Strategi Pengembangan Promosi Musik Menggunakan Metode Analytic Hierarcy Process (AHP) Firla Aprilia Sentani Mahasiswa Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura
liasentani@gmail.com Abstract- Electone Musical entertainment is one of the services that use partnership management system. This venture was established on 21 April 2001 formed a business called "Musical" in the village of Limbung Arang, Sungai Raya, Kubu Raya. The new place of business operated Musical Electone confronted with the existence of business competitors with similar business. These competitors generally have the same area with the location of where a business is established, including Citra entertain, BMB, Rolista Band which is not far from the place Musical Electone. The competitive environment is difficult for Musical Electone to get market share. Therefore, to gain market share and compete in this market takes the right strategy. The purpose of this research is 1) Identify the form of promotional activities undertaken by CV. Musical Electone, 2) Determining the factors that influence the preparation of promotional strategies CV. Musical Electone, 3) Develop alternative as enter the promotional strategy is expected to benefit the CV. Musical Electone. Keywords: Promotion, Entertainment Services, Hierarcy Analytic Process (AHP) 1. Pendahuluan Perkembangan dunia usaha saat ini tidak lepas dari adanya persaingan bisnis antar perusahaan. Untuk dapat mempertahankan kredibilitas perusahaan-perusahaan yang telah lama berdiri dan munculnya perusahaan-perusahaan baru yang saling bersaing dalam mendapat minat dan memperoleh keuntungan usaha dari masyarakat luas, menjadikan perusahaan-perusahaan tersebut berupaya untuk memperkenalkan usahanya dan bidang-bidang bisnis atau produk apa saja yang mereka miliki kepada masyarakat. Salah satu bisnis jasa yang menjadi peluang bisnis menjanjikan manfaat dan keuntungan di masyarakat yaitu jasa dalam bidang hiburan Musik Electone. Seperti kita ketahui Musik Electone adalah musik yang menggunakan satu alat instrumen keyboard sebagai pengiring utama yang dilengkapi dengan “program master visual dan manual” sehingga menjadi satu-kesatuan musik
dengan ciri khas tersendiri. Musik Electone biasa disebut Orgen Tunggal, dan dalam keberadaannya di tengah masyarakat yang majemuk tentunya kehadiran Musik Electone terkadang-kadang menjadi pilihan utama dalam berbagai kegiatan dan acara kemasyarakatan, contohnya acara perkawinan, khitanan, acara pertemuan formal dan informal. Bisnis jasa hiburan musik memiliki keunikan tersendiri bila dibandingkan dengan bisnis barang atau produk, karena jasa sendiri merupakan suatu yang tidak dapat dilihat secara kasat mata namun dapat dirasakan manfaatnya. Kekuatan utama bisnis ini adalah kehadiran manusia sebagai modal utama, keterlibatan manusia dalam proses penyampaian manfaat dari produsen ke konsumen menjadi faktor penentu dalam keberhasilan suatu bisnis jasa. Perkembangan persaingan dalam jasa hiburan sekarang ini semakin pesat, seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan konsumen dalam kehadiran musik yang terkadang-kadang menjadi pilihan utama dalam berbagai acara. Hal ini menuntut jasa-jasa hiburan untuk terus bersaing melakukan inovasi-inovasi produk, peningkatan kualitas produk. CV. Musical Electone yang berada di Desa Arang Limbung, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya. Dalam menentukan harga CV. Musical Electone perlu melakukan pemasaran serta faktor yang mempengaruhi penyusunan yang di hadapi mencari alternatif yang paling efektif dan tepat dalam strategi promosi. Dapat disusun suatu perumusan masalah yaitu: 1. Bagaimana bentuk kegiatan promosi yang dijalankan oleh CV. Musical Electone? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi strategi promosi CV. Musical Electone? 3. Alternatif strategi promosi apakah yang tepat untuk diterapkan sesuai dengan keadaan perusahaan? 2. Teori Dasar Teori-teori yang mendukung dalam penelitian ini adalah: 2.1 Pemasaran Menurut Shimp (2007:141) pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai
20
