ANALISIS WACANA ARGUMENTASI SISWA PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW KONSEP VIRUS KELAS X (Penelitian Deskriptif di SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan)
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
RISA OKVIYANI NIM. 107016100759
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013 M/1434 H
ABSTRAK Risa Okviyani. “Analisis Wacana Argumentasi Siswa pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Konsep Virus Kelas X”, Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap kualitas argumentasi siswa yang terjadi dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw konsep virus. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif, dengan teknik pengambilan subjek secara purposive sampling. Subjek pada penelitian ini adalah siswa di kelas X-5 SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan, yang berjumlah 41 orang. Unit analisis pada penelitian ini adalah wacana argumentasi siswa yang terjadi pada saat pembelajaran. Kualitas argumentasi siswa ditentukan berdasarkan model argumentasi Toulmin dan penentuan level argumentasi siswa berdasarkan kerangka kerja analisis dari Osborne, et al. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas kualitas argumentasi siswa berada pada level 1 (klaim berlawanan dengan counter klaim atau klaim berlawanan dengan klaim), argumen siswa kebanyakan berupa klaim, dan minoritas kualitas argumentasi siswa berada pada level 2 (klaim disertai dengan data, penjamin, atau pendukung, tetapi tidak mengandung sanggahan). Kata Kunci: Analisis Wacana Argumentasi Siswa, Model Argumentasi Toulmin, Kerangka Kerja Analisis dari Osborne, et al. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.
i
ABSTRACT Risa Okviyani. “Discourse Analysis of Students' Argumentation in the Jigsaw Cooperative Learning on Virus Concept Class X”, Thesis for Biology Education Study Program, Majors of Natural Sciences Program, Faculty of Tarbiyah and Teaching Sciences, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta. The purpose of this research is to reveal the quality of students' argumentation that occures in the Jigsaw cooperative learning on virus concept. This research is conducted in SMAN 9 South Tangerang City. The method that is used in this research is descriptive, with subject retrieval techniques by purposive sampling. The subject of this research is the students' in class X-5 SMAN 9 South Tangerang City which has 41 students'. The analysis unit in this research is discourse of students' argumentation that occures in learning process. The quality of students' argumentation based on Toulmin’s Model of argumentation and the determination of students' argumentation level based on analysis framework of Osborne, et al. The result of this research shows that the majority of the quality of students' argumentation is in level 1 (claim versus a counter claim or a claim versus a claim), mostly of students' argumentation is in the form of claim, and the minority of students' argumentation is in level 2 (claims with either data, warrants, or backings, but no rebuttals). Keywords: Discourse Analysis of Students' Argumentation, Toulmin’s Model of Argumentation, Analysis Framework of Osborne, et al. The Jigsaw Cooperative Learning.
ii
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan atas ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Wacana Argumentasi Siswa pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Konsep Virus Kelas X”, yang disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam meraih gelar sarjana strata satu (S1) Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis berharap skripsi ini dapat memperkaya wawasan, pengetahuan dan pemahaman tentang wacana argumentasi siswa pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan berupa dukungan, sumbangan pikiran dan bimbingan yang sangat besar artinya. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Nurlena Rifa'i, MA, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Ibu Dr. Zulfiani, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus Dosen Pembimbing Akademik pada Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, serta Dosen Pembimbing I yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dalam menyusun skripsi ini. 4. Ibu Yanti Herlanti, M.Pd, Dosen Pembimbing II yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dalam menyusun skripsi ini. 5. Ibu Dra. Neng Nurhemah, M.Pd, Kepala SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan memberikan bantuan selama penelitian, dan juga Ibu Vivin iii
Setiyowati, S.Pd, Guru bidang studi Biologi di SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan yang telah banyak berbagi pengalaman dan ilmu kepada penulis. 6. Kedua orang tua tercinta dan kakakku yang selalu mendo’akan, memberikan kasih sayang, memotivasi, dan memberikan dukungan moril maupun materil, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 7. Sahabat-sahabatku, Aryani, Dinna, Fifi, Nurhasanah, dan rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Biologi angkatan 2007 yang telah memberikan semangat dan dukungan, serta banyak berbagi pengalaman dan ilmu. Teman seperjuangan dalam melakukan penelitian skripsi ini (Agnah, Arista, dan Yolanda), terima kasih atas kerja sama dan semangat kalian selama ini. 8. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Akhir kata penulis berharap semoga segala perbuatan dan amal baik dari berbagai pihak dapat dibalas oleh Allah SWT dengan pahala yang berlipat ganda. Aamiin.
Jakarta, Mei 2013
Penulis
iv
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK ...................................................................................................... i KATA PENGANTAR .................................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................................... v DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 7 C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 8 D. Perumusan Masalah........................................................................ 8 E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 9 F. Manfaat Penelitian .......................................................................... 9
BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Teoretik .......................................................................... 10 B. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................ 32 C. Kerangka Pikir ................................................................................ 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 37 B. Subjek Penelitian ............................................................................ 37 C. Metode dan Langkah-langkah Penelitian ....................................... 37 D. Unit Analisis................................................................................... 40 E. Instrumen Penelitian ....................................................................... 41 F. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 43 G. Teknik Analisis Data ...................................................................... 48 v
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ................................................................................ 52 B. Temuan Hasil Analisis ................................................................... 86 C. Pembahasan Temuan ...................................................................... 91
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .................................................................................... 100 B. Saran ............................................................................................... 100
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 102 LAMPIRAN .................................................................................................... 106
vi
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok Belajar Tradisional......................................................................................... 14 Tabel 2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif ........................... 19 Tabel 4.1 Jumlah Wacana Kelompok Ahli pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Konsep Virus ................................................................ 55 Tabel 4.2 Rincian Jumlah Kategori pada Percakapan yang Terjadi dalam Kelompok Ahli .................................................................................. 60 Tabel 4.3 Jumlah Wacana Kelompok Asal pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Konsep Virus ................................................................ 64 Tabel 4.4 Rincian Jumlah Kategori pada Percakapan yang Terjadi dalam Kelompok Asal ................................................................................. 77 Tabel 4.5 Jumlah Wacana Tahap Kuis pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Konsep Virus ........................................................................ 82 Tabel 4.6 Rincian Jumlah Kategori pada Percakapan yang Terjadi pada Tahap Kuis ................................................................................................... 84 Tabel 4.7 Cuplikan Potongan Percakapan Siswa yang Keluar dari Materi Pembelajaran ..................................................................................... 87 Tabel 4.8 Wacana yang Dikemukakan Oleh Siswa di Setiap Kelompok Ahli pada Permasalahan yang Sifatnya Pemahaman (C2) ........................ 88
vii
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Alur Pengelompokkan pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw............................................................................................. 24 Gambar 2.2 Model Argumentasi Toulmin ........................................................... 29 Gambar 2.3 Model Lengkap Argumentasi Toulmin ............................................ 30 Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian ...................................................................... 39 Gambar 3.2 Pengelompokkan Siswa pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw............................................................................................. 41 Gambar 3.3 Peta Duduk untuk Diskusi Kelompok Siswa pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ................................................................... 45 Gambar 3.4 Proses Sebelum Menganalisis Sampai Pada Proses Menganalisis Wacana Argumentasi Lisan Siswa .................................................. 51 Gambar 4.1 Jumlah Wacana yang Terjadi Pada Kelompok Ahli ......................... 56 Gambar 4.2 Jumlah Wacana yang Terjadi Pada Kelompok Asal ........................ 65 Gambar 4.3 Jumlah Wacana yang Terjadi Pada Tahap Kuis ............................... 83
viii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................. 106 Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa.......................................................................... 114 Lampiran 3 Transkripsi, Penghalusan Teks, dan Reduksi Wacana Kelompok Ahli.................................................................................................... 127 Lampiran 4 Transkripsi, Penghalusan Teks, dan Reduksi Wacana Kelompok Asal ................................................................................................... 176 Lampiran 5 Transkripsi, Penghalusan Teks, dan Reduksi Wacana Tahap Kuis .. 241 Lampiran 6 Rincian Jumlah Kategori Wacana Kelompok Ahli........................... 252 Lampiran 7 Rincian Jumlah Kategori Wacana Kelompok Asal .......................... 253 Lampiran 8 Rincian Jumlah Kategori Wacana Tahap Kuis ................................. 255 Lampiran 9 Penentuan Level Argumentasi Siswa (Berdasarkan Kerangka Kerja Analisis dari Osborne, et al.)................................................... 256
Lembar Validasi Data Perekaman Lembar Validasi Data LKS Surat Permohonan Bimbingan Skripsi Surat Permohonan Izin Penelitian Surat Balasan Permohonan Izin Penelitian
ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah: “Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”.1 Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar dan mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar mengajar dirancang dan dijalankan secara profesional. Setiap kegiatan belajar mengajar selalu melibatkan dua pelaku aktif, yaitu guru dan siswa. Guru, dalam proses pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Dalam proses pembelajaran guru bukanlah hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajarnya, akan tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran, oleh karena itu keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas atau kemampuan guru. Proses pembelajaran adalah sebuah upaya bersama antara guru dan siswa untuk berbagi dan mengolah informasi, dengan harapan pengetahuan yang diberikan bermanfaat dalam diri siswa dan menjadi landasan belajar yang berkelanjutan. Proses pembelajaran merupakan suatu sistem. Sebuah proses pembelajaran yang baik akan membentuk kemampuan berpikir kritis, dan munculnya
1
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Fokusindo Mandiri, 2012), h.
2-3.
1
2
kreativitas, serta kemampuan untuk berargumentasi. Dengan demikian, proses pembelajaran ini sangat penting dalam menentukan mutu pendidikan. Mutu pendidikan di Indonesia semakin hari dituntut untuk lebih baik lagi, maka hal yang efektif dilakukan dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah adanya upaya perbaikan kepada proses belajar dan mengajar. Hal itu sangat erat kaitannya dengan akses untuk menggunakan sarana belajar yang sesuai dan memadai, kualitas mengajar, strategi pembelajaran yang digunakan, dan pengembangan sistem penilaian. Upaya perbaikan pada proses belajar dan mengajar akan mempengaruhi individu secara langsung, terutama untuk melatih individu memiliki kemampuan berpikir logis, kritis, sistematis, penalaran yang mantap, kreatif, dan inovatif, serta kemampuan untuk berargumentasi atau mengemukakan pendapat (komunikasi). Rencana atau program yang harus dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar oleh guru adalah kurikulum. Kurikulum dan pembelajaran, merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Tanpa kurikulum yang jelas sebagai acuan, maka pembelajaran tidak akan berlangsung secara efektif. Kurikulum merupakan salah satu komponen penting dari sistem pendidikan, karena kurikulum merupakan komponen pendidikan yang dijadikan acuan oleh setiap satuan pendidikan, baik oleh pengelola maupun penyelenggara, khususnya oleh guru dan kepala sekolah.2 Kurikulum berhubungan erat dengan usaha mengembangkan peserta didik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.3 Kurikulum yang berlaku di Indonesia dewasa ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum ini disusun dalam rangka memenuhi amanat yang tertuang dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
2
Enco Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Sebuah Panduan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h. 4. 3 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 3.
3
Nasional Pendidikan.4 Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP Pasal 1, ayat 15) seperti yang dikutip Mulyasa dikemukakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan.5 Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).6 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut kreativitas guru dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Kreativitas tersebut di antaranya meliputi kreatif dalam memilih pendekatan dan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang disajikan. Kegiatan pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centered Learning). Siswa dituntut untuk aktif dan senantiasa ambil bagian dalam aktivitas belajar. Guru dapat berfungsi sebagai fasilitator dan membantu memecahkan masalah yang dihadapi oleh siswa selama belajar. Salah satu inovasi model pembelajaran yang berorientasi kepada aktivitas siswa yang dapat meningkatkan kemampuan akademik, melatihkan keterampilan berbicara, sekaligus menanamkan moralitas kepada siswa adalah model pembelajaran kooperatif. Dewasa ini telah banyak digunakan model pembelajaran kooperatif, bahkan pembelajaran kooperatif ini merupakan suatu model pembelajaran yang banyak dikembangkan. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda.7 Menurut Slavin dalam Isjoni, pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang
4
Ibid., h. 134. Mulyasa, op. cit., h. 19-20. 6 Ibid., h. 20. 7 Isjoni, Cooperative Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 12. 5
4
siswa lebih bergairah dalam belajar.8 Lawrence dan Harvey dalam Afriadi mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif dapat memberikan dukungan bagi siswa untuk saling bertukar ide, memecahkan masalah, berpikir alternatif dan meningkatkan kecakapan berbahasa.9 Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dimana siswa dikelompokkan dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen untuk saling bekerja sama dan saling membantu dalam memahami materi pelajaran, serta memotivasi siswa berani mengemukakan pendapatnya, menghargai pendapat teman, berpikir kritis dan berkomunikasi yang berkualitas. Hal yang penting dari pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja sama dan kolaborasi, sehingga membuat siswa terlibat aktif pada proses pembelajaran yang dapat memberikan dampak positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi yang berkualitas. Hubungan yang baik antar sesama teman dapat mengembangkan kemampuan akademis siswa. Jadi, pada pembelajaran kooperatif ini siswa belajar lebih banyak dari teman-teman mereka daripada guru, karena dalam menyelesaikan tugas kelompoknya setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa variasi model yang dapat diterapkan, salah satu di antaranya adalah model Jigsaw. Pembelajaran kooperatif Jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal.10 Menggunakan Jigsaw, siswa-siswa di tempatkan ke dalam tim-tim belajar heterogen beranggota lima sampai enam orang.11 Setiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari dan
8
Ibid., h. 15. Afriadi, Pembelajaran Kooperatif Model STAD dengan Model Jigsaw dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar dan Sikap Siswa SMA Negeri Malang pada Konsep Reproduksi Manusia, Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Vol. 3 No. 2, Maret 2006, h. 109. 10 Isjoni, op. cit., h. 54. 11 Richard I. Arends, Learning to Teach: Belajar untuk Mengajar, Terj. Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 13. 9
5
menguasai satu porsi materi yang telah dipilih untuknya. Para anggota dari tim-tim yang berbeda, tetapi membicarakan topik yang sama (kelompok ahli) bertemu untuk belajar dan saling membantu dalam mempelajari dan menguasai topik tersebut (tahap ini dinamakan diskusi kelompok ahli). Setelah itu, siswa kembali ke tim asalnya dan mengajarkan sesuatu yang telah mereka pelajari dalam tahap diskusi kelompok ahli kepada anggota-anggota lain di timnya masing-masing (tahap ini dinamakan diskusi kelompok asal). Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung
jawab
siswa
terhadap
pembelajarannya
sendiri
dan
juga
pembelajaran orang lain, sehingga setiap anggota kelompok memiliki rasa saling bergantung positif antar anggota kelompoknya. Salah satu kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini adalah terjadinya interaksi multiarah pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat diterapkan pada hampir seluruh subyek mata pelajaran. Dalam hal ini peneliti memilih satu konsep yang ada pada mata pelajaran biologi yaitu virus, karena pada konsep virus ini banyak terdapat topik-topik yang menarik untuk dilakukan pembahasan lebih lanjut dengan cara berdiskusi kelompok, serta banyak permasalahan-permasalahan yang terdapat dalam topik-topik tersebut yang harus dipecahkan dengan cara berdiskusi bersama anggota kelompok. Selain itu, pembagian materi pada konsep virus juga mudah dilakukan, hal ini dikarenakan banyaknya topik-topik pada konsep virus yang menarik untuk diperbincangkan. Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk saling berinteraksi dan mengemukakan pendapatnya, karena dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw inilah komunikasi memegang peranan sangat penting. Tanpa adanya komunikasi, konstruksi pengetahuan secara sosial tidak akan terjadi. Pada saat berkomunikasi dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, siswa akan mengemukakan berbagai argumen, menganalisis dan menimbang argumen
6
tersebut, serta menyimpulkan dan mensintesis argumen yang akan menjadi argumen kesepakatan bersama. Argumen yang terjadi selama pembelajaran dapat diidentifikasi polanya. Ada beberapa pola atau model argumen. Model argumentasi Toulmin lebih tepat digunakan, karena model ini yang paling lengkap yang dapat menggambarkan kriteria dari suatu argumen. Toulmin dalam Freeley berpendapat bahwa suatu argumen dapat mengandung klaim (K), data (D), penjamin (warrant/W), pendukung (backing/B), kualifikasi (qualifier/Q), dan sanggahan (rebuttal/R).12 Model ini pun lebih banyak dikembangkan, bahkan kualitas argumentasi siswa dapat dinilai secara kuantitatif mulai dari level 1-5 berdasarkan kerangka kerja analisis dari Osborne yang mengklasifikasikan level argumentasi siswa dimulai dari level 1-5.13 Penelitian berkaitan dengan efektivitas pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa sudah banyak dilakukan, di antaranya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Yeti Sulastri dan Diana Rochintaniawati
pada
tahun
2009
mengenai
pengaruh
penggunaan
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran Biologi di SMPN 2 Cimalaka,14 selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Aceng Haetami dan Supriadi pada tahun 2010 mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan,15 serta penelitian yang dilakukan oleh H. M. Sirih dan Muhammad Ali pada tahun 2007 mengenai penerapan model pembelajaran tipe Jigsaw dengan tongkat estafet untuk meningkatkan aktivitas 12
Austin J. Freeley, Argumentation and Debate: Rational Decision making, (California: Wadsworth Publishing Co., Inc., 1966), p. 139. 13 Vaille Dawson, and Grady Jane Venville, High-school Students’ Informal Reasoning and Argumentation about Biotechnology: An Indicator of Scientific Literacy? International Journal of Science Education, Vol. 31 No. 11, July 2009, pp. 1421-1445. 14 Yeti Sulastri, dan Diana Rochintaniawati, Pengaruh Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam Pembelajaran Biologi di SMPN 2 Cimalaka, Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 13 No. 1, April 2009, h. 15, tersedia online (http://fpmipa.upi.edu), diakses (9-122010). 15 Aceng Haetami, dan Supriadi, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan, Wakapendik, Vol. 6 No. 1, Februari 2010, h. 1, tersedia online (http://jurnal.pdii.lipi.go.id), diakses (15-07-2011).
7
siswa dalam proses belajar mengajar di SMP Negeri 2 Kendari,16 tetapi belum banyak penelitian yang mengungkap bagaimana kualitas argumentasi yang dibangun siswa selama pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Pentingnya mengungkap kualitas argumentasi yang dibangun siswa selama pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini berlangsung adalah untuk perbaikan
kepada
proses
pembelajaran
selanjutnya,
karena
dengan
diungkapnya kualitas argumentasi siswa tersebut maka guru menjadi tahu seberapa besar kemampuan siswanya dalam berargumentasi, sehingga guru dapat
memperbaiki
dan
meningkatkan
cara
mengajar
serta
proses
pembelajaran menjadi lebih baik lagi. Dengan terungkapnya kualitas argumentasi siswa ini maka guru akan mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam berpikir rasional, karena seperti yang telah diketahui bahwa proses argumentasi merupakan dasar dalam berpikir rasional. Semakin tinggi level argumentasi siswa maka semakin baik pula pemahaman konsep siswa, karena siswa yang memiliki level argumentasi tinggi berarti tingkat pemahaman konsep siswa tersebut sangat baik. Berdasarkan uraian di atas, penulis terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul: “Analisis Wacana Argumentasi Siswa pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Konsep Virus Kelas X”, penelitian ini akan dilakukan di kelas X SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengungkap kualitas argumentasi siswa yang terjadi dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw konsep virus.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang ada. Beberapa identifikasi masalah tersebut yaitu sebagai berikut:
16
H. M. Sirih, dan Muhammad Ali, Penerapan Model Pembelajaran Tipe Jigsaw dengan Tongkat Estafet untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa dalam Proses Belajar Mengajar di SMP Negeri 2 Kendari, MIPMIPA (Majalah Ilmiah Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam), Vol. 6 No. 1, Februari 2007, h. 19.
8
1. Banyaknya penelitian yang dilakukan berkaitan dengan efektivitas pembelajaran kooperatif terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. 2. Pembelajaran kooperatif kaya akan argumentasi, terutama ketika para siswa melakukan konstruksi pengetahuannya secara sosial, akan tetapi belum banyak penelitian yang mengungkap kualitas argumentasi yang dibangun siswa selama pembelajaran.
C. Pembatasan Masalah Penelitian ini terbatas pada masalah sebagai berikut: 1. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. 2. Penelitian ini hanya terbatas pada konsep virus dengan Kompetensi Dasar, yaitu mendeskripsikan ciri-ciri, dan peran virus dalam kehidupan. 3. Kualitas argumentasi siswa ditentukan berdasarkan model argumentasi Toulmin dan penentuan level argumentasi siswa berdasarkan kerangka kerja analisis dari Osborne yang mengklasifikasikan level argumentasi siswa dimulai dari level 1-5. 4. Aspek yang akan dianalisis dengan teknik analisis wacana adalah wacana argumentasi lisan siswa yang terjadi dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, pada tahap diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok asal, dan kuis. 5. Proses menganalisis wacana argumentasi siswa dilakukan melalui empat tahap, yaitu tahap pembuatan transkripsi, penghalusan teks, reduksi, dan penentuan level argumentasi.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah diatas, maka perumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimanakah kualitas argumentasi siswa pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw konsep virus?”
9
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap kualitas argumentasi siswa yang terjadi dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw konsep virus.
F. Manfaat Penelitian Hasil dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu sebagai berikut: 1. Bagi peneliti, memperluas wawasan cara pembelajaran biologi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk mengungkap kualitas argumentasi siswa. 2. Bagi guru, sebagai bahan acuan untuk menciptakan pembelajaran yang efektif
dalam
mengungkap
kualitas
argumentasi
siswa
dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. 3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang baik dalam rangka peningkatan mutu proses pembelajaran dan mutu pendidikan, khususnya mata pelajaran biologi. 4. Bagi pembaca khususnya mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu kajian yang menarik untuk dijadikan acuan dalam penelitian selanjutnya.
BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Teoretik 1. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim.1 Sugiyanto
mengatakan
bahwa pembelajaran
kooperatif
adalah
pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.2 Menurut Slavin dalam Isjoni, pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.3 Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Menurut Nurhadi dan Senduk dalam Wena mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi
1
Isjoni, Cooperative Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 15. 2 Sugiyanto, Model-model Pembelajaran Inovatif, (Surakarta: Yuma Pustaka FKIP UNS, 2010), h. 37. 3 Isjoni. loc. cit.
10
11
siswa bukan hanya guru dan buku ajar, tetapi juga sesama siswa.4 Anita Lie dalam Isjoni menyebut pembelajaran kooperatif dengan istilah pembelajaran gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur.5 Pembelajaran kooperatif hanya berjalan kalau sudah terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang di dalamnya siswa bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota kelompok pada umumnya terdiri dari 4-6 orang saja. Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada
siswa
(Student
Centered),
terutama
untuk
mengatasi
permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain. Pembelajaran kooperatif menurut Davidson dan Worsham dalam Zulfiani adalah model pembelajaran yang sistematis dengan mengelompokkan siswa untuk tujuan menciptakan pendekatan pembelajaran yang efektif yang mengintegrasikan keterampilan sosial yang bermuatan akademis.6 Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan
kelompok
sejawat
menjadi
aspek
utama
dalam
pembelajaran kooperatif.
4
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), h. 189. 5 Isjoni, op. cit., h. 16. 6 Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 130.
12
Pembelajaran kooperatif menurut Johnson & Johnson dalam Zulfiani adalah cara belajar yang menggunakan kelompok kecil sehingga siswa bekerja dan belajar satu sama lain.7 Kauchak dan Eggen dalam Azizah seperti yang dikutip Isjoni dalam Isjoni berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja secara kolaboratif dalam mencapai tujuan.8 Dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Jadi, setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan kelompoknya. Berdasarkan definisi dari beberapa ahli tersebut tentang pembelajaran kooperatif, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang sistematis dan melibatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen sehingga terjadi interaksi antar anggota kelompok tersebut. Pembelajaran kooperatif juga merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pengajaran yang baik di dalam kelompok kecil dengan siswa yang memiliki tingkat keahlian berbeda, menggunakan ragam aktivitas untuk meningkatkan pemahaman
mereka
Pembelajaran meningkatkan
pada
kooperatif
sebuah
disusun
partisipasi
siswa,
subyek
dalam
(mata
sebuah
memfasilitasi
pelajaran).
usaha siswa
untuk dengan
pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok,
serta
memberikan
kesempatan
pada
siswa
untuk
berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya.
Pembelajaran
kooperatif
ini
merupakan
sistem
pembelajaran yang berusaha memanfaatkan teman sejawat (siswa lain) sebagai sumber belajar, disamping guru dan sumber belajar yang 7 8
Ibid. Isjoni, op. cit., h. 18.
13
lainnya. Jadi, dalam pembelajaran kooperatif siswa berperan ganda yaitu sebagai siswa ataupun sebagai guru. Dengan bekerja secara kolaboratif untuk mencapai sebuah tujuan bersama, maka siswa akan mengembangkan keterampilan berhubungan dengan sesama manusia yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan di luar sekolah. Pembelajaran kooperatif memberikan lingkungan belajar dimana
siswa
bekerja
sama
dalam
kelompok
kecil
yang
kemampuannya berbeda-beda (heterogen) untuk menyelesaikan tugastugas akademik. Kegiatan dalam pembelajaran kooperatif akan membantu siswa-siswa yang lemah untuk dapat memahami materi. Siswa yang lemah bekerja secara individual cenderung akan menyerah jika menghadapi hambatan. Siswa yang pintar menjelaskan dan menguraikan materi kepada siswa yang kurang paham. Hal ini dapat memberikan penguatan kepada siswa yang pintar untuk dapat memahami materi. Belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelompoknya belum menguasai bahan pembelajaran. Belajar secara kooperatif dalam kelompok kecil membantu siswa dan anggota dalam tim untuk menyelesaikan tugas secara bersama-sama. Dalam pembelajaran kooperatif, semua ahli harus memahami dan menyadari peranan masing-masing. Setiap siswa dalam kelompoknya berhak memberi pandangan atau saling bertukar ide dalam membuat penyelesaian masalah agar dapat dipahami dan diterima oleh semua siswa. Tujuan pembelajaran kooperatif tidak akan tercapai jika penyelesaian suatu masalah hanya dilakukan oleh seorang siswa saja. Pada pembelajaran kooperatif siswa dikondisikan untuk bekerja dan belajar dalam kelompok. Aktivitas kerja dan belajar dalam kelompok belajar kooperatif berbeda dengan kelompok belajar tradisional. Kelompok tradisional adalah kelompok belajar yang sering diterapkan di sekolah, seperti kelompok diskusi, kelompok tugas dan kelompok belajar lainnya. Dalam pembelajaran tradisional dikenal
14
pula belajar kelompok, meskipun demikian, ada sejumlah perbedaan esensial antara kelompok belajar kooperatif dengan kelompok belajar tradisional. Perbedaan antara kelompok belajar kooperatif dengan kelompok belajar tradisional dikemukakan oleh Sugiyanto pada tabel 2.1 berikut: Tabel 2.1 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok Belajar Tradisional Kelompok Belajar Kooperatif Adanya saling ketergantungan positif, saling membantu dan saling memberikan motivasi sehingga ada interaksi promotif. Adanya akuntabilitas individual yang mengukur penguasaan materi pelajaran tiap anggota kelompok. Kelompok diberi umpan balik tentang hasil belajar para anggotanya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan. Kelompok belajar heterogen, baik dalam kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, etnik, dan sebagainya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan. Pimpinan kelompok dipilih secara demokratis atau bergilir untuk memberikan pengalaman memimpin bagi para anggota kelompok. Keterampilan sosial yang diperlukan dalam kerja gotong royong seperti kepemimpinan, kemampuan berkomunikasi, mempercayai orang lain, dan mengelola konflik secara langsung diajarkan. Pada saat belajar kooperatif sedang berlangsung, guru terus melakukan pemantauan melalui observasi dan melakukan intervensi jika terjadi masalah dalam kerja sama antar anggota kelompok.
Kelompok Belajar Tradisional Guru sering membiarkan adanya siswa yang mendominasi kelompok atau menggantungkan diri pada kelompok. Akuntabilitas individual sering diabaikan sehingga tugas-tugas sering diborong oleh salah seorang anggota kelompok, sedangkan anggota kelompok lainnya hanya „enak-enak saja‟ di atas keberhasilan temannya yang dianggap „pemborong‟. Kelompok belajar biasanya homogen.
Pemimpin kelompok sering ditentukan oleh guru atau kelompok dibiarkan untuk memilih pemimpinnya dengan cara masingmasing. Keterampilan sosial sering tidak diajarkan secara langsung.
Pemantauan melalui observasi dan intervensi sering dilakukan oleh guru pada saat belajar kelompok sedang berlangsung.
15
Kelompok Belajar Kooperatif Guru memperhatikan secara langsung proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar. Penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas tetapi juga hubungan interpersonal (hubungan antar pribadi yang saling menghargai).
Kelompok Belajar Tradisional Guru sering tidak memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar. Penekanan sering hanya pada 9 penyelesaian tugas.
Model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekadar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif.
b. Unsur Pembelajaran Kooperatif Menurut Johnson & Johnson dan Sutton dalam Trianto, terdapat lima unsur penting dalam belajar kooperatif, yaitu: 1. Saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa. 2. Interaksi antara siswa yang semakin meningkat. 3. Tanggung jawab individual. 4. Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil. 5. Proses kelompok.10 Zulfiani, Feronika, dan Suartini merinci lebih lanjut lima unsur penting tersebut dalam paparan berikut ini: 1. Saling ketergantungan positif (positive interdependence) Setiap anggota kelompok memiliki rasa saling bergantung positif, mempunyai rasa untuk semua, merasa bahwa mereka akan sukses jika siswa yang lain juga sukses. 9
Sugiyanto, op. cit., h. 42-43. Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), h. 60-61. 10
16
2. Interaksi langsung (face to face interaction) Posisi siswa mengharuskan mereka bertatap muka satu sama lain dan berinteraksi secara langsung, saling berhadapan dan saling membantu dalam pencapaian belajar, serta menyumbangkan pikirannya dalam memecahkan masalah. 3. Pertanggung jawaban secara individual dan kelompok (individual and group accountability) Setiap kelompok bertanggung jawab untuk mencapai tujuan dalam pembelajaran. Setiap anggota dalam tim diharuskan memberikan kontribusi untuk kelompoknya dan memberikan bantuan dorongan bagi siswa lain untuk menguasai bahan ajar. 4. Keterampilan
berinteraksi
antar
individual
dan
kelompok
(interpersonal and small group skill) Keterampilan sosial sangat penting dalam belajar kooperatif yang harus diajarkan kepada siswa. Siswa harus dimotivasi untuk bekerja sama dalam memahami konsep-konsep yang sulit. 5. Proses kelompok (group processing) Efektifitas dalam belajar kelompok ini dapat dilakukan dengan cara melakukan pembagian tugas untuk memimpin secara bergantian.11 Untuk memenuhi kelima unsur tersebut dibutuhkan proses yang melibatkan niat dan kiat para anggota kelompok. Para pembelajar harus mempunyai niat untuk bekerja sama dengan yang lainnya dalam kegiatan pembelajaran kooperatif yang saling menguntungkan. Selain itu, pembelajar juga harus menguasai kiat-kiat berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain. Dengan diterapkannya unsur-unsur di atas, maka akan tumbuh sikap tanggung jawab dari setiap anggota kelompok.
11
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, op. cit., h. 133-134.
17
c. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif Secara umum pembelajaran kooperatif terdiri dari lima karakteristik, yaitu: 1. Siswa belajar bersama pada tugas-tugas umum atau aktivitas untuk menyelesaikan tugas atau aktivitas pembelajaran. 2. Siswa saling bergantung secara positif. Aktivitas diatur sehingga siswa membutuhkan siswa lain untuk mencapai hasil bersama. Pembelajaran yang baik ditangani jika melalui kerja kelompok. 3. Siswa belajar bersama dalam kelompok kecil yang terdiri dari 2 sampai 5 siswa. 4. Siswa menggunakan perilaku kooperatif, pro-sosial. 5. Setiap siswa secara mandiri bertanggung jawab untuk pekerjaan pembelajaran mereka.12 Selanjutnya, beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif adalah: 1. Setiap anggota memiliki peran. 2. Terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa. 3. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya. 4. Guru
membantu
mengembangkan
keterampilan-keterampilan
interpersonal kelompok. 5. Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.13
d. Keterampilan-keterampilan Kooperatif Agar pembelajaran kooperatif dapat berjalan sesuai dengan harapan, dan siswa dapat bekerja secara produktif dalam kelompok, maka siswa perlu diajarkan keterampilan-keterampilan kooperatif. Lundgren dalam Ratumanan seperti yang dikutip Trianto dalam Trianto menyusun keterampilan-keterampilan kooperatif tersebut secara terinci dalam tiga tingkatan keterampilan. Tingkatan tersebut,
12 13
Ibid., h. 131. Isjoni, op. cit., h. 20.
18
yaitu keterampilan kooperatif tingkat awal, tingkat menengah, dan tingkat mahir, pemaparannya akan disampaikan berikut ini: 1. Keterampilan kooperatif tingkat awal (1) Berada dalam tugas, yaitu menjalankan tugas sesuai dengan tanggung jawabnya. (2) Mengambil giliran dan berbagi tugas, yaitu menggantikan teman dengan tugas tertentu dan mengambil tanggung jawab tertentu dalam kelompok. (3) Mendorong adanya partisipasi, yaitu memotivasi semua anggota kelompok untuk memberikan kontribusi. (4) Menggunakan kesepakatan, yaitu menyamakan persepsi atau pendapat. 2. Keterampilan kooperatif tingkat menengah (1) Mendengarkan dengan aktif, yaitu menggunakan pesan fisik dan verbal agar pembicara mengetahui anda secara energik menyerap informasi. (2) Bertanya, yaitu meminta atau menanyakan informasi atau klarifikasi lebih lanjut. (3) Menafsirkan, yaitu menyampaikan kembali informasi dengan kalimat berbeda. (4) Memeriksa
ketepatan,
yaitu
membandingkan
jawaban,
memastikan bahwa jawaban tersebut benar. 3. Keterampilan kooperatif tingkat mahir Keterampilan
kooperatif
tingkat
mahir
ini
antara
lain:
mengkolaborasi, yaitu memperluas konsep, membuat kesimpulan dan menghubungkan pendapat-pendapat dengan topik tertentu.14
e. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pembelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Langkah14
Trianto, op. cit., h. 64-65.
19
langkah model pembelajaran kooperatif tersebut ditunjukkan pada tabel 2.2 berikut: Tabel 2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Fase Fase-1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Fase-2 Menyajikan informasi Fase-3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif Fase-4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar Fase-5 Evaluasi Fase-6 Memberikan penghargaan
Tingkah Laku Guru Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan. Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. Guru membimbing kelompokkelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil 15 belajar individu dan kelompok.
f. Manfaat Pembelajaran Kooperatif Menurut Anita Lie dalam Zulfiani ada beberapa manfaat proses pembelajaran kooperatif yaitu: 1. Siswa dapat meningkatkan kemampuannya untuk bekerja sama dengan siswa yang lain. 2. Siswa mempunyai lebih banyak kesempatan untuk menghargai perbedaan. 3. Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran meningkat. 4. Mengurangi kecemasan siswa (kurang percaya diri). 5. Meningkatkan motivasi, harga diri dan sikap positif. 6. Meningkatkan prestasi belajar siswa.16 15 16
Ibid., h. 66-67. Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, op. cit., h. 135-136.
20
g. Peran Guru dalam Pembelajaran Kooperatif Peran guru dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: 1. Merumuskan tujuan pembelajaran. 2. Menentukan jumlah anggota dalam kelompok belajar. 3. Menentukan tempat duduk siswa. 4. Merancang bahan untuk meningkatkan saling ketergantungan positif. 5. Menentukan peran siswa untuk menunjang saling ketergantungan positif. 6. Menjelaskan tugas akademik. 7. Menjelaskan kepada siswa mengenai tujuan dan keharusan bekerja sama. 8. Menyusun akuntabilitas individual. 9. Menyusun kerja sama antar kelompok. 10. Menjelaskan kriteria keberhasilan. 11. Menjelaskan perilaku siswa yang diharapkan. 12. Memantau perilaku siswa. 13. Memberikan bantuan kepada siswa dalam menyelesaikan tugas. 14. Melakukan intervensi untuk mengajarkan keterampilan bekerja sama. 15. Menutup pelajaran. 16. Menilai kualitas pekerjaan atau hasil belajar siswa. 17. Menilai kualitas kerja sama antar anggota kelompok.17
h. Jenis-jenis Pembelajaran Kooperatif Terdapat lima macam metode belajar kooperatif yang berhasil dikembangkan para peneliti pendidikan di John Hopkins University, yaitu: STAD (Student Teams Achievement Division), TGT (Team 17
Kunandar, Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007), h. 370-371.
21
Games Tournament), TAI (Team Accelerated Instruction), CIRC (Cooperative Integrated Reading & Composition), dan Jigsaw.18 Selain lima macam bentuk pembelajaran kooperatif tersebut, terdapat pula beberapa tipe pembelajaran kooperatif lain yakni Group Investigation, Learning Together dan lain sebagainya. Lie A. dalam Yusuf seperti yang dikutip Herlina dalam Herlina menyatakan bahwa Jigsaw merupakan salah satu tipe metode pembelajaran kooperatif yang fleksibel.19 Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw didesain untuk
meningkatkan
rasa
tanggung
jawab
siswa
terhadap
pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya.
2. Model Pembelajaran Jigsaw Pembelajaran kooperatif model Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson dari Universitas Texas USA.20 Pembelajaran kooperatif Jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal.21 Menggunakan Jigsaw, siswa-siswa di tempatkan ke dalam tim-tim belajar heterogen beranggota lima sampai enam orang.22 Berbagai materi akademis disajikan kepada siswa dalam bentuk teks, masing-masing anggota kelompok bertanggung jawab untuk menguasai salah satu bagian materi belajar dan kemudian mengajarkan bagian itu kepada anggota-anggota lain di kelompoknya. Dalam teknik 18
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, op. cit., h. 137. Herlina, Pembelajaran Konsep Ekosistem serta Perubahan Materi dan Energi dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Model Palu, Jurnal Ilmu-ilmu Pendidikan, Vol. 1 No. 2-3, Agustus 2007, h. 94. 20 Made Wena, op. cit., h. 193. 21 Isjoni, op. cit., h. 54. 22 Richard I. Arends, Learning to Teach: Belajar untuk Mengajar, Terj. Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 13. 19
22
Jigsaw, siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.23 Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain, sehingga setiap anggota kelompok memiliki rasa saling bergantung positif antar anggota kelompoknya. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini terdapat tahap-tahap dalam penyelenggaraannya, antara lain: Tahap pertama siswa dikelompokkan dalam bentuk kelompokkelompok kecil. Pembentukan kelompok-kelompok siswa tersebut dapat dilakukan
guru
berdasarkan
pertimbangan
tertentu.
Untuk
mengoptimalkan manfaat belajar kelompok, keanggotaan kelompok seyogyanya
heterogen,
baik
dari
segi
kemampuannya
maupun
karakteristik lainnya. Jumlah siswa yang bekerja sama dalam masingmasing kelompok harus dibatasi, agar kelompok-kelompok yang terbentuk dapat bekerja sama secara efektif, karena suatu ukuran kelompok mempengaruhi kemampuan produktivitasnya. Jumlah tiap kelompok yang tepat adalah sekitar 4-6 orang dengan kondisi siswa yang heterogen baik dari segi kemampuan maupun karakteristik lainnya. Tahap kedua dalam Jigsaw adalah setiap anggota kelompok ditugaskan untuk mempelajari materi tertentu. Kemudian, siswa-siswa atau perwakilan dari kelompoknya masing-masing bertemu dengan anggotaanggota dari kelompok lain yang mempelajari materi yang sama. Selanjutnya, materi tersebut didiskusikan mempelajari serta memahami setiap masalah yang dijumpai sehingga perwakilan tersebut dapat memahami dan menguasai materi tersebut. Para anggota dari tim-tim yang berbeda, tetapi membicarakan topik yang sama (kadang-kadang disebut expert group atau kelompok ahli). 23
Anita Lie, Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruangruang Kelas, (Jakarta: PT. Grasindo, 2010), h. 69.
23
Tahap ketiga, setelah masing-masing perwakilan tersebut dapat menguasai
materi
yang
ditugaskannya,
kemudian
masing-masing
perwakilan tersebut kembali ke kelompok masing-masing atau kelompok asalnya (home teams). Selanjutnya, masing-masing anggota tersebut saling menjelaskan pada teman satu kelompoknya sehingga teman satu kelompoknya dapat memahami materi yang ditugaskan guru. Tahap keempat, siswa diberi tes atau kuis, hal tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah siswa sudah dapat memahami suatu materi. Dengan demikian, secara umum penyelenggaraan model belajar Jigsaw dalam proses belajar mengajar dapat menumbuhkan tanggung jawab siswa sehingga terlibat langsung secara aktif dalam memahami suatu persoalan dan menyelesaikannya secara kelompok.24 Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini para siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap anggota kelompok diberi satu bagian materi yang telah dipilih untuk dipelajari dan dikuasai. Selanjutnya, siswa dari masing-masing kelompok yang mendapatkan bagian materi yang sama berkumpul untuk berdiskusi (diskusi kelompok ahli), kemudian siswa dari kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk menjelaskan atau mempresentasikan materi yang menjadi keahliannya kepada anggota kelompok asalnya (diskusi kelompok asal). Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini terdapat kelompok asal (home teams) dan kelompok ahli (expert group). Alur dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut:
24
Isjoni, op. cit., h. 54-56.
24
Gambar 2.1 Alur Pengelompokkan pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Jigsaw adalah salah satu dari metode-metode kooperatif yang paling fleksibel. Kunci dari Jigsaw ini adalah interdependensi, yang artinya bahwa tiap siswa bergantung kepada teman satu timnya untuk dapat memberikan informasi yang diperlukan agar dapat berkinerja dengan baik.25 Para siswa akan termotivasi untuk mempelajari materi dengan baik dan bekerja keras dalam kelompok ahli mereka agar mereka dapat memberikan banyak informasi kepada anggota dalam kelompok asalnya. Kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini adalah dapat meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain, karena siswa tidak hanya
25
Robert E. Slavin, Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik, Terj. Narulita Yusron, (Bandung: Penerbit Nusa Media, 2005), h. 237.
25
mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Kelebihan lain dari model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah terjadinya interaksi multiarah. Setiap siswa mendapat kesempatan untuk melakukan interaksi sosial antar siswa dan antara siswa dengan guru untuk membahas materi yang menjadi tugasnya. Dalam model pembelajaran biasa atau tradisional guru menjadi pusat semua kegiatan kelas. Sebaliknya, di dalam model belajar tipe Jigsaw, meskipun guru tetap mengendalikan aturan, guru tidak lagi menjadi pusat kegiatan kelas, tetapi siswalah yang menjadi pusat kegiatan kelas. Guru berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan dan memotivasi siswa untuk belajar mandiri serta menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa.
3. Analisis Wacana Argumentasi Argumen adalah sebuah pernyataan yang berisi sebuah klaim yang didukung oleh data dan dikemukakan untuk mempengaruhi seseorang, hal ini diungkapkan oleh Inch, “an argument is a set of statements in which a claim is made, support is offered for it, and there is an attempt to influence someone in a context of disagreement (argumen adalah satu set pernyataan yang berisi sebuah klaim, dukungan ditawarkan untuk itu, dan ada upaya untuk mempengaruhi seseorang dalam konteks ketidaksetujuan)”.26 Sedangkan, Ennis mengemukakan bahwa “argument is an attempt to prove or establish a conclusion. It has two major parts: a conclusion and the reason or reasons offered in support of the conclusion (argumen adalah suatu usaha untuk membuktikan atau membentuk kesimpulan. Memiliki dua bagian utama: kesimpulan dan alasan atau alasan ditawarkan dalam mendukung kesimpulan)”.27 Adapun Kuhn dalam Dawson mendefinisikan argumen sebagai sebuah pernyataan dengan disertai pembenaran, “an argument as „an assertion with accompanying 26
Edward S. Inch, Barbara Warnick, and Danielle Endres, Critical Thinking and Communication: The Use of Reason in Argument, (Boston: Pearson Education, Inc., 2006), p. 9. 27 Robert H. Ennis, Critical Thinking, (New Jersey: Prentice Hall, Inc., 1996), p. 2.
26
justification”, dan Means & Voss dalam Dawson menggambarkan argumen sebagai pendapat dari suatu kesimpulan didukung oleh setidaknya satu alasan, “an argument as „a conclusion supported by at least one reason”.28 Eemeren berpendapat “argumentation is a verbal, social, and rational activity aimed at convincing a reasonable critic of the acceptability of a standpoint by putting forward a constellation of propositions justifying or refuting the proposition expressed in the standpoint (argumentasi adalah kegiatan verbal, sosial, dan rasional yang ditujukan untuk meyakinkan seorang kritikus dari penerimaan sudut pandang
dengan
menyangkal pandang)”.
29
mengedepankan
proposisi-proposisi
konstelasi
yang
membenarkan
diungkapkan
dalam
atau sudut
Argumentasi bertujuan untuk meyakinkan pendengar atau
pembaca mengenai penerimaan sudut pandang. Keraf mendefinisikan argumentasi sebagai suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar percaya dan bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pembicara. Melalui argumentasi, penulis (pembicara) berusaha merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak. Pendapat Keraf ini senada dengan Inch, “argumentation is the process of making arguments intended for justify beliefs, attitudes, and values, do as to influence others (argumentasi adalah proses pembuatan argumen ditujukan untuk membenarkan keyakinan, sikap, dan nilai-nilai, dilakukan untuk mempengaruhi orang lain)”.30 Dalam kamus umum bahasa Indonesia, argumentasi adalah pemberian
28
Vaille Dawson, and Grady Jane Venville, High-school Students‟ Informal Reasoning and Argumentation about Biotechnology: An Indicator of Scientific Literacy? International Journal of Science Education, Vol. 31 No. 11, July 2009, pp. 1421-1445. 29 Frans H. Van Eemeren, and Rob Grootendorst, A Systematic Theory of Argumentation: The Pragma-Dialectical Approach, (New York: Cambridge University Press, 2004), p. 1. 30 Edward S. Inch, Barbara Warnick, and Danielle Endres, op. cit., p. 8.
27
alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian atau gagasan.31 Berdasarkan
definisi
dari
beberapa
ahli
tersebut
tentang
argumentasi, maka dapat disimpulkan bahwa argumentasi merupakan sebuah wacana yang berusaha meyakinkan atau membuktikan kebenaran suatu pernyataan, pendapat, sikap, atau keyakinan, dengan didukung oleh fakta-fakta, sehingga mampu meyakinkan dan membuktikan bahwa pendapat tersebut benar atau tidak. Argumentasi bertujuan mempengaruhi seorang pendengar untuk membenarkan pernyataan, pendapat, dan sikap yang diajukan. Dengan dikemukakannya sebuah argumentasi maka seorang pendengar akan menyetujui bahwa pendapat, keyakinan, dan sikap pembicara benar. Chang dan Chiu membedakan argumentasi menjadi dua jenis yaitu argumentasi formal dan informal ditinjau dari sisi istilah dan struktur penalaran (reasoning). Berdasarkan istilah, argumentasi formal terdiri dari premis-premis yang baku, penambahan dan penghapusan isi premis tidak diperbolehkan. Adapun argumentasi informal mengandung fitur kognitif dan afektif, individu dapat mengubah premis berdasarkan pengetahuan dan keyakinan pribadi, informasi dari media massa, buku teks, atau pengalaman hidup, dan lain-lain. Berdasarkan perspektif struktur penalaran, penalaran formal umumnya menghasilkan sebuah struktur linier, yang biasanya tidak berkaitan dengan praktik kehidupan sehari-hari. Sedangkan pada kehidupan sehari-hari, umumnya setiap individu mengembangkan informasi dari berbagai sumber informasi yang terkategori sebagai penalaran informal dan menyimpulkan sesuatu secara tentatif sesuai kondisi. Hasilnya penalaran informal digambarkan sebagai sebuah pohon yang terdiri dari banyak cabang.32
31
W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2010), h. 58. 32 S. N. Chang, and M. H. Chiu, Lactos‟s Scientific Research: Programmes as a Framework for Analysing Informal Argumentation about Sosio-scientific Issues, International Journal of Science Education, Vol. 30 No. 17, 2008, pp. 1753-1773.
28
Jika mengacu pada pendapat Chang dan Chiu, maka pengertian argumen dan argumentasi yang dikemukakan oleh Inch tergolong jenis informal. Menurut Inch, et al. argumen memiliki tiga karakteristik, yaitu: Karakteristik pertama “a claim is an expressed opinion or a conclusion that the arguer wants accepted (klaim adalah pendapat yang dikemukakan atau kesimpulan yang diinginkan oleh pemberi argumen untuk diterima)”. Karakteristik kedua “claims are supported by evidence and by the reasoning or inferences that connect the evidence to the claim (klaim didukung oleh fakta dan alasan atau inferensi yang menghubungkan fakta ke klaim)”. Karakteristik ketiga “the third and last characteristic of arguments is that they are attempts to influence someone in a context where people disagree with each other (karakteristik ketiga dan yang terakhir
dari
argumen
adalah
bahwa
argumen
mencoba
untuk
mempengaruhi seseorang dalam situasi yang mana orang tersebut tidak setuju dengan yang lainnya)”.33 Tiga kriteria tersebut yaitu klaim, pendukung klaim, dan usaha mempengaruhi menjadi ciri sebuah argumen informal. Kriteria pertama dari argumen yaitu klaim, klaim merupakan sebuah opini atau pendapat yang dikemukakan oleh seseorang atau sebuah kesimpulan yang ingin diterima oleh orang lain. Kriteria kedua dari argumen adalah dukungan yang disediakan untuk klaim baik berupa bukti dan penalaran atau inferensi yang menghubungkan bukti dengan klaim. Bukti merupakan sesuatu yang dapat membuat audien menerima dan dapat digunakan untuk mendukung klaim yang tidak diterima. Kriteria ketiga dari argumen adalah berusaha untuk mempengaruhi seseorang yang berada dalam ketidaksetujuan. “Berusaha untuk mempengaruhi” adalah sangat penting menentukan sukses dan tidaknya pendapat seseorang. Berdasarkan kriteria ini sebuah argumentasi akan terjadi jika terdapat pihak yang berlawanan atau pihak yang menyanggah. Selama tidak ada pihak yang
33
Edward S. Inch, Barbara Warnick, and Danielle Endres, op. cit., p. 9-11.
29
berlawanan tidak akan dihasilkan argumen. Pada contoh percakapan di bawah ini tidak ada argumen: John: Akankah kita pergi ke bioskop malam ini? Meri: Boleh, film apa yang akan kita lihat? John: Bagaimana kalau film “Sang Pemimpi”? Meri: Ok, apakah kita akan melihat pertunjukan yang jam 7? John: Baiklah! 34 Ada beberapa pola atau model argumen, di antaranya adalah Silogisme, Toulmin, dan Co-Oriental. Model yang paling lengkap yang dapat
menggambarkan
dikemukakan
oleh
Inch
ketiga
kriteria
(klaim,
argumen
pendukung
informal
klaim,
dan
yang usaha
mempengaruhi) adalah model argumentasi Toulmin. Model argumentasi Toulmin mengungkapkan bahwa argumen bentuk dasarnya terdiri dari tiga kategori yaitu: data (D), klaim (K), dan penjamin (warrant/W). Secara sederhana model argumentasi Toulmin dapat digambarkan pada gambar 2.2 berikut ini: Data, D
Disimpulkan, K
Karena, W
Gambar 2.2 Model Argumentasi Toulmin35
Bagi Toulmin komponen klaim (K) merupakan suatu keputusan yang harus dikembangkan, dan mempunyai implikasi terhadap data (D) dan penjamin (warrant/W). Toulmin dalam Freeley berpendapat bahwa suatu argumen dapat mengandung klaim (K), data (D), penjamin (warrant/W), pendukung (backing/B), kualifikasi (qualifier/Q), dan
34
Ibid., p. 12. Nelson Siregar, Penelitian Kelas: Teori, Metodologi, dan Analisis, (Bandung: IKIP Bandung Press, 1998), h. 120. 35
30
sanggahan (rebuttal/R).36 Secara lengkap model argumentasi Toulmin dapat digambarkan pada gambar 2.3 berikut ini: Maka Q, K
D
Karena W
Kecuali R
Berdasarkan B
Gambar 2.3 Model Lengkap Argumentasi Toulmin37
Klaim (K) adalah kesimpulan, pendapat, atau pernyataan yang kuat; data (D) adalah fakta yang mendukung klaim; penjamin (warrant/W) adalah penjelasan tentang hubungan antara klaim dengan data; pendukung (backing/B) adalah asumsi dasar untuk mendukung penjamin; kualifikasi (qualifier/Q) adalah kondisi dimana klaim meyakinkan atau tidak; dan sanggahan (rebuttal/R) adalah pernyataan yang menyanggah sebuah klaim, data, dan penjamin yang bertentangan.38 Osborne, et al. telah mengembangkan kualitas argumentasi berdasarkan model argumentasi Toulmin. Kualitas argumentasi berdasarkan kerangka kerja analisis dari Osborne, et al. yaitu sebagai berikut: “Osborne, et al.‟s (2004) analytical framework classified students‟ argument at Level 1 (claim versus a counter-claim or a claim versus a claim), Level 2 (claims with either data, warrants, or backings, but no rebuttals), Level 3 (series of claims or counter-claims with either data, warrants, or backings with the occasional weak rebuttal), Level 4 (claim or claims and counter-claims with a clearly identifiable rebuttal), and finally Level 5 (extended argument with more than one rebuttal)”.39
36
Austin J. Freeley, Argumentation and Debate: Rational Decision making, (California: Wadsworth Publishing Co., Inc., 1966), p. 139. 37 Stephen E. Toulmin, The Uses of Argument, (New York: Cambridge University Press, 2003), p. 97. 38 Vaille Dawson, and Grady Jane Venville, op. cit., pp. 1421-1445. 39 Ibid.
31
Kutipan di atas mengandung arti bahwa kerangka kerja analisis dari Osborne, et al. (2004) mengklasifikasikan level argumentasi siswa sebagai berikut: Level 1 (klaim berlawanan dengan counter klaim atau klaim berlawanan dengan klaim), Level 2 (klaim disertai dengan data, penjamin, atau pendukung, tetapi tidak mengandung sanggahan), Level 3 (serangkaian klaim atau counter klaim disertai dengan data, penjamin, atau pendukung dengan sanggahan yang lemah), Level 4 (klaim dan counter klaim dengan sanggahan yang dapat diidentifikasi dengan jelas), dan terakhir Level 5 (argumen yang lebih luas dengan lebih dari satu sanggahan). Pentingnya argumentasi dalam pembelajaran tidak diragukan lagi. Upaya membangun argumentasi di kelas didasarkan pada keyakinan bahwasanya pembelajaran merupakan fenomena wacana. Hal ini sejalan dengan pemikiran Vygotsky yang memandang bahwa proses membangun pengetahuan ini sangat dipengaruhi oleh faktor bahasa.40 Bahasa di sini, tentu meliputi pembicaraan dan lebih spesifik lagi adalah argumentasi. Hal ini juga berlaku untuk pembelajaran sains. Pada saat pembelajaran sains guru menyampaikan pesan dan siswa menangkap serta merespon pesan tersebut, siswa dapat memberi tanggapan terhadap pesan yang tanggapan dari siswa tersebut dapat ditanggapi lagi oleh siswa lainnya. Isi pesan, penyampaian pesan, dan penanggapan terhadap pesan yang terjadi dalam kelas merupakan fenomena wacana. Wacana merupakan rekaman kebahasaan yang utuh tentang peristiwa komunikasi. Syamsudin dalam Sumartini mengidentifikasikan ciri-ciri wacana sebagai berikut: a. Wacana dapat berupa rangkaian ujar secara lisan dan tulisan atau rangkaian tindak tutur. b. Wacana mengungkapkan suatu hal atau subyek.
40
Tatang Suratno, Mengembangkan Argumentasi dalam Pembelajaran Biologi, Jurnal EDUSAINS, Vol. 1 No. 1, Juni 2008, h. 3.
32
c. Penyajiannya teratur, sistematis, koheren, lengkap dengan situasi pendukungnya. d. Memiliki satu kesatuan misi dalam rangkaian itu. e. Dibentuk oleh unsur segmental dan non segmental.41 Wacana yang terjadi dalam pembelajaran sains merupakan wacana argumentasi, karena pada pembelajaran sains disampaikan serangkaian teori, konsep, atau prinsip yang merupakan sebuah klaim. Klaim yang disampaikan tersebut akan didukung oleh serangkaian fakta ilmiah yang dapat diuji kebenarannya. Isi pesan dalam pembelajaran sains berupa penjelasan, pembuktian, alasan, maupun ulasan obyektif dimana disertakan contoh, analogi, dan sebab akibat.
B. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan kualitas argumentasi siswa, di antaranya adalah Yanti Herlanti, dkk., mengenai kualitas argumentasi pada diskusi isu sosiosaintifik mikrobiologi melalui weblog. Hasil analisis terhadap kualitas argumentasi menunjukkan secara sosial partisipan mampu mencapai argumentasi level 5, adapun secara individual skor rata-rata kualitas argumentasi adalah 3. Pengembangan kerangka “scaffolding” diperlukan untuk mempertahankan kualitas argumentasi secara sosial dan meningkatkan kualitas argumentasi secara individual.42 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Indra Fardhani, mengenai analisis kualitas argumentasi siswa kelas VII SMP pada materi ekosistem dengan metode debat, menunjukkan bahwa level argumentasi yang paling banyak muncul selama pelaksanaan pembelajaran adalah argumentasi level 2. Kebanyakan siswa juga sudah bisa menyusun argumen dengan struktur tertentu. Kualitas argumentasi siswa dalam penelitian ini ditentukan 41
Entin Sumartini, “Pengembangan dan Analisis Wacana Argumentatif Teks untuk Hiperteks pada Topik Kesetimbangan Kimia”, Skripsi pada UPI Bandung, Bandung, 2005, h. 18, tidak dipublikasikan. 42 Yanti Herlanti, dkk. Kualitas Argumentasi pada Diskusi Isu Sosiosaintifik Mikrobiologi Melalui Weblog, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia (JPII), Vol. 1 No. 2, Oktober 2012, h. 168.
33
berdasarkan Pola Argumentasi Toulmin/Toulmin Argumentation Pattern (TAP) dan berdasarkan kriteria level yang dikembangkan Erduran, et al.43 Adapun penelitian yang dilakukan oleh Jane Maloney dan Shirley Simon, mengenai pemetaan bukti ilmiah dalam diskusi siswa dalam pembelajaran sains untuk menilai kolaborasi dan argumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa mampu mengevaluasi bukti ilmiah untuk mendukung keputusan yang dibuatnya. Bukti-bukti ilmiah dapat mereka gunakan untuk mendukung kesimpulan yang mereka buat. Selanjutnya, aktivitas pembelajaran kolaboratif yang berfokus pada diskusi bukti ilmiah dapat dikembangkan untuk melatih kemampuan siswa untuk berargumentasi ilmiah secara efektif dalam pengambilan keputusan.44 Terdapat juga penelitian yang dilakukan oleh Vaille Dawson dan Grady Jane Venville, mengenai penjelasan informal dan argumentasi siswa sekolah menengah tentang bioteknologi: indikator literasi sains? Didapat hasil bahwa dari 179 respon siswa (59 kelas 8, 68 kelas 10, dan 52 kelas 12) menunjukkan bahwa siswa di Australia menanggapi proses bioteknologi menggunakan tipe penalaran informal: 36% intuitif (I), 33% emotif (E), dan 26% rasional (R). Dinyatakan sangat berbeda dengan hasil penelitian serupa di Amerika Serikat dengan tipe 25% I, 47% E, dan 88% R. Sedangkan level argumentasinya: level 1 = 22%, level 2 = 56%, level 3 = 17 %, dan level 4 = 5%. Data ini dianggap mirip dengan Israel yang memiliki data sebagian besar (90%) siswanya mampu memformulasi argumentasi level 2 ke atas. Penalaran informal rasional hanya muncul pada siswa yang mampu memformulasi argumentasi level 4. Sebagian besar siswa di Australia tidak bisa diklasifikasikan sebagai siswa yang tidak mengerti akan sains.45
43
Indra Fardhani, “Analisis Kualitas Argumentasi Siswa Kelas VII SMP pada Materi Ekosistem dengan Metode Debat”, Skripsi pada UPI Bandung, Bandung, 2011, h. i, tidak dipublikasikan. 44 Jane Maloney, and Shirley Simon, Mapping Children‟s Discussions of Evidence in Science to Assess Collaboration and Argumentation, International Journal of Science Education, Vol. 28 No. 15, December 2006, pp. 1817-1841. 45 Vaille Dawson, and Grady Jane Venville, op. cit., pp. 1421-1445.
