SPESIFIKASI TEKNIS KEGIATAN DAK BIDANG TRANSPORTASI DARAT BELANJA MODAL PENGADAAN RAMBU TIDAK BERSUAR - PENGADAAN RAMBU - PENGADAAN GUARD RAIL - PENGADAAN RPPJ
DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMASI KABUPATEN TABANAN
DAK KABUPATEN TABANAN TAHUN ANGGARAN 2015
I. SPESIFIKASI TEKNIS RAMBU LALU LINTAS JALAN A. FUNGSI RAMBU LALU LINTAS Rambu lalu lintas merupakan bagian dari perlengkapan jalan yang berupa lambang, huruf, angka, kalimat dan atau perpaduan, yang berfungsi sebagai peringatan, larangan, perintah atau petunjuk bagi pengguna jalan. B. BAHAN DAN UKURAN Persyaratan teknis daun rambu adalah sebagai berikut : 1. Bahan Plat Alumunium Plat alumunium memiliki ketebalan minimal 2,0 mm (termasuk reflective sheeting). 2. Ukuran daun rambu mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM. 13 Tahun 2014 Tentang Rambu Rambu Lalu Lintas, dengan uraian ukuran sebagai berikut: – Tabel II (Rambu Peringatan)
:
60 x 60 cm
– Tabel III (Rambu Larangan)
:
Ø 60 cm
– Tabel IV (Rambu Perintah)
:
Ø 60 cm
– Tabel III (Rambu Petunjuk)
:
50 x 60 cm (RPPJ : 120 X 180 cm)
3. Permukaan bagian depan harus dibubuhi logo Pemerintah Kabupaten Tabanan lengkap dengan tulisan DISHUBKOMINFO dan Pada bagian belakang daun rambu dibubuhi Stiker perlengkapan jalan dengan tulisan sumber pendanaan yaitu “DAK ”, tahun anggaran yaitu “2015” dan isi pasal 275 UU Nomor 22/2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dengan contoh gambar terlampir. C. LEMBARAN REFLEKTIF Lembaran reflektif memiliki ketentuan sebagai berikut : ASTM D4956 (AMERICAN SOCIETY FOR TESTING MATERIALS) Berdasarkan hasil uji bahan perlengkapan jalan (ASTM D4956) terdapat pengelompokan jenis lembaran reflektif rambu lalu lintas. Tipe I, II dan III adalah material retroreflektif yang menggunakan bahan glassbead. Sedangkan tipe IV, V, VI, VII, VIII, IX, X dan XI adalah material retroreflektif yang menggunakan teknologi mikroprismatik. Semakin tinggi tipe dalam ASTM semakin tinggi nilai retroreflektifitas material tersebut. Berikut ini adalah material retroreflektif yang digunakan dalam kegiatan DAK Bidang Transportasi Darat pada Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kabupaten Tabanan dibawah ini :
Tipe II lembar reflektifª Sudut Sudut Putih Kuning Oranye Hijau Pengamatan Datang 0.2 -4 140 100 60 30 0.2 +30 60 36 22 10 0.5 -4 50 33 20 9.0 0.5 +30 28 20 12 6.0 ªKoefisien retroreflektif (Ra) cd/fc/ft2 (cd.lx-1.m-2)
Merah
Biru
Coklat
30 12 10 6.0
10 4.0 3 2.0
5.0 2.0 2.0 1.0
