1
PERANAN TENAGA KERJA WANITA PADA USAHATANI KOPI DAN SIKAPNYA TERHADAP PERAN GANDA DALAM RUMAH TANGGA (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan)
SKRIPSI
OLEH : JANIAR ELISABET L. TOBING 040309005 SEP-PKP
DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
2
PERANAN TENAGA KERJA WANITA PADA USAHATANI KOPI DAN SIKAPNYA TERHADAP PERAN GANDA DALAM RUMAH TANGGA (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan)
SKRIPSI
OLEH :
JANIAR ELISABET L. TOBING 040309005 SEP - PKP
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing
Ketua
Ir. Hasudungan Butar-Butar, MSi NIP : 131639808
Anggota
Ir. M. Jufri, MSi NIP : 131785641
DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
3
RINGKASAN JANIAR ELISABET L.TOBING (040309005/ SEP-PKP) dengan judul skripsi ”PERANAN TENAGA KERJA WANITA PADA USAHATANI KOPI DAN SIKAPNYA TERHADAP PERAN GANDA DALAM RUMAH TANGGA” dengan Studi Kasus di Desa Parulohan, Kecamatan Lintong nihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan Provinsi Sumatera Utara yang dilakukan pada tahun 2008. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pada tahap-tahap pekerjaan apa saja wanita itu dilibatkan dalam usahatani kopi, seberapa besar pencurahan tenaga kerja wanita pada setiap tahapan pekerjaan pada usahatani kopi, apakah ada pengaruh faktor sosial (umur, tingkat pendidikan formal, pengalaman bertani, tingkat kosmopolitan) terhadap curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi, apakah ada pengaruh faktor ekonomi (luas lahan, jumlah tanggungan keluarga, ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga pendapatan di luar usahatani kopi) terhadap curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi, bagaimana sikap tenaga kerja wanita terhadap peran gandanya dalam usahatani kopi, masalahmasalah apa saja yang dihadapi tenaga kerja wanita dalam peran gandanya pada usahatani kopi dan upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk menghadapi masalah peran ganda wanita pada usahatani kopi. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive. Sampel adalah petani kopi yang berperan sebagai istri yang memiliki suami dan anak. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode stratifide random sampling. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Adapun hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Adapun tahap-tahap pekerjaan yang melibatkan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi adalah pada tahap penanaman (persiapan lahan, menanam, menyulam/ menyisip), tahap pemeliharaan (pemupukan, pemberantasan hama, penyakit dan gulma), tahap panen (pemetikan), tahap pengolahan hasil (penyortiran, pengupasan kulit, pengeringan). 2. Curahan tenaga kerja wanita pada pada setiap tahapan pekerjaan pada usahatani kopi adalah berbeda-beda. Curahan tenaga kerja wanita strata 1 pada tahap penanaman (persiapan lahan, menanam, dan menyulam) adalah sebesar 144 HKP dan strata 2 sebesar 87,12. Pada tahap pemeliharaan (pemupukan, pengendalian hama, penyakit dan gulma) untuk strata 1 sebesar 622,23 HKP dan strata 2 sebesar 687,54 HKP. Pada tahap panen (pemetikan) untuk strata 1 sebesar 405,82 HKP dan strata 2 sebesar 300,22 HKP. Pada tahap pengolahan hasil (penggilingan, penyortiran, pengeringan, pengepakan) untuk strata 1 sebesar 177,94 HKP dan strata 2 sebesar 192,59 HKP. 3. a. Secara serempak ada pengaruh faktor sosial (umur, tingkat pendidikan formal, pengalaman bertani, tingkat kosmopolitan) terhadap curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi. b. Secara parsial, tidak ada pengaruh umur terhadap curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi. c. Secara parsial, tidak ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
4
4.
5. 6.
7.
d. Secara parsial, ada pengaruh pengalaman bertani terhadap curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi e. Secara parsial, tidak ada pengaruh tingkat kosmopolitan terhadap curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi. a. Secara serempak ada pengaruh faktor ekonomi (luas lahan, jumlah tanggungan keluarga, pendapatan di luar usahatani kopi) terhadap curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi. b. Secara parsial, ada pengaruh luas lahan terhadap curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi. c. Secara parsial, tidak ada pengaruh jumlah tanggungan keluarga terhadap curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi d. Secara parsial, tidak ada pengaruh ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga terhadap curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi e. Secara parsial, tidak ada pengaruh pendapatan diluar usahatani kopi terhadap curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi. Sikap tenaga kerja wanita terhadap peran gandanya dalam usahatani kopi yang bersikap positif sebesar 63,33 % dan yang bersikap negatif sebanyak 36,67 % Masalah-masalah yang dihadapi tenaga kerja wanita dalam peran gandanya pada usahatani kopi adalah masalah yang timbul dari diri sendiri (masalah internal) dan masalah diluar diri sendiri seperti dukungan suami, kehadiran anak, dan beban kerja yang berat. Tenaga kerja wanita memiliki upaya-upaya yang dapat dilakukannya untuk menghadapi masalah peran ganda wanita pada usahatani kopi baik diri sendiri maupun yang berasal diluar diri sendiri.
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
5
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Janiar Elisabet L.Tobing dilahirkan di Tarutung pada tanggal 07 Januari 1987. Penulis merupakan putri kedua dari ayahanda Willem Tobing dan Ibunda Derlina Sianipar. Tahun 1998 penulis lulus dari SD Negeri No.173118 Tarutung, Tahun 2001 lulus dari SLTP N 5 Tarutung, Tahun 2004 lulus dari SMU N 1 Tarutung, dan tahun 2004 penulis diterima di Program Studi Penyuluhan Dan Komunikasi Pertanian, Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara Medan melalui jalur SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru). Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Kecamatan Ujung Padang Kabupaten Simalungun pada tahun 2008 dan melakukan penelitian skripsi tahun 2008.
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
6
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun Juduk Skripsi ini adalah “ PERANAN TENAGA KERJA WANITA PADA USAHATANI KOPI DAN SIKAPNYA TERHADAP PERAN GANDA DALAM RUMAH TANGGA” Dengan Studi Kasus di Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan. Penulis mengucapkan trimakasih kepada : 1. Bapak Ir. Hasudungan Butar-Butar, Msi Selaku ketua komisi pembimbing. 2. Bapak Ir. M. Jufri, Msi selaku anggota komisi pembimbing. 3. Bapak Ir. Luhut Sihombing MP sebagai ketua Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Sumatera Utara. 4. Seluruh staff pengajar dan pegawai di Departemen Sosial Ekonomu Pertanian khususnya dan di Fakultas Pertanian umumnya. 5. Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan dan seluruh staff yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Bapak Camat Kecamatan Lintong Nihuta dan seluruh staff yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini. 7. Bapak Kepala Desa Parulohan dan seluruh keluarga yang telah banyak mendukung dan memberi tempat tinggal untuk saya untuk melakukan penelitian ini. 8. Masyarakat yang telah memberi waktu dan kesempatan kepada penulis untuk memperoleh berbagai informasi untuk kesempurnaan skripsi ini. Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
7
Terimakasih yang teramat besar penulis ucapkan kepada Ayahanda Willem dan Ibunda Derlina, Tua Ross dan merliana untuk semua doa, dukungan, kesabaran, cinta dan kasih sayang yang sungguh tidak ternilai untuk penulis. Terimakasih juga untuk abang saya Rudi, adikku Mesak, Jonas, dan Edo dan juga kepada sepupu saya Dr. Feranika dan Nita yang memberi semangat dan dukungan bagi penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada sahabat-sahabat terkasih (Sabeth, Roma, Yani, kori), Abang Kelompok dan teman KTb ku ( b”Jansen, Jonriaman, Rut, Nova, Yani, dan Roma), Teman satu dosen pembimbing saya (Lilis, Een, Yessi, Betsi, k”Icut), sserta seluruh mahasiswa SEP 04 Khususnya PKP 04 yang selalu memberi dukungan. Penulis menyadari skripsi ini belum sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan skripsim ini. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih untuk pembaca dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan,
Maret 2009
Penulis
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
8
DAFTAR ISI
RINGKASAN ................................................................................................. i DAFTAR RIWAYAT HIDUP......................................................................iii KATA PENGANTAR .................................................................................. iv DAFTAR ISI................................................................................................. vi DAFTAR TABEL.......................................................................................viii DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. x PENDAHULUAN Latar Belakang ....................................................................... 1 Identifikasi Masalah ............................................................... 5 Tujuan Penelitian ................................................................... 6 Kegunaan Penelitian .............................................................. 7 TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka .................................................................... 8 Landasan Teori..................................................................... 10 Kerangka Pemikiran............................................................. 17 Hipotesis Penelitian.............................................................. 20 METODOLOGI PENELITIAN Penentuan Daerah Penelitian................................................ 21 Metode Pengambilan Sampel............................................... 22 Metode Pengumpulan Data .................................................. 22 Metode Analisis Data........................................................... 23 Defenisi Dan Batasan Operasional ...................................... 27 DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL Deskripsi Daerah Penelitian................................................. 30 Karakteristik Petani Sampel................................................. 35 HASIL DAN PEMBAHASAN Tahapan Kegiatan yang Melibatkan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi di Desa Parulohan Kecamatan Lintong Nihuta................................................................................... 38 Curahan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi .......... 41
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
9
Pengaruh Faktor Sosial (Umur, Tingkat Pendidikan, Pengalaman Bertani, Tingkat Kosmopolitan) Terhadap Curahan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi .......... 44 Pengaruh Faktor Ekonomi (Luas Lahan, Jumlah Tanggungan Keluarga, Pendapatan Diluar Usahatani Kopi) Terhadap Curahan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi..................................................................... 49 Sikap Tenaga Kerja Wanita Terhadap Peran Gandanya Pada Usahatani Kopi ........................................................... 56 Masalah-Masalah Yang Dihadapi Tenaga Kerja Wanita Dalam Peran Gandanya Pada Usahatani kopi...................... 57 Upaya-Upaya Yang Dilakukan Tenaga Kerja Wanita Untuk Menghadapi Masalah Peran Ganda Wanita Pada Usahatani Kopi..................................................................... 59 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan .......................................................................... 61 Saran..................................................................................... 63 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
10
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Skema Kerangka Pemikiran................................................. 19
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
11
DAFTAR TABEL Hal Tabel 1. Luas Tanaman, Produksi Kopi Menurut Kecamatan di Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2007............................. 4 Tabel 2. Luas Lahan Tanaman Kopi di Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2007 ................................................... 21 Tabel 3. Penentuan Sampel Penelitian di Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan ............................. ........ 22 Tabel 4. Distribusi penggunaan Lahan di Desa Parulohan Tahun 2007 .......... 31 Tabel 5. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Desa Parulohan Tahun 2007 .................................................... ........ 32 Tabel 6. Distribusi Jenis Mata Pencaharian Penduduk di Desa Parulohan Tahun 2007 .......................................................................................... ........ 33 Tabel 7. Distribusi Penduduk Menurut Suku Bangsa di Desa Parulohan Tahun 2007 .......................................................................................... ........ 33 Tabel 8. Distribusi Penduduk Menurut Agama di Desa Parulohan Tahun 2007 ............................................................................... ........ 34 Tabel 9. Jenis Sarana Dan Prasarana di Desa Parulohan Tahun 2007 .... ........ 34 Tabel 10.Karakteristik Petani Sampel di Desa Parulohan ...................... ........ 35 Tabel 11.Rata-Rata Curahan Tenaga Kerja Pria dan Wanita Pada Setiap Tahapan Kegiatan Pada Usahatani Kopi Per Hektar ............................... ........ 42 Tabel 12. Hasil Analisis Regresi Pengaruh Faktor Sosial 12. a Variabel Entered/Removedb .................................................. ........ 45 12. b Model Summary................................................................... ........ 45 12. c Coefficient ............................................................................ ........ 46 12. d Anova ................................................................................... ........ 49 Tabel 13 Hasil Analisis Regresi Pengaruh Faktor Ekonomi 13. a Variabel Entered/Removedb .................................................. ........ 50 13. b Model Summary................................................................... ........ 51 13. c Coefficient ............................................................................ ........ 52 13. d Anova ................................................................................... ........ 55 Tabel 15 Sikap Tenaga Kerja Wanita Terhadap Peran Gandanya Pada Usahatani Kopi di Desa Parulohan ........................................................... ........ 57 Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Karakteristik Petani Sampel Tahun 2008
Lampiran 2.
Ketersediaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga
Lampiran 3a. Pertanyaan Tingkat Kosmopolitan Lampiran 3b. Jawaban
Responden
Terhadap
Pertanyaan
Tingkat
Kosmopolitan Lampiran 3c. Frekuensi Jawaban Tingkat Kosmopolitan Lampiran 3d. Total Nilai Pertanyaan Tingkat Kosmopolitan Lampiran 4a. Curahan Tenaga Kerja Pria dan Wanita Per Petani Lampiran 4b. Curahan Tenaga Kerja Pria dan Wanita Per Ha Lampiran 5.
