Strategi BMT dalam (Amarulloh Hari K.)1
STRATEGI BMT MITRA SEJAHTERA MANDIRI DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS USAHA MIKRO DAN KECIL DI KECAMATAN GOMBONG KABUPATEN KEBUMEN STRATEGI OF BMT “MITRA SEJAHTERA MANDIRI” TO INCREASING SMALL AND MICRO ENTERPRISE IN GOMBONG KEBUMEN Oleh: Amarulloh Hari Kharistianto, FIS UNY,
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi yang digunakan oleh BMT Mitra Sejahtera Mandiri dalam meningkatkan produktivitas usaha mikro dan kecil di Kecamatan Gombong,.Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan penelitian ini yaitu Ketua BMT, Sekertaris BMT, Manajer BMT, Kepala Bagian Pelayanan BMT, Kepala Bagian Pembukuan BMT. Instrumen penelitian adalah peneliti. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pengujian keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber dan metode. Teknik analisis meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini diketahui bahwa program-program BMT Mitra Sejahtera Mandiri untuk membantu meningkatkan produktivitas usaha mikro dan kecil di Kecamatan Gombong tidak semuanya berjalan dengan baik. Dalam pelaksanaan program BMT Mitra Sejahtera Mandiri didukung dengan manajemen pengelola yang kompak, kerja cepat dan kerjasama tim yang baik, kinerja karyawan yang baik, ketersedian modal usaha dari BMT Mitra Sejahtera Mandiri, dan letak strategis BMT Mitra Sejahtera Mandiri, sedangkan hambatan yang dihadapi seperti sistem kerja BMT Mitra Sejahtera Mandiri masih manual, belum ada program pelatihan dan pendidikan untuk pengusaha mikro dan kecil, dan tingkat pendidikan pengelola yang rendah. Kata Kunci : Strategi BMT, produktivitas usaha mikro dan kecil. Abstract This research aims to understand the strategy used by BMT “Mitra Sejahtera Mandiri” to increasing productivity of small and micro enterprise in Gombong. Type this research is research descriptive with a qualitative approach. Informants this research is the Head of BMT, Secretary of BMT, Manager of BMT, Head of the BMT Service, and Head of bookkeeping BMT. Research instruments is researchers. Data collection techniques using interviews, observation, and documentation. The validity of data using a technique triangulation source and methods. Technique of data analysis used data collection, the reduction of data, display of data, and the withdrawal of conclusion .The results this research is known that programs of BMT “Mitra Sejahtera Mandiri” to help increase productivity of small and micro enterprise in Gombong not everything goes well. In the implementaion of program BMT “Mitra Sejahtera Mandiri” supported by good management, fast work and cooperation a good team, good performance by employee, have business capital of BMT “Mitra Sejahtera Mandiri”, and strategic location of BMT “Mitra Sejahtera Mandiri”, while the obstacle faced such a system work BMT “Mitra Sejahtera Mandiri” still manual, there has been no training programs and education to small and micro enterpriser, and the education levels of employee is low.
Keyword : Strategy of BMT, productivity of small dan micro enterprise.
Strategi BMT dalam (Amarulloh Hari K.)2
PENDAHULUAN . Usaha skala mikro dan kecil di Indonesia memegang peran yang sangat penting
dalam
perekonomian
pembangunan
nasional,
terlebih
jika
dihubungkan dengan jumlah pengangguran yang ada, usaha kecil mampu menyerap jumlah tenaga kerja yang cukup banyak. Apabila
mau
menelaah
lebih
dalam
tentang struktur pelaku usaha di Indonesia, terlihat bahwa pelaku usaha yang dapat dikategorikan dalam skala mikro dan kecil menunjukan populasi yang paling besar jika dibandingkan dengan usaha skala menengah dan besar, maka usaha mikro dan kecil pantas untuk diberdayakan supaya dapat terus berkembang dan maju. Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM (2012) jumlah usaha mikro dan kecil di Indonesia berjumlah 56.485.594 unit usaha atau 99,90% dari keseluruhan
Kecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen memiliki potensi usaha mikro dan kecil yang cukup besar, diharapkan tumbuh
dan
berkembang.
Berdasarkan data dari Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Kebumen, pada tahun 2012 UMKM di Kecamatan Gombong berjumlah
2.717
unit
usaha,
kecil
semakin tinggi,
dan
mengalami perkembangan sebanyak 397 unit usaha pada tahun 2013 (kebumenkab, 2013). Hal ini membuat persaingan dalam
terutama
yang
memiliki jenis usaha di bidang yang sama. Namun, mereka
dalam
hadapai
persaingan
tidak
yang
jarang
para
pengusaha mikro dan kecil menghadapi permasalahan baik dari dalam maupun dari luar lingkungan usahanya. Permasalahan dari dalam lingkungan usahanya seperti, modal usaha yang terbatas, rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam
manajemen
usaha,
kurangnya
penguasaan tentang bidang usaha yang dijalankan
dan
kemampuan
dalam
mengelola kegiatan usaha baik secara fisik, kurang mampu menyeimbangkan antara
kegiatan
pemasaran
produksi,
dan
keuangan,
pembelanjaan,
dan
terbatasnya akses terhadap pemodalan. Sedangkan masalah dari luar lingkungan usahanya
yang
ketersediaan
UMKM di Indonesia (depkop, 2012).
dapat
hal produktivitas antar usaha mikro dan
bahan
dihadapi
meliputi
baku,
dukungan
prasarana
fisik
seperti
produksi,
dan
sarana
mesin yang
untuk mampu
memberikan peluang bagi berkembangnya usaha yang mereka jalankan sesuai dengan bidangnya. Beragam
permasalahan
yang
dihadapi para pemilik usaha mikro dan kecil di Kecamatan Gombong langsung memberikan dampak negatif terhadap tingkat produktivitas usaha yang mereka jalankan.
