STASIUN MRT BLOK M JAKARTA DENGAN KONSEP HEMAT ENERGI
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Perkembangan kota Jakarta sebagai ibu kota dan pusat perekonomian di Indonesia sudah seharusnya sejajar dengan kota-kota di dunia. Dengan pertumbuhan penduduk dan ekonomi tiap tahunnya, menjadikan kota Jakarta sebagai salah satu kota tersibuk di dunia. Di Kota Jakarta, setiap harinya lebih dari 4 juta penglaju dari daerah-daerah di sekitar DKI Jakarta (Jabodetabek) keluar dan masuk wilayah ibu kota tersebut. Kecenderungan perluasan kota Jakarta- Jabodetabek yang begitu tinggi dan kurang terkontrol secara signifikan dapat meningkatkan biyaya transportasi, mengurangi tingkat mobilitas dan menurunkan kualitas hidup. Saat ini pertumbuhan jalan di Jakarta kurang dari 1 persen (1%) per tahun dan setiap hari setidaknya ada 1000 lebih kendaraan bermotor baru turun ke jalan di Jakarta (Data Dinas Perhubungan DKI Jakarta). Studi Japan Internasional Corporation Agency (JICA) 2004 menyatakan bahwa bila tidak dilakukan perbaikan pada sistem transportasi, diperkirakan lalu lintas Jakarta akan macet total pada tahun 2020 (Study on Intergrated Transportation Master Plan (SITRAMP II). Menurut sebuah studi, terdapat beberapa kerugian dari kemacetan yang sering terjadi, antara lain: Kerugian ekonomi akibat kemacetan lalu lintas di Jakarta berdasarkan hasil penelitian Yayasan Pelangi pada tahun 2005 ditaksir Rp. 12,8 triliun/tahun nilai ini dipastikan meningkat mengingat jumlah kendaraan bermotor yang terus meningkat tiap tahunnya. Kerugian tersebut meliputi nilai, waktu, biaya bahan bakar dan biaya kesehatan. Sementara berdasarkan SITRAMP II tahun 2004 menunjukan bahwa bila sampai 2020 tidak ada perbaikan yang dilakukan pada sistem transportasi maka perkiraan kerugian ekonomi mencapai Rp.65 trilliun/tahun. Polusi udara akibat kendaraan bermotor memberi kontribusi 80 persen dari polusi di Jakarta. Terjadinya prospek penurunan area komersial sehingga diperlukan upaya untuk merevitalisasinya. Berdasarkan data tersebut, maka jelas DKI Jakarta membutuhkan angkutan massal yang mampu menampung semua kegiatan yang ada seperti MRT (Mass Rapit Transit) yang dapat menjadi alternatif solusi transportasi bagi masyarakat yang juga ramah lingkungan. Mass Rapid Transit (MRT) atau jaringan transportasi bukanlah hanya sekedar urusan kelayakan ekonomi dan finansial saja, tetapi juga mencerminkan sebuah visi sebuah kota itu sendiri. Kehidupan dan aktivitas ekonomi yang ada disebuah kota besar bergantung dari seberapa mudahnya warga kota melakukan mobilitas/perpindahan. MRT adalah sebuah moda transportasi massal yang akan dikembangkan. MRT merupakan sebuah moda transportasi berbasis rel listrik yang telah terbukti leih nyaman dan efektif serta banyak diterapkan sebagai moda transportasi di bernagai kota-kota besar di dunia. 1
STASIUN MRT BLOK M JAKARTA DENGAN KONSEP HEMAT ENERGI
Blok M sebagai salah satu kawasan yang mendukung pengembangan tahap 1 (tahap awal) sistem MRT di Jakarta yang akan membelah dan menghubungkan Jakarta dari selatan ke utara. Dipilihnya Blok M karena potensinya dari sisi letak dan aksesibilitas yang ada, dengan adanya terminal yang ada yang jika digabungkan dengan fungsinya, maka akan menjadi interchange anata beberapa jenis transportasi yang ada seperti: Transjakarta koridor 1, taksi dsb. Dengan karakteristik dari Stasiun MRT Blok M sendiri yaitu sebagai tempat persimpangan dari kereta MRT tujuan Kota dengan kereta MRT tujuan Bekasi dan dengan adanya peraturan daerah yag akan merombak kawasan ini dan ditata ulang sedemikian rupa dengan tujuan untuk pengembangan kedepan menjadi stasiun MRT Jalur Selatan Utara. 1.2
Tujuan dan Sasaran 1.2.1 Tujuan Mendapatkan landasan konseptual mengenai perencanaan dan perancangan bangunan Stasiun MRT Blok M Jakarta sebagai sarana transportasi yang juga nantinya akan menjadi interchange antar moda. Adanya stasiun ini diharapkan mampu mengurangi kemacetan yang terjadi di kota Jakarta. Yang diharapkan dapat menarik warga Jakarta untuk lebih banyak menggunakan kendaraan umum dibanding kendaraan pribadi. Sehingga tersusun langkah-langkah untuk dapat melanjutkan ke dalam peracangan grafis. 1.2.2 Sasaran Pemrograman Stasiun MRT Blok M dengan konsep perancangan dengan konsep bangunan hemat energi berdasarkan Standar/ Pedoman Pedoman Penyelenggaraan Stasiun.