Produksi, Produktivitas, dan Penerimaan Usahatani Kopi Tahun 2008
Lampiran 6a. Penerimaan, Biaya Produksi dan Pendapatan Non Usahatani Kopi Per Petani Tahun 2008 Lampiran 6b. Penerimaan, Biaya Produksi dan Pendapatan Usaha Ternak Petani Kopi Tahun 2008 Lampiran 7a. Pendapatan Non Usahatani Kopi Tahun 2008 Lampiran 7b. Pendapatan Dari Usaha Ternak Petani Sampel Tahun 2008 Lampiran 7c. Pendapatan Di Luar Usahatani Tahun 2008 Lampiran 7d. Total Pendapatan Di Luar Usahatani Kopi Tahun 2008 Lampiran 8a. Pernyataan-Pernyataan Sikap Yang Ditanyakan Kepada Petani Sampel Lampiran 8b. Jawaban Petani Sampel Terhadap Pilihan Jawaban Pernyataan Sikap (A – E) Lampiran 8c. Jawaban Petani Sampel Terhadap Pilihan Jawaban (STS – SS ) Lampiran 8d. Jumlah Petani Sampel Yang Menjawab Pernyataan Sikap Lampiran 8e. Total Nilai Skala Jawaban Petani Sampel Yang Menjawab Pernyataan Sikap Lampiran 8f.
Skor Sikap dan Interpretasinya
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
13
Lampiran 9a. Pengaruh Faktor Sosial (Umur, Tingkat Pendidikan, Pengalaman Bertani, Tingkat Kosmopolitan) Lampiran 9b. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Pengaruh Faktor Sosial (Umur, Tingkat Pendidikan, Pengalaman Bertani dan Tingkat Kosmopolitan) Lampiran 10a. Pengaruh Faktor Ekonomi (Luas Lahan, Jumlah Tanggungan Keluarga, Ketersediaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga dan Pendapatan di Luar Usahatani Kopi) Lampiran 10b. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Pengaruh Faktor Ekonomi (Luas Lahan, Jumlah Tanggungan Keluarga, Ketersediaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga dan Pendapatan di Luar Usahatani Kopi
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
14
PENDAHULUAN
Latar Belakang Pada beberapa penelitian tentang keluarga inti yang pernah dilakukan, diungkapkan bahwa dalam keluarga dan rumah tangga, wanita pada dasarnya seringkali berperan ganda. Hal ini pertama-tama dicerminkan oleh perannya sebagai ibu rumah tangga, yang melakukan pekerjaan rumah tangga, mengurus dan membimbing anak, mengurus suami, suatu pekerjaan produktif yang tidak langsung mendapatkan pendapatan karena pekerjaan itu memungkinkan anggota keluarga lainnya untuk mendapatkan penghasilan secara langsung. Peranan kedua adalah sebagai pencari nafkah baik pencari nafkah pokok atau tambahan (Ihromi, 1990:81). Dalam rumah tangga, biasanya perempuan yang menjadi pengelola dalam menyelesaikan proses pekerjaan domestik, karena perempuan dinilai lebih mampu bekerja dalam hal membersihkan dan memelihara lingkungan rumah tangganya seperti menyapu rumah, mencuci piring, memasak dan memelihara anak menjadi tanggung jawab perempuan. Pada keluarga yang kaya dan mampu, sering kali kerja domestik dibebankan pada pembantu rumah tangga yang biasanya perempuan yang bekerja tanpa perlindungan dan tidak memiliki batas waktu. Sedangkan pada keluarga miskin seluruh tanggung jawab kerja domestik harus dikerjakan oleh perempuan itu sendiri dan seringkali perempuan juga harus mencari dan mencukupi hidup untuk keluarganya seperti contoh kebanyakan perempuan di desa melakukan tugas rutin dalam pengelolaan dan pemeliharaan
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
15
rumah tangga, perempuan juga harus ke ladang untuk mencukupi kebutuhan ekonomi (Listiani, dkk, 2002 : 20). Dalam suatu tatanan masyarakat selalu melekat status dan peran yang harus dimainkan, termasuk di dalamnya peran sosial seorang wanita. Dalam tiap peran tersebut terdapat harapan-harapan tertentu, yang kadang-kadang antara suatu peran dan peran lainnya berseberangan sehingga terjadi konflik peran (Susanto, 2006 : 1). Konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak mengalami konflik antar anggotnya atau dengan kelompok masyarakat lainnya. Konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri (Anonimous, 2009 : 1). Konflik peranan timbul apabila seseorang harus memilih peranan dari 2 atau lebih status yang dimilikinya. Pada umumnya konflik peranan timbul ketika seseorang dalam keadaan tertekan, karena merasa dirinya tidak sesuai atau kurang mampu
melaksanakan
peranan
yang
dimilikinya,
akibatnya
dia
tidak
melaksanakan perananya dengan ideal/ sempurna (Anonimous, 2009 : 1). Fenomena wanita bekerja telah menjadi hal yang menarik untuk dikaji, lebih-lebih wanita yang tinggal di pedesaan. Keterlibatan mereka bekerja sebagian besar dikarenakan tuntutan ekonomi. Kondisi perekonomian keluarga yang lemah dan serba kekurangan memaksa wanita ikut bekerja membantu suaminya dalam rangka mendapatkan penghasilan tambahan. Mengingat mayoritas mata pencaharian penduduk desa adalah bertani maka kebanyakan wanita yang ikut bekerja membantu suaminya pada akhirnya bekerja pula di bidang pertanian (Komariyah, 2003:1). Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
16
Kondisi rumah tangga pada lapisan bawah dan lapisan menengah bawah memerlukan sumber penghasilan yang berganda. Penghasilan bapak rumah tangga tidak cukup untuk dapat menghidupi seluruh keluarga. Ibu dan anak-anak pada umumnya turut menyumbangkan penghasilan dan karena adanya sumber yang aneka itu maka berbagai kebutuhan dapat dipenuhi. Sumbangan para wanita dan anak-anak sering tidak diperhitungkan langsung dalam uang, tetapi sumbangannya bagi pendapatan rumah tangga dalam banyak hal bersifat tidak langsung karena berkat pekerjaan yang dilakukannya maka anggota-anggota lain dalam rumah tangga bersangkutan dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang secara langsung menghasilkan uang untuk digunakan bagi kerperluan rumah tangga (Ihromi, 1990 :103). Wanita seringkali diabaikan keberadaannya sebagai tenaga kerja yang produktif, walaupun dalam kenyataanya, wanita secara fisik terlibat dalam proses produksi, pengolahan hasil, dan pemasaran hasil pertanian. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan dan pemberdayaan wanita (BPTP, 2008 : 1). Kecamatan Lintong Nihuta yang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Humbang Hasundutan yang merupakan sentra produksi kopi.Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
17
Tabel.1. Luas Tanaman, Produksi Kopi Menurut Kecamatan di Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2007. N0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kecamatan (Distrik) Pakkat Onan Ganjang Sijama Polang Lintong Nihuta Paranginan Dolok Sanggul Pollung Parlilitan Tara Bintang Bakti Raja Total
Luas Tanaman (Ha) 306,00 929,00 565,00 1.089,00 967,00 968,00 710,00 780,00 215,00 6.529,00
Produksi (Ton) 252,24 760,11 463,30 1.334,75 793,91 1.225,91 582,20 641,16 176,09 6.229,67
Persentase (%) 4,05 12,20 7,44 21,43 12,74 19,68 9,35 10,29 2,83 100,00
(Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2007)
Pada Tahun 2007 luas tanaman kopi di Kecamatan Lintong Nihuta adalah 1.089 Ha (16,68 %) dengan produksi 1.334,75 ton (21,43 %). Jadi, dari keseluruhan kecamatan yang ada di Kabupaten Humbang Hasundutan, Kecamatan Lintong Nihuta merupakan daerah dengan luas tanam dan produksi yang paling tinggi. Untuk pengelolaan usahatani kopi ini, tidak hanya pria saja yang terlibat didalamnya, tetapi semua anggota keluarga juga ikut berperan, baik istri maupun anak-anaknya. Wanita, disamping bekerja sebagai ibu rumah tangga juga harus bekerja sebagai tenaga kerja pada usahataninya. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti sejauh mana peranan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi dan sikapnya terhadap peran ganda dalam rumah tangganya.
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
18
Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang di atas dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang akan diteliti yaitu: 1. Pada tahap-tahap pekerjaan apa saja wanita itu dilibatkan dalam usahatani kopi? 2. Seberapa besar pencurahan tenaga kerja wanita pada setiap tahapan pekerjaan pada usahatani kopi? 3. Apakah faktor sosial (umur, tingkat pendidikan formal, pengalaman bertani, tingkat kosmopolitan) mempengaruhi curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi? 4. Apakah faktor ekonomi (luas lahan, jumlah tanggungan keluarga, ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga, pendapatan di luar usahatani kopi) mempengaruhi curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi? 5. Bagaimana sikap tenaga kerja wanita terhadap peran gandanya dalam usahatani kopi? 6. Masalah-masalah apa saja yang dihadapi tenaga kerja wanita dalam peran gandanya pada usahatani kopi? 7. Upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk menghadapi masalah peran ganda wanita pada usahatani kopi?
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
19
Tujuan Penelitian Berkaitan dengan identifikasi masalah, maka tujuan penelitian adalah : 1.
Untuk mengetahui pada tahap-tahap pekerjaan apa saja wanita itu dilibatkan dalam usahatani kopi.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pencurahan tenaga kerja wanita pada setiap tahapan pekerjaan pada usahatani kopi. 3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh faktor sosial (umur, tingkat pendidikan formal, pengalaman bertani, tingkat kosmopolitan) terhadap curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi. 4. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh faktor ekonomi (luas lahan, jumlah tanggungan keluarga, ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga, pendapatan di luar usahatani kopi) terhadap curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi. 5. Untuk mengetahui bagaimana sikap tenaga kerja wanita terhadap peran gandanya dalam usahatani kopi. 6. Untuk mengetahui masalah-masalah apa saja yang dihadapi tenaga kerja wanita dalam peran gandanya pada usahatani kopi. 7. Untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk menghadapi masalah peran ganda wanita pada usahatani kopi.
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
20
Kegunaan Penelitian 1. Sebagai bahan informasi didalam mengambil kebijaksanaan dan keputusan khususnya dalam hal peranan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi dan sikapnya terhadap peran ganda dalam rumah tangga. 2. Sebagai bahan referensi dan bahan pertimbangan bagi pihak yang membutuhkan.
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
21
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Tinjauan pustaka Bagi wanita desa yang miskin, peran ganda bukanlah hal yang baru, karena sejak kecil mereka telah dilatih hidup mandiri, belajar menjadi isteri, anggota masyarakat dan juga pencari nafkah. Mereka menyadari sulitnya bertahan hidup.
Namun
karena
anggapan
masyarakat
yang
berkembang
selalu
mengisyaratkan bahwa wanita adalah mahkluk yang tergantung pada laki-laki maka perilaku kemandirian yang sebenarnya dilakukan oleh perempuan selama ini tersembunyi (Suardiman, 2001:14). Rumah tangga di pedesaan sebagai kesatuan sosial ekonomi penting, karena terdapat sejumlah anggota pemberi tenaga kerja dalam produksi dan kegiatan pencarian nafkah lainnya. Tenaga kerja itu terdiri dari laki-laki dan wanita dewasa maupun anak-anak yang dianggap cukup mampu melaksanakan sesuatu (Sajogyo, 1985:117). Pengetahuan tentang faktor tenaga kerja dalam usahatani dapat membantu petani dalam penggunaan tenaga kerja. Baik tenaga manusia maupun tenaga ternak
secara efisien guna meningkatkan produksi usahatani, pendapatan dan
kesejahteraan petani (Tohir, 1991:243). Satuan tenaga kerja sering disebut dengan HKP (Hari Kerja Pria dewasa), satu HKP adalah tenaga kerja seorang pria dewasa yang bekerja efektif selama 8 jam per hari. Untuk tenaga kerja wanita dewasa setara dengan 0,8 HKP dan tenaga kerja seorang anak-anak setara dengan 0,5 HKP. Harga atau upah 1HKP Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
22
untuk setiap daerah bervariasi, juga untuk jenis pekerjaan yang berbeda upah 1HKP sering berbeda (Tarigan, 2002:53). Oleh karena itu, tenaga kerja tidak bisa dipisahkan dengan manusia atau penduduk. Penduduk adalah semua orang yang mendiami suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu. Menurut sebagian pakar ekonomi pertanian, tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja, yaitu yang berumur 15 - 64 tahun, merupakan penduduk potensial yang dapat bekerja untuk memproduksi barang atau jasa (Daniel, 2002:87). Tanaman kopi (coffea Sp) adalah spesies tanaman berbentuk pohon yang termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus coffea. Tanaman ini tumbuhnya tegak, bercabang dan bila dibiarkan tumbuh dapat mencapai tinggi 12 m. Daunnya bulat telur dengan ujung agak meruncing. Daun tumbuh berhadapan pada batang, cabang dan ranting-rantingnya (Najiyati dan Danarti, 1997 :7). Tanaman kopi bukan produk homogen, ada banyak varietas dan beberapa cara pengolahannya. Di seluruh dunia kini terdapat sekitar 4500 jenis kopi, yang dapat dibagi dalam 4 kelompok besar yakni : 1. Coffea cenephora, salah satu jenis varietasnya menghasilkan kopi dagang robusta. 2. Coffea arabica menghasilkan kopi dagang arabika. 3. Coffea excelsa menghasilkan kopi dagang excelsa. 4. Coffea liberica menghasilkan kopi dagang liberika (Spillane, 1990 : 11). Tanaman kopi umumnya tumbuh optimum di daerah dengan curah hujan 2000 - 3000 mm/tahun dengan ketinggian 0 – 1000 m dpl. Kopi robusta dapat
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
23
tumbuh optimum pada ketinggian 400 – 700 m dpl dan kopi arabika menghendaki ketinggian tempat antara 500 – 1700 m dpl (Najiyati dan Danarti, 1997:23). Kopi adalah hasil perkebunan. Panen pertama kira-kira pada umur 3 – 4 tahun dan dibutuhkan 2 tahun lagi sebelum produksinya sampai batas normal. Produksinya biasanya mulai menurun pada umur 13 tahun, tetapi dengan pengelolaan yang baik penurunan produksi ini tidak terlalu cepat. Pohon mempunyai umur ekonomis sampai 50 tahun (Spillane, 1990 :138).
