Enam Puluh Delapan Tahun Kita Sudah Merdeka!
Sikap Generasi Penerus Bangsa Menyikapi Kemerdekaan
Implementasi Perlindungan Ham Dan Supremasi Hukum
REFERENSI TEBING TINGGI DELI
SPIRIT KEMERDEKAAN MEDIA PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI
SINERGI AGUSTUS 2013 w w w. te b i n g t i n g g i ko t a . g o . i d
ESA HILANG DUA TERBILANG
1
Indonesia Merdeka
SALAM REDAKSI
SINERGI REFERENSI TEBING TINGGI DELI
TERBIT SEJAK 16 Juli 2002 SK WALIKOTA TEBING TINGGI NO.480.05/286 TAHUN 2002
“Bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa…” Inilah kalimat pertama termaktub dalam pembukaan UUD 1945. Paling tidak ada dua kata peting dalam kalimat itu, pertama kemerdekaan dan kedua hak. Kemerdekaan dimaknai sebagai hak manusia yang paling hakiki dan sudah sejak dari azali diberikan Yang Maha Kuasa kepada manusia. Kemerdekaan itu, bisa dalam bentuk kemerdekaan spiritual, mental dan material, di mana tak ada satu kekuatan pun yang bisa menjajahnya. Kemudian hak dapat dimaknai sebagai sesuatu yang melekat dalam diri setiap manusia, di mana manusia lain harus memahaminya, menghormatinya serta menjaganya agar tidak dirampas oleh orang lain. Antar hak dan kemerdekaan, keduanya merupakan satu kesatuan dalam diri setiap individu. Artinya, jika seseorang telah mendapatkan haknya, maka otomatis dia menjadi merdeka, demikian pula sebaliknya. Bangsa Indonesia secara formal telah meraih kemerdekaan dan haknya sejak 17 Agustus 1945, saat wakil rakyat Indonesia Soekrno-Hatta meproklamirkan kemerdekaan RI. Namun persoalannya kemudian, hingga 67 tahun sesudah proklamasi itu, benarkah bangsa ini telah meraih kemerdekaan itu secara substantive. Jangan-jangan kita cuma mengalami kemerdekaan formalistic tanpa memperoleh kemerdekaan substantif. Edisi SINERGI Agustus 2013 ini, mencoba untuk mengupas persoalan ini dalam kerangka yang lebih komprehensif dengan mencoba menyadur sejumlah tulisan terkait persoalan kemerdekaan itu. Ada tulisan sejumlah pakar, diantarnya Adnan Buyung Nasution yang dikenal sebagai pendekar HAM. Kami jug amenyajikan sejumlah tulisan terkait berbagai hal, mulai dari masalah pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup yang berkaitan dengan kota kita tercinta Tebingtinggi. Selian itu, sejumlah tulisan juga mewarnai SINERGI kali ini, misalnya di halaman, hokum, wanita, agama, juga parlementaria. Ada sisi lain yang kami sorot, misalnya masalah social dan pluralitas. Ada sejumlah puisi dari pelajar kota ini yang kami tampilkan. Diperkaya dengan cerpen yang menghanyutkan buah karya sejumlah anak Tebing. Harus kami akui, hingga kini masih sulit menemukan anak-anak Tebing, biak pelajar dan mahasiswa yang mau menulis secara konsisten di media massa terutama cetak seperti majalah kesayangan kita ini. Sekal lagi kami mengundang rekan sekalian biak pelajar dan mahasiswa bahkan guru untuk mau menulis dan menelurkan berbagai ide dan gagasan di majalah tercinta ini. Bukankah redaks menyediakan biaya lelah kalian berpikir menulis sesuatu itu secara pantas. Berpikirlah, tulislah pikiran kalian, kemudian antar ke meja redaksi. Niscaya kami akan memperhatikannya dan mencatatnya sebagai karya tulis. Jika kemudian layak untuk dimuat, maka kami akan memuatnya dengan senang hati. Dari meja redaksi kami sambut kehadiran anda sekalian dengan penuh sukacita. Salam…
2
KETUA PENGARAH :
Ir.Umar Zunaidi Hasibuan, MM ( WaliKota Tebing Tinggi )
WAKIL KETUA PENGARAH : H. Irham Taufik, SH, M.AP (Wakil WaliKota Tebing Tinggi )
PENGENDALI :
H. Johan Samose Harahap, SH, MSP (Sekdako Tebing Tinggi Deli )
PENANGGUNG JAWAB :
Ir. H. Zainul Halim (Asisten Administrasi Umum )
PIMPINAN REDAKSI : Ahdi Sucipto, SH (Kabag Adm. Humas PP)
REDAKSI :
Rizal Syam, Khairul Hakim, Juanda
BENDAHARA :
Jafet Candra Saragih
KOORDINATOR LIPUTAN : Drs Abdul Khalik, MAP
SEKRETARIS REDAKSI : Dian Astuti LAYOUT DESAIN GRAFIS Edi Suardi, S.Sos Aswin Nasution, ST
FOTOGRAFER : Sulaiman Tejo Chairul Fadhli
KOORDINATOR DISTRIBUSI RIDUAN
LIPUTAN DAN REPORTER :
Wartawan Unit Pemko Tebing Tinggi
Redaksi menerima tulis,photo juga surat berisi saran penyempurnaan dari pembaca dengan melampirkan tanda pengenal (KTP, SIM, Paspor) dan Redaksi berhak mengubah tulisan sepanjang tidak mengubah isi dan maknanya. Tulisan dikirim ke alamat redaksi : Bagian Administrasi Humasy Pimpinan dan Protokol Sekreariat Daerah Kota Tebing Tinggi Jl,Dr Sutomo No : 14 Kota Tebing Tinggi Deli Deli Eimail :
[email protected] Facebook :
[email protected]
SINERGI AGUSTUS 2013
Indonesia Merdeka
DAFTAR ISI
SINERGI EDISI 128 AGUSTUS 2013
4. MOMENTUM 8. SINERGITAS • Enam Puluh Delapan Tahun Kita Sudah Merdeka! 9. UTAMA • Sikap Generasi Penerus Bangsa Menyikapi Kemerdekaan • Implementasi Perlindungan Ham Dan Supremasi Hukum 18. PENDIDIKAN • 16,6 Juta Anak Usia Sekolah Terima Bantuan BSM 19. KESEHATAN • Risiko Dan Solusi Mudik Menggunakan Sepeda Motor 20. EKONOMI • Kreatifitas Kerajinan Bunga Kertas Yang Perlu Perhatian 21. LINGKUNGAN HIDUP • “Making Ecosystem Services Count” 23. HUKUM • Komisi III: Narkoba Seharusnya Jadi Isu Utama Pidato Presiden SBY 24. PARLEMENTARIA • 289 Caleg Berebut 25 Kursi DPRD Tebing Tinggi 25. PEMKO KITA • 86 Ahli Madya Kebidanan Akbid Pemko Diwisuda • Kejari Tebing Tinggi Sosialisasikan Pengelolaan Keuangan Daerah • Walikota Tebing Tinggi Kukuhkan 54 Anggota Paskibraka • BAZ T.Tinggi Salurkan Zakat Kepada 1000 Dhuafa
Pimpinan Redaksi AHDI SUCIPTO.SH
Koordinator Liputan Drs.ABDUL KHALIK.MAP
Layout Desain Grafis ASWIN NAST.ST
Sekretaris Redaksi DIAN ASTUTI
Layout Desain Grafis EDI SUWARDI.S.Sos
Bendahara JAFET CHANDRA SARAGIH
Distributor RIDWAN
SINERGI AGUSTUS 2013
Redaksi JUANDA
Foto Grafer Sinergi FADHLI
• Mengakhiri Bulan Ramadhan 1434 H Safari Ramadhan Pemko Kunjungi Mesjid Al Haq • Walikota Tebing Tinggi Tinjau Pospam Lebaran Pemudik Motor Dihimbau Jangan Melebihi Kapasitas • 267 Warga Binaan Lapas Tebing Tinggi Dapat Remisi LebaranMakna Id • Tingkat Kehadiran PNS Pemko T.Tinggi 97 Persen 34. LENSA PEMKO 43. AGAMA • ‘PNS Harus Bisa Jadi Solusi Permasalahan Bangsa’ 44. SASTRA • Gadis Berkerudung Merah46. Sastra 47. RAGAM PLURALIS • Maninjau, Negeri Para Inspirator Dan Pembaharu 52. OLAH RAGA • Asian Games 2014 Jadi Target Pasangan Ganda Indonesia 53. INFONASIONAL • Presiden Apresiasi Keikutsertaan Kongres As Di Perayaan Hut Ri • KPK Luncurkan Radio "Kanal KPK" 54 . INFORMASI TEKNOLOGI • Jaringan Pita Lebar, Katalisator Perekonomian Indonesia • Cyber Crime Marak, Perlu e-Goverment 57. PUISI 58. IKLAN OVOP GRATIS 59. TEPIAN • Riffat Hassan
Redaksi KHARUL HAKIM
Redaksi RIZAL SYAM
Foto Grafer Sinergi SULAIMAN
3
MOMENTUM
4
SINERGI AGUSTUS 2013
Indonesia Merdeka
SINERGI AGUSTUS 2013
5 5
Indonesia Merdeka
6
6
MOMENTUM MOMENTUM
SINERGI AGUSTUS 2013
MOMENTUM
SINERGI AGUSTUS 2013
77
SINERGITAS
Indonesia Merdeka
Enam Puluh Delapan Tahun Kita Sudah Merdeka! Oleh Khairul Hakim
Enam puluh delapan sudah kita
merdeka, tapi apa yang kita lihat? Duh, harga-harga bahan pokok mahal, menyebabkan biaya hidup semakin membubung. Biaya pendidikan tinggi, tak terjangkau masyarakat kelas bawah. Walhasil, orang-orang miskin tak pernah mengenyam pendidikan secara sempurna. Tak dipungkiri, kemiskinan senantiasa merayap dalam hidup dan kehidupan masyarakat. Kontras dengan itu, pejabat-pejabat kita menarinari di atas penderitaan dan kemiskinan masyarakat akar rumput. Korupsi, yang menyengsarakan segenap dimensi kehidupan itu, hingga kini terus saja dipertontonkan oleh pejabat yang tak punya hati nurani. Memalukan! Seringkali kita mendengar kekuasaan bergerak tanpa batas. Penguasa sewenang-wenang dan bertindak tanpa kendali. Atas nama ketertiban para pedagang miskin yang tengah berjualan digrebek, sampai-sampai wajah anak pedagang bakso tersiram kuah panas. Rakyat jelata tergusur dari tanah yang hanya sejengkal, demi pembangunan yang tidak pernah dirasakannya. Pelajar miskin dikeluarkan dari sekolah, hanya karena belum membayar uang sekolah. Lengkaplah sudah, lebih lima puluh juta rakyat miskin negeri ini akan tetap miskin dan sepertinya tak akan mampu untuk mengubah diri. Duh! Enam puluh delapan tahun sudah kita merdeka, tapi masih saja pikiran sempit nan eksklusif merasuk dalam dada setiap umat. Segenap perbedaan yang muncul di tengah masyarakat ditanggapi dengan cara permusuhan. Ketika ada yang berbeda dalam hal pendapat, ras, suku, agama dan prinsip: maka “musnahkan mereka” adalah kata sadis dari mereka yang tak memaklumi betapa alamiahnya sebuah perbedaan. Berawal dari sini terciptalah gesekan.
8
8
Karena persoalan sepele, masih ada saja orang-orang berdemo dengan cara anarkis. Sebaliknya, tetap juga aparat bertindak arogan dan sesuka hati dalam mensupervisi para demonstran tersebut. Semua berkecamuk. Seakan kerusuhan adalah bagian sejati dari negeri ini. Keseluruhan kejadian itu menunjukkan situasi yang jauh dari kedamaian dan ketenteraman. Enam puluh delapan tahun sudah kita merdeka, tengoklah, betapa takluknya kita pada kehendak dunia internasional dalam menentukan nasib bangsa sendiri. Menyedihkan sekali. Konon, sejak tahun 1967 menurut Kwik Kian Gie -seorang ekonom senior- hanya sekitar dua tahun saja negara yang kita cintai ini begitu mandiri dalam bersikap, yaitu pada masa pemerintahan Gus Dur. Kolonialisme dan imperialisme yang berganti kulit jadi kapitalisme dan telah diplot sebagai musuh bersama masih sangat terasa dalam keseharian kita. Lalu, mana ekonomi rakyat yang sering didengung-dengungkan itu? Bukankah hari ini ekonomi kita sudah dikuasai oleh pemilik modal? Bukankah itu bagian dari kapitalisme yang menyesatkan? Tidakkah mereka memperhatikan pedagang kecil miskin (walaupun pedagang masih tetap dalam keadaan miskin) hanya berharap sesuap nasi dari usahanya. Sedangkan para pemilik modal tersebut berusaha menimbun kekayaannya. Enam puluh delapan tahun sudah kita merdeka, kendati demikian hukum tidak pernah tegak dengan tegap di negeri ini. Law inforcement hanya cuap-cuap elit politik. Prilaku penegak hukum yang serakah dan menyimpang berujung pada tindakan ketidakadilan. Si Mbokmbok nun di penghujung kampung sana, hanya mencuri tiga biji buah cokelat dihukum berbulan-bulan. Kemudian ada pekerja rumah makan dituduh mencuri piring yang tidak pernah dilakukannya,
harus mendekam dalam penjara. Sementara para koruptor yang menyengsarakan rakyat, diberi hukuman ringan dan tidak sebanding dengan kejahatan yang dilakukannya. Padahal mereka adalah pelaku extraordinary crime. Mari kita kenang sejenak sejarah masa lalu, yang terjadi pada kehidupan Nabi Muhammad. Suatu hari elit dari bani Makhzum mengajukan proposal untuk meredusir hukuman potong tangan terhadap seorang pencuri perempuan dari kaumnya. Untuk membawa usulan tersebut diutuslah Usamah bin Zaid, agar melalui Usamah yang dikenal dekat dengan Nabi, keringanan hukuman dapat diberikan. Melihat hal ini, segera sang Nabi mengumpulkan para sahabatnya, kemudian beliau berorasi dengan lantang: “Saudara-saudara sekalian, sungguh kehancuran masyarakat terdahulu disebabkan mereka tidak pernah menegakkan keadilan dalam menjalankan hukum. Jika pencuri berasal dari kalangan terhormat (kelompok elit masyarakat), penegakkan hukuman diabaikan. Namun bila pencuri berasal dari kalangan masyarakat kelas bawah, maka hukuman dilaksanakan secara keras. Demi Tuhan, seandainya Fatimah putriku mencuri, aku sendiri yang akan memotong tangannya.” Pesan moral yang muncul dari riwayat ini adalah, bahwa hukum baru disebut hukum kalau ia diterapkan dalam prinsip keadilan dan kesetaraan. Tanpa memandang apakah dia elit atau masyarakat awam: semua sama saja! Para pemimpin bangsa kita hendaknya dapat belajar dari sejarah masa lalu. Enam puluh delapan tahun kita sudah merdeka, akankah kesejahteraan rakyat, keadilan bagi semua dan kedamaian sejati dapat menjadi milik kita. Semua dari kita wajib berjuang untuk itu. Semoga saja!
SINERGI AGUSTUS 2013
UTAMA
Indonesia Merdeka
Sikap Generasi Penerus Bangsa Menyikapi Kemerdekaan Upaya pemahaman sejarah perjalanan bangsa oleh generasi penerus merupakan bagian dari usaha menempatkan bangsa dalam konteks perubahan zaman yang terus berlangsung, sehingga sumber-sumber sejarah sebuah bangsa akan dapat dijadikan sebagai pemersatu dan pengikat identitas bangsa di tengah percaturan dan perkembangan hubungan negara bangsa. Ketika seorang warga negara menampilkan gambaran sejarah, maka usaha negara adalah mencoba sejauh mungkin memperkenalkan visi kesejarahan yang relatif tunggal dan memberikan gambaran tentang sebuah sejarah nasional yang dapat dipahami dari generasi ke generasi. Melalui penegasan kesejarahan nasional maka identitas bangsa akan terus terpelihara dalam kesatuan kehidupan kebangsaan. Semakin penting suatu peristiwa akan semakin tinggi pula nilai simboliknya. Peristiwa yang memiliki nilai simbolik tinggi akan lebih mengandung makna dalam sejarah perjalanan bangsa, antara lain mengenai sejarah perjuangan bangsa dalam rangka merebut kemerdekaan.
Proklamasi Kemerdekaan negara Indonesia pada 17 Agustus 1945 merupakan buah dan puncak perjuangan bangsa Indonesia sejak berbad-abad sebelumnya. Peristiwa pembebasan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan itu makin mengarah kepada pencapaian tujuan ketika masyarakat Nusantara memasuki gerbang abad ke-20 dengan terjadinya perubahan fundamental dalam strategi perjuangan, yakni dari perjuangan bersenjata kepada perjuangan politik melalui berbagai pergerakan dan beragam organisasi sosial politik. Terdapat benang merah yang sangat jelas dan kuat antara momentum berdirinya berbagai organisasi sosial politik (dimulai dengan berdirinya Sarikat Dagang Islam pada 1905 dan Budi Utomo 1908) dan berkumandangnya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 dengan Proklamasi Kemerdekaan 1945. Ketiganya merupakan satu rangkaian tonggak-tonggak penting perjuangan pergerakan nasional yang monumental sebagai ikhtiar kole-
ktif bangsa Indonesia membebaskan diri dari imperalisme dan kolonialisme serta membangun jiwa dan raga sebagai suatu bangsa, yaitu bangsa Indonesia.
Dalam konteks ini kita mendapati secara konkret wujud bangsa Indonesia yang dalam istilah Benedict Anderson imagined communitiesatau “komunitas terbayang. Menurut Indonesianis ini, bangsa merupakan suatu komunitas terbayang yang memiliki ikatan kebersamaan dan persatuan sebagai anggota komunitas bangsa tersebut. Inilah yang memungkinkan begitu orang bersedia melenyapkan nyawa pihak lain, bahkan rela membayar perjuangannya dengan nyawa sendiri demi mewujudkan suatu komunitas terbayang itu. Padahal para anggota bangsa terkecil sekalipun tidak bakal tahu dan tak akan kenal dengan sebagian anggota bangsa yang lain, tidak pernah bertatap muka dengan mereka, bahkan mungkin tidak pernah mendengar tentang mereka. Presiden Soekarno dalam Sidang BPUPKI tanggal 18 Agustus 1945 pada acara perumusan Undang-Undang Dasar mengatakan “Negara Indonesia harus dibangun dalam satu mata rantai yang kokoh dan kuat dalam lingkungan kemakmuran bersama. Kebangsaan yang dianjurkan bukan kebangsaan yang menyendiri dengan hanya mencapai Indonesia merdeka, tetapi harus menuju pula pada kekeluargaan bangsa-bangsa menuju persatuan dunia. Internasionalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak berakar di dalam buminya nasionalisme. Nasionalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak hidup dalam taman sarinya internasionalisme.
Makna yang terkandung dalam pidato tersebut, memberikan pesan kepada generasi penerus bangsa untuk secara bahumembahu membangun bangsa dalam kerangka persatuan. Melalui persatuan dan itikad bulat segenap komponen bangsa akan menjadikan bangsa ini yang kokoh dan kuat sehingga tujuan pencapaian negara sejahtera sebagaimana termaktub dalam Pembukaan akan dengan mudah tercapai. Indonesia adalah negara yang suku bangsa dan kekayaannya beraneka ragam, oleh karenanya, prinsip
SINERGI AGUSTUS 2013
optimalisasi segenap keanekaragaman yang dimiliki harus menjadi tujuan utama. Indonesia bukan satu negara untuk satu orang, bukan satu negara untuk satu golongan, tetapi semua buat semua, semua buat satu. Indonesia harus memiliki keyakinan diri untuk sanggup membela negara sendiri dan memiliki kekuatan yang nyata sebagai bangsa.
Pada tingkatan sekarang, segenap komponen bangsa harus terlebih dahulu sadar akan kemampuan dan potensi yang dimiliki dan menyatupadukan segenap kehendak rakyat dalam rangka mencapai tujuan membentuk negara sejahtera. Enam puluh dua tahun adalah usia kemerdekaan bangsa Indonesia. Nilai kemerdekaan yang sudah dinikmati selama puluhan tahun ini merupakan modal dasar dalam melaksanakan proses pembangunan nasional. Namun dalam usia yang sudah sedemikian, bangsa Indonesia masih terus berada dalam pasang surut. Proses pembangunan bangsa Indonesia memang sempat tersendat akibat adanya berbagai musibah dan bencana alam yang akhir-akhir ini sering terjadi. Tsunami, gempa, banjir, kekeringan, gagal panen, flu burung, polio, dan lain sebagainya, merupakan sebagian dari peristiwa alam atau peristiwa sosial yang menjadi penghambat kelancaran proses pembangunan. Di samping itu, ada hal lain yang memprihatinkan, yaitu munculnya perilaku sosial yang kurang mendukung pada proses pengisian nilai-nilai kemerdekaan Indonesia. Tindak pidana korupsi, kolusi, nepotisme, pelanggaran hukum dan HAM, masih terus berlangsung Oleh sebab itu, melalui peringatan hari kemerdekaan Indonesia dapat dijadikan sebagai momentum melakukan refleksi nasional, memaknai kembali nilai-nilai yang dikandung dalam kemerdekaan negara Indonesia dan menumbuhkan kembali karakter perjuangan bangsa sebagai ciri khas dalam mendirikan dan membangun bangsa. Karakter bangsa adalah ciri khas yang dimiliki oleh sebuah bangsa, inilah yang membedakan suatu bangsa dengan bangsa lain. Hal inilah yang harus terus dikembangkan dalam rangka mewujudkan pencitraan bangsa dalam membangun dan berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain.
9
UTAMA
Kemerdekaan merupakan hasil dari proses kerja dan usaha para pejuang masa lalu, persoalan ke depan yang harus dilakukan oleh generasi penerus bangsa adalah bagaimana memaknai konteks kemerdekaan tersebut disesuaikan dengan hal-hal yang berkembang dalam rangka pencapaian tujuan bangsa dan kondisi sosial politik bangsa. Dengan demikian, segenap komponen bangsa dituntut untuk dapat mengedepankan makna kemerdekaan sesuai dengan keberadaan dan spesifikasi bidang dalam konteks pencapaian tujuan penyelenggaraan negara secara optimal. Konteks kemerdekaan harus dimaknai melalui perwujudan bersatupadunya segenap aspek, sumber daya, dan penyelenggara negara dalam sistem penyelenggaraan negara menuju tercapainya masyarakat sejahtera. Seiring dengan perkembangan kehidupan global dan tuntutan sebagai akibat dari adanya kemajuan dalam segala bidang, kemerdekaan bangsa harus kita terjemahkan dalam format pembentukan kedaulatan ekonomi, demokratisasi, serta kebebasan seluruh rakyat Indonesia dari segala bentuk belenggu kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan. Indikator-indikator ekonomi dan sosial inilah yang menentukan makna dan tingkat pencapaian kemerdekaan, sekaligus juga untuk menandai adanya kemajuan bangsa dalam perjalanan sejarah penyelenggaraan negara. Di era globalisasi saat ini, makna kemerdekaan merupakan sebuah fakta interdependensi di mana bangsa, kelompok, dan individu masyarakat saling tergantung satu sama lain untuk secara bersama-sama memajukan peradaban dan pengembangan kemanusiaan. Tak jarang dalam proses interdependensi demikian muncul berbagai perbenturan kepentingan ataupun konflik peradaban yang secara tidak langsung akan menggiring masyarakat untuk terperosok ke dalam perangkap politik identitas sempit bersifat komunal.
10
Indonesia Merdeka
Ekses negatif dari arus globalisasi dan liberalisasi apabila tidak direspons secara arif, khususnya oleh para elite politik kita, justru akan mengancam makna kemerdekaan di tingkat individual di masyarakat. Oleh karena itu, pengukuhan terhadap nilainilai dasar dari nasionalisme yang telah dibentuk sejak kemerdekaan, yaitu kecintaan terhadap pluralisme bangsa, solidaritas dan persatuan, merupakan ihwal yang esensial untuk dikembangkan sebagai upaya mengisi makna kemerdekaan kita.
liter, ekonomi, dan budaya yang sangat merugikan kepentingan dan kedaulatan negara-negara berkembang. Mengingat besarnya persoalan yang dihadapi bangsa tersebut, diperlukan kekuatan yang besar dan hebat untuk mengatasi dan menyelesaikannya. Kekuatan itu akan terbentuk jika dapat diwujudkan peneguhan kembali ikatan batin atau komitmen semua warga negara kepada cita-cita nasionalnya, yang disertai pembaruan tekad bersama untuk melaksanakannya secara konsisten dan konsekuen.
Pluralisme tersebut di atas menjadi faktor yang sangat menentukan dalam perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia, masa lalu, masa kini, dan masa depan. Untuk itu perlu ada kesadaran dan komitmen seluruh bangsa guna menghormati kemajemukan bangsa Indonesia dalam upaya mempersatukan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.
Terkait dengan ini, hendaknya kita pahami bersama bahwa peneguhan kembali ikatan batin dan pembaruan tekad bersama dari seluruh komponen bangsa merupakan kesempatan sejarah yang lain yang tidak kalah heroiknya dibanding kesempatan sejarah di sekitar zaman Proklamasi. Itulah kesempatan yang bisa kita tangkap dan kita kembangkan dalam semangat yang serupa dengan mereka yang menangkap kesempatan sejarah dalam zaman revolusi kemerdekaan dahulu.
Kini tantangan dan kebutuhan bangsa telah berubah. Medan perjuangan telah bergeser jauh dibanding era Proklamasi Kemerdekaan tahun 1945. Kondisi yang ada di hadapan bangsa telah berubah secara mendasar. Secara umum kondisi saat ini dalam berbagai aspek telah jauh berkembang dan maju dibanding era revolusi kemerdekaan tahun 1945. Namun demikian di sisi lain masih didapati kondisi buruk yang hidup di negeri ini, antara lain masih maraknya korupsi, kolusi, dan nepotisme, lemahnya penegakan hukum, belum optimalnya penerapan demokrasi, masih munculnya konflik bersenjata antarkelompok masyarakat, menurunnya penerapan nilai-nilai agama dan moral, berkembangnya pergaulan bebas, dan maraknya penyalahgunaan narkoba. Seiring dengan itu sebagai dampak negatif globalisasi, di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia, berkembang “kolonialisme gaya baru, antara lain melalui politik, mi-
Mengingat pada zaman Proklamasi 1945 kaum pemuda telah memainkan sejarah sangat penting, maka sekarang ini kaum pemuda dipanggil kembali untuk mengambil peran kesejarahan yang lain (another historical opportunity), yaitu untuk berjuang kembali mengatasi dan menyelesaikan masalah-masalah bangsa yang berkembang dewasa ini bersama-sama komponen bangsa yang lain secara demokratis dan konstitusional. Kaum pemuda, baik secara perorangan maupun kelompok dan organisasi, dapat mengambil peran sesuai ruang lingkup tugas, pekerjaan, dan pengabdiannya. Baik hal itu dilakukan dalam kapasitasnya sebagai pengurus karang taruna atau remaja masjid, aktivis LSM, kader organisasi, pegawai pemerintah, pegawai swasta, guru, dosen, peneliti, politisi, polisi dan tentara, nelayan, petani, dan lain sebagainya.
