STRATEGI PENGEMBANGAN DOSEN UNTUK MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASIA TENGGARA: STUDI KASUS
John Tampil Purba Program MM, STIE Pengembangan Bisnis dan Manajemen, Jakarta email:
[email protected]
Abstrak – Dengan hadirnya ASEAN Economic Community pada tahun depan 2015, akan sangat mempengaruhi aspek kehidupan ekonomi semua negara aggotanya termasuk Indonesia. Arus perdagangan komoditi antar negara akan semakin tak dapat dibendung kerena aturan yang telah disepakati. Kesiapan sumber daya manusia menjadi hal yang sangat penting dalam kancah persaingan tersebut baik sektor ekonomi, bisnis, publik hingga pendidikan tinggi. Maka kesiapan dosen harus menjadi prioritas bagi setiap institusinya masing-masing agar dapat menghasilkan peserta didik yang handal untuk mengahadapi persaingan yang semakin ketat, sekaligus memperkuat daya saing institusinya. Paper ini menyampaikan strategi pengembangan dosen di perguruan tinggi. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif dengan teknik random sampling, menggunakan kuessioner pada 266 responden dan diolah dengan menggunakan SPSS dengan analisa faktor. Dari hasil pengolahan diperoleh nilai KMO 0,924 dengan total variance explained 67,935. Tiga komponen variabel yang diteliti, dimana komponen pertama terdiri dari variabel mengembangkan komunikasi dua arah, hingga evaluasi. Untuk komponen kedua terdiri dari metode, proses pembelajaran, personaliti, disiplin dan evaluasi. Komponen ketiga terdiri dari proses perkuliahan yang variatif dan ketepatan waktu di kelas. Dari hasil tersebut dibuat strategi pengembangan dosen secara gradual dan berkesinambungan dimulai dari komponen tiga ke komponen dua dan terakhir pada komponen pertama. Untuk hal tersebut diperlukan strategi dalam pengembangan sumber daya dimaksud untuk penguatan daya saing institusi dalam mengahadapi kompetisi masyarakat ekonomi Asia Tenggara. Kata kunci : strategi, pengembangan, dosen, masyarakat ekonomi, asia tenggara.
I. PENDAHULUAN Peranan dosen merupakan faktor utama dalam proses belajar mengajar di perguruan tinggi. Dalam hal pengembangan karir seorang dosen sebagai pendidik professional dan ilmuan pada perguruan tinggi, maka dosen yang bersangkutan harus menjalankan unsur utama yaitu Tridarma Perguruan Tinggi yaitu; pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, hal ini telah diatur sesuai ketentuan undang-undang guru dan dosen (UU no. 14 2005) yang berlaku secara nasional. Dengan demikian pentingnya pengembangan karier dosen ini tidak sedikit perguruan tinggi dan pemerintah menghabiskan anggaran untuk biaya yang cukup besar untuk peningkatan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, biaya penelitian, seminar nasional dan internasional, biaya publikasi ilmiah, baik nasional maupun internasional. Sehingga akreditasi dari program studi sebagai home base dosen tersebut menjadi semakin meningkat dan mempunyai reputasi yang baik dimata masyarakat. Dengan reputasi yang semakin baik banyak universitas di wilayah negeri ini dan internasional menjadi terkenal karena kemampuan para dosennya yang bekerja melaksanakan tugas-tugasnya dengan konsisten dan baik.
terdapat pada gambar dibawah ini.
