunan,d i h t i olehpeningkatanperkembanganindustridi sepanjangSungai Cisadane. Menurut ARDI (2003) kegiatan-kegiatanpembangunan tersebut &an sangatberdarnpak pada kondisi perairan pantainya, terutama akibat limbah yang berasal dari kegiatan-kegiatan di darat tersebut. Semakin besarjumlah limbah yang masuk ke perairan, makakualitas air diperkirakan semakin menurun. h dapat PEARSON & ROSSENBERG (1978)mengatakan b a h w a p n h a maubah struMur komunitasbentos yang hidup clan menetap padasubstrat di perairan tersebut. SelanjutnyamenurutALONG1(1990) perairan yang tercemar oleh limbah &an ditandai dengan rendahnya indek kekayaan dan keanekaragarnanjenis.
Fauna krustaseamerupakan salah satu komponenpentingyang membangun komunitas bentos (NAGATA 1965).Beberapavenelitiankomunitasfaunabentik di ~ e l u ~akarta k tel&laporkan ant& lain ~ ~ ~ ~ A S Tet O O ASWANDY al. R (l99O), & SOEDIBJO (1992) dan AZIZ et al. (1998). Dari hasil beberapa penelitian tersebut, menunjukkan bahwa kualitas perairan di Teluk Jakarta sudah menurun. Sedangkan penelitian fauna bentik di perairan Muara Cisadane dan perairan laut di sekitamyabelumbanyak dilaporkan. Di antara kelompok bentos tersebut terdapat berbagaijenis krustaseabentik, antara lain kelompok taksa Brachyura (kepiting), udang (Macrura), kelomang (Anomura) serta berbagaijenis krustaseatingkat rendah yaitu Amphipoda, Isopoda, Ostracoda, Tanaidacea, Cumacea yang lndup sebagai biota bentik di dasar perairan tersebut. Keberadaan fauna krustasea bentik berperan sangat penting dalam rantai makanan, tenitama yang berkaitan denganperikanandemersal. Tujuanpenelitianini untukmengetahuiperubahan strukturkomunitas dan keanekaragamanjenis krustasea bentik, secara temporal maupun spasial.
BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan oada bulan Juni dan Seotember 2003 di verairan Cisadane (kondisi dasar perairan terdiri dari lumpur ,pasir lumpuran, lumpur pasiran dan pasir). Pengambilan contoh sedimen dilakukan denganmenggunakangrab Mc 1n$e 0,05 m2sebanYak3replikadari 17 stasiunpengamatanbentos (Gambar 1). Sedimen yang diperoleh kemudian dsaring dengan saringanyang mempunyai mata saringan 0,5 mm danmaterial yang tertinggal difiksasi dengan larutan formalin 10% dan dberi pewama Rose Bengal. Di laboratorium sampel makrobentos disortir dan dipisahkan ke dalam 4 kelompok taksautama yaitu polikhet, moluska, krustasea dan ekhinodermata, kemudian sampledisimpan di dalam larutan alkohol70%.Identifikasi dilakukan denganmenggunakanrujukanpustaka (BARNARD 1965; 1969; 1970; 1971; 1972), BARNARD & KARAMAN (1991), HIRAYAMA (1984, 1986), KENSLEY (l978), SAKAI (1976), LOWRY (1995). Sedangkanklasifikasidasar perairan atau sedimen ditentukan dengan penyaringan (SHEPARD 1954 ). Indeks ekologi krustasea yang dihitung adalah indeks keanekaragaman Shannon (H') berbasis loge(SHANNON & WEAVER 1963) indek kekayaanjenis Margalef (d) dan indeks kemerataan (J') Pielou (PIELOU 1966).Untukmenguji perbedaan antaraindeks ekologi di keduawaktu pengamatan (Juni dan September) digunakanujitanda berpasangan Wilcoxon sedangkanuntukmengujiperbedaan antar lokasi (dekat pantai dan lepas pantai) digunakan uji Mann-WhitneyU (CONOVER 1985).Stasiun-stasiun yang ditetapkan sebagai stasiun dekat pantai adalah Stasiun 1,2,3,4,5,9,10,16, dan 17, sedangkanstasiun lepaspantai adalah Stasiun 11,12, 13, 14, dan 15.
