SKRIPSI
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN DORONGAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI SMUN I SUTOJAYAN BLITAR
Oleh ESTI MUFIDATUL CHUSNA 05130029
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG JULI, 2009
SKRIPSI PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN DORONGAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI SMUN I SUTOJAYAN BLITAR
Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu (SI) Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh ESTI MUFIDATUL CHUSNA 05130029
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG JULI, 2009
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN DORONGAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI SMUN I SUTOJAYAN BLITAR
SKRIPSI
Oleh: Esti Mufidatul Chusna 05130029
Telah Disetujui Pada tanggal : 25 Juli 2009 Oleh: Dosen Pembimbing
Prof. Dr. HM. Djunaidi Ghony NIP. 150 042 031
Mengetahui, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Drs.M.Yunus, M.Si NIP. 150 276 940
LEMBAR PENGESAHAN PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN DORONGAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI SMUN I SUTOJAYAN BLITAR SKRIPSI Dipersiapkan dan disusun oleh Esti Mufidatul Chusna (05130029) Telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal 4 Agustus 2009 dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan IPS (S.Pd.) Panitia Ujian
Tanda Tangan
Ketua Sidang, Drs. Muh. Yunus, M.Si NIP. 150 276 940
:
Sekretaris Sidang, Prof. Dr. HM. Djunaidi Ghony NIP. 150 042 031
:
Pembimbing, Prof. Dr. HM. Djunaidi Ghony NIP. 150 042 031
:
Penguji Utama, Dr. Abdul Bashith, M.Si NIP. 150 327 264
:
Mengetahui, Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Dr. M. Zainuddin, MA NIP.150 275 502
!
" #
$ %
&
#
'#
!
(
# (
!
# # #
#
# ( +
* (
) !
"
& #
" "
!" # $ $$ , %&'(
%)
*#+
!
Prof. Dr. H. M. Djunaidi Ghony Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang NOTA DINAS PEMBIMBING Hal : Skripsi Esti Mufidatul Chusna Lamp : 4 Eksemplar Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah di Malang Assalamualaikum Wr. Wb Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa, maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di bawah ini: Nama : Esti Mufidatul Chusna NIM : 05130029 Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Judul Skripsi : PengaruhTingkat Pendidikan dan Dorongan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa, XI IPS Di SMUN I Sutojayan Blitar Maka selaku Pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak diajukan untuk diuji. Demikian, mohon dimaklumi adanya. Wassalamualaikum Wr. Wb
Pembimbing,
Prof. Dr. H. M. Djunaidi Ghony NIP. 150 042 031
SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar rujukan
Malang, 25 Juli 2009
Esti Mufidatul Chusna
KATA PENGANTAR Alhammdulillah segala puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya serta kekuatan lahir dan batin sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa sholawat serta salam kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang senantiasa kami tunggu-tunggu syafaatnya kelak nanti di hari akhir. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit hambatan rintangan serta kesulitan yang dihadapi. Namun berkat bantuan dan motivasi serta bimbingan yang tidak ternilai dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan karya tulis ini, antara lain: 1. Ayahanda Fauzan Alfi dan Ibunda Anwiyah, Suamiku tercinta Khairul Anwar beserta adikku tersayang yang telah ikhlas memberikan doa restu, kasih sayang, untaian nasehat, serta dukungan moril dan materiil. 2. Bapak Prof. Dr. H.Imam Suprayogo selaku Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. 3. Bapak Dr. M. Zainuddin, MA selaku dekan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang telah memberikan izin penelitian. 4. Bapak Prof. Dr. HM. Djunaidi Ghony selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan arahan tentang pelaksanaan penelitian dan pembuatan karya tulis ini. 5. Bapak Drs.Moh.Yunus M.Si selaku ketua jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. 6. Bapak Drs.Budiono, M.Pd selaku kepala SMUN I Sutojayan Blitar yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah yang dipimpinnya.
7. Ibu Sulis selaku guru ekonomi kelas XI IPS SMUN I Sutojayan Blitar, segenap bapak dan ibu guru serta staf karyawan di SMUN I Sutojayan Blitar Blitar yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini. 8. Teman-teman kos 82 (Mbak Ulpey, Poo, Mbak Anik) kalian teman sejatiku, dan tak akan penulis lupakan. 9. Seluruh teman-teman IPS angkatan 2005, dan semua sahabat-sahabat penulis yang telah menjadi motivator demi selesainya penyusunan skripsi ini. Semoga amal baik kita semua diterima Allah SWT dan mendapat balasan yang berlipat ganda. Amin. Akhirnya kepada Allah Swt jualah penulis serahkan segalanya dalam mengharapkan keridhaan, semoga skipsi ini bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Amien
Malang, 15 Juli 2009
Penulis
DAFTAR TABEL 1. Tabel 1.1 Jabaran Variabel, Indikator, Instrumen dan Sumber Data………8 2. Tabel 4.1. Tabulasi hasil angket tingkat pendidikan orang tua (ibu)………44 3. Tabel 4.2. Kategorisasi tingkat pendidikan orang tua (ibu)......................... 45 4. Tabel 4.3. Hasil angket orang tua menyediakan kamar/ruangan belajar anak ............................................................................................. 46 5. Tabel 4.4. Hasil angket orang tua menyediakan meja belajar ................... 46 6. Tabel 4.5. Hasil angket orang tua menyediakan semua perlengkapan alat tulis menulis untuk belajar ....................................................................... 47 7. Tabel 4.6. Hasil angket orang tua membeli buku-buku pelajaran yang anda butuhkan ................................................................................................. 47 8. Tabel 4.7. Hasil angket orang tua menyiapkan pakaian seragam............... 48 9. ..Tabel 4.8. Hasil angket orang tua memberi hadiah jika anda mendapat prestasi belajar yang baik ......................................................................... 49 10. Tabel 4.9. Hasil angket orang tua menanyakan hasil belajar di sekolah setiap hari ................................................................................................ 49 11. Tabel 4.10. Hasil angket orang tua memberi pujian jika anda mendapatkan prestasi belajar yang baik ......................................................................... 50 12. Tabel 4.11. Hasil angket orang tua mendorong agar rajin dan giat dalam belajar ..................................................................................................... 51 13. Tabel 4.12. Hasil angket orang tua menyarankan agar masuk kelas terlebih dahulu sebelum pelajaran dimulai................................................ 51
14. Tabel 4.13. Hasil angket orang tua menganjurkan agar berteman dengan orang yang baik....................................................................................... 52 15. Tabel 4. 14. Hasil angket orang tua melarang keras anda agar tidak merokok dan obat-obat terlarang atau narkoba ........................................ 52 16. Tabel 4.15. Hasil angket orang tua menganjurkan agar anda mendapatkan prestasi belajar baik.................................................................................. 53 17. Tabel 4.16. Hasil angket orang tua menganjurkan agar dapat terus melanjutkan sekolah sampai keperguruan tinggi....................................... 54 18. Tabel 4.17. Hasil angket orang tua menyuruh agar mengikuti kegiatan ekstra kurikuler ....................................................................................... 54 19. Tabel 4.18. Hasil angket orang tua menyuruh mengikuti les atau kursus pada bidang studi tertentu......................................................................... 55 20. Tabel 4.19. Hasil angket orang tua menanyakan kesulitan yang dialami dalam belajar............................................................................................ 56 21. Tabel 4.20. Hasil angket apakah orang tua memberi hukuman atau sangsi kalau anda bolos ..................................................................................... 56 22. Tabel 4.21. Hasil angket orang tua menyarankan agar lebih aktif dalam belajar di kelas dalam segala hal............................................................... 57 23. Tabel 4.22. Hasil angket orang tua memberi tanggapan positif terhadap kebutuhan dalam belajar........................................................................... 58 24. Tabel 4.23. Kualifikasi skor prestasi belajar ............................................. 58 25. Tabel 4.24. Distribusi frekuensi relatif (distribusi prosentase) tentang pendidikan orang tua dari sejumlah 45 orang subjek................................. 60
26. Tabel 4.25. Tabel silang distribusi frekuensi relatif (distribusi prosentase) tentang dorongan orang tua dari sejumlah 45 orang subjek....................... 60 27. Tabel 4.26. Tingkat pendidikan orang tua dan prestasi belajar .................. 61 28. Tabel 4.27. Tingkat pendidikan pendidikan orang tua terhadap belajar siswa .............................................................................. 61 29. Tabel 4.28. Kerja untuk mengetahui kai kuaddrat, dalam rangka mencari angket indek korelasi kontingensi C. ....................................................... 62 30. Tabel 4.29 Data mengenai dorongan orang tua dan prestasi belajar dari sejumlah 45 orang subjek ( X 2 dengan Y ) ................................................ 65 31. Tabel 4.30 Kerja untuk mengetahui kai kuaddrat dalam rangka mencari angket indek korelasi kontingensi C. ........................................................ 65
DAFTAR LAMPIRAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Angket Penelitian Skor Vareabel X 1 Skor Variabel X 2 Skor Variabel Y Tabel Nilai-Nilai r “Product Mument” Surat Izin Penelitian Surat Keterangan Pengembalian Penelitian Bukti Konsultasi
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. v HALAMAN MOTTO ................................................................................. vi KATA PENGANTAR................................................................................. ix DAFTAR TABEL …………. ..................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ………................................................................... xiv DAFTAR ISI .............................................................................................. xv ABSTRAK ................................................................................................xvii BAB I : PENDAHULUAN ......................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1 B. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................... 6 C. Rumusan Masalah .................................................................. 7 D. Tujuan Penelitian .................................................................. 7 E. Hipotesis Penelitian................................................................ 7 F. Manfaat Penelitian ................................................................. 9 G. Sistematika Penulisan............................................................. 9 BAB II : KAJIAN PUSTAKA .................................................................... 11 A. Tinjauan Pustaka .................................................................. 11 1. Pengertian Pendidikan ........................................................ 11 2. Faktor Yang Mempengaruhi Pendidikan ............................ 14 3. Jalur, Jenis, dan Jenjang Pendidikan.................................... 15 B. Dorongan atau Motivasi......................................................... 19 1. Pengertian Dorongan atau Motivasi .................................... 19 2. Macam- Macam Dorongan atau Motivasi ........................... 19 3. Fungsi Dorongan atau Motivasi dalam Belajar ................... 21 C. Hakikat Prestasi Belajar ........................................................ 23 1. Pengertian Prestasi Belajar .................................................. 23
D. Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Anak ..................................................................................... 26 1. Pegertian Orang Tua ........................................................... 26 2. Tingkat Pendidikan Formal Orang Tua................................ 26 3. Tugas dan Peran Orang Tua ................................................ 27 E. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar............... 29 BAB III : METODE PENELITIAN.......................................................... 31 A. Lokasi Penelitian.................................................................... 31 B. Populasi dan Sampel .............................................................. 31 C. Metode Pengumpulan Data..................................................... 32 D. Instrumen Penelitian............................................................... 34 E. Konsep Pengukuran Variabel ................................................. 35 F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data..................................... 37 BAB IV : HASIL PENELITIAN ............................................................... 40 A. Gambaran Umum Objek Penelitian......................................... 40 1. Sejarah Singkat SMUN I .................................................... 40 2. Visi dan Misi ..................................................................... 42 3. Tujuan SMUN I .................................................................. 42 B. Deskripsi Hasil Penelitian ...................................................... 43 C. Deskripsi Data ........................................................................ 44 D. Analisis Data dan Interpretasi Data ......................................... 59 BAB V PENUTUP .................................................................................... 68 A. Kesimpulan ............................................................................ 68 B. Saran ................................................................................... 68 DAFTAR PUSTAKA
ASTRAK Chusna, Esti Mufidatul. 2009. Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Dorongan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa kelas XI SMUN I Sutojayan Blitar. Skripsi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Prof. Dr. H. M. Djunaidi Ghony Lembaga pendidikan mempunyai peran yang strategis dalam menentukan arah maju mundurnya kualitas pendidikan. Sejalan dengan itu, lingkungan keluarga (orang tua) merupakan pusat pendidikan yang pertama dan utama bagi seorang anak. Pendidikan yang berlangsung di dalamya adalah pendidikan informal, orang tua sebagai pendidik. Dalam kenyataannya, orang tua yang berpendidikan rendah ternyata berhasil dalam mendidik anaknya. Sebalikya, ada juga orang tua dengan pendidikan tinggi ternyata kurang berhasil dalam mendidik anaknya. Dari paparan di atas, maka yang menjadi permasalahan adalah bagaimana pengaruh tingkat pendidikan dan dorongan orang tua terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi di kelas XI SMUN I Sutojayan Blitar tahun ajaran 2008-2009. Maka, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat pendidikan dan dorongan orang tua terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI SMUN I Sutojayan Blitar tahun ajaran 2008-2009. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif inferensial. Pejelasan dan analisis terhadap fenomena yang ada di sertai dengan angka-angka atau nominal- nominal. Populasinya dalam penelitian ini adalah Murid SMUN I Sutojayan Blitar kelas XI sebanyak 150 siswa. Populasi tersebut diambil sampel atau perwakilan sebanyak 30% yaitu 45 sampel. Metode yang digunakan untuk memperoleh data adalah metode kuesioner, metode observasi, metode dokumentasi. Langkah-Langkah pengolahan datanya menggunakan editing, skoring, tabulating dengan menggunakan rumus F P = ×100% N Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, Pertama, tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan antara pendidikan orang tua dengan prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI SMUN 1 Sutojayan Blitar. Kedua, ada pengaruh yang positif dan signifikan antara dorongan orang tua terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI SMUN 1 Sutojayan Blitar. Karena itu, diharapkan orang tua selalu mengawasi, mengarahkan serta membimbing anak dalam belajar. Memberikan dorongan atau motivasi yang intensif dan berkesinambungan terhadap belajar anaknya. Bagi para orang tua yang tingkat pendidikannya rendah diharapkan selalu menambah wawasan dan pengetahuannya dengan cara sering mengikuti kegiatan keilmuan baik di lingkungan sekitarnya atau ke tempat lain. Kata Kunci : Tingkat Pendidikan dan Dorongan Orang Tua, Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan erat kaitannya dengan perkembangan pendidikan, dimana pendidikan mempunyai peran yang strategis dalam menentukan arah maju mundurnya kualitas pendidikan. Hal ini bisa dirasakan ketika sebuah lembaga pendidikan dalam menyelenggarakan pendidikan yang benar-benar baik, sehingga dapat dibuktikan hasilnya. Berbeda dengan lembaga pendidikan yang melaksanakan pendidikan yang hanya dengan sekedarnya maka hasilnya tidak optimal. Oleh karena itu bila dipahami pengertian pendidikan secara luas dan umum adalah sebagai usaha sadar yang dilakukan pendidik melalui bimbingan, pengajaran, dan latihan untuk membantu peserta didik mengalami proses pemanusiaan ke arah tercapainya pribadi yang dewasa atau susila yaitu sosok manusia dewasa yang sudah terisi secara penuh bekal ilmu pengetahuan serta memiliki integritas moral yang tinggi sehingga dalam perjalanannya nanti, manusia yang selalu siap baik jasmani maupun rohani.1 Sejalan dengan paparan di atas, maka dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa pendidikan merupakan
kunci
kemajuan,
semakin
baik
kualitas
pendidikan
yang
diselenggarakan oleh suatu masyarakat atau bangsa, maka akan diikuti dengan semakin baiknya kualitas masyarakat atau bangsa tersebut. Sebab pendidikan 1
Darmaningtyas, Pendidiakn Pada Masa Krisis Dan Setelah Krisis: Evaluasi Pendidikan Pada Masa Krisis, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), h. 3.
