STRATEGI PONDOK PESANTREN ATTAQWA PUTRA BEKASI DALAM MENERAPAN KOMUNIKASI BERBAHASA ARAB DAN INGGRIS PADA SANTRI Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Serjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh : ABDUL FATAH 107053002646
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011
STRATEGI PONDOK PESANTREN ATTAQWA PUTRA BEKASI DALAM MENERAPAN KOMUNIKASI BERBAHASA ARAB DAN INGGRIS PADA SANTRI
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Serjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh : ABDUL FATAH 107053002646
Di Bawah Bimbingan
Rubiyanah, MA NIP :19730822 199803 2 001
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul STRATEGI PONDOK PESANTREN ATTAQWA PUTRA BEKASI DALAM MENERAPKAN KOMUNIKASI BERBAHASA ARAB DAN INGGRIS PADA SANTRI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Hari Kamis, Tanggal 29 September 2011, Skripsi telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I) pada Jurusan Manajemen Dakwah. Jakarta, 29 September 2011 Sidang Munaqasyah Ketua Merangkap Anggota
Sekretaris Merangkap Anggota
Drs. Cecep Castrawijaya, MA NIP. 19670818 199803 1 002
H. Mulkanasir, BA, S. Pd. MM NIP. 19550101 198302 1 001 Anggota,
Penguji I
Penguji II
Drs. Hj. Jundah Sulaiman, MA NIP. 19620303 199203 2 001
Drs. Cecep Castrawijaya, MA NIP. 19670818 199803 1 002
Pembimbing
Rubiyanah, MA NIP. 197308220199803 2 001
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyratan memperoleh gelar strata satu (S-1) di Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari orang lain, maka saya bersedia menerima sangsi yang berlaku di Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta 16 September 2011
Abdul Fatah
ABSTRAK Abdul Fatah Strategi Pondok Pesantren At-Taqwa Putra Bekasi Dalam Menerapkan Komunikasi Berbahasa Arab Dan Inggris pada Santri Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan dan dakwah, yang berada ditengah-tengah masyarakat. Dengan demikian para santri sebagai kader penerus dakwah diharapkan memiliki bekal dan kemampuan berbahasa internasional khususnya Arab dan Inggris. Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan yang membantu santri untuk mandiri melalui prinsip keteladanan, motivasi dan bimbingan, sehingga mampu menguasai ilmu berbahasa yaitu berbahasa Arab dan Inggris. Pesatnya perkembangan dunia pendidikan saat ini dan dalam rangka memasuki era globalisasi banyak tentang dan pertanyaan yang harus dijawab oleh pondok pesantren, jika pada era 70-an, pondok pesantren selalu identik dengan keterbelakangan teknologi, selalu menghindari dari ilmuilmu yang didatangkan dari barat, sarungan, kampungan, tidak mandiri dan lain-lainnya, maka pada millennium ke-II ini pondok pesantren dituntut untuk bisa menghasilkan alumni-alumni yang berpengetahuan dan mengerti teknologi. Perumusan masalah yang peneliti ambil adalah bagaimana Strategi Pondok Pesantren Attaqwa dalam Menerapkan komunikasi Berbahasa Arab dan Inggris kepada para santri dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana faktor pendukung dan penghambat Pondok Pesantren Attaqwa dalam menerapkan komunikasi berbahasa Arab dan Inggris kepada santri-santrinya. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui bagaimana strategi Pondok Pesantren Attaqwa dalam menerapkan komunikasi berbahasa Arab dan Inggris kepada Santri-santrinya dan untuk mengetahui bagaimana faktor pendukung dan penghambat Pondok Pesantren Attaqwa dalam menerapkan komunikasi berbahasa arab dan inggris kepada santri-santrinya. Dalam hal ini penulis menggunakan metode kualitatif terhadap penulisan ini, dan guna mendapatkan data-data yang penulis butuhkan, maka penulis menggunakan langkahlangkah dalam mengumpulkan data-data seperti mencari data yang bersangkut paut dengan pembahasan penulis di perpustakaan yang telah disediakan oleh UIN jakarta, lalu penulispun menggunakan metode obsepasi langsung kepondok pesantren attaqwa guna melengkapi data yang penulis butuhkan, dan yang bersangkut paut dengan judul penulis, disamping itu juga penulis menggunakan metode wawancara dengan beberapa pengasuh pondok pesantren attaqwa serta penulis mencantumkan analisis data yang dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT, hal ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Dari hasil penelitian penulis, maka penulis dapat menyimpulkan langkah strategi yang di lakukan pondok pesantren attaqwa dalam menerapkan komunikasi berbahasa arab dan inggris terhadap santri, adalah Membentuk struktur organisasi kepengurusan yang menangani bidang bahasa, Membuat program hari bahasa Arab dan hari bahasa Inggris, Mendirikan sarana dan prasarana untuk program bahasa, Memberikan kosa kata setiap hari. Langkah strategi yang dilakukan pondok pesantren attaqwa merupakan langkah awal guna mencapai tujuan pondok pesantren attaqwa, yakni menciptakan para santri yang handal dalam berkomunikasi berbahasa Arab atau pun Inggris. Setiap langkah-langkah yang dilakukan pondok pesantren attaqwa memiliki implementasi yang berbeda-beda, seperti penerapan strategi dalam menerapkan komukasi berbahasa arab dan inggris yakni melalui program arabic day dan english day guna menguasai dan membiasakan diri dalam berkomunikasi bahasa arab dan inggris.
i
KATA PENGANTAR
Bismillahhirrahmanirrahim Alhamdulilah wa syukurillah, segala puji bagi Allah SWT tuhan semesta alam yang telah memberikan kita segala nikmat yang tak terhingga kepada hambanya sampai detik ini dan shalawat serta salam semoga selalu senantiasa terlimpahkan kepada baginda Muhammad SAW sehingga penulis dapat melewati perjalanan akademis dan dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Stretegi Pondok Pesantren Attaqwa Putra Dalam Menerapkan Komunikasi Berbahasa Arab Dan Inggris pada Santri”. Alhamdulillah pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini atas usaha dan upaya yang telah penulis lakukan serta bantuan yang sangat berharga dari beberapa pihak. Di tengah kesibukannya, mereka menyempatkan waktu luang untuk berbagai informasi dan motivasi agar penulis mampu mewujudkan skripsi ini. Maka dengan niat suci dan ketulusan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada orang-orang atas segala bantuannya terutama kepada : 1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Drs. Wahidin Saputra, MA selaku Pembantu Dekan Bidang Akademik, Drs. H. Mahmud Jalal, MA selaku Pembantu Dekan Bidang Administrasi, Drs. Study Rizal LK, MA selaku Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan. 2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah
ii
3. H. Mulkannasir BA, S.Pd, MM selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah. 4. Ibu Rubiyanah, MA selaku Pembimbing skripsi yang dengan sabar dan meluangkan waktunya untuk membimbing hingga terselesaikan skripsi ini. 5. Para Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan dedikasinya, pengarahan, pengalaman, serta bimbingan kepada penulis selama perkuliahan. 6. Keluarga besar pondok pesantren Attaqwa yang telah mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian, khususnya untuk divisi bahasa. 7. Teristimewa orang tua penulis, Ayahanda H. Mahfuzd tercinta dan Ibunda Hj. Nadratul Uyun tersayang yang telah mengantarkan penulis hingga seperti sekarang dengan penuh kasih sayang, doa, kesabaran, keikhlasan dan perjuangan hidup demi kelangsungan pendidikan putra-putranya, terima kasih untuk semuanya 8. Keluarga besarku yang tercinta yang telah memberiakan motivasi dan pengorbanan baik moril maupun materil demi keberhasilan studiku. Serta kakaku Abdul Basit, Neneng Istianah, Kamaluddin, Ahmad Kosasi, Muhammad Hanif Fikri, dan adikku muammar, azka, dan keponakanku yang lucu-lucu lulu dan hadist. 9. Seluruh Staf Karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Dakwah untuk referensi buku-bukunya. 10. Teman-teman MD A dan B angkatan 2007 Terima kasih yaa buat dukungannya.
iii
11. Nina Nilmalasari yang telah memberikan spirit dan dukungan yang luar biasa dalam membantu penyelesaian penelitian ini. 12. Teman-teman KKN 98 @Lebak, Banten 2010 semoga tali silaturahmi kita tidak terputus. 13. Para sahabat penulis Woro, Suhendri, Bisri, Abi, Feri, Afif, Bukori, PamPam, Arif, Ayat, Zaki, Betet, Rizki, Onet, Fahmi, Rizal, Reza, semoga apa yang temen-temen cita-citakan dapat tercapai. 14. Teman-teman yang tidak disebutkan satu persatu, penulis ucapkan terima kasih. Tak ada gading yang tak retak. Tak ada yang sempurna di dunia ini. Demikian pula dengan penulisan skripsi ini. Kritik dan saran sangatlah penulis harapkan dan dapat di sampaikan langsung maupun tidak langsung. Akhirnya penulis berharap semoga apa yang telah diberikan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT dan penulis berharap semoga skripsi ini ini menjadi tambahan khozanah pengetahuan bagi siapapun yang membacanya.
Ciputat, 12 September 2011
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .........................................................................................................
i
KATAPENGANTAR ........................................................................................
ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................
v
BAB I :
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...........................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.......................................
5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................
6
D. Metodologi Penelitian ..............................................................
7
E. Tinjauan Pustaka ......................................................................
8
F. Sistematika Penulisan .............................................................. 10 BAB II :
LANDASAN TEORI A. Strategi .................................................................................... 12 1. Pengertian Strategi ............................................................ 12 2. Tahap-tahap Strategi .......................................................... 15 3. Proses Strategi .................................................................... 19 4. Prinsip-prinsip untuk Menyukseskan Strategi ................... 24 B. Komunikasi ............................................................................. 25 1. Pengertian Komunikasi ..................................................... 25 2. Bentuk-bentuk Komunikasi ............................................... 30 C. Pondok Pesantren ..................................................................... 34 1. Pengertian Pondok Pesantren ............................................. 34 2. Tujuan dan Fungsi Pesantren ........................................... 37
v
D. Bahasa ..................................................................................... 39 BAB III :
GAMBARAN
UMUM
PONDOK
PESANTREN
AT-TAQWA PUTRA UJUNG HARAPAN BAHAGIA BEKASI A. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren At-Taqwa Putra .......... 42 B. Visi Misi Dan Tujuan Pondok Pesantren At-Taqwa Putra ...... 46 1. Visi Pondok Pesantren At-Taqwa Putra ............................ 46 2. Misi Pondok Pesantren At-Taqwa Putra ........................... 51 3. Tujuan Pondok Pesantren At-Taqwa Putra ....................... 52 4. Keadaan Santri ................................................................... 53 5. Struktur Organisasi Pondok Pesantren At-Taqwa Putra .... 56 BAB IV :
ANALISIS
STRATEGI
PONDOK
PESANTREN
AT-
TAQWA PUTRA DALAM MENERAPKAN KOMUNIKASI BERBAHASA ARAB DAN INGGRIS A. Strategi
Pondok
Pesantren
At-Taqwa
Putra
Dalam
Menerapkan Komunikasi Berbahasa Arab Dan Inggris .......... 58 1. Strategi Jangka Panjang .................................................... 59 2. Strategi Jangka Pendek ..................................................... 60 B. Implementasi Strategi Pondok Pesantren At-Taqwa Putra Dalam Menerapkan Komunikasi Berbahasa Arab Dan Inggris 62 C. Analisis
SWOT
Pondok
Pesantren
At-Taqwa
dalam
menerapkan Berbahasa Arab dan Inggris kepada Santrisantrinya ................................................................................... 68
vi
BAB V :
PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................. 72 B. Saran ......................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 75 LAMPIRAN
vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam yang bertujuan untuk mempelajari, memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan menekankan pentingnya moral sebagai pedoman hidup bermasyarakat bahkan berbangsa dan bernegara. Pesantren jika disandingkan dengan lembaga pendidikan lainnya merupakan sistem pendidikan tertua saat ini yang dianggap sebagai produk budaya
Indonesia.
Beberapa
abad
kemudian
penyelenggaraan-
penyelenggaraan semakin teratur dengan munculnya tempat-tempat pengajian. Bentuk ini kemudian dikembangkan dengan pendirian tempat-tempat menginap bagi santri, yang kemudian disebut dengan pesantren.1 Kehadiran pesantren di tengah-tengah masyarakat tidak hanya sebagai lembaga pendidikan tetapi sebagai lembaga penyiar agama dan lembaga sosial keagamaan. Sejarah berdirinya pesantren seringkali di awali dengan “perang nilai” antara pesantren yang akan berdiri dengan masyarakat sekitar, dan di akhiri dengan kemenangan pesantren. Sehingga pesantren dapat diterima untuk hidup di masyarakat dan kemudian menjadi panutan di masyarakat sekitarnya dalam bidang kehidupan moral.
1
H. M. Sulthon Masyhud dan M Khusnurdilo, Manajemen pondok pesantren (Jakarta: Ghali Indonesia, 1992), h. 31
1
2
Tidak berlebih jika dikatakan bahwa pesantren merupakan salah satu elemen penting dalam peta perkembangan Islam di Indonesia. Pesantren tidak hanya menjadi benteng peradaban Islam melainkan juga menjadi medium pengembangan Islam.2 Pada masa penjajahan misalnya, pesantren tampil dalam bentuk penantangan yang gigih terhadap penetrasi kolonial di Indonesia. Namun dalam perkembangannya pesantren sebagai lembaga pendidikan yang berusia tua, terkadang disanjung dan ditempatkan pada posisi yang tinggi, tetapi pada saat yang sama ia terus menerus dikritik dan peranan yang dibebankan di pundaknya selalu dipertanyakan.3 Pesantren juga merupakan salah satu lembaga pendidikan dan dakwah, yang berada di tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian para santri sebagai kader penerus dakwah diharapkan memiliki bekal dan kemampuan berbahasa internasional khususnya Arab dan Inggris. Perkembangan pondok pesantren dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan dalam catatan Departemen Agama, pondok pesantren pada tahun 1977 adalah 4.945 buah dengan santri sebanyak 677.384 orang santri, pada tahun 1981 jumlah tersebut semakin meningkat menjadi 5.661 pondok pesantren dengan jumlah santri sebanyak 938.397 santri.4 Pondok pesantren selain sebagai lembaga pengkajian hukum (syariah) Islam, juga memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan akhlak 2
Fatah Syakur , kemandirian pesantren stadi kelembagan dan proses pendidikannya, (semarang: jurnal penelitian wali songo ISSN 0852-7172, 1999), edisi 3, h, 43. 3 Syaipullah Ma’shum, (ed), Dinamila pesantren: tela’ah kritis keberadaan pesantren saat ini, (Jakarta: Yayasan Islam AlHamidiah, & Yayasan Syaipudin zuhri, 1998), cet. Ke-1. H. 1. 4 Kunto Wijoyo, Paradigma islam, (bandung: Mizan, 1989), cet. Ke-1,h. 246.
3
yakni pendidikan yang universal bukan hanya diajarkan bagaimana berrubudiyah pada Allah semata, melainkan juga diajarkan tatacara bermasyarakat dan urusan keseharian terhadap sesama (Hablum minallah, Hablum minanas). Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan yang membantu santri untuk mandiri melalui prinsip keteladanan, motivasi dan bimbingan, sehingga mampu menguasai ilmu berbahasa yaitu berbahasa Arab dan Inggris. Pondok pesantren juga merupakan lembaga pendidikan yang telah berakar dalam sistem pendidikan Islam di Indonesia. Lembaga pendidikan ini banyak dikunjungi santri berbagai etnis dengan membawa bahasa masingmasing sehingga bahasa di pesantren menjadi lebih banyak dan memiliki fungsi tertentu. Keanekaragaman penggunaan bahasa jelas nampak saat santri berkomunikasi baik lisan maupun tulisan di lingkungan pesantren, di luar pesantren, dan di lingkungan rumah atau di kampung mereka sendiri. Bahasabahasa tersebut mereka gunakan saat berinteraksi dengan lawan bicara dengan memperhatikan situasi dan kondisi tertentu. Para santri di pesantren menggunakan bahasa lisan saat berinteraksi dengan teman, guru, dan masyarakat. Bahasa lisan tersebut mereka gunakan di dalam, dan di luar kelas serta pada kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler di lingkungan pesantren. Sedangkan bahasa tulisan dapat terlihat saat mereka melakukan kegiatan
tulis-menulis
misalnya
majalah dinding, lomba
mengarang, artikel, puisi, mengirim surat dan pengumuman-pengumuman.
