STRATEGI PENGELOLAAN PERTANIAN SALAK DI KECAMATAN BANJARNEGARA KABUPATEN BANJARNEGARA Oleh : Meitasari Setyaningsih, Endang Larasati, Aloysius Rengga, Margareta Suryaningsih
Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Jalan Profesor Haji Soedarto, Sarjana Hukum Tembalang Semarang Kotak Pos 1269 Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405 Laman : http// www.fisip.undip.ac.id email
[email protected]
ABSTRAK Salah satu fungsi pengelolaan adalah fungsi actuating (penggerakan). Fungsi ini melibatkan kualitas, gaya, dan kekuasaan pemimpin serta kegiatan-kegiatan kepemimpinan seperti komunikasi, motivasi, dan disiplin. Fungsi actuating sering disebut dengan bermacam-macam nama, antara lain leading, directing, motivating, atau lainnya. Pertanian salak merupakan sumber mata pencaharian utama di Banjarnegara, namun hal ini belum ada strategi pengelolaan pertanian salak yang maksimal untuk menambah pendapatan masyarakat. Kurangnya pegawai penyuluh pertanian menjadikan kurang efektif pemerintah dalam melaksanakan strategi pemberdayaan masyarakat dalam pengolahan hasil pertanian yang ada, karena setiap penyuluh dapat membawahi lebih dari lima kelompok pertanian yang ada di Kecamatan Banjarnegara. Selain itu, kurangnya antusias masyarakat menjadi penghambat dalam pengelolaan pertanian salak di Kecamatan Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara. Dengan adanya UU 23 Tahun 2014 yang mengharuskan bahwa setiap kelompok pertanian mempunyai badan hukum untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah menjadikan suatu alasan bagi kelompok untuk tidak mau membuat badan hukum tersebut karena membutuhkan biaya yang cukup besar dan terkadang bantuan yang didapatkan tidak sebanding dengan apa yang ia keluarkan sehingga kelompok enggan untuk membuat badan hukum tersebut.
Keywords : Strategi Pengelolaan Pertanian Salak Kecamatan Banjarnegara 1
PENDAHULUAN
hanya dapat ditanggulangi apabila dimensi-
A. Latar Belakang
dimensi lain itu diperhitungkan. Kemisikinan
Secara etimologis “kemiskinan” berasal dari
memiliki
kata “miskin” yang artinya tidak berharta
ketidakmampuan
benda dan serba kekurangan. Departemen
konsumsi
Sosial
papan);
dan
Biro
mendefinisikan
Pusat
ciri,
yaitu
memenuhi
(1)
kebutuhan
dasar (sandang, pangan, dan (2)
ketiadaan
akses
terhadap
ketidakmampuan
kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan,
individu dalam memenuhi kebutuhan dasar
pendidikan, sanitasi, dan transportasi); (3)
minimal untuk hidup layak. Kemiskinan
ketiadaan jaminan masa depan karena tidak
sosial adalah kemiskinan yang disebabkan
adanya investasi untuk pendidikan dan
oleh
penghambat
keluarga; (4) kerentanan terhadap goncangan
menghalangi
yang bersifat individual maupun masal; (5)
seseorang untuk memanfaatkan kesempatan –
rendahnya kualitas sumberdaya manusia dan
kesempatan
keterbatasan
adanya
sehingga
sebagai
Statistik,
beberapa
faktor-faktor
mencegah
yang
dan
tersedia.
Kemiskinan
sumber
daya
ketidakterlibatan
memprihatinkan, dari tahun ke tahun masalah
masyarakat; (7) ketiadaan akses terhadap
kemiskinan ini tidak kunjung surut bahkan
lapangan pekerjaan dan mata pencaharian
cenderung
yang
seiring
dengan
kegiatan
(6)
merupakan fenomena global yang sangat
meningkat
dalam
alam;
berkesinambungan;
sosial
(8)
meningkatnya kebutuhan masyarakat serta
ketidakmampuan untuk
menurunnya kondisi perekonomian negara.
cacat
Kemiskinan pada umumnya didefinisikan
ketidakmampuan
dari segi ekonomi, khususnya pendapatan
sosial. (Suharto, 2009:132). Kemiskinan di
dalam
Kabupaten
bentuk
uang
ditambah
dengan
fisik
maupun dan
berusaha karena mental;
dan
(9)
ketidakberuntungan
Banjarnegara
merupakan
keuntungan-keuntungan non material yang
permasalahan yang sulit untuk diatasi, salah
diterima seseorang. Namun demikian, secara
satunya adalah kemiskinan yang terjadi di
luas kemiskinan juga kerap didefinisikan
Kecamatan Banjarnegara khususnya pada
sebagai kondisi yang ditandai oleh serba
sektor masyarakat pertanian. Kecamatan
kekurangan
Banjarnegara terdiri dari 4 Desa dan 9
yaitu
berupa
kekurangan
pendidikan, kesehatan yang buruk, dan
Kelurahan
dengan
luas
wilayah
26.24
kekurangan transportasi yang dibutuhkan
Kilometer
persegi.
