SKRIPSI HUBUNGAN DAYA TARIK KEMASAN BARU EXTRA JOSS ACTIVE TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN (Survey Terhadap Remaja RW.05 Kreo Selatan)
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Starta I (SI)
Disusun Oleh : Nama
: Agung Taufik Hidayat
NIM
: 04303 – 091
Jurusan
: Marketing Communication and Advertising
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PROGRAM STUDI PERIKLANAN ABSTRAKSI
AGUNG TAUFIK HIDAYAT (04303-091) HUBUNGAN DAYA TARIK KEMASAN BARU EXTRA JOSS ACTIVE TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN Vii + 5 BAB + 92 Halaman + 13 Lampiran + 32 Acuan (1961-2007) + Bibliografi
Daya tarik kemasan adalah salah satu faktor terpenting dalam menunjang sebuah kemasan produk. Kemasan yang memiliki nilai yang baik dapat membangkitkan perhatian serta keinginan dan selera konsumen untuk memiliki yang pada akhirnya timbulnya minat beli pada konsumen dan tahap selanjutnya yaitu dengan pembelian suatu produk. Dalam penelitian ini penulis menggunakan konsep proses komunikasi yang dijelaskan menurut model Dagmar yang sebenarnya hanya salah satu dari sekian banyak model komunikasi yang dijabarkan melalui suatu hierarki atau tahap-tahapan. Disamping itu model komunikasi yang digunakan penulis adalah model AIDCA (Attention, Interest, Desire, Conviction, and Action). Sehingga didalam proses komunikasi tersebut, kemasan sebagai media yang digunakan pada sebuah produk dalam menyampaikan pesannya yang memiliki daya tarik kemasan tersendiri serta mengacu kepada penampilan luar kemasan terdiri dari warna, bentuk, merek, ilustrasi, teks/typografi, tata letak. Hal tersebut merupakan suatu kekuatan yang bisa mengarahkan keinginan konsumen untuk membeli. Penelitian ini bersifat Eksplanatif, yaitu sebuah penelitian yang mendefinisikan untuk mencari hubungan yaitu daya tarik kemasan baru terhadap minat beli konsumen, dengan menggunakan metode korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja rw.05 Kreo selatan berjumlah 627 jiwa dan yang menjadi sampel sebanyak 94 responden yaitu kalangan remaja berusia dari 17 – 30 tahun yang merupakan dalam target audience dari Extra Joss Active. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan metode survei dimana penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Adapun hasil penelitian ini dengan menggunakan Pearson Correlation yang menunjukan adanya suatu hubungan yang tinggi berarti (r xy = 0,812 antara hubungan daya tarik kemasan Extra Joss Active(x) terhadap minat beli (y).
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Swt yang senantiasa melimpahkan ridho, rahmat, hidayah dan karunia, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yaitu Daya Tarik Kemasan Baru Extra Joss Active Terhadap Minat beli Konsumen (Survei terhadap remaja rw.05). Dalam proses penyelesaian skripsi ini, sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S-I) Program Studi Marketing Communication and Advertising di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, dikarenakan masih terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki dan tanpa bantuan dari berbagai pihak, kiranya sulit bagi penulis untuk menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu, memberikan dorongan moral maupun materil sampai penyelesaiannya proses penyusunan skripsi ini;
1. Ibu Nurprapti W. Widyastuti, S.Sos, M.Si. pembimbing I penulis, yang selalu memberikan bimbingan, pengarahan, masukan-masukan dalam penulisan skripsi ini baik dari segi teori, bahasa maupun kata-kata. 2. Ibu Feni Fasta, SE, M.Si. pembimbing II penulis, yang selalu memberikan bimbingan, pengarahan, masukan serta pengkoreksian kata demi kata dan memberikan saran untuk perbaikan skripsi ini.
3. Ibu Dra. Tri Diah Cahyowati, M.Si. sebagai Ketua Bidang Program Studi Marketing Communication and Advertising. 4. Ibu SM. Niken Restarty, S.Sos, M.Si sebagai Pembimbing Akademik. 5. Ibu Dra. Diah Wardhani, M.Si sebagai Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana. 6. Ibu Dewi selaku Sekertaris HRD PT. Bintang Toedjoe. 7. Team leader marketing maupun creative PT. Bintang Toedjoe yang memberikan masukan serta saran untuk menunjang kelengkapan data-data skripsi ini. 8. Manager HRD PT. Bintang Toedjoe yang telah memberikan izin penelitian hingga skripsi ini dapat terselesaikan. 9. Para dosen jurusan Marketing Communication and Advertising Universitas Mercu Buana yang telah memberikan bimbingan, pengalaman, dan ilmu yang bermanfaat selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana. 10. Para Kru di Tata Usaha, yang setiap saat selalu memberikan bantuannya dalam pembuatan surat menyurat. 11. Kedua Orang Tua (Ibu Sugiyarti dan Bapak Endang), Kakakku (Mba Bungur Budiyarti, Mba Evie Rumantiningrum, Abang H. Guntur N, Mba Tanti, Abang Ipar Hans Pratner, Abang Apru, Abang Zulmi dan Uda Zulkarnaen), Keponakanku (Karel Tio Fahreza, Marcel David, Kaysan Alzi N, Chantika Zultantia, Zacky Arkan Dziedhan, dan Ramzi) atas doa, harapan dan penuh kepercayaan yang diberikan sehingga membuat penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini. 12. Bapak Hapidz selaku ketua Rw.05 Kreo Selatan.
13. Keluarga Besar Bapak H. Safruddin P N Zaen dan Ibu Hj. Tina M yang memberikan dukungan serta doa yang tiada henti-hentinya hingga skripsi ini selesai. 14. Seseorang yang selalu menjadi sahabat sejati saya dalam keadaan apapun Mohamad Tino Saputra, ST sehingga terselesainya skripsi ini. 15. Keluarga Besar Wulan Sefti yang memberikan materil maupun dukungannya. 16. Teman-teman seperjuangan di Mercu Buana angkatan 2002-2003 (Dani Firdaus, Suwani, Reni Nurhaeni, Mahdi, Idham, Sandy, Roiyah C, Adetia R, Nilla dan Mpok Jaroh). 17. Dan teman-teman di Universitas Mercu Buana jurusan Marketing Communication and Advertising amgkatan 2003 yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Jakarta, Mei 2008
Agung Taufik Hidayat
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAKSI ......................................................................................................
i
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG .............................................................
ii
LEMBAR LULUS SIDANG SKRIPSI............................................................
iii
LEMBARAN PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI ...............................
iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................
v
DAFTAR ISI ......................................................................................................
vii
DAFTAR TABEL ..............................................................................................
xi
DAFTAR SKEMA.............................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................
xiv
BAB I
PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah ..............................................................
1
1.2
Perumusan Masalah.....................................................................
9
1.3
Tujuan Penelitian.........................................................................
9
1.4
Signifikasi Penelitian
BAB II 2.1
1.4.1
Signifikasi Akademis.................................................
9
1.4.2
Signifikasi Praktisi.....................................................
9
KERANGKA PEMIKIRAN Komunikasi..................................................................................
11
2.1.1
Pengertian Komunikasi..............................................
11
2.1.2
Proses Komunikasi ....................................................
12
2.1.3
Teori Efek Komunikasi .............................................
14
2.2
Komunikasi Pemasaran ...............................................................
21
2.3
Periklanan Sebagai Proses Komunikasi Pemasaran ....................
22
2.4
Minat Beli ...................................................................................
25
2.5
Daya Tarik Kemasan ...................................................................
26
2.6
Konsep Kemasan .........................................................................
31
2.7
Konsep Konsumen Remaja .........................................................
32
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Tipe Penelitian.............................................................................
34
3.2
Metode Penelitian ........................................................................
35
3.3
Populasi dan Sampel....................................................................
36
3.3.1 Populasi ...........................................................................
36
3.3.2 Sampel .............................................................................
37
3.3.2.1 Tehnik Penarikan Sampel.................................
38
Tehnik Pengumpulan Data ..........................................................
39
3.4.1 Data Primer......................................................................
39
3.4.2 Data Sekunder..................................................................
39
Definisi dan Operasionalisasi Konsep.........................................
40
3.5.1 Definisi Konsep ...............................................................
40
3.5.2 Operasionalisasi Konsep..................................................
41
3.5.2.1 Daya Tarik Kemasan ........................................
41
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
BAB IV 4.1
4.2
3.5.2.2 Minat Beli .........................................................
41
Teknik Analisa Data ....................................................................
45
3.6.1 Proses Editing ..................................................................
45
3.6.2 Proses Koding..................................................................
46
Hipotesis ......................................................................................
48
3.7.1 Hipotesis Penelitian .........................................................
48
3.7.2 Hipotesis Statistik ............................................................
48
Rencanaan Penilaian Reliabilitas dan Validitas ..........................
48
3.8.1 Penilaian Reliabilitas .......................................................
48
3.8.2 Penilaian Validitas...........................................................
49
Uji Korelasi..................................................................................
50
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Analisis Data Responden ..................................
53
4.1.1 Hasil Penelitian................................................................
54
4.1.1.1 Identitas Responden..........................................
54
4.1.1.2 Variabel X.........................................................
58
4.1.1.3 Variabel Y.........................................................
68
4.1.1.4 Korelasi.............................................................
76
4.1.1.5 Reliabilitas dan Validitas..................................
78
4.1.1.6 Hasil Analisis....................................................
78
4.1.1.7 Analisis Pengujian Hipotesis............................
79
Pembahasan .................................................................................
81
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan..................................................................................
90
5.2
Saran ............................................................................................
92
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................
93
LAMPIRAN .......................................................................................................
95
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.3.1
Populasi.................................................................................
37
Tabel 3.5.2
Operasionalisasi Konsep .....................................................
43
Tabel 3.5.2.1
Operasionalisasi Konsep .....................................................
44
Tabel 3.8.1
Indeks Reliabilitas ...............................................................
49
Tabel 3.9.1
Interprestasi Besaran Koefisien Korelasi..........................
52
Tabel 4.1.1.1.1
Jenis Kelamin.......................................................................
54
Tabel 4.1.1.1.2
Rentang Usia ........................................................................
55
Tabel 4.1.1.1.3
Tingkat Pendidikan .............................................................
56
Tabel 4.1.1.1.4
Jenis Pekerjaan ....................................................................
57
Tabel 4.1.1.2.5
Komposisi Warna ................................................................
59
Tabel 4.1.1.2.6
Bentuk Kemasan..................................................................
60
Tabel 4.1.1.2.7
Ilustrasi atau Gambar .........................................................
61
Tabel 4.1.1.2.8
Isi Pesan Text atau Typografi.............................................
62
Tabel 4.1.1.2.9
Nama atau Merek Extra Joss Active .................................
63
Tabel 4.1.1.2.10 Tata Letak atau Penempatan atau Layout........................
64
Tabel 4.1.1.2.11 Warna Dominan Kemasan .................................................
65
Tabel 41.1.2.12
Tampilan Kemasan..............................................................
66
Tabel 4.1.1.2.13 Penggunaan Font atau Tulisan...........................................
67
Tabel 4.1.1.3.14 Perhatian Terhadap Kemasan ...........................................
69
Tabel 4.1.1.3.15 Ketertarikan Terhadap Kemasan......................................
70
Tabel 4.1.1.3.16 Keinginan atau Mengkonsumsi..........................................
71
Tabel 4.1.1.3.17 Keyakinan Terhadap Sebuah Testimonial........................
72
Tabel 4.1.1.3.18 Minat Untuk Membeli.........................................................
73
Tabel 4.1.1.3.19 Alasan Konsumen Tertarik ................................................
74
Tabel 4.1.1.3.20 Daya Tarik dari Kemasan ..................................................
75
DAFTAR SKEMA
Halaman Skema 2.1.2
Model Proses Komunikasi ..................................................
13
Skema 2.1.3
Hierarchy of Effects Model.................................................
15
Skema 2.1.3.1
Model Proses Komunikasi AIDCA ....................................
17
Skema 2.1.3.2
Model Proses Komunikasi Lavidge – Gary Steiner .........
19
Skema 2.3
Proses Komunikasi ..............................................................
24
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
Sejarah Perusahaan PT Bintang Toedjoe
Lampiran II
Surat Permohonan Pengumpulan Data Skripsi
Lampiran III
Surat Keterangan Dari PT Bintang Toedjoe
Lampiran IV
Surat Izin Penyebaran Quesioner
Lampiran V
Surat Keterangan Dari Ketua RW.05
Lampiran VI
Kuesioner Penelitian
Lampiran VII
Coding Sheet
Lampiran VIII
Table Critical
Lampiran IX
Hasil Correlation
Lampiran X
Hasil Reliability
Lampiran XI
Hasil Factor Analysis
Lampiran XII
Hasil Frequencies Table
Lampiran XIII
Gambar Kemasan
Lampiran XIV
Bibliografi
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Dalam pekembangan zaman era globalisasi saat ini, kita bisa melihat banyak persaingan produk yang sangat ketat. Begitu juga dengan kondisi persaingan minuman suplemen makanan di Indonesia sekarang ini yang sangat dinamis dan kompetitif. Dengan mudahnya kita bisa menemukan minuman suplemen makanan dengan berbagai macam rasa maupun bentuk baru yang ditampilkan beraneka jenis dalam waktu yang singkat. Selain itu juga, semakin cepat berkembangnya ilmu informasi maupun teknologi, maka khalayak atau konsumen bisa menjadi leluasa memilih-milih produk atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan, keinginan, selera maupun keuntungan mereka. Dengan pertumbuhan yang pesat sebuah persaingan yang telah ada, maka sebuah perusahaan sangat membutuhkan periklanan untuk dapat memperkenalkan serta mempromosikan produk mereka kepada konsumennya, agar konsumen dapat mengenal dan mengetahui tentang sebuah produk yang ada dipasar. Iklan merupakan bagian dari promosi. Berhasilnya suatu penjualan tidak lepas dari iklan atau promosi. Dengan memasarkan suatu produk atau jasa, bentuk wujud nyata produk atau jasa itu harus berbeda secara utuh untuk menunjang suksesnya suatu penjualan.
2
Dalam
periklanan
terdapat
unsur-unsur
bauran
pemasaran
yang
merupakan salah satu hal terpenting dalam mempromosikan produk atau jasa, yang terdiri atas produk, harga, promosi, distribusi dan pengemasan. Selanjutnya, dengan perkembangan periklanan yang tumbuh dengan pesatnya, maka secara otomatis dapat memunculkan persaingan dalam bidang kreatifitas dalam mengiklankan suatu produk. Sebuah industri periklanan sangat berperan penting dalam hal memperkenalkan ataupun memasarkan suatu produk baru maupun produk lama kepada khalayak atau konsumen, guna untuk merebut pangsa pasar serta meningkatkan penjualan. Banyak produk fisik yang ditawarkan kepangsa pasar hampir semua produk dikemas, mengingat suatu produk membutuhkan kemasan yang menunjukkan merek dagang untuk memperkenalkan produk suatu perusahaan. Kemasan merupakan sarana lain yang efektif untuk memperkenalkan suatu produk.1 Pengemasan dapat memainkan sebuah peran kecil sebagai perangkat kertas yang tidak murah atau sebuah peran yang besar. Banyak produsen menempatkan pengemasan sebagai unsur marketing mix yaitu bersama-sama dengan produk, harga, tempat atau distribusi, dan promosi.2 Kemasan selain berfungsi sebagai pelindung atau wadah suatu produk juga berfungsi sebagai daya tarik konsumen. Dalam perkembangannya, kemasan sudah ada sejak lama tetapi hanya mempunyai fungsi sebagai untuk melindungi produk terhadap cuaca ataupun proses alam. Selain itu juga kemasan dapat berguna sebagai tempat untuk membawa produk tersebut. 1 2
Dedy Damaluddin Malik, Komunikasi Persuasif, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1994, hal 134 Philip Kotler, Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi Ketiga, Intermedia, Jakarta, 1987, hal 457
3
Kemasan merupakan salah satu alat sarana yang mengkomunikasikan suatu produk atau jasa yang digunakan produsen sebagai daya tarik konsumen tetapi belum dianggap sebagai faktor penunjang penjualan oleh produsen. Kemasan dalam tampilannya mampu mendukung sebuah citra produk, dengan membentuk wujud yang nyata dari sebuah kemasan yang menarik dan bagus, sebab kemasan merupakan cara lain yang efektif untuk memperkenalkan suatu produk. Banyaknya persaingan antar produk yang semakin ketat dipangsa pasar, mulailah produsen berfikir untuk membuat produk unggulan agar dapat bisa merebut pangsa pasar yang lebih luas. Kemasan dijadikan salah satu sarana komunikasi unggulan yang bisa dapat mewakili citra produk dari suatu produk atau jasa itu. Mulai dari sinilah kemasan dianggap sebagai bagian penting yang dapat menunjang pemasaran. Hal ini yang termudah untuk dapat mengenalkan dan memasarkan suatu produk kepada konsumen yaitu dengan dibuatnya suatu kemasan. Sebab didalam sebuah kemasan terdapat komponen-komponen simbolik seperti : warna, desain, ukuran, materi fisik, serta informasi dalam label yang mana komponen-komponen tersebut secara bersama-sama dapat mengkomunikasikan suatu makna tentang sebuah produk.3 Sehingga konsumen dapat mengetahui isi produk secara langsung melalui kemasan tersebut. Dengan demikian sebuah konsep fungsional kemasan menjadi bagian terpenting yang harus menjadi daya tarik untuk konsumen atau khalayak bukan lagi hanya sekedar pelindung atau wadah dari suatu produk. Suatu kemasan juga 3
Terence A. Shimp, Periklanan Promosi (Aspek Tambahan, Komunikasi Pemasaran Terpadu), Edisi Kelima, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 2003, hal 307
4
bisa dapat menjadi penentu selain kualitas, manfaat produk dan harga yang dipasarkan. Melihat banyaknya merek dan bermacam-macam jenis produk minuman suplemen makanan dipasarkan bukan rahasia lagi jika hanya merek yang terletak pada kemasan akan lebih mudah diingat oleh konsumen. Intinya nama suatu produk dan kemasan dapat memperkuat satu sama lain.4 Suatu kemasan yang bagus mempunyai banyak faktor yaitu antara lain : karakteristik produk, proses produksi, produk pesaing, sasaran pasar, jalur distribusi, promosi, dan kecenderungan pasar.5 Karakteristik tentang produk merupakan gambaran umum atau ciri khas suatu produk. Menurut Rhenald Kasali, karakteristik produk merupakan positioning dengan menonjolkan suatu keistimewaan produk dan konsep.6 Faktor lain dari kemasan yang bagus adalah proses produksi. Proses produksi kemasan harus berdasarkan dengan pertimbangan biaya produksi sehingga kemasan yang dibuat tidak melebihi dari biaya produksi. Selain faktor proses produksi, produsen juga harus bisa mengamati produk kompetitor sebab dalam membentuk kemasan kita memerlukan sebuah konsep dalam pemilihan unsur-unsur daya tarik kemasan yang menarik seperti: pemilihan warna, bentuk, merek, ilustrasi, teks, dan tata letak yang termasuk kedalam penampilan kemasan, sehingga menjadikan suatu ciri khas dari sebuah produk atau perusahaan. Maka dari itu, seorang produsen juga harus dapat mengikuti perkembangan mode yang ada dan sedang berjalan saat ini. Lebih baik lagi jika produsen bisa membuat atau 4
Dedy Damaluddin Malik, Komunikasi Persuasif, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1994, hal 135 Iwan Wirya, Kemasan Yang Menjual, Gramedia, Jakarta, 1999, hal 2 6 Rhenald Kasali, Manajeman Periklanan (Konsep dan Aplikasinya di Indonesia), Grafiti, Jakarta, 1993, hal 158 5
5
menciptakan desain baru yang lebih kreatif sehingga menarik konsumen agar tidak jenuh. Bagaimana pun tidak ada alasan untuk konsumen dalam membeli suatu produk hanya karena suatu kemasan saja, melainkan kemasan tersebut mempunyai daya tarik tersendiri yang bisa dapat mempengaruhi konsumen secara psikologis. Sebuah daya tarik kemasan baru sangatlah penting sebab bisa dapat memunculkan sebuah perhatian, kemudian minat beli dan menimbulkan keinginan mempunyai serta akhirnya sampai pada tindakan untuk membeli produk tersebut. Dalam penelitian ini, menurut manajemen Bintang Toedjoe produk minuman suplemen makanan Extra Joss mencoba untuk berinovasi atau memperbaharui kemasannya. Hal ini dikarenakan kemasan lama yang telah digunakan sudah dianggap tidak menarik konsumen lagi dan kurang modern, disebabkan semakin banyaknya produk-produk minuman suplemen makanan baru yang sejenis dengan kemasan yang lebih menarik sehingga penjualan menurun. Oleh karena itu, untuk merebut pangsa pasar dan konsumen serta meningkatkan penjualan kembali, maka Team Leader Brand Manager Extra Joss mencoba untuk melakukan inovasi atau pemberharuan kemasan dengan mencoba memahami selera konsumennya dalam memilih warna, bentuk, merek, ilustrasi, teks, dan tata letak pada kemasan baru dengan bertujuan untuk konsumen lebih mengenal, lebih mengetahui dan menjadikan top mind dibenak konsumen bahwa Extra Joss merupakan produk minuman suplemen makanan lainnya yang sejenis.