4
Bahasa merupakan suatu wujud yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, sehingga dapat dikatakan bahwa bahasa itu adalah milik manusia yang telah menyatu dengan pemiliknya. Bahasa selalu muncul dalam segala aspek dan kegiatan manusia. Tidak ada satu kegiatan manusia pun yang tidak disertai dengan kehadiran bahasa. Oleh karena itu, bahasa adalah alat untuk menyampaikan isi, pikiran, alat untuk berinteraksi, alat untuk mengekspresikan diri, dan alat untuk menampung kebudayaan. Pesatnya perkembangan dunia pendidikan saat ini dan dalam rangka memasuki era globalisasi banyak tentang dan pertanyaan yang harus dijawab oleh pondok pesantren, jika pada era 70-an, pondok pesantren selalu identik dengan keterbelakangan teknologi, selalu menghindari dari ilmu-ilmu yang didatangkan dari barat, sarungan, kampungan, tidak mandiri dan lain-lainnya, maka pada millennium ke-II ini pondok pesantren dituntut untuk bisa menghasilkan alumni-alumni yang berpengetahuan dan mengerti teknologi, mau mempelajari ilmu-ilmu dari barat sebagai kajian keilmuan, berwawasan luas dan dapat mandiri. Pondok pesantren dituntut pula untuk terus menyelesaikan dari dengan kondisi zaman yang semakin maju serta tuntutan masyarakat yang terus meningkat, sehingga kehadiran pondok pesantren tetap di minati. Pondok pesantren At-Taqwa berusaha menjawab tentang dan pertanyaan di atas dengan melakukan inovasi-inovasi dan terobosan baru baik dari kurikulum dan pengondisian lingkungan yang edukatif dalam rangka meningkatkan potensi santrinya.
5
Saat ini santri pondok pesantren At-Taqwa putra sangat banyak, para Alumninya tersebar di universitas-universitas baik di dalam negeri seperti UIN, LIPIA, UNISMA, UNJ, STAIA. Dan di luar negeri seperti di makkah, Al-Azhar Kairo Mesir, Yaman, Sudan dan lain-lain. Untuk mencapai prestasi yang tinggi pondok pesantren At-Taqwa memiliki strategi yang di terapkan dalam metode pembelajaran dan mengkondisikan lingkungan sedemikian rupa sehingga dapat menanamkan berbahasa Arab dan Inggris. Oleh karena itulah Pendidikan bahasa Arab dan Inggris berlangsung secara kontinu, tekun, penuh kesadaran dan ketelitian. Melihat pentingnya peran strategi bagi sebuah lembaga pendidikan agar mampu mencetak para alumninya menjadi manusia-manusia yang berkualitas dan berguna di masyarakat, maka penulis tertarik untuk mengkaji pondok pesantren At-Taqwa putra Bekasi yang beralamat di desa ujung harapan Bekasi. Penulis mengangkat judul skripsi ini Strategi Pondok Pesantren At-Taqwa Putra Bekasi Dalam menerapkan komunikasi Berbahasa Arab dan Inggris Pada Santri.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Agar pembatasan berfokus pada satu permasalahan penulis membatasi kajian ini tentang penerapan komunikasi berbahasa Arab dan Inggris terhadap santri di pondok pesantren At-taqwa putra bekasi.
6
Maksud dari penerapan berbahasa Arab dan Inggris dalam hal ini adalah penerapan berkomunikasi berbahasa Arab dan Inggris yang dilakukan oleh para santri putra dalam kehidupan sehari-hari sebagai disiplin pondok pesantren. 2. Perumusan Masalah Agar pembahasan berfokus pada satu permasalahan penulis membatasi kajian ini Strategi Pondok Pesantren At-Taqwa Putra Dalam menerapkan komunikasi Berbahasa Arab Dan Inggris Pada Santri, adapun perumusan masalah sebagai berikut : a. Bagaimana Strategi Pondok Pesantren At-Taqwa Dalam menerapkan Komunikasi Berbahasa Arab dan Inggris kepada para santri dalam kehidupan sehari-hari ? b. Bagaimana Implementasi Pondok Pesantren At-Taqwa Bekasi dalam Menerapkan Komunikasi Berbahasa Arab dan Inggris kepada SantriSantrinya, serta Analisis SWOT ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan pembatasan dan perumusan masalah penulis bertujuan dari penelitian ini : a. Untuk Mengetahui Bagaimana strategi Pondok Pesantren At-Taqwa Dalam menerapkan komunikasi Berbahasa Arab Dan Inggris kepada Santri-Santrinya ?
7
b. Untuk mengetahui bagaimana Implementasi Pondok Pesantren dalam Menerapkan Komunikasi Berbahasa Arab dan Inggris kepada SantriSantrinya, serta Analisis SWOT ? 2. Manfaat penelitian Sebagaimana rumusan dan tujuan perumusan masalah di atas, maka penulis mengharapkan manfaat dari penulisan ini adalah : a. Dari segi teoritis : Dapat memperkaya ilmu pengetahuan tentang Strategi Komunikasi Berbahasa Arab dan Inggris b. Dari praktisi : Dapat memberikan sumbang saran kepada praktisi bidang kelembagaan agama khususnya Pondok Pesantren At-Taqwa c. Dari segi akademis : Dapat dijadikan bahan referensi dan meningkatkan wawasan
akademis khususnya bagi mahasiswa
manajemen dakwah.
D. Metodologi Penelitian Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif analisis. Sedangkan di dalam penelitian lapangan ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data melalui : 1. Observasi Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara penulis melakukan pengamatan dan pencatatan langsung di pondok pesantren AtTaqwa dalam rangka mencocokan data yang diperoleh.
8
2. Wawancara Yaitu metode penumpulan data dengan cara penulis melakukan wawancara Tanya jawab dengan lisan dan langsung bertatap muka agar di peroleh data yang lebih akurat dengan pedoman wawancara kepada H. Asep Sopyan Hariri, Lc, M. Pd. I. Selaku penanggung jawab bahasa di pondok pesantren At-Taqwa. 3. Dokumentasi Yaitu dengan cara mengumpulkan arsip, buku-buku, struktur organisasi, foto, dan informasi yang berkaitan dengan objek pembahasan. E. Tinjauan Pustaka Dalam penyusunan skripsi ini sebelum penulis mengadakan penelitian lebih lanjut, kemudian menyusunnya menjadi karya ilmiah, maka langkah awal yang penulis tempuh adalah mengkaji terlebih dahulu terhadap skripsiskripsi terdahulu yang menyangkut judul yang sama dengan yang akan penulis teliti, maksud mengkaji ini adalah agar dapat diketahui apa yang penulis teliti sekarang tidak sama dengan penelitian dari skripsi terdahulu. Adapun setelah penulis mengadakan suatu kajian kepustakaan, penulis akhirnya menemukan skripsi yang mengangkat tentang manajemen pondok pesantren At-Taqwa. Judul tersebut adalah karya dari Abdul Basit jurusan pengembangan masyarakat Islam fakultas dakwah dan komunikasi dengan judul skripsi “MANAJEMEN PONDOK PESANTREN AT-TAQWA PUTRI UJUNGHARAPAN BAHAGIA BEKASI” Yang bahasan tentang manajemen
9
pendidikan pondok pesantren At-Taqwa putri, metode pendidikan yang diterapkan di pondok pesantren At-Taqwa putri. Penulis
juga menemukan skripsi yang ditulis oleh Maskur Kadir
jurusan manajemen dakwah yang berjudul “MANAJEMEN PONDOK PESANTREN MIFTAHUDDIN OE-EKONOMI TIMUR DALAM KEGIATAN DAKWAH DAN SOSIAL MASYARAKAT”. Skripsi ini membahas tentang Manajemen pondok pesantren dalam melakukan kegiatan dakwah dan sosial kepada masyarakat. Penulis juga menemukan skripsi yang dibuat oleh Martini Astri Dewi yang berjudul “MANAJEMEN PONDOK PESANTREN AL-IKWANIAH SAAT DAN SETELAH KRISIS EKONOMI”. Skripsi ini membahas tentang manajemen pondok pesantren Al-Ikhwaniyah dalam menghadapi saat krisis ekonomi. Penulis menemukan juga skripsi yang dibuat oleh Syaipul Alawi yang berjudul “MANAJEMEN STRATEGI PONDOK PESANTREN AT-TAQWA PUTRA BEKASI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SANTRI”. Skripsi ini membahas tentang strategi pondok pesantren At-Taqwa putra Bekasi dalam meningkatkan kualitas santri. Berbeda halnya dengan skripsi di atas, bahwa penelitian yang akan saya lakukan pada pondok pesantren At-Taqwa adalah bertujuan menganalisis strategi Pondok Pesantren At-Taqwa Dalam menerapkan komunikasi Berbahasa Arab Dan Inggris Terhadap Santri.
10
Demikian tinjauan pustaka ini saya lakukan, di mana perbedaan pokok bahasan atau materi antara apa yang akan penulis teliti dengan skripsi terdahulu, terlebih pada pokok penelitiannya, bahwa pada penelitian terdahulunya menjelaskan tentang Bagaimana manajemen pendidikan pondok pesantren At-Taqwa putri, dan
membahas tentang Manajemen pondok
pesantren dalam melakukan kegiatan dakwah dan sosial kepada masyarakat. membahas tentang manajemen pondok pesantren Al-Ikhwaniyah dalam menghadapi saat krisis ekonomi, dan juga membahas tentang strategi pondok pesantren At-Taqwa putra Bekasi dalam meningkatkan kualitas santri, sedangkan pada penelitian ini penulis akan menganalisis tentang Strategi Pondok Pesantren At-Taqwa Dalam menerapkan komunikasi Berbahasa Arab Dan Inggris Terhadap Santri.
F. Sistematika Penulisan BAB I
:
Pendahuluan Bahasan peneliti dalam bab ini adalah latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metodologi
penelitian,
tinjauan
pustaka
dan
sistematika penulisan. BAB II :
Landasan Teoritis Pada bab ini dijelaskan tentang Pengertian Strategi, Bentuk dan Macam Strategi, Langkah-Langkah Strategi, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Strategi, pengertian komunikasi,
11
proses komunikasi, pengertian strategi komunikasi, tujuan sentral dalam strategi komunikasi, langkah-langkah strategi komunikasi, fungsi
strategi
komunikasi,
bentuk-bentuk
komunikasi,
pengertian pondok pesantren, tujuan dan fungsi pesantren. Pengertian bahasa, fungsi bahasa, Macam-Macam dan Jenis-Jenis Ragam / Keragaman Bahasa. BAB III :
Gambaran Umum Pondok Pesantren At-Taqwa putra. Pada bab ini dijelaskan tentang sejarah berdirinya pondok pesantren At-Taqwa putra, visi, misi, dan tujuan pondok pesantren At-Taqwa.
BAB IV :
Analisis Penelitian Bab empat ini menjelaskan tenteng Analisa Strategi pondok pesantren At-Taqwa putra bekasi dalam menerapkan komunikasi berbahasa Arab dan inggris pada santri, dan analisisnya.
BAB V :
Penutup Penutup merupakan bab terakhir dari skripsi ini, yang membuat kesimpulan dan saran – saran.
BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG STRATEGI PONDOK PESANTREN
A. Strategi 1. Pengertian Strategi “Kata strategi bersal dari bahasa yunani , yaitu stratogos” yang berarti
militer Ag yang berarti memimpin. Dalam konteks awalnya,
starategis diartikan Generalship atau suatu yang dilakukan para jendral dalam membuat rencana untuk menaklukan musuh dan memenangkan perang.1 Sehingga tidak mengherankan jika pada awal perkembangannya istilah strategi digunakan dan popular dilingkungan militer. Strategi berarti suatu yang dikerjakan oleh para jendral. Oleh karena iu pengertian yang paling umum dan tua tentang istilah strategi selalu dikaitkan dengan pekerjaan para jendral dalam peperangan. Hal ini terlihat dari apa yang dimuat dalam oxford pocket dictionary “strategi adalah seni perang, khususnya perencanaan gerak pasukan, kapal dan sebagainya menuju posisi yang layak”. Rencana tindakan atau kebijakan dalam bisnis atau politik dan sebagainya. Dalam Kamus Istilah Manajemen, strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan saling berhubungan dalam hal, waktu dan ukuran.2 1
Setiawan Hari Purnomo dan Zulkieflimansyah, manajemen strategi sebuah konsep pengentar, (Jakarta : lembaga penerbitan pakultas ekonomi, UI 1999), h.8 2 Panitia Istilah manajemen Lembaga PPM, Kamus Istilah Manajemen, (Jakarta : Balai Aksara, 1983), Cet. Ke-2, h. 245
12
13
Penggunaan kata strategi dalam manajemen atau suatu organisasi diartikan sebagai “kiat cara dan teknik utama yang dirancang secara sistematik dalam melaksakan pungsi manajemen yang terarah pada tujuan strategi organisasi.3 Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan strategi adalah seni atau ilmu yang menggunakan sumber daya untuk melakukan kegiatan tertentu.4 Strategi adalah program umum untuk pencapaian tujuan-tujuan organisasi dalam pelaksanaan misi. Kata “program” dalam definisi tersebut menyangkut suatu peranan aktif, sadar dan rasional yang dimainkan oleh manajer dalam perumusan strategi organisasi. Strategi dapat juga didefinisikan sebagai pola tanggapan organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Definisi ini mengandung arti bahwa setiap organisasi mempunyai strategi walaupun tidak pernah secara eksplisit dirumuskan strategi menghubungkan sumber daya manusia dan berbagai sumber daya lainnya dengan tantangan dan resiko yang harus dihadapi dari lingkungan di luar perusahaan.5 Strategi adalah Rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi.
3
Hadari Nawawi, Manajemen Strategi Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan dengan Ilustrasi Di Bidang Pendidikan, (Yogyakarta : gadjah mada universitas press, 2000), cet ke-1, h. 147 4 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan R.I, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: balai pustaka, 1997), h. 199 5 T. Hani Handoko, Manajemen Edisi 2, (Yogyakarta : BPFE, 1998), h. 86
14
Secara umum, strategi mempunyai pengertian sebagai suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan, penetapan strategi harus didahului oleh analisis kekuatan lawan yang meliputi jumlah personal, kekuatan dan persenjataan, kondisi lapangan, posisi musuh dan lain sebagainya. Menurut Chaldler yang
dikutip sopriyono, strategi adalah
penentuan dasar goals jangka panjang dan tujuan perusahaan serta pemakaian cara-cara bertindak dan alokasi sumber-sumber yang diperlukan.6 Sementara menurut Prof. Dr. A.M. Kardiman, strategi adalah penentuan tujuan utama dalam berjangka panjang dan sasaran dari suatu perusahaan atau organisasi serta pemilihan cara-cara bertindak dan menganalikasikan sumber daya yang diperlukan
untuk mewujudkan
tujuan tersebut. Jadi strategi menyangkut soal pengaturan sebagai sumber daya yang dimiliki perusahaan agar dalam jangka panjang tidak kalah bersaing.7 Strategi juga dapat dibedakan dari dua aspek penting yakni bentuk dan isi strategi. Segi bentuk memperhatikan strategi sebagai suatu rencana. Sebagai rencana maka strategi dirumuskan sebelum kegiatan di laksanakan dan berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan dan evaluasi kegiatan yang akan dilaksanakan.
