perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id SKRIPSI
UPAYA IBU SINGLE PARENT DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUP PADA KELUARGA MISKIN (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Bagaimana Upaya Ibu Single Parent Dalam Mempertahankan Kelangsungan Hidup Pada Keluarga Miskin, di Dusun Ngablak, Kelurahan Papahan, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar)
Disusun Oleh : INDRI PRASETYAWATI PP NIM D0307009
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Sosiologi
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id ABSTRAK
Indri Prasetyawati PP, D0307009. 2012. Upaya Ibu Single Parent Dalam Mempertahankan Kelangsungan Hidup Pada Keluarga Miskin. Skripsi : Program Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini dilakukan berangkat dari fenomena dimasyarakat kita saat ini yang merupakan salah satu perubahan yang terjadi dalam lembaga keluarga yaitu semakin banyaknya keberadaan orangtua tunggal atau “Single Parent“. Mereka mengasuh dan membesarkan anakanak mereka sendiri tanpa bantuan dari pasangannya, baik itu suami ataupun istri. Selain dalam hal pengasuhan yang dilakukannya seorang diri, orangtua tersebut harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan pendidikan anak-anaknya, serta menjamin kesehatan keluarganya. Hal tersebut akan berubah lebih buruk ketika penerima status single parent adalah perempuan, terlebih jika sudah mempunyai keturunan. Maka beban hidup seharusnya ditanggung berdua dengan pasangan selayaknya sebuah keluarga ideal tetapi harus diatasi sendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Upaya keluarga single parent dalam mempertahankan kelangsungan hidup, dalam hal pengasuhan dan pendidikan anak, upaya dalam hal pemenuhan ekonomi keluarga, upaya dalam hal pemenuhan kesehatan keluarga, upaya dalam hal kehidupan bermasyarakat. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Untuk teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling yaitu ibu yang menjadi orangtua tunggal yang memiliki anak usia sekolah dan termasuk dalam keluarga miskin. Sampel yang digunakan berjumlah 4 informan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi langsung, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan yaitu teknik analisis interaktif. Sedangkan teori yang digunakan adalah Tindakan sosial yang dikemukakan Max waber, dan untuk menganalisa hasil penelitian ini adalah teori aksi yang dikemukakan oleh Talcott Parsons. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa Upaya ibu single parent dalam hal pengasuhan dan pendidikan anak dilakukan dengan membagi waktu antara bekerja dan mendidik anak-anaknya, memberikan kasih sayang mengajarkan tanggung jawab terhadap pendidikan anakanaknya, memberikan pelajaran bagaimana harus bersikap dan menjaga tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Upaya ibu single parent dalam hal pemenuhan ekonomi keluarga dilakukan dengan cara ibu mampu mencukupi kebutuhan hidup dengan segala kamampuan serta ketrampilan yang dimiliki, mengelola dan mengatur penghasilan dengan baik dan benar,mengikuti progam pembagian RASKIN. Upaya ibu single parent dalam hal pemenuhan kesehatan keluarga, dilakukan dengan cara memperhatikan dan memberikan makanan yang bergizi pada anakanaknya, ikut terdaftar program JAMKESMAS yang diadakan oleh pemerintah. Upaya ibu single parent dalam hal kehidupan bermasyarakat dilakukan dengan cara kemauan ibu single parent untuk mengikuti segala kegiatan sosial di dalam masyarakat, walaupun tidak setiap hati mengikuti kegiatan sosial di masyarakat, kerena ibu harus mencari nafkah, namun ibu single parent selalu berusaha untuk mengikutinya serta menjaga hubungan baik dengan masyarakat. Kata Kunci : Keluarga Miskin, Single Parent, Anak, Perempuan.
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id ABSTRACT
Indri Prasetyawati PP, D0307009. 2012. Efforts to Maintain Family Single Parent Survival In. Thesis: University Degree Program Eleven March Surakarta. The research was conducted in the community set out from our current phenomenon that is one of the changes that occur within the family institution is the increasing presence of a single parent or "Single Parent." They care for and raise children on their own without help from a spouse, whether her husband or his wife. In addition in terms of doing a self-care, the parents must work to meet the economic and educational needs of their children, and ensure the health of their families. It will turn even worse when the receiver statuses of single parents are women, especially if you already have offspring. Then it should have borne the burden of life together with your family should an ideal but it should resolve with themselves. The purpose of this study was to determine “how the single parent family efforts in maintaining the viability, in terms of upbringing and education of children, efforts in the enjoyment of family economy, efforts in the enjoyment of family health, efforts in terms of social life”. The research method is descriptive qualitative. For the sampling of technique was purposive sampling of mothers who became single parents who have school-age children and include in poor families. The sample used consists of 4 informants. Data collection techniques used was direct observation, interviews and documentation. Analysis technique used is an interactive analysis technique. While the theory used proposed by Max waber social action, and to analyze the results of this study is the theory of action proposed by Talcott Parsons. Based on this research, it is known that the mother's efforts in terms of single parent upbringing and education of children is done by dividing time between work and educate their children, give love to teach responsibility for the education of their children, giving lessons how to act and behave in everyday life. Efforts of mother of single parent families in terms of economic fulfillment is done by the mother able to make ends meet with all capability and skills possessed, manage and organize income properly, following the division RASKIN program. Efforts to single parent mothers in the enjoyment of family health, conducted by notice and provide nutritious food to their children, joined the program enrolled Jamkesmas held by the government. Efforts to single parent mothers in terms of social life will be done by single parent mothers to participate in all social activities in society, although not every heart to follow the social activities in the community, because they have to make a living mother, but the single parent mother always tried to follow him and keep good relations with the community. Keywords: poor families, Single Parent, Children, Women.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
© Keindahan dimata tak pasti diatas sana (Penulis) © Mustahil semua orang akan menyukai kita walau kita berbuat baik semaksimal mungkin. Tak usah aneh dan kecewa, terus saja berbuat yang terbaik, karena itulah yang kembali kepada kita. (Aa Gym)
© Jangan minta kepada Tuhan apa yang menurut Anda baik, tetapi mintalah kepada-Nya apa yang menurut Dia baik bagi Anda. (Anonim)
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id PERSEMBAHAN
Suatu karya sederhana yang ingin penulis persembahkan Untuk hidup dan segala Kuasa Allah yang diberikan kepadaku, Untuk kedua orangtuaku, Bapak Hendro Purnomo dan Ibu Yuliati serta kakakku Yhanik, Untuk orang terkasih diperjalanan hidupku Damang Nugraha Utama Untuk semua teman dan sahabat yang telah datang dikehidupanku Untuk Almamaterku Tercinta
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb. Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT atas Ridho dan hidayahNya yang luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan terselesaikannya karya skripsi yang berjudul ”Upaya Ibu Single Parent Dalam Mempertahankan Kelangsungan Hidup Pada Keluarga Miskin”. Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rosulallah Muhammad SAW yang telah meyampaikan jalan petunjuk kebenaran yang hakiki. Banyaknya fenomena di masyarakat akan keluarga yang berorangtuakan tunggal atau single parent menarik penulis untuk mengangkatnya dalam penulisan skripsi sebagi tugas akhir. Dengan
terselesaikannya
penulisan
dan
penyusunan
skripsi
ini
penulis
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Prof. Drs. Pawito Ph. D, Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Dr. Bagus Haryono M. Si, selaku Ketua Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Dra. Sri Hilmi Pujihartati, M.Si selaku pembimbing yang penuh kesabaran membimbing dan mengarahkan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 4.
Drs. T.A. Gutama, M.Si Selaku Pembimbing Akademik yang selalu sabar dan telaten mengarahkan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Bp. Moh. Gandi Sugiyanto S.Sos selaku Kepala Dusun beserta staf yang telah memberikan ijin penulis untuk melakukan penelitian di lokasi beliau. commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 6. Semua informan, Ibu Endang werdianingsih, Ibu Ibu.diyono(sariyem), Ibu Surani, Ibu Sri Sutarti, Bapak Hendro Pornomo beserta keluarga yang dengan tulus memberikan informasi dan datanya kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. 7. Keluarga ku tercinta, Papa, Mama, mbak yanik, Mama Karlina, Ibuk Jajar yang selalu memberi doa, kasih sayang dan dorongan kepadaku. 8. Mas Komengk, terimakasih untuk setiap doa, dukungan, cinta dan kesabaran yang tak henti-hentinya diberikan kepadaku. 9. Teman-teman Sosiologi FISIP UNS angkatan 2007. 10. Segala pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah khasanah keilmuan bagi penulis sendiri dan bagi pembaca. Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Surakarta, Januari 2012 Penulis
Indri Prasetyawati Pornomo .P
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI JUDUL ……………………………………………………………………….
i
PERSETUJUAN …………………………………………………………….
ii
PENGESAHAN ……………………………………………………………...
iii
ABSTRAK …………………………………………………………………...
iv
ABSTRACT ………………………………………………………………….
v
MOTTO ……………………………………………………………………...
vi
PERSEMBAHAN …………………………………………………………...
vii
KATA PENGANTAR………………………………………………….……
viii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………...
x
DAFTAR BAGAN………………………….……………………………….
xiii
DAFTAR TABEL ………………………..…….…………………………...
xiii
DAFTAR MATRIKS …………………………….………………….……...
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………….……………………..…...
xiv
BAB I.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................
1
B. Rumusan Masalah .............................................................................
8
C. Tujuan ................................................................................................
9
D. Manfaat ..............................................................................................
9
E. Tinjauan Pustaka ...............................................................................
10
1. Landasan Teori ...........................................................................
10
2. Batasan Konsep ..........................................................................
21
a. Keluarga Miskin .................................................................
21
b. Single Parent ......................................................................
24
c. Anak ....................................................................................
25
d. Perempuan ..........................................................................
27
Penelitian Terdahulu .................................................................
30
commit to user G. Definisi Konseptual ...................................................................
33
H. Metode Penelitian ......................................................................
34
F.
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 1. Lokasi Penelitian .................................................................. 34
BAB II.
2. Jenis Data .............................................................................
34
3. Sumber Data ........................................................................
36
4. Teknik Pengumpulan Data .................................................
37
5. Sempling ..............................................................................
39
6. Validitas Data ......................................................................
40
7. Tehnik Analisis ....................................................................
41
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografi...................................................................... 47 1. Letak Daerah...................................................................
47
2. Pembagian Wilayah.........................................................
49
3. Luas Wilayah dan Penggunaannya.................................
49
B. Kondisi Demografi ....................................................................
49
Jumlah Penduduk ...............................................................
49
C. Komposisi Penduduk ...............................................................
50
1. Komposisi Penduduk Single parent Menurut jenis kelamin…………………………………………….
50
2. Komposisi Penduduk Menurut umur……………………
51
3. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan …….
52
4. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pemcaharian…….…
53
5. Sarana Kesehatan………………………………………… 55 6. Sarana Perindustrian……………………………….…….
56
7. Komposisi Penduduk Single parent Menurut Dusun yang di Tempati………………………………….. 57 D. Profil Keluarga Single Parent Dan Diskripsi Tempat commit to user Tinggal…………………………………………………..... xi
58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Responden………………………………………….
58
2. Informan…………………………………………....
60
BAB III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.
HASIL PENELITIAN……………………………….…… 1. Profil Keluarga Informan…………………………..
63 63
2. Latar Belakang Terjadinya Keluarga Single Parent.............................................................
67
3. Upaya Ibu Single Parent Dalam Mempertahankan Kelangsungan Hidup………………………………
71
3.1. Upaya ibu dalam hal pengasuhan dan pendidikan anak…………………………..
71
3.2. Upaya ibu dalam hal pemenuhan ekonomi keluarga……………………………… 76 3.3. Upaya ibu dalam hal pemenuhan kesehatan keluarga……………………………………….. 80 3.4. Upaya ibu dalam hal kehidupan bermasyarakat… 85 B. BAB IV.
PEMBAHASAN…………………………………………..
89
PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................. 104 B. Implikasi..................................................................................... 107 1. Implikasi Empiris .................................................................. 107 2. Implikasi Teoritis .................................................................. 109 3. Implikasi Metodologis .......................................................... 111 C. Saran ............................................................................................. 116 commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Daftar Pustaka................................................................................................. 119 Lampiran.........................................................................................................
DAFTAR BAGAN Bagan 1
Model Analisa Interaktif…………………………………………
44
DAFTAR TABEL Tabel 1
Komposisi Penduduk Single parent Menurut Jenis Kelamin...............
50
Tabel 2
Komposisi Penduduk Menurut umur……………....….................
51
Tabel 3
Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan …………….
52
Tabel 4
Komposisi Penduduk Menurut Mata Pemcaharian…………….…
54
Tabel 5
Sarana Kesehatan…………………………………………….......
55
Tabel 6
Sarana Peridustrian……………………………………………..... ..56
Tabel 7
Komposisi Penduduk Single parent Menurut Dusun yang di Tempati…………………………………………………………..
57
Tabel 8
Profil Single Parent Ibu Endang werdianingsih………………….
58
Tabel 9
Profil Single Parent Ibu Ibu.diyono(sariyem)…………………....
58
Tabel 10
Profil Single Parent Ibu Ibu Surani………………………….…...
59
Tabel 11
Profil Single Parent Ibu Ibu Sri Sutarti…………………………..
60
Tabel 12
Profil anak dari ibu single parent Mareta………………..............
60
Tabel 13
Profil anak dari ibu single parent Lingga Dwiyono..……………
61
Tabel 14
Profil anak dari ibu single parent Benowo……………………....
61
Tabel 15
Profil tetangga disekitar tempat tinggal ibu single parent Bapak Hendro Pornomo………………………………………..... 61
Tabel 16
Profil tetangga disekitar tempat tinggal ibu single parent Bapak Moh. Gandi Sugiyanto S.Sos……………………………..
62
DAFTAR MATRIKS Matrik 1 Matrik 2
Karekteristik profil keluarga informan di desa Ngablak……... commit to user Upaya Ibu Single Parent Dalam hal pengasuhan
66
dan pendidikan anak…………………………………………..
75
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Matrik 3 Upaya dalam hal pemenuhan ekonomi keluarga……………... 80 Matrik 4
Upaya dalam hal pemenuhan kesehatan keluarga………….....
84
Matrik 5
Upaya dalam hal kehidupan bermasyarakat…………………..
89
Matrik 6
Upaya Ibu Single Parent Dalam mempertahankan kelangsungan hidup Pada Keluarga Miskin…………………...
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat permohonan ijin penelitian. 2. Surat keterangan selesai penelitian. 4. Pedonan Wawancara. 5. Dokumentasi responden 6. Data Monografi Desa. 7. Rekapitulasi Hasil pendataan keluarga Tingkat Desa/Kelurahan.
commit to user
xiv
102
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil dalam masyarakat, dalam keluargalah semua aktivitas dimulai. Menjadi orang tua merupakan salah satu dari sekian banyak tugas manusia sebagai makluk sosial. Berfungsinya keluarga dengan baik merupakan prasyarat mutlak bagi kelangsungan suatu masyarakat, karena di dalam keluargalah suatu generasi yang baru memperoleh nilai-nilai dan norma-norma yang sesuai dengan harapan masyarakat. Dengan kata lain, keluarga merupakan mediator dari nilai-nilai sosial (TO. Ihromi, 1999:167). Salah satu fenomena yang banyak dijumpai dalam masyarakat kita saat ini dan merupakan salah satu perubahan yang terjadi dalam lembaga keluarga adalah semakin meningkatnya keberadaan orangtua tunggal atau yang lazim disebut dengan istilah “Single Parent“. Mereka mengasuh dan membesarkan anak-anak mereka sendiri tanpa bantuan dari pasangannya, baik itu pihak suami maupun isteri. Sepertinya tak mudah untuk menyandang status ini di tengah-tengah masyarakat kita yang masih memandang sebelah mata akan keberadaan mereka. Belum lagi mereka harus menerima cap negatif dari lingkungannya. Persoalan tampaknya tidak hanya sampai disitu saja karena commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
mereka harus bergumul dengan kebutuhan sehari-hari dan juga harus memberi perhatian terhadap pendidikan anak-anak mereka. Bila ditelaah lebih lanjut, bukan cuma fondasi awal terbentuknya keluarga yang berubah, melainkan struktur yang ada dalam keluarga juga ikut berubah. Status, peran, fungsi-fungsi dan prinsip keluarga juga akan mengalami pergeseran. Peran sebagai istri atau suami harus dilepaskan kemudian berganti menjadi seorang janda atau duda dan orangtua tunggal dengan berbagai konsekuensi dan bebannya. Sebagai seorang orangtua tunggal harus menjalankan peran sebagai ibu sekaligus sebagai ayah. Seluruh kewajiban dan fungsi dari keluarga harus dilanjutkan sendiri tanpa bantuan dari pasangannya lagi. Sudah jelas apabila pengaturan seksual dan fungsi reproduksi mandeg, sedang fungsi sosialisasi, afeksi, perlindungan, penentuan status, dan fungsi ekonomi harus tetap berjalan. Padahal sudah sangat dipahami dari beberapa fungsi yang masih harus berlanjut sangatlah berat apabila dijalankan sendirian oleh seorang ibu atau seorang ayah. Selain seluruh hal tersebut, secara otomatis struktur ekonomi dalam keluarga akan berbeda dengan saat keluarga masih dalam keadaan lengkap. Tugas sebagai orangtua terlebih bagi seorang ibu, akan bertambah berat jika menjadi orangtua tunggal (single parent). Setiap orang, terlebih bagi wanita tentunya tidak pernah berharap menjadi single parent, keluarga lengkap pastilah idaman setiap orang, namun ada kalanya nasib berkehendak lain. Kenyataannya, kondisi ideal tersebut tidak selamanya dapat dipertahankan atau diwujudkan, banyak dari orangtua yang karena commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
kondisi tertentu mengasuh, membesarkan dan mendidik anak dilakukan sendiri atau menjadi single parent (Hurlock, 1997). Menjadi orangtua tunggal bagi seorang perempuan kebanyakan adalah lebih merupakan pilihan nasib. Sama sekali tidak tepat dinyatakan sebagai trend (kecenderungan) hanya karena segelintir artis menjalaninya dengan terbuka. Hal ini bukan sesuatu yang patut dibanggakan karena menjadikan status orangtua tunggal sebagai kecenderungan dapat memberi pengaruh kurang baik bagi generasi muda. Lagipula, bagaimana dapat dinyatakan sebagai suatu trend bila sebagian besar perempuan (biasa) yang mengalaminya mengambil keputusan tersebut lebih karena situasi kondisi yang seringkali diluar kendali dan harapannya sehingga “memaksa” perempuan cepat mengambil keputusan yang dirasanya terbaik. Terbaik untuk saat itu, baginya dan anak-anaknya juga dalam menghadapi masa mendatang. Bagaimana bisa disebut sebagai trend di dalam masyarakat yang masih menjunjung tinggi norma sosial (setidaknya permukaan) jika kenyataannya adalah nasib yang harus dijalani perempuan kebanyakan karena pilihannya sudah sangat terbatas. Pada perempuan atau laki-laki yang pernah menikah lalu bercerai, siap atau tidak, predikat janda dan duda dengan anak ataupun tidak memiliki anak akan disandangnya. Bila hubungan dengan mantan suami atau istri dan keluarganya baik, masalah figur ayah atau ibu juga kebutuhan hidup sehari-hari bagi anak sedikit banyak teratasi. Kehadiran ayah atau ibu bukan hanya secara fisik masih dapat dirasakan anak dan lingkungan sekitar commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
pun melihat kenyataan keberadaaan sosok ayah atau ibu sekalipun telah bercerai tetapi tetap menjadi bagian dalam hidup anak. Anggapan atau image yang berkembang dalam masyarakat diperkuat oleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sisi negatif atau ketidakpercayaan masyarakat terhadap ketidakberhasilan keluarga single parent cukup tinggi. Sosialisasi anak dalam keluarga single parent pada masyarakat dianggap tidak akan lebih baik dari proses sosialisasi yang dilakukan keluarga utuh. Berbagai anggapan masyarakat ini secara tidak langsung mempengaruhi psikologis ibu atau ayah maupun anak dalam keluarga single parent, apalagi seorang ibu atau ayah sebagai kepala rumah tangga menyadari apabila keluarga yang diimpikan tiap rumah tangga adalah keluarga yang utuh hingga akhir hayat. Anak dari perempuan atau laki-laki orangtua tunggal dapat tumbuh sehat jasmani dan rohani, moril dan materiil atas dukungan antara keluarga inti dan keluarga besar, juga lingkungan yang menerima tetapi semua itu memerlukan proses yang tidak semenarik ilusi sulap. Sesuai pendapat khairuddin (1985 : 14) keluarga adalah “Suatu kelompok dari orang-orang yang di persatukan oleh ikatan perkawinan, darah atau adopsi, merupakan suatu rumah tangga sendiri, berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain yang menimbulkan peranan-peranan sosil bagi suami istri, ayah dan ibu, putra dan putri, dan merupakan pemeliharaan kebudayaan bersama. Keluarga adalah lembaga sosial yan bertanggung jawab untuk mengubah suatu organism biologis menjadi manusia (goode, 1983; 16) pada saat orang ingin membentuk kepribadian maka keluarga yang menjadi to user hal-hal penting dalam kehidupan lembaga sosial yang akancommit mengajarkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
kemampuan berbicara dan kemampuan untuk menjalankan fungsi sosialnya. Sehingga laki-laki di jadikan pemimpin keluarga yang berperan dalam mengatur semua hal yang berkaitan dengan semua kehidupan anggota keluarganya.dan apabila salah satu dari orang tua yaitu ibu,ayah tidak ada maka dikatakan keluarga tersebut tidak terjadi keutuhan keluarga. Yang dimaksud keutuhan keluarga adalah keutuhan dalam struktur keluarga , yaitu didalam keluarga itu adanya ayah ibu dan anak-anak. Apabila tidak ada ayah, ibu atau keduanya maka struktur keluarga tidak utuh lagi, Jika apabila ayah atau ibunya jarang pulang kerumah dan berbulan-bulan meninggalkan anaknya selama berbulan-bulan atau karena tugas atau hal-hal yang lain dan hal ini terjadi berulang-ulang maka setruktur keluarga sebenarnya tidak utuh lagi. Selain keutuhan dalam struktur keluarga dimaksudkan pula dalam keutuhan dalam interaksi keluarga, jadi di dalam keluarga berlangsung interaksi social yang wajar (harmonis). Apabila orangtua sering bercekcok dan menyatakan sikap saling bermusuhan dengan disertai tindakan-tindakan yang agresif, keluarga itu tidak dapat disebut utuh. Ketidakutuhan keluarga itu pada umumnya mempunyai pengaruh yang negatif. Tidak semua keluarga hidup bahagia sesuai yang di harapkan .Tidak sedikit dari pasangan yang hidup berumah tangga menghadapi suatu persoalan atau permasalahan yang tidak ada titik temunya sehingga pasangan memilih jalan untuk bercerai, disamping itu juga disebabkan karena pasangan hidup meninggal. Pada umumnya sebuah keluarga commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
mempunyai dua sosok penanggung jawab dalam kelangsungan rumah tangga. Dua sosok yang salalu bisa menjadi representasi sebuah kelurga ideal. Sosok ayah sebagai kapala keluarga dan ibu sebagai pendamping serta sebagai pelaksana dari segala delegasi yang ditinggalkan oleh kepala keluarga. Apalagi dikalangan keluarga miskin, kemiskinan adalah persoalan multi dimensional yang tidak saja melibatkan faktor ekonomi tetapi juga faktor sosial dan budaya dimana kebutuhan pokok merupakan prioritas utama selain itu juga dibutuhkan prioritas target untuk mengatasi kemiskinan di dalam persoalan ini adalah kelurga single parent di butuhkan strategi untuk pemenuan kebutuan hidup sehari-hari dimana, berfikir stategis di era modern inilah yang kemudian muncul suatu kebutuan akan adanya suatu pola model yang lebih berstruktur dan sistematis yang akan membantu para keluarga single parent dalam mengambil keputusan untuk lebih hidup sederhana memenuhi kebutuan hidup keluarganya sendiri. Dengan demikian kenaikan kebutuhan hidup yang semakin tinggi meyebabkan tidak sedikit masyarakat dari keluarga single parent yang sebelumnya dari kelas ekonomi menengah ke atas (keluarga kaya) menjadi miskin sedangkan masyarakat dari keluarga single parent klas bawah (keluarga miskin) sebelumnya sudah sulit menjadi lebih sulit dalam memenuhi
kebutuhan
rumah
tangganya.
