Space Paintings sebagai Performing Art yang Memengaruhi Ruang Annas Resaldi Iriantine Karnaya Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Kampus UI, Depok, 16424, Indonesia e-mail:
[email protected] Abstrak Perkembangan teknik dalam melukis semakin beragam, banyak yang dianggap unik dan aneh bagi sebagian orang. Seperti space paintings yang belum diketahui oleh orang secara luas yang dianggap unik dan aneh bagi yang pertama kali mengetahuinya. Penulisan ini menjabarkan kemunculan awal space paintings dan perkembangannya hingga saat ini, serta menangkap reaksi yang ditimbulkan akibat space paintings pada sebuah ruang. Membandingkan pergerakan dan orientasi orang terhadap ruang yang akan, sedang, dan setelah adanya performing art. Melihat space paintings sebagai seni yang dapat menarik perhatian dan merubah ruang. Space Paintings as A Performing Art which Affecting Space Abstract Developments in painting techniques increasingly diverse, many of them are considered unique and strange for some people. Space paintings that have not been widely known by people who are considered unique and strange for the first time know. This writing describes the initial emergence and development in space paintings, as well as capture reactions caused by space paintings in a space. Comparing the movement and orientation of the space to be, is being, and after performing art. See the space paintings as an art which can attract attention and change the space.
Space Paintings..., Annas Resaldi, FT UI, 2014
Keywords: space paintings, space orientation, performing art
Pendahuluan Berkembangnya berbagai cara untuk membuat sebuah lukisan menjadi pertanda baik bagi dunia seni lukis belakangan ini. Berbagai teknik dapat digunakan untuk mewujudkan ide menjadi sebuah lukisan di berbagai media. Spray paint art misalnya, sebuah seni lukis yang pewarnaannya menggunakan cat semprot (aerosol). Dalam teknik ini jarang seniman yang menggunakan kuas atau alat lukis yang biasa digunakan, kebanyakan dari mereka menggunakan alat yang biasa ditemukan sehari-hari untuk digunakan sebagai alat lukis. Penggunaan kertas majalah, dapat menggantikan peran kuas dalam membentuk sebuah objek. Sedangkan sisa lembaran kartu sim (kartu nomor telepon pada telepon genggam) dapat menggantikan peran pisau palet untuk membentuk objek dengan mencungkil. Penggunaan alat-alat yang masih dianggap aneh ini sudah diterapkan sejak awal kemunculan spray paint art ini, yang terus dipertahankan sehingga menjadi sebuah ciri khusus dari spray paint art. Karya yang dihasilkan dari teknik ini kebanyakan tentang space (luar angkasa dan materinya), sehingga tidak heran jika banyak orang yang menyebutnya dengan space paintings. Nama popular teknik ini adalah space paintings, terbukti saat mencari info tentang teknik ini di mesin pencarian berbasis internet, yang kemudian saya selanjutnya akan menyebut teknik ini sebagai space paintings. Space painting, lukisan yang bercerita tentang keadaan di luar angkasa, dengan adanya bintang-bintang, berbagai macam planet, kumpulan debu gas, galaksi, ataupun komet yang sedang bergerak. Apakah mata manusia pernah melihat semua itu dalam satu waktu yang sama? Jika iya, dia adalah “manusia yang beruntung”. Kita mengetahui bahwa di luar angkasa terdapat planet yang berwarna warni, bertekstur kasar atau licin, berukuran besar atau kecil dan bahkan ada yang memiliki cincin. Begitu pula pengetahuan tentang galaksi, komet, maupun bintang-bintang. Dari sekian banyak benda luar angkasa tersebut, seorang space painter (sebutan untuk orang yang melakukan space paintings) berusaha mengemasnya dalam sebuah lukisan imajiner tentang luar angkasa, agar setidaknya dapat memengaruhi pikiran penikmat lukisan tentang betapa indahnya luar angkasa dan terbawa ke dalamnya. Dalam perkembangannya, masih banyak orang Indonesia yang tidak mengetahui teknik seni ini, meskipun sudah diperkenalkan kepada dunia sejak 30 tahun lalu seni ini masih dianggap tidak biasa, aneh, dan eksentrik. Di Negara - Negara Eropa, space paintings dijadikan sebuah atraksi di pinggir jalan, selain bertujuan untuk memperkenalkan jenis seni
Space Paintings..., Annas Resaldi, FT UI, 2014
ini, juga sebagai penarik perhatian orang dalam memenuhi kebutuhan reputasi dan ekonomi seorang space painter. Ilmu Arsitektur yang membahas tentang ruang dan manusia, menjelaskan tentang perubahan ruang terkait elemen di dalamnya, salah satunya adalah seni. space paintings yang dikategorikan sebagai performing art dalam art works secara tidak langsung akan memengaruhi manusia dalam menggunakan ruang tersebut. Persepsi manusia terhadap perubahan ruang akan membuat perubahan pergerakan, yang kemudian akan memengaruhi orientasi ruang secara keseluruhan. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh space paintings terhadap lingkungan sekitar, terutama pergerakan manusia setelah melihat space paintings sebagai sebuah performing art, dan untuk menyebarluaskan teknik melukis space paintings kepada masyarakat agar mendapat inspirasi dalam berkarya.
