56
TEKNOMATIKA, Vol.06, No.02, September 2016 P-ISSN : 2087-9571, E-ISSN : 2541-335X
Strategi Pemanfaatan Kolam Bekas Tambang Timah Menggunakan Metode Analitical Hierarki Process (AHP) UTILIZATION STRATEGY OF POND EX TIN MINING USING ANALITICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) METHODOLOGY Elly Yanuarti*1, Parlia Romadiana2 Program Studi Sistem Informasi, STMIK Atma Luhur, Pangkalpinang e-mail: *
[email protected],
[email protected]
1,2
Abstrak Salah satu dampak kerusakan lingkungan akibat adanya penambangan timahdi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah terbentuknya kolam. Kolam bekas tambang timah tersebut belum dapat dimanfaatkan secara optimal bahkan sebagian besar hanya diabaikan. Oleh karena itu perlu adanya strategi pemanfaatan kolam bekas tambang timah sebagai asset yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal. Penelitian ini menggunakan metodologi AHP untuk menentukan alternatif strategi, kriteria dan subkriteria. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan aplikasi Expert Choice 2000. Hasil dari penelitian ini adalah strategi terbaik yang dapat dijadikan sebagai landasan pengambilan keputusan terutama bagi pemerintah daerah untuk menjadikan kolam bekas tambang timah sebagai sumber pendapatan masyarakat. Kata kunci—Tambang Timah, Pemanfaatan Kolam Bekas Tambang Timah, AHP, Expert Choice 2000 Abstract One of the effects of environmental damage as a result of tin mining in Bangka Belitung Province is the formation of a pond. The pond ex tin mining isn’t yet to be used optimally even mostly just be ignored. Therefore it is necessary to utilization strategy of pond ex tin mining as asset that increase local economic growth. This research uses AHP methodology to determine alternative strategies, criteria and sub-criteria. Data processing in this research using Expert Choice 2000 application. The results of this research is the best strategy that can be used as the basic for decisionmaking especially for the local government to make of pond extin mining as a source of public revenue. Keywords—Tin Mining, Utilization of Pond Ex Tin Mining, AHP, Expert Choise 2000 1. PENDAHULUAN
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan salah satu daerah penghasil timah dimana kegiatan tersebut memberikan kontribusi yang sangat signifikan terhadap perekonomian masyarakatnya. Kegiatan Tambang Inkonvensional (TI) secara ilegal oleh masyarakat semakin banyak sehingga berdampak pada lingkungan seperti rusaknya lahan pasca penambangan, tercemarnya kualitas air, serta terbentuknya kolam atau yang lebih dikenal di wilayah bangka belitung dengan istilah “kolong” atau “lobang camuy” akibat galian tambang. Kolam-kolam tersebut sampai saat ini belum dimanfaatkan sepenuhnya. Kolam tersebut memiliki kedalaman bervariasi mulai dari 1m hingga 21m. Umumnya kolam tersebut berukuran 0,25 – 4,0 Ha dengan kedalaman 2 – 6 m. Berdasarkan usia kolam terdiri dari 3 jenis antara lain kolam/danau bekas galian mentah (kolam usia muda), kolam/danau bekas galian setengah matang (kolam usia sedang) dan kolam/danau bekas galian matang (kolam usia tua). Kolam-kolam yang ada di wilayah Bangka Belitung seharusnya dapat dijadikan sebagai asset dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal. Gambaran pertumbuhan ekonomi lokal adalah dengan berkembangnya potensi-
TEKNOMATIKA, Vol.06, No.02, September 2016 P-ISSN : 2087-9571, E-ISSN : 2541-335X
ISS57
potensi ekonomi di tingkat lokal yang mampu mengangkat derajat perekonomian masyarakat yang bersangkutan sehingga masyarakat mampu bertahan dan bahkan bersaing di bidang ekonomi dengan masyarakat daerah lain[1]. Untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal maka kolam bekas galian harus dikelola dan dimanfaatkan. Upaya pemanfaatan kolam yang dapat dilakukanantara lain dengan cara dijadikan sebagai area pembudidayaan ikan air tawar bagi masyarakat misalnya ikan lele ataupun ikan patin baik melalui keramba apung ataupun dilepas secara liar. Usaha budi daya ikan ini dapat dilakukan pada kolam yang berusia lebih dari 15 tahun atau yang mempunyai akses ke sungai dan laut. Selain itu kolam juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana rekreasi dan wisata air ataupun sebagai tempat penangkaran buaya. Usaha penangkaran buaya selain untuk melestarikan buaya juga dapat dimanfaatkan sebagai penghasil kulit buaya[2]. Berdasarkan hal diatas penulis mencoba menganalisis pemilihan strategi