Untukmengetahuisbkturkomunitas dari stasiunpenelitiandigunakanordinasi penskalaan non-metrikmultidimensi (CLARKE & WARWICK2001). Analisis data knggunakan perangkat lunak PRIMER v5 yang dikembangkan oleh Plymouth Marine LaboratoryUnited Kingdom dan SPSS versi 15.
Gambar 1. Lokasi Penelitian di perairan Muara Cisadane dan perairan laut sekitarnya, Juni dan September 2003.
.
Figure 1. Study sites at Cisadane Estuarine and its surrounding area, June and September 2003.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari 17stasiunyang ditetapkan, ternyatahanya 15stasiunyang ditemukan contohkrustasea. baikvada bulan Juni mauvun Seutember (Tabel 1dan 2). Contoh krustaseaumumnva tidakditemukan di Stasiun 16 dan 17. karenalokasinva berada di muarasungai Cisadanc yang diduga sudah tercemaroleh pencemamn dari daratan. Pada Laporan Penelitian Pusat Penelitian Oseanografi-LLPI tahun 2003, tampak bahwa konscntrasi oksigen sangat rendah yaitu: 1,49(mVI)pada bulan Juni dan 2,30 (ml~l)pada bulan September (PUSAT I'ENELITIAN OSEANOGRAFI-LIPI2003).
Komposisi fauna krustasea Hasilpenelitianmenunjukkanbahwa sedimen dasarperairan, hampir di semua stasiun didominasi oleh lumpur atau lumpur pasiran. Wama sedimenpada umumnya abu-abu kecoklatan. Di beberava stasiun tamvak sedimen halus benvama abu-abu kehitaman dan berbau H,S (Stasiun 1,2,3,16 dan 17). Lumpur yang benvama kehitaman umumnyamenuniukkanadanya dekomposisi zat organik. Pada bulan Juni krustasea bentik berhkil didapatkan sebanyak 3046 individu, terdiri dari 45 jenis, 28 suku dan termasuk ke dalam 8 kelompok taksa (Tabel 1). Pada bulan Septemberdidapatkan 4113individu yang terdiri dari 43 jenis, 28 suku dan termasuk ke dalam 8 kelompok taksa (Tabel 2). Pada bulan Juni di Stasiun 17tidak satupun biota bentik yang didapatkan, demikianjugapada bulan September di Stasiun 11, 16, dan 17. Besar kemungkinan sangat erat hubungannya dengan sedimen berbau H,S, berarti beberapa stasiun di perairan sudah mulai memburuk kondisinya atau telah tercemar. Hal ini kemungkinan disebablcan olehpengaruh limbah dari darat melalui sungai-sungai dan terbawa ke muara. Pengaruh limbah terhadap biota bentos yang hidup di perairan ini sudah kelihatan, dengan tidak didapatkan satu individu biotapun di stasiun tersebut. Hasil selengkapnya dapat dilihat padaTabel1 dan 2. Menurut PEARSON and ROSSEMBERG (1978) pada kondisi normal, makrobentos terdiri dari Polichaeta, krustasea, moluslca dan ekhinodermata dengan komposisi yang berimbang, Sedangkanpada kondisi tercemar berat tidak ditemukan makrobentos, yang hidup hanya bakteri, sedimennyabenvarnahitam danH2Snya tinggi. Krustasea yang didapatkanpadaumumnyaberukurankecil, termasuk ke dalam kelompokkrustaseatingkat rendah yaitu :Arnphipoda, Isopoda, Cumacea, Mysidacea, Anomura, Ostracoda, Tanaidaceadan beberapajenis kepiting.
Gg
Tabel 1. Jenis krustasea di Estuaria Cisadane dan perairan laut sekitarnya, Juni 2003. Table 1. Crustacean species in Cisadane Estuarine and its surrounding area, June 2003.
Alpheus sp. Ampheliscn brevicornis Atnpheliscn sp. Apsercdes ebilkensis Apsesdes sp. Byblis sp. Caprelln sp. Cernprrs sp. Ciroln,cn sp.
Cumncen sp.
4
6
1 0 4 0 0 0 0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Cunrneen sp.1
0
0
1 4 3 2 0 0 0
0
1
1
1
0
1
0
0
0
Crcmocen sp.2
0
0
1 3 0 0 0 0 0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
Cumneen sp.3
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Cumneen sp.4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
I
0
0
0
0
0
0
Cyntkura sp.
