THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 2, No. 2, Juni 2012
STATUS GIZI IBU HAMIL PASCA KRISIS EKONOMI (Kajian Dampak kebijakan ekonomi di Desa Gunung Malang Sumberjambe – Jember) Awatiful Azza* *Pengajar Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember
ABSTRACT BBM increase has caused prize of stuffs increase, especially food stuffs that is more and more. The increasing of the prize causes limitation in public buy power, especially for who has low income, many families are not able to supply good food for pregnant mothers. This research out put for identification about nutrition status of pregnant mother post BBM increase in Gunung Malang village uses descriptive method. Data accumulation uses observation and measurement to pregnant mother of threesemester II and III in Gunung Malang village with 58 respondents by total sampling or bores sampling 2007. Out put this research analisis about nutrition status of pregnant mother post BBM increase 33% with good nutrition status and 67 % with lack nutrition status. From that reality, there are some things that influence nutrition status of pregnant mother, that is job factor that has a deal with activity, knowledge factor in lack of natural resource that can be used to fulfill nutrition necessity, and economic factor in lack of buy power of public toward quality and quantity of food. Therefore, it’s expected that public can increase their knowledge about available natural resource and can use their land by planting useful and nutritious plants. Key words : Nutrition status of pregnant mother, BBM increase
PENDAHULUAN Melambungnya harga minyak dunia telah mempengaruhi perkembangan inflasi dalam negeri. Tingginya harga minyak dunia tersebut memaksa pemerintah untuk menaikkan harga BBM domestik guna menjaga kesinambungan fiskal. Respon tersebut memberikan tekanan kuat terhadap inflasi 2005. Kondisi tersebut berdampak pada membengkaknya subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi beban subsidi tersebut
diantaranya melalui langkah penyesuaian fiskal terutama melalui pengurangan dan relokasi subsidi BBM. Kondisi tersebut tentunya mengakibatkan daya beli masyarakat menurun terhadap kebutuhan pokok sehari-hari dan kebutuhan lainnya, dikarenakan kenaikan BBM diikuti oleh kenaikan harga barang-barang kebutuhan lainnya. Daya beli tentunya berkaitan langsung dengan kesejahteraan. Asumsinya jika daya beli menurun berarti tingkat pendapatan riil menurun, dan pada akhirnya potensi keluarga untuk menjadi lebih miskin menjadi lebih
124
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 2, No. 2, Juni 2012
besar. (Suara Merdeka, 6 Oktober 2007). Akibatnya terdapat pengurangan pengalokasian dana pada masyarakat untuk pembelian makanan sehari-hari, hal ini akan mengurangi jumlah dan kualitas makanan yang dikonsumsi masyarakat per hari. Dampak buruk yang mengikutinya adalah makin menurunnya status gizi dan kesehatan perempuan terutama ibu hamil. (Rachmawati E., 2004 : 3) Kehamilan merupakan masa yang sangat penting, karena pada masa ini kualitas seorang anak akan ditentukan. Selama kehamilan seorang ibu akan mengalami perubahan baik anatomi, fisiologis, maupun perubahan lainnya, yang akan meningkatkan kebutuhan zat gizi dalam makanannya (Soetjiningsih, 1997 : 132). Agar kehamilan berjalan dengan sukses, keadaan gizi ibu pada waktu konsepsi harus dalam keadaan yang baik dan selama hamil mendapatkan tambahan protein, mineral seperti zat besi dan kalsium, vitamin asam folat dan energi. Nutrisi yang baik selama kehamilan erat hubungannya dengan proses pertumbuhan berbagai organ pendukung proses kehamilan. Untuk mendukung berbagai proses pertumbuhan dan peningkatan penggunaan energi, maka kebutuhan makanan sebagai sumber energi juga meningkat. Peningkatan metabolisme berbagai zat gizi membutuhkan pula peningkatan metabolisme berbagai zat mineral. Apabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka akan terjadi gangguan dalam kehamilan baik terhadap ibu maupun janin seperti keguguran, perdarahan setelah persalinan, kelahiran prematur,
