PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MENGAPLIKASIKAN KETERAMPILAN DASAR KOMUNIKASI SISWA KELAS X AP 1 SMK PGRI 1 MEJOBO KUDUS TAHUN AJARAN 2012/2013
SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang
Oleh Arif Bagus Wibowo NIM 7101408153
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada :
Hari
:
Tanggal
:
Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Suhermini, M. Si NIP. 194807121976032001
Ismiyati, S.Pd. M.Pd NIP. 198009022005012002
Mengetahui, Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi
Dra. Nanik Suryani, M.Pd NIP. 195604211985032001
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada: Hari
:
Tanggal
:
Penguji Skripsi
Drs. Ade Rustiana, M.Si NIP. 196801021992031002
Anggota I
Anggota II
Dra. Suhermini, M. Si NIP. 194807121976032001
Ismiyati, S.Pd. M.Pd NIP. 198009022005012002
Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi
Dr. S. Martono, M.Si. NIP.196603081989011001
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang,
Februari 2013
Arif Bagus Wibowo NIM. 7101408153
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto Hidup itu adalah sebuah pembelajaran Pembelajaran yang baik adalah belajar dari pengalaman (Arif Bagus Wibowo)
Persembahan Skripsi ini kupersembahkan untuk: 1. Kedua orang tuaku beserta keluarga besarku yang selalu mendoakan dan memberi semangat kepadaku. 2. Almamater UNNES.
v
PRAKATA
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam atas segala nikmat yang telah diberikan kepada makhuk-Nya karena dengan kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi Siswa Kelas X AP 1 SMK PGRI 1 Mejobo Kudus Tahun ajaran 2012/2013”. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad S.A.W yang telah mengantarkan umatnya kepada zaman yang terang benderang. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak pihak yang mendukung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor UNNES yang telah memberikan kesempatan belajar di UNNES. 2. Dr. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi yang memberi kesempatan menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi UNNES. 3. Dra. Hj. Nanik Suryani, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi yang mendukung kelancaran dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Dra. Suhermini, M.Si, selaku dosen pembimbing I yang telah penuh perhatian dan kesabaran dalam memberikan bimbingan.
vi
5. Ismiyati, S.Pd. M.Pd, selaku dosen pembimbing II yang telah penuh perhatian dan kesabaran dalam memberikan bimbingan. 6. Tata Usaha Fakultas Ekonomi yang telah melayani administrasi. 7. Drs. Joko Waluyo, selaku Kepala SMK PGRI 1 Mejobo Kudus yang telah memberi ijin untuk mengadakan penelitian di SMK PGRI 1 Mejobo Kudus. 8. Dra. Wiwiek Dwiyanti, selaku guru pengampu mata pelajaran mengaplikasikan keterampilan dasar komunikasi yang telah membantu selama penelitian. 9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung dan berperan dalam membantu penyelesaian skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, peneliti selanjutnya serta dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya dunia pendidikan.
Semarang,
Februari 2013
Penyusun
vii
SARI Wibowo, Arif Bagus. 2013. “Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi Siswa Kelas X AP 1 SMK PGRI 1 Mejobo Kudus Tahun ajaran 2012/2013”. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Dra. Suhermini, M. Si. Pembimbing II: Ismiyati, S.Pd. M.Pd. Kata kunci: Contextual Teaching Learning, Hasil Belajar Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada mata pelajaran Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi masih cenderung menggunakan metode ceramah tanpa variasi. Hal tersebut mengakibatkan suasana pembelajaran dikelas jauh dari menyenangkan dan menggairahkan. Selain itu siswa juga dinilai kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, terlihat dari masih sedikitnya siswa yang berani mengemukakan pendapat. Keaktifan siswa yang sangat kurang tersebut mengakibatkan hasil evaluasi siswa juga kurang maksimal. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi pada siswa kelas X AP 1 SMK PGRI 1 Mejobo Kudus?”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi pada siswa kelas X AP di SMK PGRI 1 Mejobo Kudus dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X AP 1 SMK PGRI 1 Mejobo Kudus sejumlah 42 siswa. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, dimana setiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi dan tes. Teknik analisis datanya menggunakan deskriptif presentase. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh skor pengamatan kinerja guru pada siklus I sebesar 66% dan pada siklus II 80% dan untuk aktivitas siswa mengalami kenaikan dari siklus I yang dalam kategori cukup dan pada siklus II meningkat pada kategori baik. Peningkatan aktivitas belajar siswa ini tidak lepas dari refleksi hasil aktivitas belajar siswa pada siklus I. Hasil dari refleksi pada siklus I juga mempengaruhi peningkatan hasil tes pada siklus II. Terbukti dari ketuntasan siswa pada siklus I yaitu 66,67% dan pada siklus II mengalami kenaikan menjadi 85,71%. Simpulan dalam penelitian ini berdasarkan hasil pengamatan kinerja guru dan aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning pada kompetensi dasar Mengidentifikasi Proses Komunikasi mengalami peningkatan secara konsisten yang diikuti peningkatan hasil belajar. Saran dalam penelitian ini yaitu guru diharapkan tidak hanya menjalankan proses belajar mengajar dengan teori saja, melainkan teori-teori tersebut diterapkan langsung viii
ABSTRACT Wibowo, Arif Bagus. 2013. The Implementation of Contextual Teaching and Learning (CTL) Approach to Improve Students‟ Learning Outcomes in The Application of Communication Basic Skills Subject of Class AP X in SMK PGRI 1 Mejobo Kudus in the Academic Year of 2012/2013. Final Project, Economics Education Department, Faculty of Economics, Semarang State University. First Advisor: Dra. Suhermini, M. Si., Second advisor: Ismiyati, S.Pd. M.Pd. Key words: Contextual Teaching and Learning, Learning Outcomes The learning process in The Application of Communication Basic Skills Subject usually uses traditional method without any variation. Therefore, the learning condition in the classroom is not fun and exciting. Moreover, the students are less active in participating the learning process; because only a few students who express the opinions. The lack of students‟ activity makes students‟ evaluation not maximum. The statement of the problem in this study is: "Does the implementation of Contextual Teaching and Learning (CTL) Approach improve the learning outcomes in The Application of Communication Basic Skills Subject in class AP X in SMK PGRI 1 Mejobo Kudus?" The subjects of this study were 42 AP X students in SMK PGRI 1 Mejobo Kudus. The study consisted of two cycles; each cycle held two meetings. The data were collected by using observation and tests. The data analysis uses percentage descriptive. The result of observation showed that the teacher‟s performance in the first cycle was 66% and 80% in the second cycle, the students‟ activities was from 61% in first cycle increased up to 73% in the second cycle. The improvement of students‟ learning activities could not be separated from the reflection of students‟ learning activities in the first cycle. Students‟ mastery was also increasing. It was 66.67% in the first cycle and increased up to 85.71% in the second cycle. The conclusion of this research is CTL Approaches can improve consistently students‟ learning outcome in The Application of Communication Basic Skills Subject. It is suggested that teachers can improve their discipline, and use more various learning methods such as; CTL Approach. The students are also expected to be more active in the learning process to achieve the learning objectives.
ix
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................ ......
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... ......
ii
PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... ......
iii
PERNYATAAN............................................................................................... ......
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... ......
v
PRAKATA ....................................................................................................... ......
vi
SARI................................................................................................................. ...... viii ABSTRACT ....................................................................................................... ......
ix
DAFTAR ISI ..........................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ...... xiv DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ...... xvii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ...... xviii BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... ......
1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................. ......
1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... ......
4
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. ......
5
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... ......
5
x
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 6 2.1 Pengertian Belajar.................................................................................... 6 2.2 Prinsip-prinsip Belajar ............................................................................. 7 2.3 Pengertian Hasil Belajar .......................................................................... 8 2.4 Manfaat Hasil Belajar .............................................................................. 8 2.5 Pendekatan dalam Pembelajaran ............................................................. 10 2.6 Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) .......................... 13 2.6.1 Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) ................... 13 2.6.2 Penerapan Contextual Teaching and Learning (CTL) di kelas ...... 15 2.6.3 Peran Guru dan Siswa dalam CTL ................................................. 16 2.6.4 Langkah-langkah Penggunaan CTL ............................................... 17 2.6.5 Strategi Pembelajaran CTL ............................................................ 17 2.7 Kerangka Berpikir ................................................................................... 18 2.8 Penelitian Terdahulu ................................................................................ 21 2.9 Hipotesis Penelitian ................................................................................. 22 BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 23 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian .................................................................. 23 3.2 Variabel Penelitian .................................................................................. 24 3.3 Prosedur Penelitian .................................................................................. 25 3.4 Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 29 3.4.1 Sumber Data .................................................................................. 29 3.4.2 Jenis Data ...................................................................................... 29 xi
3.4.3 Cara Pengambilan Data ................................................................. 30 3.4.4 Metode Pengumpulan Data ........................................................... 30 3.5 Analisis Uji Coba Instrumen ................................................................... 31 3.6 Metode Analisis Data .............................................................................. 39 3.7 Indikator Keberhasilan ............................................................................ 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 43 4.1. Hasil Penelitian ........................................................................................ 43 4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................. 43 4.1.2 Hasil Penelitian Siklus I ................................................................ 44 4.1.2.1 Perencanaan....................................................................... 44 4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan ....................................................... 45 4.1.2.2.1. Pelaksanaan Tindakan Siklus I, Pertemuan 1 . 45 4.1.2.2.2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I, Pertemuan 2 . 47 4.1.2.3 Pengamatan ....................................................................... 48 4.1.2.4 Refleksi ............................................................................. 69 4.1.3 Hasil Penelitian Siklus II .............................................................. 70 4.1.3.1 Perencanaan....................................................................... 70 4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan ....................................................... 71 4.1.3.3 Pengamatan ....................................................................... 72 4.1.3.4 Refleksi ............................................................................. 94 4.2. Pembahasan ............................................................................................. 96 BAB V
PENUTUP ................................................................................................ 101 xii
5.1 Simpulan .................................................................................................. 101 5.2 Saran ........................................................................................................ 102 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 104 LAMPIRAN-LAMPIRAN....................................................................................... 106
xiii
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1. Data Observasi Hasil Belajar Siswa ...................................................... 3 2.1. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 21 3.1. Data Persentase Hasil Belajar Siswa ...................................................... 23 3.2. Data Validitas Soal ................................................................................. 33 3.3. Data Tingkat Kesukaran Soal ................................................................. 36 3.4. Data Daya Beda Soal .............................................................................. 38 3.5. Kriteria Deskriptif Presentase ................................................................. 41 4.1. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ....................................... 48 4.2. Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 1 observer 1 ................... 49 4.3. Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 2 observer 1 ................... 50 4.4. Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 3 observer 1 ................... 51 4.5. Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 4 observer 1 ................... 52 4.6. Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 5 observer 1 ................... 52 4.7. Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 6 observer 1 ................... 53 4.8. Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 7 observer 1 ................... 54 4.9. Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 8 observer 1 ................... 55 4.10 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 9 observer 1 ................... 55 4.11 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 10 observer 1 ................. 56 4.12 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 1 observer 2 ................... 57 4.13 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 2 observer 2 ................... 58 xiv
4.14 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 3 observer 2 ................... 59 4.15 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 4 observer 2 ................... 60 4.16 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 5 observer 2 ................... 60 4.17 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 6 observer 2 ................... 61 4.18 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 7 observer 2 ................... 62 4.19 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 8 observer 2 ................... 63 4.20 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 9 observer 2 ................... 63 4.21 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 10 observer 2 ................. 64 4.22 Data Hasil Belajar Sebelum dan Sesudah Siklus I ................................. 65 4.23 Data hasil observasi kinerja guru siklus I observer 1 ............................. 66 4.24 Data hasil observasi kinerja guru siklus I observer 2 ............................. 68 4.25 Data Hasil aktivitas siswa siklus II ......................................................... 73 4.26 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 1 observer 1 .................. 74 4.27 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 2 observer 1 ................... 75 4.28 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 3 observer 1 ................... 76 4.29 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 4 observer 1 ................... 76 4.30 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 5 observer 1 ................... 77 4.31 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 6 observer 1 ................... 78 4.32 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 7 observer 1 ................... 79 4.33 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 8 observer 1 ................... 79 4.34 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 9 observer 1 ................... 80 4.35 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 10 observer 1 ................. 81 xv
4.36 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 1 observer 2 ................... 82 4.37 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 2 observer 2 ................... 83 4.38 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 3 observer 2 ................... 83 4.39 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 4 observer 2 ................... 84 4.40 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 5 observer 2 ................... 85 4.41 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 6 observer 2 ................... 86 4.42 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 7 observer 2 ................... 86 4.43 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 8 observer 2 ................... 87 4.44 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 9 observer 2 ................... 88 4.45 Data hasil observasi aktivitas siswa indikator 10 observer 2 ................. 89 4.46 Data Hasil Belajar Sebelum dan Sesudah Siklus II ................................ 90 4.47 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II Observer 1 ....................... 91 4.48 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II Observer 2 ....................... 93
xvi
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Model Kerangka Berpikir................................................................... 20 3.1. Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas ............................................ 29
xvii
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Daftar Nama Siswa Kelas Kelas X AP 1 .......................................... 107 2 Soal Uji Coba Instrument ................................................................. 108 3 Analis Uji Coba Instrumen ............................................................... 120 4 Perhitungan Validitas Soal ............................................................... 132 5 Perhitungan Daya Beda Soal ............................................................ 134 6 Perhitungan Reliabilitas ................................................................... 135 7 Perhitungan Tingkat Kesukaran ....................................................... 136 8 Daftar Kelompok .............................................................................. 137 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ................................... 139 10 Soal Evaluasi Siklus I ....................................................................... 147 11 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .................................. 152 12 Soal Evaluasi Siklus II ..................................................................... 160 13 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ..................................... 165 14 Lembar Observasi Aktivitas Siswa siklus II .................................... 170 15 Lembar Observasi Kinerja Guru ...................................................... 175 15 Daftar Nilai Siswa Sebelum Tindakan ............................................. 176 16 Daftar Nilai Siklus I dan Siklus II .................................................... 177 17 Surat Keterangan Dosen Ahli (Profesional Judgement) .................. 179 18 Surat Ijin Penelitian .......................................................................... 180
xviii
19 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ................................ 181 20 Validasi Abstrak Dosen Ahli .......................................................... 182 21 Dokumentasi Foto Selama Proses Pembelajaran ............................ 183
xix
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan kegiatan pembelajaran adalah untuk mencapai hasil belajar yang telah ditetapkan. Hasil belajar dijadikan sebagai salah satu indikator keberhasilan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, melalui hasil belajar dapat diketahui sejauh mana keberhasilan dari proses pembelajaran, sehingga dapat menjadi acuan atau tolok ukur untuk proses pembelajaran selanjutnya. Proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil belajar sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pencapaian hasil belajar yang maksimal perlu diupayakan dengan berbagai cara, diantaranya dengan penerapan model pembelajaran. Model pembelajaran merupakan salah satu unsur dalam proses pembelajaran. Suprijono (2009: 46 dan 78), menjelaskan bahwa ”melalui model pembelajaran guru dapat membantu siswa mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide”. ”Pondasi utama pembelajaran yang baik adalah konstruktivisme. Bertitik tolak pada proposisi konstruktivisme dikembangkan berbagai model pembelajaran yaitu model pembelajaran langsung, pembelajaran kooperatif dan pembelajaran berbasis masalah. Aplikasi model pembelajaran berhubungan erat dengan
1
2
pendekatan pembelajaran. Pendekatan yang cocok untuk pembelajaran berbasis konstruktivisme adalah kontekstual”. Bandono (2008) mengungkapkan: “Pembelajaran Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya”. Penerapan pendekatan ini dalam pembelajaran diharapkan mampu mengatasi masalah yang sering ditemui dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan tradisional (konvensional), sehingga akan tercipta suatu pembelajaran yang efektif yang mampu meningkatkan minat serta pemahaman siswa terhadap pembelajaran. Kenyataan yang ada tidak sesuai harapan, guru tetap bertahan pada tradisi lama. Guru memberi tugas kepada siswa setelah masuk kelas untuk mencatat materi yang akan disampaikan oleh guru, setelah itu guru memberikan sedikit ceramah tentang materi pelajaran. Berdasarkan observasi awal di SMK PGRI 1 Mejobo Kudus diketahui guru mata pelajaran Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi telah mengelola
proses
pembelajaran
di
kelas
secara
maksimal
dengan
mengkolaborasikan metode ceramah dengan sedikit metode tanya jawab. Guru berusaha menjaga interaksi dengan siswa dengan harapan siswa mengikuti
3
pembelajaran dengan baik. Guru menggunakan media yang ada untuk menyampaikan materi pelajaran, salah satunya dengan papan tulis. Siswa juga terlihat berusaha mengikuti proses pembelajaran dengan baik yaitu dengan cara memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru namun, ada beberapa siswa yang memang kurang memperhatikan penjelasan dari guru hal ini mungkin dikarenakan siswa jenuh dengan proses pembelajaran atau dimungkinkan memang siswa kurang memahami tentang apa yang disampaikan oleh guru. Hal tersebut juga tidak terlepas dari input siswa di SMK PGRI 1 Mejobo Kudus. Sistem penerimaan siswa baru di SMK PGRI 1 Mejobo Kudus belum begitu ketat. Hal ini ditunjukkan dengan syarat penerimaan siswa yang hanya menggunakan surat keterangan lulus dari sekolah asal dan proses penyeleksian siswa baru yang hanya melalui tes tertulis saja, sehingga dalam proses pembagian jurusan belum diseleksi dengan maksimal. Hasil belajar untuk mata pelajaran belum sesuai dengan yang diharapkan. Masih banyak siswa yang belum memenuhi KKM yang diterapkan di sekolah. Berikut
hasil
nilai
ulangan
harian
mata
pelajaran
Mengaplikasikan
Keterampilan Dasar Komunikasi pada siswa kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran di SMK PGRI 1 Mejobo Kudus.
4
Tabel 1.1 Data Observasi Hasil Belajar Siswa Kriteria Kelas Jumlah Tuntas Tidak tuntas Jumlah % Jumlah % X AP 1 42 25 59,52% 17 40,48% X AP 2 43 27 62,79% 16 37,21% Sumber: Daftar nilai ulangan harian kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK PGRI 1 Mejobo Kudus tahun ajaran 2012/2013. Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran SMK PGRI 1 Mejobo Kudus mempunyai dua kelas yaitu X AP 1 dan X AP 2. Perinciannya adalah 1) kelas X AP 1 sejumlah 42 siswa dengan jumlah kriteria tuntas 25 siswa sebesar (59,52%) dan jumlah kriteria tidak tuntas 17 siswa sebesar (40,48%), dan 2) kelas X AP 2 sejumlah 43 siswa dengan jumlah kriteria tuntas 27 siswa sebesar (62,79%) dan jumlah kriteria tidak tuntas 16 siswa sebesar (37,21%). Berdasarkan permasalahan di atas perlu dilakukan penelitian dengan judul: “Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi Siswa Kelas X AP 1 SMK PGRI 1 Mejobo Kudus Tahun Ajaran 2012/2013”. 1.2
Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi pada siswa kelas X AP 1 SMK PGRI 1 Mejobo Kudus?”
5
1.3
Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi pada siswa kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran di SMK PGRI 1 Mejobo Kudus dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
1.4
Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui tentang penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi kelas X AP 1 SMK PGRI 1 Mejobo Kudus. 1.4.2 Manfaat Praktis a. Bagi peneliti dapat memberi pengalaman baru mengenai penerapan pendekatan pembelajaran yang inovatif dan juga sebagai alternatif untuk mengatasi permasalahan pembelajaran yang mungkin muncul saat mengajar kelak. b. Bagi instansi sebagai alternatif pemecahan masalah pembelajaran dengan menerapkan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa tidak hanya nilai tetapi juga keterampilan.
BAB II LANDASAN TEORI 2.2
Pengertian Belajar “Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia. Oleh karena itu, dengan menguasai prinsip-prinsip dasar tentang belajar, seseorang mampu memahami bahwa aktivitas belajar itu memegang peranan penting dalam proses psikologis” (Rifa‟I dan Chatarina, 2009:82). Suparno (2000:2) menyatakan: Belajar merupakan suatu aktivitas yang menimbulkan perubahan yang relatif permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya. Perubahan-perubahan tersebut tidak disebabkan faktor kelelahan (fatigue), kematangan, ataupun karena mengkonsumsi obat tertentu. Belajar juga dihasilkan melalui kegiatan-kegiatan meniru hal-hal yang diamati di lingkungan; misalnya seseorang yang belajar bagaimana cara makan dengan menggunakan pisau dan garpu, maka cara yang paling efektif untuk melakukannya adalah melalui peniruan perilaku orang-orang yang sedang makan menggunakan sendok dan garpu, meniru adalah pekerjaan yang sangat efektif di dalam proses belajar.
Prawiradilaga (2008: 132), “belajar merupakan proses berpikir, terjadi secara internal dalam diri seseorang untuk memahami atau mendalami suatu
6
7
kemampuan atau kompetensi atau keahlian tertentu baik yang kasat mata maupun yang abstrak”. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk mendapatkan suatu hasil belajar berupa kemampuan yang akan terwujud dalam perubahan tingkah laku individu tersebut secara permanen, dan kemampuan tersebut bisa diperoleh salah satunya dengan meniru. 2.3
Prinsip - Prinsip Belajar Belajar juga memiliki beberapa prinsip. Prinsip-prinsip belajar menurut Rifa‟i (2009: 96) yaitu: 1. Informasi verbal Informasi ini dapat diperoleh melalui tiga cara yaitu: a) dikomunikasikan kepada siswa, b) dipelajari oleh siswa sebelum memulai belajar baru, dan c) dilacak dari memori, karena informasi itu telah dipelajari dan disimpan di dalam memori selama berbulanbulan atau bertahun-tahun yang lalu. 2. Kemahiran intelektual Siswa harus memiliki berbagai cara dalam mengerjakan sesuatu, terutama yang berkaitan dengan simbol-simbol bahasa dan lainnya, untuk mempelajari hal-hal baru. Kemahiran intelektual ini bisa digunakan pada saat-saat nanti saat siswa mengalami hal itu. Siswa akan ingat tentang apa yang mereka lakukan terdahulu ketika ditanya akan tahu karena pernah melakukannya. 3. Strategi Setiap aktivitas belajar memerlukan pengaktifan strategi belajar dan mengingat. Siswa harus mampu menggunakan strategi untuk menghadirkan stimulasi yang kompleks. Seorang guru akan menggunakan beberapa strategi agar apa yang mereka sampaikan pada siswa dapat dipahami.
8
Suprijono (2009:4), prinsip-prinsip belajar meliputi:
2.4
1) prinsip belajar adalah perubahan perilaku; 2) belajar merupakan proses, belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai; dan 3) belajar merupakan bentuk pengalaman, pengalaman pada dasarnya adalah hasil interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya. Pengertian Hasil Belajar “Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar” (Rifa‟I, 2009:85). Gagne dalam Suprijono (2009:5-6) hasil belajar berupa: 1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. 2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Kamampuan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas. 3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah. 4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. 5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku. Berdasarkan pendapat diatas pengertian hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar berupa polapola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan.
9
2.5
Manfaat Hasil Belajar Manfaat hasil belajar menurut Suharsimi (2009(b) : 6-8) adalah sebagai berikut: 1. Bagi Siswa Siswa dapat mengetahui sejauh mana telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru melalui diadakannya penilaian. Hasil yang diperoleh siswa dari pekerjaan menilai ini ada dua kemungkinan: a. Memuaskan Hasil yang memuaskan bagi siswa dan hal itu menyenangkan, tentu kepuasan itu ingin diperolehnya lagi pada kesempatan lain waktu, akibatnya siswa akan mempunyai motivasi yang cukup besar untuk belajar lebih giat, agar lain kali mendapat hasil yang lebih memuaskan. b. Tidak Memuaskan Siswa akan berusaha lebih giat ketika memperoleh hasil yang kurang memuaskan sehingga lain kali tidak terulang lagi. 2. Bagi Guru a. Hasil penilaian yang diperoleh guru dapat digunakan untuk mengetahui siswa-siswa mana yang sudah berhak melanjutkan pelajarannya karena sudah berhasil menguasai bahan, maupun mengetahui siswa-siswa yang belum berhasil menguasai bahan. Guru dapat lebih memusatkan perhatiannya kepada siswasiswanya yang belum berhasil. b. Guru akan mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah tepet bagi siswa sehingga untuk memberikan pengajaran diwaktu yang akan dating tidak perlu diadakan perubahan. c. Guru akan mengetahui apakah metode yang digunakan sudah tepat atau belum, jika sebagian besar siswa memperoleh angka yang jelek pada penilaian yang diadakan mungkin hal ini disebabkan oleh pendekatan atau metode yang kurang tepat. 3. Bagi Sekolah a. Hasil belajar merupakan cermin kualitas suatu sekolah. Penilaian guru dapat digunakan unttuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa-siswanya dan untuk mengetahui pula apakah kondisi belajar yang diciptakan oleh sekolah sudah sesuai dengan harapan atau belum.
10
b. Informasi dari guru tentang tepat tidaknya kurikulum untuk sekolah itu dapat merupakan bahan pertimbangan bagi perencanaan sekolah untuk masa-masa yang akan datang. c. Informasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun ke tahun, dapat digunakan sebagai pedoman bagi sekolah, yang dilakukan oleh sekolah sudah memenuhi standar atau belum. Pemenuhan standar akan terlihat dari bagusnya angka-angka yang diperoleh siswa.