11
0
0
8
0
2
0
1
0
0
0
2
4
7
0
0
0
Diogenes sp.
0
0
I
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
Eriefhonius sp.
0
4
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
281
0
0
0
E~iopisnsp.
0
0
0
9 0 1 1 0 0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
Gnmrnnrgasis sp.
0
37
0
7
2
4
0
0
0
4
0
0
8
2
1
0
0
Gnnthin sp.
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
Grnndidierelln sp.
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
0
0
0
0
Idunelln sp.
9
0
0
3
0
2
0
0
0
0
0
2
0
3
1
0
0
310 1905 19 2
2
260
0
0
12 1
2
3
5
0
1
0
Jnssn sp.
Leptochelin sp.
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8
0
0
0
0
Leucosinrlzomboidnlis
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
Leucofhoe sp.
0
0
0
0 3 ' 0 1 0
Mneropl~lhnlmussp.
0
0
0
0
0 0
Mnlncnnhurn sp.
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0 0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
Megnluropusmnssiliensis 0
0
0
0
0
0
0
0
5
0
0
0
0
0
0
0
Monoeulodes sp.
0
0
0
I 1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Nensrrncillo sp. Osrrneoda Ostrncodn sp.1 Ostrocodn sp.2 Phnrnpoxtcs sp. Photis sp. Pinnixn sp. Podocerus sp. Pontonidcs sp. Typhlocnrcinops sp Typlocnrcines sp. Upogebin sp (/rothoe sp. Xenoplrfhnlstus sp.
0
Tabel 2. Jenis Krustasea di Estuaria Cisadane dau perairan laut sekitarnya, September 2003. Table 2. Crustacean species in Cisadane Estuarine and its surrounding area, September 2003.
Apseuder chilkensis
0
0
0
0
010
3
0
4
10
035477
5
0
0
0
Alpheus rp.
0
4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
Amtwinn sp.
5
1
0
I
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Byblis sp.
0
0
O
O
O
O
Bodolrio sp.
0
0
0
1
0
Ceropw tubulnri$
5 4 6 7
0
O
0
O
0
O
0
O
0
O
0
I
I
0
0
5
0
0
0
0
0
0
2
I
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Cirolonn sp.
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
Cynlhuro sp.
2
0
0
0
0
0 ' 0
3
0
0
5
7
0
2
0
2
0
2 7 9 0
0
0
0
0
Cyclnspissp. Ericll~oniussp.
1
0
1
0
0
0
0 0
0
1
4 0
3
0
0
0
0
0
0
0 0 2
0 3
0
0
0 0
5
0 2
3
0
0
0
0
0 0 0
0
0
0
0
2
0
0
0
4
1
Eucunm sp.2
0
I
Gammnropsis sp.
0
0
2 4 0 1 4 1 4 4 5 0 3 8 1 1 6 1 6 0 0 0
0
0
0
0
7
0
1 1 1 1
0
0
0
1
Idunelln sp.
3 0
0
0
0
0
Leplodrelin sp.
0
0
0
0
Leucosin sp.
0
0
Leucothoe sp.
3
1
Jassn sp.
1663 374
0 0
0 0
I d o m sp.
0 0
2
0
0
0
1
Eueumn sp.1
Hnrpiniopsis sp.
2
0
5
0
0
0
Eriopisn sp.
0
0
0
0
0
O
0
Capre110 sp.
3
0
O
0
0
0
0
0
1
0
2
0
0
0
0
I
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8
0 0
0
0 0
0
0
0 22
Megalumpus sp.
0
0
O
O
O
I
Monoculodessp.
0
0
2
0 0
0
0 1
0
0
0 0
0 0
0
0
3 0
0 0
0 0
0 6
0 0
1 4
0 0
0
0
0
7
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
2
1
0
0
0
8
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
I
2
0
0
0
0
0
9
0
16 42
13
0
0
0
O
O
O
1
0
0
0
0 I
0 O
O
O
1
0
0
0
7
8
1
I
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
Mnlocontl~uraliriguicnudn 0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
2
1
0
0
0
MncrophN~olmussp.
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
Mysis sp.