34
Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Demetris Lazarou, mengenai belajar pada TAP: sebuah upaya untuk membangun argumentasi siswa dalam sains. Temuan dari penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan yang positif dari keterampilan argumentasi siswa Sekolah Dasar dapat diamati melalui pengajaran yang jelas dengan memanfaatkan Pola Argumentasi Toulmin dan dengan upaya membangun argumentasi siswa. Hal ini tampaknya sesuai dengan apa yang peneliti lain telah sarankan, bahwa melalui pengajaran yang jelas, keterampilan argumentasi siswa dapat ditingkatkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pola Argumentasi Toulmin dapat dianggap sebagai sebuah pembangun mental yang signifikan untuk siswa, sebagai bentuk terstruktur dengan baik yang dapat menjadi sebuah mediator yang signifikan dari upaya argumentasi siswa. Hal ini juga mengusulkan bahwa melalui penggunaan TAP, para siswa menjadi mampu untuk menilai argumen mereka dan tetap memantau pengembangan keterampilan argumentasi mereka; sesuatu yang bisa menjadi motivasi intrinsik bagi mereka sendiri.46 Berikutnya penelitian yang dilakukan oleh Marina Castells, et al. mengenai argumentasi dan konsepsi ilmiah dalam diskusi sesama: sebuah perbandingan antara katalan dan bahasa Inggris siswa. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan argumen yang digunakan oleh layanan bahasa Inggris siswa dan pra-dasar katalan guru dalam diskusi sesama mengenai dua tugas ilmiah. Perbandingan ini didasarkan pada skema argumentatif dari argumen mereka serta ide-ide, konsep-konsep dan keyakinan yang ada di dasar mereka. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa argumen yang dihasilkan oleh siswa cukup sama pada kedua sampel, dalam hal ini jumlah argumen dan frekuensi jenis argumen, tetapi ada beberapa perbedaan dalam urutan frekuensi yang terkait dengan tugas-tugas tertentu. Lebih relevan lagi adalah perbedaan kualitatif yang dibuat untuk memberikan bukti dan teori,
46
Demetris Lazarou, Learning to TAP: an Effort to Scaffold Students‟ Argumentation in Science, Contemporary Science Education Research: Scientific Literacy and Social Aspects of Science ESERA Conference, 2009, p. 49-50.
35
identifikasi aset dan skema argumentatif, hal ini merupakan pemahaman yang baik tentang pengetahuan ilmiah.47 Kemudian, penelitian yang dilakukan oleh Tanja Riemeier, et al. mengenai kualitas argumentasi siswa dan pemahaman konsep merekaketerkaitan eksplorasi mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kualitas argumentasi siswa berdasarkan pada pemahaman konseptual
mereka.
menggambarkan
Model
proses
dan
argumentasi kualitas
Toulmin
argumentasi.
digunakan Hasil
untuk
penelitian
menunjukkan bahwa setiap argumentasi tunggal biasanya mengandung unsur yang sedikit berbeda dan elemen yang dianggap “berkualitas tinggi” itu jarang. Argumentasi yang terdiri dari kualitas struktur konseptual yang tinggi terjadi ketika siswa mampu menggunakan pengalaman khusus yang mereka lakukan selama pembelajaran. Jadi, dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam masalah ilmiah yang kompleks terdapat ide-ide ilmiah dalam argumentasi mereka.48
C. Kerangka Pikir Pentingnya argumentasi dalam pembelajaran tidak diragukan lagi. Hal ini juga berlaku untuk pembelajaran sains. Pada saat pembelajaran sains guru menyampaikan pesan dan siswa menangkap serta merespon pesan tersebut, siswa dapat memberi tanggapan terhadap pesan yang tanggapan dari siswa tersebut dapat ditanggapi lagi oleh siswa lainnya, sehingga terjadilah interaksi sosial antar siswa dan antara siswa dengan guru dalam pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang memungkinkan terjadinya interaksi multiarah pada saat pembelajaran berlangsung adalah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
47
Marina Castells, et al. Argumentation & Scientific Conceptions in Peer Discussions: a Comparison Between Catalan & English Students, Contemporary Science Education Research: Scientific Literacy and Social Aspects of Science ESERA Conference, 2009, p. 51. 48 Tanja Riemeier, et al. The Quality of Students‟ Argumentation and Their Conceptual Understanding – An Exploration of Their Interrelationship, Contemporary Science Education Research: Scientific Literacy and Social Aspects of Science ESERA Conference, 2009, p. 71.
36
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan salah satu inovasi model pembelajaran yang berorientasi kepada aktivitas siswa. Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk saling berinteraksi dan mengemukakan pendapatnya, karena dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw inilah komunikasi memegang peranan sangat penting. Tanpa adanya komunikasi, konstruksi pengetahuan secara sosial tidak akan terjadi. Pada saat berkomunikasi dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, siswa akan mengemukakan berbagai argumen,
menganalisis
dan
menimbang
argumen
tersebut,
serta
menyimpulkan dan mensintesis argumen yang akan menjadi argumen kesepakatan bersama. Argumen yang terjadi selama pembelajaran ini dapat diidentifikasi polanya. Penelitian berkaitan dengan efektivitas pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa sudah banyak dilakukan, akan tetapi belum banyak penelitian yang mengungkap bagaimana kualitas argumentasi yang dibangun siswa selama pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, padahal model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini kaya akan argumentasi,
terutama
pada saat
para siswa melakukan
konstruksi
pengetahuannya secara sosial. Upaya membangun argumentasi di kelas ini didasarkan pada keyakinan bahwasanya pembelajaran merupakan fenomena wacana, oleh sebab itu analisisnya pun melibatkan fungsi analisis wacana yang mampu mengungkap proses membangun pengetahuan yang sebenarnya. Berdasarkan hal tersebut, maka dengan analisis wacana diharapkan mampu mengungkap kualitas argumentasi siswa yang terjadi dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan, yang beralamat di Jl. Hidup Baru 31, Serua Raya, Ciputat, Kota Tangerang Selatan 15414 Telp. (021) 74638445 Fax. (021) 74630701. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2011/2012, yakni pada bulan September 2011.
B. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah hal untuk variabel penelitian melekat, dan yang dipermasalahkan.1 Subjek pada penelitian ini adalah siswa di kelas X-5 SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan, yang berjumlah 41 orang. Dalam penelitian ini, subjek penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian yaitu untuk
mengungkap kualitas argumentasi
siswa
yang terjadi dalam
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw konsep virus. Teknik pengambilan subjek pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling atau sampel bertujuan yang dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.2 Pemilihan subjek penelitian ini atas rekomendasi guru kelas berdasarkan kemampuan akademis, kesiapan dan keaktifan siswa dalam kelas tersebut.
C. Metode dan Langkah-langkah Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengungkap kualitas argumentasi siswa yang terjadi dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw konsep virus, maka metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling 1
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 88. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 139. 2
37
38
dasar.3 Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. 4 Penelitian deskriptif ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomenafenomena yang ada. Penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan “apa adanya” tentang suatu variabel, gejala atau keadaan.5 Dalam penelitian ini, aspek yang akan diteliti adalah wacana argumentasi lisan siswa yang terjadi dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Langkah-langkah penelitian ini tertuang dalam bentuk bagan atau skema yang menjelaskan tentang bagaimana alur dalam penelitian ini. Skema alur dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut:
3
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 72. 4 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 234. 5 Ibid.
39
Masalah
Menentukan Judul Penelitian “Analisis Wacana Argumentasi Siswa pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Konsep Virus Kelas X”
Judgment Dosen Pembimbing
Studi Literatur
Diskusi dengan Pengajar (Guru Model) Tentang RPP dan LKS yang Akan Digunakan Saat Penelitian Revisi
Datang ke SMAN 9 Kota Tangsel untuk Permohonan Izin Penelitian
Mendapatkan Izin Penelitian dari SMAN 9 Kota Tangsel
Pemilihan Subjek Penelitian Atas Rekomendasi Guru Mata Pelajaran Biologi Kelas X di SMAN 9 Kota Tangsel
Diskusi dengan Pengajar (Guru Model) dalam Pembentukan Kelompok (Asal dan Ahli)
Perkenalan Mengenai Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Pemberitahuan Tugas untuk Membuat Makalah Mengenai Konsep Virus Oleh Pengajar (Guru Model) Kepada Siswa yang Menjadi Subjek Penelitian
Memperbanyak LKS dan Menyiapkan Semua Alat yang Dibutuhkan Saat Penelitian
Penelitian atau Pengambilan Data
Analisis
Pelaporan
Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian
40
D. Unit Analisis Unit analisis pada penelitian ini adalah wacana argumentasi siswa yang terjadi pada saat pembelajaran. Wacana argumentasi siswa ini dianalisis dengan menggunakan analisis wacana, yaitu dengan menganalisis wacana argumentasi lisan siswa yang terjadi dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Analisis wacana argumentasi siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada penelitian ini difokuskan pada tahap diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok asal, dan kuis, karena pada tahap diskusi kelompok ahli dan diskusi kelompok asal inilah terjadi diskusi siswa dan komunikasi yang intensif antar anggota kelompok sehingga dapat memicu siswa untuk berargumentasi, serta pada tahap kuis siswa juga mengemukakan argumennya dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pengajar sebagai penguatan terhadap materi. Pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang digunakan dalam penelitian ini siswa dikelompokkan secara heterogen kedalam kelompok asal dan kelompok ahli, yang beranggotakan 5-6 orang pada kelompok asal. Siswa dikelompokkan menjadi 8 kelompok asal dan 5 kelompok ahli berdasarkan topik yang kontekstual pada pokok bahasan virus, yaitu virus cacar, polio, rabies, influenza, dan HIV-AIDS. Pengelompokkan siswa pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut: Kelompok Asal
41
Kelompok Ahli
Gambar 3.2 Pengelompokkan Siswa pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
E. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rekaman wacana argumentasi siswa, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan catatan lapangan. 1. Rekaman Wacana Argumentasi Siswa Argumentasi siswa dikumpulkan melalui perekaman audio terhadap aktivitas wacana siswa yang terjadi selama pembelajaran. Penelitian ini akan menggunakan 9 buah alat rekam audio. Alat rekam tersebut berfungsi untuk merekam percakapan atau wacana argumentasi siswa yang terjadi selama pembelajaran. Siswa dikelompokkan menjadi 8 kelompok asal dan 5 kelompok ahli. Pada setiap kelompok akan diletakkan 1 buah alat rekam audio untuk merekam wacana argumentasi siswa selama pembelajaran. Perekaman difokuskan pada tahap diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok asal, dan kuis, karena pada tahap inilah siswa banyak mengemukakan argumennya. Hasil perekaman audio yang berisi percakapan atau wacana argumentasi siswa selama diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok asal, dan kuis ini dijadikan sebagai data primer. Percakapan atau wacana argumentasi siswa yang terjadi selama pembelajaran akan ditulis ulang
42
dalam bentuk transkripsi. Hasil transkripsi ini selanjutnya akan diverifikasi kembali oleh para ahli yaitu dosen pembimbing.
2. Lembar Kerja Siswa (LKS) Pada tahap diskusi kelompok ahli dan diskusi kelompok asal dalam penelitian ini setiap siswa akan diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS ini akan digunakan siswa sebagai alat dalam berargumentasi. LKS yang diberikan pada tahap diskusi kelompok ahli berbeda dengan LKS yang diberikan pada tahap diskusi kelompok asal. LKS yang diberikan pada tahap diskusi kelompok ahli sesuai dengan topik yang menjadi keahlian dari masing-masing siswa. LKS pada tahap diskusi kelompok ahli berisi 3 buah pertanyaan mengenai definisi dan penyebab penyakit tertentu (topik yang disajikan adalah cacar, polio, rabies, influenza, dan HIVAIDS), serta perbedaan antara bakteriofage dengan virus tertentu yang menjadi keahliannya. Sedangkan, LKS yang diberikan pada tahap diskusi kelompok asal meminta siswa untuk membuat ringkasan mengenai materi pembelajaran yang telah didapat dari masing-masing ahli. Data yang berasal dari LKS ini tidak dianalisis secara spesifik, namun digunakan untuk memverifikasi bahwa hasil transkripsi (wacana argumentasi lisan siswa) sama dengan wacana argumentasi tulisan siswa yang tertuang dalam LKS tersebut, sehingga data yang berasal dari LKS ini dijadikan sebagai data pendukung penelitian atau data sekunder. Sebelum digunakan pada saat penelitian, LKS ini terlebih dahulu divalidasi oleh para ahli yaitu dosen pembimbing.
3. Catatan Lapangan Catatan lapangan akan dijadikan sebagai data pendukung penelitian atau data sekunder dan digunakan untuk verifikasi terhadap hasil transkripsi, namun tidak dianalisis secara spesifik. Sebelum membuat catatan lapangan, peneliti terlebih dahulu membuat catatan di lapangan pada saat penelitian berlangsung. Catatan ini berupa coretan seperlunya
43
yang sangat dipersingkat, berisi pokok-pokok isi pembicaraan atau pengamatan. Catatan ini baru diubah kedalam catatan yang lengkap dan dinamakan catatan lapangan setelah peneliti tiba di rumah. Catatan lapangan adalah bahan mentah lengkap riset peneliti yang dituliskan semuanya, atau peneliti akan lupa pada begitu banyak hal atau hanya ingat sebagian hal-hal tertentu saja.6 Menulis catatan lapangan ini bertujuan untuk mencatat segala sesuatu dengan rinci agar peneliti tidak lupa pada begitu banyak hal atau hanya ingat sebagian hal-hal tertentu saja yang terjadi selama penelitian berlangsung.
F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan non-tes. Data dikumpulkan dari rekaman wacana argumentasi siswa, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan catatan lapangan. Adapun tahapan pengumpulan data dalam penelitian ini, dimulai dari persiapan sampai kepada pengolahannya akan dipaparkan sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan Langkah-langkah dalam tahap persiapan adalah sebagai berikut: a. Menganalisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada standar isi mata pelajaran Biologi SMA kelas X sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dipergunakan sekarang. Kemudian, menganalisis materi pada buku teks untuk menentukan pokok bahasan yang akan diajarkan oleh pengajar (guru model). b. Berdiskusi dengan pengajar (guru model) mengenai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan pada saat penelitian. c. Berdiskusi dengan pengajar (guru model) mengenai instrumen penelitian
yang
akan
digunakan
siswa
sebagai
alat
dalam
berargumentasi berupa Lembar Kerja Siswa (LKS). 6
Djam’an Satori, dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 179.
44
d. Memvalidasi Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada para ahli, kemudian diperbaiki sesuai dengan saran para ahli. Apabila Lembar Kerja Siswa (LKS) ini telah disetujui, maka Lembar Kerja Siswa (LKS) akan digunakan untuk penelitian. e. Pemilihan subjek penelitian dengan berdasarkan atas rekomendasi guru kelas (dalam hal ini adalah guru mata pelajaran biologi kelas X di SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan). f. Berdiskusi dengan pengajar (guru model) dalam pembentukan kelompok asal dan kelompok ahli. Pembentukan kelompok dilakukan secara heterogen berdasarkan kemampuan akademis dan jenis kelamin para subjek penelitian yang berjumlah 41 orang. Dari hasil diskusi antara peneliti dengan pengajar (guru model) ini terbentuk 8 kelompok asal dan 5 kelompok ahli (ahli virus cacar, polio, rabies, influenza, dan HIV-AIDS). Masing-masing kelompok asal beranggotakan 5-6 orang. g. Perkenalan mengenai model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan pemberitahuan tentang tugas untuk membuat makalah mengenai konsep virus oleh pengajar (guru model) kepada siswa. h. Memperbanyak Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan digunakan siswa sebagai alat dalam berargumentasi pada saat penelitian berlangsung. i. Mempersiapkan alat rekam yang akan digunakan untuk pengumpulan data. Alat rekam yang akan digunakan berupa alat rekam audio sebanyak 9 buah. Alat rekam tersebut berfungsi untuk merekam wacana argumentasi siswa yang terjadi selama pembelajaran. j. Membuat number tag sesuai dengan nomor absen siswa yang akan digunakan siswa selama pembelajaran berlangsung. Number tag ini dimaksudkan agar pengajar (guru model) dapat mengetahui mana siswa yang aktif dalam diskusi kelompok dan mana yang tidak. Selain itu, dibuat pula peta duduk untuk diskusi kelompok siswa yang disesuaikan dengan ruangan yang akan digunakan pada saat penelitian, yaitu laboratorium. Peta duduk ini dimaksudkan agar siswa tidak
45
kebingungan saat mencari tempat duduk untuk melakukan diskusi kelompok, baik diskusi kelompok ahli maupun diskusi kelompok asal. Peta duduk untuk diskusi kelompok siswa akan diilustrasikan pada gambar 3.3 berikut: Pengajar
1
3
5
Ahli HIV-AIDS *) Asal 1 **) Asal 3 **)
Ahli Virus Polio *) Asal 5 **) Asal 7 **)
7
9
2
4
6
8
Asal 2 **)
Ahli Virus Influenza *) Asal 4 **) Asal 6 **)
Ahli Virus Cacar *) Asal 8 **)
Ahli Virus Rabies *)
Gambar 3.3 Peta Duduk untuk Diskusi Kelompok Siswa pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Keterangan: 1 *)
, dst : Meja nomor 1, dst. : Meja digunakan oleh masing-masing kelompok ahli saat melakukan diskusi kelompok ahli.
**)
: Meja digunakan oleh masing-masing kelompok asal saat melakukan diskusi kelompok asal.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ini hanya berlangsung dalam satu kali pertemuan, seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Tatang Suratno
mengenai
46
mengembangkan argumentasi dalam pembelajaran biologi.7 Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Indra Fardhani mengenai analisis kualitas argumentasi siswa kelas VII SMP pada materi ekosistem dengan metode debat, pada penelitian yang dilakukan oleh Indra Fardhani pengambilan data hanya berlangsung dalam satu kali pertemuan, dimana pembelajaran yang dilakukan dalam penelitiannya tersebut dibagi kedalam tiga termin dan hanya berlangsung dalam satu kali pertemuan.8 Penelitian ini hanya berlangsung dalam satu kali pertemuan, hal ini dilakukan karena mengacu pada tujuan dari penelitian ini sendiri yaitu untuk mengungkap kualitas argumentasi siswa yang terjadi dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw konsep virus, jadi dalam penelitian ini peneliti hanya memotret atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan. Dalam implementasinya, penelitian ini memotret bagaimana proses argumentasi yang dibangun siswa selama pembelajaran dan kemudian
didokumentasikan
untuk
selanjutnya
dianalisis
guna
mengungkap kualitas dari argumentasi siswa tersebut. Proses argumentasi ini penting karena merupakan dasar dalam berpikir rasional. Pertemuan dalam penelitian ini diawali oleh pengajar dengan memberikan sedikit informasi kepada siswa mengenai pokok bahasan virus, selama 10 menit. Selanjutnya, siswa dikelompokkan kedalam kelompok asal yang beranggotakan 5-6 orang. Kemudian, pengajar membagi pokok bahasan virus kedalam beberapa topik, yaitu virus cacar, polio, rabies, influenza, dan HIV-AIDS. Masing-masing anggota kelompok asal mendapatkan satu topik yang berbeda dan menjadi ahli dari topik yang didapatnya (ahli virus cacar, polio, rabies, influenza, dan HIVAIDS). Setelah itu, diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada masingmasing ahli dalam kelompok asal, sesuai dengan topik yang menjadi
7
Tatang Suratno, Mengembangkan Argumentasi dalam Pembelajaran Biologi, Jurnal EDUSAINS, Vol. 1 No. 1, Juni 2008, h. 1. 8 Indra Fardhani, “Analisis Kualitas Argumentasi Siswa Kelas VII SMP pada Materi Ekosistem dengan Metode Debat”, Skripsi pada UPI Bandung, Bandung, 2011, h. 31, tidak dipublikasikan.
47
keahliannya. LKS tersebut berisi 3 buah pertanyaan mengenai definisi dan penyebab penyakit tertentu (cacar, polio, rabies, influenza, dan HIVAIDS), serta perbedaan antara bakteriofage dengan virus tertentu yang menjadi keahliannya. Tahapan ini disebut pembentukan kelompok, yang berlangsung selama 5 menit. Selanjutnya, masing-masing ahli dari setiap kelompok asal berkumpul untuk mendiskusikan dan merumuskan solusi terhadap permasalahan atau pertanyaan yang tercantum dalam LKS yang telah diberikan pada tahap pembentukan kelompok, selama 20 menit. Tahapan ini disebut diskusi kelompok ahli. Setelah tahap diskusi kelompok ahli selesai, setiap ahli kembali ke kelompok asal masing-masing untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok ahli kepada kelompok asal masing-masing. Masing-masing ahli kembali diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk membuat ringkasan mengenai materi pembelajaran yang telah didapat dari masing-masing ahli. Siswa diberi waktu selama 45 menit untuk saling bertukar informasi antar para ahli dalam kelompok asal masing-masing, serta membuat ringkasan mengenai materi pembelajaran yang telah didapat dari masing-masing ahli. Tahapan ini disebut diskusi kelompok asal. Setelah itu, perwakilan kelompok (asal) siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya didepan kelas. Pertemuan ini diakhiri dengan pemberian sebuah kuis berbentuk tanya jawab oleh pengajar kepada seluruh siswa, selama 10 menit. Kuis ini bertujuan sebagai penguatan terhadap materi. Kuis ini berisi 3 pertanyaan mengenai definisi virus, virus tergolong kedalam sel atau bukan, dan status virus (virus merupakan makhluk hidup atau benda mati). Penelitian ini menggunakan satu orang yang bertindak sebagai pengajar (guru model) dan dua orang yang bertindak sebagai pengamat selama proses pembelajaran berlangsung, yang salah satu di antaranya adalah peneliti sendiri yang bertindak sebagai pengamat. Selama proses pembelajaran berlangsung, pengamat mengamati setiap kegiatan siswa
48
(dalam hal ini pengamat mengamati bagaimana proses argumentasi yang dibangun siswa selama pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini berlangsung) dan membuat catatan di lapangan. Pada tahap diskusi kelompok ahli, peneliti sendiri yang bertindak sebagai pengamat mengamati 3 kelompok ahli, dan 4 kelompok asal pada tahap diskusi kelompok asal. Sedangkan, satu pengamat pembantu mengamati 2 kelompok ahli pada tahap diskusi kelompok ahli, dan 4 kelompok asal pada tahap diskusi kelompok asal. 3. Tahap Pengolahan Data Data yang dianalisis pada penelitian ini adalah data primer yang berasal dari hasil perekaman audio, berisi percakapan atau wacana argumentasi siswa selama pembelajaran. Sedangkan, data yang berasal dari LKS tidak dianalisis secara spesifik, namun digunakan untuk memverifikasi bahwa hasil transkripsi (wacana argumentasi lisan siswa) sama dengan wacana argumentasi tulisan siswa yang tertuang dalam LKS, sehingga data yang berasal dari LKS dijadikan sebagai data pendukung penelitian atau data sekunder. Sementara itu, catatan lapangan yang dibuat juga dijadikan sebagai data pendukung penelitian atau data sekunder dan digunakan untuk verifikasi terhadap hasil transkripsi, namun tidak dianalisis secara spesifik.
G. Teknik Analisis Data Sebelum menganalisis data, terlebih dahulu dilakukan perekaman audio terhadap wacana argumentasi siswa yang terjadi selama pembelajaran. Data yang berasal dari hasil perekaman ini dianalisis dengan teknik analisis wacana. Analisis wacana bertujuan untuk mengungkap kualitas argumentasi siswa yang terjadi dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw konsep virus. Kualitas argumentasi siswa ditentukan berdasarkan model argumentasi Toulmin dan penentuan level argumentasi siswa berdasarkan kerangka kerja analisis dari Osborne, et al. Aspek yang akan dianalisis adalah wacana
49
argumentasi lisan siswa yang terjadi dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Proses menganalisis wacana argumentasi lisan siswa dalam penelitian ini dilakukan melalui empat tahap, yaitu sebagai berikut: 1. Tahap Pembuatan Transkripsi Pembuatan transkripsi diawali dengan membuat transkripsi dari rekaman audio kedalam bentuk data tekstual, dalam hal ini disebut dengan teks asli. Teks asli ini merupakan penulisan kembali seluruh percakapan pada tahap diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok asal, dan kuis yang terekam dalam alat perekam. 2. Tahap Penghalusan Teks Pada tahap ini teks asli mengalami proses penghalusan teks menjadi teks dasar. Penghalusan dilakukan dengan cara penghapusan dan atau penyisipan kata atau kalimat.9 Penghapusan dilakukan untuk menghapus kata yang memiliki makna sama dengan kata sebelumnya. Bagian yang dihapus di masukkan kedalam tanda kurung atau “[…]”.10 Sedangkan, penyisipan kata atau kalimat dilakukan agar proposisi menjadi lebih tajam tanpa keluar dari acuan kalimat sebelumnya. Penulisan kata atau kalimat yang disisipkan adalah dengan tanda cetak miring (italic).11 Pembuatan teks dasar ini bertujuan agar kalimat-kalimat yang dihasilkan menjadi lebih efektif. 3. Tahap Reduksi Reduksi
ini
berfungsi
untuk
menajamkan,
menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi sehingga interpretasi bisa ditarik.12 Teks dasar yang telah dibuat mengalami reduksi data menjadi teks yang bersifat argumentasi dan yang mendukung 9
Yanti Herlanti, “Penilaian Proses Belajar Mengajar IPA di Kelas Melalui Pedagogi Materi Subyek”, Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan IPA, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 23 Juli 2011, h. 89, tersedia online (http://www.academia.edu), diakses (18-02-2013). 10 Ibid. 11 Ibid., h. 90. 12 Basrowi, dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 209.
50
(mengarahkan pada) argumentasi, sehingga dapat dilakukan pengkodean untuk
menilai
kualitas
argumentasi
siswa
yang
terjadi
selama
pembelajaran. Teks yang bersifat argumentasi mengalami pengkodean sesuai dengan model argumentasi Toulmin. Toulmin dalam Freeley berpendapat bahwa suatu argumen dapat mengandung klaim (K), data (D), penjamin (warrant/W), pendukung (backing/B), kualifikasi (qualifier/Q), dan sanggahan (rebuttal/R).13 Klaim (K) adalah kesimpulan, pendapat, atau pernyataan yang kuat; data (D) adalah fakta yang mendukung klaim; penjamin (warrant/W) adalah penjelasan tentang hubungan antara klaim dengan data; pendukung (backing/B) adalah asumsi dasar untuk mendukung penjamin; kualifikasi (qualifier/Q) adalah kondisi dimana klaim meyakinkan atau tidak; dan sanggahan (rebuttal/R) adalah pernyataan yang menyanggah sebuah klaim, data, dan penjamin yang bertentangan.14 Sedangkan, untuk teks yang mendukung (mengarahkan pada) argumentasi, tetapi bukan sebuah argumen dikode dengan non klaim. 4. Tahap Penentuan Level Argumentasi Wacana argumentasi siswa yang telah dikode, selanjutnya ditentukan level argumentasinya dengan berdasarkan atas kerangka kerja analisis dari Osborne, et al. Penentuan level argumentasi siswa berdasarkan kerangka kerja analisis dari Osborne, et al. yaitu sebagai berikut: “Osborne, et al.’s (2004) analytical framework classified students’ argument at Level 1 (claim versus a counter-claim or a claim versus a claim), Level 2 (claims with either data, warrants, or backings, but no rebuttals), Level 3 (series of claims or counter-claims with either data, warrants, or backings with the occasional weak rebuttal), Level 4 (claim or claims and counter-claims with a clearly identifiable rebuttal), and finally Level 5 (extended argument with more than one rebuttal)”.15 13
Austin J. Freeley, Argumentation and Debate: Rational Decision making, (California: Wadsworth Publishing Co., Inc., 1966), p. 139. 14 Vaille Dawson, and Grady Jane Venville, High-school Students’ Informal Reasoning and Argumentation about Biotechnology: An Indicator of Scientific Literacy? International Journal of Science Education, Vol. 31 No. 11, July 2009, pp. 1421-1445. 15 Ibid.
51
Kutipan di atas mengandung arti bahwa kerangka kerja analisis dari Osborne, et al. (2004) mengklasifikasikan level argumentasi siswa sebagai berikut: Level 1 (klaim berlawanan dengan counter klaim atau klaim berlawanan dengan klaim), Level 2 (klaim disertai dengan data, penjamin, atau pendukung, tetapi tidak mengandung sanggahan), Level 3 (serangkaian klaim atau counter klaim disertai dengan data, penjamin, atau pendukung dengan sanggahan yang lemah), Level 4 (klaim dan counter klaim dengan sanggahan yang dapat diidentifikasi dengan jelas), dan terakhir Level 5 (argumen yang lebih luas dengan lebih dari satu sanggahan). Proses sebelum menganalisis wacana argumentasi lisan siswa dimulai dari perekaman audio sampai pada proses menganalisis wacana argumentasi lisan siswa ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.4 sebagai berikut: Perekaman Wacana Argumentasi Lisan Siswa
Pembuatan Transkripsi
Penghalusan Teks
Reduksi
Penentuan Level Argumentasi
Gambar 3.4 Proses Sebelum Menganalisis Sampai Pada Proses Menganalisis Wacana Argumentasi Lisan Siswa
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada Bab ini akan dikemukakan hasil penelitian mengenai analisis wacana argumentasi lisan siswa yang terjadi dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada konsep virus dengan Kompetensi Dasar, yaitu mendeskripsikan ciri-ciri, dan peran virus dalam kehidupan. A. Deskripsi Data Data yang berasal dari hasil perekaman dianalisis dengan teknik analisis wacana. Analisis wacana argumentasi siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini difokuskan pada tahap yang memerlukan komunikasi intensif antar anggota kelompok sehingga dapat memicu siswa untuk berargumentasi dan komunikasi personal para siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pengajar sebagai penguatan terhadap materi yang juga memicu siswa untuk mengeluarkan argumennya. Dalam hal ini difokuskan pada tahap diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok asal, dan kuis, karena pada tahap diskusi kelompok ahli dan diskusi kelompok asal inilah terjadi diskusi siswa atau terjadi komunikasi yang intensif antar anggota kelompok yang memicu siswa untuk berargumentasi, serta pada tahap kuis siswa juga mengemukakan argumennya dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pengajar sebagai penguatan terhadap materi. Adapun data yang berasal dari LKS tidak dianalisis secara spesifik, namun digunakan untuk memverifikasi bahwa hasil transkripsi (wacana argumentasi lisan siswa) sama dengan wacana argumentasi tulisan siswa yang tertuang dalam LKS, sehingga data yang berasal dari LKS dijadikan sebagai data pendukung penelitian atau data sekunder. Sedangkan, untuk catatan lapangan yang dibuat juga dijadikan sebagai data pendukung penelitian atau data sekunder dan digunakan untuk verifikasi terhadap hasil transkripsi, namun tidak dianalisis secara spesifik.
52
53
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terdiri dari empat tahap. Tahap pertama yaitu pembentukan kelompok, pada tahap ini siswa dikelompokkan kedalam kelompok asal yang beranggotakan 5-6 orang. Kemudian, pengajar membagi pokok bahasan virus kedalam beberapa topik, yaitu virus cacar, polio, rabies, influenza, dan HIV-AIDS. Masing-masing anggota kelompok asal mendapatkan satu topik yang berbeda dan menjadi ahli dari topik yang didapatnya (ahli virus cacar, polio, rabies, influenza, dan HIV-AIDS). Setelah itu, diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada masing-masing ahli dalam kelompok asal, sesuai dengan topik yang menjadi keahliannya. LKS yang diberikan dapat dilihat pada lampiran.1 Pada tahap ini tidak terjadi komunikasi yang intensif antar anggota kelompok, yang terjadi hanya pembagian kelompok dan pembagian tugas saja. Tahap kedua yaitu diskusi kelompok ahli, pada tahap ini masingmasing ahli dari setiap kelompok asal berkumpul untuk mendiskusikan dan merumuskan solusi terhadap permasalahan atau pertanyaan yang tercantum dalam LKS yang telah diberikan pada tahap pembentukan kelompok. Pada tahap ini terjadi diskusi dan komunikasi yang intensif antar anggota kelompok. Komunikasi atau percakapan yang terjadi antar anggota kelompok ini ada yang bersifat argumentasi dan yang mendukung (mengarahkan pada) argumentasi.
Analisis
wacana
argumentasi
siswa
diperlukan
untuk
mengungkap kualitas argumentasi siswa yang terjadi dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada tahap ini. Pemaparan mengenai analisis wacana argumentasi siswa pada tahap diskusi kelompok ahli akan disampaikan pada bab ini. Tahap ketiga yaitu diskusi kelompok asal, pada tahap ini setiap ahli kembali ke kelompok asal masing-masing untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok ahli kepada kelompok asal masing-masing. Pada tahap ini, masing-masing ahli kembali diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk membuat ringkasan mengenai materi pembelajaran yang telah didapat dari masing-masing ahli. Pada tahap diskusi kelompok asal ini siswa saling 1
Lampiran 2, h. 114.
54
bertukar informasi antar para ahli dalam kelompok asal masing-masing, serta membuat ringkasan mengenai materi pembelajaran yang telah didapat dari masing-masing ahli. Pada tahap ini juga terjadi diskusi dan komunikasi yang intensif antar anggota kelompok. Sama halnya dengan tahap diskusi kelompok ahli, komunikasi atau percakapan yang terjadi antar anggota kelompok ini juga ada yang bersifat argumentasi dan yang mendukung (mengarahkan pada) argumentasi. Analisis wacana argumentasi juga diperlukan pada tahap ini untuk
mengungkap kualitas argumentasi
siswa
yang terjadi
dalam
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, pemaparannya juga akan disampaikan pada bab ini. Setelah diskusi selesai, dipilihlah 2 kelompok asal untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok didepan kelas. Dalam hal ini yang terpilih sebagai perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya didepan kelas adalah kelompok asal 2 dan kelompok asal 3. Tahap keempat yaitu kuis, pada tahap ini siswa diberikan 3 pertanyaan yang bertujuan untuk penguatan terhadap materi virus. Pada tahap ini tidak terjadi diskusi dan komunikasi yang intensif antar anggota kelompok, melainkan yang terjadi adalah komunikasi personal para siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan, dikarenakan kuis ini bersifat tanya jawab yang boleh dijawab oleh siswa secara berebut. Maka dari itu, masingmasing kelompok saling beradu cepat dalam menjawab pertanyaan yang diberikan, sehingga tidak diberi kesempatan untuk berdiskusi terlebih dahulu bersama anggota kelompok dalam menjawab pertanyaan pada kuis ini. Analisis wacana argumentasi siswa pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw konsep virus pada tahap diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok asal, dan kuis akan dipaparkan satu persatu. Berikut ini pemaparannya: a. Tahap Diskusi Kelompok Ahli Hasil rekaman yang dikumpulkan pada tahap diskusi kelompok ahli sebanyak 5 kelompok (ahli virus cacar, polio, rabies, influenza, dan HIVAIDS). Kelima kelompok tersebut memperlihatkan hasil isi rekaman yang utuh, sehingga dapat dianalisis. Oleh sebab itu, analisis wacana argumentasi siswa pada tahap ini adalah sebanyak 5 kelompok.
55
Berdasarkan hasil analisis wacana argumentasi siswa pada tahap diskusi kelompok ahli yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah wacana dari teks asli sampai kepada percakapan yang bersifat argumentasi dan yang mendukung (mengarahkan pada) argumentasi. Untuk lebih jelasnya, deskripsi data mengenai jumlah wacana yang terjadi pada tahap diskusi kelompok ahli dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini: Tabel 4.1 Jumlah Wacana Kelompok Ahli pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Konsep Virus
No.
1. 2. 3. 4. 5.
Nama Kelompok
Ahli Virus Cacar Ahli Virus Polio Ahli Virus Rabies Ahli Virus Influenza Ahli HIV-AIDS
Jenis dan Jumlah Percakapan Percakapan Percakapan Percakapan yang Telah yang Bersifat yang Mengalami Argumentasi Sesungguhnya Proses dan yang (Teks Asli) Penghalusan Mendukung (Teks Dasar) Argumentasi 474 234 32 320 202 35 377 184 52 256 206 29 313 252 96
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, terlihat bahwa terjadi penurunan jumlah wacana pada setiap kelompok ahli dimulai dari teks asli sampai kepada percakapan yang bersifat argumentasi dan yang mendukung (mengarahkan pada) argumentasi. Penurunan jumlah wacana pada setiap kelompok ahli ini dikarenakan siswa mendiskusikan atau membicarakan suatu hal yang bukan merupakan materi pembelajaran. Percakapan siswa yang keluar dari materi pembelajaran ini mengalami penghapusan pada saat proses penghalusan teks menjadi teks dasar agar kalimat-kalimat yang dihasilkan menjadi lebih efektif. Jumlah wacana yang terjadi pada setiap kelompok ahli pada tahap diskusi kelompok ahli dapat dilihat melalui histogram pada gambar 4.1 berikut ini.
56
Gambar 4.1 Jumlah Wacana yang Terjadi Pada Kelompok Ahli Berdasarkan gambar 4.1 di atas, tampak bahwa kelompok ahli HIV-AIDS tidak mengalami penurunan jumlah wacana yang cukup tajam, hal ini dikarenakan percakapan siswa pada kelompok ahli HIV-AIDS lebih difokuskan pada materi pembelajaran dan sedikit bercakap yang bukan merupakan materi pembelajaran. Pada bagian awal diskusi kelompok ahli HIV-AIDS ini terjadi pemberian kesempatan kepada masing-masing anggota kelompok untuk mengeluarkan pendapatnya dalam merumuskan solusi terhadap permasalahan yang diberikan. Cuplikan potongan percakapan yang terjadi pada kelompok ahli HIV-AIDS dapat dilihat di bawah ini: M: Coba, lihat tugas makalah yang kita buat! (Stimulans: Perintah-1f Non klaim). M: Bagaimana penjelasan mengenai HIV di dalam tugas makalah yang kamu buat? (Stimulans: Pertanyaan-1f-1 Non klaim). HIV itu penyakit seperti apa? (Stimulans: Pertanyaan-1f-2 Non klaim). M: HIV itu merupakan nama virusnya, sedangkan AIDS itu adalah nama penyakitnya. (Klaim-1f-1). M: HIV itu merupakan nama virusnya. (Klaim-1f-1). Kalau pendapat saya begini, HIV adalah virus penyebab AIDS. (Klaim-1f-1). HIV terdapat di dalam cairan tubuh seseorang seperti darah, cairan kelamin (air mani atau cairan vagina yang telah terinfeksi), dan air susu ibu. (Klaim-1f-1). M: Coba, kalau pendapatmu bagaimana, Ikhwan? (Stimulans: Pertanyaan-
57
1g Non klaim). M: Kalau pendapat saya begini, HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak HIV baru, kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. (Klaim-1g). M: Kalau pendapatmu bagaimana? (Stimulans: Pertanyaan-1h Non klaim). M: Saya tidak tahu. (Respon terhadap stimulans-1h Non klaim). M: Kalau pendapatmu bagaimana? (Stimulans: Pertanyaan-1i Non klaim). Ayo, keluarkan pendapatmu mengenai HIV-AIDS, ya! (Stimulans: Perintah-1i Non klaim). Jadi, nanti kita gabungkan saja beberapa pendapat ini. (Stimulans: Pernyataan-1i Non klaim). M: Kalau pendapat saya begini, AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh HIV atau Human Immunodeficiency Virus, virus yang merusak sistem pertahanan tubuh atau sistem imun. (Klaim-1i). M: Kalau pendapat saya begini, AIDS adalah sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV, atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya. (Klaim-1i-1). Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus atau disingkat HIV, yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. (Klaim-1i-1). M: HIV itu merupakan nama virusnya, sedangkan AIDS itu adalah nama penyakitnya. (Klaim-1i-2). Jadi, HIV adalah virus penyebab AIDS. (Klaim1i-2). M: Menurut saya, HIV adalah virus yang memperlemah sistem kekebalan tubuh. (Klaim-1i-3). M: Kalau pendapat saya begini, HIV adalah virus penyebab AIDS. (Klaim1i-4). HIV terdapat di dalam cairan tubuh seseorang seperti darah, cairan kelamin (air mani atau cairan vagina yang telah terinfeksi), dan air susu ibu. (Klaim-1i-4). Sedangkan, AIDS adalah sindrom menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. (Klaim-1i-4). M: Kalau pendapatmu bagaimana? (Stimulans: Pertanyaan-1j Non klaim). M: Pendapat saya sama seperti pendapatmu. (Respon terhadap stimulans-1j Non klaim). M: Bagaimana kita menggabungkan beberapa pendapat ini? (Stimulans: Pertanyaan-1k Non klaim). Alfi, jadi bagaimana kesimpulan dari HIV itu? (Stimulans: Pertanyaan-1k-1 Non klaim). M: Kesimpulannya, menurut saya HIV adalah virus penyebab AIDS. (Klaim1k-1).
Penurunan jumlah wacana yang terjadi pada kelompok ahli HIVAIDS tidak cukup tajam dibandingkan dengan penurunan jumlah wacana yang terjadi pada kelompok ahli virus cacar. Hal ini dikarenakan kelompok ahli HIV-AIDS lebih memfokuskan percakapan pada materi pembelajaran dan sedikit bercakap yang bukan merupakan materi pembelajaran, serta diawal berjalannya diskusi kelompok ahli HIV-AIDS
58
ini memberikan kesempatan kepada anggota kelompoknya untuk berpendapat. Diskusi pada kelompok ahli HIV-AIDS lebih aktif dibandingkan dengan diskusi pada kelompok ahli virus cacar. Adapun pada kelompok ahli HIV-AIDS, diskusi mengeluarkan klaim terjadi secara aktif diawal berjalannya diskusi, sedangkan diakhir diskusi terjadi kecenderungan kompromi untuk menerima satu klaim yang tersedia untuk dijadikan klaim bersama. Sedangkan, untuk kelompok ahli virus cacar terlihat pada gambar 4.1 di atas mengalami penurunan jumlah wacana yang cukup tajam dibandingkan dengan kelompok ahli lainnya. Hal ini dikarenakan kelompok ahli virus cacar banyak bercakap yang bukan atau keluar dari materi pembelajaran. Pada kelompok ahli virus cacar terjadi kecenderungan kompromi untuk menerima satu klaim yang tersedia untuk dijadikan klaim bersama. Hal ini dapat dilihat pada cuplikan potongan percakapan yang terjadi pada kelompok ahli virus cacar di bawah ini: M: Ayo, kita mulai berdiskusi mengenai materi cacar! (Stimulans: Ajakan-1a Non klaim). M: Pertanyaan pertama, apa yang kalian ketahui tentang penyakit cacar? (Stimulans: Pertanyaan-1a-1 Non klaim). M: Penyakit cacar adalah penyakit menular. (Klaim-1a-1). M: Iya, benar sekali, penyakit cacar adalah penyakit menular. (Respon terhadap klaim-1a-1 Non klaim). M: Menurut pendapat saya, jawaban untuk pertanyaan pertama, penyakit cacar kita tinjau dari sisi sejarah atau historisnya. (Klaim-1a-1). M: Kita tidak perlu meninjaunya dari sisi sejarah, langsung pengertiannya saja! (Counter klaim-1a-1). M: Kalau begitu, cepat kita tulis pendapat ini! (Stimulans: Perintah-1b Non klaim). M: Ya sudah, ayo kita tulis pendapat tersebut. (Respon terhadap stimulans1b Non klaim). M: Penyakit cacar atau yang disebut sebagai herpes oleh kalangan medis adalah penyakit radang kulit (Klaim-1b) yang ditandai dengan pembentukan gelembung-gelembung berisi air secara berkelompok. (Data-1b).
Diskusi pada kelompok ahli virus cacar terjadi kecenderungan kompromi untuk menerima satu klaim yang tersedia untuk dijadikan klaim bersama. Selain itu, anggota kelompok ini juga banyak bercakap yang bukan merupakan materi pembelajaran. Hal inilah yang menjadi jawaban mengapa kelompok ahli virus cacar mengalami penurunan jumlah wacana
59
yang cukup tajam. Sama halnya dengan kelompok ahli virus rabies, pada kelompok ahli virus rabies juga terjadi kecenderungan kompromi untuk menerima satu klaim yang tersedia untuk dijadikan klaim bersama. Anggota kelompok ini juga banyak bercakap yang bukan merupakan materi pembelajaran. Akan tetapi, berbeda halnya dengan kelompok ahli virus polio, pada kelompok ini diskusi mengeluarkan klaim dan mengkounter klaim yang dikemukakan terjadi secara aktif. Selanjutnya, pada kelompok ahli virus influenza diskusi mengeluarkan klaim terjadi secara aktif diawal berjalannya diskusi, sedangkan diakhir diskusi terjadi kecenderungan kompromi untuk menerima satu klaim yang tersedia untuk dijadikan klaim bersama. Untuk lebih jelasnya, wacana argumentasi siswa yang terjadi pada kelompok ahli virus cacar, polio, rabies, influenza, dan HIV-AIDS, secara keseluruhan dapat dilihat pada lampiran.2 Selama pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada tahap diskusi kelompok ahli, setiap kelompok ahli diberikan permasalahan yang senada, namun disesuaikan dengan topik yang menjadi keahliannya. Permasalahan yang diberikan adalah definisi dan penyebab penyakit tertentu (topik yang disajikan adalah cacar, polio, rabies, influenza, dan HIV-AIDS), serta perbedaan antara bakteriofage dengan virus tertentu yang menjadi keahliannya. Dalam hal ini, siswa diminta untuk merumuskan solusi terhadap permasalahan yang diberikan dengan cara berdiskusi bersama dengan kelompok ahlinya. Selama proses merumuskan solusi terhadap permasalahan yang diberikan ini terjadi diskusi dan komunikasi yang intensif antar anggota kelompok yang berhasil terekam dalam alat perekam. Data hasil perekaman inilah yang dianalisis dengan teknik analisis wacana. Kualitas dari argumentasi siswa tersebut ditentukan berdasarkan model argumentasi Toulmin dan penentuan level argumentasi siswa berdasarkan kerangka kerja analisis dari Osborne, et al. Model argumentasi Toulmin mengungkapkan bahwa argumen bentuk dasarnya terdiri dari tiga kategori yaitu: data (D), klaim (K), dan penjamin 2
Lampiran 3, h. 127.
60
(warrant/W). Hasil analisis wacana argumentasi siswa yang terjadi pada tahap diskusi kelompok ahli, tampak bahwa argumen siswa kebanyakan berupa klaim. Untuk lebih jelasnya, tabel 4.2 di bawah ini akan merinci jumlah kategori pada percakapan yang terjadi dalam kelompok ahli. Tabel 4.2 Rincian Jumlah Kategori pada Percakapan yang Terjadi dalam Kelompok Ahli Kategori Non klaim Klaim (K) Klaim (K) dan Data (D) Klaim (K), Data (D), dan Penjamin (warrant/W) Data (D) Penjamin (warrant/W) Pendukung (backing/B) Kualifikasi (qualifier/Q) Sanggahan (rebuttal/R) Jumlah
Nama Kelompok Ahli dan Jumlah Kategori HIVCacar Polio Rabies Influenza AIDS 23 17 30 14 57 8 18 21 14 39 1 0 1 1 0 0
0
0
0
0
0 0 0 0 0 32
0 0 0 0 0 35
0 0 0 0 0 52
0 0 0 0 0 29
0 0 0 0 0 96
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, tampak bahwa argumen siswa kebanyakan berupa klaim, dan sangat sedikit yang mengemukakan klaim beserta dengan data-data yang mendukung klaim. Argumen yang dikemukakan siswa tidak mengandung penjamin yang mendukung klaim beserta data-data yang dikemukakan. Argumen siswa yang tergolong kedalam kategori klaim termasuk di dalamnya adalah counter klaim dan pendukung klaim. Sedangkan, untuk kategori non klaim di antaranya adalah stimulans, respon, pernyataan, dan menjawab respon, akan tetapi kategori non klaim ini bukan sebuah argumen, melainkan yang mendukung (mengarahkan pada) argumentasi, jadi pada tahap diskusi kelompok ahli dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini argumen siswa kebanyakan berupa klaim. Untuk lebih jelasnya mengenai tabel rincian jumlah kategori pada percakapan yang terjadi dalam kelompok ahli secara terperinci dapat dilihat pada lampiran.3 3
Lampiran 6, h. 252.
61
Berdasarkan kerangka kerja analisis dari Osborne, et al. untuk menentukan level argumentasi siswa tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas kualitas argumentasi siswa pada tahap diskusi kelompok ahli dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini berada pada level 1. Argumen yang dikemukakan oleh siswa memang ada yang mengandung klaim beserta dengan data-data yang mendukungnya, namun argumen siswa lebih didominasi oleh klaim. Hal inilah yang membuktikan bahwa mayoritas kualitas argumentasi siswa pada tahap diskusi kelompok ahli dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini berada pada level 1 (argumentasi mengandung klaim berlawanan dengan counter klaim atau klaim berlawanan dengan klaim). Berikut ini adalah cuplikan percakapan siswa yang mengandung klaim berlawanan dengan counter klaim: M: Tulis definisi polio! (Stimulans: Perintah-3b Non klaim). Polio adalah penyakit menular yang dikategorikan sebagai penyakit peradaban. (Klaim3b). M: Polio menular melalui kontak antar manusia. (Klaim-3b). M: Polio dapat menyebar luas diam-diam karena sebagian besar penderita yang terinfeksi poliovirus tidak memiliki gejala sehingga tidak tahu kalau mereka sendiri sedang terjangkit. (Klaim-3b). M: Definisi polio tersebut terlalu panjang, disingkat saja! (Counter klaim3b). M: Iya, definisi polio tersebut terlalu panjang, langsung saja virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut, begitu saja. (Klaim-3b). M: Itu terlalu singkat, perlu penjelasan bagaimana virus masuk ke dalam tubuh. (Counter klaim-3b). M: Sudah, itu saja, sekarang ayo kita masuk ke pertanyaan nomor dua mengenai penyebab penyakit polio. (Stimulans: Ajakan-4a Non klaim). M: Baiklah, sekarang kita masuk ke pertanyaan nomor dua. (Respon terhadap stimulans-4a Non klaim).
Adapun cuplikan percakapan siswa yang mengandung klaim berlawanan dengan klaim dapat dilihat pada contoh di bawah ini: M: Ayo, kita mulai berdiskusi mengenai materi influenza! (Stimulans: Ajakan-1a Non klaim). M: Pertanyaan pertama, apa yang kalian ketahui tentang penyakit influenza? (Stimulans: Pertanyaan-1a-1 Non klaim). M: Menurut pendapat saya, virus influenza merupakan virus yang sangat menular, menyebar dengan mudah dari orang ke orang. (Klaim-1a-1). M: Bukan seperti itu! (Counter klaim-1a-1). M: Saya lanjutkan kembali, influenza disebabkan oleh virus RNA dari famili
62
Orthomyxoviridae (virus influenza), yang menyerang unggas dan mamalia. (Klaim-1a-1). M: Begini saja, influenza adalah infeksi virus yang menyerang sistem pernapasan, termasuk hidung, tenggorokan, cabang tenggorokan, dan paruparu. (Klaim-1a-1). M: Kalau menurut pendapat saya begini, virus influenza merupakan virus yang sangat menular, menyebar dengan mudah dari orang ke orang, terutama ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin. (Klaim-1a-1).
Selain contoh percakapan di atas, ada pula siswa yang mengemukakan klaim beserta dengan data yang mendukung klaim, namun sangat sedikit yang mengemukakan demikian, dari kelima kelompok ahli tersebut hanya tiga kelompok saja yang mengemukakan klaim beserta dengan data yang mendukung klaim. Ketiga kelompok tersebut adalah kelompok ahli virus cacar, rabies, dan influenza, itu pun hanya satu orang siswa saja dalam masing-masing kelompok tersebut yang mengemukakan klaim beserta dengan data yang mendukung klaim. Kualitas argumentasi beberapa siswa ini tergolong kedalam level 2 (argumentasi mengandung klaim disertai dengan data, penjamin, atau pendukung, tetapi tidak mengandung sanggahan). Sangat minimnya siswa yang mengemukakan klaim beserta dengan data yang mendukung klaim, maka menjadikan kualitas argumentasi siswa pada tahap diskusi kelompok ahli dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini minoritas berada pada level 2. Cuplikan percakapan siswa tersebut dapat dilihat di bawah ini: Kelompok Ahli Virus Cacar M: Ayo, kita mulai berdiskusi mengenai materi cacar! (Stimulans: Ajakan-1a Non klaim). M: Pertanyaan pertama, apa yang kalian ketahui tentang penyakit cacar? (Stimulans: Pertanyaan-1a-1 Non klaim). M: Penyakit cacar adalah penyakit menular. (Klaim-1a-1). M: Iya, benar sekali, penyakit cacar adalah penyakit menular. (Respon terhadap klaim-1a-1 Non klaim). M: Menurut pendapat saya, jawaban untuk pertanyaan pertama, penyakit cacar kita tinjau dari sisi sejarah atau historisnya. (Klaim-1a-1). M: Kita tidak perlu meninjaunya dari sisi sejarah, langsung pengertiannya saja! (Counter klaim-1a-1). M: Kalau begitu, cepat kita tulis pendapat ini! (Stimulans: Perintah-1b Non klaim). M: Ya sudah, ayo kita tulis pendapat tersebut. (Respon terhadap stimulans-
63
1b Non klaim). M: Penyakit cacar atau yang disebut sebagai herpes oleh kalangan medis adalah penyakit radang kulit (Klaim-1b) yang ditandai dengan pembentukan gelembung-gelembung berisi air secara berkelompok. (Data-1b). ↔ Level 2. Kelompok Ahli Virus Rabies M: Ayo, kita mulai berdiskusi mengenai materi rabies! (Stimulans: Ajakan1a Non klaim). M: Apa definisi dari rabies? (Stimulans: Pertanyaan-1a-1 Non klaim). M: Saya tidak tahu definisi dari rabies. (Respon terhadap stimulans-1a-1 Non klaim). M: Menurut saya, rabies adalah suatu infeksi virus pada otak (Klaim-1a-1) yang menyebabkan iritasi dan peradangan otak, serta medula spinalis. (Data1a-1). ↔ Level 2. M: Kalau pendapat saya begini, rabies adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies. (Klaim-1a-1). Kelompok Ahli Virus Influenza M: Ayo, kita mulai berdiskusi mengenai materi influenza! (Stimulans: Ajakan-1a Non klaim). M: Pertanyaan pertama, apa yang kalian ketahui tentang penyakit influenza? (Stimulans: Pertanyaan-1a-1 Non klaim). M: Menurut pendapat saya, virus influenza merupakan virus yang sangat menular, menyebar dengan mudah dari orang ke orang. (Klaim-1a-1). M: Bukan seperti itu! (Counter klaim-1a-1). M: Saya lanjutkan kembali, influenza disebabkan oleh virus RNA dari famili Orthomyxoviridae (virus influenza), yang menyerang unggas dan mamalia. (Klaim-1a-1). M: Begini saja, influenza adalah infeksi virus yang menyerang sistem pernapasan, termasuk hidung, tenggorokan, cabang tenggorokan, dan paruparu. (Klaim-1a-1). M: Kalau menurut pendapat saya begini, virus influenza merupakan virus yang sangat menular, menyebar dengan mudah dari orang ke orang, terutama ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin. (Klaim-1a-1). M: Kalau di dalam tugas makalah yang telah saya buat begini, influenza merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus RNA dari famili Orthomyxoviridae (virus influenza), yang menyerang unggas dan mamalia. (Klaim-1a-1). Gejala yang paling umum dari penyakit ini adalah menggigil, demam, nyeri tenggorokan, nyeri otot, nyeri kepala berat, batuk, kelemahan, dan rasa tidak nyaman secara umum. (Data-1a-1). ↔ Level 2. M: Menurut pendapat saya, virus influenza merupakan virus yang sangat menular. (Klaim-1a-1).
Beberapa
contoh
cuplikan
percakapan
siswa
di
atas
menggambarkan bahwa argumen yang dikemukakan kebanyakan berupa klaim, dan sangat sedikit yang mengemukakan klaim beserta dengan datadata yang mendukung klaim, sehingga dapat disimpulkan bahwa
64
mayoritas kualitas argumentasi siswa pada tahap ini berada pada level 1 (argumentasi mengandung klaim berlawanan dengan counter klaim atau klaim berlawanan dengan klaim), dan minoritas kualitas argumentasi siswa berada pada level 2 (argumentasi mengandung klaim disertai dengan data, penjamin, atau pendukung, tetapi tidak mengandung sanggahan). b. Tahap Diskusi Kelompok Asal Hasil rekaman yang dikumpulkan pada tahap diskusi kelompok asal sebanyak 8 kelompok (kelompok asal 1-8). Kedelapan kelompok tersebut memperlihatkan hasil isi rekaman yang utuh dengan pola argumen yang sama, sehingga hanya diambil sebanyak 3 kelompok saja secara acak untuk dianalisis secara spesifik guna mengungkap kualitas argumentasi siswa yang terjadi pada tahap ini. Ketiga kelompok tersebut yaitu kelompok asal 1, asal 2, dan asal 3. Sama halnya dengan analisis wacana argumentasi siswa pada tahap diskusi kelompok ahli, berdasarkan hasil analisis wacana argumentasi siswa pada tahap diskusi kelompok asal yang telah dilakukan juga menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah wacana dari teks asli sampai kepada percakapan yang bersifat argumentasi dan yang mendukung (mengarahkan pada) argumentasi. Untuk lebih jelasnya, deskripsi data mengenai jumlah wacana yang terjadi pada tahap diskusi kelompok asal dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini: Tabel 4.3 Jumlah Wacana Kelompok Asal pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Konsep Virus
No.
1. 2. 3.
Nama Kelompok
Asal 1 Asal 2 Asal 3
Jenis dan Jumlah Percakapan Percakapan Percakapan yang Percakapan yang Telah Bersifat yang Mengalami Argumentasi Sesungguhnya Proses dan yang (Teks Asli) Penghalusan Mendukung (Teks Dasar) Argumentasi 298 213 102 484 337 152 725 499 192
65
Berdasarkan tabel 4.3 di atas, terlihat bahwa terjadi penurunan jumlah wacana pada setiap kelompok asal dimulai dari teks asli sampai kepada percakapan yang bersifat argumentasi dan yang mendukung (mengarahkan pada) argumentasi. Penurunan jumlah wacana pada setiap kelompok asal ini dikarenakan siswa mendiskusikan atau membicarakan suatu hal yang bukan merupakan materi pembelajaran. Percakapan siswa yang keluar dari materi pembelajaran ini mengalami penghapusan pada saat proses penghalusan teks menjadi teks dasar agar kalimat-kalimat yang dihasilkan menjadi lebih efektif. Jumlah wacana yang terjadi pada setiap kelompok asal pada tahap diskusi kelompok asal dapat dilihat melalui histogram pada gambar 4.2 berikut ini.
Gambar 4.2 Jumlah Wacana yang Terjadi Pada Kelompok Asal Berdasarkan gambar 4.2 di atas, tampak bahwa kelompok asal 1 tidak mengalami penurunan jumlah wacana yang cukup tajam, hal ini dikarenakan percakapan siswa pada kelompok asal 1 lebih difokuskan pada materi pembelajaran dan sedikit bercakap yang bukan merupakan materi pembelajaran. Pada bagian awal diskusi kelompok asal 1 ini cenderung bersifat pasif, dikarenakan masing-masing ahli dalam kelompok ini hanya mempresentasikan topik yang menjadi keahliannya kepada
66
anggota kelompoknya saja tanpa ada yang menanggapi atau menyanggah apa yang dipresentasikan oleh masing-masing ahli. Hal tersebut dapat dilihat dalam cuplikan potongan percakapan yang terjadi pada kelompok asal 1 berikut ini: M: Ayo, kita mulai berdiskusi! (Stimulans: Ajakan-1a Non klaim). M: Diskusi yang pertama adalah mengenai materi cacar! (Stimulans: Perintah-1a-1 Non klaim). M: Baiklah, saya akan mempresentasikan mengenai materi cacar. (Respon terhadap stimulans-1a-1 Non klaim). Penyakit cacar atau yang disebut sebagai herpes oleh kalangan medis adalah penyakit radang kulit (Klaim-1a-1) yang ditandai dengan pembentukan gelembung-gelembung berisi air secara berkelompok. (Data-1a-1). Penyebab penyakit cacar yaitu virus variola. (Klaim-1a-1). M: Tolong presentasikan secara perlahan-lahan! (Respon terhadap klaim1a-1 Non klaim). M: Virus penyebab cacar ini adalah anggota dari genus Orthopoxvirus, yang juga termasuk virus seperti cacar sapi, cacar monyet, dan kontagiosum moluskum. (Klaim-1a-1). Perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar adalah bahwa bakteriofage memiliki ekor protein yang melekat pada “kepala” kapsid. (Klaim-1a-1). Serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh fage untuk menempel pada suatu bakteri. (Klaim-1a-1). Partikel lengkap virus adalah virion. (Klaim-1a-1). M: Polio adalah penyakit menular yang dikategorikan sebagai penyakit peradaban. (Klaim-1b). Polio menular melalui kontak antar manusia. (Klaim1b). Polio dapat menyebar luas diam-diam karena sebagian besar penderita yang terinfeksi poliovirus tidak memiliki gejala sehingga tidak tahu kalau mereka sendiri sedang terjangkit. (Klaim-1b). Saya sudah selesai mempresentasikan mengenai materi polio. (Pernyataan-1b Non klaim). M: Tolong presentasikan mengenai penyebab penyakit polio kepada kami! (Stimulans: Perintah-1b Non klaim). M: Baiklah, akan saya presentasikan mengenai penyebab penyakit polio. (Respon terhadap stimulans-1b Non klaim). Penyebab penyakit polio yaitu sebuah virus yang dinamakan poliovirus. (Klaim-1b). Perbedaan antara bakteriofage dengan virus polio adalah bahwa bakteriofage berasal dari kata bacteria dan phagus. (Klaim-1b). Dari asal kata tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa bakteriofage merupakan virus yang menyerang bakteri. (Klaim-1b). Sedangkan, virus polio adalah virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda dan amat menular. (Klaim-1b). M: Rabies adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies. (Klaim-1c). Virus penyakit rabies terdapat dalam air liur hewan yang terinfeksi. (Klaim-1c). Hewan ini menularkan infeksi kepada hewan lainnya atau manusia melalui gigitan dan kadang melalui jilatan. (Klaim-1c). Perbedaan antara bakteriofage dengan virus rabies adalah bahwa bakteriofage memiliki ekor, kapsid, dan ukuran seperti laba-laba. (Klaim-1c). Sedangkan, virus rabies tidak memiliki ekor, kapsid, dan ukuran seperti jarijari. (Klaim-1c). M: HIV merupakan kepanjangan dari Human Immunodeficiency Virus. (Klaim-1d). Sedangkan, yang dimaksud dengan HIV adalah virus penyebab
67
AIDS. (Klaim-1d). HIV terdapat di dalam cairan tubuh seseorang seperti darah, cairan kelamin (air mani atau cairan vagina yang telah terinfeksi). (Klaim-1d). AIDS merupakan kepanjangan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. (Klaim-1d). Sedangkan, yang dimaksud dengan AIDS adalah sindrom menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. (Klaim1d). Penyebabnya adalah ditularkan melalui injeksi langsung ke aliran darah serta kontak membran mukosa atau jaringan yang tertularkan dengan cairan tubuh tertentu yang berasal dari penderita HIV. (Klaim-1d). Beberapa jalur penularan HIV yang telah diketahui adalah melalui hubungan seksual dari ibu ke anak (perinatal), penggunaan obat-obatan intravena, transfusi dan transplantasi. (Klaim-1d). Perbedaan antara HIV dengan bakteriofage adalah bahwa HIV hidup dan berkembang biak dalam organisme yang multisel, sedangkan bakteriofage hidup dan berkembang biak dalam organisme yang unisel. (Klaim-1d). M: Influenza adalah infeksi virus yang menyerang sistem pernapasan, termasuk hidung, tenggorokan, cabang tenggorokan, dan paru-paru. (Klaim1e). Influenza merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus RNA dari famili Orthomyxoviridae. (Klaim-1e). Penyebab utama influenza atau flu ini adalah virus yang bernama Rhinovirus. (Klaim-1e). Virus yang terdapat dalam mukus atau lapisan lendir penderita flu. (Klaim-1e). Virus flu menyebar lewat udara ketika seseorang terinfeksi batuk, bersin, atau bicara. (Klaim-1e). Perbedaan antara bakteriofage dengan virus influenza adalah bahwa virus hidup dan berkembang biak dalam organisme yang multisel, sedangkan bakteriofage hidup dan berkembang biak dalam organisme yang unisel. (Klaim-1e).
