Jurnal Edukasi, Volume 1 No.2, Oktober 2015 ISSN. 2443-0455
STRATEGI GURU DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA TERKAIT PENGETAHUAN PROSEDURAL PADA MATERI LINGKARAN KEPADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
Anita Dewi Utami Pendidikan Matematika, Fakultas Pendidikan Matematika dan IPA, IKIP PGRI Bojonegoro
[email protected] Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan strategi guru dalam membelajarkan matematika terkait pengetahuan procedural pada materi lingkaran kepada anak berkebutuhan khusus kelas VII di SLB Muhammadiyah Cepu. Anak berkebutuhan khusus dalam penelitian ini adalah anak autis. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif berjenis studi kasus, yaitu mempelajari secara mendalam kegiatan pembelajaran pada materi lingkaran untuk kemudian dapat digambarkan strategi yang digunakan guru dalam membelajarkan matematika kepada anak berkebutuhan khusus.Subjek penelitian ini adalah guru matematika dan seluruh siswa kelas VII SLB Muhammadiyah Cepu. Data dalam penelitian ini berupa strategi guru dalam membelajarkan matematika terkait pengetahuan procedural pada materi lingkaran yang diperoleh dari hasil transkripsi hasil rekaman kegiatan pembelajaran pada dua observasi. Hasil transkripsi tersebut direduksi untuk memperoleh percakapan dan kegiatan yang menunjukkan strategi guru dalam membelajarkan matematika pada materi lingkaran terkait pengetahuan prosedural. Teknik validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah member check, yaitu proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada subjek penelitian untuk menguji kemungkinan dugaan-dugaan yang berbeda. Hasil penelitian ini adalah strategi guru dalam membelajarkan matematika pada materi lingkaran terkait pengetahuan prosedural adalah dengan menerapkan model penemuan terbimbing yaitu membimbing siswa untuk melakukan aktivitas perhitungan keliling lingkaran dengan menggunakan benang. Akan tetapi karena keterbatasan yang dimiliki siswa autis, model penemuan terbimbing yang dilakukan oleh guru dengan cara memberi contoh siswa terlebih dahulu, baru kemudian meminta siswa mempraktekan sendiri untuk menemukan keliling lingkaran dari panjang benang. Kata Kunci: strategi guru, pengetahuan prosedural, pembelajaran matematika, siswa autis. Abstract The aim of this study was to describe teacher’s strategy in teaching mathematics on the topic of circle to autism students in SLB Muhammadiyah Cepu. The subject of this study was classroom mathematics teacher and all students of seventh grade of SLB
147
Utami, Strategi Guru
Muhammadiyah Cepu. The data of this study was teacher’s strategy in teaching mathematics on the topic of circle taken from the result of recording transcription of teaching and learning process through two observations. The data validity technique used in this study was member check, a process of data checking taken by the researcher from the subject of the study to examine the possibilities of different assumptions. The result reveal that in the main activity the teacher’s strategy in teaching mathematics on the topic of circle which deals with procedural knowledge was by implementating guided discovery model, it is by guiding the students to do activity to count the circle’s circumference by using thread. But, because of the limitation of the mentally handicapped students’ autism, the guided discovery model which was implemented by the teacher was firstly by giving some examples to the students, then asking the students to practice to find the circle’s circumference from the length of the thread by the students themselves. Keywords: teacher’s strategy, procedural knowledge, mathematics teaching learning, autism student’s.
berarti pendidikan harus menyeluruh untuk
PENDAHULUAN Salah satu bagian penting dalam
semua kalangan, baik anak yang normal maupun anak dengan kebutuhan khusus.
kehidupan manusia adalah pendidikan. Pemerintah
sudah
mengatur
Sekolah
dalam
Luar
Biasa
(SLB)
Indonesia
Muhammadiyah Cepu merupakan salah
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
satu SLB di Cepu yang memberikan
Pendidikan Nasional yang terdapat pada
pendidikan khusus bagi anak berkelainan.
pasal 5 ayat 1 bahwa, “Setiap warga negara
Untuk SLB A menampung anak-anak
mempunyai
tunanetra, sedangkan SLB B menampung
Undang-undang
hak
Republik
yang
sama
untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu.”
anak-anak
tunarungu,
serta
SLB
C
Tidak terkecuali untuk anak berkebutuhan
menampung anak-anak tunagrahita dan
khusus (anak autis), juga diatur pada
autis baik jenjang SD maupun SMP.
