Penerapan Model Project Based Learning (PjBL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Pabelan Tahun Pelajaran 2015/2016
Oleh
Deppy Eka Nurani NIM: 432012008
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Biologi
FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016
2
3
4
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Biologi merupakan salah satu ilmu hasil pikiran manusia berdasarkan pengalaman, pemikiran, dan penyesuaian dengan lingkungan yang berkaitan erat dengan kehidupan (Susilowati, 2013). Belajar biologi tidak hanya belajar dalam wujud pengetahuan berupa konsep, fakta, prinsip dan hukum namun juga belajar tentang pengetahuan berupa cara memperoleh informasi, kebiasaan bekerja ilmiah, dan keterampilan berfikir (Wenno, 2008). Konsep-konsep dalam biologi disusun melalui rangkaian penelitian ilmiah yang melibatkan aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap ilmiah. Hasil belajar biologi idealnya dilakukan dengan mengukur aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan). Hal ini sejalan dengan Permendiknas No. 65 Tahun 2013 yang menyatakan bahwa sasaran pembelajaran sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Sudjana (2005) mengemukakan bahwa ranah sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Ranah pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta. Ranah keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Ketiga ranah ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan, di SMA Negeri 1 Pabelan pembelajaran biologi yang berlangsung masih berpusat pada guru. Pembelajaran masih hanya sekedar pemberian informasi kepada siswa dalam bentuk transfer of knowledge. Sebanyak 75 % siswa menganggap pembelajaran di kelas kurang menarik. Pembelajaran yang diterapkan oleh guru hanya berlangsung di dalam kelas, siswa sebatas mempelajari teori tanpa ada aplikasi atau tidak pernah menghasilkan produk. Kegiatan pembelajaran yang demikian memiliki banyak keterbatasan dalam pengembangan pemikiran siswa, karena guru hanya menekankan pada aspek kognitif tingkat rendah. Guru terkadang menggunakan metode tanya jawab dan diskusi kelompok. Upaya metode tanya jawab dan diskusi kelompok dilakukan namun masih sebagian besar siswa pasif dan tidak ikut 5
mengerjakan tugas. Siswa yang tidak ikut mengerjakan tugas berarti kurang memiliki rasa ingin tahu, kurang kerjasama, disiplin dan tanggung jawab. Guru jarang memperhatikan aspek aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini mengakibatkan kurangnya keterampilan siswa dan kemampuan afektif siswa tidak dapat berkembang secara optimal. Aktivitas dan hasil belajar siswa menjadi rendah karena siswa cenderung pasif sebatas menerima tanpa mengeksplorasi pemikiran siswa sendiri. Hasil belajar kognitif siswa yang rendah didukung oleh data nilai Ujian Akhir Semester (UAS) semester ganjil siswa kelas XI IPA 2 dengan siswa yang tidak tuntas mencapai 55%. Rendahnya hasil belajar dapat disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor dari dalam yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. Faktor internal meliputi fisiologi dan psikologis. Faktor fisiologis merupakan kondisi jasmaniah secara umum dan kondisi panca indera, sedangkan faktor psikologis meliputi kecerdasan, bakat, minat, motivasi, emosi dan kemampuan kognitif. Faktor eksternal adalah faktor luar yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. Faktor-faktor ini meliputi lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. Lingkungan sosial yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga yaitu rumah, sekolah dan masyarakat. Lingkungan non sosial meliputi waktu belajar, lokasi gedung sekolah dan alatalat pembelajaran. Kemampuan belajar siswa juga dipengaruhi oleh strategi, model dan metode yang digunakan guru untuk melakukan kegiatan pembelajaran (Muhibbin, 2007). Pembelajaran yang berpusat pada guru seyogyanya diperbaiki dan diubah dengan model belajar aktif dan mandiri. Guru bukan lagi sebagai sumber belajar utama yang memiliki kekuasan dominan terhadap siswa tetapi guru sebagai fasilitator yang akan membimbing siswa untuk belajar. Sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas sekaligus hasil belajar siswa secara keseluruhan, maka perlu dipilih pembelajaran dengan konteks lingkungan belajar yang membentuk sikap ilmiah siswa serta memaksimalkan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar. Adnyawati (2011) menyatakan siswa perlu diberi kesempatan untuk belajar secara bebas dan beragam sehingga dapat meningkatkan berbagai interaksi antar individu, sehingga mampu meningkatkan proses belajar dan hasil
6
belajar. Siswa diharapkan mengembangkan pola berfikir sehingga dapat menghasilkan sebuah produk. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa secara keseluruhan adalah model Project Based Learning (PjBL). PjBL adalah suatu pendekatan pendidikan yang efektif yang berfokus pada kreatifitas berfikir, pemecahan masalah, dan interaksi antara siswa dengan kawan sebaya mereka untuk menciptakan dan menggunakan pengetahuan baru. Khususnya ini dilakukan dalam konteks pembelajaran aktif, dialog ilmiah dengan supervisor yang aktif sebagai peneliti (Asan, 2005). Berdasarkan The George Lucas Educational Foundation (2005), langkah-langkah PjBL terdiri dari: (1) melemparkan pertanyaan esensial kepada siswa, (2) mendisain rencana proyek, (3) menyusun jadwal kegiatan, (4) memonitoring aktivitas siswa, (5) menilai keberhasilan siswa, dan (6) mengevaluasi pngalaman siswa. Manfaat dari PjBL adalah siswa menjadi pembelajar aktif, pembelajaran menjadi lebih interaktif, memberikan kesempatan siswa memanajemen sendiri kegiatan atau aktivitas penyelesaian tugas sehingga melatih siswa menjadi mandiri, dapat memberikan pemahaman konsep atau pengetahuan secara lebih mendalam kepada siswa. Hasil penelitian Widiastuti (2010) dan Zaenal (2010) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa baik pada ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif. Hal ini sejalan dengan Widyaningrum (2012) yang menyatakan bahwa pembelajaran dengan proyek berpengaruh positif terhadap aktivitas dan hasil belajar kognitif, psikomotorik dan afektif. Berdasarkan permasalahan, maka peneliti mencoba untuk menerapkan model PjBL untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa. Oleh karena itu, peneliti ingin mengkaji lebih dalam melalui sebuah penelitian tindakan kelas yang berjudul βPenerapan Model Project Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Pabelan Tahun Pelajaran 2015/2016β.
1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah penerapan model PjBL dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Pabelan? 7
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Pabelan? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Pabelan melalui penerapan model PjBL. 2. Mengetahui peningkatan hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Pabelan 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti a. Menyampaikan informasi tentang penerapan dari model pembelajaran PjBL dalam meningkatkan hasil belajar siswa. b. Memperoleh pengalaman dalam menerapkan model pembelajaran PjBL di sekolah. 2. Bagi siswa a. Meningkatkan hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik. b. Memberikan motivasi belajar, melatih keterampilan, bertanggung jawab pada setiap tugasnya. c. Memperoleh pengalaman proses pembelajaran yang baru. d. Mengembangkan pola berfikir sehingga siswa dapat menghasilkan sebuah produk. 3. Bagi Guru a. Menjadikan model pembelajaran PjBL sebagai salah satu alternatif dalam proses belajar mengajar. b. Menambah wawasan tentang model pembelajaran yang efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.
