Masnyur Thalib: Pengembangan Profesi, Kecerdasann Emosionla dan Sikap Profesional Guru Sekolah Dasar
PENGEMBANGAN PROFESI, KECERDASAN EMOSIONAL DAN SIKAP PROFESIONAL GURU SEKOLAH DASAR Oleh: Muh. Mansyur Thalib
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara pengembangan profesi guru dan kecerdasan emosional guru dengan sikap profesional guru sekolah dasar. Untuk mencapai tujuan tersebut maka pada penelitian ini dikalsanakan dengan mengabil sampel secara klaster sebanyak 60 guru sekolah dasar di wilayah kecamatan Palu Barat. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan angket berbentuk skala Liker. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis secara statistik baik deskriptif maupun inferensial. Hasil penelitian menujukkan bahwa ada hubungan positif antara pengembangan profesi guru dan sikap profesional guru SD, dengan koefisien korelasi sebesar 0,734 pada taraf alpha 0,05. Artinya bahwa jika pengembangan profesi guru SD meningkat, maka sikap profesional mereka juga akan meningkat. Sebaliknya jika pengembangan profesi guru SD menurun, maka sikap professional mereka juga akan mengalami penurunan. Selanjutnya ada hubungan positif antara kecerdasan emosional guru dan sikap profesional guru SD, dengan koefisien korelasi sebesar 0,782 pada taraf alpha 0.05. Artinya bahwa jika kecerdasan emosional guru SD meningkat, maka sikap professional mereka juga akan meningkat. Sebaliknya, jika kecerdasan emosional guru SD menurun, maka sikap profesional mereka juga akan menurun. Ada hubungan positif antara pengembangan profesi guru dan kecerdasan emosional guru secara bersamasama dengan sikap profesional guru SD, dengan koefisien korelasi ganda sebesar 0,8226 pada taraf alpha 5% yang menunjukkan korelasi signifikan. Artinya bahwa jika pengembangan profesi guru dan kecerdasan emosional guru SD secara bersama-sama meningkat, maka sikap profesional guru mereka juga akan meningkat. Demikian pula sebaliknya, jika pengembangan profesi guru dan kecerdasan emosional guru SD secara bersama-sama menurun, maka sikap profesional mereka juga akan menurun. Kata kunci: profesi guru, kecerdasan emosional, dan sikap professional guru
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Masnyur Thalib: Pengembangan Profesi, Kecerdasann Emosionla dan Sikap Profesional Guru Sekolah Dasar
PENGEMBANGAN PROFESI, KECERDASAN EMOSIONAL DAN SIKAP PROFESIONAL GURU SEKOLAH DASAR A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu aspek pendidikan yang menarik dan penting untuk dibahas adalah masalah sikap professional, karena sikap profesional sangat menentukan kualitas kinerja guru. Guru SD sebagai pelaksanaan tugas pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar maka wajar jika mereka adalah orang yang profesional. Menurut Surya (2003) guru profesional adalah guru yang memiliki keahlian, tanggung jawab, dan rasa kesejawatan yang didukung oleh etika profesi yang kuat. Hal senada juga beliau menyatakan bahwa sikap profesional guru sebagai syarat dalam kegiatan pembelajaran mengandung arti bahwa seorang guru harus menguasai secara tuntas bidang keahliannya, disertai komitmen dan dorongan untuk dapat mengembangkan profesinya. Sikap profesional SD akan terbentuk melalui adanya kesadaran guru tentang profesinya dan memiliki pengetahuan dan keterampilan profesi keguruan. Pengetahuan dan keterampilan tersebut harus terus dibina melalui pengembangan profesi guru yaitu melalui pendidikan dan pelatihan (diklat). Diklat ini perlu terus dikembangkan dan ditingkatkan agar sikap profesional guru dapat terus meningkat sehingga tujuan pendidikan dapat dicapai secara optimal. Selain hal tersebut, setiap guru SD diharapkan memiliki kecerdasan emosi agar merasa termotivasi untuk melaksanakan tugas profesinya sebaik mungkin. Untuk mencapai kecerdasan emosi secara tepat perlu adanya pelatihan profesi bagi guru dalam suatu periode waktu tertentu. Kecerdasan emosi yang terbangun secara efektif akan memberikan daya dukung terhadap sikap profesional sebagai guru SD. 2. Rumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah ada hubungan antara pengembangan profesi dengan sikap profesional guru Sekolah Dasar? 2. Apakah ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan sikap profesional guru Sekolah Dasar? Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Masnyur Thalib: Pengembangan Profesi, Kecerdasann Emosionla dan Sikap Profesional Guru Sekolah Dasar
