1
Draft 4: Standar Proses UPI (3April 2011)
STANDAR PROSES PEMBELAJARAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA I. PENDAHULUAN A. RASIONAL Standar proses merupakan bagian tak terpisahkan dari delapan standar nasional pendidikan lainnya, yaitu standar kompetensi lulusan, standar isi, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian. Standar proses Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) merupakan ketentuan dalam proses pembelajaran yang harus dipenuhi Universitas dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Sebagaimana tertuang dalam Renstra tahun 2011-2015, UPI telah menetapkan tujuan yang harus dicapai lima tahun yang akan datang yang diharapkan dapat menjadi batu loncatan (mile stone) tercapainya visi UPI sebagai universitas pelopor dan unggul dalam bidang pendidikan (World Class University in Education) dua puluh lima tahun yang akan datang. Sasaran antara itu juga sesungguhnya merupakan bagian integral dari Renstra Kemendiknas 2010-2014 yang ditetapkan dalam rangka mencapai tujuan nasional mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan demikian, pemenuhan standar proses UPI harus senantiasa diarahkan pada pencapaian visi universitas, yaitu memiliki kepeloporan dan keunggulan dalam bidang pendidikan, khususnya pelopor dan unggul sebagai universitas pendidikan berbasis penelitian (research-based teaching university) dimana penelitian dan pendidikan akan saling menguatkan sehingga terjadi proses perabukan silang (cross fertilization). Stándar proses pembelajaran ini terdiri atas setidaknya empat hal, yaitu: bagaimana pembelajaran direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan dimonitor serta dievaluasi agar terjadi peningkatan mutu secara berkelanjutan atau Kaizen. Pada intinya, perencanaan pembelajaran mencakupi penyusunan silabus dan SAP, sedangkan pelaksanaan mencakupi pembukaan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Penilaian mencakupi aspek penilaian, pengembangan instrumen penilaian, pengolahan dan pelaporan hasilnya. Terakhir, kegiatan monitoring proses pembelajaran setidaknya mencakupi monitoring perkuliahan dan praktikum, pengelolaan administrasi pembelajaran dan penilaian, serta penanganan keluhan mahasiswa. B. LANDASAN HUKUM 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen SENAT AKADEMIK | UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
1
2
Draft 4: Standar Proses UPI (3April 2011)
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum 6. Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal 7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. 8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar Minimum bagi Perguruan Tinggi yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. 9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Statuta Perguruan Tinggi. C. TUJUAN Tujuan ditetapkannya standar proses UPI ini adalah: 1. Tersedianya standar proses pembelajaran bagi segenap civitas akademika UPI dalam menjalankan tugas sehari-hari sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masingmasing. 2. Tersedianya standar implementasi proses pembelajaran yang dapat memotivasi seluruh civitas akademika UPI untuk selalu bekerja di dalam standar yang dari hari ke hari makin meningkat kualitasnya. 3. Terjadinya proses pembelajaran bermutu tinggi, transparan dan akuntabel yang dapat memenuhi harapan segenap pemangku kepentingan universitas. 4. Terjadinya proses pembelajaran yang efektif dan efisien serta selalu berorientasi kepada hasil yang lebih baik yang dapat menunjang kepeloporan dan keunggulan universitas. Dampak atau outcome yang diharapkan dari standar proses ini di antaranya adalah 1. Terjadinya peningkatan kualitas dan hasil pembelajaran secara terus menenerus pada setiap aspek dan ranah pembelajaran. 2. Terjadinya peningkatan yang terus menerus dalam kualitas layanan kepada mahasiswa sehingga harapan dan kepuasan mahasiswa juga senantiasa terus meningkat. 3. Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas penyelenggarakaan pendidikan yang dilakukan Universitas. 4. Dihasikannya lulusan yang dapat memenuhi dan merespon setiap dinamika yang terjadi pada masyarakat lokal maupun global.
SENAT AKADEMIK | UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2
3
Draft 4: Standar Proses UPI (3April 2011)
D. SASARAN Standar proses ini diharapkan menjadi pedoman bagi segenap civitas akademika UPI dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Secara lebih rinci, standar proses ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi: 1. Pimpinan Universitas 2. Dosen 3. Mahasiswa 4. Pustakawan, laboran, dan teknisi 5. Staf administrasi Standar proses ini diharapkan dapat menjadi rujukan seluruh penyelenggaraan proses pembelajaran pada jenjang pendidikan tinggi di lingkungan UPI baik pada tingkat universitas, fakultas, Kampus Daerah, Sekolah Pascasarjana, Fakultas, Jurusan, dan Program Studi. E. PENGERTIAN Proses pembelajaran adalah interaksi antara pembelajar dengan pendidik dan sumber belajar (Pasal 1, Butir 20, UU No 20 Tahun 2003) pada suatu lingkungan belajar. Interaksi itu terjadi antara dosen, mahasiswa, perpustakaan, layanan Internet, dan sumber belajar lainnya. Dalam interaksi itu terjadi perubahan yang dialami mahasiswa dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Standar Proses UPI adalah standar pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang ditetapkan UPI. F. MEKANISME PENETAPAN STANDAR PROSES Standar proses ditetapkan dengan meramu visi universitas dan kebutuhan pemangku kepentingan (stakeholders). Visi UPI sebagai kampus pelopor dan unggul merupakan pernyataan yang menggambarkan penglihatan UPI ke masa mendatang dalam lingkup misinya, serta kemampuan mengidentifikasi tantangan yang mungkin muncul dan mendefinisikan perannya pada bidang tugas yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai pemangku kepentingan utama UPI. Berdasarkan visi dan misi ditetapkan, dirinci proses akademik yang berlangsung sejak perekrutan mahasiswa baru hingga proses wisuda. Selanjutnya, diidentifikasi standar-standar yang harus dipenuhi agar visi dan misi yang telah ditetapkan dapat dicapai. Standar proses disusun dengan mengidentifikasi persyaratan minimal yang harus dipenuhi agar proses pembelajar dapat memenuhi standar yang telah ditetapkan. Bila standar proses terpenuhi, mutu pembelajaran dan SENAT AKADEMIK | UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
3
4
Draft 4: Standar Proses UPI (3April 2011)
pada akhirnya mutu lulusan diharapkan meningkat secara terus menerus (kaizen). Persyaratan-persyaratan pembelajaran yang telah teridentifikasi ditetapkan oleh lembaga normatif universitas tertinggi, yaitu Senat Akademik, dan implementasinya dilakukan oleh pimpinan dan seluruh civitas akademika universitas. G. MEKANISME PEMENUHAN STANDAR Agar standar yang telah ditetapkan dapat terpenuhi, setiap unit kerja yang ada di lingkungan UPI dapat menyusun strategi pemenuhan standar proses berdasarkan situasi dan kondisi unit kerjanya masing-masing dalam bentuk Prosedur Operasional Baku (POB). Standar proses dan penjabarannya dalam bentuk POB harus dapat menunjang pencapaian visi UPI sebagai kampus pelopor dan unggul (leading and outstanding) baik dalam pendidikan disiplin ilmu, maupun ilmu pendidikan, baik pada tingkat nasional maupun regional. Keunggulan UPI terletak pada kualitas layanan jasa yang dihasilkan yang dapat memuaskan para pemangku kepentingannya, yang mencakupi sektor produktif, masyarakat luas, pemerintah, dan masyarakat universitas itu sendiri seperti mahasiswa, dosen, dan staf pendukung lainnya. Penetapan standar proses harus mempertimbangkan kebutuhan para pemangku kepentingan, terutama kualitas lulusan agar mampu memenuhi kompetensi yang dibutuhkan pengguna lulusan. Setiap unit kerja yang ada di lingkungan UPI harus andil dalam pemenuhan standar proses. Setiap unit kerja yang ada harus dipandang sebagai satu kesatuan karena semuanya berada dalam satu rangkaian proses yang utuh, yaitu mengantarkan mahasiswa menjadi lulusan yang berkualitas. Setiap unit harus melakukan kinerja terbaik sesuai tugas pokok dan fungsinya masing-masing agar mampu memuaskan tidak hanya mahasiswa, namun juga unit-unit kerja lainnya yang terkait sebab bila sebuah unit kerja memiliki kinerja yang kurang baik, unit lainnya akan terganggu. Bila kepuasan unit terkait terganggu, kepuasan mahasiswa pun akan terganggu pula. Agar standar proses pembelajaran terpenuhi, ada beberapa aspek terkait proses pembelajaran yang harus dilakukan atau dipenuhi, yaitu: 1. Perencanaan pembelajaran Materi Metode Proses pembelajaran Penilaian hasil pembelajaran Sarana pembelajaran dan pemanfatannya 2. Pelaksanaan proses pembelajaran 3. Interaksi dosen dan mahasiswa 4. Administrasi pendukung pembelajaran 5. Pengawasan dan pengendalian mutu pembelajaran 6. Pengaksesan fasilitas pendukung pembelajaran SENAT AKADEMIK | UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
4
5
Draft 4: Standar Proses UPI (3April 2011)
7. Interaksi akademik mahasiswa dengan pihak lain di luar disiplin ilmunya
H. MANAJEMEN PENGENDALIAN STANDAR 1. Pengendalian standar dapat dilakukan melalui perencanaan: 1) Pengendalian proses pembelajaran 2) Evaluasi pembelajaran 3) Evaluasi dosen oleh mahasiswa 2. Dosen bersama mahasiswa mengusahakan agar proses pembelajaran yang terjadi: 1) Memperhatikan kebutuhan dan kepentingan mahasiswa. 2) Bersifat kooperatif dengan melibatkan berbagai ranah pembelajaran. 3) Mengembangkan belajar mandiri (autonomous learning). 4) Mengembangkan kualitas pribadi (soft skills). 5) Mengembangkan sikap dan keterampilan agar dapat terus belajar sepanjang hayat (lifelong learning). 6) Memanfaatkan IPTEK (ICT). 3. Evaluasi proses pembelajaran harus: 1) Memperhatikan penilaian proses dan hasil. 2) Dilakukan secara reguler dan hasilnya diadministrasikan dengan baik. 3) Dilakukan sesuai standar yang ditetapkan (batas kelulusan, penggunaan penafsiran hasil belajar berdasarkan penilaian acuan patokan (PAP). 4) Transparan dan akuntabel. 4. Evaluasi dosen 1) Evaluasi dosen dilakukan oleh mahasiswa untuk memastikan dosen telah mengupayakan agar mahasiswa memperoleh pengalaman pembelajaran yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. 2) Evaluasi dapat dilakukan secara tertutup atau terbuka. Secara tertutup dapat dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang pemeriksaannya dapat menggunakan komputer. Sedangkan secara terbuka dapat dilakukan dengan memberikan pertanyaan terbuka yang nantinya akan dianalisis langsung oleh pimpinan program studi atau oleh dosen yang bersangkutan. 3) Hasil evaluasi disampaikan kepada mahasiswa, dosen, dan pimpinan jurusan untuk kepentingan pemberian tunjangan prestatif dosen dan perbaikan KBM.
