PENGGUNAAN SUPERVISI INDIVIDUAL PENDEKATAN KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU MATEMATIKA DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA Nur Isnaini Taufik Pengawas SMA/SMK Dinas Pendidikan Kab. Ogan Komering Ulu Prov. Sumatera Selatan Email:
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru matematika dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) melalui supervisi individual pendekatan kolaboratif di SMA. Subjek penelitian ini adalah guru matematika pada SMA binaan di Baturaja yang berjumlah 6 orang, yaitu di SMA Negeri 3 OKU, SMA Negeri 5 OKU, dan SMA Sentosa Bhakti Baturaja, yang masing-masing dari sekolah diambil 2 orang guru. Penelitian tindakan sekolah ini berlangsung selama tiga bulan, yaitu Juli s.d. September 2012. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Prosedur penelitian ini mencakup tahap-tahap: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara: wawancara, observasi, dan diskusi. Berdasarkan analisis data diperolah petunjuk bahwa terjadi peningkatan kemampuan guru matematika dalam menyusun RPP dengan menggunakan supervisi individual pendekatan kolaboratif pada SMA binaan di Baturaja. Oleh karena itu, supervisi individual pendekatan kolaboratif dapat digunakan sebagai alternatif bagi pengawas akademik matematika untuk meningkatkan kemampuan guru matemátika dalam menyusun RPP di SMA.
Kata kunci:
kemampuan guru, menyusun RPP, supervisi individual pendekatan kolaboratif
PENDAHULUAN Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan disebutkan bahwa perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar. Dengan demikian setelah silabus dibuat, maka guru harus menjabarkannya secara lebih teknis ke dalam RPP. Silabus dan RPP harus sejalan. Pada Permendiknas nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses dimuat komponen dan prinsip penyusunan RPP. Oleh karena itu pembuatan RPP harus sesuai dengan Standar Proses itu (Depdiknas, 2007b). Dalam pelaksanaannya, pengembangan silabus dan RPP dapat dilakukan oleh guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau Ekuivalen: Penggunaan Supervisi Individual Pendekatan Kolaboratif untuk Meningkatkan Kemampuan Guru Matematika dalam Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di SMA
175
beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan Dinas Pendidikan. Berdasarkan temuan di sekolah, ternyata: (1) banyak guru yang tidak mengembangkan silabus yang berasal dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), (2) banyak guru yang hanya mengcopy/menyalin RPP dari guru lain atau mengunduh dari internet, (3) banyak guru yang tidak melaksanakan pembuatan RPP dengan baik, dan (4) guru kurang kreatif dan kurang inovatif dalam pembuatan RPP. Oleh karena itu guru harus mempunyai kemampuan untuk menyusun RPP matematika. Kemampuan guru adalah seperangkat pengetahuan guru meliputi administrasi pendidikan kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional dalam rangka melaksanakan proses pembelajaran di kelas/sekolahnya (Depdiknas, 2007a). Supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi yang diberikan kepada guru tertentu yang mempunyai masalah khusus dan bersifat perorangan (Depdiknas, 2008:22-23). Pendekatan kolaboratif adalah cara pendekatan yang memadukan cara pendekatan direktif (langsung) dan non-direktif (tidak langsung) menjadi pendekatan baru. Pada pendekatan ini baik supervisor maupun guru bersama-sama, bersepakat untuk menetapkan struktur, proses percakapan terhadap masalah yang dihadapi guru. (Sahertian dalam Kemdikbud, 2012:13-14). Dari masalah di atas, karena guru tidak mempersiapkan perencanaan pembelajaran matematika dengan baik, maka berakibat pembelajaran di kelas kurang sukses, salah satunya menyebabkan rendahnya nilai matematika siswa. Oleh karena itu, dirasa perlu adanya supervisi individual dengan pendekatan kolaboratif terhadap guru matematika pada SMA binaan di Baturaja untuk meningkatkan kemampuan guru matematika dalam menyusun RPP sehingga kualitas pendidikan meningkat. Berdasarkan latar belakang di atas, maka diambil rumusan masalah sebagai berikut: ”Bagaimanakah cara meningkatkan kemampuan guru matematika dalam menyusun RPP melalui supervisi individual pendekatan kolaboratif pada SMA binaan di Baturaja?” Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini memiliki tujuan: “Untuk meningkatkan kemampuan guru matematika dalam menyusun RPP melalui supervisi individual pendekatan kolaboratif pada SMA binaan di Baturaja.”
