SKRIPSI
RENCANA BISNIS INDUSTRI MANISAN STROBERI
Oleh Mochammad Iqbal Ardi Wibowo F34070119
2011 DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
i
Mochammad Iqbal Ardi Wibowo F34070119. Rencana Bisnis Industri Manisan Stroberi. Di bawah bimbingan Dr. Ir. Hartrisari H, DEA dan Ir. Sugiarto, M.Si RINGKASAN Stroberi (Fragaria vesca) merupakan tanaman buah berupa herba yang ditemukan pertama kali di Chili, Amerika. Salah satu spesies tanaman stroberi yaitu Fragaria chiloensis L menyebar ke berbagai negara Amerika, Eropa dan Asia. Selanjutnya spesies lain, yaitu F. vesca L. lebih menyebar luas dibandingkan spesies lainnya. Jenis stroberi ini pula yang pertama kali masuk ke Indonesia. Manisan merupakan salah satu produk awetan dengan menggunakan gula. Manisan berdasarkan pengolahannya dapat dikelompokan menjadi manisan basah dan manisan kering. Perbedaan jenis manisan basah dan kering dilihat dari proses setelah perendaman dalam larutan gula. Pada prinsipnya pembuatan manisan ialah perendaman dalam gula (peresapan), pencucian, dan pengeringan. Bisnis manisan stroberi memakai konsep perencanaan bisnis baru. Pemilihan usaha disebabkan oleh potensi prospek dan sasaran pasar yang bagus. Satu hal yang menjadi kelebihan bisnis baru ini adalah manisan stroberi masih langka di masyarakat sehingga dapat menjadi alternatif makanan ringan yang sehat dan lezat. Untuk membuka minat investasi yang lebih besar lagi pada agroindustri, khususnya komoditi stroberi, maka diperlukan suatu alat yang dapat dengan mudah memberikan informasi mengenai komoditi tersebut dan dapat membantu para calon investor untuk menentukan perencanaan bisnis yang sesuai untuk dijalankan pada bidang ini. Oleh karena itu, diperlukan suatu paket model berisi perencanaan bisnis (Business Plan) yang dirancang untuk membantu para calon investor dalam pengambilan keputusan secara cepat, tepat, dan efisien atas perencanaan bisnis. Tahap pengembangan yang dilakukan dengan membuat sistem basis data dan sistem basis model berdasarkan data yang telah dikumpulkan dari hasil studi pustaka dan penelitian di laboratorium untuk menentukan metode proses pembuatan. Perhitungan analisis finansial menggunakan Microsoft Excel 2007. Proses perancangan Business Plan yang akan dimodelkan yaitu perancangan proses dan simulasi proses. Perancangan proses terdiri dari pembuatan outline Business plan. Aspek Produk yang mendeskripsikan keunggulan dan fitur-fitur produk. Aspek Pasar mendeskripsikan siapa konsumen dan pelanggan usaha tersebut, serta berapa besar market share dan prakiraan permintaan di masa yang akan dating. Aspek Manajemen dan Organisasi, yang menggambarkan struktur manajemen perusahaan. Aspek Operasional, menjelaskan bagaimana perusahan menggerakkan kegiatan bisnisnya termasuk produksi, pemasaran, dan sebagainya. Analisis Finansial memperhitungkan kapasitas produksi, kebutuhan modal dan investasi, kebutuhan atal-alat, bahan baku dan bahan pembantu, harga pokok produk, arus kas selama 10 tahun ke depan, serta studi kelayakan usaha. Perancangan proses Business Plan dilakukan untuk menentukan: Net Present Value (NPV) usaha, B / C Ratio, IRR, Pay Back Period (PBP), dan Break Even Point, yang akan menentukan layak atau tidaknya sebuah usaha dijalankan. Proses perhitungan yang akan dibahas yaitu analisis finansial / studi kelayakan usaha, potensi pasar industri manisan masih terbuka, lokasi yang dipilih untuk industri ini adalah Ciwideydengan pertimbangan tertentu. Berdasarkan perhitungan biaya dan kapasitas produksi, maka harga jual manisan stroberi adalah Rp 125.000/kg. Kapasitas produksi total 13.520 kg/tahun dengan tenaga kerja 12 orang. Berdasarkan analisis finasial, NPV proyek ini sebesar Rp. 1.070.841.068,- ; IRR mencapai 33%; B/C Rasio 2,4; dan PBP selama 4 tahun 4 bulan sehingga dapat disimpulkan bahwa industri Manisan Stroberi ini layak direalisasikan. Berdasarkan analisis sensitivitas Industri akan menjadi tidak layak didirikan apabila mencapai kenaikan harga bahan baku 22.3% atau penurunan harga jual sebesar 12.4%.
ii
BUSINESS PLAN OF STROBERI CONFECTIONERY INDUSTRY
Supervised by Dr. Ir. Hartrisari H, DEA and Ir. Sugiarto, M.Si Departement of Agroindustrial Technology, Faculty of Agrotechnology, Bogor Agricultural University IPB Dramaga Campus, PO Box 220, Bogor, West java, Indonesia Phone 62 251 8624622, e-mail :
[email protected] ABSTRACT Strawberries (Fragaria vesca) are the fruit of herbaceous plants which were first discovered in Chile, the United States. Fruit confectionery or candied fruit is fruit preserved with sugar. Candied processing can be grouped into wet and dry process. The different types of wet and dry candied views of the process after a soaking in sugar solution. The production of fruit confectionery is by soaking (impregnation of sugar into fruit), washing, and drying process. Candied strawberries business used the concept of a business plan. Selection of business due to potential prospects and a good target market. One thing that became surplus of this new business is candied strawberries are still scarce in the community so that it can be an alternative to snacks that are healthy and delicious.To open greater interest of investment in agro-industries, particularly commodity strawberries, we need a tool that can easily provide information about the commodity and can help potential investors to determine the appropriate business planning to run in this field. The design process undertaken to determine the Business Plan: Net Present Value (NPV) of business, B / C Ratio, IRR, Pay Back Period (PBP) and Break Even Point, which will determine the business whether viable to run or not. The process of calculation are financial analysis / feasibility studies, market potential of candied strawberry industry are still open, the location chosen for this industry is Ciwidey with certain considerations. Based on the calculation of costs and production capacity, the sale price of candied strawberries were Rp 125.000/kg. Total production capacity of 13.520 kg / year with a workforce of 12 people. Based on the analysis of financially, this project NPV Rp. 1.070.841.068, -; IRR at 33%; B / C ratio of 2.4, and PBP for 4 years and 4 months so it can be concluded that the Candied StrawberriesIndustry is worth to establish. Based on the sensitivity analysis, the industry will be established if it is not feasible to achieve price increases of raw materials for 22.3% or decline in selling prices by 12.4%.
Keywords : Business Plan, Strawberry, Confectionery
iii
RENCANA BISNIS INDUSTRI MANISAN STROBERI
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh : Mochammad Iqbal Ardi Wibowo F34070119
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR 2011 iv
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
Judul : Rencana Bisnis Industri Manisan Stroberi Nama : Mochammad Iqbal Ardi Wibowo NIM
: F34070119
Menyetujui, Dosen Pembimbing I,
Dosen Pembimbing II
(Dr. Ir. Hartrisari Hardjomidjojo, DEA)
(Ir. Sugiarto, M.Si)
NIP. 19610630 198603 2 003
NIP. 19690518 199403 1 002
Mengetahui, Ketua Departemen,
(Prof.Dr.Ir. Nastiti Siswi Indrasti) NIP. 19621009 198903 2 001
Tanggal Lulus : v
BIODATA PENULIS
Penulis dilahirkan di Jakarta, 1 September 1989. Penulis adalah anak dari Liliek Dwi Hatmadja dan Nenny Rusmini, dan merupakan anak keempat dari 4 bersaudara, kakak pertama bernama Diah Retno Bayumurthi, Kakak kedua bernama M. Rizkie Sulistio, dan kakak ketiga bernama M. Harris Aldi Nugroho. Riwayat pendidikan penulis dimulai pada tahun 1995 di SDN Tebet Barat 05 Pagi, Jakarta sampai tahun 2001. Pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2004, penulis melanjutkan pendidikan ke SLTP N 115 Jakarta. Tahun 2004-2007, penulis melanjutkan ke SMU N 26 Jakarta. Pada tahun 2007, penulis diterima dan melanjutkan studi sebagai mahasiswa di Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru). Selama mengikuti perkuliahan di Institut Pertanian Bogor (IPB), penulis berpartisipasi dalam organisasi dan kegiatan di dalam kampus IPB. Pada tahun 2008, penulis menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Teknologi Industri. Kemudian pada tahun 2009, penulis menjadi Ketua kepanitiaan Hari Warga Industri 2009. Pada tahun 2010, penulis menjadi anggota BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) di Departemen Minat dan Bakat Mahasiswa, dan menjadi Ketua Reds Club, yaitu organisasi olahraga dan seni mahasiswa Fateta. Prestasinya antara lain menjadi 150 mahasiswa penerima Program Mahasiswa Wirausaha 2010, dan Peserta Terbaik I-STEP 2011 oleh RAMP IPB, dan Juara ke Lomba Business Plan Youth Agrotechnopreneurship Competition 2011. Praktek lapang pada tahun 2010 dilakukan penulis di PT. Sumber Pangan Jaya, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang.
vi
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena hanya atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini dengan sebaik-baiknya sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Selama penelitian dan penyusunan skripsi, penulis banyak mendapat bantuan, dukungan, bimbingan, pengetahuan dan pengalaman yang sangat berharga dari berbahai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada : 1. Ibu Dr. Ir. Hartrisari Hardjomidjodjo, DEA selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama penelitian dan penyusunan skripsi. 2. Bapak Ir. Sugiarto, M.Si, sebagai dosen pembimbing kedua yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama penelitian dan penyusunan skripsi. 3. Ibu Dr. Ir. Dwi Setyaningsih, M.Si, sebagai dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan yang bermanfaat untuk skripsi ini. 4. Kedua orang tua atas segala doa, dorongan, dukungan baik secara moriil maupun materiil selama penyusunan skripsi ini. 5. Rekan-rekan TIN 44 yang telah memberikan bantuan dan masukan yang sangat berguna bagi penyusunan skripsi ini. 6. Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, semoga bantuan anda semua diberikan balasan yang setimpal oleh Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan di masa mendatang. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang memerlukan
Bogor, Oktober 2011
Mochammad Iqbal Ardi Wibowo
vii
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR………………………………….…………………………….. i DAFTAR ISI………………………………….……………………………………….. ii DAFTAR TABEL………………………………….………………………………….. iv DAFTAR GAMBAR…..……………………………….…………………………….. v DAFTAR LAMPIRAN………………………………….…………………………….. vi I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang…………………….……………………………………………. 1 1. 2. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………………………..…. 2 1. 3. Ruang Lingkup……………………..……………………………………………. 3 1. 4. Keluaran Hasil Penelitian…………..………………………………………...…. 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Stroberi…………….….……………………………………………………..…. 4 2. 1.1 Pengawetan Buah……………………………………….………..………….. 9 2. 1.2 Pengeringan……………………………………………….………………….. 10 2. 1.3 Manisan Buah Stroberi…..……………………………….………………….. 11 2. 2. Rencana Bisnis………………..………………………………………….….…. 12 2. 2.1 Definisi Rencana Bisnis………………………………….………………..….. 12 2. 2.2 Tujuan Rencana Bisnis……….……………………………..………….…….. 13 2. 2.3 Isi Rencana Bisnis………………………………………….….……………… 14 2. 2.4 Elemen-elemen Rencana Bisnis……………………………...………..……… 15 2. 3. Studi Kelayakan Bisnis………………………………………………….……… 16 2. 3.1 Aspek Pasar dan Pemasaran...…………………………….… ………………. 16 2. 3.2 Aspek Teknik dan Teknologi….…………………………….……..………….. 17 2. 3.3 Aspek Manajemen dan Organisasi……………………….…………………... 18 2. 3.4 Aspek Lingkungan………………………………………….………………….. 19 2. 3.5 Aspek Finansial………………….…………………………..…………………. 19 2. 4. Penelitian Terdahulu…………………..…………………………….……………. 21 III. METODOLOGI 3. 1. Kerangka Pemikiran……………………………………..………….…………. 22 3. 2. Penelitian Pendahuluan……………………………………..………….……… 24 3. 3. Kriteria Kelayakan Bisnis……………………………………….….…………. 26 3. 4. Tata Laksana…………….……………………………………….….…………. 27 3. 4.1 Analisis Pasar……………………………………………………………….…. 29 3. 4.2 Analisis Teknik dan Teknologi……………………………..…..……………. 29 3. 4.3 Analisis Manajemen dan Organisasi..…………………..…………………… 32 3. 4.4 Analisis Lingkungan dan Legalitas……..…………….………………………. 32 3. 4.5 Analisis Finansial……………………………………...………………………. 32 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Produk Manisan Stroberi……….…………………………………….…………. 35 4. 2. Rancangan Bisnis Industri Manisan Stroberi di Ciwidey……………………... 37
viii
4. 2.1 Potensi Stroberi di Ciwidey…………………………………………..……….. 4. 2.2 Kapasitas Produksi Manisan Stroberi…………………………………………. 4. 2.3 Analisis Pasar…………………. ………..…….………………………………. 4. 2.4 Analisis Teknik dan Teknologi……….….…………………………………….…. 4. 2.5 Analisis Manajemen dan Organisasi……………………………………………… 4. 2.6 Analisis Lingkungan ………………..….………………………………………… 4. 2.7 Analisis Finansial…………………………………………………………………. V. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………………… 5. 1. Kesimpulan……………….…….…………………………………….……………. 5. 2. Saran………………………………………………………….………………..…... DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….……………...…... LAMPIRAN……………………………………………….…………………………....
37 37 38 47 58 63 65 73 73 73 74 76
ix
DAFTAR TABEL Tabel 1. Tabel 2. Tabel 3. Tabel 4. Tabel 5. Tabel 6. Tabel 7. Tabel 8. Tabel 9.
Ekspor Stroberi Segar Januari-Desember 2006…………..………….…………. Impor Stroberi Segar Januari-Desember 2006…………..………….…………. Komposisi Stroberi per 100g…………………………..………….…………. Kandungan Vitamin dan Mineral Stroberi..…………..………….…………. Perbedaan Studi Kelayakan Bisnis dan Rancangan Bisnis.………….……. Jenis Data, Sumber, Dan Metode Pengumpulan Data Yang Diperlukan…… Hasil Uji Proksimat Buah Stroberi……………………………………………. Jumlah Penduduk Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat tahun 2010…………. Jumlah Penduduk Jawa Barat Menurut Kelompok Usia Dan Jenis Kelamin Tahun 2010……………………………………..………….…………………. Tabel 10. Pendapatan Rata-Rata Penduduk Dalam Sebulan Menurut Provinsi Tahun 2010……………………………………..………………….…………. Tabel 11. Perbandingan harga jual manisan buah……………..………….…………. Tabel 12. Kebutuhan Luas Ruangan Pabrik…………………..………….…………. Tabel 13. Kebutuhan Luas Ruangan……………………………..………….………. Tabel 14. Tabel Nilai TCR……….……………………………..………….…………. Tabel 15. Penentuan Jumlah Tenaga Kerja yang Dibutuhkan…..………….…………. Tabel 16. Kualifikasi Pekerja……….……………………………..………….…………. Tabel 17. Komponen Biaya Investasi Tetap Yang Dibutuhkan Dalam Pendirian Industri Manisan Stroberi……………………………..…………………..…. Tabel 18. Prakiraan Penerimaan Industri Manisan Stroberi…..………….…………. Tabel 19. Proyeksi laba-rugi penjualan manisan stroberi dalam 10 tahun produksi……………………………..…………………………………..…. Tabel 20. Proyeksi Arus Kas Industri Manisan Stroberi…..………….…….………. Tabel 21. Hasil Perhitungan Kelayakan Finansial untuk Industri Manisan Stroberi….
5 5 7 8 20 27 35 39 40 40 45 54 55 56 61 61 66 68 69 70 72
x
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Komoditi Stroberi……………………………………..………….…………. Gambar 2.a Stroberi Kelas A……………………………………..………….…………. Gambar 2.b Stroberi Kelas B……………………………………..………….…………. Gambar 2.c Stroberi Kelas C……………………………………..………….…………. Gambar 2.d Stroberi Kelas D……………………………………..………….…………. Gambar 2.e Stroberi Kelas E……………………………………..………….…………. Gambar 3. Manisan Stroberi Kering…………………………....………….…………. Gambar 4. Diagram alir pembuatan manisan stroberi…………..………….…………. Gambar 5. Kerangka pemikiran penelitian...…………………....………….…………. Gambar 6. Diagram alir proses rencana pasar dan pemasaran..………….…………. Gambar 7. Diagram alir proses rencana teknik dan teknologi...………….…………. Gambar 8. Diagram alir rencana manajemen dan organisasi....………….…………. Gambar 9. Manisan Stroberi dengan metabisulfit 300ppm......………….…………. Gambar 10.a Desain kemasan tampak depan..………………....………….…………… Gambar 10.b Desain kemasan tampak belakang..………………....………….…………. Gambar 11. Tangki Perendaman……………...………………....………….…………. Gambar 12. Oven Pengering…………………..………………....………….…………. Gambar 13. Neraca Massa Produksi……….....………………....………….…………. Gambar 14. Diagram Keterkaitan Aktivitas..………………....………….……………. Gambar 15. Gambar Desain tata letak ruang industri manisan stroberi….……………. Gambar 16. Striktur Organisasi Industri Manisan Stroberi……....………….………….
4 8 8 8 8 8 11 25 26 29 30 32 36 43 43 49 50 53 55 57 62
xi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Asumsi………………………………………………..……….…………. 77 Lampiran 2. Kebutuhan luas ruangan pabrik………………………..……….…………. 78 Lampiran 3. Total Kebutuhan investasi..…………………………..……….…………. 79 Lampiran 4. Perhitungan biaya penyusutan, pemeliharaan, dan PBB……….…………. 80 Lampiran 5. A. Kebutuhan Biaya Produksi….……………………..……….…………. 81 Lampiran 5. B. Biaya Tenaga Kerja Langsung….……………………..……….…………. 81 Lampiran 5. C. Tenaga Kerja Tidak Langsung….……………………..……….…………. 81 Lampiran 5. D. Biaya Administrasi………..….……………………..……….…………. 82 Lampiran 6. Biaya Operasional……………………………………..……….…………. 83 Lampiran 7. Perhitungan Harga Jual Produk………………………..……….…………. 84 Lampiran 8. Perhitungan Sumber Pendanaan dan Perhitungan Kredit Investasi……. 85 Lampiran 9. Laporan Laba-Rugi………….………………………..……….…………. 86 Lampiran 10. Perhitungan Arus Kas……..………………………..……….…………. 87 Lampiran 11. Kriteria Kelayakan Investasi………………………..……….…………. 88 Lampiran 12. Analisis BEP……………….………………………..……….…………. 89 Lampiran 13. Kapasitas Produksi…………………………………..……….…………. 90
xii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang beriklim tropis, terletak di garis khatulistiwa dan memiliki curah hujan yang tinggi sepanjang tahun. Daerah penghasil stroberi di Indonesia antara lain daerah Lembang dan Ciwidey di Bandung, kawasan Puncak, Bogor, Garut, Probolinggo, dan daerah lainnya. Salah satu daerah di Indonesia yaitu daerah Ciwidey, Bandung, Jawa Barat yang terletak di dataran tinggi merupakan daerah yang potensial untuk perkebunan stroberi. Namun sejauh ini, output yang dihasilkan umumnya berupa buah stroberi segar, sementara itu produk olahannya belum banyak diproduksi oleh produsen setempat. Stroberi merupakan salah satu bahan hasil pertanian yang mudah rusak (perishable). Hal ini disebabkan stroberi merupakan buah yang mempunyai tekstur yang lembut dan tidak mempunyai serat sehingga relatif sensitif terhadap gesekan fisik, suhu, dan sinar matahari (Budiman dan Saraswati 2010). Selain itu, stroberi mempunyai kadar air tinggi sehingga mikroorganisme akan tumbuh dengan cepat. Laju respirasi stroberi sangat tinggi yaitu 20 – 40 mg CO2/kg/jam proporsional dengan laju kerusakan buah (Norman, 1988). Dengan sifat stroberi yang mudah rusak, maka diperlukan penanganan atau cara untuk bisa mempertahankan kualitas dan kandungan stroberi sehingga akan memperpanjang umur simpan. Berdasarkan hasil penelitian, stroberi berkhasiat untuk meningkatkan nafsu makan, zat penenang, antioksidan, dan berbagai jenis vitamin. Stroberi bisa dikonsumsi dalam berbagai bentuk, selain dapat dinikmati langsung dalam bentuk buah segar dan bisa juga dinikmati dalam bentuk lain seperti jus, selai, sirup, dodol, manisan, buah kering, dan sebagai perasa dalam makanan lain. Stroberi tidak hanya diproduksi sebagai makanan, tapi ekstraknya dapat digunakan sebagai bahan dasar kosmetik dan obat – obatan ( Anonim, 2010). Salah satu produk olahan stroberi yang belum dikenal di Indonesia adalah manisan stroberi kering. Manisan merupakan salah satu produk awetan dengan menggunakan gula atau dengan kata lain, manisan buah adalah buah yang diawetkan dengan menambahkan gula. Pemberian gula dengan kadar yang tinggi pada manisan buah, selain untuk memberikan rasa manis, juga untuk mencegah tumbuhnya mikroorganisme (jamur dan kapang). Proses pembuatan manisan buah juga menggunakan bahan pengawet seperti natrium metabisulfit untuk mempertahankan bentuk (tekstur) serta menghilangkan rasa gatal atau getir pada buah. Manisan berdasarkan pengolahannya dapat dikelompokan menjadi manisan basah dan manisan kering. Perbedaan jenis manisan basah dan kering dilihat dari proses setelah perendaman dalam larutan gula. Pada prinsipnya pembuatan manisan ialah perendaman dalam gula (peresapan), pencucian, dan pengeringan. Di negara seperti Jepang dan Thailand, manisan stroberi sudah banyak diproduksi. Namun saat ini usaha manisan stroberi di Indonesia masih jarang ditemukan. Dikarenakan bahan bakunya yang mahal dan sifat dari stroberi sendiri yang sukar untuk dijadikan manisan, berbeda dengan buah-buahan tropis lain seperti mangga, pepaya, jambu, nanas, tomat, jeruk, pala, dan sebagainya yang relatif mudah dan sudah umum dijadikan manisan. Tekstur buah stroberi yang lembek dan tidak memiliki serat sebanyak buah-buahan lain membuat produk manisan stroberi belum banyak diproduksi di Indonesia. Melihat potensi dan peluangnya yang masih terbuka, pengembangan usaha dari komoditi stroberi dalam bentuk manisan merupakan lahan investasi yang mempunyai prospek yang cukup baik. Namun, minat investor untuk merealisasikan proyek-proyek agroindustri dihadapkan pada
1
kendala-kendala ketidakteraturan dalam penyediaan bahan baku serta sulitnya mendapatkan produk pertanian dalam mutu, jumlah dan keseragaman yang tepat (Sutiyono, 2002). Untuk membuka minat investasi yang lebih besar lagi pada agroindustri, khususnya komoditi stroberi dan produk olahannya yang berupa manisan, maka diperlukan suatu rancangan bisnis yang dapat dengan mudah memberikan informasi mengenai komoditi tersebut dan dapat membantu para calon investor untuk menentukan perencanaan bisnis yang sesuai untuk dijalankan pada bidang ini. Rancangan industri manisan stroberi diharapkan dapat membantu pengambilan keputusan rencana bisnis yang cepat, tepat dan efisien. Menurut Sutiyono (2002), minat investor untuk merealisasikan proyek-proyek agroindustri sering dihadapkan pada kendala- kendala ketidakteraturan dalam penyediaan bahan baku serta sulitnya mendapatkan produk pertanian dalam mutu, jumlah dan keseragaman yang tepat. Oleh karena itu, penyusunan sebuah rencana bisnis adalah satu tahap penting dalam pendirian setiap bisnis baru. Dalam mendirikan suatu usaha diperlukan rencana yang baik. Dengan perencanaan, keuntungan yang akan dicapai dapat diperkirakan dan hambatan yang mungkin akan dihadapi dapat diantisipasi. Rencana yang telah dibuat tersebut dapat menjadi pedoman bagi pelaksanaan kegiatan dan memiliki gambaran yang jelas dan tegas terhadap sesuatu yang akan dikerjakan. Perancangan rencana bisnis industri manisan stroberi yang terkomputerisasi ini akan memudahkan dalam memberikan informasi mengenai komoditi tersebut dan dapat membantu pengguna dalam menyusun rencana bisnis yang sesuai untuk dijalankan pada bidang ini. Selain itu, dengan pengambilan keputusan secara cepat, tepat dan efisien, akan menghemat waktu dan biaya.
1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. 2.
1.
2. 3.
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut: Mempelajari berbagai faktor dan parameter yang berpengaruh terhadap industri manisan stroberi serta melakukan analisis investasi. Mengkaji dan membuat rancangan bisnis industri manisan stroberi Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak, seperti : Para pelaku industri manisan stroberi dapat memanfaatkannya program ini dalam menyusun rencana bisnis bagi usahatani atau agroindustri yang akan dijalankan, dan untuk menentukan sumber modal bagi usaha tersebut. Lembaga keuangan dapat memanfaatkannya sebagai salah satu pertimbangan dalam meminjamkan dana bagi usahatani maupun agroindustri. Pihak akademisi dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai salah satu alat bantu dalam menyusun rencana bisnis untuk industri manisan stroberi
2
1.3 Ruang Lingkup Pengkajian masalah khusus ini meliputi pengamatan terhadap faktor-faktor yang berpengaruh terhadap rencana bisnis pada industri manisan stroberi dan membuat rancang bangun rencana bisnisnya. Keputusan yang diambil dalam rencana bisnis ini adalah keputusan yang berkaitan dengan jumlah prakiraan permintaan, penentuan prioritas produksi, pemilihan lokasi, penentuan rencana kebutuhan produksi, dan analisis kelayakan finansial. Keputusan tersebut didasarkan kajian mengenai aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek manajemen dan organisasi dan aspek finansial secara umum. Aspek pasar dan pemasaran meliputi prakiraan permintaan dan harga pokok produk. Aspek teknis dan teknologis meliputi lokasi yang tepat dan kebutuhan bahan baku untuk produksi. Aspek manajemen dan organisasi meliputi jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, sedangkan aspek kelayakan finansial meliputi sumber pembiayaan dan besarnya bunga pinjaman bank.
1.4 Keluaran Hasil Penelitian Hasil keluaran dari penelitian ini adalah suatu rancangan bisnis industri manisan stroberi yang diharapkan dapat menjadi acuan untuk bisnis lain. Rancangan Bisnis ini dapat dimanfaatkan oleh para pelaku usahatani stroberi, pelaku industri manisan stroberi, koperasi, lembaga keuangan, calon investor dan pemerintah dalam menyusun rencana bisnis mengenai usaha yang akan dijalankan, dalam hal ini khususnya adalah industri manisan stroberi. Pengumpulan data dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Data primer diperoleh dengan cara melakukan penelitian dalam pembuatan industri manisan stroberi. Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi pustaka di Perpustakaan LSI-IPB, Pusat Informasi dan Teknologi Pertanian-FATETA, Departemen Pertanian, Badan Pusat Statistik, dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan pengkajian masalah khusus ini.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Stroberi Stroberi (Fragaria vesca) adalah tanaman yang tergolong family Rosaceae. Tanaman stroberi berasal dari Brittany, Perancis, dan kemudian dikembangkan di daerah timur Amerika Utara yang berjenis Fragaria virginia dan juga di daerah Cile serta Argentina, yang mengembangkan stroberi Fragaria chiloensis. Spesies tanaman stroberi ini yaitu Fragaria chiloensis L menyebar ke berbagai negara Amerika, Eropa dan Asia. Selanjutnya spesies lain, yaitu F. vesca L. lebih menyebar luas dibandingkan spesies lainnya. Jenis stroberi ini pula yang pertama kali masuk ke Indonesia.
Gambar 1. Komoditi Stroberi Stroberi kaya dengan air dan energi yang rendah (hanya 35 kkal dalam 100g), sedang konten seratnya cukup tinggi. Tanaman stroberi dalam taksonomi tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut (Rukmana, 1998) : Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan) Divisi
: Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Subdivisi
: Angiospermae (berbiji tertutup)
Kelas
: Dicotyledonae (biji berkeping dua)
Ordo
: Rosales
Famili
: Rosaceae
Genus
: Fragaria
Spesies
: Fragaria >< ananassa Duchesne, disebut stroberi modern atau stroberi komersial.
Stroberi yang kita temukan di pasar swalayan adalah hibrida yang dihasilkan dari persilangan F. virginia L. var Duchesne asal Amerika Utara, dengan F. chiloensis L. var Duchesne asal Cile. Persilangan tersebut menghasilkan hybrid yang merupakan stroberi modern atau stroberi yang komersil saat ini, Fragaria x annanassa var Duchesne. Di Indonesia, stroberi berasal dari Belanda dan Jepang. Aneka varietas unggul stroberi introduksi yang sudah beradaptasi di Indonesia antara lain adalah varietas Ostara, Tenira, Robunda, Bogota, Elvira, Grella, dan Red Gantlet. Selain itu, varietas Hokowaze asal Jepang telah mulai dicoba di Cianjur, Jawa Barat.
