STARTEGI PRODUKSI PROGRAM MUSIK “DAHSYAT” EPISODE SPESIAL ULANG TAHUN YANG KE EMPAT DI RCTI Arief Tri Susanto Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530 Telp. (62-21) 535 0660 Fax. (62-21) 535 0644
[email protected]
ABSTRAK Tujuan Penelitian, ialah untuk mengetahui strategi produksi program Spesial Ulang Tahun “Dahysat” di RCTI. Dalam sebuah proses produksi tentu saja memiliki perencanaan, strategi program, proses produksi, eksekusi dan evaluasi yang dibentuk dan dijalankan bersama oleh segenap tim kerja. Hal ini dilakukan sebagai kegiatan produksi yang dilakukan oleh tim kerja dari divisi program maupun produksi untuk menjadikan program tersebut sebagai program yang berkualitas bagi khalayak. Metode Penelitian melakukan observasi dengan pendekatan kualitatif, adapapun sumber yang diperoleh adalah mencari data internal perusahaan, terjun ke lapangan dan melakukan wawancara mendalam (in depth interview) dengan narasumber yang menjalankan tugas sebagai tim kerja inti serta menjabarkan pengalaman pribadi selama melakukan observasi. Hasil yang Dicapai adalah produksi program spesial ulang tahun “Dahysat” yang ke Empat melakukan tahapan pra produksi 3 bulan sebelum tanggal penayangan program, lalu produksi dengan 3 waktu penayangan dalam sehari, dan evaluasi serta proses editing dalam paska produksi. Simpulan, pada penelitian yang dilakukan terhadap Analisis strategi produksi program musik spesial Ulang Tahun “Dahysat” di RCTI, maka dapat disimpulkan : Perencanaan dan strategi Program “Dahysat” dilakukan oleh tim produksi dengan melakukan beberapa tahapan produksi, dimulai dengan tahapan perencanaan, eksekusi program dan evaluasi program. Hal tersebut juga didukung oleh kinerja tim yang menggunakan elemen manajemen strategic dan konsep SWOT untuk menelaah dan mengenali apa saja kelemahan dan kekuatan produk siaran maupun program kompetitor, guna membentuk program “Dahysat” menjadi sebuah program yang berhasil, berkualitas, dan bermanfaat bagi khalayak. The research objectives, to determine the production strategy Special Anniversary Program "Dahysat" on RCTI. In a production process must have a plan, program strategies, production processes, execution and evaluation are designed and executed by all team work. It is as production activities carried out by work teams from different divisions to make the program as a quality program for the audience. The research method, observation with a qualitative approach, as for the source of the data obtained from internal company seeking, directly observed during production and in-depth interviews (in depth interviews) with sources which describe the duties and personal experiences during the observation. Achieved results, is the production of special program "Dahysat" Fourth Anniversary, conduct pre-production stages of the three months prior to the date of delivery of the program, and then produced three times a day, and evaluation, as well as in post-production editing process. Conclusion, the study of the production strategy analysis of music program "Dahysat" special Anniversary on RCTI, it can be concluded: Program Planning and strategy "Dahysat" performed by the production team to perform multiple stages of production, starting with the planning, execution and evaluation program programs. This is also supported by a team performance that uses elements of strategic management and the concept of SWOT to examine and identify any weaknesses and strengths of products and programs broadcast competitors, in order to establish a program "Dahysat" into a successful program, quality, and beneficial to the audience. Kata Kunci Strategi Produksi, program musik Dahsyat RCTI, Spesial Ulang Tahun
PENDAHULUAN Latar Belakang Entertaiment adalah program acara yang dibuat untuk menghibur pemirsanya. Program ini merupakan acara yang mempunyai persentase terbesar dalam stasiun televisi, untuk itulah stasiun-stasiun televisi saling berlomba dalam menghadirkan program hiburan terbaik di layar kacanya. Seperti halnya fenomena atau tren yang sedang marak dibanyak stasiun televisi sekarang adalah program acara hiburan seperti halnya, program acara musik. Oleh karena itu, sekarang ini banyak stasiun televisi yang manyajikan program musik untuk audiencenya. Sebagai buktinya stasiun Global TV yang menyajikan program acara yang bernama “100% Ampuh”, di stasiun televisi SCTV ada program acara “Inbox”, program acara “Hitzteria” yang di usung oleh stasiun televisi INDOSIAR, stasiun televisi Trans TV dengan program acara “Derings” nya, dan stasiun televisi RCTI menayangkan program acara “Dahsyat”. Menurut Wibowo, program musik merupakan suatu elemen penghias. Maksudnya disini adalah program musik ini termasuk dalam kategori program hiburan pop. Hiburan pop terdiri dari beberapa macam program entertaiment, baik berupa lawakan, pop music, made show, ataupun gabungan dari ketiganya. Setting atau tempat penyajian program dapat dilakukan indoor, di dalam studio khusus atau gedung pertunjukkan, dan dapat dilakukan juga di outdoor, ataupun juga bisa di lapangan terbuka dengan panggung pertunjukkan (Wibowo, 2007: 58). “Dahsyat” merupakan program acara musik yang diluncurkan oleh stasiun televisi