SINERGI AGUSTUS 2013
UTAMA
Indonesia Merdeka
Terkait dengan ini, kaum pemuda hendaknya menyadari bahwa “penjajahan gaya baru yang tengah melanda berbagai negara berkembang, termasuk di negeri kita, tidak kalah merusaknya dibanding penjajahan bersenjata pada zaman dahulu. Oleh karena itu, kehidupan bangsa hendaknya dikembalikan dengan mengacu kepada nilai-nilai luhur bangsa yang berlandaskan ajaran agama, moral, dan etika. Kaum pemuda dapat membentuk budaya sendiri yang mengakar kepada kepribadian dan adat istiadat masyarakat kita sendiri yang telah berkembang selama ratusan tahun, yang berciri religius, persaudaraan, persahabatan, dan harmoni dengan alam dan masyarakat. Budaya kita tersebut memiliki kelebihan dan keunggulan dibanding budaya impor dari negara maju yang bermuatan hedonisme, individualisme, dan liberalisme. Untuk itulah, kaum pemuda hendaknya memegang erat budaya bangsa serta mengembangkannya secara terus menerus agar sesuai dengan perkembangan zaman selama tidak menjadi kehilangan ciri khas dan substansi asalnya. Peneguhan kembali ikatan batin dan pembaruan tekad bersama oleh kaum pemuda itu sangat membutuhkan kesadaran sejarah pertumbuhan bangsa dan perjalanan bangsa
pada masa lalu yang dipenuhi masa pasang dan surut serta suka duka. Terkait dengan ini, penting bagi kaum muda untuk mempelajari sejarah bangsa kita secara utuh, obyektif, dan kritis. Berbagai lembaran sejarah Indonesia memberikan pelajaran dan pengalaman penting bagaimana seharusnya kaum pemuda memainkan peran dan membuat sejarah saat ini dan masa datang. Terkait dengan hal ini, kaum pemuda hendaknya memiliki penghargaan yang tinggi kepada para pahlawan, pejuang, dan tokoh pada masa lalu yang telah mengukir dan membuat sejarah. Mereka telah memberikan pengabdian jauh di atas standar kewajaran, bahkan mengorbankan jiwa dan raganya untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Adalah sangat penting kaum muda menempatkan mereka pada tempat terhormat dengan tetap menyadari bahwa mereka juga tetap manusia yang tidak luput dari salah dan kekurangan. Prinsip kaum pemuda dalam hal ini adalah apa-apa yang baik dari mereka hendaknya diteruskan, dan apa yang tidak baik, hendaknya ditinggalkan. Perjuangan kemerdekaan adalah perjuangan untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang lebih baik, adil, dan sejahtera. Nilai
SINERGI AGUSTUS 2013
dasar perjuangan berperan sebagai pemicu membangkitkan semangat bangsa dalam upaya pembangunan segala bidang, baik politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan kemanan, dan keagamaan. Saat ini, sudah seharusnya segenap komponen bangsa bahu membahu menyatukan langkah memajukan bangsa, khusus untuk penyelenggara negara perwujudannya dapat dilakukan melalui perumusan kebijakan pemerintahan yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan nilai-nilai kebenaran. Untuk generasi muda, momentum kemerdekaan dapat dijadikan sebagai pemicu membangkitkan semangat kebangsaan dan patriotisme. Akhirnya, momentum peringatan kemerdekaan dapat dijadikan sebagai bagian dari upaya memperkaya pengetahuan tentang sejarah perjuangan bangsa yang diharapkan akan membantu membentuk dan mematangkan kepribadian dan meneguhkan tekad serta semangat penyelenggara negara dan generasi bangsa untuk membangun masyarakat dan bangsa sesuai ruang lingkup tugas, pekerjaan, dan pengabdiannya. Disadur dari Artikel HM Hidayat Nur Wahid (Mantan Ketua MPR RI). Abdul Khalik.
11
UTAMA
IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN HAM DAN SUPREMASI HUKUM Oleh: Dr. Iur. Adnan Buyung Nasution Persoalan hak-hak asasi manusia (HAM) merupakan
masalah hukum dan politik yang saya geluti sejak akhir tahun 1960-an dan awal dasawarsa 1970-an melaluiLembaga Bantuan Hukum (YLBHI). Pengalaman ini terkristalisasi sedemikian rupa dalam diri saya sebagai manusia Indonesia dan mempersubur kesadaran intelektual saya sebagai sarjana hukum ketatanegaraan untuk kemudian melakukan studi,antara lain mengenai pergulatan pemikiran para pemuka bangsa ini tentang HAM dalam perdebatan di Majelis Konstituante (1956- 1959). Gabungan antara perspektif konstiltusionalisme dalam kajian yang saya gunakan,pengalaman dan pergumulan selama ini membuat saya selalu melihat HAM bukansemata persoalan hukum, tetapi lebih sosiologis. Bahwa HAM sebagai bagian dari hukum internasional pada saat diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara terkait dengan masalah politik, sosial dan budaya. Pandangan ini diperkuat dengan hasil telaahan historis, yang kemudian memperkokoh keyakinan pada diri saya bahwa masalah HAM, bukan semata-mata pemikiran barat, tetapi merupakan persoalan yang nilai-nilainya terkait dengan dan mendasari pergerakan kemerdekaan Indonesia. Dengan lain perkataan, substansi dan nilai-nilai HAM memiliki akar yang dalam, didalam dialektika perjuangan bangsa ini sejak sebelum kemerdekaan sampai sekarang. Berdasarakan premis pemikiran inilah, saya ingin mengajak forum dalam kesempatan ini, untuk memikirkan persoalan memajukan implementasi perlindungan HAM dalam konteks penegakan supremasi hukum di negeri ini.
Latar Kesejarahan
Gencarnya kampanye promosi HAM di berbagai belahan dunia dan di tanah air lebih dari dua dasawarsa terakhir memberi kesan kepada masyarakat bahwa
12
seolah-olah masalah HAM merupakan pemikiran asing, yang sepenuhnya barat, yang kemudian “dipaksakan” supaya diterima oleh masyarakat Indonesia. Hal ini terjadi karena dua hal pokok. Pertama kekuasaan negara selama lebih dari empat puluh tahun berhasil mengeleminir pemikiran tentang HAM yang melekat dalam sejarah perjuangan bangsa di satu sisi, dan kedua pada sisi yang lain karena kealpaan kalangan akademisi dan cendekiawan untuk menggali serta penelusuri persoalan HAM dalam khazanah pemikiran bangsa sendiri. Seperti diketahui, pemikiran anti HAM dalam perdebatan dan perumusan UUD 1945 di BPUPKI memang lebih dominan. Akan tetapi berkat kegigihan Mohamad Hatta dan Yamin, beberapa pasal tentang HAM seperti jaminan atas kebebasan beragama dan kebebasan berserikat dan berkumpul, dan mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan, dan lain sebagainya, bisa masuk di dalam konstitusi tersebut, Kalau ditelusuri lebih mendalam substansi nilai HAM ini jelas terkait dan mendasari seluruh gerak perjuangan kemerdekaan. Seperti muncul secara dominan saat perumusan Deklarasi Universal HAM ( Universal Declaration of Human Rights) tahun 1948, primus interpares hak-hak asasi manusia adalah dignity of man, kemuliaan manusia. Padanan kata Inggris “dignity” didalam bahasa Indonesia adalah derajat atau yang lebih tepat adalah martabat. Martabat adalah sesuatu yang melekat dalam diri manusia. Oleh sebab itu kalau kita perhatikan seluruh konvensi dan atau kovenan internasional berikut protokolnya tampak bahwa seluruh hak-hak yang masuk dalam hak asasi manusia terkait dan dirumuskan dalam kerangka (melindungi, menghormati atau meninggikan) martabat manusia. Masalah martabat dan inti kemuliaan manusia itu sudah dipikirkan sejak abad ke 12, bahkan lebih subur lagi muli abad ke 15 dan 16 dalam sejarah Eropa. Tumbuh suburnya pemikiran ini terkait den-
Indonesia Merdeka
gan absolutisme kekuasaan raja-raja yang menindas dan sewenang-wenang. Kesepakatan internasional tentang HAM yang termuat dalam DUHAM dicapai karena adanya keprihatinan bersama mengenai terinjak-injaknya martabat manusia dalam dua kali perang dunia, terutama dalam Perang Dunia II. Sebaliknya, terhina-dinakannya martabat manusia Indonesia terkait dengan kejamnya penguasa kolonial yang dimulai abad ke15, justru pada saat di Eropa, negara asal para penjajah dunia ketiga, sedang tumbuh pemikiran mengenai hak-hak alamiah manusia untuk memuliakan manusia. Bangkitnya kesadaran nasional sebagai embrio pergerakan kemerdekaan dapat dilihat sebagai awal bangkitnya nasionalisme Indonesia. Tetapi dari sudut yang lebih mendasar tumbuhnya kesadaran nasional tersebut merupakan awal dari berkembangnya kesadaran tentang martabat manusia Indonesia sebagai reaksi atas penindasan penguasa kolonial. Inilah akar menumbuhkan cita-cita bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari kolonialisme. Secara historis, cita-cita tersebut pertama kali dicetuskan oleh Budi Utomo Pada tahun 1908 yang, bertujuan untuk memajukan pendidikan “orang Jawa”(baca: orang Indonesia, karena istilah itu belum dikenal pada saat itu) menjadi bangsa yang setara atau sederajat dengan bangsabangsa lain yang beradab di dunia. Sekalipun disebut orang Jawa, namun yang dimaksud pada hakekatnya adalah meningkatkan derajat bangsa (terjajah) Indonesia agar setara dengan bangsabangsa lain. Cita-cita untuk mengangkat martabat manusia Indonesia itu muncul semakin jelas dalam perdebatan antara Soetatmo dan dr. Tjipto Mangunkusumo. Perdebatan di antara mereka berkisar sekitar orientasi pendidikan dan budaya dalam rangka memajukan martabat manusia Indonesia. Soetatmo lebih
SINERGI AGUSTUS 2013
UTAMA
Indonesia Merdeka berorientasi budaya dan nasionalisme Jawa, sedangkan Tjipto lebih mengajukan tawaran pemikiran untuk lebih berorientasi nilai-nilai budaya moderen sehingga gagasan nasionalisme yang ditawarkannya bukanlah yang berorientasi Jawa tetapi nasionalisme yang moderen. Apa yang mereka sengketakan adalah soal cara dan orientasi budaya, tetapi keduanya berpikir sama dalam kerangka mengangkat martabat manusia. Orientasi pemikiran tersebut bukan hanya sampai pada perlunya pengembangan nasionalisme Indonesia yang moderen, tetapi bagi Tjipto sampai pada perlunya pengembangan demokrasi. Tjipto memandang, demokrasi lebih sesuai dengan cita-cita meningkatkan martabat manusia Indonesia. Pergulatan dalam merumusan cita-cita perjuangan bangsa ini berkembang terus hingga mencapai puncaknya yang ditandai dengan Sumpah Pemuda 1928, yaitu peristiwa monumental disana diikrarkan sosok bayangan keindonesian: Satu Bangsa, Satu Tanah Air, Satu Bahasa Indonesia. Deklarasi Sumpah Pemuda dapat ditafsirkan sebagai bingkai untuk mewujudkan upaya meninggikan martabat manusia Indonesia dalam suatu ikatan kebangsaan. Didalamnya implisit hasrat mewujudkan suatu Negara Indonesia. Dan di dalam Negara Indonesia itu, menurut Hatta, yang berlaku adalah “Daulat rakyat”. Bentuk negaranya itu sendiri, sebagaimana Sebelumnya sudah dicanangkan oleh Tan Malaka, adalah republic sebagai alternatif dari sistem pemerintahan penjajah, bukan kerajaan. Sejak itu dengan meminjam judul buku Tan Malaka, sejarah perjuangan bangsa adalah tidak lain merupakan perjuangan menuju republik. Dicapainya Proklamasi Kemerdekaan tanggall 17 Agustus 1945 dapat dipandang sebagai puncak dari tumbuhberkembangnya cita-cita bangsa tersebut. Para pendiri bangsa itu sendiri, menandai peristiwa monumental itu sebagai “pintu gerbang” bagi proses pemerdekaan bangsa Indonesia. Mengacu kepada pikiran Bung Karno, proses pemerdekaan ini mencakup kedalam maupun keluar. Pemerdekaan kedalam mengandung arti sebagai proses pemerdekaan rakyat Indonesia
dalam rangka memanusiakan setiap individu manusia Indonesia agar menjadi manusia yang sederajat dengan manusia-manusia dari bangsa lain. Pada saat kita dijajah oleh Belanda maupun Jepang, rakyat kita, orang-orang Indonesia dianggap koeli di antara koeli-koeli di dunia, yang dapat dihina dan diperjual-belikan sebagai budak. Proses memerdekakan manusia Indonesia dimaksudkan agar setiap orang Indonesia apapun suku bangsa, agama, keturunan, ras, warna kulit ataupun latar belakang sosial dan budayanya, semuanya harus dipandang, diakui dan dihormati sama kedudukan dan martabatnya. Dengan lain perkataan proses pemerdekaan manusia Indonesia adalah upaya untuk membebaskan rakyat Indonesia dari segala bentuk penindasan penghinaan dan pelecehan dari siapapun atau oleh siapapun, tidak terkecuali diri pemerintah negaranya sendiri sehingga mereka menjadi tuan di negaranya sendiri yang dihormati oleh semua orang. Pemerdekaan keluar berarti proses peningkatan harga diri bangsa Indonesia dalam pergaulan Internasional melalui berbagai upaya diplomatik, sehingga diterima sebagai bangsa bermartabat dan masuk dalam jajaran bangsa-bangsa beradab di dunia. Upaya-upaya untuk mewujudkan kesederajatan sebagai sebuah bangsa ini penting dilakukan agar bangsa Indonesia diterima dan memperoleh pengakuan dari bangsa lain atas dasar kesederajatan tersebut. Keduanya tidak bisa dipisahkan. Pemerdekaan rakyat di dalam negeri merupakan prasyarat bagi peningkatan derajat bangsa secara keseluruhan di forum internasional. Dari sudut pandang inilah pentingnya. Dari sudut pandang inilah pentingnya legislasi HAM dalam konstitusi berikut undangundang organik serta implementasinya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara karena merupakan dasar bagi upaya peningkatan dan pengakuan bangsa lain atas tinggi-rendahnya bangsa Indonesia sebagai bangsa beradab. Berdasarkan telusuran historis seperti itu, saya sampai pada kesimpulan bahwa komitmen terhadap apa yang sekarang disebut sebagai hak-hak asasi manusia itu merupakan benang merah yang men-
SINERGI AGUSTUS 2013
jadi serat dari keseluruhan perjuangan bangsa untuk memerdekakan manusia Indonesia pada zaman penjajahan, dari status budak atau koeli yang dijajah menjadi manusia Indonesia yang bebas merdeka sedangkan pada pasca terbentuknya Negara Indonesia, berwujud pemerdekaan dari belenggu kekuasaan bangsa sendiri yang otoriter dan dari berbagai keterbelakangan yang merendahkan martabat manusia Indonesia. Semuanya itu ditujukan untuk mengangkat harkat dan martabat manusia Indonsia. Tujuan mengangkat harkat dan martabat setiap manusia Indonesia inilah yang saya maksudkan sebagai perspektif perjuangan Hak Asasi Manusia di Indonesia yang dengan sendirinya harus dipahami sebagai komitmen Nasional. Apapun dan siapapun aktifis Hak Asasi Manusia yang berjuang di negara ini baik dalam bentuk perorangan, kelompok, golongan, lembaga swadaya masyarakat, ataupun ORNOP, partaipartai bahkanseluruh aparat kekuasaan termasuk polisi dan tentara (militer) dan lain sebagainya harus memahami bahwa perjuangan HAM yang mereka lakukan adalah untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia Indonesia agar menjadi anak bangsa yang terhormat dan bermartabat. Dengan demikian berkembangnya isu HAM di negeri kita dalam dua dasawarsa terakhir ini tidak bisa dikatakan sebagai ditentukan oleh desakan masyarakat internasional; masalah HAM itu sendiri tak bisa dikatakan sepenuhnya mengambil pemikiran barat, karena akar-akar gagasan tentang HAM itu sendiri melekat dalam sejarah perjuangan bangsa ini. Dalam studi mengenai perdebatan di Konstituante, saya menemukan fakta politik bahwa tidak satu pun pemuka bangsa yang mewakili seluruh komponen masyarakat Indonesia yang menolak hak-hak asasi manusia. Di antara mereka memang ada pro-kontra mengenai tiga atau empat isu yang berkaitan dengan agama yang belum terselesaikan. Tetapi mereka sudah berhasil merumuskan pemikiran mengenai hak-hak yang di kemudian hari masuk dalam kovenan hak sipil dan politik, atau kovenan hak ekonomi, sosial dan budaya,
13
UTAMA
bahkan termasuk mengenai hak-hak pembangunan yang baru dirumuskan PBB sekitar dua dasawarsa kemudian. Meskipun demikian, tentu saja faktor ekternal atau pengaruh internasional tidak perlu dinafikan, karena masyarakat barat sudah terlebih dahulu memikirkannya secara sistematis sehingga amat wajar kalau mereka cukup dominan dalam perumusan berbagai piagam atau berbagai konvensi/kovenan tentang HAM. Tetapi perlu segera dicatat bahwa semua produk instrumen HAM itu adalah hasil kesepakatan seluruh bangsa. Dimuka bumi ini pengaruh internasional itu pun merupakan konsekuensi saja dari keterikatan bangsa ini sebagai bagian dari komunitas internasional di bawah naungan Perserikatan Bangsa Bangsa.
Ham Untuk Mencegah Absolutisme Kekuuasaan Negara
Berdasarkan pemahaman tentang akar HAM, dalam sejarah perjuangan bangsa itu, menurut hemat saya, persoalan penegakan HAM haruslah dilihat dari cita-cita bangsa untuk mengangkat harkat dan martabat manusia Indonesia. Sejarah menunjukkan bahwa penyalahgunaan Kekuasaan Negara (abuse of power) merupakan ancaman paling efektif terhadap hak-hak asasi yang merendahkan martabat manusia sebagaimana dibuktikan selama 40 tahun terakhir. Terutama kecenderungan penguasa untuk membangun kekuasaan yang absolute. Cita-cita bangsa untuk mengangkat harkat dan martabat manusia Indonesia tersebut dapat bahkan harus dijadikan alat ukur untuk menakar rejim-rejim yang pernah berkuasa setelah Indonesia merdeka. Adanya perlakuan sewenangwenang terhadap hak-hak asasi manusia oleh penguasa dalam empat puluh tahun terakhir, baik apa dalam masa Orde Lama maupun Orde Baru, sudah menyimpang dari cita-cita bangsa untuk mengangkat martabat manusia Indonesia. Kita mesti mengambil pelajaran penting dari kecanggihan rejim Orde Baru dalam mengeliminir hak-hak asasi manusia den-
14
Indonesia Merdeka
gan menggunakan berbagai instrument politik. Secara sosial, HAM dikualifikasikan sebagai paham individualistik yang bertentangan dengan watak dan kepribadian bangsa Indonesia yang kolektivistik; secara politik HAM distigmatisasi sebagai paham liberalistik yang bertentangan dengan Pancasila; dan secara budaya diajukan argument partikularistik bahwa bangsa Indonesia memiliki hak-hak asasi sendiri (khas) yang didasarkan pada budaya bangsa. Pemikiran partikularistik tersebut dipakai untuk menolak watak universal dari HAM yang secara efektif memungkinkan dilahirkannya kebijakan politik, termasuk di bidang hukum, yang mengabaikan hak-hak asasi manusia. Bagi saya sendiri, kecenderungan semacam itu -yang juga mewarnai zaman Orde Lama - dimungkinkan terjadi karena filosofi kenegaraan, staatssidee integralistik dari Soepomo, yang menjiwai UUD 1945 waktu itu, yang pada dasarnya menolak hak-hak asasi manusia, kendati di dalamnya ada beberapa pasal mengenai hak-hak warganegara. Seperti kita ketahui, hasil dari kecenderungan itu adalah absolutism kekuasaan negara yang dipegang kepala negara (presiden). Ini sebenarnya yang menjadi dasar bagi saya menawarkan constitutional government atau constitutionalism sebagai alternatif pendekatan untuk memikirkan reformasi sistem politik dan pemerintahan di Indonesia, yang saya tawarkan jauh-jauh hari sebelum munculnya gerakan reformasi. Tawaran ini juga secara pro-aktif saya ajukan pada saat mulai munculnya gagasan untuk mengamandemen UUD 1945. Menurut paham ini, hakhak asasi manusia yang secara tertulis harus secara ekspilit dan terinci tertuang dalam konstitusi. Dengan demikian secara normatif hak-hak asasi manusia dan hak-hak warga negara maupun kewajiban negara terdeskripsikan secara jelas sebagaimana kerangka berpikir perumusan HAM PBB, mulai dariMDUHAM dan berbagai konvensi/kovenan lainnya. Rumusan konstitusi akan menjadiMukuran atau takaran untuk membatasi kekuasaan negara, kekuasaan pemerintahMkhususnya. Aturan normatif memang tidak dengan
sendirinya berefek membatasiMkekuasaan negara. Akan tetapi apa yang tertuang dalam konstitusi bisa menjadi dasar dan instrumen bagi masyarakat sipil, bagi rakyat, untuk menilai, bergerak dan melakukan tuntutan terhadap negara. Jaminan konstitusional atas hak-hak asasi manusia memberikan dasar yang kokoh bagi rakyat pemilik kedaulatan, yang nota bene memiliki dasar historis untuk ikut menentukan corak kekuasaan negara. Dimasukkannya hak-hak asasi manusia ke dalam UUD 1945, melalui amandemen dalam beberapa tahun terakhir ini, dapat dicatat sebagai langkah awal dalam menjabarkan cita-cita bangsa ini untuk menghormati dan meningkatkan harkat dan martabatnya, sekaligus meletakkan rambu-rambu untuk mencegah lahirnya kembali penguasa negara yang otoriter .
Supremasi Hukum Dalam Rangka Peningkatan Perlindungan HAM
Perlu dicatat, bahwa dari segi hukum, dalam sepuluh tahun terakhir ini ada sejumlah kemajuan penting mengenai upaya bangsa ini untuk melindungi HAM. Seperti diketahui, ada sejumlah produk politik yang penting tentang HAM. Tercatat mulai dikeluarkannya TAP MPR No. XVII/1998, kemudian amandemen UUD 1945 yang secara eksplisit sudah memasukkan pasal-pasal cukup mendasar mengenai hak-hak asasi manusia, UU No, 39/1999 tentang Hak-Hak Asasi Manusia, dan UU No. 26/2000 tentang Pengadilan HAM. Setelah dilakukannya amandemen dengan sendirinya UUD 1945 sebenarnya sudah dapat dijadikan dasar konstitusional untuk memperkokoh upaya-upaya peningkatan perlindungan HAM. Adanya undang-undang tentang HAM dan peradilan HAM, merupakan perangkat organik untuk menegakkan hukum dalam kerangka perlindungan HAM atau sebaliknya penegakan supremasi hukum dalam rangka perlindungan HAM.
