PENGARUH KESIBUKAN KERJA ORANG TUA TERHADAP PRESTASI MATA PELAJARAN FIQIH PADA SISWA KELAS II MI KETAPANG KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI
Oleh SITI AMILATUL FADLILAH 11408151
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL ....................................................................................i HALAMAN LOGGO.......................................................................................... ii HALAMAN JUDUL ...................................................................................... iii HALAMAN NOTA PEMBIMBING .............................................................. iv HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... v HALAMAN KEASLIAN TULISAN................................................................ vi HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii ABSTRAK........................................................................................................ ix DAFTAR ISI .................................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi BAB 1 : PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian........................................................................... 5 D. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 5 E. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6 F. Penjelasan Masalah ....................................................................... 6 G. Metode Penelitian ........................................................................... 7 H. Sistematika Penulisan Laporan ...................................................... 10 BAB II : LANDASAN TEORITIK A. Kesibukan Kerja Orang Tua Dan Peranan Orang Tua Terhadap Prestasi Anak......................................................................17 1. Kesibukan Kerja Dan Pembinaan Prestasi Anak............................13 2. Pengertian dan Faktor Yang Mempengruhi Prestasi.......................23 3. Peranan Orang Tua Pada Prestasi Pendidikan Anak................. ....27 B. Mata Pelajaran Fiqih ................................................................... .30 1. Latar Belakang Mata Pelajaran Fiqih............................................. 30 2. Dasar Dan Tujuan Mata Pelajaran Fiqih...................................... 32 3. Ruang Lingkup Pelajaran Fiqih.................................................... 36 4. Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar................................36
C. Hubungan Kesibukan Kerja Orang Tua dengan Prestasi Mata Pelajaran Fiqih...................................................................................37 BAB III :LAPORAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian .............................................. 39 1. Sejarah Berdirinya MI Ketapang............................................... 39 2. Letak Geografis MI Ketapang................................................... 40 3. Struktur Organisasi MI Ketapan................................................ 40 B. Keadaan Sekolah...............................................................................42 1. Keadaan Siswa ..............................................................................42 2. Keadaan Guru................................................................................43 3. Sarana dan Prasarana .....................................................................44 C. Data Penelitian .............................................................................. .46 1. Data Nama Responden...................................................................49 2. Penyajian Data Penelitian...............................................................50 BAB IV :ANALISIS DATA ANGKET A. Analisis Pendahuluan .................................................................... 55 B. Uji Hipotesis…………………… ……………………………… 54 C. Analisis Lanjut…………………………………………………… 66 BAB V :PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................... 68 B. Saran-saran .................................................................................... 69 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
ABSTRAK SITI AMILATUL FADLILAH, NIM : 11408151, Judul Skripsi : “Pengaruh Kesibukan Kerja Orang Tua Terhadap Prestasi Mata Pelajaran Fiqih pada Siswa Kelas II MI Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang tahun 2010” Keyword : Kesibukan Kerja Orang Tuadan Prestasi Pendidikan Keagamaan anak. Sejumlah permasalahan tentang banyaknya siswa kelas II MI Ketapang yang orang tua mereka terlalu sibuk bekerja sehingga prestasi siswa rendah. Perilaku seperti ini harus diubah, mengingat harapan orang tua adalah anaknya berhasil, dan harapan guru para siswanya lulus dengan nilai memuaskan sehingga orang tua pun harus ikut berperan untuk meningkatkan prestasi anaknya walaupun mereka juga sibuk bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi kesibukan kerja orang tua, serta peran orang tua, yang berpengaruh pada prestasi pendidikan mata pelajaran Fiqih pada siswa kelas II MI Ketapang. dalam penelitian ini adalah guru pembimbing sebanyak 1 orang dan siswa kelas II MI Ketapang , Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2009-2010 sebanyak 23 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan metode populasi, observasi, dokumentasi, wawancara dan angket. Data yang diperoleh dari penelitian mengenai Kesibukan Kerja orang tua pada siswa kelas II MI Ketapang, Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010, Sebanyak 7 responden kategori sangat sibuk, 12 responden kategori sibuk, 4 responden kategori sedang. Sedangkan data peran orang tua melalui wawancara dan pengamatan langsung didapat hasil sebagai berikut mengikutkan TPQ sebanyak 13 anak, Les prifat Keagamaan sebanyak 4 anak, Belajar dengan orang tua atau keluarga sebanyak 6 orang. data prestasi pendidikan mata pelajaran fiqih menggunakan test ulangan tertulis dengan hasil sebagai berikut : Sebanyak 7 responden kategori nilai baik, 10 responden kategori nilai cukup, 6 responden kategori nilai kurang. Sementara itu dari hasil analisa data setelah dilakukan penelitian ini selama kurang lebih 1 bulan dari akhir bulan Juni sampai awal bulan Agustus 2010, menunjukkan bahwa ada pengaruh antara kesibukan kerja orang tua terhadap prestasi Mata Pelajaran Fiqih pada siswa kelas II MI Ketapang, Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keluarga adalah sebagai persekutuan terkecil dari masyarakat luas. Mengingat pentingnya hidup yang demikian itu, maka Islam memandang keluarga bukan hanya persekutuan hidup terkecil saja, melainkan lebih dari itu, Pangkal ketentraman dan kedamaian hidup adalah terletak pada keluarga. Zakiyah Darajat, dkk ( 1996:36) Keluarga yakni sebagai lembaga hidup yang memberi peluang kepada para anggota untuk hidup celaka atau bahagia dunia atau akhirat. Uraian di atas menerangkan, bahwa keluarga harus mendapat pimpinan ayah dan ibu sebagai Dwi tunggal yang mempunyai tanggung jawab penuh dalam keluarga. Demikian Islam memerintahkan agar para orang tua berlaku sebagai kepala dan pimpinan dalam keluarga, serta berkewajiban untuk memelihara keluarga dari api neraka. Sebagaimana firman Allah :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka,yang bahan bakarnya dari manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka pada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakn apa yang diperintahkan ” ( QS. At Tahrim : 6) (Syaamil Depag RI: 2006)
Kewajiban yang harus dipikul orang tua tersebut, dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu orang tua berfungsi sebagai pemelihara dan pendidik keluarga. Menurut Arifin (1977: 84) sebagai berikut : 1. Kekuasaan pendidikan dipergunakan untuk memelihara anak atau kekuasaan membimbing hingga anak menjadi manusia dewasa yang dapat hidup sendiri dan memiliki rasa tanggung jawab. 2. Kekuasaan keluarga, ayah dan ibu sebagai kepala keluarga bertanggung jawab atas keselamatan keluarga. Untuk keselamatan ini masing-masing anggota keluarga harus mematuhi peraturan dalam keluarga itu. Orang tua mempunyai dua kekuasaan atau tugas penting dan merupakan amanah Tuhan. Pertama, melindungi keluarga yakni orang tua harus memelihara keselamatan kehidupan keluarganya baik moral maupun material. Kedua, orang tua juga memiliki kekuasaan dan tugas dalam pendidikan anak-anaknya. Orang tua sebagai pemelihara keselamatan kehidupan atau jaminan material bagi kelangsungan hidup keluarganya, dituntut untuk bekerja atau mencari nafkah demi keluarganya, dan pada saat sekarang ini tampaknya ada semacam gejala persaingan suami istri cenderung bekerja lebih giat diluar jam yang lazim. Tentu saja ini dilaksanakan atas berbagai pertimbangan. Misalnya untuk menambah penghasilan atau untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan dalam kesehariannya dan juga kesibukan karena adanya tugas rangkap yang membuat waktu diluar jam banyak tersita. Bekerja keras dalam dalam mencari nafkah akan memupuk sikap yang istikomah dan tidak sembarangan dalam memperoleh suatu karunia. Ia akan mencari dengan cara yang baik dan halal. Dengan mencari rizki secara halal, seorang muslim dalam hidupnya akan tenang, lebih terhormat dihadapan Allah hususnya dan dihadapan manusia pada umumnya. Kemudian seorang pekerja harus dapat mempersiapakan diri atau menyelesaikan dalam pekerjaannya. Orang tua, di sisi lain mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap pendidikan anak-anaknya, menentukan
untuk
disini orang tua memiliki peran yang sangat
berhasil
tidaknya
pendidikan,
khususnya
dalam
pendidikan agama Bila orang berbicara tentang pendidikan yang langsung teringat adalah sekolah. Karena sekolah merupakan suatu lembaga yang memusatkan pada pendidikan, pendidikan sekolah biasa berlangsung
secara formal artinya
seluruh kegiatannya telah ditata secara jelas, tujuannya telah dirumuskan secara tandas materi dan bahan ajarannya telah digariskan secara rinci, cara dan metodenya diprogram secara jelas. Peran lembaga pendidikan sekolah ini, Sangat penting akan tetapi peran orang tua pun juga penting karena orang tua adalah pusat pertumbuhan anak sejak dini. Dan pentingnya peranan orang tua dalam memperhatikan pendidikan keagamaan anak disekolah sangat
menentukan pertumbuhan dan perkembangan kejiwaan seorang anak dalam kehidupan masa depanya. Oleh karena itu prestasi pendidikan keagamaan khususnya mata pelajaran Fiqih bab sholat harus benar-benar memerlukan perhatian yang baik antara orang tua, anak, dan sekolah, sehingga akan membentuk kepribadian anak pada waktu dewasa. Anak tidak akan mudah tergugah oleh gejolak yang bertentangan dengan agama maupun norma-norma sosial di masyarakat. Zakiyah Darajat (1975:20) Berkurangnya pegangan manusia pada agama membawa manusia pada hidup yang tidak mengenal kepuasan, hidup berlomba-lomba dan bersaing selalu mengejar sesuatu, karena hatinya belum puas dengan apa yang dicapainya. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis terdorong melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH KESIBUKAN ORANGTUA TERHADAP PRESTASI MATA PELAJARAN FIQIH PADA SISWA KELAS II MI KETAPANG, KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010”
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana variasi waktu kerja orang tua pada siswa kelas II MI Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang 2010 ? 2. Bagaimana peran orang tua dalam peningkatan prestasi pendidikan anak? 3. Bagaimana variasi prestasi Mata Pelajaran Fiqih anak pada siswa kelas II MI Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang 2010 ?
4. Adakah pengaruh kesibukan kerja orang tua terhadap prestasi mata pelajaran Fiqih pada siswa kelas II MI Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang 2010 ? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan pokok masalah yang diuraikan diatas, adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui variasi kesibukan orang tua pada siswa kelas II MI Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang 2010 . 2. Untuk mengetahui peran orang tua dalam peningkatan prestasi anak. 3. Untuk mengetahui variasi prestasi mata pelajaran Fiqih pada siswa kelas II MI Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang 2010 . 4. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kesibukan kerja orang tua terhadap prestasi Mata Pelajaran Fiqih pada siswa kelas II MI Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang 2010 . D. Rumusan Hipotesis Hipotesis yang penulis ajukan sebagai berikut :” Makin sibuk pekerjaan orang tua, makin makin rendah prestasimata pelajaran Fiqih, atau makin tambah jam kerja orang tua, makin kurang perhatian terhadap pendidikan keagamaan pada mata pelajaran Fiqih anak di sekolah. E. Manfaat Penelitian Penulis berharap hasil dari penelitian ini akan memberikan masukan kepada diri saya sendiri sebagai penulis dan sebagai guru madrasah Ibtida’iyah,
para pendidik Madrasah, khususnya Madrasah Ibtida’iyah (MI) Ketapang, kecamatan Susukan, kabupaten Semarang. F. Penjelasan Istilah Suatu istilah sering kali menimbulkan perbedaan penafsiran. Maka untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami permasalahan yang penulis teliti terlebih dahulu akan menjelaskan istilah-istilah yang ada pada judul diatas adalah 1. Kesibukan kerja orang tua a.