4
Karakteristik varietas Hokowaze adalah cepat berbuah, rasanya manis, beraroma harum, berukuran besar, dan tekstur daging buah lembut. Semua varietas tersebut umumnya dikonsumsi dalam keadaan segar (Rukmana, 1998). Petani Lembang, Bandung, yang sejak lama menanam stroberi, menggunakan varitas lokal Benggala dan Nenas yang cocok untuk membuat makanan olahan dari stroberi seperti jam atau selai. Tabel 1. Ekspor Stroberi Segar Januari-Desember 2006 Jumlah Negara
Volume (Kg)
Thailand Singapura
Nilai (US$)
22,229.00
70,704.00
450.00
2,189.00
Malaysia
5,415.00
8,000.00
Brunei Darussalam
1,172.00
25,951.00
5.00
83.00
26,321.00
9,397.00
Sri Lanka Saudi Arabia Australia
20.00
180.00
Kepulauan Cook
179.00
353.00
Amerika Serikat
128.00
242.00
Perancis
706.00
2,387.00
Spanyol
572.00
1,656.00
57,197.00
97,782.00
Total
(Sumber : deptan.go.id) Dari data Departemen Pertanian Republik Indonesia, ekspor buah stroberi segar ditujukan ke beberapa negara, seperti Thailand, Singapura, Malaysia, Brunei, Sri Lanka, Saudi dan seterusnya. Ekspor tertinggi buah stroberi segar Indonesia ke negara Saudi Arabia. Total nilai ekspor ke beberapa negara tersebut dalam periode Januari – Desember 2006 adalah US$ 97.782. Tabel 2. Impor Stroberi Segar Januari – September 2006 Jumlah Negara Jepang Korea Selatan China
Volume (Kg)
Nilai (US$)
1,715.00
37,861.00
65
294
244,598.00
315,612.00
Thailand
8,241.00
9,575.00
Singapura
3,550.00
2,547.00
Mesir
2,147.00
3,106.00
Australia
9,494.00
10,534.00
360
2,094.00
13,802.00
37,859.00
Belanda
1,555.00
7,226.00
Perancis Jerman
6,034.00 15
28,061.00 1,153.00
291,929.00
457,550.00
New Zealand Amerika Serikat
Total
(Sumber : deptan.go.id)
5
Indonesia mengekspor stroberi ke negara-negara, seperti Thailand, Singapura, Malaysia, Brunei, Sri Lanka, dan Saudi Arabia. Sementara impor buah stroberi segar ke Indonesia didatangkan dari beberapa negara, seperti Jepang, Korea, Thailand, Singapura, Malaysia, Brunei, Sri Lanka, Saudi dan seterusnya. Impor tertinggi buah stroberi segar Indonesia dari negara China. Total nilai impor dari beberapa negara tersebut dalam periode Januari – September 2006 adalah US$ 457.550. Nilai ekspor komoditi stroberi segar masih jauh di bawah nilai impor stroberi ke Indonesia. Meluasnya pasar buah impor di Indonesia, karena kualitas produk buah lokal Indonesia belum bisa menunjukkan keunggulannya dibandingkan dengan buah impor dari luar. Sampai saat ini perkembangan komoditi stroberi di Indonesia belum berpikir ke arah perbaikan kualitas buah dan penanganan pascapanen, perkembangan komoditi ini baru ke arah perluasan lahan untuk meningkatkan kuantitas produksi. Sehingga ukuran, bentuk, warna, aroma, serta ketahanan buah masih kalah dengan stroberi impor. Akibatnya konsumen dalam negeri lebih memilih membeli buah stroberi impor dibanding stroberi lokal. Berlakunya sistem perdagangan bebas membuat pemerintah tidak bisa berbuat banyak untuk menanggulangi terjadinya peningkatan impor buah. Hal tersebut tidak perlu terjadi jika kita bisa membuktikan bahwa produk buah Indonesia pada dasarnya sanggup bersaing dengan buah impor baik dalam kualitas maupun harga. Buah stroberi dimanfaatkan sebagai makanan dalam keadaan segar atau olahannya. Produk makanan yang terbuat dari stroberi telah banyak dikenal misalnya sirup, jam, ataupun stup (compote) stroberi. Budidaya stroberi belum banyak dikenal dan diminati. Karena memerlukan temperatur rendah, budidaya di Indonesia harus dilakukan di dataran tinggi. Lembang dan Cianjur, Jawa Barat adalah daerah sentra pertanian di mana petani sudah mulai banyak membudidayakan stroberi. Dapat dikatakan bahwa untuk saat ini, kedua wilayah tersebut adalah sentra penanaman stroberi. Tanaman stroberi (Fragaria vesca), hanya dapat diusahakan di daerah – daerah pegunungan di atas 1000 meter dari permukaan laut. Untuk dapat berbunga tanaman ini memerlukan musim kering yang panjang dan buahnya tidak boleh kena hujan (Tohir, 1984). Tanaman stroberi membutuhkan lingkungan tumbuh bersuhu dingin (sejuk) dan lembab. Meskipun demikian, tanaman stroberi mempunyai kemampuan beradaptasi yang cukup luas, yakni dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada daerah-daerah yang mempunyai kondisi iklim sebagai berikut (Rukmana, 1998). Suhu udara optimum antara 170 C – 200 C dan suhu udara minimum antara 40 C – 50 C, kelembapan udara (rH) 80 % – 90 %, penyinaran matahari 8 – 10 jam per hari, curah hujan berkisar antara 600 mm – 700 mm per tahun. Tanaman stroberi menyebar luas ke seluruh daratan tropis dan sub tropis, terutama di daerah pegunungan tropik. Tanaman ini dapat tumbuh pada beberapa jenis tanah, mulai dari tanah berpasir hingga tanah berliat dengan PH 5,5 – 6,5. Tanaman stroberi menghendaki suhu sejuk dan dingin sehingga di Indonesia banyak ditanam pada lahan dataran tinggi (Fachrudin, 1998). Cara memanen buah stroberi sampai dikemas adalah (Trubus, 2003) : 1. Panen dilakukan pada pagi dan sore hari saat intensitas matahari rendah. Buah stroberi dengan kematangan 75 % – 90 %, dipanen dengan cara memotong tangkai dengan kuku ibu jari. 2. Buah dikumpulkan di tray plastik, dan diletakkan di rak yang ternaungi agar tidak terkena cahaya matahari langsung. 3. Buah diangkut menuju ruang sortir, dan diletakkan di rak besi bersusun.
6
Buah dimasukkan ke ruang penyimpanan sementara bersuhu 18o C selama 45 menit agar ketahanan buah lebih awet. 5. Buah disortir berdasarkan bobot, kemudian dikelompokkan ke dalam tiga kelas, yaitu kelas A, B, C,D dan E. 6. Buah terpilih dimasukkan ke dalam keranjang plastik (punnet) berbobot ¼ kg, kemudian disusun rapi dalam kardus dan dilabeli nama dan lokasi produsen. Satu kardus terdiri dari 12 punnet. 7. Buah kemudian dimasukkan ke dalam ruang pendingin bersuhu 180C selama delapan jam dan siap dipasarkan. Stroberi (Fragaria spp) sangat kaya akan nutrisi (gizi). Kandungan nutrisi (gizi) dari buah stroberi dapat dilihat pada Tabel 3. 4.
Tabel 3. Komposisi stroberi per 100g Komponen Kadar (mg) Kalori total 113 Protein 3,4 Kandungan air 74,1 Lemak 2,8 Karbohidrat 18,9 Abu 0,9 Serat 0,4 Gula N/A Vitamin C 60 Fosfor 23 Kalsium 20 Magnesium 12 Besi 0,40 (Hancock, 1999) Secara umum buah stroberi di Indonesia digolongkan ke dalam lima kelas berdasarkan diameter dan penampakan buah, yaitu : Kelas A : berat rata-rata buah 22-23 gram, isi dalam kemasan 12 buah stroberi. Kelas B : berat rata-rata buah 16 gram, isi dalam kemasan 16 buah stroberi. Kelas C : berat rata-rata buah 12-13 gram, isi dalam kemasan 24 buah stroberi. Kelas D : berat rata-rata buah 7-8 gram, isi dalam kemasan 40 buah stroberi. Kelas E : berat rata-rata buah 5 gram, isi dalam kemasan 60 buah stroberi. Buah kualitas E tidak dijual sebagai buah segar, tetapi dikupas untuk dijadikan buah frozen (Rukmana, 1997).
7
Gambar 2.a Stroberi Kelas A
Gambar 2.b Stroberi Kelas B
Gambar 2.d Stroberi Kelas D
Gambar 2.c Stroberi Kelas C
Gambar 2.e Stroberi Kelas E
Menurut Childers (1995) Stroberi adalah komoditi yang pertama dijual di pasaran saat musim semi. Tingginya permintaan terhadap buah stroberi di berbagai daerah dimana buah ini di budidayakan dikarenakan daya adaptasinya yang luas terhadap iklim dan kondisi lahan, buah stroberi dapat tumbuh dan tersebar mulai dari daerah tropis, hingga daerah subarctic sepanjang tahun. Saat ini produksi buah stroberi tertinggi berada di negara Amerika Serikat, disusul Jepang, Mexico, Polandia, Italia, Perancis dan lainnya. Tabel 4. Kandungan Vitamin dan Mineral Stroberi Kategori
Uji Proksimat
Mineral
Vitamin
Nutrient Kadar air Energi Protein Lemak Karbohidrat Serat Kadar abu Kalsium Zat besi Magnesium Fosfor Potasium Sodium Zinc Copper Vitamin C Thiamin Riboflavin Vitamin B6 Vitamin B12 Vitamin A Vitamin E
Kandungan per 144g 132 43 0.88 0.53 10.1 3.3 0.62 20 0.55 14 27 240 1.44 0.19 0.07 82 0.03 0.1 0.09 0 39 0.2
Unit / Satuan g kkal g g g g g mg mg mg mg mg mg mg mg mg mg mg mg mg µg IU mg ATE
(Hancock, 1999)
8
Stroberi mengandung berbagai vitamin dan mineral. Buah stroberi kaya akan pigmen warna antosianin yang mengandung antioksidan tinggi. Selain itu stroberi juga kaya akan vitamin C, serat, potassium, folat, rendah kalori, dan mengandung asam ellagic. Kandungan vitamin dan mineral buah stroberi dapat dilihat di tabel 4. Namun disamping kaya akan kandungan vitamin dan mineral, stroberi bersifat rentan dan mudah rusak. Untuk menjaga kesegaran buah stroberi yang menjadi bahan manisan stroberi harus diambil paling tidak setiap hari selama panen, akan ditangani sesedikit mungkin, dan didinginkan segera setelah memetik. Di bawah kondisi, ideal, stroberi memiliki umur simpan dari 8-10 hari. Setelah itu, buah stroberi akan rusak, teksturnya menjadi lembek, berbau, dan mudah ditumbuhi kapang serta jamur. Walaupun temperaturnya 0⁰C, setelah periode ini, buah stroberi akan kehilangan warna cerahnya, mulai timbul kerutan / mengkerut, dan rasanya menjadi kurang enak. Pada temperature 40⁰C lebih, kebusukan akibat cendawan kelabu (Botrytis bright), kebusukan akibat jamur Rhyzopus, dan kebusukan kulit menjadi serius. Commercial CA (tecrol) Storage di California menyebutkan bahwa stroberi dapat disimpan selama 2-7 hari tanpa terjadi kerusakan penampakan fisik (Childers, 1995).
2.1.1 Pengawetan Buah Menurut Norman (1988), pengawetan adalah cara untuk meningkatkan umur simpan suatu bahan atau produk. Beberapa teknologi pengawetan pada buah-buahan adalah pengalengan, pendinginan, dan pengeringan, salah satunya adalah pada pembuatan manisan buah. Manisan buah adalah buah yang diawetkan dengan menambahkan gula, pemberian gula dengan kadar yang tinggi pada manisan buah, selain untuk memberikan rasa manis, juga untuk mencegah tumbuhnya mikroorganisme (jamur dan kapang). Secara umum pembuatan manisan buah basah dilakukan dengan mengupas buah kemudian dibersihkan dan direndam dalam larutan garam dan larutan gula kemudian ditiriskan. Perendaman dengan menggunakan larutan gula dilakukan selama 3 hari dengan konsentrasi yang semakin lama semakin pekat. Pada pembuatan manisan buah kering, setelah buah direndam dalam air gula semalam kemudian diangkat, permukaannya ditaburi dengan gula pasir kemudian dikeringkan dengan dijemur dibawah sinar matahari. Penjemuran dilakukan 3 hari berturut-turut dan setiap hari kembali ditaburi dengan gula pasir (Norman, 1988). Dalam proses pembuatan manisan buah ini juga digunakan natrium metabisulfit untuk mempertahankan bentuk (tekstur) serta menghilangkan rasa gatal atau getir pada buah. Manisan buah pada umumnya dibedakan menjadi dua yaitu manisan buah basah dan manisan buah kering. Perbedaan diantara keduanya adalah cara pembuatan, umur simpan, dan penampakannya. Buahbuahan yang biasa digunakan untuk membuat manisan basah adalah jenis buah yang cukup keras, seperti pala, mangga, kedondong, kolang-kaling, dan lain-lainnya. Sedangkan buah-buahan yang biasa digunakan untuk membuat manisan kering adalah jenis buah yang lunak seperti pepaya, dan lain-lainnya. Hasil samping dari proses pembuatan manisan buah ini ialah sirup dari larutan perendamannya (Norman, 1988). Menurut Furia (1986), pertumbuhan bakteri, kapang, dan khamir dapat dihambat pada konsentrasi SO2 200 ppm, dimana bakteri dan kapang lebih lemah terhadap SO2 dari khamir. Sulfur dioksida dan garam sulfit merupakan bahan pengawet yang tidak berbahaya bagi tubuh manusia, senyawa ini akan dioksidasi menjadi sulfat yang kemudian dieksresikan bersama urin (Furia, 1986).
9
2.1.2 Pengeringan Pengeringan (drying) atau (dehydration) merupakan pengeluaran kandungan air dari suatu bahan. Pengeringan lebih mengarah pada pengeluaran air dari suatu bahan sampai kandungan air bahan tersebut seimbang dengan keadaan udara disekitarnya, sedangkan dehidrasi lebih mengarah pada pengeluaran air dari suatu bahan hasil pertanian sampai tingkat kandungan air serendah-rendahnya sehingga mendekati kering mutlak (Henderson dan Perry, 1976). Pengeringan termasuk salah satu cara pengawetan bahan pangan dimana sebagian air dari bahan pangan dihilangkan dengan cara menguapkan air tersebut dengan menggunakan panas. Biasanya kandungan air dalam bahan dikurangi sampai batas agar mikroba tidak tumbuh lagi (Winarno et al., 1980). Umumnya dikenal dua cara pengeringan, yaitu pengeringan alami dengan menggunakan sinar matahari dan pengeringan buatan yaitu menggunakan oven, drum dryer, spray dryer, cabinet dryer, dan lain-lain. Pengeringan mekanis adalah suatu cara pengeringan menggunakan menggunakan panas buatan dimana udara panas bertiup di dalamnya (Thahir, 1986). Metode pengeringan untuk menambah umur simpan buah dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu : 1. Penjemuran Proses pengeringan ini sifatnya alamiah, dimana kandungan air dari bahan bakudiuapkan menggunakan pancaran panas sinar matahari. Bila memiliki ruangan yang cukup lebar, maka tidak tidak diperlukan lagi suatu fasilitas yang khusus. Namun, kelemahannya adalah mutu produk tergantung kondisi cuaca dan proses ini tidak dapat dilakukan selama musim hujan. Selanjutnya, oksidasi minyak lipid dilakukan oleh zat ultraviolet dari pancaran sinar matahari, yang menyebabkan terjadinya perubahan warna pada produk akibat minyak yang dihasilkan. (Soetanto, 1996) 2. Pengeringan Oven Oven adalah alat untuk memanaskan memanggang dan mengeringkan. Oven dapat digunakan sebagai pengering apabila dengan kombinasi pemanas dengan humidity rendah dan sirkulasi udara yang cukup. Kecepatan pengeringan tergantung dari tebal bahan yang dikeringkan. Penggunaan oven biasanya digunakan untuk skala kecil. Oven yang kita gunakan adalah elektrik oven yaitu oven yang terdiri dari beberapa tray didalamnya, serta memiliki sirkulasi udara didalamnya. Kelebihan dari oven adalah dapat dipertahankan dan diatur suhunya. Bahan yang akan dikeringkan diletakkan pada tray-traynya. (Harrison, 2000) 3. Pengeringan Vakum Pengeringan vakum adalah sistem pengeringan suatu bahan dengan memanfaatkan keadaan vakum. Pada keadaan vakum, titik didih moisture lebih rendah daripada titik didih pada keadaan atmosferik sehingga mempercepat waktu pengeringan dan menurunkan jumlah kandungan nutrisi yang rusak pada bahan yang dikeringkan akibat pengeringan. Metode pengeringan ini sesuai untuk bahan yang memiliki sensitivitas terhadap temperatur, salah satunya adalah bahan pangan. Pada pengeringan temperatur tinggi, kandungan vitamin dalam bahan pangan mudah terdegradasi dan rusak. (Soeharto, 2000)
10
4. Freeze Dryer Pada prinsipnya pengeringan beku terdiri atas dua urutan proses, yaitu pembekuan yang dilanjutkan dengan pengeringan. Dalam hal ini, proses pengeringan berlangsung pada saat bahan dalam keadaan beku, sehingga proses perubahan fase yang terjadi adalah sublimasi. Sublimasi dapat terjadi jika suhu dan tekanan ruang sangat rendah, yaitu dibawah titik tripel air. Titik tripel terletak pada suhu 0,01 C dan tekanan 0,61 KPa, dengan demikian proses pengeringan beku harus dilakukan pada kondisi dibawah suhu dan tekanan tersebut. Tekanan kerja yang umum digunakan di dalam ruang pengeringan beku adalah 60 – 600 Pa. Pada saat pembekuan terbentuk kristalkristal es di dalam bahan, yang mana pada saat pengeringan kristal es tersebut akan tersublimasi dan meninggalkan rongga (pori) didalam bahan. Keadaan bahan yang bersifat porous setelah pengeringan, meyebabkan bentuk bahan tidak mengalami perubahan yang besar dibandingkan sebelumnya, serta proses rehidrasi air (pembasahan kembali) lebih baik dari pada proses pengeringan lainnya. (Armansyah, 2007)
2.1.3 Manisan Buah Stroberi Menurut Soetanto (1996), manisan stroberi merupakan salah satu produk olahan dari buah stroberi yang berupa hasil produk awetan dengan menggunakan gula. Manisan berdasarkan pengolahannya dapat dikelompokkan menjadi manisan basah dan manisan kering. Manisan basah diperoleh setelah penirisan buah dari larutan gula, sedangkan manisan kering diperoleh bila manisan yang pertama kali dihasilkan (manisan basah) dijemur sampai kering. Manisan kering adalah produk olahan yang berasal dari buah-buahan dimana pemasakannya menggunakan gula, kemudian dikeringkan. Produk ini memiliki keuntungan diantaranya bentuknya lebih menarik, lebih awet, serta volume dan bobotnya menjadi lebih kecil sehingga mempermudah pengangkutan. Pada prinsipnya pembuatan manisan ialah perendaman dalam gula (peresapan) dan pengeringan untuk meningkatkan umur simpan manisan buah. Sedangkan perendaman dalam natrium metabisulfit dimaksudkan untuk mempertahankan warna dan teksturnya. Meskipun manisan buah yang yang umum dipasarkan ada bermacam-macam bentuk dan rasanya, namun sebenarnya dapat dikelompokkan menjadi 4 golongan, yaitu : 1. Manisan basah dengan larutan gula encer, contohnya buah jambu, mangga salak dan kedondong di dalam larutan gula. 2. Manisan dengan larutan gula basah menempel pada buah, contohnya adalah pala, lobi-lobi dan ceremai. 3. Manisan kering dengan gula utuh (gula tidak larut dan menempel pada buah), contohnya adalah mangga, kedondong, sirsak, dan pala. 4. Manisan kering asin dengan karena unsur dominan dalam bahan adalah garam, contohnya adalah jambu biji, mangga, belimbing, dan pala. (Soetanto, 1996)
Gambar 3. Manisan Stroberi Kering
11
2.2 Rencana Bisnis (Business Plan) Bisnis adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan tujuan dan target yang diinginkan dalam berbagai bidang, baik jumlah maupun waktunya. Keuntungan merupakan tujuan utama dalam dunia bisnis, terutama bagi pemilik bisnis. Bentuk keuntungan yang diharapkan lebih banyak dalam bentuk finansial (Kasmir dan Jakfar, 2007). Brown dan Pertrello (1976) mendefinisikan bisnis sebagai suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat meningkat maka lembaga bisnis pun akan meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Satu tahap penting dalam pendirian setiap bisnis baru adalah penyusunan sebuah rencana bisnis. Menurut Rangkuti (2005), perencanaan bisnis merupakan alat yang sangat penting bagi pengusaha maupun pengambil keputusan kebijakan perusahaan. Tujuan perencanaan bisnis adalah agar kegiatan bisnis yang akan dilaksanakan maupun sedang berjalan tetap berada di jalur yang benar sesuai dengan yang direncanakan. Perencanaan bisnis juga digunakan sebagai pedoman untuk mempertajam rencana-rencana yang diharapkan, karena di dalam perencanaan bisnis, posisi perusahaan, arah tujuan perusahaan dan cara mencapai sasaran yang ingin dicapai dapat diketahui. Djamin (1992) juga menambahkan alasan yang dapat dikemukakan akan betapa pentingnya suatu proyek sebelum dilaksanakan harus terlebih dahulu direncanakan dengan seksama antara lain sebagai berikut : 1. Dengan adanya perencanaan diharapkan terdapatnya suatu pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan yang ditujukan pada pencapaian tujuan. 2. Dengan perencanaan maka dilakukan suatu perkiraan terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui. Perkiraan dilakukan mengenai potensi dan prospek perkembangan, juga mengenai hambatan dan resiko yang mungkin dihadapi. Perencanaan mengusahakan agar ketidakpastian dapat dibatasi sekecil mungkin. 3. Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara yang terbaik atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik. 4. Dengan perencanaan dilakukan penyusunan skala prioritas, memilih urutan-urutan dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun kegiatan usahanya. 5. Dengan adanya rencana maka akan ada suatu alat ukur atau standar untuk mengadakan pengawasan/evaluasi. 6. Dengan adanya perencanaan penggunaan dan alokasi sumber-sumber pembangunan yang terbatas adanya dapat dimanfaatkan secara lebih efisien dan efektif, diusahakan dihindarinya pemborosan. Suatu usaha untuk mencapai hasil secara maksimal dengan penggunaan sumber yang tersedia.
2.2.1 Definisi Rencana Bisnis Rencana bisnis merupakan dokumen tertulis yang menjelaskan rencana perusahaan atau pengusaha untuk memanfaatkan peluang-peluang usaha (business opportunities) yang terdapat di lingkungan eksternal perusahaan (Solihin, 2007), menjelaskan keunggulan bersaing (competitive advantage) usaha, serta menjelaskan berbagai langkah yang harus dilakukan untuk menjadikan peluang usaha tersebut menjadi suatu bentuk usaha yang nyata (Solihin, 2007). Perencanaan bisnis mencakup uraian tentang gambaran umum rencana, kondisi perusahaan, produk/jasa yang akan diberikan oleh perusahaan, kondisi pasar, kondisi manajemen, kondisi keuangan, kondisi operasional, strategi untuk pengembangan di masa yang akan datang, informasi keuangan yang dibutuhkan dan lampiran-lampiran. Perencanaan bisnis dapat digunakan
12
sebagai alat untuk mencari pinjaman dari pihak ketiga, seperti pihak perbankan, investor, lembaga keuangan, dan sebagainya (Rangkuti, 2005). Sementara menurut Baga (1993), tahapan-tahapan dan elemen-elemen yang dapat dikembangkan dalam suatu perencanaan bisnis antara lain deskripsi umum perusahaan, tinjauan umum perusahaan, deskripsi produk, deskripsi pelanggan, deskripsi pasar, deskripsi pesaing, bahan baku dan sumber perolehannya, metode produksi dan peralatan, perencanaan staf karyawan, kemasan, jasa profesional pendukung, perencanaan jangka panjang, resiko, dan asumsi. Menurut Horan (1998), setiap pemilik usaha memiliki rencana bisnisnya masing-masing. Rencana bisnis tidak harus panjang untuk menjadi rencana bisnis yang baik. Satu halaman dapat memuat semua komponen yang dibutuhkan untuk diinformasikan kepada lembaga keuangan atau calon investor mengenai usaha yang akan dijalankan dan bagaimana usaha tersebut berjalan. Untuk mengurangi kegagalan pada pendirian suatu proyek bisnis, diperlukan suatu perencanaan secara sistematis dan terpadu melalui serangkaian kegiatan yang pada akhirnya akan mencerminkan suatu studi kelayakan. Pembahasan elemen-elemen pada rencana bisnis akan dicakup dalam pembahasan aspek-aspek dari studi kelayakan yang cocok, yang disesuaikan dengan karakteristik proyek bisnis yang direncanakan.
2.2.2 Tujuan Rencana Bisnis Menurut Pinson (2003), ada tiga tujuan utama menulis rencana bisnis, antara lain : 1. Sebagai panduan Alasan utama menulis rencana bisnis yaitu mengembangkan suatu panduan yang dapat diikuti sepanjang usia bisnis. Rencana bisnis adalah cetak biru bisnis dan akan dilengkapi dengan alat untuk menganalisa dan menerapkan perubahan-perubahan agar usaha lebih menguntungkan. Rencana bisnis akan memberi informasi yang lebih rinci atas seluruh aspek operasi perusahaan di masa lalu dan masa sekarang, maupun proyeksi beberapa tahun ke depan. Bisnis baru belum memiliki sejarah, informasi yang ada dalam rencana hanya berdasarkan proyeksi. Rencana yang diberikan ke pemberi pinjaman harus dijilid, sedangkan untuk arsip sebaiknya menggunakan loose-leaf binder. Ini akan mempermudah bila perlu menambah data terbaru, seperti daftar harga, laporan keuangan, informasi pemasaran, dan lainnya. 2. Sebagai dokumentasi pendanaan Apabila mencari dana, rencana bisnis akan merinci bagaimana dana tersebut dapat memajukan tujuan perusahaan dan meningkatkan laba. Pemberi pinjaman ingin mengetahui cara pengusaha mengatur arus kas (cash flow) dan membayar pinjaman dan bunganya tepat waktu. Sedangkan investor ingin mengetahui apakah investasinya dapat meningkatkan kekayaan bersih (net worth) serta memperoleh laba atas investasi (return on invesetment, ROI) yang diharapkan. Pengusaha harus merinci bagaimana uang tersebut akan digunakan dan menggunakan angka-angka tersebut dengan informasi yang solid, seperti estimasi, norma industri, daftar harga, dan lainnya. Proyeksi tersebut harus beralasan, karena pemberi pinjaman dan investor sangat mungkin memiliki akses atas angka-angka statistik industri.
13
3. Memperluas ke pasar luar negeri Apabila berbisnis secara internasional, rencana bisnis menjadi alat standar untuk mengevaluasi potensi bisnis di pasar luar negeri. Saat ini, tidak ada bisnis yang boleh mengabaikan potensi perdagangan internasional, karena pesatnya perubahan teknologi, komunikasi, dan transportasi. Rencana bisnis dapat menunjukkan cara agar bisnis dapat bersaing di era ekonomi global saat ini.
2.2.3 Isi Rencana Bisnis Selain digunakan untuk keperluan internal perusahaan, rencana bisnis juga berguna untuk meyakinkan para investor maupun kreditor terhadap prospek usaha yang akan dijalankan. Sebagai sebuah dokumen yang akan menjadi peta panduan jalan (road map) bagi seluruh manajemen perusahaan yang berasal dari berbagai bidang fungsional atau pemasaran (marketing), sumber daya manusia (human resources), produksi (production), dan keuangan (finance), rencana bisnis yang dibuat perusahaan harus terhindar dari pandangan sempit masing-masing departemen perusahaan di dalam melihat arah pengusahaan perusahaan dalam jangka panjang. Rencana bisnis yang dibuat harus dapat dijadikan acuan yang handal dalam melihat letak usaha yang akan dijalankan perusahaan di tengah persaingan usaha saat ini dan lima tahun ke depan. Penentuan input – output didasarkan pada sumber daya industri dan perusahaan yang biasa dikenal dengan 7 M 1E (Man, Material, Method, Money, Market, Management, Machine, dan Environment). Man atau manusia, dimana aktivitas yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan (planning, organizing, directing, dan controlling) tidak akan tercapai tanpa adanya manusia. Money atau uang, untuk melakukan berbagai aktivitas manajemen diperlukan uang, seperti upah atau gaji pegawai, pembelian faktor produksi dan lain sebagainya. Uang harus digunakan sedemikian rupa agar tujuan yang ingin dicapai bila dinilai dengan uang lebih besar dari uang atau biaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut. Material atau bahan-bahan, dalam proses pelaksanaan kegiatan dalam tingkat teknologi sekarang ini material bukan saja sebagai bahan mentah yang akan diolah menjadi produk, namun juga menjadi pembantu bagi mesin. Methods atau cara pelaksanaan, untuk melakukan kegiatankegiatan secara berdaya guna dan berhasil maka manusia dihadapkan pada berbagai alternatif pelaksanaan (metode). Market atau pasar, tanpa adanya pasar untuk hasil produksi, jelas tujuan perusahaan industri tidak mungkin tercapai, sebab masalah pokok yang dihadapi oleh perusahaan industri yaitu minimal mempertahankan pasar yang sudah ada, baru kemudian mencari pasar baru. Machine atau mesin merupakan salah satu sumber daya industri yang penting untuk menghasilkan produk dengan bentuk dan ukuran yang relative sama, sehingga dapat menggantikan tenaga manusia. Namun sumber daya ini tetap membutuhkan adanya operator yang bertugas menjalankan mesin. Management atau manajemen berfungsi melibatkan perencanaan, pengorganisasian kepurusan pengendalian terkemuka pembuatan area bisnis dalam pemasaran, produksi, penjualan, riset dan pengembangan, sumber daya manusia, keuangan, operasi, dan sebagainya. Manajemen mencakup strategi dan aplikasi bisnis. Manajemen puncak mengambil semua keputusan utama dan penting dengan tujuan membawa perusahaan kea rah yang lebih baik sesuai visi dan misi perusahaan. Environment atau lingkungan adalah daerah di sekitar industri yang mengalami dampak akibat adanya kegiatan industri. Proses produksi umumnya menghasilkan limbah yang mengakibatkan pencemaran. Pencemaran pada setiap proses produksi tidak dapat dihilangkan atau dihindari tetapi pencemaran ini dapat dikendalikan sehingga menimbulkan dampak yang seminimal mungkin.
14
Menurut Solihin (2007), pada saat menyajikan rencana bisnis kepada para investor ataupun kreditor, hal-hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan atau pengusaha adalah sebagai berikut : 1. Rencana bisnis yang disusun tidak terlalu tebal tetapi lengkap, artinya mencakup berbagai informasi yang dibutuhkan oleh evaluator baik dari pihak investor maupun kreditor untuk melakukan pengambilan keputusan. 2. Penampilan rencana bisnis harus dibuat menarik karena investor dan kreditor akan memperoleh kesan pertama terhadap perusahaan yang sedang mencari pendanaan dari penampilan rencana bisnis yang diajukan kepada mereka. 3. Sampul depan (front cover) rencana bisnis harus memuat nama perusahaan, alamat, nomor telepon perusahaan, dan bulan serta tahun rencana bisnis dikeluarkan. Hal tersebut untuk memudahkan calon investor atau kreditor melakukan komunikasi dengan perusahaan atau pada saat mereka memberikan jawaban balasan terhadap rencana bisnis yang disampaikan perusahaan. 4. Rencana bisnis yang baik harus mencantumkan ringkasan eksekutif (executive summary) yang dapat disampaikan dalam 2-3 halaman penjelasan mengenai keadaan usaha saat ini. 5. Penyusunan rencana bisnis harus diorganisasikan dengan baik agar pihak-pihak yang memperoleh penawaran rencana bisnis perusahaan dapat mengikuti alur penyajian rencana bisnis tersebut secara urut, sehingga penyajian rencana bisnis menjadi jelas. 6. Rencana bisnis yang baik akan mencantumkan risiko utama (critical risks) dari suatu bisnis yang akan dijalankan. Pencantuman risiko bisnis akan meningkatkan kewaspadaan dari pengusaha dan investor untuk menyiasati cara meminimalisir risiko bisnis tersebut.
2.2.4 Elemen-Elemen Rencana Bisnis Menurut Solihin (2007), meskipun terdapat variasi dalam penyusunan rencana bisnis, tetapi sebuah rencana bisnis yang baik sekurang-kurangnya akan mencantumkan tujuh elemen pokok, yaitu : 1. Ringkasan eksekutif yang merangkum secara singkat seluruh isi rencana bisnis baik yang menyangkut tujuan usaha, strategi usaha, tujuan penyusunan rencana bisnis, uraian umum usaha, rencana pemasaran, rencana produksi, rencana keuangan, dan risiko-risiko usaha di masa depan. 2. Uraian umum usaha (general business description) yang akan dijalankan. Uraian umum usaha akan menguraikan : a. Usaha apa yang akan dijalankan di mana hal ini sekaligus menjelaskan barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. b. Tujuan apa yang ingin dicapai perusahaan berikut strategi untuk mencapai tujuan tersebut. c. Bagaimana perkembangan usaha perusahaan sampai pada saat rencana bisnis disusun serta proyeksi usaha perusahaan di masa mendatang yang dikaitkan dengan tujuan dan strategi perusahaan. d. Siapa yang menjadi target pasar perusahaan e. Nilai apa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran untuk dapat meraih keunggulan bersaing (competitive advantage). f. Dimana usaha tersebut akan dijalankan. Hal ini berkaitan dengan pemilihan lokasi tempat usaha serta berbagai penjelasan yang logis mengapa usaha dijalankan di lokasi yang dipilih.
15
3.
4.
5.
6.
7.
g. Siapa yang akan menjalankan kegiatan usaha. Dalam bagian ini, uraian umum usaha akan menjelaskan manajemen inti dan tokoh kunci (key person) di dalam perusahaan yang akan terlibat dalam pengurusan perusahaan. h. Bentuk badan usaha atau badan hukum apa yang dipilih oleh perusahaan untuk menjalankan usahanya. i. Bagaimana bidang fungsional manajemen akan dijalankan. Rencana pasar dan pemasaran akan menjelaskan pasar sasaran yang dipilih serta bauran pemasaran yang dibuat perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, anggaran penjualan, dan sebagainya. Rencana teknik dan teknologi menjelaskan antara lain proses produksi, bagaimana perusahaan menjaga kualitas produk, memperoleh pasokan bahan baku, pertimbangan pemilihan lokasi pabrik, anggaran produksi, dan sebagainya. Rencana keuangan antara lain berisi proyeksi keuangan yang menunjukkan ekspektasi laba dari usaha yang akan dijalankan dalam beberapa tahun awal operasionalnya, proyeksi arus kas (cash flow), dan sebagainya. Rencana manajemen dan organisasi antara lain berisi uraian mengenai jumlah personil yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha, spesifikasi apa yang dibutuhkan oleh masing-masing personil tersebut dilihat dari pengetahuan, keahlian, dan kemampuan (Knowledge, Skill, and Ability) yang dibutuhkan, anggaran tenaga kerja yang juga berisi proyeksi kebutuhan tenaga kerja dalam lima tahun ke depan, dan sebagainya. Risiko-risiko utama yang dihadapi perusahaan di masa depan dan bagaimana antisipasinya untuk menghadapi risiko tersebut di masa yang akan datang.