3. Apakah ada hubungan antara pengembangan profesi dan kecerdasan emosional secara bersama-sama dengan sikap profesionali guru Sekolah Dasar? B. TINJAUAN PUSTAKA 1. Sikap Profesional Guru SD Sikap profesional guru mengacu kepada pandangan/penilaian guru terhadap profesinya serta keinginan meningkatkan pengetahuan dan keahlian yang dimiliki guru dalam rangka melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Jadi seorang guru sekolah dasar yang memiliki sikap profesional tidak akan mau mengerjakan sesuatu yang memang bukan bidangnya (Soetijipto dan Raflis Kosasi. 2004). Salah satu faktor penting dalam meningkatkan kualitas kerja guru adalah sikap profesional guru. Seberapa jauh guru dapat mencapai hasil yang memuaskan dalam tugasnya tergantung pada sikap profesional yang dimiliki guru tersebut. Sikap profesional guru didasarkan atas komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan dan didasari oleh keimanan dan ketakwaan, selanjutnya guru juga harus membangun akhlak mulia. Untuk menjamin terwujudnya sikap profesional, guru harus dilengkapi dengan kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas. Menurut Soetjipto dan Raflis Kosasi (1994), bahwa sikap professional guru dapat diukur dari 10 ciri seorang profesional yaitu: (1) Memiliki fungsi dan signifiksi sosial, 2) memiliki keahlian/ keterampilan, 3) keahlian dan keterampilan di peroleh dengan menggunakan teori dan metode ilmiah, 4) didasarkan atas dasar disiplin ilmu yang jelas, 5) diperoleh dengan pendidikan dalam masa tertentu yang cukup lama, 6) aplikasi dan sosialisasi nilai profesional, 7) memiliki kode etik, 8) kebebasan dalam memberikan judgment dalam memecahkan masalah dalam lingkup kerjanya, 9) memiliki tanggung jawab profesional dan otonomi, dan 10) ada pengakuan dari masyarakat dan imbalan atas layanan profesi. Guru SD yang memiliki sikap profesional yang positif senantiasa menampilkan
keahlian
dan
keterampilan
yang
optimal
dalam
mengelola
pembelajaran, cakap dalam menggunakan metode dan teori pendidikan untuk mendukung kegiatan pembelajarannya, serta menempatkan kode etik sebagai standar kerja. Dalam menentukan kebijakan, guru profesional bersifat otonom dan tidak dapat dipengaruhi oleh siapapun karena keputusan yang ditetapkan adalah hasil dari analisis ilmiah yang diukur kebenarannya. Cascio (2001) membagi delapan dimensi sikap profesional, yaitu: 1) kemampuan berprestasi,
2)
manajemen kerja, 3)
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Masnyur Thalib: Pengembangan Profesi, Kecerdasann Emosionla dan Sikap Profesional Guru Sekolah Dasar
kemampuan inisiatif, 4) penguasaan informasi, 5) berfikir analisis, 6) berpikir konseptua, 7) keahlian praktikal, 8) kemampuan berkomunikasi.
2. Pengembangan Profesi Guru SD Pengembangan profesi guru adalah proses kegiatan dalam rangka menyesuaikan kemampuan profesional guru dengan tuntutan pendidikan dan pengajaran. Menurut Soewarni (2004) bahwa pengembangan profesi guru di lingkungan pendidikan dasar dan menengah diarahkan pada kualitas profesional, penilaian kinerja secara obyektif, transparan dan akuntabilitas, serta memotivasi untuk meningkatkan kinerja dan prestasi. Pengembangan profesi guru pada dasarnya meliputi; peningkatan kualifikasi pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan sertifikasi mengajar bagi lulusan non LPTK. Pengembangan kompetensi meliputi; kepribadian, profesional (kognitif, afektif, psikomotor) dan sosial, serta pengembangan karier. Soetjipto dan Raflis Kosasi (2004) mengatakan bahwa dalam rangka meningkatkan mutu, baik mutu profesional, maupun mutu pelayanan, guru harus mengembangkan profesinya. Lebih lanjut Soetjipto dan Raflis Kosasi (2004) mengatakan bahwa ada dua jalur dalam pengembangan profesi guru yaitu: 1) pengembangan profesi guru selama pendidikan prajabatan; 2) pengembangan profesi guru selama dalam jabatan. Pengembangan profesi guru SD selama dalam jabatan dapat dilakukan melalui upaya pembinaan, pendidikan dan pelatihan.