Berdasarkan cuplikan potongan percakapan di atas, tampak bahwa pada awal berjalannya diskusi kelompok asal 1 masing-masing ahli dalam kelompok ini hanya mempresentasikan topik yang menjadi keahliannya kepada anggota kelompoknya saja tanpa ada yang menanggapi atau menyanggah apa yang dipresentasikan oleh masing-masing ahli, sehingga disimpulkan bahwa diskusi yang terjadi pada kelompok asal 1 cenderung bersifat pasif, namun hal itu terbantahkan pada saat pertengahan diskusi. Pada pertengahan diskusi kelompok asal 1 terjadi tanya jawab antar para ahli dalam kelompok ini, sehingga diskusi mengeluarkan klaim dan menanggapinya terjadi secara aktif pada pertengahan diskusi. Berikut ini adalah cuplikan beberapa potongan klaim yang dikemukakan oleh anggota kelompok asal 1 pada saat pertengahan diskusi: M: Yudi, apa penyebab penyakit polio? (Stimulans: Pertanyaan-6a Non klaim). M: Penyebab penyakit polio yaitu sebuah virus yang dinamakan poliovirus. (Klaim-6a). M: Apa definisi dari polio itu sendiri? (Stimulans: Pertanyaan-6b Non
68
klaim). M: Polio adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus. (Klaim-6b). M: Apa perbedaan antara bakteriofage dengan virus polio? (Stimulans: Pertanyaan-6c Non klaim). M: Perbedaan antara bakteriofage dengan virus polio adalah bahwa bakteriofage berasal dari kata bacteria dan phagus. (Klaim-6c). Dari asal kata tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa bakteriofage merupakan virus yang menyerang bakteri. (Klaim-6c). Sedangkan, virus polio adalah virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda dan amat menular. (Klaim-6c). M: Saya ingin bertanya mengenai materi polio, jenis polio itu apa saja? (Stimulans: Pertanyaan-6d Non klaim). M: Jenis polio, yang pertama yaitu polio non-paralisis, kedua polio paralisis spinal. (Klaim-6d). Sudah, hanya dua saja jenis polio tersebut. (Klaim-6d). M: Apa yang dimaksud dengan polio non-paralisis? (Respon terhadap klaim6d Non klaim). M: Polio non-paralisis menyebabkan demam, muntah, sakit perut, lesu, dan sensitif. (Klaim-6d). Terjadi kram otot pada leher dan punggung, otot terasa lembek jika disentuh. (Klaim-6d). M: Bagaimana dengan polio paralisis spinal? (Respon terhadap klaim-6d Non klaim). M: Polio paralisis spinal, strain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang, menghancurkan sel tanduk anterior yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot tungkai. (Klaim-6d). M: Saya ingin bertanya, bagaimana upaya untuk mencegah penyakit polio? (Stimulans: Pertanyaan-6e Non klaim). M: Ada beberapa langkah upaya pencegahan penyebaran penyakit polio, salah satunya adalah dengan cara Eradikasi Polio. (Klaim-6e). Dalam World Health Assembly tahun 1988 yang diikuti oleh sebagian besar negara di seluruh penjuru dunia dibuat kesepakatan untuk melakukan Eradikasi Polio (ERAPO) tahun 2000, artinya dunia bebas polio tahun 2000. (Klaim-6e). Program ERAPO yang pertama dilakukan adalah dengan melakukan cakupan imunisasi yang menyeluruh. (Klaim-6e).
Percakapan siswa pada kelompok asal 1 lebih difokuskan pada materi pembelajaran dan sedikit bercakap yang bukan merupakan materi pembelajaran, meskipun pada bagian awal diskusi kelompok asal 1 ini cenderung bersifat pasif, namun diskusi mengeluarkan klaim dan menanggapinya terjadi secara aktif pada pertengahan diskusi. Hal inilah yang menjadi jawaban mengapa kelompok asal 1 tidak mengalami penurunan jumlah wacana yang cukup tajam. Sama halnya dengan kelompok asal 2, pada kelompok asal 2 juga tidak mengalami penurunan jumlah wacana yang cukup tajam, hal ini dikarenakan percakapan yang terjadi pada kelompok asal 2 lebih difokuskan pada materi pembelajaran
69
dan sedikit bercakap yang bukan merupakan materi pembelajaran. Seperti kelompok asal 1, pada bagian awal diskusi kelompok asal 2 ini juga cenderung bersifat pasif, dikarenakan masing-masing ahli dalam kelompok asal 2 ini hanya mempresentasikan topik yang menjadi keahliannya kepada anggota kelompoknya saja tanpa ada yang menanggapi atau menyanggah apa yang dipresentasikan oleh masing-masing ahli, namun pada pertengahan diskusi terjadi tanya jawab antar para ahli dalam kelompok ini, sehingga diskusi mengeluarkan klaim dan menanggapinya terjadi secara aktif pada pertengahan diskusi kelompok asal 2 ini. Berikut ini adalah cuplikan beberapa potongan klaim yang dikemukakan oleh anggota kelompok asal 2 pada saat pertengahan diskusi: M: Saya ingin bertanya mengenai materi polio. (Stimulans: Pernyataan-6a Non klaim). M: Apa yang ingin kamu tanyakan mengenai materi polio? (Respon terhadap stimulans-6a Non klaim). M: Bagaimana ciri-ciri seseorang yang terjangkit polio? (Stimulans: Pertanyaan-6b Non klaim). M: Sebagian besar penderita yang terinfeksi poliovirus tidak memiliki gejala sehingga tidak tahu kalau mereka sendiri sedang terjangkit. (Klaim-6b). M: Dita ingin bertanya, ada berapa tipe-tipe virus polio? (Stimulans: Pertanyaan-6c Non klaim). M: Virus polio dibagi menjadi tiga tipe, yaitu tipe brunhilde, tipe lanzig, dan tipe leon. (Klaim-6c). Infeksi dapat terjadi oleh salah satu atau lebih tipe tersebut. (Klaim-6c). Epidemi yang luas biasanya disebabkan oleh tipe satu. (Klaim-6c). M: Biasanya epidemi yang luas disebabkan oleh tipe apa? (Respon terhadap klaim-6c Non klaim). M: Epidemi yang luas biasanya disebabkan oleh tipe satu. (Klaim-6c). Virus ini relatif tahan terhadap hampir semua desinfektan (etanol, isopropanol, lisol, amonium kuartener, dll). (Klaim-6c). Virus ini tidak memiliki amplop lemak sehingga tahan terhadap pelarut lemak termasuk eter dan kloroform. (Klaim6c). M: Apakah virus polio dapat diinaktifasi? (Respon terhadap klaim-6c Non klaim). M: Ya, virus ini dapat diinaktifasi oleh formaldehid, glutardehid, asam kuat, sodium hipoklorit, dan klorin. (Klaim-6c). Virus polio menjadi inaktif dengan pemanasan di atas 42 0C, selain itu pengeringan dan ultraviolet juga dapat menghilangkan aktifitas virus polio. (Klaim-6c).
Pada pertengahan diskusi kelompok asal 2 ini juga terjadi tanya jawab dengan pengajar. Pemberian pertanyaan yang dilakukan oleh pengajar ini cenderung lebih banyak kepada kelompok asal 2
70
dibandingkan dengan kelompok asal lainnya. Pemberian pertanyaan ini berfungsi untuk menggali pengetahuan siswa dan merangsang siswa mengeluarkan argumennya. Dalam pemberian pertanyaan yang terjadi pada pertengahan diskusi ini, tampak bahwa siswa cukup aktif dalam menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh pengajar dan juga aktif dalam mengemukakan klaim. Berikut ini adalah cuplikan beberapa potongan klaim yang dikemukakan oleh anggota kelompok asal 2 pada saat pemberian pertanyaan yang dilakukan oleh pengajar: G: Penyakit cacar ada berbagai macam jenis, ada cacar api, cacar air, cacar kupu-kupu. M: Ada pula cacar sapi, dan cacar monyet, Bu. (Klaim-14a-1). G: Kenapa penyakit cacar banyak jenisnya? M: Penyakit cacar banyak jenisnya, karena virus penyebab penyakit cacar ada bermacam-macam. (Klaim-14b). G: Apakah nama virus penyebab penyakit cacar? M: Penyebab penyakit cacar yaitu virus variola. (Klaim-14b). Virus penyebab cacar ini adalah anggota dari genus Orthopoxvirus, yang juga termasuk virus seperti cacar sapi, cacar monyet, dan kontagiosum moluskum. (Klaim-14b). G: Jadi, kenapa penyakit cacar banyak jenisnya, karena sebenarnya virus penyebab penyakit cacar itu memang bermacam-macam, akan tetapi virus penyebab penyakit cacar tersebut tergabung dalam herpes simplex. Virus penyebab penyakit cacar termasuk dalam herpes. Jadi, ada cacar air, cacar api, itu berbeda-beda virusnya, kalau cacar air disebabkan oleh virus varicella atau variola. Ayo, saling bertanya lagi kepada ahli mengenai virus cacar untuk materi cacar yang belum kalian pahami! M: Bagaimana cara penularan cacar, Bu? (Respon terhadap stimulans-14c Non klaim). G: Coba, cara penularan cacar sebenarnya bagaimana? G: Katanya, kalau misalnya kamu lagi sakit cacar, dia tidak boleh dekat-dekat kamu, mengapa demikian? Apa penularan cacar itu melalui kulit atau bagaimana cara penularannya? M: Penularan cacar melalui udara, Bu. (Klaim-14d-1). G: Penularan cacar melalui udara, mengapa demikian? M: Penularan cacar melalui udara, karena penyebaran virus cacar adalah melalui udara atau secara aerogen. (Klaim-14d-1).
Beberapa alasan di atas menjadi jawaban mengapa kelompok asal 2 tidak mengalami penurunan jumlah wacana yang cukup tajam. Berbeda halnya dengan kelompok asal 3, pada kelompok asal 3 mengalami penurunan jumlah wacana yang cukup tajam dibandingkan dengan kelompok asal 1 dan asal 2. Hal ini dikarenakan kelompok asal 3 banyak bercakap yang bukan merupakan materi pembelajaran. Hanya saja pada
71
bagian awal diskusi kelompok asal 3 ini cenderung bersifat aktif, dikarenakan
ketika
masing-masing
ahli
dalam
kelompok
ini
mempresentasikan topik yang menjadi keahliannya kepada anggota kelompoknya, siswa lainnya dalam kelompok ini menanggapi atau menyanggah apa yang dipresentasikan oleh masing-masing ahli, sehingga diskusi mengeluarkan klaim dan menanggapinya terjadi secara aktif pada awal diskusi. Hal tersebut dapat dilihat dalam cuplikan potongan percakapan yang terjadi pada kelompok asal 3 berikut ini: M: Selanjutnya, dipersilahkan kepada ahli HIV-AIDS untuk mempresentasikan mengenai materi HIV-AIDS! (Stimulans: Perintah-3a Non klaim). M: HIV merupakan kepanjangan dari Human Immunodeficiency Virus. (Klaim-3a). Sedangkan, yang dimaksud dengan HIV adalah virus penyebab AIDS. (Klaim-3a). HIV terdapat di dalam cairan tubuh seseorang seperti darah, cairan kelamin (air mani atau cairan vagina yang telah terinfeksi). (Klaim-3a). M: AIDS merupakan kepanjangan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. (Klaim-3a). Sedangkan, yang dimaksud dengan AIDS adalah sindrom menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. (Klaim-3a). Penyebabnya adalah ditularkan melalui injeksi langsung ke aliran darah serta kontak membran mukosa atau jaringan yang tertularkan dengan cairan tubuh tertentu yang berasal dari penderita HIV. (Klaim-3a). Beberapa jalur penularan HIV yang telah diketahui adalah melalui hubungan seksual dari ibu ke anak (perinatal), penggunaan obat-obatan intravena, transfusi dan transplantasi. (Klaim-3a). Perbedaan antara bakteriofage dengan HIV adalah bahwa HIV hidup dan berkembang biak dalam organisme yang multisel, sedangkan bakteriofage hidup dan berkembang biak dalam organisme yang unisel. (Klaim-3a). M: HIV umumnya ditularkan melalui apa? (Stimulans: Pertanyaan-3b Non klaim). M: HIV umumnya ditularkan melalui transfusi dan transplantasi. (Klaim-3b). M: Kalau melalui hubungan seks? (Respon terhadap klaim-3b Non klaim). M: Iya, HIV juga dapat ditularkan melalui hubungan seks. (Klaim-3b). M: Iya, benar sekali, HIV juga dapat ditularkan melalui hubungan seks bebas. (Pendukung klaim-3b). M: Bagaimana ciri-ciri seseorang yang terjangkit AIDS? (Stimulans: Pertanyaan-3c Non klaim). M: Ayo, cepat jawab! (Stimulans: Perintah-3c-1 Non klaim). M: Baiklah, saya akan menjawab pertanyaan kamu. (Respon terhadap stimulans-3c Non klaim). Secara umum, gejala-gejala seseorang yang terjangkit AIDS adalah merasa kelelahan yang berkepanjangan. (Klaim-3c). M: Pertanyaan saya adalah mengenai ciri-ciri seseorang yang terjangkit AIDS, bukan gejala-gejalanya! (Counter klaim-3c). M: Apa yang dia katakan tadi, itu adalah ciri-ciri seseorang yang terjangkit
72
AIDS. (Respon terhadap counter klaim-3c Non klaim). M: Baiklah, saya ulangi lagi, secara umum, ciri-ciri seseorang yang terjangkit AIDS adalah merasa kelelahan yang berkepanjangan, demam dan berkeringat pada malam hari tanpa sebab yang jelas, batuk yang tidak sembuh-sembuh disertai sesak napas yang berkepanjangan, diare atau mencret terus-menerus selama satu bulan, bintik-bintik berwarna keungu-unguan yang tidak biasa, berat badan menurun secara drastis lebih dari 10% tanpa alasan yang jelas dalam satu bulan, pembesaran kelenjar secara menyeluruh di leher dan lipatan paha. (Klaim-3c).
Berdasarkan cuplikan potongan percakapan di atas, tampak bahwa pada awal berjalannya diskusi kelompok asal 3 ini, diskusi mengeluarkan klaim dan menanggapinya terjadi secara aktif, dikarenakan pada saat masing-masing ahli dalam kelompok ini mempresentasikan topik yang menjadi keahliannya kepada anggota kelompoknya, siswa lainnya dalam kelompok ini menanggapi atau menyanggah apa yang dipresentasikan oleh masing-masing ahli, sehingga disimpulkan bahwa diskusi yang terjadi pada kelompok asal 3 cenderung bersifat aktif, namun pada pertengahan diskusi cenderung bersifat pasif, dikarenakan setelah semua ahli dalam kelompok ini selesai mempresentasikan topik yang menjadi keahliannya kepada anggota kelompoknya, para siswa dalam kelompok ini tidak lagi membahas mengenai topik yang menjadi keahliannya, melainkan bercakap yang
bukan
merupakan
materi
pembelajaran.
Hal
inilah
yang
menyebabkan terjadinya penurunan jumlah wacana yang cukup tajam pada kelompok asal 3. Meskipun demikian, diskusi pada kelompok asal 3 ini dapat dikatakan berjalan dengan baik, dikarenakan meski sempat pasif, namun diskusi mengeluarkan klaim dan menanggapinya aktif kembali saat pengajar melakukan pemberian pertanyaan mengenai definisi virus dan status virus (virus merupakan makhluk hidup atau benda mati) diakhir berjalannya diskusi, walaupun memerlukan waktu yang agak lama dalam menjawab dan menyimpulkannya. Untuk lebih jelasnya, wacana argumentasi siswa yang terjadi pada kelompok asal 1, asal 2, dan asal 3, secara keseluruhan dapat dilihat pada lampiran.4
4
Lampiran 4, h. 176.
73
Setelah diskusi kelompok selesai, pengajar memilih secara acak perwakilan kelompok yang akan mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya didepan kelas. Terpilihlah 2 kelompok asal yang akan mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya didepan kelas. Kedua kelompok asal tersebut, yaitu kelompok asal 3 sebagai kelompok pertama yang mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya didepan kelas, dan kelompok
asal
2
sebagai
kelompok
selanjutnya
yang
akan
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya didepan kelas. Presentasi kelompok asal 3 diawali oleh presentator dengan mempresentasikan terlebih dahulu seluruh topik yang menjadi keahlian dari masing-masing ahli yang ada dalam kelompok tersebut kepada seluruh siswa. Kemudian, barulah dibuka sesi tanya jawab sebanyak 2 orang penanya. Kedua orang penanya tersebut masing-masing memberikan 1 buah pertanyaan. Pertanyaan pertama tidak berhasil dijawab oleh presentator, sehingga memerlukan bantuan siswa lain dalam menjawabnya, dikarenakan klaim yang dikemukakan oleh presentator tidak dapat diterima oleh siswa lain yang tidak presentasi. Berikut ini adalah cuplikan dari wacana tersebut: G: Apakah ada yang ingin bertanya? Silahkan angkat tangan! Murid kel. asal 8: Saya ingin bertanya, Bu. (Respon terhadap stimulans pertanyaan-13a Non klaim). M: Silahkan Budi. (Respon terhadap respon stimulans pertanyaan-13a Non klaim). Yang lainnya harap tenang! (Stimulans: Perintah-13b Non klaim). M: Ayo, cepat Budi! (Stimulans: Perintah-13c Non klaim). G: Silahkan, pertanyaannya Budi. Murid kel. asal 8: Kenapa orang yang sudah terkena cacar bisa terkena lagi? (Stimulans: Pertanyaan-13d Non klaim). M: Orang yang sudah terkena cacar bisa terkena lagi, karena orang tersebut jorok. (Klaim-13d). Murid kel. asal 8: Apa jawabannya? (Stimulans: Pertanyaan-13e Non klaim). G: Ayo, jawabannya apa kelompok asal tiga? Jangan sampai pertanyaan ini diulang kembali di kelompok lain! G: Coba, disesuaikan dengan apa yang kamu presentasikan tadi ada atau tidak di LKS, kalau tidak ada berarti kamu sebagai ahlinya harus bertanggung jawab, karena sebagai ahli seharusnya kamu lebih mendalami materi yang menjadi keahlianmu. G: Makanya kalian harus paham mengenai semua materi dalam diskusi yang baru saja kalian lakukan, jadi bukan hanya satu ahli saja yang paham!
74
M: Apakah ada yang ingin bertanya mengenai materi HIV? (Stimulans: Pertanyaan-13g Non klaim). Murid kel. asal 8: Apa jawaban dari pertanyaan saya tadi? (Respon terhadap stimulans-13g Non klaim). M: Iya, jawabannya tunggu sebentar. (Menjawab respon stimulans-13g Non klaim). Apakah ada yang ingin membantu kami dalam menjawab pertanyaan Budi? (Stimulans: Pertanyaan-13h Non klaim). G: Ayo, kelompok lain apakah ada yang dapat membantu kelompok asal tiga dalam menjawab pertanyaan Budi? Ahli-ahli cacar: Saya ingin membantu kelompok asal tiga dalam menjawab pertanyaan Budi, Bu. (Respon terhadap stimulans-13h-1 Non klaim). G: Silahkan, kalau ada yang ingin membantu menjawab. Murid kel. asal 7: Orang yang sudah terkena cacar bisa terkena lagi, karena virus cacar yang ada di dalam tubuh orang tersebut belum sepenuhnya mati, jadi jika daya tahan tubuh orang tersebut lemah maka bisa terkena cacar lagi. (Klaim-13h-1).
Sebaliknya, untuk pertanyaan kedua berhasil dijawab oleh presentator, dikarenakan argumen yang dikemukakan oleh presentator mengandung data-data yang mendukung klaim, dan penjamin yang mendukungnya. Berikut ini adalah cuplikan dari wacana tersebut: G: Pertanyaan Budi sudah dijawab oleh Sifa, sekarang ada yang ingin bertanya lagi? Murid kel. asal 8: Apakah saya boleh bertanya lagi, Bu? (Respon terhadap stimulans-14a Non klaim). Murid kel. asal 1: Saya ingin bertanya, Bu. (Respon terhadap stimulans14a-1 Non klaim). G: Presentator tolong pilih satu penanya saja! Murid kel. asal 8: Tolong pilih saya, saya ingin bertanya lagi. (Respon terhadap stimulans-14b Non klaim). M: Kelompok paling depan, yang kami pilih untuk memberikan pertanyaan. (Respon terhadap stimulans-14b-1 Non klaim). G: Ayo, silahkan bagi yang ingin bertanya. Murid kel. asal 1: Saya ingin bertanya, bagaimana gejala-gejala seseorang yang terjangkit polio? (Stimulans: Pertanyaan-14c Non klaim). M: Gejala-gejala seseorang yang terjangkit polio meliputi demam, lemas, sakit kepala, muntah, sulit buang air besar, nyeri pada kaki atau tangan, kadang disertai diare. (Klaim-14c). Kemudian virus menyerang dan merusakan jaringan saraf, sehingga menimbulkan kelumpuhan yang permanen. (Klaim14c). Kelumpuhan permanen hanya terjadi pada kurang dari 1% orang yang terinfeksi virus polio. (Klaim-14c). Sebagian besar orang yang terinfeksi penyakit polio hanya merasa seperti sakit flu. (Klaim-14c). Keadaan ini menyebabkan virus polio dapat menyebar dengan cepat tanpa diketahui (Data14c), karena sebagian besar anak yang terinfeksi tidak menunjukan gejala yang khusus. (Penjamin-14c).
75
Berdasarkan cuplikan-cuplikan wacana di atas maka disimpulkan bahwa ketika presentator diberikan pertanyaan yang sifatnya pemahaman (C2), seperti alasan mengapa seseorang dapat terjangkit penyakit cacar berulang kali, maka argumen yang terjadi tidak terlalu baik dan klaim yang dikemukakan oleh siswa lain yang membantu dalam menjawab pertanyaan ini juga kualitasnya masih lemah, karena klaim tersebut tidak didasarkan oleh data-data yang mendukung klaim, dan juga penjamin yang mendukungnya. Sedangkan, ketika presentator diberikan pertanyaan yang sifatnya ingatan (C1), seperti menyebutkan gejala-gejala terjangkit penyakit polio, maka argumen yang terjadi lebih baik, karena argumen yang dikemukakan oleh presentator mengandung data-data yang mendukung klaim, dan penjamin yang mendukungnya. Hal ini dikarenakan ketika presentator dan siswa lain yang membantu dalam menjawab pertanyaan yang sifatnya pemahaman (C2) hanya berdasarkan atas pengetahuan yang dimilikinya saja, dan tidak berdasarkan atas referensi-referensi yang akurat. Sedangkan, ketika presentator menjawab pertanyaan yang sifatnya ingatan (C1) didasarkan pada referensi-referensi yang akurat, sehingga argumen yang dihasilkan pada jawaban untuk pertanyaan yang sifatnya ingatan (C1) jauh lebih baik dibandingkan dengan argumen yang dihasilkan pada jawaban untuk pertanyaan yang sifatnya pemahaman (C2). Setelah presentasi kelompok asal 3 selesai, presentasi dilanjutkan oleh kelompok asal 2. Sama halnya dengan kelompok asal 3, presentasi kelompok asal 2 juga diawali oleh presentator dengan mempresentasikan terlebih dahulu seluruh topik yang menjadi keahlian dari masing-masing ahli yang ada dalam kelompok tersebut kepada seluruh siswa. Kemudian, barulah dibuka sesi tanya jawab sebanyak 1 orang penanya, dikarenakan keterbatasan waktu yang dimiliki. Satu orang penanya tersebut hanya memberikan 1 buah pertanyaan kepada presentator. Pertanyaan tersebut berhasil dijawab oleh presentator, namun klaim yang dikemukakan oleh
76
presentator mengandung ketidaktepatan jawaban. Berikut ini adalah cuplikan dari wacana tersebut: G: Baiklah, presentasi didepan sudah selesai, apakah ada yang ingin bertanya? Murid kel. lain: Dia ingin bertanya, Bu. (Respon terhadap stimulans-22a Non klaim). Murid kel. lain: Saya ingin bertanya, Bu. (Respon terhadap stimulans-22a1 Non klaim). G: Presentator tolong pilih satu penanya saja yang ingin dijawab pertanyaannya! Jangan memilih Budi lagi, ya! Murid kel. lain: Dinar, tolong pilih saya. (Respon terhadap stimulans perintah-22b Non klaim). M: Kelompok kami memilih Salsa untuk bertanya kepada kami. (Respon terhadap stimulans perintah-22b-1 Non klaim). G: Kelompok asal dua telah memilih Salsa untuk bertanya, silahkan berdiri, Salsa! Murid kel. asal 6: Saya ingin bertanya, bagaimana ciri-ciri terjangkit virus rabies? (Stimulans: Pertanyaan-22c Non klaim). M: Ciri-ciri terjangkit rabies ada dua, yaitu urban rabies dan sylvatic rabies. (Klaim-22c). Murid kel. lain: Urban rabies dan sylvatic rabies itu maksudnya apa? (Respon terhadap klaim-22c Non klaim). M: Urban rabies dan sylvatic rabies adalah ciri-ciri dari terjangkit rabies. (Klaim-22c). Murid kel. lain: Iya, saya mengerti, yang saya tanyakan adalah arti dari urban rabies dan sylvatic rabies itu sendiri apa? (Respon terhadap klaim-22c Non klaim). M: Baiklah akan saya jelaskan, urban rabies umumnya terjadi pada anjing geladak yang dibiarkan bebas tanpa pemeliharaan khusus. (Klaim-22c). Sedangkan, Sylvatic rabies bersiklus pada hewan liar, seperti pada rubah di Eropa, skunk di Amerika dan Kanada, dan kelelawar penghisap darah atau vampire di Amerika Selatan, Amerika Tengah, dan Meksiko. (Klaim-22c).
Berdasarkan cuplikan wacana di atas maka disimpulkan bahwa ketika presentator diberikan pertanyaan yang sifatnya ingatan (C1), seperti menyebutkan ciri-ciri terjangkit virus rabies, maka argumen yang terjadi tidak terlalu baik, karena klaim yang dikemukakan mengandung ketidaktepatan
jawaban.
Hal
ini
dikarenakan
presentator
kurang
memahami maksud dari pertanyaan tersebut, sehingga argumen yang dihasilkan
tidak
terlalu
baik,
karena
klaim
yang
dikemukakan
mengandung ketidaktepatan jawaban, meskipun jawaban dari presentator ini berdasarkan atas referensi-referensi yang akurat. Selama pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada tahap diskusi kelompok asal, setiap kelompok asal diminta untuk saling bertukar
77
informasi antar para ahli dalam kelompok asal masing-masing. Dalam hal ini, masing-masing ahli dalam setiap kelompok asal diwajibkan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok ahli kepada kelompok asal masing-masing. Setelah itu, setiap siswa diminta untuk membuat ringkasan mengenai materi pembelajaran yang telah didapat dari masingmasing ahli pada Lembar Kerja Siswa (LKS) yang telah diberikan. Ringkasan mengenai materi pembelajaran yang telah didapat dari masingmasing ahli tersebut meliputi ringkasan mengenai topik cacar, polio, rabies, influenza, dan HIV-AIDS. Selama proses mempresentasikan dan saling bertukar informasi antar para ahli dalam kelompok asal masingmasing, serta membuat ringkasan mengenai materi pembelajaran yang telah didapat dari masing-masing ahli ini terjadi diskusi dan komunikasi yang intensif antar anggota kelompok yang berhasil terekam dalam alat perekam. Data hasil perekaman inilah yang dianalisis dengan teknik analisis wacana. Kualitas dari argumentasi siswa tersebut ditentukan berdasarkan model argumentasi Toulmin dan penentuan level argumentasi siswa berdasarkan kerangka kerja analisis dari Osborne, et al. Model argumentasi Toulmin mengungkapkan bahwa argumen bentuk dasarnya terdiri dari tiga kategori yaitu: data (D), klaim (K), dan penjamin (warrant/W). Hasil analisis wacana argumentasi siswa yang terjadi pada tahap diskusi kelompok asal, tampak bahwa argumen siswa kebanyakan berupa klaim. Untuk lebih jelasnya, tabel 4.4 di bawah ini akan merinci jumlah kategori pada percakapan yang terjadi dalam kelompok asal. Tabel 4.4 Rincian Jumlah Kategori pada Percakapan yang Terjadi dalam Kelompok Asal Kategori Non klaim Klaim (K) Klaim (K) dan Data (D) Klaim (K), Data (D), dan Penjamin (warrant/W) Data (D) Penjamin (warrant/W)
Nama Kelompok Asal dan Jumlah Kategori 1 2 3 61 102 119 38 47 61 3 3 6 0 0 2 0 0 4 0 0 0
78
Kategori Pendukung (backing/B) Kualifikasi (qualifier/Q) Sanggahan (rebuttal/R) Jumlah
Nama Kelompok Asal dan Jumlah Kategori 1 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 102 152 192
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, tampak bahwa argumen siswa kebanyakan berupa klaim, dan sangat sedikit yang mengemukakan klaim beserta dengan data-data yang mendukung klaim dan penjamin yang mendukungnya. Argumen siswa yang tergolong kedalam kategori klaim termasuk di dalamnya adalah counter klaim dan pendukung klaim. Sedangkan, untuk kategori non klaim di antaranya adalah stimulans, respon, pernyataan, menjawab respon, dan menjawab klaim, akan tetapi kategori non klaim ini bukan sebuah argumen, melainkan yang mendukung (mengarahkan pada) argumentasi, jadi pada tahap diskusi kelompok asal dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini argumen siswa kebanyakan berupa klaim. Untuk lebih jelasnya mengenai tabel rincian jumlah kategori pada percakapan yang terjadi dalam kelompok asal secara terperinci dapat dilihat pada lampiran.5 Berdasarkan kerangka kerja analisis dari Osborne, et al. untuk menentukan level argumentasi siswa tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas kualitas argumentasi siswa pada tahap diskusi kelompok asal dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini berada pada level 1. Argumen yang dikemukakan oleh siswa memang ada yang mengandung klaim beserta dengan data-data yang mendukung klaim dan penjamin yang mendukungnya, namun argumen siswa lebih didominasi oleh klaim. Hal inilah yang membuktikan bahwa mayoritas kualitas argumentasi siswa pada tahap diskusi kelompok asal dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini berada pada level 1 (argumentasi mengandung klaim berlawanan dengan counter klaim atau klaim
5
Lampiran 7, h. 253.
79
berlawanan dengan klaim). Berikut ini adalah cuplikan percakapan siswa yang mengandung klaim berlawanan dengan counter klaim: M: Bagaimana ciri-ciri seseorang yang terjangkit AIDS? (Stimulans: Pertanyaan-3c Non klaim). M: Ayo, cepat jawab! (Stimulans: Perintah-3c-1 Non klaim). M: Baiklah, saya akan menjawab pertanyaan kamu. (Respon terhadap stimulans-3c Non klaim). Secara umum, gejala-gejala seseorang yang terjangkit AIDS adalah merasa kelelahan yang berkepanjangan. (Klaim-3c). M: Pertanyaan saya adalah mengenai ciri-ciri seseorang yang terjangkit AIDS, bukan gejala-gejalanya! (Counter klaim-3c). M: Apa yang dia katakan tadi, itu adalah ciri-ciri seseorang yang terjangkit AIDS. (Respon terhadap counter klaim-3c Non klaim). M: Baiklah, saya ulangi lagi, secara umum, ciri-ciri seseorang yang terjangkit AIDS adalah merasa kelelahan yang berkepanjangan, demam dan berkeringat pada malam hari tanpa sebab yang jelas, batuk yang tidak sembuh-sembuh disertai sesak napas yang berkepanjangan, diare atau mencret terus-menerus selama satu bulan, bintik-bintik berwarna keungu-unguan yang tidak biasa, berat badan menurun secara drastis lebih dari 10% tanpa alasan yang jelas dalam satu bulan, pembesaran kelenjar secara menyeluruh di leher dan lipatan paha. (Klaim-3c).
Adapun cuplikan percakapan siswa yang mengandung klaim berlawanan dengan klaim pada saat pemberian pertanyaan oleh pengajar mengenai status virus (virus merupakan makhluk hidup atau benda mati) diakhir berjalannya diskusi kelompok asal. Percakapan tersebut dapat dilihat di bawah ini: G: Virus merupakan makhluk hidup atau benda mati? M: Menurut saya, virus merupakan makhluk hidup. (Klaim-11a). M: Menurut saya, virus merupakan benda mati. (Klaim-11a-1). M: Bukan. (Counter klaim-11a-1). Menurut saya, virus merupakan makhluk hidup. (Klaim-11a-2). M: Menurut saya, virus merupakan benda mati dan makhluk hidup. (Klaim11a-3).
Selain contoh percakapan di atas, ada pula siswa yang mengemukakan klaim beserta dengan data-data yang mendukung klaim dan penjamin yang mendukungnya, namun sangat sedikit yang mengemukakan demikian. Kualitas argumentasi beberapa siswa ini tergolong kedalam level 2 (argumentasi mengandung klaim disertai dengan data, penjamin, atau pendukung, tetapi tidak mengandung sanggahan). Sangat minimnya siswa yang mengemukakan klaim beserta
80
dengan
data-data
yang
mendukung
klaim
dan
penjamin
yang
mendukungnya, maka menjadikan kualitas argumentasi siswa pada tahap diskusi kelompok asal dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini minoritas berada pada level 2. Cuplikan percakapan siswa tersebut dapat dilihat di bawah ini: Kelompok Asal 1 M: Apa definisi dari influenza? (Stimulans: Pertanyaan-7a Non klaim). M: Influenza adalah suatu infeksi virus (Klaim-7a) yang menyebabkan seseorang mengalami demam, hidung meler, sakit kepala, batuk, tidak enak badan, dan peradangan pada selaput lendir hidung serta saluran pernapasan. (Data-7a). ↔ Level 2. M: Apa penyebab penyakit influenza? (Stimulans: Pertanyaan-7b Non klaim). M: Penyebab penyakit influenza yaitu virus influenza tipe A atau B. (Klaim7b). Virus ditularkan melalui air liur terinfeksi yang keluar pada saat penderita batuk atau bersin atau melalui kontak langsung dengan sekresi (ludah, air liur, ingus) penderita. (Klaim-7b). M: Apa perbedaan antara bakteriofage dengan virus influenza? (Stimulans: Pertanyaan-7c Non klaim). M: Perbedaan antara bakteriofage dengan virus influenza adalah bahwa virus hidup dan berkembang biak dalam organisme yang multisel, sedangkan bakteriofage hidup dan berkembang biak dalam organisme yang unisel. (Klaim-7c). Kelompok Asal 2 M: Saya ingin bertanya. (Stimulans: Pernyataan-12b Non klaim). M: Apa definisi dari cacar? (Stimulans: Pertanyaan-12b-1 Non klaim). M: Penyakit cacar atau yang disebut sebagai herpes oleh kalangan medis adalah penyakit radang kulit (Klaim-12b-1) yang ditandai dengan pembentukan gelembung-gelembung berisi air secara berkelompok. (Data12b-1). ↔ Level 2. Kelompok Asal 3 G: Saya ingin bertanya. M: Apa yang ingin Ibu tanyakan? (Respon terhadap stimulans-10a Non klaim). G: Apakah definisi dari virus? M: Virus adalah bakteri-bakteri. (Klaim-10b). G: Virus adalah bakteri-bakteri, apakah kamu yakin dengan jawabanmu itu? M: Teman-teman, tolong bantu saya untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh Ibu guru mengenai definisi virus! (Stimulans: Perintah-10c Non klaim). G: Ayo, teman-temannya tolong dibantu, ini adalah pertanyaan kelompok. Apakah definisi dari virus? M: Virus adalah kuman-kuman. (Klaim-10d). M: Definisi virus! (Respon terhadap klaim-10d Non klaim).
81
M: Definisi virus ialah bahwa virus hidup dan berkembang biak dalam organisme yang multisel. (Klaim-10d). M: Definisi virus! (Respon terhadap klaim-10d Non klaim). M: Iya, yang saya katakan tadi adalah definisi dari virus. (Respon terhadap respon klaim-10d Non klaim). G: Virus ada juga yang hidup dan berkembang biak dalam organisme yang unisel, contohnya adalah bakteriofage. M: Lalu, menurutmu apa definisi virus? (Stimulans: Pertanyaan-10e Non klaim). G: Ayo, coba dicari definisi dari virus! M: Menurut saya, virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. (Klaim-10e). Virus bersifat parasit obligat (Data-10e), hal tersebut disebabkan karena virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. (Penjamin-10e). ↔ Level 2.
Beberapa
contoh
cuplikan
percakapan
siswa
di
atas
menggambarkan bahwa argumen yang dikemukakan kebanyakan berupa klaim, dan sangat sedikit yang mengemukakan klaim beserta dengan datadata yang mendukung klaim dan penjamin yang mendukungnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas kualitas argumentasi siswa pada tahap diskusi kelompok asal ini berada pada level 1 (argumentasi mengandung klaim berlawanan dengan counter klaim atau klaim berlawanan dengan klaim), dan minoritas kualitas argumentasi siswa berada pada level 2 (argumentasi mengandung klaim disertai dengan data, penjamin, atau pendukung, tetapi tidak mengandung sanggahan). c. Tahap Kuis Pada tahap ini, rekaman yang berhasil terkumpul adalah sebanyak 1 buah rekaman. Satu buah rekaman tersebut memperlihatkan hasil isi rekaman yang utuh, sehingga dapat dianalisis. Berdasarkan hasil analisis wacana argumentasi siswa pada tahap kuis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah wacana dari teks asli sampai kepada percakapan yang bersifat argumentasi dan yang mendukung (mengarahkan pada) argumentasi. Untuk lebih jelasnya, deskripsi data mengenai jumlah wacana yang terjadi pada tahap kuis dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:
82
Tabel 4.5 Jumlah Wacana Tahap Kuis pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Konsep Virus No. Jenis Percakapan 1. Percakapan yang Sesungguhnya (Teks Asli) Percakapan yang Telah Mengalami Proses 2. Penghalusan (Teks Dasar) Percakapan yang Bersifat Argumentasi dan 3. yang Mendukung Argumentasi
Jumlah Percakapan 44 28 19
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, terlihat bahwa terjadi penurunan jumlah wacana pada tahap kuis ini dimulai dari teks asli sampai kepada percakapan yang bersifat argumentasi dan yang mendukung (mengarahkan pada) argumentasi. Penurunan jumlah wacana yang terjadi dari teks asli sampai kepada teks dasar dikarenakan terdapatnya percakapan yang berasal dari pengajar yang ada pada teks dasar, sehingga percakapan yang berasal dari pengajar tersebut tidak dihitung jumlahnya karena yang ingin diungkap pada penelitian ini adalah argumentasi yang berasal dari siswa. Sedangkan, penurunan jumlah wacana yang terjadi dari teks dasar sampai kepada percakapan yang bersifat argumentasi dan yang mendukung (mengarahkan pada) argumentasi dikarenakan adanya pengulanganpengulangan wacana yang dikemukakan oleh siswa, sehingga yang digolongkan kedalam percakapan yang bersifat argumentasi dan yang mendukung (mengarahkan pada) argumentasi hanya satu wacana saja dan bukan pengulangannya. Jumlah wacana yang terjadi pada tahap kuis dapat dilihat melalui histogram pada gambar 4.3 berikut ini.
83
Gambar 4.3 Jumlah Wacana yang Terjadi Pada Tahap Kuis Berdasarkan gambar 4.3 di atas, tampak bahwa percakapan yang terjadi pada tahap kuis ini tidak mengalami penurunan jumlah wacana yang cukup tajam, hal ini dikarenakan siswa tidak banyak bercakap yang bukan merupakan materi pembelajaran. Percakapan siswa tersebut fokus pada materi pembelajaran, hal inilah yang membuat jumlah wacana pada tahap kuis tidak mengalami penurunan yang cukup tajam. Untuk lebih jelasnya, wacana argumentasi siswa yang terjadi pada tahap kuis ini, secara keseluruhan dapat dilihat pada lampiran.6 Selama pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada tahap kuis, siswa diberikan 3 pertanyaan mengenai definisi virus, virus tergolong kedalam sel atau bukan, dan status virus (virus merupakan makhluk hidup atau benda mati). Kuis ini bertujuan sebagai penguatan terhadap materi virus. Pada tahap ini tidak terjadi diskusi dan komunikasi yang intensif antar anggota kelompok, melainkan yang terjadi adalah komunikasi personal para siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan, dikarenakan kuis ini bersifat tanya jawab yang boleh dijawab oleh siswa secara berebut. Maka dari itu, masing-masing kelompok saling beradu cepat dalam
6
Lampiran 5, h. 241.
84
menjawab pertanyaan yang diberikan, sehingga tidak diberi kesempatan untuk berdiskusi terlebih dahulu bersama anggota kelompok dalam menjawab pertanyaan pada kuis ini. Selama proses menjawab pertanyaan inilah terjadi komunikasi personal para siswa yang berhasil terekam dalam alat perekam. Data hasil perekaman inilah yang dianalisis dengan teknik analisis wacana. Kualitas dari argumentasi siswa tersebut ditentukan berdasarkan model argumentasi Toulmin dan penentuan level argumentasi siswa berdasarkan kerangka kerja analisis dari Osborne, et al. Model argumentasi Toulmin mengungkapkan bahwa argumen bentuk dasarnya terdiri dari tiga kategori yaitu: data (D), klaim (K), dan penjamin (warrant/W). Hasil analisis wacana argumentasi siswa yang terjadi pada tahap kuis, tampak bahwa argumen siswa hanya berupa klaim. Untuk lebih jelasnya, tabel 4.6 di bawah ini akan merinci jumlah kategori pada percakapan yang terjadi pada tahap kuis. Tabel 4.6 Rincian Jumlah Kategori pada Percakapan yang Terjadi pada Tahap Kuis Kategori Non klaim Klaim (K) Klaim (K) dan Data (D) Klaim (K), Data (D), dan Penjamin (warrant/W) Data (D) Penjamin (warrant/W) Pendukung (backing/B) Kualifikasi (qualifier/Q) Sanggahan (rebuttal/R) Jumlah
Jumlah Kategori 15 4 0 0 0 0 0 0 0 19
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, tampak bahwa argumen siswa hanya berupa klaim. Argumen yang dikemukakan siswa tidak mengandung datadata yang mendukung klaim, dan juga tidak ada penjamin yang mendukungnya. Untuk kategori yang tergolong kedalam non klaim di antaranya adalah stimulans, respon, dan pernyataan, akan tetapi kategori non klaim ini bukan sebuah argumen, melainkan yang mendukung (mengarahkan pada) argumentasi, jadi pada tahap kuis dalam pembelajaran
85
kooperatif tipe Jigsaw ini argumen siswa hanya berupa klaim. Untuk lebih jelasnya mengenai tabel rincian jumlah kategori pada percakapan yang terjadi pada tahap kuis secara terperinci dapat dilihat pada lampiran.7 Berdasarkan kerangka kerja analisis dari Osborne, et al. untuk menentukan level argumentasi siswa tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kualitas argumentasi siswa pada tahap kuis dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini berada pada level 1. Argumen yang dikemukakan oleh siswa hanya berupa klaim dan tidak mengandung data-data yang mendukung klaim tersebut, serta tidak ada pula penjamin yang mendukungnya. Hal inilah yang membuktikan bahwa kualitas argumentasi siswa pada tahap kuis dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini berada pada level 1 (argumentasi mengandung klaim berlawanan dengan counter klaim atau klaim berlawanan dengan klaim). Berikut ini adalah cuplikan beberapa potongan klaim yang dikemukakan oleh siswa saat menjawab pertanyaan yang diberikan pada tahap kuis: G: Pertanyaan pertama, apakah definisi dari virus? M: Virus adalah penyakit yang menginfeksi sel organisme biologis. (Klaim-1e). M: Jawaban Salsa kurang tepat. (Respon terhadap klaim-1e Non klaim). G: Ada yang ingin menambahkan? M: Qudsi ingin menambahkan, Bu. (Respon terhadap stimulans-1f Non klaim). M: Virus dapat berkembang biak pada sel hidup, dan tidak dapat berkembang biak di luar sel hidup. (Klaim-1f). Yang dimaksud dengan sel hidup adalah sel inang. (Klaim-1f). G: Baiklah, dua kelompok itu dapat nilai, akan tetapi nilai yang didapat harus setengah-setengah, karena jawaban mereka kurang lengkap. Coba, kalau ada yang dapat menjawab, virus itu sifatnya seperti apa, virus merupakan sel atau bukan? M: Saya ingin menjawabnya, Bu. (Respon terhadap stimulans-2a Non klaim). M: Dia ingin menjawabnya, Bu. (Respon terhadap respon stimulans-2a Non klaim). G: Ya kamu, silahkan jawab dengan suara yang kencang! M: Virus adalah mikroorganisme terkecil, lebih kecil daripada bakteri, virus termasuk mikroorganisme aseluler. (Klaim-2a-1). G: Virus merupakan mikroorganisme aseluler, tepat sekali. Itu adalah pertanyaan kedua. M: Iya Bu, itu merupakan pertanyaan kedua. (Respon terhadap pernyataan-2a Non klaim).
7
Lampiran 8, h. 255.
86
Beberapa contoh potongan klaim yang dikemukakan oleh siswa di atas menggambarkan bahwa argumen yang dikemukakan hanya berupa klaim, dan tidak mengandung data-data yang mendukung klaim, serta tidak ada pula penjamin yang mendukungnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas argumentasi siswa pada tahap ini berada pada level 1 (argumentasi mengandung klaim berlawanan dengan counter klaim atau klaim berlawanan dengan klaim).
B. Temuan Hasil Analisis Berdasarkan
hasil
analisis
wacana
argumentasi
siswa
dalam
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang telah dilakukan, terdapat beberapa temuan hasil analisis di antaranya: 1. Siswa Bercakap yang Bukan Merupakan Materi Pembelajaran Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terdiri dari 4 tahap, yaitu tahap pembentukan kelompok, diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok asal, dan kuis. Pada tahap diskusi kelompok ahli dan diskusi kelompok asal inilah terjadi diskusi dan komunikasi yang intensif antar anggota kelompok yang berhasil terekam dalam alat perekam yang telah dipersiapkan. Berdasarkan hasil analisis wacana argumentasi lisan siswa yang berasal dari data perekaman dengan dibantu catatan lapangan sebagai data sekunder menunjukkan bahwa percakapan siswa yang terjadi dalam diskusi kelompok ini tidak hanya bercakap mengenai materi pembelajaran saja, akan tetapi siswa juga bercakap yang bukan merupakan materi pembelajaran. Percakapan siswa yang keluar dari materi pembelajaran ini mengalami penghapusan pada saat proses penghalusan teks menjadi teks dasar agar kalimat-kalimat yang dihasilkan menjadi lebih efektif. Percakapan siswa yang keluar dari materi pembelajaran ini mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah wacana pada setiap kelompok ahli dan kelompok asal. Kurangnya atau minimnya partisipasi guru sebagai fasilitator pada saat berjalannya diskusi kelompok (terutama pada tahap diskusi kelompok ahli) ini menjadi alasan mengapa siswa dapat bercakap
87
yang bukan merupakan materi pembelajaran. Hal ini menandakan bahwa efektivitas diskusi kelompok siswa rendah karena disebabkan oleh faktor yang berasal dari guru, maka dari itu diperlukan intervensi guru dalam diskusi kelompok pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk menunjang kualitas argumentasi siswa. Cuplikan potongan percakapan siswa yang keluar dari materi pembelajaran tertera pada tabel 4.7 berikut ini: Tabel 4.7 Cuplikan Potongan Percakapan Siswa yang Keluar dari Materi Pembelajaran Teks Asli Kelompok Ahli Virus Rabies Kelompok Asal 2 M: Bawa HP gak, Lu? M: Yah, habis ini ulangan. M: Hah? M: Ulangan apaan, Nisa? M: Bawa HP gak? M: Ulangan Agama. M: Enggak. Buat nelepon Riris itu. M: Iya apa? Sendiri-sendiri, ya? M: Yaelah Lu. M: Ya berdua-berdua lah. M: Lu SMS Riris! Nebeng Gue sama Riris. M: Eh, Gue gak ada pulsa. M: Yah… Gak usah ngomong, Din. M: Memang Lu suka sama Riris, Din? M: Kagak. M: Buddin suka tahu sama Riris. M: Lu kali yang suka, Alwin. M: Lah, malas amat Gue sama Riris.
Beberapa cuplikan potongan percakapan yang tertera pada tabel 4.7 di atas membuktikan bahwa pada saat diskusi kelompok berlangsung, siswa tidak hanya bercakap mengenai materi pembelajaran saja, akan tetapi siswa juga bercakap yang bukan merupakan materi pembelajaran. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah wacana pada setiap kelompok, baik kelompok ahli maupun kelompok asal. Adanya percakapan siswa yang keluar dari materi pembelajaran ini juga menandakan bahwa efektivitas dari diskusi kelompok tersebut rendah, dikarenakan kurangnya intervensi dari guru sebagai fasilitator pada saat diskusi kelompok berlangsung.
88
2. Klaim yang Dihasilkan Siswa dari Pertanyaan yang Terdapat Dalam LKS Kelompok Ahli yang Sifatnya Pemahaman (C2) Tidak Mencapai Level Pemahaman C2 Selama pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada tahap diskusi kelompok ahli, masing-masing siswa mendapatkan 1 buah Lembar Kerja Siswa (LKS) sesuai dengan topik yang menjadi keahliannya. Setiap kelompok ahli diberikan permasalahan yang senada, namun disesuaikan dengan topik yang menjadi keahliannya. Permasalahan yang diberikan adalah definisi dan penyebab penyakit tertentu (topik yang disajikan adalah cacar, polio, rabies, influenza, dan HIV-AIDS), serta perbedaan antara bakteriofage dengan virus tertentu yang menjadi keahliannya. Siswa diminta untuk merumuskan solusi terhadap permasalahan yang diberikan dengan cara berdiskusi bersama dengan kelompok ahlinya. Berdasarkan hasil analisis wacana argumentasi lisan siswa yang berasal dari data perekaman dengan dibantu Lembar Kerja Siswa (LKS) dan catatan lapangan sebagai data sekunder menunjukkan bahwa ketika siswa diberi permasalahan yang sifatnya pemahaman (C2), seperti perbedaan antara bakteriofage dengan virus tertentu, klaim yang dihasilkan siswa tidak mencapai level pemahaman C2 dan kualitas dari klaim tersebut masih lemah. Hal tersebut dapat dilihat dalam wacana yang dikemukakan oleh siswa di setiap kelompok ahli pada permasalahan yang sifatnya pemahaman (C2) seperti tertera pada tabel 4.8 berikut ini: Tabel 4.8 Wacana yang Dikemukakan Oleh Siswa di Setiap Kelompok Ahli pada Permasalahan yang Sifatnya Pemahaman (C2) Nama Kelompok Ahli Virus Cacar
Virus Polio
Virus Rabies
Perbedaan antara virus cacar dengan bakteriofage adalah bahwa bakteriofage memiliki ekor protein
Perbedaan antara bakteriofage dengan virus polio adalah bahwa bakteriofage berasal dari
Perbedaan antara bakteriofage dengan virus rabies adalah bahwa bakteriofage memiliki
Virus Influenza Perbedaan antara bakteriofage dengan virus influenza adalah bahwa virus hidup dan
HIV-AIDS Perbedaan antara bakteriofage dengan HIV adalah bahwa HIV hidup dan berkembang
89
Nama Kelompok Ahli Virus Cacar
Virus Polio
Virus Rabies
yang melekat pada “kepala” kapsid. (Klaim). Serabutserabut ekor tersebut digunakan oleh fage untuk menempel pada suatu bakteri. (Klaim). Partikel lengkap virus adalah virion. (Klaim).
kata bacteria dan phagus, dari asal kata tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa bakteriofage merupakan virus yang menyerang bakteri. (Klaim). Sedangkan, virus polio adalah virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda dan amat menular. (Klaim).
ekor, kapsid, dan ukuran seperti labalaba. (Klaim). Sedangkan, virus rabies tidak memiliki ekor, kapsid, dan ukuran seperti jarijari. (Klaim).
Virus Influenza berkembang biak dalam organisme yang multisel, sedangkan bakteriofage hidup dan berkembang biak dalam organisme yang unisel. (Klaim).
HIV-AIDS biak dalam organisme yang multisel, sedangkan bakteriofage hidup dan berkembang biak dalam organisme yang unisel. (Klaim).
Berdasarkan tabel 4.8 di atas tampak bahwa klaim yang dihasilkan siswa ketika diberi permasalahan yang sifatnya pemahaman (C2) tidak mencapai level pemahaman C2, melainkan hanya mencapai pada level pemahaman C1, pengembangan jawaban siswa rendah. Hal ini dikarenakan permasalahan yang diberikan oleh guru tidak mengandung kata kunci yang dapat mengarahkan siswa untuk menghasilkan klaim yang sesuai dengan tuntutan kognitif, serta kurangnya intervensi dari guru pada setiap kelompok ahli saat berlangsungnya diskusi. Selain itu, kualitas klaim yang dihasilkan oleh siswa juga masih lemah, karena klaim yang dihasilkan oleh siswa tidak mengandung data-data yang mendukung klaim tersebut, dan juga tidak ada penjamin yang mendukungnya. 3. Mayoritas Kualitas Argumentasi Siswa Berada pada Level 1, dan Minoritas Kualitas Argumentasi Siswa Berada Pada Level 2 Data yang berasal dari hasil rekaman percakapan siswa dianalisis dengan teknik analisis wacana. Analisis wacana argumentasi siswa dalam
90
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini difokuskan pada tahap diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok asal, dan kuis, karena pada tahap inilah terjadi diskusi dan komunikasi yang intensif antar anggota kelompok sehingga dapat memicu siswa untuk berargumentasi, serta terjadi pula komunikasi personal para siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pengajar pada tahap kuis sebagai penguatan terhadap materi yang juga memicu siswa untuk mengeluarkan argumennya. Analisis wacana argumentasi siswa diperlukan untuk mengungkap kualitas argumentasi siswa yang terjadi dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Kualitas argumentasi siswa tersebut ditentukan berdasarkan model argumentasi Toulmin dan penentuan level argumentasi siswa berdasarkan kerangka kerja analisis dari Osborne, et al. Model argumentasi Toulmin mengungkapkan bahwa argumen bentuk dasarnya terdiri dari tiga kategori yaitu: data (D), klaim (K), dan penjamin (warrant/W). Proses menganalisis wacana argumentasi siswa dalam penelitian ini dilakukan melalui empat tahap, yaitu tahap pembuatan transkripsi, penghalusan teks, reduksi, dan penentuan level argumentasi. Penentuan level argumentasi siswa berdasarkan atas kerangka kerja analisis dari Osborne yang mengklasifikasikan level argumentasi siswa dimulai dari level 1-5.8 Berdasarkan hasil analisis wacana argumentasi lisan siswa yang berasal dari data perekaman dengan dibantu Lembar Kerja Siswa (LKS) dan catatan lapangan sebagai data sekunder menunjukkan bahwa argumen siswa kebanyakan berupa klaim, dan sangat sedikit yang mengemukakan klaim beserta dengan data-data yang mendukung klaim dan penjamin yang mendukungnya. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas kualitas argumentasi siswa berada pada level 1 (argumentasi mengandung klaim berlawanan dengan counter klaim atau klaim berlawanan dengan klaim), dan minoritas kualitas argumentasi siswa berada pada level 2 (klaim disertai dengan data, penjamin, atau 8
Vaille Dawson, and Grady Jane Venville, High-school Students’ Informal Reasoning and Argumentation about Biotechnology: An Indicator of Scientific Literacy? International Journal of Science Education, Vol. 31 No. 11, July 2009, pp. 1421-1445.
91
pendukung, tetapi tidak mengandung sanggahan). Mengenai contoh percakapannya sudah dipaparkan dan dapat dilihat pada sub bab sebelumnya dalam bab ini.
C. Pembahasan Temuan Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis wacana argumentasi siswa pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw konsep virus kelas X yang dilakukan pada kelas X-5 SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan, didapatkan data yang berasal dari hasil perekaman yang dianalisis dengan teknik analisis wacana dan data yang berasal dari Lembar Kerja Siswa (LKS) yang tidak dianalisis secara spesifik, namun digunakan untuk memverifikasi bahwa hasil transkripsi (wacana argumentasi lisan siswa) sama dengan wacana argumentasi tulisan siswa yang tertuang dalam LKS, sehingga data yang berasal dari LKS ini dijadikan sebagai data pendukung penelitian atau data sekunder, serta catatan lapangan yang juga dijadikan sebagai data pendukung penelitian atau data sekunder dan digunakan untuk verifikasi terhadap hasil transkripsi, namun tidak dianalisis secara spesifik. Kualitas argumentasi siswa ditentukan berdasarkan model argumentasi Toulmin dan penentuan level argumentasi siswa berdasarkan kerangka kerja analisis dari Osborne, et al. Hasil analisis wacana argumentasi lisan siswa pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan dibantu Lembar Kerja Siswa (LKS) dan catatan lapangan sebagai data sekunder, diperoleh beberapa hasil temuan analisis, di antaranya siswa bercakap yang bukan merupakan materi pembelajaran, klaim yang dihasilkan siswa dari pertanyaan yang terdapat dalam LKS kelompok ahli yang sifatnya pemahaman (C2) tidak mencapai level pemahaman C2, mayoritas kualitas argumentasi siswa berada pada level 1 dan minoritas kualitas argumentasi siswa berada pada level 2. Hal ini terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya: 1. Pengajar atau Guru Peran pengajar atau guru dalam pembelajaran kooperatif, di antaranya adalah memantau perilaku siswa dan memberikan bantuan
92
kepada siswa dalam menyelesaikan tugas.9 Jadi, dalam hal ini guru bertindak sebagai fasilitator bagi siswa. Akan tetapi, pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang telah dilakukan ini peran guru sebagai fasilitator sangatlah minim, khususnya pada saat berjalannya diskusi kelompok (terutama pada tahap diskusi kelompok ahli). Selain itu, guru juga kurang dalam hal pemantauan dan pengawasan perilaku siswa, serta kurangnya pula ketegasan dari guru saat berlangsungnya diskusi kelompok. Hal inilah yang menyebabkan siswa bercakap yang bukan merupakan materi pembelajaran pada saat berlangsungnya diskusi kelompok (diskusi kelompok ahli dan diskusi kelompok asal). 2. Siswa Kegiatan pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centered Learning). Siswa dituntut untuk aktif dan senantiasa ambil bagian dalam aktivitas belajar. Pembelajaran kooperatif Jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal.10 Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini para siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap anggota kelompok diberi satu bagian materi yang telah dipilih untuk dipelajari dan dikuasai. Selanjutnya, siswa dari masing-masing kelompok yang mendapatkan bagian materi yang sama berkumpul untuk berdiskusi (diskusi kelompok ahli), kemudian siswa dari kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk menjelaskan atau mempresentasikan materi yang menjadi keahliannya kepada anggota kelompok asalnya (diskusi kelompok asal). Pada saat diskusi kelompok inilah terjadi diskusi dan komunikasi yang intensif antar anggota kelompok yang berhasil terekam dalam alat perekam. Analisis wacana argumentasi siswa diperlukan untuk mengungkap kualitas 9
Kunandar, Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007), h. 371. 10 Isjoni, Cooperative Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 54.
