PE EMAHAMA AN SISWA KELAS K XI SMU K SA ANG TIMUR R YOG GYAKARTA A TAHUN PELAJARA AN 2010/20011 TENTA ANG KESE EHATAN REPRODUK R KSI REMAJA DAN IM MPLIKASIN NYA TERH HADAP TOPIK-TOPIK K BIMBING GAN SKRIPSI Diajukkan Untuk M Memenuhi Salah Satu Syyarat M Memperoleh G Gelar Sarjanna Pendidikaan Proogram Studi Bimbingan dan Konseliing
Di Susun Oleeh: Wusaana Nataliia K NIM M: 0411140016
PRO OGRAM STUDI S BIM MBINGA AN DAN K KONSELIN NG JURUSAN ILMU PEN NDIDIKA AN FAK KULTAS KEGURU K UAN DAN ILMU PE ENDIDIKA AN UNIV VERSITA AS SANAT TA DHAR RMA YOG GYAKAR RTA 2011
PE EMAHAMA AN SISWA KELAS K XI SMU K SA ANG TIMUR R YOG GYAKARTA A TAHUN PELAJARA AN 2010/20011 TENTA ANG KESE EHATAN REPRODUK R KSI REMAJA DAN IM MPLIKASIN NYA TERH HADAP TOPIK-TOPIK K BIMBING GAN SKRIPSI Diajukkan Untuk M Memenuhi Salah Satu Syyarat M Memperoleh G Gelar Sarjanna Pendidikaan Proogram Studi Bimbingan dan Konseliing
Di Susun Oleeh: Wusaana Nataliia K NIM M: 0411140016
PRO OGRAM STUDI S BIM MBINGA AN DAN K KONSELIN NG JURUSAN ILMU PEN NDIDIKA AN FAK KULTAS KEGURU K UAN DAN ILMU PE ENDIDIKA AN UNIV VERSITA AS SANAT TA DHAR RMA YOG GYAKAR RTA 2011 i
ii
iii
HALAMAN MOTTO
“Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau.. Janganlah bimbang, sebab Aku ini Bapamu.. Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau.. Aku akan memegang engkau dengan tangan kananKU yang membawa kemenangan…” (Yesaya 41: 10)
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan penuh kasih, skripsi ini aku persembahkan kepada: Tuhan Yesus Kristus, Bapa surgawi terimakasih atas bimbingan, anugrah dan penyertaanMu yang selalu Engkau berikan untuku Kedua orang tuaku: Bp. M. Sahid Nugroho(Alm) & Ibu terimakasih untuk doa dan dorongan yang tak pernah berhenti untukku Kakakku dan kakak iparku( mbak mula,mbak tutik, mbak tri,mas sis, bang jef, dan mas johanes) terimakasih untuk doa, dukungan, bimbingan dab semangat yang tiada hebti Kekasihku Antonius Trisoko Sugeng sulistyo.SH.,M.Hum yang selalu ada dan membantu dalam menjalani kehidupan ini
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta,10 Agustus 2011 Penulis
Wusana Natalia Kristiana
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta: Nama : Wusana Natalia Kristiana NIM : 04111416 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, karya ilmiah saya yang berjudul: PEMAHAMAN KESEHATAN
REPRODUKSI
REMAJA
DAN
IMPLIKASINYA
TERHADAP TOPOK- TOPIK BIMBINGAN PADA SISWA SMU K SANG TIMUR YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan, dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya dan tanpa memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta,10 Agustus 2011 Yang menyatakan,
Wusana Natalia Kristiana
vii
ABSTRAK PEMAHAMAN SISWA KELAS XI SMU K SANG TIMUR YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP TOPIK- TOPIK BIMBINGAN Wusana Natalia Kristiana Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2011 Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa kelas XI SMU K Sang Timur Yogyakarta terhadap kesehatan reproduksi remaja. Masalah pertama yang diteliti adalah Bagaimana pemahaman siswa kelas XI SMU K Sang Timur Yogyakarta Tahun Pelajaran 2010/2011 tentang kesehatan reproduksi remaja? Masalah yang kedua adalah topik- topik bimbingan manakah yang sesuai dengan pemahaman siswa kelas XI SMU K Sang Timur Yogyakarta Tahun Pelajaran 2010/2011?. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode survey. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMU K Sang Timur Yogyakarta tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 38 orang. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner pemahaman kesehatan reproduksi remaja yang terdiri dari 65 item pernyataan yang dikembangkan peneliti berdasarkan teknik penyusunan skala model Likert, dengan empat alternatif jawaban yang disusun dengan system summated rating scale. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan kategorisasi berdasarkan distribusi normal yang disusun berdasarkan kriteria Azwar (1999:108). Kategorisasi ini terdiri dari lima kategori yaitu kategori sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi. Hasil penelitian ini adalah: (1) Tingkat pemahan siswa SMU K Sang Timur Yogyakarta yang termasuk dalam kategori sangat tinggi ada 37 siswa (97, 37%), yang termasuk dalam kategori rendah ada 1 siswa (2, 63%), dan tidak ada subjek penelitian (0%) yang berada dalam kategori tinggi, sedang dan sangat rendah. (2) Berdasarkan analisis dan hasil pembahasan penelitian terdapat itemitem yang memiliki skor dalam kategori rendah dan sedang disusun sebagai usulan topik- topik bimbingan yang sesuai dengan siswa SMU K Sang Timur Yogyakarta.
viii
ABSTRACT TEENAGERS’ COMPREHENSION ON THE STUDENTS IN GRADE XI SMU K SANG TIMUR YOGYAKARTA ACADEMIC YEAR 2010/2011 ABOUT REPRODUCTION HEALTH AND ITS IMPLICATION TOWARD THE COUNCELING ACTIVITY Wusana Natalia Kristiana Sanata Dharma University, Yogyakarta 2011
The type of this research was a descriptive research. The purposes of this research were to know the teenagers’ comprehension on reproduction health on the students in grade XI SMU K Sang Timur Yogyakarta and to make the counseling activities proposal to increase the comprehension of the students in grade XI SMU K Sang Timur Yogyakarta about teenagers’ reproduction health. The questions to be answered in this research were: (1) how is the teenagers’ comprehension on reproduction health on the students of grade XI SMU K Sang Timur Yogyakarta academic year 2010/2011? (2) What kinds of counseling activities are suitable for the students in grade XI SMU K Sang Timur Yogyakarta academic year 2010/2011? The type of this research was a qualitative descriptive research with survey method. The subject of the research was 38 students in grade XI SMU K Sang Timur Yogyakarta academic year 2006/2007. This questionnaire consisted of 74 questions items that researcher develop based on Likert scale model with four responds alternative which based on system summated rating scale. Data analysis technique used in this research was the grouping of students’ comprehension on teenagers’ reproduction health based on normal distribution that compiled based on Azwar criteria (1999:108). The students’ comprehension on teenagers’ reproduction health on the students in grade XI SMU K Sang Timur Yogyakarta was divided into 5 categories: very high, high, adequate, low, and very low. The result of this research showed that: first, there were 37 Students (97, 37%), had very high qualification on the comprehension of teenagers’ reproduction health, 1 Student (2, 63%) had low qualification on the comprehension of teenagers’ reproduction health, and there was not student (0 %) had high, adequate, and very low qualification on the comprehension of teenagers’ reproduction health. Second, based on analysis and the students comprehension on reproduction healthy there are some items that had low and adequate category. So, the researcher composed a counseling activities proposal to increase the students’ comprehension about teenagers’ reproduction health based on the reproduction health aspects which were not mastered by the students as it mentioned in the questionnaire items.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala kasih dan anugrahNya yang sangat luar biasa, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini disusun berkat bantuan, dukungan, dan perhatian dari berbagai pihak yang telah memberikan masukan- masukan yang begitu berharga. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Drs. Rohandi, M.Ed., Ph.d., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang telah berkenan mengesahkan skripsi ini. 2. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si., Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas sanata Dharma Yogyakarta . 3. Ibu A. Setyandari, S. Pd., Psi., Psi., M. A. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan saran, masukan, perhatian dan bimbingan yang berguna bagi penulis selama penyusunan skripsi ini hingga selesai. 4. Para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas sanata Dharma, yang telah memberikan bimbingan,dorongan dan mendampingi penulis selama kuliah dengan penuh kesabaran. 5. Segenap karyawan Universitas Sanata Dharma yang telah membantu dan melayani pengurusan segala administrasi yang diperlukan oleh penulis.
x
6. Kepala Sekolah SMU K Sang Timur Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian 7. Siswa-siswi SMU K Sang Timur kelas XI tahun ajaran 2010/2011 yang telah membantu dalam pengisian kuesioner dalam penelitian ini. 8. Ibu C. Lasmini sebagai koordinator staf BK SMU K Sang Timur Yogyakarta yang telah memberikan ijin dan memberikan masukan untuk melakukan penelitian. 9. Bapak Markus Sahid Nugroho (Alm) dan Ibuku serta kakak- kakakku yang tak henti- hentinya mendoakan dan memberikan dorongan kepada penulis untuk segera menyelesaikan penulisan skripsi. 10. Kekasihku tercinta Antonius Trisoko Sugeng Sulistyo yang telah memberikan waktu, perhatian, motivasi, doa, dan cinta dalam proses penulisan skripsi. 11. Kak Tri, Kak ida, Mery, Fin, dan Inggrid yang selalu memberikan dukungan, doa dan juga semangat dalam proses pembuatan skripsi. 12. Teman-teman gereja yang selalu memberikan dukungan doa, dan motivasi dalam menyelesaikan penulisan skripsi. 13. Semua teman-teman seperjuangan di Progam Studi Bimbingan dan konseling baik kelas
yang selalu memberikan semangat, dukungan dan juga
persaudaraan selama kuliah(Maria, Tina, Ria, Dita, Mbak Ratna, Sigit, Tiyo, Sepri, Dwi, Komoes, Fenti, Hana, kak Epy, dan semua teman- teman kelas A dan kelas B yang tidak dapat saya sebukan satu per satu. 14. Teman-teman dari ministry yang memberikan dukungan doa dan semangat,
xi
15. Pendeta Andiyono GBI Jakarta dan juga Pendeta Subagyo yang selalu memberikan doa dan juga motivasi sehingga penulis merasa dikuatkan 16. Semua pihak yangsudah memberikan perhatian dalam penulisan skripsi yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih belum sempurna, tetapi Peneliti berharap skripsi ini berguna bagi pembacanya .
Yogyakarta, 20 Agustus 2011 Penulis
Wusana Natalia Kristiana
xii
DARTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................... vi LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI....................................................... vii ABSTRAK ....................................................................................................... viii ABSTRACT ..................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ..................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................... 7 C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 7 D. Manfaat penelitian .......................................................................... 7 E. Batasan Istilah ................................................................................ BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Definisi Pemahaman ...................................................................... 9 B. Definisi Kesehatan Reproduksi ...................................................... 11 1. Faktor- faktor yang mempengaruhi Kesehatan Reproduksi..... 13 2. Aspek- aspek Kesehatan Reproduksi ....................................... 14 C. Definisi Remaja .............................................................................. 27 xiii
D. Bimbingan ...................................................................................... 31 1. Definisi Bimbingan .................................................................. 31 2. Tujuan Bimbingan .................................................................... 32 BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ............................................................................... 33 B. Populasi Penelitian. ........................................................................ 33 C. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................ 33 D. Prosedur Pengumpulan Data .......................................................... 36 1. Tahap- tahap Persiapan ............................................................ 36 2. Penelitian .................................................................................. 36 3. Validitas Alat Ukur .................................................................. 36 4. Reliabilitas Alat Ukur .............................................................. 37 E. Tekni0k Analisis Data .................................................................... 38 1. Penentuan Skor ........................................................................ 38 2. Pengolahan Data ...................................................................... 38 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Tingkat Pemahaman Siswa SMU K Sang Timur Yogyakarta Tahun Pelajaran 2010/2011 .......................................................... 44 B. Pembahasan ................................................................................... 45 C. Implikasi Hasil Penelitian Bagi Penyusunan Topik Bimbingan .... 50 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .................................................................................... 52 B. Saran............................................................................................... 52 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 54 LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perkembangan Fisik Remaja.............................................................. 29 Tabel 2. Jumlah Siswa Kelas XI SMU K Sang Timur Yogyakarta ................. 33 Tabel 3. Kisi- kisi Kuesioner Kesehatan Reproduksi Remaja ......................... 34 Tabel 4. Norma Kategorisasi Tingkat Pemahaman Kesehatan Reproduksi Remaja SMU K Sang Timur Yogyakarta Tahun Pelajaran 2010/201 ............................................................................... 35 Tabel 5. Penentuan Kategorisasi Skor Item Pemahaman Kesehatan Reproduksi Remaja Pada Siswa SMU K Sang Timur Yogyakarta ...... 40 Tabel 6. Data Tingkat Pemahaman Siswa Terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja .............................................................................. 42 Tabel .7 Data Kategorisasi Skor Item Pemahaman Kesehatan Reproduksi Remaja SMU K sang Timur Yogyakarta .......................... 44
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) adalah 12 sampai 24 tahun. Namun jika pada usia remaja seseorang sudah menikah, maka ia tergolong dewasa atau bukan lagi remaja. Sebaliknya, jika usia sudah bukan lagi remaja tetapi masih tergantung pada orang tua, maka dimasukkan ke dalam kelompok remaja. Pada periode ini terjadi perubahan baik dari segi fisik maupun dari segi psikologis. Perubahan psikologis yang terjadi merupakan manifestasi dari penyesuaian peran terhadap tugas perkembangan pada masa remaja, seperti: meningkatnya tuntutan dan harapan sosial, adanya tuntutan kemandirian dari orang tua, meningkatnya kebutuhan untuk berhubungan dengan kelompok sebaya, mampu bersikap sesuai norma sekitar, kompeten secara intelektual, berkembangnya tanggung jawab pribadi dan sosial, serta belajar untuk mengambil keputusan (Havighurst; dalam Hurlock, 1998 : 10). Remaja adalah aset sumber daya manusia sekaligus
tulang punggung
penerus generasi di masa mendatang. Besarnya jumlah penduduk di Indonesia merupakan peluang dan modal pembangunan yaitu sebagai faktor produksi tenaga manusia (human resources), apabila merekadapat dimanfaatkan secara tepat dan baik. Sehingga mampu memaksimalkan kemampuan keakhlian,
1
2
kemampuan keterampilan dan kesempatan untuk berkarya. Akan tetapi pemaksimalan remaja dalam pembangunan, dan pemanfaatan potensi remaja lainnya seringkali menghadapi masalah, karena tidak dapat dipungkiri masa remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Statemen ini sudah dikemukakan jauh pada masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall pada saat itu yaitu bahwa masa remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress). Pendapatnya sampai sekarang masih banyak dikutip orang. Erikson menambahkan bahwa masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja. Sedangkan
Gunarsa (1989) merangkum beberapa
karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu: kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan, ketidakstabilan
emosi,
adanya
perasaan
kosong
akibat
perombakan
pemahaman dan petunjuk hidup, adanya sikap menentang orang tua, dan pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentanganpertentangan dengan orang tua. Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya, senang bereksperimentasi, senang bereksplorasi, mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan, kecenderungan berkelompok.