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.2 Selanjutnya untuk mewujudkan pengertian pendidikan yang dimaksud, maka lingkungan keluarga (orang tua) merupakan pusat pendidikan yang pertama dan utama bagi seorang anak. Keluarga merupakan proses penentu dalam keberhasilan belajar. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Malik Fadjar bahwa orang tua dikatakan sebagai pendidik pertama dan utama karena pendidikan yang diberikan orang tua merupakan dasar dan sangat menentukan perkembangan anak selanjutnya.3 Oleh karena pada diri setiap anak terdapat suatu dorongan dan daya untuk meniru, dengan dorongan ini dapat melakukan sesuatu yang telah dilakukan orang tuanya. Masa ini juga merupakan masa sensitif bagi anak sebab apa yang dilihat dan apa yang didengarnya akan selalu ditiru tanpa mempertimbangkan baik buruknya.4 Dalam hal ini sangat diharapkan kewaspadaan serta perhatian yang besar dari orang tua, karena masa meniru ini secara tidak langsung turut membentuk watak anak di kemudian hari. Dengan demikian faktor identifikasi dan meniru pada anak-anak amat penting, sehingga mereka menjadi terbina, terdidik, dan belajar dari pengalaman 2
Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan Undang-undang RI No. 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Fokus Media, 2005), h. 95. 3 A. Malik Fadjar, Holistika Pemikiran Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005), h. 188. 4 Ibid, h. 190.
langsung. Hal ini pula yang nantinya akan berpengaruh lebih besar daripada informasi atau pengajaran lewat instruksi dan petunjuk yang disampaikan dengan kata-kata. Dalam lingkungan keluarga, pendidikan yang berlangsung di dalamnya adalah pendidikan informal, dengan orang tua sebagai pendidik. Orang tua adalah pendidik kodrati yang diberikan anugerah oleh Allah berupa naluri orang tua. Kasih sayang dan pengertian keluarga khususnya orang tua akan meninggalkan yang positif dalam perkembangan jiwa anak. Untuk itu sudah sepantasnya orang tua menjadi teladan yang baik bagi anak.5 Di sisi lain sebelum anak menjadi dewasa, orang tua berkewajiban untuk mendidik anaknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan seperti berbicara, berhitung, membaca, menulis, dan sebagainya. Ketika anak mencapai usia belajar, maka orang tua harus bertanggungjawab memasukkan anaknya ke sekolah dan membiayai pendidikannya. Orang tua bertanggungjawab untuk membina anak-anaknya dan mensejahterakan kehibupan mereka. Adapun kesejahteraan anak itu meliputi segi fisik (jasmani) dan mental (rohani). Dan tanggungjawab dalam segi mental (rohani) ini merupakan masalah penting karena kualitas pribadi anak merupakan dari hasil pembinaan mental rohaninya. Salah satu bagian dari tanggungjawab pembinaan mental rohaninya. Salah satu bagian dari tanggungjawab pembinaan mental rohani anak adalah menyekolahkan anak ke sekolah atau ke lembaga pendidikan. Karena pendidikan merupakan suatu usaha atau proses yang ditujukan untuk membina kualitas sumber daya manusia seutuhnya agar ia dapat melakukan perannya dalam kehidupan secara fungsional 5
Hery Noer Aly dan Munzier S., Watak Pendidikan Islam, (Jakarta: Fisika Agung Insani, 2003), h. 201.
dan optimal, dalam Islam manusia dituntut untuk menuntut ilmu dari sejak lahir hingga akhir hayat. Hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah Saw. yang berbunyi adalah:
.# )" * + ,- (
6
! "# $ % &'&
Berdasarkan realita dan peranan ketiga lembaga ini maka ahli pendidikan Ki Hajar Dewantara menganggap ketiga lembaga pendidikan ini sebagai tri pusat pendidikan yang meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat. Istilah tiga lingkungan pendidikan itu dikenal dengan pendidikan informal, pendidikan formal dan pendidikan non formal.7 Di dalam lingkungan keluarga (informal) yang berperan menjadi pendidik adalah orang tua dan cara orang dalam membimbing anak belajar di rumah berbeda satu sama lain, karena tingkat pendidikan orang tua yang berbeda, kemungkinan ilmu pengetahuan cara membimbing anak dalam belajar belum dikuasai oleh semua orang tua, karena tidak semua orang tua mempunyai tingkat pendidikan tinggi. Cara membimbing anak dalam belajar di rumah akan berpengaruh terhadap prestasi belajar anak, sehingga anak di sekolah akan mempunyai prestasi belajar yang berbeda sesuai dengan bimbingan yang diperoleh anak dari orang tuanya.8 Sedangkan para orang tua yang memiliki tingkat pendidikan tinggi biasanya memiliki cita-cita tinggi pula terhadap pendidikan anak-anaknya.
6
Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam: Paradigma Humanisme Teosentris, (Yogyakarta: Pustaka Belajar), h. 85. 7 C. Idris Zahara, Pendidikan dan Keluarga, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995), h. 73. 8 Hery Noer Aly dan Munzier S., Watak……. loq. cit., h. 205.
Mereka menginginkan agar pendidikan anak-anaknya lebih tinggi atau setidaknya sama dengan pendidikan orang tua mereka, cita-cita dan dorongan ini akan mempengaruhi sikap dan keberhasilan anak-anaknya di sekolah. Hal ini sesuai dengan pendapat Ki Hajar Dewantara bahwa seberapapun keadaan tingkat pendidikan orang tua menginginkan anaknya lebih tinggi pendidikannya dibandingkan dirinya.9 Anak adalah amanah bagi para orang tua. Dia bagaikan kertas putih yang siap diwarnai dan dibentuk sesuai dengan keinginan orang tuanya. Selain itu dalam kefitrahannya, anak membawa potensi yang siap dikembangkan, baik melalui tangan orang tuanya, pendidik, maupun masyarakat sekitarnya karenanya orang tua harus pandai dan bijak dalam memberikan arahan, bimbingan, dan pendidikan bagi anak-anaknya. Demikian tersebut diperkuat dengan teori yang dicetuskan oleh John Locke tentang tabula rasa dan hadis Nabi:
7 84
9:)" #&;&&<- => #&;&&< &0&1 #23- 4
7/84
&?:)"- /C-H 6 4 A 9?4 &@ ! - 7 84 . 4 NO8",- ( L 84
25
&03 6 $!3
9:)"-
9:)"- => #&;M&<- L 84
!/
A => &BCD - 7 84
!
-
9:)"- E"F G
9:)"- , I43 " A=> EJK -
Artinya: Dri Ibnu Umar R.A. berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda,”Kamu semua adalah pemimpin dan akan dipertanggungjawabkan tentang rakyat yang dipimpinnya; Imam adalah pemimpin, ia akan dipertanggungjawabkan tentang rakyat yang dipimpinnya; dan seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya, dan ia akan dipertanggungjawabkan tentang keluarga yang dipimpinnya; dan perempuan juga pemimpin di rumah suaminya dan ia akan dipertanggungjawabkan tentang rumah tangga suaminya itu; pembantu juga pemimpin bagi harta tuannya dan ia akan dipertanggungjawabkan tentang apa yang menjadi tanggungjawab itu. Kamu semua adalah pemimpin dan kelak akan dipertanggungjawabkan tentang apa yang dipimpinnya;. (H.R. Bukhari - Muslim)10 9
Ibid, h. 206. Fatihuddin-Abul Yasin, Himpunan Hadist Teladan Sohih Muslim, (Surabaya: Terbit Terang, t.thn), h. 185. 10
Maka, sesungguhnya mendidik anak dengan baik dan benar berarti menumbuh kembangkan totalitas potensi anak secara wajar potensi jasmaniyah dan rohaniyah anak diupayakan tumbuh dan berkembang secara wajar melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmani seperti pemenuhan kebutuhan sandang pangan dan papan. Sedangkan potensi rohaniyahnya anak diupayakan pengembangan secara wajar melalui usaha pembinaan intelektual, keagamaan, perasaan, dan budi pekerti yang agung dan mulia. Selain itu melihat dari kenyataan bahwa keluarga yang orang tuanya berpendidikan rendah atau tidak berpendidikan ternyata berhasil dalam mendidik anaknya. Sebaliknya ada keluarga yang orang tuanya berpendidikan tinggi ternyata kurang berhasil dalam mendidik anaknya. Keberhasilan mendidik anak di sini adalah anak yang sekolahnya pintar dan memperoleh prestasi yang baik.11 Dari paparan di atas, maka yang menjadi permasalahan adalah Ada Tidaknya Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Dorongan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa kelas XI SMUN I Sutojayan Blitar, sekaligus sebagai judul skripsi sebagaimana yang tersirat pada judul skripsi ini.
B. Ruang Lingkup atau Fokus Penelitian Untuk memberikan batasan sebagai kajian, maka fokus penelitian ini diarahkan pada Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa kelas XI SMUN I Sutojayan Blitar Semester II Tahun Ajaran 2008-2009.
11
Enoch M. Yusuf, Administrasi Supervisi Pendidikan, (Malang: IKIP, 1995), h. 76.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh tingkat pendidikan dan dorongan orang tua terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi?
D. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat pendidikan dan dorongan orang tua terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI SMUN I Sutojayan Blitar tahun ajaran 2008-2009.
E. Hipotesis Penelitian Hipotasis adalah jawaban sementara tentang penelitian yang dilakukan dan harus di uji kebenarannya terhadap suatu masalah. Pada hipotesis dalam penelitian kali ini penulis megajukan hipotesis. Ho : Tidak ada pengaruh atara tingkat pendidikan dan dorongan orang tua terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI SMUN I Sutojayan Blitar Ha : Ada Pengaruh atara Tingkat Pendidikan dan Dorongan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sutojayan Blitar
Ekonomi Siswa kelas XI SMUN I
TABEL 1.1 JABARAN VARIABEL, INDIKATOR, INSTRUMEN DAN SUMBER DATA
Variabel 1. Tingkat Pendidikan Orang Tua (X1) 2.Dorongan atau Motivasi 0rang tua (X2)
3. Prestasi Belajar (Y)
Indikator Dasar, menengah, tinggi. (A. Marni Yusuf,1995: 53) 1. Pysikological Drive o Menyediakan kamar/ruangan belajar o Menyediakan alat tulis belajar o Menyiapkan seragam sekolah o Menberi hadiah o Menanyakan hasil belajar o Memberi pujian o Menyarankan untuk rajin dan disiplin 2. Social Motivies o Menganjurkan berteman dengan orang yang baik o Menganjurkan mendapatkan prestasi belajar yang baik o Menganjurkan melanjutkan keperguruan tinggi o Menganjurkan mengikuti kegiatan ekstra kurikuler atau les o menaya kesulitan Dalam belajar o memberi hukuman atau sangsi o Menyarankan lebih aktif dalam belajar o Memberi tanggapan positif (M. Ngalim purwanto , 1985 : 66 ) Nilai mata pelajaran ekonomi kelas XI di SMUN1 Sutojayan Blitar o
Instrumen
Sumber data
No Item
Angket
Siswa
1 1,2 3,4 5 6 7 8 9,10
11,12 13 Angket
Siswa 14 15,16
17 18 19 20
Pedoman dokumentasi
Dokumentasi nilai mata pelajaran ekonomi kelas XI di SMUN1 Sutojayan Blitar
-
F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi para di antaranya adalah: 1. Orang tua/ibu dan dapat dijadikan rujukan atau sumber yang bermanfaat untuk memberikan motivasi atau dorongan terhadap prestasi belajar anak. 2. Bagi orang tua murid, sebagai bahan pemikiran untuk meningkatkan diri dalam bidang pendidikan, pengetahuan dan pengalamannya agar dapat membimbing anaknya untuk memperoleh prestasi belajar yang baik, orang tua murid sebagai pendidik yang pertama dan utama dapat dijadikan informasi dan pertimbangan dalam mendidik dan mengarahkan serta memberikan dorongan anaknya agar mendapatkan prestasi belajar yang optimal. 3. Bagi peneliti sendiri, sebagai ajang latihan, pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan untuk mendalami sebagai pendidikan dan pengajar.
G. Sistematika Penulisan Dalam menyusun skripsi ini penulis membagi ke dalam beberapa bab dan masing-masing bab mencakup beberapa sub bab yang berisi sebagai beriktu:
BAB I: Pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II: Kajian teoritis, terdiri dari: tinjauan pustaka meliputi pengertian pendidikan. Dorongan atau motivasi: meliputi pengertian dorongan atau motivasi, dan macam-macam dorongan atau motivasi. Hakikat prestasi belajar meliputi:
pengertian prestasi belajar. Pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar anak meliputi pengertian orang tua, tingkat pendidikan formal orang tua, dan tugas dan peran orang tua. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Dan yang terakhir adalah kerangka berfikir dan pengujian hipotesis.
BAB III: Metodologi Penelitian yang terdiri dari: Lokasi Penelitian, Populasi Sampel, Metodologi Penumpulan Data, Instrumen Penelitian, Konsep Pengukuran Variabel, Tekhnis Pengolahan dan Analisis Data
BAB IV: Hasil Penelitian yang terdiri dari: Gambaran Umum Objek Penelitian, Diskripsi Hasil Penelitian, Diskripsi Hasil Data
BAB V: PENUTUP: yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran-Saran
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Pendidikan Dalam upaya agar manusia dapat menjalani fungsi kemanusiaannya, maka diperlukan suatu sarana agar fungsi tersebut terlaksana, dan pendidikan adalah salah satunya. Pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan, bukan saja sangat penting, bahkan masalah pendidikan ini sama sekali tidak bisa dipisahkan dari kehidupan, baik dalam kehidupan keluarga, maupun dalam kehidupan bangsa dan negara. Maju mundurnya suatu bangsa sebagian besar ditentukan oleh mundurnya pendidikan di negara tersebut, sebab pembangunan ekonomi, sosial budaya, politik dan pertahanan keamanan pada suatu bangsa atau negara, mutlak memerlukan keikutsertaan upaya pendidikan untuk menstimulir dan menyertai dalam setiap fase dan proses pembangunan. Pengertian pendidikan adalah salah satu proses di mana suatu bangsa mempersiapkan generasi mudanya untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan kehidupan secara efektif dan efesien. Pendidikan lebih dari sekedar pengajaran, karena dalam kenyataan pendidikan adalah suatu proses di mana suatu bangsa atau negara membina dan mengembangkan kesadaran diri di antara individu-individu.
