Strategi Volume 1, No. 1, Oktober 2011
PENGARUH DP3 DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR BALAI MONITOR SPEKTRUM FREKUENSI RADIO DAN ORBIT SATELIT KELAS II PALEMBANG Dwi Karsasih1) , Saudi 2)
Dosen Program Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen Universitas Tridinanti Palembang Jl. Kapten Marzuki No.2446 Kamboja Palembang ; Telp. 0711-372164-360717, Fax. 0711-360725 Wab site : www/mm-utp.com ; E-mail :
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara Sistem Penilaian DP3 dan Iklim Organisasi terhadap Kinerja Pegawai baik secara parsial maupun secara bersama-sama (simultan). Hipotesis penelitian ini adalah :1) Terdapat pengaruh positif antara Sistem Penilaian DP3 terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit Kelas II Palembang. 2) Terdapat pengaruh positif antara Iklim Organisasi terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Balmon Kelas II Palembang. 3) Terdapat pengaruh positif antara Sistem Penilaian DP3 dan Iklim Organisasi terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Balmon Kelas II Palembang. Penelitian ini dilaksanakan pada Kantor Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit Kelas II Palembang, dengan metode penelitian survey. Responden penelitian berjumlah 48 orang dengan penyebaran kuisioner yang telah diuji validitasnya. Instrumen yang digunakan adalah Kinerja Pegawai sebagai variabel terikat dan Sistem Penilaian DP3 serta Iklim Organisasi sebagai variabel bebas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada hipotesis pertama yaitu variabel Sistem Penilaian DP3 (X1) mempunyai pengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai (Y) dibuktikan dengan tingkat signifikansinya sebesar 0,003 dengan probabilitas kesalahan uji pada alpha (α) sebesar 5%. Pada hipotesis kedua menunjukkan variabel Iklim Organisasi (X2) juga berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai (Y) dibuktikan dengan tingkat signifikansinya sebesar 0,038. Pada hipotesis ketiga menunjukkan variabel Sistem Penilaian DP3 (X1) dan Iklim Organisasi (X2) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan dengan Kinerja Pegawai (Y) dibuktikan dengan nilai signifikansinya sebesar 0,008. Berdasarkan analisis regresi dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaruh variabel Sistem Penilaian DP3, Iklim Organisasi secara parsial dan simultan berpengaruh secara signifikan dengan variabel Kinerja Pegawai Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit Kelas II Palembang. Kata kunci : Analisis Pengaruh sistem dan Disiplin Kerja
PENDAHULUAN
Sipil (PNS) yang merupakan sebagai Abdi Negara dan Abdi Masyarakat seharusnya bersatu padu, bermental baik, berwibawa, berdaya guna, bersih, bermutu tinggi dan sadar akan tanggungjawabnya untuk menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan. Dalam kenyataan sehari-hari sebagian besar PNS di Republik Indonesia belum dapat diharapkan sesuai amanat Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999, masih banyak dijumpai PNS yang tidak harmonis baik dalam satu instansi maupun dengan instansi lain, bermental
A. Latar Belakang Kinerja Pegawai dalam suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta dapat dinilai keberhasilan dan kegagalannya dalam pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi organisasi tersebut. Salah satu kinerja pegawai yang dapat dilihat dan dirasakan di Negara Kesatuan Republik Indonesia salah satunya adalah Pegawai Negeri
45
Strategi Volume 1, No. 1, Oktober 2011
kurang baik, berkeliaran di mall-mall pada waktu jam kerja, kurang berdaya guna, sering melakukan tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme, kurang memahami hak dan kewajiban. Sehingga PNS dimata masyarakat awam tidak ubahnya seperti pengangguran yang terselubung. Kinerja PNS dilihat dari mutu pelayanan baik intern maupun extern selau berorientasi dengan uang, atau istilah umum dimasyarakat adalah “uang rokok atau uang pelicin” agar urusan cepat selesai dan ini sudah merupakan budaya yang turun temurun di PNS. Banyak dijumpai pelayanan kepada masyarkat oleh instansi pemerintah yang seharusnya tidak dikenakan biaya namun kenyataannya dikenakan biaya diluar ketentuan yang berlaku seperti pembuatan KTP, SIM, IMB, SITU, SIUP, ISR dan lain-lian Kinerja pegawai pada Kantor Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit Kelas II Palembang atau disingkat Balmon Kelas II Palembang menurut pengamatan penulis belum optimal. Balmon Kelas II Palembang adalah sebuah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi Departemen Komunikasi dan Informatika yang mempunyai tugas dan fungsi pengawasan dan pengendalian spektrum frekuensi radio di Sumatera Selatan. Kegiatan sehari-hari Balmon Kelas II Palembang adalah melakukan monitoring frekuensi radio baik tetap maupun secara bergerak (mobile) akan tetapi kenyataannya tugas monitoring tersebut hanya dilakukan oleh satu atau dua orang pegawai saja atau apabila ada ivent-ivent tertentu saja baru melakukan monitoring, sehingga hasil yang diharapkan untuk mengetahui jumlah frekuensi yang digunakan di Sumatera Selatan kurang terdata secara optimal dan kurang akurat. Disamping itu juga apabila ada gangguan frekuensi radio difrekuensi tertentu, dalam
penanganan gangguan tersebut kurang cepat. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, beberapa masalah yang terkait dengan kinerja pegawai di lingkungan Balmon Kelas II Palembang dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Sarana dan Prasarana yang tidak memadai dalam melaksanakan tugas sehari-hari seperti banyak peralatan yang rusak, kurang akurat, peralatan sudah tua (ketinggalan jaman). 2. Kurangnya SDM yang handal dan mempunyai pengetahuan yang tinggi dibidang telekomuniasi khususnya monitoring frekuensi radio. 3. Budaya kerja yang kurang baik, ada uang baru mau kerja. 4. Sitem Penilaian DP3 yang tidak obyektif, tidak fair dan semaunya sendiri. 5. Rekrutmen yang berbau KKN. 6. Iklim organisasi yang belum optimal. 7. Pola fikir yang terkotak-kotak. 8. Arogansi pegawai yang berlebihan. 9. Adanya kesenjangan antara pimpinan dan bawahan. C.
Pembatasan Masalah Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai pada Kantor Balmon Kelas II Palembang, oleh karena itu agar pembahasan lebih fokus dan tidak melebar, maka diperlukan adanya pembatasan masalah. Dalam penelitian ini, masalah yang dikaji secara mendalam adalah sistem penilainan DP3 yang meliputi : kesetiaan, prestasi, tanggungjawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa, kepemimpinan dan iklim organisasi pada Kantor Balmon Kelas II Palembang. D. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian-uraian yang telah digambarkan dalam latar belakang permasalahan, maka permasalahan pada
46
Strategi Volume 1, No. 1, Oktober 2011
Kantor Balmon Kelas II Palembang dapat dirumuskan yaitu apakah sistem penilaian DP3 dan iklim organisasi secara bersamaan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai pada Kantor Balmon Kelas II Palembang.
