PERBEDAAN PENG ARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KO O RDINASI MATA-TANG AN TERH ADAP H ASIL BELAJAR PASSING BAWAH BO LAVOLI PADA SISW A PUTRI KELAS VII SMP NEGERI 2 TAWANG SARI KABUPATEN SUKO HARJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Skri psi O leh: Lenny Rosita Dhewi NIM. K.4604038
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERS ITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
i
PERBEDAAN PENG ARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KO O RDINASI MATA-TANG AN TERH ADAP H ASIL BELAJAR PASSING BAWAH BO LAVOLI PADA SISW A PUTRI KELAS VIII SMP NEG ERI 2 TAWANGSARI KABUPATEN SUKO HARJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010
O leh : Lenny Rosita Dhewi NIM. K.4604038
SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERS ITAS SEBELAS MARET S UR A KA RT A 2010 ii
Skripsi ini telah disetujui unt uk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. H. Sunardi, M.Kes. NIP. 19581121199003 1 004
H. Rony Syaifullah, S.Pd., M.Pd. NIP. 19760826200212002
iii
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilm u Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk m em enuhi persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.
Pada hari : Senin Tanggal
: 08 Pebruari 2010
Tim Penguji Skripsi: (Nama Terang)
Ketua
: Drs. H. Mulyono M.M.
Sekretaris
: Drs. Sugiyot o, M.Pd.
(Tanda T angan)
Anggot a I : Drs. H. Sunardi, M.Kes. Anggot a II : H. Rony Syaifullah, S.Pd., M.Pd.
Disahkan oleh: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,
Prof. Dr. H. M . Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727198702 1 001
iv
ABSTRAK Lenny Rosita Dhewi. PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLA VOLI PADA SISW A PUTRI KELAS VII SMP NEGERI 2 TAWANGSARI SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2010. Tujuan
penelitian ini unt uk
mengetahui: (1) Perbedaan pengaruh
pendekatan pem belajaran berm ain dan konvensional terhadap hasil belajar passing bawah bola voli pada siswa putri kelas VII SMP Negeri 2 Tawangsari Kabupat en Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010. (2) Perbedaan pengaruh koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah terhadap hasil belajar passing bawah bola voli pada siswa putri kelas VII SMP Negeri 2 Tawangsari Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010. (3) Ada tidaknya int eraksi antara pendekatan pem belajaran dan koordinasi mata-tangan terhadap hasil belajar passing bawah bola voli pada siswa putri kelas VII SMP Negeri 2 Tawangsari Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010. Penelitian ini m enggunakan m etode eksperimen. Populasi penelitian adalah siswa putri kelas VII SMP Negeri 2 Tawangsari Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010 berjum lah 100 siswa terbagi dalam lim a kelas. Teknik pengam bilan sampel yang digunakan adalah stratified sampling. Starta sampel yang digunakan berdasarkan hasil tes koordinasi m ata-tangan dengan klasifikasi koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah. Sampel yang digunakan sebanyak 20 siswa dengan kat egori koordinasi mata-tangan tinggi dan 20 siswa dengan kategori koordinasi m ata-tangan rendah. Teknik pengumpulan data dengan tes dan pengukuran. Unt uk mengukur koordinasi m ata-tangan dengan lem par tangkap bola tenis dan tes keterampilan passing bawah bola voli dari Depdiknas. (2003: 7-8). Teknik analisis data yang digunakan adalah ANAVA 2 X 2 dan uji lanjut Newman Keuls. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sim pulan sebagi berikut: (1) Ada perbedaan
pengaruh
pendekatan
pem belajaran
bermain
dan konvensional
terhadap hasil belajar passing bawah bola voli pada siswa putri kelas VII SMP v
Negeri 2 Tawangsari Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010. Dari hasil analisis data menunjukkan Fo = 9.851 > Ft 4.11. (2) Ada perbedaan pengaruh ant ara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi m ata-tangan rendah terhadap hasil belajar passing bawah bola voli pada siswa putri kelas VII SMP Negeri 2 Tawangsari Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010. Dari hasil analisis data m enunjukkan Fo = 15.147 > Ft 4.11. (3) Ada interaksi ant ara pendekatan pem belajaran dan koordinasi m ata-tangan terhadap hasil belajar passing bawah bola voli pada siswa putri kelas VII SMP Negeri 2 Tawangsari Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010. Dari hasil analisis data m enunjukkan bahwa Fhitung = 5.690 > Ftabel = 4,11.
vi
MO TTO •
Allah meninggikan orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (Terjemahan Q.S. Al Mujadalah:11)
•
Tidak ada sim panan yang lebih berguna daripada ilmu, tidak ada sesuatu yang lebih terhorm at dari pada adab dan tidak akan kawan yang lebih bagus daripada akal. (Al Imam Al Mawardi)
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersem bahkan kepada : Bapak dan Ibu tercinta Kakak dan Adik tersayang Teman-teman Angkatan 2004 Adik-adik JPOK FKIP UNS Almam ater
viii
KATA PENGANTAR
Dengan diucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan skripsi ini. Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak m engalam i hambatan, tetapi berkat bant uan dari beberapa pihak maka ham batan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini disam paikan ucapan terima kasih kepada yang terhorm at: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilm u Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ketua
Program
Pendidikan Jasm ani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas
Keguruan dan Ilm u Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Bapak Drs.H. Sunardi, M.Kes. sebagai pem bim bing I yang telah mem berikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi. 5. Bapak H. Rony Syaifullah, S.Pd., M.Pd. sebagai pem bimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi. 6. Kepala SMP
Negeri 2
Tawangsari Kabupaten
Sukoharjo
yang telah
memberikan ijin untuk m engadakan penelitian. 7. Siswa putri kelas VII SMP Negeri 2 Tawangsari Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010 yang telah bersedia menjadi sampel penelitian. 8. Sem ua pihak yang telah mem bantu terlaksananya penelitian ini. Sem oga segala am al baik tersebut m endapatkan im balan dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat bermanfaat.
Surakarta, Januari 2010 LRD
ix
DAFTAR ISI Hal am an JUDUL ................................…………………………………………………
i
PENGAJUAN ...............................………………………………………….
ii
PERSETUJUAN .........................…………………………………………..
iii
PENGESAHAN ..............................………………………………………..
iv
ABSTRAK .................………………………………………………………
v
MOTTO .....................………………………………………………………
vii
PERSEMBAHAN .............................……………………………………….
viii
KATA PENGANTAR ..................................………………………………
ix
DAFTAR ISI ......................................………………………………………
x
DAFTAR GAMBAR ...................................……………………………….
xi
DAFTAR TABEL ....................…………………………………………….
xii
DAFTAR LAMPIRAN ...............................……………………………….
xv
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………..
1
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………...
1
B. Identifikasi Masalah ..…………………………………………...
5
C. Pembatasan Masalah ...................…………………………….. …
6
D. Perum usan Masalah ......………………………………………….
6
E. Tujuan Penelitian .....…………………………………………….
7
F. Manfaat Penelitian .....……………………………………………
7
BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………………..
8
A. Tinjauan Pustaka ...……………………………………………….
8
1. Pendekatan Pembelajaran……………………………………..
8
a. Hakikat Pendekatan P embelajaran…………………………
8
b. Merum uskan Tujuan Pem belajaran……………………….
9
c. Komponen-Komponen P embelajaran……………………..
11
d. Ciri-Ciri Perubahan dari Belajar Keteram pilan…………… 15
x
2. Permainan Bola Voli………………………………………….
20
a. Pengertian Permainan Bola Voli………………………….
20
b. Macam -Macam t eknik Dasar Bermain Bola Voli………… 21 c. Pentingnya M enguasai Teknik Dasar Bola Voli………….
22
3. Passing Bawah Bola Voli…………………………………….
24
a. Pengertian Passing………………………………………..
24
b. Passing Bawah……………………………………………. 25 c. Teknik Passing Bawah…………………………………… 26 d. Kesalahan yang Sering Terjadi pada Passing Bawah…….. 27 4. Pembelajaran Passing Bawah Bola Voli dengan Pendekatan Bermain……………………………………………………….
28
a. Pengertian Pendekatan Berm ain…………………………
28
b. Pelaksanaan Pembelajaran Passing Bawah Bola Voli Dengan Pendekatan Berm ain…………………………….
30
c. Kelebihan dan Kelam ahan Pembelajaran Passing Bawah dengan Pendekatan Berm ain……………………………..
32
5. Pembelajaran Passing Bawah Bola Voli dengan Pendekatan Konvensional………………………………………………… 33 a. Pengertian Pendekatan Konvensional……………………. 33 b. Pelaksanaan Pembelajaran Passing Bawah Bola Voli dengan Pendekatan Konvensional……………………….. 35 c. Kelebihan dan Kelem ahan Pem belajaran Passing Bawah Bola Voli dengan Pendekatan Konvensional…………… 36 6. Koordinasi…………………………………………………… 37 a. Pengertian Koordinasi Mata-Tangan……………………
37
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Koordinasi………… 38 c. Peranan Koordinasi Mata - Tangan
t erhadap
Kem ampuan Passing Bawah Bola Voli………………… 39 B. Kerangka Pemikiran .......……………………………………….
40
C. Perum usan Hipot esis ............…………………………. ………… 43
xi
BAB III MET ODOLOGI PENELIT IAN ...........……………………………
44
A. Tem pat dan Waktu Penelitian ....………………………………
44
B. Metode Penelitian……………………………………………… 44 C. Variabel Penelitian……………………………………………… 45 D. Populasi dan Sampel Penelitian………………………………… 45 E. Teknik Pengum pulan Data……………………………………..
46
F. Teknik Analisis Data…………………………………………… 47 BAB IV HASIL PENELITIAN ...................………………………………… 53 A. Deskripsi Data ...............………………………………………. 53 B. Mencari Reliabilitas……………………………………………
55
C. Uji Prasyarat Analisis………………………………………….
56
1. Uji Normalitas ……………………………………………
56
2. Uji Homogenitas ………………………………………….
56
D. Pengujian Hipotesis……………………………………………. 57 1. Pengujian Hipotesis Pertama……………………………… 58 2. Pengujian Hipotesis Kedua………………………………..
59
3. Pengujian Hipotesis Ketiga………………………………..
59
E. Pem bahasan Hasil Penelitian…………………………………..
59
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .........……….…………
63
A. Sim pulan………………………………………………………. 63 B. Implikasi ....................…………………………………………
63
C. Saran .........................………………………………………….. 64 DAFTAR PUSTAKA .............................……………………………………
65
LAMPIRAN.........................………………………………………………… 68
xii
DAFTAR GAMBAR Halam an Gambar 1. Rangkaian Gerakan Passing Bawah…………………………
27
Gambar 2. Ilustrasi Pem belajaran Passing Bawah dengan Pendekatan Bermain…………………………………………………….. Gambar 3. Pembelajaran Passing Bawah dengan
31
Pendekatan
Konvensional………………………………………………..
36
Gambar 4. Grafik Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Passing Bawah Bola Voli Berdasarkan T iap Kelom pok Perlakuan dan Tingkat Koordinasi Mata-Tangan……………………………………
54
Gambar 5. Grafik Nilai Rata-Rata Peningkatan Hasil Belajar Passing Bawah Bola Voli ant ara Kelompok Perlakuan……………… Gambar 6. Interaksi Pendekatan Pembelajaran Passing Bawah
55
dan
Koordinasi Mata-Tangan……………………………………
62
Gambar 7. Tes Koordinasi Mata-Tangan……………………………….
85
Gambar 8. Tes Passing Bawah Bola Voli……………………………….
87
xiii
DAFTAR TABEL
Halam an Tabel 1. Ringkasan Angka - Angka Statistik Deskriptif Data Hasil Belajar
Passing
Bawah Bola Voli Menurut Kelom pok
Penelitian…………………………………………………….
53
Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data T es Awal…………
55
Tabel 3. Range Kategori Reliabilitas………………………………….
56
Tabel 4. Hasil Uji Norm alitas dengan Lilliefors………………………
56
Tabel 5. Hasil Uji Homogenitas dengan Uji Bartlet…………………
56
Tabel 6. Ringkasan
Nilai
Rerata Kemampuan
Passing
Bawah
Bola Voli Berdasarkan Latihan Pembebanan dan Tingkat Koordinasi Mata - Tangan Sebelum dan Sesudah
Diberi
Perlakuan…………………………………………………….
57
Tabel 7. Ringkasan Keseluruhan Hasil Analisis Varians Dua Fakt or….
58
Tabel 8. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman Keuls……………….
58
Tabel 9. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama dan Interaksi Faktor
47
Utam a terhadap Peningkatan Kem am puan Passing Bawah Bola Voli…………………………………………………….
xiv
61
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Data Tes Awal Kemam puan Passing Bawah……………
69
Lampiran 2. Uji Reliabilitas Kemampuan Passing Bawah…………..
70
Lampiran 3. Kelompok Sam pel Penelitian……………………………
72
Lampiran 4. Uji Normalitas Data Tes Awal Kelom pok 1 dan 2……..
73
Lampiran 5. Uji Normalitas Data tes Awal Kelompok 3 dan 4……….
74
Lampiran 6. Uji Homogenitas Data Tes Awal………………………..
75
Lampiran 7. Data Tes Akhir Kemampuan Passing Bawah Bola Voli
76
Lampiran 8. Uji Reliabilitas Data Tes Akhir Kemam puan Passing Bawah …………………………………………………… Lampiran 9. Rekapitulasi Data T es Awal,
77
Tes Akhir dan
Peningkatan Kemampuan Passing Bawah Kelompok 1 dan Kelom pok 2……………………………………….... Lampiran 10. Rekapitulasi
79
Data T es Awal, Tes Akhir dan
Peningkatan Kem ampuan Passing Bawah Kelompok 3 dan Kelom pok 4………………………………………....
80
Lampiran 11. Deskripsi Data Hasil Peningkatan Rata - Rata antar Kelom pok Sampel sebagai Persiapan Analisis Anava Factorial 2 X 2…………………………………………..
81
Lampiran 12. Hasil Uji Rata-Rata Rentang Newman-Keuls…………..
83
Lampiran 13. Petunjuk Pelaksanaan Tes dan Pengukuran Koordinasi Mata-T angan……………………………………………
84
Lampiran 14. Petunjuk Pelaksanaan T es dan Pengukuran Kem am puan Passing Bawah Bola Voli………………… Lampiran 15. Program Pem belajaran Passing Bawah
dengan
Pendekatan Berm ain dan Konvensional………………..
xv
86
88
Lampiran 16. Dokum ent asi Pelaksanaan Penelitian………………….. Lampiran 17. Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sebelas
Maret
Surakarta………………………………………………… Lampiran 18. Surat Keterangan Penelitian dari SMP Negeri 2 Tawangsari Kabupaten Sukoharjo……………………….
xvi
94
96 102
xvii
BAB I PENDAH ULUAN A. Latar Bel akang Masalah Pendidikan jasmani m erupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan pada um um nya. Pada dasarnya pendidikan jasm ani merupakan pendidikan yang dilakukan dengan gerak tubuh atau fisik. Hal ini sesuai pendapat Toho Cholik dan Rusli Lutan (2001: 2) bahwa, “Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara umum. Pendidikan jasmani merupakan sebagai suatu proses pendidikan yang ditujukan unt uk mencapai tujuan pendidikan melalui gerak fisik”. Sedangkan tujuan um um dari pendidikan jasmani menurut Adang Suherman, (2000: 23) diklasifikasikan menjadi empat kelom pok yaitu: “(1) perkem bangan fisik, (2) perkembangan gerak, (3) perkembangan ment al dan, (4) perkem bangan sosial”. Gerak fisik atau gerak tubuh merupakan sarana dalam pendidikan jasmani. Melalui gerak fisik dikem bangkan kemampuan jasmani siswa dan pot ensi lainnya seperti afektif, kognitif dan psikomot or. Untuk m encapai tujuan pendidikan jasmani, m aka dalam pendidikan jasmani diajarkan beberapa macam cabang olahraga yang dituangkan dalam kurikulum pendidikan jasmani sesuai dengan jenjang sekolah masing-masing. Menurut Depdiknas (2004: 19-20) bahwa, “Materi pokok pendidikan jasmani unt uk Sekolah Menengah pertama (SMP) dikelom pokkan m enjadi enam aspek yaitu: (1) permainan dan olahraga, (2) aktivitas pengembangan, (3) uji diri/senam, (4) akt ivitas ritmik, (5) akuatik dan, (6) aktivitas luar sekolah”. Bola voli merupakan salah satu cabang olahraga perm ainan beregu yang digolongkan
dalam
materi pokok
pendidikan
jasmani.
Seperti dijelaskan
Depdiknas (2004: 20) bahwa, “Perm ainan dan olahraga terdiri dari berbagai jenis permainan
dan
olahraga baik terstrukt ur maupun
tidak yang dilakukan
perseorangan m aupun beregu”. Upaya membelajarkan permainan bola voli bagi siswa sekolah harus menguasai macam -m acam teknik dasar bola voli. Hal ini sesuai pendapat 1
Soedarwo, Sunardi dan Agus Margono (2000: 6) bahwa, “Teknik dasar bola voli harus betul-betul dikuasai terlebih dahulu guna dapat mengem bangkan mutu prestasi permainan bola voli”. Adapun m acam-m acam teknik dasar bvolavoli yang harus dikuasai yaitu passing, service, smash dan block. Passing m erupakan salah satu teknik dasar bola voli yang bertujuan untuk mengoperkan bola kepada teman seregunya untuk dimainkan di lapangan permainan sendiri. Berdasarkan jenisnya, passing bola voli dibedakan menjadi dua yaitu passing bawah dan passing atas. Dalam m embelajarkan passing bola voli bagi siswa sekolah terlebih dahulu diajarkan passing bawah. Hal ini karena passing bawah gerakannya cukup sederhana dibandingkan dengan passing atas. Unt uk meningkatkan kem am puan passing bawah bagi siswa sekolah perlu belajar secara sistematis dan kontinyu. Di samping itu, dibutuhkan metode mengajar yang baik dan efektif. PBVSI (1995: 69) m enyatakan: Metode-metode yang dapat digunakan dalam m engajar atau m elatih bola voli di ant aranya (1) metode keseluruhan, (2) metode bagian, (3) metode gabungan, (4) metode drill, (5) metode pem ecahan m asalah, (6) metode pendekatan ket apatan, (7) metode pendekatan kecepatan, (8) metode pertandingan, (9) metode interval dan, (10) metode ulangan. Selain metode-metode mengajar seperti di atas, seorang guru dapat menerapkan beberapa pendekatan pembelajaran. Pendekatan pem belajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani di ant aranya pendekatan bermain, konvensional, inovatif, PAIKEM. Berkaitan dengan macam -macam pendekatan pembelajaran, penelitian ini ingin m engkaji dan m eneliti pendekatan bermain dan konvensional dalam upaya meningkatkan kemampuan passing bawah bola voli. Depdiknas. (2004: 28) menjelaskan, “Pendekatan bermain bertujuan untuk m engajarkan permainan agar anak m em ahami manfaat teknik permainan tertent u dengan cara mengenalkan situasi permainan tertentu terlebih dahulu kepada anak”. Sedangkan pendekatan konvensional (tradisional) menurut Toho Cholik dan Rusli Lutan (2001: 3) bahwa, “Pem belajaran konvensional (tradisional) ditekankan pada teacher centered dimana para siswa melakukan latihan fisik berdasarkan perintah yang ditentukan guru. Latihan-latihan tersebut ham pir tidak dilakukan anak sesuai inisiatif sendiri”. 2
Pendekatan pembelajaran bermain dan konvensional merupakan bentuk pem belajaran
yang
memiliki
karakt eristik
yang berbeda.
