SIMETRI, Jurnal Ilmu Fisika Indonesia
Volume 2 Nomor 2 Januari 2016
Pemetaan Area yang Berpotensi untuk Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut di Perairan Cilacap dan Sekitarnya Jamrud Aminuddin, R. Farzand Abdullatif, dan Wihantoro Jurusan Fisika,Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jenderal Soedirman Jl. dr. Suparno 61 Karangwangkal Purwokerto, Jawa Tengah, 53132, Indonesia. Intisari: Pemetaan potensi pembangkit listrik tenaga gelombang (PLTGL) laut di Perairan Cilacap dan sekitarnya telah dilakukan berdasarkan sebaran energi gelombang laut. Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut, dilakukan beberapa tahap yaitu penentuan titik pengamatan, pengumpulan and pengelompokan data-data sekunder dari BMKG, dan pemetaan potensi energi gelombang laut serta analisisnya.Penentuan titik-titik pengamatan dilakukan dengan cara membuat grid menggunakan aplikasi Google Earth dan pengambilan data dilakukan di BMKG Cilacap. Lokasi yang dipilih sebagai titik pengamatan adalah bagian barat perairan Cilacap,berbatasan dengan perairan Pangandaran. Ada beberapa kriteria dalam penentuan grid-grid tersebut, yaitu: grid tersebut terdiri atas 20 titik dengan matriks 4 × 5 (4 titik untuk arah timur ke barat dan 5 titik untuk arah selatan ke utara), jarak dari satu titik ke titik terdekatnya yaitu 4,4 km, dan grid pertama pada bagian utara digunakan sebagai garis referensi. Data-data yang digunakan dalam studi ini adalah data-data pada tahun 2011 dan 2012. Data-data yang dikumpulkan dalam studi ini adalah tinggi gelombang laut (H) setiap jam selama dua tahun. Dari data-data ketinggian gelombang tersebut diperoleh data-data amplitudo gelombang laut berdasarkan A H / 2 . Data-data tersebut selama dua tahun sangat banyak sehingga data-data yang dilibatkan dalam proses perhitungan adalah amplitudo paling rendah setiap jam selama satu bulan. Dari amplitudo tersebut, nilai energi gelombang laut (E) ditentukan dengan menggunakan E=ρgA2/2. Selanjutnya, data-data distribusi energi gelombang laut paling rendah setiap bulan selama dua tahun dipetakan dengan menggunakan program Interpolasi Lagrange dalam MATLAB untuk mengetahui posisi ideal energi gelombang laut yang bisa dikembangkan menjadi PLTGL. Dari pemetaan tersebut diketahui bahwa pada beberapa posisi yang mempunyai energi gelombang lebih besar dari 313,6 J/m2diasumsikan bahwa pada area tersebut mempunyai potensi untuk mengembangkan PLTGL sedangkan untuk posisi yang mempunyai energi gelombangyang kurang dari 313,6 J/m2 diasumsikan tidak mempunyai potensi.Berdasarkan peta sebaran energi gelombang laut setiap bulan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa posisi ideal energi gelombang laut yang berpotensi untuk pengembangan PLTGLterletak pada 7,6 km dari bagian barat Pulau Nusakambangan Jawa Tengah dan 7,9 km dari bagian timur pantai Pangandaran Jawa Barat. Kata kunci: pemetaan, energi gelombang laut, PLTGL, perairan Cilacap, MATLAB 7.0, Intrepolasi Lagrange, Windwaves-05, BMKG Abstract: A mapping of wave power energy generation (WPEG) potential in Cilacap coast area and surroundings has been carried out based on distribution of wave energy.To achieve the research porpose, it is done some steps, i.e: determining of monitoring point, collecting and classifying of secondary data from Meteorology Climatology and Geophysics Agency (MCGA), and mapping of wave energy potential as well as its analysis. Determining of monitoring point is conducted by doing some grids using Google Earth application and collecting data process is carried out at MCGA-Cilacap. The area chosen asmonitoring point is western of Cilacap coast, close to Pangandaran coast.There are some criteria in determining the grids, i.e: the grids consist of 20 points with 4 × 5 of matrix (4 grids from east to west and 5 grids from south to north), distance between one grid to another nearest is 4.4 km, and the first grid in the northis used as reference line. The data used in this study are the data in both 2011 and 2012. The data collected in this study are wave high (H) every hour as long as two years. From the wave high data are obtained wave amplitude data based on A=H/2. The data as long as two years are excessively so that the data employed in counting process are the lowest amplitude for every hour as long as one month. From the amplitude, the wave energy is determined using E=ρgA2/2. Then, the lowest wave energy distribution data as long as two years are represented in map using Lagrange Interpolation program in MATLAB to know the ideal position of wave energy which is can be used as WPEG. From the mapping, it is known that on the position which their wave energy bigger than 313.6 J/m2 are assumed that the areas has potential to develop WPEG while the position which their wave energy lower than 313.6 J/m2 are assumed that the areas has not potential. Based on the mapping of wave energy power distribution in every month, it can be concluded that the ideal position of wave energy which has potential for developing WPEG is located on 7.6 km from west area fo Nusakambangan Island Jawa Tengah and 7.9 km from east area of Pangandaran Coast Jawa Barat. Keywords: Mapping, wave energy, WPEG, Cilacap cost area, MATLAB 7.0, Lagrange Interpolation, Windwaves-05, MCGA E-mail:
[email protected]
