STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENINGKATKAN CITRA SENTULFRESH EDUCATION FARM
CYNDA ADISSA LIANITA
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Strategi Public Relations dalam Meningkatkan Citra Sentulfresh Education Farm adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi berasal atau dikutip dari karya yang telah diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagaian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis ini kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 2015 Cynda Adissa Lianita NIM I34110101
ABSTRAK CYNDA ADISSA LIANITA. Strategi Public Relations dalam Meningkatkan Citra Sentulfresh Education Farm. Dibimbing oleh YATRI INDAH KUSUMASTUTI. Public Relations Sentulfresh Education Farm telah menerapkan strategi komunikasi untuk meningkatkan citra. Strategi komunikasi tersebut dicapai melalui tiga pendekatan, meliputi pendekatan persuasif dan edukatif, pendekatan tanggung jawab sosial humas, dan pendekatan kerjasama. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif didukung dengan data kualitatif serta analisis SWOT untuk mengetahui strategi yang diterapkan melalui hubungan antara karakteristik wisatawan dan aktivitas Public Relations dengan citra Sentulfresh Education Farm yang merupakan hasil dari penilaian pengunjung terhadap unsur pokok wisata. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa variabel tingkat pendidikan, frekuensi kedatangan, frekuensi aktivitas PR dan kekuatan pesan berhubungan dengan citra Sentulfresh Education Farm. Perhitungan analisis SWOT menunjukkan bahwa Public Relations Sentulfresh Education Farm harus melakukan strategi agresif agar dapat mengoptimalkan kekuatan dan memanfaatkan peluang yang dimiliki. Kata kunci: citra, Public Relations, strategi, SWOT
ABSTRACT CYNDA ADISSA LIANITA. The Strategy of Public Relations to Increase The Image of Sentulfresh Education Farm. Supervised by YATRI INDAH KUSUMASTUTI. Public Relations have implemented communication strategies to increase the image. Communication strategies is achieved through three of approaches, such as educative and persuasive approach, public relations social responsibility approach, and cooperation approach. This study using a quantitative approach that supported by qualitative data, and SWOT analyze to determine the strategies which must to implemented through the relationships between the characteristics of the tourists characteristics and Public Relations activity with the image of Sentulfresh Education Farm which is the result of the assessment of the constituent visitors tour. Statistical analysis showed that the variables of education level, frequency arrival, frequency of PR activities and strength of the message associated with the image of Sentulfresh Education Farm. SWOT analysis calculations show that the Public Relations Education Farm Sentulfresh must aggressive strategy in order to optimize the strengths and to utilize the opportunities. Keywords : image, Public Relations, Strategy, SWOT
4
STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENINGKATKAN CITRA SENTULFRESH EDUCATION FARM
CYNDA ADISSA LIANITA
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
Judul Skripsi Nama NIM
: Strategi Public Relations dalam Meningkatkan Citra Sentulfresh Education Farm : Cynda Adissa Lianita : I34110101
Disetujui oleh
Ir Yatri Indah Kusumastuti MSi Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Siti Amanah MSc Ketua Departemen
Tanggal Lulus:__________________
6
PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan atas ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul Strategi Public Relations dalam Meningkatkan Citra Sentulfresh Education Farm. Penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2015 ini mengangkat tema strategi public relations obyek wisata edukasi dengan lokasi di Bogor, Jawa Barat. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Ibu Ir Yatri Indah Kusumastuti, Msi sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan saran dan masukan selama proses penulisan hingga penyelesaian skripsi ini. Penulis juga menyampaikan hormat dan terima kasih kepada kedua orang tua, Raden Panji Ali Suharto dan Yunita Kurniasih. Kakak penulis, Caesar Putranto Herlambang, saudara kembar penulis, Cyndi Adissa Lianita, dan adik penulis, Chalista Putri Ananda yang selalu mendoakan dan senantiasa melimpahkan kasih sayangnya serta mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Amaris Orwin Yahya yang selalu menyemangati dan menemani penulis dalam proses penyelesaian skripsi. Terima kasih juga kepada Annisa Amalia Ikhsania dan Gina Sutanti selaku teman satu bimbingan yang bersama-sama berjuang di setiap bimbingan. Penulis juga mengucapkan terima kasih banyak kepada teman-teman SKPM 48 dan sahabat SINGIT (Gina, Novia, Hafid, Lingga, Wenny, Amel, Dhira, Kiki, Tara, Pingkan, dan Ami) yang selalu menjadi penghibur dan penyemangat bagi penulis. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Mei 2015 Cynda Adissa Lianita
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Penelitian Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian PENDEKATAN TEORITIS Tinjauan Pustaka Public Relations Tugas Public Relations Aktivitas Public Relations Strategi Public Relations Citra Wisata Edukasi Karakteristik Wisatawan Analisis SWOT Kerangka Pemikiran Hipotesis Penelitian Definisi Operasional PENDEKATAN LAPANGAN Lokasi dan Waktu Teknik Pemilihan Responden Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengolahan dan Analisis Data GAMBARAN LOKASI PENELITIAN Sejarah Sentulfresh Education Farm Lokasi Sentulfresh Education Farm Struktur Organisasi Sentulfresh Education Farm Sarana dan Prasarana Sentulfresh Education Farm Paket Wisata Sentulfresh Education Farm STRATEGI KOMUNIKASI PUBLIC RELATIONS DALAM MENINGKATKAN CITRA Strategi Komunikasi Public Relations Sentulfresh Education Farm Aktivitas sebagai Iplementasi dari Strategi Public Relations KARAKTERISTIK WISATAWAN SENTULFRESH EDUCATION FARM Usia Tingkat Pendidikan Jenis Pekerjaan Jangkauan Geografis Ragam Tujuan Wisata Frekuensi Kedatangan
ix x x 1 1 2 2 3 5 5 5 6 6 8 9 10 12 13 18 19 19 23 23 23 23 24 25 25 26 26 28 29 31 31 33 35 35 35 36 37 37 38
8
AKTIVITAS PENYAMPAIAN INFORMASI OLEH PRAKTISI PUBLIC RELATIONS DAN CITRA SENTULFRESH EDUCATION FARM Tingkat Pengetahuan mengenai Ragam dan Frekuensi Media Penyampaian Pesan Sentulfresh Education Farm Tingkat Penilaian terhadap Kekuatan Pesan dari Media Penyampaian Pesan Sentulfresh Education Farm Citra Sentulfresh Education Farm ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK WISATAWAN DENGAN CITRA WISATA EDUKASI Hubungan Usia dengan Citra Sentulfresh Education Farm Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Citra Sentulfresh Education Farm Hubungan Jenis Pekerjaan dengan Citra Sentulfresh Education Farm Hubungan Jangkauan Geografis dengan Citra Sentulfresh Education Farm Hubungan Ragam Tujuan Wisata dengan Citra Sentulfresh Education Farm Hubungan Frekuensi Kedatangan dengan Citra Sentulfresh Education Farm ANALISIS HUBUNGAN AKTIVITAS PUBLIC RELATIONS DENGAN CITRA WISATA EDUKASI Hubungan Ragam Aktivitas Public Relations dengan Citra Sentulfresh Education Farm Hubungan Frekuensi Aktivitas Public Relations dengan Citra Sentulfresh Education Farm Hubungan Kekuatan Pesan dengan Citra Sentulfresh Education Farm ANALISIS SWOT SENTULFRESH EDUCATION FARM Analisis Faktor Internal Analisis Faktor Eksternal Susunan Formulasi Strategi Pemilihan Alternatif Strategi dengan Matriks SWOT PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
39 39 42 43 47 47 47 48 48 49 49 51 51 51 52 53 53 55 57 58 63 63 64 65 67 81
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17 Tabel 18
Matriks faktor strategi eksternal (EFAS) Matriks faktor strategi internal (IFAS) Matriks internal - eksternal Matriks SWOT Paket wisata utama dan paket wisata tambahan Paket wisata perorangan/keluarga Daftar media yang memuat Sentulfresh Education Farm Jumlah dan persentase responden Sentulfresh Education Farm berdasarkan kategori usia Jumlah dan persentase responden Sentulfresh Education Farm berdasarkan kategori tingkat pendidikan Jumlah dan persentase responden Sentulfresh Education Farm berdasarkan kategori jenis pekerjaan Jumlah dan persentase responden Sentulfresh Education Farm berdasarkan kategori jangkauan geografis Jumlah dan persentase responden Sentulfresh Education Farm berdasarkan kategori ragam tujuan kunjungan Jumlah dan persentase responden Sentulfresh Education Farm berdasarkan kategori frekuensi kedatangan Nilai koefisiensi korelasi dan signifikansi antara karakteristik wisatawan dengan citra wisata edukasi Nilai koefisiensi korelasi dan signifikansi antara aktivitas PR dengan citra wisata edukasi Faktor strategi internal (IFAS) Sentulfresh Education Farm Faktor strategi eksternal (EFAS) Sentulfresh Education Farm Matriks SWOT Sentulfresh Education Farm
14 15 15 17 30 30 33 35 36 36 37 37 38 47 51 55 57 61
10
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6 Gambar 7
Gambar 8 Gambar 9 Gambar 10
Gambar 11
Kuadran Analisis SWOT Kerangka pemikiran strategi Public Relations dalam meningkatkan citra wisata edukasi Logo Sentulfresh Struktur organisasi Sentulfresh Education Farm Sarana dan Prasarana Sentulfresh Education Farm Presentase ragam media penyampaian pesan yang diketahui oleh responden Persentase tingkat pengetahuan responden tentang ragam media penyampaian pesan Sentulfresh Education Farm Tingkat pengetahuan responden tentang frekuensi media penyampaian pesan Penilaian responden terhadap kekuatan pesan media Citra Sentulfresh Education Farm berdasarkan daya tarik, aksesibilitas, fasilitas, keamanan, dan pelayanan staf Posisi Kuadran SWOT Sentulfresh Education Farm
16 18 25 27 29 39
40 41 42
43 58
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9
Denah Lokasi Sentulfresh Education Farm Jadwal Kegiatan Penelitian Daftar Responden Daftar Jumlah Kunjungan Sentulfresh Education Farm Dokumentasi Kegiatan Sentulfresh Education Farm Tampilan website Sentulfresh Education Farm Tampilan brosur Sentulfresh Education Farm Publikasi Sentulfresh Education Farm melalui media Tabel Uji Korelasi Rank Spearman dan Tabel Uji Beda Chi-Square
69 70 71 72 73 75 76 77 78
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia memiliki kebudayaan, sumberdaya alam, dan sumberdaya manusia yang sangat banyak dan beragam. Ketiga hal tersebut dapat dijadikan modal dasar dalam pengembangan pariwisata di Indonesia serta peningkatan ekonomi masyarakat karena sektor pariwisata berperan besar sebagai penyumbang devisa terbesar kedua setelah migas. Berdasarkan data tahun 2013 dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor terdapat 43 obyek wisata yang telah berdiri di Kabupaten Bogor. Jumlah wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara mencapai 4 125 130 wisatawan. Menurut UU No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan, wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Wisata edukasi merupakan tempat wisata yang mengangkat nilai pendidikan non formal yang bertujuan agar para wisatawan memperoleh pembelajaran dengan suasana yang menyenangkan dan mudah dipahami. Wisata edukasi atau edutourism dapat didefinisikan sebagai sebuah program dimana wisatawan berkunjung ke lokasi wisata untuk memperoleh pengalaman pembelajaran secara langsung di obyek wisata tersebut (Ruth et al. 2011). Wisata edukasi menjadi salah satu wujud perjalanan wisata yang dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi wisatawan terhadap suatu obyek wisata yang dikunjunginya. Wisata edukasi dapat menjadi sarana bagi para orang tua untuk membuat anak-anak mereka belajar dalam suasana yang menyenangkan. Namun, beberapa wisata edukasi masih meningkatkan citra secara mandiri, sehingga citra wisata edukasi masih belum dapat menandingi obyek wisata lain. Oleh karena itu, peran praktisi Public Relations sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan citra wisata edukasi. Public Relations (PR) merupakan salah satu bagian penting dalam sebuah perusahaan. Public Relations merupakan fungsi manajemen yang bertujuan menjembatani perusahaan dengan publik melalui komunikasi dua arah untuk memperoleh opini publik yang positif, pengertian, kepercayaan dan dukungan dari masyarakat. Publik sasaran PR terbagi menjadi dua, yaitu publik internal dan publik eksternal. Publik internal adalah orang-orang yang berada atau tercakup oleh organisasi, sedangkan publik eksternal adalah orang-orang yang berada di luar organisasi yang ada hubungannya dan yang diharapkan ada hubungannya. PR bertugas menciptakan pemahaman-pemahaman informasi yang bersumber dari realita mengenai barang atau jasa yang diproduksi, aktivitas perusahaan, maupun tanggung jawab sosial perusahaan yang informasinya disebarluaskan kepada publik. Citra adalah karakter yang dibangun untuk memperoleh kesan dari seseorang berdasarkan pengetahuan dan pengertiannya tentang fakta-fakta atau kenyataan. Citra perusahaan adalah karakter perusahaan yang dibangun untuk memperoleh kesan dari publik, baik publik internal maupun publik eksternal (Datuela 2013). Citra dapat berupa citra negatif dan citra positif. Citra positif yang
2
dimiliki oleh sebuah perusahaan dapat dinilai berdasarkan kualitas produk, jasa, dan aktivitas PR dari perusahaan itu sendiri. Publik bebas menciptakan citra sebuah perusahaan berdasarkan pengetahuan, pemahaman, pengalaman dan kenyataan yang sebenarnya. Sentulfresh Education Farm merupakan salah satu obyek wisata edukasi yang memiliki praktisi Public Relations. Sentulfresh Education Farm merupakan obyek wisata yang menjadi sarana edukatif di bidang peternakan, perikanan, dan pertanian. Sentulfresh Education Farm diharapkan dapat menumbuhkan rasa kepekaan terhadap sesama makhluk hidup serta menanamkan pembelajaran positif sejak dini. Sentulfresh Education Farm memiliki beragam stakeholders. Pemilik dan staf berperan sebagai publik internal serta masyarakat sekitar dan wisatawan berperan sebagai publik eksternal yang memiliki karakteristik yang heterogen sehingga menjadi kewajiban bagi praktisi Public Relations Sentulfresh Education Farm untuk melakukan kontrol terhadap opini yang berkembang. Adanya Public Relations diharapkan dapat meningkatkan citra Sentulfresh Education Farm yang secara otomatis akan menarik perhatian para wisatawan untuk datang dan menikmati fasilitas serta rangkaian paket kegiatan yang telah disediakan. Public Relations setiap perusahaan pasti memiliki aktivitas PR dan strategi PR tersendiri dalam menjalin hubungan dengan pihak lain, yang tujuannya untuk memperoleh opini positif dari publik. Oleh karena itu, peneliti menganalisis strategi yang digunakan oleh Public Relations dalam meningkatkan citra Sentulfresh Education Farm. Masalah Penelitian Praktisi Public Relations Sentul harus menyusun strategi yang tepat agar informasi yang datang dari publik, yang berupa citra, menjadi sebuah citra positif yang merupakan tujuan utama praktisi PR Sentulfresh Education Farm. Public Relations juga harus mempersiapkan strategi untuk memberikan aksi dan informasi dalam bentuk nyata kepada publik agar Sentulfresh Education Farm semakin dikenal secara luas dan meningkatkan jumlah pengunjung yang datang ke Sentulfresh Education Farm. Hal ini juga didukung dengan kondisi di lapangan bahwa Sentulfresh Education Farm belum memiliki PR yang terstruktur dan merupakan sebuah obyek wisata edukasi yang baru berdiri sekitar dua tahun. Berdasarkan permasalahan di atas maka rumusan masalah yang diteliti, meliputi: 1. Bagaimana strategi komunikasi Public Relations Sentulfresh Education Farm? 2. Bagaimana karakteristik wisatawan, aktivitas Public Relations, dan citra Sentulfresh Education Farm? 3. Bagaimana hubungan karakteristik wisatawan dengan citra Sentulfresh Education Farm? 4. Bagaimana hubungan aktivitas Public Relations dengan citra Sentulfresh Education Farm? 5. Bagaimana usulan strategi yang dapat diterapkan oleh Public Relations dalam meningkatkan citra Sentulfresh Education Farm?
3
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Menganalisis strategi komunikasi Public Relations Sentulfresh Education Farm. 2. Menganalisis karakteristik wisatawan, aktivitas Public Relations, dan citra Sentulfresh Education Farm. 3. Menganalisis hubungan karakteristik wisatawan dengan citra Sentulfresh Education Farm. 4. Menganalisis hubungan aktivitas Public Relations dengan citra Sentulfresh Education Farm. 5. Merumuskan usulan strategi yang dapat diterapkan oleh Public Relations dalam meningkatkan citra Sentulfresh Education Farm. Kegunaan Penelitian Penelitian ini memiliki kegunaan sebagai berikut: 1. Bagi akademisi, penelitian ini menjadi proses pembelajaran dalam memahami strategi Public Relations dan pengukuran citra dengan lebih mendalam. 2. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada masyarakat mengenai aktivitas dan strategi PR yang digunakan oleh Sentulfresh Education Farm. 3. Bagi pengelola obyek wisata, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan perbaikan dalam penerapan kebijakan internal dan eksternal serta pengembangan strategi Public Relations Sentulfresh Education Farm sehingga mampu meningkatkan kinerja dan kualitasnya.
PENDEKATAN TEORITIS
Tinjauan Pustaka Public Relations Public Relations merupakan fungsi manajemen yang bertujuan menjembatani perusahaan dengan publik melalui komunikasi dua arah untuk memperoleh opini publik yang positif, pengertian, kepercayaan dan dukungan dari masyarakat. Public relations (PR) sebagai jembatan untuk memenuhi kepuasan masyarakat, hal ini tentunya dibutuhkan seperti tenaga, attitude dan skill yang tinggi untuk menjadi penghubung secara aktif agar dapat menjadi penghubung perusahaan dan mampu bersaing di dunia perindustrian (Datuela 2013). Definisi PR menurut Cutlip, Center dan Broom (1985) seperti dikutip oleh Effendy (1989) adalah fungsi manajemen yang menilai sikap publik, melakukan perencanaan dan melaksanakan program, serta mengidentifikasi kebijakan demi kebijakan publik, dengan tujuan akhir untuk meraih pengertian dan dukungan publik. Berdasarkan “The Statement of Mexico”, PR adalah seni dan ilmu pengetahuan sosial untuk menganalisis kecenderungan, memprediksi konsekuensi-konsekuensinya, menasehati para pemimpin organisasi, dan melaksanakan program-program yang melayani baik kepentingan organisasi maupun kepentingan umum (Effendy 1989). Public relations memiliki dua aspek yang melekat dan bersifat hakiki. Jika kedua aspek tersebut tidak ada, maka lembaga atau kegiatan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai public relations. Kedua aspek penting dalam public relations menurut (Effendy 1989), yaitu: 1. Sasaran public relations adalah publik intern (internal public) dan publik ekstern (external public). Publik intern adalah orang-orang yang berada atau tercakup oleh organisasi, seluruh pegawai mulai dari staf sampai karyawan bawahan. Sedangkan publik ekstern adalah orang-orang yang berada di luar organisasi yang ada hubungannya dan yang diharapkan ada hubungannya. 2. Kegiatan public relations adalah komunikasi dua arah timbal balik (reciprocal two way traffic communication) Ini berarti bahwa public relations melakukan komunikasi dua arah terhadap publik intern dan publik ekstern dalam penyampaian informasi. Tujuan dari komunikasi dua arah tersebut untuk mengetahui opini publik tentang organisasi dari pihak si PR itu sendiri. Sehingga, bila hasil opini publik terhadap citra organisasi atau perusahaan adalah negatif, maka PR harus berusaha mengubahnya atau meningkatkannya menjadi positif. Kusumastuti (2009) menyatakan beberapa fungsi Public Relations, meliputi: 1. Membangun relationship. PR berfungsi untuk menciptakan hubungan dalam memperoleh kepercayaan dan manfaat bersama antara lembaga atau organisasi dengan publiknya
6
2. Back up bagi manajemen. PR harus mampu menciptakan dan mengembangkan persepsi terbaik dari publik terhadap suatu lembaga atau organisasi melalui berbagai kegiatan yang dilaksanakan secara langsung atau tidak langsung dan memiliki dampak bagi masa depan organisasi atau lembaga produknya. 3. Membangun citra PR memiliki tanggung jawab moral untuk bersikap terbuka dan jujur kepada publik, sehingga PR dapat menciptakan citra positif bagi perusahaan atau organisasi tersebut di mata publik. Tugas Public Relations Seorang praktisi PR yang baik harus dapat berkontribusi untuk mengefektifkan perusahaan dalam perubahan lingkungan. Pelaksanaan tugas PR membutuhkan perencanaan yang matang diikuti dengan langkah-langkah pengendalian melalui proses evaluasi (Kasali 2000). Oleh karena itu, praktisi PR harus menggunakan strategic management atau Rencana Jangka Panjang perusahaan untuk melaksanakan tugasnya. Menurut Kasali (2000) jika praktisi PR ingin berkontribusi dalam menentukan Rencana Jangka Panjang dengan tepat, maka praktisi PR harus melakukan langkah-langkah berikut : 1. Menyampaikan fakta dan opini, baik yang beredar di dalam maupun di luar perusahaan. Bahan tersebut dapat diperoleh dari kliping media massa dalam kurun waktu tertentu, meneliti naskah pidato pimpinan, bahan yang dipublikasikan perusahaan, serta wawancara dengan pihak yang berkepentingan atau dianggap penting. 2. Menelusuri dokumen resmi perusahaan dan mempelajari perubahan yang terjadi secara historis. 3. Melakukan analisis SWOT. Seorang praktisi PR perlu melakukan analisis yang berbobot mengenai persepsi dari luar dan dalam perusahaan atas SWOT yang dimiliki. Misalnya meliputi masa depan industri yang ditekuni, citra yang dimiliki perusahaan, kultur yang dimiliki serta potensi lain yang dimiliki perusahaan. Aktivitas Public Relations Komunikasi dua arah timbal balik merupakan kegiatan utama Public Relations. Komunikasi dua arah timbal balik tersebut dilakukan antara pihak perusahaan dengan publik internal dan publik eksternal. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas PR yang dilakukan menjadi sebuah strategi PR yang dapat meningkatkan citra sebuah perusahaan. Monani (2014) menyebutkan beberapa aktivitas PR meliputi, Internal Relations, Eksternal Relations, Relationship Marketing, Media Relations, Promotions and Special Events, Publisitas, Sponsorship, Manajemen Krisis dan Manajemen Isu, dan Community Relations. Aktivitas PR tersebut bukanlah penetapan baku untuk seluruh perusahaan karena setiap perusahaan dapat melakukan berbagai aktivitas PR sesuai dengan kebutuhannya.