2.3 Studi Kelayakan Bisnis Sutojo (2000) dan Kadariah et al. (1999) menyebutkan bahwa kajian terhadap keadaan dan prospek suatu pabrik dilakukan atas aspek-aspek tertentu, yaitu aspek teknis, aspek manajerial dan administratif, aspek organisasi, aspek pemasaran, aspek finansial, dan aspek ekonomi. Umar (2005) menambahkan bahwa kajian terhadap keadaan dan prospek suatu pabrik juga memerlukan analisis terhadap aspek lingkungan, aspek legalitas, dan aspek sosial dan ekonomi. Aspek-aspek tersebut biasanya dianalisis dengan teknik-teknik tertentu dengan mempertimbangkan manfaat bagi industri tersebut.
2.3.1 Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek pasar dan pemasaran dikaji untuk mengungkapkan permintaan, penawaran, harga, program pemasaran, dan perkiraan penjualan yang dapat dicapai oleh perusahaan, atau pangsa pasar yang dapat dikuasai oleh perusahaan. Selain itu, analisis terhadap pasar dan pemasaran pada suatu usulan proyek ditujukan untuk mendapatkan gambaran tentang potensi pasar bagi produk yang tersedia untuk masa yang akan datang, dan menentukan jenis strategi pemasaran yang digunakan guna mencapai pangsa pasar yang telah ditetapkan (Husnan dan Suwarsono, 2000). Sutojo (2000) menyebutkan bahwa dalam mengkaji aspek pasar dan pemasaran, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana produk tersebut dalam pasar dewasa ini, berapa permintaan produk dulu dan sekarang, bagaimana komposisi permintaan tiap segmen pasar serta bagaimana kecenderungan perkembangan permintaan, bagaimana proyeksi permintaan produk pada masa mendatang serta berapa persen dari permintaan dapat diambil, serta bagaimana kemungkinan adanya persaingan. Selain itu, Edris (1993) menyebutkan bahwa kegunaan dari analisis pasar adalah menentukan besar, sifat, dan pertumbuhan permintaan total akan produk yang
16
bersangkutan, deskripsi tentang produk dan harga jual, situasi pasar dan adanya persaingan, berbagai faktor yang ada pengaruhnya terhadap pemasaran produk, dan program pemasaran yang sesuai untuk produk.
2.3.2 Aspek Teknik dan Teknologi Aspek teknik dan teknologi merupakan salah satu aspek penting bagi proyek karena merupakan jawaban dari pertanyaan dapat tidaknya produk tersebut dibuat. Hal ini sangat dirasakan jika bidang usaha yang digunakan bersifat manufacturing atau poros intinya adalah teknologi (Sutojo, 2000). Berdasarkan analisis aspek teknik dan teknologi dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya investasi. Analisis teknik berhubungan dengan input proyek berupa barang dan jasa dan menguji hubungan-hubungan teknik yang memungkinkan dalam suatu proyek yang diusulkan serta mengidentifikasi perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam informasi selama perencanaan dan tahap pelaksanaan. Analisis teknik secara spesifik mencakup analisis terhadap ketersediaan bahan baku, proses produksi, mesin dan peralatan, perancangan aliran bahan, analisis keterkaitan antar aktivitas, jumlah mesin dan peralatan, keperluan tenaga kerja, penentuan luas pabrik, dan perancangan tata letak pabrik (Husnan dan Suwarsono, 2000). Sutojo (2000) menyebutkan bahwa evaluasi aspek teknis dan teknologi meliputi hal-hal berikut. 1. Penentuan lokasi proyek, yaitu lokasi dimana suatu proyek akan didirikan, baik untuk pertimbangan lokasi maupun lahan proyek. Peubah-peubah yang perlu diperhatikan, antara lain: iklim dan keadaan tanah, fasilitas transportasi, ketersediaan tenaga kerja, tenaga listrik dan air, keadaan dan sikap masyarakat, dan rencana masa depan perusahaan untuk perluasan. Penentuan lokasi proyek harus memperhatikan faktor-faktor, antara lain: iklim dan keadaan tanah, fasilitas transportasi, ketersediaan tenaga kerja, tenaga listrik, air, sikap masyarakat, serta rencana pengembangan industri ke depan. Hal lain yang perlu diperhatikan, yaitu letak konsumen potensial atau pasar sasaran, letak bahan baku, dan peraturan pemerintah. 2. Penentuan kapasitas produksi ekonomis yang merupakan volume atau jumlah satuan produk yang dihasilkan selama waktu tertentu. Kapasitas produksi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi efisiensi operasi proyek yang akan didirikan. Kapasitas produksi ditentukan berdasarkan perpaduan hasil penelitian berbagai macam komponen evaluasi, yaitu perkiraan jumlah penjualan produk di masa yang akan datang atau kemungkinan pasar yang akan diraih, kemungkinan pengadaan bahan baku, bahan pembantu dan tenaga kerja, serta tersedianya mesin dan peralatan di pasar sesuai dengan teknologi yang diterapkan. Selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 13. 3. Pemilihan teknologi yang tepat yang dipengaruhi oleh kemungkinan pengadaan tenaga ahli, bahan baku dan bahan pembantu, kondisi alam dan lainnya tergantung proyek yang didirikan. 4. Penentuan proses produksi yang dilakukan dan tata letak pabrik yang dipilih, termasuk tata letak bangunan dan fasilitas lain. Tata letak pabrik merupakan alat efektif untuk menekan biaya produksi dengan cara menghilangkan atau mengurangi sebesar mungkin semua aktivitas yang tidak produktif. Lokasi merupakan hal yang penting bagi pendirian suatu perusahaan karena akan mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam persaingan dan menentukan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Perusahaan yang didirikan tanpa pertimbangan lokasi yang ekonomis, akan mengalami kesulitan dalam menjamin kelangsungan hidupnya. Penentuan lokasi yang kurang tepat merupakan salah satu penyebab perusahaan beroperasi secara tidak efisien dan efektif,
17
sehingga biaya produksi menjadi tinggi. Oleh karena itu, dalam penentuan lokasi suatu industri diperlukan suatu pengkajian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas dari industri tersebut. Lokasi suatu industri sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah, letak sumber bahan baku, daerah pemasaran, serta faktor lingkungan. Menurut Assauri (1999), faktor-faktor yang mempengaruhi analisis lokasi suatu industri dapat digolongkan menjadi faktor-faktor utama dan faktor-faktor tambahan. Faktor-faktor utama akan berpengaruh secara langsung terhadap kegiatan-kegiatan produksi dan distribusi dari industri yang akan didirikan. Faktor-faktor utama tersebut meliputi letak dari pasar, letak dari sumber bahan baku, tingkat biaya dan ketersediaan fasilitas pengangkutan, biaya ketersediaan tenaga kerja, dan adanya pembangkit listrik. Pola aliran bahan merupakan salah satu langkah yang penting dalam perencanaan fasilitas. Pola aliran dapat dikelompokkan menjadi pola aliran si salam tempat kerja, pola aliran dalam fasilitas, dan aliran antar fasilitas. Menurut Birchfield (1988), terdapat tiga bentuk umum tata letak ruang kerja, yaitu garis lurus, bentuk U, dan bentuk L dimana setiap bentuk memiliki peruntukkannya sendiri. Bentuk garis lurus sering digunakan untuk mengefisiensikan waktu dan pergerakan. Bentuk U akan memberikan area yang cukup, namun jumlah waktu yang terbuang lebih banyak karena pergerakan pekerja untuk masuk dan keluar ruangan. Analisa aliran bahan sangat diperlukan dalam merancang suatu tata letak industri atau pabrik. Penentuan aliran bagi manajemen, material, aliran bahan, distribusi fisik dan logistik merupakan salah satu langkah dalam perencanaan fasilitas yang sangat penting terutama penentuan pola aliran bahan. Menurut Heizer dan Render (2004), peta keterkaitan kegiatan atau disebut juga relationship chart, merupakan suatu cara untuk menunjukkan aliran departemen. Peta kegiatan keterkaitan serupa dengan peta dari-ke, tapi tidak seperti peta dari-ke yang berisi data perpindahan material, peta ini berisikan tanda kualitatif yang menggambarkan hubungan antar departemen. Analisis terhadap peta ini memperlihatkan departemen-departemen yang tidak boleh berdekatan. Untuk membantu menentukan kegiatan yang harus diletakkan pada suatu tempat, telah ditetapkan suatu pengelompokkan derajat kedekatan, yang diikuti dengan tanda bagi tiap derajat kedekatan tadi. Keterkaitan antar aktivitas dan hasil dari proses perancangan kegiatan tersebut adalah dalam bentuk bagan dan diagram keterkaitan antar kegiatan, yang secara sistematis telah menunjukkan bagaimana kedudukan (letak atau lokasi) suatu kegiatan (ruang) tertentu dikaitkan dengan kegiatan (ruang) yang kain (Apple, 1990).
2.3.3 Aspek Manajemen dan Organisasi Hal yang perlu dipelajari dalam aspek manajemen adalah manajemen selama masa pembangunan proyek yang meliputi pelaksanaan proyek tersebut, jadwal penyelesaian proyek, aktor yang melakukan studi setiap aspek manajemen dalam operasi. Manajemen dalam operasi meliputi bentuk organisasi atau badan usaha yang dipilih, struktur organisasi, deskripsi jabatan, jumlah tenaga kerja yang akan dipergunakan dan anggota direksi serta tenaga-tenaga terinci. Aspek manajemen dan organisasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu : 1. Manajemen proyek, yaitu pengelolaan kegiatan yang terkait dengan mewujudkan gagasan sampai menjadi hasil proyek berbentuk fisik. 2. Manajemen operasi, yaitu menangani kegiatan operasi dan produksi fasilitas hasil proyek (Soeharto,2000). Aspek manajemen dan organisasi dapat dikelompokkan menjadi manajemen proyek, yaitu pengelolaan kegiatan yang berkaian dengan mewujudkan gagasan sampai menjadi hasil proyek berbentuk fisik, manajemen operasi atau produksi fasilitas hasil proyek. Lingkup
18
manajemen organisasi meliputi pengelolaan kegiatan yang langsung berhubungan dengan kegiatan memproduksi barang atau memberikan pelayanan. Mulai dari usaha mendapatkan sumber daya, mengkonversikan masukan menjasi produk atau pelayanan yang diinginkan. Masukan tersebut dapat terdiri dari bahan mentah, tenaga kerja, material, energi, dan waktu. Ariyoto (1990) menyatakan bahwa manajemen merupakan cara mencapai tujuan dari sumber-sumber yang ada. Sumber-sumber ini adalah uang (modal), mesin dan peralatan, personil (tenaga kerja), dan material. Umar (2005) menyatakan bahwa tujuan kajian aspek manajemen adalah mengetahui apakah pembangunan dan implementasi bisnis dapat direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan sehingga rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau sebaliknya. Aspek manajemen operasional adalah suatu fungsi atau kegiatan manajemen yang meliputi perencanaan organisasi, staffing, koordinasi, pengarahan, dan pengawasan terhadap operasi perusahaan (Umar, 2005). Penelitian aspek manajemen dan organisasi mencakup dua hal, yaitu struktur organisasi dan manajemen tenaga kerja yang mencakup kebutuhan tenaga kerja, kualifikasi tenaga kerja, dan pembagian tugas kerja (Behrens dan Hawranek, 1991).
2.3.4 Aspek Lingkungan Pembangunan suatu industri hendaknya tetap memperhatikan kepentingan manusia dan lingkungannya. Pembangunan industri yang baik adalah pembangunan yang berwawasan lingkungan. Pembangunan tersebut dapat terwujud apabila semua komponen dalam perusahaan mengerti pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan dalam setiap tahapan proses produksinya. Kajian aspek lingkungan hidup bertujuan untuk menentukan dapat dilaksanakannya industri secara layak atau tidak dari segi lingkungan hidup. Hal-hal yang berkaitan dengan aspek lingkungan, antara lain: peraturan dan perundang-undangan AMDAL dan kegunaan dalam kajian pendirian industri dan pelaksanaan proses pengelolaan dampak lingkungan (Umar, 2005). Aspek legalitas penting karena menyangkut hukum yang mengatur tingkah laku badan usaha. Untuk menampung aspirasi dalam mencapai tujuan usaha diperlukan suatu wadah untuk menampung kegiatan. Dalam evaluasi yuridis, salah satu pokok pengamatan yang merupakan kekuatan yang menunjang usaha adalah tentang izin-izin yang dimiliki karena dapat dikatakan bahwa izin usaha merupakan syarat legalisasi usaha (Ariyoto, 1990). Menurut Husnan dan Suwarsono (2000) dalam pengkajian aspek yuridis atau hukum, hal yang perlu diperhatikan meliputi bentuk badan usaha yang akan digunakan dan berbagai akte, sertifikat, serta izin yang diperlukan. Aspek legalitas atau yuridis berguna untuk kelangsungan hidup proyek dalam rangka meyakinkan kreditor dan investor bahwa proyek yang akan dibuat sesuai dengan peraturan yang berlaku (Umar, 2005).
2.3.5 Aspek Finansial Aspek ekonomi dan keuangan merupakan aspek yang menentukan kelayakan usaha dilihat dari segi ekonomi dan keuangan. Jika sebuah gagasan usaha yang direncanakan telah layak dilihat dari aspek pemasaran dan teknis produksi, langkah selanjutnya adalah mengadakan penilaian dari aspek ekonomi dan keuangan. Pembahasan yang dilakukan menyangkut dengan biaya investasi, modal kerja, biaya operasi dan pemeliharaan, sumber pembiayaan, perhitungan pendapatan yang mungkin diterima, serta perhitungan kriteria invetasi. Selain itu, dalam aspek ini juga dibahas mengenai proyeksi laba/rugi yang bertujuan untuk mengetahui posisi keuangan dari usaha yang akan dilaksanakan (Ibrahim,2003). Sedangkan Umar (2005) juga menambahkan bahwa bisnis dikatakan sehat apabila dapat memberikan keuntungan yang layak dan mampu memenuhi kewajiban finansialnya. Dalam aspek
19
ini juga dapat ditentukan struktur pembiayaan bagaimana yang paling menguntungkan dengan menentukan berapa dana yang harus disiapkan lewat pinjaman dari pihak lain dan berapa dana dari modal sendiri. Evaluasi aspek finansial dilakukan untuk memperkirakan jumlah dana yang diperlukan. Selain itu, juga dipelajari struktur pembiayaan serta sumber dana yang menguntungkan (Djamin, 1993). Menurut Solihin (2007), walaupun keduanya memang mempunyai kesamaan, yaitu samasama membahas aspek pemasaran, teknik produksi, manajemen dan keuangan, namun Rencana Bisnis dan Studi Kelauyakan Bisnis merupakan dua hal yang berbeda. Pemanfaatan Studi Kelayakan Bisnis dan Proposal Bisnis umumnya sama, yaitu untuk membantu dalam menganalisis keputusan bisnis dimana keduanya sama-sama menggunakan data historis. Namun data yang digunakan pada Studi Kelayakan Bisnis dapat diambil dari perusahaan lain yang sejenis dengan objek studi (data eksternal) sedangkan Business Plan (Proposal Bisnis) harus menggunakan data historis internal perusahaan sendiri. Studi kelayakan bisnis didesain untuk menyediakan gambaran ringkas tentang persoalan pokok yang berhubungan dengan gagasan bisnis. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi apakah suatu gagasan bisnis dapat dikatakan layak atau tidak masuk dalam marketplace. Dengan kata lain, Studi Kelayakan Bisnis menentukan bagaimana menuangkan gagasan bisnis ke dalam statement (pernyataan tertulis). Analisis Studi Kelayakan Bisnis menyediakan banyak informasi penting untuk membuat Business Plan (Proposal Bisnis). Sebagai contoh, analisis pasar dalam Studi Kelayakan Bisnis merupakan data penting dalam menentukan proyeksi karena digunakan sebagai dasar untuk menentukan seggemn pasar dan Rencana Bisnis. Studi Kelayakan Bisnis mengindikasikan bahwa gagasan bisnis masih berupa statement dan langkah selanjutnya adalah membuat Business Plan (Rencana Bisnis). Rencana Bisnis memerlukan analisis yang lebih mendalam dan kompleks, serta dibangun berdasarkan fondasi yang telah dibuat pada Studi Kelayakan Bisnis. Rencana Bisnis memberikan kesempatan untuk menemukan kelemahan dan ancaman masalah yang berpotensi muncul di masa yang akan datang. Ada dua tujuan dalam Rencana Bisnis, yaitu menganalisis secara seksama bagaimana bisnis akan bekerja, serta mencatat aspek-aspek dalam bisnis (dokumen) guna mendapatkan loan (pinjaman). (Solihin, 2007) Tabel 5. Perbedaan Studi Kelayakan Bisnis dan Business Plan (Rencana Bisnis) Faktor Jenis Data
Studi Kelayakan Bisnis Data Estimasi (Estimate Data)
Sumber Data Penyusun/Analis
Data Eksternal Pihak Eksternal (Konsultan/Pakar)
Tujuan
Menilai kelayakan gagasan bisnis Investor, bank, pemerintah, LSM Bisa lebih dari 1 tahun Relatif besar
User (Pengguna) Waktu Pembuatan Biaya
Business Plan Berdasarkan data empiris perusahaan Data Internal Pihak Internal (manajemen) perusahaan (direksi perusahaan) Merencanakan kegiatan bisnis untuk masa yang akan datang Manajemen, kreditor Kurang dari 1 tahun Relatif lebih kecil dari studi Kelayakan Bisnis
(Solihin, 2007)
20
Pada Studi Kelayakan Bisnis, jenis data bersumber dari estimasi atau asumsi, sedangkan pada Rencana Bisnis, data diambil dari data empiris perusahaan. Sumber data pada Studi Kelayakan Bisnis, berasal dari data eksternal atau dari luar perusahaan, sedangkan pada Rencana Bisnis, data diambil dari data internal perusahaan. Penyusun Studi Kelayakan Bisnis adalah pihak eksternal perusahaan yaitu konsultan atau pakar, sedangkan penyusun Rencana Bisnis adalah direksi perusahaan sendiri. Tujuan Studi Kelayakan Bisnis adalah menilai kelayakan gagasan bisnis, sedangkan Rencana Bisnis yaitu untuk merencanakan kegiatan bisnis untuk masa yang akan datang. Pengguna dari Studi Kelayakan Bisnis adalah investor, bank, dan pemerintah, sedangkan pengguna Rencana Bisnis adalah manjemen perusahaan sendiri dan kreditor. Waktu dan biaya untuk membuat Studi Kelayakan Bisnis dapat lebih dari satu tahun, dan biayanya relatif besar, sedangkan Rencana Bisnis dapat dibuat kurang dari satu tahun dan biayanya relatif lebih kecil.
2.4 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji tentang rancangan bisnis atau Business Plan dan beberapa penelitian lain yang masih memiliki kaitan dengan variabel dalam penelitian ini. Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan hasil penelitian terdahulu oleh peneliti yang pernah penulis baca. Penelitian yang dilakukan oleh Harris (2008), dengan judul “Rancang Bangun Business Plan Model untuk Agroindustri Paprika”, pada penelitian tersebut dijelaskan berbagai faktor dan parameter yang berpengaruh terhadap usahatani dan agroindustri paprika serta melakukan analisis investasi. Kemudian penelitian Wijono (1993), yang berjudul “Kajian Teknologi Pembuatan Manisan Pepaya (Carica papaya) Kering”. Pada penelitian tersebut dijelaskan tentang teknologi dan proses pembuatan manisan kering Pepaya, dan diambil metode proses pembuatan manisan buah kering. Penelitian Masruri (1998), yang berjudul “Analisis Finansial usaha manisan buah pala (Myristica fragrans) dengan Menggunakan Pengering Rumah Kaca”. Pada penelitian tersebut dijelaskan bagaimana menanalisis usaha manisan buah pala serta kelayakannya. Serta penelitian Erviana (2011), yang berjudul “Pembuatan Manisan Stroberi Kering dan Perubahan Mutu Selama Penyimpanan”. Pada penelitian tersebut dijelaskan teknologi dan proses pembuatan manisan stroberi yang akan dianalisis kelayakan usahanya dan dibuat rancangan bisnisnya.
21
III.
METODOLOGI
3.1 Kerangka Pemikiran Saat ini industri manisan stroberi jumlahnya masih terbatas di Indonesia. Peluang tersebut masih terbuka lebar bagi pengusaha dan investor yang berminat menanamkan modalnya pada sektor industri pengolahan stroberi menjadi manisan buah stroberi. Sebelum proyek pendirian industri manisan stroberi diimplimentasikan, terlebih dahulu dilakukan rencana bisnis yang meliputi rencana dari berbagai aspek. Hal ini dilakukan untuk memberikan rekomendasi kepada pihak pengambil keputusan rencana bisnis industri manisan stroberi. Pengembangan industri manisan stroberi harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu analisis pasar dan pemasaran, analisis ketersediaan bahan baku, analisis teknik dan teknologi, analisis manajemen operasi dan organisasi, analisis legalitas, analisis lingkungan, dan analisis finansial. Hasil dari analisis-analisis tersebut dapat memberikan gambaran mengenai permasalahan-permasalahan yang mungkin ada, sehingga dapat disusun rekomendasi pengembangannya. Teknik yang dilakukan dalam melakukan studi kelayakan ini adalah dengan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan, baik data primer maupun sekunder. Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dihitung perincian biaya investasinya. Sebelum perincian biaya, terlebih dahulu ditentukan asumsi-asumsi. Asumsi-asumsi finansial yang digunakan, antara lain: umur ekonomis proyek, biaya-biaya operasional, kapasitas produksi, jumlah produk yang terjual, dan sebagainya. Secara konsep, penelitian ini dimulai dengan melakukan studi pustaka sekaligus mempelajari deskripsi produk dan industri manisan stroberi. Kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data dan informasi. Data dan informasi yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder yang meliputi aspek pasar dan pemasaran, analisis teknik dan teknologi, analisis manajemen dan organisasi, analisis lingkungan dan legalitas, serta analisis finansial. Apabila data yang dikumpulkan belum cukup, maka kembali dilakukan pengumpulan data. Namun jika data dan informasi yang dibutuhkan sudah mencukupi kemudian dilakukan tabulasi data dan analisis pada tiap aspek. Setelah itu dilakukan analisis data dan informasi yang sudah dianalisis disusun alam bentuk laporan lengkap. Para petani, agroindustri/UKM, investor, lembaga keuangan, dan pemerintah memerlukan adanya suatu sistem yang dapat memberikan informasi dan alternatif pengambilan keputusan dalam hal budidaya, teknologi, pasar, kelayakan usaha, dan sebagainya. Rancang bangun Business Plan untuk agroindustri stroberi ini dilakukan untuk membuat suatu rancangan bisnis yang akan membantu dalam penyusunan suatu rencana bisnis agroindustri stroberi. Sistem ini dirancang untuk membantu pengambilan keputusan secara cepat, tepat dan efisien apakah bisnis tersebut layak untuk direalisasikan atau tidak. Rencana bisnis yang dihasilkan meliputi rencana bisnis untuk agroindustri stroberi, termasuk usahatani sebagai pemasok utama bagi agroindustri. Aspek yang secara khusus akan dikaji meliputi prakiraan permintaan di masa yang akan datang, penentuan prioritas produksi, pemilihan lokasi, penentuan rencana kebutuhan produksi, dan analisis kelayakan finansial. Aspek-aspek tersebut dikaji baik untuk usahatani stroberi maupun agroindustri stroberi. Produksi yang berlebihan atau kekurangan produk dapat menimbulkan masalah bagi perusahaan. Oleh karena itu, prakiraan permintaan diperlukan untuk mengetahui tingkat permintaan yang berguna untuk perencanaan di masa yang akan datang.
22
Keberhasilan suatu usaha juga dipengaruhi dari lokasi dimana usaha tersebut berada, sehingga diperlukan analisis mengenai lokasi yang palingsesuai untuk usaha yang akan dijalankan. Penentuan lokasi budidaya bertujuan untuk mengurangi resiko terjadinya kegagalan panen dan mengurangi timbulnya biaya-biaya lain akibat ketidakefektifan dan ketidakefisienan lokasi. Selain lokasi budidaya, juga ditentukan lokasi agroindustri yang sesuai untuk pendirian agroindustri stroberi. Lokasi agroindustri ini harus memperhatikan kedekatan dengan pasar dan bahan baku. Rencana kebutuhan produksi digunakan untuk mengetahui jumlah kebutuhan dengan jumlah produksi tertenu. Penentuan kapasitas produksi tergantung dari pihak perusahaan yang akan menjalankan bisnis ini. Analisis investasi dalam suatu rencana bisnis dapat dijadikan daya tarik terhadap suatu usulan investasi baik bagi petani maupun pihak lain termasuk masyarakat. Analisis finansial suatu usaha diperlukan untuk mengetahui apakah usaha tersebut dapat dijalankan atau tidak dengan menggunakan sarana dan prasarana, dan faktor-faktor yang telah ditentukan. Kelayakan industri dapat diketahui melalui beberapa faktor seperti NPV, BEP, B/C Rasio, dan PBP. Dengan mengetahui kelayakan suatu industri maka resiko penanaman investasi yang tidak berguna dapat dikurangi. Perencanaan bisnis harus dilaksanakan sebaik mungkin agar kendala- kendala dan ketidakpastian di masa yang akan datang dapat diminimalisasi. Analisis-analisis di atas akan membantu dalam penyusunan suatu rencana bisnis. Dalam membuat suatu perencanaan bisnis, terdapat faktor-faktor yang saling mempengaruhi dan setiap rencana bisnis memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Penggunaan perangkat lunak (software) dalam penyusunan suatu rencana bisnis akan membantu para calon investor maupun pihak lain dalam menganalisis faktor-faktor tersebut untuk mengambil keputusan secara cepat dan tepat mengenai bisnis yang akan dijalankan. Hasil daripada penelitian ini adalah sebuah rencana bisnis Rancang Bangun Business Plan untuk Agroindustri Stroberi. yang terdiri dari profil perusahaan, visi dan misi perusahaan, deskripsi produk, strategi, aspek teknis, rencana, aspek bisnis dan aspek pembiayaan. Ringkasan rencana bisnis tersebut dapat digunakan oleh Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk meminta pinjaman kepada bank ataupun investor. Teknik yang dapat dilakukan dalam melakukan perencanaan bisnis ini adalah dengan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan, baik data primer maupun data sekunder. Data yang terkumpul kemudian diolah, dihitung perencanaan dan perincian biaya investasi, dan dibuat perencanaan strategi yang tepat pada setiap faktor perencanan. Sebelum dilakukan perincian biaya, terlebih dahulu menentukan asumsi-asumsi. Asumsi-asumsi finansial yang digunakan seperti umur ekonomis usaha, biaya-biaya operasional, kapasitas produksi, jumlah produk yang dijual, dan sebagainya.
23
3.2 Penelitian Pendahuluan : Pembuatan Manisan Stroberi Skala Laboratorium Pembuatan manisan stroberi kering merupakan modifikasi antara manisan buah basah dan manisan buah kering. Penelitian cara pembuatan manisan stroberi kering dalam skala laboratorium telah dilakukan beberapa kali dengan cara trial and error. Salah satunya adalah perbedaan lama perendaman dalam konsentrasi gula yang berbeda, alat pengeringan, cara pengeringan, dan bahan pengawet. Pada pembuatan manisan stroberi kering yang pertama adalah penyortiran dan pembersihan buah. Buah stroberi dikeluarkan dari kemasan kemudian dibersihkan dari kotoran yang menempel dan daunnya, setelah itu ditimbang dan dicuci dengan menggunakan air bersih. Kedua, perendaman dengan menggunakan bahan pengawet, buah kemudian dibagi menjadi tiga bagian, bagian pertama untuk perendaman dengan natrium metabisulfit 300 ppm, kedua untuk perendaman dengan natrium metabisulfit 150 ppm dan bagian ketiga tidak menggunakan bahan pengawet. Untuk bagian yang direndam dengan natrium metabisulfit, perendaman dilakukan selama 15 menit kemudian ditiriskan. Ketiga, perendaman dengan larutan gula. Stroberi dimasukkan pada larutan gula dengan konsentrasi 30 % selama 24 jam. Setelah itu rendaman buah stroberi diangkat dan ditiriskan. Stroberi dimasukkan pada larutan gula dengan konsentrasi 60% selama 24 jam, kemudian diangkat dan ditiriskan. Setelah itu tiap bagian diambil setengahnya untuk langsung dikeringkan dalam oven dengan suhu 47°C selama 48 jam. Sebagian stroberi yang belum dikeringkan kemudian direndam kembali dalam larutan gula sisa perendaman sebelumnya yang telah dipanaskan dan didinginkan kembali. Setelah itu stroberi dikeringkan dalam oven dengan suhu 47°C selama 48 jam. Penelitian pembuatan manisan stroberi skala laboratorium dilakukan penulis di Laboratorium DIT 1 dan DIT 2, Laboratorium Pengawasan Mutu, dan Laboratorium Pengemasan, Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Dramaga, Bogor pada bulan Februari 2011 sampai bulan Mei 2011. Kemudian didapat proses untuk menghasilkan produk manisan stroberi yang terbaik adalah seperti diagram alir pada Gambar 8.
