Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
STRATEGI PENGELOLAAN ASET SISTEM PERSAMPAHAN DI KOTA POSO Ebert Febrianus Tonimba dan Joni Hermana Masters Program in Engineering Asset Management FTSP - ITS E-mail :
[email protected]
ABSTRAK Pengelolaan persampahan di Kota Poso yang dilaksanakan oleh Dinas Perumahan dan Kebersihan Kota masih menghadapi berbagai permasalahan antara lain kondisi sarana dan prasarana yang tersedia, alokasi anggaran pembiayaan pengelolaan persampahan masih sangat kecil dan dukungan partisipasi masyarakat dalam hal pemeliharaan kebersihan lingkungan, maupun pembayaran retribusi sampah masih rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merumuskan strategi pengelolaan aset sistem persampahan di Kota Poso dengan menganalisis kondisi eksisting ditinjau dari aspek teknis, aspek pembiayaan dan aspek peran serta masyarakat. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan cara melakukan analisis kondisi eksisting terhadap aspek teknis, aspek pembiayaan dan peran serta masyarakat. Untuk mendapatkan strategi, digunakan Matriks EFI dan EFE, analisa kuadran dan Matrik SWOT. Dari alternatif strategi yang diperoleh kemudian akan dijabarkan ke dalam program-program dan rencana tindak. Hasil analisa kondisi eksisting menunjukkan bahwa: pewadahan sampah yang digunakan masyarakat wadah seadanya, pengumpulan sampah belum efisien dari segi waktu, tenaga dan biaya, jumlah ritasi pengangkutan per hari dump truk sudah memenuhi syarat sebanyak 2 ritasi per hari sedangkan armroll truck masih dapat ditingkatkan menjadi 4 ritasi per hari, biaya pengelolaan sampah terbesar masih diperoleh dari subsidi Pemerintah Daerah Kabupaten Poso yaitu 99% dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah saat ini cukup rendah dilihat dari pengelolaan sampah di sumber dan kepedulian dalam menjaga kebersihan di lingkungannya. Analisa SWOT menghasilkan strategi Turn Around dengan 4 strategi alternatif yang dijabarkan ke dalam 4 program bidang yang berisikan 10 program kerja dan 19 rencana tindak. Kata kunci : Pengelolaan persampahan, analisa SWOT, strategi Turn Around
PENDAHULUAN Kota Poso yang adalah ibu kota Kabupaten Poso terdiri dari 3 (tiga) kecamatan yaitu Kecamatan Poso Kota, Posa Kota Utara dan Poso Kota Selatan dengan luas wilayah ± 60,46 km2 dan berpenduduk ± 34.761 jiwa (Kabupaten Poso dalam Angka, 2008), jumlah penduduk tersebut akan mengalami pertambahan dari tahun ke tahun. Akibatnya laju timbulan sampah di Kota Poso semakin meningkat pula. Pengelolaan persampahan di Kota Poso, dilaksanakan oleh Dinas Perumahan dan Kebersihan Kota Poso khususnya di bawah tanggung jawab Bidang Kebersihan dan Fasilitas Perkotaan dan Perdesaan. Untuk dapat melaksanakan kegiatan pengelolaan persampahan, Dinas Perumahan dan Kebersihan Kota Poso tidak lepas dari dukungan ketersediaan sarana dan prasarana persampahan, pembiayaan dan peran serta masyarakat yang merupakan bagian dari aspek-aspek yang mempengaruhi sistem pengelolaan persampahan.