swasta yaitu RCTI. Acara ini pertama kali tayang pada bulan April 2008. Acara musik ini menampilkan deretan klip-klip lagu teratas musisi dalam negeri. Tidak hanya itu “Dahsyat” juga menampilkan penyanyi atau group band secara live ataupun lipsync. Acara musik ini dipandu oleh dua selebritis sebagai host utama seperti Raffi Ahmad dan Olga Syahputra serta host tamu yang sering mendampingi kedua host utama tersebut, seperti Ayu Dewi, Olla Ramlan, Ayu Ting Ting, Deny Cagur, Jessica Iskandar dan Cika Jessica. Latar belakang yang berbeda dari semua host ini menjadikan kehidupan pribadi mereka sebagai bahan lawakan, seperti saling mencela, memperolok diri, serta saling membocorkan gossip yang lagi hangat di masyarakat. Seperti halnya pada waktu bulan April lalu, diadakan acara award untuk artis-artis atau penyanyi ter-Dahsyat secara live pukul 19.00. Pada waktu acara tersebut digunakan oleh para host untuk menggoda Jessica Iskandar dan Olga Syahputra yang diberitakan sedang menjalin hubungan serius. Contoh lainnya yaitu pada waktu siaran “Dahsyat” tanggal 19 Desember 2011, Olga dan para host tamu yang ada menyindir gosip asmara Raffi Ahmad dengan Yuni Shara. Pada tanggal 19 Februari 2099 program ini kedatangan menteri luas negeri AS yaitu Hillary Clinton. Kesempatan ini digunakan Raffi dan Luna Maya menggunakan kelemahan Olga dalam berbahasa Inggris. Olga ditantang oleh Raffi apakah dia sanggup mewawancarai Hillary Clinton. Selain itu terdapat sesi untuk berkirim salam lewat email ataupun secara on the street dari sahabat Dahsyat di rumah yang terkadang membuat kelucuan tersendiri. Terdapat juga sesi phone session yaitu “Kring-Kring “Dahsyat” dengan artis atau penyanyi yang terkadang dibiarkan ditebak oleh presenter maupun bintang tamu yang hadir. Untuk menambah variatif acara ini “Dahsyat” menambah sajian sesi baru yaitu “Dahsyat Kantor”, “Dahsyat Sekolah”, dan “Dahsyat Pasar”. “Dahsyat Kantor” hadir setiap hari Rabu. Disini biasanya sahabat “Dahsyat” yang hadir di studio RCTI, tetapi ini berbeda para presenter bahkan artis penyanyi juga hadir menghibur sahabat “Dahsyat” tersebut di kantor-kantor. Begitu pula halnya dengan “Dahsyat Sekolah” yang hadir setiap hari Selasa dan “Dahsyat Pasar” yang hadir setiap hari Kamis. Dalam semua sesi ini pemirsa bisa langsung berinteraksi dengan artis dan presenter “Dahsyat”. Dalam sesi ini biasanya pemirsa diminta untuk membacakan deretan lagu dari peringkat 20 hingga 11 sekaligus kirim salam langsung untuk teman ataupu keluarga yang dirumah. Menurut data acara musik “Dahsyat” ini dinilai cukup sukses menarik animo audience dalam menyaksikan acara ini. Hal ini terbukti seperti yang dituturkan oleh produser “Dahsyat” yang menyatakan perolehan rating “Dahsyat” sekitar 1.6 dan share 15.0% (sumber: AGB Nielsen Research). Kelebihan acara ini dibanding program acar musik lain seperti Inbox, Derings, Hitzteria dan 100% Ampuh yaitu program “Dahsyat” mampu menghadirkan di studio orang-orang dari berbagai jenis pekerjaan, contohnya seperti penjual balon gas, tukang sayur keliling, tukang jajajnan makanan ringan, dll. Ada juga sesu kirim salam ataupun request lagu langsung dari para artis sinetron, penyanyi, ataupun grup band yang biasanya ditujukan untuk sahabat “Dahsyat” atau anggota keluarganya. Selain itu program “Dahsyat” mendapatkan kepercayaan untuk
mendatangkan tamu-tamu istimewa seperti menteri luar Negeri AS yaitu Hillary Clinton, David Foster dan Miss World. Ciri khas acara “Dahsyat” dibandingkan acara lain yaitu memadukan musik dengan jokes segar antar presenter. Selain itu, Dahsyat memiliki beberapa program tahunan yang salah satunya adalah program spesial Ulang Tahun “Dahsyat”, dimana pada tahun ini menginjak angka 4. Konsep yang dihadirkan pada program Ulang Tahun pun sangat spektakuler dan special, karena mengingat ini sebagai momentun perayaan hari jadi “Dahsyat” yang dirayakan bersama seluruh sahabat dahsyat. Disetiap tahunnya banyak kejutan yang dihadirkan, untuk tahun ini, Ulang Tahun “Dahsyat” ditayangkan pada 3 waktu penayangan dalam sehari, yaitu pagi hari pukul 07.00-11.00, lalu sore hari pada pukul 15.00-17.00 dan malam hari pada pukul 20.30-00.00 wib. Dengan banyak nya waktu penayangan tersebut, pengisi acara yang terlibat pun memiliki jumlah yang spektakuler yaitu 800 pengisi acara. Begitupun content yang sangat banyak yang dihadirkan pada episode spesial ini, semua unsur atau ciri khas “Dahsyat” yang biasanya hadir pada “dahsyat” reguler turut dihadirkan guna menambah kaya content yang ada, seperti, Dahsyat-nya Indonesia, Dahsyat-nya Masak, dan lain sebagainya. Hal ini juga yang melatarbelakangi peniliti untuk melakukan penelitian pada program musik “Dahsyat” episode spesial ulang tahun yang ke empat. Tayangan hiburan yang disajikan sedemikian rupa harus kreatif dan inovatif, guna untuk memperoleh perhatian dan daya tarik kepada masyarakat. Hiburan ringan yang tidak banyak konsentrasi dan ketegangan, saat ini menjadi alternatif tayangan yang dianggap paling menguntungkan bagi media televisi. Sebagai salah satu media penghibur. RCTI berusaha menyajikan berbagai macam bentuk tontonan yang sangat menarik. Salah satunya adalah yang dikemas dalam bentuk program musik.