kematian pada bayi sebelum lahir dan berat badan lahir rendah. (Paath, Erna, 2004 : 52) Data yang diperoleh dari badan kependudukan tahun 2006/2007 didapatakan jumlah keluarga pra sejahtera dikabupaten Jember sebanyak 21,9 % dari total jumlah penduduk 674.744 (diambil dari 31 kecamatan yang ada di kabupaten Jember) dimana 4,3 % dari keluarga pra sejahtera tersebut berada di kecamatan Sumberjambe. Sedangkan dari data Puskesmas Sumberjambe Tahun 2006, jumlah ibu hamil sebanyak 1168 orang, 553 orang diantaranya mengalami masalah gizi, dimana ibu hamil dengan LILA < 23,5 cm berjumlah 264 (23%) orang dan ibu hamil dengan Hb < 11 gr/dl berjumlah 289 (25%) orang. Perlu upaya yang serius dari pemerintah daerah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat melalui Komunikasi Informasi dan Edukasi tentang gizi untuk menuju keluarga sadar gizi dan melaksanakan program pemberian makanan tambahan terutama bagi ibu hamil. Untuk kesehatan ibu selama kehamilan maupun pertumbuhan dan aktivitas diferensiasi janin, maka ibu dalam keadaan hamil harus cukup mendapat makanan bagi dirinya sendiri maupun bagi janinnya. Makanan yang biasa dikonsumsi baik kualitas maupun kuantitasnya harus ditambah dengan zat-zat gizi dan energi agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Makanan yang dikonsumsi ibu hamil berguna juga dalam rangka memudahkan kelahirannya dan untuk produksi ASI bagi yang akan dilahirkannya. (Paath, E.F. : 2004)
125
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 2, No. 2, Juni 2012
Tujuan penataan gizi pada wanita hamil adalah untuk menyiapkan : 1. Cukup kalori, protein yang bernilai biologi tinggi, vitamin, mineral dan cairan untuk memenuhi kebutuhan zat-zat gizi ibu, janin serta plasenta. 2. Makanan padat kalori dapat membentuk lebih banyak jaringan tubuh bukan lemak. 3. Cukup kalori dan zat gizi untuk memenuhi pertambahan berat baku selama hamil. 4. Perencanaan perawatan gizi yang memungkinkan ibu hamil untuk memperoleh dan mempertahankan status gizi optimal. 5. Perawatan gizi dapat mengurangi atau menghilangkan reaksi yang tidak diinginkan. 6. Perawatan gizi yang dapat membantu pengobatan penyakit yang terjadi selama kehamilan. 7. Mendorong ibu hamil sepanjang waktu untuk mengembangkan kebiasaan makan yang baik. (Arisman, 2004 : 13). Setiap ibu hamil memerlukan gizi yang seimbang sesuai kebutuhannya. Yang dimaksud gizi seimbang adalah keseimbangan proporsi antara zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur dalam makanan sehari-hari sesuai kecukupan gizi yang akan dianjurkan. (Dep. Kes. RI : 1996). Kebutuhan gizi yang harus dipenuhi ibu hamil tiap trimester antara lain : 1. Pada kehamilan trimester I (minggu 1 – 13) kebutuhan gizi masih tetap seperti biasa. 2. Pada kehamilan trimester II (minggu 13 – 26) dimana pertumbuhan janin cepat. Ibu memerlukan tambahan kalori 285 dan protein lebih tinggi dari
biasa menjadi 1,5 gram/kg BB atau 12 gr serta zat besi 30 mg. 3. Pada kehamilan trimester III (minggu 27– lahir) kalori sama dengan trimester II tetapi protein naik menjadi 2 gram/kg BB. (Dep. Kes. RI : 1996) Menilai Status Gizi Ibu Hamil Pada saat hamil status gizi seseorang penting diperhatikan mengingat pengaruhnya terhadap kesehatan saat hamil dan tumbuh kembang janin. Status gizi dapat dilihat dari tiga hal yaitu berat badan, ukuran lingkar lengan atas (LILA) dan kadar Hb. (Kasdu D. : 2004) 1. Berat Badan Untuk melihat status gizi dari berat badan pada saat hamil adalah dengan melihatnya setiap bulan. Idealnya memang bila pertambahan itu disesuaikan dengan berat ibu sebelum hamil, apakah termasuk kurus normal atau kegemukan. Namun yang penting ibu hamil harus menunjukkan peningkatan berat badan. (Kasdu D. : 2004) Kenaikan berat badan wanita hamil selama kehamilan adalah sekitar 10 – 12,5 kg termasuk penimbunan lemak pada ibu lebih kurang 3,5 kg setara dengan 30.000 kkal. (Soetjiningsih : 1995) Selama trimester I, kisaran pertambahan berat badan ibu hamil adalah 700 – 1400 gr, sementara trimester II dan III sekitar 0,34 – 0,50 kg tiap minggu. Jika kenaikan berat badan lebih dari normal, dapat menimbulkan komplikasi keracunan kehamilan, anak terlalu besar sehingga menimbulkan kesulitan persalinan, sebaliknya jika kenaikan berat badan ibu hamil kurang dari normal kemungkinan ibu berisiko keguguran, kelahiran prematur, berat
126
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 2, No. 2, Juni 2012
badan lahir rendah dan perdarahan sehabis persalinan. Dan salah satu tanda kurang gizi pada ibu hamil bila berat badan lebih atau kurang dari normal. (Nadesul H. : 2004). 2.