Undang-undang tersebut dalam pasal 5
Salah satu karakteristik anak autis
ayat 2 yang berbunyi, “Warga negara yang
adalah ketidakmampuan menggunakan
memiliki kelainan fisik, emosional, mental,
indra sensorik secara efektif sehingga akan
intelektual,
mempengaruhi
dan/atau
sosial
berhak
keseluruhan.
memperoleh pendidikan khusus.” Hal ini
perilaku Selain
itu,
secara anak
autis
kesulitan dalam meniru keterampilan yang
148
Jurnal Edukasi, Volume 1 No.2, Oktober 2015 ISSN. 2443-0455
diajarkan serta memiliki imajinasi yang
mendasar mengapa matematika wajib
sulit diekspresikan. Oleh sebab itu ada
diajarkan di semua jenjang pendidikan,
kemungkinan
baik sekolah umum maupun sekolah
besar
guru
yang
membelajarkan matematika pada siswa
khusus
yang
menampung
autis memiliki strategi khusus dalam
berkebutuhan khusus.
anak-anak
proses pembelajaran. Seorang guru harus
Anak yang memiliki perkembangan
memiliki rencana yang matang sebelum
mental yang lambat sangat berbeda dengan
terjun dalam Proses Belajar Mengajar
anak normal pada umumnya. Untuk itu
(PBM), mereka harus selalu mempunyai
guru harus benar-benar ekstra dalam
ide kreatif dalam melakukan pembelajaran.
pengajaran di kelas. Salah satu contoh dari
Di tingkat Sekolah Menengah Pertama
penelitian yang dilakukan oleh Hadwin, et
seorang
guru
belum
al (1997: 519-537) bahwa strategi guru
tentang
dalam membelajarkan anak autis adalah
bagaimana membelajarkan matematika
dengan diskusi pusat dengan kasus nyata
pada anak berkebutuhan khusus, karena
untuk menambah pemahaman siswa autis.
sampai saat ini belum ada perguruan tinggi
Strategi yang digunakan oleh guru
memperoleh
matematika pembekalan
yang membuka program studi matematika
akan
dengan konsentrasi pendidikan untuk anak
berkebutuhan khusus dengan jenis lain.
luar biasa di tingkat Perguruan Tinggi.
Seperti halnya hasil penelitian yang
Sehingga hal ini sangat menarik untuk
dilakukan
dilakukan penelitian terkait strategi guru
menunjukkan
umum dalam membelajarkan matematika
digunakan guru dalam membelajarkan
pada anak dengan kebutuhan khusus.
matematika
oleh
berbeda
lagi
oleh
untuk
Hidayati
bahwa
pada
anak-anak
(2012)
strategi
anak
yang
tunarungu
Menurut penelitian yang dilakukan
khususnya materi sifat-sifat bangun datar
Muyeghu
dapat dilihat dari proses pelaksanaan
(2008:
18),
studi
matematika di tingkat menengah pertama
pembelajaran
memberikan kontribusi untuk kemampuan
pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan
pelajar berpikir logis, bekerja secara
akhir yaitu dari penggunaan metode dan
sistematis
mampu
teknik terlihat sama seperti pembelajaran
memecahkan masalah di kehidupan nyata.
di sekolah pada umumnya, tetapi dari segi
Hal ini merupakan alasan yang sangat
taktik terlihat sangat berbeda.
dan
akurat,
dan
149
mulai
dari
kegiatan
Utami, Strategi Guru
Seperti penelitian yang dilakukan oleh
dengan
Kakojoibari, et al (2012: 19-25) yang menunjukkan
bahwa
penggunaan
teknologi
instruksional.
keterampilan
Untuk
mengetahui
strategi
tunarungu tidak terdapat perbedaan, namun
matematika pada anak autis, peneliti
dalam pembelajaran dengan penggunaan
melakukan observasi awal terhadap guru
audio visual, siswa dengan pendengaran
yang membelajarkan matematika di SLB
normal memiliki prestasi yang lebih baik.