6
Supriyono, Manajemen Strategik dan Kebijasanaan Bisnis (Yogyakarta : BPFE, 1986)
7
A.M. Kardiman, pengantar ilmumanajemen, (Jakarta : PT. Pronhalindo), h.58
h.9
15
Berdasarkan pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa strategi adalah proses rencana yang bersifat menyeluruh dan terintegrasi berisikan sasaran dan program jangka panjang yang dirumuskan berdasarkan keunggulan dan kelemahan perusahaan atau organisasi guna menghadapi peluang dan ancaman dari luar. Karena strategi adalah sebagai suatu alat untuk mencapai suatu tujuan perusahaan atau organisasi, strategi memiliki beberapa sifat: a. Menyatu (unified), yaitu menytukan seluruh bagian –bagian dalam perusahaan b. Menyeluruh (comprehensive), yaitu mencakup seluruh aspek dalam perusahaan c. Integral (integrated), yaitu strategi akan cocok/sesuai dari seluruh tingkatan. 8
2. Tahap-Tahap Strategi a. Analisis lingkungan Analisis lingkngan merupakan proses awal dalam manajemen. Tahapan ini berintikan pada analisis lingkungan internal dan analisis lingkungan ekternal. Aktivitas analisis ini kerap digabung dalam suatu kesatuan aktivitas yang lebih dikenal sebagai analisis SWOT (Strengths, weaknesses, opertunities, and threats), hasil analisis SWOT akan menujukan kualitas kuantifikasi posisi organisasi yang kemudian
8
Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik: Pengntar Proses Berfikir Strategic, (Jakarta: Binarupa Aksara, 1996) cet. Ke-1, h. 16
16
memberikan rekomendasi berupa pilihan strategi generik serta kebutuhan atau modipikasi sumber daya organisasi.9 Berikut di jelaskan tentang analisis SWOT : 1) Strength (kekuatan) adalah kekuatan yang dapat diandalkan oleh lembaga. Dengan adanya kekuatan ini suatu lembaga dapat memahami dan mengetahui cara tepat dalam menyusun rencana global 2) Weaknes (kelemahan) adalah keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki sebuah lembaga. Dengan mengetahui kelemahan, lembaga yang diharapkan dapat mengantisipasi agar kelemahan tersebut tidak menjadi penghalang dalam mencapai rencana global. 3) Opprtunity (peluang) adalah situasi yang menguntungkan lembaga. Dengan
mengetahui
peluang
lembaga
diharapkan
dapat
memanfaatkannya menjadi potensi yang dapat mengantarkan tujuan utama. 4) Threath (ancaman) adalah suatu keadaan yang tidak menguntungkan lembaga. Ancaman ini perlu diketahui lembaga dengan baik. Dengan mengetahui ancaman lembaga diharapkan dapat mengambil langkahlangkah awal agar ancaman tersebut tidak menjadi kenyataan.10 Tujuan utama dilakukannya analisis lingkungan internal dan ekternal suatu lembaga adalah mengidentifikasi peliang yang harus segera
9
Ismail Yusanto & M Karebet, manajemen strategis perspektif syariah, (jakarta: Khairul Bayan, 2003), h.11 10 Mulia Nasution, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Djambatan, 1996), h. 30-31
17
mendapat perhatian serius dan pada saat yang sama lembaga menentukan beberapa kendala dan ancaman yang perlu diantisipasi.11 Dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa dengan analisis lingkungan ekternal maupun internal, maka suatu lembaga akan mengetahui aspeek mana yang berpengaruh terhadap kemampuan lembaganya. Sehingga lembaga tersebut dapat mengidentifikasi peluangpeluang yang ada, dengan begitu kelemahan yang dimiliki dapat menjadi kekuatan yang dapat mengokohkan lembaga. b. Perumusan Strategi Perumusan strategi ini di dalamnya termasuk mengembangkan tujuan, mengenali peluang dan ancaman eksternal, menetapkan kekuatan dan kelemahan internal, menghasilkan strategi alternatif dan memilih strategi strategi tertentu yang akan dilaksanakan. Menurut David Aaker, sebagai mana dikutip oleh kusnadi terdapat beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam merumuskan atau memilih suatu strategi yaitu : 1) Strategi harus tanggap terhadap lingkungan ekstrim. 2) Strategi melibatkan keunggulan kompetitif. 3) Strategi harus sejalan dengan strategi yang lainnya yang terdapat didalam organisasi. 4) Strategi menyiapkan keluwasan yang tepat pada bisnis dan organisasi strategi harus sesuai dengan misi organisasi dan tujuan jangka panjang. 11
Amirullah & Sri Budi Cantika, manajemen strategik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2002) cet. Ke-1 h.127
18
5) Strategi secara keorganisasian dipandang layak dan wajar. Oleh karena itu penulis menyimpulkan bahwa perumusan strategi memiliki peran besar dalam suatu lembaga. Dengan memiliki tujuan, maka lembaga dapat merefleksikan target yang akan dicapai. Strategi yang dirumuskan hendaknya harus melihat kearah depan terhadap suatu lembaga agar suatu lembaga dapat mencapai tujuannya. c. Implementasi Strategi Di dalamnya termasuk menciptakan struktur organisasi yang efektif, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi yang diterima. Implementasi strategi sering disebut tahap tindakan, karena implementasi berarti memobilisasikan manusia yang ada dalam sebuah organisasi untuk mengubah strategi yang dirumuskan menjadi tindakan. Tahap ini merupakan tahap yang paling sulit karena memerlukan kedisiplinan, komitmen dan pengorbanan. Kerjasama juga merupakan kunci dari berhasil atau tidaknya implementasi strategi. d. Pengendalian Strategi Pengendalian strategi terdiri atas penentukan cakupan besaran keberhasilan (kualitatif dan kuantitatif)
dalam mencapai strategi
organisasi. Selama implementasi berlangsung, kemajuan secara berkala atau pada tahap-tahap penting untuk menilai apakah organisasi bergerak kearah sasaranya harus diperiksa, apakah strategi itu diimplemtasikan seperti yang direncanakan dan apakah strategi tersebut mencapai hasil yang diharapkan.
19
Secara umum pengendalian strategi terdiri dari 3 langkah, yaitu: a. Pengukur kinerja (Mesure The Performen) yaitu perbandingan antara standar dengan pelaksanaan b. Perbandingan prestasi dengan standar (Compare The Performance Match The Standard) yaitu langkah untuk membandingkan hasil-hasil yang telahdiukur dengan target atau standar yang telah ditetapkan sebelumnya. c. Mengambil tindakan korektif (The Corrective Action), yaitu tindakan manajerial yang diambil para manajer ketika prestasi rendah dibawah standar atau target yang telah ditetapkan.12 Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengendalian strategi dibutuhkan untuk mengukur hasil kerja terhadap strategi yang di rumuskan. Dengan mengukur hasil kerja yang telah dicapai, maka suatu lembaga akan mengetahui posisi lembaganya. Sehingga kesalahan yang mungkin terjadi dapat diminimalisir. 3. Proses Strategi Seperti yang dikatakan oleh Joel Ross dan Michel bahwa sebuah organisasi tanpa adanya strategi umpama kapal tanpa kemudi, bergerak berputus dalam lingkaran. Organisasi yang dimiliki seperti pengembara, tanpa adanya tujuan tertentu. 13
12
Amirullah & Sri Budi Cantika, Manajemen Strategik,(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2002) cet. Ke-1, h.183 13 Fred R. David, manajemenstrategi konsep, (Jakarta :PT Prenhalindo, 1998) h.3
20
Adapun proses strategi terdiri dari tiga tahapan : a. Perumusan Strategi Dalam
perumusan
strategi
termasuk
didalamnya,
adalah
pengembangan tujuan, mengenali peluang dan ancaman ekternal, menetapkan suatu obyektifitas, menghasilkan strategi alternatif memilih strategi untuk dilaksanakan.14 Dalam perumusan strategi juga ditentukan suatu sikap untuk memutuskan, memperluas, menghindari atau melakukan suatu keputusan dalam suatu proses kegiatan. Teknik perumusan strategi yang penting dapat didukung menjadi kerangka kerja diantaranya : 1) Tahap input (masukan) Dalam tahap ini peroses yang dilakukan adalah meringkas informasi sebagai masukan awal, dasar yang diperlukanya untuk merumuskan strategi. 2) Tahap pencocokan Proses yang dilakukan adalah mempokuskan pada menghasilkan strategi alternative yang layak dengan mendukung faktor-faktor eksternal dan internal.15 3) Tahap pemutusan Menggunakan suatu macam teknik, diperoleh input sasaran dalam mengepaluasi strategi alternative yang telah diidentifikasi dalam tahap
14
Ibid, h.15 Ibid, h. 183
15
21
kedua.16 Perumusan strategi haruslah selalu melihat kearah depan dan tujuan artinya peran perencanaan amatlah penting dan mempunyai andil yang besar baik interen maupun eksteren. b. Implementasi Strategi Implementasi strategi termasuk pengembangan adanya dalam mendukung starategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif, mengubah
arah,
menyiapkan
anggaran,
mengembangkan
dan
m,emanfaatkan sisteminformasi yang termasuk.17 Implementasi sering disebut tahapan tindakan, karena implementasi berarti mobilisasi manusia yang ada dalam sebuah strategi yang dirumuskan menjadi tindakan. Tahap ini merupakan tahap paling sulit karena memerlukan kedisiplinan, komitmen dan pengorbanan, kerjasama juga merupakan kunci dari berhasil atau tidaknya implementasi strategi. c. Evaluasi Strategi Menerapkan dari tahap akhir strategi ada tiga macan aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi. 1) Menuju faktor-faktot ekternal (berupa peluang dan ancaman) dan fakto-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) yang menjadi dasar asumsi pembuatan starategi. Adapun perubahan faktor eksternal seperti tindakan yang dilakukan. Perubaha yang ada akan menjadi satu hambatan dalam pencapaian tujuan begitu pula dalam faktor internal yang diantaranya strategi yang tidak efektip atau efektivitas 16 17
Ibid, h.198 Ibid, h. 5
22
implementasi yang beruk akan berakibat buruk pula bagi hasil yang akan dicapai. 2) Mengukur prestasi ( membanding hasil yang diharapkan dengan kenyataan). Menyelidiki penyimpangan dari rencana, mengevaluasi prestasi individual dan menyimak kemajuan yang dibuat kearah penyampaian yang dinyatakan. Keriteria untuk mengevaluasi strategi harus dapat diukur dan dibutuhkan, krteria yang meramalkan hasil lebih dari pada kriteria yang mengungkapkan apa yang telah terjadi 3) Mengambil tindakan kreatif untuk memastikan bahwa prestasi diluar rencana.18 Dalam mengambil tindakan kreatif tidak harus berarti bahwa strategi yang sudah akan ditinggalkan, bahkan strategi baru harus dirumuskan, FredR. David mengatakan dalam bukunya manajemen strategi konsep bahwa “tindakan kreatif diperlukan jika tindakan atau hasil tidak sesuai
dengan yang dibayangkan atau
pencapaian yang direncanakan maka disitulah tindakan kreatif dilakukan”.19 Segala kegiatan kreatif harus konsisten secara internal dan tanggung jawab secara sosial, evaluasi diperlukan karena keberhasilan hari ini bukan merupakan jaminan keberasilan dimasa depan, evaluasi strategi mungkin berupa tindakan yang konpleks dan peka, karena terlalu banyak penekanan. Pada evaluasi strategi akan merugikan suatu hasil yang akan dicapai. Evaluasi strategi sangat penting untuk memastikan sasaraan yang 18 19
Ibid, h.5-6 Inid, h. 104
23
dinyatakan telah dicapai. Evaluasi strategi perlu untuk semua organisasi dari semua kegiatan dengan mempertanyakan dan asumsi manajerial, harus memicu tujuan dan nilai-nilai merangsang kreativitas. Kotler menjelaskan langkah-langkah strategi usaha adalah sebagai berikut : 1) Mengolah Perbedaan Strategi ini mencakup perbedaan inovatif dari pesaing. Apa yang pembeli harapkan dari produsen disebut paket jasa primer (primary service package), sedangkan penambahan jasa disebut (secondry service package). Jasa sekunder inilah yang disebut perbedaan inovatif. Perbedaan itu dapat berupa perbedaan penawaran, penyampaian maupun citranya, terutama melalui simbol dan merek. 2) Mengolah Kualitas Jasa Salah satu cara utama mendeferensiasikan perusahaan jasa adalah memberikan jasa berkualitas lebih tinggi dari pesaing secara konsisten. Kuncinya adalah memenuhi atau melebihi harapan kualitas jasa yang dijanjikan dengan akurat dan terpercaya, membantu pelanggan mendapatkan jasa dengan cepat, sopan dan peduli dalam pelayanan, fasilitas fisik, peralatan dan media yang prima. 3) Mengolah Produktivitas Langkah-langkah produktivitas adalah : perusahaan harus mengelola produktivitas pekerjaannya dengan membuat pegawainya bekerja lebih terampil, meningkatkan kualitas jasa dengan lepas
24
kualitas tertentu, mengindustrikan jasa-jasa, menemukan solusi produk baru, merancang jasa yang lebih efektif, memberikan insentif pada pelanggan untuk menggantikan tenaga perusahaan dengan tenaga mereka sendiri atau menggunakan teknologi untuk menghemat waktu dan biaya.20
4. Prinsip-Prinsip Untuk Menyukseskan Strategi Kebijakan strategi perlu menjamin strategi yang mereka tetapkan dapat berhasil dengan baik, bukan saja dalam tatanan konseptual saja, tetapi dapat dilaksanakan. Untuk itu Hattaen memberikan beberapa petunjuk mengenai cara pembuatan strategi sehingga bisa berhasil, diantaranya yaitu: a. Setiap strategi tidak hanya membuat satu strategi. Tergantung pada ruang lingkup kegiatannya. Apabila banyak strategi yang dibuat, maka strategi yang satu haruslah konsisten dengan strategi yang lainnya. b. Strategi harulah konsisten dengan lingkungannya. Ikutilah arus perkembangan yang bergerak dimasyarekat (jangan melawan arus) dalam lingkungan yang memberi peluang untuk bergerak maju. c. Strategi hendaknya memperhitungkan resiko yang tidak terlalu besar. Memenag setiap strategi mengandung resiko, tetapi haruslah berhatihati sehingga tidak menjerumuskan organisasi kedalam lubang yang besar. Oleh sebab itu, suatu strategi harusnya dapat dikontrol.
20
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian, (Jakarta : Salemba Empat, 1995), h. 88-89
25
d. Strategi yang efektif hendaknya mempokuskan dan menyatukan semua sember daya dan tidak mencerai beraikan satu dengan yang lainnya. e. Strategi hendaklah memusatkan perhatian pada apa yang merupakan kekuatan dan tidak pada titik-titik yang justru pada kelemahannya. Selain itu, hendaknya juga memanfaatkan kelemahan persaingan dan membuat langkh-langkah yang tepat untuk menepati posisi kompetitif yang lebih kuat. f. Sumber daya adalah suatu yang kritis. Mengingat strategi adalah suatu yang mungkin, maka harus membuat sesuatu yang layak dan dapat dilakanakan. g. Strategi hendaknya disusun diatas landasan keberhasilan yang telah dicapai. Jangan menyusun strategi diatas kegagalan. h. Tanda-tanda dari suksesnya strategi
ditampakkan dengan adanya
dukungan dari pihak-pihak yang terkait, terutama dari para ksekutif, dari semua pimpinan unit kerja dalam organisasi.21
B. Definisi Komunikasi 1. Pengertian Komunikasi Secara historis, kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu perkataan
Communicare
mempunyai
arti
“berpartisipasi
atau
memberitahukan”.22 Pendapat lain mengatakan istilah komunikasi berasal
21
Iwan Purwanto, Manajemen Strategi, (Bandung: Yrama Widya, 2007) cet. Ke-1 h. 76-
22
Astid S. Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, (Bandung: Bina Cipta 1974),
77 hal. 1.
26
dari bahasa Latin, Communicatio yang berasal dari kata communis artinya: “sama” dalam arti sama makna mengenai suatu hal.23 Jadi dapat dikatakan bahwa pengertian komunikasi adalah pemberitahuan di pihak yang memberitahu (komunikator) kepada pihak yang diberitahu (komunikan) tentang suatu hal. Ditinjau dari sudut etimologi kata komunikasi berasal dari
bahasa
inggris,
communication
yang
berarti:
hubungan,
pemberitahuan.24 Dalam “bahasa” komunikasi pernyataan dinamakan pesan (message), orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator (communikator), sedangkan orang yang menerima pernyataan diberi nama (communicate). Sasa Djuarsa Senjaja dalam bukunya “Pengantar Komunikasi” mengatakan,
komunikasi
adalah
“suatu
proses
pembentukan,
penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi dalam diri seseorang dan dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu.25 Definisi komunikasi menurut Harold Dwight Lasswell, bahwa komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa? Mengatakan apa? Dengan saluran apa? Kepada siapa? Dengan akibat atau hasil apa? (who says what in which channel to whom with what effect?).
23 24
Onong Uchjana, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), hal. 4. Johan Surjadi dan S. Koentjoro, Kamus Lengkap Populer, (Jakarta: Indah, 1868), hal.
67. 25
Sasa Djuarsa Senjaja, Pengantar Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), cet. Ke-4, hal. 8
27
Adapun pengertian selain di atas, para ahli komunikasi juga mempunyai pendapat yang berbeda mengenai pengertian komunikasi, diantaranya Berelson dan Steiner mendefinisikan komunikasi sebagai penyampaian informasi, ide gagasan, emosi, keterampilan, dan seterusnya melalui penggunaan simbol kata, gambar, angka, grafik, dan lain-lain. Kemudian Shanon dan Weaver mengartikan komunikasi mencakup sebagai prosedur sebagai prosedur melalui mana pikiran seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain.26 Begitupun
yang
menekankan
pada
unsur
penyampaian
atau
pengoperan, bahwa komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang yang berarti antara individu-individu.27 Menurut Onong Uchjana Effendi, ada beberapa sebab mengapa manusia melakukan komunikasi, yakni untuk: a. Mengubah sikap (to change the attitude) b. Mengubah opini/ pendapat/ pandangan (to change the opinion) c. Mengubah prilaku (to change the behavior) d. Mengubah masyarakat (to change the society) Komunikasi juga dapat dilakukan dengan berbagai metode, istilah metode atau dalam bahasa inggris “method” berasal dari bahasa Yunani “methodos” yang berarti rangkaian yang sistematis dan merujuk kepada tata cara yang sudah dibina berdasarkan rencana pasti, mapan dan logis. Agar
26
Aubery Fisher, Teori-teori komunikasi, (Bandung: Remadja Karya, 1986), hal. 10. Anwar Arifin, Ilmu Komunikasi; Sebagai Pengantar Ringkas, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995), cet ke-3, hal. 25 27
28
komunikasi berjalan efektif, maka kita juga memerlukan strategi dalam menyampaikan pesan agar dapat diterima oleh orang lain. a. Proses Komunikasi Dalam bahasa komunikasi komponen atau unsur adalah sebagai berikut: 1) Source (sumber) Sumber adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan, yang digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku dan sejenisnya.28 2) Communicator (penyampaian pesan) Komunikator dapat berupa individu yang sedang berbicara, menulis, kelompok orang, organisasi komunikasi, seperti: surat kabar, televisi, film dan sebagainya. Komunikator dalam penyampaian pesannya bisa juga menjadi komunikan begitu juga sebaliknya. Syaratsyarat yang harus di perhatikan oleh seseorang komunikator adalah: a) Memiliki kredibilitas yang tinggi bagi komunikasinya b) Keterampilan berkomunikasi c) Mempunyai pengetahuan yang luas d) Sikap e) Memiliki daya tarik 29
28
Widjadja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), hal.