Kajian Pustaka Penelitian pertama yang memiliki kesamaan topik yaitu, penelitian yang di tulis oleh Luki Timothy dengan judul “Strategi Produksi Acara Hao Ce di BinusTV untuk Meningkatkan Kualitas Program” - Tujuan Penelitian, ialah untuk mengetahui strategi produksi program Hao Ce untuk meningkatkan kualitas program. Metode Penelitian Menggunakan pendekatan kualitatif, sumber yang digunakan berasal dari observasi di lapangan dan wawancara mendalam dengan narasumber yang terpercaya. Hasil yang dicapai Peneliti berhasil memperoleh data-data yang mendukung penelitian ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Pada produksi Hao Ce didapati ide kreatif adalah strategi produksi dari Tim Hao Ce untuk meningkatkan kualitas program. Selain itu ada beberapa temuan yang bisa dikatakan sebagai kelemahan dan juga ancaman, seperti kurangnya crew, cahaya yang berubah, dan suara yang bising. Kelebihan penelitian yang saya lakukan adalah menggunakan teori khusus lebih dari satu, lalu menggunakan keabsahan data yang lebih lengkap dengan melakukan proses coding (open coding, axial coding dan selective coding) untuk hasil wawancara yang telah dilakukan, proses ini menghasilkan data yang lebih valid. Penelitian kedua yang memiliki kesamaan topik yaitu, penelitian yang di tulis oleh Muyassarah dengan judul “Strategi Produksi Untuk Meningkatkan Kualitas Program Indonesia Now di Metro TV” - Tujuan Penelitian, ialah untuk mengetahui strategi produksi program acara berita “Indonesia Now” di Metro TV ,faktor penghambat dan solusi yang akan diambil serta harapan apa yang ingin dilakukan untuk meningkatkan kualitas tersebut. Metode Penelitian, Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif.. adapun sumber yang diperoleh adalah mencari data internal perusahaan dan melaakukan wawancara mendalam dengan narasumber serta data yang diperoleh dari perusahaan adalah dokumen standar operasional prosedure dan foto selama melakukan observasi. Hasil yang dicapai, peneliti dapat memperoleh ilmu dalam menyelesaikan karya tulis ini. Kelebihan penelitian yang saya lakukan adalah menggunakan teori umum dan teori khusus untuk mengukur atau landasan dalam menjalankan penelitian, sedangkan penelitian yang dilakuakn oleh Muyassarah tidak terlihat ada menggunakan teori khusus sebagai landaran teori. Dan juga saya menggunakan keabsahan data yang lebih lengkap dengan melakukan proses coding (open coding, axial coding dan selective coding) untuk hasil wawancara yang telah dilakukan, proses ini menghasilkan data yang lebih valid. Jika berbicara kualitas program seharusnya melaukan analisa SWOT terhadap program yang diteliti, dan Muyassarah tidak melakukan itu. Sedangkan didalam penelitian yang saya lakukan selain menganalisa strategi dan tahapan produksi, saya juga menganalisa SWOT (Strenght, Weakness, Opprtunity, Threat) terhadap program yang saya teliti
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas penulis menarik beberapa masalah yaitu : 1. Bagaimana penerapan tahapan produksi dari pra produksi, produksi sampai paska produksi yang dilakukan oleh tim produksi pada program Ulang Tahun Dahsyat yang ke Empat 2. Bagaimana analisis SWOT pada program Ulang Tahun Dahsyat yang ke Empat
Tujuan Penelitian Berdasarkan ruang lingkup di atas, demikianlah penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut : Untuk mengetahui Strategi Produksi Program Music “Dahsyat“ di RCTI episode spesial ulang tahun yang ke 4.
METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Pada dasarnya penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang bertujuan untuk mengungkapkan sesuatu yang belum diketahui dengan metode sistematis dan terarah. Agara tujuan penelitian ini untuk dapat mengetahui bagaimana analisis strategi produksi program music “Dahsyat” For All and Forever di RCTI, maka peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripstif berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. (Moleong, 2005: 3). Penelitian kualitatif lebih menggunakan perspektif enemik. Pengumpulan data berupa cerita rinci dari para informan dan diungkapkan apa adanya sesuai dengan bahasa, pandangan informan. Penelitian ini berangkat dari penggalian data berupa pandangan informan dalam bentuk cerita rinci atau asli mereka (Hamidi, 2004: 14). Penelitian dengan pendekatan kualitatif merupakan prosedur pemecahan masalah yang yang diselidiki dengan jalan menggambarkan keadaan pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang nampak sekarang.Peneliti kualitatif tidak menggunakan model-model matematik, statistik, atau komputer.Secara fundamental, penelitian kualitatif bertujuan menganalisa suatu bentuk situasi, konten dan aksi social dibandingkan membuatnya menjadi subjek yang matematis atau bentuk formal lainnya (Lindlof and Taylor, 2002: 18). Proses penelitian dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan digunakan dalam penelitian. Asumsi dan aturan berpikir yang akan digunakan dalam penelitian. Asumsi dan aturan berpikir tersebut selanjutnya diterapkan secara sistematis dalam pengumpulan dan pengolahan data untuk memberikan penjelasan dan argumentasi. Penelaah sebagai sumber data ini membutuhkan berbagai instrument pengumpulan data, karena itu peneliti dapat menggunakan metode wawancara mendalam, observasi mendalam, dokumentasi-dokumentasi, rekaman bukti-bukti fisik lainnya (Kriyantono 2006 :66) dengan melakukan wawancara mendalam (indepth interview) kepada para narasumber (Informan) yang dalam penelitian ini adalah executive produser, produser, tim creative, program director dari program musik “Dahsyat” di RCTI yang akan diwawancarai berdasarkan pertanyan-pertanyaan yang dibuat oleh peneliti dengan topic penelitian. Metode wawancara mendalam adalah metode riset di mana periset melakukan kegiatan wawancara tatap muka secara mendalam dan terus-menerus (lebih dari satu kali) untuk menggali informasi dari responden (informan). Metode ini memungkinkan peneliti untuk mendapatkan alasan detail dari jawaban responden yang antara lain mencakup opininya, motivasinya, nilai-nilai ataupun pengalaman-pengalamannya (Kriyantono 2006 :65). Wawancara dilakukan dengan melakukan format wawancara tidak terstruktur, wawancara seperti ini digunakan untuk menemukan informasi yang bukan baku atau informasi tungal (Suprayogo, 2001: 176). Key Informan biasanya terdiri dari atas mereka yang terpilih karena sifatsifat nya yang khas.
Jenis Penelitian Peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif yang menyajikan gambaran yang lengkap latar social dan hubungan dengan apa yang didapat dari penelitian. Selain itu, penelitian ini biasanya ditujukan untuk menghadirkan penjelasan yang lebih terperinci mengenai gejala social
sebagaimana yang telah dimasukan di dalam sub bab permasalahan penelitian (Malo, 1999: 3738). Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang terbatas pada usaha mengungkapkan satu masalah atau keadaaan atau peristiwa sebagaimana adanya (Nawawi, 1996: 2). Penelitian deskriptif merupakan penelitian hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Ciri lain penelitian deskriptif ialah bertitik berat pada observasi dan suasana ilmiah (naturalis setting) peneliti bertindak sebagai pengamat (Issac & Michael 1981: 46). Karakteristik penelitian deskriptif, data yang dikumpulkan adalah beberapa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal itu disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Pada penulisan laporan demikian, penulis dalam menganalisa data yang sangat kaya tersebut dan sejauh mungkin dalam aslinya (Meleong 2005: 11). Dengan demikian perilaku pengamat, pada ketegori atau tahapan ini, dimaksudkan untuk memberi gambaran secara deskriptif mengenai gejala-gejala atau penampilan fisik reaksi, tindakan, serta situasi yang dilakukan oleh penulis dalam kapasitasnya sebagai instrument. Laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran untuk penyajian data tersebut berasal dari wawancara, catatan laporan, hasil rekaman dialog.
