118 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 2 April 2016
STRATEGI MANAJEMEN LIKUIDITAS DALAM UPAYA MEMPERTAHANKAN KEPERCAYAAN ANGGOTA KOPERASI DI KABUPATEN BULELENG Gede Widiastina ABSTRAK Dalam koperasi anggota adalah salah satu pihak yang menentukan berhasil atau tidaknya sebuah Koperasi, seperti yang diungkapkan oleh Kusnadi (1999:64) menyatakan bahwa “Koperasi adalah badan usaha (perusahaan) yang pemilik dan pelanggannya adalah sama, yaitu para anggotanya dan ini merupakan prinsip identitas ganda”, dan dikatakan pula bahwa “Sukses tidaknya, berkembang tidaknya, bermanfaat tidaknya dan maju mundurnya suatu koperasi akan sangat tergantung sekali pada peran partisipasi aktif para anggotanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi manajemen likuiditas Koperasi di Kabupaten Buleleng dalam upaya mempertahankan kepercayaan anggotanya. Berdasarkan pada analisis yang dilakukan dengan menggunakan metode SPC diperoleh hasil bahwa Koperasi Simpan Pinjam Bali Nasional Akuntan, Koperasi Simpan Pinjam Dana Mukti dan Koperasi Simpan Pinjam Pada Payu secara umum sudah berjalan dengan baik, karena sudah memiliki strategi dalam menjaga likuiditas koperasi, hal ini didukung oleh simpanan anggota yang terus meningkat dan rasio likuiditas dari masingmasing koperasi selama tahun 2015 dari bulan Januari sampai Desember selalu diatas 100%. A. PENDAHULUAN Kedudukan dan peran serta anggota dalam memajukan koperasi mempunyai peranan yang sangat penting, hal ini sesuai dengan pendapat dari Syamsuri (1998:17) yang menyatakan bahwa : “Koperasi hanya bisa hidup, tumbuh dan berkembang apabila mendapatkan dukungan dari para anggotanya, yaitu orang-orang yang sadar akan keanggotaannya, mengetahui hak dan kewajibannya serta mampu dan bersedia mengikuti aturan permainan dalam organisasi Koperasi”. Koperasi merupakan badan usaha yang operasionalnya berdasarkan atas asas kekeluargaan dengan tujuan mensejahterakan Anggotanya. Berdasarkan Undang-undang Koperasi Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian menyatakan bahwa: “Koperasi adalah Badan Usaha yang beranggotakan orang-seorang atau Badan Hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagi gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan”. Sebagai badan usaha, koperasi anggotanya maupun bukan anggota. Manajemen likuiditas dan profitabilitas sangat dibutuhkan guna mengetahui kondisi keuangan koperasi, serta dapat membandingkan tingkat rasio atau keadaan keuangan untuk beberapa periode. Dalam menjalankan usahanya, koperasi selalu berpegang teguh pada prinsip-prinsip koperasi yang terdiri dari: Kemandirian, keanggotaan bersifat terbuka, pengelolaan dilakukan secara demokratis, pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa masing-masing anggota, pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal, pendidikan perkoperasian dan kerjasama antar gerakan koperasi. Keberadaan dan eksistensi koperasi dalam menjalankan usahanya dan meningkatkan taraf ekonomi anggotanya memang merupakan suatu fenomena tersendiri, sebab tidak tidak ada satu lembaga yang sejenis yang mampu menyamainya, koperasi sekaligus diharapkan menjadi penyeimbang pilar ekonomi lainnya. Manajemen likuiditas dan profitabilitas dalam lembaga ekonomi harus mampu menyediakan uang kas dalam memenuhi @JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
119 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 2 April 2016