2. METODE PENELITIAN 2.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Pabelan yang beralamat di Semowo, kecamatan Pabelan, kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2015/2016. 2.2. Subyek Penelitian 8
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Pabelan dengan jumlah 22 siswa, terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. 2.3. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Data pada penelitian penerapan model PjBL dikumpulkan melalui teknik observasi, angket, wawancara. 2.3.1
Observasi Observasi dilaksanakan ketika proses pembelajaran biologi berlangsung. Observasi
dilakukan dengan instrumen lembar observasi. Lembar observasi yang digunakan adalah Lembar observasi afektif, psikomotorik, dan lembar observasi keterlaksanaan model PjBL. 2.3.2
Angket Angket diberikan pada saat observasi awal untuk mengetahui proses pembelajaran
yang telah berlangsung. Selain itu angket diberikan untuk menilai hasil belajar afektif. Kriteria penilaian item soal angket hasil belajar afektif sesuai dengan skala Likert yang dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Skor Penilaian Angket Skor untuk aspek yang dinilai
(+) Sangat setuju Setuju Tidak Punya Pendapat Tidak setuju
2.3.3
Skor (-) 4 3 2 1
1 2 3 4
Wawancara Wawancara dilakukan pada saat observasi awal dan setelah proses pembelajaran
berlangsung. Narasumber dalam wawancara adalah guru biologi dan siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Pabelan. Wawancara yang digunakan dalam penelitian adalah wawancara terstruktur dimana semua pertanyaan telah dirumuskan sebelumnya dengan cermat. Wawancara dilakukan bersama guru atas dasar hasil pengamatan di kelas maupun kajian dokumen dalam setiap siklus yang ada. 9
2.3.4
Tes Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif setelah penerapan model
PjBL. Tes yang dibuat sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Instrumen yang digunakan adalah lembar tes kognitif. Untuk menghitung nilai siswa digunakan rumus : Nilai =
π π
Γ 100
Keterangan : n = jumlah skor yang diperoleh siswa N = jumlah skor maksimal
Setelah diketahui nilai siswa, kemudian dianalisis persentase ketuntasan. Rumus yang digunakan untuk melihat persentase ketuntasan siswa : %=
ππ’πππβ π ππ π€π π¦πππ π‘π’ππ‘ππ πΎπΎπ π½π’πππβ π ππ π€π πππ πππ’ππ’βππ
Γ 100%
2.4 Teknik Analisis Data Teknik analisis yang dilakukan dalam penelitian adalah deskriptif kualitatif. Teknik tersebut dilakukan karena sebagian besar data yang dikumpulkan dalam penelitian berupa uraian deskriptif tentang perkembangan hasil belajar siswa pada ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Teknik yang digunakan dalam menjaga validitas data dalam penelitian ini adalah dengan triangulasi sumber data dan triangulasi metode. Triangulasi sumber data diperoleh dari guru, siswa dan observer. Triangulasi metode dilakukan dengan menganalisis informasi yang diperoleh melalui observasi, angket, maupun wawancara.
2.5 Prosedur Penelitian 2.5.1. Perencanaan Pada tahap perencanaan, dilakukan observasi awal untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada di kelas, kemudian guru, peneliti dan kolaborator merencanakan alternatif tindakan yang dipilih untuk mengatasi permasalahan. Berdasarkan identifikasi masalah dan observasi yang telah dilakukan. Alternatif pemecahan masalah yang diajukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan menerapkan model PjBL. Pada tahap 10
ini dilakukan penyusunan skenario dan perangkat pembelajaran model PjBL yaitu meliputi penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan instrumen pembelajaran. 2.5.2. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan merupakan tahap penerapan model PjBL. Pelaksanaan tindakan diwujudkan dalam langkah-langkah pembelajaran yang sistematis seperti yang tercantum dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 2.5.3. Observasi Observasi dilakukan selama berlangsungnya proses pembelajaran dengan penerapan model PjBL. Observasi berupa kegiatan pemantauan, pencatatan, serta pendokumentasian segala kegiatan selama pelaksanaan pembelajaran. Data pendukung observasi adalah hasil wawancara terhadap guru dan siswa, angket afektif, lembar observasi afektif dan psikomotorik, serta kajian dokumen yang ada. Data yang diperoleh digunakan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari tindakan yang dilakukan. 2.5.4. Refleksi Refleksi merupakan kegiatan melihat, dan mengkaji, mempertimbangkan hasil tindakan yang sudah dilakukan. Hasil analisis pada tahap refleksi berupa kelebihan, kelemahan, ataupun hambatan dalam pelaksanaan tindakan yang dijadikan dasar perencanaan kegiatan pada siklus berikutnya. Prosedur jalannya penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada Gambar 1.
Refleksi Awal
Plan Reflection
Siklus I
Action / Observation Revised Plan Reflection
11
Siklus II Action / Observation
Revised Plan
Gambar 1. Siklus Perencanaan Penelitian Kemiss dalam Hopkins (1993) 2.6 Target Penelitian Pembelajaran melalui penerapan PjBL dilakukan sampai target yang ditetapkan yaitu nilai rata-rata hasil belajar siswa baik pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik mencapai 80 dan 100% siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1. Hasil Belajar Kognitif Berdasarkan hasil penelitian selama tiga siklus, diperoleh hasil belajar kognitif dari persentase ketuntasan dan nilai rata-rata siswa. Ketuntasan hasil belajar kognitif siswa dapat dilihat pada Gambar 1. Persentase Ketuntasan (%)
100
50
100
81.81
100
18.18
0 Pra Siklus I Siklus II Siklus Siklus III
Gambar 1. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif dari Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III
Rata-rata hasil belajar kognitif siswa dapat dilihat pada Gambar 2.
12
Rata-rata Nilai Kognitif
100
79.9
68.52
85.04
90.11
50 0 Pra Siklus
Siklus I Siklus II Siklus III
Gambar 2. Perbandingan Rata-rata Nilai Kogitif Siswa Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
3.1.2. Hasil Belajar Afektif Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil belajar afektif dari persentase ketuntasan dan nilai rata-rata siswa. Ketuntasan hasil belajar afektif siswa dapat dilihat pada Gambar 3. Persentase Ketuntasan (%)
100
100
100 50 50
18.18
0 Pra Siklus I Siklus II Siklus Siklus III
Gambar 3. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Afektif Siswa Pra Siklus, Siklus I, Siklus IIdan Siklus III
Rata-rata Nilai Afektif
Rata-rata hasil belajar afektif siswa dapat dilihat pada Gambar 4. 100
70.22
73.75
77.95
85.22
50
0 Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
Gambar 4. Perbandingan Rata-rata Nilai Afektif Siswa Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
13
3.1.3. Hasil Belajar Psikomotorik Berdasarkan penelitian dapat dilihat ketuntasan dan rata-rata nilai siswa. Ketuntasan hasil belajar psikomotorik siswa dapat dilihat pada Gambar 5. Persentase Keruntasan (%)
100
100
100 59.09 50
18.18
0 Pra Siklus I Siklus II Siklus Siklus III
Gambar 5. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Psikomotorik dari Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III
Rata-rata Nilai Psikomotorik
Rata-rata hasil belajar psikomotorik siswa dapat dilihat pada Gambar 6. 100 61.78
71.87
83.38
89.91
50 0 Pra Siklus I Siklus II Siklus Siklus III
Gambar 6. Perbandingan Rata-rata Nilai Psikomotorik Siswa Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
3.1.4. Keterlaksanaan Model PjBL Keterlaksanaan langkah-langkah model PjBL sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dapat dilihat pada Gambar 7.