SINERGI AGUSTUS 2013
UTAMA
Indonesia Merdeka
Semua ini melengkapi sejumlah konvenan PBB tentang HAM seperti tentang hak-hak perempuan, hak anak atau kovenan tentang anti diskrimnasi serta kovenan tentang anti tindakan kekejaman yang sudah diratifikasi. Saya sendiri memang kurang puas dengan pasal-pasal tentang HAM yang sudah tercantum dalam UUD 1945. tetapi, menurut hemat saya, akan lebih baik kalau pasalpasal inti dari DUHAM, kovenan hak sipil dan politik, dan kovenan hak ekonomi, sosial dan budaya secara komprehensif dimasukkan ke dalam UUD 1945. Namun demikian, dimasukkannya sejumlah hak dalam UUD 1945 tersebut dengan sendirinya mengandung makna simbolik dan menjadi dasar bagi diratifikasinya, khususnya dua kovenan yang amat monumental yaitu kovenan hak sipil dan politik serta kovenan hak ekonomi, sosial dan budaya berikut protokol-protokolnya sebagaimana yang sudah diagendakan dalam Rencana Aksi Nasional HAM sejak 1998 walaupun tampaknya tidak berjalan dengan baik. Adanya Komisi Nasional HAM (Komnas HAM) dan peradilan HAM patut dicatat sebagai perangkat kelembagaan dasar peningkatan upaya penghormatan dan perlindungan HAM dengan peningkatan kelembagaan yang dapat dikaitkan langsung dengan upaya penegakan hukum. Saya mencatat, memang masih banyak kelemahan dari kedua lembaga tersebut, akan tetapi dengan adannya Komnas HAM dan peradilan HAM dengan sendirinya upaya-upaya peningkatan penghormatan dan perlindungan HAM ini memiliki dua pijakan penting, yaitu pijakan normatif berupa konstitusi dengan UU organiknya serta Komnas HAM dan peradilan HAM yang memungkinkan berbagai pelanggaran HAM dapat diproses sampai di pengadilan. Dengan demikian, maka perlindungan HAM dapat diletakkan dalam kerangka supremasi hukum. Dengan demikian pula apa yang saya katakan di atas “perjuangan harus dipahami sebagai komitmen nasional” memperoleh pijakan legal, konstitusional dan institusional dengan dibentuknya kelembagaan yang berkaitan dengan HAM dan hukum. Namun demikian tidak berarti bahwa perjuangan HAM sebagaimana dilakukan lembaga-lembaga di luar negeri tidak penting. Peran masyarakat tetap
penting, karena institusi Negara biasanya memiliki kepentingannya sendiri. Lebihlebih bila dilihat dari logika penegakan HAM, dengan kekuasaan yang dimilikinya Negara, lebih khusus aparat pemerintah -terutama yang berurusan dengan keamanan dan pertahanan, termasuk yang paling potensial melakukan pelanggaran HAM. Tetapi sebaliknya Negara termasuk aparat kekuasaannya (Polisi dan Tentara) berkewajiban, bukan hanya melindungi, menghormati dan memberi jaminan atas HAM akan tetapi bila dilihat dari penegakan supremasi hukum maka pemerintah dituntut untuk semakin menyempurnakan dan membenahi perangkat hukum dan perundang-undangan yang kondusif bagi penegakan HAM. Kalau demikian halnya, kemudian muncul agenda besar. Pertama, menyempurnakan Produkproduk hukum, perundang-undangan tentang HAM. Produk hukum tersebut perlu disesuaikan dengan semangat konstitusi yang secara eksplisit sudah memberi dasar bagi perlindunan dan jaminan atau HAM. Termasuk disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan dalam konvensi/kovenan internasional tentang HAM, baik dari segi materi tentang HAMnya itu sendiri maupun tentang kelembagaan Komnas HAM dan peradilan HAM. Kedua, melakukan inventarisasi, mengevaluasi dan mengkaji seluruh produk hukum, KUHP dan KUHAP, yang berlaku yang tidak sesuai dengan HAM. Banyak sekali pasal-pasal dalam berbagai UU yang tidak sesuai, bahkan bertentangan dengan HAM. Termasuk UU yang dihasilkan dalam lima tahun terakhir ini. Hal ini sebagai konsekuensi dari watak rejim sebelumnya yang memang anti-HAM, sehingga dengan sendirinya produk UU-nya pun sama sekali tidak mempertimbangan masalah HAM. Dalam konteks ini, maka agenda ini sejalan dan dapat disatukan dengan agenda reformasi hukum nasional dan ratifikasi konvensi/kovenan, internasional tentang HAM yang paling mendasar seperti kovenan sipil-politik dan kovenan hak ekonomi, social dan budaya berikut protocol operasionalnya. Dari segi ukuran maupun substansi serta permasalahannya hal ini merupakan agenda raksasa. Untuk itu pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, tetapi perlu melibatkan masyarakat yang memiliki perhatian
SINERGI AGUSTUS 2013
yang sama seperti kalangan LSM bidang hukum. Dan untuk itu pula perlu dibuat skala prioritas supaya perencanaannya realistis dan pelaksanaannya dilakukan bertahap. Ketiga, mengembangkan kapasitas kelembagaan pada instansi-instansi peradilan dan instansi lainnya yang terkait dengan penegakan supremasi hukum dan perlindungan HAM. Dalam kesempatan ini, saya tidak ingin ikut membicarakan persoalan memburuknya kondisi system peradilan kita, akan tetapi yang perlu diprioritaskan dalam pengembangan kelembagaan ini adalah meningkatkan kapasitas hakim, jaksa, polisi, panitera dan unsur-unsur pendukungnya dalam memahami dan menangani perkara-perkara hukum yang berkaitan dengan HAM. Termasuk di dalamnya mengenai administrasi dan pelaksanaan penanganan perkara-perkara hukum mengenai pelanggaran HAM. Ini harus disadari betul mengingat masalah HAM baru masuk secara resmi dalam beberapa tahun terakhir ini saja dalam sistem peradilan kita. Bahkan, perlu diakui secara jujur masih banyak, kalau tidak mau dikatakan pada umumnya, aparat penegak hukum kita yang tidak memahami persoalan HAM. Lebih-lebih untuk menangani perkara hukum di peradilan yang pembuktiannya amat pelik dan harus memenuhi standar Komisi HAM PBB. Oleh sebab itu institutional capacity building di instansi-instansi Negara yang terkait dengan masalah HAM ini menjadi amat penting dan mendesak. Keempat, penting juga diagendakan adalah sosialisasi dan pemahaman tentang HAM itu sendiri, khususnya di kalangan pemerintahan, utamanya di kalangan instansi yang secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan masalah HAM. Sosialisasi pemahaman HAM ini, lagi-lagi merupakan pekejaan raksasa, dan sangat terkait dengan penegakan profesionalisme aparat di dalam melaksanakan bidang kerjanya. Gamangnya aparat pemerintah dalam mengurusi dan ber-urusan dengan masyarakat yang partisipasi politik dan daya kritisnya makin meningkat ini disebabkan, antara lain bukan semata-mata karena kurang memahami masalah HAM, akan tetapi juga karena mereka umumnya kurang dapat melaksanakan ramburambu profesionalismenya. Ini berlaku bagi aparat sipil maupun aparat keamanan.
15
UTAMA Kelima, tentu saja kerjasama dengan kalangan di luar pemerintahan, terutama kalangan Ornop/LSM, akademisi/perguruan tinggi dan kalangan masyarakat lainnya yang memiliki kepedulian terhadap penegakan hukum dan HAM seharusnya menjadi agenda yang terprogram dengan baik. Bukan saatnya bagi instansi pemerintah tertutup dengan kalangan masyarakat sebagaimana terjadi di masa lalu. Dalam kerangka mengembangkan iklim yang lebih demokratis, kini saatnya kalangan pemerintah, bersikap lebih terbuka kepada masyarakat, lebih-lebih untuk keinginan bersama memajukan HAM dalam konteks penegakan hukum. Perlu disadari bahwa kalangan di luar pemerintah, seperti lembaga LBH /YLBHI, sudah lama berkecimpung di bidang penegakan HAM, sejak ketika HAM masih dipandang sebagai masalah sensitif atau bahkan subversif secara politik. Pengalaman panjang mereka dapat dimanfaatkan untuk penyempurnaan kebijakan pemerintah dalam penegakan HAM. Perjuangan HAM untuk Memperkokoh Keutuhan Bangsa dan Negara Seperti saya singgung di atas! bahwa peran-peran kalangan di luar Negara tetap dan akan tetap penting dalam penegakan HAM, termasuk penegakan supremasi hukum, sekalipun Negara mulai menjalankan fungsi dan kewajibannya untuk menjamin dan melindungi HAM. Dalam perspektif konstitusionalisme, penegakan HAM dan supremasi hukum yang menjadi kewajiban imperatif Negara tidak akan dengan sendirinya direalisasikan manakala tidak didukung dan memperoleh desakan efektif masyarakat. Lebih-lebih untuk masalah HAM yang jelas-jelas berimplikasi membatasi kekuasaan Negara. Oleh sebab itu, peran masyarakat menjadi penting, dan akan terus penting mengingat masyarakat juga berkepentingan dengan penegakan supremasi hukum dan HAM. Apalagi, sebagaimana saya kemukakan di bagian awal, dengan mengacu kepada sejarah perjuangan bangsa maka perjuangan untuk menegakan, menjunjung tinggi dan menghormati hak-hak asasi manusia dengan sendirinya harus menjadi kewajiban semua pihak. Dengn lain perkataan, menjadi komitmen Nasional. Lebihlebih Indonesia sudah memberikan komitmennya sebagai warga bangsa-bangsa di dunia yang terikat dengan Piagam Universal Declaration of Human Rights. Ini merupakan konsekuensi masuknya Indonesia ke dalam masyarakat dunia ketika menandatangani piagam Perserikatan Bangsa Bangsa (United Na-
16
Indonesia Merdeka tion Charter) pada tahun 1950 di mana bangsa dan negara kita mengikatkan diri untuk ikut mempromosikan HAM. Hal ini berarti bahwa bangsa dan negara kita sejak saat itu wajib menjunjung tinggi dan menjamin berlakunya HAM kedalam dan keluar, di dalam kehidupan berbangsa dan dalam kehidupan antar bangsa-bangsa. Sekalipun hal itu merupakan komitmen internasional, menurut hemat saya bagi bangsa dan negara kita bukan sekedar komitmen Internasional melainkan harus dipandang dan disadari sebagai bagian dari janji para pendiri bangsa untuk memerdekakan manusia Indonesia setelah gerbang kemerdekaan dapat diraih. Dengan sendirinya di dalamnya terkandung tekad dan ikrar bangsa yang harus terwariskan terus-menerus untuk memajukan kehidupan rakyat Indonesia, menegakkan hakhaknya, baik secara orang perorangan (individual) maupun sebagai masyarakat bangsa dan negara. Menurut hemat saya, percuma berusaha mempromosikan kehormatan bangsa dan Negara di mata masyarakat internasional jika di dalam negeri sendiri rakyat dan bangsanya masih terjajah, diperbudak dan rakyatnya dijadikan koeli oleh penguasa dari bangsanya sendiri. Untuk itu, menurut hemat saya, mengangkat harkat dan martabat bangsa ini, melalui penegakkan HAM haruslah menggunakan perspektif Indonesia sendiri dengan mengacu kepada sejarah perjuangan bangsanya yang amat panjang dan penuh dengan penderitaan. Perspektif semacann itu memang akan menimbulkan pertanyaan, bahkan kecurigaan untuk menghidupkan kembali perspektif partikularistik. Kenapa perjuangan HAM harus diletakkan dalam perspektif Indonesia, jawabannya sederhana sekali, yaitu adalah karena kita semua orang Indonesia atau anak bangsa yang terikat kepada Sumpah Pemuda yang sudah diikrarkan pada tahun 1928 yaitu bahwa kita akan memerdekakan semua orang Indonesia apapun latar belakang suku, agama, keturunan, warna kulit, dan daerahnya di dalam satu bangsa yang merdeka yaitu Negara Indonesia. Berangkat dari pemikiran tersebut, maka penegakan prinsipprinsip HAM -yang mengacu pada perumusan HAM universal -tidak boleh ada maksud lain lain kecuali untuk memerdekakan manusia Indonesia; dan itu merupakan perjuangan untuk keseluruhan anak bangsa, bukan perjuangan yang ditujukan hanya atau untuk satu dua suku bangsa atau daerah saja. Bahkan kalaupun perjuangan HAM itu, karena satu dan lain sebab, terpaksa “dibatasi” pada perjuangan untuk meningkatkan HAM salah satu suku bangsa atau daerah tertentu saja, maka tindakan semacam itu pun, menurut
hemat saya, harus diletakkan dalam proporsi membangun bangsa Indonesia. Bukan untuk membangun satu suku atau daerah saja sehingga karena daerah-daerah lainnya merasa terdiskriminasikan lalu mengambil jalan memisahkan diri dari ikatan persatuan bangsa Indonesia secara keseluruhan sebagaimana diikrarkan dalam Sumpah Pemuda. Hal terakhir ini penting disadari oleh semua aktifis pembela HAM di dalam negeri berkaitan dengan Perjuangan bersama dan kerjasamanya dengan pihak aktifis dan para pejuang HAM dari pihak asing (Luar Negeri) yang juga bermaksud memperjuangkan dan meningkatkan hakhak suku-suku bangsa, agama, keturunan, ras, daerah dan latar belakang sosial budaya tertentu yang ada di Indonesia. Pejuang dan aktifis HAM dalam negeri dan aktifis HAM asing, bisa saja bersatu dalam satu front perjuangan penegakan HAM untuk satu suku, agama, daerah dan lain-lain dengan tujuan yang sama untuk memajukan dan meningkatkan kondisi HAM bagi suku, agama, daerah tertentu. Namun demikian, para aktifis HAM dari organisasi apapun baik LSM, ORNOP, kalangan Gereja, kalangan Islam dan lain sebagainya haruslah waspada terhadap kemungkinan adanya motif-motif yang tujuan akhirnya adalah berbeda bahkan bertentangan dengan ikrar Sumpah Pemuda yang sudah menjadi komitmen Nasional kita semua. Perbedaan motivasi ini perlu diperhatikan kalangan aktifis HAM Indonesia, karena tidak mustahil kalangan aktivis HAM asing memiliki tujuan yang lain yang lebih jauh yaitu dengan memperjuangkan dan meningkatkan HAM suku-suku, agama ataupun daerah dan lain-lain yang mendorong bagian dari masyarakat bangsa ini melepaskan diri dari bangsa Indonesia secara keseluruhan. Jika ada motif tersembunyi dari kalangan aktivis HAM asing itu, maka konsekuensinya berdampak negatif terhadap persatuan bangsa dan keutuhan Negara Republik Indonesia. Sebaliknya, perjuangan HAM Indonesia yang didasarkan motivasi dan tujuan untuk memajukan harkat Dan martabat bangsa akan membawa efek positif: memperkokoh kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia. Dengan demikian, perjuangan HAM itu tidak lepas dari perjuangan untuk memperkokoh dalam membangun terus bangsa dan negara Indonesia yang kita cita-citakan bersama.
SINERGI AGUSTUS 2013
UTAMA
Indonesia Merdeka
Dengan demikian pula perjuangan penegakan HAM dengan sendirinya menjadi bagian dari upaya untuk mengkongkretkan konsep keIndonesiaan, yang mencakup konsep politik kebangsaan yang meliputi tanah air (wilayah) Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Sumpah Pemuda. Tetapi konsep politik keindonesiaan sebagaimana terbayangkan pada saat Sumpah Pemuda diucapkan itu sampai saat ini pun sebenarnya belum sepenuhnya terwujud secara sempurna; konsep politik tersebut sebagian masih merupakan cita-cita, yang secara sosiologis harus dipahami sebagai sesuatu yang belum menjadi “barang jadi” (becoming) atau suatu kenyataan yang sudah sempurna, sehingga tidak bisa lagi berubah-ubah ataupun dirubah bentuk dan wujudnya. Sebagai barang yang belum jadi dengan sendirinya konsep keindonesiaan itu masih selalu dalam taraf “into being”, masih berproses yang harus terus menerus diisi, diwarnai dan diwujudkan bersama agar menjadi suatu kenyataan : Indonesia yang bersatu, Satu Bangsa, Satu Negara dan Satu Tanah Air. Penyempurnaan ini adalah sesuatu yang perlu terus-menerus diperjuangkan perwujudannya dari generasi ke generasi oleh semua anak bangsa. Untuk itu perjuangan penegakan hak-hak asasi manusia sebagaimana yang dilakukan para aktivis HAM seharusnya ditujukan untuk memberikan kontribusi dalam mewujudkan keIndonesiaan sesuai cita-cita Sumpah Pemuda. Satu Bangsa dalam satu negara, apapun bentuk dan strukturnya, dan satu tanah air dari Sabang sampai Merauke adalah cita-cita luhur yang harus senantiasa menjadi acuan dan pedoman perjuangan di dalam menegakkan dan menghormati hakhak asasi dan martabat manusia di Indonesia. Dengan lain perkataan bagi saya, perjuangan HAM Indonesia harus ditujukan untuk mengisi dan memperkokoh konsep keIndonesiaan. Jika hal ini dipahami benar-benar maka adalah tabu untuk ikut serta bekerja samaatau secara sadar ataupun tidak sadar terbawa arus perjuangan HAM dari piha asing yang memiliki motivasi dan potensial mendorong bagian dari masyarakat kita untuk memisahkan diri dari keutuhan dan kesatuan bangsa, negara dan wiliyah Indonesia. Akibatnya, perjuangan semacam itu pada akhirnya akan menghasilkan desintegrasi bangsa. Perbedaan motivasi dan tujuan dalam memperjuangkan HAM dalam konteks keutuhan dan persatuan seluruh bangsa, wilayah dan tanah air Indonesia ini amat prinsipil (fundamental). Bukan maksud saya untuk menuduh ataupun mencurigai semua pejuang dan aktifis atau LSM Luar Negeri sebagai pihak asing yang ingin memecah belah bangsa, negara dan tanah air Indonesia. Banyak di antara mereka yang juga berjuang untuk memajukan hak asasi dan martabat manusia Indonesia dengan bekerja sama dengan pihak LSM atau pejuang-pejuang dan aktifis Indonesia. Mereka ini tentu saja adalah sahabat seperjuangan atau comrade
in arms yang bekerjasama dalam perjuangan dengan LSM atau aktifis pejuang HAM Indonesia sejak rezim Soeharto masih berkuasa. Peranan dan jasajasa mereka dalam perjuangan menegakkan demokrasi, negara hukum dan hak asasi bersama-sama LSM Indonesia dan atau para aktifis pejuang HAM Indonesia harus dihargai, diakui dan dihormati. Namun demikian, setelah jatuhnya rezin otoriter dan represif Soeharto, peranan dan aktifitas mereka yakni sebagian LSM-LSM dan/ atau aktivis HAM luar negeri yang kini bekerja di berbagai pelosok Indonesia haruslah dikaji ulang. Karena tidak semua memiliki motivasi dan tujuan semata-mata memperjuangkan dan menegakkan HAM, melainkan tidak mustahil memiliki agenda lain (hidden agenda) yang lebih jauh, yakni mendarong bagian dari masyarakat kita, satuan wilayah suku-suku, agama, dan daerah-daerah tertentu untuk memisahkan diri dari keutuhan bangsa, negara dan wilayah territorial Indonesia. Terhadap sebagian LSM-LSM atau aktivis HAM asing yang memiliki motifasi dan tujuan memecah belah atau memisahkan suku bangsa, agama dan atau daerah-daerah Indonesia, menurut hemat saya, kita harus bersikap tegas dan mengambil tindakan preventif. Sebaliknya, saya ingin menegaskan manakala kita ingin meretakkan HAM dalam konteks untuk mernperkokoh keIndonesiaan, maka menjadi keharusan untuk secara konsisten menegakkan konsep negara hukum atau Supremasi Hukum yang menjamin kebenaran dan keadilan bagi semua rakyat atau warga negara, apapun sukunya, agama, keturunan, daerah ataupun asal usul sosial dan budayanya. Prinsip persamaan dihadapan Hukum (equality before the law), prinsip HAM seperti tertuang dalam DUHAM, harus dapat dirasakan dalam praktek, yaitu bahwa hukum itu berada diatas segalagalanya serta berlaku bagi semua pihak tanpa pandang bulu. Artinya hukum itu diperlakukan sama, tidak membedak-bedakan atau diskriminatif apalagimerendahkan martabat sebagian rakyat atau suku bangsa, agama, daerah ataupun latar belakang sosial budayanya. Jika hal-hal ini tidak dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen oleh penguasa, bagaimana pun juga akan menimbulkan ketidakpuasan di sebagian rakyat yang kemudian menumbuhkan sentimen kesukuan, golongan, agama, kedaerahan yang menjadi bibit-bibit perpecahan. Sementara secara politik harus dihindari adanya monopoli kekuasaan oleh pemerintah pusat, apalagi membangun kewenangan yang dominan terhadap satu daerah atau satu suku bangsa saja, yang akan berakibat merusak makna kebersamaan. Dalam hal ini pengembangan disentralisasi wewenang sebagai bagian dari pengembangan otonomi daerah menjadi penting. Dan dalam konteks itu daerah perlu diberi peluang untuk ikut menentukan corak pemerintahan dan kekuasaan pusat. Dilihat dari perspektif HAM pemikiran terse-
SINERGI AGUSTUS 2013
but akan bermuara pada urgensi pengembangan demokrasi secara konsisten. Demokrasi mengandaikan adanya supremasi hukum; dan berkembangnya kesadaran rakyat tentang hak-haknya, diNsamping tentunya ada pembagian kewenangian antar cabang kekuasaan baik dalam struktur pemerintahan di pusat maupun di daerah. Sebaliknya demokrasi juga mengandaikan adanya dan memberi peluang sebesar-besarnya bagi peningkatan kesadaran akan hak-hak rakyat yang diaplikasikan dalam partisipasi politik mereka. Bahkan kondolidasi demokrasi mempersyaratkan adanya partisipasi rakyat yang efektif. Dalam konteks Negara yang dalam taraf transisi menuju demokrasi, penegakan supremasi hukum, peningkatan kesadaran rakyat atas hak-haknya dan perlindungan HAM merupakan bagian dari agenda urgen untuk mendorong pemapanan demokrasi yang dikenal dengan istilah konsolidasi demokrasi. Penutup
Sebagai kata akhir saya ingin memperkuat apa yang dikemukakan panitian dalam TOR yang saya terima. Arah dari politik hukum dan reformasi hukum serta pembenahan hukum nasional, yang dirasakan mendesak, dilakukan untuk mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara yang tertib, teratur dan berkeadilan serta terlindunginya HAM. Pemikiran ini didasarkan kenyataan bahwa masalah penegakan hukum dewasa ini semakin memprihatinkan. Karena itulah para ahli hukum yang masih setia dengan hati nuraninya seharusnyalah terketuk untuk memberikan kontribusi dalam mengatasi ketidakpastian di berbagai bidang kehidupan, termasuk di dunia hukum, yang berkepanjangan sampai sekarang. Perlu diakui, bahwa tetap tingginya country risk Indonesia di kalangan investor asing sebenarnya tidak lepas dari adanya ketidakpastian di bidang hukum. Konsistensi di dalam penegakan; supremasi hukum (law enforcement) dan penegakan HAM akan memberikan kontribusi untuk mengatasi krisis multi dimensi yang berkepanjangan sekarang ini. Saudara-saudara sekalian. Saya berharap dari forum ini lahir pemikiran-pemikiran terobosan hukum untuk meningkatkan efektivitas penegakan supremasi hukum dan HAM dan dituangkan dalam rencana program yang sistematis, realistis dan terukur. Demikian. Atas perhatian Saudara-saudara saya ucapkan terima kasih. Selamat berdiskusi. *Makalah Disampaikan Pada : “SEMINAR PEMBANGUNAN HUKUM NASIONAL VIII” Diselenggarakan Oleh: Badan Pembinaan Hukum Nasional KEMENTERIAN KEHAKIMAN DAN HAK ASASI MANUSIA RI Denpasar, 14 - 18 Juli 2003. (Penyadur Abdul Khalik)
17 17
PENDIDIKAN
Indonesia Merdeka
16,6 Juta Anak Usia Sekolah Terima Bantuan BSM Pemerintah memberikan program Bantuan Siswa Miskin (BSM) kepada 16,6 juta anak usia sekolah dari 15,5 juta Rumah Tangga Miskin dan Rentan miskin penerima Kartu Perlindungan Sosial (KPS). Koordinator Pokja Pengendali Program Bantuan Sosial, Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Sri Kusumastuti Rahayu mengatakan untuk mendapatkan BSM ini, rumah tangga penerima KPS yang memiliki anak usia sekolah dapat membawa KPS dan bukti identitas ke sekolah tempat siswa terdaftar untuk dicalonkan sebagai penerima BSM paling lambat 13 September 2013. "Sebagai bagian dari kompensasi kenaikan BBM, pemerintah telah meluncurkan program Bantuan Siswa Miskin (BSM) melalui mekanisme KPS," ujar dia dalam acara " Peluncuran BSM melalui mekanisme KPS" di Kantor Sekretariat Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (22/8). Sri mengatakan yang berhak mendapatkan BSM adalah anak usia sekolah dari jenjang Sekolah Dasar (SD), Se-
18
kolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) serta Madrasah Tsanawiah (MTs)/ Madrasah Aliah (MA), dan Madrasah Ibtidaiah (MI). Dia menjelaskan saat membawa KPS ke sekolah, penerima BSM harus menyertakan bukti tambahan seperti Kartu Keluarga atau surat keterangan dari kepala RT/RW/Dusun. Menurut Sri, BSM diberikan setiap semester dengan jumlah bervariasi. Untuk SD/MI Rp 225.000, SMP/MTs Rp 375.000, dan tingkat SMA/SMK/MA sebesar Rp 500.000. Mekanisme penyaluran BSM adalah setelah Rumah Tangga Penerima KPS mendaftarkan anaknya, kepala sekolah/ madrasah akan membuat rekapitulasi penerima BSM di sekolah/madrasah masing masing, dan pada pertengahan Agustus dan akhir September 2013 akan dikeluarkan surat keputusan penetapan penerima program BSM oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama.
Setelah penetapan dilakukan maka pada akhir Agutus dan akhir September atau awal Oktober 2013, dana BSM dapat diambil di lembaga penyalur, dengan membawa dokumen pendukung seperti Surat Pemberitahuan Penerima BSM dari kepala Sekolah/Madrasah serta bukti identitas lain seperti Akte kelahiran, kartu keluarga, rapor dan ijazah. Selain melalui mekanisme KPS, Kepala Sekolah/Madrasah bersama komite sekolah/madrasah dapat mengusulkan penerima BSM untuk dimasukkan ke dalam formulir rekapitulasi usulan. Menurut dia siswa calon penerima BSM di luar mekanisme KPS harus memenuhi syarat bahwa orang tua siswa terdaftar sebagai peserta program keluarga harapan, siswa terancam putus sekolah karena kesulitan biaya, siswa yatim, piatu atau yatim piatu, siswa berasal dari korban musibah. Penulis: DHO/AF Sumber:InvestorDaily (Aswin Nasution)
SINERGI AGUSTUS 2013
KESEHATAN
Indonesia Merdeka
Risiko Dan Solusi Mudik Menggunakan Sepeda Motor
Mudik lebaran selalu terjadi satu tahun sekali saat umat muslim menyambut hari raya Idul Fitri. Mudik juga sudah menjadi tradisi besar bagi muslimin di Indonesia. Oleh karena itu, masyarakat perlu memperhatikan faktor keamanan dan kesehatan saat akan mudik, khususnya bagi pemudik yang menggunakan sepeda motor. Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Dirjen PP dan PL) Kemenkes RI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), MARS, DTM&H, DTCE, menyampaikan risiko yang terjadi jika mudik menggunakan sepeda motor, serta solusinya bila pemudik terpaksa harus menggunakan sepeda motor saat mudik yaitu : Apakah naik motor saat mudik sampai berjam-jam, bahkan berhari-hari itu baik? Dirjen PP dan PL mengungkapkan, naik motor berjam-jam bisa mengakibatkan masalah kesehatan yang serius. Berikut adalah lima masalah kesehatan dan risikonya yang disebabkan oleh kebiasaan duduk atau berkendara selama berjam-jam : Pertama, bisa mengakibatkan sakit pinggang, duduk berjam-jam bisa menyebab-
kan rasa sakit di bagian punggung, hal ini biasanya disebabkan oleh masalah kekuatan otot. Kedua, dapat mengganggu metabolisme, beberapa penelitian terbaru menunjukkan bahwa duduk selama berjam-jam dapat menganggu sistem metabolisme tubuh. Alhasil, tubuh mengalami penurunan kadar kolesterol baik, sehingga menimbulkan berbagai masalah kesehatan, maupun peningkatan kadar gula darah.
Siapkan kesehatan baik fisik dan mental, sebaiknya periksakan kesehatan dahulu sebelum perjalanan, pastikan kendaran dalam keadaan baik, hindari penggunaan obat yang menyebabkan kantuk dan minuman beralkohol. Hindari membawa beban atau orang melebihi kapasitas, gunakan helm standar keselamatan, patuhi rambu-rambu lalu lintas, tidak menggunakan alat komunikasi saat mengemudi.
Ketiga, bermotor dalam waktu yang lama juga dapat menyebabkan nyeri leher atau nyeri otot. Keluhan ini bisa disebabkan oleh peradangan pada sendi tulang belakang.