Pendidikan dan latihan bagi
guru sangat bergantung pada kebutuhan dan proyek yang biasanya dilakukan oleh depdiknas itu sendiri. Jarang sekolah mengadakan diklat kecuali pembinaan melalui dinas, atau melalui kelompok/musyawarah kerja guru. Hal demikian karena berkaitan dengan anggaran yang tersedia pada masing-masing sekolah serta target atau tujuan yang hendak dicapai cakupannya tidak terlalu besar. Khusus untuk guru kelas di SD, pembinaan dapat dilakukan melalui organisasi profesi seperti KKG (Kelompok Kerja Guru). Kegiatan ini dilakukan di masing-masing gugus, bertujuan untuk membahas berbagai permasalahan dengan peningkatan mutupendidik pada umumnya dan proses belajar mengajar pada khususnya (Yadi Rochyadi. 1994)
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Masnyur Thalib: Pengembangan Profesi, Kecerdasann Emosionla dan Sikap Profesional Guru Sekolah Dasar
3. Kecerdasan Emosional Guru SD Menurut Cooper & Sawaf (1999) bahwa kecerdasan emosional adalah kecakapan mengindera, memahami dan secara efektif menerapkan kekuatan dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi dan pengaruh yang manusiawi. Sedangkan menurut Goleman (2004) bahwa kecerdasan emosi merujuk kepada kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain. Goleman (2004) berpendapat
bahwa ciri-ciri
meliputi: “kemampuan untuk memotivasi
dari kecerdasan emosional
diri sendiri dan bertahan menghadapi
frustasi, mengendalikan dorongan hati dan menjaga agar stress tidak melumpuhkan pikiran, berempati dan berdoa”. Zohar (2002) menambahkan bahwa ciri-ciri umum orang yang cerdas secara emosional menunjukkan sikap optimisme, penuh keuletan, mampu memotivasi diri dan antusias. C. METODE PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini adalah guru sekolah dasar yang berstatus pegawai negeri ada di Kecamatan Palu Barat. Adapun sampel penelitian adalah sebanyak 60 orang guru sekolah dasar yang diambil secara klaster. Untuk mengumpulkan data utama penelitian digunakan angkat berbentuk skala Likert. Analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif dan inferensial. Analisis deskriptif terdiri atas, perhitungan rata-rata (mean), persentase, dan simpangan baku.
Sedangkan
analisis infrensial (uji hipotesis) dengan analisis regresi dan korelasi. Penelitian ini terdiri dari dua variable, yaitu
variable bebas meliputi
pengembangan profesi guru (X1) dan kecerdasan emosional (X2) sedangkan variable terikat adalah sikap profesional guru (Y) Rumusan Hipotesis Statistik yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut: Hipotesis pertama
:
H0 : ρ y1 = 0
dan Ha : ρ y1 > 0
Hipotesis Kedua
:
H0 : ρ y2 = 0
dan Ha : ρ y2 > 0
Hipotesis ketiga
:
H0 : ρ y.12 = 0 dan Ha : ρ y.12 > 0
Keterangan: H0 = Hipotesis nol Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Masnyur Thalib: Pengembangan Profesi, Kecerdasann Emosionla dan Sikap Profesional Guru Sekolah Dasar
Ha = Hipotesis alternatif ρ y1 = Koefisien korelasi antara pengembangan profesi dan sikap profesional guru SD ρ y2 = Koefisien korelasi antara kecerdasan emosional dan profesionalitas guru SD ρy.12 = Koefisien korelasi antara pengembangan profesi guru dan kecerdasan emosional guru secara bersama-sama dengan sikap profesionalitas guru SD Perhitungan statistik menggunakan program SPSS versi 17.0 for Windows
D. HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Sikap Profesional Guru SD Deskripsi hasil analisis sikap profesional guru SD, diperoleh skor maksimum sebesar 140, skor minimum 50, rentang skor teoritiknya dari 30 sampai 150. Harga simpangan baku 17,209 dan varians sebesar 296,141. Harga rata-rata adalah 101,83. Skor sikap profesional guru SD, jika disajikan dalam tabel distribusi frekuensi, maka hasilnya seperti pada tabel 1. berikut: Tabel 1. Distribusi Skor Sikap Profesional Guru SD No 1 2 3 4 5 6 7 8
Kelas Interval 136 – 150 121 – 135 106 – 120 91 – 105 76 – 90 61 – 75 46 – 60 30 – 45 Jumlah
Frekuensi 6 7 11 15 9 8 4 0 60
Persentase (%) 10,00 11,67 18,33 25,00 15,00 13,33 6,67 0 100,00
Berdasarkan tabel 1 atas diketahui terdapat 6 atau 10,00 % guru SD yang skornya berada pada interval paling tinggi yakni antara 136 s.d 150, ada 4 atau 6,67 % guru SD yang skornya berada pada interval rendah yakni antara 46 s.d 60. Namun tidak ada atau nol persen guru SD yang skornya berada pada interval paling bawah yakni antara 30 – 45. Sedangkan mayoritas guru SD sebanyak 15 atau 25,00% responden yang memperoleh skor antara 91 s.d. 105. 2.