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2007:h.147). Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkungan, pictogram, perhitungan modus, median, mean (pengukuran tendensi sentral), perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi dan perhitungan prosentase. Dalam statistik deskriptif untuk mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis korelasi, melakukan prediksi dengan analisis regresi dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sampel atau populasi. Dalam melakukan analisis korelasi dan regresi pada analisis deskriptif tidak perlu dilakukan pengujian signifikansinya. Langkah-langkah analisis statistik deskriptif (Siswoyo Haryono, 2007:h.104) adalah : 1. Membuat data mentah menjadi data jadi (data set) dengan cara membuat peringkat atau mengurutkan data dari yang terkecil ke yang terbesar sehingga mempermudah analisis selanjutnya. 2. Menentukan jumlah dan peringkat kelas. 3. Menentukan interval setiap kelas 4. Setelah diperoleh jumlah kelas dan interval setiap kelas, lalu dibuat tabel Bantu untuk mempermudah analisis. Nilai-nilai yang diperoleh dari setiap kolom tabel bantu akan digunakan dalam perhitungan rumus-rumus statistik untuk mencari rata-rata (mean), median, modus, deviation, standard deviation, varian, quartile, decil, percentile, kurtosis dan skewness.
E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : Pengaruh sistem penilaian DP3 dan iklim organisasi terhadap kinerja pegawai pada Kantor Balmon Kelas II Palembang. F. Hipotesis Penelitian 1. Terdapat pengaruh positif antara sistem penilaian DP3 terhadap kinerja pegawai pada Kantor Balmon Kelas II Palembang 2. Terdapat pengaruh positif antara iklim organisasi terhadap kinerja pegawai pada Kantor Balmon Kelas II Palembang 3. Terdapat pengaruh positif antara sistem penilaian DP3 dan iklim organisasi terhadap kinerja pegawai pada Kantor Balmon Kelas II Palembang METODE PENELITIAN A.
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2008 dan bulan Januari sampai dengan Pebruari 2009. Tempat penelitian di Kantor Balmon Kelas II Palembang sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, Departemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. B. Teknik Analisa Data 1. Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
2. Analisis Statistik Inferensial Analisis statistik inferensial adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya
47
Strategi Volume 1, No. 1, Oktober 2011
diberlakukan untuk populasi (Sugiyono, 2007:h.148). Statistik inferensial disebut juga dengan statistik induktif atau statistik probabilitas. Dalam statistik infrensial peluang kesalahan dan kepercayaan disebut dengan taraf signifikansi. Teknik analisis statistik inferensial yang digunakan pada penelitian ini adalah uji hipotesis dengan menggunakan uji t (uji parsial) dna uji F (uji simultan).
dilakukan, yang berarti data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal atau populasi bersifat tidak homogin. Untuk menyatakan apakah data berasal dari populasi yang bervarian homogin atau tidak, digunakan pengukuran dengan menggunakan nilai signifikansi. Dengan membandingkan dengan nilai alpha yang ditetapkan sebelumnya, 10%, 5% atau 1%. Kriteria yang digunakan yaitu Ho diterima apabila nilai signifikansi lebih kecil dari nilai alpha yang ditetapkan.
a). Uji Persyaratan Analisis 1). Uji Normalitas Data Salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan analisis parametrik yaitu uji data populasi. Hal ini menjelaskan bahwa dalam penelitian yang melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t atau uji-F menuntut asumsi yang harus diuji, yaitu populasi harus berdistribusi normal (Putrawan yang dikutip Siswoyo Haryono 2007:276) hal ini mendukung pernyataan bahwa semakin besar sampel yang digunakan, maka akan memperkecil penyimpangan normalitas data yang ada. Alat penguji normalitas data populasi bervariasi tergantung dengan kebiasaan, namun pada penelitian ini digunakan statistic Kolmogorov-Smirnov atau yang biasa disebut uji K-S yang tersedia dalam program SPSS.
3). Uji Linieritas Sebelum dilakukan analisis regresi linier, terlebih dahulu harus dilakukan pengujian linearitas yang tujuannya untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan linearitas atau tidak. Jika terjadi penyimpangan linearitas, sebagai gantinya dilakukan analisis regresi non linear. Uji linearitas digunakan untuk mengambil keputusan dalam memilih model regresi yang akan digunakan. Jika model regresi linear yang dipilih, maka terlebih dahulu perlu dilakukan uji normalitas garis regresinya. Adapun hipotesis dari uji linearitas adalah sebagai berikut : Ho = tidak ada penyimpangan antara variabel Y dengan variabel X Ha = ada penyimpangan antara variabel Y dengan variabel X Uji linearitas yang dilakukan antara variabel kinerja pegawai (Y) dengan variabel sistem penilaian DP3 (X1) dan uji linearitas antara variabel kinerja pegawai (Y) dengan variabel iklim organisasi (X2).
2). Uji Homoginitas Data Uji homoginitas digunakan untuk mengetahui apakah data sampel yang diperoleh dari populasi yang bervariasi homogin atau tidak. Apabila terjadai kecenderungan varian nilai penelitian yang makin besar maka menunjukan bahwa populasi tersebut tidak bersifat homogin. Sebaliknya nilai varian tersebut mempunyai nilai yang relatif sama (constant) karena apabila nilai tersebut tidak terpenuhi, maka penggunaan statistik parametrik tidak dapat
b). Analisis Korelasi Analisis korelasi digunakan untuk mengukapkan hubungan antara dua buah variabel X dan Y. Dalam analisis korelasi tidak terlalu diperhatikan yang mana sebagai variabel bebas dan yang mana sebagai variabel tidak bebas (terikat),
48
Strategi Volume 1, No. 1, Oktober 2011
tetapi yang lebih diutamakan adalah skala pengukuran dari kedua variabel tersebut. Besaran dari koefisien korelasi tidak menggambarkan hubungan sebab akibat antara dua variabel tetapi semata-mata menggambarkan keterikatan linier antara varibel. Untuk analisis yang akan digunakan pada penelitian ini adalah Analisis Korelasi Product Moment karena skala pengukurannya interval. Koefisien korelasi sering dinotasikan dengan r dan nilainya berkisar antara -1 dan 1 (-1 ≤ r ≤ 1). Nilai r yang mendekati 1 atau -1 menunjukkan makin kuat/erat hubungan linier antara kedua variabel. Sedangkan nilai r = 0 menunjukkan tidak adanya hubungan antara kedua variabel. Namun dalam kaitannya dengan analisis regresi, sering digunakan besaran R yang merupakan akar dari R² (koefisien determinasi). Besaran R menunjukkan kuat tidaknya hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y).
