Spiritualitas Reformed: Apakah Itu? – Hughes Oliphant Old
SPIRITUALITAS REFORMED Apakah Itu? Hughes Oliphant Old
Hughes Oliphant Old adalah anggota Pusat Studi Theology Princenton di Princenton, New Jersey. Artikelnya ini diterjemahkan dari Jurnal Perpectives on Reformed Thought (Januari, 1994)
Reformasi adalah satu pembaharuan teologi dan juga pembaharuan spiritualitas. Bagi jutaan orang Kristen di akhir Abad Pertengahan, spiritulitas kuno telah dihancurkan. Berabad-abad lamanya, spiritualitas dipenjara di balik dinding biara. Untuk serius menjalani hidup Kristen berarti harus memisahkan diri dari dunia dan masuk ke dalam satu komunitas agamawi. Di balik biaralah, spiritualitas Abad Pertengahan dimengerti. Yaitu dengan cara selibat, asketik dan ibadah penebusan dosa. Dengan adanya Reformasi, merubah seluruh fokus hidup Kristen. Ketimbang memisahkan diri dari masyarakat, orang Kristen mulai memahami makna ibadah sebagai menjalani hidup sehari-hari seturut kehendak Allah (Rm. 12:1-2). Bagi orang Protestan, spiritualitas menjadi sesuatu hal berkenaan bagaimana orang Kristen hidup dengan keluarganya, di luar rumah, di lingkungan pekerjaan, di dapur, atau di pabrik. Beberapa tahun lalu, ada buku yang menyusun mengenai spiritualitas barat. Dan kami terkejut hanya sebagian kecil orang Protestan yang terkenal yang disebut. Buku itu tidak menyebut karya klasik dari spiritualitas kaum Reformed seperti surat-surat rohani Samuel Rutherford; A Faithful Narrative dari Jonathan Edward; lagu rohani Gerhardt Tersteegen; perjalanan misionari David Brainerd yang menginjili orang Page 1
Spiritualitas Reformed: Apakah Itu? – Hughes Oliphant Old
Indian; dan karya The Saint's Everlasting Rest dari Richard Baxter. Sehingga membuat banyak orang bertanya-tanya, apakah ada yang namanya spiritualitas Reformed? Namun dengan tegas saya mengatakan bahwa pertanyaan ini tidak akan muncul bila kita jelas dengan terminologi kita. Orang Calvinist umumnya lebih suka memakai istilah Pietis ketimbang spiritualitas. Dan teolog Reformed umumnya berbicara mengenai doktrin Kehidupan Kristen, yang bagi Roma Katolik disebut "Teologi Spiritual." Tentunya tidak akan ada pertanyaan mengenai apakah ada yang namanya Pietis Reformed atau doktrin Kehidupan Kristen. Saya tidak keberatan memakai istilah "spiritualitas," sejauh kita menyadari adalah istilah-istilah lain yang umumnya dipakai di lingkungan Protestan.
Banyak orang Calvinist sendiri dipengaruhi oleh kesan seolah-olah setelah Calvin tidak ada, maka tidak ada lagi karya yang menarik perhatian dari para penerusnya. Baru belakangan ini, kita mulai sadar bahwa kaum Protestan abad 17 memiliki maha karya yang sama baiknya. Dan pada abad-abad selanjutnya, kaum Protestan semakin matang, dan menghasilkan karya terbaik mereka mengenai kehidupan Kristen, doa dan ibadah. Semakin jelas di abad 17 dan 18 bahwa ada satu budaya Protestan, suatu budaya kesalehan, dan memiliki keunikan ekspresi imannya sendiri, mereka punya spiritualitas sendiri. Marilah kita melihat beberapa keunikannya.
Yang pertama saya katakan mengenai spiritualitas Reformed adalah satu spiritualitas Firman. Ini bukan hal yang baru. Telah kita temukan di dalam Injil Yohanes. Prolog Injil Yohanes menyebutkan tema spiritualitasnya yang mewarnai seluruh isi Injil Yohanes. Orang sering bicara mengenai Kristologi Logos dalam Injil Yohanes, dan tentu saja Kristologi ini adalah fondasi spiritualitas Firman. Injil Yohanes memiliki satu teologi yang kuat karena berakar dari teologi hikmat (wisdom theology) Perjanjian Lama. Penulis hikmat orang Israel, berbeda dengan tulisan imam atau nabi, memperkembangkan satu bentuk kesalehan yang khas. Semacam kesalehan bagi mereka yang hidup berpusatkan Alkitab. Satu kesalehan terpelajar yang memberi perhatian besar bagi penelaan, Page 2
Spiritualitas Reformed: Apakah Itu? – Hughes Oliphant Old
penyalinan naskah dan memelihara tradisi penafsirannya hingga persiapan khotbah. Aliran Hikmat (wisdom school) PL memberi perhatian bagi khotbah kesalehan. Dasar sistem edukasinya adalah menghafal teks Alkitab. Ini berlanjut dalam tradisi gereja purba. Tidak diragukan lagi, inilah yang dikatakan oleh Lukas ketika ia bercerita bagaimana para rasul memusatkan diri mereka bagi berdoa dan pelayanan Firman (Kis. 6:4). Kekristenan dari awalnya adalah satu agama berkitab, dan kesalehannya adalah kesalehan berkitab. Selama masa Bapa-bapa gereja, kesalehan hikmat sangat berperan. Yang sangat mempengaruhi orang seperti Origen, sarjana Alkitab abad 2; Jerome, seorang Kristen terpelajar; John Chrysostom, pengkhotbah yang terkenal dari Antiokhia, adalah contoh di mana spiritualitas mereka adalah spiritualitas Firman. Spiritualitas hikmat senantiasa berpengaruh kuat dalam Protestan.