Dengan demikian persyaratan teknis lembaran reflektif rambu lalu lintas sebagai berikut : 1. Minimal memiliki nilai retroreflektif ASTM Tipe II berdasarkan tabel di atas. 2. Khusus untuk rambu larangan berupa kata-kata dengan warna dasar putih dan tulisan warna merah, nilai retroreflektif untuk warna merah harus lebih tinggi daripada nilai retroreflektif warna putih. Nilai retroreflektif warna putih minimal 70 (Ra) (cd.lx-1.m-2); 3. Permukaan lembaran reflektif rata dan halus serta bagian belakang dilengkapi dengan perekat (precoating adhesive); 4. Warna mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM. 13 Tahun 2014 tentang Rambu Lalu Lintas. D. TIANG RAMBU 1. Jenis konstruksi tiang rambu dengan bahan logam yaitu : a. Jenis dan Ukuran : Pipa bulat diameter minimal 55 mm (2”), dengan tebal minimal 2 mm; b. Pipa bulat ditutup dengan menggunakan Tutup Pipa PVC 2” atau bahan sejenis, sehingga air tidak dapat masuk ke dalam pipa; c. Angkur bawah terdiri dari minimal 2 batang besi siku 3x30x30 mm yang dilas pada tiang rambu dengan bersilang; d. Rangka rambu tempat menempelkan daun rambu: Menggunakan besi siku minimal 3x30x30 mm yang satu sisinya vertikal menghadap kedepan, dan sisi lainya horizontal masuk ketiang dan dilas rapat. 2. Ketinggian rambu mengacu pada Keputusan Menteri Perhubungan Nomor Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM. 13 Tahun 2014 Tentang Rambu Rambu Lalu Lintas di Jalan. Bentuk dan ukuran rambu sebagaimana gambar terlampir. E. UJI BAHAN Setiap bahan Rambu yang akan dipergunakan harus lulus uji laboratorium dengan menunjukkan sertifikat uji Laboratorium berskala Nasional atau Internasional. F. TATA CARA PENEMPATAN Tata cara penempatan rambu lalu lintas mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 13 Tahun 2014 Tentang Rambu Lalu Lintas.
G. TATA CARA PEMASANGAN Pemasangan rambu lalu lintas jalan meliputi kegiatan : 1. Peletakan daun rambu pada tiang rambu; Daun rambu yang telah dilapisi dengan lembaran reflektif, diletakan pada tiang rambu dengan menggunakan baut yang dikencangkan. 2. Pembuatan pondasi dan peletakan rambu untuk rambu tiang tunggal dengan syarat : a. Ukuran pondasi rambu dibentuk dengan papan untuk bekesting dan setiap tiang masing-masing berukuran : 1) Pengecoran di luar - Sisi bagian atas : 250 mm - Sisi bagian bawah : 400 mm - Kedalaman : 600 mm
b. c. d. e.
2) Pengecoran setempat - Sisi bagian atas : 250 mm - Sisi bagian bawah : 500 mm - Kedalaman : 500 mm Bagian tiang rambu yang terbenam pada pondasi sedalam 600 mm; Bagian dasar galian pondasi diberi lapisan pasir yang dipadatkan dengan ketebalan 100 mm; Mutu pondasi beton K - 175 Bagian pondasi diatas permukaan tanah setinggi 100 mm.
II. SPESIFIKASI TEKNIS RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN (RPPJ) A. BAHAN DAN UKURAN Persyaratan teknis daun RPPJ adalah sebagai berikut : 1.
Bahan alumunium dengan ketebalan minimal 2,0 mm (termasuk Reflektif Sheet).
2.
Ukuran daun RPPJ berukuran 120 x 180 cm.
3.
Permukaan bagian depan harus dibubuhi inisial ”DISHUBKOMINFO” atau logo pemerintah kabupaten tabanan dan Pada bagian belakang daun RPPJ dibubuhi Stiker perlengkapan jalan tulisan sumber pendanaan, tahun anggaran dan isi pasal 275 UU Nomor 22/2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, contoh gambar terlampir.