14
Persentase (%)
86.66
90 81.66
85 80
76.66
75 70 Siklus I
Siklus II
Siklus III
Gambar 7. Perbandingan Keterlaksanaan Model PjBL pada Siklus I, Siklus II dan Siklus III
4. PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Siklus Penelitian siklus I menunjukkan hasil bahwa saat proses pembelajaran, siswa kurang paham mengenai langkah-langkah PjBL, sehingga siswa kurang maksimal pada saat penerapan model PjBL, siswa kurang aktif dalam mencari informasi dan kurang menggunakan sumber yang relevan kaitannya dengan materi yang dipelajari, membutuhkan waktu yang lama karena siswa belum memahami langkah-langkah model PjBL. Hasil refleksi pada siklus I menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran biologi dengan menggunakan model PjBL sudah mengalami peningkatan namun belum mencapai target yang telah ditetapkan, agar peningkatan tersebut dapat mencapai target maka dilanjutkan pemberian tindakan pada siklus II. Pelaksanaan siklus II selanjutnya dilakukan revisi terhadap beberapa tindakan untuk memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus I sehingga proses pembelajaran lebih baik dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran dapat lebih maksimal dan target dapat tercapai. Perencanaan dalam tindakan siklus II ini adalah guru mengadakan perbaikan agar proses pembelajaran lebih optimal, siswa lebih mempersiapkan diri pada kegiatan pembelajaran dan lebih maksimal dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Perencanaan yang dilakukan untuk perbaikan pada siklus II yaitu guru lebih menekankan siswa untuk membangun kesiapan selama mengikuti pelajaran dengan harapan siswa dapat mengingat langkah-langkah yang dijelaskan guru sehingga kegiatan belajar mengajar berjalan sesuai dengan langkah-langkah PjBL, siswa untuk berperan aktif dalam mencari sumber-sumber 15
lain yang relevan untuk dipelajari sebagai penunjang penguasaan konsep, sehingga mempermudah siswa dalam menyampaikan penjelasan, membuat kesimpulan mengenai proyek yang akan dibuat, siswa untuk tetap disiplin waktu dalam penyelesaian proyek sesuai dengan langkah-langkah PjBL. Berdasarkan hasil penelitian beberapa kekurangan yang terdapat pada siklus II adalah siswa kurang bertanggungjawab dalam penyelesaian tugas kelompok yang sudah dibagikan kepada masing-masing anggota, siswa kurang teliti dalam membuat perencanaan proyek. Agar model PjBL terlaksana sesuai dengan indicator penilaian, dilakukan perbaikan pada tindakan siklus III. Perencanaan dalam tindakan siklus III ini adalah guru mengadakan perbaikan agar proses pembelajaran dari siklus II. Guru membimbing siswa dalam penyelesaian tugas kelompok dan membimbing siswa dalam membuat perencanaan proyek, supaya pembelajaran sesuai lebih maksimal dari siklu II. Hasil analisis pada siklus III menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran biologi dengan menggunakan model PjBL sudah mengalami peningkatan. Siswa mengalami ketuntasan 100 % dari hasil belajar kognitif, afektif, psikomotorik dan nilai rata-rata hasil kognitif, afektif dan psikomotorik mencapai 80, sehingga pada siklus III target penelitian telah tercapai, keterlaksanaan langkah-langkah PjBL sudah berjalan sesuai dengan ketentuan yang direncanakan. 4.2 Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Berdasarkan gambar 1 dan gambar 2 menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar dan rata-rata nilai kognitif siswa. Ketuntasan jumlah siswa yang memenuhi nilai KKM 75 pada pra siklus hanya 18,18 %, kemudian pada siklus I setelah dilakukan penerapan model PjBL terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar kognitif siswa menjadi 81,81 %. Peningkatan pra siklus menuju siklus I cukup tinggi yaitu 63,63 %. Pada siklus II dan siklus III penerapan model PjBL pada materi sistem pernapasan, persentase PjBL jumlah siswa yang memenuhi nilai KKM 100%. Pembelajaran berbasis proyek mendorong siswa untuk melakukan aktivitas atau kegiatan tertentu seperti penyelidikan. Melalui kegiatan yang dilakukan atau pengalaman langsung yang telah didapatkan oleh siswa dalam mengerjakan tugas atau proyek dapat menjadikan siswa lebih memahami materi sehingga hasil belajar yang didapat menjadi 16
maksimal. Hal ini sesuai dengan teori piramida pembelajaran dari NTL (1999) yang menyatakan bahwa siswa dengan melakukan kegiatan, retensi yang dicapai lebih besar yakni sebesar 75% dibanding dengan siswa yang hanya mendengarkan orang berbicara/lecture, membaca/reading, mendengar dan melihat/audiovisual, maupun demonstrasi/demonstration yang retensinya hanya 5%, 10%, 20%, dan 30% saja. Peningkatan signifikan terjadi karena penerapan model PjBL mengerjakan tugas proyek yang diberikan oleh guru termasuk dalam kategori practice by doing/dipraktekkan di kehidupan nyata dan retensinya sebesar 75% karena tugas proyek merupakan salah satu kegiatan yang mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan. Melalui kegiatan yang dilakukan oleh siswa ini nantinya pengetahuan yang didapat oleh siswa lebih bermakna jika dibandingkan dengan pengetahuan yang diperoleh siswa melalui membaca, mendengar maupun yang mendengar dan melihat saja. Melalui kegiatan yang dilakukan sendiri oleh siswa (tugas proyek) materi yang diterima siswa dapat lebih lama dan nantinya hasil belajar yang dicapai juga baik. Dalam penerapan PjBL siswa termotivasi untuk melakukan proyek saat mendengar pengarahan yang diberikan guru mengenai proyek yang akan mereka kerjakan. Siswa yang antusias terhadap apa yang dipelajarinya akan cenderung menggali lebih dalam dan mengembangkan pembelajaran tersebut. Mereka akan tetap menguasai dan mengingat daripada melupakan semua pengetahuan yang sudah dipelajari karena aplikasi dari teori yang telah dipelajari langsung mereka ketahui melalui proyek (Yance, 2013). Pembelajaran dengan model PjBL lebih bermakna dengan proyek yang dihasilkan sehingga ingatan siswa terhadap pelajaran lebih tahan lama (learning to know). PjBL mampu meningkatkan motivasi siswa sehingga hampir semua siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran (learning to do). Hampir semua siswa bekerja secara kelompok dengan baik tanpa memperdulikan jenis kelamin (learning to live together), sehingga pembuatan proyek dengan model PjBL lebih lengkap (learning to be) (Munawaroh, 2012). Siswa dalam pembuatan proyek dituntut dapat berpikir. Untuk menganalisis masalah yang telah diberikan oleh guru, siswa harus berpikir mencari solusi sehingga masalah dapat diselesaikan dan dapat menyelesaikan produk untuk hasil akhir proyek. Pembuatan proyek 17