6
Dalam hal tersebut diatas, maka manajemen dari Bintang Toedjoe mempunyai target market Extra Joss Active yaitu laki-laki berusia 15 sampai 40 tahun yang memerlukan extra stamina tubuh dan extra konsentrasi. Maka Extra Joss mencoba mengubah penampilan kemasannya dengan menggunakan beberapa warna yang ceria dan warna muda yang merupakan warna yang menarik untuk konsumen sehingga mereka tertarik dan pada akhirnya melakukan suatu tindakkan pembelian. Sebagai produk minuman suplemen makanan yang telah cukup lama dan sudah dikenal dikalangan konsumen, Extra Joss kini hadir dengan kemasan dan tulisan yang menarik dengan penampilan barunya untuk semua range Extra Joss yang ada saat ini. Selain itu juga, Extra Joss meluncurkan beberapa varian antara lain rasa krim soda, apel blackcurrants, dan anggur burst yang lebih mengejutkan. Berikut ini adalah kemasan lama Extra Joss dan kemasan baru Extra Joss : Kemasan Lama
Kemasan Baru
7
Peluncuran kembali varian ini bertujuan untuk memperbaharui atau inovasi seluruh rangkaian kemasan Extra Joss sehingga lebih menarik konsumen dan pada akhirnya dapat merebut pangsa pasar dan konsumen serta meningkatkan penjualan. Manajeman
Bintang
Toedjoe
beranggapan,
bahwa
Extra
Joss
menampilkan daya tarik kemasan dengan menonjolkan penampilan, warna, dan manfaat kegunaannya yang diperlukan maupun dibutuhkan konsumen serta mudah dibawa kemana saja. Oleh karena hal tersebut sesuai dengan apa yang diberikan oleh produknya yaitu produk minuman suplemen makanan dengan target market konsumen yang berumur 15 sampai dengan 40 tahun. Selain itu juga konsumen dengan diharapkan dapat mudah mengerti dan memahami bahwa Extra Joss merupakan minuman suplemen makanan dengan berbagai macam varian rasa yaitu krim soda, apel blackcurrant, dan anggur burst. Kemasan produk baru atau produk lama yang telah di inovasi dipasarkan dalam suatu promosi untuk lebih dikenal, baik melalui media cetak maupun media elektronik. Dalam sebuah kemasan yang meliputi akan bentuk, warna, ilustrasi teks / typografi, dan tata letak atau lay out yang secara utuh pada tampilan kemasan menjadi sangat penting. Hal tersebut dikarenakan rangkaian kemasan menunjang daya tarik bagi konsumen, sehingga konsumen tertarik untuk melihat dan terdorong untuk melakukan tindakan pembelian atas produk tersebut. Berdasarkan pengamatan terhadap remaja Rw.05 Kreo Selatan, banyak warga remaja yang mengkonsumsi atau menggunakan produk Extra Joss dengan usia rata-rata dari 15 sampai 40 tahun. Hal itulah yang membuat peneliti sangat berminat untuk meneliti ditempat tersebut.
8
1.2
Perumusan Masalah Dari uraian latar belakang masalah, maka perumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah terdapat hubungan daya tarik kemasan baru Extra Joss Active terhadap minat beli konsumen remaja Rw.05 Kreo Selatan?”
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara daya tarik kemasan baru Extra Joss Active terhadap minat beli remaja Rw.05 kreo selatan.
1.4
Signifikasi Penelitian Signifikasi penelitian ini terdiri atas:
1.4.1 Signifikasi Akademis Penelitian ini diharapkan supaya dapat memberikan masukan atau sumbangan dalam kajian di Studi Ilmu Komunikasi, khususnya dibidang Marketing Communication and Advertising. Selain itu juga, penelitian diharapkan sebagai alternatif baru mengenai pengetahuan dan wawasan yang luas terhadap kemasan produk baru yang dibuat oleh produsen yang bisa dapat mempengaruhi perilaku konsumen. 1.4.2 Signifikasi Praktis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan maupun sumbangan pemikiran bagi para Brand Manager maupun Product Designer dalam mendesain atau membuat suatu kemasan, serta PT Bintang Toedjoe dan
9
pada khususnya Team Leader dari Extra Joss yang telah menggunakan kemasan sebagai salah satu unsur penting yang bisa menstimuli minat beli konsumen khalayak remaja.
10
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN
2.1
Komunikasi
2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi, sebagai kata yang abstrak, pada dasarnya sulit untuk didefinisikan. Komunikasi memiliki sejumlah arti. Para pakar telah membuat banyak upaya untuk mendefinisikan komunikasi. Namun, menetapkan satu definisi tunggal terbukti tidak mungkin dan tidak berguna, utamanya melihat pada berbagai ide yang dibawa dalam istilah itu. Definisi mana yang akan kita pilih, tergantung kegunaan-kegunaannya, dan dalam hal apa definisi itu kita perlukan. Sebagai gambaran ada beberapa definisi komunikasi adalah sebagai berikut : Menurut Carl I.Hovland, mendefinisikan ilmu komunikasi adalah suatu sistem yang berusaha menyusun prinsip-prinsip dalam bentuk yang tepat mengenai hal memindahkan penerangan dan membentuk pendapat serta sikapsikap. Sedangkan mengenai komunikasi Carl I.Hovland mengemukakan bahwa Komunikasi adalah proses dimana seorang individu (komunikator) mengoperkan perangsang (biasanya lambang-lambang bahasa) untuk merubah tingkah laku individu-individu yang lain (komunikan).7 Selanjutnya, menurut William Albig mengidentifikasikan Komunikasi 7
Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen (Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran), Jakarta, Kencana, 2003, hal 239
11
adalah proses pengoperan lambang-lambang yang berarti di antara individuindividu. Sedangkan Wilbur Schramm memberikan gambaran antara lain, bahwa ”communication” berasal dari perkataan lain “common” sama dengan sama. Jadi, apabila kita akan mengadakan komunikasi menurut Wilbur Schramm berarti kita berusaha mengadakan “persamaan” dengan orang lain.8 Dari beberapa pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ilmu komunikasi itu mempelajari seuatu gejala yang sama yaitu pernyataan yang dilakukan oleh manusia. Dengan demikian yang dipelajari oleh komunikasi adalah “pernyataan manusia”, sedangkan pernyataan tersebut dapat dilakukan dengan kata-kata tertulis ataupun lisan, disamping itu dapat dilakukan juga dengan isyarat-isyarat atau simbol-simbol. 2.1.2 Proses Komunikasi Proses sering diartikan sebagai kegiatan atau pengolahan yang terusmenerus. Ada pula yang mengartikan dan menjelaskan sebagai suatu fenomena yang menunjukkan perubahan dalam suatu waktu secara terus-menerus. Bila komunikasi itu suatu proses berarti peristiwa dan atau perubahan yang menyusul terus-menerus dan karena itu sebagai suatu proses, komunikasi itu tumbuh, berubah, berganti, bergerak sampai akhir zaman. Komunikasi terjadi dalam hubungan pengirim dan penerima. Komunikasi dapat mengalir dalam satu arah dan berakhir disana. Atau sebuah pesan dapat menimbulkan respon secara formal yang dikenal dengan nama umpan balik dari penerima. Adapun gambarnya adalah sebagai berikut:9
8
Ibid., hal 240
12
Skema 2.1.2 Model Proses Komunikasi
mengirim
pesan
Pengirim
Penyandian
Saluran
pesan
menerima
Pengartian
Penerima
(sumber)
menerima
gangguan
mengirim
Umpan Balik
Pengiriman atau sumber pesan, hal ini mulanya akan terjadi komunikasi. Dalam sebuah organisasi, pengirim dapat berupa seseorang dengan informasi, kebutuhan, atau keinginan dan dengan tujuan mengkomunikasikannya kepada satu atau beberapa orang lain. Penerima, adalah orang yang inderanya menerima pesan dari pengirim. Bila pesan tidak sampai pada penerima, komunikasi belum terjadi. Situasi itu tidak banyak diperbaiki bila pesan mencapai penerima tidak memahaminya. Tiga faktor yang dapat mempengaruhi suatu komunikasi efektif atau tidak efektif adalah penyandian, pengartian, dan gangguan. Penyandian, terjadi ketika pengirim menterjemahkan informasi untuk dikirimkan menjadi serangkaian simbol. Penyandian itu perlu karena informasi hanya dapat dikirimkan dari seseorang kepada orang lain lewat simbol. 9
Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen (Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran), Jakarta, Kencana, 2003, hal 242
13
Pengartian, adalah proses yang dilakukan oleh penerima untuk menginterprestasikan pesan dan menterjemahkannya ke dalam informasi yang mempunyai arti. Ini adalah proses dua langkah. Pertama, penerima harus menerima pesan itu, kemudian mengartikannya. Pengartian dipengaruhi oleh pengalaman penerima, penilaian pribadi mengenai simbol dan gerak tubuh yang dipakai, harapan, dan kesamaan arti dengan pengirimnya. Gangguan, adalah faktor apapun yang mengganggu, membingungkan, atau mencampuri komunikasi. Gangguan dapat timbul dalam saluran komunikasi atau metode pengiriman. Gangguan dapat terjadi interval maupun eksternal. Gangguan dapat terjadi pada tahap manapun dari proses komunikasi. Gangguan terutama amat mengganggu dalam tahap penyandian dan pengartian.10 2.1.3 Teori Efek Komunikasi Efek komunikasi adalah pengaruh yang ditimbulkan oleh pesan komunikator dalam diri komunikannya. Untuk menggambarkan sebuah pengalih media komunikasi terhadap konsumen, dapat diterapkan melalui model pendekatan Dagmar, yaitu model komunikasi yang dasar dimodifikasi oleh Russell H. Colley (1961) untuk memilih dan menentukan tujuan, memecahkan masalah yang dihadapi para manejer pemasaran, mengendalikan usaha-usaha periklanan dan mengembangkan model hubungan tanggapan penjualan.11 Dalam pendekatan Dagmar, dikembangkan suatu metode yang disebut proses komunikasi yang terdiri dari langkah-langkah yang harus dilalui suatu produk untuk sampai pada tujuan yang dikehendakinya, yaitu berupa tindakan yang diambil konsumen. 10 11
Ibid, hal 242 Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan (Konsep dan Aplikasinya di Indonesia), Jakarta, Grafiti, 1993, hal 51
14
Skema 2.1.3 Hierarchy of Effects Model Ketidaksadaran (Unawareness)
Kesadaran (Awareness)
Pemahaman dan Citra (Comprehension and Image)
Sikap (Attitude)
Tindakan (Action)12
Proses komunikasi diatas dapat diuraikan sebagai berikut ini: a. Ketidaksadaran (Unawareness) Merupakan bahwa seseorang konsumen berada dalam tahap dimana ia tidak sadar akan kehadiran suatu produk, belum pernah melihat ataupun mendengar produk tersebut sebelumnya. b. Kesadaran (Awarness) Merupakan dimana tujuan dari dibuatnya periklanan, yaitu meraih sebuah –
12
Ibid, hal 52
15
kesadaran konsumen sebagai langkah wujud awal. c. Pemahaman dan Citra (Comprehensive and Image) Pada tahap ini dibutuhkan sebagai proses sebelum seseorang mengatakan suka atau tidak sukanya terhadap produk, yakni proses belajar dalam bidang kognitif. d. Sikap (Attitude) Tahap ini dipastikan bagaimana sikap seseorang konsumen dari tahap sebelumnya yang hanya ingin memiliki bayangan akan suatu produk menuju pengevaluasian produk. e. Tindakan (Action) Pada tahap akhir ini dimana seorang produsen mengharapkan calon pembeli produk
atau
konsumen
mengambil
suatu
tindakan-tindakan
yang
diharapkannya.
Model Dagmar sebenarnya hanya salah satu dari sekian banyak model komunikasi yang dijabarkan melalui suatu hierarki atau tahapan-tahapan. Di samping model komunikasi diatas, setidaknya ada tiga model proses komunikasi lainnya yang cukup populer, yakni: model AIDA atau AIDCA, model AIETA dan model Lavidge-Gary Steiner. Tetapi dalam penelitian ini, peneliti hanya mengambil dua model saja karena sesuai dengan apa yang sedang diteliti oleh peneliti, antara lain model AIDA atau AIDCA dan model Lavidge-Gary Steiner. Untuk lebih jelasnya maka peneliti akan menjabarkan kedua model proses komunikasi tersebut dibawah ini:
16
Skema 2.1.3.1 Model Proses Komunikasi AIDCA Attention (Perhatian)
Interest (Minat atau Ketertarikan)
Desire (Keinginan atau Kebutuhan)
Conviction (Keyakinan)
Action (Tindakan)13
Dalam pembuatan iklan, untuk menghasilkan iklan yang baik dan menarik harus memperhatikan bagan diatas yang diartikan sebagai berikut: 1. Attention (Perhatian) Iklan bisa dapat menarik perhatian khalayak sasarannya, sebab itu penting memperhatikan ukuran untuk sebuah media cetak atau media elektronik dalam durasi penayangan untuk media penyiaran, unsur-unsur daya tarik kemasan – 13
Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan (Konsep dan Aplikasinya di Indonesia), Jakarta, Grafiti, 1993, hal 53
17
(warna, bentuk, typografi atau teks, ilustrasi, dan layout atau tata letak) untuk menunjang efek keseluruhan, dan pesan yang disampaikan dalam sebuah kemasan harus menarik, bagus, mudah dimengerti, dan efektif untuk perhatian khalayak. 2. Interest (Minat atau Ketertarikan) Perhatian yang diterima khalayak sasaran harus dapat ditingkatkan menjadi minat, sehingga timbul rasa ingin tahu secara lebih rinci dari dalam diri calon pembeli. Unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah kemasan harus memancing minat konsumen sehingga membuat mereka ingin melihat lebih lanjut. 3. Desire (Kebutuhan atau Keinginan) Langkah selanjutnya adalah berhasil menggerakan keinginan orang untuk memiliki atau menikmati produk yang diiklankan. Maksudnya kebutuhan atau keinginan mereka untuk menikmati produk yang diiklankan. 4. Conviction (Keyakinan) Merupakan suatu langkah yang sangat baik bila kita mampu menciptakan keinginan untuk membeli, memiliki atau menikmati produk yang diinginkan, namun desainer kemasan harus bisa membuat kemasan yang mampu memunculkan keyakinan bahwa ilustrasi dan typografi atau teks yang terdapat di kemasan harus bisa dapat mewakili citra dari produk tersebut, sehingga mampu memunculkan keyakinan bahwa memang layak untuk melakukan pembelian dan hal itu akan memberikan kepuasan sebagaimana yang mereka inginkan. 5. Action (Tindakan)
18
Selanjutnya adalah akhir sampai pada upaya terakhir untuk membujuk calon pembeli untuk segera mungkin melakukan tindakan pembelian produk seperti harapan produsen. Model Lavidge – Gary Steiner dipelopori oleh dua orang psikologi sosial yang melihat bahwa ada enam tahap yang harus dilalui dalam proses komunikasi sebelum orang menerima sesuatu hierarki. Proses itu adalah sebagai berikut: Skema 2.1.3.2 Model Proses Komunikasi Lavidge – Gary Steiner Awareness Proses Kognitif Knowledge
Liking Proses Afektif Preference
Conviction Proses Konotatif Purchase14
Setiap hari konsumen dijejali oleh ratusan tampilan iklan baik dari media televisi, radio, surat kabar, majalah atau media lainnya. Ada pula iklan yang menarik, kurang menarik, bahkan sama sekali tidak menarik, sehingga konsumen tidak pernah ingat akan iklan yang tidak menarik tersebut. Dari hal
19
tersebut bisa mengakibatkan suatu perubahan berupa sebuah efek atau dampak periklanan dalam setiap individu, antara lain : a. Dampak Kognitif Adalah sesuatu yang berhubungan dengan gejala mengenai pikiran yang berupa pengolahan, pengalaman, dan keyakinan serta harapan dalam individu tentang mengenai obyek atau kelompok tertentu. b. Dampak Afektif Adalah sesuatu yang berupa wujud dari proses yang berhubungan mengenai perasaan-perasaan tertentu, seperti rasa ketakutan, simpati, antipati, dan sebagainya yang diwujudkan pada objek tertentu. c. Dampak Konatif atau Behaviour Adalah sesuatu yang merupakan wujud dari proses yang tendensi atau kecenderungan berbuat sesuatu terhadap objek, seperti kecenderungan memberikan pertolongan, menjauhkan diri dan lain-lainnya.15 Seperti yang sudah diterangkan diatas tadi, bahwa tujuan periklanan yaitu membujuk konsumen untuk membeli produk. Oleh sebab itu, maka perlu dikembangkan suatu metode proses komunikasi yang terdiri dari tahap-tahap yang harus dilalui suatu produk untuk sampai pada tujuan yang dikehendaki, yaitu berupa tindakan yang diambil oleh konsumen. Dari efek – efek komunikasi tersebut, bila di kaitkan dengan penelitian ini, maka peneliti akan meneliti sampai pada tahap akhir dari efek komunikasi yaitu tindakan atau perilaku konsumen, karena sesuai dengan judul penelitian yang –
14
Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan (Konsep dan Aplikasinya di Indonesia), Jakarta, Grafiti, 1993, hal 54 15 S. Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta, 1994, hal 5.27
20
diambil yaitu Hubungan Daya Tarik Kemasan Baru Extra Joss Active terhadap Minat Beli Konsumen (Survei Terhadap Remaja Rw.05 Kreo Selatan).
2.2
Komunikasi Pemasaran Pemasaran modern memerlukan lebih sekedar mengembangkan produk yang baik, menawarkannya dengan harga yang menarik, dan membuatnya mudah dijangkau. Perusahaan juga harus berkomunikasi dengan para pemercaya (Stakeholder) yang ada sekarang dan yang potensial, serta masyarakat umum. Setiap perusahaan tidak dapat menghindari perannya sebagai komunikator dan promotor. Bagi sebagian besar perusahaan, pertanyaannya bukan apakah akan melakukan komunikasi tersebut atau tidak, tetapi lebih pada apa yang akan di komunikasikan, kepada siapa, dan seberapa sering. Komunikasi pemasaran dapat dipahami dengan menguraikan dua unsur pokoknya, yaitu komunikasi dan pemasaran. Komunikasi adalah proses dimana pemikiran dan pemahaman di sampaikan antar individu, atau antar organisasi dengan individu. Sedangkan Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan di mana organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dengan pelanggannya. Tentu saja, pemasaran lebih umum pengertiannya daripada komunikasi pemasaran, namun kegiatan pemasaran banyak mengelibatkan aktivitas komunikasi. Jika digabungkan, komunikasi pemasaran adalah merepresentasikan gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya.16
21
Komunikasi pemasaran memegang peranan yang sangat penting bagi pemasar. Tanpa komunikasi, konsumen maupun masyarakat secara keseluruhan tidak akan mengetahui keberadaan produk di pasar. Komunikasi pemasaran ini memerlukan ataupun menyedot dana yang sangat besar, oleh karena itu pemasar hati-hati dan penuh perhitungan dalam menyusun rencana komunikasi pemasaran.
2.3
Periklanan Sebagai Proses Komunikasi Pemasaran Setiap hari konsumen dijejali oleh ratusan tampilan iklan baik televisi, radio, surat kabar, majalah atau media yang lainnya. Ada pula iklan yang menarik, kurang menarik, bahkan sama sekali tidak menarik, sehingga konsumen tidak pernah ingat akan iklan yang tidak menarik tersebut. Seperti iklan dipercaya sebagai cara untuk mendorong penjualan yang punya anggaran cukup besar untuk kegiatan pemasaran. Proses periklanan umumnya mengandung nilai komunikasi, karena periklanan merupakan suatu komunikasi massa dan harus dibayar untuk menarik kesadaran, menanamkan informasi, mengembangkan sikap atau mengharapkan adanya suatu tindakan yang menguntungkan bagi pengiklan.17 Komunikasi merupakan proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain atau publik untuk memberitahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku baik secara langsung maupun tidak langsung melalui media. Dalam kegiatan pengiklan, sumber mengharapkan dampak yang positif dari konsumen, karena pengiklan adalah suatu usaha untuk mendorong dari tahap 16
Terence A. Shimp, Periklanan Promosi (Aspek Tambahan, Komunikasi Pemasaran Terpadu), Edisi Kelima, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 2003, hal 4 17 Renald Kasali, Manajemen Periklanan (Konsep dan Aplikasinya di Indonesia), Jakarta, Grafiti, 1993, hal 51
22
tidak tahu akan suatu produk sampai akhirnya tertarik terhadap produk tersebut. Pada umumnya komunikator berusaha agar komunikan mau merubah sikap, mengetahui menyakini atau bertindak sesuai dengan harapan dan keinginan.18 Dalam pengetahuan iklan memberikan informasi dan fakta-fakta mengenai produk.