7
Aktivitas Public Relations dapat dilaksanakan melalui berbagai media. Media ini membantu PR untuk mencapai tujuan dan menjangkau berbagai jenis khalayak yang dituju. Terdapat 13 variasi media utama PR yang diungkapkan oleh Jefkins (1996), meliputi: 1. Media (pers). Media ini dapat ditemukan hampir di seluruh dunia. Media ini berbentuk cetak seperti koran, majalah, buku maupun laporan tahunan suatu lembaga yang sengaja dipublikasikan untuk umum. 2. Audio-visual. Media ini terdiri dari slide, kaset video, serta film dokumenter. 3. Radio, meliputi radio lokal, nasional hingga internasional. 4. Televisi, sama seperti radio yang mencakup skala lokal, nasional dan internasional, serta menggunakan sistem-sistem teletex. 5. Pameran (exhibition). Biasanya dilakukan dalam rangka pengenalan produk terbaru, pameran perdagangan luar negeri dan sebagainya. 6. Bahan-bahan cetakan (printed material). Berbagai macam bahan cetakan yang bersifat mendidik, informatif, dan menghibur yang disebarkan dalam berbagai bentuk guna mencapai tujuan humas tertentu. 7. Penerbitan buku khusus (sponsored books). Buku yang berisi mengenai informasi tentang suatu organisasi mulai dari latar belakang, profil, tujuan, seluk beluk lain tentang organisasi ataupun petunjuk penggunaan produk dari organisasi tersebut. 8. Surat langsung (direct mail). Media ini biasa digunakan sebagai alat resmi penyampai pesan kehumasan. Surat humas dapat ditujukan kepada tokoh atau pribadi tertentu, lembaga yang relevan atau untuk dipajang di tempattempat umum. 9. Pesan-pesan lisan (spoken word). Penyampaian pesan humas dilakukan secara langsung, misalnya dalam acara makan bersama, di sela-sela pertemuan dinas, seminar maupun lewat telepon. 10. Pemberian Sponsor (sponsorship). Kegiatan humas dapat dilakukan melalui penyediaan dana atau dukungan tertentu atas penyelenggaraan suatu acara seni, olahraga, ekspedisi, sumbangan amal dan sebagainya. Melalui cara ini, suatu organisasi atau perusahaan dapat menjadi lebih dikenal oleh khalayak dan mendapatkan citra positif di pandangan khalayak bila mendukung dan mendanai acara dengan baik. 11. Jurnal organisasi (house journals). Media ini mengacu pada suatu bentuk terbitan dari sebuah perusahaan atau organisasi yang sengaja dibuat dalam rangka mengadakan komunikasi dengan khalayaknya. 12. Ciri khas (house style) dan identitas perusahaan (corporate identity). Bentuknya tegantung pada bentuk dan karakter organisasinya. Ciri khas dibuat dengan tujuan agar lebih diingat dan dikenal oleh kalayak luas. 13. Bentuk media humas lainnya. Teknologi yang semakin maju, seiring waktu membuat media humas menjadi semakin berubah dan bervariasi. Menurut Virgiana (2014), berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, aktivitas yang dilakukan oleh praktisi Public Relations dapat diukur melalui tiga variabel, yaitu ragam aktivitas, frekuensi aktivitas, dan kekuatan rancangan pesan. Secara lebih rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
8
1. Ragam aktivitas Ragam aktivitas merupakan jenis – jenis aktivitas untuk menyebarluaskan informasi mengenai perusahaan, baik aktivitas, produk dan jasa. 2. Frekuensi aktivitas Frekuensi aktivitas berarti jumlah (banyaknya) pengulangan aktivitas yang dilakukan praktisi Public Relations. 3. Kekuatan pesan Pesan yang disampaikan dalam aktivitas Public Relations kepada publik eksternal harus dirancang agar menarik perhatian publik. Kekuatan pesan dapat diukur berdasarkan teori ANSVA menurut Monroe yang dikutip oleh Kusumastuti (2009). ANSVA mencakup dimensi attention (perhatian), need (kebutuhan), Satisfactions (pemuasan), visualization (penggambaran), dan action (tindakan). Attention adalah upaya untuk menimbulkan perhatian masyarakat, masyarakat tertarik untuk melihat atau membaca informasi yang disampaikan. Need merupakan cara suatu informasi dapat memenuhi kebutuhan publik, seperti informasi event perusahaan, publikasi, informasi produk, dan sebagainya. Satisfaction merupakan tingkat kepuasan khalayak atas segala aktivitas yang dilakukan. Visualization merupakan pendapat publik mengenai penggambaran pelaksanaan aktivitas PR yang dilakukan, seperti event, website, dan lainnya seputar perusahaan. Action adalah tingkat keinginan publik untuk melakukan pembelian, mengikuti event yang diadakan, dan lain-lain. Strategi Public Relations Menurut Ruslan (2005) yang dikutip oleh Situmeang (2012), mengatakan bahwa: “Strategi adalah bagian terpadu dari suatu rencana (plan), sedangkan rencana merupakan produk dari suatu perencanaan (planning), yang pada akhirnya perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari proses manajemen”. Strategi merupakan kumpulan taktik dengan maksud mencapai tujuan dan sasaran dari perusahaan, institusi atau badan Prisgunanto (2006) dikutip oleh Situmeang (2012). Ruslan (2008) menjelaskan bahwa PR berfungsi untuk menciptakan iklim yang kondusif dalam mengembangkan tanggung jawab serta partisipasi antara PRO (Public Relations Officer) dan masyarakat. Fungsi tersebut dapat tercapai melalui beberapa strategi humas, meliputi: 1. Strategi operasional Strategi ini dilaksanakan melalui program humas yang dilakukan dengan pendekatan kemasyarakatan (sosiology approach), melalui mekanisme sosial kultural dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat dari opini publik yang terekam pada setiap berita atau surat pembaca dan lain sebagainya yang dimuat di berbagai media massa. Hal ini berarti pihak humas mutlak bersikap dan berkemampuan untuk mendengar (listening) mengenai aspirasi yang ada di dalam masyarakat, baik mengenai etika, moral maupun nilai-nilai kemasyarakatan yang dianut.
9
2. Pendekatan persuasif dan edukatif Pendekatan persuasif dan edukatif dilakukan melalui komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi yang mendidik dan memberikan penerangan mengenai organisasi tersebut kepada publik. Selain itu, dapat juga dilakukan pendekatan persuasif agar tercipta saling pengertian, menghargai, pemahaman toleransi dan lain sebagainya. 3. Pendekatan tanggung jawab sosial humas PR harus menumbuhkan sikap tanggung jawab sosial bahwa tujuan yang hendak dicapai bukanlah untuk memperoleh kepentingan dan keuntungan sepihak dari publik sasarannya (masyarakat), namun untuk memperoleh keuntungan bersama yang terampil dalam memadukan keuntungan dengan motivasi tanggung jawab sosialnya. 4. Pendekatan kerjasama Humas berupaya membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan berbagai kalangan, baik hubungan internal maupun hubungan eksternal. Humas berkewajiban memasyarakatkan misi instansi yang diwakilinya agar diterima oleh atau mendapat dukungan dari masyarakat (publik sasarannya). Hal tersebut dilakukan agar humas dapat menyelenggarakan hubungan baik dengan publiknya (community relations). sehingga humas memperoleh opini publik dan perubahan sikap yang positif bagi kedua belah pihak (mutual understanding). 5. Pendekatan koordinatif dan integratif Untuk memperluas peran PR/humas di masyarakat, maka fungsi humas dalam arti sempit hanya mewakili lembaga/institusinya. Tapi peranannya yang lebih luas adalah berpartisipasi dalam menunjang program pembangunan nasional, dan mewujudkan ketahanan nasional di bidang politik, ekonomi, sosial budaya (Poleksosbud) dan Hankamnas. Citra Menurut Tendean (2013), citra (image) adalah nilai kepercayaan yang konkretnya diberikan secara individual, dan merupakan pandangan atau persepsi serta terjadinya proses akumulasi dari amanah kepercayaan yang telah diberikan oleh individu-individu tersebut akan mengalami suatu proses, yang cepat atau lambat untuk membentuk suatu opini publik yang lebih luas dari abstrak. Citra perusahaan adalah karakter perusahaan yang dibangun untuk memperoleh kesan dari publik, baik publik internal maupun publik eksternal (Datuela 2013). Ardianto & Soemirat (2003) yang dikutip oleh Purpokusumo (2013), citra adalah kesan yang diperoleh seseorang berdasarkan pengetahuan dan pengertiannya tentang fakta-fakta atau kenyataan. Kotler (1995) seperti dikutip pada Tendean (2013) secara luas mendefenisikan citra sebagai jumlah dari keyakinan-keyakinan, gambaran-gambaran, dan kesan-kesan yang dipunyai seseorang pada suatu obyek. Obyek yang dimaksud bisa berupa orang, organisasi, kelompok orang atau yang lain yang dia ketahui. Menurut Yulianita (2009) dalam buku Dasar - Dasar Public Relations terdapat lima jenis citra, yakni citra bayangan (mirror image), citra yang berlaku (current image), citra ganda (multiple image), citra perusahaan (corporate image), dan citra produk (product image).
10
1) Citra bayangan (mirror image). Citra ini menitikberatkan pada tingkah laku manajemen perusahaan yang menyangkut tingkah laku kepemimpinan organisasi atau tingkah laku personal dalam perusahaan tersebut. Jadi, image yang baik tidak dibentuk oleh kata-kata tetapi dibentuk oleh fakta yang ada. 2) Citra yang berlaku (current image). Citra yang diyakini oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Citra ini dipengaruhi oleh pengalaman dan pengetahuan pihak luar terhadap organisasi. 3) Citra ganda (multiple image). Adanya bermacam-macam image yang berasal dari publik terhadap organisasi tertentu. Citra ini dapat timbul jika pihak yang mewakili sebuah organisasi bertingkah laku yang berbeda dengan tujuan/asas organisasi tersebut. 4) Citra perusahaan (corporate image) merupakan citra yang didasarkan pada reputasi (baik buruknya nama perusahaan), aktivitas (kegiatankegiatannya), dan perilaku manajemen perusahaan. 5) Citra produk (product image). Citra ini didasarkan pada kualitas, performance, selling point atau mempunyai sifat jual tersendri yang berbeda dengan sifat jual perusahaan lain. Citra humas yang ideal harus mencakup empat unsur yang mencakup pengetahuan, pemahaman, pengalaman dan kenyataan yang sesungguhnya, sehingga dapat menciptakan impresi atau kesan yang benar. Citra harus mewakili keadaan yang sebenarnya, lebih baik jika pihak PR dari organisasi atau perusahaan menjelaskan keadaan yang sebenarnya, baik itu informasi yang salah maupun keliru. Wisata Edukasi Menurut UU No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan “Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara”. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah daerah (UU No. 9 Tahun 2009). Dalam UU No. 10 tahun 2009 tersebut juga dijelaskan beberapa kategori kegiatan wisata, antara lain: 1) wisata petualangan (adventure tourism) 2) wisata bahari (marine tourism); 3) wisata agro (farm tourism); 4) wisata kreatif (creative tourism); 5) wisata kuliner (culinary tourism); 6) wisata budaya (cultural tourism); 7) wisata sejarah (heritage tourism); 8) wisata memorial (dark tourism), 9) wisata ekologi (ecotourism/wild tourism); 10) wisata pendidikan (educational tourism); dan lain-lain.
11
Menurut Sari (2011) wisata edukasi (educational tourism) merupakan konsep wisata yang menerapkan metode pendidikan nonformal yang menyenangkan bagi para wisatawan yang berkunjung ke suatu obyek wisata. Kolaborasi antara wisata alam dan pendidikan dilaksanakan melalui program Gathering, Outing, dan Outward bound. Wisata edukasi atau edutourism merupakan suatu program dimana wisatawan berkunjung ke lokasi wisata untuk memperoleh pengalaman pembelajaran secara langsung di obyek wisata tersebut (Ruth et al. 2011). Wisata edukasi merupakan tempat wisata yang mengangkat nilai pendidikan nonformal yang bertujuan agar para wisatawan memperoleh pembelajaran dengan suasana yang menyenangkan dan mudah dipahami. Sebuah obyek wisata yang baik tentu saja harus memiliki unsur pokok yang dapat mendukung perjalanan para wisatawan. Menurut Suwantoro (2004) unsur pokok yang diperlukan guna sebagai penunjang pengembangan pariwisata meliputi: 1. Obyek dan daya tarik wisata Merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata. Umumnya daya tarik obyek wisata berdasar pada: a. Ada sumberdaya yang dapat menimbulkan rasa senang indah nyaman dan bersih b. Ada aksesibilitas yang tinggi untuk dapet mengunjunginya c. Ada ciri khusus/spesifikasi yang bersifat langka d. Ada sarana/prasarana penunjang utk melayani wisatawan e. Obyek wisata alam punya daya tarik yang tinggi karena keindahan alam f. Obyek wisata budaya karena punya daya tarik yang tinggi karena memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian. 2. Prasarana wisata Merupakan sumber daya alam dan sumber daya buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan wisata. Misalnya jalan, listrik air, telekomunikasi, terminal, jembatan, dan sebagainya. Selain yang telah disebutkan, kebutuhan wisatawan yang lain juga perlu disediakan di daerah tujuan wisata seperti bank, apotik, rumah sakit, pom bensin, pusat belanja, dan sebagainya. Pembangunan prasarana wisata ini umumnya didominasi oleh pemerintah. 3. Sarana wisata Merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Sarana wisata meliputi hotel, biro perjalanan, alat transportasi, restoran, rumah makan, dan sebagainya. Pengadaan sarana wisata antar obyek wisata tidak harus sama karena tergantung dengan kebutuhan wisatawan. 4. Tata laksana/infrastruktur Infrastruktur merupakan situasi yang mendukung fungsi sarana dan prasarana wisata baik yang berupa sistem pengaturan maupun bangunan fisik diatas permukaan tanah maupun dibawah permukaan tanah, misalnya sistem pengairan, sumber listrik dan energi, sistem jalur angkutan dan terminal yang memadai dan lancar, sistem komunikasi, dan sistem keamanan.
12
5. Masyarakat/lingkungan a. Masyarakat di sekitar obyek wisatalah yang akan menyambut kehadiran wisatawan tersebut dan sekaligus memberikan layanan yang diperlukan oleh wisatawan. b. Lingkungan Lingkungan alam di sekitar obyek wisata perlu diperhatikan dengan seksama agar tidak rusak dan tercemar. c. Budaya Lingkungan budaya harus terjaga kelestariannya, jangan sampai tercemar oleh budaya asing. Karakteristik Wisatawan Menurut International Union of Official Travel Organization (IUOTO), pengunjung adalah setiap orang yang mendatangi suatu negara atau tempat tinggal lain dan biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan yang menerima upah. Jika dilihat dari tujuan seseorang mendatangi suatu tempat wisata, maka pengunjung adalah seseorang yang melakukan kunjungan pada obyek dan daya tarik wisata. Menurut Ismayanti (2010) wisatawan adalah istilah bagi seseorang yang melakukan perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain. Karakteristik Wisatawan dapat digolongkan menjadi beberapa aspek (Ismayanti 2010) seperti aspek psikografi, sosio-ekonomi, aspek geografi, dan pola perjalanan. Keempat aspek tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Aspek psikografi pada wisatawan dibedakan atas: 1) Kepribadian, wisatawan dibagi berdasarkan sifatnya seperti terbuka, tertutup, tergantung, mandiri, petualang, dan penurut. 2) Gaya hidup, wisatawan dikelompokkan dengan memadukan nilai dengan gaya hidup dalam Values and Lifestyles (VALS). 3) Kelas sosial, pada kelas sosial umumnya masyarakat digolongkan menjadi tiga, yaitu kelas sosial atas atau golongan kaya, kelas sosial menengah atau golongan moderat, dan kelas sosial bawah atau golongan miskin. 2. Aspek sosio-ekonomi pada wisatawan dibedakan atas dasar demografi, meliputi: 1) Usia, umur wisatawan sangat berdampak pada kegiatan yang dilakukan pada saat berwisata. Pengelompokkan usia wisatawan dibagi menjadi enam generasi dan seiring dengan perubahan usia, keinginan dan kebutuhan wisatawan akan semakin berubah. Keenam kelompok tersebut adalah: a) Kelompok kanak-kanak/ babyboomlet (0-9 tahun), b) Kelompok remaja/ babybuster (9-16 tahun), c) Kelompok anak muda/ late babyboomer (diatas 17 tahun), d) Kelompok dewasa (24 hingga 50 tahun), e) Kelompok setengah baya/ worldwar babies, dan f) Kelompok senior (50 tahun ke atas). 2) Latar belakang pendidikan, berkaitan dengan preferensi dalam pemilihan obyek wisata. Seseorang yang berpendidikan rendah biasanya memiliki kemampuan dan pendapatan yang rendah. Sehingga orang tersebut
13
cenderung tidak fleksibel terhadap pilihan obyek wisata, bersifat pasrah dan pasif serta memiliki keterbatasan dalam pemilihan kegiatan wisata. 3) Pendapatan Wisata merupakan kegiatan yang menggunakan uang pendapatan, sehingga perlu dianggarkan. 4) Jenis Kelamin, wisata seringkali menjadi kegiatan yang didominasi oleh laki-laki, namun seiring dengan perkembangan kesetaraan gender, wisatawan wanita pun mulai menunjukkan perkembangan. Namun, minat wisata antara pria dan wanita memiliki kemiripan, sama-sama menyukai yang unik dan aktif. 5) Siklus Keluarga, siklus keluarga juga mempengaruhi sifat kegiatan seseorang. Siklus ini memberi peluang kegiatan yang beragam, karena siklus ini sesuai dengan perjalanan kehidupan. 3. Aspek geografi, wisatawan dibedakan berdasarkan wilayah asal kedatangan. Daerah wisatawan menjadi sebuah aspek penting karena berkaitan dengan kebudayaan, nilai, sikap, kepercayaan, dan sistem. Karakteristik wisatawan dilihat dari jarak ruang, arus pergerakan, peluang perjalanan, populasi, dan musim. 4. Pola perjalanan merupakan ciri unik wisatawan ketika melakukan perjalanan wisata dapat dibedakan berdasarkan manfaat perjalanan, tujuan kunjungan, fasilitas yang digunakan, kematangan perjalanan, tingkat loyalitas, dan tingkat penggunaan. Wisatawan menurut UN-WTO yang dikutip oleh Ismayanti (2010) memiliki tiga kelompok yang dibedakan berdasarkan tujuan kunjungan, meliputi: 1. Leisure and recreation (vakansi dan rekreasi) Pada kelompok ini, segala kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan memiliki tujuan (a) vakansi dan rekreasi; (b) mengunjungi event budaya; (c) kesehatan; (d) olahraga aktif (yang bukan profesional); dan (5) tujuan liburan lain termasuk dalam kategori bersenang-senang. Kegiatan utama dalam kategori ini berupa kegiatan berjalan-jalan, keliling kota, dan makan. 2. Business and professional (bisnis dan profesional) Tujuan kunjungan dalam kategori bisnis dan profesional, yaitu rapat, misi, perjalanan insentif, dan bisnis. Keempat tujuan tersebut erat kaitannya dengan pekerjaan. Meskipun perjalanan ini bukan bertujuan untuk mencari nafkah, namun dapat berdampak pada pekerjaannya. Kegiatan utama wisatawan pada kategori ini adalah konsultasi, konvensi, dan inspeksi. 3. Other tourism purposes (tujuan wisata lain) Kategori ini membedakan tujuan wisata untuk (1) belajar; (2) pemulihan kesehatan; (3) transit; dan (4) berbagai tujuan lain termasuk dalam kategori tujuan wisata lain. Kegiatan yang dilakuka dengan tujuan tersebut diantaranya menambah wawasan dan pengetahuan, melakukan pemeriksaan kesehatan, bersosialisasi, dan mempertebal keimanan.