kewajiban financial dan harus mempetahankan labau saha. Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan atau koperasi untuk membayar kewajiban finansial. Tingkat likuiditas dapat diketahui dengan membandingkan aktiva lancar dengan hutang lancar. Dikatakan likuid bila aktiva lancar melebihi hutang lancar sehingga dapat membayar utang jangka pendek saat jatuh tempo, apabila tidak bisamemenuhikewajiban finansial yang segera harus dilunasi maka dikatakan illikuid. Dari data koperasi berdasarkan kelompok usahanya Kabupaten Buleleng tahun 2014 secara keseluruhan koperasi yang ada di Kabupaten Buleleng dananya sebagian besar masih tergantung pada pihak ketiga, hal ini terlihat dari perbandingan antara modal sendiri yang dimiliki oleh koperasi jika dibandingkan dengan modal luar sangat kecil dan kalau dibandingkan 1,961 kali lebih kecil. Hal ini harus menjadi perhatian yang serius bagi pihak manajemen agar mampu mamanajemeni likuiditasnya. Apalagi di Bali dan Buleleng khususnya yang mayoritas penduduknya beragama hindu dimana pada hari-hari tertentu khususnya pada hari raya besar umat hindu yang selalu memerlukan uang segar sudah pasti diperlukan adanya strategi manajemen likuiditas yang baik. Masalah modal kerja pada umumnya manjadi perhatian khusus bagi para pengurus koperasi karena jika dilihat dari sifatnya modal kerja akan terus menerus berputar dalam perusahaan dan pengeluaran-pengeluarannya dipergunakan untuk membiayai operasional perusahaan sehari-hari. Dengan demikian jumlah modal kerja ini tidak boleh kurang atau lebih. Apabila perusahaan kekurangan modal kerja maka akan mengganggu kelancaran usahanya sedangkan jika modal kerja berlebihan akan menimbulkan kerugian karena adanya kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang disia-siakan. Oleh karena itu masalah permodalan dalam koperasi yang merupakan salah satu dari tugas pengurus harus diperhitungkan dengan baik agar dapat digunakan seefektif dan seefisien mungkin, sekaligus dapat menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditor yang dapat dilihat dari tingkat likuiditasnya. Dalam memberikan keyakinan pada para anggotanya, koperasi harus mampu mengelola likuiditasnya dengan tujuan apabila ada Anggota yang sewaktu-waktu menarik dananya maka koperasi mampu memenuhinya sehingga memberikan keyakinan pada Anggota akan keamanan dana yang disimpan dikoperasi. Berdasarkan pada latar belakang di atas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah: bagaimana strategi koperasi dalam menjaga likuiditas agar kepercayaan anggota dapat dipertahankan? Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi manajemen likuiditas Koperasi di Kabupaten Buleleng dalam upaya mempertahankan kepercayaan anggotanya. B. TELAAH PUSTAKA 1. Teori Strategi Menuurut Jauch dan Glueck (1996:12) menyatakan bahwa Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keuanggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan. Sejalan dengan pendapat tersebut Nisajar (1997:95) mengemukakan bahwa: Strategi organisasi, atau subunit sebuah organisai lebih besar yaitu sebuah konseptualisasi yang dinyatakan atau diimplikasi oleh pemimpin organisasi yang bersangkutan, berupa: a. Sasaran-sasaan jangka panjang atau tujuan-tujuan organisasi tersebut.
@JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
120 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 2 April 2016
b. Kendala-kendala luas dan kebijakan-kebijakan, yang atau ditetapkan sendiri oleh sang pemimpin, atau yang diterimanya dari pihak atasannya, yang membatasi skope aktivitasaktivitas organisasi yang bersangkutan. c. Kelompok rencana-rencana dan tujuan-tujuan jangka pendek yang telah diterapkan dengan ekspektasi akan diberikannya sumbangsih mereka dalam hal mencapai sasaran-sasaran organisasi. Banyak alternatif strategi yang dipilih untuk pengembangan usaha dalam berbagai bentuk. Alternatif tersebut diantaranya: strategi integrasi, strategi intensif, strategi diversifikasi dan strategi defensif. 2. Likuiditas a. Teori Manajemen Likuiditas Menurut Veithzal (2007:383), dinyatakan bahwa teori manajemen likuiditas perbankan ini relatif sama tuanya dengan ilmu perbankan yang dikenal yaitu sebagai berikut: 1) Commercial Loan Theory 2) Shiftability Theory 3) Anticipated Income Theory 4) The Liability Management Theory. b. Pengertian Likuiditas Menurut Undang Undang Nomor 25/1992 pasal 41, Bab VII tentang Perkoperasian yang dikutip oleh Sitio dan Tamba (2001: 84), disebutkan bahwa: “Modal koperasi terdiri atas: 1) Modal Sendiri, modal sendiri bersumber dari: Simpanan pokok anggota, Simpanan wajib, Dana cadangan, dan Donasi atau hibah. 