Dengan
mendapatkan
informasi,
seseorang
bisa
mendapatkan
pengetahuan tentang iklan serta dapat disebut efektif bila ia berhasil menambah pengetahuan khalayak mengenai suatu produk. Iklan dapat juga sebagai teknik penyampaian pesan dalam bidang bisnis yang sifatnya non personal secara teoritik melaksanakan fungsi-fungsi seperti yang terdapat di media massa lainnya. Selain itu juga, iklan berfungsi sebagai dalam pemasaran serta bisa menghasilkan uang karena konsumen membeli produk yang diiklankan serta memberikan informasi singkat bagi calon pemakai jasa atau barang. Iklan merupakan bagian dari promotion mix. Secara sederhana iklan merupakan sebagai segala bentuk pesan suatu produk yang disampaikan melalui media dan ditunjukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. Jadi, iklan adalah media yang paling potensial dalam menyampaikan pesan penjualan yang persuasif.19 Oleh karena itu, dalam suatu kampanye periklanan ada suatu proses yang dilewati agar memperoleh respon dari khalayak. Sandra Moriarty dalam bukunya Creative Advertising : Theory and Practice menggambarkan proses komunikasi tersebut dalam bentuk bagan.20 18
M. Wayne Delozer, The Marketing Communication Process, Tokyo, McGraw-Hill Kogakuslia Ltd, 1976, hal 27 19 Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia, Bina Press dan Grafika, Jakarta, 1993, hal 5 20 Sandra E. Moriarty, Creative Advertising : Theory and Practice, New Jersey USA : Prentice Hall, 1991, hal 5-6
23
Skema 2.3 Proses Komunikasi
Source (Advertiser)
Encoder (Agency)
Message (Advertisement)
Channel (Media)
Noise (Competitor)
Receiver (Viewer)
Feed Back
Sumber : Creative Advertising : Theory and Practice (New Jersey USA : Prentice Hall, 1991)
Proses komunikasi dalam iklan dimulai dari produsen (source) menggunakan jasa biro iklan (encoder) untuk menyampaikan pesan iklan (message) yang disampaikan melalui berbagai media (channel). Pesan yang disampaikan harus cukup kuat untuk bersaing dalam mengatasi berbagai pesan lainnya (noise), sehingga dapat dimengerti (decoded) oleh pemirsa, pendengar, pembaca (receiver). Untuk mengetahui apakah pesan itu berhasil diterima, pengiklan harus mendapatkan informasi kembali (feed back), yaitu bagaimana seseorang bereaksi terhadap pesan tersebut.21
2.4
Minat Beli Dalam hal daya tarik kemasan yang memiliki efek positif dapat memunculkan kepercayaan dan mendukung keberhasilan suatu penjualan, contohnya adalah munculnya minat terhadap daya tarik kemasan terhadap suatu produk. Minat adalah kemauan yang terdapat dalam hati atas sesuatu, gairah, dan 21
Ibid., hal 5
24
keinginan.22 Minat sangat berpengaruh pada tingkat tindakan seseorang dalam proses pemasaran. Dengan rasa ingin tahu itulah seseorang akan merasa tertarik bahwa dirinya butuh akan minuman suplemen makanan untuk dirinya sendiri. Minat merupakan rasa ingin tahu secara lebih rinci didalam diri calon pembeli. Minat beli merupakan keinginan maupun kebutuhan seseorang akan produk minuman suplemen makanan, sehingga pada kesempatan yang tidak diduga orang itu akan tertarik untuk berminat membeli produk yang disenangi. Dengan demikian minat juga dapat merupakan sebagai keinginan maupun kebutuhan dari seseorang yang baik itu keinginan maupun kebutuhan sendiri ataupun adanya dorongan serta rangsangan dari sesuatu yang dilihat maupun dirasakannya. Minat bisa timbul dikarenakan atas keinginan atau ketertarikan maupun kebutuhan kita terhadap sesuatu produk. Menurut Onong U. Effendy tahapan-tahapan mengenai tentang minat beli adalah sebagai berikut:23
”tidak ada orang yang berminat suatu barang kalau perhatiannya tidak tertarik oleh produk itu. Jadi perhatiannya itu harus terpikat, sehingga menimbulkan rasa kemudiannya digerakkan menjadi keyakinan dan selanjutnya keyakinan itu digerakan untuk membeli”.
Minat menurut psikologi adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran perasaan, harapan prasangka, dan kecenderungan-kecenderungan lain yang mempengaruhi konsumen pada suatu pilihan tertentu terhadap produk. Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa kemasan mempunyai daya tarik 22
Peter Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kotemporer, Modern English Perss, Jakarta, 1995, hal 979 23 Onong Uchajana Effendi, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2000, hal 33
25
yang dapat dilihat dari unsur grafis pada suatu kemasan produk. Unsur-unsur pada kemasan sedikit banyak mempengaruhi minat konsumen untuk membeli. Semakin banyak memperhatikan setiap unsur kemasan produk maka semakin efektif kemasan tersebut untuk menarik minat beli konsumen.
2.5
Daya Tarik Kemasan Daya tarik kemasan dalam periklanan digunakan untuk mendapatkan tanggapan dan sasaran untuk bisa dapat mempengaruhi perasaan sasaran terhadap produk atau jasa tertentu. Sebuah gaya implementasi mengarahkan pada satu daya tarik tertentu mempunyai tujuan untuk dituangkan dalam suatu bentuk pesan yang akan dipresentasikan pada sasaran. Daya tarik menurut J.S Badudu dan Moh. Zain (1994; 83) adalah sebagai berikut: a. Daya tarik merupakan kekuatan atau tenaga untuk menarik sesuatu. b. Daya tarik merupakan tenaga untuk menarik perhatian orang. Sedangkan menurut kamus bahasa karangan W.J S Poerwadarmanto (1992; 318) yaitu bahwa daya tarik merupakan suatu yang dapat memenuhi kebutuhan orang terhadap sesuatu. Menurut Alo lili weri, adalah Daya tarik merupakan appeals pesan yang mengacu pada motif psikologis yang mengandung, seperti pesan yang rasional, emosional, dan daya tarik akan ganjaran tertentu.24 Daya tarik kemasan adalah daya tarik yang disampaikan melalui unsurunsur grafis, seperti warna, bentuk, merek, ilustrasi, huruf dan tata letak.
26
a. Warna Pemanfaatan warna dalam kemasan memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan banyak hal pada para pembeli prospektif, termasuk kualitas, rasa, serta kemampuan produk untuk memuaskan beragam kebutuhan psikologis. Berbagai penelitian telah mendokumentasikan peran penting bahwa warna berperan dalam mempengaruhi panca indera kita. Dalam salah satu studi, para peneliti menguji peran yang ditunjukkan warna dengan menggunakan pudding vanilla menambahkan warna-warna makanan untuk menciptakan rasa, warna coklat gelap, coklat sedang dan coklat terang. Pudding tersebut, yang sebenarnya identik meski dalam tiga versi eksperimental (yakni vanilla), diterima sebagai berasa coklat. Terlebih lagi, pudding coklat terang diterima berasa seperti krim, mungkin karena warna krim adalah putih.25 Strategi pemanfaatan warna dalam kemasan cukup efektif karena warna dalam kemasan cukup efektif karena warna mempengaruhi orang secara emosional. Beberapa ini adalah contoh warna dalam kemasan baru antara lain: 1. Warna Kuning Merupakan warna yang terang mempunyai keterlihatan atau kejelasan yang tinggi. Warna ini membuat objek terlihat lebih megah dan condong bergerak maju serta dapat dipakai untuk mencetak latar belakang hampir sepenuhnya. Dalam hal ini warna kuning digunakan untuk sebagai latar belakang tulisan.
24 25
Alo Lili Weri, Dasar Komunikasi Periklanan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1992, hal.25 Terence A. Shimp, Periklanan Promosi (Aspek Tambahan, Komunikasi Pemasaran Terpadu), Edisi Kelima, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 2003, hal 308
27
2. Warna Hijau Merupakan warna yang mempunyai sifat lembut, sejuk, segar dan kalem. Warna hijau sangat serasi dikombinasikan dengan warna kuning dan warna merah. Warna hijau kelihatan segar dan sejuk. Hijau memiliki kualitas pengenalan yang baik dan hijau-kuning memiliki keterlihatan yang baik.26 3. Warna Merah Merupakan warna yang istimewa dan memiliki daya tarik impuls yang tinggi sebab langsung terfokus dimata dan sesaji untuk sudut yang tajam. Warna merah membuat daya tarik tampak dekat, dapat meningkatkan respon automotik, paling mudah dikenal dan mudah dilihat pada pada situasi apapun. b. Bentuk Bentuk petunjuk dalam kemasan merujuk pada pengorganisasian berbagai elemen dalam kemasan. Desain kemasan yang efektif adalah salah satu yang memungkinkan arus mata yang sehat dan menyediakan poin fokus bagi konsumen. Para designer kemasan menyatakan beragam elemen bersamasama dalam satu kemasan untuk membantu mendefinisikan citra merek. Berbagai elemen tersebut termasuk sebagai tambahan bagi warna, bentuk, ukuran, dan desain label. Salah satu cara membangkitkan perasaan yang berbeda, adalah melalui pilihan slop, panjang, dan ketebalan garis kemasan. Suatu bentuk kemasan juga berpengaruh pada penampilan volume kotak kemasan.
26
Iwan Wirya, Kemasan Yang Menjual, Gramedia, Jakarta, 1999, hal 2
28
Secara umum, bila kedua kemasan memiliki volume yang sama tetapi bentuk yang berbeda, bentuk kemasaan yang lebih tinggi akan tampak memiliki isi yang lebih banyak, karena berhubungan dengan ketinggiannya, yang biasanya dihubungkan dengan volume.27 c.
Brand atau Merek Merek adalah suatu nama atau istilah, tanda, lambang, desain, atau gabungan dari semua yang diharapkan dapat mengidentifikasikan suatu produk atau jasa dari seseorang penjual atau sekelompok penjual dan diharapkan akan membedakan jasa atau barang dari produk milik pesaing.28 Bagi produsen mempunyai keuntungan untuk membantu program periklanan, membantu dalam perluasan market share yaitu bagian dari pasar yang ingin dikuasai produsen, mengurangi perbandingan harga dan mempermudah perluasan product mix.
d. Ilustrasi Ilustrasi adalah gambaran yang menghiasi cover atau sampul dari sebuah produk.29 Fungsi ilustrasi dalam kemasan adalah untuk menarik perhatian, menonjolkan keistimewaan produk, memenangkan persaingan dalam menarik perhatian konsumen, mendramatasikan pesan, merangsang minat membaca secara keseluruhan dan menjelaskan suatu pertanyaan. e. Typografi atau Teks Teks pada kemasan merupakan pesan yang berupa kata-kata yang dipakai
27
Terence A. Ship, Periklanan Promosi (Aspek Tambahan, Komunikasi Pemasaran Terpadu), Edisi Kelima, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 2003, hal 309 28 Philip Kotler, Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi Ketiga, Intermedia, Jakarta, 1987, hal 79 29 Peter Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kotemporer, Modern English Perss, Jakarta, 1995, hal 559
29
untuk menjelaskan produk yang ditawarkan dan sekaligus mengarahkan konsumen bersikap dan bertindak sesuai dengan harapan produsen.30 Typografi adalah sebuah seni yang memilih jenis huruf. Typografi mengarah kepada keterbacaan dan kemenarikan dan desain huruf yang dapat memunculkan gaya serta karakteristik subjek yang diiklankan.31 f. Layout atau Tata Letak Tata letak mempunyai dua tujuan antara lain yang dilihat dari fungsi teknik dan fungsi psikologis atau simbol. Fungsi teknik disini untuk menunjukkan dimana unsur dari kemasan akan diletakkan nantinya, lalu untuk fungsi psikologis atau simbol untuk memperhatikan citra daya tarik dari produk. Tata letak adalah menyusun semua survei grafis yang meliputi warna, bentuk, ilustrasi, tipografi menjadi satu kesatuan baru yang disusun dan ditempatkan pada halaman secara utuh dan terpadu. Setiap tata letak harus memiliki keseimbangan, titik pandang, kekontrasan, proposional, dan kesatuan. Kelima unsur diatas merupakan hal yang penting yang tidak boleh dilupakan oleh seorang designer product.
2.6
Konsep Kemasan Kemasan dapat diartikan sebagai seluruh kegiatan merancang dan memproduksi bungkus atau kemasan suatu produk. Ada tiga alasan mengapa kemasan diperlukan, antara lain adalah:
30 31
Iwan Wirya, Kemasan Yang Menjual, Gramedia, Jakarta, 1999, hal 32 Frank Jefkins, Periklanan, Edisi Ketiga, Erlangga, Jakarta, 1996, hal 248
30
1. Kemasaan memenuhi sasaran yaitu keamanan (safety) dan kemanfaatan (utilitarian). Kemasan melindungi produk dalam perjalannya dari produsen ke konsumen, dan dalam beberapa kasus bahkan sewaktu dipakai oleh konsumen. 2. Kemasan bisa melaksanakan program pemasaran perusahaan. Melalui kemasan identifikasi produk menjadi lebih efektif dan dengan sendirinya mencegah pertukaran produk pesaing. Para pengecer juga mengakui bahwa kemasan yang mengandung ciri-ciri promosi dan perlindungan barang yang efektif dapat membantu meningkatkan penjualan dan mengurangi biaya. Dalam hal ini kemasan berfungsi sebagai “silent sales person”. 3. Manajemen bisa mengemas produknya sedemikian rupa untuk meningkatkan memperoleh laba. Ada bentuk dan ciri kemasan yang sedemikian menariknya sehingga pelanggan atau konsumen bersedia membayar lebih mahal hanya untuk memperoleh kemasan istimewa itu, padahal perbedaan tingkat harga sudah melebihi biaya tambahan untuk memproduksi kemasan istimewa.32 Pengemasan mencakup semua kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau pembungkus untuk suatu produk. Kemasan dapat digunakan semaksimal mungkin untuk memasarkan jika fungsi kemasan menampilkan sejumlah faktor penting seperti faktor pengaman, ekonomi, pendistribusian, komunikasi, argonomi, estetika, dan identitas. Perkembangan baru dalam kemasan terjadi dengan cepat sekali dan tiada henti-hentinya
memaksa
pihak
manajemen
untuk
terus
memperhatikan
pembaharuan dalam desain kemasan mereka. Umumnya manajemen mempunyai
31
dua alasan untuk merubah kemasan dengan menangkal menurunnya penjualan dan memperluas pasar serta menarik kelompok baru para konsumen.33
2.7
Konsumen Remaja Konsumen merupakan orang-orang yang dituju atau menjadi sasaran komunikasi, baik dalam bentuk kelompok atau organisasi yang berkumpul di suatu tempat maupun dalam keadaan terpencar-pencar, tetapi sama-sama terpikat perhatiaannya oleh suatu pesan dari media massa. Dalam upaya periklanan, konsumen sasaran (target audiens) telah dijadikan sasaran dalam suatu upaya komunikasi. Dalam penelitian ini yang disebut konsumen yaitu orang-orang yang dikategorikan kedalam usia remaja yang sesuai dengan konsumen sasaran dari produsen. Menurut Mappiare (1982), konsep mengenai “remaja” didefinisikan berdasarkan berlangsungnya antara umur 12 tahun sampai dengan 30 tahun bagi perempuan dan 13 tahun sampai dengan 30 tahun bagi laki-laki. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia 12/13 tahun sampai dengan 17/18 tahun adalah remaja awal dan usia 17/18 tahun sampai dengan 29/30 tahun adalah remaja akhir. Sedangkan hukum di Amerika Serikat saat ini, individu dianggap telah dewasa apabila telah mencapai usia 18 tahun dan bukan 21 tahun seperti ketentuan sebelumnya (Hurlock, 1991). Pada usia ini, umumnya anak sedang duduk dibangku sekolah menengah.34
32
William J Stanson, Prinsip Pemasaran, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 1993, hal 273 Ibid., hal 280 34 Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik), Bumi Aksara, Jakarta, 2005, hal.9 33
32
Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa Latin yaitu adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”. Bangsa primitif dan orang-orang purbakala memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode lain dalam rentang kehidupan. Anak dianggap sudah dewasa apabila sudah mampu mengadakan reproduksi.35
35
Ibid, hal 10
33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Tipe Penelitian Sifat penelitian ini adalah Eksplanatif, dimana penelitian ini dimaksudkan untuk mencari hubungan daya tarik kemasan dengan minat beli konsumen. Eksplanatif merupakan suatu penelitian yang mendefinisikan untuk mencari hubungan antara variabel yang satu dengan yang lainnya, atau suatu variabel disebabkan serta dipengaruhi oleh variabel lainnya.36 Adapun dari tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana sebuah kolerasi antara kedua buah variabel diatas. Sebuah metode kolerasi bertujuan untuk mencari sejauh mana hubungan antara dua variabel atau lebih, sedangkan kalau dua variabel disebut sebagai kolerasi sederhana (simple correlation). Jika lebih dari dua variabel maka disebut dengan kolerasi ganda (multiple correlation).37 Dalam
penelitian
ini
menggunakan
kolerasi
sederhana
(simple
correlation), karena hanya mengukur dua variabel yaitu variabel daya tarik kemasan dengan variabel minat beli konsumen. Secara umum, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data-data yang berbentuk angka-angka dengan menggunakan skala interval yang pada akhirnya data-data tersebut diolah secara statistik sehingga menghasilkan angka-angka yang diinterprestasikan sebagai hasil penelitian. 36
Sanafih Faisal, Format 3, Penelitian Sosial, Rajawali Perss, Jakarta, 1992, hal 21
34
3.2
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Metode survei yaitu penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok daerah.38 Selain itu juga, survei merupakan penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.39 Metode penelitian survei adalah metode pertama kali yang mempunyai sifat kuantitatif. Dalam metode survei juga dikerjakan evaluasi serta perbandinganperbandingan terhadap hal-hal yang telah dikerjakan orang dalam menangani situasi atau masalah yang serupa dan hasilnya dapat digunakan dalam pembuatan rencana. Dengan penekanan maka menggunakan pengumpulan data yang respresentatif, tidak hanya pernyataan tentang suatu masalah tetapi juga dapat menerangkan sebagai dari suatu kelompok. Metode kuantitatif merupakan alat guna memperoleh gambaran dan memahami tindakan dengan melalui kuesioner yang kemudian dideskripsikan dalam angka-angka statistika. Alasan peneliti menggunakan metode ini karena biasanya survei dipakai pada sampel yang mewakili populasi, selain itu juga penggunaan survei melibatkan banyak responden dan mencakup area yang lebih luas dibandingkan dengan metode lainnya.40
37
Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosda Karya, Jakarta, 1984, hal 32 Moh Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988, hal 65 39 Masri Singaribun, Metode Penelitian Survei, LP3S, Jakarta, 1991, hal 3 40 W. Gulo, Metodologi Penelitian, Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2002, hal 118 38
35
3.3
Populasi dan Sampel Merupakan sesuatu hal yang mengngagumkan dalam sebuah penelitian adalah kenyataan bahwa bisa dapat menduga-duga sifat sebuah kumpulan dari objek penelitian hanya dengan mencermati dan mempelajari sebagian dari kumpulan itu. Bagian yang telah dicermati dan dipelajari itu disebut sampel, sedangkan kumpulan dari objek penelitian tersebut dengan populasi.