membentuk
kelompok
dan
kecenderungan
kegiatan
3
Karakteristik remaja tersebut dapat menjadi potensi besar dalam menciptakan permasalahan yang lebih nyata, seperti tindakan kriminal, permasalahan pendidikan, ekonomi dan juga kesehatan. Dari sudut pandang kesehatan, tindakan menyimpang yang akan mengkhawatirkan adalah masalah yang berkaitan dengan seks bebas (unprotected sexuality), penyebaran penyakit kelamin, bertambahnya kasus penyakit menular seksual terutama HIV/AIDS, kehamilan di luar nikah atau kehamilan yang tidak dikehendaki (adolecent unwanted pragnancy) di kalangan remaja, kematian ibu muda yang masih sangat tinggi. Masalah-masalah yang disebut terakhir ini dapat menimbulkan masalah-masalah sertaan lainnya seperi aborsi. Semua masalah ini oleh WHO disebut sebagai masalah kesehatan reproduksi remaja, yang telah mendapatkan perhatian khusus dari berbagai organisasi internasional maupun nasional dewasa ini. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi di kalangan remaja dapat diperoleh dari pengetahuan lokal yang secara tradisional diperoleh dari generasi terdahulu khususnya orang tua, pengetahuan yang diperoleh dari teman-teman remaja (peer group), pengetahuan yang diperoleh dari pelajaran formal di sekolah dan juga media massa (cetak dan elektronik) akan tetapi paparan informasi seksual melalui media massa tidak begitu banyak memberikan kontribusi positif bagi remaja (Mohamad, 1990). Tidak jarang informasi yang diperoleh hanya berupa alternatif pemecahan masalah bagi mereka yang pernah mempunyai masalah kesehatan reproduksi, seperti konsultasi seksologi di beberapa majalah atau koran. Rubrik konsultasi seperti
4
tersebut biasanya diikuti oleh mereka yang sudah berumah tangga atau mereka yang berperilaku tidak sehat. Sementara informasi yang sifatnya mendidik, yang mampu meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja, sehingga mereka terhindar dari perilaku tidak sehat kurang memadai. Kurang dan tidak memadainya informasi tersebut diperburuk dengan masa perkembangan remaja yang semakin meningkat terhadap tuntutan seksualitas ditambah kecenderungan remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap sesuatu, makin mendorong remaja untuk melakukan berbagai hal dalam memenuhi rasa ingin tahu tersebut. Dimulai dari pencarian informasi yang ia butuhkan sampai kearah tindakan mencoba. Menurut Piaget (dalam Papalia dkk., 2001) walaupun remaja telah mempunyai kematangan kognitif, namun dalam kenyataan mereka belum mampu mengolah informasi yang diterima dengan benar. Akibatnya, muncul permasalahan, yaitu: perilaku seksual remaja sering tidak terkontrol dengan baik. Selain itu rasa ingin tahu yang besar untuk mencoba segala hal yang belum diketahui sangat mempengaruhi remaja melakukan perilaku seksual aktif yang beresiko, karena pada umumnya remaja ingin mengetahui banyak hal yang hanya dapat dipuaskan serta diwujudkannya melalui pengalaman mereka sendiri. Karena kurangnya informasi tentang kesehatan reproduksi remaja ini diperlukan dukungnan dari berbagai elemen untuk meningkatkan pengetahuan dan penyebaran informasi tentang kesehatan reproduksi remaja. Menurut Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Suwarsih Madya dalam www. berita8.com Peran guru sangat penting,
5
khususnya guru bimbingan konseling dan guru mata pelajaran biologi untuk menanamkan pemahaman para murid terkait KRR, terutama perilaku seksual mereka. Pergaulan seks bebas di kalangan remaja Indonesia saat ini sangatlah memprihatinkan. Berdasarkan penelitian, tiap hari 100 remaja melakukan aborsi. Jika dihitung pertahun, 36 ribu janin dibunuh oleh remaja dari rahimnya, belum lagi pengaruh teknologi informasi yang tak terkendali membuat remaja lebih mudah mengakses pengetahuan tentang seks lewat melalui internet, HP, buku komik dewasa dan anak, TV (sinetron, film), CD, playstation, media informasi yang saat ini sangat sangat dekat dengan kesehatan remaja. Semua media informasi tersebut menyerbu anak-anak dan dikemas sedemikian rupa sehingga perbuatan seks itu dianggap hal yang wajar dan menyenangkan. Mulai dari berciuman, berhubungan seks sebelum nikah, menjual keperawanan, gonta-ganti pasangan, seks bareng, homo atau lesbi, sampai ke incest, semuanya tersedia dalam berbagai media informasi. Mengingat peranan penting remaja dan pentingnya kesehatan reproduksi remaja dewasa ini, terlebih pada remaja yang menempuh pendidikan di bangku SMU termasuk SMU K Sang Timur. SMU K Sang Timur Yogyakarta beralamat di Jl.Batikan No.7 Yogyakarta, didirikan oleh Yayasan Karya Sang Timur Visi SMU K Sang Timur adalah terwujudnya tunas bangsa cerdas, beriman, terampil, dan humanis, dijiwai semangat kasih persaudaraan, kegembiraan, dan kesederhanaan dan didasarkan misi sekolah yaitu: menyelenggarakan pembelajaran yang aktif,
6
kreatif, dan inovatif, menghidupkan kegiatan kerohanian untuk membentuk tunas
bangsa
beriman,
berkepribadian,
dan
berbudi
pekerti
luhur,
mengembangkan keterampilan tunas bangsa dengan mempertimbangkan potensi, minat, bakat, dan budaya lokal, menyelenggarakan pendampingan tunas bangsa dalam pengembangan nilai-nilai kemanusiaan dan mewujudkan budaya Sang Timur : kasih persaudaraan, kegembiraan, dan kesederhanaan dalam segala aspek kehidupan. Siswa SMU K Sang Timur memiliki latar belakang yang
berbeda:
keluarga, ekonomi, bahkan agama. SMU K sang Timur memiliki banyak kegiatan salah satunya seminar Sex Education bekerja sama dengan RS. Panti Rapih meskipun demikian Peneliti berpendapat bahwa SMU K Sang Timur kurang dalam memberikan sosialisasi maupun penyuluhan terkait kesehatan reproduksi remaja karenanya peneliti memiliki hipotesis bahwa tingkat pemahaman Siswa SMU K Timur sedang atau rendah. Hal ini akan peneliti lebih lanjut untuk mengetahui kebenaran tentang hal ini. Berkaitan dengan populasi, siswa kelas XI menjadi acuan. Dikarenakan siswa kelas XI relatif stabil dengan lingkungan sekolah mengingat para siswa sudah selama dua tahun berada di lingkungan sekolah. Selain itu emosi relatif stabil dibanding siswa kelas X yang masih adapatasi dengan lingkungan sekolah, sedangkan siswa kelas XII sudah mulai memiliki banyak kesibukan berkaitan dengan Ujian akhir sekolah. Berdasarkan pertimbangan di atas maka penulis merasa perlu untuk melihat lebih jauh tentang pemahaman siswa kelas XI SMU K Sang Timur
7
Yogyakarta tahun Pelajaran 2010/2011 tentang kesehatan reproduksi remaja dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan.
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pemahaman siswa kelas XI SMU K Sang Timur Yogyakarta tahun pelajaran 2010/2011 tentang kesehatan reproduksi remaja? 2. Topik-topik bimbingan manakah yang sesuai dengan pemahaman siswa kelas XI SMU K Sang Timur Yogyakarta tahun pelajaran 2010/2011 terhadap kesehatan reproduksi remaja?
C. Tujuan Penelitian 1. Peneliti ini di lakukan untuk mengetahui sejauhmana pemahaman pada siswa kelas XI SMU K Sang Timur Yogyakarta tahun pelajaran 2010/2011 tentang kesehatan reproduksi remaja. 2. Menyusun topik- topik bimbingan yang sesuai untuk meningkatkan pemahaman pada siswa kelas XI SMU K Sang Timur tahun pelajaran 2010/2011 tentang kesehatan reproduksi remaja.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis: Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran ilmiah bagi perkembangan ilmu bimbingan dan konseling belajar , khususnya bagi perkembangan ilmu bimbingan dan
konseling belajar
terkait Pemahaman siswa terhadap kesehatan reproduksi remaja.
8
2. Manfaat praktis: a. Bagi guru pembimbing: Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru pembimbing
dalam
mengembangkan
program
bimbingan
dan
konseling, khususnya program bimbingan dan konseling belajar b. Bagi peneliti lain: Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan, data awal ataupun alat bantu bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian sejenis.
E. Batasan Istilah 1. Batasan istilah a.
Siswi kelas XI:
Siswa tahun kedua SMU K Sang Timur
Yogyakarta, Tahun anggaran 2010/2011. b.
Kesehatan Reproduksi Remaja: Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat di sini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural.
c.
Bimbingan adalah kegiatan yang dilakukan baik secara kelompok / klasikal maupun secara individu / pribadi, oleh pembimbing kepada
peserta
didik
yang
bertujuan
perkembangan peserta didik secara optimal.
untuk
membantu
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Definisi Pemahaman Pemahaman merupakan proses berpikir dan belajar. Dikatakan demikian karena untuk menuju ke arah pemahaman perlu diikuti dengan belajar dan berpikir. Pemahaman merupakan proses, perbuatan dan cara memahami. Porwadarminta, (1991:636) menyatakan bahwa pemahaman adalah tingkatan kemampuan yang mengharapkan seseorang mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini ia tidak hanya hapal secara verbalitas, tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta yang ditanyakan, maka operasionalnya dapat membedakan, mengubah, mempersiapkan, menyajikan, mengatur, menginterpretasikan, menjelaskan,
mendemonstrasikan,
memberi
contoh,
memperkirakan,
menentukan, dan mengambil keputusan. Purwanto, (1997:44) menyebutkan bahwa di dalam ranah kognitif ada tingkatan-tingkatan kemampuan yang dapat dicapai dari tingkat terendah sampai yang tertinggi. Dapat dikatakan bahwa pemahaman tingkatannya lebih tinggi dari sekedar pengetahuan. Definisi pemahaman menurut Anas Sudijono adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan dan
9
10
hafalan (Anas Sudijono, 1996:50). Menurut Azwar (1987:62), dengan memahami
berarti
sanggup
menjelaskan,
mengklasifikasikan,
mengikhtisarkan, meramalkan, dan membedakan. Sedangkan menurut Winkel (1999:246), yang dimaksud dengan pemahaman adalah : Mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan isi pokok dari suatu bacaan, mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk lain, seperti rumus matematika ke dalam bentuk katakata, membuat perkiraan tentang kecenderungan yang nampak dalam data tertentu, seperti dalam grafik. Dari berbagai pendapat di atas, maka indikator pemahaman pada dasarnya sama,
yaitu
dengan
mempertahankan,
memahami
membedakan,
sesuatu
menduga,
berarti
seseorang
menerangkan,
dapat
menafsirkan,
memperkirakan, menentukan, memperluas, menyimpulkan, menganalisis, memberi
contoh,
menuliskan
kembali,
mengklasifikasikan,
dan
mengikhtisarkan. Indikator tersebut menunjukkan bahwa pemahaman mengandung makna lebih luas atau lebih dalam dari pengetahuan. Dengan pengetahuan, seseorang belum tentu memahami sesuatu yang dimaksud secara mendalam, hanya sekedar mengetahui tanpa bisa menangkap makna dan arti dari sesuatu yang dipelajari. Sedangkan dengan pemahaman, seseorang tidak hanya bisa menghapal sesuatu yang dipelajari, tetapi juga mempunyai kemampuan untuk menangkap makna dari sesuatu yang dipelajari juga mampu memahami konsep dari pelajaran tersebut.