Kondisi
oleh masyarakat. Karena itu, kemiskinan
terdiri atas dataran yang meliputi 4 Desa
wilayahnya
2
yaitu Desa Ampelsari, Desa Tlagawera, Desa
dapat diolah secara maksimal, masyarakat
Cendana dan Desa Sokayasa sedangkan 9
hanya menjual dengan barang masih mentah
Kelurahan lainnya merupakan daerah aliran
setelah dipanen belum menjadi olahan yang
sungai.
seharusnya dapat menjadikan nilai lebih
Luas
lahan
yang
terdapat
di
Kecamatan Banjarnegara terdiri dari luas
terhadap
lahan sawah 793,694 Ha, luas pekarangan
pertanian di Kecamatan Banjarnegara yang
dan bangunan 813,484 Ha, luas kebun
tertinggi atau potensi yang sangat banyak
810,166
Ha.
hasilnya adalah salak, namun masyarakat
Kecamatan Banjarnegara memiliki lahan
belum dapat mengelola hasil pertanian salak
sumber
tersebut dengan maksimal sehingga belum
Ha,
daya
luas
kolam
yang
31,190
melimpah
namun
produksi
tersebut.
masyarakat tidak dapat mengelola sumber
dapat
daya tersebut menjadi suatu penghasilan
masyarakat itu sendiri. Hal tersebut dapat
sehingga kemiskinan masih menjadi kendala
dilihat pada table data pertanian Kecamatan
bagi masyarakat di Kecamatan Banjarnegara
Banjarnegara sebagai berikut
khususnya terhadap masyarakat yang berada di
pedesaan
dalam
sektor
pertanian.
Kurangnya partisipasi masyarakat dalam
meningkatkan
Komoditas
Kecamatan Banjarnegara Tahun 2014
1 2
Padi (492 Ha)
potensi sumber daya alam yang dimiliki
3
seperti pertanian. Pertanian di Kecamatan
4
Jagung (117 Ha) Ubi Kayu (272 Ha) Ubi Jalar (6 Ha) Jumlah
mengakibatkan
No
tidak
berkembangnya pembangunan di daerah tersebut. Pemerintah kurang memberdayakan masyarakat daerah untuk mengolah potensi-
Banjarnegara merupakan salah satu potensi
5
yang dapat diunggulkan untuk menambah pendapatan Banjarnegara
masyarakat. terdapat
Di
Kecamatan
beberapa
lahan
bagi
Jumlah Data Hasil Pertanian di
Jenis Tanaman Dan Luas (Ha) Salak (155 Ha)
pembangunan
pendapatan
6
Hasil Panen
Jumlah Dalam %
4464 Ton 2772 Ton 644 Ton
55,90
93 Ton
1,16
12 Ton
0,15
34,71 8,06
7985 100% Ton Sumber Data: BIPP Kec. Banjarnegara
pertanian antara lain adalah Aren, Cengkeh, Kakao, Kapulaga, Kelapa, Kopi, Lada, Pala,
Berdasarkan
tabel
diatas
tentang
Jahe, Kencur, Kunyit, Laos, Salak dan Padi.
informasi mengenai hasil pertanian dapat
Pertanian yang ada di daerah sekitar belum
diketahui bahwa potensi hasil pertanian di 3
Kecamatan Banjarnegara adalah dari hasil
1. Untuk mendiskripsikan kendala apa yang
pertanian salak. Dengan demikian salak
dihadapi dalam melakukan pengelolaan
merupakan
unggulan
pertanian
Banjarnegara
yang
dapat
pertanian
di
dikembangkan
salak
di
Kecamatan
Banjarnegara.
sebagai olahan untuk menambah pendapatan
2. Untuk mendiskripsikan strategi apa yang
masyarakat Banjarnegara, namun terdapat
dilakukan dalam pengelolaan pertanian
beberapa kendala untuk mengelola hasil
salak Kecamatan Banjarnegara.