Beristirahatlah setiap 3-4 jam sekali dan istirahat saat mengantuk/lelah, hati-hati mengemudi saat turun hujan/cuaca buruk, dan jaga jarak dengan kendaraan lain.
Keempat, bisa menurunkan konsentrasi, sehingga berisiko terhadap terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Sebaiknya tidak mudik menggunakan sepeda motor, mengingat angka kecelakaan tertinggi selama musim mudik dialami pengendara sepeda motor. Manfaatkan fasilitas mudik gratis atau fasilitas pengangkutan sepeda motor dengan kapal laut maupun kereta api dari pemerintah dan sektor swasta, atau gunakan moda transportasi umum saja. (aswin)
Kelima, menggunakan sepeda motor dalam waktu yang lama juga dapat mengakibatkan kelelahan, sehingga sering mengalami gangguan kesehatan dan kecelakaan di jalan. Apa yang perlu diperhatikan pemudik bermotor?
SINERGI AGUSTUS 2013
19
EKONOMI
Indonesia Merdeka
KREATIFITAS KERAJINAN BUNGA KERTAS YANG PERLU PERHATIAN
Bunga selalu
dipersonifikasikan dengan keindahan. Keindahan bunga identik pula dengan wanita. Bersama bunga yang alamiah, tersembunyi kehidupan jika kita mampu melihat dengan hati. Mulai dari menanam, memelihara hingga menjadikan tanaman bunga sebagai bisnis menghasilkan uang, adalah keseharian yang sering kita lihat. Tapi mencari tangan-tangan trampil yang bergerak dengan kreatifitas tinggi merangkai bunga, jadi pemandangan lain. Sebut saja Lismawati, 43, warga Link.01, Kel. Pasar Baru, Kec. T.Tinggi Kota, sejak beberapa bulan belakangan,menggeluti kegiatan mer
20
angkai bunga-bunga acrylic (manik-manik). Dibantu dua stafnya, Lismawaty, saat dikunjungi kru Sinergi di kediamannya, mengaku bisa menghasilkan kerajinan bunga kertas hingga 30 tangkai per hari. Tangkai bunga itu selanjutnya dirangkai sedemikian rupa menjadi tatanan bunga-bungaan yang tersusun indah didalam pot atau jambangan dengan aneka susunan yang menyejukkan mata. Jambangan bunga didalam pot itulah kemudian yang mulai banyak dilirik, masyarakat kota Tebingtinggi. “Pasarannya masih dari mulkut ke mulut, tapi alhamdulilah banyak yang suka,” terang Ibu Lis, panggilan wanita berdarah Minang itu. Usaha itu dilakukan, disamping
sebagai kesenangan, namun belakangan mendatangkan uang pula. Karena bunga-bunga berbahan dasar manic-manik yang dirangkai menjadi jalinan indah, menarik perhatian dan minat banyak kalangan. Modal yang dialokasikan untuk kerajinan ini, sangat kecil sekira Rp5 juta saja. “Maunya memang ada yang kasi bantuan modal, karena butuh banyak contoh untuk pemasaran,” kata dia. Diakui, awal mula kegiatan itu terinspirasi ketika berkunjung ke Pekan Baru dan bertemu dengan kawan saat masih di SMA. Karena punya minat terhadap kegiatan merangkai bungai, hobi itu kemudian dikembangkannya. Dari situ, Lismawaty mulai menetapkan hati menggeluti dunia kreatifitas yang satu ini. “Mungkin dari sini saya bias dapat sumber rejeki,” aku wanita yang baru beberapa bulan ditinggal suami meninggal. Selain kerajinan bunga acrylic itu, kerajinan lain yang tengah ditekuninya, adalah pembuatan wadah/tempat air minum di meja tamu. Pembuatan dengan bahan dasar dari kawat itu, dikerjakan bersamaan. Untuk wadah aqua bias diselesaikan satu hari satu<’ terang dia. Dalam melanjutkan usaha kerajinan pembuatan bunga acrylic dan wadah minuman aqua ini, Lismawaty berharap Pemko Tebingtinggi melirik usahanya. Jika pun memungkinkan Pemko Tebingtinggi via Dikouperindag memberikan bantuan modal dan bimbingan serta pemasaran usaha kerajinan ini, agar bisa maju. Bagaimanapun, memulai usaha butuh keuletan dan kesabaran. Selamat Berjuang Bu…! Khalik.
SINERGI AGUSTUS 2013
LINGKUNGAN HIDUP
Indonesia Merdeka
“Making Ecosystem Services Count” “Making Ecosystem Services Count”. Denpasar, 26 Agustus 2013 – Hari ini, Kementerian Lingkungan Hidup bersama dengan World Agroforestry Centre (ICRAF) dan Ecosystem Services Partnership, Wageningen, Belanda menyelenggarakan The Sixt International Ecosystem Services Partnership (ESP) Conference dengan tema “Making Ecosystem Services Count” di Bali tanggal 26 – 30 Agustus 2013 di Pan Pacific Nirwana Bali Resort Hotel, Bali. Pertemuan ini bertujuan memperbaiki dan meningkatkan pemahaman tentang peran jasa ekosistem terhadap kehidupan manusia secara umum. Melalui forum ini kita akan berbagi input yang berharga, pengalaman serta harapan masa depan untuk memperbaiki lingkungan yang semakin rentan ini. Hasil atau kemajuan dari pembangunan ekonomi tidak hanya diukur dalam pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, tapi juga dalam lingkungan yang sehat dan kemajuan sosial yang lebih baik. Dalam meraih tiga tujuan tersebut masih terdapat tantangan, khususnya Indonesia dimana permasalahan sosial ekonomi seperti kemiskinan dan lingkungan seperti kerusakan lingkungan cukup kompleks. Walaupun Indonesia menikmati pertumbuhan ekonomi yang meningkat dalam dua dekade terakhir, kemajuan ekonomi telah meletakkan tekanan besar terhadap sumber daya alam dan lingkungan. Dalam sambutannya, Menteri Lingkungan Hidup, Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, MBA menyatakan “Tema dari konferensi “Membuat Jasa Ekosistem Dinilai” menggambarkan 1) jasa ekosistem harus dikenali dan dipahami sebelum dinilai dan dikuantifikasi; 2) nilai jasa ekosistem tersebut harus dikaji sebelum jasa lingkungan masuk dalam skema penghitungan nasional untuk akuntansi lingkungan; dan 3) meningkatkan kepedulian terhadap kontribusi nyata dari jasa ekosistem terhadap pembangunan ekonomi”. Lebih lanjut disampaikan “Kami juga menyadari bahwa penerapan PJL masih menghadapi berbagai tantangan, termasuk kebijakan fiskal, sumber daya, legal, dan aspek kelembagaan, juga aspek teknis. Kami telah bekerja keras untuk menangani tantangan ini dengan menggunakan berbagai upaya. Sebagai contoh: kami telah mencoba mengembangkan “protokol” (panduan singkat) untuk implementasi PJL. Upaya tersebut sebagai salah satu upaya kami untuk mengisi celah dalam mengarusutamakan penerapan PJL di Indonesia”. Saat ini telah tumbuh diterimanyaa dan penerapan skema PJL. Berbagai skema PJL seperti di Cidanau Banten,
PJL Lombok, PJL Cirebon-Kuningan, PJL Sumberjaya Lampung, telah dikenali tidak hanya di Indonesia tetapi juga secara internasional. Saat ini Indonesia telah memasukkan keberpihakan pada lingkungan dalam pilar pembangunan bersama dengan pilar lain yakni keberpihakan terhadap pembangunan, kemiskinan, dan penciptaan lapangan kerja. Indonesia juga menyatakan secara legal dalam rencana pembangunan jangka panjang bahwa “green and everlasting Indonesia” adalah salah satu tujuan rencana pembangunan jangka panjang kami. UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup mengenali peran penting dari jasa ekosistem/lingkungan. Undang-undang tersebut saat ini telah menyiapkan sebuah platform untuk mengelola lebih baik jasa ekosistem/ lingkungan dalam instrumen ekonomi yang disebut dengan pembayaran jasa ekosistem/ lingkungan (PJL) dan kompensasi jasa ekosistem. Instrumen ini merupakan beberapa diantara berbagai instrumen yang dikembangkan untuk mengelola lingkungan yang lebih baik. Sebelum diundangkannya UU No. 32/2009, pembayaran jasa ekosistem/lingkungan (PJL) telah dilaksanakan dan diterapkan dalam berbagai skala dan tingkat. Kami berterima kasih kepada berbagai organisasi seperti ICRAF, WWF dan organisasi nasional dan internasional lainnya yang telah mengenalkan konsep ini kepada masyarakat Indonesia dan yang telah berkontribusi secara signifikan terhadap pengelolaan lingkungan di Indonesia dalam menggunakan skema tersebut. UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup memperkenalkan instrumen baru dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yaitu instrumen ekonomi lingkungan. Instrumen ekonomi lingkungan mengandalkan kepada signal pasar untuk perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Salah satu instrumen yang diperkenalkan dalam UU No. 32/2009 adalah Pembayaran Jasa Lingkungan (PJL) atau Payment Environmental Services (PES). PJL adalah instrumen berbasiskan pasar untuk tujuan konservasi, berdasarkan prinsip bahwa siapa yang mendapatkan manfaat dari jasa lingkungan, harus membayar untuk keberlanjutan penyediaan jasa lingkungan, dan siapa yang menghasilkan jasa tersebut harus dikompensasi. Dalam mekanisme PJL, penyedia jasa lingkungan menerima pembayaran tergantung dari kemampuan mereka untuk menyediakan jasa lingkungan yang diinginkan atau melakukan suatu kegiatan yang sifatnya dapat menghasilkan jasa lingkungan tersebut.
SINERGI AGUSTUS 2013
PJL pada dasarnya merupakan skema yang bertujuan untuk merestorasi dan melindungi ketersediaan barang dan jasa lingkungan yang berkelanjutan. Skema PJL merupakan mekanisme yang membuat penyediaan jasa lingkungan menjadi lebih cost efisien dalam jangka waktu yang lama. Jenis jasa lingkungan yang umum diperdagangkan dalam skema PJL diantaranya adalah proteksi dan rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS), konservasi biodiversitas (biodiversity conservation), restorasi lanskap (landscape restoration), penyerapan karbon (carbon sequestration) dan stok karbon eksisting, serta keindahan alam (scenic beauty). Jasa-jasa lingkungan tersebut seluruhnya memiliki aspek konservasi dan rehabilitasi yang tentu saja memiliki konsekuensi terhadap konteks institusional dari sistem rewards. Untuk di Indonesia sendiri, yang paling populer adalah komoditas Daerah Aliran Sungai dan konservasi biodiversity. Skema PJL dapat dilaksanakan diantara penyedia dan penerima manfaat jasa lingkungan dalam kerangka: G to G (Government to Government), G to C (Government to Community), G to P (Government to Privat), C to C (Community to Community), C to P (Community to Privat), P to P (Privat to Privat) dan sebaliknya. Pihak yang dapat bertindak sebagai fasilitator dapat diperankan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM/ NGO), dan juga organisasi non profit. Berbagai sumber pendanaan yang dapat untuk skema pembiayaan yang berkelanjutan, diantaranya adalah: Sumbangan dan hibah dari organisasi nasional dan internasional Dana pemerintah dari sumber pajak dan subsidi Dana dari penerima manfaat Pengembangan pasar dari barang dan jasa seperti misalnya dari PJL itu sendiri dan juga pariwisata berbasiskan pungutan (tourism based-fees). - See more at: http://www.menlh.go.id/thesixth-international-ecosystem-sevices-partnership-conference/#sthash.kTK9N4ny.dpuf (Aswin Nasution)
21
WANITA
Indonesia Merdeka
RAMADHAN DAN KAUM PEREMPUAN Ram a dha n d a tan g lag i .
Hati yang dekat Tuhannya merasa bersyukur dan melaksanakan segala perintahnya. Semua orang mengeluelukan kedatangannya. Dan pemerintah pun dengan menggelar siding isbat, untuk menentukan hari jatuhnya di mulai melaksanakan ibadah puasa. Setiap tahunnya, dua pihak antara kelompok penganut rukyah dan hisab, saling mengabarkan kepada kelompoknya. Dan masing-masing tidak msaling menyalahkan. Keduanya bisa melaksanakan ibadah puasa dengan tenang. Semuanya berjalan sesuai dengan keyakinannya. Berbagai cara orang menyambut kedatangan bulan Ramadhan ini. Setiap orangbisa berbuat sesuatunya berdasarkan kebiasaannya. Namun kesemuanya melaksanakannya dengan tenang dan tertib. Mulai dari berlimau, dengan mengguyur diri dengan air yang dicampur limau dan lain-lainnya. Belum lagi dengan menyediakan makanan yang enak dan lemak di sediakan, untuk sekalian makanan sahur pertamanya. Semuanya itu di kerjakan kaum perempuan di rumah. Penyediaan itu tergantung kemempuan keuangannya. Kalau ada rezekinya berlebih, sudah tentu makanan yang di sediakan juga lebih, Baik untuk rasa apalagi jenis masakannya. Semuanaya untuk sekedar menyambut kedatangan bulan Suci Ramadhan tahun ini, dan untuk tahun berikutnya tergantung masa dan suasananya. Bisa berubah seleranya. Dan apa yang lagi ngetren di Masyarakat. Begitulah gambaran masyarakat menengah dan atas dalam bersikap menyambut kedatangan Bulan Suci Ramadhan. Bagaimana dengan masyarakat kelas bawah dengan kondisi keuangan yang pas pesan. Mereka hanya menerima kedatangan bulan Suci Ramad-
22
han itu dengan hati tulus ikhlas. Mereka hanya menerima kedatangannya dengan segala kemampuan yang hanya punyai. Tidak berlebihan dan tidak pula dengan segala kekurangannya. Perpedaannya mungkin di wajah yang tergambar secara nyata dan dapat di lihat dengan mata sedikit terbuka. Wajah berseri-seri bisa kita rasakan keadaan orang itu. Segalanya terjaadi bagi semua orang. Bulan suci Ramadhan it menggambarkan situasi masyarakat kita dalam kesehariannya. Gelak tawa akan beradu dengan tangis sendu. Semuanya akan terlihat pada wajah wajah mereka ketika menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan ini. Yang kaya dengan yang miskin tidak pernah sama. Baik kelompoknya apalagi cara kehidupannya. Semuanya tidak sama. Pasti nbebeda satu sama lain. Yang kaya sudah bersiap siap untuk menghadapi suasana hari Raya, penuh dengan rencana dan berpakaian baru dan mahal mahal. Sementara yang miskin penuh dengan kegalauan menghadapi masa depan untuk anak anaknya. Kondisi masa kini terasa amat berat bagi kaum perempuan, apalagi di kalangan kaum miskin.Segalanya harga harga naik. Dari mulai kebutuhan Rumah tangga hingga untuk keperluan menghadapi Hari Raya nanti. Semuanya itu membuat hati perempuan dari kalangan miskin menjadi galau dan bisa bisa susah tidur memikirkan situasi dan kondisi sekarang ini. Sementara penghasilan kaum bapak tidak bertambah. Hal ini membuat kaum perempuan di rumah bertambah resah dan susah. Persoalan sehari hari hanya sekedar bagaimana kehidupan yang harus di hadapinya. Kenaikan harga BBM membuat
harga harga turut naik, dan pemerintah telah membuat program bantuan dana melalui BLSM kepada kaum miskin. Agak sedikit tertolong rasanya mereka menghadapi kondisi sekarang ini, Bagaimana dengan mereka yang tidak menerima bantuan itu. Mengeluh hanya itu yang bisa mereka lakukan. Paling kepada kepala lingkungan meereka mengadu. Sementara kepala lingkungan menjawab bahwa hal itu di luar tanggung jawabnya, Mereka hanya mengirim daftar nama nama. Itu keputusan atasan. Namun begitulah keadaan masyarakat kita masa kini. Apa yang diharapkan tidak menjadi kenyataan. Dan kesusahan terus melanda mereka. Belum ada perubahan. Dan kebutuhan mereka menjadi sesuatu yang mengancam dari hidup ini. Begitulah gambaran kehidupan kaum perempuan di kalangan orang yang tak berpunya. Lain dengan perempuan dari kalangan yang berpunya. Perbedaannya sangat jelas. Masih ada kelompok yang berpikir apa yang harus di makan hari ini, sementara ke;ompok lainnya makan apa yang di sukainya, walau harganya mahal dan mereka bisa memberinya. Keadaan seperti ini akan berlanjut pada tahun tahun berikutnya. Tanpa aada perubahan, malah bisa bisa jumlah mereka akan bertambah karena situasi dan kondisi seperti ini akan berulang. Semoga tidak akan terjadi dan perubahan akan membawa mereka kepada keadaan lebih baik. Yakinlah ! (Rizal Syam).
SINERGI AGUSTUS 2013
HUKUM
Indonesia Merdeka
Komisi III: Narkoba Seharusnya Jadi Isu Utama Pidato Presiden SBY Wakil Ketua Komisi III DPR dari Fraksi PKS Almuzzammil Yusuf menyayangkan isi pidato kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 16 Agustus 2013, yang menjadikan isu narkoba di bawah bahaya korupsi dan terorisme. Padahal kerugian jiwa dan ekonomi akibat narkoba melebihi korban terorisme dan korupsi. Menurut Almuzzammil, dalam pidato kenegaraan yang dilaksanakan di Gedung DPR, Jakarta, Sabtu (17/8), ia memandang Presiden SBY menomortigakan bahaya narkoba di bawah bahaya korupsi dan terorisme. Padahal, menurut BNN, kerugian negara akibat penyalahgunaan narkoba mencapai Rp 57 triliun. Angka ini melebihi nilai yang dikorupsi para koruptor tahun ini. "Sedangkan dari jumlah korban jiwa yang meninggal dunia akibat narkoba mel-
ebihi jumlah korban meninggal dunia akibat tindak kejahatan terorisme," jelas Almuzzammil di Jakarta, Minggu (18/8) Laporan BNN per April 2013 menyebutkan 4 juta orang merupakan korban penyalahgunaan narkoba. Dari jumlah tersebut, dengan keterbatasan fasilitas dan anggaran dana negara, hanya 18.000 korban narkoba yang dapat direhabilitasi. Akibatnya sekitar 40 orang setiap bulannya meninggal dunia sia-sia akibat narkoba. Dengan data di atas, menurut dia, seharusnya Presiden SBY minimal menyejajarkan tindak pidana narkoba dengan korupsi dan terorisme. Dan Presiden SBY seharusnya bisa menyatakan dirinya memimpin langsung pemberantasan narkoba di semua sektor secara massif. "Jika bahaya ini tidak diantisipasi secara serius, ke depan akan menjadi ancaman serius
SINERGI AGUSTUS 2013
bagi generasi penerus bangsa," tukasnya. Bahkan ironisnya lagi, kata Muzzammil, saat ini Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) malah menjadi sarang para narapidana narkoba menjalankan bisnisnya. Hal ini berbeda dengan para narapidana korupsi dan terorisme yang jarang menjalankan operasinya di penjara. “Fisik mereka terpenjara namun bisnis narkoba mereka kendalikan seperti remote kontrol di balik jeruji besi. Dimana peran Kemenkumham selama ini?” Kata dia. Menurut politisi PKS itu, sebagai sokoguru ASEAN, semestinya tahun ini Presiden SBY mencanangkan gerakan Indonesia bebas narkoba sehingga ASEAN Bebas Narkoba Tahun 2015 bisa terwujud. Penulis: Markus Junianto Sihaloho/NAD (aswin)
23
PARLEMENTARIA
Indonesia Merdeka
289 Caleg Berebut 25 Kursi DPRD Tebing Tinggi Tebing Tinggi. Pasca diumumkannya Daftar Calon Tetap (DCT) belum lama ini, sebanyak 289 orang calon anggota legislatif (caleg) di Kota Tebing Tinggi yang ditetapkan, akan ‘bertarung’ bakal memperebutkan 25 kursi DPRD Tebing Tinggi pada Pemilu Legislatif 9 Maret 2014. Dari 289 caleg yang diusung 12 partai politik (Parpol) peserta pemilu legislatif 2014, sebanyak 22 orang masih aktif sebagai anggota DPRD Tebing Tinggi. Ketua KPUD Kota Tebing Tinggi Wal Asri SP kepada wartawan, Kamis (12/9) mengatakan, sudah final. Ada sebanyak 289 orang caleg sebagaimana ditetapkan dalam DCT legislatif Kota Tebing Tinggi. Seluruh caleg tersebut akan bertarung merebut simpati masyarakat di setiap daerah pemilihan masing-masing. “Kota Tebing Tinggi dibagi dalam 3 zona daerah pemilihan (dapil) yakni Dapil I Kecamatan Padang Hilir dengan alokasi 5 kursi, Dapil II Kecamatan Padang Hulu Tebing Tinggi Kota dengan alokasi 9 kursi dan Dapil III Kecamatan Bajenis Rambutan dengan jumlah 11 kursi,” jelasnya. Sesuai jumlah penduduk Kota Tebing Tinggi 168.242 jiwa, maka jumlah kursi DPRD Tebing Tinggi hanya 25 kursi. Sedangkan jumlah pemilih sebagaimana dalam daftar pemilih sementara (DPS) pemilu legislatif Kota Tebing Tinggi yang didata KPU ada berjumlah 126.434 pemilih dan tersebar di 405 TPS (tempat pemungutan suara). DPS tersebut diumumkan mulai 11 - 24 Juli 2013 untuk selanjutnya ditetapkan sebagai DPT (daftar pemilih tetap) pada 23 September 2013 mendatang. Untuk bisa masuk menjadi anggota DPRD Tebing Tinggi, lanjut Wal Ashri, tetap mengacu terhadap perolehan suara terbanyak,
24
bukan berdasarkan nomor urut daftar caleg. Perolehan suara terbanyak yang jadi penentuan seseorang calon berhak untuk duduk sebagai anggota legislatif sesuai UU No 8 tahun 2012 tentang Pemilu anggota DPR, DPRD Prop, DPRD Kabupaten/Kota dan DPD. “Dari 12 parpol peserta Pemilu 2014 di Kota Tebing Tinggi, tidak semua Parpol mengajukan caleg 100 persen di setiap dapil. Meski demikian, keterwakilan 30 persen perempuan sudah memenuhi kuota sebagaimana diamanatkan undang-undang,” katanya. Melihat DCT legislatif Kota Tebing Tinggi untuk dapil I (Kecamatan Padang Hilir) dengan alokasi 5 kursi terdapat 57 caleg. Setiap parpol mengajukan 5 caleg kecuali PDIP hanya mengajukan 4 caleg dan PPP 3 caleg. Dari 57 caleg di dapil I terdapat anggota DPRD incumben antara lain Wakidi (PKS), Sofiani Tambunan (PDIP), Mahyan Zuhri (Golkar), H Chairil Mukmin Tambunan SE (Demokrat) dan Mhd Erwin Harahap (PKPI) sebelumnya PIB. Selain itu, dapil I ini juga ada caleg pendatang baru yang cukup dikenal yakni Drs H Syahril Hafzein (mantan Wakil Walikota Tebing Tinggi) dan istri Wakil Walikota Tebing Tinggi sekarang Hj Eliyuna Irham Taufik.
tai mengirim 9 caleg kecuali PPP, PBB, PKP masing-masing hanya mengajukan 8 caleg. Di dapil II yang ‘dinilai’ kramat ini terdapat anggota dewan yang masih aktif yakni Parlindungan Rajaguguk SE (PDIP) H Wan Gunadi SE, Kornel Sihaloho, Ir Pahala Sitorus MM semuanya dari Partai Golkar, H Hasnan Lubis (PAN), H Syamsul Bahri dan H Amril Harahap. Sementara di Dapil III Kecamatan Bajenis - Rambutan dengan 11 kursi, Partai Demokrat, PPP, Hanura, PBB dan PKP masing-masing mengajukan 10 caleg. Anggota dewan yang masih aktif di dapil III ini yakni, Emri Siregar dan Edy Syahputra (PKP), Agustami SH, Hj Siti Khadijah (Demokrat), Waris PDIP, Murli Purba PBB dan Hendra Gunawan SE serta Sjahrir dari Partai Golkar. Selain itu, Partai Gerindra mengusung anak mantan Walikota Ir H Abdul Hafiz Hasibuan yaitu Muhammad Hazly Azhari ST MSi dan anak Walikota Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM yaitu Arief Abdillah Hasibuan ST. (Juanda )
Di Dapil II (Padang Hulu - Tebing Tinggi Kota) dengan jumlah 9 kursi, semua par-
SINERGI AGUSTUS 2013
PEMKO KITA
Indonesia Merdeka
ESA HILANG DUA TERBILANG
WISUDA AKBID “Walikota Tebing Tinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan menghadiri acara wisuda Ahli Madya Kebidanan AkbidPemko Tebing Tinggi Angkatan XIII Jalur Umum berjumlah 86 orang digedung Balai Kartini kota setempat”.