antara mereka dengan pelanggannya. Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ada dua tujuan yang berbeda dari dua pihak (penjual dan pembeli) yang harus dicapai oleh pemasaran. Oleh karena pemasaran itu dilakukan untuk menilai kebutuhan dari pembeli potensial dan memuaskan kebutuhan tersebut. 2.2 Analytic Hierarchy Process Analytical Hierarchy process (AHP) adalah suatu metode pengambilan keputusan yang sederhana dan fleksibel, yang menampung kreativitas dalam rancangannya terhadap suatu masalah. Metode ini pertama kali dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, ahli matematika dari University of Pitsburgh, Amerika Serikat pada awal tahun 1970-an. Analisis AHP ditujukan untuk membuat model permasalahan yang tidak terstruktur dan biasanya diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah terukur maupun masalah-masalah yang memerlukan pendapat (judgement). 2.3 Proses Pengambilan Keputusan Proses pengambilan keputusan sudah menjadi bagian dari sejarah manusia. Dan semakin berkembangnya pengetahuan manusia maka mereka semakin bersikap rasional dalam melakukan pengambilan keputusan. Keputusan yang hamya berlandaskan pada intuisi semakin kurang dihargai. Kemampuan logika, penalaran dan kemampuan ilmiah manusia telah membuat suatu keputusan lebih dapat dipertanggungjawabkan, karena semua unsur-unsur subyektif, irasional dan emosional telah dihilangkan atau telah dieliminasi seminimal mungkin. Tetapi bersamaan dengan kondisi di atas, dunia juga dipenuhi oleh permasalahan yang semakin kompleks. Alternatif yang dipilih menuntut pemikiran yang bersifat multi-criteria, dan proses pemilihan altenatif terkadang menjadi suatu proses pemilihan yang perlu melibatkan banyak pihak. (Saaty, 1993). Untuk sampai pada pemilihan alternatif kita harus melalui proses pengembangan kriteria terlebih dahulu. Secara pokok, manusia melakukan proses penyusunan dan sintesa suatu masalah melalui dua jenis pendekatan, (Saaty, 1993) yaitu: a. Pendekatan Deduktif, yaitu pendekatan yang memandang suatu masalah sebagai suatu jaringan dengan masing-masing entiti yang mempunyai fungsi tersendiri. b. Pendekatan Sistem, yaitu pendekatan yang memandang suatu masalah sebagai suatu sistem dengan fokus analis adalah bagaimana sistem tersebut berfungsi sebagai kesatuan dan bagaimana sistem tersebut beraksi terhadap kondisi diluar melalui mekanisme umpan balik faktor yang terlupakan pada pendekatan deduktif.
Pada dasarnya, prosedur atau langkah-langkah dalam metode AHP meliputi (Kusrini, 2007:91): 1. Mengidentifikasi masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu menyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi. Penulisan hierarki adalah dengan menetapkan tujuan yang merupakan sasaran sistem secara keseluruhan pada level teratas. 2. Menentukan prioritas elemen a. Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen adalah membuat perbandingan pasangan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan sesuai kriteria yang diberikan. b. Matriks perbandingan berpasangan diisi menggunakan bilangan untuk merepresentasikan kepentingan relative dari suatu elemen terhadap elemen yang lainnya. 3. Sintesis Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesiskan untuk memperoleh keseluruhan prioritas 4. Mengukur Konsistensi Dalam membuat keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik konsistensi yang ada karena kita tidak menginginkan keputusan berdasarkan pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. 5. Menghitung Consistency Indeks CI dengan rumus : ...................................(1) Dimana n = banyak elemen 6. Hitung Rasio Konsistensi/Consistency Ratio (CR) dengan rumus: ............................................(2) Dimana :CR = Consistency Ratio CI = Consistency Indeks RI = Indeks Random Consistency
7. Memeriksa konsistensi hierarki. Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data judgment harus diperbaiki. Namun jika rasio konsistensi (CI/IR) kurang atau sama dengan 0,1, maka hasil perhitungan bisa dinyatakan benar. Daftar Indeks Random Konsistensi (IR) bisa dilihat dalam table berikut ini : Tabel 1. Random Indeks Untuk Sampel
