SISTEM TELEMEDIKA BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI & KOMUNIKASI UNTUK PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT DI INDONESIA (ICT-BASED TELEMEDICINE SYSTEM FOR COMMUNITY HEALTHCARE IN INDONESIA) Soegijardjo Soegijoko,
[email protected] , Yoke Saadia Irawan, Ediana Sutjiredjeki Kelompok Keilmuan & Program Teknik Biomedika, Sekolah Teknik Elektro & Informatika, Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10, Bandung 40132 – Tel/Fax: 022-2534117 ABSTRAK Makalah ini membahas berbagai usaha pengembangan sistem telemedika berbasis ICT yang telah dilaksanakan oleh kelompok penelitian Teknik Biomedika ITB. Pengembangan sistem telemedika ini merupakan salah satu upaya untuk membantu peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan dan Pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan Kota dan sejumlah besar puskesmas. Sistem telemedika berbasis ICT terutama terdiri dari:sejumlah unit berbasis PC, infrastruktur telekomunikasi yang tersedia, modul perangkat keras, modul perangkat lunak aplikasi, serta SDM pelaksana. Suatu sistem telemedika berbasis ICT untuk uji-coba telah di-implementasikan di DKK Bandung serta sejumlah puskesmas. Sejumlah aplikasi mencakup: pencatatan & pelaporan data pasien & data obat, telekonsultasi sederhana, tele-koordinasi, tele-diagnosa, serta pendidikan masyarakat telah dikembangkan dan di-uji-coba. Meskipun diperoleh hasil-hasil positif, berbagai langkah pengembangan lebih lanjut masih diperlukan untuk implementasi sistem telemedika di sejumlah lembaga pelayanan kesehatan masyarakat. Terdapat berbagai tantangan menarik untuk pengembangan berbagai aplikasi sistem telemedika berbasis ICT guna membantu penyelesaian masalah nyata dalam peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat. Kata kunci: ICT, telemedika (telemedicine), pelayanan kesehatan masyarakat (community healthcare), teknik biomedika (biomedical engineering), internet, puskesmas (community health centre).
1.
PENDAHULUAN
1.1. Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Indonesia Salah satu masalah utama pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia adalah bagaimana mengatasi relatif tingginya Angka Kematian Ibu (AKI, Maternal Mortality Rate= MMR), dan Angka Kematian Bayi & Balita. Hal ini merupakan masalah mendasar yang dihadapi dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Jumlah seluruh Puskesmas (Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat) di Indonesia, ada lebih dari 7600 (tujuh ribu enam ratus) buah, yang melayani lebih dari separuh penduduk tingkat menengah ke bawah. Untuk pelayanan tersebut, masih dibantu dengan puskesmas keliling, puskesmas pembantu dan pos pelayanan terpadu (posyandu). Karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM) pelayanan kesehatan, sistem pelayanan kesehatan primer di Indonesia menggunakan sistem rujukan
(referral system), yang mengandalkan pada infrastruktur komunikasi dan transportasi. Kotamadya Bandung meliputi daerah seluas 167,5 km2 dengan jumlah penduduk sekitar 2,3 juta orang. Terdapat lebih dari 10 rumahsakit besar dan sedang (milik pemerintah & swasta), serta lebih dari 40 buah klinik. Untuk memberikan pelayanan kesehatan primer, Dinas Kesehatan Kota Bandung menyediakan 71 buah Puskesmas, sejumlah puskesmas keliling, serta sekitar 1800 buah posyandu (pos pelayanan terpadu). Setiap hari, tujuhpuluh satu puskesmas tersebut melayani sekitar 5000 (lima ribu) orang pasien; jumlah pasien rata-rata yang mengunjungi sebuah puskesmas berkisar antara 25 sampai 200 orang per hari. 1.2. Teknik Biomedika Teknik Biomedika (Biomedical Engineering) adalah bidang multidisiplin yang menerapkan berbagai metoda engineering, science dan teknologi untuk membantu memecahkan masalah dalam bidang
Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia 3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi Bandung
429
biologi & kedokteran, guna meningkatkan kualitas hidup manusia, melalui peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat. Dalam berbagai kegiatan dalam bidang teknik biomedika, perlu dilakukan tahap pemrosesan informasi kedokteran (medical information), untuk membantu pelaksanaan prosedur kedokteran (medical procedure). Beberapa contoh informasi kedokteran adalah: data alfanumerik (misal data pribadi pasien, hasil diagnosa dokter), sinyal fisiologis (misal: sinyal EKG, EEG), citra kedokteran statik & dinamik (misal: citra X-ray thorax, citra USG janin bergerak), bunyi & suara (misal: bunyi pernafasan, bunyi Korotkoff, suara pembicaraan pasien & dokter). Adapun contoh tahap prosedur kedokteran adalah: pengumpulan data pasien, analisis data pasien, menegakkan diagnosa, memberikan terapi, dan tahap tindak-lanjut. Teknik Biomedika telah berkembang sejak lebih dari 50 tahun yang lalu di banyak negara maju, dan pada awal tahun 2006, terdapat lebih dari 110 (seratus sepuluh) perguruan tinggi di Amerika Utara. Di lingkungan STEI – ITB, program pendidikan teknik biomedika yang telah diselenggarakan adalah: tingkat magister (sejak 1995), tingkat sarjana (sejak 1998), dan tingkat doktor (sejak 1999). 1.3. Mengenal Sistem Telemedika Secara umum, telemedika sebagai salah satu ruang lingkup teknik biomedika, diartikan sebagai: aplikasi elektronika, komputer dan telekomunikasi dalam teknik biomedika, untuk melakukan pertukaran informasi kedokteran dari satu tempat ke tempat lain, guna membantu pelaksanaan prosedur kedokteran. Adapun tujuan telemedika adalah guna meningkatkan kualitas hidup manusia, melalui peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat dan pendidikan. Untuk menurunkan angka kematian ibu, bayi & balita, telah diusulkan dan dilakukan berbagai usaha oleh banyak instansi/lembaga dan/atau kelompok, terutama di bawah koordinasi departemen kesehatan. Kelompok Teknik Biomedika telah sejak sekitar tahun 1997 memfokuskan pada penelitian dalam sistem telemedika (ICT-based Telemedicine System). Penggunaan sistem telemedika berbasis teknologi komunikasi & informasi dalam pelayanan kesehatan masyarakat, yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan, diharapkan secara bertahap dapat menurunkan angka kematian ibu, bayi & balita di Indonesia. Ide pengembangan sistem telemedika di Program Teknik Biomedika ITB timbul dari adanya masalah dalam pelayanan kesehatan masyarakat, serta telah
tersedianya berbagai perangkat keras & perangkat lunak komputer (PC), infrastruktur telekomunikasi, perkembangan teknologi & fasilitas internet di Indonesia. Diperlukan waktu sekitar tiga tahun untuk mengembangkan dan memasyarakatkan ide tersebut, sebelum akhirnya mulai dicoba di sejumlah puskesmas, rumahsakit, serta DKK Bandung. Dalam makalah ini, disampaikan informasi singkat mengenai latar belakang masalah pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia. Selanjutnya disampaikan pula pengertian telemedika dan aplikasinya. Kemudian dijelaskan pengembangan sistem telemedika serta sejumlah aplikasi yang telah dan/atau sedang dikembangkan oleh Kelompok Keilmuan Teknik Biomedika ITB. Makalah akan diakhiri dengan membahas kemajuan yang telah dicapai dan penutup.
2.