Gambar 1: Alur Pendidikan bermutu
Pada gambar 1 ini menjelaskan bahwa dosen bermutu harus ditunjang dengan penghasilan yang cukup dari pekerjaannya sebagai dosen, sehingga dapat bekerja dengan baik maka kegiatan belajar mengajar akan berjalan baik, juga tridarma lainnya dengan demikian terciptalah pendidikan bermutu. Purba, John T(2002), alur pengembangan dosen pada perguruan tinggi sebagaimana terdapat pada gambar berikut:
II. LANDASAN TEORI Persaingan antar institusi perguruan tinggi di wilayah masyarakat ekonomi ASEAN semakin ketat. Institusi tersebut melakukan investasi yang cukup besar terhadap infrastruktur terutama untuk para dosennya, sehingga institusi mereka menjadi sangat terkenal kerena reputasinya. Zain (2011), karena untuk menjalan-kan program pendidikan yang baik diperlukan para dosen yang juga bermutu baik. Dengan memiliki dosen-dosen yang baik dan bermutu tinggi, perguruan tinggi dapat merumuskan program serta kurikulum yang termodern untuk menjamin lahirnya lulusan-lulusan yang berprestasi dan berkualitas istimewa. Oleh sebab itu pengembangan dosen harus dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan agar tercipta lulusan bermutu yang sesuai dengan tuntutan pasar. Suharto (2011) dosen merupakan komponen penting dalam pendidikan tinggi, apapun kebijakan peningkatan mutu pendidikan yang dirancang pada akhirnya dosen yang melaksanakan dalam proses belajar mengajar (PBM). Mutu PBM tergantung dari kompetensi dan komitmen dosen itu sendiri. Profesionalisme menghendaki sifat kesempurnaan hasil (perfect result), sehingga diperlukan semangat selalu mencari peningkatan mutu, memerlukan kesungguhan dan ketelitian kerja yang hanya dapat diperoleh melalui pengalaman dan kebiasaan. Selain itu, juga memerlukan integritas tinggi, kebulatan fikiran dan perbuatan sehingga terjaga efektivitas kerja yang tinggi. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud RI telah memberikan petunjuk tentang alur pengembangan sumber daya dosen sebagaimana
Gambar 2. Mekanisme Pengembangan dosen sumber: Disertasi John Tampil Purba(2002)
Pada umumnya beberapa perihal pengembangan dosen; akademis, pengajaran, professionalisme dan research capability. Dari beberapa hal dari mekanisme pengembangan dosen sesuai pada gambar diatas pada paper ini penulis hanya membahas tentang pengembangan pengajaran yang dilakukan pada proses kegiatan belajar mengajar(KBM). Berkaitan dengan mekanisme pengembangan dosen pada gambar tersebut hal itu sejalan dengan apa yang dituangkan dalam undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen sebagaimana yang telah diundangkan oleh pemerintah, sesuai yang dikutip oleh Sujarwo (2006) disebutkan bahwa kompetensi dosen meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi, pelatihan, dan pengalaman profesional. 1) Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan pengelolaan peserta didik yang meliputi:a) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; b) pemahaman terhadap peserta didik;c) pengembangan kurikulum/silabus; d) perancangan
pembelajaran; e) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; f) evaluasi hasil belajar; dan g) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 2) Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan kepribadian yang: a) mantap, b) stabil, c) dewasa, d) arif dan bijaksana, e) berwibawa, d) berakhlak mulia, e) menjadi teladan bagi peserta didik dan asyarakat, f) mengevaluasi kinerja sendiri; dan g) mengembangkan diri secara berkelanjutan. 3) Kompetensi sosial merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk: a) berkomunikasi lisan dan tulisan, b) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional, c) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik; dan d) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar. 4) Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: a) konsep, struktur, dan metoda keilmuan /teknologi/seni yang menaungi/ koheren dengan materi ajar; b) materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; c) hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; d) penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan e) kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional. Untuk dapat berkompetisi program pengembangan sumber daya dosen memer-lukan komitmen investasi yang besar serta berkesi-nambungan seperti dikutip oleh Purba, John T.(2014) dari pendapat Hanafiah, A.