Dengan kesadaran tersebut, suatu bangsa atau negara dapat mewariskan kekayaan budaya atau pemikiran kepada generasi berikutnya, sehingga menjadi inspirasi bagi mereka dalam setiap aspek kehidupan.12 Para ahli pendidikan telah banyak yang mengartikan pengertian pendidikan. Pengertian-pengertian yang diberikan beragam sekali, sehingga terjadi perbedaan-perbedaan tergantung tokoh itu memandangnya. Walaupun ada perbedaan pandangan tentang pengertian pendidikan, secara umum terdapat kesamaan di dalam merumuskan pengertian pendidikan tersebut. Secara etimologi kata pendidikan berasal dari kata “didik” yang mendapat awalan “pe” dan akhiran “an”, maka menjadi kata pendidikan. Dalam bahasa Arab disebut “tarbiyah” dan kata “rabba” kata ini sering digunakan sejak zaman Nabi Muhammad Saw. sebagaimana yang tercantum dari surat al-Isra ayat 24.
Artinya: Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh ke sayangan dan ucapkanlah “wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”. (QS. Al-Isra: 24)13 Ahmad D. Marimba berpendapat bahwa “pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terdapat perkembangan jasmani dan rohani terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama“.14
12
Azyumardi Azra, Esai-Esai Intelektual Muslim Dan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Logos, 1999), h. 3. 13 Al-Qur’an dan Terjemahanya, (Departemen Agama, 2008), h. 428. 14 Hasbullah , Dasar – Dasar ilmu Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1989), h. 3.
Menurut John Dewey pendidikan adalah “proses pembentukan kecakapankecakapan yang fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia”.15 Menurut K.H. Dewantara “pendidikan adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnta anak – anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak – anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi - tingginya“.16 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, dijelaskan tentang pengertian pendidikan sebagai berikut: Pendidikan adalah proses membimbing manusia dari kegelapan, kebodohan dan kecerdasan pengetahun.17 Dalam artian, pendidikan baik yang formal maupun informal, meliputi segala yang memperluas segala pengetahuan manusia tentang dirinya sendiri dan tentang dunia di mana hidup. Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan ialah usaha untuk manusia secara sadar bertujuan mengembangkan jasmani dan rohani anak didik sampai tujuan yang dicita-citakan oleh pendidikan, hal ini mengandung arti bahwa pendidikan merupakan suatu proses yang kontinyu. Ia merupakan pengulangan yang berlahan tetapi pasti dan terus-menerus sehingga sampai pada bentuk yang diinginkan. Di sisi lain pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia, ia merupakan kebutuhan mutlak harus dipenuhi untuk mempertahankan 15
Ibid, h. 2. Ibid, h. 4. 17 Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English, 1991), h. 4. 16
eksistensi umat manusia atau juga dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah tuntunan atau bimbingan itu harus dapat merealisasikan potensi-potensi yang dimiliki oleh anak didik yang bersifat menumbuhkan serta mengembangkan baik jasmani maupun rohani.
2. Faktor Yang Mempengaruhi Pendidikan Kelancaran proses pendidikan dan keberhasilan pendidikan tidak dapat dibebankan secara berat pada salah satu faktor pendidikan. Menurut Cryns ada tiga faktor utama yang mendukung terlaksananya pendidikan yaitu faktor pendidik, faktor anak didik, dan faktor pergaulan mendidik. Dalam pendidikan harus ada ketiga faktor di atas. Pendidikan harus ada pendidik, yaitu orang yang bertanggung jawab atas pertumbuhan anak, baik itu orang tua, guru, ataupun pemimpin masyarakat. Dalam pendidikan harus juga ada anak – anak yang dididik, yaitu mereka yang perlu ditolong agar pertumbuhan mereka mencapai tingkat dewasa. Dengan hanya dua faktor ini pendidikan belum bisa berlangsung. Pendidikan masih memerlukan satu faktor lagi, yaitu pergaulan mendidik dalam arti pergaulan yang membawa anak didik ke tingkat dewasa. Dari ketiga faktor pendidikan di atas, bahwa faktor yang paling menentukan ialah orang tua, faktor pendidik, seperti pembinaan yang telah diperolehnya, kemampuan, atau keterampilannya dalam melakukan tugas sebagai guru, kepribadiannya, atau falsafah hidup yang dianutnya, tujuan guru dalam melakukan tugas guru, teori
belajar dan mengajar yang dianutnya. Semua itu akan memberikan cap pada pekerjaannya dan menentukan hasil pendidikan yang diberikan.18
3. Jalur, Jenis, dan Jenjang Pendidikan Sebagaimana dalam undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, ketentuan tentang jalur, jenis dan jenjang pendidikan terdapat dalam Bab VI pasal 13, 14, 15, dan 16. a. Jalur Pendidikan Sesuai dengan pasal 13, ayat 1 UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 bahwa jalur Pendidikan terdiri atas pendidikan formal, yakni pendidikan yang mempunyai bentuk (form) yang jelas dalam arti memiliki program yang telah direncanakan dengan teratur dan telah ditetapkan dengan resmi. Misalnya pendidikan yang berlangsung pada suatu lembaga dalam arti sekolah. Pendidikan nonformal yakni, pendidikan yang diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi untuk mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan ketrampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian professional. Dan pendidikan informal, yakni pendidikan yang tidak mempunyai bentuk program yang jelas dan yang resmi, misalnya pendidikan yang berlangsung di dalam keluarga maka tidak kita jumpai adanya kurikulum dan daftar jam pelajaran yang
18
Drs. Wasty Soemanto & Drs. Hendiat Soetopo, Dasar & Teori Pendidikan Dunia, (Surabaya, Usaha Nasional, 1982), h. 126.
tertulis secara resmi dalam bentuk (from) yang tertentu dan jelas. yang dapat saling melengkapi dan memperkaya keilmuan kita.19 Dari ketiga jalur pendidikan di atas mempunyai persamaan yaitu sama – sama bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik, akan tetapi dari ketiganya juga mempunyai perbedaan yakni tidak semuanya mempunyai bentuk peraturan yang tertulis. b. Jenis Pendidikan Sesuai dengan pasal 15 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 bahwa jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan dan khusus. Jalur pendidikan yang dimaksud oleh penulis di sini adalah tingkat pendidikan formal melaksanakan tugas pendidikan yang disesuaikan dengan tahapan kemampuan peserta didik sehingga perlu adanya jenjang-jenjang pendidikan. Menurut A. Murni Yusuf, jalur pendidikan formal yaitu “pendidikan yang berstruktur, mempunyai jenjang atau tingkatan dalam periode tertentu dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi.20 Sementara dalam UU SISDIKNAS pasal 14 dinyatakan bahwa jenjang pendidikan formal yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri atas pendidikan dasar,
pendidikan
menengah
dan
pendidikan
tinggi.
Pendidikan
dasar
diselenggarakan untuk mengembangkan sikap, kemampuan serta membentuk pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup di masyarakat. selain itu berfungsi pula sebagai landasan untuk jenjang pendidikan menengah, 19
Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan Undang-undang RI No. 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Fokusmedia, 2005), h. 12. 20 A. Marni Yusuf, Administrasi Supervisi Pendidikan, (Malang: IKIP, 1995), h. 53.
karena tidak cukup hanya dengan mengenyam pendidikan dasar saja untuk memperluas wawasan dalam membina rumah tangganya dengan segala problemnya nanti. Pendidikan menengah diselenggarakan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar dan juga memiliki kemampuan mengenai hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial budaya dan juga alam sekitarnya. Dalam pendidikan menengah ini kedewasaan seseorang mulai tumbuh dan berkembang dalam menentukan jalan hidup yang akan dijalaninya. Pendidikan tinggi diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan teknologi dan kesenian.21 Dengan pendidikan tinggi inilah seseorang, dalam hal ini adalah orang tua khususnya ibu diharapakan mampu menghadapi segala masalah yang dihadapi baik oleh diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Sehingga seorang ibu dalam sebuah keluarga diharapkan dapat mengenyam pendidikan tinggi sebagai bekal wawasan yang akan menuntunya dalam kedewasaan berfikir dan bertindak di dalam rumah tangganya sehingga menjadi keluaraga sakinnah mawaddah wa rahmah atau dalam bahasa kita menjadi keluarga sejahtera. Jadi yang dimaksud dengan tingkat pendidikan dalam penulisan skripsi ini adalah pendidikan yang berstruktur dan berjenjang dengan periode tertentu serta memiliki program dan tujuan yang disesuaikan dengan jenjang yang diikuti dalam mendidik. Hal ini sesuai dengan apa yang telah diungkapkan oleh Falsafi dalam fungsi pendidikan keluarga dalam islam bahwa peran pendidikan yang dipegang 21
Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan Undang-undang RI No. 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, loq. cit., h. 87.
oleh keluarga terhadap anggota – anggotanya secara umum adalah peranan yang paling pokok dibanding dengan peranan – peranan lain. Lembaga – lembaga lain dalam masyarakat misalnya politik, ekonomi, dan lain – lain, tidak dapat memegang peranan itu. Barangkali lembaga – lembaga lain dapat menolong keluarga dalam tindakan pendidikan dan melaksanakan pembangunan atas dasar yang dipilihnya
dalam bidang pendidikan, akan tetapi
dia tidak sanggup
menggantikan, kecuali dalam keadaan – keadaan luar biasa, seperti ketika ibu – bapak rusak akhlak dan menyeleweng dari kebenaran, atau mereka acuh tak acuh dan tidak tau cara yang betul dalam mendidik anak. Orang tua yang karena penyelewengan – penyelewengan semacam ini tidak sanggup mendidik anak – anaknya menjadi orang – orang normal dan terhormat. Oleh sebab itu adalah menjadi maslahat anak – anak itu sendiri kalau mereka dididik di luar keluarga mereka yang sudah menyeleweng, misalnya dalam institusi – institusi yang teratur yang memiliki pengelola terlatih dan mempunyai rasa tanggung jawab. Walaupun institusi ini tidak dapat menghidupkan ciri – ciri individual bagi anak, tetapi sekurang kurangnya ia tidak mengajarkan anaknya untuk berbohong atau mencuri. Kalau ia tidak sanggup mengajarkannya menjadi manusia yang suka menolong dan berkorban untuk kebaikan, sekurang – kurangnya ia tidak membuka matanya kepada keburukan dan maksiat. 22
22
Prof. Dr. Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan, ( Jakarta : Pustaka Al Husna, 1989), h. 360.
B. Dorongan Atau Motivasi 1. Pengertian Dorongan Atau Motivasi Menurut Woodwoorth dan Marques motif adalah suatu tujuan jiwa yang mendorong individu untuk aktivitas – aktivitas tertentu dan untuk tujuan – tujuan tertentu terhadap situasi di sekitarnya.23 Sartain menggunakan kata motivasi dan drive untuk pengertian yang sama. Ia mengatakan : pada umumnya suatu motivasi atau dorongan adalah sautu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang (incentive). Tujuan (goal) adalah yang menentukan atau membatasi tingkah laku organisme itu. Jika yang kita tekankan adalah faktanya / obyeknya, yang menarik organisme itu, maka kita pergunakan istilah “perangsang”(intensive).24
2. Macam-Macam Dorongan atau Motivasi Banyak pendapat para ahli tentang klasifikasi motivasi, pembagian itu dibuat berdasarkan sudut pandang budaya yang digelutinya. Menurut Sartain motif itu dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu physiological drive (dorongandorongan yang bersifat fisiologis atau jasmaniah) dan social motivies (dorongandorongan yang ada hubunganya dengan manusia lain dalam masyarakat).25 Lalu Woodworth juga membagi motif menjadi dua bagian, yaitu unlearned motivies (motif yang timbul karena dipelajari).
23
Drs. Mustaqim & Drs. Abul Wahib, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1991), h. 72. 24 Drs. M. Ngalim Purwanto, Pskologi Pendidikan, ( Bandung : Remadja Karya 1985), h. 65. 25 Ibid, h. 66.
Berdasarkan pendapat Woodworth di atas, maka motif dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: a. Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang atau motivasi yang erat hubunganya dengan jam belajar, misalnya ingin memahami
suatu konsep,
ingin memperoleh suatu pengetahuan, ingin
memperoleh suatu pengetahuan, ingin memperoleh kemampuan dan sebagainya. Atau dengan kata lain motivasi intrinsik adalah hal atau keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. b. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dari luar individu atau motivasi ini tidak ada kaitannya dengan jam belajar seperti belajar karena takut kepada guru atau karena ingim lulus, ingin memperoleh nilai tinggi yang semuanya tidak berkaitan langsung dengan jam belajar yang dilaksanakan Meskipun terdapat motivasi ekstrinsik yang kerap pengaruhi kondisi dan hasil belajarnya, namun yang paling utama yang harus dimiliki oleh siswa tersebut adalah motivasi yang berasal dari dalam dirinya (motivasi instrinsik). Dengan motivasi yang ada tersebut maka siswa tidak akan goyah dan rapuh jika terdapat gangguan dan hambatan dalam mencapai hasil belajar (prestasi belajar) yang baik, di samping itu dengan motivasi yang kuat siswa akan berusaha sungguh-sungguh dalam belajar untuk mencapai jam-jam pendidikan yang diharapkan.26
26
Ibid, h. 69.