Namun,
permasalahan
yang
dari
banyaknya
muncul
sumber
Strategi BMT dalam (Amarulloh Hari K.)3
pendanaan atau permodalan menjadi faktor
yaitu BMT Mitra Sejahtera Mandiri yang
utama
berada di Desa Kalitengah, Kecamatan
yang mereka
dengan
modal
rasakan, karena
yang
para
Gombong, Kabupaten Kebumen, lembaga
pengusaha mikro dan kecil akan kesulitan
keuangan ini berdiri pada tahun 2011 dan
untuk
sudah mempunyai badan hukum.
membeli
mendukung
terbatas
keperluan
usahanya,
seperti
yang untuk
BMT
Mitra
Sejahtera
Mandiri
membeli bahan baku produksi, membeli
sebagai lembaga keuangan syariah yang
peralatan
mempunyai
produksi
dan
perlengkapan
usaha.
meningkatkan
kesejahteraan dan taraf hidup anggota pada
Hal tersebut harus menjadi perhatian serius
tujuan
pemerintah
daerah
khususnya
dan
mendorong
upaya
Kabupaten
membangun ekonomi masyarakat pada
Kebumen, pemerintah daerah seharusnya
umumnya serta menjadi gerakan ekonomi
mengambil tindakan atau solusi untuk
rakyat dan ikut membangun tatanan
membantu usaha mikro dan kecil keluar
perekonomian
dari masalah kekurangan permodalan,
Sejahtera Mandiri, 2011:2). Walaupun,
pemerintah dapat memberdayakan usaha
pada BMT Mitra Sejahtera Mandiri sistem
mikro dan kecil melalui kebijakan dan
kerja
program-program
diberikan kepada masyarakat belum se-
yang
melibatkan
dan
stakeholder, termasuk di dalamnya adalah
modern
perbankan dan koperasi.
pemerintah
Perlunya keterlibatan perbankan dan
nasional
prosedur
lembaga
(BMT
Mitra
pelayanan
yang
perbankan
maupun
milik
swasta
dan
pembukuan laporan keuangannya masih
koperasi di Kecamatan Gombong dalam
manual,
upaya pemberdayaan usaha mikro dan
langsung mendapat sambutan positif oleh
kecil tersebut, didasarkan pada upaya
masyarakat sekitar, terutama oleh para
memperbesar akses usaha mikro dan kecil
pengusaha
terhadap
membutuhkan
yang
sumber-sumber diikuti
dengan
pembiayaan, semakin
namun
mikro
hadirnya
dan
BMT
kecil
modal
ini
yang untuk
mengembangkan usahanya.
meningkatnya tuntutan masyarakat akan
BMT
Mitra
Sejahtera
Mandiri
adanya pelayanan pembiayaan bagi usaha
sebagai lembaga kuangan syariah yang
mikro dan kecil dengan pola syariah
salah
(Ahmad Sumiyanto, 2008). Di Kecamatan
pinjaman modal harus segera menetapakan
Gombong telah banyak berdiri lembaga
strategi guna mengatasi permasalahan
keuangan berbasis syariah seperti Baitul
yang ada dalam diri pelaku usaha mikro
Maal wat Tamwil (BMT), salah satunya
dan kecil di Kecamatan Gombong. Dengan
satu
tujuannya
memberikan
Strategi BMT dalam (Amarulloh Hari K.)4
melakukan usaha-usaha atau langkah-
Sumber dan Jenis Data
langkah untuk mengatasi permasalahan
1. Data Primer
yang ada sehingga para pengusaha mikro dan
kecil
dapat
berkembang
dan
Untuk memperoleh data primer dari penelitian
ini,
peneliti
melakukan
meningkat produktivitas usahanya.
wawancara dengan bantuan alat perekam
METODE PENELITIAN
suara dan pengambilan foto sebagai
Desain Penelitian
dokumentasi.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif
2. Data Sekunder Data sekunder yang akan digunakan
kualitatif dengan pendekatan kualitatif.
dalam
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kantor
penelitan
ini
yaitu
dokumen-
dokumen resmi seperti, Rapat Akhir
BMT Mitra Sejahtera Mandiri di Desa
Tahun (RAT)
Kalitengah,
Gombong,
Mandiri, Anggaran Dasar BMT Mitra
Kabupaten Kebumen pada tanggal 2
Sejahtera Mandiri, Keputusan Menteri
Februari sampai 16 Februari 2015.
Negara Koperasi dan Usaha Mikro dan
Informan Penelitian
Menengah Republik Indonesia Nomor:
Kecamatan
Informan dalam penelitian ini adalah
BMT Mitra Sejahtera
91/Kep/M.Kukm/Ix/2004
Tentang
Bapak Suban Wahyu Bagiyono, Ketua
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha
BMT Mitra Sejahtera Mandiri, Untung
Koperasi Jasa Keuangan Syariah, Artikel
Sujadi Sekretaris BMT Mitra Sejahtera
terkait BMT melalui buku dan website.