86 Ahli Madya Kebidanan Akbid Pemko Diwisuda ‘Lulusan Akbid Pemko Harus Profesional dan Bekerja Keras’ Sebanyak 86 orang Ahli Madya Kebidanan Akbid Pemko Tebing Tinggi Angkatan XIII Jalur Umum Tahun Pelajaran 2012-2013 diwisuda oleh Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, Kamis (29/8) di gedung Balai Pertemuan Kartini Jalan Imam Bonjol kota setempat. Turut hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Walikota Tebing Tinggi, Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM, Plt Kadis Kesehatan Kota Tebing Tinggi, Riswandi SE dan Direktris Akbid Pemko Tebing Tinggi Dra Hj Syu’aidah Lubis SST serta ratusan orangtua wisudawati Akbid Pemko Tebing Tinggi. Kepada para lulusan Akbid Pemko yang diwisuda, Walikota Tebing Tinggi H Umar Zunaidi Hasibuan berpesan agar bekerja keras dan professional serta memiliki loyalitas tinggi dengan memegang teguh kejujuran serta mampu melihat berbagai interaksi dan
mengambil posisi, sikap dan pandangan yang tepat dan akurat. “Tunjukkan diri anda sebagai alumni Akbid Pemko Tebing Tinggi yang dapat dibanggakan, sebagai pemikir dan pelaku pembangunan”, pesan walikota. Umar juga berpesan kepada lulusan Akbid Pemko Tebing Tinggi terus menambah ilmu pengetahuan dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. “Keilmuan yang ada sekarang jangan hanya sebatas itu saja, hendaknya dapat ditingkatkan dengan belajar dari pengalaman dan di tingkatkan ke jenjang pendidikan berikutnya, saya ucapkan selamat kepada yang berprestasi, jangan puas dengan keberhasilan ini, tetapi harus bisa menghadapi ujian yang lebih besar lagi”, harapnya. Diakui walikota bahwa saat ini bnayak sekali isu besar yang menjadi hambatan sekaligus tantangan bagi profesi kebidanan dan keperawatan, salah satunya adalah tentang sedikit sekali bidan perawat yang berkuali-
SINERGI AGUSTUS 2013
tas. “Keperawatan saat ini akan menghadapi perubahan pola piker masyarakat yang semakin kompleks dan bervariasi karena bergesarnya pola piker masyarakat tradisional ke masyarakat modern, sehingga tuntutan dan kebutuhan masyarakat akan pelayanian keperawatan baik dalam mutu maupun akses akan asuhan keperawatan juga akan meningkat”, imbuhnya. Walikota juga berharap lulusan Akbid Pemko Tebing Tinggi agar bekerjasama dengan berbagai organisasi profesi. “Untuk itu diharapkan penanaman etika keprofesionalan, moral dan agama yang telah diterima harus tetap diaplikasikan sehingga Akbid Pemko Tebing Tinggi senantiasa melahirkan manusia-manusia yang berilmu, beriman dan bertaqwa serta mampu bekerja secara professional”, pesan Umar Zunaidi Hasibuan.**. (Ali)
25
PEMKO KITA
Indonesia Merdeka
ESA HILANG DUA TERBILANG
PAPARAN “Koordinator Intel Kejatisu, Dwi Aris didampingi Kajari Tebing Tinggi Olopan Nainggolan SH MH dan Kasi Intel Eliyanto Nainggolan menyampaikan paparan materi sosialisasi dan penyuluhan hukum tentang pengelolaan keuangan daerah di Kota Tebing Tinggi”
Kejari Tebing Tinggi Sosialisasikan Pengelolaan Keuangan Daerah Agar terhindar dari celah pelanggaran hukum dimasa akan datang, Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kota Tebing Tinggi Olopan Nainggolan SH MH mengajak seluruh jajaran Pemerintah Kota Tebing Tinggi mulai dari SKPD, Bendahara, PPK, PPTK agar memajangkan foto keluarga dan kitab suci dimeja kerja. “Dengan memajang foto keluarga kita jadi ingat bila berbuat macam-macam (korupsi) keluarga akan terkena dampak malu, sedangkan dengan adanya kitab suci kita jadi takut dengan Tuhan yang selalu mengawasi kita, sehingga niat untuk melakukan kecurangan atau korupsi terhadap uang negara bisa diminimalisir”, hal itu disampaikan Kajari Olopan Nainggolan saat melakukan Sosialisasi Penyuluhan Hukum tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yang dikaitkan dengan UU No 31 Tahun 1999 jo UU No 20 tahun 2001 tentang pencegahan tindak pidana korupsi, Senin (26/8) di Gedung Hj Sawiyah Jalan Sutomo Tebing Tinggi. Acara turut dihadiri Asisten I H Agus Salim
26
Purba, Kadis Kebersihan dan Pertamanan Hj Rusmiaty Harahap, Kepala Dinas Pertanian Syaiful Fachri SP Msi, Kasi Intel Kejari Tebing Tinggi Eliyanto Nainggolan SH dan seluruh Bendahara, PPK, PPTK, KPA di lingkungan Pemko Tebing Tinggi. “Jika ada peluang untuk melakukan kecurangan terhadap uang negara atau lebih sering disebut korupsi, maka hendaknya pandanglah foto keluarga yang terpajang dimeja anda dan agar kita tidak terjerumus dan sesekali bacalah kitab suci yang kita percayai. Bahkan bila perlu, sebelum bertindak ada baiknya terlebih dahulu pandanglah foto keluarga yang terpajang di meja anda, ingat jika anda melakukan kecurangan atau korupsi, beban apa yang ditanggung anak istri anda, itulah manfaat foto tadi”, ujar Olopan. Selain itu, Olopan juga dengan tegas mengatakan agar Walikota, Wakil Walikota, Sekda maupun SKPD agar hendaknya tidak memaksakan kehendak kepada bawahan, akan tetapi perintahkanlah anggota melakukan tugas sesuai aturan yang
berlaku, sembari mengatakan, kerjakannlah proyek sesuai prosedur dan jangan pernah memberikan harapan-harapan yang bisa merugikan keuangan negara. Sementara itu, Dwi Aris Koordinator Intel Kejatisu dalam materinya mengatakan bahwa defenisi aparat yang bersih dapat disamakan dengan defenisi penyelenggaraan negara yang bersih dalam pasal 1 angka 2 UU No 28 tahun 1999. Dia juga menyampaikan bahwa titik rawan terjadi korupsi di pemerintahan daerah ada di pengadaan barang dan jasa, proses perizinan dan pembuatan dokumen/surat keterangan, pengelolaan aset dan barang milik negara/daerah, pengelolaan penerimaan negara/daerah/pendapatan asli daerah dan terakhir penggunaan APBD/APBN berupa perjalan dinas dan honor. “Oleh sebab itu, bekerjalah secara jujur agar terhindar dari masalah penegakan hukum”, imbuhnya.**. (Ali)
SINERGI AGUSTUS 2013
Indonesia Merdeka
KUKUHKAN “Walikota Tebing Tinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM mengukuhkan 54 orang anggota Paskibraka Pemko Tebing Tinggi untuk persiapan HUT Kemerdekaan RI dikota itu”
Walikota Tebing Tinggi Kukuhkan 54 Anggota Paskibraka Sebanyak 54 anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kota Tebing Tinggi dikukuhkan oleh Walikota Tebing Tinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM di anjungan Sri Mersing Lapangan Merdeka kota setempat, Rabu (14/8). Anggota Paskibraka yang berasal dari siswa-siswi seluruh sekolah negeri dan swasta yang ada di kota itu dikukuhkan dalam persiapan pengibaran bendera merah putih pada hari kemerdekaan 17 Agustus 2013 mendatang, terdiri dari 28 siswa laki-laki dan 26 orang siswi perempuan. Sebelum terpilih menjadi anggota Paskibraka, para siswa diseleksi melalui tahapan-tahapan oleh tim yang terdiri dari Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata serta pihak kepolisian dan TNI.
Walikota Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM dalam sambutannya mengharap kepada pemuda khususnya generasi penerus bangsa agar terus mengibarkan semangat nasionalisme dan cinta tanah air. “Mari kibarkan semangat adek-adek melalui pelatihan pendidikan Paskibra ini, kami ingatkan kalian adalah orang-orang terpilih dari sekian banyak siswa siswi yang terseleksi, untuk itu teruslah menjadi kebangaan bangsa dan keluarga”, pesannya. Pada kesempatan itu, Walikota juga berharap agar disiplin yang selama ini sudah dipoles melalui pendidikan dan latihan paskibra ini selalu dapat diterapkan dikemudian hari, baik disekolah mau pun dimasa depan, “Karena kalian merupakan penerus generasi muda bangsa ini, untuk itu, tetaplah men-
SINERGI AGUSTUS 2013
jaga disiplin yang telah diterapkan selama menjalani pelatihan paskibraka”, ujar Umar. Sementara itu, Kadis Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Tebing Tinggi H Azhar Effendi Lubis SE mengatakan, kegiatan itu dalam rangka persiapan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan RI yang 68, “Ini sudah menjadi kegiatan tahunan menjelang hari kemerdekaan, dan pelantikan anggota paskibraka ini juga menjadi kegiatan rutin Pemko Tebing Tinggi”, kata Azhar.**. (Dian)
27
PEMKO KITA
Indonesia Merdeka
ESA HILANG DUA TERBILANG
MUSTAHIK ZAKAT “Walikota Tebing Tinggi H Umar Zunaidi Hasibuan menyerahkan santunan zakat dari Badan Amil Zakat kepada para mustahik (orang berhak) menerima zakat dikota itu. Tahun 2013 ini, jumlah penerima zakat harta di Kota Tebing Tinggi berjumlah seribu orang”.
BAZ T.Tinggi Salurkan Zakat Kepada 1000 Dhuafa Badan Amil Zakat (BAZ) Kota Tebing Tinggi menyalurkan zakat mal (zakat harta) kepada 1.000 orang kaumdhu’afa masing-masing Rp 200.000/orang yang tersebar di 5 kecamatan se Kota Tebing Tinggi, Kamis (1/8) di gedung Balai Pertemuan Kartini Jalan Imam Bonjol kota setempat. Turut hadir dalam penyerahan zakat tersebut, Walikota Tebing Tinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM, Ketua Umum Bazda Kota Tebing Tinggi, H Irham Taufik SH MAP diwakili Sekretaris Kantor Kemenag Tebing Tinggi Drs H Hamdani MA, Sekdako Johan Samose Harahap SH MAP, Ketua MUI Drs H Ahmad Dalil Harahap serta Kasi Penyelenggara Zakat dan Wakaf Drs M Nasir Pane. Ketua Umum Bazda Tebing Tinggi, H Irham Taufik SH diwakili Drs H Hamdani MA dalam laporannya menyampaikan, hasil penerimaan zakat, infaq dan sedekah tahun 2012 sebesar Rp 432,332 juta sedangkan saldo kas tahun 2011 sebesar Rp 166,676 juta sehingga jumlah kas tahun 2012 sebesar Rp 599 juta terdiri dari penerimaan zakat
28
Rp 84,5 juta dan infaq Rp 347,832 juta. Disebutkan bahwa Bazda Tebing Tinggi telah menyalurkan dana zakat dan infaq kepada mustahik (penerima zakat) sebesar Rp 494,455 juta terdiri dari bantuan beasiswa pendidikan sebesar Rp 14,150 juta, bantuan modal usaha dana bergulir Rp 233 juta untuk 233 pelaku usaha kecil, fakir miskin sebesar Rp 128 juta dengan mustahik 60 orang, sarana ibadah sebesar Rp 6 juta, muallaf, musafir dan fisabilillah Rp 2.050 juta. “Pada hari ini kita menyarahkan santunan kepada seribu kaum dhuafa masingmasing sebesar Rp 200 ribu”, paparnya. Walikota Tebing Tinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada tim Bazda Kota Tebing Tinggi yang dinilai turut berkontribusi dalam mengentaskan kemiskinan melalui program-program yang telah menyentuh lapisan masyarakat terbawah. Namun demikian, walikota meminta jajaran Bazda Tebing Tinggi untuk memperhatikan pelayanan kepada muzakki sesuai standart manajemen mutu serta tetap memperbaiki mekanisme
pendistribusian zakat kepada mustahik. Sedangkan kepada para mustahik penerima zakat, Walikota berharap agar setelah menerima santunan zakat tersebut jangan langsung beramai-ramai menghabiskannya ke pusat pasar untuk berbelanja yang tidak bermanfaat bagi keluarga. “Pergunakanlah sebaik-baiknya apalagi menjelang lebaran Idul Fitri yang tinggal beberapa hari lagi”, pesan walikota. “Kita bersyukur jumlah penerima zakat tahun ini bisa bertambah menjadi seribu orang dibandingkan tahun lalu sebanyak 750 orang. Kedepan diharapkan kaum muzakki (pemberi zakat) bisa lebih banyak lagi sehingga penerimanya pun bisa bertambah banyak lagi. Penerima zakat pun sebenarnya bisa juga menyisihkan sedikit rezeki-nya, misalnya dari Rp 200 ribu yang diterima disisihkan Rp 10 ribu kepada orang yang lebih membutuhkannya lagi”, pesan Umar Hasibuan.**. (Dian)
SINERGI AGUSTUS 2013
PEMKO KITA
Indonesia Merdeka
ESA HILANG DUA TERBILANG
Mengakhiri Bulan Ramadhan 1434 H Safari Ramadhan Pemko Kunjungi Mesjid Al Haq Memasuki minggu terakhir pelaksanaan Safari Ramadhan Pemko Tebing Tinggi yang dipimpin Walikota Ir H Umar Zunaidi Hasibuan, Sabtu malam (3/8), rombongan mengunjungi Al Haq di Kelurahan Deblot Sundoro Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi. Pada kegiatan itu, Walikota Tebing Tinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan bersama Ketua Kenaziran Mesjid Al Haq H Azhar Efendi Lubis SE yang juga Kadis Porabudpar Kota Tebing Tinggi menyerahkan santunan kepada puluhan anak yatim dan kaum dhuafa sebagai tali asih masing-masing sebesar Rp 500.000/orang ditambah santunan peribadi dari walikota Umar Zunaidi Hasibuan. “Kegiatan ini setiap tahun dilaksanakan di Mesjid Al Haq”, ujar Azhar Effendi.
Walikota H Umar Zunaidi Hasibuan dalam bimbingannya mengatakan, warga disekitar Masjid Al Haq hari ini terhindar dari apa yang tidak di sukai Allah SWT karena telah memperhatikan anak yatim dan orang miskin. “Alhamdulillah warga disini sudah terhindar dari benci Allah karena telah memperhatikan anak yatim dan kaum dhuafa, apabila ada tetangga kita yang tidak mau memperhatikan anak yatim dan orang miskin, maka hal ini sangat dibenci Allah SWT, karena tergolong orangorang pendusta agama”, ujar walikota. Untuk itu, Pemerintah Kota Tebing Tinggi sangat mengucapkan terima kasih atas prakarsa yang dilaksanakan kenaziran Mesjid Al Haq pada hari itu, “Kalaulah semua mesjid yang ada di kota ini melaksanakan seperti ini maka tidak akan sia-sia anak yatim dis-
SINERGI AGUSTUS 2013
ekitar kita, dan yang terpenting lagi sebelum datang lebaran Idul Fitri 1 Syawal 1434 Hijriyah, laksanakanlah zakat fitrah, karena jika tidak dibayar maka akan tergantung segala pahala ibadahnya”, pesan Umar Hasibuan. Menurut Umar Zunaidi Hasibuan, 10 hari terakhir di Bulan Ramadhan sangat baik sekali bila diisi dengan ibadah seperti tadarus Al Qur’an dan sholat tahajjud karena pada malam 27 adalah puncak dari bulan Ramadhan, “Alhamdulillah kita di Kota Tebing Tinggi di berikan Allah keamanan dan kenyamanan dalam melaksanakan ibadah puasa dan lainnya, jangan memikirkan keuntungan dalam beribadah, menjelang bulan Syawal ini segera keluarkan zakat fitrah,” pesan Walikota.** (Juanda)
29
PEMKO KITA
Indonesia Merdeka
ESA HILANG DUA TERBILANG
SIDAK POS PAM “Walikota Tebing Tinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan didampingi Kapolres Tebing Tinggi AKBP Andi Rian Djajadi saat melakukan kunjungan ke Pos Pam Simpang Beo Jalan KL Yos Sudarso Kota Tebing Tinggi, Selasa (6/8)”.
Walikota Tebing Tinggi Tinjau Pospam Lebaran * Pemudik Motor Dihimbau Jangan Melebihi Kapasitas Walikota Tebing Tinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM menghimbau para pemudik yang menggunakan sepeda motor yang melakukan perjalanan jauh agar jangan melebihi kapasitas yang telah ditentukan karena bisa menyebabkan timbulnya bahaya kecelakaan lalulintas. “Kita berharap pemudik sepeda motor yang membawa keluarga hendaknya jangan memaksakan diri membawa semua penumpang melebihi kapasitas, hendaklah sebahagian dinaikkan pada kenderaan bus”, imbuh H Umar Zunaidi Hasibuan didampingi Kapolres Tebing Tinggi AKBP Andi Rian Djayadi saat meninjau Pos Pengamanan (Pospam) Simpang Beo Jalan KL Yosudarso Kota Tebing Tinggi, Selasa (6/8). Para pemudik yang melakukan perjalanan jauh menggunakan sepeda motor dan mobil pribadi ataupun bus jika terasa letih hendaknya beristirahat sejenak ditempat-tempat yang telah disediakan seperti Pos-Pos Polisi, SPBU dan rumah makan di sepajang jalan. “Jangan dipaksa melakukan perjalanan, karena hal itu bisa menyebabkan kerugian besar
30
pada diri anda”, papar Umar Hasibuan. Menghindari kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium yang sempat terjadi kemarin, Senin (5/8) di Kota Tebing Tinggi, Walikota Tebing Tinggi juga meminta kepada pihak penyalur Pertamina untuk segera menambah pasokan terhadap SPBU yang telah habis, kemungkinan kehabisan stok premium itu disebabkan terkendalanya transport sarana angkutan. “Kita berharap pada lebaran nanti, stok BBM di wilayah Kota Tebing Tinggi jangan sempat kehabisan. Kita melintas pagi tadi, BBM seperti jenis premium masih ada di sejumlah SPBU di Kota Tebing Tinggi”, jelas Umar. Sementara Kapolres Tebing Tinggi AKBP Andi Rian Djajadi SIK mengatakan kepadatan arus mudik lebaran tahun ini diperkirakan pada H-2 Lebaran, disetiap pantaun Pos Pam yang ada belum menunjukan kepadatan berarti, dominasi kenderaan pemudik masih banyak mobil pribadi dan sepeda motor. “Belum ada lonjakan kepadatan arus lalulintas yang menyebabkan kemacetan diwilayah Polres Tebing Tinggi, sejauh
ini petugas kepolisian terus melakukan pemantaun, pengawasan dimana akan terjadi kemacetan lalulintas dan rawan kejahatan kriminalitas”, jelas Andi. Sedangkan untuk mengatasi kemacetan di wilayah jajaran Polres Serdang Bedagai (Sergai) di Kampung Pon dan Sei Rampah harus melintasi jalur alternatif via Dolok Masihul, Galang dan Lubuk Pakam, sejuah ini kondisi diwilayah jajaran Polres Tebing Tinggi masih terkendali serta relatif aman, “Kita mengucapkan terimah kasih kepada petugas yang berjaga setiap saat selama 24 jam di Pos Pam sepanjang jalan”, jelasnya. Dalam sidak Pos Pam tersebut, rombongan Walikota Tebing Tinggi Umar Zunaidi Hasibuan dan Kapolres Tebing Tinggi AKBP Andi Rian Djajadi mengunjungi empat pos pam yang ada di wilayah jajaran Polres Tebing Tinggi sembari menyerahkan bantuan paket minuman mineral, mie instan, roti kaleng dan makanan ringan.**. (Sulaiman)
SINERGI AGUSTUS 2013
PEMKO KITA
Indonesia Merdeka
ESA HILANG DUA TERBILANG
Makna Idul Fitri Kembali Suci Diri Makna Lebaran Idul Fitri yang merupakan kembalinya Umat Islam kepada fitrah (kesucian diri) hendaknya dijadikan sebuah momentum untuk mempererat dan memperkokoh tali persaudaraan, sehingga menjadi umat yang bersatu, karena pada dasarnya antara muslim satu dengan muslim yang lain itu saling bersaudara.
“Persatuan dan kesatuan merupakan factor terciptanya kondusifitas, rasa aman, damai dan tentram, yang sangat diperlukan untuk membangun kota dan masyarakat Tebing Tinggi kedepan”, pesannya.
Demikian sebagian pesan khutbah Idul Fitri yang disampaikan Prof Dr H Ramli Abdul Wahid MA melaluisiaran pers yang diterima wartawan, Senin (12/8), pada sholat Idul Fitri 1434 Hijriyah di Lapangan Merdeka Tebing Tinggi. Bertindak sebagai imam sholat Ied Al Ustad H Fadlansyah Purba S.PdI.
Sebelum sholat Ied dilaksanakan, Walikota Tebing Tinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM atas nama Pemerintah Kota Tebing Tinggi mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H, mohon maaf lahir dan bathin. “Mungkin disana-sini terdapat kekurangan dan tidak memuaskan hati masyarakat, saya atas nama Pemerintah Kota Tebing Tinggi, mohon maaf lahir dan bathin, yang kesemuanya itu karena keterbatasan”, ujarnya.
Disebutkan juga bahwa Umat Islam itu merupakan umat yang satu, maka kesatuan umat Islam seharusnya merupakan kesatuan yang utuh, kokoh dan kuat, sehingga tidak mudah dihancurkan oleh orang lain.
Lebih lanjut disampaikan Walikota, di hari lebaran Umat Islam telah memperoleh tiga kemenangan, yakni kemenangan spiritual, kemangan emosional dan kemenangan social. “Kemenangan spiritual karena kita
SINERGI AGUSTUS 2013
telah berhasil melaksanakan ibadah puasa selama bulan Ramadhan, kemenangan emosial karena telah berhasil mengalahkan hawa nafsu dan kemenangan social karena kita telah mengeluarkan zakat fitrah untuk saudara kita yang berhak menerimanya. Kemengan inilah yang menjadi modal kita kedepan, untuk sama-sama membangun Kota Tebing Tinggi agar lebih baik dan lebih maju”, kata Umar Hasibuan. Usai sholat Iedul Fitri, Walikota Tebing Tinggi melakukan open house di rumah dinas walikota di Jalan Sutomo Tebing Tinggi yang dihadiri puluhan tokoh agama dan tokoh masyarakat serta seluruh pimpinan SKPD di jajaran Pemko Tebing Tinggi.**. (Fadhli)
31
PEMKO KITA
Indonesia Merdeka ESA HILANG DUA TERBILANG
267 Warga Binaan Lapas Tebing Tinggi Dapat Remisi Lebaran Pelaksanaan sholat Ied 1434 Hijriyah di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas II B Pusara Pejuang Kota Tebing Tinggi, Kamis (8/8) lalu berlangsung aman dan tertib di ikuti oleh sebagian anggota keluarga narapidana. Pada moment itu, sebanyak 267 warga binaan mendapat remisi Lebaran Idul Fitri. Sholat Ied diikuti seluruh warga binaan beragama Islam, khatib yang sekaligus memimpin sholat Idul Fitri dalam pesan taushiyahnya menyampaikan, setelah satu bulan menjalani puasa, kini waktunya kemenangan menyambut Idul Fitri. Melalui Idul Fitri 1434 H, diminta seluruh warga binaan harus meninggalkan perbuatan yang buruk dan meyongsong
32
yang baik. “Idul Fitri merupakan moment yang baik untuk saling memaafkan, meninggalkan perbuatan buruk dan memulai melakukan perbuatan yang baik sebagaimana dikehendaki Allah”, tegasnya. Kalapas Tebing Tinggi Budi Argap Situngkir SH MH dalam siaran persnya kepada wartawan, Senin (12/8) menyebutkan, dari 799 warga binaan Lapas Tebing Tinggi yang diusulkan mendapat remisi khusus Idul Fitri 425 orang dan pidana khusus 158 orang (SK belum turun) serta pidana umum 267 orang (SK sudah turun). Dengan demikian RK I ada 262 orang dan RK II sebanyak 5 orang, jelasnya.
Suasana Idul Fitri di Lapas Tebing Tinggi begitu mengharukan, tidak sedikit keluarga warga binaan yang berkunjung meneteskan air mata karena merasa anggota keluarganya harus merayakan Idul Fitri di Lapas bersama warga binaan lainnya. Ratusun orang anggota keluarga narapidana terpaksa antri untuk bisa masuk mengunjungi menjeguk anggota keluarganya.**. (Juanda)
SINERGI AGUSTUS 2013
PEMKO KITA
Indonesia Merdeka
ESA HILANG DUA TERBILANG
SIDAK “Walikota Tebing Tinggi Ir Umar Zunaidi Hasibuan langsung melakukan pemeriksaan absen para PNS ketika usai memimpin upacara bendera di Dinas PU jalan Gunung Lauser, Senin (12/8)”
Tingkat Kehadiran PNS Pemko T.Tinggi 97 Persen Hasil inspeksi mendadak (sidak) usai
libur lebaran Idul Fitri 1434 Hijriyah yang Walikota Tebing Tinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan ke Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemko Tebing Tinggi, Senin (12/8), tingkat kehadiran PNS dikota itu 97 persen.
kan agar para pegawai tetap menganggap bahwa kantor tersebut adalah bagian dari dirinya. “Jadikan kantor anda seperti rumah anda sendiri,” bilang Umar Zunaidi dihadapan para PNS dari setiap SKPD yang ada.
Sebelumnya walikota Umar Zunaidi Hasibuan memimpin upacara bendera di halaman Kantor Dinas Pekerjaan Umum (PU) di Jalan Gunung Lauser Kota Tebing Tinggi sekalian melakukan pemeriksaan daftar absen kehadiran Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lokasi perkantoran Pemerintah Kota Tebing Tinggi B7 di kota itu.
Sempat ada pengakuan kecewa Umar Zunaidi Hasibuan melihat tingkat kehadiran PNS di jajaran Pemko Tebing Tinggi, terhitung 97 persen tingkat kehadiran, memiliki izin sebanyak 2 persen dan tanpa keterangan sebanyak 1 persen. “Saya kecewa melihat PNS yang tidak hadir di hari pertama masuk kerja. Kepada PNS tidak disiplin supaya diberikan teguran secara tertulis ataupun sanksi keras,” tegas Umar.