Muhammadiyah
Untuk itu penelitian tersebut memberikan
membelajarkan
saran bahwa guru hendaknya memberikan
keliling persegi, ada beberapa hal yang
pembelajaran dengan metode deduktif,
peneliti amati diantaranya siswa masih
dengan membangun pemahaman domain
mengalami kesulitan dan keterbatasan
matematika serta membentuk struktur
pengetahuan tentang konsep kelilinng
kognitif pada pemikiran siswa.
persegi. Guru memberi tugas rumah pada
halnya
membelajarkan
Cepu materi
dalam menentukan
yang
siswa untuk membuat persegi kemudian
dilakukan oleh Adiat, et al (2013: 43-47)
menentukan keliling persegi yang telah
menyatakan bahwa orang tua dan guru
dibuat tersebut. Untuk menggali informasi
menggunakan komputer untuk mengajar
lebih jauh mengenai bagaimana strategi
anak-anak dengan cacat intelektual ringan.
guru dalam membelajarkan matematika
Mereka
bahwa
tentang suatu pengetahuan prosedural
mengintegrasikan pembelajaran dengan
kepada anak autis pada materi lain selain
teknologi kedalam pembelajaran dapat
persegi,
menciptakan ruang untuk mengeksplor
penelitian terkait strategi guru dalam
kemampuan anak dengan cacat intelektual
membelajarkan matematika pada materi
tersebut. Dalam penelitian tersebut juga
lingkaran yang masih serumpun dengan
memberikan rekomendasi bahwa dalam
materi persegi kepada anak autis di SLB
membuat kehidupan anak-anak dengan
Muhammadiyah
cacat intelektual lebih bermakna serta
penelitian ini adalah mendeskripsikan
untuk meningkatkan interaksi sosialnya di
strategi
masyarakat, kedua orang tua dan guru
matematika pada materi lingkaran terkait
juga
penelitian
dalam
jauh
matematika pada anak normal dengan anak
Seperti
guru
lebih
menambahkan
harus mendorong pembelajaran berhitung
150
maka
guru
peneliti
Cepu.
dalam
melakukan
Tujuan
dari
membelajarkan
Jurnal Edukasi, Volume 1 No.2, Oktober 2015 ISSN. 2443-0455
pengetahuan prosedural kepada anak autis
berlangsung, serta transkrip wawancara
di kelas VII SLB Muhammadiyah Cepu.
dengan subjek penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan di SLB
Teknik pengambilan data yang
Muhammadiyah Cepu pada bulan Februari
digunakan dalam penelitian ini adalah
sampai dengan Mei 2015, dengan alasan
observasi
bahwa
dalam penelitian ini digunakan untuk
sekolah
informasi
memiliki
yang
kepentingan
data
dibutuhkan
penelitian,
dan untuk
dapat
dan
mengamati
wawancara.
secara
Observasi
langsung
proses
terjalin
pembelajaran matematika di kelas VII SLB
kerjasama yang baik antara peneliti dengan
Muhammadiyah Cepu dengan bantuan alat
pihak sekolah serta sekolah belum pernah
perekam.
dilakukan penelitian dengan tema yang
empat kali dalam satu bab, sehingga
sama.
dihasilkan rekaman kegiatan pembelajaran Penelitian ini termasuk penelitian
Observasi
ini
dilaksanakan
pada waktu yang berbeda-beda dalam satu
dengan pendekatan studi kasus. Subjek
bab.
penelitian ini adalah guru dan siswa kelas
diamati, kemudian dipilih 2 rekaman yang
VII SLB Muhammadiyah Cepu. Alur
memberikan
pemilihan subjek dilakukan dengan studi
selanjutnya dianalisis secara mendalam.
pra lapangan untuk mencaritahu guru mata
Wawancara digunakan untuk memperoleh
pelajaran matematika pada kelas VII SLB
informasi verbal secara langsung dari
Muhammadiyah Cepu, setelah itu meminta
subjek penelitian mengenai strategi yang
persetujuan bahwa guru tersebut bersedia
digunakan
untuk menjadi subjek dalam penelitian ini.
matematika tentang suatu pengetahuan
Data dalam penelitian ini adalah
prosedural materi lingkaran pada siswa
mengenai
autis.
data
strategi
guru
dalam
Dari
rekaman-rekaman
data
tersebut
terlengkap
dalam
untuk
membelajarkan
membelajarkan matematika tentang suatu
Instrumen utama pada penelitian
pengetahuan prosedural materi lingkaran
ini adalah peneliti sendiri yang bertujuan
pada anak autis. Sumber data dalam
untuk mencari dan mengumpulkan data
penelitian
secara
ini
adalah
rekaman
langsung
dari
sumber
data.