93
argumentasi siswa yang terjadi dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini. Pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang telah dilakukan ini guru tidak lagi menjadi pusat semua kegiatan kelas, akan tetapi siswalah yang menjadi pusat kegiatan kelas. Hal ini terbukti dengan besarnya antusias siswa dalam mengikuti setiap tahapan yang ada dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini. Siswa mendapatkan dan menguasai materi pelajaran dengan cara melakukan diskusi kelompok (diskusi kelompok ahli dan diskusi kelompok asal) bersama dengan kelompok yang telah ditentukan oleh guru. Dalam hal ini, siswa bertanggung jawab atas dirinya sendiri serta anggota kelompoknya dalam menguasai materi pelajaran. Setiap kegiatan siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini berlangsung dilakukan perekaman untuk selanjutnya dianalisis, guna mengungkap kualitas argumentasi siswa yang terjadi dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Berdasarkan hasil analisis wacana argumentasi lisan siswa yang berasal dari data perekaman dengan dibantu Lembar Kerja Siswa (LKS) dan catatan lapangan sebagai data sekunder menunjukkan bahwa pada beberapa kelompok ahli banyak terjadi kecenderungan kompromi untuk menerima satu klaim yang tersedia untuk dijadikan klaim bersama dan siswa dalam kelompok asal hanya mengandalkan kemampuan dari masing-masing ahli yang ada dalam kelompok asalnya saja saat masingmasing ahli ini mempresentasikan dan menginformasikan mengenai topik yang menjadi keahliannya kepada kelompok asalnya, sedangkan siswa lain yang bukan menjadi ahli dari topik yang sedang dipresentasikan oleh salah satu ahli dalam kelompok asal tersebut tidak ada yang mencoba untuk memberikan persepsi atau pendapatnya. Argumen yang dikemukakan oleh siswa selama pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini berlangsung kebanyakan berupa klaim, dan sangat sedikit yang mengemukakan klaim beserta dengan data-data yang mendukung klaim dan penjamin yang mendukungnya. Hal inilah yang menyebabkan mayoritas kualitas
94
argumentasi siswa berada pada level 1 (argumentasi mengandung klaim berlawanan dengan counter klaim atau klaim berlawanan dengan klaim), dan minoritas kualitas argumentasi siswa berada pada level 2 (klaim disertai dengan data, penjamin, atau pendukung, tetapi tidak mengandung sanggahan). 3. Lembar Kerja Siswa (LKS) Saat berlangsungnya tahap diskusi kelompok ahli dan diskusi kelompok asal pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini, masingmasing siswa mendapatkan 1 buah Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan digunakan siswa sebagai alat dalam berargumentasi. LKS yang diberikan pada tahap diskusi kelompok ahli berbeda dengan LKS yang diberikan pada tahap diskusi kelompok asal. Pada tahap diskusi kelompok ahli, LKS yang diberikan sesuai dengan topik yang menjadi keahlian dari masingmasing siswa. LKS pada tahap diskusi kelompok ahli ini berisi 3 buah pertanyaan mengenai definisi dan penyebab penyakit tertentu (topik yang disajikan adalah cacar, polio, rabies, influenza, dan HIV-AIDS), serta perbedaan antara bakteriofage dengan virus tertentu yang menjadi keahliannya.
Siswa
diminta
untuk
merumuskan
solusi
terhadap
permasalahan yang diberikan pada LKS tersebut dengan cara berdiskusi bersama dengan kelompok ahlinya. Sedangkan, LKS yang diberikan pada tahap diskusi kelompok asal meminta siswa untuk membuat ringkasan mengenai materi pembelajaran yang telah didapat dari masing-masing ahli. Data yang berasal dari LKS ini tidak dianalisis secara spesifik, namun digunakan untuk memverifikasi bahwa hasil transkripsi (wacana argumentasi lisan siswa) sama dengan wacana argumentasi tulisan siswa yang tertuang dalam LKS tersebut, sehingga data yang berasal dari LKS ini dijadikan sebagai data pendukung penelitian atau data sekunder. Mengacu pada hasil analisis wacana argumentasi lisan siswa yang berasal dari data perekaman dengan dibantu Lembar Kerja Siswa (LKS) dan catatan lapangan sebagai data sekunder yang menunjukkan hasil bahwa ketika siswa diberi permasalahan yang sifatnya pemahaman (C2),
95
seperti perbedaan antara bakteriofage dengan virus tertentu, klaim yang dihasilkan siswa tidak mencapai level pemahaman C2 dan kualitas dari klaim tersebut masih lemah. Berdasarkan hal tersebut, maka sebaiknya pemberian Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan digunakan siswa sebagai alat dalam berargumentasi ini (khususnya LKS pada tahap diskusi kelompok ahli) turut disertakan pula dengan pemberian kata kunci pada setiap permasalahan yang diberikan dalam LKS tersebut serta bimbingan dari guru pada setiap kelompok saat berlangsungnya diskusi, agar argumen siswa sesuai dengan harapan, namun pada kenyataannya LKS yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada penelitian ini tidak mengandung kata kunci yang dapat mengarahkan siswa untuk menghasilkan klaim yang diharapkan, serta kurangnya pula bimbingan dari guru pada setiap kelompok ahli saat berlangsungnya diskusi. Hal inilah yang menyebabkan ketika siswa diberi permasalahan yang sifatnya pemahaman (C2), seperti perbedaan antara bakteriofage dengan virus tertentu, klaim yang dihasilkan siswa tidak mencapai level pemahaman C2 dan kualitas dari klaim tersebut masih lemah, karena klaim yang dihasilkan oleh siswa tidak mengandung data-data yang mendukung klaim tersebut, dan juga tidak ada penjamin yang mendukungnya. Berdasarkan hasil analisis wacana argumentasi lisan siswa yang berasal dari data perekaman dengan dibantu Lembar Kerja Siswa (LKS) dan catatan lapangan sebagai data sekunder menunjukkan bahwa argumen siswa kebanyakan berupa klaim, dan sangat sedikit yang mengemukakan klaim beserta dengan data-data yang mendukung klaim dan penjamin yang mendukungnya. Hal ini menyebabkan mayoritas kualitas argumentasi siswa berada pada level 1 (argumentasi mengandung klaim berlawanan dengan counter klaim atau klaim berlawanan dengan klaim), dan minoritas kualitas argumentasi siswa berada pada level 2 (klaim disertai dengan data, penjamin, atau pendukung, tetapi tidak mengandung sanggahan). Sebagian besar klaimklaim yang terjadi selama tahap diskusi kelompok ahli adalah klaim-klaim
96
yang tidak didasarkan atas data yang mendukung klaim tersebut, sehingga klaim ini merupakan klaim yang lemah dan mudah digantikan oleh klaim yang lain. Penggantian antara satu klaim dengan klaim lainnya hanya berdasarkan atas perasaan “suka dan tidak suka” terhadap sebuah klaim yang dikemukakan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan cuplikan potongan klaim yang dikemukakan oleh salah satu kelompok ahli berikut ini: M: Penyebab penyakit polio yaitu paralisis polio, bentuk polio yang paling serius karena menyebabkan kelumpuhan.
M: Hah?
M: Sudah begini saja, penyebab penyakit polio yaitu sebuah virus yang dinamakan poliovirus.
Klaim pertama yang dikemukakan oleh siswa. Siswa lain tidak percaya dengan klaim tersebut. Alternatif klaim lain ditawarkan dan langsung diterima.
Pada contoh di atas tampak bahwa klaim siswa berubah dengan cepat hanya karena keraguan siswa lain. Kualitas dari klaim yang dihasilkan siswa bukan termasuk klaim yang kuat, melainkan klaim yang lemah, karena tidak dilandasi oleh data yang mendukung klaim tersebut, dan juga tidak dilandasi oleh penjamin yang mendukungnya, sehingga klaim tersebut mudah digantikan oleh klaim yang lain. Penggantian antara satu klaim dengan klaim lainnya tanpa didasarkan atas alasan yang kuat dengan disertai adanya bukti atau fakta lebih lanjut, melainkan penggantian antara satu klaim ke klaim lainnya hanya didasarkan atas perasaan “suka dan tidak suka” terhadap sebuah klaim yang dikemukakan. Penerimaan terhadap klaim yang dikemukakan juga lebih bersifat kompromi dibandingkan argumentatif. Hal ini terbukti bahwa pada sebagian besar kelompok ahli terjadi kecenderungan kompromi untuk menerima satu klaim yang tersedia untuk dijadikan klaim bersama. Sedangkan,
pada
kelompok
asal
menanggapinya terjadi secara aktif.
diskusi
mengeluarkan
klaim
dan
97
Analisis wacana argumentasi siswa yang telah dilakukan ini menunjukkan hasil bahwa mayoritas kualitas argumentasi siswa di kelas X-5 SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan berada pada level 1 (argumentasi mengandung klaim berlawanan dengan counter klaim atau klaim berlawanan dengan klaim), dan minoritas kualitas argumentasi siswa berada pada level 2 (klaim disertai dengan data, penjamin, atau pendukung, tetapi tidak mengandung sanggahan). Hal ini berbeda dengan hasil penelitian relevan yang dilakukan oleh Indra Fardhani mengenai analisis kualitas argumentasi siswa kelas VII SMP pada materi ekosistem dengan metode debat, dalam penelitian yang dilakukan oleh Indra Fardhani tersebut menunjukkan hasil bahwa level argumentasi yang paling banyak muncul selama pelaksanaan pembelajaran adalah argumentasi level 2.11 Hal ini dikarenakan perbedaan pada metode pembelajaran yang digunakan. Metode pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah diskusi kelompok, sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Indra Fardhani adalah metode debat. Selain itu, perbedaan juga terletak pada tahap pembiasaan. Pada penelitian ini tidak dilakukan tahap pembiasaan, sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Indra Fardhani dilakukan tahap pembiasaan terlebih dahulu sebelum dilakukan tahap pengambilan data. Pada diskusi kelompok yang dilakukan dalam penelitian ini banyak terjadi kecenderungan kompromi untuk menerima satu klaim yang tersedia untuk dijadikan klaim bersama, khususnya yang terjadi pada kelompok ahli. Penerimaan terhadap klaim yang dikemukakan lebih bersifat kompromi dibandingkan argumentatif. Sebagian besar siswa juga cenderung lebih senang langsung menyetujui dan menerima sebuah klaim yang dikemukakan oleh teman satu kelompoknya daripada menyanggah klaim tersebut. Klaim-klaim yang dikemukakan siswa saat diskusi kelompok sebagian besar merupakan klaim yang lemah, karena tidak didasarkan atas data yang mendukung klaim tersebut. Hal inilah yang menyebabkan mayoritas kualitas argumentasi siswa 11
Indra Fardhani, “Analisis Kualitas Argumentasi Siswa Kelas VII SMP pada Materi Ekosistem dengan Metode Debat”, Skripsi pada UPI Bandung, Bandung, 2011, h. i, tidak dipublikasikan.
98
di kelas X-5 SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan berada pada level 1, dan minoritas kualitas argumentasi siswa berada pada level 2. Hal tersebut berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Indra Fardhani pada salah satu SMP di Kabupaten Bandung Barat dengan menggunakan metode debat, level argumentasi yang paling banyak muncul selama pelaksanaan pembelajaran adalah argumentasi level 2. Hal ini dikarenakan pada penelitian yang dilakukan oleh Indra Fardhani siswanya tidak segan berbeda pendapat dengan kelompok lain. Siswa juga tidak begitu saja menerima argumen yang diutarakan temannya yang berbeda pandangan. Siswa cenderung ingin mempertahankan pendapatnya. Metode debat yang digunakan oleh Indra Fardhani ini memiliki kelebihan yaitu dapat merangsang keberanian dan kreativitas siswa dalam mengemukakan gagasan. 12 Selain itu, pada penelitian Indra Fardhani ini juga dilakukan tahap pembiasaan terlebih dahulu sebelum dilakukan tahap pengambilan data. Tahap pembiasaan dilakukan sebanyak dua kali. Pada tahap pembiasaan ini siswa diperkenalkan dan dibiasakan dengan metode debat.13 Jadi, siswa telah terbiasa dengan metode debat tersebut. Hal ini tentunya akan sangat berpengaruh terhadap level argumentasi siswa. Beberapa hal tersebutlah yang menyebabkan level argumentasi yang paling banyak muncul pada penelitian yang dilakukan oleh Indra Fardhani adalah argumentasi level 2. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa model dan metode pembelajaran, serta tahap pembiasaan kepada siswa terhadap model dan metode pembelajaran yang digunakan berpengaruh terhadap kualitas argumentasi siswa. Jadi, untuk meningkatkan level argumentasi siswa diperlukan kreativitas guru dalam memilih model dan metode pembelajaran yang tepat untuk diterapkan kepada siswa. Selain itu, pembiasaan kepada siswa terhadap model dan metode pembelajaran yang digunakan juga menjadi faktor yang berpengaruh dalam meningkatkan level argumentasi siswa. Level argumentasi siswa yang telah terbiasa dengan suatu 12 13
Ibid., h. 51-52. Ibid., h. 29.
99
model dan metode pembelajaran tertentu akan berbeda dengan level argumentasi siswa yang belum terbiasa dengan suatu model dan metode pembelajaran tertentu. Keterampilan berargumentasi tiap siswa berbeda-beda, oleh sebab itu beberapa faktor di atas sebaiknya diterapkan guna meningkatkan level argumentasi siswa. Upaya membangun argumentasi di kelas didasarkan pada keyakinan bahwasanya pembelajaran merupakan fenomena wacana. Hal ini sejalan dengan pemikiran Vygotsky yang memandang bahwa proses membangun pengetahuan ini sangat dipengaruhi oleh faktor bahasa.14 Bahasa di sini, tentu meliputi pembicaraan dan lebih spesifik lagi adalah argumentasi, oleh sebab itu analisisnya pun melibatkan fungsi analisis wacana yang mampu mengungkap proses membangun pengetahuan yang sebenarnya. Berdasarkan hal tersebut, maka model argumentasi Toulmin ini lebih tepat digunakan, karena model ini yang paling lengkap yang dapat menggambarkan kriteria dari suatu argumen. Model ini pun lebih banyak dikembangkan, bahkan kualitas argumentasi siswa dapat dinilai secara kuantitatif mulai dari level 1-5 berdasarkan kerangka kerja analisis dari Osborne, et al. Pada dasarnya, kegiatan proses pembelajaran yang diinginkan oleh Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa, dan guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Siswa dituntut untuk aktif dan senantiasa ambil bagian dalam aktivitas belajar. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini merupakan model pembelajaran yang mendorong siswa untuk aktif dalam setiap kegiatan kelas. Pada model pembelajaran ini guru tidak lagi menjadi pusat semua kegiatan kelas, akan tetapi siswalah yang menjadi pusat kegiatan kelas, oleh karena itu model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang menginginkan bahwa kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa (Student Centered Learning).
14
Tatang Suratno, Mengembangkan Argumentasi dalam Pembelajaran Biologi, Jurnal EDUSAINS, Vol. 1 No. 1, Juni 2008, h. 3.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan
hasil
analisis
wacana
argumentasi
siswa
pada
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat disimpulkan bahwa mayoritas kualitas argumentasi siswa berada pada level 1, dimana argumentasi mengandung klaim berlawanan dengan counter klaim atau klaim berlawanan dengan klaim. Argumen siswa kebanyakan berupa klaim, dan sangat sedikit yang mengemukakan klaim beserta dengan data-data yang mendukung klaim dan penjamin yang mendukungnya, sehingga minoritas kualitas argumentasi siswa berada pada level 2, dimana argumentasi mengandung klaim disertai dengan data, penjamin, atau pendukung, tetapi tidak mengandung sanggahan.
B. Saran 1. Bagi para guru, pada penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw perlu intervensi guru dalam diskusi kelompok untuk menunjang kualitas argumentasi siswa. 2. Lembar Kerja Siswa (LKS) yang disusun guru yang menjadi alat dalam berargumentasi, hendaknya disertakan pula dengan pemberian kata kunci pada setiap permasalahan yang diberikan dalam LKS tersebut, agar argumen siswa sesuai dengan yang diharapkan. 3. Disarankan kepada guru untuk lebih kreatif lagi dalam memilih model dan metode pembelajaran yang tepat untuk diterapkan kepada siswa guna meningkatkan level argumentasi siswa. 4. Pada penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan keterampilan berargumentasi siswa disarankan kepada peneliti untuk meneliti modelmodel dan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan berargumentasi siswa.
100
101
5. Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar mencoba mengimplementasikan penelitian terkait keterampilan berargumentasi siswa pada sekolah-sekolah unggulan dengan kelompok kemampuan siswa yang berbeda-beda. 6. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya melakukan tahap pembiasaan terlebih dahulu kepada siswa terhadap model dan metode pembelajaran yang digunakan,
sebelum
dilakukan
tahap
meningkatkan level argumentasi siswa.
pengambilan
data,
untuk
DAFTAR PUSTAKA Afriadi. Pembelajaran Kooperatif Model STAD dengan Model Jigsaw dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar dan Sikap Siswa SMA Negeri Malang pada Konsep Reproduksi Manusia. Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu. Vol. 3 No. 2, Maret 2006. Arends, Richard I. Learning to Teach: Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007. Terj. Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2009. Basrowi, dan Suwandi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta, 2008. Castells, Marina, et al. Argumentation & Scientific Conceptions in Peer Discussions: a Comparison Between Catalan & English Students. Contemporary Science Education Research: Scientific Literacy and Social Aspects of Science ESERA Conference, 2009. Chang, S. N, and M. H. Chiu. Lactos’s Scientific Research: Programmes as a Framework for Analysing Informal Argumentation about Sosio-scientific Issues. International Journal of Science Education. Vol. 30 No. 17, 2008. Dawson, Vaille, and Grady Jane Venville. High-school Students’ Informal Reasoning and Argumentation about Biotechnology: An Indicator of Scientific Literacy? International Journal of Science Education. Vol. 31 No. 11, July 2009. Eemeren, Frans H. Van, and Rob Grootendorst. A Systematic Theory of Argumentation: The Pragma-Dialectical Approach. New York: Cambridge University Press, 2004. Ennis, Robert H. Critical Thinking. New Jersey: Prentice Hall, Inc., 1996. Fardhani, Indra, “Analisis Kualitas Argumentasi Siswa Kelas VII SMP pada Materi Ekosistem dengan Metode Debat”, Skripsi pada UPI Bandung: 2011. tidak dipublikasikan. Freeley, Austin J. Argumentation and Debate: Rational Decision making. California: Wadsworth Publishing Co., Inc., 1966. Haetami, Aceng, dan Supriadi. “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada
102
103
Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan”. Wakapendik. Vol. 6 No. 1, Februari 2010. tersedia online (http://jurnal.pdii.lipi.go.id), diakses (15 Juli 2011). Herlanti, Yanti. “Penilaian Proses Belajar Mengajar IPA di Kelas Melalui Pedagogi Materi Subyek”. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan IPA Trend Evaluasi Pembelajaran IPA Masa Kini dan Masa Depan. 23 Juli. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011. tersedia online (http://www.academia.edu), diakses (18 Februari 2013). Herlanti, Yanti, dkk. Kualitas Argumentasi pada Diskusi Isu Sosiosaintifik Mikrobiologi Melalui Weblog. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia (JPII). Vol. 1 No. 2, Oktober 2012. Herlina. Pembelajaran Konsep Ekosistem serta Perubahan Materi dan Energi dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Model Palu. Jurnal Ilmu-ilmu Pendidikan. Vol. 1 No. 2-3, Agustus 2007. Inch, Edward S, et al. Critical Thinking and Communication: The Use of Reason in Argument. Boston: Pearson Education, Inc., 2006. Isjoni. Cooperative Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta, 2010. Kunandar. Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007. Lazarou, Demetris. Learning to TAP: an Effort to Scaffold Students’ Argumentation in Science. Contemporary Science Education Research: Scientific Literacy and Social Aspects of Science ESERA Conference, 2009. Lie, Anita. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: PT. Grasindo, 2010. Maloney, Jane, and Shirley Simon. Mapping Children’s Discussions of Evidence in Science to Assess Collaboration and Argumentation. International Journal of Science Education. Vol. 28 No. 15, December 2006. Mulyasa, Enco. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Sebuah Panduan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008. Poerwadarminta, W. J. S. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2010. Riemeier, Tanja, et al. The Quality of Students’ Argumentation and Their Conceptual Understanding – An Exploration of Their Interrelationship.
104
Contemporary Science Education Research: Scientific Literacy and Social Aspects of Science ESERA Conference, 2009. Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008. Satori, Djam’an, dan Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2011. Siregar, Nelson. Penelitian Kelas: Teori, Metodologi, dan Analisis. Bandung: IKIP Bandung Press, 1998. Sirih, H. M, dan Muhammad Ali. Penerapan Model Pembelajaran Tipe Jigsaw dengan Tongkat Estafet untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa dalam Proses Belajar Mengajar di SMP Negeri 2 Kendari. MIPMIPA (Majalah Ilmiah Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam). Vol. 6 No. 1, Februari 2007. Slavin, Robert E. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Penerbit Nusa Media, 2005. Terj. Narulita Yusron. Sugiyanto. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka FKIP UNS, 2010. Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011. Sulastri, Yeti, dan Diana Rochintaniawati. “Pengaruh Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam Pembelajaran Biologi di SMPN 2 Cimalaka”. Jurnal Pengajaran MIPA. Vol. 13 No. 1, April 2009. tersedia online (http://fpmipa.upi.edu), diakses (9 Desember 2010). Sumartini, Entin, “Pengembangan dan Analisis Wacana Argumentatif Teks untuk Hiperteks pada Topik Kesetimbangan Kimia”, Skripsi pada UPI Bandung: 2005. tidak dipublikasikan. Suratno, Tatang. Mengembangkan Argumentasi dalam Pembelajaran Biologi. Jurnal EDUSAINS. Vol. 1 No. 1, Juni 2008. Toulmin, Stephen E. The Uses of Argument. New York: Cambridge University Press, 2003. Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Fokusindo Mandiri, 2012.
105
Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009. Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009.
LAMPIRAN
106
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah
: SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (Biologi)
Kelas / Semester
: X (sepuluh) / 1 (satu)
Pertemuan
: 1 x Pertemuan
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Standar Kompetensi : 2.
Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhluk hidup.
Kompetensi Dasar
:
2.1. Mendeskripsikan ciri-ciri, dan peran virus dalam kehidupan.
Indikator
:
1.
Mendeskripsikan sejarah penemuan virus mozaik pada tembakau.
2.
Membedakan antara virus mozaik dan sel melalui gambar.
3.
Menyimpulkan bahwa virus adalah organisme aseluler.
4.
Menjelaskan macam-macam bentuk virus yang dikenal.
5.
Mendiskusikan perbedaan antara bentuk virus bakteriofage dengan virus lainnya.
6.
Mengidentifikasikan peran virus yang menguntungkan dan yang merugikan.
A. Tujuan Pembelajaran Peserta didik diharapkan dapat: 1. Menjelaskan sejarah penemuan virus. 2. Membedakan ciri-ciri virus dengan sel. 3. Menjelaskan macam-macam bentuk virus yang dikenal.
107
4. Membedakan struktur tubuh virus bakteriofage dengan virus cacar, polio, rabies, influenza, dan HIV-AIDS. 5. Menjelaskan peran virus dalam kehidupan.
B. Materi Pembelajaran 1. Sejarah penemuan virus. 2. Ciri-ciri virus. 3. Jenis-jenis virus berdasarkan struktur tubuhnya. 4. Peran virus dalam kehidupan.
Peta konsep virus:
Virus
berdasarkan
Struktur Tubuh
Ciri-ciri
terdiri dari
terdiri dari
Parasit Intraselluler Obligat
Klasifikasi
Peran
di antaranya
di antaranya
Kapsid
Kapsomer Memiliki Kisaran Inang
Tidak Memiliki Enzim Metabolisme
Adenovirus Herpesvirus Orthomyxovirus
Selubung Virus
Picornavirus Rhabdovirus
Penanggulangan Penyakit Penyebab Penyakit
108
C. Model dan Metode Pembelajaran 1. Model pembelajaran yang akan dilakukan adalah Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. 2. Metode yang digunakan berupa: a. Ceramah. b. Diskusi. c. Tanya Jawab. d. Demonstrasi.
D. Langkah-langkah Kegiatan Pertemuan Pertama (2 x 45 menit) Kegiatan
Tahap Pendahuluan
Guru Guru mengucapkan salam dan meminta siswa untuk berdo’a terlebih dahulu sebelum pelajaran di mulai. Guru mengecek kehadiran siswa. Guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan bertanya: Apakah kalian pernah terserang flu? Influenza yang menyerang kalian disebabkan oleh apa? Guru memberikan motivasi dengan mengarahkan siswa untuk membayangkan bagaimana struktur tubuh virus. Guru menginformasikan tujuan dan perencanaan pembelajaran. Guru
Siswa Siswa menjawab salam guru dan berdo’a sebelum memulai pelajaran.
Siswa menyimak.
Siswa menjawab dengan cepat dan tanggap.
Waktu
10 menit
Siswa membayangkan struktur tubuh virus.
Siswa menyimak.
Siswa mengamati
109
Tahap
Inti Pembentukan Kelompok
Kegiatan Guru menginformasikan kepada siswa tentang sejarah penemuan virus dengan menyajikan gambar daun tembakau yang terkena virus. Guru menyajikan gambar virus mozaik tembakau dan gambar sel hewan, serta meminta siswa untuk menyebutkan perbedaan antara kedua gambar tersebut. Guru meminta siswa mengambil kesimpulan tentang ciri-ciri virus.
Guru menyajikan gambar virus mozaik tembakau dan bakteriofage.
Guru meminta siswa untuk membedakan struktur tubuh virus mozaik tembakau dan bakteriofage berdasarkan gambar.
Guru mempersiapkan kelas untuk pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, dengan mengelompokan siswa kedalam kelompok asal yang beranggotakan 5-6 orang. Guru membagi pokok bahasan virus kedalam beberapa
Siswa gambar dan menyimak informasi yang diberikan.
Waktu
Siswa mengamati gambar dan menyebutkan perbedaan antara gambar virus mozaik tembakau dan gambar sel hewan. Siswa menyimpulkan bahwa virus bukanlah sel, melainkan organisme aseluler. Siswa mengamati gambar virus mozaik tembakau dan bakteriofage. Siswa mencari perbedaan antara virus mozaik tembakau dan bakteriofage berdasarkan gambar. Siswa mempersiapkan diri untuk pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, dan duduk bersama anggota kelompok asal masing-masing.
Siswa mendapatkan 1 topik yang berbeda dan
5 menit
110
Kegiatan Guru topik, yaitu virus cacar, polio, rabies, influenza, dan HIVAIDS.
Tahap
Diskusi Kelompok Ahli
Diskusi Kelompok Asal
Guru memberikan LKS kepada masingmasing siswa sesuai dengan topik yang menjadi keahliannya. Guru meminta siswa dalam kelompok asal berpisah dan berkumpul dengan siswa lain yang mendapatkan LKS dengan topik yang sama. Guru memberitahukan kepada siswa bahwa yang mendapatkan LKS dengan topik yang sama untuk segera melakukan diskusi kelompok ahli. Guru menginstruksikan siswa untuk menjawab pertanyaan dari LKS yang diberikan. Guru meminta siswa untuk kembali ke kelompok asalnya. Guru memberikan LKS kepada masingmasing siswa terkait topik (dalam hal ini adalah virus cacar, polio, rabies, influenza, dan HIVAIDS) yang telah dikuasai oleh para ahli. Guru meminta
Siswa menjadi ahli dari topik yang didapatnya (ahli virus cacar, polio, rabies, influenza, dan HIV-AIDS). Siswa mendapatkan LKS sesuai dengan topik yang menjadi keahliannya.
Siswa berkumpul dengan siswa lain yang mendapatkan LKS dengan topik yang sama.
Siswa mulai melakukan diskusi bersama kelompok ahli sesuai dengan LKS yang didapatkan.
Siswa menjawab pertanyaan yang ada pada LKS.
Siswa kembali ke kelompok asalnya.
Siswa mendapatkan LKS terkait topik (dalam hal ini adalah virus cacar, polio, rabies, influenza, dan HIVAIDS) yang telah dikuasai oleh para ahli.
Siswa dari
Waktu
20 menit
45 menit
111
Tahap
Penutup
Kegiatan Guru masing-masing siswa dari kelompok ahli untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok ahli kepada kelompok asalnya, agar seluruh siswa dalam kelompok asal memahami materi. Guru meminta siswa untuk membuat ringkasan mengenai materi yang dipresentasikan oleh masing-masing siswa dari kelompok ahli pada LKS yang telah diberikan. Guru meminta perwakilan kelompok siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok asalnya didepan kelas. Guru memberikan
sebuah kuis berbentuk tanya jawab kepada siswa yang boleh dijawab oleh siswa secara berebut. Guru memberikan penguatan materi mengenai ciri-ciri dan peran virus dalam kehidupan. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan LKS hasil diskusi dari kelompok ahli dan kelompok asal. Guru menutup pelajaran diiringi dengan mengucapkan
Siswa kelompok ahli mempresentasikan hasil diskusi kelompok ahli kepada kelompok asalnya.
Waktu
Siswa membuat ringkasan mengenai materi yang dipresentasikan oleh masing-masing siswa dari kelompok ahli pada LKS yang telah diberikan. Perwakilan kelompok siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok asalnya didepan kelas.
Siswa menyimak dan menjawab seluruh pertanyaan dalam kuis yang diberikan guru. Siswa menyimak penguatan materi yang diberikan guru. Siswa mengumpulkan LKS hasil diskusi dari kelompok ahli dan kelompok asal. Siswa menjawab salam.
10 menit
113
PERTANYAAN KUIS 1. Apakah definisi dari virus? 2. Virus itu sifatnya seperti apa, virus merupakan sel atau bukan? 3. Virus merupakan makhluk hidup atau benda mati?
114
Lampiran 2
LEMBAR KERJA SISWA KELOMPOK AHLI
Tujuan
:
1. Mengetahui tentang penyakit cacar. 2. Menjelaskan penyebab penyakit cacar. 3. Membedakan bakteriofage dengan virus cacar.
Pengantar
:
Di bawah ini adalah gambar bakteriofage dan virus cacar. Amati gambar di bawah ini, dan jawablah semua pertanyaan yang tersedia dengan berdiskusi terlebih dahulu bersama kelompok ahlimu!
115
Evaluasi
:
Diskusikan tentang pertanyaan di bawah ini!
1. Apa yang kalian ketahui tentang penyakit cacar? 2. Apa penyebab penyakit cacar? 3. Apa perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar?
116
LEMBAR KERJA SISWA KELOMPOK AHLI
Tujuan
:
1. Mengetahui tentang penyakit polio. 2. Menjelaskan penyebab penyakit polio. 3. Membedakan bakteriofage dengan virus polio.
Pengantar
:
Di bawah ini adalah gambar bakteriofage dan virus polio. Amati gambar di bawah ini, dan jawablah semua pertanyaan yang tersedia dengan berdiskusi terlebih dahulu bersama kelompok ahlimu!
117
Evaluasi: Diskusikan tentang pertanyaan di bawah ini!
1. Apa yang kalian ketahui tentang penyakit Polio? 2. Apa penyebab penyakit Polio? 3. Apa perbedaan antara bakteriofage dengan virus Polio?
118
LEMBAR KERJA SISWA KELOMPOK AHLI
Tujuan
:
1. Mengetahui tentang penyakit rabies. 2. Menjelaskan penyebab penyakit rabies. 3. Membedakan bakteriofage dengan virus rabies.
Pengantar
:
Di bawah ini adalah gambar bakteriofage dan virus rabies. Amati gambar di bawah ini, dan jawablah semua pertanyaan yang tersedia dengan berdiskusi terlebih dahulu bersama kelompok ahlimu!
119
Evaluasi: Diskusikan tentang pertanyaan di bawah ini!
1. Apa yang kalian ketahui tentang penyakit Rabies? 2. Apa penyebab penyakit Rabies? 3. Apa perbedaan antara bakteriofage dengan virus Rabies?
120
LEMBAR KERJA SISWA KELOMPOK AHLI
Tujuan
:
1. Mengetahui tentang penyakit influenza. 2. Menjelaskan penyebab penyakit influenza. 3. Membedakan bakteriofage dengan virus influenza.
Pengantar
:
Di bawah ini adalah gambar bakteriofage dan virus influenza. Amati gambar di bawah ini, dan jawablah semua pertanyaan yang tersedia dengan berdiskusi terlebih dahulu bersama kelompok ahlimu!
121
Evaluasi
:
Diskusikan tentang pertanyaan di bawah ini!
1. Apa yang kalian ketahui tentang penyakit Influenza? 2. Apa penyebab penyakit Influenza? 3. Apa perbedaan antara bakteriofage dengan virus Influenza?
122
LEMBAR KERJA SISWA KELOMPOK AHLI
Tujuan
:
1. Mengetahui tentang penyakit HIV-AIDS. 2. Menjelaskan penyebab penyakit HIV-AIDS. 3. Membedakan bakteriofage dengan virus HIV-AIDS.
Pengantar
:
Di bawah ini adalah gambar bakteriofage dan virus HIV-AIDS. Amati gambar di bawah ini, dan jawablah semua pertanyaan yang tersedia dengan berdiskusi terlebih dahulu bersama kelompok ahlimu!
123
Evaluasi
:
Diskusikan tentang pertanyaan di bawah ini!
1. Apa yang kalian ketahui tentang penyakit HIV-AIDS? 2. Apa penyebab penyakit HIV-AIDS? 3. Apa perbedaan antara bakteriofage dengan virus HIV-AIDS?
124
LEMBAR KERJA SISWA KELOMPOK ASAL Tujuan
:
Mengidentifikasi beberapa penyakit yang disebabkan oleh virus.
Pengantar
:
Masing-masing ahli (ahli virus cacar, polio, rabies, influenza, dan HIV-AIDS) menjelaskan terlebih dahulu kepada kelompok asalmu mengenai materi yang telah kamu diskusikan bersama kelompok ahlimu. Selanjutnya, diskusikan bersama kelompok asalmu dan buatlah ringkasan mengenai materi yang telah kalian dapat!
Evaluasi
:
Buatlah ringkasan mengenai materi yang telah kalian dapat! Virus Cacar
125
Virus Polio
Virus Rabies
126
Virus Influenza
Virus HIV-AIDS
127
Lampiran 3
Transkripsi, Penghalusan Teks, dan Reduksi Wacana Kelompok Ahli Ahli Virus Cacar Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 1. M: Ayo, kita mulai berdiskusi mengenai materi cacar! (Stimulans: Ajakan-1a Non klaim). 2. –
1.
M: Cacar!
1.
M: Ayo, kita mulai berdiskusi mengenai materi cacar!
1.
M: Ayo, kita mulai berdiskusi mengenai materi cacar!
2.
M: Teks yang Gue bawa mana ne?
2.
2.
M: Di mana tugas makalah yang telah saya buat?
3.
M: Gak tahu, meneketehe ini punya Gue.
3.
3.
M: Saya tidak tahu di mana tugas makalah milikmu, kalau ini adalah tugas makalah milik saya.
3.
–
4.
M: Eh, ini di bawah.
4.
4.
–
M: Ini apa lagi, nih? M: Hahaha. Kayak MP3. M: Begini, Bu? G: He’eh.
5. 6. 7. 8.
M: Ternyata tugas makalah yang telah saya buat ada di bawah meja. – – – –
4.
5. 6. 7. 8.
M: Di mana [teks] tugas makalah yang telah [Gue] saya [bawa] buat [mana ne]? M: Saya [gak] tidak tahu di mana tugas makalah milikmu, [meneketehe] kalau ini adalah tugas makalah [punya] milik [Gue] saya. M: [Eh] Ternyata [ini] tugas makalah yang telah saya buat ada di bawah meja. M: [Ini apa lagi, nih?]. M: [Hahaha. Kayak MP3]. M: [Begini, Bu?]. G: [He’eh].
5. 6. 7. 8.
– – – –
5. 6. 7. 8.
128
Teks Asli 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29.
M: Ya. M: Ini dua kan? M: Dhy, dua ya? M: Iya. M: Tahu nih lihat manusia langka. M: Hahaha. M: Cilukba… Ciluk ciluk ciluk ciluk ciluk. M: Hahaha. M: Ba… M: Hahaha. M: Dinar diam! M: Ini manusia langka juga, nih. M: Hahaha. M: Lu manusia langka. M: Nih, nih… Diam, diam, jatuh entar. M: Sudah diam, diam, diam! G: Gak usah buat mainan, ya! M: Yahhh Lu… Wahhh… M: Hahaha. M: Tuh Bu, dia Bu, bukan saya. M: Hahaha.
Proses Penghalusan Teks 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29.
M: [Ya]. M: [Ini dua kan?]. M: [Dhy, dua ya?]. M: [Iya]. M: [Tahu nih lihat manusia langka]. M: [Hahaha]. M: [Cilukba… Ciluk ciluk ciluk ciluk ciluk]. M: [Hahaha]. M: [Ba…]. M: [Hahaha]. M: [Dinar diam!]. M: [Ini manusia langka juga, nih]. M: [Hahaha]. M: [Lu manusia langka]. M: [Nih, nih… Diam, diam, jatuh entar]. M: [Sudah diam, diam, diam!]. G: [Gak usah buat mainan, ya!]. M: [Yahhh Lu… Wahhh…]. M: [Hahaha]. M: [Tuh Bu, dia Bu, bukan saya]. M: [Hahaha].
Teks Dasar 9. 10. 11. 12. 13.
– – – – –
14. – 15. – 16. 17. 18. 19. 20.
– – – – –
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 9. – 10. – 11. – 12. – 13. – 14. – 15. – 16. 17. 18. 19. 20.
– – – – –
21. – 22. – 23. –
21. – 22. – 23. –
24. –
24. –
25. –
25. –
26. – 27. – 28. –
26. – 27. – 28. –
29. –
29. –
129
M: Parah Lu. M: Bu, tukar dong yang itu saja, Bu… Bu, yang itu saja, Bu… Bu, yang itu saja. G: Apanya? M: HPnya bagusan. M: Bagusan itu, Bu, punya dia, kalau ini punya saya, tadi punya dia, eh terus dituker lagi. G: Dimulai ya, yang kecil ini yang dipegang!
30. 31.
M: [Parah Lu]. M: [Bu, tukar dong yang itu saja, Bu… Bu, yang itu saja, Bu… Bu, yang itu saja].
30. – 31. –
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 30. – 31. –
32. 33. 34.
32. – 33. – 34. –
32. – 33. – 34. –
35. G: Ayo, dimulai diskusinya dari sekarang!
35. –
M: Pegang, Nar, pegang! Manusia langka. M: Hahaha. M: Dimulai, ya! Satu, dua, tiga.
36.
36. –
36. –
37. – 38. M: Ayo, kita mulai berdiskusi!
37. – 38. –
39.
M: Eh, ini ngapain?
39.
M: Ah dodol, Lu. Hahaha. M: Sudah tuh, eh mulai diskusi tuh! M: Eh, serius apa, ngocol banget, Lu!
40. 41.
39. M: Apa yang harus kita lakukan? 40. – 41. M: Ayo, kita mulai berdiskusi! 42. M: Ayo, lakukan diskusi ini dengan serius!
39. –
40. 41.
G: [Apanya?]. M: [HPnya bagusan]. M: [Bagusan itu, Bu, punya dia, kalau ini punya saya, tadi punya dia, eh terus dituker lagi]. G: Ayo, dimulai diskusinya [ya] dari sekarang [yang kecil ini yang dipegang]! M: [Pegang, Nar, pegang! Manusia langka]. M: [Hahaha]. M: Ayo, kita [di] mulai berdiskusi [ya]! [Satu, dua, tiga]. M: [Eh, ini ngapain] Apa yang harus kita lakukan? M: [Ah dodol, Lu. Hahaha]. M: [Sudah tuh, eh] Ayo, kita mulai berdiskusi [tuh]! M: [Eh] Ayo, lakukan diskusi ini dengan serius [apa, ngocol banget, Lu]!
Teks Asli 30. 31.
32. 33. 34.
35.
36. 37. 38.
42.
Proses Penghalusan Teks
35.
37. 38.
42.
Teks Dasar
40. – 41. – 42. –
130
Teks Asli 43. 44.
M: Hahaha. M: Pegang, pegang, pegang, pegang! M: Jangan! Taruhnya ditengah-tengah, begitu. Ini buat cadangan. M: Dia curang, Gue gak dapat, gitu. M: Ya sudah sih, sudah di tengah-tengah. M: Ini rabies, HIV, Lu apa itu? Gue cacar. M: Lu apa? M: Kelompok cacar. Ya sudah buat rame-rame saja. M: Mengetahui tentang penyakit cacar.
43. 44.
52.
G: Dimulai dari sekarang!
52.
53.
M: Sekarang, Bu?
53.
54.
G: Iya!
54.
55.
M: Nih diisi nih, diisi?
55.
45.
46. 47. 48. 49. 50. 51.
43. – 44. –
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 43. – 44. –
45. –
45. –
46. –
46. –
47. –
47. –
48. –
48. –
49. – 50. –
49. – 50. –
51. M: Tujuan diskusi kita kali ini adalah untuk mengetahui tentang penyakit cacar. 52. G: Ayo, dimulai diskusinya dari sekarang! 53. M: Diskusinya dimulai dari sekarang, Bu? 54. G: Iya, dimulai diskusinya dari sekarang! 55. M: Apakah semua pertanyaan yang ada di dalam LKS yang diberikan oleh Ibu guru mengenai
51. –
Proses Penghalusan Teks
45.
46. 47. 48. 49. 50. 51.
M: [Hahaha]. M: [Pegang, pegang, pegang, pegang!]. M: [Jangan! Taruhnya ditengah-tengah, begitu. Ini buat cadangan]. M: [Dia curang, Gue gak dapat, gitu]. M: [Ya sudah sih, sudah di tengah-tengah]. M: [Ini rabies, HIV, Lu apa itu? Gue cacar]. M: [Lu apa?]. M: [Kelompok cacar. Ya sudah buat rame-rame saja]. M: Tujuan diskusi kita kali ini adalah untuk mengetahui tentang penyakit cacar. G: Ayo, dimulai diskusinya dari sekarang! M: Diskusinya dimulai dari sekarang, Bu? G: Iya, dimulai diskusinya dari sekarang! M: [Nih] Apakah semua pertanyaan yang ada di dalam LKS yang diberikan oleh Ibu guru mengenai
Teks Dasar
52. – 53. – 54. – 55. –
131
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
56.
M: Wahhh iya.
56.
57.
M: Cacar!
57.
58.
M: Apa yang kalian ketahui tentang penyakit cacar?
58.
59.
M: Ibu, satu kelompok itu jawabannya sama?
59.
60.
G: Iya.
60.
61.
M: Eh, jangan buat video, itu buat rekaman, rekaman!
61.
Teks Dasar
materi cacar ini harus diisi materi cacar ini harus diisi? [nih, diisi]? M: [Wahhh] Iya, semua 56. M: Iya, semua pertanyaan pertanyaan yang ada di yang ada di dalam LKS yang dalam LKS yang diberikan diberikan oleh Ibu guru oleh Ibu guru mengenai mengenai materi cacar ini materi cacar ini harus kita harus kita isi. isi. M: Ayo, kita mulai 57. M: Ayo, kita mulai berdiskusi mengenai materi berdiskusi mengenai materi cacar! cacar! M: Pertanyaan pertama, apa 58. M: Pertanyaan pertama, apa yang kalian ketahui tentang yang kalian ketahui tentang penyakit cacar? penyakit cacar?
M: Ibu, apakah satu kelompok [itu] ini, jawaban [nya] pada LKS mengenai materi cacar milik kami masing-masing sama semua? G: Iya, jawaban pada LKS mengenai materi cacar milik kalian masing-masing sama semua. M: [Eh, jangan buat video, itu buat rekaman,
59. M: Ibu, apakah satu kelompok ini, jawaban pada LKS mengenai materi cacar milik kami masing-masing sama semua? 60. G: Iya, jawaban pada LKS mengenai materi cacar milik kalian masing-masing sama semua. 61. –
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 56. –
57. –
58. M: Pertanyaan pertama, apa yang kalian ketahui tentang penyakit cacar? (Stimulans: Pertanyaan-1a-1 Non klaim). 59. –
60. –
61. –
132
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
62. 63. 64. 65. 66. 67.
M: Memang ini apaan ini? M: Rekaman. M: Rekaman-rekaman. M: Ini? M: Cadangan. G: Macam-macam pertanyaan itu sekarang didiskusikan! Pertanyaannya itu bisa dijawab dengan cara diskusi.
62. 63. 64. 65. 66. 67.
68.
M: Oh…
68.
69.
G: Diskusinya diperdengarkan di situ ya! M: Bu, ini diisi, Bu, ya? Katanya diisi? Sama semua, ya? Katanya sama?
69.
70.
70.
rekaman!]. M: [Memang ini apaan ini?]. M: [Rekaman]. M: [Rekaman-rekaman]. M: [Ini?]. M: [Cadangan]. G: Macam-macam pertanyaan [itu] yang ada pada LKS kelompok ahli milik kalian masing-masing sekarang didiskusikan bersama kelompoknya! Pertanyaan [nya itu] yang ada pada LKS kelompok ahli milik kalian masingmasing bisa dijawab dengan cara berdiskusi. M: [Oh…] Jadi, macammacam pertanyaan yang ada pada LKS kelompok ahli milik kita masingmasing sekarang kita diskusikan. G: [Diskusinya diperdengarkan di situ ya!]. M: [Bu, ini] Apakah semua pertanyaan yang ada di dalam LKS yang diberikan
Teks Dasar
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi
– – – – – G: Macam-macam pertanyaan yang ada pada LKS kelompok ahli milik kalian masing-masing sekarang didiskusikan bersama kelompoknya! Pertanyaan yang ada pada LKS kelompok ahli milik kalian masing-masing bisa dijawab dengan cara berdiskusi. 68. M: Jadi, macam-macam pertanyaan yang ada pada LKS kelompok ahli milik kita masing-masing sekarang kita diskusikan.
62. 63. 64. 65. 66. 67.
69. –
69. –
70. M: Apakah semua pertanyaan yang ada di dalam LKS yang diberikan
70. –
62. 63. 64. 65. 66. 67.
– – – – – –
68. –
133
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
71.
G: Iya.
71.
72.
M: Penyakit cacar kan bisa menular.
72.
73.
M: Iya.
73.
74.
M: Penyakit cacar kita lihat dari sejarahnya atau dari segi historisnya saja.
74.
oleh Ibu mengenai materi cacar ini harus diisi [Bu, ya]? [Katanya diisi?] Kemudian, apakah satu kelompok ini, jawaban pada LKS mengenai materi cacar milik kami masing-masing sama semua [ya], Bu? [Katanya sama?]. G: Iya, semua pertanyaan yang ada di dalam LKS yang saya berikan mengenai materi cacar ini harus kalian isi dan juga jawaban pada LKS mengenai materi cacar milik kalian masingmasing sama semua. M: Penyakit cacar [kan] adalah penyakit [bisa] menular. M: Iya, benar sekali, penyakit cacar adalah penyakit menular.
M: Menurut pendapat saya, jawaban untuk pertanyaan pertama, penyakit cacar kita
Teks Dasar
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi
oleh Ibu mengenai materi cacar ini harus diisi? Kemudian, apakah satu kelompok ini, jawaban pada LKS mengenai materi cacar milik kami masing-masing sama semua, Bu?
71. G: Iya, semua pertanyaan yang ada di dalam LKS yang saya berikan mengenai materi cacar ini harus kalian isi dan juga jawaban pada LKS mengenai materi cacar milik kalian masingmasing sama semua. 72. M: Penyakit cacar adalah penyakit menular. 73. M: Iya, benar sekali, penyakit cacar adalah penyakit menular.
74. M: Menurut pendapat saya, jawaban untuk pertanyaan pertama, penyakit cacar kita
71. –
72. M: Penyakit cacar adalah penyakit menular. (Klaim-1a1). 73. M: Iya, benar sekali, penyakit cacar adalah penyakit menular. (Respon terhadap klaim-1a-1 Non klaim). 74. M: Menurut pendapat saya, jawaban untuk pertanyaan pertama, penyakit cacar kita
134
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
75.
M: Ayo, cepatan nih!
75.
76.
M: Kok sejarahnya deh, pengertiannya!
76.
77.
M: Iya itu, ngapain sejarahnya sih!
77.
78.
M: Nih ya, cepatan tulis!
78.
79.
M: Ya sudah, tulis, tulis.
80.
M: Ini dikumpulin gak entar?
[lihat] tinjau dari sisi sejarah [nya] atau [dari segi] historisnya [saja]. M: Ayo cepat [an], apa jawaban dari pertanyaan yang pertama [nih]! M: [Kok] Kita tidak perlu meninjaunya dari sisi sejarah [nya deh], langsung pengertiannya saja!
Teks Dasar tinjau dari sisi sejarah atau historisnya. 75. M: Ayo cepat, apa jawaban dari pertanyaan yang pertama! 76. M: Kita tidak perlu meninjaunya dari sisi sejarah, langsung pengertiannya saja!
M: Iya [itu], kita [ngapain] tidak perlu meninjaunya dari sisi sejarah [nya sih], langsung pengertiannya saja! M: [Nih ya] Kalau begitu, cepat [an] kita tulis pendapat ini!
77. M: Iya, kita tidak perlu meninjaunya dari sisi sejarah, langsung pengertiannya saja!
79.
M: Ya sudah, ayo kita tulis [tulis] pendapat tersebut.
79. M: Ya sudah, ayo kita tulis pendapat tersebut.
80.
M: Apakah LKS mengenai materi cacar ini nanti akan dikumpul [in] kan atau [gak] tidak [entar]?
80. M: Apakah LKS mengenai materi cacar ini nanti akan dikumpulkan atau tidak?
78. M: Kalau begitu, cepat kita tulis pendapat ini!
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi tinjau dari sisi sejarah atau historisnya. (Klaim-1a-1). 75. –
76. M: Kita tidak perlu meninjaunya dari sisi sejarah, langsung pengertiannya saja! (Counter klaim-1a-1). 77. –
78. M: Kalau begitu, cepat kita tulis pendapat ini! (Stimulans: Perintah-1b Non klaim). 79. M: Ya sudah, ayo kita tulis pendapat tersebut. (Respon terhadap stimulans-1b Non klaim). 80. –
135
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
81.
M: Enggak lah.
81.
82.
M: Iya.
82.
83. 84. 85. 86.
M: Hayu Lu. M: Biarin. M: Ini, Nama berdua. M: Eh, cepatan apa!
83. 84. 85. 86.
87.
M: Apaan?
87.
88.
M: Penyakit cacar atau yang disebut sebagai herpes oleh kalangan medis adalah penyakit radang kulit yang ditandai dengan pembentukan gelembunggelembung berisi air secara berkelompok. M: Iya, ini Gue juga nulis.
88.
M: Penyakit cacar atau yang disebut sebagai herpes… Herpes.
90.
89. 90.
89.
M: LKS mengenai materi cacar ini [enggak lah] tidak dikumpulkan. M: Iya, LKS mengenai materi cacar ini nanti akan dikumpulkan. M: [Hayu Lu]. M: [Biarin]. M: [Ini, Nama berdua]. M: [Eh] Ayo, cepat [an apa] tulis pendapat ini! M: Ya sudah, apa [an] pendapatmu? M: Penyakit cacar atau yang disebut sebagai herpes oleh kalangan medis adalah penyakit radang kulit yang ditandai dengan pembentukan gelembunggelembung berisi air secara berkelompok. M: Iya, [ini Gue] saya juga pasti akan menulisnya. M: Saya akan ulangi mengenai definisi penyakit cacar. Penyakit cacar atau yang disebut sebagai herpes [herpes] oleh kalangan
Teks Dasar 81. M: LKS mengenai materi cacar ini tidak dikumpulkan. 82. M: Iya, LKS mengenai materi cacar ini nanti akan dikumpulkan. 83. – 84. – 85. – 86. M: Ayo, cepat tulis pendapat ini! 87. M: Ya sudah, apa pendapatmu? 88. M: Penyakit cacar atau yang disebut sebagai herpes oleh kalangan medis adalah penyakit radang kulit yang ditandai dengan pembentukan gelembunggelembung berisi air secara berkelompok. 89. M: Iya, saya juga pasti akan menulisnya. 90. M: Saya akan ulangi mengenai definisi penyakit cacar. Penyakit cacar atau yang disebut sebagai herpes oleh kalangan medis adalah
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 81. – 82. –
83. 84. 85. 86.
– – – –
87. – 88. M: Penyakit cacar atau yang disebut sebagai herpes oleh kalangan medis adalah penyakit radang kulit (Klaim1b) yang ditandai dengan pembentukan gelembunggelembung berisi air secara berkelompok. (Data-1b). 89. – 90. –
136
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
91.
M: Iya, iya.
91.
92.
92.
93. 94. 95.
M: Hahaha Herpes… Herpes… M: Kan biar ada suaranya. M: Hahaha. M: Oleh kalangan medis. Cepatan! Eh Dinar, Yaa Allah lama banget!
96.
M: Parah Lu, Dinar, Nar!
96.
93. 94. 95.
medis adalah penyakit radang kulit yang ditandai dengan pembentukan gelembung-gelembung berisi air secara berkelompok. M: Iya, [iya] saya mengerti. Ayo, lanjutkan lagi diskusi kita mengenai definisi cacar! M: [Hahaha Herpes… Herpes…]. M: [Kan biar ada suaranya]. M: [Hahaha]. M: Penyakit cacar atau yang disebut sebagai herpes oleh kalangan medis adalah penyakit radang kulit yang ditandai dengan pembentukan gelembunggelembung berisi air secara berkelompok. Ayo, cepat [an] tulis! [Eh] Dinar, Yaa Allah lama [banget] sekali kamu dalam menuliskan definisi mengenai cacar ini! M: [Parah] Lama sekali [Lu] kamu, Dinar [Nar]!
Teks Dasar
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi
penyakit radang kulit yang ditandai dengan pembentukan gelembunggelembung berisi air secara berkelompok. 91. M: Iya, saya mengerti. Ayo, lanjutkan lagi diskusi kita mengenai definisi cacar!
91. –
92. –
92. –
93. – 94. – 95. M: Penyakit cacar atau yang disebut sebagai herpes oleh kalangan medis adalah penyakit radang kulit yang ditandai dengan pembentukan gelembunggelembung berisi air secara berkelompok. Ayo, cepat tulis! Dinar, Yaa Allah lama sekali kamu dalam menuliskan definisi mengenai cacar ini! 96. M: Lama sekali kamu, Dinar!
93. – 94. – 95. –
96. –
137
Teks Asli 97. 98. 99.
Proses Penghalusan Teks
M: Diam, diam apa. M: Lu diam, diam. M: Entar dulu, entar dulu, coy! 100. M: Cepat! 101. M: Penyakit cacar, terus?
97. 98. 99.
102. M: Atau yang disebut sebagai… 103. M: Yang disebut, ya?
102.
104. M: Iya.
104.
105. M: Lu juga nulis!
105.
106. M: Sudah Gue mah.
106.
107. M: Herpes, sudah?
107.
108. M: Apaan?
108.
100. 101.
103.
M: [Diam, diam apa]. M: [Lu diam, diam]. M: [Entar dulu] Tunggu sebentar [entar dulu, coy]! M: Ayo, cepat tulis! M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata penyakit cacar [terus]? M: Kelanjutannya adalah atau yang disebut sebagai… M: Kelanjutan kalimat setelah kata penyakit cacar adalah atau yang disebut sebagai, ya? M: Iya, benar sekali. Kelanjutan kalimat setelah kata penyakit cacar adalah atau yang disebut sebagai… M: [Lu] Kamu juga harus menulis definisi mengenai cacar ini! M: Saya sudah [Gue mah] selesai menulis mengenai definisi cacar. M: Penyakit cacar atau yang disebut sebagai herpes, apakah sudah kalian tulis? M: Apa [an] yang kamu
Teks Dasar 97. – 98. – 99. M: Tunggu sebentar!
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 97. – 98. – 99. –
100. M: Ayo, cepat tulis! 101. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata penyakit cacar? 102. M: Kelanjutannya adalah atau yang disebut sebagai… 103. M: Kelanjutan kalimat setelah kata penyakit cacar adalah atau yang disebut sebagai, ya? 104. M: Iya, benar sekali. Kelanjutan kalimat setelah kata penyakit cacar adalah atau yang disebut sebagai… 105. M: Kamu juga harus menulis definisi mengenai cacar ini!
100. – 101. –
106. M: Saya sudah selesai menulis mengenai definisi cacar. 107. M: Penyakit cacar atau yang disebut sebagai herpes, apakah sudah kalian tulis? 108. M: Apa yang kamu
106. –
102. – 103. –
104. –
105. –
107. – 108. –
138
Teks Asli
tanyakan? 109. M: Lama [banget] sekali kamu dalam menuliskan definisi mengenai cacar ini [sih]! M: Apaan? Lama banget, oh 110. M: [Apaan?] Iya, lama iya, Dinar! [banget] sekali kamu, [oh iya] Dinar! M: Herpes, hahaha. 111. M: [Herpes, hahaha]. M: Nervous Gue… 112. M: [Nervous Gue…]. M: Hahaha. 113. M: [Hahaha]. M: Herpes, herpes, herpes, 114. M: Saya ulangi lagi, herpes. penyakit cacar atau yang disebut sebagai herpes [herpes, herpes, herpes]. M: Herpes… Hahaha. 115. M: [Herpes… Hahaha]. M: H-E-R-P-E-S, herpes. 116. M: Tulisan dari herpes adalah H-E-R-P-E-S, herpes. M: Eh HPnya mana? 117. M: [Eh HPnya mana?]. M: Itu. 118. M: [Itu]. M: Oh iya itu. 119. M: [Oh iya itu]. M: Sudah Jordhy saja! 120. M: [Sudah Jordhy saja!]. M: Sudah? Oleh kalangan… 121. M: Apakah kalian semua Oleh kalangan medis, oleh sudah menuliskan mengenai kalangan medis adalah definisi cacar? [Oleh penyakit radang kulit yang kalangan…] Baiklah, kalau ditandai dengan begitu akan saya ulangi
109. M: Lama banget, sih!
110.
111. 112. 113. 114.
115. 116.
117. 118. 119. 120. 121.
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar tanyakan? 109. M: Lama sekali kamu dalam menuliskan definisi mengenai cacar ini!
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 109. –
110. M: Iya, lama sekali kamu, Dinar!
110. –
– – – M: Saya ulangi lagi, penyakit cacar atau yang disebut sebagai herpes.
111. – 112. – 113. – 114. –
111. 112. 113. 114.
115. – 116. M: Tulisan dari herpes adalah H-E-R-P-E-S, herpes. 117. – 118. – 119. – 120. – 121. M: Apakah kalian semua sudah menuliskan mengenai definisi cacar? Baiklah, kalau begitu akan saya ulangi sekali lagi mengenai
115. – 116. – 117. – 118. – 119. – 120. – 121. –
139
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
pembentukan…
122. M: Dengan apa?
122.
123. M: Pembentukan.
123.
124. M: Pembentukan?
124.
125. M: Gelembung-gelembung berisi air secara berkelompok, titik.
125.
126. M: Secara berkelompok.
126.
127. M: Sudah, ya?
127.
sekali lagi mengenai definisi penyakit cacar. Penyakit cacar atau yang disebut sebagai herpes oleh kalangan medis [oleh kalangan medis] adalah penyakit radang kulit yang ditandai dengan pembentukan gelembunggelembung berisi air secara berkelompok. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata dengan [apa]? M: Kelanjutannya adalah dengan pembentukan. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata pembentukan? M: Kelanjutannya adalah pembentukan gelembunggelembung berisi air secara berkelompok [titik]. M: Pembentukan gelembung-gelembung berisi air secara berkelompok. M: Apakah definisi
Teks Dasar
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi
definisi penyakit cacar. Penyakit cacar atau yang disebut sebagai herpes oleh kalangan medis adalah penyakit radang kulit yang ditandai dengan pembentukan gelembunggelembung berisi air secara berkelompok.
122. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata dengan?
122. –
123. M: Kelanjutannya adalah dengan pembentukan. 124. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata pembentukan? 125. M: Kelanjutannya adalah pembentukan gelembunggelembung berisi air secara berkelompok. 126. M: Pembentukan gelembung-gelembung berisi air secara berkelompok.
123. –
127. M: Apakah definisi
127. M: Apakah definisi mengenai
124. – 125. –
126. –
140
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar
mengenai cacar sudah selesai [ya]?
mengenai cacar sudah selesai?
128. M: Sudah.
128. M: Iya, definisi mengenai cacar sudah selesai.
128. M: Iya, definisi mengenai cacar sudah selesai.
129. M: Sekarang Gue ya, tulis penyebabnya!
129. M: Sekarang giliran [Gue] saya ya, ayo tulis mengenai penyebab [nya] penyakit cacar! 130. M: [Nih] Di dalam tugas makalah yang [Gue] saya buat ada [nih] mengenai penyebab [nya] penyakit cacar. 131. M: [Biarin apa Jordhy]. 132. M: [Penyebabnya]. 133. M: [Eh, Gue] Saya [dong] saja yang bacakan mengenai penyebab penyakit cacar, gantian. 134. M: [Eh] Ayo, tulis mengenai penyebab [nya] penyakit cacar! 135. M: Ayo, yang [mau] ingin mendapatkan nilai bagus, silahkan baca!
129. M: Sekarang giliran saya ya, ayo tulis mengenai penyebab penyakit cacar!
130. M: Nih, Gue ada nih penyebabnya.
131. M: Biarin apa Jordhy. 132. M: Penyebabnya. 133. M: Eh, Gue dong, gantian.
134. M: Eh, tulis penyebabnya!
135. M: Ayo, yang mau nilai bagus!
130. M: Di dalam tugas makalah yang saya buat ada mengenai penyebab penyakit cacar.
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi cacar sudah selesai? (Stimulans: Pertanyaan-1c Non klaim). 128. M: Iya, definisi mengenai cacar sudah selesai. (Respon terhadap stimulans-1c Non klaim). 129. M: Sekarang giliran saya ya, ayo tulis mengenai penyebab penyakit cacar! (Stimulans: Perintah-2a Non klaim). 130. –
131. – 132. – 133. M: Saya saja yang bacakan mengenai penyebab penyakit cacar, gantian.