11
B. Definisi Kesehatan Reproduksi Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecatatan, dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. “Reproductive health is a state of complete physical, mental and social welling and not merely the absence of disease or infirmity, in all matters relating to reproductive system and to its functions processes (WHO)” Agar dapat melaksanakan fungsi reproduksi secara sehat, dalam pengertian fisik, mental maupun sosial, diperlukan beberapa prasyarat : Pertama, agar tidak ada kelainan anatomis dan fisiologis baik pada perempuan maupun laki-laki. Antara lain seorang perempuan harus memiliki rongga pinggul yang cukup besar untuk mempermudah kelahiran bayinya kelak. Ia juga harus memiliki kelenjar-kelenjar penghasil hormon yang mampu memproduksi hormon-horman yang diperlukan untuk memfasilitasi
pertumbuhan
fisik
dan
fungsi
sistem
dan
organ
reproduksinya. Perkembangan-perkembangan tersebut sudah berlangsung sejak usia yang sangat muda. Tulang pinggul berkembang sejak anak belum menginjak remaja dan berhenti ketika anak itu mencapai usia 18 tahun. Agar semua pertumbuhan itu berlangsung dengan baik, ia memerlukan makanan dengan mutu gizi yang baik dan seimbang. Hal ini juga berlaku bagi laki-laki. Seorang laki-laki memerlukan gizi yang baik agar dapat berkembang menjadi laki-laki dewasa yang sehat.
12
Kedua, baik laki-laki maupun perempuan memerlukan landasan psikis yang memadai agar perkembangan emosinya berlangsung dengan baik. Hal ini harus dimulai sejak sejak anak-anak, bahkan sejak bayi. Sentuhan pada kulitnya melalui rabaan dan usapan yang hangat, terutama sewaktu menyusu ibunya, akan memberikan rasa terima kasih, tenang, aman dan kepuasan yang tidak akan ia lupakan sampai ia besar kelak. Perasaan semacam itu akan menjadi dasar kematangan emosinya dimasa yang akan datang. Ketiga, setiap orang hendaknya terbebas dari kelainan atau penyakit yang
baik
langsung
maupun
tidak
langsung
mengenai
organ
reproduksinya. Setiap kelainan atau penyakit pada organ reproduksi, akan dapat pula menggangu kemampuan seseorang dalam menjalankan tugas reproduksinya. Termasuk disini adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual-misalnya AIDS dan Hepatitis B, infeksi lain pada organ reproduksi, infeksi lain yang mempengaruhi perkembangan janin, dampak pencemaran lingkungan, tumor atau kanker pada organ reproduksi, dan ganguan hormonal terutama hormon seksual. Keempat, seorang perempuan hamil memerlukan jaminan bahwa ia akan dapat melewati masa tersebut dengan aman. Kehamilan bukanlah penyakit atau kelainan. Kehamilan adalah sebuah proses fisiologis. Meskipun demikian, kehamilan dapat pula mencelakai atau mengganggu kesehatan
perempuan
yang
mengalaminya.
Kehamilan
dapat
13
menimbulkan kenaikan tekanan darah tinggi, pendarahan, dan bahkan kematian. 1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Reproduksi Secara garis besar dapat dikelompokkan empat golongan faktor yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi: a.
Faktor sosial-ekonomi dan demografi (terutama kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah dan ketidaktahuan tentang perkembangan seksual dan proses reproduksi, serta lokasi tempat tinggal yang terpencil);
b.
Faktor budaya dan lingkungan (misalnya, praktek tradisional yang berdampak buruk pada kesehatan reproduksi, kepercayaan banyak anak banyak rejeki, informasi tentang fungsi reproduksi yang membingungkan anak dan remaja karena saling berlawanan satu dengan yang lain, dsb);
c.
Faktor psikologis (dampak pada keretakan orang tua pada remaja, depresi karena ketidakseimbangan hormonal, rasa tidak berharga wanita terhadap pria yang membeli kebebasannya secara materi, dsb);
d.
Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca penyakit menular seksual, dsb). Pengaruh dari semua faktor diatas dapat dikurangi dengan strategi
intervensi yang tepat guna, terfokus pada penerapan hak reproduksi wanita dan pria dengan dukungan disemua tingkat administrasi, sehingga dapat
14
diintegrasikan kedalam berbagai program kesehatan, pendidikan, sosial dam pelayanan non kesehatan lain yang terkait dalam pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan reproduksi. 2. Aspek – aspek Kesehatan Reproduksi Kesehatan reproduksi, menurut WHO aspek-aspek meliputi : (a) Seksualitas; (b) Sistem Reproduksi; (c) Orientasi Seksual; (d) Perilaku Seksual; (e) Pubertas; (f) Menopause; (g) Kehamilan dan Persalinan; (h) Aborsi; (i) PMS dan HIV/AIDS. Di bawah ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai aspek-aspek tersebut. a. Aspek Seksualitas Istilah seks dan seksualitas sering digunakan secara silih berganti, namun tidak tegas konteks penggunaannya sehingga sering menimbulkan kekeliruan. Menurut Gilarso (2000:17) : Istilah seks menunjuk pada jenis kelamin, alat kelamin dan hubungan kelamin yang secara biologis dimaksudkan untuk mendapatlan keturunan. Sedangkan, seksualitas menunjuk pada keseluruhan ciri-ciri yang membedakan manusia sebagai pria atau wanita: jasmaninya, kejiwaannya, sifat-sifatnya, cara berpikirnya, bentuk badannya, suara, gayanya, perasaannya, bakat-bakatnya, dsb. Jika dilihat dari arti katanya, seks berasal dari kata Latin sexus yang berarti jenis kelamin. Kata sexus berasal dari kata kerja “secare” yang artinya membagi, memotong, atau memisahkan. Jadi menurut pengertian katanya, seks berarti hal-hal yang membagi makhluk hidup menjadi dua jenis, yaitu pria dan wanita. Sejalan dengan ini, masyarakat memberikan
15
batasan-batasan khas pada pria dan wanita terutama yang berhubungan dengan sikap, tingkah laku, dan sosialnya. Menurut Suryakusuma (1991), seks adalah keadaan anatomis pria atau wanita, sedangkan seksualitas mencakup seluruh kompleksitas emosi, perasaan, kepribadian, dan sikap atau watak sosial, berkaitan dengan perilaku dan orientasi seksual. Menurut sumber lain, seks adalah perbedaan badani atau biologis perempuan dan laki-laki, yang sering disebut jenis kelamin yaitu penis untuk laki-laki dan vagina untuk perempuan. Seksualitas menyangkut berbagai dimensi yang sangat luas, yaitu dimensi biologis, sosial, perilaku dan kultural. Seksualitas dari dimensi biologis berkaitan dengan organ reproduksi dan alat kelamin, termasuk bagaimana menjaga kesehatan dan memfungsikan secara optimal organ reproduksi dan dorongan seksual (BKKBN, 2006). Seksualitas dari dimensi psikologis erat kaitannya dengan bagaimana menjalankan fungsi sebagai mahluk seksual, identitas peran atau jenis (BKKBN, 2006). Dari dimensi sosial dilihat pada bagaimana seksualitas muncul dalam hubungan
antar
manusia,
bagaimana
pengaruh
lingkungan
dalam
membentuk pandangan tentang seksualitas yang akhirnya membentuk perilaku seks (BKKBN, 2006). Dimensi perilaku menerjemahkan seksualitas menjadi perilaku seksual, yaitu perilaku yang muncul berkaitan dengan dorongan atau hasrat seksual (BKKBN, 2006). Dimensi kultural menunjukan perilaku seks menjadi bagian dari budaya yang ada di masyarakat (BKKBN, 2006).
16
Kesehatan seksual adalah kemampuan seseorang mencapai kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang terkait dengan seksualitas, hal ini tercermin dari ekspresi yang bebas namun bertanggung jawab dalam kehidupan pribadi dan sosialnya misalnya dalam menjaga hubungan dengan teman atau pacar dalam batasan yang diperbolehkan oleh norma dalam masyarakat atau agama. Bukan hanya tidak adanya kecacatan, penyakit atau gangguan lainnya. Kondisi ini hanya bisa dicapai bila hak seksual individu perempuan dan laki-laki diakui dan dihormati (BKKBN, 2006). b. Aspek Sistem Reproduksi Sistem reproduksi meliputi alat/organ dan fungsi reproduksi laki-laki dan perempuan. Alat reproduksi adalah bagian-bagian tubuh yang berfungsi dalam melanjutkan keturunan. Berikut ini akan diuraikan sistem reproduksi perempuan dan laki – laki yang dirangkum dari berbagai sumber (Dianawati, 2003). 1) Alat reproduksi perempuan dan fungsinya Alat reproduksi perempuan terbagi atas dua bagian, yaitu bagian dalam dan bagian luar. a)
Alat reproduksi bagian dalam (1) Indung Telur (Ovarium) Ovarium adalah sepasang organ yang memproduksi dan mematangkan sel telur (ovum). Ovarium terletak di kedua sisi rahim. Atas pengaruh hormon (hormon hipofise), satu sampai dua sel telur masak setiap bulan, lalu dilepaskan ke dinding
17
rahim. Dinding rahim menebal, yang sebetulnya berguna sebagai tempat sel telur bersarang setelah dibuahi. (2) Saluran telur (Tuba Falopii) Tuba falopii adalah sepasang saluran kecil penghubung indung telur dan rahim yang terletak di sisi kiri dan kanan rahim. Fungsinya untuk mengantarkan sel telur yang telah dibuahi dari ovarium ke rahim. Tuba falopii juga merupakan tempat dilakukan proses pembuahan sampai tumbuh menjadi janin. (3) Rahim (Uterus) Rahim atau uterus terletak di dalam rongga panggul. Rahim merupakan tempat dimana sel telur yang sudah dibuahi tumbuh selama kehamilan. (4) Vagina Vagina adalah suatu lubang terbuka yang merupakan saluran penghubung rahim dengan vulva (organ reproduksi bagian luar). Vagina memiliki banyak fungsi, yaitu sebagai jalan masuknya penis, tempat mengalirkan darah haid, mengalirkan cairan hasil kelenjar rahim, serta jalan keluar bagi bayi saat dilahirkan. b) Alat reproduksi bagian luar (Vulva) (1) Bibir luar kemaluan (Labia mayora) Ini merupakan daerah yang berambut, berfungsi sebagai pelindung dan menjaga agar bagian dalam tetap lembab.
18
(2) Bibir dalam kemaluan (Labia minora) Ini merupakan daerah yang tidak berambut, dan terdapat jaringan serat sensorik yang luas, membuat labia minora menjadi bagian yang peka. (3) Saluran kencing (Uretra) Saluran kencing atau uretra terletak di bawah klitoris, merupakan saluran atau lubang untuk mengalirkan air seni atau urine. (4) Kelentit (Klitoris) Klitoris atau kelentit terletak di atas atau di ujung labia minora. Setiap perempuan dewasa memiliki ukuran klitoris yang berbeda–beda. Pada umumnya perempuan dewasa mempunyai ukuran kira–kira 1,27 cm. Klitoris terdiri dari serabut–serabut saraf, yang pada ujungnya terdapat tudung klitoris yang berfungsi sebagai pelindung. Klitoris sangat peka dan sensitif terhadap sentuhan. Perempuan akan mengalami orgasme ketika terjadi sentuhan pada klitorisnya, sebab klitoris merupakan pusat sensitif seksual pada perempuan. (5) Selaput dara (Hymen) Hymen atau selaput dara adalah suatu lapisan atau selaput tipis yang sangat lembut dan elastis, melintangi vagina, kira–kira sepanjang 2,54 cm atau lebih. Organ ini terletak di bawah saluran kencing. Ketika melakukan hubungan seksual, selaput
19
dara akan mengalami perobekan yang disebut dengan deflorasi, sebagai akibat masuknya penis laki–laki ke dalam lubang vagina. Biasanya perobekan ini disertai dengan pendarahan kecil dan terasa perih. Pratiwi (2005) mengemukakan beberapa cara menjaga organ reproduksi (alat kelamin) sebagai berikut : 1. Tidak terlalu sering menggunakan celana yang ketat. 2. Mengganti celana dalam yang basah dan menjaga agar celana tetap kering. 3. Menggunakan celana dalam berbahan katun agar mudah menyerap keringat. 4. Mengeringkan vagina dengan handuk atau tissue setelah buang air kecil. 5. Mengganti pembalut 4 – 6 jam sekali pada saat menstruasi. 6. Tidak terlalu sering menggunakan obat pembersih vagina, dan jika perlu konsultasikan dulu dengan dokter. 7. Mencukur rambut kemaluan. Rambut kemaluan yang terlalu lebat akan a. memudahkan tumbuhnya jamur dan kutu. 8. Membilas kemaluan dari arah depan menuju belakang untuk memastikan
tidak ada bakteri hidup di anus pindah ke
saluran vagina. 9. Menjaga daerah kemaluan dan selangkangan agar selalu kering sebab jamur menyukai suasana lembab.