pembelajaran mengenai materi lingkaran,
Sedangkan instrumen bantu pertama dalam
catatan
penelitian ini adalah pedoman observasi
lapangan
selama
observasi
dan kamera video. Dan instrumen bantu
151
Utami, Strategi Guru
kedua pada penelitian ini adalah pedoman
prosedural materi lingkaran pada anak
wawancara tidak terstruktur yang dibuat
autis. Setelah data yang sesuai dengan tema
oleh peneliti sebagai alat bantu dalam
penelitian sudah terkumpul maka ditarik
pengambilan data lapangan.
kesimpulan dan diverifikasi. Setelah data
Validasi data
yang digunakan
direduksi,
maka
langkah
selanjutnya
dalam penelitian ini adalah meningkatkan
adalah menyajikan data. Pada penelitian ini
ketekunan dan member check. Peneliti
data akan disajikan dalam bentuk tabel dan
melakukan pengamatan secara cermat dan
teks yang bersifat naratif. Berdasarkan
teliti
data-data
terhadap
aktivitas
pembelajaran
yang
diperoleh
dari
hasil
matematika dan juga sangat teliti dalam
observasi yang sudah direduksi dan dari
mentranskrip
video.
hasil wawancara dengan guru, peneliti
Sedangkan untuk member check peneliti
mengambil kesimpulan sementara. Setiap
melakukan pengecekan data dengan cara
kesimpulan
mengklarifikasikan hasil temuan peneliti
dilakukan verifikasi selama penelitian
dengan subjek penelitian.
berlangsung. Kesimpulan yang diperoleh
hasil
rekaman
senantiasa
terus menerus
Analisis data hasil penelitian dilakukan
melalui analisis data tersebut dijadikan
dengan menggunakan model Miles dan
pedoman untuk menyusun rekomendasi
huberman (dalam Sugiyono, 2007: 246)
dan implikasi.
dengan tahapan sebagai berikut: reduksi HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan observasi dan wawancara
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Dalam hal ini reduksi data
yang dilakukan oleh peneliti pada guru
yang dilakukan adalah peneliti membuat
kelas VII SLB Muhammadiyah Cepu,
transkripsi jalannya proses pembelajaran
strategi
dari lembar observasi dan rekaman video kemudian
apabila
transkripsi
pengetahuan tunagrahita
transkrip-transkrip tersebut, tentang bagian
prosedural adalah
kepada
guru
anak
mengawali
konsep keliling lingkaran. Guru mengajari
dibuang mengenai tema yang diteliti yaitu dalam
membelajarkan
pembelajaran inti dengan mengemukakan
data mana yang dipakai, mana yang
guru
dalam
matematika pada materi lingkaran terkait
sudah
terkumpul, maka peneliti memilih diantara
strategi
guru
siswa
membelajarkan
dengan
matematika tentang suatu pengetahuan
152
menghitung
keliling
menggunakan
lingkaran
benang.
Guru
Jurnal Edukasi, Volume 1 No.2, Oktober 2015 ISSN. 2443-0455
mengawali semua
dengan
media,
memepersiapkan
yaitu
buffalo
dengan cara mengeblat benda apapun yang
berbentuk lingkaran, benang, gunting, dan
berbentuk lingkaran yang ada di kelas,
kapur.
untuk
setelah itu guru meminta siswa untuk
menandai lingkaran dengan menggunakan
menghitung keliling lingkaran dengan
kapur. Dari tanda tersebut dimulailah
menggunakan benang. Guru meminta
melingkarkan
lingkaran
siswa menempelkan pekerjaannya di buku
dengan tanda semula.
kemudian menuliskan keliling lingkaran
Guru
meminta
siswa
benang pada
hingga bertemu Setelah
kertas
meminta siswa untuk membuat lingkaran
itu,
benang
yang
sudah
dipotong
dan
diukur
Dari kegiatan yang telah dilakukan
panjangnya. Dan panjang itulah yang
oleh guru di atas, guru mengajak siswa
merupakan
Guru
untuk menemukan konsep keliling dari
mengulangi penjelasan mengenai prosedur
panjang benang setelah melakukan suatu
perhitungan keliling lingkaran dengan
aktivitas
ukuran lingkaran yang berbeda-beda. Guru
lingkaran. Hal ini sejalan dengan model
memberi lingkaran dengan ukuran yang
pembelajaran penemuan terbimbing yaitu
berbeda kepada semua siswa dan meminta
metode penemuan yang dipandu oleh guru,
siswa
guru membimbing siswa jika diperlukan
dilingkarkan
keliling
untuk
lingkaran.