menuntut siswa untuk berpikir kreatif, sehingga siswa dapat menciptakan sendiri media pembelajaran sesuai dengan masalah yang berkaitan dengan sistem pernapasan manusia. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembelajaran PjBL adalah sebuah pembelajaran yang relevan dengan melibatkan kreativitas yang ada dalam diri siswa (Widiyatmoko & Pamelasari 2012). Dengan kreativitas siswa, siswa dapat membuat sebuah proyek dengan memanfaatkan sumber belajar dari buku, internet, maupun sumber belajar lain yang mendukung siswa menyelesaikan proyek dan memahami materi lebih dalam. Secara tidak langsung siswa dapat belajar dan menemukan materi sendiri tanpa guru. Dengan siswa belajar sendiri, siswa lebih paham mengenai materi dan konsep, sehingga hasil belajar kognitif siswa meningkat di setiap siklus dan mencapai KKM 75. Hal ini didukung oleh pendapat Liu (2007) bahwa model pembelajaran PjBL merupakan model yang didasarkan pada teori kontruktivistik. Teori konstruktivis menyatakan bahwa siswa belajar dengan membangun pengetahuannya sendiri dalam konteks pengalamannya sendiri. Sesuai dengan pendapat Stephanie (2010) PjBL mendorong pembelajaran mereka sendiri melalui penyelidikan, serta dapat bekerja sama untuk meneliti dan membuat proyek yang mencerminkan pengetahuan yang mereka miliki. Penerapan model PjBL siswa tidak hanya menghafal materi yang mereka dapatkan tetapi dapat merealisasikan pengetahuan yang diperoleh dengan membuat produk. Pengetahuan yang diiperoleh siswa lebih bermakna. Menurut Gulbahar (2006) PjBL memberikan kesempatan kepada siswa belajar sesuai kehidupan nyata yang dapat mengakibatkan pengetahuan permanen. Pembelajaran PjBL adalah pembelajaran yang didasarkan pada temuan konstruktivis bahwa siswa memperoleh pemahaman materi yang lebih dalam ketika mereka aktif membangun pemahaman dengan bekerja dengan menggunakan ide-ide. Krajcik (2006) berpendapat dalam pembelajaran PjBL, siswa terlibat secara nyata, sehingga kelas denganpenerapan model PjBL memungkinkan siswa untuk menyelidiki pertanyaan, mengusulkan hipotesis dan penjelasan, mendiskusikan ide-ide mereka, menantang gagasan orang lain, dan mencoba ide-ide baru. 18
Pada proses pembelajaran PjBL, siswa banyak mengajukan pertanyaan kepada guru maupun teman kelompok. Menurut Nuryani (2005) bertanya untuk meminta penjelasan tentang pokok bahasan pada saat pembelajaran menunjukkan bahwa siswa ingin mengetahui dengan jelas tentang materi. Pertanyaan yang diajukan siswa menunjukkan proses berpikir, menunjukkan bahwa siswa memiliki gagasan atau pemikiran sendiri untuk menguji atau memeriksanya. Demikian jelaslah bahwa bertanya tidak sekedar bertanya tetapi melibatkan pikiran. Pembelajaran PjBL mendorong siswa untuk bereksplorasi dan melakukan penemuan dengan cara berinteraksi dengan lingkungan yang ada disekitarnya. Siswa diatih untuk untuk memecahkan permasalahan yang ada dalam tugas proyek. Hal ini diungkapkan oleh Blumenfeld (2001) bahwa pembelajaran PjBL adalah pendekatan pembelajaran yang dirancang untuk melibatkan para siswa dalam penyelesaian masalah-masalah. Siswa diberi kesempatan untuk menungkan ide-ide atas proyek yang dikerjakan sehingga pengetahuan yang diperoleh lebih bermakna dan siswa terlibat langsung dalam pembelajaran. 4.3 Peningkatan Hasil Belajar Afektif Berdasarkan Gambar 3 dan 4 dapat diketahui bahwa nilai ketuntasan dan rata-rata nilai afektif siswa mengalami peningkatan dari pra siklus, siklus I, dan siklus II. Peningkatan terjadi baik dari aspek dan indikator afektif. Peningkatan hasil afektif siswa dapat dilihat dari aktivitas siswa dalam membuat proyek. Persentase sikap tanggung jawab meningkat cukup tinggi, hal ini terlihat dari tanggung jawab siswa terhadap alat dan bahan yang digunakan. Selain itu sikap tanggung jawab terlihat dari keterlibatan siswa saat mengerjakan tugas proyek secara berkelompok. Rencana proyek dapat berjalan lancer dan sukses apabila masing-masing anggota bertanggung jawab atas tugas yang diberikan. Hal ini didukung oleh pendapat Trianto (2010) yang menyatakan bahwa kesuksesan sebuah kelompok bergantung dari tanggung jawab masing-masing anggota kelompok. Dalam sebuah kelompok siswa merancang proyek melalui diskusi dan kerjasama. Pada saat diskusi, semua anggota kelompok mendengarkan ide dari teman maupun guru. Model PjBL ini menuntut siswa untuk dapat menghargai penjelasan guru dan menjawab pertanyaan guru. 19
PjBL membutuhkan waktu yang efektif untuk dapat menyelesaikan proyek. Aspek disiplin mengalami peningkatan mulai siklus I. Siswa harus disiplin dalam mencari informasi atau sumber belajar dan disiplin dalam pembuatan proyek, sehingga proyek berjalan tepat waktu. PjBL menuntut siswa untuk belajar disiplin waktu. Hal ini sesuai dengan pendapat Asan (2005) yang menyatakan bahwa dalam penerapan model PjBL siswa dilatih untuk belajar disiplin dalam mengalokasikan waktu dan mencari informasi serta sumber-sumber lainnya. Waktu adalah kunci dari model PjBL, waktu sangat diperhatikan saat pembelajaran PjBL (Keegan, 2001). Pembelajaran PjBL terbukti efektif dalam meningkatkan sikap kerjasama siswa, karena siswa bekerja secara kelompok untuk mendapatkan hasil yang baik. Sesuai dengan pendapat Bartsch (2013) bahwa kerjasama proyek dapat meningkatkan sikap kerjasama siswa secara berkelompok. Kerja kelompok sangat penting dalam keberhasilan kegiatan proyek. Kerjasama yang baik dapat dibangun dengan adanya hubungan yang baik antar siswa. Saat bekerja sama dengan kelompok baik diskusi mengerjakan soal diskusi maupun saat mengerjakan tugas proyek. Hal ini sesuai dengan pendapat Djoko (2011) mengatakan bahwa melalui proses pembelajaran berkelompok akan membuat siswa menjadi terbiasa bekerjasama untuk mencapai tuuan dalam belajar. Hasil penelitian Van (2009) menunjukkan bahwa metodologi manajemen proyek memfasilitasi kolaboratif yang positif. Ketelitian dalam pembuatan proyek juga sangat penting. Siklus III terlihat siswa sudah mulai teliti saat tahap persiapan yaitu mendesain tugas proyek yang akan dikerjakan. Selain siswa harus teliti peranan guru juga sangat penting dalam membantu siswa untuk teliti, karena siswa akan menjadi lebih teliti dalam bekerja jika mendapatkan perhatian dari guru. Hal ini sesui dengan pendapat Sudjana (2004) bahwa guru harus lebih memperhatikan siswa saat mengerjakan tugas, sehingga siswa lebih teliti dalam mengerjakan tugas yang diberikan. 4.4 Peningkatan Hasil Belajar Psikomotorik Penelitian yang dilakukan dengan menerapkan model PjBL dapat meningkatkan aspek psikomotorik siswa dari aspek membuat produk, melakukan diskusi, menyelesaikan tugas, dan komunikasi. Pra siklus menuju siklus I mengalami peningkatan yang cukup tinggi 20