Deskripsi Pengembangan Profesi Guru SD
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Masnyur Thalib: Pengembangan Profesi, Kecerdasann Emosionla dan Sikap Profesional Guru Sekolah Dasar
Deskripsi hasil analisis pengembangan profesi guru SD, diperoleh skor maksimum sebesar 144, skor minimum 47, rentang skor teoritiknya dari 30 sampai 150. Harga simpangan baku 14,419 dan varians sebesar 207,894. Harga rata-rata adalah 98,93. Jika skor pengembangan profesi guru SD disajikan dalam tabel distribusi frekuensi, maka hasilnya seperti pada tabel 2. berikut: Tabel 2. Distribusi Sekor Pengembangan Profesi Guru SD No 1 2 3 4 5 6 7 8
Kelas Interval 136 – 150 121 – 135 106 – 120 91 – 105 76 – 90 61 – 75 46 – 60 30 – 45 Jumlah
Frekuensi 6 9 10 17 9 7 2 0 60
Persentase (%) 10,00 15,00 16,67 28,33 15,00 11,67 3,33 0 100,00
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa terdapat 6 atau 10,00% guru SD yang skornya berada pada interval paling tinggi yakni antara 136 s.d 150, ada 2 atau 3,33% responden yang sekornya berada pada interval rendah yakni antara 46 s.d 60. Sedangkan mayoritas, yaitu 17 atau 28,33% guru SD memperoleh skor antara 91 s.d. 105. 3.
Deskripsi Kecerdasan Emosional Guru SD Deskripsi hasil analisis variabel kecerdasan emosional, diperoleh skor
maksimum sebesar 124, skor minimal 29. Rentang skor teoritiknya dari 26 sampai 130. Harga simpangan baku 15,201 dan varians sebesar 57,080. Harga rata-rata adalah 73,09. Jika skor kecerdasan emosional disajikan dalam tabel distribusi frekuensi, maka hasilnya seperti pada tabel 3 berikut: Tabel 3. Distribusi Skor Kecerdasan Emosional Guru SD No
Kelas Interval
Frekuensi
Persentase (%)
1
116 - 130
3
5,00
2 3 4
101 – 115 86 – 100 71 – 85
7 8 19
11,67 13,33 31,67
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Masnyur Thalib: Pengembangan Profesi, Kecerdasann Emosionla dan Sikap Profesional Guru Sekolah Dasar
5 6 7
56 – 70 41 – 55 26 - 40 Jumlah
10 10 3 60
16,67 16,67 5,00 100.00
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa terdapat 3 orang atau 5,00% guru SD yang sekornya berada pada interval paling tinggi yakni 116 s.d 130. Demikian pula ada 3 atau 5,00% guru SD yang sekornya berada pada interval paling rendah yakni antara 26 s.d. 40. Mayoritas guru SD, yaitu 19 atau 31,67% yang memperoleh skor antara 71 s.d. 85. 4. Analisis Keberartian dan Linearitas Bentuk Regresi Bentuk persamaan regresi adalah benar-benar linear jika arah persamaan regresi tersebut berarti. Analisis korelasional antara variabel bebas dan variabel terikat hanya dapat dipertanggungjawabkan apabila didasari oleh keberartian regresi antara kedua variabel tersebut. a. Keberartian dan Linearitas Regresi Pengembangan Profesi Guru (X1) dengan Sikap Profesional Guru SD (Y) Berdasarkan hasil perhitungan yang ditunjukkan dalam tabel 4, diperoleh F hitung = 57,8 > F tabel untuk F tabel (0,05:1/58) = 4,00 dan F tabel (0,01:1/58) = 7,08. Dengan demikian arah garis regresi yang digunakan untuk variabel X1 dan Y adalah berarti atau signifikan karena F
hitung
> F tabel baik untuk α = 0,05 maupun
α = 0,01 Sedangkan bentuk regresi adalah linear, pada taraf nyata baik untuk α = 0,05 maupun α = 0,01, Karena Fh (21,15) < Ft (10,13), yang berarti persamaan regresi antara variabel X1 dengan Y adalah linear. Tabel 4. Daftar ANAVA untuk keberartian dan Linearitas Regresi X1 dan Y dengan persaman Regresi Y = 21,24 + 0,87X1 Sumber Varians Total Reg (a) Reg (b/a) Sisa
dk
JK
RJK
Fh
Ft 0,05
60 1 1 58
639674 622202 9352 8120
639674 622202 9352 140
0,01
-
-
-
57,8**
4,00
7,08
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Masnyur Thalib: Pengembangan Profesi, Kecerdasann Emosionla dan Sikap Profesional Guru Sekolah Dasar
TC Galat
12 46
Ket:
6967,3 1152,7
580,6 25,06
21,15*
10,13
34,12
** sangat signifikan karena ( Fh > Ft ) untuk α = 0,05 dan 0,01 * regresi linear bila ( Fh < Ft ) pada α = 0,05
b. Keberartian dan Linearitas Bentuk Regresi antara Kecerdasan Emosional (X2) dengan Sikap Profesional Guru SD (Y) Berdasarkan hasil perhitungan yang ditunjukkan dalam tabel 5, diperoleh F hitung
= 72,81 > F tabel untuk F tabel (0,05:1/58) = 4,00 dan F
tabel
(0,01:1/58) = 7,08.