yang tepat dalam pemanfaatan kolam bekas tambang timah tersebut terutama untuk kolam yang berada dekat dengan pemukiman. Penentuan prioritas alternatif dan kriteriadilakukan dengan menggunakan metode Analitical Hierarchy Process (AHP). Metode AHP akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki. Dengan hirarki suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan kedalam kelompok – kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis.Metode pairwise comparison AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang diteliti multi obyek dan multi kriteria yang berdasarkan pada perbandingan preferensi dari tiap elemen dalam hirarki. Pembuat keputusan menentukan pilihan atas pasangan perbandingan yang sederhana, membangun semua prioritas untuk urutan alternatif[3]. Adapun penelitian terkait dengan metode AHP antara lain penelitian yang dilakukan oleh Iskandar Z. Nasibu dengan judul Sistem Pendukung Keputusan Penempatan Karyawan Menggunakan Aplikasi Expert Choise. Penelitian ini memanfaatkan Expert Choise 2000 untuk menerapkan metode AHP untuk mendukung keputusan penempatan karyawan sehingga menghasilkan rekomendasi terbaik yaitu menetapkan seorang karyawan untuk menempati suatu jabatan strategis[4]. Selain itu ada penelitian yang dilakukan oleh Nur Rochman Dyah P.A dan Armandira Maulana P dengan judul Sistem Pendukung Keputusan Perencanaan Stategis Kinerja Instansi Pemerintah Menggunakan Metode AHP (Studi Kasus di DEPERINDAG). Penelitian ini menghasilkan aplikasi yang dapat membantu pimpinan dalam menentukan keputusan dalam perencanaan strategis berdasarkan pada skala prioritas dengan metode AHP[5]. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Lia Rochmasari, Suprapedi dan Hendro Subagyo dengan judul Penentuan Prioritas Usulan Sertifikasi Guru Dengan Metode AHP (Analitical Hierarchy Process) yang menghasilkan aplikasi DSS Prioritas sertifikasi untuk diimplementasikan pada Dinas Pendidikan pada satuan tingkat sekolah[6]. Dengan metode AHP penulis membuat sebuah sistem pendukung keputusan dalam memilih strategi pemanfaatan kolam bekas tambang timah yang diharapkan nantinya dapat membantu pembuat keputusan untuk memperoleh strategi terbaik berdasarkan faktor pertimbangan yang ada. 2. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dimana jenis informasi dalam penelitian ini diolah dengan teknik statistik dimana datanya diperoleh dari kuesionerdengan menggunakan pendekatan Analitical Hierarchy Process (AHP) yang selanjutnya diolah dengan menggunakan aplikasi Expert Choice 2000. 2. Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data primer dalam penelitian ini digunakan teknik wawancara dimana pertanyaan yang diajukan sesuai dengan permasalahan. Tahap selanjutnya adalah
58
TEKNOMATIKA, Vol.06, No.02, September 2016 P-ISSN : 2087-9571, E-ISSN : 2541-335X
dengan menyebarkan kuesioner kepada responden ahli. Penyebaran kuesioner dilakukan dalam 2 tahap. Kuesioner pertama digunakan untuk menentukan elemen-elemen penting yang harus dipertimbangkan dan kuesioner yang kedua digunakan untuk menentukan tingkat kepentingan masing-masing elemen. Sedangkan untuk data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan dan media internet. 3. Pemilihan Sample Metode pemilihan sample dalam penelitian ini adalah purposive sampling dimana sampel yang diambil sebanyak 4 orang yang dianggap sebagai seseorang yang memiliki informasi yang diperlukan dalam penelitian ini. 4. Analisis Data Analisis data dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan di AHP sehingga menghasilkan sebuah hierarki yang terdiri dari tujuan (goal), level 1 untuk kriteria, level 2 untuk subkriteria dan level 3 untuk alternatif strategi seperti yang ditunjukkan pada gambar 1:
Gambar 1Struktur Hierarki 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Solusi dengan Expert Choice 2000 Berdasarkan data perbandingan berpasangan dengan pendekatan AHP yang diolah menggunakan aplikasi Expert Choice 2000 maka diperoleh hasil seperti yang terlihat pada gambar 2 berikut ini :
TEKNOMATIKA, Vol.06, No.02, September 2016 P-ISSN : 2087-9571, E-ISSN : 2541-335X
ISS59
Gambar 2 Struktur Hierarki Strategi Pemanfaatan Kolam Bekas Tambang Timah
Gambar 3Prioritas Kriteria dan Nilainya Gambar diatas menunjukkan bahwa prioritas kriteria yang menjadi pertimbangan dalam menentukan strategi adalah Biaya, Resiko, Menciptakan Lapangan Pekerjaan dengan nilai sebesar 0,226 dengan tingkat konsisten sebesar 0,01.