Istilah kesibukan kerja menurut Drs Suharso dan Dra Ana Retnoningsih (2005:489) adalah: kegiatan mencari nafkah, mencari penghasilan, dan mata pencaharian pada dimensi keluarga.
b. Orang tua adalah ayah ibu kandung. (WJS. Purwadarminto (1984:942) Adapun yang penulis maksudkan dengan kesibukan kerja orang tua adalah suatu pekerjaan atau kegiatan orang tua dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga baik pekerjaan pokok maupun pekerjaan tambahan, sehingga orang tua dapat dikategorikan sangat sibuk, cukup sibuk, sibuk, atapun tidak sibuk. 2. Prestasi pendidikan keagamaan Prestasi berasal dari prestatie. Yang dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi. Prestasi memiliki arti “hasil usaha”. Menurut Purwadarminto (1983:108) prestasi adalah hasil yang telah dicapai,setelah melakukan pekerjaan.
Jadi yang dimaksud prestasi pendidikan keagamaan disini khusus prestasi pada mata pelajaran Fiqih Kelas II masalah tata cara sholat dan pelaksanaannya yang ditunjukkan dengan nilai (angka) dari hasil test tertulis. G. Metode Penelitian 1. Populasi Penelitian ini adalah penelitian populasi. Artinya penelitian ini melibatkan seluruh populasi yang ada untuk diteliti. Populasi menurut Suharsimi Arikunto (1998:112) adalah keseluruhan objek atau individu yang akan di teliti. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua wali murid dan semua siswa kelas II MI Ketapang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang, yang berjumlah 23 anak. 2. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggabungkan dua model pengumpulan data. Pertama, metodelogi survei untuk memetakan variasi pekerjaan orang tua dan pekerjaan sampingan yang dilakukan, waktu kerja orang tua, dan alokasi perhatian mereka, pada pendidikan anak. Survai dilakukan dengan menggunakan tehnik angket. Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya dari dirinya atau hal-hal yang diketahuinya. Sutrisno hadi (1987:124)
Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara secara langsung berdasarkan angket multiple choise dengan lima option kepada orang tua, dan soal test multiple choice dengan 4 option kepada siswa. Kedua, metode dokumen juga dilakukan dalam penelitian ini. Suharsimi Arikunto (1998:136), mengatakan bahwa. “Metode documenter sebagai teknik utama, dimaksudkan sebagai pengambilan data dengan cara melalui pungutan dan pencatatan dengan sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki.” Dekumentasi digunakan untuk mendapatkan data-data tentang nama-nama siswa, indeks / nilai prestasi siswa, orang tua siswa, pekerjaan orang tua, alamat siswa, keadaan sekolah, struktur organisasi sekolah. 3. Analisis data Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan., (Masri Sangarimbun dkk, 1989:263) Dari pengertian diatas, adalam menganalisa data hasil penelitian penulis menggunakan analisa sebagai berikut : a. Analisa Pendahuluan Dalam analisis pendahuluan penulis menggunakan tabel distri busi frekuensi sederhana untuk setiap variable yang diteliti didalam mengukur variable kesibukan kerja orang tua sebaga variable X, dan Prestasi pendidikan keagamaan anak sebagai variabel Y b Analisis lanjut
Analisis lanjut merupakan lanjutan dari analisa pendahuluan. yaitu menguji variable yang ada. Dalam analisis lanjut ini, penulis menggunakan rumus korelasi product moment : (∑ ) (∑ )
∑ ∑
rxy
(∑ )
∑
(∑ )
Adalah koefisien korelasi antara gejala x dan y
∑xy Adalah jumlah product dari x dan y ∑x2 Adalah product x2 ∑y2 Adalah jumlah product dari y2
c. Analisis Uji hipotesis Uji Hipotesis dilakukan setelah hasil dari analisis lanjut diketahui, yaitu memberi interpretasi terhadap
rxy dalam penguji signifikansi
korelasi dilakukan terhadap hipotesis nihil Ho dan adapun Ho berbunyi: Tidak ada korelasi antara variable x dengan variable y,
Ho
ditolak, jika r sama atau melebihi harga kritik r, dan diterima apabila lebih kecil dari harga kritik r ( Sutrisno Hadi, 1981:359). Harga kritik r pada N disajikan dalam tabel harga kritik dari r product moment H. Sistematika Penulisan Laporan BAB I : Merupakan bab pendahuluan yang meliputi :
A.Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Hipotesis Penelitian E. Manfaat Penelitian F. Penjelasan Masalah G. Metode Penelitian H. Sistematika penulisan skripsi. BAB II : Kerangka Teoritik a. Kesibukan Kerja Orang Tua
dan Peranan
Orang tua Terhadap Prestasi Anak 1. Pengertian Bekerja Dan Orang Tua 2. Kesibukan Kerja dan Pembinaan Pribadi Anak 3. Pengertian dan Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi 4. Peranan
Orang
Tua
Terhadap
Prestasi
Pendidikan
Keagamaan Anak b. Mata Pelajaran Fiqih 1.
Latar Belakang Fiqih
2.
FungsiDan Tujuan Fiqih
3.
Ruang Lingkup
4.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar c. Hubungan Kesibukan Kerja Orang Tua dengan Prestasi Mata Pelajaran Fiqih
BAB III: Hasil Penelitian
A. Gambaran umum tentang MI Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. i. Sejarah Berdirinya MI Ketapang ii. Letak Geografis MI Ketapang iii. Struktur Organisasi MI Ketapang` iv. Keadaan Siswa v. Keadaan Guru vi. Keadaan Sarana Prasarana B. Data Penelitian 1. Data Nama Responden 2. Penyajian Data Penelitian a. Hasil Angket terhadap responden tentang Nilai Kesibukan Kerja Orang Tua b. Hasil Angket terhadap responden tentang prestasi Mata Pelajaran Fiqih. c. Bentuk Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Prestasi
Siswa
BAB IV : Analisis data Angket A. Analisis Pendahuluan B. Uji Hipotesis C. Analisis lanjut BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan
B. Saran C. Penutup DAFTAR PUSTAKA
BAB II KERANGKA TEORITIK A. Kesibukan Kerja Orang Tua dan Peranan Orang Tua Terhadap Prestasi Anak Penulis membahas kesibukan orang tua dalam bekerja dan peranan orang tua terhadap prestasi anak. Agar lebih jelasnya penulis paparkan pengertian bekerja dan orang tua serta kesibukan orang tua dan pembinaan pribadi anak. 1. Kesibukan Kerja dan Pembinaan Pribadi Anak a. Kesibukan Kerja Setiap individu wajib mempersiapkan diri untuk hidup wajar.Dengan hidup wajar ia dapat melaksanakan perintah-perintah Allah, sanggup menghadapi tantangan hidup, mampu melindungi dirinya dari bahaya, sengsara, hina, payah, dan miskin. Tidak dibenarkan menurut pandangan Islam seseorang hidup di tengah-tengah masyarakat Islam sekalipun ahli dzimah menderita lapar, telanjang, menggelandang dan membujang serta tidak membina rumah tangga. pekerjaan merupakan hal yang harus diemban dalam hidup, namun dalam kenyataannya manusia tidak bersungguh-sungguh dalam menjalankannya, malah menganggap pekerjaan sebagai sampingan atau hobbi. Sudah menjadi dasar pokok dalam syariat Islam bahwa setiap individu harus memerangi kemiskinan dengan mengunakan senjatanya yaitu bekerja dan berusaha, karena bekerja disamping untuk menutupi atau
memenuhi kebutuan hidup yang primer juga sebagai senjata utama untuk memerangi kemiskinan. Karena kemiskinan sangat berbahaya bagi individu dan masyarakat, aqidah, kepercayaan, pikiran dan kebudayaan. demikian pula terhadap keluarga dan bangsa seluruhnya. Demikianlah pentingnya bekerja bagi individu menurut syariat Islam dan mengenai kesibukan kerja sebagaimana yang telah penulis sebutkan di awal pembahasan bahwa kesibukan kerja adalah suatu pekerjaan atau kegiatan orang tua yang menyita waktu di luar jam kerja yang semestinya, kadang-kadang waktu orang tua untuk memberikan perhatian terhadap prestasi anak-anaknya berkurang. Bilamana orang tua jauh dari anak-anaknya menyebabkan anak-anak akan mencari perhatian kepada pihak lain secara sembarangan. Hal yang semacam ini akan mengakibatkan mereka mudah menerima pengaruh yang tidak mendidik dari lingkungan pergaulannya. di sinilah peranan ayah dan ibu sangat penting dalam membina anak-anaknya. Bagaimanapun bekerja keras itu tetap penting,karena pada hakekatnya manusia itu sendiri harus giat bekerja. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS.Al Maidah:105 :
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”
( Syaamil Qur’an, Depag RI , 2007:298)
Dari fiman Allah dan hadits nabi tersebut penulis menyimpulkan bahwa: 1) Bekerja adalah merupakan kegiatan manusia itu sendiri. 2) Bekerja sebagai manifestasi ibadah kepada Allah 3) Bekerja dengan landasan kejujuran dan berhati-hati mencari keadilan 4) Bahwa harta benda tidak datang dengan sendiri tanpa di landasi dengan usaha Demikian firman Allah yang menganjurkan untuk bekerja.akan tetapi betapapun giat bekerja atau sibuk dalam bekerja dan berusaha ada satu sisi yang tidak kalah pentingnya yaitu ibadah kepada Allah agar kita mendapatkan kedua-duanya. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al Qashas:77:
Artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Syaamil Qur’an, Depag RI 2007:394) Selanjutnya mengapa kita tidak boleh mengabaikan kebahagiaan yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat, sangat erat hubungannya dengan kecukupan dan kesejahteraan hidup di dunia ini, dari satu segi lain ia
membuka
kesempatan
untuk
menafkahkan
harta
dijalan
Allah
kepentingan umum dan sebagaimya, yang menambah pahala sebagai bekal dalam kehidupan akhirat. Inilah pentingnya keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Bagi seorang muslim yang baik adalah orang yang memperoleh kedua kepentingan itu secara serentak, artinya bekerja dan berusaha untuk kepentingan kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Diantara sekian banyak ibadah, menjaga amanah adalah bagian dari ibadah tersebut yang penulis maksudkan disini adalah memelihara anak dan mendidiknya agar nantinya menjadi anak yang tumbuh dan berkembang menjadi anak yang saleh. Karena memelihara anak adalah merupakan amanah Allah yang harus dilaksanakan, dan menyianyiakannya tidaklah disebut seorang mukmin. Sampai di sini dapat penulis simpulkan bahwa pada hakekatnya bekerja atau kesibukan itu perlu dan penting, selama tidak mengurangi waktu untuk ibadah dan memperhatikan anak-anaknya, terutama pada pendidikannya.
b. Pembinaan Pribadi Anak Setiap orang tua dan guru ingin membina anak agar menjadi orang yang baik, mempunyai kepribadian yang kuat dan sikap mental yang sehat dan ahlak yang terpuji. Semua itu dapat diusahakan melalui pendidikan, baik melalui penglihatan, pendengaran maupun perlakuan
yang diterimanya akan ikut menentukan pembinaan pribadinya. (Zakiyah Darajat, 1970:56) Walaupun ayah telah memberikan perhatian terhadap pendidikan anak-anak,tetapi ibulah yang pertama memegang tanggung jawab. Ibu yang memelihara dan mengasuhnya, yang paling tahu keadaan anakanaknya. Oleh karena itu Ibulah yang pertama bertanggung jawab dan dapat menguasai perhatian anak. Karena orang tua yang membina pribadi anak unsur. Perlakuan keras akan lain akibatnya dari pada perlakuan yang lembut dalam pribadi anak. Bila seorang tumbuh atas dasar menyimpang dan terdidik atas dasar pembangkangan dan kemungkaran, maka kepribadian anak akan hancur jiwanya dan fisiknya akan mudah terkena berbagai penderitaan dan penyakit.(Abdullah Nasih Ulwan, 1996 : 14) Menurut Ny. Aisyah Dahlan dalam bukunya Membina Rumah Tangga Bahagia dan Peranan Agama menyatakan: Orangtua berkewajiban mengasuh dan membimbing anak, memberinya makanan, menjaga dari segala macam bahaya, menjaga keselamatan dan kesehatan lahir batin, jasmaniah
dan
rohaniah.