Sementara
Chambers
menggambarkan kemiskinan, terutama di pedesaan mempunyai lima commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
karakteristik yang saling terkait yaitu kemiskinan material, kelemahan fisik, keterkucilan dan keterpencilan, kerentanan, dan ketidakberdayaan. Dari kelima karakteristik tersebut yang perlu mendapat perhatian adalah
kerentanan
dan
ketidakberdayaan.
Kerentanan
adalah
ketidakmampuan keluarga miskin untuk menyediakan sesuatu guna menghadapi situasi darurat seperti datangnya bencana alam, kegagalan panen, atau penyakit yang tiba-tiba menimpa keluarga miskin .Kerentanan sering menimbulkan kondisi memprihatinkan yang menyebabkan keluarga miskin harus menjual harta benda dan asset produksinya sehingga mereka makin rentan dan tidak berdaya. Sedangkan ketidakberdayaan adalah dimana elit desa dengan seenaknya memfungsikan diri sebagai oknum yang menjaring bantuan yang sebenarnya diperuntukkan untuk orang miskin. Ketidakberdayaan keluarga miskin di kesempatan yang lain mungkin dimanifestasikan dalam hal seringnya keluarga miskin di tipu dan ditekan
oleh
orang yang memiliki
kekuasaan. Ketidakberdayaan
mengakibatkan terjadinya bias bantuan untuk si miskin kepada kelas di atasnya yang seharusnya tidak berhak memperoleh subsidi, seperti kasus dana Bantuan Langsung Tunai (BLT). Bahkan bila kita lihat kita dapat mengatakan bahwa kehidupan mayoritas keluarga single parent hidup di bawah garis kemiskinan. Krisis ekonomi yang berkepanjangan hampir tidak
memberikan
harapan
bagi
keluarga
single
parent
untuk
menyelesaikan kesulitan ekonomi yang di hadapi dalam kehidupan untuk pemenuhan kebutuan keluarganya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
Dari 7 Dusun di Desa Papahan, Dusun Ngablak yang paling banyak keluarga yang berstatus single parent hidup miskin, terutama perempuan sebagai seorang single parent, berperan dan bertanggung jawab penuh terhadap keluarganya dalam hal pengasuhan dan pendidikan anak, upaya dalam hal pemenuhan ekonomi keluarga, upaya dalam hal pemenuhan kesehatan keluarga, upaya dalam hal kehidupan bermasyarakat, hal ini fenomena yang sangat bagus di teliti dari sudut pandang sosiologis mengingat sosiologi merupakan ilmu masyarakat untuk itu penulis ingin mengetahui
bagaimana
upaya
keluarga
single
parent
dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya
B. PERUMUSAN MASALAH Rumusan masalah dibuat untuk memfokuskan kajian dalam penelitian ini sehingga mempermudah proses pengambilan data dan pelaporan hasil penelitian. Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana upaya Ibu single parent dalam mempertahankan kelangsungan hidup pada keluarga miskin”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
C. TUJUAN PENELITAN Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Tujuan Operasional Untuk mengetahui bagaimana upaya ibu Single Parent dalam mempertahankan kelangsungan hidup dalam keluarga miskin. b. Tujuan Fungsional Hasil penelitian ini dharapkan dapat dimanfaatkan sebagai tambahan dan bahan masukan dalam khasanah penelitian sosial dalam rangka pengembangan Ilmu Pengetahuan Sosial pada umumnya dan sosiologi pada khususnya. c. Tujuan Individual Untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan guna mencapai Gelar Kesarjanaan Strata 1 (S1).
D. MANFAAT PENELITIAN Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Memberi sumbangan dan sekaligus ikut memperkaya khasanah ilmu pengetahuan kususnya bagi ilmu Sosiologi dan Upaya ibu mempertahankan kehidupan dalam keluarga Single Parent pada keluarga miskin. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
2. Agar dapat dipergunakan sebagai masukan yang bermanfaat bagi masyarakat, departemen
ataupun
siapapun
sebagai bahan
informasi.
E. Tinjauan Pustaka 1. Landasan Teori Sosiologi merupakan ilmu sosial yang obyeknya adalah masyarakat. Sosiologi memusatkan perhatiannya pada segi-segi yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum dari padanya. Pitirim Sorokin mengatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang : 1. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial. 2. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dan non sosial. Sedangkan Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi menyatakan bahwa sosiologi adalah “Ilmu yang mempelajari struktur sosial dan prosesproses sosial termasuk juga perubahan-perubahan sosial.” Apabila melihat permasalahan tentang metode yang digunakan dalam penelitian tentang Upaya ibu mempertahankan kehidupan dalam keluarga Single Parent dalam keluarga miskin, maka penulis menggunakan paradigma definisi sosial yang dikemukakan oleh Max Weber yang memusatkan perhatiannya pada konsep rasionalitas. Secara definitif Weber merumuskan sosiologi sebagai ilmu yang berusaha untuk menafsirkan dan memahami (Interpretative Understanding ) tindakan sosial serta unsur hubungan sosial untuk sampai kepada commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
penjelasam kausal. Bagi Weber studi pembahasan sosiologi adalah tindakan sosial yang berarti mencari pengertian subyektif atau motivasi yang terkait pada tindakan-tindakan sosial. Dalam definsi ini terkandung 2 (dua) konsep tentang penafsiran dan pemahaman (Weber dalam Ritzer disadur oleh Alimadan, 1992 :44). Tiap tindakan mempunyai makna subyektif bagi pelakunya, maka ahli sosiologi yang hendak melakukan penafsiran bermakna, yang hendak memahami subyektif suatu tindakan sosial harus dapat membayangkan dirinya ditempat pelaku untuk dapat ikut menghayati pengalamannya (“put one’s self imaginatively in the place of actor and thus sympathetically to participate in his exprinces”). Menurut Weber tidak semua tindakan manusia dianggap sebagai tindakan sosial. Suatu tindakan hanya dapat disebut tindakan sosial apabila tindakan tersebut dilakukan dengan mempertmbangkan perilaku orang lain dan berorientasi pada perilaku orang lain (Weber, 1964 :90). Dalam Upaya keluarga single parent dalam mempertahankan kelangsungan hidup, maka disini ibu sebagai orang tua tunggal dituntut untuk bisa memberikan pengajaran untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Sehingga dari apa yang diberikan oleh orang tua tunggal kepada anak dapat dijadikan modal dalam kehidupannya kelak, sehingga para orangtua tunggal bisa mengambil sikap dan tindakan apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam menjalankan upaya-upaya dalam mempertahankan kelangsungan hidup yaitu berperan dan bertanggung jawab penuh terhadap keluarganya dengan upayanya dalam hal pengasuhan dan pendidikan anak, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
upaya dalam hal pemenuhan ekonomi keluarga, upaya dalam hal pemenuhan kesehatan keluarga, upaya dalam hal kehidupan bermasyarakat. Tindakan dapat dilakukan dengan memberikan pengaruh yang positif. Membahas tentang tindakan, maka disini ada konsep dari Weber mengenai tindakan sosial, menurutnya ada 5 pokok sasaran penelitian dalam sosiologi: 1. Tindakan manusia yang menurut aktor mengandung makna yang subyektif meliputi barbagai tindakan nyata. 2. Tindakan nyata dan yang bersifat membatin sepenuhnya dan bersifat suyektif. 3. Tindakan yang meliputi pengaruh positif dan suatu situasi, tindakan yang sengaja diulang serta tindakan dalam bentuk persetujuan secara dam-diam. 4. Tindakan itu diarahkan keada seseorang atau beberapa individu. 5. Tindakan itu memperhatikan tindakan orang lain dan terarah kepada orang lain juga. Memandang mengenai makna sebuah tindakan, maka Weber membedakan arti tindakan berdasarkan rasionalitas tindakan sosial yang pada akhirnya mengantarkan Weber sebagai tokoh yang terkenal dengan konsep rasionalitas. Adapun Weber membagi tindakan itu menjadi 4 tipe sehingga rasionalitas akan mudah dipahami.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
1. Rasionalitas Instrumental (Zwerk Rational Action) Adalah suatu tindakan sosial murni, dalam hal ini aktor tidak hanya sekedar menilai cara yang terbaik untuk mencapai tujuan tetapi juga menentukan nilai dari tujuan itu. Tindakan ini akan lebih mudah dipahami apabila aktor berkelakuan dengan cara yang paling rasional dalam mencapai tujuan tersebut. Walaupun sebenarnya tindakan tersebut absolut karena dapat menjadi cara bagi penetapan tujuan berikutnya. 2. Rasionalitas yang berorientasi nilai (Werk Rational Action) Dalam tindakan ini sulit dibedakan antara tujuan dan cara tetapi tindakan ini dapat dikategorikan rasional karena pilihan terhadap cara-cara yang sudah dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 3. Tindakan Afektif (Affectual Action) Dikategorikan dalam tindakan irrasionla atau kurang rasional karena tindakan ini terjadi karena dibuat-buat dan dipengaruhi oleh emosi serta kepura-puraan aktor. 4. Tindakan Tradisional (Traditional Action) Dikategorikan dalam tindakan irrasional atau kurang rasional karena apa yang dilakukan aktor hanya didasarkan pada kebiasaan-kebiasaan masa lalu (Ritzer, 1992:47-48) Bertolak dari apa yang telah diungkapkan oleh Weber mengenai tindakan sosial, maka apa yang telah dilakukan oleh orangtua tunggal atau commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
single parent dalam mempertahankan kehidupannya merupakan tindakan Zwerk Rational karena terdapatbertujuan untuk mempermudah anak upaya yang dilakukan untuk suatu tujuan yang dimana hal tersebut merupakan suatu wujud tindakan yang konkret. Senada dengan pendapat Weber bahwa tindakan individu didorong oleh suatu motivasi untuk pencapaian suatu tujuan tertentu maka Parsons mengemukakan bahwa orientasi individu dalam bertindak itu terdiri dari 2 elemen dasar yaitu orientasi nilai dan orientasi motivasional. Adapun teori yang digunakan untuk menganalisa hasil penelitian ini adalah teori aksi yang dikemukakan oleh Talcott Parsons yang menginginkan pemisahan antara teori aksi dengan behaviorisme sehingga Parsons lebih memilih menggunakan istilah actions daripada behaviour karena action secara tidak langsung menyatakan suatu aktivitas, kreativitas dan proses penghayatan diri individu. Teori aksi menerangkan tentang konsep Voluntarisme atau kerelaan yang merupakan kemampuan individu untuk melakukan tindakan dalam arti menetapkan alat atau cara guna mencapai tujuan dar beberapa alternatif yang tersedia. Ada beberapa asumsi fundamental tentang teori aksi yang dikemukakan oleh Hinkle dengan merujuk pada karya Mac Iver, Zraniecki dan Parsons : 1. Tindakan manusia muncul dari kesadarannya sendiri sebagai subyek dari situasi ekstrenal dalam posisinya sebagai obyek. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
2. Sebagai subyek manusia bertindak dan berperilaku untuk mencapai tujuan tertentu. 3. Dalam bertindak manusia menggunakan cara, teknik, prosedur, metode serta seperangkat yang cocok untuk mencapai tujuan. 4. Kelangsungan tindakan manusia hanya dibatasi oleh kondisi yang tidak dapat diubah dengan sendirinya. 5. Manusia memilih, menilai dan mengevaluasi terhadap tindakan sosial yang akan, sedang dan telah dilakukan. 6. Ukuran-ukuran, aturan-aturan dan prinsip moral diharapkan timbul saat pengambilan keputusan itu. 7. Studi mengenai antar hubungan sosial memerlukan pemakaian teknik penemuan yang bersifat subyektif. (Ritzer, 1992:53-54) Pada karya Mac Iver, Zraniecki dan Parsons, Parsons menjelaskan bahwa memang teori aksi tidak dapat menerangkan keseluruhan aspek kehidupan, namun Parsons menyusunnya kedalam skema unit-unit dasar tindakan sosial dengan karakteristik sebagai berikut ini : 1. Adanya individu selaku aktor. 2. Aktor dipandang sebagai pemburu tujuan-tujuan tertentu. 3. Aktor mempunyai alternatif, cara, alat serta teknik untuk mencapai tujuannya. 4. Aktor berhadapan dengan sejumlah kondisi situsional yang dapat membatasi tindakannya dalam mencapai tujuan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
5. Aktor berada dibawah kendala dari nilai-nilai, norma-norma dan berbagai ide abstrak yang mempengaruhinya dalam memilih dan menentukan tujuan serta tindakan alternatif untuk mencapai tujuan. Upaya ibu sebagai orangtua tunggal / single parent merupakan individu yang berperan sebagai aktor yang dipandang sebagai pemburu tujuan tertentu yaitu bekerja sebagai pendidik dan berupaya untuk menyampaikan
metode secara tepat. Dalam
mempermudah untuk
bersosialisasi melakukan berbagai tindakan untuk mencapai tujuan tersebut, mencukupi kebutuhan, serta memberikan pengajaran sebaik mungkin agar bisa dicapai hasil atau tujuan yang maksimal. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan dukungan dari berbagai pihak, sehingga akan terbentuk suatu sistem yang saling berhubungan. Teori sistem yaitu, suatu kerangka yang terdiri dari beberapa elemen / sub elemen / sub sistem yang saling berinteraksi dan berpengaruh. Konsep sistem digunakan untuk menganalisis perilaku dan gejala sosial dengan berbagai sistem yang lebih luas maupun dengan sub sistem yang tercakup di dalamnya. Dalam pandangan Talcott Parsons, masyarakat dan suatu organisme hidup merupakan sistem yang terbuka yang berinteraksi dan saling mempengaruhi dengan lingkungannya. Sistem kehidupan ini dapat dianalisis melaui dua dimensi yaitu : interaksi antar bagian-bagian / elemen-elemen yang membentuk sistem dan interaksi / pertukaran antar sistem itu dengan lingkungannya. Seperti halnya di dalam lingkungan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
orangtua tunggal / single parent, Dalam proses mempertahankan kelangsungan hidup maka diperlukan system yang saling berinteraksi dan berhubungan satu sama lain. Seperti Pemerintah, Orangtua sendiri, anak,serta masyarakat. Talcott Parsons berpendapat bahwa ada empat unsur utama yang tercakup dalam segala sistem kehidupan yaitu sistem AGIL , 1. Adaptation (A) Yaitu kemampuan sistem menyerap apa-apa yang dibutuhkannya dari lingkungannya serta membagikannya kepada bagian seluruh bagian sistem. 2. Goal Attainment (G) Merupakan upaya menentukan prioritas dari beberapa tujuan sistem serta mencapai tujuan tersebut. 3. Integration (i) Ialah mengkoordinasi dan menyatukan bagian-bagian dari satu sistem menjadi suatu kesatuan fungsi. 4. Latent Pattern Maintenance (L). Ialah cara mempertahankan kesinambungan tindakan didalam suatu sistem yang mengikuti norma atau aturan tertentu. Keempat fungsi atau unsur utama ini harus dipenuhi oleh setiap sistem demi kelestarian kehidupannya dan membentuk inter-relasi. Dalam jurnal internasional Gender differences in depression : theoretical exsamination of power dijelaskan bahwa seorang Wanita yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
hidup dalam kemiskinan lebih tertekan dan bekerja keras dari hari kehari. Ekonomi yang rendah mengarahkan untuk memilih tekanan yang lebih untuk bekerja, yang akan mengurangi kemampuan seorang wanita untuk mencapai keseimbangan antar kerja dan keluarga. Tekanan hidup dalam kemiskinan sesungguhnya dengan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan financial yang menciptakan situasi yaitu, siap terhadap mental yang miskin terutama yang berada dalam tekanan. Hal ini terjadi pada Ibu single parent yang memiliki ekonomi yang rendah bekerja keras dalam melakukan berbagai upayanya dalam hal pengasuhan dan pendidikan anak, upaya dalam hal pemenuhan ekonomi keluarga, upaya dalam hal pemenuhan kesehatan keluarga, upaya dalam hal kehidupan bermasyarakat, kususnya dalam kebutuhan financial karena ibu sebagai seorang single parent masih memiliki tanggungan keluarga. hal ini sesuai dengan Beberapa fungsi keluarga adalah a. Fungsi Sosialisasi atau Pendidikan Fungsi ini untuk mendidik anak mulai dari awal sampai pertumbuhan anak hingga terbentuk personalitynya. Anak-anak lahir tanpa bekal sosial, agar si anak dapat berpartisipasi maka harus disosialisasi oleh orang tuanya tentang nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Jadi, dengan kata lain, anak-anak harus belajar norma-norma mengenai apa yang senyatanya baik dan tidak layak dalam masyarakat. Berdasarkan hal ini, maka anak-anak harus memperoleh standar tentang nilai-nilai apa yang diperbolehkan dan tidak, apa yang baik, yang indah, yang patut. Mereka commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
harus dapat berkomunikasi dengan anggota masyarakat lainnya dengan menguasai sarana-sarananya. Dalam keluarga, anak-anak mendapatkan segi-segi utama dari kepribadiannya, tingkah lakunya, tingkah pekertinya, sikapnya,
dan
reaksi
emosionalnya.
Karena
itulah
keluarga
merupakan perantara antara masyarakat luas dan individu. Perlu diketahui bahwa kepribadian seseorang itu diletakkan pada waktu yang sangat muda dan yang berpengaruh besar sekali terhadap kepribadian seseorang adalah keluarga, khususnya seorang ibu. b. Fungsi Ekonomi atau Unit Produksi Urusan-urusan
pokok
untuk
mendapatkan
suatu
kehidupan
dilaksanakan keluarga sebagai unit-unit produksi yang seringkali dengan mengadakan
pembagian
kerja
di
antara
anggota-anggotanya.
Jadi, keluarga bertindak sebagai unit yang terkoordinir dalam produksi ekonomi. Ini dapat menimbulkan adanya industri-industri rumah dimana semua anggota keluarga terlibat di dalam kegiatan pekerjaan atau mata pencaharian yang sama. Dengan adanya fungsi ekonomi maka hubungan di antara anggota keluarga bukan hanya sekadar hubungan yang dilandasi kepentingan untuk melanjutkan keturunan, akan tetapi juga memandang keluarga sebagai sistem hubungan kerja. c. Fungsi Pemeliharaan Keluarga pada dasarnya berkewajiban untuk memelihara anggotanya yang sakit, menderita, dan tua. Fungsi pemeliharaan ini pada setiap masyarakat berbeda-beda, tetapi sebagian masyarakat membebani keluarga commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
dengan pertanggungjawaban khusus terhadap anggotanya bila mereka tergantung pada masyarakat. Seiring dengan perkembangan masyarakat yang makin modern dan kompleks, sebagian dari pelaksanaan fungsi pemeliharaan ini mulai banyak diambil alih dan dilayani oleh lembagalembaga masyarakat, misalnya rumah sakit, rumah-rumah yang khusus melayani orang-orang jompo. d. Fungsi Penentuan Status Jika dalam masyarakat terdapat perbedaan status yang besar, maka keluarga akan mewariskan statusnya pada tiap-tiap anggota atau individu sehingga
tiap-tiap
anggota
keluarga
mempunyai
hak-hak istimewa.