29
Ibid, hal. 12
11
29
3) Message (pesan) Pesan keseluruhan dari apa yang disampaikan komunikator. Pesan dapat bersifat informatif memberi keterangan-keterangan yang kemudian komunikan dapat mengambil kesimpulannya sendiri. Persuasif bujukan, yakni membangkitkan dan kesadaran seseorang bahwa apa yang kita sampaikan akan memberi berupa sesuatu berupa pendapat atau sikap, sehingga ada perubahan. Coersif memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi, coersif dapat berbentuk perintah, dan sebagainya (biasanya hal ini terjadi pada organisasi tipe keledai). 4) Channel (saluran) Saluran komunikasi selalu menyampaikan pesan yang dapat diterima melalui panca indera atau menggunakan media. Pada dasarnya komunikasi yang sering dilakukan dapat berlangsung menurut 2 saluran, yaitu : a) Saluran formal atau bersifat resmi b) Saluran informal atau yang bersifat tidak resmi 5) Communican (penerima pesan) Komunikan atau penerima pesan dapat digolongkan dalam 3 jenis yakni personal, kelompok dan massa. 6) Effect (Hasil) Effect adalah hasil akhir dari suatu komunikasi, yakni sikap dan tingkah laku orang, seseorang atau tidak dengan yang kita inginkan.
30
2. Bentuk-Bentuk Komunikasi 1) Komunikasi personal Bentuk komunikasi kelompok ada dua yaitu komunikasi antarpersonal dan komunikasi interpersonal.30 Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) adalah komunikasi dengan diri sendiri, baik kita sadari atai kita tidak. Komunikasi ini merupakan landasan komunikasi antar pribadi dan komunikasi dalam kontek-kontek lainnya, dengan kata lain komunikasi intrapribadi ini inheren dalam komunikasi dua-orang, tiga orang, dan seterusnya, karena sebelum berkomunikasi dengan orang lain kita biasanya berkomunikasi dengan diri-sendiri (mempersepsi dan memastikan makna pesan orang lain), hanya saja caranya sering tidak disadari. Keberhasilan komunikasi kita dengan orang lain bergantung pada keefektifan komunikasi kita dengan diri-sendiri.31 Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi
antara
orang-orang
secara
tatap
muka,
yang
memungkinkan setiap pesertanya menagkap reaksi secara langsung, baik secara verbal ataupun non verbal.32 Menurut sifatnya, komunikasi antarpersonal dibedakan menjadi dua,
30
yakni
komunikasi
diadik
(dyadic
communication),
dan
Efendy Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992), hal. 11 31 Don F. Faules, R Wayne Pace, editor Mulyana, Deddy, Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan kinerja Perusahaan, (Bandung: PT. Rosdakarya 2001), cet. Ke-3, hal. 7273 32 Ibid, hal.73
31
komunikasi
kelompok
kecil
(small
group
communication).
Komunikasi diadik adalah proses komunikasi yang berlangsung antar dua orang dalam situasi tatap muka yang dilakukan melalui tiga bentuk percakapan, wawancara dan dialog. Adapun komunikasi kelompok kecil adalah proses komunikasi yang berlangsung antara tiga orang atau lebih secara tatap muka, hal mana anggota-anggotanya berinteraksi satu sama lain. Mengenai batas jumlah anggota tidak secara tegas disebutkan.33 Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik (dyadic communication) yang melibatkan hanya dua orang. Ciri-ciri komunikasi diadic adalah: a) Pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak yang dekat. b) Pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan spontan, baik secara verbal maupun non verbal.34 Sebagai sebuah komunikasi tatap muka, tujuan komunikasi antar pribadi adalah: a) Mengenal diri sendiri dan orang lain. b) Mengetahui dunia luar. c) Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi bermakna. d) Mengubah sikap dan prilaku
33
Nurudin, Sistem komunikasi Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2005), cet. Ke-2, hal. 31-32 34 Don F. Failes, R Wayne Pace, editor Deddy Mulyana, Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2001), cet. Ke-3, hal. 73
32
e) Bermain dan mencari hiburan. f) Membantu orang lain. 2) Komunikasi Kelompok Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lain, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut.35 Adapun yang dimaksud dengan komunikasi kelompok adalah: a) Bila proses komunikasi hal mana pesan-pesan yang disampaikan oleh seorang pembicara kepada khalayak dalam jumlah yang lebih besar pada tatap muka. b) Komunikasi berlangsung kontinu dan bisa dibedakan mana sumber dan mana penerima. c) Pesan yang disampaikan terencana dipersiapkan dan bukan spontanitas untuk segmen khalayak tertentu. Dalam komunikasi kelompok kita mengenal seminar, diskusi
panel, pidato, rapat
akbar, pentas seni tradisional di desa, pengarahan ceramah. Dengan kata lain komunikasi sosial antara tempat, situasi, dan sasarannya jelas.36 3) Komunikasi organisasi Komunikasi organisasi (organization communication) terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal, dan juga informal, dan 35
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi, (Bandung: Remadja Karya, 1986), hal. 7 Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2005), cet. Ke-2, hal. 33 36
33
berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar dari pada komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi seringkali melibatkan juga komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi dan ada kalanya juga komunikasi publik. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal, sedangkan komunikasi informal tidak tergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi antar sejawat, juga termasuk gosip.37 Komunikasi organisasi adalah sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisai tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubunganhubungan hirarki antara yang satu dengan yang lain dan fungsi suatu lingkungan.38 Komunikasi
organisasi
cenderung
menekan
kegiatan
penanganan pesan yang terkandung dalam suatu batas organisasional (organizational boundary), fokusnya adalah menerima, menafsirkan dan bertindakberdasarkan informasi dalam suatu konteks. Tekanannya adalah pada komunikasi sebagai suatu alat yang memungkinkan orang beradaptasi dengan lingkungan mereka. Komunikasi organisasi dipandang dari suatu perspektif interpretatif (subjektif) adalah proses 37
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi, (Bandung: Remadja Karya, 1986), hal. 75 Don F. Faules, R. Wayne Pace, Editor Deddy Mulyana, Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2001), cet. Ke-3, hal. 31 38
34
penciptaan makna atas interaksi yang merupakan organisasi, ia adalah organisasi. Komunikasi organisasi adalah “prilaku pengorganisasian” yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat dalam proses itu bertransaksi dan memberi makna atas apa yang sedang terjadi.39 C. Pondok Pesantren 1. Pengertian Pondok Pesantren Pesantren dan santri berasal dari bahasa Tamil yang berarti : Guru mengaji, sumber lain mengatakan bahwa kata itu berasal dari bahasa India Shastri dari akar kata sastra, yang berarti buku-buku suci, buku agama atau buku-buku tentang ilmu pengetahuan.40 Pondok pesantren adalah perpaduan dua kata yang dirangkai menjadi satu, menjadi kata pondok dan pesantren, sampai saat ini masih ada perbedaan pendapat mengenai asalusul tentang pondok pesantren yaitu, ada yang mengatakan dari bahasa India (Hindu) dan ada pula yang mengatakan berasal dari Arab. Mastuhu juga mendevinisikan pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari, memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama Islam dengan menekan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman prilaku sehari-hari.41 Adapun yang mengatakan bahwasanya pesantren dari India adalah Soegarda Poerbakawatja yang menjelaskan bahwa adanya persamaan dalam penyerahan tanah oleh Negara bagi kepentingan agama yang
39
Ibid, hal. 33 Muhammad Riduan Lubis, pemikiran suekarnotentang islam, (Jakarta : C.V. mas Agung, 1992), h.23 41 Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta : INIS, 1994), h.6. 40
35
terdapat pada agama Hindu. Adanya persamaan ditemukan sistem pendidikan Hindu dengan pesantren, yaitu guru tidak mendapatkan gaji, letak pesantren diluar kota dan seluruh sistem pendidikan bersifat agama.42 Menurut Karel A. steenbring istilah pondok pesantren mungkin berasal dari bahasa Arab, Funduq yang berarti “Pesanggrahan atau penginapan bagi orang-orang yang bepergian.43 Sedangkan
menurut
Zamakhsyari
Dhofier
istilah
pondok
barangkali berasal dari pengertian “Asrama-asrama para santri yang disebut pondok atau tempat tinggal yang dibuat dari bambu” atau barangkali berasal dari kata Arab, Funduq, yang berarti “Hotel atau Asrama”.44 Istilah pondok dalam kamus bahasa Indonesia adalah “Rumah untuk sementara waktu, seperti didirikan diladang, dihutan, dikatakan pondok adalah rumah rumah yang kurang baik biasanya berdinding bilik atau dikatakan pondok adalah madrasah dan asrama tempat ngaji, belajar agama Islam.45 Berarti astilah pesantren dalam kamus bahasa Indonesia adalah “Asrama dan Tempat murid-murid atau para santri belajar mengaji46 Sedangkan menurut Manfred Ziemekbpesantren adalah gabungan kata “Sant (Manusia Baik)” dihubungkan dengan suku kata “Tra (Suka
42
Karel. A. Steenbrink, pesantren madrasah sekolah, (Jakarta : LP3ES, 1986), cet. Ke-1,
h. 21. 43
Ibid, h. 22. Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, Studi Tentang Pandangan Hidup Kiayi, (Jakarta: LP3ES, 1982), cet. Ke-1, h. 18. 45 Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Moderen, (Jakarta: Pustaka Amani), h.321 46 Ibid, h. 310 44
36
Menolong)”, sehingga kata pesantren dapat berarti tempat pendidikan manusia baik-baik.47 Kata pesantren berasal dari Pe-santri-an, yang berasal dari akar kata “Santri” yang mendapat awalan pe dan akhiran an. Kata santri berasal dari bahasa Tamil, yang berarti guru mengaji, sumber lain mengatakan bahwa kata itu berasal dari bahasa shastri dari akar kata sastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku-buku tentang ilmu pengetahuan.48 Dari keterangan diatas dapat dirumuskan bahwa pengertian pesantren adalah tempat orang-orang atau pemuda menginap (bertempat tinggal) yang dibarengi dengan suatu kegiatan untuk mempelajari, memahami, mendalami, menghayati dan mengamalkan agama Islam.49 Secara garis besar pondok pesantren adalah lembaga atau tempat pendidikan dan pengajaran agama Islam yang mempunyai tujuan untuk melestarikan dan mengembangkan ajaran Islam. Pesantren tetap berpegang pada prinsip awalnya, tidak mudah terpengaruh
terhadap
perjalanan
arus
budaya.
Hal
inilah
yang
menyebabkan pesantren tetap eksis didalam perjalanannya. Bahkan karena menyadari arus yang deras itulah’ yang menyebabkan pihak luar justru melihat “keunikan” dari pesantren sebagai wilayah sosial yang netral, yang mempunyai kekuatan pesistensi terhadap arus globalisasi.50
47
Manfred Ziemek, pesantren dalam perubahan social, (Jakarta: P3M, 1986), cet. Ke-1,
h. 99. 48
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT Ikhtiar Baru Van Heave, 1994), h.99. 49 Ensiklopedi Nasional Indonesia, (Jakarta: PT Cipta Adi Pustaka, 1991), jilid 1,h. 181 50 M. Bahri Ghazali, Pesantren Berwawasan Lingkungan, (Jakarta:CV. Prasasti,1996), h.9
37
Pondok pesantren bukan hanya lembaga yang mengajarkan agama Islam, tetapi juga sebagai salah satu pilar penopang dunia pendidikan di Indonesia. Dari segi sejarah pondok pesantren tidak hanya memiliki makna keIslaman akan tetapi juga keaslian (indegeneos) bahasa Indonesia.51 2. Tujuan dan Fungsi Pesantren Tujuan pesantren Tujuan pesantren pada dasarnya adalah sebuah lembaga pendidikan Islam yang mengajarkan banyak tentang ilmu-ilmu agama yang bertujuan membantu manusia bertaqwa, mampu untuk hidup mandiri, ikhlas dalam melakukan suatu perbuatan berijtihad membela kebenaran Islam. Selain itu juga tujuan didirikannya pondok pesantren pada dasarnya ada dua hal : a. Tujuan khusus, yaitu mempersiapkan para santri untuk menjadi orang alim dalam ilmu agama yang diajarkan oleh kiayi yang bersangkutan serta mengamalkan dalam masyarakat. b. Tujuan umum, yaitu membimbing anak didik untuk menjadi manusia berkepribadian Islam yang sanggup dengan ilmu agamanya menjadi muballigh Islam dalam masyarakat sekitar melalui ilmu dan amalnya.52
Fungsi Pesantren Pesantren tidak hanya sebagai lembaga pendidikan, akan tetapi berfungsi sebagai lenbaga sosial dan penyiaran agama. Lembaga pendidikan pesantren menyelenggarakan pendidikan Formal seperti (Maderasah, Sekolah 51
Ali Anwar, Sebuah Kajian Singkat Tentang Trensformasi Peran Dan Otoritas, (Bekasi: Pahlawan Nasional), h. 5. 52 HM Arifin dan Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (PT. Raja Grafindo Perkasa: 1996), h.44
38
Umum, dan Perguruan Tinggi) dan pendidikan non formal yang secara khusus mengajarkan pelajaran agama yang sangat kuat yang dipengaruhi pemikiranpemikiran Ulama, Fiqih, Hadist, Tafsir, Tauhud dan Thasawuf, Bahasa Arab, nahu,Syarof, Balaghoh, Tajwid, Mantik dan Akhlah. Sebagai lembaga sosial, pesantren menampung anak dari segala lapisan masyarakat muslim, tanpa membeda-bedakan tingkat sosial ekonomi orang tuanya. Sebagai lembaga penyiar agama, masjid pesantren juga berfungsi sebagai masjid umum, yaitu sebagai tempat belajar agama dan ibadah masyarakat umum. Masjid sering kali dipakai untuk penyelenggaraan majlis ta’lim
(pengajian)
diskusi-diskusi
keagamaan
dan
sebagainya,
oleh
masyarakat umum. Sehubungan dengan fungsi pesantren tersebut, maka pesantren memiliki tingkat integrasi yang tinggi dengan masyarakat sekitarnya, dan menjadi rujukan moral bagi masyarakat umum, terutama pada kehidupan moral keagamaan. Perkembangan
kualitas
pesantren
disertai
dengan
berbagai
pembenahan untuk meningkatkan mutu kualitas pendidikannya. Berbagai sekolah-sekolah formal mulai tingkat dasar sampai perguruan tinggi didirikan. Hal ini dimaksudkan untuk merespon tuntutan zaman. Sehingga, berbagai pesantren melakukan kompetisi dalam menyediakan lembaga-lembaga pendidikan untuk merespon kebutuhan tersebut. Hal ini dibuktikan dengan
39
banyaknya lembaga-lembaga pendidikan pesantren yang memiliki perguruan tinggi dari tingkat diploma sampai pasca serjana. Dalam perjalanannya hingga sekarang, sebagai lembaga sosial, pesantren telah menyelenggarakan pendidikan formal baik berupa sekolah umum maupun sekolah agama (madrasah, sekolah umum, dan perguruan tinggi). Selain itu pesantren juga menyelenggarakan pendidikan non formal berupa madrasah diniyah yang mengajarkan bidang-bidang ilmu agama saja. Pesantren juga telah mengembangkan fungsinya sebagai lembaga solidaritas sosial dengan menampung anak-anak dari segala lapisan masyarakat muslim dan memberikan pelayanan yang sama kepada mereka, tanpa membedakan tingkat sosial mereka. Dengan berbagai peran yang potensial diperankan oleh pondok pesantren maka pesantren memiliki tingkat integritas yang tinggi dengan masyarakat sekitar, sekaligus menjadi rujukan moral bagi kehidupan masyarakat umum. Fungsi-fungsi ini akan tetap dipelihara manakala para kyai pesantren dapat menjaga independensialnya dari intervensi luar. D. Pengertian Bahasa Menurut Wibowo, bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran.53 Menurut Keraf dalam Smarapradhipa, memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara
53
Wibowo, wahyu. Manajemen bahasa, (Jakarta: Gramedia. 2001).