SENAT AKADEMIK | UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
5
6
Draft 4: Standar Proses UPI (3April 2011)
I. LANDASAN PEMBELAJARAN 1. Pilar Belajar Proses pembelajaran di UPI harus memperhatikan pilar belajar UNESCO ”plus” yang meliputi: learning to know, learning to do, learning to live together, dan learning to be, ditambah learning to believe in God, sebagai spektrum penyelenggaraan pendidikan. 2. Dimensi Belajar Inti pendidikan adalah belajar, yaitu perubahan pengetahuan, keterampilan, sikap atau perilaku ke arah yang lebih baik karena pengalaman belajar tertentu. Dimensi belajar itu dapat berupa: dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mau menjadi mau, dari tidak biasa menjadi terbiasa, dari bersikap negatif menjadi bersikap positif, atau dari tidak ikhlas menjadi ikhlas. Belajar tidak sekedar transfer pengetahuan (knowledge), melainkan juga penumbuhkembangan nilai-nilai (values), keterampilan (skills), sikap (attitudes), dan ketaqwaan kepada Tuhan (spiritual values). 3. Pilar Pembelajaran Dimensi belajar sebagaimana disebutkan di atas membutuhkan pembelajaran yang mencakupi: pertama, pilar kedekatan yang kuat (high touch) yang dibangun berdasarkan prinsip ”ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tutwuri handayani, dan gotong royong. Kedua, pilar teknologi tinggi atau high tech, yang didasarkan atas prinsip ”alam takambang jadi guru” (berguru kepada alam), silih asah, silih asih, silih asuh (saling berbagi pengetahuan, saling mengasihi, dan saling membimbing), agar menjadi mahasiswa yang cageur, bageur, singer, pinter (sehat jasmani dan rohani, berbudi pekerti luhur, terampil, dan pintar atau smart). 4. Muatan Pembelajaran Pembelajaran yang menegakkan pilar high touch dan high tech sebagaimana disebutkan di atas harus mengandungi nilai-nilai: (1) iman dan takwa, (2) inisiatif (kreativitas, kepekaan, semangat, aspirasi, motivasi dan ambisi), (3) rajin (bekerja keras, ulet, pantang menyerah, disiplin, produktif, menggunakan nilai tambah yang positif yang didasari oleh IPTEKS serta memperhatikan kebersihan, keindahan, dan keamanan), (4) individu (bakat, minat, dan perbedaan individu lainnya), (5) interaksi (sosial dan kontekstual dengan lingkungan), (6) ilmiah (logis dan sistematis, berdasarkan fakta), dan (7) edukatif (mencerminkan pribadi terdidik, matang, dan dewasa). 5. Hasil Pembelajaran Hasil pembelajaran diharapkan dapat menghasilkan produk yang ber-triguna, yaitu makna guna, daya guna, dan karyaguna. Pada tahap awal, proses pembelajaran menghasilkan sesuatu yang bermakna bagi mahasiswa, dan dirasakan gunanya oleh mahasiswa. Hasil belajar yang bermakna guna itu merupakan sesuatu yang benar-benar menyatu dalam diri mahasiswa dengan berbagai konteksnya. Perolehan yang bermakna
SENAT AKADEMIK | UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
6
7
Draft 4: Standar Proses UPI (3April 2011)
itu mendorong mahasiswa (berdaya guna) untuk berperilaku atau berbuat (berkarya guna) sesuai dengan kompetensi dan konteksnya. J. PERAN UPI Peran UPI dalam proses penyelenggaraan pembelajaran mencakupi peran pimpinan UPI, program studi, mahasiswa, kurikulum, sumber daya pembelajaran, pengelolaan proses pembelajaran, suasana akademis, dan penjaminan mutu. 1. Kepemimpinan UPI Kepemimpinan UPI mencakupi Rektor, para pembantu rektor, dekan, direktur sekolah pascasarjana, direktur kampus daerah, serta unsur pimpinan lainnya yang terkait langsung dengan proses pembelajaran. Dalam kaitannya dengan pemenuhan standar proses, Rektor UPI berkewajiban: 1) Memastikan bahwa kegiatan pembelajaran di kelas terlaksana sesuai standar yang telah ditetapkan melalui monitoring dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran baik melalui penjaminan mutu internal maupun eksternal. 2) Mengimplementasikan kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan untuk mencapai proses pembelajaran yang bermutu. 3) Memanfaatkan, menambah dan mengelola sarana dan prasarana sesuai Standar Prasarana-Sarana Perguruan Tinggi untuk disiplin ilmu/teknologi/seni yang menjadi kekhususan program studi. 4) Menyediakan dana untuk proses pembelajaran bermutu sesuai Standar Pembiayaan Perguruan Tinggi. 5) Meningkatkan kualitas SDM universitas secara terus menerus baik melalui pendidikan bergelar, nirgelar, atau penciptaan suasana akademik yang mendukung. 6) Memastikan bahwa setiap ketidaksesuaian dalam proses pembelajaran dan keluhan mahasiswa diperhatikan dan ditindaklanjuti oleh unit kerja terkait. Untuk memenuhi standar proses, para dekan, direktur SPs, dan Direktur Kampus Daerah di lingkungan UPI berkewajiban: 1) Melakukan supervisi dan mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran baik melalui penjaminan mutu internal maupun eksternal dengan mengaktifkan unsur pelaksana penjaminan mutu terkait. 2) Berinisiatif meningkatkan mutu proses pembelajaran oleh dosen sesuai dengan target mutu yang telah ditetapkan dalam visi, misi, dan renstra unit kerja masing-masing. 3) Mengimplementasikan kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan untuk menciptakan proses pembelajaran yang bermutu. 4) Memanfaatkan, menambah dan mengelola sarana dan prasarana sesuai Standar Prasarana-Sarana Perguruan Tinggi untuk disiplin ilmu yang menjadi kekhususan fakultas masing-masing. 5) Menyediakan dan mengalokasikan dana untuk proses pembelajaran bermutu sesuai Standar Pembiayaan Perguruan Tinggi. 6) Meningkatkan kualitas SDM fakultas secara terus menerus baik melalui pendidikan bergelar, nirgelar, atau penciptaan suasana akademik yang mendukung. SENAT AKADEMIK | UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
7
8
Draft 4: Standar Proses UPI (3April 2011)
7) Meningkatkan kualitas layanan kepada mahasiswa melalui standarisasi proses layanan akademik yang berlangsung di fakultas atau direktorat masing-masing. 2. Jurusan/Program Studi Jurusan/Program studi mempunyai tugas dan kewajiban: 1) Menyelenggarakan sistem pembelajaran dengan SKS (Sistem Kredit Semester), yang mengacu kepada Standar Isi Pendidikan Tinggi. 2) Mengembangkan interaksi yang kondusif dan konstruktif dalam rangka memantapkan dan meningkatkan mutu materi dan proses pembelajaran. 3) Mengembangkan kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan untuk memperkaya proses pembelajaran dalam rangka peningkatan suasana akademis. 4) Bertanggung jawab atas terselenggaranya proses pembelajaran serta evaluasi hasil pembelajaran yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. 5) Mendorong Gugus Kendali Mutu (GKM) program studi untuk aktif bekerja sama dengan Satuan Kendali Mutu (SKM) Fakultas dan Satuan Penjaminan Mutu (SPM) UPI dalam melakukan monitoring dan evaluasi internal proses pembelajaran untuk memastikan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan telah memenuhi standar yang ditetapkan. 6) Merumuskan, merencanakan, dan mengusulkan sumber daya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proses pembelajaran di tingkat program studi. 7) Menangani dan menindaklanjuti keluhan, aspirasi, dan masukan mahasiswa 8) Menyediakan sumber belajar yang relevan dengan kebutuhan dan karakteristik program studi. 9) Melakukan pengukuran ketercapaian sasaran mutu pembelajaran yang telah ditetapkan serta melakukan langkah tindak lanjut yang diperlukan. 10) Memotivasi mahasiswa agar aktif berpartisipasi secara penuh demi keberlangsungan proses pembelajaran yang bermutu. 3. Mahasiswa Mahasiswa berkewajiban untuk: 1) Berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. 2) Mengembangkan kreativitas dan kemampuan diri yang berkarakter, cerdas, dan terampil berdasarkan iman dan takwa dalam kaitannya dengan proses pembelajaran. 3) Memfasilitasi diri untuk keberhasilan proses pembelajaran. 4) Menaati dan memenuhi ketentuan mengenai standar proses pembelajaran yang ditetapkan oleh dosen, program studi dan UPI. 5) Menaati kode etik dan pedoman perilaku mahasiswa yang telah ditetapkan UPI.