Mandiri, Anwar Sudiyono Manajer BMT
Teknik Pengumpulan Data
Mitra Sejahtera Mandiri, Ibu Endah Fitria
1. Wawancara
Bagian Pelayanan/ Teller BMT Mitra
Dalam
penelitian
ini,
teknik
Sejahtera Mandiri, Ibu Jati Kuswatun
wawancara
yang
digunakan
adalah
Bagian Pembukuan BMT Mitra Sejahtera
wawancara
semi
terstruktur
(indept
Mandiri.
interview) yang menggunakan pedoman
Instrumen Penelitian
wawancara
Dalam penelitian ini, instrumen atau
dan
pertanyaannya
berkembang sesuai dengan situasi dan
alat pengumpulan data utama adalah
informan
peneliti
terjadi wawancara interaktif antara peneliti
dibantu
wawancara, dokumentasi.
dengan
pedoman
pedoman
observasi,
dan
yang
dibutuhkan,
sehingga
dan informan. 2. Observasi Dalam dilakukan
penelitian dengan
ini,
cara
observasi melakukan
Strategi BMT dalam (Amarulloh Hari K.)5
pengamatan secara langsung di lapangan
HASIL
mengenai Strategi BMT Mitra Sejahtera
PEMBAHASAN
Mandiri
Analisis strategi BMT Mitra Sejahtera
dalam
Meningkatkan
PENELITIAN
DAN
Produktivitas Usaha Mikro dan Kecil di
Mandiri
Kecamatan Gombong,
Produktivitas Usaha Mikro dan Kecil di
3. Dokumentasi
Kecamatan Gombong
Dokumentasi
yang
digunakan
dalam
Meningkatkan
Pengamatan lingkungan merupakan
sebagai bahan referensi yaitu Rapat akhir
proses
tahun
Sejahtera
internal maupun eksternal yang dilakukan
Mandiri Kecamatan Gombong, Kabupaten
sebelum menyusun strategi dengan tujuan
Kebumen, Anggaran Dasar BMT Mitra
mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang,
Sejahtera Mandiri Kecamatan Gombong,
dan ancaman yang dimiliki oleh BMT
Kabupaten Kebumen, Keputusan Menteri
Mitra Sejahtera Mandiri.
Negara Koperasi dan Usaha Mikro dan
Lingkungan Internal
Menengah Republik Indonesia Nomor:
1) Kekuatan (Strengths)
(RAT)
BMT
Mitra
91/Kep/M.Kukm/Ix/2004
Tentang
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha
pengamatan
lingkungan
baik
a) Kekompakan dari para pengurus dan pengelola.
Koperasi Jasa Keuangan Syariah, Artikel
Kekompakan dari para pengurus
terkait BMT dan pengusaha mikro dan
dan pengelola merupakan kunci sukses
kecil melalui website, dan foto-foto.
BMT Mitra Sejahtera Mandiri dalam
Teknik Keabsahan Data
menjalankan kerjanya sebagai suatu
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan
teknik
keabsahan
lembaga keuangan syariah yang berada
data
di tengah-tengah masyarakat. Terlebih
dengan triangulasi sumber dan triangulasi
bagi BMT Mitra Sejahtera Mandiri
metode. (Moleong, 2009:331).
sebagai
Teknik Analisis Data
bersentuhan
Proses analisis data ini menggunakan
lembaga
keuangan
langsung
masyarakat
khususnya
yang dengan
pengusaha
empat tahap yaitu pengumpulan data,
mikro dan kecil, kekompakan dan
reduksi data, penyajian data, dan penarikan
komunikasi
kesimpulan (Sugiyono, 2013:246).
pengelola
antar sangat
memberikan
pengurus
serta
diperlukan
guna
pelayanan
kepada nasabahnya.
yang
baik
Strategi BMT dalam (Amarulloh Hari K.)6
b) Kinerja karyawan yang baik.
merupakan tujuan awal dari BMT
Seluruh karyawan di BMT Mitra
Mitra Sejahtera Mandiri sendiri yang
Sejahtera Mandiri adalah perempuan
ingin memberikan kemudahan kepada
dan masih muda. Dengan karyawan
para pengusaha mikro dan kecil dalam
yang semuanya adalah perempuan dan
meminjam, menyimpan uang.
masih muda, ini dilakukan oleh BMT
Dengan fokusnya pelayanan yang
sebagai bagian dari strategi untuk
diberikan kepada pengusaha mikro dan
menghasilkan kinerja yang cepat dan
kecil
maksimal,
terutama
dalam
Sejahtera Mandiri dalam memberikan
memberikan
pelayanan
kepada
nasabah
,
selain
karyawan
yang
semuanya perempuan dan masih muda setiap
karyawan
juga
mempunyai
target untuk mendapatkan 200 nasabah
BMT
pelayanan
guna
meningkatkan
produktivitas
Mitra
membantu usaha
yang mereka jalankan. 2) Kelemahan (Weaknesses) a) Sistem kerja masih manual.
atau lebih.
