INFORMASI VISUAL DALAM ARSITEKTUR RUPA RUANG KOTA Bertha Bintari.* Abstrak Persepsi manusia dipengaruhi oleh beberapa aspek selain aspek pengetahuan dan pengalaman.Persepsi penting untuk menentukan keputusan tentang arah dan orientasi tujuan dalam sebuah kota. Pemahaman tentang persepsi yang dipengaruhi arsitektur kota sebagai sumber informasi visual akan membantu perencana kota menentukan perletakan bangunan selain sebagai wadah aktivitas penduduknya akan memiliki fungsi sebagai penanda. Selain itu pemahaman ini akan membantu para desainer grafis dan politisi untuk memahami tentang identitas dan citra kota. Kota memiliki kompleksitas sebagai sumber informasi visual untuk penentuan orientasi.
Pendahuluan
pemusatan kekuasaan oleh Kesultanan atau kekuasaan Kerisidenan sebagai panduan
Kota adalah kumpulan dari beberapa
pemusatan pemerintahan. Bangunan keraton
bangunan, fungsi dan aktivitas penduduk suatu
berikut bangunan bangunan untuk kerabat,
wilayah yang terbangun dalam sebuah pola
keluarga, dan pengikutnya dibangun di dalam
tertentu.Pola ini dalam beberapa aspek
kompleks keraton tersebut.Kota – kota kuno
menunjukkan adanya keterhubungan dan saling
terjadi di dekat pusat pemerintahan yang
keterkaitan secara historis dan ekonomis antara
melindungi penduduknya, seperti yang dikatakan
manusia dengan lingkungan buatannya.
pusat pemerintahan yang melindungi
Perkembangan kota dimulai dari inti kota yang
penduduknya, seperti yang dikatakan W.F.
kemudian diikuti oleh kebutuhan akan kegiatan
Wetheim dalam bukunya De stad De Indonesie,
kegiatan yang mendukung keberlangsungan kota
tahun 1951 (Surjomihardjo,Abdurrahman, 2000).
tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan kota
Kompleks bangunan terdiri dari bangunan untuk
menurut pengertian dari Kostof ,( 1991) bahwa
bertempat tinggal, mengatur dan mengendalikan
kota adalah permukiman yang permanen , relatif
kekuasaan, beribadah dan bertemu dengan orang
padat, penduduknya heterogen, memiliki
diluar wilayah keraton. Kompleks dilengkapi
bangunan bangunan untuk mewadahi berbagai
dengan fasilitas yang lebih lengkap untuk fungsi
macam kegiatan penduduk. Kota juga
dan kegiatan pendukung eksistensi kekuasaan
mempunyai hubungan erat dengan daerah
raja atau residen.
hinterland sekitarnya. Dalam beberapa pola kota di wilayah
Dalam lingkup kompleks keraton
Jawatengah, ada suatu kesamaan tentang
dilengkapi alun alun dan tempat ibadah (mesjid).
bagaimana pola kota terbentuk. Dimulai dari
Pasar sebagai pendukung kehidupan keraton
*Bertha Bintari adalah
Jurnal Arsitektur Universitas Bandar Lampung, juni 2011
59
kemudian disediakan khusus sebagai pusat
informasi visual yang kuat bagi sebuah kota.
perekonomian kota. Berbagai aktivitas
Dalam tipologi ruang kota, informasi visual ini
pendukung kehidupan perekonomian kemudian
menjadi penanda untuk membangun orientasi dan
menyebabkan munculnya fasilitas lain dan
persepsi spatial.Penemuan terhadap orientasi
berkembangnya jumlah penduduk kota dan
menjadi penting ketika para pelaku kota
semakin memadatnya permukiman yang
membutuhkan mobilitas dari suatu tempat
dibangun.
menuju ketempat lain. Pengenalan terhadap suatu
Perkembangan wilayah dan
penanda memudahkan untuk mengenali dan
pembangunan permukiman diikuti fasilitas
mengingat kembali tujuan dan arahnya.
pendukung permukiman kemudian
Selanjutnya penanda akan menjadi patokan
memunculkan kebutuhan akan sarana jalan
dalam penggambaran terhadap jarak dan
sebagai penghubung antar pusat pusat kegiatan
keterjangkauan dalam numerik maupun dalam
penduduk. Jalan menjadi penghubung jejaring
waktu.