2) Modal Pinjaman, modal pinjaman atau disebut juga sebagai modal luar merupakan modal koperasi yang bersumber dari: Anggota, Koperasi lainnya dan atau anggotanya, dan Bank dan lembaga keuangan lainnya. Menurut Sitio dan Tamba (2001:83), “Likuiditas adalah alat untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban finansialnya dalam jangka pendek.” sedangkan menurut Munawir (2002:31) mengemukakan definisi “Likuiditas menujukkan kemampan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajibankeuangannyayang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan saat ditagih”, dan menurut Riyanto (2001:25), menyatakan bahwa “masalah likuiditas adalah hubungan dengan masalah kemempuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban fnansialnya yang harus segera dipenuhi”. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwal ikuiditas adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap perusahaan dalam memenuhi atau membayar seluruh kewajiban keuangan yang segera jatuh tempo atau seluruh kewajiban lancarnya. c. Faktor-faktor yang Menentukan Likuiditas Riyanto (2001:32) menyatakan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan likuiditas dapat dibagi dalam 3 bagian seperti dibawah ini: 1) Besarnya investasi pada harta tetap dibandingkan dengan seluruh dana jangka panjang 2) Volume perusahaan 3) Pengendalian harta lancar. d. Strategi Memelihara Likuiditas Koperasi Strategi memelihara likuiditas sangat terkait dengan tujuan likuiditas koperasi. Akan tetapi dalam penetapan strategi yang akan diambil sangat tergantung pada skill pengurus koperasi yang ada, keandalan management information system yang dimiliki koperasi, serta @JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
121 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 2 April 2016
perlu dipertimbangkan kondisi likuiditas pasar dan kebutuhan likuiditas koperasi baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Faktor-faktor diatas akan menjadi panduan apakah tidak akan mengambil sikap agresif, berhati-hati atau konservatif dalam manajemen likuiditasnya, yang tercermin dari limit dan target likuiditas yang ditetapkan. e. Pengukuran Risiko Likuiditas Pengukuran risiko likuiditas meliputi sebagai berikut: 1) Struktur pendanaan 2) Expected cash flow 3) Akses pasar 4) Asset Marketability 3. Rasio Likuiditas Fred Weston dikutip dari Kasmir (2008:129): menyebutkan bahwa rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Dalam rasio-rasio likuiditas, analisa dapat dilakukan dengan menggunakan rasio sebagai berikut: a. Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo dengan aktiva lancar yang tersedia.
b. Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test Ratio) Rasio cepat merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban atau utang lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan.
4. Kerangka Pemikiran
Modal kerja mempunyai peran penting dalam kegiatan koperasi dalam mencapai target laba yang diinginkan. Koperasi harus mempunyai modal kerja yang dapat digunakan untuk pengeluaran rutin dari koperasi itu sendiri dan harus ditangani secara efektif dan efisien melalui pengelolaan kas, pengelolaan persediaan dan sebagainya. Jika pengelolaan modal kerja tidak dilakukan secara tepat dapat menggangu kegiatan operasional dari koperasi yang bersangkutan. Dalam masalah pengelolaan modal kerja ini terkait erat dengan kinerja koperasi. Dari modal kerja dapat dilihat kenaikan atau penurunan yang terjadi pada likuiditas suatu koperasi karena kekayaan suatu koperasi berhubungan dengan modalnya yaitu dengan cara membandingkan pos-pos yang ada di aktiva disatu pihak dengan pos-pos yang ada dipasiva dipihak yang lain sehingga dapat diketahui tingkat likuiditas suatu koperasi pada saat tertentu. Perkembangan serta maju mudurnya koperasi, sangat tergantung dari pasrtisipasi dan peran serta anggota, karena anggota menginginkan koperasi mampu menjadi sumber yang mampu meningkakan.
@JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
122 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 2 April 2016
Anggota merupakan titik awal yang menentukan proses partisipasi berlangsung dan sangat menentukan perkembangan atau maju mundurnya koperasi, hal ini sesuai dengan pendapat Hanel, Alfred (1989) membagi partisipasi anggota koperasi menjadi dua kelompok, yaitu: 1. Partisipasi anggota sebagai pemilik. Partisipasi ini sering disebut dengan partisipasi kontributif, karena para anggota berpartisipasi dengan memberikan kontribusinya terhadap pembentukan dan pertumbuhan koperasi, dalam bentuk keuangan, misalnya membayar simpanan-simpanan, pembentukan cadangan dan penyertaan modal (capital resources). Di samping itu, para anggota juga mengambil bagian dalam penetapan tujuan (goal system), ikut serta dalam pengambilan keputusan (decision making), dan ikut serta dalam mengawasi jalannya koperasi (control). 2. Partisipasi anggota sebagai pelanggan. Partisipasi ini sering disebut juga partisipasi insentif, yaitu para anggota koperasi memanfaatkan berbagai potensi atau jasa pelayanan yang diberikan koperasi (services) untuk menunjang berbagai kepentingannya, seperti misalnya: pembelian, penjualan, kredit, produksi, dan lain-lain. Partisipasi anggota dalam pemupukan modal memberikan kekuatan finansial bagi organisasi koperasi. Semakin besar modal yang terkumpul, semakin besar pula peluang untuk memperluas jangkauan usahanya. Koperasi yang bermodal kecil tentu akan mengalami kesulitan dalam bersaing dengan pelaku atau lembaga ekonomi lainnya (tengkulak, pedagang, bank). Partisipasi anggota dalam pembelian lebih ditentukan oleh kesesuaian antara kebutuhan atau keinginan anggota dengan penyediaan barang dan jasa yang dilakukan oleh koperasi. Apabila barang dan jasa yang disediakan tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan atau keinginan anggota, maka anggota koperasi tentu tidak akan mau bertransaksi dengan koperasi. Hal ini sama sekali tidak memberikan kontribusi ke arah pertumbuhan pelayanan koperasi. Partisipasi anggota dalam penjualan barang atau jasa pada koperasi sangat tergantung pada saluran distribusi dan biaya pemasaran. Semakin pendek jalur pemasaran dan semakin rendah biaya pemasaran yang bisa ditawarkan oleh koperasi, maka semakin tinggi manfaat (advantage) yang diterima oleh anggota. Alur atau kerangka berpikir digambarkan pada gambar 2.1 di bawah ini. Kondisi Likuiditas
Analisis Manajemen Likuiditas
Strategi Manajemen Likuiditas
Kepercayaan Anggota Koperasi Gambar 1 : Alur kerangka pemikiran
@JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
123 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 2 April 2016
5. Definisi Operasional Berdasarkan pada telaah pustaka, maka dapat didefinisikan secara operasional variabel penelitian adalah: a. Strategi Manajemen likuiditas adalah: cara atau teknik dari pengurus koperasi dalam menjaga atau mengatur likuiditas koperasi agar bisa melayani dan memenuhi seluruh kebutuhan anggota koperasi. b. Kepercayaan anggota adalah rasa yakin yang dimiliki oleh anggota koperasi tentang kemanan simpanan yang ditaruh di koperasi dan bisa diambil setiap saat kapanpun anggota koperasi memerlukannya. C. METODELOGI PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di tiga koperasi simpan pinjam yang ada di Kabupaten Buleleng, dengan rincian dua koperasi yang mempunyai asset terbesar pertama dan kedua pada tahun 2014, yaitu Koperasi Simpan Pinjam Bali Nasional Akuntan yang berlokasi di Jalan Jelantik Gingsir No. 68 Lingkungan Bantang Banua Kel. dan Kecamatan Sukasada dengan total asset Rp. 13.771.271.263,00 dan Koperasi Simpan Pinjam Dana Mukti yang beralamat dijalan Pulau Menjangan No, 28 Singaraja dengan total asset Rp. 13.634.242.640 serta Koperasi Simpan Pinjam Pada Payu yang beralamat di Jalan Pulau Komodo No. 88 Singaraja dengan total asset Rp. 3.834676.446. 2. Desain Penelitian Metode Kualitatif dengan pendekatan studi deskriptif analitik yang dipakai dalam penelitian ini, sebagaimana yang diungkapkan oleh Sugiono (2012:3) adalah metode kualitatif untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Bogdan dan Biklen (1982:27-29) mengungkapkan bahwa karakteristik penelitian kualitatif diantaranya: a. Peneliti sendiri sebagai instrument utama untuk mendatangi secara langsung sumber data. b. Mengimplementasikan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini lebih cenderung katakata dari pada angka. c. Menjelaskan bahwa hasil penelitian lebih menekankan kepada proses tidak semata-mata kepada hasil. d. Melalui analisis induktif, peneliti mengungkapkan makna dari keadaan yang terjadi. e. Mengungkapkan makna sebagai hal yang esensial dari pendekatan kualitatif. Berdasarkan uraian metode penelitian diatas, maka pada penelitian ini peneliti langsung berlaku sebagai alat peneliti utama untuk melakukan proses penelitian secara langsung dan aktif mewawancarai pengurus koperasi, mengumpulkan berbagai materi atau bahan yang berkaitan dengan program strategi manajemen likuiditas dalam upaya mempertahankan kepercayaan anggota, yaitu pengumpulan data, pengolahan data atau analisis data, penyusunan laporan serta penarikan kesimpulan. Proses pengumpulan data ini dilaksanakan dengan cara wawancara dan studi dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada semua subjek yang terkait dalam penelitian ini yaitu Ketua Koperasi Simpan Pinjam Bali Nasional Akuntan, Ketua sekaligus Manajer Koperasi Simpan Pinjam Dana Mukti dan Manajer Koperai Simpan Pinjam Pada Payu. Hasil dari proses wawancara maka dibuat kesimpulan mengenai strategi manajemenn likuiditas dalam upaya mempertahankan kepercayaan anggota koperasi.
@JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
124 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 2 April 2016
3. Jenis dan Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Data Primer Data primer yang digunakan oleh peneliti adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari objek yang diteliti berupa, laporan keuangan koperasi dari Bulan Januari sampai Dengan Bulan Desember 2015, hasil interview atau wawancara dengan pengurus koperasi. b. Data Sekunder Data sekunder dalam penelitian ini bersumber pada Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Buleleng. Data yang didapat ini berupa data keragaan koperasi di Kabupaten Buleleng. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. a. Data Kualitatif Dalam hal ini data kualitatif yang digunakan adalah bersumber pada informasi-informasi dari hasil wawancara kepada informan yaitu Ketua Koperasi Simpan pinjam Bali Nasional Akuntan, Ketua Koperasi Dana Mukti dan Manajer Koperasi Simpan Pinjam Pada Payu. b. Data Kuantitatif Dalam hal ini data kuantitatif yang digunakan adalah jenis data yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka, seperti laporan laporan keuangan dari masing-masing koperasi simpan pinjam. 4. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dilakukan dalam berbagai setting, sumber, dan cara. Dari sisi setting maka data yang dikumpulkan dalam kondisi yang alamiah/natural. Sementara dari sisi sumber, data yang dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu sumber primer, dan sumber sekunder. Selanjutnya jika dilihat dari sisi cara atau teknik pengumpulan data dilakukan dengan Wawancara dan Dokumentasi. 5. Teknik Analisis Data Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisis data yang diperoleh adalah sebagai berikut: a. Reduksi Data Data yang diperoleh di lapangan ditulis dalam bentuk uraian atau laporan yang terperinci, laporan-laporan tersebut direduksi, dirangkum untuk kemudian dipilih hal-hal pokok yang akan memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil penelitian atau pengamatan. b. Display data Data yang diperoleh di lapangan disusun dalam bentuk tabel agar dapat dilihat gambarannya secara umum sehingga peneliti dapat menguasai data untuk menarik kesimpulan. c. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi Peneliti berusaha untuk mencari makna data yang dikumpulkan dengan melihat pola, tema, hubungan, persamaan dan hal-hal yang sering timbul untuk mengambil suatu kesimpulan. Untuk memperdalam kesimpulan yang diambil dilakukan langkah-langkah verifikasi atau pengumpulan data terbaru selama penelitian dilaksanakan. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan teknin Statistical Process Control (SPC). Menurut Heizer& Render (2015:276) menyatakan bahwa SPC adalah penerapan dari
@JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
125 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 2 April 2016
teknik statistik untuk memastikan bahwa proses memenuhi standar. Semua proses tunduk pada suatu derajat variabilitas tertentu. D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan selama kurang lebih 2 bulan, maka dapat diketahui keadaan likuiditas dari KSP BNA, KSP Dana Mukti dan KSP Pada payu seperti pada tabel 2 di bawah ini: Tabel 1 : Kondisi Likuiditas dari Bulan Januari s/d Desember 2015
Sumber: data diolah