Sistem kerja yang dilakukan di
c) Ketersediaan modal usaha. Modal
usaha/
merupakan dalam
memudahkan
masalah
sebuah
BMT Mitra Sejahtera Mandiri hampir
pendanaan yang
penting
manual,
dikerjakan dalam
dengan arti
cara masih
terutama
menggunakan tulisan tangan belum
program-
menggunakan komputer. Mulai dari
programnya, terlebih bagi BMT Mitra
pencatatan nasabah baik itu yang
Sejahtera Mandiri sebagai lembaga
menyimpan maupun yang meminjam
keuangan
melayani
uang sampai pembukuan dan laporan
simpan pinjam, dalam pelayanannya
keuangan masih menggunakan tulisan
yang berbentuk pembiayaan/ pinjaman
tangan.
dalam
organisasi
semuanya
menjalankan
syariah
yang
BMT memiliki ketersediaan modal
Sistem kerja yang masih manual
awal berasal dari simpanan pokok,
di BMT Mitra Sejahtera Mandiri
simpanan wajib, dan simpanan khusus
dikarenakan
yang semuanya dari para pendiri.
program yang cocok untuk model
d) Berfokus kepada usaha mikro dan
pembukuan dan laporan keuangan
kecil.
yang
Segmen
pasar
BMT
Mitra
belum
dipakai
BMT.
menemukan
Kurangnya
efisiensi dan efektifitas dalam hal
Sejahtera Mandiri befokus kepada para
pelayanan
pengusaha
berpengaruh terhadap kinerja BMT.
mikro
dan
kecil,
ini
maupun
pembukuan
Strategi BMT dalam (Amarulloh Hari K.)7
Namun,
semuanya
sedikit
teratasi
masyarakat. Kualitas pegawai dapat
dengan banyaknya karyawan BMT
diukur
dari
tingkat
pendidikan.
Mitra Sejahtera Mandiri.
Kualitas pegawai BMT Mitra Sejahtera
b) Belum ada program pelatihan dan
Mandiri belum optimal jika dilihat dari
pendidikan khusus untuk
tingkat pendidikan.
pengusaha mikro dan kecil.
Tabel 2. Tingkat Pendidikan Pengelola BMT Mitra Sejahtera Mandiri.
Untuk sekarang ini peran BMT dalam
membantu
meningkatkan
produktivitas usaha mikro dan kecil di Kecamatan Gombong masih sebatas memberikan pembiayaan/ pinjaman dengan bagi hasil yang rendah dan Sumber: Pengelola Sejahtera Mandiri.
konsultasi manajerial keuangan. Sebagai
lembaga
BMT
Mitra
keuangan Dari tabel diatas telihat bahwa
syariah yang hadir di tengah-tengah masyarakat kelas menengah ke bawah,
pengelola
seharusnya BMT merencanakan suatu
Mandiri terdiri dari 1 (satu) orang atau
program baik itu melalui pelatihan
4,5 % berpendidikan Sarjana Muda,
khusus
dan 21 orang atau 95,5 %
atau
seminar
tentang
kewirausahaan bagi masyarakat atau
BMT
Mitra
yang
berpendidikan SLTA.
pengusaha mikro dan kecil yang
Lingkungan Eksternal
berada di lingkungan BMT. Dengan
1) Peluang (Opportunities)
program tersebut diharapkan dapat
Sejahtera
a) Banyaknya jumlah nasabah. BMT Mitra Sejahtera Mandiri
membantu meningkatkan produktivitas usahanya.
mempunyai nasabah cukup banyak
c) Tingkat pendidikan pengelola yang
yang tersebar dari berbagai wilayah di Kecamatan Gombong. Hampir setiap
rendah. Keberadaan sebagai
SDM
pelaku
melaksanakan organisasi pengelolaan membutuhkan
merupakan
utama
berbagai termasuk koperasi
yang
bulan
ada
permintaan
akan
dalam
pembiayaan/ pinjaman dari nasabah
aktifitas
baru. Dengan banyaknya nasabah yang
kegiatan
tersebar di Kecamatan Gombong dan
sangat
program-program
terbaru supaya tetap dipercaya oleh
sekitarnya
membuat
BMT
Mitra
Sejahtera Mandiri mempunyai peluang
Strategi BMT dalam (Amarulloh Hari K.)8
membuka kantor cabang di lokasi yang
Bukan
sekedar
memprediksi
dapat menjangkau nasabahnya.
banyaknya lembaga keuangan syariah
b) Letak yang strategis BMT Mitra
dan bank konvensional yang baru
Sejahtera Mandiri. Letak
membuat persaingan antar lembaga
kantor
Mitra
keuangan tersebut semakin tinggi. Hal
Sejahtera Mandiri yang strategis di
tersebut juga akan dirasakan oleh BMT
tengah-tengah masyarakat Kecamatan
Mitra
Gombong
besar
lembaga keuangan mikro syariah non-
baik itu usaha
bank, terlebih sekarang pelayanan dari
yang
sebagian
memiliki usaha, dibidang
BMT
eceran
pembuatan
(toko,
barang
kios),
maupun
jasa.
Dengan kondisi tersebut, BMT Mitra Sejahtera
Mandiri
mendapatkan
kemudahan
dalam
meningkatkan
produktivitas
Mandiri
sebagai
bank konvensional sudah mengadopsi sistem “jemput bola”. b) Pembayaran kredit dari nasabah yang tidak lancar.
membantu usaha
Sejahtera
Pembayaran
angsuran/
kredit
yang macet atau tidak lancar dari para
mikro dan kecil.
nasabah akan membuat perputaran
c) Pelayanan tidak hanya dilakukan di
uang di BMT Mitra Sejahtera Mandiri
kantor.
sedikit terhambat. Terlebih jika banyak
Makanisme pelayanan dari BMT
dari nasabah BMT Mitra Sejahtera
Mitra Sejahtera Mandiri tidak hanya
yang
dilakukan di kantor saja, pelayanan
setelah
lain diberikan oleh BMT dengan cara
memberi
turun ke lapangan atau yang lebih
terhadap kelangsungan BMT ke depan,
dikenal dengan mekanisme “jemput
di sisi lain banyaknya permintaan
bola”.
pendanaan dari para nasabahnya.