Studi Literatur Buku Space and Place karya Yi Fu Tuan (1977) menjelaskan tentang sebuah teori Perspective of Experience, yang membahas tentang bagaimana cara seorang individu menyadari, merasakan, memandang, hingga memahami sebuah kenyataan. Dijelaskan bahwa terdapat dua cara untuk mendapatkan kualitas sebuah ruang, yaitu dengan merasakan secara langsung, dan tidak secara langsung. Secara langsung (direct modes), didapatkan dengan mengalaminya secara langsung menggunakan indera penglihatan, peraba, penciuman, dan pendengaran, merasakan apa yang terjadi dan keadaan dari lingkungan tersebut. Sedangkan yang secara tidak langsung (indirect modes), merasakan ruang melalui tanda-tanda yang dapat mendeskripsikan bagaimana lingkungan dari ruang tersebut. Ruang dapat terdefinisi oleh kegiatan yang ada di dalamnya, meskipun demikian tetap memungkinkan
adanya
pengalaman
yang
berbeda-beda
dari
tiap
individu
yang
mengalaminya. Pengalaman akan sebuah ruang tercipta atas pencampuran perasaan dan pemikiran. Menurut Paul Ricoeur, perasaan (feeling) adalah sesuatu yang tanpa ragu dirasakan, seperti perasaan suka atau benci akan sesuatu yang kita tidak tahu entah mengapa. Sedangkan pemikiran menyangkut daya ingat dan berkaitan dengan antisipasi terhadap dampak yang akan terjadi. Jadi ketika kita sedang mengalami sebuah ruang, kedua aspek ini akan berpengaruh terhadap penilaian ruang kita, dimana biasanya akan didahului oleh perasaan dan dilanjutkan dengan pemikiran.