Perubahan status ini biasanya melalui perkawinan. Hak-hak istimewa keluarga, misalnya menggunakan hak milik tertentu, dan lain sebagainya. Jadi, status dapat diperoleh melalui assign status maupun ascribed status. Assign Status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan kepercayaan masyarakat. (Narwoko dan Suyanto, 2004, p. 214-217)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
2. Batasan Konsep a. Keluarga Miskin Keluarga merupakan kelompok primer dalam masyarakat. Selain itu, keluarga merupakan satu-satunya lembaga sosial, disamping agama yang secara resmi berkembang dalam masyarakat (Goode, 2000:7). Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Bentuk hubungan yang ada dalam keluarga lebih bersifat gemeincaft dan merupakan ciri kelompok primer, yang antara lain mempunyai hubungan yang lebih intim, kooperatif, dan masing-masing anggota memperlakukan anggota yang lain sebagai tujuan dan bukan alat untuk mencapai tujuan (Khairuddin, 2002:3). Sedangkan menurut Departemen Kesehatan RI (1988) Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga, adalah sebagai suatu kelompok dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah, atau adopsi, merupakan susunan rumah tangga sendiri, berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain yang menimbulkan peranan-peranan sosial bagi suami-istri, ayah dan ibu, putra dan putri, saudara laki-laki dan perempuan dan merupakan pemeliharaan kebudayaan bersama (Khairuddin, 2002:14). Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan di mana seseorang tidak sanggup memilihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisik dalam kelompok tersebut. Dan dapat diartikan juga sebagai Kesenjangan ekonomi atau ketimpangan dalam distribusi pendapatan antara kelompok masyarakat berpendapatan tinggi dan kelompok masyarakat berpendapatan rendah serta tingkat kemiskinan atau jumlah orang yang berada di bawah garis kemiskinan (poverty line) merupakan dua masalah besar di banyak negara-negara berkembang, tidak terkecuali di Indonesia dimana masalah tersebut masih sangat sulit di selesaikan hingga saat ini. Dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Maret 2011, Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyatakan 60% atau 50,15 juta orang pekerja yang dibayar (karyawan) di Indonesia masih berpenghasilan rendah (Rata-rata penghasilan mereka US$ 2.284 per tahun) membuktikan hal itu. Jika setiap pekerja menanggung seorang istri dan 2 anak, maka setiap orang pendapatannya cuma US$ 1,5/orang/hari. Secara matematis, lebih dari 75% rakyat Indonesia penghasilannya di bawah dari US$ 2/orang/hari. Dalam rupiah menjadi Rp233.740 per kapita/bulan, kenaikan 10,39% itu mengikuti kenaikan harga barang dan jasa yang dikonsumsi warga miskin, lebih tinggi daripada laju inflasi tahunan6,65% http://www.bps.go.id/brs_file/kemiskinan-01jul10.pdf
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
2. Kriteria rumah tangga (keluarga) miskin BPS (Badan Pusat Statistik) adalah
1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 orang. 2. Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah / bambu / kayu murahan. 3. jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu / rumbia / kayu kualitas rendah / tembok tanpa plester. 4. tidak memiliki fasilitas buang air besar. 5. sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik. 6. Sumber air minum berasal dari sumur / sungai / air hujan. 7. Bahan bakar untuk memasak kayu bakar / arang / minyak. 8. Hanya mengonsumsi danging / susu / ayam satu kali seminggu. 9. Hanya membeli pakaian baru 1 dalam setahun. 10. Hanya sanggup makan 1-2 kali sehari. 11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan PUSKESMAS. 12. Sumber
penghasilan
kepala
rumah
tangga
adalah
600.000/bulan.( petani, buruh tani, nelayan, pekerja bangunan, pekerja lain). 13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga tidak sekolah, tidak tamat SD / hanya SD. 14. Tidak memiliki tabungan / barang yang mudah dijual dengan nilai minimal Rp. 500.000 seperti sepeda motor (kredit / non commit kredit) emas, ternak dll.to( user http://www.kemiskinanindonesia.com)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
Jadi Keluarga miskin adalah unit sosial terkecil dalam masyarakat yang tidak mempunyai harta benda, kurang mampu serta tidak sanggup, memelihara dan memanfaatkan dirinya dalam suatu masyarakat atau kelompok. b. Single Parent Single Parent menurut kamus kata serapan berasal dari kata single dan parent. Single adalah satu, tunggal tidak ganda. Sedangkan parent adalah yang berhubungan dengan orangtua, seperti orangtua. Sedangkan menurut Horton and Hunt (1981:280) keluarga single parent adalah keluarga tanpa ayah atau tanpa ibu. Keluarga yang terbentuk biasa terjadi pada kelurga sah secara hukum maupun keluarga yang belum sah secara hukum, baik hukum agama maupun hukum pemerintah. Ada beberapa situasi yang menyebabkan seseorang menjadi orang tua tunggal, seperti suami atau istri meninggal dunia, pasangan yang terpisah, pasangan yang menikah kemudian ditinggalkan pasangannya, perceraian, dan lajang yang mengadopsi anak. Untuk lebih memahami pilihan perempuan menjadi orangtua tunggal, ada baiknya juga bila kita mengerti bahwa pilihan tersebut dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu yang sama sekali tidak pernah menikah dan yang sempat atau pernah menikah. Yang tidak pernah menikah dapat dibedakan menjadi yang memang ingin punya anak tanpa menikah, dan yang terpaksa tidak menikah karena ayah sang anak tidak mau bertanggung jawab. Sementara untuk yang bercerai seorang perempuan menjadi orangtua tunggal terbagi atas yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
masih menjalin hubungan baik dengan mantan suami atau istri sehingga anak tidak kehilangan figur ayah atau ibu, dan yang benar-benar putus hubungan kekeluargaan baik keluarga kecilnya atau dalam keluarga besar, dan hal yang paling buruk yang terjadi tidak dipedulikan lagi oleh mantan suami atau istri. Perbedaan dua kategori ini secara umum tidak terasa karena intinya adalah sama yaitu menjadi orangtua tunggal. Namun, bila didalami sedikit banyak akan tampak bedanya. Bagi perempuan yang memilih anak tanpa menikah, secara lahir batin ia siap dengan segenap konsekuensi yang akan dihadapi. Keluarganya pun lebih mempersiapkan mental dan emosional mereka masing-masing termasuk dalam menjelaskan pilihan tersebut kepada masyarakat sekitar. Ada dua ciri peran yang menonjol dari keluarga ini adalah : a.Peran yang berlebihan sehingga berpotensi menimbulkan konflik. b.Perubahan-perubahan peran dalam keluarga dengan Orang tua tunggal dengan harus menjalankan peran sebagai ibu maupun ayah, disamping itu kurang mendapat dukungan dari suatu hubungan perkawinan. (http//: bundaananda.blogspot.com). c. Anak Dalam hukum perburuhan pasal 1 (1) Undang-Undang pokok perburuhan (UU No.12 tahun 1948) mendefinisikan anak adalah seorang laki-laki atau perempuan berumur 14 tahun ke bawah (print.darwan 2003:3) yang di maksud anak dalam konvensi PBB (pasal 1) adalah seorang yang berusia di bawah 18 tahun kecuali berdasarkan UU yang berlaku bagi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
anak di tentukan bahwa usia dewasa dicapai lebih awal negara-negara peserta konvensi akan menghormati dan menjamin hak-hak yang di tetapkan dalam konvensi tanpa diskriminasi dalam bentuk apapun, tanpa memandang ras, warna kulit, bahasa, agama, pandangan politik, asal usul bangsa, suku bangsa/sosial, harta kekayaan, cacat kelahiran, statu lahir dari anak/dari orang tua/wali yang syah menurut hukum. Waktu memasuki dunia sekolah pada umur lima atau lebih anak sudah memiliki kepribadian yang dinamis yang tercermin dalam sikap, kebiasaan dan ide-ide, mengenai setiap aspek kehidupan, sikap-sikap emosional dalam diri anak akan mempengaruhi kemampuan belajarnya kalau anak telah mengalami perlakuan yang penuh kasih sayang serta memperolah latihan-latihan yang diperlukan akan bergairah sekali belajar, sikap kebocahannya akan di tinggalkan. Minatnya akan lebih setuju dengan orang lain dan kesediaannya bekerjasama dengan guru pun akan semakin mantap, tetapi sebaliknya apabila orang tua tidak berhasil memberikan kasih sayang yang di perlukan, kemungkinan anak tidak berhasil menjadi murid yang baik dan berhasil, bahkan sekolah menjadi beban tambahan disamping beban keinginan orang tua yang di pikulnya.(Mahmud, 1990:144) Menurut Hurlock, Havighurst mengatakan perkembangan anak dalam usia 6-12 tahun yaitu antara lain: 1. Belajar bergaul dengan sebayanya. 2. Belajar memainkan peran wanita dan pria yang sesuai. 3. Mengembangkan nurani dan moral commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
4. Mencapai kemandirian pribadi. 5. Mementuk sikap terhadap kelompok sosialnya (Hurlock, 1999:40) Pada umur 6 tahun anak lebih gang berlumpul dengan kelompokkelompok sebayanya. Mereka tidak bergairah lagi bepergian bersama orang tuanya lagi, tetapi lebig suka menghabiskan waktu bersama-sama dengan “gang”nya. (Mahmud, 1990:145) d. Perempuan Budaya patriarki yang berarti tatana yang lebih mengunggulkan lakilaki atas perempuan ini sudah sangat mengakar, terbukti hampir seluruh jabatan publik lebih banyak didomisili oleh kaum laki-laki. Perempuan hanya cocok untuk urusan dapur dan kasur, istilah jawanya”konco wingking”Sehingga membuat perempuan tersisih di area publik. Dapat dikatakan perempuan merupakan bagian dari masyarakat yang memiliki fungsi dan peran dalam reproduksi. Disamping memiliki fungsi dan peran dalam reproduksi juga memiliki fungsi produksi dalam keluarga. perempuan adalah bagian dari masyarakat yang hidup diatur oleh norma yang berlaku,dimana secara umum norma yang berlaku dalam masyarakat tidak memihak. Pada perempuan tidak bisa menunjukan exsistensinya sebagai manusia sehingga keadaan ini membuat perempuan cenderung untuk membatasi diri / membendung aspirasinya sehingga akan menimbulkan kabimbangan dalam menentukan langkah yang akan menjadikannya dalam kedudukan yang setengah-setengah. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
Kebiasaan ini yang berdampak menjadi masalah gender pada umumnya terjadi karena salah pengertian mengenai kodrat perempuan. Disini dapat diketahui bahwa perempuan hanya berputar disekitar kehidupan keluarga rumah tangga, tujuan perempuan seolah-olah hanya untuk menikah dan membentuk keluarga.( Arif Budiman, 1982 : 3 )
F. PENELITIAN TERDAHULU Dalam sub bab bagian ini, penulis berlandaskan pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh peneliti negeri ini diantaranya yang berkaitan dengan masalah keluarga single parent adalah penelitian yang di lakukan oleh M.Erfan Huroohman Hakim dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Jurusan Sosiologi tahun 2008, dalam skripsinya yang berjudul Pengasuhan Anak dalam Keluarga Single Parent di Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah. Dimana hasil dari penelitiannya adalah tentang pola pengasuhan anak dalam keluaga single parent adalah pengajaran, pengganjaran dan pembujukan yang di lakukan oleh orang tunggal saja. Meskipun berat para orang tua single parent tidak pernah putus asa, yang membuat mereka sanggup untuk mejalaninya adalah hubungan emosional dengan anaknya yang tinggi serta mereka menganggap memiliki harta yang paling berharga atau anugrah yang paling indah dari Tuhan Yang Maha Esa yaitu anak. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
Mereka mendidik dan membesarkan anaknya dengan penuh kasih sayang dan perhatian yang lebih dari pada sebelumnya karena mereka memiliki peran ganda yaitu sebagai ibu dalam rumah tangga dan sekaligus sebagai kepala rumah tangga bagi anak-anaknya. Adapun perbedaan pola pengasuhan antara ayah single parent dan ibu single parent yaitu dalam mengajar dan mendidik ayah lebih bersikap tegar dan keras, kurang sabar dan sifatnya keras, dan sedangkan ibu lebih sabar dan telaten,. Dalam hal pemberian hukuman, hukuman yang di berikan oleh ayah lebih keras dan berat, sedangkan ibu dalam memberikan satu hukuman lebih ringan, meski tujuannya sama yaitu untuk mendidik anaknya. Begitu pula dalam hal memberikan penghargaan atau hadiah, yang di lakukan ayah single parent lebih
sering memberikan barang,
sedangkan ibu hanya berupa pujian saja. Dalam hal pembujukan juga sangat berbeda yang di lakukan seorang ayah single parent kurang sabar membujuk anak-anaknya supaya mematuhi dan melaksanakan perintahnya sedangkan ibu single parent lebih sabar dan telaten dalam membujuk anaknya agar supaya mematuhi dan melaksanakan perintahnya. Menurut analisis Gender, kesetaraan dan keadilan gender merupakan kondisi dinamis dimana seorang laki-laki memiliki peran dan tanggung jawab, kesempatan yang dilandasi oleh rasa saling menghormati, menghargai dan saling bantu membantu di berbagai sektor kehidupan, tetapi perempuan menjadi tersingkirkan karena ketergantungan terhadap kaum laki-laki, sehingga perempuan menjadi kaum yang termarginalkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
kususnya yang terkait dengan nilai upah buruh perempuan di banding dengan upah laki-laki dalam pasar kerja. Dan perempuan di cap sebagai penyumbang kemiskinan. “women who life in proverty exsperince more stressors and day to day struggles. Fewer economic coised lead to greater pressures for work, which in turn decrease a woman’s ability to achieve a balance between work and family. the stress of living in poverty, alone with actual struggles to meet financial needs, creates a situation thet is ripe for poor mental health outcomes particularly depression (belle, 2010.p. 101) (“Peper ini meneliti tentang Wanita yang hidup dalam kemiskinan lebih tertekan dan bekerja keras dari hari kehari. Ekonomi yang rendah mengarahkan untuk memilih tekanan yang lebih untuk bekerja, yang akan mengurangi kemampuan seorang wanita untuk mencapai keseimbangan antar kerja dan keluarga. Tekanan hidup dalam kemiskinan sesungguhnya dengan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan financial yang menciptakan situasi yaitu, siap terhadap mental yang miskin terutama yang berada dalam tekanan”) (Jurnal Internasional : Gender differences in depression : theoretical exsamination of power) Dalam jurnal internasional di atas berkaitan dengan penelitian mengenai upaya ibu single parent dalam mempertahankan kelangsungan hidup pada keluarga miskin, seorang ibu single parent bekerja keras dan memiliki strategi antara pekerjaan dan keluarganya dalam memenuhi kebutuhan hidup yang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
hidup dalam hal pengasuhan dan pendidikan anak, upaya dalam hal pemenuhan ekonomi keluarga, upaya dalam hal pemenuhan kesehatan keluarga, upaya dalam hal kehidupan bermasyarakat, kususnya dalam memenuhi kebutuhan financial. Sedangkan pada jurnal Children’s And Parents’ Experiences On Everyday Life And The Home/Work Balance In Finland “Paid work and the high-pressure working life are reflected in the everyday life of Finnish families with children. This article introduces a research project where 29 children aged between ages 5 and 7 and their 13 wage-earner single parents were interviewed in order to discover to what degree they are able to achieve a home/work balance in their family lives. There is a lack of such research that examines children’s and parents’ experiences simultaneously and comprehensively, as this study does. The children’s experiences were analyzed with an existentialphenomenological method, while the parents’ experiences of how their work affects everyday life were interpreted within a hermeneutically advancing interpretation process. This research describes the challenging combination of work and family, the demanding relationship between children and single parents, and the ways in which parents approach balancing work and everyday life when single parents’ paid work, stress, and fatigue follows them home. Single parents’ working life moulds the rhythm of their children’s everyday lives, which are structured by the departures and arrivals at home and at their daycare centers. This article commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
makes visible Finnish families’ daily worries and how they cope with everyday life. The research highlights the question of how to secure both children’s and parents’ rights to a safe and anxiety-free everyday life.” (peper ini meneliti tentang bagaimana pekerjaan anak-anak untuk membantu orang tua single parent dalam kehidupan sehari-hari di Firlandia dengan bahan penelitian 29 anak di usia 5,7 sampai 13 tahun mereka membantu mencari nafkah membantu orang tua tunggalnya
untuk di
wawancarai sebagai bahan untuk memngetahui sebagaimana pengaruh pekerjaan mereka terhadap upaya mempertahankan kelangsungan hidup keluarga mereka. Penelitian ini dapat menggambarkan bagaimana pengaruh pekerjaan yang dilakukan oleh anak- anak dan orang tua tunggal dalam kehidupan sehari-hari , melihat ketika orang tua tunggal mengalami tekanan saat bekerja sendiri mencari nafkah. Tetapi dengan bantuan anakanaknya dalam mencari hafkah mereka merasa bekerja sama dalam kehidupan sehari-hari. Peper ini membuat kekawatiran dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Firlandia bagaimana mereka menghadapi kehidupan sehari-hari. Dan menimbulkan pertanyaan
tentang bagaimana untuk
memberikan hak kepada anak-anaknya bagi orang tua tunggal untuk hidup selayaknya anak-anak dalam kehidupan sehari-hari.) (Journal International :Children’s And Parents’ Experiences On Everyday Life And The Home/Work Balance In Finland. Kaarina Määttä, Taina KyronlampiKylmanen, International Journal Of Child, Youth & Family Studies Issn (Online) 1920-7298¸ University Of Victoria, Vol 3, No 1, 2012) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
Dalam jurnal internasional ini berkaitan dengan penelitian tentang mengenai upaya ibu single parent dalam mempertahankan kelangsungan hidup pada keluarga miskin, seorang ibu single parent yang bekerja keras memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, memilih untuk memberikan tanggung jawab kepada anak-anaknya utnuk membantu dalam melakukan pekerjaan ibu sehari-hari, tetapi dalam penelitian ini eorang ibu tidak membebani anak-anaknya, tetap emberikan hak bagi anak-anaknya untuk bermain dan bersosialisasi dengan teman-temannya dan sealu memberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan formal bagi anak-anaknya.
G. Definisi Konseptual Untuk membatasi ruang lingkup dalam penelitian ini perlu adanya pembatasan istilah dan pengertian sehingga diharapkan akan mendapat gambaran yang jelas dengan masalah pokok penelitian ini. Adapun batasan konsep dalam penelitian ini adalah : 1. Keluarga Miskin, adalah unit sosial terkecil dalam masyarakat yang tidak mempunyai harta benda, kurang mampu serta tidak sanggup, memelihara dan memanfaatkan dirinya dalam suatu masyarakat atau kelompok. 2. Single Parent, adalah suatu keluarga dimana keadaan atau kondisi yang dialami salah satu orangtua untuk berperan ganda sebagai ayah dan ibu karena pasangan hidupnya meninggal commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
dunia ataupun bercerai dan memutuskan untuk membesarkan anak-anaknya seorang diri. 3. Anak, adalah seorang laki-laki atau perempuan berumur 14 tahun ke bawah. 4. Perempuan, adalah merupakan bagian dari masyarakat yang memiliki fungsi dan peran dalam reproduksi. Disamping memiliki fungsi dan peran dalam reproduksi juga memiliki fungsi produksi dalam keluarga.
I. METODE PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Ngablak, Kelurahan Papahan, Kecamatan Tasikmadu, Kabupatan Karanganyar. Penulis lebih memilih tempat ini dikarenakan lokasi dekat dengan tempat studi penulis, selain itu banyak di daerah ini terdapat keluarga single parent yang miskin menurut rekapitulasi hasil pendataan keluarga tingkat desa terutama pelaku single parent ini adalah seorang ibu yang masih produktif dan memiliki tanggungan
keluarga
yang
memiliki
berbagai
upaya
untuk
memepertahankan kelangsungan hidup. 2. Jenis Data Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, maka Jenis penelitian ini berbentuk penelitian deskriptif kualitatif. Tujuannya yaitu menggambarkan keadaan, sifat, individu, gejala Penelitian ini commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
menggunakan teknik penelitian lapangan (field research) yang bermaksud untuk mengetahui permasalahan yang ada di lokasi. Namun demikian, penelitian ini tidak mengesampingkan studi pustaka (library research), terutama dalam menyusun tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran. Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini bersumber dari: A . Data Primer Adalah data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu maupun perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuisioner yang biasa dilakukan oleh peneliti. Data primer yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah informan. Informan merupakan orang yang dianggap mengetahui permasalahan yaitu ibu yang masih produktif dan masih memiliki tanggungan keluarga yang berstatus single parent di kalangan keluarga miskin, Anak dari Keluarga single parent dari keluarga miskin, dan Masyarakat di sekitar keluarga B. Data Sekunder Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah secara lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer dan pihak lain. Sumber data ini berasal dari buku-buku, catatan monografi, data statistik, laporan atau arsip serta dokumen yang berhubungan dengan penelitian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
3. Sumber Data Sumber data merupakan hal yang sangat penting bagi peneliti, karena ketepatan dalam memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan kekayaan data dan ketepatan data atau informasi yang diperoleh. Adapun jenis data secara menyeluruh dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Informan (Narasumber) Jenis sumber data yang berupa manusia. Para informan dalam penelitian ini adalah ibu single parent yang masih produktif pada keluarga miskin. 2. Peristiwa atau Aktivitas Data atau informasi yang dikumpulkan dari peristiwa, aktivitas atau perilaku sebagai sumber data yang berkaitan dengan sasaran penelitian. Dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas yang dilakukan para informan dalam kehidupan mereka. 3. Tempat atau lokasi Tempat atau lokasi yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian juga dapat dijadikan sebagai sumber data yang dapat dimanfaatkan oleh peneliti. Informasi mengenai kondisi dari lokasi peristiwa atau aktivitas yang dilakukan bisa digali lewat sumber lokasinya, baik yang merupakan tempat maupun lingkungannya. Dalam hal ini keadaan lingkungan yang terdapat di Dusun Ngablak, Desa Papahan Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
4. Gambar Gambar yang ada yang berkaitan dengan ibu single parent. Dalam hal ini adalah gambar atau foto para informan single parent. 5. Dokumen dan Arsip Dokumen dan arsip merupakan bahan tertulis yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu, diantaranya adalah deskripsi lokasi Dusun Ngablak, Desa Papahan Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar. 4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat non verbal. Sekalipun dasar utama daripada metode observasi adalah penggunaan indera visual dan indera yang lain (Y. Slamet, 2006:85). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tipe observasi tidak berpartisipasi, peneliti tidak berperan ganda, peneliti berperan sebagai pengamat semua kegiatan yang dilakukan oleh obyek penelitian. 2. Wawancara Wawancara yaitu cara pengumpulan data dilakukan dengan teknik percakapan dengan informan, dengan maksud mencari informasiinformasi yang berkaitan dengan kajian dalam penelitian ini. Wawancara sebagai teknik pengumpulan data mempunyai fungsi sangat banyak, yaitu sebagai pengumpul keterangan, menguji commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
kebenaran informasi, meminta pendapat dari berbagai pihak yang dipakai sebagai sumber informasi dengan mengajukan pertanyaan dan pihak yang diwawancarai memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan (Moleong, 1990:135) dalam hal ini peneliti lebih dulu meminta ijin kepada informan demi kelancaran penelitian ini. Pelaksanaan wawancara di lapangan peneliti mengajukan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pada pelaksanaanya daftar pertanyaan dilapangan bisa berkembang sesuai dengan keadaan yang terjadi. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara mendalam (In dept Interview) untuk lebih menggali data yang lebih banyak dari informan, dalam teknik ini tidak menggunakan struktur yang ketat dan formal, tetapi lebih menekankan pada suasana akrab dengan mengajukan pertanyaan terbuka. Namun sebagai strategi yang menggiring pertanyaan semakin memusat dalam suasana yang wajar seperti pembicaraan sehari-hari, sehingga informasi yang dikumpulkan cukup memadai, dan lebih mendalam. 3. Dokumentasi Teknik pengumpulan data untuk memperoleh data sekunder dengan cara melihat arsip, laporan-laporan dan gambar yang sesuai dengan masalah penelitian. Dalam melakukan penelitian akan menggunakan alat bantu yang berupa kamera. Kamera yang ada digunakan untuk mengambil gambar yang ada dilapangan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
5. Sampling Teknik sampling dalam penelitian ini adalah teknik menarik sampel dan populasi. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling (sampel bertujuan) dan maximum variation sampling. Purposive sampling adalah dimana peneliti cenderung memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang lebih valid dan mengetahui secara mendalam berdasarkan observasi langsung yang telah dilakukan oleh penulis. Sedangkan maximum variation sampling ini dimaksudkan untuk bisa menangkap atau menggambarkan tema sentral dari studi melalui informasi yang saling silang menyilang dari berbagai tipe responden (Y. Slamet, 2006 :25). Di dalam penelitian ini sempel yang digunakan yaitu ibu yang masih produktif dan masih memiliki tanggungan keluarga yang berstatus single parent di kalangan keluarga miskin, dari hasil opservasi yang dilakukan oleh penulis dari 74 single parent di Dusun Ngablak, sedangkan teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling (sampel bertujuan) dan maximum variation sampling, penulis memilih 4 responden yang kriterianya di lihat dari umur, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, jumlah penghasilan. sedangkan informannya adalah Anak dari Ibu single parent dari keluarga miskin, dan Masyarakat di sekitar keluarga single parent. 6. Validitas Data
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
Validitas membuktikan bahwa apa yang diamati sesuai dengan apa yang ada dalam dunia kenyataan dan apakah penjelasan yang diberikan tentang dunia kenyataan memang sesuai dengan apa yang sebenarnya terjadi. Dalam penelitian ini akan dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Trianggulasi Untuk menguji keabsahan data yang telah terkumpul peneliti menggunakan teknik trianggulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data, untuk keperluan pengecekan atau sebagai bahan pembanding terhadap data tersebut. Dalam kaitan ini, Patton menyatakan bahwa ada empat macam teknik trianggulasi, yaitu : a) Trianggulasi data atau sumber (data trianggulation) b) Trianggulasi peneliti (investigator trianggulation) c) Trianggulasi metodologis (methodological trianggulation) d) Trianggulasi teoritis (theoretical trianggulation) Trianggulasi ini merupakan teknik yang didasari pola pikir fenomenologi yang bersifat multiperspektif. Artinya untuk menarik satu simpulan yang mantap diperlukan tidak hanya satu cara pandang. Dalam penelitian
ini
penulis
menggunakan
trianggulasi
sumber
yaitu
menggunakan sumber data yang berlainan dengan tujuan untuk memperoleh data yang sama, maksudnya mengecek balik atau membandingkan derajat informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
yang berbeda dengan metode kualitatif. Hal tersebut akan dicapai dengan jalan: a)
Membandingkan
data hasil pengamatan
dengan
data hasil
wawancara b)
Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakanya secara pribadi
c)
Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.
