STRATEGI PENGEMBANGAN UNIT USAHA RUMAH TEMPE DI RUMAH KEDELAI GROBOGAN (RKG)
HANIK ATUS SANGADAH
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Strategi Pengembangan Unit Usaha Rumah Tempe di Rumah Kedelai Grobogan (RKG), adalah benar karya saya dengan arahan dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor Bogor, Oktober 2016
Hanik Atus Sangadah NIM. F34120019
*Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak luar IPB harus didasarkan pada kerja sama yang terkait.
ABSTRAK HANIK ATUS SANGADAH. Strategi Pengembangan Unit Usaha Rumah Tempe di Rumah Kedelai Grobogan (RKG). Dibimbing oleh ELISA ANGGRAENI Rumah Kedelai Grobogan merupakan usaha yang begerak dalam pengolahan kedelai lokal Varietas Gobogan. Unit usaha yang memiliki prospek yang bagus untuk dikembangkan adalah Rumah Tempe. Rumah Tempe mengolah Kedelai Varietas Grobogan menjadi tempe higienis. Perkembangan unit Rumah Tempe akan mendorong peningkatan penggunaan kedelai Varietas Grobogan. Selain itu juga turut mendorong perkembangan usaha Rumah Kedelai Grobogan. Agar tumbuh dan berkembang, maka Rumah Kedelai Grobogan membutuhkan suatu strategi pengembangan usaha. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan prioritas strategi pengembangan unit usaha Rumah Tempe di RKG. Penelitian ini fokus pada 4 tahap: (1) identifikasi faktor berpengaruh dalam pengembangan usaha, (2) menentukan alternatif untuk pengembangan usaha, (3) menentukan alternatif untuk mengembangkan usaha, (4) memilih alternatif untuk pengembangan usaha. Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk menentukan prioritas dengan mengandung unsur tujuan, kriteria, dan alternatif. Hasil perhitungan bobot kriteria adalah pengembangan produk (0.1022), kualitas produk (0.2747), kontinuitas ketersediaan produk (0.2938), dan kepuasan konsumen (0.3293). Kepuasan konsumen adalah kriteria prioritas dalam pengembangan usaha RKG. Alternatif strategi diklasifikasikan pada 4 tipe yaitu strategi prospector, strategi defender, strategi analyzer dan strategi reactor. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa strategi defender adalah prioritas strategi yang saat ini cocok diterapkan dalam pengembangan unit usaha Rumah Tempe di RKG. Kata kunci: Analytical Hierarchy Process (AHP), Rumah Kedelai Grobogan (RKG), Tipologi Miles dan Snow
ABSTRACT HANIK ATUS SANGADAH. Business development strategies of Rumah Tempe at Rumah Kedelai Grobogan (RKG). Supervised by ELISA ANGGRAENI. Rumah Kedelai Grobogan is a business which focus in the processing of local soybean Varieties Grobogan. Unit business that has a good prospect to improve is Rumah Tempe. Rumah Tempe is processing soybean varieties Grobogan become hygienic tempe. Development of Rumah Tempe unit will encourage increased use of soybean varieties Grobogan. In addition it also encourage business development Rumah Kedelai Grobogan. In order to grow and develop, then Rumah Kedelai Grobogan requires a business development strategy. This research aims to determine an appropriate strategy for RKG’s business development. This research focuses on 4 stages: (1) identity factors influence business development, (2) determining and selecting criterias for RKG business development, (3) determining alternatives for business development, (4) selecting the most preffered strategy for
RKG business development. Analytical Hierarchy Process (AHP) was conducted to determine the priorities, consists the objectives, criteria, and alternatives. The results of the assessment to the criteria weighting were: (1) New product development (0.1022), (2) Product quality (0.2747), (3) Continuity product availability (0.2938) and (4) Customer satisfaction (0.3293). Customer satisfaction is the most prioritized criteria in RKG business development. Alternative strategy are clasified into 4 types: prospector strategy, defender strategy, analyzer strategy, and reactor strategy. The results of the assessment shows that defender strategy is the most preffered prioritized strategy for RKG which was suitable to be applied in business development of Rumah Kedelai Grobogan. Key words: Analytical Hierarchy Process (AHP), Rumah Kedelai Grobogan (RKG), the Miles and Snow Typology
STRATEGI PENGEMBANGAN UNIT USAHA RUMAH TEMPE DI RUMAH KEDELAI GROBOGAN (RKG)
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada Departemen Teknologi Industri Pertanian
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan dengan baik. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2016 ini ialah strategi pengembangan usaha, dengan judul Strategi Pengembangan Unit Usaha Rumah Tempe di Rumah Kedelai Grobogan (RKG). Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Elisa Anggraeni, S.TP, M.Sc selaku dosen pembimbing, Prof. Dr. Ir. Nastiti Siswi Indrasti dan Ir. Lien Herlina, M.Sc selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan saran, serta Ibu Dian Yuniawati selaku pembimbing di lapangan yang telah membantu penulis selama penelitian di lapangan. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh staf dan karyawan Rumah Kedelai Grobogan, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Grobogan yang telah membantu penulis selama penelitian berlangsung Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah Saudi, Ibu Ngatinem, adek Ahmad Farid Anshori serta seluruh keluarga atas do’a dan kasih sayangnya. Wilda, Tya, Fikri, dan Irfan sebagai teman satu bimbingan, teman-teman praktikum P1, Angel dan Haryati sebagai teman basis depan saat perkuliahan, dan temanteman TINnovator. Arifah, Ari Ana, Rosalia, dan Ima’atul sebagai teman dan keluarga, serta seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Oktober 2016 Hanik Atus Sangadah
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
2
Tujuan Penelitian
2
Manfaat Penelitian
2
Ruang Lingkup Penelitian
3
TINJAUAN PUSTAKA
3
Kedelai Lokal Varietas Grobogan
3
Strategi Pengembangan Usaha
4
METODE
6
Kerangka Berpikir
6
Waktu dan Lokasi Penelitian
7
Pengumpulan Data
7
Prosedur Analisis Data
8
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
11 11
Gambaran Umum Rumah Kedelai Grobogan
11
Identifikasi Faktor-faktor Pengembangan Usaha
14
Perumusan Alternatif Strategi Pengembangan Usaha
16
Pembahasan
21
Faktor-faktor Berpengaruh dalam Pengembangan Usaha
22
Alternatif Strategi Pengembangan Usaha
23
Kriteria dan Alternatif Prioritas Strategi Pengembangan Usaha
24
SIMPULAN DAN SARAN
25
Simpulan
25
Saran
26
DAFTAR PUSTAKA
27
LAMPIRAN
28
RIWAYAT HIDUP
60
DAFTAR TABEL Tabel 1 Klasifikasi berdasarkan meta dimensi strategi kompetitif Tabel 2 Karakteristik umum tipe Strategi Miles dan Snow Tabel 3 Data yang diperoleh dari Rumah Kedelai Grobogan Tabel 4 Analisis data Tabel 5 Gambaran umum Rumah Kedelai Grobogan Tabel 6 Keterkaitan faktor-faktor pengembangan usaha dengan kriteria Tabel 7 Susunan alternatif strategi pengembangan usaha Tabel 8 Hasil pembobotan kriteria untuk pengembangan usaha RKG Tabel 9 Hasil pembobotan alternatif terhadap setiap kriteria Tabel 10 Hasil pembobotan alternatif keseluruhan
4 5 8 9 12 14 17 19 20 21
DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka berpikir 2 Diagram kriteria pengembangan usaha RKG 3 Struktur hirarki AHP 4 Struktur hirarki AHP 5 Hasil akhir penilaian bobot keseluruhan
7 16 18 18 21
DAFTAR LAMPIRAN 1 Karakteristik Kedelai Lokal Varietas Grobogan 2 Protokol wawancara dan kutipan hasil wawancara 3 Klasifikasi alternatif strategi 4 Kuisinoer AHP 5 Hasil perhitungan pembobotan kriteria dan alternatif
29 30 35 41 51
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Selama ini diketahui bahwa kedelai impor merupakan kedelai transgenik. Kedelai yang ditanam di negara-negara maju 80 persen nya adalah organisme yang telah dimodifikasi secara genetik (GMO) (Lipi 2008). Berdasarkan hal itu maka diperlukan peningkatan produktivitas kedelai lokal salah satunya Varietas Grobogan sebagai kedelai unggul non-GMO. Peningkatan produktivitas kedelai lokal dapat dilakukan dengan meningkatkan pengembangan inovasi produk olahan kedelai lokal. Upaya peningkatan penggunaan kedelai lokal salah satunya dilakukan dengan membentuk unit usaha yang mengolah kedelai lokal Grobogan yaitu Rumah Kedelai Grobogan. Rumah Kedelai Grobogan merupakan unit usaha yang bergerak dari kegiatan on-farm hingga off-farm. Sebagai suatu tempat usaha, Rumah Kedelai Grobogan memiliki 5 unit usaha yang ada di dalamnya yaitu unit seed center yang bergerak dalam memproduksi benih kedelai lokal berlabel, unit rumah tempe yang memproduksi tempe higienis yang berbahan baku kedelai lokal Varietas Grobogan, unit learning center yang berperan dalam pengadaan program pelatihan baik untuk kegiatan on-farm maupun off-farm. Unit selanjutnya adalah unit promotion center yang berperan sebagai unit promosi berbagai produk olahan kedelai dan komoditi lain di Grobogan, dan unit resto yang memproduksi berbagai macam produk olahan kedelai maupun produk turunan dari tempe higienis. Dari beberapa unit usaha yang ada di Rumah Kedelai Grobogan, unit usaha yang memiliki peluang untuk dikembangkan saat ini adalah unit usaha Rumah Tempe yang merupakan unit usaha hilir dari kedelai Varietas Grobogan. Unit usaha Rumah Tempe memiliki peluang untuk dikembangkan karena telah memiliki konsumen yang jelas. Selain itu, unit ini juga memiliki keunggulan dimana bahan baku produk adalah kedelai lokal Varietas Grobogan yang memiliki banyak keunggulan. Berkembangnya unit Rumah Tempe diharapkan dapat meningkatkan penggunaan kedelai lokal Varietas Grobogan. Penggunaan kedelai lokal yang meningkat akan meningkatkan permintaan kedelai lokal sehingga pelaku usaha kedelai berusaha untuk memenuhi kebutuhan kedelai lokal tersebut. Jangka panjang yang diinginkan nantinya para produsen kedelai lokal juga akan menggunakan benih kedelai lokal yang berlabel karena sudah melalui pengujian. Selain itu, jika para petani kedelai mau menanam kedelai lokal Varietas Grobogan maka dapat meningkatkan jumlah produksinya dan pada akhirnya dapat berperan dalam menekan jumlah kedelai impor. Pendirian Rumah Kedelai Grobogan ini merupakan salah satu strategi untuk memanfaatkan kedelai Varietas Grobogan melalui kegiatan pengolahan. Dengan demikian, Rumah Kedelai Grobogan memiliki peranan penting dalam peningkatan penggunaan dan penyebaran kedelai Varietas Grobogan. Berdasarkan latar belakang ini, maka penelitian ini akan berfokus pada penentuan strategi pengembangan unit usaha Rumah Tempe di Rumah Kedelai Grobogan. Strategi pengembangan usaha ini diharapkan mampu mendorong Rumah Kedelai Grobogan terus bertahan dan berkembang.
2
Perumusan Masalah Rumah Kedelai Grobogan didirikan untuk memberikan dukungan dari sisi hilir dalam upaya pemanfaatan kedelai lokal Varietas Grobogan. Salah satu produk yang menjadi unggulan dan menjadi ciri khas Rumah Kedelai Grobogan adalah tempe higienis yang dibuat dari kedelai lokal Varietas Grobogan dan diolah oleh unit Rumah Tempe. Produk ini menjadi unggulan karena merupakan produk yang memperhatikan keamanan pangan dan dibuat dari kedelai non-transgenik. Peluang pasar yang dimiliki unit Rumah Tempe sebagai unit usaha yang mengolah komoditas kedelai lokal cukup besar sehingga perlu memiliki langkah kegiatan yang tepat untuk terus meningkatkan penggunaan kedelai Varietas Grobogan. Berdasarkan uraian tersebut, maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana peluang usaha setiap unit usaha yang ada di Rumah Kedelai Grobogan ? 2. Faktor-faktor apa saja yang berperan dalam mendukung pengembangan unit usaha Rumah Tempe di Rumah Kedelai Grobogan ? 3. Apa saja alternatif strategi yang dapat diterapkan untuk mengembangkan unit usaha Rumah Tempe di Rumah Kedelai Grobogan ? 4. Apa saja strategi prioritas yang dapat diterapkan untuk mengembangkan unit usaha Rumah Tempe di Rumah Kedelai Grobogan ?
Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan unit usaha Rumah Tempe di Rumah Kedelai Grobogan 2. Merumuskan alternatif strategi yang dapat diterapkan untuk pengembangan unit usaha Rumah Tempe di Rumah Kedelai Grobogan 3. Merekomendasikan prioritas strategi pengembangan unit usaha Rumah Tempe di Rumah Kedelai Grobogan
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Rumah Kedelai Grobogan dalam mengambil keputusan terkait strategi pengembangan unit usaha Rumah Tempe. Manfaat penelitian ini adalah: 1. Memberikan masukan terkait alternatif strategi yang dapat diimplementasikan untuk pengembangan unit usaha Rumah Tempe di Rumah Kedelai Grobogan 2. Memberikan informasi tambahan bagi daerah lain dalam mengembangkan kedelai lokal berkualitas melalui penguatan sisi hilirnya 3. Memberikan tambahan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pengembangan usaha
3
Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini fokus pada penentuan prioritas strategi untuk mengembangkan usaha Rumah Kedelai Grobogan sebagai sarana peningkatan penggunaan kedelai lokal Varietas Grobogan. Penentuan prioritas strategi pengembangan usaha dilakukan dengan melakukan analisa terhadap kondisi Rumah Kedelai Grobogan saat ini. Analisa yang dilakukan meliputi: 1. Penentuan unit usaha yang berpotensi dalam mendukung peningkatan pemanfaatan kedelai Varietas Grobogan 2. Analisa terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan unit usaha Rumah Tempe di Rumah Kedelai Grobogan 3. Penentuan alternatif strategi untuk pengembangan unit usaha Rumah Tempe di Rumah Kedelai Grobogan 4. Penentuan prioritas alternatif strategi untuk kemudian digunakan dalam mengembangkan unit usaha Rumah Tempe di Rumah Kedelai Grobogan
TINJAUAN PUSTAKA Kedelai Lokal Varietas Grobogan Kedelai varietas Grobogan memiliki karakteristik yang mampu menjadi unggulan yaitu kandungan protein tinggi sebesar 43.9 persen dan umur tanam pendek selama 72 hari. Petani di daerah Grobogan lebih banyak menanam kedelai lokal jenis Varietas Grobogan karena memiliki warna biji kuning, berukuran besar dan masa tanam lebih singkat dibandingkan kedelai lokal jenis lainnya. Para pelaku usaha (terutama perajin tempe) lebih banyak menggunakan kedelai impor karena pasokan bahan bakunya terjamin, kualitas biji dan tempe lebih baik (lebih bersih dan mekar). (Ginting, Antarlina dan Widowati 2009). Adapun karakteristik dari Kedelai Varietas Grobogan dapat dilihat pada lampiran 1. Keunggulan yang dimiliki kedelai Grobogan memberikan daya tarik kepada petani untuk menanam kedelai ini adalah mempunyai masa tanam yang relatif singkat dibandingkan kedelai lokal lainnya. Kedelai Grobogan mempunyai lama masa tanam 72 hari, sedangkan kedelai lokal lain yaitu kedelai Anjasmoro memiliki masa tanam 82-92 hari. Kedelai lokal memiliki harga sedikit lebih tinggi dibandingkan kedelai impor. Hal ini menjadi salah satu faktor bahwa para perajin tempe dan tahu atau produk olahan kedelai lainnya lebih memilih kedelai impor. Berdasarkan data dari buku statistik pertanian Grobogan tahun 2015 diketahui bahwa ketersediaan kedelai adalah 41181 ton dan kebutuhan akan kedelai adalah 14971 ton. Sesuai dengan data tersebut maka kebutuhan kedelai Varietas Grobogan di Kabupaten Grobogan sudah dapat terpenuhi. Namun, karena secara nasional kebutuhan kedelai belum dapat terpenuhi, maka keadaan ini menyebabkan kedelai impor tetap masuk ke Kabupaten Grobogan melalui koperasi. Keberadaan kedelai impor yang lebih stabil dan selalu tersedia menyebabkan penggunaan kedelai impor lebih tinggi dibanding kedelai lokal.
