1
STRATEGI PENGELOLAAN LANSKAP CANDI SUMBERAWAN KECAMATAN SINGOSARI, KABUPATEN MALANG Bili Piduwatu, Widowati, Presti Ameliawati ABSTRAK Kompleks Candi Sumberawan adalah candi peninggalan agama Budha yang didirikan pada masa pemerintahan kerajaan Singosari. Kawasan Candi Sumberawan memiliki potensi sumber daya air yang sangat melimpah dengan kualitas air yang bersih dan jernih. Tanpa adanya rencana penataan yang baik serta pemanfaatan sumberdaya pada kawasan, maka kualitas dan nilai dari lanskap budaya dan sejarah tersebut akan menurun. Tujuan penelitian untuk menentukan strategi pengeloaan lanskap Candi Sumberawan sebagai kawasan wisata budaya. Penelitian di lakukan pada bulan Maret hingga Oktober 2015, dengan menggunakan metode inventarisasi/survei lapangan dan analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunities, Threats). Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan di lapangan, pengukuran, perhitungan, wawancara dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukan bahwa skor SWOT faktor internal sebesar 2.89, sedangkan faktor eksternal sebesar 2.46, Artinya pada kuadran II di mana faktor internal dalam kondisi yang kuat, sementara faktor eksternal masih lemah. Rekomendasi strategi pengelolaan eksisting berada dalam kondisi mantap namun pengelolaan yang ada saat ini akan mengalami tantangan yang berat dari lingkungan sekitar Candi Sumberawan. Didapat 7 alternatif strategi pengelolaan candi sumberawan, yaitu : 1) mengoptimalkan promosi dengan sasaranya masyarakat dan pemerintahan; 2) pengelolaan candi Sumberawan berdasarkan aspek visual, dan nilai sejarah, budaya terus di pertahankan; 3) mendesain perkerasan yang sesuai dari fungsi penutup permukaan lahan maupun fungsi visual lingkungan ; 4) memperbaiki infrastruktur jalan dan fasilitas di dalam dan di luar candi penambahan tempat sampah dan name sign; 5) meningkatkan promosi wisata; 6) meningkatkan peran masyarakat lokal dalam pengembangan candi sumberawan; 7) menambahkan drainase pada area candi. ABSTRACT Sumberawan temple complex is a relic Buddhist temple founded in the reign of the kingdom of Singosari. Sumberawan Temple area has the potential water resources are very abundant with quality water clean and clear. Without a good plan of arrangement and utilization of resources in the region, the quality and value of the cultural landscape and history will decline. The aim of research to determine the management of the landscape strategy Sumberawan temple as a cultural tourism area. The experiment was conducted from March to October 2015, using field survey and analysis of SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats). Data collection is done by the field observations, measurements, calculations, interviews and literature studies. The results showed that scores SWOT internal factor of 2.89, while external factors at 2:46, That is in quadrant II, where internal factors in conditions that are strong, while external factors are still weak. Recommendations of existing management strategies are in stable condition but the existing management will experience serious challenges from the environment around Temple Sumberawan.
2 Obtained 7 temple Sumberawan alternative management strategies, namely: 1) optimize target market promotion with community and government; 2) management of the temple Sumberawan based on visual aspect, and the value of history, culture continued in retained; 3) designing a suitable pavement of the closing function of land surface and the visual function of the environment; 4) improve road infrastructure and facilities, inside and outside the temple addition of trash and name sign; 5) increase tourism promotion; 6) increase the role of local communities in the development of the temple Sumberawan; 7) add drainage in the temple area.