Mendidiknya
agar
menjadi
manusia
berguna,bahagia dunia akhirat, memberi pelajaran dan ilmu-ilmu bermanfaat ilmu agama dan ilmu umum agar ia menjadi manusia sempurna berilmu dan beragama, beramal dan ibadat dan dapat pula berdiri sendiri mengarungi hidup dengan penuh keyakinan.
Pendidikan menentukan hari depan seseorang apakah mereka nanti akan bahagia atau sengsara, jawabanya tergantung pada macam perlakuan dan pendidikan yang diterimanya sejak kecil sampai remaja. Apalagi perlakuaan orang tua pada tahun-tahun pertama sangat mnentukan. Tahun pra sekolah anak-anak hanya kenal ibu, bapak, dan keluarga terdekat, maka tidak mengherankan kalau tahun-tahun itu pengaruh keluarga sangat menentukan keadaan anak. Hubungan
orang
tua
mereka
sangat
berpengaruh
terhadap
perumbuhan jiwa anak, hubungan serasi, penuh perhatian, kasih dan sayang, akan membawa pembinaan pribadi yang tenang, terbuka dan mudah terdidik. Karena ia mendapat kesempatan yang cukup dan baik untuk tumbuh dan berkembang. tapi hubungan yang tidak serasi sering berselisih, akan membawa anak kepada pertumbuhan yang sukar dibentuk,
karena tidak
mendapatkan suasana
yang
baik untuk
berkembang, sebab terganggu oleh suasana orang tuanya. Adapun cercaan dan penghinaan
merupakan
faktor terburuk
yang
menyebabkan
penyimpangan jiwa anak, bahkan merupakan faktor terbesar yang memperkuat rasa rendah diri pada anak kecil (Abdullah Nasih Ulwan, 1996 : 125) Pendapat di atas menperkuat oleh Aisah Dahlan bahwa Ibu Bapak yang tak rukun sering berselisih dan tidak ada pengertian satu sama lain, rumah tangga kacau, si Ibu selalu gelisah dan tidak tenang, akan membuat anak-anaknya murung, gelisah kadang-kadang menyusahkan orang lain.
Ibu bapak yang hidup rukun dan damai, setia dan harmonis pasti membuat anaknya tenang, tidak gelisah melahan menjadikan anak-anak itu riang gembira penuh penghargaan untuk hari depan. Ketentraman dan ketenangan lahir batin yang harus dapat diciptakan dalam keluarga dalam belaian kasih sayang ibu bapak. Apalagi dalam keluarga anak-anak dapat merasakan kecintaan orang tua, saling pengertian dan saling menghargai maka akan terciptalah suasana tenang dan damai, tetapi kalau dirumah perasaan terganggu, tidak ada ketenangan dan saling mencintai, maka terjadilah perselisihan antara keluarga yang menyebabkan suasana keruh dan suram.(Aisyah Dahlan , 1969 : 20) Banyak
lagi
faktor
tidak
langsung
dalam
keluarga
yang
mempengaruhi pembinaan pribadi anak. Di samping itu tentunya banyak pula pengalaman-pengalaman anak yang mempunyai nilai pendidikan lainya yaitu pembinaan-pembinaan tertentu yang di lakukan orang tua terhadap anak, baik melalui latian-latian perbuatan, seperti kebiasaan dalam makan dan minum, buang air, mandi, tidur dan lain-lain. Semua itu termasuk unsur pembinaan pribadi anak. Jadi kesan-kesan yang diperoleh dari hasil pendidikan orang tua sangat berpengaruh pada sikap dan pandangan hidup yang puncaknya nanti dituangkan berupa tingkah laku sehari-hari dalam berinteraksi dalam masyarakat. Sikap dan pandangan akan positif bila kondisi rumah tangga dapat memberikan kesejahteraan mental. Kendati yang demikian akan dapat tercipta apabila hubungan dalam rumah tangga menunjukkan
keharmonisannya, suasana seperti itu akibat dari tumbuhnya rasa kesadaran masing-masing anggota keluarga terhadap posisi yang disandangnya dalam keluarga. Jika tiap-tiap anggota keluarga sudah tahu menjalankan tugas dan kewajibannya masing-masing,akan terjadilah ketertiban dan kesenangan serta ketentraman. Di sinilah orang tua dituntut harus mampu bertindak sebagai sentral figur dari keluarga yang menjadi tanggung jawabnya. Dari pengkajian contoh yang berbentuk kebijaksanaan maupun perilaku yang baik merupakan modal utama dari perkembangan anak dan dapat membendung pengaruh-pengaruh buruk dari luar. Sebagai mana yang dikatakan oleh James Colmen yang di kutip oleh Jalaludin Rahmat : Bahwa Hak Seorang anak adalah mendapatkan kasihsayang dari orang tuanya, demi pertumbuhan dan kejiwaan mereka. Dan kekurangan kasih sayang dapat menghambat aktualisasi potensi kecerdasan yang dimilikinya sehingga anak menjadi sukar belajar disebut sebagai communicable disease ( penyakit menular ), (2001 : 187) Di sini pentingnya pendidikan anak dalam rumah tangga oleh orang tua, tanpa adanya pendidikan rumah tangga tidak akan tumbuh secara wajar baik mental maupun jasmani. Karena pendidikan yang dilakukan dalam rumah tangga untuk membina, membimbing dan mengarahkan anak ketujuan yang mulia. Hal ini sesuai pendapat Arifin bahwa pendidikan agama adalah pendidikan yang harus diberikan dalam dirinya.Pendidikan ini dalam prakteknya lebih sukar daripada pelaksanaan lainnya karena beberapa sebab antara lain :
1) Sifat pendidikan ini sangat halus sekali, karena berhubungan dengan kepercayaan dan keyakinan anak serta keimanan pendidika sendiri. Padahal iman adalah termasuk sikap jiwa yang lebih berdasarkan pada hidayah Tuhan daripada faktor ihtiariyah. 2) Belum ada ilmu jiwa khusus agama Islam sehingga belum dapat diciptakan metodologi pendidikan agama Islam yang tepat dapat disesuaikan dengan tinkst-tingkt hidup kejiwaan atau perasaan keagamaan anak. 3) Anak didik ( terutama pada tingkat SLTP, SLTA ) telah merasakan bahwa mereka sedang hidup dalam tingkat kemajuan tehnologi serta bidang hidup kebendaan lainnya yang lebih besar. Kemajuan bidang material kuat sekali mempengaruhi jiwa didik anak kita untuk berkecenderungan lebih memilih dan memanfaatkan studi terhadapnya dari pada bidang-bidang lainnya yang bersifat spiritual seperti etika agama dan sebagainya. Kecenderungan yang demikian justru kadangkadang mendorong anak didik untuk berusaha menghindari pendidikan agama yang harus mereka ikutidi sekolah, (Arifin, 1977:51). Adapun menurut Aisah Dahlan bahwa anak-anak harus dididik : 1) Supaya mengenal Tuhan dan beriman kepada-Nya serta beramal saleh, untuk itu harus diajarkan ilmu pengetahuan yang menyangkut iman dan ibadah, serta dianjurkan semua yang wajib dierjakan dan yang haram dijauhi.
2) Ahlak, tugas utama orang tua ialah mendidik anak supaya berahlak mulia dan berbudi luhur, pandai hidup bermasyarakat, tolang menoloang, berlaku adil, kasih sayang, dapat memelihara diri dari perbuatan tercela, mencintai tanah air, bangsa negara dan agama. 3) Menjaga kesehatan dan kebesihan yang menyangkut dengan keindahan dan kerapian diri, lingkungan dan tempat tinggal. 4) Dapat berdiri sendiri Hidup menghendaki banyak kebutuhan, mak orang tua harus mendidik anak supaya kelak dapat berdiri sendii memenuhi kebutuhan dan keluarganya, tidak memberatkan dan mengganggu orang lain (Aisyah Dahlan, 1969:128 ) Walaupun bermacam-macam pendapat tentang tujuan pendidikan namun maksud tujuan pendidikan ialah menjadikan anak menjadi manusia yang cerdas dan berguna, cakap menghadapi hidup dan kehidupan dalam agama islam ditambah dengan mengapdi hidup kepada Allah dan berbakti kepada masyarakat. Anak-anak dilahirkan ke dunia bersih, orang tuanyalah yang mula-mula mengisi dan menjadikan beragama, mengenal Tuhan dan beramal dengan pengalaman-pengalaman agama semenjak kecil anak-anak harus dibiasakan mengamalkan ajaranajaran agama karena jika tidak demikian sulitlah membiasakan di waktu anak sudah menjadi dewasa.
Pendidikan agama tidak cukup dengan pelajaran-pelajaran yang diberikan secara sengaja dan teratur disekolah atau tempat lain, tetapi yang penting adalah menanamkan jiwa agama sejak kecil sehingga jiwa agama itu dapat berakar dan mendarah daging dalam dirinya, menjiwai dan mempengaruhi cara hidup dan cara berfikir baik waktu suka atau duka, waktu senang atau menderita, yang umpama kepada anak-anak harus dibiasakan sifat-sifat dan ahlak yang baik, berkata benar dan jujur, terus terang dan tidak berdusta, kebiasaan menghargai hak milik orang lain dan sebagainya.
2. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Keadaan fisik dan psikis siswa, yang ditunjukkan oleh IQ (kecerdasan Intelektual), EQ (Kecerdasan emosi), kesehatan, motivasi, ketekunan, ketelitian, keuletan dan minat. Hal penting lain yang harus diperhatikan, Seorang anak tidak akan berprestasi tanpa adanya belajar. Maka dari itu akan kami kemukakan faktorfaktor yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar : 1. Faktor yang berasal dari luar diri pelajar dan ini dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu : a. Faktor – faktor non sosial b. Faktor – faktor sosial
2. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri si pelajar, dan inipun dapat lagi digolongkan menjadi dua golongan : a. Faktor-faktor fisiologis dan b. faktor-faktor psikologis ( Sumadi Suryabrata 2007 : 233). 1) Faktor – faktor non sosial dalam belajar Faktor ini misalnya keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu (pagi, siang atau malam), tempat (cetak pergedungnya), alat-alat yang dipakai dalam belajar (seperti alat tulis menulis, buku-buku, alat-alat peraga dan sebagainya yang bisa kita sebut sebagai alat-alat pelajaran). Semua faktor yang disebut diatas harus kita atur sedemikian rupa agar membantu proses belajar secara maksimal dan prestasi anak meningkat. 2) Faktor – faktor sosial dalam belajar Yang dimaksud dengan faktor sosial ini adalah kehadiran sesama manusia baik hadir secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya, kalau ada ujian ada murid yang bercakap-cakap di luar dan terdengar sampai ruang ujian. Ketika kelas ada anak yang keluar masuk ruang kelas, ini dapat mengganggu proses belajar dan prestasi belajar, maka perlu diatur agar pelajaran berjalan dengan baik. 3) Faktor – faktor fisiologis dalam belajar Faktor – faktor fisiologis dibedakan menjadi 2 yaitu : a. Tonus jasmani pada umumnya
Keadaan tonus jasmani pada umumnya ini dapat dikatakan melatarbelakangi aktivitas belajar. Hubungan dengan hal ini ada 2 hal yang perlu dikemukakan.: 1. Nutrisi harus cukup karena kekurangan kadar makanan ini akan mengakibatkan kurang tonus jasmani, yang pengaruhnya dapat berupa kelesuan, lekas mengantuk, lekas lelah dan sebagainya, terlebih-lebih bagi anak-anak yang masih sangat muda. Pengaruh itu besar sekali. Hasil-hasil penyelidikan Danziger Paul Lazarsfel d, Netschareffe, Else Lief mann, S Holigworth, Balarwin yang dikutip oleh Ch Buhler (1950 : 105 : 112) kiranya dapat merupakan ilustrasi yang sangat berharga. 2. Beberapa penyakit kronis sangat mengganggu belajar, misal, pilek, influenza, sakit gigi dan batuk. Ini sangat mengganggu kesehatan. b.
Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama fungsi-fungsi panca indra. Panca indra merupakan pintu gerbang masuknya pengaruh ke dalam individu. Orang mengenal dunia sekitar dan belajar dengan menggunkakan pancaindranya. Ini sangat penting sehingga perlu pemeriksaan secara memenuhi syarat, dan penempatan murid-murid secara baik di kelas.
4) Faktor-faktor psikologi dalam belajar
Menurut Arden N Frandsen yang mendorong seseorang untuk belajar adalah sebagai berikut : -
Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas.
-
Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju.
-
Adanya keinginan untuk mendapatkan simptai dari orang tua, guru dan teman mereka.
-
Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan koperasi maupun dengan kompetisi.
-
Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran.
-
Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar (Frandsen 1961 : 216).
Maslow (menurut Frandsen 1961 : 234) mengemukakan motif-motif untuk belajar itu ialah : - Adanya kebutuhan fisik - Adanya kebutuhan akan rasa aman, bebas dari kekhawatiran - Adanya kebutuhan akan kecintaan dan penerimaan dalam hubungan dengan orang lain - Adanya kebutuhan untuk mendapat kehormatan dari masyarakat - Sesuai dengan sifat untuk mengemukakan atau mengetengahkan diri Ada juga pendorong yang besar yang berpengaruh dalam belajar anak-anak didik, ialah cita-cita. Pada anak-anak yang masih sangat muda
biasanya belum benar-benar menyadari cita-citanya yang sebenarnya, karena itu perlu dibuatkan tujuan-tuuan sementara yang dekat sebagai cita-cita sementara supaya menjadi motif atau pendorong yang cukup kuat bagi belajarnya anak-anak.
3. Peranan Orang Tua Terhadap Prestasi Pendidikan Anak Membahas peranan orangtua dalam keluarga, tidak bisa tidak terlepas dari tanggung jawab orangtua terhadap keluarga termasuk tanggung jawab orangtua terhadap anak-anaknya. Dalam pandangan Islam, salah satu tema sentral yang terkandung dalam Alqur’an adalah mengenai pertanggungjawaban manusia (dalam arti) bahwa ajaran Islam itu mengandung peringatan bahwa manusia bertanggungjawab terhadap segala tindakannya dalam hidup, kecerdasan, kekuasaan, hak milik dan lain-lain yang diberikan oleh Tuhan sebagai amanat. a. Peranan orang tua sebagai pembimbing Bimbingan dan asuhan dalam rumah tangga amatlah besar peranannya karena tanpa adanya bimbingan akan sangat sulit dibayangkan bagaimana kelak pertumbuhandan perkembangan intelek seorang anak. jadi dalam bentuk bagaimanapun situasi orang tua tidak boleh mengabaikan pengasuhan dan bimbingan sehingga diharapkan berhasil dalam pendidikan. Sesuai dengan perkembangan atau pertumbuhan maka seorang anak menjadi dewasa dengan mengalami azas-azas perkembangan yaitu antara lain:
1) Azas biologis Supaya perkembangan berlangsung dengan normal,maka mahluq hidup harus dalam keadaan normal tidak atau kurangnya normal. karena justru pada segi biologis ini terletak bekal-bekal yang diwarisi nenek moyang jika salah satu orang kurang keadaannya misalnya kaki kurang lengkap dan sebagainya. 2) Azas ketidakberdayaan Pada waktu dilahirkan anak manusia itu sangat tidak berdaya, bekalbekal kecakapannya yang telah dimiliki sangat tipis, jika sekiranya tidak berkembang maka tidak mungkn dia mempertahankan yang demikian itu dengan keadaan yang sangat tidak berdaya itu maka memungkinkan berkembang adalah sangat besar,dia dapat berkembang menjadi sangat berdaya. 3) Azas perlindungan atau keamanan Karena keadaan yang sangat tidak berdaya maka anak manusia itu membutuhkan perlindungan atau pertolongan untuk mendaapt rasa aman.anak manusia secara hakiki memer lukan pertolongan atau bantuan dari manusia-manusia dewasa,dala hal ini yang nomor satu adalah orangtuanya tanpa pertolongan atau perlindungan orabg tua tidak mungkin di dapatkan perkembangan yang normal dan wajar. 4) Azas perjalanan atau eksploasi Pada waktu manusia dilahirkan dia menemukan perlindungannya dengan segala seluk beluknya, dia harus mengenalnya dan
mempelajari sedikit demi sedikit. peristiwa ini dapat digambarkan sebagai perjalanan atau eksploasi. Anak mendapat dunia yang sama sekali asing yang belum dikenalnya karena itu penjelajahan ini oleh anak mengalami perkembangan. (Sumadi Suryabrata, 1990 : 95) b. Orang tua sebagai pendidik Dalam dunia pendidikan dikenal tiga macam sosial yang berfungsi sebagai lingkungan pendidikan; yaitu keluarga, masyarakat dan sekolah. Di antara tiga lingkungan hidup tersebut, keluarga merupakan lingkungan yang pertama kali yang membari pengalaman pendidikan yang terpenting, karena keluarga merupakanlingkungan pendidikan anak. Dalam keluarga anak memulai perkembangan jiwanya. Dalam keluarga anak memperoleh pemenuhan kebutuhan-kebutuhan azazi hidupnya, baik jasmanilah seperti makan, minum, pakaian dan lain-lain maupun kebutuhan rohanilah seperti kebutuhan rasa harga diri, kebutuhan rasa aman, perhatian, kasih sayang dan kebutuhan untuk mengenal atau mengetahui. Suatu hal yang menyebabkan kedudukan orangtua sebagai pendidik anak menjadi sangat penting adalah adanya hubungan psikologis yang panjang, maksudnya, antara orangtua dan anak mempunyai pertalian jiwa yang panjang bila dibandingkan dengan pendidikan lainnya. Pendidik dalam lembaga formal, kadang-kadang mereka tidak ada hubungan kejiwaan
sama sekali, sehingga hubungannya dengan
pembentukan tingkah laku anak, mereka tidak memiliki tanggung jawab langsung.
Sri Pannavaro Thera dalam kumpulan
“Dhammadesana” Jilid 2
menjelaskan salah satu kewajiban orangtua
yang harus dilaksanakan
terhadap anak-anaknya yaitu : Memberikan pendidikan yang layak, membekali anak dengan ilmu pengetahuan jauh lebih berharga ketimbang membiarkan anaknya bodoh tetapi memberikan harta yang bayak. Maksud ungkapan tersebut mengatakan: “ Orang tua adalah guru di rumah, sedangkan guru adalah orang tua di sekolah” Pendidik dalam lembaga non formal (kursus kursus), mereka berhubungan dengan anak didik hanya dalam waktu yang sangat terbatas. Lagi pula dalam pendidikan non formal, tidak dapat pendidikan yang bernilai moral dan etika, kecuali hanya sedikit saja, karena hal yang demikian itu tidak terdapat dalam kurikulum. Hal yang tak kalah penting adalan pendidikan agama. Orang tua harus memberian agama yang diyakininya kepada anak-anaknya. Si anak kecil yang belum mampu berpikir tidak mungkin bias dilepas untuk memilih agamanya sendiri. Orang tua harus mengajak dan sekaligus memberi contoh mengikuti ajaran-ajaran agama dengan tekun. Karena agama akan memberikan landasan moral yang cukup kokoh bagi setiap anak. Di antara cara praktis yang patut digunakan oleh keluarga untuk menanamkan semangat keagamaan pada diri anak-anak adalah: 1) Memberi tauladan yang baik kepada mereka tentang kekuatan iman kepada Allah dan berpegang kepada ajaran-ajara agama dalam bentuknya yang sempurna dalam waktu tetentu.
2) Membiasakan mereka menunaikan syair-syair agama semenjak kecil Sehingga penunaian itu menjadi kebiasaan yang mendarah daging, mereka melakukan dengan
kemauan sendiri dan merasa tentram sebab
mereka melakukannya. 3) Membimbing mereka membaca bacaan-bacaan agama yang berguna dan memikirkan ciptaan-ciptaan Allah dan mahluk-mahluk untuk menjadi bukti kehalusan sistem penciptaan itu dan atas wujud dan keagungan-Nya. 4) Menyiapkan suasana agama spiritual yang sesuai di rumah mereka berada. 5) Menggalakkan mereka turut sertadalam aktivitas-aktivitas keagamaan. c. Orang tua sebagai pengontrol Dalam kehidupan sehari-hari orang tua sangat perlu sekali untuk mengawasi pendidikan anak-anaknya dalam situasi manapun di dalam keluarga, sebab tanpa adanya pengawasan yang secara kontinyu besar kemungkinannya anak akan terbengkelai. Kesempatan anak berkumpul dalam lingkungan keluarga jangka waktu sehari semalam relatif lebih jauh daripada dengan waktu belajar di sekolah, dengan situasi seperti ini sudah barang tentu pengawasan orang tua yang di berikan kepada anak dalam pendidikan khususnya dapat dilakukan secara kontinyu. Kontinuitas pengawasan orang tua ini akan dapat menanamkan kesadaran anak dalam menekuni hasil-hasil yang telah diperolehmya. Demikian tugas orang tua mempunyai kekuasaan keluarga juga mempunyai kekuasaan dalam pendidikan anak-anaknya.
B .Mata Pelajaran Fiqih Agama Islam adalah agama yang mempunyai arti serta makna yang sangat luas. Ini merupakan petunjuk hidup manusia dann merupakan pandangan hidup serta tujuan hidup bagi manusia. Agama Islam merupakan wahyu terakhir yang mempunyai kesempurnaan serta kebenaran yang bersifat universal dan absolut yang perlu diwariskan untuk generasi berikutnya dalam pendidikan perwarisan. Sebagaimana firman Allah Pada QS Ali ‘Imron ayat 85, Allah berfirman :
Artinya: Dan barang siapa yang mencari agama selain Islam (untuk dianutnya) maka tidaklah diterima (oleh Allah ) dan dia diakhirat termasuk golongn orang-orang yang rugi (Depag.RI.,2007:56).