B. LEMBARAN REFLEKTIF 1. Minimal memiliki nilai retroreflektif untuk Dasar warna Hijau ASTM D4956 Tipe II dan Tulisan serta Panah ASTM D4956 Tipe IV berdasarkan tabel dibawah ini. Tipe II lembar reflektifª Sudut
Sudut
Putih
Kuning
Oranye
Hijau
Merah
PengamaDatan tang 0.2 -4 140 100 60 30 0.2 +30 60 36 22 10 0.5 -4 50 33 20 9.0 0.5 +30 28 20 12 6.0 ªKoefisien retroreflektif (Ra) cd/fc/ft2 (cd.lx-1.m-2)
30 12 10 6.0
Biru
Coklat
10 4.0 3 2.0
5.0 2.0 2.0 1.0
Fluoresens Kuning-
Fluoresens Oranye
Tipe IV lembar reflektifª Sudut Pengamatan
0.1 0.1 0.2 0.2 0.5 0.5
Sudut Datang
Putih
Kuning
Oranye
Hijau
Merah
Biru
Coklat
Fluoresens Kuninghijau
-4 +30 -4 +30 -4 +30
500 240 360 170 150 72
380 175 270 135 110 54
200 94 145 68 60 28
70 32 50 25 21 10
90 42 65 30 27 13
42 20 30 14 13 6
25 12 18 8.5 7.5 3.5
400 185 290 135 120 55
300 140 220 100 90 40
ªKoefisien retroreflektif (Ra) cd/fc/ft2 (cd.lx-1.m-2) 2. Pemenuhan terhadap nilai retroreflektif tersebut pada tabel diatas harus dibuktikan dengan melampirkan sertifikat/bukti lulus uji laboratorium dari laboratorium berskala nasional dan internasional; 3. Permukaan lembaran reflektif rata dan halus serta bagian belakang dilengkapi dengan perekat (precoating adhesive); 4. Warna mengacu pada Peraturan Menhub Nomor : PM 13 Tahun 2014 tentang Rambu Lalu Lintas dan lampirannya.
150 70 105 50 45 22
C. TIANG RAMBU PENDAHULU PETUNJUK JURUSAN / RPPJ 1. Bahan Tiang Rambu RPPJ a. Bahan logam dengan syarat : 1) Berbentuk pipa bulat. 2) Bersifat anti karat, dengan atau tanpa lapisan anti karat; 3) Harus berbentuk batangan utuh atau tidak bersambung.
2. Jenis konstruksi tiang rambu dengan bahan logam terdiri dari : a. Bentuk tiang huruf F 1) Jenis dan ukuran: a) Pipa bulat diameter minimal 125 mm (5”) dengan tebal minimal 2,8 mm; b) Lengan F berbahan Pipa bulat minimal 62,5 mm diameter (2,5”) dengan tebal minimal 2,8 mm; 2) Pipa bulat ditutup dengan plat besi atau bahan sejenis, sehingga air tidak dapat masuk ke dalam pipa; 3) Bagian bawah diberi sepatu (tapakan) dengan besi plat tebal minimal 12 mm lalu dilas ketiang secara penuh dengan diberi plat besi untuk penegak yang dilas secara penuh ketapakan dan tiang, dipasang dengan angkur baut. Bagian bawah terdiri dari minimal 4 buah angkur baut dengan besi beton ukuran diameter 19 mm dan panjang 600 mm. Struktur rangka beton pondasi sebagaimana gambar; 4) Rangka RPPJ tempat menempelkan daun RPPJ menggunakan besi siku minimal 30x30x3 mm , disesuaikan dengan ukuran RPPJ yang disatukan ke tiang dengan menggunakan klem / begel; 5) Sambungan tiang RPPJ dengan lengan tiang RPPJ (flange dan rib plate) menggunakan pengikat untuk memperkuat sambungan menjadi kaku dan kuat. 6) Ketinggian RPPJ mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : SK. 7234/AJ.401/DRJD/2013 tanggal 14 November 2013 tentang Petunjuk Teknis Perlengkapan Jalan. D. TATA CARA PENEMPATAN 1. Tata cara penempatan RPPJ mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM. 13 Tahun 2014 tentang Rambu Lalu Lintas; 2. Khusus RPPJ yang menunjukkan lokasi/tempat (warna dasar hijau huruf putih) harus memperhatikan hal-hal berikut : a. Menunjuk lokasi yang umum dan perlu bagi masyarakat seperti bandara, rumah sakit, nama kota, situs, dan lain-lain yang sejenis; b. Lokasi yang ditunjuk bersifat tetap atau tidak berubah-ubah dalam waktu panjang;
c. Untuk RPPJ yang menunjuk 2 (dua) atau lebih tempat/kota yang letaknya berurut berlaku ketentuan tempat/kota yang paling dekat dituliskan paling atas diikuti tempat/kota yang lebih jauh dibawahnya dan yang paling jauh dibawahnya lagi. E. TATA CARA PEMASANGAN Pemasangan RPPJ meliputi kegiatan : 1. Peletakan daun rambu RPPJ pada tiang RPPJ; Daun RPPJ yang telah dilapisi dengan lembaran reflektif, diletakan pada kerangka RPPJ menggunakan baut, kemudian disatukan pada tiang RPPJ dengan menggunakan klem dan baut yang dikencangkan. 2. Pembuatan pondasi dan peletakan RPPJ sebagaimana untuk jenis konstruksi tiang rambu tiang F: a.
