SKRIPSI KELOMPOK Penggunaan Media Interpersonal BBM pada Remaja (Studi Kasus Uses & Gratifications pada Peer Group Remaja Perempuan dan Laki-Laki)
Budi Utomo (0906524412) Desy Octavia (0906637115) Dikara Kirana (0906637121 Lodelvi (0906492064) Shinta Sulistianingsih (0906492133)
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK, 2013
Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
ii Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
iii Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memperlancar penyusunan skripsi kelompok kami yang berjudul Penggunaan Media Interpersonal BBM pada Remaja (Studi Kasus Uses & Gratifications pada Peer Group Remaja Perempuan dan Laki-Laki). Skripsi kelompok ini merupakan tugas akhir dari mata kuliah Metode Penelitian Komunikasi 1 yang diselenggarakan oleh Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Rampungnya makalah non seminar ini tidak akan bisa terwujud tanpa bantuan dan dukungan dari banyak pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. Oleh karena itu, kami berterima kasih kepada: 1. Whisnu Triwibowo, S.Sos, M.A yang telah sangat berjasa mengajar dan membimbing kami mempelajari mata kuliah Metode Penelitian Komunikasi 1 selama satu semester. Beliau senantiasa menerangkan serta menjawab semua pertanyaan kami mahasiswa dengan jelas. Bantuan dan pengetahuan Mas Whisnu sangat kami apresiasi. 2. Drs. Awang Ruswandi, M.Si yang merupakan pembimbing akademik kami selama tiga setengah tahun. Beliau sekaligus membagi pengetahuan dan wawasan berharga di bidang jurnalisme. Dedikasi beliau tidak pernah kami lupakan. 3. Para orang tua kami yang selalu mendorong dan mendukung kami dalam kondisi apa pun. Doa dan kasih sayang mereka yang menguatkan kami ketika sedang disibukkan dengan berbagai macam tugas yang menumpuk. 4. Teman sekaligus rekan, para calon jurnalis hebat angkatan 2009. Tanpa terasa, tujuh semester telah kita jalani bersama. Di kelas dengan orang-orang yang sama, berbagai pengalaman, rintangan, suka maupun duka sudah kita cecap. Semua adalah memori indah dan berharga yang akan selalu terkenang. 5. Teman-teman satu jurusan yakni Ilmu Komunikasi FISIP UI angkatan 2009 yang sama-sama mengadu nasib di dunia komunikasi. Kerja sama teman-teman dari awal masuk kampus hingga wisuda akan selalu membekas di hati. 6. Dan terakhir, semua pihak yang sudah sangat baik mendukung kami serta menjadi pendengar setia bagi setiap keluhan kami. Terima kasih untuk semuanya. Doa kami menyertai kalian.
iv Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
Kami berlima berharap tulisan kami ini bisa bermanfaat bagi perkembangan dan kelanjutan ilmu komunikasi yang lebih maju di Indonesia. Walaupun begitu, kami sadar karya tulis ini masih banyak kekurangan. Oleh karenanya, kami sangat terbuka terhadap komentar, saran, dan kritik dari semua pihak sehingga makalah ini bisa menjadi lebih baik lagi.
Depok, 11 Februari 2013
Budi Utomo, Desy Octavia, Dikara Kirana, Lodelvi, Shinta Sulistianingsih
v Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
vi Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
vii Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
viii Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
ix Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
x Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
ABSTRAK Nama
: Budi Utomo Desy Octavia Dikara Kirana Lodelvi Shinta Sulistianingsih
Program Studi : Jurnalisme Judul
: Penggunaan Media Interpersonal BBM pada Remaja (Studi Kasus Uses & Gratifications pada Peer Group Remaja Perempuan dan Laki-Laki)
Kini jarak bukan lagi jadi masalah untuk manusia terhubung dan berkomunikasi dengan sesamanya. Kemunculan instant messenger dimanfaatkan banyak pengguna internet dan telepon genggam sebagai medium berkomunikasi. Di Indonesia sendiri, Blackberry Messenger atau biasa disebut BBM meningkat tiap tahun. Motivasi menggunakan BBM pun beragam, ada yang sekedar mengikuti trend hingga pada kebutuhan profesional. Dari hasil observasi peneliti, pengguna BBM di lingkungan Fakultas Imu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia cukup banyak. Berdasarkan hal itu, peneliti ingin melihat apakah ada hubungan variabel motivasi dan variabel kepuasan mahasiswa dibalik penggunaan media interpersonal BBM terutama pada kelompok peer group remaja perempuan dan laki-laki. Penelitian ini menggunakan teori uses & gratifications. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan paradigma positivis. Hasil menunjukkan adanya hubungan kuat antara motivasi dan tingkat kepuasan mahasiswa dalam menggunakan fitur BBM. Kata kunci`
: BBM; media interpersonal dan teknologi; self disclosure; teori uses & gratifications.
xi Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
ABSTRACT Name
: Budi Utomo Desy Octavia Dikara Kirana Lodelvi Shinta Sulistianingsih
Study Program: Jurnalism Title
: BBM as Interpersonal Media Used by Teenagers (Uses & Gratifications Case Study Within Girls dan Boys Peer Group)
Nowadays, distance is no longer a problem for people to connect and communicate with each other. The emerging of instant messenger is used by many internet and mobile phone user for communication media. In Indonesia, Blackberry Messenger or usually called BBM has been increased every year. There are numbers of motivation for people using BBM, some are just following the trend while the others take it just for the professional purposes. From the researcher’s observation, there are quite a lot of BBM user in Social and Politic Science Faculty of University of Indonesia. According to the observation, researchers want to see if there is any connection within student’s motivation variable and gratification variable behind the usage of BBM as interpersonal media, especially in boys and girls peer group. This study employs uses and gratifications theory. Furthermore, this research applies quantitative methods and positivis paradigm. Based on the results, there are strong connection between student’s motivation and gratification levels whom utilize BBM feature. Keywords
: BBM; interpersonal media and technology; self disclosure; uses & gratification theory.
xii Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................................................. i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................................iii KATA PENGANTAR .............................................................................................................. iv LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................................................. vi ABSTRAK ................................................................................................................................ xi ABSTRACT ............................................................................................................................... xii DAFTAR ISI ...........................................................................................................................xiii BAB 1
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1 1.2 Permasalahan ............................................................................................... 4 1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7 1.4 Signifikansi Penelitian ................................................................................. 8 1.4.1 Signifikansi Teoritis ...................................................................... 8 1.4.2 Signifikansi Praktis ....................................................................... 9 1.4.3 Signifikansi Sosial ........................................................................ 9
BAB 2
KERANGKA PEMIKIRAN ............................................................................ 10 2.1 Komunikasi Interpersonal dan Teknologi .................................................. 10 2.2 Uses and Gratification pada New Media ................................................... 13 2.3 Motif dan Kepuasan Pengguna .................................................................. 16 2.3.1 Kepuasan ..................................................................................... 16 2.3.2 Motif ........................................................................................... 17 2.4 Hipotesis Teori ........................................................................................... 19 2.5 Model Penelitian ........................................................................................ 19
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN....................................................................... 21 3.1 Paradigma Penelitian ................................................................................. 21
xiii Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
3.2 Pendekatan Penelitian ................................................................................ 21 3.3 Jenis Penelitian berdasarka Tujuan ............................................................ 22 3.4 Metode Penelitian ...................................................................................... 22 3.5 Populasi ...................................................................................................... 23 3.6 Sampel........................................................................................................ 24 3.7 Teknik Penarikan Sampel .......................................................................... 24 3.8 Metode Analisis Data ................................................................................. 25 3.9 Operasionalisasi Konsep ............................................................................ 25 3.9.1 Variabel Motivasi........................................................................ 25 3.9.2 Variabel Kepuasaan .................................................................... 28 3.10 Hipotesis Penelitian ................................................................................. 30 3.11 Kekurangan Penelitian ............................................................................. 31 BAB 4
ANALISIS DATA ........................................................................................... 32 4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Penelitian .......................................... 32 4.1.1 Hasil Uji Validitas....................................................................... 32 4.1.2 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................... 42 4.2 Deskripsi Umum Responden ..................................................................... 43 4.2.1 Jenis Kelamin .............................................................................. 43 4.2.2 Usia Responden .......................................................................... 44 4.2.3 Asal Jurusan Responden ............................................................. 45 4.3 Tingkat Motivasi Mahasiswa dalam Menggunakan BBM ........................ 46 4.4 Tingkat Kepuasan Mahasiswa dalam Menggunakan ................................. 47 4.5 Analisa Bivariat ......................................................................................... 48 4.6 Analisa Uji T-Test...................................................................................... 49 4.7 Uji Statistik Deskriptif ............................................................................... 52 4.7.1 Uji Frekuensi............................................................................... 52 4.7.2 Uji Deskriptif .............................................................................. 53 xiv Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
4.8 Intepretasi Data .......................................................................................... 54 4.8.1Tingkat Motivasi Mahasiswa dalam Menggunakan BBM .......... 54 4.8.2 Tingkat Kepuasan Mahasiswa dalam Menggunakan BBM ........ 55 4.8.3 Analisis Bivariat.......................................................................... 56 4.8.4 Analisis Uji T-test ....................................................................... 56 4.8.5 Uji Statistik Deskriptif ................................................................ 57 BAB 5
Kesimpulan dan Saran ..................................................................................... 58 5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 58 5.2 Saran .......................................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 59
xv Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan interaksi dengan sesamanya. Dalam interaksi, manusia akan melakukan proses komunikasi. Komunikasi menjadi kebutuhan manusia yang mendasar. Tanpa komunikasi, manusia tidak akan dapat berinteraksi dengan baik. Seiring berkembangnya zaman, munculbanyak teknologi baru sebagai medium untuk memperlancar komunikasi manusia di tengah segala kesibukan dan rutinitas
yang dijalaninya. Keberadaan teknologi ini menuntut manusia untuk dapat
beradaptasi dengan segala kecanggihannya. Salah satu teknologi yang cukup dikenal oleh khalayak adalah instant messaging. Instant messaging adalah salah satu bentuk software yang memungkinkan pengguna komputer mengirim dan menerima pesan singkat pendek dalam waktu yang cepat (real time).1 Teknologi ini juga memungkinkan penggunanya untuk mengirimkan data dalam berbagai bentuk, seperti files¸ gambar, suara, video, dan lain-lain secara instan melalui koneksi internet, dan menjadi aplikasi internet tercepat sebagai medium berkomunikasi dengan orang lain.2 Menurut hasil survey di Taiwan pada tahun 2005, penggunaan instant messaging menempati urutan ke 3 terbanyak diakses secara online, setelah web surfing dan e-mail.3 Laporan tersebut juga mengindikasikan bahwa sebesar 66% pengguna online paling tidak
1
Ha Sung Hwang dan Matthew Lombard, Understanding Instant Messaging: Gratifications and Social Presence(2006) 2 Xiang Zhou, A Cross-Cultural Perspective on Instant Messenger Use Among University Students in China, Hongkong, and the US (New York: Haworth Press, 2004), hlm.1 3 Pao Nan Chou dan Wei Fan Chen, “Name-Display Feature for Self-Disclosure in an Istant Messenger Program: A Qualitative Study in Taiwan,” Issues in Informing Science and Information Techonology, Vol.6 (2009):1
1 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
memiliki satu tipe instant messaging sebagai medium berkomunikasi dengan teman. Dalam penelitian Xiang Zhou (2004) disebutkan bahwa hasil survei Radicati Group menyebutkan bahwa estimasi pengguna instant messaging di tahun 2005 mencapai 510 juta pengguna di seluruh dunia. Dari penelitian tersebut pula ditemukan bahwa di wilayah Amerika dari sekitar 42% pengguna internet, lebih dari 53 juta penduduk dilaporkan menggunakan IM dan sangat populer di kalangan mahasiswa. Untuk wilayah Hong Kong, lebih dari 1,2 juta penduduk (20% dari total populasi) adalah pengguna IM, di mana 85% di antaranya adalah anak muda yang berusia 12-29 tahun. Kepopuleran IM membuat banyaknya penelitian terkait teknologi ini. Beberapa penelitian tentang penggunaan instang messaging di dunia kerja adalahpenelitian Ellen Isaacs, dkk pada tahun 2002 tentang karakter, fungsi, dan gaya penggunaan instant messaging di tempat kerja4. Selain itu, adapula penelitian terbaru oleh Richard Glass & Suhong Li (2010) yang menginvestigasi tentang pengaruh faktor Technology Acceptance Model (TAM), maupun pengaruh sosial dan demografis dalam adopsi teknologi instant messaging dalam tempat kerja.5Di samping penelitian dari aspek profesional, ada juga penelitian tentang penggunaan instant messaging di kalangan mahasiswa (Sung Hwang & Lombard, 2006). Dalam penelitian ini ditemukan bahwa mahasiswa menggunakan instant messaging untuk memuaskan kebutuhannya dalam hal memperoleh hiburan, melewati masa senggang, mencari informasi, dan kebutuhan akan interaksi sosial.6Selain itu, adapula penelitian untuk melihat kesamaan dan perbedaan pola penggunaan instant messaging dalam studi lintas budaya (Zhou, 2004), serta penggunaan instant messaging sebagai medium
4
Ellen Isaacs, dkk, “The Character, Functions, and Styles of Instant Messaging in the Workplace”, Proceedings of CSCW, November 16-20, 2002, New Orleans, Lousiana, USA 5 Richard Glass & Suhong Li, “Social Influence and Instant Messaging Adoption”, Journal of Computer Information Systems, Winter (2010) 6 Ha Sung Hwang dan Matthew Lombard, “Understanding Instant Messaging: Gratifications and Social Presence” ,(2006)
2 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
interaksi dan komunikasi antara instruktor dan mahasiswa dalam lingkungan kampus (Jeong, 2007). Seiring berjalannya waktu, saat ini aplikasi instant messaging sudah terintegrasi ke dalam smartphone. Dengan terintegrasinya aplikasi instant messaging ke dalam smartphone, pengguna tidak lagi terkendala oleh akses internet saat hendak berkomunikasi via chatting. A smartphone is a wireless device with functions to manage your calendar, make phone calls, browse the Internet and to receive and answer e-mails anytime, anywhere. The main reason for having a smartphone is to send and receive e-mails (Middleton, 2007). (Smartphone adalah perangkat nirkabel dengan fungsi untuk mengatur kalender, menelepon, menjelajah internet, serta untuk menerima dan membalas surat eletronik kapanpun dan dimanapun. Alasan utama memiliki smartphone adalah untuk mengirim dan menerima surat elektronik) Salah satu bentuk smartphone yang sedang digandrungi oleh masyarakat Indonesia saat ini adalah Blackberry.Blackberry merupakan salah satu jenis smartphone yang dikembangkan dengan fasilitas instant messenger.7Keunggulan dari produk Blackberry ini adalah mempunyai koneksi internet 24 jam nonstop, serta dilengkapi dengan fasilitas push email, dimana para pengguna Blackberry dapat menerima dan mengirim email dengan cepat semudah mengirim SMS, selain itu mereka dapat online melalui situs jejaring social seperti Facebook
dan
Twitter
(Firdy,
2003).Karena
itulah
Blackberry
7
Muhammad Firman, Ponsel Lokal Perlu Messenger Sesama, diakses dari http://teknologi.vivanews.com/news/read/210865-ponsel-lokal-perlu-messenger-sesama
3 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
menang
secara
konektivitas.Keunggulan dalam hal konektivitas adalah nilai lebih yang dimiliki Blackberry dalam menggaet penggunanya.