20
10. Membersihkan smegma (zat berwarna putih) yang terdapat pada ujung penis pada laki-laki dan daerah klitoris pada wanita dengan menggunakan air bersih. 11. Hindari kegiatan menyemprot parfum ke arah alat kelamin, sebab bahan kimia yang terkandung di dalamnya terlalu keras. Air hangat dan menggunakan sabun tanpa pewangi dapat digunakan untuk membersihkan alat kelamin. c. Aspek Pubertas Pubertas, memiliki arti adanya kematangan dari struktur dan fungsi alat-alat kelamin atau sex organs. Kematangan sex organs ini dipengaruhi oleh kelenjar Pituitary yang menghasilkan hormon Gonadotropic. Pubertas pada perempuan ditandai dengan timbulnya haid pertama atau menstruasi dan pada laki-laki dinyatakan dengan mimpi basah. 1)
Menstruasi Kata menstruasi berasal dari istilah Latin, yaitu mensis yang berarti “bulan”. Menstruasi adalah periode haid. Menstruasi dapat dikatakan sebagai suatu proses keluarnya darah dari lubang vagina yang terjadi setiap bulan (Dianawati, 2003:37). Proses terjadinya menstruasi adalah sebagai berikut. Ketika sel telur dalam proses pematangan, ovarium mengeluarkan hormon estrogen dan progesterone yang mendorong rahim membentuk selaput lendir baru yang disebut endometrium. Salah satu sel telur
21
yang sudah matang, kemudian dikeluarkan dari ovarium menuju rahim. Fertlisasi (pembuahan) akan terjadi jika sel telur bertemu dengan sperma di tuba falopii. Sel telur yang sudah dibuahi tersebut akan berjalan menuju rahim dan menempel di dinding rahim dan terjadi kehamilan. Namun jika sel telur tidak dibuahi, endometrium perlahan–lahan mulai hancur bercampur dengan sel telur dan darah. Darah itulah yang disebut darah menstruasi (Dianawati, 2003; Knight, 2004; Gilarso, 2005). Jarak antara satu haid dengan haid berikutnya tidak sama pada setiap orang. Adakalanya 21 hari atau bisa juga 35 hari. Menstruasi yang dialami oleh perempuan sering menimbulkan rasa sakit di sekitar perut atau pinggang, sehingga menyebabkan perempuan akan merasa capek/lelah, cepat marah, dan sebagainya. 2) Mimpi basah Remaja laki-laki memproduksi sperma setiap harinya. Sperma tidak harus selalu dikeluarkan, ia akan diserap oleh tubuh dan dikeluarkan melalui cairan keringat, kotoran cair dan kotoran padat. Sperma bisa dikeluarkan melalui proses yang disebut ejakulasi, yaitu keluarnya sperma melalui penis. Ejakulasi bisa terjadi secara alami (tidak disadari oleh remaja laki-laki) melalui mimpi basah pada saat tidur (Untoro, 1999:21).
22
d. Aspek Menopause. Kata menopause mengandung arti akhir masa menstruasi, walaupun demikian dalam penggunaan secara umum menopause mempunyai makna masa transisi atau masa peralihan, dari beberapa tahun sebelum menstruasi terakhir sampai setahun sesudahnya. Hal itu disebabkan karena keluaran hormon dari ovarium (indung telur) berkurang, masa haid menjadi tidak teratur dan kemudian lenyap sama sekali. Dengan lenyapnya haid ini maka wanita sudah memasuki suatu masa peralihan yaitu masa menopause. Menopause merupakan suatu tahap dimana wanita tidak lagi mendapatkan siklus menstruasi yang menunjukkan berakhirnya kemampuan wanita untuk bereproduksi. Secara normal wanita akan mengalami menopause antara usia 40 tahun sampai 50 tahun. Pada saat menopause, wanita akan mengalami perubahan-perubahan di dalam organ tubuhnya yang disebabkan oleh bertambahnya usia. e.
Aspek Orientasi Seksual Orientasi seksual adalah terhadap jenis kelamin mana seseorang lebih tertarik secara seksual. Orientasi seksual dikategorikan menjadi dua yaitu heteroseks yakni orang yang secara seksual tertarik dengan lawan jenis, dan homoseks yakni orang yang secara seksual tertarik dengan orang berjenis kelamin sama. Homoseksual adalah ketertarikan secara seksual dan aktivitas seksual pada jenis kelamin yang sama. Laki-laki yang tertarik kepada laki-laki disebut gay,sedangkan perempuan yang tertarik pada perempuan disebut lesbian (http://situs.kesrepro.info/). Sedangkan menurut
23
BKKBN Orientasi seksual adalah dengan jenis kelamin mana seseorang lebih tertarik secara seksual. Orientasi seksual dikategorikan menjadi dua yaitu heteroseks (orang yang secara seksual tertarik dengan lawan jenis) dan homoseks (orang yang secara seksual lebih tertarik dengan orang lain yang sejenis kelamin). Di antara kedua orientasi seksual tersebut, masih ada perilaku-perilaku seksual yang sulit dimasukkan dalam satu kategori tertentu karena banyak sekali keragaman di dalamnya (BKKBN, 2006). Homoseksualitas adalah ketertarikan secara seksual dan aktivitas seksual pada jenis kelamin yang sama. Laki-laki yang tertarik kepada lakilaki disebut gay, sedangkan perempuan yang tertarik pada perempuan disebut lesbian. Terjadinya homoseksualitas sampai saat ini masih diperdebatkan. Ada yang mengatakan bahwa hal ini terjadi sejak lahir (dipengaruhi oleh gen) dan ada pula yang mengatakan dari pengaruh lingkungan (BKKBN, 2006). f. Aspek Perilaku seksual Dorongan seksual bisa diekspresikan dalam berbagai perilaku, namun tentu saja tidak semua perilaku merupakan ekspresi dorongan seksual seseorang. Ekspresi dorongan seksual atau perilaku seksual ada yang aman dan ada yang tidak aman, baik secara fisik, psikis, maupun sosial. Setiap perilaku seksual memiliki konsekuensi berbeda. Perilaku seksual adalah perilaku yang muncul karena adanya dorongan seksual. Bentuk perilaku seksual bermacam-macam mulai dari bergandengan tangan, berpelukan, bercumbu, bercumbu berat sampai berhubungan seks (BKKBN, 2006).
24
g. Aspek Kehamilan dan persalinan Kehamilan dan persalinan meliputi usia ideal untuk hamil dan melahirkan, KTD (Kehamilan yang Tidak Diinginkan). 1) Kehamilan Menurut Untoro (1999:24), kesiapan seorang perempuan untuk hamil dan melahirkan atau mempunyai anak ditentukan oleh kesiapan dalam tiga hal, yaitu kesiapan fisik, kesiapan mental/emosi/psikologis dan kesiapan sosial/ekonomi. Secara umum, seorang perempuan dikatakan siap secara fisik jika telah menyelesaikan pertumbuhan tubuhnya (ketika tubuhnya berhenti tumbuh), yaitu sekitar usia 20 tahun. Sehingga usia 20 tahun bisa dijadikan pedoman kesiapan fisik 2) Persalinan Suatu kehamilan akan berakhir dengan persalinan. Kehamilan dikatakan cukup bulan, jika berlangsung 38–42 minggu setelah pembuahan. Persalinan dimulai dari pengencangan atau kontraksi otot rahim yang disebut ‘his’ dan ditandai dengan rasa nyeri pada perut bagian bawah atau pinggang bagian bawah. Pecahnya kantong ketuban dan keluarnya lendir bercampur darah adalah tanda–tanda yang jelas bahwa waktu persalinan sudah mulai. Proses persalinan dibagi menjadi tiga fase, yaitu fase pembukaan, fase pengeluaran, dan pengeluaran plasenta (Gilarso, 2005).
25
3) Kehamilan Tidak Diinginkan Kehamilan yang tidak diinginkan adalah suatu kehamilan yang karena suatu sebab maka keberadaanya tidak diinginkan oleh salah satu atau kedua calon orang tua bayi tersebut. Kehamilan tidak diinginkan disebabkan oleh faktor: a. Karena kurangnya pengetahuan yang lengkap dan benar mengenai proses terjadinya kehamilan dan metode-metode pencegahan kehamilan. b. Akibat terjadinya tindak perkosaan. c.
Kegagalan alat kontrasepsi. Beberapa kerugian Kehamilan tidak diinginkan pada remaja:
a) Remaja atau calon ibu merasa tidak ingin dan tidak siap untuk hamil maka ia bisa saja tidak mengurus dengan baik kehamilannya. b) Sulit mengharapkan adanya perasaan kasih sayang yang tulus dan kuat dari ibu yang megalami KTD terhadap bayi yang dilahirkanya nanti. Sehingga masa depan anak mungkin saja terlantar. c) Mengakhiri kehamilannya atau sering disebut dengan aborsi. Di Indonesia aborsi dikategorikan sebagai tindakan ilegal atau melawan hukum. Karena tindakan aborsi adalah ilegal maka sering dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan tidak aman. Aborsi tidak aman
berkontribusi
kepada
kematian
dan
kesakitan
ibu
(http://situs.kesrepro.info/). Oleh karena itu cara yang paling efektif untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan atau kehamilan
26
sebelum menikah adalah dengan tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Menurut Untoro (1999:27), berhubungan seks sebelum menikah harus dihindari karena dilarang oleh agama, akan menimbulkan kehamilan yang tidak dikehendaki, dapat melakukan pengguguran kandungan (aborsi), dapat terkena penyakit menular seksual. Hubungan seks dan kehamilan sebelum menikah belum diterima oleh masyarakat kita. h. Aspek Aborsi Aborsi sangat berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan perempuan terutama jika dilakukan secara sembarangan yaitu oleh mereka yang tidak terlatih. Perdarahan yang terus-menerus serta infeksi yang terjadi setelah tindakan aborsi merupakan sebab utama kematian perempuan yang melakukan aborsi. Di samping itu aborsi juga berdampak pada kondisi psikologis. Perasaan sedih karena kehilangan bayi, beban batin akibat timbulnya perasaan bersalah dan penyesalan yang dapat mengakibatkan depresi. Oleh karena itu konseling mutlak diperlukan kepada pasangan sebelum mereka memutuskan untuk melakukan tindakan aborsi. Tindakan aborsi harus diyakinkan sebagai tindakan terakhir jika altenatif lain sudah tidak dapat diambil (http://situs.kesrepro.info/). i. Aspek PMS dan HIV/AIDS PMS adalah penyakit yang dapat ditularkan dari seseorang kepada orang lain melalui hubungan seksual. Seseorang berisiko tinggi terkena PMS bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui
27
vagina, oral maupun anal. Bila tidak diobati dengan benar, penyakit ini dapat berakibat serius bagi kesehatan reproduksi, seperti terjadinya kemandulan, kebutaan pada bayi yang baru lahir bahkan kematian. j. Mitos-Mitos dalam Kesehatan Reproduksi Remaja Remaja seringkali mempunyai pengetahuan yang salah tentang kesehatan reproduksi. Ketidakpastian ini dapat menyebabkan mereka percaya pada mitos-mitos yang salah sehingga menimbulkan perilaku yang tidak diharapkan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Konsultan kesehatan reproduksi remaja (UNFPA:2009). Beberapa mitos yang tidak tepat adalah hubungan seks yang dilakukan hanya sekali saja tidak akan menyebabkan kehamilan, bila melakukan hubungan seks dan alat kemaluan laki-laki ditarik keluar sebelum mencapai klimax, maka tidak akan terjadi kehamilan, bila remaja puteri melakukan hubungan seks dengan tetap menggunakan celana dalam tidak akan menyebabkan kehamilan, bila setelah melakukan hubungan seks, kemudian remaja puteri loncat- loncat maka tidak akan terjadi kehamilan, bila sebelum melakukan hubungan seks dengan Pekerja Seks Komersial.
C. Definisi Remaja Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanakkanak dan masa dewasa. Pada periode ini terjadi perubahan baik dari segi fisik maupun dari segi psikologis. Perubahan psikologis yang terjadi merupakan
28
manifestasi dari penyesuaian peran terhadap tugas perkembangan pada masa remaja, seperti : meningkatnya tuntutan dan harapan sosial, adanya tuntutan kemandirian dari orang tua, meningkatnya kebutuhan untuk berhubungan dengan kelompok sebaya, mampu bersikap sesuai norma sekitar, kompeten secara intelektual, berkembangnya tanggung jawab pribadi dan sosial, serta belajar untuk mengambil keputusan (Havighurst; dalam Hurlock, 1998 : 10). Selain itu, perubahan fisik yang terjadi pada masa ini adalah terjadinya kematangan fungsi jasmaniah yang biologis berupa kematangan kelenjar kelamin yaitu testis untuk anak laki-laki dan ovarium pada anak gadis. Keduanya merupakan tanda-tanda kelamin primer. Sebelumnya, peristiwa ini didahului oleh tanda-tanda kelamin sekunder yang secara kronologis mendahului ciri-ciri primer seperti tumbuhnya kumis dan memberatnya suara para remaja pria serta pertumbuhan payudara pada remaja wanita. Ciri-ciri perkembangan fisik pada remaja digunakan seperti pada tabel 1.
29
Tabel 1. Perkembangan Fisik Pada Remaja
Pada anak Perempuan 1. Pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi, anggota-anggota badan menjadi panjang) 2. Pertumbuhan payudara 3. Tumbuh bulu yang halus dan lurus berwarna gelap di kemaluan 4. Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimal setiap tahunnya 5. Bulu kemaluan menjadi kriting 6. Haid 7. Tumbuh bulu-bulu ketiak
Pada anak laki-laki 1. Pertumbuhan tulang-tulang 2. Testis (buah pelir) membesar. 3. Tumbuh bulu kemaluan yang halus,lurus danberwarna gelap 4. Awal perubahan suara 5. Ejakuasi (keluarnya air mani) 6. Bulu kemaluan menjadi kriting 7. Pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimal setiap tahunnya 8. Tumbuh rambut-rambut halus diwajah (kumis,jenggot) 9. Tumbuh bulu ketiak 10. Akhir perubahan suara 11. Rambut-rambut diwajag bertambah tebal dan gelap 12. Tumbuh bulu di dada
Sigmund Freud dalam Hurlock (1998) mengemukakan bahwa pada masa remaja libido atau energi seksual menjadi hidup, yang tadinya laten pada masa pra remaja. Hal ini timbul seiring dengan pertumbuhan primer dan sekunder pada remaja kearah kematangan yang sempurna. Oleh karena itu muncul juga hasrat dan dorongan untuk menyalurkan keinginan seksualnya. Keinginan untuk menyalurkan dorongan seksual dan timbulnya rasa ingin tahu terhadap masalah seksual sangat penting dalam pembentukan hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya maupun lawan jenis (Hurlock, 1998 : 226). Timbulnya hasrat seksual inilah salah satu faktor yang mendorong perilaku seksual baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis.