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
Jika dilihat dari kondisi sarana dan prasarana yang tersedia masih terdapat kesenjangan dari segi jumlah yang dapat dioperasikan karena sebagian dalam kondisi rusak atau sudah melampaui umur pemakaian sehingga mengurangi optimalnya aset tersebut dalam menunjang pengelolaan persampahan. Sumber pembiayaan utama pengelolaan sampah di Kota Poso adalah dari subsidi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, mengingat sumber dana masyarakat yang ditarik melalui retribusi sampah kontribusinya masih sangat kecil dari total pembiayaan pengelolaan sampah. Anggaran belanja untuk pengelolaan persampahan Kota Poso yang tertuang dalam DPA tahun angggaran 2009 adalah sebesar Rp. 1.001.832.000. Jika dibandingkan dengan total APBD Kabupaten Poso tahun anggaran 2009 yang besarnya Rp 626.889.441.000, alokasi pembiayaan pengelolaan sampah masih sangat kecil (± 0,16% dari total APBD). Peran serta masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pengelolaan persampahan dirasakan masih rendah. Masyarakat masih membuang sampah di sembarang tempat padahal pemerintah telah menyiapkan TPS-TPS di wilayah pelayanan. Dengan melihat latar belakang kondisi permasalahan pengelolaan persampahan seperti tersebut di atas maka diperlukan suatu Strategi Pengelolaan Aset Sistem Persampahan di Kota Poso bagi Dinas Perumahan dan Kebersihan Kota yang nantinya mendorong pelayanan optimal yang diberikan kepada masyarakat. Dalam penelitian ini akan dianalisis 3 (aspek) yang dibatasi pada aspek teknis, aspek pembiayaan dan aspek peran serta masyarakat. Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Menganalisis kondisi eksisting pengelolaan aset sistem persampahan di Kota Poso ditinjau dari aspek teknis, aspek pembiayaan dan aspek peran serta masyarakat. 2. Merumuskan strategi pengelolaan aset sistem persampahan di Kota Poso sehingga mampu memberikan pelayanan optimal kepada masyarakat. METODE PENELITIAN Berdasarkan latar belakang dan sesuai dengan tujuan penelitian, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Dengan pengumpulan data melalui: 1. Kajian pustaka yang dilakukan bersumber dari buku-buku yang relevan, undangundang/peraturan/SNI serta penelitian-penelitian sebelumnya/terdahulu. 2. Observasi (pengamatan langsung) ke lokasi, wawancara dan penyebaran kuesioner. Untuk mencapai tujuan penelitian, tahapan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Analisa Kondisi Eksisting Analisa ini dilakukan untuk menganalisa kondisi eksisting pada tiga aspek yaitu aspek teknis, aspek pembiayaan dan aspek peran serta masyarakat sehingga diperoleh gambaran secara umum pengelolaan persampahan di Kota Poso. Hasil yang dicapai dari analisa ini juga adalah merupakan proses pengkajian isu-isu utama yang harus direspon dalam penyusunan strategi. 2. Penyusunan Strategi Manajemen dan Penjabarannya Dengan menggunakan wawancara dengan pendekatan Delphi’s tehnique sebagaimana ditetapkan oleh Fred R. David (Umar, 2002) akan diperoleh daftar faktorfaktor internal (kekuatan dan kelemahan) yang dimiliki dan faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman) yang dihadapi oleh Dinas Perumahan dan Kebersihan Kota. Selanjutnya faktor-faktor tersebut diberikan bobot (derajat kepentingan pengaruhnya)
ISBN : 978-602-97491-1-3 D-2-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
dan rating (derajat kuat tidaknya kondisi internal dan derajat efektif tidaknya manajemen Dinas Perumahan dan Kebersihan Kota menyikapi kondisi eksternal). Hasil nilai pembobotan dan peratingan ini akan diolah menggunakan Matrik Evaluasi Faktorfaktor Internal (EFI) dan Matrik Evaluasi Faktor-faktor Eksternal (EFE) untuk mendapatkan strategi manajemen Dinas Perumahan dan Kebersihan Kota melalui Diagram Analisis (Analisa Kuadran) SWOT (Rangkuti, 1998). Strategi manajemen yang diperoleh selanjutnya diuraikan menjadi strategi-strategi alternatif menggunakan Matrik SWOT (Strengths–Weaknesses–Opportunities–Threats) yaitu dengan cara mengkombinasikan faktor-faktor internal yang dimiliki dan faktor-faktor eksternal yang dihadapi. Langkah selanjutnya adalah mengembangkan strategi-strategi yang dihasilkan dari Matrik SWOT ke dalam pembuatan program-program kerja dan rencana tindak yang sesuai dengan visi, misi, tujuan, dan sasaran-sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. HASIL DAN DISKUSI Analisa Kondisi Eksisting a. Aspek Teknis Pewadahan Sampah Pewadahan sampah saat ini belum melakukan pemisahan antara sampah basah, sampah kering atau sampah berbahaya dan beracun. Wadah sampah individual yang digunakan masyarakat antara lain wadah seadanya, kantong sampah, tong, keranjang dan bak pasangan batu. Jumlah persentase masing-masing jenis pewadahan sampah yang digunakan masyarakat diperoleh dari kuisioner seperti pada Gambar 1. di bawah ini. 3% 48%
39%
10% Wadah seadanya (spt : plastik kresek) Kantong plastik sampah (seperti karung plastik) Drum / tong / keranjang Bak permanen / beton
Gambar 1. Persentase Jenis Wadah Sampah yang Digunakan Masyarakat
Pengumpulan Sampah Pola pengumpulan sampah yang dilakukan di Kota Poso pada umumnya dilakukan dengan pola pengumpulan individual langsung dan pola pengumpulan komunal langsung. Kegiatan pengumpulan dilakukan oleh Dinas Perumahan dan Kebersihan Kota Poso pada masing-masing sumber sampah seperti sampah permukiman, perkantoran dan pendidikan, pasar, pertokoan dan penyapuan jalan. Melihat kondisi tersebut ada beberapa hal yang dapat disimpulkan dari pola pengumpulan sampah di Kota Poso antara lain: belum efisien dari segi waktu, tenaga dan biaya serta belum maksimalnya peranserta masyarakat dalam pengumpulan dari sumber sampah ke TPS/bak komunal.