kegiatan dan fungsi dalam kota. Campurtangan penjajah Belanda pada pola penataan ruang kota
terlihat pada
munculnya alun alun sebagai konsep ruang terbuka bagi umum. Alun -alun dapat ditemukan didalam pola penataan ruang kota di eropa. Munculnya bangunan bangunan kolonial didekat pusat pusat kota selain dimaksudkan secara politis 'menguasai' dan 'mengontrol' kekuasaan raja merupakan intervensi terhadap jaringan ruang kota tersebut. Dari gambaran potongan sejarah diatas, pola penataan ruang kota terjadi baik secara
gb1. Pola penataan batu perkerasan jalan yang berbeda diperkuat dengan penempatan tonggak batu tambahan sebagai suatu penanda terhadap main entrance (Hamburg, foto koleksi penulis)
spontaneus maupun terencana secara bagian bagiannya. Dengan pembagian inti kota , pusat
Pengenalan akan tanda tanda ini tidak
pusat pendukung dan pusat intervensi penjajahan
hanya meliputi pengenalan terhadap tanda tanda
secara spatial mudah dibedakan. Tipologi pada
visual dari tipologi bangunan , tetapi juga
bangunan keraton memiliki ciri dan karakter
terhadap tanda tanda dari lingkungan alam.
bangunan vernakular (joglo), dan beberapa
Penanda penanda dari lingkungan alam berupa
mesjid memiliki bentuk perwujudan akulturasi
mulai dari jajaran pepohonan, batu besar, bukit,
budaya jawa dan beberapa mengadaptasi kubah,
ruang (taman) terbuka, dan aliran sungai, bahkan
sedangkan bangunan kolonial memiliki ciri
arah angin dan matahari (bintang ).
khasnya sendiri sebagai bangunan eropa, dengan
Pengenalan terhadap orientasi juga terjadi dalam
material dan elemen arsitekturalnya.
hubungannya dengan panca inderawi manusia
Tipologi bentuk bangunan menjadi
JA! No.2 Vol.1
selain indera penglihatan. Indera penciuman,
Bertha Bintari
60
indera perabaan, dan indera pendengaran.
tanda tersebut. Dalam beberapa tipologi
Pengenalan dan pengingatan atas penanda
bangunan,
penanda tersebut juga dpengaruhi oleh
menginformasikan dirinya sendiri terhadap
pengalaman, umur, jenis kelamin dan
fungsinya dan terhadap manusia sebagai
kemampuan kognitif
penggunanya. Misalnya pada bangunan Gereja
terhadap orientasi
sebelumnya.
bangunan tersebut mampu
atau Masjid. Orang akan menerima dan mepersepsikan perilaku yang sesuai dengan
Spatial orientation and wayfinding cannot be
fungsi nya tanpa perlu ada tambahan informasi
explained by a special innate sixth sense, nor by
mengenai instruksi perilaku yang harus
any
acquired sense of direction. Instead,
diterapkan didalamnya. Dalam kasus lain , sebuah
mental or cognitive processes have to be
bangunan mampu menginformasikan letak pintu
assumed that are
capable of organizing
masuk utama dari tipologinya tanpa perlu ada
perceived parts of the environment into a map
tambahan keterangan mengenai letaknya. Dalam
like ensemble respecting
kasus kasus ini , manusia memiliki pengalaman
certain geometric
properties.(Passini, Romedi,1984)
atau pengetahuan tentang budaya yang mengaturnya bertindak dan berperilaku.
Kemampuan kognitif mengenal tanda tanda merupakan kemampuan memetakan ruang spatial untuk berorientasi. Orientasi akan mengarahkan tujuan dan mengatur perilaku seseorang terhadap konteksnya. Konteks inilah yang membentuk persepsi terhadap ruang. Persepsi ruang merupakan kesadaran akan kedalaman dan jarak, juga hubungan kepada semua objek disekitarnya. Manusia pada umumnya mempunyai persepsi untuk mengenal, menerima, mempelajari dan
gb2. Tipologi bangunan, elemen elemen bangunan
melakukan tindakan untuk bergerak ,berpindah
mampu mengkomunikasikan tentang
dan untuk bertindak sesuai dengan informasi dan
wayfinding terhadap dirinya sendiri (Berlin,
tanda tanda yang menuntun dan
foto koleksi penulis)
mengarahkannya. Mendesain ruang harus mempertimbangkan
Dalam pengertian diatas informasi visual
persepsi manusia untuk memahami informasi
dalam arsitektur dan pemahaman spatial berguna
dalam ruang , karena akan memperngaruhi
dalam menemukan jalan atau wayfinding. Dalam
bagaimana manusia berperilaku.