3.3.1 Populasi Populasi merupakan jumlah keseluruhan unit analisis dalam sebuah penelitian.41 Populasi bisa juga diartikan sebagai suatu wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai sebuah kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi suatu anggota sampel.42 Populasi dalam penelitian ini yang dipilih adalah kalangan remaja yang pernah mengkonsumsi produk Extra Joss Active dengan berbagai ragam varian rasa yang bertempat tinggal di Rw.05 Kreo Selatan. Sedangkan populasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah remaja Rw.05 Kreo Selatan yang terdiri dari 12 Rt (Rukun tetangga). Jumlah masyarakat yang menjadi populasi yakni yang berdomilisi di wilayah Rw.05 Kreo Selatan tahun 2006 yang telah terdata di tiaptiap Rt.nya masing-masing berjumlah 627 jiwa43. Berikut dibawah ini adalah data anak remaja yang tercatat di masing-masing Rt wilayah Rw.05 :
41
Jalaludin Rahmat, Metode Penelitan Komunikasi, Remaja Rosda Karya, Jakarta, 2001, hal 53 Umar Husain, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Raja Grafindo, Jakarta, 1999, hal 77 43 Hasil Wawancara Terhadap Ketua Rw.05 Kreo Selatan. 42
36
Tabel 3.3.1 Populasi No
Strata/Usia
Usia 17-30 tahun
Usia 17-30 tahun
Rukun Warga (RW) RT.01
RT.02
RT.03
RT.04
RT.05
RT.06
RT.07
RT.08
52
58
56
54
58
50
43
56
RT.09
RT.010
RT.011
RT.012
55
45
53
47
Sumber : Data terakhir masing-masing dari tiap Rt wilayah Rw.05 Kreo Selatan 2006
3.3.2 Sampel Sampel yaitu bagian dari keseluruhan populasi yang dianggap mewakili populasi tersebut.44 Dalam memudahkan penelitian ini, maka peneliti mengambil sampel dari anak remaja (usia 17 – 30 tahun) sebagai responden penelitian yang bertempat tinggal di Rw.05 Kreo Selatan, terdiri dari 12 Rt yang berjumlah 627 jiwa. Untuk menentukan jumlah responden atau sampel penelitian ini, maka peneliti menggunakan pendapat dari Suharsimi Arikunto (1996; 120) sebagai berikut:45 Untuk mengkira-kira jika subjeknya kurang dari 100, maka lebih baik digunakan semuanya, jadi penelitiannya merupakan penelitian populasi. Kemudian jika jumlah subjeknya besar, maka dapat digunakan antara 10% sampai 15% atau 20% sampai 25% atau lebih, semua itu tergantung setidak-tidaknya dari: 1. Kemampuan peneliti dilihat dari segi keefisienan waktu, tenaga dan dana. 2. Terbatasnya luas wilayah penelitian dari setiap subjeknya, sebab hal ini menyangkut terhadap banyak sedikitnya data. 44 45
Bambang Setiawan, Metode Penelitian Komunikasi I, Universitas Terbuka, Jakarta, 1995, hal 54 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 1996, hal 120
37
3. Besar kecilnya dari resiko yang ditanggung oleh peneliti. Penelitian yang berisiko tentu saja jika sampelnya besar akan lebih baik. Maka melalui pendapat tersebut diatas tadi, peneliti sampel sebesar 15% dari jumlah populasi, yaitu: 627 x 15% = 94 responden
Dipilihnya responden tersebut karena pada rentang usia 17 – 30 tahun merupakan batasan usia remaja yang didefinisikan dalam masyarakat Indonesia dan dipilihnya rentang usia tersebut karena pada usia remaja senang mengekspresikan diri terhadap lingkungannya dan juga sedang aktifnya melakukan aktifitas-aktifitas diluar rumah dan mereka juga dianggap sebagai salah satu kelompok yang menjadi target audiens dari produk Extra Joss. 3.3.2.1 Teknik Penarikan Sampel Penarikan sampel dilakukan dengan cara Purposive Sampling, yaitu mengambil atau memilih anggota sampel yang dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu (sesuai dengan syarat-syarat untuk responden) dengan menanyakan sesuai dengan
tujuan
penelitiannya.46 Dengan
mengambil
dan
memilih
atas
pertimbangan kepada sejumlah sampel sehingga memperoleh keterangan anggota sampel yang mengkonsumsi atau menggunakan produk Extra Joss Active. Penggunaan teknik sampel ini mempunyai suatu tujuan atau dilakukan dengan sengaja, cara penggunaan sampel ini diantara populasi sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya. Menggunakan teknik ini senantiasa berdasarkan kepada pengetahuan tentang ciriciri tertentu yang telah didapat dari populasi sebelumnya.47
38
3.4
Tehnik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistimatis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.48
3.4.1 Data Primer Dalam memperoleh data yang diinginkan dalam penelitian ini, peneliti menyebarkan kuesioner yang berisi daftar pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dalam bentuk terbuka dengan alasan saling menguatkan satu sama lain sehingga jawaban pertanyan-pertanyaan yang dihasilkan dapat menggambarkan keadaan sebenarnya dari penelitian yang menjadi objek untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan daya tarik kemasan dengan minat beli pada konsumen remaja dengan usia 17 – 30 tahun Rw.05 Kreo Selatan. 3.4.2 Data Sekunder Merupakan tahap memperoleh data-data penelitian yang diperlukan dalam bentuk yang sudah jadi atau tertulis dari berbagai bentuk cetakan, seperti bukubuku literature, majalah, dan juga peneliti memanfaatkan fasilitas internet serta bentuk tulisan lainnya yang memungkinkan peneliti untuk memperoleh data-data, serta didukung oleh perusahaan PT Bintang Toedjoe untuk mengetahui target market guna melengkapi data-data penelitian ini.
3.5
Definisi Konsep dan Operasionalisasi Konsep
3.5.1 Definisi Konsep Definisi konsep adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu –
46
Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosda Karya, Jakarta, 2001, hal 81 Mardalis, Metode Penelitian (Suatu Pendekatan Proposal), Bumi Aksara, Jakarta, 2007, hal 58 48 Moh Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1983, hal 221 47
39
konstrak dengan menggunakan konstrak lainnya.49 Contoh: konsepnya yaitu area, maka area didefinisikan sebagai luas sebidang tanah. Dalam definisi konsep penelitian ini yaitu kemasan, daya tarik kemasan, minat beli dan remaja.
Bagan Definisi Konsep Tabel 3.5.1 No. 1
Konsep
Definisi
Daya Tarik Kemasan Sesuatu kekuatan yang dapat menarik dan terdapat pada penampilan luarnya kemasan.
2
Kemasan
Kegiatan-kegiatan umum dalam merencanakan barang – barang yang melibatkan penentuan desain dan pembungkusan atau kemasan bagi suatu barang atau produk.
3
Minat Beli
Keinginan, ketertarikan, perhatian, dan tindakan seseorang terhadap suatu kebutuhan atau keinginan yang dipicu oleh rangsangan pada dirinya dari apa yang dilihat dan di rasakan sehingga timbulah minat beli.
4
Remaja
Kelompok umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi perempuan dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi laki-laki. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia 12/13 tahun sampai dengan 17/18 tahun adalah remaja awal dan usia 17/18 tahun sampai dengan 29/30 tahun adalah remaja akhir.
40
3.5.2 Operasionalisasi Konsep Operasionalisasi konsep adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut.50 Dalam operasionalisasi konsep penelitian ini antara lain daya tarik kemasan, dan minat beli. 3.5.2.1 Daya Tarik Kemasan Adalah suatu kekuatan pada penampilan luar kemasan
yang dapat
menarik konsumen, adapun daya tarik kemasan Extra Josss Active dalam penelitian ini dilihat dari unsur-unsur sebagai berikut : a.
Warna.
b.
Bentuk.
c.
Merek.
d.
Ilustrasi.
e.
Teks.
f.
Tata letak.
3.5.2.2 Minat Beli Adalah timbulnya rasa ingin tahu secara lebih rinci didalam diri calon pembeli. Peneliti menayakan minat beli masyarakat dilihat dari unsur sebagai berikut : a.
Attention.
b.
Interest.
c.
Desire.
d.
Conviction.
41
e.
49 50
Action.
Moh Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1983, hal 152 Ibid., hal 152
42
Bagan Operasionalisasi Konsep Tabel 3.5.2 Variabel
Dimensi
Indikator
Daya Tarik Kemasan Warna pada kemasan Ketertarikan konsumen terhadap warna yang ditampilkan dalam kemasan extra joss active yaitu kuning, merah dan hijau.
Minat Beli
Pengukuran a. Sangat tertarik b. Tertarik c. Cukup tertarik d. Kurang tertarik e. Tidak tertarik
Bentuk kemasan
Ketertarikan konsumen terhadap a. Sangat tertarik bentuk kemasan yang ditampilkan b. Tertarik berupa sachetan. c. Cukup tertarik d. Kurang tertarik e. Tidak tertarik
Ilustrasi kemasan
Ketertarikan konsumen terhadap a. Sangat tertarik ilustrasi yang ditampilkan dalam b. Tertarik kemasan berupa kepalan tangan c. Cukup tertarik dan garis-garis. d. Kurang tertarik e. Tidak tertarik
Teks atau Typografi kemasan
Ketertarikan konsumen terhadap teks yang ada pada kemasan berupa extra joss, active, varian rasa, bintang toedjoe, dan energi 7 vitamin B.
Merek kemasan
Ketertarikan konsumen terhadap a. Sangat tertarik merek yang ditampilkan dalam b. Tertarik kemasan berupa extra joss active. c. Cukup tertarik d. Kurang tertarik e. Tidak tertarik
Tata letak atau Layout kemasan
Ketertarikan konsumen terhadap tata letak yang ditampilkan dalam kemasan berupa paduan dari warna, bentuk, ilustrasi, teks, dan merek.
a. Sangat tertarik b. Tertarik c. Cukup tertarik d. Kurang tertarik e. Tidak tertarik
Attention
Perhatian dari konsumen setelah melihat kemasan Extra Joss Active
a. Sangat perhatian b. Perhatian c. Cukup perhatian d. Kurang perhatian e. Tidak perhatian
Interest
Ketertarikan yang menimbulkan ingin tahu lebih mendalam yang ditampilkan dalam kemasan Extra Joss Active.
a. Sangat tertarik b. Tertarik c. Cukup tertarik d. Kurang tertarik e. Tidak tertarik
a. Sangat tertarik b. Tertarik c. Cukup tertarik d. Kurang tertarik e. Tidak tertarik
43
Bagan Operasionalisasi Konsep Tabel Lanjutan 3.5.2 Desire
Keinginan konsumen untuk segera memiliki dan menikmati didasarkan atas manfaat dan keuntungan yang diperoleh.
a. Sangat ingin b. Ingin c. Cukup ingin d. Kurang ingin e. Tidak ingin
Conviction
Keyakinan konsumen untuk memiliki pada manfaat yang di dapat seperti pencarian informasi mengenai produk maupun testimo nial atau kesaksian.
a. Sangat yakin b. Yakin c. Cukup yakin d. Kurang yakin e. Tidak yakin
Action
Tindakan atau keputusan konsumen untuk membeli setelah melihat kemasan extra joss active. didasarkan pada manfaat yang didapat.
a. Sangat berminat b. Berminat c. Cukup berminat d. Kurang berminat e. Tidak berminat
44
3.6
Teknik Analisis Data Setelah didapat data dari lapangan, dengan melalui penyebaran kuesioner yang telah terkumpul kembali, maka data tersebut diolah dan dianalisis secara korelasi dengan pendekatan kuantitatif. Terhadap data profile responden mengenai daya tarik kemasan dan minat beli konsumen dengan cara mengolah melalui cara proses editing, koding dan menabulasikan data yang diperoleh, lalu data yang telah diperoleh dianalisa dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Selanjutnya dari hasil analisis tersebut akan mendapatkan suatu kesimpulan. Dalam penelitian analisis dapat dijabarkan sebagai berikut:
3.6.1 Proses Editing Adalah tahap awal analisa data, pada prinsipnya proses editing data bertujuan agar data yang nanti akan dianalisis akurat, lengkap dan dapat dilakukan proses selanjutnya (koding dan tabulasi). Editing dilakukan terhadap rekaman jawaban yang telah dituliskan kedalam daftar pertanyaan oleh para pencari data di lapangan pencari data. Dalam editing ini akan diteliti kembali hal-hal sebagai berikut : 1. Lengkapnya Pengisian Daftar pertanyaan harus terisi lengkap. Setiap pertanyaan yang diajukan dalam daftar pertanyaan harus dilengkapi dengan catatan jawaban, sekalipun jawaban itu mungkin berbunyi “tidak tahu” atau “tidak mau menjawab”. 2. Keterbacaan Tulisan
45
Tulisan mengumpulkan data yang tertera di dalam daftar pertanyaan harus dapat dibaca. Tulisan yang jelek sering mempersulit pengolahan data atau bahkan mungkin menimbulkan kesalahan menangkap maksud. 3. Kejelasan Makna Jawaban Pengumpulan data harus menuliskan jawaban-jawaban yang diperolehnya kedalam kalimat-kalimat yang sempurna dan jelas maksudnya. 4. Konsistensi Jawaban Satu Sama lain Jawaban-jawaban responden yang dicatat oleh pengumpul data cukup logis dan sesuai antara satu sama lainnya. 5. Relevansi Jawaban Responden seringkali memberikan jawaban yang ternyata tidak atau kurang relevan dengan persoalan yang sedang diteliti. 6.Keseragaman Satuan Data51 Data harus dicatat dalam satuan-satuan yang seragam. Jika tidak, maka kesalahan-kesalahan dalam pengolahan dan analisis data kemungkinan besar akan terjadi. 3.6.2 Proses Koding Dalam sehubungan dengan penelitian ini adalah daya tarik kemasan yang mengacu pada penampilan luar kemasan yang mempunyai indikator dan dikategorikan menjadi lima bagian berdasarkan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap seseorang tentang sesuatu objek sikap.52 Objek sikap ini biasanya telah ditentukan secara spesifik dan sistematik oleh peneliti, yang mana skala likert ini terdiri dari sejumlah pertanyaan untuk mengukur reaksi
46
responden, reaksi tersebut adalah pendapat, sikap, persepsi yang mana merupakan nilai sikap seseorang dari pernyataan tersebut,53 dengan perincian sebagai berikut: a. Sangat tertarik, diberi nilai 5 b. Tertarik, diberi nilai 4 c. Cukup tertarik, diberi nilai 3 d. Kurang tertarik, diberi nilai 2 e. Sangat tidak tertarik, diberi nilai 1
Keterangan a. Jika menjawab ”A”, maka diberi nilai 5 b. Jika menjawab “B”, maka diberi nilai 4 c. Jika menjawab “C”, maka diberi nilai 3 d. Jika menjawab “D”, maka diberi nilai 2 e. Jika menjawab “E”, maka diberi nilai 1
Setiap nomer-nomer pernyataan diberi nilai maka nilai-nilai tersebut dijumlahkan,
kemudian jumlah
tesebut
digunakan
sebagai
data
untuk
dikolerasikan dengan menggunakan analisis kolerasi. Selanjutnya, dengan sehubungan penelitian ini, yang mengacu pada minat beli mengarah pada keinginan atau keyakinan pada suatu produk dibenak konsumen yang dikategorikan menjadi lima kategori yang disesuaikan dengan pertanyaannya.
51
Soeratno dan Lincolin Arsyad, Metode Penelitian (Untuk Ekonomi dan Bisnis), UPPAMPYKPN, Yogya, 1984, hal 128 52 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana, Jakarta, 2006, hal 134 53 Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1984, hal 94
47
3.7
Hipotesis Hipotesis
merupakan
pernyataan
sementara
yang
perlu
diuji
kebenarannya. Untuk menguji kebenaran sebuah hipotesis digunakan pengujian yang disebut pengujian hipotesis atau pengetesan hipotesis. Ada 6 langkah standar dalam proses pengujian hipotesis, yakni sebagai berikut: 1. Menetapkan hipotesis nol dan alternatifnya (Ho dan Ha). 2. Menetapkan taraf nyata (a) atau tingkat kesalahan. Umumnya digunakan 5% (0,05) atau 1% (0,01). Jika a = 0,05 (5%) berarti selang kepercayaannya 95% dan jika a = 0,01 (1%) artinya selang kepercayaannya 99%. Berdasarkan (α) kemudian dicari nilai table yang sesuai dengan masing-masing alat uji (analisis). 3. Menempatkan kriteria uji. Penetapan kriteria uji tergantung pada pemilihan hipotesis alternative (satu arah atau dua arah) dan jenis analisis. Umumnya jika menggunakan uji satu arah nilai tabelnya menggunakan satu a, tetapi jika dua arah (α)nya dibagi dua (α/2). 4. Melakukan perhitungan statistik disesuaikan dengan jenis analisis yang dipilih. 5. Pengambilan keputusan dengan mengacu pada kriteria uji dan hasil perhitungan pada langkah 4. 6. Penarikan kesimpulan berdasarkan langkah 5 dan langkah 1.54 3.7.1 Hipotesis Penelitian Ho = Tidak ada hubungan antara daya tarik kemasan baru dengan minat beli konsumen. 54
Nana Danapriatna dan Roy Setiawan, Pengantar Statistika, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2005, hal 74
48
Ha = Ada hubungan antara daya tarik kemasan baru dengan minat beli konsumen. 3.7.2 Hipotesis Statistik Ho = r < 0, P = 0 Ha = r ≠ 0, P ≠ 0 Untuk menguji hipotesa nol (Ho) kriterianya sebagai berikut : Tolak Ho : Jika r dihitung < r tabel Tolak Ha : Jika r dihitung > r tabel55
3.8
Rencana Penilaian Reliabilitas dan Validitas Setiap penelitian kuantitatif harus bersifat objektif, karena setiap variabel yang akan diukur dalam penelitian harus memiliki nilai reliabilitas dan validitas.
3.8.1 Penilaian Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagi alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik.56 Instrument yang sudah dapat dipercaya, yang reliable akan menghasilkan data yang dipercaya juga. Penguji reliabilitas adalah berkaitan dengan masalah adanya kepercayaan terhadap instrument. Suatu instrument dapat memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi jika hasil dari pengujian test atau instrument tersebut menunjukan hasil yang tepat. Dengan demikian masalah reliabilitas test atau instrument berhubungan dengan masalah ketetapan hasil.57
55
Win van Zanten, Statistika Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1994, hal 190 56 Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2001, hal 94 57 Syahri Alhusin, Aplikasi Statistik Praktis dengan SPSS. 10 For Windows, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2003, hal 335-336
49
Pada penellitian ini peneliti menggunakan uji coba reliabilitas internal dengan cara menganalisis data dari satu kali pengetesan dengan rumus Cronbach’s Alpha. Tingkat reliabilitas pada umumnya dapat diterima pada interval minimal 0, 70 namun tidak tertutup kemungkinan terdapat yang tingkat reliabilitasnya hanya 0, 60. Test yang reliabilitas dibawah 0, 60 dianggap tidak reliabel. Untuk menentukan kriteria indeks reliabilitas adalah sebagai berikut58:
Bagan Indeks Reliabilitas Tabel 3.8.1 No.
Interval
1.
< 0,200
Kriteria Sangat rendah
2.
Antara 0, 200 sampai dengan 0, 399
Rendah
3.
Antara 0, 400 sampai dengan 0, 599
Cukup
4.
Antara 0, 600 sampai dengan 0, 799
Tinggi
5.
Antara 0, 800 sampai dengan 1, 00
Sangat tinggi
3.8.2 Penilaian Validitas Validitas alat ukur adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keabsahan (validitas) suatu alat ukur. Suatu alat ukur yang valid akan memiliki validitas yang tinggi. Sebuah alat ukur dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Tinggi rendahnya alat ukur menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.59
58
Yarnest, Panduan Aplikasi Statistik dengan menggunakan SPSS versi 11.0, Dioma, Malang, 2004, hal 68 59 Freddy Rangkuti, The Power of Brand, Jakarta, Gramedia, 2002, hal 77
50
Validitas berkaitan dengan kesesuaian antara suatu konstruk dengan indikator yang digunakan unuk mengukur. Sebuah indikator sebaiknya tidak cukup hanya reliabel, tetapi juga harus valid. Validitas juga menyelidiki apakah suatu pertanyaan benar-benar mengukur hal yang akan diukur. Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.60 Dan kesahihan instrument pada penelitian ini diuji dengan menggunakan rumus product moment correlation.
3.9
Uji Korelasi Korelasi yang akan diuji pada penelitian ini adalah hubungan antara variabel daya tarik kemasan dengan variabel minat beli. Korelasi berguna untuk menentukan suatu besaran yang menyatakan bagaimana kuat hubungan suatu variabel lain dengan tidak mempersoalkan apakah suatu variabel tertentu tergantung kepada variabel lain.61 Perhitungan statistik yang dapat digunakan untuk menghitung derajat suatu hubungan antara dua variabel. Untuk variabel yang diukur pada skala interval maka digunakan perhitungan Pearson Correlation. Pearson correlation digunakan untuk melihat hubungan antara daya tarik kemasan terhadap minat beli.