176 Ekuivalen:
Penggunaan Supervisi Individual Pendekatan Kolaboratif untuk Meningkatkan Kemampuan Guru Matematika dalam Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di SMA
METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian tindakan sekolah (PTS) ini adalah metode deskriptif, dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat peningkatan yang terjadi dari siklus ke siklus. Dengan metode ini peneliti berupaya menjelaskan data yang peneliti kumpulkan melalui komunikasi langsung atau wawancara, pengamatan, dan diskusi yang berupa persentase atau angka-angka. Analisis data dilakukan sejak awal, artinya analisis data dilakukan tahap demi tahap atau siklus demi siklus. Subjek penelitian adalah guru matematika pada SMA binaan yang berjumlah 6 orang. Tempat penelitian di SMA Negeri 3 OKU, SMA Negeri 5 OKU, dan SMA Sentosa Bhakti Baturaja. Penelitian ini berlangsung selama tiga bulan, yaitu bulan Juli s.d. September 2012. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan diskusi.
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini: (a) wawancara,
menggunakan panduan wawancara, (b) observasi, menggunakan lembar observasi, dan (c) diskusi dilakukan untuk sharing pendapat antara peneliti dengan guru matematika. Peneliti mengharapkan rata-rata indikator pencapaian hasil guru membuat semua komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ≥ 86% atau kriteria baik sekali. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada kondisi awal, peneliti telah melakukan wawancara dan pengamatan terhadap 6 orang guru sebagai subjek penelitian pada minggu keempat Juli 2012. Ternyata, rata-rata indikator pencapaian hasil guru membuat semua komponen RPP hanya sebesar 80,30%. Pada tahap perencanaan di siklus I, peneliti merencanakan kegiatan: a) membuat lembar wawancara terhadap guru, b) membuat instrumen penilaian RPP, dan c) membuat format hasil penyusunan RPP. Tahap pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada minggu kedua Agustus 2012. Peneliti melaksanakan tindakan: (a) mengisi instrumen wawancara terhadap guru, (b) mengadakan pengamatan terhadap RPP yang telah dibuat guru, (c) menjelaskan kepada guru tentang menyusun RPP yang lengkap, (d) memberi kesempatan kepada
Ekuivalen: Penggunaan Supervisi Individual Pendekatan Kolaboratif untuk Meningkatkan Kemampuan Guru Matematika dalam Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di SMA
177
guru untuk mengemukakan kesulitan dalam menyusun RPP, dan memberikan jalan keluarnya, (e) melakukan revisi atau perbaikan terhadap RPP yang yang dibuat guru, (f)
memberikan bimbingan melalui supervisi individual pendekatan kolaboratif
(ciri khasnya: menyajikan, menjelaskan, mendengarkan, memecahkan masalah, dan negosiasi) dalam pengembangan RPP yang lengkap, (g) mengisi instrumen penilaian RPP buatan guru, dan (h) membuat rekapitulasi hasil penyusunan RPP buatan guru. Pada tahap pengamatan siklus I terhadap RPP buatan guru, ternyata semua guru (6 orang) yang diteliti sudah membuat RPP. Ada 4 orang yang RPP-nya mengandung komponen RPP yang lengkap. Dari hasil evaluasi dan refleksi terhadap RPP buatan guru pada siklus I didapat hasil rata-rata indikator pencapaian hasil guru membuat semua komponen RPP hanya sebesar 84,09%. Ini berarti target rata-rata indikator pencapaian hasil guru membuat semua komponen RPP sebesar 86% belum tercapai. Hasil refleksi dari RPP yang disusun guru: (1) penulisan identitas mata pelajaran SK, dan KD masih kurang lengkap, (2)
perumusan indikator kurang operasional, (3)
penulisan tujuan pembelajaran belum lengkap dan rinci, (4) terlalu singkat, (5)
penulisan materi ajar
penulisan kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi masih
kurang, (6) penulisan sumber belajar masih kurang lengkap, (7) penulisan soal pada penilaian hasil belajar banyak yang tidak disertai dengan kunci jawaban, dan skornya. Melihat
dari refleksi hasil pengamatan terhadap RPP buatan guru, maka
peneliti: (1) membuat analisis menyeluruh pada data yang ada untuk menafsirkan hasil pengamatan, (2) mengidentifikasi perilaku pembelajaran yang positif, yang harus dipelihara dan perilaku negatif yang harus dirubah, agar dapat menyelesaikan masalah, (3) menunjukkan data yang telah dianalisis pada guru yang diobservasi, (4) memberikan umpan balik sedemikian rupa sehingga guru dapat memahami temuan, mengubah perilaku yang teridentifikasi dan mempraktekkan panduan yang diberikan, dan (5) memberikan bimbingan melalui supervisi individual pendekatan kolaboratif dalam mempersiapkan RPP pada pertemuan berikutnya. Pada tahap perencanaan siklus II, peneliti merencanakan kegiatan: (a) menyiapkan instrumen penilaian RPP, (b) menyiapkan format hasil penyusunan RPP