Ukuran pondasi rambu dibentuk dengan papan untuk bekesting dan setiap tiang masing-masing berukuran : Sisi bagian atas Sisi bagian bawah Kedalaman
: : :
500 500 1100
mm; mm; mm.
atau disesuaikan dengan ukuran RPPJ b. Bagian dasar pondasi diberi lapisan pasir yang dipadatkan setebal 100 mm. c.
Pondasi beton terbuat dari beton tulangan kualitas campuran K 250 dengan ukuran 500 x 500 x 1100 mm.
d. Pada bagian atas pondasi dipasang plat logam sejenis dengan tiang rambu ukuran 400 x 400 x 12 mm serta 4 buah angkur baut dengan diameter 19 mm dan panjang 600 mm.
F.
e.
Pondasi untuk rambu dengan ukuran dan bentang rangka baja yang besar disesuaikan dengan kondisi kekuatan daya dukung tanah setempat serta beban yang terjadi sehingga dapat dipertanggungjawabkan kekuatannya;
f.
Bagian pondasi diatas permukaan tanah setinggi 200 mm atau disesuaikan dengan permukaan tanah dan jalan.
LAIN – LAIN 1.
2.
Pelaksana pekerjaan Rambu Pendahulu Petunjuk Jurusan (RPPJ) harus melampirkan surat pernyataan jaminan spesifikasi bahan yang digunakan sesuai dengan spesifikasi yang tertuang dalam RKS dan sesuai dengan ketentuan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor: SK. 7234/AJ.401/DRJD/2013 tanggal 14 November 2013 tentang Petunjuk Teknis Perlengkapan Jalan. Melampirkan surat yang berisi Jaminan Garansi Produk lembaran reflektif selama 5 (lima) tahun dari produsen/pabrikan lembaran reflektif sesuai spesifikasi teknis yang dipersyaratkan.
III.