131. – 132. – 133. –
134. M: Ayo, tulis mengenai penyebab penyakit cacar!
134. –
135. M: Ayo, yang ingin mendapatkan nilai bagus, silahkan baca!
135. –
141
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar
136. M: Eh, Gue dong, biar Gue dapat nilai bagus, nih, penyebab cacar adalah virus…
136. M: [Eh, Gue] Saya [dong] saja yang bacakan mengenai penyebab penyakit cacar, biar [Gue] saya mendapatkan nilai bagus, [nih] ayo tulis, penyebab penyakit cacar [adalah] yaitu virus… 137. M: [Entar dulu] Tunggu sebentar! 138. M: [Gue] Saya [dong] saja [Gue dong] yang bacakan mengenai penyebab penyakit cacar, biar [Gue] saya mendapatkan nilai [nya] bagus. 139. M: [Oke, oke, ke sini semua dong]. 140. M: [Hahaha]. 141. M: [Sama saja]. 142. M: [Hahaha]. 143. M: Saya saja yang bacakan mengenai penyebab penyakit cacar, biar nilai [Gue] saya bagus. 144. M: [Oke…] Ayo tulis, penyebab penyakit cacar [adalah] yaitu…
136. M: Saya saja yang bacakan mengenai penyebab penyakit cacar, biar saya mendapatkan nilai bagus, ayo tulis, penyebab penyakit cacar yaitu virus…
137. M: Entar dulu! 138. M: Gue dong, Gue dong, biar Gue nilainya bagus.
139. M: Oke, oke, ke sini semua dong. 140. M: Hahaha. 141. M: Sama saja. 142. M: Hahaha. 143. M: Biar nilai Gue bagus.
144. M: Oke… Penyebab cacar adalah…
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 136. –
137. M: Tunggu sebentar!
137. –
138. M: Saya saja yang bacakan mengenai penyebab penyakit cacar, biar saya mendapatkan nilai bagus.
138. –
139. –
139. –
140. 141. 142. 143.
– – – M: Saya saja yang bacakan mengenai penyebab penyakit cacar, biar nilai saya bagus.
144. M: Ayo tulis, penyebab penyakit cacar yaitu…
140. – 141. – 142. – 143. –
144. –
142
Teks Asli 145. M: Entar dulu apa! 146. M: Entar dulu, entar dulu! 147. M: Penyebab, sudah?
148. M: Entar dulu! 149. M: Dinar, Lu saja yang ngebacain, ya!
150. M: Sudah. Habis ini Gue, ya.
151. M: Adalah ya, virus variola.
152. M: Apaan? 153. M: Virus variola.
Proses Penghalusan Teks 145. M: [Entar dulu] Tunggu sebentar [apa]! 146. M: [Entar dulu] Tunggu sebentar [entar dulu]! 147. M: Penyebab penyakit cacar, apakah sudah kalian tulis? 148. M: [Entar dulu] Tunggu sebentar! 149. M: Dinar, [Lu] kamu saja yang [ngebacain] membacakan mengenai penyebab penyakit cacar, ya! 150. M: Penyebab penyakit cacar sudah saya tuliskan pada LKS mengenai materi cacar milik saya. [Habis] Setelah penyebab penyakit cacar ini [Gue] saya yang membacakan, ya. 151. M: Penyebab penyakit cacar [adalah ya] yaitu virus variola. 152. M: Apa [an] yang kamu katakan? 153. M: Penyebab penyakit cacar yaitu virus variola.
145. M: Tunggu sebentar!
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 145. –
146. M: Tunggu sebentar!
146. –
147. M: Penyebab penyakit cacar, apakah sudah kalian tulis? 148. M: Tunggu sebentar!
147. –
149. M: Dinar, kamu saja yang membacakan mengenai penyebab penyakit cacar, ya!
149. –
150. M: Penyebab penyakit cacar sudah saya tuliskan pada LKS mengenai materi cacar milik saya. Setelah penyebab penyakit cacar ini saya yang membacakan, ya.
150. –
151. M: Penyebab penyakit cacar yaitu virus variola.
151. M: Penyebab penyakit cacar yaitu virus variola. (Klaim2a). 152. –
Teks Dasar
152. M: Apa yang kamu katakan? 153. M: Penyebab penyakit cacar yaitu virus variola.
148. –
153. –
143
Teks Asli 154. M: Bagaimana tulisannya? 155. M: V-A-R-I-O-L-A. 156. M: Iya, sudah tahu Gue. 157. M: Dia gak tahu, dia gak tahu! 158. M: Virus apaan?
159. M: Hah? 160. M: Virus apaan, heh?
161. M: Variola.
162. M: Viola?
163. M: Variola! Viola.
164. M: Viola gedek. 165. M: Hahaha.
Proses Penghalusan Teks 154. M: Bagaimana tulisan [nya] dari variola? 155. M: Tulisan dari variola adalah V-A-R-I-O-L-A. 156. M: Iya, sudah tahu [Gue] saya tulisan dari variola. 157. M: Dia [gak] tidak tahu tulisan dari variola [dia gak tahu]! 158. M: Apa nama virus penyebab penyakit cacar [apaan]? 159. M: [Hah] Apa yang kamu tanyakan? 160. M: Apa nama virus penyebab penyakit cacar [apaan, heh]? 161. M: Nama virus penyebab penyakit cacar yaitu virus variola. 162. M: Nama virus penyebab penyakit cacar yaitu virus viola? 163. M: Nama virus penyebab penyakit cacar yaitu virus variola! Bukan virus viola. 164. M: [Viola gedek]. 165. M: [Hahaha].
Teks Dasar 154. M: Bagaimana tulisan dari variola? 155. M: Tulisan dari variola adalah V-A-R-I-O-L-A. 156. M: Iya, sudah tahu saya tulisan dari variola. 157. M: Dia tidak tahu tulisan dari variola!
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 154. – 155. – 156. – 157. –
158. M: Apa nama virus penyebab penyakit cacar?
158. –
159. M: Apa yang kamu tanyakan? 160. M: Apa nama virus penyebab penyakit cacar?
159. –
161. M: Nama virus penyebab penyakit cacar yaitu virus variola. 162. M: Nama virus penyebab penyakit cacar yaitu virus viola? 163. M: Nama virus penyebab penyakit cacar yaitu virus variola! Bukan virus viola. 164. – 165. –
161. –
160. –
162. – 163. – 164. – 165. –
144
Teks Asli 166. M: Cepatan apa!
Proses Penghalusan Teks
166. M: Ayo, cepat [an] lanjutkan [apa]! 167. M: Mana sih yang mana? 167. M: Sampai di mana [sih yang mana] tadi? 168. M: Ini, ini. 168. M: Ini, [ini] tadi sampai di sini. 169. M: Variola. 169. M: Baru sampai pada penyebab penyakit cacar yaitu virus variola. 170. M: Lama Lu! 170. M: Ayo, cepat lanjutkan, lama sekali [Lu] kamu! 171. M: Virus penyebab cacar ini 171. M: Virus penyebab cacar ini adalah anggota dari genus… adalah anggota dari genus Orthopoxvirus. 172. M: Pelan-pelan! 172. M: Jelaskan secara [pelanpelan] perlahan-lahan! 173. M: Virus… 173. M: [Virus…]. 174. M: Penyebab… 174. M: [Penyebab…]. 175. M: Halo, Mak. 175. M: [Halo, Mak]. 176. M: Penyebab apa? 176. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata penyebab [apa]? 177. M: Penyebab cacar. 177. M: Kelanjutannya adalah virus penyebab cacar. 178. M: Cacar ini. 178. M: Kelanjutannya adalah virus penyebab cacar ini. 179. M: Ini adalah. 179. M: Kelanjutannya adalah virus penyebab cacar ini
166. M: Ayo, cepat lanjutkan!
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 166. –
167. M: Sampai di mana tadi?
167. –
168. M: Ini, tadi sampai di sini.
168. –
169. M: Baru sampai pada penyebab penyakit cacar yaitu virus variola. 170. M: Ayo, cepat lanjutkan, lama sekali kamu! 171. M: Virus penyebab cacar ini adalah anggota dari genus Orthopoxvirus. 172. M: Jelaskan secara perlahan-lahan! 173. – 174. – 175. – 176. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata penyebab? 177. M: Kelanjutannya adalah virus penyebab cacar. 178. M: Kelanjutannya adalah virus penyebab cacar ini. 179. M: Kelanjutannya adalah virus penyebab cacar ini
169. –
Teks Dasar
170. – 171. M: Virus penyebab cacar ini adalah anggota dari genus Orthopoxvirus. (Klaim-2a). 172. – 173. – 174. – 175. – 176. – 177. – 178. – 179. –
145
Teks Asli
180. M: Adalah apa?
181. G: Bagaimana ini diskusinya? 182. M: Apa ayo, apa?
183. M: Adalah anggota. Saya pintar, Bu.
184. M: Habis ini saya, Bu.
185. M: Anggota?
186. M: Dari genus. 187. M: Dari genus?
188. M: Orthopoxvirus. 189. M: Hahaha. Yang ini juga kagak ngerti, apa namanya,
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar
adalah. 180. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata adalah [apa]? 181. G: Bagaimana dengan [ini] diskusi [nya] kelompok ini? 182. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata adalah [ayo, apa]? 183. M: Kelanjutannya adalah virus penyebab cacar ini adalah anggota. [Saya pintar, Bu]. 184. M: [Habis] Setelah penyebab penyakit cacar ini saya yang membacakan, Bu. 185. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata anggota? 186. M: Kelanjutannya adalah anggota dari genus. 187. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata dari genus? 188. M: Kelanjutannya adalah dari genus Orthopoxvirus. 189. M: [Hahaha. Yang ini juga kagak ngerti, apa namanya,
adalah. 180. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata adalah?
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 180. –
181. G: Bagaimana dengan diskusi kelompok ini? 182. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata adalah?
181. –
183. M: Kelanjutannya adalah virus penyebab cacar ini adalah anggota.
183. –
184. M: Setelah penyebab penyakit cacar ini saya yang membacakan, Bu. 185. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata anggota? 186. M: Kelanjutannya adalah anggota dari genus. 187. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata dari genus? 188. M: Kelanjutannya adalah dari genus Orthopoxvirus. 189. –
184. –
182. –
185. – 186. – 187. – 188. – 189. –
146
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
ya. 190. G: Ditempel ya alat rekamnya! 191. M: Ya sudah saya tempel nih, Bu. 192. M: Tempel di mana ya, Bu? Di mana, Bu? 193. G: Di alat rekamnya. 194. M: Aduh Ojan… 195. M: Di mana, sih? 196. M: Ini, ini. 197. M: Ah, bacain saja kagak becus, Lu, minta-minta bacain lagi, lagu-laguan apa. 198. M: Begini, Bu? 199. G: Ini jangan di sini stickernya! 200. M: Enggak. Stickernya di sini, Bu. 201. M: HP dia Bu, jangan ditandain Bu, entar diambil, Bu. 202. M: Bu tambahin Bu lemnya, Bu. 203. M: Eh, cepatan ah!
ya]. 190. G: [Ditempel ya alat rekamnya!]. 191. M: [Ya sudah saya tempel nih, Bu]. 192. M: [Tempel di mana ya, Bu? Di mana, Bu?]. 193. G: [Di alat rekamnya]. 194. M: [Aduh Ojan…]. 195. M: [Di mana, sih?]. 196. M: [Ini, ini]. 197. M: [Ah, bacain saja kagak becus, Lu, minta-minta bacain lagi, lagu-laguan apa]. 198. M: [Begini, Bu?]. 199. G: [Ini jangan di sini stickernya!]. 200. M: [Enggak. Stickernya di sini, Bu]. 201. M: [HP dia Bu, jangan ditandain Bu, entar diambil, Bu]. 202. M: [Bu tambahin Bu lemnya, Bu]. 203. M: [Eh] Ayo, cepat [an] lanjutkan kembali mengenai penyebab penyakit cacar
Teks Dasar
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi
190. –
190. –
191. –
191. –
192. –
192. –
– – – – –
193. – 194. – 195. – 196. – 197. –
198. – 199. –
198. – 199. –
200. –
200. –
201. –
201. –
202. –
202. –
203. M: Ayo, cepat lanjutkan kembali mengenai penyebab penyakit cacar!
203. –
193. 194. 195. 196. 197.
147
Teks Asli 204. M: Dih… Minta lagi, ya sudah awas, awas, awas. 205. M: Yang juga termasuk virus seperti cacar sapi.
206. M: Entar dulu! 207. M: Yang termasuk… Yang juga termasuk virus seperti cacar sapi.
208. M: Cacar monyet.
Proses Penghalusan Teks [ah]! 204. M: [Dih… Minta lagi, ya sudah awas, awas, awas]. 205. M: Baiklah, saya lanjutkan kembali mengenai penyebab penyakit cacar, tetapi sebelumnya, akan saya ulangi kembali mengenai penyebab penyakit cacar. Penyebab penyakit cacar yaitu virus variola. Virus penyebab cacar ini adalah anggota dari genus Orthopoxvirus, yang juga termasuk virus seperti cacar sapi. 206. M: [Entar dulu] Tunggu sebentar! 207. M: Penyebab penyakit cacar yaitu virus variola. Virus penyebab cacar ini adalah anggota dari genus Orthopoxvirus, [yang termasuk…] yang juga termasuk virus seperti cacar sapi. 208. M: Virus penyebab cacar ini adalah anggota dari genus
Teks Dasar
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi
204. –
204. –
205. M: Baiklah, saya lanjutkan kembali mengenai penyebab penyakit cacar, tetapi sebelumnya, akan saya ulangi kembali mengenai penyebab penyakit cacar. Penyebab penyakit cacar yaitu virus variola. Virus penyebab cacar ini adalah anggota dari genus Orthopoxvirus, yang juga termasuk virus seperti cacar sapi. 206. M: Tunggu sebentar!
205. –
207. M: Penyebab penyakit cacar yaitu virus variola. Virus penyebab cacar ini adalah anggota dari genus Orthopoxvirus, yang juga termasuk virus seperti cacar sapi.
207. –
208. M: Virus penyebab cacar ini adalah anggota dari genus
208. –
206. –
148
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks Orthopoxvirus, yang juga termasuk virus seperti cacar sapi, cacar monyet. M: (tertawa). G: [Eh…]. M: [Ini Bu ada Bu, ada Bu, ada Bu. Hahaha]. M: [Nunjuknya gak usah ke Gue dong, Lu!]. M: [Ke dia?]. M: [Iya…]. M: Virus penyebab cacar ini adalah anggota dari genus Orthopoxvirus, yang juga termasuk virus seperti cacar sapi, cacar monyet, dan [kantogo…] kantagogiosum. M: Bukan kantagogiosum, tetapi kontagiosum!
209. M: Hahaha. 210. G: Eh… 211. M: Ini Bu ada Bu, ada Bu, ada Bu. Hahaha. 212. M: Nunjuknya gak usah ke Gue dong, Lu! 213. M: Ke dia? 214. M: Iya… 215. M: Dan kantogo… Kantagogiosum.
209. 210. 211.
216. M: Konta!
216.
217. M: Kantagiosum. 218. M: Konta!
217. M: Iya, kantagiosum. 218. M: Bukan kantagiosum, tetapi kontagiosum! 219. M: Iya, benar sekali, bukan kantagiosum, tetapi [konta, konta] kontagiosum! 220. M: [Oh] Jadi, seharusnya
219. M: Konta, konta, kontagiosum! 220. M: Oh, konta, ya?
212. 213. 214. 215.
Teks Dasar
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi
Orthopoxvirus, yang juga termasuk virus seperti cacar sapi, cacar monyet. 209. M: (tertawa). 210. – 211. –
209. – 210. – 211. –
212. –
212. –
213. – 214. – 215. M: Virus penyebab cacar ini adalah anggota dari genus Orthopoxvirus, yang juga termasuk virus seperti cacar sapi, cacar monyet, dan kantagogiosum. 216. M: Bukan kantagogiosum, tetapi kontagiosum!
213. – 214. – 215. M: Virus penyebab cacar ini adalah anggota dari genus Orthopoxvirus, yang juga termasuk virus seperti cacar sapi, cacar monyet, dan kantagogiosum. (Klaim-2a). 216. M: Bukan kantagogiosum, tetapi kontagiosum! (Respon terhadap klaim-2a Non klaim). 217. – 218. –
217. M: Iya, kantagiosum. 218. M: Bukan kantagiosum, tetapi kontagiosum! 219. M: Iya, benar sekali, bukan kantagiosum, tetapi kontagiosum! 220. M: Jadi, seharusnya adalah
219. – 220. –
149
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
Kontagiosum.
adalah kontagiosum, ya? [Kontagiosum]. M: Iya, benar sekali, seharusnya adalah kontagiosum. M: [Eh, Gue juga nulis, ah]. M: [Molus…]. M: Baiklah saya ulangi kembali, virus penyebab cacar ini adalah anggota dari genus Orthopoxvirus, yang juga termasuk virus seperti cacar sapi, cacar monyet, dan kontagiosum [molus…] moluskum. Sudah selesai mengenai penyebab penyakit cacar [titik].
221. M: Iya.
221.
222. M: Eh, Gue juga nulis, ah. 223. M: Molus… 224. M: Molus… Moluskum. Sudah titik.
222. 223. 224.
225. M: Sudah titik, asik… 226. M: Awas, awas, awas, Gue mau nulis. 227. M: Hapusan dong, coy, pakai label, pakai label! 228. M: Hapusan dong, woy! Eh, kok Gue pakai pensil deh.
225. M: [Sudah titik, asik…]. 226. M: [Awas, awas, awas, Gue mau nulis]. 227. M: [Hapusan dong, coy, pakai label, pakai label!]. 228. M: [Hapusan dong, woy! Eh, kok Gue pakai pensil deh]. 229. M: [Lu belum?].
229. M: Lu belum?
Teks Dasar
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi
kontagiosum, ya? 221. M: Iya, benar sekali, seharusnya adalah kontagiosum. 222. – 223. – 224. M: Baiklah saya ulangi kembali, virus penyebab cacar ini adalah anggota dari genus Orthopoxvirus, yang juga termasuk virus seperti cacar sapi, cacar monyet, dan kontagiosum moluskum. Sudah selesai mengenai penyebab penyakit cacar.
221. –
225. – 226. –
222. – 223. – 224. M: Baiklah saya ulangi kembali, virus penyebab cacar ini adalah anggota dari genus Orthopoxvirus, yang juga termasuk virus seperti cacar sapi, cacar monyet, dan kontagiosum moluskum. (Klaim-2a). Sudah selesai mengenai penyebab penyakit cacar. (Pernyataan-2a Non klaim). 225. – 226. –
227. –
227. –
228. –
228. –
229. –
229. –
150
Teks Asli 230. M: Kenapa? 231. M: Hapusan dong, Boy. 232. M: Sudah, begitu doang?
233. M: Ayo, ayo, lagi, lagi, lagi, lagi! 234. M: Gue dulu, dong.
235. M: Eh, nanti nih, nih jawabannya apa saja ini. 236. M: Itunya, perbedaannya memang Lu tahu?
237. M: Perbedaannya, Gue mah tahu dong.
238. M: Ngapain sih, Nar? 239. M: Oh lihat, bilang dong. 240. M: Sudah, begitu doang?
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar
230. M: [Kenapa?]. 231. M: [Hapusan dong, Boy]. 232. M: Sudah, hanya begitu [doang] saja mengenai penyebab penyakit cacar? 233. M: Ayo cepat, [ayo] lanjutkan [lagi, lagi, lagi, lagi] kembali diskusi kita! 234. M: [Gue dulu] Saya [dong] saja yang bacakan jawaban untuk pertanyaan selanjutnya. 235. M: [Eh, nanti nih, nih jawabannya apa saja ini]. 236. M: [Itunya] Pertanyaan selanjutnya mengenai perbedaan [nya] antara bakteriofage dengan virus cacar, memangnya [Lu] kamu tahu jawabannya? 237. M: Perbedaan [nya] antara bakteriofage dengan virus cacar, [Gue] saya [mah] tahu [dong] jawabannya. 238. M: [Ngapain sih, Nar?]. 239. M: [Oh lihat, bilang dong]. 240. M: Sudah, hanya begitu [doang] saja mengenai
230. – 231. – 232. M: Sudah, hanya begitu saja mengenai penyebab penyakit cacar? 233. M: Ayo cepat, lanjutkan kembali diskusi kita!
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 230. – 231. – 232. – 233. –
234. M: Saya saja yang bacakan jawaban untuk pertanyaan selanjutnya.
234. –
235. –
235. –
236. M: Pertanyaan selanjutnya mengenai perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar, memangnya kamu tahu jawabannya?
236. –
237. M: Perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar, saya tahu jawabannya. 238. – 239. – 240. M: Sudah, hanya begitu saja mengenai penyebab penyakit
237. –
238. – 239. – 240. –
151
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar
penyebab penyakit cacar? 241. M: Iya, penyebab penyakit cacar sudah selesai sampai di situ saja. 242. M: Pertanyaan selanjutnya, apa perbedaan [nya] antara bakteriofage dengan virus cacar?
cacar? 241. M: Iya, penyebab penyakit cacar sudah selesai sampai di situ saja. 242. M: Pertanyaan selanjutnya, apa perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar?
243. M: Perbedaan, entar dulu sebentar, saya cari dulu.
243. M: Perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar, [entar dulu] tunggu sebentar, saya cari [dulu] dahulu perbedaannya.
243. M: Perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar, tunggu sebentar, saya cari dahulu perbedaannya.
244. G: Kalau sudah selesai diskusinya, bisa didiskusikan ulang, siapa tahu ada yang salah! Waktunya lima menit lagi. Setelah itu, matikan alat rekam, biarin di mejanya!
244. G: [Kalau] Bagi kelompok yang sudah selesai berdiskusi [nya], bisa [di] berdiskusi [kan ulang] kembali, siapa tahu ada jawaban yang salah! Waktu [nya] untuk berdiskusi lima menit lagi. [Setelah itu, matikan alat rekam, biarin di mejanya!]. 245. M: Perbedaan mengenai apa [an] yang ditanyakan dalam
244. G: Bagi kelompok yang sudah selesai berdiskusi, bisa berdiskusi kembali, siapa tahu ada jawaban yang salah! Waktu untuk berdiskusi lima menit lagi.
241. M: Sudah.
242. M: Perbedaannya?
245. M: Perbedaan apaan?
245. M: Perbedaan mengenai apa yang ditanyakan dalam LKS
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 241. –
242. M: Pertanyaan selanjutnya, apa perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar? (Stimulans: Pertanyaan-3a Non klaim). 243. M: Perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar, tunggu sebentar, saya cari dahulu perbedaannya. (Respon terhadap stimulans3a Non klaim). 244. G: Bagi kelompok yang sudah selesai berdiskusi, bisa berdiskusi kembali, siapa tahu ada jawaban yang salah! (Stimulans: Perintah-3b Non klaim). Waktu untuk berdiskusi lima menit lagi. (Stimulans: Peringatan-3b Non klaim). 245. –
152
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
246. M: Perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar. 247. M: Ini namanya Ridmargus Wanys. Ini namanya Ahong nih, Ahong nih, lagi nulis, Ahong. Ini siapa dia namanya nih, nama Lu siapa? 248. M: Nadia. 249. M: Ini namanya Nadia, nih yg pakai kacamata. 250. M: Hahaha. 251. M: Ini siapa nih… Ini siapa ini, Jor? 252. M: Dinar rusuh, ih! 253. M: Ini? 254. M: Iya. 255. G: Waktunya lima menit lagi, ya.
246.
256. M: Gak tahu. 257. M: Gak ada yang tahu. Gak ada yang tahu. 258. M: Siapa dia, namanya dia?
256. 257.
247.
248. 249. 250. 251. 252. 253. 254. 255.
258.
LKS mengenai materi cacar ini? M: Perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar. M: [Ini namanya Ridmargus Wanys. Ini namanya Ahong nih, Ahong nih, lagi nulis, Ahong. Ini siapa dia namanya nih, nama Lu siapa?]. M: [Nadia]. M: [Ini namanya Nadia, nih yg pakai kacamata]. M: [Hahaha]. M: [Ini siapa nih… Ini siapa ini, Jor?]. M: [Dinar rusuh, ih!]. M: [Ini?]. M: [Iya]. G: Waktu [nya] untuk berdiskusi lima menit lagi, ya. M: [Gak tahu]. M: [Gak ada yang tahu. Gak ada yang tahu]. M: [Siapa dia, namanya dia?].
Teks Dasar
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi
mengenai materi cacar ini? 246. M: Perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar. 247. –
246. –
248. – 249. –
248. – 249. –
250. – 251. –
250. – 251. –
252. 253. 254. 255.
– – – G: Waktu untuk berdiskusi lima menit lagi, ya.
247. –
252. – 253. – 254. – 255. –
256. – 257. –
256. – 257. –
258. –
258. –
153
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
259. M: Eh, waktunya lima menit lagi. 260. 261. 262.
263.
264. 265. 266.
267.
259. M: [Eh] Teman-teman, waktu [nya] untuk berdiskusi lima menit lagi. M: Eh, nama dia siapa? 260. M: [Eh, nama dia siapa?]. M: Sifa. 261. M: [Sifa]. M: Nama dia Sifa. Nama 262. M: [Nama dia Sifa. Nama dia Jordy Onsu, hahaha. Ini dia Jordy Onsu, hahaha. Ini Budi tompel, hahaha. Ini Budi tompel, hahaha. Ini Ridmargus Wanys. Ini Ridmargus Wanys. Ini Engkoh, Engkoh, hahaha. Engkoh, Engkoh, hahaha]. M: Eh, perbedaannya apaan, 263. M: [Eh] Apa perbedaan nih? [nya] antara bakteriofage dengan virus cacar [apaan, nih]? M: Ini Engkoh, hahaha. 264. M: [Ini Engkoh, hahaha]. M: Dinar rusuh, nih! 265. M: [Dinar rusuh, nih!]. M: Eh, lima menit lagi, nih! 266. M: [Eh] Teman-teman, sisa waktu untuk berdiskusi lima menit lagi [nih]! M: Eh, tahu gak nomor 267. M: [Eh] Kamu tahu atau tiga? [gak] tidak jawaban untuk pertanyaan nomor tiga mengenai perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar?
268. M: Perbedaannya?
268. M: Jawaban mengenai
Teks Dasar 259. M: Teman-teman, waktu untuk berdiskusi lima menit lagi. 260. – 261. – 262. –
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 259. – 260. – 261. – 262. –
263. M: Apa perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar?
263. –
264. – 265. – 266. M: Teman-teman, sisa waktu untuk berdiskusi lima menit lagi! 267. M: Kamu tahu atau tidak jawaban untuk pertanyaan nomor tiga mengenai perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar?
264. – 265. – 266. –
268. M: Jawaban mengenai
267. M: Kamu tahu atau tidak jawaban untuk pertanyaan nomor tiga mengenai perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar? (Stimulans: Pertanyaan-3c Non klaim). 268. –
154
Teks Asli
269. M: Iya, tahu gak?
270. M: Gak tahu.
271. M: Kalau Lu tahu gak?
272. M: Gak tahu.
273. M: Gue tahu.
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar
perbedaan [nya] antara bakteriofage dengan virus cacar? 269. M: Iya, benar sekali, jawaban untuk pertanyaan mengenai perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar, kamu tahu atau [gak] tidak jawabannya? 270. M: Saya [gak] tidak tahu jawaban mengenai perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar. 271. M: [Kalau] Bagaimana denganmu, apakah [Lu] kamu tahu [gak] jawaban mengenai perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar?
perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar? 269. M: Iya, benar sekali, jawaban untuk pertanyaan mengenai perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar, kamu tahu atau tidak jawabannya? 270. M: Saya tidak tahu jawaban mengenai perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar.
272. M: Saya [gak] tidak tahu jawaban mengenai perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar. 273. M: [Gue] Saya tahu jawaban mengenai
272. M: Saya tidak tahu jawaban mengenai perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar.
271. M: Bagaimana denganmu, apakah kamu tahu jawaban mengenai perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar?
273. M: Saya tahu jawaban mengenai perbedaan antara
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi
269. –
270. M: Saya tidak tahu jawaban mengenai perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar. (Respon terhadap stimulans-3c Non klaim). 271. M: Bagaimana denganmu, apakah kamu tahu jawaban mengenai perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar? (Stimulans: Pertanyaan-3d Non klaim). 272. M: Saya tidak tahu jawaban mengenai perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar. (Respon terhadap stimulans-3d Non klaim). 273. M: Saya tahu jawaban mengenai perbedaan antara
155
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar
perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar. 274. M: Hahaha. 275. M: Ya sudah, biarin kita saja, eh, satu, dua, tiga, empat, lima, enam, sudah diam saja! 276. M: Hahaha, Budi. 277. M: Ngapain Lu, sana Lu! 278. M: Lu sana! 279. G: HPnya… HP yang menjadi alat rekam tinggalkan di tempatnya saja! Alat rekam kami, alat rekam yang dari Bu guru tinggalkan didepan! 280. M: Siap, Bu. 281. M: Gak bawa pulang, Bu? 282. M: Hahaha, bawa pulang, dijual, hahaha. 283. G: Labelnya jangan dihilangkan, oke! 284. M: Budi, mana yang ketiga?
274. M: [Hahaha]. 275. M: [Ya sudah, biarin kita saja, eh, satu, dua, tiga, empat, lima, enam, sudah diam saja!]. 276. M: [Hahaha, Budi]. 277. M: [Ngapain Lu, sana Lu!]. 278. M: [Lu sana!]. 279. G: [HPnya… HP yang menjadi alat rekam tinggalkan di tempatnya saja! Alat rekam kami, alat rekam yang dari Bu guru tinggalkan didepan!]. 280. M: [Siap, Bu]. 281. M: [Gak bawa pulang, Bu?]. 282. M: [Hahaha, bawa pulang, dijual, hahaha]. 283. G: [Labelnya jangan dihilangkan, oke!]. 284. M: Budi, mana jawaban untuk pertanyaan [yang] nomor [ke] tiga?
bakteriofage dengan virus cacar. 274. – 275. –
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi bakteriofage dengan virus cacar. (Respon terhadap stimulans-3d-1 Non klaim). 274. – 275. –
– – – –
276. – 277. – 278. – 279. –
280. – 281. – 282. –
280. – 281. – 282. –
283. –
283. –
284. M: Budi, mana jawaban untuk pertanyaan nomor tiga?
284. M: Budi, mana jawaban untuk pertanyaan nomor tiga? (Stimulans: Pertanyaan3e Non klaim).
276. 277. 278. 279.
156
Teks Asli 285. M: Cari yang perbedaan bakteriofage!
286. M: Halo, hahaha. Cuma di video doang, gak di foto. 287. M: Biarin, entar kan dimasukin youtube, manusia langka. 288. M: Hahaha, bibirnya itu, hahaha. 289. M: Ahong, Ahong, Baba Ahong. 290. M: Enci, Enci. 291. M: Hahaha. 292. M: Enci, hahaha. 293. M: Ini jawabannya.
294. M: Enci… Ci, Ci, matrial, beli minyak dong, Ci. 295. M: Hahaha. 296. M: Ya sudah, bacain, bacain!
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 285. –
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar
285. M: Ayo cepat, kita cari [yang] mengenai perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar! 286. M: [Halo, hahaha. Cuma di video doang, gak di foto]. 287. M: [Biarin, entar kan dimasukin youtube, manusia langka]. 288. M: [Hahaha, bibirnya itu, hahaha]. 289. M: [Ahong, Ahong, Baba Ahong]. 290. M: [Enci, Enci]. 291. M: [Hahaha]. 292. M: [Enci, hahaha]. 293. M: Ini jawabannya mengenai perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar.
285. M: Ayo cepat, kita cari mengenai perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar! 286. –
294. M: [Enci… Ci, Ci, matrial, beli minyak dong, Ci]. 295. M: [Hahaha]. 296. M: Ya sudah, cepat baca [in] kan [bacain] jawaban mengenai perbedaan antara bakteriofage dengan virus
294. –
290. – 291. – 292. – 293. M: Ini jawabannya mengenai perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar. (Respon terhadap stimulans-3e Non klaim). 294. –
295. – 296. M: Ya sudah, cepat bacakan jawaban mengenai perbedaan antara bakteriofage dengan virus
295. – 296. M: Ya sudah, cepat bacakan jawaban mengenai perbedaan antara bakteriofage dengan virus
286. –
287. –
287. –
288. –
288. –
289. –
289. –
290. 291. 292. 293.
– – – M: Ini jawabannya mengenai perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar.
157
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks cacar!
297. M: Sudah ada? Oke, siap.
298. M: Eh, Gue belum ini. Sini, Gue yang bacain dong, biar Gue dapat nilai.
299. M: Berdua juga gak apaapa.
300. M: Ya sudah, berdua, berdua.
301. M: Eh awas, awas, awas, tutup, tutup, tutup, hahaha.
297. M: Jawabannya sudah ada mengenai perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar? [Oke] Baiklah, saya sudah siap untuk mendengarkannya. 298. M: [Eh, Gue belum ini. Sini Gue] Saya saja yang baca [in] kan [dong] mengenai perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar, biar [Gue] saya mendapatkan nilai. 299. M: Berdua juga [gak] tidak apa-apa dalam membacakan jawaban mengenai perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar. 300. M: Ya sudah, kalau begitu berdua saja yang membacakan perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar [berdua]. 301. M: [Eh awas, awas, awas, tutup, tutup, tutup, hahaha].
Teks Dasar cacar! 297. M: Jawabannya sudah ada mengenai perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar? Baiklah, saya sudah siap untuk mendengarkannya. 298. M: Saya saja yang bacakan mengenai perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar, biar saya mendapatkan nilai.
299. M: Berdua juga tidak apaapa dalam membacakan jawaban mengenai perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar. 300. M: Ya sudah, kalau begitu berdua saja yang membacakan perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar. 301. –
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi cacar! (Stimulans: Perintah3f Non klaim). 297. –
298. M: Saya saja yang bacakan mengenai perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar, biar saya mendapatkan nilai. (Respon terhadap stimulans-3f Non klaim). 299. –
300. –
301. –
158
Teks Asli 302. M: Dih, parah banget, Budi. 303. M: Ya sudah, Rena.
304. M: Tutup, tutup, tutup, hahaha. 305. M: Ayo cepatan, apaan?
306. M: Tulis! Perbedaan cacar air dengan bakteriofage, bakteriofage yang memiliki ekor protein yang melekat pada “kepala” kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh fage untuk menempel pada suatu bakteri. Partikel lengkap virus disebut dengan virion.
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar
302. M: [Dih, parah banget, Budi]. 303. M: Ya sudah, Rena saja yang bacakan mengenai perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar.
302. –
304. M: [Tutup, tutup, tutup, hahaha]. 305. M: Ayo cepat [an], apa [an] perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar? 306. M: Ayo, tulis pendapat ini! Perbedaan antara virus cacar [air] dengan bakteriofage adalah bahwa bakteriofage [yang] memiliki ekor protein yang melekat pada “kepala” kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh fage untuk menempel pada suatu bakteri. Partikel lengkap virus [disebut dengan] adalah virion.
304. –
303. M: Ya sudah, Rena saja yang bacakan mengenai perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar.
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 302. – 303. M: Ya sudah, Rena saja yang bacakan mengenai perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar. (Respon terhadap respon stimulans-3f Non klaim). 304. –
305. M: Ayo cepat, apa 305. – perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar? 306. M: Ayo, tulis pendapat ini! 306. M: Ayo, tulis pendapat ini! Perbedaan antara virus cacar (Stimulans: Perintah-3g dengan bakteriofage adalah Non klaim). Perbedaan bahwa bakteriofage antara virus cacar dengan memiliki ekor protein yang bakteriofage adalah bahwa melekat pada “kepala” bakteriofage memiliki ekor kapsid. Serabut-serabut ekor protein yang melekat pada tersebut digunakan oleh fage “kepala” kapsid. (Klaim-3g). untuk menempel pada suatu Serabut-serabut ekor tersebut bakteri. Partikel lengkap digunakan oleh fage untuk virus adalah virion. menempel pada suatu bakteri. (Klaim-3g). Partikel lengkap virus adalah virion.
159
Teks Asli
307. M: Jangan ditulis, jangan ditulis, kalau dia yang bacain, jangan ditulis!
308. M: Parah banget!
309. M: Sudah gak apa-apa, diamin saja! 310. M: Perbedaan cacar air dengan bakteriofage, bakteriofage yang memiliki…
311. M: Entar dulu! 312. M: Entar dulu!
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar
307. M: [Jangan ditulis, jangan ditulis] Kalau dia yang baca [in] kan mengenai perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar, jangan ditulis! 308. M: [Parah] Keterlaluan [banget] sekali kamu berbicara seperti itu! 309. M: [Sudah gak] Tidak apaapa, [diamin] hiraukan saja, dia! 310. M: Baiklah saya ulangi kembali, perbedaan antara virus cacar [air] dengan bakteriofage adalah bahwa bakteriofage [yang] memiliki ekor protein yang melekat pada “kepala” kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh fage untuk menempel pada suatu bakteri. Partikel lengkap virus adalah virion. 311. M: [Entar dulu] Tunggu sebentar! 312. M: [Entar dulu] Tunggu
307. M: Kalau dia yang bacakan mengenai perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar, jangan ditulis!
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi (Klaim-3g). 307. –
308. M: Keterlaluan sekali kamu berbicara seperti itu!
308. –
309. M: Tidak apa-apa, hiraukan saja, dia!
309. –
310. M: Baiklah saya ulangi kembali, perbedaan antara virus cacar dengan bakteriofage adalah bahwa bakteriofage memiliki ekor protein yang melekat pada “kepala” kapsid. Serabutserabut ekor tersebut digunakan oleh fage untuk menempel pada suatu bakteri. Partikel lengkap virus adalah virion. 311. M: Tunggu sebentar!
310. –
312. M: Tunggu sebentar!
312. –
311. –
160
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
sebentar! 313. M: Apa lagi, dari ulang, dari 313. M: [Apa lagi] Tolong [dari] ulang! diulang kembali mengenai perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar [dari ulang]! 314. M: Bakteriofage… 314. M: [Bakteriofage…]. 315. M: Pelan-pelan apa! 315. M: Bacakan secara [pelanpelan] perlahan-lahan [apa]! 316. M: Ih, sudah! 316. M: [Ih, sudah!]. 317. M: Perbedaan apaan? 317. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata perbedaan [apaan]? 318. M: Perbedaan cacar air 318. M: Kelanjutannya adalah dengan bakteriofage. perbedaan antara virus cacar [air] dengan bakteriofage. 319. M: Ayo! 319. M: Ayo, cepat lanjutkan mengenai perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar! 320. M: Bakteriofage yang 320. M: Perbedaan antara virus memiliki… cacar dengan bakteriofage adalah bahwa bakteriofage [yang] memiliki ekor protein yang melekat pada “kepala” kapsid. Serabut-
Teks Dasar
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi
313. M: Tolong diulang kembali mengenai perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar!
313. –
314. – 315. M: Bacakan secara perlahan-lahan!
314. – 315. –
316. – 317. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata perbedaan? 318. M: Kelanjutannya adalah perbedaan antara virus cacar dengan bakteriofage.
316. – 317. –
319. M: Ayo, cepat lanjutkan mengenai perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar! 320. M: Perbedaan antara virus cacar dengan bakteriofage adalah bahwa bakteriofage memiliki ekor protein yang melekat pada “kepala” kapsid. Serabut-serabut ekor
319. –
318. –
320. –
161
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
321. M: Perbedaan cacar air dengan bakteriofage… 322. M: Lu ribet banget deh! 323. M: Hahaha. 324. M: Dengan apaan?
321.
325. M: Tulisannya bagaimana bakteriofage, bagaimana?
325.
326. M: B-A-K-T-E-R-I-O-F-AG-E.
326.
327. M: Terus!
327.
328. M: Bakteriofage yang memiliki ekor protein.
328.
329. M: Entar dulu apa!
329.
322. 323. 324.
serabut ekor tersebut digunakan oleh fage untuk menempel pada suatu bakteri. Partikel lengkap virus adalah virion. M: [Perbedaan cacar air dengan bakteriofage…]. M: [Lu ribet banget deh!]. M: [Hahaha]. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata dengan [apaan]? M: [Tulisannya] Bagaimana tulisan dari bakteriofage [bagaimana]? M: Tulisan dari bakteriofage adalah B-A-KT-E-R-I-O-F-A-G-E. M: Ayo, cepat [terus] lanjutkan! M: Saya ulangi lagi, perbedaan antara virus cacar dengan bakteriofage adalah bahwa bakteriofage [yang] memiliki ekor protein. M: [Entar dulu] Tunggu sebentar [apa]!
Teks Dasar
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi
tersebut digunakan oleh fage untuk menempel pada suatu bakteri. Partikel lengkap virus adalah virion. 321. –
321. –
322. – 323. – 324. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata dengan?
322. – 323. – 324. –
325. M: Bagaimana tulisan dari bakteriofage?
325. –
326. M: Tulisan dari bakteriofage adalah B-A-K-T-E-R-I-O-FA-G-E. 327. M: Ayo, cepat lanjutkan!
326. –
328. M: Saya ulangi lagi, perbedaan antara virus cacar dengan bakteriofage adalah bahwa bakteriofage memiliki ekor protein.
328. –
329. M: Tunggu sebentar!
329. –
327. –
162
Teks Asli 330. M: Et dah… 331. M: Pelan-pelan! 332. M: Bakteriofage yang memiliki ekor protein.
333. M: Yang memiliki apa?
334. M: Ekor protein. 335. M: Et dah, gak jelas banget nih bocah. 336. M: Ya ampun… 337. M: Woy, nih perbedaan cacar air dengan bakteriofage. 338. M: Terus, terus! 339. M: Iya, bakteriofage yang memiliki ekor protein.
Proses Penghalusan Teks 330. M: [Et dah…]. 331. M: Bacakan secara [pelanpelan] perlahan-lahan! 332. M: Saya ulangi lagi, perbedaan antara virus cacar dengan bakteriofage adalah bahwa bakteriofage [yang] memiliki ekor protein. 333. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata [yang] memiliki [apa]? 334. M: Kelanjutannya adalah memiliki ekor protein. 335. M: [Et dah, gak jelas banget nih bocah]. 336. M: [Ya ampun…]. 337. M: [Woy, nih] Saya ulangi lagi mengenai perbedaan antara virus cacar [air] dengan bakteriofage. 338. M: [Terus] Ayo, cepat [terus] lanjutkan! 339. M: Iya, akan saya lanjutkan, perbedaan antara virus cacar dengan bakteriofage adalah bahwa bakteriofage [yang] memiliki ekor
Teks Dasar 330. – 331. M: Bacakan secara perlahan-lahan! 332. M: Saya ulangi lagi, perbedaan antara virus cacar dengan bakteriofage adalah bahwa bakteriofage memiliki ekor protein.
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 330. – 331. – 332. –
333. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata memiliki? 334. M: Kelanjutannya adalah memiliki ekor protein. 335. –
333. –
336. – 337. M: Saya ulangi lagi mengenai perbedaan antara virus cacar dengan bakteriofage. 338. M: Ayo, cepat lanjutkan!
336. – 337. –
339. M: Iya, akan saya lanjutkan, perbedaan antara virus cacar dengan bakteriofage adalah bahwa bakteriofage memiliki ekor protein.
339. –
334. – 335. –
338. –
163
Teks Asli
340. M: Ekor protein, terus?
341. M: Yang melekat pada “kepala”. 342. M: Yang melekat… 343. M: Bakteriofage yang memiliki, ya?
344. M: Iya.
345. M: Yang melekat? 346. M: Pada “kepala” kapsid.
347. M: Eh, pelan-pelan, entar dulu apa tungguin Gue!
Proses Penghalusan Teks protein. 340. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata ekor protein [terus]? 341. M: Kelanjutannya adalah yang melekat pada “kepala”. 342. M: [Yang melekat…]. 343. M: Kelanjutan kalimat setelah kata perbedaan antara virus cacar dengan bakteriofage adalah bahwa bakteriofage [yang] memiliki, ya? 344. M: Iya, benar sekali. Kelanjutan kalimat setelah kata perbedaan antara virus cacar dengan bakteriofage adalah bahwa bakteriofage memiliki… 345. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata yang melekat? 346. M: Kelanjutannya adalah yang melekat pada “kepala” kapsid. 347. M: [Eh] Bacakan secara [pelan-pelan] perlahanlahan [entar dulu apa
Teks Dasar
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi
340. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata ekor protein? 341. M: Kelanjutannya adalah yang melekat pada “kepala”. 342. – 343. M: Kelanjutan kalimat setelah kata perbedaan antara virus cacar dengan bakteriofage adalah bahwa bakteriofage memiliki, ya?
340. –
344. M: Iya, benar sekali. Kelanjutan kalimat setelah kata perbedaan antara virus cacar dengan bakteriofage adalah bahwa bakteriofage memiliki… 345. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata yang melekat? 346. M: Kelanjutannya adalah yang melekat pada “kepala” kapsid. 347. M: Bacakan secara perlahan-lahan!
344. –
341. – 342. – 343. –
345. – 346. – 347. –
164
Teks Asli 348. M: “Kepala” apaan?
349. M: Memiliki apaan? 350. M: “Kepala” apa?
351. M: Kepala kapsid. 352. M: Memiliki apa? 353. M: Yaa Allah… 354. M: Ekor protein. 355. M: Ekor protein. 356. M: Sudah, ya?
357. M: Belum.
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar
tungguin Gue]! 348. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata “kepala” [apaan]? 349. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata memiliki [apaan]? 350. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata “kepala” [apa]? 351. M: Kelanjutannya adalah “kepala” kapsid. 352. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata memiliki [apa]? 353. M: [Yaa Allah…]. 354. M: Kelanjutannya adalah memiliki ekor protein. 355. M: Kelanjutannya adalah memiliki ekor protein. 356. M: Perbedaan mengenai bakteriofage dengan virus cacar sudah selesai sampai di situ saja, ya? 357. M: Perbedaan mengenai bakteriofage dengan virus cacar belum selesai sampai di situ.
348. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata “kepala”? 349. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata memiliki? 350. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata “kepala”? 351. M: Kelanjutannya adalah “kepala” kapsid. 352. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata memiliki? 353. – 354. M: Kelanjutannya adalah memiliki ekor protein. 355. M: Kelanjutannya adalah memiliki ekor protein. 356. M: Perbedaan mengenai bakteriofage dengan virus cacar sudah selesai sampai di situ saja, ya? 357. M: Perbedaan mengenai bakteriofage dengan virus cacar belum selesai sampai di situ.
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 348. – 349. – 350. – 351. – 352. – 353. – 354. – 355. – 356. –
357. –
165
Teks Asli 358. M: Bacain! Bacain! 359. M: Terus, terus, terus, terus! 360. M: Sudah, kapsid titik. 361. M: Terus?
362. M: Serabut-serabut ekor tersebut. 363. G: Rekaman jangan ada yang dimatiin! 364. M: Gak dimatiin Bu, dimerahin doang Bu. 365. M: Nih Bu, Jordy Onsu. 366. M: Hahaha. 367. M: Serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh fage. 368. M: Eh, “kepala” kapsid, terus? 369. M: Serabut-serabut ekor tersebut. 370. M: Oleh apaan? Oleh apa?
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar
358. M: Ayo, cepat baca [in] kan lagi! [Bacain!]. 359. M: Ayo, cepat [terus, terus, terus, terus] lanjutkan! 360. M: [Sudah, kapsid titik]. 361. M: Apakah [terus] kelanjutan kalimat setelah kata kapsid? 362. M: Kelanjutannya adalah serabut-serabut ekor tersebut. 363. G: [Rekaman jangan ada yang dimatiin!]. 364. M: [Gak dimatiin Bu, dimerahin doang Bu]. 365. M: [Nih Bu, Jordy Onsu]. 366. M: [Hahaha]. 367. M: Saya ulangi lagi, serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh fage. 368. M: [Eh] Apakah kelanjutan kalimat setelah kata “kepala” kapsid [terus]? 369. M: Kelanjutannya adalah serabut-serabut ekor tersebut. 370. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata oleh
358. M: Ayo, cepat bacakan lagi!
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 358. –
359. M: Ayo, cepat lanjutkan!
359. –
360. – 361. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata kapsid?
360. – 361. –
362. M: Kelanjutannya adalah serabut-serabut ekor tersebut. 363. –
362. –
364. –
364. –
365. – 366. – 367. M: Saya ulangi lagi, serabutserabut ekor tersebut digunakan oleh fage. 368. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata “kepala” kapsid? 369. M: Kelanjutannya adalah serabut-serabut ekor tersebut. 370. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata oleh?
365. – 366. – 367. –
363. –
368. – 369. – 370. –
166
Teks Asli
371. M: Ih, Dinar! 372. M: Oleh apaan?
373. M: Ekor tersebut? Ekor tersebut? Lu diam, diam apa Budi, yaelah Lu ngocol amat!
374. M: Digunakan oleh fage untuk. 375. M: Eh, gak ngerti Gue sama yang gini-ginian. 376. M: Terus?
377. M: Untuk… Oleh fage. 378. M: Digunakan?
379. M: Oleh fage.
380. M: Tulisannya?
Proses Penghalusan Teks [apaan]? [Oleh apa?]. 371. M: [Ih, Dinar!]. 372. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata oleh [apaan]? 373. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata ekor tersebut? [Ekor tersebut? Lu] Kamu diam [diam apa] Budi, [yaelah Lu ngocol amat] jangan bercanda! 374. M: Kelanjutannya adalah ekor tersebut digunakan oleh fage untuk. 375. M: [Eh, gak ngerti Gue sama yang gini-ginian]. 376. M: Apakah [terus] kelanjutan setelah kalimat ekor tersebut digunakan oleh fage untuk? 377. M: [Untuk… Oleh fage]. 378. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata digunakan? 379. M: Kelanjutannya adalah ekor tersebut digunakan oleh fage. 380. M: Bagaimana tulisan [nya]
Teks Dasar
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi
371. – 372. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata oleh?
371. – 372. –
373. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata ekor tersebut? Kamu diam Budi, jangan bercanda!
373. –
374. M: Kelanjutannya adalah ekor tersebut digunakan oleh fage untuk. 375. –
374. –
376. M: Apakah kelanjutan setelah kalimat ekor tersebut digunakan oleh fage untuk?
376. –
377. – 378. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata digunakan? 379. M: Kelanjutannya adalah ekor tersebut digunakan oleh fage. 380. M: Bagaimana tulisan dari
377. – 378. –
375. –
379. – 380. –
167
Teks Asli
381. M: F-A-G-E. 382. M: F-A-G-E. Terus?
383. M: Untuk menempel pada suatu bakteri.
384. M: Coba, lihat deh. Sudah, kan?
385. M: Belum.
386. M: Sampai mana, sih?
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar
dari fage? 381. M: Tulisan dari fage adalah F-A-G-E. 382. M: Tulisan dari fage adalah F-A-G-E. Apakah [terus] kelanjutan kalimat setelah kata fage? 383. M: Kelanjutannya adalah ekor tersebut digunakan oleh fage untuk menempel pada suatu bakteri. 384. M: Coba, saya lihat [deh] tugas makalah yang memuat tentang perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar ini. Perbedaan mengenai bakteriofage dengan virus cacar sudah selesai sampai di situ saja, kan? 385. M: Perbedaan mengenai bakteriofage dengan virus cacar belum selesai sampai di situ. 386. M: Lalu, sampai mana yang harus kita tulis mengenai perbedaan antara bakteriofage dengan virus
fage? 381. M: Tulisan dari fage adalah F-A-G-E. 382. M: Tulisan dari fage adalah F-A-G-E. Apakah kelanjutan kalimat setelah kata fage? 383. M: Kelanjutannya adalah ekor tersebut digunakan oleh fage untuk menempel pada suatu bakteri. 384. M: Coba, saya lihat tugas makalah yang memuat tentang perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar ini. Perbedaan mengenai bakteriofage dengan virus cacar sudah selesai sampai di situ saja, kan? 385. M: Perbedaan mengenai bakteriofage dengan virus cacar belum selesai sampai di situ. 386. M: Lalu, sampai mana yang harus kita tulis mengenai perbedaan antara bakteriofage dengan virus
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 381. – 382. –
383. –
384. –
385. –
386. –
168
Teks Asli
387. M: Pada suatu bakteri?
388. M: Partikel, partikel, partikel lengkap virus. Partikel lengkap virus. 389. M: Pelan-pelan! 390. M: Partikel lengkap virus?
391. M: Tahu nih, dianya begitu, cepat banget.
392. M: Makanya diam! 393. M: Virus disebut dengan virion. Sudah, sampai sini saja. Sampai virion saja.
Proses Penghalusan Teks cacar ini [sih]? 387. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata pada suatu bakteri? 388. M: Kelanjutannya adalah [partikel, partikel] partikel lengkap virus. [Partikel lengkap virus]. 389. M: Bacakan secara [pelanpelan] perlahan-lahan! 390. M: Apakah kelanjutan setelah kalimat partikel lengkap virus? 391. M: [Tahu nih, dianya begitu] Cepat [banget] sekali dia dalam membacakan perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar ini. 392. M: Makanya kamu diam, jangan berisik! 393. M: Kelanjutannya [virus disebut dengan] adalah virion. Sudah, sampai di sini saja mengenai perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar. [Sampai virion saja].
Teks Dasar cacar ini? 387. M: Apakah kelanjutan kalimat setelah kata pada suatu bakteri? 388. M: Kelanjutannya adalah partikel lengkap virus.
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 387. – 388. –
389. M: Bacakan secara perlahan-lahan! 390. M: Apakah kelanjutan setelah kalimat partikel lengkap virus? 391. M: Cepat sekali dia dalam membacakan perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar ini.
389. –
392. M: Makanya kamu diam, jangan berisik! 393. M: Kelanjutannya adalah virion. Sudah, sampai di sini saja mengenai perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar.
392. –
390. – 391. –
393. –
169
394. M: Astaghfirullah. 395. M: Entar dulu apa, barengbareng! 396. M: Yang mana sih… Partikel… 397. G: Sudah?
394. M: [Astaghfirullah]. 395. M: [Entar dulu apa, barengbareng!]. 396. M: [Yang mana sih… Partikel…]. 397. G: Apakah kalian sudah selesai berdiskusi?
394. – 395. –
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 394. – 395. –
396. –
396. –
397. G: Apakah kalian sudah selesai berdiskusi?
398. M: Entar dulu, beluman, Bu.
398. M: [Entar dulu] Kelompok kami belum [an] selesai berdiskusi, Bu.
398. M: Kelompok kami belum selesai berdiskusi, Bu.
399. G: Oke, tambahan waktu lima menit.
399. G: [Oke] Baiklah, saya berikan tambahan waktu lima menit lagi kepada kalian untuk menyelesaikan diskusinya.
399. G: Baiklah, saya berikan tambahan waktu lima menit lagi kepada kalian untuk menyelesaikan diskusinya.
400. M: Sepuluh menit.
400. M: Berikan kami tambahan waktu sepuluh menit lagi, Bu.
400. M: Berikan kami tambahan waktu sepuluh menit lagi, Bu.
401. G: Lima menit.
401. G: Tidak, lima menit saja.
401. G: Tidak, lima menit saja.
402. M: Sepuluh.
402. M: Berikan kami tambahan waktu sepuluh menit lagi,
402. M: Berikan kami tambahan waktu sepuluh menit lagi,
397. G: Apakah kalian sudah selesai berdiskusi? (Stimulans: Pertanyaan-3h Non klaim). 398. M: Kelompok kami belum selesai berdiskusi, Bu. (Respon terhadap stimulans3h Non klaim). 399. G: Baiklah, saya berikan tambahan waktu lima menit lagi kepada kalian untuk menyelesaikan diskusinya. (Stimulans: Pernyataan-3i Non klaim). 400. M: Berikan kami tambahan waktu sepuluh menit lagi, Bu. (Respon terhadap stimulans-3i Non klaim). 401. G: Tidak, lima menit saja. (Respon terhadap respon stimulans-3i Non klaim). 402. –
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar
170
Teks Asli
Bu. 403. M: Budi, pakai menawar waktu [lagi] segala [Lu] kamu [Bud]! M: Yaelah, gurunya baik ini 404. M: [Yaelah] Tidak apa-apa, sama Gue. Ibu gurunya baik [ini] sama [Gue] saya. M: Sampai monyet ya, tadi 405. M: [Sampai monyet ya, tadi ya? Eh, tadi nih sampai ya? Eh, tadi nih sampai mana sih? Oh virion ya, mana sih? Oh virion ya, kirain Gue sampai monyet. kirain Gue sampai monyet]. G: Kok buat mainan? 406. G: [Kok buat mainan?]. M: Enggak, Bu. 407. M: [Enggak, Bu]. G: Gak direkam diskusinya? 408. G: [Gak direkam diskusinya?]. M: Hayu Lu, hayu Lu, 409. M: [Hayu Lu, hayu Lu, hahaha. hahaha]. M: Margus. 410. M: [Margus]. M: Hayu Lu. 411. M: [Hayu Lu]. M: Margus… Margus… 412. M: [Margus… Margus…]. G: Ini masih ada alat rekam 413. G: [Ini masih ada alat rekam yang masih nyala? yang masih nyala?]. M: Masih Bu, ini Bu. 414. M: [Masih Bu, ini Bu]. M: Semuanya nyala. 415. M: [Semuanya nyala]. M: Semua nyala, Bu. 416. M: [Semua nyala, Bu]. G: Ini kok buat mainan. 417. G: [Ini kok buat mainan]. M: Kalau dia ngomong 418. M: [Kalau dia ngomong pada dipinggirin, Bu. pada dipinggirin, Bu].
403. M: Budi, pakai nawar lagi Lu, Bud! 404.
405.
406. 407. 408. 409. 410. 411. 412. 413. 414. 415. 416. 417. 418.
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar Bu. 403. M: Budi, pakai menawar waktu segala kamu!
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 403. –
404. M: Tidak apa-apa, Ibu gurunya baik sama saya.
404. –
405. –
405. –
406. – 407. – 408. –
406. – 407. – 408. –
409. –
409. –
410. 411. 412. 413.
– – – –
410. – 411. – 412. – 413. –
414. 415. 416. 417. 418.
– – – – –
414. – 415. – 416. – 417. – 418. –
171
Teks Asli 419. 420. 421. 422. 423.
M: Ini siapa yang matiin? M: Gak tahu. M: Ah dasar. M: Hahaha. G: Jangan dimatiin dulu, ya!
Proses Penghalusan Teks 419. 420. 421. 422. 423.
424. M: Sudah, kan?
424.
425. M: Dinar, Lu ngerti, Nar?
425.
426. G: Jangan di pause, ya! 427. M: Enggak, Bu. 428. M: Et, ini yang mana sih, yang ini apa yang ini? 429. M: Iya, Bu, gak bakal diberhentiin dulu, Bu. 430. M: Makanya dengarin! 431. M: Yang mana tadi, yang ini apa yang ini? 432. M: Yang mana, nih? Eh, serius, ngocol banget nih bocah. 433. M: Ini. Baca dong! 434. M: Oh, iya. 435. M: Yang ini, nih.
426. 427. 428. 429. 430. 431. 432.
433. 434. 435.
M: [Ini siapa yang matiin?]. M: [Gak tahu]. M: [Ah dasar]. M: [Hahaha]. G: [Jangan dimatiin dulu, ya!]. M: Semua pertanyaan yang ada pada LKS mengenai materi cacar ini sudah selesai kita jawab, kan? M: Dinar, apakah [Lu] kamu mengerti mengenai materi cacar ini [Nar]? G: [Jangan di pause, ya!]. M: [Enggak, Bu]. M: [Et, ini yang mana sih, yang ini apa yang ini?]. M: [Iya, Bu, gak bakal diberhentiin dulu, Bu]. M: [Makanya dengarin!]. M: [Yang mana tadi, yang ini apa yang ini?]. M: [Yang mana, nih? Eh, serius, ngocol banget nih bocah]. M: [Ini. Baca dong!]. M: [Oh, iya]. M: [Yang ini, nih].
Teks Dasar 419. 420. 421. 422. 423.
– – – – –
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 419. – 420. – 421. – 422. – 423. –
424. M: Semua pertanyaan yang ada pada LKS mengenai materi cacar ini sudah selesai kita jawab, kan? 425. M: Dinar, apakah kamu mengerti mengenai materi cacar ini? 426. – 427. – 428. –
424. –
429. –
429. –
430. – 431. –
430. – 431. –
432. –
432. –
433. – 434. – 435. –
433. – 434. – 435. –
425. – 426. – 427. – 428. –
172
Teks Asli 436. 437. 438. 439. 440.
441. 442. 443. 444. 445. 446.
447. 448. 449.
M: Salah, Gue, kan. M: Nih… Yang ini, nih. M: Yah… M: Ini, Nar. M: Diam, diam apa Lu Bud, Ngocol banget nih Budi, Bu! M: Hahaha. G: Kenapa? M: Enggak, Bu, dia diledekledekin masa, Bu. M: Dia ngeledekin, Bu. M: Hahaha. M: Sudah Lu, keluar saja Lu, gak dianggap juga di sini. M: Dih… Dih… Dih… M: Lu, kan rabies. Awas, awas, rabies. G: Oke, waktu habis.
Proses Penghalusan Teks 436. 437. 438. 439. 440.
441. 442. 443. 444. 445. 446.
447. 448. 449.