24
Stroberi Pembersihan buah dari kotoran, penimbangan, dan pencucian bisulfit Larutan natrium ppm 300 dan 150 Pembagian buah menjadi dua bagian, yaitu A1, A2, dan A3 Perendaman dengan larutan natrium bisulfit untuk A1 dan A2 Larutan gula 30% Perendaman dengan larutan gula Larutan gula 30% 30% selama 24 jam Perendaman dengan larutan gula Larutan gula 60% 60% selama 24 jam Penirisan buah Pemanasan larutan Pengeringan 48 jam suhu 47°(perlakuan B1) Pendinginan larutan Stroberi kering A1B1,A2 B1, dan A3B1 Perendaman dengan larutan gula Larutan gula 60% 60% selama 10 jam Pengeringan dalam oven 47° selama 48 jam(perlakuan B2) Stroberi kering A1B2,A2 B2, dan A3B2 Gambar 4. Diagram Alir Pembuatan Manisan Stroberi
25
3.3 Kriteria Kelayakan Bisnis Pendekatan studi kelayakan dilakukan untuk memecahkan masalah pendirian industri manisan stroberi. Djamin (1993) menyatakan bahwa studi kelayakan terdiri atas lima tahap, yaitu tahap identifikasi, tahap seleksi awal, tahap pengujian, tahap evaluasi, dan tahap penyusunan laporan. Mulai Studi Pustaka, mempelajari deskripsi produk dan industri Pengumpulan data (primer dan sekunder) Tabulasi data
Analisis pasar dan pemasaran
• •
Potensi pasar dan persaingan Segmenting, targeting, positioning, marketing mix
• • • • • • •
Spesifikasi bahan baku Ketersediaan bahan baku Penentuan kapasitas produksi Penentuan proses produksi Neraca massa Penentuan lokasi Perencanaan tata letak pabrik, bangunan, &fasilitas lain
Analisis teknik dan teknologi
• • •
Analisis manajemen dan organisasi Struktur organisasi Deskripsi kerja Kebutuhan tenaga kerja
Analisis lingkungan dan legalitas
• • • •
Penanganan limbah Perizinan pendirian usaha Peraturan pemerintah Peraturan izin gangguan
• • • • •
Analisis finansial Penentuan asumsi Biaya investasi Proyeksi aliran kas PBP, IRR, NPV, B/C Ratio, BEP Analisis sensitivitas
Penyusunan laporan
Selesai
Gambar 5. Kerangka Pemikiran Penelitian
26
3.4 Tata Laksana Tahapan yang harus dilakukan pada perencanaan bisnis analisis ini adalah melakukan analisis masalah dan meneliti aspek-aspek yang berhubungan dengan perencanaan bisnis tersebut yaitu rencana pasar dan pemasaran, rencana teknik dan teknologi, rencana manajemen dan organisasi, dan rencana keuangan. Perencanaan bisnis ini terdiri dari pengumpulan data dan analisis data. Pengumpulan data bertujuan untuk mendapatkan gambaran dan keterangan tentang hal-hal yang berhubungan dengan penelitian yaitu perencanaan bisnis. Data tersebut diharapkan dapat digunakan untuk pemecahan masalah pengambilan suatu keputusan. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara dengan pihak terkait serta para pakar pada bidang teknik dan teknologi yang sesuai. Untuk data sekunder diperoleh melalui laporan, artikel, jurnal, dan statistik dari instansi-instansi pemerintah, swasta, balai penelitian, dan sebagainya. Contoh data yang diperlukan dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini :
Tabel 6. Jenis Data, Sumber, Dan Metode Pengumpulan Data Yang Diperlukan Jenis Data
Sumber Data
Metode Pengumpulan Data
1. Rencana Pasar dan Pemasaran a. Harga jual stroberi dan
Swalayan, internet, perkebunan
Survei
b. Jumlah produksi stroberi
Badan Pusat Statistik (BPS)
Pengumpulan dokumen
c. Jumlah permintaan stroberi
Badan Pusat Statistik (BPS)
Pengumpulan dokumen
d. Jenis manisan buah terlaris
Swalayan, internet, konsumen
Survei dan wawancara
e.Daftar industri manisan stroberi pesaing dan
Kementerian Perindustrian,
Pengumpulan dokumen
manisan stroberi
pendatang baru
internet
f. Daftar industri manisan stroberi lokal dan impor Internet
Pengumpulan dokumen
2. Rencana Teknik dan Teknologi a. Daftar lokasi bahan baku manisan stroberi
Internet
Pengumpulan dokumen
Dosen ahli, internet
Wawancara dan
b. Daftar spesifikasi dan ketersediaan bahan baku manisan stroberi c. Kapasitas produksi bahan baku manisan stroberi d. Teknologi dan proses produksi pembuatan
pengumpulan dokumen Dosen ahli, internet
Pengumpulan dokumen
Dosen ahli dan internet
Penelitian laboratorium
Dosen ahli dan pakar mesin dan
Wawancara
manisan stroberi e. Mesin dan alat pembuatan manisan stroberi f. Lokasi pendirian industri manisan stroberi g. Metode perencanaan tata letak pabrik
alat manisan stroberi Ahli peruntukan wilayah dan
Wawancara
pemerintah setempat Buku dan dosen ahli
Wawancara
27
Tabel 6. Jenis Data, Sumber, Dan Metode Pengumpulan Data Yang Diperlukan (Lanjutan) Jenis Data 3. Rencana Manajemen dan Organisasi a. Daftar jenis bentuk usaha b. Perizinan c. Jenis struktur organisasi
Sumber Data
Metode Pengumpulan Data
Undang-undang Pemerintah setempat
Pengumpulan dokumen Pengumpulan dokumen
Undang-undang
Pengumpulan dokumen
d. Spesifikasi dan deskripsi kerja karyawan 4. Rencana Keuangan a. Daftar penentuan asumsi b. Daftar harga mesin dan alat produksi c. Metode perhitungan kriteria investasi (NPV, IRR, Net B/C, PBP, dan BEP)
Buku, diktat, dan jurnal
Pengumpulan dokumen
Buku, diktat, dan jurnal Produsen penghasil mesin, dosen ahli, internet Buku, diktat, dan jurnal
Pengumpulan dokumen Wawancara dan pengumpulan dokumen
d. Analisis sensitivitas
Dosen ahli, buku
Wawancara dan
Pengumpulan dokumen
pengumpulan dokumen e. Risiko nilai tukar
Dosen ahli, buku
Wawancara dan pengumpulan dokumen
Pengolahan data yang dilakukan meliputi rencana pasar dan pemasaran, rencana teknik dan teknologi, rencana manajemen dan organisasi, rencana keuangan. analisis terhadap pasar dan pemasaran pada suatu usulan proyek ditujukan untuk mendapatkan gambaran tentang potensi pasar bagi produk yang tersedia untuk masa yang akan datang. Analisis teknik berhubungan dengan input proyek berupa barang dan jasa dan menguji hubungan-hubungan teknik yang memungkinkan dalam suatu proyek yang diusulkan serta mengidentifikasi perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam informasi selama perencanaan dan tahap pelaksanaan. Aspek manajemen dalam operasi meliputi bentuk organisasi atau badan usaha yang dipilih, struktur organisasi, deskripsi jabatan, jumlah tenaga kerja yang akan dipergunakan dan anggota direksi serta tenagatenaga terinci. Kajian aspek lingkungan hidup bertujuan untuk menentukan dapat dilaksanakannya industri secara layak atau tidak dari segi lingkungan hidup. Aspek menyangkut hukum yang mengatur tingkah laku badan usaha. Sedangkan aspek finansial menyangkut dengan biaya investasi, modal kerja, biaya operasi dan pemeliharaan, sumber pembiayaan, perhitungan pendapatan yang mungkin diterima, serta perhitungan kriteria invetasi
28
3.4.1 Analisis Pasar Aspek-aspek yang dikaji rencana pasar dan pemasaran meliputi potensi pasar, strategi pemasaran yang meliputi bauran pemasaran (marketing mix), dan STP (segmenting, targeting, positioning). Langkah-langkah dalam rencana pemasaran dapat dilihat pada Gambar 6 berikut ini : Mulai Pencarian data sekunder
Tidak
Data cukup Ya
Potensi pasar manisan stroberi Penentuan strategi pemasaran manisan stroberi Penentuan
STP
(segmenting,
targeting,
positioning) dan bauran pemasaran (strategi produk, strategi harga, strategi distribusi, dan
Selesai Gambar 6. Diagram alir proses rencana pasar dan pemasaran
3.4.2 Analisis Teknik Dan Teknologi Rencana teknik dan teknologi meliputi spesifikasi dan ketersediaan bahan baku, penentuan kapasitas produksi dan lokasi, pemilihan teknologi proses, mesin dan peralatan, neraca massa, dan perencanaan tata letak serta kebutuhan luas ruang produksi dari pabrik tersebut. Aliran proses rencana teknis dan teknologis dapat dilihat pada Gambar 7 berikut ini : Mulai Bahan baku (spesifikasi bahan baku dan ketersediaan bahan baku) Perencanaan kapasitas produksi
Teknologi proses produksi
A
29
A
Penentuan lokasi pabrik
Perencanaan tata letak dan kebutuhan ruang pabrik Aspek lingkungan
Selesai Gambar 7. Diagram alir proses rencana teknik dan teknologi Pemilihan jenis teknologi proses produksi didasarkan pada kemudahan proses produksi dan perkiraan biaya produksi. Pemilihan mesin dan peralatan ditentukan berdasarkan teknologi dan proses produksi yang dipilih. Neraca massa disusun untuk melihat laju alir, jumlah input, dan jumlah output masing-masing komponen bahan pada setiap proses. Perencanaan tata letak pabrik dilakukan dengan menganalisis keterkaitan antar aktivitas, kemudian menentukan kebutuhan luas ruang dan alokasi area. Untuk menganalisis keterkaitan antar aktivitas, perlu ditentukan derajat hubungan aktivitas. Derajat hubungan aktivitas dapat diberi tanda sandi sebagai berikut : •
A (absolutely necessary) menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan harus saling berdekatan dan bersebelahan.
•
E (especially important) menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan harus bersebelahan.
•
I (important) menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan cukup berdekatan.
•
U (unimportant) menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan bebas dan tidak saling mengikat, dan
•
X (undesirable) menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan harus saling berjauhan atau tidak boleh saling berdekatan (Apple, 1990).
Sandi derajat hubungan aktivitas diletakkan pada bagian dalam kotak bagan keterkaitan antar aktivitas. Alasan-alasan yang mendukung kedekatan hubungan meliputi keterkaitan produksi, keterkaitan pekerja, dan aliran informasi. Alasan keterkaitan produksi meliputi urutan aliran kerja, penggunaan peralatan, catatan dan ruang yang sama, kebisingan, kotor, debu, getaran, serta kemudahan pemindahan barang. Alasan keterkaitan pekerja meliputi penggunaan karyawan yang sama, pentingnya berhubungan, jalur perjalanan, kemudahan pengawasan, pelaksanaan pekerjaan serupa, perpindahan pekerja, dan gangguan pekerja. Alasan informasi meliputi penggunaan catatan yang sama, hubungan kertas kerja, dan penggunaan alat komunikasi yang sama (Apple, 1990). Pada bagan keterkaitan antar aktivitas, alasan-alasan pendukung ini disesuaikan penempatannya dalam kotak agar tidak tumpang tindih dengan kode derajat hubungan antar aktivitas.
30
Tahapan proses dalam merencanakan bagan keterkaitan antar aktivitas adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi semua kegiatan penting dan kegiatan tambahan. 2. Membagi kegiatan tersebut ke dalam kelompok kegiatan produksi dan pelayanan. 3. Mengelompokkan data aliran bahan atau barang, informasi, pekerja, dan lainnya. 4. Menentukan faktor atau sub faktor mana yang menunjukkan keterkaitan (produksi, pekerja, dan aliran informasi), dan 5. Mempersiapkan bagan keterkaitan antar aktivitas. 6. Memasukkan kegiatan yang sedang dianalisis ke sebelah kiri bagan keterkaitan antar aktivitas. Urutannya tidak mengikat, namun dapat juga diurutkan menurut logika ketergantungan kegiatan. 7. Memasukkan derajat hubungan antar aktivitas di dalam kotak yang tersedia. Bagan keterkaitan antar aktivitas yang telah dibuat kemudian diolah lebih lanjut menjadi diagram keterkaitan antar aktivitas. Berikut ini tahapan proses pembuatan diagram keterkaitan antar aktivitas : 1. Mendaftar semua kegiatan pada template kegiatan diagram keterkaitan antar aktivitas. 2. Memasukkan nomor kegiatan dari bagan keterkaitan antar aktivitas pada sisi pojok dan tengah setiap template kegiatan diagram keterkaitam antar aktivitas untuk menunjukkan derajat kedekatan antar aktivitas. 3. Melanjutkan prosedur untuk setiap template yang tersedia sampai keseluruhan kegiatan tercatat. 4. Menyusun model dalam sebuah diagram keterkaitan aktivitas, memasangkan yang A terlebih dahulu, kemudian E dan seterusnya, dan 5. Menggambarkan pola aliran sementara. Dari hasil lembar kerja diagram keterkaitan antar aktifitas yang telah dilakukan, kemudian dilakukan pengalokasian aktifitas dengan menggunakan metode Total Clossness Rating (TCR) yang dirumuskan sebagai berikut :
,
1,2,3, …
Keterangan : V (rij) = derajat hubungan aktifitas yang diberikan pada aktifitas i dan j m = jumlah aktifitas Perancangan tata letak pabrik didasarkan atas diagram alir proses produksi dan diagram keterkaitan aktifitas yang telah ditentukan sebelumnya. Selanjutnya, tata letak pabrik disusun dengan denah yang efektif dan efisien serta disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Keefektifan dan keefisienan perancangan tata letak pabrik ini diperoleh dari minimalnya jarak perpindahan bahan, keteraturan tempat kerja, dan runutnya aliran proses. Kebutuhan luas ruang produksi tergantung pada jumlah mesin dan peralatan, tenaga kerja atau operator yang menangani fasilitas produksi, serta jumlah dan jenis sarana yang mendukung kegiatan produksi. Metode yang digunakan dalam menentukan kebutuhan luas ruang produksi adalah metode pusat produksi. Pusat produksi terdiri dari mesin dan semua perlengkapan untuk mendukung proses produksi serta luasan untuk melaksanakan operasi.
31
3.4.3 Analisis Manajemen Dan Organisasi Kajian terhadap rencana manajemen dan organisasi meliputi pemilihan bentuk perusahaan (aspek legalitas), kebutuhan tenaga kerja, struktur organisasi, deskripsi dan spesifikasi kerja. Aliran rencana sumber daya manusia pada Gambar 8 berikut ini : Mulai
Aspek legalitas Kebutuhan tenaga kerja Struktur organisasi Deskripsi kerja (job description)
Selesai Gambar 8. Diagram alir rencana manajemen dan organisasi
3.4.4 Analisis Lingkungan Analisis lingkungan meliputi sejauh mana keadaan lingkungan yang dapat menunjang perwujudan pendirian industri, terutama sumber daya yang diperlukan, seperti air, energi, manusia, dan ancaman alam sekitar, serta analisis mengenai dampak lingkungan yang di timbulkan oleh pendirian industri ini. Analisis legalitas meliputi mekanisme perizinan dan peraturan-peraturan yang berlaku.
3.4.5 Analisis Finansial Aspek-aspek yang digunakan dalam rencana keuangan meliputi asumsi perhitungan finansial, biaya investasi, prakiraan harga dan penerimaan, proyeksi laba dan rugi, proyeksi arus kas, dan kriteria kelayakan investasi. 3.4.5.1 Kriteria Investasi Kadariah et al., (1999) mengungkapkan bahwa dalam rangka mencari suatu ukuran menyeluruh tentang baik tidaknya suatu proyek telah dikembangkan berbagai macam indeks yang disebut kriteria investasi (investment criteria). Pada umumnya kriteria investasi terdiri dari Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C), dan Payback Period (PP). Setiap kriteria dipakai untuk menentukan diterima atau tidaknya suatu proyek atau layak tidaknya suatu proyek atau usaha untuk dijalankan.
32
1. Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV) adalah metode untuk menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dan nilai sekarang penerimaan kas bersih (operasional maupun terminal cash flow) di masa yang akan datang pada tingkat bunga tertentu (Husnan dan Muhammad, 2005). Menurut Gray et al. (1993), formula yang digunakan untuk menghitung NPV adalah sebagai berikut.
Keterangan : Bt = keuntungan pada tahun ke-t Ct = biaya pada tahun ke-t i = tingkat suku bunga (%) t = periode investasi (t = 0,1,2,3,…,n) n = umur ekonomis proyek Proyek dianggap layak dan dapat dilaksanakan apabila NPV > 0. Jika NPV < 0, maka proyek tidak layak dan tidak perlu dijalankan. Jika NPV sama dengan nol, berarti proyek tersebut mengembalikan persis sebesar opportunity cost faktor produksi modal. 2. Internal Rate of Return (IRR) Internal rate of return (IRR) adalah tingkat suku bunga pada saat NPV sama dengan nol dan dinyatakan dalam persen (Gray et al., 1993). IRR merupakan tingkat bunga yang bilamana dipergunakan untuk mendiskonto seluruh kas masuk pada tahun-tahun operasi proyek akan menghasilkan jumlah kas yang sama dengan investasi proyek. Tujuan perhitungan IRR adalah mengetahui persentase keuntungan dari suatu proyek tiap tahunnya. Menurut Kadariah et al. (1999), rumus IRR adalah sebagai berikut.
[
-
]
Keterangan : NPV (+) = NPV bernilai positif NPV (-) = NPV bernilai negatif i(+) = suku bunga yang membuat NPV positif i(-) = suku bunga yang membuat NPV negatif Jika IRR dari suatu proyek atau usaha sama dengan tingkat suku bunga yang berlaku, maka NPV dari proyek itu sebesar 0. Jika IRR ≥ I, maka proyek atau usaha layak untuk dijalankan, begitu pula sebaliknya. 3. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) merupakan angka perbandingan antara jumlah present value yang bernilai negatif (modal investasi). Perhitungan net B/C dilakukan untuk melihat berapa kali lipat manfaat yang diperoleh dari biaya yang dikeluarkan (Gray et al, 1993). Formulasi perhitungan net B/C adalah sebagai berikut. Net B/C = NPV B-C Positif / NPV B-C Negatif Jika net B/C bernilai lebih dari satu, berarti NPV > 0 dan proyek layak dijalankan, sedangkan jika net B/C kurang dari satu, maka proyek sebaiknya tidak dijalankan (Kadariah et al., 1999).
33
4. Break Even Point (BEP) dan Pay Back Period (PBP) Break Even Point atau titik impas merupakan titik dimana biaya produksi sama dengan pendapatan. Titik impas menunjukkan bahwa tingkat produksi sama besarnya dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Menurut Kotler (1995) hubungan antara biaya tetap dan biaya variabel dapat disajikan pada rumus berikut :
Keterangan : TFC = Total biaya tetap VC = Harga variabel per unit P = Harga produk per unit Pay Back Period (PBP) merupakan kriteria tambahan dalam analisis kelayakan meliputi periode waktu yang diperlukan dalam melunasi seluruh pengeluaran investasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai PBP adalah sebagai berikut
Keterangan : n = periode investasi pada saat nilai kumulatif Bt-Ct negatif yang terakhir (tahun) m = nilai kumulatif Bt-Ct negatif yang terakhir (Rp) Bn = manfaat bruto pada tahun ke-n (Rp) Cn = biaya bruto pada tahun ke-n (Rp) 3.4.5.2 Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengkaji sejauh mana perubahan parameter aspek finansial yang berpengaruh terhadap keputusan yang dipilih. Apabila nilai unsur tersebut berubah dengan variasi yang relatif besar tetapi tidak berakibat terhadap investasi, maka dapat dikatakan bahwa keputusan untuk berinvestasi pada suatu proyek tidak sensitif terhadap unsur yang dimaksud. Sebaliknya, bila terjadi perubahan yang kecil saja mengakibatkan perubahan keputusan investasi, maka dinamakan keputusan untuk berinvestasi tersebut sensitif terhadap unsur yang dimaksud. Analisis sensitivitas terhadap unsur-unsur yang terdapat di dalam aliran kas meliputi perubahan harga bahan baku, biaya produksi, berkurangnya pangsa pasar, turunnya harga jual produk per unit, ataupun tingkat bunga pinjaman (Soeharto, 2000). Analisis proyek biasanya didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang mengandung banyak ketidakpastian dan perubahan yang akan terjadi di masa mendatang. Suatu proyek dapat berubahubah sebagai akibat empat permasalahan utama, yaitu perubahan harga jual produk, keterlambatan pelaksanaan proyek, kenaikan biaya, dan perubahan volume produksi (Gittinger, 1986).
34
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Produk Manisan Stroberi Pada uji proksimat yang dilakukan Erviana (2011), stroberi memiliki kandungan lemak yang rendah, yaitu 0.6%. Selain itu kandungan protein dan serat juga rendah, yaitu 0.6% dan 0.3%. Kandungan serat dalam buah stroberi paling rendah diantara komponen lainnya, oleh karena itu buah stroberi memiliki tekstur yang lembek dan menyebabkan buah stroberi cepat rusak apabila tidak diolah menjadi produk olahan seperti manisan. Tabel 7. Hasil Uji Proksimat Buah Stroberi Kandungan Manisan Stroberi Presentase (%) Air 91 Abu 0.8 Lemak 0.6 Protein 0.6 Serat 0.3 Vitamin C Tidak Terukur Produk manisan stroberi yang dihasilkan mempunyai kadar air yang rendah, dengan tujuan untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme sehingga produk lebih tahan lama. Produk manisan stroberi yang dihasilkan yaitu manisan stroberi dengan natrium metabisulfit 300 ppm, memiliki kadar air 8%, yang merupakan kadar air terendah dibanding perlakuan lainnya. Penggunaan natrium metabisulfit memberikan warna merah terang dan bentuk manisan yang melebar dengan rasa stroberi yang lebih manis. Hal ini disebabkan karena natrium metabisulfit dapat menahan laju oksidasi buah, selain itu juga menghasilkan tekstur yang baik, dikarenakan fungsi antrium metabisulfit selain sebagai anti oksidan juga sebagai anti mikroba. Sehingga dihasilkan manisan stroberi kering dengan tetap mempertahankan warna buah stroberi. Produk manisan mengandung kadar abu sebesar 1.25%. pada penelitian ini disimpulkan konsentrasi bahan pengawet tidak berpengaruh terhadap kadar abu. Produk manisan ini juga memiliki kadar protein sebesar 0.8%. hal ini disebabkan karena kandungan protein yang kecil pada buah stroberi segar dan tidak ada penambahan bahan yang mengandung protein selama proses produksi sehingga tidak ada perubahan yang signifikan terhadap kadar protein dari buah stroberi segar dan setelah menjadi produk manisan stroberi kering. Kadar lemak produk manisan stroberi yang dihasilkan sebesar 0.44%, yaitu terendah dibanding produk manisan dengan perlakuan lainnya. Rendahnya kadar lemak dapat meningkatkan umur simpan produk manisan tersebut. Karena lemak akan menimbulkan ketengikan pada bahan. Produk manisan yang dihasilkan memiliki kadar serat paling rendah, walaupun ahsil analisa kadar serat dalam semua perlakuan relatif rendah dan tidak menunjukkan perbedaan yang siginfikan. Produk manisan yang dihasilkan yaitu dengan natrium metabisulfit 300 ppm dan lama perendaman dalam larutan gula selama 72 jam menghasilkan rendemen paling tinggi yaitu sebesar 25.26% dibandingkan perlakuan lainnya. Hal ini karena natrium metabisulfit yang berfungsi sebagai anti mikroba dan anti oksidasi sehingga dapat memperlambat laju kerusakan buah selama proses perendaman, sehingga rendemen yang dihasilkan menajdi lebih tinggi. Faktor lain yang berpengaruh pada rendemen manisan stroberi kering adalah banyaknya gula yang masuk selama proses perendaman, semakin banyak gula yang masul maka rendemen akan semakin tinggi. Hal ini
35
disebabkan gula yang telah masuk pada buah tidak akan berkurang selama proses pengeringan dan akan tetap berada di dalam manisan stroberi kering. Pada uji organoleptik manisan stroberi kering dengan skala 1 sampai 5, dimana pernyataan sangat suka bernilai 5, pernyataan suka bernilai 4, pernyataan netral bernilai 3, pernyataan tidak suka bernilai 2, dan pernyataan sangat tidak suka bernilai 1. Pada atribut warna, produk manisan dengan lama perendaman 72 jam dan dengan natrium metabisulfit 300 ppm, didapatkan skor 136.55 yang merupakan skor tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Hasil tersebut menunjukkan bahwa warna manisan stroberi kering yang paling disukai panelis adalah perlakuan penggunaan natrium metabisulfit 300 ppm dan lama perendaman 72 jam. Pada atirubut tekstur, dimana dilakukan uji Kruskal Wallis pada data uji organoleptik panelis, hasil uji data organoleptik tidak menunjukkan skor yang berpengaruh nyata pada semua perlakuan menurut penilaian panelis. Pada atribut rasa, produk manisan dengan natrium metabisulfit 300 ppm dan lama perendaman 72 jam mendapatkan skor tertinggi yaitu 105.72. sehingga menunjukkan produk manisan dengan perlakuan ini memiliki rasa yang paling disukai oleh panelis. Pada percobaan laju perubahan kadar air, produk manisan dengan natrium metabisulfit 300 ppm dan lama perendaman 72 jam memiliki laju terendah dibandingkan perlakuan lain, yaitu sebesar 4.873x. Rendahnya kadar air pada produk menandakan mikroorganisme semakin sulit untuk bermetabolisme pada produk, sehingga membuat produk manisan ini lebih awet dan tahan lama. Produk manisan dengan natrium metabisulfit 300 ppm dan lama perendaman 72 jam juga memiliki laju perubahan kekerasan paling rendah dibandingkan perlakuan lainnya, yaitu sebesar 3.450x, hal ini dapat memperpanjang umur simpan produk. Kadar gula yang tinggi mempengaruhi laju kekerasan manisan stroberi kering. Gula terdiri dari sukrosa yang cenderung dapat mengkristal sehingga akan menjadikan manisans troberi lebih keras dibandingkan dengan manisan yang mengandung gula lebih rendah.
Gambar 9. Manisan stroberi dengan metabisulfit 300 ppm Sesuai hasil penelitian Erviana (2011), dapat disimpulkan bahwa bahwa produk manisan yang paling baik adalah manisan yang menggunakan natrium metabisulfit 300 ppm dan perendaman dalam larutan gula selama 72 jam. Dari penelitian skala laboratorium ini diketahui kebutuhan peralatan dan bahan baku untuk membuat manisan stroberi per 1 kg, untuk kemudian di scale up menjadi skala industri, yaitu 40 kg manisan setiap harinya.
36
4.2 Rancangan Bisnis Industri Manisan Stroberi Di Ciwidey 4.2.1 Potensi Komoditi Stroberi di Ciwidey Lokasi wisata Ciwidey dan juga pusat perkebunan stroberi, terletak di Bandung, Jawa Barat, Kecamatan ini terletak di sebelah selatan Kota Bandung. Daerah ini berbatasan dengan Kabupaten Cianjur, dengan akses jalan yang menembus daerah Cianjur selatan dengan 7 desa atau kelurahan, yaitu desa Ciwidey, Lebakmeuncang, Nengkelan, Panundaan, Panyocokan, Rawabogo, dan Sukawening. Daerah Ciwidey dengan pasar dari produk olahan buah stroberi umumnya adalah wisatawan domestik dan asing. Saat ini terdapat sekitar 70 usaha perkebunan stroberi di Ciwidey. Produksi stroberi di Ciwidey sendiri saat ini sekitar 20 ton per hari. Daerah perkebunan stroberi di Ciwidey memiliki total luas lahan 2.500 Ha dengan total produksi stroberi 7.200 ton/Ha/tahun. Contoh perkebunan stroberi yang berlokasi di Ciwidey antara lain Vin’s Berry Park, dan Alam Endah Stroberi. Jumlah pengunjung salah satu perkebunan stroberi sebagai contoh, Vin's Berry Park, saat ramai bisa lebih dari 400 orang per minggu yang tak hanya wisatawan. Pada akhir pekan yaitu hari Sabtu dan Minggu, jumlah pengunjung dapat mencapai masing-masing sekitar 1.000 dan 500 orang. Sedangkan hari Jumat pengunjung hanya sekitar 100 orang. Saat ramai, stroberi yang terjual sekitar 2 kuintal, termasuk jus, buah, dan produk lain. Jumlah itu bisa menjadi tiga kali lipat ketika libur panjang akhir pekan. Setiap minggu, tersedia sekitar 20-50 kg stroberi untuk dipetik. Luas Alam Endah Stroberi yang terletak di Jalan Situ Patenggang Kilometer 6,5, Babakan Jampang, Ciwidey, mencapai sekitar 2 hektar. Jumlah pengunjungnya sekitar 300-500 orang per minggu. Data pihak pariwisata Kabupaten Bandung menunjukkan, 63% wisatawan yang datang ke Bandung mengunjungi wisata stroberi itu. Agrowisata stroberi juga semakin dikenal ketimbang alamnya. Tak ada data resmi menyangkut jumlah pengunjung agrowisata stroberi di Ciwidey karena para pengunjung agrowisatasebagian besar adalah juga pengunjung obyek wisata alam Kawah Putih Ciwidey. Data kasar menyebutkan, pada hari libur rata-rata pengunjung bisa mencapai 35.000 orang, sedangkan pada hari biasa mencapai sekitar 3.000 orang. Tanaman stroberi panen setiap dua hari, produksi buah stroberi, rata-rata mencapai dua ton hingga lima ton per hari, bergantung pada cuaca. Produksi buah stroberi lebih bagus pada musim kemarau karena lebih terhindar dari kemungkinan daun rontok akibat terkena air hujan. Jumlah pengunjung meningkat 70% hingga 80% pada musim liburan sekolah. Perbandingan pengunjung berdasarkan asal daerah adalah sekitar 70% pengunjung adalah warga Jakarta, 25% luar daerah dan 5% dari luar negeri. Saat liburan sekolah, stroberi segar dapat terjual antara 50 hingga 70 paket, sedangkan pada hari-hari biasa hanya sekitar 20 sampai 30 paket.
4.2.2 Kapasitas Produksi Manisan Stroberi Kapasitas produksi merupakan kuantitas atau jumlah satuan produk yang seharusnya diproduksi selama satuan waktu tertentu untuk mencapai keuntungan yang optimal dalam bentuk keluaran (output) per satuan waktu. Beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam penentuan kapasitas produksi, yaitu dengan pendekatan pangsa pasar yang mungkin diraih, ketersediaan bahan baku, kapasitas teknologi proses, ketersediaan modal, dan kemampuan teknis. Lokasi wisata Ciwidey dengan total sekitar 70 perkebunan stroberi dan produksi stroberi sekitar 20 ton per harinya, maka memungkinkan untuk mendirikan industri manisan stroberi dengan kapasitas 40kg manisan per hari. Dua ratus kilogram stroberi per harinya dapat menjadi 40 kg manisan stroberi. Bahan baku yang dibutuhkan sekitar 20% dari produksi stroberi pada satu perkebunan stroberi di Ciwidey. Dikarenakan setiap minggunya sekitar 20% dari hasil perkebunan stroberi di masing-
37
masing perkebunan tidak terjual sehingga bila dibiarkan hanya akan busuk dan terbuang. Apabila stroberi yang tidak termanfaatkan ini dapat diolah menjadi produk manisan yang lebih awet dan tahan lama, tentu akan menghasilkan nilai tambah bagi bua stroberi yang tidak terjual tersebut, disamping harga belinya yang lebih rendah dari buah stroberi segar. Selain itu kapasitas 40kg manisan stroberi kering juga dikarenakan kapasitas mesin yang belum terlalu besar pada tahap awal pendirian industri. Penentuan kapasitas produksi berdasarkan dari proses produksi dan kebutuhan bahan baku dapat dilihat di Lampiran 13.
4.2.3 Analisis Pasar Market atau pasar adalah salah satu bagian dalam sumber daya industri. Tanpa adanya market atau pasar untuk hasil produksi, jelas tujuan perusahaan industri tidak mungkin tercapai, sebab masalah pokok yang dihadapi oleh perusahaan industri yaitu minimal mempertahankan pasar yang sudah ada, baru kemudian mencari pasar baru.Dalam menganalisis aspek pasar dan pemasaran, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti kedudukan produk saat ini, komposisi dan perkembangan permintaan produk, serta kemungkinan adanya persaingan. Selain itu pula dalam aspek pemasaran disusun atau dibentuk strategi serta taktik pemasaran perusahaan dalam menghadapi pasar global agar dapat mengikuti trend serta mengetahui selera konsumen terhadap produk yang akan dipasarkan atau dijual. Konsep pemasaran lebih menekankan kepada pemasaran dari produk kepada pelanggan. Tujuan sistem ini yaitu mencari laba atau keuntungan dimana pencapaiannya dengan menggunakan sistem bauran pemasaran (marketing mix) atau 4P, yaitu product, price, promotion, dan place. Produk yang akan diproduksi adalah manisan stroberi. Manisan merupakan salah satu produk awetan dengan menggunakan gula. Diproses dari buah stroberi segar yang kemudian direndam dalam larutan gula, dan dikeringkan, sehingga menjadi manisan buah stroberi dengan rasa yang manis, beraroma khas stroberi, memiliki umur simpan yang lama dan tanpa pengawet buatan. Bisnis manisan stroberi memakai konsep perencanaan bisnis baru. Pemilihan usaha disebabkan oleh potensi prospek dan sasaran pasar yang bagus. Satu hal yang menjadi kelebihan bisnis baru ini adalah manisan stroberi masih jarang diproduksi dan dijual di masyarakat sehingga dapat menjadi alternatif makanan ringan yang sehat dan lezat. Selain itu, pada saat produk memasuki pasar harus memperkirakan pasar potensial agar sumber daya yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara efektif. Pasar potensial adalah sejumlah konsumen yang mempunyai kadar minat tertentu pada tawaran tertentu. Menurut Kotler (2000) potensi pasar adalah batas yang didekati oleh permintaan pasar ketika pengeluaran pemasaran industri mendekati tidak terhingga, untuk lingkungan pemasaran tertentu. Melihat potensi dan peluangnya yang masih terbuka, pengembangan usaha dari komoditi stroberi dalam bentuk manisan merupakan lahan investasi yang mempunyai prospek yang cukup baik. Namun, minat investor untuk merealisasikan proyek-proyek agroindustri dihadapkan pada kendala-kendala ketidakteraturan dalam penyediaan bahan baku serta sulitnya mendapatkan produk pertanian dalam mutu, jumlah dan keseragaman yang tepat (Sutiyono, 2002)
4.2.3.1 Strategi Pemasaran Faktor yang menentukan dalam pencapaian keberhasilan suatu industri adalah kemampuan industri tersebut memenuhi kebutuhan konsumen melalui pemasaran produk yang dilakukan oleh industri yang bersangkutan. Untuk mencapai keberhasilan tersebut diperlukan suatu strategi yang tepat dalam memasarkan produk manisan stroberi. Industri manisan stroberi memerlukan strategi pemasaran dan bauran pemasaran yang tepat.