Hal kedua yang saya usulkan bahwa spiritualitas Reformed adalah spiritualitas Pemazmur. Kesalehan yang kita warisi itu dipupuk oleh doadoa mazmur, nyanyian dan meditasi atasnya, bukan hanya di gereja tetapi juga di dalam ibadah keluarga setiap hari. Tujuan utama menyanyikan mazmur tentunya karena mazmur adalah doa hakiki dari gereja. Kita tahu bahwa Yesus secara teratur berdoa mazmur sebagaimana lazimnya orang Yahudi saleh. Gereja purba dengan sukacita melanjutkan praktek ini. Orang Kristen awal memahami bahwa mazmur-mazmur adalah doa dari Roh Kudus, itu sebab mazmur dihargai sebagai bagian utama dari doa-doa di gereja. Salah satu sumbangsih terbesar Calvin bagi pembaharuan ibadah di abad 16 adalah tafsiran Mazmurnya. Dia memiliki satu perasaan mendalam bahwa mazmur adalah doa orang Kristen. Sekarang ini, muncul pemahaman baru mengenai mazmur yang terus dipakai sebagai doa dari abad ke abad. Suatu penyelidikan yang menarik! Keyakinan saya, tidak ada yang dapat membantu kita menemukan kembali satu hidup berdoa lebih dibanding dengan penemuan kembali mazmur sebagai doa. Dan yang sangat membahagiakan banyak hymne gereja Reformed berasal dari Mazmur. Tidak perlu dipertanyakan lagi, spiritualitas Protestan adalah satu spiritualitas yang bernyanyi. Dan bagi Reformed Protestan, bagian yang baik dari bernyanyi adalah nyanyian mazmur.
Page 3
Spiritualitas Reformed: Apakah Itu? – Hughes Oliphant Old
Spiritualitas Hari Tuhan (kebaktian Minggu) adalah salah satu ciri utama dari kesalehan Reformed. Kendati keindahan pemahaman orang Kristen mengenai Hari Tuhan sering dikaburkan maknanya oleh kaum legalisme Kaum Sabat, ada satu tanda biblika yang sangat mendalam mengenai hari kedelapan, yakni hari pertama Ciptaan Baru. Yesus sendiri yang menafsir ulang konsep Sabat yang lama dan Ia meneguhkan Hari Tuhan dengan menjumpai para murid-Nya untuk berbakti pada hari pertama. Dari karya John Willison, Uraian Mengenai Pengudusan Hari Tuhan, saya mulai menyadari vitalitas rohani dalam melaksanakan Hari Tuhan sebagaimana dipahami orang-orang Kristen terdahulu. Kita tidak dapat mengganti Hari Tuhan dengan perayaan "religius" yang bersifat musiman. Sebaliknya, kita harus melihat pelaksanaan Hari Tuhan sebagai satu cicipan awal bagi ibadah di surga nanti. Faktanya ibadah kita setiap Minggu, sebagai hari kebangkitan, menjadikan ibadah kita mimiliki satu keunikan. Hari yang memberikan suasana pesta sukacita. Buku pegangan ibadah Reformed selalu menekankan dimensi humanitarian dari Hari Tuhan. Hari di mana Yesus menyembuhkan pada hari Sabat. Hari yang melepaskan manusia dari kuk bebannya. Satu hari yang memberikan kelegaan bagi orang miskin.