2.6
Pendekatan dalam Pembelajaran Penerapan suatu metode pembelajaran dalam proses belajar mengajar
memerlukan pendekatan tertentu. Pendekatan pembelajaran tidak terlepas dari pengertian pendekatan itu sendiri. Pendekatan yang menjadi pokok bahasan adalah pendekatan dalam pembelajaran. Sudrajat (2008) mengenai pendekatan dalam pembelajaran mengemukakan: Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, didalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. Pendekatan dalam belajar mengajar pada dasarnya adalah melakukan proses belajar mengajar yang menekankan pentingnya belajar melalui proses mengalami untuk memperoleh pemahaman. Pendekatan ini mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan berhasil-tidaknya belajar yang diinginkan. Peningkatan mutu belajar mengajar sebenarnya tidak terlepas dari pendekatan dalam belajar-mengajar karena berhasil tidaknya hasil belajar-
11
mengajar dapat dilihat dari mutu lulusan, dari produknya, atau proses belajarmengajar yang dapat dikatakan berhasil, menghasilkan banyak lulusan dan bermutu tinggi, yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, serta yang memadai, ditambah lagi jika prosesnya menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat kerja yang besar, dan percaya pada diri sendiri. Peningkatan kualitas belajar mengajar dengan menciptakan pendekatan pembelajaran yang tepat adalah salah satu jalan yang perlu dilakukan untuk memperoleh hasil seperti yang diharapkan diatas. Beberapa pendekatan pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan, salah satunya seperti yang dikemukakan oleh Sugandi (2008: 119136), beberapa pendekatan utama dalam pembelajaran antara lain adalah sebagai berikut: 1. Pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), yaitu konsep pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif baik fisik, psikis, maupun emosinya dalam proses pembelajaran. 2. Pendekatan Keterampilan Proses, menekankan pada bagaimana siswa belajar, bagaimana mengelola perolehannya, sehingga dipahami dan dapat dipakai sebagai bekal untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupannya di masyarakat. Dalam kurikulum, maka cara yang digunakan adalah sekedar menyampaikan. 3. Belajar Tuntas (Mastery Learning), yaitu proses belajar mengajar yang bertujuan agar bahan ajar dikuasai dengan tuntas (dikuasai sepenuhnya oleh siswa). Pendekatan ini merupakan strategi pengajaran yang diindividualisasikan dengan menggunakan pendekatan kelompok (group based approach). 4. Pembelajaran Kuantum (Quantum Teaching), adalah adanya upaya guru untuk mengorkestrasikan (pengubahan, penyelarasan, pemberdayaan komunitas belajar mengajar) berbagai interaksi dalam proses pembelajaran menjadi cahaya yang melejitkan prestasi siswa, dengan menyingkirkan hambatan belajar melalui penggunaan cara
12
dan alat yang tepat, sehingga siswa dapat belajar secara mudah dan alami. 5. Pembelajaran Berbasis Portofolio, merupakan kumpulan hasil karya siswa atau catatan mengenai siswa yang didokumentasikan secara baik dan teratur, karena menyadari proses belajar sangat penting untuk keberhasilan hidup, portofolio dapat digunakan oleh siswa untuk melihat kemajuan mereka sendiri terutama dalam hal perkembangan, sikap keterampilan dan ekspresinya terhadap sesuatu. 6. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching And Learning), tujuan dari pendekatan ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa melalui peningkatan pemahaman makna materi pelajaran yang dipelajari dengan mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari sebagai individual, anggota keluarga, anggota masyarakat dan anggota bangsa. Pemilihan pendekatan pembelajaran harus relevan dengan tujuan dan harus tampak baik dalam perencanaan pembelajaran maupun situasi pembelajaran di kelas, laboratorium maupun di lapangan. Apapun model pendekatan yang digunakan dalam suatu proses pembelajaran, pada akhirnya siswa harus mampu memperoleh pengertian tentang konsep keilmuan yang dipelajari. Penerapan pendekatan pembelajaran dalam proses belajar mengajar harus memungkinkan para siswa memahami arti pelajaran yang mereka pelajari karena pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) mengajak para siswa membuat hubungan-hubungan yang mengungkapkan makna, CTL memiliki potensi untuk membuat para siswa berminat belajar. Pendekatan kontekstual tidak sulit diterapkan pada kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. Pendekatan ini sangat cocok diterapkan untuk mengatasi masalah pembelajaran terutama
13
dalam membangun minat belajar dan pemahaman siswa seperti yang terjadi pada pembelajaran Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi di kelas X AP SMK PGRI 1 Mejobo Kudus.
2.7
Pendekatan Contextual Teaching and Learning
2.6.1 Pengertian Contextual Teaching and Learning “Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga Negara dan tenaga kerja” (Trianto, 2010:104). Berdasarkan Suprijono (2009:85-88), menyatakan bahwa penerapan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) memiliki tujuh komponen utama, yaitu 1) konstruktivisme (constructivism), 2) menemukan (inquiry),
3)
bertanya
(questioning),
4)
masyarakat-belajar
(learning
community), 5) pemodelan (modeling), 6) refleksi (reflection), dan 7) penilaian autentik (authentic assesment). Adapun tujuh komponen tersebut sebagai berikut: 1) Konstruktivisme (constructivism) Belajar berdasarkan konstruktivisme adalah “mengkonstruksi” pengetahuan. Pengetahuan dibangun melalui proses asimilasi dan akomodasi (pengintegrasian pengetahuan baru terhadap struktur kognitif yang sudah ada dan penyesuaian struktur kognitif dengan
14
informasi baru) maupun dialektika berpikir thesa-antithesa-sinthesa. Belajar berbasis konstruktivisme menekankan pemahaman pada pola dari pengetahuan. Belajar dalam konstruktivisme menekankan pada pertanyaan “mengapa”. 2) Menemukan (inquiry) Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual karena pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat faktafakta tetapi hasil dari menemukan sendiri. Kegiatan menemukan merupakan sebuah siklus yang terdiri dari observasi, bertanya, mengajukan dugaan, pengumpulan data, penyimpulan. 3) Bertanya (questioning) Pembelajaran kontekstualdibangun melalui dialog interaktif melalui tanya jawab oleh keseluruhan unsur yang terlibat dalam komunitas belajar. Kegiatan bertanya penting untuk menggali informasi mengkonfirmasi apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui. Bertanya adalah proses dinamis, aktif, dan produktif. Bertanya adalah pondasi dari interaksi belajar mengajar. 4) Masyarakat Belajar (learning community) Pembelajaran kontekstual menekankan arti penting pembelajaran sebagaiproses sosial, melalui interaksi dalam komunitas belajar proses dan hasil belajar menjadi lebih bermakna. Hasil belajar diperoleh dari hasil kolaborasi dan berkooperasi, dalam praktiknya “masyarakat belajar” terwujud dalam pembentukan kelompok kecil, pembentukan kelompok besar, mendatangkan ahli ke kelas bekerja sama dengan kelas paralel, bekerja kelompok dengan kelas di atasnya, bekerja sama dengan masyarakat. 5) Pemodelan (modeling) Pembelajaran kontekstual menekankan arti penting pendemonstrasian terhadap hal yang dipelajari siwa. Pemodelan memusatkan pada arti penting pengetahuan procedural, melalui pemodelan siswa dapat meniru terhadap hal yang dimodelkan.
15
6) Refleksi (reflection) Refleksi adalah bagian penting dalam pembelajaran kontekstual. Refleksi merupakan upaya untuk melihat kembali, mengorganisir kembali, menganalisis kembali, dan mengevaluasi hal-hal yang telah dipelajari. 7) Penilaian Autentik ( authentic assessment) Penilaian autentik adalah upaya pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Data dikumpulkan dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat melakukan pembelajaran.
Beberapa pendapat di atas menyatakan bahwa pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru untuk menciptakan proses pembelajaran yang bermakna. Komponen-komponen pembelajaran yang ditawarkan dalam pendekatan Contextual Teaching and Learning sangat membantu guru mengaktifkan siswa dalam belajar. Keaktifan siswa dalam setiap pembelajaran diharapkan mampu untuk memaknai apa manfaat belajar bagi mereka, sehingga siswa menemukan minat mereka dalam pembelajaran. 2.6.2 Penerapan Contextual Teaching and Learning (CTL) di Kelas Menurut Sardiman (2007:222) menyatakan: ”Tugas guru dalam kelas kontekstual adalah membantu siswa untuk mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas agar kelas menjadi kondusif untuk belajar siswa. Jadi pengetahuan atau keterampilan itu ditemukan sendiri oleh siswa bukan terpusat hanya pada guru”.
16
Pembelajaran kontekstual menuntut siswa untuk lebih kreatif sehingga mampu menggali informasi yang terkait dengan pembelajaran secara mandiri. Karakteristik
dalam
pembelajaran
yang
menggunakan
CTL
dapat
mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman, artinya pengetahuan yang diperoleh dalam proses pembelajaran harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa sehingga tampak adanya perubahan perilaku siswa.
2.6.3 Peran Guru dan Siswa dalam Contextual Teaching and Learning (CTL) Setiap guru dalam proses pembelajaran kontekstual perlu memahami tipe belajar dalam dunia siswa, guru perlu menyesuaikan gaya mengajar terhadap gaya belajar siswa. Sanjaya (2006 : 263) terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi setiap guru dan siswa dalam menggunakan pendekatan CTL, antara lain : 1) Siswa dalam pembelajaran kontekstual dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keleluasan pengalaman yang dimilikinya. Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil, melainkan organisme yang sedang berada dalam tahap-tahap perkembangan. Kemampuan belajar akan sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pengalaman mereka. Dengan demikian peran guru bukanlah sebagai instruktur atau „‟penguasa‟‟ yang memaksakan kehendak, melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya. 2) Setiap anak memiliki kecenderungan untuk belajar hal-hal yang baru dan memecahkan setiap persoalan yang menantang. Dengan demikian guru berperan dalam memilih bahan-bahan belajar yang dianggap penting untuk dipelajari oleh siswa.
17
3) Belajar bagi siswa adalah proses mencari keterkaitan atau keterhubungan antara hal-hal yang baru dengan hal-hal yang sudah diketahui. Dengan demikian peran guru adalah membantu agar setiap siswa mempu menemukan keterkaitan antara pengalaman baru dengan pengalaman sebelumnya. 4) Belajar bagi anak adalah proses penyempurnaan skema yang telah ada (asimilasi) atau proses pembentukan skema baru (akomodasi), dengan demikian tugas guru adalah memfasilitasi (mempermudah) agar anak mampu melakukan proses asimilasi dan proses akomodasi.
2.6.4 Langkah-langkah Penggunaan Contextual Teaching and Learning (CTL) Penerapan CTL dalam kelas cukup mudah, sebagaimana dijabarkan oleh Trianto (2010:111) yang secara garis besar langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1) Kembangkan pemikiran bahwa anak belajar lebih bermakna dengan bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. 2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik. 3) Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. 4) Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok) 5) Hadirkan model dalam contoh pembelajaran. 6) Lakukan refleksi di akhir pertemuan. 7) Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara. 2.6.5 Strategi Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Strategi pembelajaran merupakan kegiatan yang dipilih dan dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Strategi berupa urut-urutan kegiatan yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan tertentu. Berdasarkan Center for Occupational Research and Development (CORD) yang dikutip
18
Suprijono (2009:84) menyampaikan lima strategi bagi pendidik dalam rangka penerapan pembelajaran kontekstual, yang disingkat dengan REACT, yaitu: 1) Relating, belajar dikaitkan dengan konteks pengalaman kehidupan nyata. Konteks merupakan kerangka kerja yang dirancang guru untuk membantu peserta didik agar yang dipelajari bermakna. 2) Experiencing, belajar adalah kegiatan “mengalami”, siswa berproses secara aktif dengan hal yang dipelajari dan berupaya melakukan eksplorasi terhadap hal yang dikaji, berusaha menemukan dan menciptakan hal baru dari apa yang dipelajarinya. 3) Applying, belajar menekan kepada proses mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki dalam konteks dan pemanfaatannya. 4) Cooperating, belajar merupakan proses kolaboratif dan kooperatif melalui belajar berkelompok, komunikasi interpersonal atau hubungan intersubjektif. 5) Transferring, belajar menekankan pada terwujudnya kemampuan memanfaatkan pengetahuan dalam situasi atau konteks baru. 2.8
Kerangka Berpikir Proses pembelajaran di kelas, agar dapat diserap oleh siswa dengan baik dan memperoleh hasil belajar yang optimal, guru harus dapat menentukan metode pembelajaran yang tepat. Metode yang sering diterapkan oleh guru mata pelajaran Keterampilan Dasar Komunikasi adalah metode konvensional atau metode ceramah tanpa variasi. Mengaplikasikan Keterampilan dasar Komunikasi yang selama ini dianggap sebagai mata diklat kurang bermanfaat, karena siswa tidak terbiasa berfikir kritis, analitis, argumentatif. Hal ini disebabkan penyajian materi yang kurang menarik, strategi pembelajaran yang cenderung tradisional dan siswa
19
tidak mengetahui apa sebenarnya yang mereka pelajari, serta apapula manfaatnya. Siswa akan merasa tertarik dengan pelajaran Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi dengan ikut serta dalam mempraktikan langsung pada kehidupan sehari-hari, hal ini akan menambah motivasi siswa untuk belajar. Untuk itu perlu adanya pendekatan kontekstual guna memberdayakan siswa dalam pembelajaran Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi. Pokok
bahasan
Mengidentifikasi
proses
Komunikasi
dengan
menggunakan pendekatan CTL karena belajar pada hakekatnya adalah menangkap pengetahuan dari kenyataan, oleh karena itu pengetahuan yang diperoleh memiliki makna (Real World Learning). Belajar merupakan proses pemecahan masalah, sebab dengan memecahkan masalah anak akan berkembang secara utuh, yang bukan hanya perkembangan intelektual saja akan tetapi juga mental dan emosi. Belajar secara kontekstual adalah belajar bagaimana anak menghadapi persoalan. Penelitian ini terbagi menjadi dua siklus, yang masing-masing siklus terdapat tahapan-tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi, yang tiap akhir siklus dilakukan evaluasi pada masing-masing siswa. Penerapan metode CTL pada pokok bahasan Mengidentifikasi Proses
20
Komunikasi ini diharapkan dapat membantu siswa untuk mencapai standar ketuntasan belajar. Pencapaian ketuntasan ini dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai siswa dalam pokok bahasan Mengidentifikasi Proses Komunikasi. Berdasarkan uraian di atas, jalannya pemikiran dapat digambarkan dalam skema sebagai berikut :
Latar Belakang Masalah 1. Rendahnya minat belajar siswa mata pelajaran Mengaplikasikan Keterampilan Dasar komunikasi 2. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran 3. Metode pembelajaran masih konvensional 4. Belum tampak siswa berfikir kritis 5. Prestasi belajar masih rendah
I N P U T
Pemecahan Masalah Solusinya dengan menerapkan metode pembelajaran CTL sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar
Siswa lebih antusias dan aktif dalam pembelajaran sehingga pemahaman yang dimiliki siswa meningkat
Hasil belajar Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi meningkat (siswa lebih bersemangat dan prestasi belajar meningkat)
TINDAKAN
O U T P U T
21
2.9
Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. 1.
Judul Penelitian Contextual Teaching and Learning: Preparing Student for the New Economy (Berns dan Erickson, 2001)
Hasil Penelitian Pembelajaran dengan model kontekstual merupakan cara terbaik mengajar untuk hasil belajar siswa yang lebih tinggi, pembelajaran kontekstual dapat menjadikan siswa mempersiapkan segala sesuatu untuk menghadapi ekonomi global dan pasar yang kompetitif, perubahan sifat pekerjaan dan kemajuan teknologi.
2.
Peta konseptual dalam Teaching and Learning: Mapping the pembelajaran kontekstual dapat Contextual Influences. menjadikan siswa memiliki totalitas kegiatan belajar dan (Hall dan Kidman, 2004) hasil belajar yang tinggi
3.
Implementasi Pendekatan Contextual Konsep pendekatan CTL yang Teaching and Learning (CTL) dalam diterapkan dapat menjadikan Meningkatkan Hasil Belajar hasil belajar siswa meningkat (Nurdin, 2009)
4.
Penggunaan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas III IPS 1 SMA Negeri 1 Randublatung pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2004/2005. (Juremi, 2004)
Hasil belajar ekonomi kelas III IPS 1 SMA Negeri 1 Randublatung pada semester 1 tahun ajaran 2004/2005 mengalami peningkatan yang cukup signifikan setelah kegiatan pembelajarannya menggunakan pendekatan CTL.
22
2.10 Hipotesis Penelitian “Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul” (Suharsimi, 2006:71). Hipotesis dalam penelitian ini, yaitu ”Penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi pada siswa kelas X AP SMK PGRI 1 Mejobo Kudus”.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1
Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMK PGRI 1 Mejobo Kudus yang beralamat di Jalan. Jend. Sudirman Golantepus Mejobo Kudus. SMK PGRI 1 Mejobo Kudus memiliki 5 program keahlian yaitu Akuntansi, Pemasaran, Administrasi Perkantoran ( AP ), Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) dan Teknik Komputer Jaringan ( TKJ ). Jumlah kelas yang terdapat di SMK PGRI 1 Mejobo Kudus untuk program Keahlian Administrasi Perkantoran terdapat 2 kelas dengan jumlah 85 siswa. Tabel 3.1 Data Persentase Hasil Belajar Siswa Persentase No. 1. 2.
Kelas
Jumlah Siswa
Tuntas Tidak Tuntas X AP 1 42 59,52% 40,48% X AP 2 43 62,79% 37,21% Sumber : SMK PGRI 1 Mejobo Kudus tahun ajaran 2012/2013 Penelitian tindakan kelas ini dikhususkan pada kelas X AP 1 karena 1)
pada kelas X AP 1 (59,52%) memiliki nilai rata-rata ketuntasan yang lebih rendah daripada kelas X AP 2 (62,79%) pada mata pelajaran Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi, 2) kurang adanya keterlibatan siswa secara aktif selama proses pembelajaran, dan 3) pembagian kelas-kelas di sekolah tersebut tidak didasarkan atas ranking nilai atau prestasi tetapi dilakukan secara
23
24
acak, menggunakan buku pegangan yang sama, kurikulum yang sama, dan guru yang mengajarpun sama sehingga memiliki kualifikasi yang sama pula. 3.2
Variabel Penelitian Ada beberapa variabel yang akan diteliti antara lain : a.
Variabel Siswa Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru pada pokok bahasan mengidentifikasi proses komunikasi, untuk mengamati aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran serta mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar mengajar.
b.
Variabel Guru Pengamatan aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran CTL. Proses kegiatan tersebut merupakan satu siklus, adapun langkah-langkah
yang akan dilakukan pada setiap siklus adalah sebagai berikut: 1.
Perencanaan Perencanaan merupakan persiapan yang dilakukan sehubungan dengan pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual yang meliputi identifikasi masalah melalui observasi awal, merencanakan
25
kegiatan pembelajaran, membuat perangkat pembelajaran, alat evaluasi dan pengadaan instrumen yang terkait dengan pelaksanaan penelitian. 2.
Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan merupakan suatu kegiatan dilaksanakannya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dirancang sebelumnya.
3.
Pengamatan Pengamatan
merupakan
suatu
kegiatan
mengamati
jalannya
pelaksanaan untuk memantau sejauh mana efek tindakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL. 4.
Refleksi Refleksi
meliputi
kegiatan
:
analisis,
sintesis,
penafsiran,
menjelaskan dan menyimpulkan, dalam tahap ini hasil observasi dikumpulkan dan dianalisa. Hasil dari refleksi adalah diadakannya revisi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan, yang akan digunakan untuk memperbaiki pembelajaran pada pertemuan berikutnya. 3.3
Prosedur penelitian Penelitian ini dilaksanakan dua siklus, setiap siklus merupakan alur suatu proses kegiatan penelitian. Suharsimi (2009(a):117) ”kegiatan pokok pelaksanaan penelitian tindakan kelas meliputi empat tahap yaitu : (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi”. Hasil dari refleksi
26
pada siklus I jika terlihat adanya kekurang sempurnaan, maka dilakukan siklus II untuk menyempurnakan siklus I. Adapun prosedur dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut : 1.
Persiapan Kegiatan yang dilakukan adalah : a) Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran pada pokok bahasan mengidentifikasi proses komunikasi dengan pendekatan CTL. b) Meminta bantuan guru untuk mengajar. c) Mempersiapkan
bahan
pengajaran
sebelum
bertemu
siswa,
menyiapkan sumber belajar, dan bahan tugas untuk siswa. d) Menyusun tugas siswa. e) Membuat instrumen. f) Menyusun pembentukan kelompok diskusi . g) Membuat lembar pengamatan untuk mengamati keaktifan siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi. 2.
Langkah-langkah penelitian Pelaksanaan tindakan ini dilakukan dua siklus yaitu : Siklus I 1. Perencanaan
27
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai pedoman dalam proses pembelajaran. 2) Meminta bantuan guru untuk mengajar. 3) Menyiapkan tugas yang akan dikerjakan siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan CTL. 4) Menyusun alat evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran dengan pendekatan CTL. 5) Membuat lembar observasi untuk siswa. 6) Menyusun kelompok belajar siswa. 2. Pelaksanaan 1) Guru menjelaskan rencana pelaksanaan pembelajaran CTL pada pokok bahasan mengidentifikasi proses komunikasi. 2) Guru menggali pengetahuan awal siswa tentang komunikasi. 3) Guru membagi siswa dalam kelompok. 4) Guru memberikan permasalahan kepada siswa yang akan dipraktikkan sendiri
oleh siswa, bersama dengan teman
kelompoknya siswa diharapkan menemukan sendiri dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya, dilanjutkan dengan menarik kesimpulan sementara. 5) Mempresentasikan
hasil
kesimpulan
sementara,
kemudian
melakukan diskusi klasikal untuk memberikan evaluasi kepada siswa.
28
6) Mengembangkan rasa ingin tahu siswa dengan mengembangkan teknik bertanya.
7) Bersama dengan guru menarik kesimpulan. 8) Penutup yaitu menutup dari semua kegiatan yang telah dilaksanakan. 9) Guru melakukan penilaian yang sebenarnya. 3. Pengamatan/observasi Pada tahap ini aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran dipantau untuk mengetahui kemampuan afektif dan psikomotorik siswa dan lembar observasi guru untuk mengamati kinerja guru. 4. Refleksi Pada tahap ini guru menganalisis hasil tes, hasil pengamatan aktivitas siswa dan kinerja guru untuk penyempurnaan pada siklus selanjutnya Siklus II Siklus II merupakan penyempurnaan dari siklus I, sehingga kekurangan dalam siklus I diperbaiki dalam siklus II, sedangkan kelebihan dalam siklus I untuk tetap dipertahankan. Langkah-langkah dalam siklus II mulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan pada dasarnya sama dengan siklus I. Perbedaan siklus I dan siklus II ada pada refleksi.
29
Refleksi pada siklus II menggunakan instrumen soal yang berbeda dengan siklus I. Hasil tes pada siklus II selanjutnya dilakukan perbandingan dengan hasil belajar yang diperoleh pada siklus I baik mengenai pencapaian skor maupun ketuntasan hasil belajar siswa. Berdasarkan penjelasan siklus I dan II, dapat digambarkan langkahlangkah dalam penelitian tindakan kelas pada gambar dibawah ini: Gambar 3.1, Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas Observasi
a
Perencanaan
b
Pelaksanaan
SIKLUS I Refleksi d
Pengamatan
e
Perencanaan
f
c
Pelaksanaan
SIKLUS II Refleksi h
Pengamatan
g
Sumber : Model Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi, 2009(a):16)
30
3.4
Metode pengumpulan data
3.4.1 Sumber data Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa SMK PGRI 1 Mejobo Kudus Jurusan Adminisrasi Perkantoran. 3.4.2 Jenis data Dalam penelitian tindakan kelas ini, ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti, yaitu : 1) Data kuantitatif, berupa hasil tes siswa yang digunakan untuk mengetahui kondisi awal untuk kemampuan kognitif, nilai tes dan ketuntasan belajar siswa. 2) Data kualitatif, berupa lembar pengamatan. Data ini digunakan untuk mengetahui keaktifan guru dan siswa selama jalannya penelitian. 3.4.3 Cara pengambilan data 1) Data tentang kondisi awal siswa diambil dari nilai ulangan harian pokok bahasan sebelumnya. 2) Hasil belajar kognitif siswa diperoleh dari pemberian evaluasi atau tes tertulis setiap akhir siklus. 3) Data tentang hasil belajar siswa ranah psikomotor diambil dengan cara memberikan evaluasi kepada siswa yang digunakan sejauh mana model pembelajaran kontekstual dapat mencapai standar ketuntasan belajar yang ditetapkan.
31
3.4.4 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Tes Digunakan untuk mendapatkan informasi tentang data kognitif siswa. Tes ini diberikan kepada kelas yang diteliti dan hasil pengolahan datanya digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. 2) Nontes Untuk mengetahui sejauh mana perubahan perilaku dan sikap dalam pembelajaran Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi dengan pendekatan CTL. Data nontes diperoleh melalui kegiatan berikut : a. Observasi Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa secara individu dan kelompok pada saat mengikuti proses pembelajaran dengan pendekatan CTL. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi siswa. b. Dokumentasi Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi tentang daftar nama siswa, daftar hasil belajar siswa dan data lain yang digunakan untuk kepentingan penelitian.
32
3.5
Analisis Uji Coba Instrumen 1. Analisis Validitas ”Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat” (Suharsimi, 2006:168). Perangkat tes valid, jika dilakukan uji validitas, dimana untuk uji validitas tersebut dalam penelitian ini menggunakan validitas isi. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila tes tersebut mampu mengungkapkan isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Validitas isi dilakukan dengan cara menelaah soal secara teoritis dengan dosen pembimbing dan ahli bidang studi (expert judgement). Hasil dari penelaahan soal dangan ahli bidang studi di ujikan kembali dengan menggunakan Microsoft Excel. Validitas butir soal dihitung dengan menggunakan rumus korelasi product-moment yaitu:
(Suharsimi, 2006:170)
33
keterangan: rxy: koefisien korelasi antara X dan Y
X : skor tiap butir soal
Y
N
: skor total yang benar dari tiap subjek
: jumlah peserta tes
Harga rxy yang diperoleh dibandingkan dengan rtabel product-moment dengan taraf signifikan 5%. Harga rhitung > rtabel, maka butir soal yang diuji bersifat valid. Hasil perhitungan uji validitas dapat dilihat pada tabel 3.2
34
Tabel 3.2 No
rxy
rtabel
Kriteria
No
rxy
rtabel
Kriteria
1
0.658
0.301
Valid
26
0.465
0.301
valid
2
0.650
0.301
Valid
27
0.538
0.301
valid
3
0.474
0.301
Valid
28
0.657
0.301
valid
4
0.416
0.301
Valid
29
0.222
0.301
TIDAK
5
0.561
0.301
Valid
30
0.388
0.301
valid
6
0.513
0.301
Valid
31
0.348
0.301
valid
7
0.341
0.301
Valid
32
0.511
0.301
valid
8
0.222
0.301
TIDAK
33
0.356
0.301
valid
9
0.499
0.301
Valid
34
0.269
0.301
TIDAK
10
0.756
0.301
Valid
35
0.536
0.301
valid
11
0.584
0.301
Valid
36
0.434
0.301
valid
12
0.343
0.301
Valid
37
0.461
0.301
valid
13
0.667
0.301
Valid
38
0.340
0.301
valid
14
0.627
0.301
Valid
39
0.644
0.301
valid
15
0.283
0.301
TIDAK
40
0.477
0.301
valid
16
0.591
0.301
Valid
41
0.21039
0.301
TIDAK
17
0.573
0.301
Valid
42
0.49843
0.301
valid
18
0.367
0.301
Valid
43
0.42101
0.301
valid
19
0.567
0.301
Valid
44
0.50056
0.301
valid
20
0.702
0.301
Valid
45
0.50907
0.301
valid
35
21
0.392
0.301
Valid
V22
0.310
0.301
Valid
a23
0.649
0.301
Valid
l 24
0.430
0.301
Valid
i 25
0.717
0.301
Valid ditas Soal
36
2. Analisis Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Suharsimi, 2006:178). Untuk mengetahui reliabilitas tes obyektif dihitung menggunakan rumus K-R 20 yaitu:
keterangan: r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan p
: proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q
: proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = p - 1)
n
: banyaknya item
S
: standar deviasi dari tes (akar dari varians)
(Suharsimi, 2009:100) Perhitungan Reliabilitas
37
Kriteria harga r11 tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga rtabel dengan taraf signifikansi 5%, jika harga rhitung > rtabel maka dapat disimpulkan bahwa soal tersebut adalah soal yang reliabel. Berdasarkan hasil uji coba instrumen yang berjumlah 45 soal pilihan ganda diperoleh nilai reliabilitas soal sebesar 0,960. Nilai ini merupakan nilai yang bersifat reliabel, sebab nilai reliabilitas (r11) yang diperoleh lebih besar dari rtabel yaitu 0,301. 3. Analisis Tingkat Kesukaran Soal Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit, karena soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha dalam pemecahannya sedangkan soal yang terlalu sulit akan menyebabkan siswa putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk memecahkannya. Soal- soal dalam kriteria sukar dan mudah didiskusikan kembali dengan dosen ahli. Tingkat kesulitan soal ditentukan dengan rumus:
Keterangan: P
: Indeks kesulitan
B
: Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul
38
JS : Jumlah seluruh peserta tes. (Suharsimi, 2009:208) Kriteria yang menunjukkan tingkat kesulitan soal adalah: 0,00
< P ≤ 0,30 dikategorikan soal sukar
0,30
< P ≤ 0,70 dikategorikan soal sedang
0,70
< P ≤ 1,00 dikategorikan soal mudah Hasil analisis tingkat kesukaran soal pada uji coba soal diperoleh 3
soal dikaterogrikan sukar, 41 soal dikategorikan sedang dan 1 soal dikategorikan mudah. Rekapitulasi hasil analisis tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada tabel 3.3. Tabel 3.3 Tingkat Kesukaran Soal
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
TK 0.419 0.465 0.465 0.488 0.512 0.488 0.581 0.512 0.488 0.419 0.535 0.628
Kriteria Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
39
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
0.442 0.488 0.419 0.419 0.302 0.395 0.372 0.442 0.256 0.488 0.419 0.465 0.465
Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang
No 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
TK 0.465 0.558 0.558 0.535 0.628 0.605 0.721 0.698 0.581 0.535 0.163 0.395 0.372 0.419 0.326 0.256 0.442 0.395 0.465 0.535
Kriteria Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang
40
4. Analisis Daya Beda Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah:
Dengan
keterangan: D
:
Daya beda soal (indeks diskriminasi).