SENAT AKADEMIK | UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
8
9
Draft 4: Standar Proses UPI (3April 2011)
4. Kurikulum 1) UPI membentuk Tim Pengembang Kurikulum (TPK) yang merupakan representasi disiplin ilmu yang dikembangkan UPI. 2) TPK mengkaji dan mengembangkan kurikulum secara berkala sesuai tuntutan perkembangan ilmu dan kebutuhan masyarakat serta sejalan dengan tuntutan Standar Isi Pendidikan Tinggi menurut jenis program pendidikan akademik, profesi, dan atau vokasi yang setidaknya memuat: tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. 3) UPI menyosialisasikan kurikulum secara terus menerus dan mengevaluasi efektivitasnya secara periodik melalui kajian yang melibatkan stakeholders utama seperti mahasiswa, alumni, dan pengguna lulusan. 5. Sumber Daya Pembelajaran 1) Dosen berkewajiban: (1) Menyusun silabus dan satuan acara perkuliahan (SAP), melaksanakan proses pembelajaran, serta mengevaluasinya. (2) Memperbaharui materi, strategi, metode dan teknik pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekitar, khususnya dengan memanfaatkan teknologi informasi secara optimal. (3) Menyelenggarakan proses pembelajaran yang terprogram dan akuntabel berdasarkan kurikulum, silabus, SAP, dan peraturan akademik yang diberlakukan oleh program studi dan universitas sesuai target mutu yang telah ditetapkan. (4) Menyelenggarakan proses pembelajaran melalui tatap muka, penugasan terstruktur lapangan (laboratorium, bengkel, studio, simulator) maupun tugas mandiri. (5) Melakukan penelusuran bahan-bahan pustaka, baik dari perpustakaan, pusat sumber belajar, dunia maya) (6) Menyiapkan bahan-bahan ujian sesuai dengan karakteristik bahan dan tujuan pembelajaran, melaksanakan ujian serta mengadministrasikan dan melaporkan hasilnya secara transparan (7) Melakukan penelitian dan memanfaatkan hasilnya baik dalam kegiatan pembelajaran maupun dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat untuk memantapkan dan mengembangkan materi dan penyelenggaraan pembelajaran yang meningkat kualitasnya secara berkelanjutan. (8) Menyelenggarakan pelayanan akademik secara individual kepada mahasiswa baik berupa bimbingan akademik, bimbingan skripsi, bimbingan belajar, maupun bimbingan karir.
SENAT AKADEMIK | UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
9
10
Draft 4: Standar Proses UPI (3April 2011)
2) Tenaga penunjang pembelajaran (laboran, teknisi, pustakawan) (1) Memberikan pelayanan secara optimal bagi penyediaan fasilitas pembelajaran seperti bahan pustaka, alat bantu dan bahan pembelajaran untuk laboratorium/ bengkel kerja/simulator, perpustakaan dan pusat sumber belajar. (2) Memberikan layanan keamanan, keselamatan, dan kebersihan kerja, bagi penyediaan fasilitas dan keberlangsungan proses pembelajaran sesuai standar mutu yang telah ditetapkan. 6. Pengelolaan pembelajaran Dalam mengelola pembelajaran, dosen berkewajiban untuk: 1) Menciptakan komunikasi yang efisien dan efektif dengan pihak yang terkait dengan proses pembelajaran seperti mahasiswa, staf administrasi jurusan dan fakultas, direktorat akademik, dan direktorat teknologi informasi dan komunikasi 2) Menyelenggarakan pembelajaran dengan menerapkan: (1) Format kelas, kelompok, atau individual. (2) E-learning. (3) Pembelajaran melalui laboratorium/bengkel/studio/simulator dan atau lapangan. (4) Penerapan sistem pembelajaran tuntas (mastery learning). (5) Penciptaan suasana pembelajaran yang mengembangkan kemampuan berpikir, merasa, bersikap, berempati, bertindak dan bertanggung jawab. (6) Menciptakan sistem pembelajaran yang terprogram dan akuntabel berdasarkan kurikulum, silabus, SAP, dan peraturan akademik yang berlaku sesuai dengan target yang mutu yang telah ditetapkan. 2) Menyelenggarakan pembelajaran dengan sistem SKS mengacu kepada Standar Isi Perguruan Tinggi. 3) Melaksanakan sistem pembelajaran melalui tatap muka, tugas terstruktur, tugas mandiri, tugas lapangan, laboratorium/bengkel kerja/studio/simulator, penelusuran bahan perkuliahan dan bahan ujian dan mengadministrasikannya secara transparan. 4) Memanfaatkan sistem informasi, baik konvensional maupun elektronik, secara optimal untuk menunjang proses pembelajaran yang bermutu. 5) Mengembangan karakter positif yang dapat menunjang pembangunan karakter bangsa (character building) baik melalui contoh maupun keteladanan, seperti kejujuran, kerja keras, pluralis, menghormati orang lain, beorientasi pada hasil, kreatif, hemat, percaya diri, menghormati hukum dan peraturan, bangga sebagai bangsa Indonesia, ramah lingkungan, serta peduli atas pergaulan dunia. 7. Suasana Akademik Pimpinan program studi berkewajiban meningkatkan suasana akademis di lingkungan unit kerjanya masing-masing dengan
SENAT AKADEMIK | UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
10
11
Draft 4: Standar Proses UPI (3April 2011)
1) Menciptakan interaksi yang kondusif dan konstruktif antara dosen, mahasiswa, petugas penunjang pembelajaran dan lingkungan. 2) Memanfaatkan hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat untuk meningkatkan mutu pembelajaran. 3) Menerapkan kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan. 4) Menerapkan budaya menulis, meneliti, memublikasikan karya ilmiah serta mengikuti presentasi dan pertemuan ilmiah lainnya di kalangan para dosen baik di dalam maupun luar negeri. 5) Melakukan cross fertilization antara program studi kependidikan dan nonkependidikan. 6) Melakukan networking dengan rekan profesi baik di dalam maupun di luar negeri 8. Perpustakaan Dalam rangka menunjang proses pembelajaran yang bermutu, Perpustakaan UPI berkewajiban: 1) Menyediakan bahan pustaka yang memadai sesuai dengan tuntutan kebutuhan mahasiswa dan dosen. 2) Menyediakan, mengolah, memelihara dan mengelola bahan pustaka untuk menunjang proses pembelajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang bermutu. 3) Melakukan langkah-langkah strategis yang selain dapat memenuhi layanan kepada pemustaka yang efektif dan efisien juga dapat meningkatkan citra universitas baik di dalam maupun luar negeri. 9. Penjaminan Mutu 1) Satuan Penjaminan Mutu (SPM) (1) Mengembangkan dan melaksanakan sistem penjaminan mutu UPI. (2) Menyusun perangkat yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan sistem penjaminan mutu UPI. (3) Menyelenggarakan sosialisasi, pelatihan, dan kerjasama penjaminan mutu. (4) Mengkoordinasikan, memfasilitasi, dan memotivasi kegiatan penjaminan mutu pada setiap unit kerja di lingkungan UPI. (5) Melakukan evaluasi pelaksanaan sistem penjaminan mutu UPI. (6) Melaporkan secara berkala pelaksanaan penjaminan mutu UPI untuk setiap periode mutu. (7) Merumuskan kebijakan pimpinan UPI tentang pengawasan proses pembelajaran secara internal. (8) Menyiapkan bahan-bahan tentang mutu proses pembelajaran yang diperlukan untuk penilaian secara eksternal.