sebesar 40,91. Pada siklus II dan siklus III ketuntasan aspek psikomotorik siswa meningkat 100 % mencapai KKM dan nilai rata-rata siswa sudah mencapai 80. Peningkatan yang cukup tinggi disebabkan karena PjBL memberi kesempatan kepada siswa untuk merancang produk, mengembangkan, dan meningkatkan kreativitas mereka. Dalam kelompok siswa aktif dalam melakukan diskusi, karena siswa bertukar pikiran dengan teman lain. Proyek dikerjakan secara berkelompok dan nantinya akan dipresentasikan. Pembuatan proyek sangat membutuhkan keterampilan karena siswa praktik secara langsung. Hasil penugasan proyek tidak hanya dituangkan dalam bentuk laporan tetapi juga dalam bentuk poster, dan media pembelajaran. Pembuatan proyek membuat siswa perlu mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan berkomunikasi. Siswa belajar berkomunikasi dengan teman dan belajar komunikasi dengan guru. Hal ini sesuai dengan pendapat Nazifah (2013) dan Van (2009) yang mengungkapkan bahwa model PjBL dapat mendorong siswa mempraktikkan keterampilan berkomunikasi. Melalui model PjBL siswa dapat memperoleh pengalaman belajar secara langsung. Adanya aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran, dapat lebih meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi. Jadi dapat diketahui bahwa aktivitas belajar memiliki hubungan positif terhadap hasil belajar. Sebagian besar siswa yang hasil belajarnya optimal adalah siswa yang sangat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Darsono (2001) yang menyatakan bahwa aktivitas siswa merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar, semakin tinggi aktivitas siswa pada saat pembelajaran maka semakin tinggi pula hasil belajar dicapai. Wiyanto (2008) juga menyatakan bahwa model PjBL dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar psikomotorik siswa. Aktivitas yang dilakukan oleh siswa antara lain membuat produk, melakukan diskusi, menyelesaikan tugas dan melakukan presentasi. Susilowati (2013) menyatakan melalui aktivitas yang dilakukan oleh siswa, siswa mendapat pengetahuan yang lebih bermakna dibanding dengan pengetahuan yang diperoleh siswa melalui membaca, mendengar, maupun yang mendengar dan melihat saja. 4.5 Keterlaksanaan Model Project Based Learning (PjBL) 21
Keterlaksanaan langkah model PjBL mengalami peningkatan yang cukup baik. Pada saat siklus I tindakan perencanaan guru belum sempurna. Guru belum memahami langkah pembelajaran PjBL dan melewatkan tujuan pembelajaran, sehingga peran guru sebagai fasilitator terlihat belum maksimal. Penerapan model PjBL siswa harus dibimbing oleh guru. Guru berperan sebagai fasilitator (Yunus, 2012). Pada saat pembelajaran guru membutuhkan waktu yang lama untuk membimbing aktivitas siswa dalam penerapan model PjBL. Menurut Yance (2013) penggunaan waktu untuk penerapan PjBL dalam pembelajaran perlu diperhatikan sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Pada siklus II keterlaksanaan model PjBL sudah meningkat. Guru sebagai fasilitator sudah menjalankan langkah PjBL dengan baik. Penyampaian materi dan penyampaian keterlaksanaan PjBL kepada siswa sudah baik, sehingga siswa dapat memahaminya. Tujuan pembelajaran sudah disampaikan oleh guru, sehingga siswa mengikuti pembelajaran dengan baik. Waktu yang digunakan oleh guru sudah sesuai dengan rencana. Pada siklus III keterlaksanaan model PjBL juga mengalami peningkatan. Penerapan model PjBL sudah berjalan dengan baik, dari pendahuluan sampai dengan penutup. Guru sudah melakukan peran sebagai fasilitator yang membimbing setiap individu maupun kelompok, sehingga pembelajaran berjalan dengan lancar dan maksimal. Penerapan PjBL dapat mendorong siswa untuk tetap menjaga perhatian terhadap guru selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2003) yang mengatakan bahwa peranan dan fungsi guru mampu mendorong siswa menjadi lebih baik dalam belajar. Peningkatan rata-rata hasil belajar siswa menunjukkan bahwa ada perubahan tingkah laku siswa dalam kegiatan belajar mengajar menjadi lebih baik. Selama penerapan model PjBL, dilakukan keterlaksanaan PjBL dengan lembar observasi. Observer mencatat hal-hal penting yang terjadi saat pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I guru sudah menerapkan langkah-langkah PjBL, namun guru dalam menjelaskan langkah-langkah model PjBL kepada siswa kurang maksimal, sehingga siswa masih kebingungan dalam melaksanakan langkah-langkah PjBL. Guru kurang memberikan motivasi belajar, sehingga siswa belum fokus terhadap materi
22
pembelajaran. Guru merasa kurang maksimal dalam pelaksanaan model PjBL sehingga diperbaiki pada siklus II. Pada siklus II guru sudah melakukan model PjBL sesuai dengan langkah-langkah PjBL, sehingga pembelajaran berjalan dengan baik dibandingkan pada siklus I. Motivasi belajar sudah diberikan oleh guru diawal pembelajaran, sehingga siswa mulai fokus terhadap materi pembelajaran. Guru sudah mulai bisa mengatur waktu sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, sehingga pembelajaran berlangsung dengan baik dan lancar. Siklus III keterlaksanaan PjBL sudah baik, penerapan model PjBL sudah sesuai dengan langkahlangkah PjBL, karena guru sudah belajar dari pengalaman siklus I dan siklus II. Setelah dilakukan penerapan PjBL, didapatkan hasil wawancara bahwa siswa merasa senang menggunakan model PjBL, tetapi pada awal penerapan model PjBL siswa merasa bingung dengan langkah-langkah PjBL. Siswa belum paham tentang pemecahan masalah yang diberikan guru, tetapi guru berperan sebagai fasilitator untuk membimbing siswa. Respon siswa terhadap model PjBL adalah pembelajaran yang cukup menarik, karena siswa membuat proyek yang berupa media pembelajaran.