Space Paintings..., Annas Resaldi, FT UI, 2014
Dalam melakukan pengalaman ruang, kita sebenarnya sedang melakukan penilaian secara perasaan melalui indera-indera kita, dan juga melakukan pemikiran atas apa yang telah kita ketahui sebelumnya. Pengalaman akan sebuah ruang akan berbeda setiap individu karena memiliki latar belakang yang berbeda-beda, namun ketika ruang tersebut mengalami perubahan yang signifikan, akan ada perasaan dan pemikiran baru dari ruang yang akan mengarah pada perubahan tersebut. Buku Cognition and the Visual karya Robert L. Solso (1999) menjelaskan tentang batas indera penglihatan manusia saat merasakan ruang visualnya. Luas maksimal area pandang manusia adalah 180o secara horizontal, 90o ke arah kiri dan 90o ke arah kanan. Sedangkan untuk area pandang secara vertikal adalah 130o , 65O ke atas dan 65O ke bawah. Untuk melihat objek diluar area tersebut, dibutuhkan gerakan bola mata atau gerakan kepala. Di dalam area tersebut juga terdapat area buram, atau peripheral vision, area dimana objek terlihat kurang jelas dan sulit di deteksi tanpa gerakan bola mata, area yang terlihat jelas pada arah horizontal normalnya adalah 65O ke arah kiri dan 65O ke arah kanan. Persepsi visual pada dasarnya merupakan proses rumit yang melibatkan faktor dari luar tubuh dan dalam tubuh sendiri. Ketika seseorang telah secara rutin berada di dalam sebuah ruang, maka proses ini menjadi tidak serumit sebelumnya karena telah menjadi proses di alam bawah sadarnya. Faktor dalam diri manusia juga menjadi bagian yang amat penting, mata sebagai indera penglihatan memiliki keterbatasan pandangan, selain itu perlu diketahui pula bahwa cara kerja mata tidaklah statis terhadap suatu objek. Terdapat titik fokus pada jarak-jarak tertentu yang akan membuat mata akan berkontarksi dan relaksasi pada objek tertentu dan kemudian ini dapat membuat keberagaman persepsi visual. Orientasi seseorang terhadap ruang berkaitan dengan kesehariannya, dalam buku Space and Place : Humanistic Perspective karya Yi Fu Tuan, dikatakan bahwa orientasi terhadap ruang berkaitan dengan kepedulian; bagian dari ruang yang memiliki nilai lebih untuk ditinjau secara detail. Hal ini juga berkaitan dengan kepedulian interpersonal dalam sebuah keadaan tertentu (Wagner, 1972). Orientasi terhadap ruang juga dapat dipengaruhi oleh keadaan fisik, terutama pada indera penglihatan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa indera penglihatan kita memiliki keterbatasan yang kemudian akan menghasilkan persepsi yang beragam pula. Dari persepsi itu kemudian muncul orientasi yang berbeda-beda pada setiap orang. Betapa pentingnya orientasi dalam sebuah ruang juga dapat menimbulkan emosi bagi seseorang, seperti terjalin ikatan batin antara ia dengan titik orientasi tersebut. Emosi yang dirasakan manusia dapat diungkapkan berupa ekspresi dan pelabuhan terhadap sesuatu dan
Space Paintings..., Annas Resaldi, FT UI, 2014
tempat, dapat dikatakan bahwa untuk membuat sesuatu dan tempat lebih dari sebelumnya, dibutuhkan pengertian yang lebih mendalam agar emosi yang tercipta lebih dari itu. Seseorang yang memiliki tujuan utama terhadap pembuatan karya berupa gambar visual yang menarik dapat disebut sebagai performing artist, dan dalam perkembangannya harus
mengasah
kemampuan
dan
kepuasan
secara
pribadi
dahulu
baru
dapat
mempertunjukkan keahliannya di depan umum. Seorang performer yang turun ke jalanan biasanya dilandaskan atas dua motivasi, yang pertama untuk mendapatkan aktualisasi diri, sedangkan yang kedua untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Mengacu pada kata performance art, Mason (2005) menjabarkannya menjadi beberapa kata-kata spesifik, diantaranya: time, space, chance, juxtaposition, subconscious. Kelima kata tersebut mengacu pada bagaimana performance art yang baik. Time, pemilihan waktu saat akan melakukan perform dapat membedakan kualitas dari performance art. Space, pemilihan ruang pada sebuah tempat akan menghasilkan efek yang berbeda, seberapa besar ruang dan elemen di sekitar ruang tersebut juga akan memberikan dampak terhadap performance art. Chance, berkaitan dengan penonton, akan berbeda ketika perform saat hari libur dengan hari kerja, penonton yang datang dan memberikan tanggapan terkait perform akan berbeda pula. Juxtaposition, pada sebuah performance art diharapkan tidak mendiskriminasi golongan penonton, sebisa mungkin kualitas performance art yang didapat oleh penonton adalah sama rata meskipun