© 2016 SIMETRI
2212-68
J. Aminuddin dkk./Pemetaan Area yang Berpotensi ...
1 PENDAHULUAN
K
etersediaan energi listrik menjadi salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia. Tingginya pertumbuhan konsumsi listrik tanpa diikuti sarana listrik yang memadai, dapat menyebabkan krisis listrik dan tidak meratanya sebaran pelayanan listrik. Sebaran pelayanan listrik di Indonesia saat ini baru mencapai angka 58%. Masih ada sekitar 105 juta penduduk dari jumlah penduduk 220 juta jiwa yang tidak mendapatkan pelayanan energi listrik, terutama daerah terpencil. Sulitnya akses pelayanan dan pemasangan jaringan listrik untuk daerah terpencil menjadi faktor penyebab tidak meratanya sebaran jaringan listrik (Tumiwa dan Henriette, 2011). Salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah pengembangan energi alternatif yang bersumber dari energi gelombang laut. Gelombang laut merupakan salah satu sumber energi baru dan terbarukan yang bernilai ekonomis dan ramah lingkungan karena tidak menghasilkan polusi dan mudah ditemukan di Indonesia (Nielsen, 2006; Aziz, 2006). Pemanfaatan gelombang laut sebagai pembangkit listrik sangat bergantung pada karakteristik amplitudo gelombang laut (Utomo dkk, 2008; Drew et.al, 2009). Berdasarkan peta distribusi energi gelombang laut global dari the UK Departement of Trade and Industry diketahui bahwa di pantai selatan Pulau Jawa mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL)(Thorpe, 1999). Peta tersebut tidak menggambarkan posisi yang ideal untuk dikembangkan menjadi PLTGL secara detail sehingga dibutuhkan analisis parameter fisis yang terkait dengan energi gelombang laut. Salah satu parameter fisis yang dapat digunakan untuk menganalisis potensi energi gelombang laut adalah amplitudo gelombang yang dapat diketahui melalui pengukuran tinggi gelombang laut dan parameter lainnya yang berpengaruh, seperti rapat massa air laut dan percepatan gravitasi (Sorensen, 2006). Parameter energi gelombang laut dapat diperoleh dengan cara pengambilan data secara langsung dan berdasarkan data-data sekunder dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Pengambilan data secara langsung dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan rambu ukur gelombang yaitu tongkat berskala untuk mengukur tinggi gelombang, stopwatch untuk mengukur periode gelombang, dan kompas untuk mengukur sudut datang gelombang (Noya, 2009). Data parameter gelombang yang berasal dari BMKG dapat diperoleh dengan menggunakan
SIMETRI Vol. 2 No.2 Jan’16
software Windwaves-05. Dari software tersebut ketinggian gelombang, periode gelombang, dan panjang gelombang dapat diketahui (Kurniawan dkk, 2011). Pemetaan potensi energi gelombang laut berdasarkan data-data yang diperoleh dari BMKG dilakukan dengan menggunakan metode interpolasi polinomil Lagrange. Metode ini merupakan cara untuk meramalkan besarnya nilai data pada titik tertente diantara nilai data yang telah diketahui sebelumnya. Penggabungan beberapa titik data yang sama besar digambarkan dalam bentuk kontur yang dapat mengungkapkan sebaran energy gelombang laut pada lokasi yang dianalisis (Supriyanto, 2006; Aminuddin, 2008).