30
Pada masa remaja terjadi perubahan fisik. Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis. Ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja. a. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal dengan sebagai masa storm & stress. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya waktu, dan akan nampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal masa kuliah. b. Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja. c. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain. Selama masa remaja banyak halhal yang menarik bagi
31
dirinya dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang baru dan lebih matang. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa. d. Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa. e. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan tersebut, serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab tersebut.
D. Bimbingan 1. Definisi Menurut Rochman Natawidjaja (1987:31) Bimbingan adalah proses pemberian
bantuan
kepada
individu,
yang
dilakukan
secara
berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga Ia sanggup mengalahkan diri dan dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntutan keluarga serta masyarakat. Dengan demikian dia dapat
32
mengecap kebahagiaan hidupnya, serta dapat memberikan sumbangan yang berarti. Sedangkan dalam buku Winkel dan Sri Hastuti (2004), istilah bimbingan dalam Bahasa Indonesia diberi arti: a. memberikan informasi yaitu menyajikan pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengambil suatu keputusan atau memberitahukan sesuatu sambil memberikan nasihat b. mengarahkan, menuntun ke suatu tujuan. Tujuan itu mungkin hanya di ketahui oleh pihak yang mengarahkan; mungkin perlu diketahui oleh kedua belah pihak. 2. Tujuan Bimbingan Winkel (1997:61), menyatakan bahwa bimbingan bertujuan agar manusia mengatur hidupnya sendiri, memiliki pandangan sendiri, mengambil sikap sendirian berani menanggung sendiri kosekuensi dari setiap tindakannya.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survey. Menurut (Furhan, 2005:447) Penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja siswa kelas XI SMU K Sang TimurYogyakarta tahun pelajaran 2010/2011. B. Populasi Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti tidak mengambil sampel. Jadi seluruh populasi diteliti. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMU K Sang Timur Yogyakarta tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 44 siswa. Tabel distribusi siswa kelas XI SMU K Sang Timur Yogyakarta. Tabel 2. Jumlah Siswa Kelas XI SMU K Sang Timur Yogyakarta tahun pelajaran 2010/2011. No 1 2 3
KELAS
JUMLAH 24 12 8 44
XI IPS XI IPA XI BAHASA Jumlah
C. Instrumen Pengumpulan Data Metode dan instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja. Instrumen dalam penelitian ini diambil dari skripsi Valentina Martha Prima Puspita 33
34
dengan judul tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan implikasinya terhadap usulan kegiatan bimbingan pada siswa kelas XI SMU Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta. Berikut ini adalah kisi- kisi kuesioner Tabel 3. Kisi-kisi Kuesioner Kesehatan Reproduksi Remaja No ASPEK 1 Seksualitas
2
3
4 6
Sistem Reproduksi
INDIKATOR a. Perbedaan fisik laki-laki dan perempuan
No. item 1,2,3,4,5,6,7,8,9
Jumlah 9
b. Perbedaan sifat laki-laki dan perempuan a. Alat dan fungsi reproduksi laki-laki
10,11,12,13,14,15,16,17, 11 18,19,20 3 21,22,23
b. Alat dan fungsi reproduksi perempuan
24,25,26,27,28,29
6
a. menstruasi
30,31,32,33,34,.35
6
b. mimpi basah
36
Menopouse a. Perilaku seks aman
37,38 39,40,41,42,43,44
2 6
45,46,47
3
Pubertas
Menopouse Perilaku seksual
b. Hubungan seksual 7
8 9
Kehamilan dan Persalinan
a. Usia ideal untuk hamil dan melahirkan
48,49,50,51
4
52.53.54.55
5
Aborsi PMS
b. Kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) Aborsi PMS dan HIV/AIDS
56,57,58 59,60,61,62,63,64,65,66 Jumlah item
3 8 65
35
Kuesioner yang digunakan untuk penelitian ini adalah kuesioner yag terdiri dari empat bagian yaitu bagian yang pertama berisi identitas, bagian yang kedua berisi tujuan bagian yang ketiga berisi petunjuk dan yang keempat berisi pernyataan-pernyataan pemahaman kesehatan reproduksi dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pada siswa kelas XI SMU K Sang Timur Yogyakarta tahun pelajaran 2010/2011. Kuesioner tersebut disusun dalam bentuk skala bertingkat berdasarkan prisip– prinsip Likert’s Summated Ratings, dengan modifikasi pada pilihan jawaban. Kuesioner ini berbentuk tertutup dengan menyediakan empat jawaban pada setiap itemnya, yaitu: Jawaban
Tahu sekali
Tahu
Sedikit tahu
Tidak tahu
Nilai
4
3
2
1
Dalam kategori jawaban ini, ditiadakan kategori jawaban tengah. Hal ini menurut Hadi (dalam Linia, 2004) didasarkan pada tiga alasan, yaitu : 1. Kategori undecided itu mempunyai arti ganda bisa diartikan belum memutuskan atau memberi jawaban (menurut konsep aslinya), bisa juga diartikan netral, tahu tidak, tidak tahu pun tidak; atau bahkan ragu-ragu. Kategori jawaban yang ganda-arti (multi interprectable) tentu saja tidak diharapkan dalam suatu instrumen. 2. Tersedianya jawaban yang di tengah itu menimbulkan kecenderungan menjawab ke tengah (central tendency effect) terutama bagi mereka yang ragu-ragu atas arah kecenderungan jawabannya, ke arah tahu sekali atau kem arah tidak tahu.
36
3. Maksud kategori jawaban Tahu Sekali (TS), Tahu (T), Sedikit Tahu (ST), Tidak Tahu (TT) adalah terutama untuk melihat kecenderungan pendapat responden, ke arah tahu sekali atau ke arah tidak tahu. Jika disediakan kategori jawaban ragu-ragu, akan banyak menghilangkan data penelitian sehingga mengurangi banyaknya informasi yang dapat dijaring dari para responden.
D. Prosedur Pengumpulan Data 1. Tahap-Tahap Persiapan Dalam tahap ini peneliti melakukan beberapa tahap persiapan yaitu: menyusun kuesioner dan melakukan uji validitas kuesioner. Dalam menyusn kuesioner peneliti menentukan variable yang digunakan, kemudian menentukan aspek-aspek. Dari aspek-aspek tersebut dirinci menjadi
indikator-indikator
kemudian
diijadikan
item
kuesioner
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja. 2. Waktu penelitian Penelitian dilakukan pada tanggal 29 April 2011 pukul 10.45 sampai pukul 11.30, 11.45 sampai 12.30 dan 2 mei 2011 pukul 11.45-12.30 jumlah siswa yang mengisi kuesioner sebanyak 38 siswa sedangkan 6 siswa yang tidak hadir tidak mengisi kuesioner tersebut. 3. Validitas Alat ukur Validitas berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono,2003:267) atau sejauhmana ketepatan dan
37
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2007:7). Validitas dalam penelitian ini adalah validitas isi. Menurut Donald Ary (Arief Furchan 2007:295) validitas isi adalah validitas yang menunjukkan pada sejauh mana instrumen tersebut mencerminkan isi yang dikehendaki. Azwar menyebutkan validitas isi adalah kesesuaian dimana sebuah tes mengukur cakupan substansi yang ingin diukur atau sejumlah mana isi tes mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur (Azwar, 2009:45). Validitas isi merupakan validitas yang diperoleh melalui pengujian terhadap alat ukur melalui analisis alat ukur dengan pertimbangan pakar (professional judgment). Penentuan item koesioner menggunakan kriteria Azwar (Azwar,2005:153) yang mengatakan bahwa skala psikologi sebaiknya digunakan patokan koefisien korelasi > 0,30 dengan demikian item yang koefisien korelasinya < 0,30 dinyatakan gugur,sedangkan item yang koefisien korelasinya > 0,30 dianggap valid. Untuk itu peneliti meminta pertimbangan dosen pembimbing dalam proses penyusunan alat ukur dan guru bimbingan dan konseling SMU K Sang Timur Yogyakarta yaitu ibu C. Lasmini. 4. Reliabilitas Alat Ukur Reliabilitas adalah konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur, yang mengandung
makna
kecermatan
pengukuran
(Aswar,
2007:83).
Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (rxx’) yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00 semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas.
38
Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya. Pada umumnya reliabilitas dianggap memuaskan bila koefisiennya mencapai rxx’= 0,900. Reliabilitas instrument diuji dengan teknik alpha Cronbach. Analisi uji reliabilitas Alpha terhadap instrument penelitian dilakukan dengan program SPSS for windows. Penghitungan reliabilitas tingkat penyesuaian diri para siswi kelas XI SMU K Sang Timur Yogyakarta dengan menggunakan teknik analisis alpha (α) Cronbach menghasilkan angka 0,948. Angka tersebut menunjukkan bahwa instrument dalam penelitian ini dapat diandalkan dalam mengukur pemahaman kesehatan reproduksi siswa.
E. Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan agar diperoleh hasil yang lebih memuaskan, obektif, dan dapat diketahui sejauh mana penelitian ini dapat menjawab masalah penelitian. Langkah- langkah dalam menganalisis data adalah sebagai berikut: 1. Penentuan Skor Peneliti menentukan skor dari masing- masing jawaban yang diberikan oleh subyek peneliti. Kemudian membuat tabulasi data dari koesioner dan menghitung jumlah skor yang dicapai oleh siswa. 2. Pengolaha Data Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan menggunakan statistik deskriptif dengan perhitungan mean teoritis, standar deviasi teoritis
39
serta pengkatagorian sesuai dengan norma yang telah ditentukan oleh subyek peneliti. Hasil perhitungan skor total (subyek dan butir) kemudian dikelompokkan kedalam 5 kategori yang berpedoman pada Azwar (2007:108) yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi, dengan norma kategorisasi sebagai berikut: X ≤ (x – 1,5 sd)
Sangat rendah
(x-1,5 sd) < X ≤ ( x – 0,5 sd)
Rendah
(x-0,5 sd) < X ≤ ( x + 0,5 sd)
Sedang
(x+ 0,5 sd) < X ≤ (x+ 1,5 sd)
Tinggi
(x + 1,5 sd) < X
Sangat tinggi
Keterangan: X maksimum teoritik : skor tertinggi yang mungkin diperoleh subyek penelitian dalam skala X minimum teoriti
: skor terendah yang mungkin diperoleh subyek penelitian dalam skala
Sd
: standar deviasi, yaitu luas jarak rentangan yang dibagi
dalam 6 satuan deviasi
sebaran X
: mean teoritik, yaitu rata- rata teoritis dari skor maksimum dan minimum
Selanjutnya kategori tersebut dijadikan sebagai norma/patokan dalam pengelompokkan skor subyek penelitian berdasarkan tingkat Pemahaman kesehatan reproduksi. Kategori tingkat pemahaman
40
kesehatan reproduksi siswa SMUK Sang Timur Yogyakarta secara keseluruhan dengan jumlah pertanyaan sebanyak 54 item, diperoleh melalui penggolongan dengan perhitungan sebagai berikut: X maksimum teoritik : 54 x 4 = 216 X minimum teoritik : 54 x 1 = 54 range
: 216 – 54 = 162
Sd
: 162 : 6 = 27
X
: (216 + 54) : 2 = 135 Penentuan kategorisasi tingkat pemahaman kesehatan
reproduksi remaja SMU K Sang Timur Yogyakarta dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4 Norma Kategorisasi Tingkat Pemahaman Kesehatan Reproduksi Remaja SMU K Sang Timur Yogyakarta Kelas XI Tahun Ajaran 2010/2011(N=38). Perhitungan (x + 1,5 sd) < X 135 + 41 < X (x + 1,5 sd) < X 135 + 41 < X (x-0,5 sd) < X ≤ ( x + 0,5 sd) 135 – 14 < X ≤ 135 + 14 (x-1,5 sd) < X ≤ ( x – 0,5 sd) 135 – 41 < X ≤ 135 – 14 X ≤ (x – 1,5 sd) X ≤ 135 – 41
Skor 177< X
Kategori Sangat tinggi
150 – 176
Tinggi
122 – 149
Sedang
95 – 121
Rendah
0-94
Sangat rendah
Selanjutnya dari data setiap subyek dikelompokkan skor skala yang mereka peroleh dengan berpedoman pada kategori diatas,
41
sehingga dapat dihitung jumlah siswa yang mempinyai tingkat pemahaman kesehatan reproduksi remaja secara umum (sangat tinggi- sangat rendah). Setelah itu dapat diidentifikasi siswa yang membutuhkan pendampingan atau perhatian khusus dari Guru BK. Untuk melihat kategorisasi dari setiap item sebagai dasar usulan
kegiatan
bimbingan
yang
diperlukan
pada
siswa,
penggolongan didasarkan pada distribusi normal dengan kontinum jenjang yang berpedoman pada Azwar (2007 : 108), yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi dengan norma kategorisasi sebagai berikut: X item ≤ (x – 1,5 sd)
Sangat rendah
(x-1,5 sd) < X item ≤ ( x – 0,5 sd)
Rendah
(x-0,5 sd) < X item ≤ ( x + 0,5 sd)
Sedang
(x+ 0,5 sd) < X item ≤ (x+ 1,5 sd)
Tinggi
(x + 1,5 sd) < X item
Sangat tinggi
Keterangan: X maksimum teoritik : skor tertinggi yang mungkin diperoleh setiap item penelitian dalam skala X minimum teoritik : skor terendah yang mungkin diperoleh setiap item penelitian dalam skala Sd
: standar deviasi, yaitu luas jarak rentangan yang dibagi sebaran
dalam 6 satuan deviasi
42
X
: mean teoritik, yaitu rata- rata teoritis dari skor X item maksimum dan X item minimum Kategori tersebut digunakan sebagai norma atau patokan dalam
menentukan pengelompokkan skor item. Kategori tinggi rendahnya skor item secara keseluruhan dalam penelitian ini ( N=38), diperoleh perhitungan sebagai berikut: X maksimum teoritik
: 38 x 4 = 152
X minimum teoritik
: 38 x 1 = 38
range
: 152 – 38 = 114
Sd
: 114 : 6 = 19
X
: (152 + 38) : 2 = 95
Tabel 5. Penentuan Kategorisasi Skor item Pemahaman Kesehatan Reproduksi Remaja Pada Siswa SMU K Sang Timur Yogyakarta(N=54). Perhitungan (x + 1,5 sd) < X 95 + 29 < X (x+ 0,5 sd) < X ≤ (x+ 1,5 sd) 95 + 10 < X ≤ 95+ 29 (x-0,5 sd) < X ≤ ( x + 0,5 sd) 95 – 10 < X ≤ 95 + 10 (x-1,5 sd) < X ≤ ( x – 0,5 sd) 95– 29 < X ≤ 95 – 10 X ≤ (x – 1,5 sd) X ≤ 95 – 29
Skor 125 < X 106 – 124
Kategori Sangat tinggi Tinggi
86 – 105
Sedang
67 – 85
Rendah
0 – 66
Sangat rendah
43
Data
yang
diperoleh
dari
setiap
subyek
kemudian
dikelompokkan berdasarkan skor item yang telah dikerjakan. Sehingga dapat diperoleh pengelompokkan skor item sesuai dengan kategori diatas. Maka setelah itu dapat dilihat item- item pertanyaan yang mempunyai kategori sangat rendah – sangat tinggi. Skor item yang berada dalam kategori sedang, rendah, dan sangat rendah dapat dijadikan sebagai usulan kegiatan bimbingan.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Tingkat Pemahaman Siswa Kelas XI SMU K Sang Timur Yogyakarta Tahun Pelajaran 2010/2011 tentang Kesehatan Reproduksi Tingkat pemahaman siswa SMU K Sang Timur untuk setiap subjek penelitian (N=38) diperoleh dengan mengkategorikan skor yang diperoleh subjek penelitian kedalam norma yang dibagi kedalam kategori sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi. Data tingkat pemahaman siswa terhadap kesehatan reproduksi seksualitas adalah sebagai berikut: Tabel 6. Data Tingkat Pemahaman Siswa Terhadap Kesehatan Reproduksi Seksualitas(N=38) Skor
Kategori
Jumlah
Presentase
125≤X
Sangat tinggi
37
97,37%
106 – 124
Tinggi
-
-
86 – 105
Sedang
-
-
67 – 85
Rendah
1
2,63%
X≤66
Sangat rendah
-
-
Total
38
100%
Deskripsi hasil penelitian tentang tingkat pemahaman siswa kelas XI SMU K Sang Timur terhadap kesehatan reproduksi remaja dengan jumlah 38 siswa, menunjukkan bahwa 37 siswa (97,37%)
44
memiliki tingkat
45
pengetahuan reproduksi sangat tinggi, artinya siswa tersebut memiliki sudah mengerti dan memahami tentang pengetahuan reproduksi remaja. Sedangkan 1 siswa (2,63%) memiliki tingkat pemahaman reproduksi remaja rendah, artinya siswa tidak mengerti dan belum memahami tentang pengetahuan reproduksi remaja. Tidak ada siswa (0%) yang memiliki tingkat pengetahuan reproduksi remaja tinggi, tidak ada siswa (0%) yang memiliki tingkat pengetahuan reproduksi remaja sedang dan tidak ada siswa (0%) yang memiliki tingkat pengetahuan reproduksi sangat rendah. Dengan demikian berdasarkan hasil penelitian dapat dikatakan secara keseluruhan siswa SMU K Sang Timur Yogyakarta Tahun Pelajaran 2010/2011 sudah memiliki tingkat pemahaman reproduksi yang cenderung sangat tinggi.