4
Strategi Pengembangan Usaha Pengembangan usaha merupakan suatu kegiatan yang memiliki tanggung jawab untuk mencapai tujuan dengan memiliki kebutuhan pandangan ke depan, motivasi dan kreativitas (Anoraga 2007). Dalam pengembangan usaha untuk memperluas dan mempertahankan usaha maka dibutuhkan dukungan dari berbagai aspek seperti bidang produksi dan pengolahan, pemasaran, SDM, teknologi dan lainlain. Beberapa isu penting juga harus diperhatikan dalam pengembangan usaha terutama usaha berkelanjutan. Isu-isu penting yang harus diperhatikan adalah isu ekonomi terkait dengan kontribusi dalam Gross Domestic Bruto (GDB), meningkatkan penjualan dan keuntungan, isu sosial terkait dengan pengembangan kemampuan, etika bisnis dan kerjasama dengan beberapa pihak (Shen, Muduli, Barve 2015). Strategi pengembangan usaha berkaitan dengan bagaimana perusahaan bersaing dalam jenis usaha yang telah dipilih. Kriteria yang muncul dalam penyusunan strategi pengembangan usaha berdasarkan pada beberapa faktor baik internal maupun eksternal. Kriteria yang muncul juga dapat menjadi indikator dalam penilaian kinerja suatu usaha. Mariano, Villano, dan Fleming (2012) menyebutkan bahwa faktor yang dapat menjadi perhatian dalam adopsi strategi pengembangan usaha diantaranya adalah karakteristik dari pengguna, sumberdaya, institusi, ekstensi dan kondisi biofisik. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam suatu usaha digunakan untuk menyusun strategi pengembangan usaha. Strategi pengembangan usaha memiliki dua bagian penting yaitu formulasi dan eksekusi. Strategi pengembangan usaha yang umumnya dikenal terdiri dari strategi umum oleh Porter’s, tipologi Miles dan Snow, strategi eksplorasi dan eksploitasi oleh March’s dan Value Discipline Model oleh Treacy and Wiersma’s (Aydinoglu 2007). Dalam penelitian ini, tipologi yang dipilih adalah tipologi Miles dan Snow. Klasifikasi dari tipologi Miles dan Snow dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 menjelaskan klasifikasi berdasarkan pada meta dimensi strategi yang kompetitif. Tabel 1 Klasifikasi berdasarkan meta dimensi strategi kompetitif Campbell and Hunt’s Independent Dimension of Competitive Strategy Cost Economy Focused quality economy Sales leadership Broad quality and sales leadership Innovations and operational leadership Focus quality leadership Elements of each strategy
Meta-
Miles and Snow Typology Defender Prospector, defender Prospector Defender Prospector Analyzer Defender Reactor
Sumber: Aydinoglu (2007) Tipologi Miles dan Snow didasarkan pada analisa masalah fundamental dalam usaha yaitu masalah usaha, masalah operasional/teknik, dan masalah administratif yang merupakan komponen dari siklus adaptasi suatu usaha (Aydinoglu 2007).
5
Masalah usaha berkaitan dengan proses pemilihan produk yang mendominasi pasar. Masalah teknik berkaitan dengan pemilihan teknologi untuk produksi dan distribusi. Masalah administratif berkaitan dengan aspek kepemimpinan dalam memilih area untuk inovasi kedepannya (Miles dan Snow 2003). Tipologi Miles dan Snow mengelompokkan strategi dalam empat golongan yaitu prospector, defender, analyzer, dan reactor. Setiap strategi dari tipologi mempunyai karakteristik umum yang dapa dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Karakteristik umum tipe Strategi Miles dan Snow Defender Prospectors Organisasi dengan produk-wilayah Organisasi secara kontinyu mencari pasar terbatas peluang pasar, dan mencoba menangkap tren yang ada di Pimpinan organisasi biasanya ahli lingkungan dalam area organisasinya yang terbatas dan tidak mencari wilayah Organisasi ini adalah kreator lain di luar yang mampu menjadi perubahan dan ketidakpastian dan peluang baru mengharuskan kompetitor untuk merespon Organisasi memerlukan penyesuaian terhadap teknologi, struktur dan Karena kuatnya perhatian terhadap metode operasi produk dan inovasi pasar, organisasi biasanya tidak begitu efisien Cenderung mencurahkan perhatian untuk mengembangkan efisiensi operasinya Analyzer Reactors Organisasi yang beroperasi dengan 2 Organisasi dengan pimpinan yang tipe wilayah produk-pasar, satu relatif mengetahui perubahan dan stabil, yang lain berubah-ubah ketidakpastian di lingkungan organisasinya tetapi tidak mampu Pada area yang stabil, organisasi merespon secara efektif beroperasi secara rutin dan efisien menggunakan struktur dan proses Tipe organisasi ini kekurangan formal konsistensi hubungan strategistruktur, jarang memberikan respon Pada area yang berubah-ubah, terhadap tekanan lingkungan pimpinan melihat kompetitor dengan ide baru, dan kemudian secara cepat mengadopsi yang paling memberi harapan Sumber: Miles dan Snow (2003) Strategi defender lebih mengutamakan pada kestabilan lingkungan organisasi atau usahanya. Setiap keputusan dan aksi yang akan dijalankan dalam strategi defender lebih mengutamakan pada menjaga stabilitas usaha. Strategi defender dapat dibangun dari menciptakan kepuasan konsumen. Strategi ini mampu menjaga kestabilan hubungan dalam pasar sehingga usaha dapat mengalir secara kontinu dan diapresiasi oleh konsumen. Berbeda dengan strategi defender, strategi prospector justru lebih fokus pada mencari dan mengeksploitasi produk baru serta peluang pasar. Strategi prospector juga lebih mementingkan inovasi produk dan pengembangan pasar dibandingkan dengan keuntungan yang tinggi. Indikator pertumbuhan penerapan strategi prospector dapat dilihat dari dua hal yaitu lokasi pasar baru dan pengembangan
6
produk baru serta adanya dorongan untuk tumbuh. Penyelesaian masalah dengan strategi analyzer adalah dengan menggabungkan cara penyelesaian strategi defender dan prospector. Kecenderungan strategi analyzer adalah dengan memadukan produk dan pasar, baik yang stabil atau mengalami perubahan. Strategi reactor adalah tipe organisasi yang tidak stabil karena kurang konsisten dalam merespon perubahan lingkungan (Miles dan Snow 2003).
METODE Kerangka Berpikir Kerangka pemikiran dari penelitian ini berkaitan dengan pengembangan usaha Rumah Kedelai Grobogan yang memiliki 5 unit usaha di dalamnya. Setiap unit usaha di Rumah Kedelai Grobogan memiliki potensi masing-masing untuk dikembangkan. Unit usaha yang saat ini memiliki potensi untuk dikembangkan adalah unit usaha Rumah Tempe. Rumah Tempe sudah memiliki konsumen tetap kalangan menengah keatas dan rumah sakit di Grobogan. Hal ini menjadi potensi unit Rumah Tempe untuk dikembangkan sehingga nantinya bisa meningkatkan penggunaan kedelai Varietas Grobogan. Pengembangan usaha Rumah Kedelai Grobogan dapat dipusatkan pada unit Rumah Tempe terlebih dahulu karena ketersediaan sumberdaya, modal dan teknologi pengolahan tempe tersedia. Dengan mengembangkan Rumah Tempe, maka diharapkan dapat mendorong peningkatan penggunaan Kedelai Varietas Grobogan. Selain itu, unit Rumah Tempe yang berkembang dapat berperan dalam pengembangan Rumah Kedelai Grobogan. Penggunaan kedelai lokal yang meningkat akan mendorong peningkatan permintaan kedelai lokal. Agar hal tersebut dapat dicapai, maka diperlukan adanya suatu strategi pengembangan unit usaha Rumah Tempe yang tepat. Strategi yang dirumuskan juga sebaiknya sesuai dengan kondisi objektif Rumah Kedelai Grobogan saat ini. Kerangka pemikiran penelitian penulis dapat dilihat pada Gambar 1.
7
Adanya kedelai lokal Varietas Grobogan
Pendirian unit usaha pengolahan kedelai lokal yaitu Rumah Kedelai Grobogan
Pemanfaatan kedelai Varietas Grobogan
RKG terdiri dari 5 unit usaha, dan Rumah Tempe menjadi unit usaha yang memiliki prospek bagus Strategi yang tepat untuk mengembangkan unit Rumah Tempe di Rumah Kedelai Grobogan
Identifikasi masalah dalam upaya pengembangan unit Rumah Tempe di Rumah Kedelai Grobogan
Analisa faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan Unit Rumah Tempe di Rumah Kedelai Grobogan
Penentuan alternatif strategi pengembangan unit Rumah Tempe di Rumah Kedelai Grobogan
Penentuan prioritas alternatif pengembangan unit Rumah Tempe di Rumah Kedelai Grobogan Rekomendasi strategi pengembangan unit usaha Rumah Tempe di Rumah Kedelai Grobogan
Gambar 1 Kerangka berpikir Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret hingga Juli 2016. Lokasi penelitian berada di Rumah Kedelai Grobogan yang berlokasi di Jln. Raya Purwodadi-Solo Km 5 Krangganharjo, Toroh, Grobogan. Pemilihan lokasi dilakukan dengan sengaja dengan pertimbangan usaha tersebut memiliki potensi cukup besar untuk dikembangkan karena memiliki fokus pada pemanfaatan komoditas kedelai lokal Varietas Grobogan. Pengumpulan Data Tabel 3 menjelaskan jenis dan sumber data yang diperlukan dan dikumpulkan selama penelitian. Data yang didapatkan kemudian disebut data primer dan sekunder. Data primer didapatkan dari observasi langsung, wawancara, wawancara mendalam, dan kuisioner. Sedangkan data sekunder didapatkan dari wawancara dan studi literatur. Kegiatan pengumpulan data akan menghasilkan beberapa data yang mendukung penyusunan strategi pengembangan usaha.
8
Tabel 3 Data yang diperoleh dari Rumah Kedelai Grobogan Metode Wawancara dan studi literatur
Wawancara
Wawancara mendalam
Kuisioner
Nama data Definisi Ketersediaan dan Jumlah produksi kedelai di kebutuhan kedelai Kabupaten Grobogan pada di Grobogan tahun 2015 serta ketersediaan dan kebutuhannya Karakteristik kedelai Varietas Grobogan
Pemaparan tentang karakteristik kedelai Varietas Grobogan secara keseluruhan
Gambaran umum Rumah Kedelai Grobogan
Gambaran umum keseluruhan terkait kegiatan-kegiatan usaha di Rumah Kedelai Grobogan
Faktor-faktor pengembangan usaha
Mendapatkan informasi beberapa faktor terkait dengan kondisi RKG
Kriteria strategi pengembangan usaha
Kriteria pengembangan usaha disusun dari faktor-faktor strategi pengembangan usaha yang teridentifikasi
Susunan alternatif strategi pengembangan usaha Penilaian bobot susunan hirarki strategi pengembangan usaha
Alternatif strategi yang menjadi pilihan dalam pengembangan usaha RKG Kuisioner sebagai sarana untuk menilai tingkat kepentingan kriteria dan alternatif yang telah disusun
Sumber Data dari buku statistik pertanian Kabupaten Grobogan Data dari bagian pangan dan hortikultura Data dari karyawan, Kasie PPH, manajer RKG Data dari karyawan, Kasie PPH, manajer RKG Kasie PPH, manajer RKG, karyawan RKG Manajer RKG, Kasie PPH, literatur terkait Manajer RKG, Kasie PPH, bidang pangan dan hortikultura
Prosedur Analisis Data Analisis data pada penelitian ini dilakukan melalui 4 tahap seperti dapat dilihat pada Tabel 4. Analisis data dimulai dengan menganalisis faktor-faktor pengembangan usaha, menentukan kriteria pengembangan usaha, menentukan alternatif strategi pengembangan usaha dan memilih kriteria dan alternatif strategi prioritas.
9
Tabel 4 Analisis data Jenis data Analisis Faktor-faktor pengembangan Faktor-faktor pengembangan usaha diidentifikasi usaha dari hasil wawancara dan observasi langsung dengan responden, serta hasil dari studi literatur. Hasil identifikasi kemudian diklasifikasi dan kemudian data disajikan. Penyajian data dalam bentuk kriteria karena faktor-faktor pengembangan usaha yang didapatkan digunakan untuk menyusun kriteria pengembangan usaha. Kriteria pengembangan usaha Kriteria dalam strategi pengembangan usaha disusun berdasarkan klasifikasi faktor-faktor pengembangan usaha yang telah diidentifikasi, serta berdasarkan wawancara mendalam dengan responden terkait. Alternatif strategi Setelah kriteria pengembangan usaha tersusun, pengembangan usaha maka ditentukan alternatif strateginya. Alternatif strategi yang disusun memiliki karakteristik yang sesuai dengan instrumen peningkatan usaha yang teridentifikasi dan telah diklasifikasikan sesuai dengan karakteristik strategi pengembangan usaha. Memilih kriteria dan alternatif Menentukan kriteria dan alternatif strategi prioritas strategi prioritas dilakukan dengan metode AHP. Kriteria dan alternatif yang tersusun dalam hirarki AHP kemudian dinilai oleh pakar dan dihitung. Hasil perhitungan berupa bobot yang kemudian dapat menentukan kriteria dan alternatif prioritas. Penentuan faktor- faktor pengembangan usaha Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengembangan usaha didapatkan dari hasil wawancara serta studi literatur. Faktor-faktor yang telah tersusun kemudian digunakan untuk menyusun kriteria pengembangan usaha. Penyusunan kriteria diawali dengan kegiatan mereduksi data faktor-faktor pengembangan usaha yang diperoleh. Data faktor pengembangan usaha diidentifikasi, kemudian diklasifikasikan dan diberikan identitas. Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah menyajikan data (Miles dan Huberman 1994). Hasil pengklasifikasian data faktor pengembangan usaha akan digunakan untuk menyusun kriteria pengembangan usaha. Pengklasifikasian dilakukan dengan cara menyatukan faktor-faktor yang memiliki inti yang sama. Penentuan kriteria strategi pengembangan usaha Klasifikasi faktor pengembangan usaha disajikan dan disimpulkan ke dalam kriteria pengembangan usaha. Penentuan kriteria juga berdasarkan pada kondisi usaha Rumah Kedelai Grobogan itu sendiri. Kemampuan dalam pencapaian kriteria dapat dilihat dari keunggulan yang dimiliki sehingga dapat mendorong pencapaian kriteria.