Teknik Pengumpulan Data Menurut Meleong teknik penelitian sebagai salah satu bagian penelitian merupakan salah satu unsur yang sangat terpenting. Sedangkan menurut Lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan, seperti dokumen dan lain-lain (Meleong, 2005: 157)
Data Primer Data primer didapat dengan melakukan wawancara secara mendalam (indepth interview) terhadap para key informan, yaitu dilakukan tanya jawab secara langsung dengan Eksekutif Produser, Produser, Program Director, dan tim Creative tersebut. Menurut Barelson, metode indeph interview adalah satu teknik penelitian untuk keperluan mendeskripsikan secara objektif, sistematis, dan kualitatif secara manifest (Meleong, 2004: 163). Kemudian dianalisis dan dibuat suatu kesimpulan.
Data Sekunder Data sekunder didapat dengan cara studi kepustakaan (literature) yaitu membaca bukubuku, majalah serta data dan bahan referensi dari berbagai sumber yang berhubungan atau berkaitan dengan permasalah yang diteliti guna melengkapi data-data yang sudah ada. Untuk mencatat percakapan wawancara menggunakan alat Bantu berupa perekam suara (tape recorder). Selain wawancara, penggunaan data sekunder lain juga digunakan seperti : data tertulis di tempat penelitian atau data-data yang didapat dari RCTI tersebut dan melakukan observasi untuk memberikan kemudahan bagi peneliti untuk menyempurnakan sebagai penelitian.
Teknik Analisis Data Proses analisa data mulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya (Meleong, 2005: 247). Analisa data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif, langkah–langkahnya adalah sebagai berikut (Matthew B. Miles, 1992:12) : 1. Pengumpulan data Pengamatan, wawancara, dan pengumpulan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian. 2. Reduksi data
Reduksi data diartikan sebgai proses pemilihan, pemusatan atau penyederhanaan, pengabstrakan dan tranformasi data kasar yang muncul dari catatan lapangan, reduksi data berlangsung terus-menerus selama proses penelitian berlangsung. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang data yang tidak perlu, mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan. Reduksi data dilakukan dengan cara membuat ringkasan, mengkode data, menelusur tema dan membuat gugus-gugus. Proses tranformasi ini berlangsung hingga laporan lengkap tersusun. 3. Penyajian data Penyajian data merupakan penyusunan, pengumpulan informasi ke dalam suatu matrik atau konfigurasi yang mudah dipahami. Konfigurasi semacam ini akan memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Kecenderungan kognitif manusia adalah penyederhanaan informasi yang kompleks ke dalam suatu bentuk yang dapat dipahami secara mudah. Penyajian data yang sederhana dan mudah dipahami adalah cara utama untuk menganalisis data deskriptif kualitatif yang valid. Penyajian ini biasa dalam matrik, grafik, atau bagan yang dirancang untuk menghubungkan informasi. 4. Menarik kesimpulan Berangkat dari permulaan pengumpulan data, peneliti mulai mencari makna dari data-data yang terkumpul. Selanjutnya peneliti mencari arti dan penjelasannya, kemudian menyusun pola-pola hubungan tertentu ke dalam suatu informasi yang mudah dipahami dan ditafsirkan. Data yang terkumpul disusun ke dalam satuansatuan, kemudian dikategorikan sesuai masalah-masalahnya. Data tersebut dihubungkan dan dibandingkan antara satu dama lain sehingga mudah ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari sikap permasalahan yang ada. Prosedur ini senada dengan prosedur yang direkomendasikan oleh (Moleong, 2001: 110), bahwa proses analisis data dimulai dengan. 1. Menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber dalam hal ini adalah dari hasil wawancara, kuisioner maupun analisis dokumen. 2. Setelah ditelaah maka langkah selanjutnya adalah mengadakan apa yang dinamakan reduksi data yang dilakukan dengan membuat rangkuman yang inti, yaitu proses dan pertanyaan-pertanyaan kunci yang perlu dijaga agar tetap berada didalamnya. 3. Langkah selanjutnya adalah menyusun ke dalam satuan-satuan untuk kemudian dikategorisasikan. 4. Melakukan pemeriksaan keabsahan data dengan teknik tertentu. Diakhiri dengan penafsiran data.
Keabsahan Penelitian Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena beberapa hal, yaitu subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif, alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol, dan sumber data kualitatif yang kurang credible akan mempengaruhi akurasi dari penelitian. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa cara menentukan keabsahan data, yaitu: (Bryman, 2008: hal 376) 1. Kredibilitas (Credibility), yaitu apakah proses dan hasil penelitian dapat diiterima atau dipercaya. Penerapan derajat kepercayaan pada dasarnya menggantikan konsep validitas internal dari non-kualitatif . Dalam menguji keabsahan data peneliti menggunakan teknik observasi secara terus menerus dan sungguh-sungguh, sehingga peneliti semakin mendalami fenomena sosial yang diteliti seperti apa adanya. Peneliti juga melakukan transkrip dari wawancara, kemudian coding ke dalam tahapan coding, mulai dari open coding, axial coding dan selective coding, sehingga bisa dianalisis dengan akurat. 2. Transferabilitas (Transferabilty), yaitu apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan pada situasi yang lain. Konsep validitas itu menyatakan bahwa generalisasi suatu penemuan dapat berlaku atau diterapkan pada semua konteks dalam populasi yang sama atas dasar penemuan yang diperoleh pada sample yang secara representative mewakili yang populasi itu. Dalam penelitian ini kualitas transferability menyajikan data deskriptif lebih lengkap, misalnya melalui latar belakang informan, jawaban dari pertanyaan wawancara, peran informan dalam perusahaan dan lain-lain.
3.
4.
