PENGGUNAAN MEDIA VIDEO ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM MEMPELAJARI CERITA RAKYAT PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS 5 SDN 7 KURIPAN PURWODADI PADA TAHUN AKADEMIK 2015-2016 Sri Bintari SDN 7 Kuripan Purwodadi
Abstrak Latar belakang penelitian ini adalah pentingnya peranan mata pelajaran Bahasa Indonesia bagi para siswa peserta didik di sekolah khususnya tingkat SD. Peneliti yang juga merupakan guru SD melakukan PTK ini pada siswa didiknya sendiri yaitu seluruh siswa kelas 5 SDN 7 Kuripan Purwodadi pada tahun akademik 2015-2016. Salah satu rumusan masalah seperti yang disampaikan pada artikel ini adalah “Sejauhmana penggunaan media video animasi dalam memperbaiki keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran bahasa Indonesia dengan materi cerita rakyat pada siswa kelas 5 SDN 7 Kuripan Purwodadi pada tahun akademik 2015-2016?”. Peneliti mengeksplorasi penggunaan video animasi untuk memperbaiki kondisi belajar dengan materi cerita rakyat pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.Penelitian dilakukan dalam 2 siklus.Pada kedua siklus, pengajaran cerita rakyat dilakukan dengan menggunakan video animasi dengan durasi 4 sampai 9 menit.Inti temuan dan analisa bahwa penggunaan media video animasi sangat efektif dalam memperbaiki keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran dengan materi cerita rakyat pada pelajaran Bahasa Indonesia. Kata Kunci:Video Animasi, Keaktifan Siswa, Cerita Rakyat Abstract The background of this research is the importance of Indonesia language subject for elementary student level. As a class teacher of elementary school, researcher conducted this classroom action research to her own entire students. They are 5 th grade students of SDN 7 Kuripan Purwodadi in the academic year 2015-2016. One of research questions published in this article is “to what extent the use of animation video media to improve students’ liveliness in following folklore teaching learning to fifth grade students of SDN 7 Kuripan Purwodadi in the academic year 2015-2016?”. The researcher explored the use of animation video to improve the learning condition of folklore on the Indonesia language subject. The researcher did it on 2 cycles. On both cycles, the teaching of folklore is conducted by using animation videos in the duration 4-9 minutes. The main finding and analysis related with the research question is “the use of animation video media is very effective to improve students’ liveliness to follow Indonesia language subject with the material of folklore”. Key words: Animation Video, Improvement, Students’ liveliness, folklore, fifth grade students of SDN 7 Kuripan Purwodadi 2015-2016
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
380
adanya keadaan yang tidak ideal pada saat
PENDAHULUAN Pelajaran Bahasa Indonesia adalah
pengajaran materi cerita rakyat.Peneliti
salah mata pelajaran penting di tingkat SD
melihat adanya sikap yang kurang aktif
ataupun di atasnya lagi secara praktek
pada siswa dan juga adanya kemampuan
maupun secara administrative. Secara
yang kurang pada siswa dalam memahami
praktek, ada satu pehnomena unik yaitu
unsur-unsur cerita rakyat. Para siswa
jika
menguasai
terlihat tidak maksimal seperti halnya pada
keterampilan dan pengetahuan Bahasa
masa pelajaran yang lain pada saat
Indonesia,
kegiatan belajar mengajar secara normal di
seorang
siswa
maka
telah
dengan
sendirinya
penguasaan mata pelajaran lain juga akan
dalam
menjadi
menganalisa
baik.
Secara
administrative,
kelas.
