PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME DAN LUAS PERMUKAAN BANGUN RUANG MELALUI MEDIA BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SD N PUHGOGOR 01 BENDOSARI, SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/ 2010
SKRIPSI
Oleh : SHINTA WULANDARI IRAWAN X 7108746
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN RUANG MELALUI MEDIA BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SD N PUHGOGOR 01 BENDOSARI, SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/ 2010
Oleh: SHINTA WULANDARI IRAWAN X 7108746
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan
SI KUALIFIKASI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
ii
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul : Peningkatan Kemampuan Menghitung Luas Permukaan dan Volume Bangun Ruang melalui Media Bangun Ruang pada Siswa Kelas V SD Negeri Puhgogor 01 Bendosari, Sukoharjo Tahun Ajaran 2009/ 2010
Oleh : Nama
: Shinta Wulandari Irawan
NIM
: X 7108746
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada Hari
:
Tanggal
:
Surakarta,
Juni 2010
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Hadi Mulyono, M.Pd NIP 19561009 198012 1 001
Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd NIP 19560121 198203 2 003
iii
ABSTRAK
Shinta Wulandari Irawan, PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN RUANG MELALUI MEDIA BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PUHGOGOR 01 BENDOSARI, SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2010. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan menghitung luas permukaan dan volume bangun ruang (balok dan kubus) melalui media bangun ruang siswa kelas V SD Negeri Puhgogor 01 Bendosari, Sukoharjo tahun ajaran 2009/ 2010. Bentuk pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan jenis penelitiannya adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini terdiri dari dua siklus. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data melalui observasi dan tes. Teknik analisis data yang digunakan mempunyai empat buah komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan menyusun hipotesis kerja atau penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah (1) Adanya peningkatan rata-rata nilai yang diperoleh siswa dari sebelumnya pada pra tindakan 59,67 kemudian pada siklus pertama 68,18 menjadi 75,42 pada siklus kedua (2) Adanya peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa yang pada pra tindakan hanya 33,33 %; dan pada tes siklus pertama 73,33 %; kemudian pada siklus kedua menjadi 100%. Berdasarkan hasil penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa melalui penggunaan media bangun ruang mampu meningkatkan kemampuan menghitung luas permukaan dan volume bangun ruang siswa kelas V SD Negeri Puhgogor 01 tahun ajaran 2009/1010.
iv
ABSTRACT
Shinta Wulandari Irawan, THE IMPROVEMENT OF SURFACE WIDTH AND CONCRETE VOLUME CALCULATION CAPABILITY THROUGH CONCRTE MEDIUM ON 5TH GRADERS OF ELEMENTARY SCHOOL OF SD NEGERI PUHGOGOR 01 BENDOSARI, SUKOHARJO YEAR OF 2009/2010, A Minithesis, Surakarta: Faculty of Teaching and Pedagogy Science, Sebelas Maret University of Surakarta. The objective of this reseach is to improve the calculation capability on surface width and concrete volume (beam and cube) through concrete medium on 5th graders of Elmentary School of SD Negeri Puhgogor 01 Bendosari, Sukoharjo, Year of 2009/2010. The type of approach which is used in this research is descriptive qualitative and the type of research is classroom action research (PTK). This research are two cycle. Collecting data technique are: observation and test. Analysis data technique which is used through three steps: data reduction, data presentation, and hypothesis making or conclusion. The result of this research are (1) There is an improvement on average marks obtined by the students from pre action of 59.67, then in the first cycle of 68.18 to be 75.42 in the second cycle, (2) There is an improvement of student learning success percentage which on the pretest is only of 33.33% and on thefirst cycle test of 73.33%, then in the second cycle to be 100%. Based on the result of this research, then there can be concluded that through the use of concrete medium, it can improve the capability in calculating surface width and concrete volume on the 5th gradeers of Elementary School of SD Negeri Puhgogor 01 Year of 2009/2010.
v
MOTTO
Belajar adalah benang-benang yang membujur, sedangkan pengalaman pribadi adalah benang-benang yang melintang dalam membuat suatu tenunan pengetahuan praktis. ( The Liang Gie ) Keberhasilan tak lelah menghampiri orang yang lelah atas upadayanya, dan semua keberhasilan harus disertai dengan kerja keras, usaha, dan doa. ( Kholili) Janganlah mencintai seseorang dengan melihat kesempurnaannya, niscaya tak kan pernah menjumpai kesempurnaan itu kecuali milik Sang Khaliq semata. ( Kholili )
vi
PESEMBAHAN
Karya sederana ini dipersembahkan kepada: Orang
tua
tercinta
Papa
Irawan
S.Sadiman, Mama Sri Supartini (Almh), dan Ibu Rick Luluk IL tercinta. Kakak
tersayang
Wachid
Danang
Prasetya dan Elly Herawati ,adik dan keponakan tersayang (Akmala Khusnul Farida, Desvita Nurul Ilmi, dan Kalinda Alivia Radisti). Kholili tersayang. Tya, Eka, Pipit, Okta, Abas, Agung, Badrun,
dan
Agus,
sahabat-sahabat
tersayang. Almamater
dan
Kualifikasi PGSD.
vii
rekan-rekan
SI
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian tindakan kelas dengan lancar. Skripsi yang berjudul “PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN RUANG MELALUI MEDIA BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SD N PUHGOGOR 01 BENDOSARI, SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/ 2010” ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa penelitian tindakan kelas ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada semua pihak, khususnya kepada: 1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rusdiana Indiyanto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi ijin penyusunan skripsi ini. 3. Drs. Kartono, M.Pd selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd, selaku Pembimbing I yang dengan sabar memberikan motivasi dan bimbingan sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini. 5. Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd, selaku Pembimbing II yang dengan sabar mengarahkan dan membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 6. Nining Purwaningsih, S.Pd selaku Kepala SD Negeri Puhgogor 01 Bendosari, Sukoharjo yang telah memberi motivasi dan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
viii
7. Guru SD Negeri Puhgogor 01 Bendosari, Sukoharjo yang selalu memberikan motivasi dan semangat. 8. Keluarga tercinta ( Papa Irawan, Mama Parti, Ibu Luluk, Mas Danang, Mb Elly, Mala, Vita, dan Kalind sayang) terima kasih atas semua cinta, kasih sayang, doa, dan dukungan baik moril maupun materiil serta semua nasihatnya. 9. “Kholili tercinta”, terima kasih atas nasihat, perhatian, doa, dan dukungannya. 10. Sahabat-sahabat tersayang ( Tya, Eka, Pipit, Okta, Abas, Agung, Agus, dan Badrun ) terima kasih atas dukungan dan persahabatan yang indah ini. 11. Teman-teman kelas A SI Kualifikasi ’08 terima kasih atas semangatnya. 12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberi bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan yang ada dan tentu hasilnya juga masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Harapan penulis semoga skripsi penelitian tindakan kelas ini dapat memberi manfaat kepada penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya. Semoga amal kebaikan semua pihak mendapat pahala dari Allah Azza wa jalla.
Surakarta,
Juni 2010
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ HALAMAN ABSTRAK ................................................................................
i ii iii iv v
HALAMAN ANSTRACT .............................................................................. HALAMAN MOTTO .................................................................................... HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... KATA PENGANTAR .................................................................................. DAFTAR ISI ................................................................................................. DAFTAR TABEL ......................................................................................... DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
vi vii viii x xii xiii xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………………………………………… B. Perumusan Masalah ……………………………………………... C. Tujuan Penelitian ………………………………………………... D. Manfaat Penelitian …………………………………………….… BAB
II
LANDASAN
TEORI,
TINJAUAN
PUSTAKA,
1 4 4 4
HASIL
PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. A. Tinjauan Pustaka …….……………………………………….…..
6
1. Hakikat Kemampuan MenghitungVolume dan Luas Permukaan Bangun Ruang .........................................................
6
a. Pengertian Kemampuan .........................................................
6
b. Kemampuan Menghitung Volume dan Luas Permukaan Bangun Ruang ........................................................................ 2. Hakikat Pembelajaran Matematika di SD ................................... a. Pengertian Pembelajaran .........................................................
x
6 8 8
b. Pembelajaran Matematika di SD .............................................. 3. Hakikat Media Pembelajaran Bangun Ruang ............................... a. Pengertian Media ..................................................................... b. Jenis-jenis Media ...................................................................... c. Fungsi Media Pembelajaran ..................................................... d. Media Pembelajaran Bangun Ruang ........................................ B. Hasil Penelitian yang Relevan ………………………........……...... C. Kerangka Berpikir …………………………………………...……. D. Hipotesis ……………………………………………………….......
10 17 17 18 20 23 25 26 28
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………... B. Bentuk dan Strategi Penelitian ………………………………...….. C. Subjek Penelitian ………………………………………………….. D. Sumber Data …………………………………………………...….. E. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………...… F. Validitas Data ........…………………………………………...….... G. Analisis Data ……………………………………………....…........ H. Indikator Kinerja ............................................................................... I. Prosedur Penelitian ...........................................................................
29 30 32 33 33 34 36 38 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Tempat Penelitian ..................................................................
45
B. Deskripsi Masalah Penelitian ...........................................................
46
C. Pembahasan Hasil Penelitian ...........................................................
50
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan ..........................................................................................
72
B. Implikasi ..........................................................................................
72
C. Saran ................................................................................................ DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... LAMPIRAN
xi
74 75
DAFTAR TABEL Tabel
Hal
1.
Nilai Ulangan Harian Pelajaran Matematika dan IPA ............................
3
2.
Data Tes Awal Siswa ..............................................................................
45
3.
Frekuensi Data Tes Awal Siswa Sebelum Tindakan ..............................
46
4.
Hasil Tes Awal ........................................................................................
47
5.
Data Tes Akhir Siklus I ...........................................................................
63
6.
Frekuensi Data Tes Akhir Siklus I ..........................................................
64
7.
Perbandingan Hasil Tes Siswa Sebelum dan Sesudah Diberikan Tindakan Siklus I ....................................................................................
66
8.
Data Tes Akhir Siklus II .........................................................................
67
9.
Frekuensi Data Tes Akhir Siklus II ........................................................
69
10. Perbandingan Hasil Tes Awal Sebelum dilaksanakan Tindakan, Tes Akhir Siklus I, dan Tes Akhir Siklus II ..................................................
xii
70
DAFTAR GAMBAR Gambar
Hal
1.
Bagan Kerangka Penelitian Tindakan ..............................................
29
2.
Model Penelitian Tindakan Kelas ....................................................
31
3.
Komponen-komponen Analisis Data ...............................................
37
4.
Siklus Penelitian Tindakan ...............................................................
41
5.
Grafik Data Nilai Tes Matematika Pra Tindakan Siswa Kelas V
60
SDN Puhgogor 01 ............................................................................ 6.
Grafik Data Nilai Tes Matematika Siklus I Siswa Kelas V SDN
64
Puhgogor 01 ..................................................................................... 7.
Grafik Data Nilai Tes Matematika Siklus II Siswa Kelas V SDN
68
Puhgogor 01 ..................................................................................... 8.
Grafik Perbandingan Hasil Tes Matematika Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II Siswa Kelas V SDN Puhgogor 01 ...........................
xiii
70
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Hal
1.
Lembar Evaluasi Pre Test ...................................................................
77
2.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan I …………..
79
3.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan II …………
87
4.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan I …………
94
5.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan II ………...
99
6.
Lembar Kode Nama Siswa ..................................................................
105
7.
Lembar Penilaian Tes Awal …………………………………………
107
8.
Lembar Penilaian Siklus I …………………………………………...
109
9.
Lembar Penilaian Siklus II ………………………………………….
111
10.
Pedoman Penilaian Lembar Pengamatan Kerja Kelompok Siklus I ..
113
11.
Instrumen Penilaian Lembar Pengamatan Kerja Kelompok Siklus I Pertemuan I .........................................................................................
12.
114
Instrumen Penilaian Lembar Pengamatan Kerja Kelompok Siklus I Pertemuan II ........................................................................................
116
13.
Pedoman Penilaian Lembar Pengamatan Kerja Kelompok Siklus II ..
118
14.
Instrumen Penilaian Lembar Pengamatan Kerja Kelompok Siklus II Pertemuan I .........................................................................................
15.
119
Instrumen Penilaian Lembar Pengamatan Kerja Kelompok Siklus II Pertemuan II ........................................................................................
121
16.
Lembar Observasi Terhadap Guru Siklus I Pertemuan I…………….
123
17.
Lembar Observasi Terhadap Guru Siklus I Pertemuan II ..………….
125
18.
Lembar Observasi Terhadap Guru Siklus II Pertemuan I……………
127
19.
Lembar Observasi Terhadap Guru Siklus II Pertemuan I……………
129
20. 20.
Kisi-kisi Soal Menghitung Luas Permukaan dan Volume Bangun Ruang .................................................................................................. Foto Kegiatan Pembelajaran ………………………………………...
21.
Undangan
Mengadakan
Pengamatan
pada
Pelaksanaan
Pembelajaran Sebagai Pengumpulan Data Penyelesaian Skripsi …… 22.
Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi ………………………….
xiv
131 132
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dalam masyarakat, bangsa, dan negara. Berbagai usaha pembaharuan kurikulum, perbaikan sistem pengajaran, peningkatan kualitas kemampuan guru, dan lain sebagainya, merupakan suatu upaya ke arah peningkatan mutu pembelajaran. Banyak hal yang dapat ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satunya adalah bagaimana cara menciptakan suasana belajar yang baik, mengetahui kebiasaan, dan kesenangan belajar siswa agar bergairah dan berkembang sepenuhnya selama proses pembelajaran berlangsung. Untuk itu seharusnya guru mencari informasi tentang kondisi mana yang dapat meningkatkan pembelajaran di sekolah dasar. Proses pembelajaran terdapat beberapa komponen yang sangat penting agar pembelajaran tersebut berjalan sesuai dengan rencana. Antara lain ditinjau dari komponen guru. Agar proses pembelajaran berhasil, guru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang. Untuk memenuhi hal tersebut, guru dituntut meningkatkan kemampuan profesionalnya dengan menyesuaikan jenjang pendidikan setingkat minimal strata satu (S1) bagi guru sekolah dasar. Dengan tercapainya pendidikan tersebut diharapkan guru bisa memilih dan menggunakan strategi dalam menanamkan konsep matematika dan melibatkan siswa agar aktif dalam belajar baik secara mental, fisik dan sosial. Yang lebih penting seorang guru harus memiliki rasa tanggung jawab dalam menjalankan tugas dan penuh dedikasi yang keluar dari dalam hati nuraninya. Pembelajaran Matematika dianggap masih kurang memiliki makna sebagai bagian dalam kehidupan sehari-hari,pelajaran Matematika masih dianggap 1
2 sebagai pelajaran yang sulit sehingga anak enggan untuk mempelajarinnya. Pembelajaran matematika yang dilaksanakan guru masih cenderung bersifat konfensional, guru lebih mengutamakan penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran dibandingkan dengan metode yang lain. Selain itu, dalam pembelajaran Matematika media pembelajaran belum digunakan secara maksimal. Hal ini terlihat pada pengenalan konsep volume dan luas permukaan bangun ruang yang pada dasarnya siswa kesulitan untuk membayangkan dari bentuk gambar ke bentuk yang sebenarnya dan sebaliknya. Kemampuan membayangkan siswa umumnya sangat terbatas, sedangkan guru menghendaki agar siswa dapat menyerap pelajaran yang disampaikan dengan maksimal. Dengan keadaan yang seperti ini perlu diadakan pembaharuan dengan menggunakan media yang sesuai, tepat, efektif dan efisien untuk menunjang proses pembelajaran.. Maka dalam proses pembelajaran guru harus menggunakan metode-metode atau media-media pembelajaran yang menjembatani pemikiran siswa. Yang semula bagi mereka materi volume dan luas permukaan bangun ruang itu sebuah materi yang abstrak, sehingga dengan media bangun ruang materi tersebut bisa menjadi konkret sehingga mudah dipahami oleh siswa. Sehingga dalam penelitian ini peneliti menggunakan media bangun ruang untuk memudahkan siswa lebih mudah mengerti dan memahami materi volume dan luas permukaan bangun ruang. Berkaitan
dengan
pembelajaran
Matematika,
hendaknya
proses
pembelajaran disesuaikan dengan kekhasan konsep atau pokok bahasan dan sub pokok bahasan dan disesuaikan juga dengan perkembangan pola pikir siswa. Dengan demikian diharapkan akan terdapat keserasian antara pembelajaran yang menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah. Matematika merupakan ide-ide abstrak yang berisi simbol, maka konsepkonsep matematika harus dipahami terlebihi dahulu sebelum memanipulasi simbol-simbol tersebut. Seseorang akan lebih mudah mempelajari sesuatu bila telah didasari oleh sesuatu yang telah diketahuinya. Dengan pengalaman belajar yang lalu, maka akan mempengaruhi terjadinya proses belajar.
3 Permasalahan yang umum terjadi di sekolah dasar adalah rendahnya nilai mata pelajaran Matematika siswa. Hal ini terbukti bila diadakan ulangan harian per pokok bahasan selalu nilai mata pelajaran Matematika di bawah rata-rata batas ketuntasan minimal. Pada ulangan harian pertama rata-rata nilainya 64,06 atau hanya 10 anak (33,33 %) siswa belajar tuntas dan pada ulangan harian kedua ratarata nilainya 64,13 atau hanya 11 anak (36,66%) siswa belajar tuntas. Dalam materi volume dan luas permukaan bangun ruang, siswa sukar membedakan antara sisi pada bangun datar dengan sisi pada bangun ruang. Maka di sini peneliti menggunakan media bangun ruang. Agar siswa lebih bisa memahami konsep-konsep dari materi bangun ruang. Pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila siswa telah menguasai materi pelajaran yang telah disampaikan. Tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran biasanya dinyatakan dengan nilai. Dalam beberapa kali ulangan di kelas V untuk pelajaran matematika hanya 10 orang dari 30 siswa yang mencapai tingkat penguasaan materi sebesar 80 % ke atas. Selama pembelajaran berlangsung, masih banyak siswa dijumpai yang belum dapat menggambar jaringjaring balok dan kubus. Sehingga siswa kurang siap untuk belajar matematika. Sebagai akibatnya adalah proses pembelajaran menjadi terlambat dan hasilnya tidak optimal. Apabila permasalahan yang dihadapi tersebut tidak dapat diatasi maka akan tetap dalam kondisi tersebut. Hasil belajar dibawah rata-rata atau bahkan bisa lebih buruk dan target belajar yang telah direncanakan kemungkinan besar tidak akan tercapai. Maka supaya proses pembelajaran berhasil, guru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang. Untuk mengatasi permasalahan di atas, langkah yang perlu dilaksanakan adalah dengan menggunakan alat peraga atau media pembelajaran. Media pembelajaran tersebut bernama media bangun ruang (balok dan kubus). Melalui media bangun ruang tersebut, materi yang bersifat abstrak dalam pokok bahasan bangun ruang dapat menjadi konkret. Siswa akan mengetahui dan melihat komponen-komponen bangun ruang. Dengan perantara media inilah siswa dapat
4 membedakan antara sisi pada bangun datar dan sisi pada bangun ruang. Selain itu dengan media ini siswa dapat melihat secara langsung bentuk sisi dan sekaligus mengingat kembali tentang luas bangun datar. Sehubungan dengan latar belakang di atas, peniliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan mengambil judul “Peningkatan Kemampuan Menghitung Volume dan Luas Permukaan Bangun Ruang melalui Media Bangun Ruang pada Siswa Kelas V SD Negeri Puhgogor 01 Bendosari, Sukoharjo tahun ajaran 2009/ 2010”.
B. Perumusan Masalah
Sesuai dengan paparan tersebut di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah penggunaan media bangun ruang dapat meningkatkan kemampuan menghitung volume dan luas permukaan bangun ruang pada siswa kelas V di SD Negeri Puhgogor 01 tahun ajaran 2009/ 2010?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan peneliti melakukan penelitian tindakan kelas ini secara umum adalah agar dapat mengkongkritkan pembelajaran dan dapat melibatkan atau mengaktifkan siswa dalam pembelajaran matematika sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Adapun secara khususnya, yakni untuk meningkatkan kemampuan menghitung volume dan luas permukaan bangun ruang pada siswa kelas V di SD Negeri Puhgogor 01 tahun ajaran 2009/ 2010.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya :
5 1. Manfaat Teoritis Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukanatau sumbangan untuk memperbaiki dan mengembangkan kualitas pendidikan atau pembelajaran,
khususnya
yang
bersangkutan
dengan
”Peningkatan
Kemampuan Menghitung Volume dan Luas Permukaan Bangun Ruang Melalui Media Bangun Ruang Pada Siswa Kelas V SD Negeri Puhgogor 01 tahun ajaran 2009/ 2010. 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman langsung pada guru khususnya peneliti yang terlibat dalam memperoleh pengalaman baru untuk menerapkan media bangun ruang dalam pembelajaran Matematika, serta dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan pembelajaran, khususnya dalam bidang matematika. b. Bagi siswa Dengan adanya penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan menghitung volume dan
luas permukaan bangun ruang siswa dalam
materi bangun ruang. c. Bagi sekolah Dapat memberikan wawasan dalam usaha memperbaiki proses pembelajaran para guru pada mata pelajaran Matematika khususnya materi menghitung luas permukaan dan volume bangun ruang, serta untuk menambah sarana dan prasarana sehingga mutu pendidikan dapat lebih meningkat.
BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Hakikat Kemampuan Menghitung Luas Permukaan dan Volume Bangun Ruang a. Pengertian Kemampuan Kemampuan yang dimiliki oleh manusia merupakan bekal yang sangat pokok. Kemampuan ini telah berkembang selama berabad-abad yang lalu untuk memperkaya diri dan untuk mencapai perkembangan kebudayaan yang lebih tinggi. Misalnya para ilmuwan berusaha terus menemukan sumbersumber energi yang baru, dengan menggunakan hasil penemuan ilmiah yang digali oleh generasi terdahulu terjadi karena manusia dibekali berbagai kemampuan. Dalam KBBI (1990: 552) kemampuan berarti kesanggupan; kecakapan; kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri. Nurhasanah (2007:423) mengemukakan bahwa mampu artinya (bisa, sanggup) melakukan sesuatu; sedangkan kemampuan artinya kesanggupan; kecakapan; kekuatan. Poerwadarminta (2007: 742) mengatakan bahwa mampu artinya kuasa (sanggup melakukan sesuatu); sedangkan kemampuan artinya kesanggupan; kecakapan; kekuatan. Bertolak dari beberapa pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan merupakan kecakapan atau keahlian seseorang dalam mencapai sesuatu hal yang ia inginkan atau keinginannya.
b. Kemampuan Menghitung Volume dan Luas Permukaan Bangun Ruang Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai sifat belajar khas jika dibandingkan dengan ilmu yang lain. Kegiatan pembelajaran matematika sebaiknya tidak disamakan begitu saja dengan ilmu yang lain, karena setiap siswa belajar matematika itu berbeda-beda kemampuannya. Kegiatan pembelajaran matematika haruslah diatur sekaligus memperhatikan 6
7 kemampuan siswa. Salah satu aspek dalam matematika adalah berhitung. Berhitung dalam matematika terdapat dihampir sebagian besar cabang matematika seperti aljabar, geometri, dan statistika. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI (1990: 311), menghitung berarti mencari jumlahnya (sisanya, pendapatannya) dengan menjumlahkan, mengurangi,dsb. Nyimas Aisyiah, dkk (2007: 6-5) mengatakan bahwa kemampuan berhitung merupakan salah satu kemampuan yang penting dalam kehidupan sehari-hari, dapat dikatakan bahwa semua aktivitas kehidupan semua manusia memerlukan kemampuan ini. Sedangkan Dewa Ketut Sukardi dalam Sulis (2007: 14) berpendapat bahwa kemampuan berhitung adalah kemampuan yang memerlukan penalaran dan keterampilan aljabar termasuk operasi hitung.
Dali
S.
Naga
dalam Mulyono
Abdurrahman
(1999:
253)
mengemukakan bahwa ”Aritmatika atau berhitung adalah cabang Matematika yang berkenaan dengan sifat hubungan-hubungan bilangan-bilangan nyata dengan perhitungan mereka terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan, pekalian, dan pembagian”. Kemampuan menghitung dalam penelitian ini mengenai kemampuan numerik siswa, karena numerik adalah kemampuan hitung menghitung dengan angka–angka. Kemampuan ini dapat menunjang cara berpikir yang cepat, tepat dan cermat yang sangat mendukung ketrampilan siswa dalam memahami simbol-simbol
dalam
matematika.
Slameto
dalam
Sulis,
(2007:14)
mengatakan bahwa kemampuan numerik mencakup kemampuan standar tentang bilangan, kemampuan berhitung yang mengandung penalaran dan keterampilan aljabar. Kemampuan mengoperasikan bilangan meliputi operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Beberapa
pendapat
yang
telah
dikemukakan
tersebut,
dapat
disimpulkan bahwa pengertian kemampuan menghitung adalah kecakapan atau kehlian kita dalam mencari hasil sebuah bilangan, baik itu dengan cara menjumlahkan, mengurangi,dsb.
8 Muchtar A. Karim (1998:1-9)
dalam materi pokok pendidikan
Matematika II mengatakan bahwa ”Volume bangun ruang adalah ukuran yang menyatakan kapasitas ruangan yang ditempati oleh bangun ruang tersebut”. Contoh ada suatu kubus, maka volume dari kubus itu sama dengan kuantitas dari ruangan yang ditempati oleh kubus itu sendiri. Juga dapat dinyatakan apabila diketahui sebuah bangun ruang yang berongga (dan sisi dari benda ruang itu sangat tipis sehingga bisa diabaikan), maka volume dari benda ruang dapat dinyatakan sebagai ukuran yang menyatakan banyaknya tepung atau cairan yang memenuhi rongga bangun fruang tersebut. Contoh lain ada suatu kotak berbentuk kubus, maka volume dari kotak (kubus) tersebut adalah ukuran yang menyatakan kuantitas cairan/ tepung yang memenuhi kotak (kubus) itu. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan volume adalah isi atau besarnya benda dalam ruangan.
2. Hakikat Pembelajaran Matematika di SD
a. Pengertian Pembelajaran Kegiatan belajar mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek didik yang menerima pelajaran, sedangkan mengajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan guru sebagai pengajar. Istilah pembelajaran lebih menggambarkan usaha guru untuk membuat belajar para siswanya. Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika tidak menghasilkan kegiatan belajar pada para siswanya. Kegiatan belajar hanya akan berhasil jika si belajar secara aktif mengalami sendiri proses belajar. Seorang guru tidak dapat mewakili belajar siswanya. Seorang siswa belum dapat dikatakan telah belajar hanya karena ia sedang berada dalam satu ruangan dengan guru yang sedang mengajar. Pekerjaan mengajar tidak selalu harus diartikan sebagai kegiatan menyajikan materi pelajaran. Meskipun penyajian materi pelajaran memang
9 merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran, tetapi bukanlah satu-satunya. Masih banyak cara lain yang dapat dilakukan guru untuk membuat siswa belajar. Peran yang seharusnya dilakukan guru adalah mengusahakan agar setiap siswa dapat berinteraksi secara aktif dengan berbagai sumber balajar yang ada. Dimyati
dan
Mudjiono
(2006:
297)
mengungkapkan
bahwa
pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Morgan dalam Toeti Soekamto dan Udin Saripudin Winataputra. (1996: 8) mengatakan bahwa belajar adalah ”setiap perubahan tingkah laku yang
relatif
tetap
dan
terjadi
sebagai
hasil
latihan
atau
pengalaman”.Sedangkan Joyce dan Weil dalam Toeti Soekamto dan Udin Saripudin Winataputra (1996: 79) mengemukakan bahwa mengajar atau ”teaching” adalah membantu para pelajar memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya, dan cara-cara belajar, bagaimana belajar”. Oemar Hamalik (2003:57) berpendapat bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusia, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan. Sedangkan Gagne sebagaimana dikutip St. Y Slamet (2007:19) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat siswa belajar sehingga situasi tersebut merupakan peristiwa belajar yaitu usaha untuk terjadinya tingkah laku dari siswa. Perubahan tingkah laku itu dapat terjadi karena adanya interaksi antara siswa dan lingkungannya. Di dalam UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 Pasal 1, memberikan pengertian pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar Dua konsep tersebut menjadi terpadu dalam satu kegiatan pada waktu terjadi interaksi antara guru dan siswa yang sama-sama aktif dalam pembelajaran. Inilah makna pembelajaran/ kegiatan belajar mengajar sebagai
10 suatu proses. Interaksi guru dan siswa sebagai makna utama proses pembelajaran memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pengajaran. Berpijak dari beberapa pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses dimana seorang guru memberikan ilmunya kepada siswa, agar siswa lebih mudah untuk mengekspresikan ideide, dan cara berpikirnya.
b. Pembelajaran Matematika di SD Banyak orang yang mempertukarkan antara matematika dengan aritmatika atau berhitung. Padahal matematika mempunyai cakupan yang sangat luas dari pada aritmatika atau berhitung. Aritmatika adalah pengetahuan tentang bilangan dan merupakan bagian dari matematika. Matematika merupakan ilmu logika tentang bentuk susunan, besaran, dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya, matematika dapat dibagi dalam tiga bidang, yaitu; aljabar, analisis, dan geometri. Hal tersebut sesuai dengan pendapat James & James (dalam Ruseffendi. 1993: 27) mengungkapkan bahwa ”matematika bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika untuk membantu masalah sosial, ekonomi dan alam”. (Ernest, 1991:42) dalam A Halim Fathani Yahya (2009: 1-2) The basis of mathematical knowledge is linguistic language, conventions and rules, and language is a social constructions; ii) Interpersonal social processes are required to turn an individual’s subjective mathematical knowledge, after publication, into accepted objective mathematical knowledge; and iii) Objectivity itself will be understood to be social. Dasar dari pengetahuan matematika adalah bahasa linguistik, konvensi dan aturan, dan bahasa adalah konstruksi sosial; ii) proses sosial interpersonal yang diperlukan untuk mengubah pengetahuan subyektif matematika individu, setelah publikasi, menjadi diterima pengetahuan matematika objektif, dan iii) Objektivitas itu sendiri akan dipahami untuk bersosialisasi. http://www.google.com/masthoni.wordpress.com/ A Halim Fathani Yahya (2009: 1-2)
11 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia/ KBBI (1990: 313) ”Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan”. Menurut Jhonsson dan Myklebust dikutip dalam Mulyono Abdurrahman (1999: 252) menyatakan bahwa ”Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubunganhubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoretisnya adalah memudahkan berpikir”. Lerner dikutip dalam Mulyono Abdurrahman (1999: 252) mengemukakan bahwa ”matematika disamping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas”. Taylor dan Francis Group (2008: 354) dalam International Journal of Education in Science and Technology: Mathematics is pervanding every study and technique in our modern world. Bringing ever more sharpy into focus the responsibilities laid upon those whose task it is to tech it. Most prominent among these is the difficulty of presenting an interdisciplinary approach so that one professional group may benefit from the experience of others. Matematika mencakup setiap pelajaran dan teknik di dunia modern ini. Matematika memfokuskan pada teknik pengerjaan tugastugasnya. Hal yang sangat mencolok yaitu mengenai kesulitan dalam mengaplikasi pendekatan interdisciplinary (antar cabang ilmu pengetahuan), oleh karena itu para pakar bisa memperoleh pengetahuan dari cabang ilmu lain. (http://www.tandf.co.uk/.../0020739x.asp/Journal+International+o f+Mathematical+Education+in+Sciense+and+Technology)(Taylo r dan Francis Group (2008: 354)) Dalam pembelajaran di sekolah, matematika memiliki karakteristik (Warsono, 2010: 24) sebagai berikut: 1. Matematika sebagai kegiatan penelusuran pola dan hubungan; 2. Matematika sebagai kreativitas yang memerlukan imajinasi, intuisi dan penemuan; 3. Matematika sebagai kegiatan pemecahan masalah (problem solving); 4. Matematika sebagai alat berkomunikasi;
12 Berpijak dari beberapa pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika adalah salah satu ilmu dasar dalam kehidupan sehari-hari, yang merupakan bahasa simbolik dan universal yang memungkinkan manusia berpikir, mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas dengan menggunakan cara bernalar deduktif dan induktif. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan matematika adalah salah satu ilmu dasar yang berguna untuk memahami dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi, yang memudahkan manusia berpikir dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Warsono.
(2010:
25)
mengemukakan
bahwa
mata
pelajaran
Matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau logaritma, secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah. 2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi Matematika
dalam
membuat
generalisasi,
menyusun
bukti
atau
menjelaskan gagasan, dan pernyataan matematika. 3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5) Memiliki sikap menghargai kegunaan Matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari Matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. 6) Mengembangkan kreatifitas yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan. Jerome S.Bruner dalam Sutikna (2005: 16-17) menjelaskan bahwa ia menjadi sangat terkenal dalam dunia pendidikan umumnya dan pendidikan Matematika
khususnya.
Ia
telah
menulis
hasil
studinya
tentang
13 ”Perkembangan Belajar” yang merupakan suatu cara untuk mendefinisikan belajar. Bruner menekankan bahwa setiap individu pada waktu mengalami atau mengenal peristiwa atau benda di dalam lingkungannya, menemukan cara untuk menyatakan kembali peristiwa atau benda tersebut dalam pikirannya, yaitu suatu model tentang peristiwa atau benda yang dialami atau dikenalnya. (http://p4tkmatematika.org/downloads/sd/MediaPembelajaran.pdf,
Sutikna
(2005: 16-17)) Bruner
dalam
Sutikna
(2005:
16-17)
menjelaskan
bahwa
perkembangan belajar dapat dinyatakan sebagai proses belajar yang terbagi menjadi tiga tahapan yaitu enactive, iconik, dan symbolic. (http://p4tkmatematika.org/downloads/sd/MediaPembelajaran.pdf,
Sutikna
(2005: 16-17)) 1) Tahapan Enaktif atau tahapan kegiatan (Enactive) Tahap pertama anak belajar konsep yang berhubungan dengan benda-benda riil atau mengalami peristiwa di dunia sekitarnya. Pada tahap ini anak-anak masih
dalam
gerak
reflek
dan
coba-coba,
belum
harmonis.
Ia
memanipulasikan, menyusun, menjajarkan, mengutak-atik dan berbagai bentuk gerak lainnnya (sesuai dengan tahap sensori motorik dari Piaget). Contoh :
Dalam mengajarkan volume luas permukaan bangun ruang, guru
harus menunjukkan benda-benda berbentuk balok, kubus, dan tabung. 2) Tahapan Ikonik atau tahapan gambar bayangan (Iconik) Pada tahap ini anak yang telah mengubah, menandai dan menyimpulkan peristiwa atau benda dalam bentuk bayangan mental. Dengan kata lain anak dapat membayangkan kembali atau memberikan gambaran dalam pikirannya tentang benda atau peristiwa yang dialami atau dikenalnya pada tahap enaktif. Walaupun peristiwa itu telah berlalu atau benda riil itu tidak lagi berada dihadapannya (tahap pra operasi dari Piaget). Contoh :
Dalam mengajarkan volume dan luas permukaan bangun ruang,
guru menunjukkan gambar bangun balok, kubus dan tabung. 3) Tahapan Simbolik (Symbolic)
14 Pada tahap akhir ini, anak dapat mengutarakan bayangan mental tersebut dalam bentuk simbolik bahasa. Apabila berjumpa dengan suatu simbol, maka bayangan mental yang ditandai oleh simbol itu akan dapat dikenalnya kembali. Pada tahap ini anak sudah mampu memahami simbol-simbol dan menjelaskan dengan bahasanya (serupa dengan tahap operasi konkret dan formal dari Piaget). Contoh :
Dalam mengajarkan volume dan luas permukaan bangun ruang,
siswa dapat diajak membayangkan bentuk balok, kubus, dan tabung. Dalam GBPP tahun 2004, materi bangun ruang yang disampaikan di SD meliputi: membandingkan dan mengurutkan bangun ruang menurut volumennya, menentukan volume kubus dan balok dengan menggunakan kubus satuan, menentukan rumus volume tabung dan prisma tegak, mengenal dan menggunakan volume limas dan volume kerucut. Menggambar bangun ruang dan sifat-sifat bangun ruang. Dan menggambar berbagai bentuk jaringjaring kubus dan balok untuk menentukan volume dan luas permukaan bangun ruang. 1). Kubus Janu Ismadi (2006: 7) mengemukakan bahwa Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi oleh 6 persegi yang sama dan sebangun. Kubus merupakan uatu bangun yang istimewa karena panjang rusuk-rusuknya sama. Oleh karena itu, volume kubus dijadikan sbagai pembanding dengan volume bangun ruang yang lain. Kubus memiliki sifat-sifat sebagai berikut : a) Mempunyai 6 bidang sisi yang sama luas b) Mempunyai 12 rusuk c) Mempunyai 8 titik sudut d) Semua sudutnya siku-siku
15 Kubus ABCDEFGH :
H
G AB=BC=CD=DA=EF=FG=GH=HE=AE=BF=
E
F
CG=DH disebut rusuk.
D
C ABCD, EFGH, ABEF, BCFG, CDHG, ADEH disebut
A
B
bidang sisi
Kubus satuan (1) (2) Gambar (1) menunjukkan kubus satuan yang digunakan sebagai satuan volume. Gambar (2) menunjukkan kubus yang dapat memuat 8 kubus satuan. Atau dengan cara lain, kita menghitung banyak kubus satuan ke samping kanan =2, kubus satuan ke belakang =2, kubus satuan ke atas =2, maka banyaknya kubus satuan = 2x2x2 = 8. Jadi volume kubus adalah 8 satuan volume. Maka akan kita dapatkan rumus untuk mencari volume kubus yaitu V = rusuk x rusuk x rusuk. Jika kubus tersebut kita buka, maka akan kita dapatkan jaring-jaring kubus.
Atau
16 2). Balok Janu Ismadi (2006: 16) mengatakan bahwa Balok adalah bangun ruang yang dibatasi oleh 3 pasang sisi berbentuk persei panjang yang masing-masing pasangan sama dan sebangun. Balok memiliki sifat-sifat sebagai berikut : Perhatikan Balok ABCD EFGH berikut ini : H
G
E
F D
C
A
B
Balok ABCD EFGH mempunyai : a) 8 titik sudut, yaitu titik sudut A, B, C, D, E, F, G dan H. b) 12 rusuk, yaitu AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH, HE, AE, BF, CG dan DH. Rusuk-rusuk tersebut dikelompokkan menjadi tiga jenis masing-masing terdiri atas 4 rusuk yang sama panjang, yaitu : a) AE=BF=CG=DH yang disebut sebagai rusuk tegak atau tinggi balok. b) AB=CD=EF=GH yang disebut sebagai rusuk datar sisi depan dan sisi belakang atau panjang balok. c) AD=BC=FG=EH yang disebut sebagai rusuk datar sisi kiri dan sisi kanan atau lebar balok. Jika sebuah balok dibuka akan didapat jaring-jaring :
atau
Rangkaian enam buah persegi yang membentuk balok disebut jaringjaring balok. Untuk mencari rumus balok didapatkan rumus (2xpxl) + (2xpxl) + (2xpxl) atau 2 x [(pxl) + (pxl) + (pxl)]. Dengan menganggap balok yang
17 terbentuk memiliki panjang (p), lebar (l), tinggi (t), maka banyak kotak yang membentuk balok tersebut adalah p x l x t. Banyak kotak yang membentuk balok merupakan volume balok. Jadi rumus balok adalah V = p x l x t.
3. Hakikat Media Pembelajaran Bangun Ruang
a. Pengertian Media Di dalam pengajaran di1kenal beberapa istilah sepeti peragaan atau keperagaan. Tetapi dewasa ini istilah keperagaan ini telah dipopulerkan dengan istilah media. Kata media berasal dari bahasa latin dan secaraharfiah berarti perantara atau pengantar. Sri Anitah (2008: 1) mengemukakan bahwa kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang berarti sesuatu yang terletak di tengah (antara dua pihak atau kutub) atau suatu alat. Media dapat diartikan sebagai perantara atau penghubung antara dua pihak, yaitu antara sumber pesan dengan penerima pesan atau informasi. Bovee (1997) dalam Hujair AH. Sanaky (2009: 3) mengemukakan bahwa ”media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan”. Ada lagi pendapat (Bretz, 1977) dalam Sri Anitah (2008: 1) yang mengatakan bahwa media adalah sesuatu yang terletak di tengah-tengah, jadi suatu perantara yang menghubungkan semua pihak yang membutuhkan terjadinya suatu hubungan, dan membedakan antara media komunikasi dan alat bantu komunikasi.Sedangkan Gerlach & Ely (1971) dalam Azhar Arsyad (2004: 3) berpendapat bahwa ”media adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap”. Berdasar dari pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi antara lain : guru ( komunikator ), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa ( komunikan ), dan tujuan belajar. Jadi, media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
18 menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar. Karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Dan media tersebut dapat berfungsi dengan baik apabila media tersebut dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna, mengaktifkan dan menyenangkan siswa. Berpijak dari pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa media dalam penelitian ini adalah semua bentuk perantara baik setiap orang, bahan,
alat
atau
peristiwa
yang
dapat
menciptakan
kondisi
yang
memungkinkan siswa menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
b. Jenis-jenis Media Bermacam-macam peralatan dapat digunakan oleh guru untuk menyampaikan pesan ajaran kepada siswa melalui penglihatan dan pendengaran untuk menghindari verbalisme yang masih mungkin terjadi kalau hanya digunakan alat bantu visual semata. Maka dari itulah guru mulai merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan tingkah laku siswa. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, mulai dipakai berbagai format media. Dan dari pengalaman mereka, guru mulai belajar melalui media visual, sebagian melalui media audio, sebagian lagi senang melalui media cetak yang lain melalui media audio visual, dan sebagainya. Berbagai jenis media yang dapat digunakan dalam proses komunikasi pembelajaran
menurut
Koyo
Kartasurya
dalam
Wijaya
(1991:140)
digolongkan menjadi: (1) Media visual meliputi gambar/ tato, sketsa, diagram, charts, grafik, kartun, poster, peta dan globe, (2) Media dengar meliputi radio, magnetic, tape recorder, magnetic sheet recorder,
19 laboratorium bahasa, (3) Projected still media meliputi slide, film strip, over head projector, opaque projector, techitoscope, micro projector, micro film, (4) Projected motion media, meliputi film, film loop, televisi, closed circuit television
(CC
TV),
video
tape
recorder,
computer.