Model umum regresi yang dihasilkan : ﴾ Y = a + b2x2 + e ﴿ (3). Pengaruh simultan sistem penilaian DP3 dan iklim organisasi terhadap kinerja pegawai. Model umum regresi yang dihasilkan : ﴾ Y = a + b1x1 + b2x2 + e ﴿ Koefisien Determinasi Marik kesimpulan mengenai keeratan hubungan antara X dan Y semata-mata didasarkan pada harga koefisien korelasi kurang memberikan keterangan. Keterangan akan diperoleh lebih baik, apabila kesimpulan keeratan didasarkan pada koefisien determinasi (Harun Al Rasyid 1994:h.47). Maksudnya adalah bahwa koefisien korelasi hanya memberikan penjelasan mengenai kategori keeratan hubungan antara variabel, misalnya kurang erat, erat atau sangat erat. Untuk menjelaskan seberapa besar sumbangan variabel X dan Y, maka perlu adanya analisis determinasi sebagai berikut :
c). Analisis Regresi Analisis regresi bertujuan untuk melihat pengaruh dua variabel yang digunakan. Dimana pada penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh variabel sistem penilaian DP3 (X1) dengan kinerja pegawai, pengaruh variabel iklim organisasi (X2) dengan kinerja pegawai dan pengaruh variabel sistem penilaian DP3 (X1) dan iklim organisasi (X2) secara bersama-sama (simultan) terhadap kinerja pegawai (Y). Metode statistik yang digunakan dalam uji hubungan pada analisis tersebut sering disebut regression analisis. (1). Pengaruh sistem penilaian DP3 terhadap kinerja pegawai. Model umum regresi yang dihasilkan : ﴾ Y = a + b1x1 + e ﴿ (2). Pengaruh iklim organisasi terhadap kinerja pegawai.
JKR R² = ------JKT
=
Σ﴾Ŷ1 - Y ﴿² -------------Σ﴾Y1 - Y ﴿²
Keterangan : R² = Koefisien Determinasi JKR = Jumlah Kuadrat Regresi JKT = Jumlah Kuadrat Total
G. Hipotesis Statistik Ada tiga hipotesis yang diajukan oleh peneliti di dalam penelitian ini, yaitu
1. Hipotesis pertama :
Ho : tidak terdapat pengaruh penilaian DP3 terhadap pegawai Ha : terdapat pengaruh penilaian DP3 terhadap pegawai Tolak Ho, jika Sig. t ≤ 0,05
49
sistem kinerja sistem kinerja
Strategi Volume 1, No. 1, Oktober 2011
2. Hipotesis kedua :
positif atau skor sebaliknya pada pernyataan negatif. Data hasil uji coba variabel-variabel tersebut dapat dilihat pada Lampiran. Berdasarkan uji validitas yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistic Package for Social Science) versi 12 diperoleh nilai-nilai yang valid yang akan dipergunakan pada penelitian selanjutnya dan menghilangkan pertanyaan-pertanyaan atau pernyataanpernyataan yang tidak valid dari daftar quisioner yang dipergunakan. Setelah pengujian validitas, selanjutnya dilakukan pengujian reliabilitas. Tujuan utama pengujian ini untuk mengetahui konsistensi hasil pengukuran instrumen apabila instrumen tersebut digunakan lagi sebagai alat ukur suatu objek atau responden. Hasil uji reliabilitas ini mencerminkan dapat dipercaya atau tidaknya suatu hasil pengukuran yang didapatkan. Salah satu metode pengujian dengan menggunakan metode alphacronbach yaitu dengan membandingkan antara nilai r hitung dengan r tabel pada taraf kepercayaan 95% atau tingkat signifikan 5%. Menurut Santoso (2001:227) yang dikutif Siswoyo Haryono (2007:28) apabila alpha hitung lebih besar dari pada r tabel dan alpha hitung bernilai positif, maka suatu instrumen penelitian dapat disebut reliabel. Data hasil validitas dan reliabilitas tersebut yang menjadi pedoman untuk penyusunan daftar pernyataan quisioner data penelitian yang hasil lengkapnya terlihat pada lampiran. Data yang sudah diisi oleh seluruh responden tersebut, sebelum dilakukan analisis dikelompokkan dalam pilihan jawaban dan dibuat persentase masing-masing jawaban ke dalam tabel sehingga dapat diketahui persentase jawaban dari setiap variabel.
Ho : tidak terdapat pengaruh iklim organisasi terhadap kinerja pegawai Ha : terdapat pengaruh iklim organisasi terhadap kinerja pegawai Tolak Ho, jika Sig. t ≤ 0,05
3. Hipotesis ketiga :
Ho : tidak terdapat pengaruh sistem penilaian DP3 dan iklim organisasi terhadap kinerja pegawai Ha : terdapat pengaruh sistem penilaian DP3 dan iklim organisasi terhadap kinerja pegawai Tolak Ho, jika Sig. F ≤ 0,05 HASIL PENELITIAN DAN INTERPRESTASI
A. Uji Instrumen Guna memberikan gambaran yang sebenarnya tentang pengaruh sistem penilaian DP3 dan Iklim Organisasi terhadap kinerja pegawai pada Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit Kelas II Palembang telah dilakukan pengamatan serta penelitian dalam bentuk penyebaran quisioner terhadap 48 responden untuk melihat pengaruh variabel Sistem Penilaian DP3 (X1) dan Iklim Organisasi (X2) terhadap Kinerja Pegawai (Y) dimana jenis pertanyaan yang ada pada quisioner bersifat kualitatif dengan menggunakan skoring. Dari perhitungan uji coba instrument terhadap variabel Sistem Penilaian DP3 (X1) jumlah pertanyaan 36 butir jumlah yang valid adalah 22 butir, pada variabel Iklim Organisasi (X2) jumlah pertanyaan 20 butir jumlah yang valid adalah 13 butir dan variabel Kinerja Pegawai (Y) jumlah pertanyaan 30 butir jumlah yang valid adalah 20 butir. Skoring untuk masing-masing jawaban tersebut adalah SS = 5, S = 4, RR = 3, TS = 2 dan TST = 1 pada pernyataan
B. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif merupakan salah satu metode statistik yang
50
Strategi Volume 1, No. 1, Oktober 2011
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan berbagai karakteristik data yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa membuat kesimpulan yang berlaku secara umum. Hal-hal yang perlu diperhatikan selain penyajian data menggunakan tabel dan grafik, ada dua ukuran yang sering dipakai dalam pengambilan keputusan, berupa : 1. Mencari central tendency (kecenderungan terpusat) seperti mean, median dan modus 2. Mencari ukuran dispersion seperti range, standar deviasi dan varians. Dalam penelitian ini ada 3 (tiga) buah variabel yang menjadi pokok penelitian yaitu : variabel Kinerja Pegawai (Y) sebagai variabel terikat (Dependent Variable) dan variabel Sistem Penilaian DP3 (X1) dan Iklim Organisasi (X2) sebagai variabel bebas (Independen Variable).
