SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN SEHAT MENGGUNAKAN METODE AHP (Analytic Hierarchy Process) M. Misdram Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Informatika Universitas Yudharta Pasuruan ABSTRACT The need for foods that meet the health standards are indispensable. Every person has different nutritional adequacy standards based on weight and height of each. So to take a decision is a very important in determining the decisions that must be taken to choose healthy foods.The Decision making can be influenced by several aspects, this can affect the speed of decision making by the decision maker when decision-making must be fast and accurate. And to seek the best decision this study using AHP method (Hierarcy Analytic Process) is a way to calculate the value of the criteria and compared with the calculation of the likelihood of each decision taken. The objectives decision support system that is expected to choose healthy foods can be petrified solve the problem in taking the decision to determine the criteria of healthy food through calories, carbohydrates, proteins, and fats. Keywords: food, Decision Support Systems, AHP I. PENDAHULUAN Makanan adalah sumber kehidupan, tetapi makanan juga dapat menyebabkan terganggunya kesehatan. Maka sebagai makhluk hidup memerlukan makanan yang sehat agar hidup kita juga sehat. Makanan yang sehat tidak harus mahal tetapi yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Makanan yang kita makan harus memenuhi standar gizi dan kesehatan. [1] Manusia tentunya membutuhkan makanan setiap harinya, tapi sangat jarang memperhatikan apa yang mereka makan sehingga agar tetap sehat manusia memerlukan suatu susunan makanan yang mengandung zat gizi sesuai dengan kecukupannya, yang popular dikenal dengan istilah gizi seimbang. Secara sederhana gizi seimbang adalah sebagian suatu yang berhubungan dengan makanan dan kesehatan tubuh. Makanan yang bergizi dan menyehatkan adalah makanan yang mengandung zat gizi seperti Protein, Lemak,
Karbohidrat, Kalsium (Ca), Fosfor (P), Besi (Fe), Vitamin A,Vitamin C,Vitamin B1 dan termasuk kandungan air. [2] Fungsi makanan bagi tubuh diantaranya sebagai sumber vitamin, energi, dan untuk pertumbuhan. Meski demikian, tidak semua makanan yang mengandung zat gizi diperlukan oleh tubuh. Ada zat yang terkandung dalam makanan yang tidak sesuai dengan tubuh bahkan dapat mengakibatkan rusaknya sel-sel dalam tubuh. Maka dari itu dituntut untuk lebih cermat dan teliti dalam memilih jenis makanan yang sesuai dengan kecukupan gizi masing-masing. [2] Agar proses pengambilan keputusan menjadi lebih mudah, efektif dan efisien maka dibutuhkan proses pengambilan keputusan yang terkomputerisasi dan diiringi dengan perkembangan teknologi informasi. Salah satu teknologi informasi yang mendukung proses pengambilan keputusan yaitu Sistem Pendukung Keputusan).
11
diperoleh melalui pengukuran aktual ataupun pengukuran relatif, dari derajat kesukaan, tingkat kepentingan, perasaan (intuisi), pengalaman seseorang maupun fakta, yang merupakan skala dasar yang mencerminkan kekuatan dan preferensi relatif.
