Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO
STRAY PADA KONSEP PROKLAMASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V A SDN Taktakan 1 kecamatan Taktakan Kota Serang)
Maelinda Asti Husmayanti Nenden Sundari¹ Neneng Sri Wulan² Program Pendidikan Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Kampus Serang, Untiversitas Pendidikan Indonesia
[email protected] Abstrak Penelitian ini memiliki latar belakang yaitu tidak digunakannya model pembelajaran yang inovatif pada mata pelajaran IPS khususnya materi proklamasi. Kurangnya penggunaan model tersebut menyebabkan siswa cepat bosan sehingga terjadi minat belajar yang menurun karena menganggap materi IPS yang cukup padat, dari situlah siswa mengalami kesulitan untuk memahami materi. Pembelajaran yang seharusnya terjadi dengan menggunakan model yang kreatif dan media yang tersedia secara tepat. Namun pada kenyataannya pembelajaran berlangsung siswa masih terlihat pasif, maka dari itu untuk menguatkan apa yang telah dipaparkan. Penelititelah mendapatkan hasil Berdasarkan wawancara dan observasi sudah dilakukan di SDN Taktakan 1, terbukti bahwa aktivitas siswa di kelas cenderung kurang memperhatikan guru, mengalami kesulitan dalam mengingat pelajaran sehingga menyebabkan nilai belajar siswa masih belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), dari 43 siswa yang mencapai KKM hanya 34%. Berdasarkan permasalahan yang terjadi penulis bermaksud untuk memperbaiki hasil belajar siswa dengan memberikan solusi menerapkan model pembelajaran yang efektif, Tujuan penelitian ini yaitu 1) mendeskripsikan model pembelajaran Two Stay Two Stray pada konsep proklamasi di kelas V A SDN Taktakan 1 Kecamatan Taktakan Kota Serang 2) mengetahui meningkatknya hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray pada konsep proklamasi di kelas V A SDN Taktakan 1 Kecamatan Taktakan Kota Serang. metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Dalam penelitian ini melaksanakan 3 instrumen yaitu observasi, wawancara dan tes belajar. Berdasarkan hasil penelitian telah diketahui bahwa setiap siklusnya terjadi peningkatan yaitu dari pra siklus sampai siklus II dengan perolehan nilai aktivitas guru nilai persentase 65 menjadi 100 sedangkan aktivitas siswa nilai persentase 60 meningkat menjadi 95, hasil belajar memperoleh nilai rata-rata 59,06, 64,88 dan 87,67. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran Two Stay Two Stray dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan konsep proklamasi.
Kata Kunci: Model Two Stay Two Stray, Pembelajaran Konsep Proklamas
Maelinda Asti Husmayanti, Nenden Sundari, Neneng Sri Wulan. Penerapan
Model
Pembelajaran Two Stay Two Stray Pada Konsep Proklamasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.
MODEL APPLICATION TWO STAY TWO STRAY LEARNING ON THE CONCEPT OF PROCLAMATION TO IMPROVE STUDENT LEARNING OUTCOMES (Action Research in Class VA SDN Taktakan 1 Serang City districts Taktakan) Maelinda Asti Husmayanti
Nenden Sundari¹ Neneng Sri Wulan² Primary School Education Program, Faculty of Education, Campus Serang, Indonesia Education Untiversitas
[email protected] Abstract
This study has a background that is not the use of innovative learning models in social studies, especially material proclamation. The lack of use of the model causes the students get bored quickly, causing interest in learning to decline due regard IPS fairly dense material, from which students have difficulty understanding the material. Learning is supposed to happen by using a model of creative and media provided appropriately. But in fact learning takes students still looks passive, and therefore to reinforce what has been presented. Researchers have been getting results Based on interviews and observations have been done in SDN Taktakan 1, it is evident that the activity of students in the classroom tend to pay less attention to the teacher, have difficulty in remembering the lesson, causing the value of student learning is still not meet the minimum