1.3
Manfaat 1.3.1 Manfaat Subyektif Manfaat dari penyusunan sinopsis ini adalah sebagai persyaratan kelulusan mata kuliah Tugas Akhir yaitu LP3A Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Sebagai dasar acuan proses perencanaan dan perancangan berikutnya yaitu proses grafis. 1.3.2 Manfaat Subyektif Diharapakan dapat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan, baik bagi mahasiswa bersangkutan maupun mahasiswa lain dan masyarakat umum.
1.4
Ruang Lingkup Lingkup pembahasan yang akan dibahas yakni menitik beratkan pada berbagai hal yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan bangunan Stasiun MRT Blok M ditinjau dari disiplin ilmu arsitektur. Hal-hal diluar ilmu arsitektur akan dibahas seperlunya selama masih berkaitan dan mendukung permasalahan utama.
1.5
Metode Pembahasan Metode pembahasan dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan, menganalisa dan menyimpulkan data dan informasi yang 2
STASIUN MRT BLOK M JAKARTA DENGAN KONSEP HEMAT ENERGI
diperlukan yang berkaitan dengan masalah mengenai Stasiun MRT sehingga nantinya dapat diperoleh suatu pendekatan program perencanaan dan perancangan untuk selanjutnya digunakan dalam penyusunan program dan konsep dasar perencanaan dan perancangan. Adapun metode-metode yang digunakan dalam penyusunan penulisan ini adalah : 1.5.1 Metode Deskriptif Metode deskriptif yaitu dengan melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan yakni dengan cara: Studi Literatur, untuk memperoleh teori-teori serta regulasi yang relevan. Observasi Lapangan, untuk memperoleh data mengenai lokasi perencanaan dan perancangan, serta data studi banding. Wawancara pihak terkait, dilakukan untuk memperoleh gambaran umum dari masyarakat dan pihak-pihak terkait, guna melengkapi data-data yang diperoleh dari studi literatur dan observasi lapangan. 1.5.2 Metode Dokumentatif Yaitu mendokumentasikan data yang menjadi bahan penyusunan penulisan ini. Cara pendokumentasian data adalah dengan memperoleh gambar visual dari fotofoto yang di hasilkan. 1.5.2 Metode Komparatif Yaitu dengan mengadakan studi banding terhadap bangunan stasiun MRT yang ada di beberapa kota metropolitan dunia seperti Dubai dan Thailand. Kemudian dari data - data yang telah terkumpul tersebut , dilakukan identifikasi dan analisa untuk memperoleh gambaran yang cukup lengkap mengenai karakteristik dan kondisi yang ada, sehingga dapat tersusun suatu Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur bangunan Stasiun MRT Blok M Jakarta. 1.6
Sistematika Penulisan Kerangka landasan Program Perencanaan dan Perancangan Tugas Akhir dengan judul Stasiun MRT Blok M Jakarta Dengan Konsep Hemat Energi ini disusun dengan sistematika sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Berisikan latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat, ruang lingkup, metode pembahasan dan sistematika bahasan yang mengungkapkan permasalahan secara garis besar serta alur pikir dalam menyusun Landasan Program Perencanaan dan Perancangan (LP3A). BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisi mengenai literatur tentang Sistem Transportasi MRT, standar - standar penyelenggaraan Stasiun MRT. Untuk kemudian dikaji untuk memberi kesimpulan, batasan dan anggapan. Tinjauan Konsep Hemat Energi, serta tinjauan studi banding dan kesimpulan studi banding. BAB III TINJAUAN STASIUN MRT BLOK M Berisi tentang tinjauan kota Jakarta berupa data – data fisik dan nonfisik seperti letak geografi, luas wilayah, kondisi topografi, iklim, demografi, serta kebijakan tata ruang wilayah di Kota Jakarta. Selain itu terdapat juga pembahasan mengenai kondisi tapak awal. 3
STASIUN MRT BLOK M JAKARTA DENGAN KONSEP HEMAT ENERGI
BAB IV KESIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN Berisi mengenai kesimpulan, batasan dan anggapan judul yang dipilih sehingga terdapat batasan dari penjelasn judul yang dipilih. BAB V ANALISA PENDEKATAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Berisi mengenai aspek fungsional (pelaku, jumlah pengelola, jumlah penumpang, pendekatan aktivitas, pendekatan kebutuhan ruang, pendekatan kapastitas ruang, pendekatan luas ruang), aspek teknis, aspek kinerja, aspek kontekstual dan aspek arsitektural. BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Berisi tentang konsep - konsep dari uraian pendekatan perencanaan dan perancangan sebagai dasar untuk perancangan fisik meliputi ketetapan lokasi / tapak, program ruang, struktur bangunan, utilitas bangunan dan karakter bangunan. 1.7
Alur Pikir PERANCANGAN ARSITEKTUR PROSES
INPUT Aktualita: Diperlukan angkutan massal yang mampu untuk mengurangi kecenderungan warga Jakarta untuk menggunakan kendaraan pribadi sehingga mampu mengurangi kemacetan yang sering terjadi. Pembangunan MRT Koridor Selatan - Utara dari Lebak Bulus - Kampung Bandan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama yang akan terlebih dahulu menghubungkan Lebak Bulus sampai dengan Bundaran HI sepanjang 15,7 km dengan 13 stasiun (7 stasiun layang dan 6 stasiun bawah tanah) ditargetkan mulai beroperasi pada akhir 2016. Tahap kedua akan melanjutkan dari Bundaran HI ke Kampung Bandan sepanjang 8,1 km yang akan mulai dibangun sebelum tahap I beroperasi dan ditargetkan beroperasi 2018 (dipercepat dari tahun 2020). Studi kelayakan untuk tahap ini sudah selesai.