(http://techonly13.wordpress.com) Hujair AH Sanaky (2009: 38) berpendapat bahwa media pembelajaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Bahan yang mengutamakan kegiatan membaca atau dengan menggunakan simbol-simbol kata dan visual (bahan-bahan cetakan dan bacaan). b. Alat-alat audio visual, alat-alat yang tergolong ke dalam kategori ini, yaitu: 1) Media proyeksi (overhead projector, slide, film, dan LCD), 2) Media non-proyeksi (papan tulis, poster, papan tempel, kartun, papan planel, komik, bagan, diagram, gambar, grafik, dan lain-lain), dan 3) Benda tiga dimensi antara lain benda tiruan, diorama, boneka, topeng, lembaran balik, peta, globe, pameran, dan museum sekolah. c. Media yang menggunakan teknik atau masinal, yaitu, slide, film strif, film rekaman, radio, televise, video, VCD, laboratorium elektronika, perkakas otoinstruktif, ruang kelas otomatis, system interkomunikasi, computer, dan internet. d. Kumpulan benda-beenda (material collections), yaitu berupa peninggalan sejarah, dokumentasi, bahan-bahan yang memiliki nilai sejarah, jenis kehidupan,
mata
pencaharian,
industri,
perbankan,
perdagangan,
pemerintahan, agama, kebudayaan, politik, dan lain-lain. e. Contoh-contoh kelakuan, perilaku mengajar. Pengajar memberi contoh perilaku atau suatu perbuatan. Misalnya, mencontohksn suatu perbuatan dengan gerakan tangan dan kaki, gerakan badan, mimik, dan lain-lain. Menurut Amir Hamzah Suleiman dalam Wijaya (1991:140) jenis-jenis media dapat digolongkan sebagai berikut: (1) Alat-alat visual dua dimensi pada bidang yang tidak transparan yang meliputi gambar, gambar yang diproyeksikan dengan opaque projector, lembaran balik, wayang beber,
20 grafik, diagram, bagan, peta, poster, gambar hasil cetak saring, foto dan gambar sederhana dengan garis dan lingkaran, (2) Berbagai macam papan yang meliputi papan tulis, papan flannel, papan magnet (white board) dan papan peragaan, (3) Alat-alat visual tiga dimensi yaitu meliputi benda asli, model, barang contoh atau specimen, alat tiruan sederhana atau mock-up, diaroma, pameran, dan bak pasir, (4) Alat-alat audio yang meliputi taperecorder dan radio, (5) Alat-alat audio visual murni yang meliputi film suara, (6) Demonstrasi dan widyawisata. (http://techonly13.wordpress.com) Bertolak dari pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya jenis-jenis media ini dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu: (1) Media dua dimensi, merupakan media yang hanya dapat dipandang baik dengan bantuan proyektor atau tanpa bantuan proyektor. Misalnya: Gambar, sketsa, diagram, bagan, grafik, chart, lembaran balik, poster peta, dll, (2) Media benda nyata atau media tiga dimensi, merupakan media yang dapat dipandang dari segala arah dan diraba bentuknya, dimana media tiga dimensi mewujudkan konsep-konsep yang bersifat abstrak. Misalnya: benda asli, model, alat tiruan sederhana (mock-up), barang contoh (specimen), dan diorama, (3) Contoh-contoh perilaku mengajar.
c. Fungsi Media Pembelajaran Penggunaan berbagai jenis media pembelajaran dapat membawa dampak positif dalam proses pembelajaran. Hubungan antara guru dan siswa dapat berlangsung lebih interaktif, karena pemakaian media pembelajaran dapat membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar terhadap siswa. Mulyani Sumantri dalam Suwarto (2007: 27-28) menyatakan tujuan dari penggunaan suatu media yaitu untuk membantu guru menyiapkan pesan-pesan secara lebih mudah kepada peserta didik sehingga peserta didik dapat menguasai pesan-pesan tersebut secara cepat dan cermat. Dalam kerangka proses
belajar mengajar yang dilakukan yaitu penggunaan media
dimaksudkan agar peserta didik yang terlibat dalam kegiatan belajar terhindar
21 dari segala verbalisme, yakni mengetahui kata-kata yang disampaikan guru tetapi tidak memahami arti yang dimaksud didalamnya. Hujair AH. Sanaky (2009: 4) mengemukakan pendapat bahwa manfaat media pembelajaranadalah sebagai berikut:1) pengajaran lebih menarik perhatian pembelajar sehingga dapat menumbuhkan motivasi belaja; 2) bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami pembelajar; 3) metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata; 4) pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hany mendengarkan penjelasan dari pengajar saja. Menurut pendapat Sudjana dan Rivai dalam Arsyad (2006:214) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu: (1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, (2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran, (3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan katakata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran, (4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru,
tetapi
juga
aktivitas
mendemonstrasikan,
lain
seperti
memerankan
mengamati, dan
melakukan, lain-lain.
(http://techonly13.wordpress.com) Kemp & Dayton
dalam Azhar Arsyad (2004:21) mengemukakan
bahwa manfaat adanya penggunaan media dalam pembelajaran adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. Pengajaran bias lebih menarik. Pembelajaran menjadi lebih interaktif . Lama waktu pengajaran bisa lebih dipersingkat. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan. Pengajaran dapat diberikan kapan dan di mana diinginkan.
22 7. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan. 8. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif. Hamalik dalam Arsyad (2006:25) merinci manfaat media pendidikan sebagai berikut: (1) Meletakkan dasar-dasar yang konkrit untuk berfikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme, (2) Memperbesar perhatian siswa, (3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap, (4) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa, (5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar hidup, (6) Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahaya, (7) Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar. (http://techonly13.wordpress.com) Berpijak dari beberapa pendapat tentang manfaat penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar tersebut di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian
pesan
dan
informasi
sehingga
dapat
memperlancar
dan
meningkatkan pesan dan informasi, (2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi langsung antara siswa dan lingkungannya dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya, (3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu. Objek atau benda yang terlalu besar untuk iklan langsung dibawah kelas dapat diganti dengan gambar , tato, slide, film, radio atau model. Objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat disajikan dengan ketentuan miroskop, film, slide, dan gambar. Kejadian langkah yang terjadi dimasa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, tato, slide. Objek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat ditampilkan secara konkrit melalui film, gambar, dan slide. Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan
23 dapat disimulasikan dengan media seperti computer, film, dan video. Peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau proses yang dalam kenyataan membutuhkan waktu yang lama seperti proses kepompong menjadi kupu-kupu, dapat disajikan melalui teknik-teknik rekaman seperti timelapse untuk film video atau simulasi computer, (4) Media pembelajaran dapat memberikan keamanan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa dilingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi antara guru, siswa, masyarakat dan lingkungan.
d. Media Pembelajaran Bangun Ruang Hujair AH. Sanaky (2009: 3) berpendapat bahwa “media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Bangun ruang adalah bangun tiga dimensi, yaitu bangun yang dapat dilihat dari semua sisinya. Media pembelajaran berupa model bangun ruang dapat dijadikan media pengajaran. Benda asli sangat membantu guru dalam menerangkan sesuatu kepada siswa untuk memahami materi yang disampaikan. Model bangun ruang adalah media yang dibuat dengan ukuran tiga dimensi sehingga menyerupai benda aslinya untuk menjelaskan hal-hal yang tak mungkin kita peroleh dari benda yang sebenarnya. Model bangun ruang dapat dibuat dalam ukuran lebih besar atau lebih kecil dari benda aslinya, atau memperlihatkan bagian-bagian yang rumit dari sebuah benda yang sebenarnya keadaan tertutup. (http://techonly13.wordpress.com). Dalam penelitian ini media pembelajaran Matematika adalah alat bantu yang digunakan dalam proses pembelajaran Matematika. Media tersebut berupa bangun-bangun ruang, bangun-bangun datar, kerangka bangun ruang dan jaring-jaring bangun ruang. Hal ini dimaksudkan untuk membantu siswa memahami terhadap pokok masalah yang dipelajari serta siswa bisa membedakan antara sisi pada bangun datar dan sisi pada bangun ruang. Selain
24 itu dengan media ini siswa dapat melihat secara langsung bentuk sisi dan sekaligus mengingat kembali tentang luas bangun datar. Penerapan media bengun ruang dalam pembelajaran Matematika pada konsep volume kubus dan balok. Pada kubus, media bangun ruang digunakan dengan cara menyusun bebeapa kubus stuan dapat dihitung (membilang) berapa volume kubus tersebut.
Kubus satuan
Bangun ruang kubus
Kubus tersebut di atas, tersusun dalam beberapa kubus satuan. Setelah dihitung ternyata kubus satuan berjumlah 8 kubus satuan. Banyak kubus satuan dalam bangun ruang kubus tersebut di atas menyatakan volume kubus/ isi bangun ruang kubus tersebut. Selanjutnya, dapat dijelaskan bahwa banyak kubus satuan ke samping menyatakan panjang rusuk ke samping. Banyak kubus satuan ke belakang menyatakan panjang rusuk ke belakang. Banyak rusuk ke atas menyatakan tinggi kubus ke atas. Karena kubus memiliki panjang rusuk yang sama, maka : Volume kubus = rusuk x rusuk x rusuk atau = r x r x r atau = r3 Sedangkan pada balok, media bangun ruang digunakan dengan cara menyusun beberapa kubus satuan dapat dihitung (membilang) berapa volume balok tersebut.
25
tinggi lebar panjang
Kubus satuan
Bangun Ruang Balok
Balok tersebut di atas, tersusun dalam beberapa kubus satuan. Setelah dihitung ternyata kubus satuan berjumlah 16 kubus satuan. Banyak kubus satuan dalam bangun kubus tersebut di atas, menyatakan volume kubus/ isi dari bangun ruang yang berbentuk balok tersebut. Selanjutnya, dapat dijelaskan bahwa banyak kubus satuan ke samping menyatakan panjang sisi alas (p). Banyak kubus satuan ke belakang menyatakan lebar sisi alas ( l ). Banyak rusuk ke atas menyatakan tinggi balok ( t ). Kubus memiliki panjang rusuk yang berbeda, maka : Volume balok = Luas alas x tinggi = panjang x lebar x tinggi
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Suwarto (2007) dengan judul ”Penggunaan Media Bangun Ruang untuk Pemahaman Konsep Luas dan Volume dalam Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Walen 1 Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2006/ 2007”menyimpulkan bahwa penggunaan media bangun ruang dapat meningkatkan pemahaman pembelajaran konsep luas dan volume bangun ruang dalam pembelajaran Matematika. Penelitian Suwarto memiliki persamaan dengan penelitian ini yakni sama-sama mengkaji tentang
26 penggunaan media bangun ruang. Adapun perbedaannya terletak pada variabel terikatnya. Variabel dalam penelitian Suwarto yaitu pemahaman konsep luas dan volume dalam matematika sedangkan dari penelitian ini yakni peningkatan kemampuan menghitung luas permukaan dan volume bangun ruang. Penelitian yang dilakukan oleh Warsono (2010) dengan judul ”Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Melalui Penggunaan Media Bangun Ruang pada Siswa
Kelas
V
SD
2010”menyimpulkan
Negeri
bahwa
02
Wukirsawit
penggunaan
media
Tahun
Ajaran
2009/
bangun
ruang
dapat
meningkatkan motivasi belajar matematika. Penelitian Warsono memiliki persamaan dengan penelitian ini yakni sama-sama mengkaji tentang penggunaan media bangun ruang. Adapun perbedaannya terletak pada variabel terikatnya. Dalam penelitian Warsono variabel terikatnya yakni peningkatan motivasi belajar matematika sedangkan dari peneliti yaitu peningkatan kemampuan menghitung luas permukaan dan volume bangun ruang. Penelitian
yang
dilakukan
oleh
Rodhiyah
(2006)
dengan
judul
”Meningkatkan Kemampuan Menghitung Operasi Perkalian dan Pembagian dengan Metode Permainan Pada Siswa Kelas IV SDN Purwoso 03 Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007” menyimpulkan bahwa dengan menggunakan metode permainan
dapat
meningkatkan
kemampuan
menghitung
perkalian
dan
pembagian. Penelitian Rodhiyah memiliki persamaan dengan penelitian ini yakni sama-sama mengkaji tentang upaya meningkatkan kemampuan menghitung. Adapun
perbedaannya terletak pada variabel bebasnya. Dalam penelitian
Rodhiyah, variabel bebasnya membahas tentang metode permainan. Adalam penelitian ini variabel bebasnya yaitu media bangun ruang.
C. Kerangka Berpikir
Dalam pembelajaran Matematika di SD Negeri Puhgogor 01 khususnya untuk siswa kelas V, proses pembelajarannya masih konvensional. Sehingga materi volume dan luas permukaan bangun ruang yang sekiranya mudah bagi
27 siswa menjadi sangat sulit. Maka sebagai dampaknya, kemampuan siswa dalam menghitung volume dan luas permukaan bangun ruang menjadi rendah. Ada beberapa upaya yang harus dilakukan agar kemampuan menghitung volume dan luas permukaan bangun ruang siswa meningkat. Dalam proses pembelajaran digunakan media bangun ruang. Mulanya materi menghitung volume dan lulas permukaan bangun ruangitu membingungkan siswa (sesuatu yang abstrak), tetapi setelah menggunakan media bangun ruang materi tersebut mudah dipahami oleh siswa (menjadi konkret). Dalam pembelajaran langkah pertama disusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), materi volume dan luas permukaan bangun ruang dan membuat media pembelajaran. Selanjutnya, dilaksanakan apa yang telah dibuat dengan maksimal. Setelah pembelajaran berlangsung, diberikan evaluasi kepada siswa. Kemudian guru melakukan observasi pada proses pembelajaran, membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran serta mengarahkannya, sehingga siswa benar-benar memahami materi volume dan luas permukaan bangun ruang. Setelah dilakukan observasi, dianalisis proses dan hasil pembelajaran matematika tersebut sebagai penentu pelaksanaan siklus selanjutnya. Berdasarkan uraian tersebut di atas, dengan menggunakan media bangun ruang yang dibuat secara menarik diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menghitung volume dan luas permukaan bangun ruang siswa. Dengan demikian kemampuan menghitung volume dan luas permukaan bangun ruang akan meningkat melalui penggunaan media bangun ruang. Maka alur kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan seperti gambar 1.
28 Kondisi Awal
Guru masih konvensional dalam pembelajaran.
Tindakan
Kemampuan menghitung volume dan luas permukaan bangun ruang siswa rendah
Pembelajaran dengan menggunakan media bangun ruang
Siklus I
Siklus II
Kondisi Akhir Melalui penggunaan media bangun ruang dapat meningkatkan kemampuan menghitung volume dan luas permukaan bangun ruang siswa kelas V SD Negeri Puhgogor 01 tahun pelajaran 2009/2010.
Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir
D.
Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Hipotesis merupakan simpulan kerangka berpikir. Dari rumusan masalah tersebut di atas, maka dapat dituliskan hipotesis sebagai berikut : ”Penggunaan media bangun ruang dapat meningkatkan kemampuan menghitung volume dan luas permukaan bangun ruang pada siswa kelas V SD Negeri Puhgogor 01 Bendosari, Sukoharjo tahun ajaran 2009/ 2010”.
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Puhgogor 01 Kecamatan Bendosari mempertimbangkan Kabupaten Sukoharjo. Ditentukan di tempat ini karena: (1) karena waktu, biaya, dan keberadaan sampel untuk memudahkan peneliti memperoleh data, (2) sekolah tersebut belum pernah ada yang melaksanakan penelitian sejenis, sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang, (3) kemudahan peneliti mengadakan kerjasama dengan sekolah.
2. Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun 2009/2010, selama lima bulan. Yakni mulai bulan Februari sampai bulan Juni 2010. Jenisjenis kegiatannya meliputi penyusunan dan pengajuan proposal, mengurus ijin penelitian, pelaksanaan penelitian, analisis data, dan penyusunan laporan. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilaksanakan dua siklus, antara lain: 1. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 27 April 2010 dan tanggal 29 April 2010. Indikator yang ingin dicapai yaitu mampu mengidentifikasi ciri-ciri bangun ruang, mampu menyebutkan sifat-sifat balok dan kubus, dapat menyatakan rumus luas permukaan serta volume balok dan kubus, dapat menghitung luas permukaan serta volume balok, dan dapat menghitung luas permukaan serta volume kubus. 2. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 2010 dan 6 Mei 2010. Indikator yang ingin dicapai sama dengan siklus pertama khususnya pada indikator pertemuan kedua yaitu: dapat menyatakan rumus luas permukaan serta volume balok dan kubus, dapat menghitung luas permukaan serta volume balok, dan dapat menghitung luas permukaan serta volume kubus. Dalam siklus kedua metode yang diterapkan sama dengan siklus pertama. Hanya
29
30 saja perbedaannya terletak pada medianya. Guru menggunakan bendabenda konkret dalam pengerjaan soalnya. B. Bentuk dan Strategi Penelitian
Data yang akan diperoleh atau dikumpulkan berupa data yang langsung tercatat dari kegiatan di lapangan, maka bentuk pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif dan jenis penelitiannya adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun alasan mengadakan penelitian tindakan kelas adalah untuk mengkaji masalah pendidikan yang berkaitan dengan pembelajaran di dalam kelas yang dilaksanakan oleh guru, karena PTK dilaksanakan oleh guru sendiri sehingga dapat meningkatkan pemahaman diri siswa untuk membuat perubahan yang lebih baik, serta memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi guru kelas. Model
penelitian
tindakan
kelas
ini
menggambarkan
sebagai
serangkaian langkah yang membentuk siklus atau putaran tindakan. Setiap langkah memiliki empat tahap, yaitu perencanaan (plan), tindakan (act), pengamatan (observe), dan refleksi (reflect) (Kemmis dan Taggart (1998) dalam Rochiati Wiriatmadja (2009: 66) Langkah-langkah tersebut dapat dilihat pada gambar 2.
31
R E F L E C T
OBSERVE
PLAN
A C T
R E F L E C T
OBSERVE
REVISED PLAN
A C T
Gambar 2. Model PTK Spiral dari Kemmis dan Taggart. Pada tahap perencanaan (plan), mulai dirancang strategi bertanya untuk mendorong siswa untuk menjawab pertanyaannya sendiri. Pada tahap tindakan (act), mulai diajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk mendorong mereka mengatakan apa yang mereka pahami, dan apa yang mereka minati. Tahap pengamatan (observe), pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban siswa dicatat atau direkam untuk melihat apa yang sedang terjadi. Sedangkan dalam tahap refleksi (reflect), ternyata control kelas yang terlalu ketat menyebabkan tanya jawab kurang lancar dilaksanakan sehingga tidak mencapai hasil yang baik, dan perlu diperbaiki. Pada siklus berikutnya, perencanaan direvisi dengan modifikasi dalam bentuk mengurangi pernyataan-pernyataan guru yang bersifat mengontrol
32 siswa, agar strategi bertanya dapat berlangsung dengan baik. Pelaksanaannya dicatat dan direkam untuk melihat pengaruhnya terhadap perilaku siswa. Secara rinci prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas diuraikan sebagai berikut : 1. Siklus pertama ( I ) a. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan. b. Melakukan tindakan sesuai yang direncanakan. c. Melakukan
pengamatan
terhadap
pelaksanaan
kegiatan
dan
mengidentifikasi masalah. d. Melakukan refleksi oleh peneliti. 2. Siklus kedua ( II ) a. Merencanakan tindakan berdasarkan siklus pertama untuk perbaikan meningkatkan prosentase. b. Melakukan tindakan sesuai yang direncanakan. c. Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus II dan mengidentifikasi masalah. d. Melakukan refleksi oleh peneliti.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini ditetapkan pada siswa kelas V SD Negeri Puhgogor 01 tahun ajaran 2009/ 2010. Dengan jumlah siswa sebanyak 30, yang terdiri 10 siswa putra dan 20 siswa putri. Ditetapkan pada kelas V karena didasari oleh pertimbangan bahwa pada awal tahun pelajaran siswa telah mempunyai pengalaman belajar di SD selama empat tahun, yaitu selama kelas I hingga kelas IV. Pada dasarnya mereka dari latar belakang yang berbeda-beda tapi sebagian besar dari mereka adalah siswa dari golongan menengah ke bawah yaitu ekonomi yang rendah. Dari kesemua siswa adalah anak yang normal, tidak cacat dalam arti tidak ada anak ABK (Anak Berkebutuhan Khusus).
33 D. Sumber Data
Di dalam penelitian ini terdapat dua data, yaitu 1. Nilai akhir siswa setelah pembelajaran Matematika menggunakan media bangun ruang; 2. Kegiatan siswa saat pembelajaran/ saat kerja kelompok. Data penelitian ini dikumpulkan dari beberapa sumber yang meliputi : a. Informan atau nara sumber yaitu siswa kelas V SD Negeri Puhgogor 01. b. Dokumen atau arsip yang antara lain berupa kurikulum, rencana Pelaksanaan Pembelajaran, dan buku penilaian. c. Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran dengan media bangun ruang.
E. Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan beberapa data dan sumber data di atas, maka teknik pengumpulan datanya masing-masing sebagai berikut : 1. Observasi Observasi
merupakan
metode
pengumpulan
data
yang
menggunakan pengamatan terhadap objek penelitian (Yatim Rianto, 2001:77). Observasi yang dilakukan peniliti dalam penelitian ini adalah dengan observasi kolaboratif yaitu observasi yang dibantu oleh teman sejawat. Observasi ini dilakukan secara formal di dalam ruang kelas pada saat pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan untuk mengetahui perkembangan siswa selama proses pembelajaran sesuai dengan siklus yang ada. Observasi merupakan teknik penelitian yang digunakan oleh peneliti dengan cara mengamati, melihat atau memperhatikan kebiasaan sehari-hari guru dan siswanya di sekolah. Bentuk observasi dalam penelitian ini adalah observasi partisipan, dimana peneliti (pengamat) dalam penelitian ini, berperan aktif dalam semua pembelajaran di kelas.
34 Pengamat mengobservasi kegiatan siswa kelas V SDN Puhgogor 01 selama
proses
pembelajaran.
Observasi
ini
digunakan
untuk
mendapatkan data yang diperlukan sebagai dasar untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut. Dengan observasi ini akan diperoleh datadata mengenai seluruhu aktivitas atau tingkah laku siswa dalam pembelajaran. 2. Tes Tes merupakan serentetan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, sikap, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Yatim Rianto, 2001:83). Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan yang diperoleh siswa setelah kegiatan pembelajaran tindakan. Tes yang diberikan dalam penelitian ini tentang materi volume dan luas permukaan bangun ruang dan diberikan pada siswa kelas V SDN Puhgogor 01. Tes ini diberikan pada awal penelitian untuk mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan siswa dalam pembelajaran mengitung luas permukaan dan volume bangun ruang. Selain itu, tes ini dilakukan di setiap akhir pertemuan untuk mengetahui peningkatan mutu siswa. Dengan kata lain, tes disusun dan dilakukan untuk mengetahui tingkat perkembangan kemampuan menghitung luas permukaan dan volume bangun ruang ditandai dengan hasil belajar siswa sesuai dengan siklus yang ada.
F. Validitas Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi dan tes. Maka untuk menjamin validitas, keabsahan dan pertanggungjawaban data untuk dapat dijadikan dasar yang kuat untuk menarik simpulan, maka dapat diukur dengan validitas isi/ content validity.