(2011), bahwa pendidikan ditandai dengan investasi terhadap sumberdaya manusia. Sebab dengan pendidikanlah memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap pembangunan sosial dan kehidupan ekonomi, ditandai dengan ilmu pengetahuan, keahlian, perilaku, serta produktivitas. Menurut para ahli ekonomi mengatakan bahwa di dunia ini pendidikanlah membuat sesuatunya efisien sehingga dapat berkompetisi. III. Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan kuesioner dengan sampel purposive sampling serta dilanjutkan dengan analisa kuantitatif. Variabelnya terdiri dari 3 yaitu; a. Metode & Proses Pembelajaran, b. Personality & Disiplin, dan c. Evaluasi. Pada Variable pertama terdiri dari sebelas (11) indikator, variabel kedua terdiri dari enam (6) indikator, sedangkan variable ke tiga terdiri dari lima (5) indikator. Total seluruh indikator adalah 22. Sebagai responden adalah mahasiswa yang mengambil mata kuliah pada semester ganjil tahun 2013/2014. Pengolahan data menggunakan program SPSS untuk analisis faktor dan microsoft excel. IV. PEMBAHASAN Dari data yang telah terkumpul, peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas. Tujuan dari pengujian ini untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari hasil kuesioner yang telah
memenuhi tingkat validitas dan reliabilitas yang disyaratkan. Hasil pengujian terhadap validitas yang menggunakan korelasi Pearson sedangkan uji reliabilitas menggunakan koefisien cronbach, dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 1. Tabel-1 Uji validitas dan reliabilitas untuk penilaian kinerja
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Pada tabel-1 terlihat bahwa nilai korelasi Pearson untuk masing-masing indikator signifikan pada level 0,01. Dengan demikian data yang diperoleh dari kuesioner adalah valid. Nilai koefisien Cronbach untuk setiap kelompok indikator atau variabel, telah lebih besar dari 0,6, sehingga dapat dikatakan hasil dari kuesioner adalah reliabel. Analisa Faktor Sebelum dilakukan analisa faktor, terlebih dahulu dilakukan analisa terhadap nilai rata-rata untuk setiap variabel. Untuk variabel-variabel dalam kelompok metode dan proses pembelajaran nilai rata-ratanya adalah sebesar 3,29 (lihat pada tabel2). Perbedaan nilai setiap indikator terhadap nilai rata-ratanya cukup kecil. Tabel - 2 Nilai rata-rata Metode dan Proses pembelajaran
Var
X1
X2
X3
X4 X5
Metode dan Proses Pembelajaran Dosen menyampaikan silabi pada tatap muka pertama Dosen menyampaikan materi sesuai silabi/ GBPP/SAP Dosen menyajikan materi kuliah istematis dan mengerti Dosen memberikan contoh-contoh yang relevan dengan materi Dosen mengembangkan komunikasi dua arah
Mea n per varia -ble
Mea n
Different
3,37
3,29
0,08
3,36
3,29
0,07
3,11
3,29
(0,18)
3,29
3,29
0,00
3,42
3,29
0,13
X6
X7
X8
X9
X10
X11
dengan mahasiswa Dosen endorong serta memberi waktu untuk bertanya Dosen memberi-kan jawaban yang jelas dan tepat pada pertanyaan Dosen memberi respon positif terhadap setiap jawaban maha-siswa atas perta-nyaan dosen. Dosen memberi motivasi belajar kepada mahasiswa Dosen bersemangat dan antusias dalam memberi perkuliahaan Proses perkuliahan dilaksanakan secara variatif
3,36
3,19
3,29
3,29
0,07
3,26
3,29
(0,03)
3,31
3,29
0,02
3,37
3,29
0,08
X12
Dosen memulai perkuliahan tepat waktu
X13
3,13
3,29
KMO and Bartlett's Test Kaiser-Mey er-Olkin Measure of Sampling Adequacy .
Mean
Different
3,11
(0,25)
Dosen mengakhiri perkuliahan tepat waktu
2,78
3,11
(0,33)
X14
Dosen jarang mengubahubah jadwal kuliah
3,13
3,11
0,02
X15
Dosen jarang bolos dalam perkuliahan Dosen berpenampilan rapi dalam menyampaikan perkuliahan Dosen membantu mahasiswa untuk mendapatkan materi, sumber, kuliah
3,23
3,11
0,12
3,42
3,11
0,31
3,23
3,11
0,12
X17
(0,00)
Karena adanya perbedaan antara nilai setiap indikator terhadap nilai rata-rata cukup kecil, maka diperlukan suatu analisa yang lebih lanjut terhadap indikatorindikator tersebut, yaitu dengan menggunakan analisa faktor, agar dapat dikelompokkan dalam komponenkomponen. Dari pengolahan dengan menggunakan faktor analisis, diperoleh hasil seperti tabel-5, tabel-6 dan tabel-7.
(0,16)
Mean per variable 2,86
X16
3,35
Tabel-5 Nilai KMO dan Bartlett test
Tabel-3 Nilai rata-rata personaliti dan disiplin Personaliti dan Disiplin
3,35
(0,10)
Nilai rata-rata untuk varibel personaliti dan disiplin adalah 3,11 (lihat tabel-3). Selisih antara nilai setiap indikator terhadap nilai rata-ratanya juga cukup kecil.
