Strategi Volume 1, No. 1, Oktober 2011
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI PADA PT. WASKITA KARYA WILAYAH BARAT INDONESIA Sri Rahayu Endang Lestari Dosen PNS Dpk Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Universitas Tridinanti Palembang
ABSTRACT The purpose of this research is to analyze The Factors that Influenced The Success of Accounting Information System Application in PT. Waskita Karya of Indonesia West Region. Secondary and primary data are used to work the analysis which obtained from questioners and other documentations at PT. Waskita Karya of Indonesia West Region. The data consist of some information about the success of Accounting Information System application (reflected by its user satisfaction), support of leader for the system, training & education program for the user, user’s experience in using the system, and user knowledge of information technology in PT. Waskita Karya of Indonesia West Region. The sample determining use proportionate sampling and data analysis use linear regression parameter statistics after a validity, reliability, and normality test has performed in this research. Based on the result of F test (0,05 degree of freedom), it is found that the independent variable (support of leader for the system, training program for the user, user’s experience in using the system, and user knowledge of information technology) have a simultaneously significant/real influence to determine the dependent variable (the success of Accounting Information System application). Besides that, the t test also performed in the research to see the influenced of dependent variable partially determine the independent variable. The result of t test shows that variable X1 (support of leader for the system) have no real influenced to determine the success of Accounting Information System application while the others have significant influenced Key Words : Accounting Information System Application
PENDAHULUAN Pada era globalisasi saat ini organisasi perusahaan sangat tergantung pada sistem informasi agar dapat beroperasi secara efektif, efisien dan terkendali sehingga dapat bersaing baik ditingkat lokal maupun internasional. Efektivitas, efisiensi serta pengendalian dapat terwujud melalui penggunaan informasi akuntansi yang berkualitas yang dihasilkan dari suatu sistem informasi. PT. Waskita Karya sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dibidang jasa konstruksi mempunyai tujuan (seperti yang tertulis didalam Pernyataan Keputusan Saham diluar Rapat Umum Pemegang Saham dan Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Waskita Karya Tanggal 8 Agustus 2008 Nomor 7) adalah turut serta melakukan usaha di bidang industri konstruksi, industri pabrikasi, pengelolaan kawasan, layanan jasa peningkatan kemampuan di bidang konstruksi, teknologi informasi serta kepariwisataan dan pengembang untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan
91
berdaya saing kuat, serta mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan dengan menerapkan prinsipprinsip perseroan terbatas (Waskita Karya, 2010). Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, maka perlu dibuat suatu Sistem Manajemen Waskita (SMW) yang merupakan manual atas perencanaan, implementasi, evaluasi dan improvement proses bisnis Waskita, agar menjadi perusahaan dengan kinerja keuangan sehat, memperoleh pertumbuhan penjualan dan laba usaha secara berkelanjutan serta menjadi perusahaan yang mempunyai kinerja kelas dunia (world class performance). Ruang lingkup Sistem Manajemen Waskita mencakup seluruh proses manajemen yang diterapkan perusahaan maupun tata kelola hasil kerja perusahaan yang excellent. Sistem Manajemen Waskita ini disusun dan diukur/ dievaluasi serta di update dengan mengacu kepada Balance Scorecard. Selanjutnya ruang lingkup implementasi sistem ini meliputi seluruh Unit Bisnis dan Unit Kerja
Strategi Volume 1, No. 1, Oktober 2011
PT. Waskita Karya (Persero) dimulai dari Kantor Pusat, Wilayah (termasuk Wilayah Luar Negeri), Divisi dan Proyek, dengan melibatkan seluruh stakeholders utama perusahaan. Penerapan suatu sistem dalam perusahaan dihadapkan kepada dua hal, apakah perusahaan mendapatkan keberhasilan penerapan sistem atau kegagalan sistem (Komara, 2005). Disamping itu dalam keadaan ekonomi yang tidak menentu seperti sekarang ini, masalah-masalah yang timbul semakin banyak dan kompleks sehingga sulit bagi manajemen untuk mengambil keputusan yang tepat, apalagi bila informasi yang tersedia tidak berkualitas yaitu informasi yang tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya dan tidak memberikan informasi sesuai dengan yang dibutuhkan. Hal ini akan menyebabkan manajemen salah dalam mengambil keputusan sehingga akan merugikan perusahaan. Oleh karena itu dalam aktivitas operasionalnya, pihak manajemen membutuhkan informasi-informasi yang berkualitas guna menghasilkan keputusankeputusan yang tepat dan bermanfaat bagi perusahaan. Salah satu dari sistem informasi yang dibutuhkan perusahaan adalah sistem informasi akuntansi, dimana informasi yang dibutuhkan disini adalah informasi mengenai keuangan yang tertuang melalui laporan keuangan yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi yang terintegrasi dan terkendali. Peningkatan penggunaan sistem informasi akuntansi membawa beberapa perubahan dalam aliran pekerjaan, baik pada sektor swasta maupun sektor publik. Penggunaan sistem informasi akuntansi pada sektor swasta diarahkan pada pencapaian keuntungan strategis dan keuntungan keuangan serta keuntungan bisnis, sedangkan organisasi sektor publik mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pelayanan. Saat ini pendekatan konservatif sektor publik untuk menggunakan sistem informasi akuntansi mulai berubah. Sistem informasi akuntansi tradisional digantikan oleh sistem yang modern dengan suatu aplikasi perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware) yang diperbaiki dan memuaskan (Noordiawan, 2006). Sistem Informasi akuntansi yang baik akan menghasilkan informasi yang berkualitas. Informasi yang berkualitas adalah sistem