ISBN : 978-602-97491-1-3 D-2-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
Pengangkutan Sampah Pengangkutan sampah di Kota Poso dari TPS bak terbuka maupun kontainer ke tempat pemrosesan akhir sampah menggunakan dua jenis kendaraan pengangkut yaitu: dump truk (6 unit) dan armroll truck (3 unit). Kendaraan dump truk melakukan pengangkutan dengan sistem kontainer tetap (stationery container system) dan juga melaksanakan pengumpulan individual langsung dari rumah ke rumah (door to door). Untuk jenis angkutan armroll, sitem angkutan menggunakan sistem kontainer angkat (Hauled Container System) cara satu. Dari hasil perhitungan jumlah ritasi pengangkutan per hari, ritasi dump truk sudah memenuhi syarat sebanyak 2 ritasi per hari sedangkan armroll truck masih dapat ditingkatkan menjadi 4 ritasi per hari. b. Aspek Pembiayaan Pembiayaan pengelolaan sampah Kota Poso meliputi biaya operasional dan retribusi sampah. Biaya pengelolaan sampah di Kota Poso bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Poso sebesar Rp. 1.001.832.000. Jika dibandingkan dengan total APBD Kabupaten Poso tahun anggaran 2009 maka alokasi pembiayaan pengelolaan sampah masih sangat kecil (± 0,16% dari total APBD). Dari total biaya pengelolaan persampahan tersebut yang langsung berkaitan dengan biaya operasional dan pemeliharaan pengumpulan dan pengangkutan sampah sebesar Rp. 797.025.000. Struktur tarif retribusi sampah di Kota Poso diatur dalam Perda Tingkat II Poso No. 9 tahun 1997 tentang retribusi sampah kota. Namun sampai saat ini pelaksanaan pemungutan retribusi belum optimal sehingga jumlah pemasukan dari retribusi yang diterima pada tahun 2009 sebanyak Rp. 10.450.000 atau hanya sebesar 1% dari total BOP pengumpulan dan pengangkutan sampah. Dengan demikian biaya pengelolaan sampah terbesar masih diperoleh dari subsidi Pemerintah Daerah Kabupaten Poso yaitu 99%. c. Aspek Peranserta Masyarakat Peranserta masyarakat dalam pengelolaan sampah saat ini dikatakan cukup rendah hal ini terlihat dari hasil kuisioner bahwa : Masyarakat masih membuang sampahnya dengan cara dibakar atau dibuang begitu saja sebesar 43%, 9% dibuang ke got/selokan/sungai, dan 7% menimbun sampahnya. Masyarakat melakukan kegiatan gotong-royong untuk menjaga kebersihan di sekitarnya masih bersifat insidental dimana melakukan kegiatan gotong-royong ketika ada acara-acara tertentu dilingkungan tempat tinggalnya sebesar 59% dan 14% yang melakukannya sekali sebulan. Untuk masyarakat yang telah memperoleh layanan sampah belum mau melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik yang dihasilkan seperti terlihat dari hasil kuisioner bahwa 65% belum melakukan pemilahan sampah yang mereka hasilkan. Rendahnya peranserta masyarakat tersebut disebabkan oleh beberapa hal antara lain : Adanya anggapan di masyarakat bahwa pengelolaan persampahan merupakan tanggung jawab pemerintah daerah. Pada umumnya belum ada unit khusus dari pengelola kebersihan kota yang bertanggung jawab dalam penyusunan dan pelaksanaan program penyuluhan kepada masyarakat.