pengertian ini wayfinding bukanlah signage atau
Sistem informasi dengan tanda tanda akan
penanda jalan, tetapi dalam pengertiannya yang
berguna jika manusia dapat menggunakannya
lebih luas. Wayfinding tidak harus dengan sign
sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh tanda
berupa tanda rambu atau symbol, pictogram,
Jurnal Arsitektur Universitas Bandar Lampung, juni 2011
61
penunjuk arah berupa kata dan arah panah tetapi
karena semua indera manusia mampu menerima
juga dapat berupa perbedaan bentuk ruang,
informasi dari lingkungannya. Persepsi
adanya benda atau objek yang menandai dan
merupakan hasil pengolahan informasi oleh otak.
membedakan, perbedaan warna, yang
Otak menerima informasi – informasi berupa
mempengaruhi psikologis pelaku ruang,
stimulus yang tertangkap oleh visual dengan
perbedaan tekstur yang mengarahkan kepada
mata, pendengaran, penciuman, rasa dan
perubahan situasi. Perubahan situasi merupakan
perabaan.Informasi ini digunakan untuk
petunjuk adanya perubahan tempat, menuju ke
mengetahui dimana keberadaannya pada saat itu.
tempat lain. Perubahan ketinggian , besar kecil,
Pengolahan informasi oleh otak meliputi
sempit luas dan jauh dekat juga merupakan
penerimaan, penyaringan, penghubungan yang
petunjuk adanya perbedaan yang mengarahkan ke
akhirnya dipersepsikan menjadi acuan untuk
sebuah tempat lain yang berbeda.
melakukan sesuatu tindakan. Informasi dalam pengertian ini mungkin berbeda tipe dan jenis
Arsitektur sebagai Desain Informasi Visual
medianya, berbeda tujuan ,berbeda batasan dan aturan.Contohnya berupa informasi fisik dari
Ruang kota yang semakin berkembang dengan bangunan- bangunan modern kadang
lingkungan maupun informasi grafis dalam bentuk iklan, rambu, simbol, dan media lainnya.
mengalahkan kepentingan rupa ruang kota secara global. Masing – masing bangunan ingin menonjolkan identitasnya dan kurang melibatkan dengan keterkaitan visual bangunan existing. Rupa ruang kota tidak hanya ditentukan dari bangunan – bangunan yang membentuk wajah kota, tetapi juga termasuk landmark dan campuran fungsi guna lahan untuk permukiman maupun komersial, kawasan publik maupun privat. Informasi ruang kota juga dibentuk dari elemen – elemen kota, seperti street furniture, perbedaan jenis material, dan advertisement. Burke , Gerald dalam bukunya Townscape, 1976, mengatakan bahwa pemakaian pembatas jalan, perbedaan ketinggian pedestrian merupakan bahasa dari suatu kebutuhan pemisahan fungsi.
Gb.3. Signage dalam simbol pictogram, nama, arah
Dalam hal ini memberikan informasi kepada
panah dan gambar grafis (koleksi penulis)
pengguna untuk bertindak sesuai dengan maksudnya. Manusia memahami persepsi spatial
JA! No.2 Vol.1
Orang yang sangat baru di suatu lingkungan akan mencoba untuk mengetahui
Bertha Bintari
62
sebuah kepastian tentang keberadaan mereka
malls. These studies revealed that there
saat itu
dan bagaimana mereka harus
were many different levels of ability in
memngenali orientasi sehingga dapat
"wayfinding" and that the process was
menentukan dan memutuskan ke arah mana
influenced by many environmental factors,
mereka harus menuju.Dengan demikian mereka
such
akan secara sadar maupun secara refleks akan
expectation, language, information from
mengumpulkan informasi dari lingkungan
signs, other people, and old memories of
tersebut. Informasi yang diterima akan mampu
being in the environment.
as
building
symmetry,
user
diolah dan disaring dikarena mereka memliki
pengalaman empiris sebelumnya. Hal ini
Perencanaan terhadap rupa ruang kota
berkaitan dengan umur, jenis kelamin, tingkat
tidak hanya melibatkan bangunan dalam kesatuan
pendidikan dan pengalaman, termasuk juga latar
besar ruang kota (townscape) tetapi juga
belakang budaya masing masing. Latar belakang
perbagian dari bangunan itu sendiri yang juga
budaya yang berbeda seringkali menyebabkan
membutuhkan desain untuk informasi para
perbedaan persepsi terhadap informasi yang sama
pengguna menemukan jalannya, dikarenakan
dengan cara memandang berbeda. Sehingga
kompleksitas bangunannya.