completeness criteria (KKM), of 43 students KKM reached only 34%. Based on the problems that occur author intends to improve student learning outcomes by providing solutions apply the model of effective learning, research aimed 1) to describe the learning model Two Stay Two Stray on the concept proclamation in class VA SDN Taktakan 1 Subdistrict Taktakan Serang city 2) to investigate the rise in student learning outcomes by using model Two Stay Two Stray on the concept proclamation in class VA SDN Taktakan 1 Taktakan District of Serang. method of research is classroom action research (PTK). In this study carry out three instruments namely observation, interview and test learning. Based on the research it is known that each cycle is increased from the pre cycle to cycle II with the acquisition value of the activities of teachers percentage values 65 to 100 while student activity increased 60 percentage points to 95, the result of learning gained an average value of 59.06, 64, 88 and 87.67. It can be concluded that the application of learning models Two Stay Two Stray can increase the activity and student learning outcomes on the subject of draft proclamation. Keywords: Model Two Stay Two Stray, Learning Concepts Proclamation
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah pelajaran dari jenjang SD sampai perguruan tinggi di dalamnya memahami interaksi sosial terhadap sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya interaksi, hidup kita akan lebih menjadi terarah. Pada hakikatnya manusia tidak bisa hidup sendiri tetapi saling membutuhkan orang lain untuk kelangsungan hidupnya dimasa yang akan datang. IPS di SD mempelajari sejarah masa lampau dimana peserta didik harus mengetahui kejadian secara terus menerus. Khususnya pada konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan materi yang tidak mudah di pahami bagi siswa. Dalam proses berlangsungnya pembelajarandi kelas sudah seharusnya kewajiban guru untuk mengarahkan siswa dalam belajar dengan mentransferkan ilmu yang dimiliki supaya bermanfaat bagi orang lain dan membuat rencangan pembelajaranyang diarahkan sesuai kondisi dan potensi yang dimiliki siswa. Pada kenyataannya IPS di sekolah kurang mengaitkan pembelajaran tersebut pada lingkungan masyarakat sekitar sehingga pembelajaran hanya fokus dengan materi ajar. Selain itu juga perlu di gunakannya berbagai macam model pembelajaranyang kreatif agar dapat memberikan hasil yang diinginkan sesuai dengan tujuan dicapai. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan di SDN Taktakan 1 diperoleh informasi bahwa permasalahan pada pembelajaranIPS konsep proklamasi yang sering dihadapi adalah guru hanya menggunakan model satu arah sehingga interaksi dengan siswa sangat kurang, siswa sangat sulit untuk menghafalkan tanggal, minat baca kurang, kurangnya keterlibatan siswa dengan guru dalam berlangsungnya proses pembelajaran, beberapa siswa sibuk dengan aktivitasnya sendiri. Salah
satu faktor yang menyebabkan permasalahan tersebut menyebabkan hasil belajar siswa terbilang rendah. Kenyataan tersebut merupakan bukti bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami materi konsep proklamasi. Dari permasalahan yang telah ditemukan peneliti akan mengatasinya dengan menggunakan model pembelajaranTwo Stay Two Stray. Model ini dilakukan secara berkelompok untuk mencari informasi kepada kelompok lain sehingga membuat aktivitas siswa akan terlibat didalamnya. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana penerapan model pembelajaranTwo Stay Two Stray Pada Konsep Proklamasi ? dan bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaranTwo Stay Two Stray pada konsep proklamasi di kelas V? Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan model pembelajaranTwo Stay Two Stray dan untuk mengetahui meningkatnya hasil belajar siswa di kelas V. Menurut Shoimin (2014, hlm. 222). Model pembelajaran koopratif dua tinggal dua tamu adalah kegiatan kelompok yang masing-masing kelompoknya terdiri dari 4 siswa, dua orang yang tinggal dikelompok bertugas untuk memberikan informasi pada kelompok lain sedangkan dua orang bertamu bertugas mencatat hasil diskusi kelompok yang dikunjungi temannya. Adapun langkah-langkahnya dapat dilihat dibawah ini: Menurut Huda (2011, hlm. 141) menyatakan bahwa model pembelajaranTwo Stay Two Stray memiliki prosedur sebagai berikut: 1) Siswa bekerja sama dengan kelompok berempat seperti biasa. 2) Guru memberikan tugas pada setiap kelompok untuk didiskusikan dan dikerjakan secara bersama-sama. 3) Setelah selesai, 2 anggota dari masing-masing kelompok