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
I
0
Dfogenes sp.
0
3
1
I
Oslrmodn A
41
0
0
0
Oslrnodn B
3
0
0
0
Pagsnu sp.
0
0
0
0
Poropoxus sp.
1
0
0
0
Paridolen sp.
1
4
0
0
0 0 0
3 1 0
1 0 0
0 0 0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
9
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0 0
0
0 0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
I
0
0
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Pnmdiorlylis sp. Podocenrs sp. Pomnidcs sp. Peniyiscrmpussp. Porlzrasr sp. Ti~nlnrilosp. Typloenreinussp.
Upogebin sp. Xoroplzthnlmu~sp
Jenis-jenis yang menonjol pada bulan Juni adalah Jassa sp., didapatkan 2288 individu terutama pada stasiun 1,2,3 dan 6 yang terletak pada daerah dekat pantai. Di stasiun 1 sebanyak 3 10 individu (78,88%) dan di stasiun2 sebanyak 1905 individu (95,1%). Di stasiun 3 didapatkan 19 individu (32,20%) dan di stasiun 6 yang tertangkap di stasiun tersebut. sebanyak26indvidu (42,62%) darijumlahindivid~~ Jenis amphipoda ini dikenal sebagai indikator pencemaran, ha1 yang sama pada kelompok poliket (cacing) yaitu jenis Paraprionospiopinnata. Menurut REISH & BARNARD dalam KASTORO et al. (1990)Amphipodajenis Jassa sp. termasuk ke dalam suku Ischyroceridae, sering ditemukan di lokasi pelabuhan. Selanjutnya menurut BELLAN-SANTINI dalam (E. TARRAMELLI & L. VENENZANGELI 1990), krustasea marga Jassa di perairan Perancis dipandang sebagai indikator polusi untukperairantercemax limbah organik. AZIZ et al. (1998) melaporkan ha1 yang samapada dua lokasi di perairan Teluk Jakarta. Lokasi ice satu yang dipengaruhi oleh limbah yang berasal dariSungaiKarang dan SungaiAngke. Lokasi keduaposisinya antara TanjungPasir dan Pulau Rambut yang dipengaruhi limbah d m Sungai Cisadane, ymg ditandai oleh lumpurbenvanlahitamdan berbau Y S . Kondisi ini sesuai dengan 1aporanALHAKIM(1994), yang mengemukakanbahwa beberapalokasi diperairan sebelah barat Teluk Jakartamemperlihatkan adanyapenin&atanpopulasi cacingjenis Paraprionospio pinnata. Cacing laut jenis Paraprionospio pinnata dapat berkembang dengan baik pada lokasi perairan dengan konsen'uwi oksigen yangrelatif rendah. Jenis krustasea lainnya yang ditemukan adalah Ampelisca brevicornis didapatkan sebanyak 161individu, terutama di stasiun 1,2,4,13 dan 14. Di stasiun 1 didapatkan 48 individu, stasiun 4 sebanyak 15 individu (28,30%), stasiun 13 sebanyak 34 individu (22,81%) dan stasiun 14 sebanyak 21 individu (15,78%) dari jumlah individu yang . - terdapat di stasiun tersebut. Jenis Ampelisca brevicornis (Arnpeliscidae), umumnya lebih menyukai hidup di dasar perairan dengan habitat yang lunakben~pa lumpur ataupasirberlumpw.Jenk inibiasanyahidup meliang dengan
membuat tabung untukmembungkus tubuhnya. Jenis lainnya yang menonjol adalah Apseudes chilkensis ,jenis ini termasuk ke dalam suku Apseudidae dan kelompok Tanaidacea. Jenis Apseudes chilkensis didapatltan sebanyak 179 indwidu, terutama di Stasiun 11, 12, 13 dan 14 yang terletak di daerah lepas pantai. Di Stasiun 12 didaoatkan 25 individu (40,98%), di Stasiun 13 sebanyak 44 individu (29,53%) dan di ~ k i u 14 n sebanyak 79 individu (59,39%) darij-lah individu yang tertangkap vada stasiun tersebut. Jenis ini lebihmenyukaihidup dengan dasar lurnpur . di perairan . atau pasir berlumpur dan merupakanjenis pemakandetritus atau serasah. Jenis yang menonjol selamapenelitian bulan September adalah Jassa sp. yang didapatkan 2139 individu, terutama pada Stasiun 1,2,6,12, 13 dan 14, di Stasiun 1didapatkan 1663individu (75,76%) dandi Stasiun2 didapatkan374individu (78,24%) dari jurnlahindividu yangdidapat di stasiun tersebut. Jenis laustasea lainnya yang menonjol adalahApseudes chilkensis,didapatkan463 individu, terutamapada Stasiun 12 dan 13.Di Stasiun 12 didapatkan 354 individu (73,75%) dandi Stasiun 13 sebanyak 77 individu (17,38.