60 61
Sugiyono, Manajemen Penelitian Bisnis, CV Alfabeta, Bandung, 1999, hal 109 Suharsimi arikunto, Prosedur Penelitan (Suatu Pendekatan Praktek), Rineka Cipta, Jakarta, 1996, hal 158
51
Bila kita mempunyai dua variabel yang masing-masing berskala interval (rasio), kita dapat menghitung koefisien korelasinya dengan Pearson Product Moment Correlation. Koefesien korelasi ini sangat terkenal. Rumus pearson’s ini sebagai berikut :62
n∑XY - (∑X) (∑Υ) r= √[n∑X2 - (∑X)2][n∑Υ2 - (∑Υ)2]
Keterangan : n
: Jumlah Sampel Penelitian
X
: Variabel Independen
Y
: Variabel Dependen
r
: Koefisien Korelasi Pearson
Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan teknik Pearson Correlation atau Koefesien Product Moment. Teknik pearson ini digunakan dengan mempertimbangkan skala variabelnya. Penelitian ini diperlakukan sebagai skala interval untuk mempermudah proses perhitungan dibantu dengan melalui SPPS. Pengujian ini dilakukan dengan kriteria sebagai berikut : 63 1. Menentukan besar koefesien korelasi (r) untuk mengetahui kuatnya hubungan antara dua variabel antara daya tarik kemasan dan minat beli. 2. Menguji tingkat signifikansi sesuai dengan tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 5 % (P = 0, 05). 3. Menentukan arah hubungan positif dan negatif.
52
Bagan Interprestasi Besaran Koefesien Korelasi Tabel 3.9.1 No
62 63
Besarnya Nilai (r)
Interprestasi
1
0, 90 Sampai dengan 1, 00
Korelasi sangat kuat atau tinggi
2
0, 70 Sampai dengan 0, 90
Korelasi kuat atau tinggi
3
0, 40 Sampai dengan 0, 70
Korelasi sedang atau cukup
4
0, 20 Sampai dengan 0, 40
Korelasi lemah atau rendah
5
0, 00 Sampai dengan 0, 20
Tidak ada korelasi.
Pandudu Tika, Metodologi Riset Bisnis, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, hal.97 Sujana, Metode Statistika, Edisi Pertama, Transito, Bandung, 1992, hal 60
53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian Analisa Data Responden Dalam Bab IV ini, peneliti akan menganalisa hasil kuesioner yang disebarkan pada tanggal 26 Januari 2008 sampai dengan 25 Februari 2008 dilingkungan Rw.05 Kreo Selatan yang merupakan tempat dari populasi yang diambil dalam penelitian ini yaitu remaja yang berumur 17 – 30 tahun. Adapun dalam bab ini yang akan dipaparkan oleh peniliti adalah sebagai berikut : 1. Hasil Penelitian Adalah hasil dari kuesioner yang disebarkan kepada 94 responden yang setiap kuesionernya memiliki 20 item pertanyaan yang terdiri atas : a. Identitas responden. b. Daya tarik kemasan baru Extra Joss Active, yang terdiri dari warna, bentuk, ilustrasi atau gambar, teks atau typografi, merek, tata letak atau lay out, dan warna. c. Proses formula AIDCA dalam variabel minat beli konsumen terhadap daya tarik kemasan baru Extra Joss Active. 2. Pembahasan Hal ini merupakan analisa mengenai hubungan daya tarik kemasan baru Extra Joss Active terhadap minat beli konsumen yang menggunakan teknik analisa data dan interprestasi output dengan uji validitas, reliabilitas dan korelasi.
54
4.1.1 Hasil Penelitian 4.1.1.1 Identitas Responden 1. Jenis Kelamin Berdasarkan penelitian ini yang didapat responden yang berjenis kelamin pria berjumlah 92 orang dan yang berjenis kelamin wanita 2 orang. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dibawah ini. Tabel 4.1.1.1.1 Menurut Jenis Kelamin Responden (n = 94)
No 1 2
Jenis Kelamin Pria Wanita Jumlah ( ∑ )
Frekuensi ( f ) 92 2 94
Persentase ( % ) 97,88 2,12 100
Sumber hasil kuesioner (diolah No.1)
Berdasarakan tabel 4.1.1.1.1 diatas maka diketahui bahwa responden yang berjenis kelamin pria berjumlah 92 responden dengan jumlah presentase sebesar 97,88% dan responden yang berjenis kelamin wanita sebanyak 2 responden dengan jumlah presentase sebesar 2,12% dalam jumlah keseluruhan menjadi 94 responden yang ada hal ini menunjukkan bahwa pria lebih menyukai, mengkonsumsi Extra Joss Active dari pada wanita. Jadi dapat diketahui bahwa responden dari sampel yang diambil dari populasi, lebih banyak yang berjenis kelamin pria. Selain itu juga, responden pria merupakan salah satu dari target market dan target audiens dari Extra Joss Active.
55
2. Rentang Usia Responden Dibawah ini merupakan tabel frekuensi mengenai rentang usia responden yang dibagi menjadi 4 (empat) tingkatan, antara lain : Tabel 4.1.1.1.2 Menurut Rentang Usia Responden (n = 94)
No 1 2 3 4
Rentang Usia 15 - 21 tahun 22 - 28 tahun 29 - 35 tahun 36 - 40 tahun Jumlah ( ∑ )
Frekuensi ( f ) 22 63 9 0 94
Persentase ( % ) 23,41 67,02 9,57 0 100
Sumber hasil kuesioner (diolah No.2)
Berdasarkan tabel 4.1.1.1.2 diatas, diketahui bahwa terdapat jumlah responden yang berusia 22-28 tahun sebanyak 63 responden atau dengan presentase sebesar 67,02%, lebih besar dari jumlah responden yang berusia 15-21 tahun sebanyak 22 responden atau dengan presentase sebesar 23,41%, sedangkan jumlah responden yang berusia 29-35 tahun dalam rentang usia tersebut tidak ada umur responden yang lebih dari 30 tahun usia responden sebanyak 9 responden atau dengan presentase sebesar 9,57% dan untuk jumlah responden yang berusia 36 – 40 tahun sebanyak 0 responden atau dengan presentase sebesar 0%. Dari keterangan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa yang mengkonsumsi Extra Joss Active lebih besar adalah pada rentang usia 22-28 tahun sebesar 63 responden dengan jumlah presentase 67,02%. Dimana sebagian besar hal tersebut termasuk kedalam kategori target market atau target audiens dari Extra Joss Active, dari jumlah keseluruhan yang sebesar 94 responden.
56
3. Tingkat Pendidikan Responden Pada penelitian ini, dalam tingkat pendidikan responden dibagi menjadi kedalam 3 (tiga) tingkatan yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.1.1.1.3 Menurut Tingkat Pendidikan Responden (n = 94)
No 1 2 3
Jenjang Pendidikan SMU atau SLTA Akademik atau D3 Perguruan Tinggi Jumlah ( ∑ )
Frekuensi ( f ) 24 31 39 94
Persentase ( % ) 25,53 32,99 41,48 100
Sumber hasil kuesioner (diolah No.3)
Dari tabel 4.1.1.1.3 diatas mengenai tingkat pendidikan responden, diketahui terdapat 39 responden dengan jumlah presentase 41,48% memiliki tingkat pendidikan Perguruan tinggi, lebih banyak dari pada tingkat pendidikan Akademik atau D3 yang berjumlah 31 responden dengan jumlah presentase sebesar 32,99%, sedangkan sisanya sebesar 24 responden dengan jumlah presentase 25,53% dimiliki oleh SMU atau SLTA. Dari penjelasan diatas, sebagian besar yang menyukai dan mengkonsumsi Extra Joss Active adalah tingkat pendidikan responden Perguruan tinggi dengan presentase sebesar 41,48% dengan memiliki jumlah tertinggi sebanyak 39 responden dari jumlah keseluruhan responden yaitu 94 responden. Sehingga dapat diketahui behwa peminat tertinggi adalah pada kalangan tingkat pendidikan Perguruan tinggi.
57
4. Jenis Pekerjaan Responden Dibawah ini merupakan tabel frekuensi mengenai jenis pekerjaan responden yang dibagi menjadi 4 (empat) tingkatan, yaitu: Tabel 4.1.1.1.4 Menurut Jenis Pekerjaan Responden (n = 94)
No 1 2 3 4
Pekerjaan Pelajar Mahasiswa/I Karyawan/I Wiraswasta Jumlah ( ∑ )
Frekuensi ( f ) 12 25 37 20 94
Persentase ( % ) 12,77 26,59 39,37 21,27 100
Sumber hasil kuesioner (diolah No.4)
Dari tabel 4.1.1.1.4 diatas mengenai jenis pekerjaan responden menunjukkan bahwa presentase 39,37%
dengan jumlah responden sebesar 37 responden
sebagian besar adalah Karyawan/I, lebih besar dari pada jenis pekerjaan responden Mahasiswa/I yang berjumlah 25 responden dengan jumlah presentase sebesar 26,59%, sedangkan Wiraswasta sebesar 20 responden dengan presentase 21,27% dan sisanya adalah Pelajar sebesar 12 responden dengan presentase sebesar 12,77%. Dari penjelasan diatas sebagian besar yang menyukai atau mengkonsumsi Extra Joss Active adalah Karyawan/I dengan jumlah sebesar 37 responden dengan presentase 39,37% dari jumlah keseluruhan 94 responden, sehingga dapat disimpulkan bahwa peminat tertinggi adalah pada kalangan jenis pekerjaan responden Karyawan/I.
58
4.1.1.2 Variabel X (Daya Tarik Kemasan Baru) Tabel-tabel
dihalaman
berikut
merupakan
penjelasan
dari
indikator
penampilan daya tarik kemasan yang terdiri dari 9 (sembilan) pertanyaan, yaitu: Apakah komposisi warna pada kemasan Extra Joss Active. Bentuk kemasan sachet dai Extra Joss Active. Ilustrasi yang terdapat pada kemasan Extra Joss active. Isi pesan text atau typografi berupa Extra Joss, active, varian rasa, bintang toedjoe serta energi 7 vitamin B pada kemasan Extra Joss Active. Nama merek pada Extra Joss Active yang tetera pada kemasan. Tata letak atau lay out atau penempatan susunan yang ada pada kemasan Extra Joss Active. Warna dominan kuning yang terdapat pada kemasan Extra Joss Active. Tampilan kemasan Extra Joss Active. Penggunaan font atau tulisan yang tertera pada kemasan Extra Joss Active. Indikator penampilan daya tarik kemasan baru Extra Joss Active, dibagi menjadi 5 (lima) kategori antara lain : Sangat Tertarik (ST), Tertarik (T), Cukup Tertarik (CT), Kurang Tertarik (KT), dan Tidak Tertarik (TT).
59
Tabel 4.1.1.2.5 Ketertarikan terhadap Komposisi Warna Kemasan Baru Extra Joss Active (n = 94)
Valid
Sangat tertarik Tertarik Cukup tertarik Kurang tertarik Tidak tertarik Total
Frequency 17 64 13 0 0 94
Percent 18,1 68,1 13,8 0,0 0,0 100,0
Sumber; hasil kuesioner (diolah No.1)
Dari tabel diatas, dapat dilihat jumlah responden yang menyatakan ketertarikan terhadap komposisi warna kemasan yang tertera dikemasan baru Extra Joss Active yaitu kuning, merah, hijau dan ungu, yang berjumlah tidak tertarik sebanyak 0 responden atau sebesar 0,0% dan yang menyatakan kurang tertarik sebanyak 0 responden atau sebesar 0,0%. Kemudian yang menyatakan cukup tertarik sebanyak 13 responden atau sebesar 13,8% dari jumlah yang menyatakan tertarik sebanyak 64 responden atau sebesar 68,1%, serta yang menyatakan sangat tertarik sebanyak 17 responden atau sebesar 18,1%. Dapat disimpulkan, bahwa ketertarikan terhadap komposisi warna kemasan Extra Joss Active yang terdiri dari warna kuning, merah, hijau, dan ungu saat ini terbukti dikenal dan menarik perhatian responden dengan menyatakan tertarik sebanyak 64 responden atau sebesar 68,1% yang ada pada komposisi warna kemasan Extra Joss Active saat ini memiliki daya tarik pada konsumen.
60
Tabel 4.1.1.2.6 Ketertarikan terhadap Bentuk Sachet Kemasan Baru Extra Joss Active (n = 94)
Valid
Sangat tertarik Tertarik Cukup tertarik Kurang tertarik Tidak tertarik Total
Frequency 31 41 22 0 0 94
Percent 33,0 43,6 23,4 0,0 0,0 100,0
Sumber; hasil kuesioner (diolah No.2)
Dari tabel diatas, dapat dilihat jumlah responden yang menyatakan ketertarikan terhadap bentuk sachet kemasan baru Extra Joss Active yang berjumlah tidak tertarik berjumlah 0 responden atau sebesar 0,0%, sedangkan responden yang menyatakan kurang tertarik berjumlah 0 responden atau sebesar 0,0% dari responden yang menyatakan cukup tertarik lebih banyak berjumlah 22 responden atau sebesar 23,4%. Dan responden yang menyatakan tertarik berjumlah 41 responden atau sebesar 43,6%, sedangkan responden yang menyatakan sangat tertarik berjumlah 31 responden atau sebesar 33,0%. Dari keterangan diatas, dapat diketahui bahwa responden sebagian besar menyatakan tertarik terhadap bentuk sachet kemasan baru dari Extra Joss Active terbukti berjumlah 41 responden atau sebesar 43,6% dari jumlah keseluruhan responden sebanyak 94 responden.
61
Tabel 4.1.1.2.7 Ketertarikan terhadap Ilustrasi atau Gambar (kepalan tangan dan garisgaris) Kemasan Baru Extra Joss Active (n = 94)
Valid
Sangat tertarik Tertarik Cukup tertarik Kurang tertarik Tidak tertarik Total
Frequency 12 53 29 0 0 94
Percent 12,8 56,4 30,8 0,0 0,0 100,0
Sumber; hasil kuesioner (diolah No.3)
Dilihat dari tabel diatas, dapat diketahui jumlah responden yang menyatakan ketertarikan terhadap ilustrasi atau gambar (kepalan tangan dan garis-garis) yang tertera pada kemasan baru Extra Joss Active yang berjumlah tidak tetarik sebesar 0 responden atau berjumlah 0,0% dan yang menyatakan kurang tertarik sebesar 0 responden atau berjumlah 0,0%, sedangkan responden yang menyatakan cukup tertarik sebesar 29 responden atau berjumlah 30,8% dan yang menyatakan tertarik lebih besar sebesar 53 responden atau berjumlah 56,4% dari pada responden yang menyatakan sangat tertarik sebesar 12 responden atau berjumlah 12,8%. Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa ketertarikan terhadap ilustrasi atau gambar (kepalan tangan dan garis-garis) yang ada pada kemasan baru Extra Joss Active dapat dikenali dan ternyata responden tertarik dengan menjawab sebesar 56,4% atau berjumlah 53 responden.
62
Tabel 4.1.1.2.8 Ketertarikan terhadap Isi Pesan Text atau Typografi Kemasan Baru Extra Joss Active (n = 94)
Valid
Sangat tertarik Tertarik Cukup tertarik Kurang tertarik Tidak tertarik Total
Frequency 14 65 15 0 0 94
Percent 14,9 69,1 16,0 0,0 0,0 100,0
Sumber; hasil kuesioner (diolah No.4)
Dilihat dari tabel diatas, dapat diketahui jumlah responden yang menyatakan ketertarikan terhadap isi pesan text atau typografi yang tertera dikemasan baru Extra Joss Active yang menyatakan tidak tertarik sebanyak 0 responden atau sebesar 0,0% dan yang menyatakan kurang tertarik sebanyak 0 responden atau sebesar 0,0%, sedangkan responden yang menyatakan cukup tertarik sebanyak 15 responden atau sebesar 16,0%. Dan responden yang menyatakan tertarik lebih besar sebanyak 65 responden atau sebesar 69,1% dari pada responden yang menyatakan sangat tertarik sebanyak 14 responden atau sebesar 14,9%. Dapat disimpulkan, bahwa ketertarikan terhadap isi pesan text atau typografi yang tertera dikemasan baru Extra Joss Active yang menyatakan tertarik dengan jumlah sebanyak 65 responden atau sebesar 69,1 dari jumlah responden keseluruhan yaitu 94.
63
Tabel 4.1.1.2.9 Ketertarikan terhadap Nama Merek Kemasan Baru Extra Joss Active (n = 94)
Valid
Sangat tertarik Tertarik Cukup tertarik Kurang tertarik Tidak tertarik
Frequency 15 51 27 1 0
Total
94
Percent 16,0 54,2 28,7 1,1 0,0 100,0
Sumber; hasil kuesioner (diolah No.5)
Dari tabel diatas, dapat dilihat jumlah responden yang menyatakan ketertarikan terhadap merek yang tertera dikemasan baru Extra Joss Active yang berjumlah tidak tertarik berjumlah 0 responden atau sebesar 0,0%, sedangkan responden yang menyatakan kurang tertarik berjumlah 1 responden atau sebesar 1,1% dari responden yang menyatakan cukup tertarik lebih banyak berjumlah 27 responden atau sebesar 28,7%. Sedangkan responden yang menyatakan tertarik lebih besar berjumlah 51 responden atau sebesar 54,2% dari pada responden yang menyatakan sangat tertarik berjumlah 15 responden atau sebesar 16,0%. Dari keterangan diatas, dapat diketahui bahwa responden sebagian besar menyatakan tertarik terhadap merek yang tertera dikemasan baru dari Extra Joss Active terbukti berjumlah 51 responden atau sebesar 54,2% dari jumlah keseluruhan responden sebanyak 94 responden.
64
Tabel 4.1.1.2.10 Ketertarikan terhadap Layout atau Penempatan atau Tata Letak Kemasan Baru Extra Joss Active (n = 94)
Valid
Sangat tertarik Tertarik Cukup tertarik Kurang tertarik Tidak tertarik Total
Frequency 17 56 21 0 0 94
Percent 18,1 59,6 22,3 0,0 0,0 100,0
Sumber; hasil kuesioner (diolah No.6)
Dilihat dari tabel diatas, dapat diketahui jumlah responden yang menyatakan ketertarikan terhadap layout atau penempatan atau tata letak kemasan yang tertera dikemasan Extra Joss Active yang berjumlah tidak tetarik sebesar 0 responden atau berjumlah 0,0% dan yang menyatakan kurang tertarik sebesar 0 responden atau berjumlah 0,0%, sedangkan responden yang menyatakan kurang tertarik sebesar 21 responden atau berjumlah 22,3% . Sedangkan yang menyatakan tertarik lebih besar sebesar 56 responden atau berjumlah 59,6% dari pada responden yang menyatakan sangat tertarik sebesar 17 responden atau berjumlah 18,1%. Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa ketertarikan terhadap layout atau penempatan atau tata letak yang ada pada kemasan baru Extra Joss Active dapat dikenali dan ternyata responden tertarik dengan menjawab sebesar 59,6% atau berjumlah 56 responden.
65
Tabel 4.1.1.2.11 Ketertarikan terhadap Warna Dominan Kemasan Baru Extra Joss Active (n = 94)
Frequency Valid
Percent
Sangat tertarik Tertarik Cukup tertarik Kurang tertarik Tidak tertarik
5 54 35 0 0
5,3 57,5 37,2 0,0 0,0
Total
94
100,0
Sumber; hasil kuesioner (diolah No.7)
Dari tabel diatas, dapat dilihat jumlah responden yang menyatakan ketertarikan terhadap komposisi warna dominan kemasan yaitu kuning yang tertera dikemasan baru Extra Joss Active yang berjumlah tidak tertarik sebanyak 0 responden atau sebesar 0,0% dan yang menyatakan kurang tertarik sebanyak 0 responden atau sebesar 0,0%. Sedangkan yang menyatakan cukup tertarik sebanyak 35 responden atau sebesar 37,2% dari jumlah yang menyatakan tertarik sebanyak 54 responden atau sebesar 57,5%, serta yang menyatakan sangat tertarik sebanyak 5 responden atau sebesar 5,3%. Dapat disimpulkan, bahwa ketertarikan terhadap warna dominan kemasan yaitu kuning yang tertera dikemasan baru Extra Joss Active saat ini terbukti dikenal dan menarik perhatian responden dengan menyatakan tertarik sebanyak 54 responden atau sebesar 57,5% yang ada pada warna dominan kemasan Extra Joss Active saat ini memiliki daya tarik pada konsumen.
66
Tabel 4.1.1.2.12 Ketertarikan terhadap Tampilan Kemasan Baru Extra Joss Active (n = 94)
Valid
Sangat tertarik Tertarik Cukup tertarik Kurang tertarik Tidak tertarik Total
Frequency 34 39 21 0 0 94
Percent 36,2 41,5 22,3 0,0 0,0 100,0
Sumber; hasil kuesioner (diolah No.8)
Dari tabel diatas, dapat dilihat jumlah responden yang menyatakan ketertarikan terhadap tampilan kemasan yang tertera dikemasan baru Extra Joss Active memiliki jumlah tidak tertarik berjumlah 0 responden atau sebesar 0,0%, sedangkan responden yang menyatakan kurang tertarik berjumlah 0 responden atau sebesar 0,0% dari responden yang menyatakan cukup tertarik lebih banyak berjumlah 21 responden atau sebesar 22,3%. Sedangkan responden yang menyatakan tertarik berjumlah 39 responden atau sebesar 41,5%, dan responden yang menyatakan sangat tertarik berjumlah 34 responden atau sebesar 36,2%. Dari keterangan diatas, dapat diketahui bahwa responden sebagian besar menyatakan tertarik terhadap tampilan kemasan yang tertera dikemasan baru Extra Joss Active terbukti berjumlah 39 responden atau sebesar 41,5% dari jumlah keseluruhan responden sebanyak 94 responden.