Peneliti keadaan,
kemudian dan
pelajaran Bahasa Indonesia menjadi salah
mendeskripsikan berbagai permasalahan
satu syarat utama seorang siswa untuk
yang ada di dalam kelas pada pengajaran
dapat
materi cerita rakyat.
dinyatakan
menyelesaikan
satu
telah
berhasil
pendidikan.Bahasa
Analisa
awal
terhadap
keadaan
Indonesia merupakan satu-satunya bahasa
belajar mengajar dengan materi cerita
pengantar dalam kegiatan belajar mengajar
rakyat dari peneliti mengerucut pada satu
di tingkat SD.
bidang yaitu media pembelajaran.Peneliti
Berangkat dari fakta pentingnya
melihat permasalahan disebabkan oleh
posisi dan peranan pelajaran Bahasa
tidak efektifnya media pembelajaran.Pada
Indonesia seperti telah diuraikan di atas
tahap pengajaran awal atau sebelum
dan
penelitian
selebihnya,
peneliti
memutuskan
dimulai,
peneliti
mengajar
untuk menggali salah satu materi dalam
materi cerita rakyat dengan media dan
pelajaran Bahasa Indonesia dalam bentuk
metode konvensional yaitu buku paket,
Penelitian Tindakan Kelas atau PTK.
LKS, dan berbagai arahan yang ada di
Peneliti yang juga merupakan guru kelas
syllabus dan RPP yang telah dibuat oleh
subjek
peneliti
penelitian,
mengeksplorasi
sebelum
penggunaan media video animasi dalam
tersebutlah
pengajaran
menyimpulkan dan memutuskan untuk
Bahasa
Indonesia
dengan
yang
mengajar.Keadaan membuat
materi cerita rakyat.Keputusan peneliti
mengeksplorasi
dalam memilih topik akan diuraikan lebih
alternative yaitu video animasi untuk
lanjut di bawah ini.
memperbaiki keadaan belajar mengajar di
Sebelum memutuskan mengangkat materi cerita rakyat, peneliti menemukan Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
penggunaan
peneliti
media
dalam kelas pada materi cerita rakyat pada pelajaran Bahasa Indonesia. 381
Penelitian ini sebagai satu bentuk
lagi
merupanakn
teori
pendukung.
Penelitian Tindakan Kelas atau PTK juga
Pemilihan semua teori dilakukan melalui
mengikuti sistem siklus selayaknya PTK
kajian yang mendalam. Peneliti melakukan
pada umumnya. Secara gambaran besar
review atau ulasan pada setiap teori yang
ada
dikutip.
3
tahapan
utama
yang
telah
Pengulasan
mengedapankan
dilakukan.Setelah memutuskan masalah
kebernalaran. Ulasan teori-teori tersebut
penelitian, peneliti melakukan studi kasus
dapat dilihat dibawah ini.
awal yang dilanjutkan dengan siklus 1 dan
Pengajaran
siklus 2. Setiap tahap dilakukan secara
digolongkan
berkesiambungan
karena
yang
artinya
tidak
pada
ceritga
dalam
rakyat
dapat
pengajaran
sastra
dasarnya
cerita
rakyat
terputus satu sama lain. Pelaksanaan yang
merupakan salah satu bentuk karya sastra.
selesai hingga siklus 2 tidak dilakukan
Pengajaran cerita rakyat dapat dijadikan
atau diputuskan sekedarnya saja tapi telah
sebagai
melalui prosedur yang jelas. Penjelasan
menanamkan pengetahuan sastra kepada
lebih lanjut tentang pelaksanaan dan hasil
anak didik di usia dini khususnya tingkat
dari mulai studi kasus awal, siklus 1
SD. “Melalui bacaan cerita itu anak akan
hingga siklus 2 dapat dilihat pada bagian
belajar bagaimana mengelola emosinya
pembahasan.
agar tidak merugikan diri sendiri dan
satu
tahapan
awal
dalam
Ada beberapa permasalahan yang
orang lain” (Nurgiyantoro, 2010: 37). Hal
telah diselesaikan dalam PTK ini, namun
lain yang dikemukakan adalah bahwa
hanya salah satu aspek permasalahan,
“Hubungan
proses, dan temuannya yang disampaikan
pengembangan alur pada umumnya berupa
dalam
yaitu;
hubungan sebab akibat. Hal itu berarti
“Sejauhmana penggunaan media video
secara langsung atau tidak langsung anak
animasi dalam memperbaiki keaktifan
"mempelajari" hubungan yang terbangun
siswa dalam mengikuti pelajaran bahasa
dan bahkan juga ikut mengkritisinya”
Indonesia dengan mateersebri cerita rakyat
(Nurgiyantoro, 2010: 37-38).