Ketergantungan (Dependability), yaitu apakah hasil penelitian mengacu pada kekonsistenan peneliti dalam mengumpulkan data, membentuk dan menggunakan konsep-konsep ketika membuat interpretasi untuk menarik kesimpulan. Pada penelitian ini dapat dikatakan dependability atau ketergantungan pada penelitian in dilakukan secara cermatdan berhati-hati menggunakan data yang dapat dipercaya. Serta secara konsisten dapat mendapatkan data dari wawancara langsung ataupun observasi langsung darilapangan. Kemudian penelitian ini ditarik kesimpulannya dengan menggunakan metode penelitian yang tepat. Konfirmabilitas (Confirmability), yaitu apakah hasil penelitian dapat dibutktikan kebenarannya di mana hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan. Hal ini dilakukan dengan memperlihatkan hasil penelitian pada informan yang kemudian dikonfirmasikan oleh informan agar hasil dapat lebih objektif.
Teknik lainnya adalah dengan menggunakan teknik trianggulasi, yang lebih mengutamakan efektivitas proses dan hasil yang diinginkan. Oleh karena itu, trianggulasi dapat dilakukan dengan menguji apakah proses dan hasil metode yang digunakan sudah berjalan dengan baik. Seperti (1) jika peneliti menggunakan wawancara mendalam dan observasi partisipasi untuk pengumpulan data, maka peneliti harus menghimpun catatan harian wawancara dengan informan serta catatan observasi. (2) setelah itu dilakukan uji silang terhadap materi catatan-catatan harian itu untuk memastikan tidak ada informasi yang bertentangan antara catatan harian wawancara dan catatan harian observasi. Apabila ternyata catatan harian wawancara dan catatan harian kedua metode ada yang tidak relevan, peneliti harus mengonfirmasi perbedaan itu kepada informan. (3) hasil konfirmasi itu perlu diuji lagi dengan informasi-informasi sebelumnya karena bisa jadi hasil konfirmasi itu bertentangan dengan informasi-informasi yang telah dihimpun sebelumnya dari informan atau dari sumber-sumber lain. Apabila ada yang berbeda, peneliti terus menelusuri perbedaan-perbedaan itu sampai peneliti menemukan sumber perbedaan dan materi perbedaannya, kemudian dilakukan konfirmasi dengan informan dan sumber-sumber lain (Bungin, 2001: 203204). Proses trianggulasi tersebut dilakukan terus-menerus sepanjang proses mengumpulkan data dan analisis data sampai suatu saat peneliti yakin bahwa sudah tidak ada lagi perbedaanperbedaan, dan tidak ada lagi yang perlu dikonformasikan kepada informan. Trianggulasi diperlukan karena setiap teknik memiliki keunggulan dan kelemahan sendiri. Dengan demikian trianggulasi memungkinkan tanggapan realitas secara lebih valid (McGraw Hills, 1978: 174). Trianggulasi memiliki empat tipe antara lain : 1. Trianggulasi Sumber Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda. 2. Trianggulasi Metode Penggunaan berabagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancara dilakukan. 3. Trianggulasi Penyidik Adanya pengamat diluar peneliti yang turut memeriksa hasil pengumpulan data. Dalam penelitian ini, dosen pembimbing studi kasus bertindak sebagai pengamat (expert judgement) yang memberikan masukan terhadap hasil pengumpulan data. 4. Trianggulasi Teori Pengunaan berbagai teori yang berlainan utnuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memenuhi syarat.
HASIL DAN BAHASAN Analisis dan Interpretasi Data Program “Dahsyat” Unit analisis data yang diperoleh dari objek penelitian ini berupa hasil perolehan dari hasil wawancara mendalam dengan Informan, pencatatan dari pengamatan di lapangan, pengumpulan data, ataupun lainnya untuk dipadukan dengan kerangka pemikiran yang telah diuraikan sebagai acuan proses analisa yang proporsional. Adapun analisa yang dilakukan oleh penulis didefenisikan sebagai berikut.
Analisis Proses Pra Produksi Program “Dahsyat” Dalam tahapan Pra Produksi sebuah produksi program, tentunya konsep dan tema lah yang menjadi satu satu hal pertama untuk di diskusikan. Untuk Ulang tahun “Dahsyat” pada akhrinya konsep yang ingin digunakan adalah festival dan untuk tema yang diusung adalah For All an Forever. Setelah penentuan konsep dan tema telah selesai dilakukan, selanjutnya tim produksi akan melakukan pengecekan jadwal rencana pengisi acara untuk di data dan kemudian disaring siapa saja yang akan tampil memeriahkan acara Ulang Tahun Dahsyat ini. Pengisi acara yang direncanakan akan terlibat dalam produksi ini sejumlah 800 orang lebih, jumlah itu masih dalam tahap pengitungan, setelah tahap pengecekan akhirnya di dapat kurang lebih 500 pengisi acara yang terlibat. Program Ulang Tahun “Dahsyat” For All and Forever merupakan program special dari program Dahsyat reguler dalam merayakan hari jadinya yang ke empat. Konsep special pun tentunya sudah dipersiapkan lama sebelum produksi karena akan megusung tema festival dan membuat produksi program yang besar sehingga membutuhkan persiapan yang sangat cermat dan apik. Oleh karena itu, wajar jika persiapan program ini sudah dilakuakn 3 bulan sebelum produksi program, karena mengingat akan banyak sekali content yang di-input, akan banyak sekali pengisi acara yang terlibat dan untuk mengatur semua itu haru melalui pengecekan yang tidak sebentar. Sering terjadi nya tidak kecocokan jadwal antara pengisi acara dengan permintaan televisi lah yang membuat ini membutuhkan persiapan yang matang. Dalam produksi program, pencapaian rating dan share yang tinggi adalah menjadi tujuan utama sebuah program. Untuk mencapai itu, maka dibuatlah strategi dalam penysunan rundown dalam setiap produksi program. Program ini dirancang dengan 3 waktu penayangan dalam satu hari, yaitu pagi Pagi pada pukul 07.00-11.00 wib, lalu sore hari pada pukul 15.00-17.00 wib dan malam hari pada pukul 20.30-00.00 wib. Hal ini bertujuan untuk lebih dekat dan persembahan spektakuler bagi sahabat dahsyat baik yang datang langsung ataupun yang di rumah. Lalu dengan adanya 3 waktu penayangan, yang membedakan diantara nya adalah, pada saat malam hari, program ini di setting dengan full treatment didalamnya, dibuat seolah-olah berkonsep seperti konser besar pada umunya. Sama dengan yang dikatakn oleh Producer Dahsyat. Dalam meeting produksi, akan banyak sekali hal yang akan menjadi pembahasan. Dalam agenda setiap meeting pra produksi Ulang Tahun Dahsyat yang menjadi point utama adalah masalah perkembangan, dari waktu ke waktu apakah persiapan yang dilakukan berjalan dengan lancar, perkembangan apa yang terjadi di setiap divisi, tetunya perkembangan yang positif yang diharapkan daris etiap meeting-nya.