Dengan demikian arah garis regresi yang digunakan untuk variabel X2 dan Y adalah berarti atau sangat signifikan karena F hitung > F tabel untuk α = 0,05 dan α = 0,01. Sedangkan bentuk regresi adalah linear, pada taraf nyata baik untuk α = 0,05 maupun α = 0,01, Karena Fh (12,04) < Ft (0,05;10,13 dan 0,01;34,12), yang berarti persamaan regresi antara variabel X2 dengan Y adalah linear Tabel 5. Daftar ANAVA untuk keberartian dan Linearitas Regresi X2 dan Y dengan persaman Regresi Y= 19,49 + 0,88X2 Sumber Varians Total Reg (a) Reg (b/a) Sisa TC Galat
dk 60 1 1 58 12 46
JK
RJK
639674 622202 10615 6857 5089,7 1767,3
639674 622202 10615 118,2 424 38,41
Ft
Fh
0,05
0,01
-
-
-
72,81**
4,00
7,08
12,04*
10,13
34,12
Ket: ** sangat signifikan karena ( Fh > Ft ) untuk α = 0,05 dan 0,01 * regresi adalah linear bila ( Fh < Ft ) pada α = 0,05 5. Pengujian Hipotesis a. Pengujian Hipotesis Pertama Hipotesis nol pertama yang diuji adalah “ tidak ada hubungan positif antara pengembangan profesi guru dan sikap profesional guru SD“.Analisis korelasi antara pengembangan profesi guru dan sikap profesional guru SD diperoleh koefesien korelasi sebesar ry1= 0,734 dan koefesien determinsinya sebesar r2y1= 0,5392 dan hasil Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Masnyur Thalib: Pengembangan Profesi, Kecerdasann Emosionla dan Sikap Profesional Guru Sekolah Dasar
uji koefesien adalah signifikan, karena nilai t hitung > t table. Hasil uji keberartian koefisien korelasi dapat disajikan pada Tabel 6. berikut ini: Tabel 6. Uji Keberartian Koefesien Korelasi Antara X1 dan Y Korelasi Antara
Koefesien Korelasi
Koefesien Determinasi
t hitung
X1 dan Y
0,734
0,5392
8,24**
Ket:
t tabel 0,05
0,01
2,00
2,66
** signifikan karena ( th > tt ) untuk α = 0,05 dan 0,01 Pada tabel 6 ternyata bahwa thitung > ttabel atau 8,24 > 2,00 (pada taraf alfa
5%) dan 2,66 (pada taraf alfa
1%), dengan demikian H0 ditolak. Jadi
dapat
disimpulkan bahwa koefisien korelasi antara X1 dengan Y adalah sangat signifikan Hasil perhitungan korelasi parsial antara pengembangan profesi guru (X 1) dengan sikap profesional guru SD (Y) apabila dikontrol oleh kecerdasan emosional (X2) diperoleh koefesien parsial sebesar ry1.2 = 0,4086, dengan uji keberartian korelasi t
hitung
> t
tabel
atau 3,37 > 2,66. Hal ini berarti bahwa korelasi sangat
signifikan. Temuan ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara pengembangan profesi guru dan sikap profesional guru SD. ,Artinya semakin tinggi pengembangan profesi guru SD maka semakin tinggi pula sikap profesional mereka. b. Pengujian Hipotesis Kedua Hipotesis nol kedua yang akan diuji adalah “ tidak ada hubungan positif antara kecerdasan emosional dan sikap profesional guru SD“. Melalui analisis korelasi antara kecerdasan emosional dan sikap profesional guru SD diperoleh koefesien korelasi sebesar ry2 = 0,782 dan koefesien determinasinya sebesar r2y2= 0,6108 dan hasil uji koefesien adalah signifikan karena nilai t hitung > t table. Hasil uji keberartian koefisien korelasi dapat disajikan pada Tabel 7. Berikut ini: Tabel 7.Uji Keberartian Koefesien Korelasi Antara X2 dan Y Korelasi Antara
Koefesien Korelasi
Koefesien Determinasi
t hitung
X2 dan Y
0,782
0,6108
9,45**
Ket:
t table 0,05
0,01
2,00
2,66
** signifikan karena ( th > tt ) untuk α = 0,05 dan 0,01
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Masnyur Thalib: Pengembangan Profesi, Kecerdasann Emosionla dan Sikap Profesional Guru Sekolah Dasar
Pada tabel 7 ternyata thitung > ttabel atau 9.45 > 2,00;2,66 baik taraf nyata = 5% maupun = 1% , dengan demikian H0 ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi antara X1 dengan Y adalah signifikan Hasil perhitungan korelasi parsial antara kecerdasan emosional (X2) dengan sikap profesional guru SD (Y) apabila dikontrol oleh pengembangan profesi guru (X1) diperoleh koefesien parsial sebesar ry2.1 = 0,5461 dengan uji keberartian korelasi t hitung
>t
tabel
atau 4,12 > 2,00;2,66 yang berarti signifikan. Temuan ini menunjukkan
bahwa ada hubungan positif antara kecerdasan emosional dan sikap profesional guru SD, artinya semakin tinggi kecerdasan emosional maka semakin tinggi pula sikap profesional guru SD. c.