pertanian yang ada di Banjarnegara tersebut. Kendala yang dialami masyarakat Kecamatan
Banjarnegara
C. Tinjauan Pustaka
dalam
Tinjauan pustaka dalam penelitian
pengembangan potensi pertanian yang ada di
ini
daerahnya adalah kualitas sumber daya
pengelolaan, menajemen strategi dan
manusia yang masih kurang memahami cara
perencanaan strategis.
pengolahan hasil pertanian tersebut serta
adalah
administrasi
publik,
Prajudi Atmosudirjo dan Arifin
sarana prasarana yang kurang memadai. Di
Abdulrachman
Kecamatan Banjarnegara belum ada program
administrasi
pemberdayaan masyarakat dari pemerintah,
2006:24), menurut Prajudi Atmosudirjo
pemerintah
bantuan
administrasi public adalah administrasi
langsung masyarakat yang diberi nama
dari negara sebagai organisasi, dan
PNPM
kenyataannya
administrasi yang mengejar tercapainya
program pemerintah belum memberdayakan
tujuan-tujuan yang bersifat kenegaraan,
masyarakat dan hanya sekedar memberikan
sedangkan
bantuan
mendifinisikan
hanya
Mandiri.
memberikan
Dalam
modal
pemberdayaan
tanpa masyarakat
melakukan pada
adalah
mendefinisikan publik
(dalam
Arifin
ilmu
Syafiie,
Abdulrachman
Administrasi yang
Publik
mempelajari
implementasinya.
pelaksanaan dari politik negara. Lain
B. Tujuan Penelitian
halnya dengan Dwight Waldo yang
Tujuan penelitian mengenai Strategi
mengartikan Administrasi Publik adalah
Pengelolaan Pertanian Salak di Kecamatan
manajemen dan organisasi dari manusia-
Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara ini
manusia dan peralatannya guna mencapai
adalah sebagai berikut :
tujuan
pemerintah
(dalam
Syafiie,
2006:25). 4
Chandler
dalam
peningkatan mutu hidup manusia sebagai
(Hakim, 2011:20) menyatakan bahwa
insane politik, insane ekonomi, makhluk
administrasi publik adalah proses sumber
sosial,
daya
tidaknya
dan
dan
Plano
personel
publik
yang
dan
sebagai
strategi
individu.
dasar
Tepat
yang
telah
dikoordinasi dan dikoordinasikan untuk
ditetapkan sebagai petunjuk arah yang
memformulasikan,
hendak ditempuh oleh organisasi dalam
mengimplementasikan, dan mengelola
rangka pencapaian tujuan itu hanya ada
(manage)
maknanya apabila diterima dan dilakukan
keputusan-keputusan
dalam
kebijakan publik.
oleh manusia (Saigan, 2005: 95).
Salah satu fungsi pengelolaan adalah
Penggerakkan
dapat
didefinisikan
fungsi actuating (penggerakan). Fungsi
sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik
ini
dan
dan metode untuk mendorong para
kegiatan-
anggota organisasi agar mau dan ikhlas
seperti
bekerja dengan sebaik mungkin dengan
disiplin.
tercapainya tujuan organisasi dengan
melibatkan
kekuasaan
kualitas,
pemimpin
gaya,
serta
kegiatan
kepemimpinan
komunikasi,
motivasi,
dan
Fungsi actuating sering disebut dengan bermacam-macam leading,
nama,
directing,
antara
lain
motivating,
atau
lainnya.
Henry Fayol, menggunakan istilah commanding Menurut
Menerima pendapat yang mengatakan bahwa
efisien, efektif, dan ekonomis.
manusia
untuk
beliau
cara
penggerakkan. terbaik
untuk
menggerakkan para anggota organisasi
merupakan
unsure
adalah dengan pemberian komando dan
terpenting
dari
seluruh
unsure
tanggung jawab utama para bawahan
administrasi
dan
manajemen
berarti
terletak pada pelaksanaan pemerintah
mengakui
pula
bahwa
fungsi
yang telah diberikan.
penggerakan
merupakan
fungsi
Selanjutnya
manajerial yang teramat penting karena
menggunakan
langsung
berkaitan
dimaksudkan
segala
jenis
dengan
manusia,
kepentingan,
istilah untuk
Luther
Gullick
directing menggerakkan
yang para
dan
bawahan. Directing adalah suatu tugas yang
kebutuhannya. Tujuan organisasi yang
kontinu dalam pembuatan keputusan dan
telah ditetapkan untuk dicapai pada
penyusunannya dalam aturan-aturan dan
akhirnya
instruksi-instruksi khusus atau umum, dan
haruslah
dalam
rangka
5
melayani
sebagai
pemimpin
organisasi.