artikel
ilmiah
ini
pada siswa kelas 5 SDN 7 Kuripan
yang
dibangun
dalam
Pengajaran sastra pada anak SD
Purwodadi pada tahun akademik 2015-
dapat
ikut
mengemabngkan
aspek
2016?”
kognitive, afektive, dan psikomotorik.Hal
Ada sejumlah terori yang digunakan
tersebut senada dengan pernyataan “Ketika
oleh peneliti sebagai bahan rujukan dalam
membaca cerita, pada hakikatnya anak
melakukan penelitian. Sebagian merupan
dibawa
teori inti yang digunakan, dan sebagian
eksplorasi, sebuah perjelajahan, sebuah
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
untuk
melakukan
sebuah
382
petualangan imajinatif, ke sebuah dunia
anak-anak termasuk anak SD. Guru atau
relatif
yang
pendidik atau orang dewasa harus cermat
pengalaman
dalam memilihkan jenis dan materi sastra
yang
belum
menawarkan
dikenalnya
berbagai
kehidupan” (Nurgiyantoro, 2010: 41-42).
yang akan disampaikan kepada anak-anak
Cerita rakyat dapat digolongkan
karena karya sastra memiliki unsur-unsur
dalam kategori sastra lama karena pada
yang harus sesuai dengan level usia
umumnya cerita rakyat tidak diketahui
pembaca.
siapa penciptanya dan diwariskan turun-
Secara
umum
cerita
rakyat
terumurun.Bahkan kesamaan cerita rakyat
merupakan satu bentuk cerita yang tidak
dapat dijumpai pada daerah bahkan negara
diketahui
yang bebeda. Eko Sugiantoro (2015:159-
diwariskan secara turun-temurun. Maka
216) menjelaskan jenis-jenis sastra lama
dari itu kadang terjadi sedikit perbedaan isi
yang terbagi dalam kategori dongeng,
sekalipun tidak sampai melenceng antara
fabel, legenda, mite atau mitos, sage, cerita
satu daerah dengan daerah lain dengan
jenaka, hikayat, cerita berbingkai, certia
jenis dan topik cerita rakyat yang sama.
pelipur lara, dan epos atau epik. Semua
Proop
jenis prosa sastra lama tersebut dapat
rakyat
masuk kategori dalam cerita rakyat, namun
mengandung
hanya beberapa saja yang sering terdengar
ajaib, dan ceritanya tentang kehidupan
dan didapati
sehari-hari
dan
legenda, mite atau mitos, dan cerita
binatang.
Berbeda
jenaka.Jenis sastra lama lainya jarang atau
Danandjaja (2007:21) menyatakan, cerita
hampir
rakyat merupakan bagian kebudayaan
seperti
tidak
pernah
dongeng, fabel,
terdengar
lagi
keberadaaanya.
siapa
(1987:4)
menyatakan,
merupakan
bentuknya
cerita
lisan.
tentang
turun
dan
cerita yang
kejadian-kejadian
yang diwariskan
Dongeng merupakan jenis cerita
pengarangnya
yang
kehidupan
dengan Propp,
temurun
dan
Jadi, penyebarannya
rakyat yang paling sering ditampilkan
dilakukan secara lisan.
untuk level pembelajar dini termasuk anak
(2007:171) menambahkan, cerita rakyat
usia
merupakan cerita
SD.
Menurut
Surana
(dalam
yang
Somad,
dkk
mengandung
Kanzunnudin, 2013: 264) dongeng adalah
berbagai hal yang menyangkut hidup
cerita-cerita zaman purba yang berbentuk
dan
prosa yang berisi tentang cerita khayal dan
mengenai sistem nilai, kepercayaan dan
penuh keajaiban. Hal tersebut karena
agama,
karakteristik
kerja.