ISBN : 978-602-97491-1-3 D-2-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
Belum diikutsertakannya masyarakat terutama dalam hal pengelolaan sampah khususnya pengumpulan sampah sampai ke TPS dan juga dalam penarikan retribusi sampah kepada pelanggan. 1. Penyusunan Strategi Manajemen dan Penjabarannya Hasil dari wawancara terstruktur dilanjutkan dengan langkah pembobotan serta peratingan, maka : a. Dengan menggunakan matrik Evaluasi Faktor-faktor Internal (EFI) diperoleh angka total atau nilai sebesar -0,9380 yang menunjukkan bahwa secara internal manajemen Dinas Perumahan dan Kebersihan Kota memiliki banyak kelemahan; b. Dengan menggunakan matrik Evaluasi Faktor-faktor Eksternal (EFE) diperoleh angka total atau nilai sebesar 0,3515 yang menunjukkan bahwa secara eksternal manajemen Dinas Perumahan dan Kebersihan Kota memiliki beberapa peluang. Sehingga titik koordinat yang didapat pada Diagram Analisis SWOT adalah (0,9380 ; 0,3515) yang terletak di kuadran 3 sebagaimana seperti yang dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini : PELUANG Mendukung strategi Turn around
1
(-0,9380 ; 0,3515)
KELEMAHAN INTERNAL
-1
1
KEKUATAN INTERNAL
-1 ANCAMAN
Gambar 2. Diagram Analisis SWOT Dinas Perumahan dan Kebersihan Kota Poso
Untuk itu strategi manajemen (Grand Strategi) yang sebaiknya diambil oleh Dinas Perumahan dan Kebersihan Kota Poso adalah strategi Turn around yaitu dengan fokus strateginya adalah meminimalkan masalah-masalah internal sehingga dapat merebut peluang yang lebih baik. Apabila dimasukkan ke dalam Matrik SWOT adalah kombinasi antara faktor internal Kelemahan (Weaknesses = W) dan faktor eksternal Peluang (Opportunities = O) yang disebut juga Strategi WO. Strategi - strategi alternatif yang termasuk dalam Strategi WO Dinas Perumahan dan Kebersihan Kota Poso adalah sebagai berikut: 1. Penambahan dan optimalisasi sarana dan prasarana pengelolaan persampahan 2. Peningkatkan kemampuan pembiayaan investasi, operasional dan pemeliharaan melalui komitmen pemerintah dalam pembiayaan dan peningkatan pemasukan pendapatan dari retibusi kebersihan 3. Optimalisasi fungsi-fungsi manajemen pengelolaan persampahan dan peningkatan profesionalisme/kompetensi SDM 4. Peningkatan pengelolaan sistem informasi, sosialisasi dan publikasi dalam upaya meningkatkan peranserta pemangku kepentingan dalam pengelolaan persampahan
ISBN : 978-602-97491-1-3 D-2-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
Langkah selanjutnya adalah menerjermahkan strategi-strategi yang diperoleh dari Matrik SWOT Dinas Perumahan dan Kebersihan Kota Poso tersebut di atas ke dalam program-program kerja dan rencana tindak sebagai perwujudan atau implementasi dalam mencapai visi, misi, tujuan, dan sasaran-sasarannya yang telah ditetapkan Dinas Perumahan dan Kebersihan Kota Poso. Pembuatan program kerja dan rencana tindak Dinas Perumahan dan Kebersihan Kota Poso disusun dan dikelompokkan berdasarkan 4 (empat) program bidang, yaitu : 1. Program Bidang Sarana dan Prasarana, terdiri dari 2 program kerja dan 5 rencana tindak; 2. Program Bidang Keuangan, terdiri dari 1 program kerja dan 4 rencana tindak; 3. Program Bidang Sumber Daya Manusia, terdiri dari 1 program kerja dan 4 rencana tindak; dan 4. Program Bidang Pelayanan Masyarakat terdiri dari 3 program kerja dan 6 rencana tindak. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut: 1. Dalam analisa kondisi eksisting pengelolaan persampahan diperoleh hasil: a. Aspek Teknis 1) Pewadahan sampah, pewadahan sampah saat ini belum melakukan pemisahan antara sampah basah, sampah kering atau sampah berbahaya dan beracun. Wadah sampah individual yang digunakan masyarakat sebagian besar adalah wadah seadanya. 2) Pengumpulan Sampah, pola pengumpulan sampah di Kota Poso belum efisien dari segi waktu, tenaga dan biaya serta belum maksimalnya peranserta masyarakat dalam pengumpulan dari sumber sampah ke TPS/bak komunal. 