Maelinda Asti Husmayanti, Nenden Sundari, Neneng Sri Wulan. Penerapan
Model
Pembelajaran Two Stay Two Stray Pada Konsep Proklamasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. diminta meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu pada kelompok lain. 4) Dua orang yang “ tinggal” dalam kelompok bertugas memberikan informasi dan hasil kerja mereka ke tamu. 5) “Tamu” mohon diri dan kembali ke kelompok yang semula dan melaporkan apa yang mereka temukan dari kelompok lain. 6) Setiap kelompok membandingkan dan membahas hasil pekerjaan mereka semua. Pada langkah-langkah model tersebut, semua peserta didik ikut berpartisipasi dalam pembelajaran kelompok untuk memaparkan pendapat yang dimiliki, bekerja sama dan saling membatu satu dengan lain. Hasil belajar yaitu perubahanperubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyang kut aspek kognitif, afektif, psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Nawawi K.Brahim (Susanto, 2013, hlm. 5) menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes megenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Hal tersebut untuk mengukur sejauh mana pengetahuan siswa dengan melihat hasil belajar yang didapat. Ketika siswa mendapatkan nilai yang tidak bagus maka hal tersebut disebabkan karena diri siswa atau faktor yang lainnya. METODE PENELITIAN Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja dan kualitas pendidik dalam pembelajaran IPS konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia yang terfokus untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode penelitian
tindakan kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara kebersamaan (Elliot dalam Ekawarna, 2013, hlm. 5) Tujuan PTK adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan memperkuat guru dalam memecahkan berbagai macam persoalan yang terdapat di kelas dan membuat keputusan yang tepat bagi siswa yang diajarinya. (Ekawarna, 2013, hlm 10). Desain penelitian ini menggunakan model penelitian dari Kemmis dan Mc. Tagart yang terdiri dari 4 komponen yaitu : 1) Perencanaan tindakan 2) Pelaksanaan tindakan 3) Observasi 4) Refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Taktakan 1 kecamatan Taktakan Kota Serang pada semester II tahun ajaran 2015-2016. Subjek penelitian ini yaitu murid kelas V a dengan jumlah siswa sebanyak 43 peserta didik dengan jumlah perempuan sebanyak 20 siswa dan lakilaki sebanyak 23 siswa. Instrumen yang digunakan adalah peneliti sendiri, yang akan terjun langsung ke lapangan untuk mendapatkan data-data yang relevan dan melaksanakan Pengumpulan data yang digunakan memiliki 3 tahapan yaitu: 1) Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan belajar siswa secara langsung dimana kegiatan tersebut termasuk dalam kegiatan pembelajaranyang dilaksanakan oleh guru kelas V, untuk mengetahui aktivitas guru di dalam kelas masih menggunakan model satu arah tidak melibatkan siswa dalam kegiatan belajar dan siswa masih terlihat mengobrol
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