14
Analisis SWOT Analisis SWOT (Stregngth, Weakness, Opportunity, Threats) adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti 2014). Analisis ini berdasarkan logika yang memaksimalkan kekuatan dan peluang, serta meminimalisir kelemahan dan ancaman bagi perusahaan. Analisis SWOT membandingkan antara faktor internal dan eksternal perusahaan. Faktor internal digolongkan ke dalam matriks faktor strategi internal atau IFAS (Internal Strategic Factor Analysis Summary), sedangkan faktor eksternal digolongkan ke dalam matriks faktor strategi eksternal atau EFAS (Eksternal Strategic Factor Analysis Summary). Penentuan faktor eksternal dapat disajikan dalam Tabel 1 untuk menentukan peluang dan ancaman perusahaan. Pemberian bobot dan rating untuk masingmasing faktor diletakkan pada kolom kedua dan ketiga. Pada kolom skor dapat diisi dengan hasil perkalian antara bobot dengan rating. Langkah terakhir dilakukan dengan menjumlahkan skor pembobotan untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Tabel 1 Matriks faktor strategi eksternal (EFAS) Faktor Strategi Eksternal
Bobot
Rating
1.0
-
Skor
Komentar
Peluang 1 2, dst Ancaman 1 2, dst Total Sumber: Rangkuti (2014)
-
Setelah faktor eksternal perusahaan diidentifikasi, faktor internal perusahaan juga diidentifikasi melalui matriks faktor strategi internal (IFAS) (Tabel 2). Faktor strategi internal disusun dalam kerangka Strength dan Weakness perusahaan. Penentuan faktor internal dapat disajikan dalam Tabel 2 untuk menentukan kekuatan dan kelemahan perusahaan. Pemberian bobot dan rating untuk masingmasing faktor diletakkan pada kolom kedua dan ketiga. Pada kolom skor dapat diisi dengan hasil perkalian antara bobot dengan rating. Langkah terakhir dilakukan dengan menjumlahkan skor pembobotan untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Secara keseluruhan, pengisian tabel EFAS dan IFAS ini tidak berbeda jauh, namun harus memperhatikan pengisian bobot dan rating yang tepat untuk masing-masing faktor.
15
Tabel 2 Matriks faktor strategi internal (IFAS) Faktor Strategi Internal
Bobot
Rating
1.0
-
Skor
Komentar
Kekuatan 1 2, dst Kelemahan 1 2, dts Total Sumber: Rangkuti (2014)
-
Setelah ditentukan EFAS dan IFAS, selanjutnya dapat dilakukan suatu analisis yang disajikan dalam matriks internal-eksternal (IE Matrix) untuk melihat strategi yang tepat untuk diterapkan (Rangkuti 2014). Matriks internal - eksternal disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Matriks internal - eksternal Total Skor Faktor Strategi Internal Kuat Rata-rata 3.0
4.0 Tinggi
Lemah 1.0
2.0
I Pertumbuhan
II Pertumbuhan
III Penciutan
IV Stabilitas
V Pertumbuhan Stabilitas
VI Penciutan
VII Pertumbuhan
VIII Pertumbuhan
IX Likuidasi
3.0 Total Skor Faktor Menengah Strategi Eksternal 2.0 Rendah 1.0 Sumber: Rangkuti (2014)
16
Keterangan: I : Strategi konsentrasi melalui integrasi vertikal II : Strategi konsentrasi melalui integrasi horizontal III : Strategi turn around IV : Strategi stabilitas V : Strategi konsentrasi melalui integrasi horizontal atau stabilitas (tidak ada perubahan terhadap laba) VI : Strategi divestasi VII : Strategi diversifikasi konsentrik VIII : Strategi diversifikasi konglomerat IX : Strategi likuidasi atau bangkrut Setelah identifikasi faktor internal dan eksternal dilakukan, hasil perhitungan data SWOT kuantitatif dapat digunakan untuk mengetahui secara pasti posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran analisis SWOT (Gambar 1). Titik (x,y) ditentukan dengan cara mengurangi poin opportunities dengan threats untuk menghasilkan titik Y. Kemudian dilanjutkan dengan mengurangkan strength dengan weaknesses untuk menghasilkan titik X.
Gambar 1 Kuadran analisis SWOT Peluang (Opportunities)
III
I
Kelemahan (Weakness)
Kekuatan (Strengths) IV
II
Ancaman (Threats) Sumber: Rangkuti (2014)
Keterangan: Kuadran I
Kuadran II
: Mendukung strategi agresif Situasi yang sangat menguntungkan bagi perusahaan. Perusahaan memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. : Mendukung strategi diversifikasi Perusahaan masih memiliki kekuatan internal meskipun menghadapi berbagai ancaman. Oleh karena itu, perusahaan harus menggunakan kekuatannya untuk memanfaatkan peluang jangka panjang sebagai strategi diversifikasi.
17
Kuadran III
Kuadran IV
: Mendukung strategi turn-around Pada kondisi ini perusahaan memiliki peluang pasar yang sangat besar namun memiliki beberapa kendala/kelemahan internal. Perusahaan harus meminimalkan masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. : Mendukung strategi defensif Kondisi ini sangat tidak menguntungkan, perusahaan harus menghadapi beberapa ancaman dan kelemahan internal.
Matriks SWOT digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan. Matriks ini dapat menggambarkan peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan dan disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan untuk menghadapinya. Matriks SWOT (Tabel 4) akan menghasilkan empat strategi alternatif untuk perusahaan. Tabel 4 Matriks SWOT IFAS
STRENGTH (S) Kekuatan
WEAKNESS (W) Kelemahan
SO
WO
(Comparative Advantages)
(Divestment/Investment)
ST
WT
(Mobilization)
(Damage Control)
EFAS OPPORTUNITY (O) Peluang
THREATS (T) Ancaman
Sumber: Rangkuti (2014) Keterangan: a. Strategi SO Strategi yang dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. b. Strategi ST Strategi ini digunakan oleh perusahaan dengan memanfaatkan kekuatan yang dimilikinya untuk mengatasi ancaman. c. Strategi WO Strategi yang diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan meminimalkan kelemahan yang ada. d. Strategi WT Strategi ini diterapkan untuk kegiatan yang bersifat defensif. Perusahaan berusaha meminimalkan kelemahan yang dimiliki dan menghindari ancaman yang menghampiri.
18
Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran ini menjelaskan korelasi antar variabel penelitian, meliputi karakteristik wisatawan, aktivitas PR, dan citra wisata edukasi (Gambar 2). Strategi Public Relations diteliti secara kualitatif dengan menggunakan beberapa tahapan analisis SWOT. Tahap untuk menganalisis SWOT dimulai dengan menentukan SWOT yang dimiliki oleh Sentulfresh Education Farm. Selanjutnya pengolahan bobot, rating, dan skor dengan menggunakan matriks IFAS dan EFAS. Setelah skor didapat, maka skor tersebut digunakan untuk mengetahui posisi dan kondisi dari Sentulfresh Education Farm. Tahap terakhir adalah menyusun matriks SWOT dengan berlandaskan posisi dan kondisi yang telah dicapai oleh Sentulfresh Education Farm. Karakteristik wisatawan memiliki korelasi dengan citra wisata edukasi. Karakteristik wisatawan diukur dengan menggunakan variabel usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, jangkauan geografis, ragam tujuan wisata, dan frekuensi kedatangan. Aktivitas PR memiliki korelasi dengan citra wisata edukasi. Karena citra merupakan merupakan penilaian atas suatu obyek secara keseluruhan, meliputi kualitas produk, jasa dan aktivitas PR. Aktivitas PR diukur dengan variabel ragam aktivitas, frekuensi aktivitas, dan kekuatan pesan. Sedangkan citra wisata edukasi diukur berdasarkan nilai daya tarik wisata, aksesibilitas, fasilitas, keamanan, dan kualitas pelayanan staf. Strategi Public Relations Karakteristik Wisatawan (X.1) - Usia - Tingkat Pendidikan - Jenis Pekerjaan - Jangkauan Geografis - Ragam Tujuan Wisata - Frekuensi Kedatangan
Aktivitas Public Relations (X.2) - Ragam aktivitas - Frekuensi aktivitas - Kekuatan pesan
Citra Wisata Edukasi (Y.n): Penilaian Pengunjung Terhadap Unsur Pariwisata: - Nilai Daya Tarik Wisata - Tingkat Aksesibilitas - Tingkat Kelengkapan Fasilitas - Tingkat Keamanan - Kualitas Pelayanan Staf
Keterangan: : Berhubungan (Kuantitatif) : Berhubungan (Kualitatif) Gambar 2 Kerangka pemikiran strategi public relations dalam meningkatkan citra wisata edukasi
19
Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka analisis di atas, maka hipotesis penelitiannya adalah sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan antara karakteristik wisatawan dengan citra wisata edukasi; dan 2. Terdapat hubungan antara aktivitas Public Relations dengan citra wisata edukasi. Definisi Operasional Penelitian ini menggunakan beberapa variabel yang terdiri dari berbagai indikator. Masing-masing indikator dan variabel dideskripsikan terlebih dahulu kemudian diberikan batasan masing-masing agar ditemukan skala pengukurannya. Definisi operasional untuk setiap variabel adalah sebagai berikut: I. Karekteristik Wisatawan: Karakteristik wisatawan merupakan faktor-faktor yang terdapat pada diri seorang wisatawan dan mempengaruhi diri wisatawan tersebut. Karakteristik wisatawan dapat diukur melalui beberapa variabel berikut: a. Usia adalah lamanya seseorang hidup. Pada penelitian ini usia responden terhitung sejak dia dilahirkan hingga saat menjadi responden penelitian yang dinyatakan dalam satuan tahun. Jenis data pada variabel ini adalah data interval. b. Tingkat pendidikan adalah jenjang terakhir sekolah formal yang pernah diikuti oleh responden sampai waktu penelitian berlangsung. Tingkat pendidikan diukur dengan menggunakan data ordinal. Tingkat pendidikan meliputi SD, SMP, SMA/SMK, Diploma I/II/III, dan Universitas (BPS 2014). - Rendah, untuk SD-SMP : skor 1 - Sedang, untuk SMA/SMK : skor 2 - Tinggi, untuk Diploma dan Universitas : skor 3 c. Jenis pekerjaan adalah kegiatan utama yang dijalankan oleh responden untuk memperoleh pendapatan. Jenis data pada variabel ini adalah data nominal. Jenis pekerjaan dibedakan menjadi PNS, Pegawai Swasta, Wiraswasta, Guru, dan Lainnya. PNS : kode (1) Pegawai Swasta : kode (2) Wiraswasta : kode (3) Guru : Kode (4) Lainnya : Kode (5) d. Jangkauan geografis adalah wilayah atau lokasi tempat tinggal responden. Jenis data pada variabel ini adalah data ordinal. Jangkauan geografis dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1. Wilayah Bogor : skor (1) 2. Wilayah Jadetabek : skor (2) 3. Luar Jabodetabek : skor (3)
20
e. Ragam tujuan wisata merupakan pembeda jenis perjalanan. Tujuan wisata digolongkan menjadi 3 tujuan, yaitu liburan, bisnis, belajar/karyawisata. Jenis data pada variabel ini adalah nominal. Liburan : kode (1) Bisnis : kode (2) Study Tour/ Field Trip : kode (3) f. Frekuensi kedatangan adalah jumlah kedatangan pengunjung ke Sentulfresh Education Farm. Jenis data pada variabel ini adalah data interval. II. Aktivitas Public Relations Aktivitas PR adalah segala bentuk kegiatan penyampaian aksi dan informasi yang dilaksanakan oleh PR sebagai wujud dari strategi yang telah dirancang, dapat diukur dengan: 1. Ragam aktivitas adalah banyaknya jenis aktivitas PR yang digunakan untuk menyebarluaskan segala informasi tentang Sentulfresh Education Farm dan diketahui oleh publik. Pengukuran menggunakan skala ordinal. Jumlah pertanyaan untuk ragam aktivitas Public Relations sebanyak tiga pertanyaan. Kriteria pengukuran yang dilakukan adalah: “ Ya” (skor 2), “Tidak” (skor 1). Akumulasi skor sebagai berikut: a. Rendah : skor 3-4 (skor 1) b. Sedang : skor 5 (skor 2) c. Tinggi : skor 6 (skor 3) 2. Frekuensi aktivitas adalah tingkat keseringan aktivitas dilaksanakan oleh PR Sentulfresh Education Farm dalam menyampaikan informasi tentang Sentulfresh Education Farm kepada khalayak (yang diketahui khalayak). Kriteria pengukuran yang dilakukan adalah “Sangat Sering” (skor 4), “Sering” (skor 3), “Jarang” (skor 2), dan “Tidak Pernah” (skor 1). Jumlah pertanyaan untuk frekuensi aktivitas berjumlah tiga pertanyaan. Akumulasi skor sebagai berikut: a. Rendah : skor 3-5 (skor 1) b. Sedang : skor 6-8 (skor 2) c. Tinggi : skor 9-12 (skor 3) 3. Kekuatan pesan merupakan tingkat kekuatan penyampaian informasi kepada khalayak. Kekuatan pesan diukur berdasarkan lima dimensi, yaitu attention, need, satisfaction, vizualization, dan action. a. Attention merupakan kekuatan pesan untuk menarik perhatian. Pengukuran dengan skala ordinal. Kriteria pengukuran yang dilakukan adalah “Sangat Menarik” (skor 4), “Menarik” (skor 3), “Kurang Menarik” (skor 2), dan “Tidak Menarik” (skor 1). b. Need merupakan kebutuhan responden akan informasi yang disediakan pihak S Sentulfresh Education Farm. Pengukuran dengan skala ordinal. Kriteria pengukuran yang dilakukan adalah “Sangat Lengkap” (skor 4), “Lengkap” (skor 3), “Kurang Lengkap” (skor 2), dan “Tidak Lengkap” (skor 1). c. Satisfaction merupakan kepuasan responden terhadap ketersediaan informasi yang didapatkan mengenai Sentulfresh Education Farm. Pengukuran dengan skala ordinal. Kriteria pengukuran yang dilakukan
21
adalah “Sangat Puas” (skor 4), “Puas” (skor 3), “Kurang Puas” (skor 2), dan “Tidak Puas” (skor 1). d. Vizualization merupakan persepsi responden terhadap penggambaran isi pesan yang disampaikan praktisi PR Sentulfresh Education Farm. Pengukuran dengan skala ordinal. Kriteria pengukuran yang dilakukan adalah “Sangat Lengkap” (skor 4), “Lengkap” (skor 3), “Kurang Lengkap” (skor 2), dan “Tidak Lengkap” (skor 1). e. Action menggambarkan tingkat keinginan responden untuk melakukan kegiatan wisata di Sentulfresh Education Farm. Pengukuran dengan skala ordinal. Kriteria pengukuran yang dilakukan adalah “Sangat Kuat” (skor 4), “Kuat” (skor 3), “Lemah” (skor 2), dan “Sangat Lemah” (skor 1). Jumlah pertanyaan untuk variabel kekuatan pesan berjumlah lima pertanyaan dari keseluruhan indikator kekuatan pesan. Akumulasi skor dikategorikan menjadi tinggi, sedang, dan rendah sebagai berikut: - Rendah : 5-9 (skor 1) : 10-14 (skor 2) - Sedang - Tinggi : 15-20 (skor 3) III. Penilaian Citra Wisata Edukasi Citra merupakan suatu karakter yang dibangun untuk memperoleh kesan dari publik, baik publik internal maupun publik eksternal. Pada penelitian ini citra Sentulfresh Education Farm dilihat dari penilaian responden terhadap unsur wisata. Kriteria pengukuran yang dilakukan adalah “Sangat Setuju” (skor 4), “Setuju” (skor 3), “Tidak Setuju” (skor 2), dan “Sangat Tidak Setuju” (skor 1). a. Nilai daya tarik obyek wisata merupakan gambaran suatu obyek wisata terkait dengan tujuan didirikannya obyek wisata tersebut. Pengukuran indikator dilakukan dengan empat pernyataan. - Rendah : 4-7 (skor 1) - Sedang : 8-11 (skor 2) - Tinggi : 12-16 (skor 3) b. Tingkat aksesibilitas merupakan tingkat kemudahan akses untuk mencapai obyek wisata dengan kendaraan umum atau pribadi, serta letak lokasi yang berdekatan dengan area yang dikenal orang lain secara luas. Pengukuran indikator dilakukan dengan tiga pernyataan. : 3-5 (skor 1) - Rendah - Sedang : 6-8 (skor 2) - Tinggi : 9-12 (skor 3) c. Tingkat kelengkapan fasilitas wisata merupakan ketersediaan semua alat penunjang kegiatan wisata sehingga kegiatan wisata dapat berjalan dengan baik dan lancar. Pengukuran indikator dilakukan dengan tujuh pernyataan. - Rendah : 7-13 (skor 1) - Sedang : 14-20 (skor 2) - Tinggi : 21-28 (skor 3)
22
d. Tingkat keamanan merupakan proteksi atau perlindungan dari segala hal yang berbahaya. Pengukuran indikator dilakukan dengan tiga pernyataan. - Rendah : 3-5 (skor 1) - Sedang : 6-8 (skor 2) - Tinggi : 9-12 (skor 3) e. Kualitas pelayanan staf merupakan nilai bentuk jasa yang diberikan kepada wisatawan demi mempermudah wisatawan dalam melaksanakan kegiatan wisata. Pengukuran indikator dilakukan dengan lima pernyataan. - Rendah : 5-9 (skor 1) - Sedang : 10-14 (skor 2) - Tinggi : 15-20 (skor 3)
PENDEKATAN LAPANGAN
Lokasi dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan di Sentulfresh Education Farm yang terletak di Kp. Cijulang RT/RW 03/03 Desa Cadasngampar, Kecamatan Sukaraja, Bogor. Sentulfresh Education Farm berdiri sejak 2013 dan masih dalam upaya pengembangan education farm yang lebih baik. Lokasi Penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) oleh peneliti dengan pertimbangan bahwa: 1) Sentulfresh Education Farm memiliki Public Relations Officer (PRO) walaupun belum terstruktur, 2) Merupakan tempat wisata edukasi dan bidang peternakan, perikanan, dan pertanian, dan 3) Sentulfresh Education Farm berawal dari usaha peternakan yang dikembangkan menjadi tempat wisata edukasi. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari hingga Mei 2015. Penelitian ini meliputi penyusunan proposal skripsi, kolokium, perbaikan proposal skripsi, pengambilan data lapang, pengolahan dan analisis data, penulisan draft skripsi, uji petik, sidang skripsi, dan perbaikan laporan skripsi (Lampiran 2). Teknik Pemilihan Responden Responden penelitian ini adalah wisatawan Sentulfresh Education Farm. Wisatawan tersebut berperan sebagai pengambil keputusan dalam sebuah kelompok atau keluarga. Responden yang diambil berjumlah 34 (Lampiran 3). Teknik yang digunakan untuk menentukan responden dalam penelitian ini adalah teknik accidental sampling. Pada teknik ini, peneliti mengambil sampel dari wisatawan Sentulfresh Education Farm yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti bila wisatawan tersebut cocok dengan sumber data. Hal ini disebabkan oleh jumlah kunjungan wisatawan selama dua tahun terakhir masih sangat fluktuatif serta terdapat bulan-bulan tertentu yang bahkan tidak ada kunjungan wisatawan (Lampiran 4). Teknik accidental sampling merupakan teknik dimana peneliti menentukan responden secara spontanitas dan mewakili populasi berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan (Rianse dan Abdi 2009). Responden tersebut akan diwawancarai dan diberikan kuesioner mengenai citra obyek wisata karena jawabannya dianggap dapat mewakili citra Sentulfresh Education Farm di mata publik. Informan dalam penelitian ini adalah pihak internal Sentulfresh Education Farm. Teknik Pengumpulan Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner kepada responden. Hal ini bertujuan untuk memperoleh informasi atau jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan tujuan penelitian.
24
Data primer juga diperoleh melalui wawancara mendalam dengan pihak Sentulfresh Education Farm berdasarkan serta observasi dan dokumentasi di lapang. pertanyaan yang telah disusun mengarahkan peneliti untuk melanjutkan ke tahap pembuatan matriks IFAS dan EFAS. Kedua matriks tersebut kemudian didiskusikan dengan bersama dengan praktisi PR. Selain itu, hasil diskusi maupun wawancara mendalam tersebut juga membantu peneliti untuk merumuskan strategi komunikasi PR yang digunakan, dan selanjutnya dikaitkan dengan teori yang relevan. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari dokumen perusahaan, data kepariwisataan, hasil penelitian terdahulu yang sejenis, dan berbagai literatur yang relevan dengan penelitian ini, yaitu buku, jurnal ilmiah, skripsi/ thesis/ disertasi, dan internet. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Data primer dan sekunder yang telah diperoleh selanjutnya dilakukan pengolahan data. Data kuantitatif diolah dengan menggunakan Microsoft Excel 2010 dan SPSS for Windows versi 16, dianalisis dengan metode yang sesuai dalam mengukur citra Sentulfresh Education Farm. Pengolahan data karakteristik wisatawan dan citra perusahaan menggunakan analisis Rank Spearman untuk data ordinal dan uji beda chi-square untuk data nominal. Citra Sentulfresh Education Farm diukur berdasarkan aspek yang dapat membentuk citra perusahaan, meliputi aktivitas Public Relations, dan karakteristik wisatawan. Setelah citra wisata edukasi berhasil dianalisis, langkah selanjutnya adalah penggunaan analisis SWOT untuk merumuskan strategi Public Relations yang efektif sesuai dengan elemen peluang, ancaman, kelebihan, dan kekurangan, untuk digunakan oleh Public Relations Sentulfresh Education Farm. Penggunaan analisis SWOT dilaksanakan secara bertahap, yaitu dimulai dengan perumusan matriks EFAS dan IFAS, posisi kuadran, dan perumusan strategi dengan matriks SWOT.