Berbagai teori dikemukakan oleh
Directing juga mempunyai makna pemberian
tokoh-tokoh yang ikut serta dalam disiplin
petunjuk dan penentuan arah yang harus
ilmu manajemen maupun administrasi publik.
ditempuh oleh para pelaksana kegiatan
Marry Parker Follet mendefinisikan
operasional.
Di
dalam
organisasional
directing
kehidupan
berarti
manajemen sebagai berikut : “Manajemen
bahwa
sebagai suatu seni untuk melaksanakan suatu
dikalangan para manajer terdapat persepsi
pekerjaan melalui orang lain“. ( Damai
bahwa paraa bawahan adalah orang-orang
Darmadi, 2009 : 239 ).
yang tingkat kematangannya, dalam arti teknis
dan psikologis
dituntun,
dan
perlu dibimbing,
diarahkan.
Sondang P. Siagian mengemukakan manajemen sebagai berikut : “Kemampuan
Manajemen
atau keterampilan untuk memperoleh suatu
merupakan salah satu yang terdapat pada
dalam rangka pencapaian tujuan melaui
disiplin
usaha atau kegiatan orang lain“. ( Damai
ilmu
administrasi
publik.Kompleksitas tantangan yang dihadapi oleh organisasi pemanfaatan
non-profit
teori-teori
menyebabkan
strategi
dalam
pengendalian organisasi tidak dihindari lagi. Korten ( dalam Salusu, 2005 : 39 ) menyatakan organisasi
bahwa
pemerintah
non-profit
Darmadi, 2009 : 239 )
dalam
dan
membuat
keputusan-keputusan penting haruslah efektif secara strategi. Perencanaan strategi dapat
G.
R.
Terry
mendefinisikan
manejemen yaitu : “Manajemen merupakan pencapaian sasaran yang telah ditentukan sebelumnya melalui usaha orang lain“. ( Damai Darmadi, 2009 : 240 ). Perencanaan
strategis
adalah
instrumen
kepemimpinan dan suatu proses. Sebagai
membantu pemerintah, organisasi-organisasi kemasyarakatan, organisasi-organisasi dan badan-badan
pemerintah
lainnya
untuk
menangani perubahan yang mengagetkan
suatu
proses,
perencanaan
strategis
menentukan apa yang dikehendaki suatu organisasi di masa depan dan bagaimana
seperti yang dialami banyak Negara pada tahun-tahun belakangan ini ( Bryson, 1999 : 55 ).
usaha mencapainya; suatu proses
yang
menjelaskan sasaran-sasaran. Seperti juga ditegaskan oleh Steiss (Salusu, 2008:500) bahwa
perencanaan
strategis
sebagai 6
komponen dari manajemenstrategis bertugas untuk memperjelas tujuan dan sasaran,
merupakan suatu metode untuk menangani kompleksitas
lingkungan
ditimbulkan memilih berbagai kebijaksanaan, terutama dalam memperoleh dan mengalokasikan sumber
daya,
serta
menciptakan
kebutuhan
oleh dari
internal
yang
bermacam-macam
tiap
unit
kerja
dalam
organisasi. Perencanaan
suatu
strategis
merupakan
proses yang mengarahkan para pemimpin pedoman
dalam
menerjemahkan
kebijaksanaan organisasi.
mengembangkan visi dalam menggambarkan masa depan yang dikehendaki; mengubah
Perencanaan strategis adalah suatu
cara manajemen berpikir, mengalokasikan, dan merealokasikan berbagai sumber daya,
cara
untuk
mengurangi
resiko,
suatu
instrumen untuk mendidik para manajer, para pejabat inti, pejabat menengah, dan kepala-
sementara pelaksanaan program berlangsung; serta
mencakup
pilihan-pilihan
yang
berkaitan dengan tujuan organisasi secara keseluruhan. Bahkan perencanaan strategis
kepala unit kerja. Perencanaan strategis dapat juga diartikan sebagai suatu metode dalam mengarahkan para pemimpin unit kerja
adalah falsalah, yaitu suatu sikap, a way of life, suatu proses berpikir, suatu aktivitas intelektual (Steiner, 1979). Mercer
sehingga keputusan-keputusan dan tindakan mereka mempunyai dampak terhadap masa depan organisasi dengan cara yang konsisten
Salusu,2008)
perencanaan strategis yang efektif, yaitu sebagai berikut:
dan rasional.