M: [Salah, Gue, kan]. M: [Nih… Yang ini, nih]. M: [Yah…]. M: [Ini, Nar]. M: [Diam, diam apa Lu Bud, Ngocol banget nih Budi, Bu!]. M: [Hahaha]. G: [Kenapa?]. M: [Enggak, Bu, dia diledek-ledekin masa, Bu]. M: [Dia ngeledekin, Bu]. M: [Hahaha]. M: [Sudah Lu, keluar saja Lu, gak dianggap juga di sini]. M: [Dih… Dih… Dih…]. M: [Lu, kan rabies. Awas, awas, rabies]. G: [Oke] Baiklah, waktu untuk berdiskusi telah [habis] usai.
Teks Dasar 436. 437. 438. 439. 440.
– – – – –
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 436. – 437. – 438. – 439. – 440. –
441. – 442. – 443. –
441. – 442. – 443. –
444. – 445. – 446. –
444. – 445. – 446. –
447. – 448. –
447. – 448. –
449. G: Baiklah, waktu untuk berdiskusi telah usai.
449. G: Baiklah, waktu untuk berdiskusi telah usai. (Stimulans: Peringatan-3j Non klaim). 450. –
450. M: Eh, memang kita satu 450. M: [Eh] Memangnya nanti 450. M: Memangnya nanti kita kelompok? Kita mah bukan, kita satu kelompok lagi? satu kelompok lagi? Kita beda lagi, Dinar. Misah lagi, Kita [mah bukan, beda] tidak satu kelompok lagi, Dinar. tidak satu kelompok lagi, Dinar. Kita berpisah. Dinar. Kita [misah] berpisah
173
Teks Asli
451. M: Ngapain, sama saja lagi.
452. M: Coba, lihat Budi punya Lu, Budi. 453. M: Enggak mau.
454. G: Oke, waktu habis, silahkan kembali ke kelompok asal!
455. 456. 457. 458. 459. 460. 461. 462. 463. 464. 465.
M: Ini kok dimatiin dah? M: Margus… Margus… M: Hahaha. M: Eh, nanti ngomong ya, yang matiin Margus! M: Iya, iya. M: Hahaha. M: Matiin, ya? M: Sudah, matiin! M: Ini dimatiin nih, noh sudah kayak begini. M: Sudah mati itu? M: Sudah terkunci.
Proses Penghalusan Teks [lagi, Dinar]. 451. M: [Ngapain] Untuk apa berpisah, kelompoknya sama saja [lagi] seperti ini. 452. M: Coba, saya lihat [Budi] LKS mengenai materi cacar [punya Lu] milikmu, Budi. 453. M: Saya [enggak] tidak mau memperlihatkannya kepadamu. 454. G: [Oke] Baiklah, waktu untuk berdiskusi telah [habis] usai, silahkan kalian kembali ke kelompok asal masing-masing! 455. M: [Ini kok dimatiin dah?]. 456. M: [Margus… Margus…]. 457. M: [Hahaha]. 458. M: [Eh, nanti ngomong ya, yang matiin Margus!]. 459. M: [Iya, iya]. 460. M: [Hahaha]. 461. M: [Matiin, ya?]. 462. M: [Sudah, matiin!]. 463. M: [Ini dimatiin nih, noh sudah kayak begini]. 464. M: [Sudah mati itu?]. 465. M: [Sudah terkunci].
Teks Dasar
451. M: Untuk apa berpisah, kelompoknya sama saja seperti ini. 452. M: Coba, saya lihat LKS mengenai materi cacar milikmu, Budi. 453. M: Saya tidak mau memperlihatkannya kepadamu. 454. G: Baiklah, waktu untuk berdiskusi telah usai, silahkan kalian kembali ke kelompok asal masingmasing! 455. – 456. – 457. – 458. –
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 451. – 452. – 453. – 454. –
455. – 456. – 457. – 458. –
– – – – –
459. – 460. – 461. – 462. – 463. –
464. – 465. –
464. – 465. –
459. 460. 461. 462. 463.
174
Teks Asli 466. M: Ibu, ini yang sudah di pause nih, Bu? Bu, di pause? 467. M: Bu, Bu, di pause Bu, bagaimana Bu caranya, Bu? Gak ngerti, Bu. 468. G: Ya sudah gak usah. 469. M: Ya sudah buat saya deh, Bu. 470. M: Hahaha. 471. M: Bu, kembali kemana lagi, nih? 472. G: Ke tempat asal!
466. –
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 466. –
467. –
467. –
468. – 469. –
468. – 469. –
470. – 471. M: Bu, kami kembali kemana lagi? 472. G: Kalian kembali ke kelompok asal masingmasing! 473. M: Kita kembali ke kelompok asal yang pertama tadi! 474. G: Baiklah, silahkan kalian kembali ke kelompok asal masing-masing, yaitu kelompok asal satu sampai delapan!
470. – 471. –
Proses Penghalusan Teks
466. M: [Ibu, ini yang sudah di pause nih, Bu? Bu, di pause?]. 467. M: [Bu, Bu, di pause Bu, bagaimana Bu caranya, Bu? Gak ngerti, Bu]. 468. G: [Ya sudah gak usah]. 469. M: [Ya sudah buat saya deh, Bu]. 470. M: [Hahaha]. 471. M: Bu, kami kembali kemana lagi [nih]? 472. G: Kalian kembali ke [tempat] kelompok asal masing-masing! 473. M: Ke kelompok yang tadi, 473. M: Kita kembali ke ah! kelompok asal yang pertama tadi [ah]! 474. G: Oke, silahkan kembali ke 474. G: [Oke] Baiklah, silahkan kelompok asal, kelompok kalian kembali ke kelompok satu sampai delapan! asal masing-masing, yaitu kelompok asal satu sampai delapan!
Teks Dasar
472. – 473. –
474. G: Baiklah, silahkan kalian kembali ke kelompok asal masing-masing, yaitu kelompok asal satu sampai delapan! (Stimulans: Perintah-3k Non klaim).
175
Keterangan : G
: Guru.
M
: Murid.
Tanda […]
: Penghapusan kata atau kalimat.
Tanda cetak miring (italic)
: Penyisipan kata atau kalimat.
Kode (1a, 1b, 1c, dst)
: Pembahasan mengenai permasalahan yang sama.
Kode (1a-1, 1a-2, 1a-3, dst) : Menandakan bahwa wacana yang dikemukakan oleh pembicara selanjutnya masih berhubungan dengan wacana yang dikemukakan oleh pembicara sebelumnya. Kode (1a, 2a, 3a, dst)
: Pembahasan mengenai permasalahan yang berbeda.
176
Lampiran 4
Transkripsi, Penghalusan Teks, dan Reduksi Wacana Kelompok Asal Asal 1 Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar
1.
M: Satu, dua, tiga.
1.
M: [Satu, dua, tiga] Ayo, kita mulai berdiskusi!
1.
M: Ayo, kita mulai berdiskusi!
2.
M: Sudah, ya.
2.
2.
3.
M: Cacar!
3.
M: Sudah siap semua, ya. Ayo, kita mulai berdiskusi! M: Diskusi yang pertama adalah mengenai materi cacar!
M: Sudah siap semua, ya. Ayo, kita mulai berdiskusi! M: Diskusi yang pertama adalah mengenai materi cacar!
4.
G: Coba, ini siapa yang itu?
4.
4.
5.
M: Penyakit cacar adalah penyakit yang disebut sebagai herpes oleh kalangan medis adalah…
5.
G: [Coba] Ini siapa yang akan [itu] pertama kali mempresentasikan materi yang menjadi keahliannya? M: Penyakit cacar [adalah] atau [penyakit] yang disebut sebagai herpes oleh kalangan medis adalah penyakit radang kulit yang ditandai dengan pembentukan gelembung-gelembung berisi air secara berkelompok.
3.
5.
G: Ini siapa yang akan pertama kali mempresentasikan materi yang menjadi keahliannya? M: Penyakit cacar atau yang disebut sebagai herpes oleh kalangan medis adalah penyakit radang kulit yang ditandai dengan pembentukan gelembunggelembung berisi air secara berkelompok.
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 1. M: Ayo, kita mulai berdiskusi! (Stimulans: Ajakan-1a Non klaim). 2. – 3.
4.
M: Diskusi yang pertama adalah mengenai materi cacar! (Stimulans: Perintah1a-1 Non klaim). –
5.
–
177
Teks Asli 6.
M: Entar dulu, pelan-pelan!
7.
M: Ayo!
8.
M: Eh, ini nyatetnya bagaimana?
9.
G: Ya di sini!
10. M: Maksudnya semuanya nyatetnya atau bagaimana?
11. G: Nyatet apanya? 12. M: Nyatetnya semuanya?
Proses Penghalusan Teks 6.
M: [Entar dulu] Tunggu sebentar, jelaskan secara [pelan-pelan] perlahanlahan! 7. M: Ayo, kita lanjutkan kembali diskusi kita! 8. M: [Eh, ini nyatetnya] Bagaimana cara mengerjakan LKS kelompok asal milik kami masingmasing, Bu? 9. G: [Ya] Langsung saja kerjakan [di sini] pada LKS kelompok asal milik kalian masing-masing! 10. M: Maksud [nya] dari pertanyaan saya adalah apakah semua [nya] yang dipresentasikan oleh para ahli dalam kelompok kami, [nyatetnya] dicatat semua oleh kami pada LKS kelompok asal milik kami masing-masing atau bagaimana, Bu? 11. G: [Nyatet] Mencatat apa [nya] maksudnya? 12. M: Maksudnya, kami
Teks Dasar
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 6. –
6.
M: Tunggu sebentar, jelaskan secara perlahanlahan!
7.
M: Ayo, kita lanjutkan kembali diskusi kita! M: Bagaimana cara mengerjakan LKS kelompok asal milik kami masingmasing, Bu?
7.
–
8.
–
G: Langsung saja kerjakan pada LKS kelompok asal milik kalian masing-masing!
9.
–
8.
9.
10. M: Maksud dari pertanyaan saya adalah apakah semua yang dipresentasikan oleh para ahli dalam kelompok kami, dicatat semua oleh kami pada LKS kelompok asal milik kami masingmasing atau bagaimana, Bu?
10. –
11. G: Mencatat apa maksudnya?
11. –
12. M: Maksudnya, kami
12. –
178
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
[nyatetnya] mencatat semua [nya] yang dipresentasikan oleh para ahli dalam kelompok kami atau tidak, Bu? 13. G: Enggak, nanti 13. G: [Enggak] Tidak, yang kesimpulannya saja! kalian tuliskan nanti pada LKS kelompok asal milik kalian masing-masing adalah hal-hal penting dan kesimpulan [nya] dari materi mengenai virus yang dapat menyebabkan beberapa macam penyakit seperti cacar, polio, rabies, influenza, dan AIDS saja! 14. M: Penyakit cacar adalah 14. M: Baiklah, saya akan penyakit yang disebut mempresentasikan mengenai sebagai herpes oleh kalangan materi cacar. Penyakit cacar medis adalah penyakit radang [adalah] atau [penyakit] yang kulit yang ditandai dengan disebut sebagai herpes oleh pembentukan gelembungkalangan medis adalah gelembung berisi air secara penyakit radang kulit yang berkelompok. Penyebab ditandai dengan penyakit cacar adalah virus pembentukan gelembungvariola. gelembung berisi air secara berkelompok. Penyebab penyakit cacar [adalah] yaitu
Teks Dasar
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi
mencatat semua yang dipresentasikan oleh para ahli dalam kelompok kami atau tidak, Bu? 13. G: Tidak, yang kalian tuliskan nanti pada LKS kelompok asal milik kalian masing-masing adalah halhal penting dan kesimpulan dari materi mengenai virus yang dapat menyebabkan beberapa macam penyakit seperti cacar, polio, rabies, influenza, dan AIDS saja!
13. –
14. M: Baiklah, saya akan mempresentasikan mengenai materi cacar. Penyakit cacar atau yang disebut sebagai herpes oleh kalangan medis adalah penyakit radang kulit yang ditandai dengan pembentukan gelembunggelembung berisi air secara berkelompok. Penyebab penyakit cacar yaitu virus variola.
14. M: Baiklah, saya akan mempresentasikan mengenai materi cacar. (Respon terhadap stimulans-1a-1 Non klaim). Penyakit cacar atau yang disebut sebagai herpes oleh kalangan medis adalah penyakit radang kulit (Klaim-1a-1) yang ditandai dengan pembentukan gelembung-gelembung berisi air secara berkelompok.
179
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar
virus variola.
15. M: Eh, bacanya pelan-pelan!
15. M: [Eh] Tolong [bacanya] presentasikan secara [pelanpelan] perlahan-lahan!
15. M: Tolong presentasikan secara perlahan-lahan!
16. M: Virus penyebab cacar ini adalah anggota dari genus Orthopoxvirus, yang juga termasuk virus seperti cacar sapi, cacar monyet, dan kontagiosum moluskum. Perbedaan bakteriofage dengan virus cacar adalah bakteriofage memiliki ekor protein yang melekat pada “kepala” kapsid. Serabutserabut ekor tersebut digunakan oleh fage untuk menempel pada suatu bakteri. Partikel lengkap virus adalah virion. Sudah.
16. M: Virus penyebab cacar ini adalah anggota dari genus Orthopoxvirus, yang juga termasuk virus seperti cacar sapi, cacar monyet, dan kontagiosum moluskum. Perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar adalah bahwa bakteriofage memiliki ekor protein yang melekat pada “kepala” kapsid. Serabutserabut ekor tersebut digunakan oleh fage untuk menempel pada suatu bakteri. Partikel lengkap virus adalah virion. [Sudah].
16. M: Virus penyebab cacar ini adalah anggota dari genus Orthopoxvirus, yang juga termasuk virus seperti cacar sapi, cacar monyet, dan kontagiosum moluskum. Perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar adalah bahwa bakteriofage memiliki ekor protein yang melekat pada “kepala” kapsid. Serabutserabut ekor tersebut digunakan oleh fage untuk menempel pada suatu bakteri. Partikel lengkap virus adalah virion.
17. M: Polio adalah penyakit menular yang dikategorikan sebagai penyakit peradaban.
17. M: Polio adalah penyakit menular yang dikategorikan sebagai penyakit peradaban.
17. M: Polio adalah penyakit menular yang dikategorikan sebagai penyakit peradaban.
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi (Data-1a-1). Penyebab penyakit cacar yaitu virus variola. (Klaim-1a-1). 15. M: Tolong presentasikan secara perlahan-lahan! (Respon terhadap klaim-1a-1 Non klaim). 16. M: Virus penyebab cacar ini adalah anggota dari genus Orthopoxvirus, yang juga termasuk virus seperti cacar sapi, cacar monyet, dan kontagiosum moluskum. (Klaim-1a-1). Perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar adalah bahwa bakteriofage memiliki ekor protein yang melekat pada “kepala” kapsid. (Klaim-1a1). Serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh fage untuk menempel pada suatu bakteri. (Klaim-1a-1). Partikel lengkap virus adalah virion. (Klaim-1a-1). 17. M: Polio adalah penyakit menular yang dikategorikan sebagai penyakit peradaban.
180
Teks Asli Polio menular dari kontak antar manusia. Polio dapat menyebar luas diam-diam karena sebagian besar penderita yang terinfeksi poliovirus tidak memiliki gejala sehingga tidak tahu kalau mereka sendiri sedang terjangkit. Sudah.
Proses Penghalusan Teks Polio menular [dari] melalui kontak antar manusia. Polio dapat menyebar luas diamdiam karena sebagian besar penderita yang terinfeksi poliovirus tidak memiliki gejala sehingga tidak tahu kalau mereka sendiri sedang terjangkit. Saya sudah selesai mempresentasikan mengenai materi polio.
Teks Dasar Polio menular melalui kontak antar manusia. Polio dapat menyebar luas diam-diam karena sebagian besar penderita yang terinfeksi poliovirus tidak memiliki gejala sehingga tidak tahu kalau mereka sendiri sedang terjangkit. Saya sudah selesai mempresentasikan mengenai materi polio.
18. M: Jelasin penyebabnya, dong!
18. M: Tolong [jelasin] presentasikan mengenai penyebab [nya] penyakit polio kepada kami [dong]!
18. M: Tolong presentasikan mengenai penyebab penyakit polio kepada kami!
19. M: Penyebab penyakit polio yaitu sebuah virus yang dinamakan poliovirus. Bakteriofage berasal dari kata bacteria dan phagus, bahwa bakteriofage merupakan virus yang menyerang bakteri. Sedangkan, virus polio
19. M: Baiklah, akan saya presentasikan mengenai penyebab penyakit polio. Penyebab penyakit polio yaitu sebuah virus yang dinamakan poliovirus. Perbedaan antara bakteriofage dengan virus polio adalah bahwa
19. M: Baiklah, akan saya presentasikan mengenai penyebab penyakit polio. Penyebab penyakit polio yaitu sebuah virus yang dinamakan poliovirus. Perbedaan antara bakteriofage dengan virus polio adalah bahwa
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi (Klaim-1b). Polio menular melalui kontak antar manusia. (Klaim-1b). Polio dapat menyebar luas diamdiam karena sebagian besar penderita yang terinfeksi poliovirus tidak memiliki gejala sehingga tidak tahu kalau mereka sendiri sedang terjangkit. (Klaim-1b). Saya sudah selesai mempresentasikan mengenai materi polio. (Pernyataan-1b Non klaim). 18. M: Tolong presentasikan mengenai penyebab penyakit polio kepada kami! (Stimulans: Perintah-1b Non klaim). 19. M: Baiklah, akan saya presentasikan mengenai penyebab penyakit polio. (Respon terhadap stimulans1b Non klaim). Penyebab penyakit polio yaitu sebuah virus yang dinamakan poliovirus. (Klaim-1b). Perbedaan antara
181
Teks Asli adalah virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda dan amat menular.
20. M: Rabies adalah infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies. Virus rabies terdapat dalam air liur hewan yang terinfeksi. Hewan ini menularkan infeksi kepada hewan lainnya atau manusia melalui gigitan dan kadang melalui jilatan. Perbedaan antara bakteriofage dengan virus rabies adalah bakteriofage memiliki ekor, memiliki kapsid, ukurannya
Proses Penghalusan Teks bakteriofage berasal dari kata bacteria dan phagus. Dari asal kata tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa bakteriofage merupakan virus yang menyerang bakteri. Sedangkan, virus polio adalah virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda dan amat menular.
20. M: Rabies adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies. Virus penyakit rabies terdapat dalam air liur hewan yang terinfeksi. Hewan ini menularkan infeksi kepada hewan lainnya atau manusia melalui gigitan dan kadang melalui jilatan. Perbedaan antara bakteriofage dengan virus rabies adalah bahwa bakteriofage memiliki ekor,
Teks Dasar bakteriofage berasal dari kata bacteria dan phagus. Dari asal kata tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa bakteriofage merupakan virus yang menyerang bakteri. Sedangkan, virus polio adalah virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda dan amat menular.
20. M: Rabies adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies. Virus penyakit rabies terdapat dalam air liur hewan yang terinfeksi. Hewan ini menularkan infeksi kepada hewan lainnya atau manusia melalui gigitan dan kadang melalui jilatan. Perbedaan antara bakteriofage dengan virus rabies adalah bahwa bakteriofage memiliki ekor,
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi bakteriofage dengan virus polio adalah bahwa bakteriofage berasal dari kata bacteria dan phagus. (Klaim1b). Dari asal kata tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa bakteriofage merupakan virus yang menyerang bakteri. (Klaim1b). Sedangkan, virus polio adalah virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda dan amat menular. (Klaim1b). 20. M: Rabies adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies. (Klaim-1c). Virus penyakit rabies terdapat dalam air liur hewan yang terinfeksi. (Klaim-1c). Hewan ini menularkan infeksi kepada hewan lainnya atau manusia melalui gigitan dan kadang melalui jilatan. (Klaim-1c). Perbedaan antara bakteriofage dengan virus rabies adalah bahwa
182
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
seperti laba-laba. Sedangkan, rabies tidak memiliki ekor, tidak memiliki kapsid, dan juga ukurannya seperti jarijari.
[memiliki] kapsid, dan ukuran [nya] seperti labalaba. Sedangkan, virus rabies tidak memiliki ekor, [tidak memiliki] kapsid, dan [juga] ukuran [nya] seperti jari-jari.
21. M: HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Sedangkan, yang dimaksud dengan HIV adalah virus penyebab AIDS. HIV terdapat dalam cairan tubuh seseorang, air mani, seperti darah, cairan kelamin atau cairan yang telah terinfeksi. AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. Sedangkan, yang dimaksud dengan AIDS adalah sindrom kekebalan tubuh yang menurun, disebabkan oleh HIV. Penyebabnya adalah ditularkan melalui injeksi langsung ke aliran darah serta kontak membran
21. M: HIV [adalah] merupakan [singakatan] kepanjangan dari Human Immunodeficiency Virus. Sedangkan, yang dimaksud dengan HIV adalah virus penyebab AIDS. HIV terdapat di dalam cairan tubuh seseorang [air mani] seperti darah, cairan kelamin (air mani atau cairan vagina yang telah terinfeksi). AIDS merupakan [singakatan] kepanjangan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. Sedangkan, yang dimaksud dengan AIDS adalah sindrom [kekebalan tubuh yang menurun] menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV.
Teks Dasar kapsid, dan ukuran seperti laba-laba. Sedangkan, virus rabies tidak memiliki ekor, kapsid, dan ukuran seperti jari-jari.
21. M: HIV merupakan kepanjangan dari Human Immunodeficiency Virus. Sedangkan, yang dimaksud dengan HIV adalah virus penyebab AIDS. HIV terdapat di dalam cairan tubuh seseorang seperti darah, cairan kelamin (air mani atau cairan vagina yang telah terinfeksi). AIDS merupakan kepanjangan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. Sedangkan, yang dimaksud dengan AIDS adalah sindrom menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. Penyebabnya adalah ditularkan melalui injeksi langsung ke aliran darah
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi bakteriofage memiliki ekor, kapsid, dan ukuran seperti laba-laba. (Klaim-1c). Sedangkan, virus rabies tidak memiliki ekor, kapsid, dan ukuran seperti jari-jari. (Klaim-1c). 21. M: HIV merupakan kepanjangan dari Human Immunodeficiency Virus. (Klaim-1d). Sedangkan, yang dimaksud dengan HIV adalah virus penyebab AIDS. (Klaim-1d). HIV terdapat di dalam cairan tubuh seseorang seperti darah, cairan kelamin (air mani atau cairan vagina yang telah terinfeksi). (Klaim-1d). AIDS merupakan kepanjangan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. (Klaim-1d). Sedangkan, yang dimaksud dengan AIDS adalah sindrom menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. (Klaim-1d). Penyebabnya adalah ditularkan melalui
183
Teks Asli mukosa atau jaringan yang tertularkan dengan cairan tubuh tertentu yang berasal dari penderita HIV. Beberapa jalur penularan HIV yang telah diketahui adalah melalui hubungan seksual dari ibu ke anak, penggunaan obat-obatan intravena, transfusi dan transplantasi. Sementara itu, perbedaan HIV dengan virus lainnya (bakteriofage) ialah virus hidup dan berkembang biak dalam organisme yang multisel, sedangkan bakteriofage hidup dan berkembang biak dalam organisme yang unisel.
22. M: Ini semuanya sama, diskusi? 23. G: Iya, jadi kalian bisa
Proses Penghalusan Teks Penyebabnya adalah ditularkan melalui injeksi langsung ke aliran darah serta kontak membran mukosa atau jaringan yang tertularkan dengan cairan tubuh tertentu yang berasal dari penderita HIV. Beberapa jalur penularan HIV yang telah diketahui adalah melalui hubungan seksual dari ibu ke anak (perinatal), penggunaan obat-obatan intravena, transfusi dan transplantasi. [Sementara itu] Perbedaan antara HIV dengan [virus lainnya] bakteriofage [ialah] adalah bahwa [virus] HIV hidup dan berkembang biak dalam organisme yang multisel, sedangkan bakteriofage hidup dan berkembang biak dalam organisme yang unisel. 22. M: Ini semuanya [sama] didiskusikan? 23. G: Iya, semua materi
Teks Dasar serta kontak membran mukosa atau jaringan yang tertularkan dengan cairan tubuh tertentu yang berasal dari penderita HIV. Beberapa jalur penularan HIV yang telah diketahui adalah melalui hubungan seksual dari ibu ke anak (perinatal), penggunaan obat-obatan intravena, transfusi dan transplantasi. Perbedaan antara HIV dengan bakteriofage adalah bahwa HIV hidup dan berkembang biak dalam organisme yang multisel, sedangkan bakteriofage hidup dan berkembang biak dalam organisme yang unisel.
22. M: Ini semuanya didiskusikan? 23. G: Iya, semua materi
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi injeksi langsung ke aliran darah serta kontak membran mukosa atau jaringan yang tertularkan dengan cairan tubuh tertentu yang berasal dari penderita HIV. (Klaim1d). Beberapa jalur penularan HIV yang telah diketahui adalah melalui hubungan seksual dari ibu ke anak (perinatal), penggunaan obat-obatan intravena, transfusi dan transplantasi. (Klaim-1d). Perbedaan antara HIV dengan bakteriofage adalah bahwa HIV hidup dan berkembang biak dalam organisme yang multisel, sedangkan bakteriofage hidup dan berkembang biak dalam organisme yang unisel. (Klaim-1d). 22. – 23. –
184
Teks Asli diskusi, misalnya kamu gak setuju nih sama pendapat dia, kamu gak apa-apa diskusiin saja baiknya kayak gimana!
24. M: Influenza adalah infeksi virus yang menyerang sistem pernapasan, termasuk hidung, tenggorokan, cabang tenggorokan, dan paru-paru. Influenza merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus RNA dari famili Orthomyxoviridae. Penyebab utamanya adalah virus Rhinovirus, yang terdapat dalam mukus atau lapisan
Proses Penghalusan Teks mengenai virus yang dapat menyebabkan beberapa macam penyakit seperti cacar, polio, rabies, influenza, dan AIDS didiskusikan! Jadi, kalian [bisa] dapat berdiskusi mengenai materi tersebut, misalnya kamu [gak] tidak setuju [nih sama] dengan pendapat dia, kamu [gak apaapa] diskusi [in] kan saja bersama kelompok asalmu bagaimana baiknya [kayak gimana]! 24. M: Influenza adalah infeksi virus yang menyerang sistem pernapasan, termasuk hidung, tenggorokan, cabang tenggorokan, dan paru-paru. Influenza merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus RNA dari famili Orthomyxoviridae. Penyebab utama [nya] influenza atau flu ini adalah virus yang bernama Rhinovirus. Virus
Teks Dasar
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi
mengenai virus yang dapat menyebabkan beberapa macam penyakit seperti cacar, polio, rabies, influenza, dan AIDS didiskusikan! Jadi, kalian dapat berdiskusi mengenai materi tersebut, misalnya kamu tidak setuju dengan pendapat dia, kamu diskusikan saja bersama kelompok asalmu bagaimana baiknya!
24. M: Influenza adalah infeksi virus yang menyerang sistem pernapasan, termasuk hidung, tenggorokan, cabang tenggorokan, dan paru-paru. Influenza merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus RNA dari famili Orthomyxoviridae. Penyebab utama influenza atau flu ini adalah virus yang bernama Rhinovirus. Virus yang
24. M: Influenza adalah infeksi virus yang menyerang sistem pernapasan, termasuk hidung, tenggorokan, cabang tenggorokan, dan paru-paru. (Klaim-1e). Influenza merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus RNA dari famili Orthomyxoviridae. (Klaim1e). Penyebab utama influenza atau flu ini adalah virus yang bernama
185
Teks Asli lendir penderita flu. Virus flu yang menyebar lewat udara ketika seseorang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara. Perbedaannya virus hidup dan berkembang biak dalam organisme yang multisel, sedangkan bakteriofage hidup dan berkembang biak dalam organisme yang unisel.
25. M: Ini kan polio, penyakit polio Bu, ini ditulis semua, Bu?
26. G: Kamu bisa meringkas polio sendiri, kan?
Proses Penghalusan Teks yang terdapat dalam mukus atau lapisan lendir penderita flu. Virus flu [yang] menyebar lewat udara ketika seseorang terinfeksi batuk, bersin, atau [ber] bicara. Perbedaan [nya] antara bakteriofage dengan virus influenza adalah bahwa virus hidup dan berkembang biak dalam organisme yang multisel, sedangkan bakteriofage hidup dan berkembang biak dalam organisme yang unisel.
Teks Dasar terdapat dalam mukus atau lapisan lendir penderita flu. Virus flu menyebar lewat udara ketika seseorang terinfeksi batuk, bersin, atau bicara. Perbedaan antara bakteriofage dengan virus influenza adalah bahwa virus hidup dan berkembang biak dalam organisme yang multisel, sedangkan bakteriofage hidup dan berkembang biak dalam organisme yang unisel.
25. M: [Ini kan polio, penyakit 25. M: Apakah semua yang polio Bu, ini] Apakah semua dipresentasikan oleh para yang dipresentasikan oleh ahli dalam kelompok kami, para ahli dalam kelompok ditulis semua oleh kami pada kami, ditulis semua oleh kami LKS kelompok asal milik pada LKS kelompok asal kami masing-masing, Bu? milik kami masing-masing, Bu? 26. G: Kamu bisa [meringkas] 26. G: Kamu bisa merangkumnya [polio] merangkumnya sendiri kan
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi Rhinovirus. (Klaim-1e). Virus yang terdapat dalam mukus atau lapisan lendir penderita flu. (Klaim-1e). Virus flu menyebar lewat udara ketika seseorang terinfeksi batuk, bersin, atau bicara. (Klaim-1e). Perbedaan antara bakteriofage dengan virus influenza adalah bahwa virus hidup dan berkembang biak dalam organisme yang multisel, sedangkan bakteriofage hidup dan berkembang biak dalam organisme yang unisel. (Klaim-1e). 25. –
26. –
186
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks sendiri kan dari apa yang dipresentasikan oleh para ahli dalam kelompokmu? M: Iya Bu, saya bisa merangkumnya sendiri. M: [Itu gak dimatiin daritadi?]. M: [Memang, bukannya disuruh jangan dimatiin]. M: [Sudah belum? Gue sudah nih]. M: [Entar dulu sebentar]. G: [Oke, aku] Saya [mau] ingin [nanya] bertanya [nih], apakah penyebab [virus] penyakit cacar [apa sih]?
27. M: Iya Bu, bisa.
27.
28. M: Itu gak dimatiin daritadi?
28.
29. M: Memang, bukannya disuruh jangan dimatiin. 30. M: Sudah belum? Gue sudah nih. 31. M: Entar dulu sebentar. 32. G: Oke, aku mau nanya nih, penyebab virus cacar apa sih?
29.
33. M: Virus cacar…
33. M: [Virus cacar…] Tunggu sebentar Bu, saya cari dahulu jawabannya. 34. G: Semuanya harus bisa menjawab pertanyaan saya mengenai penyebab penyakit cacar! 35. M: Apakah kami boleh membaca tugas makalah yang kami buat untuk menjawabnya, Bu?
34. G: Semuanya harus bisa jawab!
35. M: Boleh baca, Bu?
30. 31. 32.
Teks Dasar
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi
dari apa yang dipresentasikan oleh para ahli dalam kelompokmu? 27. M: Iya Bu, saya bisa merangkumnya sendiri. 28. –
27. –
29. –
29. –
30. –
30. –
31. – 32. G: Saya ingin bertanya, apakah penyebab penyakit cacar?
31. – 32. G: Saya ingin bertanya, apakah penyebab penyakit cacar? (Stimulans: Pertanyaan-2a Non klaim). 33. –
33. M: Tunggu sebentar Bu, saya cari dahulu jawabannya. 34. G: Semuanya harus bisa menjawab pertanyaan saya mengenai penyebab penyakit cacar! 35. M: Apakah kami boleh membaca tugas makalah yang kami buat untuk menjawabnya, Bu?
28. –
34. –
35. –
187
Teks Asli 36. G: Percuma dong tadi ngejelasin kalau gak baca.
37. M: Virus variola.
38. M: Lu kan ahlinya!
39. G: Virus? 40. M: Variola. 41. G: Variola, oke, kalau virus polio bedanya sama bakteriofage, apa bedanya? Polio sama bakteriofage.
42. M: Lu kan ahlinya!
43. G: Semuanya harus bisa, ya!
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar
36. G: Percuma [dong] tadi kalian [ngejelasin] menjelaskan kalau [gak] tidak membacanya. 37. M: Penyebab penyakit cacar yaitu virus variola.
36. G: Percuma tadi kalian menjelaskan kalau tidak membacanya.
38. M: Kamu harus bisa menjawabnya, karena [Lu] kamu [kan] adalah ahli [nya] mengenai virus cacar! 39. G: Penyebab penyakit cacar yaitu virus? 40. M: Penyebab penyakit cacar yaitu virus variola. 41. G: [Variola, oke] Pertanyaan selanjutnya, [kalau] apa perbedaan antara virus polio [bedanya sama] dengan bakteriofage [apa bedanya]? [Polio sama bakteriofage]. 42. M: Kamu harus bisa menjawabnya, karena [Lu] kamu [kan] adalah ahli [nya] mengenai virus polio! 43. G: Semuanya harus bisa menjawab pertanyaan saya mengenai perbedaan antara
38. M: Kamu harus bisa menjawabnya, karena kamu adalah ahli mengenai virus cacar! 39. G: Penyebab penyakit cacar yaitu virus? 40. M: Penyebab penyakit cacar yaitu virus variola. 41. G: Pertanyaan selanjutnya, apa perbedaan antara virus polio dengan bakteriofage?
37. M: Penyebab penyakit cacar yaitu virus variola.
42. M: Kamu harus bisa menjawabnya, karena kamu adalah ahli mengenai virus polio! 43. G: Semuanya harus bisa menjawab pertanyaan saya mengenai perbedaan antara
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 36. –
37. M: Penyebab penyakit cacar yaitu virus variola. (Klaim2a). 38. –
39. – 40. – 41. G: Pertanyaan selanjutnya, apa perbedaan antara virus polio dengan bakteriofage? (Stimulans: Pertanyaan-3a Non klaim). 42. –
43. –
188
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks virus polio dengan bakteriofage [ya]! M: Kamu harus bisa menjawabnya, karena [Lu] kamu [kan] adalah ahli mengenai virus polio! G: Apa perbedaan antara virus polio [dan] dengan bakteriofage? M: [Lu apa Sal] Faisal, kamu adalah ahli mengenai HIVAIDS, ya? M: Iya, benar sekali. Saya adalah ahli mengenai HIVAIDS. M: Perbedaan antara bakteriofage dengan virus polio adalah bahwa bakteriofage merupakan virus yang menyerang bakteri. Sedangkan, virus polio [itu] adalah virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda dan amat menular.
44. M: Lu kan polio!
44.
45. G: Perbedaan polio dan bakteriofage?
45.
46. M: Lu apa Sal, HIV, ya?
46.
47. M: Iya.
47.
48. M: Bakteriofage merupakan virus yang menyerang bakteri. Sedangkan, virus polio itu virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda dan amat menular.
48.
49. G: Strain itu apa?
49. G: Apa yang dimaksud dengan strain [itu apa]?
Teks Dasar virus polio dengan bakteriofage! 44. M: Kamu harus bisa menjawabnya, karena kamu adalah ahli mengenai virus polio! 45. G: Apa perbedaan antara virus polio dengan bakteriofage? 46. M: Faisal, kamu adalah ahli mengenai HIV-AIDS, ya? 47. M: Iya, benar sekali. Saya adalah ahli mengenai HIVAIDS. 48. M: Perbedaan antara bakteriofage dengan virus polio adalah bahwa bakteriofage merupakan virus yang menyerang bakteri. Sedangkan, virus polio adalah virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda dan amat menular.
49. G: Apa yang dimaksud dengan strain?
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 44. –
45. – 46. – 47. –
48. M: Perbedaan antara bakteriofage dengan virus polio adalah bahwa bakteriofage merupakan virus yang menyerang bakteri. (Klaim-3a). Sedangkan, virus polio adalah virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda dan amat menular. (Klaim3a). 49. G: Apa yang dimaksud dengan strain? (Respon
189
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
50. M: Strain itu kayak, apa ya… Apa sih?
50. M: Strain itu [kayak] seperti, apa ya… Apa [sih] ada yang tahu?
50. M: Strain itu seperti, apa ya… Apa ada yang tahu?
51. M: Gak tahu.
51. M: Saya [gak] tidak tahu apa itu strain.
51. M: Saya tidak tahu apa itu strain.
52. G: Rantai.
52. G: Yang dimaksud dengan strain adalah rantai.
52. G: Yang dimaksud dengan strain adalah rantai.
53. M: Iya begitu.
53. M: Iya [begitu] seperti itu, Bu.
53. M: Iya seperti itu, Bu.
54. G: Jadi, kalau bakteriofage bisa dilihat juga dari bentuknya.
54. G: Jadi, kalau bakteriofage [bisa] dapat dilihat juga dari [bentuknya] struktur tubuhnya. 55. M: Iya, bakteriofage dapat dilihat dari [bentuknya] struktur tubuhnya juga, Bu.
54. G: Jadi, kalau bakteriofage dapat dilihat juga dari struktur tubuhnya.
56. G: [Bentuknya] Struktur tubuh [ini, dia] bakteriofage [cuma] terdiri dari kepala dan bagian luarnya
56. G: Struktur tubuh bakteriofage terdiri dari kepala dan bagian luarnya diselubungi kapsid.
55. M: Iya, dari bentuknya juga, Bu.
56. G: Bentuknya ini, dia cuma terdiri dari kepala, kapsidnya, ini kapsid ya namanya.
Teks Dasar
55. M: Iya, bakteriofage dapat dilihat dari struktur tubuhnya juga, Bu.
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi terhadap klaim-3a Non klaim). 50. M: Strain itu seperti, apa ya… Apa ada yang tahu? (Respon terhadap respon klaim-3a Non klaim). 51. M: Saya tidak tahu apa itu strain. (Menjawab respon terhadap respon klaim-3a Non klaim). 52. G: Yang dimaksud dengan strain adalah rantai. (Klaim3a). 53. M: Iya seperti itu, Bu. (Respon terhadap klaim-3a Non klaim). 54. G: Jadi, kalau bakteriofage dapat dilihat juga dari struktur tubuhnya. (Klaim3a). 55. M: Iya, bakteriofage dapat dilihat dari struktur tubuhnya juga, Bu. (Respon terhadap klaim-3a Non klaim). 56. G: Struktur tubuh bakteriofage terdiri dari kepala dan bagian luarnya diselubungi kapsid. (Klaim-
190
Teks Asli
57. M: Iya.
58. G: Terus kalau ini, dia gak ada kapsidnya, tapi punya selubung, si polio.
59. M: Punya selubung.
60. G: Oke, ini gak jelas, ya?
61. M: Iya, makanya Bu, gak
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar
diselubungi kapsid [nya, ini kapsid ya namanya]. 57. M: Iya, benar sekali, struktur tubuh bakteriofage terdiri dari kepala dan bagian luarnya diselubungi kapsid, Bu.
57. M: Iya, benar sekali, struktur tubuh bakteriofage terdiri dari kepala dan bagian luarnya diselubungi kapsid, Bu.
58. G: [Terus] Kemudian, kalau struktur tubuh [ini] virus polio [dia gak] tidak [ada] memiliki kapsid [nya], akan tetapi [punya] memiliki selubung virus atau envelope [si polio]. 59. M: Iya, struktur tubuh virus polio tidak memiliki kapsid, akan tetapi [punya] memiliki selubung virus atau envelope.
58. G: Kemudian, kalau struktur tubuh virus polio tidak memiliki kapsid, akan tetapi memiliki selubung virus atau envelope.
59. M: Iya, struktur tubuh virus polio tidak memiliki kapsid, akan tetapi memiliki selubung virus atau envelope.
60. G: [Oke, ini] Gambar 60. G: Gambar struktur tubuh struktur tubuh bakteriofage bakteriofage dan virus yang dan virus yang ada pada LKS ada pada LKS kelompok ahli kelompok ahli milik kalian milik kalian masing-masing masing-masing [gak] tidak tidak jelas, ya? jelas, ya? 61. M: Iya [makanya] Bu, 61. M: Iya Bu, gambar struktur
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 3a). 57. M: Iya, benar sekali, struktur tubuh bakteriofage terdiri dari kepala dan bagian luarnya diselubungi kapsid, Bu. (Respon terhadap klaim3a Non klaim). 58. G: Kemudian, kalau struktur tubuh virus polio tidak memiliki kapsid, akan tetapi memiliki selubung virus atau envelope. (Klaim-3a).
59. M: Iya, struktur tubuh virus polio tidak memiliki kapsid, akan tetapi memiliki selubung virus atau envelope. (Respon terhadap klaim-3a Non klaim). 60. –
61. –
191
Teks Asli jelas.
62. G: Tapi dia sama-sama punya serabut ekor, kakinya maksudnya, untuk menancap ke inangnya.
63. M: Inangnya.
64. M: Iya, Bu.
Proses Penghalusan Teks gambar struktur tubuh bakteriofage dan virus yang ada pada LKS kelompok ahli milik kami masing-masing [gak] tidak jelas. 62. G: [Tapi dia] Baik bakteriofage maupun virus polio sama-sama [punya] memiliki serabut ekor [kakinya maksudnya] untuk [menancap] menempel [ke] pada inangnya. 63. M: Bakteriofage maupun virus polio sama-sama memiliki serabut ekor untuk menempel pada inangnya. 64. M: Iya, saya mengerti, Bu.
65. G: Oke, lanjutkan diskusinya!
65. G: [Oke] Baiklah, silahkan lanjutkan kembali diskusinya!
66. M: Iya.
66. M: Iya, kami akan lanjutkan kembali diskusi kami, Bu.
67. G: Tanya-tanya saja,
67. G: Coba, saling bertanya
Teks Dasar
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi
tubuh bakteriofage dan virus yang ada pada LKS kelompok ahli milik kami masing-masing tidak jelas. 62. G: Baik bakteriofage maupun virus polio sama-sama memiliki serabut ekor untuk menempel pada inangnya.
62. G: Baik bakteriofage maupun virus polio sama-sama memiliki serabut ekor untuk menempel pada inangnya. (Klaim-3a).
63. M: Bakteriofage maupun virus polio sama-sama memiliki serabut ekor untuk menempel pada inangnya. 64. M: Iya, saya mengerti, Bu.
63. –
64. M: Iya, saya mengerti, Bu. (Respon terhadap klaim-3a Non klaim). 65. G: Baiklah, silahkan 65. G: Baiklah, silahkan lanjutkan kembali lanjutkan kembali diskusinya! diskusinya! (Stimulans: Perintah-4a Non klaim). 66. M: Iya, kami akan lanjutkan 66. M: Iya, kami akan lanjutkan kembali diskusi kami, Bu. kembali diskusi kami, Bu. (Respon terhadap stimulans4a Non klaim). 67. G: Coba, saling bertanya saja 67. G: Coba, saling bertanya saja
192
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar
misalnya kamu belum jelas nih masalah apa, HIV, tentang HIV belum ngerti, tanya-tanya saja! Masa inkubasi HIV berapa tahun?
[tanya] saja untuk materi yang belum kalian pahami, misalnya kamu belum jelas [nih masalah apa] mengenai materi HIV-AIDS, [tentang HIV] belum [ngerti] paham, silahkan bertanya [tanya] saja kepada ahli mengenai HIV-AIDS! Saya ingin bertanya lagi, masa inkubasi HIV berapa tahun?
untuk materi yang belum kalian pahami, misalnya kamu belum jelas mengenai materi HIV-AIDS, belum paham, silahkan bertanya saja kepada ahli mengenai HIV-AIDS! Saya ingin bertanya lagi, masa inkubasi HIV berapa tahun?
68. M: HIV? 69. M: Masa inkubasi, apa sih?
68. M: Masa inkubasi HIV, Bu? 69. M: Apakah yang dimaksud dengan masa inkubasi [apa sih], Bu?
68. M: Masa inkubasi HIV, Bu? 69. M: Apakah yang dimaksud dengan masa inkubasi, Bu?
70. G: Masa dari terkena virus sampai dia sakit. Makalahnya di buka, boleh! Coba tanya, gak tahu kan?
70. G: Masa inkubasi adalah [masa] waktu yang diperlukan [dari] sejak seseorang [terkena] terpapar virus HIV sampai [dia sakit] dengan menunjukan gejalagejala AIDS. Tugas makalah [nya] yang kalian buat, silahkan di buka [boleh]!
70. G: Masa inkubasi adalah waktu yang diperlukan sejak seseorang terpapar virus HIV sampai dengan menunjukan gejala-gejala AIDS. Tugas makalah yang kalian buat, silahkan di buka! Coba bertanya, kalian tidak tahu kan mengenai
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi untuk materi yang belum kalian pahami, misalnya kamu belum jelas mengenai materi HIV-AIDS, belum paham, silahkan bertanya saja kepada ahli mengenai HIV-AIDS! (Stimulans: Perintah-4b Non klaim). Saya ingin bertanya lagi, masa inkubasi HIV berapa tahun? (Stimulans: Pertanyaan-4b Non klaim). 68. – 69. M: Apakah yang dimaksud dengan masa inkubasi, Bu? (Respon terhadap stimulans pertanyaan-4b Non klaim). 70. G: Masa inkubasi adalah waktu yang diperlukan sejak seseorang terpapar virus HIV sampai dengan menunjukan gejala-gejala AIDS. (Klaim-4b). Tugas makalah yang kalian buat, silahkan di buka! (Stimulans: Perintah-4c Non klaim).
193
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks Coba bertanya, kalian [gak] tidak tahu kan mengenai masa inkubasi HIV?
Teks Dasar masa inkubasi HIV?
71. M: Enggak.
71. M: Iya, kami [enggak] tidak 71. M: Iya, kami tidak tahu tahu mengenai masa inkubasi mengenai masa inkubasi HIV, Bu. HIV, Bu.
72. G: Dari sakitnya itu, tanyatanya saja, apa yang pingin kamu tanyain, tanyain ke ahlinya!
72. G: [Dari sakitnya itu] Silahkan bertanya [tanya] saja, apa yang [pingin] ingin kamu tanya [in] kan, tanya [in] kan langsung kepada ahlinya! 73. M: Iya, kami mengerti, Bu. [Hmmm kalau… Apa ya] Apa [Din] yang akan kita [nanya] tanyakan [apaan Din], Buddin? 74. M: [Mau] Ingin [nanya] bertanya apa? 75. G: [Nanya] Tanya [kek kemana] kepada ahli-ahli yang ada di dalam kelompok ini mengenai materi yang belum kalian pahami!
73. M: Iya. Hmmm kalau… Apa ya, apa Din, nanya apaan, Din?
74. M: Mau nanya apa? 75. G: Nanya kek kemana!
72. G: Silahkan bertanya saja, apa yang ingin kamu tanyakan, tanyakan langsung kepada ahlinya!
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi Coba bertanya, kalian tidak tahu kan mengenai masa inkubasi HIV? (Stimulans: Pertanyaan-4c Non klaim). 71. M: Iya, kami tidak tahu mengenai masa inkubasi HIV, Bu. (Respon terhadap stimulans pertanyaan-4c Non klaim). 72. –
73. M: Iya, kami mengerti, Bu. Apa yang akan kita tanyakan, Buddin?
73. –
74. M: Ingin bertanya apa?
74. –
75. G: Tanya kepada ahli-ahli yang ada di dalam kelompok ini mengenai materi yang belum kalian pahami!
75. –
194
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar
76. M: Apa [an sih Bu] pertanyaan [nya] yang [Bu] Ibu berikan tadi? 77. G: Pertanyaan yang saya berikan tadi mengenai masa inkubasi HIV. [Nih] Jadi, waktu yang diperlukan [dari] sejak [dia] seseorang [terkena awal kena] terpapar virus HIV sampai [dia sakit] dengan menunjukan gejalagejala AIDS. 78. M: [Oh…] Jadi, waktu yang diperlukan sejak seseorang terpapar virus HIV sampai dengan menunjukan gejalagejala AIDS. 79. G: Siapa [yang HIV] ahli mengenai HIV-AIDS dalam kelompok asal satu ini?
76. M: Apa pertanyaan yang Ibu berikan tadi?
80. M: Saya, Bu.
80. M: Saya adalah ahli mengenai HIV-AIDS dalam kelompok asal satu ini, Bu.
80. M: Saya adalah ahli mengenai HIV-AIDS dalam kelompok asal satu ini, Bu.
81. G: Coba, jelasin lagi ke
81. G: Coba, jelas [in] kan lagi
81. G: Coba, jelaskan lagi
76. M: Apaan sih Bu pertanyaannya, Bu? 77. G: Masa inkubasi HIV. Nih, jadi, dari dia terkena awal kena virus, sampai dia sakit.
78. M: Oh…
79. G: Siapa yang HIV, ahli HIV?
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 76. –
77. G: Pertanyaan yang saya berikan tadi mengenai masa inkubasi HIV. Jadi, waktu yang diperlukan sejak seseorang terpapar virus HIV sampai dengan menunjukan gejala-gejala AIDS.
77. –
78. M: Jadi, waktu yang diperlukan sejak seseorang terpapar virus HIV sampai dengan menunjukan gejalagejala AIDS. 79. G: Siapa ahli mengenai HIVAIDS dalam kelompok asal satu ini?
78. –
79. G: Siapa ahli mengenai HIVAIDS dalam kelompok asal satu ini? (Stimulans: Pertanyaan-4d Non klaim). 80. M: Saya adalah ahli mengenai HIV-AIDS dalam kelompok asal satu ini, Bu. (Respon terhadap stimulans4d Non klaim). 81. G: Coba, jelaskan lagi
195
Teks Asli teman-temannya!
82. M: Iya, jelasin lagi dong!
83. G: Ya sudah, jelasin lagi! Teman-temannya pada itu dong, perhatiin!
84. M: HIV adalah singakatan dari Human Immunodeficiency Virus. Sedangkan, yang dimaksud dengan HIV adalah virus penyebab AIDS. HIV terdapat dalam cairan tubuh seseorang, air mani, seperti darah, cairan kelamin atau cairan yang telah terinfeksi. AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. Sedangkan, yang dimaksud
Proses Penghalusan Teks mengenai materi HIV-AIDS kepada teman-teman [nya] satu kelompoknya! 82. M: Iya, tolong jelas [in] kan lagi mengenai materi HIVAIDS kepada kami [dong]! 83. G: Ya sudah, silahkan jelas [in] kan lagi mengenai materi HIV-AIDS kepada temanteman satu kelompoknya! Teman-teman [nya] satu kelompoknya [pada itu dong] tolong perhati [in] kan! 84. M: HIV [adalah] merupakan [singakatan] kepanjangan dari Human Immunodeficiency Virus. Sedangkan, yang dimaksud dengan HIV adalah virus penyebab AIDS. HIV terdapat di dalam cairan tubuh seseorang [air mani] seperti darah, cairan kelamin (air mani atau cairan vagina yang telah terinfeksi). AIDS merupakan [singakatan] kepanjangan dari Acquired
Teks Dasar mengenai materi HIV-AIDS kepada teman-teman satu kelompoknya! 82. M: Iya, tolong jelaskan lagi mengenai materi HIV-AIDS kepada kami! 83. G: Ya sudah, silahkan jelaskan lagi mengenai materi HIV-AIDS kepada teman-teman satu kelompoknya! Teman-teman satu kelompoknya tolong perhatikan! 84. M: HIV merupakan kepanjangan dari Human Immunodeficiency Virus. Sedangkan, yang dimaksud dengan HIV adalah virus penyebab AIDS. HIV terdapat di dalam cairan tubuh seseorang seperti darah, cairan kelamin (air mani atau cairan vagina yang telah terinfeksi). AIDS merupakan kepanjangan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. Sedangkan, yang
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi mengenai materi HIV-AIDS kepada teman-teman satu kelompoknya! (Stimulans: Perintah-4e Non klaim). 82. – 83. –
84. M: HIV merupakan kepanjangan dari Human Immunodeficiency Virus. (Klaim-4e). Sedangkan, yang dimaksud dengan HIV adalah virus penyebab AIDS. (Klaim-4e). HIV terdapat di dalam cairan tubuh seseorang seperti darah, cairan kelamin (air mani atau cairan vagina yang telah terinfeksi). (Klaim-4e). AIDS merupakan kepanjangan dari Acquired Immune Deficiency
196
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
dengan AIDS adalah sindrom kekebalan tubuh yang menurun, disebabkan oleh HIV. Penyebabnya adalah ditularkan melalui injeksi langsung ke aliran darah serta kontak membran mukosa atau jaringan yang tertularkan dengan cairan tubuh tertentu yang berasal dari penderita HIV.
Immune Deficiency Syndrome. Sedangkan, yang dimaksud dengan AIDS adalah sindrom [kekebalan tubuh yang menurun] menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. Penyebabnya adalah ditularkan melalui injeksi langsung ke aliran darah serta kontak membran mukosa atau jaringan yang tertularkan dengan cairan tubuh tertentu yang berasal dari penderita HIV. M: Berapa [lama] tahun [waktunya] masa inkubasi HIV? M: [What] Apa yang kamu tanyakan? M: [Waktunya] Masa inkubasi HIV berapa [lama] tahun? M: [Gue] Saya [gak] tidak tahu berapa tahun masa inkubasi HIV.
85. M: Berapa lama waktunya?
85.
86. M: What?
86.
87. M: Waktunya berapa lama?
87.
88. M: Gue gak tahu.
88.
89. G: Oke, kelompok ini jangan
89. G: [Oke] Makanya,
Teks Dasar dimaksud dengan AIDS adalah sindrom menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. Penyebabnya adalah ditularkan melalui injeksi langsung ke aliran darah serta kontak membran mukosa atau jaringan yang tertularkan dengan cairan tubuh tertentu yang berasal dari penderita HIV.
85. M: Berapa tahun masa inkubasi HIV? 86. M: Apa yang kamu tanyakan? 87. M: Masa inkubasi HIV berapa tahun? 88. M: Saya tidak tahu berapa tahun masa inkubasi HIV.
89. G: Makanya, kelompok ini
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi Syndrome. (Klaim-4e). Sedangkan, yang dimaksud dengan AIDS adalah sindrom menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. (Klaim-4e). Penyebabnya adalah ditularkan melalui injeksi langsung ke aliran darah serta kontak membran mukosa atau jaringan yang tertularkan dengan cairan tubuh tertentu yang berasal dari penderita HIV. (Klaim4e). 85. M: Berapa tahun masa inkubasi HIV? (Stimulans: Pertanyaan-4f Non klaim). 86. – 87. –
88. M: Saya tidak tahu berapa tahun masa inkubasi HIV. (Respon terhadap stimulans4f Non klaim). 89. G: Makanya, kelompok ini
197
Teks Asli nyalin! Jangan nyalin, ini mah nyalin, masalahnya ketika ditanyain, kamu sendiri gak bisa kan. Kamu ngejelasin tentang HIV, yang lain dengarin penjelasan dia, baru tulis apa yang dia omongin! Setelah itu, misalnya kalian mau tanya tentang HIV, tanya ke dia, karena kalau di antara empat orang ini gak ngerti HIV, kamu yang bertanggung jawab.
Proses Penghalusan Teks kelompok ini jangan [nyalin] menyalin jawaban dari LKS kelompok ahli milik masingmasing anggota kelompok ini ke dalam LKS kelompok asal milik kalian masing-masing! Jangan [nyalin] menyalin jawaban, [ini mah nyalin] masalahnya ketika saya [ditanyain] bertanya, kamu sendiri sebagai ahlinya [gak] tidak bisa menjawabnya [kan]. Kamu [ngejelasin] menjelaskan [tentang] mengenai materi HIV-AIDS, yang lainnya dengar [in] kan penjelasan dia [baru], kemudian tulis apa yang dia [omongin] jelaskan! Setelah itu, misalnya kalian [mau] ingin bertanya [tentang] mengenai materi HIV-AIDS, tanyakan langsung kepada [dia] ahli mengenai HIVAIDS, karena kalau di antara empat orang ini ada yang [gak] tidak [ngerti] paham mengenai materi HIV-AIDS,
Teks Dasar jangan menyalin jawaban dari LKS kelompok ahli milik masing-masing anggota kelompok ini ke dalam LKS kelompok asal milik kalian masing-masing! Jangan menyalin jawaban, masalahnya ketika saya bertanya, kamu sendiri sebagai ahlinya tidak bisa menjawabnya. Kamu menjelaskan mengenai materi HIV-AIDS, yang lainnya dengarkan penjelasan dia, kemudian tulis apa yang dia jelaskan! Setelah itu, misalnya kalian ingin bertanya mengenai materi HIV-AIDS, tanyakan langsung kepada ahli mengenai HIV-AIDS, karena kalau di antara empat orang ini ada yang tidak paham mengenai materi HIV-AIDS, kamu sebagai ahlinya harus bertanggung jawab, karena sebagai ahli seharusnya kamu lebih mendalami
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi jangan menyalin jawaban dari LKS kelompok ahli milik masing-masing anggota kelompok ini ke dalam LKS kelompok asal milik kalian masing-masing! (Stimulans: Peringatan-4g Non klaim). Jangan menyalin jawaban, masalahnya ketika saya bertanya, kamu sendiri sebagai ahlinya tidak bisa menjawabnya. (Stimulans: Peringatan-4g-1 Non klaim). Kamu menjelaskan mengenai materi HIV-AIDS, yang lainnya dengarkan penjelasan dia, kemudian tulis apa yang dia jelaskan! (Stimulans: Perintah-4g Non klaim). Setelah itu, misalnya kalian ingin bertanya mengenai materi HIV-AIDS, tanyakan langsung kepada ahli mengenai HIV-AIDS, karena kalau di antara empat orang ini ada yang tidak paham mengenai materi HIV-AIDS,
198
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks kamu sebagai ahlinya [yang] harus bertanggung jawab, karena sebagai ahli seharusnya kamu lebih mendalami materi yang menjadi keahlianmu.
Teks Dasar materi yang menjadi keahlianmu.
90. M: Kita tanya berarti.
90. M: Kita harus bertanya [berarti] mengenai materi yang belum kita pahami.
90. M: Kita harus bertanya mengenai materi yang belum kita pahami.
91. G: Ayo diskusi, jangan nyalin!
91. G: Ayo berdiskusi, jangan [nyalin] menyalin jawaban dari LKS kelompok ahli milik masing-masing anggota kelompok ini ke dalam LKS kelompok asal milik kalian masing-masing! 92. M: Ya sudah, kalau begitu ayo kita ulangi diskusi ini!
91. G: Ayo berdiskusi, jangan menyalin jawaban dari LKS kelompok ahli milik masingmasing anggota kelompok ini ke dalam LKS kelompok asal milik kalian masing-masing!
93. G: [Diomongin] Presentasikan, yang [ngomong] sedang
93. G: Presentasikan, yang sedang mempresentasikan berdiri!
92. M: Ulangi!
93. G: Diomongin, yang ngomong berdiri!
92. M: Ya sudah, kalau begitu ayo kita ulangi diskusi ini!
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi kamu sebagai ahlinya harus bertanggung jawab, karena sebagai ahli seharusnya kamu lebih mendalami materi yang menjadi keahlianmu. (Stimulans: Peringatan-4g-2 Non klaim). 90. M: Kita harus bertanya mengenai materi yang belum kita pahami. (Respon terhadap stimulans peringatan-4g-2 Non klaim). 91. –
92. M: Ya sudah, kalau begitu ayo kita ulangi diskusi ini! (Stimulans: Ajakan-5a Non klaim). 93. –
199
Teks Asli
94. M: Ulang deh, dari cacar!
95. M: Ulang, ya! 96. M: Lu nanya!
97. M: Cacar sudah nulis belum, cacar?
98. M: Belum.
99. M: Ya sudah nih, Gue bacain lagi nih, nanti Lu nanyain, ya!
100. M: Gak, Gue nyari pertanyaan.
Proses Penghalusan Teks mempresentasikan berdiri! 94. M: Kita ulang [deh] diskusi ini, dimulai dari materi cacar! 95. M: Ayo, kita ulang kembali diskusi ini, ya! 96. M: [Lu] Kamu harus [nanya] bertanya, apabila ada materi yang belum kamu pahami! 97. M: LKS kelompok asal milik kalian masing-masing mengenai materi cacar sudah kalian [nulis] kerjakan atau belum [cacar]? 98. M: Kami belum mengerjakan LKS kelompok asal milik kami masing-masing mengenai materi cacar. 99. M: Ya sudah [nih], kalau begitu [Gue] saya [bacain] jelaskan lagi [nih] mengenai materi cacar, nanti kalau ada yang tidak paham, [Lu] kamu yang [nanyain] bertanya kepada saya, ya! 100. M: [Gak] Tidak, [Gue] saya yang [nyari] mencari
Teks Dasar
94. M: Kita ulang diskusi ini, dimulai dari materi cacar!
95. M: Ayo, kita ulang kembali diskusi ini, ya! 96. M: Kamu harus bertanya, apabila ada materi yang belum kamu pahami! 97. M: LKS kelompok asal milik kalian masing-masing mengenai materi cacar sudah kalian kerjakan atau belum?
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 94. M: Kita ulang diskusi ini, dimulai dari materi cacar! (Stimulans: Perintah-5a-1 Non klaim). 95. – 96. – 97. –
98. M: Kami belum mengerjakan LKS kelompok asal milik kami masing-masing mengenai materi cacar. 99. M: Ya sudah, kalau begitu saya jelaskan lagi mengenai materi cacar, nanti kalau ada yang tidak paham, kamu yang bertanya kepada saya, ya!
98. –
100. M: Tidak, saya yang mencari pertanyaan saja.
100. –
99. –
200
Teks Asli
101. M: Penyebab cacar itu apaan sih?
102. M: Karena adanya virus variola. Virus penyebab cacar ini adalah anggota dari genus Orthopoxvirus. 103. M: Sedangkan cacar itu apaan?
