TEKNOBUGA Volume 1 No.2 – November 2014
PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PENGOLAHAN SOUP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DI KELAS XI JASA BOGA PROGRAM KEAHLIAN TATA BOGA SMK NEGERI 3 PATI TAHUN 2012/2013
Sri Patonah SMK Negeri 3 Pati,
[email protected] Abstract: The problems of this study is whether the use of learning models Students Teams Achievement Divisions (STAD) can improve students' skills in processing soup in class XI Catering Catering Skills Program SMK 3 Pati year 2012/2013. This study used classroom action research design. Research subjects were students of class XI Catering-2 SMK 3 Pati. This study consists of two cycles. Each cycle consists of planning, action, observation, and reflection. Data collection was done with the test and nontes. The data used in the form nontes observation guides, journals, and interviews. Test analysis using quantitative analysis while nontes data analysis was done qualitatively. Based on the results of data analysis showed that there was an increase in the pre-test: 67.04, cycle I: 77.58 and cycle II increased to 83.81. Improved understanding of the students in each cycle followed by a change in students' behavior toward the positive. Keywords: learning ability, soup processing, cooperative learning, STAD method.
Abstrak: Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penggunaan model pembelajaran Students Teams Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pengolahan soup pada siswa kelas XI Jasa Boga Program Keahlian Tata Boga SMK Negeri 3 Pati tahun 2012/2013. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas XI Jasa Boga-2 SMK Negeri 3 Pati. Penelitian ini, terdiri atas dua siklus. Tiap siklus terdiri atas tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengambilan data dilakukan dengan tes dan nontes. Data nontes yang digunakan berupa pedoman observasi, jurnal, dan wawancara. Analisis data tes dilakukan secara kuantitatif sedangkan analisis data nontes dilakukan secara kualitatif. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada pra tes: 67,04, siklus I: 77,58 dan siklus II meningkat menjadi 83,81. Peningkatan pemahaman siswa pada tiap siklus diikuti dengan perubahan tingkah laku siswa ke arah yang postif. Kata Kunci: kemampuan belajar, pengolahan soup, pembelajaran kooperatif, metode STAD.
PENDAHULUAN
adalah
proses
komunikasi
yang
di
dalamnya terdapat berbagai kegiatan, Meningkatkan
kualitas
dimana salah satu diantaranya adalah
pendidikan pada dasarnya tidak terlepas
penyampaian materi pelajaran. Guru
dari proses belajar mengajar. Proses
sebagai penyelenggara kegiatan belajar
belajar
mengajar
pada
hakikatnya
1
TEKNOBUGA Volume 1 No.2 – November 2014
mengajar harus dapat mengoptimalkan
materi
kegiatan belajar.
dihafalkan
Kemampuan
guru
dalam
menyampaikan materi memiliki andil
yang
telah
sangat
dan
rumit
dipelajari,
untuk karena
pelajaran tata hidang dominan dengan penyampaian teori-teori serta praktik.
yang besar dalam mencapai tujuan instruksional
tersebut
Berdasarkan
hasil
evaluasi
ditetapkan.
dalam kegiatan pembelajaran teori yang
Akan tetapi dalam fungsinya tersebut,
dilakukan di kelas menunjukkan bahwa
banyak
banyak
guru
yang
belum
peserta
didik
kurang
materi
yang
mengoptimalkan model pembelajaran
memperhatikan
yang
disampaikan oleh guru, peserta didik
tepat
pelajaran
di
dalam kelas.
penyampaian Melalui
metode
kurang
fokus
dalam
pembelajaran,
pembelajaran, aktivitas belajar mengajar
sehingga materi pelajaran pun tidak
menjadi menyenangkan dan mencapai
dapat diterima secara baik. Hal ini
efektivitas.
menjadikan
peserta
kurang
Efektivitas pembelajaran di SMK
bergairah
Negeri 3 Pati khususnya Jurusan Jasa
pelajaran
Boga memiliki indikator pembelajaran
prestasi belajar peserta didik rendah.
yang
mampu
pembelajaran
mencapai dan
pada
tujuan akhirnya
untuk
didik
Tata
Untuk tersebut,
mengikuti Hidang.