ketika guru menjelaskan, kelas terlihat gaduh. Adapun tujuan penulis mengamati kegiatan tersebut untuk mengetahui aktivitas secara langsung, setelah itu juga akan membuat pedoman observasi disesuaikan dengan langkah-langkah yang ada pada rencana pelaksanaan pembelajarandengan masingmasing berjumlah 23 aspek yang nantinya akan diamati pada saat kegiatan berlangsungnya pelajaran dimulai. 2) Wawancara, dilaksanakan untuk memperoleh pasti informasi mengenai kendala permasalahan belajar yang terjadi pada keadaan di dalam kelas selain itu juga untuk mengetahui model yang digunakan dalam mengatasi persoalan yang telah di dapat dilakukan pada saat selesai kegiatan KBM. Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas menyiapkan instrumen 10 pertanyaan dan sesudah diterapkan terdiri dari 3 pertanyaan. Pada kegiatan tersebut terdapat berbagai masalah mengenai KBM yaitu siwa kurang aktif, siswa belum mampu memahami materi yang disampaikan. Tidak menggunakan media. Oleh sebab itu, akan digunakannya pembelajaran yang inovatif. 3) Tes , digunakan sebagai alat ukur pengetahuan siswa, tes ini diberikan pada akhir pembelajaranuntuk mengetahui hasil belajar siswa, mendapat nilai tuntas 15 orang selebihnya belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal dengan jumlah nilai ratarata 59. Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data berarti memilih hal-hal yang terpenting, penyajian data dalam
sebuah uraian singkat, analisis data berarti menganalisis semua data yang sudah terkumpul setelah itu melakukan interprestasi merujuk kepada penerapan model yang digunakan dan yang terakhir verifikasi sebagai penarikan kesimpulan dari data yang telah terkumpul. HASIL DAN PEMBAHASAN Berikut ini adalah pemaparan dari hasil penelitian, berdasarkan data yang telah terkumpul meliputi: Siklus I , dari hasil refleksi yang telah didapatkan pada pra siklus bahwa terdapat permasalahan di kelas Va . menunjukan hasil belajar siswa belum mencapai KKM yang telah ditentukan, tidak menggunakan media, digunakannya model satu arah serta kurangnya interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa. Berdasarkan permasalahan yang telah ditemukan, peneliti dan guru kelas secara bersama-sama mengevaluasi dan mendiskusikan temuan dari hasil observasi, peneliti akan melakukan siklus I dengan menggunakan model pembelajaranTwo Stay Two Stray dengan membuat RPP menyesuaikan langkahlangkah dari model tersebut dan membuat pedoman observasi guru dan siswa, membuat tes hasil belajar siswa sebanyak 10. Peneliti menentukan target pencapaian pada hasil belajar siswa dengan nilai rata-rata sebesar 72.00 dan persentase observasi 80. Peneliti sendiri sebagai guru yang menerapkan model penelitian pada mata pelajaran IPS konsep proklamasi yang mengacu pada silabus dengan melihat SK dan KD sesuai dengan materi yang dibahas. Adapun standar kompetensi pada siklus ini adalah menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dan kompetensi dasar yaitu menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan
Maelinda Asti Husmayanti, Nenden Sundari, Neneng Sri Wulan. Penerapan
Model
Pembelajaran Two Stay Two Stray Pada Konsep Proklamasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Indonesia. Dengan menerapkannya sesuai langkah-langkah TSTS. Mempersiapkan materi ajar dengan mencari dari beberapa sumber lain. dan memanfaatkan fasilitas yang ada di sekolah sebagai fasilitas penunjang, merancang media berupa media gambar, membuat instrumen soal evaluasi, pada tahap ini akan menentukan target nilai rata-rata 72. dan persentase observasi guru dan siswa 80 Selanjutnya akan melaksanakan tindakan . Kegiatan pembelajaransecara langsung di kelas dengan melaksakan perencanaan yang telah dibuat, pada kegiatan tersebut terdiri dari kegiatan awal yaitu membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa, mengabsen, memberikan pertanyaan , menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan motivasi. kegiatan inti memperlihatkan gambar tokoh proklamasi dengan melakukan tanya jawab terhadap siswa, setelah itu memberikan penjelasan secara singkat mengenai materi proklamasi, Membagi siswa dalam beberapa kelompok , Masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang , setelah terbentuk kelompok Memberikan tugas pada setiap kelompok untuk di diskusikan dan dikerjakan bersama , Membagikan LKS beserta beberapa teks bacaan mengenai sejarah dan tokoh proklamasi, Mengerjakan LKS dengan berdiskusi bersama teman sekelompoknya,Setelah diskusi selesai, 2 anggota dari masingmasing kelompok diminta untuk meninggalkan kelompoknya dan bertamu pada kelompok lain untuk mencari informasi pada kelompok lain dan mencatatnya pada kertas yang sudah disediakan, Kelompok yang menetap bertugas untuk memberikan informasi hasil kerja kerlompoknya pada kelompok yang bertamu, bagi kelompok yang bertamu kembali pada kelompok semula