92
informasi yang mempunyai peran penting, karena dapat menjadi senjata strategis bagi suatu perusahaan dalam memperoleh keunggulan bersaing. Saat ini sistem informasi akuntansi sudah menjadi kebutuhan dasar bagi setiap perusahaan terutama dalam menjalankan segala aspek aktifitas organisasi. Sistem Informasi akuntansi dapat memudahkan dan mempercepat manajemen dalam pengambilan keputusan, agar keputusan yang diambil baik maka sistem informasi akuntansi tersebut harus berkualitas (Rockart (1998) dalam Handayani (2007)). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan sistem (sistem use) dan kepuasan pengguna informasi (User Information Satisfaction/UIS) adalah tolak ukur keberhasilan sistem informasi. Kedua konstruk tersebut (Penggunaan Sistem dan Kepuasan Pengguna) telah digunakan dalam riset sistem informasi sebagai pengganti (surrogate) untuk mengukur kinerja (performance) SIA (Soegiharto, 2001). Sistem informasi akuntansi diadakan untuk menunjang aktifitas usaha disemua tingkatan organisasi. Penggunaan sistem informasi akuntansi sampai ke tingkat operasional perusahaan yang mana dapat meningkatkan kualitas produk serta produktivitas operasi. Oleh karena itu sistem informasi akuntansi harus dapat diterima dan digunakan oleh seluruh karyawan dalam organisasi sehingga investasi yang besar untuk pengadaan sistem informasi akuntansi akan diimbangi pula dengan produktivitas yang besar pula. Hal tersebut menimbulkan pemikiran akan kebutuhan investasi dalam sistem informasi akuntansi (Handayani, 2007). Sikap pengguna sistem informasi akuntansi dapat pula ditunjukkan dengan sikap optimistik pengguna menganggap bahwa sistem informasi akuntansi sangat membantu dan bermanfaat untuk mengatasi masalah atau pekerjaannya. Pengguna sistem informasi akuntansi baik individual, kelompok atau organisasi/perusahaan merupakan variabel inti dalam riset sistem informasi akuntansi, perilaku yang ada pada individu maupun maupun organisasi yang menggunakan sistem informasi akuntansi sangat berpengaruh dalam pelaksanaan penggunaan sistem informasi akuntansi.
Strategi Volume 1, No. 1, Oktober 2011
Ada sekitar 33 proyek yang kini tengah digarap PT. Waskita Karya (Waskita) Wilayah Barat, terdiri dari proyek pemerintah daerah, pemerintah pusat, BUMN dan BUMD, serta proyek-proyek milik swasta. Total nilai kontrak dari proyek yang dikelola sebesar Rp. 779, 3 Miliar sesuai dengan realisasi sampai dengan 31 Mei 2010. Data yang kami peroleh dari waskita wilayah barat menunjukkan dominasi pemerintah pusat dan daerah masih sangat terlihat dengan jelas. Tercatat jumlah proyek pemerintah pusat dan daerah sebanyak masing-masing 13 (tiga belas) buah dengan nilai kontrak Rp. 421,0 Milliar. Sedangkan selebihnya adalah proyek BUMN dan BUMD sebanyak 4 (empat) buah dengan nilai kontrak Rp. 87,2 Miliar, serta proyek swasta 3 (Tiga) buah dengan nilai kontrak 82,3 Miliar (Sadali, 2010). Secara geografis pasar konstruksi wilayah barat tahun 2009 masih terkonsentrasi di Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) mulai dari Riau, Nangroe Aceh Darussalam (NAD), Sumatera Utara, Kepulauan Riau dan Sumatera Barat. Di lima Wilayah ini realisasi Nilai Kontrak Tahun 2009 sebesar Rp. 797,6 Miliar dan Tahun 2010. Wilayah Barat sendiri menargetkan nilai kontrak sebesar lebih dari 1,1 Triliun. Optimisme meraih target tentu saja memerlukan dukungan sumberdaya, baik sumber daya uang maupun sumberdaya manusia. Dua hal ini merupakan poin penting yang harus ditangani dan dilaksanakan secara proporsional dan tegas, sesuai dengan peraturan yang berlaku diperusahaan (Herwidikianto, 2010). Dalam pengelolaan keuangan, Wilayah Barat selalu melakukan perencanaan dan pengawasan keuangan terhadap seluruh kegiatan usaha yang dilaksanakan. Perencanaan dalam satu tahun disusun sesuai dengan rencana perolehan nilai kontrak. Rencana tersebut biasanya dibuat dalam rencana cash flow Wilayah Barat. Manajemen Wilayah barat selalu concern terhadap likuiditas proyek yang dikerjakan. Proyek yang dikerjakan ditangani dan dikelola mengacu kepada rencana anggaran pelaksanaan proyek (APP) yang sudah ditetapkan. Pengelolaan keuangan tidak terlepas dari pemanfaatan sumber dan pengeluaran uang. Secara umum proyek-proyek yang ditangani wilayah barat didanai oleh APBD, APBN, Loan dan NGO (rehabilitasi dan konstruksi gempa dan
93