PA :
Proporsi peserta didik kelompok atas yang menjawab benar.
PB :
Proporsi peserta didik kelompok bawah yang menjawab benar.
JA :
Banyaknya peserta kelompok atas.
JB :
Banyaknya peserta kelompok bawah.
BA :
Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar.
BB :
Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar.
Kriteria soal-soal yang dipakai sebagai instrumen berdasarkan daya pembedanya diklasifikasikan sebagai berikut: 0,00 < D ≤ 0,20 maka daya pembedanya jelek.
41
0,20 < D ≤ 0,40 maka daya pembedanya cukup. 0,40 < D ≤ 0,70 maka daya pembedanya baik. 0,70 < D ≤ 1,00 maka daya pembedanya baik sekali. Bila D negatif berarti semua tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknnya dibuang saja. (Suharsimi, 2009:217-218). Berdasarkan perhitungan uji coba daya beda, diperoleh hasil, dapat di lihat pada tabel 3.4 dibawah ini : Tabel 3.4 Daya Beda Soal
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
D 0.539 0.537 0.444 0.303 0.348 0.489 0.206 0.348 0.489 0.539 0.487 0.297 0.584 0.489 0.260 0.632 0.405 0.214 0.448
Kriteria B B B C C B C C B B B C B B C B B C B
42
20 21 22 23 24 25
0.584 0.221 0.396 0.446 0.351 0.537
B C C B C B
No 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
D 0.444 0.626 0.626 0.208 0.297 0.251 0.385 0.247 0.392 0.394 0.225 0.400 0.355 0.539 0.450 0.128 0.398 0.214 0.444 0.394
Kriteria B B B C C C C C C C C B C B B J C C B C
43
3.6
Metode Analisis Data Pada penelitian ini digunakan metode deskriptif dengan membandingkan hasil belajar siswa sebelum tindakan dengan hasil belajar siswa sesudah tindakan. Data dapat dihitung sebagai berikut: 1. Merekapitulasi nilai ulangan harian sebelum dilakukan tindakan dan nilai tes diakhir siklus I dan siklus II. 2. Menghitung nilai rerata atau persentase hasil belajar siswa sebelum tindakan dengan hasil belajar sesudah tindakan pada siklus I dan siklus II untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar. Nilai rata-rata siswa dicari dengan rumus:
X
X N
(Sudjana, 2009 : 109) Keterangan : X
: Nilai rerata
N
: Banyaknya siswa : Jumlah nilai seluruh siswa
44
3. Data tentang hasil belajar kognitif siswa dihitung dengan menggunakan rumus sabagai berikut: S=R dengan pengertian: S = skor yang diperoleh R = right (jawaban yang benar) (Suharsimi, 2009(b): 168) 4. Data Observasi a. Data hasil observasi keaktifan siswa Data observasi digunakan untuk menilai kemampuan aktivitas belajar siswa. Untuk menghitung hasil observasi keaktifan siswa menggunakan rumus sebagai berikut:
Dalam menentukan interval persentase untuk menentukan kategori data dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Nilai tertinggi = x(skor tertinggi) b. Nilai terendah = x(skor terendah) c. Rentangan = x(skor tertinggi) – x(skor terendah) d. Jarak interval antara kategori mulai dari sangat kurang (SK) sampai dengan sangat baik (SB) menggunakan rumus:
45
Berdasarkan perhitungan di atas, tabel dan kriteria persentase adalah sebagai berikut: Tabel 3.5 Kriteria Deskriptif Persentase No.
Interval
Kriteria
1
x – x(skor tertinggi)
Sangat Baik
-
-
2
x–x
Baik
-
-
3
x–x
Cukup
-
-
4
x–x
Kurang
-
-
5
x(skor terendah) – x
Sangat Kurang
-
-
Keterangan : x(skor terendah) = Interval terendah x(skor tertinggi) = Interval tertinggi Frekuensi
= Jumlah responden
Frekuensi Persentase
46
Persentase
= Jumlah responden yang dipersentasekan sesuai
kategorinya. Jumlah “x” disesuaikan dengan jumlah butir pernyataan tiap variabel atau indikator. b. Data hasil observasi kinerja guru Data hasil observasi kinerja guru ini diambil dengan menggunakan lembar observasi kegiatan guru untuk memperoleh data tentang kegiatan guru pada saat menerapkan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam kegiatan pembelajaran. 3.7
Indikator Keberhasilan Indikator dalam penelitian ini adalah ”apabila secara keseluruhan siswa dalam satu kelas mencapai ketuntasan belajar siswa sebesar 75% dan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar sebesar 75%” (Mulyasa, 2005:101). Kenyataan yang ada, Kriteria Ketuntasan Minimal yang diterapkan di SMK PGRI 1 Mejobo Kudus untuk Mata Pelajaran Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi adalah 75.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1
Hasil Penelitian
4.1.1
Gambaran Umum Obyek Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMK PGRI 1 Mejobo Kudus yang beralamat di Jalan. Jend. Sudirman Golantepus Mejobo Kudus. SMK PGRI 1 Mejobo Kudus terletak di pinggir perkotaan. SMK PGRI 1 Mejobo Kudus memiliki 5 program keahlian yaitu Akuntansi, Pemasaran, Administrasi Perkantoran (AP), Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) dan Teknik Komputer Jaringan (TKJ). Jumlah kelas yang terdapat di SMK PGRI 1 Mejobo Kudus untuk program keahlian administrasi perkantoran untuk kelas X terdapat 2 kelas dengan jumlah 85 siswa. Penentuan objek penelitian ini diawali dengan melihat kondisi awal subjek penelitian melalui observasi dan wawancara dengan guru pada jurusan administrasi perkantoran. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan salah satu guru di Jurusan Administrasi Perkantoran dari beberapa mata pelajaran yang diajarkan, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa yang masih rendah yaitu pada mata pelajaran mengaplikasikan keterampilan dasar komunikasi dilihat dari hasil ulangan siswa yang nilainya masih belum
47
48
mencapai KKM. KKM untuk mata pelajaran mengaplikasikan keterampilan dasar komunikasi di SMK PGRI 1 Mejobo Kudus adalah 75. Penelitian ini menggunakan dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Pada setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Siklus I pertemuan pertama dilaksanakan Rabu, 19 September 2012 dan pertemuan kedua dilaksanakan kamis, 20 September 2012. Siklus II pertemuan pertama dilaksanakan Rabu 26 September 2012 dan pertemuan kedua dilaksanakan Kamis, 27 September 2012. Pada kedua siklus guru melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar berdasarkan pada perencanaan yang telah dibuat. 4.1.2
Hasil Penelitian Siklus I
4.1.2.1
Perencanaan Tahap perencanaan ini dilakukan persiapan yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran mengaplikasikan keterampilan dasar komunikasi menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning, yang berupa rencana kegiatan menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah. Langkah ini merupakan upaya memperbaiki kelemahan dalam kegiatan pembelajaran Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi yang telah berlangsung selama ini. Perencanaan tersebut meliputi:
49
1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan materi yang akan disajikan. 2. Menyusun alur model pembelajaran Contextual Teaching and Learning mengenai kompetensi dasar Mengidentifikasi Proses Komunikasi. 3. Menyusun instrumen yang akan digunakan, antara lain: lembar observasi aktivitas siswa dan kinerja guru serta menyusun soal untuk mengukur tingkat pemahaman siswa tentang mata pelajaran Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi. 4. Menyediakan alat/media dan sumber belajar. 4.1.2.2
Pelaksanaan Tindakan
4.1.2.2.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I, pertemuan I Dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan antara lain secara klasikal guru menyampaikan tentang cara kerja metode kontekstual yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran. Langkah pertama diawali dengan apersepsi untuk mengingat kembali materi lalu yang masih ada kaitannya dengan materi yang akan dipelajari. Selanjutnya memberikan pengetahuan yang bermakna dan relevan dengan memberi penjelasan tentang garis besar materi komunikasi serta memperlihatkan contoh proses berkomunikasi dengan cara memberikan pemodelan proses berkomunikasi.
50
Pembelajaran dilakukan dengan menetapkan metode CTL dan guru membagi siswa menjadi 7 kelompok, masing-masing kelompok terbagi menjadi 6 orang. Pembentukan anggota kelompok ditentukan oleh guru berdasarkan nomor urut absen siswa, sebagian siswa menjadi marah-marah karena tidak suka dengan teman kelompoknya dan meminta kepada guru untuk memilih kelompoknya sendiri. Guru berusaha memberikan pengertian kepada siswa dengan memberikan penjelasan bahwa semua adalah teman dan tidak boleh saling membeda-bedakan. Untunglah siswa dapat segera mengerti dan menjalankan perintah yang diberikan guru. Guru
memberikan
tugas
masing-masing
kelompok
untuk
mendiskusikan pengertian komunikasi dan unsur dari komunikasi menurut pendapat
mereka
masing-masing
kepada
setiap
kelompok
untuk
diselesaikan sesuai dengan pengalaman sehari-hari siswa dengan bimbingan guru. Selanjutnya hasil diskusi dipresentasikan, sedangkan kelompok yang lain memperhatikan dan diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat atau
pertanyaan
yang
berkaitan
dengan
masalah
yang
sedang
dipresentasikan. Selesai berdiskusi hasil tugas dari salah satu kelompok dibahas bersama-sama. Dalam pembahasan bersama ada kelompok lain yang ramai sendiri karena merasa pekerjaannya sudah benar, guru memberikan penjelasan untuk menghargai orang walaupun dirinya merasa sudah benar, kemudian dilanjutkan proses pembelajaran, guru meluruskan
51
konsep yang masih keliru dan menguatkan materi-materi yang penting. Siswa mendengar, mencatat informasi dari guru, mencocokkan informasi guru
dengan
buku.
Selanjutnya
guru
membimbing
siswa
untuk
menyimpulkan materi. Selesai memberi tindakan guru menutup pelajaran. 4.1.2.2.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I, pertemuan II Dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan antara lain secara klasikal guru menyampaikan tentang cara kerja metode konstekstual yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran kemudian diawali dengan apersepsi untuk mengingat kembali materi lalu yang masih ada kaitannya dengan materi
yang
akan
dipelajari
dan
menjelaskan
materi
tentang
mengidentifikasi proses komunikasi. Guru
memberikan
tugas
masing-masing
kelompok
untuk
mendiskusikan tentang proses dan lambang dari komunikasi kepada setiap kelompok untuk diselesaikan sesuai dengan pengalaman sehari-hari siswa dengan bimbingan guru, kemudian hasil diskusi dipresentasikan, sedangkan kelompok yang lain memperhatikan dan diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat atau pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang sedang dipresentasikan. Selesai berdiskusi hasil tugas dari salah satu kelompok dibahas bersama-sama. Dalam pembahasan bersama ada kelompok lain yang ramai sendiri karena merasa pekerjaannya sudah benar, guru memberikan penjelasan untuk menghargai orang walaupun dirinya
52
merasa sudah benar, kemudian dilanjutkan proses pembelajaran, guru memberikan soal evaluasi kepada siswa, setelah siswa selesai mengerjakan soal, guru meluruskan konsep yang masih keliru dan menguatkan materimateri yang penting. Siswa mendengar, mencatat informasi dari guru, mencocokkan informasi guru dengan buku. Selanjutnya guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi. 4.1.2.3
Pengamatan Hasil pengamatan siklus I dicatat dalam lembar observasi yang telah dipersiapkan. Pengamatan siklus I diperoleh hasil sebagai berikut : 1) Lembar Observasi Aktivitas Siswa Hasil observasi siswa dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning pada siklus I dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 4.1 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Rata-rata Kategori Keseluruhan Interval Skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
43 – 50
Sangat Baik
0
0.0%
35 – 42
Baik
5
10.7%
27 – 34
Cukup
34
79.8%
19 – 26
Kurang
4
9.5%
10 sd 18
Sangat Kurang
0
0.0%
53
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan hasil observasi aktivitas siswa, terlihat bahwa 4 siswa (10,7%) dinyatakan dalam kategori baik, 34 siswa (79,8%) dinyatakan dalam kategori cukup, dan 4 siswa (9,5%) dinyatakan dalam kategori kurang. Secara umum aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dinyatakan dalam kategori cukup. Adapun deskripsi per indikator untuk lembar pengamatan aktivitas siswa pada observer 1 adalah sebagai berikut: a. Perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan Indikator perhatian siswa terhadap materi terdiri dari 5 kriteria, dengan interval skor tertinggi 5 dan interval skor terendah 1. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa sebagian besar perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan terbilang baik. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.2 Perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
5
Sangat Baik
4
9.5%
4
Baik
7
16.7%
3
Cukup
16
38.1%
2
Kurang
12
28.6%
1
Sangat Kurang
3
7.1%
54
Tabel 4.2 menunjukkan tentang perhatian siswa terhadap materi yaitu terdapat 4 siswa (9,5%) tingkat perhatian siswa sangat baik, 7 siswa (16,7%) tingkat tingkat perhatian siswa baik, 16 siswa (38,1%) termasuk kategori cukup, 12 siswa (28,6%) termasuk dalam kategori kurang, dan sisanya 3 siswa (7,1%) termasuk kategori sangat kurang. b. Siswa menemukan dan menerapkan idenya mengenai materi yang disampaikan. Menemukan dan menerapkan ide mengenai materi pelajaran merupakan salah satu factor penting dalam proses pembelajaran CTL. Berdasarkan data yang diperoleh diketahui keaktifan siswa menemukan dan menerapkan idenya mengenai materi yang disampaikan masih dalam kategori kurang. Hasil penelitian dapat dilihat pada table berikut ini: Tabel 4.3 Siswa menemukan dan menerapkan idenya mengenai materi yang disampaikan interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
5
Sangat Baik
0
0.0%
4
Baik
9
21.4%
3
Cukup
10
23.8%
2
Kurang
17
40.5%
1
Sangat Kurang
6
14.3%
55
Tabel 4.3 menunjukkan tentang keaktifan siswa menemukan dan menerapkan idenya mengenai materi yang disampaikan yaitu terdapat 0 siswa (0%) dalam kategori sangat baik, 9 siswa (21,4%) dalam kategori baik, 10 siswa (23,8%) termasuk kategori cukup, 17 siswa (40,5%) termasuk dalam kategori kurang, dan sisanya 6 siswa (14,3%) termasuk kategori sangat kurang. c. Keaktifan siswa saat menjalankan tugas kelompok Berdasarkan data yang diperoleh diketahui keaktifan siswa saat menjalankan tugas kelompok masih dalam kategori baik. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.4 Keaktifan siswa saat menjalankan tugas kelompok interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
5
Sangat Baik
0
0.0%
4
Baik
6
14.3%
3
Cukup
23
54.8%
2
Kurang
10
23.8%
1
Sangat Kurang
3
7.1%
tabel diatas menunjukkan tentang keaktifan siswa saat menjalankan tugas kelompok yaitu terdapat 0 siswa (0%) dalam kategori sangat baik, 6 siswa (14,3%) dalam kategori baik, 23 siswa (54,8%) termasuk kategori
56
cukup, 10 siswa (23,8%) termasuk dalam kategori kurang, dan sisanya 3 siswa (7,1%) termasuk kategori sangat kurang. d. Keberanian siswa mengeluarkan pendapat saat berdiskusi Berdasarkan data yang diperoleh diketahui Keberanian siswa mengeluarkan pendapat saat berdiskusi masih dalam kategori baik. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.5 Keberanian siswa mengeluarkan pendapat saat berdiskusi interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
5
Sangat Baik
9
21.4%
4
Baik
10
23.8%
3
Cukup
12
28.6%
2
Kurang
9
21.4%
1
Sangat Kurang
2
4.8%
Tabel diatas menunjukkan tentang keberanian siswa mengeluarkan pendapat saat berdiskusi yaitu terdapat 9 siswa (21,4%) dalam kategori sangat baik, 10 siswa (23,8%) dalam kategori baik, 12 siswa (28,6%) termasuk kategori cukup, 9 siswa (21,4%) termasuk dalam kategori kurang, dan sisanya 2 siswa (4,8%) termasuk kategori sangat kurang. e. Siswa saling bekerjasama dalam menjalankan diskusi kelompok
57
Keberhasilan suatu diskusi dalam kelompok ditentukan dengan adanya kerjasama antar anggota kelompok. Berdasarkan data yang diperoleh diketahui kerjasama siswa dalam menjalankan diskusi kelompok masih dalam kategori baik. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.6 Siswa saling bekerjasama dalam menjalankan diskusi kelompok interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
5
Sangat Baik
3
7.1%
4
Baik
11
26.2%
3
Cukup
21
50.0%
2
Kurang
7
16.7%
1
Sangat Kurang
0
0.0%
Tabel diatas menunjukkan tentang keaktifan siswa saat bekerjasama dalam menjalankan diskusi kelompok yaitu terdapat 3 siswa (7,1%) dalam kategori sangat baik, 11 siswa (26,2%) dalam kategori baik, 21 siswa (50,0%) termasuk kategori cukup, 7 siswa (16,7%) termasuk dalam kategori kurang. f. Siswa mau mendengarkan pendapat orang lain/ teman Berdasarkan data yang diperoleh diketahui siswa yang mau mendengarkan pendapat orangt lain saat berdiskusi masih dalam kategori baik. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
58
Tabel 4.7 Siswa mau mendengarkan pendapat orang lain/ teman interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
5
Sangat Baik
5
11.9%
4
Baik
12
28.6%
3
Cukup
24
57.1%
2
Kurang
1
2.4%
1
Sangat Kurang
0
0.0%
Tabel diatas menunjukkan tentang siswa mau mendengarkan pendapat orang lain/ teman diskusi dalam kelompok yaitu terdapat 5 siswa (11,9%) dalam kategori sangat baik, 12 siswa (28,6%) dalam kategori baik, 24 siswa (57,1%) termasuk kategori cukup, dan 0 siswa (0%) termasuk dalam kategori kurang. g. Aktif dalam menjawab pertanyaan teman Berdasarkan data yang diperoleh diketahui keaktifan sisawa dalam menjawab pertanyaan dari teman masih dalam kategori baik. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
59
Tabel 4.8 Aktif dalam menjawab pertanyaan teman interval skor Kategori Frekuensi 5 Sangat Baik 4 4 Baik 8 3 Cukup 13 2 Kurang 10 1 Sangat Kurang 7
Persentase 9.5% 19.0% 31.0% 23.8% 16.7%
Tabel diatas menunjukkan keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dari teman yaitu terdapat 4 siswa (9,5%) dalam kategori sangat baik, 8 siswa (19,0%) dalam kategori baik, 13 siswa (31,0%) termasuk kategori cukup, 10 siswa (23,8%) termasuk dalam kategori kurang dan dalam kategori sangat kurang terdapat 7 siswa (16,7%). h. Siswa melakukan presentasi di depan kelas Keaktifan siswa saat melakukan presentasi di depan kelas masih dalam kategori baik. hal ini diketahui dari hasil pengamatan yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.9 Siswa melakukan presentasi di depan kelas interval skor Kategori Frekuensi Persentase 5 Sangat Baik 4 9.5% 4 Baik 8 19.0% 3 Cukup 19 45.2% 2 Kurang 8 19.0% 1 Sangat Kurang 3 7.1% Berdasarkan tabel diatas dapat bahwa keaktifan siswa dalam melakukan presentasi di depan kelas menunjukkan 4 siswa (9,5%) dalam
60
kategori sangat baik, 8 siswa (19,0%) dalam kategori baik, 19 siswa (45,2%) termasuk kategori cukup, 8 siswa (19,0%) dalam kategori kurang, dan dalam kategori sangat kurang terdapat 3 siswa (7,1%). i. Menyelesaikan tugas individu tepat waktu Berdasarkan data hasil pengamatan yang diperoleh diketahui keaktifan siswa dalam menyelesaikan tugas individu tepat waktu masih dalam kategori baik. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.10 Menyelesaikan tugas individu tepat waktu interval skor Kategori Frekuensi Persentase 5 Sangat Baik 1 2.4% 4 Baik 5 11.9% 3 Cukup 25 59.5% 2 Kurang 11 26.2% 1 Sangat Kurang 0 0.0% Data yang diperoleh dari hasil pengamatan kegiatan siswa dalam menyelesaikan tugas individu dengan tepat waktu menunjukkan 1 siswa (2,4%) dalam kategori sangat baik, 5 siswa (11,9%) dalam kategori baik, 25 siswa (59,5%) termasuk kategori cukup dan dalam kategori kurang terdapat 11 siswa (26,2%). j. Siswa membuat rangkuman hasil diskusi kelompok Berdasarkan data yang diperoleh diketahui keaktifan siswa dalam membuat rangkuman dari hasil diskusi kelompok dalam kategori baik. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
61
Tabel 4.11 Siswa membuat rangkuman hasil diskusi kelompok interval skor Kategori Frekuensi Persentase 5 Sangat Baik 6 14.3% 4 Baik 14 33.3% 3 Cukup 10 23.8% 2 Kurang 7 16.7% 1 Sangat Kurang 5 11.9% Tabel di atas menukjukkan bahwa dalam kategori sangat baik terdapat 6 siswa (14,3%), kategori baik menunjukkan 14 siswa (33,3%), kategori cukup sebanyak 10 siswa (23,8%), kategori kurang sebanyak 7 siswa (16,7%), sedangkan dalam kategori sangat kurang terdapat 5 siswa (11,9%). Adapun deskripsi per indikator untuk lembar pengamatan aktivitas siswa pada observer 2 adalah sebagai berikut: a. Perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan Indikator perhatian siswa terhadap materi terdiri 5 kriteria, dengan interval skor tertinggi 5 dan interval skor terendah 1. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa sebagian besar perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan terbilang baik. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
62
Tabel 4.12 Perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan interval skor Kategori Frekuensi Persentase 5 Sangat Baik 2 4.8% 4 Baik 6 14.3% 3 Cukup 17 40.5% 2 Kurang 12 28.6% 1 Sangat Kurang 5 11.9% Tabel 4.12 menunjukkan tentang perhatian siswa terhadap materi yaitu terdapat 2 siswa (4,8%) tingkat perhatian siswa sangat baik, 6 siswa (14,3%) tingkat perhatian siswa baik, 17 siswa (40,5%) termasuk kategori cukup, 12 siswa (28,6%) termasuk dalam kategori kurang, dan sisanya 5 siswa (11,9%) termasuk kategori sangat kurang. b. Siswa menemukan dan menerapkan idenya mengenai materi yang disampaikan. Menemukan dan menerapkan ide mengenai materi pelajaran merupakan salah satu faktor penting dalam proses pembelajaran CTL. Berdasarkan data yang diperoleh diketahui keaktifan siswa menemukan dan menerapkan idenya mengenai materi yang disampaikan masih dalam kategori baik. Hasil penelitian dapat dilihat pada table berikut ini:
63
Tabel 4.13 Siswa menemukan dan menerapkan idenya mengenai materi yang disampaikan interval skor Kategori Frekuensi Persentase 5 Sangat Baik 0 0.0% 4 Baik 12 28.6% 3 Cukup 10 23.8% 2 Kurang 15 35.7% 1 Sangat Kurang 5 11.9% Tabel diatas menunjukkan tentang keaktifan siswa menemukan dan menerapkan idenya mengenai materi yang disampaikan yaitu terdapat 0 siswa (0%) dalam kategori sangat baik, 12 siswa (28,6%) dalam kategori baik, 10 siswa (23,8%) termasuk kategori cukup, 15 siswa (35,7%) termasuk dalam kategori kurang, dan sisanya 5 siswa (11,9%) termasuk kategori sangat kurang. c. Keaktifan siswa saat menjalankan tugas kelompok Berdasarkan data yang diperoleh diketahui keaktifan siswa saat menjalankan tugas kelompok masih dalam kategori baik. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
64
Tabel 4.14 Keaktifan siswa saat menjalankan tugas kelompok interval skor Kategori Frekuensi Persentase 5 Sangat Baik 0 0.0% 4 Baik 10 23.8% 3 Cukup 20 47.6% 2 Kurang 9 21.4% 1 Sangat Kurang 3 7.1% Tabel diatas menunjukkan tentang keaktifan siswa saat menjalankan tugas kelompok yaitu terdapat 0 siswa (0%) dalam kategori sangat baik, 10 siswa (23,8%) dalam kategori baik, 20 siswa (47,6%) termasuk kategori cukup, 9 siswa (21,4%) termasuk dalam kategori kurang, dan sisanya 3 siswa (7,1%) termasuk kategori sangat kurang. d. Keberanian siswa mengeluarkan pendapat saat berdiskusi Berdasarkan data yang diperoleh diketahui Keberanian siswa mengeluarkan pendapat saat berdiskusi masih dalam kategori baik. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.15 Keberanian siswa mengeluarkan pendapat saat berdiskusi interval skor Kategori Frekuensi Persentase 5 Sangat Baik 7 16.7% 4 Baik 12 28.6% 3 Cukup 15 35.7% 2 Kurang 8 19.0% 1 Sangat Kurang 0 0.0% Tabel diatas menunjukkan tentang keberanian siswa mengeluarkan pendapat saat berdiskusi yaitu terdapat 7 siswa (16,7%) dalam kategori
65
sangat baik, 12 siswa (28,6%) dalam kategori baik, 15 siswa (35,7%) termasuk kategori cukup, 8 siswa (19,0%) termasuk dalam kategori kurang. e. Siswa saling bekerjasama dalam menjalankan diskusi kelompok Keberhasilan suatu diskusi dalam kelompok ditentukan dengan adanya kerjasama antar anggota kelompok. Berdasarkan data yang diperoleh diketahui kerjasama siswa dalam menjalankan diskusi kelompok termasuk dalam kategori baik. Hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.16 Siswa saling bekerjasama dalam menjalankan diskusi kelompok interval skor Kategori Frekuensi Persentase 5 Sangat Baik 3 7.1% 4 Baik 15 35.7% 3 Cukup 19 45.2% 2 Kurang 5 11.9% 1 Sangat Kurang 0 0.0% Tabel diatas menunjukkan tentang keaktifan siswa saat bekerjasama dalam menjalankan diskusi kelompok yaitu terdapat 3 siswa (7,1%) dalam kategori sangat baik, 15 siswa (35,7%) dalam kategori baik, 19 siswa (45,2%) termasuk kategori cukup, 5 siswa (11,9%) termasuk dalam kategori kurang. f. Siswa mau mendengarkan pendapat orang lain/ teman Berdasarkan data yang diperoleh diketahui siswa yang mau mendengarkan pendapat orang lain saat berdiskusi masih dalam kategori baik. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
66
Tabel 4.17 Siswa mau mendengarkan pendapat orang lain/ teman interval skor Kategori Frekuensi Persentase 5 Sangat Baik 1 2.4% 4 Baik 12 28.6% 3 Cukup 24 57.1% 2 Kurang 5 11.9% 1 Sangat Kurang 0 0.0% Tabel diatas menunjukkan tentang siswa mau mendengarkan pendapat orang lain/ teman diskusi dalam kelompok yaitu terdapat 1 siswa (2,4%) dalam kategori sangat baik, 12 siswa (28,6%) dalam kategori baik, 24 siswa (57,1%) termasuk kategori cukup, dan 5 siswa (11,9%) termasuk dalam kategori kurang. g. Aktif dalam menjawab pertanyaan teman Berdasarkan data yang diperoleh diketahui keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dari teman masih dalam kategori baik. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.18 Aktif dalam menjawab pertanyaan teman interval skor Kategori Frekuensi 5 Sangat Baik 0 4 Baik 14 3 Cukup 14 2 Kurang 10 1 Sangat Kurang 4
Persentase 0.0% 33.3% 33.3% 23.8% 9.5%
Tabel diatas menunjukkan keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dari teman yaitu terdapat 0 siswa (0%) dalam kategori sangat
67
baik, 14 siswa (33,3%) dalam kategori baik, 14 siswa (33,3%) termasuk kategori cukup, 10 siswa (23,8%) termasuk dalam kategori kurang dan dalam kategori sangat kurang terdapat 4 siswa (9,5%). h. Siswa melakukan presentasi di depan kelas Keaktifan siswa saat melakukan presentasi di depan kelas masih dalam kategori baik. hal ini diketahui dari hasil pengamatan yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.19 Siswa melakukan presentasi di depan kelas interval skor Kategori Frekuensi 5 Sangat Baik 6 4 Baik 9 3 Cukup 17 2 Kurang 7 1 Sangat Kurang 3
Persentase 14.3% 21.4% 40.5% 16.7% 7.1%
Berdasarkan tabel diatas dapat bahwa keaktifan siswa dalam melakukan presentasi di depan kelas menunjukkan 6 siswa (14,3%) dalam kategori sangat baik, 9 siswa (21,4%) dalam kategori baik, 17 siswa (40,5%) termasuk kategori cukup, dalam kategori kurang terdapat 7 siswa (16,7%) dan pada kategori sangat kurang terdapat 3 siswa (7,1%). i. Menyelesaikan tugas individu tepat waktu Berdasarkan data hasil pengamatan yang diperoleh diketahui keaktifan siswa dalam menyelesaikan tugas individu tepat waktu masih dalam kategori baik. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
68
Tabel 4.20 Menyelesaikan tugas individu tepat waktu interval skor Kategori Frekuensi Persentase 5 Sangat Baik 1 2.4% 4 Baik 11 26.2% 3 Cukup 25 59.5% 2 Kurang 5 11.9% 1 Sangat Kurang 0 0.0% Data yang diperoleh dari hasil pengamatan kegiatan siswa dalam menyelesaikan tugas individu dengan tepat waktu menunjukkan 1 siswa (2,4%) dalam kategori sangat baik,11 siswa (26,2%) dalam kategori baik, 25 siswa (59,5%) termasuk kategori cukup dan dalam kategori kurang terdapat 5 siswa (11,9%). j. Siswa membuat rangkuman hasil diskusi kelompok Berdasarkan data yang diperoleh diketahui keaktifan siswa dalam membuat rangkuman dari hasil diskusi kelompok dalam kategori baik. Hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.21 Siswa membuat rangkuman hasil diskusi kelompok interval skor Kategori Frekuensi Persentase 5 Sangat Baik 6 14.3% 4 Baik 16 38.1% 3 Cukup 10 23.8% 2 Kurang 7 16.7% 1 Sangat Kurang 3 7.1% Tabel di atas menukjukkan bahwa dalam kategori sangat baik terdapat 6 siswa (14,3%), kategori baik menunjukkan 16 siswa (38,1%), kategori cukup sebanyak 10 siswa (23,8%), kategori kurang sebanyak 7
69
siswa (16,7%), sedangkan dalam kategori sangat kurang terdapat 3 siswa (7,1%). Berdasarkan hasil pengamatan dari observer 1 dan observer 2 dapat diketahui bahwa pada observer 1 masih ada indikator yang masih termasuk dalam kategori kurang yaitu pada indikator siswa menemukan dan menerapkan idenya mengenai materi yang disampaikan. Kesimpulan yang dapat diambil dari keterangan diatas adalah proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL pada siklus 1 belum terlaksana dengan maksimal. 2) Data hasil tes Data hasil ulangan harian sebelum penelitian, hasil tes evaluasi siklus I mengalamai peningkatan seperti pada tabel 4.22 dibawah ini : Tabel 4.22 Data Hasil Belajar Sebelum dan Sesudah Siklus I No 1. 2. 3. 4.