SENAT AKADEMIK | UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
11
12
Draft 4: Standar Proses UPI (3April 2011)
2) Satuan Kendali Mutu (SKM) (1) Bersama-sama GKM menyusun standar mutu setiap kegiatan pada unit kerja yang bersangkutan. (2) Mengkoordinasikan, memfasilitasi, dan memotivasi GKM untuk menyusun prosedur operasional baku (POB) setiap kegiatan yang diselenggarakan. (3) Bersama-sama GKM memotivasi pelaksana kegiatan untuk melaksanakan kegiatannya sesuai dengan POB kegiatan itu. (4) Melaksanakan evaluasi atau pengukuran mutu yanag dicapai unit kerja dan memotivasi pelaksana kegiatan atau GKM untuk melaksanakan evaluasi atau pengukuran mutu hasil kegiatan, serta melakukan tindakan perbaikan mutu berkelanjutan (continuous quality improvement) melalui pelaksanaan siklus Plan, Do, Check dan Action (PDCA). (5) Melaporkan secara berkala pelaksanaan penjaminan mutu unit kerja untuk setiap periode mutu. (6) Mendorong GKM untuk melakukan monitoring dan evaluasi internal mengenai proses pembelajaran dan tindaklanjutnya untuk proses perbaikan 3) Gugus Kendali Mutu (GKM) (1) Melakukan monitoring perkuliahan dan mengadministrasikan serta melaporkan hasilnya kepada pimpinan prodi dan kepada dosen masingmasing. (2) Memonitor ketersediaan prasarana dan sarana pendukung pembelajaran baik di dalam kelas, laboratorium, bengkel kerja, studio, simulator maupun di lapangan. (3) Memonitor dan mengevaluasi kepatuhan dosen dalam memenuhi persyaratan proses pembelajaran sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. (4) Memonitor dan mengevaluasi keselamatan dan kesehatan kerja, kebersihan dan keamanan lingkungan tempat penyelenggaraan proses pembelajaran dan melaporkan ketidaksesuaian yang ditemukan kepada pimpinan program studi (5) Menangani dan menindaklanjuti keluhan mahasiswa yang berkaitan dengan proses pembelajaran. (6) Melakukan pengukuran ketercapaian sasaran mutu. (7) Bersama-sama dengan pimpinan prodi menyiapkan borang EPSBED, evaluasi diri prodi, dan mengisi borang akreditasi. (8) Menyiapkan data-data yang diperlukan untuk kepentingan penjaminan mutu lainnya seperti data untuk file-direktori dosen dan QS Stars.
II.
PERENCANAAN PROSES PEMBELAJARAN Perencanaan proses pembelajaran meliputi penyiapan silabus dan satuan acara perkuliahan (SAP). Silabus setidaknya memuat identitas mata kuliah, deskripsi mata kuliah, tujuan perkuliahan, pendekatan atau metode perkuliahan, evaluasi perkuliahan, SENAT AKADEMIK | UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
12
13
Draft 4: Standar Proses UPI (3April 2011)
materi perkuliahan, dan bahan pustaka yang digunakan. SAP setidaknya mencakupi identitas mata kuliah, hari/tanggal sesi perkuliahan, tujuan perkuliahan, materi perkuliahan, kegiatan perkuliahan yang akan dilakukan, tugas/tagihan, penilaian, serta alat atau bahan pustaka yang digunakan. A. SILABUS Silabus merupakan garis besar deskripsi, tujuan, materi, kegiatan perkuliahan, dan penilaian yang akan dilakukan dalam satu semester. Silabus dikembangkan berdasarkan kepakaran dosen pengampu mata kuliah yang bersangkutan dengan mempertimbangkan perkembangan keilmuan mutakhir mata kuliah tersebut yang diantaranya dapat dilakukan melalui perbandingan, benchmarking, dan pengembangan isi (content) mata kuliah sejenis pada sejumlah universitas kelas dunia. Silabus minimal memuat: 1. Identitas mata kuliah 2. Deskripsi mengenai kontribusi mata kuliah dalam mencapai standar kompetensi lulusan program studi 3. Kompetensi yang diharapkan 4. Deskripsi materi pokok dan pengetahuan prasyarat 5. Indikator dan bentuk penilaian pencapaian kompetensi 6. Alokasi waktu yang dibutuhkan 7. Bahan pustaka dan sumber belajar lain yang digunakan Identitas silabus mencakupi nama mata kuliah, kode mata kuliah, jenjang mata kuliah (Diploma, S1,S2, S3), jumlah SKS, semester, kelompok mata kuliah (Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian, Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan, Mata Kuliah Keahlian Berkarya, Mata Kuliah Perilaku Berkarya, Mata Kuliah Kehidupan Bermasyarakat), Jurusan/Program studi, Status mata kuliah (wajib, pilihan, pengganti skripsi, dan lain lain), dosen, ruangan, dan waktu penyelenggaraan perkuliahan. Deskripsi perkuliahan menggambarkan visi dan misi perkuliahan, tujuan umum perkuliahan, garis besar aktivitas, dan pendekatan penilaian yang akan dilakukan. Tujuan perkuliahan merupakan tujuan yang ingin dicapai setelah perkuliahan dilakukan. Tujuan perkuliahan ini harus sudah mengarah pada aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki mahasiswa setelah memenuhi persyaratan perkuliahan yang diberlakukan. Tujuan perkuliahan juga harus mempertimbangkan kecerdasan ganda (multiple intelligences) seperti kecerdasan: verbal/linguistics, logical/mathematical, musical, visual/spatial, bodily/kinaesthetics, interpersonal, intrapersonal, naturalistic, dan spiritual). Pendekatan pembelajaran merupakan uraian mengenai metodologi pembelajaran yang akan dilakukan seperti inquiry atau expository. Metode pembelajaran dapat berupa ceramah, tanya jawab, diskusi, inquiry, problem solving, proyek, dan lainnya. Pendekatan pembelajaran juga harus mencakupi tugas yang akan diberikan kepada mahasiswa seperti chapter report, article review, coursework, mini research dan lain-lain. Pendekatan pembelajaran juga harus mencakupi media pembelajaran yang SENAT AKADEMIK | UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
13
14
Draft 4: Standar Proses UPI (3April 2011)
digunakan, baik berupa handout, Power Point, OHP, cassette player, laboratorium, dan lain-lain. Evaluasi pembelajaran setidaknya mencakupi: Kuis, tugas, Ujian Tengah Semester (UTS), Ujian Akhir Semester (UAS). Keempat komponen harus diberi bobot sesuai dengan tinggi rendahnya beban masing-masing komponen. Komponen penilaian, bobot masingmasing komponen serta teknis perhitungannya harus disampaikan kepada mahasiswa sebelum perkuliahan dilakukan. Kehadiran digunakan sebagai syarat mahasiswa dapat mengikuti proses penilaian atau tidak, dan bukan merupakan bagian dari komponen penilaian. Materi perkuliahan berisi butir material yang akan disampaikan atau dibahas pada setiap pertemuan. Uraian materi harus mencakupi referensi yang digunakan, serta dimana bahan itu dapat diperoleh sehingga mahasiswa dapat mencari bahan itu secara mudah. Jika di bahan itu dapat diperoleh di perpustakaan, sebutkan dirak mana buku itu berada. Demikian pula jika bahan itu berasal dari bahan Internet, sebutkan pula alamat web site-nya. B. SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Satuan Acara Perkuliahan (SAP) disusun berdasarkan silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran, baik di dalam maupun di luar kelas. Dosen menyusun SAP untuk satu atau beberapa kali kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dalam semester yang akan berlangsung. Penyusunan SAP harus memperhatikan partisipasi aktif mahasiswa, penerapan teknologi informasi dan komunikasi, keterkaitan dan keterpaduan antarmateri, umpan balik dan tindak lanjut. SAP setidaknya memuat: 1. Identitas mata kuliah 2. Tujuan pembelajaran 3. Kompetensi dan indikator pencapaiannya 4. Uraian materi 5. Metode dan kegiatan pembelajaran 6. Alokasi waktu 7. Bentuk penilaian 8. Jenis tagihan 9. Sumber belajar 10. Perangkat pendukung proses pembelajaran Alokasi waktu merupakan tanggal pasti perkuliahan itu akan dilakukan, disertai ruangan yang akan digunakan. Tujuan merupakan jenis perilaku mahasiswa yang diharapkan muncul setelah perkuliahan selesai. Tujuan harus dinyatakan secara spesifik menggunakan kata-kata operasional misalnya dengan menggunakan taksonomi bloom atau taksonomi lainnya yang relevan. Materi yang akan disampaikan merupakan inti dari bidang keilmuan (body of knowledge) mata kuliah yang bersangkutan yang akan dicakup dalam satu semester. Kegiatan belajar mengajar yang akan dilakukan merupakan aktivitas SENAT AKADEMIK | UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
14
15
Draft 4: Standar Proses UPI (3April 2011)