dongeng
yang
bersifat
kehidupan masyarakat
misalnya
kaidah-kaidah sosial, dan etos
universal dan cenderung aman untuk usia Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
383
Cerita rakyat juga memiliki beberapa
suara yang berbentuk video, power point,
ciri-ciri yang membedakannya dengan
dan lain-lain.Satu syarat satu media dapat
yang membedakannya dengan jenis cerita
disebut sebagai media animasi adalah
lain yang buan jenis cerita rakyat. Propp
adanya satu kenuikan tampilan dengan
(1987:4) menyatakan ciri cerita rakyat
berbasis iptek dan dapat terlihat.
yaitu, ceritanya berkaitan dengan kejadiankejadian yang ajaib dan berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari.Selain
Danandjadja
Propp,
(2007:3-4),
METODE PENELITIAN Penelitian
ini
dilaksanakan
Purwadi
menggunakan design Penelitian Tindakan
(2009:5-6) juga merumuskan beberapa
Kelas atau PTK yang telah dilakukan
ciri cerita rakyat. Ciri pertama yaitu,
dalam 2 siklus. Berikut ini rincian singkat
cerita
metode penelitian;
rakyat disebarkan secara lisan.
Cerita rakyat disebarkan melalui tutur kata dari mulut ke mulut. Cerita rakyat juga
Kerangka Penelitian Seperti telah dijelaskan di atas,
hanya disebarkan di masyarakat kolektif
penelitian
tertentu
Ciri
menggunakan design Penelitian Tindakan
kedua yaitu, penyebarannya dilakukan
Kelas atau PTK. Wardhani (2007:1.4)
dari
jarang
menyampaikan “Penelitian tindakan kelas
mangalami perubahan. Ciri ketiga yaitu
adalah penelitian yang dilakukan oleh guru
cerita rakyat bersifat anonim yaitu nama
di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi
pengarang pertama tidak diketahui. Ciri ke
diri, dengan tujuan untuk memperbaiki
empat yaitu, cerita rakyat merupakan milik
kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil
bersama dari masyarakat kolektif. Hal
belajar sebagai guru, sehingga hasil belajar
tersebut karena ciri cerita
siswa menjadi meningkat”.
dan bersifat
tradisional.
waktu-kewaktu
anonim, dalam
sehingga
dan
rakyat
setiap
kolektif
yang
masyarakat
tertentu
berhak
mengembangkan cerita tersebut. Rujukan
konsep
dilaksanakan
dengan
Data Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD N 7 Kuripan Purwodadi pada tahun akademik
animasi
2015-2016.Penelitian ini dilakukan diawali
sendiri merupakan media yang dapat
pada minggu ke-5 bulan Agustus 2015 dan
memberikan
simulasi
berakhir hingga penulisan laporan pada
secara nyata yang dapat ditampilkan
minggu ke-3 bulan Oktober 2015. Subjek
dengan
audio-visual.Media
penelitian adalah seluruh siswa-siswi kelas
animasi dapat berupa gambar mati, gambar
5 SDN 7 Kuripan Purwodadi pada tahun
gerak tanpa suara, gambar gerak dengan
akademik 2015-2016 yang berjumlah total
visualisasi
fasilitas
media
ini
atau
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
384
20 orang. Peneliti menggunakan populasi
ada 4 yaitu video buaya ajabi 1,
sehingga tidak ada sample.Peneliti sendiri
tangkuban perahu, keong emas, dan
merupakan guru kelas subjek penelitian.
legenda
Instrument Penelitian
semuanya memiliki durasi tayang 4-
Berikut ini merupakan instrument penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam
menjalankan
penelitian
yang
meliputi:
candi
yang
9 menit. 4) Fasilitas multimedia berupa laptop, LCD, dan mini sound system atau pengeras
1) Beberapa buku penelitian: Yang
prambanan
suara
kecil:
Fasilitas-
fasilitas berupa laptop, LCD, dan
dimaksud disini adalah sejumlah
pengeras
buku referensi yang dikutip untuk
rangkaian
kajian teori dan metode penelitian.
menjalankan video animasi yang
Mengingat artikel ini adalah salah
telah didapat sebelumnya.
satu luaran penelitian, maka tidak
5) Buku
suara
merupakan
peralatan
catatan:
Buku
satu untuk
catatan
semua dimunculkan dalam artikel
berbentuk seperti halnya buku saku
ini. Adapun daftar buku yang dikutip
dipakai oleh peneliti pada saat
dapat dilihat pada bagian daftar
penelitian
pustaka.