3. Fungsi Dorongan atau Motivasi dalam Belajar Motivasi sangat berperan dalam belajar, dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dan bergairah dalam proses belajar, dan dengan motivasi itu kualitas hasil belajar siswa (prestasi belajar) juga kemungkinannya dapat terwujud, siswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun berhasil belajarnya, kepastian itu dimungkinkan oleh sebab adanya ketiga fungsi motivasi sebagai berikut: a. Dorongan orang tua untuk berbuat sesuatu dalam mencapai jam b. Penentu arah perbuatan yakni kearah tujuan c. Penyeleksi perbuatan sehingga perbuatan orang yang mempunyai motivasi senantiasa selektif dan tetap terarah kepada jam yang ingin dicapai. Berdasarkan arti dan fungsi motivasi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi itu bukan hanya berfungsi sebagai penentu terjadinya suatu perbuatan, tetapi juga menentukan hasil perbuatan. 27 Motivasi akan mendorong untuk belajar atau melakukan sesuatu perbuatan dengan sungguh-sungguh (tekun) dan selanjutnya akan menentukan pula hasil pekerjaannya. Menurut Cecco ada 4 fungsi motivasi dalam proses belajar mengajar yaitu:28 1) Fungsi membangkitkan (arousal function) Dalam pendidikan arousal diartikan sebagai kesiapan atau perhatian umum siswa yang diusahakan oleh guru untuk mengikutsertakan siswa dalam 27
Ibid, h. 76. Abdurrahman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, Yogyakarta 1993), h. 115-116. 28
2)
3)
4)
a)
b)
belajar. Fungsi ini menyangkut tanggungjawab yang terus-menerus untuk mengatur tingkat yang membangkitkan guna menghindarkan siswa dari tidur dan lupa emosional. Fungsi harapan (expectancy function) Fungsi ini menghendaki agar guru memelihara atau mengubah harapan keberhasilan atau kegagalan siswa akan mencapai jam instruksional dan menghendaki agar guru menguraikan secara konkrit/konkret kepada siswa apa yang harus dilakukan setelah pelajaran berakhir. Di samping itu pula guru harus menghubungkan antara harapan-harapan dengan jam siswa yang dekat dan yang jauh seraya mengikut sertakan usaha siswa sepenuhnya dalam belajar. Fungsi intensif (intensive function) Fungsi ini menghendaki agar guru memberikan hadiah kepada siswa yang berprestasi dengan cara seperti mendorong usaha lebih lanjut dalam mengajar jam instruksi. Fungsi disiplin (disciplianari function). Fungsi ini menghendaki agar guru mengontrol tingkah laku yang menyimpang dengan menggunakan hukuman dan hadiah. Di samping itu ada dua pendekatan teoritis yang cukup berbeda terhadap motivasi manusia dipaparkan oleh para pakar psikologi dalam teori psikologi sebagai berikut: Teori Psikoanalisis Freud menekankan adanya dua dorongan dasar seks dan agresi. Motif ini timbul pada masa bayi, bila orang tua melarang ekspresinya. Motif ini aktif sebagai motif tak sadar dan akan diekspresikan secara tidak langsung atau simbolik. Teori Belajar Sosial Teori belajar sosial ini menekankan pola prilaku yang dipelajari dalam usaha menghadapi lingkungan belajar dapat terjadi melalui penguatan langsung atau melalui orang lain dengan mengamati akibat prilaku yang ditampilkan orang lain, proses koginitf memungkinkan orang memperkirakan kemungkinan akibat dan mengubah prilakunya sesuai dengan prilaku itu. Penguatan diri yang didasarkan pada standar prilaku kita sendi juga merupakan kontrol motivasi yang penting. Sebagaimana yang disampaikan oleh Cecco tentang fungsi motivasi
dalam proses belajar mengajar di atas, hal tersebut sangatlah penting terhadap proses belajar mengajar di sekolah-sekolah atau kampus, bahkan di luar. Karena membangkitkan, harapan, intensip, dan disiplin, merupakan memberikan fungsi yang sangat tinggi terhadap peserta didik atau siswa dalam proses pembelajaran.
Maka dengan menggunakan beberapa fungsi tersebut di atas, akan mempermudah dalam proses pembelajaran.
C. Hakikat Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas. Sedangkan belajar pada dasarnya adalah proses yang
mengakibatkan
perubahan diri individu, yakni perubahan tingkah laku. Dengan demikian prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Menurut Kamus istilah Sosiologi, ”prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran. Lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. Dalam masyarakat yang semakin maju dan rumit seperti dewasa ini, prestasi seseorang dipandang amat penting. Lembaga-lembaga pendidikan menekankan pentingnya penampilan belajar yang baik, persaingan dan berhasil baik dalam menempuh tes, baik tes pengetahuan maupun tes kemampuan. Dan para siswapun menyadari benar akan hal itu, mereka peka terhadap bagaimana cara guru memperlakukan murid-murid yang berprestasi dan murid yang kurang pandai, mereka mudah iri terhadap prestasi teman-
temannya dan mudah pula menjadi gugup dan cemas kalau-kalau mengalami kegagalan.29 Untuk memudahkan di dalam memahami tentang pengertian prestasi belajar, perlu mendapatkan pemahaman lebih jauh mengenai makna prestasi. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dilakukan, diciptakan, baik secara kelompok maupun sendiri. Dalam kamus populer dinyatakan bahwa prestasi adalah apa yang telah diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja”.30 Selain hal tersebut, juga dalam kamus bahasa Indonesia dijelskan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dan yang telah dilakukan atau dikerjakan)”.31 Dari pengertian di atas dapat dicermati adanya makna sama, yang intinya adalah hasil yang telah dicapai dari suatu kegiatan, oleh karena itu dapat dipahami bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dilakukan, diciptakan, dan menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan kerja secara individu maupun kelompok dalam suatu bidang tertentu. Sedangkan kata prestasi itu sendiri berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie kemudian dalam bahasa Indonesia arti prestasi adalah “apa yang telah dihasilkan dan diciptakan” prestasi merupakan salah satu tujuan seorang dalam belajar dan sekaligus sebagai motivator terhadap aktivitas anak didik. Sedangkan kata belajar berarti suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh 29
M Dimyati Mahmud,op.cit., h.83 Habeyb S.F. Kamus Populer,(Jakarta: Nurani, 1983), h. 296. 31 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), h. 700. 30
suatu perubahan tingkah laku yang secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungan.32 Dalam Kamus Bahasa Indonesia disebut bahwa: “Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman”.33 Karena belajar itu bukan hanya menghafal dan mengingat saja. Melainkan berinteraksi dengan lingkungannya dan merupakan suatu proses yang ditandai dengan perubahan pada diri seseorang, dengan tujuan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahaman, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, daya penerimaannya dan aspek-aspek lain yang ada pada individu. Penggabungan pengertian prestasi dan belajar mengandung pengertian penguasaan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh Guru. Bahkan prestasi belajar berarti penguasaan siswa terhadap materi pelajaran tertentu yang diperoleh dari hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk skor setelah mengikuti kegiatan belajar.
32
Abdurrahman Abror, Psikologi Pendidikan, ……………… loq. cit., h. 37. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa ……………… op. cit., h. 672. 33
Indonesia,
D. Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Anak 1. Pengertian Orang Tua Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebut bahwa orang tua artinya ayah dan ibu.34 Sedangkan menurut Ahmad Tafsir mengemukakan bahwa “orang tua adalah pria dan wanita yang terikat dalam perkawinan dan siap sedia untuk memikul tanggungjawab sebagai ayah dan ibu dari anak-anak yang dilahirkannya Memang diketahui bersama bahwa pendidikan yang utama dan pertama adalah di keluarga, maka kedua orang tua sangatlah bertanggung terhadap anak-anaknya termasuk dalam meningkatkan prestasi belajar. 35 Berdasarkan hal-hal yang diutarakan di atas dapat diperoleh pengertian bahwa orang tua tidak hanya cukup memberi makan, minum dan pakaian saja kepada anak-anaknya tetapi harus berusaha agar anaknya menjadi baik, pandai, bahagia dan berguna bagi hidupnya dan masyarakat. Orang tua dituntut harus dapat mengembangkan semua potensi yang dimiliki anaknya agar secara jasmani dan rohani dapat berkembang secara optimal dan seimbang.
2. Tingkat Pendidikan Formal Orang Tua Tingkat pendidikan formal orang tua adalah tingkat pendidikan akhir yang dimiliki oleh orang tua, apakah itu tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Akademi Institute atau Universitas.
34
Ibid, h. 349. . Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997), h. 62. 35
3. Tugas dan Peran Orang Tua Sebagaimana yang dikemukakan oleh Ahmad Tafsir bahwa tugas dan peranan orang tua terhadap anaknya dapat dikemukakan sebagai berikut: mengasuh, membesarkan dan mengarahkannya menuju kepada kedewasaan serta menanamkan nilai moral dan sosial yang berlaku di masyarakat.36 Di samping itu orang tua juga harus mampu mengembangkan potensi anak, memberi teladan dan mampu mengembangkan pertumbuhan kepribadian dengan penuh tanggungjawab dan penuh kasih sayang. Secara sadar orang tua mengemban kewajiban untuk memelihara dan membina anaknya sampai ia mampu berdiri sendiri (dewasa), baik secara fisik, sosial, ekonomi, maupun moral serta keagamaannya. Sedangkan dasar-dasar tanggungjawab orang tua terhadap pendidikan anaknya meliputi:37 1. Dorongan/motivasi cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua dengan anak. Cinta kasih ini mendorong sikap dan tindakan rela menerima tanggung jawab, dan mengabdikan hidupnya untuk sang anak. 2. Dorongan/motivasi kewajiban moral, sebagai konsekwensi kedudukan orang tua terhadap keturunannya. 3. Tanggungjawab sosial sebagai bagian dari keluarga, yang pada gilirannya juga menjadi bagian dari masyarakat, bangsa dan negaranya. Orang tua berperan menentukan hari depan anaknya. Secara fisik supaya anak-anaknya bertumbuh sehat dengan postur tubuh yang lebih baik, maka anakanak harus diberi makanan yang bergizi dan seimbang. Secara mental supaya anak-anak tumbuh cerdas dan cemerlang, maka selain kelengkapan gizi perlu juga diberi motivasi belajar disertai sarana dan 36
Ibid, h. 23. Abdurrahman al-Nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam dalam Keluarga, Sekolah dan Masyarakat, terj. Heri Noer Ali, (Bandung: Diponegoro, 1989), h. 71. 37
prasarana belajar yang memadai. Sedangkan secara sosial supaya anak-anak dapat mengembangkan jiwa sosial dan budi pekerti yang baik mereka harus diberi peluang untuk bergaul mengaktualisasi diri, memupuk kepercayaan diri seluasluasnya.Berdasarkan berbagai penelitian para ahli psikologi dapat dikemukakan beberapa hal yang perlu diberikan orang tua terhadap anaknya adalah sebagai berikut:38 1) Jadikan rumah tangga nyaman dan menarik 2) Hargai kemandiriannya 3) Diskusikan tentang berbagai masalah 4) Berikan rasa aman, kasih sayang dan perhatian 5) Beri contoh perkawinan yang berbahagia Orang tua adalah bagian dari keluarga, yang merupakan tempat pendidikan dasar utama untuk dewasa anak, juga merupakan tempat anak didik pertama kali menerima pendidikan dan bimbingan dari orang tua atau dari anggota keluarganya. Sementara itu Conny Semiawan dan kawan-kawan menyatakan bahwa: orang tua perlu membina anak agar mau berprestasi secara optimal, karena kalau tidak berarti suatu penyia-nyiaan terhadap bakatnya. Pembinaan dilakukan dengan mendorong anak untuk mencapai prestasi yang sesuai dengan kemampuannya.39
38 39
Zakiah Darajar, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), 106. Ibid, h. 110.
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Faktor yang dicapai oleh seseorang individu merupakan hasil dari proses yang di dalamnya terdapat interaksi dari berbagai faktor yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhinya, baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal), dalam jangka waktu tertentu tinggi rendahnya prestasi belajar berlangsung kepada faktor-faktor tersebut.40 Sebagaimana yang diungkapkan oleh Azyumardi Azra bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa adalah: 1. Faktor Internal (dalam diri) a. Faktor jasmani (fisiologi) baik dari yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya. b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, terdiri atas: a) Faktor intelektif yang meliputi faktor persona, yaitu: kecerdasan dan bakat serta faktor kecakapan, yaitu prestasi yang dimiliki. b) Faktor non intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, dan penyesuaian diri. 2. Faktor Eksternal (luar diri) a) Lingkungan keluarga b) Lingkungan sekolah c) Lingkungan masyarakat d) Lingkungan kelompok e) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian f) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, dan iklim g) Faktor lingkungan spiritual keagamaan41 Dengan faktor-faktor tersebut, baik dengan faktor internal maupun faktor eksternal
sangatlah
membantu
dalam
mengantarkan
para
siswa
dalam
meningkatkan prestasi belajar. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa manusia 40
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernitas Menuju Milenium Baru, (Jakrata: Logos Wacana Ilmu, 1999), h. 43. 41 Ibid, h. 54.
dilahirkan oleh Tuhan dengan membawa potensi, meskipun sudah mempunyai potensi sangatlah perlu untuk belajar dan dibimbing dalam memngantarkan manusia yang patuh kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sedangkan indikasi prestasi belajar merupakan indikator keberhasilan belajar yang membawa pada keberhasilan pendidikan. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa prestasi belajar merupakan salah satu hasil yang dicapai setelah mengalami proses ini terjadi sendiri tetapi memerlukan rangsangan-rangsangan dari luar yang dapat membangkitkan proses tersebut.
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini di lakukan di SMUN I Sutojayan Blitar Jawa Timur dengan pertimbangan sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan di muka.
B. Populasi dan Sampel Yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, peristiwa sebagai sumber data yang menilai karakteristik tertentu dalam sebuah penelitian.42 Sebagaimana yang diungkapkan oleh Suharsimi Arikunto bahwa apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiaannya merupakan penelitian populasi. Akan tetapi, jika jumlah sebjeknya besar, dapat diambil di antara 10-15% atau lebih, tergantung kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana. Sedangkan populasi ini lebih dari 100, maka peneliti ini mengambil 30% untuk mempermudah dalam penelitian ini. 43 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah Murid SMUN I Blitar kelas XI sebanyak 150 siswa, kemudian populasi itu semua diambil sampel atau perwakilan dari populasi tersebut sebanyak 30% yaitu 45 sampel.44 Sedangkan yang dimaksud sampel itu sendiri adalah sebagian dari jumlah populasi yang 42
Herman Rasito, Metode Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), h. 49. Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Cetakan ketigabelas, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 134. 43
dipilih untuk sumber data. Penelitan ini adalah murid kelas XI yang ditentukan secara (random sampling) yaitu pengambilan sampel secara sembarangan atau diacak.45 Dengan random sampling ini, sangatlah baik dengan keadaan para siswa yang ada di SMUN 1 Sutojayan Blitar khususnya kelas XI.
C. Metode Pengumpulan Data Menurut Arikunto46 pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data bagi penelitiannya sesuai dengan jenis penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Metode Kuesioner Menurut Sutrisno Hadi47 kuesioner adalah suatu daftar pertanyaan atau pernyataan tentang suatu hal yang diteliti. Metode kuesioner ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian. Seperti metodemetode lainnya, metode kuesioner juga memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut: Adapun kelebihan metode kuesioner di antaranya adalah: a) Subjek adalah orang yang paling mengetahui tentang dirinya sendiri b) Apa yang dinyatakan subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya c) Interpretasi subjek tentang penyataan adalah sama yang dimaksud oleh peneliti Sedangkan kelemahan metode kuesioner di antaranya adalah: a) Adanya unsur-unsur yang tidak disadari yang tidak dapat diungkapkan b) Jawaban yang diberikan sangat berkemungkinan dipengaruhi oleh keinginan pribadi subjek. c) Adanya beberapa hal yang dirasanya tidak perlu untuk dinyatakan atau dikemukakan. 45
Ibid, h. 134. Ibid, h. 197. 47 Hadi, Sutrisno., Metodologi Reseach II, (Yogyakarta: Andi Ofset, 1990), h. 157. 46
d) Munculnya kesulitan dalam merumuskan keadaan diri subjek ke dalam bahasa. e) Terdapat kecenderungan untuk mengkonstruksi secara logis unsur-unsur yang dianggap kurang berhubungan. Penggunaan metode kuesioner dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan dan dorongan orang tua terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI SMUN I Sutojayan Blitar, dan kemudian diteliti apakah terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dan dorongan orang tua terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI SMUN I Sutojayan Blitar.