tsunami) namun tidak sedikit proyek-proyek yang didanai oleh swasta. Masih kurangnya penelitian mengenai sistem informasi akuntansi yang dilakukan pada perusahaan jasa konstruksi melatarbelakangi penelitian ini, hal ini dikarenakan PT. Waskita Karya merupakan salah satu perusahaan jasa konstruksi yang mendukung pembangunan dalam wilayah domain sektor publik. Domain sektor publik memiliki wilayah yang lebih luas dan kompleks dibandingkan dengan sektor swasta. Keluasan wilayah publik tidak hanya disebabkan jenis dan bentuk organisasi yang berada didalamnya, tetapi juga karena kompleksnya lingkungan yang mempengaruhi lembaga-lembaga publik tersebut. Secara kelembagaan, domain publik meliputi badan-badan pemerintahan, perusahaan milik negara, yayasan, organisasi politik dan organisasi massa, lembaga swadaya masyarakat dan organisasi nirlaba lainnya. Selain keluasan wilayah publik, sistem informasi akuntansi yang digunakan pada sektor swasta maupun sektor publik juga berbeda. Sistem informasi akuntansi yang biasa digunakan pada sektor swasta adalah sistem informasi akuntansi berbasis akrual sedangkan sistem informasi akuntansi yang digunakan pada sektor publik lebih banyak menggunakan sistem informasi akuntansi berbasis kas (Mardiasmo, 2002). Disamping itu pada sektor publik sistem informasi akuntansi yang digunakan merupakan sistem yang harus dilaksanakan (mandatory) sedangkan pada sektor swasta diberikan kebebasan untuk memilih sistem informasi akuntansinya (non mandatory). PT. Waskita Karya sendiri menggunakan sistem informasi yang berbasis akrual (accrual basis), dimana piutang bisa diakui sebagai pendapatan perusahaan. Sehubungan dengan sumber penerimaan yang berasal dari uang muka dan termin maka manajemen selalu melakukan perencanaan dan pengawasan pada tiap proyek yang sedang maupun yang akan dikerjakan. Untuk itu manajemen beserta seluruh pegawai dan staf yang bekerja baik di proyek maupun di kantor mempunyai tugas dan tanggung jawab yang jelas untuk mengupayakan pencapaian target kerja individu dan perusahaan. Pembinaan terhadap rekanan meliputi pemasok,
Strategi Volume 1, No. 1, Oktober 2011
mandor, sub kontraktor maupun tenaga kerja selalu dilakukan karena secara signifikan turut membantu dan berperan dalam melaksanakan suatu proyek sesuai dengan rencana dan target yang ditetapkan. Kepercayaan dan keyakinan ditanamkan kepada setiap mitra yang bekerja dalam proyek yang dikerjakan (Nugroho, 2010). Penelitian ini dilakukan pada salah satu Perusahaan Jasa Konstruksi yang berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu PT. Waskita Karya Wilayah Barat. Di Indonesia banyak terdapat perusahaan jasa konstruksi yang merupakan Badan Usaha Milik Negara, diantaranya Waskita Karya, Nindya Karya, Adhi Karya, Wijaya Karya, Istaka Karya, Brantas Adi Praya, Pembangunan Perumahan, dan Hutama Karya. Semuanya merupakan perusahaanperusahaan jasa konstruksi yang masih tetap eksis melewati masa-masa krisis moneter yang telah terjadi di Indonesia sejak 1998 yang lalu. Hal ini juga menunjukkan bahwa secara prospektif, keberadaan industri jasa konstruksi baik skala kecil, menengah, maupun skala besar mempunyai nilai strategik bagi Indonesia, mengingat proporsi perannya yang cukup besar dan menyangkut banyaknya tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan pelaksanaan suatu proyek dan pembangunanan. Selain itu, Sistem informasi Akuntansi yang berjalan dengan baik sampai saat ini merupakan salah satu faktor
pendukung keberhasilan perusahaanperusahaan jasa konstruksi tersebut dalam melewati masa-masa sulit krisis ekonomi tersebut. PT Waskita Karya sendiri menggunakan ”Information and Knowledge Management” yang terimplementasi dalam WK-AK sebagai nama dari sistem informasi akuntansi yang digunakan untuk membangun dan mengelola aset perusahaan dengan cara memberikan kontribusi terhadap perkembangan nilai perusahaan. PT Waskita Karya berusaha agar data dan informasi yang dibutuhkan tersedia dengan menyediakan data dan informasi dalam bentuk dokumen elektronik dan cetak, yaitu; (a) data dan informasi dalam bentuk dokumen elektronik disediakan secara terpusat pada sistem database dan sistem file server, seperti: sistem Informasi kepegawaian dan file-file yang dapat diakses dalam file server, (b) data dan informasi dalam bentuk dokumen cetak, perusahaan menetapkan lokasi dan penanggung jawab penyimpan data. Data dan informasi di update secara periodik, sumber updating data dan informasi dari; (a) intern: laporan wilayah, divisi, hasil moving out, hasil litbang, (b) Pihak lain: hasil seminar, informasi lisan, (c) transfer dari wilayah: pengetahuan pegawai, (d) dari internet.
HASIL DAN PEMBAHASAN Ka. Wilayah
Ka.Bag Anggaran
Informasi Akuntansi
Ka.Bag Pemasaran
Informasi Akuntansi
Ka. pengendalian
Informasi Akuntansi
KSDM
P/K & Staff Proyek
Informasi Akuntansi
P/K & Staff Cabang
Informasi Akuntansi
Informasi Akuntansi
Gambar 1. Ringkasan Alur Penyampaian Sistem Informasi Akuntansi PT. Waskita Karya
94
Strategi Volume 1, No. 1, Oktober 2011
Sistem Informasi Akuntansi Pada PT. Waskita Karya Wilayah Barat berpusat pada kantor wilayah barat yaitu di Pekan baru. Sistem ini bermula dari bagian personalia dan keuangan yang membagikan semacam master untuk staff personalia dan keuangan kantor cabang dan proyek. Untuk staff kantor cabang, master ini dapat dipakai selama sistem ini belum berubah. Namun untuk staff proyek bisa berubah sesuai proyek apa yang sedang berjalan. Staff personalia dan keuangan wilayah akan membagikan master ini melaui surat elektronik ataupun email yang dapat diakses oleh staff personalia dan keuangan kantor cabang maupun proyek. Adapun kegunaan master ini adalah sebagai alat untuk membuat laporan keuangan masing – masing unit bisnis setiap bulannya. Biasanya setiap di akhir bualan staff personalia dan keuangan kantor wilayah akan mengumpulkan informasi dari bagian yang berkompeten, misalnya kepala wilayah, para Kabag dan bagian yang secara langsung berhubungan dengan sistem informasi akuntansi yaitu bagian personalia dan keuangan. Dari orang – orang yang berkompeten tersebut didapat sekumpulan informasi yang kemudian diolah oleh bagian personalia dan keuangan. Adapun informasi tersebut adalah dapat berupa pembebanan baik kepada kantor cabang maupun proyek – proyek yang ada di wilayah barat. Beban – beban tersebut dapat berupa gaji