SPESIFIKASI PAGAR PENGAMAN JALAN
A. FUNGSI PAGAR PENGAMAN JALAN Pagar pengaman jalan dalam ini dipasang dengan maksud untuk memperingatkan pengemudi akan adanya bahaya (jurang) dan melindungi pemakai jalan agar tidak sampai terperosok. Umumnya dipasang pada bagian-bagian jalan menikung, baik terdapat jurang maupun tidak, yang dikombinaasikan dengan pemasangan rambu ”chevron” (tabel I no. 1i dan 1j). Dapat juga dipasang pada jalan-jalan lurus dimana disisi jalan terdapat jurang ataupun sisi jalan yang terdapat perbedaan ketinggian dengan badan jalan yang dapat membahayakan pemakai jalan. B. UKURAN PAGAR PENGAMAN JALAN 1. Lempengan besi (beam) adalah merupakan suatu plat besi yang bergelombang dan memanjang dimana pada bagian ujungnya disambungkan dengan lempengan besi yang melengkung dan biasa disebut lempengan besi/terminal end. Lempengan besi mempunyai ukuran-ukuran minimal sebagai berikut : a. Penampang melintang : 1) Tebal : 2,67 mm 2) Lebar : 312 mm b. Panjang lempengan : 1) Panjang total lempengan : 4.300 mm 2) Pajang efektif lempengan : 4.000 mm 2. Lengan Lempengan besi: a. Penampang melintang sesuai dengan ukuran lempengan besi (beam) b. Penampang memanjang dengan ukuran minimal: 1) Panjang total : 725 mm 2) Panjang efektif : 540 mm 3. Tiang penyangga (post) adalah merupakan suatu tiang berbentuk “letter U” yang kokoh dengan ketebalan penampang plat 6 mm dan berfungsi untuk menegakkan dan memperkokoh berdirinya lempengan besi. Tiang penyangga mempunyai ukuran minimal sebagai berikut : a. lebar : 180 mm b. ketebalan : 6 mm c. Panjang total : 1.800 mm d. Tiang efektif diatas permukaan tanah terhadap lempengan besi : 655 mm 4. Besi Pengikat (blocking) adalah profil baja berbentuk “letter U” dengan ketebalan penampang plat minimal 6 mm, panjang 350 mm, lebar 180 mm dan ketebalan blocking 6 mm, yang berfungsi sebagai pengikat antara tiang penyangga dengan lempengan besi (beam).
C. BAHAN PAGAR PENGAMAN JALAN 1. Lempengan besi dan Tiang penyangga (post) Terbuat dari tipe Pelat Baja Gelombang Lapis Seng Pagar Pengaman (Flex Beam Guard Rail) dimana mempunyai ukuran sebagai berikut : Keterangan
Tebal
Luas
T mm
Pagar Pengaman Tiang
A mm²
Momen Inersia terhadap sumbu x lx 10⁶mm⁴
Momen Inersia terhadap sumbu y Ly 10⁶mm⁴
Momen Momen Perlawanan Perlawanan terhadap terhadap sumbu x sumbu y Wx Wy 10³mm³ 10³mm³
Berat/m
kg
2,7
1284
12,49
0,96
80,30
22,45
10,00
6.0
1825
7,38
1,36
105,48
19,46
14.33
Sumber SNI Ukuran Pelat Baja Gelombang Tipe Pagar Pengaman P (mm)
T%
L (mm)
T%
4000
1
312
1
std
Maks
Std
maks
Sumber : SNI Keterangan : P = Panjang L = Lebar T = Toleransi 2. Syarat mutu bahan plat baja harus memenuhi sebagai berkut : Tipe
Komposisi Bahan Dasar Logam
Komposisi Kimia Bahan Pelapis
Sifat Mekanik
Simbol
Kadar Max (%)
Simbol
Kadar Max (%)
Batas ulur minimum (MPa)
C P S Mn Si
0,15 0,05 0,05 0,05 0,06
Zn Al
99,88 0,02
*230
Pagar Pengaman
Regang minimum (%)
16
Berat Lapisan Seng Minimum
900
Sumber : SNI C P S Mn
= Karbon = Pospor = Belerang = Mangan
Si Zn Al .*
= Silikon = Seng = Alumunium = Sesuai SII.0318 – 80
3. Lengan lempengan besi (sleeve beam) mempunyai bahan yang sama dengan lempengan besi (beam);
4. Ukuran Baut Baut yang digunakan untuk sambungan plat baja gelombang lapis seng harus memenuhi seperti tabel berikut : Ukuran dan Toleransi Ukuran dan Toleransi Panjang (mm) 32
Toleransi (mm) +2 -2
Diameter (mm) 15
Toleransi (mm) +1 -1