2 METODE Tujuan utama dari studi yang telah dilakukan adalah memetakan gelombang laut yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL). Prosedur yang telah dilakukan dalam studi ini adalah terdiri atas 3 tahapan utama, yaitu: penentuan titik pengamatan, pengumpulan pengelompokan data-data sekunder dari BMKG, dan pemetaan gelombang laut serta analisisnya. Prosedur tersebut dilakukan dengan bantuan beberapa alat dan bahan, yaitu: Personal Computer, softwareWindwaves 05 untuk mengumpulkan datadata gelombang laut dari BMKG,dan software MATLAB 7.0 untuk pengolahan data dengan metode interpolasi Lagrange. Penentuan titik-titik pengamatan dengan cara membuat grid titik-titik pengamatan menggunakan aplikasi Google Earth. Grid tersebutterdiri atas 20 titik yang dinyatakan dalam bentuk matriks 4 × 5, denganjumlah baris 4 titik dari timur ke barat dan 5 titik dari arah selatan ke utara. Lokasi pengamatan dilakukan di perairan Cilacap dan sekitarnya. Lokasi tersebut dipilih berdasarkan informasi ilmiah dari the UK Departement of Trade and Industry yang menggambarkan bahwa di pantai selatan Pulau Jawa mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL). Peta potensi dari the UK Departement of Trade and Industry diperlihatkan pada Gambar 1. Jarak dari satu titik ke titik terdekatnya yaitu 4,4 km. Titik-titik paling utara berada pada satu garis yang didefinisikan sebagai garis referensi Lokasi titik-titik pengamatan diperlihatkan pada Gambar 1. Penentuan posisi lintang dan bujur dari titik grid yang telah ditentukan dilakukan dengan menggunakan aplikasi Google Earth. Nilai lintang dan bujur dari Google Earth dinyatakan dalam bentuk derajat, menit dan detik tetapi dalam software Windwaves-
2212-69
J. Aminuddin dkk./Pemetaan Area yang Berpotensi ...
05 input posisi lintang dan bujurnya dalam bentuk desimal maka nilai-nilai itu dikonversi ke dalam bentuk desimal. Posisi lintang dan bujur titik-titik referensi yang digunakan diperlihatkan pada Tabel 1 (BMKG, 2003).
SIMETRI Vol. 2 No.2 Jan’16 Tabel 1. Koordinat titik-titik referensi
Koor dinat 0
1
2
Gambar 1. Peta potensi PLTGL (Sumber: dari the UK Departement of Trade and Industry)
3
4
0
1
2
3
7°55’40” LS
7°55’40” LS
7°55’40” LS
7°55’40” LS
7,93 LS 108°41’00” BT 108,68 BT 7°53’08” LS
7,93 LS 108°43’32” BT 108,73 BT 7°53’08” LS
7,93 LS 108°46’04” BT 108,77 BT 7°53’08” LS
7,93 LS 108°48’36” BT 108,82 BT 7°53’08” LS
7,89 LS
7,89 LS
7,89 LS
7,89 LS
108°41’00” BT
108°43’32” BT
108°46’04” BT
108°48’36” BT
108,68 BT
108,73 BT
108,77 BT
108,82 BT
7°50’36” LS
7°50’36” LS
7°50’36” LS
7°50’36” LS
7,85 LS
7,85 LS
7,85 LS
7,85 LS
108°41’00” BT
108°43’32” BT
108°46’04” BT
108°48’36” BT
108,68 BT
108,73 BT
108,77 BT
108,82 BT
7°48’04” LS
7°48’04” LS
7°48’04” LS
7°48’04” LS
7,80 LS
7,80 LS
7,80 LS
7,80 LS
108°41’00” BT
108°43’32” BT
108°46’04” BT
108°48’36” BT
108,68 BT
108,73 BT
108,77 BT
108,82 BT
7°45’32” LS
7°45’32” LS
7°45’32” LS
7°45’32” LS
7,76 LS
7,76 LS
7,76 LS
7,76 LS
108°41’00” BT
108°43’32” BT
108°46’04” BT
108°48’36” BT
108,68 BT
108,73 BT
108,77 BT
108,82 BT