Masing-masing
pendekatan pembelajaran tersebut m em iliki kelebihan dan kelem ahan, sehingga belum diketahui pendekatan m ana yang lebih baik pengaruhnya terhadap peningkatan hasil belajar passing bawah bola voli. Disisi lain, kem am puan passing bawah bola voli tidak hanya dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Keberadaan siswa yang mencakup banyak aspek seperti sem angat belajar, kesungguhan mengikuti pelajaran, kemam puan fisik yang baik dan lain sebagainya merupakan aspek yang tidak dapat dispisahkan untuk m encapai hasil belajar yang opt im al. Kem am puan fisik yang baik merupakan fakt or yang tidak dapat dipisahkan untuk menguasai teknik dasar passing bawah bola voli. Seperti dikem ukakan Sudjarwo (1993: 41) bahwa, “Mempelajari teknik dalam cabang olaharga tertentu tidak mungkin dilakukan sebelum atlet m emiliki kemampuan fisik yang menunjang gerakan teknik tersebut”. Kem ampuan fisik yang baik merupakan fakt or pent ing untuk m enguasai teknik passing bawah bola voli. Salah satu kom ponen kondisi fisik yang dapat mendukung kemampuan passing bawah bola voli yaitu koordinasi m ata-tangan. Koordinasi mata-tangan merupakan kemam puan untuk m engintegrasikan mata dalam m engamati rangsangan yang diterima oleh m ata dan tangan sebagai penggerak
utama untuk m elakukan
gerakan berdasarkan rangsangan yang
diterim a. Dalam perm ainan bola voli ham pir seluruh permainannya dibutuhkan kecerm atan pandangan dan keakuratan pukulan. Hal ini artinya, baik tidaknya koordinasi mata-tangan yang dimiliki siswa akan m em pengaruhi kem am puan passing bawah. Apakah benar siswa yang m em iliki koordinasi m ata-tangan yang baik, kemampuan passing bawahnya juga baik. Demikian juga sebaliknya, apakah siswa yang tingkat koordinasi mata-tangannya rendah kemampuan passing bawahnya juga rendah. Nampaknya hal ini perlu dibukt ikan, karena kem ampuan passing bawah tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan koordinasi mata-tangan saja, tetapi m asih ada faktor lain seperti kekuatan, kelincahan, keseimbangan, kecepatan reaksi, penguasaan teknik yang baik dan lain sebagainya. 3
Pendekatan
pem belajaran
bermain
dan
konvensional
merupakan
pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan unt uk meningkatkan hasil belajar passing
bawah bola voli. Dari
kedua pendekatan pem belajaran
tersebut
dibutuhkan kemam puan koordinasi mata-tangan. Untuk mengetahui pendekatan pem belajaran mana yang lebih efekt if untuk m eningkat kan hasil belajar passing bawah bola voli, serta pengaruh kemampuan koordinasi mata-tangan terhadap kem am puan passing bawah bola voli, m aka perlu dikaji dan diteliti secara lebih medalam m elalui penelitian eksperim en. Upaya m engetahui permasalahan
dalam penelitian ini, pendekatan
pem belajaran berm ain dan konvensional dieksperimenkan pada siswa putri kelas VII SMP Negeri 2 Tawangsari Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010. Penelitian ini dilakukan pada siswa putri kelas VII SMP Negeri 2 Tawangsari Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010, karena kem ampuan passing bawahnya m asih rendah, jika dibandingkan dengan siswa putra. Hal ini karena, siswa putri pada um um nya aktivitas geraknya dalam m engikuti pem belajaran pendidikan jasmani kurang maksimal, term asuk m engikuti pembelajaran passing bawah. Pembelajaran
dengan
pendekatan
bermain
m erupakan
bentuk
pem belajaran yang dikem as dalam bent uk permainan (game). Pembelajaran ini berorientasi pada siswa (oriented student), guru bertindak sebagai motivator, fasilitator, katalisator. Teknik dari suatu cabang olahraga yang dipelajari dikemas atau dibelajarkan dalam bent uk permainan. Melalui permainan passing bawah hasrat gerak siswa terpenuhi, siswa m enjadi senang. Selain itu juga, dengan bermain aspek-aspek seperti kerjasama, saling m enghargai, kesegeran jasmani dapat dikem bangkan. Pembelajaran secara konvensional merupakan bent uk pem belajaran yang berorientasi pada guru (oriented teacher). Teknik cabang olahraga yang dipelajari dijelaskan secara runt ut selanjutnya diberi cont oh pelaksanaannya. Guru bertugas mengorganisasi pembelajaran dan merancang bentuk pem belajaran passing bawah, misalnya mem peragakan teknik passing bawah tanpa bola baik gerakan passing bawah ke depan, ke samping kanan atau kiri, ke belakang dan lain sebagainya. Setelah gerakan passing bawah dikuasai, dilanjutkan dengan bentuk 4
pem belajaran passing bawah seperti passing dengan diumpan, passing bawah berpasangan, passing bawah secara sendiri. Dari bentuk-bentuk pembelajaran passing bawah tersebut siswa harus melakukan secara berulang-ulang, hingga dari masing-masing bentuk-bentuk pembelajaran dikuasai dengan baik. Menciptakan pem belajaran yang m enyenangkan adalah sangat penting agar siswa lebih senang dan motivasi belajar m eningkat . Disisi lain, mem berikan pem belajaran passing bawah dengan runtut dan jelas juga
pent ing. Selain itu
juga, komponen-komponen kondisi fisik yang mendukung kemampuan passing bawah seperti koordinasi mata-tangan belum ditingkatkan. Untuk m eningkat kan kem am puan passing bawah bola voli siswa putri kelas VII SMP Negeri 2 Tawangsari Sukoharjo
tahun pelajaran
2009/2010,
m aka perlu dilakukan
penelitian dengan judul, “Perbedaan Pengaruh Pendekatan Pem belajaran
dan
Koordinasi Mata-T angan terhadap Hasil Belajar Passing Bawah Bola Voli pada Siswa Putri Kelas VII SMP Negeri 2 Tawangsari Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, masalah dalam penelitian ini dapat diident ifikasi sebagai berikut: 1. Kem am puan passing bawah siswa putri kelas VII SMP Negeri 2 Tawangsari Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010 perlu ditingkatkan. 2. Pendekatan pembelajaran yang diterapkan di SMP Negeri 2 Tawangsari Kabupaten Sukoharjo belum menunjukkan hasil yang m aksimal. 3. Belum
diketahui
pengaruh
pendekatan
pem belajaran
bermain
dan
konvensional terhadap peningkatan hasil belajar passing bawah bola voli. 4. Belum diketahui pengaruh koordinasi mata-tangan terhadap kem am puan passing bawah bola voli. 5. Perlu diterapkan pendekat an pembelajaran yang tepat untuk m eningkatkan hasil belajar passing bawah bola voli pada siswa putri kelas VII SMP Negeri 2 Tawangsari Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010.
5
C . Pembatasan Masalah Banyaknya m asalah yang m uncul dalam penelitian perlu dibatasi agar tidak m enyim pang dari tujuan penelitian. Pem batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Pengaruh pendekatan pembelajaran berm ain dan konvensional terhadap hasil belajar passing bawah bola voli. 2. Pengaruh koordinasi mata-tangan terhadap hasil belajar passing bawah bola voli. 3. Kem am puan passing bawah bola voli siswa putri kelas VII SMP Negeri 2 Tawangsari Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010.
D. Pe rumusan Masalah Berdasarkan ident ifikasi masalah, pem batasan masalah, masalah dalam penelitian ini dapat dirum uskan sebagai berikut: 1. Adakah
perbedaan
pengaruh
pendekatan
pem belajaran
bermain
dan
konvensional terhadap hasil belajar passing bawah bola voli pada siswa putri kelas VII SMP Negeri 2 Tawangsari Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010? 2. Adakah perbedaan pengaruh koordinasi m ata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah terhadap hasil belajar passing bawah bola voli pada siswa putri kelas VII SMP Negeri 2 Tawangsari Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010? 3. Adakah int eraksi antara pendekatan pem belajaran dan koordinasi mata-tangan terhadap hasil belajar passing bawah bola voli pada siswa putri kelas VII SMP Negeri 2 T awangsari Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010?
6
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirum uskan di atas, penelitian ini mempunyai t ujuan unt uk mengetahui: 1. Perbedaan pengaruh pendekatan pem belajaran berm ain dan konvensional terhadap hasil belajar passing bawah bola voli pada siswa putri kelas VII SMP Negeri 2 T awangsari Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010. 2. Perbedaan pengaruh koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi m atatangan rendah terhadap hasil belajar passing bawah bola voli pada siswa putri kelas VII SMP Negeri 2 Tawangsari Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010. 3. Ada tidaknya interaksi antara pendekatan pem belajaran dan koordinasi m atatangan terhadap hasil belajar passing bawah bola voli pada siswa putri kelas VII SMP Negeri 2 Tawangsari Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010.
F. Manfaat Penelitian Masalah dalam penelitian
ini pent ing untuk diteliti dengan harapan dapat
memberi m anfaat antara lain: 1. Dapat meningkatkan kem am puan passing bawah bola voli bagi siswa yang dijadikan obyek penelitian. 2. Dapat dijadikan sebagai masukan dan pedoman bagi guru Penjaskes di SMP Negeri 2 Tawangsari Sukoharjo pentingnya pendekatan pem belajaran yang baik dan efektif, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang opt imal. 3. Dapat menam bah wawasan dan pengetahuan bagi penelitian tentang karya ilm iah untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.
7
BAB II LANDASAN TEO RI A. Tinjauan Pustaka 1. Pendekatan Pembelajaran
a. H akikat Pendekatan Pem belajaran Pendekatan pembelajaran merupakan salah satu bagian yang tidak dapat diabaikan dalam kegaiatan belajar mengajar. Menurut Depdikbud (1990: 180) pendekatan
dapat
diartikan,
“Sebagai proses, perbuatan, atau cara untuk
mendekati sesuatu”. Menurut Suharno dkk., (1998: 25) bahwa, “Pendekatan pem belajaran diartikan m odel pembelajaran”. Sedangkan pengertian pembelajaran menurut H.J. Gino dkk. (1998: 32) bahwa, “Pem belajaran atau instruction merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk mem buat siswa belajar dengan jalan m engaktifkan faktor intern dan faktor ekstern dalam kegiatan belajar mengajar”. Menurut Sukintaka (2004: 55) bahwa, “Pembelajaran mengandung pengertian, bagaimana para guru mengajarkan sesuatu kepada peserta didik, tetapi di sam ping itu juga terjadi peristiwa bagaimana peserta didik m empelajarinya”. Menurut M. Sobry Sutikno (2009: 32) bahwa, “Inti pembelajaran itu adalah segala upaya yang dilakukan oleh guru (pendidik) agar terjadi proses belajar pada diri siswa”. Hal senada dikemukakan Benny A. Pribadi (2009: 10) bahwa, “ Pembelajaran adalah proses yang sengaja dirancang unt uk menciptakan terjadinya aktivitas belajar dalam diri individu”. Berdasarkan pengertian pendekatan dan pem belajaran tersebut dapat disimpulkan, pendekatan pem belajaran
merupakan cara kerja yang mempunyai
sistem unt uk mem udahkan pelaksanaan proses pem belajaran dan membelajarkan siswa guna membantu dalam m encapai tujuan yang telah ditetapkan. Berkaitan dengan
pendekatan
pembelajaran
Wahjoedi
(1999:
121)
berpendapat,
“Pendekatan pem belajaran adalah cara mengelola kegiatan belajar dan perilaku siswa agar ia dapat aktif m elakukan tugas belajar sehingga dapat mem peroleh hasil belajar secara opt imal”. Menurut 8
Syaiful Sagala (2005: 68) bahwa,
“Pendekatan pem belajaran m erupakan jalan yang akan ditem puh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional tertentu”. Merencanakan pendekatan pembelajaran sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Penerapan pendekatan pembelajaran yang tepat maka akan memiliki efekt ifitas terhadap proses pembelajaran, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang opt imal. Adang Suherman dan Agus Mahendra (2001: 143) menyatakan,
“Efekt ifitas
pengajaran
sangat
ditentukan
oleh
pendekatan
pengajaran yang dipilih guru atas dasar pengetahuan guru terhadap sifat keteram pilan atau tugas gerak yang kan dipelajari siswa”. Pendapat pem belajaran
tersebut
didasarkan
m enunjukkan pada
bahwa,
pengetahuan
guru
penerapan
pendekatan
dan keteram pilan yang
dipelajari. Untuk mencapai hasil belajar yang m aksimal, m aka seorang guru harus cermat
dan
tepat
dalam m enerapkan pendekatan pem blajaran,
sehingga
keteram pilan yang dipelajari dapat dikuasai siswa dengan baik.
b. Merum uskan Tujuan Pembelajaran Merum uskan tujuan pem belajaran adalah sangat penting. Hal ini karena, tidak ada suatu pembelajaran yang diprogram kan tanpa tujuan. Pembelajaran yang tidak m em punyai tujuan merupakan suatu hal yang tidak mem iliki kepastian dalam menent ukan arah, target akhir dan prosedur yang dilakukan. Secara um um tujuan dari pembelajaran yaitu, terjadinya perubahan kemampuan yang lebih baik pada diri siswa setelah melalui proses pembelajaran. Seperti dikem ukakan M. Sobry Sutikno (2009: 80) bahwa, “Tujuan pembelajaran adalah kemampuankem am puan yang diharapkan dimiliki siswa setelah memperoleh m em peroleh pengalaman belajar”. Perubahan kemam puan atau keterampilan pada diri siswa merupakan tujuan dari pembelajaran. Untuk m encapai tujuan pembelajaran tersebut, m aka perlu
dirumuskan
tercapainya.M.
secara
Sobry
operasional,
Sutikno
dapat
diukur
dan
(2009: 81) m emberikan
merum uskan tujuan pembelajaran sebagai berikut: 9
dapat
diamati
pet unjuk praktis
1) 2) 3) 4) 5) 6)
Formulasikan dalam bentuk yang operasional. Rum uskan dalam bent uk produk belajar, bukan proses belajar. Rum uskan dalam tingkah laku siswa buka perilaku guru. Rum uskan standart perilaku yang akan dicapai. Hanya mengandung satu tujuan belajar. Rum uskan dalam kondisi mana perilaku itu terjadi.
Pendapat tersebut menunjukkan, unt uk merum uskan tujuan pembelajaran ada tujuh hal yang harus diperhatikan. Untuk m encapai tujuan pembelajaran, maka petunjuk-petunjuk dalam merumuskan tujuan pembelajaran tersebut harus diperhatikan. Berkaitan dengan perumusan tujuan pem belajaran
Sudjana (2001:
40) memberikan rumus form ula pem belajaran sebagai berikut, “Pb = fp (m s x y z). Formula pem belajaran tersebut diartikan bahwa, pem belajaran (Pb) adalah fungsi (f), pendidik (p), untuk mem belajarkan (m ), peserta didik (s), terhadap materi pelajaran (x), untuk m encapai hasil belajar (y), yang m enimbulkan pengaruh belajar (z)”. Rum us formula pem belajaran tersebut, jika dikaitan dengan tujuan pem belajaran maka m encapai hasil belajar (y) m erupakan tujuan yang hendak dicapai dalam pem belajaran. Hasil belajar (y) dapat mencakup perubahan perilaku peserta didik dalam ranah kognitif, afektif, dan atau psikomotorik. Ranah kognitif m erupakan tujuan pendidikan yang berkenaan dengan aktivitas
berfikir
yang m eliputi
ingatan,
pengenalan
pengetahuan
serta
perkem bangan kem am puan dan kecakapan intelekt ual. Ranah afektif merupakan tujuan pendidikan yang berkenaan dengan perilaku, perasaan dan emosi. Perilaku afektif bisa diklasifikasi ke dalam kategori-kat egori dari sifat yang sederhana sam pai yang sifatnya kompleks. Sedangkan ranah psikomotorik m erupakan tujuan pendidikan
yang berkenaan dengan gerakan atau ket erampilan. Aktivitas
psikomotor terutama berorientasi pada gerakan dan menekankan respon-respon fisik yang nam pak. Berkaitan dengan perubahan perilaku siswa dalam belajar ket erampilan, maka perubahan psikomotorik m erupakan tujuan utam a yang akan dicapai dalam belajar keteram pilan. Melalui belajar yang teratur dengan diterapkan pendekatan pem belajaran yang baik, m aka suatu keteram pilan dapat dikuasai oleh siswa
10
dengan baik. Untuk m encapai tujuan pembelajaran yang optimal, m aka seorang guru harus m am pu merum uskan tujuan pem belajaran yang baik dan tepat, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optim al.
c. Kom ponen-Komponen Pembelajaran Dalam kegaiatn pem belajaran ada beberapa komponen yang terlibat di dalamnya. Karena pembelajaran m erupakan proses, maka sudah barang tentu harus dapat m engembangkan dan m enjawab beberapa persoalan yang m endasar mengenai kem ana proses akan diarahkan, apa yang harus dibahas dalam proses tersebut, bagaimana cara m elakukannya dan bagaimana m engetahui berhasil tidaknya proses tersebut. Hal ini artinya, dalam kegiatan pem belajaran harus mengetahui komponen-komponen yang terlibat di dalamnya. Berkaitan dengan kom ponen pembelajaran Muham mad Ali (2004: 4) menyatakan, “Kom ponenkom ponen dalam kegiatan belajar m engajar dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu (1) guru, (2) isi atau materi pelajaran dan (3) siswa”. Menurut H.J. Gino dkk., (1998: 30) berpendapat komponen-komponen dalam suatu kegiatan pem belajaran yaitu: “Siswa, guru, tujuan, isi pelajaran, m etode, media dan evaluasi”. Sedangkan
Nana Sudjana (2005: 30) menggambarkan skem atis
kom ponen-komponen pembelajaran sebagai berikut:
Tujuan
Bahan
Metode dan alat
Penilaian Komponen-komponen pem belajaran
tersebut
pada prinsipnya saling
berkaitan antara yang satu dengan lainnya. Hal senada tentang kom ponenkom ponen pembelajaran dikemukakan. M. Sobry Sutikno (2009: 35-40) bahwa, “Komponen
pem belajaran
meliputi
beberapa
11
aspek
yaitu:
“(1)
Tujuan
pem belajaran, (2) materi pelajaran, (3) kegiatan pem belajaran, (4) metode, (5) media, (6) sumber belajar dan, (7) evaluasi”. Unt uk lebih jelasnya kom ponenkom ponen pem belajaran diuraikan secara singkat sebagai berikut:
1) Tujuan Pe mbelajaran Tujuan pembelajaran pada dasarnya merupakan kemampuan-kem am puan yang diharapkan dimiliki siswa setelah mem peroleh pengalam an belajar. Dengan kata lain, tujuan pem belajaran m erupakan suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan pembelajaran. Tujuan pem belajaran m em punyai jenjang dari yang luas atau umum sam pai kepada yang sempit atau khusus. Semua tujuan itu berhubungan antara satu dengan yang lainnya, dan tujuan di atasnya. Bila tujuan terendah tidak tercapai, m aka tujuan di atasnya tidak tercapai pula. Oleh karena itu, aspek tujuan pem belajaran merupakan fakt or utama yang harus dirumuskan secara jelas dan spesifik, karena akan menent ukan arah pem belajaran. Tujuantujuan pembelajaran
harus berpusat
pada perubahan
perilaku siswa yang
diinginkan, dan karenanya harus dirumuskan secara operasional, dapat diukur dan dapat diam ati ketercapaiannya.