mencatat seketiak waktu terjadi satu
2) Buku pegangan guru dan LKitiS:
keadaan
tberlangsung
yang
dianggap
untuk
cukup
Dalam menjalankan penelitian ini,
esensial. Hal ini ditempuh Karena
peneliti yang merupakan guru kelas
ditakutkan jika peneliti mencatat
pada
tetap
kejadi-kejadian yang terjadi setelah
berpegangan pada buku pengangan
penelitian, maka ditakutkan sebagian
guru dan LKS. Hal ini dilakukan
telah lupa. Hasil dari catatan di buku
supaya penelitian tidak keluar dari
penelitian
rambu-rambu
bahan observasi.
objek
penelitian
kurikulum.
Bahkan
pengangkatan tema penelitian juga berasala dari buku pegangan guru. 3) Media animasi: Media animasi disini merupakan
media
utama
dalam
diungkapkan
sebagai
6) Kamera: Kamera disini digunakan untuk mengambil dokumentasi pada saat penelitian berlangsung. 7) Test: Test yang diberikan kepada
penelitian. Media animasi berbentuk
siswa
video animasi. Video-video tersebut
penugasan untuk mengidentifkasi
didapat dengan cara didownload dari
materi video animasi yang telah
internet. Video animasi yang dipakai
ditunjukkan dalam proses penelitian.
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
dalam
bentuk
instruksi
385
menggunakan video animasi cerita legenda
Prosedure Penelitian Prosedure penelitian meliputi 3 tahap
candi prambanan. Pada pertemuan kedua
utama yaitu preliminary atau studi kasus
diakhiri dengan pemberian post-test 2.
awal, siklus 1 dan silus 2.Hal penting
Teknik Pengumpulan Data
lainnya adalah subjek yang terdiri dari 20
Pengumpulan data dilakukan dengan
siswa dibagi dalam 5 kelompok belajar
3
dan kerja berlaku dari awal hingga akhir
dokumentasi:
pelaksanaan
PTK.
Berikut
penjelasan
singkatnya:
teknik
yaitu
observasi,
test,
dan
1) Observasi: Observasi dilakukukan sebelum siklus 1 dan pada saat siklus
Tahap preliminary atau studi kasus
1 dan 2. Pada tahap sebelum siklus
awal; Pada tahap ini peneliti mengulang
1, kegiatan dengan mengobservasi
pengajaran cerita rakyat seperti halnya
keadaan
pada saat identifikasi masalah awal.Subjek
kelas. Pada tahap siklus 1 dan 2 juga
tidak diberitau tentang kegiatan bahwa
dilakukan
mereka
pembelajaran di dalam kelas.n
sedang
diobservasi
keadaan
kelasnya.Materi pelajaran adalah cerita Putri
Gisela
menggunakan
yang media
pembelajaran
di
observasi
dalam
keadaan
2) Tes: Tes diberikan pada siklus 1 dan
dibawakan
tanpa
2 yaitu dengan membagi siswa
animasi,
hanya
secara
berkelompok
untuk
berupa buku LKS saja.Mereka juga diberi
ditugaskan menganalisa materi video
pre-test dalam bentuk tugas.
animasi yang telah dipertunjukkan
Tahap
Siklus
1;
Siklus
1
3) Dokumentasi:
Dilakukan
dengan
dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan yang
meminta bantuan pada pihak ke-3
semuanya menggunakan video animasi
untuk mengambil beberapa foto pada
dalam
saat peneliti melakukan penelitian di
pengajaran.Pertemuan
pertama,
bahan materi ajarnya adalah video animasi buaya
ajaib
menggunakan tangkuban
1.Pertemuan video
perahu.
kedua
Siklus
HASIL dan PEMBAHASAN
animasi
cerita
Sesuai dengan satu rumusan masalah
Pertemuan
kedua
di dalam penelitian ini, maka peneliti
diakhir dengan post-test 1. Tahap
dalam kelas.