Hasil tes Nilai tertinggi Nilai terendah Rata-rata nilai tes Ketuntasan belajar siswa (%)
Data awal 90 50 69,33 59,52%
Siklus I 93 53 77,71 66,67%
Berdasarkan hasil tes evaluasi pada siklus I, secara klasikal ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dimana jumlah siswa sebanyak 42 yang tidak tuntas belajarnya adalah 14 siswa karena tidak
70
mencapai batas tuntas yang telah ditentukan yaitu memperoleh nilai 75. Sehingga jika dipersentasekan ketuntasan belajar secara klasikal meningkat 7,14% dari 59,52% menjadi 66,67%. Nilai rata- rata sebelum dan sesudah siklus I meningkat dari 69,33 menjadi 77,71. Berdasarkan data diatas terlihat ada kenaikan pada siklus I namun belum mencapai indikator yang telah ditentukan sehingga perlu dilanjutkan ke siklus II. 3) Hasil observasi Guru Pengamatan aktivitas guru siklus diperoleh hasil sebagai berikut:
N o 1. 2. 3. 4.
5. 6. 7. 8. 9. 1 0.
Tabel 4.23 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I Observer 1 S Aspek yang diamati K K Keterampilan guru dalam membuka pelajaran Guru menyampaikan tujuan dan indikator pembelajaran Kemampuan guru dalam menyampaikan materi pelajaran Keterampilan guru dalam menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning Kemampuan guru dalam mengelola waktu Kemampuan guru dalam mengelola kondisi kelas Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya Kemampuan guru membimbing siswa dalam mengerjakan tugas Kemampuan guru dalam menjawab pertanyaan siswa Kemampuan guru dalam menutup pelajaran
C
B √
√ √ √ √ √ √ √ √ √
SB
71
Berdasarkan tabel diatas bahwa kinerja guru dilihat dari: 1) keterampilan guru dalam membuka pelajaran dalam kategori baik, 2) guru menyampaikan tujuan dan indikator pembelajaran dalam kategori cukup, 3) Kemampuan guru dalam menyampaikan materi pelajaran dalam kategori baik, 4) Keterampilan guru dalam menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dalam kategori cukup, 5) Kemampuan guru dalam mengelola waktu dalam kategori cukup, 6) Kemampuan guru dalam mengelola kondisi kelas dalam kategori cukup, 7) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya dalam kategori cukup, 8) Kemampuan guru membimbing siswa dalam mengerjakan tugas dalam kategori baik, 9) Kemampuan guru dalam menjawab pertanyaan siswa dalam kategori cukup, dan 10) Kemampuan guru dalam menutup pelajaran dalam kategori baik.
72
Tabel 4.24 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I Observer 2 No Aspek yang diamati SK 1. Keterampilan guru dalam membuka
K
C
B
√
pelajaran 2.
Guru
menyampaikan
tujuan
dan
√
indikator pembelajaran 3.
Kemampuan guru dalam menyampaikan
√
materi pelajaran 4.
Keterampilan guru dalam menerapkan model
pembelajaran
√
Contextual
Teaching and Learning 5.
Kemampuan guru dalam mengelola
√
waktu 6.
Kemampuan guru dalam mengelola kondisi kelas
7.
Guru memberi kesempatan pada siswa
√ √
untuk bertanya 8.
Kemampuan guru membimbing siswa
√
dalam mengerjakan tugas 9.
Kemampuan guru dalam menjawab
√
pertanyaan siswa 10. Kemampuan pelajaran
guru
dalam
menutup
√
SB
73
Berdasarkan tabel diatas bahwa kinerja guru dilihat dari: 1) keterampilan guru dalam membuka pelajaran dalam kategori cukup, 2) guru menyampaikan tujuan dan indikator pembelajaran dalam kategori baik, 3) Kemampuan guru dalam menyampaikan materi pelajaran dalam kategori cukup, 4) Keterampilan guru dalam menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dalam kategori cukup, 5) Kemampuan guru dalam mengelola waktu dalam kategori baik, 6) Kemampuan guru dalam mengelola kondisi kelas dalam kategori kurang, 7) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya dalam kategori cukup, 8) Kemampuan guru membimbing siswa dalam mengerjakan tugas dalam kategori cukup, 9) Kemampuan guru dalam menjawab pertanyaan siswa dalam kategori baik, dan 10) Kemampuan guru dalam menutup pelajaran dalam kategori cukup. Berdasarkan hasil pengamatan dari observer 1 dan observer 2, dapat diketahui bahwa pada observer 2 indikator kemampuan guru dalam mengelola kondisi kelas masih dalam kategori kurang sehingga dalam siklus selanjutnya harus lebih ditingkatkan. 4.1.2.4
Refleksi Siklus pertama merupakan siklus awal, suasana dalam proses pembelajaran belum ada perkembangan yang cukup berarti. Artinya siswa masih banyak yang ramai dan kurang memperhatikan penjelasan dari guru.
74
Dibawah ini dipaparkan kelebihan dan kelemahan kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning pada siklus I sebagai berikut ini : 1) Kelebihan a. Siswa mendengarkan dengan seksama dan mencatat informasi dari guru ketika guru menjelaskan tentang materi yang diajarkan secara klasikal b. Siswa mampu mencocokkan informasi dari guru dengan kehidupan nyata c. Siswa sudah mampu berdiskusi dengan baik dan mengerjakan tugas sesuai dengan petunjuk guru 2) Kelemahan a. Ketika guru menjelaskan materi pelajaran, masih ada beberapa siswa yang ramai dan tidak memperhatikan penjelasan dari guru. b. Keberanian siswa dalam mengeluarkan pendapat belum tampak secara menyeluruh, hanya siswa yang pandai bertanya kepada guru sedangkan yang lain diam. c. Dalam mengomentari tanggapan atas penjelasan dari guru, masih didominasi oleh siswa yang pandai. Siswa yang kurang pandai tidak pernah menjawab pertanyaan dari guru. d. Guru kurang memberikan motivasi kepada siswa.
75
4.1.3
Hasil Penelitian Siklus II
4.1.3.1
Perencanaan Siklus II merupakan perbaikan dari hasil penelitian siklus I. perencanaan pada siklus II ini dibuat berdasarkan refleksi pada siklus I. Pada perencanaan siklus II ini akan direncanakan langkah-langkah untuk memperbaiki kekurangan yang terdapat pada siklus I. Adapun untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di siklus II ini peneliti dan guru telah berdiskusi untuk mengembangkan pembelajaran sebagai berikut: Perencanaan pada siklus II akan dilakukan terhadap peningkatan nilai hasil evaluasi belajar siswa. Pada perencanaan di siklus II ini akan direncanakan langkah-langkah untuk memperbaiki kekurangan yang terdapat pada siklus I. Perencanaan yang dilakukan antara lain: 1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan materi yang akan disajikan. 2. Menyusun alur pembelajaran Contextual Teaching and Learning mengenai materi proses komunikasi dan lambang-lambang dari komunikasi melalui dialog yang dibuat dalam sebuah kelompok agar tingkat pemahaman siswa lebih baik setelah mempraktikan secara langsung materi yang diajarkan.
76
3. Menyusun instrumen yang akan digunakan, antara lain: lembar observasi aktivitas siswa dan kinerja guru serta menyusun soal untuk mengukur tingkat pemahaman siswa tentang materi yang dipelajari. 4. Menyediakan alat/media dan sumber belajar 4.1.3.2
Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan pembelajaran siklus II dilaksanakan sesuai dengan skenario yang ada pada rencana pembelajaran yang telah dibuat. Kegiatan diawali dengan apersepsi untuk mengingat kembali materi yang lalu yang masih ada kaitannya dengan materi yang akan dipelajari. Guru menyuruh siswa untuk bergabung dalam kelompok belajar yang telah terbentuk pada pertemuan sebelumnya. Masing-masing kelompok diberi tugas membuat sebuah dialog tentang materi proses komunikasi, kemudian guru memberikan kesempatan bertanya untuk siswa menanyakan tentang materi-materi yang berkaitan dengan tugas kelompok yang diberikan. Siswa mendengarkan, mencatat informasi dari guru, selanjutnya siswa mulai mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh guru dan setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Selesai memberikan tindakan, diadakan tes evaluasi siklus II, selanjutnya guru menutup pembelajaran dengan memberikan motivasi kepada siswa. Guru menghentikan tindakan karena siklus II dipandang
77
sudah cukup baik dan semua indikator pembelajaran sudah dapat dikuasai oleh siswa. Hal ini terlihat pada hasil yang diperoleh siswa dalam mengerjakan tes evaluasi yang menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I. Oleh karena itu maka tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini cukup sampai siklus II. 4.1.3.3
Pengamatan Hasil pengamatan siklus II dicatat dalam lembar observasi yang telah dipersiapkan. Pengamatan siklus II diperoleh hasil sebagai berikut : 1) Lembar observasi Aktivitas Siswa Dalam siklus II terdapat perubahan-perubahan yaitu siswa sudah banyak yang paham dengan materi yang diberikan karena mereka sudah mendapat dasarnya pada pertemuan sebelumnya. Siswa sudah banyak yang mampu merangkai konsep tentang komunikasi. Siswa sudah merasa berani untuk bertanya jika merasa kurang mengerti. Dalam siklus II ini diskusi yang dilakukan siswa dan tingkat kerjasama siswa sudah baik, hal ini tampak pada kesungguhan semua siswa dalam mendiskusikan tugas yang diberikan oleh guru pada kelompoknya masing-masing. Intensitas komunikasi siswa antar anggota sudah baik. Siswa sangat peduli dan memperhatikan dalam mengikuti pembelajaran dengan metode kontekstual.
78
Hasil observasi aktivitas siswa dengan metode kontekstual pada siklus II dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 4.25 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Rata-rata Kategori Interval Skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
43 – 50
Sangat Baik
1
1.2%
35 – 42
Baik
32
75.0%
27 – 34
Cukup
10
23.8%
19 – 26
Kurang
0
0.0%
10 sd 18
Sangat Kurang
0
0.0%
Berdasarkan tabel 4.25 menunjukan hasil observasi siswa pada siklus II, terlihat bahwa sebanyak 1 siswa (1,2%) termasuk dalam kategori sangat baik, 32 siswa (75,0%) termasuk dalam kategori baik, dan 10 siswa (23,8%) termasuk dalam kategori cukup. Adapun deskripsi per indikator pada siklus 2 untuk lembar pengamatan aktivitas siswa pada observer 1 adalah sebagai berikut: a. Perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan
79
Indikator perhatian siswa terhadap materi terdiri 5 kriteria, dengan interval skor tertinggi 5 dan interval skor terendah 1. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa sebagian besar perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan terbilang baik. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.26 Perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
5
Sangat Baik
4
9.5%
4
Baik
18
42.9%
3
Cukup
16
38.1%
2
Kurang
4
9.5%
1
Sangat Kurang
0
0.0%
Tabel di atas menunjukkan tentang perhatian siswa terhadap materi yaitu terdapat 4 siswa (9,5%) tingkat perhatian siswa sangat baik, 18 siswa (42,9%) tingkat tingkat perhatian siswa baik, 16 siswa (38,1%) termasuk kategori cukup, dan 4 siswa (9,5%) termasuk dalam kategori kurang. b. Siswa menemukan dan menerapkan idenya mengenai materi yang disampaikan.
80
Menemukan dan menerapkan ide mengenai materi pelajaran merupakan salah satu factor penting dalam proses pembelajaran CTL. Berdasarkan data yang diperoleh diketahui keaktifan siswa menemukan dan menerapkan idenya mengenai materi yang disampaikan masih dalam kategori kurang. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.27 Siswa menemukan dan menerapkan idenya mengenai materi yang disampaikan interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
5
Sangat Baik
6
14.3%
4
Baik
18
42.9%
3
Cukup
15
35.7%
2
Kurang
3
7.1%
1
Sangat Kurang
0
0.0%
Tabel di atas menunjukkan tentang keaktifan siswa dalam menemukan dan menerapkan idenya mengenai materi yang disampaikan yaitu terdapat 6 siswa (14,3%) dalam kategori sangat baik, 18 siswa (42,9%) dalam kategori baik, 15 siswa (35,7%) termasuk kategori cukup, dasn 3 siswa (7,1%) termasuk dalam kategori kurang.
81
c. Keaktifan siswa saat menjalankan tugas kelompok Berdasarkan data yang diperoleh diketahui keaktifan siswa saat menjalankan tugas kelompok masih dalam kategori baik. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.28 Keaktifan siswa saat menjalankan tugas kelompok interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
5
Sangat Baik
10
23.8%
4
Baik
24
57.1%
3
Cukup
8
19.0%
2
Kurang
0
0.0%
1
Sangat Kurang
0
0.0%
Tabel diatas menunjukkan tentang keaktifan siswa saat menjalankan tugas kelompok yaitu terdapat 10 siswa (23,8%) dalam kategori sangat baik, 24 siswa (57,1%) dalam kategori baik, dan 8 siswa (19,0%) termasuk kategori cukup. d. Keberanian siswa mengeluarkan pendapat saat berdiskusi Berdasarkan data yang diperoleh diketahui Keberanian siswa mengeluarkan pendapat saat berdiskusi masih dalam kategori baik. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
82
Tabel 4.29 Keberanian siswa mengeluarkan pendapat saat berdiskusi interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
5
Sangat Baik
5
11.9%
4
Baik
21
50.0%
3
Cukup
10
23.8%
2
Kurang
6
14.3%
1
Sangat Kurang
0
0.0%
Tabel
diatas
menunjukkan
tentang
keberanian
siswa
mengeluarkan pendapat saat berdiskusi yaitu terdapat 5 siswa (11,9%) dalam kategori sangat baik, 21 siswa (50,0%) dalam kategori baik, 10 siswa (23,8%) termasuk kategori cukup, dan 6 siswa (14,3%) termasuk dalam kategori kurang e. Siswa saling bekerjasama dalam menjalankan diskusi kelompok Keberhasilan suatu diskusi dalam kelompok ditentukan dengan adanya kerjasama antar anggota kelompok. Berdasarkan data yang diperoleh diketahui kerjasama siswa dalam menjalankan diskusi kelompok masih dalam kategori baik. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
83
Tabel 4.30 Siswa saling bekerjasama dalam menjalankan diskusi kelompok interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
5
Sangat Baik
12
28.6%
4
Baik
19
45.2%
3
Cukup
8
19.0%
2
Kurang
3
7.1%
1
Sangat Kurang
0
0.0%
Tabel diatas menunjukkan tentang keaktifan siswa saat bekerjasama dalam menjalankan diskusi kelompok yaitu terdapat 12 siswa (28,6%) dalam kategori sangat baik, 19 siswa (45,2%) dalam kategori baik, 8 siswa (19,0%) termasuk kategori cukup, dan 3 siswa (7,1%) termasuk dalam kategori kurang. f. Siswa mau mendengarkan pendapat orang lain/ teman Berdasarkan data yang diperoleh diketahui siswa yang mau mendengarkan pendapat orang lain saat berdiskusi masih dalam kategori baik. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
84
Tabel 4.31 Siswa mau mendengarkan pendapat orang lain/ teman interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
5
Sangat Baik
3
7.1%
4
Baik
22
52.4%
3
Cukup
12
28.6%
2
Kurang
5
11.9%
1
Sangat Kurang
0
0.0%
Tabel diatas menunjukkan tentang siswa mau mendengarkan pendapat orang lain/ teman diskusi dalam kelompok yaitu terdapat 3 siswa (7,1%) dalam kategori sangat baik, 22 siswa (52,4%) dalam kategori baik, 12 siswa (28,6%) termasuk kategori cukup, dan 5 siswa (11,9%) termasuk dalam kategori kurang. g. Aktif dalam menjawab pertanyaan teman Berdasarkan data yang diperoleh diketahui keaktifan sisawa dalam menjawab pertanyaan dari teman masih dalam kategori baik. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
85
Tabel 4.32 Aktif dalam menjawab pertanyaan teman interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
5
Sangat Baik
5
11.9%
4
Baik
18
42.9%
3
Cukup
12
28.6%
2
Kurang
7
16.7%
1
Sangat Kurang
0
0.0%
Tabel diatas menunjukkan keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dari teman yaitu terdapat 5 siswa (11,9%) dalam kategori sangat baik, 18 siswa (42,9%) dalam kategori baik, 12 siswa (28,6%) termasuk kategori cukup, 7 siswa (16,7%) termasuk dalam kategori kurang. h. Siswa melakukan presentasi di depan kelas Keaktifan siswa saat melakukan presentasi di depan kelas masih dalam kategori baik. hal ini diketahui dari hasil pengamatan yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:
86
Tabel 4.33 Siswa melakukan presentasi di depan kelas interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
5
Sangat Baik
4
9.5%
4
Baik
19
45.2%
3
Cukup
11
26.2%
2
Kurang
8
19.0%
1
Sangat Kurang
0
0.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat bahwa keaktifan siswa dalam melakukan presentasi di depan kelas menunjukkan 4 siswa (9,5%) dalam kategori sangat baik, 19 siswa (45,2%) dalam kategori baik, 11 siswa (26,2%) termasuk kategori cukup dan dalam kategori kurang terdapat 8 siswa (19,0%). i. Menyelesaikan tugas individu tepat waktu Berdasarkan data hasil pengamatan yang diperoleh diketahui keaktifan siswa dalam menyelesaikan tugas individu tepat waktu masih dalam kategori baik. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
87
Tabel 4.34 Menyelesaikan tugas individu tepat waktu interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
5
Sangat Baik
6
14.3%
4
Baik
23
54.8%
3
Cukup
8
19.0%
2
Kurang
5
11.9%
1
Sangat Kurang
0
0.0%
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan kegiatan siswa dalam
menyelesaikan
tugas
individu
dengan
tepat
waktu
menunjukkan 6 siswa (14,3%) dalam kategori sangat baik, 23 siswa (54,8%) dalam kategori baik, 8 siswa (19,0%) termasuk kategori cukup dan dalam kategori kurang terdapat 5 siswa (11,9%). j. Siswa membuat rangkuman hasil diskusi kelompok Berdasarkan data yang diperoleh diketahui keaktifan siswa dalam membuat rangkuman dari hasil diskusi kelompok dalam kategori baik. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
88
Tabel 4.35 Siswa membuat rangkuman hasil diskusi kelompok interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
5
Sangat Baik
6
14.3%
4
Baik
16
38.1%
3
Cukup
14
33.3%
2
Kurang
6
14.3%
1
Sangat Kurang
0
0.0%
Tabel di atas menukjukkan bahwa dalam kategori sangat baik terdapat 6 siswa (14,3%), kategori baik menunjukkan 16 siswa (38,1%), kategori cukup sebanyak 14 siswa (33,3%), kategori kurang sebanyak 6 siswa (14,3%). Adapun deskripsi per indikator untuk lembar pengamatan aktivitas siswa pada observer 2 adalah sebagai berikut: a. Perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan Indikator perhatian siswa terhadap materi terdiri 5 kriteria, dengan interval skor tertinggi 5 dan interval skor terendah 1. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa sebagian besar perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan terbilang baik. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
89
Tabel 4.36 Perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
5
Sangat Baik
6
14.3%
4
Baik
19
45.2%
3
Cukup
14
33.3%
2
Kurang
3
7.1%
1
Sangat Kurang
0
0.0%
Tabel di atas menunjukkan tentang perhatian siswa terhadap materi yaitu terdapat 6 siswa (14,3%) tingkat perhatian siswa sangat baik, 19 siswa (45,2%) tingkat perhatian siswa baik, 14 siswa (33,3%) termasuk kategori cukup, dan 3 siswa (7,1%) termasuk dalam kategori kurang. b. Siswa menemukan dan menerapkan idenya mengenai materi yang disampaikan. Menemukan dan menerapkan ide mengenai materi pelajaran merupakan salah satu faktor penting dalam proses pembelajaran CTL. Berdasarkan data yang diperoleh diketahui keaktifan siswa menemukan dan menerapkan idenya mengenai materi yang disampaikan masih dalam kategori baik. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
90
Tabel 4.37 Siswa menemukan dan menerapkan idenya mengenai materi yang disampaikan interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
5
Sangat Baik
5
11.9%
4
Baik
17
40.5%
3
Cukup
15
35.7%
2
Kurang
5
11.9%
1
Sangat Kurang
0
0.0%
Tabel diatas menunjukkan tentang keaktifan siswa menemukan dan menerapkan idenya mengenai materi yang disampaikan yaitu terdapat 5 siswa (11,9%) dalam kategori sangat baik, 17 siswa (40,5%) dalam kategori baik, 15 siswa (35,7%) termasuk kategori cukup, dan 5 siswa (11,9%) termasuk dalam kategori kurang. c. Keaktifan siswa saat menjalankan tugas kelompok Berdasarkan data yang diperoleh diketahui keaktifan siswa saat menjalankan tugas kelompok masih dalam kategori baik. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
91
Tabel 4.38 Keaktifan siswa saat menjalankan tugas kelompok interval skor Kategori Frekuensi Persentase 5 Sangat Baik 7 16.7% 4 Baik 23 54.8% 3 Cukup 10 23.8% 2 Kurang 2 4.8% 1 Sangat Kurang 0 0.0% Tabel diatas menunjukkan tentang keaktifan siswa saat menjalankan tugas kelompok yaitu terdapat 7 siswa (16,7%) dalam kategori sangat baik, 23 siswa (54,8%) dalam kategori baik, 10 siswa (23,8%) termasuk kategori cukup, dan 2 siswa (4,8%) termasuk dalam kategori kurang. d. Keberanian siswa mengeluarkan pendapat saat berdiskusi Berdasarkan data yang diperoleh diketahui Keberanian siswa mengeluarkan pendapat saat berdiskusi masih dalam kategori baik. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.39 Keberanian siswa mengeluarkan pendapat saat berdiskusi interval skor Kategori Frekuensi Persentase 5 Sangat Baik 7 16.7% 4 Baik 16 38.1% 3 Cukup 12 28.6% 2 Kurang 7 16.7% 1 Sangat Kurang 0 0.0% Tabel
diatas
menunjukkan
tentang
keberanian
siswa
mengeluarkan pendapat saat berdiskusi yaitu terdapat 7 siswa
92
(16,7%) dalam kategori sangat baik, 16 siswa (38,1%) dalam kategori baik, 12 siswa (28,6%) termasuk kategori cukup, 7 siswa (16,7%) termasuk dalam kategori kurang. e. Siswa saling bekerjasama dalam menjalankan diskusi kelompok Keberhasilan suatu diskusi dalam kelompok ditentukan dengan adanya kerjasama antar anggota kelompok. Berdasarkan data yang diperoleh diketahui kerjasama siswa dalam menjalankan diskusi kelompok termasuk dalam kategori baik. Hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.40 Siswa saling bekerjasama dalam menjalankan diskusi kelompok interval skor Kategori Frekuensi Persentase 5 Sangat Baik 5 11.9% 4 Baik 23 54.8% 3 Cukup 14 33.3% 2 Kurang 0 0.0% 1 Sangat Kurang 0 0.0% Tabel diatas menunjukkan tentang keaktifan siswa saat bekerjasama dalam menjalankan diskusi kelompok yaitu terdapat 5 siswa (11,9%) dalam kategori sangat baik, 23 siswa (54,8%) dalam kategori baik, dan 14 siswa (33,3%) termasuk kategori cukup. f. Siswa mau mendengarkan pendapat orang lain/ teman
93
Berdasarkan data yang diperoleh diketahui siswa yang mau mendengarkan pendapat orang lain saat berdiskusi masih dalam kategori baik. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.41 Siswa mau mendengarkan pendapat orang lain/ teman interval skor Kategori Frekuensi Persentase 5 Sangat Baik 4 9.5% 4 Baik 19 45.2% 3 Cukup 13 31.0% 2 Kurang 6 14.3% 1 Sangat Kurang 0 0.0% Tabel diatas menunjukkan tentang siswa mau mendengarkan pendapat orang lain/ teman diskusi dalam kelompok yaitu terdapat 4 siswa (9,5%) dalam kategori sangat baik, 19 siswa (45,2%) dalam kategori baik, 13 siswa (31,0%) termasuk kategori cukup, dan 6 siswa (14,3%) termasuk dalam kategori kurang. g. Aktif dalam menjawab pertanyaan teman Berdasarkan data yang diperoleh diketahui keaktifan sisawa dalam menjawab pertanyaan dari teman masih dalam kategori baik. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
94
Tabel 4.42 Aktif dalam menjawab pertanyaan teman interval skor Kategori Frekuensi Persentase 5 Sangat Baik 8 19.0% 4 Baik 19 45.2% 3 Cukup 11 26.2% 2 Kurang 4 9.5% 1 Sangat Kurang 0 0.0% Tabel diatas menunjukkan keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dari teman yaitu terdapat 8 siswa (19,0%) dalam kategori sangat baik, 19 siswa (45,2%) dalam kategori baik, 11 siswa (26,2%) termasuk kategori cukup, dan 4 siswa (9,5%) termasuk dalam kategori kurang. h. Siswa melakukan presentasi di depan kelas Keaktifan siswa saat melakukan presentasi di depan kelas masih dalam kategori baik. hal ini diketahui dari hasil pengamatan yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.43 Siswa melakukan presentasi di depan kelas interval skor Kategori Frekuensi Persentase 5 Sangat Baik 8 19.0% 4 Baik 21 50.0% 3 Cukup 9 21.4% 2 Kurang 4 9.5% 1 Sangat Kurang 0 0.0% Berdasarkan tabel diatas dapat bahwa keaktifan siswa dalam melakukan presentasi di depan kelas menunjukkan 8 siswa (19,0%)
95
dalam kategori sangat baik, 21 siswa (50,0%) dalam kategori baik, 9 siswa (21,4%) termasuk kategori cukup, dan dalam kategori kurang terdapat 4 siswa (9,5%). i. Menyelesaikan tugas individu tepat waktu Berdasarkan data hasil pengamatan yang diperoleh diketahui keaktifan siswa dalam menyelesaikan tugas individu tepat waktu masih dalam kategori baik. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.44 Menyelesaikan tugas individu tepat waktu interval skor Kategori Frekuensi Persentase 5 Sangat Baik 5 11.9% 4 Baik 21 50.0% 3 Cukup 11 26.2% 2 Kurang 5 11.9% 1 Sangat Kurang 0 0.0% Data yang diperoleh dari hasil pengamatan kegiatan siswa dalam menyelesaikan tugas individu dengan tepat waktu menunjukkan 5 siswa (11,9%) dalam kategori sangat baik, 21 siswa (50,0%) dalam kategori baik, 11 siswa (26,2%) termasuk kategori cukup dan dalam kategori kurang terdapat 5 siswa (11,9%). j. Siswa membuat rangkuman hasil diskusi kelompok
96
Berdasarkan data yang diperoleh diketahui keaktifan siswa dalam membuat rangkuman dari hasil diskusi kelompok dalam kategori baik. Hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.45 Siswa membuat rangkuman hasil diskusi kelompok interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
5
Sangat Baik
10
23.8%
4
Baik
16
38.1%
3
Cukup
10
23.8%
2
Kurang
6
14.3%
1
Sangat Kurang
0
0.0%
Tabel di atas menukjukkan bahwa dalam kategori sangat baik terdapat 10 siswa (23,8%), kategori baik menunjukkan 16 siswa (38,1%), kategori cukup sebanyak 10 siswa (23,8%), kategori kurang sebanyak 6 siswa (14,3%). Berdasarkan hasil pengamatann dari observer 1 dan observer 2 dapat diketahui bahwa secara keseluruhan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran masuk kedalam kategori baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode pendekatan CTL baik diterapkan dalam pembelajaran Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi.