informasi yang dirancang untuk tujuan
Persepsi manusia dipengaruhi oleh
mendapatkan persepsi yang sama seringkali
persepsi lingkungannya. Persepsi lingkungan
didesain sebagi objek visual.
yang dibentuk oleh ruang dengan warna, teksture,
Kevin Lynch dalam bukunya , Image of
perubahan bentuk, jarak , skala dan bagaimana
the City ,(1960) memperkenalkan istilah
tata cahaya didalam ruang . Dalam hal ini ruang
wayfinding dan pemikiran terhadap pemahaman
tidak hanya bermakna interior tetapi dalam skala
terhadap lingkungan ruang kota. Lynch
yang lebih besar ruang eksterior yang membentuk
mendefinisikan bahwa ruang urban
ruang spatial. Perubahan lingkungan ini akan
dideskripsikan sebagai ; paths, edges, nodes,
mempengaruhi perubahan emosi dan perasaan
landmarks, dan ditrict. Hal – hal inilah yang dapat
pengguna.
digunakan oleh para pelaku tentang hal yang
Persepsi
dibentuk dari tiga aspek
dapat mereka lihat, mereka ingat, dan mereka
pengaruh yaitu; Karakteristik fisik dari stimulus,
gunakan dalam rangka menemukan jalan. Elemen
hubungan antara stimulus dengan lingkungannya,
element ruang urban inilah yang menjadi
dan kondisi individu. Karakteristik stimulus dan
pedoman bagi arsitek , perencana urban, desain
hubungan antara stimulus dengan lingkungan
grafis dan klien untuk mendesain informasi visual
memiliki pengaruh terhadap stimulus, Sedangkan
dalam ruang urban.
pengaruh persepsi karena adanya kondisi tertentu dari individu merupakan persepsi sebagai hal
In the 1970's researchers begin to study
yang bersifat personal. Dalam pengertian ini
how we navigate complex spaces by staging
maka persepsi dipengaruhi referensi berdasarkan
tests of orientation and memory in large
pembelajaran dari pengalaman , perilaku,
building complexes, building interiors and
personaliti,dan gambaran pribadi.
Jurnal Arsitektur Universitas Bandar Lampung, juni 2011
63
Zaltman dan Wallendorf menyatakan
Perencanaan yang akurat tentang pemfungsian
bahwa persepsi dipengaruhi beberapa faktor yang
ruang di dalamnya maka bangunan akan mampu
variatif. Faktor variatif ini antara lain adalah
menginformasikan secara visual dengan karakter
suasana hati, kesehatan , kemampuan fisikal
dan tipologi bangunan yang direncanakan dan
mengalami sensasi, kepribadian dan motivasi
dirancangkan. Penggunaan dan penempatan
pribadi terhadap suatu
situasi.Selain itu
elemen bangunan akan memeperlihatkan secara
lingkungan sosial dan konteks fisik lingkungan
langsung memberi informasi tentang kegiatan
akan mempengaruhi bagaimana stimulus
yang akan diwadahinya. Pengguna bangunan
diterima dan dipersepsikan. Kemampuan
akan dengan mudah menemukan jalan dan akan
mempersepsikan sebuah objek visual berkaitan
bertindak sesuai dengan maksud bangunan
dengan suasana hati akan berpengaruhi secara
tersebut tanpa memerlukan penjelasan tambahan
psikologis pelakunya. Contoh kasusnya, adalah
atau penanda (rambu).
jika seseorang memasuki sebuah situasi yang
Penempatan elemen bangunan seperti pintu
dikondisikan dengan pengaturan obyek visual
utama akan memiliki penjelasan tentang
yang sangat tidak teratur atau semrawut, suasana
fungsinya ketika
yang terbentuk dari lingkungan tersebut adalah
penempatannya sesuai. Penempatan menjadi
kesimpangsiuran, kompleks, ruwet. Hal hal ini
penting karena fungsinya sebagai akses
mempengaruhi suasana psikologis pelakunya
membutuhkan konteks terhadap
yang bereaksi terhadap informasi visual yang
lingkungannya, misalnya jalan diluar bangunan.
dipersepsikannya dalam bagaimana akan
Desain wayfinding berkaitan dengan
berperilaku.