2) Materi Pelajaran Materi pelajaran m erupakan unsur belajar yang pent ing m endapat perhatian oleh guru. Materi pelajaran m erupakan m edium untuk m encapai tujuan pem belajaran yang dikonsum si oleh siswa. Oleh karena itu, penent uan m ateri pelajaran harus berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, m isalnya berupa pengetahuan, keteram pilan, sikap dan pengalam an lainnya. Materi pelajaran yang diterim a siswa harus mampu m erespons setiap perubahan dan mengantisipasi setiap perkembangan yang akan terjadi di masa depan. Nana Sudjana (2005: 69) menyatakan, beberapa hal yang harus diperhat ikan dalam menetapkan m ateri pelajaran sebagai berikut: 1) Bahan pelajaran harus sesuai dan menunjang tercapainya t ujuan. 2) Materi pelajaran yang ditulis dalam perencaan pembelajaran terbatas pada konsep saja, atau berbent uk garis besar bahan pelajaran tidak pula diuraikan terinci. 12
3) Menetapkan m ateri pelajaran harus serasi dengan urutan tujuan. 4) Urutan materi pelajaran hendaknya m em perhatikan kesinam bungan (kontinuitas). 5) Materi pelajaran disusun dari yang sederhana m enuju yang kompleks, dari yang mudah menuju yang sulit, dari yang kongkret m enuju yang abstrak. Dengan cara ini siswa akan m udah mem ahaminya. 6) Sifat m ateri pelajaran ada yang faktual dan ada yang konsept ual. Unt uk menetapkan m ateri pelajaran hendaknya harus selalu berpedoman pada tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, merumuskan tujuan pembelajaran pada awal pem belajaran sangat pent ing agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
3) Kegiatan Pem belajaran Dalam kegiatan pem belajaran, guru dan siswa terlibat dalam interaksi dengan materi pelajaran sebagai medium nya. Dalam interaksi itu siswalah yang lebih aktif, bukan guru. Keaktifan
siswa tentu mencakup kegiatan fisik dan
mental, individual dan kelompok. Int eraksi dikatakan m aksimal bila terjadi ant ara guru dengan semua siswa, antara siswa dengan guru, antara siswa dengan siswa dengan materi pelajaran dan media pem belajaran, bahkan siswa dengan sendirinya sendiri, namun tetap dalam kerangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Agar mem peroleh hasil belajar yang optimal, hendaknya guru memperhatikan perbedaan individual siswa, baik aspek biologis, intelekt ual dan psikologis. Ketiga aspek ini diharapkan memberikan informasi pada guru bahwa, setiap siswa dapat mencapai prestasi belajar yang optimal, sekalipun dalam tempo yang berlainan.
Guru harus mampu m em bangun suasana belajar yang kondusif,
sehingga siswa m ampu belajar mandiri. Guru juga harus m am pu menjadikan proses pem belajaran sebagai salah satu sumber yang penting dalam kegiatan eksplorasi.
4) Metode Metode m erupakan suatu cara yang dipergunakan untuk m encapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan pembelajaran, m etode diperlukan oleh guru
13
dengan penggunaan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Menurut Nana Sudjana (2005: 77-89) metode pembelajaran terdiri dari: 1) Metode 2) Metode 3) Metode 4) Metode 5) Metode 6) Metode 7) Metode 8) Metode 9) Metode 10) Metode 11) Metode 12) Metode 13) Metode 14) Metode
ceramah tanya jawab diskusi tugas belajar dan resitasi kerja kelompok demonstrasi dan eksperimen sosio dram a (role-playing) problem solving sistem regu (team taching) latihan (drill) keryawisata (field trip) resource person (manusia sumber) masyarakat simulasi
Menguasai dan m emaham i metode-met ode pembelajaran tersebut sangat pent ing bagi seorang guru. Unt uk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, m aka dalam pelaksanaan pem belajaran dapat diterapkan macam macam met ode pembelajaran menurut kebutuhan.
5) Media Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai
tujuan
pem belajaran.
Berkaitan
dengan
media
pembelajaran,
Muham mad Ali 2004: 88) menyatakan: Media pengajaran merupakan bagian integral dalam sistem pengajaran. Banyak media pengajaran yang dapat digunakan. Penggunaannya meliputi manfaat yang banyak pula. Penggunaan m edia harus didasarkan kepada pem ilihan yang tepat, sehingga dapat m em perbesar arti dan fungsi dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses belajar dan m engajar. Pendapat tersebut m enujukkan, penggunaan media atau alat dalam pem belajaran sangat penting. Penggunaan m edia atau alat yang tepat sesuai m ateri pelajaran, maka akan mem perbesar hasil belajar.
14
6) Sumber Belajar Sum ber belajar merupakan segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana materi pelajaran terdapat. Menurut M. Sobry Sutikno (2009: 39) bahwa, “Sum ber belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sum ber belajar yang direncanakan dan sumber belajar karena m anfaat”. Sum ber belajar yang direncanakan adalah semua sumber yang secara khusus telah dikembangkan sebagai komponen sistem pembelajaran untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal. Sedangkan sumber belajar karena dimanfaatkan adalah sumber-sumber yang tidak secara khusus didesain unt uk keperluan pembelajaran, namun dapat ditem ukan, diaplikasikan dan digunakan unt uk keperluan belajar.
7) Eval uasi Evaluasi m erupakan suatu tindakan atau proses untuk m enentukan nilai dari suatu tindakan atau suatu proses unt uk m enentukan nilai dari sesuatu. Sudjana (2005: 111) menyat akan, ”Penilaian yang dilakukan terhadap proses pem belajaran berfungsi (1) unt uk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran. (2) Unt uk mengetahui keefektifan proses belajar mengajar yang telah dilakukan guru”. Evaluasi m erupakan aspek yang penting yang berguna untuk m engukur dan menilai seberapa jauh tujuan pembelajaran telah tercapai atau sampai m ana terdapat kemajuan belajar siswa dan bagaimana tingkat keberhasilan sesuai dengan tujuan pem belajaran. Apakah tujuan yang telah dirumuskan dapat dicapai atau tidak, apakah materi pelajaran yang telah diberikan dapat dikuasai atau tidak, dan apakah penggunaan m etode dan alat pem belajaran tepat atau tidak.
c. C iri-Ciri Perubahan dari Belajar Kete ram pilan Tujuan utama dalam proses belajar mengajar yaitu terjadi perubahan yang lebih baik pada diri siswa. Sebagai contoh, pada awalnya siswa tidak mampu melakukan passing
bawah bola voli, setelah melalui proses belajar maka siswa
mampu m elakukan passing bawah dengan teknik yang benar. Prinsip perubahan 15
pada siswa dari belajar suatu keteram pilan bersifat permanen. Hasil belajar bersifat permanen m aksudnya, keteram pilan yang telah dikuasai siswa tidak mudah hilang sesudah kegiatan selesai dilakukan atau dalam wakt u tertentu. Tetapi jika tidak belajar lagi (latihan secara rutin) kem ampuan atau keterampilan yang telah dikuasai akan menurun.
Menurut Schm idt (1982) yang dikutip Rusli
Lutan (1988: 102-107) karakt eristik dari belajar gerak yaitu: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
Belajar sebagai sebuah proses. Belajar motorik adalah hasil langsung dari latihan. Belajar motorik tak teram ati secara langsung. Belajar menghasilkan kapabilitas untuk bereaksi (kebiasaan). Belajar motorik relatif permanen. Belajar motorik bisa m enimbulkan efek negatif dan, Kurve hasil belajar.
Ciri-ciri perubahan akibat belajar gerak (motorik) ada tujuan m acam yaitu belajar sebagai proses, belajar sebagai hasil langsung dari latihan, belajar tidak teramat i secara langsung, belajar m enghasilkan kebiasaan, belajar keterampilan bersifat permanen, belajar keterampilan dapat m enimbulkan efek negatif, dan dalam wakt u tertentu ket erampilan yang dim iliki akan mengalami penurunan. Dalam kegiatan belajar mengajar keteram pilan, ciri-ciri pembelajaran tersebut harus dipaham i oleh seorang pengajar. Unt uk lebih jelasnya ciri-ciri perubahan dari proses pem belajaran keteram pilan diuraikan secara singkat sebagai berikut:
1) Belajar Sebagai Proses Proses merupakan seperangkat kejadian atau peristiwa yang berlangsung bersama,
menghasilkan
beberapa prilaku tertentu. Sebagai cont oh
dalam
membaca, proses diasosiasikan dengan gerakan mata, menangkap kode dan sim bol di dalam teks, memberikan pengertian sesuai dengan perbendaharaan kata yang tersim pan dalam ingatan, dan seterusnya. Demikian halnya dalam belajar keteram pilan motorik, di dalam nya terlibat suatu proses yang m enyum bang kepada perubahan dalam perilaku m otorik sebagai hasil dari belajar atau berlatih dalam organisme yang m em ungkinkannya untuk m elakukan sesuatu yang berbeda dengan sebelum belajar atau berlatih.
16
Proses perubahan yang terjadi akibat dari belajar harus disadari oleh siswa, sehingga siswa dapat m erasakan bahwa dirinya telah mencapai peningkatan keteram pilan yang lebih baik dari sebelumnya. Seperti dikemukakan Slam eto (1995: 3) bahwa, “Seseorang yang belajar akan m enyadari terjadinya perubahan atau sekurang-kurangnya merasakan telah terjadi adanya sesuatu perubahan pada dirinya”. Dengan kemam puan siswa m enyadari akan perubahan yang terjadi dalam dirinya, ini artinya telah terjadi proses belajar gerak dalam diri siswa. Dengan terjadinya proses belajar maka akan dicapai hasil belajar yang lebih baik.
2) Belajar Motorik adalah H asil Langsung dari Latihan Perubahan perilaku m otorik berupa keterampilan dipahami sebagai hasil dari latihan dan pengalaman. Hal ini perlu dipertegas untuk m em bedakan perubahan yang terjadi karena faktor kematangan dan pertumbuhan. Faktor-faktor tersebut juga menyebabkan perubahan perilaku (seperti anak yang dewasa lebih terampil m elakukan suatu keterampilan yang baru daripada anak yang muda), meskipun dapat disimpulkan perubahan itu karena belajar. Sugiyanto dan Agus Kristiyanto (1998: 33) menyatakan bahwa, “Perubahan-perubahan hasil belajar gerak sebenarnya bukan murni dari hasil suatu pengkondisian proses belajar, melainkan
wujud
interaksi
antara
kondisi
belajar
dengan
faktor-faktor
perkem bangan individu”. Ini artinya, perubahan kem am puan individu dalam penguasaan gerak ditentukan oleh adanya interaksi yang rumit ant ara fakt or keturunan dan pengaruh lingkungan. Perkembangan individu berproses sebagai akibat adanya perubahan anatom is-fisiologis yang mengarah pada status kemat angan. Pertum buhan fisik yang m enunjukkan pada pem besaran ukuran tubuh dan bagian-bagiannya, terkait dengan perubahan-perubahan fungsi faal dan sistem lain dalam tubuh. Pola-pola perubahan tersebut pada gilirannya akan selalu mewarnai pola penguasaan gerak, sebagai hasil proses belajar gerak.
17
3) Belajar Motorik Tak Teramati secara Langsung Belajar motorik atau keteram pilan olahraga tak teram ati secara langsung. Proses yang terjadi dibalik perubahan keterampilan sangat kompleks dalam sistem persyarafan, seperti m isalnya bagaimana informasi sensori diproses, diorganisasi dan kemudian diubah menjadi pola gerak otot-otot. Perubahan itu sem uanya tidak dapat diam ati secara langsung, tetapi hanya dapat ditafsirkan eksistensinya dari perubahan yang terjadi dalam keteram pilan atau perilaku m otorik.
4) Belajar Menghasilkan Kapabilitas untuk Bereaksi (Kebiasaan) Pembahasan
belajar
m otorik
juga
dapat
ditinjau dari
munculnya
kapabilitas unt uk melakukan suatu tugas dengan teram pil. Kemampuan tersebut dapat dipaham i sebagai suatu perubahan dalam sistem pusat syaraf. Tujuan belajar atau latihan adalah unt uk memperkuat atau memantapkan jum lah perubahan yang terdapat pada kondisi internal. Kondisi internal ini sering disebut kebiasaan. Menurut Rusli Lutan (1988: 104) kapabilitas ini pent ing maknanya karena berimplikasi pada keadaan yaitu, “Jika telah tercipta kebiasaan dan kebiasaan itu kuat, keteram pilan dapat diperagakan jika terdapat kondisi yang mendukung, tetapi jika kondisi tidak mendukung (lelah) keterampilan yang dim aksud tidak dapat dilakukan”.
5) Belajar Motorik Relati f Perm anen Perubahan yang bersifat sem ent ara atau temporer terjadi hanya untuk beberapa saat saja, seperti berkeringan, lelah dan lain sebagainya, tidak dapat digolongan sebagai perubahan akibat belajar. Perubahan yang terjadi akibat proses belajar bersifat menetap atau permanen. Hasil belajar gerak relatif bertahan hingga wakt u relatif lama. Sebagai contoh, kem am puan siswa melakukan passing bawah tidak akan hilang begitu saja, m elainkan akan semakin berkem bang jika terus dipergunakan atau berlatih secara teratur. Mem ang sukar untuk m enjawab, berapa lam a hasil belajar itu akan m elekat. Meskipun sukar ditetapkan secara kuantitatif, apakah selama satu bulan, bertahun-tahun atau hanya dua atau tiga hari. Untuk
18
kebutuhan analisis dapat ditegaskan bahwa, belajar akan menghasilkan beberapa efek yang melekat pada diri siswa setelah melakukan belajar gerak.
6) Belajar Motorik Bisa Menim bulkan Efek Negatif Dilihat hasil yang dicapai dari belajar gerak m enunjukkan belajar dapat menim bulkan efek positif yaitu, penyempurnaan keteram pilan atau penampilan gerak seseorang. Nam un disisi lain, belajar dapat m enimbulkan efek negatif. Sebagai contoh, seorang pesenam belajar gerakan salto ke belakang. Pada suatu ketika lom patannya kurang tinggi dan putaran badannya terlam pau banyak sehingga jatuh terlent ang. Akibatnya ia mengalami rasa sakit pada punggungnya dan menyebabkan tidak berani lagi melakukan gerakan salto ke belakang. Rasa takut ini mungkin berlangsung beberapa lama, sam pai kemudian keberaniannya muncul kembali. Contoh semacam ini dapat dipakai sebagai ilustrasi gejala kem unduran suatu ket erampilan sebagai rangkaian akibat kegiatan belajar pada wakt u sebelumnya. Kesan buruk terhadap pengalaman masa lampau, kegagalan pahit dalam suatu kegiatan atau tidak berhasil melakukan suatu jenis keterampilan dengan sem purna justru bukan berakibat negatif, tetapi hendaknya dijadikan pendorong ke arah perubahan positif. Pengalam an semacam ini hendaknya menjadi pendorong untuk lebih giat belajar hingga m encapai hasil yang lebih baik.
7) Kurva Hasil Be lajar Salah satu persoalan yang paling rum it dalam proses belajar gerak adalah tent ang penggambaran perkembangan hasil belajar dan kecermat an dalam hasil penafsirannya. Kurva hasil belajar adalah gambaran penguasaan kapabilitas untuk bereaksi (yaitu kebiasaan) dalam satu jenis tugas setelah dilakukan berulangulang. Kurva hasil belajar ini biasanya dibuat grafik, dimana grafik tersebut menam pilkan perkem bangan penampilan kem am puan gerak sebagai cerm inan dari proses belajar internal yang berlangsung dalam diri seseorang. Meskipun
kurva
belajar
tidak mam pu sepenuhnya mencerminkan
perubahan internal pada diri seseorang, tetapi untuk kebutuhan praktis atas dasar 19
penampilan nyata dapat ditafsirkan kem ajuan, kemandegan atau kemunduran hasil belajar yang dicapai seseorang pada suatu waktu.
2. Perm ainan Bola Vol i
a. Pengerti an Permai nan Bola Vol i Permainan bola voli merupakan salah satu cabang olahraga yang cukup banyak penggemarnya dan dari tahun ke tahun m engalam i perkembangan yang pesat. Perm ainan bola voli dimainkan oleh dua regu yang saling berhadapan dan masing-masing regu terdiri enam orang pemain. Perm ainan bola voli dilakukan dengan cara bola dipantulkan sebanyak-banyaknya tiga kali. Seperti dijelaskan dalam peraturan perm ainan bola voli edisi (2001-2004: 7) bahwa, “Tujuan dari permainan bola voli adalah m elewatkan bola di atas net agar dapat jatuh menyentuh lantai lapangan lawan dan unt uk mencegah usaha yang sama dari lawan. Setiap tim dapat mem ainkan tiga pantulan untuk m engem balikan bola (di luar perkenaan blok)”. Sedangkan A. Sarum paet, Zulfar Djazet, dan Im am Sadikun (1992: 86) berpendapat, “Prinsip berm ain bola voli adalah memainkan bola dengan m emvoli (memukul dengan tangan) dan berusaha menjatuhkannya ke dalam permainan lapangan lawan dengan menyeberangkan bola lewat atas net atau jaring, dan mempertahankannya agar bola tidak jatuh di lapangan sendiri”. Permainan bola voli harus dilakukan dengan dipant ulkan. Syarat pant ulan bola harus sempurna tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku. Dari masing-masing tim dapat m emantulkan bola sebanyak-banyaknya tiga kali dan setelah itu bola harus diseberangkan m elewati net ke daerah permainan lawan. Unt uk
m emantulkan
bola
dapat
menggunakan
seluruh
tubuh.