35 Ebel dalam Nazir (1988: 2) mengemukakan bahwa content validity adalah validitas yang berkenaan dengan baik buruknya sampling dari suatu populasi. http://www.google.co.id/fitriayunita.blogspot.com. Kerlinger dalam Fitri Yuanita (2007: 4) mengatakan bahwa “validitas isi merupakan validitas yang diperhitungkan melalui pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional”. http://www.google.co.id/fitriayunita.blogspot.com. Dalam validasi ini dapat diukur seberapa jauh item-item dalam suatu alat ukur mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur oleh alat ukur yang bersangkutan atau berhubungan dengan penelitian. Sebuah tes dikatakan memiliki isi apabila didalamnya mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan oleh guru dalam pembelajaran. Pada penelitian ini data yang diukur menggunakan validitas isi yaitu tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan menghitung luas permukaan dan volume bangun ruang sesuai dengan materi yang diajarkan di kelas V, maka pada penyusunan dilakukan dengan cara memerinci materi kurikulum ataupun materi pelajaran pada kelas V. Materi yang diajarkan tertera dalam kurikulum maka validitas isi ini sering disebut validitas kurikuler. Validitas isi berhubungan dengan kemampuan instrumen untuk menggambarkan atau melukiskan secara tepat mengenai domain perilaku yang akan diukur. Misalnya instrumen yang dibuat untuk mengukur aktivitas siswa dalam belajar, maka instrumen tersebut harus dapat melukiskan secara benar mengenai aktivitas siswa sebagaimana diuraikan dalam deskripsi kegitan siswa. Dalam pembuatan soal tes dilakukan terlebih dahulu analisis rasional yakni sejauh mana item-item dalam soal tes tersebut mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang akan dinilai atau dengan kata lain, sejauh mana tes itu mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur. Dalam perencanaan validitas ini tidak melibatkan perhitungan statistik apapun melainkan hanya analisis rasional maka setiap orang akan memiliki pedoman dalam melaksanakan suatu tes pada siswanya.
36 G. Teknik Analisis Data
Yang dimaksud analisis data adalah cara mengelola data yang sudah diperoleh dari dokumen. Dalam penelitian ini digunakan analisis deskriptif. Agar hasil penelitian dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan maka dalam menganalisis data penelitian ini menggunakan analisis model interaktif Milles dan Huberman (2000: 20). Kegiatan pokok analisa model ini meliputi: reduksi data, penyajian data, simpulan-simpulan penarikan/verifikasi. Adapun rincian model tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Reduksi data Reduksi data yaitu proses pemilihan pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,
membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian sehingga simpulan-simpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Dalam penelitian ditemukan data yang prlu direduksi, seperti informasi tentang berdirinya sekolah tersebut. Informasi tersebut perlu direduksi karena tidak sesuai dengan variabel penelitian. 2. Penyajian data Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam pelaksanaan penelitian penyajian-penyajian data yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid. Untuk menampilkan data-data tersebut agar lebih menarik maka diperlukan penyajian yang menarik pula. 3. Menarik kesimpulan / Verifikasi Setelah data-data direduksi, disajikan langkah terakhir adalah dilakukannya penarikan kesimpulan : penarikan/verifikasi. Data-data yang telah didapatkan dari hasil penelitian kemudian diuji kebenarannya. Penarikan kesimpulan ini merupakan bagian dari konvigurasi utuh, sehingga
37 kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi data yaitu pemeriksaan tentang benar dan tidaknya hasil laporan penelitian. Sedang kesimpulan adalah tinjauan ulang pada catatan di lapangan atau kesimpulan dapat diuji kebenarannya, kekokohannya merupakan valiliditasnya. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/ verifikasi sebagai suatu yang jalin-menjalin pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar, untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis. Kegiatan pengumpulan data itu sendiri merupakan proses siklus dan interaktif. Oleh karena penelitian ini sifatnya kualitatif maka diperlakukan adanya objektivitas, subjektivitas, dan kesepakatan inter subjektivitas dari peneliti agar hasil penelitian tersebut mudah dipahami bagi para pembaca secara mendalam. Adapun hubungan interaksi antara unsur-unsur kerja analisis tersebut dapat divisualisasikan dalam bentuk diagram seperti gambar 3. Pengumpulan Data (Data Collection) Penyajian Data (Data Display) Reduksi Data (Data Reduction) Kesimpulan-Kesimpulan Penarikan / Verifikasi Gambar 3: Komponen-Komponen Analisis Data : Model Interaktif (Milles Huberman, 2000:19)
Berpijak dari bagan tersebut di atas, langkah yang akan ditempuh dalam penelitian ini adalah :
38 1.
Melakukan analisis awal, bila data yang didapat di kelas sudah cukup data yang dikumpulkan.
2.
Mengembangkan bentuk sajian data dengan menyusun coding dan matrik yang berguna untuk penelitian selanjutnya.
3.
Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matrik antar unsur.
4.
Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitan.
5.
Merumuskan kebijakan sebagai bagian dari pengembangan saran dalam laporan akhir penelitian.
H. Indikator Kinerja Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Yang menjadikan indikator kinerja dalam penelitian ini adalah meningkatnya kemampuan menghitung volume dan luas permukaan bangun ruang melalui penggunaan media bangun ruang pada siswa kelas V SD Negeri Puhgogor 01 Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo. Hal ini ditandai dengan siswa yang mencapai KKM (nilai 65) lebih dari 85 % jumlah siswa seluruhnya. Indikator tersebut meliputi : (1) Mengidentifikasi ciri-ciri bangun ruang, (2) Menyebutkan sifat-sifat balok dan kubus, (3) Menyatakan rumus luas permukaan serta volume balok dan kubus, (4) Menghitung luas permukaan serta volume balok, (5) Menghitung luas permukaan serta volume kubus.
I. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus yang tiaptiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Dalam satu siklus pembelajaran terdiri dari dua kali tatap muka. Alokasi waktu setiap pertemuan selama 2x35 menit. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang telah didesain. Untuk mengetahui kemampuan menghitung siswa kelas V SD Negeri Puhgogor 01 diadakan tes
39 terhadap siswa dan observasi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Berdasarkan temuan di kelas, maka perlu diusahakan peningkatan kemampuan menghitung volume dan luas permukaan bangun ruang pada siswa kelas V melalui media bangun ruang, adapun prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini secara rinci diuraikan sebagai berikut.
1. Siklus I a. Perencanaan 1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran Matematika dengan KD mengidantifikasi sifat-sifat bangun ruang dan menghitung luas permukaan dan volume balok dan kubus. 2) Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan. 3) Menyiapkan soal tes setelah dilaksanakan pembelajaran. 4) Menyiapkan lembar penilaian. 5) Membuat lembar observasi. b. Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilaksanakan dengan proses pembelajaran yang sesuai dengan RPP mata pelajaran Matematika dengan kompetensi dasar menghitung luas permukaan dan volume balok dan kubus. c. Observasi Pada tahap penelitian ini data dikumpulkan dengan cara mengamati proses pembelajaran (aktivitas guru dan siswa). Observasi mengarah pada butir-butir dalam pedoman yang telah disiapkan. d. Refleksi Refleksi dilakukan setelah mengadakan pengamatan. Jika dalam pembelajaran pada siklus I tentang menghitung luas permukaan dan volume balok dan kubus didapatkan suatu kendala yaitu adanya nilai siswa yang belum mencapai hasil yang diharapkan atau tindakan belum tercapai secara optimal, maka perlu adanya perbaikan pada siklus II.
40 2. Siklus II Siklus ini dilakukan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Langkahlangkah yang ditempuh adalah sebagai beikut : a. Perencanaan 1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran Matematika dengan KD mengidantifikasi sifat-sifat bangun ruang dan menghitung luas permukaan dan volume balok dan kubus. 2) Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan. 3) Menyiapkan soal tes setelah dilaksanakan pembelajaran. 4) Menyiapkan lembar penilaian. 5) Membuat lembar observasi. b. Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilaksanakan melalui pembelajaran dengan memperbaiki tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Melaksanakan pembelajaran Matematika dengan kompetensi dasar menghitung luas permukaan dan volume balok dan kubus. c. Observasi Pada tahap penelitian ini data dikumpulkan dengan cara mengamati proses pembelajaran (aktivitas guru dan siswa). Observasi mengarah pada butir-butir dalam pedoman yang telah disiapkan. d. Refleksi Berpijak dari hasil penelitian pada siklus I, dilakukan analisis dengan cara melihat prestasi atau nilai siswa. Kemudian hasil analisis pada siklus II digunakan sebagai kesimpulan dari penelitian. Apakah dengan menggunakan alat peraga atau media bangun ruang dapat memaksimalkan proses pembelajaran siswa dalam menentukan volume dan luas permukaan bangun ruang. Kualitas proses pembelajaran dinyatakan mengalami perbaikan apabila capaian pada indikator keberhasilan yang telah ditetapkan tidak atau kurang sesuai dengan target yang telah ditetapkan, maka penelitian dapat dihentikan.
41
Adapun
siklus-siklus
dalam
Penelitian
Tindakan
Kelas
yang
dilaksanakan ini menggunakan model Suharsimi Arikunto dan Sugiyanto seperti gambar 4.
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
Tindak lanjut
Gambar 4: Siklus Penelitian Tindakan (Suharsimi Arikunto dan Sugiyanto, 2009:12)
Mekanisme kerja diwujudkan dalam bentuk siklus (direncakan 2 siklus), yang setiap siklusnya tercakup 4 kegiatan/ tahap, yaitu: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Apabila hasil evaluasi dan refleksi dari siklus I menunjukkan adanya peningkatan kemampuan siswa dalam menghitung volume dan luas permukaan bangun ruang, maka tidak perlu dilanjutkan dengan siklus II. Namun, apabila belum menunjukkan peningkatan kemampuan siswa dlam menghitung volume dan luas permukaan bangun ruang, maka dibuat dan dilaksanakan siklus II yang setiap siklusnya tercakup 4 kegiatan/ tahap, yaitu: perencanaan (planning),
42 tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Artinya, bila ternyata penggunaan media bangun ruang ini belum berhasil/ belum memenuhi capaian indikator, maka dilakukan kembali siklus pengajaran Matematika
dengan
menggunakan
media
bangun
ruang
secara
berkesinambungan sesuai perbaikan pada siklus I dan kegiatan ini terus berulang sampai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai secara optimal.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Tempat Penelitian Lembaga pendidikan yang digunakan sebagai tempat penelitian ini adalah Sekolah Dasar Negeri Puhgogor 01. Sekolah ini terletak di Desa Puhgogor, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo. Sekolah Dasar Negeri Puhgogor 01 merupakan Sekolah Dasar yang berkualitas menengah. Sekolah ini memiliki bangunan sekolah yang membentuk huruf “L”. Halaman sekolahnya cukup luas di pinggirnya dikelilingi oleh pohon-pohon hias yang menambah kesejukan sekolah. Demi kelancaran program-program sekolah dan semakin meningkatnya mutu pendidikan di sekolah, maka segenap komponen pengelola Sekolah Dasar Negeri Puhgogor 01 baik kepala sekolah, komite sekolah, guru, karyawan senantiasa melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab masing-masing sebagaimana tertuang dalam program kerja yang telah direncanakan pada setiap tahun pelajaran. Mekanisme kerja segenap pengelola Sekolah Dasar Negeri Puhgogor 01 tersebut berada di bawah koordinasi dan pengawasan kepala sekolah. Fasilitas yang ada di sekolah ini cukup memadai. Berbagai jenis alat peraga untuk berbagai mata pelajaran tersedia dengan lengkap, namun itu semua tidak terawat dengan baik walaupun ada juga alat peraga yang tersedia di dalam kelas. Karena menurut informasi dari guru kelas V alat peraga tersebut tidak dimanfaatkan oleh guru dengan baik dalam proses pembelajaran. Selain itu di sekolah ini tidak ada tempat khusus untuk menyimpan alat peraga tersebut, sehingga banyak alat peraga yang rusak. Karakter siswa-siswi kelas V tempat penelitian tidak jauh berbeda dengan kelas lain
dalam
pembelajaran
matematika.
Kebanyakan
siswa
menganggap matematika sebagai suatu mata pelajaran yang sulit, sehingga hasil belajar matematika dan partisipasi siswa dalam pembelajaran matematika kurang
43
44 optimal. Siswa masih banyak tergantung pada guru dalam memecahkan masalah matematika, hal itu menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Latar belakang ini yang dijadikan pangkal dalam berbagai permasalahan dalam upaya meningkatkan kemampuan menghitung dalam pelajaran matematika khususnya materi luas permukaan dan volume balok dan kubus. Dengan penelitian ini diharapkan siswa SDN Puhgogor 01 lebih tertarik untuk belajar matematika, sehingga kemampuan menghitung dalam pelajaran matematika khususnya materi luas permukaan dan volume balok dan kubus meningkat.
B. Deskripsi Masalah Penelitian Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini terdiri dari paparan siklus I dan paparan tindakan siklus II. Tiap siklus meliputi empat kegiatan antara lain: 1) tahap perencanaan; 2) pelaksanaan tindakan; 3) observasi; dan 4) analisis dan refleksi. Jika indikator tidak tercapai, maka siklus (tahap-tahap tersebut) dilakukan lagi dengan intervensi sesuai hasil refleksi, sehingga terjadi pencapaian indikator yang signifikan. Analisis hasil evaluasi dari tes pra tindakan diperoleh nilai rata-rata siswa adalah 59,67 atau jumlah siswa yang tuntas hanya 10 siswa atau 33,33%. Hasil tersebut masih di bawah rata-rata nilai yang diinginkan dari pihak guru, peneliti, dan sekolah yaitu sebesar 65 dan ketuntasan di atas 85 %. Dari hasil analisis tes pra tindakan tersebut, maka dilakukan tindakan lanjutan untuk meningkatkan kemampuan menghitung luas permukaan dan volume balok dan kubus pada siswa kelas V SDN Puhgogor 01.
1. Deskripsi Tindakan Siklus I a. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan dilaksanakan sebagai titik tolak pembelajaran untuk mengkondisikan dan membuat komitmen atas peraturan dan konsekuensi yang akan dilaksanakan pada pembelajaran matematika tentang
45 menghitung volume dan luas permukaan balok dan kubus. Adapun langkahlangkah perencanaan persiapan guru adalah sebagai berikut : Kegiatan perencanaan tindakan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 26 April 2010 di ruang guru SD Negeri Puhgogor 01. Peneliti dan kepala sekolah mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan (dengan alokasi waktu 2x35 menit) yaitu pertemuan pertama pada hari Selasa tanggal 27 April 2010 dan pertemuan kedua pada hari Kamis tanggal 29 April 2010. Dengan berpedoman berdasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD 2008 kelas V, peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan pembelajaran materi menghitung luas permukaan dan volume balok serta kubus dengan menggunakan media bangun ruang. Pada pertemuan pertama peneliti membahas materi identifikasi sifatsifat bangun ruang, sebagai pengantar menuju inti materi. Standar Kompetensi Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antarbangun datar. Kompetensi Dasar Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang dan menghitung luas permukaan dan volume balok dan kubus. Indikator a) Siswa mampu mengidentifikasi ciri-ciri bangun ruang. b) Siswa mampu menyebutkan sifat-sifat balok dan kubus. c) Siswa dapat menyatakan rumus luas permukaan serta volume balok dan kubus. d) Siswa dapat menghitung luas permukaan serta volume balok. e) Siswa dapat menghitung luas permukaan serta volume kubus. Penelitian ini dirancang melalui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan indikator siswa mampu mengidentifikasi ciri-ciri bangun ruang, siswa mampu menyebutkan sifat-sifat balok dan kubus, siswa dapat menyatakan rumus luas permukaan serta volume balok dan kubus, siswa dapat
46 menghitung luas permukaan serta volume balok, siswa dapat menghitung luas permukaan serta volume kubus. Rencana pelaksanaan pembelajaran dari lima indikator tersebut dibagi menjadi dua kali pertemuan. Pertemuan pertama melaksanakan 2 indikator, kemudian pertemuan kedua tiga indikator. Adapun hal yang perlu disiapkan guru antara lain : a) Menyiapkan media jaring-jaring balok dan kubus, bangun-bangun balok dan kubus, kerangka balok dan kubus yang akan digunakan dalam pembelajaran. b) Membuat lembar observasi siswa dan lembar observasi guru. c) Menyiapkan soal tes setelah dilaksanakan pembelajaran. d) Merancang setting kelas dengan menata tempat duduk sesuai dengan ruangan kelas, serta membagikan media pembelajaran kepada setiap siswa atau setiap kelompok. e) Menyiapkan lembar penilaian. b. Pelaksanaan Tindakan Dalam tahap ini guru menerapkan pembelajaran melalui media bangun ruang sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Pembelajaran yang telah disusun pada siklus I dengan menggunakan media bangun ruang sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun ini akan dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. 1). Pertemuan I Pada tahap ini dilakukan tindakan kelas terhadap 30 siswa, dalam pembelajaran menghitung luas permukaan dan volume balok serta kubus melalui media bangun ruang. Indikator dalam pertemuan pertama yaitu siswa mampu mengidentifikasi ciri-ciri bangun ruang, siswa mampu menyebutkan sifat-sifat balok dan kubus. Langkah-langkah siklus I adalah sebagai berikut: Sebelum pembelajaran dimulai guru memimpin doa, kemudian mengkondisikan kelas, apersepsi dengan bertanya jawab tentang ruangan kelas dan benda-benda yang ada di dalam kelas, misalnya: alamari, kotak kapur. Kemudian dengan tanya jawab tersebut guru menindak lanjuti dengan
47 memberikan pertanyaan mengenai materi yang akan dipelajari. Setelah itu kegiatan selanjutnya: a) Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. b) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 6 siswa. Dan salah satu siswa ditunjuk sebagai juru bicara atau perwakilan kelompok. c) Guru membagikan media benda-benda yang berbentuk balok dan kubus serta jaring-jaring dan kerangka bangun ruang kepada masing-masing kelompok. d) Siswa melakukan diskusi kelompok/ belajar mandiri yaitu dengan mengidentifikasi dan menjelaskan ciri dan sifat dari balok dan kubus. e) Selama kegiatan diskusi berlangsung guru mengamati siswa serta memberikan bimbingan pada kelompok yang mengalami kesulitan dalam diskusi. f) Kemudian, siswa diminta untuk menyiapkan sebuah pertanyaan kepada kelompok lainnya. g) Siswa saling bergantian bertanya melalui perwakilan kelompok dan kelompok lainnya menjawab sesuai gilirannya. h) Setelah selesai, guru mengulas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan masing-masing kelompok dan memperbaiki jawaban dari tiap-tiap kelompok bila masih kurang. i) Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru, dengan bimbingan guru siswa diarahkan untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari. j) Siswa mengerjakan evaluasi yang telah dipersiapkan oleh guru.
48 2). Pertemuan Kedua Pada tahap ini dilakukan tindakan kelas terhadap 30 siswa, dalam pembelajaran menghitung luas permukaan dan volume balok serta kubus dengan media bangun ruang. Indikator dalam pertemuan kedua yaitu, siswa dapat menyatakan rumus luas permukaan serta volume balok dan kubus, siswa dapat
menghitung luas permukaan serta volume balok, siswa dapat
menghitung
luas
permukaan
serta
volume
kubus.
Langkah-langkah
pembelajaran pada pertemuan ke dua ini adalah sebagai berikut : Sebelum pembelajaran dimulai guru memimpin doa, kemudian mengkondisikan kelas, apersepsi dengan bertanya jawab tentang ruangan kelas dan benda-benda yang ada di dalam kelas, misalnya: alamari, kotak kapur. Kemudian dengan tanya jawab tersebut guru menindak lanjuti dengan memberikan pertanyaan mengenai materi yang akan dipelajari. Setelah itu kegiatan selanjutnya: a) Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan selanjutnya. b) Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Dan salah satu siswa ditunjuk sebagai juru bicara atau perwakilan kelompok. c) Guru membagikan media benda-benda yang berbentuk balok dan kubus serta jaring-jaring dan kerangka bangun ruang kepada masing-masing kelompok. d) Siswa melakukan diskusi kelompok/ belajar mandiri yaitu menemukan rumus luas permukaan balok dan kubus dengan media yang telah disediakan oleh guru. e) Selama kegiatan diskusi berlangsung guru mengamati siswa serta memberikan bimbingan pada kelompok yang mengalami kesulitan dalam diskusi.
49 f) Kemudian, siswa diminta untuk menyiapkan sebuah pertanyaan kepada kelompok lainnya. g) Siswa saling bergantian bertanya melalui perwakilan kelompok dan kelompok lainnya menjawab sesuai gilirannya. h) Setelah selesai, guru mengulas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan masing-masing kelompok dan memperbaiki jawaban dari tiap-tiap kelompok bila masih kurang. i) Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru, dengan bimbingan guru siswa diarahkan untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari. j) Siswa mengerjakan evaluasi yang telah dipersiapkan oleh guru. c. Observasi Penelitian ini dilakukan melalui pengamatan tingkah laku dan sikap siswa selama pembelajaran Matematika berlangsung dengan menggunakan media bangun ruang. Serta berkolaborasi dengan observer yaitu observer mengamati keterampilan guru dalam mengajar dengan menggunakan media bangun ruang. Yang menjadi observer dalam penelitian ini adalah Ibu Eni Kusrini. 1). Hasil observasi bagi guru Dari data observasi dalam siklus I selama 2 kali pertemuan diperoleh hasil observasi sebagai berikut : a) Guru telah menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran, alat dan media pembelajaran dengan baik. b) Guru telah memeriksa kesiapan siswa. c) Guru telah memberi apersepsi dengan baik sesuai dengan materi yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. d) Guru cukup dalam menguasai materi pembelajaran dan mengaitkan materi materi dengan pengetahuan lain yang relevan.