Scanning lingkungan yang mencakup analisis SWOT,
strategis
bahkan
2.
dipandang sebagai metode untuk mengelola perubahan-perubahan
J.
menawarkan enam elemen kunci dalam suatu
1.
Perencanaan
(dalam
yang
tidak
dapat
Pernyataan tentang misi organisasi
3. Seperangkat
strategi
yang
dihindari sehingga dapat juga disebut sebagai
menegaskan apa yang harus
metode untuk berurusan dengan kompleksitas
dilakukan
lingkungan yang seringkali erat hubungannya
misi itu
dengan kepentingan organisasi. Selain itu
4.
untuk
mencapai
Sasaran dari setiap strategi 7
5. Taktik
atau
operasional
rencana
peluang
pendek
Banjarnegara dan ancaman yang dihadapi
jangka
bagi
petani
untuk merealisasikan sasaran
oleh organisasi seperti :
tadi
a. Faktor
di
ekonomi,
Kontrol, yaitu pengendalian dalam
masyarakat dan politik
langkah-langkah evaluasi yang menentukan
b. Sumber Daya Manusia
sebaik mana rencana strategis itu dijalankan
c. Kultur organisasi d. Beberapa
D. Fenomena Penelitian Untuk mengetahui kondisi nyata peneliti
Kecamatan
sosial-budaya
permasalahan
dari
lingkungan luar e. Merespon lingkungan eksternal
menggunakan model perencanaan strategi
f. Beberapa permasalahan internal
dari Bryson, fenomena yang akan diamati
g. Merespon permasalahan internal 3. Penerapan Strategi
adalah :
Untuk menjalankan strategi yang telah 1. Tujuan dan sasaran
dibuat oleh Dinas Pertanian, Perikanan,
Strategi Dinas Pertanian, Perikanan dan
dan
Peternakan Kabupaten Banjarnegara serta
dalam
penyuluh pertanian berkaitan erat dengan
masyarakat dibidang pertanian seperti :
tujuan dan saran seperti :
a. Penciptaan struktur organisasi yang
a. Mensosialisasikan strategi penyuluh pertanian
penanganan
pemberdayaan
efektif
c. Penan
oleh penyuluh pertanian
sistem
infgembangan
dan
pemanfaan informasi
c. Berkurangnya angka kemiskinan di Kecamatan Banjarnegara
4. Pernyataan Visi dan Misi Perencanaan
2. Lingkungan
berskala
besar
yang
berorientasi pada jangkauan masa depan
Pertanian,
Perikanan,
Peternakan
(DINTANKANNAK)
penyuluh
pertanian
mengeksplorasi organisasi
(DINTANKANNAK)
b. Penyiapan anggaran
b. Tercapainya target yang telah dibuat
Dinas
Peternakan
harus
lingkungan
untuk
dan
dan
dan
manajemen puncak agar memungkinkan
ditetapkan
sebagai
dapat
organisasi
diluar
menghasilkan sesuatu seperti :
berinteraksi
keputusan
secara efektif
mengidentifikasi 8
a. Menciptakan visi dan misi organisasi
Pertanian Kecamatan Banjarnegara sudah
untuk mencapai tujuan dan sasaran
mencukupi kuantitas maupun kualitasnya
yang dinginkan
dalam pemberdayaan masyarakat Kecamatan
b. Indikator keberhasilan kunci dari visi
Banjarnegara dibidang pertanian tersebut.
dan misi organisasi c. Mensosialisasikan
Dalam visi
dan
misi
organisasi
penelitian
ini,
penetapan
subyek peneliti berdasarkan pihak utama yang terkait yaitu masyarakat pertanian
d. Organisasi
merespon
keinginan
stakeholder
Kecamatan Banjarnegara, Dinas Pertanian, Perikanan
e. Filosofi yang terkandung dalam visi organisasi
dan
(DINTANKANNAK) Banjarnegara
f. Filosofi yang terdapat dalam misi organisasi
Peternakan
dan
Kabupaten penyuluh
Kecamatan
Banjarnegara
menjelaskan
tentang
pertanian
yang
dapat
pemberdayaan
masyarakat dibidang pertanian Kecamatan E. Metode Peneliatian Jenis
penelitian
Banjarnegara. ini
yang
akan
digunakan yaitu metode penelitian dengan
PEMBAHASAN 4.1.