kepercayaan 95% (SPSS sebagai besar menggunakan angka ini sebagai standar), rata-rata skor populasi kinerja pegawai menjadi : Maka : 79,79 ± (2 x 7,99) = 63,81 sampai 95,77. Median adalah titik tengah data jika semua data diurutkan dan dibagi dua sama besar. Angka median 79,50 menunjukkan bahwa 50% skor kinerja pegawai adalah 79,50 keatas dan 50% adalah 79,50 ke bawah. Standar Deviasi adalah 5,535 dan varians yang merupakan kelipatan standar deviasi adalah 30,637. Penggunaan standar deviasi adalah untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap rata-ratanya. Untuk itu dengan standar deviasi tertentu dan pada tingkat kepercayaan 95%, sebaran data terhadap rata-ratanya : * Rata-rata ± 2 Standar Deviasi (Angka 2 digunakan karena tingkat kepercayaan 95%) Maka : 79,79 ± (2 x 5,535) = 68,72 sampai 90,86. Perbedaan angka maksimum dan minimum menggambarkan sebaran data. Makin tipis atau kecil makin baik karena data tidak terlalu berfluktuasi. Ukuran Skewness adalah 0,634. Untuk analisis nilai tersebut diubah menjadi angka rasio. Nilai Kurtosis/Standard error of kurtosis. Atau dalam kasus ini rasio Kurtosis = 0,756/0,674 = 1,1217. Sebagai pedoman jika rasio Kurtosis berada diantara -2 dan +2 maka distribusi data adalah normal. Dari hasil perhitungan didapat Kurtosisnya bernilai 1,1217 maka terletak diantara pedoman tersebut maka data didistribusikan secara normal. Range adalah data maksimum – data minimum. Data maksimum adalah 95 dan data minimum 69 sehingga range sama dengan 26. Sum merupakan jumlah dari semua data yang diproses sebesar 3830.
1. Variabel Kinerja Pegawai (Y) Rekapitulasi hasil penelitian untuk variabel Kinerja Pegawai terdiri dari 20 pertanyaan yang valid dengan pilihan jawaban : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-Ragu (R), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Pernyataan tersebut dijawab oleh 48 orang responden dengan mayoritas jawaban responden memilih jawaban setuju (66,36%) dan sangat setuju (17,29%) seperti disajikan pada variabel Kinerja Pegawai (Y) dapat di interprestasikan sebagai berikut : N atau jumlah data yang valid untuk diproses adalah 48 data sedangkan data yang hilang (missing) adalah nol, berarti data siap diproses. Mean atau rata-rata skor kinerja pegawai adalah 79,79 dengan standar error of mean 7,99, Penggunaan standard error of mean adalah untuk memperkirakan besaran rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Untuk itu dengan standard of mean tertentu dan pada tingkat
51
Strategi Volume 1, No. 1, Oktober 2011
Percentiles : Skor kinerja Pegawai 10% berada dibawah 73,80 atau juga bisa dikatakan 20% berada dibawah 75,80 dan seterusnya. Untuk melihat sebaran data variabel pendidikan tersebut dapat divisualisasikan menunjukkan bahwa data skor total untuk variabel Kinerja Pegawai (Y) menyebar membentuk genta (lonceng) dengan nilai mean (rata-rata) 79,79 dan standar deviasi 5,535. Dari data yang disebar diperoleh rekapitulasi jawaban 48 responden terhadap 20 butir instrumen Kinerja Pegawai (Y) sebagai berikut : Dapat diketahui bahwa 83,7% responden menjawab cenderung setuju terhadap butir-butir pertanyaan pada variabel Kinerja Pegawai melalui dimensi Keterampilan, Prestasi Kerja, Pelayanan, Loyalitas dan Kepribadian. Dari tabel 10 dapat dijelaskan bahwa dari 20 butir instrumen yang dijawab oleh responden pada variabel Kinerja Pegawai (Y) ada beberapa indikasi yang harus ditingkatkan dalam organisasi Balmon Kelas II Palembang antara lain pelayanan kepada pengguna frekuensi, pengarsipan surat-surat dan standar waktu kerja.
data siap diproses. Mean atau rata-rata skor Sistem Penilaian DP3 adalah 86,19 dengan standar error of mean 1,164, Penggunaan standard error of mean adalah untuk memperkirakan besaran rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Untuk itu dengan standard of mean tertentu dan pada tingkat kepercayaan 95% (SPSS sebagai besar menggunakan angka ini sebagai standar), rata-rata skor populasi Sistem Penilaian DP3 menjadi : * Rata-rata ± 2 standard error of mean (Angka 2 digunakan karena tingkat kepercayaan 95%) Maka : 86,19 ± (2 x 1,164) = 83,86 sampai 88,52. Median adalah titik tengah data jika semua data diurutkan dan dibagi dua sama besar. Angka median 85,50 menunjukkan bahwa 50% skor Sisitem Penilaian DP3 adalah 85,50 keatas dan 50% adalah 85,50 ke bawah. Standar Deviasi adalah 8,063 dan varians yang merupakan kelipatan standar deviasi adalah 65,007. Penggunaan standar deviasi adalah untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap rata-ratanya. Untuk itu dengan standar deviasi tertentu dan pada tingkat kepercayaan 95%, sebaran data terhadap rata-ratanya : * Rata-rata ± 2 Standar Deviasi (Angka 2 digunakan karena tingkat kepercayaan 95%) Maka : 86,19 ± (2 x 8,063) = 70,06 sampai 102,32. Perbedaan angka maksimum dan minimum menggambarkan sebaran data. Makin tipis atau kecil makin baik karena data tidak terlalu berfluktuasi. Ukuran Skewness adalah 0,352. Untuk analisis nilai tersebut diubah menjadi angka rasio. Nilai Kurtosis/Standard error of kurtosis. Atau dalam kasus ini rasio Kurtosis = 0,352/0,343 = 1,0262. Sebagai pedoman jika rasio Kurtosis berada diantara -2 dan +2 maka distribusi data adalah normal.
2. Variabel Sistem Penilaian DP3 (X1) Rekapitulasi hasil penelitian untuk variabel Sistem Penilaian DP3 yang terdiri dari 22 pertanyaan yang valid dengan pilihan jawaban : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-Ragu (R), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Pertanyaan tersebut dijawab oleh 48 orang responden yang berarti seluruh responden menjawab semua pertanyaan yang diajukan. Dari 22 pertanyaan yang diajukan, ternyata sebagian besar responden memilih jawaban Setuju (64,39%), Ragu-Ragu (21,12%). N atau jumlah data yang valid untuk diproses adalah 48 data sedangkan data ang hilang (missing) adalah nol, berarti
52
Strategi Volume 1, No. 1, Oktober 2011
Dari hasil perhitungan didapat Kurtosisnya bernilai 1,0262 maka terletak diantara pedoman tersebut maka data didistribusikan secara normal. Range adalah data maksimum – data minimum. Data maksimum adalah 105 dan data minimum 68 sehingga range sama dengan 37. Sum merupakan jumlah dari semua data yang diproses sebesar 4137. Percentiles : Skor sistem Penilaian DP3 10% berada dibawah 77,00 atau juga bisa dikatakan 20% berada dibawah 79,00 dan seterusnya. Untuk melihat sebaran data variabel Sistem Penilaian DP3 (X1) tersebut divisualisasikan menunjukkan bahwa data skor total untuk variabel Sistem Penilaian DP3 (X1) relatif menyebar dengan nilai mean 86,19 dan standar deviasi sebesar 8,063. Dari rekapitulasi Skor 48 Jawaban Responden terhadap 22 butir pertanyaan dapat diketahui bahwa 78,6% responden menjawab cenderung setuju terhadap butir-butir pertanyaan pada variabel Sistem Penilaian DP3 melalui dimensi Kesetiaan, Prestasi Kerja, Tanggungjawab, Ketaatan, Kejujuran, Kerjasama, Prakarsa dan Kepemimpinan. Dari Rekapitulasi Rata-Rata Skor Jawaban 48 Responden terhadap 22 butir Instrumen Variabel Sistem Penilaian DP3 dapat dijelaskan bahwa dari 22 butir instrumen yang dijawab oleh responden pada variabel Sistem Penilaian DP3 (X1) ada beberapa indikasi yang harus ditingkatkan dalam organisasi Balmon Kelas II Palembang antara lain ketaatan, tanggungjawab, kerjasama, kejujuran dan kepemimpinan.