50 e) Guru cukup dalam meguasai kelas. f) Guru masih kurang dalam menumbuhkan kebiasaan positif dalam pembelajaran. g) Guru telah melaksanakan pebmelajaran sesuai dengan waktu yang dialokasikan dan telah cukup menghasilkan pesan yang menarik. h) Guru telah baik dalam menggunakan media secara efektif dan efisien. i) Guru telah melibatkan siswa dalam pemanfaatan media dan menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dengan baik. j) Guru cukup merespon positif partisipasi siswa dalam kerja kelompok dan memfasillitasi terjadinya interaksi dengan sumber belajar. k) Guru telah menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa dengan baik. l) Guru
telah
melakukan
refleksi
pembelajaran
dan
menyusun
rangkuman yang melibatkan siswa dengan cukup. m) Guru telah melakukan penilaian akhir dan melaksanakan tindak lanjut dengan baik. 2). Hasil observasi bagi siswa Dari data observasi pada siklus I diperoleh data keaktifan siswa dalam kerja kelompok, sebagai berikut: a) Sikap saling menghargai antarsiswa sangat baik. b) Inisisatif siswa dalam kerja kelompok masih sangat kurang. c) Keberanian bertanya dan menjawab pertanyaan siswa masih sangat kurang. d) Kerjasama siswa dalam kelompok sangat baik.
51 d. Analisis dan Refleksi Dari hasil penelitian pada siklus 1, maka peneliti mengulas masih ada 8 siswa yang belum mencapai KKM. Maka peneliti melanjutkan siklus ke II untuk materi menghitung luas permukaan dan volume balok dan kubus dengan menindak lanjuti siklus I. Dari hasil analisa data perkembangan prestasi belajar siswa pada tes siklus I dapat disimpulkan bahwa persentasi hasil tes siswa yang tuntas naik 40 % yakni dari 33,33 % menjadi 73,33 %. Besarnya nilai terendah yang diperoleh siswa pada saat tes pra tindakan sebesar 40 dan pada siklus I menjadi 55. Untuk nilai tertinggi terdapat kenaikan dari 80 naik menjadi 87,5 dengan nilai batas tuntas 65 ke atas, dan nilai rata-rata kelas yang pada tes pra tindakan sebesar 59,67 naik pada tes siklus I menjadi 68,18 nilai tersebut sudah di atas rata-rata nilai yang diinginkan dari pihak guru, peneliti dan sekolah. Dalam penelitian tindakan kelas siklus I masih banyak ditemukan kekurangan-kekurangan, antara lain: 1) Bagi Guru a) Guru masih belum optimal dalam mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan. b) Guru belum optimal dalam melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif siswa. c) Guru masih kurang dalam penguasaaan kelas. d) Guru kurang memberikan respon positif terhadapa partisipasi siswa dalam kerja kelompok. e) Guru belum melaksanakan alokasi waktu KBM dengan baik. f) Guru belum optimal dalam merefleksi pembelajaran dan membuat rangkuman kegiatan pembelajaran dengan melibatkan siswa. 2) Bagi Siswa a) Siswa masih sangat kurang berinisiatif dalam kelompok sehingga masih banyak siswa yang ramai sendiri, tidak aktif dan konsentrasi dalam pembelajaran.
52 b) Siswa masih sangat kurang dalam keberanian bertanya dan menjawab pertanyaan. 2. Deskripsi Data Siklus II Tindakan Siklus II dilaksanakan dalam waktu satu minggu dan terdapat dua kali pertemuan. Tiap-tiap pertemuan lamanya 2x35 menit penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari siklus-siklus, tiap siklus terdiri dari 4 tahapan. Adapun tahapan kegiatan yang dilaksanakan meliputi : a. Tahap perencanaan Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan tindakan pada Siklus I diketahui bahwa pembelajaran matematika melalui media bangun ruang yang dilaksanakan pada siklus 1 diketahui bahwa belum menunjukkan adanya peningkatan kemampuan belajar matematika (materi menghitung luas permukaan dan volume balok dan kubus) yang cukup signifikan. Oleh karena itu peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran kembali melalui media bangun ruang dengan indikator yang sama tetapi berbeda dalam proses atau penerapan dalam pembelajarannya. Kegiatan perencanaan tindakan II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 3 Mei 2010 di ruang guru SD Negeri Puhgogor 01. Peneliti dan guru kelas V mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini. Kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan dalam dua pertemuan (dengan alokasi waktu 2x35 menit) yaitu pada hari Selasa 4 Mei 2010 dan hari Kamis 6 Mei 2010. Adapun indikator yang dibuat sebagai dasar penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran sama dengan indicator pada siklus I yaitu: 1) Siswa mampu mengidentifikasi ciri-ciri bangun ruang. 2) Siswa mampu menyebutkan sifat-sifat balok dan kubus. 3) Siswa dapat menyatakan rumus luas permukaan serta volume balok dan kubus. 4) Siswa dapat menghitung luas permukaan serta volume balok.
53 5) Siswa dapat menghitung luas permukaan serta volume kubus. Sebagai tindak lanjut untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa melalui media bangun ruang serta meningkatkan dan mempertahankan pencapaian penguasan materi yang ditujukan untuk memantapkan dan memperluas pengetahuan siswa tentang pemahaman siswa tentang rumus mencari luas permukaan dan volume balok dan kubus serta kemampuan menghitung siswa pada siklus I, maka peneliti mengulang indikator tersebut pada Siklus berikutnya. Pembelajaran ini direncanakan dalam dua kali pertemuan yang setiap pertemuan alokasi waktunya 2 jam pelajaran. Pertemuan pertama mengacu pada indikator yaitu siswa mampu mengidentifikasi ciri-ciri bangun ruang, siswa mampu menyebutkan sifat-sifat balok dan kubus. Pertemuan kedua menjelaskan siswa dapat menyatakan rumus luas permukaan serta volume balok dan kubus, siswa dapat menghitung luas permukaan serta volume balok, siswa dapat menghitung luas permukaan serta volume kubus. b. Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran matematika
khususnya materi menghitung luas
permukaan dan volume balok dan kubus melalui media bangun ruang sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. 1) Pertemuan ke-1 Sesuai dengan rancangan rencana pembelajaran, pada pertemuan pertama ini model pembelajarannya dilakukan dengan metode Jigsaw dan tetap menggunakan bangun ruang sebagai medianya. Bangun ruang di sini berupa balok besar yang berisi balok-balok kecil. Kegiatan awal dimulai dengan berdoa bersama, mengabsen siswa dan apersepsi dengan mengadakan tanya jawab seputar bangun ruang serta mengulang pelajaran kemarin. Kegiatan inti, guru membagi siswa menjadi 6 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Dan salah satu siswa ditunjuk sebagai juru bicara atau perwakilan kelompok. Guru menyiapkan alat peraga berupa jaring-jaring kubus, kerangka bangun ruang dan media bangun
54 ruang. Kemudian guru membagikan materi pada masing-masing kelompok dengan materi yang berbeda. Tiga kelompok mempelajari indikator mengidentifikasi ciri-ciri bangun ruang, dan tiga kelompok mempelajari indikator menyebutkan sifat-sifat balok dan kubus. Guru menjelaskan kegiatan apa yang harus dilakukan siswa tersebut. Yaitu mempelajarai materi yang telah diperoleh pada kelompoknya masingmasing. Siswa melaksanakan pembelajaran yang diperintahkan oleh guru. Setelah selesai mempelajari materi kemudian dilaksanakan jigsaw (membentuk kelompok baru ). Dalam kelompok baru siswa kembali menyampaikan materi pembelajaran secara bergantian, sampai semuanya selesai atau habis gilirannya. Kegiatan diakhiri dengan guru memberi evaluasi dengan membagi lembar soal evaluasi. Sebagai tindak lanjut guru menyampaikan pesan kepada siswa agar lebih rajin belajar kemudian guru menutup pelajaran dengan salam. 2) Pertemuan kedua Pada pertemuan ke-2 mempelajari materi menghitung luas permukaan dan volume balok dan kubus, dengan indikator: siswa dapat menyatakan rumus luas permukaan serta volume balok dan kubus, siswa dapat
menghitung luas permukaan serta volume balok, siswa dapat
menghitung luas permukaan serta volume kubus. Kegiatan awal dimulai dengan berdoa bersama, mengabsen siswa dan apersepsi dengan mengadakan tanya jawab seputar bangun ruang serta mengulang pelajaran kemarin. Kegiatan inti, guru membagi siswa menjadi 6 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Salah satu siswa ditunjuk sebagai juru bicara atau perwakilan kelompok. Guru menyiapkan alat peraga berupa jaring-jaring kubus, kerangka bangun ruang dan media bangun ruang. Kemudian guru membagikan materi pada masing-masing kelompok dengan materi yang berbeda. Dua kelompk mempelajari materi
55 menyatakan rumus luas permukaan serta volume balok dan kubus, dua kelompok mempelajari materi menghitung luas permukaan serta volume balok dan dua kelompok mempelajari materi menghitung luas permukaan serta volume kubus. Dalam pertemuan kedua ini siswa melakukan hal yang sama seperti pada pertemuan pertama di siklus II. Setelah itu, guru memberikan contoh menghitung luas dan volume balok dan kubus dengan cara menghitung langsung atau mengukur langsung benda yang telah disediakan, sehingga materi lebih nyata. Kegiatan
diakhiri
dengan
pemberian
penilaian.
Di
sini
kegiatannya berbeda dengan pertemuan pertama. Siswa langsung diminta untuk menghitung luas dan volume balok dan kubus dari benda-benda yang telah disediakan oleh guru. Sebagai tindak lanjut, guru menyampaikan pesan kepada siswa agar lebih rajin belajar kemudian guru menutup pelajaran dengan salam. c. Observasi Berbeda dengan siklus I, pembelajaran melalui media bangun ruang ini dilakukan dengan model Jigsaw dan dalam evaluasinya, siswa langsung diminta untuk mengukur benda konkret. Observasi ini ditujukan pada kegiatan siswa dalam melaksanakan pembelajaran, aktivitas atau partisipasi serta untuk mengetahui kemampuan menghitung siswa. Keseluruhan data yang diperoleh dalam kegiatan ini termasuk hasil lembar kerja siswa baik kelompok maupun individu. Sebagai bahan atau masukan untuk menganalisis perkembangan kemampuan menghitung siswa melalui selain itu peneliti juga melakukan observasi terhadap sikap, perilaku siswa selama proses pembelajaran melalui media bangun ruang yang dilakukan dengan model Jigsaw dan dalam evaluasinya, siswa langsung diminta untuk mengukur benda konkret serta keterampilan guru dalam mengajar dengan penerapan media bangun ruang dalam pembelajaran matematika khususnya materi menghitung luas permukaan dan volume balok dan kubus.
56 1) Hasil observasi guru Berpijak dari hasil observasi, dapat dilihat aktivitas guru adalah sebagai berikut : a) Guru telah menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran, alat dan media pembelajaran dengan baik. b) Guru telah memeriksa kesiapan siswa dengan baik. c) Guru telah memberi apersepsi dengan baik sesuai dengan materi yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. d) Guru telah baik dalam menguasai materi pembelajaran dan mengaitkan materi materi dengan pengetahuan lain yang relevan. e) Penguasaan kelas sudah baik. f) Guru cukup
dalam menumbuhkan kebiasaan positif dalam
pembelajaran. g) Guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang dialokasikan dan telah cukup menghasilkan pesan yang menarik. h) Guru telah baik dalam menggunakan media secara efektif dan efisien. i) Guru telah melibatkan siswa dalam pemanfaatan media dan menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dengan baik. j) Guru telah merespon positif partisipasi siswa dalam kerja kelompok dengan baik dan telah memfasillitasi terjadinya interaksi dengan sumber belajar. k) Guru telah menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa dengan baik. l) Guru
telah
melakukan
refleksi
pembelajaran
rangkuman yang melibatkan siswa dengan baik.
dan
menyusun
57 m) Guru telah melakukan penilaian akhir dan melaksanakan tindak lanjut dengan baik. 2) Hasil observasi siswa Bertolak dari data observasi pada siklus II diperoleh data hasil belajar afektif siswa sebagai berikut: a) Sikap saling menghargai antarsiswa dalam kerja kelompok sudah sangat baik tetapi masih perlu ditingkatkan lagi. b) Inisisatif siswa dalam kerja kelompok masih kurang sehingga perlu digali dan ditingkatkan lagi. c) Keberanian siswa dalam bertanya dan men jawab pertanyaan sudah baik. d) Kerjasama dalam kelompok sudah sangat baik tetapi perlu ditingkatkan lagi. e) Kemampuan siswa dalam menyampaikan materi yang dipelajari masih kurang. d. Analisis dan Refleksi Hasil analisis data terhadap pelaksanaan pembelajaran materi menghitung luas permukaan dan volume balok dan kubus melalui media bangun ruang pada siklus II, secara umum telah menunjukkan perubahan yang signifikan, dimana siswa dalam melaksanakan pembelajaran semakin mantap walaupun ada sedikit kekurangan diantaranya kurang bisa memanfaatkan waktu. Sedangkan guru kurang memberikan penguatan kepada siswa. Dari analisis hasil tes pada siklus II ini diketahui bahwa
dari
penelitian ini pembelajaran dikatakan berhasil apabila partisipasi siswa dalam pembelajaran meningkat. Selain itu hasil yang dicapai siswa melalui tes akhir pembelajaran mencapai nilai rata-rata kelas di atas 65 dan persentase siswa yang memperoleh nilai lebih dari KKM mencapai 85%. Atas dasar tersebut dan melihat hasil yang diperoleh pada masing-masing pertemuan, maka
58 pembelajaran
matematika melalui penerapan media bangun ruang yang
dilaksanakan pada siklus II dikatakan berhasil, sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. Namun guru harus tetap melaksanakan bimbingan belajar untuk perbaikan prestasi belajar siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM dan melaksanakan pengayaan untuk siswa yang memperoleh nilai di atas rata-rata kelas sebagai tindak lanjut.
C. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pelaksanaan pada siklus I dan II dapat dinyatakan bahwa
pembelajaran
matematika
melalui
media
bangun
ruang
dapat
meningkatkan kemampuan menghitung luas permukaan dan volume balok dan kubus pada siswa kelas V SD Negeri Puhgogor 01. Dalam mengolah data yang dilaksanakan pada lampiran dapat dideskripsikan sebagai berikut: 1. Data Nilai Matematika Siswa Kelas V Pra Tindakan Analisis hasil evaluasi dari tes pra tindakan siswa diperoleh nilai rata-rata 59,67. Sedangkan besarnya persentase siswa tuntas pada materi menghitung luas permukaan dan volume balok dan kubus hanya 10 siswa atau 33,33 % saja. Untuk lebih rincinya terlihat seperti pada tabel 1. Tabel 1. Data Tes Matematika Pra Tindakan Siswa Kelas V No.
Nama Siswa
Tes Awal
Keterangan
1
Agung Eko Wibowo
40
Tidak Tuntas
2
Heriyanto
50
Tidak Tuntas
3
Nur Khasanah
40
Tidak Tuntas
4
Yuli Tri Astuti
50
Tidak Tuntas
5
Ade Ferdian Mahandika
50
Tidak Tuntas
6
Agus Setyawan
60
Tidak Tuntas
7
Aldila Vesti Rosita
50
Tidak Tuntas
59 8
Anita Rahayu
60
Tidak Tuntas
9
Arianto Tri Utomo
50
Tidak Tuntas
10
Didik Sholikhin
50
Tidak Tuntas
11
Dini Pratiwi
60
Tidak Tuntas
12
Ekky Aprilia Abdiningtyas
80
Tuntas
13
Lukfi Trisnawati
60
Tidak Tuntas
14
Mita Anjarsari
80
Tuntas
15
Ngesti Rahayu
60
Tidak Tuntas
16
Nur Fadilah Hadi Suparno
50
Tidak Tuntas
17
Reni Suci A
70
Tuntas
18
Septiana Dwi P
50
Tidak Tuntas
19
Septi Suprihatin
80
Tuntas
20
Sindi Kartika Wijaya
70
Tuntas
21
Siti Meisaroh
50
Tidak Tuntas
22
Tri Retno A.L
80
Tuntas
23
Wulan Cahyo O
60
Tidak Tuntas
24
Yogi Setyawan
80
Tuntas
25
Yunita Ambarsari
50
Tidak Tuntas
26
Yusuf Febrianto
70
Tuntas
27
Al Ikhlas Rokhimatulloh
70
Tuntas
28
Salma
60
Tidak Tuntas
29
Shasayang Zora Iqse
50
Tidak Tuntas
30
Nanang Jakaria
70
Tuntas
Jumlah
1790
Rata-rata
59,67
KETERANGAN
JUMLAH
PROSENTASE
TUNTAS
10
33,33 %
TIDAK TUNTAS
20
66,67 %
60 Tabel 2 Frekuensi Data Nilai Tes Matematika Pra Tindakan Siswa Kelas V Nomor
Rentang Nilai
Frekuensi
Persentase
1
21 – 30
0
0%
2
31 – 40
2
6,67 %
3
41 – 50
11
36,67 %
4
51 – 60
7
23,33 %
5
61 – 70
5
16,67 %
6
71 – 80
5
16,67 %
7
81 – 90
0
0%
30
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel 2 maka dapat digambarkan grafik seperti gambar 5. 11 10
FREKUENSI SISWA
9 8 7 6
11
5 4
7
3
5
5
61-70
71-80
2 1 0
2 0 21-30
31-40
41-50
51-60
0
81-90
NILAI SISWA
Gambar 5. Grafik Data Nilai Tes Matematika Pra Tindakan Siswa Kelas V SDN Puhgogor 01
61 Tabel 3. Hasil Tes Matematika Pra Tindakan Siswa Kelas V SDN Puhgogor 01 Keterangan
Tes Awal
Nilai terendah
40
Nilai tertinggi
80
Rata-rata nilai
59,67
Siswa belajar tuntas
33,33 %
2. Data Nilai Matematika tentang Menghitung Luas Pemukaan dan Volume Balok dan Kubus Siswa Kelas V Siklus I Pada siklus I setelah diadakan tes pra tindakan dilanjutkan dengan siswa menerima materi mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang dan menghitung luas permukaan dan volume balok dan kubus, proses pembelajaran disampaikan dengan strategi yang terencana dan dimulai dari kegiatan awal, inti dan penutup. Kegiatan ini terfokus untuk meningkatkan kemampuan menghitung siswa dalam pelajaran matematika khususnya materi luas permukaan dan volume balok dan kubus melalui media bangun ruang, dan
dalam
proses
pembelajarannya
siswa
bisa
saling
bergantian
menyampaikan materi melalui media bangun ruang, menarik kesimpulan, kemudian diakhiri dengan evaluasi.
Tabel 4 Data Nilai Tes Matematika Siklus I Siswa Kelas V SDN Puhgogor 01 No.
Nama Siswa
Nilai
Keterangan
55
Tidak Tuntas
62,5
Tidak Tuntas
1
Agung Eko Wibowo
2
Heriyanto
3
Nur Khasanah
60
Tidak Tuntas
4
Yuli Tri Astuti
65
Tuntas
5
Ade Ferdian Mahandika
67,5
Tuntas
62 6
Agus Setyawan
72,5
Tuntas
7
Aldila Vesti Rosita
65
Tuntas
8
Anita Rahayu
75
Tuntas
9
Arianto Tri Utomo
67,5
Tuntas
10
Didik Sholikhin
62,5
Tidak Tuntas
11
Dini Pratiwi
72,5
Tuntas
12
Ekky Aprilia Abdiningtyas
87,5
Tuntas
13
Lukfi Trisnawati
62,5
Tidak Tuntas
14
Mita Anjarsari
75
Tuntas
15
Ngesti Rahayu
62,5
Tidak Tuntas
16
Nur Fadilah Hadi Suparno
60
Tidak Tuntas
17
Reni Suci A
67,5
Tuntas
18
Septiana Dwi P
67,5
Tuntas
19
Septi Suprihatin
75
Tuntas
20
Sindi Kartika Wijaya
67,5
Tuntas
21
Siti Meisaroh
62,5
Tidak Tuntas
22
Tri Retno A.L
82,5
Tuntas
23
Wulan Cahyo O
62,5
Tidak Tuntas
24
Yogi Setyawan
72,5
Tuntas
25
Yunita Ambarsari
67,5
Tuntas
26
Yusuf Febrianto
75
Tuntas
27
Al Ikhlas Rokhimatulloh
72,5
Tuntas
28
Salma
67,5
Tuntas
29
Shasayang Zora Iqse
65
Tuntas
30
Nanang Jakaria
67,5
Tuntas
Jumlah
2045,5
Rata-rata
68,18
KETERANGAN
JUMLAH
PROSENTASE
TUNTAS
22
73,33 %
TIDAK TUNTAS
8
26,67 %
63 Tabel 5. Frekuensi Data Nilai Tes Matematika Siklus I Siswa Kelas V SDN Puhgogor 01 Nomor
Rentang Nilai
Frekuensi
Prosentase
1
21 – 30
0
0%
2
31 – 40
0
0%
3
41 – 50
0
0%
4
51 – 60
3
10 %
5
61 – 70
17
56,67 %
6
71 – 80
8
26,67 %
7
81 – 90
2
6,67 %
30
100%
Jumlah
64 Berdasarkan tabel 5 Frekuensi Data Nilai Tes Siklus I hasil belajar maka dapat digambarkan grafik seperti gambar 6.
15 14 13
FREKUENSI SISWA
12 11 10 9 8
17
7 6 5 4
8
3 2
3
1 0
0
0
0
21-30
31-40
41-50
51-60
2 61-70
71-80
81-90
NILAI SISWA
Gambar 6. Grafik Data Nilai Tes Matematika Siklus I Siswa Kelas V
SDN Puhgogor 01 Dari hasil analisa data perkembangan nilai siswa pada tes siklus I tabel 5 dapat disimpulkan bahwa persentasi hasil tes siswa yang tuntas naik 40 % dengan nilai batas tuntas 65 ke atas, siswa yang tuntas belajar di siklus I sebesar 73,33 %, yang semula pada tes awal hanya terdapat 33,33 % siswa mencapai batas tuntas. Besarnya nilai terendah yang diperoleh siswa pada saat tes awal sebesar 40 dan pada siklus I menjadi 55. Untuk nilai tertinggi terdapat kenaikan dari 80 naik menjadi 87,5 dan nilai rata-rata kelas yang pada tes awal sebesar 59,67 naik pada tes siklus I menjadi 68,18 nilai tersebut sudah di atas rata-rata nilai yang diinginkan dari pihak guru, peneliti dan sekolah.