Lingkar Lengan Atas (LILA) Selama ini ukuran lingkar lengan atas (LILA) seringkali diabaikan, padahal ini salah satu indikator status gizi ibu hamil baik atau tidak. (Kasdu D. : 2004) Pengukuran lingkar lengan atau adalah suatu cara untuk mengetahui risiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) wanita usia subur, khususnya ibu hamil. Batas normal ukuran lingkar lengan atas adalah 23,5 cm. (Dep. Kes. RI : 1996). 3. Kadar Hemoglobin (Hb) Dalam keadaan tidak hamil, 70% wanita mengalami kekurangan hemoglobin (Hb). Hal ini karena metabolisme tubuh wanita dan asupan zat besi yang kurang. Salah satu indikator status gizi yang baik bila kebutuhan zat besi yang meningkat saat hamil dapat terpenuhi. (Kasdu D. : 2004) Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan prevalensi anemia. Hb merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimiawi dan jumlah Hb/100 ml darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah. (Supariasa : 2004). Batas normal terendah nilai hemoglobin menurut WHO untuk wanita hamil adalah 11 gr/dl.
METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi status gizi ibu hamil pasca krisis dengan menggunakan desain penelitian deskriptif eksploratif yaitu penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan atau menggambarkan suatu variabel masa sekarang. Pada penelitian ini populasinya adalah ibu hamil trimester II dan III tanpa penyakit penyerta di Desa Gunung Malang Sumberjambe sebanyak 58 orang. Tekhnik pengumpulan data untuk mengetahui status gizi ibu hamil dilakukan melalui observasi dan pengukuran. Pada penelitian ini yang diobservasi dan diukur adalah berat badan, lingkar lengan (LILA) dan kadar hemoglobin (Hb). Hasil dari pengukuran kemudian dilakukan scoring untuk mengetahui status gizi ibu hamil melalui parameter : a. Berat badan : dikatakan baik jika Kenaikan Trimester II dan III, 340 – 500 gram tiap minggu. b. Lingkar Lengan atas (LILA) : jika 23,5 cm maka dikatakan status gizi ibu hamil baik c. Hemoglobin (Hb) : Jika penilaian dengan Hb sahli 11 gr/dl maka status gizi ibu hamil baik. Jika nilai dari hasil pengukuran menunjukkan data dibawah parameter tersebut maka dapat dikatakan bahwa status gizi ibu kurang. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Gunung Malang
127
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 2, No. 2, Juni 2012
Jumlah Prosentase
%
60 50 40 30 20 10 0
57%
28% 10% 5%
Tidak Tamat SD
SD
SLTP SLTA
0%
PT
Gambar 1. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Gunung Malang tahun 2007. Desa Gunung Malang secara demografis terletak di sebelah selatan Kabupaten Jember berdekatan dengan perbatasan kabupaten Bondowoso. Wilayah yang cukup terjal dan berbukit menyebabkan masyarakat kurang mampu mengakses beberapa fasilitas yang memang telah di adakan pemerintah. Jauhnya masyarakat mengakses sarana pendidikan dan rendahnya sosial ekonomi
45%
menyebabkan masyarakat di daerah ini banyak yang tidak melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi. Penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden sangat bervariasi, namun sebagian besar responden berpendidikan SD yakni sejumlah 57% (33 responden) dan tidak tamat SD. b. Karakteristik Responden
Berdasarkan Umur Kehamilan
55% 13-26 Minggu
27-40 Minggu
Gambar 2. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Kehamilan di Desa Gunung Malang Tahun 2007 Identifikasi dari usia kehamilan responden didapatkan bahwa sebagian besar umur
kehamilan responden adalah 27-40 minggu sebanyak 55% (32)
128
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 2, No. 2, Juni 2012
responden dan sisanya antara 13-26 minggu.