SISTEM TELEMEDIKA & APLIKASI
2.1. Pengertian Telemedika Telemedika merupakan aplikasi teknologi elektronika, komputer dan telekomunikasi dalam teknik biomedika, untuk melakukan pertukaran informasi kedokteran dari satu tempat ke tempat lain, guna membantu pelaksanaan prosedur kedokteran, dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup manusia melalui peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat. Dengan demikian, dalam sistem telemedika selalu dilakukan pemrosesan informasi kedokteran dan pengiriman & penerimaan informasi kedokteran, serta hasilnya harus menunjang pelaksanaan prosedur kedokteran. Beberapa jenis informasi kedokteran: teks alfanumerik, sinyal fisiologi, citra kedokteran (statik & dinamik), bunyi & suara, serta kombinasi dari informasi tersebut. Prosedur kedokteran terdiri atas beberapa tahap, termasuk: pengumpulan data pasien, analisis data, menegakkan diagnosa, memberikan terapi, evaluasi dan tindak lanjut. Dengan demikian, pelaksanaan dan/atau aplikasi sistem telemedika selalu mengharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat. 2.2. Bagian-bagian Sistem Telemedika Suatu sistem telemedika secara umum terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut: -Sejumlah Unit (Medical stations) berbasis komputer (PC) atau mikrokontroller -Infrastruktur telekomunikasi yang tersedia (baik khusus/dedicated maupun berupa jaringan publik)
Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia 3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi Bandung
430
-Sejumlah Modul perangkat lunak telemedika -Sejumlah Modul perangkat keras telemedika -Sejumlah alat kedokteran/kesehatan dan/atau alat tambahan lainnya -SDM (personil pelayanan kesehatan/operator dan teknik). Bagian-bagian tersebut dapat berupa peralatan yang telah tersedia secara komersial (yang relatif sangat mahal). Infrastruktur telekomunikasi yang dipergunakan, dapat berupa jaringan khusus (dedicated, leased line) atau jaringan publik, serta dapat berupa: -jaringan telepon (PSTN) -jaringan telepon bergerak (mobile phone: GSM & CDMA) -jaringan telepon satelit -jaringan telekomunikasi radio, terestrial, satelit -jaringan internet (dengan berbagai metoda akses) -kombinasi dari jenis-jenis jaringan tersebut. Penggunaan jaringan internet akan dapat membuka wawasan & jenis aplikasi baru, mengingat perkembangan teknologi internet & aplikasinya yang sangat pesat akhir-akhir ini. Untuk keperluan pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia, akan lebih tepat bila dilakukan pengembangan sistem telemedika secara mandiri. Pengembangan sistem telemedika berbasis teknologi informasi & komunikasi (ICT) dapat dan lebih baik kita kembangkan sendiri.
telah dilakukan berdasarkan infrastruktur telekomunikasi yang tersedia di Bandung. 3.1. Sistem Telemedika berbasis Internet Suatu ICT-based pilot telemedicine system telah dirancang dan di-implementasikan di Dinas Kesehatan Kotamadya (DKK) Bandung dan 20 puskesmas dalam ruang lingkupnya. Jaringan internet telah dipergunakan sebagai infrastruktur telekomunikasi dengan tujuan menekan biaya operasional. Metoda akses internet yang digunakan merupakan kombinasi dari : metoda dial-up melalui PSTN, dialup melalui telepon genggam, dan wireless LAN. Gambar – 1 menunjukkan diagram blok sederhana sistem telemedika puskesmas yang telah dikembangkan dan di-uji-coba.