Walikota Tebing Tinggi meminta kepada seluruh SKPD terkait untuk melakukan penjagaan kantornya masing-masing yaitu dengan menggalakan sistem jaga piket bergantian siang dan malam, hal itu dilaku-
Selain itu, Walikota juga meminta kepada setiap kantor-kantor harus memasang CCTV, karena dengan adanya itu, kondisi keamanan kantor lebih terjamin. Kepada
SINERGI AGUSTUS 2013
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tebing Tinggi, Umar Zunaidi meminta agar menurunkan anggotanya untuk membersihkan sampah-sampah di seluruh wilayah Kota Tebing Tinggi. “Saya perintahkan kepada Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kota Tebing Tinggi agar memberikan disiplin keras kepada PNS yang membandel”, tegasnya. Terpisah, Sekdako Tebing Tinggi Johan Samose Harahap bersama tim juga melakukan sidak di empat kantor yang ada, seperti di Dinas Pendidikan Kota Tebing Tinggi, Kantor Bapedda, Kantor Perpustakaan dan Kantor Camat Kota Tebing Tinggi. Sidak yang dilakukan di kantor-kantor palayanan umum dan SKPD sebanyak lima tim.**. (Dian)
33
LENSA PEMKO
Indonesia Merdeka
PENGUKUHAN PASKIBRAKA
34
SINERGI AGUSTUS 2013
LENSA PEMKO
Indonesia Merdeka
RAPAT PARIPURNA ISTIMEWA DPRD DALAM RANGKA MENDENGARKAN PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN RI PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI 16 AGUSTUS 2013
SINERGI AGUSTUS 2013
35
Indonesia Merdeka
LENSA PEMKO RAMAH TAMAH DENGAN PARA PEJUANG
36
SINERGI AGUSTUS 2013
LENSA PEMKO
Indonesia Merdeka
UPACARA HUT KEMERDEKAAN RI KE-68 TAHUN 2013
PENURUNAN BENDERA
SINERGI AGUSTUS 2013
37
Indonesia Merdeka
LENSA PEMKO
PEMBERIAN REMISI KEPADA NARAPIDANA KOTA TEBING TINGGI PADA HUT KEMERDEKAAN RI KE 68 2013
38
SINERGI AGUSTUS 2013
LENSA PEMKO
Indonesia Merdeka
PELEPASAN PAWAI TAKBIR IDUL FITRI
SINERGI AGUSTUS 2013
39
LENSA PEMKO
Indonesia Merdeka
SIDAK DI MALAM IDUL FITRI
40
SINERGI AGUSTUS 2013
LENSA PEMKO
Indonesia Merdeka
SHALAT IDUL FITRI 1434 H DI LAPANGAN MERDEKA KOTA TEBING TINGGI
SINERGI AGUSTUS 2013
41
LENSA PEMKO
Indonesia Merdeka
OPEN HOUSE IDUL FITRI DI RUMAH DINAS WALIKOTA TEBING TINGGI
RENUNGAN SUCI
42
SINERGI AGUSTUS 2013
AGAMA
Indonesia Merdeka
ARAHAN “Walikota Tebing Tinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM memberikan arahan dihadapan PNS sejajaran Pemerintah Kota dalam acara Halal Bi Halal yang sekaligus dirangkai dengan tepung tawar calon jemaah haji yang berasal dari
‘PNS Harus Bisa Jadi Solusi Permasalahan Bangsa’ Seminggu pasca Lebaran Idul Fitri 1434 H, Walikota Tebing Tinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan melakukan Halal Bi Halal dengan ratusan PNS di jajaran Pemerintah Kota, Rabu (13/8) di gedung Balai Pertemuan Kartini Jalan Imam Bonjol kota setempat. Acara Halal Bil Halal yang dirangkai dengan tepung tawar sejumlah calon haji dari kalangan PNS Pemko Tebing Tinggi itu turut dihadiri Wakil Walikota H Irham Taufik SH MAP, Sekdako H Johan Samose Harahap SH MSP, Ketua DPRD H Syahrial Malik, Ketua MUI Drs H Ahmad Dalil Harahap, Ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPJI) Kota Tebing Tinggi serta menghadirkan Al Ustadz Drs Zulki-
fli Simatupang M.Pd dari Unimed Medan. Walikota Umar Zunaidi Hasibuan mengajak seluruh keluarga besar PNS Kota Tebing Tinggi untuk selalu menjadi bagian dari solusi terhadap berbagai masalah bangsa. Karena saat ini, bangsa Indoseia tengah menghadapi aneka rupa masalah sosial yang begitu berat. Maraknya kekerasan massa yang terjadi dalam bebarapa waktu terakhir melanda negeri ini, kata Umar Zunaidi, disebabkan factor-faktor yang sangat kompleks seperti kesulitan hidup sehari-hari karena tekanan kemiskina, lemahnya penegakan hukum serta lemahnya keteladan dari elitelit-elit poltik. ”Kesempatan yang baik ini,
SINERGI AGUSTUS 2013
saya mengajak pada diri saya sendiri dan seluruh keluarga besar PNS Kota Tebing Tinggi untuk melakukan intropeksi diri terkait peran-peran yang bisa kita lakukan untuk menjadi solusi atas berbagai permasalahan bangsa ini”, imbuh walikota. Sementara Al Ustadz Drs Zulkifli Simatupang dalam tausiyahnya memaparkan seputar loyalitas PNS terhadap atasan dan tingkat emosional yang berlebihan dapat merusak enzyme dalam otak dan menurunnya tingkat IQ sehingga merugikan orang itu sendiri.**. (Juanda)
43
SASTRA
Indonesia Merdeka
GADIS BERKERUDUNG MERAH Oleh : Sri Utami
Awalnya aku merasa keberatan ketika Mama memindahkan sekolahku ke Kampung. Aku harus kehilangan banyak teman dan kehidupan yang penuh hiruk pikuk di tengah-tengah Kota Medan. Namun apa boleh buat, dengan beberapa alasan yang tidak bisa ku sangkal lagi, akhirnya aku harus nurut untuk melanjutkan sekolah di Pesantren dekat rumah eyang. Seminggu disini aku mulai merasa jenuh, meskipun aku sudah memiliki banyak teman namun hidupku terasa sangat terbatas, terkurung dalam pesantren dan kehidupan di dalamnya yang tak pernah aku kenali sebelumnya. Apalagi pesantren menuntutku untuk berbicara dalam bahasa Arab yang kurasa begitu kelu di ujung lidahku. Tapi Farhan, selalu bisa membujukku untuk tetap berada di sini. *** Sore itu, selepas Ashar aku dan Farhan sengaja cabut mengaji. Aku mempengaruhi Farhan untuk menemaniku makan di kantin. Mau tidak mau, demi rasa setia kawan Farhan rela menanggung hukuman yang akan kami terima dari Ustadz Rahman nanti. Padahal tidak tanggungtanggung, kepala kami akan di botak jika kami ketahuan. Ketika sedang menikmati semangkuk indomie, tiba-tiba saja beberapa santri perempuan lewat,mereka berjalan menuju rerumputan yang terbentang tidak jauh dari kantin dan duduk melingkar disana. Perhatianku tiba-tiba saja tertuju pada seorang gadis berkerudung merah tua, kedua bola mataku terus saja memperhatikan gerak-geriknya seakan tak ingin melepaskannya dari pandanganku. Mereka berlatih memukul rebana sambil menyanyikan lagu-lagu Islami. Sesekali mereka tertawa ketika ada yang melakukan kesalahan. Tiba-tiba saja gadis itu menatap ke arahku sambil tersenyum. Manis sekali. Membuatku semakin tak ingin berpaling untuk memandang wajahnya. Suaranya yang merdu membuatku ikut menikmati lagu yang Ia lantunkan, Ia memandangku dan tersenyum sekali lagi, kali ini cukup membuatku jadi salah tingkah. Diam-diam ternyata Farhan juga sedang mengamati seseorang. Aku memukul wajahnya, Ia tertawa dan kami segera meninggalkan kantin itu. *** Zahra. Begitu teman-temannya memanggil. Ya, akhirnya aku tahu bahwa gadis itu bernama Zahra yang kurasa diam-diam telah mencuri hatiku. Di sisi lain, sepertinya telah tumbuh pula benih-benih cinta antara Farhan dan Ipah. Sejak hari itu, kuperhatikan wajah Farhan jadi lebih berseri, Ia juga lebih bersemangat ketika belajar dan tentu
44
lebih bersemangat lagi ketika kuajak makan indomie di kantin. *** “ Lis, temani aku yuk !” tiba-tiba Farhan menarik tanganku kuat. “ Mau kemana sih? Buru-buru amat! “ tanyaku protes. “ Ayo,ikut aja...!” katanya sambil menarik tanganku. Ia membawaku ke belakang asrama, menyusuri jalan setapak di bawah pohon-pohon rambung yang semak. Beberapa menit kemudian kami pun sampai di persimpangan jalan. “ Untuk apa kau bawa aku kesini ?” tanyaku penasaran tapi Farhan diam saja, Ia tampak sedang sibuk mengamati jalan menuju Pesantren, lalu tak lama kemudian Ia pun tersenyum. “ Lihat! Target kita sudah datang! “ bisiknya pelan. Akupun menoleh, rupanya di ujung jalan terlihat Zahra dan Ipah berjalan menuju ke arah Kami. “ Dasar buaya! “ gumamku pelan, “ tapi kamu juga suka kan ?“ sahutnya dan aku pun hanya membalas dengan senyum. “ Ila aina Ipah ?” sapa Farhan mantap. “ Ngapain kalian disini?” sahut Ipah malah balik nanya. “ Enggak, kami Cuma mau ke pekan, mau membeli sesuatu , kalau Ipah mau kemana ?” tanya Farhan lagi namun Ipah hanya tersenyum, mereka terus berjalan tanpa menghiraukan kami. Sementara Zahra sedikitpun tidak mau mengangkat kepalanya, Ia terus menunduk padahal aku tahu kalau Ia juga tersenyum. “ Ayo!” farhan menarik tanganku, Ia terus membuntuti Ipah dan meninggalkan aku, entah apa yang Ia katakan pada Ipah, yang jelas Zahra tampak memperlambat langkahnya. Mungkin Ia tahu kalau Farhan mau mendekati Ipah. “ Mungkin ini yang namanya kesempatan yang tak terduga “ pikirku nakal, aku pun segera menyusun strategi untuk mendekati Zahra. “ hai Zahra !” sapaku memberanikan diri. “ Waalaikum salam !” jawabnya membuatku jadi malu dan serba salah, namun naluriku sebagai lelaki jadi semakin tertantang untuk menggodanya. Entah mengapa, aku jadi agak kikuk berdekatan dengannya, padahal di sekolahku dulu aku dicap sebagai playboy sejak kelas satu SMP. “ tatap matamu membuatku takut, tolong jangan menatapku seperti itu! “ katanya menyadarkan aku bahwa dari tadi mataku memang tak lepas dari wajahnya. “ Maaf, kamu cantik sih !” bisikku mulai melancarkan jurus-jurus lelaki jatuh cinta. Namun Zahra diam saja, tak ada ekspresi apapun yang terlihat di wajahnya, padahal
biasanya cewek-cewek sudah cukup Ge-er kalau kubilang cantik, memang Zahra sangat berbeda dari kebanyakan gadis yang aku kenal, dan itu yang membuatku mengaguminya. Sepanjang perjalanan akhirnya aku dan Zahra sama-sama diam, sementara di depan sana kulihat Farhan sudah terlihat akrab dengan Ipah dan itu membuatku merasa iri. Kulirik Zahra diam-diam, Ia masih tetap berjalan sambil menunduk dan tetap menjaga jaraknya denganku. Farhan bilang gadis ini selalu menunduk untuk menjaga pandangannya. Aku baru tahu bahwa di zaman ini masih ada gadis seperti itu padahal di Kota, jangankan menjaga pandangannya gadis-gadis bahkan sudah tak sungkan untuk memperlihatkan auratnya. “ sungguh beruntungnya aku, jika aku bisa memiliki gadis seperti Zahra ini “ batinku sambil meliriknya lagi. “ Kamu mau beli apa di pekan “ tanyaku memberanikan diri. “ Cuma mau cari buku “ jawabnya singkat. “ bolehkan aku temani ? hm...aku,aku juga mau beli buku “ ujarku, dan kulihat Ia tersenyum sambil memalingkan wajahnya sehingga aku tak bisa melihat senyumnya dengan jelas. Akhirnya kamipun sampai dipekan, Zahra memilih-milih buku Islami. Iseng-iseng aku juga membeli buku untuk menutupi kebohonganku tadi. Buku yang kubeli berjudul ‘kado cinta untuk isteri’,entah mengapa aku memilih buku itu padahal ada banyak buku yang lebih menarik. “ memangnya kamu sudah punya istri ?” tanya Zahra terdengar seperti sedang meledekku. “ sekarang sih belum, tapi calon istriku kan sudah ada disampingku sekarang !” jawabku membuatnya tertawa. Ia langsung membalikkan badannya dan meninggalkan aku. “ kamu mau beli apa lagi ? tanyanya kemudian. “ jilbab!” aku menjawab sekenaku. “ kamukan laki-laki !” “ aku ingin membelikannya untuk seseorang “, jawabku, tanpa curiga Ia pun membawaku ke penjual jilbab. Aku bingung mau beli jilbab seperti apa,aku diam saja ketika penjual jilbab itu bertanya padaku. Akhirnya Zahra yang memilihkan jilbab itu, modelnya memang cantik tapi aku lebih tertarik untuk membeli yang berwarna merah tua. Seperti yang Zahra pakai saat aku melihatnya pertama kali. ***
SINERGI AGUSTUS 2013
SASTRA
Indonesia Merdeka
Diperjalanan pulang, Farhan dan Ipah justru tampak memperlambat jalannya. Aku jadi makin serba salah, entah apa yang harus aku katakan agar Zahra mau bercerita tentang sesuatu padaku. “ Zahra, boleh aku bertanya sesuatu padamu ?”, tanyaku mengawali percakapan kami di jalan pulang, tapi Zahra diam saja, namun aku tak putus asa untuk tetap bertanya. “ Aku hanya ingin tahu, mengapa kamu selalu menunduk, apalagi jika berbicara padaku? ” lanjutku. “ Kamu akan tahu setelah kamu baca buku yang kamu beli tadi !” jawabnya singkat. “ Apa?” tanyaku tak mengerti. “ Iya, dalam buku itu ada kalimat yang berbunyi seperti ini : wanita diptakan dari tulang rusuk pria, bukan dari kepala untuk jadi atasannya, bukan pula dari kaki untuk jadi alasnya. Ia disamping untuk jadi pendamping, Ia berada dihati untuk dicintai, Ia berada di jiwa untuk dihormati dan Ia berada di mata untuk jadi pelipur lara.” Katanya membuatku tercengang. “ apakah kamu tahu kalau zina itu ada macamnya? Ada zina mata, zina hati dan zina pikiran?semua hal yang baik ataupun yang buruk kebanyakan berawal dari pandangan kita, apalagi anak-anak muda sekarang, awalnya sih saling pandang, trus senyum, habis itu kenalan, lalu janjian dan akhirnya...ya mungkin bisa baik tapi tidak menutup pula untuk kemungkinan yang buruk kan?, menjaga pandangan itu perintah Allah, kalau kamu nanti ngaji sore coba lihat Surah An-Nur ayat tiga puluh. Oh ya, kamu tau nggak kenapa Allah memberi kita dua mata, dua telinga tapi mulut dan hidung hanya satu ?” tanyanya padaku, aku hanya menggeleng karena tidak tahu. “ hmmm... mungkin kalau Allah memberi kita dua mulut, Ia harus menciptakan dua lubang anus pula untuk kita, jadi bisa sesuai antara pemasukan dengan pengeluaran...” jawabku kemudian. Ia tertawa mendengar jawabanku. “ Benar juga yang kamu bilang, tapi secara filosofis Allah itu memberi kita dua mata,dua telinga dan satu mulut agar kita dalam kehidupan ini bisa lebih bijaksana dalam melakukan sesuatu, untuk mengambil keputusan juga demikian harus dua kali dilihat, dua kali didengar lalu satu kali diucapkan. Jadi ucapan kita memang benar-benar sudah kita telaah terlebih dahulu, karena kata Rasul lidah itu lebih tajam dari pedang, jadi kita memang harus berhati-hati menjaga lisan kita. Lalu apa kamu tau, Mengapa Allah memberi kita hanya satu hidung saja?” tanyanya lagi, aku pun menggeleng cepat. “ ya kalau hidung kamu dua bisa-bisa aku nggak kebagian oksigen...” jawabnya dan kami pun sama-sama tertawa. Rupanya
Zahra enak juga di ajak bicara. Banyak pelajaran yang bisa ku ambil darinya. Dan tak terasa kami harus berpisah, Zahra dan Ipah masuk dari pintu depan sedangkan aku dan Farhan harus mengendap-endap lagi melalui kebun rambung yang semak karena pergi tanpa izin. *** Setelah hari itu, aku jadi semakin terpikir pada Zahra, dan aku semakin pula mengaguminya. Tidak hanya pada ayu wajahnya tapi juga pada kehalusan budi pekerti dan keluasan ilmunya. Aku bahkan merasa kerdil dihadapannya. “ dia terkurung di tengah-tengah pesantren yang kecil ini tapi bisa melihat dunia ini lebih luas dan bisa memaknai kehidupannya menjadi lebih berarti, sedangkan aku yang selama ini hidup bebas dan sudah mengelilingi separuh dari negeri ini hanya seperti sampah yang di bawa ombak kesana-kemari tanpa mendapatkan makna apapun dibalik semua itu“ batinku tak habis pikir. Sejak hari itu, aku memutuskan untuk benar-benar menimba ilmu di pesantren ini. Aku mulai mempelajari bahasa arab, aku juga mulai rajin membaca buku dan mulai menghafal ayat-ayat Qur’an. Zahra bersedia membimbingku melakukan itu semua dengan menjadi guru private gelapku. Ya, melalui surat-surat kaleng yang kami kirimkan secara sembunyi-sembunyi. Melalui surat-surat itu, kami juga saling bertukar informasi dan berdikusi. Ini semua sangat menyenangkan bagiku, sayangnya di tahun 2013 lalu kami harus berpisah. Kami lulus 100% di Ujian Nasional tahun ini, dan harus mengejar impian kami masing-masing. Tidak ada yang lebih berat bagiku, selain berpisah dengan Zahra. Tepat pada hari Jum’at, tanggal 31 Mei 2013 ,Aku, Zahra, Farhan dan Ipah berkumpul di rumah eyang untuk merayakan perpisahan ini, perpisahan yang telah kurencanakan jauh-jauh hari sebelumnya. Karena aku berencana untuk menyatakan perasaanku pada Zahra hari ini. Dan akupun segera melancarkan jurus menyatakan perasaan, di hadapan Farhan dan Ipah. “ Zahra boleh aku berkata sesuatu padamu ?” kataku membuat mereka bertiga tercengang, suasana pagi itu seketika jadi hening. “ sebenarnya, selama ini aku telah memendam perasaanku padamu. Hidupku benar-benar berarti sejak aku mengenalmu. Sungguh, aku tak ingin berpisah denganmu. Aku mencintaimu melebihi diriku sendiri. Apakah kau mau menerima cintaku ?” lanjutku dengan sungguh-sungguh. Aku, Farhan dan Ipah sangat penasaran dengan jawaban yang akan dikatakan Zahra. Jantungku berdebar sangat kencang seakan ingin melompat dari dadaku, aliran
SINERGI AGUSTUS 2013
darahku juga terasa berdesir begitu hebat, mengalir di setiap pembuluh darahku. “ Lis, apakah kau tahu bahwa sesungguhnya di dalam agama kita pacaran yang halal hanyalah pacaran setelah menikah? Aku hanya manusia yang dho’if karena itu aku sangat berhati-hati dengan ucapan dan tindakanku, aku tidak ingin menghalalkan yang haram atau sebaliknya. Lis, ada pepatah yang mengatakan takkan lari gunung dikejar, begitupun dengan jodoh. Kalau jodoh, takkan kemana. Kejarlah impianmu setinggi mungkin, carilah ilmu yang lebih luas di luar tembok-tembok pesantren yang mengurung kita selama ini agar kelak kau punya cukup bekal untuk menjadi imam bagi keluargamu. Kau harus lebih banyak belajar lagi. Aku ingin kau mencintaiku karena Allah dan bukan mencintai Allah karena aku. Aku ingin duduk di bangku annimru tsalis di hatimu, setelah Allah dan Rasul. Karena Rasul bersabda dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari-Muslim : ada tiga hal, siapa yang ada dalam ketiganya itu, niscaya ia akan merasakan manisnya iman,yakni (1) orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi selain keduanya,(2) orang yang mencintai manusia karena Allah semata-mata dan (3) orang yang tidak suka kembali kafir sesudah diselamatkan Allah dari kekafiran, sebagaimana bencinya terhadap dilemparkan ke dalam api neraka. Jangan sia-siakan kehidupan yang hanya sekali dan waktu yang tak mungkin kembali dengan cinta yang masih dibarengi oleh nafsu. Jika kau sanggup untuk mencintaiku karena Allah, aku akan menunggumu di pesantren kita Lis “. Sahutnya lembut dan penuh makna, tak terasa air mataku mengalir deras membanjiri pipiku. “ Subhanallah ! Ya Allah begitu beruntungnya aku ini yang memiliki kesempatan untuk menjadi pemilik hati seorang gadis seperti Zahra...” bisikku lirih. Dalam hatiku aku berjanji, suatu saat aku akan menemuinya lagi di pesantren kami setelah aku berhasil memenuhi ucapannya itu. Aku bertekad untuk bisa menjadi imam seperti yang Ia harapkan. Untuk bisa lebih mencintai Allah dan Rasul dan mendudukkankannya di bangku cinta yang ketiga di dalam hatiku, dan untuk bisa menggapainya menjadi pendamping hidupku, selamanya...
45
O P I N I
Indonesia Merdeka
UMAT ISLAM MEMPERINGATI HARI KEMERDEKAAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KE 68 EDY TRIANTO S.Pd.I Penulis adalah guru PAI SDN 167644 Kel Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi
Salah satu di antara kesekian nikmat Allah yang harus di syukuri ialah nikmat yang berupa kemerdekaan Negara kita yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Memang kemerdekaan Negara yang di proklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah merupakan anugerah Allah yang telah di limpahkan kepada seluruh rakyat bangsa Indonesia yang telah berjuangsekian lamanya mengusir penjajah yang menggenggam bangsa dan Negara selama kurang lebih360 tahun. Mereka berkeinginan menguasai negeri ini untuk selamanya, karena terdorong keadaan negeri ibu pertiwi ini yang sangat subur tanahnya, kaya akan tambang dan sebagainya. Ratusan tahun bangsa Indonesia telah berusaha melepaskan diri dari cengkraman kaum penjajah melalui perjuangan yang gigih sekali, tidak mengenal waktu dan tidak pula mengenal menyerah. Segala yang dimiliki oleh rakyat pada waktu itu di korbankan untuk kepentingan perjuangan untuk mencapai kemerdekaan Negeri ini, baik tenaga, fikiran , dan harta bendanya, bahkan sampai jiwapun di serahkan bulat – bulat secara sukarela. Rakyat pada waktu tidak mengenal takut peluru dan metraliur serta bom – bom yang berdentuman di hadapan mereka demi kemerdekaan bangsa dan Negara yang tercinta. Tidak sedikitpun , bahkan puluhan juta rakyat gugur dan bercucuran darahnya di tengah medan revolusi kemerdekaan. Adalah suatu kenyataan sejarah, bahwa di antara kesetiaan rakyat yang berjuang dan yang telah gugur dalam medan pertempuran untuk memperoleh kemerdekaan tanah air kita, ini adalah termasuk didalamnya sebagian besar umat Islam yang langsung di pimpin oleh para Ulama kita. Itulah sebabnya ribuan Ulama telah mati atau gugur di medan perang pada zaman revolusi kemerdekaan itu.Kesungguhan Umat Islam yang begitu besar adalah di dorong oleh rasa tanggung jawab dan kecintaan yang membaraterhadap tanah airnya yang tidak terlepaskan dari ajaran Agama yang sangat mendasar sekali, sebagai mana Sabda Nabi “ Cinta kepada Negara adalah termasuk bagian daripada Iman “. Umat Isalm yang di pimpin oleh para Ulama bersama – sama seluruh rakyat, patriot bangsa membantu langsung kepada tentara keamanan rakyat. Maju terus pantang mundur, berjuang melawan para penjajah, meskipun rakyat Indonesia pada waktu itu hanya memakai sen-
46
jata bambu runcing, tidak gentar dan tidak takut sama sekali menghadapi peluru – peluru dan mortir – mortir tentara Belanda yang bertaburan di tengah – tengah mereka. Hal ini di karenakan adanya jiwa besar dan keinginan luhur serta tekad yang bulat sehingga keluarlah dari lubuk hati mereka suatu keyakinan, bahwa dari pada mundur hancur lebih baik mati suci, oleh sebab itu mereka berkeyakinan kuat bahwa pada saatnya perjuangan suci inipasti berhasil gemilang. Alhamdulillah telah tiba saatnya , yaitu pada tanggal 17 Agustus 1945 berkat Rahmat Allah Yng Maha Kuasa dn dengan di dorong oleh keinginan yang luhur, bangsa Indonesia telah di hantarkan sampai ke pintu gerbang kemerdekaan dari tangan kaum penjajah dengan segala pengorbanannya. Mari kita syukuri kemerdekaan tersebut, karena hal itu jelas merupakan nikmat yang besar sekali setelah kita terima dari Allah SWTlantaran keikhlasan bangsa Indonesia didalam membela kedaulatan rakyatnya melalui proses yang berat sekali. Kita besyukur, sekarang negeri yang tercinta ini telah merdeka dan berdaulat penuh, seluruh rakyat menjadi gembira dan bahagia, karena telah bebas dari cengkraman kaum penjajah yang terus menerus menginjak – injak martabat dan hak asasi bangsa Indonesia pada waktu itu. Demikianlah betapa besar rasa kenikmatan itu sama –sama kita rasakan. Rasa syukur kita tidak hanya di ucapkan begitu saja melalui bibir, akan tetapi lebih dari pada itu bangsa Indonesia di tuntut harus dapat mengisi kemerdekaan itu, terutama bagi generasi penerus bangsa dengan bentuk pengabdian yang nyata terhadap rakyat dan bangsa untuk mencapai cita – cita kemerdkaan tanggal 17 Agustus 1945. Kita sebagai rakyat atau warga Negara Indonesia sama – sama maklum, bahwa pada saat sekarang ini bangsa Indonesia sedang giat – giatnya membangun untuk mencapai kesejahteraan rakyat yang lestari.Karena itulah maka dalam kesempatan kita memperingati kemerdekaan Negara pada tahun ini, kita harus dapat lebih giat didalam ikut sertacterlibat kegiatan – kegiatan pembangunan terutama bagi umat islam yang merupakan mayoritas di Kota Tebing Tinggi. Kita jangan sampai ketinggalan atau malahan bergoyang dagu, menjadi penonton , tetapi kita harus
berani ambil bagian dalam pembangunan ini. Apalagi program pembangunan yang di canangkan oleh pemerintah kota Tebing Tebing Tinggi telah sampai pada programnya. Kemerdekaan yang telah kita capai itu akan sia – sia manakala kita tidak dapat mengisi hasil kemerdekaan itu dengan giat pembangunan. Kita bantu masyarakat didalam meningkatkan kehidupan social yang lebih baik melalui pemberian pelayanan yang dapat mensejahterakan mereka. Kita harus dapat berbuat nyata di tengah – tengah mereka sehingga mereka dapat terdorong pula untuk dapat ikut serta membangun yang di mulai dari dirinya sendiri, baik morl maupun materil, samapi kepada sekitar lingkungannya. Sungguh Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum atau bangsa, apabila bangsa itu tidak mau merubah dirinya sendiri, sebagaimana di jelaskan dalam Al qur’an surah Arra’du ayat 12 yang artinya : “ Sesungguhnya Allah tidak akan merobah nasib suatu kaum, sehingga mereka merobanya sendiri”. Ayat ini menunjukkan kepada diri kita masing – masing untuk bekerja keras membetulkan diri, bekerja keras untuk membangun dan merobah nasib kita menuju keadaan yang lebih baik, dari keadan yang tertinggal menjadi maju dan seterusnya baik yang bersifat moril maupun materil, jasmani rohani atau dunia dan akhirat. Karena itulah mari kita isi kemerdekaan itu dengan gerak dan peningkatan kerja kita terutama dalam massa pelita tahun ini untuk lebih giat membangun Kota Tebing Tinggi ini yang termasuk didalamnya sebagian besar justru umat islam sendiri, guna tercipta tujuan pembangunan itu sendiri yakni membentuk manusia yang utuh, sejahtera lahir batin aman dan sentosa secara merata dan lestari berdasarkan Pancasila atas ridho Allah SWT. Sehingga kota tebing Tinggi yang sama – sama kita cintai ini menjadi kota yang makmur, sejahtera dan senantiasa berada dalam pengampunan Allah SWT. Mari kita berdo’a kepada Allah mudah mudahan kita di berikan kesehatan kekuatan lahir dan batin dan ridho-Nya dapat melaksanakan pengabdian kepada agama, nusa dan bangsa terutama didalam mengisi kemerdekaan dengan pembangunan sehingga tercapailah segala yang menjadi cita – cita proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.