GAMBARAN LOKASI PENELITIAN Sejarah dan Profil Sentulfresh Education Farm Sentulfresh Indonesia adalah integrated farming yang menggabungkan peternakan, perikanan, dan pertanian menjadi satu pengelolaan di bawah manajemen Sentulfresh Indonesia. Sentulfresh Indonesia didirikan pada tahun 1998 dan pada awalnya bernama Fish and Chicken Farm. Ikan dan ayam merupakan hewan ternak yang menjadi bisnis pertama berdirinya Sentulfresh Indonesia. Nama Sentul sebagai nama utama tempat ini dan kata Fresh sebagai pendamping kata sentul. Kata Fresh dipilih dengan harapan bahwa setiap orang yang datang akan menemukan suasana yang fresh yang mungkin berbeda dari kebanyakan peternakan, sehingga peternakan ini diresmikan dengan sebuah nama baru, yaitu Sentulfresh. Pada tahun 2011, pengelolaan Sentulfresh Indonesia dipegang oleh Bapak ZA dan istrinya, Ibu NA. Beliau melihat peluang bahwa Sentulfresh Indonesia dapat menjadi obyek wisata alami yang berbasis peternakan. Bapak ZA inilah yang menjadi pelopor pengembangan peternakan menjadi sebuah wisata edukasi. Program wisata edukasi ini bermula pada tahun 2012. Pada tahun tersebut, wisata edukasi masih dalam tahap pengenalan kepada masyarakat. Pada tanggal 6 Januari 2013, Sentulfresh Education Farm mulai diresmikan menjadi sebuah obyek wisata edukasi. Meskipun masih membutuhkan beberapa tahap untuk dikembangkan.
Gambar 3 Logo Sentulfresh Sentulfresh Education Farm merupakan obyek wisata edukasi peternakan di salah satu farm di wilayah Bogor. Sentulfresh Education Farm ini ditujukan bagi siswa-siswi usia sekolah untuk memperoleh pembelajaran mengenai Sentulfresh
26
Dairy Farm. Anak-anak akan diperkenalkan dengan berbagai aspek peternakan sapi perah, ikan, ayam, rusa, tanaman hias dan lain-lain. Program ini didesain untuk memenuhi hasrat setiap anak dalam hal berinteraksi langsung dengan binatang ternak, terutama merasakan sensasi memerah susu sapi segar dan menunggang anak sapi (pedet). Mereka juga diperkenalkan dengan ikan (patin, bawal, lele), burung merpati, dan buah naga (dragon fruit). Sentulfresh Education Farm dalam kegiatan usahanya memiliki tenaga kerja sebanyak 45 orang, beberapa diantaranya merupakan karyawan tetap. Selain karyawan tetap, terdapat beberapa mahasiswa yang menjadi edufarm specialist atau pemandu wisata yang bekerja lepas (freelance). Pengadaan jumlah tenaga kerja juga tergantung jumlah pengunjung yang datang. Mayoritas pengunjung merupakan rombongan sekolah. Terkadang beberapa sekolah berkunjung dengan jumlah rombongan lebih dari dua kelas, sehingga diperlukan pemandu tambahan. Untuk pemandu tambahan diberitahukan untuk kehadirannya sekitar satu sampai dua hari sebelum pelaksanaan kunjungan. Selain karyawan tetap dan pemandu freelance, Sentulfresh Education Farm juga memiliki karyawan yang berasal dari masyarakat setempat. Masyarakat setempat diberdayakan pada bagian pembuatan yoghurt. Langkah ini diambil karena owner dari Sentulfresh Education Farm ingin usaha ini dapat memberdayakan masyarakat sekitar, serta meningkatkan taraf perekonomian masyarakat. Sentulfresh Education Farm menggunakan beragam media untuk melakukan promosi, misalnya melalui website, facebook, twitter, brosur, dan promosi melalui e-mail ke sekolah-sekolah. Namun, yang paling aktif digunakan oleh pihak Sentulfresh Education Farm adalah website. Selain itu, Sentulfresh Education Farm pernah menjalin kerjasama dengan media dan melakukan publisitas lewat media cetak. Program-program televisi pun juga meliput obyek wisata edukasi Sentulfresh Education Farm. Lokasi Sentulfresh Education Farm Obyek wisata edukasi Sentulfresh Education Farm terletak di Kampung Cijulang RT/RW 03/03 Desa Cadasngampar, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor. Lokasi Sentulfresh Education Farm dapat ditempuh sekitar 10 menit dari pintu keluar tol Sentul City. Keunggulan Sentulfresh Education Farm dibandingkan dengan wisata edukasi lainnya, yaitu berkaitan dengan kebersihan, penghijauan, dan keindahan alam. Lokasinya yang berada di wilayah pedesaan menjadikan lokasi ini memiliki nuansa peternakan alami. Kedua, adanya pelibatan nyata dan interaksi dengan masyarakat sekitar dalam pengolahan dan pembuatan produk hasil peternakan berupa es yoghurt. Struktur Organisasi Sentulfresh Education Farm Struktur sebuah organisasi dibentuk secara sengaja sebagai salah satu instrumen untuk melaksanakan portofolio bisnis. Struktur organisasi yang dibuat juga dapat membantu dalam mencapai visi dan misi perusahaan. Struktur ini juga
27
berfungsi untuk mengatur hubungan antar orang, kelompok, dan kepentingan. Sentulfresh Education Farm merupakan pengembangan dari sebuah usaha peternakan, sehingga struktur yang terbentuk belum tersusun dengan baik. Hal ini juga disebabkan oleh sumber daya manusia yang terbatas. Namun, beberapa pihak dari Sentulfresh Education Farm telah melaksanakan tugas dan fungsi selayaknya seorang Public Relations. Pada Gambar 3 disajikan struktur organisasi Sentulfresh Education Farm secara sederhana. Pemilik (Owner)
Sekretaris dan Bendahara Marketing Edufarm Specialist
Karyawan Peternakan
Karyawan es Yoghurt
Petugas Kebersihan
Petugas Keamanan
Gambar 4 Struktur organisasi Sentulfresh Education Farm Pemilik dari Sentulfresh Education Farm melaksanakan tugas selayaknya direktur. Pemilik memantau kinerja para karyawan dan melakukan pengecekan secara berkala terkait fasilitas, pelayanan, dan publisitas Sentulfresh Education Farm. Selain itu, pemilik juga bertindak sebagai PR, karena pemilik juga mempromosikan Sentulfresh Education Farm melalui website. Pemilik mengelola website secara mandiri dan menggunakan Google Ads untuk mengiklankan Sentulfresh Education Farm. Jika diperlukan, pemilik juga berperan sebagai pemandu survei dan pemandu wisata. Peran pemilik Sentulfresh Education Farm juga berkaitan dengan kinerja-kinerja karyawan lain di lapangan. Peran sekretaris dan bendahara, yaitu mendata seluruh kunjungan di Sentulfresh Education Farm secara lengkap mulai dari nama ketua rombongan, jumlah peserta rombongan, waktu berkunjung, serta mengelola keuangan yang menyangkut gaji karyawan, konsumsi peserta kunjungan, dan biaya kunjungan. Marketing berperan sebagai contact person yang bertugas untuk melakukan negosiasi dengan pengunjung terkait jumlah peserta, paket wisata yang dipilih, dan harga paket wisata tersebut. Edufarm specialist merupakan pemandu wisata edukasi yang memiliki pengetahuan tentang seluruh obyek wisata di Sentulfresh Education Farm. Edufarm specialist harus mampu berkomunikasi dan menjangkau seluruh umur,
28
terutama anak-anak. Selain itu, terdapat juga karyawan peternakan yang mengurus seluruh peternakan di Sentulfresh Education Farm. Karyawan es yoghurt bertugas membuat es yoghurt yang merupakan hasil dari produk peternakan, yaitu susu sapi. Petugas kebersihan dan keamanan berperan menjaga kebersihan dan keamanan di lingkungan Sentulfresh Education Farm sehingga pengunjung merasa aman dan nyaman. Sarana dan Prasarana Sentulfresh Education Farm Setiap obyek wisata memiliki sarana dan prasarana yang menunjang keberlangsungan kegiatan pada obyek wisata tersebut. Sentulfresh Education Farm juga memiliki beragam sarana prasarana yang menjadi daya tarik wisata edukasi itu sendiri. Sarana dan prasarana yang disediakan meliputi: 1. Makan siang. Makan siang dapat disediakan oleh pihak Sentulfresh Education Farm jika pihak pengunjung memang ingin fasilitas tersebut termasuk ke dalam paket wisata yang dipesan. Namun, pihak Sentulfresh Education Farm juga tidak merasa keberatan apabila pengunjung berkenan untuk membawa makan siang sendiri. Makan siang dilaksanakan ketika kegiatan wisata telah selesai. 2. Welcome drink. Welcome drink yang disediakan oleh pihak Sentulfresh Education Farm berupa es yoghurt. Tujuan welcome drink ini sekaligus mengenalkan kepada pengunjung produk yang dihasilkan dari peternakan di Sentulfresh Education Farm . 3. Pemandu wisata (tour guide). Pemandu wisata disediakan oleh pihak Sentulfresh Education Farm untuk memfasilitasi pengunjung agar dapat memahami obyek wisata yang terdapat di sana dengan lebih mendalam. 4. Piagam untuk pihak sekolah/institusi. Piagam diberikan oleh pihak Sentulfresh Education Farm sebagai ungkapan terima kasih atas kunjungan sekolah/institusi tersebut. Selain itu, piagam ini juga untuk mempererat silaturahmi antara pihak Sentulfresh Education Farm dengan pengunjungnya. 5. Pendopo, tempat gathering dan belajar. Pendopo biasanya menjadi tempat pengunjung untuk berkumpul sebelum melaksanakan kegiatan wisata. Pendopo berada tepat di atas kolam ikan dan berada di tengah atau di pusat Sentulfresh Education Farm. 6. Ruang parkir yang luas. 7. Kolam ikan, delapan kolam besar dan 16 kolam kecil. Kolam ikan tersebut berisi bermacam-macam ikan, seperti ikan nila, patin, lele sangkuriang, dan lain-lain. Kolam tersebut juga terdiri dari kolam pembibitan ikan. 8. Kandang rusa. Rusa di Sentulfresh Education Farm merupakan jenis rusa totol. 9. Kandang sapi. Sentulfresh Education Farm memiliki kandang sapi dengan kapasitas 104 ekor. 10. Play Ground (taman bermain). Play Ground menjadi tempat bermain bagi anak-anak dan tempat beristirahat di bawah rindangnya pepohonan. 11. Sound system, projector, dan layar. Ketiga peralatan tersebut terdapat di pendopo dan digunakan untuk presentasi sebelum kegiatan wisata. 12. Pakan ikan, pakan burung, pakan sapi, dan pakan rusa.
29
13. Musholla. Tempat ibadah disediakan di Sentulfresh Education Farm, yaitu sebuah Musholla dengan kapasitas 200 orang. 14. Toilet. 15. Mobil transit. Pihak Sentulfresh Education Farm menyediakan mobil transit bagi pengunjung apabila pengunjung menggunakan kendaraan besar, seperti bis. Hal ini dilakukan karena jalan menuju ke Sentulfresh Education Farm hanya dapat dilalui dengan kendaraan kecil. 16. Bibit tanaman buah dan tanaman hias (buah naga, tanaman zodia, lavender, salak pondoh, durian medan, kurma, dan lain-lain).
Gambar 5 Sarana dan prasarana Sentulfresh Education Farm
Paket Wisata Sentulfresh Education Farm Paket wisata merupakan rangkaian kegiatan yang dapat dipilih oleh calon pengunjung sebelum melaksanakan wisata di Sentulfresh Education Farm. Paket wisata yang ditawarkan digolongkan menjadi tiga, yaitu Paket Wisata Utama, Paket Wisata Tambahan, dan Paket Wisata Perorangan/ Keluarga. Kegiatan paket satu hari dimulai dari jam 09.00 – 13. 00 WIB dengan estimasi waktu 10 - 15 menit per kegiatannya. Ketentuan dan rincian paket wisata utama dan tambahan disajikan pada Tabel 5.
30
Tabel 5 Paket wisata utama dan paket wisata tambahan Paket Wisata Utama (Rp100.000/anak. Guru dan orang tua free) 1. Makan siang untuk peserta 2. Welcome Drink ( es yoghurt) untuk peserta 3. Memerah susu sapi dan menunggang Pedet (anak sapi) 4. Memberi makan sapi 5. Memberi makan ikan (patin, lele sangkuriang, nila, dan bawal) 6. Memberi makan burung merpati 7. Meninjau peternakan cacing Lumbricus 8. Meninjau peternakan ayam broiler 9. Memberi makan rusa 10. Melihat koleksi tanaman (buah dan hias) 11. Praktek membuat yoghurt Sentulfresh
Paket Wisata Tambahan 1. Menangkap ikan di kolam (Rp10.000/anak). Ikan dapat dibawa pulang. 2. Menanam tanaman di Polibag (Rp10.000/anak). Setiap anak mendapat satu tanaman di polibag. 3. Pelatihan membuat yoghurt (bagi orang tua): Rp30.000/orang, dengan ketentuan: a. Untuk peserta 20-30 orang akan mendapat potongan harga 20% b. Untuk peserta >30 orang akan mendapat potongan harga 40%
Sentulfresh Education Farm menyediakan paket wisata perorangan atau keluarga. Paket ini ditujukan untuk para pengunjung yang biasanya melakukan gathering keluarga atau ingin mengajak anak-anak mereka untuk berwisata pribadi. Wisata perorangan/keluarga ini biasanya tidak dibatasi oleh waktu. Pengunjung bebas untuk menikmati suasana dan pemandangan di Sentulfresh Education Farm. Selain itu, paket ini juga menyediakan alat pancing. Jadi, pengunjung dipersilahkan untuk memancing ikan sendiri, namun tetap dikenai biaya ikan per kilogramnya. Ketentuan dan rincian paket perorangan/keluarga disajikan pada Tabel 6. Tabel 6 Paket wisata perorangan/keluarga Jenis Paket Paket Wisata Perorangan/ Keluarga
Biaya Dewasa: Rp25 000/orang. Anak-anak: Rp50 000/anak.
Keterangan Paket wisata disamakan dengan paket wisata utama, namun tidak termasuk makan siang. Alat pancing juga disediakan dalam paket wisata ini.
STRATEGI KOMUNIKASI PUBLIC RELATIONS DALAM MENINGKATKAN CITRA WISATA EDUKASI Bidang Public relations (PR) merupakan bidang yang sangat luas yang menyangkut hubungan dengan berbagai pihak. Public relations memiliki dua aspek yang melekat dan bersifat hakiki. Kedua aspek penting dalam public relations menurut (Effendy 1989), yaitu: a) Sasaran public relations adalah publik intern (internal public) dan publik ekstern (external public). Publik intern yang terdapat di Sentulfresh Education Farm adalah seluruh karyawan atau pekerja disana. Karyawan tersebut meliputi pihak marketing, edufarm specialist, karyawan es yoghurt, petugas keamanan dan kebersihan. Owner Sentulfresh Education Farm juga termasuk sebagai publik intern karena keterlibatannya juga secara langsung dapat dikatakan sebagai koordinator dari seluruh karyawannya. Sedangkan publik ekstern adalah orang-orang yang berada di luar perusahaan yang meliputi para pengunjung Sentulfresh Education Farm dan pihak-pihak yang tidak memiliki kaitan langsung dengan kinerja atau proses berjalannya Sentulfresh Education Farm. b) Kegiatan public relations adalah komunikasi dua arah timbal balik (reciprocal two way traffic communication) Kegiatan PR yang dilakukan oleh pihak Sentulfresh Education Farm untuk menciptakan komunikasi dua arah dengan publik, yaitu melalui media maupun presentasi langsung di depan publik eksternal. Hal ini bertujuan agar tercipta citra yang positif dari publik. Namun, jika citra yang dihasilkan adalah negatif maka PR harus mengubah citra tersebut menjadi positif. Strategi Komunikasi Public Relations Sentulfresh Education Farm Public Relations (PR) memiliki peranan yang penting dalam mengefektifkan perusahaan dalam membangun hubungan jangka panjang dengan lembaga-lembaga strategis. Namun seringkali PR cenderung hanya mengikuti kebiasaan-kebiasaan yang berlaku. Kecenderungan ini dapat menyebabkan PR tidak dapat mengetahui secara pasti di mana perusahaan tersebut berada dan kontribusi PR belum dapat mengefektifkan perusahaan dalam perubahan lingkungan. Oleh karena itu PR perlu menyusun strategi untuk melaksanakan tugasnya dengan baik. Strategi adalah bagian terpadu dari suatu rencana (plan), sedangkan rencana merupakan produk dari suatu perencanaan (planning), yang pada akhirnya perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari proses manajemen (Ruslan 2005 dikutip oleh Situmeang 2012). Sentulfresh Education Farm menyadari bahwa Sentulfresh Education Farm perlu menerapkan strategi komunikasi. Hal ini dilakukan untuk menciptakan reputasi baik Sentulfresh Education Farm serta memberikan manfaat bagi pihak internal maupun eksternal. Strategi komunikasi yang diterapkan oleh pihak Sentulfresh Education Farm tersebut dapat tercapai
32
melalui beberapa pendekatan, meliputi: a. Pendekatan persuasif dan edukatif Pendekatan persuasif dan edukatif dilakukan melalui komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi yang mendidik dan memberikan penerangan mengenai organisasi tersebut kepada publik. Pendekatan persuasif dilakukan agar tercipta saling pengertian, menghargai, pemahaman toleransi dan lain sebagainya. PR Sentulfresh Education Farm melakukan komunikasi dua arah dengan publiknya. Hal ini berarti PR Sentulfresh Education Farm tidak hanya memberikan informasi terkait paket wisata, produk, dan layanan kepada publik, tetapi juga menerima kritik dan saran yang disampaikan oleh publik melalui komunikasi langsung ataupun melalui media. Strategi komunikasi dengan pendekatan persuasif dan edukatif ini diimplementasikan melalui penggunaan media penyampaian informasi, misalnya melalui website atau via telepon. Pengunjung dapat memberikan komentar pada kolom komentar website www.sentulfresh.com. Selain itu, pengunjung dapat menghubungi contact person yang tertera atau dapat menghubungi langsung owner dari Sentulfresh Education Farm, yaitu Pak ZA. Sehingga komunikasi dua arah dapat terjalin antara pihak Sentulfresh Education Farm dan pihak ekternal Sentulfresh Education Farm. b. Pendekatan tanggung jawab sosial humas PR harus menumbuhkan sikap tanggung jawab sosial untuk memperoleh keuntungan bersama yang terampil dalam memadukan keuntungan dengan motivasi tanggung jawab sosialnya. Contoh dari penerapan pendekatan ini, yaitu pihak Sentulfresh Education Farm memberdayakan masyarakat sekitar, terutama ibu-ibu sebagai pekerja pembuat es yoghurt. Es yoghurt tersebut merupakan produk atau hasil dari peternakan di Sentulfresh Education Farm yang kemudian dijadikan sebagai produk oleh-oleh wisata edukasi. Adanya pelibatan masyarakat dalam produksi es yoghurt, membantu masyarakat dalam peningkatan perekonomian rumah tangga mereka. c. Pendekatan kerjasama PR berupaya membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan berbagai kalangan, baik hubungan internal maupun hubungan eksternal. Misalnya, PR Sentulfresh Education Farm bekerjasama dengan seluruh karyawannya dan saling bersinergi untuk dapat melakukan kinerja dengan maksimal. Seluruh karyawan membantu menyampaikan informasi terkait Sentulfresh Education Farm agar semakin dikenal luas oleh masyarakat. Selain itu, praktisi PR juga pernah bekerjasama dengan berbagai media dalam hal penyampaian informasi mengenai Sentulfresh Education Farm. Contoh kerjasama yang dilakukan dengan media, yaitu media melakukan peliputan dan memuatnya dalam media cetak, online maupun elektronik. Beberapa pendekatan komunikasi yang dilakukan PR Sentulfresh Education Farm diatas secara tidak langsung dalam periode tertentu mampu membentuk citra positif dari publik terhadap Sentulfresh Education Farm sebagai penyedia obyek wisata yang bernilai edukasi tinggi. Hampir seluruh responden menganggap Sentulfresh Education Farm sebagai obyek wisata edukasi yang menarik dan sangat mengedukasi bagi anak-anak.