10
Kriteria yang dapat dicapai nantinya akan mendukung tercapainya tujuan pengembangan unit usaha Rumah Tempe di Rumah Kedelai Grobogan. Penentuan alternatif strategi pengembangan usaha Penentuan alternatif strategi pengembangan usaha berawal dari wawancara terkait dengan instrumen kegiatan yang dapat diimplementasikan untuk mencapai kriteria. Instrumen kegiatan diidentifikasi, kemudian diklasifikasikan dan disajikan. Penyajian data untuk alternatif strategi ini berdasarkan pada strategi yang memiliki karakteristik yang sesuai dengan instrumen peningkatan kinerja yang telah diklasifikasikan. Hasil pengklasifikasian instrumen peningkatan kinerja sesuai dengan karakteristik strategi yang ada pada tipologi Miles dan Snow. Tipologi Miles dan Snow sendiri terdiri dari strategi defender, strategi prospector, strategi analyzer dan strategi reactor. Setiap strategi memiliki karakteristik yang berbeda sehingga instrumen peningkatan kinerja penyusunnya juga berbeda. Penentuan prioritas strategi dengan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) Banyaknya kriteria dan alternatif strategi yang tersusun menyebabkan pemilihan kriteria dan alternatif strategi pengembangan usaha dilakukan dengan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP). Metode AHP membantu dalam pengambilan keputusan untuk memilih kriteria dan alternatif strategi prioritas dalam pengembangan usaha Rumah Kedelai Grobogan. Metode AHP didesain untuk memilih alternatif terbaik secara rasional dan intuitif dengan memperhatikan beberapa kriteria. Proses pengambilan keputusan dilakukan dengan perbandingan berpasangan yang kemudian digunakan untuk mengembangkan semua prioritas untuk ditentukan peringkat alternatifnya. Struktur pengambilan keputusan sederhana dari AHP terdiri dari tujuan, kriteria, dan alternatif (Saaty 2012). Tujuan dalam susunan struktur hirarki strategi pengembangan usaha ditentukan berdasarkan tujuan dari pendirian Rumah Kedelai Grobogan. Kriteria didapatkan dari pengklasifikasian faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengembangan usaha. Alternatif yang disusun sesuai dengan instrumen peningkatan usaha yang nantinya dapat dijalankan oleh Rumah Kedelai Grobogan. Penentuan prioritas alternatif didasarkan pada hasil olah data penilaian pakar. Penilaian dengan metode AHP pada penelitian ini dilakukan oleh Kasie Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian dan manajer Rumah Kedelai Grobogan sebagai pengambil keputusan. Pakar lainnya adalah pegawai bagian Pangan dan Hortikultura yang mengetahui kondisi produksi kedelai Varietas Grobogan di Kabupaten Grobogan. Pakar penilaian penentuan prioritas kriteria dan alternatif strategi adalah dari pihak internal. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menghindari bias yang dapat terjadi jika melibatkan pihak eksternal. Selain itu juga pihak internal lebih mengetahui kondisi usaha yang sebenarnya. Namun, penilaian dari pihak ekternal terutama dari kalangan akademisi juga diperlukan untuk mendapatkan masukan yang baik dalam pengembangan usaha. Keterlibatan pihak eksternal dalam penilaian dapat dilakukan untuk kegiatan analisis selanjutnya untuk menentukan strategi pengembangan unit usaha yang lain. Penentuan prioritas dengan metode AHP diawali dengan penyusunan hirarki, penilaian oleh pakar, dan perhitungan nilai eigen vektor. Nilai eigen vektor adalah nilai yang digunakan untuk menentukan peringkat
11
prioritas kriteria dan alternatif strategi pengembangan usaha. Penentuan prioritas juga memperhatikan nilai CI (Consistency Index) serta CR (Consistency Ratio). Jika nilai CR<0.10 maka inkonsistensi penilaian pakar masih dapat diterima.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Gambaran Umum Rumah Kedelai Grobogan Rumah Kedelai Grobogan berlokasi di Jalan Raya Purwodadi-Solo Km 5 Krangganharjo, Toroh, Grobogan dan diresmikan pada 27 November 2015. Lokasi ini dipilih karena cukup strategis berada di jalan utama Purwodadi-Solo yang selalu ramai. Pembangunan Rumah Kedelai Grobogan ini diharapkan mampu mendukung peningkatan produksi kedelai di Kabupaten Grobogan. Terlebih saat ini, kabupaten Grobogan menduduki peringkat teratas sebagai produsen kedelai dengan menyokong kebutuhan sebesar 43.15 persen untuk wilayah Jawa Tengah. Rumah Kedelai Grobogan memiliki peranan penting dalam peningkatan penggunaan dan penyebaran kedelai Varietas Grobogan. Rumah Kedelai Grobogan berdiri dilengkapi dengan beberapa unit usaha yang bertujuan untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut. Unit yang ada adalah seed center, rumah tempe, learning center, promotion center dan resto. Kedudukan dari Rumah Kedelai Grobogan adalah aset yang dimiliki Dinas Pertanian Grobogan yang pengelolaan beberapa unit usahanya adalah oleh pihak pengelola, namun masih tetap berada dalam pengawasan Dinas Pertanian Grobogan. Rumah Kedelai Grobogan memiliki visi membangun agribisnis kedelai yang bermartabat. Sementara misi Rumah Kedelai Grobogan: 1. Mendorong terwujudnya kedaulatan kedelai nasional 2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani/perajin kedelai lokal 3. Mengembangkan olahan berbahan baku kedelai lokal 4. Menumbuhkan perajin dan industri olahan berbasis kedelai lokal 5. Meningkatkan pendapatan petani/perajin kedelai lokal 6. Membangun kecintaan masyarakat terhadap bahan pangan lokal dan hygiene Berdirinya Rumah Kedelai Grobogan diharapkan mampu menyerap kedelai yang dihasilkan dan meningkatkan pendapatan petani. Penyerapan kedelai yang optimal diharapkan dapat mendorong gairah petani untuk menanam kedelai sehingga produksi kedelai meningkat. Sistem kerja di Rumah Kedelai Grobogan diserahkan pada pihak pengelola. Gambaran umum Rumah Kedelai Grobogan juga dapat dilihat pada Tabel 5.
12
Tabel 5 Gambaran umum Rumah Kedelai Grobogan Aspek Finansial
Komponen Sumber modal
Fisik
Status tempat usaha
Tempat produksi
Kegiatan promosi
SDM
Teknologi produksi
Jumlah
Tingkat pendidikan
Kegiatan pengembangan
Kondisi Kegiatan produksi menjadi tanggungjawab pihak pengelola (unit Resto dan Rumah Tempe) namun masih di bawah pengawasan Dinas Bangunan RKG menjadi aset dari Dinas Pertanian Grobogan Unit promotion center, learning center dan seed center masih dikelola pihak Dinas sehingga sumber modal dari Dinas Bangunan RKG merupakan aset dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Grobogan Kegiatan produksi tempe dilakukan di Rumah Tempe dan dilakukan setiap hari Kegiatan produksi benih berlabel dilakukan di seed center Kegiatan produksi untuk resto dilakukan di resto Kegiatan produksi untuk produk di promotion center biasanya dilakukan oleh produsen atau kelompok binaan Promosi lebih sering dilakukan dengan mengikuti berbagai event baik skala daerah atau nasional Peralatan produksi tempe adalah peralatan modern yang mampu menjaga tingkat higienitas produk Pegawai resto berjumlah 15 orang Pegawai rumah tempe berjumlah 5 orang Pegawai seed center dikelola oleh 1 orang penanggung jawab tingkat pendidikan untuk pegawai RKG bervariasi antara SMP-S1 sesuai dengan unit usaha pengembangan kemampuan SDM dilakukan dengan adanya kegiatan kunjungan dari dinas pertanian daerah lain atau kelompok usaha sehingga karyawan bisa saling belajar
13
Aspek Pasar
Komponen Daerah pemasaran Konsumen
Kondisi area pemasaran tempe higienis masih di lingkungan Kabupaten Grobogan area pemasaran akan diperluas sampai daerah lain seperti Semarang sasaran konsumen adalah kalangan menengah ke atas konsumen utama saat ini adalah Rumah Sakit di daerah Grobogan
Rumah Tempe Tempe higienis merupakan produk unggulan Rumah Kedelai Grobogan yang memiliki kelebihan sebagai tempe yang diolah dari kedelai lokal Varietas Grobogan yang merupakan kedelai non-GMO (Genetically Modified Organism). Jumlah produksi setiap harinya adalah 40 kg kedelai kering dan menghasilkan 160 bungkus tempe dengan berat 250 gram per bungkus. Tempe higienis yang dihasilkan, dipasarkan di rumah sakit di Grobogan, pusat oleh-oleh Grobogan dan pasar-pasar modern. Harga yang ditetapkan cukup tinggi sehingga pasar yang menjadi target adalah kalangan menengah ke atas. Seed Center Seed center merupakan unit yang mengelola benih kedelai berlabel. Kedelai lokal Varietas Grobogan yang disertifikasi berasal dari hasil panen petani lokal Grobogan. Sampai saat ini benih kedelai berlabel yang dihasilkan belum ditujukan untuk dipasarkan, melainkan digunakan untuk petani penangkar kedelai Varietas Grobogan. Akan tetapi, kedepannya unit seed center memiliki rencana untuk mengkomersilkan benih kedelai lokal berlabel kepada masyarakat. Selain memproduksi kedelai lokal berlabel, unit ini juga memproduksi beras organik. Seed center memiliki kebun percobaan yang digunakan untuk menanam berbagai macam kedelai lokal. Beberapa kedelai lokal yang ditanam di kebun percobaan adalah kedelai Anjasmoro, Dering 1, Detam 1, Argomulyo. Konsep dari unit seed center adalah membina kelompok tani binaan untuk menangkar kedelai lokal Varietas Grobogan yang kemudian akan dijadikan benih bersertifikasi. Resto Resto ini merupakan unit yang menyediakan berbagai olahan kedelai baik makanan berat maupun makanan ringan. Unit ini juga mengolah produk turunan dari tempe higienis produksi rumah tempe. Learning Center Learning center sebagai salah satu unit kegiatan di Rumah Kedelai Grobogan merupakan pusat pembelajaran kedelai mulai dari budidaya, pasca panen sampai pengolahan kedelai. Kegiatan pembelajaran dikemas dalam kurikulum dengan porsi praktik (75%) dan teori (25%). Terdapat 3 pilihan paket pelatihan. Pertama, paket pelatihan budidaya dan pasca panen kedelai. Kedua, paket pelatihan produksi tempe higienis dan produk olahan lainnya. Ketiga, paket magang. Pelatih yang terlibat tergabung dalam P4S (Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya). Pelatih yang
14
tergabung dalam P4S terdiri dari pegawai dinas yang berkompeten, petani sebagai praktisi langsung dan ahli dari pengelola kedelai.
Identifikasi Faktor-faktor Pengembangan Usaha Berdasarkan hasil wawancara, tujuan adanya usaha pengolahan kedelai lokal Grobogan adalah untuk meningkatkan nilai tambah dan konsumen kedelai lokal terutama kedelai Varietas Grobogan. Kedua tujuan tersebut kemudian dilebur untuk menjadi satu tujuan dalam pengembangan usaha yaitu meningkatkan konsumen produk Rumah Kedelai Grobogan. Setelah menetapkan tujuan pengembangan usaha, kemudian dilakukan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha. Keterkaitan antar faktor pengembangan usaha kemudian digunakan untuk menyusun kriteria strategi pengembangan usaha dapat dilihat pada Tabel 6. Kriteria pengembangan usaha yang disusun terdiri dari pengembangan produk baru, kualitas produk, kontinuitas ketersediaan produk dan kepuasan konsumen. Tabel 6 Keterkaitan faktor-faktor pengembangan usaha dengan kriteria Faktor-faktor 1. Bahan baku kedelai Varietas Grobogan 2. Produk berprotein banyak diminati 3. Produksi kedelai Varietas Grobogan cukup tinggi 4. Perkembangan tren pangan yang aman 5. Ketersediaan sumber daya manusia 6. Proses produksi higienis 7. Harga produk relatif mahal 8. Peralatan produksi lebih modern 9. Produk hasil sehat dan aman
Keterkaitan dengan kriteria 1. Kriteria pengembangan produk baru Faktor (1), (2), (3), (4), dan (5) merupakan faktor yang mendukung untuk terciptanya pengembangan produk baru. Semakin banyak produk baru yang dihasilkan maka konsumen juga akan bertambah. Kriteria pengembangan produk baru berkaitan dengan kebutuhan SDM yang berkompeten, berpengalaman dan memiliki motivasi tinggi untuk mengembangkan usaha. 2. Kriteria kualitas produk Faktor (1), (6), (7), (8), dan (9) merupakan faktor yang menyusun kriteria kualitas produk. Bahan baku yang berkualitas dan aman akan menghasilkan produk yang berkualitas pula. Produk berkualitas yang dihasilkan mampu mendorong kepercayaan konsumen karena kebutuhan produk berkualitas dapat terpenuhi.
15
Faktor-faktor 10. Lokasi usaha strategis 11. Adanya dukungan dari pemerintah 12. Kelancaran proses produksi 13. Kerjasama dengan produsen bahan baku 14. Kerjasama dengan kelompok binaan 15. Kegiatan distribusi 16. Memiliki merk dagang produk sendiri 17. Pelayanan 18. Tim pelatih ahli dibidangnya
19. Perkembangan teknologi informasi 20. Kegiatan promosi 21. Jumlah produksi yang masih konsisten sama 22. Harga pesaing relatif lebih rendah 23. Memperluas pasar
Keterkaitan dengan kriteria 3. Kriteria kontinuitas ketersediaan produk Faktor (3), (10), (11), (12), (13), (14), dan (15) adalah faktor yang menyusun kriteria kontinuitas ketersediaan produk. Lokasi usaha yang dekat dengan sumber bahan baku tidak menyulitkan dalam upaya pengadaan bahan baku. Kriteria ini adalah satu upaya untuk mencapai tujuan pengembangan usaha. 4. Kriteria kepuasan konsumen Faktor (1), (16), (17), dan (18) akan menyusun kriteria kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen biasanya berkaitan dengan pelayanan. Konsumen yang merasa puas dengan produk yang dipasarkan akan cenderung kembali lagi untuk membeli produk yang sama. Hal ini mampu meningkatkan konsumen yang membutuhkan produk terutama jika konsumen yang puas secara langsung memberikan informasi kepada konsumen yang lainnya. Adanya perkembangan teknologi dapat dimanfaatkan sebagai ajang untuk mempromosikan produk RKG sehingga lebih dikenal luas. Semakin luas produk dikenal dapat meningkatkan peminat dan produksi produk juga dapat meningkat.
Kriteria strategi pengembangan usaha yang telah disusun dengan tujuan untuk meningkatkan konsumen produk Rumah Kedelai Grobogan dapat dilihat pada Gambar 2.
16
Meningkatnya konsumsi kedelai lokal Varietas Grobogan
Berkembangnya usaha RKG
Meningkatnya konsumen produk RKG
Pengembangan produk baru
Kualitas produk
Kontinuitas ketersediaan produk
Kepuasan konsumen
Gambar 2 Diagram kriteria pengembangan usaha RKG Keempat kriteria diperoleh dari hasil wawancara dan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang telah dideskripsikan dan diklasifikasikan. Protokol wawancara sehingga dapat tersusun 4 kriteria diatas dapat dilihat pada lampiran 2. Seperti yang telah diungkapkan oleh Munizu (2010) terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan usaha yaitu terkait aspek SDM, aspek operasional, aspek pasar dan pemasaran, aspek kebijakan pemerintah serta aspek ekonomi, sosial dan budaya. Aspek pasar dan pemasaran menjadi dasar dalam merumuskan kriteria kepuasan konsumen, kontinuitas ketersediaan produk, kualitas produk serta pengembangan produk baru. Pengembangan produk baru dapat menjadi kriteria bagaimana usaha mampu beradaptasi dengan pasar. Kualitas produk dan kontinuitas ketersediaan produk akan mendukung terciptanya kepuasan konsumen sehingga dari tingkat jumlah konsumen produk dapat diketahui bagaimana proses pemasaran dan luas pasar dari produk. Aspek operasional terkait dengan proses produksi sehingga dapat disusun kriterianya adalah adanya kualitas produk yang terjamin dengan digunakannya alat yang berteknologi dan proses produksi yang higienis. Aspek sosial, ekonomi, dan budaya menjadi dasar dalam menentukan kriteria kontinuitas ketersediaan produk. Produk akan terus tersedia jika bahan baku produk juga tersedia. Bahan baku dapat terus tersedia ketika secara sosial, ekonomi, budaya pelaku usaha bahan baku merasa puas sehingga tetap dapat terus menekuni kegiatan usahanya.