Gambar 4Prioritas Subkriteria Berdasarkan Kriteria Biaya dan Nilainya Gambar diatas menunjukkan bahwa prioritas subkriteria berdasarkan kriteria Biaya yang menjadi pertimbangan dalam menentukan strategi adalah Infrastruktur dengan nilai sebesar 0,619 dengan tingkat konsisten sebesar 0,00.
60
TEKNOMATIKA, Vol.06, No.02, September 2016 P-ISSN : 2087-9571, E-ISSN : 2541-335X
Gambar 5Prioritas Alternatif Berdasarkan Kriteria Biaya Subkriteria Infrastruktur dan Nilainya Gambar 5 menunjukkan bahwa prioritas alternatif berdasarkan kriteria Biaya subkriteria Infrastruktur adalah Budi Daya Ikan Air Tawar dengan nilai sebesar 0,423 dengan tingkat konsisten sebesar 0,01.
Gambar 6Prioritas Alternatif Berdasarkan Kriteria Biaya Subkriteria Perawatan dan Nilainya Gambar 6 menunjukkan bahwa prioritas alternatif berdasarkan kriteria Biaya subkriteria Perawatan adalah Sumber Cadangan Air Baku dengan nilai sebesar 0,449 dengan tingkat konsisten sebesar 0,01.
Gambar 7Prioritas Alternatif Berdasarkan Kriteria Biaya Subkriteria Pengembangan dan Nilainya Gambar 7 menunjukkan bahwa prioritas alternatif berdasarkan kriteria Biaya subkriteria Pengembangan adalah Sumber Cadangan Air Baku dengan nilai sebesar 0,396 dengan tingkat konsisten sebesar 0,01.
TEKNOMATIKA, Vol.06, No.02, September 2016 P-ISSN : 2087-9571, E-ISSN : 2541-335X
ISS61
Gambar 8Prioritas Alternatif Berdasarkan Kriteria Waktu dan Nilainya Gambar 8 menunjukkan bahwa prioritas alternatif berdasarkan kriteria Waktu adalah Budi Daya Ikan Air Tawar dengan nilai sebesar 0,427 dengan tingkat konsisten sebesar 0,01.
Gambar 9Prioritas Alternatif Berdasarkan Kriteria Ketersediaan Investor dan Nilainya Gambar 9 menunjukkan bahwa prioritas alternatif berdasarkan kriteria Ketersediaan Investor adalah Budi Daya Ikan Air Tawar dengan nilai sebesar 0,417 dengan tingkat konsisten sebesar 0,02.
Gambar 10Prioritas Alternatif Berdasarkan Kriteria Resiko dan Nilainya Gambar 10 menunjukkan bahwa prioritas alternatif berdasarkan kriteria Resiko adalah Penangkaran Buaya dengan nilai sebesar 0,434 dengan tingkat konsisten sebesar 0,01.
62
TEKNOMATIKA, Vol.06, No.02, September 2016 P-ISSN : 2087-9571, E-ISSN : 2541-335X
Gambar 11Prioritas Alternatif Berdasarkan Kriteria Menciptakan Lapangan Pekerjaan dan Nilainya Gambar 11 menunjukkan bahwa prioritas alternatif berdasarkan kriteria Menciptakan Lapangan Pekerjaan adalah Penangkaran Buaya dengan nilai sebesar 0,438 dengan tingkat konsisten sebesar 0,03.
Gambar 12Prioritas Alternatif Berdasarkan Kriteria Kualitas SDM dan Nilainya Gambar 12 menunjukkan bahwa prioritas alternatif berdasarkan kriteria Kualitas SDM adalah Sumber Cadangan Air Baku dengan nilai sebesar 0,503 dengan tingkat konsisten sebesar 0,01.