d)
Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan (Patton dalam Moeloeng, 2002:178) Pada akhir wawancara juga pada saat penelitian berlangsung
peneliti mengulangi garis besar apa yang telah apa yang telah dikatakan oleh informan dengan maksud agar dia memperbaiki bila ada kekeliruan atau menambah apabila masih ada kekurangan. Selain itu peneliti juga mengcross checkan informasi yang diperoleh dari ayah atau ibu single parent di Desa Pabelan, Kecamatan Kartasura Sukoharjo ini dengan anak mereka. 7. Teknik Analisis Dari data yang diperolah dilapangan kemudian akan dianalisa secara kualitatif. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa data interaktif. dalam tahap analisa ada tiga komponen pokok tersebut adalah reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan (HB. Sutopo, 2006 :113). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
a. Reduksi Data Merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data (kasar) yang ada dalam field note. Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan riset yang dimulai dari bahkan sebelum pengumpulan data dilakukan. Proses reduksi ini terus berlangsung sampai laporan akhir penelitian selesai ditulis. Data reduction adalah bagian dari analisis, suatu bentuk analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting dan mengatur sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat dilakukan. b. Penyajian Data Adalah suatu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan. Dengan melihat suatu penyajian data, peneliti akan mengerti apa yang terjadi dan memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu pada analisa ataupun tindakan lain berdasarkan pengertian tersebut. c. Penarikan Kesimpulan Merupakan
proses
konklusi-konklusi
yang
terjadi
selama
pengumpulan dari data awal sampai akhir. Konklusi- konklusi tersebut dibiarkan tetap disitu, yang pada awalnya kurang jelas kemudian semakin meningkat secara eksplisit dan memiliki landasan yang kuat. Tiga komponen tersebut terlibat dalam proses analisis dan saling berkaitan serta menentukan hasil akhir analisis. Selain itu tiga commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
komponen analisis tersebut aktivitasnya dapat dilakukan dengan cara interaksi. baik antar komponen maupun dengan proses pengumpulan data, dalam proses yang berbentuk siklus. Dalam bentuk ini peneliti tetap bergerak diantara tiga komponen analisis dengan proses pengumpulan data. Sesudah pengumpulan data berakhir, peneliti bergerak diantara tiga komponen analisisnya dengan menggunakan waktu yang masih tersisa bagi penelitiannya. Kesimpulan yang perlu diverifikasi dapat berupa suatu penggolongan yang meluncur cepat sebagai pemikiran kedua yang timbul melintas dalam pikiran peneliti dengan melihat kembali pada (field note). Ketiga proses analisis data tersebut merupakan satu kesatuan yang saling menjelaskan dan berhubungan erat, dapat digambarkan sebagai berikut: Bagan I Skema Teknik Analisis Interaktif Pengumpulan Data
Reduksi Data
Sajian Data
Penarikan Kesimpulan Sumber: Sutopo, 2002: 96 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
Adapun kegiatan penelitian ini telah melalui tahab sebagai berikut: 1. Persiapan a. Mengurus perijinan penelitian, Universitas Negeri Sebelas Maret, Kesbanglinmas, Kecamatan, Kelurahan,dan RT,RW. b. Meninjau lokasi penelitian terlebih dahulu untuk mempelajari secara sepintas mempelajari keadaannya serta kemungkinan memilih informan yang tepat khususnya kepala keluarga yang Single Parent. c. Mendatangi Ketua RT dan RW untuk menanyakan segala sesuatu d. Menyusun persiapan penelitian mulai dari membuat daftar pertanyaan dan petunjuk observasi serta penyusunan jadwal kegiatan secara rinci. 2. Pengumpulan Data a. Mengumpulkan data di lokasi studi dengan melakukan wawancara mendalam ibu yang masih produktif dan masih memiliki tanggungan keluarga yang berstatus single parent di kalangan keluarga miskin, Anak dari ibu single parent dari keluarga miskin, dan Masyarakat di sekitar keluarga single parent tinggal. b. Melakukan review dan pembahasan dari beragam informasi yang telah terkumpul kemudian dipilih data yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan. c. Menentukan strategi pengumpulan data yan palng tepat, dan menentukan fokus serta pendalaman dan pemantapan data pada proses pengumpulan data berikutnya. 3. Analisis Data
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
a. Melakukan verifikasi dan validasi data dengan mengkroscekkan data yang diperoleh dari informan pertama ke informan selanjutnya sampai kepada infoman yang terakhir. Semua hasil wawancara direkam dengan menggunakan Handphone yang kemudian dibuat naratifnya, reduksi dan belum dibuat simpulannya, bila ada kekeliruan atau menambah apabila masih ada kekurangan. Selain itu peneliti juga mengcross checkan informasi yang diperoleh dari ayah atau ibu single parent di Dusun Ngablak, Kelurahan Papahan, Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar, ini dengan anak mereka. b. Dari hasil wawancara tersebut, kemudian peneliti memilih hasil wawancara yang sesuai dengan konsep, yang kemudian peneliti sajikan dalam bentuk matriks-matriks hasil wawancara. Data yang dimasukkan ke dalam matriks adalah data yang telah direduksi (dibuang yang tak perlu) oleh peneliti. c. Dari matriks yang telah dibuat, maka peneliti akan memulai untuk melakukan analisis dan simpulan. Analisis yang dilakukan untuk mengetahui Bagaimana upaya keluarga Single Parent dalam mempertahankan kelangsungan hidup 4. Penyusunan Laporan Penelitian a.
Penyusunan laporan awal.
b.
Peneliti menyusun semua data dan analisis yang telah dibuat. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
c.
Setelah semua disusun secara sistematis, peneliti mendiskusikannya dengan dosen pembimbing yang kemudian akan diberikan saran dan masukan oleh dosen pembimbing.
d. Peneliti memperbaiki hal-hal yang kurang sesuai dan menambahkan masukan yang diberikan oleh dosen pembimbing.Perbanyakan laporan sesuai dengan kebutuhan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Obyek yang dikaji dalam penelitian ini adalah konflik peran dalam keluarga single parent yang mengambil lokasi di Dusun Ngablak Desa Papahan Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum mengenai Desa Papahan dan karakteristik desa tersebut. A. Kondisi Geografi 1. Letak Daerah Desa Papahan merupakan salah satu desa yang ada di Kabupaten Karanganyar dengan luas desa 229.3547 ha. Desa ini merupakan pintu gerbang wilayah Kab. Karanganyar yang dilalui oleh para angkutan darat menuju daerah propinsi jawa tengah lainnya seperti wilayah Sukoharjo, Surakarta,Wonogiri, dan Karanganyar. Desa ini dibilang cukup strategis karena letak Desa Papahan dapat dengan mudah diakses menggunakan sarana transportasi darat seperti bus umum, truk umum, angkutan pedesaan bahkan becak. Desa Papahan secara tipologi daerahnya merupakan jenis desa yang berbatasan langsung dengan kabupaten/kota lain yaitu Karanganyar. Jarak desa ini ke ibu kota kecamatan terdekat yaitu Kecamatan Karanganyar 4(empat) Km atau 5 menit bila ditempuh dengan transportasi darat. Untuk jarak desa ke ibu kota Kabupaten karanganyar dibilang cukup dekat 20 menit bila ditempuh melalui kendaraan bermotor. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
Desa Papahan juga tergolong salah satu desa yang maju di Indonesia karena segala fasilitas pembangunan tersedia, dari sarana pendidikan ditingkat rendah (TK) hingga perguruan tinggi terdapat di desa ini. Selain itu sarana dan prasarana kesehatan mudah dijangkau oleh penduduk dari puskesmas, bidan desa, tenaga paramedis (mantri/perawat), apotik, posyandu, tempat dokter praktek bahkan rumah sakit umum. Prasarana penerangan Desa Papahan seluruhnya sudah menggunakan listrik PLN. Untuk prasarana komunikasi Desa Papahan telah terdapat telepon, kantor pos pusat dan kantor pos pembantu serta radio/tv. Untuk prasarana air bersih dan irigasi sebagian besar penduduk Desa Papahan menggunakan sumur pompa hanya sebagian kecil masih menggunakan sumur gali dan PAM, kondisi irigasinya pun terbilang baik karena sektor yang berkembang di Desa Papahan adalah sektor pertanian dan sektor industri perdagangan. Jumlah populasi ternak yang dimiliki penduduk Desa Papahan antara lain sapi perah 3 ekor, sapi biasa 32 ekor, babi 106 ekor, ayam 6528 ekor, itik 676 ekor dan kambing 96 ekor. Prasarana olahraga pun tersedia di desa ini seperti lapangan sepakbola, lapangan bulutangkis, lapangan voli, meja pingpong. Batas administratif Desa Papahan adalah : Batas Utara
: Desa Ngijo.
Batas Barat
: Desa Jaten.
Batas Timur
: Kelurahan Cangakan.
Batas Selatan : Desa Jati. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
2. Pembagian Wilayah Desa Papahan terbagi kedalam 7 Dusun yaitu : a. Dusun Kodoan. b. Dusun Papahan. c. Dusun Ngablak. d. Dusun Pandes. e. Dusun Kalongan Wetan. f. Dusun Kalongan Kulon. g. Griya Papahan Indah. Terdapat 18 Rukun Warga (RW),dan 57 Rukun Tetangga (RT). 3. Luas Wilayah dan Penggunaanya Luas Desa Papahan adalah 229. 3547 ha, yang terdiri dari tanah hak pengelolaan sebesar 120.9050 ha, tanah Negara sebesar 19.0660 ha. Tanah hak guna usaha sebesar 4.2275 ha.
B. Kondisi Demografi Jumlah Penduduk Jumlah total penduduk Desa Papahan adalah 6.797 orang yang terdiri dari 3.360 penduduk laki-laki dan 3.437 orang penduduk perempuan. Disamping itu juga terdapat 1.999 kepala keluarga (KK) yang tersebar di seluruh wilayah Desa Papahan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
C. Komposisi Penduduk 1. Komposisi Penduduk Single Parent Menurut Jenis Kelamin Pada tahun 2011 hingga bulan juni 2011 jumlah penduduk yang berstatus duda dan janda baik karena kematian ataupun perceraian berjumlah 504 jiwa. Untuk lebih jelas dapat dilihat tabel dibawah ini : Tabel 1 Komposisi Penduduk Single Parent Menurut Jenis Kelamin Desa Papahan No.
Status
Laki-laki
Perempuan
1.
Cerai Mati
169
238
2.
Cerai Hidup/berpisah
32
65
201
303
Jumlah
Sumber : Data Monografi Desa Papahan 2011 Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat bahwa sebagian besar status janda penduduk
Desa Papahan disebabkan oleh terputusnya hubungan
perkawinan baik cerai hidup ataupun cerai mati yang didomisili oleh pihak istri atau perempuan sebanyak 303 jiwa. Sedangkan penduduk yang mengalami duda yang disebabkan oleh kematian maupun cerai hidup oleh kaum laki-laki sebanyak 201 jiwa. Sehingga di wilayah Desa Papahan banyak wanita yang menjadi single parent, baik disebabkan oleh terputusnya hubungan perkawinan baik cerai hidup ataupun cerai mati.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
2. Komposisi Penduduk Menurut Umur Menurut umur komposisi penduduk Desa Papahan sangat bervariasi. Mulai dari usia muda (bayi) sampai usia tua (jompo) semua ada. Jumlah penduduk menurut kelompok umur dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 2 Komposisi Penduduk Menurut Umur Desa Papahan No
Kelompok Umur
Jumlah
Persentase
1.
> 1 Tahun
92
1,35 %
2.
1 – 5 Tahun
358
5,26 %
3.
5 – 6 Tahun
157
2,30 %
4.
7 – 15 Tahun
1034
15,2 %
5.
16 – 21 Tahun
635
9,34 %
6.
22– 59 Tahun
3961
58,2 %
7.
60 Tahun keatas
560
8,23%
Jumlah
6797
100 %
Sumber : Data Monografi Desa Papahan 2011 Dari data diatas diketahui bahwa sebagian besar persen sebanyak 58,2 % penduduk Desa Papahan berusia 22 – 59 Tahun yang termasuk dalam usia produktif, Sedang usia 7 - 15 sebanyak 15,2 % tergolong jumlah yang besar yang ke dua dari prosentase jumlah yang lain dari jumlah penduduk yang ada. Terjadinya pernikahan di usia produktif yang terdapat di Desa Papahan yang lebih banyak, mengakibatkan banyaknya terputusnya commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
hubungan perkawinan atau perceraian di usia muda, yang sebelumnya sudah diketahui juga bahwa perceraian banyak di alami oleh perempuan.
3. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Kelompok penduduk menurut tingkat pendidikannya di Desa Papahan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan di Desa Papahan dapat dilihat dari tabel dibawah ini : Tabel 3 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Desa Papahan
No.
Jenis Pendidikan
Jumlah
Persentase
1.
Belum Sekolah
12
0,16 %
2.
Belum tamat SD
701
9,57 %
3.
Tidak tamat SD
18
0,24 %
4.
Tamat SD/sederajat
2055
28,07%
5.
Tamat SMP/sederajat
2251
30,7 %
6.
Tamat SMA/sederajat
1463
19,9 %
7.
Akademi /Tamat D1-D3
321
4,38 %
8.
Sarjana/S1/D4
96
1,31 %
9.
Pasca Sarjana/S2-S3
12
0,16 %
10.
Pondok pesantren
76
1,03 %
11.
Pendidikan keagamaan
282
3,85 %
12.
Sekolah Dasar Luar Biasa
16
0,21 %
13.
Kursus ketrampilan
17
0,23 %
7320
100 %
Jumlah Sumber : Data Monografi Desa Papahan 2011to commit
user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk Desa Papahan mengenyam pendidikan. Sebagian tingkat pendidikan yang diperoleh sampai SMA dengan 19,9 %, namun ada juga yang sampai pada jenjang lebih tinggi yaitu jenjang Diploma 1,2 dan 3 sebesar 4,38 % dan jenjang Sarjana 1,2 dan 3 sebesar 0,16 %. Tetapi tingkat pendidikan SLTP diperoleh sebanyak 30,7 %. Menunjukkan bahwa sebagian penduduk desa Papahan berpendidikan rendah. Untuk single parent yang ada di Desa Papahan rata-rata usia pernikahan mereka sebagian besar mengenyam pendidikan hanya sampai Sekolah menengah pertama (SMP), sehingga kurannya pendidikan dan pengetahuan yang mereka miliki, dapat mengakibatkan masalah yang memicu terjadinya perceraian.
4. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Dilihat dari mata pencaharian penduduk sebagian besar penduduk Desa Papahan bekerja sebagai karyawan swasta hanya sebagian kecil saja yang bekerja sebagai pedagang dan penyedia jasa, hal ini dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
Tabel 4 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Desa Papahan No
Jenis Pekerjaan
Jumlah
Persentase
1. Buruh Tani
187
8,37 %
2. Petani
185
8,28 %
3. Pedagang/wiraswasta/pengusaha
131
5,86 %
4. Pegawai Negeri Sipil
473
21,1 %
5. TNI/Polri
31
1,38 %
6. Jasa
31
1,38 %
7. Swasta
769
34,4 %
8. Pertukangan
274
12,3 %
9. Pensiunan
152
6.80 %
Jumlah
2233
100 %
Sumber : Data Monografi Desa Papahan 2011 Berdasar data diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk Desa Papahan bermata pencaharian sebagai swasta yaitu sebesar 34,4 %. Begitu pula single parent yang ada di Desa Papahan upaya untuk pempertahankan kelangsungan hidupnya, mereka hanya bewirausaha sebagai penjual makanan, pedagang, dan penyedia jasa yaitu buruh tani, pembantu rumah tangga dll.sehingga banyak single parent yang masih jauh dari kehidupan yang mapan dan masih sulit dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan penghasilan yang sangat minim. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
5. Sarana Kesehatan Peningkatan sarana kesehatan sangat dibutuhkan sebagai upaya dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat, selain pemerintah peran swasta cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 5 Sarana Kesehatan Desa Papahan No.
Sarana Kesehatan
Jumlah
1.
Rumah sakit umum
1
2.
Puskesmas Pembantu
1
3.
Apotek
2
4.
Posyandu
3
5.
Toko obat
4
6.
PKD
1
7.
Rumah bersalin
2
Jumlah
16
Sumber : Data Monografi Desa Papahan 2011 Pada tahun 2011 untuk jumlah rumah sakit umum sebanyak 1 (dua) unit, puskesmas pemandu sebanyak 1 (satu) unit, apotek sebanyak 2 (dua) unit, posyandu sebanyak 3 (enam) unit, dan toko obat sebanyak 4 (satu) unit.PKD (poliklinik Desa) sebanyak 1 unit, rumah bersalin 2 (dua) unit. Upaya single parent dalam mempertahankan kelangsungan hidup untuk kesehatan keluarganya, Jaminan kesahatan untuk single parent tidak mendapatkan perlakuan khusus, hanya commit to user saja bagi mereka (single parent)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
yang memiliki ekonomi rendah mendapatkan jamkesmas untuk berobat secara gratis dipusat pelayanan kesahatan terdekat.
6. Sarana Perindustrian Tabel 6 Sarana Perindustrian Desa Papahan No.
Industri
Jumlah
1.
Besar
1
2.
Sedang
4
3.
Kecil
29 Jumlah
34
Sumber : Data Monografi Desa Papahan 2011 Berdasar data diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk Desa Papahan bekerja sebagai penyedia jasa terlihat pada table banyaknya industry kecil yang berada di Desa Papahan. Begitu pula single parent yang ada di Desa Papahan upaya untuk pempertahankan kelangsungan hidupnya, mereka hanya bewirausaha sebagai penjual makanan, pedagang, dan penyedia jasa yaitu buruh tani, pembantu rumah tangga dll. sehingga banyak single parent yang masih jauh dari kehidupan yang layak dan masih sulit dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan penghasilan yang sangat minim.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
7. Komposisi penduduk single parent menurut Dusun yang ditempati di Desa Papahan. Tabel 7 Komposisi penduduk single parent menurut Dusun yang ditempati di Desa Papahan. No.
Dusun
Jumlah
1.
Kodoan
62
2.
Papahan
59
3.
Griya Papahan Indah
17
4.
Ngablak
74
5.
Papahan
42
6.
Kalongan Kulon
50
7.
Kalongan Wetan
38
Jumlah
342
Sumber : Rekapitulasi hasil pendataan keluarga desa 2011 Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat bahwa penduduk yang berstatus single parent di Desa Papahan disebabkan oleh terputusnya hubungan perkawinan baik cerai hidup ataupun cerai mati sebanyak 342 jiwa. Sedangkan penduduk yang mengalami duda ataupun janda yang disebabkan oleh kematian maupun cerai hidup yang terbanyak adalah di Dusun Ngablak sebanyak 74 jiwa. Sehingga peneliti memilih Dusun Ngablak sebagai tempat penelitiannya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
D. Profil Single Parent Dan Diskripsi Lingkungan Tempat Tinggal 1.RESPONDEN Tabel 8 Profil Single Parent Nama
Ibu Endang werdianingsih
Status
Cerai hidup
Umur
20 tahun
Alamat
Dusun Ngablak RT 06 RW 11.
Pekerjaan
Swasta
Pendidikan terakhir
SMP
Jumlah tanggungan keluarga
1 anak: 6 th. (Tingkat pendidikan SD)
Jumlah penghasilan
+/- 500.000/bulan
Tabel 9 Profil Single Parent Nama
Ibu.diyono(sariyem)
Status
Janda cerai mati
Umur
43 Tahun
Alamat
Dusun Ngablak RT 01 RW V Papahan.
Pekerjaan
Swasta (penjual gorengan)
Pendidikan terakhir
SD
Jumlah
Tanggungan 2 anak:1. Ika Nur fadila: 20 th
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
Keluarga
(Tingkat pendidikan mahasiswa sedrajat) 2. Lingga dwiyono: 13 th. (tingkat pedidikan SMP )
Jumlah penghasilan
+/- 500.000/bulan
Tabel 10 Profil Single Parent Nama
Ibu Surani
Status
Janda cerai hidup
Umur
42 th
Alamat
Dusun Ngablak RT 06 RW 11 Papahan.
Pekerjaan
Buruh Pabrik
Pendidikan terakhir
SMP
Jumlah
tanggungan 1 anak: 16 th
keluarga
(tingkat pendidikan SMA)
Jumlah penghasilan
+/- 600.000/bulan
Tabel 11 Profil Single Parent Nama
Ibu Sri Sutarti
Status
Cerai mati
Umur
33 th
Alamat
Dusun Ngablak RT 06 RW 11 Papahan.
Pekerjaan
Buruh tani
Pendidikan terakhir
SD
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
Jumlah
tanggungan 2 anak:
keluarga
1. Benowo: 13 th. (Tingkat pendidikan SMP) 2. Sabekti: 11 th. (Tingkat pendidikan SD )
Jumlah penghasilan
+/- 500.000/bulan
2.INFORMAN
Tabel 12 Profil anak dari ibu single parent Nama
Mareta
Pendidikan
SMA
Umur
16 th
Alamat
Dusun Ngablak RT 06 RW 11 Papahan.
Nama orangtua
Surani
Tabel 13 Profil anak dari ibu single parent Nama
Lingga Dwiyono
Pendidikan
(Tingkat pendidikan SMP)
Umur
13 th
Alamat
Dusun Ngablak RT 01 RW V Papahan.
Nama orangtua
Ibu.diyono(sariyem)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
Tabel 14 Profil anak dari ibu single parent Nama
Benowo
Pendidikan
SMP
Umur
13 th
Alamat
Dusun Ngablak RT 06 RW 11 Papahan.
Nama orangtua
Ibu Sri Sutarti
Tabel 15 Profil tetangga disekitar tempat tinggal ibu single parent Nama
Hendro Pornomo
Pendidikan Terakhir
SMA
Umur
52 th
Alamat
Dusun Ngablak RT 06 RW 11 Papahan.
Jabatan
Ketua RT 06 RW 11 Papahan, Tasikmadu
Riwayat hidup
Sudah menjabat sebagai
ketua RT kurang lebih
selama 7 tahun, pekerjaan sehari-hari sebagai wiraswasta yaitu
bergerak
umum, sebagai kontraktor.
commit to user
dalam
perdagangan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
Tabel 16 Profil tetangga disekitar tempat tinggal ibu single parent Nama
Moh. Gandi Sugiyanto S.Sos
Pendidikan Terakhir
SARJANA
Umur
48 th
Alamat
Dusun Ngablak RT 09 RW XII Papahan.
Jabatan
Kepala Dusun Ngablak, Desa Papahan.