Landasan Teori Menurut Gross Mason dan Mc Eachern peran atau peranan di defenisikan sebagai seperangkat harapan – harapan yang dikenakan pada indifidu yang menempati kedudukan sosial tertentu. Harapan-harapan tersebut merupakan hubungan dari norma sosial dan oleh karena itu dapat dikatakan bahwa peranan itu ditentukan oleh norma-norma di dalam masyarakat. Dengan kata lain dalam peranan terdapat dua macam harapan yaitu harapan dari masyarakat pemegang peranan dan harapan yang dimiliki si pemegang peranan terhadap masyarakat (Ihromi, 1990: 482). Ada 3 pembagian peran yang terdapat di dalam suatu masyarakat yakni : 1. Peran produktif Peran produktif adalah kegiatan kerja yang menghasilkan pendapatan dalam bentuk uang yang dihasilkan seseorang guna mencukupi kebutuhan hiudupnya. 2. Peran reproduktif Peran reproduktif adalah kegiatan kerja yang menjamin kelangsungan hidup manusia dan keluarga seperti mengasuh anak, memasak, melahirkan, dll. Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
24
3. Peran domestik Peran domestik adalah kegiatan yang tidak terbatas pada kegiatan rumah tangga dan mencari uang, akan tetapi menyangkut kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan masyarakat misalnya : berorganisasi dengan kelompok tani maupun kelompok wanita, kelompok gereja, pengajian, maupun kegiatan wirid yasin (Listiani, dkk, 2002 : 21). Peran wanita dalam aspek sosial disederhanakan dalam dua peran yaitu peran wanita dalam keluarga dan peran wanita dalam masyarakat. Peran adalah bagian yang dimainkan seseorang pada setiap keadaan dan cara bertingkah laku untuk menyelaraskan diri dengan keadaan. Peran wanita artinya bagian dari tugas utama yang harus
dilaksanakan wanita. Ada berbagai peran wanita yang
dimilikinya sejak lahir sampai pada usia-usia selanjutnya. Peran itu merupakan bagian dari hidupnya (Sugihastuti, 2000 : 121). Faktor-faktor yang biasanya menjadi sumber persoalan bagi para ibu yang bekerja dapat dibedakan sebagai berikut: 1. Faktor Internal Yang dimaksud dengan faktor internal adalah persoalan yang timbul dalam diri pribadi sang ibu tersebut. Ada di antara para ibu yang lebih senang jika dirinya benar-benar hanya menjadi ibu rumah tangga, yang sehari-hari berkutat di rumah dan mengatur rumah tangga. Namun, keadaan “menuntut” nya untuk bekerja, untuk menyokong keuangan keluarga. Kondisi tersebut mudah menimbulkan stress karena bekerja bukanlah timbul dari keinginan diri namun seakan tidak punya pilihan lain demi membantu ekonomi rumah tangga. Biasanya, para ibu yang mengalami masalah demikian, cenderung merasa sangat lelah Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
25
(terutama secara psikis), karena seharian “memaksakan diri” untuk bertahan di tempat kerja. 1. Faktor Eksternal •
Dukungan suami
•
Kehadiran anak
•
Masalah pekerjaan
Manfaat Bekerja Bagi Wanita •
Mendukung ekonomi rumah tangga
•
Meningkatnya harga diri dan pemantapan identitas
•
Relasi yang sehat dan positif dengan keluarga
•
Pemenuhan kebutuhan sosial
•
Peningkatan skill dan kompetensi (Rini Jacinta, 2002 :1-3). Beberapa faktor sosial dan faktor ekonomi yang dimiliki petani adalah :
1. Faktor Sosial, diantaranya adalah: ¾ Umur Setiap masyarakat mempunyai
suatu sistem tentang harapan-harapan
sosial yang menuntut setiap anggotanya untuk berperilaku sesuai dengan usianya. Pertambahan usia akan diikuti perubahan perilaku. Oleh sebab itu dengan bertambahnya umur seseorang maka pengetahuannya untuk memahami pengertian-pengertian yang rumit akan meningkat, termasuk dalam mengelola pendapatannya (Suardiman, 2001:74). Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
26
¾ Tingkat Pendidikan Pendidikan akan memberikan kemampuan seseorang untuk berfikir rasional dan objektif dalam menghadapi masalah. Pendidikan juga merupakan unsur modernisasi yang menuju kepada terciptanya suatu cara berfikir rasional dan gaya hidup yang mendorong diaplikasikannya teknologi modern (Suardiman, 2001: 76). ¾ Pengalaman Berusahatani Pengalaman berusahatani akan membantu para petani dalam mengambil keputusan berusahatani. Semakin lama pengalaman yang dimiliki petani maka petani tersebut akan cenderung memiliki tingkat keterampilan yang tinggi. Pengalaman berusahatani yang dimiliki oleh petani juga akan mendukung keberhasilan dalam berusahatani (Sumantri, dkk, 2004: 35). ¾ Tingkat Kosmopolitan Tingkat Kosmopolitan dapat diartikan sebagai keterbukaan maupun hubungan petani dengan dunia luar yang nantinya diharapkan akan memberikan inovasi baru bagi para petani dalam menjalankan usahataninya. Tingkat kosmopolitan dapat diukur dari perkembangan sumber inovasi baru, antara lain media cetak, media elektronik dan bepergiannya petani keluar daerah tempat tinggal mereka atau keluar desa dalam rangka
memasarkan hasil usahatani
mereka serta mendapatkan pendidikan dan informasi mengenai inovasi pertanian untuk mengembangkan usahatani mereka (Fauzia dan Tampubolon, 1991 : 22).
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
27
2. Faktor Ekonomi, diantaranya adalah: ¾ Luas Lahan Penduduk desa yang kegiatan utamanya bertani menggantungkan hidup dari tanah garapannya. Dengan demikian luas tanah garapan yang dimilikinya menjadi salah satu petunjuk besarnya pendapatan yang diterimanya (Suardiman, 2001 : 78). ¾ Jumlah Tanggungan Keluarga Tanggungan keluarga merupakan salah satu sumber daya manusia pertanian yang dimiliki oleh petani, terutama yang berusia produktif dan ikut membantu dalam usahataninya. Tanggungan keluarga juga dapat menjadi beban hidup bagi keluarga apabila tidak aktif bekerja (Syafrudin, 2003: 78-79). ¾ Ketersediaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam usahatani, di mana tenaga kerja yang dimaksud di sini adalah petani dan para anggota keluarganya. Dalam usahatani, keluarga petani merupakan unsur penentu, namun pada saat tertentu faktor tenaga kerja keluarga akan muncul sebagai faktor yang menentukan kelestarian dari usahatani itu (Tohir, 1991 : 221). ¾ Pendapatan di Luar Usahatani Usaha memenuhi kebutuhan keluarga petani yaitu mencari sumber mata pencaharian tambahan. Situasi yang tidak pasti dalam berusahatani disebabkan oleh faktor alam seperti : iklim, curah hujan, hama dan penyakit tanaman, harga dan pemasaran. Dalam situasi ketidakpastian inilah petani mencari sumbersumber pendapatan yang lain (Soekartawi, 1988 :32).
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
28
Sikap merupakan pernyataan evaluatif baik yang menguntungkan atau tidak
menguntungkan
mengenai objek, orang atau peristiwa. Sikap
mencerminkan bagaimana seseorang merasakan sesuatu (Robbins, 2001:138). Sikap dapat bersifat negatif atau positif.
Sikap negatif memunculkan
kecenderungan untuk menjauhi, membenci, menghindari ataupun tidak menyukai keberadaan suatu objek. Sedangkan sikap positif memunculkan kecenderungan untuk menyenangi atau mendekati, menerima atau bahkan mengharapkan kehadiran objek tertentu (Adi, 1994 :178). Telaah ilmiah mengenai sikap membutuhkan alat ukur yang dapat mengukur suatu sikap. Vander Zanden, dalam bukunya Social Psykologi mengatakan sekurang-kurangnya sejauh ini, ada empat cara pengukuran yang banyak digunakan oleh para ilmuwan atau pun mereka yang tertarik akan study mengenai sikap. Keempat cara pengukuran itu adalah : ¾ Pengukuran dengan Skala Thurstone Pengukuran dengan skala thurstone ini dikembangkan oleh Louis thurstone, dan dikenal dengan nama metode Equal Appearing Intervals. Ia mengembangkan sejumlah besar pertanyaan untuk mengukur sikap seseorang terhadap suatu hal. ¾ Pengukuran dengan Skala Likert Skala Likert adalah skala yang dikembangkan oleh Rensis Likert dan dikenal sebagai Tehnik Summated Ratings. Pada pengukuran dengan skala Likert, responden diberikan pernyataan-pernyataan dengan kategori jawaban yang sudah dituliskan, contoh:
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
29
1. Sangat setuju 2. Setuju 3. Ragu-ragu 4. Tidak setuju 5. Sangat tidak setuju Jawaban 5, 4, 3 ,2, 1 maupun 1, 2, 3, 4, 5 diatas mengambarkan arah atau tingkatan dari hal yang menyenangkan (favourable) sampai tidak menyenangkan (un favourable). ¾ Pengukuran dengan Skala Guttman Pengukuran dengan skala ini dikembangkan oleh Louis Guttman, dan skala yang ia kembangkan disebut juga sebagai Tehnik Analisis Skalogram. ¾ Pengukuran dengan Skala Semantic – Differential Skala semantic-differential ini dikembangkan oleh Charles E Osgood dan rekan pada tahun 1975, digunakan untuk mengukur makna konotatif dari suatu konsep (Adi, 1994 : 192-194).
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
30
Kerangka Pemikiran Melihat potensi wanita sebagai sumber daya manusia, maka upaya menyertakan wanita dalam proses pembangunan bukan hanya merupakan perikemanusiaan belaka, tetapi merupakan tindakan efisien karena tanpa mengikut sertakan wanita dalam proses pembangunan menyebabkan pemborosan dan dapat menghambat laju pertumbuhan ekonomi. Karena adanya kesempatan, hak dan kewajiban yang sama bagi pria dan wanita untuk berperan dalam segala kegiatan pembangunan telah mendorong wanita untuk bekerja, termasuk dalam sebuah keluarga yang menyebabkan wanita berperan ganda yaitu pencari nafkah sebagai petani pada usahatani kopi. Wanita dalam usahatani kopi terlibat dalam berbagai kegiatan yaitu pada tahap penanaman (persiapan lahan, penanaman, penyisipan), tahap pemeliharaan (pemupukan, pemberantasan hama, penyakit dan gulma), tahap panen (pemetikan), tahap pengolahan hasil (penyortiran, pengupasan kulit, pengeringan). Pada usahatani kopi penggunaan tenaga kerja dinyatakan oleh besarnya curahan tenaga kerja. Besarnya curahan tenaga kerja dinyatakan dalam HKP (Hari Kerja Pria). Untuk tenaga kerja wanita dewasa yang bekerja efektif dalam 1 hari setara dengan 0,8 HKP. Dari usahatani kopi ini, akan dihasilkan produksi kopi. Besarnya produksi kopi yang diperoleh akan menambah pendapatan yang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga petani. Sebagai petani, wanita memiliki berbagai faktor sosial dan faktor ekonomi yang dapat mempengaruhi curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi.
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
31
Yang termasuk pada faktor sosial diantaranya : umur, tingkat pendidikan formal, pengalaman bertani, dan tingkat kosmopolitan, sedangkan yang termasuk pada faktor ekonomi diantaranya : luas lahan, jumlah tanggungan keluarga, ketersediaan tenaga kerja dalam kelurga, dan pendapatan diluar usahatani kopi. Wanita dalam peran gandanya dalam rumah tangga yaitu sebagai petani memiliki sikap, baik positif maupun negatif. Di mana sikap positif memunculkan kecenderungan untuk menyenangi, atau mendekati, menerima atau bahkan mengharapkan kehadiran objek tertentu. Sedangkan sikap negatif memunculkan kecenderungan untuk menjauhi, membenci, menghindari ataupun tidak menyukai keberadaan suatu objek.