Karyawan
yang
bertugas
tidak jatuh
membayar tempo,
pengaruh
anggsuran jelas
yang
akan buruk
dilapangan akan mendatangi pasar-
Strategi BMT Mitra Sejahtera Mandiri
pasar
atau
dalam Menningkatkan Produktivitas
untuk
Usaha Mikro dan Kecil di Kecamatan
tempat
tradisional, usaha
desa-desa rumahan
menawarkan jasa simpan-pinjam.
Gombong
2) Ancaman (Treats) a) Munculnya
pesaing
Berikut ini program-program yang baru
dari
dilaksanakan
BMT
dalam
Mitra rangka
Sejahtera
lembaga keuangan sejenis maupun
Mandiri
membantu
dari bank konvensional.
meningkatkan produktivitas usaha mikro dan kecil di Kecamatan Gombong:
Strategi BMT dalam (Amarulloh Hari K.)9
1. Meningkatkan
pelayanan
kepada
nasabah.
menyimpan Rp 500.000,00 nasabah akan mendapatkan bagi hasil paling banyak 0,5
Usaha yang dilakukan BMT untuk meningkatkan
pelayanan
kepada
% setiap bulannya. 3. Pembiayaan/ pinjaman Murabahah.
nasabahnya yaitu dengan memberikan
Pembiayaan/ pinjaman murabahah
pelayanan selama enam hari dalam satu
merupakan
minggu, hal ini dilakukan BMT untuk
diberikan oleh BMT Mitra Sejahtera
memberikan jangka waktu panjang dalam
Mandiri kepada pengusaha mikro dan kecil
pelayanan
kepada
nasabah
di
pengusaha
mikro
dan
terutama
Kecamatan
pelayanan
yang
Gombong
yang
yang
membutuhkan tambahan modal usaha
membutuhkan modal usaha atau yang akan
dengan akses yang mudah. Pada umumnya
mengambil simpanan untuk keperluan
program ini sama seperti pinjaman di
usahanya.
lembaga
Selain
itu,
pelayanannya
untuk
BMT
kecil
bentuk
meningkatkan
juga
melakukan
per
membedakan
bankan yaitu
(jaminan) yang harus
lainnya, adanya
yang agunan
ditentukan oleh
strategi pelayanan dengan sistem “jemput
peminjam
bola”, jadi pelayanan dilakukan oleh BMT
agunan (jaminan) tersebut tidak benar-
dengan mendatangi tempat-tempat usaha,
benar diberikan kepada BMT, melainkan
seperti di pasar tradisional dan usaha
hanya persyaratan saja.
rumah tangga di desa.
4. Menyelenggarakan
2. Meningkatkan simpanan sukarela. Simpanan
sukarela
sebagai
jaminan.
Namun,
pendidikan
dan
pelatihan bagi nasabah.
merupakan
Program pendidikan dan pelatihan
simpanan anggota yang mempunyai tujuan
nasabah yang bertujuan tujuan untuk
untuk membantu pengusaha mikro dan
meningkatkan jiwa enterpreneurship dan
kecil di Kecamatan Gombong dalam
meningkatkan
pengelolaan keuangan. Dalam hal ini BMT
Namun, kedua program tersebut untuk
menyelenggarakan simpanan sukarela bagi
sekarang ini belum terlaksana, karena
pengusaha mikro dan kecil yang kelebihan
belum adanya lembaga yang dirasa cocok
modal usaha untuk selanjutnya dikelola
untuk mengisi dan menjalankan program
oleh BMT sesuai dengan prinsip syariah
dari BMT yang berupa pendidikan dan
yang mengutamakan bagi hasil. Dengan
pelatihan
sistem bagi hasil ini penyimpan yaitu
pengusaha mikro dan kecil.
pengusaha mikro dan kecil akan sangat diuntungkan,
karena
minimal
dengan
bagi
pendapatan
masyarakat
nasabah.
maupun
Strategi BMT dalam (Amarulloh Hari K.)10
Faktor
Pendukung
Penghambat
BMT
dan Mitra
Faktor Sejahtera
1. Sistem kerja BMT Mitra Sejahtera Mandiri masih manual.
Meningkatkan
2. Belum ada program pelatihan dan
Produktivitas Usaha mikro dan kecil di
pendidikan untuk pengusaha mikro dan
Kecamatan Gombong
kecil.
Mandiri
dalam
Pelaksanaan
program
tersebut
didukung oleh beberapa aspek
yang
dimiliki BMT Mitra Sejahtera Mandiri
3. Tingkat pendidikan dari pengelola yang rendah. 4. Nasabah yang tidak mentaati prosedur
sebagai berikut:
pelayanan.