Var
X22
mahasiswa dalam ujian. Dosen memberikan penilaian secara jujur dan objektif
Bart let t's Test of Sphericity
,924
Approx. Chi-Square df Sig.
5234,644 231 ,000
Sesuai dengan tabel 5 diatas dimana nilai Kaiser Meyer Olkin (KMO) adalah sebesar 0.924. Nilai dari Bartlett Test of Sphericity adalah sebesar 5234.644 pada tingkat kepercayaan 0.000. Semuanya itu menunjukkan bahwa data dari 22 indikator-indikator tersebut telah mencukupi untuk dilakukan dengan analisa dengan menggunakan faktor analisis. Berdasarkan hasil nilai Eigenvalue nya dimana menunjukkan lebih besar dari 1 (lihat tabel-6), maka ke 26 indikator dikelompokkan dalam 3 kelompok atau komponen. Total of variance explained terhadap hasil hitungan adalah sebesar 67,935%, hal ini menunjukkan bahwa hasil hitungan faktor telah cukup memuaskan karena sudah lebih besar dari 60% (lihat pada tabel-6). Pengelompokan variabel-variablenya seperti yang ditunjukkan pada tabel-7, setelah dilakukan hitungan komponen matrik yang di rotasi. Tabel-6 Total variance Explained Total Variance Explained
Nilai rata-rata untuk varibel evaluasi adalah 3,35 (lihat tabel-4). Selisih anatara nilai setiap indikator terhadap nilai rata-ratanya juga cukup kecil. Tabel-4 Nilai rata-rata sistem Evaluasi Evaluasi Var X18
X19
X20
X21
Dosen memberikan penugasan terstruktur (Pekerjaan Rumah) Soal Ujian (quiz/tugas/UTS/) yg diberikan sesuai dengan materi yang diberikan. Dosen mengembalikan berkas hasil koreksi kp mahasiswa Dosen memberikan umpan balik terhadap jawaban
Mean per variable 3,38
3,29
3,37
3,37
Mean
Different
3,35
0,03
3,35
(0,06)
3,35
0,02
Component 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Total 12,248 1,473 1,225 ,921 ,727 ,651 ,618 ,562 ,486 ,481 ,416 ,356 ,322 ,255 ,240 ,214 ,187 ,157 ,136 ,125 ,109 ,091
Initial Eigenvalues % of Variance Cumulativ e % 55,671 55,671 6,696 62,366 5,568 67,935 4,185 72,120 3,306 75,425 2,960 78,385 2,810 81,195 2,557 83,752 2,211 85,963 2,186 88,149 1,890 90,039 1,616 91,655 1,463 93,117 1,159 94,276 1,092 95,368 ,974 96,342 ,851 97,193 ,714 97,907 ,617 98,523 ,568 99,092 ,494 99,585 ,415 100,000
Extraction Sums of Squared Loadings Total % of Variance Cumulativ e % 12,248 55,671 55,671 1,473 6,696 62,366 1,225 5,568 67,935
Rotation Sums of Squared Loadings Total % of Variance Cumulativ e % 6,456 29,348 29,348 5,258 23,900 53,248 3,231 14,687 67,935
Extraction Method: Principal Component Analy sis.
Pengelompokan variabel-variable seperti dimaksud dalam penjelasan tersebut adalah sebagai berikut; 3,35
0,02
Tabel-7. Kelompok variabel
Faktor/ kompo nen
Variabel
2
,529
X4- Dosen memberikan contoh-contoh yg relevan dengan materi
,643
X6- Dosen mendorong serta memberi waktu untuk bertanya
,590
X14- Dosen jarang mengubah-ubah jadwal kuliah
,585
,704
X7- Dosen memberikan jawaban yang jelas dan tepat pada pertanyaan
,590
X8- Dosen memberi respon positif terhadap setiap jawaban mahasiswa atas pertanyaan dosen.