mengatasi
dapat
mata
Akibatnya
masalah
dilakukan
dengan
pembelajaran,
salah
mencapai keefektifan belajar. Indikator
pendekatan
pencapaian
dari
satunya dengan model pembelajaran
prestasi belajar peserta didik yang pada
kooperatif. Menurut Mandal (2009: 96),
proses selanjutnya pembelajaran akan
model
meningkatkan hasil belajar peserta didik.
merupakan
efektivitas
Mata
pelajaran
diukur
kooperatif
strategi
pembelajaran
Hidang
berdasarkan pada naluri untuk bekerja
merupakan salah satu mata pelajaran
sama. Konsep pembelajaran kooperatif
yang diajarkan di SMK Negeri 3 Pati
mengacu pada model pembelajaran dan
dengan
memberikan
teknik dimana peserta didik bekerja
pengetahuan di bidang Jasa Boga. Mata
dalam kelompok kecil dan mendapat
pelajaran
mendapatkan
penghargaan atas prestasi mereka di
perhatian dari peserta didik kelas XI
dalam kelompok. Dalam penelitian ini
Jasa Boga di SMK Negeri 3 Pati.
penggunaan
Padahal mata pelajaran Tata Hidang
kooperatif dikhususkan pada metode
merupakan mata pelajaran produktif
Student Teams Achievement Divisions
yang wajib ditempuh di Jurusan Jasa
(STAD)
Boga. Materi tata hidang dirasa sulit
pembelajaran
karena
terdapat
tujuan
ini
peserta
kurang
didik
Tata
pembelajaran
menganggap
yaitu
model
salah
pembelajaran
satu
kooperatif, hubungan
metode dimana saling
2
TEKNOBUGA Volume 1 No.2 – November 2014
ketergantungan positif antar peserta didik,
ada
tanggung
jawab
Rencana permasalahan
pemecahan pada
penelitian
ini
perseorangan, serta ada komunikasi
dilakukan melalui Penelitian Tindakan
antar
Kelas
anggota
kelompok.
Pelibatan
(PTK).
Dengan
PTK
ini
peserta didik secara kolaboratif dalam
diharapkan dengan penggunaan model
kelompok
pembelajaran
dimaksudkan
untuk
STAD
dapat
meningkatkan prestasi belajar peserta
meningkatkan kemampuan peserta didik
didik
dalam pengolahan soup dan adanya
yang
pada
akhirnya
dapat
meningkatkan hasil belajar.
perubahan
Masalah utama yang menjadi fokus
dalam
kemampuan mengolah
penelitian peserta
soup
tersebut
ini
adalah
didik
dalam
masih
rendah,
dikarenakan
hal
belum
dari
aspek
proses
dan
produk. Dengan
demikian
tujuan
penelitian ini untuk: (1) mendeskripsikan penggunaan model pembelajaran STAD dapat
meningkatkan
kemampuan
memanfaatkan metode STAD. Masalah
peserta didik kelas XI
Jasa
Boga
di
Program Keahlian
Boga
SMK
atas
dapat
menggunakan
diatasi
model
dengan
Tata
pembelajaran
Negeri 3 Pati dalam pengolahan soup;
STAD dalam pembelajaran pengolahan
(2) mendeskripsikan perubahan perilaku
soup.
peserta didik Berdasarkan
pembatasan
kelas
Program Keahlian
Tata
Boga
SMK
masalah seperti tersebut di atas, maka
Negeri
rumusan masalah dalam penelitian ini
pembelajaran pengolahan soup dengan
difokuskan
menggunakan
pada:
(1)
apakah
penggunaan model pembelajaran STAD dapat
meningkatkan
3
XI Jasa Boga
Pati setelah melaksanakan
model
pembelajaran
STAD.
kemampuan
peserta didik dalam pengolahan soup
KAJIAN
pada peserta didik kelas XI Jasa Boga
TINDAKAN
Program Keahlian
Hakikat Kemampuan Belajar
Tata
Boga
SMK
Negeri 3 Pati tahun 2012/2013?; (2)
TEORI
Definisi
DAN
HIPOTESIS
mengenai
belajar
bagaimana perubahan perilaku peserta
menurut Abdillah (Aunurrahman, 2010:
didik kelas XI Jasa Boga Program
35), bahwa belajar merupakan suatu
Keahlian Tata Boga SMK Negeri 3
usaha
Pati
setelah
individu dalam perubahan tingkah laku
pembelajaran
baik melalui latihan dan pengalaman
pengolahan soup dengan menggunakan
yang menyangkut aspek-aspek kognitif,
model pembelajaran STAD?.