178 Ekuivalen:
Penggunaan Supervisi Individual Pendekatan Kolaboratif untuk Meningkatkan Kemampuan Guru Matematika dalam Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di SMA
pada siklus II, dan (c) membuat format rekapitulasi hasil penyusunan RPP pada siklus I dan II. Tahap pelaksanaan siklus II pada minggu ketiga Agustus 2012. Peneliti melaksanakan tindakan: (a) memberikan contoh RPP matematika yang benar, (b) mengadakan pengamatan terhadap RPP yang dibuat guru, (c) memberi kesempatan kepada guru untuk mengemukakan kesulitan dalam menyusun RPP, dan memberikan jalan keluarnya, (d) melakukan revisi terhadap RPP yang dibuat guru, (e) memberikan bimbingan melalui supervisi individual pendekatan kolaboratif dalam pengembangan RPP yang lengkap, (f) mengisi instrumen penilaian RPP buatan guru, dan (g) membuat rekapitulasi hasil penyusunan RPP buatan guru. Pada tahap pengamatan siklus II terhadap RPP buatan guru, ternyata semua guru yang diteliti sudah membuat RPP. Semua guru RPP-nya sudah mengandung komponen RPP yang lengkap. Pada tahap evaluasi dan refleksi siklus II ini diperoleh data rata-rata indikator pencapaian hasil guru membuat semua komponen RPP sebesar 91, 19% atau kriteria amat baik. Ini berarti target rata-rata indikator pencapaian hasil guru membuat semua komponen RPP sebesar 86% sudah tercapai (lihat tabel 1).. Tabel 1. Rekapitulasi nilai komponen RPP yang dibuat guru Indikator Komponen RPP yang dibuat guru
1) Mencantumkan identitas mata pelajaran 2) Mencantumkan standar kompetensi 3) Mencantumkan kompetensi dasar 4) Mengembangkan indikator pencapaian kompetensi 5) Mencantumkan tujuan pembelajaran 6) Mencantumkan materi ajar 7) Mencantumkan alokasi waktu 8) Mencantumkan metode pembelajaran 9) Mencantumkan langkah-langkah pembelajaran 10) Menuliskan sumber belajar secara terinci 11) Mencantumkan penilaian hasil belajar Rata-rata indikator pencapaian hasil guru membuat semua komponen RPP
Kondisi Awal (%) 87.5 91.67 91.67 75
Siklus I (%) 91,67 95,83 95,83 75
Siklus II (%)
75 83.33 87.5 75 70.83 70.83 75
75 83,33 87,50 87,50 75 83,33 75
87,50 83,33 91,67 95,83 85,42 91,67 87,50
80.30
84.09
91, 19
95,83 100 100 87,50
Ekuivalen: Penggunaan Supervisi Individual Pendekatan Kolaboratif untuk Meningkatkan Kemampuan Guru Matematika dalam Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di SMA
179
Berdasarkan hasil pengamatan RPP, ternyata terjadi kenaikan yang signifikan pada komponen RPP buatan guru dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Ternyata,
penggunaan supervisi individual dengan pendekatan kolaboratif
dapat meningkatkan kemampuan guru matemátika dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada SMA binaan di Baturaja.
SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian di atas, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Pada pembuatan komponen RPP didapat rata-rata indikator pencapaian hasil pada siklus II sebesar 91,19% atau kriteria amat baik. Ini berarti target rata-rata indikator pencapaian hasil sebesar 86% guru membuat semua komponen RPP sudah tercapai. 2. Peneliti mengambil kesimpulan, bahwa supervisi individual dengan pendekatan kolaboratif dapat meningkatkan kemampuan guru matemátika dalam menyusun RPP pada SMA binaan di Baturaja. Berdasarkan
hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat
menyarankan hal-hal sebagai berikut. 1. Bagi pengawas sekolah, agar dapat digunakan untuk mengetahui kesulitan guru dalam penyusunan RPP dan untuk pembinaan terhadap guru yang lain. 2. Bagi guru matematika, agar dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuannya dalam menyusun RPP. 3. Bagi kepala sekolah, agar dapat digunakan sebagai masukan untuk bahan pembinaan terhadap guru untuk meningkatkan kemampuannya menyusun RPP. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2007a. Permendiknas RI No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Depdiknas. 2007b. Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses. _____. 2008. Metode dan Teknik Supervisi. Jakarta: Dit. Tendik Ditjend. PMPTK. Kemdikbud. 2012. Supervisi Akademik. Jakarta: Pusbangtendik Badan PSDMP dan PMP. Sujana, Rahmat, Lestari dkk. 2011. Buku Kerja Pengawas Sekolah. Jakarta: Pusbangtendik Badan PSDMP dan PMP Kemdikbud.
180 Ekuivalen:
Penggunaan Supervisi Individual Pendekatan Kolaboratif untuk Meningkatkan Kemampuan Guru Matematika dalam Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di SMA