bentuk , ukuran dan
orientasi
hubungan dengan setiap peruangan, setiap
Persepsi akan sebuah kompleksitas
tempat, dan konektivitas antara bangunan dengan
informasi yang diterima otak mempengaruhi
lingkungannya.Lebih luas lagi pengertian
psikologis pelakunya. Hal ini terlihat dengan jelas
konektivitas antara bangunan dengan kotanya
ketika perancang mampu memainkan tekstur,
dengan kota lain bahkan dengan wilayah lain.
keterbukaan dan ketertutupan, pencahayaan,
Bangunan yang dibangun dengan karakter khusus
warna, jarak, tinggi rendah, panjang
pendek,
akan berfungsi sebagai penanda untuk
kedalaman, skala, dan elemen perancangan rupa
menunjukkan arah orientasi dan untuk menjadi
arsitektur lain. Pengaruh skala misalnya sangat
penanda untuk mengenali suatu tempat. Selain
jelas terhadap efek psikologis yang ditimbulkan.
bangunan, obyek lain seperti patung, monumen,
Skala memainkan perasaan antar obyek dengan
air mancur,danau, lapangan, taman atau bahkan
pelaku, mempengaruhi keterhubungan dan
jaringan utilitas atau street furniture dapat
keterkaitan.
dijadikan sebagai panduan untuk berorientasi.
Wayfinding dirancang sebagai kesatuan
Sebagai panduan untuk menemukan orientasi,
dengan obyek lingkungan eksistingnya, seperti
kita memerlukan keseluruhan gambaran tempat
misalnya bangunan yang menjadi landmark atau
dan lingkungan sekitarnya. Gambaran tempat ini
monumen. Di perencanaan arsitektur, bangunan
akan membantu memutuskan dimana posisi kita,
dirancang untuk memenuhi fungsi tertentu.
kemana akan menuju, dan memutuskan
JA! No.2 Vol.1
Bertha Bintari
64
jalannya. Dalam kasus ini panduan untuk arah
pengetahuan dan pengalaman untuk menemukan
membutuhkan peta dan rambu- rambu. Yang
tempat lain atau untuk pergi ke tempat lain. Dia
saling mendukung satu sama lain. Tetapi dalam
akan mencoba untuk mengkombinasikan dan
situasi tertentu, misalnya pada saat berada di
mengumpulkan semua informasi yang sedapat
pedesaan atau kota kecil dengan penduduk yang
mungkin dapat dikumpulkan dan diketahui di
mengetahui setiap tempat , mereka ingin menuju
tempat pertama kali sampai.
dan aktivitas untuk bergerak dan berpindah tidak
Otak akan mengumpulkan dan menyaring
terlalu rumit, maka rambu pengarah jalan dan peta
infomasi yang mungkin dapat digunakan untuk
tidak dibutuhkan.
pengenalan dan membantu membuat keputusan
Persepsi
tergantung pada pengalaman
tentang orientasi. Informasi yang dapat
sebelumnya terhadap situasi dan obyek yang
dikumpulkan dapat berupa informasi secara vi
sama.Keahlian mempertajam kemampuan untuk
sual dari sebuah obyek. Informasi yang
mengingat dan memperhatikan detil. Semakin
didapatkan dari obyek secara visual dapat
sering menlihat, mengalami dan mempelajari
ditangkap mata, selain itu informasi akan lebih
tentang suatu obyek , akan menjadi semakin
terkenali jika dapat disentuh, dipegang, dan
terbiasa maka akan semakin banyak detil yang
tercantum dalam rambu, simbol, peta dan nama
bisa dikenali. Kemudian kita akan membuat
tempat.
generalisasi, tetapi generalisasi ini menjadi lebih mendetil dan akurat dari waktu kewaktu.
Informasi lain berupa hal – hal yang diterima oleh panca indera misalnya rasa, suara,
Manusia memiliki persepsi tentang
dan bau.Sebagai contohnya suara mobil- mobil,
kedalaman dan jarak, dan hal ini sangat penting
suara deburan ombak, suara riuh orang bercakap-
untuk pergerakan dan mobilitas yang
cakap (meski kita tidak dapat menegrti satu patah
membutuhkan orientasi terhadap lingkungan.
katapun ) atau bahkan suara burung – burung
Manusia memiliki kesadaran atas relativitas
berkicau dapat menjadi informasi pertama untuk
posisinya dan obyek disekitarnya. Manusia akan
mengetahui orientasi. Suara dari mobil
mengenali, mempelajari dan menyimpan sebagai
menandakan bahwa lingkungan terdekatnya
ingatan atau menggunakan seluruh sistem yang
terdapat jalan . Jauh dekatnya jalan , besar dan
dapat digunakan sebagai informasi untuk
kecilnya, padat dan sepinya kaang bisa
memutuskan tindakan berikutnya yang akan
diperkirakan dengan mengetahui tingkat keras
diambil dalam rangka menentukan arah dan
lemahnya suara, sering atau jarangnya suara dan
orientasi.