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
32
WANITA
PERAN GANDA
Faktor Sosial -Umur -Tingkat pendidikan -Pengalaman bertani -Tingkat kosmopolitan
SIKAP
POSITIF PETANI
Faktor Ekonomi -Luas lahan -Jumlah tanggungan keluarga -Ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga -Pendapatan diluar usaha tani kopi USAHATANI KOPI
Tahapan kegiatan -Penanaman -Pemeliharaan -Panen -Pengolahan hasil
CURAHAN TENAGA KERJA
PRODUKSI KOPI
Keterangan: : Menyatakan Hubungan : Menyatakan pengaruh Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
NEGATIF
33
Hipotesis Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan dari penelitian maka hipotesis dirumuskan sebagai berikut : 1. Ada pengaruh faktor sosial (umur, tingkat pendidikan formal, pengalaman bertani, tingkat kosmopolitan) terhadap curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi. 2. Ada pengaruh faktor ekonomi (luas lahan, jumlah tanggungan keluarga, ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga, pendapatan di luar usahatani kopi) terhadap curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi. 3. Sikap tenaga kerja wanita terhadap peran gandanya pada usahatani kopi adalah positif.
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
34
METODOLOGI PENELITIAN
Penentuan Daerah Penelitian Daerah penelitian ditentukan secara purposive yaitu di Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan. Adapun dasar pemilihan daerah penelitian ini adalah karena di desa tersebut pada umumnya wanita ikut terlibat dalam usahatani kopi dan desa ini memiliki luas lahan untuk tanaman kopi yang paling luas yaitu 102 Ha dengan total luas lahan tanaman kopi di Kecamatan Lintong Nihuta 1.089 Ha. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel.2. Luas Lahan Tanaman Kopi di Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2007 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Nama Desa Sibuntuon Parpea Sibuntuon Partur Parulohan Sigumpar Siharjulu Sitolu Bahal Habeahan Tapian Nauli Pargaulan Sigompul Siponjot Dolok Margu Hutasoit I Hutasoit II Sitio II Lobu Tua Bonan Dolok Nagasaribu I Nagasaribu II Nagasaribu III Nagasaribu IV Nagasaribu V Total
Luas Lahan (Ha) 40 50 102 35 26 58 65 90 49 37 91 56 37 40 33 39 50 41 37 25 48 40 1.089
Persentase (%) 3,67 4,59 9,37 3,21 2,39 5,33 5,97 8,26 4,50 3,40 8,36 5,14 3,40 3,67 3,03 3,58 4,59 3,76 3,40 2,30 4,41 3,60 100,00
(Sumber : Koordinator PPL Lintong Nihuta) Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
35
Metode pengambilan Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah petani yang mengusahakan lahan dengan tanaman kopi yang berperan sebagai istri dan memiliki keluarga yang lengkap sebanyak 235 KK di Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan. Pengambilan sampel dilakukan secara Stratified Random Sampling atas dasar strata luas lahan dengan jumlah petani sampel 30 KK. Sampel dikelompokkan atas dua strata yakni lebih kecil dari 0,5 Ha dan lebih besar sama dengan 0,5 Ha. Di mana luas lahan yang dimaksud di sini adalah luas lahan yang ditanami tanaman kopi baik itu. Agar lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel.3. Penentuan Sampel penelitian di Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan Strata I
Luas Lahan (Ha) < 0,5
Populasi Petani Kopi (KK) 157
Sampel Penelitian (KK) 20
II
≥ 0,5
78
10
Total
235
30
(Sumber : Kepala Desa Parulohan)
Metode Pengumpulan Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung kepada petani kopi sebagai responden dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah dibuat lebih dulu, sedangkan data sekunder diperoleh dari dinas terkait seperti kantor kecamatan Lintong Nihuta, Kantor Kepala Desa, Dinas Pertanian Humbang Hasundutan, dan buku pendukung penelitian. Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
36
Metode Analisis Data Data dari lapangan diperoleh dan dikumpulkan maka : a. Untuk identifikasi masalah 1 dianalisis dengan menggunakan Metode Deskriptif. b. Untuk identifikasi masalah 2 dianalisis dengan Metode deskriptif, di mana hal-hal yang perlu dijelaskan adalah curahan tenaga kerja wanita pada setiap tahapan kegiatan pada usahatani kopi. c. Untuk identifikasi masalah 3 dianalisis dengan menggunakan Analisis Regresi Linear Berganda, dengan menggunakan alat bantu komputer dengan
program SPSS (Statitistical Product and Service Solution)
dengan rumus matematisnya sebagai berikut :
Ŷ= a0 + a1x1 + a2x2 + ………….+ akxk
Keterangan Ŷ
= Curahan tenaga kerja wanita (HKP/ Tahun)
a0
= Koefisien intercept
a1a2 ….ak
= Koefisien regresi
x1
= Umur wanita (Tahun).
x2
= Tingkat pendidikan formal (Tahun)
x3
= Pengalaman bertani (Tahun)
x4
= Tingkat Kosmopolitan (Score).
Secara parsial diuji dengan membandingkan T-Hitung dengan T-Tabel
T− Hitung =
ai : dk = n − k − 1 Sai
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
37
Keterangan ai
= Koefisien Regresi yang diperoleh dari sampel
Sai
= Standart error untuk koefisien regresi sampel
Dengan Kriteria Uji : T-Hitung < T-Tabel…………………………………Hipotesis H0 diterima T-Hitung ≥ T-Tabel…………………………………Hipotesis H0 ditolak Untuk mengetahui variabel tersebut berpengaruh terhadap curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi dapat digunakan uji –F yaitu dengan rumus: F=
JK reg / k JK res / n − k − 1
JKreg = a1∑x1i yi + a2∑x2iyi + ……..+ ak∑xkiyi JKres = ∑(yi – Yi )2 Keterangan: JKreg = Jumlah kuadrat-kuadrat regresi JKres = Jumlah kuadrat-kuadrat residu k
= Derajat bebas pembilang
n
= Derajat bebas penyebut
Kriteria uji untuk serempak F-Hitung < F-Tabel……………………………….Hipotesis H0 diterima F-hitung ≥ F-Tabel………………………………. Hipotesis H0 ditolak (Sudjana, 1992 : 347,388).
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
38
d. Untuk identifikasi masalah 4 dianalisis dengan menggunakan Analisis Regresi Linear Berganda, dengan menggunakan alat bantu komputer dengan
program SPSS (Statitistical Product and Service Solution)
dengan rumus matematisnya sebagai berikut : Ŷ = a0 + a1x1 + a2x2 + ………….+ akxk
Keterangan: Ŷ
= Curahan tenaga kerja wanita (HKP/ Tahun)
a0
= Koefisien intercept
a1a2 ….ak
= Koefisien regresi
x1
= Luas lahan (Ha).
x2
= Jumlah tanggungan (Jiwa)
x3
= Ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga (HKP / Tahun)
x4
= Pendapatan diluar usahatani kopi (Rp / Tahun)
Secara parsial diuji dengan membandingkan T-Hitung dengan T-Tabel T− Hitung =
ai : dk = n − k − 1 Sai
Keterangan ai
= Koefisien Regresi yang diperoleh dari sampel
Sai
= Standart error untuk koefisien regresi sampel
Dengan Kriteria Uji : T-Hitung < T-Tabel…………………………………Hipotesis H0 diterima T-Hitung ≥ T-Tabel…………………………………Hipotesis H0 ditolak Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
39
Untuk mengetahui variabel tersebut berpengaruh terhadap curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi dapat digunakan uji –F yaitu dengan rumus: F=
JK reg / k JK res / n − k − 1
JKreg = a1∑x1i yi + a2∑x2iyi + ……..+ ak∑xkiyi JKres = ∑(yi – Yi )2 Keterangan: JKreg = Jumlah kuadrat-kuadrat regresi JKres = Jumlah kuadrat-kuadrat residu k
= Derajat bebas pembilang
n
= Derajat bebas penyebut Kriteria uji untuk serempak
F-Hitung < F-Tabel……………………………….Hipotesis H0 diterima F-hitung ≥ F-Tabel………………………………. Hipotesis H0 ditolak (Sudjana, 1992:347,388). e. Untuk identifikasi masalah 5 dianalisis dengan menggunakan Metode Penskalaan LIKERT dengan kriteria sebagai berikut : A
= Sangat Setuju
B
= Setuju
C
= Ragu-ragu
D
= Tidak Setuju
E
= Sangat Tidak Setuju
Skor standart yang digunakan adalah Skor T yaitu : Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
40
⎡x− X ⎤ T = 50 + 10⎢ ⎣ S ⎥⎦ Keterangan : T
= Skor standart
x
= Skor responden
X
= Rata-rata skor kelompok
S
= Deviasi standart kelompok
Dengan kriteria uji : T > 50 = Sikap positif T ≤ 50 = Sikap negatif (Azwar, 1995 : 156). f. Untuk identifikasi masalah 6 dan 7 dianalisis dengan Metode Deskriptif.
Defenisi Dan Batasan Operasional
Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpahaman dalam penelitian maka dibuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut: Defenisi
1. Peran adalah bagian yang dimainkan seseorang pada setiap keadaan dan cara bertingkah laku untuk menyelaraskan diri dengan keadaan. 2. Rumah tangga adalah kesatuan sosial ekonomi dan anggotanya berdiam dalam satu rumah atau bagian dari rumah. 3. Tingkat kosmopolitan adalah tingkat keterbukaan petani terhadap dunia luar, yang diukur berdasarkan banyaknya melakukan kunjungan keluar
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
41
desa serta penggunaan sarana informasi melalui media cetak dan frekuensi petani menggunakan media elektronik. 4. Sikap adalah pernyataan evaluatif baik yang menguntungkan atau tidak menguntungkan mengenai objek, orang, atau peristiwa. Batasan Operasional
1. Petani Sampel adalah istri petani yang membudidayakan tanaman kopi, sekaligus menjadi tenaga kerja pada usahataninya. 2. Tempat penelitian berada di Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan. 3. Waktu penelitian direncanakan pada tahun 2008-Selesai. 4. Peran ganda yang dimaksud peneliti adalah peranan wanita sebagai ibu rumah tangga dan petani pada usahatani kopi. 5. Curahan tenaga kerja wanita adalah besarnya penggunaan tenaga kerja oleh istri yang berperan sebagai petani pada usahatani kopi. 6. Produksi adalah hasil usahatani kopi yang di hitung dalam satuan kg. 7. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi adalah ; a. Faktor sosial (umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, tingkat kosmopolitan) b. Faktor ekonomi ( luas lahan, jumlah tanggungan, ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga, pendapatan diluar usahatani kopi). 8. Umur adalah usia petani sampel yang berumur ≥ 15 tahun dan masih produktif.
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
42
9. Tingkat pendidikan adalah tingkat pendidikan formal yang pernah dijalani oleh petani sampel misalnya : SD, SMP,SMA atau sederajat yang biasanya dinyatakan dalam tahun. 10. Pengalaman bertani adalah lamanya petani sampel mengusahakan usahatani kopi yang dinyatakan dalam tahun. 11. Luas lahan adalah luas lahan yang ditanami tanaman kopi yang dinyatakan dalam satuan hektar. 12. Jumlah tanggungan adalah banyaknya yang ditanggung oleh kepala keluarga dalam sebuah rumah tangga. 13. Ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga adalah jumlah tenaga kerja yang dapat bekerja pada usahatani kopi yang berasal dari dalam keluarga. 14. Pendapatan diluar usahatani kopi adalah pendapatan yang diperolah petani diluar usahatani kopi.
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
43
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL
1. Deskripsi Daerah Penelitian a. Luas dan Kondisi Geografis
Penelitian ini dilakukan di Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan. Kecamatan Lintong Nihuta merupakan salah dari 10 kecamatan yang ada di Kabupaten Humbang Hasundutan yang memiliki luas lahan 11.490 Ha dan Desa Parulohan merupakan salah satu dari 22 desa yang ada di Kecamatan Lintong Nihuta. Secara administratif Desa Parulohan berbatasan dengan : Sebelah Utara
: Kecamatan Bakti Raja
Sebelah Selatan
: Desa Sibuntuon Partur
Sebelah timur
: Desa Sitolu Bahal
Sebelah Barat
: Desa Sigumpar
Desa Parulohan berada diketinggian 1200-1500 m dpl dan memiliki luas wilayah 542 Ha. Jarak desa dari ibu kota kecamatan yakni Pasar Baru adalah 3 Km dan berjarak 32 Km dari Ibukota kabupaten yakni Dolok Sanggul (Profil Desa, 2007). b. Penggunaan Lahan
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
44
Luas wilayah desa penelitian yakni Desa Parulohan menurut fungsinya dapat dibagi menjadi pekarangan / bangunan / halaman, tegal / ladang / huma, padang rumput, kebun kopi, kolam, tanah tidak diusahakan, tanah untuk kayukayu, rawa-rawa, sawah, dll. Untuk lebih jelasnya tabel 4 berikut ini akan dapat menggambarkan bagaimana sebaran penggunaan lahan di Desa Parulohan. Tabel 4. Distribusi Penggunaan Lahan di Desa Parulohan Tahun 2007 Jenis Penggunaan Tanah
Luas (Ha)
Persentase (%)
1.
Pekarangan,Bangunan, Halaman
57
10,52
2.
Tegal/Ladang
49
9,04
3.
Padang Rumput
100
18,45
4.
Perkebunan Kopi
102
18,82
5.
Kolam
3
0,55
6.
Tanah Tidak Diusahakan
85
15,68
7.
Tanah Untuk Kayu-Kayu
23
4,24
8.
Rawa-Rawa
0
0
9.
Sawah
66
12,18
10.