Sumber : SNI 5. Besi pengikat (bracket) adalah berupa baut jenis payung dan mur diameter 16 mm untuk beam, baut jenis payung dan mur diameter 16 mm untuk bloking dan baut dan mur jenis hexagonal diameter 16 mm untuk tiang serta besi pengikat yang berfungsi untuk penyambung dan melekatkan lempengan besi ke tiang penyangga dengan mempunyai bahan yang sama dengan lempengan besi (beam); 6. Pada bagian depan dibubuhi Logo Pemerintah kabupaten tabanan dan pada bagian belakang lempengan besi (beam) dan terminal end dibubuhi Stiker perlengkapan jalan tulisan sumber pendanaan, tahun anggaran dan isi pasal 275 UU Nomor 22/ 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan , contoh gambar stiker terlampir; 7. Setiap bahan pagar pengaman yang akan dipergunakan harus lulus uji laboratorium dengan menunjukkan sertifikat uji Laboratorium berskala Nasional atau Internasional. D. WARNA PAGAR PENGAMAN JALAN 1. Pagar pengaman jalan (tiang-tiang penyangga, lempengan-lempengan besi dan lengan lempengan besi) tetap menggunakan warna asli. 2. Pada setiap lempengan/beam pagar pengaman dipakukan bahan yang sifatnya memantulkan cahaya (reflector) dengan bahan sesuai ketentuan ASTM tipe IV dengan jarak per 4 meter ditengah-tengah beam, dengan ketentuan : a. Sebelah kanan arah arus lalu lintas, berwarna putih. b. Sebelah kiri arah arus lalu lintas, berwarna merah.
lembar reflektifª Tipe IV (ASTM) Sudut
Biru
Coklat
Fluoresens Kuninghijau
Fluoresens Kuning-
0.1 -4 500 380 200 70 90 42 0.1 +30 240 175 94 32 42 20 0.2 -4 360 270 145 50 65 30 0.2 +30 170 135 68 25 30 14 0.5 -4 150 110 60 21 27 13 0.5 +30 72 54 28 10 13 6 ªKoefisien retroreflektif (Ra) cd/fc/ft2 (cd.lx-1.m-2)
25 12 18 8.5 7.5 3.5
400 185 290 135 120 55
300 140 220 100 90 40
Pengamatan
Sudut Datang
Putih
Kuning
Oran ye
Hijau
Merah
Fluoresens Oran ye 150 70 105 50 45 22
E. PEMASANGAN PAGAR PENGAMAN JALAN 1. Pemasangan Tiang Penyangga. a. Pembuatan lubang pondasi kedalaman dan dasar lubangnya disesuaikan dengan gambar (1.100 x 600 x 600) mm; b. Pada bagian tiang yang tertanam ditanah harus dipasang angkur paling sedikit 3 (tiga) buah; c. Untuk melindungi tiang dari kemungkinan turun, dasar lubang harus dikeraskan dengan lapisan pasir padat minimal setebal 100 mm; d. Tiang penyangga harus dipasang pada posisi tegak lurus; e. Lubang dicor dengan adukan perbandingan semen, pasir dan koral 1:2:3; f. Tanah di pinggir pondasi dipadatkan dengan alat pemadat (stamper); g. Bagian pondasi yang menonjol diatas permukaan tanah 100 mm. Pemasangan tiang penyangga merupakan pekerjaan pemasangan pagar pengaman yang harus dilakukan secara cermat dan teliti, untuk itu perlu pemerikasaan ketinggian dan jarak sampai akurasi 10 mm (1 cm). 2. Pemasangan lempengan besi a. Lempengan besi direntangkan antara 3 (tiga) tiang dan lubang tempat penyambungan diletakan sesuai dengan pemasangannya. Bila menggunakan besi siku penyambung (bracket), besi ini diletakan pada tempatnya; b. Setiap 2 (dua) lempengan besi yang berdampingan diikat pada satu tiang dengan menggunakan baut dan mur yang sesuai; 3. Pada kedua ujung pagar pengaman jalan dapat dilekukan sampai permukaan tanah atau diberi pengaman untuk keselamatan pemakai jalan.
4. Pemeriksaan Akhir a. Kekuatan berdirinya tiang penyangga b. Ketepatan penyambungan antara lempeng besi dengan lempengan besi atau lempengan besi dengan lengan lempengan besi (sleeve beam)