Pendidikan Islam sangat perlu sekali,sebab masalah pendidikan yang termuat dalam AL-Qur’an dan Al-Hadits masih bersifat garis besar saja. bila terdapat rincian hal tersebut merupakan contoh penerapan prinsip pendidikan keluarga dalam islam sebagaimana kisah lukmanul hakim dengan anaknya dalam surat Lukman:13-19 1. Latar Belakang Mata Pelajaran Fiqih Pemerintah telah menetapkan sistem pendidikan yang baru, dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. Kemudian dijabarkan dalam Standar Nasional Pendidikan, yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005. Ada delapan item yang standarisasi dalam Standar Nasional Pendidikan, yakni standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Dalam Standar Isi di MI, materi fiqih adalah salah satu bagian dari mata pelajaran (pendidikan agama Islam) yang distandarisasi. Di dalamnya dapat ditemukan, yaknii standar kompetensi dan kompetensi dasar. Secara kronolgis, sebagai acuan awal standar isi materi fiqih itu sendiri pada dasarnya terdapat dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tersebut mengungkapkan bahwa setiap satuan pendidikan, madrasah ibtidaiyah salah satunya, berkwajiban dan berhak untuk mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut. Karena standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Adapun untuk merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan Standar Proses dan Standar Penilaian. Menurut http://min janti.com Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah di kelompokkan sebagai berikut : 1. Fiqih Ibadah a. Melakukan Thaharah / bersuci b. Melakukan shalat wajib
c. Melakukan adzan dan Iqomah d. Melakukan shalat Jum’at e. Melakukan macam – macam shalat sunah f. Melakukan puasa g. Melakukan zakat h. Melakukan shadaqah dan infaq i. Memahami hukum islam tentang makanan, minuman, dan binatang j. Melakukan dzikir dan doa k. Memahami khitan 2. Fiqih Muamalah a. Memahami ketentuan jual beli b. Memahami ketentuan pinjam dan sewa c. Memahami ketentuan upah d. Memahami ketentuan riba e. Memahami ketentuan barang titipan dan temuan
2. Dasar dan Tujuan Mata Pelajaran Fiqih a. Dasar Mata Pelajaran Fiqih Pelaksanaan pendidikan Agama Islam di Indonesia mempunyai dasar yang cukup kuat. Dasar-dasar tersebut dapat ditinjau dari segi: 1). Dasar dari segi yuridis Yakni dasar pelaksanaan pendidikan agama yang berasal dari undang-undang yang secara langsung maupun tidak langsung dijadikan
pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama di sekolah-sekolah maupun di lembaga pendidikan formal yang ada di indonesia. a) Dasar Ideal Yakni dasar dari falsafah negara adalah Pancasila, dimana sila yang Pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, ini mengandung pengertian bahwa seluruh bangsa Indonesia harus percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa atau tegasnya harus beragama. dalam ketetapan MPR No. 11/MPR/1978 tentang P-4 disebutkan dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan, ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai agama
dan kepercayaan
masing-masing menurut dasar dan
kemanusiaan yang adil dan beradab. Untuk merealisir hal tersebut maka diperlukan adanya pendidikan agama. ( Zuharini, 1983: 27) b) Dasar strukturil/ konstitusional Yakni dasar dari UUD 1945 dalam bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2 yang berbunyi sebagai berikut: (1) Negara berdasarkan atas Ketuhsnsn Yang Maha Esa (2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaan itu. Bunyi dari pasal di atas mengandung pengertian bahwa bangsa Indonesia harus beragama dalam arti orang-orang atheis dilarang hidup dindonesia. Disamping itu negara melindungi umat beragama
untuk menunaikan ajaran agamanya dan beribadah menurut agama dan kepercayaan masing-masing karena itu agar umat tersebut dapat menunaikan ibadah yang baik, maka perlu adanya pendidikan agama. c). Landasan Operasional Landasan operasional adalah dasar yang mengatur secara langsung pelaksanaan pendidikan di sekolah-sekolah di Indonesia. Seperti disebutkan dalam TAP MPR No.II/MPR/1993 tentang GBHN yang pada prinsipnya dinyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan agama secara langsung dimasukan dalam kurikulum sekolah mulai dari sekolah dasar sampai ketingkat perguruan tinggi. 2). Dasar Religius Yang dimaksud dasar religius adalah dasar-dasar yang bersumber dari ajaran agama Islam yang tertera dalam ayat Alqur’an maupun hadist. Menurut ajaran Islam bahwa melaksanakan pendidikan agama adalah merupakan perintah Allah SWT dan merupakan perintah Allah SWT dan merupakan ibadah kepada-Nya. Sebagaimana dalil yang menunjukan perintah tersebut adalah , QS. Al- Asri 1-3
Artinya :“(1) Demi waktu, (2) Sesungguhnya setiap orang akan merugi, (3) Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholeh, serta nasihat-menasehati supaya sabar (dalam menghadapi kesulitan)” (Depag RI, 2007: 601) 3). Dasar Sosial Psikologis Semua manusia didunia ini membutuhkan suatu pandangan hidup yang disebut agama. Mereka merasakan bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya zat yang maha kuasa tempat mereka berlindung dan memohon pertolongan. Hal ini terjadi pada masyarakat yang masih primitif maupun modern.
b. Tujuan Mata Pelajaran Fiqih Tujuan Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah adalah sebagai berikut : 1) Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum Islam baik Menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial. 2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam menjalankan ajaran agama Islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, dan makhluk lainnya maupun hubungan dengan lingkungannya.(http://andi prastowo.com) c. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqih
Ruang lingkup pengajaran Fiqih di madrasah ibtidaiyah meliputi : 1). Fiqih ibadah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman tentang cara pelaksanaan rukun Islam yang benar dan baik, seperti: tata cara thaharah, .shalat, puasa, zakat, dan ibadah haji 2). Fiqih muamalah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram, khitan, qurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam .meminjam D. Standar Kompetensi Lulusan a. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Standar Kompetensi Kompetensi DasarMata pelajaran Fiqih pada madrasah ibtidaiyah berfungsi : 1. fiqih ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari. 2. serta fiqh muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram, khitan, qurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam. 3. Memotivasi siswa mempraktikkan dan menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya ataupun lingkungannya
1. Mampu melakukan shalat dengan menserasikan bacaan, gerakan dan mengerti syarat syah shalat dan yang membatalkanya 1.1. Menjelaskan tata cara pelaksanaan shalat fardhu 1.2. Menyabutkan ketentuan shalat fardhu (syarat wajib, syarat sah, rukun, sunnah dan hal yang membatalkan shalat) Jadi prestasi mata pelajaran fiqih adalah hasil penguasaan materi Fiqih siswa dalam kegiatan belajar di sekolah, yang ditunjukkan dengan nilai test atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
C. Hubungan Kesibukan Kerja Orang Tua dengan Prestasi Mata Pelajaran Fiqih Pada hakekatnya manusia menginginkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Untuk merealisasi keinginan tersebut manusia dituntut untuk bekerja dan beramal saleh, tanpa bekerja mustahil keinginan itu dapat tercapai. Pekerjaan manusia meliputi aspek rasio dan fisik. Rasio manusia digunakan untuk berfikir dan salah satu kemampuan berfikir adalah kemampuan menalar dan meneliti, menyimpulkan secara produktif dan induktif. Kemampuan berfikir itulah manusia dibebani tugas beribadah serta bertanggung jawab menentukan pilihan dan kehendaknya. Tholhah Hasan mengatakan bahwa bekerja yang dilakukan dengan cara yang baik, halal, motivasi dan tujuannya baik, bukan sekedar
mendapatkan hasil untuk kebutuhan dunia, tetapi juga memiliki nilai ibadah. ( 2007:189) Begitupun potensi fikir anak dapat maksimal apabila ada suatu rangsangan dan dorongan dari kedua orang tua yaitu untuk dibimbing dalam berfikir dan belajar. Tanpa belajar seorang anak akan melakukan pekerjaan apa adanya tanpa motivasi. Belajar yang baik adalah belajar yang dilakukan secara sistematis, tertata dan terarah. Di sinilah pentingnya hubungan kesibukan kerja orang tua dengan Prestasi Mata Pelajaran Fiqih. Pekerjaan merupakan sarana untuk memperoleh ridho dari Allah dalam pencapaian rizki, sehingga membuahkan hasil sesuai dengan tujuannya. Bisa dikatakan bahwa tujuan dalam bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya. Sedangkan Fiqih adalah penerapan hukum-hukum syariat pada segala amal perbuatan manusia, dan sebagai tempat rujukan/ tempat pengembalian Qadhi dalam memutuskan berbagai perkara, Mufti dalam memberikan fatwa dan setiap orang mukallaf dalam mengetahui hukumhukum syari’at bagi tindak tanduk dan tutur katanya. (Badwan, 2010:6). Kesuksesan dalam prestasi mata Pelajaran Fiqih anak tidak lepas dari peranan orang tua dalam memotivasi dan membimbing anak terhadap pendidikan agamanya. Sesibuk apapun orang tua diharapkan tetap memberikan bimbingan dan perannya terhadap pendidikan fiqih anakanaknya terutama masalah sholat dan tata cranya. Pada hakekatnya pendidikan merupakan modal dasar untuk memanusiakan manusia dalam
arti manusia memerlukan bimbingan dan didikan. Dengan pendidikan manusia dapat menolong dirinya sendiri dalam hidupnya. setiap manusia yang kita jumpai secara tidak langsung mendapat pendidikan atau barang kali pernah mengenyam pendidikan baik formal maupun non formal. Dengan kata lain pendidikan sekolah atau pendidikan luar sekolah.