67
Tabel 4.1.1.2.13 Ketertarikan terhadap Font atau Tulisan Kemasan Baru Extra Joss Active (n = 94)
Frequency Valid
Percent
Sangat tertarik Tertarik Cukup tertarik Kurang tertarik Tidak tertarik
9 69 16 0 0
9,6 73,4 17,0 0,0 0,0
Total
94
100,0
Sumber; hasil kuesioner (diolah No.9)
Dilihat dari tabel diatas, dapat diketahui jumlah responden yang menyatakan ketertarikan terhadap font atau tulisan yang tertera pada kemasan baru Extra Joss Active berjumlah tidak tetarik sebesar 0 responden atau berjumlah 0,0% dan yang menyatakan kurang tertarik sebesar 0 responden atau berjumlah 0,0%, sedangkan responden yang menyatakan kurang tertarik sebesar 16 responden atau berjumlah 17,0%. Dan yang menyatakan tertarik lebih besar sebesar 69 responden atau berjumlah 73,4% dari pada responden yang menyatakan sangat tertarik sebesar 9 responden atau berjumlah 9,6%. Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa ketertarikan terhadap font atau tulisan yang tertera pada kemasan baru Extra Joss Active dapat dikenali dan ternyata responden tertarik dengan menjawab sebesar 73,4% atau berjumlah 69 responden.
68
4.1.1.3 Variabel Y (Minat Beli) Tabel-tabel dihalaman berikut ini adalah tentang indikator minat beli yang terdiri dari 7 (tujuh) pertanyaan, yaitu: Bagaimana perhatian saudara setelah melihat kemasan Extra Joss Active. Apakah saudara tertarik dengan apa yang ditampilkan dalam kemasan Extra Joss Active. Apakah saudara berkeinginan atau mau mengkonsumsi dan menggunakannya setelah melihat kemsan Extra Joss Active. Apakah saudara yakin bahwa testimonial atau kesaksian dapat menyakinkan konsumen untuk membeli Extra Joss Active. Apakah saudara merasa berminat untuk membeli Extra Joss Active hanya dengan melihat informasi yang tertera didalam kemasan Extra Joss Active. Alasan apa yang membuat saudara tertarik dengan Extra Joss Active. Menurut saudara apa yang menjadi daya tarik kemasan Extra Joss Active. Indikator pertanyaan minat beli konsumen memiliki kategori yang berbeda dan disesuaikan dengan tiap masing-masing pertanyaan.
69
Tabel 4.1.1.3.14 Perhatian Terhadap Kemasan Baru Extra Joss Active (n = 94)
Frequency Valid
Sangat perhatian Perhatian Cukup perhatian Kurang perhatian Tidak perhatian Total
Percent
29 50
30,8 53,2
15
16,0
0
0,0
0
0,0
94
100,0
Sumber; hasil kuesioner (diolah No.10)
Berdasarkan tabel perhatian terhadap kemasan baru Extra Joss Active diatas menujukkan bahwa, perhatian menempati nilai yang tertinggi berjumlah 50 responden atau sebesar 53,2% lebih besar dari jumlah sangat perhatian sebesar 29 responden atau 30,8% dan responden yang menyatakan cukup perhatian berjumlah 15 responden atau sebesar 16,0% lebih banyak dari jumlah responden yang menyatakan kurang perhatian dan tidak perhatian berjumlah 0 responden atau 0,0%. Dari keterangan diatas, dapat diketahui kesadaran responden terhadap kemasan baru Extra Joss Active melalui pertanyaan : “Bagaimana perhatian saudara setelah melihat kemasan baru Extra Joss active?” dengan banyaknya responden yang menyatakan perhatian dengan jumlah tertinggi sebesar 53,2% atau berjumlah 50 responden dari jumlah keseluruhan responden seluruhnya yaitu 94 responden.
70
Tabel 4.1.1.3.15 Ketertarikan terhadap Tampilan Kemasan Baru Extra Joss Active (n = 94)
Valid
Sangat tertarik Tertarik Cukup tertarik Kurang tertarik Tidak tertarik Total
Frequency 26 44 24 0 0 94
Percent 27,7 46,8 25,5 0,0 0,0 100,0
Sumber; hasil kuesioner (diolah No.11)
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan tertarik terhadap tampilan kemasan baru Extra Joss Active sebesar 44 responden atau berjumlah 46,8% lebih besar dari responden yang menyatakan sangat tertarik sebesar 26 responden atau berjumlah 27,7% dan responden yang menyatakan cukup tertarik sebesar 24 responden atau berjumlah 25,5% sedangkan responden yang menyatakan kurang tertarik dan tidak tertarik sebesar 0 responden atau berjumlah 0,0%. Mengenai hasil diatas, dapat disimpulkan akan keadaan responden mengenai ketertarikan terhadap tampilan kemasan baru Extra Joss Active dapat dikenali dan ternyata responden tertarik dengan menjawab sebesar 46,8% atau berjumlah 44 responden.
71
Tabel 4.1.1.3.16 Keinginan atau Mau Mengkonsumsi atau Menggunakannya setelah Melihat Kemasan Baru Extra Joss Active (n = 94)
Valid
Sangat ingin Ingin Cukup ingin Kurang ingin Tidak ingin Total
Frequency 19 50 24 1 0 94
Percent 20,2 53,2 25,5 1,1 0,0 100,0
Sumber; hasil kuesioner (diolah No.12)
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa responden menyatakan keinginan atau mau mengkonsumsi bahkan menggunakannya setelah melihat kemasan baru Extra Joss Active menunjukan banyaknya responden yang menyatakan ingin berjumlah 50 responden atau sebesar 53,2% lebih besar dari jumlah responden yang menyatakan cukup ingin berjumlah 24 responden atau sebesar 25,5% dan responden yang menyatakan sangat ingin sebanyak 19 responden atau sebesar 20,2% sedangkan responden yang menyatakan kurang ingin berjumlah 1 responden atau sebesar 1,1% serta yang menyatakan tidak ingin berjumlah 0 responden atau sebesar 0,0%. Dari keterangan diatas, dapat diketahui keinginan akan mau mengkonsumsi setelah melihat kemasan baru Extra Joss Active dengan banyaknya responden yang menyatakan ingin berjumlah 50 responden atau sebesar 53,2% dan diikuti pernyataan responden cukup ingin berjumlah 24 responden atau sebesar 25,5% dari jumlah 94 keseluruhan responden.
72
Tabel 4.1.1.3.17 Keyakinan terhadap Sebuah Testimonial atau Kesaksian (n = 94)
Valid
Sangat yakin Yakin Cukup yakin Kurang yakin Tidak yakin
Frequency 17 52 23 2 0
Total
94
Percent 18,1 55,3 24,5 2,1 0,0 100,0
Sumber; hasil kuesioner (diolah No.13)
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa responden menyatakan keyakinan bahwa testimonial atau kesaksian dapat meyakinkan konsumen menunjukan banyaknya responden yang menyatakan yakin berjumlah 52 responden atau sebesar 55,3% lebih besar dari jumlah responden yang menyatakan cukup yakin berjumlah 23 responden atau sebesar 24,5% dan responden yang menyatakan sangat yakin sebanyak 17 responden atau sebesar 18,1% sedangkan responden yang menyatakan kurang yakin berjumlah 2 responden atau sebesar 2,1% serta yang menyatakan tidak yakin berjumlah 0 responden atau sebesar 0,0%. Dari keterangan diatas, dapat diketahui keyakinan bahwa testimonial atau kesaksian dapat meyakinkan konsumen untuk membeli Extra Joss Active dengan yang menyatakan yakin berjumlah 52 responden atau sebesar 55,3% dan diikuti pernyataan responden cukup yakin berjumlah 23 responden atau sebesar 24,5% dari jumlah 94 keseluruhan responden.
73
Tabel 4.1.1.3.18 Berminat untuk Membeli Extra Joss Active setelah Melihat Informasi Kemasan Baru Extra Joss Active (n = 94)
Frequency Valid
Percent
Sangat berminat Berminat Cukup berminat Kurang berminat Tidak berminat
30 36 26 2 0
31,9 38,3 27,7 2,1 0,0
Total
94
100,0
Sumber; hasil kuesioner (diolah No.14)
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan berminat untuk membeli setelah melihat informasi terhadap kemasan baru Extra Joss Active sebesar 36 responden atau berjumlah 38,3% lebih besar dari responden yang menyatakan sangat berminat sebesar 30 responden atau berjumlah 31,9% dan responden yang menyatakan cukup berminat sebesar 26 responden atau berjumlah 27,7% sedangkan responden yang menyatakan kurang berminat sebesar 2 responden atau 2,1% dan tidak berminat sebesar 0 responden atau berjumlah 0,0%. Mengenai hasil diatas, dapat disimpulkan akan keadaan responden mengenai berminat untuk membeli setelah melihat informasi terhadap kemasan baru Extra Joss Active dapat dikenali dan ternyata responden berminat dengan menjawab sebesar 38,3% atau berjumlah 36 responden.
74
Tabel 4.1.1.3.19 Alasan Konsumen Tertarik Terhadap Kemasan Baru Extra Joss Active (n = 94)
Frequency Valid
Dorongan orang lain Desain varian rasa Iklan Kemasan Merek Total
Percent 0
0,0
1 6
1,1 6,4
65 22 94
69,1 23,4 100,0
Sumber; hasil kuesioner (diolah No.15)
Dari tabel diatas, dapat diketahui yang membuat tertarik dari responden menunjukan bahwa banyaknya yang menyatakan kemasan seluruh Extra Joss Active menduduki nilai tertinggi dengan jumlah 65 responden atau sebesar 69,1% lebih besar dari responden yang menyatakan merek Extra Joss Active yang tertera dikemasan baru Extra Joss Active berjumlah 22 responden atau sebesar 23,4% sedangkan responden yang menyatakan iklan Extra Joss Active berjumlah 6 responden atau sebesar 6,4% dan responden yang menyatakan desain varian rasa yang tertera pada kemasan baru Extra Joss Active berjumlah 1 responden atau 1,1% dan yang menyatakan karena dorongan orang lain berjumlah 0 responden atau sebesar 0,0% Mengenai keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa yang paling menarik dari seluruh kemasan baru Extra Joss Active yang terkandung adalah kemasan dengan banyaknya jumlah 65 responden atau sebesar 69,1% dari jumlah keseluruhan responden yaitu 94 responden.
75
Tabel 4.1.1.3.20 Daya Tarik dari Kemasan Baru Extra Joss Active (n = 94)
Frequency Valid
Semua hal tersebut diatas Tata letak atau lay out Ilustrasi Warna Tulisan atau font Total
Percent 3
3,2
8 28 36 19 94
8,5 29,8 38,3 20,2 100,0
Sumber; hasil kuesioner (diolah No.16)
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa responden yang membuat daya tarik dari responden menunjukkan bahwa banyaknya yang menyatakan warna dominant maupun yang tertera seluruhnya dikemasan baru Extra Joss Active menduduki nilai tertinggi dengan jumlah 36 responden atau sebesar 38,3% lebih besar dari responden yang menyatakan ilustrasi kepalan tangan yang tertera dikemasan baru Extra Joss Active sebanyak 28 responden atau sebesar 29,8% dan responden yang menyatakan tulisan atau font Extra Joss Active sebesar 19 responden atau 20,2% dan responden yang menyatakan tata letak atau layout atau penempatan gambar yang tertera dikemasan baru Extra Joss Active sebanyak 8 responden atau 8,5% dan yang menyatakan semua hal tersebut diatas yang tertera dikemasan baru Extra Joss Active sejumlah 3 responden atau 3,2%. Dari keterangan diatas, dapat disimpulkan yang membuat tertarik dari sekian jumlah responden adalah faktor warna dominant maupun yang tertera semuanya dikemasan baru Extra Joss Active yang dimiliki oleh Extra Joss Active dengan
76
jumlah tertinggi 36 responden atau sebesar 38,3% dan diikuti pernyataan responden ilustrasi kepalan tangan yang tertera dikemasan baru Extra Joss Active sebanyak 28 responden atau sebesar 29,8 dari jumlah keseluruhan responden yaitu 94 responden.
4.1.1.4 Korelasi Pengertian korelasi adalah penelitian yang melihat suatu hubungan antara variabel satu atau lebih variabel yang diteliti untuk melihat hubungan yang terjadi diantara mereka mencoba untuk merubah atau mengadakan perlakuanperlakuan terhadap variabel-variabel tersebut. Dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui adanya Hubungan daya tarik kemasan baru Extra Joss Active terhadap minat beli konsumen. Dimana variabel X adalah Daya tarik kemasan baru, sedangkan variabel Y merupakan Minat beli konsumen, sehingga dapat dilihat dari korelasional antara variabel X dengan variabel Y dengan menggunakan rumus “Pearson Correlation” yang mana untuk mengetahui atau melihat hubungan diantara veriabel. Dalam perhitungan tinggi atau rendahnya suatu korelasi kita dapat melihat dari pertanyaan Guilford (1956; 145) angka kasar yaitu:63 1. Kurang dari 0,20 hubungan rendah sekali atau lemah sekali atau tidak ada korelasi 2. 0,20 sampai dengan 0,40 hubungan yang rendah atau lemah 3. 0,40 sampai dengan 0,70 hubungan yang sedang atau cukup 4. 0,70 sampai dengan 0,90 hubungan yang kuat atau tinggi 5. Diatas atau lebih dari 0,90 hubungan sangat kuat atau tinggi
77
Adapun untuk mengukur data yang ada pada perhitungan korelasi dapat mengunakan Pearson correlation dengan melihat tabel korelasi dibawah ini:
Correlations Daya tarik kemasan Daya tarik kemasan Pearson Correlation 1 Sig. (2-tailed) . N 94 Minat beli Pearson Correlation .812(**) Sig. (2-tailed) .000 N 94 ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Minat beli .812(**) .000 94 1 . 94
Dapat dilihat “Hubungan daya tarik kemasan baru Extra Joss Active terhadap minat beli konsumen”. Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat hubungan daya tarik kemasan baru Extra Joss Active dengan populasinya yang merupakan warga remaja Rw.05 Kreo selatan, dengan mengambil jumlah sampel adalah anak remaja rentang usia 17 tahun sampai 30 tahun merupakan terdiri dari pelajar, mahasiswa, karyawan/I, wiraswasta, atau ibu rumah tangga. Adapun nilai yang dihasilkan dengan Pearson correlation menunjukkan nilai 0,812 yang berarti hubungan kuat atau tinggi dan mempunyai nilai korelasi 0,000 yang menandakan adanya hubungan yang berarti, sehingga hubungan daya tarik kemasan baru Extra Joss Active terhadap minat beli konsumen adalah kuat.
62
Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2001, hal 29
78
4.1.1.5 Reliabilitas dan Validitas Dari hasil reliabilitas pada penelitian ini menunjukkan nilai korelasi untuk variabel daya tarik kemasan sebesar 0,895 dan untuk variabel minat beli sebesar 0,812. Artinya nilai tersebut di atas menunjukan pada penelitian ini reliabel (lampiran). Sedangkan hasil dari validitas pada penelitian ini dapat diperoleh berdasarkan variabel KMO (Kaiser Meyer Olkin) and Bartlett’s yang menunjukan signifikan karena terdapat angka 0,000 ini menandakan bahwa penelitian dikatakan valid dalam hasil uji validitas (lampiran).
4.1.1.6 Hasil Analisis Berdasarkan hasil dari penelitian ini yang didapat, menyatakan adanya hubungan antara variabel yaitu variabel daya tarik kemasan baru Extra Joss Active dengan variabel minat beli konsumen. Dimana dapat dilihat dari hasil penelitian terhadap 94 responden yang dapat kita ketahui sebagai berikut ini:
Adanya hubungan yang kuat atau tinggi, sangat tinggi atau sangat kuat antara “Daya tarik kemasan baru Extra Joss Active terhadap Minat beli konsumen”.
Dengan demikian, kemasan adalah sebagai pelindung atau wadah bagi suatu produk juga telah mampu berfungsi sebagai daya tarik konsumen yang merupakan sarana efektif tersendiri untuk mengkomunikasikan suatu produk barang atau jasa.
79
4.1.1.7 Analisis Pengujian Hipotesis Sebagaimana telah dijelaskan dalam Bab pendahuluan, hipotesis yang telah diajukan dalam penelitian ini adalah: Ho: Tidak ada hubungan antara daya tarik kemasan baru Extra Joss Active terhadap minat beli konsumen. Ha: Ada hubungan antara daya tarik kemasan baru Extra Joss Active terhadap minat beli konsumen. Pada penelitian ini hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut : Ho: r = 0 (Tidak ada hubungan antara daya tarik kemasan baru dengan minat beli konsumen adalah sama dengan nol). Ha: r ≠ 0 (Ada hubungan antara daya tarik kemasan baru dengan minat beli konsumen adalah tidak sama dengan nol). Untuk menunjukkan adanya hubungan kedua variabel, untuk menghitungnya dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan rumus: to = r √ (n – 2) √1 – r2 to = 0,812 √ (94 – 2) √1 – 0,659 to = 0,812 √ 92 √1 – 0,659 to = 7,788 0,583 to = 13,358
80
Jadi, df = 92 dan tα = 0,05 = 1,662, maka didapat tα (0,01) = 2,367 dan hasilnya ternyata to > tα = 13,358 > 1,662 Keterangan: r adalah koefisien korelasi n adalah jumlah responden yang diamati
Dari perhitungan diatas dapat kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang kuat atau tinggi antara daya tarik kemasan baru terhadap minat beli konsumen, terlihat dari perhitungan to > tα yang bearti Ho diterima dan Ha ditolak, dengan daya tarik kemasan baru Extra Joss Active yang disukai dan menarik dapat menimbulkan minat beli konsumen. Untuk mengetahui besarnya hubungan diantara variabel X terhadap variabel Y, maka perlu digunakan angka R square (angka korelasi yang dikuadratkan). Angka R square dalam tabel sebesar 0,812 dan perlu dianalisa dengan menghitung besarnya koefisien determinasi (kd) dengan rumus dibawah ini: KD = r2 x 100% = 0,8122 x 100% = 0,659 x 100% = 65,9% Keterangan : KD adalah koefisien determinasi r adalah koefisien korelasi
81
Dari hasil olahan tersebut diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,659 atau 65,9%. Artinya besarnya hubungan daya tarik kemasan baru Extra Joss Active terhadap minat beli konsumen adalah 65,9%, sedangkan sisanya 34,1% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain diluar daya tarik kemasan baru yang tidak diteliti antara lain karakteristik produk, proses produksi, produk pesaing, sasaran pasar, jalur distribusi, promosi, kecenderungan pasar dan lain-lainnya.