97
Tingkat
pemahaman
siswa
terhadap
materi
pada
saat
pembelajaran sudah baik, terlihat keterampilan siswa dalam menjawab pertanyaan dan mengerjakan tugas dari guru mengalami peningkatan. Kemampuan siswa dalam mengevaluasi soal-soal yang diberikan oleh guru sudah cukup terlihat dari banyaknya siswa yang bertanya selama proses pembelajaran berlangsung sehingga siswa apabila merasa kesulitan maka mereka akan bertanya kepada guru. Kelancaran siswa mengerjakan tugas sudah cukup baik, hal ini ditandai dengan banyaknya siswa yang berinteraksi dalam berdiskusi dengan teman-temannya. Dalam kerjasama dengan kelompok intensitas komunikasi antar anggota kelompok sudah baik sehingga keruntutan siswa dalam mengikuti pembelajaran kontekstual sudah baik. 2) Data Hasil Tes Berdasarkan hasil tes evaluasi pada siklus II nilai rata-rata yang diperoleh adalah 88 dengan ketuntasan klasikal 85,71%. Perbandingan nilai hasil belajar siswa siklus I dan Siklus II dapat dilihat dalam tabel berikut :
98
Tabel 4.46 Data Hasil Belajar Sebelum dan Sesudah Siklus II No
Hasil tes
Data awal Siklus I Siklus II
1.
Nilai tertinggi
90
93
96
2.
Nilai terendah
50
53
60
3.
Rata-rata nilai tes
69,33
77,71
88,02
4.
Ketuntasan belajar siswa (%)
59,52%
66,67% 85,71%
Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat peningkatan pada setiap tahap, baik siklus I, maupun siklus II. Rata-rata nilai siswa sebelum diadakan tindakan sebesar 69,33 kemudian mengalami peningkatan pada siklus I sebesar 77,71 dan 88,02 pada siklus II. Demikian pula dengan ketuntasan belajar siswa secara klasikal mengalami peningkatan dari 59,52% sebelum dilakukan tindakan menjadi 66,67% pada akhir siklus I dan 85,71% pada akhir siklus II. 3) Hasil observasi Guru Hasil pengamatan kinerja guru pada siklus II dicatat dalam lembar observasi yang telah dipersiapkan. Pengamatan kinerja guru siklus II hasilnya sebagai berikut:
99
Tabel 4.47 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II Observer 1 No
Aspek yang diamati SK 1. Keterampilan guru dalam membuka pelajaran 2. Guru menyampaikan tujuan dan indikator pembelajaran guru dalam 3. Kemampuan menyampaikan materi pelajaran Keterampilan guru dalam 4. menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning 5. Kemampuan guru dalam mengelola waktu 6. Kemampuan guru dalam mengelola kondisi kelas 7. Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya 8. Kemampuan guru membimbing siswa dalam mengerjakan tugas 9. Kemampuan guru dalam menjawab pertanyaan siswa 10. Kemampuan guru dalam menutup pelajaran
K
C
B
SB √
√ √ √ √ √ √ √ √ √
Berdasarkan tabel diatas bahwa kinerja guru dilihat dari: 1) keterampilan guru dalam membuka pelajaran dalam kategori sangat baik, 2) guru menyampaikan tujuan dan indikator pembelajaran dalam kategori baik, 3) kemampuan guru dalam menyampaikan materi pelajaran dalam kategori sangat baik, 4) keterampilan guru dalam
100
menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dalam kategori baik, 5) kemampuan guru dalam mengelola waktu dalam kategori cukup, 6) kemampuan guru dalam mengelola kondisi kelas dalam kategori cukup, 7) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya dalam kategori cukup, 8) Kemampuan guru membimbing siswa dalam mengerjakan tugas dalam kategori baik, 9) Kemampuan guru dalam menjawab pertanyaan siswa dalam kategori baik, dan 10) Kemampuan guru dalam menutup pelajaran dalam kategori baik. Tabel 4.48 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II Observer 2 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Aspek yang diamati SK Keterampilan guru dalam membuka pelajaran Guru menyampaikan tujuan dan indikator pembelajaran Kemampuan guru dalam menyampaikan materi pelajaran Keterampilan guru dalam menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning Kemampuan guru dalam mengelola waktu Kemampuan guru dalam mengelola kondisi kelas Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya
K
C
B
SB
√ √ √ √ √ √ √
101
Kemampuan guru membimbing siswa dalam mengerjakan tugas 9. Kemampuan guru dalam menjawab pertanyaan siswa 10. Kemampuan guru dalam menutup pelajaran
√
8.
√ √
Berdasarkan tabel diatas bahwa kinerja guru dilihat dari: 1) keterampilan guru dalam membuka pelajaran dalam kategori baik, 2) guru menyampaikan tujuan dan indikator pembelajaran dalam kategori baik, 3) kemampuan guru dalam menyampaikan materi pelajaran dalam kategori sangat baik, 4) keterampilan guru dalam menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dalam kategori baik, 5) kemampuan guru dalam mengelola waktu dalam kategori cukup, 6) kemampuan guru dalam mengelola kondisi kelas dalam kategori baik, 7) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya dalam kategori baik, 8) Kemampuan guru membimbing siswa dalam mengerjakan tugas dalam kategori sangat baik, 9) Kemampuan guru dalam menjawab pertanyaan siswa dalam kategori sangat baik, dan 10) Kemampuan guru dalam menutup pelajaran dalam kategori cukup. Berdasarkan hasil observasi kinerja guru pada siklus II terdapat perubahan-perubahan antara lain guru sudah mampu berperan aktif dalam pembelajaran kontekstual dengan cara selalu memberi bimbingan kepada kelompok belajar maupun peranannya sebagai narasumber
102
dalam belajar. Guru juga menciptakan suasana yang dapat mengaktifkan siswa dalam belajar. Berdasarkan hasil tersebut kinerja guru dalam mengajar dengan menggunakan metode kontekstual sudah memenuhi kriteria. 4.1.3.4
Refleksi Gambaran secara umum pelaksanaan siklus II ini sudah baik. Hasil refleksi pada siklus II sebagai berikut: 1) Suasana kelas saat proses penjelasan dari guru sudah lebih kondusif. 2) Siswa bertambah terampil dan lancar dalam menyampaikan informasi hasil belajar kepada kelompok maupun kepada guru. 3) Siswa dapat mengerjakan tugas dengan baik dan dapat berdiskusi dengan baik secara kelompok maupun secara klasikal.
4) Siswa sudah berani menanggapi penjelasan yang diberikan oleh guru. 5) Guru lebih memotivasi siswa terlihat dari peningkatan keaktifan siswa saat proses pembelajaran. Berdasarkan tindakan pada siklus II diperoleh analisis data-data yang nyata bahwa setelah pendekatan pembelajaran Contextual Teaching Learning diterapkan secara maksimal maka terlihat secara jelas ada peningkatan hasil belajar yang dicapai.
103
Secara keseluruhan hasil pelaksanaan siklus II adalah sebagai berikut : 1) Nilai rerata siswa pada tes evaluasi siklus II sebesar 88,02 dengan ketuntasan klasikal 85,71% 2) Dari segi kognitif, ada 6 siswa yang belum tuntas Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa maka dipaparkan hasil yang dicapai, pada umumnya aktivitas siswa sampai pada siklus kedua ini siswa sudah aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar yang disampaikan guru secara baik dan tertib. Peningkatan prestasi tampak dengan adanya perubahan-perubahan terutama tingkah laku seperti yang tadinya pemalu sekarang sudah mau mengemukakan pendapat, berani bertanya kepada guru mengenai materi pelajaran yang belum jelas, menghargai sesama teman. Karena hasil penelitian pada siklus II sudah sesuai dengan harapan, maka tidak dilanjutkan untuk siklus berikutnya. 4.2
Pembahasan Proses pembelajaran akan berlangsung baik apabila terdapat interaksi edukatif antara guru dan siswa. Guru sebagai unsur utama proses pembelajaran berusaha menciptakan kondisi yang kondusif. Dalam proses pembelajaran, guru harus aktif dan memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai materi yang akan disampaikan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Keberhasilan pembelajaran dapat diketahui
104
dari hasil belajar siswa baik dari hasil tes maupun hasil aktivitas belajar siswa. Sistem pembelajaran menuntut keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, peneliti menggunakan pendekatan CTL untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi pada siswa kelas X AP 1 SMK PGRI 1 Mejobo Kudus. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan II diperoleh temuantemuan sebagai berikut: 1.
Rata-rata nilai hasil belajar kognitif siswa dari siklus I dan II mengalami peningkatan ketuntasan belajar klasikal yaitu pada siklus I diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 77,71 dengan ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 66,67%. Pada siklus II diperoleh nilai ratarata siswa sebesar 88,02 dengan ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 85,71%.
2.
Hasil analisis pengamatan aktivitas siswa terhadap proses pembelajaran mengalami peningkatan yaitu, pada siklus I tingkat keaktifan siswa masih ada yang indikator yang termasuk dalam kategori kurang sehingga proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL pada siklus 1 belum terlaksana dengan maksimal, sedangkan pada siklus II secara keseluruhan semua indikator yang diamati masuk kedalam
kategori
baik,
sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa
105
pembelajaran dengan menggunakan metode pendekatan CTL baik diterapkan dalam pembelajaran Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi. 3.
Hasil analisis pengamatan aktivitas guru dalam proses pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II diketahui dari guru yang sudah mampu berperan aktif dalam proses pembelajaran siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa nilai
rerata dan ketuntasan kelas mengalami peningkatan. Adanya peningkatan tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran kontekstual, yang mengaitkan antara materi pelajaran dengan situasi dunia nyata melalui tujuh komponen pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi mengidentifikasi proses komunikasi. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Kontekstual sangat membantu siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru yang dalam pengerjaannya membutuhkan keterampilan dan peran aktif siswa dalam pembelajaran, karena siswa dilatih untuk belajar aktif dan berpikir kritis untuk dapat mengaitkan antara materi pelajaran dengan konteks dunia nyata. Penggunaan pendekatan CTL setidaknya mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran Kontekstual melibatkan siswa secara langsung untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran, dalam hal ini siswa harus diberi kesempatan untuk melatih kemampuannya, misalnya dengan memberikan
106
latihan untuk mengaitkan materi yang dipelajari dengan kehidupan seharihari, sehingga siswa sudah terbiasa dan terlatih untuk berpikir kritis dan sistematis. Proses pembelajaran di kelas terlihat kondusif dan siswa terlihat aktif dalam proses belajar di kelas. Pada proses pembelajaran menggunakan pendekatan CTL pada Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Proses Komunikasi mempunyai kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dan kekurangan tersebut antara lain adalah 1. Kelebihan dari pelaksanaan pendekatan CTL, yaitu a. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil yang artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan. b. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis
107
konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui ”mengalami” bukan ”menghafal”. c. Pembelajaran CTL menekankan pada aktivitas siswa secara penuh, baik fisik maupun mental d. Materi pelajaran dapat ditemukan sendiri oleh siswa, bukan hasil pemberian dari guru e. Penerapan
pembelajaran
CTL
dapat
menciptakan
suasana
pembelajaran yang bermakna
2. Kelemahan dari pelaksanaan Pendekatan CTL, yaitu: a. Diperlukan waktu yang cukup lama saat proses pembelajaran Kontekstual berlangsung b. Jika guru tidak dapat mengendalikan kelas maka dapat menciptakan situasi kelas yang kurang kondusif c. Guru harus lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam pendekatan CTL, guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan keterampilan yang baru bagi siswa. d. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide–ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi–strategi mereka
108
sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula. Kesuksesan pembelajaran ini bergantung pada image guru tetapi pendekatan ini mampu meningkatkan hasil belajar dan membuat siswa lebih aktif lagi dalam proses pembelajaran.
BAB V PENUTUP 5.1
Kesimpulan Bedasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian tentang penerapan pendekatan Contextual
Teaching And Learning (CTL) untuk
meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi siswa kelas X AP 1 SMK PGRI 1 Mejobo Kudus dapat ditarik kesimpulan, yaitu terdapat peningkatan hasil belajar kognitif, terbukti dengan perolehan nilai evaluasi dari masing-masing Siklus yang mengalami peningkatan. Pada data awal nilai rata-rata siswa sebesar 69,33 pada Siklus I nilai rata-rata tes siswa mencapai 77,71 pada Siklus II mencapai 88,02 ketuntasan klasikal pada data awal sebesar 59,52. Siklus I sebesar 66,67% dan pada Siklus II sebesar 85,71%. Selain hasil belajar pembelajaran Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi menggunakan pendekatan Contextual
Teaching And Learning (CTL) juga mampu meningkatkan
aktivitas belajar siswa, sampai dengan siklus II dapat menunjukkan aktivitas belajar siswa dengan kategori baik atau banyak siswa yang aktif mengikuti proses
pembelajaran.
Kinerja
guru
pada
proses
pembelajaran
Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi dengan pendekatan Contextual Teaching Learning juga menunjukkan hasil yang baik, dilihat dari
109
110
hasil siklus I dan siklus II yang menunjukkan peran aktif guru dalam proses pembelajaran. 5.2
Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dicapai maka diberikan beberapa saran sebagai berikut: 1)
Bagi guru, hendaknya guru lebih aktif dalam proses pembelajaran siswa dalam hal ini guru harus lebih intensif dalam membimbing siswa, karena dalam pendekatan CTL,
guru tidak lagi berperan sebagai pusat
informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan keterampilan yang baru bagi siswa. 2)
Bagi siswa, hendaknya siswa lebih aktif dalam diskusi kelompok, siswa dapat menilai kesalahan kelompok satu sama lain serta lebih meningkatkan daya pemahaman mengenai materi yang disampaikan dan juga siswa diharapkan aktif dalam menyampaikan pertanyaan, supaya materi yang belum dipahami dapat ditanyakan kembali kepada guru bersangkutan sehingga siswa menjadi paham betul. Siswa diharapkan selalu memperhatikan penjelasan guru dan bersungguh-sungguh saat pembelajaran berlangsung, supaya kegiatan belajar mengajar berlangsung efektif dan meningkatkan hasil belajar.
111
3)
Bagi peneliti selanjutnya, penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan mengambil mata pelajaran lain seperti pada mata pelajaran menerapkan prinsipprinsip kerjasama dengan kolega dan pelanggan pada kompetensi dasar menyediakan bantuan kepada pelanggan di dalam dan di luar organisasi agar dapat memperkuat teori tentang pendekatan Contextual Teaching and Learning .
DAFTAR PUSTAKA
Bandono, M.M. 2008. Menyusun Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning. http://bandono.web.id/cv/. Berns, Robert G dan Erickson, Patricia M. 2001. ”From Behaviorism to Contructivism and contextual Teaching and Learning”. Dalam Journal Contextual Teaching and Learning: Preparing Student for the New Economy, hal 1-8. Hall, Cedric dan Kidman, Joanna. 2004. ”Teaching and Learning: Mapping the Contextual Influences”. Dalam International Education Journal, Vol. 5 No. 3 hal 331-343. Juremi. 2006. ” Penggunaan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas III IPS 1 SMA Negeri 1Randublatung pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2004/2005”. Dalam Jurnal Widya Tama, Vol. 3 No. 1 Hal 9-16 Nurdin. 2009. ”Implementasi Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam Meningkatkan Hasil Belajar”. Dalam Jurnal Administrasi Pendidikan, Vol. 9 No. 1 Hal 109-122. Mulyasa, 2005. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya Prawiradilaga, Dewi Salma. 2008. Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Kencana Prenada Media Group. Rifa‟I, Achmad dan Catharina, T. Anni. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes Press. Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta.: Penerbit Kencana Prenada Media Group. Sardiman, 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
112
113
Suparno, A Suhaenah. 2000. Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta: Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional 2001. Sudjana. Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Rosdakarya. Sudrajat, Akhmad. 2008. Pendekatan dalam Pembelajaran. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/21/Pendekatan-Pembelajaran/. Sugandi, Achmad. 2008. Teori Pembelajaran. Semarang: Unnes Press. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi, arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktik. Jakarta. PT. Rineka Cipta. …………., Arikunto, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara ………...., Arikunto. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Penerbit Kencana Prenada Media Group.
114
LAMPIRAN
115
DAFTAR NAMA SISWA KELAS X AP 1 SMK PGRI 1 MEJOBO KUDUS No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40.
NAMA SISWA ANISA RATNAWATI AZIZAH ANITA NARSIANA DEWI APRILIA DAMAYANTI BELLA QONATUS STANI DESI MUJI RAHAYU DEWI WULANDARI DIAH LAILATUN NI‟MAH DIAN SUCI OKTAVIANA DIVYA ANGGRAENI DIAH AYU KHUSNUL KHOTIMAH DUWI LIANAWATI DYAH AYU RAHMATUL ULYA EKA MUNGKARSIH ERLITA DAMAYANTI FERINA ANANDA PUTRI FIFI ANITALIA FINDA DWI OKTAVIANI IDA MURSIDA IKA SOFIFANTI INDAH PUTRI SENANJUNG ISTIQOMAH KHOLIFFATUN KHASANAH LUVI NOVIARI MAULIDA SUCIANI MEGA AYU AMARTA PUTRI NADYA LEVIANA ULFA NITA NOVEN SARI NITA SUSANTI NOOR HIDAYAH OKA AWALIA RAHAYU DWI HANDAYANI LINA SEPTIANA ROIDLOTUL MUFARIKHAH ROSITA AGUSTINA SALA DESIFA TUSSALIM SEPTI DWI LIYANTINI SHOFIYULLOH WAHYU HIDAYAH SINTIA DEWI MAWADAH SITI MAESAROH SITI SHOLIKHAH
116
Soal Uji Coba Instrument
1. Komunikasi berasal dari bahasa latin yang berarti membuat sama yaitu…. a. Communication
d. Communee
b. Communicatore
e. Communicare
c. Communicate 2. Salah satu keuntungan dari proses komunikasi satu arah adalah. . . . . a. Menghemat tenaga komunikator b. Lebih cepat dan efisien c. Sebagai media hiburan dan pendidikan bagi komunikan d. Membangkitkan motivasi dan perhatian komunikan e. Memperjelas isi dan maksud informasi yang akan disampaikan 3. Berikut ini adalah unsur pokok dalam proses komunikasi, kecuali. . . . . a. Wawancara
d. Message atau
pesan b. Komunikan
e. Komunikator
c. Media 4. Komunikasi yang berlangsung antara komunikator dan komunikan yang mempunyai tingkat, kedudukan dan wewenang yang sama disebut komunikasi. . . . . a. Horizontal
d. Informal
b. Vertikal
e. Diagonal
c. Formal 5. Komunikasi yang berlangsung antara dua pihak dan disertai timbal balik disebut komunikasi . . . . . a. Satu arah
d. Negative
b. Dua arah
e. Positif
c. Persuasif
117
6. Orang atau kelompok yang bertindak sebagai pihak penerima pesan dalam komunikasi dinamakan. . . . . a. Komunikator
d.
Komunikasi
e.
Komunikasi
pasif b. Komunikan langsung c. Komunikasi 7. Suatu proses penyampaian informasi yang mengandung arti dari satu pihak kepada pihak lain dalam usaha untuk mendapat saling pengertian dinamakan. . ... a. Wawancara
d. Tanya jawab
b. Diskusi
e. Komunikasi
c. Seminar 8. Komunikator membuat atau menyusun sandi-sandi untuk menyatakan maksud dalam bentuk kata-kata atau lambang-lambang (gambar, warna, bahasa sandi dan tulisan) sebagai pesan. Proses ini disebut. . . . a. Encoding
d.
Zero
e.
Neutral
Feedback b. Decoding Feedback c. Lambang-lambang 9. Respons atau tanggapan yang diberikan komunikan kepada komunikator yang bersifat merugikan atau memojokkan komunikator disebut . . . . . a. Zero Feedback
d.