BAB III LAPORAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Ketapang 1. Sejarah Berdirinya MI Ketapang Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ketapang adalah suatu lembaga pendidikan yang didirikan oleh masyarakat yang diprakarsai oleh para tokoh-tokoh masyarakat dan pemuka agama islam. Dahulunya merupakan Madrasah Sore atau Madrasah Diniyah, karena akan runtuh para tokoh masyarakat dan tokoh agama yang diprakarsai oleh Bapak Muhson, Bapak Zemi, Bapak Syuhud, Bapak Warno, Bapak Muhtadi, dan para tokoh masyarakat setempat. Untuk memperbaiki Sekolah Sore tersebut dengan menggalang dana dari masyarakat dari rumah ke rumah. Selanjutnya sekolah dibangun dengan dana seadanya, sedikit demi sedikit. Kemudian pembangunan hampir selesai tetapi dana dari masyarakat sudah tidak mencukupi untuk membangun lagi. Atas ide dari sesepuh agama, Mbah K.H. Muhromi penggalangan dana dilakukan dengan mengundang K.H. Mulanto daro semarang, maka dari dana tersebut terbentuklah gedung yang baru. Selanjutnya madrasah sore muridnya lama kelamaan habis, maka padatahun 1986 madrasah sore diresmikan menjadi Madrasah Ibtidaiyah (MI) pagi, maka berdirilah Madrasah Ibtidaiyah Ketapang. Karena madrasah ibtidaiyah sangat sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat yang beragama islam, maka kemajuan MI Ketapang semakin meningkat. Hal ini dibuktikan dengan dari tahun ke tahun Madrasah Ibtidaiyah Ketapang siswa semakin bertambah dan sampai sekarang. Madrasah Ibtidaiyah
Ketapang sekarang telah dikelola dari unsur ulama, perangkat desa dan unsur masyarakat. 2. Letak dan Posisi Madrasah Ibtidaiyah Ketapang Madrasah Ibtidaiyah Ketapang terletak di Dusun Ketapang, Desa Ketapang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang. Desa Ketapang merupakan daerah dan lingkungan yang Islami, karena 100% penduduknya beragama Islam. Dengan demikian keberadaan MI Ketapang sangant cocok dengan Dusun Ketapang. letak Madrasah Ibtidaiyah ini sangat straetgis karena terletak di pinggir jalan jalur Desa Kwangsan dan Baran. Adapun batas wilayahnya sebagai berikut : a. Sebelah timur berbatasan dengan dusun Baran, Desa Ketapang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang. b. Sebelah selatan berbatasan dengan Dusun Kwangsan, Desa Ketapang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang. c. Sebelah barat berbatasan dengan Dusun Susuka, Desa Susukan, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang. d. Sebelah utara berbatasan dengan Dusun Sidoharjo Desa Sidoharjo, Desa Sidoharjo, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang. 3. Struktur Organisasi MI Ketapang MI Ketapang merupakan pendidikan formal yang didalamnya terdapat berbagai komponen yang membentuk sebuah organisasi. Adapun struktur organisasi MI Ketapang :
Tabel I Pengurus MI Ketapang Desa Ketapang Kec. Susukan Kab Semarang Tahun 2009/2010 No
Nama
Jabatan
1
Nur Choirudin
Pelindung
2
Abdul Kharis
Pelindung
3
Muslih Maksum
Ketua
4
Basirun
Wakil Ketua
5
Munzayinul Arif
Sekretaris
6
Suharman
Sekretaris
7
Juweni
Bendahara
8
Sukhwan
Bendahara
9
Maksumah
Seksi Pendidikan
10
Suharman
Seksi Pendidikan
11
Sholahudin
Humas
12
Murtaman
Humas
13
Supardiono
Seksi Pembangunan
Tabel II Daftar Kepengurusan MI Ketapang Desa Ketapang, Kec. Susukan, Kab. Semarang Tahun 2009/2010 No
Nama
Pendidikan
Jabatan
1
Sholihah, S.Ag
S1
Kepala Sekolah
2
Triyitno SPdI
S1
Wakil Ketua
3
Nurul Komariyah
S1
Bendahara
4
Siti Amilatul Fadlilah
DII
Sekretaris
5
Nur Hidayati
S1
Guru
6
Mahmudah
S1
Guru
7
Alfiah
DII
Guru
8
Siti Wafiqodatus
S1
Guru
9
Abdul Aziz Susanto
DII
Guru
10
Muhayaroh
S1
Guru
MI Ketapang mempunyai visi dan misi sebagai berikut : Visi Mewujudkan anak didik yang imtaq serta berwawasan yang luas yang berguna bagi masyarakat dengan norma agama islam dan pemerintah. Misi 1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan keagamaan 2. Meningkatkan efektifitas kegiatan belajar mengajar 3. Mempererat hubungan dan kerjasama dengan masyarakat 4. Meningkatkan profesionalisme guru B. Keadaan Sekolah 1. Keadaan Siswa Jumlah siswa di MI Ketapang pada tahun 2009/2010 adalah sebagai berikut :
Tabel III Daftar Jumlah Siswa MI Ketapang Desa Ketapang, Kec. Susukan, Kab. Semarang Tahun 2009/2010 Jumlah siswa No
Kelas
Jumlah L
P
1
I
14
15
19
2
II
8
15
23
3
III
9
7
16
4
IV
9
5
14
5
V
9
3
12
6
VI
5
7
14
Jumlah
98
2. Keadaan Guru Guru di MI Ketapang, Desa Ketapang, Kec. Susukan, Kab. Semarang secara keseluruhan berjumlah 10 orang. Yang terdiri dari 2 orang guru laki-laki dan 8 orang guru perempuan.
3. Keadaan Sarana Prasarana Dalam suatu lembaga pendidikan, sarana dan prasarana merupakan kebutuhan primer demi terlaksananya kegiatan operasional. Hal itu dapat mendukung keberhasilan dalam suatu lembaga, apalagi lembaga pendidikan.
Sarana dan prasarana yang memadai adalah salah satu faktor yang dapat mendukung keberhasilan pendidikan dan pengajaran. MI Ketapang ditinjau dari kondisi fisik, secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut : a. Gedung Gedung terdiri dari 6 ruang kelas, 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan, Kantin, gudang dan 4 toilet. b. Peralatan Kantor Tabel V Daftar Peralatan Kantor MI Ketapang Desa Ketapang, Kec. Susukan, Kab. Semarang Tahun 2009/2010 No
Nama peralatan
Jumlah
Alat Kantor
Dalam Set
1
Computer
2 Buah
2
Mesin Ketik
2 Buah
3
Kamera Digital
1 Buah
4
LCD Proyektor
1 Buah
5
Tape Recorder
1 Buah
6
Kursi Guru
12 Buah
7
Meja Guru
8 Buah
8
Almari Buku
3 Buah
c. Peralatan Kelas Tabel VI Daftar Peralatan Kelas MI Ketapang Desa Ketapang, Kec. Susukan, Kab. Semarang Tahun 2009/2010 No
Nama Peralatan
Jumlah
1
Meja Kursi Guru
6 Buah
2
Meja Kursi Siswa
100 Buah
3
Papan Tulis
6 Buah
4
Papan Absen
6 Buah
5
Almari Buku
6 Buah
6
Jam Dinding
8 Buah
d. Peralatan Lain-Lain Tabel VII Daftar Lain-Lain MI Ketapang Desa Ketapang, Kec. Susukan, Kab. Semarang Tahun 2009/2010 No
Jenis
Peralatan
Jumlah
1
Peralatan Upacara
-
1 Unit
2
Peralatan Pramuka
-
1 Unit
3
Peralatan Olahraga
Bola Sepak
2 buah
Bola Voli
1 Buah
Bola Basket
1 Buah
Bola Sepak Takraw
2 Buah
Stop Watch
1 Buah
Catur
8 Buah
Tenis Meja
1 Set
Piano
1 Buah
Suling
6 Buah
Timbangan
2 Buah
e. Perpustakaan Perpustakaan dalam proses belajar mengajar mempunyai peran yang penting untuk mencapai tujuan pendidikan. Perpustakaan diharapkan dapat menjadi pusat membaca dan belajar mengajar. Adapun kondisi koleksi perpustakaan MI Ketapang, Desa Ketapang, Kec. Susukan, Kab. Semarang tahun 2009/2010 adalah sebagai berikut : Tabel VIII Daftar Koleksi Perpustakaan MI Ketapang Desa Ketapang, Kec. Susukan, Kab. Semarang Tahun 2009/2010
No
Nama Buku
Jumlah eksemplar
1
Buku Panduan Anti Narkoba 2 Judul
2 set
2
Ensiklopedi Eksperimen Sains 8 Judul
6 set
3
Kamus Visual Dictionary 11 Judul
6 set
4
Visual Pengetahuan Populer 5 Judul
3 set
5
Kamus Bergambar Matematika
3 set
6
Seni Bermain Sambil Belajar B. Inggris 6 Judul
2 set
7
Buku Perpustakaan 22 Judul
10 set
8
Kamus Oxford Junior Bergambar
5 set
9
Seri Apa Yang Harus Diketahui 4 Judul
4 set
10 Seri Buku Utama Pengetahuan 4 Judul
4 set
11 Seri Anak Cerdas 10 Judul
4 set
12 Ensiklopedi A-Z 15 Judul
3 set
13 Seri Lebih Dekat Dengan Laut & Bumi 6 Judul
7 set
14 Seri SAINS Untuk Pemula 10 Judul
6 set
15 Buku IPA Seri A & Seri B 4 Jilid
6 set
16 Seri Antisipasi Bencana 5 Judul
6 set
17 Seri Rahasia di Balik Pengetahuan 12 Judul
6 set
18 Seri 100 Pengetahuan 10 Judul
6 set
19 Seri Bagaimana Kita Menyukai 7 Judul
5 set
20 Buku Panduan ICT 12 Jilid
2 set
21 Keterampilan 200 Judul
1 set
22 Buku Pengayaan & Pengembangan Ketrampilan 39
3 set
Judul 23 Buku Bacaan Pengetahuan 80 Judul
3 set
24 Seri 35 Judul Buku Pengayaan
6 set
25 Buku Pengayaan Perpustakaan 44 Judul
4 set
26 Seri Cerita Bergambar 55 Judul
3 set
27 Pengetahuan Umum, IPA, IPS
14 set
28 Buku Bacaan Fiksi Dan Non Fiksi 50 Judul
10 set
29 Buku Bacaan Budi Pekerti 50 Judul
2 set
Tabel IX No Alat Peraga
Jumlah Eksemplar
1
Kit Matematika
3 set
2
Kit Matematika Kreatifitas
4 set
3
IPBA
3 Set
4
Kit IPA
2 Set
5
B. Indonesia
3 Set
6
IPS
3 Set
7
CD Pembelajaran Geografi 33 Propinsi
3 Set
8
CD Pembelajaran ICT
2 Set
9
Kit Bahasa Inggris
4 Set
C. Data Prestasi Siswa 1. Data tentang Prestasi Pendidikan Keagamaan Berikut ini adalah data siswa yang menjadi responden dari penelitian ini yakni 23 siswa diambil dari keseluruhan siswa kelas II MI Ketapang. Dan nilai prestasi pendidikan keagamaan mencakup rata-rata nilai raport semester genap
tahun 2009/2010 dari seluruh mata pelajaran keagamaan yang meliputi : Akidah Ahklak, Alqur’an hadist, Fikih, dan BTA
Tabel X Daftar Hasil Nilai Raport Fiqih Semester Genap Kelas MI Ketapang Desa Ketapang, Kec. Susukan, Kab. Semarang 2009/2010 No
Nama
Kelas
Nilai
1
Abi Hasan Imami
II
62
2
Abdur Rohman
II
64
3
Ali Mak’sum Ghulayain
II
78
4
Aprilia Wulandari
II
70
5
Ananda Eka Putri
II
70
6
Ayu Septianingsih
II
54
7
Dewi Anggraini
II
66
8
M. Agus Setiyawan
II
77
9
M. Khoirur Rozikin
II
74
10
M. Nur Kholis
II
57
11
M. rifai
II
60
12
Nisaul Afidati
II
74
13
Rismaq febiyanti
II
67
14
Siti Defri Fitria Nur janah
II
80
15
Siti Muslimah
II
74
16
Siti Mutmainah
II
74
17
Siti Wulan Safitri
II
80
18
Wilda Arifati
II
85
19
M. Hilal Naufal
II
70
20
Risa Nur Aini
II
78
21
Arif Yunior
II
73
22
Abdan Syakura
II
60
23
Lailatul Hikmah
II
74
B.