yang akan dilakukan oleh mahasiswa dan dosen selama satu semester. Kegiatan belajar mengajar yang dipilih diarahkan pada bentuk kegiatan yang berpusat pada mahasiswa, mendorong pemecahan masalah, kreativitas dan kerja sama antarmahasiswa. Tagihan merupakan tugas, kegiatan, perbuatan, atau produk yang harus dilakukan atau dihasilkan mahasiswa yang merupakan bagian tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. Selama satu satu semester setidaknya mahasiswa memperoleh satu tugas dan kuis dari dosen. Bahan pustaka yang digunakan setidaknya mencakupi nama penulis, judul buku, tahun terbit, tempat penerbitan serta penerbit buku yang bersangkutan. Referensi bahan pustaka juga mencakupi Chapter atau Bab yang digunakan serta dimana bahan tersebut dapat diperoleh. Jika di perpustakaan sebutkan di bagian mana buku itu berada. Jika dari web, sebutkan alamat website-nya. Perangkat pendukung pelajaran dapat berupa, realia, OHP, LCD Projector, kaset, TV, bahan praktek laboratorium, peralatan bengkel atau simulator yang relevan. C. PERENCANAAN PROSES PEMBELAJARAN Perencanaan proses pembelajaran dalam SAP sekurang-kurangnya mencakupi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. 1. Pendahuluan Pelaksanaan pembelajaran setidaknya mencakupi tiga langkah, yaitu pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Pendahuluan merupakan langkah awal dalam kegiatan belajar mengajar yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memusatkan perhatian mahasiswa atas tujuan pembelajaran dan kegiatan inti yang akan dilakukan serta tagihan yang harus dipenuhi. Kegiatan pendahuluan dilakukan setelah dosen mengecek kehadiran mahasiswa dan mengisi Berita Acara Perkuliahan (BAP). Kegiatan pendahuluan dapat dilakukan melalui paparan mengenai pentingnya materi yang akan dibahas serta, mengulas bahan yang telah diajarkan, apersepsi, scaffolding melalui teori skema atau mind mapping atau tulang ikan (fishbone) sesuai dengan karakteristik materi yang bersangkutan. 2. Kegiatan Inti Kegiatan merupakan kegiatan utama dalam mencapai tujuan perkuliahan. Kegiatan inti diarahkan melalui kegiatan yang interaktif, inspiratif, menantang, dan memotivasi mahasiswa untuk terlibat secara aktif serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai minat, bakat, dan kebutuhan mahasiswa. Kegiatan itu dapat dilakukan melalui proses eksposisi, eksplorasi, elaborasi, konfirmasi, aplikasi, dan ekstensifikasi. Mahasiswa juga diarahkan tidak hanya pada hafalan tetapi juga penalaran ilmiah seperti membuat laporan percobaan laboratorium, laporan observasi, laporan penelitian, laporan praktik, menulis esei, makalah dan sejenisnya. Dalam hal penulisan laporan atau makalah, mahasiswa dan dosen harus senantiasa memperhatikan etika ilmiah dan kode etik perilaku dosen dan mahasiswa yang ditetapkan UPI. SENAT AKADEMIK | UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
15
16
Draft 4: Standar Proses UPI (3April 2011)
3. Penutup Merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk meringkas dan menyimpulkan atas apa yang telah dilakukan, memberi pertanyaan, meminta mahasiswa menyimpulkan, atau kegiatan lainnya. Kegiatan penutup juga dapat dilakukan melalui penyampaian tagihan atau tugas yang harus dikerjakan. 4. Penilaian hasil belajar Penilaian pada setiap akhir kegiatan pembelajaran dilakukan mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan serta untuk mengukur ketercapaian tujuan. Kegiatan penilaian dapat dilakukan secara lisan berupa tanya jawab, tertulis seperti kuis atau praktikum. Tindak lanjut kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dapat berupa tugas yang relevan, observasi lapangan, praktik lapangan atau praktikum. 5. Sumber belajar Dosen harus menyampaikan sumber belajar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sumber belajar yang dipilih disesuaikan dengan tujuan, materi, dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Sumber belajar dapat berupa website, perpustakaan, self-access center, atau narasumber. D. PRINSIP-PRINSIP PENYUSUNAN SAP SAP yang disiapkan oleh setiap dosen pengampu mata kuliah disusun berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Mendorong pengembangan minat, bakat dan penalaran mahasiswa. 2. Memperhatikan perbedaan kekhasan mahasiswa secara individual. 3. Mendorong mahasiswa utuk berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. 4. Mendorong mahasiswa untuk membaca dan menulis baik menulis akademik maupun menulis kreatif. 5. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut seperti memeriksa pekerjaan mahasiswa, memberi penguatan, pengayaan, dan remedial. 6. Menitikberatkan pada pemerolehan pengetahuan melalui pengalaman, pencarian dan praktik secara langsung, bukan mengandalkan hapalan semata. 7. Memanfaatkan teknologi informasi seperti komputer, Internet, televisi, radio, telepon, dan sejenisnya. 8. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
SENAT AKADEMIK | UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
16
17
Draft 4: Standar Proses UPI (3April 2011)
III. PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN A. PERSYARATAN PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN 1. Rombongan belajar Rombongan belajar untuk setiap mata kuliah disesuaikan dengan karakteristik mata kuliah dan mengutamakan interaksi yang efektif dan efisien antara mahasiswa dan dosen untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, baik dari segi penguasaan materi maupun pengembangan karakter. Karakteristik mata kuliah yang dimaksud dapat mengacu kepada ketentuan-ketentuan asosiasi keilmuan/profesi masingmasing dan target hasil belajar yang telah ditetapkan. Rombongan belajar dapat berupa: 1) Rombongan belajar kuliah program diploma dan sarjana (S1) maksimal 40 mahasiswa, minimal 25 orang. 2) Rombongan belajar kuliah program pascasarjana (S2) dan profesi maksimal 25 mahasiswa, minimal 10 orang. 3) Rombongan belajar kuliah program doktoral dan profesi atau kajian untuk setiap program studi maksimal 10 orang, minimal 3 orang. 4) Rombongan belajar praktikum, bengkel, dan studio maksimal 20 mahasiswa, minimal 5 orang. 5) Rombongan belajar praktik lapangan dan industri disesuaikan dengan kapasitas lapangan/industri yang bersangkutan. 6) Rombongan belajar untuk mata kuliah tugas akhir, skripsi, tesis dan disertasi disesuaikan dengan beban kerja pembimbing yang sesungguhnya berdasarkan sistem SKS. 7) Rombongan belajar untuk kuliah/mimbar umum yang merupakan gabungan dari 2 atau lebih rombongan belajar kuliah disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi dengan tetap memperhatikan efektivitas dan efisiensi kegiatan pembelajaran. 8) Rombongan belajar untuk mata kuliah tertentu seperti piano, keyboard, paduan suara, dan sejenisnya disesuaikan dengan karakteristik masing-masing mata kuliah. 2. Beban kerja dosen (min 12 SKS dan maks 16 SKS) Beban kerja dosen yang berkaitan dengan proses pembelajaran mempertimbangkan: 1) beban mengajar dan tutorial. 2) bimbingan skripsi/tesis/disertasi. 3) aktualisasi potensi dan kepakaran dosen yang bersangkutan. 4) bimbingan praktik di laboratorium, program latihan profesi, dan program kerja lapangan. 5) tugas struktural yang diemban. 6) kesempatan dosen melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta berpartisipasi dalam kegiatan ilmiah yang relevan. SENAT AKADEMIK | UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
17
18
Draft 4: Standar Proses UPI (3April 2011)