afektif,
tahun
melaksanakan
2012/2013
sadar
dan
yang
dilakukan
psikomotorik
oleh
untuk
memperoleh tujuan tertentu. Slameto
3
TEKNOBUGA Volume 1 No.2 – November 2014
(2003:
2),
mendefinisikan
sebagai
suatu
proses
belajar
usaha
yang
kemampuan belajar adalah suatu cara yang
dipakai
untuk
mendapat,
dilakukan seseorang untuk memperoleh
mempertahankan, dan mengungkapkan
suatu perubahan tingkah laku yang baru
pengetahuan
secara
untuk menyelesaikan masalah.
keseluruhan,
sebagai
hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi
serta
merupakan
cara
Pengolahan Soup
dengan lingkunganya. Fadillah (2013:1),
Menurut Winarni (2012: 1), soup
adalah sebuah proses perubahan di
adalah makanan yang cair terbuat dari
dalam
rebusan daging, ayam, sayuran dan
kepribadian
seseorang
dan
perubahan tersebut ditampakkan dalam
banyak
bentuk
dihidangkan
peningkatan
kuantitas
kualitas
tingkah
laku
dan seperti
mengandung
gizi
sebagai
serta
hidangan
pembuka, makanan ringan atau sebagai
peningkatan kecakapan, pengetahuan,
pelengkap
sikap,
pemahaman,
dengan definisi di atas, Nurani (2010: 1),
pikir,
soup
kebiasaan,
keterampilan,
daya
dan
kemampuan-kemampuan yang lain. Gagne belajar
mengkaji
yang
diartikan
dan
kental (thick) tergantung pada bahan-
atau
dalamnya.
belajar
yang
lebih
sederhana
yang
terjadinya
lain
yang
ditambahkan
Berdasarkan
ke
beberapa
Menurut
pengertian soup seperti tersebut di atas
Gagne dalam Miarso (2004: 551), ada
dapat disimpulkan bahwa soup adalah
lima kategori kemampuan belajar, yaitu
makanan cair maupun kental yang
(1) keterampilan intelektual, meliputi: (a)
terbuat dari kaldu daging, ayam, ikan
asosiasi
dan
dan
rumit.
makanan
dalam keadaan bening (thin) ataupun
bahan
mempengaruhi
sebagai
Sejalan
masalah
menyimpulkan bahwa informasi dasar
dipelajari
pokok.
berkuah atau cairan yang mungkin
kompleks
keterampilan
makanan
mata
rantai,
(b)
diskriminasi, (c) konsep, (d) kaidah, dan (e) kaidah lebih tinggi; (2) strategi/siasat kognitif;
(3)
informasi
verbal;
(4)
keterampilan motorik; dan (5) Sikap.
ditambahkan
bahan-bahan
pengaroma, bumbu-bumbu dan isian. Menurut Kunindah (2010: 1), bahan-bahan pembuat soup terdiri dari: (1) bahan dasar yaitu kaldu (stock), ada
beberapa
dua macam white stock dan brown
pengertian tersebut, dapat disimpulkan
stock; (2) bahan isi: (a) berasal dari
bahwa belajar diperoleh melalui usaha
hewani (daging sapi,ayam, babi, ikan,
untuk merubah tingkah laku seseorang
dan telur), (b) berasal dari tumbuh-
melalui aktivitas dengan lingkungannya.
tumbuhan (sayuran), (c) berasal dari
Perubahan tingkah laku sebagai hasil
padi-padian
pengalaman
macaroni, dan fermicelhi); (3) bahan
Berdasarkan
seseorang.
Sedangkan
dan
tepung
(beras,
4
TEKNOBUGA Volume 1 No.2 – November 2014
pengental:
dari
bermacam-macam
pendapat di atas, Cohen dalam Robyn
tepung, sayuran atau bahannya sendiri;
dan
Adrian
(2005:
13),
bahwa
(4) bahan pemberi rasa dan aroma
pembelajaran kooperatif diakui sebagai
(berupa bumbu-bumbu, white wine, dan
praktik pedagogis yang mempromosikan
sebagainya).
pembelajaran berpikir pada tingkat yang
Untuk menghasilkan soup yang
lebih tinggi, berperilaku prososial, dan
baik, hal yang perlu diperhatikan adalah:
pemahaman yang lebih besar pada
(1) pada waktu pembuatan kaldu harus
peserta didik dengan belajar beragam,
benar
sosial serta penyesuaian kebutuhan.