21
3. Metedologi Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan, seperti yang ditunjukan pada gambar 2.
kepentingan hampir sama dengan bobot 0,246 dan 0,203. Kedua aktor ini memiliki tugas dan kewenangan dalam mengatur jalannya jasa hiburan. Kemudian yang terakhir adalah perwakilan konsumen yang hanya sebatas memberi rekomendasi kepada Musical Electone. Aktor ini tidak terlalu berpengaruh terhadap perumusan strategi promosi perusahaan dengan perwakilan konsumen menduduki prioritas keempat dengan bobot 0,171. Tabel 4 Analisis Unsur Tujuan terhadap Sasaran Utama
Pengolahan vertikal untuk tingkat keempat berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh tempat usaha ini. Tujuan utama yang ingin dicapai tempat usaha ini adalah meningkatkan dan mempertahankan penampilan dengan bobot 0,750. Tabel 5 Susunan Bobot dan Prioritas Tujuan yang Berkepentingan dalam Strategi Promosi Musical Electone Gambar 2. Digram Alir Penelitian 4. Hasil Penelitian 4.1 Pengolahan Data Secara Vertikal Analisis pengolahan data secara vertikal bertujuan untuk melihat pengaruh setiap unsur pada tingkat hierarki tertentu terhadap unsur sasaran utama atau goal. Hasil pengolah vertikal, pada dasarnya hampir sama dengan pengolahan horisontal. Perbedaannya hanya pada tingakat selanjutnya yaitu tingkat ketiga, keempat dan kelima. Tabel 2 Analisis Unsur Aktor terhadap Sasaran utama
Berdasarkan hasil pengolah vertikal untuk tingkat ketiga dapat dilihat bahwa kator yang memiliki kepentingan tertinggi dalam penyusunan strategi promosi adalah pemain musik dengan bobot 0,380. Tabel 3 Susunan Bobot dan Prioritas Aktor yang Berkepentingan dalamStrategi Promosi Musical Electone
Prioritas kedua adalah menginformasikan keunggulan Musical Electone. Tujuan ini masih berhubungan dengan tujuan pertama. Menginformasikan jasa Musical Electone (0,250) menjadikan masyarakat mengetahui keberadaan dan keunggulan Musical yang nantinya dapat memberi peluang keberhasilan perusahaan dalam bersaing. Tabel 6 Anilisis Unsur Alternatif terhadap Sasaran Utama
Pengolahan vertikal untuk tingkat kelima berkaitan dengan alternatif yang dipilih. Berdasarkan pengolahan data secara vertikal didapatkan alternatif dengan prioritas tertinggi dengan bobot 0,364 yaitu (C) Mengembangkan kegiatan promosi baru yang lebih menarik dengan mendorong kreativitas komunitas musisi. Proritas kedua yaitu (B), Mengembangkan kegiatan penjualan perorangan dengan program member get member (0,299). Tabel 7 Susunan bobot dan prioritas alternatif yang dipilih Musical Electone
Aktor selanjutnya dipegang oleh Penyanyi dan Kepala Pimpinan. Kedua aktor ini memiliki
22
Alternatif prioritas ketiga adalah alternatif E ikut serta untuk mendukung kegiatan masyarakat sekitar perusahaan atau mengadakan acara yang sebagai bentuk dari kegiatan publisitas dan humas (0,157). Alternatif keempat diduduki oleh alternatif D, yaitu Lebih aktif berpromosi dengan menggunakan media periklanan yang memiliki cakupan geografis sesuai dengan wilayah Musical Electone (bobot 0,096). Alternatif yang menjadi prioritas terakhir adalah alternatif A, yaitu Melaksanakan kegiatan promosi yang telah dilaksanakan perusahaan dengan bobot 0,085. 4.2 Pengolahan Data Secara Horisontal 1. Analisis Unsur Faktor Pada Tingkat Kedua Berikut cara penilaian Bobot dan prioritas (unsur faktor penyusunan strategi promosi Musical Electone) dengan menjumlahkan faktor. Setelah menjumlahkan, maka langkah selanjutnya mencari nilai normal dengan cara membagi nilai total dengan jumlah tiap faktor yang dapat dilihat pada Tabel 8 Tabel 8 Penilaian Bobot Pada Unsur Faktor Musical Electone
Berdasarkan pengolahan data yang dapat dilihat bahwa prioritas faktor yang memiliki tingkat pengaruh terbesar didalam penyusunan strategi Musical Electone adalah STP dengan bobot 0,384 (tabel 4.7). Faktor-faktor berikutnya yang turut berpengaruh dalam strategi promosi secara berurut adalah sumber daya manusia, luas cakupan geografis, dan anggaran promosi. Tabel 9 Bobot dan prioritas (unsur faktor penyusunan strategi promosi Musical Electone)
Untuk faktor STP menjadi proritas yang bepengaruh karena segmentasi yang dimiliki CV.Musical Electone membantu tempat usaha dalam menentukan strategi promosi. Pemilihan segmentasi ini bertujuan untuk memfokuskan kegiatan pada target konsumen tertentu. Target konsumen yang tepat akan membantu Musical Electone untuk memaksimalkan pemanfaatan sumber daya untuk melaksanakan promosi agar lebih efektif.