mempraktekan
yang sudah dihitungnya tersebut.
sendiri
melingkarkan
dan
menggunakan benang. Guru berkeliling,
sehingga dapat menemukan prinsip umum
mengecek, dan membantu siswa yang
berdasarkan bahan yang disediakan oleh
kesulitan
guru (Markaban, 2006: 15). Akan tetapi
perhitungan
keliling
didorong
berpikir
lingkaran dengan menggunakan benang.
karena
Guru memberikan tugas kedua dengan
dimiliki siswa autis, model penemuan
bentuk lingkaran yang berbeda
dan
terbimbing yang dilakukan oleh guru
meminta siswa untuk menghitung keliling
dengan cara memberi contoh siswa terlebih
lingkaran dengan menggunakan benang
dahulu, baru kemudian meminta siswa
dan melakukan sendiri tanpa bantuan guru.
mempraktekan sendiri untuk menemukan
Guru memberikan tugas ketiga kepada
keliling lingkaran dari panjang benang.
siswa,
tugas
ketiganya
adalah
guru
memberikan kertas buffalo pada siswa, dan
153
keterbatasan
untuk
pada
perhitungan keliling lingkaran dengan
dalam
siswa
benang
intelektual
yang
Utami, Strategi Guru
berulang-ulang hingga siswa memahami
SIMPULAN Strategi guru dalam membelajarkan
apa yang disampaikan oleh guru.
matematika pada materi lingkaran kepada anak tunagrahita di SLB Muhammadiyah
DAFTAR PUSTAKA
Cepu
Adiat, T.B., Ahmad, A.C. & Ghazali, M.(2013). Attitude of ParentsTeachers Toward the Use of Instructional Technology in Teaching Numeracy to Children with Mild Intellectual Disability: A Case of Penang Malaysia, Journal of Humanities and Social Science. Vol 7, No. 2. 43-47.
adalah
strategi
guru
dalam
membelajarkan matematika pada materi lingkaran terkait pengetahuan prosedural kepada anak autis adalah dengan model penemuan terbimbing yaitu membimbing siswa
untuk
melakukan
aktivitas
perhitungan keliling lingkaran dengan
Hadwin, J., Baron, S., Howlin, P. & Hill K. (1997). Does Teaching Theory of Mind Have an Effect on the Ability do Develop Conversation in Children with Autism?, Journal of Mathematic Teacher Education. Vol 27 , No. 5. 519-537.
menggunakan benang. Akan tetapi karena keterbatasan intelektual yang dimiliki siswa autis, model penemuan terbimbing yang dilakukan oleh guru dengan cara memberi contoh siswa terlebih dahulu, baru
kemudian
meminta
Hidayati, H. (2012). Strategi Guru dalam Membelajarkan Matematika pada Anak Tunarungu (Studi Kasus pada Siswa Kelas V SLB-B YRTW Surakarta. Tesis: UNS.
siswa
mempraktekan sendiri untuk menemukan keliling lingkaran dari panjang benang. Bedasarkan hasil penelitian ini,
Kakojoibari, A.S., Farajollahi, M., Sharifi, A. & Jarchian, F. (2012).The Effect of Hearing Impairment on Mathematical Skill of Hearing-Impaired Elementary-School Students.Vol 21, No. 2. 19-25.
maka peneliti memberikan saran kepada guru yang membelajarkan matematika kepada anak autis dan beberapa pihak yang terkait
adalah
menggunakan
guru
hendaknya
strategi
penemuan
Markaban. (2006). Model pembelajaran matematika dengan pendidikan penemuan terbimbing. Yogyakarta: departemen pendidikan nasional pusat pengembangan dan penataran guru matematika.
terbimbing dengan meminta siswa untuk mempraktekan sendiri, bukan memberikan contoh
terlebih
dahulu.
Karena
Muyeghu, A. (2008). The use of the van Hiele theory in investigating teaching strategies used by Grade 10 geometry teachers in Namibia. Tesis: Rhodes University.
keterbatasan yang dimiliki oleh siswa autis, guru hendaknya melakukan penjelasan
154
Jurnal Edukasi, Volume 1 No.2, Oktober 2015 ISSN. 2443-0455
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
155
Utami, Strategi Guru
156