Pengumpulan parameter gelombang dilakukandengan menggunakan softwere Windwaves-05 di BMKG Cilacap pada titik-titik referensi yang telah ditentukan.Data yang diperoleh adalah ketinggian gelombang laut (H) dalam rentang waktu 1 jam maka dalam 1 hari ada 24 data pada setiap titik referensi. Dari data-data ketinggian gelombang diketahui nilai amplitudo (A) yang besarnya A=H/2. Dari 24 kelompok data amplitudo gelombang yang terkumpul setiap hari diambil nilai yang paling rendah. Metode tersebut diberlakukan untuk kelompok data selama 1u bulan sehingga dalam 1 bulan hanya ada 1 data A terendah untuk setiap titik referensi. Proses pengambilan data A terendah dilakukan selama 2 tahun yaitu tahun 2011 dan tahun 2012 untuk setiap titik referensi yang telah ditentukan sebelumnya. Selanjutnya besar energi rata-rata gelombang laut per satuan luas pada setiap titik selama 1 bulan diperoleh dengan persamaan
E
Gambar 2. Titik-titik referensi (Sumber: Google Earth diakses Tanggal 27 Juli 2014)
1 gA2 2
dengan E adalah energi rata-rata per satuan luas (J/m2), H adalah tinggi gelombang (m), A adalah amplitudo gelombang (m), adalah rapat massa (kg/m3), dan g adalah percepatan gravitasi (m/s2) (Rahayu, 2000; Sorensen, 2006) Nilai energi persatuan luas (E) yang telah dihasilkan pada tahapan sebelumnya, diperkirakan
2212-70
J. Aminuddin dkk./Pemetaan Area yang Berpotensi ...
dengan memanfaatkan formula interpolasi dalam bentuk n
Li j 0 i 1
x xj xi x j
dengan Li adalah variabel terikat titik-titik yang diperkirakan, x adalah titik awal, xj adalah titik-titik yang diketahui, sedangkan xi adalah variabel bebas titik-titik yang diperkirakan (Supriyanto, 2006; Aminuddin, 2008). Perkiraan titik-titik data yang tidak diketahui diantara titik-titik data yang diketahui dapat menggunakan paket program dalam MATLAB 7.0 (Aminuddin, 2008).
3 HASIL DAN BAHASAN Hasil estimasi yang telah dilakukan menunjukkan sebaran potensi energi gelombang laut di Perairan Cilacap dan sekitarnya. Peta potensi tersebut pada tahap awal terdiri atas 12 peta sebaran yang menyatakan sebaran rata-rata setiap bulan selama 1 Tahun. Dalam studi ini melibatkan data-data rekaman ketinggian gelombang selama 2 Tahun, yaitu Tahun 2011 dan Tahun 2012 sehingga peta yang dihasilkan sebanyak 24. Nilai sebaran tersebut diambil dari nilai paling rendah pada setiap titik-titik referensi yang dikumpulkan dan dianalisis dengan software Windwave 05 (BMKG, 2003).Pada prinsipnya juga dapat melibatkan data Tahun 2013, tetapi di BMKG Cilacap data tersebut belum dikelompokkan secara spesifik. Tabel 2. Sebaran energi gelombang per satuan luas pada Januari 2011 (J/m2) Koordinat 0 1
0
1
2
3
497,87136 668,46976
482,19136 668,46976
482,191360 668,469760
482,191360 668,469760
2 3 4
906,30400 1132,09600 1382,97600
885,10464 1108,38784 1356,75904
885,104640 1108,38784 1356,75904
885,104640 1108,38784 1356,75904
Tabel 3. Sebaran energi gelombang per satuan luas pada Januari 2012 (J/m2)
Pembuatan peta potensi energi gelombang laut dalam studi ini dimulai dengan menghitung nilai amplitudo gelombang dan energi gelombang laut per satuan luas berdasarkan data ketinggian gelombang yang diperoleh dari BMKG. Data-data yang digunakan dalam analisis ini terdiri atas 24 kelompok dengan metode pengolahan dan penggambaran yang sama. Untuk itu, dalam tulisan ini hanya diperlihatkan 1 peta untuk menggambarkan karakteristik pada Tahun 2011, 1 peta untuk menggam-
SIMETRI Vol. 2 No.2 Jan’16
barkan karakteristik pada Tahun 2012, dan 1 peta untuk menggambarkan karakteristik rata-rata sebaran selam 2 Tahun. Data yang diperlihatkan pada Tabel 3 dan Tabel 4 sebagai sampel adalah (2) sebaran energi gelombang laut untuk bulan Januari Tahun 2011 dan 2012. Koordinat 0 1 2 3 4
0
1
2
3
352,36096 466,76224 632,34304 782,87104 971,40736
339,18976 451,584 614,656 782,87104 949,45536
339,18976 451,584 614,656 763,17696 1279,61344
326,26944 436,65664 597,21984 743,73376 906,304