2:
memaparkan temuan dan pemabahasan Siklus
2
tentang pengaruh penggunaan media video
dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan
animasi
pengajaran.
pertama
siswa dalam mengikuti pelajaran Bahasa
menggunakan video animasia cerita rakyat
Indonesia dengan materi cerita rakyat
keong
tahap demi tahap penelitian:
Pertemuan
emas.Pertemuan
kedua
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
terhadap
perbaikan
keaktifan
386
Tahap Preliminary atau Studi Kasus
media video animasi dengan materi cerita
Awal
rakyat pada siklus 1: Pada tahap studi kasus awal ini,
a. Siswa mulai ada ketertarikan
berikut temuan peneliti terhadap keaktifan
terhadap
awal siswa dalam mengikuti pelajaran
yang dipakai yaitu video animasi
Bahasa Indonesia dengan materi cerita rakyat: a.
besar
siswa
sangat
Sebagian siswa masih asyik dan
masih memasang atau merangkai
sibuk
peralatan untuk mengajar
sendiri
dengan saat
buku
diterangkan
tentang materi cerita rakyat
pensil mereka-reka sendiri cerita rakyat c. Hanya
c. Semua siswa hanya sepenuhnya fokus ke papan tulis pada saat
b. Sebagian siswa sibuk memainkan
penayangan video animasi d. Pada saat sebelum dan sesudah penayangan
sebagian
video
animasi,
yang
sebagian siswa masih ada yang
tertarik terhadap diskusi tentang
asyik perhatiannya terbagi ke
cerita
peralatan tulisnya
rakyat
siswa
di
kabupaten
Grobogan
e. Pada
d. Sebagian siswa masih mengobrol dengan sekalipun
temannya tidak
saat
ditayangkan,
video
selesai
sebagian
siswa
sendiri
kembali
sampai
dengan temannya sehingga tidak
menimbulkan kebisingan
f.
b. Sebagian
pembelajaran
antusias bahkan pada saat peneliti
pelajarannya
e.
media
Ada siswa yang melamun sendiri
langsung
mengobrol
langsung fokus ke materi f. Pada
saat
pengerjaan
tugas
tidak focus pada materi pelajaran
kelompok, sebagian siswa masih
Ada siswa yang masih mencoba
terlihat
bermain dengan temanya yang
berdiskusi bersama dengan teman
beda kelompok belajar
satu timnya
g. Tiap kelompok baru aktif jika didekati oleh guru Tahap Siklus 1
kurang
aktif
dalam
Tahap Siklus 2 Berikut ini temuan peneliti tentang keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran
Berikut ini temuan peneliti tentang
Bahasa Indonesia dengan menggunakan
keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran
media video animasi dengan materi cerita
Bahasa Indonesia dengan menggunakan
rakyat pada siklus 2:
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
387
a. Dengan penjelasan yang lebih
sangat
efektif
dalam
memperbaiki
mendalam tentang materi cerita
keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran
rakyat dan siswa yang lebih
Bahasa Indonesia dengan materi cerita
paham sebelum pemutaran video
rakyat.Mendapatkan
animasi maka siswa lebih siap
adalah salah satu kunci penting yang dapat
dalam menyimak materi dalam
dikembangkan dalam memperbaiki kondisi
bentuk video animasi
belajar termasuk keaktifan siswa. Satu hal
b. Seluruh
siswa
memusatkan
lain
yang
ketertarikan
menjadi
siswa
keberhasilan
perhatian kepada media video
terselubung adalah adanya perbaikan pada
animasi yang diputarkan
sikap sosial siswa. Dengan membagi
c. Seluruh siswa mengahadap ke depan menyimak video
yang
teradapat siswa yang terpisah dari teman-
sekalipun
mereka
teman akrabnya selama ini.Hal tersebut
berkelompok
secara
yang selama ini merupakan tvariable
ditayangkan duduk
melingkar atau leter L
intervening atau tidak kelihatan tapi terasa
d. Semua siswa meletakkan buku dan
alat
semua siswa atau subjek secara acak maka
tulis
pada
waktu
menyaksikan video animasi e. Terlihat sebagian siswa khususnya
bertugas
efeknya
dan
terasa
sedikit
sulit
teratasi.Peneliti dapat membuktikan bahwa penyajian pembelajaran dengan media
yang
menulis
pekerjaan dalam tiap kelompok
berkualias
dapat
mengalahkan
sikap
egoisme siswa dalam pertemanan di dalam kelas.