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor yang menduduki prioritas kedua. Faktor sumber daya manusia menjadi prioritas ketiga karena dalam menetukan strategi promosi Musical Electone perlu memperhatikan keunggulan dan kelemahan sumber daya manusia yang dimiliki Musical Electone. Kebutuhan sumber daya promosi pada masing-masing alat promosi berbeda-beda. Hal ini bergantung terhadap kuantitas dan kualitas tim. Kuantitas dilihat dari banyaknya tim yang dapat digunakan dalam melakukan kegiatan promosi dan kualitas berhubung untuk membantu kegiatan promosi dan kualitas berhubungan dengan keahlian yang dimiliku oleh tim yang bekerja untuk membantu kegiatan promosi. Unsur faktor menjadi prioritas ketiga adalah luas cangkup geografis. Ini berguna untuk acuan dalam melakukan promosi, bila dirasakan perlu dan sesuai untuk dijalankan Musical Electone. Luas Cakupan Geografis (LG) merupakan kekuatan atau daya jangkau suatu alat promosi untuk menjangkau khalayak. Untuk Musical Electone yang hanya beroperasi didaerah Kubu Raya faktor Luas Cakupan Geografis (LG) merupakan hal yang patut dipertimbangkan karena penggunaan brosur atau baleho dirasakan cukup terpengaruhi kepada masyarakat umum. Untuk faktor yang terakhir adalah Anggaran Promosi (AP). CV.Musical Electone dalam melaksanakan kegiatan promosinya tentu memerlukan sumber daya keuangan. Alokasi anggaran keuangan yang dialokasikan pada kegiatan promosi mempengaruhi tempat usaha dalam menentukan bentuk kegiatan promosi yang akan dilaksanakan. Anggaran dana yang cukup besar mempermudah tempat usaha ini untuk lebih leluasa dalam memilih strategi promosi yang diinginkan, namun demikian dana promosi yang sedikit bukan berarti kelemahan bagi tempat usaha, tetapi hal ini dapat mendorong tempat usaha untuk lebih kreatif dalam berpromosi. 2. Analisis Unsur Aktor pada Tingkat Ketiga Dari tabel 10 aktor yang paling berpengaruh Anggaran Promosi adalah Pemain Musik (0,025) karena Pemain Musik pada bagian ini bertanggung jawab menata konsep lagu dan musik dalam sebuah pertunjukkan. Aktor pada prioritas kedua dipegang oleh Penyanyi (0,016), Kepala Pimpinan (0,013) dan yang terakhir aktor yang memiliki pengaruh terkecil diduduki oleh konsumen (0,11) Tabel 10 Bobot dan prioritas (Unsur Aktor Penyususnan Strategi Promosi CV.Musical Electone)
23
Penentuan strategi STP secara tepat perlu dirumuskan dan dipertimbangankan dengan matang untuk mendapatkan strategi promosi yang tepat bagi Musical Electone. Berkaitan dengan faktor STP, aktor yang memiliki pengaruh terbesar masih dipegang oleh Pemain Musik dengan bobot 0,146. Pemain Musik dalam kegiatannya memiliki peranan cukup besar dalam perencanaan promosi. Aktor yang menduduki prioritas kedua dipegang oleh Penyanyi dengan bobot 0,094. Meskipun posisinya sebagai Penyanyi namun kepala penyanyi ini juga turut membantu dalam merumuskan kegiatan promosi. Sisanya diduduki oleh Kepala Pimpinan dan Perwakilan Konsumen yang menduduki ketiga dan keempat dengan bobot 0,078 dan 0,066 karena perannya ini tidak terlalu berpengaruh terhadap strategi STP di Musical Electone. Ketika melaksanakan perumusan kegiatan promosi tempat usaha ini mempertimbangkan Luas Cakupan Geografis sebagai salah satu faktor yang cukup berpengaruh untuk mencapai tujuan promosi, sehingga tempat usaha perlu menentukan alat promosi mana akan