PENDAHULUAN Latar Belakang Kompleks Candi Sumberawan adalah candi peninggalan agama Budha yang didirikan pada masa pemerintahan kerajaan Singosari. Kawasan Candi Sumberawan memiliki potensi sumber daya air yang sangat melimpah dengan kualitas air yang bersih dan jernih. Air ini digunakan warga sehari-hari untuk mandi, mencuci, minum, dan mengairi persawahan dan perkebunan seluruh masyarakat yang berada disekitar kawasan Candi Sumberawan, di samping itu juga air ini dialirkan ke PDAM, instansi dan kostrat. Candi Sumberawan dikembangkan sebagai objek wisata yang memberi pengetahuan dan pengalaman sejarah serta budaya sehingga dapat meningkatkan apresiasi dan kecintaan pengunjung terhadap warisan sejarah dan budaya bangsa. Dinas Perhubungan, Pariwisata dan Seni Budaya Malang . (2007). Kawasan ini pada awalnya dikembangkan sebagai suatu kawasan wisata yang bersifat arkeologis. Namun, saat ini pengembangan dan pembangunan kawasan cenderung mengarah pada tempat tujuan wisata rekreatif serta kurang memanfaatkan sumberdaya budaya sekitar kawasan. Tanpa adanya rencana penataan yang baik serta pemanfaatan sumberdaya
pada kawasan, maka kualitas dan nilai dari lanskap budaya dan sejarah tersebut akan menurun. Dampak negatif tersebut akan menimbulkan degradasi fisik kawasan serta hilangnya salah satu akar budaya Indonesia yang sangat penting. Untuk itu, penelitian mengenai nilai-nilai sejarah dan kualitas lanskap candi diperlukan terutama dalam mengelola potensi yang telah ada, khususnya Candi Sumberawan. Saat ini candi Sumberawan telah menjadi unggulan tujuan wisata di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur yang berbasis pada sejarah dan kebudayaan lokal. Nurisyah dan Pramukanto (2001) menyatakan lanskap budaya (cultural landscape) merupakan model atau bentuk dari lanskap binaan, yang dibentuk oleh suatu nilai budaya yang dimiliki suatu kelompok masyarakat yang dikaitkan dengan sumber daya alam dan lingkungan yang ada pada tempat tersebut. Menurut Tisler dalam Nurisyah dan Pramukanto (2001), lanskap budaya adalah suatu kawasan geografis yang menampilkan ekspresi lanskap alami oleh suatu pola kebudayaan tertentu. Lanskap ini memiliki hubungan yang erat dengan aktivitas manusia, performa budaya dan nilai serta tingkat estetika. Menurut Nurisyah dan Pramukanto (2001), pelestarian lanskap budaya dapat didefinisikan sebagai usaha manusia untuk memproteksi atau
3 melindungi peninggalan sisa-sisa budaya dan sejarah yang terdahulu yang bernilai, dari berbagai perubahan yang negatif atau yang merusak keberadaannya atau nilai yang di milikinya. Menurut Forman & Godron (1986), lansekap adalah suatu lahan heterogen dengan luasan tertentu yang terdiri dari sekelompok/kumpulan (cluster) ekosistem yang saling berinteraksi; kumpulan tersebut dapat ditemukan secara berulang dalam suatu wilayah dengan bentuk yang sama. Pengelolaan sumberdaya budaya yang berorientasi pada kawasan dilakukan dalam rangka pelestarian sumberdaya budaya. Dalam pelaksanaannya, pengelolaan sumberdaya arkeologi dipadukan dengan sumberdaya budaya lainnya. Dengan demikian, keberadaan sumberdaya arkeologi tetap dapat dipertahankan kelestarian dan bermanfaatannya dalam jangka waktu yang lebih lama. Hal ini mutlak dilakukan karena tinggalan arkeologi merupakan jati diri dari suatu bangsa (Ardika, 2007). UU No.11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya menjelaskan bahwa cagar budaya merupakan warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting. Hal ini perlu diapresiasi dalam manajemen secara proaktif sehingga terlaksana sharing tanggung jawab pengelolaan di antara operator, penduduk lokal, dan pengunjung. Tata nilai atau kearifan yang terlindungi akan menjadi sumber inspirasi dan rumusan best practice bagi terselenggaranya organisasi itu sendiri maupun distribusi manfaat, Iwan Nugroho, ( 2011 ) .