Menurut peringkat Milward Brown Top 100 Most Powerfull Brands, BlackBerry berada di urutan ke-51 dunia dan disebut sebagai yang tercepat pertumbuhannya dengan angka kenaikan 390 persen.8Di Indonesia sendiri, Blackberry baru diperkenalkan di pertengahan Desember 2004. Sejak saat itu, angka pengguna Blackberry di Indonesia terus meningkat.Berdasarkan data dari Asosiasi Telepon Seluler Indonesia, jumlah pengguna Blackberry di Indonesia mencapai 1 juta pelanggan (Maret 2010).9Jumlah ini meningkat cukup pesat dari tahun sebelumnya, yaitu 2009 yang menyebutkan bahwa jumlah pengguna Blackberry di Indonesia ada sekitar 300.000 pengguna.10 Untuk tahun 2011 diperkirakan jumlah pengguna Blackberry sudah mencapai angka 4 juta pengguna.11Kenaikan ini menggambarkan bahwa Blackberry amat populer di Indonesia.
Berdasarkan hal-hal di atas itulah, peneliti merasa tertarik untuk mengkaji media interpersonal yang sedang ramai digunakan remaja saat ini, yaitu Blackberry, dengan fiturnya Blackberry Messenger. Berbeda dengan penelitian mengenai instanst messaging yang banyak dilakukan (Foley, 2001; Lewis & Fabos, 2005; Jeong, 2007; Leskovec & Horvitz, 2008;Grellhesl, 2010),kajian mengenai penggunaan Blackberry Messenger di kalangan mahasiswa belumbanyakdilakukan. Kalaupun ada kajian mengenai media interpersonal ini, itupun dalam kaitannya dengan dunia profesional.
8
Amir Sodikin, Mike Lazaridis, Sang Pendiri Blackberry, diakses dari http://tekno.kompas.com/read/2009/06/08/09161499/Mike.Lazaridis.Sang.Pendiri.BlackBerry 9 Ismoko Widjaya, Tantowi: Pemblokiran Blackberry Picu Gejolaki, diakses dari http://nasional.vivanews.com/news/read/198266-blackberry-akan-ditutup--dpr-panggil-tifatul 10 Indra Darmawan, Pengguna Blackberry Tahun 2009 Capai Satu Juta, http://teknologi.vivanews.com/news/read/87195-pengguna_blackberry_tahun_2009_capai_1_juta 11 Putra Setia Utama, Pertumbuhan Pelanggan Blackberry di Indonesia pada tahun 2011, diakses dari : http://www.teknojurnal.com/2011/09/20/pertumbuhan-pelanggan-blackberry-di-indonesia-pada-tahun2011/
4 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
1.2 Permasalahan
Blackberry Messenger (BBM) adalah salah satu fitur yang paling mempengaruhi kepopuleran Blackberry di Indonesia. Dengan adanya kemampuan untuk berkirim pesan dengan
sistem
chat
lewat
Blackberry
Messenger,
penggunanya
dimudahkan
untukberkomunikasi secara cepat dan praktis dengan sesama pengguna Blackberry.Fitur Blackberry Messenger ini termasuk salah satu bentuk instant messaging.Dengan menggunakan Blackberry Messenger, orang-orang tidak hanya bisa berkirim pesan teks via chat, namun juga dapat berkirim gambar, audio, bahkan video juga dalam bentuk chat. Semua aktivitas pengiriman pesan dalam bentuk apapun dilakukan dengan waktu yang singkat.Di samping itu pengguna juga dapat mengetahui apakah pesannya terkirim (D), sudah dibaca (R), ataupun tidak terkirim. Sebagai generasi yang lahir di era teknologi baru, generasi muda saat ini rentan tergoda untuk memiliki dan menggunakan teknologi tersebut.
Hal ini merujuk pada
penelitian yang dilakukan di Universitas Maryland yang melibatkan 1000 pelajar di seluruh penjuru dunia, termasuk Inggris. Dalam penelitian itu, mereka diberikan pertanyaan dan diminta untuk tidak mengakses media selama 24 jam, lalu mereka diawasi. Hasilnya, sebanyak 50 persen tidak bisa melalui 24 jam tanpa akses media dan semuanya merasa menderita gejala tersisihkan.12 Teknologi bagi sebagian besar remaja adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan mereka. Saat mereka tidak bisa mengakses teknologi mereka merasa terasing dan bingung untuk menjalani aktivitas mereka. Terlebih ketika teknologi tersebut dapat menghubungkan mereka dengan teman-teman di sekitarnya. Keberadaan teknologi bagi mereka akan sangat mempengaruhi hubungan mereka dengan teman-temannya. 12
Penelitian: Generasi Muda Kecanduan Blackberry, diakses dari : http://tempointeraktif.com/2011/04/20/328932/
5 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
Sebuah penelitian mengatakan bahwa salah satu kelompok yang dominan dalam menggunakan instant messaging untuk berkomunikasiadalah mahasiswa.13 Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin melihat apakah mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia (FISIP UI) memiliki kecenderungan yang sama dalam menggunakan fitur BBM yang juga termasuk dalam bentuk instant messaging. Berdasarkan pengamatan peneliti pengguna Blackberry di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia cukup banyak. Beragamnya kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa FISIP UI, dari kuliah hingga organisasi membutuhkan komunikasi intens antar mahasiswa. Hal ini tentunya mempengaruhi pilihan mahasiswa akan medium komunikasi yang akan digunakan. Dalam menentukan sebuah pilihan, pasti ada motivasi yang melandasi mahasiswa FISIP UI dalam menggunakan Blackberry, khususnya fitur BBM. Pada umumnya, motivasi ini akan berujung pada kepuasan yang ingin dicapai oleh seseorang. Di sisi lain, berdasarkan survei idberry.com, ditemukan fakta bahwa pengguna Blackberry sebesar 74% adalah laki-laki dan hanya 26% pengguna perempuan14. Banyak penelitian juga menyebutkan fakta serupa bahwa jumlah perempuan yang mengadopsi teknologi baru dan yang menggunakannya lebih sedikit dibandingkan laki-laki .15 Beberapa di antara penelitian itu misalnya peneletian yang menyebutkan bahwa perempuan lebih tidak percaya diri dengan kemampuannya dalam menggunakan komputer, dibanding laki-laki (Shashaani andKhalili, 2001); penelitian yang menemukan bahwa ada perbedaan motivasi penggunaan komputer dalam pekerjaan antara laki-laki dan perempuan (Allyn, 2003)16
13
Xiang Zhou, A Cross-Cultural Perspective on Instant Messenger Use Among University Students in China, Hongkong, and the US (New York: Haworth Press, 2004), hlm.1 14 Dirgayuza Setiawan, “Blackberry itu Mudah”, diakses dari http://books.google.co.id/, pada 5 Januari 2012, pk. 14.55 WIB 15 Richard Glass & Suhong Li, “Social Influence and Instant Messaging Adoption”, Journal of Computer Information Systems, Winter (2010) 16 Ibid
6 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
Pengguna Blackberry di FISIP UI juga beragam, ada laki-laki dan perempuan. Fitur BBM juga termasuk dalam teknologi baru, berdasarkan hal tersebut, peneliti berasumsi bahwa ada perbedaan motivasi dalam menggunakan BBM di antara mahasiswa perempuan dan laki-laki di FISIP UI. Berdasarkan pengamatan peneliti, lelaki cenderung menggunakan fitur BBM lebih dalam batasan profesional dan untuk keperluan yang penting. Berbeda dengan wanita yang menggunakan BBM lebih kepada aspek afektif. Peneliti ingin membuktikan apakah penelitian sebelumnya serta hasil pengamatan peneliti dalam melihat perbedaan penggunaan Blackberry Messenger dalam dua kelompok ini benar atau salah.
Dengan demikian, permasalahan yang ingin dikaji peneliti dapat dirumuskan dalam beberapa pertanyaan penelitian yaitu:
Apakah ada hubungan antara motivasi penggunaan BBM dengan kepuasan yang diperoleh oleh mahasiswa FISIP UI terkait penggunaan BBM?
Motivasi mana yang paling dominan dalam mendorong mahasiswa di FISIP UI dalam menggunakan fitur BBM?
Apakah ada perbedaan motivasi antara mahasiswa laki-laki dan perempuan di FISIP UI dalam menggunakan BBM?
Seberapa besar tingkat kepuasan yang diharapkan (Gratifications Sought/GS) mahasiswa dalam menggunakan BBM?