33
Aktivitas sebagai Implementasi dari Strategi Public Relations Komunikasi dua arah timbal balik merupakan kegiatan utama Public Relations (PR). Monani (2014) menyebutkan beberapa aktivitas PR meliputi, Internal Relations, Eksternal Relations, Relationship Marketing, Media Relations, Promotions and Special Events, Publisitas, Sponsorship, Manajemen Krisis dan Manajemen Isu, dan Community Relations. Aktivitas PR tersebut bukanlah penetapan baku karena perusahaan dapat melakukan berbagai aktivitas PR sesuai dengan kebutuhannya. Aktivitas Public Relations Sentulfresh Education Farm juga dijalankan dengan menggunakan berbagai variasi media PR dengan mengacu pada teori yang diungkapkan oleh Jefkins (1996), sebagai berikut: 1. Publisitas Publisitas merupakan kegiatan yang memuat berita mengenai Sentulfresh Education Farm di media massa. Jika dilihat dua tahun terakhir, memang Sentulfresh Education Farm ini telah diliput oleh beberapa media cetak, elektronik, maupun media online. Beberapa media memang meluangkan spot beritanya secara khusus untuk „mengupas‟ tuntas mengenai wisata edukasi, maupun memperkenalkan produk hasil peternakan di Sentulfresh Education Farm. Tabel 7 Daftar media (pers) yang memuat Sentulfresh Education Farm No. Nama Media Tanggal Judul Artikel / Tayangan dimuat 1 Trobos Januari 2013 Wisata Edukasi Ternak Sentul 2 TVRI Produksi Juni Jalan-Jalan : Wisata Edukasi 2013 Sentulfresh Indonesia 3 Harian 12 April Mengenal Rambo dan Icip-icip Kompas 2014 Yoghurt 4 Agrina 13 April WISATA : Lebih Dekat dengan 2014 Sang Penghasil Susu 5 Rajawali TV 19 April Juragan Kepo 2015 2. Audio-visual Praktisi PR mengunggah beberapa dokumentasi berupa video kegiatan di Sentulfresh Education Farm pada portal www.youtube.com/zulhamariansyah. Selain dokumentasi pribadi, pihak Sentulfresh Education Farm juga mengunggah beberapa video yang pernah tayang di televisi. Namun, tidak ada responden yang mengakses video Sentulfresh Education Farm di portal tersebut. 3. Televisi Praktisi PR bekerja sama dengan media televisi untuk mempublikasikan Sentulfresh Education Farm melalui tayangan-tayangan berupa reality show atau liputan, misalnya “Juragan Kepo” dari Rajawali TV dan “Jalan-Jalan” dari TVRI. Media televisi ini dianggap sebagai media yang cukup menjangkau seluruh kalangan masyarakat, hanya saja beberapa media televisi yang meliput Sentulfresh Education Farm belum
34
menjadi stasiun televisi swasta yang paling diminati masyarakat. Sehingga, seluruh responden yang peneliti wawancara pun juga belum pernah menyaksikan liputan Sentulfresh Education Farm di televisi. 4. Bahan-bahan cetakan (printed material) Brosur merupakan media personal yang dimiliki oleh Sentulfresh Education Farm. Namun, brosur Sentulfresh Education Farm hanya disediakan di lokasi wisata dan diberikan kepada calon pengunjung yang datang saat melakukan survei ke Sentulfresh Education Farm apabila calon pengunjung tersebut meminta brosur (Lampiran 8). Sentulfresh Education Farm juga memiliki banner dan spanduk yang dipasang di area wisata. 5. Surat langsung (direct mail) Media ini digunakan sebagai alat resmi penyampai pesan. Surat yang dikirimkan oleh praktisi PR Sentulfresh Education Farm biasanya ditujukan kepada sekolah TK atau SD yang letaknya cukup jauh dari lokasi. Pesan yang disampaikan melalui media ini biasanya berupa perkenalan dan penawaran paket kegiatan wisata Sentulfresh Education Farm. 6. Pesan-pesan lisan (spoken word) Pesan lisan yang disampaikan oleh pihak Sentulfresh Education Farm sebagai bentuk komunikasi dengan sasaran konsumen, yakni dengan presentasi dihadapan pihak sekolah TK maupun SD. Presentasi ini bertujuan untuk mengenalkan dan mempromosikan obyek wisata Sentulfresh Education Farm kepada pihak sekolah dan para siswa. 7. Ciri khas (house style) dan identitas perusahaan (corporate identity) Ciri khas dibuat dengan tujuan agar lebih diingat dan dikenal oleh kalayak luas. Ciri khas yang dimiliki oleh Sentulfresh Education Farm adalah sarana wisata edukasi yang berbasis pada peternakan, perikanan, dan pertanian. Sentulfresh Education Farm ini juga mengangkat nuansa natural sebuah peternakan. 8. Pemberitaan di Internet Pemberitaan melalui internet dilakukan oleh PR Sentulfresh Education Farm dengan mengaktifkan website resmi, yakni www.sentulfresh.com. Website tersebut berisi tentang berbagai macam ulasan mengenai Sentulfresh Education Farm dan dapat diakses secara terbuka oleh khalayak luas. Selain itu, twitter dan facebook juga digunakan untuk mempublikasikan Sentulfresh Education Farm namun penggunaan kedua media sosial tersebut belum menjadi media penyampaian informasi yang utama bagi pihak Sentulfresh Education Farm serta jarang diketahui oleh pengunjung.
KARAKTERISTIK WISATAWAN SENTULFRESH EDUCATION FARM Karakteristik wisatawan Sentulfresh Education Farm yang diukur dalam penelitian ini meliputi usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, jangkauan geografis, tujuan wisata, dan frekuensi kedatangan. Responden dalam penelitian ini adalah para pengunjung Sentulfresh Education Farm yang berperan sebagai pembuat keputusan atau koordinator/ ketua rombongan. Usia Usia adalah lamanya seseorang hidup, terhitung sejak dia dilahirkan hingga saat menjadi responden penelitian. Berdasarkan penentuan data emik yang didapat dalam penelitian ini, usia dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu kategori rendah untuk usia <31 tahun, kategori sedang untuk usia 31-37 tahun, dan kategori tinggi dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Jumlah dan persentase responden Sentulfresh Education Farm berdasarkan kategori usia Frekuensi Usia
Jumlah
Persentase (%)
Rendah (<31 tahun) Sedang (31-37 tahun) Tinggi (>37 tahun)
11 13 10
32.30 38.30 29.40
Total
34
100.00
Tabel 8 menunjukkan bahwa mayoritas pengunjung Sentulfresh Education Farm tergolong dalam usia kategori 31-37 tahun, yakni berjumlah 13 orang atau sebesar 38.3 %. Namun, jika dilihat secara keseluruhan jumlah responden pada ketiga kategori usia tersebut tidak berbeda jauh. Hal ini disebabkan oleh pihak pengunjung yang menjadi responden adalah si pengambil keputusan ataupun koordinator rombongan. Pada umumnya, yang menjadi ketua rombongan adalah guru yang telah bekerja cukup lama dan dipercaya oleh sesama guru lainnya. Selain itu, beberapa rombongan sekolah juga memilih guru usia muda untuk menjadi ketua rombongan karena guru pada usia muda lebih giat untuk mencari informasi dan lebih mudah terdedah dengan berbagai informasi dalam pemilihan obyek wisata yang akan dikunjungi. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan adalah adalah jenjang terakhir sekolah formal yang pernah diikuti oleh responden. Tingkat pendidikan rendah untuk responden yang tamat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pendidikan sedang untuk responden yang tamat Sekolah Menengah Atas (SMA). Pendidikan tinggi untuk responden yang tamat Diploma dan Universitas. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 9.
36
Tabel 9 Jumlah dan persentase responden Sentulfresh Education Farm berdasarkan kategori tingkat pendidikan Tingkat Pendidikan
Jumlah
Persentase (%)
Rendah (SD dan SMP) Sedang (SMA) Tinggi (Diploma dan Universitas)
1 3 30
3.00 9.00 88.00
Total
34
100.00
Tabel 9 menunjukkan bahwa mayoritas pengunjung Sentulfresh Education Farm tergolong dalam kategori pendidikan tinggi (tamat Diploma atau Universitas), yakni sebesar 88%. Hal ini disebabkan oleh tingkat pendidikan seseorang dapat mempengaruhi cara berpikir, cara pandang, bahkan persepsi terhadap suatu hal. Seseorang yang berpendidikan tinggi kemungkinan besar akan memilih obyek wisata yang memiliki nilai edukasi tinggi, seperti Sentulfresh Education Farm. Oleh karena itu, mayoritas pengunjung merupakan orang-orang yang ingin memberi wisata yang mengedukasi anak mereka. Jenis Pekerjaan Jenis pekerjaan adalah kegiatan utama yang dijalankan oleh responden untuk memperoleh pendapatan. Jenis pekerjaan responden dibedakan menjadi lima kategori, yaitu Guru (PNS), Pegawai Swasta, Wiraswasta, Guru Swasta, dan Lainnya. Karakteristik jenis pekerjaan responden Sentulfresh Education Farm dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Jumlah dan persentase responden Sentulfresh Education Farm berdasarkan kategori jenis pekerjaan Jenis Pekerjaan Guru (PNS) Pegawai Swasta Wiraswasta Guru Swasta Lainnya Total
Jumlah 1 8 3 20 2 34
Persentase (%) 3.00 23.00 9.00 59.00 6.00 100.00
Tabel 10 menunjukkan bahwa mayoritas pengunjung Sentulfresh Education Farm tergolong pada jenis pekerjaan Guru Swasta. Guru swasta pada kategori ini adalah guru TK, SD atau lainnya. Hal ini disebabkan karena Sentulfresh Education Farm memang ditujukan untuk wisata edukasi bagi anak sekolah. Umumnya, kurikulum sekolah pada saat ini mewajibkan para sekolah untuk melaksanakan fieldtrip. Sehingga responden pada penelitian ini didominasi oleh guru. Selain itu, terdapat responden yang bekerja sebagai Pegawai Swasta sejumlah delapan orang (33.00%), wiraswasta sejumlah tiga orang (9.00%), Lainnya sejumlah dua orang (6.00%), dan PNS sejumlah satu orang (3.00%). Keempat kategori tersebut biasanya merupakan rombongan keluarga yang
37
mengunjungi Sentulfresh Education Farm ataupun mahasiswa yang datang dengan tujuan edukasi bidang peternakan, pertanian, dan perikanan. Jangkauan Geografis Jangkauan geografis adalah wilayah atau lokasi tempat tinggal responden. Jangkauan geografis dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu wilayah Bogor, Jadetabek, dan Luar Jabodetabek. Karakteristik responden berdasarkan jangkauan geografis dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Jumlah dan persentase responden Sentulfresh Education Farm berdasarkan kategori jangkauan geografis Jangkauan Geografis Wilayah Bogor Wilayah Jadetabek Wilayah Luar Jabodetabek Total
Jumlah 8 25 1 34
Persentase (%) 23.50 73.50 3.00 100.00
Tabel 11 menunjukkan bahwa mayoritas pengunjung Sentulfresh Education Farm yang berasal dari wilayah Jadetabek merupakan pengunjung dengan persentase terbesar yaitu, 73.5%. Pengunjung yang berasal dari wilayah Bogor sejumlah 23.5% dan pengunjung luar Jabodetabek sejumlah 3%. Hal ini disebabkan karena lokasi Sentulfresh Education Farm cukup dekat dengan Jadetabek dan di wilayah Jadetabek belum ada obyek wisata edukasi berbasis peternakan seperti Sentulfresh Education Farm. Ismayanti (2010) juga mengungkapkan bahwa jarak ruang suatu obyek wisata merupakan hal yang harus dipertimbangkan dengan matang karena membutuhkan banyak waktu dan biaya. Ragam Tujuan Kunjungan Ragam tujuan kunjungan adalah variasi tujuan yang mendorong responden mengunjungi Sentulfresh Education Farm. Ragam tujuan kunjungan terbagi menjadi tiga kategori, Liburan, Bisnis, dan Study Tour/ Field trip. Karakteristik responden berdasarkan ragam tujuan kunjungan dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 Jumlah dan persentase responden Sentulfresh Education Farm berdasarkan kategori ragam tujuan kunjungan Ragam Tujuan Kunjungan Liburan Bisnis Study Tour/ Field Trip Total
Jumlah 4 0 30 34
Persentase (%) 12.00 0.00 88.00 100.00
Tabel 12 menunjukkan bahwa study tour/fieldtrip merupakan tujuan kunjungan responden dengan persentase terbesar, yaitu 88%. Umumnya, pengunjung Sentulfresh Education Farm merupakan rombongan sekolah,
38
sehingga field trip menjadi tujuan utama. Hal ini berkaitan dengan kurikulum pendidikan yang mewajibkan pengadaan field trip sesuai dengan tema pembelajaran yang diperoleh siswa. Tema pembelajaran yang sesuai dengan konteks wahana Sentulfresh Education Farm misalnya pengenalan hewan ternak. Kemudian, tujuan kunjungan berupa liburan dan bisnis masing-masing sebesar 12% dan 0%. Beberapa responden yang berkunjung untuk tujuan liburan merupakan rombongan keluarga. Frekuensi Kedatangan Frekuensi kedatangan adalah jumlah kedatangan responden ke Sentulfresh Education Farm. Frekuensi kedatangan digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu rendah untuk kedatangan pertama, sedang untuk kedatangan kedua, dan tinggi untuk kedatangan ketiga atau lebih. Karakteristik responden berdasarkan frekuensi kedatangan dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 Jumlah dan persentase responden Sentulfresh Education Farm berdasarkan kategori frekuensi kedatangan Frekuensi Kedatangan Rendah Sedang Tinggi Total
Jumlah 23 6 5 34
Persentase (%) 68.00 18.00 14.00 100.00
Tabel 13 menunjukkan bahwa frekuensi kedatangan dengan persentase terbesar adalah kategori rendah, yaitu sebesar 68%. Jumlah kedatangan responden penelitian ini mayoritas merupakan kedatangan yang pertama. Hal ini disebabkan karena para responden baru mengetahui adanya obyek wisata edukasi Sentulfresh Education Farm, serta didukung oleh Sentulfresh Education Farm yang baru berdiri sekitar dua tahun. Sedangkan untuk frekuensi dengan kategori sedang dan tinggi, biasanya merupakan rombongan keluarga maupun sekolah yang sudah pernah berkunjung dalam jangka waktu sebelum penelitian dilaksanakan.
AKTIVITAS PENYAMPAIAN INFORMASI OLEH PRAKTISI PUBLIC RELATIONS DAN CITRA SENTULFRESH EDUCATION FARM Aktivitas Public Relations Sentulfresh Education Farm yang diukur dalam penelitian ini meliputi ragam aktivitas PR, frekuensi aktivitas PR, dan kekuatan pesan dari media penyampaian pesan yang digunakan oleh responden. Responden dalam penelitian ini adalah para pengunjung Sentulfresh Education Farm yang berperan sebagai pembuat keputusan atau koordinator/ ketua rombongan. Informasi seputar Sentulfresh Education Farm sangat mutlak dibutuhkan oleh pihak-pihak sekolah maupun masyarakat secara luas agar publik dapat menjadikan Sentulfresh Education Farm sebagai sebuah pilihan dan alternatif berwisata. Tingkat Pengetahuan mengenai Ragam dan Frekuensi Media Penyampaian Pesan Sentulfresh Education Farm Responden dalam penelitian ini adalah para pengambil keputusan atau koordinator rombongan yang berwisata di Sentulfresh Education Farm. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa website (www.sentulfresh.com) menjadi media utama yang digunakan oleh responden sebagai salah satu sumber informasi mengenai Sentulfresh Education Farm, yaitu sebesar 50%. Kemudian, media word of mouth dan presentasi lisan oleh pihak Sentulfresh Education Farm masing-masing sebesar 41% dan 9% (Gambar 6).
Presentasi Lisan 9%
Word of Mouth 41%
Website 50%
Gambar 6 Presentase ragam media penyampaian pesan yang diketahui oleh responden Sebagian besar responden mengatakan bahwa media internet lebih praktis dan sangat mudah digunakan untuk mencari informasi tentang obyek wisata. Media word of mouth juga mencapai angka yang cukup tinggi karena para responden saling berbagi informasi mengenai Sentulfresh Education Farm dengan
40
pihak lain, misalnya kerabat, sesama guru atau rekan kerja. Namun, beberapa responden juga memberikan saran untuk pihak Sentulfresh Education Farm agar melakukan promosi melalui media cetak (majalah komersil atau freemagz). Selain itu, lebih baik jika pihak Sentulfresh Education Farm juga melakukan penyebaran brosur ke sekolah-sekolah agar informasi tersebar dengan merata pada seluruh kalangan masyarakat. Hal tersebut disampaikan juga oleh AF sebagai berikut. “.......lebih baik Sentulfresh ini juga diiklankan lewat majalah. Karna pembaca majalah kan banyak ya, dan sekarang banyak juga freemagz gitu. Jadi bebas mengiklankan informasi apapun lewat freemagz. Orang-orang juga jadi tau tentang Sentulfresh”, (AF, pegawai swasta, 32 tahun). Berdasarkan Gambar 6 juga dapat disimpulkan bahka media WoM menjadi media kedua yang sangat kuat bagi para responden dalam mendapatkan informasi mengenai Sentulfresh Education Farm. Hal ini tentu saja menjadi sebuah peluang yang harus dimanfaatkan oleh pihak Sentulfresh Education Farm. Media WoM ini juga dapat dipengaruhi oleh faktor kepuasan yang didapat oleh wisatawan. Maka sebaiknya Sentulfresh Education Farm harus mengutamakan kepuasan wisatawannya serta meningkatkan product knowledge wisatawan, sehingga memungkinkan wisatawan tersebut akan menyampaikannya kembali ke orang lain. Hasil wawancara dengan responden menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden mengenai ragam media penyampaian pesan Sentulfresh Education Farm berada pada kategori rendah. Ini menunjukkan bahwa hanya sedikit responden yang mengetahui dan tidak mengakses sumber media selain website untuk mengetahui info tentang Sentulfresh Education Farm. Persentase responden dapat dilihat pada Gambar 7. 70 60 50 40
Rendah
30
Sedang
20
Tinggi
10 0
Rendah
Sedang
Tinggi
Gambar 7 Persentase tingkat pengetahuan responden tentang ragam media penyampaian pesan Sentulfresh Education Farm Hasil penelitian yang disajikan Gambar 7 menunjukkan bahwa 65% responden memiliki tingkat pengetahuan mengenai ragam media penyampaian pesan tentang Sentulfresh Education Farm pada kategori rendah. Tingkat
41
pengetahuan responden pada kategori sedang dan tinggi masing-masing memiliki presentase sebesar 26% dan 0%. Artinya, tidak banyak responden yang mengetahui ragam media yang digunakan dalam menyampaikan informasi mengenai Sentulfresh Education Farm selain melalui website dan dari orang lain. Sejalan dengan ragam media penyampaian pesan yang diketahui responden, pengetahuan responden mengenai frekuensi penyampaian pesan melalui beberapa media tersebut masih rendah dengan presentase sebanyak 65%. Tingkat pengetahuan pada kategori sedang sebesar 23% dan 12% pada kategori tinggi. Artinya, masih banyak responden tidak mengetahui seberapa sering media - media tersebut menyebarluaskan informasi tentang Sentulfresh Education Farm (Gambar 8). 70 60 50 40
Rendah
30
Sedang
20
Tinggi
10 0 Rendah
Sedang
Tinggi
Gambar 8 Tingkat pengetahuan responden tentang frekuensi media penyampaian pesan Berdasarkan pengakuan responden yang hampir keseluruhan mengetahui informasi tentang Sentulfresh Education Farm dari website, rata-rata mengakses website hanya dilakukan sebanyak satu hingga tiga kali dan tidak mengetahui seberapa sering media lain menginformasikan Sentulfresh Education Farm. Jika ada yang mengakses website hingga lima kali, biasanya dilakukan untuk mengecek rincian harga dan paket wisata. Hal ini juga dinyatakan oleh YTS. “Saya searching di internet untuk mencari tempat wisata edukasi. Kebetulan buka website sekitar satu sampai dua kali. Setelah lihatlihat paket wisatanya, saya langsung menghubungi CP (contact person) saja. Lalu saya langsung survei ke sini.” (YTS, pegawai swasta, 21 tahun). Pernyataan YTS tersebut juga diperkuat oleh ungkapan dari MRN sebagai berikut . “Saya taunya dari teman sesama kepala sekolah pas lagi ada kumpul. Terus saya langsung minta CP Sentulfresh Education Farm ini untuk survei sekalian nego harga. Kalau informasinya dari sesama kepala sekolah ya saya langsung percaya mbak kalau tempat ini bagus untuk anak-anak”, (MRN, kepala sekolah, 48 tahun).
42
Tingkat Penilaian terhadap Kekuatan Pesan dari Media Penyampaian Pesan mengenai Sentulfresh Education Farm Kekuatan pesan merupakan elemen penting dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat luas. Kekuatan pesan diukur berdasarkan teori ANSVA menurut Monroe yang dikutip oleh Kusumastuti (2009). ANSVA mencakup dimensi attention (perhatian), need (kebutuhan), satisfactions (pemuasan), visualization (penggambaran), dan action (tindakan). Pada Gambar 9 disajikan gambaran detail dari penilaian responden terhadap kekuatan pesan dari media penyampai pesan. Penilaian kekuatan pesan dari berbagai media, secara keseluruhan digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
Rendah Sedang Tinggi
Rendah
Sedang
Tinggi
Gambar 9 Penilaian responden terhadap kekuatan pesan media Penilaian responden terhadap kekuatan pesan dari keseluruhan media yang diketahui oleh responden berada pada kategori sedang, yaitu sebesar 42%. Kategori rendah dan tinggi memperoleh persentase sebesar 26% dan 32%. Mayoritas responden menyatakan bahwa pesan yang disampaikan melalui media sudah cukup menarik dan membuat responden tertarik untuk mengunjungi Sentulfresh Education Farm. Penilaian kekuatan pesan media penyampaian informasi Sentulfresh Education Farm mencakup tampilan atau cara penyampaian informasi, kelengkapan informasi (harga, jenis paket, fasilitas, alamat, contact person), dokumentasi kegiatan wisata, kepuasan setelah melihat media penyampaian informasi, gambar atau informasi penunjang (dokumentasi sarana dan prasarana, denah lokasi), dan nilai seberapa kuat keinginan untuk berkunjung. Penilaian pada kekuatan pesan pada media website didukung oleh pernyataan JML berikut. “Informasi yang disampaikan sudah cukup menarik, info paket wisata juga lengkap. Ada dokumentasinya juga, jadi udah ada gambaran tentang kegiatan wisata disini. Kemudian, ada contact personnya juga. Kalau secara keseluruhan sih websitenya sudah cukup baik.”, (JML, wiraswasta, 34 tahun).