tersebut dijawab oleh 48 orang responden yang berarti seluruh responden menjawab semua pertanyaan yang diajukan. Dari 13 pertanyaan yang diajukan, ternyata sebagian besar responden memilih jawaban Setuju (58,81%), Ragu-Ragu (19,71%). Dari hasil pengolahan data Statistics Iklim Organisasi dapat diinterpretasikan sebagai berikut : N atau jumlah data yang valid untuk diproses adalah 48 data sedangkan data yang hilang (missing) adalah nol, berarti data siap diproses. Mean atau rata-rata skor Iklim Organisasi adalah 50,90 dengan standar error of mean 0,660, Penggunaan standard error of mean adalah untuk memperkirakan besaran rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Untuk itu dengan standard of mean tertentu dan pada tingkat kepercayaan 95% (SPSS sebagai besar menggunakan angka ini sebagai standar), rata-rata skor populasi Iklim Organisasi menjadi : * Rata-rata ± 2 standard error of mean (Angka 2 digunakan karena tingkat kepercayaan 95%) Maka : 50,90 ± (2 x 0,660) = 49,58 sampai 52,22. Median adalah titik tengah data jika semua data diurutkan dan dibagi dua sama besar. Angka median 50,50 menunjukkan bahwa 50% skor Iklim Organisasi adalah 50,50 keatas dan 50% adalah 50,50 ke bawah. Standar Deviasi adalah 4,572 dan varians yang merupakan kelipatan standar deviasi adalah 20,904. Penggunaan standar deviasi adalah untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap rata-ratanya. Untuk itu dengan standar deviasi tertentu dan pada tingkat kepercayaan 95%, sebaran data terhadap rata-ratanya : * Rata-rata ± 2 Standar Deviasi (Angka 2 digunakan karena tingkat kepercayaan 95%) Maka : 50,90 ± (2 x 4,572) = 41,76 sampai 60,044.
3. Variabel Iklim Organisasi (X2) Rekapitulasi hasil penelitian untuk variabel Iklim Organisasi yang terdiri dari 13 pertanyaan yang valid dengan pilihan jawaban : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-Ragu (R), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Pertanyaan
53
Strategi Volume 1, No. 1, Oktober 2011
Perbedaan angka maksimum dan minimum menggambarkan sebaran data. Makin tipis atau kecil makin baik karena data tidak terlalu berfluktuasi. Ukuran Skewness adalah -0,242. Untuk analisis nilai tersebut diubah menjadi angka rasio. Nilai Kurtosis/Standard error of kurtosis. Atau dalam kasus ini rasio Kurtosis = 0,242/0,343 = -0,706. Sebagai pedoman jika rasio Kurtosis berada diantara -2 dan +2 maka distribusi data adalah normal. Dari hasil perhitungan didapat Kurtosisnya bernilai -0,706 maka terletak diantara pedoman tersebut maka data didistribusikan secara normal. Range adalah data maksimum – data minimum. Data maksimum adalah 62 dan data minimum 36 sehingga range sama dengan 26. Sum merupakan jumlah dari semua data yang diproses sebesar 2443. Percentiles : Skor Iklim Organisasi 10% berada dibawah 46,90 atau juga bisa dikatakan 20% berada dibawah 47,00 dan seterusnya. Histogram dari variabel Iklim Organisasi (X2) menunjukkan bahwa data skor total untuk variabel IklimOrganisasi (X2) menyebar membentuk genta dengan nilai mean (rata-rata) 50,9 dan standar deviasi sebesar 4,572. Dari data yang disebar diperoleh rekapitulasi jawaban 48 responden terhadap 13 butir instrumen Iklim Organisasi (X2) yaitu dapat diketahui bahwa 77,2% responden menjawab cenderung setuju terhadap butir-butir pertanyaan pada variabel Iklim Organisasi melalui dimensi Interaksi yang baik, Komunikasi, Lingkungan, Kepercayaan kepada bawaha dan Kerjasama. Dari Rekapitulasi Rata-Rata Skor Jawaban 48 Responden terhadap 13 butir Instrumen Variabel Iklim Organisasi dapat dijelaskan bahwa dari 13 butir instrumen yang dijawab oleh responden pada variabel Iklim Organisasi (X2) ada
beberapa indikasi yang harus ditingkatkan dalam organisasi Balmon Kelas II Palembang antara lain komunikasi dan kerjasama dengan lingkungan setempat. C. Analisis Statistik Inferensial Statistik inferensial sering juga disebut statistik induktif (statistik probabilitas) adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini disebut statistik probabilitas karena kesimpulan yang diberikan untuk populasi berdasarkan data sampel itu kebenarannya bersifat peluang (probability). Suatu kesimpulan dari data sampel yang akan diberlakukan untuk populasi itu mempunyai peluang kesalahan dan kebenaran (kepercayaan) yang dinyatakan dalam bentuk persentase. Pada penelitian ini peluang kesalahan ditatapkan sebesar 5%, maka taraf kepercayaan 95%. Peluang kesalahan dan kepercayaan ini disebut dengan taraf signifikansi. Pengujian taraf signifikansi dari hasil suatu analisis akan lebih praktis bila didasarkan pada tabel sesuai teknik analisis yang digunakan. Misalnya uji t akan digunakan tabel t, uji f digunakan tabel f. Tujuan penelitian yang dilakukan oleh Penulis dalam tesis ini adalah untuk mencari hubungan antara pendidikan dan kemampuan serta pengaruhnya baik secara parsial maupun secara bersamasama (simultan) terhadap kinerja pegawai. Besaran yang akan dianalisis adalah korelasi (r), regresi linier sederhana dan regresi linier berganda serta pengujian statistiknya. Sebelum melakukan analisis korelasi dan regresi linier, terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap persyaratan analisis yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.