berlainan jarak. Subconscious, penonton yang melihat performance art diharapkan bertindak dibawah alam sadarnya dalam merespon, seperti tepuk tangan, tertawa, atau dapat pula berkomentar tentang seorang performer dalam aksinya. Pemilihan tempat dalam performance art adalah hal yang penting, karena terkait dengan keberhasilan. Hal yang perlu diperhatikan adalah: suara, cuaca dan pencahayaan, dan kondisi fisik dari tempat tersebut. Setelah memilih tempat, hal yang perlu dilakukan kemudian adalah bagaimana cara untuk menarik perhatian dari calon penonton. Mason (2005) mengungkapkan bahwa setidaknya ada dua cara untuk menarik perhatian calon penonton, yang pertama adalah dengan suara yang lantang, menampilkan suatu yang besar, dan berwarna-warni. Sedangkan cara yang kedua adalah dengan cara yang halus dan cerdik, mencari keterhubungan antara satu dengan yang lain. Kedua cara ini terbukti dapat mengumpulkan penonton, namun dengan perasaan dan efek yang berbeda. Dengan cara pertama, menampilkan sesuatu yang aneh, tidak biasa bahkan unik yang didukung dengan aksi secara aktif, baik itu dengan suara yang keras atau permainan warna
Space Paintings..., Annas Resaldi, FT UI, 2014
dalam berpakaian. Dengan cara ini, orang yang berada di sekitar performer akan tersadar bahwa sebentar lagi akan ada performace, secara cepat cara ini akan mengumpulkan banyak penonton, namun sebagian besar dari mereka tidak mau melihat secara lebih dekat karena terdapat ketakutan akan diikutsertakan dalam sebuah performance. Cara kedua, dapat dikatakan bahwa cara ini termasuk cara yang halus. Untuk menarik perhatian biasanya performer melakukan trik yang unik, atau teknik yang unik. Cara ini dinilai lebih mendekatkan penonton dengan performer karena penonton tidak khawatir untuk diikutsertakan, cara yang halus ini membuat penonton tidak ragu untuk mendekat dan akhirnya menjadikan pusat perhatian. Semakin banyak orang yang mengelilingi performer, semakin tidak terlihat dari jauh apa yang sedang dilakukan oleh performer, ditambah lagi dengan adanya tepuk tangan dan sorak sorai penonton seakan menjadi magnet untuk menarik orang yang berada jauh menjadi mendekat karena rasa penasaran. Kedua cara diatas memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sebaiknya digunakan pada jenis performance yang sesuai. Cara pertama tidak dapat dibilang lebih baik dari pada cara kedua, begitu juga sebaliknya, namun ketepatan cara pada jenis performance adalah hal penting yang harus diperhatikan. Ketika penonton telah tertarik pada performance, tugas selanjutnya adalah bagaimana mempertahankan penonton tersebut hingga performance selesai. Kenyamanan penonton dalam sekian waktu untuk tetap menyaksikan performance adalah hal yang penting. Kenyamanan dalam hal ini diartikan dari faktor lingkungan (tempat) dan juga faktor performer. Faktor tempat, bagaimana telah dibahas sebelumnya diatas, sedangkan faktor performer lebih kepada bagaimana seorang performer dapat memainkan emosi dan ekspresi dari penonton. Studi Kasus Lokasi studi kasus yang saya lakukan berada di taman kotak, fakultas teknik. Saya akan melakukan performing art pada salah satu titik di taman kotak (lihat gambar, bagian yang diarsir kuning adalah lokasi saya akan melakukan performing art).
Space Paintings..., Annas Resaldi, FT UI, 2014
Gambar 1. Denah lokasi studi kasus (sumber :Ilustrasi pribadi 2014)
Pemilihan tempat studi kasus tersebut didasarkan pada analisa keruangan. Di titik kuning tersebut sering dilalui warga teknik dari arah kantin teknik atau menuju kantin teknik. Selain itu keadaan sekitar yang cukup baik untuk melakukan space paintings, misalnya berada tepat di bawah pohon membuat suasana sejuk dan terhindar dari terik matahari, dekat dengan gedung bp3 yang membuat tidak terlalu banyak angin yang berhembus ke arah saya, serta dengan adanya ketinggian yang berbeda di sekitar saya membuat penonton mudah untuk melihat dari depan, samping atau belakang. Berikut ini adalah ilustrasi bagaimana keadaan orang di sekitar taman kotak ketika sebelum ada performing art hingga performing art usai:
Gambar 2. Ilustrasi perubahan ruang (sumber :Ilustrasi pribadi 2014)
Dari gambar di atas terlihat bagaimana perubahan aktivitas pada taman kotak, titik merah merupakan kegiatan yang dilakukan tiap kelompok atau individu pada taman kotak, seperti makan siang atau berdiskusi, sedangkan lingkaran kuning merupakan efek yang terjadi pada taman kotak saat akibat performing art.