2. Pembahasan Rata-rata likuiditas KSP Pada Payu dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2015 adalah 154.340%, sedangkan Standar deviasinya sebesar 12.58, batas aman atas untuk likuiditas adalah 166.92% dan batas aman bawah adalah 141.76 %. Dari hasil wewancara dengan Ibu Made Ratna Ardiani sebagai Ketua KSP Pada Payu tentang strategi manajemen likuiditas yang diterapkan di KSP Pada Payu dapat dipaparkan sebagai berikut: “…kiat atau strategi yang Kami lakukan dalam menjaga atau mengatur likuiditas adalah: bila likuiditas menurun maka strategi yang dilakukan yaitu mencari sumber-sumber dana dengan cara menghubungi Anggota yang potensial dan memiliki dana dengan catatan akan mendapatkan bunga yang lebih tinggi tentunya dengan jangka waktu tertentu dan pemberian kredit untuk Anggota ditekan serta pencairan kredit dijadwal ulang dan untuk Anggota baru tidak dicairkan dulu tapi lebih mengutamakan anggota yang sudah loyal………bila dalam keadaan kelebihan likuiditas hal yang harus dilakukan adalah mempergencar promosi ke anggota akan pemberian pinjaman dengan proses yang lebih cepat dan dengan bunga yang lebih kecil tentunya jangka waktu untuk program ini juga dibatasi” Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa KSP Pada Payu sudah mempunyai strategi manajemen likuiditas agar bisa menjaga dan memanajemeni likuiditas KSP dengan cukup baik. Namun jika dibandingkan dengan hasil analisis yang menggunakan alat analisis SPC jelas tergambar bahwa rasio likuiditas setiap bulannya selalu mengalami penurunan hal ini disebabkan karena prosentase kenaikan hutang lancar selalu melebihi prosentase kenaikan aktiva lancar, menurut Ibu Made Ratna Ardiani hal ini terjadi karena Anggota KSP Pada Payu sudah memiliki rasa yakin dan percaya akan kemanan sejumlah dana yang disimpan di KSP Pada Payu, penurunan aktiva lancar terjadi karena biaya operasional bulanan KSP Pada Payu mengalami peningkatan yang disebabkan oleh naiknya harga BBM. Berdasarkan kondisi sperti tersebut di atas maka yang harus dilakukan KSP Pada Payu adalah mencari sumber dana yang murah dari pihak ketiga seperti Bank atau lembaga keuangan lainnya agar bisa memberikan pelayanan berupa simpanan kepada Anggota dengan bunga yang lebih murah. Hal yang harus diperhatikan oleh KSP Pada Payu dengan rasio likuiditas yang terus menurun. Rata-rata likuiditas KSP Dana Mukti dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2015 adalah 118.12%, sedangkan Standar deviasinya sebesar 4.33, batas aman atas untuk likuiditas adalah 122.45% dan batas aman bawah adalah 113.79 %. Dari penjelasan di @JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
126 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 2 April 2016
atas dapat disimpulkan bahwa KSP Dana Mukti sudah mempunyai strategi manajemen likuiditas agar bisa menjaga dan memanajemeni likuiditas KSP dengan cukup baik. Namun jika dibandingkan dengan hasil analisis yang menggunakan alat analisis SPC jelas tergambar bahwa rasio likuiditas setiap bulannya selalu mengalami fluktuasi namun pada bulan September rasio likuiditas berada dibawah titik aman terbawah yaitu sebesar 122.67, hal ini terjadi karena adanya peningkatan pinjaman yang diberikan oleh KSP Dana Mukti kepada anggota, dan pada bulan Oktober, Nopember dan Desember tahun 2015, rasio likuiditas berada di atas titik aman atas dari SPC. Hal ini dijelaskan oleh Bapak Ketut Suartika “……untuk pemberian pinjaman kepada anggota sesuai dengan kesepakatan RAT bahwa KSP Dana Mukti tidak akan memberikan atau mengeluarkan kredit dari pertengahan bulan Nopember sampai akhir Desemeber.Berdasarkan kondisi sperti tersebut di atas maka yang harus dilakukan KSP Dana Mukti adalah menurunkan tingakat suku bunga simpanan dengan tujuan anggota yang menyimpan akan menarik dananya. Rata-rata likuiditas KSP Bali Nasional Akuntan dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2015 adalah 113.17%, sedangkan Standar deviasinya sebesar 1.73, batas aman atas untuk likuiditas adalah 114.90% dan batas aman bawah adalah 111.43 %. Dari hasil wewancara dengan Bapak Made Nyiri Yasa, sebagai Ketua KSP Bali