menggunakan pendekatan kualitatif, dalam
dihadapi Dinas Pertanian, Perikanan
hal ini peneliti akan mendapatkan data yang
dan
akurat dan relevan dengan judul yang
Kecamatan Banjarnegara, Dinas Pertanian, Perikanan,
dan
Peternakan
(DINTANKANNAK) dan di Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Banjarnegara ( BPP ) Kecamatan Banjarnegara, dimana tempat peneliti ini akan dilakukan karena sumber daya manusia di Kecamatan Banjarnegara, Dinas Pertanian, Perikanan, dan Peternakan (DINTANKANNAK)
dan
Penyuluh
Peternakan
Kabupaten
Banjarnegara
diambil. Tempat atau wilayah yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah di
A. Kendala atau Hambatan yang
Selama ini di dalam upaya strategi dinas telah ditemui beberapa kendala atau hambatan, dalam mengetahui kendala atau hambatan yang telah di buat oleh Dinas Pertanian,
Perikanan
dan
Peternakkan
Kabupaten Banjarnegara dalam mencapai sasaran
untuk
menangani
pemberdayaan
masyarakat dalam pengolahan hasil pertanian itu, kendala atau hambatan dapat dilihat dari beberapa pertanyaan yang telah dilakukan oleh peneliti. Faktor utama dari kendala atau 9
penghambat Perikanan
strategi dan
Dinas
Pertanian,
mengetahui lingkungan strategis. Lingkungan
Peternakkan
Kabupaten
strategis terdiri dari lingkungan internal dan
Banjarnegara tidak dapat berjalan sesuai
juga
dengan rencana yang diinginkan, karena
mempengaruhi
sumber daya atau pegawai di dinas itu sendiri
pemberdayaan masyarakat dalam pengolahan
masih kurang dan belum ada inovasi untuk
hasil pertanian. Menilai lingkungan internal
pemberdayaan masyarakat dalam pengolahan
dan eksternal organisasi dimaksudkan untuk
hasil pertanian yang ada di Banjarnegara.
mengidentifikasikan kekuatan, kelemahan,
Selain pegawai yang ada di dintankannak,
peluang dan ancaman yang mungkin akan
pegawai
dihadapi dalam pelaksanaan tersebut.
penyuluh
pertanian
di
Balai
lingkungan
eksternal perumusan
yang strategi
Penyuluh Pertanian Kecamatan Banjarnegara
1. Kesesuaian Visi dan Misi dengan
juga masih sangat minim sehingga tidak dapat
Kondisi
lebih fokus untuk memberikan penyuluhan
Kesesuaian visi dan misi dengan
dalam membuat pengolahan hasil pertanian di
kondisi, tantangan dan kebutuhan saat ini
daerah tersebut. Penyuluh pertanian hanya
sangat mempengaruhi dalam perumusah
memberikan penyuluhan sebatas apa ilmu
dan pelaksanaan strategi. Apabila visi dan
yang ia miliki belum sampai ke pengolahan
misi sesuai maka akan mendukung dalam
hasil
perumusan
pertanian.
Pelatiha-pelatihan
yang
dan
pelaksanaan
diberikan oleh dinas kepada masyarakat juga
pemberdayaan
masih kurang diperhatikan, sehingga tidak
pengolahan hasil pertanian di Kecamatan
merubah
untuk
Banjarnegara. Visi dari Dinas Pertanian,
mengembangkan hasil pertanian yang dimiliki
Perikanan dan Peternakkan Kabupaten
dengan mengolah agar dapat nilai jual yang
Banjarnegara
tinggi dan dapat meningkatkan kesejahteraan.
pertanian yang tangguh dan mandiri yang
Faktor inilah yang menyebabkan angka
berorientasi agribisnis dan berwawasan
kemiskinan di Banjarnegara masih tetap dan
lingkungan
tidak berkurang.
masyarakat Banjarnegara”. Visi diatas
pola
piker
masyarakat
yang B.