Maka uji signifikansi koefisien korelasi antara hubungan daya tarik kemasan baru (X) terhadap minat beli konsumen (Y), sebagai berikut:
n 94
thitung Koefisien Koefisien Korelasi Determinasi 0,812 0,659 13,358
Sumber; Koefisien korelasi sangat signifikan (t
4.2
hitung
= 13,358 > t
ttabel α = 0,05 α = 0,01 1,662 2,367 tabel
= 1,662) pada α = 0,05
Pembahasan Dari hasil penelitian yang sudah didapat, jumlah responden yang berjenis kelamin pria lebih banyak daripada jumlah responden yang berjenis kelamin wanita. Hal tersebut dikarenakan pada saat peneliti menyebarkan sebuah pertanyaan-pertanyaan atau kuesioner dilapangan yaitu dilingkungan Rw.05 Kreo Selatan lebih banyak mendapatkan responden yang berjenis kelamin pria yang mempunyai karakteristik yang tepat untuk dijadikan sebuah sampel. Maka dari itu, peluang responden berjenis kelamin pria lebih banyak untuk dijadikan sebuah sampel penelitian dari pada responden yang berjenis kelamin wanita. Berdasarkan dari segi usia responden, semua responden dalam penelitian ini merupakan sasaran dari produk Extra Joss Active karena pada
82
umumnya sasaran khalayaknya harus disesuaikan dengan target market dari produk yang ditawarkan. Dalam membahas hubungan daya tarik kemasan baru Extra Joss Active terhadap minat beli konsumen, banyak menggunakan konsep-konsep antara lain proses komunikasi yang dijelaskan menurut proses komunikasi biasa, yaitu: “Pengirim, penyandian, saluran, gangguan, pengartian, penerima, dan umpan balik”. Merupakan tahap dasar yang sangat penting karena dengan tahap inilah kita berarti, siapa yang menjadi komunikator dan siapa yang menjadi komunikan melalui media komunikasi yang berada digunakan dan menimbulkan respon atau menimbulkan efek tertentu. Dalam hal ini selaku komunikator adalah perusahaan Extra Joss Active dan komunikannya adalah remaja yang merupakan mengkonsumsi atau menggunakan dari produk Extra Joss Active. Dengan mengacu pada kerangka pemikiran, yaitu proses komunikasi biasa (pengirim, penyandi, saluran, gangguan, pengartian, penerima, serta umpan balik), maka dari hasil yang diperoleh menjelaskan bahwa proses komunikasi dengan membawa isi pesan dari kemasan produk Extra Joss Active yang dikemas dengan format daya tarik kemasan bisa diterima dengan baik oleh konsumen sehingga dapat menimbulkan minat untuk membeli produk tersebut. Untuk daya tarik kemasan baru Extra Joss Active, berdasarkan hasil penelitian yang sudah dikelola, diketahui bahwa semua responden yang diteliti pernah melihat maupun mengkonsumsi produk Extra Joss Active sebesar 100%. Bahkan sebagian besar responden berjumlah 68,1% melihat kemasan baru dengan kategori tertarik dan sisanya saja yang melihat kemasan baru dengan
83
kategori sangat tertarik. Besarnya sebuah frekuensi ketertarikan responden terhadap kemasan baru Extra Joss Active tentu sangat berkaitan erat dengan tingginya frekuensi ketetarikan terhadap komposisi warna yang tertera dikemasan baru. Dari hasil data mengenai bentuk sachet kemasan baru Extra Joss Active, rata-rata ketertarikan responden terhadap bentuk sachet kemasan baru Extra Joss Active yang banyak dipilih responden adalah kategori tertarik. Jumlah responden untuk tertarik terhadap bentuk sachet kemasan baru Extra Joss Active secara keseluruhan dapat dikatakan sangat tinggi. Hal tersebut disebabkan oleh para responden tertarik pada konsep bentuk kemasan yang disajikan para produsen sesuai dan tepat dengan apa yang diingikan mereka. Daya tarik dari produk Extra Joss Active memudahkan responden untuk menilai dan memberikan pandangannya kepada kemasan baru yang ditampilkan. Kekuatan utama dari suatu produk dalam penyampaian pesannya terletak pada kemasan baru yang ditampilkan. Dalam hal ini kemasan baru yang diteliti termasuk dalam kategori ketertarikan ilustrasi atau gambar yaitu kepalan tangan dan garis-garis yang tertera dikemasan baru Extra Joss Active dengan presentase yang cukup tinggi yaitu tertarik sebesar 56,4%. Hal ini membuktikan bahwa responden menilai sumber memiliki daya tarik kemasan tersendiri untuk memberikan kesaksiannya dalam kemasan baru tersebut. Pada typography terhadap kemasan baru Extra Joss Active, responden memberikan penilaian atau pandangan bahwa ketertarikan terhadap typografi atau isi pesan text kemasan baru Extra Joss Active memiliki ketertarikan tersendiri yaitu suatu artistik tertentu sehingga dianggap pantas untuk
84
memeberikan kesaksiannya dengan presentase yang cukup tinggi yaitu sebesar 69,1%. Hal tersebut menyatakan bahwa responden menilai sumber memiliki daya tarik tersendiri untuk memberikan kesaksiannya dal kemasan beau tersebut. Untuk pertanyaan sikap dari responden pada merek atau brand yang tertera dikemasan, diinterprestasikan oleh sebagian besar responden dengan sikap tertarik sebesar 54,2% bahwa ketertarikan terhadap kemasan baru juga bisa berasal dari nama merek atau brand yang tertera dalam kemasan tersebut. Hal ini dikarenakan nama merek produk atau brand tersebut sudah dikenal dan menjadi top mind di benak konsumen. Pada Layout kemasan, sekitar 59,6% menyatakan sikap tertarik menganggap bahwa ketertarikan terhadap layout atau penempatan atau tata letak yang tertera pada kemasan baru Extra Joss Active bisa menarik perhatian responden. Itu berarti menunjukkan bahwa responden menilai layout yang ditampilkan dalam kemasan baru Extra Joss Active adalah sebagai orang yang memiliki pengetahuan yang cukup mengenai kategori kemasan baru produk tersebut. Penilaian responden pada warna dominan kemasan menunjukkan nilainilai objektifitas yang dianut oleh kemasan baru Extra Joss Active dengan hasil presentase tertarik sebesar 57,4% bahwa responden merasa tertarik terhadap warna dominan yang tertera dalam kemasan baru Extra Joss Active. Itu berarti para responden memberikan pandangan atau penilaian terhadap kemasan baru Extra Joss Active adalah orang yang berbicara sesuai fakta yang telah mereka lihat dalam memberikan kesaksiannya.
85
Selanjutnya pada tampilan kemasan baru Extra Joss Active yaitu penilaian responden tidak semuanya menyatakan sikap sangat tertarik namun dapat dikatakan bahwa responden yag melihat tampilan kemasan baru Extra Joss Active merasakan tertarik dengan jumlah presentase sebesar 41,5%. Dengan adanya tampilan kemasan baru yang menarik perhatian konsumen maka akan menjadi daya tarik tersendiri bagi responden tersebut. Untuk responden yang menganggap tertarik bahwa kemasan baru Extra Joss Active adalah font atau tulisan yang tertera pada kemasan baru sehingga dia memang pantas memberikan kesaksian mengenai kemasan baru Extra Joss Active yang didapat dari hasil yang sangat besar diantara lain-lainya yaitu sebesar 73,4%. Karena karakter dari font atau tulisan yang tertera di kemasan baru Extra Joss Active membuat responden menilai kesaksian yang diberikan sesuai dengan produk kemasan barunya sehingga dapat menarik perhatian para responden. Setelah diketahui hasil data yang telah dikelolah terhadap responden pada tahap penilaian atau pandangan mengenai daya tarik kemasan baru Extra Joss Active, kemudian responden diteliti untuk memberikan penilaian terhadap variabel minat beli konsumen dengan mengarah kepada unsur-unsur Attention, Interst, Desire, Conviction and Action. Pada unsur Attention, ternyata perhatian setelah melihat kemasan baru Extra Joss Active mampu menarik perhatian responden dan membuat responden perhatian untuk melihat kemasan baru Extra Joss Active sebesar 53,2%. Hal tersebut menunjukkan bahwa walaupun kemasan lama telah diinovasi menjadi
86
kemasan yang baru ternyata kemasan baru juga mampu untuk menarik perhatian konsumen. Pada unsur Interst, hasil yang telah didapat menunjukkan sikap tertarik sebesar 46,8% bahwa dengan kemasan baru yang ditampilkan, responden mulai tertarik mengenai tampilan produk kemasan baru yaitu Extra Joss Active. Hal ini berarti ketertarikan yang diberikan oleh responden terhadap tampilan kemasan baru meningkat menjadi tertarik yang membuat rasa ingin tahu secara lebih mendalam yang berada pada diri konsumen. Kemudian setelah diketahui dari hasil pengelolahan data terhadap unsure Attention dan Interst, selanjutnya pada unsur Desire hasil presntase terbanyak ditunjukkan kepada responden dengan sikap ingin sebesar 53,2% bahwa kemasan baru yang ditampilkan membuat keinginan konsumen untuk mengkonsumsi atau menggunakan Extra Joss Active setelah melihat kemasan baru. Hal tersebut menyatakan bahwa kemasan baru Extra Joss Active dapat menarik perhatian responden untuk mengkonsumsi atau menggunakan produk tersebut. Selanjutnya, keyakinan terhadap sebuah testimonial atau kesaksian terhadap kemasan baru dapat membuat sikap yakin konsumen sebesar 55,3% responden merasa yakin untuk membeli produk Extra Joss Active. Hal ini menunjukkan bahwa sebuah testimonial atau kesaksian terhadap kemasan baru mampu untuk menggerakkan keinginan khalayak untuk membeli Extra Joss Active. Sebagian responden berminat sebesar 38,3% bahwa sebuah informasi yang tertera di kemasan baru membuat mereka percaya bahwa produk yang
87
diberikan memang berkualitas, dalam hal ini adalah Extra Joss Active. Selain karena sebuah informasi yang ditampilkan, hal ini tentunya juga dipengaruhi oleh nama besar produsen itu sendiri yaitu PT Bintang Toedjoe yang memberikan produk-produknya selalu menjadi pilihan utama karena kualitasnya. Kekuatan utama dari produk yang paling menarik terletak pada kemasannya yang mampu membuat responden ingin mengkonsumsi atau menggunakan Extra Joss Active. Meskipun sebuah kemasan lama dari Extra Joss Active telah diinovasi menjadi kemasan baru. Hal tersebut responden memberikan penilaian terhadap kemasan yang dipilih sebagai kategori yang paling menarik dari kemasan baru Extra Joss Active sebesar 69,1%. Responden yang memilih kategori warna yang ditampilkan merupakan suatu daya tarik dari kemasan Extra Joss Active berjumlah 38,3%. Sedangkan hanya 29,8% yang dipilih oleh responden adalah kategori ilustrasi dalam daya tarik dari kemasan Extra Joss Active. Hal tersebut dikarenakan warana yang ditampilkan dalam kemasan baru Extra Joss Active menarik perhatian serta menggugah hati responden untuk mengkonsumsi atau menggunakan produk tersebut. Ini berarti unsur-unsur dalam kemasan sedikit banyak dapat mempengaruhi responden untuk membeli Extra Joss Active. Kemudian dari perhitungan diatas, diperoleh rhitung sebesar 0,812 dengan taraf signifikansi α = 0,05 dan terlihat bahwa rtabel adalah sebesar 0,659, maka jika dibandingkan ternyata rhitung lebih besar dari rtabel (rhitung > rtabel). Dengan demikian penelitian berhasil menolak hipotesis nol yang berbunyi “tidak ada hubungan antara daya tarik kemasan baru Extra Joss Active terhadap minat beli konsumen”.
88
Dengan adanya penolakan terhadap hipotesis nol, maka dapat diartikan pula bahwa penelitian berhasil menerima hipotesis alternative yang berbunyi: “Ada hubungan antara daya tarik kemasan baru Extra Joss Active terhadap minat beli konsumen”. Dengan mengacu pada kerangka teori yaitu proses komunikasi biasa (Pengirim, penyandian, saluran, gangguan, pengartian, penerima, dan umpan balik), Daya Tarik Kemasan dan AIDCA (attention, intrest, desire, conviction and action), maka dapat dijelaskan bahwa daya tarik kemasan baru dapat diterima oleh khalayak atau konsumen secara optimal dan baik agar berminat membeli dan menggunakan atau mengkonsumsi produk Extra Joss Active. Hal ini dapat dilihat dari presentasi AIDCA yang keseluruhan memiliki nilai tinggi atau kuat dalam hubungan daya tarik kemasan baru Extra Joss Active dengan minat beli konsumen. Sehingga dari hasil analisa data dan pengujian hipotesis diatas, maka peneliti berhasil membuktikan adanya hubungan antara daya tarik kemasan baru terhadap minat beli konsumen. Selanjutnya hasil dari penelitian yang telah didapat dengan semua konsep yang peneliti gunakan dalam mencari hubungan daya tarik kemasan baru dengan minat beli konsumen ternyata hasil penelitian yang diperoleh menunjukan adanya korelasi atau pengaruh yang positif. Dengan seluruh tahap inilah yang digunakan peneliti dalam mencari hubungan daya tarik kemasan baru Extra Joss Active tehadap minat beli konsumen. Dan jika dilihat dari hasil penelitian ini dan berdasarkan hasil
89
korelasi maka dapat dilihat adanya hubungan yang tinggi atau kuat yang berarti antara daya tarik kemasan baru terhadap minat beli konsumen.
90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Pada Bab ini akan diuraikan sebuah kesimpulan yang ditarik berdasarkan hasil analisa data variabel-variabel penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan daya tarik kemasan baru Extra Joss Active terhadap minat beli konsumen. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui penyebaran kuesioner terhadap 94 responden remaja yang berumur 17–30 tahun dilingkungan Rw.05 Kreo Selatan yang merupakan sampel dari penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Adanya hubungan yang kuat atau tinggi antara hubungan daya tarik kemasan baru Extra Joss Active dengan minat beli konsumen, sehingga dapat diartikan bahwa daya tarik kemasan baru Extra Joss Active dapat menarik perhatian, ketertarikan, keinginan, keyakinan serta tindakan konsumen atau khalayak yang terdiri dari remaja di Rw.05 Kreo Selatan. 2. Dalam sebuah kemasan meliputi akan pemilihan warna, bentuk, merek, ilustrasi, teks, dan tata letak. Dimana hal tersebut merupakan unsur-unsur dalam tampilan daya tarik kemasan yang dipadukan sangatlah paling penting, agar dapat menunjang terciptanya daya tarik bagi konsumen sehingga tertarik untuk melihat dan terdorong melakukan tindakan minat beli. Sebab kemasan merupakan penampilan luar yang mewakili kemasan yang baik serta kualitas
91
suatu produk dan mampu mengerti maupun memahami target market yang dituju. 3. Kemasan yang menarik dan bagus mempunyai daya tarik kemasan tersendiri terhadap konsumen yang dapat membangkitkan perhatian, ketertarikan, menimbulkan keinginan terhadap suatu produk sehingga pada akhirnya sampai pada melakukan keyakinan, tindakan pembelian akan produk. Hal tersebut tidak terlepas dari daya tarik kemasan yang dapat menciptakan kesan produk terlihat bagus, menarik sehingga timbullah rasa ketertarikan pada diri konsumen menjadi minat dan akhirnya mengarahkan kepada tindakan pembelian. 4. Selain itu dalam pengujian hipotesis diperoleh to = 13,358 > ttabel = 1,662 sehingga Ho diterima dan Ha ditolak, maka dengan daya tarik kemasan baru Extra Joss Active yang dikonsumsi atau dipakai dan menarik dapat menimbulkan minat untuk membeli produk. 5. Dan dari hasil analisa mengenai hubungan daya tarik kemasan baru (variabel x) terhadap minat beli konsumen (y) maka diperoleh koefisien korelasi dengan Pearson correlation (r) xy = 0,812 berarti terdapat hubungan yang tinggi atau kuat antara daya tarik kemasan baru (x) terhadap minat beli konsumen (y).
5.2
Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut ini:
92
1. Dalam pembuatan kemasan baru PT Bintang Toedjoe harus dapat melihat dan mengikuti perkembangan trend masa kini dan selera yang sedang berkembang ditarget audiens amupun target marketnya serta memiliki ciri khas tersendiri yang dapat dibedakan dengan produk kompetitor lainnya. Karena hal tersebut bisa mendapatkan nilai yang lebih dari produk kompetitor sebagai upaya peningkatan jumlah produk penjualan. 2. Untuk membuat desain suatu kemasan baru PT Bintang Toedjoe harus lebih memperhatikan lagi dengan cermat dan teliti mengenai target audiends dan target marketnya yang akan dituju. 3. Selanjutnya dalam hal pembuatan desain kemasan baru untuk lebih menarik lagi maka PT Bintang Toedjoe harus memperhatikan unsur-unsur daya tarik yang terdiri atas warna, bentuk, merek, ilustrasi, teks, dan tata letak yang merupakn paduan yang utuh untuk menciptakan suatu pesan yang dapat memikat dan menarik perhatian terhadap konsumen sehingga terjadinya minat dan akhirnya sampai pada pembelian produk. 4. Bagi untuk para pembaca skripsi ini, saya sarankan sebaiknya apabila ingin meriset untuk skripsi nanti sebaiknya product High Involvement saja.
93
DAFTAR PUSTAKA
Alhusin, Syahri. Aplikasi Statistik Praktis dengan SPSS 10 For Windows. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2003 Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 1991 Arsyad, Lincolin dan Soeratno. Metodologi Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: UPPAMPYKPN, 1988 Colley, Russel H. Defining Goals For Measured Advertising Result. New York: Holt, 1961 Delozer, M Wayne. The Marketing Communication Process. Tokyo: McGraw-Hill Kogakuslia, 1976 Effendi, Onong Uchjana. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Remaja Rosadakarya, 2000 Faisal, Sanafih. Penelitian Sosial. Jakarta: Rajawali Perss, 1992 Gulo, W. Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002 Husaein, Umar. Metodologi Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis. Jakarta: Raja Grafindo, 1999 Jefkins, Frank. Periklanan. Jakarta: Erlangga, 1996 Kasali, Rhenald. Manajemen Periklanan, Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: Grafiti, 1993 Kotler, Philip. Dasar-Dasar Pemasaran. Edisi Ketiga, Jakarta: Intermedia, 1997 Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana, 2006 Malik, Dedy Damaluddin. Komunikasi Persuasif. Bandung: Remaja Rosda Karya, 1994 Mardalis. Metode Penelitian (Suatu Pendekatan Proposal). Jakarta: Bumi Aksara, 2007 Moriarty, Sandra E. Creative Advertising: Theory and Practice. New Jersey USA: Prentice Hall, 1991 Nazir, N. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983
94
Rahmat, Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi. Jakarta: Remaja Rosda Karya, 2001 Rangkuti, Freddy. The Power of Brand. Jakarta: Gramedia, 2002 Salim, Peter. Kamus Bahasa Indonesia Kotemporer. Jakarta: Modern English Perss, 1995 Sendjaja, S Djuarsa. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 1994 Setiawan, Bambang. Metode Penelitian Komunikasi I. Jakarta: Universitas Terbuka, 1995 Ship, Terence A. Periklanan Promosi. Edisi Kelima, Jilid 1, Jakarta: Erlangga, 2003 Singaribun, Masri. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3S, 1991 Stanson, William J. Prinsip Pemasaran. Jilid 1, Jakarta: Erlangga, 1993 Sugiyono. Manajemen Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta, 1999 Sugiyono dan Eri Wibowo. Statistika Untuk Penelitian Dan Aplikasinya Dengan SPSS 10.0 For Windows. Bandung: Alfa beta, 2004 Sujana. Metode Statistika. Jilid 1, Bandung: Transito, 1992 Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia. Jakarta: Directorat Bina Perss dan Grafika Departemen Penerangan RI, 1993 Wirya, Iwan. Kemasan Yang Menjual. Jakarta: Intermedia, 1999 W N, David. Advertising: Planning Implementation and Control. Ohio: South Western Publishing, Ohio, 1978 Yarnest. Panduan Aplikasi Statistik dengan Menggunakan SPPS Versi 11.0. Malang: Dioma, 2004
KUESIONER PENELITIAN UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA HUBUNGAN DAYA TARIK KEMASAN BARU EXTRA JOSS ACTIVE TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN (Survey Terhadap Warga Remaja Rw.05 Kreo Selatan)
Petunjuk Pengisian: 1. Lingkarilah jawaban yang menurut anda benar 2. Tulislah jawaban anda, sesuai dengan maksud dari setiap pertanyaan. I. Identitas Responden 1. Jenis Kelamin
3. Tingkat Pendidikan
a. Pria
a. SMU atau SLTA
b. Wanita
b. Akademik atau D3 c. Perguruan Tinggi
2. Rentang Usia
4. Pekerjaan
a. 15 – 21
a. Pelajar
b. 22 – 28
b. Mahasiswa
c. 29 – 35
c. Karyawan atau Karyawati
d. 36 – 40
d. Wiraswasta e. Ibu rumah tangga
Pertanyaan Kuesioner Tentang Daya Tarik Kemasan, Variabel X Berilah tanda check list (V) dari setiap partanyaan dibawah ini yang saudara anggap paling sesuai dengan pernyataan saudara. Keterangan: ST (Sangat Tertarik); T (Tertarik); CT (Cukup Tertarik); KT (Kurang Tertarik); TT (Tidak Tertarik).
NO
PERTANYAAN
JAWABAN ST
1
Apakah saudara tertarik dengan komposisi warna (kuning, merah, dan hijau) yang terdapat pada setiap kemasan Extra Joss Active?
2
Apakah saudara tertarik pada bentuk sachet dari kemasan Extra Joss Active?
3
Apakah saudara tertarik dengan ilustrasi atau gambar pada kemasan Extra Joss active (kepalan tangan dan garis-garis)?
4
Apakah saudara tertarik dengan bentuk isi pesan teks atau typografi (extra joss, active, varian rasa, bintang toedjoe, serta energi 7 vitamin B) yang tertera pada kemasan Extra Joss Active?
5
Apakah saudara tertarik dengan nama merek yang tertera yang ada didalam kemasan Extra Joss Active?
T
CT
KT
TT
NO
PERTANYAAN
JAWABAN ST
6
T
CT
KT
TT
Apakah saudara tertarik dengan layout atau tata letak atau penempatan pada susunan akan warna, bentuk, ilustrasi, teks, merek, dan tata letak yang tertera didalam kemasan Extra Joss Active?
7
Apakah saudara tertarik dengan warna dominan kuning yang terdapat pada kemasan Extra Joss Active?
8
Apakah saudara tertarik pada tampilan kemasan Extra Joss Active?