Seberapa besar kesenjangan kepuasan (Gratifications Discrepancy) antara variabel GS dan GO di kalangan mahasiswa FISIP UI setelah menggunakan BBM?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan penelitian di atas, yaitu sebagai berikut:
7 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara motivasi penggunaan BBM dengan kepuasan yang diperoleh oleh mahasiswa FISIP UI terkait penggunaan BBM
Untuk mengetahui motivasi mana yang paling dominan dalam mendorong mahasiswa FISIP UI menggunakan fitur BBM
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan motivasi antara mahasiswa laki-laki dan perempuan di FISIP UI dalam menggunakan BBM
Untuk mengetahui tingkat kepuasan yang didapatkan (Gratifications Sought/GS) mahasiswa dalam menggunakan BBM
Untuk mengetahui seberapa besar kesenjangan kepuasan (Gratifications Discrepancy) antara variabel GS dan GO di kalangan mahasiswa FISIP UI setelah menggunakan BBM
1.4 Signifikansi Penelitian 1.4.1 Signifikansi Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam bidang komunikasi, khususnya teori-teori tentang media komunikasi interpersonal, computer mediated communication, self disclosure, dan hubungan interpersonal. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberi gambaran dan penjelasan yang lebih luas, sehingga dapat melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya, khususnya pada penelitian yang menggunakan pendekatan uses and gratifications. Dengan demikian, penelitian ini dapat memberikan pandangan bahwa teori uses and gratifications dapat juga diaplikasikan untuk melihat hubungan interpersonal antara individu-individu yang menggunakan media tersebut. Hal ini berarti, penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang komunikasi dan hubungan interpersonal di antara individu-individu yang menggunakan media baru sebagai sarana berkomunikasi mereka. Selain itu, peneliti juga berharap bahwa penelitian ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan terkait dengan fenomena Blackberry, yang mana penelitian tentang itu masih minim dilakukan.
8 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
1.4.2 Signifikansi Praktis
Secara praktis, peneliti mengharapkan bahwa penelitian ini dapat berguna bagi setiap individu yang mengidentifikasikan dirinya ke dalam suatu peer group untuk dapat merefleksikan bagaimana mereka mengembangkan hubungan interpersonal mereka melalui media yang mereka gunakan, dalam hal ini khususnya Blackberry Messenger. Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini, individuindividu dapat meningkatkan kualitas hubungan interpersonalnya sehingga membawa kelompok tersebut ke arah yang lebih baik lagi. Selain itu, penelitian ini juga dapat memberikan masukan agar para remaja dapat menggunakan media interpersonal, yaitu Blackberry Messenger secara tepat guna. Demikian pula peneliti mengharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perusahaan Starhub yang merupakan pengejewantahan dari perusahaan Research in Motion (RIM) di Indonesia agar dapat meningkatkan fasilitas-fasilitas dan fungsi-fungsi yang ada dalam Blackberry Messenger sehingga dapat lebih berguna bagi kehidupan masyarakat.
1.4.3 Signifikansi Sosial
Secara sosial, peneliti berharap bahwa penelitian ini dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat bahwa penggunaan Blackberry bukan saja hanya sebagai tren, namun juga bermanfaat dalam hal hubungan interpersonal penggunanya. Dengan pengetahuan ini, diharapkan masyarakat yang secara rasional memilih menggunakan Blackberry dapat menggunakan gadget ini secara tepat guna sehingga bukan pengguna yang dikendalikan oleh gadget ini, namun pengguna yang mengendalikan gadget.
9 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Komunikasi Interpersonal dan Teknologi Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara individu-individu17.Hubungan interpersonal juga dapat diposisikan sebagai kegiatan dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan juga menentukan relationship. Sebagai bentuk komunikasi yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari manusia dan terjadi setiap saat, komunikasi interpersonal ini melibatkan dua orang secara tatap muka atau face to face communication, dan memungkinkan setiap pelakunya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal. Komunikasi dengan cara tatap muka (face to face communication) menjadi bentuk komunikasi interpersonal yang mudah dikenali. Komunikasi tatap muka mencakup hampir semua, baik komunikasi informal dan basa-basi, serta percakapan sehari-hari yang kita lakukan dengan orang yang kita temui sejak saat kita bangun pagi hingga kembali lagi ke tempat tidur. Dalam komunikasi tatap muka seperti itu, kita bisa melihat secara langsung feedbackyang diberikan oleh lawan bicara kita, terutama feedback dalam bentuk non-verbal. Hal-hal seperti ekspresi wajah, nada suara, gesture, dan komunikasi nonverbal lainnya dapat kita lihat dan rasakan secara langsung dalam komunikasitatap muka.
17
Littlejohn. (1999). Theories of Human Communication. California: Wadsworth Publishing Company.
10 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
Seiring dengan perkembangan zaman dan pesatnya kemajuan teknologi, kini komunikasi interpersonal tidak lagi hanya dapat dilakukan melalui tatap muka (face-to-face). Kini, berbagai jenis media teknologi komunikasi bisa kita gunakan untuk menjembatani komunikator dan komunikan dalam melakukan komunikasi interpersonal mereka. Media telah menjembatani ruang dan waktu, komunikasi yang dahulu dilakukan tatap muka, sekarang tidak lagi begitu.18 Rogers (1986) mengatakan ada beberapa hasil dari teknologi baru bagi komunikasi manusia, antara lain: -
Sifat interaktif dari sistem komunikasi baru. Interaktif merujuk pada kemampuan sistem komunikasi untuk “berbicara kembali” pada pengguna seperti seorang individu yang berpartisipasi dalam percakapan.
-
Media baru bersifat de-massified di mana kontrol sistem komunikasi masa semakin bergeser kepada konsumen media. Melalui media-media baru, pesan dapat dipertukarkan seperti pada komunikasi tatap muka.
-
Teknologi komunikasi baru bersifat asynchronous, yang menunjukkan kemampuan untuk mengirim dan menerima pesan dalam waktu yang diinginkan oleh individu.
Komunikasi interpersonal yang dilakukan melalui perantara media, oleh Brennan dan Lockridge disebut dengan Computer-Mediated Communication.19 Computer-Mediated Communication atau yang sering juga disebut dengan mediated interpersonal communication -merujuk pada media komunikasi interpersonal dengan perantara berupa e-mail, chat rooms atau newsgroups- dapat mengatasi keterbatasan petunjuk atau ekspresi nonverbal sejalan dengan kedalaman proses interaksi yang dilakukan. 18
Brennan, SE. Dan C B Lockridge. (2006). Computer-Mediated Communication: A Cognitive Science Approach. USA: Stony Brook Univeristy (SUNY). Hlm 1. 19 Brennan, SE. Dan C B Lockridge. (2006). Computer-Mediated Communication: A Cognitive Science Approach.
11 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
Ada 2 tipe computer-mediated communication, yaitu synchronous media dan asynchronous
media.
Synchronous
media
merupakan
jenis
computer
mediated
communication yang metodenya terikat dengan waktu, dimana baik komunikator maupun komunikannya harus berada di sesi komunikasi tersebut secara simultan. Sementara metode pada asynchronous media tidak mengharuskan komunikator dan komunikan untuk berada pada sesi komunikasi pada waktu yang sama20. Salah satu jenis dari computer-mediated-communication (CMC) adalah Instant Messaging (IM). IM didefinisikan sebagai sebuah alat yang memungkinkan individu untuk melakukan komunikasi yang mendekati synchronouscomputer mediated communication. Aplikasi yang dimiliki IM meliputi penyimpanan history, pengiriman data, melakukan chat melalui video atau audio, offline messaging, e-mail, offline appearance (invisible), notification (pop ups) dan daftar teman. Handphone adalah salah satu contoh media teknologi komunikasi sebagai media komunikasi interpersonal pengganti tatap muka.Aoki dan Downes’ (2003) menyimpulkan bahwa responden dalam studi mengenai telepon selular terbagi menjadi dua kelompok, yaitu pengguna “aman” dan pengguna “canggih”. Pengguna aman menggunakan telepon selular mereka untuk hal yang darurat, sementara pengguna canggih lebih menggunakan berbagai aplikasi dan layanan dalam HP mereka dan juga lebih aktif secara sosial21. Pengguna BlackBerry mayoritasnya masuk dalam kategori pengguna “canggih”. Hal ini karena BlackBerrymuncul sebagai alat komunikasi yang lebih dari sekedar ponsel, dan mengutamakan berbagai macam inovasi-inovasi dan fitur-fitur yang dihadirkan. Apalagi, aplikasi yang paling banyak digunakan dalam BlackBerryuntuk melakukan komunikasi 20
Chen, Yen-Tzu, et.al.2007. The Adoption of Synchronous and Asynchronous Media in The Teaching of A Second Language. Hal. 2 21 Alan B Albarran dan Brian Hutton. Young Latinos Use of Mobile Phones : A Cross-Cultural Studies.UNT Scholarly Work, (Center for Spanish Language Media : The University of North Texas, 2009) hal. 3
12 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
interpersonal adalah aplikasi BlackBerry Messenger (BBM), bukan via panggilan suara atau SMS (Short Message Service). Aplikasi BBM itu sendiri berguna untuk messenger-anantar sesama pengguna BlackBerry22. Fungsi BBM itu sendiri sama dengan Instant Messenger lainnya seperti Yahoo! Messenger dan aplikasi chat lainnya (synchronous media). Terdapat perdebatan diantara para ahli mengenai pengaruh komunikasi face to face dibandingkan dengan computer-mediated-communication terhadap kualitas hubungan. Beberapa peneliti mengklaim bahwa CMC adalah medium yang dingin dan impersonal, dimana emosi sangat sulit untuk diekspresikan (contoh Culnan & Markus, 1987; Rice & Love, 1987; Sproull &Kiesler, 1986). Sedangkan yang lain menyatakan bahwa perbedaan antara CMC dan Face to Face Communication tidaklah sebesar yang diperkirakan dan bahkan perbedaan tersebut dapat melebur seiring dengan berjalannya waktu (contoh, Walther, 1992; Walther & Burgoon, 1992; Walther, Anderson, Park, 1994)23. Namun penelitian terkini menunjukkan bahwa keberadaan emosi sangat berlimpah pada CMC, dan tidak ada indikasi bahwa CMC adalah medium yang impersonal, atau bahwa lebih
sulit untuk
mengkomunikasikan emosi secara online24. 2.2 Uses and Gratification pada New Media Teori ini memberikan pendekatan fungsional untuk mempelajari berbagai bentuk dari teknologi. Dengan teori ini peneliti dapat bertanya “mengapa” tanpa menambahkan nilai-nilai pribadi kedalam jawabannya (Katz, Blumler, Gurevitch, 1974). Secara singkat, teori ini mengatakan bahwa khalayak secara aktif memilih media yang akan mereka gunakan untuk memuaskan kebutuhan tertentu. Menekankan pada posisi efek yang terbatas, teori ini melihat bahwa media memiliki efek yang terbatas karena pengguna media dapat memilih dan 22
Ibid. Daantje Derks, Agneta H. Fisher, Arjan E.R Bos. The Role of Emotion in Computer-Mediated-Communication : A Review. 24 Ibid, hal. 15 23
13 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
memiliki kontrol terhadap media tersebut. Khalayak sadar, dan mereka mampu memahami dan mengartikulasikan alasan mengapa mereka menggunakan suatu media. Mereka melihat media sebagai suatu cara untuk memenuhi kebutuhan mereka25. Secara sederhana pendekatan ini mencoba menjelaskan bahwa pada hakikatnya individu menggunakan berbagai jenis sumber atau media yang dapat memuaskan kebutuhan, keinginan, dan kepentingan demi tercapainya tujuan mereka. Jika kebutuhan, keinginan, dan kepentingan yang ingin dicapai sudah terpenuhi, maka akan timbul perasaan puas. Inilah yang disebut dengan kepuasan media (media gratification). Permasalahan utama dalam teori uses and gratification bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayaknya. Jadi bobotnya adalah pada khalayak yang aktif, yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus (Effendy, 2003:289-290)26. Teori ini memiliki 5 asumsi (Latz et al. 1974): (a) khalayak dipandang aktif dan penggunaan media berorientasi pada tujuan, (b) pilihan untuk menggunakan media tertentu dalam memenuhi kebutuhan tertentu berada di tangan pengguna, (c) media berkompetisi dengan media lain untuk memuaskan pengguna, (d) khalayak cukup sadar dengan penggunaan media, minat,dan motiif mereka sehingga mampu untuk memberikan keterangan ilmiah bagi peneliti.27 Beberapa dari asumsi ini menunjukkan bagaimana Uses and Gratifications dapat memperjelas pemahaman mengenai Computer Mediated Communications. Khalayak CMC jelas merupakan khalayak yang aktif, contohnya adalah dengan mereka memilih
25
Turner, Lynn H, & Richard West.2007.Introducing Communication Theory : Analysis and Application.New York : McGraw-Hill. 26 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18052/4/Chapter%20II.pdf ; diakses pada 28 Oktober 2011 pukul 12.03 27 Ibid, hal. 430
14 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
menggunakan BBM dibandingkan dengan media komunikasi lainnya. Hal ini sesuai dengan asumsi dimana pemilihan untuk menggunakan media tertentu berada di tangan pengguna. Dan juga CMC berkompetisi dengan telepon dan komunikasi tatap muka untuk memenuhi kebutuhan sosial penggunanya28. Terdapat perdebatan diantara para ahli mengenai penggunaan Teori Uses and Gratification dalam mengkaji tentang media baru. Hal ini disebabkan karena media baru memiliki karakteristik yang berbeda dengan karakteristik media tradisional (interaktivitas, demassification, dan asynchroneity), sehingga para ahli meragukan kemampuan model teori Uses and Gratification dalam mengkaji media tersebut. Rogers (1986) menyimpulkan bahwa atribut-atribut baru ini menyebabkan peneliti hampir tidak mungkin menggunakan penelitianpenelitian terdahulu dalam mengkaji efek dari sistem media baru. Hal ini dikarenakan ia merasa bahwa metodologi penelitian masa lalu tidak cukup untuk menjelaskan fenomena yang terjadi saat ini29. Namun beberapa peneliti berpendapat bahwa teori uses and gratifications masih bisa digunakan dalam mengkaji internet dan media komunikasi baru lainnya (December, 1996; Kuehn, 1994; Morris&Ogan, 1996). Bagi December (1996), tipologi tradisional dari konsumsi media masih layak untuk digunakan pada Internet. Ia berargumen bahwa para peneliti uses and gratifications masih dapat mengkaji fungsi seperti pengawasan, hiburan dan pengalihan, kegunaan interpersonal, dan interaksi parasosial untuk menguji sikap individu terhadap penggunaan media melalui variabel seperti gratifications sought dan gratification obtained.