dan melaporkan apa yang telah ditemukan pada kelompok lain, selanjutnya perwakilan dari masingmasing kelompok maju kedepan untuk mempresentasikan dan membandingkan hasil kerjanya secara bersama-sama. Setelah kegiatan kelompok selesai, guru mengajukan beberapa pertanyaan mengenai materi yang telah disampaikan dan meminta siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut, selain itu juga siswa mengajukan pertanyaan mengenai hal yang belum mengerti. Sebelum mengakhiri pembelajaranini guru dan siswa menyimpulkan materi, membereskan alat tulis dan memberikan tes evaluasi belajar siswa berupa soal latihan, setelah itu ketua kelas memimpin doa. Berikutnya menjelaskan hasil observasi yang didapatkan , tahap ini memberikan lembar observasi yang sudah dibuat sebanyak 23 aspek pada observer untuk mengamati aktivitas belajar siswa dari kegiatan eksplorasi sampai penutup secara langsung sesuai dengan langkah-langkah model yang diterapkan. Terdapat pada kegiatan aktivitas guru yang terlaksana hanya 15, dengan keterangan sudah mampu mengaplikasikan model dan menyampaikan materi dengan baik berdasarkan prosedur yang ditentukan , namun masih terdapat aspek yang belum terlaksana yaitu 8 karena guru tidak membagi kelompok menjadi 4 orang dalam satu kelompoknya, guru hanya fokus dengan mengkondisikan kelas. Pada kegiatan yang sudah dilaksanakan belum mencapai indikator pencapaian yang sudah ditentukan. Namun setelah melihat aspek dengan membandingkan hasil merupakan nilai yang cukup. Sedangkan aktivitas siswa terdapat 14 berhasil diamati,pada prosesnya siswa sudah mulai aktif,
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
memperhatikan guru, terdapat beberapa siswa saja, mampu mengungkapkan pendapatnya ketika diberi pertanyaan, sehingga pada saat kegiatan belajar mengajar terlihat tidak hanya satu arah. Tidak terlaksananya aspek yaitu 9 disebabkan ketika diberikan sebuah pertanyaan sebagian siswa masih mengobrol dan sibuk dengan aktivitasnya sendiri, tidak mau diatur ketika pembagian kelompok, beberapa kelompok tidak memberi informasi kepada kelompok lain karena belum sepenuhnya mengerti lembar kerja siswa mengenai materi. Observasi yang telah dilaksankan dari guru dan siswa terdapat adanya peningkatan sikap siswa sebelum menggunakan model TSTS. Setelah melihat aktivitas, telah mendapatkan data hasil belajar siswa pada siklus I. dari 43 siswa, yang mencapai KKM 25, terdapat 18 siswa yang tidak mencapai KKM dengan rincian : mendapatkan nilai 90 sebanyak 3 siswa, nilai 80 sebanyak 11 siswa, mendapatkan nilai 70sebanyak 11 siswa, 6 siswa dengan nilai 40, 5 siswa dengan nilai 50 dan yang mendapatkan 10 yaitu 1 siswa. Telah dijelaskan pada pemapaaran tersebut bahwa nilai tertinggi 90, sedang 70 dan rendah 10, dengan perolehan nilai rata-rata 64,88 jika dibandingkan dengan pra siklus mengalami peningkatan, namun belum mencapau KKM yang telah peneliti tentukan yaitu 72. Kegiatan berikutnya merefleksi dengan temuan-temuan hasil observasi pada kegiatan belajar terdapat lembar observasi guru beberapa aspek telah terlaksana dan terdapat sedikit aspek belum terlaksana karena pengkondisian di kelas pada saat itu siswa di kelas berjumlah 43 dan di dominasi oleh lakilaki hal tersebut membuat keributan pada saat belajar. Sedangkan terdapat observasi siswa hampir semua terlaksana, Hasil belajar siswa meningkat namun