Tahapan
dibahas
pada
selanjutnya pemberdayaan
yang
perlu
masyarakat
dalam pengolahan hasil pertanian adalah
masyarakat
strategi
yaitu
“terwujudnya
untuk
dimaksudkan
dalam
kesejahteraan
dalam
lingkup
pemberdayaan pengolahan hasil pertanian itu
artinya
membuat
masyarakat
Banjarnegaran menjadi sejahtera dalam 10
segi
pertanian,
perekonomian
yang
melaksanakan
misinya,
sehingga
mandiri agar dapat bersaing dengan kota
diharapkan dengan adanya komitmen dan
atau kabupaten lainnya. Sehingga dapat
langkah konkrit untuk melaksanakan misi
menjadikan
tersebut akan mendorong keberhasilan
kabupaten
Banjarnegara
menjadi lebih maju dan terbebas dari kemiskinan.
program. 3.
2. Pelaksaan Misi guna pencapaian
Kualitas Sumber Daya Manusi (SDM) yang memadai Sumber daya manusia merupakan
visi Visi menurut Helgeson ( dalam Salusu,
2005
)
adalah
menjelaskan
salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam
setiap
pelaksanaan
program.
bagaimana rupa yang seharusnya dari
Sumber daya manusia yang berperan
suatu organisasi kalau ia berjalan dengan
dalam
baik. Visi keberhasilan dapat dijelaskan
berbagai program. Kualitas sumber daya
sebagai suatu deskripsi tentang bagaimana
manusia pada Dinas Pertanian, Perikanan
seharusnya rupa seni dari suatu organisasi
dan Peternakkan Kabupaten Banjarnegara
pada saat ia berhasil dengan sukses
sudah memadai dalam hal kualitas.
melaksanakan
strateginya
dan
menemukan dirinya yang penuh potensi yang
mengagumkan.
Misi
adalah
pernyataan tentang tujuan organisasi yang diekspresikan dalam produk pelayanan yang dapat ditawarkan, kebutuhan yang dapat
ditanggulangi,
kelompok
masyarakat yang yang dilayani nilai-nilai dapat diperoleh, serta aspirasi dan cita-cita dimasa depan. Pelaksanaan misi yang tepat akan mempermudah pencapaian visi. Pelaksanaan misi merupakan penciptaan program kerja maupun kegiatan. Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakkan Kabupaten Banjarnegara telah berupaya
perencanaan
dan
pelaksanaan
4. Anggaran Dinas Anggaran dinas adalah hal yang penting dalam menjalankan program yang telah dibuat, agar suatu program yang telah dibuat dapat sesuai rencana maka perlu adanya dukungan dari anggaran, dengan adanya anggaran yang mencukupi maka semua dapat berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan. Tadi kita telah melihat segi dari kekuatan (strength)
sekarang
kita
melihat dari segi kelemahan (weakness), kelemahan (weakness) Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakkan Kabupaten Banjarnegara 11
2. Peran
PENUTUP
serta
masyarakat
untuk
A. Kesimpulan
meningkatkan produk pertanian
1. Dalam strategi Dinas Pertanian, Perikan
dengan hasil olahan yang menarik
dan Peternakan Kabupaten Banjarnegara
agar dapat dipasrkan melalui web
menemukan
beberapa
atau
atau blog
hambatan
yang
pada
c. Strategi W-O
pemberdayaan
kendala dihadapi
masyarakat
dalam
1. Peningkatan Kuantitas SDM di
pengolahan hasil pertanian, kendala atau
dinas maupun di balai penyuluh
hambatan yang dihadapi adalah kurangnya
pertanian
SDM di Balai Penyuluh Pertanian (BPP)
d. Strategi W-T
Kecamatan
Banjarnegara.
Dengan
1. Meningkatkan kualitas SDM untuk
terbatasnya SDM yang dimiliki menjadi
mengetahui
kendala dalam pencapaian strategi yang
sebagai alat pemasaran produk
maksimal.
teknologi
3. Setelah mengidentifikasi isu-isu startegi,
2. Berdasarkan dilakukan
tentang
penelitian maka
yang
untuk
telah
merumuskan
maka melakukan evaluasi isu strategi,dari hasil
pengevaluasian
isu
tersebut
strategi yang telah dibuat oleh Dinas
menghasilkan 2 kategori, kategori tersebut
Pertanian,
terdiri dari 4 strategis dan 2 moderat.