Problematika: DKI Jakarta membutuhkan angkutan massal yang mampu menampung semua kegiatan seperti MRT yang dapat menjadi alternatif solusi transportasi bagi masyarakat yang ramah lingkungan. Stasiun MRT Blok M sebagai terminal antar moda mampu merevitalisasi kawasan Blok M dengan aktifitas komersial.
OUTPUT
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STASIUN MRT BLOK M SEBAGAI STASIUN INTERCHANGE YANG DILENGKAPI DENGAN FASILITAS KOMERSIL DENGAN KONSEP HEMAT ENERGI
Perlunya perevitalisasian wilayah Blok M dengan cara 4
STASIUN MRT BLOK M JAKARTA DENGAN KONSEP HEMAT ENERGI
menambah aktifitas komersial. Urgensi: Meningkatnya jumlah pengendara kendaraan pribadi tidak sebanding dengan pertumbuhan jalan di Jakarta. Diperlukannya fasilitas transportasi yang nyaman sehingga mampu menarik masyarakat untuk menggunakan kendaraan umum dibandingkan kendaraan pribadi. Aktualitas: Perencanaan dan perancangan dengan konsep arsitektur tentang movement link dan perpindahan moda.
Studi Analisis: Studi Literatur Peraturan PT MRT Jakarta RDTR dan RTRW Data Jumlah Penumpang Data Jumlah Rangkaian Kereta yang Beroperasi Per Hari Standar Kebutuhan Fasilitas Studi Banding
Fasilitas Stasiun MRT Blok M Jakarta: Data Umum DKI Jakarta Data Terminal Blok M Data Transjakarta Koridor 1 Data Perjalanan Stasiun MRT Blok M Studi Banding
Analisis: Studi Literatur Peraturan PT MRT Jakarta Data Arsitek Time Saver Standart RDTR dan RTRW Kota Jakarta Selatan
Mengetahui standar dan fasilitas dan fasilitas lain berdasarkan potensi yang dapat dikembangan di stasiun tersebut
Menganalisa prediksi kapasitas, standar kapasitas, kapasitas potensial, kapasitas aktual
Kapasitas: Kebutuhan Ruang Besaran Ruang
Menghitung kebutuhan ruang dan kebutuhan lahan
Program ruang dan kebutuhan luas tapak.
Fasilitas Utama Fasilitas Pendukung Fasilitas Penunjang Utilitas
5
STASIUN MRT BLOK M JAKARTA DENGAN KONSEP HEMAT ENERGI
PERANCANGAN ARSITEKTUR Aspek Fungsional Pelaku, Kegiatan, Hubungan Ruang, Besaran Ruang, Programming ruang Aspek Kontekstual Tapak, Aksesbilitas, View, Klimatologi Aspek Teknis Tata guna lahan, Bentuk, Massa bangunan, Pemilihan material Aspek Kinerja Jaringan listrik, Sirkulasi udara, Air bersih & air kotor, Transportasi vertikal, Keamanan dan Komunikasi Aspek Arsitektural Literatur Arsitektur Tropis
Mendapatkan Citra / Image Bangunan
Fungsi dan Karakter Bangunan
Lokasi: Ada 22 rencana pembangunan stasiun MRT Jakarta. Stasiun MRT ini memiliki akses menuju permukiman, dekat dengan pusat kota serta terintegrasi dengan angkutan umum lainnya.
Penilaian Lokasi: Pencapaian Potensi Merupakan lahan yang telah di tetapkan oleh PT MRT Jakarta
Stasiun MRT Blok M
Stasiun MRT Blok M: Aksesibilitas Batas - batas tapak Peraturan daerah setempat (GSB, KDB, KLB) Potensi masalah Tapak Rencana Pembangunan DKI Jakarta Tahun 2030
Penilaian Tapak: Aksesibilitas Klimatologi View Topografi Potensi
Tapak Terpilih ( Merupakan rencana lahan yang telah di tetapkan oleh PT MRT Jakarta)
DESAIN GRAFIS
6