Spiritualitas Reformed harus berdiakonia. Salah satu keunikan doktrin pelayanan Reformed adalah penafsirannya mengenai jabatan diaken. Gereja-gereja Reformed memahami pelayanan diaken sebagai satu pelayanan belas kasih (Kis. 6:1-6), ketimbang jabatan diaken dipandang sebagai jenjang pertama dari hirarki jabatan gerejawi. Diaken bertanggung jawab memimpin gereja untuk memperhatikan kaum miskin, para janda dan yatim, dan pelayanan bagi orang sakit dan tertindas. Contohnya orang Kristen di Belanda pada abad 17 mendirikan satu yayasan yang memberikan perhatian bagi yatim-piatu, janda, orang cacat, dan orang yang dalam kesulitan. Dan setiap kota di Belanda mempunyai yayasan sosial ini. Adalah pendeta Reformed Jerman, Theodore Fliegner yang hidup di abad yang lalu, yang mengorganisir jabatan diaken ke dalam lingkungan gereja untuk memperhatikan pelayanan belas kasih. Yang turun menurun begitu hakiki bagi kehidupan Kristen kita. Demikian juga halnya yang terjadi di Amerika pada abad 19. Spiritualitas Reformed Page 4
Spiritualitas Reformed: Apakah Itu? – Hughes Oliphant Old
terletak juga pada peringatan Perjamuan Kudus sebagai satu tanda dan materai dari perjanjian anugerah. Mengambil bagian dari perjamuan ini berarti menerima ikatan perjanjian antara kita dengan Allah. Perjamuan itu memperbaharui dan meneguhkan hubungan perjanjian itu. Sakramen ini bukan hanya mempersekutukan kita dengan Allah, tetapi juga dengan sesama orang percaya. Inilah alasan mengapa Calvin memberikan khotbah penginjilan untuk mempersiapkan penerimaan Perjamuan Kudus. Pelayanan persiapan adalah unsur yang penting dalam kesalehan Reformed. Di Skotlandia, ditetapkan seminggu lamanya sebagai persiapan sebelum menerima sakramen ini dan diikuti dengan pelayanan ucapan syukur. Dari meditasi-meditasi Matthew Henry, kita menemukan betapa seriusnya ia mempersiapkan ibadah Perjamuan Kudus. Dalam sakramen ini, bagi orang Reformed, tema kasih Allah yang bersifat penebus sangat kuat ditekankan. Penatalayanan adalah juga salah satu unsur penting dari spiritualitas Reformed. Sebagai reaksi terhadap asketiksisme Abad Pertengahan, para reformator melihat perumpamaan Yesus mengenai hamba yang satia dengan talentanya sebagai dasar bagi satu pemahaman baru mengenai pemakaian kekayaan orang Kristen (Luk. 12:42-48; Mat. 25:14-30). Setelah itu, para pedagang, pekerja, ibu rumah tangga, petani, dan bankir Kristen mulai menemukan nilai rohani yang positif dari pekerjaan mereka. Mereka makin menemukan arti sebuah pekerjaan yang benar di dalam profesi dan lapangan kerja mereka. Bertanggung jawab dalam kehidupan keluarga, membesarkan anak, memelihara orang tua semakin dipandang sebagai tanggung jawab rohani. Pendekatan baru ini mewarnai hidup keluarga Amerika dan Inggris di abad 17 yang menekankan disiplin rohani melalui doa bersama di keluarga. Seperti yang dikatakan oleh Richard Baxter, setiap keluarga Kristen adalah sebuah gereja kecil. Terakhir, kita perlu menyelami rahasia Pemeliharaan Ilahi. Tentunya inipun satu unsur penting dalam spiritualitas Reformed. John Flavel, seorang Puritan Inggris, menulis buku mengenai subyek ini. Bagaimana setiap orang Kristen, yakin bahwa pemeliharaan Allah mencakup semua peristiwa dalam hidupnya, memahami bagaimana Allah berbicara, memperingati, mendorong, memimpin hidup kita, memimpin pelayanan kita, dan akhirnya membawa kita kepada diri-Nya sendiri. Seorang Kristen Page 5
Spiritualitas Reformed: Apakah Itu? – Hughes Oliphant Old
yang berpengertian akan memikirkan apa yang dihasilkan oleh pemeliharaan Tuhan, menyimak Firman Allah, dan berusaha peka pada pimpinan-Nya. Teologi John Calvin memberi perhatian besar baik kepada doktrin providensia maupun doktrin pilihan. Khotbah-khotbahnya sangat kaya dalam aplikasi doktrin ini bagi kehidupan kristiani sehari-hari. Keluarga Abaraham, Yusuf, dan Daud menjadi contoh bagaimana Allah mengasah hidup mereka. Demikian juga dengan hidup Yesus yang merupakan bagian rencana keselamatan Allah. Salah satu khotbah agung mengenai aplikasi rohani dari doktrin predestinasi yaitu khotbah Charles H. Spurgeon mengenai hidup Ratu Ester. Percaya predestinasi berarti percaya bahwa setiap kita mempunyai satu arah hidup yang telah ditetapkan secara ilahi. Setiap kita mempunyai satu tujuan dalam hidup ini. Hidup beriman adalah hidup yang didedikasikan untuk menggenapi rencana ini. Spiritualitas doktrin pilihan memberi dorongan bagi spiritualitas penginjilan dan misionari. Inilah salah satu isi dalam ikatan perjanjian dengan Abaraham (Kej. 12:1-3). Kita dipanggil untuk mendapat berkat agar menjadi satu berkat. Ucapan Yesus dalam Amanat Agung juga menekankan "pergi dan jadikan semua bangsa murid-Ku" (Mat. 28:18-20). Pada abad 19 dan awal abad 20, spiritualitas di lingkungan gereja Reformed berpusat pada penginjilan rumah tangga dan misi keluar. Telah begitu banyak energi yang diinvestasikan dalam gerakan misionari ini, satu gerakan yang akhirnya menghasilkan banyak buah.
Sumber: Majalah MOMENTUM No. 27 - Agustus 1995 Pengutipan dari artikel ini harus mencantumkan: Dikutip dari http://www.geocities.com/thisisreformed/artikel/spreformed.html
Page 6