SINERGI AGUSTUS 2013
R AGA M / P LU R A L I S
Indonesia Merdeka
Maninjau, Negeri Para Inspirator Dan Pembaharu
Museum Hamka Di Sungai Batang, Tempat Koleksi Ulama Itu Dikumpulkan. “Saya sangat terkesan dengan negeri kelahiran saya. Saya sudah sering keliling dunia, tapi rasanya tidak ada pemandangan seindah Maninjau. Desa itu pun mempunyai arti penting bagi hidup saya. Begitu indahnya seakan-akan mengundang kita untuk melihat alam yang ada dibalik pemandangan itu.” (Kenang-kenangan 70 Tahun Buya Hamka). Inilah pernyataan seorang putera asli kelahiran Sungai Batang. Negeri di tepian danau Maninjau di Kec. Tanjung Raya, Kabupaten, Agam, Sumatera Barat. Salah satu kaldera gunung purba pulau Sumatera di masa lalu yang keindahan dan kesuburannya, telah menyumbangkan begitu banyak putera-putera terbaik bagi pembangunan negara ini, sejak dahulu hingga kini. Tercatat sejumlah nama para inspirator dan
pembaharu negara ini, lahir atau dibesarkan dari rahim nagari-nagari (sebutan desa atau kampung) di tepian danau Maninjau. Menyebut beberapa nama saja, misalnya DR.H.Karim Amarullah (pembaharu Islam Abad 19), Buya Hamka (ulama besar dan mantan Ketua MUI serta pahlawan nasional), Muhammad Nasir (mantan Perdana Menteri, Ketua Masyumi dan pendiri DDII), Isa Anshary (politisi muslim Masyumi). Ada pula Buya AR Sutan Mansur (Ketua dan Tokoh Muhammadiyah), Muhammad Nazir (Laksamana TNI AL dan pendiri Akademi AL), Rasuna Said (tokoh pendidikan dan emansipasi wanita), R. St. Pamuntjak (diplomat ulung), Syafruddin Prawiranegara (mantan Perdana Menteri PDRI dan Menteri Keuangan), Marzuki Yatim (mantan Menteri), Kaharuddin
SINERGI AGUSTUS 2013
(mantan Gubernur Sumbar) serta Nur Sutan Iskandar (sastrawan). Atau yang terkini, misalnya mantan Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah, akademisi ITB Yasraf Amir Piliang dan novelis terkenal Ahmad Fuadi. Kesana lah aku dan keluarga mudiak (pulang kampung) untuk bertemu keluarga yang masih ada. Plus menikmati keindahan danau Maninjau serta merasakan berbagai sensasi tak terlupakan dari negeri itu, usai Idul Fithri 1434H lalu. Aku merekam kuat perjalanan itu dan menyajikannya kepada pembaca, sebagai bekal, jika nanti berkesempatan mengunjungi negeri nan elok itu.
47
Indonesia Merdeka
Menuju Maninjau
Dari Medan via jalan darat, saat sampai di kota Lubuk Sikaping, ibu kota Kabupaten Pasaman, ada dua lintasan yang bisa digunakan. Di hari biasa, Anda bisa menuju Maninjau via Bukittinggi, dengan lebih dulu melintasi Bonjol (kota khatulistiwa) serta Palupuh (kecamatan heroik di masa perjuangan kemerdekaan). Dari Bukittinggi menuju Padang, setibanya di Padang Luar, berbeloklah ke kanan menuju Matur. Dari Matur, Anda akan menemukan sensasi kelok 44 yang terkenal itu, sebelum tiba di nagari Maninjau. Namun, saat liburan (Idul Fithri, Idul Adha, dsb), jangan coba-coba melintasi jalur ini. Dipastikan akan terjebak dalam kemacatan parah. Melintaslah di jalan alternatif dari Lubuk Sikaping menuju Lubuk Basung (ibu kota Kab. Agam) via Padang Sawah. Meski jalan ini kecil, tapi cukup nyaman. Bahkan, jarak tempuh bisa dipersingkat hingga 40 km. Dari Lubuk Basung, kita akan langsung menuju Muko-muko di tepian danau Maninjau. Di pinggiran jalan kedua lintasan itu, kita akan disuguhi pemandangan indah berupa deretan perbukitan, persawahan, rumah bagonjong (rumah adat Minang) serta tabek (kolam) yang menyejukkan mata. Kami memilih lintasan kedua, menuju Maninjau, karena arah Bukittinggi kabarnya macat total. Muko-muko salah satu nagari di tepian danau Maninjau. Desa ini terkenal dengan PLTA (pembangkit listrik tenaga air) yang memasok listrik untuk Kab. Agam, Padang Pariaman hingga Padang. Di sini, Anda bisa memanjakan keluarga dengan water park yang berada di areal sungai mukomuko, pintu keluar air danau Maninjau. Dari nagari Muko-muko menuju nagari Maninjau, jarak tempuhnya sekira 30 menit. Diperjalanan Anda akan melintasi sejumlah nagari dengan hamparan sawah dibatasi perbukitan di sisi kiri. Di sisi kanan, terlihat lautan air tawar dengan keramba menjorok ke tengah danau. “Tak muak-muak mata melihat pemandangan ini,” kata Paktuo Muhammad Nur, 80, pedagang buah Tebing Tinggi yang lahir di nagari Galapung, yang ikut rombongan kami. Sebelum memasuki nagari Maninjau, kita akan melintasi kampungnya Bachtiar Chamsyah dan keluarga pengusaha asal Medan Muhammad Arbie (Garuda Hotel Group), bernama nagari Bayur. Kampung
48
R AGA M / P LU R A L I S ini relatif lebih maju dibanding nagarinagari lain selingkar dana Maninjau. Pusat ekonomi Bayur disebut dengan ‘Pakan Rabaa,’ yang pekanannya setiap hari rabu. Namun, geliat ekonomi di Bayur tidak hanya saat Pakan Rabaa, tapi sepanjang hari, karena ditempat ini juga, ada pusat transaksi hasil danau Maninjau, yakni ikan mujair. Ikan mujair, merupakan hasil ternak keramba yang terkenal dari danau Maninjau. Rata-rata panen dari usaha itu di selingkar danau, bisa mencapai 60 ton per hari, terang Menan, 65, warga pemilik keramba di Bayur. Ikan mujair danau Maninjau disukai, karena rasa dagingnya berbeda dengan mujair kolam. “Mujair sini tak bau lumpur, dan bersih” terang dia. Hasil keramba ini, memenuhi pasar ikan di berbagai kota besar, mulai dari Padang, Bukittinggi, Pekan Baru hingga ke Jambi dan Medan. “Kalau melihat mujair yang hitam pekat dan besar, itu asalnya dari sini,” ujar seorang peternak keramba. Di kampung ini juga, ada masjid Raya Bayur, masjid terbesar di Kec. Tanjung Raya yang mampu menampung 1.000 jemaah. “ Masjid ini dibangun parantau Bayur yang sukses,” ujar seorang pedagang di depan masjid itu. Ornamen masjid itu unik, karena ditata menggunakan model masjid-masjid Minang di masa lalu. Misalnya kubah masjid yang terlihat khas, berupa ornamen gabungan budaya Minang dan Islam. Kalau lasak sedikit, Anda bisa mengunjungi kediaman keluarga mantan Mensos RI Bachtiar Chamsyah. Lokasi kediamannya agak ke atas dari lintasan jalan Bayur. Rumah itu berada di tengah hamparan sawah yang masih didiami keluarga mantan politisi PPP itu. Kami melintasi sebuah kampung antara Maninjau dan Bayur,yang menjadi lokasi destinasi wisata. Di kampung Gasang ini, banyak ditemukan pemandian, hotel dan homestay untuk wisatawan. Selain cafe dan restoran serta lapak pedagang yang menjual aneka buah tangan dari hasil danau Maninjau. Misalnya, bada masiak (ikan asli danau Maninjau yang diasapi), rinyuak (sejenis ikan teri halus yang sering dijadikan peyek dan perencah gulai) atau ikan mujair asap. Ikan bada masiak, rinyuak dan mujair asap, dijual eceran. Cukup dengan mengeluarkan kocek Rp20 ribu Anda akan mendapatkan panganan itu sekira 500 gram. Ada juga peyek rinyuak yang khas menemani perjala-
nan, seharga Rp10 ribu/bungkus. Terdapat pula aneka makanan dan kuemue asli Minang di jual di tepian jalan. Jika musim durian (biasanya bulan Juli-Agustus), buahan beraroma sengit itu, sangat istimewa di kampung selingkar danau Maninjau, karena durian Maninjau menjadi salah satu buah terbaik di ranah Minang. Lima tahun lalu, ada tempat pemandian air panas di nagari Gasang. Sumber airnya berasal dari perut perbukitan. Tapi tempat itu, tidak terlihat lagi. Entah sudah hilang, akibat gempa beberapa tahun sesudahnya. Sesampai di Maninjau, aku langsung menuju kampung halaman orang tua di nagari Galapung. Besok aku bertekad menyusuri kembali nagari di sekeliling danau itu. Bagian II (Maninjau, Negeri Para Inspirator dan Pembaharu) Di nagari Maninjau (nama yang kemudian dilekatkan dengan nama danau), menjadi ibu kota Kec. Tanjung Raya. Kampung ini jadi pusat pemerintahan, sejak lama. Ada pasar yang menggeliatkan ekonomi di kecamatan itu. Terdapat juga hotel bintang III yang disediakan untuk kegiatan-kegiatan resmi, juga sekolah (SD, SMP, SMA, Ibtidaiyah, MTs, MA) tempat anak-anak di selingkaran danau Maninjau menuntut ilmu sebelum merantau ke seluruh penjuru dunia. Nagari itu merupakan titik masuk awal menuju ke selingkaran danau Maninjau jika kita masuk dari Bukittinggi. Kita harus menuruni atau mendaki kelok 44 yang berada di punggung perbukitan untuk masuk atau meninggalkan negeri itu. Dari kelokan 44 itu, kita bisa menikmati panorama dana Maninjau dari ketinggian sekira 300 meter dari permukaan air danau. Saat cuaca cerah, hanya ada decak kagum dari setiap bibir yang melihat danau bak kuali serta atap rumah dalam nagari-nagari ditepiannya dengan kasat mata. Warisan Yang Nelangsa Tak jelas sejak kapan nagari-nagari selingkar danau Maninjau pertama kali dihuni. Tapi dari berbagai keterangan dan fakta yang dihimpun, tanah ini sudah ditinggali sejak berabad-abad lalu. Amir Sjarifoeddin Tj. A, penulis buku ‘Minangkabau, Dari Dinasti Iskandar Zulkarnain Sampai Tuanku Imam Bonjol,’(2012), menyebutkan Maninjau menjadi salah satu bagian dari Luhak nan tigo, yakni Luhak Agam. Sehingga Maninjau termasuk dalam wilayah inti dari ranah Minangkabau.
SINERGI AGUSTUS 2013
R AGA M / P LU R A L I S
Indonesia Merdeka
Istana Kepenghuluan Sungai Batang Yang Kini Tak Terawat Dan Merana
Keesokan hari, dari nagari Galapung, aku langsung mendatangi nagari Buya Hamka. Ternyata, hingga kini, warisan kerajaan yang pernah berkuasa di Maninjau di masa lalu, masih bisa ditemukan di Sungai Batang. Aku sempat melihat istana lama serta kediaman datuk/wali nagari/penghulu nagari selingkar Maninjau, berada di nagari Sungai Batang Ateh. Istana itu terbuat dari kayu keras yang kokoh dan diperkirakan berusia lebih dari 2 Abad. Namun, bangunan itu terlihat kusam dan tidak terurus, didiami keluarga dari penghulu itu. Saat kusambangi, bangunan itu terkunci. Dari keterangan, keluarga itu lagi pergi ke luar daerah. Dari istana itu, hamparan danau Maninjau bisa dilihat sejauh mata memandang. Ke ramudiak (arah hilir) ada dua rumah gadang lain, yakni kediaman holf bestuur (asisten wedana) Sungai Batang yang kini masih ditinggali keturunannya. “Dulu kantornya masih ada, pas disamping rumah, tapi sudah rubuh,” ujar guide kami, yang mengaku pengurus Perpustakaan Buya Hamka. Dulu nagari Sungai Batang ramai, tambah mantan jurnalis yang minta namanya tak dimuat. Namun sesudah terjadi peristiwa pemberontakan PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik
Indonesia) 1958-1960, kampung itu berubah sunyi dan ditinggal warganya. Aku, sempat diajak melihat lokasi pertempuran antara TNI dengan tentara PRRI di sekitar Sungai Batang. Guide itu, menunjukkan padaku perbukitan yang jadi markas TNI serta diinformasikan pula sejumlah gua di lereng bukit yang jadi markas tentara PRRI. “Di sini pertempuran antara TNI dan PRRI sengit, bekas-bekasnya masih ada,” ujar dia. Saat berjalan, guide kami nyeletuk; “Jangan lihat Sungai Batang sekarang ini. Sebelum PRRI ramai. Tapi sekarang macam kota mati. Banyak rumah dan lahan yang ditinggal,” terang dia. Dicontohkannya kemasyhuran Sungai Batang, yakni keberadaan maktab ‘Ihya Ulumuddin’ yang didirikan DR. H. Karim Amarullah, tempat dimana Buya Hamka awalnya dikenalkan dengan ajaran Islam. Di masa lalu, dia mengisahkan, banyak santri dari manca negara, mulai Malaysia, Thailand hingga Filiphina bersekolah di maktab itu. Alasannya, maktab itu menjadi batu loncatan untuk bisa diterima di University Al Azhar Kairo, Mesir. Di masa Menteri Pendidikan Daoed Yoesoef, maktab itu berubah status menjadi madrasah tsanawiyah, sehingga kemasy-
SINERGI AGUSTUS 2013
hurannya hilang. “Ini salah satu cara pemerintah merusak sistem pendidikan Islam di sini,” ujar guide itu, dengan nada sinis. Tak hanya itu, aku juga mengunjungi sejumlah tempat yang menjadi warisan para inspirator dan pembaharu dari Maninjau. Di antaranya, rumah kediaman dan perpustakaan Buya Hamka, tempat kelahiran Nur Sutan Iskandar, tempat kelahiran Rasuna Said. Rumah tua dan surau (mushalla) DR.H. Abdul Karim Amarullah (ayah Buya Hamka), masjid Syekh Amarullah (buyut Buya Hamka) dan rumah Muhammad Nasir. Di perpustakaan Buya Hamka Sungai Batang, aku menyempatkan diri melihat sejumlah foto dokumentasi ulama yang terkenal hingga ke manca negara itu. Di rumah itu, masih bisa dilihat tempat tidur, kursi/meja dan tongkat Buya Hamka. Ada juga sejumlah foto dokumentasi ulama yang wafat pada 1980 itu. Juga dokumentasi foto sejumlah ulama pembaharu Islam (kaum muda) asal Minangkabau, misalnya Syekh Ahmad Khatib, Zainuddin El Labay, Syekh M. Jamil Jambek, Syekh M. Thahir Jalaluddin Al Azhary serta DR. H. Karim Amarullah.
49
Indonesia Merdeka
R AGA M / P LU R A L I S Panorama Danau Maninjau Dari Kelok 21 Yang Mempesona
Penjaga perpustakaan Safaruddin Imam Batuah, mengatakan rata-rata pengunjung perpustakaan itu berkisar 10-20 orang/hari. Di hari-hari besar, misalnya Idul Fithri pengunjung bisa membludak. Wisatawan yang datang juga berasal dari berbagai daerah dan mancanegara. Beberapa keluarga berlogat Melayu, diperkirakan berasal dari Malaysia, terlihat mengunjungi perpustakaan itu. Saat asik mengamati perpustakaan itu, salah seorang pengunjung bertanya kepada penjaga pustaka itu. “Ada foto keluarga Hamka bernama Wadud? “ ujar tamu itu. Sontak, wajah Safaruddin, terlihat berubah. Perubahan itu, bisa aku tangkap. Penasaran, aku memburu tamu yang bertanya itu, siapa gerangan orang bernama Wadud itu. Terungkaplah sebuah kisah yang berusaha disembunyikan selama ini. Wadud, merupakan adik tiri Hamka lain ibu yang murtad masuk Kristen, ketika dia merantau ke Amerika. Ketika Wadud pulang ke kampung, masyarakat Maninjau heboh, karena adik Hamka itu melakukan missi Kristenisasi di ranah Minang. “Wadud ini sempat membuat heboh dan dia diusir, karena menjalankan Kristenisasi di Padang,” ujar tamu itu. Tahun 2005 lalu, Wadud meninggal di
50
Amerika. Namun, dari keterangan Safaruddin, Wadud dibuang dari keluarga Amarullah, karena berpindah agama. Saudara Hamka itu berasal dari istri DR. H. Karim Amarullah bernama Hindun. Namun, bukan anak kandung DR.H. Karim Amarullah, melainkan anak tiri. Kembali ke awal cerita. Perpustakan Buya Hamka ini didirikan atas prakasa ABIM (Angkatan Belia Islam Malaysia). “Inilah fakta bagaimana orang luar menghargai Buya Hamka, sementara negeri sendiri mengabaikannya,” keluh Safaruddin. Hingga kini, terang dia, perpustakaan itu didanai ahli waris, melalui penjualan bukubuku Buya Hamka mencapai 137 judul. Belakangan diakui perhatian pemerintah mulai ada pula. Namun, di perpustaakn itu cuma terlihat belasan judul buku saja. Salah satunya ‘Tafsir Al Azhar’ yang fenomenal itu. Aku membeli buku Hamka berjudul ‘Tasawuf Modern’ sebagai kenang-kenangan. Harganya mahal, untuk satu buku dengan kualitas cetak yang buruk, satu makalah stensilah Hamka yang digabung plus satu novel Nur Sutan Iskandar ‘Salah Pilih’, aku harus merogoh kocek Rp200 ribu. Tapi aku maklum, karena dana itu juga diperuntukkan merawat warisan sang inspirator itu. Nasib warisan yang lebih trragis, justru
terlihat di tempat kelahiran sastarawan angkatan pujangga baru Nur Sutan Iskandar. Tempat kelahirannya yang juga di nagari Sungai Batang itu, hanya dipugar sekali, yakni pada 1996. Rumah tua keluarga itu, kelihatan kian ringkih di makan usia. Di beranda rumah itu, ada taman bacaan masyarakat (TBM) Nur Sutan Iskandar. Pengelola TBM Jusni, 25, mengaku dari 82 judul tulisan Nur Sutan Iskandar, hanya terdapat 14 judul saja koleksi di TBM itu. “Itupun merupakan bantuan Baperasda Sumbar. Sekali saja dibantu, sampai kini ndak ado lai,” ujar mantu dari cucu novelis masa lalu itu. Prihatin dengan kondisi TBM itu, saya memberikan saran-saran mengembangan TBM dan memberikan hadiah beberapa buku yang saya bawa. Di perjalanan dari Sungai Batang menuju Maninjau, aku menyempatkan diri berziarah ke makam dan kediaman DR.H.Karim Amarullah serta Syekh Amarullah (ayah dan buyut Buya Hamka). Makam keduanya berada di halaman rumah, terlihat masih terawat. Saat ini, rumah itu ditinggali kerabat Hamka. Di dalam hanya terlihat peralatan rumah tangga dan sejumlah buku tua di atas rak ruang tamu serta foto keluarga dari masa lalu lengket di dinding rumah.
SINERGI AGUSTUS 2013
R AGA M / P LU R A L I S
Indonesia Merdeka
Kediaman Dan Makam Dr.H.Karim Amarullah Dan Syekh Amarullah Di Sungai Batang
Selain itu, juga mengunjungi masjid Taqwa Syekh Amarullah di Sungai Batang Ateh. Sayangnya di masjid yang baru direnovasi itu, aku tak mendapatkan keterangan apapun. Tapi posisi masjid yang berada dibawah istana Maninjau yang kuceritakan di atas. Aku yakin masjid itu dulunya rumah ibadah resmi dari kenagarian Maninjau/Sungai Batang. Aku juga menyempatkan sholat zhuhur di masjid raya Bancah, kampung di antara Sungai Batang dan Maninjau. Masjid ini salah satu yang tertua di selingkar danau Maninjau, berdiri pada 1907. Keistimewaannya, karena arsitektur dan tatanannya yang tidak berubah. Ada gapura di depan halaman dan kolam mengelilingi masjid, dengan jendela yang lebar, persis berada di tepian danau. Guide kami, mengatakan pada 1960-1965, nagari Bancah menjadi salah satu basis gerakan PKI di Maninjau. Di nagari Maninjau, aku mencari lokasi kediaman dan kelahiran tokoh pendidikan dan emansipasi wanita Hj. Rasuna Said. Beberapa warga sekitar yang kutanya, menunjukkan salah satu rumah tua yang kondisinya tak terurus. Mereka mengakui rumah tua berloteng dan berarsitektur Eropah itu, tempat kelahiran Rasuna Said. Bangunan itu kini berubah menjadi
mushalla, tempat kaum ibu di kampung itu mengaji. Kondisi rumah itu compang camping. Beberapa bagian dinding rumah sudah lepas. Di halaman rumah terpampang tulisan, “rumah ini milik H. Muhammad Said.’ Mungkin yang dimaksud adalah ayah dari tokoh pendidik itu. Di seberang jalan, ada madrasah ibtidaiyah Hj. Rasuna Said. Namun, warga mengatakan sekolah itu bukan tempat tokoh pendidik itu mengajar. “Sekolahnya yang dulu dipinggir danau sudah hancur dan tak ada lagi,” terang tetangga di sekitar kediaman itu. Kabarnya, kini hanya ada seorang cucu keluarga Rasuna Said di Maninjau yang menjaga seluruh aset peninggalan pahlawan modernitas wanita itu. Tapi aku tak berhasil menemuinya. Yang kulihat sebelumnya, salah satu dari dua rumah peninggalan keluarga Rasuna Said, di kampung lain, tertulis pamlet ‘rumah ini dijual.’ Rumah tua dibangun 1872 itu, kelihatan megah jika dibanding rumah-rumah disekitarnya. Agaknya, keluarga Rasuna Said, kala itu, dari kalangan terpandang dan kaya. Sedangkan tempat tinggal Muhammad Nasir setelah pindah dari negeri kelahirannya di nagari Sumpur, Kec. Alahan Panjang, Kab. Solok, kini tak ada lagi. Informasi
SINERGI AGUSTUS 2013
yang kuterima tapak rumah itu ada di kelokan pertama Maninjau dari kelok 44 menuju Matur. Karena infonya rumah itu sudah tak ada lagi, aku mengurungkan niat melacaknya. Ternyata, sebagian besar warisan para inspirator dan pembaharu Maninjau itu dalam kondisi nelangsa. Aku terpekur, membayangkan kebesaran jasa mereka di masa lalu, terabaikan oleh perjalanan waktu. Jika sudah demikian nama besar pun tak mampu menolong harta yang tertinggal. Semua akan sirna dan hilang ditelan zaman. Jam di pergelangan tanganku, menunjukkan pukul 16.30. Perlahan matahari condong ke Barat, menyinari sebagian sisi perbukitan danau Maninjau. Kami memutuskan kembali pulang ke Galapung. Di perjalanan baru tersadar, keasikan malacak kisah masa lalu sang inspirator dan pembaharu Maninjau itu, membuat kami tak sempat makan siang. Walaupun begitu, aku merasa puas, ketika esok harinya kembali meninggalkan Maninjau, pulang ke kampung kelahiranku. Selamat tinggal Maninjau, jika panjang umur aku akan datang kembali. Abdul Khalik
51
OLAH RAGA
Indonesia Merdeka
Asian Games 2014 Jadi Target Pasangan Ganda Indonesia Juara Dunia 2013 ganda putra Indonesia Hendra Setiawan (kanan), Mohammad Ahsan (kiri) menunjukan piala dan medali setibanya di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (12/8) malam. Pasangan Ganda Putra Indonesia berhasil merebut gelar juara Dunia 2013 setelah berhasil mengalahkan ganda Putra Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen yang berlangsung di Guangzhou Cina.