38
Pemasaran produk difokuskan pada daerah-daerah wisata di daerah Ciwidey. Secara lebih spesifik, strategi pemasaran yang akan dilakukan pada tahap awal meliputi:
1. Segmentasi Segmentasi pasar adalah usaha pemisahan pasar pada kelompok-kelompok pembeli menurut jenis-jenis produk tertentu dan yang memerlukan bauran pemasaran tersendiri. Perusahaan menetapkan berbagai cara yang berbeda dalam memisahkan pasar tersebut, kemudian mengembangkan profil-profil yang ada pada setiap segmen pasar, dan penentuan daya tarik masing-masing segmen. Segmentasi pasar menjadi hal yang paling penting dalam penerapan strategi pemasaran agar perusahaan dapat memenuhi preferensi kebutuhan dan keinginan pembeli. Pembagian segmentasi pasar adalah sebagai berikut : • Segmentasi geografis yaitu pasar disesuaikan dengan kondisi wilayah, pembagian pasar menjadi unit geografis seperti negara, negara bagian, wilayah, provinsi dan lainnya. • Segmentasi demografis yaitu pasar dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan variabel-variabel demografis seperti usia, ukuran keluarga, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan, agama, ras, kelas sosial, dan sebagainya. • Segmentasi psikografis yaitu pasar dibagi sesuai gaya hidup dan kepribadian. • Segmentasi perilaku yaitu pasar dibagi sesuai pengetahuan, sikap, pemakaian atau tanggapan mereka terhadap produk. Menurut publikasi BPS pada bulan Desember 2010, jumlah penduduk Indonesia berdasarkan hasil sensus ini adalah sebanyak 237.641.326 jiwa, yang terdiri dari 119.630.913 lakilaki dan 118.010.413 perempuan. Adapun jumlah penduduk provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat disajikan pada Tabel 7. berikut : Tabel 8. Jumlah penduduk provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat tahun 2010 No. 1. 2.
Provinsi DKI Jakarta Jawa Barat TOTAL
Jumlah Penduduk (Jiwa) 9.607.787 43.053.732 52.661.519
Sumber : Badan Pusat Statistik (2011) Menurut survei BPS, provinsi Jawa Barat adalah daerah dengan penduduk terbanyak. Tercatat, total keseluruhannya mencapai 43.053.732 jiwa, sedangkan DKI Jakarta memiliki jumlah penduduk sebanyak 9.607.787 jiwa. Segmentasi pasar produk manisan stroberi ini adalah masyarakat luas yang berperan sebagai konsumen yang menyukai manisan buah khusunya manisan stroberi sebagai makanan ringan yang enak dan menyehatkan. Selain itu, segmentasi dilakukan berdasarkan geografis, dengan variabel segmentasi yang digunakan adalah wilayah negara karena produk manisan stroberi ini lebih mengacu dipasarkan di dalam negeri. Manisan stroberi ini akan dipasarkan ke daerah wisata Ciwidey, Bandung, Jawa Barat, karena sesuai dengan data kependudukan daerah Jawa Barat memiliki jumlah penduduk paling banyak dan paling padat dibandingkan provinsi yang lain. Selain itu, daerah Ciwidey, Bandung, adalah salah satu lokasi wisata utama di Jawa Barat. Segmentasi juga dilakukan berdasarkan demografis dimana pasar dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan variabel-variabel demografis seperti usia, jenis kelamin, dan penghasilan. Adapun variabel demografis seperti usia, jenis kelamin di Jawa Barat dapat dilihat pada Tabel 8:
39
Tabel 9. Jumlah penduduk Jawa Barat menurut kelompok usia dan jenis kelamin tahun 2010 Kelompok Usia
Laki-Laki
Perempuan
Laki-Laki dan Perempuan
0–4 5–9 10 – 14
2.118.583 2.205.917 2.145.527
2.003.355 2.082.088 2.039.178
4.121.938 4.288.005 4.184.705
15 – 19
1.964.052
1.882.599
3.846.651
20 – 24 25 – 29
1.824.595 1.987.125
1.784.146 1.939.265
3.608.741 3.926.390
30 – 34
1.849.024
1.807.027
3.656.051
35 – 39 40 – 44
1.757.782 1.522.939
1.676.660 1.447.501
3.434.442 2.970.440
45 – 49
1.265.443
1.210.722
2.476.165
50 – 54 55 – 59
1.032.563 782.035
973.565 694.441
2.006.128 1.476.476
60 – 64
517.989
534.730
1.052.719
65 – 69
395.210
412.326
807.536
70 – 74
259.320
306.290
565.610
75 + TT/Not Stated Total
264.219 14.717 21.907.040
341.028 11.771 21.146.692
605.247 26.488 43.053.732
Sumber : Badan Pusat Statistik (2011)
Berdasarkan data BPS, industri manisan stroberi menentukan pasar di Jawa Barat yang kemudian dibagi menjadi kelompok menurut jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan serta kelompok menurut usia yang menyukai produk olahan stroberi khususnya produk manisan stroberi, yaitu anak-anak berkisar 5-9 tahun, remaja berkisar 10-19 tahun, dan dewasa berkisar 2049 tahun. Adapun variabel demografis berdasarkan pendapatan rata-rata penduduk di DKI Jakarta dan Jawa Barat dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini : Tabel 10. Pendapatan rata-rata penduduk dalam sebulan menurut provinsi tahun 2010 No. 1. 2.
Provinsi DKI Jakarta Jawa Barat TOTAL
Pendapatan (Rp) 1.925.662 1.361.182 3.286.844
Sumber : Badan Pusat Statistik (2011) Berdasarkan data BPS, industri manisan stroberi menentukan pasar di Jawa Barat yang kemudian dibagi menjadi kelompok menurut pendapatan rata-rata penduduk selama sebulan. Pendapatan penduduk daerah Jawa Barat sebesar Rp. 1.361.182/bulan, dan pendapatan penduduk DKI Jakarta sebesar Rp 1.925.662/bulan. Pembagian kelompok menurut pendapatan rata-rata penduduk selama sebulan dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kemampuan konsumen untuk membeli produk olahan stroberi khususnya manisan stroberi. Dari data pendapatan rata-rata penduduk tersebut dapat terlihat bahwa pendapatan rata-rata pegawai di Jawa Barat cukup besar, sehingga dapat dikatakan bahwa penduduk di Jawa Barat memiliki kemampuan untuk membeli produk manisan stroberi seharga Rp 125.000/kg.
40
2. Penetapan Target (Targetting) Setelah proses segmentasi pasar selesai dilakukan, maka dapat diketahui beberapa segmen yang dianggap potensial untuk dimasuki. Secara umum, penetapan pasar dilakukan dengan mengevalusi kelebihan setiap segmen, kemudian dilakukan penentuan target pasar yang akan dilayani. Targetting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki. Target pasar produk manisan stroberi adalah masyarakat menengah ke atas peduli akan kesehatan, dan wisatawan domestik maupun asing. Target pasar dari manisan stroberi dibagi menjadi target manisan stroberi untuk kesehatan dan untuk wisatawan. Stroberi sangat kaya akan nutrisi, setiap 100g stroberi mengandung protein 0.8 g, lemak 0.5 g, karbohidrat 8 g, dan energy 37 kkal. Selain itu stroberi mengandung mineral potensial seperti kalsium 28 mg, fosfor 27 mg, zat besi 0.8 mg, magnesium 10 mg, potassium 27 mg, selenium 0.7 g, vitamin A 60 SI, dan asam folat 17,7 mcg. Buah stroberi juga mengandung banyak vitamin C, vitamin K, vitamin B5, vitamin B6, magnesium, omega 3, mangan, folic acid, potassium, dan riboflavin. Selain itu juga mengandung fitonutrient dan antioksidan yang mampu memerangi radikal bebas. Stroberi menyimpan banyak manfaat, kandungan nutrisinya sangat baik untuk menyembuhkan beberapa penyakit. Diantaranya adalah arthritis, kanker, kerusakan fungsi otak, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan membantu menjaga kesehatan mata. Disamping itu, potassium di dalamnya merupakan salah satu mineral yang disarankan untuk ada dalam pola menu orang yang ingin menurunkan tekanan darah. Makan strawberi bisa membantu, karena satu gelas stroberi mengandung sekitar 270 miligram potassium. Jumlah yang sama juga menyumbang sekitar 4 gram serat, yang membantu menurunkan kadar kolesterol darah dan menyehatkan salurah pencernaan. Selain, vitamin C, potassium, dan serat yang sudah diketahui bermanfaat bagi kesehatan jantung dan otak, stroberi juga mengandung senyawa fitokimia yang bermanfaat, yakni asam ellagik, kuersetin, kaempferol, asam fenolat, dan antosianin. Data pihak pariwisata Kabupaten Bandung menunjukkan, 63 persen wisatawan yang datang ke Bandung mengunjungiwisata stroberi itu. Agrowisata stroberi juga semakin dikenal ketimbang alamnya. Tak ada data resmi menyangkut jumlah pengunjung agrowisata stroberi di Ciwidey karena para pengunjung agrowisatasebagian besar adalah juga pengunjung obyek wisata alam Kawah Putih Ciwidey. Data kasar menyebutkan, pada hari libur rata-rata pengunjung bisa mencapai 35.000 orang, sedangkan pada hari biasa mencapai sekitar 3.000 orang. Produksi buah stroberi, rata-rata mencapai dua ton hingga lima ton per hari, bergantung pada cuaca. Produksi buah stroberi lebih bagus pada musim kemarau karena lebih terhindar dari kemungkinan daun rontok akibatterkena air hujan. Tanaman stroberi panen setiap dua hari. Berdasarkan persentase pengunjung daerah wisata Ciwidey, Perbandingan pengunjung berdasarkan asal daerah adalah sekitar 70% pengunjung adalah warga Jakarta, 25% luar daerah dan 5% dari luar negeri. Sama halnya dengan penentuan target pasar untuk segmen kesehatan, penentuan pasar makanan untuk wisatawan juga dikaji dari segmen pasar yang memiliki nilai tertinggi baik dari segi kebutuhan pasar, nilai tambah yang dihasilkan, dan perkembangan di masa yang akan datang. Berdasarkan dari evaluasi pada setiap segmen, target pasar makanan untuk wisatawan yang dibidik adalah kebutuhan akan makanan khas Ciwidey yaitu stroberi untuk oleh-oleh dan konsumsi langsung di daerah wisata Ciwidey. Terutama produk yang unik dan dengan umur simpan yang lama.
41
3. Positioning Positioning dapat diartikan penempatan keunggulan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Tujuan utama positioning dalam dunia bisnis, yaitu untuk menempatkan produk di pasar sehingga produk tersebut terpisah atau berbeda dengan merek-merek yang bersaing. Dengan menempatkan keunggulan di benak konsumen, hal ini akan menumbuhkan kepuasan konsumen sekaligus akan membedakan produk dari para pesaing di benak target pasar. Jika diamati pada keadaan pasar, produk manisan stroberi masih sangat jarang ditemukan terutama di kalangan produsen dalam negeri, bahkan pada produsen buah stroberi segar sendiri, sehingga masih sangat potensial untuk dikembangkan. Melalui kegiatan positioning, perusahaan harus mampu membentuk citra produk unggulan dimana persepsi konsumen terhadap manisan stroberi yang diproduksi sebagai produk yang lebih unggul dibanding dengan produk pesaing dengan kualitas yang dapat dipercaya. Elemen positioning yang dimiliki oleh manisan stroberi adalah elemen benefit positioning. Benefit positioning dari manisan stroberi adalah produk dibuat sesuai dengan kebutuhan konsumen yang menginginkan makanan ringan sekaligus menyehatkan. Selain itu produk ini dibuat untuk menambah umur simpan buah stroberi yang memiliki umur simpan relatif rendah. Manisan stroberi terbuat dari buah stroberi segar, diproses dengan peralatan modern, dan dengan pengawet alami. Benefit positiong manisan stroberi berupa kandungan zat gizi yang terkandung di dalamnya, yaitu kandungan vitamin dan mineral yang tinggi berdasarkan persen Angka Kecukupan Gizi (AKG), sehingga dapat dikatakan bahwa manisan stroberi merupakan produk yang bervitamin dan mineral tinggi. Selain benefit positioning, manisan stroberi juga memiliki atribut positioning berupa nama, yaitu manisan stroberi Fraises yang berasal dari bahasa Perancis yang artinya buah stroberi, sehingga diharapkan dapat meningkatkan citra produk di mata konsumen sebagai produk yang berkualitas, bahkan dapat bersaing dengan produk-produk luar negeri. Oleh karena itu, diharapkan dengan pemberian nama Fraises, semua konsumen akan mengingatnya apabila mendengar produk manisan stroberi. Positioning dari manisan stroberi lebih mengutamakan kualitas, manfaat, dan spesifikasi tersandar dari kebutuhan konsumen tersebut, karena konsumen ditargetkan adalah wisatawan domsetik dan asing yang sadar akan pentingnya kesehatan. Oleh karena itu, positioning dari manisan stroberi Fraises adalah barang berkualitas dengan tingkat manfaat dan kegunaan yang tinggi.
4.2.3.2 Bauran Pemasaran Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Alatalat itu diklasifikasikan menjadi empat kelompok yang luas yang disebut empat P dalam pemasaran, yaitu produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion) (Kotler, 2000). 1. Strategi Produk Strategi produk sangat perlu disiapkan dengan baik oleh suatu perusahaan yang berkaitan dengan produk yang dipasarkannya. Konsep pemasaran yang diterapkan adalah menggunakan konsep produk, dimana dalam pelaksanaannya sangat mengutamakan keunggulan produk sehingga produk diharapkan mampu bersaing dipasaran. Beberapa keunggulan produk manisan stroberi ini, antara lain: Pada proses produksinya menggunakan bahan baku berupa buah stroberi segar yang disuplai langsung dari perkebunan stroberi di Ciwidey, Bandung, Jawa Barat. Diproses secara
42
modern dan higienis sehingga menghasilkan produk manisan stroberi yang memiliki cita rasa yang manis dan nikmat untuk dikonsumsi. Produk manisan ini memiliki umur simpan yang lama dengan menggunakan bahan baku berupa buah stroberi segar dan larutan gula tebu alami, tanpa pengawet buatan. Strategi yang dapat diterapkan adalah melakukan perendaman dengan menggunakan larutan gula alami sehingga menghasilkan produk manisan stroberi yang memiliki nilai tambah yang tinggi apabila dibandingkan dengan buah stroberi biasa. Karena buah stroberi hanya tahan selama 5-8 hari pada penyimpanan standar, selanjutnya buah akan rusak dan mudah ditumbuhi kapang dan jamur. Warna merah alami buah stroberi tetap dipertahankan agar dapat menarik perhatian konsumen. Strategi lain yang harus juga diterapkan adalah dengan mengemas manisan stroberi dengan kemasan yang praktis dan menarik dengan takaran tertentu agar lebih praktis ketika dikonsumsi oleh konsumen serta mudah untuk dibawa dan dijadikan oleh-oleh khas perkebunan stroberi Ciwidey, Bandung. Berat satu buah manisan stroberi kurang lebih 5 gram dengan ukuran diameter 6 cm yang dikemas per satu kilogram manisan stroberi dalam kemasan primer berupa Poly Propylene (PP) berukuran 17 cm x 23 cm dengan ketebalan rata-rata 0.069088 mm. Dengan keterangan nama / merk produk, tanggal produksi, masa kadaluarsa, dan kandungan gizi. Untuk lebih jelasnya desain tampilan manisan stroberi beserta kemasan primer, tampak depan dan belakang, dapat dilihat di gambar.
Gambar 10.a Desain Kemasan Tampak Depan
Gambar 10.b Desain Kemasan Tampak Belakang
Manisan stroberi tergolong ke dalam produk baru yang memerlukan pengujian produk untuk mengukur kandungan dalam bahan, rancangan, dan biaya operasi. Pada industri manisan buah yang akan didirikan, pengujian produk telah dilakukan sebelumnya oleh Erviana (2011), pada penelitiannya yang berjudul “Pembuatan Manisan Stroberi Kering dan Perubahan Mutu Selama Penyimpanan”. Sistem pengujian manisan stroberi berupa formulasi, sifat fisik (penetapan rendemen, daya serap air, tekstur), sifat kimia (analisis proksimat, kandungan energi, daya cerna protein), dan uji organoleptik yang dilakukan oleh panelis semi terlatih.. Orientasi perusahaan ke arah pasar menggunakan pendekatan konsep produk dimana dalam implementasi pemasarannya sangat mengutamakan keunggulan produk, baik dari segi kandungan gizi, manfaat, tingkat mutu, kualitas bahan baku, keamanan mengkonsumsi, dan kehalalan. Pendekatan konsep itu dibentuk dengan harapan manisan stroberi Fraises dapat bersaing di pasaran.
43
2. Strategi Harga Menurut Kotler (2000) salah satu metode dalam penetapan harga yaitu harga margin. Dalam menentukan harga manisan stroberi digunakan metode harga margin. Dipilihnya metode tersebut karena dari sisi penjual memiliki kepastian yang lebih besar mengenai biaya daripada megena permintaan. Penjual tidak harus terlalu sering melakukan penyesuaian terhadap perubahan permintaan, dan jika semua perusahaan dalam industri menggunakan metode ini, maka harga akan cenderung sama dan persaingan harga akan minimal. Namun kelemahan dari metode ini adalah harga margin hanya berjalan jika benar-benar membawa ke tingkat penjualan yang dikehendaki dan penjual tidak memanfaatkan pembeli ketika permintaan pembeli tinggi Menentukan harga suatu produk merupakan keputusan penting dari perusahaan, karena harga adalah satu-satunya variabel strategi pemasaran yang secara langsung menghasilkan pendapatan. Umumnya harga yang ditetapkan perusahaan akan berada pada suatu titik antara harga yang terlalu rendah dan harga yang terlalu tinggi. Biaya produk menentukan harga terendah dan persepsi konsumen terhadap nilai produk menentukan harga tertinggi. Perusahaan harus dapat menentukan harga diantara kedua titik tersebut untuk menentukan harga yang paling baik. Untuk menetapkan harga manisan stroberi digunakan harga manisan yang disesuaika dengan produk manisan buah pasar saat ini. Kebijakan ini diambil sebagai upaya penetrasi pasar. Harga jual manisan stroberi yang di produksi adalah Rp 125.000,00 per kilogram produk. Penetapan harga sebesar Rp 125.000,00 per Kg untuk manisan stroberi dianggap tidak terlalu tinggi, karena buah stroberi adalah buah yang eksotis dan memiliki image serta nilai tersendiri bagi yang mengkonsumsinya dibanding dengan buah-buahan lain. Selain itu di pasaran produk manisan buah harganya berkisar antara Rp 65.000 – RP 85.000. Oleh karena itu, dengan penambahan margin sebesar 34% dari biaya produksi Rp 93.185,00 maka didapatkan harga jual manisan, yaitu Rp 125.000 per Kg. Penggunaan buah stroberi untuk menghasilkan 200 gram manisan stroberi hanyalah 1 kilogram seharga Rp 5.000,00. Itu artinya, satu kilogram dapat digunakan untuk membuat 200 gram manisan. Sedangkan biaya pembuatan manisan stroberi per kg adalah sebesar Rp 93.185, sehingga dengan penambahan margin sebesar 34% ditetapkan harga jual manisan stroberi adalah sebesar Rp 125.000 per kg. dengan perhitungan harga pokok produksi selengkapnya di lampiran. Harga pokok
=
biaya tetap rata-rata + biaya variabel rata-rata kapasitas penjualan rata-rata
= Rp. 157.176.250 + 598.742.688 / 13.520 = Rp. 93.185 Harga jual
= Harga pokok + Margin 34% = Rp 93.185 + Rp 31.815 = Rp 125.000 / kilogram
Penentuan harga manisan stroberi ini dengan menggunakan metode cost-plus, dimana perhitungan penentuan harga dilakukan dengan menghitung biaya ditambah dengan margin keuntungan yang dikehendaki oleh perusahaan. Margin kontribusi merupakan analisis biayavolume laba bagian dari manajemen akuntansi terhadap margin keuntungan dalam penjualan per
44
unit dan berguna dalam melaksanakan berbagai perhitungan atau digunakan sebagai ukuran operasional. Rencana harga jual produk ini ditentukan dengan memperhitungkan persentase keuntungan yang hendak diraih yaitu sebesar 34% dari harga pokok produksi (HPP). Dengan margin keuntungan sebesar 34% dihasilkan harga jual manisan stroberi adalah Rp. 125.000 per kilogram. Harga produk manisan stroberi Fraises yang di produksi diusahakan tidak akan mengalami peningkatan, mengingat pasar manisan stroberi merupakan pasar yang baru dibangun sehingga sangat memerlukan strategi pemasaran sebagai tahap awal pengenalan produk di pasaran. Peningkatan harga hanya akan terjadi apabila terdapat perubahan dalam kemasan yang digunakan. Selain itu, harga produk manisan buah yang berkisar antara Rp 65.000 – Rp 85.000, menjadi pertimbangan tersendiri dalam penentuan harga manisan stroberi. Tabel 11. Perbandingan Harga Jual Manisan Buah Jenis Manisan Buah
Harga di Pasaran (Rp/kg)
Mangga Jambu Nanas Tomat Jeruk Wortel Pepaya
85.000 85.000 85.000 80.000 75.000 75.000 65.000
(Sumber : www.indonetwork.co.id) 3. Strategi Distribusi Saluran pemasaran dapat dilihat sebagai sekumpulan organisasi yang saling tergantung satu dengan yang lainnya serta terlibat dalam proses penyediaan sebuah produk atau pelayanan untuk digunakan. Saluran pemasran dicirikan dengan jumlah tingkat saluran. Manisan stroberi sebagai barang konsumsi dan manisan mix sebagai barang industri memiliki tipe saluran pemasaran tersendiri untuk memasarkan produk tersebut ke konsumen dan industri hilir pengguna produk. Terdapat beberapa alternatif saluran pemasaran yang dapat digunakan dalam memasarkan manisan stroberi. Pertama, perusahaan dapat membentuk suatu tim penjual manisan stroberi Fraises yang menawarkan dan menjual secara langsung produk ini ke tempat wisata di daerah Ciwidey. Kedua, produk manisan stroberi disalurkan melalui distributor industri pada wilayah dan industri pengguna akhir yang berbeda-beda. Namun, pada tahap penetrasi pasar pada awal produksi dilakukan alternatif pertama, yaitu memasarkan langsung melalui tim penjual yang dibentuk oleh perusahaan. Hal ini dilakukan karena manisan stroberi yang dibuat masih dalam jumlah terbatas dan kegiatan pemasaran yang digunakan adalah perusahaan ke konsumen tertentu sehingga dibutuhkan komunikasi langsung antara penjual dengan pembeli. Mengingat manisan stroberi adalah produk olahan dari komoditi wisata perkebunan di Ciwidey yang bernilai tambah dengan rasanya yang enak, umur simpan yang lama serta proses pembuatan yang modern dan higienis. Pemilihan strategi ini mengharuskan perusahaan mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pemasaran manisan stroberi yang dihasilkan, diantaranya, pembentukan tim penjual, tempat persediaan produk, dan strategi pemasaran.
45
4. Strategi Promosi Menurut Kotler (2000), dalam pelaksanaan pemasaran produk diperlukan strategi pemasaran yang tepat karena manisan stroberi masih tergolong produk baru yang berada pada tahap pengenalan. Promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa kepada calon konsumen dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya, dengan adanya promosi produsen atau distributor mengharapkan adanya kenaikan angka penjualan. Promosi merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam pemasaran karena promosi dapat dijadikan alat pengenalan produk sekaligus meraih pangsa pasar. Bauran komunikasi pemasaran (bauran promosi) terdiri dari empat perangkat utama, yaitu iklan, promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat (public relation), dan penjualan personal (personal selling). Bauran promosi yang digunakan, yaitu melalui promosi penjualan melalui pameran-pameran, kerjasama dengan pihak institusi (perguruan tinggi, lembaga sosial kemanusiaan), dan melakukan penjualan personal dengan cara penawaran-penawaran ke pemerintah kota dan daerah sehingga dapat menjalin hubungan kemitraan dengan pemerintah tersebut. Menurut Kotler (1997), bauran promosi terdiri dari lima cara utama, yaitu : 1. Periklanan, yaitu semua bentuk presentasi non personal dan promosi ide, barang atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapat pembayaran. 2. Promosi penjualan, yaitu insentif jangka panjang untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli produk dan jasa. Promosi penjualan terdiri dari cara promosi pelanggan (sampel, kupon, penawaran pengembalian uang, potongan harga premi, hadiah, hadiah langganan, percobaan gratis, garansi, promosi gabungan, promosi silang, tampilan di tempat pembelian dan demonstrasi), promosi perdagangan (potongan harga, tunjangan iklan, dan pajangan barang gratis), dan promosi bisnis dan wiraniaga (pameran perdagangan, kontes bagi wiraniaga, dan iklan khusus). 3. Pemasaran langsung melalui penggunaan surat, telepon, dan alat penghubung non personal lainnya untuk berkomunikasi dengan atau mendapatkan respon dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu. 4. Penjualan personal, yaitu interaksi langsung antar satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan pembelian. 5. Hubungan masyarakat dan publisitas melalui berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan dan atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya. Terdapat tiga tahapan untuk memperkenalkan kepada konsumen yang dimulai dari menarik perhatian (awareness), setelah itu tumbuh minat (interest), kemudian berkehendak (desire) untuk melakukan pembelian produk tersebut. Di Indonesia, produk manisan stroberi masih tergolong baru di masyarakat, namun konsumsi buah stroberi segar sendiri masih sangat tinggi, dan belum bisa diimbangi dengan ketersediaan bahan yang ada. Padahal buah stroberi adalah buah yang rentan akan kerusakan dan memiliki umur simpan yang rendah. Selain itu tingginya minat wisatawan lokal dan asing untuk mengunjungi lokasi wisata perkebunan stroberi di Ciwidey, Bandung, Jawa Barat. Sehingga pasar konsumen manisan stroberi sebenarnya sangat terbuka dan potensial. Untuk itu perusahaan harus memperkenalkan produk yang dibuat pada pasar dengan menciptakan citra produk pada benak konsumen sebagai produk makanan yang memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan oleh para konsumen. Strategi pemasaran yang paling tepat dilakukan adalah strategi penjualan langsung ke konsumen yaitu wisatawan domestik dan asing yang mengunjungi daerah wisata Ciwidey, karena
46
target pasar manisan stroberi adalah wisatawan yang datang untuk berekreasi dan ingin membeli produk khas daerah Ciwidey. Strategi penjualan dilakukan melalui promosi dengan mengutamakan pada metode penjualan personal melalui persentasi produk, pertemuan penjualan, komunikasi melalui media cetak dan elektronik. Dalam melakukan promosi manisan stroberiakan dilakukan melalui dua cara, yaitu melakukan penjualan dengan menjual sendiri menggunakan tenaga penjual yang dimiliki perusahaan dan menjual produk dengan bekerja sama dengan UKM makanan dan toko oleh-oleh yang berada di wilayahnya masing-masing.
4.2.4 Analisis Teknik Dan Teknologi 4.2.4.1 Bahan Baku Material atau bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah stroberi dua hari setelah panen yang diproduksi oleh petani Ciwidey, Bandung. Buah stroberi yang digunakan adalah buah stroberi tipe California yang mempunyai ukuran, bentuk, warna yang relatif sama. Selain stroberi, penelitian ini juga menggunakan gula pasir dalam jumlah yang besar. Bahan tambahan lain yang digunakan adalah berupa bahan pengawet seperti kapur sirih dan natrium metabisulfit dalam jumlah yang sangat kecil, dan akuades. Salah satu faktor produksi penting yang dikaji dalam analisis kelayakan usaha dalam pendirian industri adalah bahan baku. Spesifikasi bahan baku yang dibutuhkan menunjang kebutuhan informasi untuk mendapatkan bahan baku selama proses produksi berlangsung. 1. Buah Stroberi Segar Bahan baku utama yang akan digunakan dalam pembuatan produk manisan stroberi adalah buah stroberi segar. Bahan baku buah stroberi segar didapat dari produsen dari perkebunan stroberi yang ada di sekitar wilayah Jawa Barat, terutama daerah Ciwidey. Dengan menggunakan bahan baku lokal, biaya pengangkutan bahan baku dapat menurunkan biaya produksi serta harga bahan baku langsung dari produsen akan lebih murah dibandingkan dengan harga di pasaran. Dibutuhkan sebanyak 200 kg buah stroberi segar untuk diproses menjadi 40 kg manisan stroberi setiap harinya. 2. Gula Pasir Gula yang digunakan dalam pembuatan manisan stroberi adalah gula pasir atau gula kristal rafinasi. Gula pasir adalah gula hasil kristalisasi cairan tebu. Biasanya berwarna putih, namun ada pula yang berwarna coklat (raw sugar). Disebut gula pasir karena bentuknya seperti pasir. Biasanya gula pasir digunakan untuk pemanis makanan dan minuman. Ukuran butirannya sangat kecil dan cepat larut dalam air panas. Gula ini tidaklah sehalus gula bubuk yang dihaluskan secara mekanis. Gula pasir yang dibutuhkan untuk memproduksi manisan stroberi adalah 180 kg per hari dengan harga sebesar Rp. 125.000/kg. 3. Natrium Metabisulfit Natrium metabisulfit merupakan salah satu pengawet makananan organik. Senyawa yang memiliki penampakan kristal atau bubuk berwarna putih ini bersifat mudah larut dalam air dan sedikit larut dalam alkohol. Sodium metabisulfit memiliki berat molekul 190,12. Densitas kamba senyawa ini adalah 1,2-1,3 kg/l dan titik leburnya 150 °C. Padatan sodium metabisulfit yang dilarutkan sebanyak 20% akan tampak berwarna kuning pucat hingga jernih. Natrium metabisulfit yang diperdagangkan berbentuk kristal. Pemakaiannya dalam pengolahan bahan pangan bertujuan untuk mencegah proses pencoklatan pada buah sebelum diolah, menghilangkan bau dan rasa getir terutama pada stroberi serta untuk mempertahankan
47
warna agar tetap menarik. Natrium metabisulfit dapat dilarutkan bersama-sama bahan atau bahan direndam dalam larutan Natrium metabisulfit. Prinsip perendaman tersebut adalah memasukkan SO2 ke dalam bahan sebelum pengeringan. Perendaman dilakukan selama + 15 menit. Maksimum penggunaannya sebanyak 300ppm/kg bahan. Natrium metabisulfit yang berlebihan akan hilang sewaktu pengeringan. Natrium metabisulfit yang dibutuhkan adalah sebanyak 60 gram per hari. Ketersediaan bahan baku yang baik akan dapat menjaga keseimbangan proses produksi suatu industri. Kajian mengenai ketersediaan bahan baku dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana peluang ketersediaan bahan baku untuk masa yang akan datang. Daerah perkebunan stroberi di Ciwidey memiliki total luas lahan 2.500 Ha dengan total produksi stroberi 7.200 ton/Ha/tahun. Perkebunan stoberi di daerah Ciwidey berjumlah tidak kurang dari 70 perkebunan wisata stroberi, dengan produksi total stroberi di Ciwidey sendiri saat ini sekitar 20 ton per hari. Berdasarkan wawancara narasumber perkebunan stroberi di Ciwidey, diketahui bahwa dari selama musim panen masing-masing perkebunan stroberi, terdapat sekitar 20% hasil panen strawberry rusak atau busuk pada. Jika panen sebanyak 500 kg per minggunya dengan harga jual dari strawberry per kg-nya sebesar Rp 2000,00 maka kerugian akibat gagal panen sebesar Rp 200.000,00 perminggunya. Selain kerugian yang cukup besar,sampah strawberry tiap minggunya akan tertumpuk sekitar 100 kg ditempat sampah ladang strawberry. Maka stroberi yang hampir rusak di masing-masing perkebunan ini dapat dimanfaatkan untuk diolah menjadi manisan stroberi kering yang lebih awet dan tahan lama, serta memiliki nilai tambah. Kapasitas produksi merupakan kuantitas atau jumlah satuan produk yang seharusnya diproduksi selama satuan waktu tertentu untuk mencapai keuntungan yang optimal dalam bentuk keluaran (output) per satuan waktu. Beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam penentuan kapasitas produksi, yaitu dengan pendekatan pangsa pasar yang mungkin diraih, ketersediaan bahan baku, kapasitas teknologi proses, ketersediaan modal, dan kemampuan teknis. Selain berdasar pada pertimbangan ketersediaan bahan baku, kemampuan mesin dan peralatan yang digunakan serta waktu produksi yang tersedia menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi penentuan kapasitas produksi. Teknologi yang diterapkan pada produk ini adalah teknologi tepat guna karena disesuaikan dengan kebutuhan usaha, kondisi, serta kemampuan pekerja dalam mengoperasikannya. Teknologi tepat guna bertujuan agar proses produksi berjalan dengan efektif dan efisien sehingga menghasilkan produktivitas yang tinggi. Kapasitas dalam pembuatan manisan stroberi ini juga ditentukan berdasarkan kemampuan investasi. Sejauh mana investasi mampu memenuhi target kapasitas produksi yang akan ditetapkan. Penentuan kapasitas produksi merupakan salah satu yang mempengaruhi efisiensi proyek yang akan didirikan. Kapasitas produksi ditentukan berdasarkan perpaduan hasil penelitian berbagai macam komponen evaluasi. Komponen tersebut, yaitu perkiraan jumlah penjualan produk di masa yang akan datang atau kemungkinan pangsa pasar yang dapat diraih, kemungkinan pengadaan bahan baku, bahan pembantu, dan tenaga kerja, serta tersedianya mesin dan peralatan di pasar yang sesuai dengan teknologi yang diterapkan (Sutojo, 2000). Berdasarkan pertimbangan daya serap pasar, ketersediaan bahan baku, kemampuan investasi, dan kemampuan teknis tersebut, maka kapasitas produksi industri manisan stroberi adalah sebesar 200 kg/ hari. Apabila dalam setahun terdapat 338 hari kerja, maka manisan stroberi yang dihasilkan sebanyak 13.520 kg / tahun. Dengan kapasitas produksi di atas, diperkirakan kebutuhan bahan baku masih dapat dipenuhi dengan mudah yang diimbangi dengan investasi yang memadai.