Analytic Hierarchy Process (AHP) Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah suatu teori tentang pengukuran yang digunakan untuk menemukan skala rasio dengan melakukan perbandingan berpasangan antar faktor. Perbandingan berpasangan tersebut dapat
Adapun Struktur Hirarki sebagi berikut:
[3]
Tujuan
Kriteria
Alternatif I
Kriteria
Kriteria
Alternatif
Kriteria
Alternatif
Gambar 1. Stuktur Hirarki
Analytic Hierarchy Process (AHP) 4. 4. Expectations, artinya untuk tujuan mempunyai landasan aksiomatik yang terdiri dari pengambilan keputusan, struktur hirarki : [4] diasumsikan lengkap. Apabila asumsi ini tidak dipenuhi maka si pengambil keputusan tidak 1. Reciprocal Comparison, yang mengandung memakai seluruh kriteria dan atau objektif yang arti si pengambil keputusan harus bisa membuat tersedia atau diperlukan sehingga keputusan yang perbandingan dan menyatakan preferensinya. diambil dianggap tidak lengkap. Preferensinya itu sendiri harus memenuhi syarat resiprokal yaitu kalau A lebih disukai dari B II. ANALISA PROSEDUR YANG SEDANG dengan skala x, maka B lebih disukai dari A BERJALAN dengan skala 1:x. 2. Homogenity, yang mengandung arti preferensi Berdasarkan hasil penelitian, untuk menentukan seseorang harus dapat dinyatakan dalam skala pemilihan makanan sehat yang sesuai dengan terbatas atau dengan kata lain elemen-elemennya kebutuhan ,dapat dilihat dari berat badan dan dapat dibandingkan satu sama lain. Kalau aksioma tinggi badan cara untuk perhitungan dapat ini tidak dapat dipenuhi maka elemen-elemen menggunakan teori RBW ( Teori Berat Badan yang dibandingkan tersebut tidak homogenous Relatif ) : dan harus dibentuk suatu’cluster’ (kelompok RBW = (BB (Kg) / (TB(Cm) – 100 )) x 100 % elemen-elemen) yang baru. BB = Berat Badan 3. 3. Independence, yang berarti preferensi dinyatakan dengan mengasumsikan bahwa kriteria TB = Tinggi Badan tidak dipengaruhi oleh alternatif-alternatif yang Keterangan Kategori Berat Badan ada melainkan oleh objektif secara keseluruhan. 1. Kurus jika RBW < 90% Ini menunjukkan bahwa pola ketergantungan atau 2. Normal jika RBW = 90 – 100 % pengaruh dalam model AHP adalah searah keatas, 3. Gemuk jika RBW > 110 % atau kurang 120 Artinya perbandingan antara elemen-elemen % dalam satu level dipengaruhi atau tergantung oleh 4. Obesitas Ringan RBW 120 – 130 % elemen-elemen dalam level di atasnya. 5. Obesitas Sedang RBW 130 – 140 % 6. Obesitas Berat RBW > 140 % 12
Menentukan Prioritas Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas melalui tahapan-tahapan berikut ini: a. Menjumlahkan nilai-nilai setiap kolom pada matriks. b. Lakukan normalisasi matriks dengan membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan. c. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata. Berikut Merupakan contoh tabel matriks perbandingan nilai kriteria: Mengatur Konsistensi Dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik konsistensi yang ada karena kita tidak menginginkan keputusan berdasarkan pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. Hal-hal yang dilakukan dalam tahap ini adalah: a. Mengalikan matriks dengan prioritas bersesuaian. b. Jumlahkan hasil perkalian setiap baris. c. Hasil penjumlahan dari baris dibagi dengan elemen yang bersangkutan. d. Jumlahkan hasil bagi diatas dengan banyaknya elemen yang ada dan hasil perhitungan tersebut adalah λ maks.