mencatat hal-hal yang dirasakan penting yang dilihat pada video
KESIMPULAN dan SARAN
animasi yang ditayangkan
KESIMPULAN
f. Tidak ada siswa yang telihat melamun
atau
menoleh
Terkait dengan rumusan masalah,
ke
temuan, dan analisa terhadap perbaikan
belakang pada saat pemutaran
keaktifan siswa dalam mempelajari cerita
video animasi
rakyat dengan menggunakan media video
g. Suasana di dalam kelas hening
animasi,
peneliti
menarik
dari siswa dan hanya ada suara
kesimpulan sebagai berikut:
dari video animasi pada saat
1) Kondisi awal:
video animasi ditanyangkan Dari temuan di atas dapat dijabarkan bahwa penggunaan media video animasi Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
a. Kondisi cerita
awal rakyat
beberapa
kegiatan di
dalam
belajar kelas
sebelum penelitian yaitu tahap 388
preliminary atau studi kasus awal
SARAN
dapat dikategorikan rata-rata atau
Berikut ini beberapa saran yang dapat
tidak terlalu buruk
diberikan oleh peneliti berbadasarkan dari
2) Kondisi Proses penelitian:
PTK ini:
a. Penggunaan peralatan multimedia
1). Kepada para guru SD disaranakan
seperti laptop, LCD, sound system,
untuk
dan lain-lain dapat meningkatakan
invoasia melalui pelaksanaan PTK.
antusiasme siswa dalam mengikuti
Kewajiban dalam menjalankan PTK
pelajaran
bukanlah satu hal yang perlu ditakuti,
b. Sisi negative yang harus dihindari dalam
penggunaan
tidak
berhenti
melakukan
tapi merupakan satu hal yang harus
peralatan
disambut sebagai tantangan dalam
multimedia adalah ketergantungan.
meningkatkan kualitas SDM guru dan
c. Video animasi sangat membantu guru dalam menjelaskan materi
siswa. 2). Kepada pada pemanmgku kebijakan
cerita rakyat karena materi lebih
seperti
mudah dipahami secara audio-
sekolah,
visual
pendidikan di setiap kabupaten atau
d. Penggunaan video animasi dapat memperbaiki
keaktifan
siswa
kota
kepala
sekolah, pengawas
hingga
sekira
memberikan
kepala
dinas
semakin
dapat
motivasi
dan
dalam mengikuti pelajaran bahasa
memfasilitasi para guru SD untuk
Indonesia dengan materi cerita
terus
rakyat
pelaksanaan PTK.
mengembangka
diri
dalam
3) Kondisi akhir penelitian: a. Penggunaan video animasi dapat membuat kondisi kelas menjadi lebih kondusive b. Penggunaan video animasi sangat
DAFTAR PUSTAKA Danandjaja, James. 2007. Folklor Indonesia, Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-lain. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
menarik perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang sekaligus juga
meningkatkan
antusiasme
mereka
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
Kanzunnudin, Mohammad. 2013. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Kudus: Yayasan Adhigama. Nurgiyantoro Burhan. 2010. Sastra Anak. Yogyakarta: Gadhah Mada University Press.
389
Propp,
V. 1987. Morfologi Cerita Rakyat. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Kementrian Pendidikan Malaysia.
Purwadi. 2009. Folklor Jawa. Jogjakarta. Pura Pustaka Yogyakarta.
Wardani, I G.A.K. 1995.Studi Tentang Penyelenggaraan Paket B yang Efektif Biaya, Relevan, dan Berkesinambungan di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) Propinsi Nusa Tenggara Timur. Jakarta: Universitas Terbuka.
Somad, Adi Abdul, dkk. 2007. Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Sugiantoro, Eko. 2015. Mengenal Sastra Lama. Yogyakarta: Andi Offset.
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
390