Tujuan Penelitian. Tujuan penelitian adalah menentukan strategi pengelolaan lanskap kawasan Candi Sumberawan di Kabupaten Malang sebagai kawasan wisata budaya. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian mengenai Kajian Lanskap Kawasan Candi Sumber Awan, sebagai Kawasan Wisata Sejarah dilakukan di Desa, Sumber Awan, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Propinsi Jawa Timur (Gambar 1). Penelitian dimulai dari bulan Maret hingga Oktober 2015.
Gambar 1 Lokasi Penelitian di Candi Sumberawan. Sumber: www.google.com, 2010 dengan pengolahan
Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada penelitian adalah kamera, rol meter, kertas, laptop, dan alat tulis.Sementara bahan yang diperlukan adalah peta lokasi penelitian. Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode inventarisasi/survei lapang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan di lapang, pengukuran, perhitungan, wawancara dan studi literatur. Data yang dikumpulkan meliputi aspek biologi, fisik, sosial, dan pengelolaan. Wawancara dilakukan kepada pihak-pihak yang terkait dengan pengelola kawasan Candi Sumber Awan. Adapun tahapan-tahapan yang ditempuh selama penelitian meliputi tahap inventarisasi
4 (survei lapang), tahap penilaian, dan hasil akhir serta pelaporan. Tahap pertama kajian adalah identifikasi komponen, Lanskap Candi Sumberawan Komponen pengelolaan yang diidentifikasi terdiri atas hardscape yaitu sirkulasi, perkerasan, papan nama,name sien, paving, tempat sampah. Disamping hardscape, terdapati dentifikasi softscape yaitu tata hijau, dan sumber mata air Candi Sumberawan. Pemberian rating untuk faktor berdasarkan hasil wawancara dari pihak, pengelola, pengunjung, dan masyarakat sekitar kawasan. Penentuan rating untuk Faktor Internal dan Eksternal, Pembobotan dilakukan dengan memberi penilaian rating dari faktor internal maupun eksternal dengan ketentuan sebagai berikut: Indikator faktor horizontal kurang penting dari pada indicator faktor vertikal, rating= 1 Indikator faktor horizontal sama penting dengan indikator faktor vertikal, rating = 2 Indikator faktor horizontal lebih penting dari pada indikator faktor vertikal, rating = 3 Indikator faktor horizontal sangat penting dari pada indikator faktor vertikal, rating = 4 Bobot setiap variabel di peroleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus (Kinnear & Taylor, 1991):
Keterangan: ai = bobot variable ke-i xi = nilai variable ke-i i = 1,2,3,…,n n = jumlah variable
Data identifikasi komponen pengelolaan kawasan Candi Sumberawan akan di analisis kekuatan dan kelemahannya dengan menggunakan analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunities, Threats). Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui atau melihat kondisi sebuah area, dalam hal ini kawasan Candi Sumberawan secara sistematik dengan membandingkan factor internal yang terdiri dari kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) dengan faktor eksternal yang terdiri dari peluang (opportunities) dan ancaman (Threats). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis data secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis data secara kualitatif adalah analisis yang dilakukan terhadap faktor-faktor internal dan eksternal, sedangkan analisis secara kuantitatif di lakukan dengan pembobotan dan pemberian rating. Berikut merupakan tahapan mengenai analisis SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunities, Threats) berdasarkan Rangkuti (1997) dengan modifikasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Candi Sumberawan Candi Sumberawan Berada di Desa Sumberawan kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Berada kurang lebih 6 kilometer di sebelah barat laut kota kecamatan Singosari. Untuk masuk ke wilayah mata air dan candi, harus masuk berjalan kaki menyusuri sungai kecil berair jernih sepanjang 300 meter.Area di sekitar candi Sumberawan adalah hutan pinus di bawa tanggung jawab Perhutani, dan candi Sumberawan di bawah pengawasan Balai Pelestarian Peninggalan Kepurbakalaan Trowulan Mojokerto. Sumber air Sumberawan berupa telaga kecil yang berair jernih dengan debit air yang melimpah, 2000m3/detik per tahun.