,573
X15- Dosen jarang bolos dalam perkuliahan
,632
,686
,651
X16- Dosen berpenampilan rapi dalam menyampaikan perkuliahan X20- Dosen mengembalikan berkas hasil koreksi kp mahasiswa
,558
X12- Dosen memulai perkuliahan tepat waktu
,854
X13- Dosen mengakhiri perkuliahan tepat waktu
,850
X10- Dosen bersemangat dan antusias dalam memberi perkuliahaan X11- Proses perkuliahan dilaksanakan secara variatif
Variabelvariabel ada pada derajat
X3- Dosen menyajikan smateri kuliah istematis dan mengerti
X5- Dosen mengembangkan komunikasi dua arah dengan mahasiswa
X9- Dosen memberi motivasi belajar kepada mahasiswa
1
Nilai facktor loading
Interpreta si
ke-1
,745
3
,668
X17- Dosen membantu mahasiswa untuk mendapatkan materi, sumber, kuliah
,630
X18- Dosen memberikan penugasan terstruktur (Pekerjaan Rumah)
,742
X19- Soal Ujian (quiz/ tugas/UTS/) yang diberikan sesuai dengan materi yang diberikan.
,737
X21- Dosen memberikan umpan balik terhadap jawaban mahasiswa dalam ujian
,610
X22- Dosen memberikan penilaian secara jujur dan objektif
,807
X1- Dosen menyampaikan silabi pada tatap muka pertama
,754
X2- Dosen menyampaikan materi sesuai silabi/GBPP/SAP
,738
Variabelvariabel ada pada derajat ke-2
Variabelvariabel ada pada derajat ke-3
Terdapat 11 indikator pada komponen-1, 9 indikator pada komponen -2, dan terdapat juga 2(dua) indikator pada komponen-3. Indikator-indikator yang terdapat pada komponen-1 adalah indikator-indikator yang mempunyai derajat yang paling tinggi dimana itulah yang menentukan kualitas dari dosen tersebut. Indikator-indikator yang berada pada komponen-2 adalah merupakan indikator-indikator yang mempunyai derajat atau rangking ke dua yang menentukan kualitas dari dosen. Selanjutnya indikator -indikator berada pada komponen-3 adalah indikator-indikator yang mempunyai derajat yang ke-3 yang menentukan kualitas dari dosen. Dalam hal ini indikator-indikator yang terdapat pada komponen-3 adalah merupakan indikator yang menjadi prioritas utama untuk dilakukan perbaikan pengembangan ke depan. Selanjutnya indikator-indikator yang ada pada komponen-2 menjadi prioritas ke dua untuk dilakukan perbaikan, dan selanjutnya indikator-indikator yang berada pada komponen-1 adalah merupakan indikatorindikator yang dikelompokkan pada prioritas ke-3 atau terakhir adalah indikator-indikator yang hanya perlu dipertahankan. Dengan demikian, maka strategi untuk pengembangan kualitas proses kegiatan belajar mengajar oleh dosen dalam rangka perbaikan mutu dan kualitas lulusan. Untuk itu usulan strategi peningkatan mutu dosen dalam proses KBM adalah sebagai berikut:
1. 2.
3.
4.
5. 6. 7. 8.
9.
10. 11.
12. 13.
14.
15.
Komitmen, kasadaran dan disiplin dosen untuk waktu memulai dan mengakhiri perkuliahan sangat diperlukan. Kontrak perkuliahan (silabi, GBPP, SAP) pada permulaan tatap muka harus disampaikan pada awal semester perkuliahan dimulai. Dosen harus tetap konsisten terhadap materi perkuliahan yang telah disetujui/disepakati tim dan pimpinan dan sesuai aturan dan kaidahnya. Sistematika pengajaran harus tetap menjadi perhatian dengan contoh-contoh yang relevan dan empiris sehingga menjadi menarik, bervariasi dan tidak membosankan. Untuk itu kemampuan dosen untuk menggunakan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi (ICT/TIK) dalam kegiatan belajar mengajar dan mempersiapkan materi ajar menjadi mutlak dan sangat perlu. Dosen harus menjaga penampilan dengan memperhatikan kerapihan dalam menjunjung tinggi professi sebagai dosen. Dosen mengembalikan hasil ujian setelah dikoreksi kepada mahasiswa. Dosen dapat bertindak sebagai motivator yang baik untuk keberhasilan mahasiswa. Dalam rangkan menambah wawasan, dosen mendorong mahasiswa mencari sumbersumber materi tambahan sesuai dengan mata kuliahnya pada digital resources dengan menggunakan internet atau sumber digital lainnya. Diperlukan kemampuan dosen berkomunikasi dalam bahasa Inggris sebagai bahasa resmi regional dan internasional dan penunjang peningkatan kompetensinya. Sangat segera dilakukan tim atau kelompok keahlian ilmu, sebagai sarana saling mempertajam keahlian masing-masing dosen. Dosen harus ketat dalam pemberian tugastugas, pekerjaan rumah, praktikum dan presentasi secara terstruktur dan mendapat penilaian tersendiri selain UTS dan UAS. Perlu diberikan ruang dan waktu untuk membahas soal ujian serta quiz difasilitasi oleh dosen yang bersangkutan. Sangat diperlukan refreshing dari kelompok keahlian ilmu terutama dari dosen-dosen yang lebih senior dan berkompeten dalam professi keilmuannya. Dibutuhkan pencangkokan dari dosen-dosen yang lebih senior dan berkompeten dalam professi keahlian keilmuannya masingmasing yang ditekuninya kepada dosen yang lebih junior/muda. Dan lainnya yang terkait dalam hal pengembangan SDM dosen.