Pengujian Hipotesis Ketiga Hipotesis nol ketiga yang diajukan adalah tidak ada hubungan positif antara
pengembangan profesi guru SD dan kecerdasan emosional secara bersama-sama dengan sikap profesional guru. Hal tersebut berarti bahwa tingginya pengembangan profesi guru dan kecerdasan emosional secara bersama-sama, tidak diikuti oleh tinggi sikap profesional guru SD. Berdasarkan hasil analisis regresi ganda antara pengembangan profesi guru dan kecerdasan emosional secara bersama-sama dengan sikap profesional guru, diperoleh harga koefesien arah regresi ganda dengan konstanta a0 = 7,17; koefesien arah regresinya a1 = 0,432 untuk variabel X1 dan a2 = 0,595 untuk variabel X2. Untuk mengetahui derajat keberartian persamaan regresi linier ganda tersebut seperti pada tabel 8. berikut: Tabel 8. Anova untuk Persamaan Regresi Linier Y atas X1 dan X2 Sumber Varians Total Reg (a) Reg (reg) Reg (Sisa)
dk
JK
RJK
60
639674
-
1 2 57
17472 11822 5650
5911 99,12
Fh
Ft 0,05
0,01
59,64**
3,15
4,98
Ket : ** signifikan jika (Fh > Ft) untuk α = 0,05 dan 0,01 Hasil analisis varians pada tabel 8 menunjukan bahwa persamaan regresi linier ganda diperoleh Fhitung > Ftabel atau 59,64 > 3,15 dan 4,98; baik pada taraf α = Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Masnyur Thalib: Pengembangan Profesi, Kecerdasann Emosionla dan Sikap Profesional Guru Sekolah Dasar
0,05 dan 0,01. Ini berarti bahwa model persamaan regresi linier ganda adalah signifikan. Temuan ini menunjukan bahwa model persamaan regresi linier ganda Ŷ= 7,17 + 0,432X1 + 0,595X2 dapat digunakan untuk memprediksi hubungan antara pengembangan profesi dan kecerdasan emosional Guru SD secara bersama-sama dengan sikap profesional mereka. Persamaan regresi tersebut juga memberikan makna bahwa jika pengembangan profesi
guru dan kecerdasan emosional guru SD
meningkat, maka sikap profesional mereka juga meningkat. Hasil perhitungan koefesien korelasi ganda diperoleh R y.12 = 0,8226 dan koefesien determinasinya R2y.12 = 0,6766. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa varians nilai sikap profesional guru SD sebesar 67,66% dapat dijelaskan secara bersama-sama oleh pengembangan profesi guru dan kecerdasan emosional mereka. Dengan kata lain bahwa pengembangan profesi guru dan kecerdasan emosional Guru SD dapat memberikan pengaruh dan kontribusi terhadap sikap profesional mereka sebesar 68% Hasil pengujian koefesien korelasi ganda dengan menggunakan Uji-F diperoleh Fh = 59,64, sedangka Ft = 3,15 pada taraf α = 0,05 dan Ft = 4,98 pada taraf α = 0,01, dari hasil perhitungan ternyata Fh > Ft , ini berarti koefesien korelasi ganda sangat signifikan. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif antara pengembangan profesi guru (X1) dan kecerdasan emosional (X2) secara bersama-sama dengan sikap profesional guru SD (Y), dengan demikian maka hipotesis alternatif ketiga diterima karena teruji kebenarannya Selanjutnya untuk mengetahui variabel mana yang lebih kuat memberikan kontribusi antara skor variabel pengembangan profesi guru dan skor variable kecerdasan emosional terhadap sikap profesional guru SD, maka dilakukan analisis korelasi parsial. Sedangkan untuk melihat keberartian koefesien korelasi parsial menggunakan uji-t dimana salah satu variabel bebas sebagai variabel kontrol Hasil perhitungan koefesien korelasi parsial skor variabel sikap profesional guru (Y) atas variabel pengembangan profesi guru (X1) yang dikontrol oleh variabel kecerdasan emosional (X2) diperoleh ry1.2 = 0,4086 dan koefesien determinasinya sebesar r2y1.2= 0,1668 dan hasil uji-t diperoleh th = 3,37, sedangkan ttabel = t
(0.95;57)
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
=
Masnyur Thalib: Pengembangan Profesi, Kecerdasann Emosionla dan Sikap Profesional Guru Sekolah Dasar
2,00 dan ttabel = t t
hitung
>t
tabel
(0.99;57)
= 2,66. Berdasarkan data di atas ternyata Ho ditolak karena