Seperti
dikemukakan Am ung Ma’m un & Tot o Subroto (2001: 37) bahwa, “Semula bagian tubuh yang sah untuk m em ainkan bola batasannya dari lutut ke atas. Sekarang seluruh bagian tubuh diperkenankan unt uk memainkan bola”. Untuk mencapai keteram pilan bermain bola voli harus menguasai teknik dasar bola voli.
20
b. Macam -Macam Teknik Dasar Bermain Bola Vol i Syarat utama agar dapat bermain bola voli adalah menguasai teknik dasar bermain bola voli. Hal ini sesuai pendapat A. Sarumpaet dkk., (1992: 86) bahwa, “Agar permainan bola voli berjalan atau berlangsung dengan baik, lancar dan teratur, maka para pemain ditunt ut harus m enguasai unsur-unsur dasar permainan, yaitu teknik dasar berm ain bola voli”. Teknik dasar bola voli pada dasarnya merupakan suatu upaya seorang pem ain unt uk memainkan bola berdasarkan peraturan dalam permainan bola voli. Berkaitan dengan teknik dasar bola voli Aip Syarifuddin dan Muhadi (1991/1992: 187) m enyatakan, “Teknik dasar permainan bola voli m erupakan permainan untuk melakukan bentuk-bentuk gerakan yang berhubungan dengan perm ainan bola voli”. Menurut M. Yunus (1992: 68) bahwa, “Teknik dalam perm ainan bola voli dapat diartikan sebagai cara memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk m encapai hasil yang optimal”. Sedangkan
Dieter Beutelstahl (2005: 9) berpendapat, “Teknik merupakan
prosedur yang telah dikembangkan berdasarkan praktek, dan bertujuan mencari penyelesaian suatu problem pergerakan tertentu dengan cara yang paling ekonom is dan berguna”. Berdasarkan pengertian teknik dasar bola voli yang dikemukakan tiga ahli tersebut dapat disim pulkan bahwa, teknik dasar bola voli m erupakan suatu gerakan yang dilakukan secara efektif dan efisien unt uk menyelesaikan tugas yang pasti dalam permainan bola voli. Teknik dalam permainan bola voli merupakan aktivitas jasm ani yang menyangkut cara memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai peraturan permainan yang berlaku unt uk mencapai suatu hasil yang opt imal. Adapun macam -macam teknik dasar bola voli menurut A. Sarum paet dkk. (1992: 87) yaitu: “(1) passing atas, (2) passing bawah, (3) set-up (4) bermacam-macam service, (5) berm acam-m acam smash (spike), (5) bermacam macam block (bendungan)”. Sedangkan teknik dasar berm ain bola voli menurut Suharno HP. (1991: 23) dibedakan m enjadi dua yaitu: 1) Teknik tanpa bola terdiri atas: (1) Sikap siap normal (2) Pengam bilan posisi yang tepat dan benar 21
(3) Langkah kaki gerak ke depan, ke belakang, ke samping kiri, ke sam ping kanan. (4) Langkah kaki untuk awalan smash dan block (5) Guling ke sam ping , ke belakang (6) Gerak meluncur (7) Gerak tipuan 2) Teknik dengan bola t erdiri atas : (1) Servis untuk penyajian bola pertama (2) Pass bawah unt uk passing dan um pan bertahan (3) Pass atas berguna untuk umpan dan passing (4) Um pan unt uk menyajikan bola ke sm asher (5) Sm ash untuk m enyerang/mem atikan lawan (6) Block, pertahanan di net. Teknik dasar berm ain bola voli pada prinsipnya terdiri dua m acam yaitu, teknik tanpa bola dan teknik dengan bola. Teknik tanpa bola berupa gerakangerakan khusus yang mendukung teknik dengan bola, sedangkan teknik dengan bola adalah cara m em ainkan bola dengan anggot a badan secara efektif dan efisien sesuai dengan peraturan yang berlaku. Teknik tanpa bola dan teknik dengan bola merupakan dua komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam bermain bola voli. Keterkaitan ant ara teknik tanpa bola dan teknik dengan bola didasarkan kebutuhan dalam perm ainan.
c. Pentingnya Me nguasai Teknik Dasar Bola Vol i Hal yang m endasar dan harus dikuasai agar dapat bermain bola voli adalah menguasai macam -macam teknik dasar bola voli. Tanpa menguasai teknik dasar bola voli tidak mungkin mencapai prestasi bola voli yang optimal. Dalam hal ini Marta Dinata (2004: 5) m enyatakan, “Untuk m eningkat kan prestasi, seorang pem ain bola voli harus menguasai beberpa teknik dasar terlebih dahulu. Teknik dasar m erupakan faktor utam a selain kondisi fisik, taktik dan m ent al”. Penguasaan teknik dasar bola voli merupakan unsur yang sangat mendasar untuk m encapai prestasi bola voli, selain fakt or fisik, taktik dan mental. Teknik dasar bola voli m erupakan faktor utama yang harus dikem bangkan melalui latihan yang baik dan teratur. Berkaitan dengan teknik dasar bola voli M. Yunus (1992: 68) m enyatakan, “Teknik dalam permainan bola voli dapat diartikan sebagai cara m em ainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan 22
permainan yang berlaku untuk m encapai hasil yang optim al”. Menurut Soedarwo dkk. (2000: 6) bahwa, “Teknik dasar bola voli adalah proses m elahirkan keakt ifan jasmani dan pem bukt ian praktek dengan sebaik m ungkin unt uk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang olahraga permainan bola voli”. Sedangkan Dieter Beutelstahl (2003: 9) berpendapat, “Teknik merupakan prosedur yang telah dikembangkan berdasarkan prakt ek, dan bertujuan m encari penyelesaian suatu problem pergerakan tertent u dengan cara yang paling ekonomis dan berguna”. Berdasarkan pengertian teknik dasar bola voli yang dikemukakan tiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, teknik dasar permainan bola voli merupakan suatu proses gerak tubuh yang dibukt ikan dengan prakt ek yang dilakukan dengan sebaik mungkin dalam arti efekt if dan efisien unt uk menyelesaikan tugas yang pasti guna m encapai hasil yang baik dalam permainan bola voli. Teknik permainan bola voli m erupakan akt ivitas jasmani yang menyangkut cara memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk m encapai suatu hasil yang optim al. Penguasaan teknik dasar bermain bola voli mem punyai peran penting dalam usaha m encapai prestasi yang optimal. Seorang pemain yang m enguasai teknik dasar bola voli dengan baik akan m endukung penampilannya baik secara individu m aupun secara kolekt if. M. Yunus (1992: 68) menyat akan, “Seni dalam permainan bola voli terlihat dari pem ain yang sudah m enguasai teknik tinggi hingga menyerupai akrobatik dengan pukulan-pukulan dan tipu muslihat yang indah serta m em pesona para penonton yang m enyaksikannya”. Menurut A. Sarumpaet dkk. (1992: 87) bahwa, “Penguasaan teknik dasar bola voli merupakan salah satu unsur yang menentukan m enang atau kalahnya suatu regu dalam pertandingan. Oleh karena itu, teknik dasar tersebut harus benar-benar dikuasai terlebih dahulu, agar dapat m engembangkan mutu permainan, lancar dan teratur”. Hal senada dikem ukakan Soedarwo dkk. (2000: 6) menyatakan, “Penguasaan teknik dasar permainan bola voli m erupakan salah satu unsur yang ikut menent ukan m enang atau kalahnya suatu regu di dalam suatu pertandingan di sam ping unsur-unsur kondisi fisik, taktik dan mental”.
23
Berdasarkan tiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, penguasaan teknik dasar bola voli m em punyai peran pent ing baik secara individual maupun secara kolektif dalam berm ain bola voli di samping fakt or fisik, taktik dan mental. Dengan m enguasai teknik dasar bola voli akan m endukung penampilan seorang pem ain lebih baik, dan secara kolektif dapat mempengaruhi menang atau kalahnya sutau tim dalam pertandingan. Pentingnya penguasaan teknik dasar permainan menurut Soedarwo dkk. (2000: 6) mengingat hal-hal sebagai berikut: 1) Hukum an terhadap pelanggaran permainan yang hubungannya dengan kesalahan teknik. 2) Karena terpisahnya tempat antara regu ke satu dengan regu yang lain, sehingga tidak terjadi adanya sentuhan badan dari permainan lawan, maka pengawasan wasit terhadap kesalahan teknik ini lebih seksam a. 3) Banyaknya unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya kesalahankesalahan teknik ini antara lain m em bawa bola, mengangkat bola, serta pukulan rangkap. 4) Permainan bola voli adalah, waktu untuk m emainkan bola sangat sem purna sehingga akan memungkinkan tim bulnya kesalahankesalahan teknik yang lebih besar. 5) Penguasaan teknik-teknik yang tinggi hanya memungkinkan kalau penguasaan teknik dasar, teknik tinggi dalam bola voli ini cukup sem purna. Hal-hal seperti di atas harus dipahami dan dim engerti oleh setiap pemain bola voli. Setiap pemain harus mengerti dan memaham i peraturan dasar permainan bola voli, sehingga akan terhindar dari kesalahan teknik. Kesalahan teknik
yang
dilakukan
seorang
pemain
akan
merugikan
timnya
dan
mengunt ungkan pihak lawan.
3. Passing Bawah Bola Voli a. Pengerti an Passing Passing dalam permainan bola voli merupakan upaya seorang pem ain bola voli unt uk memainkan bola dengan tujuan dium pan kepada teman seregunya atau dim ainkan di lapangan permainan sendiri. Berkaitan dengan passing, M. Yunus (1992: 79) menyat akan, “Passing adalah m engoperkan bola kepada teman sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik tertent u, sebagai langkah awal untuk
24
menyusun pola serangan kepada regu lawan”. Menurut Soedarwo dkk, (2000: 8) bahwa, “Passing adalah usaha ataupun upaya seorang pemain bola voli dengan cara m enggunakan teknik tertent u yang tujuannya adalah untuk mengoperkan bola yang dimainkannya itu kepada tem an seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri”. Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan, passing merupakan upaya seorang pemain bola voli unt uk memainkan bola dengan teknik tertentu bertujuan untuk m engoperkan bola kepada tem an seregunya sebagai langkah awal untuk melakukan serangan. Pelaksanaan passing bola voli dapat dilakukan dengan passing bawah dan passing atas. Pelaksanaan passing bawah dan passing atas tersebut sangat bergant ung pada ketinggian bola. Untuk passing bawah ket inggian bola dari dada ke bawah, sedangkan passing atas dari ketinggian dada sampai ke atas.
b. Passing Bawah Passing bawah m erupakan teknik mem ainkan bola m enggunakan kedua lengan. Hal ini sesuai pendapat Sugiyanto, Soedarwo dan Sunardi (1994: 24) bahwa, “Prinsip pokok dalam m elakukan underhand pass yaitu sentuhan bola dengan permukaan kedua lengan bawah (2/3 bagian ujung) yang bertautan di depan badan”. Menurut Am ung Ma’m um dan Tot o Subroto (2001: 56) bahwa, “Pada umumnya passing dari bawah bola m enyent uh bagian di atas pergelangan tangan, bisa dilakukan dengan satu atau dua tangan”. Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan, passing bawah merupakan cara m em ainkan bola dengan m enggunakan kedua lengan yang saling bertautan atau dengan satu lengan. Perkenaan bola pada pssing bawaah yaitu di atas pergelangan tangan. Dan pada um um nya passing bawah dilakukan untuk menerima servis, atau sm ash atau bola-bola setinggi pinggang ke bawah. Seperti dikemukakan Barbara L.V. & Bonnie J.F. (1996:19) bahwa, “Operan tangan bawah (underhand passing) atau bum p biasanya digunakan untuk m enerima servis, menerima spike, mem ukul bola setinggi pinggang ke bawah dan m em ukul bola yang mem ant ul dari net”. 25
Passing bawah m erupakan salah satu teknik passing bola voli yang memiliki keunt ungan yang lebih baik, jika dibandingkan dengan teknik passing atas terutama unt uk bola-bola cepat dan kencang. Seperti dikem ukakan Gerhard Durrwachter (1990: 52) bahwa, “Teknik passing bawah bagi anak didik dirasakan lebih wajar, gampang dan terutama lebih aman pada saat m enerima bola yang keras, dibandingkan dengan gerak passing atas yang memerlukan sikap tangan dan jari khusus”. Pendapat tersebut menunjukkan, passing bawah merupakan teknik passing yang sangat efektif unt uk menerima bola-bola keras seperti servis atas dan sm ash. Unt uk menerima bola-bola servis atas smash gerakan passing bawah lebih sederhana dan lebih aman dan tidak m em erlukan sikap tangan serta jari tangan secara khusus seperti passing atas. Selain itu juga passing bawah jarang terjadi pukulan ganda.
c. Teknik Passing Bawah Kualitas passing bawah dapat dilakukan dengan baik, apabila didukung penguasaan teknik passing bawah yang baik dan benar. Teknik passing bawah merupakan rangkaian gerakan yang dikombinasikan secara baik dan harmonis dalam satu rangkaian gerakan yang utuh. Menurut Barbara L.V. & Bonnie J.F. (1996: 20) bahwa, “Elem en dasar bagi pelaksanaan operan lengan depan yang baik adalah (1) gerakan m engam bil bola, (2) m engatur posisi badan, (3) m em ukul bola, dan (4) m engarahkan bola ke sasaran”. Pendapat lain dikem ukakan Sugiyant o dkk. (1994: 24) bahwa, prinsip dasar melakukan underhand-pass yaitu: 1) Sent uhlah bola dengan permukaan kedua lengan bawah (2/3 bagian ujung) yang bertautan lurus di depan badan. 2) Ayunan lengan bergerak dengan poros sendi bahu, jangan ada gerakan sendi siku. Otot-otot lengan dikontraksikan dan jangan mengendor pada saat m engenai bola. 3) Bersam aan dengan ayunan lengan, pinggang, panggul, lutut dan pergelangan kaki bergerak bersam a-sama secara harm onis yang berfungsi seperti per, ke arah bola yang datang. Berikut ini disajikan ilustrasi rangkaian gerakan passing bawah sebagai berikut: 26
Gam bar 1. Rangkaian Gerakan Passing Bawah (Barbara L.V. & Bonnie J.F., 1996: 20) Gam bar tersebut menunjukkan, teknik pelaksanaan passing bawah terdiri empat tahapan yaitu: gerakan m engambil bola, mengatur posisi badan, m em ukul bola, dan mengarahkan bola ke sasaran. Kesalahan teknik m erupakan suatu kegagalan. Teknik passing yang salah m engakibatkan bola tidak m emantul dengan sempurna bahkan m elenceng, sehingga m enyulitkan teman seregunya untuk m em ainkannya.
d. Kesalahan yang Sering Terjadi pada Passing Bawah Passing bawah bola voli merupakan salah satu bent uk keterampilan yang memiliki unsur gerakan yang sederhana. Namun tidak jarang para siswa seringkali melakukan kesalahan. Menurut Barbara L.V. & Bonnie J.F. (1996: 21) kesalahan dalam melakukan passing bawah ant ara lain: 1) Lengan terlalu tinggi ketika m em ukul bola. 2) Merendahkan tubuh dengan menekuk pinggang bukan lutut, sehingga bola yang dioperkan terlalu rendah dan terlalu kencang. 3) Tidak mem indahkan berat badan ke arah sasaran, sehingga bola tidak bergerak ke m uka. 4) Lengan terpisah sebelum , pada saat atau sesaat sesudah m enerima bola, sehingga operan salah. 5) Bola m endarat di lengan di daerah siku, atau menyentuh tubuh. Kesalahan-kesalahan seperti tersebut di atas hendaknya dicerm ati oleh guru atau pelatih, agar kualitas passing lebih baik. Bila terjadi kesalahan segera dibetulkan. Lebih lanjut Barbara L.V. & Bonnie J.F. (1996: 21) m em berikan tips cara memperbaiki kesalahan pada passing bawah sebagai berikut:
27
1) Biarkan bola bergerak sam pai sejajar pinggang sebelum memukulnya. 2) Tekuk lutut, jaga punggung tetap lurus pada saat berada di bawah bola. 3) Pastikan berat badan bertum pu pada kaki depan dan tubuh membungkuk ke depan. 4) Tetap satukan lengan dengan m enggenggam jari atau m em bungkus jem ari yang satu dengan jemari yang lain dengan ibu jari sejajar. 5) Tahan lengan pada posisi sejajar paha dan t erima bola jauh dari dada. Kesalahan maupun cara memperbaiki passing bawah harus diperhatikan oleh guru. Pada umumnya siswa tidak mam pu mengamati letak kesalahan yang dilakukan. Seorang guru harus m am pu mem cermat i setiap bentuk gerakan yang dilakukan siswa, sehingga akan diketahui letak kesalahannya. Setiap kesalahan yang dilakukan siswa, guru segera mungkin untuk m em betulkan gerakan yang salah tersebut. Kesalahan yang dibiarkan akan m em bent uk pola gerak yang salah, sehingga kualitas passing bawah yang dilakukan hasilnya tidak sesuai yang diharapkan.
4. Pembelajaran Passing Bawah Bola Voli dengan Pendekatan Bermai n
a. Pengertian Pe ndekatan Bermain Bermain m erupakan suatu akt ivitas atau kegiatan yang disukai oleh anakanak. Dengan bermain anak akan merasa senang dan germbira. Jika diamati di sekolah-sekolah pada saat wakt u luang, waktu sebelum masuk atau waktu istirahat, para siswa bermain di halam an sekolah, m ereka berlari, berkejar-kejaran, main bola dan m asih banyak aktivitas berm ain lainnya. Menurut Loy. Mc. Pherson dan Keyon (1978: 21) mendefinisikan bahwa, “Berm ain adalah berbagai aktivitas yang bersifat bebas, terpisah, tak pasti atau berubah-ubah, secara spontan, tidak mempertimbangkan hasil dan diatur oleh peraturan serta m em buat kepercayaan”. Hurlock (1991: 320) berpendapat , “Bermain adalah setiap kegiatan yang dilakukan unt uk kesenangan yang ditimbulkannya tanpa mem pertim bangkan hasil akhir”. Sedangkan M. Furqon H. (2006: 2) berpendapat, “Bermain merupakan cara untuk bereksplorasi dan bereksperim en dengan dunia sekitar sehingga m enemukan sesuatu dari pengalaman berm ain”.