Riwayat Hidup
Sudah menjabat sebagai kepala dusun Ngablak selama kurang lebih 7 tahun,selain menjadi kepala dusun
pekrjaan
sehari-hari
sebagai
wiraswasta, sebagai penjual makanan.
commit to user
seorang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN Pada bagian ini penulis akan menyajikan hasil penelitian beserta pembahasannya tentang bagaimana Upaya ibu Single Parent Dalam Mempertahankan Kelangsungan Hidup Dalam Keluarga Miskin. 1. Profil Keluarga Informan Informan adalah orang yang dianggap mengetahui permasalahan yang akan dihadapi dan bersedia memberikan informasi yang dibutuhkan. Informan dalam penelitian ini adalah orang yang tahu dan dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian baik lisan maupun tertulis, guna mengetahui bagaimana upaya ibu single parent dalam mempertahankan kelangsungan hidup secara lebih jelas. Adapun profil informan yang penulis wawancarai adalah sebagai berikut : 1.1. Keluarga Ibu Endang Werdianigsih Ibu Dian berusia 22 tahun. Pekerjaan sehari-harinya saat ini adalah penjual angkringan. Semenjak Ibu Dian bersetatus janda dia tinggal di rumah ayahnya yaitu Bapak Nariadi yang memiliki setatus duda. Bapak Nariadi bekerja sebagai buruh bangunan, Ibu Dian Dan Bapak Suyanto menikah pada tahun 2001, Pekerjaan Bapak Suyanto adalah buruh bangunan. Bapak Yanto dan Ibu Dian dikaruniai tiga (1) orang anak lakito user laki berusia 6 tahun. Padacommit tahun 2008 Ibu Endang menggugat cerai Bapak
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
Suyono dikarenakan seringnya terjadi perselisihan karena kurangnya biaya hidup dan diduga terjadi perselingkuhan yang dilakukan Ibu Dian, sehingga terjadi tindakan kekerasan yang sering dilakukan oleh Bapak Suyanto. Hingga saat ini status Ibu Dian masih menjanda tetapi tidak menutup kemungkinan Ibu Dian berniat untuk menikah kembali karena beliau dan anaknya masih membutuhkan sosok ayah dan pendamping. 1.2. Keluarga Ibu Sariyem Ibu Sariyem berusia 43 Tahun. Pendidikan terakhir Ibu Sariyem adalah tamat Sekolah Dadar. Pekerjaan Ibu Sariyem adalah penjual gorengan di terminal Jongke, Karanganyar. Bapak Diyono dulunya bekrja sebagai sopir angkutan umum jurusan Karanganyar sampai palur, kemudian pada 10 Febuari 2010
Bapak Diyono dipanggil Yang Maha Esa
dikarenakan sakit jantung. Bapak Diyono meninggalkan seorang istri dan dua orang anak yang bernama Ika Nur Fadila 20 tahun dan Lingga Dwiyono yang berusia 13 tahun yang sekarang bersekolah di SMP N 5 Karanganyar. Ibu Sariyem bekerja sebagai penjual gorengan dengan menyetorkan ke warung-warung di sekitar terminal Jongke dari tahun 1999 sampai sekarang. Ibu Sariyem bekerja dari pukul 05.00 hingga pukul 15.00 siang. Sejak Bapak Nur Diyono meninggal hingga saat ini Ibu Sariyem masih menjanda, belum menikah lagi karena anak-anaknya belum mau mempunyai bapak tiri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
1.3. Keluarga Ibu Surani Ibu Surani berusia 45 Tahun. Pekerjaan sehari-harinya adalah buruh pabrik tekstil Kusuma jaten. Pendidikan terakhir Ibu Surani adalah lulus SMP. Ibu Surani menikah dengan Bapak Margono pada 7 Juli 1997. Ibu Surani dan Bapak Margono dikaruniai seorang anak laki-laki yang bernama Mareta yang sekarang berumur 16 tahun atau yang sekarang duduk di bangku sekolah SMA. Pada tahun 2000 Ibu Surani mengugat cerai Bapak Margono dikarenakan adannya perselingkuhan yang dilakukan Bapak Margono dengan wanita idaman lain, dimana Ibu Surani dipoligami oleh Bapak Margono yang akhirnya beliau memutuskan untuk berpisah dengan Bapak Margono dan mengasuh anak semata wayangnya seorang diri hingga saat ini sekaligus menjadi kepala keluarga untuk keluarga kecilnya. Ibu Surani dan anak semata wanyangnya tinggal di tempat orang tuanya yang jompo, sehingga beban Ibu Surani sangat berat, selain menjadi kepala keluarga untuk anaknya Ibu Surani juga sebagai tulang punggung keluarganya. Hingga saat ini Ibu Surani masih berstatus single parent walaupun tidak menutup kemungkinan untuk berkeluarga kembali, tetapi beliau semakin selektif mencari pasangan hidupnya karena beliau trauma dengan pernikahan terdahulunya tidak lupa beliau meminta persetujuan dengan anak semata wayangnya. 1.4. Keluarga ibu Sri Sutarti Ibu Sri Sutarti berusia 33 tahun. Pekerjaan sehari-harinya saat ini adalah buruh tani. Pendidikan terakhir Ibu Sri adalah SD. Ibu Sri menikah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
dengan Bapak Atmo Sajikun pada tahun 1997. Sedangkan pekerjaan Bapak Atmo adalah seorang veteran. Usia Bapak Atmo pada saat menikah adalah 51 tahun. Pada saat menikah Ibu Sri adalah istri kedua yang sebelumnya Bapak Atmo sudah pernah menikah dan kemudian istri pertamanya meninggal dunia.Ibu Sutarti dan Bapak Atmo dikarunia dua (2) orang anak, yaitu Benowo yang berusia 13 tahun yang duduk di bangku sekolah SMP, Sabekti berusia 11 tahun yang duduk di bangku sekolah SD. Pada tahun 20011 bapak Atmo meninggal dunia, dimana sebelumnya sakit keras segala upaya pengobatan telah dilakukan baik tradisional maupun medis hingga operasi tetapi Tuhan berkehendak lain, pada tahun 20011 bapak Atmo meninggal dunia. Ibu Sutarti adalah orang yang tegar dan kuat, beliau mampu membesarkan anak-anak seorang diri sepeninggal Bapak Atmo. Karena Ibu Sutarti adalah istri kedua Bapak Atmo, Harta warisan dan pensiunan Bapak Atmo jatuh ke tangan anak-anak dari istri pertamanya, karena di mata hukum status surat wasiat yang ditinggalkan Bapak Atmo tidak syah. Sehingga hidup Ibu Sutarti sekarang ssangat berat menanggung pendidikan kedua anaknya yang masih bersekolah sekaligus menjadi kepala keluarga. MATRIK 1 Karakteristik Profil Keluarga Informan Di Desa Papahan No
Nama
Umur
Pendidikan
1. 2. 3.
Ibu Endang .W Ibu Sariyem Ibu Surani
20 Thn 43 Thn 42 Thn
SMP SD SMP
4.
Ibu Sri Sutarti
33 Thn
Pekerjaan
Swasta Swasta Buruh commit toPabrik user SD Buruh tani
Penghasilan / bulan +/- Rp 500.000 +/- Rp 500.000 +/- Rp 600.000
Jumlah Anak 1 orang 2 orang 1 orang
+/- Rp 500.000
2 orang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
2. Latar Belakang Terjadinya Keluarga Single Parent Pada umumnya, sebuah keluarga mempunyai dua sosok penanggung jawab dalam segala hal yang berkaitan dengan keberlangsungan rumah tangga. Dua sosok yang selalu dapat menjadi representasi sebuah keluarga ideal. Sosok ayah sebagai seorang kepala keluarga adalah kamus baku dalam strata sosiologi. Dan kehadiran ibu sebagai pendamping, sebagai pelaksana dari segala delegasi yang ditinggalkan oleh kepala keluarga. Tentu bukanlah sebuah pilihan, ketika tatanan ideal itu kemudian tidak dapat berjalan dengan baik dalam sebuah keluarga. Banyak yang mengira bahwa menjadi keluarga single parent maka sama saja dengan menjadi keluarga yang broken home. Tentu saja semua itu sepenuhnya salah. Tidak ada hubungannya antara keluarga single parent dengan keluarga broken home. Memang benar bahwa sebagian keluarga single parent mengalami broken home, namun sebagian dari keluarga yang utuh juga mengalami broken home. Jadi, broken home bukanlah ciri dari keluarga single parent. Keluarga single parent juga merupakan keluarga yang sehat. Tidak ada yang salah dengannya. Sepanjang interaksi antar anggota keluarga terus terjadi dan terjalin dengan baik, maka keluarga single parent bukanlah keluarga broken home. Keluarga broken home adalah keluarga yang hubungan antar anggotanya tidak terjalin dengan baik; antar anggota keluarga tidak saling terhubung, komunikasinya tidak jalan. Biasanya, justru dalam keluarga single parent komunikasi akan lebih lancar commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
dan ikatan antara anggota keluarga justru akan lebih erat. Dalam keluarga single parent peran ayah atau ibu menjadi hilang dan salah satu dari mereka, entah ayah maupun ibu harus berperan ganda menjadi ayah sekaligus ibu ataupun ibu sekaligus menjadi ayah untuk meneruskan keberlangsungan keluarga mereka. Hal tersebut akan berubah lebih buruk ketika penerima status sebagai single parent adalah perempuan, terlebih jika mereka sudah mempunyai keturunan. Maka, beban hidup yang seharusnya ditanggung berdua dengan pasangan selayaknya sebuah keluarga ideal, mau tidak mau harus diatasi sendirian. Mungkin bukan hal yang mudah untuk menjalani hal tersebut bagi seorang laki-laki. Bertindak sebagai seorang ibu, terutama dalam kaitannya dengan segala urusan rumah tangga. Ketidaksempurnaan itu sangat dirasakan oleh anak-anak mereka, dan tentunya berakibat tidak baik. Tidak jarang image dari seorang single parent di masyarakat tidak begitu bersahabat bahkan menganggap mereka adalah keluarga yang menyimpang, keluarga berantakan, hingga keluarga broken home tapi dibalik citra negatif dari masyarakat tersebut, banyak keluarga single parent yang berhasil mendidik dan mengasuh anak-anak mereka menjadi orang yang kuat, keterikatan antar keluarga sangat erat, dan menjadi sosok yang tegar dimana mereka sudah pernah merasakan artinya kehilangan orang yang berarti dalam hidup mereka dan mengisi kekosongan peran yang ditinggalkan dengan sesuatu yang lebih bermakna. Dari sisi psikologis, seseorang yang ditinggalkan oleh pasangannya baik itu dikarenakan oleh kematian salah satu pasangan hidup maupun commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
dikarenakan oleh perceraian mungkin akan lebih tegar, meskipun pada awalnya terasa sangat rapuh. Seiring berjalannya waktu, mereka tersadar bahwa hidup haruslah terus berjalan. Lain halnya dengan anak-anak yang ditinggalkan. Bagi anak-anak yang belum siap kehilangan salah satu orang tuanya, tentu mereka akan merasa terpukul, bahkan kemungkinan besar berubah tingkah lakunya. Ada yang menjadi pemarah, ada yang suka melamun,
mudah
tersinggung,
suka
menyendiri,
dan
sebagainya.
Kesendirian yang sejak lama dialami para single parent, tentunya menjadi pola hidup tersendiri bagi mereka. Kebiasaan yang terbentuk dari sebuah kondisi dimana kehadiaran seorang istri atau suami, sama sekali tidak memberikan kontribusi bagi keberlangsungan keluarga. Sementara itu, banyak sekali hal-hal yang memang sudah selayaknya dilakukan, atau setidaknya dibagi bersama seorang Istri ataupun Suami. Dan itu adalah sebuah perjuangan tersendiri yang harus dihadapi oleh para single parent ini. single parent menjadi contoh ketidakidealan sebuah tatanan rumah tangga. Sebuah pilihan berat, yang mau tidak mau, suka tidak suka harus disandang oleh sebagian keluarga. Menurut Max Webber, tindakan sosial ialah perbuatan manusia yang dilakukan untuk mempengaruhi individu lain di dalam masyarakat. Sebagaimana telah dikatakan di atas bahwa tindakan ini sangat erat kaintannya dengan kehidupan masyarakat. Hal ini dikarenakan manusia memiliki dorongan untuk hidup bermasyarakat. Sejak lahir manusia mempunyai naluri untuk hidup bersama manusia lain. Ini dipengaruhi oleh faktor –faktor antara lain : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
1. Dorongan untuk memenuhi kebutuhan hidup 2. Dorongan untuk mempertahankan kelangsungan hidup 3. Dorongan untuk melanjutkan keturunan Di dalam tindakan sosial di lakukan karena pengaruh Kebutuhan dasar manusia merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi apabila tidak dipenuh, maka orang akan mati, kebutuhan dasr ini meliputi kebutuhan makan, minum, dan kebutuhan perumahan, kebutuhan ini muncul sebagai hakekat manusia sebagai makluk hidup. Agar tetap hidup manusia perlu makan minum istirahat, pakaian, perumahan, dan lain sebagainya untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan hidupnya. (Weber dalam Ritzer disadur oleh Alimadan, 1992 : 45) Perjuangan menjadi seorang single parent sangatlah berat, mereka ditutut sepenuhnya untuk menjadi kuat dalam hal pengasuhan dan pendidikan anak, upaya dalam hal pemenuhan ekonomi keluarga, upaya dalam hal pemenuhan kesehatan keluarga, upaya dalam hal kehidupan bermasyarakat Di Dusun Ngablak Desa Papahan, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karangayar terjadinya single parent, pemilihan lokasi Dusun Ngablak dipilih sebagai tempat penelitian karena dari jumlah Dusun yang ada di Desa Papahan Dusun Ngablak lah yang paling banyak terdapat warga yang berstatus single parent.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
3. Upaya Ibu Single Parent Dalam Mempertahankan Kelangsungan Hidup Pada keluarga Miskin. 3.1. Upaya ibu dalam hal pengasuhan dan pendidikan anak. Keluarga merupakan lingkaran pendidikan anak yang pertama dan utama karena dalam keluarga anak-anak pertama-tam mendapat pendidikan dan bimbingan, utama Karena sebagian besar kehidupan anak-anak adalah keluarga. Dengan demikian dari keluarga pembentukan kepribadian anak menjadi manusia yang siap melakukan tugas dan tanggung jawab, mengusai diri, menjalankan peran sosialnya serta mengamalkan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Ibu Sebagai kepala keluarga memiliki peran yang penting dalam keluarga, perubahan eran yang paling dominan dimana ibu memiliki peran baru yakni sebagai wanita yang bekerja dan wanita sebagai ibu rumah tangga, ibu memiliki tanggung jawab besar terhadap pendidikan anakanaknya. Berikut ini hasil penelitian berupa pernyataan langsung seorang ibu yang menjadi kepala keluarga yaitu ibu Dian yang bercerai semenjak 4 tahun yang lalu yaitu, “Aku ki didik anakku yo disiplin, mandiri, makane Erik ki ra tau nangis mbak, tapi yo saiki nakal, dolan terus, tapi yo tak arahke sitisitik, sing momong gih mbah wedok kui mbak, wong aku yo sok repot”sing penting gelem sekolah”.(Saya mendidik anak ya disiplin, mandiri makanya Erik itu gak pernah nangis mbak, tapi sekarang ya nakal main terus, tetapi ya saya arahkan sedikit-sedikit, yang ngemong ya neneknya, saya kan kadang repot” yang penting mau sekolah.) (Hasil wawancara pada tanggal 2 November 2011) Dari pernyataan di atas dapat menjelaskan bahwa upaya keluarga commit to user single parent mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam hal
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
pengasuhan dan
pendidikan anak, seorang ibu single parent mendidik
anaknya dengan disiplin, memberi pengarahan dalam diri anak dengan sabar agar menjadi pribadi yang baik, serta banyak anggota keluarga yang ikut berperan dalam pendidikan anak. Seperti yang diungkapkan oleh ibu Sariyem yaitu, “Anak-anak yo tak gemateni to mbak, nek eneng di pangan nek ora neng yo do golek o, nek pas ora ono do ngewangi sitik-sitik gawe opo di idol,anak-anakku ki rukun kabeh ora tau eneng sing kerengan nek eneng masalah dirampungi dewe pol-polan masalah sithik ora mulih engko digoleki opo nek iren-irenan gawean ngomah”Sing gede niku pinter,makanya tak sekolahke sampai mahasiswa ben cepet nyambut gawe ewang-ewang kulo” (Anak-anak ya aku sayang to mbak, kalo ada ya saya suruh makan kalo tidak ada ya saya suruh cari, kalo lagi gak ada duit mereka membantu sedikit-sedikit membuat apa nanti di jual. Anak-anak saya itu rukun semua, gak ada yang bertengkar, paling kalo ada masalah di selesaikan sendiri, paling-paling masalah sedikit gak pulang trus saya cari, kalo gak pada iri masalah kerjaan rumah. Yang besar itu pinter makanya saya sekolahkan sampai mahasiswa supanya cepat dapat kerja, dan dapat membentu keluarganya) (Hasil wawancara pada tanggal 2 November 2011) Dalam pernyataan di atas menyatakan bahwa bagaimana upaya dalam pengasuhan dan pendidikan anak, yang dilakukan oleh ibu single parent dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan cara melatih anak-anaknya untuk mandiri dengan cara membantu sedikit pekerjaan orang tuanya, pendidikan yang di tanamkan adalah tanggung jawab terhadap pekerjaan dan baginya pendidikan anak-anaknya adalah yang terpenting, karena ibu sebagai seorang single parent berharap kelak anak-anaknya dapat membantu perekonomian dalam keluarga. hal ini di jelaskan oleh fadila anaknya, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
kulo ora ngerti ibuk niku due duit opo ora, sig penting ngomonge bukku aku kudu sekolah, di sangoni limangewu go rong dino, sing penting ora entuk nakal. Saya tidak pernah tau ibu punya uang atau tidak yang penting saya di beri uang saku lima ribu untuk dua hari, kata ibu yang penting tidak boleh nakal. (Hasil wawancara pada tanggal 2 November 2011) Pernyataan di atas dapat menjelaskan bagaimana anak keduanya tidak pernah tau urusan perekonomian ibunya, dan yang terpenting sekolah adalah hal yang utama, pendidikan yang diperoleh dari keluarganya adalah berhati-hati di lingkungan sekolah.
Begitu pula yang diungkapkan ibu Surani, “Alhamdulillah anak lanang siji we gemati banget kalih ibuke, ngertos nek ibukke urip dewe, ora tau sambat ting kulo, paling gih nek sambat karo ibuke nek jaluk sangu”kulo gih ngeten mbak”le sing sregep sekolah ben ra koyo bue yo! rasah belingbelih”(Alhamdulillah anak laki-laki satu-satunya baik sekali sama ibuknya, tau kalo ibuknya hidup sendiri, tidak perhah mengeluh dengan saya, kalo mengeluh sama saya soal uang sakunya saja, saya juga bilang begini”nak yang rajin sekolahnya biar tidak seperti ibu ya, tidak usah nakal) (Hasil wawancara pada tanggal 2 November 2011) Dari pernyataan di atas dapat menjelaskan bagaimana seorang Ibu Single parent dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam hal mendidik anak, dijalankan dengan sabar
dan terlihat bagaimanan
pendidikan diberikan seorang ibu di dalam keluarga dengan cara memberikan nasehat kepada anaknya dengan sabar, terlihat anaknya pun tau dengan keadaan ibunya. Seperti diungkapkan oleh anaknya mareta yaitu, “Sakjane gih mesakne ibuk, nyambut damel ge kulo kalih si mbah commit to user ,kulo jane pengen nyambut damel ning ibuk mboten pareng, tirose
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
ken tutukne sekolah mawon. ibuk mboten galak mbak, wong kulo gih jarang ketemu nek pas prei mawon ketemu ibuk. dadose kulo gih nopo-nopo kiambak.” (rasanya sih kasian mbak, ibu bekerja untuk menghidupi saya dan nenek kakek saya, sebenernya saya ingin kerja saja tetapi tidak diperbolehkan dengen ibu, ibu menyuruh saya lulus sekolah dulu. Ibu tidak galak mbak, saya kan juga jarang ketemu dengen ibu, kalo ketemu Cuma hari libur, jadinya ya saya apa-apa lakukan sendiri.) (Hasil wawancara pada tanggal 2 November 2011) Pernyataan di atas dapat menjelaskan bagaimana anak dari ibu single parent tau bagaimana penderitaan ibunya, bagaimana anak berusaha untuk mandiri dan membantu ibunya untuk bekerja mencari penghasilan tambahan, tetapi pada kenyataannya sang ibu tidak memberikan ijin kepada anaknya untuk bekerja, kerena lebih mementingkan pendidikan saja padanya. Sementara itu ibu Sri Sutarti mengatakan, “anakku jik cilik-cilik mbak, dadine aku yo kudu disiplinke, nek sekolah yo tak kon sekolah, nek galak aku yo galak, neng mboten tau wedi bocah-bocah niku, nek bapake tesih niko sabar kalian anakanake, tapi sak niki sing penting aku bodho anakku ra entuk bodho”(anak saya masih kecil-kecil mbak, jadinya saya juga harus disiplin, kalo sekolah ya harus sekolah, kalo saya galak memang galak tapi anak-anak itu tidak pernah takut sama saya, kalo bapaknya dulu sebelum meninggal sabar sama anak-anaknya, tapi sakarang yang penting saya bodoh anak-anak saya tidak boleh bodoh.) (Hasil wawancara pada tanggal 2 November 2011) Dari pernyataan di atas dapat menjelaskan bagaimana ibu sebagai single parent memberikan pendidikan di dalam keluarga kepada anakanaknya dengan cara yang tegas, tidak seperti pendidikan yang di lakukan ayahnya sebelum meninggal dunia, pendidikan yang tegas dilakukan oleh ibunya kerena tidak mau anak-anaknya menjadi bodoh. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
Seperti yang dikatakan oleh Benowo anak laki-lakinya, “bu e niku gih bar bapak sedho dadi tambah galak mbak, tapi wes biasa digalai, paling nek pas nesu kulo ngalih mawon dari pada tambah bengok-bengok, lha nek nesu tekan ngendi-ngendi omongane. nek kulo salah yo meneng wae”(ibu itu semenjak bapak meningal jadi tambah galak mbak, tapi ya sudah biasa, paling kalo pas marah saya keluar menjauh, dari pada teriak-teriaknya makin kencang, karena kalo sudah marah sampai kemana-mana, kalo saya salah ya diam saja) (Hasil wawancara pada tanggal 3 November 2011) Dari pernyataan di atas dapat menjelaskan bahwa anak dari ibu single parent merasa berbeda setelah ayahnya meninggal, pendidikan dalam keluarga yang diberikan oleh ibu lebih keras di lakukan, tetapi anak tersebut memaklumi dan menyadari kesalahan yang dilakukannya. MATRIK 2 Upaya Ibu Dalam Hal Pengasuhan Dan Pendidikan Anak. No
NAMA
Upaya Dalam Hal Pengasuhan Dan Pendidikan Anak.
1.
Ibu Endang .W
Upaya dalam pengasuhan dan pendidikan anak dengan cara menanamkan kedisiplinan sejak kecil. Karena ibu sibuk bekerja pemeliharaan anak di bantu oleh orang tua, sehingga kurang di perhatikan dan membuat sang anak nakal tetapi pendidikan di sekolah adalah yang utama baginya.
2.
Ibu Sariyem
Upaya dalam pengasuhan dan pendidikan anak dengan cara memberikan tanggung jawab dalam pekerjaan yang di berikan dan mendidik anak-anaknya untuk mandiri dalam setiap tingkah lakunya, tetapi tidak lepas dari pengawasan orang tua.
3.
Ibu Surani
Upaya dalam pengasuhan dan pendidikan anak dengan memberi nasehat kepada anaknya tentang keadaan ibunya, serta menasehati bahwa pendidikan di sekolah adalah yang utama bagi.
4.