65 c. Data Nilai Matematika Siswa Kelas V Siklus II Siklus II merupakan lanjutan dari siklus sebelumnya untuk memantapkan dan mencapai tujuan penelitian. Pembelajaran yang disampaikan tentang menghitung luas permukaan dan volume balok dan kubus melalui media bangun ruang. Kegiatan belajar mengajar disampaikan dengan strategi terencana sebagaimana siklus I dan kegiatan pembelajaran dilaksanakan lebih optimal. Dari penelitian ini pembelajaran dikatakan berhasil apabila partisipasi siswa dalam pembelajaran meningkat. Selain itu hasil yang dicapai siswa melalui tes akhir pembelajaran mencapai nilai rata-rata kelas di atas 65 dan persentase siswa yang memperoleh nilai lebih dari KKM mencapai 85%. Tabel 6. Data Nilai Tes Matematika Siklus II Siswa Kelas V SDN Puhgogor 01 No.
Nama Siswa
Nilai
Keterangan
65
Tuntas
67,5
Tuntas
1
Agung Eko Wibowo
2
Heriyanto
3
Nur Khasanah
70
Tuntas
4
Yuli Tri Astuti
72,5
Tuntas
5
Ade Ferdian Mahandika
75
Tuntas
6
Agus Setyawan
77,5
Tuntas
7
Aldila Vesti Rosita
70
Tuntas
8
Anita Rahayu
75
Tuntas
9
Arianto Tri Utomo
72,5
Tuntas
10
Didik Sholikhin
75
Tuntas
11
Dini Pratiwi
70
Tuntas
12
Ekky Aprilia Abdiningtyas
95
Tuntas
13
Lukfi Trisnawati
72,5
Tuntas
14
Mita Anjarsari
92,5
Tuntas
66 15
Ngesti Rahayu
67,5
Tuntas
16
Nur Fadilah Hadi Suparno
70
Tuntas
17
Reni Suci A
72,5
Tuntas
18
Septiana Dwi P
77,5
Tuntas
19
Septi Suprihatin
80
Tuntas
20
Sindi Kartika Wijaya
82,5
Tuntas
21
Siti Meisaroh
72,5
Tuntas
22
Tri Retno A.L
92,5
Tuntas
23
Wulan Cahyo O
70
Tuntas
24
Yogi Setyawan
80
Tuntas
25
Yunita Ambarsari
67,5
Tuntas
26
Yusuf Febrianto
92,5
Tuntas
27
Al Ikhlas Rokhimatulloh
75
Tuntas
28
Salma
70
Tuntas
29
Shasayang Zora Iqse
70
Tuntas
30
Nanang Jakaria
72,5
Tuntas
Jumlah
2262,5
Rata-rata
75,42
KETERANGAN
JUMLAH
PROSENTASE
TUNTAS
30
100 %
TIDAK TUNTAS
0
0%
67 Tabel 7. Frekuensi Data Nilai Tes Matematika Siklus II Siswa Kelas V SDN Puhgogor 01 Nomor
Rentang Nilai
Frekuensi
Persentase
1
21 – 30
0
0%
2
31 – 40
0
0%
3
41 – 50
0
0%
4
51 – 60
0
0%
5
61 – 70
11
36,67 %
6
71 – 80
14
46,67 %
7
81 – 90
1
3,33 %
8
91 – 100
4
13,33 %
30
100%
Jumlah
68
Dari tabel 6 dapat digambarkan grafik seperti gambar 7.
15 14
FREKUENSI SISWA
13 12 11 10 9 8 7
14
6
11
5 4 3 2
4
1 0
0
21-30
0
31-40
0
1
0
41-50
51-60
61-70
71-80
81-90
91-100
NILAI SISWA
Gambar 7.Grafik Data Nilai Tes Matematika Siklus II Siswa Kelas V SDN Puhgogor 01
Tabel 8. Perbandingan Data Tes Matematika Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II Siswa Kelas V SDN Puhgogogr 01 No.
Nama Siswa
Pra Tind
ket
Siklus I
ket
Siklus Keterangan
II
1
Agung E W
40
TT
55
TT
65
Tuntas
2
Heriyanto
50
TT
62,5
TT
67,5
Tuntas
3
Nur K
40
TT
60
TT
70
Tuntas
4
Yuli Tri A
50
TT
65
Tuntas
72,5
Tuntas
5
Ade Fe M
50
TT
67,5
Tuntas
75
Tuntas
6
Agus S
60
TT
72,5
Tuntas
77,5
Tuntas
69 7
Aldila V R
50
TT
65
Tuntas
70
Tuntas
8
Anita Rahayu
60
TT
75
Tuntas
75
Tuntas
9
Arianto T U
50
TT
67,5
Tuntas
72,5
Tuntas
10
Didik S
50
TT
62,5
TT
75
Tuntas
11
Dini Pratiwi
60
TT
72,5
Tuntas
70
Tuntas
12
Ekky A A
80
Tuntas
87,5
Tuntas
95
Tuntas
13
Lukfi T
60
TT
62,5
TT
72,5
Tuntas
14
Mita A
80
Tuntas
75
Tuntas
92,5
Tuntas
15
Ngesti R
60
TT
62,5
TT
67,5
Tuntas
16
Nur F H S
50
TT
60
TT
70
Tuntas
17
Reni Suci A
70
Tuntas
67,5
Tuntas
72,5
Tuntas
18
Septiana D P
50
TT
67,5
Tuntas
77,5
Tuntas
19
Septi S
80
Tuntas
75
Tuntas
80
Tuntas
20
Sindi K W
70
Tuntas
67,5
Tuntas
82,5
Tuntas
21
Siti Meisaroh
50
TT
62,5
TT
72,5
Tuntas
22
Tri Retno A.
80
Tuntas
82,5
Tuntas
92,5
Tuntas
23
Wulan C O
60
TT
62,5
TT
70
Tuntas
24
Yogi S
80
Tuntas
72,5
Tuntas
80
Tuntas
25
Yunita A
50
TT
67,5
Tuntas
67,5
Tuntas
26
Yusuf F
70
Tuntas
75
Tuntas
92,5
Tuntas
27
Al Ikhlas R
70
Tuntas
72,5
Tuntas
75
Tuntas
28
Salma
60
TT
67,5
Tuntas
70
Tuntas
29
Shasayang Z
50
TT
65
Tuntas
70
Tuntas
30
Nanang J
70
Tuntas
67,5
Tuntas
72,5
Tuntas
Jumlah
1790
2045,5
2262,5
Rata-rata
59,67
68,18
75,42
JUML
%
JUML
%
JUML
%
TUNTAS
10
33,33 %
22
73,33 %
30
100 %
TIDAK TUNTAS
20
66,67 %
8
26,67 %
0
0%
KETERANGAN
TT = TIDAK TUNTAS
70 Tabel 9 . Perbandingan Hasil Tes Matematika Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II Siswa Kelas V SDN Puhgogor 01 Keterangan
Pra Tindakan
Siklus I
Siklus II
Nilai Terendah
40
55
65
Nilai Tertinggi
80
87,5
95
Rata-rata Nilai
59,67
68,18
75,42
Siswa Belajar Tuntas
33,33 %
73,33 %
100 %
Berdasarkan tabel 9. Perbandingan Hasil Tes Matematika Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II Siswa Kelas V SDN Puhgogor 01, maka dapat digambarkan grafik seperti gambar 8.
105 100 95 90 85 80 75 70 65 60 55 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata Nilai Siswa Pra
Siklus I
Siklus II
Tindakan
Gambar 8. Grafik Perbandingan Hasil Tes Matematika Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II Siswa Kelas V SDN Puhgogor 01 Dari hasil analisa data perkembangan prestasi belajar siswa pada tes awal, tes siklus I dan tes siklus II tabel 9 dapat disimpulkan bahwa :
71 1) Nilai terendah yang diperoleh siswa pada tes awal 40, pada tes siklus pertama 55 kemudian meningkat pada tes siklus kedua menjadi 65. 2) Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada tes awal sebesar 80 pada tes siklus pertama 80, pada tes siklus pertama 87,5 kemudian menjadi 95 pada tes siklus kedua. 3) Nilai rata-rata kelas juga terjadi peningkatan yaitu pada tes awal sebesar 59,67; tes siklus pertama 68,18; dan pada tes siklus kedua 75,42. 4) Untuk siswa tuntas belajar (nilai ketuntasan di atas 67) pada tes awal 33,33 %; tes siklus pertama 73,33 % dan tes siklus kedua menjadi 100% .
Berpijak dari analisis data dan diskusi terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus II, secara umum telah menunjukkan perubahan yang signifikan. Guru dalam melaksanakan pembelajaran semakin mantap dan luwes dengan kekurangan-kekurangan kecil diantaranya kontrol waktu. Persentase kemampuan menghitung siswa pada pelajaran matematika meningkat. Hal ini terbukti adanya peningkatan hasil tes pada siklus I dan II bila dibandingkan dengan tes awal. Selaras dengan kenaikan nilai tes siswa, partisipasi dan keaktivan siswa dalam pembelajaran juga lebih meningkat. Hal ini terbukti adanya peningkatan siswa berinteraksi degan temannya,saling bertukar pengalaman, berinteraksi dengan guru, mampumenjelaskan alat peraga yang telah disediakan, kerjasama dengan kelompok meningkat, dan menyelesaikan soal-soal latihan, dan pada akhirnya kemampuan menghitung siswa kelas V SD Negeri Puhgogor 01 meningkat. Berdasarkan peningkatan hasil tes yang telah dicapai siswa maka pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dianggap cukup dan diakhiri pada siklus ini.
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dengan mengunakan media bangun ruang sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan menghitung volume dan luas permukaan bangun ruang pada siswa kelas V SD Negeri Puhgogor 01, dapat disimpulkan bahwa: Penggunaan media bangun ruang dalam pembelajaran luas permukaan dan volume bangun ruang dapat meningkatkan kemampuan menghitung siswa kelas V SD Negeri Puhgogor 01 Bendosari, Sukoharjo tahun ajaran 2009/ 2010. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas terjadi peningkatan yaitu pada tes pra tindakan 59,67 atau 33,33 %; pada siklus pertama 66,67 atau 73,33 %, dan pada siklus kedua naik menjadi 76,33 atau 100 % siswa belajar tuntas.
B. Implikasi Berdasarkan pada kajian teori dan hasil penelitian ini, maka dapat diajukan implikasi yang berguna dalam upaya meningkatkan kemampuan menghitung volume dan luas pemukaan bangun ruang baik secara teoretis maupun secara praktis. 1. Implikasi Teoritis Bertolak dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media bangun ruang dapat meningkatkan kemampuan menghitung volume dan luas permukaan bangun ruang siswa dan mendapatkan respon positif dari siswa. Dengan menggunakan media bangun ruang siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya, sehingga siswa tidak pernah lupa tentang hal yang dipelajari. Suasana dalam proses pembelajaran menjadi menyenangkan karena menggunakan media yang nyata atau konkret, sehingga siswa tidak cepat bosan untuk belajar matematika. Keberanian siswa meningkat karena siswa 72
73 harus menjelaskan jawabannya. Kerjasama dalam kelompok juga meningkat. Selain itu siswa menjadi terbiasa berpikir dan mengemukakan pendapat. Dengan partisipasi siswa yang aktif dan kreatif dalam pembelajaran yang semakin meningkat, suasana kelas pun menjadi lebih hidup dan menyenangkan dan pada akhirnya kemampuan menghitung volume dan luas permukaan bangun ruang siswa kelas V SD Negeri Puhgogor 01 meningkat. 1. Implikasi Praktis Penelitian ini telah membuktikan bahwa pembelajaran Matematika melalui penggunaan media bangun ruang dapat meningkatkan kemampuan menghitung siswa khususnya pada materi volume dan luas permukaan bangun ruang. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan calon guru untuk meningkatkan keefektifan strategi guru dalam mengajar dan meningkatkan
kualitas
proses
belajar
mengajar
sehubungan
dengan
kemampuan menghitung siswa yang akan dicapai. Kemampuan menghitung siswa dapat ditingkatkan dengan menerapkan media pembelajaran dan metode yang tepat bagi siswa. Berdasarkan kriteria temuan dan pembahasan hasil penelitian seperti yang diuraikan pada bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan untuk membantu dalam menghadapi permasalahan yang sejenis. Di samping itu, perlu penelitian lanjut tentang upaya guru untuk mempertahankan atau menjaga dan meningkatkan kemampuan menghitung siswa. Pembelajaran matematika dengan menggunakan media bangun ruang pada hakikatnya dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru yang menghadapi permasalahan yang sejenis, terutama untuk mengatasi masalah peningkatan kemampuan menghitung siswa, yang pada umumnya dimiliki oleh sebagian besar siswa. Adapun kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penelitian ini harus diatasi semaksimal mungkin. Oleh karena itu, kreativitas dan keaktifan guru sangat diperlukan dalam meningkatkan kemampuan menghitung volume dan luas permukaan bangun ruang siswa.
74
C. Saran Berdasarkan hasil penelitian mengenai penggunaan media bangun ruang pada siswa kelas V SD Negeri 01 Puhgogor 01 tahun pelajaran 2009/ 2010, maka saran-saran yang diberikan sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan meningkatkan kompetensi siswa SD Negeri 01 Puhgogor 01 pada khususnya sebagai berikut : 1. Bagi Sekolah a. Sekolah supaya memvasilitasi sarana pembelajaran diantaranya media bangun ruang. 2.
Bagi Guru a. Untuk meningkatkan kemampuan menghitung volume dan luas permukaan bangun ruang, diharapkan menggunakan media bangun ruang. b. Untuk meningkatkan pembelajaran matematika diharapkan guru bisa memilih media yang cocok dengan materi yang diajarkan.
3. Bagi Siswa a. Siswa hendaknya dapat memanfaatkan media pembelajaran yang telah disiapkan guru. b. Supaya lebih konsentrasi dan aktif dalam pembelajaran, sehingga lebih maksimal dalam pemahaman materi dan kemampuan menghitung siswa dapat meningkat. c. Siswa dapat mengaplikasikan hasil belajarnya ke dalam kehidupan sehari hari.
DAFTAR PUSTAKA Azhar Arsyad. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Depdikbud. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Hujair AH. Sanaky. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania Press. Janu Ismadi. 2006. Ensiklopedia Matematika Untuk Anak. Jakarta: CV RICARDO. Milles, B. Matthew .2000. Qualitative Data Analisis : Sourcebook of new methods(terjemahan), Beverly hills:Sage publication. Muchtar A.Karim dan Jamus Widagdo.1998. Pendidikan Matematika II. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu Guru Kelas SD. Mulyono Abdurrahman. 1999. Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. __________________. 2003. Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Nurhasanah, Didik Tumianto. 2007. Kamus Besar Bergambar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Nyimas Aisyah. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas. Oemar Hamalik. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem .Jakarta: PT. Bumi Aksara Poerwadarminta.1985. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka. Rochiati Wiriatmadja, 2009. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rodhiyah,
2006. Meningkatkan Kemampuan menyelesaikan Operasi Perkalian dan Pembagian dengan Metode Permainan Pada Siswa Kelas IV SDN Purwoso 03 Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007. Skripsi tidak ditebitkan. Semarang UNNES 75
76 Russeffendi, ET.1984.Pengajaran Matematika Modern. Bandung: Tarsito. Slamet,St.Y dan Suwarto. 2007. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press. Sri Anitah. 2008. Media Pembelajaran. Surakarta: UNS Press. Suharsimi Arikunto dan Sugiarto. 2009. Peningkatan Profesi Ilmiah Guru melalui Penelitian Tindakan Kelas. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional. Surakarta: UNS. Sulis. 2007. Studi Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Kemampuan Berhitung, Sumber Bahan Ajar, dan Suasana Kelas di SLTP Negeri I Ngrompol Sragen. Surakarta: UMS. Tidak diterbitkan. Suwarto. 2007. Penggunaan Media Bangun Ruang untuk Pemahaman Konsep Luas dan Volume dalam Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Walen Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2006/ 2007. Surakarta: UNS. Udin S. Winata Putra, dkk. 1994. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta. UT. Undang-Undang tentang Sisdiknas No 20 Tahun 2003. Bandung: Citra Umbara. Warsono.
2010. Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Melalui Penggunaan Media Bangun Ruang pada Siswa Kelas V SD Negeri 02 Wukirsawit Tahun Ajaran 2009/ 2010. Surakarta: UNS.
Yatim Rianto. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC Surabaya http://p4tkmatematika.org/downloads/sd/MediaPembelajaran.pdf tanggal 26 April 2010 pukul 15.00 WIB
diunduh
http://techonly13.wordpress.com diunduh tanggal 26 April 2010 pukul 15.10 WIB http://www.tandf.co.uk/.../0020739x.asp/Journal+International+of+Mathema tical+Education+in+Sciense+and+Technology diunduh tanggal 26 Februari 2010 pukul 16.00 WIB http://www.google.co.id/fitriayunita.blogspot.com. diunduh tanggal 28 April pukul 14.35 WIB http://www.google.com/masthoni.wordpress.com/ diunduh tanggal 28 April 2010 pukul 15.0 WIB
77 Lampiran 1 LEMBAR EVALUASI PRE TES SOAL PRE TES Isilah titik-titik di bawah ini dengan tepat! 1. Perhatikan bangun ruang di bawah ini!! W
V
T
U S
R
P
Q
a. Nama bangun ruang di samping adalah ……. b. Sisi PQRS sama luas dengan sisi ……. c. Sisi PSTW sama luas dengan sisi …….. d. Sisi PQUT sama luas dengan sisi …….. e. Rusuk WV = …. = …. = ….. f. Rusuk TW = …. = …. = ….. g. Rusuk UQ = …. = …. = ….. h. Rusuk VR // …. // …. // …. i. Rusuk PS // …. // …. // …. j. Rusuk TU // …. // …. // …. 2. Perhatikan bangun ruang di bawah ini !! L I
K J
G E
H F
a. Nama bangun ruang di samping adalah ……. b. Sisi EGIL sejajar dengan sisi……. c. Sisi EFJI sejajar dengan sisi……. d. Sisi IJKL sejajar dengan sisi……. e. Rusuk IL // …. // …. // …. f. Rusuk FJ // …. // …. // …. g. Rusuk IJ // …. // …. // ….
78 h. Banyaknya sisi ada…… i. Banyaknya rusuk ada…….. j. Banyaknya titik sudut ada …….. KUNCI JAWABAN SOAL PRE TEST 1.a. Balok b. TUVW c. QRUV d. SRVW e. TU = PQ = SR f. UV = PS = QR g. TP = WS = VR h. UQ // TP // WS i. QR // TW // UV j. WV // PQ // SR 2.a. Kubus b. FHJK c. GHKL d. EFGH e. EG // JK // FH f. IE // LG // KH g. LK // EF // GH h. 6 (enam) sisi i. 12 (dua belas) rusuk j. 8 (delapan) titik sudut
Pedoman Penilaian PRE TEST Nilai = benar x 10 2
79
Lampiran 2. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I PERTEMUAN I Satuan Pendidikan
: SD Negeri Puhgogor 01
Hari, Tanggal
: Selasa, 27 April 2010
Mata pelajaran
: Matematika
Kelas/ Semester
: V (lima)/ II (dua)
Alokasi Waktu
: 2 x 35’ (menit)
I. Standar Kompetensi 6.
Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antarbangun datar.
II. Kompetensi Dasar 6.2
Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang dan menghitung luas permukaan dan volume balok dan kubus.
III. Indikator 6.2.1
Mampu mengidentifikasi ciri-ciri bangun ruang.
6.2.2
Mampu menyebutkan sifat-sifat balok dan kubus.
IV. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui metode diskusi dan penugasan siswa mampu mengidentifikasi ciri-ciri bangun ruang dengan benar. 2. Melalui metode ceramah, tanya jawab dan demonstrasi, siswa mampu menyebutkan sifat-sifat balok dan kubus dengan benar. V. Dampak Pengiring Setelah pembelajaran ini selesai, diharapkan siswa mampu menyebutkan benda-benda yang termasuk bangun ruang balok dan kubus, yang berguna dan berhubungan dalam kehidupan sehari-hari.
80
VI. Materi Pembelajaran A. Sifat-sifat Balok Perhatikan bangun ruang balok di bawah ini : H E
G F
D A
C B
Balok terdiri dari : ▪ 6 bidang sisi, yaitu: sisi bawah ABCD sisi atas EFGH sisi kiri ADHE sisi kanan BCGF sisi depan ABFE sisi belakang DCGH ▪ 8 titik sudut, yaitu: Titik sudut A, B, C, D, E, F, G, dan H. ▪ 12 rusuk, yaitu: Rusuk AB, BC, CD, DA, AE, BF, CG, DH, EF, FG, GH, dan HE. Setelah bagian-bagian dari balok dipahami, sekarang kita perhatikan sifat-sifat balok. ▪ Terdapat 3 pasang sisi yang sama luasnya, yaitu: Sisi bawah ABCD = sisi atas EFGH. Sisi kiri ADHE = sisi kanan BCGF Sisi depan ABFE = sisi belakang DCGH ▪ Terdapat 3 pasang sisi yang sejajar (//), yaitu: Sisi bawah ABCD // sisi atas EFGH Sisi kiri ADHE // sisi kanan BCGF
81 Sisi depan ABFE // sisi belakang DCGH
▪ Terdapat 3 pasang rusuk yang sama panjang, yaitu: Rusuk AB = rusuk DC = rusuk EF = rusuk HG Rusuk AE = rusuk BF = rusuk CG = rusuk DH Rusuk AD = rusuk BC = rusuk FG = rusuk EH ▪ Terdapat 3 pasang rusuk yang sejajar (//), yaitu: Rusuk AB // rusuk DC // rusuk EF // rusuk HG Rusuk AE // rusuk BF // rusuk CG // rusuk DH Rusuk AD // rusuk BC // rusuk FG // rusuk EH B. Sifat-sifat Kubus Pernahkah kalian bermain ular
tangga? Permainan ular tangga
menggunakan ”dadu” yang bentuknya seperti kubus. Perhatikan bangun ruang kubus di bawah ini! R O
Q P
N K
M L
Kubus terdiri dari : ▪ 6 bidang sisi, yaitu: sisi bawah KLMN sisi atas OPQR sisi kiri KNRO sisi kanan LMQP sisi depan KLPO sisi belakang NMQR ▪ 8 titik sudut, yaitu: Titik sudut K, L, M, N, O, P, Q, dan R.