Gambar 12Prioritas Alternatif Secara Global Gambar diatas menunjukkan hasil perbandingan berpasangan (pairwise comparison) dari gabungan pendapat responden secara keseluruhan. Prioritas alternatif dengan nilai tertinggi adalah Budi Daya Ikan Air Tawar dengan nilai sebesar 0,324 dengan tingkat konsisten sebesar 0,01. 2. Tingkat sensitivitas Hasil Analisis Inconsistency ratio atau rasio inkonsistensi data responden merupakan parameter yang digunakan untuk memeriksa apakah perbandingan berpasangan telah dilakukan dengan konsekuen atau tidak. Rasio inkonsistensi data dianggap baik jika nilai Crnya ≤ 0,1. Rasio
TEKNOMATIKA, Vol.06, No.02, September 2016 P-ISSN : 2087-9571, E-ISSN : 2541-335X
ISS63
inkonsistensi data pendapat gabungan responden untuk memilih strategi disajikan dalam bentuk tabel 1 berikut: Tabel 1. Rasio Inkonsistensi
No. Matriks Perbandingan Elemen 1. Perbandingan elemen kriteria level 2 berdasarkan tujuan strategi pemanfaatan kolam bekas tambang timah elemen 2. Perbandingan subkriteria level 3 kriteria Biaya 3. Perbandingan elemen kriteria level 2 kriteria Biaya subkriteria Infrastruktur 4. Perbandingan elemen kriteria level 2 kriteria Biaya subkriteria Perawatan 5. Perbandingan elemen kriteria level 2 kriteria Biaya subkriteria Pengembangan 6. Perbandingan elemen kriteria level 2 kriteria Waktu 7. Perbandingan elemen kriteria level 2 kriteria Ketersediaan Investor 8. Perbandingan elemen kriteria level 2 kriteria Resiko 9. Perbandingan elemen kriteria level 2 kriteria Menciptakan Lapangan Pekerjaan 10. Perbandingan elemen kriteria level 2 kriteria Kualitas SDM
Nilai CR 0,01 0,00 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02 0,01 0,03 0,01
Berdasarkan tabel 1 dapat disimpulkan bahwa nilai rasio inkonsistensinya lebih kecil dari 0,1 sebagai nilai batas maksimum. Dengan demikian hasil pengolahan data menggunakan aplikasi Expert Choice 2000 dinyatakan konsisten. 4. KESIMPULAN Kolam bekas tambang timah merupakan aset yang dapat dimanfaatkan untuk meingkatkan pertumbuhan ekonomi lokal. Beberapa alternatif strategi untuk memanfaatkan kolam bekas tambang timahantara lain sebagai tempat budi daya ikan air tawar, penangkaran buaya, tempat pembuangan akhir dan tempat pariwisata. Berdasarkan hasil pengolahan data maka diperoleh bahwa alternatif strategi yang terbaik untuk pemanfaatan kolam bekas tambang timah adalah Budi Daya Ikan Air Tawar dengan bobot sebesar 0,324. 5. SARAN Penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda serta penambahan kriteria maupun subkriteria yang dapat dijadikan pertimbangan dalam memilih strategi terbaik dalam pemanfaatan kolam bekas tambang timah.
64
TEKNOMATIKA, Vol.06, No.02, September 2016 P-ISSN : 2087-9571, E-ISSN : 2541-335X
UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan kali ini tak lupa penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyelesaian penelitian ini terutama kepada para responden dan segenap civitas STMIK Atma Luhur atas dukungannya. DAFTAR PUSTAKA [1] Faozan, Hariz, 2010, Tata Kelola Pemerintahan Daerah yang Baik dan Pertumbuhan Ekonomi Lokal yang Menimbulkan Pembangunan Daerah, Jurnal Ilmu Administrasi, Vol. VIII, No. 4. [2] Peraturan Daerah Nomor 26 Tahun 2011 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Kolong. [3] Syaifullah, 2010, Pengenalan Metode AHP (Analitical Hierarchy Process), http://syaifullah08.files.wordpress.com/2010/02/pengenalan-analytical-hierarchyprocess.pdf, diakses tanggal01Agustus 2016 [4] Nasibu, Iskandar z., 2009, Penerapan Metode AHP Dalam Sistem Pendukung Keputusan Penempatan Karyawan Menggunakan Aplikasi Expert Choise, Jurnal Pelangi Ilmu, Vol. 2, No 5. [5] Nur Rochman Dyah P.A dan Armandira Maulana P, 2009, Sistem Pendukung Keputusan Perencanaan Strategis Kinerja Instansi Pemerintah Menggunakan Metode AHP (Studi Kasus di DEPERINDAG), Jurnal Informatika, Vol. 3, No. 2. [6] Rohmasari, Lia, Suprapedi, dan Hendro Subagyo, 2010, Penentuan Prioritas Usulan Sertifikasi Guru Dengan Metode AHP (Analitical Hierarchy Process), Jurnal Teknologi Informasi, Vol. 6, No. 1.