5.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 5.1.1. Penerapan model PjBL dapat meningkatkan hasil belajar belajar kognitif, afektif dan psikomotorik siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Pabelan. 5.1.2. Peningkatan hasil belajar kognitif ditunjukkan dengan ketuntasan pra siklus menuju siklus I sebesar (63,63%), pada siklus II dan siklus III mencapai 100% tuntas. Ratarata kenaikan nilai kognitif pra siklus menuju siklus I sebesar 11,38, pada siklus I menuju siklus II sebesar 5,14, dan pada siklus II menuju siklus III sebesar 5,07. Peningkatan hasil belajar afektif ditunjukkan dengan ketuntasan pra siklus menuju siklus I sebesar (41,82%), pada siklus I menuju siklus II sebesar (50%), dan pada siklus II menuju siklus III mencapai 100 %. Rata-rata kenaikan nilai afektif pra siklus menuju siklus I sebesar 6,48, pada siklus I menuju siklus II sebesar 4,20, dan pada siklus II menuju siklus III sebesar 7,27. Peningkatan hasil belajar psikomotorik ditunjukkan dengan ketuntasan pra siklus menuju siklus I sebesar 40,91, dan pada siklus II serta siklus III mencapai 100% tuntas. Rata-rata nilai psikomotorik 23
pra siklus menuju siklus I sebesar 10,09, pada siklus I menuju siklus II sebesar 11,51, dan pada siklus II menuju siklus III sebesar 6,53. 5.2 Saran 5.2.1. Penggunaan waktu untuk penerapan PjBL dalam pembelajaran perlu diperhatikan sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik. 5.2.2. Siswa diharapkan lebih aktif mencari sumber-sumber belajar yang relevan secara mandiri sehingga dapat memecahkan permasalahan dan membuat suatu produk. 5.2.3. Penerapan model pembelajaran PjBL dalam pembelajaran sebaiknya dilakukan dalam kelompok kecil sehingga semua siswa aktif dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA Adnyawati. (2011). Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Tentang Hidangan Bali. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. 44 (1-3): 52-59. Asan, H. (2005). Implementing project based learning in computer classroom. The Turkish Online Journal of Educational Technology-TOJET. 4(2):1-12. Diakses pada tanggal 7 Februari 2016. Blumenfeld. (2001). Motivating Project-Based Learning: Sustaining the Doing, Supporting the Learning. Educational Psychologist. vol: 26 (3 & 4) pp: 369-398. Diakses pada tanggal 29 Agustus 2016. Darsono. (2001). Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP Semarang Press. Djoko, A. (2011). Meningkatkan Keterampilan Kerjasama Siswa Dalam Belajar Melalui Pembelajaran Kaloboratif. Jurnal Prospektus Nomor 2. Diakses pada tanggal 10 Juli 2016. 24
Gulbahar, y. Tinmaz. (2006). Implementing Project Based learning And E-Portofolio Assessment In an Undergraduate Course. Journal of Research on Technology in Education, 38(3): 309-327. Diakses pada tanggal 29 Agustus 2016. Hopkins, D. (1993). A Teacherβs Guide to Classroom Research. Buckingham : Open University. Keegan, A. (2001). Quantity versus Quality in Project Based Learning Practices. Management Learning. vol: 32(1) pp:77-98. Diakses pada tanggal 30 Agustus 2015. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Model Pembelajaran Berbasis Proyek. Jakarta : Balai Pustaka. Kemmis, S dan R. Mc Taggart. (1988). The Action Research Planner. Victoria : Deakin University. Krajcik, J. (2006). Project-Based Learning. The Cambridge Handbook of the Learning Sciences: Cambridge University Press. Liu, W. C. (2007). Project-Based Learning and Student Motivation. [serial online]. http://www.goole.co.id/Project-Based-Learning- Journalfiletype.pdf. Diakses pada tanggal 24 Agustus 2016. Muhibbin, S. (2007). Psikologi Belajar. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada. Munawaroh. (2012). Penerapan model project based learning dan kooperatif untuk membangun empat pilar pembelajaran siswa SMP. Unnes Physics Education Journal. 1(1). Nazifah. (2013). Penggunaan Media Konkret Meningkatkan Aktivitas Siswa Matematika Kelas I SDN 07 Sungai Soga, Bengkayang. Jurnal Penelitian Universitas Tanjungpura. Diakses pada tanggal 24 Februari 2016. http://jurnal.untan.ac.id. NTL [National Training Laboratories]. 1999. The Learning Pyramid. Online at http://siteresources.worldbank.org/Handout_The Learning Pyramid.pdf. Diunduh tanggal 21 Januari 2016. Nuryani, R. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Jakarta : IKIP Malang. Risda, A. (2015). Pengaruh Penggunaan Project Based Learning dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD. Malang : Universitas Muhamadiyah Malang. Jurnal Pendidikan Biologi. Diakses pada tanggal 10 Februari 2016. Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta : Jakarta. Stephanie, B. (2010). Project-Based Learning for the 21st Century: Skills for the Future. The Clearing House. vol: 83 pp: 39-43. Diakses pada tanggal 30 Agustus 2016. Sudijono, A. (2011). Pengantar Evaluasi pendidikan. Jakarta : Grafindo Persada. Sudjana, N. (2005). Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya Offest. Susanti. (2013) . Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Sikap Ilmiah Siswa Pada Materi Nutrisi. Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam .vol 18 No 1. Diakses pada tanggal 13 Februari 2016. Susanti E & Muchtar Z. (2008). Pendekatan Project Based Learning untuk Pembelajaran Kimia Koloid di SMA. Jurnal Pendidikan Matematika & Sains. 3 (2):106-112.
25
Susilowati, I. (2013). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Hasil Belajar Siswa Materi Sistem Pencernaan Manusia. Jurusan Biologi, FMIPA: Universitas Semarang. Unnes Journal of Biology Education . http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujbe The George Lucas Educational Foundation. 2005. Instructional Module Project Based Learning. Online at http://www.edutopia.org/teaching-module-pbl-how [diakses tanggal 6 Februari 2016]. Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka Van Rooij, S. (2009). Scaffolding project-based learning with the project management body of knowledge.Computers and Education. http://dx.doi.org/10.1016/j.compedu.2008.07.012. Vol.52.1 : 210-219. Diakses pada tanggal 23 Agustus 2016. Wenno I. H. (2008).Strategi Belajar Mengajar Sains Berbasis Kontekstual. Yogyakarta : Inti Media Yogyakarta. Widiastuti, F.D.S. (2010). Implementasi Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Semarang pada Materi Limbah dan Daur Ulang. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Jurnal Pendidikan Biologi. Diakses pada tanggal 13 Februari 2016 Widyaningrum, I. (2012). Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Proyek pada Materi Arthropoda Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa SMA 1 Parakan Temanggung Jurnal.Semarang: Universitas Negeri Semarang. Diakses pada tanggal 13 Februari 2016. Widiyatmoko, A., & Pamelasari, S. D. (2012). Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Mengembangkan Alat Peraga IPA dengan Memanfaatkan Bahan Bekas Pakai. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia (Indonesian Journal of Science Education), 1(1). Wiyanto. (2008). Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi Laboratorium. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press. Yance, R. D., Ramli, E., & Mufit, F. (2013). Pengaruh Penerapan Model Project Based Learning ( PjBL ) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas Xi IPA SMA Negeri 1 Batipuh Kabupaten Tanah Datar. 1(April), 48β54. Yunus. (2012). Teachersβ Views on the Practice of Project Based Learning Approach in Primary School Science Education. Firat University : Mustafa Kemal University (Turkey). Zaenal, M. (2010). Pembelajaran Berbasis Proyek pada Materi Protista di SMA Nusa Bhakti Semarang untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa (Skripsi). Semarang: Universitas Negeri Semarang. Jurnal pendidikan Biologi. Diakses pada tanggal 10 Maret 2016.