digunakan sesuai dengan wilayah promosi di Musical Electone. Aktor yang memiliki pengaruh paling besar dalam perumusan luasan geografis ini diduduki oleh Pemain Musik dan Penyanyi dengan bobot (0,077) dan (0,050). Kemudian diikuti oleh Kepala Pimpinan dan Perwakilan Konsumen yang memiliki pengaruh yang tidak terlalu berarti dengan bobot (0,103) dan (0,081). Berkaitan dengan SDM aktor yang memiliki peran tertinggi adalah Pemain Musik (0,135), karena keputusan akhir perekrutan dan pengeluaran karyawan dipegang pemain musik sebagai pemilik jasa hiburan. Aktor pada prioritas selanjutnya dipegang oleh penyanyi (0,085). Kedua aktor ini memiliki andil yang berpengaruh besar terhadap SDM karena kedudukannya dapat disamakan sebagai manajemen puncak Musical Electone. 3. Analisis Unsur Tujuan pada Tingkat Keempat Berdasarkan hasil pengolahan horisontal pada tingakat keempat (tabel 11), didapatkan bahwa aktor memprioritaskan tujuannya untuk mempertahankan dan meningkatkan konsumen. Dari hasil perhitungan ini didapatkan bahwa kepala pimpinan memilih tujuan meningkatkan dan mempertahankan penampilan dengan bobot 0,285. Kepala pimpinan merupakan pemilik sekaligus investor dari CV.Musical Electone.
Tabel 11 Bobot dan prioritas (Unsur Tujuan Penyusunan Strategi Promosi Musical Electone)
Tujuan ini tampaknya juga menjadi tujuan Pemain Musik dengan memprioritaskan tujuannya untuk meningkatkan dan mempertahankan penampilan dengan bobot (0,095). Sudah merupakan tugas seorang pemain musik untuk mempertahankan keberlangsungan agar dapat terus bertahan dan berkembang. Prioritas ketiga diduduki oleh penyanyi dengan bobot (0,129). Sebagai menjalankan tujuan yang telah ditetapkan Musical Electone. Aktor terakhir adalah konsumen dari hasil perhitungan secara horisontal ternyata konsumen memiliki tujuan yang sama dengan manajemen CV.Musical Electone dengan memprioritaskan tujuannya pada meningkatkan dan mempertahankan penampilan 0,129. 4. Analisis Unsur Alternatif pada Tingkat Kelima Pada tabel 12 dapat dilihat bahwa tujuan menginformasikan keunggulan Musical Electone dan meningkatkan dan mempertahankan penampilan alternatif yang memiliki prioritas tertinngi adalah (C) Mengembangkan kegiatan promosi baru yang lebih menarik dengan mendorong kreativitas komunitas musisi. Kegiatan ini bertujuan untuk menjalin hubungan yang baik antar komunitas musisi. Tabel 12 Bobot dan prioritas (Unsur Alternatif Penyusunan Strategi Promosi Musical Electone)
4.3 Uji Konsistensi Langkah selanjutnya adalah menguji nilai konsistensi rasio (CR), dengan patokan CR < 0,1, maka nilai matriks perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang diberikan konsisten. Apabila CR ≥ 0,1, maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang diberikan tidak konsisten. Jika tidak konsisten, maka pengisian nilai-nilai pada matriks berpasangan pada unsur kriteria harus diulang. Langkah pertama untuk menguji konsistensi adalah menghitung jumlah baris atau rata-rata dari nilai matriks perbandingan berpasangan sehingga dapat dilihat hasilnya pada tabel 12. Setelah mencari nilai prioritas, maka langkah selanjutnya
24
mencari jumlah baris dengan mengalikan nilai matriks perbandingan berpasangan dengan nilai prioritas kriteria yang hasil. setelah mendapatkan jumlah baris, maka langkah selanjutnya mencari nilai lamda (λ). Lamda (λ) merupakan nilai ratarata vektor konsistensi, dimana vektor konsistensi adalah hasil pembagian dari jumlah baris konsistensi kriteria dengan nilai prioritas kriteria. Maka hasil dari pembagiannya. Tabel 13 Hasil Jumlah Baris atau Rata-rata