5
Gambar 2. Kondisi Eksisting Jenis-jenis Tanaman Kompleks Candi Sumberawan memiliki 45 jenis tanaman diantaranya terdiri dari, pohon 42% , perdu 13%, semak 4%, tanaman merambat 2%, dan tanaman air 2%. terdapat jenis tanaman khas candi sumberawan di antaranya tanaman maja yang berada di candi Sumberawan. Potensi Sumber Daya Alam Sekitar Kawasan Berdasarkan survey dilapangan sumber daya alam meliputi sumber daya bentang alam, flora dan fauna, serta keindahan bentang alam. Bentang alam sekitar kawasan sangat indah.Daerah perbukitan yang dikelilingi hutan pinus, telaga, persawahan dan perkebunan warga tempat pemancingan mempunyai potensi yang sangat baik untuk dikembangkan.
Gambar 3 . Area Kawasan Candi
Gambar 4. Area Telaga
Gambar 5.Area Kolam pemancingan
Gambar 6. Area Hutan Pinus
6
Gambar 7. Area Persawahan
Pengembangan Candi Sumberawan sebagai Wisata Ziarah Umat Budha Sumber daya ekonomi Candi Sumberawan yang dimulai dari aktifitas Wisata Ziarah. Industri Pariwisata merupakan salah satu komponen utama dalam pengembangan perekonomian di Kabupaten Malang .Aktifitas wisata yang di nikmati oleh pengunjung adalah bersiarah, ritual, bercemping, pramuka dan mandi.
Analisis SWOT Tabel 1. Tingkat Kepentingan Faktor Internal Candi Sumberawan SIMBOL S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7
FAKTOR STRENGHTS Merupakan objek wisata religi Memiliki nilai budaya dan sejarah yang unik (pengelola) mengandung peninggalan situs purbakala Kualitas arsitektur bangunan candi yang megah Kawasan Candi Sumberawan tidak berada pada jalur lalu lintas sehingga lebih mudah dalam pemeliharaan dan pelestarian Memililiki potensi air yang sangat melimpah Candi Sumberawan memiliki tanaman religi, salah satunya tanaman Maja
SIMBOL
FAKTOR WEAKNESS
W1 W2 W3
Akses infrastruktur jalan yang kurang baik Rendahnya promosi wisata kawasan Candi Sumberawan tidak terawat (name sign dan tempat sampah masih kurang) Ketika musim hujan area Candi tergenang air
W4
TINGKAT KEPENTINGAN Kekuatan sangat besar Kekuatan besar
RATING 4 3
Kekuatan besar Kekuatan besar
3 3
Kekuatan besar
3
Kekuatan sangat besar Kekuatan besar
4 3
TINGKAT KEPENTINGAN Kelemahan kurang berarti Kelemahan kurang berarti Kelemahan berarti Kelemahan berarti
RATING 3 3 2 2
Tabel 2. Tingkat Kepentingan Faktor Ekternal Candi Sumberawan SIMBOL
FAKTOR OPPORTUNITIES
O1
Memiliki kondisi visual sepertihutan pinus, sawah dan perkebunan yang berada dekat area candi
O2
Candi Sumberawan berkaitan dengan Candi Borobudur, Candi Tikus dan Candi Songgoriti Memiliki peluang besar dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pengelolaan sumber daya budaya dan alam Kawasan Candi Sumberawan memiliki tingkatan yang khusus seperti, Kamadhatu, Rupadhatu, Arupadhatu
O3 O4
TINGKAT KEPENTINGAN Peluang tinggi
RATING 3
Peluang tinggi
3
Peluang tinggi
3
Peluang tinggi
3
7 Lanjutan Tabel 2 SIMBOL
FAKTOR THREATS
T1
Kurangnya perhatian pemerintah dalam pengembangan potensi wisata Peran masyarakat belum optimal Kurangnya akseptatabilitas penganut agama Budha terhadap Candi Sumberawan
T2 T3
TINGKAT KEPENTINGAN Ancaman sangat besar
RATING
Ancaman besar Ancaman sangat besar