28
Janice Kathleen R.2003.College Students’ Uses and Motives for E-Mail, Instant Messaging, and Online Chat Rooms. Faculty of the University of Delaware. 29 Ruggiero, Thomas E.(2000). Uses and Gratifications Theory in The 21st Century. Hal.17
15 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
Morris dan Ogan (1996) juga berpendapat bahwa konsep active audience harus diikut sertakan dalam penelitian-penelitian internet di masa yang akan datang30. Hal ini dikarenakan, media baru seperti Blog, Chat, Instant Messaging, dsb berkompetisi satu sama lainnya sebagai medium yang digunakan oleh khalayak untuk berkomunikasi. Selain itu, khalayak pun secara aktif memilih untuk menggunakan medium yang mereka inginkan, karena setiap medium memiliki karakteristik yang berbeda. Sehingga khalayak dengan sadar dan aktif memilih medium yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Dengan berbekal berbagai rujukan tersebut, maka peneliti masih menggunakan teori uses and gratifications dalam meneliti penggunaan BBM karena peneliti merasa bahwa teori uses and gratifications masih relevan dengan kajian BBM sebagai salah satu bentuk media baru. Selain itu, teori uses and gratifications juga dapat memberikan landasan teori dan berbagai konsep penting yang sangat tepat dalam mengkaji penelitian ini. 2.3. Motif dan Kepuasan Pengguna
Masalah motivasi dan kepuasan ini merupakan salah satu inti dari Teori Uses and Gratifications. Oleh karena itu sangatlah penting untuk mengupas mengenai kedua konsep ini secara lebih mendalam lagi. 2.3.1. Kepuasan
Dalam penelitian ini, yang ingin peneliti ukur adalah bagaimana kepuasan terkait dengan hubungan interpersonal pada pengguna Blackberry Messenger (BBM). Kepuasan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah puas, merasa senang, perihal (hal yang bersifat puas, kesenangan, kelegaan, dan sebagainya). Dalam model yang
30
Ibid.
16 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
dikemukakan oleh Jalaluddin Rakhmat, efek media dioperasionalisasikan sebagai evaluasi kemampuan media untuk memberikan kepuasan.31 Tingkat kepuasan setiap individu dapat berbeda-beda. Untuk mengukur kepuasan, peneliti menggunakan Gratification Sought (GS) dan Gratification Obtained (GO). Gratification Sought (GS) adalah motif kepuasan yang diharapkan oleh individu dalam menggunakan media tertentu. Semantara itu, Gratification Obtained (GO) adalah kepuasan yang diperoleh setelah menggunakan media. Selanjutnya, peneliti membandingkan keduanya, yaitu apa yang diharapkan dengan
apa
yang
didapatkan
dalam
tingkat
kesenjangan.
Semakin
kecil
kesenjangannya, maka media tersebut semakin memuaskan. Maksudnya adalah semakin tinggi tingkat kebutuhan yang terpenuhi dari suatu media, maka kepuasan yang dicapai semakin tinggi. Untuk mencapai kepuasan tersebut, maka setiap individu bersifat aktif dan selektif dalam menggunakan atau memilih jenis media yang sesuai dengan kebutuhan agar tercipta kepuasan. 2.3.2
Motif :
Dalam pembahasan mengenai pemilihan dan penggunaan suatu media oleh individu sebagai audience yang aktif dalam pendekatan uses and gratification, maka salah satu elemen yang penting untuk diperhatikan adalah motif. Abraham Sperling (1978:183) menyebutkan bahwa motif : “motive is definend as a tendency to activity, started by a drive and ended by an adjustment. The adjusment is said to satisfy the motive.” (Motif sebagai kecenderungan untuk beraktivitas, dimulai dari dorongan dalam diri dan diakhiri dengan penyesuaian diri. Penyesuaian diri dikatakan untuk memuaskan motif).
31
Jalaluddin Rakhmat, Op.Cit., hlm 75
17 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
Sementara itu, pendapat lain dari William J.Stanton mendefinisikan motif sebagai berikut :“A motive is a stimulated need which a goal-oriented individual seeks to satisfy.” (Suatu motif adalah kebutuhan yang distimuli yang berorientasi kepada tujuan individu dalam mencapai rasa puas). 32 Dengan demikian dapat diartikan bahwa motif adalah dorongan yang menjadi pangkal seseorang dalam melakukan suatu aktivitas demi mencapai suatu kepuasan individu. Motif ini kemudian menimbulkan motivasi. Motivasi terjadi akibat interaksi seseorang dengan situasi tertentu yang dihadapinya. Fillmore H. Stanford menyebutkan bahwa “motivation as an energizing condition of the organism that serves to direct that organism toward the goal of certain class.” (Motivasi sebagai suatu kondisi yang menggerakkan manusia ke arah suatu tujuan tertentu).33 Menurut Leung (2001) ada motif intrinsik yang mengindikasikan remaja menggunakan teknologi instant messaging (dalam Chung & Nam, 2007). Motif intrinsik tersebut adalah inklusi, afeksi, sosiabilitas, dan eskapisme (melarikan diri dari realitas).Motivasi intrinsik menurut Sobry Sutikno (2007) adalah motivasi yang timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Dalam Teori Schutz (1958) tentang kebutuhan interpersonal disebutkan bahwa tiga kebutuhan dasar manusia adalah inklusi, afeksi, dan kontrol (dalam Janice, 2003, hlm.11).Inklusi merujuk pada perasaan penting yang dimiliki manusia (Schutz, 1958). Maksudnya di sini adalah bahwa
32 33
manusia ingin merasa dirinya berarti dan ingin
http://www.scribd.com/doc/60818294/Bahan-Motivasi, diakses pada 28 Oktober 2011 pukul 11.45 ibid
18 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
diperhatikan oleh orang lain. Sedangkan, afeksi merujuk pada kebutuhan untuk mendapatkan kasih sayang dan dicintai orang lain. Selain inklusi dan afeksi, ada konsep sosiabilitas dan eskapisme. Sosiabilitas merujuk pada kemampuan individu dalam berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Pengertian ini dirujuk dari teori sosiologi yang dikemukakan oleh Georg Simmel (1949).Sedangkan, eskapisme merujuk pada keinginan untuk melarikan diri dari realitas (McQuail 1987:72). Sociability is a tendency to seek and enjoy social realtionship Dalam penelitian Abraham Nachbaur (2002) disebutkan bahwa salah satu motif yang paling signifikan saat seseorang memilih menggunakan teknologi instant messaging adalah kenyamanan dari fitur itu sendiri.34Kenyamanan suatu fitur dapat diartikan sebagai kelebihan dari fitur tersebut.Kelebihan dari suatu fitur teknologi pasti akan mempengaruhi motivasi dalam memilih suatu teknologi. Peneliti melihat motivasi ini sebagai motivasi ekstrinsik. Adapun pengertian motivasi ekstrinsik adalah motifmotif yang aktif dan berfungsi karena adanya rangsangan dari luar diri individu (Sardiman, 1996:90). Berangkat dari hal inilah, peneliti merasa perlu memasukkan kelebihan dari fitur Blackberry Messenger sebagai motivasi ekstrinsik yang mendorong seseorang menggunakan fitur tersebut. 2. 4 Hipotesis Teori Orang memilih menggunakan media karena ada motif dan kepuasan tertentu yg ingin dicapai (JalaluddinRakhmat, 1999). 2. 5 Model Penelitian
34
Abraham Nachbaur. (2002). College Students and Instant Messaging: An Analysis of Chatting, Flirting, and Using Away Messages. Hlm.3.
19 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
Penggunaan BBM
Kepuasan terkait hubungan interpersonal
20 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Peneliti menggunakan paradigma klasik (positivis) sebagai landasan teori penelitian. Definisi dari paradigma ini adalah suatu metode yang terorganisir untuk menggabungkan logika deduktif dengan pengamatan empiris yang tepat dari perilaku individu guna menemukan atau memperoleh konfirmasi tentang hukum sebab-akibat yang memungkinkan untuk digunakan dalam memprediksi pola umum dari aktivitas manusia (Neuman, 2006). Realitas yang dibentuk dari paradigma ini berlaku secara obyektif dan universal sehingga dapat diterima manusia secara rasional tanpa melibatkan nilai. Tujuan penggunaan paradigma positivis dalam penelitian ini untuk menjelaskan fakta dan memprediksi gejala sosial secara umum dengan menguji variabel-variabel tertentu. 3.2 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan merekonstruksikan logika secara runtut. Fungsi pendekatan ini adalah untuk mendapatkan prediksi atau penjelasan sebab akibat yang menyeluruh. Dengan menggunakan alur berpikir deduktif, desain penelitian ditentukan dari awal secara akurat serta berangkat dari teori-teori umum. Hipotesis yang telah diformulasikan saat tahap persiapan kemudian baru akan diverifikasi setelah teori selesai dibangun.