43
Citra Sentulfresh Education Farm Kotler (1995) seperti dikutip pada Tendean (2013) secara luas mendefenisikan citra sebagai jumlah dari keyakinan-keyakinan, gambarangambaran, dan kesan-kesan yang dipunyai seseorang pada suatu obyek. Obyek yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan obyek wisata edukasi, yaitu Sentulfresh Education Farm. Seorang praktisi Public Relations harus dapat memahami secara berkala penilaian pengunjung mengenai Sentulfresh Education Farm. Citra Sentulfresh Education Farm dapat dilihat melalui penilaian pengunjung terhadap unsur pokok wisata menurut Suwantoro (2004), meliputi daya tarik obyek wisata, aksesibilitas, fasilitas, keamanan, dan pelayanan staf. Data hasil penelitian mengenai penilaian pengunjung terhadap unsur pokok wisata disajikan pada Gambar 10. Persentase 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Rendah Sedang Tinggi
Daya Tarik
Akses
Fasilitas Keamanan Pelayanan Staf
Gambar 10 Citra Sentulfresh Education Farm berdasarkan daya tarik, aksesibilitas, fasilitas, keamanan, dan pelayanan staf Nilai Daya Tarik Obyek Wisata Daya tarik obyek wisata merupakan gambaran suatu obyek wisata terkait dengan tujuan didirikannya obyek wisata (Suwantoro 2004), yakni kaitannya dengan penilaian pengunjung mengenai obyek wisata tersebut sehingga pengunjung tertarik untuk berwisata di Sentulfresh Education Farm. Persentase terbesar penilaian pengunjung terhadap daya tarik wisata terdapat pada kategori tinggi, yaitu sebesar 91%. Sedangkan kategori sedang memiliki persentase sebesar 9%. Sebagian besar responden mengatakan bahwa Sentulfresh Education Farm memang merupakan sebuah obyek wisata yang menarik, terutama untuk anakanak sekolah. Sentulfresh Education Farm memiliki nilai edukasi yang tinggi bagi anak-anak untuk belajar dan mengenal lebih dekat dengan hewan dan dunia peternakan. Sentulfresh Education Farm juga merupakan obyek wisata edukasi yang berbeda dari tempat wisata lainnya. Karena Sentulfresh Education Farm mengusung konsep murni peternakan, bukan desain untuk obyek wisata komersil.
44
Selain itu, harga dan paket wisata yang ditawarkan pun cukup terjangkau. Hal ini juga didukung dengan lokasi Sentulfresh Education Farm yang masih bernuansa pedesaan, seperti yang diungkapkan oleh PP dan IR sebagai berikut. “........nuansa farm atau peternakannya kental banget. Terus anakanak disini juga belajar tentang hewan-dan tumbuhan. Jadi, sekalian mengenalkan juga kepada anak-anak mengenai edukasi hewan ternak”, (PP, Kepala Sekolah TK, 31 tahun). “Disini kan fokus sapi, burung, dan ikan kemudian susu dan yoghurt. Jadi saya rasa sudah cukup ya edukasinya. Apalagi dilihat dari harganya juga lebih murah dibandingkan dengan tempat wisata lain,” (IR, kepala sekolah, 38 tahun). Tingkat Aksesibilitas Tingkat aksesibilitas merupakan penilaian pengunjung mengenai kemudahan akses untuk mencapai Sentulfresh Education Farm dengan kendaraan umum atau pribadi, serta letak lokasi yang berdekatan dengan area yang dikenal orang lain secara luas. Persentase terbesar penilaian pengunjung terhadap aksesibilitas terdapat pada kategori sedang, yaitu sebesar 59%. Sedangkan kategori tinggi memiliki persentase sebesar 41%. Sebagian besar responden mengatakan bahwa lokasi Sentulfresh Education Farm memang dekat dengan jalur tol, sehingga pengunjung dari luar wilayah Bogor dapat menempuh perjalanan dengan mudah. Namun, jalan untuk menuju Sentulfresh Education Farm tidak dapat menggunakan transportasi bis. Pengunjung yang menggunakan transportasi bis, harus melanjutkan perjalanannya dengan menggunakan mobil transit yang lebih kecil. Beberapa responden mengatakan bahwa hal tersebut cukup merepotkan, apalagi jika rombongannya adalah anak-anak TK dan SD. Sedangkan beberapa responden lain justru mengatakan hal tersebut menjadi keunikan tersendiri bagi Sentulfresh Education Farm, sehingga pengunjung dapat merasakan nuansa pedesaan di lingkungan Sentulfresh Education Farm. Sebaiknya pihak Sentulfresh Education Farm juga menambahkan jumlah kendaraan transit jika jumlah peserta kunjungan cukup banyak dan dapat menghemat waktu untuk transfer ke lokasi. Hal tersebut diungkapkan oleh EK dan TAD sebagai berikut. “Kami dari sekolah menggunakan kendaraan bis besar, tapi jalan menuju ke sini tidak bisa dilewati oleh bis. Jadi, kami transit dengan angkutan umum yang disediakan pihak Sentulfresh Education Farm. Menurut kami, itu menjadi hal yang menarik sekali, anak-anak sangat senang apalagi sepanjang jalan tadi pemandangan yang disajikan berupa kebun, ladang, dan pedesaan”, (EK, guru TK, 29 tahun). “.....akses sih udah dipermudah mbak, karna kita disediain mobil transit. Tapi kalo bisa jumlah mobilnya diperbanyak apalagi kalo rombongannya besar. Jadi bisa menghemat waktu dan anak-anak ga kelamaan nunggu”, (TAD, wiraswasta, 41 tahun).
45
Tingkat Kelengkapan Fasilitas Tingkat kelengkapan fasilitas wisata merupakan ketersediaan semua alat penunjang kegiatan wisata di Sentulfresh Education Farm sehingga kegiatan wisata dapat berjalan dengan baik dan lancar. Persentase terbesar penilaian pengunjung terhadap aksesibilitas terdapat pada kategori tinggi, yaitu sebesar 56%. Sedangkan kategori sedang memiliki persentase sebesar 44%. Beberapa responden mengatakan bahwa pendopo yang terdapat di Sentulfresh Education Farm cukup menampung banyak anak. Namun, pada responden yang jumlah rombongan sangat banyak, responden merasa bahwa pendopo tersebut kurang besar. Kemudian fasilitas toilet masih kurang memadai karena jumlah toilet yang disediakan hanya sedikit dan aliran air cenderung kecil. Fasilitas Play Ground yang disediakan cukup bermanfaat karena setelah menikmati kegiatan wisata anak-anak dapat bermain di Play Ground dan sekitarnya. Selain itu, fasilitas parkir, tempat ibadah, dan makanan yang disediakan sudah cukup baik. Hal tersebut diungkapkan oleh IG sebagai berikut. “Makanan yang disediakan cukup enak, anak-anak kan memang lebih suka yang sederhana. Fasilitas kamar mandi masih kurang ya, apalagi anak-anak harus bilas dan mandi setelah menangkap ikan. Kalau bisa, tempat bilasnya disediakan di dekat lokasi menangkap ikan. Jadi guru-guru tidak repot dan khawatir untuk mengawasi anakanak”, (IG, guru TK, 28 tahun). Tingkat Keamanan Tingkat keamanan merupakan penilaian pengunjung terhadap proteksi atau perlindungan dari segala hal yang berbahaya di Sentulfresh Education Farm. Persentase terbesar penilaian pengunjung terhadap keamanan terdapat pada kategori tinggi, yaitu sebesar 73.5%. Sedangkan kategori sedang memiliki persentase sebesar 26.5%. Tingkat keamanan di lingkungan Sentulfresh Education Farm secara keseluruhan sudah cukup baik. Namun, beberapa responden khawatir dengan keamanan di Sentulfresh Education Farm, terutama di wahana kolam ikan. Menurut para responden, pagar yang terpasang di sekeliling kolam ikan masih terlalu rendah dan jaraknya kurang rapat. Pagar tersebut masih kurang aman bagi anak-anak. Karena masih dapat dipanjat ataupun anak-anak dapat terjatuh ke kolam ikan bila melewati celah pagar tersebut. Selain itu, terdapat ayunan di Play Ground yang patah dan hanya diikat dengan tambang. Hal ini dapat membahayakan keselamatan anak-anak. Hal tersebut diungkapkan oleh RP dan AOY sebagai berikut. “....saya khawatir dengan pagar kolam ikan mbak, masih terlalu lebar celahnya. Takutnya nanti ada anak yang iseng nerobos atau manjat pagar terus kecebur kolam, apalagi kalau kolam ikannya dalam”, (RP, pegawai swasta, 37 tahun).
46
“....cuma ada satpam 1 di depan aja. Tapi secara keseluruhan sudah cukup aman, karena pemandu juga mengawasi anak-anak saat melakukan kegiatan wisata. Kemudian di wahana menunggang pedet juga ada pawang sapinya. Jadi, tidak membahayakan anak-anak”, (AOY, mahasiswa, 21 tahun). Kualitas Pelayanan Staf Kualitas pelayanan staf merupakan nilai bentuk jasa yang diberikan kepada pengunjung demi mempermudah pengunjung dalam melaksanakan kegiatan wisata di Sentulfresh Education Farm. Staf yang dimaksud adalah para pemandu atau edufarm specialist. Persentase terbesar penilaian pengunjung terhadap keamanan terdapat pada kategori tinggi, yaitu sebesar 85%. Sedangkan kategori sedang memiliki persentase sebesar 15%. Beberapa responden mengatakan bahwa pelayanan edufarm specialist sudah cukup baik. Pemandu cukup interaktif dan komunikatif dalam menghadapi anakanak. Para pemandu juga cukup menguasai informasi tentang wahana wisata dengan baik dan mengenakan seragam saat bertugas. Namun, terdapat beberapa responden yang mengkritik para edufarm specialist tersebut. Hal tersebut diungkapkan oleh IR dan YNT sebagai berikut. “Tadi ada pemandu yang menggunakan kata-kata agak nyeleneh kepada anak-anak, meski itu hanya bercandaan. Tetapi ini kan rombongan anak-anak SD, di sekolah kan anak-anak diajarkan menggunakan bahasa yang halus dan sopan.”, (IR, kepala sekolah, 38 tahun). “........untuk pemandu masih kurang karena tadi juga dibantuin sama bu guru, ya perbanyak lagi pengetahuannya. Tapi wajar sih apalagi kan ini juga berdirinya belum terlalu lama”, (YNT, pegawai swasta, 40 tahun). Secara keseluruhan, penilaian responden terhadap keseluruhan unsur pokok wisata di Sentulfresh Education Farm sudah cukup baik. Namun, masih memerlukan beberapa pembenahan atau perbaikan agar dapat meningkatkan kualitasnya. Sebuah citra yang positif dapat terbentuk jika memang perusahaan tersebut memiliki strategi branding yang baik. Branding tersebut ditunjukkan oleh Sentulfresh Education Farm melalui pelayanan, fasilitas, produk, dan jasa yang ditawarkannya.Berdasarkan Gambar 10 yang merupakan hasil penilaian responden peneliti dapat menyimpulkan bahwa citra Sentulfresh Education Farm sudah termasuk dalam kategori positif.
ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK WISATAWAN DENGAN CITRA SENTULFRESH EDUCATION FARM Pada bab ini membahas tentang analisis hubungan antara karakteristik pengunjung Sentulfresh Education Farm dengan Citra Sentulfresh Education Farm. Karakteristik pengunjung meliputi usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, jangkauan geografis, ragam tujuan wisata, dan frekuensi kedatangan. Citra obyek wisata merupakan hasil dari penilaian pengunjung secara keseluruhan terhadap unsur pokok obyek wisata yang terdapat di Sentulfresh Education Farm. Hasil uji korelasi pada masing-masing variabel terdapat pada Tabel 14. Tabel 14 Nilai koefisiensi korelasi dan signifikansi antara karakteristik wisatawan dengan citra wisata edukasi Karakteristik Wisatawan Usia Tingkat Pendidikan Jenis Pekerjaan Jangkauan Geografis Ragam Tujuan Kunjungan Frekuensi Kedatangan Keterangan:
Citra Sentulfresh Education Farm 0.108 0.347* 14.545 Sig. (0.558) 0.075 1.113 Sig. (0.892) 0.399*
* signifikan korelasi pada taraf α 0.05
Hubungan Usia dengan Citra Sentulfresh Education Farm Hasil penelitian menggunakan uji korelasi Rank Spearman antara usia dengan citra Sentulfresh Education Farm pada responden menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi sebesar 0.108. Nilai tersebut menyatakan terdapat korelasi yang lemah karena nilai tersebut berada diantara nilai 0.10-0.29. Sarwono (2009) menjelaskan bahwa jika hasil uji berada diantara nilai tersebut maka terdapat korelasi atau hubungan yang lemah. Kemudian, nilai signifikansi adalah sebesar 0.542, nilai tersebut lebih besar dari taraf nyata atau α sebesar 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut tidak signifikan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa variabel usia dengan citra wisata edukasi tidak memiliki hubungan yang nyata, korelasi lemah, searah, dan tidak signifikan. Berdasarkan hasil uji statistik dapat dikatakan bahwa hipotesis uji kedua variabel tidak dapat diterima, yaitu semakin tinggi tingkatan usia seseorang maka semakin tinggi penilaian terhadap citra wisata edukasi. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Citra Sentulfresh Education Farm Hasil penelitian menggunakan uji korelasi Rank Spearman antara tingkat pendidikan dengan citra Sentulfresh Education Farm pada responden menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi sebesar 0.347*. Nilai tersebut menyatakan terdapat korelasi moderat karena nilai tersebut berada diantara nilai
48
0.30-0.49. Sarwono (2009) menjelaskan bahwa jika hasil uji berada diantara nilai tersebut maka terdapat terdapat korelasi atau hubungan moderat. Kemudian, nilai signifikansi adalah sebesar 0.044, nilai tersebut lebih kecil dari taraf nyata atau α sebesar 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut signifikan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa variabel tingkat pendidikan dengan citra wisata edukasi memiliki hubungan yang nyata, korelasi moderat, searah, dan signifikan. Hasil uji statistik dapat dikatakan bahwa hipotesis uji kedua variabel dapat diterima, yaitu semakin tinggi tingkatan pendidikan seseorang maka semakin tinggi penilaian terhadap citra wisata edukasi. Menurut Ismayanti (2010), latar pendidikan seseorang berkaitan dengan preferensi dalam pemilihan obyek wisata. Sehingga seseorang yang rendah cenderung memiliki kemampuan dan pendapatan yang rendah. Orang yang pendidikan rendah hanya bersikap pasif dan pasrah dan terbatas untuk memilih kegiatan wisata. Hal ini menyebabkan orang tersebut tidak fleksibel dalam memilih obyek wisata serta akan mempengaruhi penilaian atau citra obyek wisata yang akan didatanginya. Sedangkan orang yang berpendidikan tinggi sangat feksibel dan memiliki variasi pilihan wisata karena orang tersebut juga memiliki pendapatan yang lebih tinggi. Hubungan Jenis Pekerjaan dengan Citra Sentulfresh Education Farm Hasil penelitian menggunakan uji beda Chi-Square antara jenis pekerjaan dengan citra Sentulfresh Education Farm pada responden menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.558. Nilai signifikansi lebih besar dari taraf nyata atau α sebesar 0.05 maka p > 0.05. Nilai tersebut menunjukkan bahwa hipotesis kedua uji variabel tidak dapat diterima, yaitu perbedaan jenis pekerjaan maka semakin tinggi penilaian terhadap citra wisata edukasi. Oleh karena itu, pekerjaan seseorang tidak dapat menentukan bahwa orang tersebut memiliki penilaian yang positif terhadap citra wisata edukasi. Hubungan Jangkauan Geografis dengan Citra Sentulfresh Education Farm Hasil penelitian menggunakan uji korelasi Rank Spearman antara jangkauan geografis dengan citra Sentulfresh Education Farm pada responden menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi sebesar 0.075. Nilai tersebut menyatakan terdapat korelasi kurang berarti karena nilai tersebut berada diantara nilai 0.01-0.09. Sarwono (2009) menjelaskan bahwa jika hasil uji berada diantara nilai tersebut maka terdapat terdapat hubungan yang kurang berarti. Kemudian, nilai signifikansi adalah sebesar 0.672, nilai tersebut lebih besar dari taraf nyata atau α sebesar 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut tidak signifikan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa variabel jangkauan geografis dengan citra wisata edukasi tidak memiliki hubungan yang nyata, korelasi kurang berarti, searah, dan tidak signifikan. Berdasarkan hasil uji statistik dapat dikatakan bahwa hipotesis uji kedua variabel tidak dapat diterima, yaitu semakin tinggi jangkauan geografis seseorang maka semakin tinggi penilaian terhadap citra wisata edukasi.
49
Hubungan Ragam Tujuan Kunjungan dengan Citra Sentulfresh Education Farm Hasil penelitian menggunakan uji beda Chi-Square antara ragam tujuan kunjungan dengan citra Sentulfresh Education Farm pada responden menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.892. Nilai signifikansi lebih besar dari taraf nyata atau α sebesar 0.05 maka p > 0.05. Nilai tersebut menunjukkan bahwa hipotesis kedua uji variabel tidak dapat diterima, yaitu ragam tujuan kunjungan maka semakin tinggi penilaian terhadap citra wisata edukasi. Oleh karena itu, perbedaan tujuan kunjungan seseorang tidak dapat menentukan bahwa orang tersebut memiliki penilaian yang positif terhadap citra wisata edukasi. Hubungan Frekuensi Kedatangan dengan Citra Sentulfresh Education Farm Hasil penelitian menggunakan uji korelasi Rank Spearman antara frekuensi kedatangan dengan citra Sentulfresh Education Farm pada responden menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi sebesar 0.399*. Nilai tersebut menyatakan terdapat korelasi moderat karena nilai tersebut berada diantara nilai 0.30-0.49. Sarwono (2009) menjelaskan bahwa jika hasil uji berada diantara nilai tersebut maka terdapat terdapat korelasi atau hubungan moderat. Kemudian, nilai signifikansi adalah sebesar 0.019, nilai tersebut lebih kecil dari taraf nyata atau α sebesar 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut signifikan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa variabel frekuensi kedatangan dengan citra wisata edukasi memiliki hubungan yang nyata, korelasi moderat, searah, dan signifikan. Hasil uji statistik menyatakan bahwa hipotesis uji kedua variabel dapat diterima, yaitu semakin tinggi frekuensi kedatangan seseorang maka semakin tinggi penilaian terhadap citra wisata edukasi. Frekuensi kedatangan seseorang menunjukkan bahwa obyek wisata edukasi memenuhi kebutuhannya untuk berwisata dan mencari kesenangan. Beberapa sekolah atau keluarga yang melakukan kunjungan lebih dari satu kali mengatakan bahwa kegiatan wisata di Sentulfresh Education Farm memenuhi kriteria penilaian untuk anak-anak berinteraksi dengan hewan ternak dan memperoleh nilai-nilai sosial antar sesama makhluk ciptaan Tuhan. Selain itu, beberapa faktor lainnya, seperti harga paket wisata dan lokasi wisata juga mempengaruhi minat para pengunjung untuk datang lagi ke Sentulfresh Education Farm.
ANALISIS HUBUNGAN AKTIVITAS PUBLIC RELATIONS DENGAN CITRA SENTULFRESH EDUCATION FARM Pada bab ini membahas tentang analisis hubungan antara aktivitas Public Relations Sentulfresh Education Farm dengan Citra Sentulfresh Education Farm. Aktivitas PR meliputi ragam aktivitas PR, frekuensi aktivitas PR, dan kekuatan pesan. Citra obyek wisata diukur dengan variabel nilai daya tarik obyek, tingkat aksesibilitas, tingkat kelengkapan fasilitas, tingkat keamanan, dan kualitas pelayanan staf. Hasil uji korelasi pada masing-masing variabel terdapat pada Tabel 15. Tabel 15 Nilai koefisiensi korelasi dan signifikansi antara aktivitas PR dengan citra wisata edukasi Aktivitas PR
Citra Sentulfresh Education Farm
Ragam Aktivitas PR Frekuensi Aktivitas PR Kekuatan Pesan Keterangan:
0.284 0.436** 0.402*
* signifikan korelasi pada taraf α 0.05 ** signifikan korelasi pada taraf α 0.01
Hubungan Ragam Aktivitas PR dengan Citra Sentulfresh Education Farm Hasil penelitian menggunakan uji korelasi Rank Spearman antara ragam aktivitas PR dengan citra Sentulfresh Education Farm pada responden menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi sebesar 0.284. Nilai tersebut menyatakan terdapat korelasi lemah karena nilai tersebut berada diantara nilai 0.10-0.29. Sarwono (2009) menjelaskan bahwa jika hasil uji berada diantara nilai tersebut maka terdapat terdapat korelasi atau hubungan yang lemah. Kemudian, nilai signifikansi adalah sebesar 0.103, nilai tersebut lebih besar dari taraf nyata atau α sebesar 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut tidak signifikan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa variabel ragam aktivitas PR dengan citra wisata edukasi tidak memiliki hubungan yang nyata, korelasi lemah, searah, dan tidak signifikan. Berdasarkan hasil uji statistik dapat dikatakan bahwa hipotesis uji kedua variabel tidak dapat diterima, yaitu semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang mengenai ragam aktivitas PR maka semakin tinggi penilaian terhadap citra wisata edukasi. Hubungan Frekuensi Aktivitas PR dengan Citra Sentulfresh Education Farm Hasil penelitian menggunakan uji korelasi Rank Spearman antara frekuensi aktivitas PR dengan citra Sentulfresh Education Farm pada responden menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi sebesar 0.436**. Nilai tersebut menyatakan terdapat korelasi moderat karena nilai tersebut berada diantara nilai 0.30-0.49. Sarwono (2009) menjelaskan bahwa jika hasil uji berada diantara nilai
52
tersebut maka terdapat terdapat korelasi atau hubungan moderat. Kemudian, nilai signifikansi adalah sebesar 0.010, nilai tersebut sama dengan taraf nyata atau α sebesar 0.01. Hal ini menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut signifikan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa variabel frekuensi aktivitas PR dengan citra wisata edukasi memiliki hubungan yang nyata, korelasi moderat, searah, dan signifikan. Hasil uji statistik menyatakan bahwa hipotesis uji kedua variabel dapat diterima, yaitu semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang mengenai frekuensi aktivitas PR maka semakin tinggi penilaian terhadap citra wisata edukasi. Frekuensi aktivitas seseorang dalam mengakses media penyampaian informasi berhubungan dengan penilaian seseorang terhadap citra Sentulfresh Education Farm. Bila seseorang mengakses media penyampaian dengan frekuensi “sering”, “sangat sering” menandakan bahwa orang tersebut tertarik dengan Sentulfresh Education Farm dan memiliki minat lebih lanjut untuk mencari informasi lebih mendalam tentang Sentulfresh Education Farm. Hubungan Kekuatan Pesan dengan Citra Sentulfresh Education Farm Hasil penelitian menggunakan uji korelasi Rank Spearman antara kekuatan pesan dengan citra Sentulfresh Education Farm pada responden menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi sebesar 0.402*. Nilai tersebut menyatakan terdapat korelasi moderat karena nilai tersebut berada diantara nilai 0.30-0.49. Sarwono (2009) menjelaskan bahwa jika hasil uji berada diantara nilai tersebut maka terdapat terdapat korelasi atau hubungan moderat. Kemudian, nilai signifikansi adalah sebesar 0.018, nilai tersebut lebih kecil dari taraf nyata atau α sebesar 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut signifikan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa variabel kekuatan pesan dengan citra wisata edukasi memiliki hubungan yang nyata, korelasi moderat, searah, dan signifikan. Hasil uji statistik menyatakan bahwa hipotesis uji kedua variabel dapat diterima, yaitu semakin tinggi kekuatan pesan media PR maka semakin tinggi penilaian seseorang terhadap citra wisata edukasi. Kekuatan pesan dari media penyampaian pesan yang didapatkan oleh responden berhubungan dengan citra Sentulfresh Education Farm. Kekuatan media penyampaian pesan dinilai berdasarkan teori ANSVA. Kekuatan pesan dalam sebuah media dipengaruhi unsur ketertarikan, kebutuhan, kepuasan, penggambaran dan aksi seseorang. Jika informasi dalam penyampaian pesan menarik, lengkap, memenuhi kebutuhan, kepuasan dan membuat orang tersebut ingin mengunjungi Sentulfresh Education Farm maka seseorang dapat memiliki penilaian yang tinggi terhadap Sentulfresh Education Farm. Sehingga hal tersebut berhubungan dengan citra Sentulfresh Education Farm.