Penyajian Data Penelitian 1. Data tentang Kesibukan Kerja Orang Tua Data tentang Kesibukan Kerja Orang Tua dan data Prestasi Pendidikan Keagamaan, pada siswa di MI Ketapang, Kec. Susukan, Kab. Semarang, penulis menggunakan angket yang diberikan kepada para Orang Tua Siswa, masing-masing angket diisi sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan. Angket yang digunakan untuk mengumpulkan data,
menggunakan
multiple choice yang terdiri dari 10 item pertanyaan yang masing-masing item terdiri dari 5 alternatif jawaban. Untuk mempermudah dalam menganalisis data dari angket tersebut, Kelima jawaban diberikan bobot nilai dari alternatif jawaban sebagai berikut : a. Untuk Jawaban a dengan nilai 5 b. Untuk Jawaban b dengan nilai 4 c. Untuk Jawaban c dengan nilai 3
d. Untuk Jawaban d dengan nilai 2 e. Untuk Jawaban e dengan nilai 1 Adapun hasil angket yang diberikan kepada responden dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : a. Data Skor Kesibukan Orang Tua dapat dilihat Sebagai berikut Tabel XI Skor Hasil Penilaian Kesibukan Kerja Orang tua No
Frekuensi
Nilai
Jumlah
1
2
4
1
2
1
10
16
3
4
1
34
2
2
3
2
-
3
10
12
6
0
3
29
3
7
2
1
-
-
35
8
3
0
0
46
4
4
3
1
1
1
20
12
3
2
1
38
5
4
-
-
4
2
20
0
0
8
2
30
6
5
1
1
2
1
25
4
3
4
1
37
7
4
3
1
2
-
20
12
3
4
0
39
8
5
2
2
1
-
25
8
6
2
0
41
9
7
-
-
2
1
35
0
0
4
1
40
10
3
3
3
1
-
15
12
9
2
0
38
11
5
2
3
-
-
25
8
9
0
0
42
12
6
1
1
1
1
30
4
3
2
1
40
13
4
3
2
1
-
20
12
6
2
0
40
14
8
1
1
-
-
40
4
3
0
0
47
15
4
-
2
1
2
20
0
6
2
2
30
16
8
-
1
-
1
40
0
3
0
1
44
17
9
1
-
-
-
45
4
0
0
0
49
18
9
-
-
1
-
45
0
0
2
0
47
19
5
4
-
-
1
25
16
0
0
1
41
20
4
1
1
1
3
20
4
3
2
3
32
21
7
2
1
-
-
35
8
3
0
0
46
22
4
2
1
2
1
20
8
3
4
1
36
23
6
1
1
1
1
30
4
3
2
1
40
b. Data tentang Prestasi Mata Pelajaran Fiqih Berikut ini adalah data siswa yang menjadi responden dari penelitian ini yakni 23 siswa diambil dari keseluruhan siswa kelas II MI Ketapang. Dan nilai prestasi mata pelajaran Fiqih menggunakan data nilai hasil test yang berupa 10 soal multiple choice dengan 4 alternatif jawaban. Tabel XII Daftar Hasil Test Mata Pelajaran Fiqih Kelas II MI Ketapang Kec. Susukan, Kab. Semarang 2009/2010 No
Nama
Kelas
Nilai
1
Abi Hasan Imami
II
50
2
Abdur Rohman
II
60
3
Ali Mak’sum Ghulayain
II
80
4
Aprilia Wulandari
II
80
5
Ananda Eka Putri
II
70
6
Ayu Septianingsih
II
50
7
Dewi Anggraini
II
90
8
M. Agus Setiyawan
II
80
9
M. Khoirur Rozikin
II
30
10
M. Nur Kholis
II
60
11
M. rifai
II
50
12
Nisaul Afidati
II
60
13
Rismaq febiyanti
II
60
14
Siti Defri Fitria Nur janah
II
80
15
Siti Muslimah
II
50
16
Siti Mutmainah
II
100
17
Siti Wulan Safitri
II
60
18
Wilda Arifati
II
100
19
M. Hilal Naufal
II
70
20
Risa Nur Aini
II
60
21
Arif Yunior
II
70
22
Abdan Syakura
II
70
23
Lailatul Hikmah
II
40
c. Deskripsi Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Prestasi Siswa Membahas peranan orangtua dalam meningkatkan prestasi anak, tidak terlepas dari tanggung jawab orangtua terhadap keluarga termasuk tanggung jawab orangtua terhadap anak-anaknya. Dan diantara wujud kongkrit peran orang tua dalam meningkatkan prestasi keagamaan anak pada siswa kelas II MI Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang bahwa sebagian besar atau ada 13 siswa ikut serta dalam kegiatan TPQ didaerahnya, 4 orang siswa didatangkan guru mengaji secara rutin kerumah (les), dan 6 lainnya belajar didampingi saudara atau oaring tuanya dirumah.
BAB IV ANALISIS DATA
Setelah data terkumpul secara
lengkap,
langkah selanjutnya adalah
menganalisis data., untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kesibukan kerja orang tua terhadap prestasi pendidikan keagamaan anak, khususnya di MI Ketapang, Kec. Susukan, Kab. Semarang tahun 2009/2010, maka penulis akan memberikan analisis data dengan menggunakan data yang telah dianalisis dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Adapun cara menganalisis meliputi tiga tahap, yaitu analalis pendahuluan, analisis uji hipotesis dan analisis lanjut. A. Analisis Pendahuluan Pada analisis pendahuluan ini penulis bermaksud mencatat jawaban dari tujuan pertama. Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah : 1. Memberikan penilaian berjenjang pada tiap-tiap responden 2. Mencari lebar interval 3. Menentukan klasikal pada variabel pertama menjadi tiga kategori 4. Menentukan prosentase frekuensi dan interpelasi Selanjutnya akan dijabarkan pada analisis pendahuluan ini terdiri dari variabel tingkat kesibukan kerja orang tua dan prestasi keagamaan siswa MI Ketapang, Kec. Susukan, Kab. Semarang tahun pelajaran 2009/2010. 1. Data Tentang Kesibukan Kerja Orang Tua Untuk lebih jelasnya akan penulis mulai dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Memberikan penilaian berjenjang pada tiap-tiap responden dengan alternative sebagai berikut : a) Untuk jawaban A dengan nilai 5 b) Untuk jawaban B dengan nilai 4 c) Untuk jawaban C dengan nilai 3 d) Untuk jawaban D dengan nilai 2 e) Untuk jawaban E dengan nilai 1
Untuk mengetahui data kesibukan kerja orang tua, penulis menghimpun data dari hasil angket yang telah disebarkan kepada para responden, yang rekapitulasinya adalah sebagai berikut : Table XIII Kesibukan kerja orang tua Nilai dan Kategori MI Ketapang, Kec. Susukan, Kab. Semarang No
Frekuensi A
B
C
Nilai D
E
5
4
Jumlah
3
2
1
1
2
4
1
2
1
10
16
3
4
1
34
2
2
3
2
-
3
10
12
6
0
3
29
3
7
2
1
-
-
35
8
3
0
0
46
4
4
3
1
1
1
20
12
3
2
1
38
5
4
-
-
4
2
20
0
0
8
2
30
6
5
1
1
2
1
25
4
3
4
1
37
7
4
3
1
2
-
20
12
3
4
0
39
8
5
2
2
1
-
25
8
6
2
0
41
9
7
-
-
2
1
35
0
0
4
1
40
10
3
3
3
1
-
15
12
9
2
0
38
11
5
2
3
-
-
25
8
9
0
0
42
12
6
1
1
1
1
30
4
3
2
1
40
13
4
3
2
1
-
20
12
6
2
0
40
14
8
1
1
-
-
40
4
3
0
0
47
15
4
-
2
1
2
20
0
6
2
2
30
16
8
-
1
-
1
40
0
3
0
1
44
17
9
1
-
-
-
45
4
0
0
0
49
18
9
-
-
1
-
45
0
0
2
0
47
19
5
4
-
-
1
25
16
0
0
1
41
20
4
1
1
1
3
20
4
3
2
3
32
21
7
2
1
-
-
35
8
3
0
0
46
22
4
2
1
2
1
20
8
3
4
1
36
23
6
1
1
1
1
30
4
3
2
1
40
b. Mencari
interval
untuk
menentukan
stratifikasi
(tingkatan)
tentangKesibukan Kerja orang tua, Sibuk, Sedang, dan Pengangguran. Dalam menentukan nilai interval, penulis menggunakan nilai-nilai ideal dengan rumus :
I = (Xt-Xr)+1
N Keterangan : i
= Interval
Xt = Nilai tertinggi Xr = Nilai terendah N = Jumlah Jadi interval (i) tingkat kesibukan kerja orang tua adalah : I = (50-10) + 1 = 8.2 5 c. Menentukan tingkat kesibukan orang tua menjadi lima kategori, berdasarkan lebar interval yaitu : 42 – 50 untuk tingkat kesibukan kerja orang tua sangat tinggi 34 – 41 untuk tingkat kesibukan kerja orang tua tinggi 26 – 33 untuk tingkat kesibukan kerja orang tua sedang 18 – 25 untuk tingkat kesibukan kerja orang tua rendah 10 – 17untuk tingkat tidak ada kesibukan kerja orang tua Untuk langkah selanjutnya, dapat dilihat dalam tabel kesibukan kerja orang tua pada siswa kelas II MI Ketapang, Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang sebagai berikut : Tabel XIV Prosentase tentang Tingkat Kesibukan Kerja Orangtua No RESPONDEN
KATEGORI A
B
C
D
PROSENTASE % E
5
4
3
2
Jumlah 1
1
2
4
1
2
1
20
40
10
20
10
100
2
2
3
2
-
3
20
30
20
-
30
100
3
7
2
1
-
-
70
20
10
-
-
100
4
4
3
1
1
1
40
30
10
10
10
100
5
4
-
-
4
2
40
-
-40
20
6
5
1
1
2
1
50
10
10
20
10
100
7
4
3
1
2
-
40
30
10
20
-
100
8
5
2
2
1
-
50
20
20
10
-
100
9
7
-
-
2
1
70
-
-
20
10
100
10
3
3
3
1
-
30
30
30
10
-
100
11
5
2
3
-
-
50
20
30
-
-
100
12
6
1
1
1
1
60
10
10
10
10
100
13
4
3
2
1
-
40
30
20
10
-
100
14
8
1
1
-
-
80
10
10
-
-
100
15
4
-
2
1
2
40
-
20
10
20
100
16
8
-
1
-
1
80
-
10
-
10
100
17
9
1
-
-
-
90
10
-
-
-
100
18
9
-
-
1
-
90
-
-
10
-
100
19
5
4
-
-
1
50
40
-
-
10
100
20
4
1
1
1
3
40
10
10
10
30
100
21
7
2
1
-
-
70
20
10
-
-
100
22
4
2
1
2
1
40
20
10
20
10
100
100
23
6
1
1
1
1
60
10
10
10
10
100
Tabel XIV Frekuensi tentang Tingkat Kesibukan Kerja Orangtua No Tingkat Kesibukan Kerja Orang Tua
Interval
Frekuensi
%
1
Sangat Tinggi
42 – 50
7
30.43
2
Tinggi
34 – 41
12
52.17
3
Sedang
26 – 33
4
17.39
4
Rendah
18 - 25
0
0
5
Tidak ada kesibukan
10 – 17
0
0
23
100 %
Jumlah
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diperoleh informasi tentang intensitas kesibukan kerja orang tua siswa kelas II MI Ketapang Kec. Susukan, Kab. Semarang pada tingkat sedang, hal ini dibutuhkan dari 23 responden ternyata12 responden atau 52.17% berada pada kategori tinggi. 2. Data
tentang
prestasi
mata
Pelajaran
Fiqih
di
sekolah
khu
susnya kelas II MI Ketapang Kec. Susukan, Kab. Semarang, penulis mencari nilai data dengan menggunakan 10 soal test Fiqih khusus bab Sholat dan tata caranya yang berupa multiple choice dengan 4 alternaif jawaban (a,b,c,d) yang nilai dengan skor pernomor adalah 10.