B. Pembahasan Sebelum memaparkan pembahasan, ada beberapa hal yang perlu peneliti kemukakan sehubungan dengan berbagai keterbatasan atau kelemahan yang masih terkandung dalam instrumen penelitian dan pelaksanaan penelitian. Pertama, bentuk kuesioner merupakan kuesioner tertutup, sehingga tidak memungkinkan semua indikator mengenai kesehatan reproduksi remaja dapat terungkap melainkan disesuaikan dengan kebutuhan remaja terutama siswa SMU dan alternatif jawaban yang sudah disediakan. Kedua, hasil dari penelitian ini bukan merupakan suatu hasil yang tetap karena tingkat pengetahuan setiap orang dapat berubah dari waktu ke waktu. Jadi, hasil
46
penelitian tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja yang sudah diperoleh pada saat ini mungkin akan berbeda dalam penelitian pada waktu yang lain. Tiga, pada saat pelaksanaan penelitian, peneliti menangkap kesan bahwa ada beberapa siswa terkesan kurang serius dalam mengerjakan tapi peneliti berusaha untuk mengingatkan supaya siswa dapat mengerjakan dengan sungguh- sungguh. Ada 37 siswa (97,37%)
yang memiliki
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja dengan kualifikasi sangat tinggi dan 0 siswa (0 %) yang memiliki pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja dengan kualifikasi tinggi. Jika dilihat dari jumlah responden yang dihimpun (siswa kelas XI) yaitu 83, jumlah ini tergolong sedikit. Pengetahuan siswa kelas XI SMU K Sang Timur Tahun Pelajaran 2010/2011 tentang kesehatan reproduksi remaja yang sangat tinggi dan tinggi dapat ditafsirkan sebagai keadaan yang ideal. Keadaan ideal tersebut mungkin dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: 1)
Faktor diri sendiri. Siswa sudah mau terbuka dan menanggapi secara positif mengenai kesehatan reproduksi remaja. Kesadaran mereka akan pentingnya menjaga perilaku seksualnya agar tidak terjerumus dalam hal-hal yang dapat merusak masa depannya. Apalagi sebagai remaja yang masih sekolah, mereka hanya perlu berkonsentrasi dalam hal pelajaran sehingga menunjang prestasi akademiknya. Selain kesadaran dari diri sendiri, siswa juga pernah membaca buku, ataupun majalah, maupun
pernah
mengikuti
kegiatan-kegiatan
seminar
ataupun
penyuluhan tentang kesehatan reproduksi remaja. Hal ini juga
47
berpengaruh terhadap tingginya pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi remaja. 2) Faktor keluarga. Keluarga sebagai tempat yang paling dekat dengan remaja,karena mampu memberikan informasi yang baik tentang kesehatan reproduksi remaja. Keluarga yang sudah tidak tabu untuk menjelaskan hal-hal seputar seksual akan menyelamatkan remaja, sehingga remaja bisa terhindar dari hal-hal negatif. 3)
Faktor lingkungan tempat tinggal siswa. Lingkungan ini merupakan tempat bertumbuh kembangnya siswa yang memberikan respon positif tentang kesehatan reproduksi remaja. Misalnya dengan mendatangkan ahli di bidang kesehatan reproduksi misalnya dokter, bidan maupun psikolog/konselor. Seluruh remaja laki-laki dan perempuan diundang untuk ikut serta dalam penyuluhan tersebut, sehingga mereka mendapatkan informasi yang benar. Adanya dukungan lingkungan tempat tinggal siswa ini mempengaruhi tingginya tingkat pengetahuan siswa terhadap kesehatan reproduksi remaja.
4)
Faktor lingkungan sekolah. Sekolah menunjukkan kepeduliannya terhadap permasalahan remaja terutama kesehatan reproduksi remaja dengan membuat semacam seminar, penjelasan, ataupun penyuluhan dan bekerja sama dengan pihak - pihak yang ahli di bidang kesehatan reproduksi sebagai alat untuk memberikan informasi yang benar dan bertanggung jawab.
48
Selanjutnya adalah ada 1 siswa (2,63%) yang termasuk dalam kategori rendah dan 0 siswa (0 %) termasuk dalam kategori sangat rendah. Kedua kategori ini dapat dikatakan sebagai keadaan yang tidak ideal. Keadaan yang tidak ideal seperti ini tentu saja dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : 1) Faktor diri sendiri. Siswa tidak mengetahui sama sekali tentang kesehatan reproduksi,
baik
mendengar
maupun
memahami
secara
benar.
Meningkatnya gizi saat ini membuat hormon seorang anak menjadi lebih cepat matang. Akibatnya seorang remaja putri akan lebih cepat mengalami menstruasi dan remaja putra juga lebih cepat mengalami mimpi basah. Ini juga yang menyebabkan hasrat seksual atau dorongan seks mulai timbul pada usia relatif muda. Apabila remaja tidak menyadari hal ini, bisa menyebabkan resiko misalnya kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) yang di Indonesia, lalu remaja bisa terjebak dalam tindakan aborsi tidak aman yang bisa menyebabkan kematian remaja itu sendiri atau tertular PMS dan HIV/AIDS. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja sangat berkaitan dengan perilaku seksualnya, siswa mengtahui mana yang baik dan buruk sehingga dapat membuat keputusan yang tepat atau benar dalam kehidupan seksualnya. 2) Faktor keluarga. Ketika remaja sudah mengalami menstruasi atau mimpi basah lebih cepat dari yang dialami orang tuanya dulu kemudian mereka menanyakan tentang hal itu, sebagai orang tua tidak perlu menutupinya. Sebaiknya diterima dengan wajar dan orang tua membicarakan dari hati ke hati tentang apa yang telah dialami anaknya itu. Bila orang tua terlalu
49
tabu dan merasa tidak pantas membicarakan masalah seputar seksual, ketika remaja bertanya malah mereka tidak akan mendapatkan jawaban yang benar. Remaja merasa tidak puas, mereka mencari jawaban sendiri yang belum tentu benar dan tidak dapat dipertanggung jawabkan. Akibatnya remaja malah semakin terjerumus pada hal-hal yang negatif misalnya seks bebas. 3) Faktor lingkungan tempat tinggal siswa. Siswa atau remaja yang tinggal di lingkungan yang pola pikirnya masih kuno atau tabu yang masih ketat dengan aturan-aturan adat- istiadat bisa mempengaruhi rendahnya tingkat pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi remaja. Lingkungan tersebut masih belum terbuka atau belum merespon secara positif. Mereka masih menganggap membicarakan masalah seputar seksual masih tabu dan tidak pantas dibicarakan di depan umum. 4)
Faktor lingkungan sekolah. Belum pernah mengadakan seminar atau semacam penyuluhan tentang kesehatan reproduksi remaja sehingga membuat siswa belum pernah mendapatkan informasi secara menyeluruh tentang itu. Pentingnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi bagi remaja bahwa pemahaman kesehatan reproduksi, bukanlah pelajaran untuk melakukan hubungan seks. Oleh karena itu, peneliti memberikan bimbingan untuk para siswa yang
berada dalam keadaan belum ideal. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa yang sudah idealpun diberikan bimbingan agar lebih matang tingkat pemahaman terhadap kesehatan reproduksi remaja.
50
C. Implikasi Hasil Penelitian Bagi Penyusunan Topik Bimbingan Data hasil penelitian sebagai dasar penyusunan topik- topik bimbingan, diperoleh dengan cara pengelompokkan skor item ke dalam norma kategorisasi yang telah ditentukan oleh peneliti. Identifikasi item- item dengan skor yang berada dalam kategori sangat rendah, rendah dan sedang ditetapkan sebagai bahan untuk penyusunan topik- topik bimbingan. Hasil perhitungan skor item dapat dilihat pada tabel 7 sebagi berikut: Tabel 7. Data kategorisasi skor item pemahaman kesehatan reproduksi remaja pada siswa SMU K Sang Timur Yogyakarta. No Norma skor item 1 125≤ X item
Kategori Sangat tinggi
2
106- 124
Tinggi
3 4 5
86- 105 67- 85 0-66
Sedang Rendah Sangat rendah
No. Item 1,7,8,9,10,11, 13, 14,19, 20, 22, 23, 24,25,27,28,30, 32,36,39,41,45, 46,47,48,50,52, 53,55,56,57,58, 59,60,61,63 12,15,18,33,34, 37,38,40,49,52, 54,62,64,65 17,26,31 35 -
∑ 36
Persentase 55, 38%
14
21, 54%
3 1 -
4,62% 1, 54%
Data dari tabel 7 menunjukkan bahwa tidak ada item yang berada dalam kategori sangat rendah. Item yang berada dalam kategori sangat tinggi sebanyak 36 item (55, 38%), item dengan kategori tinggi sebanyak 14 item (21, 54%), item dengan kategori sedang sebanyak 3 item ( 4, 62%) dan item yang berada dalam kategori rendah sebanyak 1 item (1, 54%). Item- item yang termasuk dalam kategori rendah dan sedang mencerminkan bahwa
51
tingkat pemahaman kesehatan reproduksi remaja yang kurang ideal. Maka peneliti mengusulkan kegiatan bimbingan dibuat dalam bentuk weekend. Pemilihan usulan bimbingan dalam bentuk weekend didasarkan atas rata-rata pemahaman siswa yang tinggi, dengan demikian tidak diperlukan kegiatan bimbingan yang membutuhkan banyak materi dan membutuhkan waktu banyak. Dengan kegiatan weekend, materi yang disampaikan akan lebih efektif dan efisien karena tidak banyak membutuhkan materi dan waktu, sedangkan pembimbing lebih berperan sebagai pendamping dan fasilitator serta mengedepankan penyampaian informasi melalui diskusi. Adapun kegiatan weekend dapat dilihat dalam lampiran.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tersebut peneliti menyimpulkan bahwa hampir semua siswa SMU K Sang Timur kelas XI terhadap pemahaman kesehatan reproduksi berada pada kategori sangat tinggi terdapat 37 siswa (97,37%). Sedangkan pada siswa yang memiliki tingkat pemahaman kesehatan reproduksi kategori rendah 1 siswa (2,63%). Salah satu cara yang diberikan peneliti adalah dengan memberikan kegiatan week end sebagai fungsi preventif yang sesuai kebutuhan siswa kelas XI SMU K Sang Timur Yogyakarta Tahun Pelajaran 2010 / 2011. Kegiatan week end dibuat berdasarkan aspek- aspek yang terdapat dalam topik Kesehatan Reproduksi Remaja.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti memberikan saran untuk pengembangan kegiatan bimbingan dan konseling kepada pihak terkait sebagai berikut: 1.