28
Berdasarkan pengertian berm ain yang dikemukakan tiga ahli tersebut dapat disimpulkan, pendekatan bermain merupakan suatu cara pembelajaran yang dikonsep dalam bent uk permainan unt uk mendatangkan kesenangan bagi siswa yang m elakukan. Adapun yang dim aksud pendekatan berm ain menurut W ahjoedi (1999: 121) yaitu, “Pendekatan bermain adalah latihan yang diberikan dalam bent uk atau situasi permainan”. Menurut Beltasar Tarigan (2001: 17) bahwa, “Pengajaran m elalui pendekat an bermain adalah meningkatkan kesadaran siswa tent ang konsep berm ain m elalui penerapan teknik yang tepat sesuai dengan masalah atau situasi dalam perm ainan sesungguhnya”. Menurut Depdiknas. (2004: 28) m enjelaskan, “Pendekatan permainan bertujuan untuk m engajarkan permainan agar anak mem ahami manfaat teknik permainan tertentu dengan cara mengenalkan situasi permainan tertentu terlebih dahulu kepada anak”. Sedangkan Benny A. Pribadi (2009: 43-44) bahwa: Metode pembelajaran bermainan bersifat kompetetif dan m engarahkan siswa untuk dapat mencapai prestasi atau hasil belajar tertentu. Permainan harus menyenangkan dan m em beri pengalaman belajar baru bagi siswa. Pada umumnya dalam m etode pem belajaran perm ainan ada pihak yang menang dan ada pihak yang kalah. Pihak yang m enang akan m endapat reward, sedangkan pihak yang kalah perlu berlatih lebih keras untuk memenangkan pertandingan. Berdasarkan pengertian pendekatan berm ain yang dikem ukakan em pat ahli tersebut dapat disimpulkan, pendekatan berm ain m erupakan bentuk pembelajaran yang m engaplikasikan teknik ke dalam suatu permainan atau belajar teknik suatu cabang olahraga yang dikonsep dalam bentuk permainan. Dalam pelaksanaan pendekatan bermain siswa belajar teknik suatu cabang olahraga yang dikonsep dalam bent uk permainan. Dalam pelaksanaan perm ainan tersebut ada pihak yang menang dan ad apihak yang kalah. Pendekatan bermain pada prinsipnya unt uk memenuhi hasrat gerak anak agar m enimbulkan rasa senang bagi diri m ereka. Halini sesuai pendapat Yusuf Adisasmita dan Aif Syaifuddin (1996: 144) bahwa,, “Latihan melalui kompetisikom petisi merupakan salah satu kegiatan yang lebih efektif dan para atlet senang melakukannya”. Dengan bermain anak akan mengekspresikan kegembiraannya dan berusaha m enampilkan kemampuannya. Namun disisi lain seorang guru harus 29
menanamkan sikap sportivitas, karena dalam bermain ada yang m enang ada yang kalah. Seperti dikemukakan Rusli Lutan dan Adang Suherman (1999/2000: 37) bahwa, “Karena permainan, akan menyebabkan ada yang kalah dan yang menang, maka guru harus pula mengem bangkan sikap seorang pemenang dan sikap seorang yang kalah secara fair kepada siswa, karena sikap seperti itu tidak terbentuk dengan sendirinya melalui permainan, maka usaha pengembangan sikap ini harus dilakukan secara terencana dan disengaja oleh guru”. Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan, pendekatan berm ain di dalamnya terkandung pembelajaran yang cukup kompleks yaitu penguasaan teknik
cabang olahraga yang dipelajari, penerapan taktik yang baik dan
memecahkan masalah yang terjadi di dalam permainan serta pem bent ukan sikap mental yaitu saling menghargai. b. Pelaksanaan Pembelajaran Passing Bawah Bola Vol i dengan Pendekatan Bermain Bertolak dari pengertian pendekat an bermain, m aka pembelajaran passing bawah bola voli dengan pendekatan berm ain merupakan cara belajar passing bawah yang dikonsep dalam bent uk permainan. Banyak m anfaat yang diperoleh melalui pendekatan berm ain. Rusli Lutan dan Adang Suherm an (2000: 15-16) berpendapat ada beberapa keuntungan yang akan diperoleh m elalui permainan di antaranya: 1) Menunjukkan kem ampuan m engkombinasikan keterampilan menipulatif, lokom otor dan non lokomotor baik yang dilakukan secara perorangan maupun dengan orang lain. 2) Menunjukkan kem am puan pada aneka ragam bentuk akt ivitas jasm ani. 3) Menunjukkan penguasaan pada beberapa bent uk akt ivitas jasmani. Memiliki kemam puan tentang bagaimana caranya mem pelajari keteram pilan baru. 4) Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip pengembangan keteram pilan gerak. 5) Mengetahui aturan, strategi dan perilaku yang harus dipenuhi pada aktivitas jasmani yang dipilih. 6) Memaham i bahwa akt ivitas jasmani mem beri peluang untuk mendapatkan kesenangan, menyat akan diri pribadi dan berkom unikasi. 7) Menghargai hubungan dengan orang lain yang diperoleh dari partisipasi dalam aktivitas jasmani. 30
Berdasarkan keunt ungan dari pendekatan berm ain menunjukkan, banyak manfaat yang diperoleh dari bermain di antaranya m eningkatkan kem am puan gerak manipulatif, lokomotor dan non lokomot or, meningkatkan kebugaran jasmani, m eningkat kan penguasaan keteram pilan baru dan masih banyak lainnya, seperti aspek sosial yaitu menghargai orang lain. Pelaksanaan pembelajaran passing bawah bola voli dengan pendekatan bermain yaitu: guru menjelaskan teknik passing bawah dari sikap permulaan, gerakan pelaksanaan dan gerak lanjut serta mendem onatrasikannya. Setelah siswa paham konsep teknik passing bawah, selanjutnya m elakukan perm ainan bola voli dengan teknik khusus passing bawah. Agar terjadi unsur kompetetif atau bersaing yang m enjadi karakt eristik permainan, m aka dibuat peraturan-peraturan yang harus ditaati dalam permainan seperti tidak diperbolehkan passing atas, passing menggunakan kaki. Jika peraturan ini dilanggar, maka point untuk lawan. Adanya aturan dari permainan yang diberikan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dengan demikian siswa akan berkom petisi melaksanakan tugas ajar secara maksimal
dan
menghindari
dari
kesalahan-kesalahan
berdasarkan
aturan
permainan yang telah ditetapkan. Unt uk lebih jelasnya berikut ini disajikan ilustrasi pembelajaran passing bawah dengan pendekatan bermain sebagai berikut: X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Gambar 2. Ilustrasi Pem belajaran Passing Bawah dengan Pendekatan Bermain (Gerhard Durrwacher, 1990: 8)
31
c. Kelebihan dan Kelem ahan Pem belajaran Passing Bawah Bol a Vol i dengan Pendekatan Bermai n Pembelajaran passing bawah bola voli dengan pendekatan bermain merupakan cara belajar teknik passing bawah yang dalam pelaksanaannya dikonsep dalam bent uk permainan. Bentuk perm ainan yang dimaksud yaitu, melakukan permainan bola voli dengan teknik khusus passing bawah. Melalui pendekatan bermain ini siswa dapat bereksplorasi dan mengeksperim enkan tugas ajar yang diberikan oleh guru. Siswa saling berlom ba, sehingga pendekatan bermain dapat mendatangkan kesenangan bagi siswa dan hasrat geraknya dapat terpenuhi. Nam un dalam pendekatan bermain m enuntut kemandirian siswa dalam melaksanakan tugas ajar serta menunt ut kem am puan untuk memecahkan masalah atau mengambil keputusan terhadap masalah yang m uncul dalam permainan. Ditinjau dari pelaksanaan pem belajaran passing bawah dengan pendekatan bermain, pem belajaran ini dapat diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya. Kelebihan pem belajaran passing bawah bola voli dengan pendekatan bermain antara lain: 1) Hasrat gerak siswa terpenuhi sehingga dapat m enimbulkan rasa senang dan gem bira serta motivasi belajar meningkat. 2) Dengan bermain berarti siswa aktif bergerak sehingga dapat m eningkat kan kesegaran jasm ani siswa. 3) Siswa dapat terlibat akt if dalam pem belajaran serta dapat m eningkatkan penampilan siswa dalam berm ain. 4) Dapat
m erangsang
kem am puan
berpikir,
memecahkan
masalah,
dan
mengam bil keputusan yang tepat sesuai situasi yang terjadi dalam perm ainan. 5) Dapat meningkatkan keberanian. 6) Meningkatkan kemam puan siswa untuk m enilai dirinya sendiri dan teman bermainnya selama proses pembelajaran. Sedangkan kelemahan pembelajaran passing bawah dengan pendekatan bermain ant ara lain: 1) Siswa kurang m em ahami konsep gerakan teknik passing bawah yang baik dan benar. 32
2) Pengorganisasian pem belajaran sulit dikendalikan. 3) Akan sering terjadi kesalahan teknik dan siswa tidak mampu m engenalinya. 4) Guru akan m engalam i kesulitan unt uk mengontrol kesalahan teknik yang dilakukan siswa. 5) Dibutuhkan waktu yang agak lama unt uk beradapt asi dengan teknik gerakan passing bawah.
5. Pem belajaran Passing Bawah Bola Voli dengan Pe ndekatan Konvensional
a. Pengertian Pendekatan Konvesional Ditinjau dari Kam us Um um Bahasa Indonesia (2001: 592) konvensional diartikan, “Kesepakatan, um um seperti ada istiadat, kebiasaan, kelaziman dan tradisional”. Berdasarkan arti konvensional tersebut, m aka pengertian pendekatan konvensional diartikan pendekat an tradisional. Berkaitan dengan pendekatan tradisional Am ung Ma’mun & Toto Subroto (2001: 7) menyat akan, “Pendekatan tradisional adalah cara belajar yang lebih m enekankan komponen-komponen teknik”.
Sedangkan
Beltasar Tarigan
(2001:15)
berpendapat, “Pendekatan
tradisional mempunyai pengertian yang sama dengan pendekatan teknik yaitu pem belajaran yang m enekankan pada penguasaan keteram pilan atau teknik dasar suatu cabang olahraga”. Berdasarkan pengertian pendekatan tradisional yang dikem ukakan dua ahli tersebut dapat disim pulkan, pendekatan konvensional merupakan pendekatan pem belajaran yang m enekankan pada penguasaan teknik suatu cabang olahraga yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara berulang-ulang. Dalam hal ini pem belajaran
passing
bawah
bola voli dengan pendekatan
konvensional
dilakukan drilling atau latihan secara terus menerus. Sugiyant o (1996: 72) menyatakan, “Dalam pendekatan drill siswa melakukan gerakan-gerakan sesuai dengan apa yang diinstruksikan guru dan melakukannya secara berulang-ulang”. Sedangkan Benny A. Pribadi (2009: 45) menyatakan:
33
Metode latihan dan pengulangan biasa disebut juga dengan istilah drill and practice, yaknik metode yang menekankan pada latihan intensif dan berulang-ulang dengan tujuan agar siswa dapat m enguasai keterampilan yang bersifat spesifik. Latihan dan pengulangan akan mengarahkan siswa untuk menguasai pengetahuan dan keteram pilan dalam topik atau m ata pelajaran tertentu. Pengulangan gerakan dalam pendekatan konvensional dimaksudkan agar terjadi otomasisasi gerakan. Oleh karena itu, dalam pendekatan konvensional perlu disusun tata urutan pem belajaran yang baik agar siswa terlibat aktif, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Lebih lanjut Sugiyanto (1996: 72) m emberikan beberapa saran yang perlu dipertimbangkan apabila pendekatan drill yang digunakan yaitu: 1) Drill digunakan sampai gerakan yang benar bisa dilakukan secara otomatis atau m enjadi terbiasa, serta menekankan dalam keadaan tertentu gerakan itu harus dilakukan. 2) Pelajar diarahkan agar berkonsentrasi pada kebenaran pelaksanaan gerakan serta ketepatan penggunaannya. Apabila pelajar tidak meningkat penguasaan geraknya, situasinya perlu dianalisis untuk menem ukan penyebabnya dan kem udian membuat perbaikan pelaksanaannya. 3) Selama pelaksanaan drill perlu selalu m engoreksi agar perhatian tetap tertuju pada kebenaran gerak. 4) Pelaksanaan drill disesuaikan dengan bagian-bagian dari situasi permainan olahraga yang sebenarnya. Hal ini bisa menim bulkan daya tarik dalam latihan. 5) Perlu dilakukan latihan peralihan dari situasi drill ke situasi permainan yang sebenarnya. 6) Suasana kompetetif perlu dicipt akan dalam pelaksanaan drill, tetapi tetap ada kontrol kebenaran geraknya. Saran-saran dalam
pendekat an
drill
tersebut
sangat pent ing untuk
dipahami dan dimengerti oleh seorang guru dalam pelaksanaan m engajar keteram pilan gerak. Seorang guru harus mampu m enyusun tugas-tugas ajar secara baik, dapat membelajarkan siswa secara akt if sehingga pelaksanaan proses belajar mengajar berjalan secara kondusif.
34
b. Pelaksanaan Pembelajaran Passing Bawah Bola vol i dengan Pendekatan Konvensional Bertolak dari pengertian pendekatan konvensional tersebut di atas, pelaksanaan pembelajaran passing bawah dengan pendekatan konvensional yaitu, guru m enjelaskan teknik gerakan passing bawah dari sikap perm ulaan, gerakan pelaksanaan
dan
gerak
lanjut. Setelah teknik passing
bawah
dijelaskan,
selanjutnya guru mendemonstrasikan agar siswa memaham i konsep gerakan passing bawah yang benar. Dari rangkaian teknik gerakan passing bawah yang telah dijelaskan guru, selanjutnya memilah-milah teknik gerakan passing. Bagianbagian dari teknik passing bawah dipelajari secara berulang-ulang dari sikap permulaan, gerakan pelaksanaan dan gerak lanjut. Berikut ini disajikan konsep atau kerangka kerja pendekatan konvensional sebagai berikut:
Teknik 1. Sikap perm ulaan
2. Sikap saat perkenaan
• • • • • • • •
3. Sikap lanjut
akhir/gerak
• •
Proses Pem belajaran Dijelaskan sikap permulaan passing bawah Dijelaskan posisi siap normal Dijelaskan saat tangan akan dikenakan bola Dijelaskan siku tidak boleh ditekuk Siswa m em praktikkan sikap perm ulaan passing bawah sesuai instruksi dari guru Dijelaskan bagain tangan yang dikenakan bola saat passing bawah (bagian proximal) Dijelaskan sikap badan saat akan melakukan passing bawah sedemikian rupa dan saat melakukan bawah. Siswa m em praktikkan gerakan saat perkenaan bola sesuai instruksi guru. Dijelaskan sikap akhir setelah mam pu melakukan passing bawah diikuti sikap siap normal Siswa mem praktikkan sikap akhir passing bawah sesuai instruksi guru
Berdasarkan kerangka pembelajaran passing bawah bola voli tersebut, guru bertugas mengorganisasi pembelajaran di ant aranya mengatur tata urutan
35
pembelajaran, formasi pem belajaran, alokasi waktu pem belajaran dan lain sebagainya. Setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa harus sesuai instruksi dari guru. Dalam pelaksanaan pem belajaran passing bawah dengan pendekatan konvensional dapat dilakukan dari cara yang mudah yaitu, m elakukan gerakangerakan teknik passing bawah tanpa bola. Gerakan-gerakan passing bawah tanpa bola dapat dikombinasikan seperti sikap atau gerakan passing bawah ke depan, ke sam ping kanan atau kiri, ke belakang atau dengan menjatuhkan badan. Untuk selanjutnya dapat ditingkatkan dengan menggunakan bola seperti passing bawah dengan
di
umpan,
passing
bawah
dipant ulkan
tembok, passing
bawah
berpasangan dan lain sebagainya. Unt uk lebih jelasnya berikut ini disajikan ilustrasi pembelajaran passing bawah dengan pendekatan konvensional sebagai berikut:
Gambar 3. Pembelajaran Passing Bawah dengan Pendekatan Konvensional (Theo Kleinmen & Dieter Kruber, 1992: 73) c. Kelebihan dan Kelem ahan Pem belajaran Passing Bawah Bola Voli dengan Pendekatan Konvensi onal Berdasarkan pengertian dan pelaksanaan pem belajaran passing bawah dengan
pendekatan konvensional
yang telah dikemukakan di atas dapat
diidentifikasi kelebihan dan kelem ahannya. Kelebihan pembelajaran passing bawah bola voli dengan pendekatan konvensional antara lain:
36
1) Siswa dapat m engerti dan m enguasai teknik-teknik passing bawah bola voli yang benar. 2) Siswa dapat mem peragakan atau mempraktikkan teknik passing bawah dengan baik dan benar. 3) Kesalahan teknik dapat dikenali lebih awal karena ada koreksi dari guru, sehingga dapat menimalkan kesalahan teknik. Kelemahan pembelajaran passing bawah bola voli dengan pendekatan konvensional antara lain: 1) Dapat menimbulkan rasa bosan, karena harus mengulang-ulang gerakan yang sam a secara terus menerus dan menunggu giliran untuk melaksanakan tugas ajar. 2) Hasrat gerak siswa tidak terpenuhi karena pem belajaran harus dilakukan secara runt ut.