c. Karakteristik Responden
Berdasarkan Pekerjaan di Desa Gunung Malang
%
50 35%
Jumlah Prosentase
40 30
36% 22%
20 7%
10
0%
0 Tidak Bekerja
Petani
PNS
Gambar 3. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa Gunung Malang tahun 2007 Hasil penelitian ini mampu mengungkapkan bahwa sebagian besar pekerjaan responden adalah petani yaitu 21 responden (36%).
d. Status Gizi Ibu Hamil Melalui Pengukuran Berat Badan
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi Ibu Hamil Melalui Pengukuran Berat Badan di Desa Gunung Malang Sumberjambe Tahun 2007 Jumlah Persentase Pengukuran Berat Badan (orang) (%) Berat badan kenaikan trimester II dan III 18 31 340 – 500 gram tiap minggu Berat badan kenaikan trimester II dan III < 40 69 atau > 340 – 500 gram tiap minggu Jumlah 58 100 Dari tabel di atas dapat dilihat status gizi ibu hamil melalui pengukuran berat badan sebanyak 40 responden memiliki berat badan dengan kenaikan pada trimester II dan III 340 – 500 gram tiap minggu.
e. Status Gizi Ibu Hamil Melalui Pengukuran Lingkar Lengan Atas
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi Ibu Hamil Melalui Pengukuran Lingkar Lengan Atas di Desa Gunung Malang Sumberjambe tahun 2007. 129
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 2, No. 2, Juni 2012
Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) LILA 23,5 cm LILA < 23,5 cm Jumlah Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa status gizi ibu hamil melalui pengukuran lingkar lengan atas sejumlah 40 responden (69%) memiliki LILA 23,5.
Jumlah (0rang) 18 40 58
Persentase (%) 31 69 100
f. Status Gizi Ibu Hamil Melalui Pemeriksaaan Kadar Hemoglobin
Table 3. Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi Ibu Hamil Melalui Pemeriksaan Kadar Hemoglobin di Desa Gunung Malang Sumberjambe tahun 2007 Jumlah Persentase Pemeriksaan Kadar Hemoglobin (orang) (%) 20 34 Hb 11 gr/dl Hb < 11 gr/dl 38 66 Jumlah 58 100 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa status gizi ibu hamil melalui pemeriksaan kadar hemoglobin sebanyak 38 responden (66%) memiliki Hb 11 gr/dl.
g. Status Gizi Ibu Hamil Pasca Krisis
Tabel 4. Distribusi Status Gizi Ibu Hamil Pasca Krisis di desa Gunung Malang Sumberjambe tahun 2007 Jumlah Persentase Status Gizi Ibu Hamil (orang) (%) Status gizi baik 19 33 Status gizi kurang 39 67 Jumlah 58 100 Hasil penelitian menyebutkan bahwa status gizi ibu hamil pasca krisis sebagian besar dalam kondisi kurang yaitu sebanyak 57%. Secara konsep disebutkan bahwa untuk kesehatan ibu selama kehamilan maupun pertumbuhan dan aktivitas diferensiasi janin, maka ibu dalam keadaan hamil harus cukup mendapat makanan bagi dirinya sendiri maupun bagi janinnya. Makanan yang biasa dikonsumsi
baik kualitas maupun kuantitasnya harus ditambah dengan zat-zat gizi dan energi agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Makanan yang dikonsumsi ibu hamil berguna juga dalam rangka memudahkan kelahirannya dan untuk produksi ASI bagi yang akan dilahirkannya. (Paath, E.F. : 2004) Banyak faktor yang dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Pengetahuan dan pendidikan yang
130
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 2, No. 2, Juni 2012
rendah serta perilaku yang tidak sadar gizi juga dapat menjadi pemicu masalah gizi. Untuk mendapat status gizi yang baik selama kehamilan maka ibu dalam keadaan hamil harus cukup mendapatkan makanan bagi dirinya sendiri maupun janinnya, makanan yang biasa dikonsumsi baik kwalitas maupun kuantitasnya harus ditambah dengan zat-zat gizi dan energi agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Rendahnya sosial ekonomi masyarakat juga menyebabkan daya beli masyarakat terhadap kebutuhan bahan pokok menjadi berkurang. Status gizi adalah status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrisi pada saat hamil status gizi seseorang penting untuk diperhatikan mengingat pengaruhnya terhadap kesehatan saat hamil dan terhadap tumbuh kembang janin. Tujuan penataan gizi pada wanita hamil adalah untuk menyiapkan : 1. Cukup kalori, protein yang bernilai biologi tinggi, vitamin, mineral dan cairan untuk memenuhi kebutuhan zat-zat gizi ibu, janin serta plasenta. 2. Makanan padat kalori dapat membentuk lebih banyak jaringan tubuh bukan lemak. 3. Cukup kalori dan zat gizi untuk memenuhi pertambahan berat baku selama hamil. 4. Perencanaan perawatan gizi yang memungkinkan ibu hamil untuk memperoleh dan mempertahankan status gizi optimal. 5. Perawatan gizi dapat mengurangi atau menghilangkan reaksi yang tidak diinginkan. 6. Perawatan gizi yang dapat membantu pengobatan penyakit yang terjadi selama kehamilan.