21 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
3.3 Jenis Penelitian berdasarkan Tujuan Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksplanatif yang berguna untuk menemukan penjelasan bagaimana dan mengapa sebuah fenomena atau gejala sosial bisa terjadi serta menggambarkan pola hubungan sebab akibat. Penelitian eksplanatif bertujuan untuk membangun penjelasan mengenai faktor-faktor serta mekanisme yang menyebabkan terjadinya fenomena yang diteliti.35Peneliti bertujuan untuk menjawab pertanyaan apakah kecenderungan penggunaan Blackberry Messenger pada laki-laki dan perempuan terkait dengan hubungan interpersonal. Indikator-indikator tertentu yang berhubungan dengan konsep dalam kerangka teori penelitian digunakan sebagai tolak ukur dalam membandingkan dan menguji hipotesis dengan hasil temuan penelitian. Tujuan penelitian ini untuk memberikan penjelasan yang lengkap mengenai hubungan dari variabel yang ingin diteliti dan menguji kebenaran dari prediksi yang telah ada berdasarkan hasil penelitian di lapangan (Neuman, 2006). 3.4 Metode Penelitian Berdasarkan teknik pengumpulan data, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei. Survey produce information that is inherently statistical in nature. Survey are quantitative beasts (Groves, 1996). Dengan menggunakan metode survei, peneliti dimudahkan untuk menggeneralisasikan populasi dari beberapa sampel sehingga dapat dibuat kesimpulan-kesimpulan atau dugaan-dugaan sementara tentang karakteristik-karakteristik, perilaku-perilaku, atau sikap-sikap dari populasi tersebut (Babbie, 1990). Pengumpulan data penelitian dengan menggunakan metode survei juga memberikan keuntungan. Selain menggeneralisasikan keseluruhan pendapat-pendapat populasi dalam sampel, metode ini bisa secara cepat menyajikan data penelitian secara kuantitatif berupa 35
Purwanto, E. A., dan Sulistyawati, D.R. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Gava media. hal 32
22 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
angka. Survei juga dapat dipakai untuk mengidentifikasi sifat-sifat suatu populasi berdasarkan sekelompok kecil individu (sampel) (Babbie, 1990; Fowler, 2002). Secara khusus, survei yang dipakai dalam penelitian ini adalah cross-sectional survey. Survei ini mengumpulkan data satu per satu dalam satu waktu (Creswell, 2010). Di sini peneliti mengajukan pertanyaan berupa kuesioner pada sampel dalam waktu yang relatif singkat. Jenis kuesioner yang peneliti pilih, menurut Fink (2002) merupakan selfadministered questionnaires, kuesioner dibuat dan disusun sendiri oleh peneliti. Pada akhirnya, peneliti memilih metode survei dengan beberapa pertimbangan, yaitu adanya kemudahan pengumpulan data pada sampel yang memang berada di lingkungan sekitar, biaya yang dikeluarkan tidak terlalu besar, sampel tetap bervariasi meski lingkup sampel tidak terlalu makro. 3.5 Populasi Populasi adalah gagasan abstrak dari keseluruhan kelompok kasus yang akan diambil peneliti sebagai sampel yang mana dari sinilah sampel nantinya digeneralisasikan. Sedangkan target populasi merupakan keseluruhan kelompok yang sudah dispesifikasikan secara konkret yang berguna bagi peneliti untuk menggambarkan sampel dan kemudian dari kelompok besar ini, sampel nantinya akan digeneralisasikan (Neuman, 2006). Target populasi yang akan diambil dalam penelitian ini adalah mahasiswa FISIP UI dengan kisaran umur 18-21 tahun.
23 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
3.6 Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang ingin diteliti. Oleh karena itu, sampel harus dipandang sebagai suatu pendugaan terhadap populasi dan bukan populasi itu sendiri (Bailey, 1994: 83). Sampel dalam penelitian ini akan dibagi menjadi dua kategori, yaitu mahasiswa laki-laki dan perempuan yang menggunakan Blackberry Messenger sebagai alat komunikasi interpersonal. Penelitian ini juga mempertimbangkan karakteristik jenis kelamin atas dua kelompok yang mana banyak penelitian yang mengatakan bahwa terdapat perbedaan motivasi menggunakan BBM antara pria dan wanita. Alasan peneliti memilih mahasiswa sebagai responden adalah karena mahasiswa mempunyai akses yang luas terhadap internet, sehingga mereka lebih banyak menggunakan internet daripada masyarakat pada umumnya. Kehidupan kampus juga adalah saat di mana banyak individu yang meninggalkan keluarga serta teman untuk masuk kuliah. Hal ini secara tidak langsung juga mendorong peningkatan hubungan yang penting secara jarak jauh. BBM yang termasuk jenis Instant Messaging yang terintegrasi dengan smartphone yang dapat membantu mahasiswa menghadapi berbagai kompleksitas yang berhubungan dengan transisi ke kehidupan perkuliahan. 3.7 Teknik Penarikan Sampel Sampel adalah salah satu cara yang efisien untuk menghasilkan informasi yang akurat tentang suatu gejala. Peneliti menggunakan teknik penarikan probability sampling sehingga tiap elemen populasi punya kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi anggota sampel. Pada penelitian ini, penarikan sampel dilakukan dengan sistem proportionate stratified random sampling yang merupakan teknik penarikan sampel dalam populasi yang cenderung heterogen. Maka, ada beberapa variabel penelitian yang dapat digunakan untuk menggambarkan variasi dalam populasi sehingga variasi itupun perlu ada di dalam sampel 24 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
yang kita ambil. Oleh karena itu, populasi penelitian dibagi dalam strata-strata yang tidak tumpang tindih berdasarkan variabel penelitian. Penarikan sampel dilakuan dari masingmasing strata dalam populasi dengan cara acak sederhana atau sistematis. Penarikan sampel stratifikasi proporsional ini dipilih karena besarnya sampel yang ditarik dari masing-masing strata sebanding dengan besarnya strata dalam populasi. Untuk menghasilkan sampel yang cukup dapat mewakili populasi, peneliti menggunakan sampel sebanyak 100 orang, yaitu 50 orang pria dan 50 orang wanita. Penarikan sampel ini akan dilakukan dengan sampel yang berbeda untuk setiap 8 departemen di FISIP UI, yaitu Hubungan Internasional, Ilmu Komunikasi, Antropologi, Sosiologi, Kesejahteraan Sosial, Kriminologi, Ilmu Politik, dan Ilmu Adminitrasi (negara, niaga, fiskal). 3.8 Metode Analisis Data Penelitian ini memakai uji korelasi yang merupakan pengukuran sebuah hubungan antara dua buah variabel sebab-akibat (independen-dependen). Di sini peneliti menggunakan paradigma variabel bivariat. Variabel dependennya adalah tingkat kepuasan pengguna, sedangkan variabel independennya adalah tingkat motivasi. Uji bivariat ini dilakukan untuk mengukur kekuatan hubungan (korelasi) antarvariabel dengan Product moment Pearson atau Pearson Correlation. Alasan kami memakai Pearson Correlation karena variabel dependen dan variabel independen menggunakan skala interval. Selanjutnya, peneliti juga akan menggunakan T-test untuk melihat apakah ada kesenjangan dan perbedaan yang signifikan antara kedua variabel. Terakhir, kemudahan pengolahan data akan didukung dengan penggunaan SPSS (Statistical Product and Service Solutions). 3.9 Operasionalisasi Konsep 3.9.1 Variabel Motivasi
25 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
Variabel Motivasi
Dimensi Inklusi
Indikator 1. mempermudah komunikasi dengan sesamanya 2. agar merasa tenang karena selalu terhubung dengan orang lain 3. untuk mendapat teman bicara dan berbagi cerita 4. agar merasa menjadi bagian dalam suatu kelompok 5. untuk menarik perhatian orang lain
Afeksi
1. agar tidak merasa kesepian 2. agar merasa dekat secara emosional dengan orang lain. 3. untuk menunjukkan kepedulian kepada orang lain 4. sebagai sarana berterimakasih tanpa harus tatap muka 5. untuk menyemangati orang lain 6. untuk menarik perhatian orang lain
26 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
Sosiabilitas
1. ekspresi perasaan secara bebas 2. ekspresi opini pribadi 3. berhubungan dengan orang lain yang tempat tinggalnya jauh 4. memudahkan bertukar informasi 5. mengetahui kegiatan teman 6. agar terlibat dengan situasi yang dialami orang lain 7. untuk membantu menemukan topik menarik saat bercakap-cakap 8. agar dapat berinteraksi tanpa tatap muka
Eskapisme
1. menghilangkan jenuh atau bosan 2. menghilangkan stress 3. menjahili orang lain 4. melarikan diri dari rutinitas 5. untuk beristirahat sementara dari kegiatan
27 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
3.9.2 Variabel Kepuasan Variabel Motivasi
Dimensi Inklusi
Indikator
Kategori
1. mempermudah komunikasi
Berdasarkan pengukuran
dengan sesamanya
skor
2. agar merasa tenang karena
1 = sangat tidak puas
selalu terhubung dengan orang
2 = tidak puas
lain 3 = netral 3. untuk mendapat teman bicara dan berbagi cerita 4. agar merasa menjadi bagian
4 = puas 5 = sangat puas
dalam suatu kelompok 5. untuk menarik perhatian orang lain
Afeksi
1. agar tidak merasa kesepian 2. agar merasa dekat secara
Berdasarkan pengukuran skor
emosional dengan orang lain.
1 = sangat tidak puas
3. untuk menunjukkan
2 = tidak puas
kepedulian kepada orang lain 4. sebagai sarana
3 = netral 4 = puas
berterimakasih tanpa harus
28 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
tatap muka
5 = sangat puas
5. untuk menyemangati orang lain 6. untuk menarik perhatian orang lain
Sosiabilitas
1. ekspresi perasaan secara
Berdasarkan pengukuran
bebas
skor
2. ekspresi opini pribadi
1 = sangat tidak puas
3. berhubungan dengan orang
2 = tidak puas
lain yang tempat tinggalnya
3 = netral
jauh 4 = puas 4. memudahkan bertukar 5 = sangat puas
informasi 5. mengetahui kegiatan teman 6. agar terlibat dengan situasi yang dialami orang lain 7. untuk membantu menemukan topik menarik saat bercakap-cakap 8. agar dapat berinteraksi tanpa
29 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
tatap muka
Eskapisme
1. menghilangkan jenuh atau
Berdasarkan pengukuran
bosan
skor
2. menghilangkan stress
1 = sangat tidak puas
3. menjahili orang lain
2 = tidak puas
4. melarikan diri dari rutinitas
3 = netral
5. untuk beristirahat sementara
4 = puas
dari kegiatan
5 = sangat puas
3.10 Hipotesis Penelitian H1 : Terdapat hubungan antara motivasi penggunaan BBM dengan kepuasan yang diperoleh mahasiswa FISIP UI terkait penggunaan BBM mereka. H2 : Motivasi yang paling
dominan dalam mendorong mahasiswa FISIP UI dalam
menggunakan BBM adalah motivasi sosiabilita H3 : Terdapat perbedaan motivasi antara mahasiswa laki-laki dan perempuan di FISIP UI dalam menggunakan BBM.
30 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
H4 : Tingkat kepuasan yang dicapai mahasiswa FISIP UI dalam menggunakan BBM cukup tinggi. H5 : Terdapat kesenjangan yang cukup besar antara variabel GS (motivasi) dan GO (kepuasan) dalam penggunaan BBM oleh mahasiswa FISIP UI. 3.11 Kekurangan Penelitian 1. Walaupun kami menggunakan metode Proportionate Stratified Sampling, namun jumlah responden laki-laki dan perempuan pada penelitian ini tidak sama. 2. Untuk masalah validitas, peneliti menghitung KMO-nya perdimensi, karena saat menghitung pervaliditas, hasilnya tidak keluar. 3. Setelah dites masalah validitas, maka pertanyaan perdimensi tersebut dikelompokkan dan yang tidak mengelompok kemudian dikeluarkan. Namun setelah proses pertama selesai dan peneliti mengecek validitas untuk kedua kali, pertanyaan yang masih tidak mengelompok tidak peneliti keluarkan. 4. Terdapat beberapa pernyataan yang tidak dijawab oleh responden (missing data), namun tetap dimasukkan oleh peneliti. 5. Kami tidak memasukkan variabel penggunaan BBM (Variabel intervening) antara variabel motivasi dan variabel kepuasan penggunaan BBM.
31 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
BAB 4 ANALISA DATA
Dalam bab ini akan diuraikan analisa data yang diperoleh dari responden. Pada bagian pertama terlebih dulu akan disajikan hasil pengujian validitas dan reliabilitas dari alat uji yang digunakan, pada bagian kedua mengenai deskripsi umum para responden, dan pada bagian ketiga mengenai hasil penelitian dari uji korelasi yang dilakukan. 4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Penelitian 4.1.1 Hasil Uji Validitas Pengujian validitas item dilakukan untuk melihat apakah item-item pada kuesioner memang dapat mengukur apa yang hendak diukur. Suatu angket dikatakan valid (sah) jika pertanyaan pada suatu angket mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh angket tersebut.36 Validitas sendiri berarti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 1986:42). Dalam penelitian ini, kami menguji validitas 2 variabel, yaitu variabel motivasi dan variabel kepuasan. Karena dari kedua variabel ini indikator yang hendak diukur sama, maka uji validitasnya cukup satu kali, karena diasumsikan bahwa hasil uji validitas dengan indikator yang sama akan sama pula hasilnya. Dari variabel motivasi terdapat 4 dimensi yang akan diuji validitasnya.