Space Paintings..., Annas Resaldi, FT UI, 2014
Sebelum ada performing art, keadaan taman kotak dipenuhi dengan titik merah, hal ini biasa terjadi di tempat tersebut. Dengan banyaknya titik merah ini dapat dikatakan bahwa setiap orang yang datang ke taman kotak memiliki orientasi ke titik merah tersebut untuk melakukan aktivitasnya. Ketika ada performing art, terjadi perkumpulan orang di satu titik, yaitu titik kuning. Hal tersebut dapat berakibat pada pergerakan orang yang berada di dalam taman kotak. Pandangan mereka akan tertuju pada keramaian di satu titik tersebut, membuat mereka penasaran dan akhirnya mendekat. Hal ini berkaitan dengan orientasi pada taman kotak yang telah berubah, awalnya titik merah kini berubah menjadi titik kuning. Hal tersebut diakibatkan adanya performing art berupa space painitngs Kesimpulan Space paintings yang telah berusia lebih dari 30 tahun sejak dipopulerkannya di Meksiko, masih belum banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia saat ini. Space paintings masih dianggap baru oleh sebagian orang dan masih terasa aneh ketika melihat seorang space painter bekerja dengan alatnya. Pada awal kemunculannya, Sadot berusaha keras untuk mendapat pengakuan bahwa space paintings adalah bagian dari penciptaan karya seni yang bernilai. Hal tersebut berhasil dilakukan, terbukti dari datangnya pengakuan oleh sesama seniman dan orang-orang sekitar yang melihat langsung aksi Sadot saat melukis. Hal yang sama juga saya lakukan pada studi kasus, melihat pada pengetahuan orang yang sebagian besar belum mengetahui dan mengenal space paintings. Terdapat dua tujuan saya melakukan studi kasus di taman kotak fakultas teknik: pertama untuk memperkenalkan teknik space paintings kepada lingkungan terdekat dan paling berpengaruh terhadap perubahan sekitar, kedua untuk melihat pergerakan saat sebelum, sedang, dan setelah melakukan space paintings, yang terkait dengan orientasi terhadap ruang. Studi kasus mengenai pergerakan akibat adanya space paintings sebagai performing art memberikan hasil yang cukup terlihat jelas. Seperti dugaan saya bahwa ketika saya melakukan space paintings, terjadi penarikan perhatian terhadap orang-orang sekitar. Mereka berkumpul di depan saya, melihat apa yang akan saya lakukan menggunakan kaleng cat semprot tersebut. Cara yang saya gunakan untuk menarik perhatian orang-orang sekitar menurut saya sudah sangat tepat, cara yang halus dalam menarik perhatian membuat orang tidak takut untuk mendekat, meskipun cara ini membutuhkan waktu yang lama untuk dapat membuat kerumunan yang besar.