2. Metode Observasi Adapun observasi adalah cara memperoleh data atau mengumpulkan data melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki.48 Dalam arti yang luas observasi sebenarnya tidak hanya terbatas pada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung ataupun tidak langsung. Pengamatan yang tidak langsung misalnya melalui kuesioner dan tes. Pada dasarnya observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: a) Obsevasi partisipan, peneliti terjun langsung dan menjadi bagian dari kelompok yang diteliti. b) Observasi non-partisipan, peneliti tidak langsung terlibat dan ikut serta di dalam suatu kelompok yang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode observasi nonpartisipan, di mana peneliti tidak langsung terlibat dalam populasi SMUN I
48
Ibid, h. 136.
Sutojayan Blitar kelas XI. Dalam penelitian ini, peneliti sengaja tidak menggunakan obvervasi patisipan dikarenakan peneliti tidak pernah sekolah dan tidak pernah bekerja di sekolah tersebut, maka dengan alasan itulah peneliti menggunakan observasi non-partisipan dalam penelitian ini.
3. Metode Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Jadi yang dimaksud dengan metode dokumentasi adalah suatu metode penenlitian yang bersumber pada tulisan atau barang tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, rapport, jurnal, dan lain sebagainya.49 Metode dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh informasi dari data tertulis yang ada pada subjek penelitian dan yang mempunyai relevansi dengan data yang dibutuhkan. Dari metode dokumentasi ini, peneliti menggali arsip data yang berhubungan dengan hal-hal yang diberikan penelitian ini.
D. Instrumen Penelitian Sebagaimana dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia50 yang dimaksud dengan instrumen adalah sarana penelitian (berupa seperangkat tes, dan sebagainya) untuk memperoleh data sebagai bahan pengolahan. Guna mencapai tingkat obyektivitas yang tinggi, penelitian ilmiah mensyaratkan penggunaan prosedur pengumpulan data yang akurat dan obyektif. Pada penelitian kuantitatif, data penelitian hanya dapat diinterpretasikan dengan lebih obyektif apabila diperoleh melalui proses pengukuran yang valid, reliable, 49
Suharismi Ari Kunto, loq. cit., h. 206. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), h. 334-335. 50
dan obyektif. Untuk itu, jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner dengan model kuesioner turstone.
E. Konsep Pengukuran Variabel Menurut F.N. Kerlinger Variabel adalah sebuah konsep, seperti halnya laki-laki dalam konsep jenis kelamin, insyaf dalam konsep kesadaran. Variabel sebagai gejala yang bervariasi, misalnya jenis kelamin karena jenis kelamin mempunyai variasi: laki-laki dan perempuan, berat badan, karena ada berat 40 kg, dan sebagainya, jadi dapat dikatakan bahwa variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.51 Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel tingkat pendidikan orang tua (XI) variabel ini sebagai variabel independen (bebas) variabel ini diberi simbol XI. 2. Variabel dorongan orang tua (X2) variabel ini sebagai variabel independen (bebas) variabel ini diberi simbol X2. 3. Variabel prestasi belajar siswa. Variabel ini sebagai variabel dependen (variabel terikat). Variabel ini diberi simbol dengan huruf Y. dengan demikian terdapat 2 variabel bebas dan 1 variabel terikat.
X1
X2 Diagram Variabel 51
Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 94.
y
Keterangan: XI
: Tingkat pendidikan formal orang tua
X2
: Dorongan orang tua
Y
: Prestasi belajar anak kelas XI SMUN I Sutojayan Blitar
Untuk lebih jelasnya berikut ini penulis akan mengemukakan definisi operasional dari ketiga variabel di atas sebagai berikut: 1. Tingkat pendidikan formal orang tua (XI) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jenjang pendidikan (sekolah) terahir yang pernah ditempuh orang tua baik sampai tamat atau pun tidak tamat mulai dari SD/MI, SLTP/MTS. 2. Dorongan orang tua (variabel X2) kata dorongan atau motivasi mengandung pengertian merupakan daya dorong, daya gerak atau penyebab seseorang melakukan berbagai kegiatan dan tujuan tertentu. Dorongan yang diberikan orang tua kepada anaknya agar belajar, untuk menumbuh kembangkan motivasi belajar anak sehingga mendapatkan prestasi belajar yang tinggi. Orang tua memberikan bimbingan pengawasan belajar anaknya baik di rumah maupun di luar rumah, pengawasan penggunaan waktu, kesulitan belajar, pemecahan kesulitan belajar serta ancaman dan pemberian hadiah. 3. Definisi operasional prestasi belajar siswa (variabel Y) yang dimaksudkan adalah hasil tes sumatif yagn dapat dilihat pada rata-rata yang dicapai oleh anak siswa dari semua mata pelajaran yang dapat dilihat dalam buku raport. Hal ini berdasarkan pemikiran bahwa nilai raport merupakan nilai
akhir yang menggambarkan kesuksesan anak dalam belajar atau prestasi belajar anak pada akhir semester.
F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data 1. Teknik Pengolahan Data Untuk mengola data-data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini, penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Editing Dalam pengelolaan data, yang pertama kali yang harus dilakukan adalah
melakukan edit atau memilih dan menyortir data sehingga hanya data yang terpakai saja yang ditinggal, sehingga data yang tidak perlu dan tidak bersih, rapih, dan tinggal mengadakan pengelolaan lebih lanjut.52
b. Skoring Tahap selanjutnya adalah tahap pemberian skor terhadap butir-butir pertanyaan yang terdapat dalam angket.53 Dalam pemberian skor ini penulis memperhatikan jenis data yang tidak layak diskor. Adapun dalam pemberian skor dilaksanakan dengan mengacu pada skor skala turstone.
c. Tabulating Tabulating adalah mentabulasi data jawaban yangtlah diberikan ke dalam bentuk tabel, selanjutnya dinyatakan dalam bentuk frekwensi dan
52 53
LKP2M, Research Book LKP2M, (Malang: UIN-Malang, 2005), h. 61. Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 236.
persentase. Untuk menentukan persentasenya, maka dapat ditempuh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:54
P=
F ×100% N
Keterangan: F
: Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N
: Jumlah frekuensi/banyaknya individu
P
: Angka persentase
2. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian adalah menggunakan teknik korelasi Koefesiensi kontingensi adalah salah satu teknik analisis korelasional Bivariat, yang dua buah variabelnya dikorelasikan dengan berbentuk kategori atau merupakan gejala ordinal. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar siswa dengan menggunakan rumus:55 X2 X2 +N
C atau KK =
Dimana X 2 dapat diperoleh dengan menggunakan Rumus:56
Fo − Ft Ft
2
54 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. 43. 55 Ibid, h. 47. 56 ibid, h. 48.
Untuk memberikan interpretasi terhadap C atau KK, harga C terlebih dahulu kita ubah menjadi Phi (θ ) dengan Rumus :57
θ=
C 1− C2
Kemudian sebagai catatan perlu kiranya dikemukakan di sini bahwa dalam rangka mengubah harga (menjadi θ
untuk diberikan interpretasi dengan
menggunakan tabel nilai “r” product moment), ada cara lain yang dapat dipergunakan, yaitu dengan menggunakan Rumus: 58
θ=
57 58
X2 N
Ibid, h. 51. Ibid, h. 51.
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat SMUN I Sebagaimana dalam dokumentasi atau buku pedoman SMUN I Sutojayan bahwa SMUN 1 Sutojayan berdiri (berdasarkan SK Lembaga No 473/0/1983) pada November 1983. Namun pada tanggal 14 Juli 1983 dilaksanakan test penyaringan sebagai awal dari penerimaan siswa baru dan berhasil menjaring 112 siswa. Tanggal 16 ~ 21 Juli dilaksanakan penataran P4 di pendopo kawedanan.59 Selanjutnya dalam dokumentasi berikutnya bahwa tenaga pendidik dalam kegiatan belajar mengajar sebagian besar berasal dari SMPP (sekarang SMA Talun ) dan sebagian lagi dibantu oleh tenaga guru SD yang berkelayakan mengajar. Pejabat yang memimpin SMUN I Sutojayan berturut-turut adalah sebagai berikut: 1. H. Djuhari BA (pada waktu sebagai staf pengajar di SMPP) di bawah pimpinan Drs. Abdullah Uki, beliau mendapat kepercayaan untuk mengelola SMUN 1 Sutojayan. 2. Drs. Lestari.Mulai memimpin SMUN I Sutojayan pada November 1985 sampai 1988. 3. R. Prayitno BA. Mulai bertugas pada 15 Juli 1988 sampai 1991. Prestasi yang dicapai oleh SMUN 1 Sutojayan adalah sebagai juara favorit dalam paduan suara tingkat Propinsi Jawa Timur 4. Tjoek Soemantri, BA. Mulai memimpin SMUN 1 Sutojayan 30 Desember
40
59
Panduan Akademik tahun 2008/2009 SMUN I Sutojayan Blitar, (Blitar: SMUN I Sutojayan), h. 1.
1991 sampai 1995. 5. Drs. I Mukarno. Bertugas di SMUN 1 Sutojayan mulai 29 Maret 1995 sampai 2000. Dengan semboyan “Mari kita kencangkan ikat pinggang saiyeg saeka praya kita tingkatkan mutu pendidikan”, dan “Rumangsa handarbeni, wajib melu hangrungkebi, mulat salira hangrasa wani”. Hasil yang telah dicapai: Mengantarkan siswa mencapai keberhasilan di bidang pendidikan. Membangun sarana fisik di lingkungan sekolah. Membangun ruang belajar untuk menuju sekolah tipe A. 6. Drs. Sony Witarto. Bertugas mulai 27 April 2000 sampai 2004. Hasil yang dicapai: Mendirikan paguyuban pecinta Seni Tradisi Perintis Kegiatan Karya Ilmiah Remaja Optimalisasi pengoperasian Laboratorium IPA, IPS, BHS 7. Drs. Sudarto. Bertugas mulai tahun 2004 sampai tahun 2006. Hasil yang dicapai : Mengoptimalkan Sistem Komputerisasi60
2. Visi dan Misi VISI Terwujudnya sekolah yang bermutu dengan berlandaskan IMTAQ dan Budaya Bangsa MISI 1. Melaksanakan Kegiatan Pembelajaran dan Bimbingan secara efektif 2. Menumbuhkembangkan peserta didik yang memiliki ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa melalui kegiatan-kegiatan keagamaan. 60
Ibid, h. 3.
3. Mewujudkan kegiatan pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan menyenangkan. 4. Mengembangkan sikap dan kepribadian yang santun, beretika dan berestetika tinggi, 5. Memotivasi peserta didik untuk memiliki pengetahuan yang memadai untuk mengikuti pendidikan lebih lanjut. 6. Memberikan pengetahuan dan kecakapan hidup kepada peserta didik yang selanjutnya untuk dikembangkan dalam sikap dan perilaku sehari-hari.61
3. TUJUAN 1. Membentuk peserta didik yang memiliki ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan mampu mengamalkan setiap keyakinannya dalam kehidupan sehari-hari. 2. Membentuk peserta didik yang memiliki pengetahuan yang memadai untuk dapat melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi, serta mampu meraih prestasi akademik optimal sesuai kemampuan, minat dan bakatnya 3. Membentuk peserta didik yang berbudi pekerti luhur, mampu menghormati orangtua, guru dan sesama peserta didik serta lingkungannya. 4. Membentuk peserta didik yang memiliki wawasan luas dalam segala bidang, melalui Teknologi Informasi dan komunikasi serta bahasa asing yang dikuasainya
B. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tentang pengaruh tingkat pendidikan dan dorongan orang tua terhadap prestasi belajar anak kelas XI SMUN 1 Sutojayan Blitar seperti yang telah penulis kemukakan pada bab sebelumnya bahwa salah satu tehnik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket 61
Ibid, h. 4.
Setelah diperoleh data berdasarkan hasil angket yang diberikan kepada murid dan diberi skor berdasarkan kriteria yang telah ditentukan kemudian data tersebut diolah dan disusun secara statistik dalam bentuk tabel dengan menggunakan tehnik analisis persentase dan tehnik analisa produc moment Untuk dapat mengetahui ada tidaknya pengaruh signifikan antara pengaruh tingkat pendidikan dan dorongan orang tua terhadap prestasi belajar siswa kelas XI SMUN 1 Sutojayan Blitar. Adapun hasil pengolahan angket dengan tehnik deskritif persentase menggunakan rumus:
P=
F x100% N
Keterangan : P = persentase F = Frekuensi N = Jumlah populasi62
C. Deskripsi Data Hasil penelitian ini sebagian diperoleh dari kuesioner/angket yang disebar kepada siswa kelas XI sebanyak 45 responden. Sebagaimana telah disebutkan pada bab III untuk terlebih dahulu data tersebut akan diuraikan setiap variabel. Adapun data dari setiap variabel akan dilakukan persentase terhadap setiap item soal dengan menggunakan rumus persentase dan hasilnya bisa dilihat di bawah ini:
62
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. 43
1. Variabel X1 Tingkat Pendidikan Formal Orang Tua (Ibu), Latar Belakang Pendidikan Ibu TABEL 4.1 TABULASI HASIL ANGKET TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA (IBU) No
Alteratif Jawaban
1 2 3 4 5 6 7 8
Tidak tamat SD/MI Tamat SD/MI Tidak tamat SLTP/MTs Tamat SLTP/MTs Tidak tamat SLTA/MA Tamat SLTA/MA Tidak tamat PT/Akademik Tamat PT/Akademik 63
Sumber data
JUMLAH
Frekuensi Jawaban 0 14 0 6 0 18 0 7 45
% 0% 30% 0% 14% 0% 40% 0% 16% 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat pedidikan formal akhir orang tua (ibu) yang tamat SD/MI 30 %, yang tamat SLTP/MTs 14,5 %, yang tamat SLTA/MA 40%, dan yang tamat PT/Akademik 16 %. Data ini menunjukkan mayoritas orang tua siswa kelas II SMA N 1 Sutojayan Blitar berpendidikan sampai tamat SLTA/SMA sebanyak 18 orang atau 40 % dari jumlah orang tua siswa.