pegawai, alat tulis kantor, biaya pelatihan dan lain – lain. Setelah informasi itu jadi ataupun sempurna, maka bagian personalia akan menyebarkan informasi itu melalui internet kepada semua staff. Kemudian tugas dari staff personalia dan keuangan kantor cabang maupun proyek mengunduh informasi tersebut dan menyatukan dengan informasi yang ada di kantor cabang maupun proyek tersebut. Informasi yang didapat itu berupa informasi akuntansi, oleh karena itu staff kantor cabang maupun proyek harus meneruskan informasi tersebut ke bagian yang membutuhkan. Dalam penelitian ini populasi yang diambil berasal dari tiga satuan unit yang terdiri dari para pegawai penanggung jawab sistem informasi akuntansi (kepala & staff), yaitu Unit Keuangan dan Sumber daya Manusia, Unit Teknik, Unit Logistik dan Peralatan PT. Waskita Wilayah Barat Indonesia yang seluruhnya berjumlah 64 orang pegawai
95
yang tersebar dalam 8 kantor cabang, yaitu Cabang Nangroe Aceh Darussalam, Medan, Batam, Padang, Jambi, Palembang, Lampung dan Bangka Belitung. Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan yang dianjurkan oleh Roscoe (1975) dalam Sekaran (2003), dimana untuk keperluan analisis regresi, ukuran sampel yang dianjurkan yaitu lebih dari 30 dan kurang dari 500. Disamping itu ukuran sampel yang baik juga bisa diperoleh dari 10 kali atau lebih jumlah variabel indepeden yang diajukan dalam model (Sekaran, 2003). Dalam penelitian ini jumlah variabel independen sebanyak 4 buah sehingga minimal sampel adalah 40 sampel. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik purposive sampling, dimana pemilihan teknik ini dilakukan karena peneliti telah memahami bahwa informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dari satu kelompok sasaran tertentu yang mampu memberikan informasi yang dikehendaki kerena mereka memang memiliki informasi seperti itu dan mereka memenuhi kriteria yang ditentukan oleh peneliti (Ferdinand, 2006). Berdasarkan hal ini, maka kuesioner diberikan kepada seluruh pegawai pada 3 unit di atas (Unit Keuangan dan Sumber daya Manusia, Unit Teknik, Unit Logistik dan peralatan) yang tersebar di 8 kantor cabang. Jumlah keseluruhan kuesioner tersebut adalah 64 orang dimana 24 kuesioner ditujukan kepada level pimpinan cabang dan 40 orang pada level staff. Setiap responden diberikan pertanyaan yang sama mengenai operasionalisasi sistem informasi akuntansi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dari 64 kuesioner yang diberikan kepada responden, sebanyak 60 kuesioner atau 93,3 % dijawab dan dikembalikan sedangkan sisanya sebanyak 4 kuesioner atau 6,7 % tidak dijawab dan dikembalikan. Dari 60 responden tersebut, sebanyak 58 orang atau 96,7 % adalah berjenis kelamin pria sedangkan sisanya sebanyak 2 orang atau 3,3 % adalah wanita. Tingkat pendidikan responden sebagian besar adalah lulusan sarjana S1 dengan prosentase 45 %, kemudian disusul oleh responden yang memiliki latar belakang pendidikan SMA sebesar 23,3 %, dan
Strategi Volume 1, No. 1, Oktober 2011
terakhir responden yang berpendidikan setingkat DIII sebesar 31,7 %. Untuk tingkat pendidikan responden berdasarkan jenis kelamin yaitu responden pria sebanyak 27 Orang lulusan sarjana S1, 17 orang responden pria dan 2 orang responden wanita lulusan DIII dan sebanyak 14 orang pria merupakan lulusan SMA.
Hasil uji validitas atas variabel dukungan pimpinan yang terdiri dari 6 pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1. Dari hasil pengujian diketahui bahwa pertanyaan yang diajukan pada responden memiliki nilai r hitung yang lebih besar dari r tabel sehingga memiliki nilai internal consistency yang positif. Dengan demikian pertanyaan yang diberikan kepada responden dinyatakan valid.
Uji Validitas
Tabel 1 Validitas Dukungan Pimpinan (X1) Korelasi antara
Nilai korelasi
Pertanyaan 1 dengan Total
0,679
Pertanyaan 2 dengan Total
0,592
Pertanyaan 3 dengan Total
0,586
Pertanyaan 4 dengan Total
0,220
Pertanyaan 5 dengan Total
0,680
Pertanyaan 6 dengan Total
0,307
Nilai r tabel (n=60, α =5%)
Keterangan
0,211
r positif r hitung > r tabel r positif r hitung > r tabel r positif r hitung > r tabel r positif r hitung > r tabel r positif r hitung > r tabel r positif r hitung > r tabel
Sumber : data diolah
Kesimpulan valid valid valid valid valid valid
responden memiliki nilai r hitung yang lebih besar dari r tabel sehingga memiliki nilai internal consistency yang positif. Dengan demikian pertanyaan yang diberikan kepada responden dinyatakan valid.
Hasil uji validitas terhadap 5 (lima) pertanyaan yang diajukan pada variabel pengalaman dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.2. Dari hasil pengujian diketahui bahwa pertanyaan yang diajukan pada
Tabel 2 Validitas Pengalaman (X2) Korelasi antara
Nilai korelasi
Pertanyaan 1 dengan Total
0,772
Pertanyaan 2 dengan Total
0,726
Pertanyaan 3 dengan Total
0,834
Pertanyaan 4 dengan Total
0,637
Pertanyaan 5 dengan Total
0,814
Nilai r tabel (n=60, α =5%)
Keterangan r positif r hitung > r tabel r positif r hitung > r tabel
0,211
r positif r hitung > r tabel r positif r hitung > r tabel r positif r hitung > r tabel
Kesimpulan valid valid valid valid valid
Sumber : data diolah Hasil uji validitas terhadap 5 (lima) pertanyaan yang diajukan pada variabel pendidikan dan pelatihan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3. Dari hasil pengujian diketahui bahwa pertanyaan yang diajukan
96
pada responden memiliki nilai r hitung yang lebih besar dari r tabel sehingga memiliki nilai internal consistency yang positif. Dengan demikian pertanyaan yang diberikan kepada responden dinyatakan valid.