Perumusan Alternatif Strategi Pengembangan Usaha Setelah menentukan kriteria pengembangan usaha, kemudian mengidentifikasi instrumen peningkatan kinerja untuk menyusun alternatif strategi pengembangan usaha. Penentuan alternatif strategi dilakukan dengan terlebih dahulu mengetahui beberapa karakteristik strategi pengembangan usaha yang sesuai dengan instrumen peningkatan kinerja tersebut. Karakteristik strategi yang sesuai dengan instrumen yang telah diidentifikasi adalah strategi dari Tipologi Miles dan Snow. Karakteristik tipologi Miles dan Snow dapat dilihat pada lampiran 3. Penyusunan alternatif strategi sesuai dengan instrumen yang teridentifikasi dapat dilihat pada Tabel 7.
17
Tabel 7 Susunan alternatif strategi pengembangan usaha Instrumen 1. Pengembangan produk dengan menambah variasi jenis 2. Pengembangan produk dengan menambah variasi rasa 3. Pengembangan produk baru dari segi ukuran 4. Pengembangan pasar
Strategi 1. Prospector Strategi yang lebih mementingkan inovasi produk dan pengembangan pasar. Intrumen (1), (2), (3), dan (4) sesuai dengan karakteristik prospector. Bila RKG akan menggunakan instrumen tersebut maka kegiatan pengembangan usaha yang dilakukan termasuk dalam tipe strategi prospector. 5. Sistem penjaminan kualitas 2. Defender 6. Penyeleksian bahan baku dan Strategi yang lebih mementingkan pengawasan produksi secara kestabilan usaha dalam pasar yang sudah berkala ada sehingga usaha akan kontinu berjalan. 7. Pemanfaatan sistem quality control Salah satu hal yang dapat menjaga dalam proses kestabilan pasar adalah menciptakan 8. Meningkatkan kontrol atas kepuasan konsumen. Instrumen (5), (6), distribusi (7), (8), (9), (10), dan (11) dapat 9. Perencanaan produksi yang tepat mendorong terciptanya kestabilan usaha 10. Penguatan kerjasama dengan dengan mempertahankan eksistensi kelompok binaan produk yang telah dimiliki serta 11. Proses transaksi dengan pelanggan mengefisiensikan seluruh sumber daya (langsung/delivery order) yang dimiliki. 3. Analyzer Strategi yang menggabungkan antara strategi prospector dan defender, strategi ini berinovasi dalam produk baru serta tetap menjaga kestabilan pasar yang sudah dimiliki. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk tipe strategi ini adalah gabungan beberapa instrumen dari instrumen kegiatan prospector dan defender. Instrumen kegiatan yang termasuk menyusun strategi ini adalah instrumen (1), (2), (3), (4), (8), dan (9) 12. Pengembangan produk baru sesuai 4. Reactor dengan produk baru pesaing Strategi yang baru bergerak ketika ada tindakan dari lingkungan luar terutama pesaing. Strategi ini akan melakukan respon terhadap tindakan yang dilakukan oleh lingkungan luar. Namun, strategi ini biasanya kurang konsisten dan stabil dalam merespon perubahan lingkungan. Instrumen kegiatan yang sesuai dengan karakteristik strategi ini adalah instrumen (4) dan (12).
18
Strategi pengembangan usaha yang dijelaskan Tabel 7 sesuai dengan Tipologi Miles dan Snow yang memberikan alternatif-alternatif strategi bersaing dengan tujuan agar perusahaan dapat menerapkan strategi tersebut pada waktu dan situasi yang tepat dengan terlebih dahulu memahami posisi perusahaan dalam persaingan (Miles dan Snow 2003). Analisis Pengambilan Keputusan dengan Metode AHP Berdasarkan wawancara dan pengamatan yang telah dilakukan dengan pihak terkait, dari faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengembangan usaha Rumah Kedelai Grobogan dihasilkan 4 kriteria utama strategi pengembangan usaha yaitu pengembangan produk baru, kualitas produk, kontinuitas ketersediaan produk dan kepuasan konsumen. Sedangkan alternatif strategi pengembangan usaha terdiri dari 4 tipe yaitu prospector, defender, analyzer, dan reactor. Susunan hirarki AHP dalam strategi pengembangan usaha Rumah Kedelai Grobogan dapat dilihat pada Gambar 3.
Strategi pengembangan usaha RKG
Tujuan
Meningkatkan konsumen produk RKG
Kriteria
Pengembangan produk baru
Kualitas produk
Kontinuitas ketersediaan produk
Strategi defender
Strategi analyzer
Kepuasan konsumen
Alternatif
Strategi prospector
Strategi reactor
Gambar 4 Struktur hirarki AHP Gambar 3 Struktur hirarki AHP Struktur hirarki AHP kemudian digunakan untuk menyusun kuisioner yang akan diisi oleh responden. Kuisioner penilaian strategi pengembangan usaha RKG dapat dilihat pada lampiran 4. Responden yang digunakan dalam penentuan strategi pengembangan usaha RKG terdiri dari 3 orang yaitu Kasie Pengolahan dan pemasaran Hasil Pertanian (PPH), manajer Rumah Kedelai Grobogan (RKG), serta bagian pangan dan hortikultura. Kasie Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian dan manajer
19
Rumah Kedelai Grobogan sebagai pengambil keputusan. Pakar lainnya adalah pegawai bagian Pangan dan Hortikultura yang mengetahui kondisi produksi kedelai Varietas Grobogan di Kabupaten Grobogan. Data hasil analisis 3 pakar kesemuanya memiliki nilai konsistensi rasio (CR) < 0.10. Hal ini menunjukkan bahwa hasil penilaian pakar konsisten atau ketidak konsistenan masih dapat diterima dengan nilai CR < 0.10. Hasil penilaian gabungan untuk penentuan bobot kriteria pengembangan usaha dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Hasil pembobotan kriteria untuk pengembangan usaha RKG Kriteria K1 K2 K1 1.0000 0.3333 K2 3.0000 1.0000 K3 2.7589 1.0000 K4 3.0000 1.4422 Jumlah 9.7589 3.7756 Principal eigen value (λmax) Consistency index (CI) Consistency ratio (CR) Sumber: data olah (lampiran 5)
K3 0.3625 1.0000 1.0000 1.0000 3.3625
K4 0.3333 0.6934 1.0000 1.0000 3.0267
Eigen vektor 0.1022 0.2747 0.2938 0.3293 1.0000 4.0189 0.0063 0.0070
Keterangan: K1 : pengembangan produk baru K2 : kualitas produk K3 : kontinuitas ketersediaan produk K4 : kepuasan konsumen Berdasarkan hasil pengolahan Tabel 8 dapat diketahui bahwa nilai eigen vektor paling tinggi yaitu 0.3293 adalah kriteria 4 (kepuasan konsumen). Kepuasan konsumen merupakan kriteria yang memiliki nilai eigen vektor paling tinggi, hal ini menunjukkan bahwa kriteria pengembangan usaha yang memiliki bobot untuk dipenuhi terlebih dahulu adalah kepuasan konsumen. Nilai CI hasil pembobotan kriteria sebesar 0.0063 sehingga perlu dilakukan pengecekan nilai CR. Hasil pembobotan kriteria memiliki nilai CR sebesar 0.0070 < 0.10. Nilai CR < 0.10 menandakan bahwa hasil penilaian pakar memiliki nilai inkonsistensi yang masih dapat diterima. Bobot kriteria dalam susunan hirarki AHP dapat dilihat pada Gambar 4.
20
Tujuan
Meningkatkan konsumen produk RKG
Kriteria Pengembangan produk baru 0.1022
Kualitas produk 0.2747
Kontinyuitas ketersediaan produk 0.2938
Kepuasan konsumen 0.3293
Alternatif Strategi Prospector Strategi Defender Strategi Analyzer Strategi Reactor
Strategi Prospector Strategi Defender Strategi Analyzer Strategi Reactor
Strategi Prospector Strategi Defender Strategi Analyzer Strategi Reactor
Strategi Prospector Strategi Defender Strategi Analyzer Strategi Reactor
Gambar 4 Hasil perhitungan bobot kriteria Setelah mengetahui hasil pembobotan untuk kriteria, kemudian dilakukan pengolahan pembobotan strategi alternatif terhadap setiap kriteria. Hasil pembobotan alternatif strategi yang dapat diterapkan untuk mengembangkan usaha Rumah Kedelai Grobogan dapat dilihat pada Tabel 9. Hasil pengolahan pembobotan kriteria dan alternatif merupakan data gabungan dari responden yang memenuhi syarat tingkat rasio konsistensi dibawah 0.10.
Tabel 9 Hasil pembobotan alternatif terhadap setiap kriteria K/A K1 K2 A1 0.2965 0.2262 A2 0.2056 0.2987 A3 0.2716 0.2262 A4 0.2263 0.2489 Sumber: data olah (lampiran 5)
K3 0.2056 0.2965 0.2263 0.2716
K4 0.2047 0.2953 0.2047 0.2953
Bobot kriteria 0.1022 0.2747 0.2938 0.3293
Keterangan: A1 : strategi prospector A2 : strategi defender A3 : strategi analyzer A4 : strategi reactor Berdasarkan hasil pembobotan alternatif strategi dapat dilihat bahwa masingmasing alternatif memiliki bobot yang memiliki perbedaan tidak cukup signifikan. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa sebenarnya keempat alternatif strategi hampir memiliki tingkat kepentingan yang sama dan dapat diterapkan sebagai strategi pengembangan usaha. Bobot keseluruhan untuk kriteria dan alternatif dapat dilihat pada Gambar 5.
21
Tujuan
Meningkatkan konsumen produk RKG
Kriteria Pengembangan produk baru 0.1022
Kualitas produk 0.2747
Kontinuitas ketersediaan produk 0.2938
Kepuasan konsumen 0.3293
Alternatif Strategi Prospector Strategi Defender Strategi Analyzer Strategi Reactor
0,2965 0.2056 0.2716 0.2263
Strategi Prospector Strategi Defender Strategi Analyzer Strategi Reactor
0.2262 0.2987 0.2262 0.2489
Strategi Prospector Strategi Defender Strategi Analyzer Strategi Reactor
0.2056 0.2965 0.2263 0.2716
Strategi Prospector Strategi Defender Strategi Analyzer Strategi Reactor
0.2047 0.2953 0.2047 0.2953
Gambar 5 Hasil akhir penilaian bobot keseluruhan Perhitungan selanjutnya setelah mengetahui bobot alternatif terhadap setiap kriteria maka pengolahan selanjutnya adalah menghitung bobot secara keseluruhan. Hasil perhitungan bobot alternatif secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10 Hasil pembobotan alternatif keseluruhan Alternatif Strategi prospector Strategi defender Strategi analyzer Strategi reactor Sumber: data olah (lampiran 5)
Bobot 0.2203 0.2874 0.2238 0.2685
Peringkat 4 1 3 2
Alternatif strategi yang dipilih oleh responden dengan bobot tertinggi adalah strategi defender dengan bobot 0.2874. Sesuai dengan hasil perhitungan, maka untuk mencapai keempat kriteria pengembangan usaha alternatif pilihan yang memiliki nilai bobot paling tinggi adalah alternatif strategi defender. Strategi defender merupakan strategi yang lebih mengutamakan kestabilan pasar yang telah diciptakan. Hasil perhitungan pembobotan dari penilaian responden dapat dilihat pada lampiran 5.
Pembahasan Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan strategi pengembangan unit usaha Rumah Tempe di Rumah Kedelai Grobogan yang tepat. Unit usaha Rumah Tempe di Rumah Kedelai Grobogan perlu dikembangkan karena memiliki prospek yang bagus untuk dikembangkan. Unit Rumah Tempe di Rumah Kedelai Grobogan memiliki fokus dalam pengolahan kedelai lokal Varietas Grobogan menjadi produk tempe higienis dengan meningkatnya usaha yang bergerak di bidang pengolahan kedelai lokal akan mampu mendorong peningkatan produktivitas kedelai lokal terutama Varietas Grobogan. Berkembangnya usaha bidang pengolahan kedelai lokal akan meningkatkan kebutuhan kedelai Varietas Grobogan. Kebutuhan kedelai
22
yang semakin meningkat akan mendorong produsen memenuhi kebutuhan kedelai untuk diolah. Faktor-faktor Berpengaruh dalam Pengembangan Usaha Kegiatan dimulai dengan observasi secara langsung di lapangan sehingga dapat menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengembangan usaha. Faktor teridentifikasi yaitu bahan baku kedelai Varietas Grobogan, produk berprotein yang banyak diminati, produksi kedelai varietas Grobogan, ketersediaan sumberdaya manusia dan perkembangan tren pangan yang aman digunakan sebagai dasar untuk menentukan kriteria pengembangan produk baru. Faktor proses produksi, harga produk relatif mahal, produk hasil sehat dan aman, dan peralatan produksi yang lebih modern dapat menyusun kriteria kualitas produk. Kriteria kontinuitas ketersediaan produk muncul dari adanya faktor lokasi yang strategis dekat dengan produsen kedelai Varietas Grobogan, adanya dukungan dari pemerintah, kelancaran proses produksi, kerjasama dengan produsen bahan baku, kegiatan distribusi dan kerjasama dengan kelompok binaan. Selain beberapa faktor yang telah diungkapkan, terdapat faktorfaktor yang menyusun kepuasan konsumen yaitu memiliki merk dagang produk sendiri, pelayanan yang diberikan ke konsumen, tim pelatih merupakan ahli, produk hasil sehat dan aman, dan hasil produksi kedelai Varietas Grobogan cukup tinggi. Beberapa faktor yang telah diuraikan diatas diklasifikasikan sehingga dapat menyusun kriteria pengembangan usaha. Terdapat faktor lain yang tidak digunakan untuk menyusun kriteria namun tetap dapat menjadi faktor yang dapat mempengaruhi usaha Rumah Kedelai Grobogan yaitu perkembangan teknologi informasi, kegiatan promosi, jumlah produksi konsisten sama, dan upaya memperluas pasar. Faktor-faktor yang telah dijelaskan juga merupakan faktor yang dapat menjadi komponen kekuatan dan peluang Rumah Kedelai Grobogan sehingga dapat dimanfaatkan oleh Rumah Kedelai Grobogan dalam upaya untuk mengembangkan usaha yang telah berjalan. Sementara faktor yang dapat menghambat dalam pengembangan usaha dapat diperbaiki oleh unit usaha. Faktor yang menjadi kelemahan dapat diperbaiki secara bertahap oleh Rumah Kedelai Grobogan. Terbatasnya kemampuan SDM terutama karyawan pelayanan di Resto dapat ditingkatkan kemampuannya dengan mengadakan pelatihan bersama ahli. Pelatihan yang dilakukan dapat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan karyawan itu sendiri. Selain itu, penambahan karyawan juga dapat dilakukan dalam semua unit usaha yang ada di Rumah Kedelai Grobogan jika hal itu memang diperlukan. Dalam pencapaian kriteria pengembangan produk baru biasanya akan membutuhkan sumberdaya manusia, sumber modal, dan sumber teknis sehingga produk baru dapat diciptakan. Kegiatan promosi yang belum optimal salah satunya dapat disebabkan oleh keterbatasan SDM. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh Rumah Kedelai Grobogan adalah dengan menambahkan SDM yang ahli dalam bidang pemasaran. Harga produk yang relatif tinggi disebabkan oleh penggunaan bahan baku berkualitas yaitu kedelai lokal Varietas Grobogan. Akan tetapi hal ini dapat teratasi jika segmentasi konsumen dan pasar tepat. Produk Rumah Kedelai Grobogan yang saat ini masih menjadi unggulan adalah tempe higienis. Produk ini memiliki keterbatasan untuk didistribusikan dalam jarak jauh. Diperlukan strategi yang tepat untuk memasarkan produk secara lebih luas lagi dengan mengetahui karakteristik dari tempe
23
higienis itu sendiri. Jumlah produksi tempe yang masih konstan setiap harinya dapat disebabkan karena area pemasaran yang belum berkembang dan masih terbatas. Perluasan area pemasaran secara otomatis akan meningkatkan permintaan dan produksi produk. Selama ini, produk saingan tempe higienis adalah tempe tradisional yang memiliki harga jauh lebih rendah. Namun demikian, Rumah Kedelai Grobogan memiliki target konsumen yang berbeda dengan konsumen tempe tradisional dan akan lebih baik ketika perajin tempe tradisional juga menggunakan bahan baku kedelai lokal Varietas Grobogan sehingga produk yang dipasarkan aman dan sehat serta akan mendorong peningkatan permintaan dan produksi kedelai Varietas Grobogan.