Hasil Kali Nilai Prioritas
Hasil Bagi Lamda (λ) Max
Langkah terakhir adalah menghitung nilai
konsistensi indeks (CI) dan konsistensi (CR) dengan rumus :
=
(
=
(
nilai
rasio
(
− ) ( 0,199 − 4) = ( − 1) (4 − 1) = −1,267 ) ( , ) = = −1,408 (CR< 0,1
)
( ,
)
geografis (0,203), dan anggaran promosi (0,066). Untuk aktor yang berpengaruh terhadap perumusan strategi promosi CV.Musical Electone adalah pemain musik (0,146), penyanyi (0,094), kepala pimpinan (0,078), dan perwakilan konsumen (0,066). Untuk tujuan yang ingin dicapai dalam pemilihan strategi promosi adalah meningkatkan dan mempertahankan penampilan (0,273), menginformasikan keunggulan Musical Electone (0,091). 3. Alternatif-alternatif strategi promosi yang direkomendasikan oleh pihak-pihak di CV. Musical Electone sesuai prioritas adalah mengembangkan kegiatan promosi baru yang lebih menarik dengan mendorong kreativitas komunitas musisi (0,364), mengembangkan kegiatan penjualan perorangan dengan program member get member (0,299), ikut serta untuk mendukung kegiatan masyarakat sekitar perusahaan atau mengadakan acara yang sebagai bentuk dari kegiatan publisitas dan humas (0,157), lebih aktif berpromosi dengan menggunakan media periklanan yang memiliki cakupan geografis sesuai dengan wilayah Musical Electone (0,096), dan melaksanakan kegiatan promosi yang telah dilaksanakan perusahaan (0,085). Referensi [1] Kusrini. 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Andi: Yogyakarta [2] Saaty, Thomas L., PengambilanKeputusan Bagi Para Pemimpin: Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks, cetakkan kedua, PT. Pustaka Binaman Pressindo, 1993 [3] Shimp, T. A. 2007. Periklanan promosi. Jakarta: Penerbit Erlangga
nilai ACCEPTABLE)
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka didapat hasil terakhir perhitungan nilai konsistensi indeks (CI) dan nilai rasio konsistensi (CR) adalah -1,408 dimana nilai ini kurang dari 0,1, hasil perhitungan dinyatakan Acceptable. 5. Kesimpulan 1. Bauran pemasaran yang digunakan perusahaan ada tujuh elemen, yaitu produk, harga, tempat, orang, proses, pelayanan, dan bukti fisik. Untuk kegiatan promosi dilakukan perusahaan adalah periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), dan terakhir adalah publisitas (public relation). 2. Terdapat lima faktor yang diidentifikasi sebagai faktor penyusunan strategi promosi CV. Musical Electone, yaitu segmentation, targetting, dan positioning (STP) (0,384), sumber daya manusia (0,347), luas cakupan
Biografi Firla Aprilia Sentani di Pontianak pada tanggal 30 April 1990. Anak pertama dari Bpk. Firman Santana dan Ibu Rosila Latief. Penulis memulai pendidikan dasar di SD N 06 Pontianak dan lulus pada tahun 2002, kemudian melanjutkan pendidikan menengah di SMP Negeri 11 Pontianak dan lulus pada tahun 2005. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA Kemala Bhayangkari dan lulus pada tahun 2008. Penulis melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi pada tahun 2008 dan diterima menjadi mahasiswa Universitas Tanjungpura, pada program studi Teknik Industri, jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik.
25