82
▪ 12 rusuk, yaitu: Rusuk KL, LM, MN, NK, KO, LP, MQ, NR, OP, PQ, QR, dan RO. Setelah bagian-bagian dari kubus dipahami, sekarang kita perhatikan sifat-sifat kubus. ▪ Keenam sisinya sama besar. Sisi KLMN = OPQR = KNRO = LMQP = KLPO = NMQR. ▪ Terdapat 3 pasang sisi yang sejajar (//), artinya jika dua sisi diperpanjang tidak akan berpotongan, yaitu: Sisi bawah KLMN // sisi atas OPQR Sisi kiri KNRO // sisi kanan LMQP Sisi depan KLPO // sisi belakang NMQR ▪ Terdapat 3 pasang rusuk yang sejajar (//), artinya jika dua rusuk diperpanjang tidak akan berpotongan, yaitu: Rusuk KL // rusuk MN // rusuk RQ // rusuk OP Rusuk KO // rusuk LP // rusuk MQ // rusuk NR Rusuk KN // rusuk LM // rusuk PQ // rusuk OR ▪ Kedua belas ruusknya sama panjang, yaitu: Rusuk KL = LM = MN = NK = KO = LP = MQ = NR = OP = PQ = QR = RO. VII.Kegiatan Pembelajaran A. Kegiatan Awal (10 menit) 1. Absensi 2. Apersepsi ( Pernahkah kalian bermain ular tangga? Apa saja yang dibutuhkan dalam bermain ular tangga? Dst. ) B. Kegiatan Inti (40 menit) 1. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
83 2. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 6 siswa. Dan salah satu siswa ditunjuk sebagai juru bicara atau perwakilan kelompok. 3. Guru membagikan media benda-benda yang berbentuk balok dan kubus serta jaring-jaring dan kerangka bangun ruang kepada masingmasing kelompok. 4. Siswa melakukan diskusi kelompok/ belajar mandiri yaitu dengan mengidentifikasi dan menjelaskan ciri dan sifat dari balok dan kubus. 5. Selama kegiatan diskusi berlangsung guru mengamati siswa serta memberikan bimbingan pada kelompok yang mengalami kesulitan dalam diskusi. 6. Kemudian, siswa diminta untuk menyiapkan sebuah pertanyaan kepada kelompok lainnya. 7. Siswa saling bergantian bertanya melalui perwakilan kelompok dan kelompok lainnya menjawab sesuai gilirannya. 8. Setelah selesai, guru mengulas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan masing-masing kelompok dan memperbaiki jawaban dari tiap-tiap kelompok bila masih kurang. 9. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru, dengan bimbingan guru siswa diarahkan untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 10. Siswa mengerjakan evaluasi yang telah dipersiapkan oleh guru.
C. Kegiatan Akhir (20 menit) 1. Evaluasi 2. Refleksi VII. Metode, Media, Sumber
84 A. Metode 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Diskusi 4. Penugasan 5. Demonstrasi D. Media 1. Jaring-jaring balok dan kubus. 2. Kerangka balok dan kubus. 3. Benda-benda yang berebentuk balok dan kubus (dadu, kotak kapur, kotak susu, dll ) E. Sumber 1. Silabus Kelas V. BSNP. Depdiknas 2008. 2. Hitunganku Matematika 5, Teguh Purmantari,dkk. Bumi Aksara 2004. 3. Gemar Belajar Matematika 5, Buchori-Jumadi. Aneka Ilmu 2007. IX. Penilaian A. Bentuk
: Subyektif
B. Prosedur
: Tes proses dan tes akhir
C. Jenis Tes
: Tertulis
D. Alat
: Soal, Pedoman Penilaian dan kunci Jawaban.
Mengetahui
Sukoharjo, 26 April 2010
Kepala SDN Puhgogor 01
Peneliti
Nining Suparwanti, S.Pd NIP 19660529198903 2 007
Shinta Wulandari Irawan NIM X 7108746
85 SOAL EVALUASI SIKLUS I PERTEMUAN I
Isilah titik di bawah ini dengan tepat! Gambar 1 untuk no 1-5. K
J
H
I G
F
D
E
1. Nama bangun ruang di atas adalah .... 2. Sisi DEFG sama luas dengan sisi .... 3. Rusuk HK = .... = ....= ..... 4. Rusuk HI // ..... // .... // .... 5. Banyak titik sudut ada ...... Gambar 2 untuk no 6-10. J G
I H
F C
E D
6. Nama bangun ruang di samping adalah ........ 7. Banyaknya sisi ada ........ 8. Sisi CDHG sejajar dengan sisi ....... 9. Rusuk GJ // ..... // ..... // ...... 10. Banyaknya rusuk ada ..........
86 KUNCI JAWABAN EVALUASI SIKLUS I PERTEMUAN I 1. Balok 2. HIJK 3. IJ = DG = EF 4. KJ// DE// GF 5. 8 (delapan) 6. Kubus 7. 6 (enam) buah. 8. FEIJ 9. HI// CF// DE 10. 12 (dua belas)
PEDOMAN PENILAIAN EVALUASI SIKLUS I PERTEMUAN I Nilai = Benar x 10 = 10 x 10 = 100
87 Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I PERTEMUAN II Satuan Pendidikan
: SD Negeri Puhgogor 01
Hari, Tanggal
: Kamis, 29 April 2010
Mata pelajaran
: Matematika
Kelas/ Semester
: V (lima)/ II (dua)
Alokasi Waktu
: 2 x 35’ (menit)
I. Standar Kompetensi 6.
Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antarbangun datar.
II. Kompetensi Dasar 6.3
Menghitung luas permukaan dan volume balok dan kubus.
III. Indikator 6.2.3. Siswa dapat menyatakan rumus luas permukaan serta volume balok dan kubus. 6.2.4. Siswa dapat menghitung luas permukaan serta volume balok. 6.2.5. Siswa dapat menghitung luas permukaan serta volume kubus. IV. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui metode ceramah, tanya jawab dan demonstrasi, siswa mampu menyatakan rumus luas permukaan serta volume balok dan kubus dengan benar. 2. Melalui metode tanya jawab dan penugasan siswa dapat menghitung luas permukaan serta volume balok dengan benar. 3. Melalui metode tanya jawab dan penugasan siswa dapat menghitung luas permukaan serta volume kubus dengan benar.
88 V. Dampak Pengiring Setelah pembelajaran ini selesai, diharapkan siswa mampu menghitung dan mengerjakan soal yang berhubungan dengan luas permukaan serta volume bangun ruang yang berguna dalam kehidupan sehari-hari. VI. Materi Pembelajaran Luas Permukaan Balok dan Kubus Luas permukaan balok : tinggi
lebar
lebar panjang
L P balok = panjang x lebar = p x l
panjang
Volume balok = panjang x lebar x tinggi =p x l x t Luas permukaan kubus : sisi sisi sisi
sisi
Luas permukaan kubus = sisi x sisi = s x s
sisi Volume kubus = sisi x sisi x sisi = s x s x s
VII.Kegiatan Pembelajaran A. Kegiatan Awal (10 menit) 1. Absensi 2. Apersepsi ( Manakah yang disebut sisi/ rusuk dan sudut dari balok anak-anak?)[guru dengan membawa media bangun ruang] B. Kegiatan Inti (40 menit) 1. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan selanjutnya.
89 2. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Dan salah satu siswa ditunjuk sebagai juru bicara atau perwakilan kelompok. 3. Guru membagikan media benda-benda yang berbentuk balok dan kubus serta jaring-jaring dan kerangka bangun ruang kepada masingmasing kelompok. 4. Siswa melakukan diskusi kelompok/ belajar mandiri yaitu menemukan rumus luas permukaan balok dan kubus dengan media yang telah disediakan oleh guru. 5. Selama kegiatan diskusi berlangsung guru mengamati siswa serta memberikan bimbingan pada kelompok yang mengalami kesulitan dalam diskusi. 6. Kemudian, siswa diminta untuk menyiapkan sebuah pertanyaan kepada kelompok lainnya. 7. Siswa saling bergantian bertanya melalui perwakilan kelompok dan kelompok lainnya menjawab sesuai gilirannya. 8. Setelah selesai, guru mengulas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan masing-masing kelompok dan memperbaiki jawaban dari tiap-tiap kelompok bila masih kurang. 9. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru, dengan bimbingan guru siswa diarahkan untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari. C. Kegiatan Akhir (20 menit) 1. Evaluasi. 2. Refleksi dan pemantapan materi.
90 VII. Metode, Media, Sumber A. Metode 1. Ceramah 2. kooperatif 3. Tanya jawab 4. Diskusi 5. Penugasan 6. Demonstrasi B. Media 1. Jaring-jaring balok dan kubus. 2. Benda-benda yang berebentuk balok dan kubus (dadu, kotak kapur, kotak susu, dll ) C. Sumber 1. Silabus Kelas V. BSNP. Depdiknas 2008. 2. Hitunganku Matematika 5, Teguh Purmantari,dkk. Bumi Aksara 2004. 3. Terampil Berhitung Matematika kelas V, Tim Bina Karya Guru. Erlangga 2006. 4. Gemar Belajar Matematika 5, Buchori-Jumadi. Aneka Ilmu 2007. IX. Penilaian A. Bentuk
: Subyektif
B. Prosedur
: Tes proses dan tes akhir
C. Jenis Tes
: Tertulis
D. Alat
: Soal, kunci jawaban dan pedoman penilaian.
Mengetahui
Sukoharjo, 28 April 2010
Kepala SDN Puhgogor 01
Peneliti
Nining Suparwanti, S.Pd NIP 19660529198903 2 007
Shinta Wulandari Irawan NIM X 7108746
91 SOAL EVALUASI SIKLUS I PERTEMUAN II Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan jawaban yang benar 1. Kubus ABCD.EFGH panjang rusuknya berukuran 7 cm. Maka tentukan volumenya! 2. Sebuah balok diketahui volumenya 2295 cm3. Apabila alasnya berukuran 15 cm x 9 cm, tentukan tinggi bak tersebut! 3. Berapakah luas alas sebuah kubus, bila diketahui volumenya 1331 cm3 ! 4. Abi mempunyai sebuah kotak yang berbentuk balok. Bila diketahui panjangnya 14 cm, tingginya 19 cm, dan volumenya 3458 cm3. Carilah, berapakah luas permukaan balok yang dimiliki Abi !! 5. Bila panjang rusuk sebuah kubus berukuran 17 cm. Berapakah luas permukaan dan volume kubus tersebut?
92 KUNCI JAWABAN EVALUASI SIKLUS I PERTEMUAN II 1. Volume Kubus ABCD.EFGH = s x s x s =7x7x7 = 343 cm3 2. Volume balok = p x l x t 2295 cm3
= 15cm x 9cm x t
2295 cm3
= 135 cm2 x t
t
= 2295 cm3 : 135 cm2
t
= 17 cm
3. Volume kubus = s x s x s 1331 cm3 = s3 s
= √1331
s
= 11 cm
Luas Kubus = s x s = 11cm x 11cm = 121cm2 4. Volume balok = p x l x t 3458 cm3
= 14cm x l x 19cm
3458 cm3 = 266 cm2 x l l
= 3458 cm3 : 266cm2
l
= 13 cm
Luas Balok = p x l = 14cm x 13cm = 182 cm2 5. Luas Kubus = s x s = 17cm x 17cm = 289cm2 Volume Kubus = s x s x s = 17cm x 17cm x 17cm = 4913 cm3
93 PEDOMAN PENILAIAN EVALUASI SIKLUS I PERTEMUAN II Nilai = Benar x 20 = 5 x 20 = 100
94 Lampiran 4. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II PERTEMUAN I Satuan Pendidikan
: SD Negeri Puhgogor 01
Hari, Tanggal
: Selasa, 4 Mei 2010
Mata pelajaran
: Matematika
Kelas/ Semester
: V (lima)/ II (dua)
Alokasi Waktu
: 2 x 35’ (menit)
I. Standar Kompetensi 6.
Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antarbangun datar.
II. Kompetensi Dasar 6.4
Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang dan menghitung luas permukaan dan volume balok dan kubus.
III. Indikator 6.2.3
Mampu mengidentifikasi ciri-ciri bangun ruang.
6.2.4
Mampu menyebutkan sifat-sifat balok dan kubus.
IV. Tujuan Pembelajaran 4. Melalui metode diskusi dan penugasan siswa mampu mengidentifikasi ciri-ciri bangun ruang dengan benar. 5. Melalui metode ceramah, tanya jawab dan demonstrasi, siswa mampu menyebutkan sifat-sifat balok dan kubus dengan benar. V. Dampak Pengiring Setelah pembelajaran ini selesai, diharapkan siswa mampu menyebutkan benda-benda yang termasuk bangun ruang balok dan kubus, yang berguna dan berhubungan dalam kehidupan sehari-hari. VI. Materi Pembelajaran (seperti siklus I pertemuan I).
95 VII.Kegiatan Pembelajaran A. Kegiatan Awal (10 menit) 1. Absensi 2. Apersepsi ( Menanyakan atau mengulan pelajaran yang lalu ) B. Kegiatan Inti (40 menit) 1. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 2. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. 3. Guru membagikan media benda-benda yang berbentuk balok dan kubus serta jaring-jaring dan kerangka bangun ruang kepada masingmasing kelompok. 4. Guru membagikan materi pada masing-masing kelompok dengan materi yang berbeda. (Tiga kelompok mempelajari indikator mengidentifikasi
ciri-ciri
bangun
ruang,
dan
tiga
kelompok
mempelajari indikator menyebutkan sifat-sifat balok dan kubus). 5. Siswa melakukan diskusi kelompok/ belajar mandiri yaitu dengan mengidentifikasi dan menjelaskan ciri dan sifat dari balok dan kubus. 6. Selama kegiatan diskusi berlangsung guru mengamati siswa serta memberikan bimbingan pada kelompok yang mengalami kesulitan dalam diskusi atau pemahaman materi. 7. Setelah selesai mempelajari materi kemudian dilaksanakan jigsaw (membentuk kelompok baru ). Dalam kelompok baru siswa kembali menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan alat peraga/ media bangun ruang secara bergantian, sampai semuanya selesai atau habis gilirannya. 8. Setelah selesai, guru memberikan pemantapan materi. 9. Siswa mengerjakan evaluasi yang telah dipersiapkan oleh guru.
96 C. Kegiatan Akhir (20 menit) 1. Evaluasi 2. Refleksi VII. Metode, Media, Sumber A. Metode 1. Kooperatif (Jigsaw) 2. Ceramah 3. Tanya jawab 4. Diskusi 5. Penugasan 6. Demonstrasi B. Media 1. Jaring-jaring balok dan kubus. 2. Kerangka balok dan kubus. 3. Benda-benda yang berbentuk balok dan kubus (dadu, kotak kapur, kotak susu, dll ) 4. Media bangun ruang. C. Sumber 1. Silabus Kelas V. BSNP. Depdiknas 2008. 2. Hitunganku Matematika 5, Teguh Purmantari,dkk. Bumi Aksara 2004. 3. Gemar Belajar Matematika 5, Buchori-Jumadi. Aneka Ilmu 2007. IX. Penilaian A. Bentuk
: Subyektif
B. Prosedur
: Tes proses dan tes akhir
C. Jenis Tes
: Tertulis
D. Alat
: Soal, Pedoman Penilaian dan kunci Jawaban.
Mengetahui Kepala SDN Puhgogor 01
Sukoharjo, 3 Mei 2010 Peneliti
Nining Suparwanti, S.Pd NIP 19660529198903 2 007
Shinta Wulandari Irawan NIM X 7108746
97
LEMBAR EVALUASI SIKLUS II PERTEMUAN I
Kerjakanlah soal-soal berikut ini! H
G
E
F D
C
A
B
1. Alas balok pada gambar di atas berbentuk bangun datar ..... 2. Rusuk yang sama panjang dengan BC adalah ...... 3. Jumlah rusuk balok gambar di atas ada ........ 4. Titik sudut balok di atas adalah ........ 5. Luas ABCD dapat dicari dengan rumus ...... J
I
G
H F
E
C
D
6. Tutup kubus pada gambar di atas berbentuk bangun datar ...... 7. Sisi-sisi pada bangun ruang kubus berbentuk ..... 8. Pada bangun ruang kubus panjang rusuknya ......... 9.
Gambar di samping merupakan jaring-jaring bangun .........
a b
c d e
f
10. Berdasarkan gambar soal no.9, jika f sebagai alas bangun, maka sebagai tutup adalah …….
98
KUNCI JAWABAN EVALUASI SIKLUS II PERTEMUAN I 1. persegi panjang 2. AD = FG = EH 3. 12 (dua belas) rusuk 4. Titik sudut A, B, C, D, E, F, G, dan H. 5. panjang x lebar 6. persegi 7. persegi 8. sama panjang 9. kubus 10. b
PEDOMAN PENILAIAN EVALUASI SIKLUS II PERTEMUAN I Nilai = Benar x 10 = 10 x 10 = 100
99
Lampiran 5. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II PERTEMUAN II Satuan Pendidikan
: SD Negeri Puhgogor 01
Hari, Tanggal
: Kamis, 6 Mei 2010
Mata pelajaran
: Matematika
Kelas/ Semester
: V (lima)/ II (dua)
Alokasi Waktu
: 2 x 35’ (menit)
I. Standar Kompetensi 6.
Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antarbangun datar.
II. Kompetensi Dasar 6.5
Menghitung luas permukaan dan volume balok dan kubus.
III. Indikator 6.2.6. Siswa dapat menyatakan rumus luas permukaan serta volume balok dan kubus. 6.2.7. Siswa dapat menghitung luas permukaan serta volume balok. 6.2.8. Siswa dapat menghitung luas permukaan serta volume kubus. IV. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui metode ceramah, tanya jawab dan demonstrasi, siswa mampu menyatakan rumus luas permukaan serta volume balok dan kubus dengan benar. 2. Melalui metode tanya jawab dan penugasan siswa dapat menghitung luas permukaan serta volume balok dengan benar. 3. Melalui metode tanya jawab dan penugasan siswa dapat menghitung luas permukaan serta volume kubus dengan benar.
100 V. Dampak Pengiring Setelah pembelajaran ini selesai, diharapkan siswa mampu menghitung dan mengerjakan soal yang berhubungan dengan luas permukaan serta volume bangun ruang yang berguna dalam kehidupan sehari-hari. VI. Materi Pembelajaran (seperti siklus I pertemuan II) VII.Kegiatan Pembelajaran A. Kegiatan Awal (10 menit) 1. Absensi 2. Apersepsi (mengadakan tanya jawab seputar bangun ruang serta mengulang pelajaran kemarin). B. Kegiatan Inti (40 menit) 1. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 2. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. 3. Guru membagikan media benda-benda yang berbentuk balok dan kubus serta jaring-jaring, kerangka dan media bangun ruang kepada masing-masing kelompok. 4. Guru membagikan materi pada masing-masing kelompok dengan materi yang berbeda. (Dua kelompk mempelajari materi menyatakan rumus luas permukaan serta volume balok dan kubus, dua kelompok mempelajari materi menghitung luas permukaan serta volume balok dan dua kelompok mempelajari materi menghitung luas permukaan serta volume kubus). 5. Siswa melakukan diskusi kelompok/ belajar mandiri yaitu mempelajari materi yang telah dibagikan. 6. Selama kegiatan diskusi berlangsung guru mengamati siswa serta memberikan bimbingan pada kelompok yang mengalami kesulitan dalam diskusi atau pemahaman materi.
101 7. Setelah selesai mempelajari materi kemudian dilaksanakan jigsaw (membentuk kelompok baru ). Dalam kelompok baru siswa kembali menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan alat peraga/ media bangun ruang secara bergantian, sampai semuanya selesai atau habis gilirannya. 8. Setelah selesai, guru memberikan pemantapan materi dan memberikan beberapa contoh soal dengan mengukur benda konkret, sehingga lebih nyata. 9. Siswa mengerjakan evaluasi yang telah dipersiapkan oleh guru. Siswa langsung diminta untuk menghitung luas dan volume balok dan kubus dari benda-benda yang telah disediakan oleh guru. C. Kegiatan Akhir (20 menit) 3. Evaluasi. 4. Refleksi dan pemantapan materi. VII. Metode, Media, Sumber A. Metode 1. Ceramah 2. kooperatif (jigsaw) 3. Tanya jawab 4. Diskusi 5. Penugasan 6. Demonstrasi B. Media 1. Jaring-jaring balok dan kubus. 2. Benda-benda yang berebentuk balok dan kubus (dadu, kotak kapur, kotak susu, dll ) C. Sumber 1. Silabus Kelas V. BSNP. Depdiknas 2008. 2. Hitunganku Matematika 5, Teguh Purmantari,dkk. Bumi Aksara 2004.
102 3. Terampil Berhitung Matematika kelas V, Tim Bina Karya Guru. Erlangga 2006. 4. Gemar Belajar Matematika 5, Buchori-Jumadi. Aneka Ilmu 2007. IX. Penilaian A. Bentuk
: Subyektif
E. Prosedur
: Tes proses dan tes akhir
F. Jenis Tes
: Tertulis
G. Alat
: Soal, Pedoman Penilaian dan kunci Jawaban.
Mengetahui
Sukoharjo, 5 Mei 2010
Kepala SDN Puhgogor 01
Peneliti
Nining Suparwanti, S.Pd 19660529198903 2 007
Shinta Wulandari Irawan X 7108746
103 LEMBAR EVALUASI SIKLUS II PERTEMUAN II Kerjakanlah soal-soal di bawah ini dengan benar! 1. Ukur dan hitunglah luas dan volume kubus I & II ! 2. Ukur dan hitunglah luas dan volume balok I & II !