Alternatif Strategi Pengembangan Usaha Alternatif strategi pengembangan usaha disusun berdasarkan instrumeninstrumen kegiatan yang telah diidentifikasi. Tujuan yang ditetapkan dalam pengembangan usaha Rumah Kedelai Grobogan adalah meningkatkan konsumen produk Rumah Kedelai Grobogan. Tujuan ini merupakan hasil peleburan dari tujuan untuk meningkatkan konsumen kedelai lokal Varietas Grobogan dan meningkatkan nilai tambah dari kedelai lokal Varietas Grobogan. Dalam upaya untuk mencapai tujuan maka dicari karakteristik strategi yang dapat diterapkan di Rumah Kedelai Grobogan. Setelah dilakukan studi literatur maka strategi pengembangan usaha yang dipilih adalah strategi berdasar tipologi Miles dan Snow yang terdiri dari strategi prospector, defender, analyzer dan reactor. Strategi yang dipilih memiliki karakteristik yang sesuai dengan instrumen peningkatan kinerja pengembangan usaha yang dapat dilakukan. Intstrumen-instrumen peningkatan kinerja yang menyusun strategi pengembangan usaha adalah: 1. Pengembangan produk dengan menambah variasi jenis 2. Pengembangan produk dengan menambah variasi rasa 3. Pengembangan produk dari segi ukuran 4. Pengembangan pasar 5. Sistem penjaminan kualitas 6. Penyeleksian bahan baku dan pengawasan produksi secara berkala 7. Pemanfaatan sistem QC dalam proses operasi 8. Perencanaan produksi yang tepat 9. Penguatan kerjasama dengan kelompok binaan 10. Meningkatkan kontrol atas distribusi 11. Pengembangan produk sesuai pesaing 12. Proses transaksi dengan pelanggan (langusung/delivery order) Strategi prospector dapat digunakan untuk mencapai tujuan pengembangan usaha adalah karena memiliki karakteristik mengedepankan kegiatan berinovasi untuk menciptakan produk baru. Sehingga, apabila Rumah Kedelai Grobogan menerapkan strategi ini maka dapat menarik konsumen produk-produk baru yang diciptakan. Strategi defender dapat digunakan mencapai tujuan dengan karakteristiknya yang selalu berusaha menjaga kestabilan usaha yang telah berjalan dengan terus menjaga kestabilan pasar. Kestabilan pasar dapat mendorong tercapainya tujuan adalah dengan produk yang terus tersedia di pasar sehingga konsumen produk terus mengkonsumsi
24
produk yang ada. Kestabilan pasar juga digunakan untuk mempertahankan eksistensi produk yang saat ini dipasarkan. Untuk saat ini, produk Rumah Kedelai Grobogan yang dapat digunakan untuk mempertahankan pasar adalah tempe higienis karena produk ini sudah memiliki segmen pasar tersendiri. Strategi analyzer memiliki karakteristik berusaha untuk terus menciptakan inovasi produk baru sekaligus dengan menjaga kestabilan pasar. Strategi ini dapat mencapai tujuan pengembangan usaha karena dengan menjaga kestabilan pasar maka konsumen lama masih akan setia dengan produk yang sudah lama dipasarkan, sekaligus dapat menciptakan konsumen baru yang sesuai produk inovasi. Strategi reactor memiliki karakteristik yaitu merespon lingkungan luar. Lingkungan luar disini biasanya adalah pesaing. Jadi, strategi ini dapat mendorong pencapaian usaha dengan adanya respon terhadap produk yang dihasilkan oleh pesaing. Ketika pesaing meluncurkan produk baru maka dengan strategi ini unit usaha juga akan menciptakan produk saingan sehingga dapat menarik konsumen.
Kriteria dan Alternatif Prioritas Strategi Pengembangan Usaha Hasil penilaian AHP yang diolah menunjukkan hasil bahwa kriteria yang memiliki bobot paling tinggi adalah kepuasan konsumen dengan nilai sebesar 0.3293 dengan nilai CR 0.0070. Kepuasan konsumen dinilai merupakan kriteria paling penting untuk mencapai tujuan meningkatkan konsumen produk Rumah Kedelai Grobogan. Berdasarkan keterangan yang didapatkan, kepuasan konsumen dapat dicapai terutama pada unit usaha Resto karena sangat berkaitan dengan pelayanan kepada konsumen. Pelayanan yang baik terhadap konsumen akan memberikan kepuasan kepada konsumen. Selain pelayanan, kepuasan konsumen juga dapat diciptakan dari produk yang disampaikan kepada konsumen. Produk yang sesuai harapan dan kebutuhan konsumen akan dapat meningkatkan tingkat kepuasan konsumen. Dari kepuasan konsumen yang tinggi maka menandakan bahwa konsumen menyukai produk Rumah Kedelai Grobogan sehingga akan membuat konsumen kembali lagi untuk menikmati produk yang dihasilkan. Dengan demikian maka diharapkan konsumen akan setia menikmati produk Rumah Kedelai Grobogan atau bahkan dapat membantu dalam peningkatan konsumen. Setelah kriteria prioritas terpilih, selanjutnya dilakukan penilaian tingkat kepentingan setiap alternatif terhadap setiap kriteria. Hasil penilaian alternatif terhadap setiap kriteria kemudian digunakan untuk menghitung bobot alternatif strategi pengembangan usaha secara keseluruhan. Strategi yang memiliki bobot tinggi adalah strategi defender dengan nilai 0.2874. Secara berurutan disusul oleh strategi reactor (0.2685), strategi analyzer (0.2238), dan strategi prospector (0.2203). Strategi defender menjadi strategi prioritas pertama dan merupakan strategi yang tepat diterapkan untuk pengembangan unit usaha Rumah Tempe di Rumah Kedelai Grobogan saat ini. Strategi ini tepat karena strategi defender lebih mengutamakan pada kestabilan pasar untuk menjaga kontinuitas keberlangsungan usaha. Upaya menjaga kestabilan pasar ini dilakukan karena pasar yang dimiliki unit Rumah Tempe di Rumah Kedelai Grobogan untuk mendistribusikan produk masih terbatas sehingga sebisa mungkin Rumah Kedelai Grobogan berusaha untuk menjaga pasar yang sudah dimiliki. Selain itu, segmen konsumen yang dibidik adalah kalangan menengah ke atas yang peduli dengan makanan aman dan sehat. Hal ini membuat Rumah Kedelai Grobogan
25
cukup sulit untuk memperluas area pemasaran apalagi di daerah Grobogan sendiri. Strategi defender yang menjadi prioritas dapat dibangun dari menciptakan kepuasan konsumen. Sesuai dengan hasil kriteria prioritas yaitu kepuasan konsumen, maka tujuan meningkatkan konsumen produk Rumah Kedelai Grobogan dikatakan berhasil bila kriteria kepuasan konsumen dapat terpenuhi. Kepuasan konsumen mampu membangun strategi defender dan strategi defender akan berhasil dijalankan jika kriteria kepuasan konsumen dapat tercapai. Prioritas alternatif kedua adalah strategi reactor. Strategi ini bila dikaitkan dengan kondisi Rumah Kedelai Grobogan adalah keadaan dimana belum ada unit usaha saingan yang mengolah kedelai lokal Varietas Grobogan. Hal ini menyebabkan pimpinan Rumah Kedelai Grobogan tidak begitu mempertimbangkan usaha untuk merespon lingkungan luar atau pesaing. Prioritas alternatif ketiga adalah strategi analyzer. Strategi analyzer dapat diterapkan ketika nantinya Rumah Kedelai Grobogan akan berinovasi menciptakan produk olahan lain yang menjadi unggulan tetapi dengan tetap berusaha mempertahankan pasar yang sudah dimiliki. Rumah Kedelai Grobogan akan membuka area pasar baru dengan inovasi produk baru, namun tetap mempertankan kestabilan pasar sebelumnya. Prioritas alternatif strategi terakhir adalah strategi prospector. Strategi ini tidak menjadi prioritas karena karakteristik utama dari strategi ini adalah berinovasi untuk menciptakan produk baru. Apabila strategi prospector ditempuh maka Rumah Kedelai Grobogan harus fokus pada inovasi produk baru yang mampu menjadi unggulan. Sementara kondisi usaha untuk saat ini adalah belum dapat dilakukan kegiatan penciptaan produk baru karena kegiatan ini membutuhkan sumber modal, sumber operasional, tempat produksi, dan sumber SDM. Strategi defender yang menjadi strategi prioritas utama saat ini memang sesuai untuk diterapkan. Penerapan strategi ini Rumah Kedelai Grobogan akan fokus pada kegiatan menyukseskan produk yang saat ini sudah ada sehingga berhasil di pasaran dan bahkan mampu diperluas area pemasaran. Setelah produk yang saat ini berhasil, baru kemudian dapat menerapkan alternatif strategi lainnya. Strategi defender dinilai cocok untuk mengembangkan unit usaha Rumah Tempe dalam jangka pendek (±1 tahun). Dikarenakan strategi yang didapatkan untuk penerapan jangka pendek maka perlu dilakukan analisis dan evaluasi secara berkala sehingga dapat disusun strategi pengembangan usaha yang sesuai dengan perkembangan keadaan dan dapat diterapkan untuk jangka panjang. Selain itu, juga perlu dilakukan analisis penentuan strategi prioritas untuk unit usaha lain yang ada di Rumah Kedelai Grobogan. Setiap unit usaha memiliki faktor dan instrumen peningkatan kinerja yang berbeda. Sehingga, prioritas pengembangan usahanya juga akan berbeda.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Terdapat 4 kriteria yang dianggap penting dalam pengembangan unit usaha Rumah Tempe di Rumah Kedelai Grobogan yaitu pengembangan produk baru, kualitas produk, kontinuitas ketersediaan produk dan kepuasan konsumen. Kriteria disusun dengan mempertimbangkan beberapa faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha. Faktor-faktor yang biasanya menjadi pertimbangan adalah
26
faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari aspek SDM, keuangan, produksi, pemasaran, serta teknologi. Sementara faktor eksternal terdiri dari kebijakan pemerintah, aspek sosial, budaya dan ekonomi, serta lingkungan. Berdasarkan penilaian responden, kriteria yang memiliki bobot tertinggi dalam strategi pengembangan usaha adalah kepuasan konsumen dengan nilai 0.3293 dan nilai CR 0.0070. Hasil penilaian strategi alternatif pengembangan usaha Rumah Kedelai Grobogan adalah strategi prospector (0.2203), strategi defender (0.2874), strategi analyzer (0.2238), dan strategi reactor (0.2685). Strategi defender adalah prioritas strategi utama dalam strategi pengembangan unit usaha Rumah Tempe di Rumah Kedelai Grobogan. Karakteristik utama strategi defender adalah lebih mengutamakan pada pencapaian kestabilan usaha. Strategi ini dapat dibangun dengan menciptakan kepuasan konsumen. Strategi defender yang menjadi strategi prioritas merupakan strategi yang tepat untuk mengembangkan unit usaha Rumah Tempe di Rumah Kedelai Grobogan. Penerapan strategi defender tidak membutuhkan tambahan sumberdaya, modal, dan SDM. Strategi defender cocok untuk mengembangkan Rumah Tempe karena unit ini telah memiliki konsumen tetap yang harus dipertahankan. Sementara unit usaha lain di Rumah Kedelai Grobogan memiliki strategi pengembangan usaha yang lain. Seperti unit seed center lebih cocok dikembangkan dengan strategi agresif agar bisa mendapatkan konsumen. Berbeda kondisinya jika menerapkan strategi prospector maka Rumah Kedelai Grobogan harus memiliki kesiapan dari segi sumberdaya, modal, dan SDM. Beberapa kegiatan yang dapat mendukung pelaksanaan strategi defender adalah dilaksanakannya sistem penjaminan kualitas produk seperti sertifikasi HACCP, sertifikasi GMP atau bahkan sertifikasi ISO untuk jangka panjangnya. Kegiatan lain yang dapat dilakukan adalah menciptakan produk yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Produk yang sesuai standar akan dapat meningkatkan kepuasan dan kepercayaan konsumen sehingga konsumen menjadi loyal terhadap produk dan pasar produk yang sudah ada dapat terus dipertahankan. Guna menjamin kualitas produk, maka perlu dilakukan proses Quality Control (QC) secara rutin dari mulai penyiapan bahan baku, proses produksi, proses penyimpanan, sampai pada proses distribusi hingga produk sampai pada konsumen. Strategi defender yang lebih fokus pada menjaga kestabilan usaha dapat didukung dengan kegiatan penguatan kerjasama dengan produsen bahan baku dan kelompok binaan karena tanpa adanya kerjasama yang baik dan kuat dapat berdampak pada terhentinya supplai bahan baku dan produk.
Saran Disarankan unit Rumah Kedelai Grobogan memiliki strategi pengembangan usaha yang efektif yaitu strategi yang lebih bersifat dinamis, sehingga perlu dilakukan evaluasi secara periodik untuk memperoleh alternatif strategi yang lebih baik. Evaluasi secara periodik dapat dilakukan dengan melibatkan pakar dari bidang terkait untuk memberikan masukan khususnya dinamika yang terjadi dalam lingkungan internal dan eksternal. Selain itu, perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk menghitung jangka waktu penerapan strategi defender untuk pengembangan unit usaha Rumah Tempe di Rumah Kedelai Grobogan atau dengan menentukan ciri-ciri strategi defender tidak
27
dapat diterapkan lagi sebagai strategi pengembangan unit usaha Rumah Tempe. Metode yang dilakukan dapat digunakan untuk menentukan strategi pengembangan unit usaha lain yang ada di Rumah Kedelai Grobogan.