Data-data pada Tabel 3 dan 4 merupakan nilai energi gelombang laut per satuan luas dalam arah vertikal dan horisontal. Arah horizontal yang terdiri atas 4 elemen matriks dari koordinat titik 0 ke titik 3 merupakan arah barat ke timur sedangkan arah vertikal yang terdiri atas 5 elemen matriks dari koordinat titik 0 ke titik 3 merupakan arah utarake selatan. Dari data energi gelombang tersebut dilakukan interpolasi dengan memanfaatkan paket program dalamMATLAB 7 (Aminuddin, 2008). Nilai distribusi potensi energi gelombang per satuan luas dikelompokkan berdasarkan nilaiE dengan ketentuan nilai E≥ 313,6 J/m2 dibuat berwarna merahuntuk menunjukkan bahwa area tersebut berpotensi dikembangkan PLTGL. Sebaliknya, nilai E< 313,6 J/m2dibuat berwarna biruuntuk menunjukkan bahwa area tersebut potensinya lebih rendah (Utami, 2012; Wijaya, 2010). Peta sebaran energi gelombang laut untuk bulan Januari Tahun 2011 dan 2012 diperlihatkan pada Gambar 3 dan 4. Dari data 24 bulan dilakukan perhitungan energi rata–rata per satuan luas untuk mengetahui potensi energi gelombang laut per satuan luas secara umum sehingga diketahui titik-titik referensi yang potensial untuk PLTGL. Rata-rata energi gelombang laut selama 24 bulan dan pola distribusi sebarannya diperlihatkan pada Tabel 4 dan Gambar 4. Dari peta di atas dapat dilihat secara rata–rata dalam 2 tahun, daerah penelitian memiliki potensi untuk dibangun PLTGL dengan jarak sekitar 0,4 km dari garis referensi atau sekitar 3 km dari ujung barat selatan pulau Nusakambangan dan bagian barat berjarak sekitar 3,3 km dari ujung pantai Pangandaran Jawa Barat. Tabel 4. Sebaran energi gelombang rata-rata per satuan luas selama 24 bulan (J/m2) Koordinat
0
1
2
3
0
314,7588
311,3824
310,1019
309,0984
1
420,4174
416,7796
414,8782
411,8836
2212-71
J. Aminuddin dkk./Pemetaan Area yang Berpotensi ...
2
577,5186
517,1283
566,7797
562,8179
3
714,9767
708,7779
704,1471
699,3385
4
872,8692
866,7697
878,5506
856,2901
SIMETRI Vol. 2 No.2 Jan’16
Gambar 5. Daerah yang mempunyai potensi untuk dibangun PLTGL
Dari data pada Tabel 4 dapat diketahui nilai energi gelombang per satuan luas semakin besar jika daerahnya semakin ke arah selatan, namun untuk arah barat–timur tidak ada perbedaan yang signifikan. Energi gelombang per satuan luas dipengaruhi oleh ketinggian gelombang. Dari data yang telah diperoleh dapat dilihat bahwa semakin ke arah selatan maka ketinggian gelombang semakin besar, periode semakin besar, panjang gelombang juga semakin besar sehingga kecepatan gelombang juga semakin besar. Dari data E dapat dihitung dengan persamaan yang dirumuskan pada Utami (2010), nilai ketinggian gelombang berkisar antara 0,4946 m hingga 0,8368 m, periodenya berkisar antara 2,5011 s hingga 3,247 s, panjang gelombangnya berkisar antara 32,003 m hingga 53,99 m dan kecepatan gelombangnya berkisar antara 12,8059 m/s hingga 16,627 m/s. Gambar 3. Distribusi energi gelombang laut rata rata per satuan luas Januari 2011 dan 2012
4 KESIMPULAN Ada beberapa daerah yang berpotensi untuk dibangun PLTGL. Berdasarkan analisis peta tiap bulan diambil kesimpulan bahwa pembangunan PLTGL dapat dilakukan untuk bagian timur berjarak sekitar 7,6 km dari ujung barat pulau Nusakambangan dan bagian barat berjarak sekitar 7,9 km dari ujung pantai Pangandaran Jawa Barat. Namun untuk analisis secara umum, PLTGL dapat dibangun pada jarak sekitar 0,4 km dari garis referensi atau sekitar 3 km dari ujung barat selatan pulau Nusakambangan dan sekitar 3,3 km dari ujung pantai Pangandaran Jawa Barat.