Ibu Sri Surarti
Upaya dalam pengasuhan dan pendidikan anak dengan cara menanamkan kedisiplinan dan bersikap keras. Dan anaknya pun tau dengan keadaan ibunya, serta memaklumi sikap keras ibunya.
commit to user Sumber : Hasil Wawancara
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
3.3. Upaya Ibu dalam hal pemenuhan ekonomi keluarga. Dalam keluraga dimana ibu sebagai orang tua tunggal menjalankan tututan utnuk bekerja dan mampu menghadapi segala permasalahan dalam mempertahankan kelangsunngan hidup keluarganya, mengharuskan seorang ibu mencari nafkah hidup, setelah suami meninggal atau bercerai. Ibu sebagai kepala kelurga yang secara finansial dan sosial di dukung oleh keberadaan ayah, setelah adanya perpisahan, perceraiaan, dan kematian, maka ibu akan bekerja sebagai tulang punggug keluarga. Ada beragam pendapat mengenai upaya keluraga single parent dalam mempertahankan kelangsungan hidup dalam hal ekonomi, setelah ibu menjadi kelapa keluarga. pendapat ini diungkapkan langsung oleh ibu Dian, “kulo pun biasa bien pas bapake enten gih kulo sing nyambut damel mbak, ta rewangi bendino ning pasar esuk-esuk wes masak, wes mateng tak dol, awane goreng-goreng meneh tak dol engko bengi, la pie mbak nek ra ngono gih mboten cukup, untung eneng sing ngewangi ngemong Erik, batine dodol ki gor piro paling banter 30.000 kui we jik di jaluk Erik go jajan karo sangu sekolah, tapi yo sitik-sitik tak celegi Rp. 3000,00 per hari, niku empun enten tiang sing marani mriki ben minggu, anakku jik sekolah TK, cepak-cepak go nek mlebu SD nek ra iso yo golek utangan neng arisan RT meneh” (“saya sudah bisa dulu pas bapak ada, ya saya yang bekerja mbak, sampai-sampai saya setiap hari ke pasar pagi-pagi udah masak, udah matang saya jual, siangnya goreng-goreng lagi saya jual nanti malam, gimana mbak kalo tidak begitu ya tidak cukup, untung ada yang ikut menjaga Erik, labanya jualan itu gak seberapa mbak paling banyak Rp. 30.000,00 itu juga masih diminta Erik jajan sama saku sekolahya tetapi ya sedikit-sedikit saya tabung Rp. 3000,00 per hari, ada yang kesini tiap minggu, anak saya masih sekolah TK, cepak-cepak kalau masuk SD kalo tidak bisa ya mencari hutang di arisan RT lagi) (Hasil wawancara pada tanggal 2 November 2011) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
Dari pernyataan di atas dapat menjelaskan bagaimana upaya keluarga single parent dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam hal memenuhi kebutuan keluarganya secara finansial dilakukan ibu dengan cara berjualan dari pagi sampai malam hari dan membagi waktu antara berjualan dengan mendidik anaknya. Mengatur keuangan dengan hati-hati hasil dari penjualan di tabung dan untuk keperluan anaknya. Apabila kekurangan memilih untuk hutang pada pertemuan Rukun Tetangga. Begitu pula yang diungkapkan oleh ibu sariyem, “kulo pas bapake enten men mboten tergantung kalian bapak mbak, bapak kan sopir angkot dadose kulo nyetorne gih mboten kangelan bareng bapak saben isuk, bapak tesih saket nyetori kulo ge sekolah bocah-bocah niku sedino gih Rp. 50.000,00 pun saget dig e noponopo tapi sak niki gih kangelan mbak, kulo dodol gorengan niki batine pinten paling gih modal Rp. 100.000,00 pun bati Rp. 20.000,00 niku gih angsal turaan lengo, sayur, turahan gorengan, kadang gih nek kurang kulo kulaan makaroni kulo goreng, kulo bungkusi, trus kulo dol gih lumayan bati-bati Rp. 10.000,00. Jane gih kangelan mbak, anak kulo kuliah sakniki sing setunggal SMP juga. gih pripun mbak, sak isone tak lakoni. wong jenenge urip. (Saya waktu bapaknya masih hidup saya juga tidak tergantung sama bapak mbak, bapak kan sopir jadinya saya mengantar gorengan tidak kesusahan dianter bapak setiap pagi, bapak masih bisa kasih saya uang untuk sekolah satu hari Rp. 50.000,00 sudah bisa buat apa-apa, tapi sekarang ya kesusahan mbak, saya jualan gorengan ini labanya cuma berapa paling modal Rp. 100.000,00 sudah laba Rp. 20.000,00 itu juga masih ada sisa minyak goreng, sisa sayuran, sisa gorengan, kadang kalo kurang saya beli makaroni saya goring saya bungkus, terus saya jual ya lumayan labanya Rp. 10.000,00. sebenarnya ya kesusahan mbak, anak saya kuliah, yang satunya SMP juga, ya gimana mbak, sebisa mungkin saya jalani namanya juga hidup.) (Hasil wawancara pada tanggal 2 November 2011) dari pernyataan di atas dapat menjelaskan bagaimana upanya ibu commit to user single parent mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam memenuhi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
perekonomian keluarganya dilakukan dengan cara menjadi penjual gorengan di pasar, dulu sebelum suaminya meninggal pekerjaan yang dilakukan ibu lebih mudah, dan masih bisa memberikan nafkah istrinya, tetapi setelah suaminya meninggal merasa kesulitan. Mencari tambahan untuk mencukupi kebutuan hidup, dengan memperhitungkan laba yang di dapatnya berupa bahan mentah dan bahan jadi yang dapat dimanfaatkan kembali. Sementara itu ibu Surani mengatakan, “Kulo niku gajine mung Rp. 700.000,00, kulo tabung ting arisan RT Rp. 10.000,00 per hari, enten bungane, nah bungane niku kulo pendet ben sasi pisan lumayan ge celengan sangu anak ge tomboan blonjo kebutuhan pokok. Sisane gaji kulo ge nyaur utang, ben sasi Rp. 100.000,00 menke genep rong tahun lunas, memdet ampilan meneh mbak” (Saya itu mendapat gaji Rp. 700.000,00 saya tabung di arisan RT Rp. 10.000,00 per hari, dan ada unganya, yang saya ambil tiap bulan sekali untuk tabungan uang saku anak juga tambahan belanja kebutuhan pokok. Sisanya gaji saya buat membayar utang tiap bulan Rp. 100.000,00 , nanti genap 2 tahun lunas, ambil utang lagi.) (Hasil wawancara pada tanggal 2 November 2011) Dari pernyataan di atas dapat menjelaskan bagaimana seorang ibu single parent dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam mengatur perekonomian keluarganya, diatur setiap bulan dengan gaji yang minim, ibu tersebut harus bisa membayar hutang, memenuhi kebutuhan pokok, dan untuk kebutuhan anaknya yang masih sekolah.
Berbeda pula halnya dengan ibu Sri Sutarti yaitu, “Kulo niku dadi buruh tani kat biyen mbak bayaran gih paling Rp 100.000,00, biyen commit gih nyambi ngutangke klambi, tapi kulo sak niki to user mboten tegel ajeng nagih, gih entene rugi, bapak mboten enten gih
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
sak entene mbak, nopo-nopo di lakoni, dados buruh tani, mengke angsal bayaran gih angsal gabah, kulo selepke nek boten gadah beras yo tak liwet dewe, nek pas cukup yo tak ijolke duit. jagani nek sekolah cah-cah niku, nek ora due yo utang mbak.” (Saya itu jadi buruh tani dari dulu bayarannya paling Rp. 100.000,00, dulu ya sambil ngredit baju, tapi saya sekarang tidak tega mau nagih utang, ya yang ada rugi, bapak tidak ada ya seadanya, apa-apa di lakukan, jadi buruh tani, nanti dapat bayaran juga dapat padi, saya jadikan beras, kalo gak ada beras ya saya masak, kalo masih cukup ya tak tukar uang, untuk persiapan sekolah anak-anak itu, kalo tidak punya ya utang mbak”) (Hasil wawancara pada tanggal 3 November 2011) Dari pernyataan di atas dapat menjelaskan bagaimana ibu single parent memiliki upaya dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya memiliki berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya, dari mulai usaha kredit baju dan juga menjadi buruh tani, dari hasil berjualan baju dengan cara mengkredit tidak ada laba yang didapat, sehingga memilih untuk berhenti dan menjadi buruh tani saja, kerena keuntungan yang diperoleh dirasanya lbih banyak untuk memenuhi kebutuhan hidup seharihari, dari hasil buruh tani, beras yang didapat dapat dijual kembali ataupun dimasak sendiri. hasil uang yang didapat untuk biaya anaknya yang masih sekolah juga.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
MATRIK 3 Upaya Ibu Dalam Hal Pemenuhan Ekonomi Keluarga No
NAMA
Upaya Dalam Hal Pemenuhan Ekonomi Keluarga Upaya dalam hal memenuhi kebutuan keluarganya secara finansial dilakukan ibu dengan berdagang makanan jadi ada pagi dan malam hari, guna untuk mempertahakan kelangsungan hidup bagi keluarganya. Upaya dalam hal memenuhi kebutuan keluarganya secara finansial dilakukan ibu dengan berjualan gorengan di pasar dalam prosesnya di bantu oleh anak-anaknya, serta mencari tambahan dengan menjual makanan ringan, laba yang di peroleh dari sisa bahan mentah yang masih bias dimanfaatkan.
1.
Ibu Endang .W
2.
Ibu Sariyem
3.
Ibu Surani
Upaya dalam hal memenuhi kebutuan keluarganya secara finansial dilakukan ibu dengan bekerja sebagai buruh pabrik. Gaji dari hasil kerja di tabung, memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan sisa gaji dan bunga dari tabungan.
4.
Ibu Sri Surarti
Upaya dalam hal memenuhi kebutuan keluarganya secara finansial dilakukan ibu dengan bekerja sebagai buruh tani, yang sebelumnya bekerja juga sebagai tukang kredit baju, biaya tambahan di peroleh dari hasil upah berupa beras yang dapat di jual kembali.
Sumber : Hasil Wawancara
3.4. Upaya ibu dalam hal pemenuhan kesehatan keluarga. Di dalam keluarga kesehatan harus diperhatikan apalagi anak-anak masih
banyak memerlukan
waktu
lama untuk mencapai tingkat
kemandirian, sehingga masih tergantung dengan orang tua untuk menunjang aktifitas dalam kehidupannya, di dalam kehidupan keluarga bertanggung commit to user jawab untuk menyediakan kebutuhan dasar anak untuk makan, pakaian, dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
pencegahan penyakin, dan perawatan anak. Peningkatan terhadap kesehatan anak terutama di usia sekolah agar menjadi penerus yang cerdas, sehat dan berprestasi. Bukan rahasia bahwa keluarga miskin memiliki anak-anak yang sering menderita penyakit, kendati begitu dampak dari keterbatasan ekonomi apalagi yang dialami oleh ibu yang berstatus sebagai single parent untuk masalah kesehatan anaknya, dapat ditangani oleh orang tua dalam keluarga. hal ini seperti yang diungkapkan oleh ibu Dian, “Nek Erik kui ra tau loro mbak, dadi ra tau kawatir, la wong paling nek loro kui gor watuk karo pilek, nek bar di presake gone mbak lulik ngombe obat wes mari, aku melu JAMKESMAS yoan, sing daftar gih bu RT, aku, Erik, Bapake, tapi yo untung ra tau loro nganti ning rumah sakit”RASKIN aku yo intuk,mbahe erik yo entuk. (Kalo Erik itu tidak pernah sakit mbak, jadi gak pernah kawatir, paling kalo sakit Cuma batuk pilek, kalo sehabis di priksa di tempat mbak lulik, minum obat udah sembuh, saya ikut JAMKESMAS juga, yang mendaftar ya bu RT, saya, Erik, Bapaknya tapi untung gak pernah sakit sampai dirawat di rumah sakit.RASKIN saya juga dapat, neneknya Erik juga dapat) (Hasil wawancara pada tanggal 2 November 2011) Dari pernyataan di atas menjelaskan bagaimana upaya seorang ibu single parent untuk mempertahankan kelangsungan hidup dalam memenuhi kesehatan keluarganya, memenuhi tidak diperlakukan berbeda-beda dengan tetangga lain, hak yang diberikan sebagai warga miskin dengan terdaftarnya anggota keluarga dalam JAMKESMAS. progam RASKIN juga sampai pada keluarga ini. hal serupa diungkapkan oleh ibu Sariyem yaitu, “Gih alhamdulillah, saya kulo nyambut damel ngeteniki gih ge anak, nek masalah maem niku kulo mboten etungan, anak pengen opo gih kulo turuti, sing penting dadi daging, nek masalah bantuan commit to user nopo JAMKESMAS kulo gih angsal, gih alhamdulillah pas sih alit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
sakit diare men teng PUSKESMAS, langsung di rujuk ting RS.jenglong. nopo-nopo gih gratis niku, nek pas mondok gih kulo sing nenggo,boten sadhean riyen,wong niku mboten saged di tinggal nek sakit”paling mbake sing ngewangi nunggu, kulo mantuk gor resik-resik omah tok.RASIN??Angsal. (Ya alhamdulillah, saya bekerja seperti ini untuk anak, kalo masalah makan saya tidak pernah tanggung-tanggung, anak saya pengennya apa ya saya turutin, yang penting jadi daging, kalo masalah bantuan atau JAMKESMAS saya juga dapat, ya alhamdulillah pas yang kecil sakit diare di PUSKESMAS, langsung di rujuk di RS. Jenglog apaapa gratis, kalo pas anak saya sakit saya yang menunggu dia kan tidak mau di tinggal kalo sedang sakit, paling anak saya yang besar yang membantu nunggu, dan saya pulang cuma untuk bersih-bersih rumah saja,RASKIN??dapat) (Hasil wawancara pada tanggal 2 November 2011)
Dalam pernyataan di atas menjelaskan bagaimana kehidupan ibu single parent di dalam pemenuhan kesehatan keluarganya, dengan tidak memperhitungkan makanan yang di konsumsi oleh anggota keluarganya yang terpenting menjadikan anak-anaknya sehat, juga mendapatkan hak yang di berikan yaitu JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat) dimana saat anaknya sakit dengan adanya JAMKESMAS perawatan yang di jalani tidak di pungut biaya. Sementara kalo ada keluarga yang sakit ibu di bantu anak yang paling besar untuk menjaga adiknya. Program RASKIN di terima juga oleh ibu. Sementara ibu Surani mengatakan, “Sak entene mbak, sing penting anakku ora loro, mriki sak keluarga terdaftar sedoyo mbah e wedok, mbah lanang niku gih kerep ting PUSKESMAS ge JAMKESMAS”nek gerah gih kalih mbah wedok, nopo adik kulo sing ragil sok mriku nuweni, lak griyone celak, Pandes mriku. la kulo ajeng nunggoni gih pripun wong nyambut damel. RASKIN kulo mboten angsal tapi mbahe angsal. (Seadanya mbak, yang penting anakku ora loro, disini satu keluarga terdaftar semua, nenek, kakek itu juga sering berobat kePUSKESMAS commit tokalo usersakit ya ditunggu nenek saja atau memakai JAMKESMAS,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
kalo tidak adik saya yang kecil dating untuk membesuk, kan rumahnya dekat dari sini Pandes itu, kalo saya yang menunggu kan saya juga harus kerja, RASKIN saya tidak dapat tetapi nenek yang dapat) (Hasil wawancara pada tanggal 2 November 2011) Dari pernyataan di atas dapat menjelaskan bagaimana upaya kelurga single parent dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam menjamin kesehatan keluarganya yaitu dengan cara
mendaftarkan diri
dalam JAMKESMAS, dan untuk berobat anggota keluarganya di PUSKESMAS (Pusat Kesehatan Masyarakat) sering menggunakan kartu JAMKESMAS tersebut. sementara kalo salah satu anggota keluarga sakit ibu tidak bisa menunggu karena sibuk bekerja tapi di bantu adiknya utnuk membantu menunggu anggota keluarganya yang sakit. Pembagian RASKIN ibu tidak mendapat, tetapi neneknya yang mendapatkannya. Begitu pula yang di ungkapkan ibu Sri Sutarti, “Kertu JAMKESMAS gih eneng, tapi gih mboten tau loro, pas bapak e cah-cah niku tesih nek ting rumah sakit ngangge ASKES niku”nek raskin niku gih angsal”nek opname gih kulo mbak sing nunggu, cah-cah gih sing penting tak sangoni. neng ngomah dewe,dolan dewe.nek kulo mantuk paling boten suwe-suwe. Nek RASKIN kulo gih angsal, bhotensah tumbas beras. (Kartu JAMKESMAS ya ada, tapi ya tidak pernah sakit, pas bapake ting rumah sakit pakai ASKES itu, kalo raskin ya dapat,kalo bapaknya sakit ya saya yang menunggu di rumah sakit, yang penting anakanak saya beri uang dirumah ya sendiri, main sendiri, kalo saya pulang paling juga sebentar,kalo RASKIN saya juga dapat, tidak perlu beli beras) (Hasil wawancara pada tanggal 3 November 2011) Dari pernyataan di atas dpat menjelaskan bagaimana upaya keluarga single parent dalam mempertahankan kelangsungan hidup dalam menjanin commit to user kesehatan keluarganya dengan cara terdaftar dalam JAMKESMAS, tetapi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 84
pada saat suaminya sakit dan di rawat di rumah sakit untuk meringankan biaya dalam perawatan mengunakan ASKES. Sewaktu suaminya sakit yang mengunggu di rumah sakit ibu sendiri, yang terpaksa tidak bekerja dahulu dan tanggung jawab anak-anaknya tidak menjadi masalah yang terpenting di beri uang. Dan pembagian RASKIN ibu juga mendapatkannya dengan cuma-cuma. MATRIK 4 Upaya Ibu Dalam Hal Pemenuhan Kesehatan Keluarga No
NAMA
Upaya Dalam Hal Pemenuhan Kesehatan Keluarga
1.
Ibu Endang .W
Upaya dalam pemenuhan kesehatan keluarga dilakukan dengan memperhatikan gizi anak, ikut dalam JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat). Mendapatkan RASKIN dengan cumacuma.
2.
Ibu Sariyem
Upaya dalam pemenuhan kesehatan keluarga dilakukan dengan memperhatikan gizi anak, ikut dalam JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat), bila salah satu anggota keluarga sakit pengobatan di lakukan di PUSKESMAS( Pusat Kesehatan Masyarakat) Mendapatkan RASKIN dengan cuma-cuma.
3.
Ibu Surani
Upaya dalam pemenuhan kesehatan keluarga dilakukan dengan memperhatikan gizi anak, ikut dalam JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat), bila salah satu anggota keluarga sakit pengobatan di lakukan di PUSKESMAS( Pusat Kesehatan Masyarakat) Mendapatkan RASKIN dengan cuma-cuma.
4.
Ibu Sri Surarti
Upaya dalam pemenuhan kesehatan keluarga dilakukan dengan memperhatikan gizi anak, ikut dalam JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat. Mendapatkan RASKIN dengan cumacuma.
Sumber : Hasil Wawancara commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 85
3.5. Upaya ibu dalam hal kehidupan bermasyarakat. Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup bersama dalam suatu temept dan bekerja sama, anggota masyarakat termasuk didalamnya keluarga setiap anggota keluarga memiliki tugas-tugas masing-masing sebagai suatu kesatuan sosial. Ibu sebagai kepala keluarga secara otomatis berhubungan dengan masyarakat dalam kesibukannya sebagai mencari nafkah keluarga dan memiliki tanggung jawab penuh baik urusan dalam keluarga maupun urusan di luar keluarga. Dalam memenuhi kebutuhan hidup seorang ibu perlu untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru, ibu tetap melaksanakan tanggung jawab sebagai anggota masyarakat sehingga mampu mengadakan peyesuaian diri secara efektis yakni senantiasa menjaga keselarasan dalam hubungan sosialnya dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara dengan ibu Dian yang menyatakan, “Nek ting masyarakat kegiatan sing isih melu yo arisan RT sak wulan pisan, angko nek ra melu dak dikiro ra srawung karo tonggo teparo, sing penting iso rukun wong awae dewe ora rampung dewe, eneng opo-opo ki karo tonggo teparo. Kulo dodolan niku gih sami podo utang, opo meneh bapak-bapak niku katah mbak”kerja bakti kulo melu, nilii wong loro yo melu, timbangan kulo gih tumut.(Kalo di masyarakat kegiatan yang masih saya ikuti yaitu arisan RT satu bulan sekali, nati kalo gak ikut dikira gak ikut bersosialisasi sama tetangga, yang penting bisa rukun, orang kita juga gak bisa sendiri, ada apa-apa juga sama tetangga. Saya jualan juga semua ikut ngutang, apalagi lagi bapak-bapak itu mbak. Kerja bakti saya juga ikut, jenguk orang sakit, kegiatan posyandu juga mengikuti) (Hasil wawancara pada tanggal 2 November 2011) Di dalam pernyataan di atas dapat menjelaskan bagaimana upaya commit to user ibu sebagai single parent dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya di
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 86
dalam lingkungan bermasyarakat tidak begitu berbeda dengan masyarakat lainya yaitu dengan cara mengikuti arisan RT yang diadakan sebulan sekali, ia juga menyadari bahwa sosialisasi di masyarakat juga penting karena manusia tidak bisa hidup sendiri, di dalam keseharaiannya dapat di tunjukan bapak-bapak yang membeli makanan di tempatnya sering berhutang dulu. Kegiatan Sosial lain ibu juga mengikutinya, misalnya menjenguk tetangga yang sedang sakit, kerja bakti dll. hal yang sama diungkapka ibu Sariyem yaitu, “Sak niki kegiatan sing tesih derek arisan PKK kulo gih dados pengurus, niku sesasi pisan, bien kulo dados pengurus RW, sak niki bapak mboten enten gih keteteran di lengser, gih pilih golek duit wae, trus kulo kelongi dadi derek ting RTnan mawon, bukane noponopo mbak, sak niki bapak gih pun boten enten, boten enten sing ngewangi”nuweni tiang sakit gih derek, kerja bakti gih derek. (Sekarang kegiatan yang masih ikut arisan PKK saya juga ikut menjadi pengurus, itu satu bulan satu kali, dulu saya menjadi pengurus RW, tapi sekarang bapak sudah meninggal ya kebingungan di ganti, ya memilih mencari uang saja, lalu saya kurangi jadi ikut di RT dan PKK saja, bukannya apa-apa mbak, sekarang bapak sudah tidak ada, jadi tdak ada yang membantu, jenguk orang sakit juga ikut, kerja bakti juga ikut) (Hasil wawancara pada tanggal 2 November 2011) Di dalam pernyataan di atas dapat menjelaskan bagaimana upaya ibu sebagai single parent dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya di dalam lingkungan bermasyarakat tidak begitu berbeda dengan masyarakat lainya yaitu dengan cara mengikuti arisan PKK dan menjadi seoarang pengurus, Sebelum suaminya meninggal sempat menjadi pengurus RW, namun setelah menjadi single parent memilih mencari uang karena tuntutan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 87
dari orang tua tunggal yang harus betanggung jawab terhadap keluarga sepenuhnya. Ibu juga mengikuti kegiatan sosial lainnya di masyarakat. Berbeda pula halnya dengan yang diungkapkan oleh ibu Surani yaitu, “Kegiatan masyarakat gih tesih derek arisan RT, rewangan, nek ngepasi mlebet sore gih titip, arisan bapak-bapak gih tumut, nyetori si mbah niku” (Kegiatan sekarang yang masih saya ikuti ya araisan RT, membantu orang punya hajatan, kalo masuk kerja sore ya titip, arisan bapak-bapak ya masih ikut, memberi setoran kakek itu) (Hasil wawancara pada tanggal 2 November 2011) Di dalam pernyataan di atas dapat menjelaskan bagaimana upaya ibu sebagai single parent dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya di dalam lingkungan bermasyarakat tidak begitu berbeda dengan masyarakat lainya yaitu dengan mengikuti arisan RT, dan membantu orang yang akan menikah, tetapi di sesuaikan dengan waktu bekerjanya. Serta ikut dalam arisan Bapak-bapak yang di ikuti oleh anggota keluarga yang lain. Sementara ibu Sri Sutarti mengatakan, “Nek arisan kulo boten tumut mbak, marai arisan ki yo kudu nganggo duit, wedi kulo mbak nek wes entuk disik, terus kari setor malah yo nek due duit nek ra due. Nek iyuran nopo-nopo gih tumut, nek enten perkumpulan nopo, undangan nopo kulo gih sak isose melu. Jane gih enten mbak mbriki tabungan bendino tapi gih kulo ra melu, tak kondisikne karo duitku saiki”nek nuweni tiang sakit, nopo layat, kulo gih tumut.sak kobere mbak.(Kalo arisan saya tidak ikut mbak, karena arisan itu ya harus pakai duit, takut saya mbak kalo sudah dapet dulu, lalu tinggal angsuran kalo punya uang kalo gak punya. Kalo iyuran ya ikut, kalo ada perkumpulan saya usahakan ikut. Sebenarnya ada disini tabungan tiap hari saya gak ikut, saya kondisikan dengan uang saya sekarang. Kalo jenguk orang sakit, atau ada yang meniggal saya juga ikut, ya sebisa mungkin saya ikuti mbak) (Hasil wawancara pada tanggal 3 November 2011)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 88
Di dalam pernyataan di atas dapat menjelaskan bagaimana upaya ibu sebagai single parent dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya di dalam lingkungan bermasyarakat tidak begitu berbeda dengan masyarakat lainya yaitu dengan masih ikut dalam iyuran dan perkumpulan kegiatan di masyarakat tetapi tidak mengikuti arisan karena takut untuk tidak bisa menyetorkan uang pada akhirnya. Dalam kegiatan sosial lainnya ibu juga berusaha untuk mengukutinya misalnya menjenguk orang sakit, orang meninggal. Hal serupa di ungapkan oleh bapak Hendro Pornomo selaku ketua RT yaitu, “Urip ning masyarakat iku kudu isoh bermasyarakat, agama niku dingo njangkepi hidup, agama islam niku kudhu ditanamke engkang sae, ngih nopo mboten mbak, nek masalah kerjabakti gih kulo oyakoyak, ning ting RT mriki ibu-ibu niku gih srawung mbak kulo gih mboten bedak-bedakne, rukun sedoyo, kulo nek krungu paling gih iren-irenan angsal jatah beras, padahal gih kulo bagi adil wong niku kulo urutne daftare”(Hidup di masyarakat itu juga harus bermasyarakat, agama itu untuk pelengkap hidup, agama islam itu harus ditanamkan benr-benar, ya atau tidak mbak, kalo masalah kerjabakti ya saya suruh semua, kalo di RT sini ibu-ibu ya bermasyarakat, dan saya tidak membeda-bedakan, rukun semua, saya kalo dengar ya paling masalah iri karena pembagian beras jatah, padahal ya saya bagi adil, juga saya urutkan daftarnya) (Hasil wawancara pada tanggal 4 November 2011) Di dalam pernyataan di atas dapat menjelaskan bagaimana upaya ibu sebagai single parent dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya di dalam lingkungan bermasyarakat tidak diperlakukan berbeda oleh ketua RT setempat, hidup rukun, tetapi dari anggota masyarakat sering terjadi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 89
perelisihan adanya pembagian RASKIN (Beras Miskin) bagi keluarga yang tidak mampu. MATRIK 5 Upaya Ibu Dalam Hal Kehidupan Bermasyarakat. No
NAMA
Upaya Dalam Hal Bersosialisasi Dalam Masyarakat
1.