48
4.2.4.2 Mesin dan Peralatan Machine atau mesin dan peralatan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari pisau untuk memotong stroberi menjadi bentuk potongan slice, kompor untuk memanaskan larutan gula, panci ukuran besar volume 200L, Timbangan, Saringan, Meja Produksi, regulator, tabung gas, dan sealer. Untuk mesin pemanas, digunakan oven produksi kapasitas 200L. dan untuk perendaman buah stroberi dalam larutan gula, digunakan tangki stainless kapasitas 200L. 1) Tangki Stainless Steel Tangki perendaman digunakan untuk merendam buah stroberi dalam larutan Natrium metabisulfit dan larutan gula selama proses perendaman. Proses pertama yaitu stroberi direndam dalam larutan natrium metabisulfit dan air, dengan perbandingan 300ppm per 200L. Kemudian stroberi direndam dalam larutan gula 30% selama 24 jam. Setelah itu stroberi direndam kembali dalam larutan gula 60% selama 2x 24jam. Selama proses perendaman di dalam tangki, stroberi terendam seluruhnya dengan tujuan untuk memeratakan penyerapan partikel gula. Tangki terbuat dari stainless steel untuk menjaga agar produk tetap higienis, agar alat tahan lama, dan mudah dalam membersihkannya.
Gambar 11. Tangki Perendaman (Sumber : www.indonetwork.co.id)
Spesifikasi Storage Tank : •
Bahan tangki
: Besi baja (stainlesss steel) 304
•
Volume
: 300 liter
•
Dimensi
: Ø (1.982 x 2.475) mm
•
Harga
: Rp2.500.000 / unit
2) Oven Pengering Pengeringan di bidang industri definisikan sebagai proses drying dengan cara membuat panas dibawah kontrol kondisi temperatur, kelembaban dan aliran udara yang seksama, dengan tujuan untuk mengeringkan dan menghilangkan air pada suatu produk. Oven pengering merupakan mesin yang berfungsi untuk memanaskan stroberi setelah direndam dalam larutan gula, dengan tujuan menghilangkan air dalam stroberi, sehingga diperoleh manisan stroberi kering. Selama proses pengovenan, stroberi diletakkan dalam tray yang dilapisi alumunium foil untuk menjaga agar produk tidak menempel dan menjaga produk agar tetap higienis.
49
Gambar 12. Oven Pengering (Sumber : en.alibaba.com) Spesifikasi mesin : • Tipe mesin
: CW 60
• Kapasitas
: 300 liter
• Jumlah tray
: 28 tray
• Bahan tray
: Stainless Steel
• Kapasitas listrik
: 3,5 Kw, 3 fase
• Temperatur
: 300⁰C atau lebih
• Kecepatan aliran udara : 6,041 m/s • Heating Media
: Electrical, Diesel, or Gas Fired
• Teknologi mikroprosessor yang menampilkan suhu digital • Harga
: Rp45.000.000 / unit
4.2.4.3 Teknologi Proses Produksi Methods atau cara pelaksanaan, untuk melakukan kegiatan-kegiatan secara berdaya guna dan berhasil maka manusia dihadapkan pada berbagai alternatif pelaksanaan (metode). Proses produksi melalui tahap-tahap sebagai berikut : 1. Sortasi dan Pembersihan Buah Buah stroberi dikeluarkan dari kemasan, buah yang dipilih memiliki kerseragaman bentuk, warna, dan ukuran. Buah kemudian dibersihkan dari kotoran yang menempel dan daunnya, setelah itu ditimbang dan dicuci dengan menggunakan air bersih. 2. Pemotongan Slice Stroberi yang telah bersih kemudian dibagi menjadi dua bagian dengan tujuan mempermudah dan mempercepat proses pemasukan partikel gula saat direndam dalam pembuatan manisan stroberi. 3. Perendaman dengan Natrium metabisulfit Selanjutnya stroberi direndam dengan natrium bisulfit, perendaman dilakukan selama 15 menit kemudian ditiriskan. Tujuannya untuk mencegah proses pencoklatan pada buah sebelum diolah, menghilangkan rasa getir terutama pada stroberi serta untuk mempertahankan warna agar tetap menarik. 4. Perendaman dengan Gula Perendaman dalam larutan gula dilakukan sebanyak 3 kali per proses.
50
1. Stroberi dimasukkan pada larutan gula dengan konsentrasi 30 % selama 10 jam. Setelah itu rendaman buah stroberi diangkat dan ditiriskan. 2. Stroberi dimasukkan pada larutan gula dengan 60% selama 10 jam, kemudian diangkat dan ditiriskan. Larutan gula 60% dipanaskan sampai mendidih dan didinginkan. 3. Stroberi dimasukkan pada larutan gula dengan 60% sisa perendaman sebelumnya selama 10 jam, kemudian diangkat dan ditiriskan. 5. Pemanasan Larutan Gula Pemanasan larutan gula bertujuan agar larutan gula tidak menjadi kental. Dan untuk meningkatkan derajat Brix gula sehingga proses pemasukkan partikel gula ke dalam buah stroberi semakin mudah. 6. Pengovenan Setelah proses perendaman stroberi dalam larutan gula selesai, manisan dimasukkan dalam oven untuk mengeringkan buah sehingga menjadi manisan buah sroberi yang kering. Stroberi dikeringkan dalam oven dengan suhu 50◦ selama 48 jam. 7. Pengemasan Manisan stroberi ditaburi gula Kristal agar tidak menempel satu dengan lainnya, kemudian dimasukkan ke dalam kemasan plastik HDPE (High Density Polyethylene) sebanyak 1000gr atau 1 kilogram. Kemudian kemasan HDPE di seal dengan menggunakan sealer. 8. Penyimpanan Manisan stroberi yang sudah dikemas disusun dan dimasukkan ke dalam keranjang dan disimpan dalam gudang penyimpanan produk.
51
STROBERI
PENCUCIAN Input : 200 kg 15 menit
Air
Air Sisa Pencucian
PEMOTONGAN SLICE Pisau, Meja Produksi Input : 200 kg 25 menit Air 200 liter
PERENDAMAN Tangki Perendaman Input : 400.6 liter 15 menit
Natrium Bisulfit 300 ppm 60gr
Air 200 liter
PERENDAMAN Tangki Perendaman (30%) Input : 466.6 liter 24 jam
Gula 66kg
Air 200 liter
Sirup Larutan Gula 30% 180 liter (byproduct)
PERENDAMAN Tangki Perendaman (60%) Input : 500 liter 24 jam
Gula 120kg
Larutan Gula 340 liter
Stroberi 160 kg
PEMANASAN LARUTAN 60% Kompor, Panci, Tabung Gas & Regulator Input : 340 liter 90oC-100oC,
PENIRISAN Saringan Input : 160 kg 5 menit
Uap 20 liter
Larutan Gula 320 liter Stroberi 160kg
PENDINGINAN LARUTAN Tangki Perendaman (60%) Input : 480 liter 1 jam
PERENDAMAN Tangki Perendaman (60%) Input : 480 liter 24 jam
Larutan Gula 60% 350 liter (byproduct)
PENGOVENAN Oven Input : 130 kg 47oC, 48 jam
Gula Pasir 20 kg Plastik HDPE 40 pcs
PENGEMASAN Plastik HDPE, Sealer Input : 40 kg 45 menit
Manisan Stroberi (kg) 40 pcs
Gambar 13 . Neraca Massa Produksi
52
4.2.4.4 Penentuan Tata Letak dan Ruang Pabrik Penentuan lokasi pabrik merupakan suatu hal penting yang perlu diperhatikan dalam pendirian suatu industri. Pemilihan lokasi yang tepat akan berpengaruh terhadap kelangsungan dan efisisensi perusahaan. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi pabrik adalah ketersediaan bahan baku, letak pasar yang dituju, tenaga listrik dan air, pasokan tenaga kerja, dan fasilitas transportasi (Husnan dan Muhammad, 2005). Suatu industri yang lokasinya tidak tepat akan menghadapi persoalan yang terus menerus dan tidak terselesaikan, terutama dalam menghadapi persaingan sehingga kelangsungan hidup dan stabilitas industri tersebut akan selalu mengalami kesulitan. Oleh sebab itu, untuk memperoleh keputusan yang tepat dalam penentuan lokasi, maka perlu dilakukan pengkajian berbagai faktor yang mempengaruhinya. Lokasi industri yang tepat dapat melayani proses-proses baru, perkembangan teknologi, dan dapat menampung kemungkinan-kemungkinan perluasan industri. Dalam studi ini tidak dilakukan penentuan alternatif lokasi dan perangkingan prioritas secara khusus untuk penentuan lokasi pendirian industri manisan stroberi. Pemilihan lokasi pendirian industri manisan stroberi ditetapkan di daerah Ciwidey, Bandung.. Alasan pemilihan lokasi di daerah tersebut antara lain berdasarkan faktor kedekatan dengan salah satu sumber bahan baku yaitu buah stroberi segar dari perkebunan stroberi di Ciwidey, karena stroberi merupakan komoditi yang memiliki umur simpan yang rendah. Selain itu pendirian industri di dekat sumber bahan baku diharapkan dapat memperkecil biaya transportasi, tersedia sumber daya manusia yang cukup, infrastruktur mendukung, dan dekat dengan target pasar dan pemasaran. Ketersediaan sumber daya manusia pun menjadi faktor penting yang perlu dipertimbangkan. Pasokan sumber daya yang kompeten dan tenaga kerja tersedia dalam jumlah memadai. Dengan adanya industri manisan stroberi ini, tenaga kerja yang ada di daerah tersebut dapat terserap dan mampu mengurangi tingkat penggangguran. Faktor berbagai biaya seperti biaya transportasi pemasaran, biaya pembelian lahan, dan pembangunan lahan yang lebih rendah. Selain itu, di daerah ini memiliki kekurangan, yaitu kondisi jalan yang tidak terlalu lebar untuk dilalui oleh kendaraan yang besar sehingga dapat mengakibatkan waktu yang dibutuhkan untuk distribusi bahan baku dari dan produk jadi menjadi lebih lama.
4.2.4.5 Perencanaan Tata Letak dan Kebutuhan Ruang Pabrik Perencanaan tata letak sangat dibutuhkan dalam rangka pendirian suatu pabrik, karena hal ini berhubungan dengan penyusunan letak mesin, peralatan-peralatan produksi, dan ruangan-ruangan dalam pabrik. Pada tahapan proses pendirian industri manisan stroberi, penentuan desain tata letak menjadi salah satu faktor yang sangat diperhatikan karena akan membuat proses produksi dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Hal ini mengacu pada Heizer dan Render (2004) yang menyatakan bahwa tata letak merupakan salah satu strategi wilayah yang akan menentukan efisiensi operasi dalam jangka panjang. Tata letak yang efektif dapat membantu sebuah perusahaan mendapatkan strategi yang mendukung perbedaan, harga yang rendah atau respon. Menurut Purnomo (2004) perancangan tata letak pabrik dapat meminimumkan elemenelemen biaya, seperti biaya untuk konstruksi dan instalasi baik untuk bangunan, mesin, maupun fasilitas produksi lainnya, biaya pemindahan bahan, biaya produksi, perawatan mesin, dan biaya penyimpanan produk jadi. Beberapa prinsip dasar yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tata letak fasilitas pabrik adalah sebagai berikut : 1. 2.
Prinsip integrasi total, seluruh elemen produksi yang ada merupakan satu unit operasi yang besar. Prinsip minimal jarak perpindahan bahan guna meningkatkan waktu produksi.
53
3. Prinsip aliran proses kerja, diusahakan menghindari gerakan balik (back tracking) gerakan memotong (cross movement) dan kemacetan dalam aliran kerja. 4. Prinsip pemanfaatan ruang, mempertimbangkan dimensi dan tidak sekedar mempertimbangkan luasnya. 5. Prinsip kepuasan dan keselamatan kerja, tata letak yang baik adalah tata letak yang mampu menjamin kepuasan dan keselamatan kerja. 6. Prinsip fleksibilitas, suatu tata letak harus fleksibel untuk diadakan penyesuaian atau pengaturan kembali dalam usaha mengimbangi perkembangan perusahaan. Industri manisan stroberi memproduksi satu jenis produk yaitu manisan stroberi (praline). Oleh karena itu, tipe tata letak yang digunakan adalah tipe produk. Layout by Product adalah cara pengaturan dan penempatan semua fasilitas produksi yang diperlukan ke dalam suatu departemen tertentu atau khusus. Suatu produk dapat diproduksi sampai selesai di dalam departemen tersebut, dan tidak perlu dipindah-pindahkan ke departemen yang lain. Dalam Layout by Product, mesinmesin atau alat bantu disusun menurut urutan proses dari suatu produk. Produk bergerak secara terus menerus dalam suatu garis perakitan. Layout by Product akan digunakan apabila volume produksi cukup tinggi dan variasi produk tidak banyak dan sangat sesuai untuk produk yang kontinyu. Tujuan dari Layout by Product pada dasarnya adalah untuk mengurangi proses pemindahan bahan dan memudahkan pengawasan di dalam aktivitas produksi, sehingga pada akhirnya terjadi penghematan biaya (Purnomo, 2004). Ruangan yang terdapat di industri manisan stroberi ini antara lain ruang pencucian, ruang perendaman, ruang pemasakan larutan, ruang oven, laboratorium, gudang bahan baku dan bahan penunjang (buah stroberi dan gula), ruang pengemasan, gudang produk jadi, ruang utilitas, unit sanitasi, kantor, musholla dan toilet. Luas ruang produksi adalah sekitar 676 m2. Tabel 12. Kebutuhan Luas Ruangan Pabrik
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Keterangan Pencucian & Pemotongan Area Perendaman Area Pemasakan Larutan Area oven Sanitasi Gudang Gula Pengemasan Gudang Produk Laboratorium Utilitas Kantor Musholla dan Toilet Koridor Area Parkir Lahan Kosong Total (m²)
Luas (m²) 16 20 18 18 13 16.5 16 16 13 16.5 26 13 24 170.5 54 34
Kelonggaran 50% (m²) Total (m²) 8 24 10 30 9 27 9 27 6.5 19.5 8.25 24.75 8 24 8 24 6.5 19.5 8.25 24.75 13 39 6.5 19.5 12 36 85.25 255.75 27 81 675.75
54
Tabel 13. Kebutuhan Luas Ruangan
NO 1 2 3
Keterangan Ruang Produksi Ruang Non Produksi Lain-lain Total
Luas (m²) 108 231 336.75 675.75
Terdapat beberapa pola aliran bahan dalam ruang produksi, yaitu : pola aliran garis lurus jika proses produksinya pendek dan sederhana, pola aliran bentuk “L” jika terdapat keterbatasan pada besar gedung, pola aliran bentuk “U” jika aliran masuk dan keluar pada lokasi yang sama, pola aliran bentuk “O” jika bahan baku dan produk ditempatkan pada satu ruang, dan pola aliran bentuk “S” (zig zag) jika aliran produksi panjang. Aliran bahan yang lancar secara otomastis akan mengurangi biaya dan akhirnya akan meningkatkan produktivitas. Pola aliran bahan dalam ruang produksi untuk memproduksi manisan stroberi adalah pola aliran bahan berbentuk garis lurus yang bertujuan untuk mengefisienkan waktu dan pergerakan. Analisa aliran bahan sangat diperlukan dalam merancang suatu tata letak industri atau pabrik. Penentuan aliran bagi manajemen, material, aliran bahan, distribusi fisik dan logistik merupakan salah satu langkah dalam perencanaan fasilitas yang sangat penting terutama penentuan pola aliran bahan.
Gambar 14. Diagram Keterkaitan Aktivitas
55
Tabel 14. Tabel Nilai TCR (Total Closeness Ratio) NO
Kegiatan
Nilai TCR
1
Pencucian dan Pemotongan
331
Peringkat 4
2
Perendaman
342
3
3
Pemasakan Larutan Gula
367
1
4
Oven
349
2
5
Pengemasan
128
8
6
Laboratorium
146
6
7
Ruang Utilitas
138
7
8
Gudang Gula
192
5
9
Kantor
11
11
10
Sanitasi
108
9
11
Musholla dan Toilet
16
10
Penentuan tata letak pabrik dilakukan dengan menganalisis keterkaitan antar aktivitas, kemudian menentukan kebutuhan luas ruang dan alokasi area. Untuk menganalisis keterkaitan antar aktivitas, perlu ditentukan derajat hubungan aktivitas. Derajat hubungan aktivitas dapat diberi tanda sandi A (absolutely important) dikarenakan proses pencucian dan pemotongan buah stroberi harus dekat dengan proses perendaman. Ruang perendaman juga harus dekat dengan ruang pemasakan larutan gula dan gudang gula. Ruang Perendaman harus dekat dengan ruang Oven sehingga buah setelah direndam dalam larutan gula, dapat segera dimasukkan ke dalam oven untuk dikeringkan. Selain itu juga harus dekat dengan ruang pengemasan, agar manisan stroberi setelah dikeringkan di oven dapat segera dikemas dalam kemasan produk. Ruang Laboratorium dan Sanitasi sifatnya O (ordinary) namun ditempatkan dekat dengan ruang proses produksi. Perancangan tata letak pabrik didasarkan atas diagram alir proses produksi dan diagram keterkaitan aktifitas yang telah ditentukan sebelumnya. Selanjutnya tata letak pabrik disusun dengan denah yang efektif dan efisien serta disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Keefektifan dan keefisienan perancangan pabrik ini diperoleh dari minimalnya jarak perpindahan bahan, keteraturan tempat kerja, dan runutnya aliran proses. Kebutuhan luas ruang produksi tergantung pada jumlah mesin dan peralatan, tenaga kerja atau operator yang menangani fasilitas produksi, serta jumlah dan jenis sarana yang mendukung kegiatan produksi.
56
Gambar 15. Gambar Desain Tata Letak Ruang Industri Manisan Stroberi
57
4.2.5 Analisis Manajemen dan Organisasi Management atau manajemen berfungsi melibatkan perencanaan, pengorganisasian kepurusan pengendalian terkemuka pembuatan area bisnis dalam pemasaran, produksi, penjualan, riset dan pengembangan, sumber daya manusia, keuangan, operasi, dan sebagainya. Manajemen mencakup strategi dan aplikasi bisnis. Manajemen puncak mengambil semua keputusan utama dan penting dengan tujuan membawa perusahaan kea rah yang lebih baik sesuai visi dan misi perusahaan.
4.2.5.1 Aspek Legalitas Tiap perusahaan atau industri yang didirikan haruslah mendapatkan pengakuan secara hukum dari pihak terkait, dalam hal ini adalah pemerintah. Pengakuan atau legalitas suatu perusahaan bertujuan untuk mengetahui keberadaan industri tersebut, memberikan kemudahan dalam menjalankan kegiatan usaha, dan mendapatkan dukungan serta terikat pada kebijakan yang berlaku di lokasi pendirian perusahaan. Dalam melegalisasi pendirian suatu industri perlu dibentuk menjadi suatu badan usaha, begitu pula dengan industri manisan dan manisan stroberi yang akan didirikan. 1. Badan Usaha Bentuk badan usaha dari industri manisan dan manisan stroberi yang didirikan adalah Comanditaire Venootschap (CV) Karakteristik CV yang tidak dimiliki Badan Usaha lainnya adalah: CV didirikan minimal oleh dua orang, dimana salah satunya akan bertindak selaku Persero Aktif (persero pengurus) yang nantinya akan bergelar Direktur, sedangkan yang lain akan bertindak selaku Persero Komanditer (Persero diam). Seorang persero aktif akan bertindak melakukan segala tindakan pengurusan atas Perseroan. Dengan demikian, dalam hal terjadi kerugian maka Persero Aktif akan bertanggung jawab secara penuh dengan seluruh harta pribadinya untuk mengganti kerugian yang dituntut oleh pihak ketiga. Sedangkan untuk Persero Komanditer, karena dia hanya bertindak selaku sleeping partner, maka dia hanya bertanggung jawab sebesar modal yang disetorkannya ke dalam perseroan. Pemilihan bentuk badan usaha berupa CV dikarenakan industri manisan dan manisan stroberi yang akan didirikan memiliki kapasitas produksi yang tergolong kecil, dengan jumlah pekerja dan manajemen yang relatif sedikit. Perusahaan manisan stroberi yang didirikan bernama Departemen Teknologi Industri Pertanian yang diberikan oleh salah seorang pemegang saham. Pendirian perusahaan ini merupakan salah satu langkah dalam pemanfaatan bahan baku lokal yang tersedia sangat banyak di Indonesia dan menghasilkan produk bernilai tambah pada komoditi pertanian. Visi dan Misi Departemen Teknologi Industri Pertanian adalah sebagai berikut. Visi: Menjadi program studi yang unggul dan bertaraf internasional dalam menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas dalam bidang teknologi dan manajemen agroindustri. Misi: Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang agroindustri dengan sasaran pada : 1. Perbaikan berkelanjutan terhadap kualitas pendidikan yang mencakup aspek SDM, sarana dan prasarana, kurikulum (proses pembelajaran dan penilaiannya), dan pengelolaan serta pelayanan dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas.
58
2.
3.
Peningkatan kualitas penelitian dan penguatan keterkaitannya dengan kebutuhan stakeholder serta berkontribusi terhadap pengembangan IPTEK melalui kerjasama nasional / internasional. Intensifikasi dan ekstensifikasi kegiatan transfer teknologi kepada masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya.
1.
Ketentuan Pendirian CV 1. Para pendiri CV adalah swasta, warga negara Indonesia, yang telah berusia 17 tahun dan memiliki KTP 2. Jumlah pendiri CV minimal 2 (dua) orang 3. Memiliki tempat usaha dan berkedudukan di wilayah Republik Indonesia 4. Memiliki maksud dan tujuan usaha yang jelas untuk melaksanakan kegiatan usaha yang tidak bertentangan dengan Hukum dan Peraturan yang berlaku 2. Prosedur Pendirian CV Pendiri usaha harus mengajukan permohonan kepada Notaris untuk dibuatkan Akta Pendirian Perseroan Komanditer. Pendirian CV tersebut dapat diajukan oleh para pendiri bersamasama, atau memberikan kuasa kepada salah satu pendiri, dan atau memberikan kuasa kepada orang lain untuk mengajukan permohonan dan dibuatkan Akta Pendirian CV oleh Notaris yang berwenang. 1. Mentukan pendiri perusahaan (Persero Aktif) yang nantinya juga menjadi pengurus didalam perusahaan dengan jabatan sebagai Direktur, kemudian menentukan Persero Komanditer didalam perseroan yang hanya bertanggung jawab sebatas besarnya modal yang disetor ke dalam perseroan. 2. Menentukan besar nya modal yang disetor ke dalam perusahaan oleh para pendiri untuk melaksanakan kegiatan usaha. Besarnya modal dapat ditentukan sesuai kebutuhan, seperti sewa tempat usaha/kantor, pembelian peralatan kantor, mesin-mesin, kendaraan, Gaji pegawai dan biaya operasional lainnya. Modal disetor dan implikasinya terhadap kualifikasi / golongan SIUP perusahaan, sebagai berikut: 1. SIUP-golongan kecil memiliki modal disetor minimal Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp. 500.000.000,- (limaratus juta rupiah) 2. SIUP golongan menengah memiliki modal disetor lebih dari Rp. 500.000.000,- sampai dengan Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar) 3. SIUP golongan besar memiliki modal disetor lebih dari Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar) Besarnya modal tersebut tidak disebutkan didalam Akta Pendirian atau Perubahanya, namun dapat dibuat catatan sendiri dalam pembukuan perusahaan yang diketahui oleh para pendiri. 1. Menentukan lokasi atau tempat perusahaan melakukan kegiatan usaha sebagai kantor termasuk alamat perusahaan dengan fasilitas minimal memiliki telepon, faximile atau fasilitas lain yang dibutuhkan untuk operasional kantor. 2. Menentukan maksud dan tujuan perusahaan (bidang usaha dan lingkup kegiatan usaha yang ingin anda laksanakan). Selanjutnya mengajukan permohonan Pendirian CV kepada Notaris yang berwenang, dengan menyerahkan data: 1. Nama para pendiri perusahaan 2. Nama Perusahaan
59
3. 4. 5.
Tempat dan kedudukan perusahaan (kota/kabupaten) Maksud dan tujuan (bidang usaha dan lingkup kegiatan usaha) Nama pengurus yang terdiri dari Persero Aktif (Direktur) dan Persero Komanditer
3. Persyaratan pendirian CV 1. Fotokopi KTP para pendiri perusahaan 2. Surat Kuasa apabila permohonan dikuasakan kepada salah satu pendiri atau memberikan kuasa orang lain Kemudian mengurus kelengkapan administrasi dokumen perusahaan, meliputi : 1. Surat Keterangan Domisili Perusahaan dan atau Surat Izin Tempat Usaha 2. Permohonan pendaftaran NPWP atas nama perusahaan. 3. Mendaftarkan perusahaan ke pengadilan negeri setempat sesuai lokasi tempat usaha. 4. Izin Usaha seperti Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) 5. Mendapatkan Tanda Daftar Perusahaan (TDP). 4. Pajak Pendirian industri manisan dan manisan stroberi tidak terlepas dari kewajiban pajak yang dibebankan, sesuai dengan UU No. 17 Tahun 2000 tentang pajak penghasilan yang menyatakan bahwa yang menjadi subjek pajak adalah badan yang terdiri dari Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Perseroan atau perkumpulan lainnya, Firma, Kongsi, dan yayasan atau lembaga untuk usaha tetap. Penentuan besar pajak penghasilan yang dilakukan berdasarkan UU perpajakan No. 36 Tahun 2008 ayat 1b yang menyatakan bahwa pajak penghasilan untuk suatu badan dalam negeri dan bentuk badan usaha adalah sebesar 28%.
4.2.5.2 Kebutuhan Tenaga Kerja Man atau manusia, dimana aktivitas yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan (planning, organizing, directing, dan controlling) tidak akan tercapai tanpa adanya manusia. Salah satu aspek dalam manajemen operasi yang perlu direncanakan pada awal proyek adalah analisis kebutuhan tenaga kerja. Proses produksi dan manisan stroberi sebagian besar bahkan hampir keseluruhan dilakukan oleh mesin, namun dalam pelaksanaan proses produksi tetap dibutuhkan tenaga kerja manusia sebagai operator, pengawas proses produksi, dan beberapa kegiatan produksi yang membutuhkan campur tangan manusia secara langsung. Selain dalam lingkup proses produksi, tenaga kerja dibutuhkan dalam pelaksanaan aktivitas di luar produksi, seperti pemasaran, administrasi, transportasi dan distribusi, serta kegiatan lainnya. Tenaga kerja yang dibutuhkan disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan dan kriteria tenaga kerja yang dibutuhkan. Industri manisan dan manisan stroberi merupakan perusahaan yang benar-benar baru didirikan, sehingga kebutuhan sumber daya merupakan hal yang sangat penting untuk ditetapkan dengan baik. Untuk saat ini perlu dibuat penggolongan pekerja ke dalam golongan tetap, yaitu beberapa orang pekerja mulai dari direktur, manajer, operator, laboran, dan staf masing-masing bidang yang telah ditetapkan dan sistem penggajian ditetapkan dengan cara pembayaran berkala setiap bulan, sedangkan buruh angkut digolongkan ke dalam tenaga kerja tidak tetap. Penentuan jumlah tenaga kerja diperhitungkan dengan mengidentifikasi kegiatan, sifat, dan beban kerja sehingga dapat ditentukan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan tersebut. Rincian penetapan tenaga kerja dapa dilihat pada Tabel 15.
60
Tabel 14. Penentuan Jumlah Tenaga Kerja yang Dibutuhkan No.
1
2
3
Kegiatan
Sifat
Jumlah Tenaga Kerja (Orang)
Produksi manisan stroberi a. Sortasi dan penimbangan bahan baku
Rutin harian
1
b. Pencucian dan Pemotongan
Rutin harian
1
c. Perendaman
Rutin harian
2
d. Pemanasan
Rutin harian
2
e. Pengeringan
Rutin harian
2
Rutin harian
1
Rutin harian
2
Administrasi dan Keuangan Melakukan pembukuan keuangan dan mengatur pemasukan dan pengeluaran perusahaan Pemasaran Penjualan langsung dan menjaga outlet
Berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga kerja tersebut, langkah selanjutnya adalah membuat kualifikasi pendidikan atas tenaga kerja yang dibutuhkan yang disajikan pada Tabel 15.
2
Tabel 16. Kualifikasi Pekerja Jabatan Kualifikasi Pendidikan Direktur S1 D3 Manajer Pemasaran
3
Manajer Keuangan
D3
1
4
Staff administrasi
SMA sederajat
1
5
Pegawai Produksi dan Pengemasan
SMA sederajat
6
6
Pegawai Pemasaran
SMA sederajat
2
No. 1
Total
Jumlah (Orang) 1 1
12
Pada kajian ini diperkirakan jumlah sumber daya yang dibutuhkan adalah 16 orang, yang semuanya pekerja tetap dan rutin harian. Pada awal pendirian industri, komposisi tenaga kerja yang paling banyak difokuskan pada bagian produksi dan pemasaran. Hal ini berkaitan dengan sifat produk yang tergolong produk baru dan masih berada pada tahap pengenalan. Oleh karena itu, pemasaran merupakan salah satu hal terpenting dalam rangka pengenalan dan pencarian pasar manisan stroberi yang diproduksi. Untuk perkembangan ke depannya, tidak menutup kemungkinan perusahaan melakukan perubahan komposisi tenaga kerja maupun melakukan rotasi kerja.