prosedurnya
menghasilkan kaldu
sehingga
yang
baik;
(2)
Berdasarkan pengertian seperti
menyiapkan kaldu sesuai dengan sup
tersebut
yang akan dibuat; (3) dalam membuat
bahwa pembelajaran kooperatif adalah
sup jernih yang perlu diperhatikan ialah:
pembelajaran
yang
kaldu harus jernih, mempunyai aroma
kepercayaan
bahwa
dan rasa yang tinggi, waktu memasak
sangat efektif pada saat peserta didik
tidak boleh diaduk.
terlibat
Pembelajaran Kooperatif
pendapat
dan
kerjasama
dalam
kooperatif
kelompok
untuk
melengkapi
tugas
menurut Mandal (2009: 96), merupakan
akademik
strategi pembelajaran berdasarkan pada
permasalahan baru yang dihadapi.
naluri
Metode STAD
Pembelajaran
untuk
bekerja
sama.
Pembelajaran ini memanfaatkan aspek-
di
atas
aktif
dapat
dalam
disimpulkan
didasari
pada
pembelajaran
mengungkapkan
serta
menyelesaikan
Menurut Arends (2011: 368),
aspek psikologis dari kerjasama dan
mengemukakan
persaingan dalam pembelajaran peserta
pembelajaran kooperatif tipe STAD ini
didik. Konsep pembelajaran kooperatif
banyak direkomendasikan bagi para
mengacu pada model pembelajaran dan
pendidik yang belum terbiasa dalam
teknik dimana peserta didik bekerja
menerapkan
dalam kelompok kecil dan mendapat
dalam
penghargaan atas prestasi mereka di
Sedangkan menurut Slavin (2010: 134),
dalam
4),
fase-fase pembelajaran kooperatif Tipe
pembelajaran
STAD meliputi: (1) menjelaskan tujuan
kelompok.
menjelaskan kooperatif
Slavin
bahwa merujuk
(2010:
pada
berbagai
bahwa
metode
pembelajaran
pembelajaran
pembelajaran
di
kelas.
mempersiapkan
macam model pembelajaran dimana
peserta
peserta didik bekerja dalam kelompok-
mengkondisikan kelas dan membagi
kelompok kecil untuk saling membantu
kelompok
satu
memberikan penjelasan kepada peserta
materi
sama
lain
pelajaran.
dalam
mempelajari
Senada
dengan
didik
didik
dan
kooperatif
siap
secara
tentang
belajar;
heterogen;
materi
yang
(2)
(3)
akan
5
TEKNOBUGA Volume 1 No.2 – November 2014
dipelajari; (4) memberikan Lembar Kerja
Jasa
Boga-2
memiliki
kemampuan
peserta didik; dan (5) mengevaluasi.
dalam pengolahan soup lebih rendah dibandingkan dengan kelas lainnya.
METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan
Analisis
tindakan
di
SMK
kelas
ini
Negeri
3
validasi
data
menggunakan teknik triangulasi. Untuk mencapai
keabsahan
data
dalam
Patidengan subjek penelitian adalah
penelitian ini melibatkan kolaborator
peserta didik kelas XI Jasa Boga-2 SMK
dalam kegiatan wawancara, disamping
Negeri 3 Pati. Dasar pertimbangannya
oleh
adalah kelas ini jumlah peserta didiknya
kebasahan data pengamatan penulis
hanya 26 peserta didik sehingga lebih
melibatkan
seorang
mudah
mengetahui
sejauh
dalam
pembelajaran penelitian
pengelolaan
untuk
melaksanakan
dan
data
ahli,
untuk
mana
lembar
pengamatan telah mewakili data yang
angket dilakukan dua kali yaitu sebelum
kemampuan
peserta
dalam
pembelajaran
dan sesudah tindakan.
mengolah soup dirasa masih rendah sehingga perlu dicari solusinya. ini
sedangkan
akan diambil, dan keabsahan data dari
bahwa
Penelitian
sendiri,
empiris
menunjukkan didik
peneliti
Analisis
data
menggunakan
analisis deskriptif. Teknik analisis data
berbentuk
dalam penelitian ini dilihat dari analisis
Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu
data proses dan analisis data produk.
penelitian
dilakukan
Analisis data secara proses diambil
dengan tujuan memperbaiki mutu praktik
pada waktu pembelajaran pengolahan
pembelajaran
soup dengan model STAD. Analisis data
tindakan
di
yang
kelas
(Suhardjono
dalam Arikunto dkk, 2007: 58). Dalam
secara
penelitian
ini
penilaian
penelitian
dalam
penulis 2
melaksanakan siklus,
produk
diambil
kemampuan
dari
hasil
peserta
didik
masing-
dalam pengolahan soup masing-masing
masing siklus terdiri dari empat tahapan
peserta didik pada waktu melakukan
yaitu
praktik
perencanaan,
tindakan,
pengamatan, dan refleksi. Pengumpulan data
dilakukan
melalui
pengolahan
soup
di
ruang
praktikum.
wawancara,
Indikator
keberhasilan
kinerja
observasi, tes, catatan lapangan, alat
dapat ditentukan berdasarkan proses
rekam gambar, angket dan dokumen
dan
tugas peserta didik.
apabila
Subjek
penelitian
ini
proses, terjadi
peningkatan kemampuan peserta didik
peserta didik kelas XI Jasa Boga-2 SMK
dalam pengolahan soup dibandingkan
Negeri
subjek
dengan sebelum diadakannya tindakan.
penelitian didasarkan karena kelas XI
Hal ini dapat dilihat adanya perubahan
Pati.
ini
dalam
Keberhasilan
adalah
3
penelitian
produk.
Penentuan
6
TEKNOBUGA Volume 1 No.2 – November 2014
aktivitas peserta didik dalam kegiatan
Perencanaan Tindakan
pembelajaran pengolahan soup dengan
Tahap
perencanaan
tindakan
model STAD. Indikator keberhasilan
siklus I, diawali dengan: (1) melakukan
produk, dilihat dari keberhasilan peserta
mengidentifikasi permasalahan dalam
didik dalam praktik pengolahan soup
pembelajaran
dengan
merumuskan alternatif tindakan dalam
model
STAD.
Kriteria
mengolah
meningkatkan
soup;
(2)
keberhasilan produk menggunakan tolak
upaya
ukur KKM yang ada di sekolah, yaitu 75.
keterampilan mengolah soup dengan
Keberhasilan diperoleh apabila ≥ 85%
menggunakan
dari jumlah peserta didik yang mengikuti
menentukan waktu pelaksanaan; (4)
proses belajar mengajar telah mencapai
menyusun
KKM, yaitu ≥75.
pelaksanaan menyiapkan
HASIL
PENELITIAN
DAN
pembelajaran
metode
STAD;
(3)
langkah-langkah pembelajaran; materi
(5)
pembelajaran
mengolah soup; dan (6) menyiapkan
PEMBAHASAN
lembar pengamatan, catatan lapangan,
Hasil Penelitian
lembar kerja peserta didik, serta alat
Kondisi Awal (Pra Siklus)
untuk mendokumentasikan tindakan.
Kondisi
awal
menunjukkan
bahwa kelas XI Jasa Boga-2 dengan 26 peserta
didik
sebelum
diadakan
Pelaksanaan Tindakan Penggunaan diharapkan
metode
dapat
STAD
meningkatkan
penelitian tindakan kelas, kemampuan
kemampuan mengolah soup peserta
peserta didik dalam mengolah soup
didik kelas XI Jasa Boga-2 SMK Negeri
masih
hasil
3 Pati. Pelaksanaan tindakan dilakukan
evaluasi pra siklus menunjukkan rata-
pada minggu kedua bulan Januari 2013.
rata nilai hanya 67,04 dan peserta didik
Hasil Pengamatan
yang telah mencapai KKM hanya 10
Pengamatan Proses
peserta didik (38,5%). KKM untuk mata
Aspek
rendah.
Terbukti
dari
yang diamati meliputi
diklat Jasa Boga adalah 75, artinya
perhatian, gairah belajar, keaktifan, dan
peserta didik yang memperoleh nilai >
suasana belajar. Pada saat dilakukan
75 baru 38,5%. Sedangkan 16 peserta
pembelajaran mengolah soup ini tampak
didik (61,5%) belum mencapai KKM.
bahwa aktifitas peserta didik mengalami
Siklus I
progress yang positif. Berdasarkan hasil Pelaksanaan
dilaksanakan
empat
perencanaan
tindakan,
tindakan, refleksi.
hasil
siklus tahap
I
pengamatan
siklus
I
menunjukkan
yaitu
bahwa aspek perhatian peserta didik
pelaksanaan
termasuk kategori baik (80%), gairah
pengamatan,
dan
belajar termasuk kategori cukup (60%), keaktifan dan peran peserta didik dalam
7
TEKNOBUGA Volume 1 No.2 – November 2014
pembelajaran termasuk kategori cukup
kelas termasuk kategori baik (80%).
(60%), dan suasana pembelajaran di Pengamatan Produk Hasil pengamatan produk siklus I seperti terlihat pada tabel 1 berikut. Tabel 1 Hasil Skor Kemampuan Peserta Didik dalam Pembelajaran Mengolah Soup Siklus I Uraian Nilai rata-rata siklus Jumlah peserta didik yang tuntas Jumlah peserta didik yang belum tuntas Berdasarkan
Peningkatan Nilai 10,54
1
1). Berdasarkan hasil pengamatan siklus
menunjukkan bahwa 18 peserta didik
I, diketahui bahwa sebagian besar nilai
(69,2%%) dinyatakan sudah tuntas pada
peserta
siklus I dan 8 peserta didik (30,8%)
dibandingkan
dinyatakan belum tuntas. Rerata siklus I
diperoleh dalam pratindakan.
tercapai
Siklus II
77,58.
tabel
Daya Serap Prasiklus Siklus I 67,04 77,58 10 (38,5%) 18 (69,2%) 16 (61,5%) 8 (30,8%)
Dengan
demikian
menunjukkan
bahwa
kemampuan
peserta
dalam
pembelajaran
didik
didik
meningkat dengan
bila
nilai
yang
Perencanaan Tindakan Dalam
perencanaan
tindakan
mengolah soup kelas XI Jasa Boga-2
siklus II, penulis: (1) memantapkan
perlu ditingkatkan lagi karena kriteria
penggunaan
keberhasilan diperoleh apabila ≥ 85%
pembelajaran
dari jumlah peserta didik telah mencapai
mempersiapkan materi. yang disusun
KKM, yaitu ≥75.
berdasarkan kekurangan pada siklus I;
Refleksi
(3)
Secara
proses,
berdasarkan
metode
STAD
mengolah
menyusun
dalam
soup;
(2)
langkah-langkah
pelaksanaan pembelajaran mengolah
hasil pengamatan siklus I menunjukkan
soup;
bahwa aktifitas peserta didik dalam
menyiapkan
pembelajaran menjadi lebih aktif, berani
catatan lapangan, lembar soal, lembar
bertanya,
kerja siswa, dan alat dokumentasi.
pendapat,
berani dan
mengungkapkan
semangat
mengikuti
pelajaran setelah dilakukan tindakan. Secara
produk,
kemampuan pembelajaran
peserta
peningkatan didik
mengolah
yang
menunjukkan
menyiapkan lembar
RPP;
(5)
pengamatan,
Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan siklus II ini diharapkan dapat lebih meningkatkan
dalam
keberhasilan proses dan keberhasilan
soup
produk. Pelaksanaan tindakan dilakukan
ditunjukkan dari pemerolehan skor ratarata
(4)
pada minggu ke-3 bulan Januari 2013..
adanya
peningkatan (seperti terlihat pada tabel
8
TEKNOBUGA Volume 1 No.2 – November 2014
Hasil Pengamatan
(termasuk dalam kategori baik). Hal ini
Pengamatan Proses
menandakan bahwa peserta didik fokus
Hasil
pengamatan
proses
memperhatikan pembelajaran dengan
menunjukkan bahwa nilai keseluruhan
serius, semakin bersemangat mengikuti
pengamatan yang terdiri dari aspek
proses pembelajaran dan lebih antusias,
perhatian
pelajaran,
lebih aktif menyampaikan pertanyaan,
gairah belajar, keaktifan siswa dalam
lebih berani berpendapat, dan suasana
pembelajaran,
pembelajaran
siswa
pembelajaran
terhadap
dan di
suasana
kelas
yaitu
80%
lebih
kondusif
karena
siswa fokus dalam pembelajaran.
Pengamatan Produk Hasil pengamatan produk siklus II seperti terlihat pada tabel 2 berikut. Tabel 4.2 Hasil Skor Kemampuan Siswa Dalam Pembelajaran Mengolah Soup Siklus II Daya Serap
Uraian
Peningkatan
Siklus I
Siklus II
Nilai
77,58
83,81
6,23
Jumlah siswa yang tuntas
18 (69,2%)
26 (100,0%)
Jumlah siswa yang belum tuntas
8 (30,8%)
0 (0,0%)
Nilai rata-rata siklus
Berdasarkan
tabel
2
nilai rata-rata siklus II sebesar 83,81
menunjukkan bahwa perolehan skor
dengan
rata-rata kemampuan peserta didik pada
sebesar
siklus II adalah 83,81. Skor rata-rata
menunjukkan
tersebut
adanya
metode STAD mampu meningkatkan
peningkatan sebesar 6,23 dari skor rata-
kemampuan siswa dalam pembelajaran
rata siklus I. Seluruh siswa dinyatakan
mengolah soup.
tuntas karena nilai sudah di atas KKM
Pembahasan
dan ketuntasan keberhasilan penelitian.
Peningkatan Proses
menandakan
Refleksi
persentase 8,03%.
peningkatan
Dengan
bahwa
demikian
penggunaan
Berdasarkan hasil pengamatan
Hasil
refleksi
II
menunjukkan bahwa setelah diadakan
menunjukkan bahwa peserta didik lebih
tindakan pembelajaran mengolah soup
berani bertanya, berani berpendapat,
melalui metode STAD, aktifitas peserta
dan
pelajaran
didik menunjukkan perubahan ke arah
Melalui
positif. Perubahan ini ditunjukkan pada
mampu
siklus I dimana peserta didik mulai
semangat
setelah
mengikuti
dilakukan
penerapan
siklus
metode
tindakan. STAD
memberikan dampak pada peningkatan
paham
dan
proses
selanjutnya
dari segi proses dan hasil. Hal ini
pembelajaran dapat berjalan lancar.
dibuktikan dengan adanya peningkatan
9
TEKNOBUGA Volume 1 No.2 – November 2014
Selanjutnya pada siklus II pembelajaran Tabel 3 No 1. 2. 3. 4.
Perbandingan Proses Pembelajaran Siklus I dan Siklus II
Aspek Perhatian terhadap pelajaran yang diberikan guru. Antusias dalam mengikuti pelajaran (gairah belajar). Keaktifan dan peran dalam pembelajaran. Suasana pembelajaran di kelas Berdasarkan tabel 3
menunjukkan metode
STAD
mengolah
berjalan jauh lebih baik dari siklus I.
soup
bahwa
penggunaan
dalam
pembelajaran
telah
menunjukkan
Siklus I 80% Kategori Baik
Siklus II 80% Kategori Baik
60% Kategori cukup
80% Kategori Baik
60% Kategori cukup
80% Kategori Baik
80% Kategori Baik dan keaktifan
80% Kategori Baik peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran. Peningkatan Produk Analisis
hasil
penelitian
progress yang positif. Hal ini terlihat
menunjukkan bahwa setelah diadakan
pada aktifitas dan pemahaman peserta
tindakan dalam pembelajaran mengolah
didik tentang mengolah soup. Kerja
soup dengan menggunakan metode
sama
STAD, kemampuan siswa mengalami
dalam
kelompok
mampu
membangun perhatian, gairah belajar,
peningkatan.
Tabel 4 Perbandingan Nilai pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II Uraian
Prasiklus
Rata-rata Jumlah siswa yang tuntas Jumlah siswa yang belum tuntas Keberhasilan
67,04 10 (38,5%) 16 (61,5%)
Siklus II
77,58 18 (69,2%) 8 (30,8%)
83,81 26 (100,0%) 0 (0,0%)
dalam
Berdasarkan hasil pembahasan,
dari
dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran
peningkatan nilai pada setiap akhir
dengan menggunakan metode STAD
siklus. Rata-rata nilai prasiklus 67,04,
dapat
pada siklus I meningkat menjadi 77, 58
peserta didik dalam mengolah soup. Hal
dan pada siklus meningkat lagi menjadi
ini ditunjukkan dengan meningkatnya
83,81. Peningkatan rata-rata nilai dari
nilai
prasiklus-siklus I sebesar 10,54 dan
meningkatnya jumlah peserta didik yang
siklus
telah mencapai KKM dan menurunnya
penelitian
ini
I-siklus
produk
Siklus I
dapat
II
dilihat
sebesar
6,23.
Selanjutnya ditinjau dari tingkat KKM
meningkatkan
produk
pada
keterampilan
setiap
siklus,
jumlah peserta didik yang belum tuntas.
peserta didik menunjukkan bahwa pada prasiklus KKM peserta didik tercapai
PENUTUP
38,5%, siklus I 69,2% dan pada siklus II
Simpulan
tercapai 100,0%.
Berdasarkan
hasil
penelitian
serta pembahasan dapat disimpulkan
10
TEKNOBUGA Volume 1 No.2 – November 2014
sebagai berikut: (1) pra siklus, hasil
memimpin
evaluasi
bahwa
berorientasi pada kemampuan belajar
dalam
peserta
menunjukkan
kemampuan
peserta
didik
institusi
didik;
(2)
pendidikan
pendidik
pembelajaran
yang
dapat
pembelajaran mengolah soup masih
melaksanakan
rendah. Nilai rata-rata yang dicapai
berbagai metode agar kompetensi dasar
adalah 67,04. Skor rata-rata tersebut
yang
masih di bawah KKM yaitu 75. Peserta
pembelajaran menjadi lebih menarik dan
didik yang mencapai KKM adalah 10
menyenangkan; (3) peserta didik harus
peserta didik (38,5%); (2) siklus I, hasil
mampu menumbuhkan motivasi belajar
evaluasi menunjukkan peningkatan yang
sehingga
cukup signifikan: (a) peningkatan proses
tinggi.
ditargetkan
mampu
dapat
melalui
tercapai,
berprestasi
lebih
menunjukkan bahwa konsistensi aktifitas peserta didik mengalami peningkatan
DAFTAR PUSTAKA
yang cukup signifikan, (b) peningkatan
Arends. 2011. Learning to Teach (nineth Edition). New York: Mc-Graw Hill.
produk
menunjukkan
pembelajaran metode
STAD
bahwa
dengan
menggunakan
dapat
meningkatkan
Arikunto,
kemampuan belajar peserta didik dalam mengolah
soup.
Hal
ini
dapat
Suharsimi, dkk. Penelitian Tindakan Jakarta: Bimi Aksara.
67,04, siklus I: 77,58 dan siklus II: 83,81.
Aunurrahman. 2010. Pembelajaran. Alfabeta.
Ketercapaian
Fadillah,
ditunjukkan dari hasil rerata prasiklus:
KKM
juga
mengalami
peningkatan, yaitu prasiklus: 38,5%, siklus I: 69,2%, dan siklus II: 100,0%.; (3) hasil penelitian di atas membuktikan bahwa
penggunaan
dapat
meningkatkan
peserta
didik
dalam
metode
STAD
kemampuan pembelajaran
mengolah soup di kelas XI Jasa Boga-2 SMK Negeri 3 Pati Tahun Pelajaran 2012/2013. Saran Adapun beberapa saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah: (1) menjadi lebih baik apabila hasil penelitian ini dijadikan pedoman oleh kepala sekolah dalam
2007. Kelas.
Belajar dan Bandung:
Amin. 2013. Pengertian Belajar. Diakses dari Internet: (Online). (http://aminfadillah.pengertianb elajar.com), tanggal 5 Januari 2013.
Kunindah. 2010. Pengolahan Makanan Kontinental. Diakses dari Internet: (Online).(http://kunindah.pmk.c om), tanggal 5 Januari 2013. Mandal, Rita Rani. 2009. Cooperative Learning Strategies to Enhance Writung Skill. The Journal of Apllied Linguistics. Volume 1:2 March 2009.pp.85102. Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Penerbit Prenada Media.
11
TEKNOBUGA Volume 1 No.2 – November 2014
Nurani, Atat Siti. 2010. Pengolahan Soup. Program Studi Pendidikan Tata Boga Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia. Diakses dari Internet: http://file.upi.edu tanggal 5 Januari 2013. Robyn M. Gillies and Adrian F. Ashman. 2005. Co-operative Learning. New York: Taylor & Francis eLibrary.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rieneka Cipta. Slavin.
2010. Cooperative Learning (Teori, Riset, dan Praktek). Bandung: Nusa Media.
Winarni, Dwi Fitri. 2012. Pengertian dan Fungsi Soup. Diakses dari Internet: (Online). (http://www.dwifitri.com), tanggal 5 Januari 2013.
12