Lain-Lain
57
10,52
NO
Total
542
100
(Sumber : Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan Kecamatan Lintong Nihuta Tahun 2007)
C. Keadaan Penduduk
Desa Parulohan memiliki jumlah penduduk 1475 jiwa dengan 267 KK. Distribusi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
45
Tabel 5. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Desa Parulohan Tahun 2007 No
Golongan Umur
Jenis kelamin
Jumlah
Persentase
(tahun)
Laki-laki
Perempuan
1.
0-4
112
114
226
15,32
2.
5-9
90
115
205
13,90
3.
10-14
62
68
130
8,81
4.
15-19
75
85
160
10,85
5.
20-24
57
63
120
8,14
6.
25-29
38
42
80
5,42
7.
30-34
41
44
85
5,76
8.
35-39
37
43
80
5,42
9.
40-44
45
49
94
6,37
10.
45-49
37
33
70
4,75
11.
50-54
34
42
76
5,15
12.
55-59
22
32
54
3,66
13.
60-64
26
24
50
3,40
14.
≥ 65
25
30
45
3,05
696
779
1475
100
Total
(%)
(Sumber : Kepala Desa Parulohan Tahun 2007)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Kelompok usia produktif (15-64 Tahun) di Desa Prulohan sebanyak 869 jiwa (58,92 %).
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
46
Pada umumnya, kondisi penduduk cukup mengenal satu sama lain. Keakraban dan kekeluargaan sangat jelas terlihat dalam lingkungan kehidupan masyarakatnya. Secara umum bahasa sehari-hari yang digunakan sebagai alat komunikasi di Desa Parulohan adalah Bahasa Batak Toba.
Tabel 6. Distribusi Jenis Mata Pencaharian Penduduk di Desa Parulohan Tahun 2007 NO
Jenis mata pencaharian
Jumlah jiwa (KK)
Persentase (%)
1.
Patani
235
88,02
2.
Buruh
21
7,86
3.
Pegawai Negri Sipil
11
4,12
267
100
Total (Sumber : Kepala Desa Parulohan Tahun 2007)
Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa bertani merupakan mata pencarian yang utama dilakukan oleh penduduk, disamping itu terdapat juga buruh tani yang bekerja pada perkebunan kopi milik Pt.Pesona yang terdapat di daerah penelitian dan terdapat juga pegawai negeri sipil yang bekerja sebagai tenaga pengajar dan sebagai tenaga medis di daerah penelitian. Di Desa Parulohan terdapat 3 suku bangsa yaitu suku batak toba, jawa dan nias. Dapat di lihat pada tabel di bawah ini : Tabel 7. Distribusi Penduduk Menurut Suku Bangsa di Desa Parulohan Tahun 2007 No
Suku Bangsa
1.
Batak Toba
2. 3.
Jumlah Jiwa
Persentase (%)
1452
98,44
Jawa
8
0,54
Nias
15
1,02
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
47
Total
1475
100
(Sumber : Kepala Desa Parulohan Tahun 2007)
Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa suku Batak Toba merupakan suku yang paling besar jumlahnya di banding dengan suku lainnya. Suku jawa dan nias merupakan pendatang baru di daerah penelitian. Dapat juga digambarkan bahwa di Desa Parulohan terdapat beberapa agama yang dianut oleh penduduk yang lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 8. Distribusi Penduduk Menurut Agama di Desa Parulohan Tahun 2007 No
Agama
1
Kristen Protestan
2
Katolik
3
Jumlah Jiwa
Persentase (%)
1461
99,05
12
0.81
Islam
2
0,14
Total
1475
100
(Sumber : Kepala Desa Parulohan Tahun 2007).
Dari tabel 8 diatas dapat dilihat bahwa agama kristen protestan merupakan agama yang paling banyak dianut oleh penduduk desa (99,05%), disusul oleh agama katolik (0,81%) dan islam (0,14%). d. Sarana dan Prasarana.
Adapun sarana dan prasarana yang ada didesa penelitian adalah sekolah, klinik, gereja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 9. Jenis Sarana dan Prasarana di Desa Parulohan Tahun 2007 NO
1
Jenis Sarana dan Prasarana
Jumlah(unit)
Kondisi
TK
1
Baik
SD
1
Baik
Sekolah
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
48
2
Klinik
2
Baik
3
Gereja
1
Baik
4
Jalan
Baik
(Sumber : Kepala Desa Parulohan Tahun 2007)
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa didaerah penelitian terdapat sekolah yakni TK dan SD sebanyak 1 unit, klinik 2 unit, gereja 1 unit. Adapun jalan yang ada didaerah penelitian kondisinya baik yaitu sudah diaspal tetapi angkutan belum lancar. Angkutan roda empat ke desa ini ada pada saat hari pekan. Untuk sarana pendidikan, pada umumnya baik karena gedungnya sudah permanen sehinga anak-anak tidak perlu pergi ke desa lain untuk menuntut ilmu. Untuk sarana kesehatan, di Desa Parulohan terdapat 2 unit klinik sehinga masyarakat lebih mudah untuk mendapatkan perawatan kesehatan. 2. Karakteristik Petani Sampel
Karakteristik Petani Sampel yang dimaksud disini meliputi : Umur, tingkat pendidikan formal, pengalaman bertani, tingkat kosmopolitan, luas lahan, jumlah tanggungan keluarga, pendapatan di luar usahatani kopi, dan ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 10. Karakteristik Petani Sampel Di Desa Parulohan No
Karakteristik Petani Sampel
Satuan
Range
Strata I
Strata II
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
49
1
Umur
Tahun
26 - 62
39,10
47,80
2
Tingkat Pendidikan Formal
Tahun
0 - 12
7,25
4,50
3
Pengalaman Bertani
Tahun
5 - 41
15,55
25,60
4
Tingkat Kosmopolitan
Score
2 - 19
9,6
10,9
5
Luas Lahan
Ha
0,08 – 1,3
0,25
0,82
6
Jumlah
Jiwa
2–9
4,75
4,50
HKP/Thn
500 – 2500
1110
1523,6
Rp/ Thn
327000 -
8503850
8509200
Tanggungan
Keluarga 7
Ketersediaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga
8
Pendapatan
Diluar
Usahatani Kopi
21352500
(Sumber:Analisis Data Primer Lampiran 1 Tahun 2008)
Rataan umur petani sampel strata I adalah sebesar 39,10 tahun, dimana lebih rendah dari rataan umur petani sampel strata II yaitu 47,80 tahun. Dari rataan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa petani sampel pada masingmasing strata masih berada dalam kategori petani usia produktif sehingga masih besar potensi tenaga kerja yang dimiliki petani sampel dalam mengelola usaha taninya untuk beberapa waktu yang akan datang. Untuk tingkat pendidikan formal, rataan tingkat pendidikan petani strata I adalah sebesar 7,25 tahun yang lebih tinggi dari pada rataan istri petani strata II yaitu sebesar 4,5 tahun. Jadi dapat dikatakan bahwa pendidikan formal petani tiap strata memiliki perbedaan yang besar, dimana hal ini akan dapat berpengaruh pada wawasan, pengetahuan, serta cara berfikir dan bertindak istri petani dalam pengelolaan usahataninya.
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
50
Dari segi pengalaman bertani, dapat dilihat bahwa petani strata I lebih rendah pengalaman bertaninya dari pada pengalaman bertani petani strata II yaitu sebesar 15,55 tahun. Sedangkan rataan pengalaman bertani petani sampel pada strata II sebesar 25,6 tahun. Pengalaman bertani dapat berpengaruh pada pengetahuaan dan wawasan petani didalam mengelola usahataninya. Semakin besar pengalaman petani didalam mengelola usahatani maka semakin besar atau tinggi pula pengetahuan dan wawasan terhadap pengelolaan usahataninya. Rataan tingkat kosmopolitan petani didesa penelitian adalah rendah. Dimana rata – rata tingkat kosmopolitan strata 1 yakni 9,6 sedangkan rataan tingkat kosmopolitan strata 2 yakni 10,9. Hal ini dapat berpengaruh pada pengetahuan, sikap, dan tindakan petani sampel dalam mengembangkan usahataninya. Luas lahan dapat mempengaruhi besarnya produksi yang diperoleh petani dalam usahataninya, walaupun lahan pertanian luas tetapi terkadang
tidak
memberikan produksi yang baik pula. Rataan luas lahan petani pada strata I sebesar 0,25 Ha / KK, sementara untuk petani strata II sebesar 0,82 Ha / KK. Jumlah tanggungan keluarga pada petani strata I rataannya sebesar 4,75 jiwa yang tidak jauh berbeda dengan rataan jumlah tanggungan keluarga pada strata II yakni sebesar 4,5 jiwa. Dimana jumlah tanggungan keluarga ini akan berpengaruh pada pendapatan petani yang ketersediaan tenaga kerja pada usahatani. Tanggungan keluarga juga dapat menjadi beban hidup bagi keluarga apabila tidak aktif bekerja. Ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga merupakan faktor penting dalam usahatani, dimana tenaga kerja yang dimaksud adalah petani dan anggota Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
51
keluarganya. Ketersediaan tenaga kerja yang dimiliki oleh petani selama 1 tahun adalah 300 hari untuk pria umur > 15 tahun, 250 hari untuk wanita > 15 tahun, serta 144 hari untuk anak-anak usia 10-15 tahun. Rataan ketersedian tenaga kerja pada strata I sebesar 1110 HKP / tahun yang lebih rendah dari pada rataan ketersediaan tenaga kerja pada strata II yakni sebesar 1523,6 HKP / tahun. Pendapatan diluar usahatani kopi dapat diperoleh dari non-usahatani kopi seperti cabai, tomat, kol, kentang, sawi. Usaha ternak diperoleh dari kerbau dan babi. Dan kegiatan non-usahatani seperti pegawai negeri sipil, pedagang. Rataan pendapatan diluar usahatani kopi pada petani strata I yaitu sebesar Rp 8.503.850 yang hampir sama dengan rataan pendapatan diluar usahatani kopi petani sampel strata II yaitu sebesar Rp 8.509.200.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Tahapan Kegiatan yang Melibatkan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Di Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta
Dalam usahatani kopi terdapat beberapa tahapan pekerjaan dimana secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut : I. Penanaman
1.1 Persiapan Lahan Lahan yang akan ditanami tanaman kopi bisa dibedakan menjadi 3 yaitu : a. Lahan bukaan baru yang belum pernah ditanami tanaman kopi ataupun tanaman perkebunan lainnya.
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
52
b. Lahan bekas tanaman perkebunan ataupun tanaman usaha lainnya selain tanaman kopi. c. Lahan yang ditanami kopi, tetapi tidak produktif dan harus diganti dengan jenis kopi lainnya yang lebih unggul. Persiapan lahan untuk masing-masing jenis lahan tersebut tentu berbeda-beda. Tapi pada umumnya pada persiapan lahan dilakukan tiga tahap yakni : a. Tahap pembersihan lahan, yakni tahap dimana tanah dibersihkan dari pohonpohon yang bersisa pada lahan. b. Tahap pengolahan tanah, yakni mengolah tanah secara hati-hati agar lapisan humus tanah tidak hilang dan rusak. c. Tahap penanaman tanaman pelindung, yakni tahap terlebih dahulu ditanami dengan tanaman pelindung dan penutup tanah sebelum ditanami dengan kopi. d. Tahap pembuatan lubang tanam, yakni sebelum pembuatan lubang tanam maka terlebih dahulu ditentukan letak lubang tanam yang akan digali. Jarak tanam yang dianjurkan adalah 2.5 m x 2.5 m. 1.2. Menanam Setelah pohon pelindung dan lubang tanamnya dipersiapkan, maka tahap selanjutnya adalah penanaman. Penanaman ini dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut : ¾ Lubang tanam yang semula sudah ditutup digali lagi, tetapi dengan ukuran
yang lebih kecil. Kira-kira ukurannya sedikit lebih besar daripada gumpalan tanah yang membungkus akar bibit. ¾ Pembungkus gumpalan tanah pada bibit seperti plastik dan pelepah batang
pisang dilepas pelan-pelan. Tanahnya sedikit dikorek-korek. Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
53
¾ Bibit berikut gumpalan tanahnya dimasukkan kedalam lubang sampai batas
leher batang. Lubang ditutup dengan tanah sampai agak menggunung agar bila tanah agak memadat, bibit tidak tergenang air kalau hujan. Selanjutnya tanah disiram dengan air. ¾ Bila perlu, tanaman diberi penggapit agar tidak mudah goyah
1.3.Penyulaman atau Penyisipan Tanaman yang tumbuh merana atau mati harus segera disulam dengan tanaman yang baru. Pemeriksaan terhadap tanaman kopi yang sudah ditanam biasanya ditentukan dengan jadwal sebagai berikut : ¾
Setelah 2 minggu setelah tanam, kebun diperiksa 2 kali / minggu.
¾
Tanaman berumur 2-4 minggu, diperiksa 1 kali / minggu.
¾
Selama 6 bulan berikutnya kebun diperiksa 1 kali / bulan Bibit yang digunakan untuk menyulam adalah bibit cadangan yang sudah disiapkan sebelumnya.