Point
e.
Neutral
Feedback b. Negative Feedback Feedback c. Positive Feedback
118
10. Lambang komunikasi yang dapat diterima melalui indra pendengaran seperti bunyi lonceng dan klakson mobil disebut lambang . . . . . a. Gerak
d. Gambar
b. Bahasa
e. Suara
c. Warna 11. Komunikasi yang berlangsung antara atasan dan bawahan di dalam sebuah kantor dinamakan komunikasi….. a. Komunikasi satu arah
d.
Komunikasi
e.
Komunikasi
horizontal b. Komunikasi dua arah diagonal c. Komunikasi vertikal 12. Pesan yang disampaikan komunikator tidak hanya menjadikan komunikan tahu, namun membuat komunikan tergerak hatinya sehingga menimbulkan perasaan tertentu seperti marah, kecewa, terharu, gembira dan bangga. Itu temasuk efek. . . . a. Efek positif
d. Efek afektif
b. Efek negatif
e.
Efek
behavioral c. Efek kognitif 13. Perhatikan pernyataan dibawah ini 1. Ketepatan
5. Kelancaran distribusi
2. Kesamaan persepsi
6. Kredibilitas atau kepercayaan
3. Kejelasan
7.
Konsekuensi
dan
keseimbangan 4. Keseragaman
8. Pengendalian
Yang termasuk hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan pesan adalah. . . .
119
a. 1, 2, 3 dan 4
d. 3, 4, 5
dan 7 b. 2, 3, 5 dan 7
e. 1, 3, 6
dan 8 c. 1, 4, 6 dan 8 14. Penyampaian pesan atau berita antara komunikator dan komunikan dengan memperhatikan perilaku, sikap yang baik dan yang tidak baik untuk dilakukan ketika berkomunikasi adalah definisi dari. . . . . a. Etika komunikasi
d.
Syarat
e.
Ketentuan
komunikasi b. Moral berkomunikasi komunikasi c. Perilaku komunikasi yang baik 15. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam kegiatan bisnis adalah keterampilan komunikasi, keterampilan komunikasi antara lain adalah. ... a. Keterampilan berbicara, keterampilan mendengar, dan keterampilan mengartikan b. Keterampilan
membaca,
keterampilan
menulis,
dan
keterampilan
mengartikan c. Keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis d. Keterampilan bertanya, keterampilan mendengar, dan keterampilan berbicara e. Keterampilan bertanya , keterampilan membaca, dan keterampilan menulis
120
16. Salah satu usaha yang dilakukan oleh wirausaha untuk mengenalkan produk kepada masyarakat adalah dengan memasang baliho atau papan reklame tentang produk tersebut dipinggir jalan raya. Komunikasi yang dilakukan wirausaha tersebut menggunakan lambang….. a. Bahasa
d. Warna
b. Gerak
e. Gambar
c. Suara 17. Orang hanya bisa mengerti sesuatu hal, hanya dengan menghubungkannya dengan sesuatu hal yang telah dimengerti. Ini merupakan salah satu azas komunikasi yang dikemukakan oleh….. a. Scott M. Cutlip b. Goeffrey Mills dan Oliver Standing Ford c. Allen H. Center d.
Scott M. Cutlip dan Oliver Standing Ford
e. Goeffrey Mills dan Scott M. Cutlip 18. Komunikasi yang terjadi diantara para anggota organisasi yang secara tegas telah direncanakan dan ditentukan, baik dalam struktur organisasi maupun dalam ketentuan-ketentuan peraturan, disebut komunikasi…. a. Horizontal
d. Informal
b. Vertical
e. Diagonal
c. Formal 19. Komunikasi antara anggota organisasi atas dasar kehendak pribadi yang tidak berdasarkan atas ketentuan-ketentuan dalam struktur organisasi atau peraturan disebut komunikasi….. a. Horizontal
d. Informal
b. Vertikal
e. Diagonal
c. Formal
121
20. Dalam kegiatan komunikasi, antara komunikator dan komunikan harus ada rasa saling percaya untuk mendapatkan salling satu pengertian. Hal ini disebut….. a. Credibility d. Clarity b. Context e. Continuity c. Conten 21. Huruf atau tanda yang menyatakan sesuatu hal atau mengandung maksud tertentu, disebut. . . . . . a. Pesan
d. Lambang
b. Symbol
e. Gambar
c. Konteks 22. Dalam komunikasi, pesan merupakan salah satu. . . . . a. Media komunikasi
d.
Lambang
e.
Proses
komunikasi b. Unsure komunikasi komunikasi c. Jenis komunikasi 23. Badan Narkotika Nasional (BNN) membuat iklan poster untuk mengajak generasi muda menjauhi narkoba. Komunikasi yang dilakukan oleh BNN tersebut menggunakan. . . . . a. Bahasa
d. Warna
b. Tanda
e. Gambar
c. Suara 24. Komunikasi yang disampaikan dengan kata-kata saja akan membosankan dan dapat menghambat proses komunikasi. Hambatan tersebut dinamakan hambatan. . . . . a. Semantik
d. Sistem social
b. Jarak fisik
e. Pengetahuan
c. Verbalistis
122
25. Televisi merupakan salah satu jenis media komunikasi. . . . . . a. Visual
d. Cetak
b. Audio
e. Elektronik
c. Audio-visual 26. Berikut ini yang merupakan fungsi media komunikasi adalah. . . . . a. Menunjukkan kemampuan komunikator b. Menimbulkan kesalahpahaman c. Memperjelas isi dan maksud informasi d. Menumbuhkan rasa kekeluargaan e. Memberikan kesempatan kepada komunikan 27. Komunikan menafsikan lambang-lambang yang dikirim oleh komunikator, merupakan proses. . . . . a. Decoding
d. barrier
b. Feedback
e. massage
c. Encoding 28. Alya sedang mempresentasikan materi tentang bagaimana menjadi sekretaris yang baik dalam kegiatan seminar. Dalam seminar tersebut yang menjadi komunikan adalah. . . . . . a. Alya
d. LCD
b. Peserta seminar
e. Ruang seminar
c. Bagaimana menjadi sekretaris yang baik 29. Seorang ibu melambaikan tangan kepada anaknya untuk menyampaikan selamat jalan.. hal ini merupakan contoh adanya lambang. . . . . . . dalam proses komunikasi. a. Gerak
d. gambar
b. Bahasa
e. warna
c. Suara
123
30. Proses komunikasi harus mengandung kejelasan yang meliputi kejelasan isi berita dan tujuan yang hendak dicapai, artinya komunikasi harus. . . . . . a. Credibility
d. content
b. Capability
e. context
c. Clarity 31. Factor-faktor yang dapat menghambat proses komunikasi adalah. . . . . a. Prasangka yang tidak beralasan b. Kesinambungan dan konsistensi c. Kejelasan d. Kepuasan e. Saluran pengiriman berita 32. Salah satu fungsi dari media komunikasi adalah. . . . . a. Menunjukkan kemampuan komunikator b. Menimbulkan kesalahpahaman c. Mempercepat proses penyampaian pesan d. Menumbuhkan rasa kekeluargaan e. Memberi kesempatan kepada komunikan 33. Menurut Harold D. laswell, fungsi media komunikasi, antara lain untuk. . . . . . a. Mendidik
d.
Pengawasan
social b. Meyakinkan
e.
menghubungkan c. Transmisi cultural 34. Radio, tape recorder, dan telepon merupakan jenis media komunikasi. . . . a. Visual
d. Cetak
b. Audio
e. Elektronik
c. Audio-visual
124
35. DVD/VCD player merupkan salah satu jenis media komunikasi. . . . . a. Visual
d. Cetak
b. Audio
e. elektronik
c. Audio-visual 36. Berikut ini beberapa contoh dari media komunikasi visual adalah. . . . . . a. Radio, faximile, handy talky
d.
handphone,
e.
kentongan,
televise b. Surat kabar, faximile, internet sirine c. Surat kabar, leaflet, brosur 37. Respons atau tanggapan yang diberikan komunikan kepada komunikator yang bersifat merugikan atau memojokkan komunikator disebut . . . . . a. Zero Feedback
d.
Point
e.
Neutral
Feedback b. Negative Feedback Feedback c. Positive Feedback 38. Komunikasi yang berlangsung antara atasan dan bawahan di dalam sebuah kantor dinamakan komunikasi….. a. Komunikasi satu arah
d.
Komunikasi
e.
Komunikasi
horizontal b. Komunikasi dua arah diagonal c. Komunikasi vertical 39. Orang hanya bisa mengerti sesuatu hal, hanya dengan menghubungkannya dengan sesuatu hal yang telah dimengerti. Ini merupakan salah satu azas komunikasi yang dikemukakan oleh….. a. Scott M. Cutlip b. Goeffrey Mills dan Oliver Standing Ford
125
c. Allen H. Center d.
Scott M. Cutlip dan Oliver Standing Ford
e. Goeffrey Mills dan Scott M. Cutlip 40. Komunikasi yang terjadi diantara para anggota organisasi yang secara tegas telah direncanakan dan ditentukan, baik dalam struktur organisasi maupun dalam ketentuan-ketentuan peraturan, disebut komunikasi…. a. Horizontal
d. Informal
b. Vertical
e. Diagonal
c. Formal 41. Komunikasi harus menimbulkan kepuasan bagi kedua belah pihak, baik komuniktor maupun komunikan. Dalam tujuh factor komunikasi, hal ini disebut. . . . a. Credibility
d. content
b. Clarity
e. context
c. Capability 42. Salah satu kekurangan dari media komunikasi audio visual adalah. . . . . a. Hanya untuk indera penglihatan b. Menimbulkan rasa bosan c. Tidak bergerak d. Memiliki keterbatasan pemirrsa e. Biaya relative lebih mahal 43. Lambang komunikasi yang dapat diterima melalui indra pendengaran seperti bunyi lonceng dan klakson mobil disebut lambang . . . . . a. Gerak
d. Gambar
b. Bahasa
e. Suara
c. Warna 44. Satu proses penyampaian warta/pesan/informasi, yang mengandung arti dari satu pihak kepada pihak lain dalam usaha saling mendapatkan saling pengertian. Ini merupakan pengertian dari. . . . . .
126
a. Komunikasi
d. komunikator
b. Telekomunikasi
e. korespondensi
c. Teleconference 45. Gerak-gerik kebiasaan yang khas pada seseorang, misalnya gerakan-gerakan tangan yang dilakukan untuk menguatkan berita yang ingin disampaikan, disebut. . . . a. Manerisme
d. reflex
b. Verbalistis
e. context
c. Capability no.
Jwb
no.
Jwb
1
E
26
C
2
B
27 D
3
A
28
B
4
A
29
A
5
B
30
A
6
B
31
A
7
E
32 C
8
A
33 B
9
B
34 B
10
E
35 C
11
C
36
C
12
D
37
B
13
D
38
C
14
A
39
B
15
C
40
C
16
E
41 B
17
B
42
C
18
C
43
E
127
19
D
44 A
20
A
45
21
D
46
22
B
47
23 E
48
24 C
49
25 C
50
D
128
ANALISIS VALIDITAS, RELIABILITAS, DAYA BEDA DAN TINGKAT KESUKARAN SOAL
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Kode Resp R-1 R-2 R-16 R-12 R-18 R-19 R-20 R-13 R-24 R-25 R-15 R-21 R-23 R-28 R-26 R-31 R-34 R-4 R-3 R-5 R-6
Butir soal 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0
1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0
1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0
0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1
129
VALIDITAS
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
R-36 R-37 R-40 R-42 R-17 R-43 R-7 R-8 R-29 R-41 R-30 R-10 R-9 R-11 R-22 R-14 R-32 R-27 R-35 R-33 R-39 R-38 SX SX² p q XY
1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18 18
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 20 20
1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 20 20
0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 21 21
0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 22 22
1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 21 21
1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 25 25
1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 22 22
0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 21 21
0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18 18
1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 23 23
1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 27 27
0.529 0.471 526
0.588 0.412 568
0.588 0.412 528
0.618 0.382 536
0.647 0.353 590
0.618 0.382 558
0.735 0.265 602
0.647 0.353 513
0.618 0.382 555
0.529 0.471 548
0.676 0.324 616
0.794 0.206 643
130
TINGKAT KESUKARAN
DAYA BEDA
0.658 0.650 0.474 0.416 0.561 0.513 0.341 0.222 0.499 0.756 0.584 0.343 rxy 0.301 0.301 0.301 0.301 0.301 0.301 0.301 0.301 0.301 0.301 0.301 0.301 rtabel valid valid valid valid valid valid TIDAK valid valid valid valid Kriteria valid 0.24917 0.255 0.255 0.256 0.256 0.256 0.249 0.256 0.256 0.249 0.255 0.239 α²b 15 16 15 14 15 16 15 15 16 15 17 17 BA 3 4 5 7 7 5 10 7 5 3 6 10 BB 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 JA 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 JB 0.539 0.537 0.444 0.303 0.348 0.489 0.206 0.348 0.489 0.539 0.487 0.297 D B B B C C B C C B B B C Kriteria BA + 18 20 20 21 22 21 25 22 21 18 23 27 BB 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 N 0.419 0.465 0.465 0.488 0.512 0.488 0.581 0.512 0.488 0.419 0.535 0.628 IK Kriteria Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang KRITERIA Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai SOAL
131
Butir Soal 13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0
1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0
1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0
1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0
0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0
1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0
1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0
132
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 19 19
1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 21 21
1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 18 18
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 18 18
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 13 13
0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 17 17
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 16 16
1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 19 19
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 11 11
0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 21 21
1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18 18
1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 20 20
0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 20 20
0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 20 20
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 24 24
0.559 0.441 550 0.667 0.301 valid 0.252
0.618 0.382 584 0.627 0.301 valid 0.256
0.529 0.471 442 0.283 0.301 TIDAK 0.249
0.529 0.471 511 0.591 0.301 valid 0.249
0.382 0.618 393 0.573 0.301 valid 0.216
0.500 0.500 439 0.367 0.301 valid 0.245
0.471 0.529 461 0.567 0.301 Valid 0.239
0.559 0.441 558 0.702 0.301 valid 0.252
0.324 0.676 309 0.392 0.301 valid 0.195
0.618 0.382 512 0.310 0.301 valid 0.256
0.529 0.471 524 0.649 0.301 valid 0.249
0.588 0.412 518 0.430 0.301 valid 0.255
0.588 0.412 583 0.717 0.301 valid 0.255
0.588 0.412 526 0.465 0.301 valid 0.255
0.706 0.294 626 0.538 0.301 valid 0.252
133
16 3 22 21 0.584 B 19 43 0.442 Sedan g Dipaka i
16 5 22 21 0.489 B 21 43 0.488 Sedan g Dipaka i
12 6 22 21 0.260 C 18 43 0.419 Sedang Dibuan g
16 2 22 21 0.632 B 18 43 0.419 Sedan g Dipaka i
11 2 22 21 0.405 B 13 43 0.302 Sedan g Dipaka i
11 6 22 21 0.214 C 17 43 0.395 Sedan g Dipaka i
13 3 22 21 0.448 B 16 43 0.372 Sedan g Dipaka i
16 3 22 21 0.584 B 19 43 0.442 Sedan g Dipaka i
8 3 22 21 0.221 C 11 43 0.256 Sukar Dipaka i
15 6 22 21 0.396 C 21 43 0.488 Sedan g Dipaka i
14 4 22 21 0.446 B 18 43 0.419 Sedan g Dipaka i
14 6 22 21 0.351 C 20 43 0.465 Sedan g Dipaka i
16 4 22 21 0.537 B 20 43 0.465 Sedan g Dipaka i
15 5 22 21 0.444 B 20 43 0.465 Sedan g Dipaka i
19 5 22 21 0.626 B 24 43 0.558 Sedan g Dipaka i
134
Butir Soal 28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0
1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1
1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1
0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0
1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1
1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1
1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0
135
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 24 24
0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 23 23
0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 27 27
0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 26 26
0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 31 31
0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 30 30
1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 25 25
1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 23 23
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 7
1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17 17
0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 16 16
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18 18
1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14 14
0.706 0.294 653 0.657 0.301 valid 0.252
0.676 0.324 534 0.222 0.301 TIDAK 0.255
0.794 0.206 653 0.388 0.301 valid 0.239
0.765 0.235 624 0.348 0.301 valid 0.245
0.912 0.088 756 0.511 0.301 valid 0.206
0.882 0.118 705 0.356 0.301 valid 0.216
0.735 0.265 586 0.269 0.301 TIDAK 0.249
0.676 0.324 605 0.536 0.301 valid 0.255
0.206 0.794 220 0.434 0.301 valid 0.14
0.500 0.500 460 0.461 0.301 valid 0.245
0.471 0.529 411 0.340 0.301 valid 0.239
0.529 0.471 523 0.644 0.301 valid 0.249
0.412 0.588 396 0.477 0.301 valid 0.225
136
19 5 22 21 0.626 B 24 43 0.558 Sedang
14 9 22 21 0.208 C 23 43 0.535 Sedang
17 10 22 21 0.297 C 27 43 0.628 Sedang
16 10 22 21 0.251 C 26 43 0.605 Sedang
20 11 22 21 0.385 C 31 43 0.721 Mudah
18 12 22 21 0.247 C 30 43 0.698 Sedang
17 8 22 21 0.392 C 25 43 0.581 Sedang
16 7 22 21 0.394 C 23 43 0.535 Sedang
6 1 22 21 0.225 C 7 43 0.163 Sukar
13 4 22 21 0.400 B 17 43 0.395 Sedang
12 4 22 21 0.355 C 16 43 0.372 Sedang
15 3 22 21 0.539 B 18 43 0.419 Sedang
12 2 22 21 0.450 B 14 43 0.326 Sedang
Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai
137
Butir Soal 41
42
43
44
45
0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1
1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0
1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0
1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1
Y
Y2
41 39 37 37 37 36 35 32 33 32 32 31 30 31 30 26 22 21 20 20 17 17 16 16 15
1681 1521 1369 1369 1369 1296 1225 1024 1089 1024 1024 961 900 961 900 676 484 441 400 400 289 289 256 256 225
138
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 11 11
0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 19 19
0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 17 17
0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20 20
0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 23 23
0.324 0.676 273 0.210 0.301 TIDAK 0.195
0.559 0.441 512 0.498 0.301 valid 0.252
0.500 0.500 451 0.421 0.301 valid 0.245
0.588 0.412 534 0.501 0.301 valid 0.255
0.676 0.324 599 0.509 0.301 valid 0.2547
15 225 15 225 14 196 14 196 14 196 14 196 13 169 11 121 11 121 11 121 11 121 10 100 10 100 9 81 8 64 8 64 8 64 5 25 904 23814 n = 20 Spq 10.02 S2 = 114.5 r11 = 0.96 M 21.02 40
139
7 4 22 21 0.128 J 11 43 0.256 Sukar
14 5 22 21 0.398 C 19 43 0.442 Sedang
11 6 22 21 0.214 C 17 43 0.395 Sedang
15 5 22 21 0.444 B 20 43 0.465 Sedang
16 7 22 21 0.394 C 23 43 0.535 Sedang
Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai
140
Perhitungan Validitas Soal Uji Coba
Rumus : rxy = Keterangan: rxy = koefisien korelasi antara X dan Y n = jumlah peserta tes x = Skor tiap butir soal y = Skor total yang benar dari tiap subjek Kriteria: Butir soal dikatakan valid jika rxy > rtabel Perhitungan : No.
X
Y
X2
Y2
XY
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0
41 39 37 37 37 36 35 32 33 32 32 31 30 31 30 26 22 21 20 20 17 17 16 16 15 15
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0
1681 1521 1369 1369 1369 1296 1225 1024 1089 1024 1024 961 900 961 900 676 484 441 400 400 289 289 256 256 225 225
41 39 37 37 37 36 35 0 33 32 32 0 0 31 30 26 0 0 0 20 0 17 16 0 0 0
141
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 S
rxy
0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18
15 14 14 14 14 13 11 11 11 11 10 10 9 8 8 8 5 904
2
0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18
2
225 196 196 196 196 169 121 121 121 121 100 100 81 64 64 64 25 23814
2
0 14 0 0 0 13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 526
2
142
Perhitungan Daya Beda Soal Uji Coba Rumus : = PA – PB Keterangan: D : indeks diskriminasi : banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar : banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar : banyaknya siswa kelompok atas : banyaknya siswa kelompok bawah PA : Proporsi peserta didik kelompok atas yang menjawab benar PB : Proporsi peserta didik kelompok bawah yang menjawab benar Kriteria : D = 0,00 < D ≤ 0,20 = jelek D = 0,20 < D ≤ 0,40 = cukup D = 0,40 < D ≤ 0,70 = baik D = 0,70 < D ≤ 1,00 = baik sekali Perhitungan : No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
= =
D 0.539 0.537 0.444 0.303 0.348 0.489 0.206 0.348 0.489 0.539 0.487 0.297 0.584 0.489 0.260
15 22 0.539
Kriteria B B B C C B C C B B B C B B C
-
No 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
D 0.632 0.405 0.214 0.448 0.584 0.221 0.396 0.446 0.351 0.537 0.444 0.626 0.626 0.208 0.297
Kriteria B B C B B C C B C B B B B C C
No 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
D 0.251 0.385 0.247 0.392 0.394 0.225 0.400 0.355 0.539 0.450 0.128 0.398 0.214 0.444 0.394
Kriteria C C C C C C B C B B J C C B C
3 21
Bardasarkan kriteria, maka soal nomor 1 mempunyai daya pembeda baik Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba
143
Rumus KR-20: r11 = Keterangan: r11 = reliabilitas instrumen n = banyaknya butir soal = jumlah perkalian antara p dan q p = proporsi subyek yang menjawab item soal dengan benar q = proporsi subyek yang menjawab item soal salah (1-p) S = standart deviasi dari tes Kriteria : Apabila r hitung > r tabel maka instrumen tersebut reliabel. Perhitungan : a. Varians total 2 2 2 t
b. Koefisien reliabilitas r11
n n 1
S2
pq S
2
45 r11 =
x 45
r11 =
-
(
1
1
21.02
x (
45
x
-
45
-
21.02 114.50
0.933
Pada α = 5% dengan n = 43 maka diperoleh r11 = 0,933> rtabel = 0,301 Berdasarkan perhitungan diatas karena rxy reliabel.
>
rtabel maka instrumen tersebut adalah
)
144
Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba
Rumus : P= JS
Keterangan: P = indeks kesukaran/kesulitan B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar J = jumlah seluruh peserta tes Kriteria : a. Interval 0,0 < P ≤ 0,3 = sukar b. Interval 0,3 < P ≤ 0,7 = sedang c. Interval 0,7 < P ≤ 1,0 = mudah Perhitungan : No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
TK 0.419 0.465 0.465 0.488 0.512 0.488 0.581 0.512 0.488 0.419 0.535 0.628 0.442 0.488 0.419
Kriteria Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
No 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
=
=
TK 0.419 0.302 0.395 0.372 0.442 0.256 0.488 0.419 0.465 0.465 0.465 0.558 0.558 0.535 0.628
15
Kriteria Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
+ 43
No 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
TK 0.605 0.721 0.698 0.581 0.535 0.163 0.395 0.372 0.419 0.326 0.256 0.442 0.395 0.465 0.535
Kriteria Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang
3
0.419
Berdasarkan criteria, maka soal nomor 1 mempunyai tingkat kesukaran yang sedang.
145
DAFTAR KELOMPOK Kelompok 1 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
NAMA SISWA ANISA RATNAWATI AZIZAH ANITA NARSIANA DEWI APRILIA DAMAYANTI BELLA QONATUS STANI DESI MUJI RAHAYU DEWI WULANDARI
Kelompok 2 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
NAMA SISWA DIAH LAILATUN NI‟MAH DIAN SUCI OKTAVIANA DIVYA ANGGRAENI DIAH AYU KHUSNUL KHOTIMAH DUWI LIANAWATI DYAH AYU RAHMATUL ULYA
Kelompok 3 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
NAMA SISWA EKA MUNGKARSIH ERLITA DAMAYANTI FERINA ANANDA PUTRI FIFI ANITALIA FINDA DWI OKTAVIANI IDA MURSIDA
Kelompok 4 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
NAMA SISWA IKA SOFIFANTI INDAH PUTRI SENANJUNG ISTIQOMAH KHOLIFFATUN KHASANAH LUVI NOVIARI MAULIDA SUCIANI
146
Kelompok 5 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
NAMA SISWA MEGA AYU AMARTA PUTRI NADYA LEVIANA ULFA NITA NOVEN SARI NITA SUSANTI NOOR HIDAYAH OKA AWALIA
Kelompok 6 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
NAMA SISWA RAHAYU DWI HANDAYANI LINA SEPTIANA ROIDLOTUL MUFARIKHAH ROSITA AGUSTINA SALA DESIFA TUSSALIM SEPTI DWI LIYANTINI
Kelompok 7 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
NAMA SISWA SHOFIYULLOH WAHYU HIDAYAH SINTIA DEWI MAWADAH SITI MAESAROH SITI SHOLIKHAH TIKA AGUSTINA DAMAYANTI TRI SULISTYANINGSIH
147
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Siklus I Pertemuan 1)
1.) Identitas Pelajaran a. Satuan Pendidikan
: SMK PGRI 1 Mejobo Kudus
b. Kelas
:X
c. Semester
:1
d. Tahun Pelajaran
: 2012/2013
e. Mata Pelajaran
: Mengaplikasikan Keterampilan Dasar
Komunikasi 2.) Standar Kompetensi Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi 3.) Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Proses Komunikasi 4.) Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Mendefinisikan pengertian komunikasi. 2. Mengetahui unsur-unsur dalam komunikasi 5.) Tujuan Pembelajaran 1. Siswa diharapkan mampu mendefinisikan pengertian komunikasi dengan benar. 2. Siswa diharapkan mampu mengetahui unsur-unsur dalam komunikasi 6.) Materi Ajar 1. Pengertian komunikasi. 2. Unsur-unsur dalam komunikasi 7.) Strategi Pembelajaran 1) Model
: Model pembelajaran menggunakan Contextual Teaching
and Learning (CTL)
148
8.) Alokasi Waktu 2 x 45 Menit 9.) Langkah-Langkah Pembelajaran No. Kegiatan
Waktu
Metode
1.
10”
Ceramah,
Pendahuluan 1) Guru menciptakan suasana kelas yang religius
Tanya
yaitu memulai pelajaran dengan ucapan salam dan
jawab,
bacaan basmalah yang diikuti oleh seluruh
Demonstrasi.
dan
peserta didik dalam kelas. 2) Guru memberikan orientasi, yaitu memusat perhatian peserta didik dan menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap materi yang akan dibelajarkan dengan
memperlihatkan
berkomunikasi
dengan
contoh cara
proses
memberikan
pemodelan proses berkomunikasi. 3) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai dan cakupan materi yang akan disampaikan. 2.