1. Manajemen pengelola yang kompak,
Berdasarkan faktor-faktor penghambat
kerja cepat, dan kerjasama dalam tim
diatas, perlu adanya upaya dari BMT Mitra
yang baik mendukung pelayanan yang
Sejahtera Mandiri untuk mengatasi faktor-
maksimal kepada pengusaha mikro dan
faktor penghambat dalam pelaksanakan
kecil.
strategi untuk membantu meningkatkan
2. Kinerja karyawan yang baik membuat BMT
Mitra
Sejahtera
Mandiri
berkembang pesat dalam memberikan
produktivitas usaha mikro dan kecil di Kecamatan Gombong, sebagai berikut. 1. Pindah dari sistem kerja manual ke
pelayanan kepada pengusaha mikro
komputerisasi
untuk
menunjang
dan kecil.
kinerja
dalam
memberikan
3. Ketersediaan modal usaha BMT Mitra Sejahtera Mandiri dalam memberikan
BMT
pelayanan kepada nasabah. 2. Merealisasikan
pelatihan
dan
pinjaman kepada pengusaha mikro dan
pendidikan untuk pengusaha mikro dan
kecil.
kecil
4. Letak strategis BMT Mitra Sejahtera Mandiri mikro
mempermudah dan
kecil
di
mendukung
menemukan
3. Memberikan
Kecamatan
karyawannya
dalam
faktor
menjalin
kerjasama
dengan lembaga terkait.
pengusaha
Gombong untuk menjangkaunya. Selain
dengan
kesempatan untuk
kepada mengikuti
pelatihan seperti kursus. yang
Pembahasan
meningkatkan
Untuk mengetahui strategi BMT
produktivitas usaha mikro dan kecil, BMT
Mitra
Sejahtera
Mandiri
dalam
Mitra Sejahtera Mandiri juga mengalami
meningkatkan produktivitas usaha mikro
beberapa hambatan, sebagai berikut:
dan kecil, penulis menggunakan teori Hunger dan Wheelen (2003:9) dengan 4 elemen dasar managemen strategi, yaitu
Strategi BMT dalam (Amarulloh Hari K.)11
(1) pengamatan lingkungan, (2) perumusan
Tahapan strategi yang kedua dari
strategi, (3) implementasi strategi, dan (4)
teori
Hunger
dan
Wheelen
adalah
evaluasi dan pengendalian.
perumusan strategi. Perumusan (formulasi)
Tahap pertama sesuai teori Hunger
strategi berdasarkan pada faktor-faktor
dan Wheelen (2003:9) yaitu melakukan
pendukung dan penghambat yang dimiliki
pengamatan
dan
oleh BMT Mitra Sejahtera Mandiri.
untuk
Perumusan strategi yang dilakukan oleh
mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang
BMT Mitra Sejhatera Mandiri dalam
dan ancaman dari BMT Mitra Sejahtera
meningkatkan produktivitas usaha mikro
Mandiri dalam membantu meningkatkan
dan kecil di Kecamatan Gombong adalah
produktivitas usaha mikro dan kecil di
dengan merencanakan program-program
Kecamatan Gombong.
rutin lima tahunan yang tertera pada
lingkungan
eksternal
terlebih
internal
dahulu
Kekuatan yang dimiliki oleh BMT Mitra
Sejahtera
Mandiri
antara
lain
kekompakan dari para pengurus dan
rencana program kerja BMT periode 20112014. Perumusan
strategi
tersebut
pengelola, kinerja karyawan yang baik,
dianalisis melalui empat bagian, yaitu SO
ketersediaan modal usaha, dan berfokus
(Strengths-Opportunities),
kepada usaha mikro dan kecil. Kelemahan
(Weaknesses-Threats),
yang dimiliki oleh BMT Mitra Sejahtera
Threats), dan WT (Weaknesses-Threats)
Mandiri antara lain sistem kerja masih
sesuai
manual, belum adanya program pelatihan
Rangkuti (2012:202):
dan pendidikan khusus untuk pengusaha
Strategi SO (Strengths – Opportunities)
mikro
1. Membuka kantor baru.
dan
kecil,
tingkat
pendidikan
yang
ST
dijelaskan
WO (Strengths-
oleh
Freddy
pengelola yang rendah, sedangkan peluang
Banyaknya nasabah BMT Mitra
yang dimiliki oleh BMT Mitra Sejahtera
Sejahtera Mandiri yang tersebar di wilayah
Mandiri yaitu banyaknya nasabah yang
Kecamatan Gombong maupun di wilayah
dimiliki BMT, letak BMT yang strategis,
lainnya dan didukung oleh ketersediaan
pelayanan BMT tidak hanya dilakukan di
dana, maka perlu adanya kantor cabang
kantor, dan ancaman yang dimiliki oleh
baru dari BMT Mitra Sejahtera Mandiri
BMT Mitra Sejahtera Mandiri antara lain
untuk bisa menjangkau pengusaha mikro
munculnya pesaing baru dari lembaga
dan kecil yang berada jauh dari lingkungan
keuangan
BMT.
sejenis
maupun
dari
bank
konvensional, dan pembayaran kredit tidak lancar dari nasabah.
Strategi BMT dalam (Amarulloh Hari K.)12
2. Memperbanyak
program
yang
bermanfaat untuk para pengusaha mikro dan kecil.
pengelola
BMT
untuk
Mitra
Sejahtera
yang diberikan
BMT
Mitra Sejahtera Mandiri tidak hanya
dan
dilakukan di kantor, di sisi lain tingkat
yang
pendidikan dari pengelola yang rendah
bagi
maka perlu dari pihak BMT untuk
pengusaha mikro dan kecil yang berada di
membekali pengelola dengan pendidikan
wilayah Kecamatan Gombong tersebut.
khusus mengenai manajemen pelayanan
membuat
program-program
memberikan
Strategi
merencanakan
dengan
manajemen pelayanan yang baik. Pelayanan
Perlunya Mandiri
c. Membekali
manfaat
WO
positif
(Weaknesses
–
Opportunities)
yang baik. Strategi ST (Strengths – Treats)
1. Memanfaatkan
teknologi
komputer
1. Menjalin
kerjasama
yang sudah ada untuk menunjang
stakeholder
kinerjanya.
pelayanan kepada nasabah.