DKK Bandung
3. PENGEMBANGAN SISTEM TELEMEDIKA Untuk bidang pelayanan kesehatan masyarakat, kelompok penelitian Teknik Biomedika ITB telah melakukan pengembangan sistem telemedika berdasar suatu keperluan nyata dalam pelayanan kesehatan di DKK Bandung dan sejumlah puskesmas dalam ruang-lingkupnya. Selain itu, pengembangan
Tambahan Puskesmas
BME ITB (Teknik Biomedika ITB)
Jaringan Internet
2.3. Aplikasi Dasar Sistem Telemedika Ada banyak jenis aplikasi dasar yang dapat diperoleh dengan sistem telemedika berbasis teknologi informasi & komunikasi (ICT), antara lain: -Pencatatan dan Pelaporan data pasien -Basis Data dan Evaluasi pelayanan kesehatan -Pencatatan dan Pelaporan data obat -Tele-koordinasi -Tele-konsultasi sederhana -Pendidikan jarak jauh (bagi masyarakat dan bagi petugas kesehatan) Dari aplikasi dasar tersebut dapat dikembangkan (diturunkan) pula menjadi sejumlah aplikasi lanjut
RS Bersalin AstanaAnyar
1
Puskesmas Puter Puskesmas Keliling
2 3 Puskesmas Ramdhan
Puskesmas Talagabodas
8 Puskesmas Cibiru
Gambar – 1. Diagram Blok Sederhana Sistem Telemedika Berbasis ICT untuk Pelayanan Kesehatan Masyarakat Sistem Dial-up (melalui PSTN & ISP) Wireless system (wireless LAN & wireless mobile) --
Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia 3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi Bandung
431
Aplikasi (fungsi) sistem telemedika yang telah dikembangkan (secara bertahap) dan direalisasikan adalah: tele-edukasi bagi masyarakat (berbasis web), tele-koordinasi berbasis web, sistem pencatatan dan pelaporan data pasien, sistem pencatatan dan pelaporan data obat, sistem telekonsultasi sederhana, dan sistem informasi pelayanan kesehatan masyarakat. Pada tahap pengembangan dan awal tahap implementasi sistem telemedika tersebut, telah dilaksanakan sejumlah pelatihan (training-workshop) bagi para dokter dan paramedic/petugas DKK, rumahsakit, dan puskesmas. Dalam kaitan ini telah dilaksanakan 8 (delapan) kali pelatihan bagi lebih dari 150 orang peserta. Dalam pengembangan dan implementasi sistem telemedika tersebut, banyak dilibatkan para mahasiswa, dalam rangka tugas akademik mereka. 3.2. Pengembangan Situs Web DKK & Puskesmas Telah dilakukan pula pengembangan sejumlah situs web khusus bagi DKK Bandung dan sejumlah puskesmas. Kemudian telah dikembangkan pula suatu website template bagi seluruh puskesmas di Bandung. Selanjutnya informasi untuk masingmasing puskesmas dapat ditambahkan atau diperbarui oleh petugas yang ditunjuk setiap puskesmas yang bersangkutan. Situs web tersebut dapat dipergunakan pula sebagai sarana penyebaran informasi pendidikan bagi masyarakat, forum komunikasi antar petugas, antar puskesmas & DKK, serta sarana tele-koordinasi. 3.3. Pengembangan Modul Perangkat Lunak & Perangkat Keras Sejumlah aplikasi sistem telemedika puskesmas yang telah dibahas, memerlukan pengembangan modul perangkat lunak untuk menunjang berbagai jenis aplikasi. Misalnya: aplikasi pencatatan & pelaporan data pasien dan data obat, evaluasi tingkat gizi balita, serta sistem telekonsultasi sederhana. Selain pengembangan modul perangkat lunak, telah pula dilakukan sejumlah pengembangan modul perangkat keras. Beberapa contoh adalah: timbangan elektronik berbasis PC untuk dewasa & balita, EKG berbasis PC/mikrokontroler, Pengukur Tekanan Darah berbasis PC/mikrokontroler, Audiometer berbasis PC. Alat-alat berbasis PC tersebut memerlukan interface perangkat keras dan perangkat lunak yang khusus dibuat. Selain itu, telah dikembangkan paket perangkat lunak khusus untuk pengelolaan peralatan kedokteran di rumahsakit. Perangkat lunak tersebut telah di-instalasi di Rumah-