54
Strategi Volume 1, No. 1, Oktober 2011
1. Uji Persyaratan Analisis a. Uji Normalitas Pengujian normalitas distribusi data dilakukan dengan menggunakan statistik Kolmogorov-Smirov Test (K-S test) pada program SPSS. Hasil pengujian normalitas data yang dilakukan terhadap variabel Kinerja Pegawai (Y), Sistem Penilaian DP3 (X1) dan Iklim Organisasi (X2) dalam penelitian ini dapat dilihat Dari Pengujian Normalitas Data dapat dilihat bahwa dari hasil uji normalitas data yang dilakukan terhadap masingmasing variabel Kinerja Pegawai (Y), Sistem Penilaian DP3 (X1) dan Iklim Organisasi (X2) adalah sebagai berikut : Variabel Kinerja Pegawai (Y) Mempunyai nilai Asymp-Sig diperoleh sebesar 0,384 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data variabel Kinerja Pegawai (Y) berdistribusi normal. Variabel Sistem Penilaian DP3 (X1) Dari tabel diperoleh nilai Asymp-Sig diperoleh sebesar 0,739 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data variabel Sistem Penilaian DP3 (X1) berdistribusi normal. Variabel Iklim Organisasi (X2) Nilai Asymp-Sig diperoleh sebesar 0,564 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data variabel Iklim Organisasi (X2) berdistribusi normal. Distribusi penyebaran data dari variabel Kinerja Pegawai (Y), variabel Sistem Penilaian DP3 (X1) dan Iklim Organisasi (X2).
pada penelitian ini dapat dilihat dari hasil pengujian chi-square test tersebut diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Variabel Kinerja Pegawai (Y) Mempunyai nilai Asymp-Sig sebesar 0,390 > 0,05 berarti data populasi memiliki varians homogen. Variabel Sistem Penilaian DP3 (X1) Nilai Asymp-Sig sebesar 0,952 > 0,05 berarti data populasi memiliki varians homogen. Variabel Iklim Oganisasi (X2) Nilai Asymp-Sig sebesar 0,147 > 0,05 berarti data populasi memiliki varians homogen. c. Uji Linearitas Sebelum dilakukan analisis regresi linier, terlebih dahulu harus dilakukan pengujian lineraritas yang tujuannya mengetahui apakah terjadi penyimpangan linearitas atau tidak. Jika terjadi penyimpangan lineraritas, sebagai gantinya dilakukan analisis regresi non linear. Adapun hipotesis dari uji linearitas adalah sebagai berikut : H0 : Tidak ada penyimpangan antara variabel Y dengan variabel X Ha : Ada penyimpangan antara variabel Y dengan variabel X Dari Uji linearitas yang dilakukan antara variabel Kinerja Pegawai (Y) dengan variabel Sistem Penilaian DP3 (X1) dan uji linearitas antara variabel Kinerja Pegawai (Y) dengan variabel Iklim Organisasi (X2) dapat dijelaskan bahwa hubungan antara variabel Kinerja Pegawai (Y), variabel Sistem Penilaian DP3 (X1) dan variabel Iklim Organisasi (X2) masing-masing memperoleh nilai 0,138 dan 0,237 dimana keduanya lebih besar dari α sebesar 5% maka H0 diterima, artinya antara variabel Kinerja Pegawai (Y) dengan variabel Sistem Penilaian DP3 (X1) dan variabel Iklim Oganisasi (X2) mempunyai hubungan yang linier.
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas merupakan cara pengujian untuk mengetahui apakah data sampel yang diperoleh dari populasi yang bervariasi homogen atau tidak. Apabila asumsi data sampel berasal dari populasi yang homogen ini tidak terpenuhi, maka kondisi ini menunjukkan bahwa ragam dari masing-masing sampel tidak sama. Hasil uji homogenitas yang dilakukan
55
Strategi Volume 1, No. 1, Oktober 2011
2. Analisis Korelasional Analisis korelasi adalah ukuran yang digunakan untuk menggambarkan seberapa baik sebuah variabel dapat dijelaskan oleh variabel lainnya. Nilai koefisien korelasi berkisar antara -1 dan 1. Semakin mendekati 1 nilai absolut koefisien korelasi maka hubungan antara variabel tersebut semain kuat, sedangkan semakin kecil (mendekati nol) nilai absolut koefisien korelasi maka hubungan antara variabel tersebut semakin baik. Tanda positif atau negatif menunjukkan arah hubungan . Dengan menggunakan SPSS didapat koefisien korelasi antara variabel Kinerja Pegawai (Y), Sistem Penilaian DP3 (X1) dan Iklim Organisasi (X2) dapat di interpretasikan bahwa korelasi antara Sistem Penilaian DP3 (X1) dengan Kinerja Pegawai (Y) sebesar 0,414 artinya hubungan antara variabel Sistem Penilaian DP3 (X1) dengan Kinerja Pegawai (Y) adalah cukup kuat dan bersifat positif (searah), artinya jika skor Sistem Penilaian DP3 (X1) naik, maka skor Kinerja Pegawai (Y) juga akan meningkat. Korelasi antara Iklim Organisasi (X2) dengan Kinerja Pegawai (Y) sebesar 0,301 artinya hubungan antara variabel Iklim Organisasi (X2) dengan Kinerja Pegawai (Y) juga cukup kuat bersifat positif. Angka koefisien korelasi yang dihasilkan di atas 0,05 yang berarti hubungan yang terjadi relatif cukup erat.
Sistem Penilaian DP3 (X1) dengan Kinerja Pegawai (Y). Kriteria Keputusan : Tolak Ho, jika H1 : Sig t ≤ 0,05 Keputusan : karena nilai Sig untuk korelasi Sistem Penilaian DP3 (X1) dengan Kinerja Pegawai (Y) adalah 0,003 < 0,05, sehingga Ho ditolak, Artinya adalah hubungan positif antara variabel Sistem Penilaian DP3 (X1) dengan variabel Kinerja Pegawai (Y). b. Pengaruh Iklim Organisasi (X2) terhadap Kinerja Pegawai (Y). a. Ho : ρ = 0 Tidak terdapat hubungan antara Iklim Organisasi (X2) dengan Kinerja Pegawai (Y). b. H1 : ρ > 0 Terdapat hubungan antara Iklim Organisasi (X2) dengan Kinerja Pegawai (Y). Kriteria Keputusan : Tolak Ho, jika H1 : Sig t ≤ 0,05 Keputusan : karena nilai Sig untuk korelasi Iklim Organisasi (X2) dengan Kinerja Pegawai (Y) adalah 0,038 < 0,05, sehingga Ho ditolak, Artinya adalah hubungan positif antara variabel Iklim Organisasi (X2) dengan variabel Kinerja Pegawai (Y). 3.