7) Jumlah beban bimbingan akademik. Beban kerja dosen ditetapkan berdasarkan ketentuan pemerintah yang berlaku, yaitu antara 12-16 SKS. Beban kerja dosen diidentifikasi melalui pengisian Ekuivalensi Wajib Mengajar Penuh dan pengisian borang Beban Kerja Dosen (BKD) yang dilakukan secara reguler oleh universitas. Dosen tidak diperkenankan memiliki beban kerja berlebihan sehingga menurunkan standar proses pembelajaran, menghambat pengembangan keilmuan pada program studi yang bersangkutan serta dapat menimbulkan suasana akademik yang tidak kondusif. Untuk mengontrol agar setiap dosen tidak mendapat beban mengajar yang berlebih (overload), pimpinan jurusan atau program studi berkewajiban mengendalikan dan mengontrol beban kerja dosen yang berada di bawah koordinasinya. Dalam hal dosen memiliki tugas tambahan, seperti kaprodi, Pembantu Dekan, Dekan, Direktur, Kepala Divisi, dan sejenisnya, pengawasan dilakukan oleh atasan langsung yang bersangkutan. Misalnya, dekan atau direktur berkewajiban memantau beban kerja kaprodi yang ada di bawah koordinasinya. 3. Penyiapan Sumber Belajar 1) Dosen diberi kewenangan penuh menentukan sumber belajar yang digunakan berdasarkan pertimbangan kepakarannya. 2) Dosen menyiapkan sumber belajar yang di antaranya dapat mencakupi: (1) Buku (2) akses informasi (3) hasil karya (4) kejadian/fakta, dan (5) hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. 3) Dosen menyiapkan sumber belajar yang isinya minimal mencakupi: (1) teori-teori dasar dalam mata kuliah yang bersangkutan (2) buku-buku terkini (minimal terbitan 3 tahun terakhir) dalam bidang yang relevan. (3) jurnal bermitra bestari (refereed journal) (4) ensiklopedia, prosiding, e-book dan e-journal (5) bahan belajar dari internet baik dalam file .doc, pdf, .ppt, atau file jenis lainnya beserta alamatnya 4) Untuk setiap mata kuliah, jika relevan dan memungkinkan, dosen setidaknya menganjurkan mahasiswa untuk membaca: (1) minimal 1 buku untuk program diploma atau dual modes, (2) minimal 2 buku rujukan yang digunakan untuk S1, (3) minimal 3 buku dan satu artikel jurnal rujukan untuk S2, dan (4) minimal 3 buku dan 3 artikel jurnal rujukan terbaru yang relevan untuk S3. 5) Dosen mendorong mahasiswa menggunakan bahan pustaka lain yang relevan seperti, ensiklopedia, thesaurus, kamus, who is who, majalah, buletin serta referensi lainnya. SENAT AKADEMIK | UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
18
19
Draft 4: Standar Proses UPI (3April 2011)
6) Dosen memberi informasi kepada mahasiswa mengenai bahan pustaka yang akan digunakan dan dimana bahan pustaka itu dapat diakses. 4. Pengelolaan Pembelajaran Pengelolaan proses pembelajaran memerlukan strategi yang dipersiapkan dengan baik agar dapat tercipta proses yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi mahasiswa untuk mencapai target pembelajaran.
B. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Kegiatan pembelajaran merupakan implementasi silabus dan SAP yang telah disiapkan. Kegiatan itu dapat dikelompokan menjadi kegiatan, yaitu: pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup atau variasi-variasi ketiga langkah tersebut. Pelaksanaan pembelajaran merupakan wahana yang secara langsung mengembangkan pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan membangun karakter mahasiswa UPI yang cerdas, ilmiah, religius dan edukatif. Pelaksanaan pembelajaran berdasarkan rencana proses pembelajaran meliputi: (1) kegiatan pendahuluan, (2) kegiatan inti, dan (3) kegiatan penutup. 1. Kegiatan Pendahuluan Kegiatan pendahuluan pembelajaran merupakan wahana pemberian informasi yang menyeluruh tentang capaian proses sebelumnya berdasarkan penilaian dan umpan balik dan mengaitkannya dengan materi yang akan disampaikan, tujuan yang ingin dicapai, serta indikator keberhasilannya. Kegiatan pendahuluan berisi kegiatan yang dapat membangkitkan minat mahasiswa atas topik bahasan yang akan diberikan. Dalam kegiatan pendahuluan, dosen: 1) menyiapkan mahasiswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; 2) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari; 3) menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; 4) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus. Kegiatan pendahuluan didahului oleh kegiatan administratif, yaitu dosen: salam dan tegur sapa mengecek kehadiran mahasiswa mengisi berita acara perkuliahan mempersiapkan bahan pembelajaran atau alat bantu belajar seperti LCD projector, OHP, atau lainnya. mengecek kesiapan mahasiswa
SENAT AKADEMIK | UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
19
20
Draft 4: Standar Proses UPI (3April 2011)
2. Kegiatan Inti Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi mahasiswa untuk terlibat dalam KBM secara aktf, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis mahasiswa. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik mahasiswa dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. 1) Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, dosen: (1) Menciptakan kondisi dimana mahasiswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip belajar mandiri dan belajar sepanjang hayat, berguru pada alam, serta silih asah, silih asih, dan silih asuh; (2) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain; (3) Memfasilitasi terjadinya interaksi antarmahasiswa serta antara mahasiswa dan dosen, lingkungan, dan sumber belajar lainnya; (4) Melibatkan mahasiswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan (5) Memfasilitasi mahasiswa dalam melakukan percobaan di laboratorium, studio, bengkel kerja, simulator, atau di lapangan. 2) Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, dosen: (1) Membiasakan mahasiswa membaca dan menulis dengan model retorika yang beragam (eksposisi, narasi, argumentasi) melalui tugas-tugas yang relevan dan bermakna; (2) Memfasilitasi mahasiswa melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; (3) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak; (4) Memfasilitasi mahasiswa dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; (5) Memfasilitasi mahasiswa berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar; (6) Memfasilitasi mahasiswa membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok; (7) Memfasilitasi mahasiswa untuk menyajikan variasi; kerja individual maupun kelompok; (8) Memfasilitasi mahasiswa melakukan pameran, turnamen, festival, serta karya atau produk yang dihasilkan; SENAT AKADEMIK | UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
20
21
Draft 4: Standar Proses UPI (3April 2011)
(9) Memfasilitasi mahasiswa melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri mahasiswa seperti menjadi atlet nasional, lomba debat, lomba robot tingkat internasional, mendaki gunung, dan sejenisnya. 3) Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, dosen: (1) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan mahasiswa; (2) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi mahasiswa melalui berbagai sumber; (3) Memfasilitasi mahasiswa melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan; (4) Memfasilitasi mahasiswa untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar, yaitu dengan: berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan mahasiswa yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar; membantu menyelesaikan masalah; memberi acuan agar mahasiswa dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi; memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh; memberikan motivasi kepada mahasiswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. 3. Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, dosen: 1) Bersama-sama dengan mahasiswa dan/atau sendiri-sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran; 2) Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; 3) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; 4) Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk program remedial, pengayaan, tugas dan sejenisnya. 5) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. 4. Kegiatan Dosen dalam Proses Pembelajaran Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, dosen berkewajiban: 1) Mengatur strategi implementasi kegiatan pembelajaran seperti pembagian kelompok atau penugasan. 2) Berusaha agar suaranya dapat didengar secara jelas oleh semua mahasiswa 3) Menyampaikan materi secara santun dan dapat dimengerti oleh mahasiswa 4) Menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan mahasiswa 5) Menerapkan kode etik dosen sesuai ketentuan yang berlaku SENAT AKADEMIK | UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
21
22
Draft 4: Standar Proses UPI (3April 2011)
6) Mendorong mahasiswa berperilaku sesuai dengan kode etik dan pedoman perilaku mahasiswa yang berlaku. 7) Mengingatkan atau menegur mahasiswa bila mereka tak berperilaku sebagaimana diharapkan dalam kode etik mahasiswa. 8) Memberi perhatian khusus bagi mahasiswa yang lambat atau cepat dalam belajar. 9) Memberi respon atau umpan balik atas tugas yang telah diberikan. 10) Menghargai dan memperlakukan mahasiswa secara fair tanpa memandang perbedaan jenis kelamin, agama, suku, status sosial ekonomi, serta kondisi fisik mahasiswa. 11) Menyampaikan silabus dan SAP pada setiap awal semester sesuai jadwal yang telah ditetapkan kepada kaprodi atau pengelola dokumen prodi yang telah ditetapkan. 12) Memulai dan mengakhiri pelajaran sesuai waktu yang telah ditetapkan.