Ibu Endang .W
Upaya dalam bersosialisasi dalam masyarakat dilakukan dengan cara mengikuti arisan RT, kegiatan kerja bakti, menjenguk orang sakit, mengikuti progam POSYANDU.
2.
Ibu Sariyem
Upaya dalam bersosialisasi dalam masyarakat dilakukan dengan cara mengikuti arisan PKK dan RT yang diadakan satu bulan sekali. menjenguk orang sakit, kerja bakti.
3.
Ibu Surani
Upaya dalam bersosialisasi dalam masyarakat dilakukan dengan cara mengikuti arisan RT, kegiatan kerja bakti, dan iyuran dana sosial. menjenguk orang sakit, orang meninggal, kerja bakti.
4.
Ibu Sri Surarti
Upaya dalam bersosialisasi dalam masyarakat dilakukan dengan cara mengikuti kegiatan kerja bakti, menjenguk orang sakit dan orang meninggal.
Sumber : Hasil Wawancara
B. PEMBAHASAN Dari hasil penelitian di atas terdapat berbagai upaya keluarga single parent dalam mempertahankan kelangsungan hidup yang berbeda beda dapat di jelaskan sebagai beikut: Pertama, Upaya seorang single parent dalam hal pengasuhan dan pendidikan anak, ibu selalu menanamkan nilai-nilai moral, nilai-nilai sosial commit to user dan nilai-nilai agama dengan menyelipkan nasehat-nasehat di waktu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 90
senggang karena kesibukan anak-anak sekolah maupun bekerja untuk menjadi pedoman anak-anak di hari depan. Ibu Dian mendidik anaknya agar supaya mandiri di masa kanak-kanaknya, tetapi membuat anak tersebut nakal, ibu Dian lebih mementingkan pendidikan formal anaknya, pendidikan non formal anak juga di lakukan bersama orang tuanya. Ibu Sariyem menanamkan kapada kedua anaknya agar tidak minder, dan selalu bersyukur dalam menjalani kehidupan, menanamkan kedisiplinan dan tanggung jawab terhadap pekerjaan, dan mandiri dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan,
Dan pendidikan secara formal tetap yang
terpenting karena ibu berharap kelak dapat membantu perekonomian keluarganya
dalam
upaya
mempertahankan
kelangsungan
hidup
keluarganya. Sedangkan ibu Surani memberikan kasih sayang penuh kepada anak satu-satunya, menanamkan sikap yang jujur, ibu memberikan nasehat serta memberikan arahan agar supaya menjadi anak yang baik, menanamkan sikap terbuka kepada orang tuanya. Ibu Sri Sutarti memberikan kasih sayang kepada kedua anaknya, memberikan contoh figur yang tegas dan keras dalam kehidupan sehari-hari, berbeda dengan sebelum suaminya meninggal yang sering memanjakan kedua anaknya, selalu mementingkan pendidikan formal kedua anakanaknya. Kedua, kehidupan ekonomi setelah ibu menjadi single parent mengalami perubahan ekonomi, sehingga upaya yang di lakukan oleh ibu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 91
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya di lakukan dengan berbagai cara, seperti ibu Dian yang telah terbiasa membantu dan mencari uang tambahan dengan berjualan angkringan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sebelum bercerai dengan suaminya. Mengatur keuangan dengan hati-hati hasil dari penjualan di tabung dan untuk keperluan anaknya. Apabila kekurangan memilih untuk berhutang pada pertemuan Rukun Tetangga. Ibu Sariyem menjadi penjual gorengan yang di setorkan ke pasar tradisional, dan untuk makan sehari-hari ibu memperhitungkan laba yang di perolehnya, berupa bahan mentan dan bahan jadi yang masih sisa dan dapat di oleh kembali. Sedangkan ibu Surani menerima gaji untuk di tabung dan untuk membeli kebutuhan pokok, keuangan diatur setiap bulan dengan gaji yang minim, ibu Surani harus bisa membayar hutang, memenuhi kebutuhan pokok, dan untuk kebutuhan anaknya yang masih sekolah. dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari ibu memperolah dari bunga tabungan yang dia ikuti dari unit-unit organisasi yang ibu ikuti, dan untuk biaya pendidikan anaknya di peroleh dengan berhutang dalam jangka waktu 2 tahun. Ibu Sri Sutarti melakukan upaya mempertahankan kelangsungan hidup dulu dengan berjualan baju karena rugi terpaksa berhenti, dan sekarang hanya bekerja sebagai buruh tani untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anaknya, untuk makan sehari-hari ibu di peroleh ibu dengan menjual hasil padi atau diolah sendiri. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 92
Ketiga, upaya ibu single parent dalam memjamin kesehatan keluarganya untuk memprtahankan kelangsungan hidup dengan cara yang hampir sama,mulai pemenuhan gizi anak, pencegahan penyakit dan pengobatan yang di lakukan. Seperti ibu Dian dengan memperhatikan gizi anaknya dan ikut terdaftar dalam program kesehatan yang di selenggarakan pemerintah yaitu JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat). Program RASKIN juga di terima ibu Dian dengan cuma-cuma tidak di pungut biaya. Begitu pula dengan ibu Sariyem selalu memperhatikan gizi pada makanan kedua anaknya serta ikut terdaftar dalam program JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat), Sementara di saat anak terkecilnya sakit ibu Sariyem di bantu anak yang paling besar untuk menjaga adiknya. Program RASKIN di terima juga oleh ibu dengan cuma-cuma. Tidak jauh berbeda dengan ibu Surani kesehatan kelaurganya ibu mengandalkan JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat), untuk berobat di PUSKESMAS(Pusat Kesehatan Masyarakat), sementara pada waktu orang tuanya di rawat di Ruamah Sakit ibu Surani tidak bisa menunggu karena sibuk bekerja tapi di bantu adiknya untuk membantu menunggu anggota keluarganya yang sakit, Ibu Surani tidak mendapatkan jatah RASKIN tetapi neneknya yang mendapatkannya. Sedangkan ibu Sri Sutarti sebagai single parent juga terdaftar dalam JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat), sebelum suaminya meninggal menggunakan ASKES (Asuransi Kesehatan)untuk berobat ke rumah sakit. Sewaktu suaminya di rawat di Rumah Sakit yang mengunggu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 93
di rumah sakit ibu Surani sendiri, yang terpaksa tidak bekerja dahulu sedangkan tanggung jawab mengasuh anak-anaknya tidak menjadi masalah yang terpenting di beri uang, dan sesekali ibu Sri pulang untuk membersihkan rumah dan memasak untuk anak-anaknya.dalam pembagian RASKIN ibu juga mendapatkannya dengan cuma-cuma. Keempat, upaya ibu sebagai single parent dalam kehidupan bermasyarakat dalam menjalankan perannya tidak lepas dari peran sertanya dalam kegiatan masyarakat seperti hasil penelitian ibu Dian upaya dalam bersosialisasi dalam masyarakat dilakukan dengan cara mengikuti arisan RT, kegiatan kerja bakti, menjenguk orang sakit, kegiatan posyandu ibu Dian juga mengikutinya. Sedangkan ibu Sariyem dengan cara mengikuti arisan PKK dan RT yang diadakan satu bulan sekali, menjenguk orang sakit hal ini di lakukan ibu Sariyem dengan sadar dengan tujuan bersosialisasi dengan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya. Ibu Surani
dengan cara mengikuti arisan RT dan ikut dalam
sumbangan sosial, membantu orang yang sedang menggelar hajatan, mengikuti arisan bapak-bapak mewakili orang tuanya. Ibu Sri Sutarti dengan cara mengikuti kegiatan kerja bakti, berusaha mengikuti kegiatan sosial lainnya antara lain menjenguk tetangga yang sedang sakit, dan orang yang meninggal dunia. Hal ini dipertegas oleh bapak Hendro Pornomo selaku ketua RT 06 RW 11 bahwa upaya ibu sebagai single parent dalam mempertahankan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 94
kelangsungan hidupnya di dalam
lingkungan bermasyarakat tidak
diperlakukan berbeda oleh ketua RT setempat, hidup rukun, tetapi dari anggota masyarakat sering terjadi perelisihan karena merasa iri hati dengan pembagian progam kemanusiaan yang di selelnggarakan pemerintah antara lain RASKIN, BLT dll. Tetapi pada kenyataannya sudah ada daftar pembagian program-program tersebut di bagikan rata kepada warga yang miskin. Untuk menganalisis dan mengkaji Upaya keluarga single parent dalam mempertahankan kelangsungan hidup, menggunakan paradigma definisi sosial yang dikemukakan oleh Max Weber yang memusatkan perhatiannya pada konsep rasionalitas. Secara definitif Weber merumuskan sosiologi sebagai ilmu yang berusaha untuk menafsirkan dan memahami tindakan sosial serta unsur hubungan sosial untuk sampai kepada penjelasam kausal. Menurut Weber tidak semua tindakan manusia dianggap sebagai tindakan sosial. Suatu tindakan hanya dapat disebut tindakan sosial apabila tindakan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain dan berorientasi pada perilaku orang lain (Weber, 1964 :90). Dalam
Upaya
ibu
single
parent
dalam
mempertahankan
kelangsungan hidup, maka disini ibu sebagai orang tua tunggal berperan dan bertanggung jawab penuh terhadap keluarganya dalam hal pengasuhan dan pendidikan anak, upaya dalam hal pemenuhan ekonomi keluarga, upaya dalam hal pemenuhan kesehatan keluarga, upaya dalam hal kehidupan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 95
bermasyarakat, agar bisa memberikan pengajaran untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Sehingga dari apa yang diberikan oleh orang tua tunggal kepada anak dan masyarakat dapat dijadikan modal dalam kehidupannya kelak, sehingga para orangtua tunggal bisa mengambil sikap dan tindakan apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam menjalankan upaya-upaya dalam mempertahankan kelangsungan hidup. Tindakan dapat dilakukan dengan memberikan pengaruh yang positif. Membahas tentang tindakan, maka disini ada konsep dari Weber mengenai tindakan sosial, menurutnya ada 5 pokok sasaran penelitian dalam sosiologi: 1. Tindakan manusia yang menurut aktor mengandung makna yang subyektif meliputi barbagai tindakan nyata. 2. Tindakan nyata dan yang bersifat membatin sepenuhnya dan bersifat suyektif. 3. Tindakan yang meliputi pengaruh positif dan suatu situasi, tindakan yang sengaja diulang serta tindakan dalam bentuk persetujuan secara dam-diam. 4. Tindakan itu diarahkan kepada seseorang atau beberapa individu. 5. Tindakan itu memperhatikan tindakan orang lain dan terarah kepada orang lain juga. Memandang mengenai makna sebuah tindakan, maka Weber membedakan arti tindakan berdasarkan rasionalitas tindakan sosial yang pada akhirnya mengantarkan Weber sebagai tokoh yang terkenal dengan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 96
konsep rasionalitas. Adapun Weber membagi tindakan itu menjadi 4 tipe sehingga rasionalitas akan mudah dipahami. 1. Rasionalitas Instrumental (Zwerk Rational Action) Adalah suatu tindakan sosial murni, dalam hal ini aktor tidak hanya sekedar menilai cara yang terbaik untuk mencapai tujuan tetapi juga menentukan nilai dari tujuan itu. Tindakan ini akan lebih mudah dipahami apabila aktor berkelakuan dengan cara yang paling rasional dalam mencapai tujuan tersebut. Walaupun sebenarnya tindakan tersebut absolut karena dapat menjadi cara bagi penetapan tujuan berikutnya. Dalam Upaya keluarga single parent dalam mempertahankan kelangsungan hidup, tindakan ibu sebagai orang tua tunggal berperan dan bertanggung jawab penuh terhadap keluarganya dalam dalam hal pengasuhan dan pendidikan anak, upaya dalam hal pemenuhan ekonomi keluarga, upaya dalam hal pemenuhan kesehatan keluarga, upaya dalam hal kehidupan bermasyarakat, anak di berikan tanggung jawab terhadap pendidikan dan memberi ijin untuk membantu pekerjaan ibunya. seorang ibu dapat menerima dan menjalankan tanggung jawab sebagai kepala keluarga serta sebagai seorang single parent. 2. Rasionalitas yang berorientasi nilai (Werk Rational Action) Dalam tindakan ini sulit dibedakan antara tujuan dan cara tetapi tindakan ini dapat dikategorikan rasional karena pilihan terhadap cara-cara yang sudah dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam Upaya keluarga single parent dalam mempertahankan kelangsungan hidup, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 97
maka disini ibu sebagai orang tua tunggal berperan dan bertanggung jawab penuh terhadap keluarganya upaya dalam hal pengasuhan dan pendidikan anak dengan memberikan pendidikan formal maupun non formal, upaya dalam hal pemenuhan ekonomi keluarga dengan bekerja, upaya dalam hal pemenuhan kesehatan keluarga dengan cara memperhatikan asupan gizi untuk anak dan ikut dalam program pemerintah melalui JAMKESMAS (Jaminan
Kesehatan
Masyarakat),
upaya
dalam
hal
kehidupan
bermasyarakat mengikuti arisan RT dan kerja bakti, agar bisa memberikan pengajaran untuk mempertahankan kelangsungan hidup. 3. Tindakan Afektif (Affectual Action) Dikategorikan dalam tindakan irasional atau kurang rasional karena tindakan ini terjadi karena dibuat-buat dan dipengaruhi oleh emosi serta kepura-puraan aktor. Dalam hal ini ibu bertanggung jawab penuh terhadap keluarganya upaya dalam hal pengasuhan dan pendidikan anak dengan memberikan pendidikan formal maupun non formal, dengan memberikan kasih sayang yang nyata dengan sabar mengarahkan anak-anaknya agar menjadi pribadi yang lebih baik. 4. Tindakan Tradisional (Traditional Action) Dikategorikan dalam tindakan irrasional atau kurang rasional karena apa yang dilakukan aktor hanya didasarkan pada kebiasaan-kebiasaan masa lalu (Ritzer, 1992:47-48).
Seorang ibu menjadi single parent harus
meninggalkan sisi feminimnya karena mereka harus bergumul dengan kebutuhan sehari-hari dan juga harus memberi perhatian terhadap commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 98
pendidikan anak-anak mereka, serta menerima status tersebut di tengahtengah masyarakat yang masih memandang sebelah mata akan keberadaan mereka. Bertolak dari apa yang telah diungkapkan oleh Weber mengenai tindakan sosial, maka apa yang telah dilakukan oleh orangtua tunggal atau single parent dalam mempertahankan kehidupannya merupakan tindakan Zwerk Rational karena terdapat tujuan untuk mempermudah anak upaya yang dilakukan untuk suatu tujuan yang dimana hal tersebut merupakan suatu wujud tindakan yang konkret. Senada dengan pendapat Weber bahwa tindakan individu didorong oleh suatu motivasi untuk pencapaian suatu tujuan tertentu maka Parsons mengemukakan bahwa orientasi individu dalam bertindak itu terdiri dari 2 elemen dasar yaitu orientasi nilai dan orientasi motivasional. Adapun teori yang digunakan untuk menganalisa hasil penelitian ini adalah teori aksi yang dikemukakan oleh Talcott Parsons yang menginginkan pemisahan antara teori aksi dengan behaviorisme sehingga Parsons lebih memilih menggunakan istilah actions daripada behaviour karena action secara tidak langsung menyatakan suatu aktivitas, kreativitas dan proses penghayatan diri individu. Teori aksi menerangkan tentang konsep Voluntarisme atau kerelaan yang merupakan kemampuan individu untuk melakukan tindakan dalam arti menetapkan alat atau cara guna mencapai tujuan dar beberapa alternatif yang tersedia. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 99
Ada beberapa asumsi fundamental tentang teori aksi yang dikemukakan oleh Hinkle dengan merujuk pada karya Mac Iver, Zraniecki dan Parsons : 1. Tindakan manusia muncul dari kesadarannya sendiri sebagai subyek dari situasi ekstrenal dalam posisinya sebagai obyek. 2. Sebagai subyek manusia bertindak dan berperilaku untuk mencapai tujuan tertentu. 3. Dalam bertindak manusia menggunakan cara, teknik, prosedur, metode serta seperangkat yang cocok untuk mencapai tujuan. 4. Kelangsungan tindakan manusia hanya dibatasi oleh kondisi yang tidak dapat diubah dengan sendirinya. 5. Manusia memilih, menilai dan mengevaluasi terhadap tindakan sosial yang akan, sedang dan telah dilakukan. 6.
Ukuran-ukuran, aturan-aturan dan prinsip moral diharapkan timbul saat pengambilan keputusan itu.
7. Studi mengenai antar hubungan sosial memerlukan pemakaian teknikpenemuan yang bersifat subyektif. (Ritzer, 1992:53-54) Pada karya Mac Iver, Zraniecki dan Parsons, Parsons menjelaskan bahwa memang teori aksi tidak dapat menerangkan keseluruhan aspek kehidupan, namun Parsons menyusunnya kedalam skema unit-unit dasar tindakan sosial dengan karakteristik sebagai berikut ini : 1. Adanya individu selaku aktor. 2. Aktor dipandang sebagai pemburu tujuan-tujuan tertentu. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 100
3. Aktor mempunyai alternatif, cara, alat serta teknik untuk mencapai tujuannya. 4. Aktor berhadapan dengan sejumlah kondisi situsional yang dapat membatasi tindakannya dalam mencapai tujuan. 5. Aktor berada dibawah kendala dari nilai-nilai, norma-norma dan berbagai ide abstrak yang mempengaruhinya dalam memilih dan menentukan tujuan serta tindakan alternatif untuk mencapai tujuan. Upaya orangtua / single parent merupakan individu yang berperan sebagai aktor yang dipandang sebagai pemburu tujuan tertentu yaitu Sebagai kepala keluarga, pendidik, pekerja, bersosialisasi dan berupaya untuk menyampaikan metode secara tepat. Dalam mempermudah untuk bersosialisasi melakukan berbagai tindakan untuk mencapai tujuan tersebut, mencukupi kebutuhan, serta memberikan pengajaran sebaik mungkin agar bisa dicapai hasil atau tujuan yang maksimal. Dalam pandangan Talcott Parsons, masyarakat dan suatu organisme hidup merupakan sistem yang terbuka yang berinteraksi dan saling mempengaruhi dengan lingkungannya. Sistem kehidupan ini dapat dianalisis melaui dua dimensi yaitu : interaksi antar bagian-bagian / elemenelemen yang membentuk sistem dan interaksi / pertukaran antar sistem itu dengan lingkungannya. Seperti halnya di dalam lingkungan orangtua tunggal/ single parent, Dalam proses mempertahankan kelangsungan hidup commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 101
maka diperlukan system yang saling berinteraksi dan berhubungan satu sama lain. Seperti Pemerintah , Orangtua sendiri, anak,serta masyarakat. Talcott Parsons berpendapat bahwa ada empat unsur utama yang tercakup dalam segala sistem kehidupan yaitu sistem AGIL , 1. Adaptation (A) Yaitu kemampuan sistem menyerap apa-apa yang dibutuhkannya dari lingkungannya serta membagikannya kepada bagian seluruh bagian sistem. 2. Goal Attainment (G) Merupakan upaya menentukan prioritas dari beberapa tujuan sistem serta mencapai tujuan tersebut. 3. Integration (G), Ialah mengkoordinasi dan menyatukan bagian-bagian dari satu sistem menjadi suatu kesatuan fungsi. 4. Latent Pattern Maintenance (L). Ialah cara mempertahankan kesinambungan tindakan didalam suatu sistem yang mengikuti norma atau aturan tertentu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 102
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN Berdasarkan anlisas data dan pembahasan hasil penelitian tentang Upaya Ibu Single Parent Dalam Mempertahankan Kelangsungan Hidup Pada Keluarga Miskin. Di Dusun Ngablak, Desa Papahan, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar tahun 2011. Penulis dapat menganbil kesimpulan sebagai berikut : 1. Lingkungan sosial dan lingkungan keluarga yang mendukung ibu untuk bangkit dan bertahan dengn situasi yang baru dengan ketiadaan ayah/suami dalam keluarga. 2. Upaya ibu single parent
mampu berfikir positif bahwa
kehidupan masih terus berlangung dan anak-anaknya masih membutuhkan ibu dalam keberlangsungan hidup selanjutnya. 3. Dalam upayanya ibu sebagai single parent di kalangan keluarga miskin, ibu mampu mencukupi kebutuahn hidup dengan segala kamampuan
serta
ketrampilan
yang
dimiliki.