Perlunya
BMT
Mitra
Sejahtera
Mandiri
yang
kerjasama
teknologi
dengan
komputer
memanfaatkan sebagai
sarana
masalah
belum dengan
saja
terkait adanya
dengan
stakeholder
untuk
b. Mengadakan program pelatihan atau
mengembangkan
pelayanan
kepada
nasabah dan memperluas jaringan.
seminar tentang kewirausahaan. Mengingat fokus dari BMT Mitra adalah
siapa
hubungan
Perlua
kerjasama
Mandiri
menjalin
pendanaan.
penunjang kinerjanya.
Sejahtera
mengembangkan
Untuk saat ini BMT Mitra Sejahtera
Mandiri untuk beralih dari sistem kerja manual
untuk
dengan
kepada
2. Meningkatkan
pengawasan
kepada
semua nasabah.
pengusaha mikro dan kecil, di sisi lain
Pembayaran kredit yang tidak lancar
program dari BMT yang tersusun dalam
dari para nasabah membuat perputaran
rencana kerja periode 2011-2014 yang
uang dalam BMT Mitra Sejahtera Mandiri
berbentuk pendidikan dan pelatihan untuk
sedikit terganggu, perlunya peningkatan
meningkatkan jiwa kewirausahaan dan
pengawasan oleh karyawan BMT Mitra
pendapatan nasabah belum terealisasi,
Sejahtera
maka perlu adanya program pendidikan
terutama nasabah yang bermasalah.
dan pelatihan khusus untuk pengusaha
Strategi WT (Weaknesses – Treats)
mikro dan kecil di lingkungan BMT dan
1. Menekankan kepada pengelola untuk
sekitarnya.
Mandiri
kepada
nasabah
tanggung jawab atas pekerjaanya.
Strategi BMT dalam (Amarulloh Hari K.)13
Diperlukan ketegasan dari manajer
mengusahakan
program
kewirausahaan
BMT Mitra Sejahtera Mandiri untuk
untuk menambah pengetahuan nasabah
menekankan sikap tanggungjawab kepada
dan
para pengelola atas pekerjaan yang mereka
meningkatkan pendapatan mereka yang
jalankan.
kemudian diwujudkan dengan program
Hal
ini
dilakukan
untuk
meminimalisir nasabah yang bermasalah,
keterampilan
yang
dapat
pendidikan dan pelatihan.
terutama dalam pembayaran angsuran.
Namun,
strategi
BMT
Mitra
2. Memberikan beban kredit yang ringan.
Sejahtera Mandiri dalam meningkatkan
Pemberian beban kredit yang ringan
produktivitas usaha mikro dan kecil tidak
akan memberi keuntungan kepada nasabah
semuanya terencana dengan baik, seperti
yang mengakses pembiayaan/ pinjaman
bimbingan manajerial keuangan yang tidak
murabahah, namun apa jadinya jika beban
terprogram
kredit yang diberikan oleh BMT Mitra
program pendidikan dan pelatihan bagi
Sejahtera Mandiri tinggi, maka tidak
pengusaha mikro dan kecil di Kecamatan
sedikit nasabah yang memilih pindah ke
Gombong.
lembaga keuangan lain dengan kredit yang
KESIMPULAN DAN SARAN
ringan.
Kesimpulan
dan
belum
terealisasinya
Tahapan strategi selanjutnya setelah
Dari hasil penelitian dan pembahasan
perumusahan strategi sesuai teori Hunger
dapat disimpulkan bahwa program dari
dan
BMT
Wheelen
(2009:9)
adalah
Mitra
Sejahtera
Mandiri
yang
implementasi strategi. Beberapa rencana
tersusun dalam rencana program kerja
program kerja BMT Mitra Sejahtera
2011-2014
Mandiri yang disusun untuk periode 2011-
efektif. Program peningkatan pelayanan
2014
meningkatkan
dengan pelayanan enam hari dalam satu
produktivitas usaha mikro dan kecil di
minggu dan sistem pelayanan jemput bola,
Kecamatan
(a)
program simpanan sukarela, dan program
Meningkatkan pelayanan kepada nasabah
pembiayaan murabahah dianggap BMT
dengan memberikan pelayanan selama
Mitra Sejahtera Mandiri mempengaruhi
enam hari dalam satu minggu dan sistem
peningkatan produktivitas usaha mikro dan
pelayanan jemput bola, (b) melayani dan
kecil di Kecamatan Gombong.
mengelola
Saran
bertujuan
untuk
Gombong,
simpanan
yaitu
sukarela
serta
tidak
semuanya
berjalan
menyalurkan pembiayaan kepada nasabah
1. Memperbaiki sistem kerja BMT Mitra
dengan program simpanan sukarela dan
Sejahtera Mandiri yang masih manual,
pembiayaan/ pinjaman murabahah, dan (c)
masih
menggunakan
tulis
tangan
Strategi BMT dalam (Amarulloh Hari K.)14
seperti dalam pembukuan nasabah,
terjangakau oleh lembaga perbankan.