9
Apakah saudara tertarik dengan dengan penggunaan font atau tulisan yang tertera pada kemasan Extra Joss Active?
Pertanyaan Kuesioner Tentang Minat Beli Konsumen, Variabel Y Berilah tanda cross (X) dari setiap partanyaan dibawah ini yang saudara anggap paling sesuai dengan pernyataan saudara. 1. Bagaimana perhatian saudara setelah melihat kemasan Extra Joss Active? a. Sangat perhatian
d. Kurang perhatian
b. Perhatian
e. Tidak perhatian
c. Cukup perhatian
2. Apakah saudara tertarik dengan apa yang ditampilkan dalam kemasan Extra Joss Active? a. Sangat tertarik
d. Kurang tertarik
b. Tertarik
e. Tidak tertarik
c. Cukup tertarik 3. Apakah
saudara
berkeinginan
atau
mau
mengkonsumsi
dan
menggunakannya setelah melihat kemasan Extra Joss Active? a. Sangat ingin
d. Kurang ingin
b. Ingin
e. Tidak ingin
c. Cukup ingin 4. Apakah saudara merasa yakin untuk membeli Extra Joss Active hanya dengan melihat informasi yang tertera didalam kemasan Extra Joss Active? a. Sangat yakin
d. Kurang yakin
b. Yakin
e. Tidak yakin
c. Cukup yakin 5. Apakah saudara berminat bahwa testimonial atau kesaksian dapat menyakinkan konsumen untuk membeli Extra Joss Active? a. Sangat berminat
d. Kurang berminat
b. Berminat
e. Tidak berminat
c. Cukup berminat 6. Apa yang membuat saudara tertarik dengan Extra Joss Active? a. Merek atau nama Extra Joss Active
d. Desain varian rasa
b. Kemasan
e. Dorongan orang lain
c. Iklan 7. Menurut saudara apa yang menjadi daya tarik kemasan Extra Joss Active? a. Tulisan Extra Joss, Active
d. Tata letak atau penempatan gambar
b. Warna c. Ilustrasi kepalan tangan
e. Semua hal tersebut diatas
Correlations
Correlations Daya tarik kemasan Daya tarik kemasan
Minat beli
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Minat beli
1
.812(**)
. 94
.000 94
.812(**)
1
.000 94
. 94
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability
Case Processing Summary N % Valid 94 100.0 Excluded(a) 0 .0 Total 94 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Cases
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Standardized Alpha Items .895 .896
N of Items 2
Item Statistics
Mean Daya Tarik Kemasan Minat Beli Konsumen
Std. Deviation
N
35.50
3.151
94
27.78
2.995
94
Inter-Item Correlation Matrix Daya Tarik Minat Beli Kemasan Konsumen Daya Tarik Kemasan 1.000 .812 Minat Beli Konsumen .812 1.000 The covariance matrix is calculated and used in the analysis.
Inter-Item Covariance Matrix Daya Tarik Minat Beli Kemasan Konsumen Daya Tarik Kemasan 9.930 7.661 Minat Beli Konsumen 7.661 8.971 The covariance matrix is calculated and used in the analysis.
Summary Item Statistics
Mean 31.638 9.451
Maximu m/ Range Minimum Variance 7.723 1.278 29.825 .959 1.107 .460
Minimu Maximu m m 27.777 35.500 8.971 9.930
Item Means Item Variances Inter-Item 7.661 7.661 7.661 .000 Covariances Inter-Item .812 .812 .812 .000 Correlations The covariance matrix is calculated and used in the analysis.
N of Items 2 2
1.000
.000
2
1.000
.000
2
Item-Total Statistics Scale Scale Mean if Variance if Item Deleted Item Deleted 27.78 8.971
Corrected Item-Total Correlation .812
Squared Cronbach's Multiple Alpha if Item Correlation Deleted .659 .(a)
Daya Tarik Kemasan Minat Beli 35.50 9.930 .812 .659 Konsumen a The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates reliability model assumptions. You may want to check item codings.
Scale Statistics
Mean Variance 63.28 34.224
Std. Deviation 5.850
N of Items 2
.(a)
Factor Analysis
KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. ChiSquare df Sig.
.500 98.410 1 .000
Frequencies Frequency Table
Apakah saudara tertarik dengan komposisi warna (kuning, merah dan hijau) yang terdapat pada setiap kemasan Extra Joss Active
Frequency Valid
Cukup Tertarik Tertarik Sangat Tertarik Total
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
13
13.8
13.8
13.8
64
68.1
68.1
81.9
17
18.1
18.1
100.0
94
100.0
100.0
Apakah saudara tertarik pada bentuk sachet dari kemasan Extra Joss Active
Frequency Valid
Cukup Tertarik Tertarik Sangat Tertarik Total
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
22
23.4
23.4
23.4
41
43.6
43.6
67.0
31
33.0
33.0
100.0
94
100.0
100.0
Apakah saudara tertarik dengan ilustrasi atau gambar pada kemasan Extra Joss Active (kepalan tangan dan garis-garis)
Frequency Valid
Cukup Tertarik Tertarik Sangat Tertarik Total
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
29
30.9
30.9
30.9
53
56.4
56.4
87.2
12
12.8
12.8
100.0
94
100.0
100.0
Apakah saudara tertarik dengan bentuk isi pesan teks atau typografi (extra joss, active, varian rasa, bintang toedjoe, serta energi 7 vitamin B) yang tertera pada kemasan Extra Joss Active
Frequency Valid
Cukup Tertarik Tertarik Sangat Tertarik Total
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
15
16.0
16.0
16.0
65
69.1
69.1
85.1
14
14.9
14.9
100.0
94
100.0
100.0
Apakah saudara tertarik dengan nama merek yang tertera yang ada dikemasan Extra Joss Active
Frequency Valid
Kurang Tertarik Cukup Tertarik Tertarik Sangat Tertarik Total
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
1.1
1.1
1.1
27
28.7
28.7
29.8
51
54.3
54.3
84.0
15
16.0
16.0
100.0
94
100.0
100.0
Apakah saudara tertarik dengan layout atau tata letak atau penempatan pada susunan akan warna, bentuk, ilustrasi, teks, merek, dan tata letak yang tertera dikemasan Extra Joss active
Frequency Valid
Cukup Tertarik Tertarik Sangat Tertarik Total
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
21
22.3
22.3
22.3
56
59.6
59.6
81.9
17
18.1
18.1
100.0
94
100.0
100.0
Apakah saudara tertarik dengan warna dominan (kuning) yang terdapat pada kemasan Extra Joss Active
Frequency Valid
Cukup Tertarik Tertarik Sangat Tertarik Total
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
35
37.2
37.2
37.2
54
57.4
57.4
94.7
5
5.3
5.3
100.0
94
100.0
100.0
Apakah saudara tertarik pada tampilan kemasan Extra Joss Active
Frequency Valid
Cukup Tertarik Tertarik Sangat Tertarik Total
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
21
22.3
22.3
22.3
39
41.5
41.5
63.8
34
36.2
36.2
100.0
94
100.0
100.0
Apakah saudara tertarik dengan penggunaan font atau tulisan yang tertera pada kemasan Extra Joss Active
Frequency Valid
Cukup Tertarik Tertarik Sangat Tertarik Total
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
16
17.0
17.0
17.0
69
73.4
73.4
90.4
9
9.6
9.6
100.0
94
100.0
100.0
Bagaimana perhatian saudara setelah melihat kemasan Extra Joss active
Frequency Valid
Cukup Perhatian Perhatian Sangat Perhatian Total
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
15
16.0
16.0
16.0
50
53.2
53.2
69.1
29
30.9
30.9
100.0
94
100.0
100.0
Apakah saudara tertarik dengan apa yang ditampilkan dalam kemasan Extra Joss Active
Frequency Valid
Cukup Tertarik Tertarik Sangat Tertarik Total
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
24
25.5
25.5
25.5
44
46.8
46.8
72.3
26
27.7
27.7
100.0
94
100.0
100.0
Apakah saudara berkeinginan atau mau mengkonsumsi serta menggunakannya setelah melihat kemasan Extra Joss Active
Frequency Valid
Kurang Ingin Cukup Ingin Ingin Sangat Ingin Total
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
1.1
1.1
1.1
24
25.5
25.5
26.6
50
53.2
53.2
79.8
19
20.2
20.2
100.0
94
100.0
100.0
Apakah saudara merasa berminat untuk membeli Extra Joss Active hanya dengan melihat informasi yang tertera pada kemasan Extra Joss Active
Frequency Valid
Kurang Berminat Cukup Berminat Berminat Sangat Berminat Total
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
2
2.1
2.1
2.1
26
27.7
27.7
29.8
36
38.3
38.3
68.1
30
31.9
31.9
100.0
94
100.0
100.0
Apakah saudara yakin bahwa testimonial atau kesaksian dapat meyakinkan konsumen untuk membeli Extra Joss Active
Frequency Valid
Kurang Yakin Cukup Yakin Yakin Sangat Yakin Total
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
2
2.1
2.1
2.1
23
24.5
24.5
26.6
52
55.3
55.3
81.9
17
18.1
18.1
100.0
94
100.0
100.0
Apakah yang membuat saudara tertarik dengan Extra Joss Active
Frequency Valid
Varian Rasa Iklan Kemasan Merek atau Nama Extra Joss Active Total
Percent
1
Valid Percent
1.1
1.1
Cumulative Percent 1.1
6
6.4
6.4
7.4
65
69.1
69.1
76.6
22
23.4
23.4
100.0
94
100.0
100.0
Menurut saudara apa yang menjadi daya tarik kemasan baru Extra Joss Active
Frequency Valid
Semua Hal Tersebut Diatas Tata Letak atau Penempatan Gambar Ilustrasi Kepalan Tangan Warna Tulisan Extra Joss Active Total
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
3
3.2
3.2
3.2
8
8.5
8.5
11.7
28
29.8
29.8
41.5
36
38.3
38.3
79.8
19
20.2
20.2
100.0
94
100.0
100.0
CURRICULUM VITAE Agung Taufik Hidayat Dynamic, Communicative, Creative, Self Confidence, and Honest Personal Data Place & Date of Birth Marital Status Sex Religion Weight / High Nationality Address
: : : : : : :
Formal Education 2003-2008
:
2000-2003
:
1997-2000 1991-1996
: :
Jakarta, June 25th, 1985 Single Male Moslem 62 Kg / 177 cm Indonesian Jln. Bahagia VII Kp.Pisangan Rt/RW:005/02 No.53 Jakarta Selatan Home Phone Number : 021 – 9201 7770 Cellular Phone Number: 0898 808 2287 E-mail :
[email protected] Mercu Buana University Jakarta Barat, Study Program of Marketing Communication and Advertising. 3rd SMA Sumbangsih Senior High School, Study Program of Ilmu Pengetahuan Alam Jakarta 3rd SLTPN 124 Junior High School, Jakarta 6th SDN 01 Pagi Elementary School, Jakarta
Non Formal Education 2001 : General English, Basic Levels at LIA Jakarta Selatan Organizational Activities 2004 : Ketua Creative Himpunan Mahasiswa Jurusan Periklanan Mercu Buana University 2005 : Ketua Pelaksana Keakraban Mahasiswa Periklanan Generasi Creative 1 Mercu Buana University 2005 : Panita OSPEK Mahasiswa Jurusan Periklanan Mercu Buana University. 2006 : Wakil Pelaksana Pemilihan Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Periklanan Mercu Buana University.
Seminars/ Workshops 2003 : Pratikum “Fisika, Kimia dan Biologi” in SMA Sumbangsih Jakarta Selatan. 2003 : Karya Tulis “Virus HIV / AIDS” in SMA Sumbangsih Jakarta Selatan. 2003 : Program “Pendidikan Komputer Eskiwiyata Suryatama Computer” in SMA Sumbangsih Jakarta Selatan. 2004 : Seminar “FLAD (Fun Leadership of Advertising)” in Mercu Buana University. 2004 : Workshop “Project Free Shop Basic Program Design Graphic” in Mercu Buana University. 2005 : Seminar “Marketing Communication Sebagai Kompetensi Unggulan Dalam Era Pasar Bebas” in Hotel Katika Chandra Jakarta Pusat 2006 : Seminar “Pelatihan Metodologi Penelitian Pemasaran dan Periklanan bagi Interviewer Lapangan” in PT. Bracomm IMC. Working Experience 2003-2005
:
As a Waiter Food & Beverage Service at The Beat Restaurant and Café Kemang Jakarta Selatan.
2004
:
Captain Branch Sales Karang Pola Disc at Karang Pola Disc Jakarta Selatan.
2005
:
As a Waiter Food & Beverage Service at MCD Bintaro Sektor 9 Tangerang.
2005-2006
:
As a Private Teacher Elementary School, Study Program of Mathematic, Ilmu Pengetahuan Alam, and Ilmu Pengetahuan Sosial.
2007
:
As a Training Marketing Executive at LPIA Branch Cililitan.
2007
:
As a Assistant Producer MTV Tamu Istimewa at Global TV Jakarta Barat.
Hobbies Hiking, Listening Music, Swimming, Traveling, Basket Ball, and Badminton.
Koding Sheat Hubungan Daya Tarik Kemasan Baru Extra Joss Active Terhadap Minat Beli Konsumen
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59
Kelamin Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Wanita Pria Pria Pria Pria Pria Pria
Umur x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 Total y10 y11 y12 y13 y14 y15 y16 Total 15-21 4 5 4 4 4 5 4 5 4 39 5 5 4 4 4 5 4 31 22-28 4 5 4 4 5 4 3 5 4 38 4 5 3 5 4 4 5 30 22-28 3 4 5 4 4 5 4 4 4 37 4 4 3 5 5 4 4 29 22-28 5 5 4 3 4 4 4 5 4 38 5 4 4 5 4 4 4 30 15-21 4 4 4 4 5 4 3 5 4 37 3 4 5 3 4 5 5 29 22-28 3 5 4 4 5 4 4 5 4 38 5 5 4 4 5 4 3 30 22-28 5 5 4 4 5 4 3 5 4 39 4 4 5 4 5 4 5 31 22-28 3 5 4 4 5 4 4 5 4 38 5 5 5 4 5 4 2 30 22-28 4 5 5 4 5 4 4 5 4 40 4 5 5 5 5 4 4 32 22-28 4 5 4 5 4 4 4 5 4 39 4 5 4 5 4 5 4 31 15-21 4 5 4 3 5 4 4 4 5 38 5 5 4 5 4 4 3 30 22-28 5 4 5 4 4 5 4 5 4 40 5 5 4 5 5 4 4 32 22-28 5 4 4 5 4 3 4 4 4 37 5 4 5 3 4 4 4 29 15-21 4 5 4 3 4 4 3 5 4 36 4 4 4 4 3 4 5 28 22-28 4 5 4 4 4 4 3 4 4 36 4 4 4 3 4 4 5 28 15-21 4 5 5 4 5 5 4 4 4 40 5 5 4 5 5 4 4 32 15-21 4 4 5 4 4 3 5 5 4 38 4 5 3 4 5 4 5 30 22-28 4 4 5 4 5 4 3 5 4 38 5 5 4 3 4 5 4 30 22-28 4 4 4 4 3 4 4 4 4 35 4 3 4 4 3 5 4 27 15-21 4 4 4 4 5 4 4 5 4 38 5 4 5 5 4 4 3 30 22-28 4 5 4 4 4 4 4 5 4 38 4 5 4 5 4 5 3 30 15-21 4 5 5 5 4 5 5 4 5 42 5 5 5 5 5 4 5 34 22-28 5 5 4 4 4 4 4 5 4 39 5 5 4 5 4 4 4 31 15-21 5 5 5 5 4 5 4 5 5 43 5 5 5 5 5 5 5 35 22-28 5 5 4 4 4 4 3 5 4 38 4 5 4 5 4 4 4 30 22-28 4 5 4 4 4 4 4 5 4 38 5 4 4 5 4 4 4 30 22-28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 4 4 3 5 4 4 4 28 22-28 4 5 4 5 4 4 3 5 4 38 4 4 4 5 4 4 5 30 15-21 4 5 4 4 4 4 4 4 4 37 4 4 4 5 4 4 4 29 15-21 4 4 3 4 4 4 4 4 3 34 4 4 4 3 4 4 3 26 22-28 4 5 4 5 4 4 4 5 4 39 4 4 4 5 4 5 5 31 15-21 4 4 5 4 4 4 4 4 5 38 5 4 5 5 4 4 3 30 22-28 4 5 3 4 4 5 4 5 4 38 4 4 5 4 4 4 5 30 22-28 4 4 3 4 4 5 4 4 3 35 4 4 3 4 4 4 4 27 15-21 4 5 4 4 5 4 3 5 4 38 5 5 4 5 4 5 2 30 22-28 4 4 3 4 4 5 4 5 4 37 4 4 5 5 4 4 3 29 22-28 4 3 4 5 4 4 3 3 4 34 4 3 4 3 3 4 5 26 22-28 4 5 5 4 4 4 3 5 4 38 3 5 4 4 5 5 4 30 15-21 5 4 5 4 4 5 4 4 5 40 5 4 5 4 5 4 5 32 22-28 4 5 3 4 4 5 4 5 4 38 5 4 4 4 4 4 5 30 22-28 4 4 4 5 3 4 4 5 5 38 4 4 5 4 4 5 4 30 15-21 4 5 4 4 4 4 3 5 4 37 5 5 4 5 4 5 1 29 22-28 3 3 3 4 4 3 3 3 3 29 5 5 4 5 5 4 5 33 22-28 4 5 4 4 4 4 4 5 4 38 5 4 5 5 4 5 2 30 22-28 5 4 4 5 4 5 3 4 4 38 4 5 4 4 5 4 4 30 15-21 4 5 4 3 5 4 4 5 4 38 5 4 4 5 4 4 4 30 15-21 5 5 3 4 4 4 3 5 4 37 5 4 5 4 4 4 3 29 22-28 4 4 3 4 4 3 4 4 3 33 4 4 3 4 3 3 4 25 22-28 5 4 3 4 3 4 4 4 4 35 4 3 4 3 4 5 4 27 15-21 4 3 3 4 3 4 3 3 3 30 3 3 3 3 3 4 3 22 22-28 4 4 3 4 3 4 3 4 4 33 4 3 4 3 4 4 3 25 22-28 4 3 4 4 3 5 4 4 4 35 4 4 3 4 4 4 4 27 22-28 5 4 4 3 4 5 4 4 4 37 4 4 4 4 4 5 4 29 22-28 4 3 4 4 3 4 4 4 4 34 4 4 3 4 3 4 4 26 15-21 4 4 3 4 3 4 3 4 4 33 3 4 4 3 3 4 4 25 22-28 3 4 4 5 4 4 3 5 4 36 5 4 4 4 4 4 3 28 22-28 3 4 4 5 4 3 5 3 4 35 4 4 4 3 4 4 4 27 22-28 4 4 3 4 4 3 4 3 4 33 5 3 4 2 4 4 3 25 22-28 4 3 4 4 3 4 3 4 5 34 3 4 4 4 4 3 4 26
60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94
Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Wanita Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria
22-28 15-21 22-28 22-28 15-21 22-28 22-28 22-28 22-28 22-28 22-28 22-28 22-28 29-35 29-35 22-28 22-28 29-35 22-28 22-28 22-28 29-35 22-28 29-35 29-35 22-28 22-28 29-35 29-35 22-28 29-35 22-28 22-28 22-28 22-28
5 4 5 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 5 4 4 5 4 4 4 4
4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 5 4 3 4 4 5 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4
4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 5
3 4 5 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4
5 4 3 3 5 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 4 3 4 4 3 4 3 4 5 3 4 4
4 5 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 5 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 5
4 4 5 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 5 4 4 3 4
3 3 4 4 5 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 5 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3
4 5 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4
36 36 35 31 36 31 32 32 31 30 34 33 30 34 31 38 33 31 31 35 33 26 32 32 35 33 32 34 33 32 36 38 32 32 37
4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 5 5 4 4 5 3 4 4 4 3 4 4 3 4
3 5 3 3 5 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 5 3 3 4 4 4 5 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 5
4 4 4 3 4 3 5 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 3 3 5 5 3 4 3 3 3 3 4 3 3 5 3 3 4
4 3 2 3 4 4 3 5 3 3 4 3 3 4 3 5 4 3 3 4 4 5 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 5
5 4 4 3 3 2 4 3 3 3 4 4 3 5 2 4 3 3 4 3 4 5 3 3 4 3 3 3 3 4 5 4 4 3 4
4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 5 3 4 2 4 5 4 4 4 4 3 4 5 4 4 3
4 4 4 3 3 2 1 1 2 3 5 3 3 3 3 4 3 3 2 4 2 3 3 3 5 3 3 5 2 4 5 4 3 3 4
28 28 27 23 28 23 24 24 23 22 26 25 22 26 23 30 25 23 23 27 25 32 24 24 27 25 24 26 25 24 28 30 24 24 29