II. Pemeliharaan
2.1. Pemupukan Pemupukan pada tanaman bertujuan untuk : ¾ Mencukupi kebutuhan unsur hara bagi tanaman. ¾ Memperbaiki kondisi tanah sehingga akar tanaman dapat tumbuh dengan
baik dan dapat menyerap unsur hara dengan jumlah yang cukup. Jenis pupuk yang sering digunakan untuk tanaman kopi adalah pupuk buatan seperti : Urea, KCL, TSP, serta pupuk organik seperti : Pupuk kandang dan kompos. 1.2.Pengendalian Hama, Penyakit dan Gulma. Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
54
Tanaman kopi sedapat mungkin harus dihindarkan dari serangan hama, penyakit, dan gulma, karena ketiga hal tersebut dapat menurunkan produksi dan mutu kopi yang dihasilkan. Bahkan akibat serangan hama dan penyakit dan gulma bisa menyebabkan tanaman tidak mau berbuah sama sekali, atau bahkan sering menyebabkan kematian. III. Panen / Pemetikan
Tanaman kopi yang dirawat dengan baik biasanya sudah mulai berproduksi pada umur 2.5 – 3 tahun, tergantung pada iklim dan jenisnya. Pemetikan kopi secara garis besar dibagi menjadi tiga tahap yakni : a. Pemetikan pendahuluan b. Petik merah (Panen raya), bisa berlangsung selama 4 – 5 bulan dengan giliran pemetikan pertanaman 10 – 14 hari sekali. c.Petik hijau (Petik racutan), dilakukan dengan cara memetik semua buah yang masih tertinggal baik yang sudah merah maupun yang masih hijau. Untuk memperoleh hasil yang bermutu tinggi, buah kopi harus dipetik setelah betul-betul matang yaitu saat kulit buahnya sudah berwarna merah. 4. Pengolahan Hasil
Untuk mendapatkan kopi yang sudah siap diperdagangkan perlu adanya pengolahan. Prinsip dari pengolahan buah kopi bertujuan untuk memisahkan kopi dari dagingnya, kulit tanduk, dan kulit ari, sehingga tinggal bijinya. Didalam pelaksanaan pengolahan secara sederhana melalui tahapan pengeringan, pengupasan dan sortasi. Pengeringan kopi glondong dilakukan dengan menjemur diatas lantai jemur dan kadang-kadang sebelum dilakukan penjemuran dilakukan pemecahan kulit. Setelah biji kopi kering dilakukan pengupasan
untuk
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
55
memisahkan kulit luar dan kulit tanduk dan kulit ari dengan cara menumbuk. Kopi yang sudah baik pengeringannya lalu dicampur rata dan disimpan dalam karung lalu dijual.
2. Curahan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi bersama-sama dengan faktor produksi lain dalam suatu proses produksi guna meningkatkan hasil pertanian. Curahan tenaga kerja yang dimaksud adalah tenaga kerja dalam keluarga yakni tenaga kerja wanita (istri) dan tenaga kerja pria (suami) yang biasanya tidak diberi upah. Kebutuhan tenaga kerja pada setiap usahatani
berbeda-beda menurut
komoditinya. Demikian juga dengan komoditi kopi yang memiliki tahap-tahap tertentu dalam pelaksanaan kegiatannya. Rata-rata curahan tenaga kerja pria dan wanita pada setiap tahapan pekerjaan pada usahatani kopi dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 11. Rata-Rata Curahan Tenaga Kerja Pria dan Wanita Pada Setiap Tahapan Kegiatan Pada Usahatani Kopi per Hektar. Tahapan Pekerjaan
Penanaman (Persiapan lahan, menanam, dan penyulaman) Pemeliharaan (Pemupukan, Pengendalian hama penyakit dan gulma) Panen / pemetikan Pengolahan
Curahan Tenaga Kerja (HKP) Total Pria Wanita Strata 1 Strata 2 Strata 1 Strata 2 163,43 89,21 252,64 144 87,12
Total
231,12
604,14
629,31
1233,45
622,23
687,54
1309,77
130,99
94,43
225,42
405,82
300,22
706,04
49,89
98,38
177,94
192,59
370,53
148,27
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
56
hasil (penggilingan, pengeringan, penyortiran, pengepakan Total
948,45
911,33
1859,78
1349,99
1267,47
2617,46
(Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 4b Thn 2008)
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata curahan tenaga kerja wanita pada tiap strata pada tahap penanaman ( persiapan lahan, menanam, penyulaman) lebih kecil dari pada curahan tenaga kerja pria. Dimana, rata-rata curahan tenaga kerja wanita strata 1 sebesar 144 HKP dan strata 2 sebesar 87,12 HKP sedangkan curahan tenaga kerja pria strata 1 sebesar 163,43 HKP dan strata 2 sebesar 89,21 HKP. Hal ini disebabkan karena pada tahap penanaman pada usahatani kopi terutama pada persiapan lahan membutuhkan kemampuan fisik yang kuat sehingga tenaga kerja pria lebih banyak yang bergerak didalamnya. Pada tahap pemeliharaan, curahan tenaga kerja wanita strata 1 sebesar 622,23 HKP dan strata 2 sebesar 687,54 HKP sedangkan curahan tenaga kerja pria strata 1 sebesar 604,14 HKP dan strata 2 sebesar 629,31 . Dari sini dapat dilihat bahwa curahan tenaga kerja wanita pada tahap ini lebih besar daripada curahan tenaga kerja pria. Hal ini dikarenakan oleh ketekunan dan kerajinan tenaga kerja wanita. Pada tahap panen/ pemetikan curahan tenaga kerja wanita strata 1 sebesar 405,82 HKP dan strata 2 sebesar 300,22 HKP sedangkan curahan tenaga kerja pria strata 1 sebesar 130,99 HKP dan strata 2 sebesar 94,43 HKP . Dari sini dapat dilihat bahwa curahan tenaga kerja wanita pada tahap ini lebih besar daripada curahan tenaga kerja pria. Hal ini dikarenakan oleh ketekunan dan kerajinan tenaga kerja wanita. Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
57
Pada tahap pengolahan hasil, curahan tenaga kerja wanita strata 1 sebesar 177,94 HKP dan strata 2 sebesar 192,59 HKP sedangkan curahan tenaga kerja pria strata 1 sebesar 49.89 HKP dan strata 2 sebesar 98,38 . Dari sini dapat dilihat bahwa curahan tenaga kerja wanita pada tahap ini lebih besar daripada curahan tenaga kerja pria. Hal ini dikarenakan oleh ketekunan dan kerajinan tenaga kerja wanita. Jadi dapat disimpulkan bahwa curahan tenaga kerja wanita di daerah penelitian pada baik strata 1 maupun strata 2 pada setiap tahapan kegiatan pada usahatani kopi (kecuali tahap penanaman) lebih besar daripada curahan tenaga kerja pria.
c. Pengaruh Faktor Sosial (Umur, Tingkat Pendidikan, Pengalaman Bertani, Tingkat Kosmopolitan) Terhadap Curahan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi
Faktor – faktor sosial yang diduga mempengaruhi curahan tenaga kerja wanita pada usaha tani kopi adalah umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani dan tingkat kosmopolitan. Umur yang dimaksud disini adalah usia petani sampel yang berumur > 15 tahun dan masih produktif. Tingkat pendidikan yang dimaksud disini adalah tingkat pendidikan formal yang pernah dijalani oleh petani sampel misalnya : SD, SMP, SMA, atau sederajat yang biasanya dinyatakan dalam tahun. Pengalaman bertani yang dimaksud disini adalah lamanya petani sampel mengusahakan usahatani kopi yang dinyatakan dalam tahun. Tingkat Kosmopolitan dapat diartikan sebagai keterbukaan maupun hubungan petani dengan dunia luar yang nantinya diharapkan akan memberikan Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
58
inovasi baru bagi para petani dalam menjalankan usahataninya. Tingkat kosmopolitan dapat diukur dari perkembangan sumber inovasi baru, antara lain media cetak, media elektronik dan bepergiannya petani keluar daerah tempat tinggal dengan menggunakan score. Untuk melihat bagaimana pengaruh umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, tingkat kosmopolitan terhadap curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi dapat dilihat pada hasil analisis regresi linear berganda
pada tabel 12
dibawah ini :
Tabel 12 a. Variables Enttered/ Removedb
Model
Variables Entered
1
i.
Variables Removed
Method Enter
Tingkat Kosmopolitan, Umur, Tingkat Pendidikan, Pengalaman Bertani
a All requested variables Entered b Dependent Variable: Curahan tenaga kerja wanita ( Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 9 )
Pada Variabel enter/ removed terlihat bahwa variabel-variabel bebas yang dimasukkan (entered) adalah umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani dan tingkat kosmopolitan. Metode yang dipilih adalah metode enter. Tabel 12b. Model Summary
Model 1
R .673(a)
a.
R Square .453
Adjusted R Square .365
Std. Error of the Estimate 337.76425
Predictors: (Constan), Tingkat Kosmopolitan, Umur, Tingkat pendidikan, Pengalaman Bertani
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
59
( Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 9 )
R = 0,673 berarti pengaruh antara umur,tingkat pendidikan, pengalaman bertani, dan tingkat kosmopolitan terhadap curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi sebesar 67,3 %., sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. R Square sebesar 0,453 berarti 45,3 % faktor-faktor curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi dapat dijelaskan oleh umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, tingkat kosmopolitan sedangkan sisanya 54,7 % dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Adjusted R Square sebesar 0,365 berarti 36,5 % faktor – faktor curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi dapat dijelaskan oleh umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, dan tingkat kosmopolitan. Sedangkan sisanya 63,5 % dapat dijelaskan oleh faktor – faktor yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Standart error of the estimate artinya mengukur variasi dari nilai yang di prediksi. Standart error of the estimate juga disebut standar deviasi. Dalam penelitian ini standart error of the estimate adalah 337,76425. Tabel 12c. Coefficientsa
Model
1 (Constan) Umur Tingkat Pendidikan Pengalaman Bertani Tingkat Kosmopolitan a.
Unstandardized Coefficiens B 957,890 -19,619 -53,208 29,206
Std.Error 561,478 13,464 27,689 11,301
20,832
14,156
Standardize d Coefficients Beta
t
Sig
-0,482 -0,456 0,722
1,706 -1,457 -1,922 2,584
0,100 0,158 0,066 0,016
0,231
1,472
0,154
Dependent Variable: Curahan Tenaga Kerja Wanita
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
60
( Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 9 )
Berdasarkan hasil out put tersebut maka rumus persamaan regresinya adalah: Ŷ= 957,890 - 19,619X1 – 53,208X2 + 29,206X3 + 20,832X4 Dimana : Ŷ
= Curahan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi (HKP/ Tahun)
X1
= Umur (Tahun)
X2
= Tingkat Pendidikan (Tahun)
X3
= Pengalaman Bertani (Tahun)
X4
= Tingkat kosmopolitan (Score)
Dari model diatas diperoleh interpretasi sebagai berikut : 1. Setiap terjadi peningkatan umur sebesar 1 tahun, terjadi penurunan curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi sebesar 19,619 HKP. 2. Setiap terjadi peningkatan tingkat pendidikan sebesar 1 tahun, terjadi penurunan curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi sebesar 53,208 HKP. 3. Setiap terjadi peningkatan pengalaman bertani sebesar 1 tahun, terjadi peningkatan curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi sebesar 29,206 HKP. 4. Setiap terjadi peningkatan tingkat kosmopolitan sebesar 1 skor, terjadi peningkatan curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi sebesar 20,832 HKP.
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
61
Dari hasil uji t, maka diperoleh nilai t hitung untuk variabel umur adalah 1,457, dengan tingkat signifikansi 0,158. Sedangkan
t tabel
pada tingkat
kepercayaan 95 % (α = 0,05) adalah 2,060. Oleh karena pada kedua perhitungan yaitu t hitung < t tabel dan tingkat signifikansinya 0,158 > 0,050 menunjukkan bahwa pengaruh variabel umur secara parsial tidak signifikan terhadap besarnya curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi. Hal ini disebabkan karena petani sampel memiliki umur yang produktif dan masih memiliki fisik yang kuat dalam mengelola usahatani kopi. Untuk variabel tingkat pendidikan diperoleh nilai t hitung sebesar 1,922 dengan tingkat signifikansi 0,066. Sedangkan t tabel pada tingkat kepercayaan 95 % (α = 0,05) adalah 2,060. Oleh karena pada kedua perhitungan yaitu t hitung < t tabel dan tingkat signifikansinya 0,066 > 0,050 menunjukkan bahwa pengaruh variabel tingkat pendidikan secara parsial tidak signifikan terhadap besarnya curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi. Hal ini disebabkan karena tingkat pendidikan merupakan pendidikan formal, yang tidak berhubungan langsung dengan usahatani petani sampel. Untuk variabel pengalaman bertani nilai t hitung sebesar 2,584 dengan tingkat signifikansi 0,016. Sedangkan t tabel pada tingkat kepercayaan 95 % (α = 0,05) adalah 2,060. Oleh karena pada kedua perhitungan yaitu t hitung > t tabel dan tingkat signifikansinya 0,016 < 0,050 menunjukkan bahwa pengaruh variabel pengalaman bertani secara parsial signifikan terhadap besarnya curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi dan memiliki hubungan yang positif antara pengalaman bertani dengan curahan tenaga kerja wanita pada usahatani
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
62
kopi. Makin banyak pengalaman bertani maka curahan tenaga kerja wanita semakin besar. Untuk variabel tingkat kosmopolitan nilai t hitung sebesar 1,472 dengan tingkat signifikansi 0,154. Sedangkan t tabel pada tingkat kepercayaan 95 % (α = 0,05) adalah 2,060. Oleh karena pada kedua perhitungan
yaitu
t hitung < t tabel dan tingkat signifikansinya 0,154 > 0,05 menunjukkan bahwa pengaruh variabel tingkat kosmopolitan secara parsial tidak signifikan terhadap besarnya curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi. Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik F (uji F). Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima atau H1 ditolak, Sedangkan jika F hitung ≥ F tabel maka Ho ditolak dan terima H1. Jika tingkat signifikansi dibawah 0,050 maka Ho ditolak dan H1 diterima. Berdasarkan out put dibawah ini terlihat bahwa: Tabel 12d. Anovab
Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 2361456,275 2852117,261 5213573,536
df 4 25 29
Mean Square 590364,069 114084,690
F
Sig
5,175 0,004(a)
a. Prediktors: (Constan), Tingkat Kosmopolitan, Umur, Tingkat Pendidikan, Pengalaman Bertani b. Dependent variable: Curahan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi ( Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 9 )
Tabel diatas mengungkapkan bahwa nilai F hitung adalah 5,175 dengan tingkat signifikansi 0,004. Sedangkan F tabel pada tingkat kepercayaan 95 % (α = 0,05) adalah 2,76. Oleh karena pada kedua perhitungan yaitu F hitung > F tabel dan tingkat signifikansinya 0,004 < 0,050 menunjukkan bahwa pengaruh variabel independent ( Umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, tingkat kosmopolitan) secara serempak signifikan terhadap curahan tenaga kerja wanita Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
63
pada usahatani kopi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima. Sehingga hipotesis 1 dapat diterima.