104. M: Cacar itu adalah penyakit radang kulit yang ditandai dengan pembentukan gelembung-gelembung berisi air secara berkelompok.
105. M: Kalau perbedaannya dengan cacar sama bakteriofage, itu perbedaannya apa tuh? 106. M: Bakteriofage itu memiliki
Proses Penghalusan Teks pertanyaan saja. 101. M: Apa penyebab penyakit cacar [itu apaan sih]?
Teks Dasar
101. M: Apa penyebab penyakit cacar?
102. M: Penyebab penyakit cacar [karena adanya] yaitu virus variola. Virus penyebab cacar ini adalah anggota dari genus Orthopoxvirus. 103. M: [Sedangkan] Apa definisi dari cacar itu sendiri [apaan]?
102. M: Penyebab penyakit cacar yaitu virus variola. Virus penyebab cacar ini adalah anggota dari genus Orthopoxvirus. 103. M: Apa definisi dari cacar itu sendiri?
104. M: Penyakit cacar [itu] atau yang disebut sebagai herpes oleh kalangan medis adalah penyakit radang kulit yang ditandai dengan pembentukan gelembunggelembung berisi air secara berkelompok. 105. M: [Kalau] Apa perbedaan [nya] antara bakteriofage dengan virus cacar [sama bakteriofage, itu perbedaannya apa tuh]? 106. M: Perbedaan antara
104. M: Penyakit cacar atau yang disebut sebagai herpes oleh kalangan medis adalah penyakit radang kulit yang ditandai dengan pembentukan gelembunggelembung berisi air secara berkelompok. 105. M: Apa perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar?
106. M: Perbedaan antara
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 101. M: Apa penyebab penyakit cacar? (Stimulans: Pertanyaan-5b Non klaim). 102. M: Penyebab penyakit cacar yaitu virus variola. (Klaim5b). Virus penyebab cacar ini adalah anggota dari genus Orthopoxvirus. (Klaim-5b). 103. M: Apa definisi dari cacar itu sendiri? (Stimulans: Pertanyaan-5c Non klaim). 104. M: Penyakit cacar atau yang disebut sebagai herpes oleh kalangan medis adalah penyakit radang kulit (Klaim5c) yang ditandai dengan pembentukan gelembunggelembung berisi air secara berkelompok. (Data-5c). 105. M: Apa perbedaan antara bakteriofage dengan virus cacar? (Stimulans: Pertanyaan-5d Non klaim). 106. M: Perbedaan antara
201
Teks Asli ekor protein yang melekat pada “kepala” kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh fage untuk menempel pada suatu bakteri. Partikel lengkap virus adalah virion.
Proses Penghalusan Teks bakteriofage dengan virus cacar adalah bahwa bakteriofage [itu] memiliki ekor protein yang melekat pada “kepala” kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh fage untuk menempel pada suatu bakteri. Partikel lengkap virus adalah virion.
Teks Dasar bakteriofage dengan virus cacar adalah bahwa bakteriofage memiliki ekor protein yang melekat pada “kepala” kapsid. Serabutserabut ekor tersebut digunakan oleh fage untuk menempel pada suatu bakteri. Partikel lengkap virus adalah virion.
107. M: Kalau tanda sama gejala penyakit cacar itu apaan?
107. M: [Kalau] Apa tanda [sama] dan gejala penyakit cacar [itu apaan]?
107. M: Apa tanda dan gejala penyakit cacar?
108. M: Adanya timbul serangan virus herpes secara umum adalah demam, menggigil, sesak napas, nyeri dipersendian dan pegal di satu bagian tubuh.
108. M: [Adanya] Tanda dan 108. M: Tanda dan gejala yang gejala yang timbul akibat timbul akibat serangan virus serangan virus herpes secara herpes secara umum adalah umum adalah demam, demam, menggigil, sesak menggigil, sesak napas, nyeri napas, nyeri dipersendian dipersendian [dan] atau pegal atau pegal di satu bagian di satu bagian tubuh, tubuh, munculnya bintik munculnya bintik kemerahan kemerahan pada kulit yang pada kulit yang akhirnya akhirnya membentuk sebuah membentuk sebuah gelembung cair. Keluhan gelembung cair. Keluhan lain yang kadang dirasakan lain yang kadang dirasakan penderita adalah sakit perut. penderita adalah sakit perut.
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi bakteriofage dengan virus cacar adalah bahwa bakteriofage memiliki ekor protein yang melekat pada “kepala” kapsid. (Klaim-5d). Serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh fage untuk menempel pada suatu bakteri. (Klaim-5d). Partikel lengkap virus adalah virion. (Klaim-5d). 107. M: Apa tanda dan gejala penyakit cacar? (Stimulans: Pertanyaan-5e Non klaim). 108. M: Tanda dan gejala yang timbul akibat serangan virus herpes secara umum adalah demam, menggigil, sesak napas, nyeri dipersendian atau pegal di satu bagian tubuh, munculnya bintik kemerahan pada kulit yang akhirnya membentuk sebuah gelembung cair. (Klaim-5e). Keluhan lain yang kadang dirasakan penderita adalah sakit perut. (Klaim-5e).
202
Teks Asli 109. M: Oh…
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar
109. M: [Oh…] Jadi, seperti itu tanda dan gejala penyakit cacar. 110. M: Yudi, [kalau] apa penyebab penyakit polio [itu apaan sih]?
109. M: Jadi, seperti itu tanda dan gejala penyakit cacar.
111. M: Kamu menanyakan tentang penyebab [nya] penyakit polio? 112. M: [He’eh] Iya, saya menanyakan tentang penyebab penyakit polio. 113. M: Penyebab penyakit polio yaitu sebuah virus yang dinamakan poliovirus.
111. M: Kamu menanyakan tentang penyebab penyakit polio? 112. M: Iya, saya menanyakan tentang penyebab penyakit polio. 113. M: Penyebab penyakit polio yaitu sebuah virus yang dinamakan poliovirus.
114. M: Oh… Sedangkan polio itu sendiri apaan?
114. M: [Oh… Sedangkan] Apa definisi dari polio itu sendiri [apaan]?
114. M: Apa definisi dari polio itu sendiri?
115. M: Kenapa?
115. M: [Kenapa] Apa yang kamu tanyakan? 116. M: Apa definisi dari polio [itu apa]? 117. M: Polio [tuh] adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan
115. M: Apa yang kamu tanyakan? 116. M: Apa definisi dari polio?
110. M: Yudi, kalau penyebab polio itu apaan sih?
111. M: Penyebabnya? 112. M: He’eh.
113. M: Penyebab penyakit polio yaitu sebuah virus yang dinamakan poliovirus.
116. M: Polio itu apa? 117. M: Polio tuh penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus.
110. M: Yudi, apa penyebab penyakit polio?
117. M: Polio adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus.
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 109. –
110. M: Yudi, apa penyebab penyakit polio? (Stimulans: Pertanyaan-6a Non klaim). 111. – 112. –
113. M: Penyebab penyakit polio yaitu sebuah virus yang dinamakan poliovirus. (Klaim-6a). 114. M: Apa definisi dari polio itu sendiri? (Stimulans: Pertanyaan-6b Non klaim). 115. – 116. – 117. M: Polio adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus.
203
Teks Asli
118. M: Terus penyebab penyakit polio itu apa? Eh, maksudnya perbedaan antara bakteriofage sama polio? 119. M: Bakteriofage berasal dari kata bacteria dan phagus, bahwa bakteriofage merupakan virus yang menyerang bakteri. Sedangkan, virus polio adalah virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda dan amat menular.
120. M: Eh, Gue mau nanya dong tentang polio, jenis polio apa saja?
121. M: Lu nanya yang gak ada.
Proses Penghalusan Teks oleh virus. 118. M: [Terus penyebab penyakit polio itu apa? Eh, maksudnya] Apa perbedaan antara bakteriofage [sama] dengan virus polio? 119. M: Perbedaan antara bakteriofage dengan virus polio adalah bahwa bakteriofage berasal dari kata bacteria dan phagus. Dari asal kata tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa bakteriofage merupakan virus yang menyerang bakteri. Sedangkan, virus polio adalah virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda dan amat menular.
120. M: [Eh, Gue] Saya [mau] ingin [nanya] bertanya [dong tentang] mengenai materi polio, jenis polio itu apa saja? 121. M: [Lu] Kamu [nanya] bertanya yang [gak] tidak
Teks Dasar
118. M: Apa perbedaan antara bakteriofage dengan virus polio?
119. M: Perbedaan antara bakteriofage dengan virus polio adalah bahwa bakteriofage berasal dari kata bacteria dan phagus. Dari asal kata tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa bakteriofage merupakan virus yang menyerang bakteri. Sedangkan, virus polio adalah virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda dan amat menular.
120. M: Saya ingin bertanya mengenai materi polio, jenis polio itu apa saja?
121. M: Kamu bertanya yang tidak ada jawabannya di
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi (Klaim-6b). 118. M: Apa perbedaan antara bakteriofage dengan virus polio? (Stimulans: Pertanyaan-6c Non klaim). 119. M: Perbedaan antara bakteriofage dengan virus polio adalah bahwa bakteriofage berasal dari kata bacteria dan phagus. (Klaim6c). Dari asal kata tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa bakteriofage merupakan virus yang menyerang bakteri. (Klaim6c). Sedangkan, virus polio adalah virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda dan amat menular. (Klaim6c). 120. M: Saya ingin bertanya mengenai materi polio, jenis polio itu apa saja? (Stimulans: Pertanyaan-6d Non klaim). 121. –
204
Teks Asli
122. M: Gak ada, gak ada.
123. M: Parah nih orang, nih. 124. M: Nih…
125. M: Mana? 126. M: Nih…
127. M: Yang pertama polio nonparalisis, kedua polio paralisis spinal. Sudah, Sudah itu doang, sudah dua doang kok. 128. M: Kalau polio non-paralisis itu apa?
Proses Penghalusan Teks ada jawabannya di dalam tugas makalah yang saya buat. 122. M: Pertanyaan yang kamu berikan [gak] tidak ada jawabannya di dalam tugas makalah yang dia buat [gak ada]. 123. M: Parah, [nih orang] pertanyaanmu itu [nih]. 124. M: [Nih…] Ini jawaban untuk pertanyaan mengenai jenis polio. 125. M: Mana jawaban untuk pertanyaan mengenai jenis polio? 126. M: [Nih…] Ini jawaban untuk pertanyaan mengenai jenis polio. 127. M: Jenis polio, yang pertama yaitu polio non-paralisis, kedua polio paralisis spinal. Sudah, [Sudah itu doang, sudah] hanya dua [doang kok] saja jenis polio tersebut. 128. M: [Kalau] Apa yang dimaksud dengan polio nonparalisis [itu apa]?
Teks Dasar
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi
dalam tugas makalah yang saya buat. 122. M: Pertanyaan yang kamu berikan tidak ada jawabannya di dalam tugas makalah yang dia buat.
122. –
123. M: Parah, pertanyaanmu itu.
123. –
124. M: Ini jawaban untuk pertanyaan mengenai jenis polio. 125. M: Mana jawaban untuk pertanyaan mengenai jenis polio? 126. M: Ini jawaban untuk pertanyaan mengenai jenis polio. 127. M: Jenis polio, yang pertama yaitu polio non-paralisis, kedua polio paralisis spinal. Sudah, hanya dua saja jenis polio tersebut.
124. –
128. M: Apa yang dimaksud dengan polio non-paralisis?
125. – 126. –
127. M: Jenis polio, yang pertama yaitu polio non-paralisis, kedua polio paralisis spinal. (Klaim-6d). Sudah, hanya dua saja jenis polio tersebut. (Klaim-6d). 128. M: Apa yang dimaksud dengan polio non-paralisis? (Respon terhadap klaim-6d
205
Teks Asli
129. M: Kalau non?
130. M: Iya. 131. M: Oh kalau non itu menyebabkan demam, muntah, sakit perut, lesu, dan sensitif.
132. M: Kalau paralisis spinal?
133. M: Strain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang, menghancurkan sel tanduk anterior yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot tungkai. 134. M: Oh…
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar
129. M: [Kalau] Kamu menanyakan tentang polio non-paralisis? 130. M: Iya, saya menanyakan tentang polio non-paralisis. 131. M: [Oh kalau] Polio nonparalisis [itu] menyebabkan demam, muntah, sakit perut, lesu, dan sensitif. Terjadi kram otot pada leher dan punggung, otot terasa lembek jika disentuh. 132. M: [Kalau] Bagaimana dengan polio paralisis spinal?
129. M: Kamu menanyakan tentang polio non-paralisis?
133. M: Polio paralisis spinal, strain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang, menghancurkan sel tanduk anterior yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot tungkai. 134. M: [Oh…] Jadi, seperti itu polio non-paralisis dan polio paralisis spinal.
133. M: Polio paralisis spinal, strain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang, menghancurkan sel tanduk anterior yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot tungkai. 134. M: Jadi, seperti itu polio non-paralisis dan polio paralisis spinal.
130. M: Iya, saya menanyakan tentang polio non-paralisis. 131. M: Polio non-paralisis menyebabkan demam, muntah, sakit perut, lesu, dan sensitif. Terjadi kram otot pada leher dan punggung, otot terasa lembek jika disentuh. 132. M: Bagaimana dengan polio paralisis spinal?
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi Non klaim). 129. – 130. – 131. M: Polio non-paralisis menyebabkan demam, muntah, sakit perut, lesu, dan sensitif. (Klaim-6d). Terjadi kram otot pada leher dan punggung, otot terasa lembek jika disentuh. (Klaim-6d). 132. M: Bagaimana dengan polio paralisis spinal? (Respon terhadap klaim-6d Non klaim). 133. M: Polio paralisis spinal, strain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang, menghancurkan sel tanduk anterior yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot tungkai. (Klaim-6d). 134. –
206
Teks Asli 135. M: Terus apa lagi?
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar
135. M: [Terus] Apa lagi yang ingin kalian tanyakan padaku? 136. M: [Gue] Saya [mau] ingin bertanya [nih], bagaimana [cara] upaya untuk mencegah penyakit polio [apa]?
135. M: Apa lagi yang ingin kalian tanyakan padaku?
137. M: Mencegahnya dengan cara Eradikasi Polio. Dalam World Health Assembly tahun 1988 yang diikuti oleh sebagian besar negara di seluruh penjuru dunia dibuat kesepakatn untuk melakukan Eradikasi Polio (ERAPO) tahun 2000, artinya dunia bebas polio tahun 2000. Program ERAPO yang pertama dilakukan adalah dengan melakukan cakupan imunisasi yang menyeluruh.
137. M: Ada beberapa langkah upaya [mencegahnya] pencegahan penyebaran penyakit polio, salah satunya adalah dengan cara Eradikasi Polio. Dalam World Health Assembly tahun 1988 yang diikuti oleh sebagian besar negara di seluruh penjuru dunia dibuat kesepakatan untuk melakukan Eradikasi Polio (ERAPO) tahun 2000, artinya dunia bebas polio tahun 2000. Program ERAPO yang pertama dilakukan adalah dengan melakukan cakupan imunisasi yang menyeluruh.
137. M: Ada beberapa langkah upaya pencegahan penyebaran penyakit polio, salah satunya adalah dengan cara Eradikasi Polio. Dalam World Health Assembly tahun 1988 yang diikuti oleh sebagian besar negara di seluruh penjuru dunia dibuat kesepakatan untuk melakukan Eradikasi Polio (ERAPO) tahun 2000, artinya dunia bebas polio tahun 2000. Program ERAPO yang pertama dilakukan adalah dengan melakukan cakupan imunisasi yang menyeluruh.
138. M: Influenza siapa, nih?
138. M: Siapa ahli mengenai virus
138. M: Siapa ahli mengenai virus
136. M: Gue mau tanya nih, cara untuk mencegah penyakit polio apa?
136. M: Saya ingin bertanya, bagaimana upaya untuk mencegah penyakit polio?
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 135. –
136. M: Saya ingin bertanya, bagaimana upaya untuk mencegah penyakit polio? (Stimulans: Pertanyaan-6e Non klaim). 137. M: Ada beberapa langkah upaya pencegahan penyebaran penyakit polio, salah satunya adalah dengan cara Eradikasi Polio. (Klaim6e). Dalam World Health Assembly tahun 1988 yang diikuti oleh sebagian besar negara di seluruh penjuru dunia dibuat kesepakatan untuk melakukan Eradikasi Polio (ERAPO) tahun 2000, artinya dunia bebas polio tahun 2000. (Klaim-6e). Program ERAPO yang pertama dilakukan adalah dengan melakukan cakupan imunisasi yang menyeluruh. (Klaim-6e). 138. –
207
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar
139. M: Definisi influenza itu apaan, sih?
influenza dalam kelompok kita [siapa, nih]? 139. M: Apa definisi dari influenza [itu apaan, sih]?
influenza dalam kelompok kita? 139. M: Apa definisi dari influenza?
140. M: Influenza adalah suatu infeksi virus yang menyebabkan seseorang mengalami demam, hidung meler, sakit kepala, batuk, tidak enak badan, dan peradangan pada selaput lendir hidung serta saluran pernapasan. 141. M: Kalau penyebab penyakit influenza itu apa?
140. M: Influenza adalah suatu infeksi virus yang menyebabkan seseorang mengalami demam, hidung meler, sakit kepala, batuk, tidak enak badan, dan peradangan pada selaput lendir hidung serta saluran pernapasan. 141. M: [Kalau] Apa penyebab penyakit influenza [itu apa]?
140. M: Influenza adalah suatu infeksi virus yang menyebabkan seseorang mengalami demam, hidung meler, sakit kepala, batuk, tidak enak badan, dan peradangan pada selaput lendir hidung serta saluran pernapasan. 141. M: Apa penyebab penyakit influenza?
142. M: Virus influenza tipe A atau B. Virus ditularkan melalui air liur terinfeksi yang keluar pada saat penderita batuk atau bersin atau melalui kontak langsung dengan sekresi (ludah, air liur, ingus) penderita.
142. M: Penyebab penyakit influenza yaitu virus influenza tipe A atau B. Virus ditularkan melalui air liur terinfeksi yang keluar pada saat penderita batuk atau bersin atau melalui kontak langsung dengan sekresi (ludah, air liur, ingus)
142. M: Penyebab penyakit influenza yaitu virus influenza tipe A atau B. Virus ditularkan melalui air liur terinfeksi yang keluar pada saat penderita batuk atau bersin atau melalui kontak langsung dengan sekresi (ludah, air liur, ingus)
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi
139. M: Apa definisi dari influenza? (Stimulans: Pertanyaan-7a Non klaim). 140. M: Influenza adalah suatu infeksi virus (Klaim-7a) yang menyebabkan seseorang mengalami demam, hidung meler, sakit kepala, batuk, tidak enak badan, dan peradangan pada selaput lendir hidung serta saluran pernapasan. (Data-7a). 141. M: Apa penyebab penyakit influenza? (Stimulans: Pertanyaan-7b Non klaim). 142. M: Penyebab penyakit influenza yaitu virus influenza tipe A atau B. (Klaim-7b). Virus ditularkan melalui air liur terinfeksi yang keluar pada saat penderita batuk atau bersin atau melalui kontak langsung dengan sekresi (ludah, air
208
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks penderita.
Teks Dasar penderita.
143. M: Perbedaan bakteriofage dengan influenza apa?
143. M: Apa perbedaan antara bakteriofage dengan virus influenza [apa]?
143. M: Apa perbedaan antara bakteriofage dengan virus influenza?
144. M: Perbedaannya virus hidup dan berkembang biak dalam organisme yang multisel, sedangkan bakteriofage hidup dan berkembang biak dalam organisme yang unisel.
144. M: Perbedaan [nya] antara bakteriofage dengan virus influenza adalah bahwa virus hidup dan berkembang biak dalam organisme yang multisel, sedangkan bakteriofage hidup dan berkembang biak dalam organisme yang unisel.
144. M: Perbedaan antara bakteriofage dengan virus influenza adalah bahwa virus hidup dan berkembang biak dalam organisme yang multisel, sedangkan bakteriofage hidup dan berkembang biak dalam organisme yang unisel.
145. M: Rabies, ya?
145. M: Sekarang waktunya kita memberikan pertanyaan kepada ahli mengenai virus rabies, ya? 146. M: Iya, benar sekali, sekarang adalah waktunya kita memberikan pertanyaan kepada ahli mengenai virus rabies. 147. M: Di mana ahli mengenai virus rabies dalam kelompok
145. M: Sekarang waktunya kita memberikan pertanyaan kepada ahli mengenai virus rabies, ya? 146. M: Iya, benar sekali, sekarang adalah waktunya kita memberikan pertanyaan kepada ahli mengenai virus rabies. 147. M: Di mana ahli mengenai virus rabies dalam kelompok
146. M: Iya.
147. M: Mana rabies?
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi liur, ingus) penderita. (Klaim-7b). 143. M: Apa perbedaan antara bakteriofage dengan virus influenza? (Stimulans: Pertanyaan-7c Non klaim). 144. M: Perbedaan antara bakteriofage dengan virus influenza adalah bahwa virus hidup dan berkembang biak dalam organisme yang multisel, sedangkan bakteriofage hidup dan berkembang biak dalam organisme yang unisel. (Klaim-7c). 145. –
146. –
147. –
209
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar
kita? 148. M: Apa yang kamu ketahui tentang penyakit rabies?
kita? 148. M: Apa yang kamu ketahui tentang penyakit rabies?
149. M: Rabies adalah infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies. 150. M: Kalau penyebab penyakit rabies itu apaan, tuh?
149. M: Rabies adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies. 150. M: [Kalau] Apa penyebab penyakit rabies [itu apaan, tuh]?
149. M: Rabies adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies. 150. M: Apa penyebab penyakit rabies?
151. M: Penyakit rabies disebabkan oleh virus rabies. Virus penyakit rabies terdapat dalam air liur hewan yang terinfeksi. Hewan ini menularkan infeksi kepada hewan lainnya atau manusia melalui gigitan dan kadang melalui jilatan.
151. M: [Penyakit] Rabies disebabkan oleh virus rabies. Virus penyakit rabies terdapat dalam air liur hewan yang terinfeksi. Hewan ini menularkan infeksi kepada hewan lainnya atau manusia melalui gigitan dan kadang melalui jilatan.
151. M: Rabies disebabkan oleh virus rabies. Virus penyakit rabies terdapat dalam air liur hewan yang terinfeksi. Hewan ini menularkan infeksi kepada hewan lainnya atau manusia melalui gigitan dan kadang melalui jilatan.
152. M: Kalau perbedaannya bakteriofage dengan virus rabies itu apa, sih?
152. M: [Kalau] Apa perbedaan [nya] antara bakteriofage dengan virus rabies [itu apa, sih]?
152. M: Apa perbedaan antara bakteriofage dengan virus rabies?
148. M: Apa yang kamu ketahui tentang penyakit rabies?
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 148. M: Apa yang kamu ketahui tentang penyakit rabies? (Stimulans: Pertanyaan-8a Non klaim). 149. M: Rabies adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies. (Klaim-8a). 150. M: Apa penyebab penyakit rabies? (Stimulans: Pertanyaan-8b Non klaim). 151. M: Rabies disebabkan oleh virus rabies. (Klaim-8b). Virus penyakit rabies terdapat dalam air liur hewan yang terinfeksi. (Klaim-8b). Hewan ini menularkan infeksi kepada hewan lainnya atau manusia melalui gigitan dan kadang melalui jilatan. (Klaim-8b). 152. M: Apa perbedaan antara bakteriofage dengan virus rabies? (Stimulans: Pertanyaan-8c Non klaim).
210
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
153. M: Kalau bakteriofage itu memiliki ekor, memiliki kapsid, ukurannya laba-laba. Sedangkan, rabies tidak memiliki ekor, tidak memiliki kapsid, sedangkan ukurannya jari-jari.
153. M: Perbedaan antara bakteriofage dengan virus rabies adalah [kalau] bahwa bakteriofage [itu] memiliki ekor, [memiliki] kapsid, dan ukuran [nya] seperti labalaba. Sedangkan, virus rabies tidak memiliki ekor, [tidak memiliki] kapsid, [sedangkan] dan ukuran [nya] seperti jari-jari. 154. M: [Kalau] Pertanyaan selanjutnya, bagaimana upaya pencegahan [nya] penyakit rabies [dengan cara bagaimana, tuh]? 155. M: Virus rabies dapat dicegah dengan memberikan vaksinasi kepada orangorang yang beresiko tinggi terhadap terjangkitnya virus, yaitu Dokter hewan, petugas laboratorium yang menangani hewan-hewan yang terinfeksi, orang-orang yang menetap atau tinggal lebih dari tiga puluh hari di daerah yang rabies pada
154. M: Kalau pencegahannya dengan cara bagaimana, tuh?
155. M: Virus rabies dapat dicegah dengan memberikan vaksinasi kepada orangorang yang beresiko tinggi terhadap terjangkitnya virus, yaitu Dokter hewan, petugas laboratorium yang menangani hewan-hewan yang terinfeksi, orang-orang yang menetap atau tinggal lebih dari tiga puluh hari di daerah yang rabies pada
Teks Dasar 153. M: Perbedaan antara bakteriofage dengan virus rabies adalah bahwa bakteriofage memiliki ekor, kapsid, dan ukuran seperti laba-laba. Sedangkan, virus rabies tidak memiliki ekor, kapsid, dan ukuran seperti jari-jari.
154. M: Pertanyaan selanjutnya, bagaimana upaya pencegahan penyakit rabies?
155. M: Virus rabies dapat dicegah dengan memberikan vaksinasi kepada orangorang yang beresiko tinggi terhadap terjangkitnya virus, yaitu Dokter hewan, petugas laboratorium yang menangani hewan-hewan yang terinfeksi, orang-orang yang menetap atau tinggal lebih dari tiga puluh hari di daerah yang rabies pada
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 153. M: Perbedaan antara bakteriofage dengan virus rabies adalah bahwa bakteriofage memiliki ekor, kapsid, dan ukuran seperti laba-laba. (Klaim-8c). Sedangkan, virus rabies tidak memiliki ekor, kapsid, dan ukuran seperti jari-jari. (Klaim-8c). 154. M: Pertanyaan selanjutnya, bagaimana upaya pencegahan penyakit rabies? (Stimulans: Pertanyaan-8d Non klaim). 155. M: Virus rabies dapat dicegah dengan memberikan vaksinasi kepada orangorang yang beresiko tinggi terhadap terjangkitnya virus, yaitu Dokter hewan, petugas laboratorium yang menangani hewan-hewan yang terinfeksi, orang-orang yang menetap atau tinggal lebih dari tiga puluh hari di daerah yang rabies pada
211
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar
anjing banyak ditemukan, dan para penjelajah gua kelelawar. 156. M: Faisal, definisi HIVAIDS itu apa, sih?
anjing banyak ditemukan, dan para penjelajah gua kelelawar. 156. M: Faisal, apa definisi dari HIV-AIDS [itu apa, sih]?
anjing banyak ditemukan, dan para penjelajah gua kelelawar. 156. M: Faisal, apa definisi dari HIV-AIDS?
157. M: HIV adalah singakatan dari Human Immunodeficiency Virus, yang dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4.
157. M: HIV merupakan kepanjangan dari Human Immunodeficiency Virus, yang dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4.
158. M: Nah, penyebabnya itu apa?
157. M: HIV [adalah] merupakan [singakatan] kepanjangan dari Human Immunodeficiency Virus, yang dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4. 158. M: [Nah] Apa penyebab [nya] AIDS [itu apa]?
159. M: Penyebabnya adalah ditularkan melalui injeksi langsung ke aliran darah serta kontak membran mukosa atau jaringan yang tertularkan dengan cairan tubuh tertentu yang berasal dari penderita HIV.
159. M: Penyebabnya adalah ditularkan melalui injeksi langsung ke aliran darah serta kontak membran mukosa atau jaringan yang tertularkan dengan cairan tubuh tertentu yang berasal dari penderita HIV.
159. M: Penyebabnya adalah ditularkan melalui injeksi langsung ke aliran darah serta kontak membran mukosa atau jaringan yang tertularkan dengan cairan tubuh tertentu yang berasal dari penderita HIV.
160. M: Kalau penyakit AIDS itu
160. M: [Kalau] Apa definisi dari
160. M: Apa definisi dari AIDS
158. M: Apa penyebab AIDS?
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi anjing banyak ditemukan, dan para penjelajah gua kelelawar. (Klaim-8d). 156. M: Faisal, apa definisi dari HIV-AIDS? (Stimulans: Pertanyaan-9a Non klaim). 157. M: HIV merupakan kepanjangan dari Human Immunodeficiency Virus, yang dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4. (Klaim-9a). 158. M: Apa penyebab AIDS? (Stimulans: Pertanyaan-9b Non klaim). 159. M: Penyebabnya adalah ditularkan melalui injeksi langsung ke aliran darah serta kontak membran mukosa atau jaringan yang tertularkan dengan cairan tubuh tertentu yang berasal dari penderita HIV. (Klaim9b). 160. M: Apa definisi dari AIDS
212
Teks Asli sendiri apa?
161. M: Hah?
Proses Penghalusan Teks [penyakit] AIDS itu sendiri [apa]?
161. M: [Hah] Apa yang kamu tanyakan? 162. M: Penyakit AIDS? 162. M: Apa definisi dari [penyakit] AIDS? 163. M: Oh… Penyakit AIDS 163. M: [Oh… Penyakit] AIDS adalah singkatan dari [adalah] merupakan Acquired Immune Deficiency [singkatan] kepanjangan dari Syndrome, yang merupakan Acquired Immune Deficiency dampak atau efek dari Syndrome, yang merupakan perkembang biakan virus dampak atau efek dari HIV dalam tubuh makhluk perkembang biakan [virus] hidup. HIV dalam tubuh makhluk hidup. 164. M: Tadi cacar mana? 164. M: [Tadi] Di mana LKS mengenai materi cacar [mana]? 165. M: Eh, rabies dong rabies. Ini 165. M: [Eh] Saya ingin mah lain rabiesnya. meminjam LKS mengenai materi rabies [dong rabies. Ini mah lain rabiesnya]. 166. M: Faisal, pinjam makalah 166. M: Faisal, saya ingin Lu deh, Faisal. Lihat [pinjam] meminjam tugas makalahnya, deh. makalah yang [Lu] kamu buat [deh, Faisal. Lihat makalahnya, deh].
Teks Dasar itu sendiri?
161. M: Apa yang kamu tanyakan? 162. M: Apa definisi dari AIDS?
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi itu sendiri? (Stimulans: Pertanyaan-9c Non klaim). 161. – 162. –
163. M: AIDS merupakan kepanjangan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome, yang merupakan dampak atau efek dari perkembang biakan HIV dalam tubuh makhluk hidup.
163. M: AIDS merupakan kepanjangan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome, yang merupakan dampak atau efek dari perkembang biakan HIV dalam tubuh makhluk hidup. (Klaim-9c).
164. M: Di mana LKS mengenai materi cacar?
164. –
165. M: Saya ingin meminjam LKS mengenai materi rabies.
165. –
166. M: Faisal, saya ingin meminjam tugas makalah yang kamu buat.
166. –
213
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
167. G: Oke, semua ahli sudah presentasi ke kelompoknya? Pokoknya habisin saja ahlinya. Ahlinya kalau misal kalian gak tahu apa-apa, misalnya mau nanya, tanya ke ahlinya langsung, begitu ya! Waktunya sepuluh menit lagi, oke.
167. G: [Oke] Baiklah, semua ahli sudah mempresentasikan materi yang menjadi keahliannya kepada kelompok [nya] asalnya masing-masing? [Pokoknya habisin saja ahlinya. Ahlinya] Semua anggota kelompok asal kalau [misal] kalian [gak] tidak [tahu apaapa] mengerti mengenai suatu materi dalam diskusi kali ini, [misalnya mau nanya] kalian dapat bertanya kepada masing-masing ahli [nya langsung] yang ada di dalam kelompok asal kalian [begitu ya]! Waktu [nya] untuk berdiskusi sepuluh menit lagi [oke]. 168. M: Polio adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus. Lalu, apa penyebab [nya itu] penyakit polio? 169. M: Penyebab [nya itu] penyakit polio [dikarenakan ada] yaitu sebuah virus yang
168. M: Polio adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus. Penyebabnya itu? 169. M: Penyebabnya itu dikarenakan ada poliovirus, begitu saja.
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 167. G: Baiklah, semua ahli sudah 167. G: Baiklah, semua ahli sudah mempresentasikan materi mempresentasikan materi yang menjadi keahliannya yang menjadi keahliannya kepada kelompok asalnya kepada kelompok asalnya masing-masing? Semua masing-masing? (Stimulans: anggota kelompok asal kalau Pertanyaan-10a Non kalian tidak mengerti klaim). Semua anggota mengenai suatu materi dalam kelompok asal kalau kalian diskusi kali ini, kalian dapat tidak mengerti mengenai bertanya kepada masingsuatu materi dalam diskusi masing ahli yang ada di kali ini, kalian dapat dalam kelompok asal kalian! bertanya kepada masingWaktu untuk berdiskusi masing ahli yang ada di sepuluh menit lagi. dalam kelompok asal kalian! (Stimulans: Perintah-10a Non klaim). Waktu untuk berdiskusi sepuluh menit lagi. (Stimulans: Peringatan10a Non klaim). Teks Dasar
168. M: Polio adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus. Lalu, apa penyebab penyakit polio? 169. M: Penyebab penyakit polio yaitu sebuah virus yang dinamakan poliovirus.
168. –
169. –
214
Teks Asli
170. M: Polio mana deh, polio? 171. M: Ini, nih. 172. M: Influenza mana, ya? 173. M: Ini, ini. 174. M: Polio mana? 175. M: Apaan? 176. M: Polio? 177. M: Polio? 178. M: He’eh. 179. M: Nih… 180. M: Eh, cacar mana, cacar?
181. M: Entar dulu, belum.
Proses Penghalusan Teks dinamakan poliovirus [begitu saja]. 170. M: [Polio] Di mana [deh] LKS mengenai materi polio? 171. M: Ini LKS mengenai materi polio [nih]. 172. M: Di mana LKS mengenai materi influenza [mana, ya]? 173. M: Ini LKS mengenai materi influenza [ini]. 174. M: Di mana LKS mengenai materi polio [mana]? 175. M: Apa [an] yang kamu tanyakan? 176. M: Di mana LKS mengenai materi polio? 177. M: Kamu menanyakan LKS mengenai materi polio? 178. M: [He’eh] Iya, saya menanyakan LKS mengenai materi polio. 179. M: [Nih…] Ini LKS mengenai materi polio. 180. M: [Eh] Di mana LKS mengenai materi cacar [mana, cacar]? 181. M: [Entar dulu] Tunggu sebentar, LKS mengenai
Teks Dasar
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi
170. M: Di mana LKS mengenai materi polio? 171. M: Ini LKS mengenai materi polio. 172. M: Di mana LKS mengenai materi influenza? 173. M: Ini LKS mengenai materi influenza. 174. M: Di mana LKS mengenai materi polio? 175. M: Apa yang kamu tanyakan? 176. M: Di mana LKS mengenai materi polio? 177. M: Kamu menanyakan LKS mengenai materi polio? 178. M: Iya, saya menanyakan LKS mengenai materi polio.
170. –
179. M: Ini LKS mengenai materi polio. 180. M: Di mana LKS mengenai materi cacar?
179. –
171. – 172. – 173. – 174. – 175. – 176. – 177. – 178. –
180. –
181. M: Tunggu sebentar, LKS 181. – mengenai materi cacar masih
215
Teks Asli
182. M: Jangan banyak-banyak!
183. M: Iya.
184. M: Eh, cacar dong, Buddin, cacar dong, Buddin. Aduh, Gue ringkas saja deh.
185. G: Nanya lagi dong, virus itu apa sih?
186. M: Virus lebih kecil daripada
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar
materi cacar masih saya pergunakan, karena saya belum selesai mengerjakan LKS kelompok asal milik saya mengenai materi cacar. 182. M: Jangan terlalu banyak [banyak] dalam menuliskan penjelasan pada LKS kelompok asal milik kita masing-masing! 183. M: Iya, saya tahu, hanya halhal penting saja yang kita tuliskan pada LKS kelompok asal milik kita masingmasing. 184. M: [Eh] Saya ingin meminjam LKS mengenai materi cacar [dong], Buddin [cacar dong, Buddin]. [Aduh] LKS mengenai materi cacar ini [Gue] saya [ringkas] rangkum sendiri saja [deh]. 185. G: Saya ingin [nanya] bertanya lagi [dong] kepada kelompok ini, apakah definisi dari virus [itu apa sih]?
saya pergunakan, karena saya belum selesai mengerjakan LKS kelompok asal milik saya mengenai materi cacar. 182. M: Jangan terlalu banyak dalam menuliskan penjelasan pada LKS kelompok asal milik kita masing-masing!
186. M: Virus memiliki ukuran
186. M: Virus memiliki ukuran
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi
182. –
183. M: Iya, saya tahu, hanya halhal penting saja yang kita tuliskan pada LKS kelompok asal milik kita masingmasing. 184. M: Saya ingin meminjam LKS mengenai materi cacar, Buddin. LKS mengenai materi cacar ini saya rangkum sendiri saja.
183. –
185. G: Saya ingin bertanya lagi kepada kelompok ini, apakah definisi dari virus?
185. G: Saya ingin bertanya lagi kepada kelompok ini, apakah definisi dari virus? (Stimulans: Pertanyaan-11a Non klaim). 186. M: Virus memiliki ukuran
184. –
216
Teks Asli bakteri. 187. G: Lebih kecil daripada bakteri, terus pengertian aslinya si virus itu apa sih, kalau kalian kan virus cacar berarti virus penyebab penyakit cacar, nah virus sendiri itu apa?
Proses Penghalusan Teks lebih kecil daripada bakteri.
Teks Dasar lebih kecil daripada bakteri.
187. G: Iya, benar sekali, virus memiliki ukuran lebih kecil daripada bakteri, [terus] lalu [pengertian] definisi aslinya [si] virus itu apa [sih], kalau [kalian kan] misalnya virus cacar berarti virus penyebab penyakit cacar, nah apa definisi dari virus itu sendiri [itu apa]? 188. M: Virus adalah mikroorganisme.
187. G: Iya, benar sekali, virus memiliki ukuran lebih kecil daripada bakteri, lalu definisi aslinya virus itu apa, kalau misalnya virus cacar berarti virus penyebab penyakit cacar, nah apa definisi dari virus itu sendiri?
189. G: Mikroorganisme aseluler apa seluler?
189. G: Virus adalah mikroorganisme aseluler [apa] atau seluler?
189. G: Virus adalah mikroorganisme aseluler atau seluler?
190. M: Aseluler.
190. M: Virus merupakan mikroorganisme aseluler.
190. M: Virus merupakan mikroorganisme aseluler.
191. G: Aseluler. Terus, kenapa bisa disebut benda mati, bisa disebut makhluk hidup?
191. G: Iya, benar sekali, virus merupakan mikroorganisme aseluler. [Terus] Lalu, [kenapa] mengapa virus [bisa] dapat [disebut]
191. G: Iya, benar sekali, virus merupakan mikroorganisme aseluler. Lalu, mengapa virus dapat dikatakan sebagai benda mati, dan mengapa
188. M: Mikroorganisme.
188. M: Virus adalah mikroorganisme.
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi lebih kecil daripada bakteri. (Klaim-11a). 187. G: Iya, benar sekali, virus memiliki ukuran lebih kecil daripada bakteri, lalu definisi aslinya virus itu apa, kalau misalnya virus cacar berarti virus penyebab penyakit cacar, nah apa definisi dari virus itu sendiri? (Respon terhadap klaim-11a Non klaim). 188. M: Virus adalah mikroorganisme. (Klaim11a). 189. G: Virus adalah mikroorganisme aseluler atau seluler? (Respon terhadap klaim-11a Non klaim). 190. M: Virus merupakan mikroorganisme aseluler. (Klaim-11a). 191. G: Iya, benar sekali, virus merupakan mikroorganisme aseluler. (Respon terhadap klaim-11a Non klaim). Lalu, mengapa virus dapat
217
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks dikatakan sebagai benda mati, dan mengapa virus [bisa] dapat [disebut] dikatakan sebagai makhluk hidup?
192. M: Kalau makhluk hidup, dia mempunyai DNA atau RNA.
Teks Dasar virus dapat dikatakan sebagai makhluk hidup?
192. M: [Kalau] Virus dapat dikatakan sebagai makhluk hidup, karena [dia] virus [mempunyai] mengandung sejumlah kecil asam nukleat yang berupa DNA atau RNA. 193. G: [He’eh] Iya, tepat sekali, virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat yang berupa DNA atau RNA.
192. M: Virus dapat dikatakan sebagai makhluk hidup, karena virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat yang berupa DNA atau RNA.
194. M: Kalau benda mati…
194. M: [Kalau] Virus dapat dikatakan sebagai benda mati, karena… Tunggu sebentar Bu, saya cari dahulu jawabannya.
194. M: Virus dapat dikatakan sebagai benda mati, karena… Tunggu sebentar Bu, saya cari dahulu jawabannya.
195. G: Kenapa dia disebut benda mati?
195. G: [Kenapa] Mengapa [dia] virus [disebut] dikatakan
195. G: Mengapa virus dikatakan sebagai benda mati?
193. G: He’eh.
193. G: Iya, tepat sekali, virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat yang berupa DNA atau RNA.
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi dikatakan sebagai benda mati, dan mengapa virus dapat dikatakan sebagai makhluk hidup? (Stimulans: Pertanyaan-12a Non klaim). 192. M: Virus dapat dikatakan sebagai makhluk hidup, karena virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat yang berupa DNA atau RNA. (Klaim-12a). 193. G: Iya, tepat sekali, virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat yang berupa DNA atau RNA. (Respon terhadap klaim-12a Non klaim). 194. M: Virus dapat dikatakan sebagai benda mati, karena… Tunggu sebentar Bu, saya cari dahulu jawabannya. (Respon terhadap stimulans-12a Non klaim). 195. G: Mengapa virus dikatakan sebagai benda mati? (Respon
218
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar
sebagai benda mati? 196. M: Karena…
196. M: [Karena…] Tunggu sebentar Bu, saya cari dahulu jawabannya. 197. G: Virus dapat dikatakan sebagai benda mati, [satu] yang pertama karena [dia] virus [bisa] dapat dikristalkan. 198. M: Iya, benar sekali, virus dapat dikatakan sebagai benda mati, karena virus [bisa] dapat dikristalkan, Bu.
196. M: Tunggu sebentar Bu, saya cari dahulu jawabannya.
199. G: Dua? Dua?
199. G: Apa alasan yang kedua, sehingga virus dapat dikatakan sebagai benda mati? [Dua?].
199. G: Apa alasan yang kedua, sehingga virus dapat dikatakan sebagai benda mati?
200. M: Gak bisa di pecah-pecah.
200. M: Alasan yang kedua, virus dapat dikatakan sebagai benda mati, karena virus [gak] tidak bisa di pecahpecah. 201. G: [Bukan itu juga] Bukan
200. M: Alasan yang kedua, virus dapat dikatakan sebagai benda mati, karena virus tidak bisa di pecah-pecah.
197. G: Satu, dia bisa dikristalkan.
198. M: Iya, bisa dikristalkan.
201. G: Bukan itu juga, bukan gak
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi terhadap respon stimulans12a Non klaim). 196. –
197. G: Virus dapat dikatakan sebagai benda mati, yang pertama karena virus dapat dikristalkan.
197. G: Virus dapat dikatakan sebagai benda mati, yang pertama karena virus dapat dikristalkan. (Klaim-12a).
198. M: Iya, benar sekali, virus dapat dikatakan sebagai benda mati, karena virus dapat dikristalkan, Bu.
198. M: Iya, benar sekali, virus dapat dikatakan sebagai benda mati, karena virus dapat dikristalkan, Bu. (Respon terhadap klaim-12a Non klaim). 199. G: Apa alasan yang kedua, sehingga virus dapat dikatakan sebagai benda mati? (Stimulans: Pertanyaan-12b Non klaim). 200. M: Alasan yang kedua, virus dapat dikatakan sebagai benda mati, karena virus tidak bisa di pecah-pecah. (Klaim-12b). 201. G: Bukan tidak bisa dipecah-
201. G: Bukan tidak bisa dipecah-
219
Teks Asli bisa dipecah-pecah, jadi si virus ini kalau dia tidak menempel di makhluk hidup, dia tidak hidup.
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar
[gak] tidak bisa dipecahpecah, jadi [si] virus ini kalau [dia] tidak menempel di makhluk hidup, [dia] virus tidak dapat hidup. 202. M: [Dia] Virus tidak dapat hidup kalau tidak menempel di makhluk hidup, karena virus adalah parasit.
202. M: Virus tidak dapat hidup kalau tidak menempel di makhluk hidup, karena virus adalah parasit.
203. M: Iya, benar sekali, virus adalah parasit. 204. G: Iya, benar sekali, virus adalah parasit. [Oke] Baiklah, silahkan lanjutkan kembali diskusi kalian!
203. M: Iya, benar sekali, virus adalah parasit. 204. G: Iya, benar sekali, virus adalah parasit. Baiklah, silahkan lanjutkan kembali diskusi kalian!
205. M: Iya, Bu.
205. M: Iya, kami akan lanjutkan diskusi kami, Bu.
205. M: Iya, kami akan lanjutkan diskusi kami, Bu.
206. M: Aduh, sampai mana tadi Gue tuh?
206. M: [Aduh] Sampai di mana tadi [Gue] saya mengerjakan LKS kelompok asal milik
206. M: Sampai di mana tadi saya mengerjakan LKS kelompok asal milik saya?
202. M: Dia tidak hidup, parasit.
203. M: Iya. 204. G: Iya, parasit. Oke, lanjutkan!
pecah, jadi virus ini kalau tidak menempel di makhluk hidup, virus tidak dapat hidup.
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi pecah, jadi virus ini kalau tidak menempel di makhluk hidup, virus tidak dapat hidup. (Counter klaim-12b). 202. M: Virus tidak dapat hidup kalau tidak menempel di makhluk hidup, karena virus adalah parasit. (Respon terhadap counter klaim-12b Non klaim). 203. – 204. G: Iya, benar sekali, virus adalah parasit. (Respon terhadap respon counter klaim-12b Non klaim). Baiklah, silahkan lanjutkan kembali diskusi kalian! (Stimulans: Perintah-12c Non klaim). 205. M: Iya, kami akan lanjutkan diskusi kami, Bu. (Respon terhadap stimulans-12c Non klaim). 206. –
220
Teks Asli
207. M: Tadi mana polio Gue?
208. M: Ini, nih. 209. M: Kalau gejala polio apa, sih? 210. M: Gejalanya kan tadi di sini ada, mana ya. Mana LKSnya, LKS apa tuh?
211. M: Ini HIV, eh ini rabies.
212. M: Itu polio, tuh. 213. M: Ini gak ada gejalanya.
214. M: Tadi ada, deh.
Proses Penghalusan Teks saya [tuh]? 207. M: [Tadi] Di mana LKS mengenai materi polio milik [Gue] saya? 208. M: Ini LKS mengenai materi polio milikmu [nih]. 209. M: [Kalau] Bagaimana gejala penyakit polio [apa, sih]? 210. M: Gejala [nya] penyakit polio [kan tadi] ada di [sini] dalam LKS mengenai materi polio [ada, mana ya]. Di mana LKS [nya] mengenai materi polio, LKS mengenai materi apa [tuh] itu yang sedang kamu pinjam? 211. M: [Ini HIV, eh] Yang sedang saya pinjam ini adalah LKS mengenai materi rabies. 212. M: Itu LKS mengenai materi polio [tuh]. 213. M: Di dalam LKS mengenai materi polio ini [gak] tidak ada tentang gejala [nya] penyakit polio. 214. M: Sepertinya gejala
Teks Dasar
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi
207. M: Di mana LKS mengenai materi polio milik saya?
207. –
208. M: Ini LKS mengenai materi polio milikmu. 209. M: Bagaimana gejala penyakit polio?
208. –
210. M: Gejala penyakit polio ada di dalam LKS mengenai materi polio. Di mana LKS mengenai materi polio, LKS mengenai materi apa itu yang sedang kamu pinjam?
210. –
211. M: Yang sedang saya pinjam ini adalah LKS mengenai materi rabies.
211. –
212. M: Itu LKS mengenai materi polio. 213. M: Di dalam LKS mengenai materi polio ini tidak ada tentang gejala penyakit polio.
212. –
214. M: Sepertinya gejala
214. –
209. –
213. –
221
Teks Asli
215. M: Memang ditulisnya pakai gejalanya?
216. M: Tanya saja! 217. M: Perbedaannya cacar sama bakteriofage, mana?
218. M: Ini.
219. M: Ini.
220. M: Ini saja, begini nih, perbedaannya bakteriofage itu memiliki ekor, sedangkan virus itu tidak.
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar
penyakit polio tadi ada di dalam LKS mengenai materi polio ini [deh]. 215. M: Memangnya kita harus [ditulisnya] menuliskan [pakai] gejala [nya] penyakit polio di dalam LKS kelompok asal milik kita masingmasing mengenai materi polio? 216. M: Tanyakan saja hal itu pada Ibu guru! 217. M: Perbedaan [nya] antara virus cacar [sama] dengan bakteriofage, mana?
penyakit polio tadi ada di dalam LKS mengenai materi polio ini. 215. M: Memangnya kita harus menuliskan gejala penyakit polio di dalam LKS kelompok asal milik kita masingmasing mengenai materi polio?
218. M: Ini perbedaan antara virus cacar dengan bakteriofage. 219. M: Ini perbedaan antara virus cacar dengan bakteriofage. 220. M: [Ini saja] Begini saja, [nih] perbedaan [nya] antara virus cacar dengan bakteriofage adalah bahwa bakteriofage [itu] memiliki
218. M: Ini perbedaan antara virus cacar dengan bakteriofage. 219. M: Ini perbedaan antara virus cacar dengan bakteriofage. 220. M: Begini saja, perbedaan antara virus cacar dengan bakteriofage adalah bahwa bakteriofage memiliki ekor, sedangkan virus cacar tidak.
216. M: Tanyakan saja hal itu pada Ibu guru! 217. M: Perbedaan antara virus cacar dengan bakteriofage, mana?
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi
215. –
216. – 217. M: Perbedaan antara virus cacar dengan bakteriofage, mana? (Stimulans: Pertanyaan-13a Non klaim). 218. – 219. –
220. M: Begini saja, perbedaan antara virus cacar dengan bakteriofage adalah bahwa bakteriofage memiliki ekor, sedangkan virus cacar tidak.
222
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar
ekor, sedangkan virus cacar [itu] tidak. 221. M: Sama saja kan itu, [sama] dengan yang ada pada LKS mengenai materi cacar.
221. M: Sama saja kan itu, dengan yang ada pada LKS mengenai materi cacar.
222. M: Enggak.
222. M: Itu [enggak] tidak sama dengan yang ada pada LKS mengenai materi cacar.
222. M: Itu tidak sama dengan yang ada pada LKS mengenai materi cacar.
223. G: Oke, waktu diskusinya sudah habis, sudah semua?
223. G: [Oke] Baiklah, waktu untuk berdiskusi [nya sudah] telah [habis] usai, semua kelompok sudah [semua] selesai berdiskusi?
223. G: Baiklah, waktu untuk berdiskusi telah usai, semua kelompok sudah selesai berdiskusi?
224. M: Eh, influenza mana, sih? Perbedaan influenza sama bakteriofage?
224. M: [Eh] Di mana LKS mengenai materi influenza [mana, sih]? Apa perbedaan antara virus influenza [sama] dengan bakteriofage? 225. G: Baiklah, sekarang waktunya kalian mempresentasikan hasil diskusi kalian didepan kelas! [Oke] Sekarang saya
224. M: Di mana LKS mengenai materi influenza? Apa perbedaan antara virus influenza dengan bakteriofage? 225. G: Baiklah, sekarang waktunya kalian mempresentasikan hasil diskusi kalian didepan kelas! Sekarang saya persilahkan
221. M: Sama kan itu, sama.
225. G: Oke sekarang saya persilahkan kelompok asal… Asal… Maunya berapa Bu Agnah? Kelompok Asal berapa?
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi (Klaim-13a). 221. M: Sama saja kan itu, dengan yang ada pada LKS mengenai materi cacar. (Respon terhadap klaim-13a Non klaim). 222. M: Itu tidak sama dengan yang ada pada LKS mengenai materi cacar. (Respon terhadap respon klaim-13a Non klaim). 223. G: Baiklah, waktu untuk berdiskusi telah usai, semua kelompok sudah selesai berdiskusi? (Stimulans: Pertanyaan-14a Non klaim). 224. –
225. G: Baiklah, sekarang waktunya kalian mempresentasikan hasil diskusi kalian didepan kelas! (Stimulans: Perintah-14a
223
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks persilahkan kelompok asal… [Asal… Maunya] Kelompok asal berapa pilihan Ibu Agnah? [Kelompok Asal berapa?].
Teks Dasar kelompok asal… Kelompok asal berapa pilihan Ibu Agnah?
226. Pengamat pembantu: Asal tiga.
226. Pengamat pembantu: Pilihan saya jatuh pada kelompok asal tiga sebagai kelompok pertama yang mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas.
226. Pengamat pembantu: Pilihan saya jatuh pada kelompok asal tiga sebagai kelompok pertama yang mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas.
227. G: Asal tiga! Mana kelompok asal tiga?
227. G: Baiklah, kelompok pertama yang mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas adalah kelompok asal tiga! Di mana kelompok asal tiga?
227. G: Baiklah, kelompok pertama yang mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas adalah kelompok asal tiga! Di mana kelompok asal tiga?
228. Murid kel. asal 3: Ibu, satu dulu apa Bu, berurutan.
228. Murid kel. asal 3: Ibu, sebaiknya kelompok asal satu [dulu] terlebih dahulu yang
228. Murid kel. asal 3: Ibu, sebaiknya kelompok asal satu terlebih dahulu yang pertama
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi Non klaim). Sekarang saya persilahkan kelompok asal… Kelompok asal berapa pilihan Ibu Agnah? (Stimulans: Pertanyaan-14a-1 Non klaim). 226. Pengamat pembantu: Pilihan saya jatuh pada kelompok asal tiga sebagai kelompok pertama yang mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas. (Respon terhadap stimulans pertanyaan-14a-1 Non klaim). 227. G: Baiklah, kelompok pertama yang mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas adalah kelompok asal tiga! (Stimulans: Perintah-14b Non klaim). Di mana kelompok asal tiga? (Stimulans: Pertanyaan-14b Non klaim). 228. –
224
Teks Asli
229. M: Enak saja Lu kelompok satu dulu.
230. G: Silahkan kelompok asal tiga! Oke, kelompok asal tiga, tadi pilihan dari Ibu Agnah, silahkan! Presentasi kedepan, presentasikan! Masing-masing ahli, itu nanti yang lainnya mau tanya, tanya ke situ! Oke, silahkan! Oke, yang lain perhatikan dulu, diskusi sudah habis, diskusi sudah habis. Oke, peraturannya begini, peraturannya begini, kalian yang di belakang semuanya memperhatikan presentator, presentator setelah sudah habis nih mempresentasikan, kalian silahkan bertanya!
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar
pertama mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas [apa Bu, berurutan]. 229. M: Enak saja [Lu] kamu mengatakan kelompok satu [dulu] terlebih dahulu yang pertama mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas. 230. G: Ayo, dipersilahkan kepada kelompok asal tiga untuk mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas! [Oke] Ayo, kelompok asal tiga, [tadi pilihan dari Ibu Agnah] silahkan maju kedepan! Kalian presentasi kedepan, presentasikan hasil diskusi kalian didepan kelas! Masing-masing ahli dari kelompok asal mempresentasikan mengenai materi yang menjadi keahliannya, [itu nanti] bagi para siswa yang [lainnya] tidak presentasi, apabila ada yang belum paham mengenai suatu materi (misalnya virus cacar, polio, rabies,
mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas.
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi
229. M: Enak saja kamu 229. – mengatakan kelompok satu terlebih dahulu yang pertama mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas. 230. G: Ayo, dipersilahkan kepada 230. G: Ayo, dipersilahkan kepada kelompok asal tiga untuk kelompok asal tiga untuk mempresentasikan hasil mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas! diskusinya didepan kelas! Ayo, kelompok asal tiga, (Stimulans: Perintah-14b-1 silahkan maju kedepan! Non klaim). Ayo, Kalian presentasi kedepan, kelompok asal tiga, silahkan presentasikan hasil diskusi maju kedepan! (Stimulans: kalian didepan kelas! Perintah-14b-2 Non Masing-masing ahli dari klaim). Kalian presentasi kelompok asal kedepan, presentasikan hasil mempresentasikan mengenai diskusi kalian didepan kelas! materi yang menjadi (Stimulans: Perintah-14b-3 keahliannya, bagi para siswa Non klaim). Masingyang tidak presentasi, masing ahli dari kelompok apabila ada yang belum asal mempresentasikan paham mengenai suatu mengenai materi yang materi (misalnya virus cacar, menjadi keahliannya, bagi polio, rabies, influenza, dan para siswa yang tidak HIV) dan ingin bertanya, presentasi, apabila ada yang
225
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks influenza, dan HIV) dan [mau] ingin bertanya, silahkan bertanya [ke situ] kepada kelompok yang sedang presentasi didepan kelas! [Oke] Ayo, kelompok asal tiga silahkan presentasikan hasil diskusinya didepan kelas! [Oke] Coba, [yang lain] semuanya perhatikan [dulu] dahulu, waktu berdiskusi [sudah] telah [habis] usai [diskusi sudah habis]. [Oke] Baiklah, peraturan [nya] dalam sesi presentasi [begini] seperti ini, [peraturannya begini] kalian yang di belakang dan tidak presentasi semuanya memperhatikan presentator, presentator setelah [sudah habis nih] selesai mempresentasikan, apabila kalian ada yang belum paham silahkan bertanya kepada kelompok yang sedang presentasi didepan
Teks Dasar silahkan bertanya kepada kelompok yang sedang presentasi didepan kelas! Ayo, kelompok asal tiga silahkan presentasikan hasil diskusinya didepan kelas! Coba, semuanya perhatikan dahulu, waktu berdiskusi telah usai. Baiklah, peraturan dalam sesi presentasi seperti ini, kalian yang di belakang dan tidak presentasi semuanya memperhatikan presentator, presentator setelah selesai mempresentasikan, apabila kalian ada yang belum paham silahkan bertanya kepada kelompok yang sedang presentasi didepan kelas!
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi belum paham mengenai suatu materi (misalnya virus cacar, polio, rabies, influenza, dan HIV) dan ingin bertanya, silahkan bertanya kepada kelompok yang sedang presentasi didepan kelas! (Stimulans: Perintah-14b-4 Non klaim). Ayo, kelompok asal tiga silahkan presentasikan hasil diskusinya didepan kelas! (Stimulans: Perintah14b-5 Non klaim). Coba, semuanya perhatikan dahulu, waktu berdiskusi telah usai. (Stimulans: Peringatan-14c Non klaim). Baiklah, peraturan dalam sesi presentasi seperti ini, kalian yang di belakang dan tidak presentasi semuanya memperhatikan presentator, presentator setelah selesai mempresentasikan, apabila kalian ada yang belum paham silahkan bertanya kepada kelompok yang
226
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar
kelas!
231. M: Memang gak ada rabies?
232. M: Apa? 233. M: Gak ada rabiesnya?
234. M: Ada, itu Zaid.
235. G: Tata cara bertanya, dengarkan, perhatikan, tata cara bertanya yang dibelakang angkat tangan, kalian tunjuk salah satu langsung sebut namanya, misalnya Tika, atau siapa, jadi kamu yang milih! Yang nanya, kalau misalnya sudah dipilih, berdiri! Oke, silahkan, di buka dulu!
231. M: Memangnya [gak] tidak ada ahli mengenai virus rabies dalam kelompok asal tiga? 232. M: Apa yang kamu tanyakan? 233. M: Memangnya [gak] tidak ada ahli mengenai virus rabies [nya] dalam kelompok asal tiga? 234. M: Ada, [itu] ahli mengenai virus rabies dalam kelompok asal tiga adalah Zaid. 235. G: Tata cara bertanya, [dengarkan, perhatikan, tata cara bertanya] kalian yang dibelakang dan tidak presentasi sebelum memberikan pertanyaan harus [angkat] mengacungkan [tangan] jari terlebih dahulu, sedangkan untuk presentator, kalian harus [tunjuk] menunjuk salah satu dari mereka yang
231. M: Memangnya tidak ada ahli mengenai virus rabies dalam kelompok asal tiga?
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi sedang presentasi didepan kelas! (Stimulans: Perintah14c Non klaim). 231. –
232. M: Apa yang kamu tanyakan? 233. M: Memangnya tidak ada ahli mengenai virus rabies dalam kelompok asal tiga?
232. –
234. M: Ada, ahli mengenai virus rabies dalam kelompok asal tiga adalah Zaid. 235. G: Tata cara bertanya, kalian yang dibelakang dan tidak presentasi sebelum memberikan pertanyaan harus mengacungkan jari terlebih dahulu, sedangkan untuk presentator, kalian harus menunjuk salah satu dari mereka yang ingin bertanya dan langsung sebut namanya, jadi presentator yang berhak memilih siapa
234. –
233. –
235. G: Tata cara bertanya, kalian yang dibelakang dan tidak presentasi sebelum memberikan pertanyaan harus mengacungkan jari terlebih dahulu, sedangkan untuk presentator, kalian harus menunjuk salah satu dari mereka yang ingin bertanya dan langsung sebut namanya, jadi presentator yang berhak memilih siapa
227
Teks Asli
236. M: Ini apa, nih?
237. M: Kekebalan tubuh.
238. G: Ayo, presentasi kok kayak begitu. Di bawa saja di bawa, di bawa saja, Neng. Kalian presentasinya didepan kelas, oke. Oke, yang lain perhatikan!