Pihak Sekolah SMU K Sang Timur Berdasarkan hasil penelitian bahwa tingkat pemahaman kesehatan reproduksi remaja adalah sangat tinggi. Hal tersebut tentunya memerlukan usaha yang sangat keras bagi Guru Bembimbing dan Konseling untuk tetap mempertahankan tingkat pemahaman kesehatan
52
53
reproduksi remaja. Tetapi ada 1 siswa yang berada dalam kategori rendah maka perlu dibimbing untuk dapat mengoptimalkan dirinya dalam memahami kesehatan reproduksi remaja. 2. Peneliti Lain a. Peneliti lainnya yang berminat mendalami tingkat pemahaman kesehatan reproduksi remaja dapat mengembangkan alat penelitian ini. b. Peneliti lain hendaknya lebih cermat lagi dalam menyusun itemitem sehingga dapat mencangkup keseluruhan objek yang hendak diukur.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes Dariyo. 2004, Psikologi Perkembangan Remaja. Ghalia Indonesia, Jakarta. Anas sudijono. 1996. Pendidikan bagi anak cerebral palsy. Surakarta:depdikbud Azwar, S. 1992. Validitas dan Reliabilitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Azwar, S. 2007. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Azwar, Saifuddin (1987). Dianawati, Ajen. (2003). Pendidikan Seks Untuk Remaja. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Fatia. (2005). Ingin Dapat Bayi, Kenali Masa Subur Pasangan. [on-line]. http://www.detikhot.com/index.php/tainment.read/tahun/2005/bulan/12/tgl/0 6/time/163159/idnews/493308/idkanal/227 (Tanggal Akses 31 Juli 2007). Furchan, A. 2007. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Gunarsa, S. D. (1989). Psikologi Perkembangan: Anak dan Remaja. Jakarta: BPK. Gunung Mulia. Gilarso, T. (2005). Moral Keluarga. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. (2005) Hurlock, E.B. (1998). Perkembangan anak. Alih bahasa oleh Soedjarmo & Istiwidayanti. Jakarta: Erlangga. Purwadarminta,J.S. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1991). Julia Suryakusuma. 1991 . "Konstruksi Sosial Seksualitas: Sebuah Pengantar Teoritis". Jakarta: Prisma. Knight, John F. (2004). Jadi, Kamu Sudah Remaja ?. Bandung : Indonesia Publishing House.
54
55
Monks F.J., Knoers A.M.P., Haditono S.R., 2002. Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya, Edisi Keempat Belas. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Ngalim purwanto, 1997, prinsip-prinsip dan teknis evaluasi pengajaran, bandung, remaja karya. Papalia, old. (2001). Perkembangan Pada Remaja. Jakarta : Rineka Cipta. Pratiwi, Novita. (2005). Karena Tabu Harus Tahu. Yogyakarta : Pustaka Anggrek. Rochman Natawidjaja. (1987). Pendekatan-Pendekatan dalam Penyuluhan Kelompok. Bandung : CV. Diponogoro. Sarwono, Sarlito Wirawan Edisi: Seri Psikologi Terapan Penerbit: Jakarta: Rajawali Tahun terbit: 2005 Untoro, Rachmi. Dr. (1999). Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) Buku Saku UntukRemaja Usia 14 – 19 Tahun. Jakarta : Departemen Kesehatan RI dan WHO.Sarwono, 1981 Valentina Martha Prima Puspita, 2007, Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Implikasinya Terhadap Usulan Kegiatan Bimbingan Pada Siswa Kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta, Tahun ajaran 2006/2007, Skripsi, Yogyakarta: FKIP Universitas Sanata Dharma Winkel & Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia. http://episentrum.com/artikel-psikologi/remaja/ http://www.berita8.com/news.php?tgl=&cat=4&id=30281 http://www.kesrepro.info/?q=node/380 Konferensi International Kependudukan dan Pembangunan, 1994 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3567/1/kedkomunitas-juliandi.pdf http://situs.kesrepro.info/gendervaw/mei/2005/gendervaw01.htm http://www.solex-un.net/repository/id/hlth/Comment%201-ind.pdf
KEGIATAN WEEK END UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
A. Topik : Pendampingan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi B. Tujuan 1. Memberikan informasi pengetahuan kepada siswa tentang kesehatan reproduksi remaja. 2. Mengajak siswa untuk meningkatkan sikap yang terbuka dan bertanggung jawab terhadap kesehatan reproduksi remaja. C. Sasaran Sasaran dalam kegiatan ini adalah para siswa kelas XI SMA K Sang Timur Yogyakarta D. Fasilitator 1. Guru pembimbing / konselor sekolah 2. Dokter / Bidan 3. Psikolog E. Waktu Sabtu – Minggu. F. Materi 1. Pembukaan. 2.Penjelasan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja 3. Kesimpulan 4. Evaluasi 5. Penutup G. Metode 1. Pemberian Informasi, atau penjelasan. 2. Diskusi kelompok. 3. Tanya jawab
H. Jadwal Kegiatan
Hari Pertama: Waktu
Materi
Keterangan
07.00-07.30
Semua berkumpul
07.30-08.00
Pembukaan: memberikan penjelasan / pengantar
08.00-08.45
Pendahuluan: Kesehatan Reproduksi Remaja
09.45-10.45
Diskusi
10.45-12.00
Aspek 1: Seksualitas
12.00-12.45
Istirahat dan makan siang
12.45-13.45
Aspek 2: Sistem Reproduksi
13.45-14.00
Tanya Jawab
14.00-14.15
Aspek 3 dan 4: Pubertas dan Menopous
14.15-15.30
Tanya Jawab
15.30-16.00
Mandi, minun + snack
16.00-17.30
Membuat poster tentang Kesehatan Reproduksi Remaja
17.30-18.30
Makan malam
18.30-20.30
Sharring
20.30-21.00
Evaluasi
21.00-21.45
Renungan dan Doa
21.45-
Tidur
Hari Kedua Waktu
Materi
05.30-06.00
Mandi
06.00-06.30
Renungan Pagi dan Doa
06.30-07.00
Makan Pagi
07.00-08.00
Aspek 5: Perilaku Seksual
08.00-08.15
Tanya Jawab
Keterangan
08.15-09.45
Aspek 6: Kehamilan dan Persalinan
09.45-10.00
Snack
10.00-11.00
Aspek 7: Aborsi
11.00-11.45
Tanya Jawab
11.45-12.30
Makan Siang
12.30-13.30
Aspek 8: PMS dan HIV / AIDS
13.30-14.30
Tanya Jawab
14.30-15.30
Evaluasi
I. Bahan, Alat dan Perlengkapan Handout materi/modul, alat tulis, kertas, gambargambar organ reproduksi, folder, kertas gambar, gunting, lem. J. Langkah-langkah / Proses Kegiatan 1. Proses Kegiatan (Pendahuluan) : a. Fasilitator memberikan pengantar. b. Fasilitator bertanya kepada peserta tentang Kesehatan Reproduksi Remaja, dengan pertanyaan : ‘Apakah kamu pernah mendengar tentang kesehatan reproduksi remaja?”, Apa yang kamu ketahui tentang kesehatan reproduksi remaja?”, “Aspek-aspek apa saja yang termasuk dalam Kesehatan Reproduksi Remaja?”. c. Kemudian Para Siswa diminta untuk berdiskusi tentang pertanyaan tersebut. d. Hasil diskusi kemudian disharingkan. 2. Proses Kegiatan (Seksualitas): a. Fasilitator memberikan pengantar. b. Siswa diminta untuk membuat kelompok 5 orang, dan dibedakan antara laki-laki dan perempuan. c. Fasilitator memberikan bahan diskusi dengan pertanyaan : “Perubahan apa saja yang terjadi pada laki-laki atau perempuan?”, “Bagaimana perasaanmu menjadi laki-laki atau perempuan?”, Siswa diminta mensharingkan hasil diskusinya. Fasilitator merangkum hasil diskusi dan kemudian memberikan penjelasan tambahan. 3. Proses Kegiatan (Sistem Reproduksi) a. Fasilitator memberikan pengantar.
b. Fasilitator menunjukkan gambar-gambar alat reproduksi manusia (lakilaki dan perempuan) dengan menggunakan slide. c. Siswa diminta untuk berdiskusi 4. Proses Kegiatan (Pubertas dan Menopause) a. Fasilitator memberikan pengantar. b. Peserta diminta untuk membuat kelompok 4 orang. c. Kelompok membuat persentasi dengan pertanyaan: “Bagaimana proses terjadinya menstruasi, mimpi basah dan menopause?”, “Apa yang dirasakan perempuan bila menjelang menstruasi dan menopause?” d. Fasilitator menampung semua hasil presentasi peserta dan kemudian memberika penjelasan tambahan. 5 Proses Kegiatan (Perilaku Seksual) a. Fasilitator memberikan pengantar. b. Fasilitator bertanya kepada peserta tentang perilaku seksual., dengan pertanyaan : “Menurutmu, apa yang dimaksud dengan perilaku seksual ?”, “Apa saja yang termasuk dalam perilaku seksual?”, “Apakah akibat dari perilaku seksual ?”, c. Kemudian siswa diminta untuk berdiskusi tentang pertanyaan tersebut. d. Hasil diskusi kemudian disharingkan, e. Fasilitator membuat catatan untuk setiap peserta sharing, lalu dari hasil tersebut fasilitator memberikan tambahan penjelasan. 6. Proses Kegiatan (Kehamilan,persalinan, dan aborsi) a. Fasilitator memberikan pengantar. b. Fasilitator membentuk kelompok @ 5 orang. c. Fasilitator memperlihatkan VCD atau power point tentang kehamilan, persalinan dan aborsi kepada siswa 7. Proses Kegiatan PMS dan HIV/AIDS a. Fasilitator memberikan pengantar. b. Fasilitator membentuk kelompok @ 5 orang dan membuat poster tentang ajakan untuk menghindari PMS dan HIV AIDS.
K. Evaluasi Untuk evaluasi seluruh kegiatan digunakan bentuk tertulis ditambah dengan pembacaan hasil evaluasi oleh 2 – 5 orang peserta. L. Penutup 1) Menyusun evaluasi seluruh kegiatan. 2) Melanjutkan pemberian materi bimbingan melalui bimbingan kelompok. 3) Memberikan layanan konseling individual bagi siswa yang membutuhkan.
Pernyataan N0
TS
T
ST
Menurut pengetahuan saya 1.
Suara membesar adalah salah satu perubahan fisik yang terjadi pada remaja putera.
2.
Payudara membesar merupakan perubahan fisik yang dialami oleh remaja puteri.
3.
Pinggul melebar atau membesar merupakan perubahan fisik yang dialami oleh remaja puteri.
4.
Kulit halus (tidak berbulu) adalah salah satu perubahan fisik pada remaja puteri.
5.
Tumbuh kumis atau rambut di kaki dan tangan termasuk perubahan fisik yang tampak pada remaja putera.
6.
Alat reproduksi adalh bagian-bagian yang berfungsi dalam proses melanjutkan keturunan
7.
Satu bentuk panggilan hidup seorang laki-laki adalah menjadi seorang ayah.
8.
Satu bentuk panggilan hidup seorang perempuan adalah menjadi seorang ibu.
9.
Laki-laki diciptakan lebih kuat dan lebih berotot supaya dapat melindungi keluarganya kelak.
10. Perempuan diciptakan lebih halus dan lebih berperasaan agar dapat memberikan kasih sayang yang penuh kepada keluarganya 11. Wanita pada umumnya memiliki perasaan dan emosi yang lebih peka daripada pria. 12. Pada remaja putra umumnya bertindak lebih banyak menggunakan pikiran / rasio.
13. Pada remaja puteri ingin tampil cantik dan remaja putera ingin menunjukkan kegagahannya. 14. Sifat – sifat yang menonjol pada wanita adalah lembut, merawat dan menyayangi.
15. Pada umumnya emosi dan perasaan wanita lebih menonjol dibandingkan pria.
16. Pria lebih suka bekerja menggunakan otot.
1
TT
Pernyataan No
TS
T
ST
Menurut pengetahuan saya
17. Pada umumnya, pikiran / logika pada remaja pria lebih menonjol dibanding remaja wanita. 18. Tegas dan agresif adalah sifat yang dimiliki oleh remaja laki- laki
19. Hubungan seksual antara pria dan wanita hanya boleh dilakukan setelah adanya perkawinan. 20. Perasa, lembut, peka, sabar termasuk sifat yang ada pada wanita.
21. Alat reproduksi pria hampir seluruhnya berada di luar tubuh.
22. Salah satu fungsi penis adalah tempat lewat urine.
23. Testis adalah tempat untuk memproduksi sperma.
24. Alat reproduksi wanita hampir seluruhnya berada di dalam tubuh.
25. Ovarium merupakan tempat untuk menghasilkan sel telur.
26. Alat reproduksi wanita terdiri dari alat reproduksi bagian dalam dan alat reproduksi bagian luar. 27. Rahim adalah tempat untuk membesarkan janin sebelum kelahiran.
28. Vagina berfungsi sebagai tempat mengalirkan darah haid dan jalan keluar bagi bayi saat dilahirkan. 29. Selaput dara bisa robek salah satunya disebabkan karena olah raga.