61
4.2.5.3 Struktur Organisasi Manajemen operasional industri yang baik akan mampu memenuhi segala kebijakan dan tujuan perusahaan. Tenaga manajemen yang asli merupakan faktor utama dalam keberhasilan manajemen industri. Tenaga kerja yang tepat dan berkualitas dapat diperoleh dengan mengetahui beberapa hal penting, yaitu uraian jenis pekerjaan atau tugas pokok yang diperlukan untuk menjalankan operasional industri, struktur organisasi yang dibutuhkan untuk menjalankan tugastugas perusahaan secara efisien, dan persyaratan minimal yang harus dipenuhi untuk mengisi jabatan yang ada untuk mengisi kekurangan ahli. Besar kecilnya perusahaan akan sangat menentukan bentuk perusahaan dan struktur organisasi yang dijalankan oleh perusahaan tersebut. Hubungan koordinasi antar bagian-bagian dalam perusahaan akan berbeda-beda pada tiap perusahaan. Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan harus dirinci dan didistribusikan semuanya kepada orang-orang yang mampu bekerja di bidang tersebut. Untuk itu harus disiapkan mekanisme koordinasi. Setelah identifikai jabatan menghasilkan gambaran yang jelas kemudian disusun neraca organisasi pengelola operasi karena penekanan pada spesialisasi dan efisiensi, maka struktur organisasi operasi umumnya dikelompokkan berdasarkan fungsi dengan beberapa variasi, seperti organisasi berdasarkan produk atau area. Pada perusahaan manisan stroberi yang akan didirikan, setiap pekerjaan didistribusikan kepada pekerja berdasarkan kualifikasi yang dimiliki. Keseluruhan rangkaian kegiatan operasi akan dijalankan oleh beberapa bagan sesuai dengan bidang masing-masing. Secara umum, struktur organisasi pada perusahaan manisan stroberi terbagi menjadi beberapa tahapan hirarki, yaitu direktur, manajer, dan staf. Rencana struktur organisasi perusahaan yang menunjukan setiap bagian memiliki peranan dalam bidang yang menjadi tanggung jawabnya dapat dilihat pada Gambar 22.
Direktur Manajer
Pegawai Pemasaran
Manajer Keuangan
Karyawan Produksi
Pengemasan
Staff Administrasi
Gambar 16. Struktur Organisasi Industri Manisan stroberi
4.2.5.4 Deskripsi Pekerjaan Salah satu masalah yang selalu timbul dalam pengorganisasian adalah menentukan seberapa banyak tugas yang harus dikerjakan oleh seorang anggota organisasi. Oleh karena itu, dalam sebuah perusahaan perlu dibuat deskripsi pekerjaan dari tiap-tiap jabatan yang ada pada perusahaan tersebut. Dengan adanya deskripsi pekerjaan diharapkan setiap pekerja mengetahui tugas dan tanggung jawabnya masing-masing, sehingga dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Deskripsi pekerjaan pada industri ini adalah sebagai berikut. 1. Direktur Direktur bertanggung jawab untuk mengatur keseluruhan fungsi dan kelancaran seluruh kegiatan perusahaan pada seluruh bagian, yang meliputi kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, serta mengawasi manajer dan staf yang berada di bawahnya. Direktur pada
62
industri manisan ini juga mencakup bagian produksi, yang bertanggung jawab dalam melakukan pengawasan dan pelaksanaan seluruh kegiatan produksi, pengadaan dan ketersediaan bahan baku dan bahan pembantu dalam pembuatan produk, pengawasan kualitas bahan baku dan produk, pemeliharaan dan perawatan mesin-mesin yang digunakan dan mengontrol kelancaran distribusi produk, serta penelitian dan pengembangan produk agar mampu menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen sasaran. 3. Manajer Pemasaran Manajer pemasaran bertugas mengelola keseluruhan kegiatan pemasaran mencakup pencarian peluang-peluang pasar danbauran pemasaran, seperti pengorganisasian kegiatankegiatan promosi penjualan, penjualan, dan kerja sama dengan mitra. 4. Manajer Keuangan dan Administrasi Manajer keuangan dan administrasi bertanggung jawab untuk mengatur berbagai hal yang terkait dengan penjualan, pembuatan strategi harga, dan pembukuan data-data perusahaan. 5. Staf Pemasaran Staf pemasaran bertugas untuk memasarkan produk, melaksanakan strategi pemasaran yang telah ditetapkan, dan menjalankan kegiataan promosi. 6. Staf Logistik Staf logistik bertugas mengelola pendistribusian produk dan mengatur pengadaan dan pengelolaan bahan baku. 7. Staf Administrasi dan Keuangan Staf administrasi dan keuangan bertugas melaksanakan dan mengelola kegiatan pencatatan keuangan dan pengelolaan keuangan perusahaan. Staf administrasi dan keuangan bertugas melaksanakan dan mengawasi kegiatan pencatatan administrasi kantor dan operasional perusahaan.
4.2.6 Analisis Lingkungan Environment atau lingkungan adalah daerah di sekitar industri yang mengalami dampak akibat adanya kegiatan industri. Proses produksi umumnya menghasilkan limbah yang mengakibatkan pencemaran. Pencemaran pada setiap proses produksi tidak dapat dihilangkan atau dihindari tetapi pencemaran ini dapat dikendalikan sehingga menimbulkan dampak yang seminimal mungkin. Limbah merupakan hasil dari proses yang terjadi di dalam industri yang dapat bersifat merugikan ataupun menguntungkan. Pencemaran pada setiap proses produksi tidak dapat dihilangkan atau dihindari tetapi pencemaran ini dapat dikendalikan sehingga menimbulkan dampak yang seminimal mungkin. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah pengendalian pada sumbernya. Setelah sumber pencemarnya diketahui, maka dilakukan pengenalan sifat dan karakter pencemar tersebut. Kemudian masing-masing sumber pencemar tersebut dimasukkan dalam suatu daftar dan dilakukan pengelompokan sesuai dengan karakter pencemarannya. Dari setiap proses produksi di dalam industri pasti menghasilkan limbah, baik yang bersifat merugikan ataupun menguntungkan. Limbah yang sifatnya merugikan dapat menyebabkan terjadinya pencemaran. Pencemaran pada tiap tahap proses produksi tidak dapat dihilangkan atau dihindari tetapi pencemaran dapat dicegah sehingga menimbulkan dampak yang seminimal mungkin. Studi aspek lingkungan hidup bertujuan untuk menentukan apakah secara lingkungan hidup rencana bisnis diperkirakan dapat dilaksanakan secara layak atau sebaliknya. Studi aspek lingkungan hidup dilakukan dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). AMDAL dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak dengan beroperasinya proyek-proyek industri. AMDAL harus mengacu pada peraturan dan perundangan yang berlaku mengenai lingkungan
63
hidup setempat studi AMDAL dilakukan. Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 17 Tahun 2001, tentang jenis rencana usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). Kerusakan lingkungan yang terjadi akhir-akhir ini diakibatkan oleh kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhannya dengan tidak mengindahkan kelestarian alam sekitarnya (Pramudya, 2001). AMDAL terdiri dari 5 dokumen, yaitu PIL (Penyajian Informasi Lingkungan), KA (Kerangka Acuan), ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan), RKL (Rencana Kelola Lingkungan). Tujuan studi AMDAL adalah untuk meminimumkan dampak negatif dan mengoptimalkan dampak positif, maka segenap upaya dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Berdasarkan uraian kegiatan yang dilakukan oleh pabrik, maka komponen kegiatan yang diperkirakan menimbulkan dampak dibagi menjadi tiga tahap. Pada tahap prakonstruksi, tahap konstruksi, tahap operasional dan tahap pasca operasi. Dari setiap tahap ini dilakukan analisis dan penanganan terhadap setiap limbah yang dihasilkan. Untuk penyusunan AMDAL perusahaan menggunakan jasa konsultan yang memiliki sertifikat AMDAL A (dasar-dasar AMDAL) atau B (penyusun) dan perusahaan menggunakan ahli di bidang cokelat batangan. Pemanfaatan limbah akan dapat menunjang pada peningkatan pendapatan industri. Industi manisan stroberi menghasilkan limbah berupa limbah padat, cair, dan gas. Namun jumlah limbah yang dihasilkan relatif kecil dan tidak membahayakan. Limbah padat yang dihasilkan dari industri ini berasal dari proses pemotongan dan pembersihan buah stroberi yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan manisan stroberi. Limbah padat ini tidak tergolong limbah berbahaya bagi lingkungan. Selain limbah padat yang dihasilkan dari proses produksi, kemasan yang digunakan untuk mengemas produk dan kemasan yang berasal dari bahan baku yang digunakan, seperti kemasan gula pasir dan Natrium metabisulfit juga dapat menjadi sumber limbah padat industri. Misalnya kemasan produk yang cacat ataupun rusak dan kemasan gula pasir yang telah habis akan menjadi potensi dihasilkannya limbah padat. Limbah berupa kemasan akan ditampung dan dibuang secara berkala ke tempat pembuangan samapah ataupun dikumpulkan untuk kemudian dijual ke pengrajin sampah kemasan. Pencegahan, penanggulangan dampak negatif dari proses produksi dan pengembangan dampak positif sebagai upaya penanganan dampak dapat dilakukan sebagai berikut : 1. Pencegahan dengan menggunakan bahan baku yang tidak atau kurang menghasilkan limbah berbahaya dan beracun yang dapat mengganggu dan membahayakan kesehatan manusia. 2. Untuk menjaga kesehatan dan keselamatan selama kerja, serta menjaga produk agar tetap higienis, pekerja diberi pakaian khusus, hair net, sarung tangan, dan masker selama bekerja. 3. Limbah cair hasil dari sisa proses produksi dan sisa pencucian alat atau mesin, serta air kegiatan domestik karyawan akan dialirkan ke saluran air limbah kawasan untuk selanjutnya diolah sebelum dibuang ke badan air penerima. 4. Limbah padat yang dihasilkan dari sisa adonan yang tercecer sebaiknya dikumpulkan kembali dalam suatu tempat, selain itu dapat dilakukan pencegahan penceceran dengan melakukan proses produksi dengan hati-hati oleh pekerja. Untuk bahan kemasan bahan baku dan bahan penolong dapat digolongkan menjadi dua, yaitu bekas kemasan bahan tidak berbahaya dan bekas kemasan bahan berbahaya. Bahan kemasan yang tidak berbahaya seperti kertas dan plastik tersebut dikumpulkan di dalam gudang dan secara berkala akan diambil oleh pembeli, sedangkan untuk botol dan jerigen bahan akan dikembalikan kembali kepada pemasok. Bekas kemasan bahan yang berbahaya dikumpulkan ke tempat khusus dan dikirim ke Pusat Penanganan Limbah Industri (PPLI).
64
4.2.7 Analisis Finansial Money atau uang, untuk melakukan berbagai aktivitas manajemen diperlukan uang, seperti upah atau gaji pegawai, pembelian faktor produksi dan lain sebagainya. Uang harus digunakan sedemikian rupa agar tujuan yang ingin dicapai bila dinilai dengan uang lebih besar dari uang atau biaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut. Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan perhitungan rencana keuangan diperlukan beberapa parameter yang berasal dari analisis sebelumnya yaitu kapasitas produksi, pangsa pasar, teknologi yang dipakai, pilihan peralatan, jumlah tenaga kerja, fasilitas pendukung, dan proyeksi-proyeksi harga. Rencana keuangan meliputi berbagai perhitungan kriteria investasi yang telah umum digunakan. Kriteria yang digunakan antara lain Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net B/C, Pay Back Period (PBP), Break Even Point (BEP), dan analisis risiko.
4.2.7.1 Asumsi Perhitungan Keuangan Rencana keuangan memerlukan beberapa penetapan asumsi yang disesuaikan dengan kondisi pada saat kajian dilakukan dan didasarkan pada hasil-hasil perhitungan yang telah dilakukan pada analisis rencana-rencana yang lain, standar pendirian usaha, dan peraturan yang berlaku. Asumsi dasar yang menjadi perhitungan dalam rencana keuangan digunakan dapat menentukan kelayakan industri manisan stroberi. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam rencana keuangan industri manisan stroberi ini, antara lain : a. Rencana keuangan ini dilakukan dengan biaya investasi untuk pendirian usaha baru. b. Umur investasi diasumsikan selama 10 tahun. c. Nilai sisa bangunan pada masa akhir proyek adalah 50% dari nilai awal, nilai sisa mesin dan peralatan adalah 10% dari nilai awal, nilai sisa perlengkapan kantor dan nilai sisa perlengkapan utilitas adalah 10% dari nilai awal. d. Umur ekonomis peralatan kantor adalah 3 tahun, umur ekonomis perlengkapan utilitas adalah 5 tahun, umur ekonomis bangunan, mesin dan peralatan, serta biaya pra investasi adalah 10 tahun. e. Biaya pemeliharaan adalah 5% dari harga awal. f. Jumlah hari kerja per tahun adalah 338 hari dengan asumsi dalam satu bulan terdapat 30 hari kerja dan dalam satu minggu terdapat 7 hari kerja. Dikarenakan proses pembuatan manisan memakan waktu total 6 hari, dan akhir pekan pengunjung perkebunan stroberi mengalami peningkatan. Untuk itu pada pegawai diberlakukan pergiliran hari kerja (sistem shift). g. Bunga modal diasumsikan sebesar 12%. h. Pajak dihitung berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 untuk pajak badan, yaitu sebesar 28%. i. Modal kerja dihitung berdasarkan asumsi biaya modal kerja adalah 10% dari penjualan pada tahun berikutnya. j. Kapasitas produksi pada tahun pertama adalah 60%, kapasitas produksi pada tahun kedua adalah 80%, kapasitas produksi pada tahun ketiga dan seterusnya adalah 100%. k. Proyek dimulai pada tahun ke-0 sedangkan produksi pertama dimulai pada tahun ke-1. Asumsi-asumsi lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 1.
65
4.2.7.2 Biaya Investasi Biaya investasi merupakan biaya yang diperlukan untuk mendirikan industri manisan stroberi. Biaya investasi yang diperlukan meliputi biaya investasi tetap dan biaya modal kerja. Biaya investasi tetap merupakan biaya yang dikeluarkan dalam pengadaan harga tetap, pembiayaan kegiatan praoperasi, serta biaya lain yang berkaitan dengan pembangunan pabrik sampai pabrik siap beroperasi. Biaya investasi tetap untuk mendirikan industri manisan stroberi meliputi biaya kegiatan awal (prainvestasi), tanah dan bangunan, fasilitas penunjang, mesin dan peralatan, alat kantor, dan biaya kontingensi. Adapun total biaya investasi yang dibutuhkan adalah Rp. 731.230.235,-. Kebutuhan biaya investasi tetap adalah Rp. 542.250.500.-. Ringkasan biaya investasi tetap dapat dilihat pada Tabel 16., sedangkan rinciannya disajikan pada Lampiran 3. Tabel 17. Komponen Biaya Investasi Tetap Yang Dibutuhkan Dalam Pendirian Industri Manisan Stroberi No. Komponen 1. Biaya Perizinan 2. Tanah dan bangunan 3. Peralatan Produksi 4. Perlengkapan Kantor 5. Instalasi Subtotal Kontingensi 10% Total
Nilai Total (Rp) 17.500.000 406.600.000 56.115.000 4.600.000 8.140.000 492.955.000 49.295.500 542.250.500
Biaya prainvestasi adalah biaya yang digunakan untuk melakukan berbagai kegiatan yang diperlukan sebelum produksi mulai berjalan. Biaya prainvestasi meliputi studi kelayakan, perizinan, dan akte perusahaan dan pengesahan. Karena berbagai faktor, suatu perkiraan biaya tidak mungkin sepenuhnya tepat. Oleh sebab itu, dalam suatu rencana bisnis biasanya terdapat suatu kontingensi yang disiapkan untuk menutupi kekurangan yang mungkin terjadi. Biaya kontingensi adalah biaya untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak terduga yang diperkirakan akan terjadi seperti bencana alam atau kesalahan perhitungan awal. Selain itu, biaya kontingensi juga disiapkan untuk mengantisipasi kenaikan harga yang mungkin terjadi selama berlangsungnya pelaksanaan rencana bisnis. Menurut Husnan dan Muhammad (2005) modal kerja dapat diartikan semua investasi yang diperlukan untuk aktiva lancar dengan kata lain modal kerja adalah dana awal yang diperlukan untuk membiayai kebutuhan operasioanal dan produksi pada waktu pertama kali dijalankan. Total biaya modal kerja yang dibutuhkan pada awal pendirian pabrik diasumsikan sebesar 25% dari total biaya variabel, biaya bahan pembantu dan utilitas, dan biaya tenaga kerja langsung pada tahun pertama. Namun pada usaha manisan stroberi, modal kerja diambil dari biaya variabel selama 3 bulan pertama, dengan tujuan untuk biaya operasional. Pada bulan berikutnya, biaya operasional diambil dari keuntungan yang didapat dari penjualan produk. Modal kerja yang dibutuhkan adalah Rp. 188.979.735,-. pada tahun pertama. Pada tahun berikutnya tidak dibutuhkan tambahan untuk modal kerja karena produksi pada tahap sebelumnya sudah mampu terjual dan menutupi biaya modal kerja yang dibutuhkan.
66
4.2.7.3 Perhitungan Depresiasi Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam membuat arus kas adalah depresiasi. Depresiasi adalah suatu metode perhitungan akuntansi yang bermaksud membebankan biaya perolehan asset dengan membayar selama periode tertentu dimana asset tersebut masih berfungsi (Soeharto,1995). Depresiasi menunjukkan penurunan nilai harta perusahaan yang berwujud, misalnya gedung, mesin dan peralatan produksi, dan sebagainya seiring dengan waktu dan penggunaannya. Pada analisis ini metode yang digunakan adalah metode garis lurus (straight line method). Dimana pada metode garis lurus memperhitungkan umur ekonomis, harga awal, dan nilai sisa. Umur ekonomis merupakan umur pakai mesin atau peralatan sehingga mesin atau peralatan tersebut dikatakan tidak menguntungkan lagi secara ekonomis walaupun sesungguhnya mesin atau peralatan tersebut masih dapat digunakan. Hasil perhitungan menunjukkan nilai depresiasi setiap tahunnya adalah sebesar Rp. 36.256.950.-. Rincian perhitungan depresiasi ini disajikan pada Lampiran 4.
4.2.7.4 Prakiraan Biaya Produksi dan Penerimaan Biaya yang digunakan dalam rencana keuangan ini dikategorikan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya variabel merupakan biaya yang jumlahnya akan berubah dengan perubahan intensitas volume kegiatan. Biaya variabel meliputi biaya bahan baku, biaya bahan kemasan, dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya tetap merupakan biaya yang jumlah totalnya tetap, tidak dipengaruhi oleh intensitas kegiatan. Biaya yang termasuk biaya tetap adalah biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya administrasi, biaya promosi dan pemasaran, biaya penyusutan, dan biaya pemeliharaan. Komposisi biaya tetap dan biaya variabel dan perhitungan biaya operasional lengkap disajikan pada Lampiran 6. Prakiraan biaya produksi manisan stroberi (total biaya tetap dan biaya variabel) pada tahun pertama sebesar Rp. 755.918.938,-, pada tahun kedua sebesar Rp. 979.499.834,-, pada tahun ketiga sebesar Rp. 1.179.080.730,- kemudian tahun keempat dan seterusnya sebesar Rp 1.207.880.730,- Prakiraan biaya pada awal-awal produksi memiliki nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan tahun ketiga dan seterusnya, hal ini dikarenakan pada awal produksi kapasitas produksi belum penuh, sedangkan pada tahun ketiga dan seterusnya kapasitas produksi sudah mencapai 100%. Pada tahun pertama perusahaan memproduksi sebanyak 60% dari kapasitas total. Pada tahun kedua perusahaan memproduksi 80%, pada tahun ketiga sampai tahun kesepuluh perusahaan memproduksi dalam kapasitas total sebanyak 100%. Prakiraan penerimaan yang diperoleh pada tahun pertama adalah Rp. 1.014.000.000,-, pada tahun kedua adalah Rp. 1.352.000.000,-, sedangkan prakiraan penerimaan pada tahun ketiga dan seterusnya adalah Rp. 1.690.000.000,-. Harga dan penerimaan ini dihitung dengan asumsi harga tetap selama periode operasional. Informasi mengenai harga dan perkiraan penerimaan dapat dilihat pada Tabel 17. dan informasi selengkapnya disajikan pada Lampiran 9.
67
Tahun ke-
Tabel 17. Prakiraan Penerimaan Industri Manisan Stroberi Produksi manisan Kapasitas per produksi tahun Biaya tetap Biaya variabel Harga (%) (kg) (Rp/tahun) (Rp/tahun) jual (Rp)
Total Penerimaan (Rp)
1
60
8.112
157.176.250
598.742.688
125.000
1.014.000.000
2
80
10.816
157.176.250
798.323.584
125.000
1.352.000.000
3
100
13.520
157.176.250
997.904.480
125.000
1.690.000.000
4
100
13.520
157.176.250
1.026.704.480
125.000
1.690.000.000
5
100
13.520
157.176.250
1.026.704.480
125.000
1.690.000.000
6
100
13.520
157.176.250
1.026.704.480
125.000
1.690.000.000
7
100
13.520
157.176.250
1.026.704.480
125.000
1.690.000.000
8
100
13.520
157.176.250
1.026.704.480
125.000
1.690.000.000
9
100
13.520
157.176.250
1.026.704.480
125.000
1.690.000.000
10
100
13.520
157.176.250
1.026.704.480
125.000
1.690.000.000
4.2.7.5 Proyeksi Laba Rugi Proyeksi laba rugi merupakan ringkasan penerimaan dan pembiayaan perusahaan setiap periode yang merupakan gambaran kinerja keuangan perusahaan. Proyeksi laba rugi diperlukan untuk mengetahui tingkat profitabilitas suatu usaha. Jadi dari laporan rugi laba dapat dilihat keuntungan atau kerugian yang dialami oleh perusahaan pada kurun waktu tertentu. Laba rugi adalah selisih antara penjualan bersih produk selama satu periode tertentu dengan total biaya selama periode yang sama. Laba bersih yang merupakan pengurangan laba operasi earning before interest and tax (EBIT) dengan pajak. Pajak dihitung berdasarkan Undang-Undang No. 36 tahun 2008 yaitu sebesar 20%, untuk mendapatkan laba bersih dilakukan pengurangan pada laba atas pajak. Laba bersih pada proyek bernilai positif pada tahun pertama, hal ini dikarenakan produk manisan stroberi yang dihasilkan merupakan produk yang bernilai tambah tinggi. Laba bersih ini kemudian menjadi dasar perhitungan dalam analisis arus kas. Secara sederhana sistematika perhitungan rugi laba adalah sebagai berikut, biaya operasional dijumlahkan dengan biaya-biaya administrasi, penjualan, dan depresiasi sehingga akan didapatkan pendapatan kotor sebelum pajak, kemudian diperhitungkan pengeluaran untuk pembayaran pajak penghasilan sehingga didapatkan pendapatan bersih, yang setelah dikurangi laba ditahan dan ditambahkan depresiasi akan menjadi aliran kas bersih. Penyusunan laporan rugi laba harus dibuat sedemikian rupa agar mudah diikuti urutan jalannya perhitungan dari awal sampai akhir. Pada industri manisan stroberi diperkirakan setiap tahunnya perusahaan akan memperoleh pendapatan bersih setelah dikurangi pajak pendapatan adalah sebesar Rp. 481.155.031,- bila beroperasi pada kapasitas produksi penuh. Besarnya proyeksi rugi laba ini dapat dilihat pada Tabel 18. dan rinciannya dapat dilihat pada Lampiran 9.
68
Tabel 19. Proyeksi laba rugi penjualan manisan stroberi dalam 10 tahun produksi Total Total Pajak Tahun Penerimaan Pengeluaran EBIT (Rp) Penghasilan Laba Bersih ke(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) 1
1.014.000.000
755.918.938
258.081.062
516.162
257.564.900
2
1.352.000.000
9479.499.834
372. 500.166
745.000
371.755.166
3
1.690.000.000
1.179.080.730
510.919.270
1.021.839
509.897.431
4
1.690.000.000
1.207.880.730
482.119.270
964.239
481.155.031
5
1.690.000.000
1.207.880.730
482.119.270
964.239
481.155.031
6
1.690.000.000
1.207.880.730
482.119.270
964.239
481.155.031
7
1.690.000.000
1.207.880.730
482.119.270
964.239
481.155.031
8
1.690.000.000
1.207.880.730
482.119.270
964.239
481.155.031
9
1.690.000.000
1.207.880.730
482.119.270
964.239
481.155.031
10
1.690.000.000
1.207.880.730
482.119.270
964.239
481.155.031
4.2.7.6 Proyeksi Arus Kas Aliran kas dihitung dengan mengurangi aliran kas masuk dengan aliran kas keluar setiap tahunnya. Aliran arus kas proyek dikelompokan menjadi tiga, yaitu aliran kas awal (initial cash flow), aliran kas periode operasi (operational cash flow), dan aliran kas terminal (terminal cash flow) (Soeharto, 2000). Aliran kas masuk terdiri dari laba bersih dan depresiasi (operational cash flow). Aliran kas keluar terdiri dari investasi tetap, modal kerja (initial cash flow), dan nilai sisa investasi (terminal cash flow). Kas bersih didapatkan dengan mengurangi kas masuk dengan kas keluar setiap tahunnya. Proyeksi arus kas industri manisan stroberi dapat dilihat pada Tabel 19. dan rinciannya dapat dilihat pada Lampiran 10.
69
Tabel 20. Proyeksi Arus Kas Industri Manisan Stroberi Tahun ke-
Total Kas Masuk (Rp)
Total Kas Keluar (Rp)
Aliran Kas Bersih (Rp)
Akumulasi Arus Kas (Rp)
0
0
(731.230.235)
(1.687.098.063)
1
293.821.850
(248.839.737)
44.982.113
44.982.113
2
408.012.116
(227.740.444)
180.271.672
225.253.785
3
546.154.381
(206.641.151)
339.513.231
564.767.015
4
517.411981
(122.548.613)
394.863.368
959.630.384
5
517.411981
(122.788.104)
404.623.877
1.364.254.261
6
517.411981
(103.027.595)
414.384.386
1.778.638.647
7
517.411981
(93.267.086)
424.144.895
2.202.783.543
8
517.411981
(83.506.577)
433.905.404
2.638.688.947
9
517.411981
(73.746.068)
443.665.913
3.080.354.861
10
517.411981
(63.985.559)
493.711.992
3.574.066.783
4.2.7.7 Kriteria Kelayakan Investasi Kriteria kelayakan investasi yang digunakan antara lain adalah Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net B/C, Pay Back Period (PBP), Break Even Point (BEP), analisis sensitivitas, dan risiko nilai tukar. Perhitungan kriteria-kriteria ini didasarkan pada aliran kas bersih (net cash flow) pada proyeksi arus kas. Bunga modal yang digunakan sebesar 12%. Berdasarkan proyeksi arus uang tersebut dapat dihitung berbagai kriteria investasi.
4.2.7.8 Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV) merupakan perbedaan antara nilai sekarang dari manfaat dan biaya dari suatu proyek investasi. Perhitungan angka yang dihasilkan menunjukkan besarnya penerimaan bersih selama 10 tahun setelah dikalikan discount factor yang dihitung pada masa kini. Berdasarkan investasi metode NPV, suatu investasi dikatakan layak untuk dijalankan jika nilainya lebih besar dari nol. Rincian mengenai perhitungan NPV industri ini dapat dilihat pada lampiran. Berdasarkan perhitungan pada, nilai NPV menunjukkan angka positif, yaitu Rp. 3.731.994.618,- pada discount factor 12% per tahun dengan umur investasi 10 tahun. Angka tersebut menunjukkan bahwa investasi yang ditanam perusahaan sepanjang 10 tahun ke depan memperoleh manfaat bersih menurut nilai uang sekarang sebesar Rp. 1.070.841.068,-. Perhitungan rinci untuk memperoleh nilai NPV tersebut dapat dilihat pada Lampiran 11.
70
4.2.7.9 Internal Rate of Return (IRR) Internal Rate of Return (IRR) adalah discount factor pada saat NPV sama dengan nol dan dinyatakan dalam persen. Untuk menentukan layak atau tidaknya proyek dilaksanakan maka sebagai patokan dasar pembanding adalah discount factor, yaitu ditetapkan sebesar 12%. Jika nilai IRR lebih besar dibandingkan discount factor, maka usaha dinyatakan layak. IRR pada industri ini sebesar 33% yang berarti laju pengembalian perusahaan lebih besar dari bunga bank. Sehingga pendirian pabrik manisan stroberi layak untuk dilaksanakan. Perhitungan nilai IRR dapat dilihat pada Lampiran 11.
4.2.7.10 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) Net Benefit Cost Ratio, yaitu suatu perbandingan nilai kini arus manfaat bersih dibagi dengan nilai sekarang arus biaya bersih. Analisis ini merupakan perbandingan antara jumlah present value dari net benefit yang bernilai negatif. Suatu investasi dikatakan layak apabila hasil perhitungan Net B/C nya lebih besar atau sama dengan satu. Dari hasil perhitungan Net B/C kegiatan investasi produksi manisan stroberi diperoleh nilai sebesar 2,46 yaitu setiap investasi Rp. 1,- yang dikeluarkan sekarang pada tingkat discount factor 12% akan memperoleh keuntungan bersih Rp. 2,464,-. Perincian nilai Net B/C disajikan pada Lampiran 11.
4.2.7.11 Payback Period (PBP) PBP merupakan jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan seluruh modal suatu investasi, yang dihitung dari aliran kas bersih. Masa pengembalian ini dapat diartikan sebagai jangka waktu pada saat NPV sama dengan nol. Nilai NPV yang besar menunjukkan jangka waktu pengembalian investasi yang ditanam semakin cepat. Dalam penentuan PBP dilakukan dengan cara discounted. Dari hasil perhitungan PBP investasi produksi manisan stroberi diperoleh 4 tahun 4 bulan yaitu investasi yang ditanam akan kembali setelah sekitar 4 tahun 4 bulan. Perincian PBP dapat dilihat pada Lampiran 11.
4.2.7.12 Break Even Point (BEP) Titik impas atau Break Even Point atau titik dimana total biaya produksi sama dengan penerimaan. Titik impas menunjukkan bahwa tingkat produksi telah menghasilkan pendapatan yang sama besarnya dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Dalam penentuan BEP dilakukan dengan cara discounted BEP. Titik impas selama umur proyek industri manisan stroberi ini berada pada penjualan saat harga jual manisan stroberi Rp. 125.000,-. Titik impas selama umur proyek dalam bentuk unit, yaitu berada pada saat produksi manisan stroberi sebesar 91.920 unit (kilogram manisan)
4.2.7.13 Analisis Sensitivitas Kelayakan proyek dibuat berdasarkan sejumlah asumsi yang disebabkan banyaknya faktor ketidakpastian mengenai kondisi dan situasi di masa depan. Perubahan asumsi yang digunakan akan berpengaruh pula terhadap keputusan akan layak atau tidaknya proyek. Karena itu perlu dilakukan analisis sensitivitas yang mengkaji sejauh mana unsur-unsur dalam aspek finansial ekonomi berpengaruh terhadap keputusan yang diambil terhadap perubahan unsur-unsur tertentu. Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui pengaruh perubahan-perubahan harga baik yang terjadi pada sektor penerimaan maupun pengeluaran. Variabel yang diubah pada analisis sensitivitas antara lain harga bahan baku dan harga jual manisan stroberi.