Analisis Proses Produksi Program “Dahsyat” Setiap media penyiaran memiliki persiapan dalam melakukan produksi karena memiliki perhitungan tersendiri dalams etiap menit waktu yang digunakan, apalagi acara live yang pada dasarnya memiliki prinsip show must go on dan tidak memiliki pengulangan. Apa pun dalam detikdetik on air dimulai, tentunya harus memastikan kondisi dari stage dan juga peralatan yang mendukung walaupun sudah dilakukan satu hari sebelumnya. Dari observasi saya, satu jam sebelum jam tayang dimulai semua persiapan sudah di periksa, mulai dari rundown, pengisi acara, sound system, lighting dan lain sebagainya. Tetapi ada satu yang menarik dan membuat semua crew yang bertugas khawatir, dengan ada nya perpindahan arus listrik, berakibat genset yang ada belum menyalan di menit-menit sebelum on air acara. Tapi masalah itu dapat diatasi oleh divisi teknik yang bekerja dengan maksimal dan acara dapat berjalan sebagaimana mestinya. Dengan mengusung tema For All and Forever kali ini Dahsyat menghadirkan 4 panggung sekaligus dalam satu waktu. Pemilihan 4 panggung itu sendiri didasari oleh filosofi dari angka 4 sebagaimana umur yang dimiliki program Dahsyat sampai saat ini. Begitu juga dengan konsep yang ingin diangkat menjadikan acara ini sebagai pesta rakyat dengan menyuguhkan ratusan artis didalamnya, sehingga penonton atau penikmat musik yang datang maupun yang menyaksikan dari rumah dapat terhibur oleh suguhan musik yang sangat beragam. Adapun 4 panggung utama meliputi, panggung air mancur, lobby anex, lobby PS dan main set di studio 4. Selaras dengan kemeriahan panggung yang ada, penggunaan kamera saat produksi pun cukup beragam, guna mendapatkan gambar yang bervariasi dan dinamis, sedikitnya setiap lokasi panggung menggunakan 4 kamera untuk panggung lobby anex dan PS, 5 kamera unutk studio 4, dan 8 kamera untuk panggung air mancur. Studio 4 berlaku sebagai main set akan mengakomodir semua
keperluan dari 3 panggung/set lainnya sehingga akan ada director yang bertugas di setiap panggung dan akan ada chief director yang akan memimpin ketika produksi berlangsung. Seperti yang diungkapkan oleh director Dahsyat. Unsur penting dari sebuah produksi salah satunya adalah tampilan gambar. Tampilan gambar kaitannya dengan bagaimana seorang men-direct sebuah acara sehingga menampilkan suguhan gambar yang bervariasi dan menarik untuk ditonton. Program spesial tentun segala sesuatunya juga dipersiapkan secara khusus dan berbeda, begitu juga dengan teknik pengambilan gambar yang dilakukan. Dengan tata panggung, gimmick, treatment, property yang sudah disipakan sebelumnya oleh tim creative dan divisi terkait untuk mengakomodir agar maksud dan informasi yang ingin disampikan kepada penonton bisa diterima dengan baik harus didukung dengan pengambilan gambar yang tepat. Sebagai contoh, Dahsyat For All and Forever menghadirkan teknologi video mapping saat malam hari di penggung Lobby Anex, teknologi ini digunakan sebagai latar dari panggung tersebut, agar video mapping yang sudah disipakan ini dapat ditampilkan secara maksimal, maka dari itu dibutuhkan teknik pengamilan gambar khusus, dengan cara dominasi wide shoot. Komposisi wide shoot yang diapaki dalam suatu program melebihi standar yang ada. Dalam sebuah produksi sangat memungkinkan untuk muncul sebuah kendala atau konflik, baik secara internal maupun eksternal yang dapat menghambat ataupun mempengaruhi produksi itu sendiri. Kendala itu dapat sangat merugikan jika tidak segera diatasi dengan baik. Disinilah diperlukan kerja tim yang bagus agar setiap masalah yang muncul dapat terselesaikan. Saat produksi Dahsyat For All and Forever beberapa masalah yang muncul antara lain kendala komunikasi. Kendala komunikasi ini lebih disebabkan oleh karena perangkat teknis Handie Talkie yang kurang mendukung atau rusak. Pada akhirnya mengakibatkan komunikasi antar tim terhambat dan sedikit mengganggu proses berjalannya produksi. Tidak menutup kemungkinan dari rundown yang sudah disusun sebelum produksi berlangsung itu untuk mengalami perubahan-perubahan. Faktanya di lapangan terkadang memaksa rundown yang sudah disusun berbula-bulan harus mengalami perubahan karena satu dan lain hal, sebagai contoh keterlambatan pengisi acara sehingga tim creative mengharuskan merubah alur atau isi content dengan yang lain. Perubahan rundown ini akan sangat berpengaruh terhadap jalannya sebuah produksi program. Oleh karena itu, jika terjadi perubahan rundown, sebaiknya segera diinformasikan kepada seluruh divisi yang ada agar tidak mengakibatkan kesalahan atau miss communication antar crew. Perubahan yang dilakukan sebaiknya melalui diskusi untuk mengetahui apakah perubahan yang diinginkan dapat terakomodir dengan maksimal atau tidak. Seperti yang diungkapkan oleh director “Dahsyat”
Analisis Proses Paska Produksi Program “Dahsyat” Dalam tahapan pasca produksi sebuah program, tentunya ada kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh tim produksi, begitupun dengan program Ulang Tahun Dahsyat For All and Forever. Adapun tujuan dari evaluasi itu sendiri adalah untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan. Setiap evaluasi yang dilakukan memiliki point utama untuk di bahas, seperti pada program Ulang Tahun Dahsyat ke empat, yang menjadi point utama dalam kegiatan evaluasi tersebut adalah hasil. Apakah produksi program yang telah dilakukan melahirkan atau menciptakan hasil yang bagus, baik secara kepuasan penonton dan kepuasan produksi. Dalam tahapan pra produksi, akan ada perbedaan antara program yang di produksi secara tapping dan yang di produksi secara live. Untuk program tapping dalam tahap pasca produksi akan melewati proses editing telebih dahulu sebelum ditayangkan di televsi, lain halnya dengan program live, tentunya tidak ada proses editing didalamnya. Tetapi, program live juga dapat melalui proses editing ketika akan melakukan re-run program. Dahsyat For All and Forever melalui permintaan programming berdasarkan rating share yang tinggi melebihi standar yang dimiliki RCTI dan minat penonton akhirnya dilakukan re-run program, untuk itu program ini melakukan proses editing, yang tujuanya lebih kepada penyelarasan slot durasi yang ada. Tidak hanya masalah durasi yang menjadi alasan kenapa sebuah program re-run dilakukan proses editing, seperti yang diungkapkan oleh producer Dahsyat For All and Forever, ada banyak hal yang mendasari proses editing. Seperti, kesalahn host dalam membawakan acara,
performance dari bintang tamu yang kurang menarik, editing tamplate sponsorship dan lain sebagainya.