Strategi Volume 1, No. 1, Oktober 2011
Tabel 3 Validitas Pendidikan dan Pelatihan (X3) Korelasi antara
Nilai korelasi
Pertanyaan 1 dengan Total
0,772
Pertanyaan 2 dengan Total
0,847
Pertanyaan 3 dengan Total
0,792
Pertanyaan 4 dengan Total
0,853
Pertanyaan 5 dengan Total
0,815
Nilai r tabel (n=60, α =5%)
0,211
Keterangan r positif r hitung > r tabel r positif r hitung > r tabel r positif r hitung > r tabel r positif r hitung > r tabel r positif r hitung > r tabel
Kesimpulan valid valid valid valid valid
Sumber : data diolah Hasil uji validitas terhadap 4 (empat) pertanyaan yang diajukan pada variabel pengetahuan TI dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4. Dari hasil pengujian diketahui bahwa pertanyaan yang diajukan
pada responden memiliki nilai r hitung yang lebih besar dari r tabel sehingga memiliki nilai internal consistency yang positif. Dengan demikian pertanyaan yang diberikan kepada responden dinyatakan valid.
Tabel 4 Validitas Pengetahuan TI (X4) Korelasi antara
Nilai korelasi
Pertanyaan 1 dengan Total
0,649
Pertanyaan 2 dengan Total
0,293
Nilai r tabel (n=60, α =5%)
0,211 Pertanyaan 3 dengan Total
0,768
Pertanyaan 4 dengan Total
0,813
Keterangan r positif r hitung > r tabel r positif r hitung > r tabel r positif r hitung > r tabel r positif r hitung > r tabel
Kesimpulan valid valid valid valid
Sumber : data diolah Hasil uji validitas terhadap 8 (delapan) pertanyaan yang diajukan pada variabel keberhasilan SIA dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5. Dari hasil pengujian diketahui bahwa pertanyaan yang diajukan
pada responden memiliki nilai r hitung yang lebih besar dari r tabel sehingga memiliki nilai internal consistency yang positif. Dengan demikian pertanyaan yang diberikan kepada responden dinyatakan valid.
Tabel 5 Validitas Keberhasilan SIA (Y) Korelasi antara
Nilai korelasi
Pertanyaan 1 dengan Total
0,584
Pertanyaan 2 dengan Total
0,505
Pertanyaan 3 dengan Total
0,697
Pertanyaan 4 dengan Total
0,611
Pertanyaan 5 dengan Total
0,644
Pertanyaan 6 dengan Total
0,569
Pertanyaan 7 dengan Total
0,617
Pertanyaan 8 dengan Total
0,525
Nilai r tabel (n=60, α =5%)
Keterangan
0,211
r positif r hitung > r tabel r positif r hitung > r tabel r positif r hitung > r tabel r positif r hitung > r tabel r positif r hitung > r tabel r positif r hitung > r tabel r positif r hitung > r tabel r positif r hitung > r tabel
Sumber : data diolah
97
Kesimpulan valid valid valid valid valid valid valid valid
Strategi Volume 1, No. 1, Oktober 2011
untuk pendidikan dan Pelatihan, 0,883 untuk pengetahuan IT serta 0,727 untuk keberhasilan sistem informasi akuntansi, semua variabel memiliki nilai Alpha lebih dari 0,6. Dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa variabel-variabel dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.
Uji Reliabilitas Tabel 6 menunjukkan nilai koefisien Cronbach Alpha variabel dependen dan variabel independen. Nilai masing-masing cronbach alpha adalah 0,750 untuk dukungan pimpinan, 0,889 untuk pengalaman, 0,929
Tabel 6. Koefisien Cronbach Alpha Variabel Dukungan pimpinan Pengalaman Pendidikan dan Pelatihan Pengetahuan TI Keberhasilan SIA
Jumlah Pertanyaan 6 5 5 4 8
Uji Normalitas
Alpha 0,750 0,889 0,929 0,883 0,727
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Dari tabel 7. dapat terlihat bahwa probabilitas dari uji kolmogorov smirnov diperoleh bahwa probabilitas untuk variabel dukungan pimpinan (0,200), variabel pengalaman (0,200), variabel pendidikan dan pelatihan (0,200), variabel pengetahuan TI (0,200) serta keberhasilan SIA (0,083). Dibandingkan dengan alpha yang digunakan sebesar 0,05, maka disimpulkan bahwa data terdistribusi dengan normal.
Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan uji Kolmogorov-Smirnov, yaitu membandingkan probabilitas hasil Kolmogorov-Smirnov dengan alpha yang digunakan (5%) dengan ketentuan yaitu apabila probabilitas Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari alpha maka distribusi data adalah normal dan sebaliknya apabila probabilitas hasil Kolmogorov-Smirnov lebih kecil alpha yang digunakan maka distribusi data adalah tidak normal (Santoso, 2001).
Tabel 7. Hasil Uji Normalitas Tests of No rmal ity a
Dukungan Pimpinan Pengalaman Pendidikan & Pelatihan Pengetahuan Tekhnologi Inf ormasi Keberhasilan SIA
Kolmogorov -Smirnov Stat istic df Sig. ,087 60 ,200* ,079 60 ,200* ,079 60 ,200*
Stat istic ,978 ,979 ,976
Shapiro-Wilk df 60 60 60
Sig. ,349 ,385 ,294
,087
60
,200*
,969
60
,136
,107
60
,083
,964
60
,077
* . This is a lower bound of the true signif icance. a. Lillief ors Signif icance Correction
Statistik Deskriptif
pendidikan dan pelatihan, pengetahuan teknologi informasi yang diperoleh dari analisis data dengan program SPSS 12 adalah seperti yang disajikan pada tabel 8 dibawah ini.