Ganda putra Indonesia Hendra Setiawan/ Mohammad Ahsan dan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir kini membidik kejuaraan Asian Games 2014 usai meraih titel juara dunia pada Agustus ini. Berkat kesuksesannya, kedua pasangan itu dinilai mampu menyabet medali emas di ajang empat tahunan tersebut. Di nomor perorangan, Indonesia sudah cukup lama absen merebut medali emas di Asian Games. Ganda putra Ricky Soebagdja/ Rexy Mainaky terakhir menjadi wakil "Merah Putih" yang berhasil menggondol medali emas pada Asian Games 1998 di Bangkok. Sedangkan, ganda campuran terakhir kali meraih medali emas lewat pasangan Christian Hadinata/Ivana Lie pada Asian Games 1982 di India. "Target berikutnya Asian Games 2014. Karena itu turnamen empat tahunan, dan saya ingin menyumbangkan medali. Masih
52
ada waktu satu tahun untuk lebih mempersiapkan diri," ujar Hendra sesuai acara Kirab Para Atlet Juara Dunia Bulutangkis 2013 di Kota Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (27/8). Hal senada dikatakan Tontowi yang menjadikan dua turnamen pada tahun depan sebagai target berikutnya. "Target besar berikutnya Asian Games 2014. (Penampilan) puncak mudah-mudahan ada di Thomas Cup dan Asian Games tahun depan," katanya. Keyakinan serupa juga diungkapkan kepala pelatih ganda putra Pelatnas PBSI Herry IP. Menurutnya, Hendra/Ahsan masih mampu mempertahankan penampilannya untuk jangka waktu yang lama. Ia juga melihat kedua pasangan tersebut sudah semakin menyatu. "Mereka sudah menemukan permainan yang serasi. Khususnya Ahsan yang lebih percaya diri dan tenang. Padahal biasanya agak panik. Ahsan banyak
konsultasi dengan Hendra," tandasnya. Di lain pihak, Staf Ahli Pendidikan dan Pelatihan serta Pembinaan Bidang PBSI, Christian Hadinata, mengatakan keberhasilan Hendra/Ahsan dan Tontowi/Liliyana menjuarai Kejuaraan Dunia 2013 bisa menjadi momentum bangkitnya bulutangkis nasional. Namun, ia mengingatkan untuk tetap waspada karena belum semua nomor bisa meraih pencapaian serupa. "Yang lain (tunggal putra, putri dan ganda putri) masih belum menuju ke sana. Jadi itu belum cukup. Kita lihat gelar yang diraih hanya terbatas di dua nomor itu," ucap Christian usai peluncuran bukunya berjudul "Rahasia Ketangguhan Mental Juara Christian Hadinata: Psikobiografi Maestro Olahraga". (Aswin Nasution)
SINERGI AGUSTUS 2013
INFO NASIONAL
Indonesia Merdeka
Presiden Apresiasi Keikutsertaan Kongres AS di Perayaan HUT RI ayaan ulang tahun ke-68 Republik Indonesia pada 17 Agustus 2013 lalu. Hal ini diungkapkan Kepala Negara saat menerima Ketua Kongres Amerika Serikat Bidang Luar Negeri Edward Royce dan anggota parPresiden Susilo Bambang Yudhoyono (kedua kiri) didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono (kiri) dan Wapres Boediono lemen AS David Cicilline di Kantor (kanan) memberikan salam kepada para undangan seusai upacara Kepresidenan, Jadetik-detik proklamasi dalam rangka peringatan HUT Ke-68 Kekarta, Senin (19/8). merdekaan RI di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (17/8). “Hubungan InPresiden Susilo Bambang Yudhoyono memdonesia dan beri apresiasi atas keikutsertaan anggota Amerika Serikat, baik dan kuat. Saya Kongres Amerika Serikat (AS) pada per- harapkan dengan kedatangan Anda
hubungan negara kita semakin kuat di masa yang akan datang,” kata Presiden. Royce berada di Indonesia untuk kunjungan bilateral selama empat hari. Pada kesempatan itu Royce memuji kinerja ekonomi Indonesia yang dinilainya mengalami pertumbuhan signifikan dalam dasawarsa terakhir. “Produk Domestik Brutto Indonesia naik tiga kali lipat selama sembilan tahun terakhir. Kami sangat mengapresiasi itu,” ujarnya. Pada pertemuan itu, Presiden didampingi Menko Polhukam Djoko Suyanto, Mensesneg Sudi Silalahi, Menlu Marty Natalegawa, Seskab Dipo Alam, dan Duta Besar RI untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal. Penulis: Nov/MUT Sumber:Investor Daily (Aswin Nasution)
KPK Luncurkan Radio "KanalKPK" Situs KanalKPK, untuk mendengarkan siaran radio dari KPK. (sumber: www.kpk.go.id/streaming)
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada hari bebas dari kendaraan bermotor di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu, meluncurkan secara resmi radio streaming "KanalKPK". "Perlu ada antisipasi, pencegahan tindak pidana korupsi, melalui radio streaming ini salah satu upayanya," kata salah satu pemimpin KPK Adnan Pandu Praja yang meresmikan peluncuran tersebut di Jakarta, Minggu (18/8). "KanalKPK", lanjutnya, menjadi wadah war-
ga untuk secara bebas dan cepat melaporkan tindakan-tindakan koruptif di masyarakat. "Di sini masyarakat bebas melaporkan korupsi. Laporkan ke semua, beritakan ke media massa agar semua terbongkar," ujar dia. Guna meningkatkan interaksi dan diseminasi informasi ke seluruh pemangku kepentingan, radio streaming "KanalKPK" dapat diakses melalui website www.kpk.go.id/streaming. Peluncuran radio ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pema-
SINERGI AGUSTUS 2013
haman masyarakat tentang antikorupsi dan upaya melawan korupsi yang akan mendorong peningkatan partisipasi dan dukungan masyarakat terhadap upayaupaya pemberantasan korupsi di Indonesia. Radio berbasis website tersebut sudah mulai bersiaran secara langsung pada 17 Agustus 2013, tepat pada Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di Studio Radio-TV KPK di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta. Penulis: /NAD (Aswin Nasution)
53
Indonesia Merdeka
INFORMASI TEKNOLOGI
Jaringan Pita Lebar, Katalisator Perekonomian Indonesia Broadband memegang peran penting dalam berkontribusi aktivitas masyarakat secara individual dalam memperkuat dan menjaga keberlangsungan pengembangan sosial dan ekonomi termasuk transformasi politik dan institusional, juga pengembangan pengetahuan masyarakat terhadap empat pilar dalam kehidupan bermasyarakat yaitu kebebasan dalam berekspresi, pendidikan yang berkualitas, akses terhadap informasi dan pengetahuan serta penghormatan dan pengembangan budaya dan keberagaman linguistik. Broadband juga mendorong pengembangan teknologi secara dinamis dan mengurangi hambatan serta mengembangkan peluang kepada SME dan kewirausahaan untuk berinovasi, berkompetisi dan bertumbuh. Broadband yang dibangun dengan teknologi menstimulasi adanya inovasi-inovasi baru dan menjadi menginsirasi generasi muda untuk menjadi pengusaha digital untuk menciptakan aplikasi baru, layanan dan konten pada berbagai industri. Inovasi digerakkan kepada tangan dan rumah, memperbolehkan penguna memegang peran dalam kewirausahaan, pengembangan perangkat lunak, lobilobi, jurnalis dan pembuat konten. Peran broadband yang sedemikian menjadi komitmen bersama dari Broadband commission dari UNESCO dan ITU yang diinisiasi oleh G-20 dimana Indonesia menjadi anggotanya. Tidak bisa dipungkiri, peran tersebut sudah mulai terasa atau de-facto ada di negara kita. Disamping peran secara umum sebagaimana telah diuraikan dengan baik oleh Broadband Commission, maka peran broadband pada ekonomi juga telah dikaji dengan baik oleh ITU dengan contoh kasus diberbagai negara termasuk Indonesia. Untuk memahami peran broadband terhadap ekonomi maka perlu juga dipahami bagaimana broadband berdampak pada ekonomi. Pengembangan broadband mempunyai dua dampaik yaitu dampak secara langsung dan pengembangan investasi pada infrastruktur. Dampak secara langsung akan meningkatkan penetrasi perumahan dan penetrasi perusahaan dimana penetrasi perumuhan akan mendorong consumer surplus dan pendapatan perumahan. Penetrasi perusahaan akan meningkatkan produktifitas perusahaan yang
54
keduanya akan mendorong peningkatan GDP. Dengan alur pikir yang sedemikian maka dapat disimpulkan broadband adalah "KATALISATOR PADA PEREKONOMIAN". Sifat katalis yang akan menjadi pengakselerasi efisiensi dan efektifitas kegiatan ekonomi pada berbagai sektor. Dengan memahami bagaimana broadband menjadi katalisator dalam perekonomian di atas, maka perlu memehami sejauh mana secara de facto peran katalis tersebut berpengaruh pada perekonomian. Pada tahun 2008, business world telah mempublikasn bahwa broadband memfasilitasi bisnis yang berbasis internet berkontribusi 2% pada GDP. Peran ini akan meningkat setiap tahunnya dengan trend "BROADBAND IN EVERYTHING". Lebih jauh dalam kajian ITU ditemu kenali dampak penetrasi broadband terhadap pertumbuhan GDP. Apabila kita lihat hasil dari kajian tersebut, maka terlihat pertumbuhan penetrasi broadband setiap 10% dapat meningkatkan pertumbuhan GDP sampai dengan 1,5% dimana pada negara berpedapatan rendah dan menengah termasuk Indonesia, terlihat pertumbuhan penetrasi broadband setiap 10% dapat meningkatkan pertumbuhan GDP sampai dengan 1,38%. Pada sektor ketenagakerjaan terlihat bahwa investasi pada broadband dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang signifikan. Pada negara maju seperti Amerika Serikat, Swiss dan Inggris, investasi pada broadband dapat menciptakan lapangan pekerjaan pada kisaran 150.000 pekerjaan. Sedangkan di Amerika serikat, setiap pertumbuhan penetrasi broadband 2% akan meningkatkan 0,2% penyerapan tenaga kerja. Pada studi kasus yang dilakukan pada beberapa negara terlihat bahwa dampak pertumbuhan penetrasi broadband 1% pada beberapa negara seperti Brazil, Chile, India dan Malaysia cukup signifikan yakni pertumbuhan GDP pada kisaran 0,1 %. Khusus untuk Indonesia, kajian ITU tidak dapat memperlihatkan dampaknya kepada GDP karena keterbatasan data, namun apabila kita melakukan pendekatan "peering" yaitu negara dengan kondisi terdekat kepada Indonesia yaitu Brazil dengan referensi Malaysia, maka dampak pertumbuhan penetrasi broadband 1% akan mendorong pertumbuhan GDP
pada kisaran 0,07%. Peran broadband pada pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan harus dimanfaatkan dengan baik oleh Bangsa Indonesia. Langkah awal adalah dengan mendefinisikan broadband seperti apa yang akan dikembangkan di Indonesia untuk memperoleh benefit dimaksud. Pendefinisian broadband lebih cenderung dilakukan secara teknis dan selalu diperdebatkan berbagai pihak. Kondisi ini tidak baik karena bagaimanapun yang harus didengarkan adalah broadband seperti apa yang dibutuhkan oleh masyarakat dan tentunya berdasarkan suatu "quality of experience" yang baik dan mengarah ke depan. Pendefinisian harus berjenjang secara hirarkis mulai dari pengalaman pengguna dan pengalaman para operator yang menyediakannya sehingga definisi harus dimulai disisi akses, backhaul dan backbone. Dengan pola pikir sedemikian maka broadband yang akan dikembangkan di Indonesia didefinisikan sebagai "akses internet dengan jaminan konektivitas always-on dan memiliki kemampuan untuk memberikan layanan triple-play yang baik berdasarkan nilai Quality of Experience dari pengguna dengan layanan triple-play". Dengan merumuskan definisi ini maka disusun rencana pengembangan broadband di indonesia. Setelah mendefinisikan broadband maka dibangun pendekatan pengembangan broadband secara komprehensif. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan "membangun ekosistem broadband". Hal ini didasari bahwa pengembangan broadband tidak dapat hanya pada sebatas pengembangan infrastruktur dan layanan broadband tetapi juga harus mencakup : Pertama, pengembangan kerangka keamanan jaringan dan aplikasi broadband yang akan mendorong orang, institusi dan perusahaan untuk menggunakan broadband. Kedua, pengembangan kebijakan, legislasi dan regulasi yang akan mendorong pengembangan lingkungan yang mempercepat inovasi melalui broadband.
SINERGI AGUSTUS 2013
INFORMASI TEKNOLOGI
Ketiga, pengembangan berbagai layanan baru dengan metode pelayanan baru pada berbagai sektor seperti kepemerintahan, kesehatan, pendidikan, komersial, keuangan, pertanian, perdagangan dan lainnya. Keempat, pengembangan aksesibilitas dan affordabilitas pengguna. Kelima, pengembangan kemampuan (capacity building) tentang broadband bagi semua stake holder terkait broadband mulai dari pemangku kepentingan dalam industri, pakar keamanan, pemerintah, legislator, regulator, dan masyarakat. Yang tidak kalah penting adalah bahwa pengembangan broadband harus diletakkan dalam Kerangka MP3EI. Sebagaimana ditetapkan dalam MP3EI broadband merupakan salah satu perkuatan konektifitas nasional. Perlu kita cermati dalam pengantar MP3EI oleh Bapak Presiden disebutkan "Business not as usual" yaitu terjadi perubahan signifikan dalam kegiatan berbagai sektor akibat ketergantungan terhadap ICT. Hal ini, mudah dipahami karena pengembangan infrastruktur transportasi, kesehatan, pendidikan dan lainnya tanpa adanya broadband akan menjadi kurang optimal. Dengan memperoleh gambaran tentang broadband yang akan dikembangkan di Indonesia, maka langkah selanjutnya adalah memberikan arah tujuan dari pengembangan broadband itu sendiri. Dengan memperhatikan peran broadband yang sedemikian penting, maka tujuan pengembangan broadband diarahkan untuk : • Pertama, Mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan meningkatkan sustainabilitas dengan : • Berkontribusi meningkatkan kesejahteraan ekonomi Indonesia dan masyarakatnya.Menciptakan ketersediaan lapangan pekerjaan dan untuk peningkatan taraf pekerjaan. • Membuat Indonesia menjadi lebih menarik bagi aktivitas komersial, investasi, dan pariwisata • Kedua, Meningkatkan pertumbuhan dan kepaduan social dengan : • Meningkatkan pertumbuhan dan kepaduan social dalam segala hal, melalui komunikasi modern
• • • • •
• • • •
•
• • •
• •
Menjaga budaya dan tradisi Indonesia melalui pemanfaatan teknologi baru Meningkatkan dukungan sebagai satu komunitas untuk keberlanjutan dan peningkatan layanan Menyediakan akses broadband kecepatan tinggi untuk seluruh komunitas, Ketiga, Meningkatkan efisiensi dan kinerja sector public dan swasta dengan : Meningkatkan efisiensi, efektivitas dan pencapaian layanan pemerintah melalui program e-government yang spesifik Menyediakan bisnis dan layanan komunitas broadband oleh sector swasta maupun public Meningkatkan efisiensi dan produktivitas seluruh sector ekonomi Keempat, Memfasilitasi TIK dan pendidikan secara menyeluruh melalui broadband. Menyediakan pendidikan melalui broadband di seluruh sekolah termasuk pengembangan kemampuan TIK pada seluruh level pendidikan yang ditawarkan dalam bentuk penambahan kurikulum, pilihan dan juga peningkatan kualitas pendidikan. Meningkatkan pemahaman akan TIK dan keahlian dari beberapa populasi untuk memastikan bahwa keahlian akan ditingkatkan untuk memperoleh kebutuhan ekonomi masa depan. Kelima, Meningkatkan integrasi global dan hubungan internasional dengan : Menghubungkan bisnis Indonesia dan komunitas dengan internasional Membuka akses yang mudah dan affordable ke pasar dan counterpart di luar negeri, dan menurunkan biaya untuk menjalankan bisnis Meningkatkan kesempatan perdagangan dengan Negara luar Konsep pengembangan broadband harus dilakukan dengan pendekatan sistemik yaitu secara keseluruhan bagian dari ekosistem broadband yaitu infrastruktur, layanan dan aplikasi, penggunaan dan adopsi, regulasi dan kebijakan serta capacity building pemangku kepentingan dan masyarakat. Identifikasi langkah aksi yang perlu
SINERGI AGUSTUS 2013
Indonesia Merdeka
diambil diantaranya : • Penyediaan Infrastruktur • Pendanaan dan Pengelolaan • Insentive Regulasi pada pengembanga infrastruktur • Penyediaan layanan • Stimulasi pengembangan aplikasi dan layanan • Kualitas, harga dan keamanan layanan • Perlindungan konsumen • Pemanfaatan di berbagai sektor • Illiteracy dan digital literacy • Penetrasi Komputer • Pendidikan dan Pelatihan Broadband Konsep pengembangnya harus terintegrasi dalam suatu rencana kebijakan broadband nasional yang dengan tegas menetapkan tujuan, roadmap, langkah aksi dan pengawasannya. Hal ini agar pengembangan broadband dapat terlaksana dengan baik. Dengan mengidentifikasi konsep pengembangan dan tujuan yang ingin dicapai maka perlu ditetapkan target pengembangan broadband di Indonesia. Apabila kita melihat target pengembangan broadband oleh BROADBAND COMMISSION maka target pengembangan yang harus diusahakan oleh masing-masing negara adalah : Target pertama : semua negara sudah harus mempunyai broadband nastional plan pada tahun 2012. Target kedua : tingkat affordabilitas broadband pada tahun 2015 dengan tingkat keterjangkauan dimana pengeluaran broadband tidak lebih dari 5% dari rata-rata pendapatan per bulan. Target ketiga : pada tahun 2015 seluruh rumah terhubung dengan akses internet. Target keempat : pada tahun 2015, penetrasi internet mencapai 60% didunia dan 50% pada negara berkembang. (Rozi)
55
Indonesia Merdeka
INFORMASI TEKNOLOGI
Cyber Crime Marak, Perlu e-Goverment National Technology Officer Microsoft Indonesia, Tony Seno Hartono mengungkapkan pentingnya perlindungan kejahatan dunia maya terhadap layanan internet di pemerintahan (E-Government). Dia mengatakan, E-Government bukan lagi dianggap sebagai proyek pemerintah saja, namun diutamakan untuk membentuk pemerintahan yang bersih. "Cyber crime (kejahatan dunia maya) adalah efek samping dari implementasi perkembangan E-Government di Indonesia," kata Tony di Jakarta, Rabu 4 September 2013. Ia menegaskan, harus ada kekuatan yang informatif untuk melindungi pemerintah dari ancaman tersebut. Tony menyebutkan, ancaman yang kerap menyerang pemerintah yaitu keberadaan peretas (hacker). "Kini ancaman bukan hanya terdiri dari virus atau malware," ujarnya. Solusi yang dibangun untuk mengatasi serangan dunia maya terdiri dari modernisasi infrastruktur, peningkatan kualitas sumber daya manusia, mendorong wawasan serta akuntabilitas, dan pelayanan yang memadai. Selanjutnya, diimplementasikan melalui sejumlah pendekatan. Pendekatan pertama adalah sosial budaya
56
kepada masyarakat. "Misalnya kita sampaikan risiko membeli komputer yang tidak dilengkapi sistem pengoperasian atau jangan menggunakan antivirus bajakan yang mengandung malware," kata Tony. Kedua, sistem keamanan yang didukung dengan teknologi memadai. "Teknologi di sini sudah lebih dari cukup, tetapi pemanfaatannya yang masih kurang". Selanjutnya adalah pendekatan dari sisi hukum, yaitu melaksanakan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik, dan Peraturan Nomor 82 Tahun 2012 tentang keamanan informasi. Tony optimis sistem keamanan EGovernment bisa dimaksimalkan. "Orang Indonesia sudah pintar, buktinya banyak cyber crime, makanya kini saatnya mendidik mereka," kata dia. Kendala yang dihadapi untuk melindungi E-Government, salah satunya adalah administrator atau perancang program yang dipekerjakan secara alih daya (outsource). "Setelah kontraknya habis, mereka tentunya masih mengingat cara untuk mengakses sistem informasi E-Government," ujarnya. Bisa jadi, lanjutnya, hal tersebut berpotensi mendorong tumbuhnya peretas baru. Artinya, pemerintah harus mempekerjakan administrator yang
kompeten serta memiliki kredibilitas dalam mengelola sistem E-Government. Adapun Ketua Tim Cyber Crime Investigation Course Akademi Kepolisian Semarang, Komisaris Besar Polisi Winston Tommy Watuliu mengatakan ada tiga cara untuk meminimalisir kejahatan dunia maya. Pertama, berasal dari pemilik, dalam hal ini pemerintah. "Bukan hanya berpikir mengenai manajemen keamanan yang dimiliki, tetapi bagaimana mereka menggunakannya," kata dia. Kedua adalah peran administrator yang sesuai dengan kriteria suatu instansi. "Minimal ada cyber police yang memantau serta mengcover sistem informasi, jadi perannya seperti satpam atau polisi yang bekerja 24 jam." Ketiga adalah kolaborasi yang baik antara penyidik dan administrator. "Contohnya adalah Cyber Crime Investigation System yang sejak 2003 dibangun oleh Mabes Polri," ucap Tommy. Selain di pusat, polisi juga sudah melengkapi pusat pengaduan kejahatan dunia maya di Polda Metro Jaya, Sumatera Utara, Bali, dan Palembang (Rozi)
SINERGI AGUSTUS 2013
PUISI
Indonesia Merdeka
GURU Karya : Martin Luther King Junior Pakpahan Kelas V SD Negeri 163089 Kau pahlawan bagiku Kau mengajariku dari berhitung sampai membaca Kau menghilangkan kebodohan dengan mengajariku Kau selalu sabar mengajariku … Guru … Terima kasih Berkat jasamu aku menjadi orang yang pintar
PENGORBANAN SEORANG IBU Oh ibuku.. Kau bagaikan mentari yang selalu menghangatkan ku Menghangatkanku disaat aku dingin Dingin akan dunia luar yang kejam ini Ibu… Pengorbananmu sungguh sangat besar Segalanya kau lakukan dengan tulus Demi aku anakmu yang kau saying Maafkan aku ibu,maafkan aku Yang sering membuatmu terluka Membuatmu terluka hingga menjatuhkan airmata Namun engkau tetap sabar Engkau tetap tersenyum manis Walau sebenarnya hatimu terluka
SAHABAT Mengapa baru aku sadari hadirmu sungguh berarti Melodi itu mengingatkanku pada tawamu Senyummu melahirkan kedamaian hatiku Kau tuntun aku saat terjatuh Lambaian tangan itu ingatkan perpisahanku denganmu Sungguh masa itu indah Masa-masa saat bersamamu Genggaman tangan itu saksi persahabatanku denganmu Tuhan satukanlah aku kembali dengan dia Takkan ku sia-sia kan dia Karya : Dian Arianti Kelas : X Ak 1
TENTANG SAHABAT Setiap langkah yang kita lewati Setiap senyum yang kita lontarkan Menggambarkan senyum yang seakan tak pernah pudar Di setiap senyum itu pula kadang ada Gambaran yang membuat kita merasa tidak nyaman Saat waktu yang akan kita lewati Semakin terasa hampa,dan di saat kata itu Kata yang tak dapat kita terima membuat senyum bahagia itu pudar Tapi,dalam benak jiwa ini Selalu ada kata sahabat yang tak akan pernah bisa pudar Senyum bahagia tentang gambaran kata Sahabat yang tak akan pernah bisa di hapus Dalam keadaan apapun
SINERGI AGUSTUS 2013
Karya : Uningsih Anggraini Kelas : X Ak 1
Karya : Evri Nike M.Sianipar Kelas : X Ak 3
57
IKLAN GRATIS OVOP
Indonesia Merdeka
PROFILE PENGUSAHA NAMA PENGUSAHA : LISMAWATI ALAMAT : Link.01, Kel. Pasar Baru, Kec. T.Tinggi Kota, NO HP : 081376326252 PRODUK
: bunga-bunga acrylic (manik-manik).
JUMLAH TENAGA KERJA : 2 ORANG KAPASITAS PRODUKSI
: 30 tangkai per hari.
PASAR
: Tebing Tinggi dan Sekitarnya
58
SINERGI AGUSTUS 2013
TEPIAN
Indonesia Merdeka
Riffat H a s s a n Oleh Khairul Hakim
Secara tradisional, di mana
pun di sudut dunia ini, memahami perempuan lewat pandangan teologi menitikberatkan pada tiga hal: pertama, perempuan (Hawa) diciptakan dari tulang rusuk Adam; kedua, perempuan diciptakan untuk melengkapi keinginan dan hasrat laki-laki, serta ketiga, perempuan menjadi penyebab utama kejatuhan manusia ke bumi. Jika dilihat dalam perkembangan diskursus feminisme, rumors tentang tiga hal tadi menjadi yang paling pokok dan sangat fundamental untuk diangkat sebagai topik diskusi, baik ditinjau secara filosofis maupun teologis dibandingkan dengan isuisu feminisme lainnya. Sebab konsep kesetaraan atau ketidaksetaraan dapat dilacak akarnya dari konsep itu. Akibatnya, perempuan kerapkali menerima sikap diskriminatif, peran ganda dan subordinasi, tidak hanya di dunia Timur tapi juga di Barat. Riffat Hassan, seorang muslimah asal Pakistan, sangat getol mempersoalkan isu-isu tentang keperempuanan dari sudut pandang teologis. Ia terlahir dari keluarga Sayyid (Keturunan Nabi Muhammad SAW) yang serta merta membuat ia menjadi warga kelas atas di lingkungan tempat ia tinggal. Kehidupannya diliputi oleh halhal yang baik dan terhormat. Ayah ibunya kemudian memberi ia pendidikan Inggris yang berkualitas. Akan tetapi, dalam kehidupan keluarganya itu tidak menghapus bayang-bayang masa lalu yang
kelam memenuhi pikiran Riffat Hasan. Apalagi bila dikaitkan dengan konflik antara kedua orang tuanya. Kedua orang tuanya tidak hanya bertentangan secara diametral dalam soal pandangan terhadap hampir semua masalah, tetapi juga sangat tidak sejalan. Ayahnya memiliki cara pandang yang sangat konvensional. Tapi ibunya memiliki karakter yang unik. Dalam masa-masa kehidupannya, ibunya tak pernah bisa
berdamai dengan kebudayaan Islam tradisional, khususnya kultur yang meneguhkan inferioritas dan ketundukan perempuan kepada laki-laki. Pendidikan tingginya ditempuh di Inggris di St. Mary‟s College University of Durham. Riffat berhasil menyelesaikan studinya di bidang sastra Inggris dan
SINERGI AGUSTUS 2013
filsafat dalam waktu tiga tahun dan meraih predikat cumlaude. Riffat sudah mengantongi gelar doktornya dengan desertasinya tentang filsafat Muhammad Iqbal seorang pemikir Pakistan modern yang dikaguminya dalam usianya yang relatif muda, 24 tahun. Karir intelektual Riffat mulai menampakkan eksistensinya sejak ia menetap di Amerika Serikat pada tahun 1976. Di negara ini, ia menduduki jabatan sebagai Ketua Jurusan Religious Study Program di University of Lousville, Kentucky. Sebagai seorang tokoh pembaharu dalam dunia Islam, Riffat Hassan mempunyai beberapa pokok-pokok pemikiran. Banyak pemikiran beliau yang bertolak belakang dengan para ulama sebelumnya. Semua itu disebabkan latar pendidikannya dan kondisi masyarakat yang patriarki, maka beliau berusaha memperjuangkan hak-hak yang harus didapat oleh perempuan. Riffat memiliki keyakinan,sesungguhnya laki-laki diciptakan setara dengan perempuan oleh Allah. Al-Quran tidak memandang kedudukan perempuan lebih rendah dibanding laki-laki, keduanya mempunyai kedudukan yang sama. Bila dikemudian hari kedua makhluk ini bisa menjadi tidak setara, diskriminatif dan segala ketidakadilan gender menimpa perempuan dalam lingkuangan umat Islam, hal itu tidak lain berakar dari pemahaman yang keliru terhadap sumber utama ajaran agama Islam yaitu al-Quran. Dari sinilah kemudian, Riffat Hassan benar-benar menjadi ilmuwan dan tokoh feminisme yang kontroversial dalam dunia Islam.
59
SINERGI