2 1
1
Tabel 3.Penilaian Bobot Internal (IFE) Strategi Pengelolaan Candi Sumberawan SIMBOL
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 W1 W2 W3 W4
S1
2 2 2 1 2 1 3 1 1 3
S2
S3
S4
S5
S6
S7
W1
W2
W3
W4
TOTAL
BOBOT
RANTING
2
2 2
2 2 2
3 3 3 3
2 2 2 2 2
3 3 3 3 2 2
1 1 1 1 2 2 2
3 3 3 2 2 2 2 2
3 3 3 2 2 2 2 2 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
22 22 22 20 15 19 15 23 16 16 30 220
0.10 0.10 0.10 0.09 0.07 0.09 0.07 0.10 0.07 0.07 0.14 1.00
4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 32
2 2 1 2 1 3 1 1 3
2 1 2 1 3 1 1 3
1 2 1 3 2 2 3
2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 TOTAL
2 2 2 3
2 2 3
2 3
3
SKOR
0.40 0.30 0.30 0.27 0.20 0.25 0.20 0.31 0.21 0.14 0.27 2.89
Tabel 4.Penilaian Bobot Eksternal (EFE) Strategi Pengelolaan Candi Sumberawan SIMBOL O1 O2 O3 O4 T1 T2 T3
O1 1 1 2 1 1 1
O2 2 2 2
O3 3 2 2
1 1 1
1 1 1
O4 2 2 2
T1 3 3 3 3
1 1 1 1 1 TOTAL
T2 3 3 3 3 3 1
T3 3 3 3 3 3 3
TOTAL 16 14 14 15 10 8 6 83
BOBOT 0,19 0,17 0,16 0,18 0,12 0,09 0,07 1.01
RANTING 3 3 3 3 1 1 1 15
Gambar 8 .Matriks Kuadran Metode SWOT Strategi pengelolaan Candi Sumberawan
SKOR 0,59 0,51 0,50 0,55 0,12 0,09 0,07 2.46
8 Berdasarkan tabel diatas dapat Rekomendasi strategi yang diberikan ditentukan skor total untuk faktor internaladalah diversifikasi strategi, artinya eksternal dengan mengalikan bobot dengan pengelolaan eksisting berada dalam kondisi rating tiap faktor. Hasilnya diperoleh skor mantap namun desain ini akan mengalami total untuk faktor internal sebesar 2.89 tantangan yang berat dari lingkungannya sedangkan faktor eksternal sebesar 2.46. untuk terus berlanjut (sustainable) apabila Kondisi yang kuat terjadi jika nilai total hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. skor IFE dan EFE lebih dari 2.5, sehingga Oleh sebab itu dalam Pengelolaan Candi dapat disimpulkan bahwa faktor internal Sumbeawan direkomendasikan untuk dalam Strategi Pengelolaan Candi memperbanyak ragam strateginya. Sumberawan dalam kondisi yang kuat, sementara faktor eksternal masih lemah. Tabel 5.Prioritas alternatif program Pengelolaan Candi Sumberawan No 1 2 3
4
Alternatif Strategi Mengoptimalkan promosi kawasan Candi Sumberawan dengan sasaranya masyarakat dan pemerintahan Pengelolaan candi Sumberawan berdasarkan aspek visual, dan nilai sejarah, budaya terus di pertahankan Mendesain perkerasan yang sesuai dari fungsi penutup permukaan lahan maupun fungsi visual lingkungan Kawasan Candi Sumberawan Memperbaiki infrastruktur jalan dan fasilitas di dalam dan di luar candi seperti penambahan tempat sampah dan name sign
5
Meningkatkan koordinasi antar stakeholder pengelolaan
6
Meningkatkan peran masyarakat lokal dalam pengembangan candi sumberawan Penambahan drainase pada area candi
7
Rekomendasi Srategi Pengelolaan Candi Sumberawan Dari penelitian diperoleh 7 alternatif strategi pengelolaan candi sumberawan (Tabel 5). Alternatif tesebut adalah : 1. Pengelolaan berdasarkan aspek visual, dan nilai sejarah, budaya terus di pertahankan karena kawasan kawasan tersebut tidak boleh di rubah atapun rusak atau yang disebut preservasi Lanskap. Presesrvasi Lanskap dalam konteks yang luas ialah kegiatan pemeliharaan dan bentukan fisik suatu tempat dalam kondisi eksisting dan memperlambat dari proses kerusakan, atau upaya pencegahan adanya