Tabel XII
Daftar Tabel Tentang Prestasi Mata Pelajaran Fiqih Kelas II MI Ketapang Kec. Susukan, Kab. Semarang 2009/2010 No
Nama
Kelas
Nilai
1
Abi Hasan Imami
II
50
2
Abdur Rohman
II
60
3
Ali Mak’sum Ghulayain
II
80
4
Aprilia Wulandari
II
80
5
Ananda Eka Putri
II
70
6
Ayu Septianingsih
II
50
7
Dewi Anggraini
II
90
8
M. Agus Setiyawan
II
80
9
M. Khoirur Rozikin
II
30
10
M. Nur Kholis
II
60
11
M. rifai
II
50
12
Nisaul Afidati
II
60
13
Rismaq febiyanti
II
60
14
Siti Defri Fitria Nur janah
II
80
15
Siti Muslimah
II
50
16
Siti Mutmainah
II
100
17
Siti Wulan Safitri
II
60
18
Wilda Arifati
II
100
19
M. Hilal Naufal
II
70
20
Risa Nur Aini
II
60
21
Arif Yunior
II
70
22
Abdan Syakura
II
70
23
Lailatul Hikmah
II
40
a. Mencari interval untuk menentukan stratifikasi (tingkatan) tentang prestasi mata pelajaran Fiqih siswa di MI Ketapang dalam kategori tinggi, sedang dan kurang. Dalam menentukan nilai interval, penulis menggunakan nilai-nilai ideal dengan rumus : =
(
−
)+ 1
Keterangan : I
= Interval
Xt
= Nilai tertinggi
Xr
= Nilai terendah
N
= Jumlah
Jadi interval (i) tingkat tentang prestasi pendidikan keagamaan siswa kelas II di sekolah adalah :
I = (100 - 0 )+1 = 4 = 101/4 = 20.02
b. Menentukan klasifikasi tentang prestasi Mata Peljaran Fiqih di MI Ketapang, Kec. Susukan, Kab. Semarang menjadi 4 kategori, berdasarkan besar interval. Yaitu : 1) 76 – 100 Untuk tingkat prestasi siswa Baik 2) 51 – 75 Untuk tingkat prestasi siswa Sedang 3) 26 - 50 Untuk tingkat prestasi siswa Kurang 4) 0 - 25 Untuk tingkat prestasi siswa Sangat Kurang Untuk langkah selanjutnya dapat dilihat dalam tabel frekuensi tingkat berikut : Tabel XVII Frekuensi Tentang Tingkat Prestasi pendidikan Keagamaan No
Tingkat Prestasi Belajar
Interval
Frekuensi
%
1
Baik
76 – 100
7
30.43
2
Sedang
51 – 75
10
43.48
3
Kurang
26 - 50
6
26.09
4
Sangat Kurang
0 - 25
0
0
23
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diperoleh informasi tentang tingkat prestasi mata pelajaran Fiqih siswa kelas II di sekolah di MI Ketapang, Kec. Susukan, Kab. Semarang sedang. Hal ini terbukti dari 23 responden ternyata 10 responden atau 43.48% berada pada kategori sedang. B. Analisis Uji Hipotesis
Sebelum diolah dengan menggunakan rumus korelasi product moment, datadata yang telah diberi skor sebagai dijelaskan pada tahap analisis pendahuluan Ex, Ey, Ex2 , EY2 dan EXY adalah memasukkan ke dalam tabel kerja sebagai berikut : Tabel XVIII Tabel Kerja Nomor X
Y
X2
Y2
XY
Responden 1
34
50
1156
2500
1700
2
29
60
841
3600
1740
3
46
80
2116
6400
3680
4
38
80
1444
6400
3040
5
30
70
900
4900
2100
6
37
50
1369
2500
1850
7
39
90
1521
8100
3510
8
41
80
1681
6400
3280
9
40
30
1600
900
1200
10
38
60
1444
3600
2280
11
42
50
1764
2500
2100
12
40
60
1600
3600
2400
13
40
60
1600
3600
2400
14
47
80
2209
6400
3760
15
30
50
900
2500
1500
16
44
100
1936
10000
4400
17
49
60
2401
3600
2940
18
47
100
2209
10000
4700
19
41
70
1681
4900
2870
20
32
60
1024
3600
1920
21
46
70
2116
4900
3220
22
36
70
1296
4900
2520
23
40
40
1600
1600
1600
∑x2 36408
∑y2 107400
∑xy 60710
∑ X 906
∑ Y 1520
Untuk mencari koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, maka hasil penghitungan diatas dimasukkan ke dalam rumus korelasi product moment sebagai berikut : ∑X
= 906
∑Y
= 1520
∑x2
= 36408
∑y2
= 107400
∑xy
= 60710 ∑ ∑
(∑ ) (∑ ) (∑ )
∑
(∑ )
(
rxy
=
(
)(
)
)
(
)
= .
=
(
=
)
.
= =
. )(
(
. )(
)
. √ . .
= 0.37
C. Analisis Lanjut Setelah diperoleh nilai tersebut, langkah selanjutnya adalah mengadakan konsultasi hasil perhitungan (r x y) dengan tabel statistik dengan rumus sebagai berikut : -
Jika rxy < trabel r product moment, maka Ha diterima
-
Jika rxy > tabel r product moment, maka Ho diterima
Keterangan . Ha
: Ada korelasi pengaruh yang signifikan antara variabel x dan y
Ho
: Tidak ada korelasi / pengaruh yang signifikan antara variabel x dan y
Untuk M (responden) 23, r tabel taraf signifikan 1% adalah 0,526 dan tabel dalam taraf signifikasi 5% adalah 0,413 dari hasil penelitian diketahui rxy adalah 0.37 hal ini berarti bahwa rxy lebih kecil. Dari hasil perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang negatif pengaruh kesibukan kerja orang tua terhadap prestasi belajar kegamaan anak MI Ketapang, Kec. Susukan, Kab. Semarang. Hal ini berarti variabel x mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel y sehingga hipotesis yang penulis ajukan dapat diterima. Dengan diperoleh hasil yang signifikan tersebut dapat diketahui bahwa “ ada pengaruh negatif antara kesibukan kerja orang tua terhadap prestasi pendidikan kaagamaan anak, makin tinggi kesibukan kerja orang tua , makin rendah prestasi pendidikan keagamaan anak “ maka ditolak kebenarannya dalam taraf signifikansi 5% ataupun 1%.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah penulis mengadakan penelitian dan menganalisis data yang telah terkumpul, selanjutnya penulis sajikan kesimpulan dari hasil penelitian mengenai Pengaruh Kesibukan Kerja Orang Tua terhadap Prestasi Pendidikan Keagamaan Anak Pada Siswa kelas II di MI Ketapang, Kec. Susukan, Kab. Semarang tahun ajaran 2009/2010. 1. Bahwa Variasi Kesibukan Kerja Orang Tua pada siswa kelas II di MI Ketapang cukup terbukti dari variabel ini lebih banyak menjawab dalam frekuensi yaitu : a. Sebanyak 7 responden atau dari 30.43 % dalam kategori sangat sibuk b. Sebanyak 12 responden atau 52.17 % dalam kategori sibuk c. Sebanyak 4 responden atau 17.39 % dalam kategori sedang d. Dari 23 responden tidak ada yang menganggur atau tidak mempunyai kesibukan. 2. Bahwa Variasi prestasi Mata Pelajaran Fiqih siswa kelas II terbukti cukup baik (sedang), terbukti dengan hasil test , yaitu : a. Sebanyak 7 responden atau dari 30.43% mendapat nilai dalam kategori baik b. Sebanyak 10 responden atau 43.48 % mendapat nilai dalam kategori sdang atau cukup baik.
c. Sebanyak 6 responden atau dari 26.09% mendapat nilai dalam kategori kurang d. Tidak ada responden (0%) yang dikategorikan berprestasi pada mata pelajaran Fiqih sangat rendah. 3. Peranan kongkrit orang tua dalam meningkatkan prestasi keagamaan anak disekolah antara lain: a. Mengikutkan TPQ sebanyak 13 orang b. Les prifat Keagamaan sebanyak 4 orang c. Belajar dengan orang tua atau keluarga sebanyak 6 orang 4. Berdasarkan analisa dengan menggunakan korelase product moment diperoleh nilai semester sebesar 0.37 jika dikonsultasikan nilai r tersebut dengan koefisien korelasi pada tabel, menunjukkan nilai sebesar 0,413 untuk taraf signifian 5% dan 0,526 untuk taraf signifikasi 1% sehingga ro< rt. Untuk taraf signifikasi 5% (ro = 0.37< rt = 0,413) Untuk taraf signifikasi 1% (ro = 0.37 < rt = 0,526) Hal ini menunjukkan bahwa kesibukan kerja orang tua mengakibatkan kurangnya prestasi Mata Pelajaran Fiqih anak karena kurangnya peran orang tua dalam memberi motivasi dan perhatian pada anaknya. B. Saran-saran Sesuai judul skripsi yaitu, Pengaruh Kesibukan Kerja Orang tua terhadap Prestasi Pendidikan Keagamaan anak di sekolah, penulis memberikan beberapa saran yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi orang tua khususnya dalam memperhatikan pendidikan putra-putrinya, antara lain:
1. Kepada orang tua siswa kelas II di MI Ketapang bahwa : a. Mencari rezeki hukumnya wajib, namun memberikan perhatian dan motivasi kepada anak adalah hal yang sangat mendasar agar anak dapat mencapai prestasi belajar lebih baik. b. Peran orang tua dalam meningkatkan prestasi mata pelajaran Fiqih juga harus diwujudkan secara kongkrit, seperti mengikutkan anak pada kegiatan les, TPQ, atau mengontrol belajar anak secara langsung, terutama mengenai bab shalat ini.
2. Kepada guru Keberhasilan seorang guru lebih ditentukan profesionalisme guru, hendaknya guru khususnya mata pelajaran keagamaan yaitu, Al-Qur’an Hadits, akidah ahlak, Fiqih, BTA harus lebih kreatif dan inofatif dalam mengembangkan mata pelajaran keagamaan tersebut. Karena pendidikan keagamaan adalah pondasi prestasi hidup bagi siswa, baik di dunia maupun diakhirat. 3. Kepada sekolah Sebagai lembaga Pendidikan Islam supaya lebih menggalakkan kegiatan-kegiatan keislaman serta menambah sarana dan prasarana yang mendukung terwujudnya generasi Isalam yang handal.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi. Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan Agama, Aditya Media, Yogayakarta, 1992 Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah Dan Keluarga, Bulan Bintang, Jakarta, 1978 Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Rineka Cipta, jakarta, 1998. Dahlan Aisyah, Menbina Rumah Tangga dan Peranan Agama dalam Rumah Tangga, Jamuaan, Jakarta 1969 Darajat Zakiyah, Ilmu Jiwa Agama, Bulan Bintang, Jakarta, 2000 --------------------, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1996 --------------------,Pendidikan Agama Dalam Pembinaan Mental, Bulan Bintang, Jakarta, 1975. Gaston Mialaret, Hak Anak-anak Memperoleh Pendidikan,Balai Pustaka, Jakarta, 1993. Hadi Sutrisno, Metodologi Research I, Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta 1984. ------------------, Metodologi Research III, Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta 1981 Rahmat Jalaludin, Islam Aktual , Mizan, Bandung ,2001 Sugiharto, Sugeng. Fiqih; Jilid 2 untuk Kelas 2 MI. Solo: PT. Tiga Serangkai,2007 Sangarimbun Masri dkk, Metode Penerbitan Survey, LP3S, Jakarta 1989. Suharso dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, CV.Widya Karya Semarang, 2005. Sunarjo dkk, Syaamil Qur’an ,Depag Republik Indonesia, Jakarta, 2006 Suryabrata Sumadi, Psikologi Perkembangan, Edisi IV, Rake Sarasin, Yogyakarta, 1990. Tholchah Muhammad Hasan, Dinamika Kehidupan Religius, Listafariska Putra, Surabaya, 2007
Triatno, Fiqih II, KTSP, Departemen Agama Republik Indonesia, 2007 Zuhairini, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Usaha Nasional, Surabaya, 1983
Internet: http://andiprastowo.blogspot.com/2010/08/30 telaah-kritis-fiqih-.html http://minjanti.blogspot.com/2010/08/mapel-agama-.html http://pinggiralas.blogspot.com/2010/06/belajar-dan-hasil-belajar.html