%) darijumlah individu yang didapatkan di stasiun tersebut. Selaniutnva - Ampelisca bvevicovnis didapatkan 344 individu, terutama di Stasiun 1,2,6,12, 13 dan 14, di Stasiun 13 sebanyak 162 individu (36,56%), di Stasiun 12sebanyak 38 individu (7,9l%) dari individu yang didapatkanpadastasiun tersebut. Indikator ekologi krustasea di Estuaria Cisadane disajikan dalamTabel3. Berdasarkan tabel tampak bahwaumumnyaindikatorekologi di Estuaria Cisadane tidak begitu tinggi.Nilai-nilai maksimum untukN, d, J' danH' dijumpai pada stasiunstasiun yangposisinyajauhdari Muara Sungai Cisadane yaitu Stasiun 5,14 dan 15. Hal inimenunjukkanbahwastasiun-stasiunyangjauh dari pantai relatif belum tercemar. Sedangkanuntukjumlahindividuterfinggi dijumpaipacla Stasiun 1dan2, yaitu stasiun yang dekat dekat muara sungai.Tingginyanilaijumlah individu di kedua stasiun ini didorninasi oleh satujenis yaitu Jassa sp., yang mengindikasikan kedua stasiun ini sudah tercemar oleh limbah organik. Uji bedarata-rata secara statistikanon-parametnkmenunjuldcanbahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara indikator ekologi (S, N, d, J', H') di kedua waktupengamatan, akan tetapi adaperbedaanyang signifikanantara stasiun dekat pantai dengan lepas pantai (p<0,05). Hal ini mengindikasikan bahwa variabilitas indikator ekologi di Estuari Cisadane tidak banyak dipengaruhi olehmusim, akan tetapi olehjar& lokasi stasiun terhadap daerahpantai. Perbedaan ini terjadi karena tingginya dominasijenis Jassa sp. baik pada bulan Juni maupun bulan September 2003. Menurut LIAW (1969) kondisi normal untuk kehdupan bentos di perairan estuari antara lain adalah pH berkisar antara7 - 8,5, oksigen berkisar antara 3,5 mll 1-5 ml/l. Kadar fosfat untuk tingkatan subur berhsar antara 1,62- 3,23 pgN1 dan TotalZat Organik (TOM sedimen) berkisar antara4,5 - 15%. -
-
Tabel 3. Indikator ekologi krustasea di Estuaria Cisadane dan perairan laut sekitarnya, Juui dan September 2003. Table 3. Ecological indicators of crustaceans in Cisadane Estuarine and its surrounding area, June and September 2003.
Data parameter kimia pada pengamatan PUSAT PENELITIAN OSEANOG-I -LPI (2003) didapatkk kadar oksigen di Sungai Cisadane dan stasiundekat pantai adalah 1,49 ml/lpadabulan Juni dan 2,30 mV1pada September 2003. Nilai TOM sedimen pada bulan Juni adalah 4,44% dan 8,91% dan pada September adalah 8,02% dan 14,28%. Selanjutnyamenurut KASTORO (1998) bahwa nilai TOM dalam sedimendi perairan ini dikategorikanbaik untuk kehidupan bentos. Namun kehidupan bentos tidak hanya ditentukan oleh kandungan TOM saja, tetapi jugadipengaruhi oleh faktor-faktorlainnya seperti, kandungan oksigen, salinitas, sifat sedimen serta kedalaman perairan.
(3-g
Stress: 0.1
Gambar 2. Ordinasi stasiun dengan MDS dengan menggunakan akar jumlah individu, Juni 2003 ( 0 :Iepas pantai :dekatpantai). Figure 2.