71
Apabila harga bahan baku mengalami peningkatan sebesar 22,2%, maka industri manisan stroberi ini masih dapat dijalankan dengan nilai NPV sama dengan Rp. 1.304.858,- dan Net B/C sama dengan 1,001. Namun, apabila terjadi peningkatan harga bahan baku di titik 22,3% atau lebih, maka industri ini menjadi tidak layak untuk didirikan. Rincian analisis sensitivitas ditunjukkan pada Tabel 20. Apabila harga jual manisan stroberi mengalami penurunan sebesar 12,3%, maka industri manisan stroberi ini masih dapat dijalankan dengan nilai NPV sama dengan Rp. 5.845.292,- dan Net B/C sama dengan 1,007. Namun, apabila terjadi penurunan harga jual di titik 12,3% atau lebih, maka industri ini menjadi tidak layak untuk dijalankan. Rincian analisis sensitivitas ditunjukkan pada Tabel 20, Tabel 21. Hasil Perhitungan Kelayakan Finansial untuk Industri Manisan Stroberi Kenaikan Input Produksi
Penurunan Harga Jual
Kondisi Normal
22.2%
22.3%
12.3%
12.4%
Harga Pokok Produk
93,185
107,732
107,797
93,185
93,185
Harga Jual Keuntungan Bersih per Tahun
125,000
125,000
125,000
109,625
109,500
481,155,031
284,882,009
402,109,096
273,700,711
272,014,151
1,070,841,068
1,304,858
-3,512,870
5,845,292
-2,813,211
B/C Ratio
2,4
1,001
0,99
1,007
0,99
PBP (tahun)
4,4
9,3
9,4
9,0
Layak
Layak
Tidak layak
Layak
9,1 Tidak Layak
NPV
Hasil Analisis
72
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Business Plan untuk agroindustri stroberi ini dapat membantu dalam penyusunan rencana bisnis khususnya untuk agroindustri stroberi. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap rencana bisnis untuk usahatani dan agroindutri stroberi meliputi jumlah permintaan, produk unggulan, lokasi usaha, rencana kebutuhan produksi, dan kelayakan finansial. Untuk mempermudah dalam menganalisis faktor-faktor yang ada dan melakukan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat, maka diperlukan suatu rencana bisnis yang lengkap dan akurat. Rancangan bisnis ini dapat dimanfaatkan oleh para pelaku agroindustri stroberi, koperasi, lembaga keuangan, calon investor dan pemerintah dalam menyusun rencana bisnis mengenai usaha yang akan dijalankan, dalam hal ini khususnya adalah agroindustri stroberi. Hasil daripada penelitian ini adalah suatu ringkasan rencana bisnis untuk agroindustri stroberi yang menampilkan profil perusahaan, deskripsi produk, aspek pemasaran, aspek teknis, aspek bisnis, dan aspek pembiayaan. Rencana bisnis ini dapat digunakan untuk meminta pinjaman kepada bank. Lokasi pendirian industri manisan stroberi yang paling sesuai yaitu di Ciwidey. Kelayakan finansial untuk industri manisan stroberi dengan kapasitas produksi 13.520 kg/tahun, dengan luas lahan 676 m2, dan dengan masa proyek selama 10 tahun memiliki keuntungan bersih sebesar Rp. 482.119.270 per tahun. Berdasarkan perhitungan biaya dan kapasitas produksi, maka harga jual manisan stroberi adalah Rp 125.000/kg. Kapasitas produksi total 13.520 kg/tahun dengan tenaga kerja 12 orang. Berdasarkan analisis finasial, NPV proyek ini sebesar Rp. 1.070.841.068,- ; IRR mencapai 33%; B/C Rasio 2,4; dan PBP selama 4 tahun 4 bulan sehingga dapat disimpulkan bahwa industri Manisan Stroberi ini layak direalisasikan. Berdasarkan analisis sensitivitas Industri akan menjadi tidak layak didirikan apabila mencapai kenaikan harga bahan baku 22.3% atau penurunan harga jual sebesar 12.4%.
5.2 SARAN 1. Pada perhitungan prakiraan permintaan, perlu dilakukan prakiraan permintaan dari daerah di sekitar lokasi agroindustri agar rencana bisnis lebih akurat. 2. Diperlukan pengembangan rancangan bisnis industri manisan stroberi untuk membantu dalam menentukan perencanaan produksi industri manisan stroberi sehingga produksi untuk agroindustri stroberi dapat berjalan kontinyu dan sesuai dengan permintaan pasar. 3. Untuk meningkatkan ketepatan rencana bisnis hasil rancangan industri manisan stroberi ini dapat ditambahkan beberapa database seperti harga stroberi di tingkat petani, dan di tingkat agroindustri sebagai pembanding, dan kriteria mutu stroberi yang diminta oleh pasar.
73
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2010. Profil Industri Manisan Pala Kering. Balai Besar Industri Hasil Pertanian. Bogor Apple, J. M. 1990. Tata Letak Pabrik Dan Penanganan Bahan. Mardiono Dan Nurhayati, Penerjemah; Sutalaksana I. Z. , Penyunting. Penerbit Itb, Bandung. Terjemahan Dari : Plant Layout And Material Handling. 3rd Edition. Ariyoto, K., 1990 Feasibility Study, Teknik Evaluasi Usaha Mutiara, Sumber Widya, Jakarta Armansyah H, ”Desain Dan Uji Teknis Alat Pengukuran Dielektrik Berdasarkan Metoda QMeter”, Tahun 2000. Assauri. S, 1984. Teknik Dan Metoda Peramalan : Penerapannya Dalam Teknologi Dan Dunia Usaha. Jakarta : Lembaga Penerbit FE-UI. Baga, M. L. 1993. Perencanaan Bisnis. Sosek Faperta IPB, Bogor. Behrens, W. And P. M. Hawranek. (1991). Manual For The Preparation Of Industrial Feasibility Studies. Vienna: United Nations Industrial Development Organization. Brown, R. D Dan G. J Pertrello. 1976. Introduction To Business, An Integration Approach. Glenn Coe Press, Beverly Hills. Budiman, Supriyatin, Dan Desi Saraswati. 2010. Berkebun Stroberi Secara Komersial. Jakarta: Penebar Swadaya. Childers, Norman F. 1995. Modern Fruit Science. Pearson Education, Inc., New Jersey, USA Djamin, Zulkarnaen. 1993. Perencanaan Dan Analisa Proyek, Edisi Ketiga. Lembaga Penerbit FE-UI. Jakarta Edris M. 1983. Penuntun Menyusun Studi Kelayakan Proyek. Jakarta : Penebar Swadaya. Fachrudin, Lisdiana. 1998. Membuat Aneka Manisan. Yogyakarta: Kanisius. Furia, T. E. (Ed). 1980. Handbook of Food Additives. Vol I. Crc Press, Boca Raton, Florida. Gittinger, J.P. 1986. Analisis Ekonomi Produk Pertanian (Terjemahan), Universitas Indonesia Press. Jakarta. Gray, C., P. Simanjuntak, L. K. Sabur, P. F. Maspatiella, Dan R. G. C. Varley. 1993. Pengantar Evalusi Proyek. Pt. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Gunawan, Livy Winata. 1996. Stroberi. Jakarta : Penebar Swadaya. Hancock, J. F. 1999. Stawbemes : Crop Production Science In Horticulture. Cab1 Publishing, New York Henderson, S. M Dan R.L. Perry. 1976. Agricultural Process Engineering 3rd. Edition. The AVI Publishing Company Inc. Westport Coneccicut, USA. Heizer, J Dan B. Render. 2004. Principle of Operations Management. Ed 7. Pearson Education Inc., New Jersey. Horan, N.J. 1990. Biological Wastewater Treatment System Theory And Operation. John Wiley & Sons. Inc.Us Harrison, Judy. 2000. Preserving Food: Drying fruit and Vegetable. University of Georgia. Husnan, S. Dan S. Muhammad. 2005. Studi Kelayakan Proyek. UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Husnan, S. Dan Suwarsono. 1984. Studi Kelayakan Proyek; Konsep, Teknik, Dan Penyusunan Laporan. BPFE, Jakarta. Ibrahim Yacob, H. M. 2003. Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Revisi, Penerbit PT. Rineka Cipata, Jakarta.
74
Kadariah, L., Karlina, Dan C. Gray. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. Edisi Revisi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Kasmir Dan Jakfar 2007. Studi Kelayakan Bisnis (Edisi Kedua). Jakarta: Prenada Media Grup. Kotler, P. 1995. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi, Dan Pengendalian. Terjemahan. Salemba Empat, Jakarta. Kotler, P. 1997. Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi, Dan Pengendalian. Edisi 9e. Jilid Kedua. PT. Prenhalindo, Jakarta. Kotler, P. 2000. Manajemen Pemasaran. Edisi Ketujuh. Jilid Kedua. Terjemahan. UI Press, Jakarta. Norman W. Desrosier. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan, Penerbit: Univeristas Indonesia, Jakarta. Pinson, L. 2003. Anatomy Of A Business Plan. Canary, Jakarta. Rangkuti, Freddy. 2005. Business Plan : Teknik Membuat Perencanaan Bisnis Dan Analisis Kasus. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Rukmana, Rahmat. 1998. Stroberi Budidaya Dan Pascapanen. Yogyakarta : Penerbit Kanisius. Soeharto, I. 2000. Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional. Erlangga, Jakarta. Soetanto, Edy. 1996. Manisan Buah-Buahan I. Yogyakarta : Kanisius. Solihin, I. 2007. Memahami Business Plan. Salemba Empat, Jakarta. Sutiyono, Arfan. 2002. Model Sistem Manajemen Ahli Perencanaan Investasi Produk Agroindustri. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Sutojo, S. 2000. Studi Kelayakan Proyek. PT. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta. Thahir, R. 1986. Analisis Pengeringan Gabah Berdasarkan Model Silindris [Desertasi]. Bogor : Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Tim Karya Tani Mandiri. 2010. Pedoman Bertanam Stroberi. Jakarta: Nuansa Aulia Tohir, A. Kaslan. 1984. Pengantar Ekonomi Pengusahaan Produksi Pertanian. Jakarta : Erlangga Umar, H. 2005. Studi Kelayakan Bisnis. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Untung, Onny. 2003. “Stroberi Pagi di Bali Sore di Jakarta” Dalam Trubus No. 350, Hlm 52-53. Jakarta. Winarno, F.G.; S. Fardiaz; Dan A. Rahman; Perkembangan Ilmu Dan Teknologi Pangan. Fakultas Mekanisme Dan Teknologi Hasil Pertanian , Institut Pertanian Bogor. 1974 Winarno, F.G Dan M. Aman, Fisiologi Lepas Panen, Jakarta : PT. Sastra Hudaya, 1981Sii 071883 Manisan Kering Buah-Buahan [BPS] Badan Pusat Statistk. 2010. Statistika Kependudukan. BPS, Jakarta. [Deptan] Departemen Pertanian. 2010. Ekspor dan Impor Komoditi Buah. Deptan, Jakarta. indonetwork.co.id/KNK_Food/983666/manisan-buah-kering.htm http ://www.indonetwork.co.id/alloffers/mineral&logam/15/tangki. [12 November 2011] http ://jiejiangindustrialmachinery.en.alibaba.com/product/294355595212651216/ industrial_drying_oven.html [ November 2011]
75
LAMPIRAN
76
Lampiran 1. Asumsi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
13
14 15 16 17 18 19
20
Variabel Asumsi Umur proyek Hari kerja per bulan Bulan kerja per tahun Jumlah hari kerja per tahun Nilai sisa bangunan dari nilai awal Nilai sisa tanah dari nilai awal Nilai sisa mesin dan peralatan dari nilai awal Umur ekonomis peralatan kantor Umur ekonomis mesin dan peralatan Biaya pemeliharaan mesin dan peralatan dari harga Kapasitas produksi : Manisan Strawberry Target kapasitas produksi : a. Tahun 1 b. Tahun 3 c. Tahun 3 dan seterusnya Kebutuhan dan harga bahan baku Skenario 1 dan 3 a. Buah Strawberry (1000kg/hari) b. Gula Pasir (1000kg/hari) c. Natrium Metabisulfit (300ppm dari tiap proses) d. Gula Tabur (50kg/hari) e. Kemasan Plastik Harga jual Manisan Strawberry Discount factor Kontingensi Jumlah kemasan yang dibutuhkan per bulan Harga kemasan Pajak a. Pajak penghasilan b. Pajak Bumi dan Bangunan Margin untuk harga jual Manisan Strawberry
Satuan
Nilai
Tahun Hari Bulan Hari % % % Tahun Tahun %
10 30 12 338 50 100 10 10 10 0.5
kg/hari
40
% % %
60 80 100
rupiah/kg rupiah/kg rupiah/kg rupiah/kg rupiah/unit
5000 8000 16000 8000 500
rupiah/kg % % Unit rupiah/unit
125000 12 10 72000 500
% % %
20 10 34
77
Lampiran 2. Kebutuhan Luas Ruangan Pabrik
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
NO 1 2 3
Keterangan Pencucian & Pemotongan Area Perendaman Area Pemasakan Larutan Area oven Sanitasi Gudang Gula Pengemasan Gudang Produk Laboratorium Utilitas Kantor Musholla dan Toilet Koridor Area Parkir Lahan Kosong Total (m²) Kebutuhan Luas Bangunan Keterangan Ruang Produksi Ruang Non Produksi Lain-lain Total
Luas (m²) 16 20 18 18 13 16.5 16 16 13 16.5 26 13 24 170.5 54 34
Kelonggaran 50% (m²) 8 10 9 9 6.5 8.25 8 8 6.5 8.25 13 6.5 12 85.25 27
Total (m²) 24 30 27 27 19.5 24.75 24 24 19.5 24.75 39 19.5 36 255.75 81 675.75
Luas (m²) 108 231 336.75 675.75
78
Lampiran 3. Total Kebutuhan Investasi Deskripsi
Jumlah
Satuan
Harga/Unit
Total
(Rp)
(Rp)
Keterangan
A. Pengadaan Lahan Tanah
676
m²
100,000
67,600,000
Ruang Produksi
108
m²
1,000,000
108,000,000
Ruang Non Produksi
231
m²
1,000,000
231,000,000
Sub Total
339
B. Bangunan
339,000,000
C. Peralatan Produksi Pisau
4
unit
10,000
40,000
Tangki
3
unit
2,000,000
6,000,000
Oven
1
unit
45,000,000
45,000,000
Kompor
2
unit
500,000
1,000,000
Kap 300 Liter Kompor 2 Tungku
Panci
4
unit
250,000
1,000,000
Kap 500 L/jam
Timbangan
1
unit
1,000,000
1,000,000
Sealer
1
unit
275,000
275,000
Saringan
2
unit
30,000
60,000
Meja Produksi
1
unit
1,000,000
1,000,000
Regulator
2
unit
70,000
140,000
Tabung Gas
2
unit
300,000
Sub Total
600,000
Kap 300L stainless
Tabung 12 kg
56,115,000
D. Perlengkapan Kantor
Komputer
1
unit
3,000,000
3,000,000
Printer dan Fax
1
unit
1,000,000
1,000,000
Lemari Arsip
1
unit
400,000
400,000
Alat Tulis Kantor
1
paket
200000
200,000
Sub Total
4,600,000
E. Instalasi Penunjang Instalasi Air
1
paket
640,000
640,000
Instalasi Listrik
1
paket
2,000,000
2,000,000
Instalasi Telepon
1
paket
500,000
500,000
Instalasi Mesin
1
paket
5,000,000
5,000,000
Sub Total
8,140,000
F. Biaya Perizinan Perizinan lokasi perusahaan
1
paket
2,500,000
2,500,000
Izin sertifikasi BPOM
1
paket
5,000,000
5,000,000
Studi Kelayakan
1
paket
5,000,000
5,000,000
Akte perusahaan dan pengesahan
1
paket
5,000,000
5,000,000
Sub Total
17,500,000
TOTAL
492,955,000
Kontingensi 10%
49,295,500
Total Investasi
542,250,500
79
Lampiran 4. Perhitungan Biaya Penyusutan, Pemeliharaan, dan PBB
Deskripsi
Harga Awal
Umur Ekonomi
Nilai Sisa
Biaya Penyusutan
Biaya Pemeliharaan
Pajak
(Rp)
(Tahun)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
A. Pengadaan Lahan Tanah
67,600,000
6,760,000
Sub Total
67,600,000
6,760,000
B. Bangunan Ruang Produksi
108,000,000
10
10,800,000
9,720,000
2,160,000
1,080,000
Ruang Non Produksi
231,000,000
10
23,100,000
20,790,000
4,620,000
231,000
Sub Total
339,000,000
33,900,000
30,510,000
6,780,000
1,311,000
B. Peralatan Produksi Pisau
40,000
10
4,000
3,600
800
15,000,000
10
1,500,000
1,350,000
300,000
130,000,000
10
13,000,000
11,700,000
2,600,000
Kompor
1,000,000
10
100,000
90,000
20,000
Panci
1,000,000
10
100,000
90,000
20,000
Timbangan
1,000,000
10
100,000
90,000
20,000
275,000
10
27,500
24,750
5,500
Tangki Oven
Sealer Saringan
60,000
10
6,000
5,400
1,200
1,000,000
10
100,000
90,000
20,000
Regulator
140,000
10
14,000
12,600
2,800
Tabung Gas
600,000
10
60,000
54,000
12,000
15,011,500
13,510,350
3,002,300
Meja Produksi
Sub Total
150,115,000
C. Perlengkapan Kantor Komputer
3,000,000
10
300,000
270,000
60,000
Printer dan Fax
1,000,000
10
100,000
90,000
20,000
400,000
10
40,000
36,000
8,000
200,000
10
Lemari Arsip Alat Tulis Kantor Sub Total
4,600,000
20,000
18,000
4,000
460,000
414,000
92,000
D. Instalasi Penunjang \ Instalasi Listrik Instalasi Telepon
640,000
10
64,000
57,600
12,800
2,000,000
10
200,000
180,000
40,000
500,000
10
50,000
45,000
10,000
Instalasi Mesin
5,000,000
10
500,000
450,000
100,000
Sub Total
3,140,000
314,000
282,600
62,800
Perizinan lokasi perusahaan
2,500,000
Izin Sertifikasi BPOM
5,000,000
Studi kelayakan Akte perusahaan dan pengesahan
5,000,000
40,285,500
36,256,950
8,057,100
E. Biaya Persiapan
5,000,000
Sub Total
17,500,000
TOTAL
487,955,000
8,071,000
80
Lampiran 5. A. Kebutuhan Biaya Produksi NO
Deskripsi
Satuan
A. Bahan Utama
Biaya/Unit
Jumlah
(Rp)
Biaya/Tahun
(kg/bulan)
(Rp)
Strawberry
kg
5,000
30,000
3,600,000,000
Gula Pasir Natrium Metabisulfit
kg
8,000
27,000
2,592,000,000
kg
16,000
10
Gula Tabur
kg
8,000
3,000
288,000,000
Kemasan Plastik
pcs
500
72,000
432,000,000
132,010
6,913,920,000
Sub Total
1,920,000
B. Bahan Pembantu dan Utilitas Abonemen Listrik
bulan
80,000
1
960,000
Air
bulan
195,000
1
2,340,000
Listrik
bulan
2,500,000
1
30,000,000
unit
80,000
2
1,920,000
Gas Sub Total
35,220,000
TOTAL
6,949,140,000
B. Biaya Tenaga Kerja Langsung
NO 1 2 3
Deskripsi Karyawan Produksi Karyawan Pengemasan Pegawai Pemasaran TOTAL
Jumlah
Biaya/Bulan
Biaya/Tahun
(Rp)
(Rp)
5
800,000
48,000,000
5
800,000
48,000,000
1
800,000 1,600,000
9,600,000 105,600,000
C. Tenaga Kerja Tidak Langsung
NO 1 2 3 4 4
Deskripsi Direktur Manajer Produksi Manajer Pemasaran Manajer Keuangan Staff Administrasi TOTAL
Jumlah 1 1 1 1 1 5
Biaya/Bulan
Biaya/Tahun
(Rp)
(Rp) 3,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 1,000,000 10,000,000
36,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 12,000,000 120,000,000
81
D. Biaya Administrasi
NO
Deskripsi Retribusi Telekomunikasi Abonemen Telepon Promosi Biaya Lain-lain TOTAL
Jumlah paket paket paket paket unit
Biaya/Bulan
Biaya/Tahun
(Rp)
(Rp) 25,000 50,000 57,600 500,000 100,000 732,600
300,000 600,000 691,200 6,000,000 1,200,000 8,791,200
82
Lampiran 6. Biaya Operasional Tahun ke- (Rp) Deskripsi
Tahun ke- (Rp)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
36,256,950
36,256,950
36,256,950
36,256,950
36,256,950
36,256,950
36,256,950
36,256,950
36,256,950
36,256,950
8,057,100
8,057,100
8,057,100
8,057,100
8,057,100
8,057,100
8,057,100
8,057,100
8,057,100
8,057,100
A. Biaya Tetap Biaya Penyusutan Biaya Pemeliharaan Biaya Administrasi Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung Pajak Sub Total
8,791,200
8,791,200
8,791,200
8,791,200
8,791,200
8,791,200
8,791,200
8,791,200
8,791,200
8,791,200
96,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
120,000,000
8,071,000
8,071,000
8,071,000
8,071,000
8,071,000
8,071,000
8,071,000
8,071,000
8,071,000
8,071,000
157,176,250
181,176,250
181,176,250
181,176,250
181,176,250
181,176,250
181,176,250
181,176,250
181,176,250
181,176,250
Tahun ke- (Rp) Deskripsi
Tahun ke- (Rp)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
B. Biaya Variabel 531,530,688
708,707,584
885,884,480
885,884,480
885,884,480
885,884,480
885,884,480
885,884,480
885,884,480
885,884,480
Biaya Pembantu dan Utilitas
Biaya Bahan Mentah
21,132,000
28,176,000
35,220,000
35,220,000
35,220,000
35,220,000
35,220,000
35,220,000
35,220,000
35,220,000
Biaya Tenaga Kerja Langsung
46,080,000
61,440,000
76,800,000
105,600,000
105,600,000
105,600,000
105,600,000
105,600,000
105,600,000
105,600,000
Sub Total
598,742,688
798,323,584
997,904,480
1,026,704,480
1,026,704,480
1,026,704,480
1,026,704,480
1,026,704,480
1,026,704,480
1,026,704,480
TOTAL
755,918,938
979,499,834
1,179,080,730
1,207,880,730
1,207,880,730
1,207,880,730
1,207,880,730
1,207,880,730
1,207,880,730
1,207,880,730
83 83
Lampiran 7. Perhitungan Harga Jual Produk Tahun ke-
Biaya Tetap
Biaya Variabel
(Rp)
(Rp)
% Kapasitas Produksi
Kapasitas Produksi
Harga Pokok per Kg
(Kg)
(Rp)
1
157,176,250
598,742,688
60
8,112
93,185
2
157,176,250
798,323,584
80
10,816
93,185
3
157,176,250
997,904,480
100
13,520
93,185
4
157,176,250
1,026,704,480
100
13,520
93,185
5
157,176,250
1,026,704,480
100
13,520
93,185
6
157,176,250
1,026,704,480
100
13,520
93,185
7
157,176,250
1,026,704,480
100
13,520
93,185
8
157,176,250
1,026,704,480
100
13,520
93,185
9
157,176,250
1,026,704,480
100
13,520
93,185
10
157,176,250
1,026,704,480
100
13,520
93,185
Harga jual per Kg Tahun ke- (Rp) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
125000 125000 125000 125000 125000 125000 125000 125000 125000 125000
Keuntungan (%) 34.1414 34.1418 34.1418 34.1418 34.1418 34.1418 34.1418 34.1418 34.1418 34.1418
84
Lampiran 8. Pembayaran Kredit Pinjaman
Kebutuhan Investasi Kebutuhan Modal Kerja Kebutuhan Modal Tetap
188,979,735
(modal kerja untuk 3 bulan pertama)
542,250,500
(investasi+kontingensi 10%)
Total Kebutuhan
731,230,235
Perhitungan Rencana Pembayaran Kredit Investasi Tetap Tahun ke-
Jumlah Kredit
Angsuran Pokok
Bunga
Pembayaran
Sisa Kredit
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
0
542,250,500
x
X
1
542,250,500
54,225,050
97,605,090
151,830,140
488,025,450
2
488,025,450
54,225,050
87,844,581
142,069,631
433,800,400
3
433,800,400
54,225,050
78,084,072
132,309,122
379,575,350
4
379,575,350
54,225,050
68,323,563
122,548,613
325,350,300
5
325,350,300
54,225,050
58,563,054
112,788,104
271,125,250
6
271,125,250
54,225,050
48,802,545
103,027,595
216,900,200
7
216,900,200
54,225,050
39,042,036
93,267,086
162,675,150
8
162,675,150
54,225,050
29,281,527
83,506,577
108,450,100
9
108,450,100
54,225,050
19,521,018
73,746,068
54,225,050
10
54,225,050
54,225,050
9,760,509
63,985,559
0
Perhitungan Rencana Pembayaran Kredit Modal Kerja Angsuran Tahun keJumlah Kredit Pokok (Rp)
(Rp) x
x
542,250,500
Bunga
Pembayaran
Sisa Kredit
(Rp)
(Rp)
(Rp)
0
188,979,735
X
x
188,979,735
1
188,979,735
62,993,245
34,016,352
97,009,597
125,986,490
2
125,986,490
62,993,245
22,677,568
85,670,813
62,993,245
3
62,993,245
62,993,245
11,338,784
74,332,029
0
Jenis kredit
Kebutuhan investasi
Modal sendiri (35%)
Pinjaman (65%)
Modal kerja
188,979,735
66,142,907
122,836,827
Modal investasi tetap
542,250,500
189,787,675
352,462,825
Jumlah
731,230,235
255,930,582
475,299,652
85
Lampiran 9. Laporan Rugi-Laba Tahun ke- (Rp) Deskripsi
Tahun ke- (Rp)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
60%
80%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
8,112
10,816
13,520
13,520
13,520
13,520
13,520
13,520
13,520
13,520
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
A. Penerimaan Tingkat Produksi Jumlah Produksi (Kg) Harga Produk Penjualan Produk (Rp)
1,014,000,000
1,352,000,000
1,690,000,000
1,690,000,000
1,690,000,000
1,690,000,000
1,690,000,000
1,690,000,000
1,690,000,000
1,690,000,000
Penjualan Produk (Rp)
1,014,000,000
1,352,000,000
1,690,000,000
1,690,000,000
1,690,000,000
1,690,000,000
1,690,000,000
1,690,000,000
1,690,000,000
1,690,000,000
157,176,250
181,176,250
181,176,250
181,176,250
181,176,250
181,176,250
181,176,250
181,176,250
181,176,250
181,176,250
B. Pengeluaran Biaya Tetap (Rp) Biaya Variabel (Rp)
598,742,688
798,323,584
997,904,480
1,026,704,480
1,026,704,480
1,026,704,480
1,026,704,480
1,026,704,480
1,026,704,480
1,026,704,480
Sub Total (Rp)
755,918,938
979,499,834
1,179,080,730
1,207,880,730
1,207,880,730
1,207,880,730
1,207,880,730
1,207,880,730
1,207,880,730
1,207,880,730
D. Laba Sebelum Pajak
258,081,062
372,500,166
510,919,270
482,119,270
482,119,270
482,119,270
482,119,270
482,119,270
482,119,270
482,119,270
516,162
745,000
1,021,839
964,239
964,239
964,239
964,239
964,239
964,239
964,239
257,564,900
371,755,166
509,897,431
481,155,031
481,155,031
481,155,031
481,155,031
481,155,031
481,155,031
481,155,031
E. Pajak Penghasilan F. Laba Setelah Pajak
86 86
Lampiran 10. Perhitungan Arus Kas Tahun Deskripsi
0
Tahun
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Laba Bersih
257,564,900
371,755,166
509,897,431
481,155,031
481,155,031
481,155,031
481,155,031
481,155,031
481,155,031
481,155,031
Penyusutan
36,256,950
36,256,950
36,256,950
36,256,950
36,256,950
36,256,950
36,256,950
36,256,950
36,256,950
36,256,950
A. Kas Masuk
40,285,500
Nilai Sisa Modal Pinjaman
731,230,235
Sub Total
731,230,235
Modal Kerja
188,979,735
Modal Tetap Angsuran Modal Tetap Angsuran Modal Kerja
542,250,500
97,009,597
85,670,813
74,332,029
Sub Total
731,230,235
248,839,737
227,740,444
0
44,982,113
293,821,850
408,012,116
546,154,381
517,411,981
517,411,981
517,411,981
517,411,981
517,411,981
517,411,981
557,697,481
151,830,140
142,069,631
132,309,122
122,548,613
112,788,104
103,027,595
93,267,086
83,506,577
73,746,068
63,985,559
206,641,151
122,548,613
112,788,104
103,027,595
93,267,086
83,506,577
73,746,068
63,985,559
180,271,672
339,513,231
394,863,368
404,623,877
414,384,386
424,144,895
433,905,404
443,665,913
493,711,922
0
44,982,113
225,253,785
564,767,015
959,630,384
1,364,254,261
1,778,638,647
2,202,783,543
2,636,688,947
3,080,354,861
44,982,113
225,253,785
564,767,015
959,630,384
1,364,254,261
1,778,638,647
2,202,783,543
2,636,688,947
3,080,354,861
3,574,066,783
B. Kas Keluar
C. Aliran Kas Bersih D. Arus Kas Awal Tahun E. Arus Kas Akhir Tahun
87 87
Lampiran 11. Kriteria Kelayakan Investasi
Bt-Ct
Akumulasi
Tahun Ke- (Rp) (Rp) 0 -731,230,235 -731,230,235 1 44,982,113 -686,248,122 2 180,271,672 -505,976,450 3 339,513,231 -166,463,219 4 394,863,368 228,400,149 5 404,623,877 633,024,027 6 414,384,386 1,047,408,413 7 424,144,895 1,471,553,308 8 433,905,404 1,905,458,713 9 443,665,913 2,349,124,626 10 493,711,922 2,842,836,549
DF 12% 1 0.8929 0.7972 0.7118 0.6355 0.5674 0.5066 0.4523 0.4039 0.3606 0.3220 TOTAL
Kriteria NPV (Rp) IRR PBP (Tahun) Net B/C
PV (Rp) -731,230,235 40,162,601 143,711,473 241,658,811 250,942,809 229,594,455 209,940,026 191,861,611 175,247,115 159,990,376 158,962,026 1,070,841,068
Nilai 1,070,841,068 33% 4.4903 4 tahun 4 bulan 2.464437626
88
Lampiran 12. Analisis BEP Tahun Ke- (Rp) Deskripsi
Tahun Ke- (Rp)
1
2
3
Biaya Tetap (Rp)
157,176,250
181,176,250
181,176,250
181,176,250
181,176,250
181,176,250
181,176,250
181,176,250
181,176,250
181,176,250
Biaya Variabel (Rp)
598,742,688
798,323,584
997,904,480
1,026,704,480
1,026,704,480
1,026,704,480
1,026,704,480
1,026,704,480
1,026,704,480
1,026,704,480
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
125,000
8,112
10,816
13,520
13,520
13,520
13,520
13,520
13,520
13,520
13,520
Harga jual Per Kg (Rp) Tingkat Produksi Kg Total Penerimaan
4
5
6
7
8
9
10
1,014,000,000
1,352,000,000
1,690,000,000
1,690,000,000
1,690,000,000
1,690,000,000
1,690,000,000
1,690,000,000
1,690,000,000
1,690,000,000
Pembayaran Angsuran Modal Tetap (Rp)
151,830,140
142,069,631
132,309,122
122,548,613
112,788,104
103,027,595
93,267,086
83,506,577
73,746,068
63,985,559
Pembayaran Angsuran Modal Kerja (Rp)
97,009,597
85,670,813
74,332,029
Titik Impas
√
Nilai Penjualan Volume Penjualan per Tahun
60%
80%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Biaya Variabel per Unit
93,185
93,185
93,185
93,185
93,185
93,185
93,185
93,185
93,185
93,185
Margin Kontribusi
31,815
31,815
31,815
31,815
31,815
31,815
31,815
31,815
31,815
31,815
Ratio Margin Kontribusi
0.254517813
0.25452
0.25452
0.25452
0.25452
0.25452
0.25452
0.25452
0.25452
0.25452
BEP
0.378503269
0.327224069
0.261779256
0.273145596
0.273145596
0.273145596
0.273145596
0.273145596
0.273145596
0.273145596
Hasil Penjualan
617,545,186
711,835,023
711,835,023
711,835,023
711,835,023
711,835,023
711,835,023
711,835,023
711,835,023
711,835,023
89 89
Lampiran 13. Kapasitas Produksi
Divisi Pencucian & Pemotongan Perendaman 30% Perendaman 60% Pemasakan Pengovenan Pengemasan Divisi Pencucian & Pemotongan Perendaman 30% Perendaman 60% Pemasakan Pengovenan Pengemasan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
C1D1
D1A
AB
BC
CD
DE
EF
FG
GH
HI
IJ
JK
KL
LM
MN
Kapasitas per hari 200
pisau dan meja
600
tangki 30% 300 L
200 250 A1B1 B1C1 C1D1 A AB BC CD DE EF FG GH HI IJ JK KL 40 Z A1 B1 C1 D1 A B C D E F G H I J Kapasitas 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 per hari D1
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
P
Q
R
S
T
U
V
W
X
Y
Z
A1
B1
C1
D1
P
Q
R
S
T
U
V
W
X
Y
Z
A1
B1
C1
D1
NO
OP
PQ
QR
RS
ST
TU
UV
VW
WX
XY
YZ
ZA1
A1B1
B1C1
O
P
Q
R
S
T
U
V
W
X
Y
Z
A1
B1
C1
LM
MN
NO
OP
PQ
QR
RS
ST
TU
UV
VW
WX
XY
YZ
ZA1
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
V
W
X
Y
Ala-alat
2x tangki 60% 300 L panci & kompor 300 L Oven 300 L Sealer Ala-alat
200
pisau dan meja
600
tangki 30% 300 L
200 250 40
2x tangki 60% 300 L panci & kompor 300 L Oven 300 L Sealer
90 90