atau 3,37 > 2,00;2,66 berarti koefesien korelasi antara Y dan X1 jika
variabel X2 sebagai kontrol adalah signifikan sehingga tidak dapat diabaikan Hasil perhitungan koefesien korelasi parsial skor variabel sikap profesional guru (Y) atas variabel kecerdasan emosional (X2) yang dikontrol oleh variabel pengembangan profesi guru (X1) diperoleh ry2.1 = 0,5461 dan koefesien determinasinya sebesar r2y2.1 = 0,2982, dan hasil uji-t diperoleh th = 4,12; sedangkan ttabel = t (0.95;57) = 2,00 dan ttabel = t (0.99;57) = 2,66. Berdasarkan hasil uji tersebut ternyata Ho tolak, karena t hitung > t tabel atau 4,12 > 2,00;2,66, berarti koefesien korelasi antara Y dan X2 jika variabel X1 sebagai kontrol adalah sangat signifikan dan tidak dapat diabaikan Berdasarkan hasil pengujian di atas maka hipotesis kerja ketiga diterima, karena teruji kebenarannya yaitu ada hubungan positif antara pengembangan profesi guru dan kecerdasan emosional secara bersama-sama dengan sikap profesional guru SD E. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara pengembangan profesi guru (X1) dan sikap profesional guru SD yang ditunjukkan oleh persamaan regresi linier Ŷ= 22,14 + 0,87X1. Persamaan tersebut memberikan informasi bahwa rata-rata penambahan satu skor pengembangan profesi guru akan diikuti oleh kenaikan 0,87 skor sikap profesional guru. Harga koefesien korelasi (ry1) sebesar 0,734 atau indeks determinasi sebesar 53,9% yang berarti sikap profesional guru SD dapat ditentukan oleh pengembangan profesinya. Dari hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara kecerdasan emosional (X2) dan sikap profesional guru SD yang ditunjukkan oleh persamaan regresi linier Ŷ= 19,49 + 0,88X2. Persamaan tersebut memberikan informasi bahwa rata-rata penambahan satu skor kecerdasan emosional SD akan diikuti oleh kenaikan 0,88 skor tingkat sikap profesionalnya. Harga koefesien korelasi (ry2) sebesar 0,782 atau indeks determinasi sebesar 61,1% yang berarti sikap profesional guru dapat ditentukan oleh kecerdasan emosional
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Masnyur Thalib: Pengembangan Profesi, Kecerdasann Emosionla dan Sikap Profesional Guru Sekolah Dasar
Pengujian hipotesis ketiga yang merupakan pengujian secara bersama-sama menunjukkan terdapat hubungan positif antara pengembangan profesi guru dan kecerdasan emosional dengan sikap profesional guru SD yang ditunjukkan oleh persamaan regresi linier Ŷ= 7,17 + 0,432X1 + 0,595X2. Persamaan regresi ini menginformasikan bahwa rata-rata skor sikap profesional guru SD akan naik sebesar 0,432 jika terjadi penambahan satu skor pengembangan profesi guru dan akan naik sebesar 0,595 jika terjadi penambahan satu skor kecerdasan emosional. Harga koefesien korelasi (Ry.12) = 0,8226 atau indeks determinasi
(R2y.12)= 67,7% yang
berarti sikap profesional guru ditentukan secara bersama-sama oleh pengembangan profesi guru dan kecerdasan emosional melalui persamaan regresi Ŷ= 7,17 + 0,432X1 + 0,595X2 Hasil perhitungan koefesien korelasi parsial skor variabel sikap profesional guru (Y) atas variabel pengembangan profesi guru (X1) yang dikontrol oleh variabel kecerdasan emosional (X2) diperoleh ry1.2 = 0,4086, sedangkan hasil perhitungan koefesien korelasi parsial skor variabel sikap profesional guru (Y) atas variabel kecerdasan emosional (X2) yang dikontrol oleh variabel pengembangan profesi guru (X1) diperoleh ry2.1 = 0,5461. Dari hasil perhitungan koefesien korelasi parsial masing-masing sebagai berikut: koefesien korelasi Y dengan X1 jika X2 dikontrol dan antara Y dengan X2 jika X1 dikontrol ini menunjukkan bahwa kedua-duanya tidak dapat diabaikan pengaruhnya terhadap sikap profesional guru E. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan a. Ada hubungan positif antara pengembangan profesi guru dan sikap profesional guru SD, dengan koefisien korelasi sebesar 0,734 pada taraf alpha 0,05. Artinya bahwa jika pengembangan profesi guru SD meningkat, maka sikap profesional mereka guru juga akan meningkat. Demikian pula sebaliknya jika pengembangan profesi guru SD menurun, maka sikap professional mereka juga akan mengalami penurunan. b. Ada hubungan positif antara kecerdasan emosional guru dan sikap profesional guru SD, dengan koefisien korelasi sebesar 0,782 pada taraf alpha 0.05. Artinya bahwa jika kecerdasan emosional guru SD meningkat, maka sikap profesional