Dari
pengembangan tersebut ibu dapat meningkatkan kesejahteraan keluarganya kususnya pemenuhan kebutuhan keluarga dan menghantarkan pendidikan anak-anak hingga jenjang yang lebih tinggi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 103
4. Kemauan
untuk
berusaha,
dalam
berbagai
upaya
mempertahankan kelangsungan hidup sebagai kepala keluarga dalam hal ekonomi, pendidikan anak, pemenuhan kesehatan anak, dan kehidupan sosial di masyarakat. 5. Berserah diri pada tuhan sehingga ibu memiliki pegangan dan pedoman hidup yang kuat atas keyakinan hidup yang dialami oleh ibu sebagai single parent. 6. Ibu dapat menjaga hubungan sosial yang terjalin di dalam masyarakat tempat tinggalnya, hal ini menunjukan hal posistif bahwa ibu berhasil dalam upaya yang di lakukan dalam hal berhubungan dalam masyarakat. 7. Upaya ibu single parent sebagai kepala keluarga merupakan tanggung jawab ibu sebagai orang tua tunggal, setelah ketiadaan suami akibat perceraian ataupun kematian. Membutuhkan waktu dan proses dalam penerimaan akan ketiadaan suami namun dengan adanya dorongan yang berasal dari anak-anaknya dan orang-orang sekitar ibu
mampu bangkit
dan
menjalani
hudupnya, tanpa adanya suami. Tetapi keyataan yang telah di temukan peneliti, upaya keluarga single parent dalam mempertahankan kelangsungan hidup seorang ibu single parent memiliki hambatan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya hal ini disebabkan oleh: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 104
a. ibu yang memiliki ketergantungan yang tinggi kepada suaminya maka ketika berpisah dengan suami akan mengalami kesedian yang mendalam. b. Tingkat kepercayaan diri yang kurang membuat ibu yang sebenarnya
mampu
menjalani
tanggung
jawab
kepada
keluarganya tanpa seorang suami merasa minder, cemas dan takut dalam menghadapi kematian suami. c. Usia yang masih produktif dan masih memiliki tanggungan keluarga ibu merasa hal itu adalah beban hidup. d. Para ibu sebagai kaum perempuan yang kadang di pandang sebelah mata karena perempuan itu identik dengan lemah, lembut, emosional, irasional namun di lihat dari kehidupan sosial dan ekonomi, ibu sanagt bertanggung jawab menjadi tulang punggung keluarga dan mengurusi seluruh urusan rumah tangga. untuk mengutamakan kesejahteraan hidup serta mempertahankan kelangsungan hidup keluarganya. e. Ibu single parent tetap dapat melaksanakan dengan sebaik mungkin dalam berperan dan bertanggung jawab penuh terhadap pengasuhan dan pendidikan anak, upaya dalam hal pemenuhan ekonomi keluarga, upaya dalam hal pemenuhan kesehatan keluarga, upaya dalam hal kehidupan bermasyarakat. Senantiasa menanamkan nilai moral, sosial dan agama, memperhatikan kesehatan, sehingga anak-anaknya dapat berkembang dengan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 105
baik, walaupun tanpa figure seorang ayah, serta tetap menjaga hubungan baik dengan masyarakat.
B. IMPLIKASI 1. Implikasi Empiris Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti mendapat berbagai macam gambaran tentang upaya keluarga single parent dalam mempertahankan kelangsungan hidup. Setiap keluarga yang menjadi orang tua tunggal di dalam keluarga memiliki peran dan karakter masing-masing. Setiap keluarga memiliki kebijakan yang berbeda-beda untuk berupaya dalam hal pengasuhan dan pendidikan anak, upaya dalam hal pemenuhan ekonomi keluarga, upaya dalam hal pemenuhan kesehatan keluarga, upaya dalam hal kehidupan bermasyarakat, pembagian kerja dirumah mereka dan cara membagi waktu antara pekerjaan dengan rumah tangga yang dilakukannya seorang diri tanpa figur pasangan. Tetapi yang perlu diperhatikan adalah status baru yang diterima para single parent ini akibat perceraian maupun kematian pasangan hidup, membuat para ibu yang bersatus single parent ini dipandang sebelah mata oleh masyarakat, terutama yang dialami oleh single parent karena perceraian di lingkungan tempat tinggalnya. Stigma negatif yang terdapat di masyarakat seperti anak dari keluarga single parent sulit diatur, sering bermasalah, tidak percaya diri, prestasi disekolahnya kurang baik, kurang harmonis apabila memiliki keluarga baru, hubungan dengan teman commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 106
sebayanya maupun dengan pasangannya kurang sehat dan keluarga single parent dipandang sama dengan keluarga broken home. Beberapa pandangan dari masyarakat yang bersifat negatif yang peneliti peroleh dilapangan, sedikit banyak mempengaruhi psikologis para single parent ini dalam melanjutkan keberlangsungan hidup keluarga barunya. Dalam Jurnal internasioanal Gender differences in depression : theoretical exsamination of power dapat menjelaskan bagaimana Seorang ibu yang bersetatus single parent di kalangan keluarga miskin yang masih produktif memiliki anak-anak yang masih membutuhkan perhatian dan pendidikan, tidak adanya pembagian kerja dirumah dengan anak maupun anggota keluarga lain karena para anak-anaknya masih mengenyam pendidikan dan bagi ibu pendidikan adalah hal yang di utamakan, menjadikan para single parent ini memikul beban ganda di mana secara tidak langsung mereka harus memainkan dua peran sekaligus, yakni sebagai pencari nafkah dan juga aktor kegiatan kerumahtanggaan (domestik), dengan status barunya peran dan fungsi ibu bertambah sebagai pencari nafkah keluarga sehingga untuk mengantisipasi pergeseran peran yang dialami oleh para wanita ibu rumah tangga sebaiknya para wanita membekali diri dengan ketrampilan agar apabila keadaan memaksanya untuk bekerja mereka sudah memiliki modal untuk keberlangsungan hidupnya yang berhubungan dengan perekonomian keluarga.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 107
2. Implikasi Teoritis Dalam penelitian ini teori yang digunakan adalah teori tindakan sosial dari Max weber, sedangkan untuk menganalisa hasil penelitian ini adalah teori aksi yang dikemukakan oleh Talcott Parsons. Hasil penelitian ini secara teoritis mendukung kedua pendekatan tersebut. Yang menekankan pada tindakan yang akan dilakukan oleh ibu single parent yang masih produktif dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup. Didalam pendekatannya, Parson menyebutkan bahwa ada 4 unsur utama yang tercakup dalam segala sistem kehidupan seperti Latter pattern maintenance (L) atau cara mempertahankan kesinambungan tindakan didalam suatu sistem yang mengikuti norma atau aturan tertentu., Integration (I) ialah mengkoordinasi dan menyatukan bagian-bagian dari suatu sistem menjadi suatu kesatuan fungsi, Goal attainment (G) yaitu kemampuan sistem untuk menyerap
apa-apa
yang
dibutuhkannya dari
lingkungannya
serta
membagikannya kepada seluruh bagian sistem (Poloma, 1987). Upaya ibu single parent dalam mempertahankan kelangsungan hidup pada keluarga miskin, merupakan salah satu sistem kehidupan yang memiliki tujuan dan aturan atau norma tertentu. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh pihak khususnya para orangtua dan masyarakat pada umumnya. Berbagai upaya dalam hal pengasuhan dan pendidikan anak, upaya dalam hal pemenuhan ekonomi keluarga, upaya dalam hal pemenuhan kesehatan
keluarga,
upaya dalam hal commit to user
kehidupan
bermasyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 108
Memberikan penanamkan nilai moral, sosial dan agama, memperhatikan kesehatan, sehingga anak-anaknya dapat berkembang dengan baik, walaupun tanpa figure seorang ayah, serta tetap menjaga hubungan baik dengan masyarakat. Di dalam pendekatan Max Weber sosiologi adalah suatu ilmu yang berusaha memperoleh pemahaman interpretative mengenai tindakan sosial agar dengan demikian bisa sampai ke suatu penjelasan kausal mengenai arah dan akibat-akibatnya. Dalam teorinya Max Weber memandang manusia sebagai actor yang kreatif dan realitas sosialnya. Sebab jika dilihat actor yang berperan disini adalah ibu sebagai single parent yang masih dalam usia produkif karena demi mempertahankan kelangsungan hidup ibu sebagai single parent berusaha, berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan keluarganya dalam hal penyesuaian diri terhadap keadaan diri, upaya dalam hal pengasuhan dan pendidikan anak, upaya dalam hal pemenuhan ekonomi keluarga, upaya dalam hal pemenuhan kesehatan keluarga, upaya dalam hal kehidupan bermasyarakat. Menurut Parsons, sebagai pendukung teori aksi dari Max Weber, istilah aksi atau action menyatakan secara langsung suatu aktivitas, kreativitas
dan
proses
penghayatan
individu
ditentukan
oleh
kemampuannya. Kemampuan inilah yang disebut Parsons sebagai Voluntarisme. Secara singkat Voluntarisme merupakan kemampuan untuk melakukan tindakan –tindakan dalam rangka mencapai tujuannya. Manusia dipahami sewaktu dia membuat pilihan atau suatu keputusan antar tujuan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 109
yang berbeda dan alat-alat untuk mencapainya. Sama halnya dengan tindakan yang dilakukan oleh ibu single parent yang menjadi kepala keluarga
pada
keluarga
miskin,
dalam
upaya
mempertahankan
kelangsungan hidup, ibu berusaha dan bertanggung jawab dalam hal pengasuhan dan pendidikan anak, upaya dalam hal pemenuhan ekonomi keluarga, upaya dalam hal pemenuhan kesehatan keluarga, upaya dalam hal kehidupan bermasyarakat. ketika menjalankan kehidupan sehari-hari mereka selalu melihat tujuan yang akan di capai yaitu mempertahankan kelangsungan hidup dengan melakukan aktivitas yang bisa di lakukan, menjalani kehidupan apa adanya dan dapat menjaga hubungan sosial dengan masyarakat di sekitar temapt tinggal. Hal demikian adalah suatu tindakan keputusan dalam rangka mencapai tujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup keluarganya. Lingkungan mempengaruhi faktor dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup. Jadi tindakan tersebut berbentuk oleh pelaku, tujuan dan suatu lingkungan yang terdiri dari obyek fisik dan sosial, norma-norma dan nilai-nilai. 3. Implikasi Metodologis Judul penelitian ini adalah Upaya Ibu Single Parent Dalam Mempertahankan Kelangsungan Hidup Pada Keluarga Miskn. Adapun yang menjadi batasan dalam penelitian ini adalah bagaimana ibu sebagai single parent yang masih produktif menjadi kepala keluarga dan berupaya dalam hal pengasuhan dan pendidikan anak, upaya dalam hal pemenuhan ekonomi keluarga, upaya dalam hal pemenuhan kesehatan keluarga, upaya dalam hal commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 110
kehidupan bermasyarakat dalam mempertahankan kelangsungan hidup. Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan upaya ibu single parent jika dilihat dari pihak yang terlibat, latar belakang single parent, faktor penyebab, tindakan yang dilakukan dan cara mempertahankan kelangsungan hidup, dengan pengambilan lokasi di Dusun ngablak, Desa Papahan, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar. Adapun alasan pemilihan lokasi ini adalah melihat fenomena banyaknya ibu single parent yang masih produktif yang masih sulit dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup serta mendapat banyak perhatian dan dukungan dari lingkungan sekitar. Penulis memilih menggunakan jenis penelitian ini karena melalui metode ini penulis dapat lebih bebas dalam mengkaji hal-hal yang diperlukan. Karena jenis penelitian ini akan mampu mengungkapkan informasi deskriptif yang mampu memberikan realitas sebagaimana adanya. Jadi, penelitian ini bukanlah untuk menguji suatu hipotesis. Dalam
teknik pengumpulan
data penulis
berperan
sebagai
instrument penelitian dalam mencari dan mengumpulkan data di lapangan dengan menggunakan teknik wawancara. Mengenai pengambilan sampel menggunakan maximum variation sampling yaitu strategi pengambilan sampel yang dimaksudkan untuk dapat menangkap atau menggambarkan suatu tema sentral dari studi melalui informasi yang silang menyilang dari berbagai tipe informan. Dengan cara ini penulis dapat memperoleh data yang cukup bagi penelitian ini dengan cara memilih informan yang benarcommit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 111
benar tahu. Informan dalam penelitian ini berjumlah 9 (sembilan) orang dimana masing-masing responden mempunyai keragaman latar belakang yaitu ibu yang masih produktif yang menyandang status single parent karena kematian salah satu pasangan hidup ataupun karena perceraian 4 (empat) orang dan salah satu anak dari ibu single parent 3 (tiga) orang. Serta dua orang responden tambahan yang digunakan sebagai triangulasi yaitu anak. Dalam menganalisa data penulis menggunakan analisa interaktif. Berawal dari pengumpulan data di lapangan, dilanjutkan dengan menyeleksi data yang sesuai dengan fokus penelitian, kemudian menyajikannya dalam bentuk cerita. Langkah yang terakir adalah menarik suatu kesimpulan dari hasil
penelitian
tersebut.
Untuk
menguji
validitas
data,
peneliti
menggunakan trianggulasi sumber data yaitu dengan memilih waktu yang tepat untuk melakukan wawancara sehingga tidak memungkinkan responden untuk berbohong. Secara garis besar pada dasarnya metodologi yang digunakan dalam penelitian ini tidak banyak mengalami kesulitan dalam mengumpulkan dan mengolah data. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Di dalam proses wawancara, peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan bagaimana ibu sebagai single parent yang masih produktif menjadi kepala keluarga berupaya dalam hal pengasuhan dan pendidikan anak, upaya dalam hal pemenuhan ekonomi keluarga, upaya commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 112
dalam hal pemenuhan kesehatan keluarga, upaya dalam hal kehidupan bermasyarakat bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup kepada informan untuk memperoleh informasi yang diharapkan dan kebenarannya dibuktikan dengan melakukan observasi di lapangan. Dengan menggunakan metode kualitatif dalam penelitian ini, peneliti menemukan kelebihan dan kekurangan. Kelebihan yang peneliti temukan antara lain penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini lebih sesuai dengan metode dengan metode kualitatif, sehingga peneliti dapat mengetahui dan menggambarkan bagaimana ibu sebagai single parent yang masih produktif menjadi kepala keluarga pada keluarga miskin, berupaya dalam hal pengasuhan dan pendidikan anak, upaya dalam hal pemenuhan ekonomi keluarga, upaya dalam hal pemenuhan kesehatan keluarga, upaya dalam hal kehidupan bermasyarakat bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Selain itu, kebenaran dalam penelitian kualitatif merupakan hasil perundingan, persetujuan dan kesepakatan dari informan yang menjadi sumber data. Disamping itu, peneliti juga mampu mengungkap realitas secara mendalam karena dapat mengungkapkan realitas internal seperti pola pikir manusia dengan segala subyektivitasnya, emosi dan nilai-nilainya sehingga mampu menggambarkan realitas sosial sebagaimana adanya. Adanya kekurangannya adalah hasil penelitian kualitatif ini tidak dapat digeneralisasikan dan hanya berlaku pada masyarakat di lokasi penelitian saja. Disamping itu kekurangan lainnya adalah peneliti terjebak commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 113
dalam subyektivitas sehingga emosi, perasaan, pandangan dan prasangka peneliti ikut masuk dalam analisis dan hasil penelitian. Sedangkan temuantemuan yang berhasil peneliti peroleh dalam penelitian ini adalah : 1. Para single parent mengeluhkan tentang beratnya bertanggung jawab menjalani dua peran sekaligus menjadi seorang ayah dan ibu yang harus bekerja dan mendidik anak sebagai upaya mempartahankan kelangsungan hidup. 2. Para single parent mengeluhkan kekurangan waktu dalam melakukan hal tersebut diatas sehingga sering kali ada salah satu peran yang terabaikan hal ini dikarenakan tidak adanya pembagian tugas yang jelas antara orangtua dengan anak maupun dengan anggota keluarga lain yang tinggal serumah dengannya. 3. Setiap orangtua dalam keluarga single parent mempunyai prinsip hidup yang berbeda-beda. Misalnya seperti mendidik dan mengajarkan anak supaya disiplin dengan pekerjaan dan mendidik dengan keras agar anak bertanggung jawab kepada pendidikannya. 4. Para single parent memiliki kasih sayang dan perhatian yang lebih terhadap anak-anaknya, sehingga mereka memiliki hubungan yang sangat dekat dengan anak-anaknya dibandingkan dengan ketika masih memiliki pasangan hidup. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 114
C. SARAN Berdasarkan
kesimpulan
diatas,
saran
yang
dapat
peneliti
kemukakan antara lain sebagai berikut : 1. Saran bagi Single parent ·
Ibu sebagai single parent hendaknya berfikir positif dalam menghadapi permasalahan yang ia hadapi, walau tidaklah mudah menanggung beban menjadi seorang kepala keluarga seorang diri, namun dengan berupaya dan berusaha hal ini dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa walaupun tidak memiliki keluarga yang utuh namun tetap dapat menjalani hidup dengan baik dan menghantarkan anak-anaknya mencapai kesuksesan dalam menggapai cita-citanya.
·
Ibu hendaknya dapat mengambil keputusan yang bijak dan kepribadian yang tegas agar kehidupan keluarganya menjadi lebih baik dan anak-anak menjadi kepribadian yang dewasa dan mudah bersosialisasi dengan masyarakat.
·
Ibu hendaknya ikhlas dalam memandang cobaan di hidupnya, tetap berjuang, bersyukur dan mengambil hikmah sebagai proses hdup yang harus dilalui dengan sebaik mungkin, serta tidak menyimpan penyesalan, kesedihan, kekecewaan dan kebencian sehingga beban hidup terasa lebih ringan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 115
2. Saran bagi Anak dan anggota keluarga ·
anak-anak yang memiliki ibu sebagai orang tua tunggal, hendaknya merasa bangga dengan kekuatan ibu yang terus berjuang, menjadi teladan untuk anak-anaknya, menjadi tulang punggung keluarga dan mengasuh anak-anaknya.
·
Bagi anak maupun anggota keluarga yang lain dimana single parent bekerja diluar rumah maka diharapkan mereka mau berbagi peran dengan single parent untuk menjalankan tugas-tugas rumah maupu tugas-tugas sosial dalam masyarakat serta memhormati ibu dan menghargai ibu dengan memperhatikan nasehatnya.
3. Saran bagi Masyarakat ·
Masyarakat hendaknya tidak memandang sebelah mata ibu yang bersetatus single parent yang menjalankan peran sebagai kepala keluarga
dengan
menghargai
dan
menghormati
hak
dan
kewajibannya sebagai bagian dari masyarakat sehingga kehidupan bermasyarakat tetap berjalan harmonis. ·
Masyarakat hendaknya dapat membantu dalam dukungan sevara moral dan sepiritual bagi ibu untuk menjalankan hidup dan menjalankan fungsi dan perannya dengan baik, baik dalam keluarga dan lingkungan sosialnya.
4. Saran bagi pemerintah ·
Pemerintah hendaknya memberikan perhatian dengan mengadakan pelatihan ketrampilan dantomemudahkan akses dalam peminjaman commit user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 116
modal bagi ibu sebagai kepala keluarga dalam upaya single parent dalam mempertahankan kelangsungan hidup. ·
Bagi pemerintah Desa Papahan, hendaknya lebih memberikan perhatian, berperan aktif dan adil dalam melaksanakan program dari pemerintah yang memiliki tujuan menjamin kesejahteraan masyarakat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 117
DAFTAR PUSTAKA Alimandan. 2004. Teori Sosiologi Modern, Jakarta: Prenada Media. Barker, Chiris. 2006. Cultural Studies Teori dan Praktek. Terjemahan Nurhadi. Yogyakarta: Kreasi Wacana. Budiman, Arief. 1982. Pembagian Kerja Secara Seksual. Jakarta: Gramedia Geertz, Hildred. 1983. Keluarga Jawa. Jakarta: Grafiti Pers. Goode, William J. 2000. Sosiologi Keluarga, Jakarta: Bumi Aksara. Hurlock, B.E. 1997. Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga. Hendropuspito. 1989. Sosiologi Sistematik, Yogyakarta: Kanisius. Horton, paul B and Chester hunt. 1984. Sosiologi, Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama. Ihromi, T.O. 1990. Peran Ibu yang Berperan Tunggal dan Berperan Ganda, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Jonhson, Doyle, Paul. 1990. Teori Sosiologi Klasik dan Modern II, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Khairuddin. 1985. Sosiologi Keluarga, Yogyakarta: Nurcahaya. M. Poloma, Margaret. 1994. Sosiologi Kotemporer, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Martinus, Surawan. 2001. Kamus Kata Serapan, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Mulyadi, Yad. 1994. Sosiologi, Jakarta: Yudistira. Moleong Lexy, J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Pusdakarya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 118
Ritzer, George. 1988. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, Jakarta: Rajawali Press. Sayogyo, Pudjiwati. 1993. Peranan Wanita dalam Perkembangan Masyarakat Desa, Jakarta: CV. Rajawali. Slamet, Yulius. Metode Penelitian Sosial, Sebelas Maret University, 1982. Sutopo, HB. 2002. Metode Penelitian Kualitatif Dasar Teori dan Terapannya Dalam Penelitian, Surakarta: UNS Press. Soekanto, Soerjono. 2000. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Press. Warren and Roucek. 1984. Pengantar Sosiologi, Jakarta: Bina Aksara. Yustinus Semiun. 2002. Kesehatan Mental. Yogyakarta: Kanisius. Data Internet : http://www.duniapsikologi.com (Di akses pada tanggal 28 Maret 2011) http://www.bundaananda.blogspot.com (Di akses pada tanggal 28 maret 2011) http://www.bps.go.id/brs_file/kemiskinan-01jul10.pdf http://repository.unand.ac.id/print/1389
Jurnal International: Gender differences in depression : theoretical exsamination of power. (2010) http:// International Journal of women and social work.com
(Diakses pada tanggal 2 Februari 2012)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 119
Kaarina Määttä, Taina Kyronlampi-Kylmanen: “Children’s And Parents’ Experiences On Everyday Life And The Home/Work Balance In Finland, International Journal of Child, Youth & Family Studies ISSN (online) 1920-7298: University of Victoria. Vol 3, No 1 (2012)
http://www.spingerlink.com (Diakses pada tanggal 2 Februari 2012)
commit to user