ANALISIS SWOT SENTULFRESH EDUCATION FARM Sentulfresh Education Farm merupakan salah satu inovasi dari peternakan menjadi obyek wisata edukasi. Sentulfresh Education Farm tentu memiliki strategi sebagai elemen mutlak yang harus dimiliki untuk mewujudkan visi dan misinya. Strategi yang dilakukan oleh Public Relations (PR) perlu dirumuskan dengan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats), meskipun Sentulfresh Education Farm tidak memiliki PR yang terstruktur. Namun, Sentulfresh Education Farm memiliki peranan Public Relations yang cukup baik. Analisis SWOT dilakukan dengan membandingkan faktor eksternal perusahaan, yakni peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor internal perusahaan, yakni kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness). Faktor-faktor strategi eksternal dan internal dirumuskan bersama dengan pihak Sentulfresh Education Farm melalui wawancara mendalam, observasi di lapang, dan melihat berbagai data terkait yang dimiliki perusahaan. Analisis Faktor Internal Analisis Kekuatan (Strength) Analisis strength (kekuatan) merupakan analisis faktor - faktor lingkungan internal Sentulfresh Education Farm. Bagian ini terfokus pada analisis aktivitas PR Sentulfresh Education Farm dalam memberikan aksi dan informasi kepada publik, meliputi: a. Publisitas merupakan aktivitas yang menjadi kekuatan bagi Sentulfresh Education Farm dalam membentuk opini publik yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Pemberitaan di media, baik cetak maupun elektronik dimaksudkan untuk memberikan edukasi kepada publik tentang program wisata di Sentulfresh Education Farm. Media adalah sarana yang kuat pengaruhnya kepada berbagai kalangan publik dan mampu menjangkau wilayah yang lebih luas daripada metode komunikasi konvensional. Meskipun Sentulfresh Education Farm masih tergolong baru namun publisitas yang dilakukan melalui beberapa media besar sudah cukup banyak. Hal ini menjadi sebuah kekuatan yang dapat mengenalkan Sentulfresh Education Farm ke masyarakat luas. b. Internal Communication merupakan sebuah aktivitas yang dilakukan untuk menjaga kualitas dan hubungan yang baik antara pegawai dan pemilik dari Sentulfresh Education Farm. Salah satunya adalah komunikasi grup melalui BBM messenger dan evaluasi setelah menyelesaikan kegiatan edufarm. Jika komunikasi antara pemilik dan pegawai dapat terjalin dengan baik dan lancar, maka kinerja keduanya dapat optimal karena komunikasi tersebut membantu meminimalisir kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi saat kegiatan wisata berlangsung. c. Kegiatan wisata yang dibuat oleh Sentulfresh Education Farm yaitu adanya interaksi langsung antara pengunjung dengan hewan-hewan yang berada di Sentulfresh Education Farm. Adanya konsep ini, menciptakan suasana natural atau murni pada area peternakan. Sehingga pengunjung juga dapat langsung
54
beraktivitas layaknya seorang peternak. Selain itu, nilai edukasi yang ditanamkan untuk menyayangi hewan-hewan tersebut. d. Sasaran pasar pada segmen tertentu. Sentulfresh Education Farm dibuat dengan tujuan awal untuk menciptakan edukasi bagi anak-anak sekolah. Hal ini cukup banyak menarik perhatian bagi sekolah-sekolah yang memiliki kurikulum berupa field trip yang bertema hewan-hewan. Namun, tidak dipungkiri juga bahwa Sentulfresh Education Farm menerima kunjungan wisata keluarga dan kunjungan akademik untuk pelatihan pembuatan yoghurt. e. Aktivitas periklanan menggunakan Google Ads pada peak season menjadi aktivitas yang sangat diunggulkan oleh pihak Sentulfresh Education Farm. Penggunaan Google Ads membuat traffic website Sentulfresh meningkat. Sehingga, banyak sekolah-sekolah yang menemukan website Sentulfresh Education Farm ini dengan mudah. Analisis Kelemahan (Weakness) Analisis mengenai aspek weaknesses (kelemahan) merupakan analisis faktor-faktor kelemahan internal Sentulfresh Education Farm. Beberapa kelemahan yang ditemukan di lapang dan saat wawancara, yaitu: a. Wahana wisata kurang bervariasi. Wahana yang disediakan oleh Sentulfresh Education Farm masih kurang bervariasi dan perlu ada penambahan wahana. Sehingga, beberapa pengunjung mengeluhkan bahwa kunjungan edukasi di Sentulfresh Education Farm terlalu singkat. Beberapa wahana masih kurang menanamkan nilai interaksi antara anak-anak dengan hewan atau tumbuhan yang ada di Sentulfresh Education Farm. b. Sistem perekrutan edufarm specialist atau pemandu masih memerlukan perbaikan. Hasil observasi peneliti selama di lapang, sistem perekrutan kurang memperhatikan kualitas pemandu itu sendiri. Misalnya dari segi komunikatif, interaktif, dan pengetahuan pemandu mengenai wahana wisata di Sentulfresh Education Farm. Kemudian, tidak ada pelatihan atau training secara tepat yang dilakukan sebelum calon pemandu tersebut terjun langsung untuk memandu pengunjung Sentulfresh Education Farm. Apalagi jika pengunjung obyek wisata adalah anak-anak maka si pemandu harus memiliki cara yang efektif untuk mengalihkan dan menarik perhatian anak-anak. c. Beberapa fasilitas masih kurang memadai, seperti fasilitas PlayGround. PlayGround yang terdapat di Sentulfresh Education Farm kurang aman bagi anak-anak. Beberapa fasilitas, misal ayunan, kondisinya rusak atau patah dan hanya dikait dengan menggunakan tali tambang. Kemudian, pada wahana rusa masih perlu diperhatikan kebersihannya. Selain lokasi kandang rusa yang berada di pojok, kondisi sekeliling juga harus di perbaiki, sehingga pengunjung tidak mengeluhkan tentang kebersihan dan letak kandang rusa tersebut. d. Kurangnya publikasi melalui media seperti brosur, phamflet, billboard ataupun papan petunjuk Sentulfresh Education Farm. Sebagian besar pengunjung mengetahui Sentulfresh Education Farm melalui website maupun orang lain. Sentulfresh Education Farm memerlukan publikasi melalui media yang lebih variatif, agar dapat menjangkau seluruh kalangan masyarakat. Kemudian, perlu adanya papan arah atau papan petunjuk di luar dan di dalam lokasi Sentulfresh Education Farm. Beberapa pengunjung sempat tersasar dan kehilangan arah untuk menuju Sentulfresh Education Farm karena tidak ada papan petunjuk
55
yang dapat membantu mengarahkan mereka. Selain itu, perlu adanya papan informasi pada setiap sarana di Sentulfresh Education Farm. Papan informasi dapat diberlakukan mulai dari hal terkecil, misalnya papan untuk arah toilet atau kamar mandi, papan ke arah kandang rusa, sapi, dan sebagainya. Kekuatan dan kelemahan Sentulfresh Education Farm yang telah dijabarkan di atas, disajikan dalam matriks faktor strategi internal disertai dengan bobot dan ratingnya untuk mendapatkan penilaian dari setiap indikator yang digunakan pada Tabel 16 berikut. Tabel 16 Faktor strategi internal (IFAS) Sentulfresh Education Farm Faktor Internal Kekuatan (Strengths) Publisistas Aktivitas Internal Communication Wisata interaksi dengan hewan Memiliki segmen pasar tersendiri Penggunaan iklan melalui Google Ads pada peak season Kelemahan (Weakness) Wahana kurang bervariasi Sistem perekrutan edufarm specialist Beberapa fasilitas kurang memadai Kurang publikasi melalui media (selain media internet) Total
Bobot
Rating
Skor
0.1 0.1 0.1 0.1
3 3 3 3
0.3 0.2 0.3 0.3
0.3
4
1.2
0.05 0.05 0.15
1 2 2
0.05 0.1 0.3
0.05 1
3
0.15 2.6
Analisis Faktor Eksternal Analisis Peluang (Opportunities) Analisis aspek peluang merupakan analisis faktor - faktor peluang dari lingkungan eksternal Sentulfresh Education Farm yang dapat berkontribusi bagi kelangsungan pengembangan Sentulfresh Education Farm dalam jangka panjang. Beberapa peluang bagi Sentulfresh Education Farm yaitu: 1. Keunikan konsep edufarm yang dimiliki oleh Sentulfresh Education Farm. Menurut pihak Sentulfresh Education Farm, konsep yang “Integrated Farming” menjadi peluang untuk berkembang dan dikenal oleh masyarakat. Karena tempat wisata edukasi lain hanya menyediakan beragam wahana hewan, namun bukan untuk diternakkan secara besar. Namun, di Sentulfresh Education Farm menyediakan wahana hewan yang secara khusus diternakkan. Hal ini memang ditujukan agar masyarakat dapat menyelami kehidupan peternakan dan mengenal lebih dekat hewan-hewan ternak. Sehingga, konsep ini berpeluang bagi masyarakat yang ingin mempelajari dunia peternakan. 2. Lokasi di kawasan yang unik. Lokasi yang masih melekat dengan nuansa pedesaan menjadi peluang tersendiri bagi pihak Sentulfresh Education Farm. Hal ini menjadikan Sentulfresh Education Farm memiliki nilai keunikan
56
tersendiri dengan memanfaatkan unsur-unsur pedesaan sebagai pelengkap di lingkungan sekitar Sentulfresh Education Farm. 3. Penggunaan transportasi transit khusus untuk mencapai Sentulfresh Education Farm. Bagi pengunjung yang menggunakan kendaraan besar harus melanjutkan perjalanannya dengan menggunakan angkutan transit untuk mencapai Sentulfresh Education Farm. Namun, pemandangan yang disajikan bukanlah bangunan-bangunan gedung megah, melainkan ladang, kebun, dan rumah penduduk desa. Sehingga, penggunaan transportasi ini justru ditujukan agar para pengunjung merasa lebih dekat dengan alam pedesaan. 4. Kerjasama dengan pihak biro perjalanan. Kerjasama antara pihak Sentulfresh Education Farm dengan biro perjalanan dapat menjadi peluang bagus bagi Sentulfresh Education Farm. Hal ini menjadi penting, jika pengunjung merupakan rombongan sekolah dari luar daerah sekitar Bogor ataupun Jadetabek. Karena rombongan sekolah luar daerah tentu saja mencari obyek wisata edukasi yang bermanfaat bagi anak. Sehingga, nama Sentulfresh Education Farm ini akan lebih dikenal oleh masyarakat luar melalui biro perjalanan tersebut. Analisis Ancaman (Threats) Analisis mengenai faktor ancaman dalam instrumen SWOT ini adalah analisis faktor – faktor lingkungan eksternal berupa ancaman terhadap Sentulfresh Education Farm sebagai obyek wisata edukasi. Beberapa indikator yang dianggap sebagai ancaman bagi Sentulfresh Education Farm, yaitu: a. Kemunculan pesaing wisata edukasi (kompetitor). Kemunculan kompetitor dapat mempengaruhi keberhasilan dari Sentulfresh Education Farm. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian lebih agar Sentulfresh Education Farm dapat mengungguli para kompetitornya. b. Lokasi yang terletak di sekitar obyek wisata modern. Hal ini menjadi menjadi ancaman tersendiri, karena letaknya cukup berdekatan. Adanya obyek wisata modern ini mungkin dapat mempengaruhi pilihan masyarakat untuk memilih obyek wisata yang akan dikunjungi. c. Tingginya biaya perizinan untuk menjadi obyek wisata resmi. Biaya yang dibutuhkan untuk menjadi sebuah obyek wisata resmi tentu saja tidak sedikit. Perlu adanya pertimbangan dan kelanjutan untuk ditangani. Hal ini tentu saja untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Beberapa peluang dan ancaman bagi Sentulfresh Education Farm yang telah dijelaskan, disajikan dalam matriks faktor strategi eksternal disertai dengan bobot dan rating untuk mendapatkan penilaian dari setiap indikator yang digunakan pada Tabel 17 berikut.
57
Tabel 17 Faktor strategi eksternal (EFAS) Sentulfresh Education Farm Faktor Eksternal Peluang Keunikan Konsep "Integrated Farming" Letak lokasi di kawasan yang unik Penggunaan transportasi transit khusus pengunjung Kerjasama dengan Biro perjalanan Ancaman Kemunculan pesaing (kompetitor) Dikelilingi obyek wisata modern Tingginya biaya perizinan untuk menjadi obyek wisata resmi Total
Bobot Rating Skor 0.2 0.2 0.1 0.2
4 3 2 4
0.8 0.6 0.2 0.8
0.2 0.05
1 2
0.2 0.1
0.05 1
3
0.15 2.85
Susunan Formulasi Strategi Matriks faktor strategi internal (IFAS) dan matriks faktor strategi eksternal (EFAS) pada Tabel 16 dan Tabel 17 digunakan sebagai dasar dalam menyusun formulasi strategi tepat yang disesuaikan dengan lingkungan eksternal dan internal Sentulfresh Education Farm. Hasil pada Tabel 17 menunjukkan skor total EFAS sebesar 2.85 dan 2.6 untuk skor total IFAS pada Tabel 16. Perhitungan tersebut kemudian dianalisis lebih lanjut menggunakan matriks internal-eksternal atau IE Matrix (Tabel 3) sehingga didapatkan hasil bahwa strategi yang tepat untuk ditetapkan oleh PR Sentulfresh Education Farm dalam menjalankan aktivitas adalah pertumbuhan atau stabilisasi. Pertumbuhan atau stabilisasi merupakan strategi konsentrasi melalui integrasi horizontal atau stabilitas (tidak ada perubahan terhadap laba). Pihak Sentulfresh Education Farm sebaiknya melakukan strategi integrasi horizontal. Strategi integrasi horizontal ini bertujuan untuk memperluas usaha atau bisnis Sentulfresh Education Farm dengan cara meningkatkan produk/ jasa yang ditawarkan. Selain itu, lebih baik jika Sentulfresh Education Farm dapat memperluas segmentasi pasar, fasilitas, dan teknologi melalui pengembangan internal maupun eksternal. Secara garis besar, strategi-strategi tersebut bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pada obyek wisata. Salah satunya rencana yang bisa dipercepat pelaksanaannya adalah pengembangan fasilitas dan wahana wisata edukasi. Selain itu dapat juga, melakukan training bagi edufarm specialist dan pegawai-pegawai lain yang terlibat dalam kegiatan wisata edukasi.
58
Peluang (O) 1.95
Kelemahan (W)
Kekuatan (S) 1.7
Ancaman (T) Gambar 11 Posisi kuadran SWOT Sentulfresh Education Farm Gambar 11 menunjukkan posisi kuadran SWOT dari Sentulfresh Education Farm. Posisi Sentulfresh Education Farm ditunjukkan dengan arsiran bergaris yang berada di kuadran I. Posisi ini sangat menguntungkan karena Sentulfresh Education Farm memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang dimiliki. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan dengan optimal untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi agresif. Hasil perhitungan menunjukkan selisih total skor EFAS (Y) sebesar 1.95 dan selisih total skor IFAS (X) sebesar 1.7. Pemilihan Alternatif Strategi dengan Matriks SWOT Strategi Public Relations Strength–Opportunities (S-O) Strategi S-O dibuat berdasarkan tujuan Sentulfresh Education Farm, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Terdapat beberapa alternatif formulasi strategi yang dapat dilakukan, yaitu: 1. Menjalin kerjasama dengan lebih banyak media Sentulfresh Education Farm telah diliput oleh beberapa media elektronik (televisi) maupun media cetak (koran dan majalah). Namun, hal tersebut masih belum cukup untuk mengenalkan Sentulfresh Education Farm ini kepada masyarakat. Kerjasama yang lebih luas dengan media lokal maupun nasional sangat perlu dilakukan. Jika Sentulfresh Education Farm dapat menjalin hubungan yang baik dengan media, hal ini akan mampu meningkatkan citra Sentulfresh Education Farm menjadi lebih baik lagi. Penggunaan website dan iklan melalui Google Ads telah menunjukkan dampak yang sangat baik. Hampir seluruh pengunjung telah mengetahui Sentulfresh Education Farm melalui website. Pada masa ini, tentu saja setiap orang telah memiliki gadget dan dengan mudah mengakses dunia maya tersebut. Oleh karena itu, penggunaan media website tersebut harus lebih dioptimalkan.
59
2. Menjalin kerjasama dengan pihak biro perjalanan Kerjasama dengan pihak biro perjalanan perlu dilakukan, karena biro perjalanan dapat memperkenalkan Sentulfresh Education Farm kepada para pengguna jasa biro. Hal ini dapat menguntungkan pihak Sentulfresh Education Farm juga. Selain mendapatkan pengunjung, pihak agen juga akan mempromosikan obyek-obyek wisata yang diinginkan oleh di pengguna jasa biro perjalanan. Strategi Public Relations Weakness–Opportunities (W-O) Strategi W-O diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang dimiliki. Terdapat beberapa alternatif formulasi strategi yang dapat dilakukan, yaitu: 1. Penambahan dan pengembangan wahana wisata Wahana wisata yang terdapat di Sentulfresh Education Farm harus dikembangkan dan ditambah. Hal ini dilakukan untuk menghindari kekecewaan pengunjung. Selain itu, penambahan wahana dilakukan agar edukasi menjadi lebih bervariasi dan pengunjung juga dapat melangsungkan kegiatan wisata lebih lama. Perbaikan ini sebaiknya dilakukan secara bertahap, sehingga tidak mengganggu jalannya kegiatan wisata. Nilai edukasi yang dijunjung tinggi sebagai keunggulan wisata di Sentulfresh Education Farm juga harus ditingkatkan. Jika memang menginginkan edukasi peternakan bagi anak-anak, maka perlu ditambah sebuah atau beberapa wahana yang dapat membuat anak-anak mengeksplorasi dirinya sendiri dalam suasana peternakan. Sebuah eksplorasi yang dilakukan tentu akan meningkatkan daya kreativitas anak-anak itu sendiri. Hal ini lah yang mungkin akan sangat menarik minat orang-orang dewasa untuk mengajak anak-anak mereka berkunjung ke Sentulfresh Education Farm. 2. Sistem perekrutan edufarm specialist lebih terstruktur Berdasarkan hasil penelitian dan observasi di lapang, masih perlu perbaikan dalam sistem perekrutan edufarm specialist. Sebaiknya sebelum seseorang menjadi edufarm specialist harus dilakukan training terlebih dahulu dan pendalaman materi untuk lebih memahami Sentulfresh Education Farm secara mendalam. Selain itu, untuk edufarm specialist sebaiknya diadakan evaluasi setiap bulannya untuk mengetahui masing-masing kinerja mereka. Para edufarm specialist juga membutuhkan training kembali misalnya setiap rentang tiga bulan. Mereka harus terlatih untuk memandu dan berinteraksi dengan pengunjung dengan rentang usia yang berbeda, misalnya mulai dari anak TK, SD, hingga jenjang yang lebih tinggi. Tingkat keselektifan dalam perekrutan pemandu juga perlu ditingkatkan, terutama dalam citra diri dan sifat personal calon pemandu tersebut. Contohnya, seorang pemandu yang baik tentu saja harus supel, menarik, cerdas, dan tentu saja memiliki inisiatif yang tinggi. Hal ini juga dapat mempengaruhi kepuasan wisatawan yang dipandu oleh pemandu tersebut. 3. Menambah penggunaan media cetak dan elektronik Frekuensi publikasi di media cetak atau elektronik perlu ditingkatkan agar pandangan masyarakat terhadap Sentulfresh Education Farm dapat menciptakan citra yang baik. Selama ini, aktivitas paparan di media masih
60
kurang memberikan informasi kepada masyarakat di segmen tertentu. Penggunaan media konvensional juga masih dibutuhkan untuk memberikan informasi yang serupa bagi segmen publik menengah ke bawah dan belum terpapar teknologi ataupun internet, seperti personal communication, selebaran, dan sebagainya. Penggunaan internet, khususnya media sosial juga perlu ditingkatkan. Pihak Sentulfresh Education Farm perlu memahami bahwa penggunaan media sosial saat ini sangat berdampak besar di perusahaan-perusahaan ternama. Sebaiknya, jika memang ingin meningkatkan penggunaan media sosial, maka perlu adanya seorang karyawan yang memang bertugas khusus sebagai admin media sosial Sentulfresh Education Farm. Adanya seorang admin akan membuat pemanfaatan media sosial untuk menyebarluaskan Sentulfresh Education Farm pun memiliki intensitas yang tinggi. Strategi Public Relations Strength–Threats (S-T) Strategi S-T dibuat dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki oleh Sentulfresh Education Farm untuk mengatasi ancaman. Terdapat beberapa alternatif formulasi strategi yang dapat dilakukan, yaitu: 1. Meningkatkan potensi kualitas wahana dan pelayanan wisata Wahana wisata dan pelayanan harus ditingkatkan hal ini bertujuan agar pengunjung merasa puas. Kepuasan pengunjung sangat mempengaruhi citra yang muncul untuk Sentulfresh Education Farm. Nilai edukatif dari wahana wisata juga harus ditingkatkan agar tujuan para pengunjung dapat tercapai. Selain itu, pelayanan yang baik juga dapat mempengaruhi pengunjung untuk datang dan berwisata kembali di Sentulfresh Education Farm. Strategi Public Relations Weaknesses–Threats (W-T) Strategi W-T didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Terdapat beberapa alternatif formulasi strategi yang dapat dilakukan, yaitu: 1. Penerimaan kritik dan saran melalui layanan pengaduan (complain handling) Peningkatan pelayanan pengaduan perlu ditingkatkan untuk memenuhi kepuasan pengunjung Sentulfresh Education Farm. Pelayanan pengaduan akan mampu memberikan kontrol terhadap opini yang berkembang di benak publik. Pelayanan pengaduan dapat dilakukan melalui media internet maupun interaksi langsung dengan pengunjung.