penyusunan laporan keuangan yaitu
Karena dengan adanya kantor cabang
dengan cara beralih menggunakan
baru BMT Mitra Sejahtera Mandiri di
komputer untuk mempermudah kinerja
wilayah tersebut diharapkan dapat
karyawan
membantu pedagang/ pengusaha mikro
dalam
penyusunan
pembukuan
laporan
atau
keuangan.
kecil
mengatasi
permasalahan
Sehingga pekerjaan akan lebih ringan,
usahanya dan keberadaan BMT Mitra
tidak memakan banyak waktu, dan
Sejahtera Mandiri akan lebih dikenal.
penyusunan
keuangannya
akan
menjadi mudah dan lebih akurat. 2. Mengadakan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan secara terprogram dan rutin untuk pengusaha mikro dan kecil yang berada di lingkungan BMT Mitra Sejahtera Mandiri, dengan adanya program rutin ini diharapkan dapat menumbuhkan jiwa enterprenuership, dan
menambah
wawasan
serta
pengetahuan mengenai dunia usaha yang bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas usaha mereka. 3. BMT Mitra Sejahtera Mandiri harus menjalin
kerjasama
Koperasi
dan
dengan
UMKM
Dinas
Kabupaten
Kebumen atau lembaga lainnya yang memiliki
kompetensi
kewirausahaan menyelenggarakan
dibidang untuk
program-program
BMT seperti pendidikan dan pelatihan kewirausahaan yang belum berjalan. 4. Memperluas jaringan dengan cara membuka kantor cabang baru di wilayah lain yang dianggap menjadi pusat ekonomi masyarakat dan belum
DAFTAR PUSTAKA Ahmad Sumiyanto. 2008. BMT Menuju Koperasi Modern. Yogyakarta: PT. ISES Consulting Indonesia. Andi Prastowo. 2011. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Yogyakarta: Ar-ruzz Media. Anis, M Nandiroh S. & Supriyanto, A. 2007. “Usaha Peningkatan Produktivitas dengan Productivity Evaluation Tree (PET) Models”. Jurnal Ilmiah Teknik Industri, 5, 3, 106-112. Diakses dari http://eprints.ums.ac.id/ 816/1/jiti0503_02-OK.pdf. Pada tanggal 11/1/2015 pkl 22.37 WIB. BPS Kabupaten Kebumen. Jumlah Industri Menurut Klasifikasi Industri 2013. Diakses dari http://kebumenkab.bps.go.id/index.p hp?hal=tabel&id=36. Pada tanggal 18/11/2014 pkl 13.30 WIB. ____________________. Kebumen Dalam Angka 2014. Diakses dari http://kebumenkab.bps.go.id/index.p hp?hal=publikasi_detil&id=2. Pada tanggal 29/1/2015 pkl 20.25 WIB. Depkop. Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah (Umkm) Dan Usaha Besar (Ub) Tahun 20112012. Diakses dari http://www.depkop.go.id/index.php? option=com_phocadownload&view= file&id=394:perkembangan-datausaha-mikro-kecil-menengah-umkmdan-usaha-besar-ub-tahun-2011-
Strategi BMT dalam (Amarulloh Hari K.)15
2012&Itemid=93. Pada tanggal 29/1/2015 pkl 20.34 WIB. Dian Andhiny Paramasari. 2009. “Strategi dinas koperasi dan ukm kota Surakarta dalam pengembangan sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)”. Skripsi. Surakarta: FISIP UNS. Djazuli, A. dan Yadi Janwari. 2002. lembaga-lembaga perekonomian umat (sebuah pengenalan). Jakarta: Raja Grafindo Persada. Freddy Rangkuti. 2012. SWOT Balanced Scorecard. Jakarta: PT Gramedia Pustaka. Hadari Nawawi. 2005. Manajemen Strategik : Organisasi Non Profit Bidan Pemerintahan. Yogjakarta: Gajah Mada University Press. Hertanto Widodo. 1999. PAS (Panduan Akuntansi Syariat): Panduan Praktis Operasional Baitul Maal wa Tamwil. Bandung: Mizan. Hunger, J David & Thomas L. Wheelen. 2003. Manajemen Strategis. Diterjemahkan oleh Julianto Agung S., SE., S. Kom. Yogyakarta: Andi. Keputusan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 91/Kep/M.Kukm/Ix/2004 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah. Jakarta: Keputusan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia. Moleong, Lexy. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Muchdarsyah Sinungan. 1992. Produktivitas (Apa dan Bagaimana). Jakarta: Bumi Aksara. Mulyadi Nitisusastro. 2009. Kewirausahaan & Manajemen Usaha Kecil. Jakarta: ALFABETA, CV. Siagian, Sondang P. 2005. Manajemen Strategi. Jakarta: PT Bumi Aksara. SK. Direktur BI No.31/24//Kep/DER tanggal 5 Mei 1998.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Suharsaputra, Uhar. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan Tindakan. Bandung: Refika Aditama. Tedjasutisna. 1999. Produktivitas Usaha Kecil. Jakarta: Gema Insani Press. Titin Maryani. 2010. “Peranan Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri dalam Meningkatkan Produktivitas Usaha Kecil dan Menengah Genteng dan Batu Bata di Kecamatan Mojolaban Tahun 2010”. Skripsi. Surakarta: FKIP UNS. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Jakarta: Undang-Undang Republik Indonesia. Vincent Gaspersz. 2000. Manajemen Produktivitas Total. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.