Keterangan kebutuhan Kalorinya adalah : 1. Orang Kurus BB x 40 – 60 Kalori 2. Orang Normal BB x 30 Kalori 3. Orang Gemuk BB x 20 Kalori 4. Orang Obesitas BB x ( 10 – 15 ) Kalori Keterangan kebutuhan Protein Protein = 10 – 15 % dari total kebutuhan kalor.i Keterangan kebutuhan Lemak Lemak = 10 -25 % dari total kebutuhan kalori. Keterangan kebutuhan Karbohidrat Karbohidrat = 60 -75 % dari total kebutuhan kalori. III.HASIL DAN PEMBAHASAN Sesuai dengan penelitian Pemilihan Makanan sehat , maka langkah- langkah yang harus dilakukan untuk Pemilihan Makanan Sehat adalah : 1. Menentukan Prioritas Kriteria Untuk menentukan nilai kepentingan relatif antar elemen digunakan skala bilangan dari 1 sampai 9 ,Penilaian ini dilakukan oleh seorang pembuat keputusan yang ahli dalam bidang persoalan yang sedang dianalisa dan mempunyai kepentingan terhadapnya. Apabila suatu elemen dibandingkan dengan dirinya sendiri maka diberi nilai 1. Jika elemen i dibandingkan dengan elemen j mendapatkan nilai tertentu, maka elemen j dibandingkan dengan elemen i merupakan kebalikannya. Dalam AHP, penilaian alternatif dapat dilakukan dengan metode langsung (direct), yaitu metode yang digunakan untuk memasukkan data kuantitatif. Biasanya nilai-nilai ini berasal dari sebuah analisis sebelumnya atau dari pengalaman dan pengertian yang detail dari masalah keputusan tersebut. Jika si pengambil keputusan memiliki pengalaman atau pemahaman yang besar mengenai masalah keputusan yang dihadapi, maka dia dapat langsung memasukkan pembobotan dari setiap alternatif. Hitung rasio konsistensi / Consistency Ratio (CR) dengan rumus: CR = CI / IR (tabel 3.7)
Hitung indeks konsistensi/ Consistency Index (CI) dengan rumus: CI = ( maks - n)/ n Dimana n = banyaknya elemen / Jumlah Kriteria Jumlah dari nilai hasil : 2,12 + 1,37 + 0,97 + 0,61 = 5,06 n (jumlah kriteria) : 4 maks (jumlah / n) : CI (( maks-n)/ n) : -0,68 Oleh karena CR <0,1, maka rasio konsistensi dari perhitungan tersebut bisa diterima. Dimana CR = Consistency Ratio CI = Consistency Index IR = Index RandomConsitency
CR =
2. Menentukan Prioritas Alternatif 13
Oleh karena CR <0,1, maka rasio konsistensi dari perhitungan tersebut bisa diterima. Dimana CR = Consistency Ratio CI = Consistency Index IR = Index RandomConsitency Perhitungan untuk menentukan tujuan
Menentukan prioritas Alternatif. Penghitungan Alternatif dilakukan terhadap sub – sub dari semua kriteria. Dalam hal ini, terdapat 3 kriteria yang berarti akan ada 3 perhitungan prioritas subkriteria Langkah – langkah yang dilakukan untuk menghitung prioritas subkriteria pemilihan makanan sehat adalah sebagai berikut. Hitung indeks konsistensi/ Consistency Index (CI) dengan rumus: CI = ( maks - n)/ n Dimana n = banyaknya elemen / Jumlah Kriteri Jumlah dari nilai hasil : 4.06 n (jumlah kriteria) : 3
Perhitungan Hasil Akhir Hasil 1 = (0.42 * 1.00) + (0.27 * 1.00) + (0.19 * 1.00) + (0.12 * 1.00) = 1 Hasil 2 = (0.42 * 0.58) + (0.27 * 0.58) + (0.19 * 0.58) + (0.12 * 0.58) = 0.58 Hasil 3 = (0.42 * 0.30) + (0.27 * 0.30) + (0.19 * 0.30) + (0.12 * 0.30) = 0.30
maks (jumlah / n) : CI (( maks-n)/ n) : -0.55
Hasil akhir merupakan perbandingan dari hasilhasil yang telah dihitung, dengan membandingkan semua hasil, maka didapat hasil tertinggi dan hasil ini merupakan keputusan hasil akhir yang dipilih atau yang direkomendasikan. Tabel hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 1 sampai Tabel 11.