Analisis Regresi Linier Analisis regresi linier dalam penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh Sistem Penilaian DP3 (X1) terhadap Kinerja Pegawai (Y), pengaruh Iklim Organisasi (X2) terhadap Kinerja Pegawai (Y). Dalam penelitian selanjutnya untuk melihat pengaruh Sistem Penilaian DP3 (X1) dan Iklim Organisasi (X2) secara bersama-sama (simultan) terhadap Kinerja Pegawai (Y). Data yang digunakan untuk keperluan analisis regresi adalah data hasil penelitian seperti terlihat pada lampiran. Variabel Y adalah variabel Kinerja Pegawai, variabel X1 adalah variabel Sistem Penilaian DP3 dan X2 adalah variabel Iklim Organisasi.
Uji Hipotesis Korelasi : a. Pengaruh Sistem Penilaian DP3 (X1) terhadap Kinerja Pegawai (Y). a. Ho : ρ = 0 Tidak terdapat pengaruh Sistem Penilaian DP3 (X1) dengan Kinerja Pegawai (Y). b. H1 : ρ > 0 Terdapat pengaruh
56
Strategi Volume 1, No. 1, Oktober 2011
Nilai-nilai yang disajikan pada tabel tersebut merupakan nilai total dari butir-butir pernyataan/pertanyaan untuk setiap variabel, yaitu variabel Kinerja Pegawai (Y), variabel Sistem Penilaian DP3 (X1) dan variabel Iklim Organisasi (X2) yang diperoleh dari penyebaran kuisioner pada pegawai Kantor Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit Kelas II Palembang.
Ŷ = 55,282 + 0,284X1 + e Dimana :
a. Pengaruh Sistem Penilaian DP3 (X1) terhadap Kinerja Pegawai (Y) Hasil analisis dari data yang diperoleh untuk melihat pengaruh Sistem Penilaian DP3 (X1) terhadap Kinerja Pegawai (Y) dapat dijelaskan sebagai berikut : Diperoleh nilai R Square adalah 0,172. Hal ini berarti 17,2% variasi skor variabel Kinerja Pegawai (Y) bisa dijelaskan oleh variabel Sistem Penilaian DP3 (X1) dalam model regresi yang dihasilkan. Sisanya (100% - 17,2% = 82,8%) dijelaskan oleh faktor lain, yaitu error (e). Standar Error of the Estimate adalah 5,092 lebih kecil dari standar deviasi variabel Kinerja Pegawai (5,535), maka model regresi lebih bagus dalam bertindak sebagai prediktor Kinerja Pegawai dari pada rata-rata skor Kinerja Pegawai itu sendiri. Dari uji ANOVA atau F test didapat F hitung adalah 9,529 dengan tingkat signifikansi 0,003. Karena nilai sig uji f lebih kecil dari α = 0,05 maka secara statistik koefisien regresi dikatakan signifikan atau model regresi yang terbentuk dapat dipakai untuk memprediksi variabel Kinerja Pegawai. Dari tabel coefficients berisi nilai koefisien regresi dimana constanta sama dengan 55,282 dan koefisien regresi Sistem Penilaian DP3 sama dengan 0,284, sehingga persamaan regresi sederhana dapat dituliskan sebagai berikut :
Y = Kinerja Pegawai X1 = Sistem Penilaian DP3 Konstanta sebesar 55,282 menyatakan bahwa jika tidak ada Sistem Penilaian DP3 maka skor Kinerja Pegawai adalah 55,282. Koefisien regresi X1 sebesar 0,284 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan skor Sistem Penilaian DP3 akan meningkatkan skor Kinerja Pegawai sebesar 0,284.
b. Pengaruh Iklim Organisasi (X2) terhadap Kinerja Pegawai (Y) Hasil analisis dari data yang diperoleh untuk melihat pengaruh Iklim Organisasi (X2) terhadap Kinerja Pegawai (Y) dapat dijelaskan sebagai berikut : Diperoleh nilai R Square adalah 0,091. Hal ini berarti 9,1% variasi skor variabel Kinerja Pegawai (Y) bisa dijelaskan oleh variabel Iklim Organisasi (X2) dalam model regresi yang dihasilkan. Sisanya (100% - 9,1% = 90,9%) dijelaskan oleh faktor lain, yaitu error (e). Standar Error of the Estimate adalah 5,335 lebih kecil dari standar deviasi variabel Kinerja Pegawai (5,535), maka model regresi lebih bagus dalam bertindak sebagai prediktor Kinerja Pegawai dari pada rata-rata skor Kinerja Pegawai itu sendiri. Dari uji ANOVA atau F test didapat F hitung adalah 4,581 dengan tingkat signifikansi 0,038. Karena nilai sig uji f lebih kecil dari α = 0,05 maka secara statistik koefisien regresi dikatakan signifikan atau model regresi yang terbentuk dapat dipakai untuk memprediksi variabel Kinerja Pegawai. Dari tabel coefficients berisi nilai koefisien regresi dimana constanta sama dengan 61,248 dan koefisien regresi Iklim Organisasi sama dengan 0,364, sehingga persamaan regresi sederhana dapat dituliskan sebagai berikut :
57
Strategi Volume 1, No. 1, Oktober 2011
Ŷ = 61,248 + 0,364X2 + e
3.
Uji Heteroskedastisitas Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat hasil perhitungan korelasi Spearman diatas diperoleh nilai korelasi antara variabel bebas dengan nilai residu absolutnya masing-masing sebesar 0,040 dengan nilai sig sebesar 0,787 untuk korelasi variabel Sistem Penilaian DP3 (X1) dengan absx1 dan sebesar 0,108 dengan nilai sig sebesar 0,466 untuk korelasi variabel Iklim Organisasi (X2) dengan absx2. Karena kedua nilai sig > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas (korelasi yang signifikan antara variabel bebas dengan nilai absolutnya). Adapun Hasil analisis dari data yang diperoleh untuk melihat pengaruh Sistem Penilaian DP3 (X1) dan Iklim Organisasi (X2) terhadap Kinerja Pegawai (Y) adalah Koefisien Determinasi (R²) adalah 0,193. Hal ini berarti 19,3% variasi nilai skor variabel Kinerja Pegawai bisa dijelaskan secara bersama-sama oleh Sistem Penilaian DP3 (X1) dan Iklim Organisasi (X2) dalam model regresi. Sisanya (100% - 19,3% = 80,7%) dijelaskan oleh faktor lain (e). Standar Error of the Estimate adalah 5,081 lebih kecil dari standar deviasi Kinerja Pegawai 5,535, maka model regresi lebih bagus dalam bertindak sebagai prediktor Kinerja Pegawai daripada Kinerja Pegawai itu sendiri. Dari uji ANOVA atau F test didapat F hitung adalah 5,388 dengan tingkat sig 0,008. Karena lebih kecil dari 0,005 maka secara statistik model regresi dikatakan signifikan (tolak Ho dimana Ho = Sig. F ≤ 0,05 atau model regresi yang terbentuk dapat dipakai untuk memprediksi Kinerja Pegawai. Dari tabel coefficients didapatkan persamaan regresi sebagai berikut :
Dimana : X2 = Iklim Organisasi Konstanta sebesar 61,248 menyatakan bahwa jika tidak ada Iklim Organisasi maka skor Kinerja Pegawai adalah 61,248. Koefisien regresi X2 sebesar 0,364 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan skor Iklim Organisasi akan meningkatkan skor Kinerja Pegawai sebesar 0,364. c. Pengaruh Sistem Penilaian DP3 (X1) dan Iklim Organisasi (X2) terhadap Kinerja Pegawai (Y) Untuk melihat pengaruh Sistem Penilaian DP3 (X1) dan Iklim Organisasi (X2) secara bersama-sama terhadap variabel Kinerja Pegawai (Y) maka digunakanlah regresi linier berganda. Sebelum dapat dilakukan analisis regresi linier berganda terlebih dahulu harus memenuhi beberapa persyaratan yakni tidak terjadi multikolineraritas, tidak terjadi autokorelasi dan tidak terjadi heteroskedastisitas. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas. 1. Uji Multikolinearitas Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat disimpulkan bahwa korelasi antara Sistem Penilaian DP3 (X1) dengan Iklim Organisasi (X2) adalah sebesar 0,402 dengan nilai Sig. sebesar 0,015. Karena nilai sig > 0,05 maka H0 diterima, artinya tidak ada korelasi yang signifikan antara variabel bebas. Dengan demikian berarti tidak terjadi multikolinearitas. 2. Uji Autokorelasi Dari hasil uji Autokorelasi dapat dilihat Model Summary diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 1,907. Karena nilai Durbin-Watson masih mendekati nilai 2 maka dapat disimpulkan behwa tidak terjadi autokorelasi (korelasi antar data pengamatan).