sakit Hasan Sadikin Bandung, dan Rumahsakit Permata Hati Banda Aceh. 4. PENGEMBANGAN LEBIH LANJUT Penelitian dan pengembangan system telemedika berbasis ICT yang telah dilakukan oleh KK Teknik Biomedika, sebagian besar telah memperoleh bantuan hibah penelitian (research grants) dari lembaga di luar negeri dan dalam negeri, serta ITB. Peran serta para mahasiswa (program sarjana, magister dan doktor bidang Teknik Biomedika) secara aktif, telah memungkinkan pelaksanaan berbagai kegiatan tersebut. Bantuan hibah penelitian dan peran serta para mahasiswa telah memacu berbagai kegiatan penelitian dan pengembangan lebih lanjut dalam bidang sistem telemedika ini. Beberapa kegiatan yang saat ini sedang dan akan dilakukan adalah sebagai berikut: -Sistem Telemedika untuk aplikasi dalam bidang Opthalmologi (Tele-opthalmologi) -Sistem Telemedika untuk aplikasi dalam bidang Dermatologi (Tele-dermatologi) -Penggunaan Biometrika Sidik Jari dalam Pencatatan dan Identifikasi Data Pasien (untuk puskesmas dengan jumlah pasien per hari di atas 100 orang) -Pengembangan Sistem Resep Elektronik untuk Puskesmas -Sistem Telemedika Bergerak dengan Multi Communication Links untuk Rumahsakit Syamsuddin di Sukabumi -Sistem Telemedika Berbasis ICT untuk Pengelolaan Kejadian Luar Biasa (Wabah) -Sistem Telemedika Berbasis ICT untuk Pengelolaan Masalah Pelayanan Kesehatan Masyarakat (misal: penyakit TBC, Lepra) -Sistem Telemedika Berbasis ICT untuk Pengelolaan Masalah Pelayanan UGD (Unit Gawat Darurat)
5. PENUTUP Dari sejumlah pengalaman dalam pengembangan sistem telemedika untuk pelayanan kesehatan masyarakat, dapat diperoleh beberapa kesimpulan berikut: (1).Pemasyarakatan ide/konsep telemedika untuk pelayanan kesehatan masyarakat memerlukan waktu yang cukup lama. Perlu berbagai usaha khusus untuk meyakinkan berbagai lembaga dan tingkatan SDM.
Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia 3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi Bandung
432
(2).Diperlukan usaha-usaha penyiapan organisasi dan SDM dalam pengembangan dan penerapan sistem telemedika berbasis ICT untuk menunjang pelayanan kesehatan masyarakat. Masih terdapat hambatan „kultural“ dalam pelaksanaan berbagai hal di lapangan. (3).Sangat disarankan agar semua fihak (pemerintah, para operator ICT, organisasi/lembaga/instansi terkait) untuk memberikan dukungan kepada lembaga pelayanan kesehatan masyarakat (DKK, puskesmas, rumahsakit) guna pengembangan dan penerapan sistem telemedika dalam pelayanan kesehatan masyarakat dan pendidikan.
Communication Technology”, Healthcom-2004, 2829 June, Odawara, Japan [4] Soegijardjo Soegijoko: “Development of ICTBased Telemedicine System for Emergency and Disaster Relief in Indonesia”, Symposium on Development of Emergency & Disaster Communication and Information System, Jakarta, 7 March 2006.
6. UCAPAN TERIMAKASIH Penelitian sistem telemedika ini telah memperoleh hibah (grants) biaya penelitian dari berbagai lembaga luar dan dalam negeri, terutama: IDRC, APDIP, APNIC, AMIC (melalui Pan Asia ICT R&D Programme), dan ITB. Untuk itu diucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya. Ucapan terimakasih disampaikan pula kepada para pimpinan dan seluruh staf sejumlah lembaga yang bekerjasama dalam penelitian dan kegiatan telemedika ini, yaitu: DKK Bandung, seluruh puskesmas di Bandung, Rumahsakit Astana-Anyar, Rumahsakit Hasan Sadikin; Rumahsakit Syamsuddin Sukabumi, DKK dan seluruh puskesmas di Sukabumi. Ucapan terimakasih disampaikan pula kepada seluruh peneliti, para mahasiswa dan staf & karyawan KK & Program Teknik Biomedika STEI – ITB, yang telah berperan-serta secara aktif dalam seluruh kegiatan terkait dengan sistem telemedika ini.
7. REFERENSI [1] Soegijardjo Soegijoko: “Development of Internet-based Telemedicine System for Primary Community Health Care in Indonesia”, 13th AMIC Annual Conference, 1 – 3 July 2004, Bangkok, Thailand [2] Tjondronegoro, Hendi Handian R., Soegijardjo Soegijoko: “Application of Wireless Communication Technology in Community Health Care Telemedicine System”, Healthcom-2004, 28-29 June, Odawara, Japan [3] Soegijardjo Soegijoko: “Development of Internet-based Telemedicine System for Community Health Care Using Wired and Wireless
Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia 3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi Bandung
433