40
anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.54 Lain halnya menurut Pendapat lainnya tentang definisi bahasa diungkapkan oleh Syamsuddin, beliau memberi dua pengertian bahasa. Pertama, bahasa adalah alat yang dipakai untuk membentuk pikiran dan perasaan, keinginan dan perbuatan-perbuatan, alat yang dipakai untuk mempengaruhi dan dipengaruhi. Kedua, bahasa adalah tanda yang jelas dari kepribadian yang baik maupun yang buruk, tanda yang jelas dari keluarga dan bangsa, tanda yang jelas dari budi kemanusiaan.55 Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Lidah setajam pisau / silet oleh karena itu sebaiknya dalam berkatakata sebaiknya tidak sembarangan dan menghargai serta menghormati lawan bicara / target komunikasi. Bahasa isyarat atau gesture atau bahasa tubuh adalah salah satu cara bekomunikasi melalui gerakan-gerakan tubuh. Bahasa isyarat akan lebih digunakan permanen oleh penyandang cacat bisu tuli karena mereka memiliki bahasa sendiri. Bahasa isyarat akan dibahas pada artikel lain di situs organisasi. Dari penjelasan tentang pengertian bahasa diatas bias diambil sebuah kesimpulan bahwa Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer 54
Ambary, Abdullah. Intisari Tata Bahasa Indonesia. (Bandung: Djatnika 1986). Syamsuddin, A.R. Sanggar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Universitas Terbuka Jakarta
55
1986).
41
yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja sama dan identifikasi diri. Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa tulisan adalah bahasa sekunder. Arbitrer yaitu tidak adanya hubungan antara lambang bunyi dengan bendanya. Fungsi Bahasa Dalam Masyarakat : 1. Alat untuk berkomunikasi dengan sesama manusia. 2. Alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia. 3. Alat untuk mengidentifikasi diri.56 Macam-Macam dan Jenis-Jenis Ragam / Keragaman Bahasa : 1. Ragam bahasa pada bidang tertentu seperti bahasa istilah hukum, bahasa sains, bahasa jurnalistik, dsb. Ragam bahasa pada perorangan atau idiolek seperti gaya bahasa mantan presiden Soeharto, gaya bahasa Benyamin s, dan lain sebagainya. 2. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu wilayah atau dialek seperti dialek bahasa Madura, dialek bahasa medan, dialek bahasa Sunda, dialek bahasa Bali, dialek bahasa Jawa, dan lain sebagainya. 3. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu golongan sosial seperti ragam bahasa orang akademisi beda dengan ragam bahasa orangorang jalanan. 4. Ragam bahasa pada bentuk bahasa seperti bahasa lisan dan bahasa tulisan. 5. Ragam bahasa pada suatu situasi seperti ragam bahasa formal (baku) dan informal (tidak baku).57
56
www.wismasastra.worspress.com/2009/05/25/apa-bahasa-itu-sepuluh-pengertianmenurut-para-ahli/ 57 Ibid
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG PONDOK PESANTREN AT-TAQWA PUTRA UJUNG HARAPAN BAHAGIA BEKASI
A. Latar Belakang dan Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren At-Taqwa Putra Pondok pesantren At-Taqwa putra terletak didesa ujung harapan bahagia, pondok pesantren At-Taqwa merupakan salah satu dari 93 lembaga pendidikan yang dikelolah oleh Yayasan At-Taqwa yang telah berdiri sejak tahun 1956 dengan nama Yayasan pembangunan pemeliharaan dan pertolonhan Islam yang disingkat menjadi yayasan P3 Islam. Pendiri pondok pesantren At-Taqwa adalah bapak K.H. Noer Alie, putra dari seorang ayah yang bernama H. Anwar Bin H. Layu dan ibu beliau bernama Hj. Maimunah Binti Tarbin. K.H. Noer Alie dilahirkan didesa ujung malang (sekarang dikenal dengan ujung harapan) sebuah desa yang terpencil disebelah timur jakarta, dan sebelah barat dari kota bekasi pada tahun 1914. “ atas bantuan dari seorang dukun beranak dikampung asem, yang bernama Maklimah”.1 Pada usia dua puluh tahun, tepatnya tahun 1934 sepeninggal gurunya (KH. Marjuki) orang tua beliau menginginkan agar anaknya melanjutkan sekolah, mendalami ilmu agama dimakkah. “Noer Alie muda pun tidak 1
Alie Anwar, Kemandirian Ulama Pejuang, Biografi KH. Noer Alie, (Yayasan AtTaqwa), h. 7
42
43
menyia-nyiakan jerih payah orang tuanya, maka berangkatlah beliau kemakkah untuk menyambung generasi ulama dimasa mendatang, selama kurang lebih 6 tahun”.2 Sekembalinya KH. Noer Alie dari makkah, pada tahun 1940, beliau berusaha memajukan umat dari keterbelakanganyang mereka alami yang minimnya pendidikan yang mereka dapatkan, langkah awal yang beliaw tempuh adalah berusaha membangun Sekolah (Pondok Pesantren) karena tidak ada satupun sekolah yang berdiri didesa tersebut. Sebagainama diketahui bahwa bangsa tidak menginginkan bangsa Indonesia menjadi orang pintar dan pandai sehingga sangat mustahil mereka mau mendirikan sekolah untuk orang-orang Indonesia. Pada awal tahun 1940 KH. Noer Alie menbuka pengajian yang hanya mempelajari kitab kuning, mengenai tempat belajar pada waktu itu tidaklah menjadi hal yang utama, yang penting masyarakat harus belajar pada saat itu, muridnya hanya baru dari kalangan masyarakat ujung malang saja, semakin lama murid yang belajar semakin banyak, masjid yang dipakai menjadi tempat belajar sudah tidak mampu lagi menampung jumlah murid yang ada maka KH. Noer Alie mulai mengenbangkan pengajiannya menjadi pesantren dengan cara
membangun
madrasah
didepan
masjid,
kondisi
itu
sangat
memperhatinkan, karena Negara masih dalam keadaan perangmerebut kemerdekaan, sehingga terpaksa aktivitas pendidikan dihentikan, sebab
2
Alie Anwar Marjuki, KH. Noer Alie, Singa Kerawang Bekasi Yang Sangat Ditakuti penjajah, (Jakarta: 8 November 1991), h. 12
44
banyak guru serta pemuda yang pergi meninggalkan kampong untuk mengikuti peperangan mengusir penjajah didaerah lain. Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1950 aktivitas pendidikan mulai dirintis kembali oleh KH. Noer Alie mengajak para guru serta para kemuka masyarakat ujung malang dan sekitarnya berkumpul untuk bermusyawarah membentuk sebuah organisasi kecil dengan nama Panitia Pembangunan Pemeliharaan Dan Pertolongan Islam (disingkat menjadi P3 Islam), hal ini dilakukan KH. Noer Alie karena terdorong oleh rasa tanggung jawab Allah SWT, dan masa depan umat dan bangsa serta menyatukan usaha ummat dalam berbagai bidang khususnya bidang Dakwah, Pendidikan, serta penyuluhan terhadap ummat panitia ini diketuai oleh KH. Noer Alie.3 Selanjutnya agar mendapat pengakuan secara hukum, para pengurus P3 Islam mengajukan badan hukum pada notaries Eliza pondang dijakarta. Dengan demikian sejak tanggal 7 Agustus 1957 organisasi panitia pembangunan, pemeliharaan dan pertolongan Islam telah resmi menjadi sebuah yayasan. Berdasarkan nama yang tercantum dalam akte notaries nomor 11 yayasan ini bernama Yayasan Pembangunan, Pemeliharaan Pertolongan Islam Desa Ujung Malang Tengah, disingkat Yayasan P3 Islam Desa Ujung Malang Tengah. Setelah resmi dibentuk Yayasan P3 Islam mulai mulai membangun sekolah-sekolah disekitar daerah ujung malang dengan mengumpulkan anakanak dan pemuda untuk melanjutkan sekolah hingga tahun 1952 Yayasan P3 3
M. Sa’dudin HM, Catatan Ringkas Proses Berdiri dan Berkembangnya Yayasan pembangunan, pemeliharaan dan pertolongan islam (yayasan P3 islam), (Ujung Malang: Bekasi), h.2
45
Islam berhasilkan 6 (enam) buah madrasah Ibtidaiyyah (SRI : Sekolah rakyat Islam) diujung malang, membangun masjid jami At-Taqwa serta memberikan bantuan kepada pejuang kemerdekaan dengan memberikan sebagian hasil persawahannya. “Untuk menampung para pelajar lanjutan madrasah ibtidaiyyah, Yayasan P3 Islam juga membangun pondok pesantren dengan nama Perguruan Menengah Islam Pesantren Bahagia”.4 Ketua perguruan tersebut adalah KH. Noer Alie, tetapi dengan kesibukan beliau sebagai ketua masyumi OPO bekasi, maka sebagai direkturnya adalah KH. Abdurrahman. Setelah organisasi masyumi dibubarkan pada tahun 1960, KH. Noer Alie mulai aktif kembali membangun kampungnya dalam bidang pendidikan, dikomplek masjid At-Taqwa, beliau membangun pondok pesantren dengan nama Pondok Pesantren At-Taqwa. Ditengah-tengah aktivitas dipondok pesantren yang di bangun oleh yayasan P3 Islam, lokasi perguruan menengah Islam pesantren bahagia itu diperlukan oleh pemerintah untuk komando Distrik Militer (KODIM) 0507 bekasi, dengan demikian maka para santri yang belajar harus pindah kepesantren lain, diantara mereka banyak yang pindah kepesantren At-Taqwa yang dipimpin oleh KH. Noer Alie. Dengan bertambahnya santri yang tertampung dipondok pesantren At-Taqwa, makin berkembang pula sistem pendidikan pondok pesantren tersebut, sehingga pada tahun 1962pondok pesantren At-Taqwa merubah sistem pendidikannya dari sistem Non klasikal (tradisional) manjadi klasikal, yaitu dengan membangun sebuah madrasah 4
Ibid, h. 6
46
menengah At-Taqwa (MMA) putra, setingkat dengan tsanawiyah dan aliah dengan mata pelajaran 50% pengetahuan agama dan 50% lagi pengetahuan umum, tujuan dari perubahan tersebut adalah agar para lulusan madrasah ini dapat melanjutkan pendidikannya keberbagai perguruan tinggi baik agama maupun umum. Pada tahun 1986, setelah 30 tahun Yayasan pembangunan, pemeliharaan, dan pertolongan Islam mengadakan regenerasi kepengurusan dan sekaligus mengadakan perubahan nama serta perbaikan anggaran dasar untuk menyesuaikannya dengan undang-undang No 8 tahun 1982, dengan demikian maka Yayasan P3 Islam berubah menjadi yayasan AT-TAQWA, “perubahan tersebut disyahkan notaries Soedirja, SH pada tanggal17 Desember 1986 dengan nomor register 16.”5
B. Visi, Misi dan Tujuan Pondok Pesantren At-Taqwa Putra Ujungharapan Bahagia Bekasi 1. Visi Berilmu Amaliyah beramal ilmiah dengan landasan Al-qur’an dan Sunnah rosul SAW yang diformulasikan dalam kalimat singkat, yaitu: a. Ikhlas, Adalah titik tolak kegiatan Insan muslim menuju keridhoan Allah SWT tidak ada kegiatan Insan mukhlis yang tidak di dasari Ibadah kepada Allah SWT. Ikhlas diperintahkan Allah SWT. Dalam firmannya Qs.Al-baqarah : 139 yang berbunyi :
5
Sekretariat Yayasan At-Taqwa, Rekapitulasi Global Lembaga-lembaga dibawah Yayasan At-Taqwa Pusat, (Ujung harapan bahagia bekasi), h. 4
47
Artinya: Katakanlah: “Apakah kamu memperdebatkan dengan kami tentang Allah, Padahal dia adalah Rabb kami dan Rabb kamu: bagi kami amalan kami, bagi Kamu amalan kamu dan hanya kepada-nya mengikhlaskan hati. (Qs. 2: 139) Ayat di atas memberikan pemahaman bahwa tanpa keikhlasan maka semua amal tidak diterima dan sia-sia Dihadapan Allah SWT . Kalau di ibaratkan amal sebagai tubuh atau jasad maka ikhlas adalah ruhnya. Jadi setiap amal yang ikhlas sama dengan tubuh yang tidak bernyawa, tidak mempunyai ruh atau sama dengan mayyit. Setiap orang melaksanakan sesuatu dengan ikhlas akan muncul dalam diri sifat amanah dalam kehidupannya. Orang amanah itu dalam bahasa Arab disebut sebagai Amin.6 b. Berdzikir, dalam makna yang luas yakni bahwa semua kegiatan adalah untuk berdzikir kepada Allah. Ibadah mahdoh berupa sholat, puasa, zakat, dan haji dilakukan untuk berdzikir kepada Allah . Demikian juga kegiatan lain selalu dihubungkan dengan mengingat Allah. Tidak ketinggalan pula dzikir berupa do’a dan pembacaan Al-qur’an. Dengan berdzikir tersebut akan lahir insan-insan yang benar dalam segala tindakannya. Insan yang benar dalam bahasa Arab disebut sebagai orang yang shadik dan sidik.
6
Sekretariat Yayasan Attaqwa, Visi, Misi, dan Garis besar Kerja Yayasan Attaqwa. (Bekasi, 2004), h. 4
48
Berdzikir adalah aktivitas yang diperintahkan Allah SWT yang tertuang dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 103 yang berbunyi :
Artinya : Maka apabila kamu telah menyelesaikan sholat (mu), ingatlah Allah di Waktu berdiri, di waktu duduk, dan di waktu berbaring. Kemudian apabila Kamu telah merasa aman, maka dirikanlah sholat itu (sebagaimana biasa). (Qs. 4: 103) Sebagai hamba Allah yang muslim dan mu’min, harus senatiasa barada dalam keadaan ingat kepada Allah dengan berdzikir, baik dzikir yang wajib ataupun dzikir yang sunnah, baik secara sendiri-sendiri ataupun jamaah, seperti sholat, puasa, ngaji, dan wiridan seperti membaca Al-Qur’an, takbir, tahlil, tahmid, dan tasbih. Hal ini telah dilaksanakan oleh Nabi Muhaabimmad SAW, para sahabat, Tabi’in dan Aulia shalihin serta ulam pada umumnya, dan khususnya yang telah dicontohkan oleh pendiri At-Taqwa. Sehingga diharapkan akan selalu mendapatkan rahamat, magfiroh dan ma’unah dari Allah SWT. Dzikir ini juga merupakan ungkapan bahwa manusia makhluk yang sangat lemah, dan hanya Allah satu-satunya yang maha Besar, Maha Kuasa, dan Maha Pemurah, sehingga sewajarnya manusia selalu menggantungkan diri padanya dalam sagala hal. Dengan dzikir pada setiap saat dan pada setiap tempat dimana pun
49
kita berada diharapkan Allah akan memberikan keselamatan kepada dunia dan akhirat.7 c. Berfikir, di sini menggambarkan bahwa semua tindakan seorang Insan muslim berdasarkan kepada pemikiran yang jernih, logis, dan berdasarkan kepada ilmu pengetahuan. Untuk itu ia harus mengembangkan pengetahuan yang diperlukan bagi kepentingan ummat manusia ini. Dengan berfikir tersebut akan lahir insan-insan yang pintar dan cerdeas, yang
sanggup
mempergunakan
pengetahuannya
dalam
kegiatan
kehidupannya. Dalam bahasa Arab pintar dan cerdas itu disebut dangan Fathonah.8 Berdzikir diperintahkan Allah SWT dalam Al-Quran surat Aliimran :191 yang berbunyi :
Artinya : Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdidri atau duduk atau Dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan Langit dan bumi (seraya berkata) : “Ya Rabb kami, tiadalah engkau Menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami Dari siksa neraka. (Qs. 3 :191). Ayat di atas memberikan gambaran bahwa seorang muslim berpikir dan menggunakan akal yang telah diberikan Allah kepadanya.