70”
Kegiatan Inti
Contextual Teaching
a. Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
and
1) Memberikan pengetahuan yang bermakna
Learning
dan relevan bagi siswa dengan member penjelasan
tentang
garis
besar
materi
komunikasi, seperti “kira-kira bagaimana gambaran komunikasi itu?” 2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan idenya sendiri mengenai pengertian komunikasi secara lisan, seperti “ada yang pernah melihat orang yang
149
sedang melakukan komunikasi?” dan siswa menjawab pernah. b. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: 1) Membagi peserta didik ke dalam 7 kelompok kecil. 2) Memperlihatkan
contoh
gambar
tentang
komunikasi. 3) Menyuruh
siswa
untuk
mendiskusikan
tentang pengertian dan unsur dari komunikasi menurut pendapat mereka masing-masing. 4) Setiap anggota kelompok saling membantu anggota lain yang belum memahami tugas yang diberikan karena harus dipastikan semua anggota kelompok memahami tentang tugas yang diberikan. 5) Guru memanggil setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya didepan kelas. 6) Guru mempersilahkan kelompok lain untuk menanggapi dan memberikan masukan secara jujur
pada
kelompok
yang
telah
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
c. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: 1) Menyampaikan materi secara menyeluruh serta memberikan penguatan dan kesimpulan secara logis. 2) Memberikan pertanyaan tentang hal-hal yang belum dipahami oleh siswa.
150
3.
10”
Penutup 1) Guru menutup pelajaran dengan membimbing
Ceramah, Tanya jawab
siswa menyimpulkan tentang materi yang telah diajarkan, 2) Salam penutup
10.) Media dan Alat Pembelajaran 1) Power Point 2) White board 3) Alat tulis 11.) Sumber Belajar 1) Buku paket 2) Modul pelajaran mengaplikasikan keterampilan dasar komunikasi
Kudus,
September 2012
Guru mata pelajaran,
Peneliti,
Dra. Wiwik Dwiyanti NIP.
Arif Bagus Wibowo NIM. 7101408153
Mengetahui Kepala SMK PGRI 1 Mejobo Kudus
Drs. Joko Waluyo NIP
151
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Siklus I Pertemuan 2)
1.) Identitas Pelajaran a. Satuan Pendidikan
: SMK PGRI 1 Mejobo Kudus
b. Kelas
:X
c. Semester
:1
d. Tahun Pelajaran
: 2012/2013
e. Mata Pelajaran
: Mengaplikasikan Keterampilan Dasar
Komunikasi 2.) Standar Kompetensi Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi 3.) Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Proses Komunikasi 4.) Indikator Pencapaian Kompetensi a. Mendefinisikan proses komunikasi. b. Mengetahui lambang-lambang dari komunikasi 5.) Tujuan Pembelajaran 3. Siswa diharapkan mampu mendefinisikan proses komunikasi dengan benar. 4. Siswa diharapkan mampu mengetahui unsur-unsur dalam komunikasi 6.) Materi Ajar 3. Proses komunikasi. 4. Lambang-lambang dalam komunikasi 7.) Strategi Pembelajaran 2) Model
: Model pembelajaran menggunakan Contextual Teaching
and Learning (CTL)
152
8.) Alokasi Waktu 2 x 45 Menit 9.) Langkah-Langkah Pembelajaran No. Kegiatan
Waktu
Metode
1.
10”
Ceramah,
Pendahuluan 1) Guru menciptakan suasana kelas yang religius
Tanya
yaitu memulai pelajaran dengan ucapan salam dan
jawab,
bacaan basmalah yang diikuti oleh seluruh
Demonstrasi.
dan
peserta didik dalam kelas. 2) Guru memberikan orientasi, yaitu memusat perhatian peserta didik dan menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap materi yang akan dibelajarkan dengan memperlihatkan video yang menunjukkan proses berkomunikasi. 3) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai dan cakupan materi yang akan disampaikan. 2.
Kegiatan Inti a. Eksplorasi
70”
Contextual Teaching
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
and
1) Memberikan stimulus secara inovatif dan
Learning
logis berupa pemaparan materi oleh guru dengan menggunakan media white board dan power point untuk menjelaskan tentang proses komunikasi 2) Secara komunikatif guru menjelaskan materi tentang lambang-lambang dalam komunikasi.
b. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru:
153
7) Membagi peserta didik ke dalam 7 kelompok kecil. 8) Menyuruh
siswa
untuk
mendiskusikan
tentang proses dan lambang dari komunikasi menurut pendapat mereka masing-masing. 9) Setiap anggota kelompok saling membantu anggota lain yang belum memahami tugas yang diberikan karena harus dipastikan semua anggota kelompok memahami tentang tugas yang diberikan. 10) Guru memanggil setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya didepan kelas. 11) Guru mempersilahkan kelompok lain untuk menanggapi dan memberikan masukan secara jujur
pada
kelompok
yang
telah
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
c. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: 3) Guru memberikan penguatan dan kesimpulan secara logis. 4) Memberikan pertanyaan tentang hal-hal yang belum dipahami oleh siswa.
3.
Penutup 3) Guru menutup pelajaran dengan membimbing siswa menyimpulkan tentang materi yang telah diajarkan, 4) Salam penutup
10”
Ceramah, Tanya jawab
154
10.) Media dan Alat Pembelajaran 1) Power Point 2) video 3) White board 4) Alat tulis 11.) Sumber Belajar 1) Buku paket 2) modul pelajaran mengaplikasikan keterampilan dasar komunikasi 12.) Penilaian Soal latihan
Kudus, September 2012 Guru mata pelajaran,
Peneliti,
Dra. Wiwik Dwiyanti NIP.
Arif Bagus Wibowo NIM. 7101408153
Mengetahui Kepala SMK PGRI 1 Mejobo Kudus
Drs. Joko Waluyo NIP
155
Soal Evaluasi Siklus 1 Nama Kelas
: : X-AP
No. Induk Semester
: :I
A. Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang tepat ! 1. Komunikasi berasal dari bahasa latin yang berarti membuat sama yaitu…. a. Communication
d. Communee
b. Communicatore
e. Communicare
c. Communicate 2. Salah satu keuntungan dari proses komunikasi satu arah adalah. . . . . a. Menghemat tenaga komunikator b. Lebih cepat dan efisien c. Sebagai media hiburan dan pendidikan bagi komunikan d. Membangkitkan motivasi dan perhatian komunikan e. Memperjelas isi dan maksud informasi yang akan disampaikan 3. Berikut ini adalah unsur pokok dalam proses komunikasi, kecuali. . . . . a. Wawancara
d. Message atau pesan
b. Komunikan
e. Komunikator
c. Media 4. Komunikasi yang berlangsung antara komunikator dan komunikan yang mempunyai tingkat, kedudukan dan wewenang yang sama disebut komunikasi. . . . . a. Horizontal
d. Informal
b. Vertikal
e. Diagonal
c. Formal 5. Komunikasi yang berlangsung antara dua pihak dan disertai timbal balik disebut komunikasi . . . . . a. Satu arah
d. Negative
b. Dua arah
e. Positif
c. Persuasif
156
6. Orang atau kelompok yang bertindak sebagai pihak penerima pesan dalam komunikasi dinamakan. . . . . a. Komunikator
d. Komunikasi pasif
b. Komunikan
e. Komunikasi langsung
c. Komunikasi 7. Suatu proses penyampaian informasi yang mengandung arti dari satu pihak kepada pihak lain dalam usaha untuk mendapat saling pengertian dinamakan. . . . . a. Wawancara
d. Tanya jawab
b. Diskusi
e. Komunikasi
c. Seminar 8. Komunikator membuat atau menyusun sandi-sandi untuk menyatakan maksud dalam bentuk kata-kata atau lambang-lambang (gambar, warna, bahasa sandi dan tulisan) sebagai pesan. Proses ini disebut. . . . a. Encoding
d. Zero Feedback
b. Decoding
e. Neutral Feedback
c. Lambang-lambang 9. Respons atau tanggapan yang diberikan komunikan kepada komunikator yang bersifat merugikan atau memojokkan komunikator disebut . . . . . a. Zero Feedback
d. Point Feedback
b. Negative Feedback
e. Neutral Feedback
c. Positive Feedback 10. Lambang komunikasi yang dapat diterima melalui indra pendengaran seperti bunyi lonceng dan klakson mobil disebut lambang . . . . . a. Gerak
d. Gambar
b. Bahasa
e. Suara
c. Warna 11. Komunikasi yang berlangsung antara atasan dan bawahan di dalam sebuah kantor dinamakan komunikasi….. a. Komunikasi satu arah
d. Komunikasi horizontal
b. Komunikasi dua arah
e. Komunikasi diagonal
157
c. Komunikasi vertikal 12. Pesan yang disampaikan komunikator tidak hanya menjadikan komunikan tahu, namun membuat komunikan tergerak hatinya sehingga menimbulkan perasaan tertentu seperti marah, kecewa, terharu, gembira dan bangga. Itu temasuk efek. . . . a. Efek positif
d. Efek afektif
b. Efek negatif
e. Efek behavioral
c. Efek kognitif 13. Perhatikan pernyataan dibawah ini 1. Ketepatan
5. Kelancaran distribusi
2. Kesamaan persepsi
6. Kredibilitas atau kepercayaan
3. Kejelasan
7. Konsekuensi dan keseimbangan
4. Keseragaman
8. Pengendalian
Yang termasuk hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan pesan adalah. . . . a. 1, 2, 3 dan 4
d. 3, 4, 5 dan 7
b. 2, 3, 5 dan 7
e. 1, 3, 6 dan 8
c. 1, 4, 6 dan 8 14. Penyampaian pesan atau berita antara komunikator dan komunikan dengan memperhatikan perilaku, sikap yang baik dan yang tidak baik untuk dilakukan ketika berkomunikasi adalah definisi dari. . . . . a. Etika komunikasi
d. Syarat komunikasi
b. Moral berkomunikasi
e. Ketentuan komunikasi
c. Perilaku komunikasi yang baik 15. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam kegiatan bisnis adalah keterampilan komunikasi, keterampilan komunikasi antara lain adalah. . . . a. Keterampilan berbicara, keterampilan mendengar, dan keterampilan mengartikan b. Keterampilan membaca, keterampilan menulis, dan keterampilan mengartikan
158
c. Keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis d. Keterampilan bertanya, keterampilan mendengar, dan keterampilan berbicara e. Keterampilan bertanya , keterampilan membaca, dan keterampilan menulis 16. Salah satu usaha yang dilakukan oleh wirausaha untuk mengenalkan produk kepada masyarakat adalah dengan memasang baliho atau papan reklame tentang produk tersebut dipinggir jalan raya. Komunikasi yang dilakukan wirausaha tersebut menggunakan lambang….. a. Bahasa
d. Warna
b. Gerak
e. Gambar
c. Suara 17. Orang hanya bisa mengerti sesuatu hal, hanya dengan menghubungkannya dengan sesuatu hal yang telah dimengerti. Ini merupakan salah satu azas komunikasi yang dikemukakan oleh….. a. Scott M. Cutlip b. Goeffrey Mills dan Oliver Standing Ford c. Allen H. Center d.
Scott M. Cutlip dan Oliver Standing Ford
e. Goeffrey Mills dan Scott M. Cutlip 18. Komunikasi yang terjadi diantara para anggota organisasi yang secara tegas telah direncanakan dan ditentukan, baik dalam struktur organisasi maupun dalam ketentuan-ketentuan peraturan, disebut komunikasi…. a. Horizontal
d. Informal
b. Vertical
e. Diagonal
c. Formal 19. Komunikasi antara anggota organisasi atas dasar kehendak pribadi yang tidak berdasarkan atas ketentuan-ketentuan dalam struktur organisasi atau peraturan disebut komunikasi….. a. Horizontal
d. Informal
159
b. Vertikal
e. Diagonal
c. Formal 20. Dalam kegiatan komunikasi, antara komunikator dan komunikan harus ada rasa saling percaya untuk mendapatkan salling satu pengertian. Hal ini disebut….. a. Credibility b. Context c. Content
d. Clarity e. Continuity
Jawaban 1. E
11. C
2. B
12. D
3. A
13. D
4. A
14. A
5. B
15. C
6. B
16. E
7. E
17. B
8. A
18. C
9. B
19. D
10. E
20. A
160
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Siklus 2 Pertemuan 1)
1.) Identitas Pelajaran a. Satuan Pendidikan
: SMK PGRI 1 Mejobo Kudus
b. Kelas
:X
c. Semester
:1
d. Tahun Pelajaran
: 2012/2013
e. Mata Pelajaran
: Mengaplikasikan Keterampilan Dasar
Komunikasi 2.) Standar Kompetensi Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi 3.) Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Proses Komunikasi 4.) Indikator Pencapaian Kompetensi a. Mendefinisikan pengertian komunikasi. b. Mengetahui unsur-unsur dalam komunikasi 5.) Tujuan Pembelajaran 5. Siswa diharapkan mampu mendefinisikan pengertian komunikasi dengan benar. 6. Siswa diharapkan mampu mengetahui unsur-unsur dalam komunikasi 6.) Materi Ajar 5. Pengertian komunikasi. 6. Unsur-unsur dalam komunikasi 7.) Strategi Pembelajaran 3) Model
: Model pembelajaran menggunakan Contextual Teaching
and Learning (CTL)
161
8.) Alokasi Waktu 2 x 45 Menit 9.) Langkah-Langkah Pembelajaran No. Kegiatan
Waktu
Metode
1.
10”
Ceramah,
Pendahuluan 4) Guru menciptakan suasana kelas yang religius
Tanya
yaitu memulai pelajaran dengan ucapan salam dan
jawab,
bacaan basmalah yang diikuti oleh seluruh
Demonstrasi.
dan
peserta didik dalam kelas. 5) Guru memberikan orientasi, yaitu memusat perhatian peserta didik dan menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap materi yang akan dibelajarkan dengan
memperlihatkan
berkomunikasi
dengan
contoh cara
proses
memberikan
pemodelan proses berkomunikasi. 6) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai dan cakupan materi yang akan disampaikan. 2.
70”
Kegiatan Inti
Contextual Teaching
d. Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
and
3) Memberikan pengetahuan yang bermakna
Learning
dan relevan bagi siswa dengan memberi penjelasan
tentang
garis
besar
materi
komunikasi, seperti “kira-kira bagaimana gambaran komunikasi itu?” 4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan idenya sendiri mengenai pengertian komunikasi secara lisan, seperti “ada yang pernah melihat orang yang
162
sedang melakukan komunikasi?” dan siswa menjawab pernah. e. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: 12) Membagi peserta didik ke dalam 7 kelompok kecil. 13) Menyuruh siswa untuk membuat sebuah dialog yang menunjukkan proses komunikasi yang baik dan benar dengan kolega dan pelanggan. 14) Setiap anggota kelompok saling membantu anggota lain yang belum memahami tugas yang diberikan karena harus dipastikan semua anggota kelompok memahami tentang tugas yang diberikan. 15) Guru memanggil setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya didepan kelas. 16) Guru mempersilahkan kelompok lain untuk menanggapi dan memberikan pertanyaan yang
berkaitan
dipaparkan
dengan
kelompok
dialog
yang
yang
telah
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. f. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: 5) Menyampaikan maksud dari tugas yang telah diselesaikan siswa yaitu tentang keterampilan berkomunikasi yang baik dengan kolega dan pelanggan. 6) Memberikan pertanyaan tentang hal-hal yang belum dipahami oleh siswa.
163
3.
10”
Penutup 5) Guru menutup pelajaran dengan membimbing
Ceramah, Tanya jawab
siswa menyimpulkan tentang materi yang telah diajarkan, 6) Salam penutup
10.) Media dan Alat Pembelajaran 4) Power Point 5) White board 6) Alat tulis 11.) Sumber Belajar 3) Buku paket 4) Modul pelajaran mengaplikasikan keterampilan dasar komunikasi
Kudus,
September 2012
Guru mata pelajaran,
Peneliti,
Dra. Wiwik Dwiyanti NIP.
Arif Bagus Wibowo NIM. 7101408153
Mengetahui Kepala SMK PGRI 1 Mejobo Kudus
Drs. Joko Waluyo NIP
164
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Siklus II Pertemuan 2)
1.) Identitas Pelajaran a. Satuan Pendidikan
: SMK PGRI 1 Mejobo Kudus
b. Kelas
:X
c. Semester
:1
d. Tahun Pelajaran
: 2012/2013
e. Mata Pelajaran
: Mengaplikasikan Keterampilan Dasar
Komunikasi 2.) Standar Kompetensi Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi 3.) Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Proses Komunikasi 3.) Indikator Pencapaian Kompetensi f. Mendefinisikan proses komunikasi. g. Mengetahui lambang-lambang dari komunikasi 4.) Tujuan Pembelajaran 7. Siswa diharapkan mampu mendefinisikan proses komunikasi dengan benar. 8. Siswa diharapkan mampu mengetahui unsur-unsur dalam komunikasi 5.) Materi Ajar 7. Proses komunikasi. 8. Lambang-lambang dalam komunikasi 6.) Strategi Pembelajaran 4) Model
: Model pembelajaran menggunakan Contextual Teaching
and Learning (CTL)
165
7.) Alokasi Waktu 2 x 45 Menit 8.) Langkah-Langkah Pembelajaran No. Kegiatan
Waktu
Metode
1.
10”
Ceramah,
Pendahuluan 1) Guru menciptakan suasana kelas yang religius
Tanya
yaitu memulai pelajaran dengan ucapan salam dan
jawab,
bacaan basmalah yang diikuti oleh seluruh
Demonstrasi.
dan
peserta didik dalam kelas. 2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai dan cakupan materi yang akan disampaikan. 2.
Kegiatan Inti a. Eksplorasi
70”
Contextual Teaching
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
and
1) Memberikan stimulus secara inovatif dan
Learning
logis berupa pemaparan materi oleh guru dengan menggunakan media white board dan power point untuk menjelaskan tentang proses komunikasi 2) Secara komunikatif guru menjelaskan materi tentang lambang-lambang dalam komunikasi.
b. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: 1) Membagi peserta didik ke dalam 7 kelompok kecil. 2) Menyuruh siswa untuk membuat dialog yang berisi tentang proses komunikasi satu arah, dua arah, dan komunikasi kesegala arah
166
menurut pendapat mereka masing-masing. 3) Setiap anggota kelompok saling membantu anggota lain yang belum memahami tugas yang diberikan karena harus dipastikan semua anggota kelompok memahami tentang tugas yang diberikan. 4) Guru memanggil setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya didepan kelas. 5) Guru mempersilahkan kelompok lain untuk menanggapi dan memberikan masukan atau pertanyaan
pada
kelompok
yang
telah
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. c. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: 1) Guru memberikan penguatan dan kesimpulan secara logis. 2) Memberikan pertanyaan tentang hal-hal yang belum dipahami oleh siswa. 3.
Penutup 1) Guru menutup pelajaran dengan membimbing siswa menyimpulkan tentang materi yang telah diajarkan, 2) Salam penutup
9.) Media dan Alat Pembelajaran 1) Power Point 2) White board 3) Alat tulis
10”
Ceramah, Tanya jawab
167
10.) Sumber Belajar 5) Buku paket 6) modul pelajaran mengaplikasikan keterampilan dasar komunikasi
11.) Penilaian Soal latihan Kudus, September 2012 Guru mata pelajaran,
Peneliti,
Dra. Wiwik Dwiyanti NIP.
Arif Bagus Wibowo NIM. 7101408153
Mengetahui Kepala SMK PGRI 1 Mejobo Kudus
Drs. Joko Waluyo NIP
168
Soal Evaluasi Siklus 2
Nama
:
No. Induk
:
Kelas
: X-AP
Semester
:I
A. Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang tepat ! 1. Berikut ini yang merupakan fungsi media komunikasi adalah. . . . . a. Menunjukkan kemampuan komunikator b. Menimbulkan kesalahpahaman c. Memperjelas isi dan maksud informasi d. Menumbuhkan rasa kekeluargaan e. Memberikan kesempatan kepada komunikan 2. Komunikan menafsikan lambang-lambang yang dikirim oleh komunikator, merupakan proses. . . . . a. Decoding
d. barrier
b. Feedback
e. massage
c. Encoding 3. Alya sedang mempresentasikan materi tentang bagaimana menjadi sekretaris yang baik dalam kegiatan seminar. Dalam seminar tersebut yang menjadi komunikan adalah. . . . . . a. Alya
d. LCD
b. Peserta seminar
e. Ruang seminar
c. Bagaimana menjadi sekretaris yang baik 4. Seorang ibu melambaikan tangan kepada anaknya untuk menyampaikan selamat jalan.. hal ini merupakan contoh adanya lambang. . . . . . . dalam proses komunikasi. a. Gerak
d. gambar
b. Bahasa
e. warna
c. Suara
169
5. Proses komunikasi harus mengandung kejelasan yang meliputi kejelasan isi berita dan tujuan yang hendak dicapai, artinya komunikasi harus. . . . . . a. Credibility
d. content
b. Capability
e. context
c. Clarity 6. Factor-faktor yang dapat menghambat proses komunikasi adalah. . . . . a. Prasangka yang tidak beralasan b. Kesinambungan dan konsistensi c. Kejelasan d. Kepuasan e. Saluran pengiriman berita 7. Salah satu fungsi dari media komunikasi adalah. . . . . a. Menunjukkan kemampuan komunikator b. Menimbulkan kesalahpahaman c. Mempercepat proses penyampaian pesan d. Menumbuhkan rasa kekeluargaan e. Memberi kesempatan kepada komunikan 8. Menurut Harold D. laswell, fungsi media komunikasi, antara lain untuk. . . ... a. Mendidik b. Meyakinkan
d. Pengawasan social e. menghubungkan
c. Transmisi cultural 9. Radio, tape recorder, dan telepon merupakan jenis media komunikasi. . . . a. Visual
d. Cetak
b. Audio
e. Elektronik
c. Audio-visual 10. DVD/VCD player merupkan salah satu jenis media komunikasi. . . . . a. Visual
d. Cetak
b. Audio
e. elektronik
c. Audio-visual
170
11. Berikut ini beberapa contoh dari media komunikasi visual adalah. . . . . . a. Radio, faximile, handy talky
d. handphone, televise
b. Surat kabar, faximile, internet
e. kentongan, sirine
c. Surat kabar, leaflet, brosur 12. Respons atau tanggapan yang diberikan komunikan kepada komunikator yang bersifat merugikan atau memojokkan komunikator disebut . . . . . a. Zero Feedback
d. Point Feedback
b. Negative Feedback
e. Neutral Feedback
c. Positive Feedback 13. Komunikasi yang berlangsung antara atasan dan bawahan di dalam sebuah kantor dinamakan komunikasi….. a. Komunikasi satu arah
d. Komunikasi horizontal
b. Komunikasi dua arah
e. Komunikasi diagonal
c. Komunikasi vertical 14. Orang hanya bisa mengerti sesuatu hal, hanya dengan menghubungkannya dengan sesuatu hal yang telah dimengerti. Ini merupakan salah satu azas komunikasi yang dikemukakan oleh….. a. Scott M. Cutlip b. Goeffrey Mills dan Oliver Standing Ford c. Allen H. Center d.