3) Pengangkutan Sampah, hasil perhitungan jumlah ritasi pengangkutan per hari, ritasi dump truk sudah memenuhi syarat sebanyak 2 ritasi per hari sedangkan armroll truck masih dapat ditingkatkan menjadi 4 ritasi per hari. b. Aspek Pembiayaan Jika dibandingkan dengan total APBD Kabupaten Poso tahun anggaran 2009 maka alokasi pembiayaan pengelolaan sampah masih sangat kecil (± 0,16% dari total APBD). Penerimaan dari retribusi sampah hanya sebesar 1% dari total BOP pengumpulan dan pengangkutan sampah. Dengan demikian biaya pengelolaan sampah terbesar masih diperoleh dari subsidi Pemerintah Daerah Kabupaten Poso yaitu 99%. c. Aspek Peran Serta Masyarakat Peranserta masyarakat dalam pengelolaan sampah saat ini dikatakan cukup rendah dilihat dari pengelolan sampah di sumber dan kepedulian dalam menjaga kebersihan di lingkungannya. Rendahnya peranserta masyarakat ini disebabkan masih rendahnya pengetahuan masyarakat dan belum dilibatkannya masyarakat dalam pengelolaan sampah khususnya pengumpulan sampah sampai ke TPS dan penarikan retribusi sampah. 2. Dalam penyusunan strategi Dinas Perumahan dan Kebersihan Kota Poso didapatkan hasil: a. Dengan menggunakan analisa kuadran SWOT diperoleh strategi manajemen
ISBN : 978-602-97491-1-3 D-2-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
(Grand strategy) Turn around yaitu dengan fokus strateginya adalah meminimalkan masalah - masalah internal sehingga dapat merebut peluang yang lebih baik. b. Dalam penjabaran Grand strategy tersebut menjadi program kerja dan rencana tindak didapatkan hasil : 1) Dengan menggunakan matrik SWOT diperoleh 4 (empat) strategi alternatif yang termasuk dalam Strategi WO Dinas Perumahan dan Kebersihan Kota Kabupaten Rejang Lebong, yaitu : 1) Penambahan dan optimalisasi sarana dan prasarana pengelolaan persampahan, 2) Peningkatkan kemampuan pembiayaan investasi, operasional dan pemeliharaan melalui komitmen pemerintah dalam pembiayaan dan peningkatan pemasukan pendapatan dari retibusi kebersihan, 3) Optimalisasi fungsi-fungsi manajemen pengelolaan persampahan dan peningkatan profesionalisme/kompetensi SDM, 4) Peningkatan pengelolaan sistem informasi, sosialisasi dan publikasi dalam upaya meningkatkan peranserta pemangku kepentingan dalam pengelolaan persampahan; dan 2) Dengan menggunakan strategi - strategi bisnis maka disusunlah program kerja dan rencana tindak Dinas Perumahan dan Kebersihan Kota Posoberdasarkan 4 (empat) program bidang, yaitu : 1) Program Bidang Sarana dan Prasarana, 2) Program Bidang Keuangan, 3) Program Bidang Sumber Daya Manusia, dan 4) Program Bidang Pelayanan Masyarakat, yang terdiri dari 10 program kerja dan 19 rencana tindak. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik dan Bappeda Kabupaten Poso (2009), Kabupaten Poso Dalam Angka 2007, BPS dan Bappeda Kabupaten Poso, Poso. Badan Standarisasi Nasional (1994), Tata Cara Pengelolaan Sampah di Permukiman, SNI 19-3242-1994, LPMB, Bandung. Badan Standarisasi Nasional (2002), Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan, SNI 19-2454-2002, LPMB, Bandung. David, F.R. (2003), Strategic Management : Concepts and Cases, 9th Edition, Prentice Hall International Editions. Hitt, M.A, Ireland, R.D dan Hoskinson, R.E. (1996), Manajemen Strategis; Menyongsong Era Persaingan dan Globalisasi, Erlangga, Jakarta. Kodoatie, R.J. (2005), Pengantar Manajemen Infrastruktur, Pustaka Pelajar, Yogyakarta Leong, KC., (2004), The Essence of Asset Management, Published by UNDP-TUGI Kuala Lumpur. Rangkuti, F. (1998), Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis ; Reorientasi Konsep Perencanaan Strategi Untuk Menghadapi Abad 21, PT. Gramedia, Jakarta. Pemerintah Republik Indonesia (2008), Undang-Undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Jakarta.
ISBN : 978-602-97491-1-3 D-2-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
Salusu, J. (2000), Pengambilan Keputusan Strategik ; Untuk Organisasi Publik dan Organisasi Non Profit, PT. Gramedia, Jakarta. Umar, H. (2002), Strategic Management In Action, PT. Gramedia, Jakarta.
ISBN : 978-602-97491-1-3 D-2-8