7
Ibid, h. 6 Ibid, h. 7
8
50
Berpikir tenteng rahasia alam termasuk yang ada dalam dirinya sebagai nikmat yang maha besar dari Allah SWT. Dengan berpikir akan terwujud Insan yang cerdas, pintar, berwawasan luas dan akan menjadi sumberdaya manusia yang mampu memanfaatkan potensi alam untuk kesejahteraan manusia yang pada akhirnya dapat mewujudkan Islam sebagai agama yang Ya’lu wa layu’la alaih. Di samping itu dengan berpikir itu akan memperkuat keyakinan dan keimanannya akan kebesaran Allah SWT dan akan menjadi modal untuk mencapai kebahagiaan hakiki di akherat kelak. Kegiatan berdzikir dan berpikir tersebut merupakan dua langkah yang harus dilakukan oleh seorang Insan agar ia menjadi manusia yang mempunyai wawasan yang luas. Langkah pertama adalah mengarahkan hati manusia untuk dzikir kepada Allah dan beribadah kepadanya dalam kondisi apapun. Langkah berikutnya dilanjutkan memikirkan seluruh ciptaan Allah SWT yang juga terkait dengan Ibadah kepadanya. Langkah kedua ini adalah sesungguhnya merupakan sisi lain dari bentuk dzikir dan pikir kepada Allah SWT.9 d. Beramal, adalah kosekwensi logis dari berdzikir dan berpikir. Insan yang berdzikir dan berpikir akan muncul dari mulutnya ucapan sanjungnya dan pengakuan bahwa Allah tidak mencipkan alam ini tidak sia-sia. Semua yang di cipkan Allah mempunyai manfaat dan hikmah. Oleh sebab itu ia akan melakukan berbagai amal shaleh, usaha yang baik untuk mengkaji pemanfaatan dan hikmah dari semua yang diciptakan Allah SWT. Dari amal shaleh yang dilakukan dengan prinsip dzikir dan pikir tersebut akan 9
Ibid, h. 9
51
lahir berbagai keterampilan atau skill dalam dirinya, terutama life skill. Beramal diperintahkan Allah dalam firmannya Qs. : An-Nahl ayat 97 yang berbunyi :
Artinya : Barang siapa yang mengerjakan amal shaleh baik laki-laki maupun Perempuan dalam keadaan beriman maka sesungguhnya akan kami Berikan kepadanya jehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami Berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa Yang telah mereka kerjakan. (Qs. 16 : 97 ) Amal adalah mata rantai yang ke empat dari rantai-rantai tersebut di atas yang tidak boleh terputus karena amal merupakan penentu atau hasil dari buah pikir dan dzikir. Tanpa amal, manusia tidak mempunyai apa-apa. Sukses atau tidaknya seseorang ditentukan oleh amalnya, baik untuk kepentingan orang banyak, khususnya untuk kepentingan Agama, bangsa dan negara.10
2. Misi Pondok Pesantren At-Taqwa Putra Ujungharapan Bahagia Bekasi Membentuk insan sholeh yang mampu menegakan ajaran Islam dalam aspek kehidupannya. Insan yang berdzikir dan berpikir serta mampu menerima dan member nasihat serta tidak otoriter dan tidak pula rendah diri dan bentuk konkritnya membentuk musllim yang cerdas, benar, trampil dan disiplin.
10
Ibid, h. 11
52
a. Cerdas Mempunyai kecerdasan untuk memahami dan menerima Islam secara kaffah dan mempunyai kesanggupan untuk menggali ilmu dengan Ikhlas dan benar. b. Benar Yang dimaksud adalah mempunyai Aqidah yang benar melakukan Ibadah yang baik dan memiliki Akhlakul Karimah. c. Trampil Adalah santri yang mempunyai kemampuan untuk membuktikan umumnya di tengah-tengah masyarakat. Dan mempunyai kesanggupan untuk berusaha. d. Disiplin Adalah mempunyai kedisiplinan yang tinggi untuk mengatur waktu dan kehidupannya.11
3. Tujuan Pondok Pesantren At-Taqwa Putra Ujungharapan Bahagia Bekasi a. Bahwa Pondok Pesantren At-Taqwa Putra adalah suatu lembaga yang bertujuan membentuk Insan sholeh dan muslih yang mampu menegakan ajaran Islam dalam aspek kehidupannya, Insan yang bedzikir dan berfikir serta membenuk muslim
yang cerdas, benar, trampil dan berdisiplin
sesuai dengan ajaran Islam.
11
M. Amin Noer, Sejarah Ringkas Yayasan Attaqwa, (Ujung Harapan: Sekretari Yayasan Attaqwa 2003), h. 15
53
b. Bahwa dalam rangka usaha mencapai tujuan pendidikan di Pondok Pesatren At-Taqwa Pusat Putra bekasi dipandang perlu diwujudkan tata kehidupan Pesantren dengan tata tertib yang memadai. c. Bahwa Pondok Pesantren At-Taqwa Pusat Putra bekasi perlu ditetapkan peraturan tata tertib dasar santri sebagai salah satu pembinaan.
4. Keadaan Santri dan Pelajar. Yayasan At-Taqwa sendiri mengembangkan sistem pendidikan sekolah yang tersebar di berbagai daerah bekasi, jumlah sekolah itu meliputi 20 TK, 62 MI, 18 Madrasah Tsanawiyah dan SMP, 13 Madrasah Aliyah, 2 SMU dan SMEA, dan 2 Pesantren Tinggi untuk Putra dan Putri. Jumlah keseluruhan dari siswa yang menuntut ilmu pada yayasan adalah 18.718 orang.12 Pondok Pesantren At-Taqwa yang dulunya sederhana kini menjelma menjadi kebanggaan masyarakat Ujungharapan. Pada saat ini Pendidikan di Pesantren At-Taqwa terdiri dari Tingkat Tsanawiyah, Aliyah, Tinggi AtTaqwa dan Sekolah Tinggi agama Islam, At-Taqwa (STAIA). Namun, Pesantren Tinggi At-Taqwa sendiri identik dengan) Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah. Sebab anak didik yang belajar dan tingggal di asrama, keseluruhannya santri yang masih duduk di jenjang Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah dua jenjeng inilah yang terkait oleh aturan Pondok Pesantren. Sedangkan anak didik yang masih belajar di Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Tinggi, mereka tinggal di rumah mereka masing-masing. 12
Sekratariat Yayasan Attaqwa, Kekapitulasi Global Lembaga-lembaga dibawah Yayasan Attaqwa pusat, (Ujung Harapan Bahagia Bekasi), h. 4
54
Lazimnya Pesantren lainnya, Pondok Pesantren At-Taqwa juga menekankan adanya keseimbangan antara belajar (dirasah) dan beribadah (ubudiyah) namun, ada yang berbeda di Pesantren At-Taqwa dengan Pesantren lainnya. Tidak mengenal lelah dari pagi hingga malam hari, ruangruang kelas selalu penuh dengan santri yang sedang baelajar. Pagi mulai pukul 07.15-12.00., siang hari dari jam 13.30-15.30 dan malam hari jam 18.0022.00.13 Materi yang di berikan pada pagi hari dan siang hari adalah materi pelajaran, baik yang menyangkut pengetahuan umum, pengetahuan agama. Sedangkan malam harinya adalah khusus untuk membahas pelajaran agama meski jadwal belajar keagamaan padat, namun santri merasa senang mendapatkan pelajaran berharga dari Pondok Pesantren At-Taqwa Putra. Terbukti dengan jumlah santri yang menimbah ilmu di Pondok Pesantren AtTaqwa Putra yang tak pernah surut. Sekarang ini, santri putra berjumalah sekitar 700 orang dan At-Taqwa Putri 1000 orang. Kebayakan dari wilayah Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tanggerang, Bekasi). Adapun program unggulan yang ada di pondok pesantren At-Taqwa putra adalah sebagai berikut : 14 a. Bahasa Arab b. Bahasa Inggris c. Qiro’atul kutub d. MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) 13
Herri Munhanif, Kekapitulasi Global Lembaga-lembaga dibawah Yayasan Attaqwa pusat, (Ujung Harapan Bahagia Bekasi), h. 52 14 Brosur pendaftaran murid baru 2007/2008
55
e. Tahfizul qur’an f. Tahfizul Hadits g. Tahfizul Al-Fiyyah ibnu Malik Program ekstra kulikuler santri lainnya adalah sebagai berikut : a. Muhadoroh tiga bahasa (latihan pidato) b. Kasyafiyah (pramuka) c. Seni kaligrafi d. Musabaqoh e. Jurnalistik f. Outbound g. Teater h. Nasyid i. Marching band j. Marawis
Adapun jadwal kegiatan ekstra kulikuler santri adalah sebagai berikut : a. Pukul 04.00-04.30 Bangun tidur dan persiapan shalat subuh berjamaah. b. Pukul 04.30-05.00 Sholat subuh berjamaah dan wirid. c. Pukul 05.00-06.00 Pengajian Al-Qur’an (Tadarus). d. Pukul 06.00-07.15 Olah Raga, Sarapan pagi, dan persiapan Sekolah. e. Pukul 07.15-12.00 Belajar pagi hari. f. Pukul 12.00-12.30 Sholat Dzuhur berjamaah. g. Pukul 12.30-13.00 Makan Siang. h. Pukul 13.00-15.30 Belajar Siang hari.
56
i. Pukul 15.30-16.00 Sholat berjamaah. j. Pukul 16.00-17.00 Kegiatan ekstra kulikuler. k. Pukul 17.00-18.00 Makan sore, Mandi, dan persiapan sholat magrib. l. Pukul 18.00-18.30 Sholat magrib berjamaah. m. Pukul 18.30-19.00 Tadarusan. n. Pukul 19.00-19.30 Sholat isya berjamaah. o. Pukul 19.30-22.00 Mudzakarah, mengulang pelajaran sekolah. p. Pukul 22.00-04.00 Tidur malam Untuk mendukung kualitas pendidikan dan pengajaran tingkat madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah At-Taqwa, maka di persiapan tenaga edukatif yang berpengalaman: kebayakan dari sarjana-sarjana lulusan Damakus, Al-Azhar, GONTOR, IKIP, UIN, King Saud University, IIU Malaysia, IIU Islamabad, STAI At-Taqwa, Unisma, AIC Jakarta, Unipta serta PTA At-Taqwa.15
5. Struktur organisasi Struktu organisasi adalah susunan unit-unuit kerja yang menunjukan hubungan antar unit, adanya penbagian kerja sekaligus keterpaduan fungsifungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut, adanya wewenang, pemberian tugas dan laporan. Secara umum struktur organisasi dari suatu kepengurusan terdiri ketua, wakil ketua, sekertaris dan bendahara. Adapun kepengurusan pondok pesantren At-Taqwa putra, sebagai berikut :
15
Ibid, h. 53
57
Pimpinan Pondok
: Kh. Nurul Anwar Amin, Lc
Kepela sekolah
: H. Ahmad Masilah, Lc, M.M.Pd
Ketua Komite
: Moh. Haril Rosyadi, M. Pd
Wk. Bid. Tata Usaha
: Hamim Abd. Hamid, S. Pd, I Moh. Irfan Zaky, S. Pd, I Mirwan Nizan, S. Pd, I Abd. Muiz Muhasyim, S. Pd, I
Wk. Bid. Kurikulum
: Asep Sofyan, Lc, M, Pd. i
Wk. Bid. Darana dan Prasarana : Yarifuddin, S. Hed Wk. Bid. Kesiswaan
: H. Rujuddin Basrah, Lc
Wk. Bid. Bp / Bk
: Ahmad Ghozi, S. Ps, I
Wk. HRD/ perpustakaan
: Abd. Faqih, M.Pd
BAB IV ANALISA STRATEGI PONDOK PESANTREN AT-TAQWA PUTRA BEKASI DALAM MENERAPKAN KOMUNIKASI BERBAHASA ARAB DAN INGGRIS PADA SANTRI.
A. Strategi Pondok Pesantren At-Taqwa Putra Bekasi dalam Menerapkan Komunikasi Berbahasa Arab dan Inggris pada Santri Strategi merupakan langkah utama dalam menerapkan komunikasi Berbahasa Arab dan Inggris. Sebagai Lembaga Dakwah Islamiyah Pondok Pesantren At-Taqwa
putra Bekasi senantiasa melakukan
pembenahan-
pembenahan dalam berbagai sektor pendidikan baik formal atau pun non formal, agar dapat mendapatkan kualitas yang maksimal untuk santrinya, santri yang berkualitas menurut Pimpinan Pondok Pesantren At-Taqwa yaitu Santri yang “ulul albab” yang indikatornya adalah santri yang cerdas, santri yang mandiri sehingga para santri dapat meningkatkan kualitas bahasa yang mereka miliki.1 Pondok Pesantren yang berbasis modern memiliki landasan untuk dapat menguasai bahasa Arab dan Inggris, oleh karena itu Pondok Pesantren At-Taqwa mengimplementasikan proses tersebut dengan adanya disiplin berbahasa baik berbahasa Arab maupun Inggris dalam keseharian santri. Semua dilakukan Pondok demi kemajuan Islam pada umumnya dan para santri pada khususnya untuk menghadapi zaman yang semakin maju ini. 1
H. Asep Sopyan Hariri Lc, M. Pd.I, wk. bid. kurikulum, wawancara pribadi, ujung harapan, 12 juli 2011
58
59
Atas dasar inilah pondok pesantren At-Taqwa menjawab kebutuhan zaman dari manfaat menguasai bahasa Arab dan Inggris. Dengan alasan sebagai berikut: 1. Manfaat menguasai bahasa Arab adalah agar para santri menguasai ilmu alat sehingga dapat memahami al-Qur’an dan Hadist. Ini dibutuhkan para santri agar ketika mereka terjun ke masyarakat dapat memahami Islam secara mendalam yang dapat memahami al-Qur’an dan Hadist. 2. Manfaat menguasai bahasa Inggris adalah agar para santri dapat bersaing dalam menghadapi tantangan global mengingat bahasa inggris merupakan bahasa internasional, sehingga ketika mereka sudah keluar dari Pesantren mampu mengaktualisasikan ilmu yang diperoleh dari pondok pesantren dalam konteks global.2 Guna mencapai hasil yang maksimal dalam menerapkan komunikasi berbahasa para santri di Pondok Pesantren At-Taqwa ada beberapa Strategi yang merumuskan diantanya : 1. Strategi Jangka Panjang yang meliputi : a. Visi dan Misi, pogram Pendidikan bahasa atau membuat Musabaqoh bahasa antar Pesantren guna menghasilkan santri yang handal dalam berbahasa Arab atau pun Inggris.3 b. Sarana dan Prasarana , dalam hal ini penunjang Sarana dan Prasarana amatlah sangat penting atau dibutuhkan oleh para santri atau pun para pengurusnya guna meningkatkan segala aktivitas mereka, semakin 2
. Asep Sopyan Hariri Lc, M. Pd.I, wk. bid. kurikulum, wawancara pribadi, ujung harapan, 12 juli 2011 3 Dokumen Sekretariat Yayasan Attaqwa, Visi, Misi, dan Garis besar Kerja Yayasan Attaqwa. (Bekasi, 2004), h. 4
60
lengkap fasilitas yang ada di sebuah Departemen tentunya akan meningkatkan semangat para santri dan para pembimbingnya untuk meningkatkan kualitas Bahasa yang ada.4 2. Strategi Jangka Pendek a. Lingkungan yang Edukatif. Lingkungan merupakan salah satu penentu keberhasil pendidikan atau komunikasi berbahasa yang ada, maka dari itu lingkungan Pondok Pesantren harus dibentuk sedemikian rupa agar para santri yang tinggal didalamnya merasa nyaman dan ada motifasi berbahasa. b. Program Unggulan. Bisa dari bahwa kemampuan para santri itu sangata variatif, mungkin ada yang memiliki intelegen yang tinggi ada juga yang memiliki kemampuan yang setandar, oleh sebab itu, dalam hal ini harus benarbenar membuat program yang sangat variatif agar para santri yang kurang menonjol dapat menyeimbangi pelajaran yang ada, seperti halnya diadakan program muhadasah. Disamping strategi tersebut Pondok Pesantren At-Taqwa putra Bekasi, memiliki strategi lain guna lebih meningkatkan kualitas para santri dalam berbahasa seperti halnya dalam keseharian dimana para santri diwajibkan berbahasa inggris atau arab dalam berkomunikasinya, hal dikarenakan agar para santri lebih dapat mahir lagi dalam berkomunikasi.5
4
H. Asep Sopyan Hariri Lc, M. Pd.I, wk. bid. kurikulum, wawancara pribadi, ujung harapan, 12 juli 2011 5 H. Asep Sopyan Hariri Lc, M. Pd.I, wk. bid. kurikulum, wawancara pribadi, ujung harapan, 12 juli 2011
61
Dalam menerapkan atau mengimplementasikan strategi jangka panjang maupun
jangka
pendek
maka
dibentuklah
struktur
kepengurusan
Tanmiyatullughoh dan kewenangan dalam menerapkan komunikai berbahasa Arab dan Inggris. Struktur Organisasi Bagian Tanmiyatullughoh 1. Hafidz Saifullah
:
Chief Dept.Of Language
2. Abd.Aziz T.
:
Deputy Dept.Of Language
3. Arif Rahman
:
Secretary Dept.Of Language
Members Dept.Of Language : 1. Muhammad Yusuf 2. Nurul Furqon 3. M.Abd.Rahman 4. Ismail Mubarok 5. Yudistira. 6 Ada pun kerja dari para pengurus ini yakni menjalankan atau menerapkan kamunukasi Bahasa santri baik Bahasa Inggris atau pun Arab. Seperti halnya Ketua yakni bertugas mengembangkan Bahasa yang ada di Pondok Pesantren At-Taqwa Bekasi, di samping itu Ketua pun harus bertanggung jawab atas para anggota, agar para santri dapat menerapkan Komunikasi Bahasa Arab dan Inggris dengan baik. Di samping ketua yang mengatur para anggota Departemen Bahasa, ada juga wakil ketua, yang mana bertugas wakil tersebut yaitu membantu
6
Hafiz Sayfullah, pengurus bahasa, wawancara pribadi, ujung harapan 20 juli 2011
62
ketua dalam menetapkan Strategi yang ditentukan oleh Ketua, agar Komunikasi para santri dapat berjalan dengan baik. Di samping ketua dan wakil yang menjalankan atau mengatur strategi Pondok Pesantren At-Taqawa dalam menerapkan Komuniksi Bahasa para santri ada juga para bawahanbawahannya yang terjun langsung kelapangan guna mengontrol komunikasi para santri, agar para santri dapat berkomunikasi dengan baik dan benar.