DAFTAR PUSTAKA [Kementan] Kementerian Pertanian. 2015. Deskripsi Varietas Unggul Kedelai. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. Malang (ID): Balitkabi, Kementan [LIPI] Pusat Penelitian Bioteknologi. 2015. Kedelai Lokal Lebih Baik Dibanding Kedelai Impor. Pusat Penelitian Bioteknologi-Lipi. [Internet]. [diunduh 201608-27] Anoraga P. 2007. Pengantar Bisnis: Pengelolaan Bisnis dalam Era Globalisasi: Jakarta (ID): Rieneka Cipta Aydinoglu B. 2007. Innovation Strategy Measurement. Thesis. TU Delft. Badri S. 2011. Proses Keputusan dengan Metode AHP (Aplikasi Model untuk Mengembangkan Klaster Agroindustri Kelapa Sawit). Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi-Universitas Widya Dharma, Klaten. Ginting E, Antarlina S S, Widowati S. 2009. Varietas unggul kedelai untuk bahan baku industri pangan. Jurnal Litbang Pertanian 28:3. Huberman AM, dan Miles MB. 1994. Qualitative data analysis: An expanded sourcebook: Newbury Park. CA: Sage. . Mariano MJ, Villano R, Fleming E. 2012. Factor influencing farmers adoption of modern rice technologies and good management practices in the philipines. Journal Agricultural System 110: 41-53. Miles RE, dan Snow CC. 2003. Organizational Strategy, Structure, and Process. Stanford, California (US): Stanford University Press. Munizu M. 2010. Pengaruh faktor-faktor eksternal dan internal terhadap kinerja Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Sulawesi Selatan. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan 12(1):33-41 Saaty TL dan Vargas LG. 2012. Models, Methods, Concepts dan Applications of the Analytic Hierarchy Process. New York: Springer Science+Business Media Shen L, Muduli K, Barve A. 2015. Developing a sustainable development framework in the context of mining industries: AHP approach. Journal Elsevier Resource Placy 46:15-26
LAMPIRAN
29
Lampiran 1 Karakteristik Kedelai Lokal Varietas Grobogan Deskripsi Karakteristik Kedelai lokal Varietas Grobogan Dilepas tahun SK Mentan Asal Tipe pertumbuhan Warna hipokotil Warna daun Warna bulu batang Warna bunga Warna kulit biji Warna polong tua Warna hilum biji Bentuk daun Percabangan Umur berbunga Umur polong masak Tinggi tanaman Bobot biji Rata-rata hasil Potensi hasil Kandungan protein Kandungan lemak Daerah sebaran
Sifat lain
Pemulia Peneliti
Pengusul
: 2008 : 238/Kpts/SR.120/3/2008 : Pemurnian populasi lokal malabar Grobogan : determinit : ungu : hijau agak tua : coklat : ungu : kuning muda : coklat : coklat : lanceolate :: 30-32 hari : ± 76 hari : 50-60 cm : ± 18 g/100 biji : 2.77 ton/ha : 3.40 ton/ha : 43.9% : 18.4% : beradaptasi baik pada beberapa kondisi lingkungan tumbuh yang berbeda cukup besar, pada musim hujan dan daerah beririgasi baik : - Polong masak tidak mudah pecah dan - Pada saat panen daun luruh 95-100% saat panen >95% daunnya telah luruh : Suhartina, M. Muclish Adie : T. Adisarwanto, Sumarsono, Sunardi, Tjandramukti, Ali Muchtar, Sihono, SB. Purwanto, Siti Khawariyah, Murbantoro, Alrodi, Tino Vihara, Farid Mufhti, dan Suharno : Pemerintah Daerah Kabupaten Grobogan, BPSB Jawa Tengah, Pemerintah Daerah Prov. Jawa Tengah.
(Sumber: Kementan 2015)
30
Lampiran 2 Protokol wawancara dan kutipan hasil wawancara 1. Protokol wawancara keseluruhan Topik Jenis data Pertanyaan wawancara Rumah Kedelai Data 1. Sejarah umum berdirinya RKG Grobogan primer, 2. Sasaran dan tujuan utama RKG (visi dan misi) sekunder 3. Lokasi RKG dan letak kestrategisan lokasi 4. Struktur organisasi RKG saat ini 5. Jumlah karyawan di RKG dan latar belakang pendidikannya 6. Unit yang paling berpengaruh dalam perkembangan RKG 7. Program-program yang dijalankan di RKG 8. Cara menjaga hubungan dengan konsumen bagaimana 9. Pihak yang bekerjasama dengan RKG 10. Kegiatan operasional (input dan output) RKG 11. Mitra usaha RKG untuk promotion center 12. Dampak nyata berdirinya RKG untuk lingkungan masyarakat 13. Faktor paling penting dan berpengaruh dalam pengembangan RKG apa 14. Faktor yang menghambat dalam pengembangan usaha RKG 15. Faktor yang mendukung dalam pengembangan RKG 16. Event yang pernah diikuti oleh RKG (sebagai salah satu cara dalam mengkomersialkan RKG dan KVG) 17. Sumber pendanaan untuk operasional RKG Seed center Data 1. Konsep dari unit seed center primer 2. Pemasaran benih berlabel yang dihasilkan 3. Kriteria penting untuk pengembangan seed center 4. Sistem produksi yang dijalankan 5. Waktu produksi untuk menghasilkan benih bersertifikat 6. Peralatan yang ada sudah memenuhi standar atau belum 7. Keuntungan yang dihasilkan dari unit ini 8. Chanel usaha, key partner, key resourcesnya 9. Jumlah permintaan benih bersertifikat 10. Area pemasaran 11. Keunggulan benih bersertifikat dan yang tidak bersertifikat
31
Rumah tempe
Data primer
Learning center
Data primer
Promotion center
Data primer
Resto
Data primer
Analisis lingkungan internal
1. Jumlah permintaan tempe dan jumlah produksi setiap harinya 2. Berapa cost yang diperlukan untuk produksi tempe 3. Kendala apa yang sering dihadapi terkait bahan baku dan pemasaran 4. Terkait kualitas produk (sertifikasi halal, GMP, HACCP) 5. Market share yang tersedia 6. Kegiatan promosi ke masyarakat 1. Konsep dari unit ini 2. SDM arau pelatihnya seperti apa 3. Jenis-jenis pelatihan 1. Konsep dari unit ini 2. Kriteria produk olahan yang dapat dipasarkan 3. Keuntungan yang didapatkan 4. Faktor pengembang dan penghambat kemajuan usaha di promotion center 5. Konsumen segmen 1. Tujuan utama unit 2. Menu turunan kedelai yang menjadi favorit 3. Konsumen biasanya dari kalangan mana saja 4. Keuntungan yang ingin didapatkan dari unit 5. Kerjasama dengan pihak luar 6. Manajemen kualitas produk Faktor-faktor internal yang mempengaruhi pengembangan usaha RKG a. -
Manajemen SDM Sistem perekruitan karyawan di RKG Jenis karyawan yang di RKG Kriteria karyawan yang dibutuhkan dan dan dapat diterima oleh RKG - Sistem peningkatan skill karyawan dilakukan - Jumlah karyawan di RKG - Struktur organisasi di RKG b. Pemasaran Produk - Produk turunan KVG yang dihasilkan di RKG - Hal-hal yang menjadi keunggulan produk - Penjelasan produk yang dihasilkan dari KVG dari segi nilai gizi - Kualitas produk dapat dilihat dari sertifikasi Halal, HACCP, GMP Harga - Penetapan harga produk berdasarkan apa
32
-
Analisis lingkungan eksternal
Dengan harga yang ditetapkan sekarang (tempe higienis) mampukah produk itu bersaing dipasaran c. Tempat dan distribusi - Penetapan sistem distribusi produknya - Tempat pemasaran semua produk yang dihasilkan sampai saat ini d. Penelitian dan pengembangan - Kegiatan bagian R & D di RKG - Kerjasama yang dijalin dengan pengembang/peneliti - Pengembangan produk olahan KVG ditetapkan berdasarkan apa (faktor-faktor yang menjadi pertimbangan) Hal-hal dari luar yang mempengaruhi perkembangan usaha 1. Kekuatan ekonomi - Sumber keuangan untuk mendukung berjalannya usaha - Sistem perputaran uang yang dilakukan - Pengaruh usaha RKG dengan perekonomian masyarakat sekitar 2. Polhukam, pemerintah - Peran pemerintah dalam pengembangan usaha RKG - Program pemkab yang mampu mendukung pemakaian kedelai lokal dan mendukung perkembangan usaha RKG 3. Teknologi - Peralatan yang digunakan sudah modern atau belum ? - Teknologi informasi yang ada dan yang telah dimanfaatkan sampai saat ini seperti apa? 4. Lingkungan industri - Pesaing dari RKG - Ancaman dan kendala yang dihadapi dalam pengembangan RKG - Rintangan yang mungkin mampu menghambat pesaing untuk berkembang = segi ekonomi = biaya beralih pemasok = deferensiasi produk = akses ke saluran distribusi
33
2. Protokol wawancara untuk mendapatkan faktor dan kriteria pengembangan usaha Topik Informan wawancara Rumah Karyawan Tempe dan produksi Promotion Center
Pertanyaan
Pernyataan
1. Konsep utama yang diinginkan unit Rumah Tempe 2. Faktor-faktor penting yang berpengaruh untuk mengembangkan Rumah Tempe
“faktor penting agar tempe higienis berkembang adalah mempertahankan kualitas produk dengan terus meningkatkan penyeleksian bahan baku karena kualitas produk sesuai dengan bahan bakunya” “memuaskan konsumen konsumen juga diperlukan agar konsumen mau kembali lagi untuk membeli produk” “kegiatan distribusi harus diperluas agar konsumen meningkat”
Manajer RKG
Resto
Karyawan Resto
1. Yang diunggulkan dari tempe higienis 2. Faktor penting yang berpengaruh dan ingin dicapai
“kepuasan konsumen sangat penting untuk dicapai dan dapat dilihat dari penjualan produk. Jika produk berkualitas maka konsumen akan kembali lagi untuk membeli produk”
“beberapa produk yang ada di promotion center adalah hasil dari kelompok binaan, maka sangat perlu menjaga hubungan kerjasama yang baik dengan kelompok binaan sehingga produk dapat kontinu tersedia” 1. Faktor penting yang “memberikan pelayanan menjadi perhatian yang baik sehingga untuk menarik konsumen merasa puas dan konsumen konsumen akan kembali lagi”
34
“berupaya terus meningkatkan kekompakan karyawan agar dapat memberikan pelayanan yang baik”
Seed center
“terus menjaga kualitas produk yang dihasilkan terutama dari segi rasa karena dengan begitu lidah konsumen akan terpuaskan” Kabag 1. Kegiatan terpenting “memproduksi benih Pangan dan untuk unit ini kedelai yang Hortikultura 2. Faktor penting untuk bersertifikat/berlabel mempertahankan menjadi kegiatan utama. unit ini Selain itu juga mengelola JabalSim” “sebagai unit yang memproduksi benih, hal utama yang menjadi perhatian adalah menjaga kontak dengan kelompok tani binaan (penangkar) yang tergabung dalam JabalSim sehingga bahan baku benih selalu tersedia”
Strategi 1. Prospector (Prospektor)
Karakteristik 1. Masalah usaha: bagaimana menentukan lokasi dan mengeksploitasi produk baru dan peluang pasar Solusi: - Pengembangan domain secara berkelanjutan - Mengawasi perluasan kondisi lingkungan - Menciptakan perubahan dalam usaha - Pertumbuhan melalui produk dan pengembangan pasar - Pertumbuhan dapat terjadi karena adanya dorongan 2. Masalah teknis: bagaimana menjaga komitmen yang panjang pada satu teknologi inti Solusi: - Teknologi fleksibel - Teknologi multiple - Rendahnya tingkat mekanisasi, teknologi ada pada manusia
Lampiran 3 Klasifikasi alternatif strategi Tujuan Strategi ini bertujuan dalam adanya penciptaan atau inovasi produk baru atau pasar baru dan merupakan strategi yang paling agresif karena biasanya melibatkan program aktif untuk memperluas pasar baru dan merangsang peluan baru.
Instrumen 1. Pengembangan produk dengan menambah variasi jenis 2. Pengembangan produk dengan menambah variasi rasa 3. Pengembangan produk baru dari segi ukuran 4. Pengembangan pasar
Keterangan Strategi prospektor dapat digunakan ketika suatu usaha menitikberatkan pada produk unggulannya. Tempat usaha juga terus menerus berinovasi untuk menciptakan produkproduk baru yang unggul. Rumah Kedelai Grobogan (RKG) memiliki produk unggulan yang diolah dari kedelai lokal Grobogan (kedelai non-transgenik). Produk yang saat ini menjadi unggulan adalah tempe higienis dan turunannya. Strategi prospektor dapat cocok diterapkan jika memang RKG berfokus pada inovasi pengembangan produk turunan kedelai Grobogan, berkeinginan menjadi pioner. Salah satu hal yang harus dipenuhi untuk menerapkan strategi
35
2. Defenders (Bertahan)
Strategi
Karakteristik 3. Masalah administratif: bagaimana mengkoordinasi berbagai fasilitas dalam operasi Solusi: - Pemasaran dan penelitian dan pengembangan ahli - Koalisi yang dominan adalah yang luas, berbeda-beda dan sementara - Kecenderungan koalisi dominan tidak terlalu lama - Organisasi penampilan untuk melawan kompetitor yang penting - Mekanisasi koordinasi yang kompleks (Miles dan Snow 2003) 1. Masalah usaha: bagaimana menjual seluruh bagian dalam pasar untuk menciptakan kestabilan produk dan konsumen. Solusi: - Membatasi dan menstabilkan domain - Pemeliharaan domain secara agresif
Instrumen
Strategi bertujuan untuk 1. Sistem penjaminan mempertahankan kualitas kelangsungan usaha, 2. Penyeleksian bahan biasanya lebih fokus baku dan pengawasan pada segmen pasar produksi secara dengan berkala mempertahankan 3. Pemanfaatan sistem pangsa pasar yang stabil. quality control dalam proses
Tujuan
Strategi defender (bertahan) dipilih jika suatu usaha ingin mempertahankan pangsa pasar yang sudah dimiliki. RKG saat ini telah memiliki pasar khususnya seluruh rumah sakit di wilayah Grobogan. Pasar ini merupakan pasar yang
Keterangan ini adalah adanya SDM yang handal dan ahli (terutama dalam berinovasi mengembangkan kedelai lokal).
36
Strategi
Karakteristik - Kecenderungan mengabaikan pengembangan di luar domain - Berhati-hati dengan adanya penetrasi pasar - Beberapa pengembangan produk, tapi lebih cenderung untuk memperbaiki pelayanan 2. Masalah teknis: bagaimana memproduksi dan mendistribusi yang baik atau mengefisiensikan pelayanan. Solusi: - Efisiensi biaya untuk teknologi - Memiliki satu teknologi inti - Kecenderungan integrasi secara vertikal - Pengembangan teknologi secara berkelanjutan 3. Masalah administratif: bagaimana mengontrol organisasi untuk memastikan efisiensi. Solusi: - Koalisi yang dominan antara bagian produksi dan finansial
Tujuan
Instrumen 4. Meningkatkan kontrol atas distribusi 5. Perencanaan produksi yang tepat 6. Proses transaksi dengan pelanggan (langsung/delivery order)
Keterangan dapat dipertahankan dengan melihat kualitas produk yang ditawarkan adalah pangan yang aman. Penjaminan kualitas produk dapat digunakan sebagai upaya untuk mempertahankan lingkungan tetap stabil. Sebagai upaya untuk mengefisiensikan biaya maka dapat dilakukan dengan menyusun perencanaan produksi yang tepat.
37
3. Analyzer (analisa)
Strategi
Karakteristik Koalisi yang lama dengan pemilik usaha - Perencanaan adalah hal intensif, orientasi biaya, sebelum aksi - Kecenderungan fokus pada sturktur fungsional - Kontrol sistem informasi (Miles dan Snow 2003) 1. Masalah usaha: bagaimana melokasikan dan mengeksploitasi produk baru dan peluang pasar ketika secara simultan menjaga produk dan konsumen awal Solusi: - Mecampur domain yang stabil dan berubah-ubah - Pengawasan mekanis yang membatasi pemasaran - Pertumbuhan yang tetap melalui pentrasi pasar dan pengembangan produk baru 2. Masalah teknis: bagaimana mengefisiensikan bagian dari domain yang stabil dan berubah-ubah
-
Strategi analisa adalah strategi dengan upaya mempertahankan bisnis di saat ini dan menciptakan kesempatan pasar baru. Strategi analisa menyatukan antara strategi bertahan dan analisa
Tujuan
1. Meningkatkan kontrol atas distribusi 2. Perencanaan produksi yang tepat 3. Pengembangan pasar 4. Pengembangan produk baru dari segi rasa, variasi jenis dan ukuran
Instrumen
Strategi analyzer (analisa) diperoleh dengan menyatukan strategi prospektor dan strategi bertahan. Strategi analisa akan membantu RKG mampu mempertahankan pasar dan menciptakan pasar baru. Penciptaan pasar baru dapat dilakukan dengan mulai mengembangkan pasar ke area demografi baru. Mempertahankan pasar yang sudah dimiliki dapat dilakukan dengan meningkatkan kontrol atas distribusi. Peningkatan kontrol atas distribusi
Keterangan 38
Strategi
Karakteristik - Dual core technology (komponen stabil dan fleksibel) - Grup penelitian yang luas dan berpengaruh - Tingkatan moderat dari efisiensi teknis 3. Masalah administratif: bagaimana mendiferensiasikan struktur organisasi dan mengakomodasi area operasi yang dinamis dan stabil Solusi: - Pemasaran dan mengaplikasikan penelitian yang berpengaruh terhadap koalisi domain - Perencanaan yang intensif antara pemasaran dan produksi - Struktur kombinasi antara divisi fungsional dan grup produk - Kontrol sistem dengan pengembalian vertikal dan horisontal
Tujuan
Instrumen
Keterangan difokuskan dalam pelayanan pelanggan.