Analisis SWOT Setelah melakukan penelitian pada program Ulang Tahun “Dahsyat” ke empat yang tayang di stasiun televisi RCTI, dalam hal ini semua bisa menjadi peluang apabila terdapat inovasi. Ide-ide yang berasal dari setiap tim produksi dapat menciptakan peluang disekeliling, terutama dalam sebuah program bisa ditemukan dengan cara analisis SWOT yang berarti Strengths (Kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (Peluang), dan Threats (Ancaman). Setiap program memiliki kekuatan dan adanya kelemahan yang berasal dari dalam dan peluang serta ancama yang datang dari luar. Pada program Ulang Tahun “Dahsyat” terdapat kekuatan (Strengths) dari dalam program yaitu kedua host Olga Syahputra dan Raffi Ahmad yang menjadi bagian terpenting dalam produksi program “Dahsyat” serta menjadi pondasi program tersebut. Dimana Raffi seorang pria yang berlatar belakang sebagai actor ganteng yang tekenal playboy, dan Olga adalah seorang pria yang berlatar belakang komedian yang kocak juga presenter lembut serta bergaya feminim dan serba bisa. Selain itu konten yang sangat beragam juga menjadi kekuatan dari program Ulang Tahun “Dahsyat” yang tidak dimiliki oleh program sejenis, yaitu “Dahsyatnya Indonesia” dan “Dahsyatnya radio”. Kekuatan lainnya adalah penayangan program sebanyak 3 kali dalam satu hari, membuat program ini lebih dekat kepada pemirsa baik yang datang langsung ke lokasi ataupun yang sekedar menonton dari rumah. Ulang Tahun “Dahsyat” yang diadakan pada tanggal 22 Maret 2012 ini menjadi sangat spektakuler karena dimeriahkan oleh 500 pengisi acara dan 4 pannggung yang berbeda dalam setiap penayangannya. Pada program “Dahsyat” setelah adanya kekuatan, program ini juga terdapat kelemahan. Adapun kelemahan (Weakness) yang dimiliki oleh “Dahsyat” yaitu penyusunan content yang ada. Tidak adanya perbedaan yang mencolok dalam 3 waktu penayangan pagi, sore dan malam. Hal ini sangat disayangkan mengingat dengan adanya 3 waktu penayangan seharusnya bisa membuat flow acara yang lebih menarik tidak terlalu sama dan monoton di setiap waktunya. Selain itu, kelemahan juga terlihat dari segi pengisi acara yang terlibat didalamnya. Dengan padatnya jadwal manggung yang mengakibatkan kesulitan untuk menyesuaikan sehingga mengakibatkan ketidak tepatan waktu untuk hadir di tempat acara. Itulah yang mengaibatkan tim inti produksi program “Dahsyat” yang didalamnya ada Eksekutif Produser, Produser, Kreatif, PD dituntut untuk berpikir cepat bagaimana mencari solusi yang baik supaya tidak terhalang dalam melakukan produksi. Seperti halnya Produser yang bertanggung jawab dalam produksi harus mampu memberikan koordinasi dengan tim dengan mengatasi kondisi dan mengakibatkan perubahan. Dalam program “Dahsyat” terdapat peluang (Opportunities) dimana dengan konsep 4 panggung ditambah dengan area tambahan seperti inflantables, gerbang RCTI dan area radio dapat menjadi cara untuk mengakomodir ratusan artis yang akan tampil atau peluang-peluang bekerjasama dengan berbagai pihak untuk mengisi spot content dengan tentunya menambah kaya dan mengeksplore ide-ide yang ada. Juga dengan adanya 4 panggung dan area luas yang disediakan oleh RCTI untuk penyelenggaran Ulang Tahun “Dahsyat” memungkinkan untuk menampung sahabat dahsyat yang lebih banyak dengan suguhan acara yang beragam. Penonton yang datang langsung dapat disebar dalam 4 titik. Melihat sumber ide yang sangat banyak, tidak mungkin kita dapat melaksanakan seluruhnya. Kita dibatasi oleh sumber daya yang terbatas, sehingga kita harus memilih ide atau gagasan yang cukup layak untuk dikerjakan. Dalam penelitian terhadap program “Dahsyat” yang tayang di stasiun televisi RCTI, adanya peluang untuk program ini dilihat dari ide-ide atau gagasan seperti mengenai kebutuhan pasar dan mengembangkan produk yang telah ada. Jadi jika dijelaskan ada keterkaitannya antara program yang dalam hal ini adalah program “Dahsyat” dipadukan dengan mengenali kebutuhan pasar yaitu adanya rasa cinta masyarakat terhadap berbagai jenis musik terutama musik Indonesia, dan keterkaitannya dengan ide mengembangkan produk yang telah ada yaitu adalah hasil karya musik dari pelaku musik Indonesia dan untuk mengembangkannya dengan adanya media untuk mempromosikan produk atau hasil karya yang diciptakan, dan dalam hal ini yang menjadi media sebagai sarana promosi yaitu program “Dahsyat”. Sedangkan untuk ancaman (threats) merupakan suatu tantangan bagi tim produksi, bagaimana bersaing untuk menjadikan tayangan yang terbaik dan memiliki tingkat share yang tinggu diantara program musik sejenis di televisi lain yang meiliki jam tayang yang tidak jauh