B. Implementasi Strategi Pondok Pesantren At-Taqwa Putra Dalam Menerapkan Komunikasi Berbahasa Arab dan Inggris. Penerapan Strategi Pondok Pesantren At-Taqwa dalam menerapkan komunikasi berbahasa Arab dan Inggris maka Pondok Pesantren membuat strategi-strategi diantaranya : 1. Membentuk struktur organisasi kepengurusan yang menangani bidang bahasa. Membentuk beberapa kepengurusan atau Organisasi agar setiap kegiatan yang di lakukan oleh Pondok Pesantren dapat berjalan dengan baik, Strategi merupakan langkah awal dari tercapainya tujuan dari Lembaga Islamiyah untuk menuju ke jenjang lebih lanjut, berbahasa menekankan pada dua aspek yakni Pemahaman dan Peraktek dengan lisan, Pemahaman di sini adalah bagaimana para santri agar dapat mengerti kosa-kata yang mereka dapat dari para pembimbingnya seperti halnya kosa-kata bahasa Arab, disana para santri di tuntut untuk memahami kosakata yang akan digunakan baik itu masa lalu, masa lampau dan sekarang,
63
disini para santri harus mengetahui agar ketika penggunaan atau praktek berbahasa para santri tidak keliru dan salah paham. Praktek dengan lisan, yakni para santri diwajibkan untuk berkomunikasi dengan bahasa baik itu Arab atau pun Inggris karena dengan cara peraktek berkomunikasi dengan bahasa maka para santri akan terbiasa berbicara, seperti halnya dalam pepatah mengatakan “kita bisa karena terbiasa” oleh sebab itu praktek merupakan hal utama untuk lancar berbahasa, apabila tidak peraktek maka bahasa itu akan hilang dengan sedirinya. Struktur organisasi merupakan hal yang pital bagi setiap Lembaga atau Organisasi, sehingga tidaklah berlebihan jika Pondok Pesanren AtTaqwa mencantumkan Strategi jangka panjangnya, dengan menempatkan orang-orang yang Kredibel dengan kemampuannya pada tempat yang cocok, sehingga dalam menerapkan Strategi Pondok Pesantren At-Taqwa dalam menerapkan komunikasi berbahasa
Arab dan Inggris dapat di
unggulkan oleh orang-orang yang pintar, seperti halnya dalam menerapkan strategi ini menggunakan metode, metode tersebut dibagi menjadi 2 yakni pembelajaran bahasa di dalam kelas dan pembelajaran bahasa di luar kelas.7 Maksud pembelajaran di dalam kelas yakni pembelajaran bahasa dengan metode belajar Kitab, baik itu Kitab Kuning atau pun kitab-kitab yang menggunakan bahasa Arab lainnya, hal ini dilakukan agar para santri dapat paham dan mengerti bahasa Arab atau Inggris yang mereka pelajari, 7
H. Asep Sopyan Hariri Lc, M. Pd.I, wk. bid. kurikulum, wawancara pribadi, ujung harapan, 12 juli 2011
64
dan biasanya pembelajaran bahasan di dalam kelas ini dilaksanakan pada pagi hari seperti halnya jam masuk sekolah, dalam hal ini pembelajaran di dalam kelas dibantu oleh dewan guru yang latar belakang pendidikannya meyakinkan dan merupakan orang-orang yang sudah berpengalaman dalam bidang studi yang diajarkan. Dan yang kedua yaitu pembelajaran di outdoor yakni8 dengan cara Muhadasah, kursus bahasa Arab dan Inggris, dalam hal ini para santri di wajibkan untuk terus selalu menggunakan atau berbicara bahasa Arab atau pun Inggris dengan sesama temannya. Dengan menetapkan kepengurusan dan menetapkan guru-guru nyang sesuai dengan bidangnya, maka strategi ini merupakan langkah awal untuk memulai menjalankan organisasi atau kepengurusan ini. Semua struktur saling berkaitan ada garis perintah dan garis organisasi yang mengharuskan semua kegiatan berjalan dengan sepengetahuan bersama dan persetujuan bersama tidak berjalan sendiri-sendiri sehingga semua kegiatan terutama bahasa akan berjalan dengan baik dan sampai kepada tujuan dari pembelajaran bahasa tersebut. Penerapan visi dan misi juga tidak kalah pentingnya mengingat dengan adanya tujuan maka arah dari strategi akan jelas dan pasti, visi Yayasan merupakan merupakan gambaran cita-cita yang ingin diwujudkan oleh pendiri dan pengurus Yayasan At-Taqwa melalui semua kegiatannya,
8
H. Asep Sopyan Hariri Lc, M. Pd.I, wk. bid. kurikulum, wawancara pribadi, ujung harapan, 12 juli 2011
65
visi itu diformalisasikan dalam kalimat singkat yaitu Ikhlas, Berzikir, Berfikir, Beramal.9 2. Membuat program hari bahasa Arab dan hari bahasa Inggris. Di samping itu untuk menjalankan kegiatan atau pun strategi Pondok Pesantren dalam menerapkan berbahasa baik Arab atau pun Inggris, makan pelaksanaan itu semua ditetapkan, dan dibagi atau terjadwalkan, seperti halnya pada hari senin sampai hari Sabtu, disana diadakan Arab dan Englis Day setiap satu Minggu sekali. Di samping itu dalam setiap minggunya ada juga berbahsa Arab dan Inggris yang mana hampir setiap minggunya bergantian, seminggu berbahasa Arab dan seminggu berbahasa Inggris, yang mana dengan strategi itu maka para santri akan dapat berbahasa dengan baik. Di samping itu dengan adanya strategi tersebut ada juga peluang besar untuk melanjutkan keluar negeri bagi yang benar-benar berbahasa dengan lancar. 3. Mendirikan sarana dan prasarana untuk program bahasa. Pondok pesantren At-Taqwa selalu berbenah diri, setiap tahunnya mengupayakan penambahan sarana dan prasarana serta fasilitas guna mendukung semua kegiatan santri-santrinya, semua itu tidak lain dalam rangka mencapai cita-cita mulia sehingga semua kalangan dan dari daerah mana pun dapat belajar di Pondok Pesantren At-Taqwa, dan di samping itu dengan adanya penambahan sarana dan prasarana seperti :
9
Dokument Sekretariat Yayasan Attaqwa, Visi, Misi, dan Garis besar Kerja Yayasan Attaqwa. (Bekasi, 2004), h. 4
66
a. Lab. Bahasa b. Ruang Kelas c. Gedung Aula d. Perpustakaan Bahasa e. Papan Mufrodat dan Vocabulary Dari sarana dan prasarana tersebut maka akan bertambah juga kemahiran para santri menggunakan bahasa dengan baik dan benar. Strategi merupakan suatu hal untuk mencapai tujuan, dan guna mencapai tujuan tersebut dalam hal ini Pondok Pesantren menggunakan sistem POAC dalam menjalankan manajemen kebahasaan yang dilaksanakan dan maksud dr sistem tersebut yaitu planing, organizing, actuating dan controlling. Dari sistem ini kita dapat mengetahui dan menjalankan stretegi itu dengan baik. Seperti halnya dengan planing dalam hal ini planing ini dibuat agara semua kegiatan berbahasa di Pondok Pesantren At-Taqwa dapat berjalan dengan baik sehingga tidak ada bentrok dalam pelaksanaannya. Dan selanjutnya yaitu Organising, dengan Organisasi yang baik dan benar maka strategi tersebut akan terorganisir, organisasi dalam bagian bahasa ini terbagi atas ketua, wakil, sekertaris dan oanggota, seperti yang telah penulis sampaikan pada halaman sebelumnya. Dan setelah itu adalah actuating yakni penerapan, yang mana para santri di wajibkan untuk berbahasa pada setiap harinya baik arab atau pun inggris, di samping itu ada juga kursus berbahasa yang di laksanakan pada hari Rabu dan Jumat, dan pada pagi hari para santri di berikan kosa kata dari bagian bahasa hal ini dilakukan agar bahasa para
67
santri akan lebih meningkat, dan yang terakhir adalah controlling yakni pengawasan, hal ini dilakukan agar setiap kegiatan para santri yang berbau dengan bahasa dapat terkontrol dengan baik, sehingga para santri selalu berbicara bahasa Arab atau pun inggris. Dari sistem POAC itu maka komunikasi yang dilakukan oleh seorang santri di Pondok Pesantren At-Taqwa putra bekasi dapat berjalan dengan baik, dan di samping itu dengan dorongan dari orang-orang yang pandai berbahasa dan berorganisasi berbahasa Arab dan inggris dapat berjalan dengan baik. Namun di samping itu, kedua bahasa ini merupakan hal yang sudah mendaging di dalam Pondok Pesantren yang artinya bukan saja dapat berbahasa dengan baik, namun di sini para santri pun di tuntut untuk dapat menulis bahasa Arab atau pun bahasa inggris, sehingga peluang yang ada di depan nanti bagi anak yang pandai berkomunikasi dengan bahasa tersebut akan dapat lebih besar lagi. Dan disamping strategi tersebut yang diterapkan oleh Pondok Pesantren At-Taqwa putra bekasi dalam menerapkan komunikasi bahasa Arab dan inggris pada santri, Pondok Pesantren pun menerapkan disiplin hukuman bagi yang melanggar peraturan yakni yang berbicara Bahasa Indonesia, dikarenakan Bahasa Arab dan Inggris adalah bahasa yang harus atau diwajibkan untuk berkomunikasi dalam sehari-harinya. Tujuan dari berkomunikasi menggunakan bahasa Arab dan inggris di Pondok Pesantren At-Taqwa adalah menjadikan para santri mahir berkomunikasi bahasa Arab atau pun Inggris agar di kedepan nanti para santri tidak kaget dalam menghadapi perdagangan bebas yang sudah menggunakan bahasa asing, intinya agar para santri dapat berkomunikasi dengan bahasa asing.
68
C. Analisis SWOT Pondok Pesantren At-Taqwa dalam menerapkan Berbahasa Arab dan Inggris kepada Santri-santrinya. Dalam tahap ini pondok pesantren At-Taqwa setidaknya melakukan pekerjaan analis terhadap lingkungan internal maupun ekternal dan kemudian merumuskannya ke dalam keputusan-keputusan strategis. Adapun proses analisis yang dilakukan pondok pesantren At-Taqwa meliputi identifikasi lingkungan didalam berupa kekuatan (strengts) kelemahan ( weaknesses) dan diluar pondok pesantren At-Taqwa peluang (opertiunities) dan ancaman (threats) yang dilakukan dengan analisis SWOT. Strengts (kekuatan), yakni memperhitungkan kekuatan yang dimuliki yang biasanya menyangkut manusia, dana, beberapa piranti yang dimiliki. Dalam menentukan strategi pondok pesantren At-Taqwa dalam menerapkan komunikasi berbahasa arab dan inggris terhadap santri-santrinya pondok pesantren At-Taqwa ditunjang oleh kekuatan siantaranya : 1. Guru/ Pengajar Banyaknya pakar bahasa/ guru bahasa yang dimiliki oleh Pondok Pesantren At-Taqwa baik dari dalam maupun luar negeri, sehingga tidak lagi mencari pakar bahasa yang memahami perbahasaan. 2. Santri/Pelajar Santri yang berada dalam kawasan Pondok Pesantren At-Taqwa diwajibkan untuk menggunakan Bahasa Arab dan Inggris karena motifasi yang tinggi dari para santri untuk menguasai bahasa Arab dan Inggris, sehingga antusias para santri dalam menggunakan bahasa Arab dan Inggris sangatlah besar.
69
3. Sarana Sarana yang ada mendukung untuk berjalannya program, diantaranya adalah: 1) Lab bahasa yang memadai, 2) Banyaknya papan mufradat/vocabulary sehingga para santri selalu dapat meningkatkan bahasa yang mereka pahami dan miliki. 3) Buku panduan dalam berbahasa Arab dan inggris. 10 Weakness (kelemahan) yakni memperhitungkan kelemahan-kelemahan yang dimilikinya, yang menyangkut aspek-aspek yang dimiliki sebagai kekuatan.berdasarkan evaluasi yang dilakukan terhadap kegiatan yang dilakukan terhadap kegiatan yang dilakukan setiap harinya, dalam menentukan Strategi Pondok Pesantren At-Taqwa dalam menerapkan komunikasi Berbahasa Arab dan Inggris Terhadap Santri-Santrinya dihadapkan pada : 1. Sulitnya menerapkan program komunikasi berbahasa karena tidak semua santrinya yang menetap di pondok pesantren, atau adanya santri yang pulang pergi, santri yang tidak menetap di pondok pesantren itu tidak menggunakan bahasa Arab atau pun bahasa Inggris di rumahnya seharihari, sehingga banyak santri yang menetap di pondok pesanten At-Taqwa yang terkontaminasi dengan anak yang tidak menetap di pondok pesantren At-Taqwa tersebut.11
10
H. Asep Sopyan Hariri Lc, M. Pd.I, wk. bid. kurikulum, wawancara pribadi, ujung harapan, 15 juli 2011 11 H. Asep Sopyan Hariri Lc, M. Pd.I, wk. bid. kurikulum, wawancara pribadi, ujung harapan, 12 juli 2011
70
2. Kurangnya disiplin untuk membiasakan keseluruhan santri berbahasa Arab dan Inggris dikarenakan adanya senioritas yang justru kurang mematuhi peraturan yang di buat oleh pengurus.12 Opertinity (peluang) seberapa besar peluang yang mingkin tersedia diluar, sehingga peluang yang sangat kecil sekalipun dapat tercapai. Peluang atau kesempatan yang dapat diraih oleh pondok pesantren At-Taqwa dalam melaksanakan kegiatan pondok pesantren dalam strategi komunikasi berbahasa arab dan inggris didukung dengan : 1. Kebutuhan masyarakat terhadap bahasa Arab dan Inggris yang mendengar, sehingga mereka memerlukan/menbutuhkan guru untuk mengajarkan (private). 2. Memudahkan pengetahuan dalam menguasai wawasan berbahasa Arab dan Inggris, sehingga dapat mempermudah jalan menuju kesuksesan. Threats (ancaman) yakni memperhitungkan kemungkinan adanya ancaman dari dalam maupun dari luar. Pondok Pesantren At-Taqwa dalam menjalanka program komunikasi berbahasa arab Arab dan Inggris tidak pernah mendapatkan ancaman atau hambatan dalam Strategi Ponndok Pesantren At-Taqwa dalam Menerapkan Komunikasi Berbahasa Arab dan Inggris dihadapkan pada : 1. Belum terbiasanya santri baru dalam menerapkan komunikasi berbahasa Arab maupun inggris dalam kesehariannya.