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar
ingin bertanya dan langsung yang diperkenankan untuk sebut namanya, [misalnya bertanya kepada presentator! Tika, atau siapa] jadi [kamu] Bagi yang bertanya, apabila presentator yang berhak sudah dipilih oleh memilih siapa yang presentator, maka penanya diperkenankan untuk harus berdiri! Ayo, silahkan bertanya kepada presentator! kepada kelompok asal tiga, Bagi yang [nanya] bertanya, di buka dahulu [kalau misalnya] apabila presentasinya! sudah dipilih oleh presentator, maka penanya harus berdiri! [Oke] Ayo, silahkan kepada kelompok asal tiga, di buka [dulu] dahulu presentasinya! 236. M: [Ini] Apa [nih] yang kamu 236. M: Apa yang kamu tuliskan tuliskan pada LKS mengenai pada LKS mengenai materi materi HIV-AIDS milikmu HIV-AIDS milikmu tentang tentang definisi AIDS? definisi AIDS? 237. M: AIDS adalah sindrom 237. M: AIDS adalah sindrom menurunnya kekebalan tubuh menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. yang disebabkan oleh HIV. 238. G: [Ayo, presentasi kok 238. G: Coba, semuanya kayak begitu. Di bawa saja di perhatikan presentasi bawa, di bawa saja, Neng. didepan! Kalian presentasinya didepan kelas, oke]. [Oke] Coba, [yang lain] semuanya
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi yang diperkenankan untuk bertanya kepada presentator! (Stimulans: Perintah-14c-1 Non klaim). Bagi yang bertanya, apabila sudah dipilih oleh presentator, maka penanya harus berdiri! (Stimulans: Perintah-14c-2 Non klaim). Ayo, silahkan kepada kelompok asal tiga, di buka dahulu presentasinya! (Stimulans: Perintah-14c-3 Non klaim). 236. –
237. –
238. G: Coba, semuanya perhatikan presentasi didepan! (Stimulans: Perintah-14c-4 Non klaim).
228
Teks Asli
NB: Kelompok asal tiga sedang mempresentasikan hasil diskusi kelompok didepan kelas. 239. Guru bertanya pada kel. asal 3: Perbedaannya poliovirus dengan bakteriofage bagaimana?
240. M: Eh, kata Gue, perbedaannya sama saja sih, sama semuanya.
241. G: Rekamannya sudah dimatiin, ya? 242. M: Belum. 243. G: Kok malah main Hand Phone. 244. M: Capai ya, Bu? 245. M: Duduk dong! 246. G: Coba, ada pertanyaan? Angkat tangannya!
Proses Penghalusan Teks perhatikan presentasi didepan! NB: Kelompok asal tiga sedang mempresentasikan hasil diskusi kelompok didepan kelas. 239. Guru bertanya pada kel. asal 3: Bagaimana perbedaan [nya] antara poliovirus dengan bakteriofage [bagaimana]? 240. M: [Eh, kata] Menurut [Gue] saya, perbedaan [nya] antara poliovirus dengan bakteriofage itu sama saja [sih], [sama semuanya] tidak ada bedanya. 241. G: [Rekamannya sudah dimatiin, ya?]. 242. M: [Belum]. 243. G: [Kok malah main Hand Phone]. 244. M: [Capai ya, Bu?]. 245. M: [Duduk dong!]. 246. G: [Coba] Apakah ada [pertanyaan] yang ingin bertanya? Silahkan angkat tangan [nya]!
Teks Dasar
NB: Kelompok asal tiga sedang mempresentasikan hasil diskusi kelompok didepan kelas. 239. Guru bertanya pada kel. asal 3: Bagaimana perbedaan antara poliovirus dengan bakteriofage?
240. M: Menurut saya, perbedaan antara poliovirus dengan bakteriofage itu sama saja, tidak ada bedanya.
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi
NB: Kelompok asal tiga sedang mempresentasikan hasil diskusi kelompok didepan kelas. 239. Guru bertanya pada kel. asal 3: Bagaimana perbedaan antara poliovirus dengan bakteriofage? (Stimulans: Pertanyaan-15a Non klaim). 240. M: Menurut saya, perbedaan antara poliovirus dengan bakteriofage itu sama saja, tidak ada bedanya. (Klaim15a).
241. –
241. –
242. – 243. –
242. – 243. –
244. – 245. – 246. G: Apakah ada yang ingin bertanya? Silahkan angkat tangan!
244. – 245. – 246. G: Apakah ada yang ingin bertanya? (Stimulans: Pertanyaan-16a Non klaim). Silahkan angkat
229
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar
247. Murid kel. asal 8: Saya, Bu.
247. Murid kel. asal 8: Saya ingin bertanya, Bu.
247. Murid kel. asal 8: Saya ingin bertanya, Bu.
248. Murid kel. asal 3: Coba Budi. Diam, diam! Coba Budi.
248. Murid kel. asal 3: [Coba] Silahkan Budi. [Diam] Yang lainnya harap [diam] tenang! [Coba Budi].
248. Murid kel. asal 3: Silahkan Budi. Yang lainnya harap tenang!
249. M: Sini dulu.
249. M: Kelompok sini [dulu] dahulu yang mengangkat tangan. 250. Murid kel. asal 8: Kenapa orang yang sudah terkena cacar [kemungkinan kecil terkena lagi] bisa terkena lagi? 251. M: Orang yang sudah terkena cacar bisa terkena lagi, karena [kan] virus cacar itu bisa menular. 252. G: [Oke] Ayo, kelompok lain apakah ada yang [bisa] dapat
249. M: Kelompok sini dahulu yang mengangkat tangan.
250. Murid kel. asal 8: Kenapa orang yang sudah kena cacar kemungkinan kecil terkena lagi, bisa terkena lagi? 251. M: Karena kan menular.
252. G: Oke, ada yang bisa membantu?
250. Murid kel. asal 8: Kenapa orang yang sudah terkena cacar bisa terkena lagi?
251. M: Orang yang sudah terkena cacar bisa terkena lagi, karena virus cacar itu bisa menular. 252. G: Ayo, kelompok lain apakah ada yang dapat
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi tangan! (Stimulans: Perintah16a Non klaim). 247. Murid kel. asal 8: Saya ingin bertanya, Bu. (Respon terhadap stimulans pertanyaan-16a Non klaim). 248. Murid kel. asal 3: Silahkan Budi. (Respon terhadap respon stimulans pertanyaan16a Non klaim). Yang lainnya harap tenang! (Stimulans: Perintah-16b Non klaim). 249. –
250. Murid kel. asal 8: Kenapa orang yang sudah terkena cacar bisa terkena lagi? (Stimulans: Pertanyaan-16c Non klaim). 251. M: Orang yang sudah terkena cacar bisa terkena lagi, karena virus cacar itu bisa menular. (Klaim-16c). 252. –
230
Teks Asli
253. M: Yang mana, nih?
254. M: Nih, pertanyaan cacar yang lain.
255. M: Mau nanya cacar.
256. M: Dia mau nanya, dia mau nanya. 257. G: Oh, mau nanya entar, mau bantuin?
258. M: Oh, entar.
259. G: Pertanyaan sudah dijawab, sekarang ada yang
Proses Penghalusan Teks membantu kelompok asal tiga dalam menjawab pertanyaan Budi? 253. M: Pertanyaan yang mana yang akan kita tanyakan kepada kelompok asal tiga [nih]? 254. M: [Nih] Masih mengenai materi cacar juga, akan tetapi ini pertanyaan cacar yang lain lagi. 255. M: Saya [mau] ingin [nanya] bertanya mengenai materi cacar. 256. M: Dia [mau] ingin [nanya] bertanya, [dia mau nanya] Bu. 257. G: [Oh] Kalau [mau] ingin [nanya] bertanya [entar] nanti, sekarang apakah kamu [mau] ingin membantu [in] kelompok asal tiga dalam menjawab pertanyaan Budi? 258. M: [Oh] Ternyata kalau ingin bertanya [entar] nanti, ya. 259. G: Pertanyaan Budi sudah dijawab oleh Sifa, sekarang
Teks Dasar membantu kelompok asal tiga dalam menjawab pertanyaan Budi? 253. M: Pertanyaan yang mana yang akan kita tanyakan kepada kelompok asal tiga?
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi
253. –
254. M: Masih mengenai materi cacar juga, akan tetapi ini pertanyaan cacar yang lain lagi. 255. M: Saya ingin bertanya mengenai materi cacar.
254. –
256. M: Dia ingin bertanya, Bu.
256. –
257. G: Kalau ingin bertanya nanti, sekarang apakah kamu ingin membantu kelompok asal tiga dalam menjawab pertanyaan Budi?
257. –
258. M: Ternyata kalau ingin bertanya nanti, ya.
258. –
259. G: Pertanyaan Budi sudah dijawab oleh Sifa, sekarang
259. G: Pertanyaan Budi sudah dijawab oleh Sifa, sekarang
255. –
231
Teks Asli mau bertanya lagi?
Proses Penghalusan Teks ada yang [mau] ingin bertanya lagi?
260. Murid kel. asal 1: Bu nanya, Bu.
260. Murid kel. asal 1: [Bu] Saya ingin [nanya] bertanya, Bu.
261. M: Bu, mau nanya dia, Bu.
261. M: [Bu] Dia [mau] ingin [nanya] bertanya [dia], Bu.
262. G: Satu saja, satu!
262. G: Presentator tolong pilih satu penanya saja!
263. Murid kel. asal 3: Ayo, nih yang depan, yang depan, yang depan.
263. Murid kel. asal 3: [Ayo, nih] Kelompok paling depan, yang kami pilih untuk memberikan pertanyaan [depan, yang depan].
264. Murid kel. asal 1: Aku mau nanya, bagaimana gejalagejala polio?
264. Murid kel. asal 1: [Aku] Saya [mau] ingin [nanya] bertanya, bagaimana gejalagejala seseorang yang terjangkit polio?
265. Murid kel. asal 3: Gejalanya meliputi demam, lemas, sakit
265. Murid kel. asal 3: Gejala [nya] -gejala seseorang yang
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi ada yang ingin bertanya lagi? ada yang ingin bertanya lagi? (Stimulans: Pertanyaan-17a Non klaim). 260. Murid kel. asal 1: Saya ingin 260. Murid kel. asal 1: Saya ingin bertanya, Bu. bertanya, Bu. (Respon terhadap stimulans-17a Non klaim). 261. M: Dia ingin bertanya, Bu. 261. M: Dia ingin bertanya, Bu. (Respon terhadap respon stimulans-17a Non klaim). 262. G: Presentator tolong pilih 262. G: Presentator tolong pilih satu penanya saja! satu penanya saja! (Stimulans: Perintah-17b Non klaim). 263. Murid kel. asal 3: Kelompok 263. Murid kel. asal 3: Kelompok paling depan, yang kami pilih paling depan, yang kami pilih untuk memberikan untuk memberikan pertanyaan. pertanyaan. (Respon terhadap stimulans-17b Non klaim). 264. Murid kel. asal 1: Saya ingin 264. Murid kel. asal 1: Saya ingin bertanya, bagaimana gejalabertanya, bagaimana gejalagejala seseorang yang gejala seseorang yang terjangkit polio? terjangkit polio? (Stimulans: Pertanyaan-17c Non klaim). 265. Murid kel. asal 3: Gejala265. Murid kel. asal 3: Gejalagejala seseorang yang gejala seseorang yang Teks Dasar
232
Teks Asli kepala, muntah, sulit buang air besar, nyeri pada kaki atau tangan, kadang disertai diare. Kemudian virus menyerang dan merusakan jaringan saraf, sehingga menimbulkan kelumpuhan yang permanen. Kelumpuhan permanen hanya terjadi pada kurang dari 1% orang yang terinfeksi virus polio. Sebagian besar orang yang terinfeksi penyakit polio hanya merasa seperti sakit flu. Keadaan ini menyebabkan virus polio dapat menyebar dengan cepat tanpa diketahui, karena sebagian besar anak yang terinfeksi tidak menunjukan gejala yang khusus.
266. M: Oh…
Proses Penghalusan Teks terjangkit polio meliputi demam, lemas, sakit kepala, muntah, sulit buang air besar, nyeri pada kaki atau tangan, kadang disertai diare. Kemudian virus menyerang dan merusakan jaringan saraf, sehingga menimbulkan kelumpuhan yang permanen. Kelumpuhan permanen hanya terjadi pada kurang dari 1% orang yang terinfeksi virus polio. Sebagian besar orang yang terinfeksi penyakit polio hanya merasa seperti sakit flu. Keadaan ini menyebabkan virus polio dapat menyebar dengan cepat tanpa diketahui, karena sebagian besar anak yang terinfeksi tidak menunjukan gejala yang khusus.
266. M: [Oh…] Jadi, seperti itu gejala-gejala seseorang yang terjangkit polio.
Teks Dasar terjangkit polio meliputi demam, lemas, sakit kepala, muntah, sulit buang air besar, nyeri pada kaki atau tangan, kadang disertai diare. Kemudian virus menyerang dan merusakan jaringan saraf, sehingga menimbulkan kelumpuhan yang permanen. Kelumpuhan permanen hanya terjadi pada kurang dari 1% orang yang terinfeksi virus polio. Sebagian besar orang yang terinfeksi penyakit polio hanya merasa seperti sakit flu. Keadaan ini menyebabkan virus polio dapat menyebar dengan cepat tanpa diketahui, karena sebagian besar anak yang terinfeksi tidak menunjukan gejala yang khusus.
266. M: Jadi, seperti itu gejalagejala seseorang yang terjangkit polio.
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi terjangkit polio meliputi demam, lemas, sakit kepala, muntah, sulit buang air besar, nyeri pada kaki atau tangan, kadang disertai diare. (Klaim-17c). Kemudian virus menyerang dan merusakan jaringan saraf, sehingga menimbulkan kelumpuhan yang permanen. (Klaim-17c). Kelumpuhan permanen hanya terjadi pada kurang dari 1% orang yang terinfeksi virus polio. (Klaim-17c). Sebagian besar orang yang terinfeksi penyakit polio hanya merasa seperti sakit flu. (Klaim-17c). Keadaan ini menyebabkan virus polio dapat menyebar dengan cepat tanpa diketahui (Data-17c), karena sebagian besar anak yang terinfeksi tidak menunjukan gejala yang khusus. (Penjamin-17c). 266. –
233
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar
267. G: Gejala-gejala polio, biasanya orang bergejala polio itu terdapat ruam-ruam di pipi, wajah, di jidat, dagu, itu akibatnya. Biasanya ruam-ruam hitam atau kecokelatan, bukan flek. Bukan karena flek matahari saja ya, itu karena virus polionya juga, terus biasanya kakinya mengecil, karena dia pertumbuhan di kakinya terhambat oleh virus tersebut, oke. Sudah. Oke, di tutup presentasi kelompok!
267. G: Gejala-gejala seseorang yang terjangkit polio, biasanya [orang bergejala polio itu] terdapat ruam-ruam di pipi, wajah, [di] jidat, dan dagu [itu akibatnya]. Biasanya ruam-ruam pada seseorang yang terjangkit polio berwarna hitam atau kecokelatan, dan bukan merupakan flek. Ruam-ruam tersebut bukan [karena] akibat dari flek matahari saja, [ya, itu] akan tetapi [karena] akibat virus polio [nya] juga, [terus] kemudian [biasanya] bentuk kaki [nya] seseorang yang terjangkit polio akan mengecil, karena [dia] pertumbuhan di kakinya tersebut terhambat oleh virus polio [tersebut, oke]. Saya kira presentasi kelompok asal tiga [sudah] cukup. [Oke] Silahkan di tutup presentasi kelompoknya! 268. Murid kel. asal 3: Sekian presentasi dari kelompok
267. G: Gejala-gejala seseorang yang terjangkit polio, biasanya terdapat ruam-ruam di pipi, wajah, jidat, dan dagu. Biasanya ruam-ruam pada seseorang yang terjangkit polio berwarna hitam atau kecokelatan, dan bukan merupakan flek. Ruam-ruam tersebut bukan akibat dari flek matahari saja, akan tetapi akibat virus polio juga, kemudian bentuk kaki seseorang yang terjangkit polio akan mengecil, karena pertumbuhan di kakinya tersebut terhambat oleh virus polio. Saya kira presentasi kelompok asal tiga cukup. Silahkan di tutup presentasi kelompoknya!
268. Murid kel. asal 3: Terima kasih. Wassalamu’alaikum
268. Murid kel. asal 3: Sekian presentasi dari kelompok
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 267. G: Gejala-gejala seseorang yang terjangkit polio, biasanya terdapat ruam-ruam di pipi, wajah, jidat, dan dagu. (Klaim-17c-1). Biasanya ruam-ruam pada seseorang yang terjangkit polio berwarna hitam atau kecokelatan, dan bukan merupakan flek. (Klaim-17c1). Ruam-ruam tersebut bukan akibat dari flek matahari saja, akan tetapi akibat virus polio juga, kemudian bentuk kaki seseorang yang terjangkit polio akan mengecil, karena pertumbuhan di kakinya tersebut terhambat oleh virus polio. (Klaim-17c-1). Saya kira presentasi kelompok asal tiga cukup. (Pernyataan18a Non klaim). Silahkan di tutup presentasi kelompoknya! (Stimulans: Perintah-18a Non klaim). 268. Murid kel. asal 3: Sekian presentasi dari kelompok
234
Teks Asli WR. WB.
Proses Penghalusan Teks kami, terima kasih atas perhatiannya, dan mohon maaf jika ada kata-kata yang salah. Wassalamu’alaikum WR. WB.
Teks Dasar kami, terima kasih atas perhatiannya, dan mohon maaf jika ada kata-kata yang salah. Wassalamu’alaikum WR. WB.
269. Seluruh Murid: Walaikumsalam WR. WB. Prokprokprok.
269. Seluruh Murid: Walaikumsalam WR. WB. (sambil bertepuk tangan).
269. Seluruh Murid: Walaikumsalam WR. WB. (sambil bertepuk tangan).
270. G: Oke, selanjutnya kelompok… Kelompok, paling depan kelompok berapa?
270. G: [Oke] Presentasi selanjutnya adalah [kelompok…] kelompok paling depan, kelompok berapa yang paling depan?
270. G: Presentasi selanjutnya adalah kelompok paling depan, kelompok berapa yang paling depan?
271. M: Dua, dua.
271. M: Kelompok paling depan adalah kelompok asal dua, [dua] Bu.
271. M: Kelompok paling depan adalah kelompok asal dua, Bu.
272. G: Dua! Silahkan!
272. G: Presentasi selanjutnya adalah kelompok asal dua! Ayo, dipersilahkan kepada kelompok asal dua untuk
272. G: Presentasi selanjutnya adalah kelompok asal dua! Ayo, dipersilahkan kepada kelompok asal dua untuk
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi kami, terima kasih atas perhatiannya, dan mohon maaf jika ada kata-kata yang salah. (Respon terhadap stimulans-18a Non klaim). Wassalamu’alaikum WR. WB. (Respon terhadap stimulans-18a-1 Non klaim). 269. Seluruh Murid: Walaikumsalam WR. WB. (sambil bertepuk tangan). (Menjawab respon stimulans18a-1 Non klaim). 270. G: Presentasi selanjutnya adalah kelompok paling depan, kelompok berapa yang paling depan? (Stimulans: Pertanyaan-19a Non klaim). 271. M: Kelompok paling depan adalah kelompok asal dua, Bu. (Respon terhadap stimulans-19a Non klaim). 272. G: Presentasi selanjutnya adalah kelompok asal dua! (Stimulans: Perintah-19b Non klaim). Ayo,
235
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar
mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas!
mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas!
NB: Kelompok asal dua sedang mempresentasikan hasil diskusi kelompok didepan kelas. 273. Murid kel. asal 2: Assalamu’alaikum WR. WB.
NB: Kelompok asal dua sedang mempresentasikan hasil diskusi kelompok didepan kelas. 273. Murid kel. asal 2: Assalamu’alaikum WR. WB.
NB: Kelompok asal dua sedang mempresentasikan hasil diskusi kelompok didepan kelas. 273. Murid kel. asal 2: Assalamu’alaikum WR. WB.
274. Seluruh Murid: Walaikumsalam WR. WB.
274. Seluruh Murid: Walaikumsalam WR. WB.
274. Seluruh Murid: Walaikumsalam WR. WB.
275. Murid kel. asal 3: Jama’ah…
275. Murid kel. asal 3: [Jama’ah…]. 276. Murid kel. asal 3: [Hoy…]. 277. G: [Oke] Perhatikan semuanya, [kamu] bagi kelompok yang sudah maju untuk presentasi, tolong jangan [bikin] membuat [ramai] kegaduhan [yang sudah maju ya]! 278. M: [Tahu] Iya, Zaid berisik
275. –
276. Murid kel. asal 3: Hoy… 277. G: Oke perhatikan semuanya, kamu jangan bikin ramai yang sudah maju ya!
278. M: Tahu Zaid, yaelah.
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi dipersilahkan kepada kelompok asal dua untuk mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas! (Stimulans: Perintah-19b-1 Non klaim). NB: Kelompok asal dua sedang mempresentasikan hasil diskusi kelompok didepan kelas. 273. Murid kel. asal 2: Assalamu’alaikum WR. WB. (Respon terhadap stimulans19b-1 Non klaim). 274. Seluruh Murid: Walaikumsalam WR. WB. (Menjawab respon stimulans19b-1 Non klaim). 275. –
276. – 277. G: Perhatikan semuanya, bagi kelompok yang sudah maju untuk presentasi, tolong jangan membuat kegaduhan!
276. – 277. –
278. M: Iya, Zaid berisik sekali.
278. –
236
Teks Asli
279. M: Depannya doang suaranya yang keras.
280. M: Ini Buddin, punya Lu, Din. 281. M: Cacar, cacar, Gue ingin nanya nih cacar, cacar.
282. G: Oke, presentasi didepan sudah selesai, ada yang mau bertanya?
283. Murid kel. asal 2: Ayo, one by one! 284. M: One by one! 285. M: Saya mau nanya.
286. M: Lu mau nanya apaan?
Proses Penghalusan Teks sekali [yaelah]. 279. M: [Depannya] Pada bagian awalnya [doang] saja suara [nya] kelompok asal dua ini [yang keras] kencang. 280. M: Ini Buddin, LKS mengenai materi rabies [punya Lu] milikmu [Din]. 281. M: [Cacar, cacar, Gue] Saya ingin [nanya] bertanya [nih] mengenai materi cacar [cacar]. 282. G: [Oke] Baiklah, presentasi didepan sudah selesai, apakah ada yang [mau] ingin bertanya?
Teks Dasar
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi
279. M: Pada bagian awalnya saja suara kelompok asal dua ini kencang.
279. –
280. M: Ini Buddin, LKS mengenai materi rabies milikmu. 281. M: Saya ingin bertanya mengenai materi cacar.
280. –
282. G: Baiklah, presentasi didepan sudah selesai, apakah ada yang ingin bertanya?
282. G: Baiklah, presentasi didepan sudah selesai, apakah ada yang ingin bertanya? (Stimulans: Pertanyaan-20a Non klaim). 283. –
283. Murid kel. asal 2: Ayo, [one by one] satu persatu yang ingin bertanya! 284. M: [One by one] Satu persatu yang ingin bertanya! 285. M: Saya [mau] ingin [nanya] bertanya.
283. Murid kel. asal 2: Ayo, satu persatu yang ingin bertanya!
286. M: [Lu] Kamu [mau] ingin [nanya] bertanya apa [an]?
286. M: Kamu ingin bertanya apa?
284. M: Satu persatu yang ingin bertanya! 285. M: Saya ingin bertanya.
281. –
284. – 285. M: Saya ingin bertanya. (Respon terhadap stimulans20a Non klaim). 286. M: Kamu ingin bertanya apa? (Respon terhadap
237
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar
287. M: Tanda dan gejala cacar.
287. M: Saya ingin bertanya mengenai tanda dan gejala penyakit cacar.
287. M: Saya ingin bertanya mengenai tanda dan gejala penyakit cacar.
288. M: Dinar, cacar Nar, Gue mau nanyain, Nar.
288. M: Dinar, [cacar Nar, Gue] saya [mau] ingin [nanyain] bertanya mengenai materi cacar [Nar].
288. M: Dinar, saya ingin bertanya mengenai materi cacar.
NB: Guru sedang mengadakan sesi kuis lisan. 289. G: Virus itu sifatnya seperti apa, dia itu sel bukan?
NB: Guru sedang mengadakan sesi kuis lisan. 289. G: Virus itu sifatnya seperti apa, [dia] virus [itu] merupakan sel atau bukan?
NB: Guru sedang mengadakan sesi kuis lisan. 289. G: Virus itu sifatnya seperti apa, virus merupakan sel atau bukan?
290. M: Aku.
290. M: [Aku] Saya ingin menjawabnya, Bu.
290. M: Saya ingin menjawabnya, Bu.
291. M: Bu, Bu, dia Bu.
291. M: [Bu, Bu] Dia ingin menjawabnya, Bu.
291. M: Dia ingin menjawabnya, Bu.
292. M: Dia, Bu.
292. M: Dia ingin menjawabnya, Bu. 293. G: Ya kamu, silahkan jawab
292. M: Dia ingin menjawabnya, Bu. 293. G: Ya kamu, silahkan jawab
293. G: Jawab saja yang kencang!
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi respon stimulans-20a Non klaim). 287. M: Saya ingin bertanya mengenai tanda dan gejala penyakit cacar. (Menjawab respon terhadap respon stimulans-20a Non klaim). 288. M: Dinar, saya ingin bertanya mengenai materi cacar. (Stimulans: Pernyataan-20b Non klaim). NB: Guru sedang mengadakan sesi kuis lisan. 289. G: Virus itu sifatnya seperti apa, virus merupakan sel atau bukan? (Stimulans: Pertanyaan-21a Non klaim). 290. M: Saya ingin menjawabnya, Bu. (Respon terhadap stimulans-21a Non klaim). 291. M: Dia ingin menjawabnya, Bu. (Respon terhadap respon stimulans-21a Non klaim). 292. – 293. G: Ya kamu, silahkan jawab
238
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks [saja] dengan suara yang kencang!
Teks Dasar dengan suara yang kencang!
294. M: Virus itu adalah mikroorganisme yang terkecil, lebih kecil daripada bakteri, dia termasuk sejenis mikroorganisme, dia adalah aseluler. 295. G: Aseluler, oke betul. Itu pertanyaan pertama, kedua tadi ya, dua. Terus satu lagi, virus itu makhluk hidup atau benda mati?
294. M: Virus [itu] adalah mikroorganisme [yang] terkecil, lebih kecil daripada bakteri, [dia] virus termasuk [sejenis] mikroorganisme [dia adalah] aseluler. 295. G: Virus merupakan mikroorganisme aseluler, [oke betul] tepat sekali. Itu adalah pertanyaan [pertama] kedua [tadi ya, dua]. [Terus] Satu pertanyaan lagi, virus [itu] merupakan makhluk hidup atau benda mati?
294. M: Virus adalah mikroorganisme terkecil, lebih kecil daripada bakteri, virus termasuk mikroorganisme aseluler.
296. M: Mati.
296. M: Menurut saya, virus merupakan benda mati.
296. M: Menurut saya, virus merupakan benda mati.
297. M: Ibu, ini.
297. M: Ibu, kelompok ini ingin menjawabnya.
297. M: Ibu, kelompok ini ingin menjawabnya.
295. G: Virus merupakan mikroorganisme aseluler, tepat sekali. Itu adalah pertanyaan kedua. Satu pertanyaan lagi, virus merupakan makhluk hidup atau benda mati?
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi dengan suara yang kencang! (Respon terhadap respon stimulans-21a-1 Non klaim). 294. M: Virus adalah mikroorganisme terkecil, lebih kecil daripada bakteri, virus termasuk mikroorganisme aseluler. (Klaim-21a). 295. G: Virus merupakan mikroorganisme aseluler, tepat sekali. (Respon terhadap klaim-21a Non klaim). Itu adalah pertanyaan kedua. (Pernyataan-21a Non klaim). Satu pertanyaan lagi, virus merupakan makhluk hidup atau benda mati? (Stimulans: Pertanyaan-22a Non klaim). 296. M: Menurut saya, virus merupakan benda mati. (Klaim-22a). 297. M: Ibu, kelompok ini ingin menjawabnya. (Respon terhadap stimulans-22a
239
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
298. G: Oke, jadi sel itu, eh sel, virus bisa dikatakan sebagai makhluk hidup ketika dia menempati inangnya, kenapa si virus ini dikatakan makhluk hidup, karena dia bisa bereplikasi atau memperbanyak diri di dalam sel inang, terus si virus ini dikatakan makhluk tidak hidup atau benda mati kenapa, karena dia bisa dikristalkan dan tidak dapat hidup di luar sel inang. Oke semuanya, terima kasih. Sekarang rekamannya silahkan dimatikan!
298. G: [Oke] Baiklah, jadi [sel itu, eh sel] virus [bisa] dapat dikatakan sebagai makhluk hidup ketika [dia] virus menempati inangnya, kenapa [si] virus [ini] dikatakan sebagai makhluk hidup, karena [dia] virus [bisa] dapat bereplikasi atau memperbanyak diri di dalam sel inang, [terus] kemudian [si] virus [ini] juga dikatakan sebagai [makhluk tidak hidup atau] benda mati, [kenapa] karena [dia] virus [bisa] dapat dikristalkan dan tidak dapat hidup di luar sel inang. [Oke semuanya] Terima kasih anak-anak, pertemuan hari ini cukup sampai di sini, Wassalamu’alaikum WR. WB. [Sekarang rekamannya silahkan dimatikan!].
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi Non klaim). 298. G: Baiklah, jadi virus dapat 298. G: Baiklah, jadi virus dapat dikatakan sebagai makhluk dikatakan sebagai makhluk hidup ketika virus menempati hidup ketika virus menempati inangnya, kenapa virus inangnya, kenapa virus dikatakan sebagai makhluk dikatakan sebagai makhluk hidup, karena virus dapat hidup, karena virus dapat bereplikasi atau bereplikasi atau memperbanyak diri di dalam memperbanyak diri di dalam sel inang, kemudian virus sel inang, kemudian virus juga dikatakan sebagai benda juga dikatakan sebagai benda mati, karena virus dapat mati, karena virus dapat dikristalkan dan tidak dapat dikristalkan dan tidak dapat hidup di luar sel inang. hidup di luar sel inang. Terima kasih anak-anak, (Klaim-22a). Terima kasih pertemuan hari ini cukup anak-anak, pertemuan hari sampai di sini, ini cukup sampai di sini, Wassalamu’alaikum WR. Wassalamu’alaikum WR. WB. WB. (Pernyataan-23a Non klaim). Teks Dasar
240
Keterangan : G
: Guru.
M
: Murid.
Tanda […]
: Penghapusan kata atau kalimat.
Tanda cetak miring (italic)
: Penyisipan kata atau kalimat.
Kode (1a, 1b, 1c, dst)
: Pembahasan mengenai permasalahan yang sama.
Kode (1a-1, 1a-2, 1a-3, dst) : 1) Jika terdapat pada nomor yang sama, untuk menandakan bagian mana yang akan di respon oleh pembicara selanjutnya. 2) Jika terdapat pada nomor yang berbeda, menandakan bahwa wacana yang dikemukakan oleh pembicara selanjutnya masih berhubungan dengan wacana yang dikemukakan oleh pembicara sebelumnya. Kode (1a, 2a, 3a, dst)
: Pembahasan mengenai permasalahan yang berbeda.
241
Lampiran 5
Transkripsi, Penghalusan Teks, dan Reduksi Wacana Tahap Kuis Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
1. G: Rekaman jangan disentuhsentuh, jangan dimatiin, kecuali yang harus diputar ulang. Oke begini, saya kasih tiga pertanyaan, nanti kelompok yang akan menjawab gak boleh ribut. Begini peraturannya, kalian gak boleh ribut, gak boleh saya Bu saya Bu, saya sudah ngeliat kok yang begini duluan siapa, begitu, terus dilarang melihat buku.
1. G: [Rekaman jangan disentuhsentuh, jangan dimatiin, kecuali yang harus diputar ulang. Oke begini] Saya akan memberikan sebuah kuis berbentuk tanya jawab kepada kalian yang boleh kalian jawab secara berebut. Saya [kasih] berikan tiga pertanyaan kepada kalian, [nanti] bagi kelompok yang akan menjawab pertanyaan dalam kuis ini [gak] tidak boleh ribut. [Begini] Peraturannya seperti ini, kalian [gak] tidak boleh ribut saat ingin menjawab pertanyaan [gak boleh saya Bu saya Bu, saya sudah ngeliat kok yang begini duluan siapa, begitu, terus] dan [dilarang] tidak boleh melihat buku untuk menjawab
Teks Dasar 1. G: Saya akan memberikan sebuah kuis berbentuk tanya jawab kepada kalian yang boleh kalian jawab secara berebut. Saya berikan tiga pertanyaan kepada kalian, bagi kelompok yang akan menjawab pertanyaan dalam kuis ini tidak boleh ribut. Peraturannya seperti ini, kalian tidak boleh ribut saat ingin menjawab pertanyaan dan tidak boleh melihat buku untuk menjawab pertanyaan yang saya berikan.
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 1. G: Saya akan memberikan sebuah kuis berbentuk tanya jawab kepada kalian yang boleh kalian jawab secara berebut. (Stimulans: Pernyataan-1a Non klaim). Saya berikan tiga pertanyaan kepada kalian, bagi kelompok yang akan menjawab pertanyaan dalam kuis ini tidak boleh ribut. (Stimulans: Pernyataan-1a-1 Non klaim). Peraturannya seperti ini, kalian tidak boleh ribut saat ingin menjawab pertanyaan dan tidak boleh melihat buku untuk menjawab pertanyaan yang saya berikan. (Stimulans: Pernyataan-1a-2 Non klaim).
242
Teks Asli
2. Seluruh Murid: Yah…
3. G: Kuis rebutan lho, percuma ada yang presentasi kedepan, percuma kalian belajar. Oke, siap-siap! Kelompoknya kalau misalnya sudah ada yang bisa, saya kasih waktu satu detik buat angkat tangan, buat diskusi kalau kira-kira bisa gak nih jawab, begitu ya.
Proses Penghalusan Teks pertanyaan yang saya berikan. 2. Seluruh Murid: Yah… Tidak boleh melihat buku.
Teks Dasar
2. Seluruh Murid: Yah… Tidak boleh melihat buku.
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi
2.
3. G: Ini adalah kuis berbentuk 3. G: Ini adalah kuis berbentuk 3. tanya jawab yang boleh kalian tanya jawab yang boleh kalian jawab secara berebut [an lho] jawab secara berebut dan dan tidak boleh melihat buku tidak boleh melihat buku untuk menjawab pertanyaan untuk menjawab pertanyaan yang saya berikan, percuma yang saya berikan, percuma ada yang presentasi kedepan, ada yang presentasi kedepan, percuma kalian belajar kalau percuma kalian belajar kalau kalian melihat buku untuk kalian melihat buku untuk menjawab pertanyaan yang menjawab pertanyaan yang saya berikan. [Oke] Baiklah, saya berikan. Baiklah, sekarang [siap-siap] sekarang persiapkan diri persiapkan diri kalian! kalian! Bagi kelompok yang [Kelompoknya kalau misalnya ingin menjawab, saya beri sudah ada yang bisa] Bagi waktu satu detik untuk kelompok yang ingin mengangkat tangan dan untuk menjawab, saya [kasih] beri berdiskusi dengan anggota waktu satu detik [buat] untuk kelompok sekiranya mampu mengangkat tangan dan [buat] atau tidak dalam menjawab untuk berdiskusi dengan pertanyaan yang diberikan. anggota kelompok [kalau kirakira] sekiranya [bisa] mampu
Seluruh Murid: Yah… Tidak boleh melihat buku. (Respon terhadap stimulans-1a-2 Non klaim). G: Ini adalah kuis berbentuk tanya jawab yang boleh kalian jawab secara berebut dan tidak boleh melihat buku untuk menjawab pertanyaan yang saya berikan, percuma ada yang presentasi kedepan, percuma kalian belajar kalau kalian melihat buku untuk menjawab pertanyaan yang saya berikan. (Respon terhadap respon stimulans1a-2 Non klaim). Baiklah, sekarang persiapkan diri kalian! (Stimulans: Perintah1b Non klaim). Bagi kelompok yang ingin menjawab, saya beri waktu satu detik untuk mengangkat tangan dan untuk berdiskusi dengan anggota kelompok sekiranya mampu atau tidak
243
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks atau [gak] tidak [nih] dalam menjawab pertanyaan yang diberikan [begitu ya].
4. M: Tutup, tutup!
4. M: Ayo, tutup [tutup] semua bukunya!
5. G: Oke, bukunya semuanya ditutup! Oke, nanti langsung, gak boleh ada suara yang saya Bu saya Bu, apaan itu. Semua kelompok harus kompak, langsung sep!
5. G: [Oke] Ayo, semua buku [nya semuanya] ditutup! [Oke, nanti langsung] Kalian [gak] tidak boleh [ada suara yang saya Bu saya Bu] ribut saat ingin menjawab pertanyaan [apaan itu]. Semua kelompok harus kompak dan langsung [sep] angkat tangan jika merasa mampu menjawab pertanyaan yang saya berikan!
6. M: Oke, oke.
6. M: [Oke, oke] Iya Bu, kami mengerti.
7. G: Oke pertanyaan pertama, perhatikan! Saya tunggu sampai gak ada suara.
7. G: [Oke] Pertanyaan pertama, perhatikan! Saya tunggu sampai [gak] tidak ada suara.
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi dalam menjawab pertanyaan yang diberikan. (Stimulans: Pernyataan-1b Non klaim). 4. M: Ayo, tutup semua bukunya! 4. M: Ayo, tutup semua bukunya! (Stimulans: Ajakan-1c Non klaim). 5. G: Ayo, semua buku ditutup! 5. G: Ayo, semua buku ditutup! Kalian tidak boleh ribut saat (Stimulans: Perintah-1c-1 ingin menjawab pertanyaan. Non klaim). Kalian tidak Semua kelompok harus boleh ribut saat ingin kompak dan langsung angkat menjawab pertanyaan. tangan jika merasa mampu (Stimulans: Peringatan-1c-1 menjawab pertanyaan yang Non klaim). Semua saya berikan! kelompok harus kompak dan langsung angkat tangan jika merasa mampu menjawab pertanyaan yang saya berikan! (Stimulans: Perintah-1c-2 Non klaim). 6. M: Iya Bu, kami mengerti. 6. M: Iya Bu, kami mengerti. (Respon terhadap stimulans perintah-1c-2 Non klaim). 7. G: Pertanyaan pertama, 7. G: Pertanyaan pertama, perhatikan! Saya tunggu perhatikan! (Stimulans: sampai tidak ada suara. Perintah-1d Non klaim). Saya tunggu sampai tidak ada suara. (Stimulans: Teks Dasar
244
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
8. M: Diam, diam!
8. M: Yang lainnya tolong diam [diam]!
9. M: Tutup, tutup!
9. M: Ayo, tutup [tutup] semua bukunya! 10. M: Tutup semua bukunya! 11. M: Tolong tutup [tutup] pintunya! 12. M: [Sssttt…] Tolong jangan ribut!
10. M: Tutup! 11. M: Tutup, tutup pintunya! 12. M: Sssttt…!
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi Peringatan-1d Non klaim). 8. M: Yang lainnya tolong diam! 8. M: Yang lainnya tolong diam! (Respon terhadap stimulans peringatan-1d Non klaim). 9. M: Ayo, tutup semua bukunya! 9. – Teks Dasar
10. M: Tutup semua bukunya! 11. M: Tolong tutup pintunya!
10. – 11. –
12. M: Tolong jangan ribut!
12. M: Tolong jangan ribut! (Respon terhadap stimulans peringatan-1d-1 Non klaim). 13. – 14. G: Pertanyaan pertama, apakah definisi dari virus? (Stimulans: Pertanyaan-1e Non klaim). 15. M: Virus adalah penyakit yang menginfeksi sel organisme biologis. (Klaim1e). 16. M: Jawaban Salsa kurang tepat. (Respon terhadap klaim-1e Non klaim). 17. G: Ada yang ingin menambahkan? (Stimulans:
13. M: Tutup pintunya! 14. G: Apa sih maksudnya virus?
13. M: Tolong tutup pintunya! 14. G: Pertanyaan pertama, apakah [sih maksudnya] definisi dari virus?
13. M: Tolong tutup pintunya! 14. G: Pertanyaan pertama, apakah definisi dari virus?
15. M: Virus adalah penyakit yang menginfeksi sel organisme biologis.
15. M: Virus adalah penyakit yang menginfeksi sel organisme biologis.
15. M: Virus adalah penyakit yang menginfeksi sel organisme biologis.
16. M: Salah, salah.
16. M: [Salah, salah] Jawaban Salsa kurang tepat.
16. M: Jawaban Salsa kurang tepat.
17. G: Ada yang mau menambahkan?
17. G: Ada yang [mau] ingin menambahkan?
17. G: Ada yang ingin menambahkan?
245
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar
18. M: Qudsi, Qudsi, Qudsi.
18. M: Qudsi [Qudsi, Qudsi] ingin 18. M: Qudsi ingin menambahkan, Bu. menambahkan, Bu.
19. M: Virus dapat berkembang biak di sel yang hidup, dan tidak dapat berkembang biak di luar sel hidup. Contohnya sel hidup itu sel inang, sudah Bu.
19. M: Virus dapat berkembang biak [di] pada sel [yang] hidup, dan tidak dapat berkembang biak di luar sel hidup. [Contohnya] Yang dimaksud dengan sel hidup [itu] adalah sel inang [sudah Bu]. 20. G: [Oke] Baiklah, dua kelompok itu dapat [point] nilai, akan tetapi nilai yang didapat harus setengahsetengah, karena jawaban mereka kurang lengkap. Coba, kalau ada yang [bisa] dapat menjawab, virus itu sifatnya seperti apa, [dia] virus [itu] merupakan sel atau bukan?
19. M: Virus dapat berkembang biak pada sel hidup, dan tidak dapat berkembang biak di luar sel hidup. Yang dimaksud dengan sel hidup adalah sel inang.
21. M: [Aku] Saya ingin menjawabnya, Bu.
21. M: Saya ingin menjawabnya, Bu.
20. G: Oke, dua kelompok itu dapat point, tapi setengahsetengah, karena kurang lengkap. Coba, kalau yang bisa, virus itu sifatnya seperti apa, dia itu sel bukan?
21. M: Aku.
20. G: Baiklah, dua kelompok itu dapat nilai, akan tetapi nilai yang didapat harus setengahsetengah, karena jawaban mereka kurang lengkap. Coba, kalau ada yang dapat menjawab, virus itu sifatnya seperti apa, virus merupakan sel atau bukan?
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi Pertanyaan-1f Non klaim). 18. M: Qudsi ingin menambahkan, Bu. (Respon terhadap stimulans-1f Non klaim). 19. M: Virus dapat berkembang biak pada sel hidup, dan tidak dapat berkembang biak di luar sel hidup. (Klaim-1f). Yang dimaksud dengan sel hidup adalah sel inang. (Klaim-1f). 20. G: Baiklah, dua kelompok itu dapat nilai, akan tetapi nilai yang didapat harus setengahsetengah, karena jawaban mereka kurang lengkap. (Pernyataan-1f Non klaim). Coba, kalau ada yang dapat menjawab, virus itu sifatnya seperti apa, virus merupakan sel atau bukan? (Stimulans: Pertanyaan-2a Non klaim). 21. M: Saya ingin menjawabnya, Bu. (Respon terhadap stimulans-2a Non klaim).
246
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 22. M: Dia ingin menjawabnya, Bu. (Respon terhadap respon stimulans-2a Non klaim). 23. –
22. M: Bu, Bu, dia Bu.
22. M: [Bu, Bu] Dia ingin menjawabnya, Bu.
22. M: Dia ingin menjawabnya, Bu.
23. M: Dia, Bu.
23. M: Dia ingin menjawabnya, Bu. 24. G: Ya kamu, silahkan jawab [saja] dengan suara yang kencang!
23. M: Dia ingin menjawabnya, Bu. 24. G: Ya kamu, silahkan jawab dengan suara yang kencang!
25. M: Bel sekolah telah berbunyi, menandakan bahwa waktu sudah [Bu] habis, Bu. 26. M: Virus [itu] adalah mikroorganisme [yang] terkecil, lebih kecil daripada bakteri, [dia] virus termasuk [sejenis] mikroorganisme [dia adalah] aseluler. 27. G: Virus merupakan mikroorganisme aseluler, [oke betul] tepat sekali. Itu adalah pertanyaan [pertama] kedua [tadi ya, dua].
25. M: Bel sekolah telah berbunyi, menandakan bahwa waktu sudah habis, Bu. 26. M: Virus adalah 26. M: Virus adalah mikroorganisme terkecil, lebih mikroorganisme terkecil, kecil daripada bakteri, virus lebih kecil daripada bakteri, termasuk mikroorganisme virus termasuk aseluler. mikroorganisme aseluler. (Klaim-2a). 27. G: Virus merupakan 27. G: Virus merupakan mikroorganisme aseluler, mikroorganisme aseluler, tepat sekali. Itu adalah tepat sekali. (Respon pertanyaan kedua. terhadap klaim-2a Non klaim). Itu adalah pertanyaan kedua. (Pernyataan-2a Non klaim). 28. M: Iya Bu, itu merupakan 28. M: Iya Bu, itu merupakan pertanyaan kedua. pertanyaan kedua. (Respon
24. G: Jawab saja yang kencang!
25. M: Sudah Bu, habis Bu.
26. M: Virus itu adalah mikroorganisme yang terkecil, lebih kecil daripada bakteri, dia termasuk sejenis mikroorganisme, dia adalah aseluler. 27. G: Aseluler, oke betul. Itu pertanyaan pertama, kedua tadi ya, dua.
28. M: Iya.
28. M: Iya Bu, itu merupakan pertanyaan kedua.
24. G: Ya kamu, silahkan jawab dengan suara yang kencang! (Respon terhadap respon stimulans-2a-1 Non klaim). 25. –
247
Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar
29. G: Terus satu lagi, virus itu makhluk hidup atau benda mati?
29. G: [Terus] Satu pertanyaan lagi, virus [itu] merupakan makhluk hidup atau benda mati?
29. G: Satu pertanyaan lagi, virus merupakan makhluk hidup atau benda mati?
30. M: Saya Bu, Bu.
30. M: Saya [Bu] ingin menjawabnya, Bu.
30. M: Saya ingin menjawabnya, Bu.
31. M: Saya, Bu.
31. M: Saya ingin menjawabnya, Bu. 32. G: Kelompok belakang, silahkan jawab! Ayo, satu, dua, tiga, hangus. [Oke, oke, oke.] Silahkan, bagi kelompok lain yang ingin menjawabnya!
31. M: Saya ingin menjawabnya, Bu. 32. G: Kelompok belakang, silahkan jawab! Ayo, satu, dua, tiga, hangus. Silahkan, bagi kelompok lain yang ingin menjawabnya!
33. M: Ibu, Ibu.
33. M: Ibu, [Ibu] saya ingin menjawabnya.
33. M: Ibu, saya ingin menjawabnya.
34. M: Kok dia lagi sih, Bu?
34. M: [Kok] Mengapa dia lagi [sih] yang ingin menjawabnya, Bu?
34. M: Mengapa dia lagi yang ingin menjawabnya, Bu?
32. G: Kelompok belakang! Satu, dua, tiga, hangus. Oke, oke, oke.
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi terhadap pernyataan-2a Non klaim). 29. G: Satu pertanyaan lagi, virus merupakan makhluk hidup atau benda mati? (Stimulans: Pertanyaan-3a Non klaim). 30. M: Saya ingin menjawabnya, Bu. (Respon terhadap stimulans-3a Non klaim). 31. – 32. G: Kelompok belakang, silahkan jawab! (Stimulans: Perintah-3b Non klaim). Ayo, satu, dua, tiga, hangus. (Stimulans: Peringatan-3b Non klaim). Silahkan, bagi kelompok lain yang ingin menjawabnya! (Stimulans: Perintah-3b-1 Non klaim). 33. M: Ibu, saya ingin menjawabnya. (Respon terhadap stimulans perintah3b-1 Non klaim). 34. –
248
Teks Asli 35. G: Yang lain dong, yang lain. 36. M: Bu, Saya Bu. 37. G: Ya sudah kamu.
38. M: Virus dapat dikatakan sebagai makhluk hidup karena dapat berkembang biak di sel hidup, contohnya sel inang. Bisa dikatakan benda mati karena dapat dikristalkan atau hanya dapat berkembang biak di sel inang atau di luar sel inang.
39. G: Oke, semuanya sudah merhatikan dia? Sudah tahu semua jawabannya?
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar
35. G: Coba, yang lain [dong, yang lain] dahulu. 36. M: [Bu] Saya ingin menjawabnya, Bu. 37. G: Ya sudah, silahkan kamu lagi yang menjawab.
35. G: Coba, yang lain dahulu.
38. M: Virus dapat dikatakan sebagai makhluk hidup karena dapat berkembang biak di dalam sel hidup, [contohnya] yang dimaksud dengan sel hidup adalah sel inang. Virus juga [bisa] dikatakan sebagai benda mati karena dapat dikristalkan [atau hanya dapat berkembang biak di sel inang atau] dan tidak dapat hidup di luar sel inang. 39. G: [Oke] Semuanya sudah [merhatikan] mendengarkan jawaban dari [dia] Qudsi? Apakah kalian semua sudah mengetahui [semua] jawabannya?
38. M: Virus dapat dikatakan sebagai makhluk hidup karena dapat berkembang biak di dalam sel hidup, yang dimaksud dengan sel hidup adalah sel inang. Virus juga dikatakan sebagai benda mati karena dapat dikristalkan dan tidak dapat hidup di luar sel inang.
36. M: Saya ingin menjawabnya, Bu. 37. G: Ya sudah, silahkan kamu lagi yang menjawab.
39. G: Semuanya sudah mendengarkan jawaban dari Qudsi? Apakah kalian semua sudah mengetahui jawabannya?
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi 35. – 36. – 37. G: Ya sudah, silahkan kamu lagi yang menjawab. (Respon terhadap respon stimulans perintah-3b-1 Non klaim). 38. M: Virus dapat dikatakan sebagai makhluk hidup karena dapat berkembang biak di dalam sel hidup, yang dimaksud dengan sel hidup adalah sel inang. (Klaim-3b1). Virus juga dikatakan sebagai benda mati karena dapat dikristalkan dan tidak dapat hidup di luar sel inang. (Klaim-3b-1). 39. G: Semuanya sudah mendengarkan jawaban dari Qudsi? (Stimulans: Pertanyaan-3c Non klaim). Apakah kalian semua sudah mengetahui jawabannya? (Stimulans:
249
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi Pertanyaan-3c-1 Non klaim). 40. M: Sudah. 40. M: Saya sudah mendengarkan 40. M: Saya sudah mendengarkan 40. M: Saya sudah jawaban dari Qudsi, Bu. jawaban dari Qudsi, Bu. mendengarkan jawaban dari Qudsi, Bu. (Respon terhadap stimulans-3c Non klaim). 41. M: Belum. 41. M: Saya belum mendengarkan 41. M: Saya belum mendengarkan 41. M: Saya belum jawaban dari Qudsi, Bu. jawaban dari Qudsi, Bu. mendengarkan jawaban dari Qudsi, Bu. (Respon terhadap stimulans-3c Non klaim). 42. G: Sudah, paham? Yang gak 42. G: Semuanya sudah 42. G: Semuanya sudah 42. G: Semuanya sudah perhatiin gak paham. Oke, jadi mendengarkan jawaban dari mendengarkan jawaban dari mendengarkan jawaban dari sel itu, eh sel, virus bisa Qudsi, sudah paham Qudsi, sudah paham Qudsi, sudah paham dikatakan sebagai makhluk semuanya? Yang [gak] tidak semuanya? Yang tidak semuanya? (Stimulans: hidup ketika dia menempati [perhatiin] mendengarkan mendengarkan jawaban dari Pertanyaan-3d Non inangnya, kenapa si virus ini jawaban dari Qudsi pasti Qudsi pasti tidak paham. klaim). Yang tidak dikatakan makhluk hidup, [gak] tidak paham. [Oke] Baiklah, jadi virus dapat mendengarkan jawaban dari karena dia bisa bereplikasi Baiklah, jadi [sel itu, eh sel] dikatakan sebagai makhluk Qudsi pasti tidak paham. atau memperbanyak diri di virus [bisa] dapat dikatakan hidup ketika virus menempati (Pernyataan-3d Non dalam sel inang, terus si virus sebagai makhluk hidup ketika inangnya, kenapa virus klaim). Baiklah, jadi virus ini dikatakan makhluk tidak [dia] virus menempati dikatakan sebagai makhluk dapat dikatakan sebagai hidup atau benda mati kenapa, inangnya, kenapa [si] virus hidup, karena virus dapat makhluk hidup ketika virus karena dia bisa dikristalkan [ini] dikatakan sebagai bereplikasi atau menempati inangnya, kenapa dan tidak dapat hidup di luar makhluk hidup, karena [dia] memperbanyak diri di dalam virus dikatakan sebagai sel? virus [bisa] dapat bereplikasi sel inang, kemudian virus juga makhluk hidup, karena virus atau memperbanyak diri di dikatakan sebagai benda mati, dapat bereplikasi atau dalam sel inang, [terus] karena virus dapat memperbanyak diri di dalam kemudian [si] virus [ini] juga dikristalkan dan tidak dapat sel inang, kemudian virus Teks Asli
Proses Penghalusan Teks
Teks Dasar
250
Teks Asli
43. Seluruh Murid: Inang.
44. G: Inang. Oke semuanya, terima kasih. Sekarang rekamannya silahkan dimatikan!
Proses Penghalusan Teks dikatakan sebagai [makhluk tidak hidup atau] benda mati, [kenapa] karena [dia] virus [bisa] dapat dikristalkan dan tidak dapat hidup di luar sel? 43. Seluruh Murid: Virus tidak dapat hidup di luar sel inang, Bu. 44. G: Ya, virus tidak dapat hidup di luar sel inang. [Oke semuanya] Terima kasih anak-anak, pertemuan hari ini cukup sampai di sini, Wassalamu’alaikum WR. WB. [Sekarang rekamannya silahkan dimatikan!].
Keterangan : G
: Guru.
M
: Murid.
Tanda […]
: Penghapusan kata atau kalimat.
Tanda cetak miring (italic)
: Penyisipan kata atau kalimat.
Teks Dasar hidup di luar sel?
43. Seluruh Murid: Virus tidak dapat hidup di luar sel inang, Bu. 44. G: Ya, virus tidak dapat hidup di luar sel inang. Terima kasih anak-anak, pertemuan hari ini cukup sampai di sini, Wassalamu’alaikum WR. WB.
Teks yang Bersifat Argumentasi dan yang Mendukung Argumentasi juga dikatakan sebagai benda mati, karena virus dapat dikristalkan dan tidak dapat hidup di luar sel? (Klaim-3d). 43. Seluruh Murid: Virus tidak dapat hidup di luar sel inang, Bu. (Respon terhadap klaim3d Non klaim). 44. G: Ya, virus tidak dapat hidup di luar sel inang. (Respon terhadap respon klaim-3d Non klaim). Terima kasih anak-anak, pertemuan hari ini cukup sampai di sini, Wassalamu’alaikum WR. WB. (Pernyataan-4a Non klaim).
251
Kode (1a, 1b, 1c, dst)
: Pembahasan mengenai permasalahan yang sama.
Kode (1a-1, 1a-2, 1a-3, dst) : 1) Jika terdapat pada nomor yang sama, untuk menandakan bagian mana yang akan di respon oleh pembicara selanjutnya. 2) Jika terdapat pada nomor yang berbeda, menandakan bahwa wacana yang dikemukakan oleh pembicara selanjutnya masih berhubungan dengan wacana yang dikemukakan oleh pembicara sebelumnya. Kode (1a, 2a, 3a, dst)
: Pembahasan mengenai permasalahan yang berbeda.
252
Lampiran 6
Rincian Jumlah Kategori Wacana Kelompok Ahli Kategori Klaim (K) Klaim (K) dan Data (D) Klaim (K) dan Pernyataan Counter klaim *) Pendukung klaim *) Pendukung klaim dan Klaim (K) Pernyataan **) Stimulans **) Stimulans dan Klaim (K) Respon **) Respon dan Stimulans **) Respon dan Klaim (K) Menjawab respon **) Menjawab respon dan Klaim (K) Jumlah
Nama Kelompok Ahli dan Jumlah Kategori HIVCacar Polio Rabies Influenza AIDS 5 11 14 10 24 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 4 1 2 0 0 0 2 1 7 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 10 8 13 9 31 1 3 1 1 6 13 9 15 5 23 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2 0 0 2 0 1 32 35 52 29 96
Keterangan : *)
: Tergolong kedalam kategori klaim.
**)
: Tergolong kedalam kategori non klaim.
Counter klaim
: Kalimat pernyataan tidak setuju pada sebuah klaim yang dikemukakan.
Pendukung klaim
: Kalimat pernyataan setuju pada sebuah klaim yang dikemukakan.
Stimulans
: Kalimat yang bersifat mendukung, merangsang, atau mendorong siswa berargumentasi.
Respon
: Kalimat yang hanya sekedar merespon stimulans atau pendapat yang dikemukakan.
Pernyataan
: Kalimat yang hanya bersifat sebagai pemberitahuan semata dan bukan merupakan sebuah argumen.
Menjawab respon
: Kalimat yang hanya sekedar memberikan jawaban terhadap respon yang berbentuk pertanyaan.
253
Lampiran 7
Rincian Jumlah Kategori Wacana Kelompok Asal Kategori Klaim (K) Data (D) Klaim (K) dan Data (D) Klaim (K), Data (D), dan Penjamin (W) Klaim (K) dan Pernyataan Counter klaim *) Counter klaim dan Klaim (K) Pendukung klaim *) Pernyataan **) Stimulans **) Stimulans dan Klaim (K) Stimulans dan Data (D) Respon **) Respon dan Stimulans **) Respon, Pernyataan, dan Klaim (K) Respon dan Klaim (K) Respon, Klaim (K), dan Data (D) Menjawab respon **) Menjawab respon dan Stimulans **) Menjawab respon dan Klaim (K) Menjawab klaim **) Jumlah
Nama Kelompok Asal dan Jumlah Kategori 1 2 3 36 41 49 0 0 3 2 3 6 0 0 2 1 1 1 0 1 3 0 0 1 0 1 2 0 1 2 28 29 39 0 0 1 0 0 1 29 57 70 0 0 2 0 0 1 1 2 3 1 0 0 4 13 4 0 2 1 0 1 0 0 0 1 102 152 192
Keterangan : *)
: Tergolong kedalam kategori klaim.
**)
: Tergolong kedalam kategori non klaim.
Counter klaim
: Kalimat pernyataan tidak setuju pada sebuah klaim yang dikemukakan.
Pendukung klaim
: Kalimat pernyataan setuju pada sebuah klaim yang dikemukakan.
Stimulans
: Kalimat yang bersifat mendukung, merangsang, atau mendorong siswa berargumentasi.
Respon
: Kalimat yang hanya sekedar merespon stimulans atau pendapat yang dikemukakan.
254
Pernyataan
: Kalimat yang hanya bersifat sebagai pemberitahuan semata dan bukan merupakan sebuah argumen.
Menjawab respon
: Kalimat yang hanya sekedar memberikan jawaban terhadap respon yang berbentuk pertanyaan.
Menjawab klaim
: Kalimat yang hanya sekedar memberikan jawaban terhadap klaim yang berbentuk pertanyaan.
255
Lampiran 8
Rincian Jumlah Kategori Wacana Tahap Kuis Kategori Klaim (K) Stimulans **) Respon **) Jumlah
Jumlah Kategori 4 1 14 19
Keterangan : **)
: Tergolong kedalam kategori non klaim.
Stimulans
: Kalimat yang bersifat mendukung, merangsang, atau mendorong siswa berargumentasi.
Respon
: Kalimat yang hanya sekedar merespon stimulans atau pendapat yang dikemukakan.
256
Lampiran 9
Penentuan Level Argumentasi Siswa (Berdasarkan Kerangka Kerja Analisis dari Osborne, et al.) No.
Level
1.
Level 1
2.
Level 2
3.
Level 3
4.
Level 4
5.
Level 5
Kriteria Argumentasi mengandung klaim berlawanan dengan counter klaim atau klaim berlawanan dengan klaim (claim versus a counterclaim or a claim versus a claim). Argumentasi mengandung klaim disertai dengan data, penjamin, atau pendukung, tetapi tidak mengandung sanggahan (claims with either data, warrants, or backings, but no rebuttals). Argumentasi mengandung serangkaian klaim atau counter klaim disertai dengan data, penjamin, atau pendukung dengan sanggahan yang lemah (series of claims or counter-claims with either data, warrants, or backings with the occasional weak rebuttal). Argumentasi mengandung klaim dan counter klaim dengan sanggahan yang dapat diidentifikasi dengan jelas (claim or claims and counter-claims with a clearly identifiable rebuttal). Argumen menunjukan argumen yang lebih luas dengan lebih dari satu sanggahan (extended argument with more than one rebuttal).
Diskusi Kelompok Ahli
Tahap Diskusi Kelompok Asal
√ **)
√ **)
√ *)
√ *)
Keterangan : √ **)
: Mayoritas kualitas argumentasi siswa berada pada level 1.
√ *)
: Minoritas kualitas argumentasi siswa berada pada level 2.
√
: Kualitas argumentasi siswa berada pada level 1.
Kuis
√