6. Koordinasi
a. Pengerti an Koordinasi Mata-Tangan Koordinasi
m erupakan
suatu kem am puan biom otorik
yang sangat
kom pleks yang di dalam pelaksanaannya terdiri dari beberapa unsur fisik yang saling berinteraksi satu dengan lainnya. Seperti dikemukakan Harsono (1988: 219) bahwa, “Koordinasi sangat erat hubungannya dengan kecepatan, kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas”. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, beroperansinya koordinasi dalam kegiatan olahraga selalu m elibatkan unsur kondisi fisik lainnya seperti kecepat an, kekuatan daya tahan dan fleksibilitas. Hal ini artinya, jika unsur-unsur kondisi fisik seperti kecepatan, kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas baik, maka akan sangat mendukung koordinasi. Koordinasi pada dasarnya merupakan kem ampuan seseorang untuk merangkaikan beberapa gerakan m enjadi satu pola gerakan yang efektif dan efisien. Berkaitan dengan koordinasi Suharno HP. (1993: 61) m enyatakan, “Koordinasi adalah kem am puan atlet untuk m erangkaikan beberapa gerak 37
menjadi satu gerak yang utuh dan selaras”. Menurut Depdiknas. (2000: 119) menjelaskan. “Koordinasi m erupakan kem ampuan unt uk menyelesaikan tugastugas m otorik secara cepat dan terarah yang ditent ukan oleh proses pengendalian dan pengaturan gerakan serta kerjasama sistem persarafan pusat”. Menurut Ism aryati (2006: 53-54) bahwa, “Koordinasi m erupakan hubungan yang harmonis dari hubungan saling berpengaruh di antara kelompok-kelompok otot selama melakukan kerja, yang ditunjukkan dengan tingkat ket erampilan. Sedangkan Brian J. Sharkey (2003: 169) m enyatakan, “Koordinasi mengimplikasikan hubungan yang harm onis, penyatuan atau aliran gerak yang halus dalam melakukan pekerjaan”. Berdasarkan pengertian koordinasi yang dikem ukakan tiga ahli tersebut dapat
disimpulkan,
koordinasi
m erupakan
kemampuan
seseorang
untuk
merangkaikan beberapa gerakan m enjadi satu pola gerakan yang efektif dan efisien. Bertolak pengertian
pengertian koordinasi tersebut di atas dapat dirumuskan
koordinasi
mata-tangan
yaitu,
kemampuan
seseorang
untuk
mengintegrasikan rangsangan yang diterim a m elalui mata dan tangan sebagai fungsi penggerak utama untuk m elakukan gerakan sesuai yang diinginkan. Berkaitan dengan koordinasi m ata-tangan Sadoso Sumosardjuno (1994: 125) bahwa, “Koordinasi mata-tangan adalah suatu integrasi ant ara m ata sebagai pem egang fungsi utama, dan tangan sebagai pem egang fungsi yang melakukan suatu gerakan tertentu”.
c. Faktor-Faktor yang Mem pengaruhi Koordinasi Koordinasi merupakan kemam puan biom otorik yang di dalamnya terdapat beberapa unsur kondisi fisik yang saling berkaitan. Sugiyanto dan Sudjarwo (1992: 227) menyatakan, “Syarat-syarat kualitas koordinasi adalah kualitas persepsi selam a m elakukan gerakan, kualitas penyesuaian gerak dalam dimensi wakt u dan jarak, kualitas pemahaman gerak, kualitas pengorganisaian syaraf dan otot ”. Pendapat lain dikemukakan Suharno HP. (1993: 62) bahwa dalam usaha untuk pencapaian prestasi, koordinasi dipengaruhi oleh “(1) Pengaturan syaraf pusat dan tepi, hal ini berdasarkan pembawaan atlet dan hasil dari latihan. (2) 38
Tergant ung tonus dan elastisitas dari otot yang melakukan gerakan. (3) Baik dan tidaknya keseimbangan, kelincahan, dan kelentukan atlet. (4) Baik dan tidaknya koordinasi kerja syaraf, otot dan indera”. Berdasarkan
dua
pendapat
tersebut
menunjukkan,
faktor
yang
mempengaruhi koordinasi sangat kompleks. Kem ampuan koordinasi seseorang dipengaruhi oleh faktor pem bawaan dan unsur-unsur kondisi fisik lainnya seperti kelincahan, kelentukan, keseimbangan, kekuatan, daya tahan. Di samping itu juga, kualitas koordinasi dipengaruhi kualitas persepsi selama m elakukan gerakan, kualitas penyesuaian gerak dalam dimensi wakt u dan jarak serta pengorganisasian syaraf dan otot sangat menent ukan koordinasi. Jika komponen-kom ponen tersebut dalam kondisi baik, m aka kemam puan koordinasi yang dimiliki juga baik. Dengan koordinasi yang baik, m aka gerakan-gerakan keteram pilan atau gerakan yang ganda dapat dilakukan lebih efekt if dan efisien.
c. Peranan Koordinasi Mata-Tangan Terhadap Kemampuan Passing Bawah Bola Vol i Bola voli merupakan cabang olahraga yang cukup kompleks. Hampir sem ua gerakan dalam permainan bola voli membutuhkan koordinasi. Koordinasi mata-tangan m erupakan kem ampuan kondisi fisik yang mempunyai peran penting dalam bermain bola voli. Dalam m em ainkan teknik dasar bola voli term asuk passing
bawah mem butuhkan koordinasi m ata-tangan yang baik. Dengan
koordinasi
m ata-tangan
yang baik
memungkinkan
seseorang
lebih
baik
melakukan gerakan passing bawah lebih lancar, luwes, efekt if dan efisien. Koordinasi mata-tangan berperan pada passing bawah terutam a pada saat pem ain m elihat datangnya bola dari lawan, dan biasanya bola dari lawan selalu berubah-ubah atau tidak tepat pada dirinya. Dalam hal ini seorang pemain harus cermat dan tepat bergerak untuk m enjangkau bola tersebut. Suharno HP. (1985: 31) menyat akan bahwa, “Salah satu kesalahan um um dalam melakukan passing bawah yaitu, penguasaan koordinasi gerakan
yang sangat
kurangnya
lain
latihan-latihan
fisik”.
Pendapat
kurang akibat
dikemukakan
Gerhard
Durrwatcher (1990: 12) bahwa, “Berdasarkan bent uk dasar gerak passing bawah 39
antara lain
siap menunggu bola datang, lari - berhent i - passing bawah. Cepat
menyosong datangnya bola pada posisi tepat (di bawah dan agak belakang arah gerak bola). Pendapat tersebut m enunjukkan bahwa, kem ampuan seorang pem ain mengant isipasi datangnya bola dan segera bergerak menyongsong bola serta menem patkan diri sedem ikian rupa unt uk melakukan passing bawah dibutuhkan koordinasi mata-tangan yang baik. Pada saat mata melihat datangnya bola melalui syaraf merespon rangsang tersebut, unt uk kemudian memerintah badan segera bergerak ke arah bola dan m elakukan posisi siap passing bawah sedemikian rupa. Koordinasi m ata-tangan yang baik mem ungkinkan akan lebih baik dalam melakukan passing bawah. Nam un sebaliknya, tingkat koordinasi mata-tangan yang kurang baik, maka hasil passing bawah kurang baik.
B. Kerangka Pemikiran Berdasarkan tinjauan
pustaka yang telah diuraikan
di atas dapat
dirumuskan kerangka pem ikiran sebagai berikut: 1.
Perbedaan
Pengaruh
Pendekatan
Pem belajaran
Bermai n
dan
Konvensional terhadap Hasil Be lajar Passing Bawah Bol a Voli Pendekatan
pembelajaran berm ain dan konvensional masing-masing
memiliki karakteritik yang berbeda. Pendekatan pembelajaran passing bawah bola voli dengan pendekatan berm ain m erupakan bentuk pem belajaran passing yang dirancang dalam bentuk permainan. Pembelajaran dirancang dalam bentuk permainan yang bertujuan unt uk memenuhi hasrat gerak siswa yang di dalam nya terdapat unsur belajar atau dengan kat a lain bermain sambil belajar. Dalam hal ini belajar teknik passing bawah yang dilakukan dalam bentuk permainan yang sederhana. Pembelajaran ini dilakukan secara kompetetif antara tim satu dengan lainnya atau kelompok satu dengan kelom pok lainnya. Dengan bermain siswa dituntut m ampu menerapkan teknik yang benar ke dalam situasi permainan. Kem andirian, kreativitas dan kemampuan m engambil keputusan yang terjadi dalam
permainan
sangat
dituntut
dalam 40
pendekat an
bermain. Sedangkan
pem belajaran teknik passing bawah bola voli dengan pendekatan konvensional menekankan penguasaan teknik passing bawah yang dalam pelaksanaannya dilakukan
secara
menekankan
berulang-ulang.
pengulangan
gerakan
Pendekatan secara
pembelajaran
kontinyu
konvensional
agar siswa m em iliki
otomatisasi gerak sesuai dengan teknik yang dipelajari. Dengan pengulangan gerakan secara konsisten siswa akan m enguasai teknik passing bawah dengan baik dan benar. Berdasarkan karakteristik dari pendekatan pembelajaran bermain dan konvensional tersebut, m asing-m asing pendekatan pembelajaran tersebut akan menim bulkan pengaruh terhadap hasil belajar passing bawah bola voli. Hal ini karena, setiap pendekatan pem belajaran akan m emberikan pengaruh terhadap peningkatan hasil belajar passing bawah bola voli. Nam un perbedaan karakteristik dari m asing-m asing pendekatan pem belajaran tersebut tentu akan m enimbulkan pengaruh yang berbeda. Dengan dem ikian diduga pendekatan pembelajaran bermain dan konvensional mem iliki perbedaan pengaruh terhadap peningkatan hasil belajar passing bawah bola voli.
2. Perbedaan Pengaruh Koordinasi Mata-Tangan Tinggi dan Kordinasi Mata-Tangan Rendah te rhadap Kemampuan Passing Bawah Bola Voli Bola voli merupakan olahraga permainan yang membutuhkan kecerm atan pandangan dan keakuratan pukulan dari tangan. Hal ini karena, ham pir seluruh permainan bola voli dibutuhkan kecerm atan dan keakuratan pukulan. Agar dapat melakukan permainan bola voli, m aka setiap pem ain bola voli harus m em iliki koordinasi mata-tangan yang baik. Dem ikian halnya dalam melakukan passing bawah bola voli dibutuhkan koordinasi m ata-tangan. Koordinasi mata-tangan berperan dalam gerakan passing bawah terutama saat pemain akan m elakukan passing bawah harus m encerm ati datangnya bola dan segera bergerak ke arah bola dengan posisi sedemikian rupa dengan kedua tangan telah terjulur ke bawah dan saling berpegangan unt uk selanjutnya mengayun kedua tangan unt uk melakukan passing bawah. Unt uk melakukan serangkaian gerakan passing bawah tersebut dibutuhkan koordinasi mata-tangan 41
yang baik. Dengan koordinasi m ata-tangan yang baik, maka passing bawah dapat dilakukan dengan baik. Nam un sebaliknya, koordinasi m ata-tangan yang buruk akan m engakibatkan passing bawah yang dilakukan kurang sem purna, sehingga akan m enyulitkan teman seregunya unt uk memainkan bola berikutnya. Dengan dem ikian diduga, ant ara koordinasi m ata-tangan tinggi dan koordinasi m atatangan rendah memiliki perbedaan pengaruh terhadap kem ampuan passing bawah bola voli.
3. Inte raksi antara Pendekatan Pe mbelajaran dan Koordinasi Mata-Tangan terhadap H asil Be lajar Passing Bawah Bola Voli Pendekatan
pem belajaran
bermain
dan
konvensional
merupakan
pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan unt uk meningkatkan kem ampuan passing bawah bola voli. Dari kedua pendekatan pembelajaran tersebut m em iliki karakteristik yang berbeda. Nam un dem ikian dalam pembelajaran passing bawah bola voli baik dengan pendekatan bermain dan
konvensional dibutuhkan
koordinasi mata-tangan yang baik. Hal ini karena koordinasi mata-tangan merupakan salah satu kom ponen kondisi fisik yang dapat m endukung kem am puan passing bawah bola voli. Berdasarkan karakteristik dari pendekatan pembelajaran bermain dan konvensional menunjukkan bahwa, siswa yang mem iliki tingkat koordinasi m atatangan tinggi lebih cocok diberi pendekat an pembelajaran bermain. Hal ini karena, dalam pendekatan bermain unsur gerakannya cukup komplek baik dalam mengant isipasi datangnya bola yang berubah-ubah maupun mengarahkan bola ke permainan lawan yang sulit dijangkau. Dengan koordinasi mata-tangan yang tinggi anak akan lebih m udah m em ainkan bola dalam situasi permainan. Sedangkan siswa yang m em iliki koordinasi m ata-tangan rendah cocok diberi pendekatan pembelajaran konvensional. Hal ini karena, dalam pendekatan konvensional
dilakukan
dari
cara
yang
sederhana
atau m udah.
Bentuk
pem belajaran yang sederhana dan m udah anak yang m em iliki tingkat koordinasi mata-tangan rendah akan mam pu mengkoordinasikan gerakan passing bawah
42
Dengan demikian diduga, ant ara pendekatan pem belajaran passing bawah bola voli dan koordinasi m ata-tangan mem iliki interaksi diant ara keduanya.
C . Perumusan Hi pote sis Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pem ikiran di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: 1. Ada perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran bermain dan konvensional terhadap hasil belajar passing bawah bola voli pada siswa putri kelas VII SMP Negeri 2 Tawangsari Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2008/2009. 2. Ada perbedaan pengaruh antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah terhadap hasil belajar passing bawah bola voli pada siswa putri kelas VII SMP Negeri 2 Tawangsari Kabupat en Sukohargjo tahun pelajaran 2008/2009. 3. Ada interaksi ant ara pendekatan pembelajaran passing dan koordinasi m atatangan terhadap hasil belajar passing bawah bola voli pada siswa putri kelas VII SMP Negeri 2 Tawangsari Kabupat en Sukohargjo tahun pelajaran 2008/2009.
43
BAB III METO DOLO G I PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tem pat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lapangan bola voli SMP Negeri 2 Tawangsari Kabupaten Sukoharjo.
2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama satu setengah bulan dengan tiga kali latihan dalam satu minggu. Penelitian dilaksanakan dari tanggal 28 Okt ober sam pai dengan 22 Desember 2009.
B. Metode Penelitian 1. Metode Eksperimen Metode yang digunakan dalam penelitian adalah m etode eksperim en. Dasar penggunaan m etode ini adalah kegiatan percobaan yang diawali dengan memberikan perlakuan kepada subjek yang diakhiri dengan suatu bent uk tes guna mengetahui pengaruh perlakuan yang telah diberikan.
2. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah faktorial 2 X 2. Unt uk lebih jelasnya berikut ini disajikan gam bar rancangan penelitian ini sebagai berikut : Pendekatan Pembelajar an Passing Bawah
Bermain (A1 )
Konvensional (A2 )
Koordinasi Mata-Tangan Tinggi (B1 )
A1 B1
A2 B1
Rendah (B2)
A1B2
A2 B2
44
Keterangan: A1B1:Kelom pok pendekat an pembelajaran berm ain dengan kriteria sampel koordinasi m ata-tangan tinggi. A1B2 :Kelompok pendekatan pem belajaran bermain dengan kriteria sampel koordinasi m ata-tangan rendah A2B1:Kelom pok pendekatan pembelajaran konvensional dengan kriteria sampel koordinasi m ata-tangan tinggi. A2B2:Kelom pok pendekatan pembelajaran konvensional dengan kriteria sampel koordinasi m ata-tangan rendah .
C. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas (independen) dan satu variabel terikat (dependen) yaitu: 1) Variabel bebas (independen) yaitu variabel yang m em pengaruhi variabel lain. Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini yaitu: a) Variabel m anipulatif terdiri atas : (1) Pendekatan pembelajaran bermain. (2) Pendekatan pembelajaran konvensional. b) Variabel atributif adalah variabel yang melekat pada diri sampel yaitu koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi m ata-tangan rendah. 2) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemam puan passing bawah dalam permainan bola voli.
D. Populasi dan Sam pel Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini putri kelas VII SMP Negeri 2 Tawangsari Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2008/2009 berjumlah 100 siswa yang terbagi dalam lima kelas.
45
2. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sam pel penelitian yang digunakan adalah stratified sam pling. Sam pel yang akan digunakan dalam penelitian ini sebanyak 40 siswa dengan ciri koordinasi m ata-tangan tinggi dan koordinasi m ata-tangan rendah. Adapun cara menent ukan jumlah dan kriteria sampel yaitu: keseluruhan siswa putri kelas VII SMP Negeri 2 Tawangsari Kabupat en Sukoharjo tahun pelajaran 2008/2009 sebanyak 100 siswa dites koordinasi m ata-tangan. Dari hasil tes koordinasi mata-tangan, kem udian direngking dari nilai tertinggi sampai nilai terendah dan diklasifikasi koordinasi mata-tangan tinggi, koordinasi mata-tangan sedang dan koordinasi m ata-tangan rendah. Setelah diketahui koordinasi m atatangan tinggi, koordinasi mata-tangan sedang dan koordinasi m ata-tangan rendah, kem udian diam bil 20 siswa dengan kategori koordinasi mata-tangan tinggi tinggi dan 20 siswa dengan kategori koordinasi mata-tangan rendah. Sedangkan siswa yang m em iliki kategori koordinasi mata-tangan sedang dihilangkan atau tidak digunakan sebagai sam pel. Selanjutnya dari 40 siswa yang terpilih dikelom pokkan menjadi 4 kelompok sesuai rancangan faktorial 2 X 2. Untuk m engelom pokkan sam pel penelitian dengan cara ordinal pairing. Teknik pembagian kelom pok secara ordinal pairing menurut Sutrisno Hadi (1995: 485) sebagai berikut: 1
2
4
3
5
6
8
7
9
dan seterusnya
E. Tekni k Pengum pulan Data Data dalam penelitian ini diperoleh melalui tes dan pengukuran. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) Unt uk mengukur koordinasi mata-tangan dengan lem par tangkap bola tenis dari Ismaryati (2006: 54-55) petunjuk pelaksanaan tes terlampir. 46
2) Tes tes dan pengukuran kem am puan passing bawah bola voli dari Depdiknas. (2003: 7-8). Pentunjuk pelaksanaan tes masing-masing terlampir.
E. Tekni k Anal isis Data 1. Mencari Reliabilitas Tingkat keajegan hasil tes yang dilakukan diketahui m elalui uji reliabilitas dengan korelasi intraklas, dengan rum us sebagai berikut: MSA – MSW R= MSA Keterangan : R
= Koefisien reliabilitas
MSA
= Jumlah rata-rata dalam kelompok
MSW
= Jumlah rata-rata ant ar kelom pok
2. Uji Prasyarat Analisis Uji prasyarat analisis dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji hom ogenitas. Adapun langkah masing-masing uji prasyarat tersebut sebagai berikut: a. Uji Normal itas (Metode Lilliefors) Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini berasal dari populasi yang normal atau tidak. Langkah-langkah : 1) Pengam atan
X1,X2,X3,………….Xn
dijadikan
bilangan
baku
Z1,Z2,Z3,………..Zn, dengan m enggunakan rumus : Zi = { Xi – X }/ SD, dengan X dan SD berturut-turut merupakan rata-rata dan simpangan baku. 2) Data dari sam pel tersebut kemudian diurutkan dari skor terendah sam pai skor tertinggi. 3) Unt uk tiap bilangan baku ini dan dengan menggunakan daftar distribusi normal baku kemudian dihitung peluang F(Zi) = P(Z < Zi).