61
Tabel 18 Matriks SWOT Sentulfresh Education Farm
IFAS
EFAS OPPORTUNITIES (O) Keunikan konsep edufarm Lokasi di kawasan yang unik Penggunaan transportasi transit khusus pengunjung Bekerjasama dengan biro perjalanan THREATS (T) Kemunculan pesaing wisata edukasi (kompetitor) Dikelilingi obyek wisata modern Tingginya biaya perizinan untuk menjadi obyek wisata resmi
STRENGTHS (S) Publisitas Aktivitas Internal Communication Wisata interaksi dengan hewan Memiliki segmen pasar tersendiri Penggunaan iklan melalui Google ads pada peak season
WEAKNESS (W) Wahana kurang bervariasi Sistem recruitment edufarm specialist, Beberapa fasilitas kurang memadai Kurang publikasi melalui media lain (kecuali media internet)
Menjalin hubungan dan kerjasama dengan lebih banyak media (media relations).
Penambahan dan pengembangan wahana wisata. Sistem perekrutan lebih terstruktur. Penggunaan media cetak dan elektronik.
Menjalin kerjasama dengan biro perjalanan atau investor lain.
Meningkatkan potensi kualitas wahana dan pelayanan wisata.
Peningkatan pelayanan complain handling untuk memuaskan kebutuhan konsumen akan informasi, menggunakan teknologi.
PENUTUP
Simpulan Simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah: 1. Strategi yang digunakan oleh PR Sentulfresh Education Farm dalam memberikan aksi dan informasi dilakukan melalui beberapa pendekatan, yakni pendekatan persuasif dan edukatif, pendekatan tanggung jawab sosial humas, dan pendekatan kerjasama. Tiga strategi tersebut diharapkan mampu membentuk citra positif dari publik terhadap Sentulfresh Education Farm sebagai penyedia obyek wisata berbasis peternakan, perikanan, dan pertanian yang bernilai edukasi tinggi. 2. Karakteristik wisatawan Sentulfresh Education Farm mayoritas berusia (31-37 tahun); jenis pekerjaan adalah Guru Swasta; pendidikan terakhir adalah Diploma dan Universitas; tujuan kunjungan untuk study tour/fieldtrip sekolah; wilayah tempat tinggal wisatawan berasal dari wilayah JaDeTaBek; dan frekuensi kedatangan wisatawan adalah kedatangan pertama. Ragam aktivitas oleh PR Sentulfresh Education Farm yang diketahui responden termasuk kategori rendah; frekuensi aktivitas termasuk kategori rendah; dan penilaian terhadap kekuatan pesan tergolong sedang. Hal ini terjadi karena sebagian besar responden hanya mengenal website dan WoM dalam mengakses informasi seputar Sentulfresh Education Farm. Secara keseluruhan, berdasarkan penilaian dari setiap unsur pokok wisata, citra Sentulfresh Education Farm termasuk dalam kategori positif. 3. Variabel dari karakteristik wisatawan yang memiliki hubungan nyata dengan citra wisata edukasi hanya variabel tingkat pendidikan dan frekuensi kedatangan wisatawan. Variabel usia, jenis pekerjaan, jangkauan geografis, dan ragam tujuan wisata tidak memiliki hubungan nyata dengan citra wisata edukasi. 4. Ragam aktivitas PR Sentulfresh Education Farm tidak memiliki hubungan nyata dengan citra wisata edukasi. Sedangkan, frekuensi aktivitas PR dan penilaian kekuatan pesan memiliki hubungan nyata dengan citra wisata edukasi Sentulfresh Education Farm. 5. Strategi yang harus diterapkan oleh PR Sentulfresh Education Farm adalah strategi agresif, yaitu menggunakan kekuatan dengan optimal untuk memanfaatkan peluang jangka panjang. Selain itu, rekomendasi strategi yang diberikan adalah pertumbuhan dengan kecenderungan peningkatan jenis aktivitas penyampaian pesan kepada publik yang dilakukan dan mengembangkan kembali fasilitas dan pelayanan wisata.
64
Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dirumuskan beberapa hal yang dapat menjadi masukan atau saran, diantaranya sebagai berikut: 1. Menjalin kerjasama dengan lebih banyak media dan mengoptimalkan penggunaan website dan iklan melalui Google Ads. 2. Menjalin kerjasama dengan pihak biro perjalanan karena biro perjalanan dapat memperkenalkan Sentulfresh Education Farm kepada para pengguna jasa biro. 3. Penambahan dan pengembangan wahana wisata. Penambahan wahana dilakukan agar edukasi menjadi lebih bervariasi dan pengunjung juga dapat melangsungkan kegiatan wisata lebih lama. 4. Sistem perekrutan edufarm specialist lebih terstruktur. Sebelum seseorang menjadi edufarm specialist harus dilakukan training terlebih dahulu dan pendalaman materi untuk lebih memahami Sentulfresh Education Farm secara mendalam. Para edufarm specialist juga membutuhkan training kembali, misalnya setiap rentang tiga bulan. 5. Menambah penggunaan media cetak dan elektronik. Frekuensi publikasi di media cetak atau elektronik perlu ditingkatkan agar pandangan masyarakat terhadap Sentulfresh Education Farm dapat menciptakan citra yang baik. 6. Meningkatkan potensi kualitas wahana dan pelayanan wisata. Nilai edukatif dari wahana wisata harus ditingkatkan agar tujuan para pengunjung dapat tercapai. Selain itu, pelayanan yang baik juga dapat mempengaruhi pengunjung untuk datang dan berwisata kembali di Sentulfresh Education Farm. 7. Penerimaan kritik dan saran melalui layanan pengaduan (complain handling). Peningkatan pelayanan pengaduan perlu ditingkatkan untuk memenuhi kepuasan pengunjung Sentulfresh Education Farm. 8. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan menggunakan indikator serupa dengan jumlah sampel yang lebih banyak untuk mendapatkan hasil yang lebih valid.
65
DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Indikator Kesejahteraan Rakyat (Publikasi BPS 2014). [Internet]. [diunduh 2015 Januari 12]. Tersedia pada: http://bps.go.id Datuela A. 2013. Strategi Public Relations PT Telkomsel Branch Manado dalam Mempertahankan Citra Perusahaan. J Acta Diurna. [Internet]. [diunduh 2014 September 15]. 2(1). Tersedia pada: http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/actadiurna/article/ [Disbudpar] Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor. 2011. [Internet]. [diunduh 2015 10 Januari]. Tersedia pada: http://spde.bogorkab.go.id/index,php/id=ZWRvYy0zMQ== Effendy OU. 1989. Human Relations dan Public Relations dalam Management. Cetakan Ketujuh. Bandung (ID): Mandar Maju. 225 hal. Ismayanti. 2010. Pengantar Pariwisata. Jakarta (ID): Gramedia Widiasarana Indonesia. 234 hal. Jefkins F. 1996. Public Relations. Edisi Keempat. Munandar H, penerjemah. Jakarta (ID): Penerbit Erlangga. 394 hal. Kasali R. 2000. Manajemen Public Relations. Cetakan Ketiga. Jakarta (ID): Pustaka Utama Grafiti. 267 hal. [Kemenparekraf] Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 2014. [Internet]. [diunduh 2014 Desember 6]. Tersedia pada: http://www.parekraf.go.id. Kusumastuti YI. 2009. Komunikasi Bisnis. Bogor (ID): IPB Press. 200 hal. Monani S. 2014. Aktivitas Public Relations Mal Ciputra Seraya Pekanbaru dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan. Jom FISIP. [Internet]. [diunduh 2014 September 30]. 1(2). Tersedia pada: http://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFSIP/ Puspokusumo A. 2011. Peranan Management Public Relations dalam Mempertahankan Citra Perusahaan Jasa Perhotelan: Studi Kualitatif pada Re-Opening Hotel Mandarin Oriental, Jakarta. Binus Bussiness Review. [Internet]. [diunduh 2014 September 15]. 2(1). Tersedia pada: http://eprints.binus.ac.id/13579/ Rangkuti F. 2014. SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Cetakan Kesembilan belas. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama. 200 hal. Rianse UA. 2009. Metodologi penelitian sosial dan ekonomi (teori dan aplikasi). Bandung (ID): CV. Alfabeta. 315 hal. Ruslan R. 2008. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi: Konsepsi dan Aplikasi. Edisi Revisi kesembilan. Jakarta (ID): Rajawali Pers. 368 hal. Ruth N, Suryokusumo B, Nurachmad. 2011. Perancangan Wisata Edukasi Lingkungan Hidup di Batu dengan Penerapan Material Alami. J Mahasiswa
66
Jurusan Teknik Arsitektur [Internet]. [diunduh 2014 Desember 15]. Tersedia pada: http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index. php/jma/article/view/8 Sari RC. 2011. Taman Rekreasi Pendidikan Semarang. [Thesis]. [diunduh 2015 Januari 6]. Tersedia pada: eprints.undip.ac.id/33005/ Sarwono J. 2009. Statistik itu mudah: Panduan lengkap untuk belajar komputasi statistik menggunakan SPSS 16. Yogyakarta (ID): ANDI. Situmeang IVO. 2013. Strategi Humas dalam Mempublikasikan Pariwisata Pulau Komodo (Studi pada Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata). J Komunikologi. [Internet]. [diunduh 2014 Desember 15]. 9(2). Tersedia pada: http://digilib.esaunggul.ac.id/UEU-Journal-KOM090212_Sit/2071 Suwantoro G. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta (ID): Penerbit ANDI. 108 hal. Tendean CS. 2013. Peranan Humas dalam Pencitraan Universitas Sam Ratulangi Manado. J Acta Diurna. [Internet]. [diunduh 2014 September 30]. Tersedia pada: http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/actadiurna [UU] Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Virgiana L. 2014. Strategi Public Relations dalam Membentuk Opini Publik PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. 80 hal. Yulianita N. 2009. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung (ID): Al-Qaprint Jatinangor.
LAMPIRAN
69
Lampiran 1 Denah Lokasi Sentulfresh Education Farm
Keterangan: Rumah tahfidz Akbar / fish and chicken farm / sentulfresh. Kp. cijulang RT/RW 03/03 Desa Cadasngampar, Kec. Sukaraja, Kab. Bogor. Waktu tempuh: 10 menit dari exit tol sentul city.
70
Lampiran 2 Jadwal Kegiatan Penelitian
Kegiatan Penyusunan Proposal Skripsi Kolokium Perbaikan Proposal Skripsi Pengambilan Data Lapang Pengolahan dan Analisis Data Penulisan Draft Skripsi Uji Petik Sidang Skripsi Perbaikan Laporan Skripsi
Jan Feb Mar Apr Mei 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
71
Lampiran 3 Daftar Responden
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Nama Responden PP SR JML NT AOY WW AP HDL M IS UMY NK MFL MMN tin SLH NS NF RP NW AF TAD RM MLY YNT SR IG MRN SE IR IT YTS SS EK
Alamat Desa Sukawati, Citeurep Priuk, Jakarta Utara Jl. Tipar Timur, Jakarta Utara Jl. Loji gg Mesjid, Bogor Bogor Ciomas, Bogor Cimanggu Ciawi, Bogor Jl. Meruya, Jakarta jakarta barat Jl. Lap. Tenis Srengseng, Jakarta Jl. Kartika No. 11, Jakarta Kebon Jeruk, Jakarta jakarta barat jakarta barat jakarta Jakarta jakarta selatan Bogor Selatan Jakarta Jl. Pramuka, Jakarta Timur Jati Asih, Bekasi Komplek LPTI, Bogor Jl. Raya Pemda Komplek LKBN, Bekasi Pondok Kelapa, Jakarta Bekasi Cikarang, Bekasi Bekasi Depok Tangerang Selatan Bintaro Tebing Tinggi, Sumatera Utara Jakarta Barat
72
Lampiran 4 Daftar Jumlah Kunjungan Sentulfresh Education Farm Tahun 2012 Jumlah Kunjungan*
Juli
Oktober
November
Desember
1
3
3
2
Tahun 2013 Januari Februari Jumlah Kunjungan*
Juli
Jumlah Kunjungan*
-
1
Maret
April
Mei
Juni
5
1
2
1
Agustus September Oktober November Desember -
2
10
8
11
Maret
April
Mei
Juni
7
6
8
4
Tahun 2014 Januari Februari Jumlah Kunjungan*
1 Juli
Jumlah Kunjungan*
-
16
Agustus September Oktober November Desember -
3
7
*Kunjungan dalam jumlah rombongan sekolah maupun keluarga.
7
9
73
Lampiran 5 Dokumentasi Kegiatan di Sentulfresh Education Farm
a. Menangkap burung
b. Memberi makan ikan
c. Memerah sapi
74
d. Menunggang pedet
e. Wawancara responden (1)
f. Wawancara Responden (2)
g. Owner Sentulfresh Education Farm
75
Lampiran 6 Tampilan Website Sentulfresh Education Farm www.sentulfresh.com
76
Lampiran 7 Tampilan Brosur Sentulfresh Education Farm
77
Lampiran 8 Publikasi Sentulfresh Education Farm melalui media 1. Media Internet dan Media Cetak 1) Wisata Edukasi Ternak Sentul (01/01/13) http://www.trobos.com/2014/detail_berita.php?sid=3717&sir=8 2) Sentulfresh, Kenalkan Peternakan Bagi Anak-anak (16/06/13) http://www.tnol.co.id/wisata-kuliner/23076-sentulfresh-kenalkanpeternakan-bagi-anak-anak-.html 3) Mengenal Rambo dan Icip-icip Yoghurt (20/04/14) http://travel.kompas.com/read/2014/04/20/0806274/Mengenal.Rambo.dan. Icip-icip.Yoghurt 4) Sentulfresh, alternatif obyek wisata cerdas untuk rekreasi putera-puteri Anda (02/05/14) http://soloraya.com/2014/05/02/sentulfresh-alternatif-obyek-wisatacerdas-untuk-rekreasi-putera-puteri-anda/ 5) Hmmmm nikmatnya ice yoghurt dari kampung wisata sekolah sentulfresh (06/11/14) http://jajanhalal.com/lensakuliner/detail/152/hmmmm-nikmatnya-iceyoghurt-dari-kampung-wisata-sekolah-sentul-fresh 6) Agrina (edisi 13 April 2014) 7) Moms and dad 8) Majalah Trobos (edisi Januari 2013) 9) Harian Kompas (edisi 12 April 2014) 2. Media Penyiaran Beberapa program televisi yang meliput Sentulfresh Education Farm: 1) TVRI “Jalan-jalan dan Zona Kreativitas” 2) Trans7 “Investigasi” 3) Trans TV “Wisata Edukasi” 4) Rajawali TV Reality Show “Juragan Kepo”
78
Lampiran 9 Tabel Uji Korelasi Rank Spearman dan Tabel Uji Beda Chi-Square 1. Hasil Uji Korelasi antara Usia dengan Citra Sentulfresh Education Farm Correlations Citra Spearman's rho Citra
Correlation Coefficient
1.000
.108
.
.542
34
34
Correlation Coefficient
.108
1.000
Sig. (2-tailed)
.542
.
34
34
Sig. (2-tailed) N Usia
Usia
N
2. Hasil Uji Korelasi antara Tingkat Pendidikan dengan Citra Sentulfresh Education Farm Correlations Citra Spearman's rho
Citra
Correlation Coefficient
*
1.000
.347
.
.044
34
34
*
.347
1.000
.044
.
34
34
Sig. (2-tailed) N Tingkat_ Correlation Coefficient Pendidikan Sig. (2-tailed)
Tingkat_Pendidikan
N *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
3. Hasil Uji Korelasi antara Jangkauan Geografis dengan Citra Sentulfresh Education Farm Correlations Jangkauan_Geogra fis
Citra Spearman's rho Citra
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Jangkauan Correlation Coefficient _Geografis Sig. (2-tailed) N
1.000
.075
.
.672
34
34
.075
1.000
.672
.
34
34
79
4. Hasil Uji Korelasi antara Frekuensi Kedatangan dengan Citra Sentulfresh Education Farm Correlations Frekuensi_Kedatang an
Citra Spearman's rho Citra
Correlation Coefficient
.399
.
.019
34
34
.399
*
1.000
.019
.
34
34
Sig. (2-tailed) N Frekuensi_ Correlation Coefficient Kedatanga Sig. (2-tailed) n N
*
1.000
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
5. Hasil Uji Korelasi antara Ragam Aktivitas PR dengan Citra Sentulfresh Education Farm Correlations Citra Spearman's rho
Citra
Correlation Coefficient
Ragam_Aktivitas
1.000
.284
.
.103
34
34
.284
1.000
.103
.
34
34
Sig. (2-tailed) N Ragam_Aktivita Correlation s Coefficient Sig. (2-tailed) N
6. Hasil Uji Korelasi Frekuensi Aktivitas PR dengan Citra Sentulfresh Education Farm Correlations Citra Spearman's rho
Citra
Correlation Coefficient
Frekuensi_Aktivitas
1.000
Sig. (2-tailed) N Frekuensi_ Aktivitas
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
**
.436
.
.010
34
34
**
1.000
.010
.
34
34
.436
80
7. Hasil Uji Korelasi antara Kekuatan Pesan dengan Citra Sentulfresh Education Farm Correlations citra Spearman's rho
citra
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Kekuatan_Pesa Correlation n Coefficient Sig. (2-tailed) N
Kekuatan_Pesan *
1.000
.402
.
.018
34
34
.402
*
1.000
.018
.
34
34
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
8. Uji beda Chi-Square Jenis Pekerjaan dengan Citra Sentulfresh Education Farm Chi-Square Tests Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
df
Asymp. Sig. (2-sided)
a
16
.558
17.046
16
.383
.214
1
.644
14.545
34
a. 23 cells (92,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,09.
9. Uji beda Chi-Square Ragam Tujuan Wisata dengan Citra Sentulfresh Education Farm Chi-Square Tests Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
df
Asymp. Sig. (2-sided)
a
4
.892
1.323
4
.858
.002
1
.960
1.113
34
a. 7 cells (70,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,35.
RIWAYAT HIDUP Cynda Adissa Lianita lahir di Jakarta pada tanggal 24 Maret 1994 adalah anak kedua dari pasangan Raden Panji Ali Suharto dan Yunita Kurniasih. Penulis memiliki satu kakak laki-laki, saudara kembar, dan satu adik perempuan. Pendidikan formal yang pernah dijalani adalah TK Islam Nur Indah periode 19981999, SDN Malaka Jaya 10 Pagi periode 1999-2005, SMP Negeri 213 Jakarta periode 2005-2008, SMA Negeri 59 Jakarta periode 2008-2011. Pada tahun 2011, penulis diterima sebagai salah satu mahasiswa di Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Penulis aktif dalam perkuliahan dan pernah menjadi Asisten Praktikum mata kuliah Komunikasi Bisnis. Selain aktif perkuliahan, penulis juga aktif mengikuti kegiatan di dalam dan luar kampus. Penulis pernah menjadi anggota Kementerian Seni dan Budaya Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) IPB 2013. Penulis juga aktif sebagai anggota UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) PSM IPB Agria Swara, dan anggota UKM MAX!! (Music Agriculture X-Pression!!) Penulis sering terlibat dalam berbagai kepanitiaan, salah satunya OPEN HOUSE IPB 2015. Penulis mendapatkan beasiswa dari Djarum Foundation berupa Djarum Beasiswa Plus Periode 2013/2014. Untuk kegiatan di luar kampus, penulis pernah meraih Juara Harapan II Remaja Ceria Indonesia 2012. Penulis berpartisipasi menjadi volunteer GenSindo dibawah naungan Koran Sindo untuk menulis artikel di kalangan anak muda. Penulis juga aktif menjadi volunteer dalam kegiatan yang bersinergi dengan anak muda, seperti Indonesian Youth Conference (IYC) 2013 dan 2014, dan Jember Fashion Carnaval (JFC) 2014. Selain itu, penulis juga bergabung dengan Kelas Penyiar Indonesia Batch XI pada Maret 2015.