30. Haid pertama yang dialami oleh remaja puteri menandakan bahwa dia telah memasuki masa remaja/pubertas. 31. Setelah mendapat haid remaja wanita memiliki resiko hamil
2
TT
No
Pernyataan
TS
T
ST
Menurut pengetahuan saya 32. Setiap bulan wanita mengalami menstruasi. Hal ini disebut sebagai siklus menstruasi. 33. Stress dapat menyebabkan siklus menstruasi terganggu.
34. Tanda – tanda menjelang menstruasi wanita, sifat-sifatnya menjadi:mudah marah, mudah tersinggung, lemah dan lesu. 35. Menstruasi pertama yang dialami wanita disebut menarche.
36. Laki – laki yang telah mengalami mimpi basah berarti dia telah memasuki masa remaja/pubertas. 37. Perempuan yang berusia lebih dari 50 tahun siklus haidnya mulai berhenti, hal ini disebut sebagai menopause. 38. Tidak haid pada usia lanjut berarti wanita yang bersangkutan sudah memasuki masa menopause. 39. Memasuki masa remaja , remaja mulai tertarik dengan lawan jenis.
40. Secara mental dan sosial remaja wanita berusia kurang dari 20 tahun sebaiknya menunda hibungan sek sebelum menikah 41. Orang yang secara seksual tertarik dengan orang yang berjenis kelamin sama/sejenis disebut sebagai homoseksual. 42. Pada masa pacaran, bergandengan tangan termasuk perilaku seksual.
43. Kissing atau berciuman pada masa berpacaran, sudah termasuk melakukan perilaku seksual. 44. Ikatan resmi dan sah antara pria dan wanita yang sudah dewasa adalah perkawinan 45. Hubungan seksual yang dilakukan dengan pasangan tetap (suami -isteri) dapat menghindari Penyakit Menular Seksual (PMS). 46. Hubungan seksual bertujuan untuk melanjutkan keturunan.
3
TT
No
Pernyataan
TS
T
ST
Menurut pengetahuan saya 47. Bertemunya sel telur dengan sperma disebut proses pembuahan.
48. Usia kandungan yang dialami oleh wanita hamil adalah sekitar 9 bulan 10 hari.
49. Pecahnya kantong ketuban merupakan tanda – tanda persalinan sudah dimulai.
50. Seks pra nikah (hubungan seks sebelum menikah) dapat menimbulkan kehamilan yang tidak diinginkan. 51. Terjadinya kehamilan sebelum menikah akan menimbulkan perasaan takut dan cemas 52. Kehamilan dini menganggu perkembangan fisik remaja.
53. Remaja yang hamil pra-nikah (sebelum menikah) akan mengalami beban psikologis, misalnya minder dan malu dalam bergaul. 54. Kehamilan yang tidak dikehendaki (KTD) menimbulkan perasaan takut dan rasa tertekan yang dalam karena tidak ada kesiapan untuk mengasuh anak 55. Salah satu sebab terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan adalah terjadinya tindak pemerkosaan. 56. Pengguguran atau aborsi merupakan perilaku yang tidak manusiawi / tidak bertanggung jawab. 57. Aborsi dapat menimbulkan perasaan bersalah/berdosa
58. Pengguguran atau aborsi merupakan perilaku yang tidak manusiawi atau tidak bertanggung jawab 59. Hubungan seks bebas mempunyai resiko tertular penyakit kelamin.
60. Penularan HIV/AIDS terjadi melalui cairan tubuh; misalnya darah.
61. Ibu yang menderita HIV/AIDS dapat menulari bayi yang dikandung.
4
TT
No
Pernyataan
TS
T
ST
Menurut pengetahuan saya 62. Virus HIV menyerang sel – sel darah putih sehingga menurunkan sistem kekebalan tubuh. 63. HIV/AIDS ditularkan salah satunya dengan penggunaan jarum suntik yang tidak steril. 64. Transfusi darah juga bisa menularkan HIV / AIDS.
65. HIV/AIDS tidak menular melalui pemakaian fasilitas umum dengan penderita HIV/AIDS
5
TT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
1 3 4 4 4 3 4 3 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4
2 3 3 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 2 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
3 3 3 4 4 4 4 4 2 4 2 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 2 4 2 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4
4 1 2 4 1 2 3 3 2 3 2 3 4 4 3 4 3 2 2 3 3 4 2 2 2 4 3 3 1 2 1 2 2 1 2 4 3 1 3
5 3 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4
6 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
7 3 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
8 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
9 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 2 3 3 2 4 3 4 4 3 4 4
137
137
130
96
139
143
139
139
132
10 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 2 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4
11 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 2 2 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4
12 4 4 2 1 4 3 4 4 2 2 4 4 3 3 4 2 2 3 2 3 4 4 3 3 4 3 3 1 2 2 3 3 4 3 4 3 3 3
13 3 3 2 2 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 1 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4
14 3 4 2 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 2 4 3 3 4 4 3 3 2 3 3 2 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4
15 3 4 3 4 4 3 4 3 3 2 3 4 3 3 4 4 2 4 2 3 4 4 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4
16 3 3 3 1 3 3 4 4 2 3 4 4 3 4 4 4 2 2 3 4 2 3 4 3 4 3 3 2 2 2 3 3 4 2 4 3 3 4
17 1 4 3 1 3 3 2 4 1 2 3 3 4 3 4 2 2 3 2 3 2 3 2 4 3 3 3 1 1 2 2 4 3 3 3 3 2 3
18 1 4 2 1 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 1 1 3 3 4 3 3 3 3 3 4
19 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
132
129
115
130
128
124
117
100
119
141
20 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 2 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4
21 1 4 3 4 4 2 3 4 3 2 4 1 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 2 2 3 2 4 2 4 3 4 3 4
22 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 2 4 2 3 4 1 3 2 3 4 4 4 4 4 3 4
23 3 4 2 3 3 3 2 4 4 4 3 4 4 4 3 2 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 2 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4
24 3 3 4 4 4 4 3 4 2 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4
25 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 2 2 3 4 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4
26 2 4 2 3 2 2 2 3 3 4 3 4 1 3 3 3 3 1 2 3 4 3 3 1 4 3 4 1 1 2 3 3 2 4 3 4 2 3
27 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 2 2 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4
28 3 2 4 4 4 2 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4
29 3 2 1 4 3 4 3 1 1 2 3 4 2 3 2 3 2 2 2 3 4 3 4 4 3 3 4 4 1 1 2 2 3 4 3 2 2 2
125
116
130
128
126
128
103
132
130
101
30 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 2 3 2 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4
31 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 4 2 3 2 4 3 4 3 3 4 3 3 1 3 3 3 1 2 3 4 2 3 4 4 3 1 4
32 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 1 4 3 4 2 2 4 4 2 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4
33 3 2 2 3 3 3 3 4 4 4 3 4 1 3 1 3 2 4 1 2 4 3 1 3 3 3 1 3 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4
34 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 2 4 2 4 1 2 4 3 1 3 4 3 2 3 2 4 3 3 4 3 4 3 4 4
35 4 1 2 1 2 1 2 1 1 4 2 3 1 2 1 2 1 2 1 2 3 2 1 2 4 3 4 1 1 2 2 2 2 4 3 2 1 2
36 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 2 2 3 4 2 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4
37 3 4 2 3 4 4 2 1 1 3 3 4 1 3 1 3 3 3 3 2 4 3 2 4 4 3 2 2 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4
38 3 2 1 3 4 4 3 4 2 4 3 4 3 3 1 4 2 4 3 2 4 3 2 1 4 3 4 2 2 1 3 4 3 3 4 3 3 4
39 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 2 4 3 3 4 4 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4
131
119
132
111
123
77
131
113
112
134
40 3 2 1 4 4 4 2 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 2 2 4 3 3 4 3 3 4 2 2 4 2 4 2 3 4 3 3 4
41 3 4 2 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 2 4 3 3 1 4 3 4 1 3 4 2 4 4 3 4 4 3 4
42 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 3 2 3 2 1 1 3 4 3 3 2 2 1 2 4 3 4 1 1 1 1 2 2 3 3 3 1 1
43 1 2 1 1 1 2 3 1 2 2 3 4 3 2 3 1 4 4 3 3 1 3 3 4 4 3 4 1 1 2 2 2 3 4 4 3 1 2
44 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4
45 4 2 2 3 4 4 3 4 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 2 1 4 2 4 4 4 4 4 2 4
46 4 4 3 3 4 4 3 3 2 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
47 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
48 1 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 2 4 3 3 3 3 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4
49 3 4 3 3 4 3 2 4 2 4 3 4 3 3 2 4 3 4 1 3 4 3 3 4 3 3 4 1 3 4 2 3 4 2 4 3 3 4
118
127
74
93
143
128
135
135
130
119
50 3 4 3 4 3 4 4 4 2 4 3 4 3 3 4 4 3 2 4 3 4 4 3 4 3 3 3 2 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4
51 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4
52 2 4 1 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 2 2 3 4 2 3 4 3 3 4 3 3 4 2 4 3 4 2 4 4 4 4 2 4
53 3 4 1 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 1 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
54 3 4 2 4 3 4 3 4 2 3 3 4 3 3 1 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4
55 3 4 3 3 3 4 2 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 2 4 4 3 2 3 4 4 4 3 4
56 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 2 3 4 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4
57 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 2 4 4 4 2 4 4 3 4 3 4
58 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 2 3 3 2 4 4 3 1 3 4 4 4 3 4
59 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 2 2 4 4 1 4 4 4 4 3 4
131
131
123
132
124
128
136
134
133
133
60 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 2 3 3 3 4 3 4 1 2 3 4 2 3 4 3 1 4 4 4 4 3 4
61 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 1 4 4 3 3 3 4
62 3 4 4 3 3 2 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 2 4 2 3 4 3 4 3 3 3 4 2 1 4 2 1 4 4 4 4 3 4
63 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 2 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 3 1 4 4 4 4 3 4
64 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 2 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 2 2 4 3 1 4 4 4 4 3 4
125
131
122
130
123
65 JUMLAH 2 186 4 230 3 195 4 211 3 224 4 225 3 213 4 224 3 187 3 227 3 220 3 252 2 203 3 205 4 216 4 232 2 193 4 229 3 187 3 194 1 247 4 212 2 198 3 221 3 206 3 195 4 225 2 131 1 184 1 210 3 204 1 205 3 233 4 234 4 248 4 229 3 205 4 245 8085 114 8081
1 3 4 4 4 3 4 3 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4
3 3 3 4 4 4 4 4 2 4 2 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 2 4 2 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4
5 3 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4
7 3 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
9 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 2 3 3 2 4 3 4 4 3 4 4
11 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 2 2 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4
13 3 3 2 2 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 1 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4
15 3 4 3 4 4 3 4 3 3 2 3 4 3 3 4 4 2 4 2 3 4 4 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4
17 1 4 3 1 3 3 2 4 1 2 3 3 4 3 4 2 2 3 2 3 2 3 2 4 3 3 3 1 1 2 2 4 3 3 3 3 2 3
19 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
21 1 4 3 4 4 2 3 4 3 2 4 1 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 2 2 3 2 4 2 4 3 4 3 4
23 3 4 2 3 3 3 2 4 4 4 3 4 4 4 3 2 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 2 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4
25 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 2 2 3 4 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4
27 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 2 2 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4
29 3 2 1 4 3 4 3 1 1 2 3 4 2 3 2 3 2 2 2 3 4 3 4 4 3 3 4 4 1 1 2 2 3 4 3 2 2 2
31 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 4 2 3 2 4 3 4 3 3 4 3 3 1 3 3 3 1 2 3 4 2 3 4 4 3 1 4
33 3 2 2 3 3 3 3 4 4 4 3 4 1 3 1 3 2 4 1 2 4 3 1 3 3 3 1 3 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4
35 4 1 2 1 2 1 2 1 1 4 2 3 1 2 1 2 1 2 1 2 3 2 1 2 4 3 4 1 1 2 2 2 2 4 3 2 1 2
37 3 4 2 3 4 4 2 1 1 3 3 4 1 3 1 3 3 3 3 2 4 3 2 4 4 3 2 2 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4
39 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 2 4 3 3 4 4 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4
41 3 4 2 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 2 4 3 3 1 4 3 4 1 3 4 2 4 4 3 4 4 3 4
43 1 2 1 1 1 2 3 1 2 2 3 4 3 2 3 1 4 4 3 3 1 3 3 4 4 3 4 1 1 2 2 2 3 4 4 3 1 2
45 4 2 2 3 4 4 3 4 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 2 1 4 2 4 4 4 4 4 2 4
47 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
49 3 4 3 3 4 3 2 4 2 4 3 4 3 3 2 4 3 4 1 3 4 3 3 4 3 3 4 1 3 4 2 3 4 2 4 3 3 4
51 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4
53 3 4 1 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 1 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
55 3 4 3 3 3 4 2 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 2 4 4 3 2 3 4 4 4 3 4
57 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 2 4 4 4 2 4 4 3 4 3 4
59 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 2 2 4 4 1 4 4 4 4 3 4
61 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 1 4 4 3 3 3 4
63 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 2 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 3 1 4 4 4 4 3 4
65 x 2 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 4 4 2 4 3 3 1 4 2 3 3 3 4 2 1 1 3 1 3 4 4 4 3 4
x² 96 117 99 107 115 115 104 107 95 113 114 126 100 104 109 117 98 117 95 98 123 107 101 117 108 99 112 66 93 107 103 104 118 122 126 116 103 124 4095
9216 13689 9801 11449 13225 13225 10816 11449 9025 12769 12996 15876 10000 10816 11881 13689 9604 13689 9025 9604 15129 11449 10201 13689 11664 9801 12544 4356 8649 11449 10609 10816 13924 14884 15876 13456 10609 15376 446325