bahkan kecepatan datangnya suara. Benda -benda
Perubahan dari lingkungan sekitar menunjuk kepada sebuah keputusan menentukan
langit pun sejak jaman nenek moyang sering dijadikan acuan atau panduan berorientasi.
arah orientasi mencapai tujuan tertentu atau
Informasi lainnya adalah faktor perasaan
tempat tertentu. Sebagai contoh, seseorang yang
secara psikologis. Kesadaran psikologis termasuk
sanagt baru disebuah lingkungan , sama sekali
perasaan ketakutan, terancam, padat, tertekan,
tidak memiliki petunjuk tentang tempat tersebut
bebas, dekat, jauh, mengalir, sempit, lebar dan
sebelumnya. Terlebih jika tanpa sedikitpun bekal
pendek.
Jurnal Arsitektur Universitas Bandar Lampung, juni 2011
65
Kesadaran psikologis diproses oleh otak
mempersepsikan visualisasi ruang mungkin dapat
berdasarkan pada informasi yang didapatkan
berupa bangunan, landmark, atau obyek alami.
pada saat berbarengan.Perasan - perasaan
Bangunan yang memiliki karakter khusus
mengadaptasi lingkungan sekitarnya sebagai
atau berbeda dengan bangunan- bangunan lain
rangsangan kepada otakuntuk menganalisis
dapat digunakan sebagai petanda untuk orientasi.
tentang arah dan ruang orientasi.Rangsangan
Sebagai contoh meskipun sebuah kompleks dari
yang terlihat dan tertangkap oleh mata akan
bangunan memiliki bentuk yang sama, jika dalam
diterima sebagai informasi.
kompleks bangunan tersebut berwarna merah
Informasi - informasi itu bisa merupakan
muda sedangkan bangunan lain berwarna abu-
warna, tekstur dan bentuk - bentuk dari obyek -
abu. Maka bangunan ini menjadi berbeda, terlihat
obyek yang ada disekitarnya.Otak akan mengolah
istimewa, dan sangat mudah dikenali sehingga
semua informasi dengan penyaringan,
dapat dengan mudah diingat dan dijadikan
pengaturan, mengurutkan, mengklasifikasikan,
referensi berorientasi.
mengkategorikan dalam kecenderungan terhadap
Sebuah bangunan atau sebuah rumah
minat dan kesamaan. Untuk mengkatagorikan
sekalipun dapat digunakan sebagai petanda visual
kecenderungan dan kemiripan dalam orientasi
karena mempunyai keunikan, berbeda, dan
dapat dijelaskan pada contoh bagaimana kita
karakter yang khas sehingga nampak menonjol di
dapat menemukan merek susu tertentu di
lingkungan dimana ia berada.
supermarket.Semua produk telah diurutkan dan
Landmark bisa jadi adalah sebuah monumen,
dikelompokkan menurut tipe dan jenis produk.
bangunan bersejarah atau sebuah taman kota yang
Urutan dari produk - produk di supermarket akan
telah diketahui setiap orang secara umum.
mempermudah pembeli untuk dapat menemukan
Keindahan atau obyek alam yang sangat terkenal
barang yang dia maksudkan. Dalam hal ini urutan
dapat merupakan juga sebagai petanda visual
menuntun pembeli untuk berorientasi.
misalnya lembah, bukit, batu, sungai, dan danau.
Kesadaran
terhadap perubahan
Pada intinya keseluruhan obyek visual
lingkungan sekitar mempengaruhi kemampuan
yang telah terkenal dapat dikenali sebagai tanda
manusia untuk mempersepsikan rangsangan
untuk memperoleh orientasi terhadap ruang
psikologis sebagai informasi dan menerapkannya
lingkupnya. Tidak jarang petanda visual ini begitu
untuk menemukan orientasi dalam sebuah ruang
terkenal baik melalui publikasi langsung maupun
atau tempat. Penangkapan dan penggambaran
tidak langsung bagi setiap orang , meskipun orang
informasi oleh mata berupa rangsangan yang
tersebut mungkin sama sekali belum pernah
dapat dilihat, dan diraba. Warna, bentuk dan
menginjakkan kaki ke tempat tersebut.