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Masnyur Thalib: Pengembangan Profesi, Kecerdasann Emosionla dan Sikap Profesional Guru Sekolah Dasar
mereka juga akan meningkat. Demikian pula sebaliknya, jika kecerdasan emosional guru SD menurun, maka sikap profesional mereka juga akan menurun. c. Ada hubungan positif antara pengembangan profesi guru dan kecerdasan emosional guru secara bersama-sama dengan sikap profesional guru SD, dengan koefisien korelasi ganda sebesar 0,8226 pada taraf alpha 5% yang menunjukkan korelasi signifikan. Artinya bahwa jika pengembangan profesi guru dan kecerdasan emosional guru SD secara bersama-sama meningkat, maka sikap profesional guru mereka juga akan meningkat. Demikian pula sebaliknya, jika pengembangan profesi guru dan kecerdasan emosional guru SD secara bersamasama menurun, maka sikap profesional mereka juga akan menurun. 2. Saran-saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian ini maka untuk meningkatkan sikap profesional guru sekolah dasar di kecamatan Palu Barat secara umum maka saran-saran yang diajukan terkait dengan hasil penelitian ini sebagai berikut: a. Bagi guru-guru sekolah dasar di kecamatan Palu Barat, upaya untuk mengembangkan profesi guru harus terus dilakukan dalam rangka meningkatkan sikap professional. Baik melalui Kelompok kerja guru (KKG), penataran, seminar, pendidikan dan pelatihan maupun melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. b. Bagi pihak sekolah, khusunya kepala sekolah agar memberikan kesempatan kepada guru untuk melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan profesi guru dalam rangka meningkatkan kualitas sikap profesional mereka. c. Bagi kantor dinas baik ditingkat kota maupun ditingkat provinsi, maka hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau masukan dalam menentukan suatu kebijakan yang ada hubungannya dengan upaya meningkatkan sikap profesional guru
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Masnyur Thalib: Pengembangan Profesi, Kecerdasann Emosionla dan Sikap Profesional Guru Sekolah Dasar
DAFTAR PUSTAKA
Cascio, Wayne F. 2001. Applied Psychology in Personnel Management. New Jersey: Prentice – Hall International, Inc. Cooper, Robert. K. dan Ayman Sawaf. 1999. Executive EQ : Emotional Intelligence in Bussiness. London: Orion Bussiness. Goleman, Daniel. 2004. Emotional Intelligence. (Terjemahan T. Hermaya). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Cet. XIV --------. 2005. Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Rochyadi, Yadi. 1994. Sistim Pembinaan Profesional Guru. Jakarta: Depdikbud Soetijipto dan Raflis Kosasi. 2004. Profesi Keguruan. Jakarta: Renika Cipta. Soewarni, Eddy (2004) Kebijakan Pedoman Pengembangan Profesi Guru (www. Depdiknas.go.id) Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Masnyur Thalib: Pengembangan Profesi, Kecerdasann Emosionla dan Sikap Profesional Guru Sekolah Dasar
Sugiono. 2004. Metodologi Penelitian. Bandung: Alfa Beta. Sulistyo J. 2010. 6 Hari Jago SPSS 17. Yogyakarta: Cakrawala. Surya, Muhamad. 2003. Percikan Perjuangan Guru. Semarang: Aneka Ilmu Undang-Undang RI. No. 14 Thn. 2005. Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Karya Mandiri Zohar, Danar. 2002. Kecerdasan Emosi. Jakarta: Rajawali Press.
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012