36
Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Elex Media Komputindo, Jakarta: April 2001, hal.270
32 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
1. Dimensi Inklusi
Dimensi pertama yang diuji adalah dimensi inklusi. Pada dimensi ini terdapat 6 item yang diuji validitasnya dengan menggunakan uji analisis faktor.
Setelah
dilakukan faktor analisis didapat nilai KMO sebesar 0.507 dengan signifikansi 0.005. Dari uji faktor ini, nilai KMO > 0,5 yang berarti bahwa dimensi ini layak untuk difaktor analisis. Tabel 4.1 KMO dan Bartlett’s Test pada dimensi inklusi KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square
.507 33.029
df
15
Sig.
.005
Berdasarkan nilai Eigenvalues, maka dilihat terdapat 2 faktor dalam dimensi ini. Tabel 4.2 Total varian dimensi inklusi Total Variance Explained Initial Eigenvalues Comp onent
Total
% of Variance
Extraction Sums of Squared Loadings
Cumulative %
Total
% of Variance
Cumulative %
1
2.323
38.712
38.712
2.323
38.712
38.712
2
1.669
27.810
66.521
1.669
27.810
66.521
3
.775
12.925
79.446
4
.579
9.656
89.102
33 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
5
.479
7.979
97.080
6
.175
2.920
100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Untuk melihat apakah masing-masing indikator telah mengelompok sesuai pada dimensinya maka dilakukan proses rotasi (Rotated Component Matrix). Proses rotasi dilakukan untuk menemukan nilai terbesar dari masing-masing indikator sehingga dapat diketahui apakah masing-masing indikator tersebut telah mengumpul pada masing-masing dimensinya. Berdasarkan nilai terbesar dari masing-masing indikator tersebut ternyata terdapat 2 indikator yang tidak mengelompok sesuai dengan dimensinya. Indikator-indikator tersebut adalah “utk Mempermudah Komunikasi” (dengan pernyataan “Saya menggunakan BBM untuk mempermudah komunikasi dengan orang lain”) dan indikator “utk dapat tmn bicara” (dengan pernyataan “Saya menggunakan BBM untuk mendapatkan teman bicara dan berbagi cerita”). Tidak mengelompoknya indikator-indikator tersebut menyebabkan kedua indikator itu harus dihilangkan. Akibatnya, jumlah indikator berkurang menjadi 4 indikator, tidak sesuai dengan dimensi pada operasionalisasi konsep, yaitu 6 indikator.
34 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
Tabel 4.3 Pengelompokkan faktor pada dimensi inklusi Component Matrixa Component 1 utk Mempermudah Komunikasi *
2 .746
spy Tenang karena terhubung
.621
.470
agar Merasa diperhatikan
.696
utk dapat tmn bicara *
.555
-.560
agar merasa Bagian dari kelompok
.710
-.620
utk menari perhatian teman
.800
Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 2 components extracted. Keterangan : * adalah indikator yang dihilangkan karena tidak sesuai dengan kelompoknya
2. Dimensi Afeksi
Dimensi kedua yang diuji adalah dimensi afeksi. Pada dimensi ini terdapat 5 item yang diuji validitasnya dengan menggunakan uji analisis faktor.
Setelah
dilakukan faktor analisis didapat nilai KMO sebesar 0.569 dengan signifikansi 0.002. Dari uji faktor ini, nilai KMO > 0,5 yang berarti bahwa dimensi ini layak untuk difaktor analisis.
35 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
Tabel 4.4 KMO dan Bartlett’s Test pada dimensi afeksi KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square
.569 27.707
df
10
Sig.
.002
Berdasarkan nilai Eigenvalues, maka dilihat terdapat 2 faktor dalam dimensi ini. Tabel 4.5 Total varian dimensi afeksi Total Variance Explained Initial Eigenvalues Comp onent
Total
% of Variance
Extraction Sums of Squared Loadings
Cumulative %
Total
% of Variance
Cumulative %
1
2.480
49.597
49.597
2.480
49.597
49.597
2
1.166
23.312
72.908
1.166
23.312
72.908
3
.663
13.265
86.173
4
.457
9.140
95.313
5
.234
4.687
100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Untuk melihat apakah masing-masing indikator telah mengelompok sesuai pada dimensinya maka dilakukan proses rotasi (Rotated Component Matrix). Proses rotasi dilakukan untuk menemukan nilai terbesar dari masing-masing indikator sehingga dapat diketahui apakah masing-masing indikator tersebut telah mengumpul
36 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
pada masing-masing dimensinya. Berdasarkan nilai terbesar dari masing-masing indikator tersebut ternyata semua indikator
sudah mengelompok sesuai dengan
dimensinya. Hal ini berarti tidak ada indikator yang harus dihilangkan, sehingga indikator yang digunakan tetap berjumlah 5 indikator, sesuai dengan indikator yang ada pada operasionalisasi konsep. Tabel 4.6 Pengelompokkan faktor pada dimensi afeksi Component Matrixa Component 1
2
agar tdk kesepian
.694
agar dekat secara emosional
.662
-.510
utk menunjukkan kepedulian
.782
-.412
utk Terimakasih tanpa tatap muka
.690
.591
utk menyemangati teman
.687
.583
Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 2 components extracted.
3. Dimensi Sosiabilitas Dimensi kedua yang diuji adalah dimensi sosiabilitas. Pada dimensi ini terdapat 8 item yang diuji validitasnya dengan menggunakan uji analisis faktor. Setelah dilakukan faktor analisis didapat nilai KMO sebesar 0.530 dengan signifikansi 0.001. Dari uji faktor ini, nilai KMO > 0,5 yang berarti bahwa dimensi ini layak untuk difaktor analisis.
Tabel 4.7 KMO dan Bartlett’s Test pada dimensi sosiabilitas 37 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
.530
Approx. Chi-Square
55.927
df
28
Sig.
.001
Berdasarkan nilai Eigenvalues, maka dilihat terdapat 3 faktor dalam dimensi ini. Tabel 4.8 Total varian dimensi sosiabilitas Total Variance Explained Initial Eigenvalues Comp onent
Total
% of Variance
Extraction Sums of Squared Loadings
Cumulative %
Total
% of Variance
Cumulative %
1
2.983
37.285
37.285
2.983
37.285
37.285
2
1.657
20.710
57.995
1.657
20.710
57.995
3
1.278
15.979
73.974
1.278
15.979
73.974
4
.891
11.135
85.109
5
.551
6.883
91.992
6
.266
3.321
95.313
7
.235
2.934
98.247
8
.140
1.753
100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Untuk melihat apakah masing-masing indikator telah mengelompok sesuai pada dimensinya maka dilakukan proses rotasi (Rotated Component Matrix). Proses rotasi dilakukan untuk menemukan nilai terbesar dari masing-masing indikator 38 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
sehingga dapat diketahui apakah masing-masing indikator tersebut telah mengumpul pada masing-masing dimensinya. Berdasarkan nilai terbesar dari masing-masing indikator tersebut ternyata terdapat 3 indikator yang tidak mengelompok sesuai dengan dimensinya. Indikator-indikator tersebut adalah “utk tahu apa yang dilakukan tmn” (dengan pernyataan “Saya menggunakan BBM untuk mengetahui apa yang sedang dilakukan teman-teman saya”), indikator “utk terlibat dalam situasi” (dengan pernyataan “Saya menggunakan BBM untuk membantu saya terlibat dalam situasi yang dialami orang lain”), serta indikator “utk interaksi tanpa tatap muka” (dengan pernyataan “Saya menggunakan BBM untuk membantu saya berinteraksi dengan orang lain tanpa harus bertatap muka”). Tidak mengelompoknya indikator-indikator tersebut menyebabkan ketiga indikator itu harus dihilangkan. Akibatnya, jumlah indikator berkurang menjadi 5 indikator, tidak sesuai dengan dimensi pada operasionalisasi konsep, yaitu 8 indikator.
Tabel 4.9 Pengelompokkan faktor pada dimensi sosiabilitas Component Matrixa Component 1
2
3
utk ekspresi perasaan
.658
.462
utk ekspresi opini
.754
.431
utk terhubung
.766
utk bertukar info
.660
utk tahu apa yang dilakukan tmn *
-.582 .847
39 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
utk terlibat dalam situasi *
.402
utk dpt topik menarik
.647
utk interaksi tanpa tatap muka *
.487
.816
.535
Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 3 components extracted. Keterangan : * adalah indikator yang dihilangkan karena tidak sesuai dengan kelompoknya
4. Dimensi Eskapisme Dimensi kedua yang diuji adalah dimensi eskapisme. Pada dimensi ini terdapat 5 item yang diuji validitasnya dengan menggunakan uji analisis faktor. Setelah dilakukan faktor analisis didapat nilai KMO sebesar 0.521 dengan signifikansi 0.003. Dari uji faktor ini, nilai KMO > 0,5 yang berarti bahwa dimensi ini layak untuk difaktor analisis.
Tabel 4.10 KMO dan Bartlett’s Test pada dimensi eskapisme
KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square
.456 28.609
df
10
Sig.
.001
Berdasarkan nilai Eigenvalues, maka dilihat terdapat 2 faktor dalam dimensi ini.
40 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
Tabel 4.11 Total varian dimensi eskapisme Total Variance Explained Initial Eigenvalues Comp onent
Total
% of Variance
Extraction Sums of Squared Loadings
Cumulative %
Total
% of Variance
Cumulative %
1
2.275
45.503
45.503
2.275
45.503
45.503
2
1.382
27.641
73.143
1.382
27.641
73.143
3
.666
13.311
86.454
4
.485
9.706
96.160
5
.192
3.840
100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Untuk melihat apakah masing-masing indikator telah mengelompok sesuai pada dimensinya maka dilakukan proses rotasi (Rotated Component Matrix). Proses rotasi dilakukan untuk menemukan nilai terbesar dari masing-masing indikator sehingga dapat diketahui apakah masing-masing indikator tersebut telah mengumpul pada masing-masing dimensinya. Berdasarkan nilai terbesar dari masing-masing indikator tersebut ternyata terdapat 2 indikator yang tidak mengelompok sesuai dengan dimensinya. Indikator-indikator tersebut adalah “utk menjahili orang lain” (dengan pernyataan “Saya menggunakan BBM untuk menjahili orang lain”) dan indikator “utk istirahat smentara” (dengan pernyataan “Saya menggunakan BBM untuk beristirahat sementara dari tugas yang harus dikerjakan”). Tidak mengelompoknya indikator-indikator tersebut menyebabkan kedua indikator itu harus dihilangkan. Akibatnya, jumlah indikator berkurang menjadi 3 indikator, tidak sesuai dengan dimensi pada operasionalisasi konsep, yaitu 5 indikator.
41 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
Tabel 4.12 Pengelompokkan faktor pada dimensi eskapisme Component Matrixa Component 1 utk menghilangkan bosan
.709
utk menghilangkan stress
.817
utk menjahili org lain *
.501
utk lari dr rutinitas
.803
utk istirahat smentara *
.457
2 .496
-.694
.749
Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 2 components extracted. Keterangan : * adalah indikator yang dihilangkan karena tidak sesuai dengan kelompoknya
Setelah indikator-indikator yang tidak sesuai dari masing-masing dimensi dihilangkan, peneliti menguji kembali validitas variabel motivasi dan didapatkan nilai KMO sebesar 0.832 dengan signifikansi 0.000. Ini berarti variabel ini sudah layak untuk difaktor analisis.
4.1.2
Hasil Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat sejauh mana pengukuran yang
dilakukan memperoleh hasil yang konsisten (antar waktu, antar pengamatan, antar indikator, dsb) (Bailey, 1987). Koefisien reliabilitas adalah indeks yang menyatakan
42 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
pengaruh relatif skor error dan skor sebenarnya pada jawaban responden yang diperoleh. Koefisien ini dilambangkan dengan α. Suatu penelitian disebut reliabel apabila α > 0,5. Dari hasil uji reliabilitas, didapatkan nilai Alpha Cronbach untuk variabel motivasi adalah 0.892. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai α > 0,5 maka ini berarti indikator-indikator yang digunakan dalam variabel ini sudah reliabel.