tekture menjadi obyek visual yang
Sebuah contoh, jika seseorang pernah
mempengaruhi persepsi psikologis terhadap
melakukan perjalanan dan akan merencanakan
keruangan.
sebuah perjalanan, dia akan menyimpan semua
Persepsi atas visualisasi yang
informasi yang dibutuhkan tentang tempat
tergambarkan dalam obyek atau situasi atau
tersebut. Bagi masyarakat di perkotaan , petanda
kondisi dari ruang tersebut. Obyek untuk
visual yang memudahkan berorientasi lebih
JA! No.2 Vol.1
Bertha Bintari
66
banyak kepada bangunan, buatan manusia.
perkiraan lama waktu tempuh suatu perjalanan
Sedangkan bagi masyarakat di pedesaan, petanda
yang diukur dengan perjalanan menggunakan
visual mereka adalah obyek alami.
kendaraan bermesin.Sedang orang Wonosari,
Petanda visual ini terkadang mempunyai hubungan yang erat dengan obyek - obyek di
Gunung Kidul, menandai perkiraan jarak dengan berapa kali harus melewati bukit.
sekitarnya, suasana, dan kegiatan didalamnya. Hal - hal tersebut jika meninggalkan kesan yang
Aplikasi dalam desain kota dan bangunan
mendalam terhadap seseorang akan membekas lebih lama di dalam ingatan dan menjadi petanda
Aplikasi umum dapat diterapkan pada beberapa
orientasi yang sangat kuat. Kemampuan manusia
jenis gedung yang berbeda , kecuali jika gedung
mengolah informasi dan mempersepsikan dalam
tersebut memerlukan kekhususan spesifik
perasaan, akan membuat suatu tanda tertentu
misalnya rumah sakit, bandara, retail mall dan
m e n j a d i s p e s i a l . Te r k a d a n g j i k a k i t a
seterusnya,
menyebutkan suatu nama tempat, bangunan, atau
1.
Wa y f i n d i n g d a l a m b a n g u n a n d a n
obyek tertentu, dalam otak kita akan segera
sekelompok bangunan biasanya dipengaruhi
muncul gambaran dan bayangan mengenai
oleh pengaturan logis dari arsitektural dan
bagaimana tempat, bangunan atau obyek itu
desain.Sebuah Logika pemikiran yang jelas
berada, bentuk, suasana bahkan kegiatan yang
dari bagaimana sebuah kelompok bangunan
terjadi disana.
atau ruang (space) yang tersusun
Pengalaman dan kecerdasan kognitif
mempengaruhi kemampuan pengguna untuk
manusia memudahkan manusia menemukan
mengerti dan mengingat keberadaannya
orientasi. Kecerdasan ini membantu manusia
dalam sebuah lingkungan. Dominasi visual
membaca peta, mengira - ngira arah, jarak dan
dari pintu - pintu masuk. definisi dari ruang
menentukan tujuan.Dalam kondisi sebaliknya ,
publik dalam sebuah ruang private,
manusia juga memiliki kemampuan memetakan
kemampuan untuk secara visual
perjalanannya, meskipun tidak setiap orang
membedakan dan memisahkan sebuah area
mampu menggambarkan secara detil dan
fungsi dari area fungsi yang lain, semua
presisi.Perbedaan kebiasaan ternyata cukup
memainkan peranan yang penting dalam
berpengaruh ketika seseorang memperkirakan
menavigasi ruang.
jarak. Masyarakat desa yang terbiasa menempuh
2.
Penamaan,
penomoran,dan
suatu jarak setiap waktu akan memiliki perkiraan
pengorganisasian dari beberapa bagian
jarak berbeda dengan jika seorang kota
banguan sangat penting. Pengorganisasian
menanyakan tentang jarak suatu tempat. Persepsi
merupakan aspek dari perencanaan
tentang jarak visual terhadap obyek petanda
wayfinding. Penomoran lantai, nama
visual
ini akan berbeda juga ketika berbicara
tertentu yang didedikasikan kepada sebuah
tentang perkiraan jarak dengan orang yang
nama tempat yang umum, nama departemen
memiliki budaya dan pengalaman yang berbeda.