IV. PENILAIAN PEMBELAJARAN A. PENGERTIAN, FUNGSI, LINGKUP DAN PENDEKATAN 1. Pengertian dan Fungsi Penilaian Penilaian merupakan usaha pengumpulan informasi mengenai proses dan hasil belajar mahasiswa yang dilakukan secara terencana, terukur dan sistematis, yang dilakukan setelah kegiatan pembelajaran selesai. Penilaian berfungsi: 1) Memotivasi mahasiswa, 2) Perbaikan perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran, 3) Menentukan keberhasilan mahasiswa, serta 4) Sebagai wujud peningkatan akuntabilitas dan transparansi penyelenggaraan proses pembelajaran bagi para stakeholders. 2. Lingkup Penilaian Lingkup penilaian meliputi penilaian terhadap perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran, serta penilaian hasil pembelajaran. 1) Penilaian terhadap perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran adalah penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang mencakupi aspek-aspek dan kondisi kegiatan pembelajaran oleh dosen yang diikuti oleh mahasiswa yang mengacu pada perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. 2) Penilaian terhadap hasil pembelajaran merupakan penilaian terhadap penguasaan materi yang diperoleh mahasiswa yang meliputi penguasaan kompetensi lulusan (output) dan hasil guna (outcome) yang telah ditetapkan dalam tujuan pembelajaran yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, kecerdasan ganda, atau aspek lainnya.
SENAT AKADEMIK | UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
22
23
Draft 4: Standar Proses UPI (3April 2011)
3. Pendekatan Penilaian Hasil Belajar Pendekatan penilaian hasil belajar meliputi pendekatan penilaian acuan patokan (PAP), bukan penilaian acuan norma (PAN). 1) Pendekatan PAP merupakan penilaian yang didasarkan atas pencapaian kompetensi yang ditetapkan sebagai tujuan pembelajaran sehingga nilai yang diperoleh mahasiswa mencerminkan penguasaan kompetensi. 2) Kurikulum berbasis kompetensi menggunakan pendekatan acuan patokan (PAP) dan prinsip belajar tuntas (mastery learning). 3) Dosen dalam menafsirkan capaian hasil belajar mahasiswa diharuskan menggunakan PAP.
B. SASARAN PENILAIAN 1. Penilaian Perencanaan dan Pelaksanaan Perencanaan 1) Sasaran penilaian perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran di dalam kelas mencakupi: mutu rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan silabus yang mencakupi: tujuan, strategi, metode, teknik dan alat bantu pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran mencakupi penerapan, strategi, metode, teknik, dan alat bantu pembelajaran, serta interaksi mahasiswa dengan dosen dengan mahasiswa, partisipasi mahasiswa, iklim pembelajaran, refleksi, dan umpan balik. 2) Sasaran penilaian perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran di laboratorium/bengkel, studio, atau simulator, meliputi rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan silabus yang mencakupi: tujuan, strategi, metode, teknik dan alat bantu pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran mencakupi: penerapan strategi, metode, teknik dan alat bantu pembelajaran serta interaksi dosen dengan mahasiswa, partisipasi mahasiswa, iklim pembelajaran, refleksi, dan umpan balik. 3) Sasaran Penilaian Sasaran penilaian perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran di lapangan meliputi mutu rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan silabus, yang mencakupi: pemilihan lapangan, strategi, metode, teknik pembelajaran, khususnya yang berkaitan dengan lembar kerja kegiatan lapangan dan alat bantu pembelajaran. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran lapangan mencakupi partisipasi mahasiswa, suasana pembimbingan, iklim pembelajaran, pemanfaatan unsur-unsur lapangan, refleksi dan umpan balik. 4) Sasaran penilaian perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran yang melalui penugasan, meliputi standar mutu sebagai berikut: (1) Rencana pelaksaan pembelajaran berdasarkan silabus, yang mencakupi: materi pemberian tugas, strategi, metode, teknik pembelajaran, khususnya yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas. (2) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran mencakupi: kinerja mahasiswa, suasana pembimbingan, pemanfaatan unsur-unsur pelaksanaan tugas, refleksi dan umpan balik. SENAT AKADEMIK | UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
23
24
Draft 4: Standar Proses UPI (3April 2011)
5) Sasaran penilaian perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran dalam bentuk penyusunan tugas akhir, skripsi, tesis, dan disertasi meliputi mutu: 1) Ketepatan dengan prosedur akademis tentang penyusunan tugas akhir, skripsi, tesis, dan disertasi. 2) Kinerja mahasiswa 3) Suasana pembimbingan 4) Pemanfaatan unsur-unsur penyelesaian tugas akhir, skripsi, tesis, dan disertasi, yaitu: (1) Untuk mengikuti ujian akhir mahasiswa S1 program studi nonbahasa Inggris harus memiliki skor TOEFL minimal 440 atau sertifikat kemampuan berbahasa lain yang relevan dengan kebutuhan program studi seperti TOEIC, TOAFL, dan UKBI. (2) Sebelum mengajukan proposal skripsi, mahasiswa jurusan bahasa Inggris S1 harus memiliki skor TOEFL 525 dan 550 sebelum mengikuti ujian sidang skripsi. (3) Sebelum semester 2, mahasiswa S2 dan S3 nonbahasa Inggris harus memiliki skor TOEFL minimal 450, dan 550 bagi mahasiswa S2 dan S3 jurusan bahasa Inggris. (4) Sertifikat kompetensi berbahasa harus dikeluarkan oleh lembaga yang kredibel dengan memperhatikan validitas, dan reliabilitas, dari tes yang bersangkutan. (5) Sebelum sidang tahap 2, mahasiswa S2 harus menyajikan hasil penelitiannya pada seminar atau konferensi tingkat nasional atau memublikasikannya pada jurnal nasional. (6) Sebelum ujian sidang tahap 2, mahasiswa S3 harus menyajikan hasil penelitiannya pada seminar nasional atau internasional, atau mempublikasikannya pada jurnal ilmiah nasional atau internasional. 2. Sasaran Penilaian Hasil Pembelajaran 1) Sasaran penilaian hasil pembelajaran dalam kelas/kegiatan laboratorium/ bengkel/studio/simulator/lapangan meliputi mutu: (1) Penguasaan kompetensi (output) yang telah ditentukan beserta arah outcome yang relevan. (2) Partisipasi/kinerja mahasiswa. 2) Sasaran penilaian hasil pembelajaran dalam penugasan mata kuliah meliputi mutu: (1) Penguasaan kompetensi (output) yang telah ditentukan beserta arah outcome yang relevan. (2) Laporan berkenaan dengan isi, bahasa dan struktur penulisan (3) Partisipasi/kinerja mahasiswa
SENAT AKADEMIK | UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
24
25
Draft 4: Standar Proses UPI (3April 2011)
3) Sasaran penilaian hasil pembelajaran dalam bentuk penyusunan tugas akhir, skripsi, tesis, dan disertasi, meliputi mutu: (1) Penguasaan kompetensi yang telah ditentukan pada penyusunan tugas akhir, tesis, dan disertasi. (2) Laporan berkenaan dengan isi, bahasa dan struktur penulisan. (3) Partisipasi/kinerja mahasiswa. (4) Kemampuan mempertahankan hasil karya ilmiah secara logis dan ilmiah. (5) Kesesuaian dengan aturan akademik yang berlaku. Misalnya, tata cara penulisan tugas akhir, skripsi, tesis, dan disertasi merujuk kepada Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI, sedangkan penilaiannya merujuk kepada Pedoman Akademik UPI, serta peraturan lain yang relevan. Catatan: Capaian outcome dinilai berdasarkan penguasaan kondisi lapangan yang relevan dengan materi mata kuliah beserta pembahasannya dalam rangka pengembangan kemampuan berpikir, merasa, bersikap, bertindak dan bertanggung jawab.