belum mencapai KKM yang peneliti tentukan. Maka dari itu akan melanjukannya pada siklus II dengan harapan tercapainya aktivitas guru, siswa serta hasil belajar secara maksimal.maka dari itu akan memperbaikinya pada siklus selanjutnya Siklus II : Berdasarkan refleksi yang sudah dibicarakan dengan guru kelas mengenai hambatan pada siklus sebelumnnya akan membuat rencana pelaksanaan pembelajarandengan menyesuaian materi, mempersiapkan lagi media wayang tokoh, pengkondisian kelas dengan memberikan motivasi, selain itu juga memberikan kesepakatan terhadap sswa, jika terdapat beberapa siswa yang ribut maka akan diberi pertanyaan seputar proklamasi. Dengan melaksanakan tindakan yang dilakukan terdiri dari pendahuluan dengan mengucapkan salam pembuka, mengabsen dan menyampaikan tujuan. Kegiatan eksplorasi dengan melakukan tanya jawab terhadap materi yang dipelajari sebelumnya, tahap elaborasi ini guru memperlihatkan media wayang tokoh, siswa disuruh maju kedepan dan memilih tokoh tersebut lalu menceritakannya didepan setelah itu guru memberikan penjelasan kembali mengenai tokoh yang terlibat dalam memproklamasikan kemerdekaan. Setelah itu melaksanakan kegiatan kelompok seperti siklus sebelumnya. Adapun langkah-langkah dalam kegiatan kelompok sebelumnya siswa sudah mengetahui. Tinggal mengimplementasikan saja. Namun Teks bacaan yang dibagikan sebagai bahan untuk diskusi difokuskan tentang tokohtokoh yang berperan penting dalam memperoklamasikan kemerdekaan. Perwakilan dari masing-masing kelompok maju kedepan untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya pada Konfirmasi ini menanyakan hal-hal yang belum
Maelinda Asti Husmayanti, Nenden Sundari, Neneng Sri Wulan. Penerapan
Model
Pembelajaran Two Stay Two Stray Pada Konsep Proklamasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. diketahui. Penutup, memberikan soal hasil tes belajar siswa Pada tahap observasi, Data yang dihasilkan observasi guru semua aspek telah terlaksana pada proses kegiatan tersebut guru sudah sepenuhnya mengelola kelas dengan baik, menjelaskan materi secara terarah.pengkondisian siswa lebih baik dari sebelumnya Sedangkan aktivitas siswa masih ada 1 aspek yang belum terpenuhi karena ketika diberi kesempatan untuk menanyakan hal yang belum mengerti siswa sudah memahami materi dengan baik, sehingga tidak ada yang ingin ditanyakan. Pada siklus II ini hampir secara keseluruhan siswa mampu mengungkapkan pendapatnya ketika guru memberikan pertanyaan, sangat antusias ketika kerja kelompok dan sudah mau diatur dengan baik. Ini menunjukan bahwa aktivitas mengalami peningkatan secara signifikan. Begitupun hasil belajar siswa yang mencapai KKM 39 siswa dan tidak mencapai 4 siswa dengan rincian : siswa memperoleh nilai 100 sebanyak 19, siswa mendapat nilai 80 sebanyak 20 siswa, mendapatkan nilai 80 sebanyak 4 siswa, 5 siswa dengan nilai 70, 2 siswa mendapat nilai 60, 2 siswa nilai 50. Dari 43 siswa nilai tertinggi yaitu 100, sedang 70 dan rendah 50. Nilai tersebut sudah mencapai KKM yang ditentukan dan indikator pencapaian karena siswa sudah memahami materi yang disampaikan guru dengan baik. Dari tahap tersebut wawancara sesudah dilaksanakan model yang peneliti buat, peneliti telah mewawancarai guru kelas bahwa model pembelajaran TSTS sangan efektif digunakan, membuat siswa menjadi akif dari sebelumnya dan meningkatkan hasil belajar siswa
Tahap selanjutnya yaitu refleksi. Dalam kegiatan ini menyimpulkan seluruh data dari tahap pra siklus sampai siklus II. Berdasarkan data yang didapatkan secara keseluruhan tahap observasi siswa mengalami peningkatan . karena proses pembelajaran berlangsung siswa sudah mampu memberi dan mencari informasi dengan baik. Wawancara yang telah di dapatkan bahwa model TSTS membuat suasana lebih aktif melibatkan siswa dibandingkan dengan pembelajaransebelumnya. dan hasil belajar siswa meningkat. Oleh sebab itu peneiliti dan guru sangat puas dengan hasil penelitian yang dilakukan dari pra siklus sampai siklus II, maka penelitian ini di akhiri pada siklus II. Dapat dilihat pada tabel rekapitulasi observasi sampai hasil belajar sebagai berikut: Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Aktivitas Guru
No
Siklus I
Siklus II
1.