MDS Ordinationof stations based on square root transformation of abundance data, June 2003 ( 0 :offshore 0:near shore). I
Stress: 0.11
Gambar3. Ordinasi stasiun dengan MDS dengan menggunakan akar jumlah individu, September 2003 ( 0 :lepas pantai, !3:dekat pantai). Figure 3.
MDS Ordination of stations based on square root tranformation of abundance data, September 2003 (0:offshore :near shore).
Tidak adanya perbedaan struktur komunitas antarapengamatanbulan Juni dan September 2003 juga didukung oleh h a i l ordinasi menggunakaan teknik penskalaanmultidimensi (Gambar 2 dan Gambar 3). Berdasarkan kedua gambar tersehut tampak adanya pengelompokan yang jelas antara stasiun-stasiunyang dekat pantai dengan lepas pantai. Hasil ini menghdikasikan bahwa s i m k h komunitas ~ krustasea di Estuaria Cisadane dipengaruhi oleh posisi stasiun terhadap daratan atau jar& stasiun dari daratan. Hasil ini sesuai dengan penelitian HONG et al. (1982), yang meneliti fauna bentos di Teluk Suyeong, Korea juga mendapatkan stasiun yang berdekatan dengan muara sungai yang tercemar limbah organik inemperlihatkan keanekaragaman yang sangat rendah.
Hasil penelitianmenunjukkanbahwa struMurkomunitaslaustasea di Estuaria ~isadane tidik dipengaruhi oleh waktu pengamatan akan tetapi dipengamhi oleh posisi stasiun terhadap daratan.Adanya dominasi marga - Jassa di stasiun dekat pantai menunjukkan stasiun dekat pantai telah mulai tercemar. Fakta inimenjelaskan bahwa aMivitas di darat berperanpenting dalam menentukan struktur komunitas krustasea di daerahpantai. Oleh karenaitu, seluruh aktivitas pembangunan di wilayah Sungai Cisadane dan sekitamya hendaknya mempertimbangkan dampak yang akan ditimbulkan terhadap wilayah pesisir, khususnya yang menyangkut dengan limbah industri maupun domestik.
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis menyarnpaikan terimakasih kepadaDrs. Muswery Muchtar, M.Sc. sebagai koordinator proyek yang telahmemberikan kesempatan untukmelaksanakan penelitian ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepadaDrs. Bambang Santoso Soedibjo M.Eng. yang telahmembantu dalam menganalisis data dan kepada tim redaksi yang telahmelakukan koreksi untukpenyempurnaantulisan ini.
DAFTAR PUSTAKA ALHAKlM, I, I. 1994.Komposisi Jenis Pola dan Pengelompokan Polychaetapada 3 lokasi Pengamatan di Teluk Jakarta serta Catatan tentangParaprionospio pinnata. Prosiding Seminar Pemantau Pencemaran Laut. Puslitbang Oseanologi-LIPI, Jakarta : 120-129. ALONGI, D. M. 1990.The Ecology of Tropical Soft-BottomBenthic Ecosystem. Oceanog~Mac Biol. Annu. Rev. 28 : 381-496. ARDI 2000. PemanfaatanMakrobentos Sebagai Indikator Kualitas Perairan Pesisir. http: I/rudictbipod. com/sem 2012/ardi. him. Last update on September 05, 2003. (Tanggal akses 24 Maret 2008). ASWANDY, I dan B. S. SOEDIBJO 1992. Stmktur Komunitas FaunaKrustasea yang tertangkap dengan Sledge di Pulau Seribu.Prosiding Seminar Ekologi Laut dun Pesisir I. Puslitbang Oseanologi - LlPI, Jakarta : 277 - 286. AZIZ,A., I. ASWANDY dan GIYANTO 1998.Pengamatan komunitas krustasea dan ekhinodennata bentik di Teluk Jakarta. Jurnal Lingkungan dun Pernbangunan (1): 61-73. BARNARD, J.L. 1965.Marine Amphipoda of atolls in Micronesia Proc. USNatl. Mus. 177 : 495 - 552. BARNARD, J.L. 1969.The families and generaofmarine GamrnarideanAmphipoda. U.S. Natl. Mus. Bulletin 215 : 1 - 535. BARNARD, J.L. 1970.Sublittoral Gammaridea (Amphipoda) oftheHawaiianIslands. Smithsonian Contribution to Zoology 34: 1 - 286. BARNARD, J.L. 1971.Keys to the Hawaiian Marine Gammaridea, 0- 30 meters. Smithsonian Contribution to Zoology 58: 1 - 135. BARNARD, J.L. 1972. The marine fauna ofNew Zealand: Algae living littoral Gammaridea (Cmstacea Amphipoda). New Zealand Oceanographic Institute 62 : 7 - 216.