UCAPAN TERIMA KASIH
Gambar 4. Peta energi gelombang laut rata rata per satuan luas Tahun 2011 dan 2012
Kami mengucapkan terima kasih kepada DP2M DIKTI dan LPPM UNSOED atas bantuan dalam bentuk pengadaan dan penyaluran dana penelitian dengan nama skim Hibah BersaingTahun 2015. Kepada BMKG Cilacap kami ucapkan terima kasih atas bantuannya dalam proses pengadaan data-data gelombang laut.
2212-72
J. Aminuddin dkk./Pemetaan Area yang Berpotensi ...
REFERENSI [1]
Aminuddin. J., 2008. Dasar-dasar Fisika Komputasi Menggunakan MATLAB. Edisi Pertama. Yogyakarta: GAVA MEDIA.
[2]
Azis M.F. 2006. Gerak Air di Laut. Oseana. Vol XXXI. No 4, 9-21.
[3]
BMKG., 2003. Panduan Operasional Wind-Wave 04 Model Numerik untuk Membuat Analisis dan Prakiraan Gelombang. Jakarta: BMKG Jakarta.
[4]
Drew B, A.R. Plummer, and M.N. Sahinkaya.2009. A Review of Wave Energy Converter Technology, Journal of Power and Energy, Vol 223, No 782. 887-902.
[5]
Kurniawan. R., Habibie.M. N., dan Suratno., 2011. Variasi Bulanan Gelombang Laut di Indonesia. Jurnal Meteorologi dan Geofisika, 12 (3), pp. 221-232.
[6]
Nielsen K. 2006. Ocean Energy Conversion in Europe: recent advancements and prospects. Centre for Renewable Energy Source, Greece. 8-18.
[7]
Noya. Y., 2009. Estimasi energi gelombang pada musim timur dan musim barat di perairan pantai desa Tawiri Teluk Ambon bagian timur. Jurnal TRITON, 5 (2), pp. 43-49.
[8]
SIMETRI Vol. 2 No.2 Jan’16
[9]
Sorensen, R.N., 2006. Basic Coastal Engineering. Department of Civil and Environmental Engineering Lehigh University, Bethlehem, Pennsylvania.
[10]
Supriyanto., 2006. Interpolasi Lagrange. Lab Komputer Departemen Fisika Universitas Indonesia. Depok
[11]
Thorpe, T.W., 1999. A Brief of: A report reproduced For the UK Departement of Trade and Industry. Report Number: ESTU-R120, May 1999.
[12]
Tumiwa F, dan Imelda H. 2011. Kemiskinan Energi: fakta-fakta yang ada di masyarakat. Institute for Essential Services Reform (IESR). 70-85.
[13]
Utami, S.R., 2012. Studi Potensial Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut dengan menggunakan system Oscilating Watre Column (OWC) di tiga puluh wilayah kelautan Indonesia. Skripsi Program Studi Teknik Elektro Kekhususan Tenaga Listrik. UI : Depok
[14]
Utomo A.R, L. Pasaribu, dan W. Handini. 2008. Studi Penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut dengan Penggerak Pendulum di Lautan Kepulauan Mentawai Sumatera barat. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II, 17-18 November, Universitas Lampung. 26-34.
[15]
Wijaya I.W.A. 2010. Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut Menggunakan Teknologi Oscilating Water Column di Perairan Bali. Teknologi Elektro, Vol 9, No 2. 55-64.
Rahayu. F., 2000. Kondisi Gelombang dan Pengaruhnya Terhadap Pergerakan Sedimen di Perairan Pantai Yogyakarta-Cilacap Pada Bulan April-Mei 1999. Skripsi Prodi Ilmu dan Teknologi Kelautan: IPB
2212-73