39
4. Reactor (reaktor)
Strategi
Karakteristik Koordinasi mekanis yang kompleks dan tinggi (Miles dan Snow 2003) Strategi reaktor merepresentasikan strategi sisa dalam organisasi ketika organisasi tidak dapat mengaplikasikan strategi yang stabil yaitu strategi prospektor, defender dan analyzer. Terdapat 3 ciri yang membuat organisasi berada strategi rekator. 1. Pimpinan manajemen tidak memiliki artikulasi yang jelas dalam strategi berorganisasi 2. Organisasi tidak memiliki bentuk struktur organisasi yang lengkap dan proses pemilihan strategi tidak tepat 3. Kecenderungan manajemen untuk mengawasi hubungan strategi-struktur organisasi yang terpisah dengan perubahan lingkungan (Miles dan Snow 2003)
-
Instrumen
Strategi ini bertujuan 1. Pengembangan pasar dalam meningkatkan 2. Pengembangan reaksi atas keadaan produk baru sesuai lingkungan eksternal dengan produk dengan lebih pesaing mementingkan efisiensi dan menekan biaya termasuk juga menekan sumberdaya manusia
Tujuan
Strategi reaktor sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Strategi ini biasanya muncul sebagai reaksi terhadap lingkungan sehingga sistem persaingannya kurang, dan cenderung berperan sebagai proses menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Strategi rekator juga berkaitan erat dengan menekan biaya dan SDM yang terbatas. Penekanan biaya dan SDM yang terbatas dapat dilakukan dengan dengan kegiatan distribusi produk sekaligus kegiatan pemasaran. Karyawan pendistribusi berperan pula sebagai pihak yang memasarkan produk melalui promosi.
Keterangan
40
41
Lampiran 4 Kuisinoer AHP
STRATEGI PENGEMBANGAN UNIT USAHA RUMAH TEMPE DI RUMAH KEDELAI GROBOGAN (RKG)
KUISIONER PENELITIAN SKRIPSI Oleh Hanik Atus Sangadah F34120019
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
42
No Responden................................ KUISIONER PENELITIAN I.
Umum Responden yang terhormat, Bersama ini saya mengharapkan kesediaan waktu anda untuk mengisi kuisioner sesuai dengan penilaian anda. Pertanyaan yang ada di kuisioner ini bertujuan untuk melengkapi data penelitian dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul: “Strategi Pengembangan Unit Usaha Rumah Tempe di Rumah Kedelai Grobogan (RKG)” Atas bantuan dan perhatiannya saya ucapkan terima kasih. II.
Identitas Responden Nama : Jenis kelamin : a. Laki-laki Usia : Jabatan/posisi : Pendidikan terakhir a. Tidak tamat SD b. SD c. SMP d. SMA
b. Perempuan
e. Diploma/akademik f. Sarjana g. Pascasarjana h. Doktor
III. Petunjuk Pengisian A. Umum 1. Isi kolom identitas yang ada pada bagian II 2. Berikan penilaian terhadap hierarki penentuan strategi pengembangan usaha 3. Penilaian dilakukan dengan membandingkan tingkat/peran komponen dalam satu level hierarki yang berkaitan dengan komponen sebelumnya 4. Penilaian dilakukan dengan mengisi tanda ceklist ( √ ) pada kolom yang tersedia B. Skala Penilaian Definisi nilai dari skala 1 sampai 9 yang digunakan adalah sebagai berikut: 1 : kedua kriteria sama penting 3 : kriteria kriteria A lebih penting dari kriteria B 5 : kriteria kriteria A jauh lebih penting dari kriteria B 7 : kriteria kriteria A sangat jelas lebih penting dari kriteria B 9 : kriteria kriteria A mutlak lebih penting dari kriteria B Contoh Pengisian penilaian kriteria untuk memilih pemasok yang efisien: Dalam proses memilih kriteria pemasok yang efisien maka perlu dilakukan penilaian terhadap kriteria pelayanan, pertumbuhan penjualan, kualitas produk.
43
Diisi bila kriteria A lebih penting dari kriteria B 9 7 5 9 7 5 3 √ √
Kriteria A
Pelayanan
Diisi bila sama penting 3
1
Diisi bila kriteria B lebih penting dari kriteria A 3 5 7 3 5 7 9
Kriteria B 9 Pertumbuhan penjualan
Pelayanan
√ √
Pertumbuhan penjualan
√ Kualitas produk Kualitas produk
Jika anda memberi tanda (√) pada skala 7 kriteria A, maka artinya pelayanan sangat jelas lebih penting dibandingkan dengan pertumbuhan penjualan pada kriteria B. Jika anda memberi tanda (√) pada skala 9 kriteria B, maka artinya kualitas produk mutlak lebih penting dari pelayanan. Jika anda memberi tanda (√) pada skala 1 kriteria A maka pertumbuhan penjualan sama pentingnya dengan kualitas produk. I.
Pengisian Kuisioner Penentuan bobot kriteria pengembangan usaha Rumah Kedelai Grobogan
Berilah tanda ( √ ) pada kolom skor yang paling sesuai terhadap penilaian tingkat kepentingan masing-masing kriteria pada tabel berikut:
Kriteria A
Diisi bila kriteria A lebih penting dari kriteria B 9 7 5 9 7 5 3
Diisi bila sama penting 3
1
Diisi bila kriteria B lebih penting dari kriteria A 3 5 7 3 5 7 9
Pengembangan produk baru
Kriteria B 9 Kualitas Produk Kontinuitas ketersediaan produk Kepuasan konsumen Kontinuitas ketersediaan produk Kepuasan konsumen
Pengembangan produk baru Pengembangan produk baru Kualitas produk Kualitas produk Kontinuitas ketersediaan produk
Kepuasan konsumen Tanda Tangan
(..............................................)
44 No Responden................................ KUISIONER PENELITIAN Umum Responden yang terhormat, Bersama ini saya mengharapkan kesediaan waktu anda untuk mengisi kuisioner sesuai dengan penilaian anda. Pertanyaan yang ada di kuisioner ini bertujuan untuk melengkapi data penelitian dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul: “Strategi Pengembangan Unit Usaha Rumah Tempe di Rumah Kedelai Grobogan (RKG)” Atas bantuan dan perhatiannya saya ucapkan terima kasih. I.
II.
Identitas Responden Nama : Jenis kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan Usia : Jabatan/posisi : Pendidikan terakhir a. Tidak tamat SD e. Diploma/akademik b. SD f. Sarjana c. SMP g. Pascasarjana h. Doktor d. SMA
III. Petunjuk Pengisian A. Umum 1. Isi kolom identitas yang ada pada bagian II 2. Berikan penilaian terhadap hierarki penentuan strategi pengembangan usaha 3. Penilaian dilakukan dengan membandingkan tingkat/peran komponen dalam satu level hierarki yang berkaitan dengan komponen sebelumnya 4. Penilaian dilakukan dengan mengisi tanda ceklist ( √ ) pada kolom yang tersedia B. Skala Penilaian Definisi nilai dari skala 1 sampai 9 yang digunakan adalah sebagai berikut: 1 : kedua kriteria sama penting 3 : kriteria kriteria A lebih penting dari kriteria B 5 : kriteria kriteria A jauh lebih penting dari kriteria B 7 : kriteria kriteria A sangat jelas lebih penting dari kriteria B 9 : kriteria kriteria A mutlak lebih penting dari kriteria B Contoh Pengisian penilaian alternati strategi untuk memilih pemasok yang efisien: Dalam proses memilih alternatif pemasok yang efisien maka perlu dilakukan penilaian terhadap alternatif Pemasok A, pemasok B, dan pemasok C.
45
Kriteria A
Pemasok A
Diisi bila kriteria A lebih penting dari kriteria B 9 7 5 9 7 5 3 √ √
Diisi bila sama penting 3
1
Kriteria B 9 Pemasok B
Pemasok A Pemasok B
Diisi bila kriteria B lebih penting dari kriteria A 3 5 7 3 5 7 9
√ √ √
√ Pemasok C Pemasok C
Jika anda memberi tanda (√) pada skala 7 kriteria A, maka artinya Pemasok A sangat jelas lebih penting dibandingkan dengan Pemasok B pada kriteria B. Jika anda memberi tanda (√) pada skala 9 kriteria B, maka artinya Pemasok C mutlak lebih penting dari Pemasok A. Jika anda memberi tanda (√) pada skala 1 kriteria A maka pemasok B sama pentingnya dengan pemasok C. IV. Pengisian Kuisioner Penentuan bobot alternatif strategi pengembangan usaha Rumah Kedelai Grobogan Alternatif strategi yang menjadi pilihan dalam pengembangan usaha Rumah Kedelai Grobogan terdiri dari 4 alternatif strategi yaitu: 1. Strategi prospektor yang merupakan strategi yang mengutamakan keberhasilan dalam berinovasi dengan karakteristik: menekankan pada inovasi, adanya kreativitas dalam menciptakan produk baru, keinginan menjadi pioneer, adanya staff ahli di bidangnya (SDM berkualitass, dan mencari pasar baru. Instrumen alternatif yang terdapat dalam strategi prospektor terdiri dari: a. Pengembangan produk dengan menambah variasi jenis b. Pengembangan produk dengan menambah variasi rasa c. Pengembangan produk baru dari segi ukuran d. Pengembangan pasar 2. Strategi defenders (bertahan) merupakan strategi yang mementingkan stabilitas pasar sebagai target dengan karakteristik: menekankan pada strategi stabilitas untuk mempertahankan kelangsungan hidup usaha, benar-benar memperhatikan inti bisnis, dan adanya perhatian pimpinan pada stabilitas jangka panjang. Instrumen alternatif yang ada dalam strategi defender adalah: a. Sistem penjaminan kualitas b. Penyeleksian bahan baku dan pengawasan produksi secara berkala c. Pemanfaatan sistem quality control dalam proses d. Perencanaan produksi yang tepat e. Penguatan kerjasama dengan kelompok binaan
46 f. Proses transaksi dengan pelanggan (langsung/delivery order) 3. Strategi analyzer (analisa) merupakan strategi yang menganalisis ide bisnis baru sebelum organisasi memasuk bisnis tersebut dan strategi ini memiliki karakteristik: strategi gabungan prospektor dan bertahan, tidak terlalu berani dalam mengambil resiko besar dalam berinovasi, dan tetap berusaha menciptakan keunggulan dalam menciptakan pelayanan pasar. Instrumen yang terdapat dalam strategi analisa adalah: a. Pengembangan produk baru dengan variasi jenis, rasa dan ukuran b. Perencanaan produksi yang tepat c. Pengembangan pasar d. Meningkatkan kontrol atas distribusi 4. Strategi reaktor merupakan strategi yang muncul sebagai reaksi terhadap perubahan lingkungan usaha dan memiliki karakteristik: terdapat tekanan dari lingkungan eksternal, mementingkan efisiensi, dan menekan biaya termasuk pada SDM. Instrumen dalam alternatif strategi reaktor ini adalah: a. Pengembangan produk baru sesuai produk baru pesaing b. Pengembangan pasar Berilah tanda ( √ ) pada kolom skor yang paling sesuai terhadap penilaian tingkat kepentingan masing-masing alternatif pada tabel berikut:
47 a. Dalam upaya untuk mencapai kriteria pengembangan produk baru maka prioritas alternatif strateginya adalah:
Kriteria A
Strategi prospector (mengutamakan keberhasilan berinovasi) Strategi prospector (mengutamakan keberhasilan berinovasi) Strategi prospector (mengutamakan keberhasilan berinovasi) Strategi defender (mementingkan stabilitas pasar) Strategi defender (mementingkan stabilitas pasar) Strategi analyzer (menganalisis ide bisnis baru dan gabungan antara prospektor & defender)
Diisi bila kriteria A lebih penting dari kriteria B 9 7 7 9 7 5 3
Diisi bila sama penting 3
1
Diisi bila kriteria B lebih penting dari kriteria A 3 5 7 3 5 7 9
Kriteria B 9 Strategi defender (mementingkan stabilitas pasar) Strategi analyzer (menganalisis ide bisnis baru dan gabungan antara prospektor & defender) Strategi reactor (reaksi terhadap perubahan lingkungan eksternal) Strategi analyzer (menganalisis ide bisnis baru dan gabungan antara prospektor & defender) Strategi reactor (reaksi terhadap perubahan lingkungan eksternal) Strategi reactor (reaksi terhadap perubahan lingkungan eksternal)
48 b. Dalam upaya untuk mencapai kriteria kualitas produk maka prioritas alternatif strateginya adalah:
Kriteria A
Strategi prospector (mengutamakan keberhasilan berinovasi) Strategi prospector (mengutamakan keberhasilan berinovasi) Strategi prospector (mengutamakan keberhasilan berinovasi) Strategi defender (mementingkan stabilitas pasar) Strategi defender (mementingkan stabilitas pasar) Strategi analyzer (menganalisis ide bisnis baru dan gabungan antara prospektor & defender)
Diisi bila kriteria A lebih penting dari kriteria B 9 7 7 9 7 5 3
Diisi bila sama penting 3
1
Diisi bila kriteria B lebih penting dari kriteria A 3 5 7 3 5 7 9
Kriteria B 9 Strategi defender (mementingkan stabilitas pasar) Strategi analyzer (menganalisis ide bisnis baru dan gabungan antara prospektor & defender) Strategi reactor (reaksi terhadap perubahan lingkungan eksternal) Strategi analyzer (menganalisis ide bisnis baru dan gabungan antara prospektor & defender) Strategi reactor (reaksi terhadap perubahan lingkungan eksternal) Strategi reactor (reaksi terhadap perubahan lingkungan eksternal)
49 c. Dalam upaya untuk mencapai kriteria kontinuitas ketersediaan produk maka prioritas alternatif strateginya adalah:
Kriteria A
Strategi prospector (mengutamakan keberhasilan berinovasi) Strategi prospector (mengutamakan keberhasilan berinovasi) Strategi prospector (mengutamakan keberhasilan berinovasi) Strategi defender (mementingkan stabilitas pasar) Strategi defender (mementingkan stabilitas pasar) Strategi analyzer (menganalisis ide bisnis baru dan gabungan antara prospektor & defender)
Diisi bila kriteria A lebih penting dari kriteria B 9 7 7 9 7 5 3
Diisi bila sama penting 3
1
Diisi bila kriteria B lebih penting dari kriteria A 3 5 7 3 5 7 9
Kriteria B 9 Strategi defender (mementingkan stabilitas pasar) Strategi analyzer (menganalisis ide bisnis baru dan gabungan antara prospektor & defender) Strategi reactor (reaksi terhadap perubahan lingkungan eksternal) Strategi analyzer (menganalisis ide bisnis baru dan gabungan antara prospektor & defender) Strategi reactor (reaksi terhadap perubahan lingkungan eksternal) Strategi reactor (reaksi terhadap perubahan lingkungan eksternal)
50 d. Dalam upaya untuk mencapai kriteria kepuasan konsumen maka prioritas alternatif strateginya adalah:
Kriteria A
Diisi bila kriteria A lebih penting dari kriteria B 9 7 7 9 7 5 3
Diisi bila sama penting 3
1
Diisi bila kriteria B lebih penting dari kriteria A 3 5 7 3 5 7 9
Strategi prospector (mengutamakan keberhasilan berinovasi)
Kriteria B 9 Strategi defender (mementingkan stabilitas pasar) Strategi analyzer (menganalisis ide bisnis baru dan gabungan antara prospektor & defender) Strategi reactor (reaksi terhadap perubahan lingkungan eksternal) Strategi analyzer (menganalisis ide bisnis baru dan gabungan antara prospektor & defender) Strategi reactor (reaksi terhadap perubahan lingkungan eksternal)
Strategi prospector (mengutamakan keberhasilan berinovasi) Strategi prospector (mengutamakan keberhasilan berinovasi) Strategi defender (mementingkan stabilitas pasar) Strategi defender (mementingkan stabilitas pasar) Strategi analyzer (menganalisis ide bisnis baru dan gabungan antara prospektor & defender)
Strategi reactor (reaksi terhadap perubahan lingkungan eksternal)
Tanda Tangan
(...............................................)