Nasional Akuntan tentang strategi manajemen likuiditas yang jalankan di KSP Bali Nasional Akuntan dapat dipaparkan sebagai berikut: “…Kami sudah buat program di komputer agar setiap hari saat mencetak neraca harian terlihat berapa likuiditas koperasi Kami pada hari itu, sehingga sore harinya Kami sudah mengetahui likuiditas KSP Bali Nasional Akuntan, dengan diketahuinya likuiditas, maka kami akan mudah menyiapkan strategi likuiditas untuk esok harinya…….strategi yang dilakukan apabila terjadi kelebihan likuiditas adalah menginfokan kepada anggota bahwa KSP Bali nasional Akuntan akan menurunkan tingkat suku bunga simpanan dan suku bunga pinjaman dengan tujuan agar anggota mampu meminjam sejumlah uang ataupun mengambil sejumlah simpanannya karena terjadi penurunan tingkat suku bunga, ……..bila kekurangan likuiditas maka yang dilakukan adalah memberikan promosi kepada anggota tentang peningkatan suku bunga simpanan berjangka tentunya dengan rentang waktu tertentu paling lama promosi yang pernah dilakukan sekitar 2 minggu”. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa KSP Bali Nasional Akuntan sudah mempunyai strategi manajemen likuiditas agar bisa menjaga dan memanajemeni likuiditas KSP dengan cukup baik. Namun jika dibandingkan dengan hasil analisis yang menggunakan alat analisis SPC jelas tergambar bahwa rasio likuiditas setiap bulannya selalu mengalami peningkatan namun pada bulan Desember rasio likuiditas mengalami penurunan, hal ini terjadi karena adanya beberapa anggota yang meminjam di KSP Bali Nasional Akuntan melakukan pembayaran atau pelunasan pinjaman sebelum jatuh tempo selain hal terebut keadaan ini juga disebabkan karena pada bulan Desember KSP Bali Nasional Akuntan mengeluarkan kas untuk pembelian hadiah intern KSP Bali Nasional Akuntan dengan hadiah utama berupa satu unit sepeda motor, seperti dijelaskan oleh Bapak Made Nyiri Yasa. Dari hasil diskusi bersama Ibu Made Ratna Ardiani, Bapak Ketut Suartika dan Bapak Made Nyiri Yasa, semuanya sepakat akan memperhatikan faktor penyebab naik atau turunnya likuiditas di koperasi dengan tetap menjaga dan mengendalikan aktiva lancar yang dimiliki koperasi agar kepercayaan anggota dapat dipertahankan. E. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada Bab sebelumnya, maka penulis dapat simpulkan terkait dengan strategi manajemen likuiditas dalam upaya mempertaankan kepercayaan anggota di Koperasi Simpan Pinjam Bali Nasional Akuntan, Koperasi Simpan @JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
127 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 2 April 2016
Pinjam Dana Mukti dan Koperasi Simpan Pinjam Pada Payu secara umum sudah berjalan dengan baik, karena sudah memiliki strategi dalam menjaga likuiditas koperasi, hal ini didukung oleh simpanan anggota yang terus meningkat dan rasio likuiditas dari masingmasing koperasi selama tahun 2015 dari bulan Januari sampai Desember selalu diatas 100%. DAFTAR PUSTAKA Arifin Sitio dan Halomoan Tamba. 2001. Koperasi teori dan Praktik. Jakarta ; Erlangga Jauch, Laurence R., William F. Glueck. (1997). Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan. (Alih Bahasa: Murad dan AR. Henry Sitanggang). Jakarta: Erlangga Karthi Nisajar dan Wanardi. (1997). Manajemen Strategik. Bandung Mandar Maju Munawir, S. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 2. Yogyakarta: Liberty. Riyanto, Bambang. 2003. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Sugiyono (2008), Memahami Penelitian Kualitatif, Cetakan Keempat, Penerbit CV. Alfabeta, Bandung. Syamsuri SA., 1986. Daya Hidup Koperasi dan Implikasinya Terhadap Kesejahteraan Anggota, Disertasi Pascasarjana, IKIP Bandung.
@JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive