Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Pengembangan Profesi Terhadap Produktivitaskerja Guru Dalam Pengelolaan Pembelajaran Di Madrasah Aliyah Negeri Kota Tangerang 63
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PENGEMBANGAN PROFESI TERHADAP PRODUKTIVITASKERJA GURU DALAM PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH ALIYAH NEGERI KOTA TANGERANG Sri Lestari5 Abstraksi Tujuan dari penelitian ini adalah melihat bagaimana pengaruh kecerdasan emosional dan pengembangan profesi guru terhadap produktivitas kerja guru dalam pengelolaan pembelajaran pada Madrasah Aliyah Negeri Kota Tangerang. Secara rinci dijabarkan (1) Adakah pengaruh kecerdasan emosional terhadap produktivitas kerja guru?, (2) Adakah pengaruh pengembangan profesi terhadap produktivitas kerja guru?, (3) Adakah pengaruh kecerdasan emosional dan pengembangan profesi terhadap produktivitas kerja guru?. Dalam melihat hubungan dan pengaruh antar variabel dalam penelitian ini digunakan metode asosiatif kolerasional, yaitu mencari hubungan tiga variabel, yaitu kecerdasan emosional, sebagai variabel bebas dengan dimbul “X1” dan pengembangan profesi sebagai variabel bebas dengan simbol “X2”, sedangkan variabel terikat adalah produktivitas kerja guru dalam pengelolaan pembelajaran dengan simbol “Y”. Berdasarkan pengolahan data didapatkan hasil penelitian pertama, terkait kondisi keadaan produktivitas kerja guru, kecerdasan emosional serta pengembangan profesi dinilai tinggi. Kedua, terkait pengaruh variabel bebas ke variabel terikat. (1) terdapat pengaruh positif signifikan antara kecerdasan emosional dengan produktivitas kerja guru keduanya berjalan seiring atau searah, (2) Terdapat pengaruh positif signifikan antara pengembangan profesi dengan produktivitas kerja guru, (3) Terdapat pengaruh positif signifikan antara kecerdasan emosional dan pengembangan profesi secara bersama-sama dengan produktivitas kerja guru keduanya berjalan seiring atau searah.
Kata kunci: Kecerdasan Emosional, Pengembangan Profesi Dan Produktivitaskerja Guru I. PENDAHULUAN Kemajuan ilmu dan teknologi banyak membawa perubahan dalam berbagai segi kehidupan manusia, yang mencakup kehidupan bermasyarakat, bernegara serta hubungan antar bangsa. Perubahan tersebut berpengaruh terhadap sistem tata nilai dan budaya bangsa yang berkaitan dengan faktor sumberdaya manusia.
5
Dosen Tetap Yayasan Prodi Pendidikan Ekonomi FKIP - UNIS Tangerang
64
PELITA Edisi XIII Volume I Januari – Juni 2014
Semakin maju kebudayaan dan peradaban manusia, maka persoalan pendidikan
semakin
mendapat
tempat
yang
sangat
penting
dalam
kehidupannya.Dalam sejarah Bangsa Indonesia, pendidikan telah mengalami perkembangan dan pasang surut yang signifikan. Kondisi krisis ekonomi yang berkepanjangan dan pergantian pemerintahan menuntut adanya penataan ulang dan reorientasi arah pendidikan yang ditangani secara cerdas, profesional, efektif dan efisien, sehingga dunia pendidikan diharapkan mampu melahirkan sumberdaya manusia Indonesia yang berkualitas dan mampu bersaing di pasar global. Karena itu pendidikan harus adaptif, dan akomodatif serta responsive dengan perkembangan globalisasi dan informasi yang terus terjadi. Melahirkan lulusan yang berkualitas dibutuhkan keseriusan semua pihak yang menangani dunia pendidikan di Negara ini. Baik pemerintah, sekolah, masyarakat, maupun dunia usaha sebagai pemakai lulusannya.Jika pengelola pendidikan tidak mampu menjawab tantangan jaman, berarti dunia pendidikan gagal memenuhi harapan masyarakat. Pendidikan yang diharapkan adalah pendidikan yang mampu melahirkan para lulusan yang memiliki bekal kecakapan hidup ( life skills) sesuai tuntutan perkembangan jaman dan dunia usaha. Sehingga dengan keahlian yang dimiliki oleh setiap lulusan pendidikan mampu bersaing di era globalisasi. Kualitas pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: guru, kurikulum, sarana dan prasarana, proses belajar-mengajar dan sistem evaluasi. Guru
merupakan masalah yang urgen untuk dibicarakan.Pendidikan dapat
dikatakan berkualitas apabila proses belajar-mengajar di sekolah berlangsung secara efektif dan peserta didik memperoleh pengalaman yang bermakna. Siswasiswi diarahkan pada pengembangan pribadi unggul sehingga dapat terbentuk sumber
daya
manusia
(SDM)
yang
kompetitif
dan
mandiri.
Untuk
mewujudkannya dibutuhkan guru yang memiliki kecerdasan emosional yang baik.Dengan kecerdasan emosional yang dimiliki, guru dapat mendidik dan mengajar murid-muridnya untuk memiliki ketrampilan sosial dan emosional yang mereka perlukan untuk menjaga agar hidup mereka tetap di dalam jalur. Guru mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat penting dalam menentukan
Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Pengembangan Profesi Terhadap Produktivitaskerja Guru Dalam Pengelolaan Pembelajaran Di Madrasah Aliyah Negeri Kota Tangerang 65
kelancaran serta keberhasilan suatu lembaga atau instansi, sama halnya pada Madrasah Aliyah Negeri Kota Tangerang, dalam menjalankan tugas serta fungsi yang diembannya, sehingga guru harus bekerja secara efektif dan produktif. Produktivitas suatu organisasi bergantung
kepada gurunya, baik secara
individu maupun bersama-sama. Untuk mewujudkannya perlu dukungan guru yang professional dan loyalitas, kecerdasan emosional yang tinggi, motivasi, kepemimpinan kepala sekolah yang baik, serta sarana dan prasarana yang memadai.Dalam kaitan ini, maka perlu diadakan pengembangan guru supaya menjadi guru yang profesional. Artinya, pengembangan guru merupakan usaha penting organisasi untuk meningkatkan semangat serta produktifitas kerja. Sebab itu perlu dilaksanakan secara sungguh-sungguh, terarah dan terencana. Pengembangan guru bertujuan untuk membantu para guru agar kegiatan yang dilaksanakan dapat beradayaguna dan berhasilguna untuk memperoleh hasil yang optimal. Didalamnya termasuk
pengembangan profesi/kompetensi dan
karier agar setiap guru menyadari kewajiban serta tanggung jawabnya dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Guru sebagai pelaksana pendidikan yang langsung berhubungan dengan anak didik, mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Betapapun baik dan lengkapnya kurikulum, metode mengajar dan sarana pendidikan lainnya, semuanya tidak menjamin keberhasilan pendidikan, sebab kunci keberhasilan itu terletak pada guru sebagai pelaksana utama dalam proses belajar-mengajar. Dengan pengembangan kompetensi guru maka akan tercipta guru yang berkompeten dan berkualitas. Dengan demikian, peran strategis guru sebagai perencana pembelajaran, pelaksana pembelajaran, penilai hasil pembelajaran, pembimbing dan pelatih peserta didik dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Kewajiban dan tanggung jawab yang ia lakukan dengan penuh kesadaran pada akhirnya berhubungan dengan produktivitas kerja. Sehubungan dengan uraian di atas, keberhasilan aparatur pmerintah dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat merupakan prestasi kerja aparatur
yang bersangkutan, baik
secara
perseorangan maupun
secara
66
PELITA Edisi XIII Volume I Januari – Juni 2014
kelembagaan. Sebab itu, produktivitas kerja aparatur pemerintah merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Hal ini disebabkan karena posisinya yang strategis sehingga dituntut untuk mampu menjadi motivator, teladan dan mitra kerja masyarakat. Namun untuk mewujudkanya bukan suatu hal yang mudah, apalagi jika dilihat dari fenomena penurunan kualitas di MAN Kota Tangerang sebagai berikut: 1. Penurunan produktivitas kerja yang ditandai dengan penerimaan siswa baru yang tidak mengalami kenaikan. 2. Belum bisa bersaing dengan SMAN yang berkualitas di Kota Tangerang. 3. Tingkat pendidikan/sumber daya manusia yang ada pada Madrasah Aliyah Negeri sangat bervariasi, sehinggga penggunaan sumberdaya manusia belum sebanding dengan target yang akan dicapai. 4.
Masih kurangnya kemampuan perencanaan, pelaksanaan pekerjaan, dan evaluasi
terhadap
penyelesaian
terhadap
kasus-kasus
keguruan,
berdasarkan laporan dan hasil kerja guru. Berbagai masalah yang berkaitan dengan kondisi guru, antara lain: (1) adanya keberagaman kemampuan guru dalam proses pembelajaran dan penguasaan pengetahuan, (2) belum adanya alat ukur yang akurat untuk mengetahui
kemampuan
guru,
(3)
pembinaan
yang
dilakukan
belum
mencerminkan kebutuhan, (4) kesejahteraan guru yang belum memadai. Jika hal tersebut tidak segera diatasi, maka akan berdampak pada rendahnya kualitas pendidikan. Rendahnya kualitas pendidikan yang dimaksud antara lain: (1) kemampuan siswa dalam menyerap mata pelajaran yang diajarkan guru tidak maksimal, (2) kurang sempurnanya pembentukan karakter yang tercermin dalam sikap dan kecakapan hidup yang dimiliki setiap siswa. (3) rendahnya kemampuan membaca, menulis dan berhitung siswa terutama tingkat sekolah dasar. Sehubungan dengan itu, Undang-undang No. 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional yang berisi perintisan pembentukan Badan Akreditasi dan Sertifikasi Mengajar di daerah merupakan bentuk dari upaya peningkatan kualitas tenaga kependidikan secara nasional.
Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Pengembangan Profesi Terhadap Produktivitaskerja Guru Dalam Pengelolaan Pembelajaran Di Madrasah Aliyah Negeri Kota Tangerang 67
Dengan kecerdasan emosional yang tinggi dan pengembangan kompetensi guru yang menghasilkan produktivitas kerja guru yang optimal, maka tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 yang menyatakan: “Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab” dapat terwujud. Berdasarkan uraian tersebut, maka kajian pengaruh kecerdasan emosional dan pengembangan profesi
guru terhadap produktivitas kerja guru
pengelolaan pembelajaran pada Madrasah Aliyah Negeri
dalam
Kota Tangerang
merupakan hal yang menarik untuk dipelajari secara lebih jauh dalam bentuk penelitian. Berdasarkan uraian di atas, dirumuskan masalah (1) Adakah pengaruh kecerdasan emosional terhadap produktivitas kerja guru?, (2) Adakah pengaruh pengembangan profesi terhadap produktivitas kerja guru?, (3) Adakah pengaruh kecerdasan emosional dan pengembangan profesi terhadap produktivitas kerja guru?
II. TEORI 2.1. Tinjaun Teoritis Produktivitas Kerja Guru Menurut Umar produktivitas mempunyai dua dimensi. Dimensi pertama adalah: efektivitas yang mengarah kepada pencapaian unjuk kerja yang maksimal yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu. Dimensi kedua yaitu efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi penggunaannya atau sebagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan. Efisiensi
merupakan
suatu
ukuran
dalam
membandingkan
input
yang
direncanakan dengan input yang sebenarnya. Apabila input yang sebenarnya digunakan semakin besar penghematannya, maka tingkat efisiensi semakin tinggi, tetapi semakin kecil input yang dapat dihemat akan semakin rendah tingkat efisiensinya. (Husain Umar, 1999).
68
PELITA Edisi XIII Volume I Januari – Juni 2014
Undang-Undang Republik Indonesia mendefinisikan: Guru sebagai pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. (Undang-Undang Republik Indonesia, 2006). Tugas guru menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional: Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Himpunan Peraturan Perundang-undangan, UUSPN, 2003). Produktivitas menurut
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia adalah
kemampuan untuk menghasilkan sesuatu, kemampuan untuk menciptakan sesuatu. (Ahmad A.K, 2006) Menurut Usman penilaian kemampuan mengajar terdiri dari: 1. Ketrampilan Menyusun Rencana Pengajaran terdiri dari: pengelolaan pembelajaran, pengorganisasian bahan ajar, pengelolaan kelas, penggunaan alat dan metode dan penilaian. 2. Ketrampilan Melaksanakan Prosedur Pengajaran terdiri: pendahuluan, kegiatan inti, mengorganisasi waktu melaksnakan penilaian proses dan hasil, menyimpulkan dan refleksi. 3. Ketrampilan berkomunikasi antar pribadi. Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa poduktivitas kerja guru adalah kemampuan guru dalam bersikap terhadap kerja (pengajaran), kemampuan merencanakan
pengajaran,
kemampuan
melaksanakan
pembelajaran,
dan
kemampuan mengevaluasi pembelajaran dengan efektif dan efisien untuk menghasilkan out put yang berkualitas. 2.2. Pengertian Pengembangan Profesi Guru (Profesionalisasi Guru) Sadili mendefinisikan, pengembangan sumberdaya manusia sebagai penyiapan manusia/guru untuk memikul tanggung jawab lebih tinggi dalam organisasi atau perusahaan. (H. Sadili, 2006). Menurut UU RI No. 14 Tahun 2003 Tentang Guru dan Dosen: 1. Pembinaan dan pengembangan guru meliputi pembinaan profesi dan karier.
Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Pengembangan Profesi Terhadap Produktivitaskerja Guru Dalam Pengelolaan Pembelajaran Di Madrasah Aliyah Negeri Kota Tangerang 69
2. Pembinaan dan pengembangan profesi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional yang dilakukan melalui jabatan fungsional. 3. Pembinaan dan pengembangan karier meliputi penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi. Sedangkan Hariandja mendefinisikan, latihan dan pengembangan sebagai usaha yang terencana dari organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan pegawai/guru. (Marihot Tua Efendi Hariandja , 2005). Saydam mendefinisikan: “Pengembangan Sumber Daya Manusia merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh perusahaan agar pengetahuan (knowledge), kemampuan (ability), dan keterampilan (skill) mereka sesuai dengan tuntutan pekerjaan yang mereka lakukan.” Gouzali Saydam, 2006). Mengembangkan pengetahuan karyawan/guru dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain: 1. banyak membaca buku, brosur, majalah dan surat kabar; 2. banyak mendengarkan ceramah-ceramah, siaran radio/TV; 3. sering mengikuti rapat, pertemuan, diskusi, seminar, dan lokakarya; 4. terlibat aktif dalam acara-acara yang diselenggarakan lembaga pendidikan; 5. mengikuti pendidikan lebih tinggi dan pelatihan; 6. sering berkomunikasi dengan rekan sekerja; Menurut
Saydam
untuk
menjadi
karyawan/guru
yang
profesional
dibutuhkan pengembangan profesi (profesionalisasi) baik melalui organisasi maupun kemauan pribadi yang dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut: 1. Penugasan 2. Mutasi atau Promosi. 3. Pengembangan karier 4. Kegiatan Gugus Kendali Mutu (GKM) atau disebut juga QCC (Quality Qontrol Circle) 5. Pengawasan Melekat 6. Pelatihan
70
PELITA Edisi XIII Volume I Januari – Juni 2014
Dari berbagai dimensi tentang pengembangan/profesionalisasi guru seperti terurai di atas, maka profesionalisasi/pengembangan guru adalah kegiatan untuk meningkatkan kualitas guru yang meliputi studi lanjut, penataran, penugasan, mutasi atau promosi, pengembangan karier, gugus kendali mutu, pengawasan melekat dan pelatihan serta pengembangan diri ( menulis karya ilmiah, buku, membuat alat peraga) yang dapat dilaksanakan secara pribadi, melalui organisasi maupun melalui dinas pendidikan.
2.3. Pengertian Kecerdasan Emosional (EI) Weisinger dan Williams (1999: 1) mengemukakan: “ Kecerdasan emosional meliputi kemampuan seperti motivasi diri, ketekunan, dan mamajemen nurani, serta kemampuan untuk berempati, berpikir dan berharap.” Goleman (1995: 34) mengungkapkan : “Kecerdasan emosional memiliki beberapa kualitas penting bagi keberhasilan seseorang diantaranya: kualitas berempati, kemampuan dan mengungkapkan serta memahami perasaan, mengendalikan amarah, kemandirian, kemampuan menyesuaikan diri, disukai, kemampuan memecahkan masalah antar pribadi, ketekunan, kesetiakawanan, keramahan dan sikap hormat.” Goleman (2007: 45) mengungkapkan ciri-ciri lain kecerdasan emosional antara lain kemampuan seperti kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, dan bertahan menghadapi frustasi; mengendalikan dorongan hati, dan tidak melebih-lebihkan kesenangan; mengatur suasana hati; dan menjaga agar bebas stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir berempati dan berdoa”. Berdasarkan uraian di atas kecerdasan emosional adalah ketajaman pikiran seseorang memecahkan masalah dengan meluapkan perasaan yang berkembang kearah
konstruk
positif,
seperti
kesadaran
emosi
diri,
menampilkan
ketrampilan/kecakapan emosi, memanfaatkan emosi secara produktif, empati, dan membina hubungan dengan orang lain (ketrampilan berkomunikasi). Dengan demikian yang dijadikan indikator dalam penelitian ini adalah kesadaran emosi diri, ketrampilan emosi, memanfaatkan emosi secara produktif, empati, dan kesadaran emosi terhadap orang lain (ketrampilan berkomunikasi atau mengendalikan orang lain).
Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Pengembangan Profesi Terhadap Produktivitaskerja Guru Dalam Pengelolaan Pembelajaran Di Madrasah Aliyah Negeri Kota Tangerang 71
2.4. Penelitian Terdahulu Hasil penelitian sebelumnya yang berkenaan dengan kecerdasan emosional terhadap produktivitas kerja guru, Sutaemi, judul “Hubungan Kecerdasan Emosional dan Motivasi Kerja dengan Sikap Profesionalisme Guru di MAN Insan Cendikia Kec. Serpong Kab. Tangerang” didapatkan hubungan positif signifikan antara variabel kecerdasan emosional dengan sikap profesionalisme guru. Pengaruh hubungan kecerdasan emosional terhadap sikap profesionalisme guru dari nilai r = 0.763 maka koefisien determinasi adalah 0.5822 atau 58.22% artinya kecerdasan emosional memberikan kontribusi sebesar 58% terhadap sikap profesionalisme guru, dan sebesar 52% dipengaruhi oleh faktor lain.
2.5. Kerangka Pemikiran. Penelitian ini berangkat dari kerangka berpikir sebagai berikut: a. Apabila kecerdasan emosional baik, maka akan menujang produktivitas kerja guru juga baik. Sebaliknya kecerdasan emosional yang kurang baik akan menghambat proses belajar mengajar yang berakibat produktivitas guru menurun. b. Apabila pengembangan profesi meningkat maka akan meningkatkan produktivitas kerja guru dalam pengelolaan pembelajaran. Sebaliknya apabila pengembangan profesi rendah, maka produktivitas kerja guru juga rendah. 2.6. Kerangka Pemikiran. Desain Penelitian: X1 r1 r3
R
X2
Y
r2
Keterangan: X1 = Variabel independen yaitu Kecerdasan Emosional X2 = Variabel independen yaitu Pengmbangan Profesi. Y = Variabel Dependen yaitu Produktivitas Kerja Guru
72
PELITA Edisi XIII Volume I Januari – Juni 2014
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode yang digunakan Dalam melihat hubungan antar variabel dalam penelitian ini digunakan metode asosiatif kolerasional, yaitu mencari hubungan tiga variabel, yaitu kecerdasan emosional, sebagai variabel bebas dengan dimbul “X1” dan pengembangan profesi sebagai variabel bebas dengan simbol “X2”, sedangkan variabel terikat adalah produktivitas kerja guru dalam pengelolaan pembelajaran dengan simbol “Y”.
3.2. Populasi dan Sampel 3.2.1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru PNS dan guru honor yang berada di jajaran Kantor Madrasah Aliyah Negeri Kota Tangerang. 3.2.2. Sampel Terkait sampel dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Arikunto (1993) mengemukakan bahwa jika subjek yang diteliti kurang dari atau sama dengan 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
3.3. Teknik Pengumpulan Data Dalam rangka pengumpulan data, bahan-bahan yang akan dikumpulkan dan dianalisa terdiri dari data primer yang menyebarkan
pertanyaan
berupa
diperoleh secara langsung dengan
angket
kepada
sejumlah
responden.
Angket/kuisioner adalah suatu daftar pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang diteliti untuk diisi oleh responden. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket tertutup, yaitu angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.
Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Pengembangan Profesi Terhadap Produktivitaskerja Guru Dalam Pengelolaan Pembelajaran Di Madrasah Aliyah Negeri Kota Tangerang 73
3.4. Instrumen penelitian 3.4.1. Instrumen variabel Y (produktivitas kerja guru) a. Definisi konseptual Produktivitas kerja guru dalam pengelolaam pembelajaran adalah kemampuan guru dalam bersikap terhadap kerja (pengajaran), kemampuan merencanakan pengajaran, kemampuan melaksanakan pembelajaran, dan kemampuan mengevaluasi pembelajaran dengan efektif dan efisien untuk menghasilkan out put yang berkualitas. b. Definisi operasional produktivitas kerja guru Produktivitas kerja guru dalam pengelolaam pembelajaran adalah kemampuan guru dalam bersikap terhadap kerja (pengajaran), kemampuan merencanakan pengajaran, kemampuan melaksanakan pembelajaran, dan kemampuan mengevaluasi pembelajaran dengan efektif dan efisien untuk menghasilkan out put yang berkualitas. c. Kisi-Kisi Produktivitas Kerja Guru (tabel 3.2)
3.4.2. Pengembangan Guru a. Definisi Konseptual Dalam penelitian ini pengembangan guru sebagai variabel bebas (X2). Pengembangan guru adalah usaha atau kegiatan untuk meningkatkan kualitas guru yang meliputi studi lanjut, penataran, penugasan, mutasi atau promosi, pengembangan karier, pengembangan pribadi, gugus kendali mutu, dan pelatihan yang dapat dilaksanakan secara pribadi, melalui organisasi maupun melalui dinas pendidikan. b. Definisi Operasional Dari berbagai dimensi yang membangun variabel bebas (X2) di atas, kami membatasi untuk definisi operasional pengembangan guru (X2) dengan dimensi penelitian yang meliputi studi lanjut, penugasan, pengembangan karier, pengembangan pribadi, gugus kendali mutu, promosi, dan pelatihan yang dapat dilaksanakan secara pribadi, melalui organisasi maupun melalui dinas pendidikan. c. Kisi-Kisi Pengembangan Guru (tabel 3.3)
74
PELITA Edisi XIII Volume I Januari – Juni 2014
3.4.3. Kecerdasan Emosional a. Definisi Konseptual Dalam penelitian ini kecerdasan emosional sebagai variabel bebas (X1). Kecerdasan emosional adalah ketajaman pikiran seseorang memecahkan masalah dengan meluapkan perasaan yang berkembang kearah konstruk positif, seperti kesadaran emosi diri, menampilkan ketrampilan/kecakapan emosi, memanfaatkan emosi secara produktif, empati, dan membina hubungan dengan orang lain (ketrampilan berkomunikasi). b. Definisi Operasional Dari berbagai dimensi yang membangun variabel bebas (X1) di atas, kami membatasi untuk definisi operasional kecerdasan emosional (X1) dengan dimensi penelitian yang meliputi kesadaran emosi diri, ketrampilan emosi , memanfaatkan emosi secara produktif, empati, dan kesadaran emosi terhadap orang lain (ketrampilan berkomunikasi atau mengendalikan orang lain). c. Kisi-Kisi Kecerdasan Emosional (tabel 3.4)
Penelitian ini menggunakan alat pengumpulan data atau instrumen berupa angket/koesioner dalam bentuk pertanyaan yang merupakan pengembangan dari indikator sesuai dengan batasan yang ditentukan dalam kisi-kisi angket yaitu instrumen
pengukur
produktivitas kerja guru yang menggunakan 4 pilihan
(option). Seluruh item mempunyai pilihan sebanyak 4 buah, yang memiliki skor pada setiap pilihan sebagai berikut: pilihan A mendapat skor 4, pilihan B mendapat skor 3, pilihan C mendapat skor 2, dan pilihan D mendapat skor 1.
3.5. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kolerasi dan regresi, yaitu
dengan kolerasi sederhana untuk menentukan hubungan
masing-masing variabel X dengan Y, untuk menentukan masing-masing kontribusi X dengan Y. Regresi sederhana untuk menentukan kontribusi variabel X terhadap Y, kolerasi ganda untuk menentukan hubungan variable X1 dan X2
Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Pengembangan Profesi Terhadap Produktivitaskerja Guru Dalam Pengelolaan Pembelajaran Di Madrasah Aliyah Negeri Kota Tangerang 75
secara bersama terhadap variable Y dan regresi ganda untuk menentukan kontribusi variable X1, X2 secara bersama-sama terhadap variabel Y. Untuk analisis regresi, terdapat beberapa prasyarat yang harus dipenuhi yaitu: (1) sampel diambil secara acak, (2) variabelnya berhubungan secara linier, (3) variabelnya berdistribusi normal atau mendekati normal, adapun langkahlangkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Mengolah skor dari dua instrumen penelitian kedalam bentuk penyebaran data yang disajikan dalam bentuk pengelompokan data yang dapat dihitung dengan rumus Sturges sebagai berikut: K=
R C
Dimana : K
: Kategori/interval
R (range) : Angka maksimum-angka minimum C (class) : 1 + 3,3 log n Kemudian menghitung rata-rata hitung dengan rumus : Xr
x N
Artinya :
Xr
: Rata-rata hitung
x
: Jumlah skor variabel
N
: Jumlah sampel
Selanjutnya, menghitung simpangan baku atau standar deviasi skor masingmasing dengan rumus: Sd =
(X - Xr)2 n -1
Yang berarti : Sd
: Standar deviasi
X : Jumlah skor variabel Xr
: Skor rata-rata
N
: Jumlah responden
76
PELITA Edisi XIII Volume I Januari – Juni 2014
2) Uji Normalitas data menggunakan uji non parametric yaitu: Npar test uji onesample Kolmogorov-Smirnov Test, dimana kriterianya bahwa populasi berdistribusi normal jika nilai Asym.Sign itu lebih besar dari probabilitas 0,05.
3) Menentukan persamaan regresi sederhana dengan menggunakan rumus: Ŷ = a + b X1 a
= Konstanta
X1 = Variabel X1
b
= Arah garis regresi
4) Menghitung korelasi sederhana antara variabel yang ada dengan rumus korelasi sederhana, yang notasi rumusnya adalah : rxy =
2
2
2
2
Untuk mendukung taraf signifikansi pengujian hipotesis, maka ditetapkan tingkat kepercayaan 95%. Keterangan : rxy
= Koefisien korelasi x dan y
x2 = Jumlah kuadrat dari skor variabel x x
= Jumlah skor variabel x
y2 = Jumlah kuadrat dari skor variabel y y
= Jumlah skor variabel y
Dilanjutkan dengan uji hipotesis dan signifikansi koefisien korelasi sederhana dengan uji t yang rumusnya dapat digambarkan sebagai berikut: t=
r n-2 1- r2
Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima 5) Menentukan persamaan regresi ganda, dan uji keberartian regresi linier ganda melalui rumus:
Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Pengembangan Profesi Terhadap Produktivitaskerja Guru Dalam Pengelolaan Pembelajaran Di Madrasah Aliyah Negeri Kota Tangerang 77
Ŷ = a + bX1+ bX2 6) Menghitung koefisien kolerasi ganda dan uji keberartian kolerasi ganda dengan rumus:
R
2
JKreg 2
R k F= 1 R n k 1 2
dan
2
Perhitungan dilakukan secara manual dan menggunakan alat Bantu SPSS for windows series 11.0.
3.6 Rancangan Uji Hipotesis Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Ho : Tidak terdapat pengaruh antara kecerdasan emosional terhadap produktivitas kerja guru. Ha : Terdapat pengaruh antara kecerdasan emosional terhadap produktivitas kerja guru. 2) Ho :
Tidak terdapat pengaruh antara pengembangan profesi guru
terhadap produktivitas kerja guru. Ha : Terdapat pengaruh antara pengembangan profesi guru
terhadap
produktivitas kerja guru. 3) Ho : Tidak terdapat pengaruh kecerdasan emosional dan pengembangan profesi terhadap produktivitas kerja guru. Ha : Terdapat pengaruh kecerdasan emosional dan pengembangan profesi terhadap produktivitas kerja guru.
IV. Hasil penelitian Dalam bagian ini membahas tentang deskripsi data, uji persyaratan analisis, pengujian hipotesa dan pembahasan. Penelitian dilaksanakan pada 2 Madrasah Aliyah Negeri di Kota Tangerang meliputi: Madrasah Aliyah Negeri 1 di Perum dan Madrasah Aliyah Negeri 2 di Cipondoh. Sedangkan responden yang diteliti
78
PELITA Edisi XIII Volume I Januari – Juni 2014
sebanyak 56 orang responden.Kemudian angket yang disebarkan kepada mereka dapat dikembalikan dengan baik, dalam arti layak untuk dianalisis. 4.1. Deskripsi Data Data-data yang diperoleh dari hasil penelitian melalui angket, terdiri dari dua variabel babas (X) dan satu variabel terikat (Y). Variabel bebas pertama (X1) adalah Kecerdasan Emosional dan variabel bebas kedua adalah Pengembangan Profesi Guru. Variabel terikat (Y) yang dikaji dalam penelitian ini adalah Produktivitas Kerja Guru di Madrasah Aliyah Negeri Kota Tangerang. Dalam deskripsi data antara lain dapat dilihat skor terendah dan skor tertinggi, sehingga akan tampak rentang nilai datanya, nilai rata-rata, standar deviasi, modus, median, dan distribusi frekuensi yang disertai histogram. Deskripsi Produktivitas Kerja Guru (Y) Deskripsi data produktivitas kerja guru dari responden yang kami teliti dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 DESKRIPSI DATA PRODUKTIVITAS KERJA GURU Produktivitas Kerja Guru No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan Skor tertinggi Skor terendah Rentang nilai (range) Banyak kelas (C) Kategori (interval) Nilai rata-rata (mean) Median Mode Simpangan baku (deviasi standar) Jumlah sampel
Hasil 79 42 37 7 5 62.13 62 61 7.895 56
Dari tabel di atas, terlihat bahwa skor produktivitas kerja guru yang tersebar kepada para responden, hasil menyebar dari skor terendah 42 sampai skor tertinggi 79 dengan rentang nilai sebesar 37. Hasil pengolahan data menggambarkan bahwa skor produktivitas guru rata-rata untuk variabel ini adalah 62,13, simpangan baku sebesar 7,895, modus 61, dan median 62.
Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Pengembangan Profesi Terhadap Produktivitaskerja Guru Dalam Pengelolaan Pembelajaran Di Madrasah Aliyah Negeri Kota Tangerang 79
Untuk mengetahui kondisi produktivitas kerja digunakan pedoman interpretasi produktivitas dengan menggunakan empat kelas, yang disusun berdasarkan skor terendah sampai tertinggi. Adapun instrumen variabel ini berbentuk angket yang terdiri 20 (dua puluh) item, dengan skor terendah = 20 (20 x 1) yaitu menunjukkan bahwa, semua jawaban berjumlah 20 item pernyataan angket produktivitas dengan skor 1 (jawaban d), sedangkan skor tertinggi = 80 (20 x 4) yaitu menunjukkan semua jawaban berjumlah 20 item pernyataan angket produktivitas dengan skor 4 (jawaban a). Mengenai pedoman interpretasi produktivitas seperti tertera dalam tabel 4.2. berikut ini: Tabel 4.2 PEDOMAN INTERPRETASI PRODUKTIVITAS KERJA GURU Interval 20 - 34 35 - 49 50 - 64 65 - 80
Kategori Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Apabila merujuk kepada tabel 4.2.di atas berdasarkan nilai rata- rata yang diperoleh, untuk variabel produktivitas kerja sebesar 62,13, maka dapat disimpulkan bahwa secara umum produktivitas kerja yang dimiliki oleh para guru tergolong tinggi, karena nilai rata-ratanya berada pada interval 50– 64. Selanjutnya untuk distribusi frekuensi dari variabel produktivitas guru berdasarkan data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 4.3.berikut ini: Tabel 4.3 DISTRIBUSI FREKUENSI SKOR PRODUKTIVITAS KERJA GURU Interval 41 - 46 47 - 52 53 - 58 59 - 64 65 - 70 71 - 76 77 -82 Jumlah
Frekuensi 1 7 8 20 13 6 1 56
Prosentase 1.79% 12.5% 14.29% 35.71% 23.21% 10.71% 1.79% 100%
80
PELITA Edisi XIII Volume I Januari – Juni 2014
Untuk lebih jelasnya, dapat digambarkan dalam bentuk histogram seperti tampak pada gambar berikut: Histogram Produktivitas Y 20
Frequency
10
Std. Dev = 7.89 Mean = 62.1 N = 56.00
0 40.0
45.0
50.0
55.0
60.0
65.0
70.0
75.0
80.0
Y
Gambar 4.1. Histogram Produktivitas Kerja Guru (Y) Deskripsi Pengembangan Profesi (X2) Deskripsi data dari pengembangan guru dari responden yang kami teliti dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.4 DESKRIPSI DATA PENGEMBANGAN PROFESI Pengembangan Profesi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan Skor tertinggi Skor terendah Rentang nilai (range) Banyak kelas (C) Kategori (interval) Nilai rata-rata (mean) Median Mode Simpangan baku (deviasi standar) Jumlah sampel
Hasil 68 30 38 7 6 46.34 48 39 9.352 56
Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Pengembangan Profesi Terhadap Produktivitaskerja Guru Dalam Pengelolaan Pembelajaran Di Madrasah Aliyah Negeri Kota Tangerang 81
Dari tabel di atas, terlihat bahwa skor pengembangan profesi yang tersebar kepada para responden, hasil menyebar dari skor terendah 30 sampai skor tertinggi 68 dengan rentang nilai sebesar 38. Hasil pengolahan data menggambarkan bahwa skor pengembangan guru rata-rata untuk variabel ini adalah 46,34, simpangan baku sebesar 9,352, modus 39, dan median 48. Untuk mengetahui kondisi pengembangan profesi digunakan pedoman interpretasi pengembangan profesi dengan menggunakan empat kelas, yang disusun berdasarkan skor terendah sampai tertinggi. Adapun instrumen variabel ini berbentuk angket yang terdiri 20 (dua puluh) item, dengan skor terendah = 20 (20 x 1) yaitu menunjukkan bahwa, semua jawaban berjumlah 20 item pernyataan angket produktivitas dengan skor 1 (jawaban d), sedangkan skor tertinggi = 80 (20 x 4) yaitu menunjukkan semua jawaban berjumlah 20 item pernyataan angket pengembangan dengan skor 4 (jawaban a). Mengenai pedoman interproduktivitas seperti tertera dalam tabel 4.5.berikut ini: Tabel 4.5 PEDOMAN INTERPRODUKTIVITAS PENGEMBANGAN GURU Interval 20 – 34 35 – 49 50 - 64 65 - 80
Kategori Rendah Sedang Tinggi Tinggi
Apabila merujuk kepada tabel 4.5.di atas berdasarkan nilai rata- rata yang diperoleh, untuk variabel pengembangan profesi sebesar 46,34, maka dapat disimpulkan bahwa secara umum pengembangan profesi yang dimiliki oleh para guru tergolong sedang, karena nilai rata-ratanya berada pada interval 35-49. Selanjutnya untuk distribusi frekuensi dari variabel ppengembangan profesi berdasarkan data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 4.6. berikut ini:
82
PELITA Edisi XIII Volume I Januari – Juni 2014
Tabel 4.6 DISTRIBUSI FREKUENSI SKOR PENGEMBANGAN GURU Interval Frekuensi Prosentase 29 - 34 7 12.5% 35 - 40 12 21.43% 41 - 46 7 12.5% 47 - 52 15 26.79% 53 - 58 10 17.86% 59 - 64 3 5.36% 65 -70 2 3.56% Jumlah 56 100% Untuk lebih jelasnya, dapat digambarkan dalam bentuk histogram seperti tampak pada gambar berikut:
Histogram Pengembangan X2 16 14 12 10 8
Frequency
6 4 Std. Dev = 9.35 2
Mean = 46.3 N = 56.00
0 30.0
35.0
40.0 45.0
50.0
55.0 60.0
65.0
70.0
X2
Gambar 4.2. Histogram Pengembangan Profesi (X2) Kecerdasan Emosional (X1) Deskripsi data dari pengembangan guru dari responden yang kami teliti dapat dilihat pada tabel 4.4.sebagai berikut:
Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Pengembangan Profesi Terhadap Produktivitaskerja Guru Dalam Pengelolaan Pembelajaran Di Madrasah Aliyah Negeri Kota Tangerang 83
Tabel 4.4 DESKRIPSI DATA KECERDASAN EMOSIONAL Kecerdasan Emosional No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan Skor tertinggi Skor terendah Rentang nilai (range) Banyak kelas (C) Kategori (interval) Nilai rata-rata (mean) Median Mode Simpangan baku (deviasi standar) Jumlah sampel
Hasil 79 48 31 7 6 62.91 64 70 8.597 56
Dari tabel di atas, terlihat bahwa skor kecerdasan emosional yang tersebar kepada para responden, hasil menyebar dari skor terendah 48 sampai skor tertinggi 79 dengan rentang nilai sebesar 31. Hasil pengolahan data menggambarkan bahwa skor kecerdasan emosional rata-rata untuk variabel ini adalah 62,91, simpangan baku sebesar 8,597, modus 70, dan median 64. Untuk mengetahui kondisi kecerdasan emosional digunakan pedoman interpretasi dengan menggunakan empat kelas, yang disusun berdasarkan skor terendah sampai tertinggi. Adapun instrumen variabel ini berbentuk angket yang terdiri 20 (dua puluh) item, dengan skor terendah = 20 (20 x 1) yaitu menunjukkan bahwa, semua jawaban berjumlah 20 item pernyataan angket produktivitas dengan skor 1 (jawaban d), sedangkan skor tertinggi = 80 (20 x 4) yaitu menunjukkan semua jawaban berjumlah 20 item pernyataan angket pengembangan dengan skor 4 (jawaban a). Mengenai pedoman interpretasi seperti tertera dalam tabel 4.5.berikut ini: Tabel 4.5 PEDOMAN INTERPRETASI KECERDASAN EMOSIONAL Interval 20 – 34 35 -49 50 – 64 65 – 80
Kategori Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
84
PELITA Edisi XIII Volume I Januari – Juni 2014
Apabila merujuk kepada tabel 4.5.di atas berdasarkan nilai rata- rata yang diperoleh, untuk variabel kecerdasan emosional sebesar 62,91, maka dapat disimpulkan bahwa secara umum kecerdasan emosional yang dimiliki oleh para guru tergolong tinggi, karena nilai rata-ratanya berada pada interval 50-64. Selanjutnya untuk distribusi frekuensi dari variabel kecerdasan emosional berdasarkan data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 4.6.berikut ini: Tabel 4.6 DISTRIBUSI FREKUENSI SKOR KECERDASAN EMOSIONAL Interval Frekuensi Prosentase 47 - 51 6 10.71% 52 - 56 9 16.07% 57 - 61 8 14.29% 62 - 66 11 19.64% 67 - 71 13 23.21% 72 - 76 7 12.5% 77 -81 2 3.57% Jumlah 56 99.99% Untuk lebih jelasnya, dapat digambarkan dalam bentuk histogram seperti tampak pada gambar berikut: Histogram Kecerdasan Emosional
X1 10
8
6
Frequency
4
2
Std. Dev = 8.60 Mean = 62.9 N = 56.00
0 47.5
52.5
50.0
57.5
55.0
62.5
60.0
67.5
65.0
72.5
70.0
77.5
75.0
80.0
X1
Gambar 4.3. Histogram Kecerdasn Emosional (X1)
Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Pengembangan Profesi Terhadap Produktivitaskerja Guru Dalam Pengelolaan Pembelajaran Di Madrasah Aliyah Negeri Kota Tangerang 85
4.2. Pengujian Persyaratan Analisis Analisa data dalam rangka pengujian hipotesis akan menggunakan analisis regresi dan kolerasi sederhana serta regresi dan kolerasi ganda. Prosedur pengolahan data dengan menggunakan teknik “Sampling Jenuh”.dimana teknik ini termasuk dari teknik Non-Probability Sampling. Teknik ini digunakan mengingat semua populasi dijadikan sampel.Selanjutnya, pengujian validitas, reliabilitas dan normalitas populasi dilakukan berdasarkan data penelitian. Hasil pengujiannya adalah sebagai berikut: Uji Validitas dan Reliabilitas Uji
validitas
menggunakan
kolerasi
product
moment
dengan
cara
mengkolerasikan antara skor pertanyaan dengan skor totalnya. Hasil uji validitas variabel produktivitas kerja, pengembangan guru dan kecerdasan emosional menunjukan kolerasi lebih besar dari r tabel 0,266 dengan signifikansi 0,05% dan N=55. Dengan demikian semua skor pertanyaan adalah valid. (Perhitungan pada lampiran 3) Uji reliabilitas dilakukan dengan cara mengkolerasikan total skor genap dan total skor ganjil antar variabel. Hasil kolerasi total skor ganjil Y dan total skor genap Y sebesar 0,682. Hasil kolerasi total skor ganjil X2 dan total skor genap X2 sebesar 0,840. Sedangkan hasil kolerasi total skor ganjil X1 dan total skor genap X1 sebesar 0,845. Kolerasi antara total skor ganjil dan total skor genap masing-masing variabel menunjukan kolerasi yang sangat tinggi dan signifikan . Dengan demikian skor pertanyaan
sebagai alat ukur yang digunakan dalam
penelitian adalah reliabel.
Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan terhadap data kedua variabel penelitian dengan menggunakan teknik One-Sample Kolmogorov-Semirnov Test untuk menguji asal data yaitu dari populasi normal atau tidak. Hasil pengolahan data setiap variabel dapat dijelaskan sebagai berikut:
86
PELITA Edisi XIII Volume I Januari – Juni 2014
H0 : Sampel ditarik dari populasi dengan distribusi tertentu H1 : Sampel ditarik bukan dari populasi dengan distribusi tertentu Jika: nilai asymp. signifikansi< taraf signifikansi α maka tolak H0 nilai asymp. signifikansi>taraf signifikansi α maka terima H0 a) Uji Normalitas Data Variabel Produktivitas Kerja Guru Dari pengujian kenormalan data dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test tulisan di bawah tabel menyatakan bahwa test distribution is normal. Hal itu juga dapat diketahui dari nilai Asymp.Sig. (2-tailed) 0,857 > taraf signifikansi 0,05, maka dapat disimpulkan untuk menerima H0; artinya data sampel variabel produktivitas kerja guru berasal dari distribusi normal. b) Uji Normalitas Data Variabel Pengembangan Profesi Guru Dari pengujian kenormalan data dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test tulisan di bawah tabel menyatakan bahwa test distribution is normal. Hal itu juga dapat diketahui dari nilai Asymp.Sig. (2-tailed) 0,365 > taraf signifikansi 0,05, maka dapat disimpulkan untuk menerima H0; artinya data sampel variabel pengembangan profesi guru berasal dari distribusi normal. c) Uji Normalitas Data Variabel Kecerdasan Emosional Dari pengujian kenormalan data dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test tulisan di bawah tabel menyatakan bahwa test distribution is normal. Hal itu juga dapat diketahui dari nilai Asymp.Sig. (2-tailed) 0,757 > taraf signifikansi 0,05, maka dapat disimpulkan untuk menerima H0; artinya data sampel variabel data kecerdasan emosional berdistribusi normal.
4. 3. Persamaan Regresi sederhana a) Menentukan Persaman Regresi Sederhana Persamaan regresi sederhana yang dicari dalam penelitian ini meliputi variabel produktivitas guru (Y) atas variabel pengembangan variabel kecerdasan emosional (X1),
profesi
(X2), dan atas
berdasarkan olahan data mentah hasil
penelitian (lihat lampiran 4), diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Dari hasil pengolahan data menggunakan SPSS 11.0 seperti yang ditampilkan dalam tabel berikut:
Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Pengembangan Profesi Terhadap Produktivitaskerja Guru Dalam Pengelolaan Pembelajaran Di Madrasah Aliyah Negeri Kota Tangerang 87
1. Persamaan regresi sederhana variabel produktivitas kerja guru (Y) atas variabel pengembangan profesi (X2), model persamannya adalah: Tabel 4.10 COEFFICIENT PARAMETER REGRESI SEDERHANA Coefficients Unstandar Standar T Sig. Coeff. Coeff. Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 29.040 2.896 10.026 .000 PENGEMBANGA .714 .061 .846 11.649 .000 N a Dependent Variable: PRODUKTIVITAS Persamaan regresi sederhana variabel produktivitas kerja guru (Y) atas variabel pengembangan profesi (X2) berdasarkan tabel 4.10. diperoleh konstanta (a) sebesar 29,040 dan koefisien pengembangan profesi (X2) sebesar 0,714, sehingga model persamaannya adalah: Ŷ = a + bX2, yaitu
Ŷ = 29,040 + 0,714 X2
2. Persamaan regresi sederhana variabel produktivitas kerja guru (Y) atas variabel kecerdasan emosional (X1), model persamannya adalah: Tabel 4.11 COEFFICIENT PARAMETER REGRESI SEDERHANA Coefficients Unstandar Standard t Sig. Coeff. Coeff. B Std. Error Beta 26.191 6.213 4.216 .000
Model 1
(Constant) Kecerdasan .571 .098 Emosional a Dependent Variable: PRODUKTIVITAS
.622
5.837 .000
Persamaan regresi sederhana variabel produktivitas kerja guru (Y) atas variabel kecerdasan emosional (X1) berdasarkan tabel 4.11. diperoleh konstanta (a) sebesar 26,191 dan koefisien kecerdasan emosional (X1) sebesar 0,571, sehingga model persamaannya adalah: Ŷ = a + b X1, yaitu
Ŷ = 26,191 + 0,571 X1
88
PELITA Edisi XIII Volume I Januari – Juni 2014
b) Uji Signifikansi Hubungan Persaman Regresi Sederhana Pengujian keberartian
persamaan regresi sederhana
variabel Y atas
variabel X2 dan X1 perlu diuji (signifikansi). Hasil perhitungannya dapat dilihat dalam tabel 4.12. dan tabel 4.13 sebagai berikut: Tabel 4.12 TABEL ANOVA ANOVA Model
Sum of df Mean F Sig. Squares Square 1 Regression 2452.244 1 2452.244 135.694 .000 Residual 975.881 54 18.072 Total 3428.125 55 a Predictors: (Constant), PENGEMBANGAN PROFESI b Dependent Variable: PRODUKTIVITAS Pada tabel 4.12 hasil analisis anova menunjukkan nilai F = 135,694 dengan signifikan 0,000. Sementara itu Ftabel dengan taraf nyata sebesar 5% Menghasilkan F1:54:0,05 = 4,04. Dengan membandingkan Fhitung dan Ftabel terlihat bahwa Fhitung (135,694 )> Ftabel (4,04) sehingga disimpulkan bahwa H0 ditolak berarti bahwa memang terdapat hubungan linear antara pengembangan profesi dengan produktivitas kerja guru. Tabel 4.13 TABEL ANOVA ANOVA Model
Sum of df Mean F Sig. Squares Square 1 Regression 1326.085 1 1326.085 34.066 .000 Residual 2102.040 54 38.927 Total 3428.125 55 a Predictors: (Constant), KECERDASAN EMOSIONAL b Dependent Variable: PRODUKTIVITAS Pada tabel 4.13 hasil analisis anova menunjukkan nilai F = 34,066 dengan signifikan 0,000. Sementara itu Ftabel dengan taraf nyata sebesar 5% Menghasilkan F1:54:0,05 = 4,04. Dengan membandingkan Fhitung dan Ftabel terlihat bahwa Fhitung (34,066)> Ftabel (4,04) sehingga disimpulkan bahwa H0
Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Pengembangan Profesi Terhadap Produktivitaskerja Guru Dalam Pengelolaan Pembelajaran Di Madrasah Aliyah Negeri Kota Tangerang 89
ditolak berarti bahwa memang terdapat hubungan linear antara kecerdasan emosional dengan produktivitas kerja guru. b) Pengujian Kelinearan Persamaan Regresi Sederhana Kelinearan persamaan regresi dapat dilihat dalam bentuk normal p-plot dan diagram pencar (scatterplot) pada gambar 4.4 dan 4.5. sebagai berikut:
Charts Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Y 1.00
Expected Cum Prob
.75
.50
.25
0.00 0.00
.25
.50
.75
1.00
Observed Cum Prob
Scatterplot Dependent Variable: Y 80
70
60
Y
50
40 40
50
60
70
80
Regression Adjusted (Press) Predicted Value
Gambar 4.4. Normal P-P Plot dan Diagram Pencar Pengembangan Profesi (X2) terhadap Produktivitas Kerja (Y) Pada gambar 4.4. diagram pencar tampak bahwa harga-harga prediksi dengan harga-harga residual tidak membentuk pola tertentu. Jadi linearitas
90
PELITA Edisi XIII Volume I Januari – Juni 2014
terpenuhi.
Sedangkan arah regresi ke kanan atas yang berarti ada hubungan
positif antara variabel pengembangan guru terhadap produktivitas kerja guru. Yang artinya peningkatan pengembangan guru akan berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas kerja guru. Charts Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Y 1.00
Expected Cum Prob
.75
.50
.25
0.00 0.00
.25
.50
.75
1.00
Observed Cum Prob
Scatterplot Dependent Variable: Y 80
70
60
Y
50
40 50
60
70
80
Regression Adjusted (Press) Predicted Value
Gambar 4.5. Normal P-P Plot dan Diagram Pencar Kecerdasan Emosional (X1) terhadap Produktivitas Kerja (Y) Pada gambar 4.5. diagram pencar tampak bahwa harga-harga prediksi dengan harga-harga residual tidak membentuk pola tertentu. Jadi linearitas terpenuhi.
Sedangkan arah regresi ke kanan atas yang berarti ada hubungan
Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Pengembangan Profesi Terhadap Produktivitaskerja Guru Dalam Pengelolaan Pembelajaran Di Madrasah Aliyah Negeri Kota Tangerang 91
positif antara variabel kecerdasan emosional terhadap produktivitas kerja guru. Yang artinya peningkatan kecerdasan emosional akan berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas kerja guru.
V. Kesimpulan dan Saran 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan pada Bab IV, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Nilai rata-rata untuk variabel produktivitas kerja guru sebesar 62,13. Ini berarti secara umun tingkat produktivitas kerja guru MAN Kota Tangerang dinilai tinggi, karena nilai rata-rata berada pada interval 50-64. 2. Nilai rata-rata untuk variabel kecerdasan emosional sebesar 62,92. Ini berarti secara umun tingkat kecerdasan emosional MAN Kota Tangerang dinilai tinggi, karena nilai rata-rata berada pada interval 50-64. 3. Nilai rata-rata untuk variabel pengembangan profesi sebesar 46,34. Ini berarti secara umun tingkat pengembangan profesi MAN Kota Tangerang dinilai sedang, karena nilai rata-rata berada pada interval 35-49. 4. Terdapat pengaruh positif signifikan antara kecerdasan emosional dengan produktivitas kerja guru keduanya berjalan seiring atau searah, artinya makin tinggi kecerdasan emosional maka makin tinggi pula produktivitas kerja guru. Nilai kolerasi untuk hubungan kedua variabel ini diperoleh sebesar 0,622 dan determinasinya sebesar 0,387, yang berarti kecerdasan emosional memberikan kontribusi terhadap produktivitas kerja guru sebesar 38,7% dan sebesar 61,3% dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan demikian guru yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi memberikan kontribusi bagi peningkatan produktivitas kerja guru. 5. Terdapat pengaruh positif signifikan antara pengembangan profesi dengan produktivitas kerja guru keduanya berjalan seiring atau searah, artinya makin tinggi penembangan profesi maka makin tinggi pula produktivitas kerja guru. Nilai kolerasi untuk hubungan kedua variabel ini diperoleh sebesar 0,846 dan determinasinya sebesar 0,715 yang berarti pengembangan
92
PELITA Edisi XIII Volume I Januari – Juni 2014
profesi mempunyai pengaruh terhadap produktivitas kerja guru sebesar 71,5% dan sebesar 28,5% dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan demikian peningkatan
pengembangan
profesi
memberikan
kontribusi
bagi
peningkatan produktivitas kerja guru. 6. Terdapat pengaruh positif signifikan antara
kecerdasan emosional dan
pengembangan profesi secara bersama-sama dengan produktivitas kerja guru keduanya berjalan seiring atau searah, artinya makin tinggi kecerdasan emosional dan pengembangan profesi maka makin tinggi pula produktivitas kerja guru. Nilai kolerasi ganda antar variabel diperoleh sebesar 0,866 dan determinasinya sebesar 0,749 yang berarti sumbangan efektif kecerdasan emosional dan pengembangan profesi sebesar 74,9% atau 75% dan sebesar 24,1% atau 24% dipengaruhi oleh faktor lain. Seperti penyederhanaan jalur komunikasi, pengawasan yang kompeten,
dan gaya organisasi yang
fleksibel
5.2. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, diajukan saran-saran sebagai berikut: 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan emosional pengembangan
profesi
memiliki
pengaruh
yang
positif
dan dengan
produktivitas kerja guru Madrasah Aliyah Negeri Kota Tangerang. Oleh karena itu pimpinan diharapkan selalu memperhatikan kedua faktor trsebut agar produktivitas kerja guru terus meningkat. 2. Untuk
meningkatkan
kecerdasan
emosional,
hendaknya
pimpinan
menggunakan berbagai upaya pembinaan intensif terhadap guru yang ada di lembaga tersebut seperti pelatihan kecerdasan emosional (EQ) dan ESQ. Sehingga dengan pelatihan tersebut guru kesadaran emosi diri , kecakapan mengelola emosi, mampu memanfaatkan emosi secara produktif dan mempunyai empati yang tinggi terhadap orang lain. 3. Untuk meningkatkan pengembangan profesi dapat dilakukan dengan cara penugasan,
pengembangan
karier,
pengembangan
pribadi,
MGMP,
Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Pengembangan Profesi Terhadap Produktivitaskerja Guru Dalam Pengelolaan Pembelajaran Di Madrasah Aliyah Negeri Kota Tangerang 93
memberikan reward dan menggiatkan pelatihan-pelatihan keguruan baik secara pribadi maupun lembaga. 4. Secara rutin hendaknya ada pengawasan dan evaluasi pimpinan kepada para guru, khususnya yang menyangkut produktivitas kerja. Di samping itu antara pimpinan dan bawahan hendaknya terus menciptakan komunikasi yang harmonis agar setiap masalah-masalah yang ada dapat segera diatasi dengan suasana kekeluargaan. 5. Hasil penelitian ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas kerja guru Madrasah, oleh karena itu perlu adanya dukungan dana yang cukup memadai untuk menyelenggarakan program-program pengembangan MAN Kota Tangerang baik melalui on the job training maupun off the job training yang relevan dengan tugas pokok guru dan personil madrasah lainnya. 6. Penelitian ini perlu ditindak lanjuti oleh penelitian berikutnya dengan menambah variabel bebas lainnya, dengan jumlah populasi yang lebih besar. Masih banyak faktor lain yang ikut memberikan kontribusi terhadap tinggi rendahnya produktivitas kerja guru, untuk itu Kepala Kantor Wilayah Departmen Agama Provinsi Banten dan Kantor Departemen Kota Tangerang serta Kepala MAN Kota Tangerang dapat mengambil suatu kebijakan yang dapat mengantisipasi lebih dini, sehingga ditemukan solusi yang terbaik untuk meningkatkan Poduktivitas kerja guru.
DAFTAR PUSTAKA Alma, Buchari dkk. 2008, Guru Profesional, Bandung: Alfa Beta. Bachtiar, Wardi, 1997 Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Jakarta: Logos Depdikbud, 2006, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Tentang Guru danDosen, Bandung: Fokusmedia Djamarah, Syaiful, Bahri, 2002, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta. E. Mulyasa, 2007, Menjadi Guru professional, Bandung: Remaja Rosdakarya. Goleman, Daniel. 2005, Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. ___________, 2007, Emotional Intelligence, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
94
PELITA Edisi XIII Volume I Januari – Juni 2014
Hamalik, Oemari, 2001, Profesionalitas Guru, Bandung: Remaja Rosdakarya Hariandja, Marihot, Tua Efendi, 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Grasindo Muhtar, Erwin A Priambodo. 2002, Mengukir Prestasi, Panduan Menjadi GuruProfesional, CV. Misaka Galiza Narbuko, Cholid, Abu Ahmadi, 1999, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Buni Aksara Sinungan, Muchdarsyah, 2003, Produktivitas Apa dan Bagaimana, Jakarta: Bumi Aksara Safi’ie, Kencana, Inu. 2008, Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara. Sadili, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: Pustaka Setia Saydam, Gouzali, 2000, Manajemen Sumberdaya Manusia (Human Resources Management) Jakarta: BLTT Saydam, Gouzali, 2006, Built In Training, Bandung: Remaja Rosdakarya Stoner,
James.,Wankel, Charles, 2003, Perencanaan dan Pengambilan KeputusanDalam Manajemen, Jakarta: Rineka Cipta Soetjipto, Raflis, Kosasi, 2004, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta. Supangat, Andi. 2008, STATISTIKA Dalam Kajian Deskriptif, Inferensial dan Nonparametrik, Jakarta: Kencana. Teguh W, 2004, Cara Mudah Melakukan Analisis Statistik Dengan SPSS, Yogyakarta: Gava Media Usman, Uzer, 2001, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya. W.T Grant Consortium on the School Base Promotion of Social Competence, 1992, Drug and Alcohol prevention Curricula in J. David Hawkins et al., Communities That Care, San Francisco: Jossey-Bass. Yamin, Martinis, 2006, Sertifikasi Keguruan di Indonesia, Jakarta: Gaung Persada Press.
Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Pengembangan Profesi Terhadap Produktivitaskerja Guru Dalam Pengelolaan Pembelajaran Di Madrasah Aliyah Negeri Kota Tangerang 95
Tabel 3.2 KISI-KISI ANGKET PRODUKTIVITAS KERJA GURU Variabel Dimensi Indikator Produktivitas Kerja Guru
No Item 1,2
Sikap terhadap Membuat/memperbaiki silabus perbaikan dan RPP pengajaran Pemberian bantuan kepada siswa 3 yang kesulitan Merencanakaan Menggunakan pedoman 4 Pengajaran kurikulum dalam menyusun silabus dan RPP 5 Membuat silabus 6 Membuat rencana pembelajaran 7 Membuat program pengajaran Pelaksanaan Menggunakan metode 8 Pembelajaran pengajaran 9 Menggunakan media 10 Memilih materi yang sesuai dengan kondisi siswa 11 Memberikan kesimpulan di akhir pembelajaran 12 Memberikan penugasan atau PR 13 Pendampingan/bimbingan kepada siswa yang kesulitan Evaluasi Memberikan test lisan untuk 14 mengingat pelajaran yang lalu Memberikan post test 15 Mengadakan evaluasi meliputi 16,17 kognitif, afektif, dan psikomotor Mengadakan test pelajaran setiap 18 pokok bahasan Memberikan remedial untuk 19 siswa yang belum tuntas Mengumumkan dan membagikan 20 hasil koreksi
96
PELITA Edisi XIII Volume I Januari – Juni 2014
Tabel 3.3 KISI-KISI ANGKET PENGEMBANGAN GURU Variabel Dimensi Indikator No Item Pengembangan Studi Lanjut Mengikuti jenjang 1 Guru pendidikan keguruan Mengikuti jenjang 2 pendidikan yang lebih tinggi Penugasan Mengikuti studi banding ke 3 sekolah lain Pengembangan Mengikuti pemilihan guru 4 Karier profesional/teladan Mengikuti kegiatan keguruan 5 baik yang dilakukan di sekolah maupun luar sekolah (rapat-rapat) Pengembangan Membeli dan membaca buku 6 Pribadi/Sendiri baru bidang studi yang diajarkan 7 Membaca buku selain bidang 8 studi 9 Menulis karya ilmiah 10 Membuat alat peraga, Pengembangan kurikulum Gugus Kendali Terlibat aktif kelompok 11,12 Mutu/MGMP sesama guru bidang studi untuk membahas dan memecahkan masalah 13 Mengadakan rapat rutin sesama guru bidang studi Reward dan Mendapat kenaikan jabatan 14 Promosi karena masa kerja sudah lama dan berpengalaman 15 (kenaikan golongan) Menerima promosi karena mempunyai loyalitas tinggi Pelatihan Seminar pendidikan 16 Seminar non pendidikan 17 Lokakarya pendidikan atau 18 non pendidikan Penataran 19 Work shop 20
Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Pengembangan Profesi Terhadap Produktivitaskerja Guru Dalam Pengelolaan Pembelajaran Di Madrasah Aliyah Negeri Kota Tangerang 97
Tabel 3.4 KISI-KISI ANGKET KECERDASAN EMOSIONAL Variabel Kecerdasan Emosional
Kecerdasan Emosional
Dimensi Kesadaran emosi diri
Indikator
No Item 1 2
Perbaikan emosi diri Memahami penyebab perasaan yang timbul Mengenali perbedaan perasaan dan 3 tindakan Kecakapan Toleransi lebih tinggi terhadap frustasi 4 /ketrampilan Mampu mengungkapkan amarah 5 emosi dengan tepat 6 Mengurangi perilaku agresif Lebih bertanggung jawab 7 Memanfaatkan Mampu memusatkan perhatian pada 8 emosi secara tugas dan perhatian produktif Dapat menguasai diri 9 Meningkatan prestasi kerja 10 Empati Menerima sudut pandang orang lain 11 Memperbaiki kepekaan terhadap 12 orang lain Mampu mendengarkan orang lain 13 Kesadaran Mampu menganalisis dan memahami 14 emosi hubungan terhadap orang Mampu menyelesaikan pertikaian 15 lain dengan perundingan Tegas dan terampil dalam 16 berkomunikasi Pandai bergaul dengan teman 17 Menaruh perhatian dan tenggang rasa 18,19,20 Suka berbagi rasa, bekerja sama dan demokratis.