26
Lampiran 1 Hasil Observasi Afektif Siklus 1 SIS WA
Disiplin
Kerjasama
Indikator Tanggung jawab
Teliti
Menghargai
Ratarata
NA
1
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
28
70
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
29
72.5
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
75
4
3
3
3
3
3
2
3
3
2
3
28
70
5
3
3
3
3
3
2
3
3
4
4
31
77.5
6
3
3
3
3
3
2
3
3
4
4
31
77.5
7
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
31
77.5
8
3
3
4
3
3
2
3
3
3
2
29
72.5
9
3
3
4
3
3
2
3
3
2
4
30
75
10
3
3
4
3
3
3
3
3
2
2
29
72.5
11
3
3
3
3
3
2
3
3
2
3
28
70
12
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
29
72.5
13
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
32
80
14
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
29
72.5
15
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
31
77.5
16
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
75
17
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
31
77.5
27
18
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
75
19
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
75
20
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
28
70
21
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
29
72.5
22
3
3
2
2
3
3
3
3
2
2
26
65
73
75
67
75
75
29.5
73
75
75
75
77 75
71
75
72
71
72
368.7
Lampiran 2 Hasil Observasi Afektif Siklus 2 SIS WA
Indikator Tanggung jawab
Teliti
Menghargai
Ratarata
NA
Disiplin
Kerjasama
1
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
31
77
2
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
32
80
3
2
4
3
3
2
3
4
3
3
3
30
75
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
31
77
5
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
75
6
2
4
3
3
3
3
3
3
3
3
30
75
7
3
4
3
2
3
3
3
3
3
3
30
75
8
3
3
3
3
2
3
3
3
4
3
30
75
9
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
31
77
10
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
31
77
11
2
4
4
3
3
3
4
4
3
3
33
82
12
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
33
82
13
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
32
80
14
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
31
77
15
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
32
80
16
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
32
80
17
3
4
3
4
3
3
4
4
3
3
34
85
28
18
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
31
77
19
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
31
77
20
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
75
21
3
3
3
3
2
3
4
4
4
3
32
80
22
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
29
72
70
92
75
82
79
79
81
76
77
71
76
73
81
75
77
77.9 77.9
Lampiran 3 Hasil Observasi Afektif Siklus 3 SIS WA
Disiplin
Kerjasama
Indikator Tanggung jawab
Teliti
Menghargai
Ratarata
NA
1
3
4
3
3
3
4
4
4
3
3
34
85
2
4
3
4
4
3
3
4
4
4
4
37
92.5
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
31
77.5
4
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
32
80
5
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
32
80
6
3
3
3
3
4
4
4
4
4
3
35
87.5
7
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
32
80
8
3
3
4
3
3
3
4
4
3
3
33
82.5
9
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
32
80
10
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
32
80
11
4
3
3
4
3
3
4
4
4
3
35
87.5
12
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
39
97.5
13
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
32
80
14
4
3
3
4
3
3
4
3
3
3
33
82.5
15
4
3
4
4
4
4
4
4
4
3
38
95
16
4
3
4
4
4
4
4
4
3
4
38
95
17
4
3
4
3
3
4
4
4
4
4
37
92.5
29
18
3
4
3
3
3
3
4
4
3
4
34
85
19
3
4
3
3
3
3
4
4
3
3
33
82.5
20
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
32
80
21
4
4
4
4
3
3
4
3
4
3
36
90
22
3
4
3
3
3
3
4
4
3
3
33
82.5
84
82
82
79
81
98
95
34
85
82
83
82
80
97
82
80
81
Lampiran 4 Hasil Belajar Kognitif SISWA
Pra Siklus
Siklus 1
Siklus 2
Siklus 3
Rata-rata
1
70
78
77
93
82.6666667
2
67
84
90
85
86.3333333
3
45
63
85
4
75
85
90
90
88.3333333
5
57
87
95
85
89
6
53
80
70
7
67
80
85
8
50
73
90
9
65
85
83
90
86
10
53
85
85
87
85.6666667
11
65
70
70
12
77
87
95
95
92.3333333
13
67
87
90
93
90
14
50
80
85
95
86.6666667
15
53
70
71
87
76
16
65
90
95
95
93.3333333
17
65
75
75
85
78.3333333
18
55
80
95
95
90
74
75 90
85 81.5
70
30
19
53
83
85
87
85
20
50
78
92
90
86.6666667
21
53
80
95
90
88.3333333
22
57
78
73
90
80.3333333
59.63636364
79.90909091
85.04545455
90.11111111
Lampiran 5 Hasil Belajar Psikomotorik Siklus 1 Indikator
Siswa
1
2
3
4
Ratarata
NA
1
3
3
3
3
2
3
3
4
24
75
2
3
3
3
3
2
3
2
2
21
65.625
3
3
2
3
3
3
3
3
4
24
75
4
3
4
3
2
3
3
2
3
23
71.875
5
3
2
3
3
3
3
2
2
21
65.625
6
3
3
3
3
2
4
3
4
25
78.125
7
3
2
3
2
3
2
2
3
20
62.5
8
3
2
3
3
3
4
2
2
22
68.75
9
3
3
3
2
3
3
2
3
22
68.75
10
3
2
3
3
4
3
3
3
24
75
11
3
3
3
2
4
3
3
3
24
75
12
3
3
3
3
3
4
3
3
25
78.125
13
3
2
3
3
2
2
2
3
20
62.5
14
3
3
3
3
3
2
3
4
24
75
15
3
2
3
3
3
3
3
4
24
75
16
3
3
3
3
3
2
3
4
24
75
17
3
3
3
3
2
4
3
3
24
75
18
3
3
3
3
3
3
3
3
24
75
31
19
3
3
3
3
3
3
3
3
24
20
3
3
3
3
3
3
3
3
24
75
21
3
3
3
3
3
2
3
2
22
68.75
22
3
2
3
3
2
2
3
3
21
65.625
67
75
70
67
77
Rata-rata
75 71
70
72
72
71
72
75
23
71.875
287.5
71.875
Keterangan = 1 = Membuat laporan 2 = Melakukan diskusi 3 = Menyelesaikan tugas 4 = Melakukan presentasi
Lampiran 6 Hasil Belajar Psikomotorik Siklus 2 Indikator
No.
1
2
3
4
Rata-rata
NA
1
4
3
3
4
4
3
3
3
27
84.375
2
4
4
3
3
4
4
3
4
29
90.625
3
3
3
2
2
4
3
3
2
22
68.75
4
3
3
3
3
4
2
3
3
24
75
5
3
3
3
3
4
3
3
3
25
78.125
6
4
4
3
3
4
3
4
3
28
87.5
7
3
3
3
3
4
3
3
3
25
78.125
8
3
3
4
3
4
3
4
3
27
84.375
9
3
3
3
3
4
3
3
3
25
78.125
10
3
3
3
3
4
3
3
3
25
78.125
11
3
3
4
3
4
4
3
3
27
84.375
12
4
3
4
4
4
3
4
3
29
90.625
13
3
3
3
3
4
3
4
3
26
81.25
14
4
4
3
4
4
4
3
3
29
90.625
15
4
3
4
3
4
3
3
3
27
84.375
16
3
4
3
4
4
4
4
4
30
93.75
17
3
3
3
3
4
4
3
3
26
81.25
18
3
3
3
3
4
3
3
3
25
78.125
32
19
3
3
3
4
4
3
3
3
26
81.25
20
3
3
3
3
4
3
3
3
25
78.125
21
4
4
4
4
4
3
4
4
31
96.875
22
4
4
3
3
4
3
4
4
29
90.625
84.0
81.8
79.5
80.6
82.9
78.4
26.68
82.9
100
80.1
79.5
89.7
83.3806
80.6
Keterangan = 1 = Membuat laporan 2 = Melakukan diskusi 3 = Menyelesaikan tugas 4 = Melakukan presentasi Lampiran 7 Hasil Belajar Psikomotorik Siklus 3 Indikator
No.