Perikanan
dan
Peternakan
Kabupaten Banjarnegara. Berikut hasil
Berikut ini hasilnya:
identifikasi
a. Kategori yang bersifat strategis
isu-isu
strategi
dalam
pengupayaan strategi:
1. Peningkatan
a. Strategi S-O
stakeholder (35)
1. Peningkatan
peran
serta
stakeholder
kerjasama pihak swasta
tentang
teknologi
sebagai alat pemasaran produk
3. Pengoptimalan anggaran dengan
1. Peningkatan
melakukan
para
(31)
b. Strategi S-T
pihak
serta
2. Peningkatkan kualitas SDM untuk mengetahui
2. Pengoptimalan anggaran dengan
peran
koordinasi
stakeholder pelatihan
pembinaan lebih baik
dengan
kerjasama pihak swasta (29)
untuk
4. Peningkatan kuantitas SDM di
dan
dinas maupun di balai penyuluh pertanian (28) 12
b. Kategori yang bersifat moderat
pemberdayaan
1. Peningkatan koordinasi dengan pihak
stakeholder
melakukan
untuk
pelatihan
dan
pembinaan lebih baik (25)
meningkatkan
hasil
produk
di
Kecamatan Banjarnegara. 3.
Antusias
masyarakat
yang
tidak berjalan dengan lancer, dengan diberikan pelatihan dan pembinaan kepada
menarik
menumbuhkan antusias masyarakat
agar
dapat
dipasrkan
masyarakat
untuk
dalam mengolah hasil pertanian di Kecamatan
B. Saran
Banjarnegara
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat
agar semua rencana yang telah dibuat
lapangan pekerjaan yang baru untuk
dapat dilaksanakan sesuai deengan
menambah penghasilan.
diinginkan,
anggaran
yang
memaksimalkan
karena mencukupi
dan
dapat
Pengoptimalan anggaran yang ada
yang
dapat
membuka
dengan dapat
pemberdayaan
masyarakat dalam pengolahan hasil pertanian di Kecamatan Banjarnegara dan dapat sesuai sasaran yang telah ditentukan. 2.
pertanian
pertanian dengan hasil olahan yang
melalui web atau blog (22)
1.
dalam
kurang menjadikan strategi tersebut
2. Adanya peran serta masyarakat untuk
pengolahan
masyarakat
Kurangnya SDM yang ada di Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Banjarnegara membuat strategi yang telah dibuat tidak berjalan sesuai dengan rencana, dengan menambah pegawai penyuluh pertanian di Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Banjarnegara dapat menjadikan lebih efektif dalam melaksanakan strategi
DAFTAR PUSTAKA Awang, San Afri, 1995. “Pemberdayaan Masyarakat dan Kelembagaan Lokal dalam Program IDT: Studi Kasus Tipologi Desa Hutan di Kabupaten Madiun”. Dalam Mubyarto (ed.), Program IDT dan Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Aditya Media. Setiawan, Bakti, 2003, Pembangunan Masyarakat dan Perencanaan Partisipatif, Konsep Dasar dan Faktor-Faktor Kesuksesan, Makalah pada Pelatihan Participatory Planning, MPKD UGM Bekerjasama dengan Bali Urban Infrastructure Programme (BUIP). Kuncoro Mudrajad. Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif ? (Jakarta: penerbit Erlangga, 2006)
13
Supranto.2004. menyusun proposal penelitian, FEUI Pres. Jakarta Pasolong, Harbani. 2007. Teori Administrasi Publik. Bandung : Alfabeta
Madyana.2008. Dasar Penentuan Sampel Dalam Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Universitas Admajaya Salusu.
Dra. Risyanti Riza, Drs. H. Roesmidi, M.M. 2006. Pemberdayaan Masyarakat. Sumedang : Alqaprint Jatinangor Suharto, Edi. 1997. Pembangunan Kebijakan Sosial dan Pekerjaan Sosial: Spektrum Pemikiran. Bandung: Lembaga Studi Pembangunan STKS ( LSPSTKS ) Sumaryadi, I Nyoman. 2005. Perencanaan Pembangunan Daerah Otonomi & Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Citra Utama Umar, Husein. 2001. Strategic Management In Action. Jakarta: Rineka Cipta Ridwan. 2008. Skala Pengukuran VariabelVariabel Penelitian. Bandung: Alfabeta
2005. Pengambilan Keputusan Stratejik Untuk Organisasi Publik dan Organisasi Non Profit. Jakarta : Grasindo
Bryson, John M. 1999, Perencanaan Strategis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Nawawi, H. Hadari. 2005. Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Wrihatnolo, Randy R. 2007. Manajemen Pemberdayaan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Alwasilah, Chaedar. 2003. Pokoknya Kualitatif, Dasar-dasar merancang dan melakukan penelitian kualitatif. Jakarta: Kiblat Buku Utama. .
14