Tabel 4.13 Reliability Statistics pada variabel Motivasi
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.892
17
4.2 Deskripsi Umum Responden Berdasarkan penyebaran kuesioner, maka didapat data seperti tercantum dalam tabel berikut : 4.2.1. Jenis Kelamin Pada penelitian ini didapat sebanyak 42 (42%) orang berjenis kelamin laki-laki dan 58 (58%) orang berjenis kelamin perempuan.
43 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
Tabel 4.14 Frekuensi jenis kelamin responden Jenis kelamin
Frekuensi
Persentase
Laki-laki
42
42%
Perempuan
58
58%
Total
100
100%
Jenis kelamin responden
42%
Laki-laki Perempuan
58%
4.2.2. Usia Responden Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia dengan rentang usia 17-22 tahun. Dari hasil penyebaran kuesioner, sebanyak 5 orang responden berusia 17 tahun (5%), sebanyak 33 orang responden berusia 18 tahun (33%), sebanyak 16 orang responden berusia 19 tahun (16%), sebanyak 35 orang responden berusia 20 tahun (35%), sebanyak 8 orang responden berusia 21 tahun (8%), dan sebanyak 3 orang responden berusia 22 tahun (3%).
44 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
Usia responden 3% 5%
8%
17 tahun 18 tahun 33%
19 tahun 20 tahun
35%
21 tahun 22 tahun
16%
4.2.3. Asal Jurusan Responden Responden pada penelitian ini tersebar pada delapan jurusan yang ada di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Sebanyak 13 orang (13%) berasal dari jurusan Ilmu Komunikasi, 12 orang (12%) berasal dari jurusan Hubungan Internasional, 13 orang (13%) berasal dari jurusan Antropologi, 13 orang (13%) berasal dari jurusan Sosiologi, 12 orang (12%) berasal dari jurusan Kriminologi, 12 orang (12%) berasal dari jurusan Politik, 13 orang (13%) berasal dari jurusan Administrasi, dan 12 orang (12%) berasal dari jurusan Kesejahteraan Sosial. Asal Jurusan Responden
15%
Komunikasi
15%
14%
HI 13%
Antropologi Sosiologi Kriminologi
13%
15% 15%
Politik Administrasi
45 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
4.3 Tingkat Motivasi Mahasiswa dalam Menggunakan BBM Untuk melihat motivasi mahasiswa dalam menggunakan BBM, peneliti membaginya ke dalam beberapa dimensi motivasi yaitu dimensi inklusi (4 pertanyaan), afeksi (4 pertanyaan, missing 1 jawaban responden), sosiabilitas (6 pertanyaan, missing 2 jawaban responden), dan eskapisme (3 pertanyaan). Untuk mengukur tingkat motivasi tersebut, peneliti kemudian membaginya ke dalam 5 (lima) kategori untuk jawaban responden. Masing-masing kategori yaitu “sangat tidak setuju”, “tidak setuju”, “netral”, “setuju”, dan “sangat setuju”. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa sebesar 3.5% sangat setuju dengan motif inklusi, 9.02% sangat setuju dengan motif afeksi, 21.23% sangat setuju dengan motif sosiabilitas, dan 14.33% sangat setuju dengan motif eskapisme. Tabel 4.15 Tingkat Motivasi Mahasiswa Menggunakan BBM Dimensi Motivasi
Tingkat Motivasi
Frekuensi
Persentase
Inklusi
Sangat tidak setuju
34
8.5 %
Tidak setuju
141
35,25 %
Netral
124
31 %
Setuju
87
21.75 %
Sangat setuju
14
3.5 %
Sangat tidak setuju
25
6.26 %
Tidak setuju
99
24.81 %
Netral
104
26.06 %
Setuju
135
33.83 %
Sangat setuju
36
9.02 %
Sangat tidak setuju
17
2.84 %
Tidak setuju
77
12.87 %
Netral
138
23.07 %
Setuju
239
39.96 %
Sangat setuju
127
21.23 %
Afeksi
Sosiabilita
46 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
Eskapisme
Sangat tidak setuju
28
9.33 %
Tidak setuju
76
25.33 %
Netral
63
21 %
Setuju
90
30 %
Sangat setuju
43
14.33 %
4.4 Tingkat Kepuasan Mahasiswa dalam Menggunakan BBM Pada variabel kepuasan mahasiswa dalam menggunakan BBM, peneliti juga membagi ke dalam 5 kategori, yaitu sangat tidak puas, tidak puas, netral, puas, dan sangat puas. Maka, didapat hasil sebanyak 6.76% merasa sangat puas pada dimensi inklusi, 8.56% merasa sangat puas pada dimensi afeksi, 18.16% merasa sangat puas pada dimensi sosiabilita, dan 12.08% merasa sangat puas pada dimensi eskapisme.
Tabel 4.16 Tingkat Motivasi Mahasiswa Menggunakan BBM Dimensi Motivasi
Tingkat Motivasi
Frekuensi
Persentase
Inklusi
Sangat tidak puas
8
2%
Tidak puas
72
18.04 %
Netral
186
46.61 %
Puas
106
26.56 %
Sangat puas
27
6.76 %
Sangat tidak puas
10
2.51 %
Tidak puas
51
12.84 %
Netral
123
30.98 %
Puas
179
45.08 %
Sangat puas
34
8.56 %
Sangat tidak puas
6
1%
Afeksi
Sosiabilita
47 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
Eskapisme
Tidak puas
74
12.33 %
Netral
282
47 %
Puas
129
21.5 %
Sangat puas
109
18.16 %
Sangat tidak puas
18
6.04 %
Tidak puas
56
18.79 %
Netral
104
34.89 %
Puas
84
28.18 %
Sangat puas
36
12.08 %
4.5 Analisa Bivariat Analisa bivariat dilakukan untuk menguji apakah ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dalam penelitian ini. Uji bivariat yang dilakukan untuk penelitian ini adalah dengan menggunakan Pearson Correlation Coefficient pada uji statistik bivariate correlation terhadap variabel motivasi penggunaan BBM dengan variabel kepuasan penggunaan BBM. Setelah dilakukan uji korelasi maka didapat nilai korelasi sebesar 0.786 dengan nilai signifikansi sebesar 0.000. Tabel 4.17 Korelasi antara motivasi penggunaan BBM dengan kepuasan penggunaan BBM pada mahasiswa FISIP UI Correlations Motivasi Kepuasan Motivasi
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed)
.786**
.000
N
98
92
48 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
.786**
Kepuasan Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
1
.000
N
92
94
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed).
4.6 Analisa Uji T-Test Untuk melihat apakah terdapat perbedaan motivasi menggunakan BBM pada mahasiswa laki-laki dan perempuan di FISIP UI, maka peneliti menggunakan uji Independent Samples Test. Dari uji didapatkan bahwa nilai mean motivasi mahasiswa laki-laki dalam menggunakan BBM sebesar 3.1324, sedangkan nilai mean motivasi mahasiswa perempuan dalam menggunakan BBM sebesar 3,2454. Tabel 4.18 Uji Independent Samples Test terhadap motivasi penggunaan BBM pada mahasiswa Laki-Laki dan Perempuan di FISIP UI Group Statistics Jenis Kelamin Responden Motivasi Laki-laki Perempuan
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
40
3.1324
.65010
.10279
58
3.2454
.54128
.07107
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means
49 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
F Motivasi Equal variances assumed
Sig. .990
t .322
Equal variances not assumed
Independent Samples Test t-test for Equality of Means
Sig. (2-tailed)
Mean
Std. Error
Difference
Difference
.352
-.11308
.12083
.368
-.11308
.12497
Independent Samples Test t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference Lower Motivasi Equal variances assumed Equal variances not assumed
Upper
-.35294
.12677
-.36211
.13594
50 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
df -.936
96
-.905
73.682
Selain itu, peneliti juga menggunakan uji T-Test untuk melihat seberapa besar kesenjangan kepuasan (gratifications discrepancy) antara variabel independen (motivasi) dengan variabel independen (kepuasan) di kalangan mahasiswa FISIP UI setelah menggunakan BBM. Untuk melihat hal tersebut, digunakan Paired Samples Test. Dari uji ini didapatkan bahwa nilai mean variabel motivasi sebesar 3.2008, sedangkan nilai mean variabel kepuasan sebesar 3.4105. Tabel 4.19 Uji Paired Samples Test antara variabel motivasi dengan variabel kepuasan dalam penggunaan BBM di kalangan mahasiswa FISIP UI Paired Samples Statistics
Mean Pair 1 Motivasi Kepuasan
Std. Deviation
N
Std. Error Mean
3.2008
92
.59748
.06229
3.4105
92
.56871
.05929
Paired Samples Correlations N Pair 1 Motivasi & Kepuasan
Correlation 92
Sig.
.786
Paired Samples Test Paired Differences
Mean -.20972
Std. Deviation .38245
Std. Error Mean .03987
51 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
.000
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference
Lower Pair 1 Motivasi Kepuasan
Upper
-.28892
-.13052
T -5.260
Sig. (2tailed)
df 91
.000
4. 7 Uji Statistik Deskriptif 4.7.1 Uji Frekuensi Dalam analisis ini peneliti menggunakan uji frekuensi untuk mendapatkan frekuensi tingkat kepuasan yang didapatkan mahasiswa dalam menggunakan BBM. Dari hasil uji tersebut, didapatkan bahwa frekuensi tingkat kepuasan mahasiswa yang kategorinya rendah sebesar 32 orang, kepuasan dengan kategori sedang sebesar 31 orang, dan kepuasan dengan kategori tinggi sebesar 31 orang. Tabel 4.20 Frekuensi tingkat kepuasan penggunaan BBM pada mahasiswa FISIP UI Kepuasan Ordinal Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid
Rendah
32
32.0
34.0
34.0
Sedang
31
31.0
33.0
67.0
Tinggi
31
31.0
33.0
100.0
Total
94
94.0
100.0
6
6.0
100
100.0
Missing System Total
52 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
Kepuasan Ordinal Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid
Rendah
32
32.0
34.0
34.0
Sedang
31
31.0
33.0
67.0
Tinggi
31
31.0
33.0
100.0
Total
94
94.0
100.0
6
6.0
Missing System
4.7.2 Uji Deskriptif
53 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
Untuk mengetahui motivasi yang paling dominan dalam mendorong penggunaan BBM di kalangan mahasiswa FISIP UI, peneliti menggunakan uji deskriptif. Sebelum melakukan uji deskriptif, peneliti terlebih dulu melakukan penjumlahan indikator-indikator yang mengukur masing-masing variabel sesuai dengan kategori dimensinya. Setelah melakukan compute per dimensi, barulah dilakukan uji deskriptif. Dari hasil uji ini, didapatkan bahwa jumlah mean tertinggi terdapat pada dimensi sosiabilitas sebesar 3.7197. Tabel 4.21. Uji Deskriptif terhadap dimensi motivasi penggunaan BBM pada mahasiswa FISIP UI Descriptive Statistics
N
Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
dimensi_inklusi
100
1.50
4.25
2.7650
.63646
dimensi_afeksi
98
1.00
5.00
3.1837
.82020
dimensi_sosiabilitas
99
1.75
5.00
3.7197
.66170
dimensi_eskapisme
100
1.00
5.00
3.0700
.79744
Valid N (listwise)
98
4.8 Interpretasi Data 4.8.1
Tingkat Motivasi Mahasiswa dalam Menggunakan BBM Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa motif yang paling
mempengaruhi seseorang dalam memilih menggunakan BBM adalah motif sosiabilita. Hal ini dapat dilihat pada jawaban yang bernilai positif (“Sangat Setuju” dan “Setuju) pada dimensi sosiabilita adalah yang paling banyak, yaitu 39.96 % untuk jawaban “Setuju” dan 21.23 %
54 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
untuk jawaban “Sangat Setuju”. Sementara, untuk motif yang memiliki pengaruh paling lemah adalah motif inklusi dimana persentase jawaban negatif (“Sangat Tidak Setuju” dan “Tidak Setuju) adalah yang paling besar dibandingkan motif yang lain,yaitu sebesar 35.25 % untuk jawaban “Tidak Setuju” dan 8.5 % untuk jawaban “Sangat Tidak Setuju”. Dari temuan diatas, dapat dilihat motif terbesar mahasiswa FISIP UI dalam menggunakan BBM adalah motif sosiabilita, dimana mahasiswa FISIP UI berharap dengan menggunakan BBM, mereka dapat bersosialisasi dan terhubung dengan orang lain secara cepat tanpa harus bertatap muka secara langsung. Hal ini sesuai dengan salah fungsi BBM sebagai CMC yaitu untuk menghubungkan individu satu dengan individu lain tanpa harus bertatap muka secara langsung. Sementara itu, dari data di atas ditemukan bahwa ternyata mahasiswa FISIP UI tidak terlalu berharap BBM dapat memenuhi kebutuhan inklusi mereka. Dalam hal ini, mereka menggunakan BBM bukan sebagai sarana aktualisasi diri, melainkan memang menggunakan BBM karena fungsinya sebagai alat untuk berkomunikasi. Berdasarkan data di atas, maka dapat dilihat bahwa mahasiswa FISIP di sini adalah masyarakat yang aktif dan sadar akan kebutuhan mereka. Hal tersebut sesuai asumsi pada teori Uses and Gratifications di mana manusia secara sadar memilih media apa yang mereka gunakan sesuai dengan kebutuhan mereka masing-masing. Dalam hal ini, mahasiswa FISIP UI dapat mengidentifikasikan dengan baik dan jelas apa motivasi yang mendorong mereka untuk menggunakan BBM dibandingkan dengan media berkomunikasi lainnya. 4.8.2
Tingkat Kepuasan Mahasiswa dalam Menggunakan BBM. Untuk masalah kepuasan, ternyata penelitian ini menemukan bahwa motif yang paling
terpuaskan oleh penggunaan BBM adalah motif Afeksi. Hal ini dibuktikan dengan persentase mahasiswa FISIP yang menjawab “Puas” dan “Sangat Puas” sebanyak 45.08 % dan 8.59 %. Sementara itu, untuk motif yang paling tidak terpuaskan dalam penggunaan BBM adalah motif Eskapisme, dengan persentase jawaban “Tidak Puas” sebesar 18.79 % dan jawaban “Sangat Tidak Puas” sebesar 6.04 %.