d. Pengaruh Faktor Ekonomi (Luas Lahan, Jumlah Tanggungan Keluarga, Ketersediaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga, Pendapatan di Luar Usahatani Kopi) Terhadap Curahan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi
Luas Lahan merupakan salah satu faktor yang berperan dalam kegiatan usahatani. Luas lahan yang dimaksud disini merupakan luas lahan pertanaman kopi yang diusahakan oleh petani. Jumlah tanggungan keluarga yang dimaksud adalah banyaknya yang ditanggung oleh kepala keluarga dalam rumah tangga. Tanggungan keluarga merupakan salah satu sumber daya manusia pertanian yang dimiliki oleh petani, terutama yang berusia produktif dan ikut membantu dalam usahataninya. Tanggungan keluarga juga dapat menjadi beban hidup bagi keluarga apabila tidak aktif bekerja. Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam usahatani, di mana tenaga kerja yang dimaksud di sini adalah petani dan para anggota keluarganya. Dalam usahatani, keluarga petani merupakan unsur penentu, namun pada saat tertentu faktor tenaga kerja keluarga akan muncul sebagai faktor yang menentukan kelestarian dari usahatani itu. Usaha memenuhi kebutuhan keluarga petani yaitu mencari sumber mata pencaharian tambahan. Pendapatan diluar usahatani kopi yang dimaksud disini adalah pendapatan yang diperoleh diluar usahatani kopi, baik dari usahatani, ternak maupun non-usahatani.
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
64
Untuk melihat bagaimana pengaruh faktor ekonomi (luas lahan, jumlah tanggungan keluarga, ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga,
pendapatan
diluar usahatani kopi) terhadap curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi dapat dilihat pada tabel 13 dibawah ini: Tabel 13a. Variables Enttered/ Removedb
Model
Variables Entered
1
ii.
Variables Removed
Method Enter
Pendapatan diluar usahatani kopi, luas lahan, jumlah tanggungan keluarga, ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga.
a All requested variables Entered b Dependent Variable: Curahan tenaga kerja wanita ( Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 10 )
Pada Variabel enter/ removed terlihat bahwa variabel-variabel yang dimasukkan (entered) adalah pendapatan diluar usahatani kopi, luas lahan, jumlah tanggungan keluarga, ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga. Metode yang dipilih adalah metode enter. Tabel 13b. Model Summary
Model 1
R 0,918(a)
R Square 0,842
Adjusted R Square 0,817
Std. Error of the Estimate 181,33164
b.
Predictors: (Constan), Pendapatan Diluar Usahatani Kopi, Luas Lahan, Jumlah Tanggungan Keluarga, Ketersediaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga. ( Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 10 )
R = 0,918 berarti pengaruh antara pendapatan diluar usahatani kopi, luas lahan, jumlah tanggungan keluarga, ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga terhadap curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi sebesar
91,8 %.
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
65
Sisanya dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. R Square sebesar 0,842 berarti 84,2 % faktor-faktor curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi dapat dijelaskan oleh pendapatan diluar usahatani kopi, luas lahan, jumlah tanggungan keluarga, ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga sedangkan sisanya 15,8 % dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Adjusted R Square sebesar 0,817, artinya 81,7 % faktor-faktor curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi dapat dijelaskan oleh luas lahan, jumlah tanggungan keluarga, ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga, dan pendapatan diluar usahatani kopi. Standart error of the estimate artinya mengukur variasi dari nilai yang di prediksi. Standart error of the estimate juga disebut standar deviasi. Dalam penelitian ini standart error of the estimate adalah 181,33164.
Tabel 13c. Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficiens B
1 (Constan) Luas Lahan Jumlah Tanggungan Keluarga Ketersediaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga Pendapatan Diluar Usahatani Kopi b.
Standardiz ed Coefficient s Std.Error Beta
-63,569
107,374
949,798
90,141
18,606
t
Sig
-0,592
0,559
0,904
10,537
0,000
16,097
0,095
1,156
0,259
0,034
0,050
0,060
0,673
0,507
4,66E-006
0,000
0,063
0,757
0,456
Dependent variable: Curahan Tenaga Kerja Wanita
( Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 10 ) Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
66
Dari hasil out put diatas maka diperoleh rumus persamaan regresinya sebagai berikut : Ŷ = -63,569 + 949,798X1 + 18,606X2 + 0,034X3 + 4,66E-006X4 Dimana : Ŷ
= Curahan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi (HKP/Tahun)
X1
= Luas Lahan (Ha)
X2
= Jumlah Tanggungan (Jiwa)
X3
= Ketersediaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga (HKP/ Tahun
X4
= Pendapatan Diluar Usahatani Kopi (Rp/ Tahun)
Dari model diatas, maka diperoleh interpretasi sebagai berikut : 1. Setiap terjadi peningkatan luas lahan sebesar 1 Ha, terjadi peningkatan curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi sebesar 949,798 HKP. 2. Setiap terjadi peningkatan jumlah tanggungan keluarga sebesar 1 jiwa, terjadi peningkatan curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi sebesar 18,606 HKP. 3. Setiap terjadi peningkatan ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga sebesar 1 HKP/ tahun, maka terjadi peningkatan curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi sebesar 0,034 HKP. 4. Setiap terjadi peningkatan pendapatan diluar usahatani kopi sebesar 1 rupiah/ tahun maka terjadi peningkatan curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi sebesar 4,66 x 10-6 HKP. Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
67
Dari hasil uji t maka diperoleh nilai t hitung untuk variabel luas lahan adalah 10,537 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan t tabel pada tingkat kepercayaan 95 %
(α = 0,05) adalah 2,060. Oleh karena pada kedua
perhitungan yaitu t hitung > t tabel dan tingkat signifikansinya 0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa pengaruh variabel luas lahan secara parsial signifikan dan memiliki hubungan yang positif terhadap besarnya curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi. Ini berarti semakin luas lahan maka curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi semakin besar. Untuk variabel jumlah tanggungan keluarga diperoleh
nilai t hitung
sebesar 1,156 dengan tingkat signifikansi 0,259. Sedangkan t tabel pada tingkat kepercayaan 95 %
(α = 0,05) adalah 2,060. Oleh karena pada kedua
perhitungan yaitu t hitung < t tabel dan tingkat signifikansinya 0,259 > 0,05 menunjukkan bahwa pengaruh variabel jumlah tanggungan keluarga secara parsial tidak signifikan terhadap besarnya curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi. Hal ini di sebabkan karena besarnya jumlah tanggungan keluarga tidak mempengaruhi curahan tenaga kerja. Untuk variabel ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga nilai t hitung sebesar 0,673 dengan tingkat signifikansi 0,507. Sedangkan t tabel pada tingkat kepercayaan 95 %
(α = 0,05) adalah 2,060. Oleh karena pada kedua
perhitungan yaitu t hitung < t tabel dan tingkat signifikansinya 0,507 > 0,05 menunjukkan bahwa pengaruh variabel ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga secara parsial tidak signifikan terhadap besarnya curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi. Hal ini disebabkan karena tenaga kerja yang tersedia di daerah
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
68
penelitian tidak begitu dimanfaatkan. Anak – anaknya yang berumur produktif banyak yang merantau ke kota baik untuk mencari ilmu maupun mencari nafkah. Untuk variabel pendapatan diluar usahatani nilai t hitung sebesar 0,757. dengan tingkat signifikansi 0,456. Sedangkan t tabel pada tingkat kepercayaan 95 %
(α = 0,05) adalah 2,060. Oleh karena pada kedua perhitungan yaitu t
hitung < t tabel dan tingkat signifikansinya 0,456 > 0,05 menunjukkan bahwa pengaruh variabel pendapatan diluar usahatani kopi secara parsial tidak signifikan terhadap besarnya curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi. Hal ini disebabkan karena walaupun pendapatan diluar usahatani besar, tetapi mereka tetap mengelola usahatani kopi dimana usahatani kopi merupakan tanaman keras yang memberikan produksi untuk tahun yang lama, yang dapat dijadikan sebagai tabungan mereka. Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik F (uji F). Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima atau H1 ditolak, Sedangkan jika F hitung ≥ F tabel maka Ho ditolak dan terima H1. Jika tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima. Berdasarkan out put dibawah ini terlihat bahwa: Tabel 13d. Anovab
Model 1.
Regression Residual Total
Sum of Squares
df
Mean Square
4391544.484
4
1097886.121
822029.052 5213573.536
25 29
32881.162
F 33.390
Sig .000(a)
a. Prediktors: (Constan), pendapatan diluar usahatani kopi, luas lahan, jumlah tanggungan keluarga, ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga b. Dependent variable: Curahan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi ( Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 10 )
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
69
Tabel diatas mengungkapkan bahwa nilai F hitung adalah 33,390 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan F tabel pada tingkat kepercayaan 95 % (α = 0,05) adalah 2,76. Oleh karena pada kedua perhitungan yaitu F hitung > F tabel dan tingkat signifikansinya 0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa pengaruh variabel independent (luas lahan, jumlah tanggungan keluarga, ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga, pendapatan diluar usahatani kopi ) secara serempak signifikan terhadap curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, H1 diterima.
e. Sikap Tenaga Kerja Wanita Terhadap Peran Gandanya Pada Usahatani Kopi
Sikap tenaga kerja wanita terhadap peran gandanya pada pada usahatani kopi diketahui dengan melihat jawaban-jawaban tenaga kerja wanita terhadap pernyataan-pernyataan yang diberikan. Pernyataan ini dibagi kedalam 15 pernyataan positif dan 15 pernyataan negatif. Sikap dalam hal ini merupakan suatu respon dalam wujud suka atau tidak suka terhadap suatu objek. Sikap petani bisa berupa positif dan negatif. Untuk pernyataan positif, jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 0, Tidak Setuju (TS) diberi nilai 1, Ragu-Ragu (R) diberi nilai 2, Setuju (S) diberi nilai 3 dan Sangat Setuju (SS) diberi nilai 4. Demikian sebaliknya untuk pernyataan negatif, jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 4, Tidak Setuju (TS) diberi nilai 3, Ragu-Ragu (R) diberi nilai 2, Setuju (S) Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
70
diberi nilai 1 dan Sangat Setuju (SS) diberi nilai 0. Dari jawaban setiap pernyataan akan diperoleh distribusi frekuensi responden bagi setiap kategori, kemudian secara kumulatif dilihat deviasinya menurut deviasi normal, sehingga diperoleh skor (nilai skala untuk masing-masing kategori jawaban), kemudian skor terhadap masing-masing pernyataan dijumlahkan. Interpretasi terhadap skor masing-masing responden dilakukan dengan mengubah skor tersebut kedalam skor standart yang mana dalam hal ini digunakan model Skala Likert (Skor T). Dengan mengubah skor pada skala sikap menjadi skor T menyebabkan skor ini mengikuti distribusi skor yang mempunyai mean sebesar T= 50 dan standart deviasi S = 9,325468771, Shingga apabila skor standart > 50, berarti mempunyai sikap yang positif. Jika skor standart ≤ 50, berarti mempunyai sikap negatif. Sikap tenaga kerja wanita
terhadap peran
gandanya pada usahatani kopi di Desa Parulohan dapat dilihat pada Tabel 14 berikut. Tabel 14. Sikap Tenaga Kerja Wanita Terhadap Peran Gandanya pada usahatani kopi di Desa Parolohan. No Kategori 1 Positif 2 Negatif Jumlah
Jumlah (Orang) 19 11 30
Persentase (%) 63,33 % 36,67% 100 %
(Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 8 f )
Berdasarkan Tabel di atas dapat dikemukakan bahwa dari 30 tenaga kerja wanita sampel, jumlah tenaga kerja wanita
yang menyatakan sikap positif
terhadap peran gandanya pada usahatani kopi sebanyak19 orang (63,33%) dan menyatakan sikap negatif sebanyak 11 orang (36,67%). Sehingga sikap tenaga kerja wanita terhadap peran gandanya pada usahatani kopi lebih dominan positif dari pada sikap negatif di daerah penelitian. Dengan demikian Hipotesis 3 yang Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
71
menyatakan bahwa sikap tenaga kerja wanita Positif terhadap peran gandanya pada usahatani kopi dapat diterima.
f. Masalah – Masalah Yang Dihadapi Tenaga Kerja Wanita Dalam Peran Gandanya Pada Usahatani Kopi.