12
Emil salim, pengasuh bahasa, wawancara pribadi, ujung harapan 20 juli 2011
71
2. Tertinggalnya pengetahuan atau wawasan bahasa inggris kita didunia luar ketika tidak bisa berbahasa Inggris, karena bahasa Inggris adalah bahasa Internasional. Adapun cara menghadapi kelemahan dan ancaman tersebut adalah : 1. Kelamahan a. Pengurus harus bisa tegas dalam menerapkan disiplin khususnya disiplin berbahasa Arab dan Inggris. b. Tidak membeda-bedakan antara junior dan senior dalam menegakan disiplin khusnya disiplin berbahasa Arab dan Inggris. 2. Ancaman a. Lebih rajin dalam mengontrol santri baru khususnya dan santri lama pada
umumnya
dalam
mengaplikasikan
program
komunikasi
berbahasa Arab dan Inggris, agar para santri merasa diawasi dalam menggunakan komunikasi berbahasa Arab dan Inggris. b. Mewajibkan untuk seluruh santri agar lebih menguasai bahasa Arab khususnya Inggris untuk menghadapi persaingan dunia luar.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis, yang berhubungan dengan Strategi Pondok Pesantren At-Taqwa Putra Dalam Menerapkan Komunikasi Berbahasa Arab dan Inggris di Bekasih, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Strategi yang digunakan oleh Pondok Pesantrn At-Taqwa dalam menerapkan berkomunikasi dengan Bahasa Arab dan Inggris adalah : a. Membentuk struktur organisasi kepengurusan yang menangani bidang bahasa. b. Membuat program hari bahasa Arab dan hari bahasa Inggris. c. Mendirikan sarana dan prasarana untuk program bahasa. d. Memberikan kosa kata setiap hari Dengan Strategi ini maka para santri dapat berkomunikasi dengan Bahasa Arab atau pun Inggris bisa berjalan dengan baik, di samping itu Pondok Pesantren At-Taqwa juga membuat Departemen khusus Bahasa, sehingga setiap harinya para santri selalu di kontrol oleh Departemen tersebut, dan adanya pemberian kosa kata pada setiap harinya, hal itu menyebabkan meningkatnya kemampuan para santri dalam berkomunikasi Bahasa Arab atau pun Bahasa Inggris.
72
73
2. Implementasi dan analisis SWOT. A. Implementasi yang diterapkan oleh Pondok Pesantren At-Taqwa Putra dalam menerapkan berkomunikasi dengan Bahasa Arab dan Inggris adalah dengan cara menerapkan atau menjalankan strategi yang telah dibuat agar tujuan yang diharapkan : 1. Agar para sanrti dapat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa dengan baik, baik bahasa Arab maupun bahasa Inggris. 2. Agar para santri dapat bersain dalam menghadapi tantangan global mengingat bahasa inggrir merupakan bahasa internasional. B. Analisis SWOT. 1. Strengts (kekuatan) a. Guru/ pengarjar b. Santri/ pelajar c. Sarana 2. Weakness (kelemahan) a. Adanya santri yang tidak menetap/mondok di pondok pesantren At-Taqwa (pulang pergi) b. Adanya senioritas 3. Opertunity (peluang) a. Kebutuhan dalam bermasyarakat terhadap bahasa Arab dan Inggris b. Memudahkan pengetahuan dalam wawasan berbahasa, agar dapat mempernudah jalan menuju kesuksesan
74
4. Threts (ancaman) a. Belum terbiasanya santri baru dalam menguasai bahasa. b. Tertinggalnya pengetahuan atau wawasan dengan dunia luar
B. Saran. 1. Pondok pesantren At-Taqwa harus lebih meningkatkan kedisiplinan dan mempertegas disiplin berbahasa dengan sanksi yang membuat para pelanggar jera akan pelanggaran yang mereka lakukan, agar komunikasi bahasa Arab dan inggris di pondok pesantren At-Taqwa dapat berjalan dengan baik lagi. 2. Pengurus pondok harus lebih memperhatikan tugasnya dengan baik dan penuh dengan rasa tanggung jawab guna mencapai tujuan yang diinginkan serta lebih mengkoordinasi dari setiap bagian agar saling mendukung proses berjalannya disiplin berbahasa. 3. Para santri harus lebih meningkatkan lagi berkomunikasi dengan menggunakan dua bahasa tersebut yaitu bahasa arab dan inggris seharihari. 4. Para
Asatiz
atau
pengasuh
pondok
pesantren
At-Taqwa
lebih
memperhatikan lagi dalam pengawasan para santri di setiap disiplin yang ada khususnya dalam penerapan komunikasi berbahasa Arab dan inggris. 5. Penulis menyarankan agar para santri mendalami dan membiasakan diri untuk mampu berkomunikasi dalam berbahasa Arab dan inggris dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA Abdul, Djalil Maman dan Rafi’udin, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung : Pustaka Setia, 1997) Alfian, Strategi Koperasi, Kompas, (Jakarta : 7 September, 1984) Ali, Muhammad, Kamus Lengkap Bahasa Moderen, (Jakarta: Pustaka Amani) Ambary, Abdullah, Intisari Tata Bahasa Indonesia. (Bandung: Djatnika 1986). Amsyari, Fuad, Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia, (Bandung : Mizan, 1990) Anwar, Ali, Sebuah Kajian Singkat Tentang Trensformasi Peran Dan Otoritas, (Bekasi: Pahlawan Nasional) Anwar, Alie Marjuki, KH. Noer Alie, Singa Kerawang Bekasi Yang Sangat Ditakuti penjajah, (Jakarta: 8 November 1991) Anwar, Alie, Kemandirian Ulama Pejuang, Biografi KH. Noer Alie, (Yayasan AtTaqwa) Anwar, Arifin, Ilmu Komunikasi; Sebagai Pengantar Ringkas, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995) Arifin, HM dan Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (PT. Raja Grafindo Perkasa: 1996) Astid, Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, (Bandung: Bina Cipta Aubery, Fisher, Teori-teori komunikasi, (Bandung: Remadja Karya, 1986) Cantika, Sri Budi & Amirullah, manajemen strategik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2002) David, Fred, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: PT. Prehallindo, 1998), Deddy, Mulyana, Ilmu Komunikasi, (Bandung: Remadja Karya, 1986) Dhofier, Zamakhsyari, Tradisi Pesantren, Studi Tentang Pandangan Hidup Kiayi, (Jakarta: LP3ES, 1982), cet. Ke-1, Djuarsa, Sasa Senjaja, Pengantar Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999) Ensiklopedi, Nasional Indonesia, (Jakarta: PT Cipta Adi Pustaka, 1991), jilid 1
75
76
Fatah,
Syakur, kemandirian pesantren stadi kelembagan dan proses pendidikannya, (semarang: jurnal penelitian wali songo ISSN 0852-7172, 1999), edisi 3,
Fisher, Aubery, Teori-teori komunikasi, (Bandung: Remadja Karya, 1986) Geuck, William,Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, (Jakarta : Erlangga, 1989) Ghazali, M. Bahri, Prasasti,1996)
Pesantren
Berwawasan
Lingkungan,
(Jakarta:CV.
Hadari, Nawawi, Manajemen Strategi Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan dengan Ilustrasi Di Bidang Pendidikan, (Yogyakarta : gadjah mada universitas press, 2000) Handoko, Hani, Manajemen Edisi 2, (Yogyakarta : BPFE, 1998) Hari Setiawan, Purnomo dan Zulkieflimansyah, manajemen strategi sebuah konsep pengentar, (Jakarta : lembaga penerbitan pakultas ekonomi, UI 1999) Herri, Munhanif, Kekapitulasi Global Lembaga-lembaga dibawah Yayasan AtTaqwa pusat, (Ujung Harapan Bahagia Bekasi) Istilah, manajemen Lembaga Panitia PPM, Kamus Istilah Manajemen, (Jakarta : Balai Aksara, 1983), Cet. Ke-2, Kardiman,A.M. pengantar ilmumanajemen, (Jakarta : PT. Pronhalindo) Karel, Steenbrink, pesantren madrasah sekolah, (Jakarta : LP3ES, 1986) Kunto, Wijoyo, Paradigma Islam, (bandung: Mizan, 1989), cet. Ke-1, Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta : INIS, 1994) Masyhud, Sulthon dan M Khusnurdilo, Manajemen pondok pesantren (Jakarta: Gali Indonesia, 1992) Miller, John dan George Steiner, Manajemen Strategik, (Jakarta : Erlangga) Nasution, Mulia, Pengantar Manajemen, (Jakarta : Djambatan, 1996) Noer, M. Amin, Sejarah Ringkas Yayasan At-Taqwa, (Ujung Harapan: Sekretari Yayasan At-Taqwa 2003) Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2005), cet. Ke-2,
77
Panitia Istilah manajemen Lembaga PPM, Kamus Istilah Manajemen, (Jakarta : Balai Aksara, 1983) Pendidikan, Departemen dan Kebudayaan R.I, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: balai pustaka, 1997) Philip, Kotler, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian, (Jakarta : Salemba Empat, 1995), Purwanto, Iwan, Manajemen Strategi, (Bandung: Yrama Widya, 2007) Redaksi, Dewan Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT Ikhtiar Baru Van Heave, 1994) Riduan, Lubis Muhammad, pemikiran suekarnotentang Islam, (Jakarta : C.V. mas Agung, 1992) Sa’dudin, Catatan Ringkas Proses Berdiri dan Berkembangnya Yayasan pembangunan, pemeliharaan dan pertolongan Islam (yayasan P3 Islam), (Ujung Malang: Bekasi) Sasa, Djuarsa Senjaja, Pengantar Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), cet. Ke-4, Sekratariat Yayasan At-Taqwa, Kekapitulasi Global Lembaga-lembaga dibawah Yayasan At-Taqwa pusat, (Ujung Harapan Bahagia Bekasi) Sekretariat Yayasan At-Taqwa, Visi, Misi, dan Garis besar Kerja Yayasan AtTaqwa. (Bekasi, 2004) Siagian, Manajemen Moderen, (Jakarta : Masagung, 1994), Cet. Ke-2, Siagian, Sondang, Analisis Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Startegi Organisasi, (Jakarta PT. Gunung Agung, 1986) Supriyono, Manajemen Strategik dan Kebijasanaan Bisnis (Yogyakarta : BPFE, 1986) Surjadi, Johan dan Koentjoro, S. Kamus Lengkap Populer, (Jakarta: Indah, 1868) Susanto, Astid S., Komunikasi dalam Teori dan Praktek, (Bandung: Bina Cipta 1974) Syaipullah, Ma’shum, (ed), Dinamila pesantren: tela’ah kritis keberadaan pesantren saat ini, (Jakarta: Yayasan Islam AlHamidiah, & Yayasan Syaipudin zuhri, 1998), cet. Ke-1,
78
Syamsuddin, Sanggar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Universitas Terbuka Jakarta 1986) Uchyana, Onong, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1992) Usman, Syarif, Strategi Pembangunan Indonesia dan Pembangunan Dalam Islam, (Jakarta : Firma Jakarta, 1988) Wahyudi, Sri Agustinus, , Manajemen Strategik: Pengntar Proses Berfikir Strategic, (Jakarta: Binarupa Aksara, 1996) Wayne, Pace, Dan F. Faules, Editor Deddy Mulyana, Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2001), cet. Ke-3, Wibowo, Wahyu, Manajemen bahasa, (Jakarta: Gramedia. 2001). Widjadja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002) Yusanto, M. Ismail dan M. Karebet Widjayakusuma, Menggagas Bisnis Islam, (Jakarta : GIP, 2002) Ziemek, Manfred, pesantren dalam perubahan sosial, (Jakarta: P3M, 1986), cet.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
HASIL WAWANCARA Pewawancara
: Abdul Fatah
Nama
: H. Asep Sopyan Hariri, Lc, M. Pd. I.
Jabatan
: Kurikulum
Tempat
: Pondok Pesantren Attaqwa Putra Ujung Harapan
Hari dan tanggal
: 10 juli 2011 s/d 22 juli 2011
1. Kapan pondok pesantren attaqwa berdiri ? Jawab : Pondok pesantren Attaqwa berdiri pada tahun 1940 pondok pesantren didirikan oleh KH. Noer Alie putra dari seorang ayah yang bernama H. Anwar Bin H. Layu dan ibu beliau bernama Hj. Maimunah Binti Tarbin. karena kondisi masyarakat saat itu yang minim pendidikan.
2. Bagaimana sejarah berdiri pondok pesantren Attaqwa ? Jawab : Pada awal tahun 1940 KH. Noer Alie menbuka pengajian yang hanya mempelajari kitab kuning, Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1950 aktivitas pendidikan mulai dirintis kembali oleh KH. Noer Alie mengajak para guru serta para kemuka masyarakat ujung malang dan sekitarnya berkumpul untuk bermusyawarah membentuk sebuah organisasi kecil dengan nama Panitia Pembangunan Pemeliharaan Dan Pertolongan Islam (disingkat menjadi P3 islam), Setelah organisasi masyumi
dibubarkan pada tahun 1960, KH. Noer Alie mulai aktif kembali membangun kampungnya dalam bidang pendidikan, dikomplek masjid Attaqwa, dan beliau membangun pondok pesantren dengan nama Pondok Pesantren Attaqwa.
3. Apa visi dan misi didirikannya pondok pesantren Attaqwa ? Jawab : Emm… itu bias kamu lihat langsung di dokumentasi pondok pesantren Attaqwa, (sambil memberikan dokumentasi tersebut).
4. Latar belakang atau alasan apa diterapkannya komunikasi berbahasa arab dan inggris ? Jawab : Emm… Pondok Pesantren yang berbasis modern memiliki landasan untuk dapat menguasai bahasa Arab dan Inggris, oleh karena itu Pondok Pesantren Attaqwa mengimplementasikan proses tersebut dengan adanya disiplin berbahasa baik berbahasa Arab maupun Inggris dalam keseharian santri.
5. Apakah ada tuntutan zaman makanya diterapkan komunikasi berbahasa arab di pondok pesantren ini ? Jawab : Ya benar Semua yang dilakukan Pondok demi kemajuan Islam pada umumnya dan para santri pada khususnya untuk menghadapi zaman yang semakin maju ini.
6. Bagaimana strategi yang digunakan dalam menerapkan komunikasi berbahasa arab dan inggris ?
Jawab : Ya…. Sebetulnya strategi atau cara untuk pelaksanaan pengajaran bahasa arab dan inggris ada 2 (dua) metode : yang pertama ada yang dari departemen agama dengan maksuk artinya secara teoritis kita bias itu secara di kelas, yang ke dua secara muhadasah atau secara diluar kelas yaitu diadakan kursus bahasa.
7. Pelaksanaan program sehari-harinya seperti apa? Jawab : Pelaksanaan program sehari-haninya itu di hari senin dan hari selasa disitu ada yang namanya engglis day dan juga hari bahasa arab yaitu Arabic day itu di adakan satu minggu sekali.
8. Dampak positifnya seperti apa ? Jawab : Dampak positif emm….. artinya yang jelas kedua bahasa itu banyak sekali dampak positifnya, secara bahasa pengantar mereka bsa dibantu dan yang musabaqoh bahasa mereka sudah siap di peraktekan. Sehingga kalau mereka di butuhkan dalam kegiatan yang berkaitan dengan itu mereka sudah siap melaksanakan nya.
9. Apakah ada dampak negatifnya dalam penerapan itu sendiri ? Jawab : Eee.. klo dampak negatifnya sebenarnya tidak ada dalam bahasa arab dan bahasa inggris tidak ada, maksudnya bagi santri yang sudah menguasai bahasa arab tidak diharuskan untuk bias bahasa inggris, kare terutama bagi santri yang lebih di
utamakan adalah bahasa arabnya yang menjadi bahasa pengantar dipondok pesantren ini.
10. Apakah ada peluang dalam kelanjutan pendidikan bagi santri yang menguasai dua baha tersebut ? Jawab : Jelas ada,,,, peluangnya sangat besar ada peluang biasiswa keluar negri, juga adapeluang kesuksesan di dalam negri seperti biasiswa yang kami siapkan untuk santri yang menguasai dua bahasa tersebut.
11. Apa yang menjadi faktor pendukung dalam penerapan bahasa tersebut ? Jawab : Factor pendukungnya ya,,,,,, sebetulnya kita untuk bahasa arab hampir semua pendukungnya notabene bahasa arab, yang dimana pinpinan pondok pesantren ini mengatakan bahwa kedua bahasa yaitu bahasa arab dan inggris sudah harus dibuat metode terbaik di ajaran 2010 dan 2011
12. Apakan yang menjadikan factor penghambatnya ? Jawab : Factor penghambatnya khusus dipondok pesantren attaqwa putra karena santri kita tidak semuanya mondok, banyak anak pribumi yang notabene nya dia tidak bisa bahasa arab atau tidak menggunakan bahasa dirumahnya, sehingga santri banyak yang terkontaminasai dengan anak pribumi.
13. Tujuan dalam penerapan bahasa tersebut seperti apa ? Jawab : Ya,,,, sebenernya kita tahu bahwa bahasa arab dan inggris sudah menjadi bahasa yang biasa, maksudnya kita ingin menjadikan bahasa arab dan inggris ini menjadi bahasa yang biasa digunakan oleh santri, toh kita beranggapan bahasa inggris itu adalah bahasa yang luar biasa begitu juga bahasa arab.
14. Apakah ada ancaman bagi santri yang tidak menguasai dua bahasa tersebut ? Jawab : Kalo ancaman sebenarnya tidak ada, akan tetapi sangat ironis sekali kalau santri tidak bisa bahasa arab, karena dipondok pesantren ini kedua bahasa tersebut sudah milik bersama, yang artinya bukan hanya menguasai bahasa arab saja melainkan santri juga harus bias berbahasa inggris yang dimana sudah menjadi bahasa internasional.