7. Mendorong ibu hamil sepanjang waktu untuk mengembangkan kebiasaan makan yang baik. (Arisman, 2004 : 13). 8. Setiap ibu hamil memerlukan gizi yang seimbang sesuai kebutuhannya. Yang dimaksud gizi seimbang adalah keseimbangan proporsi antara zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur dalam makanan seharihari sesuai kecukupan gizi yang akan dianjurkan. (Dep. Kes. RI, 1996). Kasdu, D. 2004 menyatakan bahwa penilaian terhadap status gizi wanita hamil dapat dilihat dari tiga hal yaitu berat badan, ukuran lingkar lengan atas (LILA) dan kadar hemoglobin (Hb). Penilaian terhadap status gizi dari berat badan pada saat hamil adalah dengan melihatnya setiap bulan. Idealnya memang bila pertambahan itu disesuaikan dengan berat ibu sebelum hamil, apakah termasuk kurus normal atau kegemukan. Namun yang penting ibu hamil harus menunjukkan peningkatan berat badan (Kasdu D, 2004). Kenaikan berat badan wanita hamil selama kehamilan adalah sekitar 10 – 12,5 kg termasuk penimbunan lemak pada ibu lebih kurang 3,5 kg setara dengan 30.000 kkal. (Soetjiningsih : 1995). Indikator lain yang tidak kalah penting untuk mengetahui status gizi ibu hamil adalah dengan LILA. Selama ini ukuran lingkar lengan atas (LILA) seringkali diabaikan, padahal ini salah satu indikator status gizi ibu hamil baik atau tidak. (Kasdu D. : 2004) Pengukuran lingkar lengan adalah suatu cara untuk mengetahui risiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) wanita usia subur, khususnya ibu
131
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 2, No. 2, Juni 2012
hamil. Batas normal ukuran lingkar lengan atas adalah 23,5 cm. (Dep. Kes. RI : 1996). Selain dua pengukuran di atas maka pemeriksaan hemoglogin juga dapat menjadi indicator status gizi ibu hamil. Dalam keadaan tidak hamil, 70% wanita mengalami kekurangan hemoglobin (Hb). Hal ini karena metabolisme tubuh wanita dan asupan zat besi yang kurang. Salah satu indikator status gizi yang baik bila kebutuhan zat besi yang meningkat saat hamil dapat terpenuhi. (Kasdu D. : 2004). Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan prevalensi anemia. Hb merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimiawi dan jumlah Hb/100 ml darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah. (Supariasa : 2004). Batas normal terendah nilai hemoglobin menurut WHO (1972) untuk wanita hamil adalah 11 gr/dl. Pada penelitian ini sebagian besar responden memiliki berat badan dan lingkar lengan atas yang baik namun kadar hemoglobin kurang dari normal dan sebaliknya. Hal ini mungkin dikarenakan saat hamil ibu telah cukup mendapatkan asupan makanan namun kwalitas makanan tersebut tidak diperhatikan sehingga status gizi yang didapatkan masih kurang. Untuk mendapat status gizi yang baik selama kehamilan maka ibu dalam keadaan hamil harus cukup mendapatkan makanan bagi dirinya sendiri maupun janinnya, makanan yang biasa dikonsumsi baik kwalitas maupun kuantitasnya harus ditambah dengan zat-zat gizi dan energi agar ibu dan janin dalam keadaan sehat.