Keterkaitan Unsur SWOT S1,S2,S3,S4,S5,S6,S7, T1,T2
Skor 2,16
Ranking 2
S1,S2,S3,S4,O1,O4
2,42
1
W1,W3,W4,O1
1,40
4
W1,W4,O1,O3
1,68
3
W2,O1,O3
1,31
5
W2,T2
0,31
7
W4,T1
0,39
6
aktivitas perubahan sosial atau pemanfaatan yang tidak sesuai dan bukan secara fisik saja.Suatu program preservasi sebisa mungkin tidak hanya dipertahankan keaslian dan perawatannya, namun tidak mendatangkan nilai ekonomi atau manfaat lain bagi pemilik/ masyarakat luas. Konsep pelestarian yang dinamik tidak hanya mendapatkan tujuan pemeliharaan bangunan tercapai namun dapat menghasilkan pendapatan dan keuntungan lain bagi pemakainya. Dalam hal ini peran arsitek sangat penting dalam menentukan
9
2.
3.
4. 5.
6.
7.
fungsi yang sesuai karena tidak semua fungsi dapat dimasukkan. Mengoptimalkan promosi kawasan dengan sasarannya adalah masyarakat dan pemerintahan. Oleh karena itu, masyarakat setempat haruslah diberi akses atau fasilitas untuk siap dilibatkan atau terlibat dalam pengembangan, pengelolaan, serta pemanfaatan obyek yang ada sebagai partisipan aktif bukan sebagai penonton pasif. Tentu banyak hal yang menguntungkan pengembangan kedepan jika peran serta masyarakat dan pemerintah ditetapkan menjadi pertimbangan dalam promosi kawasan Wisata. Memperbaiki infrastruktur jalan dan fasilitas di dalam dan di luar candi seperti penambahan tempat sampah dan name sign. Mendesain perkerasan yang sesuai dari fungsi penutup permukaan lahan maupun fungsi visual lingkungan. Meningkatkan promosi wisata. Adanya koordinasi antar stakeholder pengelolaan wisata Sumberawan yang terdiri dari Pemerintah, Pengelola Vihara Umat Budha, Pemerintah Propinsi Jawa Timur, Pemerintah Kabupaten Malang serta masyarakat setempat. Untuk mewujudkan promosi kawasan dan komitmen antara stakeholder untuk menyamakan persepsi terhadap perencanaan pembangunan dan pengelolaan Candi Sumberawan Sebagai wisata sejarah. Penambahan drainase pada sekitar area Candi Sumberawan di buat mengelilingi area candi. Hal ini bertujuan agar sirkulasi air di sekitar berjalan dengan baik dan tidak tergenang atau tersumbat. Meningkatkan peran masyarakat lokal dalam pengembangan candi sumberawan dalam konteks pelestarian, upaya pengembangan didefiniskan sebagai peningkatan potensi nilai, informasi, dan promosi cagar budaya serta pemanfaatannya melalui
penelitian revitalisasi, dan adaptasi dalam peran masyarakat dalam pengembagan Candi Sumberawan. Di samping itu revitalisasi juga harus memperhakan ciri budaya lokal. Mengiku_ prinsip pengembangan pada umumnya, revital harus memberi manfaat untuk meningkatkan kualitas hidupmasyarakat. Sedangkan adaptasi merupakan upaya pengembangan terhadap bangunan, struktur, situs, dan kawasan cagar budaya untuk disesuaikan dengan kebutuhan masa kini dengan melakukan perubahan terbatas yang tidak akan mengakibatkan kemerosotan nilai pentingnya atau kerusakan pada bagian yang mempunyai nilai penting. Adaptasi dilakukan dengan mempertahankan nilai-nilai yang melekat pada