1
2
3
4
Ratarata
NA
1
3
4
4
4
4
4
3
3
29
90.625
2
4
4
4
4
4
4
3
3
30
93.75
3
3
4
3
4
3
4
3
2
26
81.25
4
4
4
4
4
4
3
3
3
29
90.625
5
3
4
4
4
4
3
3
3
28
87.5
6
3
4
4
4
4
4
4
3
30
93.75
7
3
3
3
4
3
3
4
3
26
81.25
8
3
4
3
4
4
4
3
4
29
90.625
9
3
4
4
4
4
4
4
3
30
93.75
10
3
4
4
4
4
4
3
3
29
90.625
11
3
4
3
4
3
4
4
4
29
90.625
12
4
4
4
4
3
4
3
4
30
93.75
13
3
4
4
4
4
4
3
3
29
90.625
14
4
4
3
4
4
3
3
3
28
87.5
15
3
4
3
4
3
4
4
3
28
87.5
16
3
4
4
4
4
4
4
4
31
96.875
17
3
3
3
4
4
4
3
3
27
84.375
18
3
4
4
4
3
3
3
3
27
84.375
19
3
4
3
4
4
4
3
4
29
90.625
33
20
3
4
4
4
4
4
4
3
30
21
3
4
4
4
3
4
4
4
30
93.75
22
3
3
4
4
3
4
4
4
29
90.625
79.5
96.5
90.9
90.9
94.3
85.2
81.8
88.0
95.4
100
92.6
28.772
93.75
89.914
83.5
Keterangan = 1 = Membuat laporan 2 = Melakukan diskusi 3 = Menyelesaikan tugas 4 = Melakukan presentasi
34
Lampiran 8 Hasil Angket Siswa Siklus 1 Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
3 2 3 4 3 3 3 3 3 3
3 3 2 3 3 3 3 2 3 4
2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3
2 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 6 0
60 35 5 67
Disiplin 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 5 6
3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 5 9
Kerjasama 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
3 3 2 3 3 3 3 3 4 3
3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 5 9
2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 6 1
3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2
3 2 2 2 3 3 3 3 4 3 2
2 3 2 2 2 4 3 3 3 3 3
61
61
57
59
360 68. 1
3 3 3 3 3 2 3 3 3 4
2 3 3 3 3 2 3 3 3 3
2 3 3 4 3 2 3 2 3 3
Indikator Tanggungjawab 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
2 3 2 3 3 2 3 3 4 4 3 6 2
3 3 2 2 4 3 3 3 4 3 2 6 0
3 4 2 3 3 4 3 3 3 2 4
3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3
3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 4
2 3 2 2 2 3 3 3 4 3 4
62
54
60
59
351 66. 4
2 3 2 3 3 3 3 3 2 3
3 2 3 3 3 3 3 3 2 3
2 2 3 4 3 3 3 3 3 3
3 2 3 3 3 4 3 3 3 3
Teliti 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3
4 3 3 2 3 3 2 3 2 3
3 2 3 2 3 3 3 3 3 3
3 3 3 4 3 3 3 3 3 4
3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
Menghargai 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 2 2 3 4 3 3 3 3 2 3 5 8
3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3
3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3
4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3
2 3 2 2 2 3 3 3 3 4 4
2 2 2 2 3 3 4 4 3 4 4
3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 4
2 3 2 2 4 2 3 3 3 4 3
3 3 2 2 4 2 3 3 3 4 3
2 4 2 3 4 3 3 3 3 4 4
2 3 2 3 3 3 4 3 3 4 4
58
60 36 7 69. 5
61
63
61
3 2 2 2 4 2 4 3 3 3 3 5 9
63
60 36 9 69. 8
61
64
64
3 3 3 3 3 2 3 3 3 2
4 3 3 3 3 2 3 3 3 2
3 4 2 4 3 3 3 3 2 2 2 5 9
3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 6 1
Lampiran 9 Hasil Angket Siswa Siklus 2 Sis wa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 2 4 3 3 4
Displin 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
3 4 3 3 2 4 3 3 3 3 2
3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4
3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4
3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 4
3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3
63 39 1 74. 0
64
65
65
66
68
66 40 0 75. 75
67
67
65
70
3 3 3 3 3 3 4 3 3 4
3 3 3 3 3 3 4 3 3 4
3 3 4 3 3 4 3 3 3 3
Indikator Kerjasama 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
4 3 3 3 3 3 3 4 3 3
Tanggungjawab 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
4 3 3 4 3 3 3 4 3 4
3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
4 3 4 4 3 2 3 3 3 4
3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 6 5
3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4
3 3 3 3 3 3
69 39 6
62
75
3 3 3 3
3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 6 5
3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 4 6 4
4 3 3 3 3 2 3 3 3 3
3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
4 4 3 4 3 3 3 3 3 4
3 4 3 3 3 2 3 3 3 3
Teliti 4 3 4 4 3 3 2 3 4 3
4 3 3 4 3 3 3 3 3 3
3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
3 4 3 4 3 3 3 3 3 4
4 3 2 3 3 2 3 3 3 3
4 3 1 3 3 2 4 3 3 4
Menghargai 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4
3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 6 7
3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 6 9
3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
4 3 3 4 2 2 3 4 3 3 3
4 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3
3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4
3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3
66 39 3 74. 43
64
64
66
66
67
59 38 9 73. 67
64
68
3 3 2 3 4 3 3 3 3 3
4 3 3 3 3 3 4 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3
65
67
66
36
Lampiran 10 Hasil Angket Siswa Siklus 3 Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Indikator Kerjasama 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 3 4 4
Tanggungjawab 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 3 3
4 4 4 4
4 4 4 4
4 4 4 4
4 3 4 3
4 4 4 4
4 3 4 4
4 3 4 4
4 3 4 4
4 3 4 4
4 4 4 4
4 3 4 4
4 4 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 78
4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 72
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 77
4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 77
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 78
4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 76
4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 74
4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 76
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 76 458 86.7
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 78
0
4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 74 455 86.17
0
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 78 465 88.06
4 4 3 4
Disiplin 4 4 3 3 3
4 3 3 4 4
4 4 4 4 4
4 4 3 4 4
4 4 4 4 4
4 4 3 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 3 4 4
4 3 4 4
4 4 4 4
4 3 4 4
4 4 4 4
4 3 4 4
4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 76
4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 76
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 77
4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 75
0
0
0
0
4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 77 459 86.9
Teliti 3 4 4 4 4
Menghargai 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
3 4 4 4 4
3 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
4 3 4 4 4
4 3 4 4
4 4 4 4
4 4 4 4
4 4 4 4
4 3 4 4
4 4 4 4
4 4 4 4
4 4 4 4
4 4 4 4
4 4 4 4
4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 74
4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 76
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 79
4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 76
3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 77
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 79
0
0
0
0
0
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 79 469 88.8
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 78
4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 77
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 79
4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 77
0
0
0
0
0
37
Lampiran Foto
1
2