47
4) Menghitung perbandingan ant ara nomor subyek I dengan subyek n yaitu : S(Zi) = i/n. 5) Mencari selisih ant ara F(Zi) – S(Zi), dan ditentukan harga m utlaknya. 6) Menent ukan harga terbesar dari harga m utlak diambil sebagai Lo. Rumusnya : Lo = | F(Zi) – S(Zi) | maksimum . Kreteria : Lo < Ltab : Sam pel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Lo > Ltab : Sam pel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas ( Metode Bartlet ) Uji Homogenitas
dilakukan
dengan Uji Bartlet. Langkah-langkah
pengujiannya sebagai berikut : 1) Membuat tabel perhitungan yang terdiri dari kolom – kolom kelom pok sample : dk (n-1), 1/dk, Sdi2, dan (dk) log Sdi2. 2) Menghitung varians gabungan dari semua sample. Rumusnya :
2
3) Menghitung X
Rumusnya : X2 = (Ln) B-(n-1) Log Sdi 1………(2) Dengan (Ln 10) = 2,3026 Hasilnya ( X2 hitung ) kemudian dibandingk an dengan ( X2 tabel ), pada taraf signifikansi α = 0,05 dan dk (n-1). 2
2
4) Apabila X hitung < X tabel, maka Ho diterima. Artinya varians sampel bersifat homogen. Sebaliknya apabila X2 hitung > X2 tabel, maka Ho ditolak. Artinya varians sam pel bersifat tidak homogen.
48
2. Analisis Data a. ANAVA Rancangan Faktorial 2 x 2 Metode AB untuk perhitungan ANAVA dua Faktor Tabel Ringkasan ANAVA unt uk Eksperimen factorial 2 x 2 Sumber Variasi
dk
JK
RJK
Rata – rata
1
Ry
R
a-1
Ay
A
A/E
b-1
By
B
B/E
(a-1) (b-1)
ABy
AB
AB/E
ab(n-1)
Ey
E
Fo
Perlakuan A B AB
Kekeliruan Keterangan :
A = Taraf factorial A
N = Jum lah sampel
B = Taraf factorial B Langkah- langkah perhitungan : a)
b)
c)
d) e)
49
f) g)
2) Kreteria Pe ngujian H ipotesis Jika
, maka hipotesis nol ditolak.
Jika
, maka hipotesis nol di terima dengan : dk pembilang
dan dk penyebut pengujian hipotesis.
= taraf siknifikan untuk
Keterangan: ∑Y : Jumlah kuadrat data 2
Ry : Rata-rata peningkatan karena perlakuan Ay : Jum lah peningkatan pada kelompok berdasarkan pendekatan pembelajaran berm ain dan konvensional. By : Jumlah peningkatan berdasarkan koordinasi m ata-tangan. Aby: Selisih ant ara jum lah peningkatan data keseluruhan dan jumlah peningkatan kelompok perlakuan dan koordinasi m ata-tangan. Jab : Selisih jumlah kuadrat data dan rata-rata peningkatan perlakuan. b. Uji Rentang Newm an – Keuls setelah ANAVA Menurut Sudjana (1994: 36) langkah-langkah unt uk melakukan uji Newman –Keuls adalah sebagai berikut: 1)
Susun k buah rata-rata perlakuan m enurut urutan nilainya dari yang terkecil sampai keoada yang terbesar.
2)
Dari rangkaian ANAVA, diambil harga RJK disertai dk-nya.
3)
Hitung kekeliruan buku rata-rata unt uk setiap perlakuan dengan rumus: RJK
(Kekeliruan)
rangkuman ANAVA.
50
juga
didapat
dari
hasil
4)
Tentukan taraf siknifikan α, lalu gunakan daftar rent ang student . Untuk uji Newm an – Keuls, diambil V = dk dari RJK ( Kekeliruan ) dan P = 2,3…,k. Harga – harga yang didapat dari bagian daftar sebanyak (k-1) unt uk V dan P supaya dicatat.
5)
Kalikan harga – harga yang didapat di titik…….. di atas m asing – masing dengan jalan demikian diperoleh apa yang dinamakan rent ang siknifikan terkecil (RST).
6)
Bandingkan selisih rata – rata terkecil dengan RST unt uk mencari P-k selisih rata – rata terbesar dan rata – rata terkecil kedua dengan RST untuk P = (k1), dan seterusnya. Dem ikian halnya perbandingan selisih rata – rata terbesar kedua rata – rata terkecil dengan RTS untuk P = (k-1), selisih rata-rata terbesar kedua dan selisih rata-rata terkecil kedua dengan RST unt uk P = (k2), dan seterusnya. Dengan jalan begitu sem ua akan ada
pasangan
yang harus dibandingkan. Jika selisih – selisih yang didapat lebih besar dari pada RST-nya m asing – masing maka disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang siknifikan antara rata – rata perlakuan.
c. H ipotesa Statistik Hipotesa 1
Hipotesa 2
Hipot esa 3
51
Keterangan µ
= Nilai rata – rata
A1
= Pendekat an pem belajaran berm ain.
A2
= Pendekat an pem belajaran konvensional.
B1
= Koordinasi mata-tangan tinggi
B2
= Koordinasi mata-tangan rendah
52
BAB IV HASIL PENELITIAN Tujuan penelitian dapat dicapai melalui pengambilan data terhadap sam pel yang telah ditentukan. Data yang dikum pulkan terdiri dari data tes awal secara keseluruhan, kemudian dikelompokkan menjadi empat sesuai rancangan factorial 2 X 2. Rangkum an hasil analisis data secara keseluruhan disajikan dalam bent uk tabel.
A. Deskripsi Data Deskripsi hasil analisis data hasil belajar servis bawah bola voli siswa putri kelas VII SMP Negeri 2 Tawangsari Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010 sesuai dengan kelom pok yang dibandingkan, disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 1. Ringkasan Angka-Angka Statistik Deskriptif Data Hasil Belajar Passing Bawah Bola voli Menurut Kelompok Penelitian. Pendekatan
KMT Tinggi B1)
A1 Rendah (B2) Tinggi (B1) A2 Rendah (B2)
Statistik
Tes Awal
Jumlah Mean SD Jumlah Mean SD Jumlah Mean SD Jumlah Mean SD
156 15.60 4.09 111 11.10 2.92 154 15.40 5.30 117 11.70 2.63
Tes Akhir 245 24.50 5.32 156 15.60 3.66 193 19.30 5.17 150 15.00 2.58
Peningkatan 89 8.90 3.93 45 4.50 1.58 39 3.90 1.85 33 3.30 1.83
1. Jika ant ara kelom pok siswa yang m endapat perlakuan pembelajaran passing bawah bola voli dengan pendekat an bermain dan konvensional dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kelompok pem belajaran passing bawah bola voli
53
dengan pendekatan bermain lebih besar 3,10 daripada kelompok pembelajaran passing bawah bola voli dengan pendekatan konvensional 2. Jika ant ara kelom pok siswa yang m emiliki koordinasi mata-tangan tinggi dan yang m em iliki koordinasi m ata-tangan rendah dibandingkan, dapat diketahui bahwa kelompok siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi sebesar 2.50 lebih besar dari kelompok siswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah. 3. Unt uk mengetahui gambaran menyeluruh dari nilai rata-rata hasil peningkatan hasil belajar servis bawah bola voli sebelum dan sesudah diberi perlakuan maka dapat dibuat grafik perbandingan nilai-nilai sebagai berikut : 25.00
21.90
20.05 20.00 15.00
17.15
13.35
15.50
15.30
13.55
11.40
T.awal 10.00
6.40
6.70
3.90
3. 60
5.00
T.akhir Pn
0.00 A1
A2
B1
B2
Gambar 4. Grafik Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Passing Bawah Bola Voli Berdasarkan Tiap Kelom pok Perlakuan dan Tingkat Koordinasi Mata-tangan Keterangan : M. Bola M ini
: Pendekatan bermain
M. Bola Lunak
: Pendekatan konvensional
K.O.L.Tinggi
: Koordinasim ata-tangan tinggi
K.O.L.Rendah
: Koordinasi mata-tangan rendah
4. Agar nilai-nilai rata-rata peningkatan hasil belajar passing bawah bola voli yang dicapai tiap kelompok
perlakuan m udah dipaham i, maka nilai
peningkatan hasil belajar passing bawah bola voli pada tiap kelom pok perlakuan disajikan dalam bent uk grafik sebagai berikut:
54
8.90 9.00 8.00 7.00 4.50
6.00
3.90
5.00
3.30
4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 A1B1 ( 1)
A1B2 (2)
A2B1 (3)
A2B2 ( 4)
Gam bar 5. Grafik Nilai Rata-Rata Peningkatan Hasil Belajar Passing Bawah Bola Voli ant ara Kelom pok Perlakuan Keterangan: A1B1:Kelom pok pendekat an pembelajaran berm ain dengan kriteria sampel koordinasi m ata-tangan tinggi. A1B2 :Kelompok pendekatan pem belajaran bermain dengan kriteria sampel koordinasi m ata-tangan rendah A2B1:Kelom pok pendekatan pembelajaran konvensional dengan kriteria sampel koordinasi m ata-tangan tinggi. A2B2:Kelom pok pendekatan pembelajaran konvensional dengan kriteria sampel koordinasi m ata-tangan rendah. B. Mencari Reliabilitas Tingkat reliabilitas hasil tes awal dan tes akhir hasil belajar passing bawah bola voli diket ahui m elalui uji reliabilitas. Hasil uji reliabilitas tes awal dan tes akhir hasil belajar passing bawah bola voli dalam penelitian sebagai berikut: Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tes Awal dan Tes Akhir H asil Tes
Reliabilitas
Kate gori
Tes awal passing bawah bola voli
0.8958
Tinggi
Tes akhir passing atas bola voli
0.8966
Tinggi
Adapun dalam mengartikan kategori koefisien reliabilita tes tersebut, menggunakan pedoman tabel koefisien korelasi dari Book Walter seperti dikutip Mulyono B.(1992: 15) sebagai berikut: 55
Tabel 3. Range Kategori Reliabilitas Kategori
Validitas
Reliabilitas
Obyekt ivitas
Tinggi sekali
0,80 – 1,0
0,90 – 1,0
0,95 – 1,0
Tinggi
0,70 – 0,79
0,80 – 0,89
0,85 – 0,94
Cukup
0,50 – 0,69
0,60 – 0,79
0,70 – 0,84
Kurang
0,30 – 0,49
0,40 – 0,59
0,50 – 0,69
Tidak signifikan
0,00 – 0,29
0,00 – 0,39
0,00 – 0,49
C . Uji Prasyarat Analisis 1. Uji Norm alitas Sebelum dilakukan analisis data perlu diuji distribusi kenormalannya. Uji normalitas data dalam penelitian ini m enggunakan m etode Lilliefors. Hasil uji normalitas data yang dilakukan pada tiap kelompok sebagai berikut: Tabel 4. Hasil Uji Normalitas dengan Lilliefors. Kelompok
N
Prob
Lo
Lt
Kesim pulan
A1B1
10
0,05
0.2522
0,258
Distribusi norm al
A1B2
10
0,05
0.2468
0,258
Distribusi norm al
A2B1
10
0,05
0.2549
0,258
Distribusi norm al
A2B2
10
0,05
0.2049
0,258
Distribusi norm al
Berdasarkan tabel di atas dapat diket ahui bahwa Lo < Lt. Hal ini menunjukkan
bahwa
sampel
yang
terambil
berasal
dari
populasi
yang
berdistribusi normal. Dengan dem ikian persyaratan normalitas data telah terpenuhi. Rincian dan prosedur uji norm alitas dapat dilihat pada lampiran.
2. Uji Homogenitas Dengan data yang sam a, setelah dianalisis menggunakan uji bartlet, m aka diperoleh hasil pengujian homogenitas seperti tabel berikut:
56
Tabel 5. Hasil Uji Homogenitas dengan Uji Bartlet. 2
∑ Kelom pok
Ni
S
4
10
40.760
X hit
2
X tabel
2
Kesimpulan
1.787
7.81
Homogen
2
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui X
2
hit
lebih kecil dari pada X
tabel.
Hal ini menunjukkan bahwa sam pel penelitian bersifat homogen. Dengan dem ikian persyaratan hom ogenitas juga dipenuhi. Mengenai rincian dan prosedur analisis uji hom ogenitas varians dapat diperiksa pada lampiran.
D. Pengujian Hi potesis Pengujian hipotesis berdasarkan pada hasil analisis data dan interprestasi analisis varians. Uji rentang newman keuls ditempuh sebagai langkah uji rerata setelah anava. Bila anava m enghasilkan kesim pulan tentang perbedaan pengaruh kelompok yang dibandingkan, maka uji rent ang newm an keuls dimaksudkan untuk m engetahui pengaruh kelom pok m ana yang lebih baik. Berkenaan dengan hasil analisis dan uji rent ang newm an keuls, ada beberapa hipotesis yang harus diuji. Hasil analisis data dapat dilihat seperti tabel berikut ini: Tabel 6. Ringkasan Nilai Rerata Hasil Belajar Passing Bawah Bola Voli Berdasarkan Pendekatan Pem belajaran dan Tingkat Koordiansi MataTangan Sebelum dan Sesudah Diberi Perlakuan. Variabel penelitian A1
A2
Rerata Sebelum Sesudah Peningkatan
B1 15.60 24.50 8.90
B2 11.10 15.60 4.50
57
B1 15.40 19.30 3.90
B2 11.70 15.00 3.30
Tabel 7. Ringkasan Keseluruhan Hasil Analisis Varians Dua Faktor Sumber Varians rerata lat A B AB Kekeliruan
dk 1 1 1 1 36
Jk 1060.900 62.500 96.100 36.100 228.400 1484.000
RJk 1060.900 62.500 96.100 36.100 6.344
Fo
Ft 4.11
9.851* 15.147* 5.690*
Keterangan : A
: Kelom pok pendekatan pembelajaran bermain dan konvensional
B
: Kelom pok siswa berdasarkan tinggi-rendahnya koordinasi mata-tangan
AB
: Int eraksi antara pendekatan pembelajaran dengan tinggi-rendahnya koordinasimata-tangan
Tabel 8. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newm an Keuls. KP
A2B 2 A1B 2 Rerata 3.3 3.9 0.60 3.3 A2B 2 3.9 A2B 1 4.5 A1B 2 8.9 A1B 1 Keterangan : * signifikan pada P < 0,05
A2B1 4.5 1.20 0.6
A1B1 8.9 5.60 5.00 4.40
RST 2.3019 2.7719 3.0586
Keterangan: A1B1:Kelom pok pendekat an pembelajaran berm ain dengan kriteria sampel koordinasi m ata-tangan tinggi. A1B2 :Kelompok pendekatan pem belajaran bermain dengan kriteria sampel koordinasi m ata-tangan rendah A2B1:Kelom pok pendekatan pembelajaran konvensional dengan kriteria sampel koordinasi m ata-tangan tinggi. A2B2:Kelom pok pendekatan pembelajaran konvensional dengan kriteria sampel koordinasi m ata-tangan rendah.
1. Pengujian H ipotesis Pertama Pendekatan pem belajaran bermain dan konvensional dari hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar passing bawah bola voli pada siswa putri kelas VII SMP Negeri 2 58
Tawangsari
Kabupaten
Sukoharjo
tahun
pelajaran
2009/2010.
Dari hasil
penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai F0 = 9.851 lebih besar dari Ft = 4,11 ( F0 > Ft ) pada taraf signifikansi 5%. Ini berarti hipotesis nol (H0) ditolak. Hasil ini menunjukkan, pendekatan pem belajaran berm ain dan konvensional terdapat perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar passing bawah dalam perm ainan bola voli.
2. Pengujian Hi potesis Kedua Berdasarkan tingkat koordinasimata-tangan yang dimiliki siswa putri kelas VIII SMP Negeri 2 Tawangsari Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010 hasil penelitian ini m enunjukkan ada perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar passing bawah bola voli. Dari hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai F0 = 15.147 lebih besar dari Ft = 4,11 ( F0 > Ft ) pada taraf signifikansi 5%. Ini artinya hipotesis nol (H0) ditolak. Hasil ini m enunjukkan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi m ata-tangan rendah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar passing bawah dalam permainan bola voli. 3. Pengujian H ipotesis Ketiga Interaksi fakt or utama penelitian dalam bentuk interaksi dua faktor menunjukkan ada interaksi antara pendekatan pem belajaran passing bawah bola voli dan koordinasi mata-tangan. Dari hasil penghitungan diperoleh nilai F0 = 5.690 ternyata lebih besar dari Ft = 4,11 ( F0 > Ft ) pada taraf signifikansi 5% sehingga H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, pendekatan pem belajaran passing bola voli dan koordiansi m ata-tangan terdapat interaksi terhadap peningkatan hasil belajar passing bawah dalam permainan bola voli. E. Pembahasan Hasil Penelitian Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran lebih lanjut mengenai
hasil-hasil
analisis
data
yang 59
telah
dikemukakan
sebelum nya.
Berdasarkan pengujian hipotesis telah m enghasilkan tiga simpulan yaitu: (1) ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara pendekat an pem belajaran berm ain dan konvensional terhadap hasil belajar passing bawah bola voli pada siswa putri kelas VII SMP Negeri 2 Tawangsari Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010.