Scott M. Cutlip dan Oliver Standing Ford
e. Goeffrey Mills dan Scott M. Cutlip 15. Komunikasi yang terjadi diantara para anggota organisasi yang secara tegas telah direncanakan dan ditentukan, baik dalam struktur organisasi maupun dalam ketentuan-ketentuan peraturan, disebut komunikasi…. a. Horizontal
d. Informal
b. Vertical
e. Diagonal
c. Formal
171
16. Komunikasi harus menimbulkan kepuasan bagi kedua belah pihak, baik komuniktor maupun komunikan. Dalam tujuh factor komunikasi, hal ini disebut. . . . a. Credibility
d. content
b. Clarity
e. context
c. Capability 17. Salah satu kekurangan dari media komunikasi audio visual adalah. . . . . a. Hanya untuk indera penglihatan b. Menimbulkan rasa bosan c. Tidak bergerak d. Memiliki keterbatasan pemirrsa e. Biaya relative lebih mahal 18. Lambang komunikasi yang dapat diterima melalui indra pendengaran seperti bunyi lonceng dan klakson mobil disebut lambang . . . . . a. Gerak
d. Gambar
b. Bahasa
e. Suara
c. Warna 19. Satu proses penyampaian warta/pesan/informasi, yang mengandung arti dari satu pihak kepada pihak lain dalam usaha saling mendapatkan saling pengertian. Ini merupakan pengertian dari. . . . . . a. Komunikasi
d. komunikator
b. Telekomunikasi
e. korespondensi
c. Teleconference 20. Gerak-gerik kebiasaan yang khas pada seseorang, misalnya gerakangerakan tangan yang dilakukan untuk menguatkan berita yang ingin disampaikan, disebut. . . . a. Manerisme
d. reflex
b. Verbalistis
e. context
c. Capability
172
Jawaban No.
jawaban
1
C
2
D
3
B
4
A
5
A
6
A
7
C
8
B
9
B
10
C
11
C
12
B
13
C
14
B
15
C
16
B
17
C
18
E
19
A
20
D
173
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS 1 Observer 1 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Indikator
Nama ANISA RATNAWATI AZIZAH ANITA NARSIANA DEWI APRILIA DAMAYANTI BELLA QONATUS STANI DESI MUJI RAHAYU DEWI WULANDARI DIAH LAILATUN NI‟MAH DIAN SUCI OKTAVIANA DIVYA ANGGRAENI DIAH AYU KHUSNUL KHOTIMAH DUWI LIANAWATI DYAH AYU RAHMATUL ULYA EKA MUNGKARSIH ERLITA DAMAYANTI FERINA ANANDA PUTRI FIFI ANITALIA FINDA DWI OKTAVIANI IDA MURSIDA IKA SOFIFANTI INDAH PUTRI SENANJUNG ISTIQOMAH KHOLIFFATUN KHASANAH LUVI NOVIARI MAULIDA SUCIANI MEGA AYU AMARTA PUTRI NADYA LEVIANA ULFA NITA NOVEN SARI NITA SUSANTI NOOR HIDAYAH OKA AWALIA RAHAYU DWI HANDAYANI LINA SEPTIANA ROIDLOTUL MUFARIKHAH ROSITA AGUSTINA SALA DESIFA TUSSALIM SEPTI DWI LIYANTINI SHOFIYULLOH WAHYU HIDAYAH SINTIA DEWI MAWADAH SITI MAESAROH SITI SHOLIKHAH TIKA AGUSTINA DAMAYANTI TRI SULISTYANINGSIH
1 3 5 2 1 4 5 3 3 2 4 2 3 3 1 3 3 2 4 1 5 2 3 2 3 4 4 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 5 3 2 4 4
2 2 4 1 2 2 3 4 1 4 3 1 2 2 2 4 2 4 2 2 3 1 4 2 2 3 3 1 2 4 3 2 2 3 2 3 4 2 3 1 4 2 3
3 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 1 3 3 3 3 2 3 2 4 3 2 3 4 3 1 2 3 4 3 3 2 2 3 2 4 1 3 2
4 2 5 4 2 1 3 4 2 5 5 3 3 4 2 5 3 3 4 5 3 4 2 4 3 3 3 2 2 5 4 4 3 4 5 2 3 4 5 3 1 2 5
5 5 4 2 3 3 3 3 4 4 2 3 3 4 2 3 3 4 3 3 4 3 3 2 4 3 3 5 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 4 5 4 2
6 3 4 5 2 4 3 3 3 3 5 3 4 3 3 3 3 3 3 4 5 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 5 4 3 5 3 3 4 3 3 3 4
jumlah 7 2 3 1 4 5 2 3 3 3 4 5 1 3 1 2 1 3 4 3 3 1 2 1 3 2 4 4 2 5 3 3 3 4 2 3 4 3 1 2 4 5 2
8 4 5 4 2 2 3 3 3 5 2 3 3 3 1 2 4 4 3 3 5 4 1 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 5 1 2 4
9 2 3 3 4 2 3 3 3 5 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 4 2
10 5 4 2 2 1 4 2 2 3 3 3 4 1 1 3 5 2 5 4 3 4 1 3 4 5 2 4 3 4 1 4 2 4 3 5 3 4 4 4 4 3 5
32 39 27 25 27 31 31 27 37 33 31 29 29 19 28 30 31 34 31 37 27 25 26 31 32 31 31 28 34 29 29 30 32 31 33 30 29 32 32 28 32 33
174
Perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan
Siswa mau mendengarkan pendapat orang lain/ teman
interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
5
Sangat Baik
4
10%
5
Sangat Baik
5
12%
4
Baik
7
17%
4
Baik
12
29%
3
Cukup
16
38%
3
Cukup
24
57%
2
Kurang
12
29%
2
Kurang
1
2%
1
Sangat Kurang
3
7%
1
Sangat Kurang
0
0%
Siswa menemukan dan menerapkan idenya mengenai materi yang disampaikan
Aktif dalam menjawab pertanyaan teman
interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
5
Sangat Baik
0
0%
5
Sangat Baik
4
10%
4
Baik
9
21%
4
Baik
8
19%
3
Cukup
10
24%
3
Cukup
13
31%
2
Kurang
17
40%
2
Kurang
10
24%
1
Sangat Kurang
6
14%
1
Sangat Kurang
7
17%
Keaktifan siswa saat menjalankan tugas kelompok
Siswa melakukan presentasi di depan kelas
interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
5
Sangat Baik
0
0%
5
Sangat Baik
4
10%
4
Baik
6
14%
4
Baik
8
19%
3
Cukup
23
55%
3
Cukup
19
45%
2
Kurang
10
24%
2
Kurang
8
19%
1
Sangat Kurang
3
7%
1
Sangat Kurang
3
7%
Keberanian siswa mengeluarkan pendapat saat berdiskusi
Menyelesaikan tugas individu tepat waktu
interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
5
Sangat Baik
9
21%
5
Sangat Baik
1
2%
4
Baik
10
24%
4
Baik
5
12%
3
Cukup
12
29%
3
Cukup
25
60%
2
Kurang
9
21%
2
Kurang
11
26%
1
Sangat Kurang
2
5%
1
Sangat Kurang
0
0%
Siswa saling bekerjasama dalam menjalankan diskusi kelompok
Siswa membuat rangkuman hasil diskusi kelompok
interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
5
Sangat Baik
3
7%
5
Sangat Baik
6
14%
4
Baik
11
26%
4
Baik
14
33%
3
Cukup
21
50%
3
Cukup
10
24%
2
Kurang
7
17%
2
Kurang
7
17%
1
Sangat Kurang
0
0%
1
Sangat Kurang
5
12%
175
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Indikator
Nama ANISA RATNAWATI AZIZAH ANITA NARSIANA DEWI APRILIA DAMAYANTI BELLA QONATUS STANI DESI MUJI RAHAYU DEWI WULANDARI DIAH LAILATUN NI‟MAH DIAN SUCI OKTAVIANA DIVYA ANGGRAENI DIAH AYU KHUSNUL KHOTIMAH DUWI LIANAWATI DYAH AYU RAHMATUL ULYA EKA MUNGKARSIH ERLITA DAMAYANTI FERINA ANANDA PUTRI FIFI ANITALIA FINDA DWI OKTAVIANI IDA MURSIDA IKA SOFIFANTI INDAH PUTRI SENANJUNG ISTIQOMAH KHOLIFFATUN KHASANAH LUVI NOVIARI MAULIDA SUCIANI MEGA AYU AMARTA PUTRI NADYA LEVIANA ULFA NITA NOVEN SARI NITA SUSANTI NOOR HIDAYAH OKA AWALIA RAHAYU DWI HANDAYANI LINA SEPTIANA ROIDLOTUL MUFARIKHAH ROSITA AGUSTINA SALA DESIFA TUSSALIM SEPTI DWI LIYANTINI SHOFIYULLOH WAHYU HIDAYAH SINTIA DEWI MAWADAH SITI MAESAROH SITI SHOLIKHAH TIKA AGUSTINA DAMAYANTI TRI SULISTYANINGSIH
1 3 5 1 2 3 4 3 3 2 3 2 3 4 2 3 4 2 3 2 5 1 3 2 3 3 4 1 3 4 2 3 1 2 3 3 2 2 4 1 2 3 3
2 2 4 2 2 3 4 4 1 3 4 1 2 4 4 3 2 3 2 4 3 1 4 2 2 3 3 1 2 4 4 2 2 2 2 3 4 1 4 2 3 2 3
3 4 2 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 4 1 3 3 3 3 2 3 2 4 4 3 3 4 3 1 2 3 4 3 2 2 3 4 2 4 1 3 2
4 3 5 4 3 2 4 3 2 4 4 3 4 5 2 4 3 3 4 5 2 4 2 3 3 4 4 3 2 5 3 4 3 4 5 2 3 3 5 3 2 3 5
5 5 4 2 3 4 3 3 4 4 3 2 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 2 4 4 3 5 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 2 4 5 4 3
6 2 4 4 2 3 3 3 2 3 5 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 2 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 2 4
jumlah 7 2 3 2 3 4 2 3 3 4 3 4 2 3 2 2 1 4 4 3 4 2 1 1 3 3 4 4 2 4 3 3 4 4 2 3 4 3 1 4 3 4 2
8 4 5 3 3 3 3 2 3 5 3 3 4 3 1 2 4 5 2 4 5 4 1 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 5 3 3 4 4 5 1 2 4
9 2 4 3 4 2 3 4 3 5 3 4 3 4 3 2 3 3 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2
10 4 5 3 2 1 4 3 2 3 4 3 4 2 2 3 5 2 5 4 3 4 1 4 4 5 2 4 3 4 1 4 2 4 3 5 3 4 4 4 4 3 5
31 41 27 27 29 32 31 26 36 35 29 32 35 26 26 32 32 33 34 36 27 24 27 33 35 32 30 28 34 29 31 29 30 32 32 31 30 33 33 27 30 33
176
Perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan
Siswa mau mendengarkan pendapat orang lain/ teman
interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
5
Sangat Baik
2
5%
5
Sangat Baik
1
2%
4
Baik
6
14%
4
Baik
12
29%
3
Cukup
17
40%
3
Cukup
24
57%
2
Kurang
12
29%
2
Kurang
5
12%
1
Sangat Kurang
5
12%
1
Sangat Kurang
0
0%
Siswa menemukan dan menerapkan idenya mengenai materi yang disampaikan interval skor Kategori Frekuensi Persentase
Aktif dalam menjawab pertanyaan teman interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
5
Sangat Baik
0
0%
5
Sangat Baik
0
0%
4
Baik
12
29%
4
Baik
14
33%
3
Cukup
10
24%
3
Cukup
14
33%
2
Kurang
15
36%
2
Kurang
10
24%
1
Sangat Kurang
5
12%
1
Sangat Kurang
4
10%
Keaktifan siswa saat menjalankan tugas kelompok
Siswa melakukan presentasi di depan kelas
interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
5
Sangat Baik
0
0%
5
Sangat Baik
6
14%
4
Baik
10
24%
4
Baik
9
21%
3
Cukup
20
48%
3
Cukup
17
40%
2
Kurang
9
21%
2
Kurang
7
17%
1
Sangat Kurang
3
7%
1
Sangat Kurang
3
7%
Keberanian siswa mengeluarkan pendapat saat berdiskusi
Menyelesaikan tugas individu tepat waktu
interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
5
Sangat Baik
7
17%
5
Sangat Baik
1
2%
4
Baik
12
29%
4
Baik
11
26%
3
Cukup
15
36%
3
Cukup
25
60%
2
Kurang
8
19%
2
Kurang
5
12%
1
Sangat Kurang
0
0%
1
Sangat Kurang
0
0%
Siswa saling bekerjasama dalam menjalankan diskusi kelompok interval skor Kategori Frekuensi Persentase
Siswa membuat rangkuman hasil diskusi kelompok interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
5
Sangat Baik
3
7%
5
Sangat Baik
6
14%
4
Baik
15
36%
4
Baik
16
38%
3
Cukup
19
45%
3
Cukup
10
24%
2
Kurang
5
12%
2
Kurang
7
17%
1
Sangat Kurang
0
0%
1
Sangat Kurang
3
7%
177
Nilai tertinggi : (5/5) × 50 : 50 – 10 = 40
= 50
Rentangan dalam
Nilai terendah : (1/5) × 50 : 40 / 5 = 8
= 10
Interval kriteria
kategori keseluruhan observer 1 interval skor Kategori Frekuensi Persentase 43 - 50 Sangat Baik 0 0% 35 - 42 Baik 3 7% 27 - 34 Cukup 35 83% 19 - 26 Kurang 4 10% 10 sd 18 Sangat Kurang 0 0%
kategori keseluruhan observer 2 interval skor Kategori Frekuensi Persentase 43 - 50 Sangat Baik 0 0% 35 - 42 Baik 6 14% 27 - 34 Cukup 32 76% 19 - 26 Kurang 4 10% 10 sd 18 Sangat Kurang 0 0%
rata-rata kategori keseluruhan interval skor Kategori Frekuensi 43 - 50 Sangat Baik 0 35 - 42 Baik 5 27 - 34 Cukup 34 19 - 26 Kurang 4 10 sd 18 Sangat Kurang 0
Persentase 0% 11% 80% 10% 0%
178
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS II
observer 1 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Nama ANISA RATNAWATI AZIZAH ANITA NARSIANA DEWI APRILIA DAMAYANTI BELLA QONATUS STANI DESI MUJI RAHAYU DEWI WULANDARI DIAH LAILATUN NI‟MAH DIAN SUCI OKTAVIANA DIVYA ANGGRAENI DIAH AYU KHUSNUL KHOTIMAH DUWI LIANAWATI DYAH AYU RAHMATUL ULYA EKA MUNGKARSIH ERLITA DAMAYANTI FERINA ANANDA PUTRI FIFI ANITALIA FINDA DWI OKTAVIANI IDA MURSIDA IKA SOFIFANTI INDAH PUTRI SENANJUNG ISTIQOMAH KHOLIFFATUN KHASANAH LUVI NOVIARI MAULIDA SUCIANI MEGA AYU AMARTA PUTRI NADYA LEVIANA ULFA NITA NOVEN SARI NITA SUSANTI NOOR HIDAYAH OKA AWALIA RAHAYU DWI HANDAYANI LINA SEPTIANA ROIDLOTUL MUFARIKHAH ROSITA AGUSTINA SALA DESIFA TUSSALIM SEPTI DWI LIYANTINI SHOFIYULLOH WAHYU HIDAYAH SINTIA DEWI MAWADAH SITI MAESAROH SITI SHOLIKHAH TIKA AGUSTINA DAMAYANTI TRI SULISTYANINGSIH
1 3 5 2 2 4 5 4 3 3 4 3 4 4 2 4 3 3 4 2 5 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 5 4 3 4 4
2 4 5 2 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 5 4 3 4 2 5 4 3 4 4 3 4 5 4 3 3 4 3 4 5 3 4 2 5 3 4
3 5 3 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 5 4 4 5 5 4 3 4 4 5 4 5 4 3 4 4 5 3 5 3
4 3 4 5 2 2 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 3 4 2 2 4 3 5 4 3 5 3 4 4 4 3 2 2 5
Indikator 5 6 5 3 5 4 2 5 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 5 4 3 5 4 4 4 4 5 4 2 2 3 4 3 4 5 3 4 3 4 4 5 4 3 3 4 4 3 4 5 2 5 3 3 4 5 3 5 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 2 4 5 2 5 3 4 3 3 4
7 3 3 2 4 5 3 4 4 4 3 5 2 4 2 3 2 4 4 4 4 2 3 2 4 3 5 4 3 5 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
8 4 5 4 3 2 4 4 3 5 2 4 3 4 2 2 4 4 4 3 5 4 2 2 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 5 2 2 4
9 3 4 4 5 3 4 4 4 5 2 5 4 4 4 3 4 4 4 4 5 2 4 3 2 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 5 3 2 4 4 3 5 2
10 5 4 3 3 1 4 2 3 3 3 4 3 2 3 3 5 2 5 4 3 4 1 3 4 5 2 4 3 4 2 4 2 4 4 5 4 4 4 4 4 3 5
jumlah 38 42 33 32 32 39 37 35 41 34 41 35 38 27 33 37 38 40 36 42 31 33 34 35 39 38 36 36 40 35 35 36 37 39 42 38 35 38 38 34 35 38
179
Perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan
Siswa mau mendengarkan pendapat orang lain/ teman
interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
5
Sangat Baik
4
10%
5
Sangat Baik
3
7%
4
Baik
18
43%
4
Baik
22
52%
3
Cukup
16
38%
3
Cukup
12
29%
2
Kurang
4
10%
2
Kurang
5
12%
1
Sangat Kurang
0
0%
1
Sangat Kurang
0
0%
Siswa menemukan dan menerapkan idenya mengenai materi yang disampaikan Persenta interval skor Kategori Frekuensi se
Aktif dalam menjawab pertanyaan teman interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
5
Sangat Baik
6
14%
5
Sangat Baik
5
12%
4
Baik
18
43%
4
Baik
18
43%
3
Cukup
15
36%
3
Cukup
12
29%
2
Kurang
3
7%
2
Kurang
7
17%
1
Sangat Kurang
0
0%
1
Sangat Kurang
0
0%
Keaktifan siswa saat menjalankan tugas kelompok
Siswa melakukan presentasi di depan kelas
interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
5
Sangat Baik
10
24%
5
Sangat Baik
4
10%
4
Baik
24
57%
4
Baik
19
45%
3
Cukup
8
19%
3
Cukup
11
26%
2
Kurang
0
0%
2
Kurang
8
19%
1
Sangat Kurang
0
0%
1
Sangat Kurang
0
0%
Keberanian siswa mengeluarkan pendapat saat berdiskusi
Menyelesaikan tugas individu tepat waktu
interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
5
Sangat Baik
5
12%
5
Sangat Baik
6
14%
4
Baik
21
50%
4
Baik
23
55%
3
Cukup
10
24%
3
Cukup
8
19%
2
Kurang
6
14%
2
Kurang
5
12%
1
Sangat Kurang
0
0%
1
Sangat Kurang
0
0%
Siswa saling bekerjasama dalam menjalankan diskusi kelompok
Siswa membuat rangkuman hasil diskusi kelompok
interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
5
Sangat Baik
12
29%
5
Sangat Baik
6
14%
4
Baik
19
45%
4
Baik
16
38%
3
Cukup
8
19%
3
Cukup
12
29%
2
Kurang
3
7%
2
Kurang
6
14%
1
Sangat Kurang
0
0%
1
Sangat Kurang
2
5%
180
observer 2 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Nama ANISA RATNAWATI AZIZAH ANITA NARSIANA DEWI APRILIA DAMAYANTI BELLA QONATUS STANI DESI MUJI RAHAYU DEWI WULANDARI DIAH LAILATUN NI‟MAH DIAN SUCI OKTAVIANA DIVYA ANGGRAENI DIAH AYU KHUSNUL KHOTIMAH DUWI LIANAWATI DYAH AYU RAHMATUL ULYA EKA MUNGKARSIH ERLITA DAMAYANTI FERINA ANANDA PUTRI FIFI ANITALIA FINDA DWI OKTAVIANI IDA MURSIDA IKA SOFIFANTI INDAH PUTRI SENANJUNG ISTIQOMAH KHOLIFFATUN KHASANAH LUVI NOVIARI MAULIDA SUCIANI MEGA AYU AMARTA PUTRI NADYA LEVIANA ULFA NITA NOVEN SARI NITA SUSANTI NOOR HIDAYAH OKA AWALIA RAHAYU DWI HANDAYANI LINA SEPTIANA ROIDLOTUL MUFARIKHAH ROSITA AGUSTINA SALA DESIFA TUSSALIM SEPTI DWI LIYANTINI SHOFIYULLOH WAHYU HIDAYAH SINTIA DEWI MAWADAH SITI MAESAROH SITI SHOLIKHAH TIKA AGUSTINA DAMAYANTI TRI SULISTYANINGSIH
Indikator 1 4 5 1 3 4 5 4 4 3 4 3 4 4 1 4 4 3 4 1 5 3 4 3 4 4 5 3 4 5 3 4 3 3 4 4 3 3 5 3 3 4 4
2 3 5 3 3 4 4 5 2 4 4 2 3 4 4 4 3 4 3 4 4 2 5 3 3 4 4 2 3 5 4 3 3 3 3 4 5 2 4 3 4 3 4
3 5 3 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 3 5 5 4 4 5 4 3 3 4 5 4 3 3 4 4 3 5 2 4 3
4 3 5 4 3 2 4 3 2 4 4 3 4 5 2 4 3 4 4 5 3 4 2 3 4 4 4 3 2 5 3 4 4 4 5 2 4 3 5 3 2 3 5
5 5 4 3 3 5 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 5 4 4 3 4 4 4 5 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 5 4 3
6 2 4 4 2 3 3 2 2 3 5 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 2 4 4 4 3 5 4 4 5 3 4 4 4 3 2 5
7 3 4 3 4 5 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 4 4 4 5 3 2 2 4 4 4 5 3 5 4 4 4 5 3 4 5 4 2 5 3 5 3
8 4 5 4 4 3 4 3 4 5 3 4 5 4 2 3 4 5 3 4 5 4 2 3 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 5 4 4 4 5 5 2 3 4
9 2 5 4 3 2 4 5 3 3 4 3 4 3 4 2 4 3 5 3 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 5 2
10 5 4 3 2 2 5 4 3 3 4 4 3 2 3 4 4 3 4 4 3 4 2 4 4 5 2 5 3 5 2 5 3 5 4 4 3 5 4 5 4 4 5
jumlah 36 44 33 31 34 39 38 32 37 39 35 37 38 30 33 36 37 38 36 40 33 32 34 39 39 38 38 35 41 34 38 39 38 38 38 39 36 39 41 32 37 38
181
Perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan
Siswa mau mendengarkan pendapat orang lain/ teman
interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
5
Sangat Baik
6
14%
5
Sangat Baik
4
10%
4
Baik
19
45%
4
Baik
19
45%
3
Cukup
14
33%
3
Cukup
13
31%
2
Kurang
3
7%
2
Kurang
6
14%
1
Sangat Kurang
0
0%
1
Sangat Kurang
0
0%
Siswa menemukan dan menerapkan idenya mengenai materi yang disampaikan
Aktif dalam menjawab pertanyaan teman
interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
5
Sangat Baik
5
12%
5
Sangat Baik
8
19%
4
Baik
17
40%
4
Baik
19
45%
3
Cukup
15
36%
3
Cukup
11
26%
2
Kurang
5
12%
2
Kurang
4
10%
1
Sangat Kurang
0
0%
1
Sangat Kurang
0
0%
Keaktifan siswa saat menjalankan tugas kelompok
Siswa melakukan presentasi di depan kelas
interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
5
Sangat Baik
7
17%
5
Sangat Baik
8
19%
4
Baik
23
55%
4
Baik
21
50%
3
Cukup
10
24%
3
Cukup
9
21%
2
Kurang
2
5%
2
Kurang
4
10%
1
Sangat Kurang
0
0%
1
Sangat Kurang
0
0%
Keberanian siswa mengeluarkan pendapat saat berdiskusi interval skor
Kategori
5 4
Menyelesaikan tugas individu tepat waktu
Frekuensi
Persentase
interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
Sangat Baik
7
17%
5
Baik
16
38%
4
Sangat Baik
5
12%
Baik
21
50%
3
Cukup
12
29%
3
Cukup
11
26%
2
Kurang
7
17%
2
Kurang
5
12%
1
Sangat Kurang
0
0%
1
Sangat Kurang
0
0%
Siswa saling bekerjasama dalam menjalankan diskusi kelompok
Siswa membuat rangkuman hasil diskusi kelompok
interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
5
Sangat Baik
5
12%
5
Sangat Baik
10
24%
4
Baik
23
55%
4
Baik
16
38%
3
Cukup
14
33%
3
Cukup
10
24%
2
Kurang
0
0%
2
Kurang
6
14%
1
Sangat Kurang
0
0%
1
Sangat Kurang
0
0%
182
kategori keseluruhan observer 1 interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
43 - 50
Sangat Baik
0
0%
35 - 42
Baik
32
76%
27 - 34
Cukup
10
24%
19 - 26
Kurang
0
0%
10 sd 18
Sangat Kurang
0
0%
kategori keseluruhan observer 2 interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
43 - 50
Sangat Baik
1
2%
35 - 42
Baik
31
74%
27 - 34
Cukup
10
24%
19 - 26
Kurang
0
0%
10 sd 18
Sangat Kurang
0
0%
rata-rata kategori interval skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
43 - 50
Sangat Baik
1
1%
35 - 42
Baik
32
75%
27 - 34
Cukup
10
24%
19 - 26
Kurang
0
0%
10 sd 18
Sangat Kurang
0
0%
183
Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I No 1 2
Nama Observer Dra. Wiwiek Dwiyanti Hery Krismanto, S.Pd Rata-rata
1 4 3
2 3 4
3 4 3
4 3 3
3.5
3.5
3.5
3
Indikator 5 6 3 3 4 2 3.5
2.5
Jumlah
7 3 3
8 4 3
9 3 4
10 4 3
3
3.5
3.5
3.5
34 32 33
Siklus II No 1 2
Nama Observer Dra. Wiwiek Dwiyanti Hery Krismanto, S.Pd Rata-rata
NO 1 2 3
1 5 4 4.5
2 4 4 4
3 5 5 5
4 4 4 4
5 3 3 3
Indikator 6 7 3 3 4 4 3.5 3.5
4
Aspek yang diamati Keterampilan guru dalam membuka pelajaran Guru menyampaikan tujuan dan indikator pembelajaran Kemampuan guru dalam menyampaikan materi pelajaran Keterampilan guru dalam menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning
5 6 7 8 9 10
Kemampuan guru dalam mengelola waktu Kemampuan guru dalam mengelola kondisi kelas Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya Kemampuan guru membimbing siswa dalam mengerjakan tugas Kemampuan guru dalam menjawab pertanyaan siswa Kemampuan guru dalam menutup pelajaran Jumlah
Jumlah 8 4 5 4.5
9 4 5 4.5
10 4 3 3.5
39 41 40
Siklus 1 3.5 3.5 3.5
Siklus 2 4.5 4 5
3
4
3.5 2.5 3 3.5 3.5 3.5 33
3 3.5 3.5 4.5 4.5 3.5 40
184
DAFTAR NILAI SIKLUS I DAN SIKLUS II SISWA KELAS X AP 1 SMK PGRI 1 MEJOBO KUDUS No.
Nama Siswa
Siklus I Nilai
Siklus II Nilai
Predikat
1
Anisa Ratnawati Azizah
93
Kompeten
88
Kompeten
2
Anita Narsiana Dewi
86
Kompeten
80
Kompeten
3
Aprilia Damayanti
66
Belum Kompeten
84
Kompeten
4
Bella Qonatus Staini
74
Belum Kompeten
92
Kompeten
5
Desi Muji Rahayu
92
Kompeten
88
Kompeten
6
Dewi Wulandari
80
Kompeten
80
Kompeten
7
Diah Lailatun Ni'mah
80
Kompeten
88
Kompeten
8
Dian Suci Oktaviana
66
Belum Kompeten
68
Belum Kompeten
9
Divya Anggraeni
92
Kompeten
88
Kompeten
Diah Ayu Khusnul
96
10
Khotimah
86
Kompeten
Kompeten
11
Duwi Lianawati
60
Belum Kompeten
68
Belum Kompeten
12
Dyah Ayu Rahmatul Ulya
80
Kompeten
80
Kompeten
13
Eka Mungkarsih
74
Belum Kompeten
84
Kompeten
14
Erlita Damayanti
88
Kompeten
80
Kompeten
15
Ferina Ananda Putri
80
Kompeten
84
Kompeten
16
Fifi Anitalia
86
Kompeten
88
Kompeten
17
Finda Dwi Oktaviani
72
Belum Kompeten
74
Belum Kompeten
18
Ida Mursida
60
Belum Kompeten
84
Kompeten
19
Ika Sofifanti
86
Kompeten
92
Kompeten
20
Indah Putri Senanjung
60
Belum Kompeten
80
Kompeten
21
Istiqomah
60
Belum Kompeten
80
Kompeten
22
Kholifatun Khasanah
78
Kompeten
88
Kompeten
23
Luvi Noviari
54
Belum Kompeten
62
Belum Kompeten
24
Maulida Suciani
80
Kompeten
96
Kompeten
185
25
Mega Ayu Amarta Putri
72
Belum Kompeten
76
Kompeten
26
Nadya Leviana Ulfa
80
Kompeten
96
Kompeten
27
Nita Noven Sari
80
Kompeten
84
Kompeten
28
Nita Susanti
80
Kompeten
88
Kompeten
29
Noor Hidayah
88
Kompeten
96
Kompeten
30
Oka Awalia
52
Belum Kompeten
60
Belum Kompeten
31
Rahayu Dwi Handayani
80
Kompeten
80
Kompeten
32
Lina Septiana
80
Kompeten
84
Kompeten
33
Roidlotul Mufarikhah
80
Kompeten
92
Kompeten
34
Rosita Agustina
66
Belum Kompeten
80
Kompeten
35
Sala Desifa Tussalim
88
Kompeten
96
Kompeten
36
Septi Dwi Liyantini
66
Belum Kompeten
72
Belum Kompeten
37
Shofiyulloh Wahyu Hidayah
86
Kompeten
84
Kompeten
38
Sintia Dewi Mawadah
88
Kompeten
96
Kompeten
39
Siti Maesaroh
80
Kompeten
92
Kompeten
40
Siti Sholikhah
93
Kompeten
92
Kompeten
41
Tika Agustina Damayanti
88
Kompeten
89
Kompeten
42
Tri Sulistyaningsih
86
Kompeten
88
Kompeten
77,71
Kompeten
88,02
Kompeten
Rata-rata Kelas
186
DOKUMENTASI FOTO SELAMA PROSES PEMBELAJARAN
187
188