Statistik deskriptif untuk variabel dependen keberhasilan sistem informasi akuntansi dan variabel independen yang terdiri dari dukungan pimpinan, pengalaman,
Tabel 8. Statistik Deskriptif Variabel Keberhasilan sistem informasi akuntansi Dukungan pimpinan Pengalaman Pendidikan dan Pelatihan Pengetahuan TI Sumber : data diolah
Item
Min
Maks
Rata-rata (mean)
Standar Deviasi
8 6 5 5 4
36 24 14 13 19
61 50 41 37 31
50,1 37,1 27,7 26,7 26,3
5,08 4,95 6,61 6,4 3,07
98
Strategi Volume 1, No. 1, Oktober 2011
Keberhasilan sistem informasi akuntansi diukur dari kepuasan pengguna. Kisaran jawaban responden yang terendah yaitu 36 dan tertinggi yaitu 61. Dengan nilai rata-rata sebesar 50,1, maka jawaban responden terhadap keberhasilan sistem informasi
akuntansi ini menunjukkan kecenderungan kepuasan penggunaan sistem informasi akuntansi. Statistik deskriptif untuk keberhasilan sistem informasi akuntansi dapat dibuat grafik seperti pada grafik pada Gambar 2 berikut.
sangat tidak setuju 1
sangat setuju 10
20
30
40
50
60
70
rata-rata Gambar 2. Grafik Garis Analisis Keberhasilan SIA adalah 37,1. Hal ini mengindikasikan bahwa Variabel kedua yaitu dukungan pimpinan rata-rata responden memiliki setuju bahwa (supp) yang ditunjukkan dari keterlibatan, perhatian pimpinan memiliki sikap yang sangat setuju dan harapan yang tinggi terhadap sistem informasi terhadap keberhasilan sistem informasi akuntansi. Dari jawaban responden diketahui akuntansi. Statistik deskriptif untuk dukungan bahwa nilai terendah adalah 24 dan nilai jawaban pimpinan terhadap sistem informasi akuntansi tertinggi adalah 50 sementara nilai rata-ratanya dapat dibuat grafik pada Gambar 3 berikut. sangat tidak setuju sangat setuju __________________________________ 1 10 20 30 40 50 rata-rata Gambar 3. Grafik Garis Analisis dukungan pimpinan Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata Variabel ketiga yaitu pengalaman yang responden setuju bahwa pengalaman akan ditunjukkan dari keterlibatan, perhatian dan harapan mendorong terhadap keberhasilan sistem yang tinggi terhadap sistem informasi akuntansi. informasi akuntansi. Statistik deskriptif untuk Dari jawaban responden diketahui bahwa nilai dukungan pimpinan terhadap sistem informasi terendah adalah 14 dan nilai jawaban tertinggi akuntansi dapat dibuat grafik seperti Gambar 4 adalah 41 sementara nilai rata-ratanya adalah 27,7. berikut. Sangat tidak setuju sangat setuju __________________________________ 1 10 20 30 40 50 rata-rata Gambar 4. Grafik Garis Analisis Pengalaman Pengguna Variabel keempat yaitu pelatihan dan pendidikan terhadap sistem informasi akuntansi. Dari jawaban responden diketahui bahwa nilai terendah adalah 13 dan nilai jawaban tertinggi adalah 37 sementara nilai rata-ratanya adalah 26,7. Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata responden
99
setuju bahwa pendidikan dan pelatihan akan mendorong terhadap keberhasilan sistem informasi akuntansi. Statistik deskriptif untuk dukungan pimpinan terhadap sistem informasi akuntansi dapat dibuat grafik seperti pada Gambar 5 berikut.
Strategi Volume 1, No. 1, Oktober 2011
sangat tidak setuju 1
__________________________ 10 20 30 40
sangat setuju
rata-rata Gambar 5. Grafik Garis Analisis Pendidikan dan Pelatihan Variabel kelima yaitu pengetahuan Tekhnologi informasi terhadap sistem informasi akuntansi. Dari jawaban responden diketahui bahwa nilai terendah adalah 19 dan nilai jawaban tertinggi adalah 31 sementara nilai rata-ratanya adalah 26,3. Hal ini mengindikasikan bahwa ratasangat tidak setuju
rata responden setuju bahwa pengetahuan tekhnologi informasi akan mendorong terhadap keberhasilan sistem informasi akuntansi. Statistik deskriptif untuk dukungan pimpinan terhadap sistem informasi akuntansi dapat dibuat grafik seperti pada 6 berikut.
___________________________ 1 10 20 30 40
sangat setuju
rata-rata Gambar 6. Grafik Garis Analisis Pengetahuan Teknologi Informasi Uji Asumsi Klasik Multikolinearitas Multikolinearitas juga dapat dideteksi dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factors), apabila nilainya dibawah sepuluh tidak terjadi multikolinearitas, namun apabila nilainya di atas 10 terjadi multikolinearitas (Trihendradi, 2004). Nilai VIF pada tabel 10 memperlihatkan bahwa VIF untuk dukungan
pimpinan adalah 1,884; pengalaman adalah 3,577; pendidikan dan pelatihan sistem informasi akuntansi sebesar 3,177 serta pengetahuan IT sebesar 1,033. Berdasarkan nilai VIF yang ada pada variabel-variabel penelitian ini, dapat dilihat bahwa semua nilai VIF lebih kecil dari lima. Ini menunjukkan bahwa variabel-variabel dependen dalam penelitian ini bebas dari gejala multikolinearitas.