KUNCI JAWABAN EVALUASI SIKLUS II PERTEMUAN II 1. Kubus I Luas permukaan = s x s = 8cm x 8cm = 64cm2 Volume kubus = s x s x s = 8cm x 8cm x 8cm = 512cm3 Kubus II Luas permukaan = s x s = 13cm x 13cm = 169cm2 Volume kubus
=sxsxs = 13cm x 13cm x 13cm = 2197cm3
2. Balok I Luas permukaan = p x l = 19cm x 9cm = 171cm2 Volume balok
=pxlxt = 19cm x 9cm x 5cm
104 = 855cm3 Balok II Luas permukaan = p x l = 22cm x 7cm = 154cm2 Volume balok
=pxlxt = 22cm x 7cm x 11cm = 1694cm3
PEDOMAN PENILAIAN EVALUASI SIKLUS II PERTEMUAN II Nilai = Benar x 50 = 2 x 50 = 100
105 Lampiran 6 LEMBAR KODE NAMA SISWA No.
Nama Siswa
Kode
1
Agung Eko Wibowo
A
2
Heriyanto
B
3
Nur Khasanah
C
4
Yuli Tri Astuti
D
5
Ade Ferdian Mahandika
E
6
Agus Setyawan
F
7
Aldila Vesti Rosita
G
8
Anita Rahayu
H
9
Arianto Tri Utomo
I
10
Didik Sholikhin
J
11
Dini Pratiwi
K
12
Ekky Aprilia Abdiningtyas
L
13
Lukfi Trisnawati
M
14
Mita Anjarsari
N
15
Ngesti Rahayu
O
16
Nur Fadilah Hadi Suparno
P
17
Reni Suci A
Q
18
Septiana Dwi P
R
19
Septi Suprihatin
S
20
Sindi Kartika Wijaya
T
21
Siti Meisaroh
U
22
Tri Retno A.L
V
23
Wulan Cahyo O
W
24
Yogi Setyawan
X
25
Yunita Ambarsari
Y
26
Yusuf Febrianto
Z
27
Al Ikhlas Rokhimatulloh
AA
106 28
Salma
AB
29
Shasayang Zora Iqse
AC
30
Nanang Jakaria
AD
107 Lampiran 7 LEMBAR PENILAIAN PRA TINDAKAN SISWA KELAS V SDN PUHGOGOR 01 No.
Kode Siswa
Tes Pra Tindakan
Keterangan
1
A
40
Tidak Tuntas
2
B
50
Tidak Tuntas
3
C
40
Tidak Tuntas
4
D
50
Tidak Tuntas
5
E
50
Tidak Tuntas
6
F
60
Tidak Tuntas
7
G
50
Tidak Tuntas
8
H
60
Tidak Tuntas
9
I
50
Tidak Tuntas
10
J
50
Tidak Tuntas
11
K
60
Tidak Tuntas
12
L
80
Tuntas
13
M
60
Tidak Tuntas
14
N
80
Tuntas
15
O
60
Tidak Tuntas
16
P
50
Tidak Tuntas
17
Q
70
Tuntas
18
R
50
Tidak Tuntas
19
S
80
Tuntas
20
T
70
Tuntas
21
U
50
Tidak Tuntas
22
V
80
Tuntas
23
W
60
Tidak Tuntas
24
X
80
Tuntas
25
Y
50
Tidak Tuntas
26
Z
70
Tuntas
108 27
AA
70
Tuntas
28
AB
60
Tidak Tuntas
29
AC
50
Tidak Tuntas
30
AD
70
Tuntas
Jumlah
1790
Rata-rata
59,67
KETERANGAN
JUMLAH
PROSENTASE
TUNTAS
10
33,33 %
TIDAK TUNTAS
20
66,67 %
109 Lampiran 8.
No.
LEMBAR PENILAIAN SIKLUS I SISWA KELAS V SDN PUHGOGOR 01 Siklus I Kode Siswa Rata2 I II
Keterangan
1
A
50
60
55
Tidak Tuntas
2
B
60
65
62,5
Tidak Tuntas
3
C
60
60
60
Tidak Tuntas
4
D
60
70
65
Tuntas
5
E
60
75
67,5
Tuntas
6
F
70
75
72,5
Tuntas
7
G
60
70
65
Tuntas
8
H
70
80
75
Tuntas
9
I
60
75
67,5
Tuntas
10
J
60
65
62,5
Tidak Tuntas
11
K
70
75
72,5
Tuntas
12
L
90
85
87,5
Tuntas
13
M
60
65
62,5
Tidak Tuntas
14
N
70
80
75
Tuntas
15
O
60
65
62,5
Tidak Tuntas
16
P
60
60
60
Tidak Tuntas
17
Q
60
75
67,5
Tuntas
18
R
60
75
67,5
Tuntas
19
S
70
80
75
Tuntas
20
T
70
65
67,5
Tuntas
21
U
60
65
62,5
Tidak Tuntas
22
V
80
85
82,5
Tuntas
23
W
60
65
62,5
Tidak Tuntas
24
X
70
75
72,5
Tuntas
25
Y
60
75
67,5
Tuntas
110 26
Z
70
80
75
Tuntas
27
AA
70
75
72,5
Tuntas
28
AB
60
75
67,5
Tuntas
29
AC
60
70
65
Tuntas
30
AD
60
75
67,5
Tuntas
Jumlah
1930
2170
2045,5
Rata-rata
64,33
72,33
68,18
Keterangan
Jumlah
Prosentase
Tuntas
22
73,33 %
Tidak Tuntas
8
26,67 %
111
Lampiran 9 LEMBAR PENILAIAN SIKLUS II SISWA KELASV SDN PUHGOGOR 01 No.
Nama Siswa
1
Siklus II
Rata-
Keterangan
I
II
rata
A
60
70
65
Tuntas
2
B
70
65
67,5
Tuntas
3
C
70
70
70
Tuntas
4
D
70
75
72,5
Tuntas
5
E
70
80
75
Tuntas
6
F
80
75
77,5
Tuntas
7
G
70
70
70
Tuntas
8
H
70
80
75
Tuntas
9
I
70
75
72,5
Tuntas
10
J
80
70
75
Tuntas
11
K
70
70
70
Tuntas
12
L
90
100
95
Tuntas
13
M
70
75
72,5
Tuntas
14
N
90
95
92,5
Tuntas
15
O
70
65
67,5
Tuntas
16
P
70
70
70
Tuntas
17
Q
70
75
72,5
Tuntas
18
R
80
75
77,5
Tuntas
19
S
80
80
80
Tuntas
20
T
80
85
82,5
Tuntas
21
U
70
75
72,5
Tuntas
22
V
90
100
92,5
Tuntas
23
W
70
70
70
Tuntas
24
X
70
90
80
Tuntas
112 25
Y
65
70
67,5
Tuntas
26
Z
90
95
92,5
Tuntas
27
AA
70
80
75
Tuntas
28
AB
70
70
70
Tuntas
29
AC
70
70
70
Tuntas
30
AD
70
75
72,5
Tuntas
Jumlah
2215
2315
2262,5
Rata-rata
73,83
77,17
75,42
Keterangan
Jumlah
Prosentase
Tuntas
30
100 %
Tidak Tuntas
0
0%
113 Lampiran 10 PEDOMAN PENILAIAN LEMBAR PENGAMATAN SISWA KERJA KELOMPOK SIKLUS I Aspek yang dinilai: 1. Menghargai teman dalam diskusi 2. Inisiatif dalam kelompok 3. Keberanian bertanya dan menjawab pertanyaan 4. Kerjasama dalam kelompok Kriteria Penilaian Siswa 1. ST
= sangat tinggi = 4
2. T
= tinggi
=3
3. S
= sedang
=2
4. R
= rendah
=1
Skor Maksimal ideal = 4 Nilai = Jumlah skor yang diperoleh x 100 Skor maksimal
114
Lampiran 11 INSTRUMEN PENILAIAN LEMBAR PENGAMATAN SISWA KERJA KELOMPOK Siklus I Pertemuan I Berilah tanda cek (√) pada kolam di bawah ini, kegiatan siswa memenuhi variable-variabel sikap siswa dan kategorikan berdasarkan kriterianya ! Aspek No.
Kelp
Jum
Penilaian
Nama Siswa 1
1
A
√
2
B
√
C
2
3 4
Skor
N
Kriteria Penilaian ST
T
S
1
25
√
2
50
√
√ √
3
75
D
√
√
2
50
√
5
E
√
√
2
50
√
6
F
√
√
2
50
√
7
G
√
√
3
75
8
H
√
√
2
50
√
√ √
2
50
√
1
25
3 4
9 10
I
II
√
I
√ √ √
√
J
√
11
K
√
√
2
50
12
L
√
√ √
3
75
13
M
√
√
2
50
14
N
√
√
3
75
O
√
√
2
50
√
P
√
2
50
√
17
Q
√
√
3
75
√
18
R
√
√ √
3
75
√
19
S
√
√
2
50
T
√
√
3
75
U
√
2
50
15 16
20 21
III
IV
√ √ √
√ √
R
√ √ √ √ √
√ √ √
115 22
V
√
23
W
√
24
X
√
25
Y
√
26
Z
√
AA
√
AB
29 30
27 28
V
√
√
3
75
√
2
50
√
2
50
√
√
2
50
√
√ √
3
75
√
√
3
75
√
√
√
2
50
√
AC
√
√
2
50
√
AD
√
√
2
50
√
√
√
√
116 Lampiran 12 INSTRUMEN PENILAIAN LEMBAR PENGAMATAN SISWA KERJA KELOMPOK Siklus I Pertemuan II Berilah tanda cek (√) pada kolam di bawah ini, kegiatan siswa memenuhi variable-variabel sikap siswa dan kategorikan berdasarkan kriterianya ! Aspek No.
Kelp
Jum
Penilaian
Nama Siswa 1
2
3 4
Skor
N
Kriteria Penilaian ST
T
S
1
A
√
√
2
50
√
2
B
√
√
2
50
√
C
√
√ √
3
75
D
√
√
2
50
√
5
E
√
√
2
50
√
6
F
√
√ √
3
75
√
7
G
√
√
3
75
√
8
H
√
√
2
50
√
√ √
2
50
√
√
2
50
√
√
3
75
√ √
3 4
9 10
I
II
√
I
√
J
√
11
K
√
12
L
√
√ √
3
75
13
M
√
√
2
50
14
N
√
√
3
75
O
√
√
2
50
√
P
√
2
50
√
17
Q
√
√
3
75
√
18
R
√
√ √
3
75
√
19
S
√
√
2
50
T
√
√
3
75
U
√
2
50
15 16
20 21
III
IV
√
√ √ √
√ √
√ √
√ √ √
R
117 22
V
√
23
W
√
24
X
√
25
Y
26
√
3
75
√
2
50
√
3
75
√
√
2
50
Z
√
√ √
3
75
√
AA
√
√
3
75
√
AB
√
√
2
50
√
29
AC
√
√
2
50
√
30
AD
√
√
2
50
√
27 28
V
√ √
√
√ √ √ √
118 Lampiran 13 PEDOMAN PENILAIAN LEMBAR PENGAMATAN SISWA KERJA KELOMPOK SIKLUS II Aspek yang dinilai: 1. Menghargai teman dalam diskusi 2. Inisiatif dalam kelompok 3. Keberanian bertanya dan menjawab pertanyaan 4. Kerjasama dalam kelompok 5. Kemampuan menyampaikan materi yang dipelajari. Kriteria Penilaian Siswa 1. ST
= sangat tinggi = 5
2. T
= tinggi
=4
3. S
= sedang
=3
4. R
= rendah
=2
5. SR
= sangat rendah=1
Skor Maksimal ideal = 5 Nilai = Jumlah skor yang diperoleh x 100 Skor maksimal
119 Lampiran 14 INSTRUMEN PENILAIAN LEMBAR PENGAMATAN SISWA KERJA KELOMPOK Siklus II Pertemuan I Berilah tanda cek (√) pada kolam di bawah ini, kegiatan siswa memenuhi variable-variabel sikap siswa dan kategorikan berdasarkan kriterianya ! No.
Kelp
Nama Siswa
Aspek Penilaian
Jum
1
Skor
2
3
4
5
N
Kriteria Penilaian ST T S R SR
1
A
√
√ √
3
60
√
2
B
√
√ √
3
60
√
C
√
√ √ √
4
80
√
4
D
√
√ √ √
4
80
√
5
E
√
√ √
3
60
√
6
F
√
√ √
3
60
√
7
G
√
√ √ √
4
80
H
√
√ √
3
60
√
9
I
√
√ √
3
60
√
10
J
√
√ √
3
60
√
11
K
√
√
3
60
√
12
L
√
√ √ √
4
80
M
√
√ √
3
60
14
N
√
4
80
15
O
√
√ √
3
60
√
16
P
√
√ √
3
60
√
17
Q
√
√ √
4
80
√
R
√
√ √ √
4
80
√
19
S
√
√ √
3
60
20
T
√
4
80
U
√
√ √
3
60
V
√
√ √ √
4
80
3
8
13
18
21 22
I
II
III
IV
V
√
√
√
√
√ √
√ √
√
√ √ √
√ √ √ √
120 23
W
√
24
X
√
√
25
Y
√
√
26
Z
√
27
AA
√
AB
29 30
28
VI
√ √
3
60
√ √
4
80
√
3
60
√ √ √
4
80
√
3
60
√
√
√ √
3
60
√
AC
√
√ √
3
60
√
AD
√
√ √
3
60
√
√
√ √ √ √
121 Lampiran 15 INSTRUMEN PENILAIAN LEMBAR PENGAMATAN SISWA KERJA KELOMPOK Siklus II Pertemuan II Berilah tanda cek (√) pada kolam di bawah ini, kegiatan siswa memenuhi variable-variabel sikap siswa dan kategorikan berdasarkan kriterianya ! No.
Kelp
Nama Siswa
Aspek Penilaian
Jum
1
Skor
2
3
4
5
N
Kriteria Penilaian ST T S R SR
1
A
√
√ √
3
60
√
2
B
√
√ √
3
60
√
C
√
√ √ √
4
80
√
4
D
√
√ √ √
4
80
√
5
E
√
√ √
3
60
6
F
√
√ √ √
4
80
√
7
G
√
√ √ √
4
80
√
H
√
√ √ √
4
80
√
9
I
√
√ √
3
60
√
10
J
√
√ √
3
60
√
11
K
√
√ √ √
4
80
12
L
√
√ √ √ √
5
100
M
√
√ √
3
60
14
N
√
√ √ √ √
5
100
15
O
√
√ √
3
60
16
P
√
√ √ √
4
80
17
Q
√
√ √ √ √
5
100
R
√
√ √ √
4
80
19
S
√
√ √
3
60
20
T
√
√ √ √ √
5
100
U
√
√ √ √
4
80
V
√
√ √ √ √
5
100
3
8
13
18
21 22
I
II
III
IV
V
√
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
122 23
W
√
√ √
3
60
24
X
√
√ √ √ √
5
100
25
Y
√
√
√
3
60
26
Z
√
√ √ √
4
80
√
27
AA
√
√ √ √
4
80
√
AB
√
√ √ √
4
80
√
29
AC
√
4
80
√
30
AD
√
4
80
√
28
VI
√ √ √ √ √ √
√ √ √
123 Lampiran 16 LEMBAR OBSERVASI TERHADAP GURU Siklus I Pertemuan 1 Berilah tanda cek (√) pada kolam di bawah ini sesuai dengan kegiatan guru dalam proses pembelajaran ! No
Aspek yang di Nilai
A 1 2 B 3 4 C 5 6 7 8
Pra Pembelajaran Kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran Memeriksa kesiapan siswa Membuka Pembelajaran Melakukan kegiatan apersepsi Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan rencana kegiatan Kegiatan Pembelajaran Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan Menguasai kelas Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan Menghasilkan pesan yang menarik Menggunakan media secara efekif dan efisien Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran Merespon positif partisipasi siswa dalam kerja kelompok. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru dan sumber belajar Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa Penutup Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa Melakukan penilaian akhir sesuai dengan tujuan Melaksanakan tindak lanjut Jumlah
9 10 11 12 13 14 15 16 D 17 18 19 20
Nilai
1
Skor 2
3 3
2 3 3 2 2 2 1 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2
3 3 1 20 27 48:20=2,4 (cukup) Bendosari, 27 April 2010 Observer
124 Eni Kusrini Keterangan : 1 = kurang 2
= cukup
3
= baik
Total = ( ..... x 1) + ( ...... x 2) + ( ......x3) = nilai 20 Keterangan nilai = 0 – 1,5 = kurang 1,6 – 2,5 = cukup 2,6 – 3 = baik
125
Lampiran 17 OBSERVASI TERHADAP GURU Siklus I Pertemuan 2 Berilah tanda cek (√) pada kolam di bawah ini sesuai dengan kegiatan guru dalam proses pembelajaran ! No
Aspek yang di Nilai
A 1 2 B 3 4 C 5 6 7 8
Pra Pembelajaran Kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran Memeriksa kesiapan siswa Membuka Pembelajaran Melakukan kegiatan apersepsi Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan rencana kegiatan Kegiatan Pembelajaran Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan Menguasai kelas Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan Menghasilkan pesan yang menarik Menggunakan media secara efekif dan efisien Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran Merespon positif partisipasi siswa dalam kerja kelompok. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru dan sumber belajar Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa Penutup Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa Melakukan penilaian akhir sesuai dengan tujuan Melaksanakan tindak lanjut Jumlah
9 10 11 12 13 14 15 16 D 17 18 19 20
Nilai
1
Skor 2
3 3
2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2
3 3 20 30 50 : 20 = 2,5 (cukup) Bendosari, 29 April 2010 Observer Eni Kusrini
126
Keterangan : 1 = kurang 2
= cukup
3
= baik
Total = ( ..... x 1) + ( ...... x 2) + ( ......x3) = nilai 20 Keterangan nilai = 0 – 1,5 = kurang 1,6 – 2,5 = cukup 2,6 – 3 = baik
127 Lampiran 18 LEMBAR OBSERVASI TERHADAP GURU Siklus II Pertemuan 1 Berilah tanda cek (√) pada kolam di bawah ini sesuai dengan kegiatan guru dalam proses pembelajaran ! No
Aspek yang di Nilai
A 1 2 B 3 4 C 5 6 7 8
Pra Pembelajaran Kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran Memeriksa kesiapan siswa Membuka Pembelajaran Melakukan kegiatan apersepsi Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan rencana kegiatan Kegiatan Pembelajaran Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan Menguasai kelas Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan Menghasilkan pesan yang menarik Menggunakan media secara efekif dan efisien Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran Merespon positif partisipasi siswa Memfasilitasi terjadinya interaksi guru dan sumber belajar Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa Penutup Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa Melakukan penilaian akhir sesuai dengan tujuan Melaksanakan tindak lanjut Jumlah
9 10 11 12 13 14 15 16 D 17 18 19 20
Nilai
1
Skor 2
3 3 3 3 3 3
2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3
3 3 3 3 10 45 55:20=2,75 (baik) Bendosari, 4 Mei 2010 Observer
Eni Kusrini
128 Keterangan : 1 = kurang 2
= cukup
3
= baik
Total = ( ..... x 1) + ( ...... x 2) + ( ......x3) = nilai 20 Keterangan nilai = 0 – 1,5 = kurang 1,6 – 2,5 = cukup 2,6 – 3 = baik
129 Lampiran 19 OBSERVASI TERHADAP GURU Siklus II Pertemuan 2 Berilah tanda cek (√) pada kolam di bawah ini sesuai dengan kegiatan guru dalam proses pembelajaran ! No
Aspek yang di Nilai
A 1 2 B 3 4 C 5 6 7 8
Pra Pembelajaran Kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran Memeriksa kesiapan siswa Membuka Pembelajaran Melakukan kegiatan apersepsi Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan rencana kegiatan Kegiatan Pembelajaran Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan Menguasai kelas Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan Menghasilkan pesan yang menarik Menggunakan media secara efekif dan efisien Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran Merespon positif partisipasi siswa Memfasilitasi terjadinya interaksi guru dan sumber belajar Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa Penutup Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa Melakukan penilaian akhir sesuai dengan tujuan Melaksanakan tindak lanjut Jumlah
9 10 11 12 13 14 15 16 D 17 18 19 20
Nilai
1
Skor 2
3 3 3 3 3 3
2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3
3 3 3 3 12 42 54: 20=2,7 (baik) Bendosari, 6 Mei 2010 Observer Eni Kusrini
130 Keterangan : 1 = kurang 2
= cukup
3
= baik
Total = ( ..... x 1) + ( ...... x 2) + ( ......x3) = nilai 20 Keterangan nilai = 0 – 1,5 = kurang 1,6 – 2,5 = cukup 2,6 – 3 = baik
Lampiran 20
KISI – KISI SOAL MENGHITUNG LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN RUANG No Item
Variabel
Sub Indikator
Variabel
Deskriptor
Parameter
Siklus I Pert 1
Luas
Soal
1. Menyebutkan sifatsifat balok dan permukaan menghitung kubus dan volume luas 2. Menyatakan rumus permukaan dan bangun luas permukaan volume bangun ruang serta volume balok ruang melalui dan kubus media bangun ruang
Siklus II Pert 2
Pert 1
Menghitung
1. Mengidentifikasi sifat balok
1,2,3,4,5
1,2,3,4
luas
2. Mengidentifikasi sifat kubus
6,7,8,9,10
6,7,8,9,10
permukaan
3. Menyatakan rumus luas
dan volume
permukaan dan volume balok
balok dan
dan kubus
kubus
4. Menghitung luas permukaan
Pert 2
5
4 2
balok
3. Menghitung luas permukaan serta volume balok
5. Menghitung luas permukaan
4. Menghitung luas
6. Menghitung volume balok
2
permukaan serta volume kubus
7. Menghitung volume kubus
1,5
3,5 1
kubus
2 1
Keterangan : Soal menyatu dengan RPP
131
132 Lampiran 21
133
134
135
136