1. Masalah Internal Yang dimaksud dengan masalah internal adalah persoalan/ masalah yang timbul dalam diri pribadi sang ibu tersebut. Ada di antara para ibu yang lebih senang jika dirinya benar-benar hanya menjadi ibu rumah tangga, yang sehari-hari berkutat di rumah dan mengatur rumah tangga. Namun, keadaan “menuntut” nya untuk bekerja, untuk menyokong keuangan keluarga. Kondisi tersebut mudah menimbulkan stress karena bekerja bukanlah timbul dari keinginan diri namun seakan tidak punya pilihan lain demi membantu ekonomi rumah tangga. Biasanya, para ibu yang mengalami masalah demikian, cenderung merasa sangat lelah (terutama secara psikis), karena seharian “memaksakan diri” untuk bertahan di ladang kopinya. Dari 30 orang petani sampel yang diwawancarai terdapat 18 orang (60 %) petani sampel yang merasakan masalah ini. 2. Masalah Eksternal a. Dukungan Suami Dukungan suami dapat diterjemahkan sebagai sikap penuh pengertian yang ditunjukkan dalam bentuk kerja sama yang positif, ikut membantu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga, membantu mengurus Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
72
anak-anak serta membantu memberikan dukungan moral dan emosianal terhadap istrinya. Di daerah penelitian, yang dukungan yang diberikan suami adalah dukungan yang berupa dukungan moral dan emosional saja, sedangkan membantu mengurus anak dan menyelesaikan tugas rumah tangga adalah pekerjaan istri. Hal ini disebabkan karena didaerah penelitian, suami juga bersama-sama bekerja dengan istri di ladangnya dan masih adanya sistem patriarchal yang menganggap bahwa yang mengerjakan tugas rumah tangga itu adalah istri. Dari 30 orang petani sampel terdapat 24 orang (80 %) petani sampel yang mengalami masalah ini. b. Kehadiran Anak Masalah pengasuhan terhadap anak biasanya dialami oleh petani sampel yang memiliki anak yang masih kecil. Dari 30 sampel terdapat 20 orang (66,66 %) petani sampel yang masih memiliki anak yang masih kecil. Biasanya anak tersebut dibawa keladang kopinya karena di ladang kopi tersebut setiap petani memiliki rumah kecil yang terbuat dengan sangat sederhana ( ding-ding rumah terbuat dari papan, dengan lantai tanah dan ada juga yang sudah di semen). Biasanya untuk menjaga anak jika anaknya rewel maka petani sampel menunda pekerjaannya dulu di ladang kopi tunggu anaknya tenang. Sedangkan sisanya 33,33 %, hal ini tidak menjadi masalah karena setidaknya anak mereka yang sudah besar minimal sudah bisa mengurus dirinya sendiri dan tidak merepotkan orang tuanya. c. Beban kerja Yang Berat Beban kerja yang berat dialami oleh semua petani sampel. Hal ini membuat mereka sangat lelah. Kelelahan inilah yang sering membuat mereka sensitif Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
73
dan emosional baik terhadap anak-anak, suami, maupu lingkungan masyarakat dimana ia tinggal. Apalagi jika anak-anak yang sudah besar tidak bisa diajak untuk bekerja sama.
g. Upaya – Upaya Yang dilakukan Tenaga kerja Wanita Untuk Menghadapi Masalah Peran Ganda Wanita Pada Usahatani Kopi
1.
Untuk menghadapi masalah yang timbul dari diri sendiri ini maka petani sampel mengatasinya dengan memberikan motivasi pada diri sendiri. Mereka juga menyadari bahwa mereka bekerja adalah untuk diri mereka sendiri dan anak-anaknya. Mereke ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karena itu mereka berusaha untuk selalu berfikir positif. Dan menyadari bahwa untuk mengatasi masalah yang timbul dari diri sendiri maka diatasi dari diri sendiri juga.
2. a. Tidak terlalu banyak menuntut pada suaminya. Mereka butuh saling pengertian dan kerjasama untuk menghidupi keluarga dan memberi yang terbaik bagi anak-anaknya sesuai dengan kemampuan mereka. Masalah pengerjaan tugas keluarga dikerjakan dengan ikhlas dan menerima bahwa itu merupakan tugas mereka, karena sudah menjadi adat dan kebiasaan di daerah penelitian. Mereka senang jika suami juga rajin bekerja diladang bukan di kedai kopi. b. Di daerah penelitian, petani sampel membawa anaknya yang sudah bisa berjalan dan yang masih bayi keladang. Yang sudah berjalan dibiarkan bermain-main dan yang bayi diletakkan diayunan. Diladang sudah menjadi rumah kedua bagi mereka karena disana juga tersedia rumah kecil Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
74
yang bisa sebagai tempat beristirahat bagi mereka.Biasanya petani sampel dari pagi sampai sore berada diladang, karena diladang bukan hanya tanaman kopi saja yang mereka kelola tetapi juga tanaman hortikultura seperti tomat, kol, kentang, sawi, dan cabai. c. Untuk mengatasi beban kerja yang berat ini, maka petani sampel membagi tugasnya pada anak-anaknya setelah pulang sekolah. Anak – anaknya terlebih dahulu diberi pengertian untuk ikut membantunya diladang. Oleh karena itu petani sampel perlu mengatur waktu dan pekerjaan mereka sehingga semua perannya dapat terselesaikan.
KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
1. Adapun tahap-tahap pekerjaan yang melibatkan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi adalah pada tahap penanaman (persiapan lahan, menanam, menyulam/ menyisip), tahap pemeliharaan (pemupukan, pemberantasan hama, penyakit dan gulma), tahap panen (pemetikan), tahap pengolahan hasil (penyortiran, pengupasan kulit, pengeringan). 2. Curahan tenaga kerja wanita pada pada setiap tahapan pekerjaan pada usahatani kopi adalah berbeda-beda. Curahan tenaga kerja wanita strata 1 pada tahap penanaman (persiapan lahan, menanam, dan menyulam) adalah sebesar 144 HKP dan strata 2 sebesar 87,12. Pada tahap pemeliharaan (pemupukan, pengendalian hama, penyakit dan gulma) untuk strata 1 sebesar 622,23 HKP Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
75
dan strata 2 sebesar 687,54 HKP. Pada tahap panen (pemetikan) untuk strata 1 sebesar 405,82 HKP dan strata 2 sebesar 300,22 HKP. Pada tahap pengolahan hasil (penggilingan, penyortiran, pengeringan, pengepakan) untuk strata 1 sebesar 177,94 HKP dan strata 2 sebesar 192,59 HKP. 3. a. Secara serempak ada pengaruh faktor sosial (umur, tingkat pendidikan formal, pengalaman bertani, tingkat kosmopolitan) terhadap curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi. b. Secara parsial, tidak ada pengaruh umur terhadap curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi. c. Secara parsial, tidak ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi d. Secara parsial, ada pengaruh pengalaman bertani terhadap curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi e. Secara parsial, tidak ada pengaruh tingkat kosmopolitan terhadap curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi. 4. a. Secara serempak
ada pengaruh faktor ekonomi (luas lahan, jumlah
tanggungan keluarga, pendapatan di luar usahatani kopi) terhadap curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi. b. Secara parsial, ada pengaruh luas lahan terhadap curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi. c. Secara parsial, tidak ada pengaruh jumlah tanggungan keluarga terhadap curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi d. Secara parsial, tidak ada pengaruh ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga terhadap curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
76
e. Secara parsial, tidak ada pengaruh pendapatan diluar usahatani kopi terhadap curahan tenaga kerja wanita pada usahatani kopi. 5.
Sikap tenaga kerja wanita terhadap peran gandanya dalam usahatani kopi yang bersikap positif sebesar 63,33 % dan yang bersikap negatif sebanyak 36,67 %
6.
Masalah-masalah yang dihadapi tenaga kerja wanita dalam peran gandanya pada usahatani kopi adalah masalah yang timbul dari diri sendiri (masalah internal) dan masalah diluar diri sendiri seperti dukungan suami, kehadiran anak, dan beban kerja yang berat.
7.
Tenaga kerja wanita memiliki upaya-upaya yang dapat dilakukannya untuk menghadapi masalah peran ganda wanita pada usahatani kopi baik diri sendiri maupun yang berasal diluar diri sendiri.
b.Saran
1. Kepada Petani ¾ Diharapkan kepada seluruh anggota keluarga petani agar ada kerjasama
yang baik didalam mengelola dan mengembangkan usahataninya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. ¾ Diharapkan kepada petani untuk membuka diri terhadap perkembangan
teknologi dan pengetahuan sehingga dapat menambah wawasannya. 2. Kepada Pemerintah ¾ Diharapkan kepada pemerintah untuk mengadakan penyuluhan pertanian
sehubungan dengan usahatani kopi sehingga pengetahuan dan ketrampilan masyarakat dapat bertambah. Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
77
¾ Diharapkan pemerintah membuat program pemberdayaan wanita sehingga
dapat meningkatkan kesejahteraan petani. 3. Kepada Peneliti Selanjutnya ¾ Agar diadakan penelitian lanjutan terhadap peranan tenaga kerja wanita
pada usahatani kopi dan sikapnya terhadap peran ganda dalam rumah tangga. ¾ Agar dalam penelitian selanjutnya dapat mengadakan sistem metodologi
penelitian yang lebih baik sehingga penelitian selanjutnya menghasilkan hasil penelitian yang lebih baik.
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
78
DAFTAR PUSTAKA
Adi. 1994. Psikologi Pekerjaan Sosial Dan Ilmu Kesejahteraan Sosial. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Anonimous. 2009. Lembaga Sosial. http://www.FAQ.org.ac.id Anonimous. 2009. Konflik. http://id.wikipedia.org/wiki/konflik. Azwar. 1995. Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. BPTP. 2008. Profil Akses Dan Kontrol Dalam Usahatani Sayuran. Sulawesi Selatan. http://Sulsel.Litbang.deptan.go.id. Daniel. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara: Jakarta. Fauzia L. dan H. Tampubolon. 1991. Pengaruh Keadaan Sosial Ekonomi Terhadap Keputusan Petani Dalam Penggunaan Sarana Produksi. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara: Medan. Ihromi, T.O. 1990. Para Ibu Yang Berperan Tunggal Dan Berperan Ganda. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia: Jakarta. Komariyah. 2003. Profil Wanita Buruh Tani Dalam Usaha Meningkatkan Kesehatan, Desa Wonorejo, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar. ITB: Bandung. http://www.jiptum.org.ac.id Listiani, dkk.2002. Gender Dan Komunitas Perempuan Pedesaan. Bitra Indonesia. Medan. Najiyati dan Danarti. 1997. Kopi Budi Daya Dan Penanganan lepas Panen. Penebar Swadaya: Jakarta. Rini Jacinta. 2002. Wanita Bekerja. Team e-Psikologi. Jakarta. http://www.e-psikologi.ac.id. Robbins. 2001. Perilaku Organisasi. Prenhallindo: Jakarta. Sajogyo, Pudjiwati. 1985. Peranan Wanita Dalam Perkembangan Masyarakat Desa. Penerbit CV Rajawali: Jakarta.
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009
79
Spillane. 1990. Komoditi Kopi: Peranannya Dalam Perekonomian Indonesia. Kanisius: Yogyakarta. Soekartawi. 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. UI press: Jakarta. Suardiman. 2001. Wanita Kepala Rumah Tangga. Penerbit Jendela: Yogyakarta. . Sudjana. 1992. Metode Statistika. Penerbit Tarsito: Bandung. Sugihastuti. 2000. Wanita Dimata Wanita. Yayasan Adikarya IKAPI Dan The Lord Foundation: Yogyakarta. Sumantri, dkk. 2004. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tani Lada di Desa Kunduran Kecamatan Ulu Musi, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. Fakultas Pertanian. Universitas Bengkulu: bengkulu http: //www.bd.punib.org/jipi/artikel jipi/2004/32. Susanto, 2006. Wanita dan Karier. http:///:/Peran ibu %20 Syafrudin. 2003. Pengaruh Media Cetak Brosur Dalam Proses Adopsi dn Divusi Inovasi Betrnak Ayam Broiler di Kota Kendiri.UGM :Yogyakarta. http: //www.domandiri.or.id/file/syafrudinngmbab 6.pdf. Syamsulbahri, 1996. Bercocok Tanam Tanaman Perkebunan. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta. Tarigan. 2002. Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara, Medan. Tohir. 1991. Seuntai Pengetahuan Usahatani Indonesia. Rineka Cipta: Jakarta.
Janiar Elisabet L.Tobing : Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Dan Sikapnya Terhadap Peran Ganda Dalam Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), 2009 USU Repository © 2009