(2) ada perbedaan yang signifikan antara koordiansi mata-tangan
tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah terhadap hasil belajar passing bawah bola voli pada siswa putri kelas VII SMP Negeri 2 Tawangsari Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010. (3) ada interaksi ant ara pendekatan pem belajaran passing bawah bola voli dan kootrdiansi mata-tangan terhadap hasil belajar passing bawah bola voli pada siswa putri kelas VII SMP Negeri 2 Tawangsari Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010. Simpulan analisis tersebut dapat dipaparkan secara rinci sebagai berikut:
1. Perbedaan
Pengaruh
Pendekatan
Pem belajaran
Bermai n
dan
Konvensional terhadap Hasil Bel ajar Passing Bawah Bola Voli Berdasarkan pengujian hipotesis pertama m enunjukkan bahwa,
ada
perbedaan pengaruh antara pendekatan pem belajaran berm ain dan konvensional terhadap hasil belajar passing bawah bola voli. Pada kelompok siswa yang diberi perlakuan pendekat an pembelajaran bermain m em punyai peningkatan lebih baik dibandingkan
dengan
kelom pok
siswa
yang
diberi perlakuan pendekatan
pem belajaran konvensional. Pendekat an pembelajaran berm ain m emberi dam pak yang lebih m enyenangkan, hasrat gerak siswa terpenuhi, dalam menjalin kerjasama, dapat meningkatkan kesegaran jasmani siswa. Sedangkan pendekatan pem belajaran konvensional sangat m onoton, m em bosankan, hasarat gerak siswa tidak t erpenuhi, sehingga motivasi belajar siswa menurun. Berdasarkan hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai Fo sebesar 9.851 > Ft 4.11. Dengan selisih perbedaan peningkatan sebesar 3.10 Dengan
dem ikian
hipotesis
yang
menyatakan,
ada
perbedaan
pengaruh
pendekatan pembelajaran berm ain dan konvensional terhadap hasil belajar passing bawah bola voli pada siswa putri kelas VII SMP Negeri 2 Tawangsari Kabupat en Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010, dapat diterim a kebenarannya. 60
2. Perbedaan Pengaruh Koordinasi Mata-Tangan Tinggi dan Koordinasi Mata-Tangan Rendah te rhadap Hasil Belajar Passing Bawah Bola Vol i Berdasarkan
pengujian
hipotesis
kedua
m enunjukkan
bahwa,
ada
perbedaan signifikan antara koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi m atatangan rendah terhadap hasil belajar servis bawah bola voli. Hal ini karena, kekuatan ot ot lengan yang tinggi siswa akan m am pu mengkoordinasikan gerakan passing bawah dengan baik dan benar. Gerakan passing bawah dapat dilakukan secara berulag-ulang. Sedangkan siswa yangm em iliki koordinasi mata-tangan rendah gerakan passing bawah tidak mampu dikoordinasikan dengan lancar, gerakan passing bawah kurang dapat dilakukan secara kontinyu. Berdasarkan hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai Fo 15.147 > Ft 4.11. Dengan selisih perbedaan peningkatan 2.50. Dengan demikian hipotesis yang m enyatakan, ada perbedaan pengaruh ant ara koordiansi m atatangan tinggi dan koordinasi m ata-tangan rendah terhadap hasil belajar passing bawah bola voli pada siswa putri kelas VII SMP Negeri 2 Tawangsari Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010, dapat diterim a kebenarannya.
3. Inte raksi antara Pendekatan Pembelajaran dan Koordinasi Mata-Tangan terhadap Hasil Be lajar Passing Bawah Bola Voli Dari tabel 7 tampak ada interaksi secara nyata antara kedua faktor utama penelitian. Unt uk kepentingan pengujian interaksi faktor utama terbent uklah tabel sebagai berikut: Tabel 9. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama dan Interaksi Fakt or Utama terhadap Peningkatan Hasil Belajar Passing Bawah Bola Voli A1
A2
Rerata
A2 – A1
B1
8.90
3.90
6.4
-5.0
B2
4.50
3.30
3.9
-1.2
Rerata
6.7
3.9
5.3
-2.8
B2 – B1
-4.4
-0.6
61
-
-
10.00 9.0 0
B1, A1, 8.90
8.0 0 7.0 0 6.0 0
B1 B2
5.0 0
B2, A1, 4.50 4.0 0
B1, A2, 3.90
3.0 0
B2, A2, 3.30
2.0 0 1.0 0 0.0 0
A1
A2
Gambar 7. Int eraksi Pendekatan Pembelajaran Passing Bawah dan Koordinasi Mata-Tangan Berdasarkan gambar 7 menunjukkan, bent uk garis perubahan besarnya nilai peningkat an hasil belajar passing bawah bola voli yaitu tidak sejajar, sehingga jika garis tersebut diteruskan akan terdapat satu titik pertemuan atau berpotongan. Hal ini artinya, ada kecenderungan interaksi ant ara pendekatan pem belajaran passing bawah bola voli dan koordinasi mata-tangan.
Dengan
dem ikian dalam m enerapkan pendekatan pem belajaran passing bawah bola voli perlu mem pertim bangkan tingkat koordinasi mata-tangan tinggi dan tingkat koordiansi mata-tangan rendah. Hal ini karena interaksi ant ara pendekatan pem belajaran passing bawah dan koordinasimata-tangan term asuk jenis interaksi indepanden. Dengan dem ikian hipotesis yang menyatakan, ada interaksi ant ara pendekatan pembelajaran passing bawah bola voli dan koordinasi mata-tangan terhadap hasil belajar passing bawah bola voli pada siswa putri kelas VII SMP Negeri 2 Tawangsari Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010, dapat diterim a kebenarannya.
62
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis data dan pem bahasannya yang telah diungkapkan pada BAB IV, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1. Ada perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran bermain dan konvensional terhadap hasil belajar passing bawah bola voli pada siswa putri kelas VII SMP Negeri 2 Tawangsari Kabupat en Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010. Dari hasil analisis data menunjukkan Fo = 9.851 > Ft 4.11. 2. Ada
perbedaan
pengaruh
ant ara
koordiansi
mata-tangan
tinggi
dan
koordinasimata-tangan rendah terhadap hasil belajar passing bawah bola voli pada siswa putri kelas VII SMP Negeri 2 Tawangsari Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010. Dari hasil analisis data menunjukkan Fo = 15.147 > Ft 4.11. 3. Ada interaksi ant ara pendekatan pembelajaran dan koordinasi mata-tangan terhadap hasil belajar passing bawah bola voli pada siswa putri kelas VII SMP Negeri 2 Tawangsari Kabupat en Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010. Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa Fhitung = 5.690 > Ftabe l = 4,11. B. Im plikasi Sim pulan dari hasil penelitian ini dapat m engandung pengem bangan ide yang lebih luas jika dikaji pula tentang implikasi yang ditimbulkan. Atas dasar simpulan yang telah diam bil, dapat dikem ukakan implikasinya sebagai berikut: 1. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendekatan pembelajaran passing bawah bola voli dan koordinasi mata-tangan m erupakan variabel-variabel yang dapat mempengaruhi peningkatan hasil belajar passing bawah dalam permainan bola voli. 2. Pendekatan pembelajaran bermain ternyata memberikan pengaruh yang lebih baik daripada pendekatan konvensional terhadap hasil belajar passing bawah 63
dalam perm ainan bola voli. Hal ini karena, pendekatan pembelajaran bermain dapat
mengembangkan
aspek-aspek
dalam
pendidikan
jasmani
yaitu,
mengem bangkan aspek kebugaran jasmani, skill, kerjasama, kompetisi, saling menghargai. 3. Pendekatan pemebelajaran berm ain dan konvensional merupakan bentuk pem belajaran yang dapat m eningkat kan kemampuan passing bawah dalam permainan bola voli. Di sam ping itu juga, koordinasi mata-tangan yang baik merupakan komponen yang dapat mendukung kemampuan passing bawah bola voli. C. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, saran-saran yang dapat dikem ukakan kepada guru Penjaskes di SMP Negeri 2 Tawangsari Kabupaten Sukoharjo sebagai berikut: 1. Unt uk mencapai hasil belajar passing bawah bola voli yang optim al harus menguasai teknik passing bawah yang benar dan perlu dilatih faktor-faktor yang mendukung kemam puan passing bawah di antaranya koordinasi m atatangan 2. Unt uk meningkatkan hasil belajar passing bawah bola voli dapat diterapkan pendekatan pembelajaran bermain dan konvensional. Dari hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa,
pendekatan
pem belajaran
bermain
lebih
baik
pengaruhnya terhadap hasil belajar passing bawah bola voli, sehingga pendekatan pembelajaran bermain dapat diterapkan unt uk meningkatkan hasil belajar passing bawah dalam permainan bola voli. 3. Dalam usaha meningkatkan hasil belajar passing bawah bola voli, di sam ping menerapkan pendekatan pem belajaran yang tepat, tingkat koordinasi m atatangan yang dim iliki siswa juga dapat mempengaruhi hasil belajar passing bawah bola voli. Unt uk meningkatkan hasil belajar passing bawah bola voli, maka perlu m empertimbangkan tingkat koordiansi mata-tangan yang dimiliki siswa.
64
DAFTAR PUSTAKA Adang Suherman.2000. Dasar-Dasar Penjaskes. Jakarta: Depdikbud. Direkt orat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III. Aip
Syarifuddin dan Muhadi. 1991/1992. Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Am ung Ma’mum & Toto Subrot o. 2001. Pendekatan Keteram pilan Taktis Dalam Perm ainan Bola voli Konsep & Metode Pem belajaran. Jakarta: Depdiknas. Direkt orat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Bekerjasama Dengan Direkt orat jenderal Olahraga. A.
Sarum paet, Zulfar Djazet dan Imam Sadikun. 1992. Perm ainan Bola Besar. Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Barbara L.V. & Bonnie J.F. 1996. Bola Voli Tingkat Pem ula. Alih Bahasa. Monti. Jakarta: Raja Grafindo. Beltasar Tarigan. 2001. Pendekatan Keterampilan Taktis dalam Pembelajaran Sepakbola. Jakarta: Depdiknas. Direkt orat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Bekerjasama Dengan Direkt orat Jenderal Olahraga. Benny A. Pribadi. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT. Dian Rakyat. Depdiknas. 2000. Pedom an dan Modul Pelatihan Kesehatan Olahraga bagi Pelatih Olahragawan Pelajar. Jakarta: Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani. 2001. Kam us Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 2003. Petunjuk Tes Keterampilan Bola Voli Usia 13-15 Tahun. Jakarta: Pusat Pengam bangan Kualitas Jasmani. 2004. Kurikulum 2004 Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pedom an Khusus Pengembangan Silabus Berbasis Kom petesnsi Sekolah Menengah Pertam a Mata Pelajaran Pendidikan Jasm ani. Jakarta: Depdiknas. Direkt orat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direkt orat Pendidikan Lanjutan Pertam a. Dieter Beutelstahl. 2005. Belajar Bermain Bola Volley. Bandung: Pioner Jaya. Dewan & Bidang Perwasitan PP.PBVSI. 2001-2004. Peraturan Perm ainan Bola Voli. Jakarta: PBVSI. 65
Gerhard Durrwacht er. 1990. Bola Voli Belajar dan Berlatih Sambil Berm ain. Jakarta: PT. Gramedia. Harsono. 1988. Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta: CV. Tam bak Kusuma Jakarta. H.J. Gino, Suwarni, Suript o, Maryanto dan Sutijan. 1998. Belajar dan Pem belajaran II. Surakarta: UNS Press. Hurlock Elizabeth B. 1991. Perkembangan Anak. Alih Bahasa Tjandrosa dan Muslichah Zarkasih. Jakarta: Erlangga. Ism aryati. 2006. Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: Pengem bangan Pendidikan (LPP) dan UPT UNS Press.
Lem baga
Loy, John W., Mc. Pherson, Barry D., and Kenyon, Gerald. 1978. Sport and Social Systems. London: Addison-Wesley Publishing Company. Marta Dinat a. 2004. Belajar Bolavoli. Jakarta: Penerbit Cerdas Jaya. M. Furqon H. 2006. Mendidik Anak dengan Berm ain. Surakarta: Program Studi D-2 Pendidikan Jasm ani. JPOK FKIP UNS. Muham mad Ali. 2005. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. M. Yunus. 1992. Bola voli Olahraga Pilihan. Jakarta: Depdikbud Direkt orat Jenderal Pendidikan Tinggi. M. Sobry Sutikno. 2009. Belajar dan Pem belajaran Upaya Kreatif dalam Mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil. Bandung: Prospect. Nana Sudjana. 2005. Dasar- Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Rusli Lutan. 1988. Belajar Ketram pilan Motorik Pengantar Teori dan Metode. Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti. Rusli Lutan dan Adang Suherman. 2000. Perencanaan Pembelajaran Penjaskes. Depdiknas. Direkt orat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III. Sadoso Sum osardjuno. 1994. Pengetahuan Praktis Kesehatan dalam Olahraga. Jakarta: PT. Gramedia
66
Slam eto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Soedarwo, Sunardi dan Agus Margono. 2000. Teori dan Praktek Bola voli Dasar. Surakarta: UNS Press. Sudjana. 1994. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito 2001. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Production. Sudjarwo. 1993. Ilmu Kepelatihan Dasar. Surakarta: UNS Press. Sugiyant o, Soedarwo dan Sunardi. 1994. Kepelatihan Bola Voli. Surakarta: UNS Press. Sugiyant o. 1996. Belajar Gerak I. Surakarta: UNS Press. Sugiyant o & Agus Kristiyanto. 1998. Belajar Gerak II. Surakrta: UNS Press. Sugiyant o & Sudjarwo. 1992. Materi Pokok Perkembangan dan Belajar Gerak. Jakarta: Depdikbud. Proyek Peningkat an Mutu Guru SD Setara D-II. Suharno HP. 1985. Dasar-Dasar Permianan Bola voli. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta. 1991. Yogyakarta.
Metodologi
Pelatihan
Bolavoli.
Yogyakarta:
IKIP
1993. Metodologi Pelatihan. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta. Suharno, Sukardi, Chodijah dan Suwalni. 1998. Belajar dan Pembelajaran II. UNS Press. Sukintaka. 2004. Teori Pendidikan Jasmani Filosofi Pembelajaran dan Masa Depan. Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia. Sutrisno Hadi.1995. Metodologi Research Jilid IV. Yogyakarta: Andi Offset. Syaiful Sagala. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Theo Kliem en & Dieter Kruber. 1990. Bolavoly Pembinaan Teknik dan Kondisi. Jakarta: PT. Gramedia. Toho Cholik M. dan Rusli Lutan. 2001. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung: CV. Maulana. 67
Wahjoedi. 1999. Jurnal Iptek Olahraga. Jakarta: Pusat Pengkajian dan Pengem bangan IPTEK (PPPITOR). Kant or Menteri Negara dan Olahraga. Yusuf Adisasm ita & Aip Syarifuddin. 1996. Ilmu Kepelatihan Dasar. Jakarta: Depdikbud. Dirjendikt i. Proyek Pendidikan Tingkat Akadem ik.
68
LAMPIRAN
69
Lampiran 1 Petunjuk Pelaksanaan Tes dan Pengukuran Variabel Penelitian 1. Tes Koordinasi Mata-Tangan Unt uk mengukur kem ampuan koordinasi mata-tangan dengan tes lempar tangkap bola dari Ismaryati (2006: 54-55). a. Alat dan perlengkapan : -
Bola tenis
-
Tem bok sasaran yang rata
-
Sasaran bundar berdiameter 30 cm .
-
Pita pengukur
-
Blangko dan alat tulis
b. Petugas : -
Seorang pengamat gerakan.
-
Seorang pencatat.
-
Seorang penghitung lemparan
c. Pelaksanaan : -
Sasaran ditempatkan pada dinding dengan ujung bawah setingkat dengan bahu testi.
-
Beri tanda dengan sebuah garis di tanah atau lant ai berjarak 2,5 m eter dari sasaran dengan menggunakan pita pembatas.
-
Testi berdiri di belakang garis pembatas lemparan.
-
Testi melempar bola dengan tangan yang disukai ke arah sasaran, kem udian
m enangkap
dengan
tangan
yang
sam a.
Percobaan
diperkenankan sehingga testi m emaham i tugas tersebut dan telah dapat merasakan (fell for it) gerakan tersebut. -
Bola harus dilemparkan dengan under arm dan tidak boleh m em ant ul di lant ai sebelum ditangkap.
70
-
Tiap lemparan dianggap sah, apabila bola mengenai sasaran (bagian bola yang m ana saja yang m engenai sasaran dapat diterima) dan testi dapat menangkapnya.
-
Tangkapan dianggap sah apabila bola ditangkap dengan “bersih” dan tidak mengenai tubuh.
-
Testi tidak diperbolehkan berdiri di depan garis batas pada waktu menangkap bola.
-
Tiap testi diberi kesempatan 10 kali untuk m elempar dan menangkap dengan tangan yang disukai, kem udian diikuti dengan 10 kali kesempatan untuk melempar dengan tangan yang disukai dan menangkap dengan tangan yang lain.
-
Testi
yang
menggunakan
kacamata
diperkenankan
m enggunakan
kacamata pada saat m elakukan t ugas ini. d. Penilaian : -
Tiap lemparan yang m engenai sasaran dan tertangkap tangan m em peroleh nilai satu.
-
Unt uk mem peroleh nilai satu : •
Bola harus dilemparkan dari arah bawah (underarm).
•
Bola harus mengenai sasaran.
•
Bola
harus dapat
langsung
ditangkap
tangan
tanpa
halangan
sebelum nya. •
Testi
tidak beranjak atau berpindah keluar garis batas untuk
menangkap bola. -
Jum lah nilai hasil 10 lemparan pertama dan 10 lem paran kedua. Nilai total yang mungkin dapat dicapai 20.
71
Gam bar 4. T es Koordinasi Mata-Tangan (Ism aryat i, 2006: 54) 2. Tes dan Pengukuran Kem am puan Passing Bawah Bola voli Tes dan pengukuran kem am puan passing bawah bola voli dengan tes keteram pilan passing bawah bola voli selam a 60 detik dari Depdiknas, (2003: 78). a) Alat dan perlengkapan: -
Tiang berukuran 2,30 m untuk putra dan 2,15 m untuk putri.
-
Bola voli
-
Stopwatch
-
Lapangan dengan bent uk segi em pat sam a sisi dengan ukuran 4,5 m x 4,5 m.
-
Bangku/box yang bisa diatur tinggi rendahnya agar pet ugas tes berdiri di atasnya, pandangannya segaris (horisontal) dengan tinggi net .
-
Blangko dan alat tulis
b) Petugas: -
-
Petugas I: •
Berdiri bebas di dekat area peserta tes.
•
Menghitung waktu selama 60 detik
•
Memberi aba-aba
•
Mengamati kaki peserta jika keluar area
Petugas II: •
Berdiri di atas bangku/box
•
Menghitung passing bawah yang benar 72
•
Seorang pencatat
c) Pelaksanaan: -
Peserta tes berdiri di tengah area ukuran 4,5 m x 4,5.
-
Unt uk memulai tes, bola dilam bungkan sendiri oleh peserta tes setelah mendengar aba-aba “ya”.
-
Setelah bola dilam bungkan, peserta tes melakukan passing bawah dengan ketinggian minimum 2,30 unt uk putra dan 2,15 m untuk putri.
-
Bila peserta tes gagal m elakukan passing bawah dan bola keluar area, maka peserta tes segera m engam bil bola tersebut dan m elanjutkan passing bawah kem bali.
-
Bila kedua kaki peserta tes berada di luar area, m aka pet ugas tes I memerintahkan agar peserta tes segera kembali ke area, dan bola yang terpant ul sewakt u kedua kaki berada di luar area tidak dihitung.
d) Pencatatan hasil: -
Pass bawah yang dianggap benar dan dihitung adalah, bila bola m encapai ketinggian 2,30 m unt uk putra dan 2,15 m untuk putri dan dilakukan dalam area selama 60 detik.
Gam bar 2. T es Passing Bawah Bola voli (Depdiknas, 2003: 8)
73
74