No 1 2 3 4
TABEL 4.2 KATEGORISASI TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA (IBU) Kategorisasi Tinggi Menengah Rendah Sangat Rendah 64
Sumber data
63 64
Tingkat Pendidikan Orang Tua (Ibu) Tidak tamat / Tamat PT/Akademik Tidak tamat / Tamat SLTA/MA Tidak tamat / Tamat SLTP/MTs Tidak tamat / Tamat SD/MI
JUMLAH
Dokumentasi SMUN I Sutojayan Blitar Tahun Ajaran 2008/2009. Ibid..
F 7 18 6 14 45
% 16% 40% 14% 30% 100%
Dari data di atas menunjukkan sebagian besar tingkat pendidikan orang tua anak kelas XI SMUN 1 Sutojayan Blitar termasuk dalam tingkat kategori menengah berdasarkan banyak orang tua (ibu) siswa yang berpendidikan SD/MI sebanyak 14 orang atau 30%, dan yang berpendidikan SLTP/MTs sebanyak 6 orang atau 14%, dan menengah atau pendidikan SLTA/MA sebanyak 18 orang atau 40% dari jumlah orang tua siswa.
2. Variabel X2 Dorongan orang tua TABEL 4.3 HASIL ANGKET ORANG TUA MENYEDIAKAN KAMAR/RUANGAN BELAJAR ANAK No Alternatif Jawaban Frekwensi % 1 Apakah Orang tua anda menyediakan kamar/ruangan belajar 32 71% a. Menyediakan 13 29% b. Tidak Menyediakan 45 100% JUMLAH Sumber data65 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas orang tua menyediakan kamar/ruangan belajar sebanyak 71 %, dan yang tidak menyediakan ruangan/kamar belajar sebanyak 29%, ini berarti orang tua pada mayoritas orang tua menyediakan ruangan/kamar untuk belajar anaknya, Berarti orang tua perduli terhadap anaknya, karena ruangan/kamar belajar diperlukan untuk kenyamanan belajar.
No 2
TABEL 4.4 HASIL ANGKET ORANG TUA MENYEDIAKAN MEJA BELAJAR Alternatif Jawaban Apakah Orang tua anda menyediakan meja belajar
a. Menyediakan b. Tidak Menyediakan JUMLAH 66 Sumber data 65
Ibid..
Frekwensi
%
33 12 32
73% 27% 100%
Tabel di atas menunjukkan orang tua yang menyediakan meja belajar sebesar 73 %, Sedangkan Orang tua yang tidak menyediakan meja belajar sebesar 27 %, Berarti mayoritas orang tua murid kelas XI SMUN 1 Sutojayan Blitar. Menyediakan meja belajar, karena sarana belajar tersebut sangat diperlukan oleh anak demi kenyamanan dan ketertiban dalam belajar.
No 3
TABEL 4.5 HASIL ANGKET ORANG TUA MENYEDIAKAN SEMUA PERLENGKAPAN ALAT TULIS MENULIS UNTUK BELAJAR Alternatif Jawaban Apakah Orang tua anda menyediakan semua perlengkapan alat tulis menulis untuk belajar
a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah Sumber data67
JUMLAH
Frekwensi
%
17 14 10 4 45
38% 31% 22% 9% 100%
Tabel di atas menunjukkan orang tua yang selalu menyediakan perlengkapan alat tulis menulis sebanyak 38%. Yang sering menyedikan perlengkapan alat tulis menulis sebanyak 31%, kadang-kadang 22%, tidak pernah 9 %, padahal perlengkapan alat tulis menulis dibutuhkan sekali dalam belajar. TABEL 4.6 HASIL ANGKET ORANG TUA MEMBELI BUKU-BUKU PELAJARAN YANG ANDA BUTUHKAN Alternatif Jawaban Frekwensi % No 4
Apakah Orang tua anda membeli buku-buku pelajaran yang anda butuhkan
a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 68
Sumber data 66 67
Ibid.. Ibid..
JUMLAH
18 16 10 1 45
40% 36% 22% 2% 100%
Dari data di atas dapat diketahui oang tua yang selalu membeli buku-buku pelajaran sebesar 40%, dan yang sering membeli buku-buku pelajaran sebesar 36%, dalam hal ini orang tua sadar bahwasanya buku-buku pelajaran sangat penting bagi anak dalam proses belajar mengajar, demi mendapatkan prestasi belajar yang tinggi. TABEL 4.7 HASIL ANGKET ORANG TUA MENYIAPKAN PAKAIAN SERAGAM Alternatif Jawaban Frekwensi % No 5 Apakah Orang tua anda menyiapkan pakaian seragam 10 22% a. selalu 7 16% b. sering 7 26% c. kadang-kadang 21 46% d. tidak pernah 45 100% JUMLAH Sumber data69 Dari data di atas dapat diketahui orang tua yang selalu menyediakan pakaian seragam anaknya sebesar 22%, dan yang sering menyediakan pakaian seragam sebesar 16 %, dan orang tua yang tidak pernah menyediakan pakaian seragam anaknya sebesar 46% ini berarti orang tua kurang memperhatikan sekali dalam hal pakaian seragam padahal hal ini pentng sekali untuk kenyamanan dalam proses belajar mengajar
68 69
Ibid.. Ibid..
No 6
TABEL 4.8 HASIL ANGKET ORANG TUA MEMBERI HADIAH JIKA ANDA MENDAPAT PRESTASI BELAJAR YANG BAIK Alternatif Jawaban Apakah Orang tua anda memberi hadiah jika anda mendapat prestasi belajar yang baik
a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 70
Sumber data
JUMLAH
Frekwensi
%
4 12 20 9 45
9% 27% 44% 20% 100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa orang tua yang selalu memberi hadiah sebesar 9%, yang sering memberikan hadiah sebesar 27%, kadang-kadang sebesar 44%, dan yang tidak pernah memberikan hadiah jika anak mendapatkan prestasi belajar yang baik sebesar 20%, hal ini berarti orang tua kurang peduli terhadap kesuksesan yang diraih anak. Padahal hadiah yang diberikan orang tua kepada anaknya merupakan motivasi dalam belajar. TABEL 4.9 HASIL ANGKET ORANG TUA MENANYAKAN HASIL BELAJAR DI SEKOLAH SETIAP HARI Alternatif Jawaban Frekwensi % No 7
Apakah Orang tua anda menanyakan hasil belajar di sekolah setiap hari
a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah Sumber data71
JUMLAH
7 9 21 8 45
16% 20% 46% 18% 100%
Dari data di atas dapat diketahui orang tua yang selalu menanyakan hasil belajar anaknya di sekolah sebesar 16%, sering sebesar 20%, kadang-kadang
70 71
Ibid.. Ibid..
sebesar 46%, hal ini berari mayoritas orang tua kurang peduli terhadap ilmu apa yang didapat anaknya setiap hari dalam proses belajar menajar di sekolah, padahal hal ini sangat diperlukan mengingat prestasi yang dapat diraih oleh anak atau siswa.
No 8
TABEL 4.10 HASIL ANGKET ORANG TUA MEMBERI PUJIAN JIKA ANDA MENDAPATKAN PRESTASI BELAJAR YANG BAIK Alternatif Jawaban Apakah Orang tua anda memberi pujian jika anda mendapatkan prestasi belajar yang baik
a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah Sumber data72
JUMLAH
Frekwensi
%
11 17 15 2 45
25% 38% 33% 4% 100%
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa orang tua yang selalu memberi pujian jika anaknya mendapat prestasi belajar yang baik sebesar 25%, yang sering memberi pujian sebesar 38%, kadang-kadang memberi pujian sebesar 33%, dan yang tidak pernah memberikan pujian jika anaknya mendapatkan prestasi belajar yang baik sebesar 4%, hal ini mayoritas orang tua sering memberi pujian ketika anaknya mendapatkan prestasi belajar yang baik
72
Ibid..
TABEL 4.11 HASIL ANGKET ORANG TUA MENDORONG AGAR RAJIN DAN GIAT DALAM BELAJAR Alternatif Jawaban Frekwensi % No 9
Apakah Orang tua anda mendorong agar rajin dan giat dalam belajar
a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 73
Sumber data
JUMLAH
26 16 2 1 45
58% 36% 4% 2% 100%
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa orang tua yang selalu mendorong anaknya agar rajin dan giat dalam belajar sebesar 58%, sering sebesar 36%, kadangkadang sebesar 4%, hal ini berarti mayoritas orang tua memberikan dorongan kepada anaknya agar rajin dan giat dalam belajar TABEL 4.12 HASIL ANGKET ORANG TUA MENYARANKAN AGAR MASUK KELAS TERLEBIH DAHULU SEBELUM PELAJARAN DIMULAI Alternatif Jawaban Frekwensi % No 10
Apakah Orang tua anda menyarankan agar masuk kelas terlebih dahulu sebelum pelajaran dimulai
a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah Sumber data74
JUMLAH
20 19 3 3 45
44% 42% 7% 7% 100%
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa orang tua yang selalu menyarankan agar anaknya masuk kelas sebelum pelajaran dimulai sebesar 44%, yang sering menyarankan agar masuk telebih dahulu sebelum pelajaran dimulai sebesar 42%, dan kadang-kadang sebanyak 7%, yang tidak pernah menyarankan agar masuk
73 74
Ibid.. Ibid..
kelas terlebih dahulu sebelum pelajaran dimulai sebesar 7%. Hal ini berarti mayoritas orang tua selalu menyarankan anaknya agar masuk kelas terlebih dahulu. TABEL 4.13 HASIL ANGKET ORANG TUA MENGANJURKAN AGAR BERTEMAN DENGAN ORANG YANG BAIK Alternatif Jawaban Frekwensi % No 11
Apakah Orang tua anda menganjurkan agar berteman dengan orang yang baik
a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah Sumber data75
JUMLAH
18 20 5 2 45
40% 45% 11% 4% 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bawa orang tua yang selalu menyarankan agar berteman dengan orang yang baik sebesar 40%, sering 45%, kadang-kadang 11%, dan orang tua yang tidak pernah menyarankan agar berteman dengan orang baik sebesar 4%. Ini berarti mayoritas orang tua sering menyarankan anaknya agar berteman dengan orang yang baik. TABEL 4.14 HASIL ANGKET ORANG TUA MELARANG KERAS ANDA AGAR TIDAK MEROKOK DAN OBAT-OBAT TERLARANG ATAU NARKOBA Alternatif Jawaban Frekwensi % No 12
Apakah Orang tua melarang keras anda agar tidak merokok dan obat-obat terlarang atau narkoba
a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah Sumber data76 75
Ibid..
JUMLAH
36 7 0 2 45
80% 16% 0% 4% 100%
Dari data tabel di atas dapat diketahui bahwa orang tua yang selalu melarang keras anaknya agar tidak merokok dan obat-obat terlarang atau narkoba sebesar 80%, jadi mayoitas orang tua selalu melarang keras anaknya agar tidak merokok dan obat-obat terlarang atau narkoba, karena merokok dan narkoba dapat menimbulkan malas untuk belajar dan merusak kesehatan
No 13
TABEL 4.15 HASIL ANGKET ORANG TUA MENGANJURKAN AGAR ANDA MENDAPATKAN PRESTASI BELAJAR BAIK Alternatif Jawaban Apakah Orang tua anda menganjurkan agar anda mendapatkan prestasi belajar baik
a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah Sumber data77
JUMLAH
Frekwensi
%
24 17 4 0 45
53% 38% 9% 0% 100%
Dari data tabel di atas dapat diketahui bahwa orang tua yang selalu menganjurkan anaknya agar mendapatkan prestasi belajar yang baik sebesar 53%, orang tua yang sering menganjurkan anaknya agar mendapatkan prestasi belajar yang baik sebesar 38%, jadi mayoritas orang tua selalu menganjurkan anaknya agar mendapatkan prestasi belajar yang baik.
76 77
Ibid.. Ibid..
TABEL 4.16 HASIL ANGKET ORANG TUA MENGANJURKAN AGAR DAPAT TERUS MELANJUTKAN SEKOLAH SAMPAI KEPERGURUAN TINGGI Alternatif Jawaban Frekwensi % No 14
Apakah Orang tua anda menganjurkan agar dapat terus melanjutkan sekolah sampai keperguruan tinggi
a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 78
Sumber data
JUMLAH
26 13 5 1 45
38% 29% 11% 2% 100%
Dari data tabel di atas dapat diketahui bahwa orang tua yang selalu menganjurkan anaknya agar melanjutkan sekolah sampai ke perguruan tinggi sebesar 38%, orang tua yang sering menganjurkan agar anaknya agar melanjutkan sekolah sampai keperguruan tinggi sebesar 29%, dan orang tua yang kadangkadang menganjurkan anaknya agar terus melanjutkan sekolahnya sampai keperguruan tinggi sebesar 11%, sedangkan yang tidak pernah menganjurkan sebesar 2%, dalam hal ini mayoritas orang tua cenderung menginginkan anaknya agar terus sekolah sampai keperguruan tinggi.
No 15
TABEL 4.17 HASIL ANGKET ORANG TUA MENYURUH AGAR MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER Alternatif Jawaban Apakah Orang tua anda menyuruh agar mengikuti kegiatan ekstra kurikuler
a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah Sumber data79
78 79
Ibid.. Ibid..
JUMLAH
Frekwensi
%
4 13 20 8 45
9% 29% 44% 18% 100%
Dari data tabel di atas dapat diketahui bahwa orang tua yang selalu menyuruh agar mengikuti kegiatan ekstra kurikuler 9%, yang sering sebesar 29%, kadang-kadang sebesar 4%, dan orang tua yang tidak pernah menyuruh mengikuti kegiatan ekstra kurikuler 18%, jadi dalam hal ini mayoritas orang tua kadangkadang menyuruh agar mengikuti kegiatan ekstra kurikuler. TABEL 4.18 HASIL ANGKET ORANG TUA MENYURUH MENGIKUTI LES ATAU KURSUS PADA BIDANG STUDI TERTENTU Alternatif Jawaban Frekwensi % No 16
Apakah Orang tua anda menyuruh mengikuti les atau kursus pada bidang setudi tertentu
a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah Sumber data80
JUMLAH
10 22 11 2 45
22% 49% 25% 4% 100%
Berdasarkan data tabel di atas dapat diketahui bahwa orang tua yang selalu menyuruh anaknya untuk mengikuti les atau kursus pada bidang studi tertentu sebesar 22%, yang sering sebesar 49%, kadang kadang sebesar 25% dan yang tidak pernah sebesar 4%, jadi mayoritas orang tua sering menyuruh anaknya mengikuti les atau kursus pada bidang studi tertentu.
80
Ibid..