65%
100%
Kegiatan observasi dilihat dari tabel 1 membahas rekapitulasi hasil lembar observasi guru, aspek yang di amati sebanyak 23 namun pada siklus I terdapat aspek yang terlaksana 15 dan tidak terlaksana 8, dengan persentase 65% proses dilakukan lembar observasi ini pada berlangsungnya kegiatan belajar. Jika dibandingkan dengan siklus II persentase didapat 100%, maka dapat dikatakan mengalami peningkatan menjadi lebih baik.
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Aktivitas Siswa No
Siklus I
Siklus II
1
60%
95%
Tabel grafik dan tabel 2 membahas tentang hasil rekapitulasi lembar observasi siswa aspek yang diamati siklus 1 hampir semua aspek telah di amati, namun terdapat kendala ketika pembagian kelompok siswa tidak mau di atur, siswa memiliki keinginan untuk memilih kelompoknya sendiri. Hal tersebut akan diperbaiki pada siklus II, dengan perolehan hasilnya. Ketika pembelajaranberlangsung siswa sudah mulai aktif, tekun, mengikuti arahan guru, namun masih beberapa siswa yang mampu memaparkan pendapatnya kepada guru dan teman lainnya sehingga pada saat kegiatan pembelajaran tidak hanya satu arah namun siswa sudah mampu mengungkapkan pendapatnya ketika guru bertanya. Hal ini terbukti bahwa pada siklus II aktivitas siswa mengalami peningkatan dari sebelumnya dengan perolehan nilai 60 menjadi 100. Dapat dikatakan mengenai perolehan nilai sangat baik sekali. Tabel 3
merupakan hasil yang sesuai indikator pencapaian. KESIMPULAN Penerapan model pembelajaranTwo Stay Two Stray dengan menggunakan 6 tahap merupakan model yang sesuai diterapkan dalam konsep proklamasi di kelas V SDN Taktakan 1, Hal tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran siswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Model pembelajaran Two Stay Two Stray membuat siswa menjadi aktif dalam berdiskusi, mampu memberikan informasi pada kelompok lain, tekun dalam belajar, mampu menjelaskan pendapatnya pada guru, kegiatan pembelajaran berlangsung sangat efektif digunakan. Hasil dari tes belajar siswa pada pokok bahasan proklamasi di kelas V SDN Taktakan 1 yang telah dilaksanakan dari kegiatan pra siklus sampai siklus II Mengalami peningkatan sangat baik, hal ini dapat diketahui dari aktivitas pembelajaran pada siklus 1 dengan persentase 65, mencapai persentase 100. Aktivitas siswa yang terlihat siklus I mencapai persentase 60 menjadi 95. Adapun Hasil dari tes belajar siswa memperoleh nilai rata-rata pada pra siklus 59,06 siklus I nilai rata-rata 64,88 dan siklus II nilai rata-rata 87,67.
Rekapitulasi Hasil belajar No 1
Pra Siklus 59,06
Siklus I Siklus II 64,88
87,67
Data yang didapatkan dari tabel tersebut mengenai hasil belajar siswa mengalami peningkatan dan sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal pada setiap siklusnya dengan perolehan hasil 59, ke 64 menjadi 87. Ini
DAFTAR PUSTAKA Huda,
M. (2011). COOPRATIVE LEARNING Metode, Teknik, Struktur Dan Model Penerapan. Yogyakarta : PUSTAKA PELAJAR
Shoimin,
A. (2014). 68 Model PembelajaranInovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta : AR-RUZ MEDIA.
Maelinda Asti Husmayanti, Nenden Sundari, Neneng Sri Wulan. Penerapan
Model
Pembelajaran Two Stay Two Stray Pada Konsep Proklamasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajarandi Sekolah Dasar. Jakarta : PRENADANIA GROUP Ekawarna. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : GP Press Group.