Hitung rasio konsistensi / Consistency Ratio (CR) dengan rumus: CR = CI / IR (tabel 3.7)
CR =
Tabel 1. Matrik Perbandingan Berpasangan Kalori 1 Kalori Karbohidrat 0.50 0.50 Protein 0.33 Lemak 2,33 Jumlah
Karbohidrat Protein 2 2 1 2 0.50 1 0.50 0.50 4 5,5
Lemak 3 2 2 1 8
Tabel 2. Matriks Nilai Kriteria
Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Kalori
Karbohidrat
Protein
Lemak
Jumlah
Prioritas (jumlah/kriteria)
0.43 0.21 0.21 0.14
0.50 0.25 0.13 0.13
0.36 0.36 0.18 0.09
0.38 0.25 0.25 0.13
1.67 1.08 0.77 0.48
0.42 0.27 0.19 0.12
14
Tabel 3. Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kalori Karbohidrat Protein Lemak Jumlah Kalori
0.42
0.54
0.38
0.36
1.70
Karbohidrat
0.21
0.27
0.38
0.24
1.10
Protein
0.21
0.14
0.19
0.24
0.78
Lemak
0.14
0.14
0.10
0.12
0.78
Tabel 4. Perhitungan Ratio Konsistensi Jumlah Baris Prioritas
Hasil
Kalori
1.70
0.42
2.12
Karbohidrat
1.10
0.27
1.37
Protein
0.78
0.19
0.97
Lemak
0.78
0.12
0.61
Tabel 5. Matriks Perbandingan Berpasangan (Alternatif) Daging
Sayuran
Buah
Daging
1.00
2.00
3.00
Sayuran
0.50
1.00
2.00
Buah
0.50
0.33
1.00
Jumlah
2.00
3.33
6.00
Tabel 6. Matrik Nilai Kriteria (Alternatif)
Sayuran 0.60
Buah 0.50
Jumlah
Prioritas (jumlah/kriteria)
Daging
Daging 0.50
1.60
0.53
Sayuran
0.25
0.30
0.38
0.93
0.31
Buah
0.25
0.10
0.13
0.48
0.16
Tabel 7. Matriks Penjumlahan Setiap Baris (Alternatif) Daging Sayuran Buah Jumlah Daging
0.53
0.62
0.48
1.63
Sayuran
0.27
0.31
0.32
0.90
Buah
0.27
0.10
0.16
0.53
15
Tabel 8. Perhitungan Ratio Konsistensi (Alternatif) Jumlah Baris Prioritas
Hasil
Daging
1.63
0.53
2.16
Sayuran
0.90
0.31
1.21
Buah
0.53
0.16
0.69
Tabel 9. Nilai Kriteria Tiap Baris Kalori 0.42 Karbohidrat 0.27 Protein 0.19 Lemak 0.12 Tabel 10. Nilai Alternatif Tiap Baris 0.53 Daging Sayuran
0.31
Buah
0.16
Nilai Terbesar
0.53
Tabel 11. Nilai Prioritas Alternatif Daging Sayuran Buah
1.00 0.58 0.30
IV. KESIMPULAN Dari hasil analisa, perancangan, implementasi, dan pengujian dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Sistem yang dibangun dapat menyajikan informasi informasi menyediakan pilihan yang direkomendasikan dalam pengambilan keputusan memilih makanan sehat. 2. Dapat membantu pasien untuk memilih makanan sehat yang sesuai dengan kebutuhan. 3. Dalam menentukan sistem pendukung keputusan pemilihan makanan sehat diaplikasikan kedalam bahasa pemrogram delphi 7 dan menggunakan database firebird. 4. Sistem pendukung keputusan menggunakan metode AHP dengan
kriteria : kalori, karbohidrat, protein dan lemak. V. SARAN Sistem pendukung keputusan pemilihan makanan menggunakan metode AHP(Annalytic Hierarchy Process) yang sudah dibangun ini jauh dari kata sempurna, maka peneliti memberikan beberapa saran yang dapat diberikan kepada peneliti berikutnya apabila ingin mengembangkan sistem yang telah dibangun ini agar menjadi lebih baik adalah sebagai berikut : 1. Sistem ini dapat dikembangkan lebih lanjut secara online. 2. Sistem ini dapat dikembangkan dengan metode yang lain. 3. Karena dalam sistem ini menggunakan metode AHP(Annalytic Hierarchy Process), maka kriteria dan alternatif dapat dikembangkan lebih 16
banyak.semakin detail kriteria dan alternatif makan hasilnya semakin bagus. DAFTAR PUSTAKA [1] Awang Hendrianto Pratomo, "Pengembangan Aplikai Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Makanan Sehat Berbasis SMS," Seminar Nasional Informatika 2008, Mei 2008. [2] Muhammad Farid Diah Ayu Purnama Sari, "Penerapan Algoritma Genetika Untuk Optimalisasi Komposisi Kebutuhan Gizi Tub
17