berbeda untuk Dahsyat di pagi hari, sedangkan sore dan malam hari harus bersaing dengan program berbeda tetapi meiliki share yang tinggi pula. Disinilah upaya tim produksi meng-create produksi program “Dahsyat” untuk mempertahankan penontonnya supaya tidak berpindah channel ke stasiun televisi lain. Bukan hanya itu, faktor internal juga dapat menimbulkan ancaman di “dahsyat”, kembali lagi ke kondisi semua talent yang harus menghargai waktu untuk hadir sesuai dengan yang dijadwalkan. Dengan itu, rundown yang disusun dan telah menyesuaikan data share akan menghasilkan tampilan yang menarik, tetapi jika terjadi sebaliknya bahwa pengisi acara terutama host nya tidak tepat waktu akan mengakibatkan tampilan yang tidak maksimal dan dikalahkan oleh pesaing di stasiun televisi lain.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dalam bab ini peneliti akan menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. Peneliti telah melakukan penelitian mengenai strategi produksi yang diterapkan oleh tim produksi program musik “Dahsyat” episode spesial ulang tahun yang ke empat di RCTI, pada tanggal 22 Maret 2012. Pada penelitian yang dilakuakn terhadap program “Dahsyat” yang tayang di RCTI, maka dapat disimpulkan : 1. Dalam program Ulang Tahun “Dahsyat” yang ke empat, tim produksi mengawalinya dengan melewati tahapan Pra Produksi yang dimulai dengan perencanaan yaitu meeting 3 bulan sebelum jadwal penayangan untuk menentukan pengisi acara, content, gimmick, properti, penjadwalan, pembagian tugas untuk masing-masing crew, pembangunan stage, penyusunan skema teknis baik kamera dan lighting. 2. Pada tahapan Produksi, program Ulang tahun “Dahsyat” yang ke empat ini dilakukan secara Live, dengan 3 waktu penayangan dalam sehari yaitu Pagi pada pukul 07.0011.00 wib, lalu sore hari pada pukul 15.00-17.00 wib dan malam hari pada pukul 20.30-00.00 wib. Hal ini bertujuan untuk lebih dekat dan persembahan spektakuler bagi sahabat dahsyat baik yang datang langsung ataupun yang di rumah. Bagi tim yang bertugas pada hari itu, diharuskan hadir paling lambat satu jam sebelum live. 3. Pada tahapan Pasca Produksi yang dilakukan tim produksi program “Dahsyat” adalah menganalisa data share sebagai evaluasi dari hasil produksi yang telah dilakukan. Karena dilakukannya re-run program maka dari itu program ulang tahun “dahsyat” melewati proses editing untuk menselaraskan slot durasi yang ada. Terdapat analisis SWOT pada program spesial ulang tahun “Dahsyat”, yang dimana merupakan Strengths (Kekuatan) kedua host yaitu Raffi Ahmad dan Olga Syahputra serta konsep penayangan dan isi content yang mengenai musik dan gimmick yang bervariasi. Weakness (kelemahan) terdapat kesamaan konsep di setiap waktu penayangan, tidak adanya perbedaan yang mencolok dari ketiga waktu tersebut. Opportunities (Peluang) program ulang tahun “Dahsyat” berkesempatan menjalin kerjasama dengan media-media lain untuk mengisi content dan promosi event serta tidak terlepas dari adanya saling membuthkan antara “Dahsyat” dengan pengisi acara seperti artis/band untuk media berpromosi. Threats (ancaman) terdapat pada perubahan rundown yang sudah disesuaikan dengan data share, menyebabkan tampilan tidak maksimal.
Saran 1. 2.
3. 4.
Dalam produksi, jika ada perubahan content, sebaiknya di beritahukan secara cepat dan serentak kepada tim yang bertugas agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan produksi. Host “Dahsyat” sebaiknya datang lebih tepat waktu 30 menit sebelum program dimulai. Begitu juga pemilihan pengisi acara yang tampil pada ulang tahun “Dahsyat” ini seharusnya lebih selektif. Para Host harus menghindari aksi-aksi dengan undur SARA atau pornografi, karena “Dahsyat” disaksikan berbagai kalangan dan usia. Dari 3 waktu penayangan yang ada, tidak terlihat perbedaan yang mencolok dari segi konseo dan penyajian content yang ada, sehingga tidak ada alur yang jelas dari waktu penayangan tersebut dan anti klimaks.
REFERENSI Effendy, Onong Uchjana. (2003). Ilmu, teori dan filsafat komunikasi. Bandung : Citra Aditya Bakti Elvinaro, Ardianto. (2000). Komunikasi Massa Suatu Penghantar. Bandung: Simbiosa Rektama Media. Hamidi. (2007). Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang: Universitas Muhammdiyah Malang. McQuail, Dennis.(2000) Mass Communication Theory, London: SAGE Publications Moleong, Lexy J. (2006). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Muhammad, Drs. Arni. (2007). Komunikasi organisasi. Jakarta : Bumi Aksara. Nurudin. (2007). Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Pace, F. Wayne dan Don F. Faules. (2005). Komunikasi organisasi : Strategi meningkatkan kinerja perusahaan. Jakarta : Penerbit Erlangga. Rakhmat, Jalaludin (2003). Metode penelitian komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Ruslan, Rosady. (2004). Metode penelitian public relations dan komunikasi (Edisi Pertama). Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Soemirat, Soleh, Elvinaro Ardianto & Suminar, Yenny Ratna. (1999). Komunikasi Organisasi. Jakarta : Universitas Terbuka Soenarto, R.M (2007). Program Televisi Dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran. Jakarta: FFTV-IKJ Press. Wibowo, Fred. (2009). Dasar-Dasar Produksi Program Televisi. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Wibowo, Fred. (2009). Teknik produksi program televisi. Yogyakarta : Pinus Book Publisher Wiryanto. (2000). Pengantar Ilmu Komunikasi . Jakarta: Grasindo.
RIWAYAT PENULIS Arief Tri Susanto lahir di kota Bandung pada 29 Januari 1989. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Broadcasting pada tahun 2012. Saat ini bekerja sebagai cofounder di Chain Synergy Event Organizer dan Multimedia.