Tabel 9. Nilai VIF Vaiabel Dukungan Pimpinan Pengalaman Pelatihan & pendidikan Pengetahuan Tekhnologi Informasi sumber : data diolah
Collinearity Statistics Tolerance VIF 0,531 1,884 0,272 3,677 0,315 3,177 0,968 1,033
Heteroskedastisitas Dari gambar 7 terlihat bahwa tidak terdapat pola tertentu dan titik-titik yang ada menyebar di
100
Keterangan Tidak terjadi Multikolinieritas Tidak terjadi Multikolinieritas Tidak terjadi Multikolinieritas Tidak terjadi Multikolinieritas
atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y sehingga bisa dikatakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.
Strategi Volume 1, No. 1, Oktober 2011
Scatterplot
Regression Standardized Predicted Value
Dependent Variable: Keberhasilan SIA 2
1
0
-1
-2
-3 -4
-2
0
2
4
Regression Standardized Residual
Gambar 7. Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID)
Pengujian Regresi Dari hasil regresi diketahui bahwa nilai R Square adalah sebesar 0,549, hal ini mengandung arti bahwa sebesar 54,9 % keberhasilan sistem informasi akuntansi instansi dipengaruhi oleh variabel-variabel
dalam penelitian. Sedangkan sisanya sebesar 45,1 % keberhasilan sistem informasi akuntansi dijelaskan oleh faktorfaktor lain di luar variabel penelitian. Hasil regresi dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini.
Tabel 10. Hasil Regresi Model Summaryb Model 1
R ,741a
Adjusted R Square ,108
R Square ,549
St d. Error of the Estimate ,50331
a. Predictors: (Constant), Pengetahuan Tekhnologi Inf ormasi, Pengalaman, Dukungan Pimpinan, Pendidikan & Pelat ihan b. Dependent Variable: Keberhasilan SI A
Tabel 11. Hasil analisis regresi linear, pengaruh dukungan pimpinan, pengalaman, pelatihan & Pendidikan, pengetahuan IT terhadap keberhasilan sistem informasi akuntansi No Variabel 1 Dukungan pimpinan 2 Pengalaman 3 Pelatihan & Sistem 4 Pengetahuan TI Konstanta = 4,048
Koefisien 0,241 0,318 0,344 0,306 F
2
R = 0,549
T
T
(0,05) (0,05)
hit
1,736 2,087 2,509 2,655 = 2,539
Sig 0,088 0,033 0,009 0,010
= 2,000
F hitung = 2,784
Dengan mengacu pada hasil regresi di atas maka keberhasilan sistem informasi akuntansi instansi dapat digambarkan dalam persamaan di bawah ini: Y
keberhasilan SIA
Se thit n = 60
= 4,048 + 0,241Supp + 0,318exp + 0,344train + 0,306IT = =
0,139
0,152 1,736 R2 = 0,549
0,137 2,087 Fhit = 2,784
Untuk menguji hubungan variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan digunakan uji-F, sedangkan secara parsial digunakan uji-t. Nilai F hitung sebesar 2,784 pada tingkat kepercayaan 95
101
0,115 2,509
2,655
persen, lebih besar dibandingkan dengan F tabel (4:55) sebesar 2,539, hal ini 0,05
menunjukkan signifikansi hasil regresi pada tingkat kepercayaan 95 persen, Kesimpulan statistik menyatakan bahwa hasil pengujian berpengaruh sangat nyata. Dengan
Strategi Volume 1, No. 1, Oktober 2011
demikian keberhasilan sistem informasi akuntansi instansi (Y ) sebagai variabel
tingkat kepercayaan 95 persen dengan derajat bebas 58 t 2,002, maka
dependen secara simultan dipengaruhi secara nyata oleh variabel dukungan pimpinan (β sp),
hipotesis Ho ditolak dan H diterima. Artinya
Sccs
1
pengalaman (β exp), pendidikan dan pelatihan (β tr), 3
2
pengetahuan
IT
oleh
pimpinan
(β It)sebagai variabel independen 4
Setelah pengujian dengan uji-F dan menghasilkan model regresi linear berganda cukup baik (Goodness of Fit), maka dilanjutkan dengan uji-t untuk melihat pengaruh dari masing-masing variabel Xi dalam fungsi regresi terhadap keberhasilan sistem informasi akuntansi berdasarkan dari tanda masingmasing koefisien regresi. Pengujian Hipotesis Setelah pengujian dengan uji-F dan menghasilkan model regresi linear berganda cukup baik (Goodness of Fit), maka dilanjutkan dengan uji-t untuk melihat pengaruh dari masing-masing variable Xi dalam fungsi regresi terhadap keberhasilan sistem informasi akuntansi instansi berdasarkan dari tanda masing-masing koefisien regresi. Dukungan Pimpinan Hipotesis pertama menyatakan bahwa dukungan pimpinan berpengaruh positif terhadap keberhasilan sistem informasi akuntansi. Dari persamaan regresi linear berganda, diketahui bahwa t hitung = 1,736. Hasil ini lebih kecil daripada t tabel pada tingkat kepercayaan 95 persen dengan derajat bebas 58 t 2,002, maka hipotesis Ho diterima
(0,05:58) =
dan H
1
ditolak. Artinya
variabel
dukungan pimpinan tidak berpengaruh nyata terhadap keberhasilan sistem informasi akuntansi. Hal ini dikarenakan bahwa baik pimpinan maupun bawahannya bersama-sama dalam melaksanakan tugasnya, mereka juga tetap harus mematuhi standar sistem yang telah ditetapkan dan digunakan Pada PT. Waskita Karya selama proyek berlangsung. Pengalaman Pengguna Sistem Hipotesis kedua menyatakan bahwa pengalaman pengguna sistem berpengaruh positif terhadap keberhasilan sistem informasi akuntansi. Dari persamaan regresi linear, diketahui bahwa t hitung nilainya sebesar 2,087. Hasil ini lebih besar dari t tabel pada
102
(0,05:58) = 1