- departemen, penomoran stall, dan
Orang Jerman menandai persepsi jarak dengan
penomoran ruang harus dipertimbangkan
Jurnal Arsitektur Universitas Bandar Lampung, juni 2011
67
3.
secara hati hati ketika memeprsiapkan daftar
harus diorganisir dan dilatih sedapat
penggunaan tanda dan ketika
mungkin. Penjelasan tentang bagaimana
mempublikasikannya.Jelasnya hirarki logis
tanda-tanda dan perangkat wayfinding
harus ada untuk memudahkan dan
lainnya dimaksudkan untuk bekerja dapat
membantu penguna untuk mengingat dan
membantu memberikan lebih penjelasan,
menggunakan pengistilahan yang biasa
arah lebih bermanfaat. Sesi pelatihan yang
dipakai. Simbol, identitas dan bahasa asing
mengajarkan tata nama yang tepat,
juga memainkan peranan penting.
bagaimana menilai kebutuhan khusus dari
Masyarakat menggunakan lingkungan
pengguna, dan sesi latihan pada arah-
memiliki kemampuan unik, keterbatasan dan
memberikan semua berkontribusi terhadap
ingatan tentang navigasi yang seharusnya
rencana wayfinding komprehensif.
diakomodasi oleh setiap strategi wayfinding
4.
6.
Ya n g j e l a s , y a n g d i h a s i l k a n o l e h
secara menyeluruh. Jumlah pengunjung
penempatan elemen tanda dapat menjadi
berulang, keterbatasan penglihatan dan
solusi biaya yang efektif untuk wayfinding
mobilitas, keadaan emosional dari
dalam sebuah bangunan yang ada. Namun,
pengguna, dan apakah fasilitas ini revisi
hanya ketika masalah lainnya di atas dapat
yang sama sekali baru atau ke fasilitas awal
dipahami. Perangkat konvensional seperti
semua harus diperhitungkan ketika
tanda dan direktori dipergunakan sebagai
mengembangkan rencana wayfinding.
bagian dari solusi. Perangkat grafis terkait
Kebutuhan khusus populasi, minoritas
seperti grafik dinding dan lantai,
budaya dan etnis, dan kelompok lanjut usia
penempatan strategis dari patung, program
semua harus dapat menggunakan fasilitas
seni, dan kios informasi terkomputerisasi
dengan bantuan sesedikit mungkin.
tentang semua elemen potensi dalam
Semua informasi publik seperti brosur, surat-
rencana wayfinding ini.
menyurat, iklan berita, / radio iklan TV dan bahkan informasi informal menjadi bagian
Kesimpulan
dari informasi pengguna tentang cara
5.
menggunakan lingkungan. Segala bentuk
Perencangan dan perencanaan kota dan
informasi publik harus konsisten dalam
bangunan secara umum sudah saling berkaitan ,
pernyataan mereka tentang fasilitas dalam
yang diatur melalui undang- undang perancangan
rangka untuk komunikasi harus jelas; peta
dan perencanaan ruang kota. Namun seringkali
yang diterbitkan harus sesuai dengan
perancangan dan perencanaan belum terintegrasi
fasilitas peta, petunjuk mengemudi harus
dengan perencanaan tentang wayfinding, serta
sesuai dengan bagaimana fasilitas
kemungkinan kemungkinan bahwa kota adalah
sebenarnya diakses, dan jenis ukuran semua
penyedia informasi yang secara visual diterima
harus dapat terbaca.
oleh pelaku dalam kota untuk berorientasi.
Penanda Arah-merupakan bagian penting
Keutuhan perencanaan , keterintegrasian antara
dari pengaruh lingkungan pengguna dan
desainer dan perencana urban, serta arsitek perlu
JA! No.2 Vol.1
Bertha Bintari
68
perlu lebih diperhatikan. Desainer tidak hanya menyediakan kompetensi grafis, namun juga kompetensi menjadikan elemen kota sebagai bagian dari pencitraan kota serta wayfinding kota. Daftar Pustaka 1. Surjomihardjo, Abdurrahman., Kota Yogyakarta 1880 - 1930
Sejarah
Perkembangan Sosial, Yayasan Untuk Indonesia, Yogyakarta, 2000 2.
Kostof, Spiro, The City Shaped: Urban patterns and Meaning through history, Boston, Little, Brown, 1991
3.
Burke, Gerald, Townscape, New York, 1976
4.
Lynch, Kevin, Image of The City, MIT press, 1992
5.
P a s s i n i , R o m e d i , Wa y f i n d i n g i n Architecture, Van Nostrand Reinhold, 1992
6.
Wallendorf, Melanie., Zaltman, Gerald, Readings in Consumer Behaviors : Individuals, Groups, and Organizations, Willey, 1984
7.
Bintari, Bertha, Perception Strategy of Orientation Design, Master Thesis, Anhalt University, Germany, 2009
Jurnal Arsitektur Universitas Bandar Lampung, juni 2011
69