55 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
Dari hasil uji diatas, dapat disimpulkan bahwa fitur BBM sangat menjembatani keinginan mahasiswa di FISIP UI untuk saling berbagi perasaan satu sama lain. Hal ini juga sekaligus membantah asumsi bahwa CMC, yang mana dalam hal ini adalah BBM, besifat emotionless. Karena, dalam fungsi afeksi inilah emosi dari si pengguna BBM tersalurkan kepada lawan bicaranya. Sehingga dengan tingginya tingkat kepuasan pada motif afeksi, maka dapat diartikan bahwa BBM bukanlah sarana berkomunikasi yang emotionless. Sementara itu, motivasi yang paling tidak terpuaskan dari penggunaan BBM adalah motif Eskapisme. Hal ini berarti BBM tidak dapat menjembatani dengan baik keinginan atau motivasi seseorang yang ingin istirahat sejenak dari rutinitasnya. BBM dimata mahasiswa FISIP tidak dapat memuaskan keinginan mereka akan hiburan dan pelepasan diri dari kejenuhan. 4.8.3
Analisa Bivariat Dari hasil analisa bivariat ini, dapat dilihat bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat
antara variabel motivasi penggunaan BBM dan variabel kepuasan penggunaan BBM. Dari hasil penghitungan SPSS dengan menggunakan Pearson Correlation Coefficient, didapat hasil 0.786 yang mengindikasikan bahwa variabel motivasi penggunaan BBM memiliki pengaruh yang cukup kuat kepada variabel kepuasaan BBM. Selain itu, hal lain yang perlu diperhatikan adalah nilai signifikansinya, yaitu o.ooo. Hal ini menunjukkan bahwa hasil dari sampel penelitian ini dapat digeneralisasi untuk populasinya. 4.8.4
Analisa Uji T-Test Dengan analisa ini, peneliti ingin melihat apakah ada perbedaan motivasi dalam
penggunaan BBM antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan. Dari hasil uji, didapatkan bahwa nilai mean motibas mahasiswa laki-laki dalam menggunakan BBM sebesar 3.1324, sedangkan mean motivasi mahasiswa perempuan dalam menggunakan BBM sebesar 3.2454. hal ini mengindikasikan bahwa tidak ada perbedaan motivasi yang signifikan antara mahasiswa perempuan dan laki-laki dalam menggunakan BBM. Artinya, mahasiswa perempuan dan laki-laki memiliki motivasi yang hampir sama dalam menggunakan BBM.
56 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
Selain untuk melihat apakah ada perbedaan motivasi penggunaan BBM antara lakilaki dan perempuan, analisa T-Test juga digunakan untuk melihat seberapa besar kesenjangan kepuasan (gratifications discrepancy) antara variabel motivasi dan variabel kepuasan. Ternyata hasil dari Paired Samples Test menunjukkan bahwa nilai mean variabel motivasi sebesar 3.2008, sedangkan hasil nailai mean variabel kepuasan sebesar 3.4105. hal ini menunjukkan adanya kesenjangan yang mengindikasikan bahwa mahasiswa yang menggunakan BBM cenderung puas dengan fitur BBM yang mereka gunakan. 4.8.5
Uji Statistik Deskriptif Pertama-tama peneliti menggunakan uji frekuensi untuk mendapatkan frekuensi
tingkat kepuasan yang didapatkan mahasiswa dalam menggunakan BBM. Hasilnya, ternyata frekuensi tingkat kepuasan mahasiswa FISIP dalam menggunakan BBM cukup seimbang, yaitu sebanyak 32 orang yang memiliki tingkat kepuasan rendah, 31 orang yang memiliki tingkat kepuasan sedang, dan 31 orang yang memiliki tingkat kepuasan tinggi. Hal ini berarti dinamika tingkat kepuasan mahasiswa FISIP cukup tinggi, dimana cukup banyak orang yang merasa terpuaskan dengan BBM mereka dan cukup banyak pula orang yang merasa kurang terpuaskan dengan BBM mereka. Hal kedua yang ingin dilihat oleh peneliti adalah motivasi apa yang paling dominan dalam penggunaan BBM dikalangan mahasiswa FISIP. Dari hasil uji deskriptif ini, didapat bahwa jumlah mean tertinggi terdapat pada dimensi sosiabilitas, dengan nilai 3.7197. Hal ini berarti motivasi yang paling mempengaruhui seseorang dalam memutuskan untuk menggunakan BBM atau tidak adalah motif sosiabilitas.
57 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
BAB 5 Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan 1. Ada hubungan yang kuat antara variabel motivasi dengan variabel kepuasan. 2. Tidak ada perbedaan motivasi yang signifikan antara mahasiswa perempuan dan lakilaki dalam menggunakan fitur BBM 3. Tingkat kepuasan mahasiswa dalam menggunakan BBM merata (ada yang tinggi, ada yang sedang, dan ada yang rendah 4. Adanya kesenjangan antara variabel motivasi dengan kepuasan. Kesenjangan ini mengindikasikan adanya kepuasan para mahasiswa FISIP yang menggunakan BBM. 5. Motivasi yang paling dominan dalam mendorong penggunaan BBM di kalangan mahasiswa adalah motivasi terkait dimensi sosiabilitas. 5.2 Saran 1. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk memperhatikan teknik penarikan sample, sehingga sesuai dengan responden yang digunakan dalam penelitian. 2. Lebih teliti dalam menghitung validitas dan reliabilitas sehingga untuk selanjutnya tidak akan menyesatkan hasil penelitiannya. 3. Lebih teliti dalam mensortir kuesioner yang telah dijawab oleh para responden. Lebih baik siapkan kuesioner lebih untuk berjaga-jaga jika ada kuesioner yang tidak diisi dengan lengkap. 4. Seharusnya peneliti memasukkan semua variabel yang mempengaruhi hal yang ingin diteliti, sehingga penelitiannya akan lebih mendalam.
58 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
Daftar Pustaka
Avrahami, D. & Scott E. Hudson. (2006). “Communication Characterictics of Instant Messaging: Effects and Predictions of Interpersonal Relationships”, Proceedings of CSCW’06, November 4-8, Banff, Alberta, Canada Budyatna, M., & Nina, M. 1994. Komunikasi Antarpribadi. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka. Chou, Pao Nan & Wei Fan Chen. (2009). “Name-Display Picture for Self-Disclosure in an Instant Messenger Program: A Qualitative Study in Taiwan”, Issues in Informing Science and Information Technology, (Vol.6, pp.113-126). USA: Penn State University Creswell, J.W. 2010. Research Design: Pendekatan Kualitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Derks, Daantje, dkk. (2007). “The Role of Emotion in Computer-Mediated Communication: A Review”, Dindia, K., & Steve, D. 2000. Communication and Personal Relationships. England: John Wiley & Sons Ltd. Foley, M. (2002). “Instant Messaging Reference in an Academic Library”, College and Research Libraries, pp.36-45 Glass, Richard & Su Hong Li. (2010). “Social Influence and Instant Messaging Adoption”, Journal of Computer Information System, pp.24-30 Haase, Anabel Q. (2008). “Instant Messaging on Campus: Use and Integration in University Students’ Everyday Communication”, The Information Society, 24:105-115. London: Routledge 59 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
Hargittai, Eszter & Su Jung Kim. (2010). “The Prevalence of Smartphone Use Among a Wired Group of Young Adults”, Institute for Policy Research, Northwestern University. Hwang, Ha Sung & Matthew Lombard. (2006). “Understanding Instant Messaging: Gratifications and Social Presence”. Diakses dari http://www.temple.edu/ispr/prev_conferences/proceedings/2006/Hwang%20and%20Lombard.pd f
Isaacs, Ellen,dkk. (2002). “The Character, Functions, and Styles of Instant Messaging in the Workplace”, Proceedings of CSCW’02, November 16-20, New Orleans, Lousiana, USA Jeong, Wooseob. (2007). “Instang Messaging in On-Site and Online Classes in Higher Education: A Study of Student IM Usage Reveal Many Advantages and Some Obtacles to Using IM as a Classroom Communication Tool”, EDUCAUSE Quarterly Magazine, (Vol.30, No.1) Kincaid, L., & Wilbur, S. 1987. Asas-asas Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Penerbit LP3ES Leskovec, Jure & Eric Horvitz. (2008). “Planetary-Scale Views on a Large Instant-Mesaging Network”, International World Wide Web Conference Comittee (IW3C2), April 21-25, Beijing, China Lewis, C. & Bettina F. (2005). “Instant Messaging, Literacies, and Social Identities”, Reading Research Quarterly, (Vol.40, No.4, pp.470-501) Lull, James. 1995. Media Communication, Culture: A Global Approach. New York: Columbia University Press.
60 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013
Middleton, C. A. & Cukier, W. (2006). “Is Mobile Email Functional or Dysfunctional? Two Perspectives on Mobile Email Usage”, Ted Roger School of Information Technology Management Publications and Research. Neuman, W.L. 2006. Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches. USA: Pearson Education, Inc. Reardon, K.K. 1987. Interpersonal Communication: Where Minds Meet. USA: Wadsworth, Inc. Rogers, Everet M. 2006. Communication of Technology. California: Free Press. Rubin, R.B., Rubin, A.M., & Piele, L.J. 2000. Communication Research: Strategies and Sources (5th ed.). California: Wadsworth, Inc. Ruggiero, Thomas E. (2000). “Uses and Gratifications Theory in the 21st Century”, Mass Communication and Society, 3(1), pp. 3-37. El Paso: Print Journalism. Sarwono, S.W. 2005. Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Tubbs, S.L., & Sylvia, M. 2000. Human Communication: Prinsip-prinsip Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Williams, Frederick. 1987. Technology and Communication Behavior. California: Wadsworth, Inc. Zhou, Xiang. (2009). “A Cross-Cultural Perspective on Instant Messenger Use Among University Students in China, Hong Kong, and the U.S”
61 Penggunaan media ..., Budi Utomo e.al., FIB UI, 2013