cagar budaya, menambah fasilitas sesuai kebutuhan,mengubah susunan ruang secara terbatas dan mempertahankan gaya arsitektur, konstruksi asli, dan keharmonisan estetika lingkungan di sekitar Kawasan Candi Sumberawan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Skor total untuk faktor internal dalam analisis SWOT sebesar 2.89 sedangkan faktor eksternal sebesar 2.46. Artinya pengelolaan kawasan Candi yang telah ada saat ini berada pada kuadran II di mana faktor internal dalam kondisi yang kuat, sementara faktor eksternal masih lemah. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah diversifikasi strategi, artinya pengelolaan eksisting berada dalam kondisi mantap namun pengelolaan yang ada saat ini akan mengalami tantangan yang berat dari lingkungan sekitar Candi Sumberawan. 2. Didapatkan 7 alternatif strategi pengelolaan candi sumberawan, yaitu : 1) mengoptimalkan promosi kawasan dengan sasaranya masyarakat dan
10 pemerintahan; 2) pengelolaan berdasarkan aspek visual, dan nilai sejarah, budaya terus di pertahankan; 3) mendesain perkerasan yang sesuai dari fungsi penutup permukaan lahan maupun fungsi visual lingkungan Kawasan; 4) memperbaiki infrastruktur jalan dan fasilitas di dalam dan di luar candi seperti penambahan tempat sampah dan name sign; 5) meningkatkan promosi wisata; 6) meningkatkan peran masyarakat lokal dalam pengembangan candi sumberawan; 7) menambahan drainase pada area candi. Saran saran terkait dengan Strategi pengelolaan lanskap Candi Sumberawan: 1. Pemerintah, pengelola, maupun masyarakat disekitar perlu mempertimbangkan ketujuh alternatif dari rekomendasi yang telah didapatkan. 2. Pihak pengelola, masyarakat, pemilik dan pengunjung harus saling membantu dalam mengelola kawasan Candi Sumberawan. 3. Perlunya kajian lebih lanjut yang belum termasuk pada penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA Ardika, I Wayan. (2007). Pusaka Budaya dan Pariwisata. Denpasar: Pustaka Larasan.hlm 65-90 Blom H dan Rohlfs G.(1966). Landscape and Recreation. Di dalam: Kaneko K, BPSMitchell M, editor. Landscape and Human Life. Netherlands: Djambatan N.V.hlm 35-60 Dinas Perhubungan, Pariwisata dan Seni Budaya Malang . (2007). Gugusan Candi Sumber Awan Pemerintah Daerah Kabupaten Malang. Hlm 47-56 Forman, R.T.T and Godron, M. (1986).Landscape Ecology. New York: Wiley.hlm 165-170
Gunn, CA. 1994. Tourism Planning.Third Edition, Taylor and Francis Ltd, London.460p. hlm 336-348 Pendit Nyoman S. (2002). Ilmu Pariwisata. PT Pradnya Paramita. Jakarta.hlm 2230 Nurisjah, S dan Q. Pramukanto.(2001). Perencanaan Kawasan Untuk Pelestarian.Lanskap dan Taman Sejarah.Bogor :Program Studi Arsitektur Pertamanan, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB (tidak dipublikasikan).hlm 70-98 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun (2010) tentang Cagar Budaya. hlm 61-72 Iwan Nugroho. (2011). Ekowisata dan Pembangunan Berkelanjutan. Yogyakarta: Pustaka. hlm 45-78 Rangkuti, Freddy. (1997). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis: Berorientasi konsep Perencanaan Strategis Untuk Menghadapi Abad 21. PT. Gramedia Pustaka Utama,Jakarta. hlm 35-41 .