Selain dari responden itu sendiri, hal ini mungkin disebabkan faktor lain. Menurut Paath, E.F. 2004 bahwa setiap aktivitas memerlukan energi, makin banyak aktivitas yang dilakukan makin banyak energi yang diperlukan tubuh. Banyaknya energi yang diperlukan tubuh harus diimbangi dengan masukan nutrisi. Selama kehamilan kebutuhan gizi seorang wanita hamil mengalami peningkatan, apabila hal tersebut tidak diimbangi maka akan menguras cadangan energi saat hamil dan mempengaruhi pada status gizi wanita tersebut. Arisman 2002, juga mengungkapkan bahwa kendala utama masalah kurang gizi di Indonesia adalah minimnya pengetahuan masyarakat tentang jenis-jenis tumbuhan dan hewan yang hidup disekelilingnya, padahal berbagai jenis tumbuhan dan hewan tersebut dapat dijadikan sebagai santapan bergizi bagi keluarga. Apabila pengetahuan akan sumber daya alam yang ada disekeliling manusia dapat dikuasai maka keterbatasan daya beli bukan merupakan rintangan bagi masyarakat untuk menyediakan makanan bergizi artinya mereka dapat mengupayakan sendiri dengan cara menanam atau mencari bahan makanan yang dapat diolah dari alam sekitar. Sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil yang mengalami peningkatan terutama pada trimester II dan III. Selain itu faktor ekonomi juga mempengaruhi dalam pemenuhan gizi selama hamil. Menurut Dartanto T. 2005 bahwa dampak dari kenaikan BBM terhadap kemiskinan sangat tergantung kenaikan BBM terhadap inflasi terutama inflasi bahan makanan cukup tinggi maka dampak kenaikan
132
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 2, No. 2, Juni 2012
BBM terhadap kemiskinan juga tinggi. Hal ini berkaitan dengan penghasilan keluarga per bulan yang kebanyakan responden berpenghasilan 250.000-500.000 yaitu 29 responden (50%), sehingga mempengaruhi daya beli keluarga terhadap jumlah dan kualitas makanan dalam memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari terutama bagi ibu hamil. KESIMPULAN Dampak nyata dari krisis ekonomi yang terjadi beberapa tahun lalu di Indonesia adalah rendahnya status gizi pada ibu hamil. Ada 57% ibu hamil di desa Gunung Malang Sumberjambe dengan status gizi kurang. Kondisi ini didukung juga dengan rendahnya tingkat pendidikan dan sosial ekonomi masyarakat. Untuk meningkatkan status gizi tidak hanya dilihat dari jumlah suatu makanan namun kualitas suatu makanan penting untuk diperhatikan. Ibu hamil diharapkan dapat meningkatkan pengetahuannya tentang gizi ibu hamil. Perlunya meningkatkan peran serta masyarakat dalam memahami tentang gizi dan dampaknya bagi pertumbuhan dan perkembangan. Edukasi dan motivasi untuk menyadarkan masyarakat juga perlu dilakukan agar keluarga dapat memanfaatkan lahan pekarangan rumah dengan cara menanam jenisjenis tumbuhan yang dapat dijadikan santapan bergizi dalam menaikkan status gizi ibu hamil DAFTAR PUSTAKA Arisman. (2004). Gizi dalam Daur Kehidupan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Dep. Kes. RI. (1996). Gizi Ibu Hamil dan Ibu Menyusui. Penerbit Dep. Kes. RI. Jakarta. Dartanto, Teguh. (2006). BBM, Kebijakan Energi, Subsidi dan Kemiskinan di Indonesia. www/http : Inovasi Online Vol. 5/XVIII/November. Farrer, H. (2009). Perawatan Maternitas. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Kasdu, D. (2004). Gizi Ibu Hamil Agar Bayi Cerdas. Penerbit 36 Publisher. Jakarta. Manuaba, I.B.G. (1999). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Penerbit Arcan. Jakarta. Muhammad, Mari’e (2006). Kenaikan Harga BBM dan Kemiskinan. www//http : transparansi.or.id Nadesul, H. (2004). Makanan Sehat Ibu Hamil. Puspa Swara. Jakarta. Paath, Erna F. (2004). Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Rachmawati, E. (2004). Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil dan Bersalin. Penerbit Kepustakaan Erja Insani. Bandung. Said, Umar. (2001). Kajian Dampak ekonomi Kenaikan Harga BBM. Soetjiningsih. (1997). ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan.
133
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 2, No. 2, Juni 2012
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Sudrajat, Ihwan. (2006). Stagflasi Ekses Harga BBM. Suara Merdeka 06 Oktober. Supariasa, I.D. Nyoman. (2001). Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
. (2005). Pemerintah KalangKabut oleh Kenaikan Harga BBM. Pikiran Rakyat 20 Oktober. . (2005). Pencapaian Sasaran Inflasi 2005. www//http:bi.go.id/NR/ rdonlyres.
134