variabel pengalaman pengguna sistem berpengaruh nyata terhadap keberhasilan sistem informasi akuntansi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama (berpengalaman) ia bekerja di bidang informasi akuntansi ini, maka semakin mudahlah ia melaksanakan tugasnya sesuai prosedur Sistem Informasi Akuntansi pada PT. Waskita Karya yang cukup spesifik Pelatihan dan Pendidikan Pengguna Sistem Hipotesis berikutnya menyatakan bahwa pelatihan dan pendidikan pengguna sistem berpengaruh positif dengan keberhasilan sistem informasi akuntansi. Dari persamaan regresi linear berganda diketahui bahwa t hitung = 2,509. Hasil ini lebih kecil daripada t tabel pada tingkat kepercayaan 95 persen dengan derajat bebas 58 t 2,002, maka hipotesis Ho (0,05:58) =
ditolak dan H diterima. Artinya variabel 1
pelatihan dan pendidikan pengguna sistem terhadap keberhasilan sistem informasi akuntansi PT. Waskita Karya. Hal ini sesuai dengan apa yang dilakukan oleh PT. Waskita Karya yang secara berkala selalu mengadakan pertemuan dan pelatihan bagi para pegawai yang terlibat di dalam Sistem Informasi Akuntasi dan Keuangan untuk memuktahirkan kemampuan mereka sehingga mereka tidak ketinggalan informasi jika ada perkembangan, perubahan atau update sistem yang baru. Pengetahuan Teknologi Informasi Hipotesis berikutnya menyatakan bahwa pengetahuan teknologi informasi berpengaruh positif dengan keberhasilan sistem informasi akuntansi. Dari persamaan regresi linear diketahui bahwa t hitung nilainya sebesar 2,655. Hasil ini lebih besar daripada t tabel pada tingkat kepercayaan 95 persen dengan derajat bebas 58 t (0,05:58)
=
2,002, maka hipotesis Ho ditolak dan H
1
diterima. Artinya variabel Pengetahuan Teknologi Informasi berpengaruh nyata terhadap keberhasilan sistem informasi akuntansi pada PT. Waskita Karya Wilayah Barat Indonesia. Hal ini sesuai karena
Strategi Volume 1, No. 1, Oktober 2011
setiap pegawai di bidang akuntansi harus selalu berhubungan dengan internet, mengingat segala informasi, pengiriman dan pengecekkan laporan sebagian besar menggunakan internet, kecuali pada proyekproyek yang tidak terjangkau jaringan internet. KESIMPULAN
(diterjemahkan Agung, J.S dan Setiawati Lilis). Edisi 9. Penerbit Andi Yogyakarta. Azwar S. 2000. Reliabilitas dan Validitas. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Bolon, D.S., 1998. Information
processing theory: Implications for health care organization. International journal of Technology Management. Vol. 15. Choe, Jong- Min, 1996.
1. Hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa ke empat variabel independen yang diteliti (Dukungan Pimpinan (X1), Pengalaman (X2), Pelatihan dan Pendidikan (X3), dan Pengetahuan Teknologi Informasi (X4) secara bersama-sama berpengaruh terhadap keberhasilan sistem informasi akuntansi pada PT. Waskita Karya Wilayah Barat Indonesia. 2. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa dari 4 variabel bebas yang diteliti, hanya variabel dukungan pimpinan (X1) yang tidak berpengaruh terhadap Keberhasilan Sistem Informasi Akuntansi pada PT. Waskita Karya Wilayah Barat Indonesia, sedangkan tiga variabel yang lain yaitu Pendidikan dan Pelatihan Pengguna Sistem (X2), Pengalaman Pengguna Sistem (X3) dan Pengetahuan Teknologi Informasi (X4) berpengaruh nyata terhadap keberhasilan Sistem Informasi Akuntansi pada PT. Waskita Karya Wilayah Barat Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Ajzen, I. & Fishbein, M. 1991. The theory of Planned Behavior. Retrieved april 4, 2008, from http://www.people.umasss.edu.aizen/index/ht ml. Almilia, L.S. Briliantien, I. 2003. Faktor-
faktor yang mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Wilayah Surabaya dan Sidoarjo. STIE Perbanas. Ang, C.L.S., Davies, M.A. Finlay, P.N. 2001. An Empirical Model of Information
Technology Usage in The Malaysian Public Sector. Journal of Strategic Information
Systems. Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Suatu Pengantar. Penerbit Salemba Empat. Jakarta Bodnar, G.H., and Hoopwood, W.S.. 2006. Sistem Informasi Akuntansi
103
The relationships among performance of accounting information sistems, influence factors and evolution level of information system. Journal of Sistems. Delone,
Management
Information
1981. Small size and Characteristic Computer Use. Management Information System Quarterly. Doll, William J and Torkzadeh, Gholamreza. 1988. The Measurement of End User Computing satisfaction. MIS Quarterly. Jun 1988. Vol. 12 Issue 2. Eindor, P dan Segev, E. 1978.
Organizational Context and The Success of Management Information Systems.
Management Science. Ferdinand A. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gujarati, D.N. 2003. Basic Econometrics. 4th edition. Mc Graw-Hill International Editions. Singapore. Nugroho, Novianto A. 2010. Target Itu Serasa Dalam Genggaman. Majalah Waskita Karya Edisi Mei-Agustus 2010. Otley, D. 1980. The Contingency
Theory of Management Achievement and Prognosis
Accounting, Accounting.
Organizations and Society. Riasetiawan, M. 2007.
Tinjauan Teoritis Sistem Informasi dan akuntansi. Jakarta Romney dan Steinbart. 2005. Sistem Informasi Akuntansi. Alih Bahasa oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary. Edisi ke-9. Buku 1 dan 2. Salemba Empat. Jakarta Sadali, M. 2010. Target Itu Serasa Dalam Genggaman. Majalah Waskita Karya Edisi Mei-Agustus 2010. Santoso, S. 2001. Statistik Non Parametrik. Elex media komputindo. Jakarta.