Ŷ = 49,209 + 0,240X1 + 0,194X2 + e
Dimana : e = Error Dapat disimpulkan bahwa : Konstanta sebesar 49,209 menyatakan bahwa jika mengabaikan Sistem
58
Strategi Volume 1, No. 1, Oktober 2011
Penilaian DP3 dan Iklim Organisasi, maka skor Kinerja Pegawai adalah 49,209. Koefisien regresi X1 sebesar 0,240 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena tanda +) satu satuan Sistem Penilaian DP3 akan meningkatkan skor Kinerja Pegawai sebesar 0,240 dengan menjaga skor Iklim Organisasi tetap atau konstan. Koefisien regresi X2 tidak signifikan terhadap kinerja pegawai.
H1 : B2 ≠ 0 artinya terdapat pengaruh Iklim Organisasi (X2) terhadap Kinerja Pegawai (Y). Kriteria Keputusan : Terima Ho Jika Sig t > 0,05 Tolak Ho, jika Sig t < 0,05 Keputusan : Dari print out SPSS dapat dilihat, nilai Sig = 0,038 untuk variabel Iklim Organisasi (X2) nilainya berarti dibawah nilai significance level 0,05 yang berarti Ho ditolak dan H1 diterima. Artinya terdapat pengaruh Iklim Organisasi (X2) terhadap Kinerja Pegawai (Y). c. Pengaruh Sistem Penilaian DP3 (X1) dan Iklim Organisasi (X2) terhadap Kinerja Pegawai (Y) Hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini adalah : Ho : B1 =B2 = 0 artinya tidak terdapat pengaruh Sistem Penilaian DP3 (X1) dan Iklim Organisasi (X2) terhadapat Kinerja Pegawai (Y). H1 : B1 ≠ B2 ≠ 0 artinya terdapat pengaruh Sistem Penilaian DP3 (X1) dan Iklim Organisasi (X2) terhadap Kinerja Pegawai (Y). Kriteria Keputusan : Terima Ho Jika Sig f > 0,05 Tolak Ho, jika Sig f < 0,05 Keputusan : Dari print out SPSS dapat dilihat, nilai f = 5,388 dengan nilai Sig = 0.008 nilainya berada dibawah nilai significance level 0,05 yang berarti Ho ditolak dan H1 diterima. Artinya terdapat pengaruh Sistem Penilaian DP3 (X1) dan Iklim Organisasi (X2) secara bersama-sama terhadap Kinerja Pegawai (Y).
4. Uji Hipotesis a. Pengaruh Sistem Penilaian DP3 (X1) terhadap Kinerja Pegawai (Y). Hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini adalah : Ho : B1 = 0 artinya tidak terdapat pengaruh Sistem Penilaian DP3 (X1) terhadapat Kinerja Pegawai (Y). H1 : B1 ≠ 0 artinya terdapat pengaruh Sistem Penilaian DP3 (X1) terhadap Kinerja Pegawai (Y). Kriteria Keputusan : Terima Ho Jika Sig t > 0,05 Tolak Ho, jika Sig t < 0,05 Keputusan : Dari print out SPSS dapat dilihat, nilai Sig = 0,003 untuk variabel Sistem Penilaian DP3 (X1) nilainya berarti dibawah nilai significance lebel 0,05 yang berarti Ho ditolak dan H1 diterima. Artinya terdapat pengaruh Sistem Penilaian DP3 (X1) terhadap Kinerja Pegawai (Y). b.
Pengaruh Iklim Organisasi (X2) terhadap Kinerja Pegawai (Y) Hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini adalah : Ho : B2 = 0 artinya tidak terdapat pengaruh Iklim Organisasi (X2) terhadapat Kinerja Pegawai (Y).
KESIMPULAN Setelah dilakukan analisis terhadap hasil penelitian serta pengujian hipotesis sebagaimana telah diuraikan pada bagian sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
59
Strategi Volume 1, No. 1, Oktober 2011
1. Dari hasil analisis korelasional diperoleh hasil yang mendukung hipotesis penelitian bahwa variabel Sistem Penilaian DP3 (X1) dan Iklim Organisasi (X2) baik secara bersama maupun sendiri-sendiri mempunyai hubungan yang kuat terhadap kinerja pegawai. 2. Dari hasil analisis regresi linear diperoleh hasil bahwa variabel Sistem Penilaian DP3 (X1) dan Iklim Organisasi (X2) secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Pegawai pada Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit Kelas II Palembang. 3. Dari hasil analisis regresi linear berganda, variabel Sistem Penilaian DP3 (X1) dan Iklim Organisasi (X2) secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Pegawai pada Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit Kelas II Palembang.
DAFTAR PUSTAKA
Statistika Penelitian Manajemen dengan Program SPSS, Program Pasca
Haryono
Siswoyo,
2007,
Sarjana Magister manajemen Universitas Tridinanti Palembang. Wirawan, 2007, Budaya dan Iklim
Organisasi Penelitian) Jakarta.
(Teori Aplikasi dan Salemba Empat,
Sukmalana Soelaiman, 2007, Manajemen Kinerja (Langkah efektif untuk PT. Intermedia Personalia Utama, Jakarta Edizal, Syaiful Sahri, 2007. Metodologi
Penelitian Universitas Palembang
Tridinanti
Himpunan Peraturan Kepegawaian, Jilid II, Badan Administrasi
Kepegawaian Negara, Binahati, Jakarta. Gary Dessler, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jilid I dan II, PT. Indeks. Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta.
60