No 17
TABEL 4.19 HASIL ANGKET ORANG TUA MENANYAKAN KESULITAN YANG DIALAMI DALAM BELAJAR Alternatif Jawaban Apakah Orang tua anda menanyakan kesulitan yang anda di alami dalam belajar
a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 81
Sumber data
JUMLAH
Frekwensi
%
9 19 12 5 45
20% 42% 27% 11% 100%
Berdasarkan data tabel di atas bahwa orang tua yang selau menanyakan kesulitan yang dialami dalam belajar sebesar 20%, sering sebesar 42%, orang tua yang kadang kadang menanyakan kesulitan yang dialami dalam belajar sebesar 27%, jadi mayoritas orang tua sering menanyakan kesulitan yang dialami anaknya dalam belajar. TABEL 4.20 HASIL ANGKET APAKAH ORANG TUA MEMBERI HUKUMAN ATAU SANGSI KALAU ANDA BOLOS Alternatif Jawaban Frekwensi % No 17
Apakah Orang tua anda memberi hukuman atau sangsi kalau anda membolos
a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah Sumber data82
JUMLAH
16 14 7 8 45
36% 31% 15% 18% 100%
Berdasarkan data tabel di atas orang tua yang selalu memberi hukuman atau sangsi kalau anaknya bolos sekolah sebesar 36% orang tua yang sering
81 82
Ibid.. Ibid..
memberi hukuman atau sangsi kalau anaknya bolos sebesar 31% orang tua yang kadang kadang memberi hukuman atau sangsi kalau anaknya bolos sekolah sebesar 15% dan yang tidak penah memberikan hukuman atau sangsi kepada anaknya kalau bolos sekolah sebesar 18%. TABEL 4.21 HASIL ANGKET ORANG TUA MENYARANKAN AGAR LEBIH AKTIF DALAM BELAJAR DI KELAS DALAM SEGALA HAL Alternatif Jawaban Frekwensi % No 19
Apakah Orang tua anda menyarankan agar lebih aktif dalam belajar di kelas dalam segala hal
a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah Sumber data83
JUMLAH
22 18 5 0 45
49% 40% 11% 0% 100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa orang tua yang selalu menyarankan agar lebih aktif dalam belajar di kelas dalam segala hal seberas 49%, orang tua yang sering menyarankan agar lebih aktif dalam belajar di kelas dalam segala hal seberas orang tua yang kadang-kadang mencium atau mengusap kepala anaknya sebesar 40%, kadang kadang 11%, hal ini menunjukkan mayoritas rang tua orang tua selalu menyarankan agar anaknya lebih aktif dalam belajar di kelas dalam segala hal seberas.
83
Ibid..
No 20
TABEL 4.22 HASIL ANGKET ORANG TUA MEMBERI TANGGAPAN POSITIF TERHADAP KEBUTUHAN DALAM BELAJAR Alternatif Jawaban Apakah Orang tua anda memberi tanggapan positif terhadap kebutuhan dalam belajar
a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 84
Sumber data
Frekwensi
%
26 15 2 2 45
58% 34% 4% 4% 100%
JUMLAH
Tabel di atas menunjukkan bahwa orang tua yang selalu memberi tanggapan positif terhadap kebutuhan dalam belajar sebesar 58%, orang tua yang sering memberi tanggapan positif terhadap kebutuhan dalam belajar sebesar 34%, kadang kadang sebesar 4%, dari data di atas menunjukkan bahwa mayoritas orang tua memberi tanggapan positif terhadap kebutuhan anaknya dalam belajar karena hal ini sangat penting demi kelancaran kegiatan belajar anak atau siswa.
2. Variabel (Y) Prestasi Belajar Anak TABEL 4.23 KUALIFIKASI SKOR PRESTASI BELAJAR
1 No 1 2 3 4 5 6 7
Nilai
Kualifikasi
F
%
10 9 8 7 6 5 4
Sangat Istimewa Istimewa Sangat Baik Baik Cukup Rendah Gagal
20 6 14 1 2 2 0 45
44% 13% 31% 2% 5% 5% 0% 100%
Sumber data85
84 85
Ibid.. Ibid..
JUMLAH
Dari data tabel di atas dapat diketahui nilai rata-rata prestasi belajar anak kelas XI SMUN 1 Sutojayan Blitar mayoritas berada pada nilai rata-rata 10 sebanyak 20 anak yaitu 44 % dari jumlah anak Kelas XI SMUN 1 Sutojayan Blitar. Hal ini berarti rata-rata prestasi belajar anak atau sebagian besar anak termasuk tingkat kualifikasi sangat istimewa.
D. Analisis Data dan Interprestasi Data 1. Analisis data Sebagaimana telah disinggung sebelumnya pada bab III, bahwasanya penelitian ini merupakan penelitian dengan dua variabel bebas yaitu tingkat pendidikan orang tua (X1), dan dorongan orang tua (X2), dan satu variabel terikat yaitu prestasi belajar siswa (Y), yang dalam statistik lebih dikenal dengan sebuah uji korelasi ganda atau multiple correlation. Uji korelasi ganda adalah suatu nilai yang memberikan kuatnya pengaruh atau hubungan dua variabel atau lebih secara bersama-sama dengan variabel lain. Nilai uji korelasi ganda tersebut dengan rumus sebagai berikut:86
C=
X2 X2 +Ν
di mana X 2 dapat diperoleh dengan menggunakan rumus: X2 =Σ
( Fo − Ft ) 2 Ft
8686
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. 253.
Untuk bisa memasukkan data ke dalam rumus kita harus menentukan persentasenya terlebih dahulu, atau memasukkan data ke dalam tabel distribusi frekuensi relatif (distribusi persentase) sebagai berikut: TABEL 4.24 DISTRIBUSI FREKUENSI RELATIF (DISTRIBUSI PROSENTASE) TENTANG PENDIDIKAN ORANG TUA DARI SEJUMLAH 45 ORANG SUBJEK Frekuensi (F) Persentase (P) Nilai (X) 7 16,0 4 (Perguruan Tinggi/Akademik) 18 40,0 3 (SLTA/MA) 6 13,0 2 (SLTP/MTS) 14 31,0 1 (SD/MI) 45 = N 100,0 = ΣP Total Sumber data87 Jadi angka persenan 16,0 diperoleh dari
7 x100% = 15,55 dan dibulatkan 45
menjadi 16,0 begitupun seterusnya. Dari data ini sudah jelas bahwa pendidikan orang tua didominasi oleh oleh tingkat SLTA/MA yaitu sebesar 40% atau 18 orang dari 45 responden.
TABEL 4.25 DISTRIBUSI FREKUENSI RELATIF (DISTRIBUSI PROSENTASE) TENTANG DORONGAN ORANG TUA DARI SEJUMLAH 45 ORANG SUBJEK Frekuensi (F) Persentase (P) Nilai (X) 12 27,0 4 (70-76) 12 27,0 3 (60-69) 16 35,0 2 (52-59) 5 11,0 1 (40-48) 45 = N 100,0 = ΣP Total Sumber data88 87 88
Ibid.. Ibid..
Dari data di atas dorongan orang tua mencapai skor 2 (dua) yakni mulai (52-59). Hal ini menunjukkan orang tua dapat dikatagorikan kurang dalam memberikan dorongan terhadap anaknya. Distribusi frekuensi relatif (distribusi persentase) Tentang prestasi belajar siswa dari sejumlah 45 orang subjek (Y). TABEL 4.26 TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR Frekuensi (F) Persentase (P) Nilai (X) 2 5,0 65 2 5,0 67 1 2,0 68 14 31,0 70 6 13,0 71 20 44,0 73 45 = N 100,0 = ΣP Total Sumber data89 Dari data di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa sangat bagus. Yakni 20 orang yang mendapat nilai 73 atau 44% dari 45 responden. Data mengenai tingkat pendidikan orang tua dan prestasi belajar dari sejumlah 45 orang subjek ( X 1 dengan Y ) TABEL 4.27 TINGKAT PENDIDIKAN PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP BELAJAR SISWA Tingkat pendidikan orang tua Pendidikan Pendidikan Pendidikan Prestasi belajar Baik Sedang Kurang JUMLAH Sumber data90 89
Ibid..
Tinggi
Menengah
Dasar
4 2 1 7
9 12 3 24
7 6 1 14
Jumlah 20 20 5 45 = N
TABEL 4.28 TABEL KERJA UNTUK MENGETAHUI KAI KUADRAT, DALAM RANGKA MENCARI ANGKET INDEK KORELASI KONTINGENSI C. ( Fo − Ft ) 2 Fo Ft ( Fo − Ft ) ( Fo − Ft ) 2 Sel Ft 7 x 20 = 3,11 1 4 0,89 0,7921 0,2546 45 24 x 20 = 10,66 9 1,66 2,7556 0,2584 2 45 14 x 20 = 6,22 7 0,78 0,6084 ,0,0978 3 45 7 x 20 = 3,11 2 1,11 1,2321 0,3961 4 45 24 x 20 = 10,66 5 12 1,34 1,7956 0,1684 45 14 x 20 = 6,22 6 0,22 0,0484 0,007 6 45 7 x5 = 0,77 1 0,23 0,0529 0,0687 7 45 24 x 20 = 10,66 3 0,34 0,1156 0,0434 8 45 14 x5 = 1,55 9 1 0,55 0,3025 0,1951 45 45 ( FO − Ft ) 1,4902 = 0 = ( Fo − Fo ) 45 = N JUMLAH = Ft N Sumber data91
X 2 diperoleh dari :
( Fo − Ft ) 2 = 1,4902 Ft Jadi Kai Kuadrat ( X 2 = 1,4902 )
90 91
Ibid.. Ibid..
Setelah kai kuadrat diketahui, maka selanjutnya di subtitusikan ke dalam rumus koefisien kontingensi : X2 X2 +N
C atau KK =
=
1,4902 1,4902 + 45
=
1,4902 46,4902
= 0,0320 = 0,1789 Untuk mengetahui interpretasi terhadap C atau KK itu harga C harus terlebih dahulu kita ubah menjadi phi ( θ ) dengan rumus :
θ=
θ=
=
=
=
C
1− C
2
0,1789 1 − (0,1789) 0.1789 1 − 0,032 0.1789 0,968 0,1789 0,983
= 0,18
2
Kemudian diinterpretasikan dengan mengggunakan tabel nilai “r“ (product moment). Dengan penjelasan ini, akan mempermudah memahami terhadap rumus yang digunakan dalam penelitian ini. X2 N
θ=
=
1,4902 45 0,03315555
= 0,18 Interpretasi : Ha = ada korelasi positif signifikan antar tingkat pendidikan orang tua dan prestasi belajar anak/siswa Ho = tidak ada korelasi positif signifikan antar tingkat pendidikan orang tua dan prestasi belajar anak/siswa Dengan DF sebesar 45 diperoleh harga r tabel pada taraf signifikasi 5% = 0,294 sedangkan pada taraf signifikasi 1% diperoleh r tabel = 0,360 Dengan demikian, θ yang berasal dari perubahan terhadap (itu) lebih kecil dari pada r tabel pada signifikasi 5% maupun pada taraf signifikasi 1%. Dengan ini maka hipotesis NOL diterima, berarti tidak ada korelasi positif dan signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dan prestasi belajar, tinggi rendahnya pendidikan orang tua tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
TABEL 4.29 DATA MENGENAI DORONGAN ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR DARI SEJUMLAH 45 ORANG SUBJEK ( X 2 DENGAN Y ) Dorongan orang tua Prestasi belajar Baik Sedang Kurang JUMLAH Sumber data92
Besar
Sedang
Kecil
Jumlah
3 10 7 20
4 6 10 20
0 1 4 5
7 17 21 45 = N
TABEL 4.30 TABEL KERJA UNTUK MENGETAHUI KAI KUADDRAT DALAM RANGKA MENCARI ANGKET INDEK KORELASI KONTINGENSI C. ( Fo − Ft ) 2 Fo Ft ( Fo − Ft ) ( Fo − Ft ) 2 Sel Ft 24 x7 = 3,73 3 0,73 0,5329 0,1428 1 45 16 x7 = 248 4 1,52 2,3104 0,9316 2 45 5 x7 = 0,77 0 0,77 0,5929 0,77 3 45 24 x17 = 9,06 10 0,94 0,8836 0,0975 4 45 16 x17 = 604 6 0,04 1,6 2,6490 5 45 5 x17 = 1,88 1 0,88 0,7744 0,4119 6 45 24 x 21 = 11,2 7 4,2 17,64 1,575 7 45 17 x 21 = 7,46 10 2,54 6,4516 0,8648 8 45 5 x 21 = 2,33 4 1,67 2,7889 1,1969 9 45 45 ( FO − Ft ) 8,6395 = 0 = ( Fo − Fo ) 45 = N JUMLAH = Ft N Sumber data93 92
Ibid..
( Fo − Ft ) 2 = 8,6395 Ft Jadi Kai Kuadrat ( X 2 = 8,6395 ) Setelah harga kai kaudrat kita ketahui maka selanjutnya kita subtitusikan kedalam rumus koefisien kontingensi : C atau KK =
X2 X2 +N
=
=
8,6395 53,6395
= 0,1610
8,6395 8,6395 + 45
= 0,4013 Untuk mengetahui interpretasi terhadap C atau KK itu harga C harus terlebih dahulu kita ubah menjadi phi ( θ ) dengan rumus : C
θ=
1− C
0,4013
θ=
=
=
=
1 − (0,4013) 0.4013 1 − 0,1610
0.4013 0,839
0,4013 0,9159
= 0,438
93
2
Ibid..
2
Kemudian diinterpretasikan dengan mengggunakan tabel nilai “r“ (prodak moment). Dengan penjelasan ini, akan mempermudah memahami terhadap rumus yang digunakan dalam penelitian ini. X2 N
θ=
=
8,6395 45
0,191988888 = 0,438
Interpretasi : Ha = ada korelasi positif yang signifikan antara dorongan/mutivasi orang tua terhadap prestasi belajar anak/siswa Ho = tidak ada korelasi positif yang signifikan antara dorongan/mutivasi orang tua terhadap prestasi belajar anak/siswa Dengan DF sebesar 45 dipeeroleh harga r tabel pada taraf signifikasi 5% = 0,294 sedangkan pada taraf signifikasi 1% diperoleh r tabel = 0,380 Dengan demikian, θ yang berasal dari perubahan terhadap (itu) lebih besar dari pada r tabel, baik pada signifikasi 5% maupun pada taraf signifikasi 1%. Dengan ini maka hipotesis NOL di tolak, berarti ada korelasi positif yang signifikan antara dorongan orang tua dan prestasi belajar, makin besar dorongan orang tua diikuti semakin tingginya prestasi belajar siswa.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian skripsi yang berjudul .“Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Dorongan Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Anak Kelas XI SMUN 1 Sutojayan Blitar“, sedangkan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah diajukan dalam perumusan masalah di atas pada bab I, maka berikut ini penulis mencoba memberikan kesimpulan sebagai berikut: Pertama, tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan antara pendidikan orang tua dengan prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI SMUN 1 Sutojayan Blitar. Kedua, ada pengaruh yang positif dan signifikan antara dorongan orang tua terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI SMUN 1 Sutojayan Blitar.