BARNARD, J.L. and GS. KARAMAN 1991.The Families and Genera ofMaine GammarideanAmphipoda (Except Marine Garnrnaroids). Records of the Australian Museum. Supplement 13 part 1 & 2). CONOVER, W.J. 1985. Practical Non-parametric Statistics. New York : John Wiley & Sons : 493 pp. CLARKE, K.R. and R.M. WARWICK 2001. Changes in marine communities : an approach to statistical analysis and interpretation.Plymouth, Natural Environmental Research Council Bourne Press : 169pp. HIRAYAMA, A. 1984. Taxonomic studies on the shallow water Gammaridean Amphipoda of West Kyushu, Japan. 11. COROPKDAE. Publ. Seto Mar. Biol. Lab. 24(1/3) : 1-92. HIRAYAMA, A. 1986. Taxonomic studies on the shallow water Gammaridean Amphipoda of West Kyushu, Japan. N.Lysianassidae (Orchomene), Megaluropus family group, Melities (Cottesloe, Jerbania,Maera, Ceradocus, eriopisella, Dulichiella). Publ. SetoMar Biol. Lab. 31(1/2) : 1-35. HONG; S.Y., U.J. HAN and E.I. PAIK 1982. MarineMacrobenthos Distribution and the Substrate Condition of Suyeong Bay. Publ. Inst. Mar. Sci. Nat. Fish. Univ. Busan, 14 : 1-21. KASTORO, W.W. 1998. Hasil pemonitoran komunitas bentos di perairan Teluk Bayur danTelukBungus, SumateraBarat,Juni dan September 1998 : 5 hal. KASTORO, W.W., B.S. SOEDIBJO,A. AZIZ, I. ASWANDY dan I.ALHAKIM 1990.Pengamatan komunitas bentos di Teluk Jakarta. Prosiding Seminar Biologi Dasar I : 50-64. KENSLEY, B. 1978. Guide to the Marine Isopods of Southern Africa. The RusticaPress. Ltd. : 173 pp. LIAW, W. K. 1969. Chemical andBiological Studies of fish Pond and Reservoir in Taiwan. ChineseAmencaJoint Comission onRural. RecontructionFish, Series 7 : 1-43. LOWRY, J.K. 1995.The Amphipoda (Crustacea) ofMadang Lagoon, PapuaNew Guinea, Part I. Recorclof theAustralian Museum Supplement 2 : 21-174.
NAGATA, K. 1965.Studieson marine GammarideanAmphipodaof the Seto Island Sea. I. Publ. Seto. Mar Biol. Lab. 13(2) : 131-170. PEARSON, T.H. and R. ROSENBERG 1978.Macrobenhc SuccessioninRelation to Organic Enrichment and Pollution of theMarine Environment. Oceanog Mar Biol. Ann. Rev. Res. 16 : 229-3 11. PIELOU, E.C. 1966.Themeasurement ofdiversity in different types ofbiological collection. J. Theol: Biol. 13 : 131-144. PUSATPENELITIANOSEANOGRAFI - LIPI. 2003. Laporan Akhir Penelitian Ekosistem Perairan Estuari Cisadane. Jakarta, P20-LIPI : 110 hal. SAKAI, T. 1976. Crabs ofJapan and the Adjacent seas. Kodunsha Ltd. Japan 773 pp. SHANNON, C. E. and W. WEAVER 1963. The mathematical theory of communication. Urbana, Illinois Press : 117pp. SHEPARD, E. P. 1954.Nomenclature based on sand silt clay ratios. Joul: Sed. Petrology 24 : 151-158. TARRAMELLI, E. and L. VENENZANGELI 1990. Benthic Population in Torvaldaliga (Civitavecch~a,Italy), CrustaceaAmphipoda. Oebalia 16 (NS) : 46-67.