51 Lampiran 5 Hasil perhitungan pembobotan kriteria dan alternatif Pengolahan Horisontal Tahapan pengolahan ditunjukkan pada persamaan: 1. Perkalian baris (Z) m
Zi = Gij m aij (k ) k 1
2. Perhitungan eigen vektor (VP) m
n
VP1
aij (k ) k 1
n
m
n
i
aij (k ) k 1
3. Perhitungan nilai Eigen maksimum (λmaks)
VA (aij ) xVP , dengan VA= (va) VB
VA , dengan VB=(vbi) VP
maks
1 n Vb1, untuk i= 1, 2, 3,.....,n n i 1
4. Perhitungan indeks konsistensi CI
maks n n 1
5. Perhitungan Rasio Konsistensi (CR) CR
CI RI
Keterangan: RI adalah indeks acak Tabel Matrik nilai indek acak (RI) Orde (n) RI
1 0.00
2 0.00
3 0.58
4 0.90
5 1.12
6 1.24
7 1.32
Orde (n)
9
10
11
12
13
14
15
RI
1.45
1.49
1.51
1.54
1.56
1.57
1.59
8 1.41
52
Pengolahan Vertikal Pengolahan vertikal digunakan untuk menyusun prioritas pengaruh setiap elemen pada tingkat hirarki keputusan tertentu terhadap sasaran utama (ultimate goal). Jika CVij didefinisikan sebagai nilai prioritas pengaruh elemen ke-j pada tingkat ke-i terhadap sasaran utama, maka: s
CVij CH ij (i , j 1) VWt (i 1) x
t 1
Untuk: i = 1, 2, 3, ..........,p j = 1, 2, 3, ...........,r t = 1, 2, 3, ............,s keterangan: s
CH t 1
VWt (i 1) p r s
x ij ( i , j 1)
= nilai prioritas pengaruh elemen ke-j pada tingkat ke-i terhadap elemen ke-t pada tingkat diatasnya (i-j), yang diperoleh dari hasil pengolahan horisontal = nilai prioritas pengaruh elemen ke-t pada tingkat ke-(j-1) terhadap sasaran utama, yang diperoleh dari hasil pengolahan vertikal = jumlah tingkat hirarki keputusan = jumlah elemen yang ada pada tingkat ke-i = jumlah elemen yang ada pada tingkat ke (i-1)
Sumber: Badri (2011)
53 1. Hasil pembobotan kriteria Hasil pembobotan kriteria Kasie PPH
Kriteria K1 K2 K1 1.0000 0.3333 K2 3.0000 1.0000 K3 3.0000 1.0000 K4 3.0000 3.0000 Jumlah 10.0000 5.3333 Principal eigen value (λmax) Consistency index (CI) Consistency ratio (CR)
K3 0.3333 1.0000 1.0000 1.0000 3.3333
K4 0.3333 0.3333 1.0000 1.0000 2.6667
Eigen vektor 0.0969 0.2281 0.2906 0.3844 1.0000 4.1792 0.0597 0.0664
Hasil pembobotan kriteria manajer RKG
Kriteria K1 K2 K1 1.0000 1.0000 K2 1.0000 1.0000 K3 1.0000 1.0000 K4 1.0000 1.0000 Jumlah 4.0000 4.0000 Principal eigen value (λmax) Consistency index (CI) Consistency ratio (CR)
K3 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 4.0000
K4 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 4.0000
Eigen vektor 0.2500 0.2500 0.2500 0.2500 1.0000 4.0000 0.0000 0.0000
Hasil pembobotan kriteria bagian Pangan dan Hortikultura
Kriteria K1 K2 K1 1.0000 0.1111 K2 9.0000 1.0000 K3 7.0000 1.0000 K4 9.0000 1.0000 Jumlah 26.0000 3.1111 Principal eigen value (λmax) Consistency index (CI) Consistency ratio (CR)
K3 0.1429 1.0000 1.0000 1.0000 3.1429
K4 0.1111 1.0000 1.0000 1.0000 3.1111
Eigen vektor 0.0388 0.3268 0.3076 0.3268 1.0000 4.0098 0.0033 0.0036
54
Hasil pembobotan kriteria gabungan pakar Kriteria K1 K2 K1 1.0000 0.3333 K2 3.0000 1.0000 K3 2.7589 1.0000 K4 3.0000 1.4422 Jumlah 9.7589 3.7756 Principal eigen value (λmax) Consistency index (CI) Consistency ratio (CR)
K3 0.3625 1.0000 1.0000 1.0000 3.3625
K4 0.3333 0.6934 1.0000 1.0000 3.0267
Eigen vektor 0.1022 0.2747 0.2938 0.3293 1.0000 4.0189 0.0063 0.0070
2. Hasil pembobotan alternatif terhadap kriteria 1 (pengembangan produk baru) Hasil pembobotan alternatif Kasie PPH Alternatif A1 A1 1.0000 A2 1.0000 A3 1.0000 A4 1.0000 Jumlah 4.0000 Principal eigen value (λmax) Consistency index (CI) Consistency ratio (CR)
A2 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 4.0000
A3 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 4.0000
A4 Eigen vektor 1.0000 0.2500 1.0000 0.2500 1.0000 0.2500 1.0000 0.2500 4.0000 1.0000 4.0000 0.0000 0.0000
Hasil pembobotan alternatif manajer RKG Alternatif A1 A2 A1 1.0000 1.0000 A2 1.0000 1.0000 A3 1.0000 1.0000 A4 1.0000 1.0000 Jumlah 4.0000 4.0000 Principal eigen value (λmax) Consistency index (CI) Consistency ratio (CR)
A3 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 4.0000
A4 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 4.0000
Eigen vektor 0.2500 0.2500 0.2500 0.2500 1.0000 4.0000 0.0000 0.0000
55 Hasil pembobotan alternatif bagian Pangan dan Hortikultura Alternatif A1 A2 A1 1.0000 3.0000 A2 0.3333 1.0000 A3 1.0000 3.0000 A4 0.3333 1.0000 Jumlah 2.6667 8.0000 Principal eigen value (λmax) Consistency index (CI) Consistency ratio (CR)
A3 1.0000 0.3333 1.0000 1.0000 3.3333
A4 3.0000 1.0000 1.0000 1.0000 6.0000
Eigen vektor 0.3875 0.1292 0.3042 0.1792 1.0000 4.1556 0.0519 0.0576
Hasil pembobotan alternatif gabungan pakar Alternatif A1 A2 A1 1.0000 1.4422 A2 0.6934 1.0000 A3 1.0000 1.4422 A4 0.6934 1.0000 Jumlah 3.3867 4.8845 Principal eigen value (λmax) Consistency index (CI) Consistency ratio (CR)
A3 1.0000 0.6934 1.0000 1.0000 3.6934
A4 1.4422 1.0000 1.0000 1.0000 4.4422
Eigen vektor 0.2965 0.2056 0.2716 0.2263 1.0000 4.0168 0.0056 0.0062
3. Hasil pembobotan alternatif terhadap kriteria 2 (kualitas produk) Hasil pembobotan alternatif Kasie PPH Alternatif A1 A2 A1 1.0000 1.0000 A2 1.0000 1.0000 A3 1.0000 1.0000 A4 1.0000 1.0000 Jumlah 4.0000 4.0000 Principal eigen value (λmax) Consistency index (CI) Consistency ratio (CR)
A3 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 4.0000
A4 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 4.0000
Eigen vektor 0.2500 0.2500 0.2500 0.2500 1.0000 4.0000 0.0000 0.0000
56 Hasil pembobotan alternatif manajer RKG Alternatif A1 A1 1.0000 A2 1.0000 A3 1.0000 A4 1.0000 Jumlah 4.0000 Principal eigen value (λmax) Consistency index (CI) Consistency ratio (CR)
A2 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 4.0000
A3 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 4.0000
A4 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 4.0000
Eigen vektor 0.2500 0.2500 0.2500 0.2500 1.0000 4.0000 0.0000 0.0000
Hasil pembobotan alternatif bagian Pangan dan Hortikultura Alternatif A1 A1 1.0000 A2 3.0000 A3 1.0000 A4 1.0000 Jumlah 6.0000 Principal eigen value (λmax) Consistency index (CI) Consistency ratio (CR)
A2 0.3333 1.0000 0.3333 1.0000 2.6667
A3 1.0000 3.0000 1.0000 1.0000 6.0000
A4 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 4.0000
Eigen vektor 0.1771 0.4063 0.1771 0.2396 1.0000 4.1667 0.0556 0.0617
Hasil pembobotan alternatif gabungan pakar Alternatif A1 A1 1.0000 A2 1.4422 A3 1.0000 A4 1.0000 Jumlah 4.4422 Principal eigen value (λmax) Consistency index (CI) Consistency ratio (CR)
A2 0.6934 1.0000 0.6934 1.0000 3.3867
A3 1.0000 1.4422 1.0000 1.0000 4.4422
A4 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 4.0000
Eigen vektor 0.2262 0.2987 0.2262 0.2489 1.0000 4.0170 0.0057 0.0063
57 4. Hasil pembobotan alternatif terhadap kriteria 3 (kontinuitas ketersediaan produk) Hasil pembobotan alternatif Kasie PPH Alternatif A1 A1 1.0000 A2 1.0000 A3 1.0000 A4 1.0000 Jumlah 4.0000 Principal eigen value (λmax) Consistency index (CI) Consistency ratio (CR)
A2 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 4.0000
A3 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 4.0000
A4 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 4.0000
Eigen vektor 0.2500 0.2500 0.2500 0.2500 1.0000 4.0000 0.0000 0.0000
Hasil pembobotan alternatif manajer RKG Alternatif A1 A1 1.0000 A2 1.0000 A3 1.0000 A4 1.0000 Jumlah 4.0000 Principal eigen value (λmax) Consistency index (CI) Consistency ratio (CR)
A2 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 4.0000
A3 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 4.0000
A4 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 4.0000
Eigen vektor 0.2500 0.2500 0.2500 0.2500 1.0000 4.0000 0.0000 0.0000
Hasil pembobotan alternatif bagian Pangan dan Hortikultura Alternatif A1 A1 1.0000 A2 3.0000 A3 1.0000 A4 3.0000 Jumlah 8.0000 Principal eigen value (λmax) Consistency index (CI) Consistency ratio (CR)
A2 0.3333 1.0000 0.3333 1.0000 2.6667
A3 1.0000 3.0000 1.0000 1.0000 6.0000
A4 0.3333 1.0000 1.0000 1.0000 3.3333
Eigen vektor 0.1292 0.3875 0.1792 0.3042 1.0000 4.1556 0.0519 0.0576
58 Hasil pembobotan alternatif gabungan pakar Alternatif A1 A1 1.0000 A2 1.4422 A3 1.0000 A4 1.4422 Jumlah 4.8845 Principal eigen value (λmax) Consistency index (CI) Consistency ratio (CR)
A2 0.6934 1.0000 0.6934 1.0000 3.3867
A3 1.0000 1.4422 1.0000 1.0000 4.4422
A4 0.6934 1.0000 1.0000 1.0000 3.6934
Eigen vektor 0.2056 0.2965 0.2263 0.2716 1.0000 4.0168 0.0056 0.0062
5. Hasil pembobotan alternatif terhadap kriteria 4 (kepuasan konsumen) Hasil pembobotan alternatif Kasie PPH Alternatif A1 A1 1.0000 A2 1.0000 A3 1.0000 A4 1.0000 Jumlah 4.0000 Principal eigen value (λmax) Consistency index (CI) Consistency ratio (CR)
A2 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 4.0000
A3 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 4.0000
A4 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 4.0000
Eigen vektor 0.2500 0.2500 0.2500 0.2500 1.0000 4.0000 0.0000 0.0000
Hasil pembobotan alternatif manajer RKG Alternatif A1 A1 1.0000 A2 1.0000 A3 1.0000 A4 1.0000 Jumlah 4.0000 Principal eigen value (λmax) Consistency index (CI) Consistency ratio (CR)
A2 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 4.0000
A3 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 4.0000
A4 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 4.0000
Eigen vektor 0.2500 0.2500 0.2500 0.2500 1.0000 4.0000 0.0000 0.0000
59 Hasil pembobotan alternatif bagian Pangan dan Hortikultura Alternatif A1 A2 A1 1.0000 0.3333 A2 3.0000 1.0000 A3 1.0000 0.3333 A4 3.0000 1.0000 Jumlah 8.0000 2.6667 Principal eigen value (λmax) Consistency index (CI) Consistency ratio (CR)
A3 1.0000 3.0000 1.0000 3.0000 8.0000
A4 0.3333 1.0000 0.3333 1.0000 2.6667
Eigen vektor 0.1250 0.3750 0.1250 0.3750 1.0000 4.0000 0.0000 0.0000
Hasil pembobotan alternatif gabungan pakar
Alternatif A1 A1 1.0000 A2 1.4422 A3 1.0000 A4 1.4422 Jumlah 4.8845 Principal eigen value (λmax) Consistency index (CI) Consistency ratio (CR)
A2 0.6934 1.0000 0.6934 1.0000 3.3867
A3 1.0000 1.4422 1.0000 1.4422 4.8845
A4 0.6934 1.0000 0.6934 1.0000 3.3867
Eigen vektor 0.2047 0.2953 0.2047 0.2953 1.0000 4.0000 0.0000 0.0000
6. Hasil pembobotan alternatif keseluruhan Alternatif Strategi prospector Strategi defender Strategi analyzer Strategi reactor
Bobot 0.2203 0.2874 0.2238 0.2685
Peringkat 4 1 3 2
60
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Grobogan pada tanggal 03 Februari 1994 dari pasangan Bapak Saudi dan Ibu Ngatinem. Penulis adalah putri pertama dari dua bersaudara. Pendidikan formal penulis dimulai dari Taman Kanak-kanak Pertiwi II Tanjungrejo tahun 1998-2000, SD N 03 Tanjungrejo tahun 2000-2006, SMP N 1 Wirosari tahun 2006-2009, dan SMA N 1 Purwodadi tahun 2009-2012. Tahun 2012 lulus dari SMA N 1 Purwodadi dan diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) jurusan Teknologi Industri Pertanian (TIN), Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) melalui jalur SNMPTN undangan. Sementara pendidikan non-formal yang pernah ditempuh oleh penulis adalah TPQ Miftakhul ‘Ulum Tanjungrejo tahun 1998-2000, MI Miftakhul ‘Ulum Tanjungrejo tahun 2000-2006, dan MTS Miftakhul ‘Ulum Tanjungrejo tahun 2006-2008. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif bergabung dalam beberapa organisasi yaitu BEM Fateta kabinet keluarga Filantropi departemen Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa pada tahun 2013/2014 dan klub asrama Mega Entrepreneurship pada tahun 2012/2013. Penulis juga aktif menjadi panitia beberapa kegiatan tingkat departemen dan fakultas. Kepanitianan yang pernah diikuti adalah Red’s Cup 2013, RAF (Red Agricultural Festival) 2013, MPF Fateta 2014 divisi kesekretariatan, dan Agrondustrial Fair 2014 divisi Sponsorship. Penulis juga pernah mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang karsa cipta dan lolos didanai Dikti namun belum berkesempatan maju ke PIMNAS XXVIII. Bulan Juni-Agustus 2015 penulis melaksanakan kegiatan Praktik Lapang di PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk unit Grobogan dengan judul ‘Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Pakan Ternak Bentuk Crumble dan Pellet’.