B. Saran-Saran Setiap orang tua mengharapkan anak-anaknya dapat memperoleh prestasi belajar yang baik, akan tetapi orang tua terkadang kurang memperhatikan faktor faktor yang menunjang keberhasilan belajar tersebut. Pada bagian akhir ini penulis mengemukakan beberapa saran bagi para orang tua. Pertama, diharapkan orang tua selalu mengawasi mengarahkan serta membimbing anak dalam belajar. Khususnya membantu mengatasi kesulitan dalam belajar yang dialami oleh anak-anaknya.
Kedua, orang tua diharapkan memberikan dorongan atau motivasi yang intensif dan berkesinambungan terhadap belajar anaknya. Karena dengan adanya dorongan atau motivasi yang intensif dan berkesinambungan diharapkan secara otomatis akan menambah dan meningkatkan prestasi belajar anak. Ketiga,
kepada
orang
tua
murid,
diharapkan
memberikan
dan
menumbuhkan motivasi/dorongan kepada anak/siswa yang maksimal untuk keberlangsungan proses belajar mengajar, motivasi dan tingkat pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan belajar/prestasi belajar. Keempat, bagi para orang tua yang tingkat pendidikannya rendah diharapkan selalu menambah wawasan dan pengetahuannya dengan cara sering mengikuti kegiatan keilmuan baik di lingkungan sekitarnya atau ke tempat lain. Adapun cara lain untuk menambah wawasan dan pengetahuan dengan sering membaca buku-buku yang bersangkutan dengan pendidikan, koran, majalah, dan sebagainya agar bisa membantu membimbing dan mendorong serta mengarahkan anaknya guna mendapatkan prestasi belajar yang baik. Kelima, kepada pihak sekolah agar senantiasa dapat menciptakan dan mewujudkan lingkungan sekolah yang akrab dan tentram serta nyaman untuk melaksanakan proses belajar mengajar, sehingga diharapkan prestasi belajar siswa menjadi baik dan optimal, karena lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga merupakan salah satu faktor keberhasilan belajar siswa/ prestasi belajar siswa. Keenam, diharapkan antara orang tua murid dengan pihak sekolah terdapat interaksi yang positif, seperti orang tua murid berkonsultasi dengan pihak sekolah mengenai perkembangan belajar anaknya di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Abror, Abdurrahman., psikologi Pendidikan, Yogyakarta: PT Tiara Wacana, 1993. Arikunto, Suharismi., Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Azhari, Akhyas., Psikologi Pendidikan, Semarang: Dina Utama, 1996. Azra, Azyumardi., Esai-Esai Intelektual Muslim Dan Pendidikan Islam, Yogyakarta: Logos,1999. Darmaningtyas, Pendidiakn Pada Masa Krisis Dan Setelah Krisis: Evaluasi Pendidikan Pada Masa Krisis, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998. F. Habeyb S., Kamus Populer, Jakarta: Nurani, 1983. Gunarsa NY Singgih D, Psikologi untuk Keluarga, Jakarta: Gunung Mulia, 1976. Hasbullah, Dasar – Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2001. Junaidi, Gony M., Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Malang: UINMalang Press, 2009. Kartini, Kartono, Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan Tinggi, Jakarta: Rajawali, 1985. Langgulung, Hasan, Manusia dan Pendidikan,(suatu analisa psikologi dan pendidikan), Jakarta : Pustaka Al Husna, 1989. Mustaqim & Abul Wahib, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 1991. Purwanto, Ngalim, Pskologi Pendidikan, Bandung : Remadja Karya, 1985. Sabri, Aliyusuf., Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional IAIN Fakultas Tarbiyah, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996. Salim, Peter dan Salim, Yenny, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta: Modern English, 1991.
Simamora, Bilson., Panduan Riset Perilaku Konsumen, Jakarta: PT Grafindo Pustaka Utama, 2004. Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan Undang-undang RI No. 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Fokusmedia, Bandung, 2005. Sudjono, Anas., Pengatar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008. Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya, Bumi Aksara, Jakarta, 2003. Sutari, Imam Bernadib, Pengantar Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: Yayasan Penerbit FIP IKIP, 1995. S.F. Habeyb, Kamus Populer, Nurani, Jakarta, 1983. Soemanto, Wasty, & Soetopo, Hendiat, Dasar dan Teori Pendidikan Dunia tantangan bagi para Pemimipin Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya, 1982. Yedim, Kurniawan., Pendidikan Anak Sejak Dini Hingga Masa Depan, Jakarta: CV. Firdaus, 1993. Yusuf, Enoch M., Administrasi Supervisi Pendidikan, Malang: IKIP, 1995. Zahara, C. Idris., Pendidikan dan Keluarga, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1995.
LAMPIRAN 1
Angket Penelitian Instrumen Data Tingkat Pendidikan Orang Tua dan Dorongan Atau Motivasi 0rang Tua 1. Tujuan dan Petunjuk 1) Angket ini bertujuan ilmiah, disebarkan untuk mengumpulkan data 2) Jawablah pertanyaan dibagian poin ( 5 ) dengan memberi tanda silang ( X ) pada jawaban yang menurut anda benar 3) Berilah tanda silang pada jawaban yang telah anda pilih diantara empat alternative jawaban yang ada ! 4) Keempat alternatif tersebut adalah : a. Sangat sering : SS b. Sering :S c. Jarang :J d. Tidak pernah : TP 2. Biodata Responden 1) Nama :............. 2) Kelas / semester :................ 3) Nama Ibu kandung :.............. 4) Nama Ayah Kandung : ............... 5) Apa pendidikan terakhir Ibu anda a. SI / S II / S III b. SLTA / SMA / MA c. SLTP / SMP /MTs d. SD / MI Selamat Mengerjakan ! 3. Daftar Pertanyaan Pertanyaan No 1 Apakah orang tua anda menyediakan tempat/ruangan belajar
2 3 4 5 6 7
Apakah orang tua anda Menyediakan bangku di ruangan belajar Apakah orang tua anda menyediakan semua perlengkapan alat tulis menulis untuk belajar Apakah orang tua anda membeli buku-buku pelajaran yang anda butuhkan Apakah orang tua anda menyiapkan seragam sekolah Apakah orang tua anda menberi hadiah jika anda naik kelas Apakah orang tua anda menanyakan hasil belajar disekolah setiap hari
SS
S
J
TP
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Apakah orang tua memberi pujian jika anda mendapat prestasi belajar yang baik Apakah orang tua anda mendorong agar anda rajin dan giat dalam belajar Apakah orang tua anda menyarankan agar masuk kelas sebelum pelajaran dimulai Apakah orang tua anda menganjurkan agar berteman dengan orang yang baik dan pandai Apakah orang tua melarang keras anda agar tidak merokok dan mengkonsumsi obat- obat terlarang Apakah orang tua menganjurkan anda agar mendapatkan prestasi belajar yang baik Apakah orang tua menganjurkan anda agar dapat terus melanjutkan sekolah sampai keperguruan tinggi dan seterusnya Apakah orang tua menyuruh anda agar mengikuti kegiatan ekstra kurikuler Apakah orang tua anda menyuruh untuk mengikuti les atau kursus pada bidang studi tertentu Apakah orang tua menaya anda tentang kesulitan yang anda alami dalam belajar Apakah orang tua anda memberi hukuman atau sangsi kalau anda bolos sekolah Apakah orang tua anda menyarankan agar berusaha untuk lebih aktif dalam belajar dikelas dalam segalahal Apakah orang tua anda memberi tanggapan positif terhadap kebutuhan dalam belajar
Hormat Kami
Esti mufidatul chusna Nim. 051 300 29
LAMPIRAN 2
TABEL SKOR VAREABEL X 1 (TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA) Skor X 1 Pendidkan Akhir Orang Tua No Urut Responden Tamat SLTA/MA 1 3 1 Tamat SLTA/MA 2 3 2 Tamat Perguruan Tinggi/Akademik 3 3 4 Tamat SLTA/MA 4 3 4 Tamat Perguruan Tinggi/Akademik 5 4 5 Tamat SLTA/MA 6 3 6 Tamat Perguruan Tinggi/Akademik 7 4 7 Tamat SLTP/MTS 8 2 8 Tamat SLTA/MA 9 3 9 Tamat SLTP/MTS 10 10 2 Tamat SLTA/MA 11 3 11 Tamat SLTA/MA 12 3 12 Tamat Perguruan Tinggi/Akademik 13 4 13 Tamat SLTA/MA 14 3 14 Tamat SD/MI 15 1 15 Tamat SLTP/MTS 16 2 16 Tamat SD/MI 17 1 17 Tamat SD/MI 18 1 18 Tamat SLTA/MA 19 3 19 Tamat SD/MI 20 1 20 Tamat SLTA/MA 21 3 21 Tamat SD/MI 22 1 22 Tamat SLTA/MA 23 3 23 Tamat SD/MI 24 1 24 Tamat SLTA/MA 25 3 25 Tamat SD/MI 26 1 26 Tamat SLTA/MA 27 3 27 Tamat SD/MI 28 1 28 Tamat SD/MI 29 1 29 Tamat SLTP/MTS 30 30 2 Tamat Perguruan Tinggi/Akademik 31 4 31 Tamat SLTA/MA 32 3 32 Tamat Perguruan Tinggi/Akademik 33 4 33 Tamat Perguruan Tinggi/Akademik 34 4 34 Tamat SD/MI 35 1 35 Tamat SLTA/MA 36 3 36 Tamat SD/MI 37 1 37 Tamat SD/MI 38 1 38 Tamat SLTA/MA 39 3 39
40 41 42 43 44 45
40 41 42 43 44 45
3 3 1 1 2 2
Tamat SLTA/MA Tamat SLTA/MA Tamat SD/MI Tamat SD/MI Tamat SLTP/MTS Tamat SLTP/MTS
LAMPIRAN 3
TABEL SKOR VARIABEL X 2 (DORONGAN ORANG TUA)
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
1 2 2 2 3 4 3 4 2 4 4 3 3 4 2 2 1 3 1 3 4 4 4 1 3 2 4 3 3 4 3 3 1 4 3 2 2 4 4 2
2 1 3 2 4 4 2 4 4 3 4 3 3 4 2 2 3 3 2 3 4 3 4 3 2 2 4 3 3 2 4 3 2 4 3 2 3 4 4 3
3 1 1 2 4 1 1 4 1 3 4 4 1 4 3 1 1 4 2 2 4 3 4 3 1 2 4 2 1 4 2 1 1 4 3 2 1 4 2 3
4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 2 2 3 3 3 4 4 3
5 1 3 1 3 1 2 1 2 1 4 3 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 3 1 2 1 1 3 4 2 2 2 2 1
6 3 2 2 2 4 2 3 1 1 4 3 3 2 3 3 2 4 4 4 4 3 3 4 1 3 1 3 1 4 2 3 2 3 4 3 2 3 4 1
7 3 2 3 3 4 3 4 4 1 4 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 1 4 3 4 2 3 1 3 4 3 3 4 3 3
8 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 1 4 4 4 3 3 2 4 4 3 2 4 4 3
9 4 3 4 4 4 3 4 4 2 4 3 3 1 3 3 3 4 4 3 2 3 4 4 4 3 1 3 3 4 2 3 1 3 4 3 3 4 4 3
Nomer Butir Soal 10 11 12 13 2 4 4 2 3 3 4 4 3 3 4 1 3 3 4 4 4 4 4 2 2 3 3 1 4 4 4 4 3 2 4 3 2 3 4 2 4 3 4 1 3 3 4 4 3 3 4 2 3 4 4 1 3 3 4 2 2 3 4 2 1 3 3 1 4 3 4 3 4 4 4 1 3 3 2 2 3 4 3 4 2 4 4 3 4 2 4 2 3 3 4 2 1 4 1 4 3 3 3 2 1 4 4 1 2 1 4 3 3 4 3 3 1 4 1 2 3 2 4 2 1 3 4 1 3 2 3 4 3 3 4 4 2 3 4 4 3 3 3 2 2 4 4 3 3 4 4 4 2 3 4 1 3 3 4 2
14 4 2 2 4 4 3 4 2 3 4 4 3 3 3 2 3 4 4 3 4 3 4 2 4 3 2 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3
15 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 2 3 3 2 4 2 2 4 4 4 4 1 4 2 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4
16 17 3 3 3 2 3 4 3 4 4 4 3 3 1 4 1 3 1 4 4 4 3 4 2 4 3 4 2 3 2 2 1 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 1 4 1 2 3 3 1 4 3 3 1 2 4 4 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3
18 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 3 3 4 3 4 3 1 4 3 1 3 2 4 4 4 3 3 4 4 3
19 3 2 3 4 4 3 1 4 1 4 3 2 2 3 3 1 3 4 3 2 2 3 3 4 2 1 4 4 4 1 1 4 3 3 3 3 4 4 3
20 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 2 1 4 4 3 4 4 4 3 4 1 1 4 2 3 2 3 4 4 2 3 3 3 4 3
56 53 56 71 72 54 70 59 52 76 68 57 40 56 48 41 65 64 64 69 61 72 71 62 52 42 59 57 60 53 45 53 69 67 55 56 73 70 56
40 41 42 43 44 45
3 4 4 4 3 4
4 3 4 4 4 4
2 4 4 4 2 4
3 4 4 4 4 4
3 2 1 2 4 1
2 4 4 4 4 4
3 4 4 4 4 4
3 4 4 4 3 4
3 3 4 4 4 4
2 4 4 2 4 2
1 2 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4
2 4 1 4 4 4
4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4
4 2 4 3 4 2
3 3 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4
3 3 3 4 3 2
3 3 4 4 4 4
60 69 73 75 75 71
LAMPIRAN 4
TABEL MANGHITUNG VARIABEL Y (PRESTASI BELAJAR SISWA) Skor X 1 Nilai Ekonomi Siswa No Urut Responden 1 3 71 1 2 3 71 2 3 4 65 3 4 3 70 4 5 4 70 5 6 3 70 6 7 7 4 73 8 2 71 8 9 3 67 9 10 2 73 10 11 3 73 11 12 3 73 12 13 4 70 13 14 14 3 68 15 1 71 15 16 2 73 16 17 1 73 17 18 1 70 18 19 3 70 19 20 1 73 20 21 3 67 21 22 1 70 22 23 3 70 23 24 1 73 24 25 3 73 25 26 1 73 26 27 3 70 27 28 1 71 28 29 1 70 29 30 2 73 30 31 4 70 31 32 3 73 32 33 4 73 33 34 34 4 65 35 1 73 35 36 3 71 36 37 1 70 37 38 1 73 38 39 3 73 39
40 41 42 43 44 45
40 41 42 43 44 45
3 3 1 1 2 2
73 70 70 73 73 73