Space Paintings..., Annas Resaldi, FT UI, 2014
Tempat saya melakukan performing art menjadi titik terpadat di dalam wilayah tersebut, yang akan terus bertambah padat karena mengundang orang lain yang penasaran. Kerumunan tersebut lama kelamaan menjadi pusat perhatian, dan secara visual akan mempersepsikan bahwa orientasi pergerakan di dalam taman kotak akan mengarah kepada kerumunan tersebut. Berkumpulnya orang-orang yang penasaran membuat ruang yang terjadi akibat performing art ini semakin besar, yang akan mengalahkan titik-titik orientasi lain yang dalam keseharian menjadi kebiasaan di dalam taman kotak. Secara singkat dapat saya simpulkan bahwa hal yang membuat space paintings ini dapat memengaruhi ruang adalah melalui performing art, dimana performing art yang saya sajikan adalah proses pembuatan karya selangkah demi selangkah, yang mengedepankan teknik yang belum pernah dilihat sebelumnya. Ketika orang yang penasaran dengan teknik tersebut menonton dengan mengelilingi saya, mereka telah membuat sebuah ruang interaksi antara saya dan penonton lain, yang semakin lama semakin ramai dan padat. Kerumunan orang yang menonton tersebut lama kelamaan menjadi sebuah pemandangan yang dapat memunculkan persepsi visual, dimana pemikiran-pemikiran orang akan beragam terkait kerumunan ini, namun apapun pemikirannya secara tidak sadar mereka akan berorientasi pada kerumunan ini ketika mereka melakukan pergerakan, hal tersebut terjadi karena rasa penasaran. Kerumunan tersebut bertahan selama performing art berlangsung, ketika karya telah selesai dibuat maka secara perlahan kerumunan tersebut terus berkurang. Hal ini menegaskan bahwa space paintings dinilai lebih bekerja sebagai seni saat sebagai sebuah performing art. Daftar Referensi Buku dan Jurnal Becker, H. S. (1982). Art Worlds. Berkeley: University of California Press. Mason, B. (2005). Street Theater and Other Outdoor Performance. London: Routledge. Solso, R. (1997). Cognition and the Visual Arts. Cambridge: The MIT Press. Tuan, Y. F. (2001). Space and Place: The Perspective of Experience. Minneapolis: University of Minnesota Press. Verstegen, I. (2005). Arnheim, Gestalt and Art: A Psychological Theory. Austria: SpringerWienNewYork. Weide, R. (n.d.). Spray Paint: How an Object Become an Object and a Subculture. Zolberg, V., & Cherbo, J. M. (1997). Outsider Art : contesting boundaries in contemporary culture. Cambridge: Cambridge University Press.
Artikel dari Internet
Space Paintings..., Annas Resaldi, FT UI, 2014
Camilleri, Bryan (2009). Spray Paint Art – Overview and Origin. 16 Maret 2014, 19:30. http://spraypaintingart.blogspot.com/ Eugster, Simon(2011). Spray Paint Techniques. 11 Mei 2014, 18:23. http://granjow.net/sprayTech.html Fenany, Triska (2007). Fungsi, Ruang, Bentuk dan Ekspresi dalam Arsitektur. 29 April 2014, 12:46. https://www.academia.edu/4205413/FUNGSI_RUANG_BENTUK_DAN_EKSPRESI_DALAM_ARSI TEKTUR Francis, Joseph (2012). History of Spraypaint Art. 15 Maret 2014, 22:15. http://www.theartsurgeon.com/historyof-spraypaint-art.html Lopez, Arturo (2007). 9 Maret 2014, 16:05. http://www.youtube.com/user/spraycasso/about McConnell, Brandon (2006). 9 Maret 2014, 15:30. http://www.youtube.com/user/spacepainter/about Sarko, Michael (2012). Painting with Fire: The Street Artist Eli Godwin. 16 Maret 2014, 23:47. http://www.capitolhilltimes.com/2012/05/painting-with-fire-the-street-artist-eli-godwin/ Stevo (2013). Spray Paint Art Inspirations. 23 Maret 2014, 19:47. http://spraypaintartz.com/203/ Szathmary, Kara (2009). Space and Astronomical Art Journal. 23 Maret 2014, 21:15. http://spaceart1.ning.com/forum/topics/space-and-astronomical-art Tom (2009). Aerosolgrafia: Otherworldly Urban Spray Art. 15 Maret 2014, 21:05. http://www.urbanghostsmedia.com/2009/09/awesome-aerosolgrafia/ Wawancara Aru, Tri (2014, Mei 02). Wawancara Personal
Space Paintings..., Annas Resaldi, FT UI, 2014