C. PELAKSANAAN PENILAIAN 1. Bentuk Pelaksanaan Penilaian Bentuk pelaksanaan penilaian dapat dilakukan melalui ujian-ujian, seperti ujian tengah semester (UTS), ujian akhir semester (UAS) , atau bentuk penilaian lain yang setara (Tes Unit, ulangan blok, dll) , pertanggungjawaban tugas, dan ujian khusus untuk tugas akhir, skripsi, tesis, dan disertasi. (1) Ujian tengah semester adalah penilaian atas penguasaan materi pembelajaran setelah pembelajaran berlangsung selama setengah semester, yang dilaksanakan pada akhir tengah semester dalam bentuk tes tertulis, tes lisan dan/atau tes praktik. (2) Ujian akhir semester adalah penilaian atas penguasaan materi pembelajaran setelah pembelajaran berlangsung selama satu semester, yang dilaksanakan pada akhir semester dalam bentuk tes tertulis, tes lisan dan/atau tes praktik. (3) Penilaian pertanggungjawaban tugas diselenggarakan terhadap hasil penyelesaian tugas (4) Pelaksanaan dan teknik penilaian ujian untuk tugas akhir, skripsi, tesis, dan disertasi dilaksanakan sesuai dengan panduan akademik UPI. (5) Pelaksanaan penilaian disesuaikan dengan kalender akademik yang berlaku. 2. Bentuk Instrumen dan Mekanisme Penilaian 1) Instrumen penilaian dirancang untuk mengukur penguasaan indikator kompetensi
sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pembelajaran, baik dalam bentuk tertulis, lisan, penampilan kinerja, hasil penugasan, maupun hash penyusunan tugas akhir, skripsi, tesis, dan disertasi. 2) Instrumen yang dimaksud dapat berbentuk tes maupun nontes (seperti: inventori, skala SENAT AKADEMIK | UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
25
26
Draft 4: Standar Proses UPI (3April 2011)
penilaian, daftar cek, daftar peringkat, portofolio, rubrik penilaian, proyek, dan hasil karya). 3) Penggunaan instrumen dalam penilaian perencanaan dan pelaksanaan proses dan hasil pembelajaran disesuaikan dengan sasaran penilaian. 4) Mekanisme penilaian dapat diselenggarakan dalam bentuk penilaian tunggal oleh dosen, penilaian tim dosen, penilaian dosen dengan mengikutsertakan penilaian sejawat, dan mahasiswa. 5) Instrumen penilaian perlu dikembangkan dalam rangka pembakuannya, dan disosialisasikan sehingga mahasiswa mengetahui kinerja puncak yang harus ditunjukannya agar mendapatkan nilai maksimum. 3. Bentuk Hasil Penilaian Bentuk hasil penilaian berupa: angka, huruf, dan yudisium. Penilaian hasil akhir pembelajaran dalam bentuk skala 5 (A, B, C, D, E) mengacu pada Penilaian Acuan Patokan (PAP). 1) Penilaian hasil akhir pembelajaran baik untuk program pendidikan vokasi, akademik dan profesi ditetapkan berdasarkan tingkat penguasaan materi dengan ketentuan sebagai berikut. Huruf A AB+ B BC+ C CD+ D E
Tingkat penguasaan Materi (Skala 100%) 95≤ x≤100 90≤ x<94 85≤ x<89 80≤ x<84 75≤ x<79 70≤ x<74 65≤ x<69 60≤ x<64 55≤ x<59 50≤ x<54 X<50
Skala 4 4 3.7 3.3 3 2.7 2.3 2 1.7 1.3 1 0
3) Hasil akhir penilaian dalam bentuk indeks prestasi meliputi indeks prestasi semester (IPS) dan indeks prestasi kumulatif (IPK) diperoleh melalui perhitungan dengan rumus:
SENAT AKADEMIK | UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
26
27
Draft 4: Standar Proses UPI (3April 2011)
Keterangan : IP = indek prestasi (IPS atau IPK) k = bobot sks setiap mata kuliah n = bobot nilai setiap mata kuliah 3) IPK sebagai nilai akhir keseluruhan pembelajaran pada program studi dinyatakan dalam bentuk yudisium sebagai berikut: a. Batas lulus No. Program 1. Diploma 2. Sarjana 3. Magister 4. Doktor 5. Profesi b. Kriteria yudisium kelulusan No. Program 1. Diploma
IPK Minimal untuk Lulus 2.50 2.50 3.00 3.00 3.00
IPK 2,50 - 2,69 2,70 - 3,49 3,50 -4,00
Kriteria memuaskan sangat memuaskan dengan pujian *)
2.
Sarjana
3,00 - 3,29 3,30 - 3,59 3,50 -4,00
memuaskan sangat memuaskan dengan pujian *)
3.
Magister
3,00 - 3,29 3,30 - 3,59 3,60 - 4.00
memuaskan sangat memuaskan dengan pujian *)
4.
Doktor (by course)
3,00 - 3,49 3,50 - 3,74 3,75 - 4,00
memuaskan sangat memuaskan dengan pujian *)
5.
Doktor (by research)
dengan nilai dan predikat sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Sekolah Pascasarjana
6.
Profesi
3,00 - 3,49 3,50 - 3,74 3,75 - 4.00
memuaskan sangat memuaskan dengan pujian *)
SENAT AKADEMIK | UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
27
28
Draft 4: Standar Proses UPI (3April 2011)
Catatan: * 1) Predikat dengan pujian untuk diberikan apabila yang bersangkutan dapat menyelesaikan studinya tepat waktu dan tidak mengulang mata kuliah. 2) Untuk S2 dan S3 ditambah dengan persyaratan lain yang ditetapkan dalam pedoman akademik khusus SPs. 4. Pelaporan Penilaian 1. Nilai akhir setiap mata kuliah (tugas akhir, skripsi, tesis, dan disertasi) dinyatakan secara tertulis dalam Kartu Hasil Studi (KHS). 2. Nilai skripsi dan pemertahanan skripsi merupakan bagian dari nilai mata kuliah sesuai dengan bobot SKS yang telah ditetapkan. 3. Nilai akhir keseluruhan hasil pembelajaran program studi dinyatakan dalam bentuk transkrip akademis. 4. Universitas menyediakan terjemahan transkrip dalam bahasa Inggris secara baku untuk. 5. Bukti kelulusan studi dari program studi dinyatakan dalam bentuk ijazah. D. PENGAWASAN PROSES PEMBELAJARAN 1. Esensi Pengawasan 1) Pengertian dan Komponen a. Pengawasan perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran mengacu kepada akuntabilitas penyelenggarakan pembelajaran universitas untuk mencapal kualitas yang lebih baik di atas standar yang ditetapkan. b. Pengawasan pembelajaran dilaksanakan sebagai upaya pengawasan terhadap akuntabilitas pembelajaran di UPI, baik dalam proses maupun hasilnya. c. Komponen pengawasan meliputi : Kurikulum Silabus SAP penyelenggaraan pembelajaran sarana pembelajaran penilaian hasil pembelajaran iklim akademis pembelajaran manajemen pembelajaran hasil penelusuran lulusan (tracer study) 2) Data, Pengolahan, Dan Penafsiran a. Perolehan data tentang semua komponen tersebut di atas dengan menggunakan instrumen yang sesuai dan terstandar diperlukan agar pengawasan dalam pembelajaran terselenggara dengan baik. b. Data yang diperoleh diolah, ditafsirkan, dan dilaporkan dalam SENAT AKADEMIK | UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
28
29
Draft 4: Standar Proses UPI (3April 2011)
bentuk/pola yang ditetapkan oleh UPI. 3) Mekanisme Pengawasan (1) Mekanisme Pelaksanaan a. Penyelenggaraan pengawasan dilaksanakan melalui pemantauan dan supervisi yang menggunakan instrumen sebagai tersebut di atas dengan dosen dan mahasiswa sebagai sumber data. b. Mekanisme pelaksanaan pengawasan dilakukan oleh tim yang ditetapkan oleh UPI. c. Pada tingkat universitas, pengawasan proses pembelajaran dilakukan oleh Satuan Penjaminan Mutu dan Satuan Audit Internal (SAI), pada tingkat fakultas oleh Satuan Kendali Mutu, dan tingkat jurusan atau prodi oleh Gugus Kendali Mutu. d. Pengawasan dapat berbentuk penyebaran kuesioner kepuasan mahasiswa atas kinerja dosen dan layanan akademik atau dalam bentuk monitoring perkuliahan. e. Monitoring perkuliahan dilakukan secara terus menerus selama proses perkuliahan berjalan baik dengan mendatangi kelas secara langsung dan mengontrol berita acara perkuliahan, atau dengan teknik pemantauan lainnya. f. Asosiasi profesi yang relevan dengan program studi dapat diikutsertakan dalam pengawasan proses pembelajaran secara eksternal baik dalam bentuk benchmarking, sertifikasi maupun akreditasi. g. Universitas secara regular minimal satu tahun sekali menyelenggarakan audit internal mutu akademik ysng sakah satu komponennya adalah mengevaluasi penyelenggaraan proses pembelajaran oleh program studi. h. Untuk menilai implementasi standar proses, Universitas dapat mengundang pihak eksternal untuk melakukan oengukuran kepuasan mahasiswa atas kualitas pembelajaran yang hasilnya dapat dijadikan bahan perbaikan bagi Universitas untuk meningkatkan mutu. (2) Pelaporan Pelaporan hasil pengawasan pembelajaran bersifat internal dan eksternal a. Pelaporan internal disampaikan oleh tim kepada pimpinan program studi, fakultas, dan universitas untuk digunakan sebagaimana mestinya. b. Pelaporan eksternal dapat dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan di luar UPI guna diperolehnya masukan untuk peningkatan mutu pembelajaran. (3) Tindak Lanjut a. Hasil pengawasan pembelajaran digunakan sebagai umpan balik bagi kinerja pembelajaran program studi untuk ditindaklanjuti mengacu kepada standar SENAT AKADEMIK | UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
29
30
Draft 4: Standar Proses UPI (3April 2011)
proses yang ditetapkan. b. Tindak lanjut dimaksud dapat menjangkau sarana dan prasarana, termasuk di dalamnya sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam meningkatkan mutu pembelajaran.
VI. PENUTUP Untuk melengkapi standar proses di atas, unit terkait seperti SPM, fakultas, jurusan atau prodi dapat menyusun prosedur operasional baku proses pembelajaran yang isinya dapat disesuaikan dengan kekhasan program studi masing-masing.
SENAT AKADEMIK | UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
30