V. KESIMPULAN Pengembangan kemampuan dosen sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar dan menjadi salah satu yang utama
dari proses pendidikan. Secara keseluruhan dari proses kegiatan tersebut, dosen adalah sebagai pemegang peranan yang sangat penting dan strategis. Dari hasil pembahasan diatas disimpulkan bahwa kemampuan dan keahlian dosen harus tetap diasah secara terus menerus untuk menghasilakan lulusan yang bermutu yang dapat bersaing secara regional. Setiap insan dosen harus juga menyadari panggilan dan komitmennya sebagai pendidik yang professional maka perlu tetap adaptif dengan perkembangan dimasyarakat baik nasional maupun internasional. Sejalan dengan hal itu komitmen dari negara dan pemerintah serta pimpinan institusi pendidikan tinggi sangatlah strategis dan penting untuk mendorong pengembangan SDM dosen yang berkesinambungan, karena hal tersebut berkonsekuensi kepada dosen untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya untuk bisa mempersiapkan peserta didik yang handal. Disamping pengembangan dosen dalam tridarma perguruan tinggi juga dengan konsep lainnya sesuai gambar -2 diatas, peningkatan dan pengembangan kemampuan dosen terhadap tiga indikator sebagaimana disampaikan dalam pembahasan harus senatiasa diperbaiki dan dimonitor oleh unsur pimpinan terkait pada institusi termasuk usulan strategi pengembangan dosen yang telah disampaikan diatas. REFERENSI Purba, John Tampil (2002) Proposed Strategic Plan for Faculty Development for Atmajaya Catholic University Jakarta, Indonesia, The Doctoral Dissertation. De La Salle University, Taft Avanue, Manila, Philippines. Purba, John Tampil (2014) Pengukuran Kualitas Layanan Unit Kerja Teknologi Informasi Menuju Strategi Tata Kelola Oragnisasi : Studi Kasus, Paper ini dipresentasikan pada Seminar Nasional; Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha. Prosiding, Bandung, Indonesia. Suharto (2011) Pengembangan Profesionalisme Dosen, Ragam Jurnal Pengembangan Humaniora Vol. 11 No. 1, April 2011 Sujarwo (2006) Pengembangan Dosen Berkelanjutan. http:// www.staff.uny.ac.id/dosen/drsujarwo-mpd. Diakses pada tanggal 15 Januari 2014. Undang Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Zain, Romli Sy. (2011) Strategi Pengembangan Professionalisme Dosen di Indonesia. (Sebuah Sumbang Saran). http://www.polines.ac.id/ragam/index_files/./pap er_5%20apr_2011.pdf. Diakses pada tanggal 20 Mei 2014. Biodata Penulis
Dr. John Tampil Purba, MM., memperoleh gelar Doctor (S3) majoring Management dari De La Salle University Systems Manila, Philippines pada tahun 2002. Dr. Purba juga mempunyai beberapa sertifikasi kompetesi bertaraf internasional bidang management systems dan teknolgi informasi antara lain; MCP, MCSA, MCSE, MCSES, MCSAS, CSE, dan MCT. Saat ini menjadi dosen pada Program Pasca Sarjana pada Program Studi Magister Manajemen, STIE Pengembangan Bisnis dan Manajemen, Jakarta.