UPAYA MENINGKATKAN MINAT SISWA MENGIKUTI KONSELING INDIVIDU MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 4 BATANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013
SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat penyelesaian Studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
oleh Tri Oktavianto 1301408025
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
LEMBAR PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Minat Siswa Mengikuti Konseling Individu Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 4 Batang Tahun Pelajaran 2012/2013” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang,
April 2013
Tri Oktavianto NIM. 1301408025
ii
HALAMAN PENGESAHAN Skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Minat Siswa Mengikuti Konseling Individu Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 4 Batang Tahun Pelajaran 2012/2013” ini telah dipertahankan di hadapan Panitia Ujian Skripsi FIP UNNES pada: Hari
: Rabu
Tanggal
: 24 April 2013
Panitia Ujian
Ketua
Sekretaris
Drs. Budiyono, M.S NIP.19631209 198703 1 002
Dr. Awalya, M.Pd., Kons NIP. 19601101 198710 2 001 Penguji Utama
Dra. Sinta Saraswati, M.Pd., Kons NIP. 19600605 199903 2 001 Penguji/Pembimbing I
Penguji/ Pembimbing II
Prof. Dr. Sugiyo, M.Si NIP. 19520411 197802 1 001
Drs. Eko Nusantoro, M.Pd NIP. 19600205 199802 1 001
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO Selamanya kita tidak akan pernah tau siapa diri kita, sampai kita bisa melihat hasil karya kita. Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat.
PERSEMBAHAN Karya ini kupersembahkan untuk: 1. Kedua orang tuaku, bapak dan ibu tercinta, terima kasih atas segala bantuan, dukungan, dan lantunan doanya. 2. Kakakku Ika Yuliarti dan Hery Praseptyo, kalian adalah sumber semangatku. 3. Putri Purwatiningsih, terima kasih untuk dukungan, semangat dan bantuannya. 4. Teman
seperjuangan
konseling 2008. 5. Almamaterku tercinta.
iv
Bimbingan
dan
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil „alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat, rahmat, dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Minat Siswa Mengikuti Konseling Individu Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 4 Batang Tahun Pelajaran 2012/2013”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat siswa mengikuti konseling individu sesudah mengikuti layanan bimbingan kelompok. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini dilaksanakan dalam 8 kali pertemuan dengan memberikan pre-test sebelum dilaksanakan bimbingan kelompok dan post-test setelah pertemuan terakhir dalam bimbingan kelompok. Melalui pemberian layanan bimbingan kelompok diharapkan dapat meningkatkan minat siswa dalam mengikuti konseling individu. Dalam pelaksanaan penelitian ini ada berbagai hambatan yang dialami oleh penulis. Hambatan tersebut salah satunya adalah mengenai keterbatasan waktu dan tempat pelaksanaan bimbingan kelompok. Namun hambatan tersebut bisa diatasi sehingga penelitian bisa terlaksana dengan baik sampai selesai. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
v
1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Semarang yang bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan pendidikan di Universitas Negeri Semarang. 2. Drs. Hardjono, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan ijin penelitian. 3. Drs. Eko Nusantoro, M.Pd selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling. 4. Prof. Dr. Sugiyo, M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang dengan sabar membimbing dan memberikan motivasi sampai terselesaikannya penyusunan skripsi ini. 5. Drs. Eko Nusantoro, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang dengan sabar membimbing dan memberikan motivasi sampai terselesaikannya penyusunan skripsi ini. 6. Bapak, Ibu dosen BK yang telah ikut membantu dengan memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi. 7. Bapak Nadiyono,S.Pd selaku Kepala SMP Negeri 4 Batang yang telah memberikan ijin penelitian. 8. Puji Hastuti, S .Pd. selaku guru pembimbing di SMP Negeri 4 Batang yang telah banyak membantu pelaksanaan penelitian. 9. Siswa kelas VII G dan kelas VII A yang telah bersedia membantu pelaksanaan penelitian. 10. 10 siswa kelas VII A khususnya yang telah bersedia mengikuti layanan bimbingan kelompok. 11. Teman-teman kost Pendi, Putut, Nanang, Aji, Siswo, dan Eko.
vi
12. Sahabat terbaikku semua teman seperjuangan BK 2008 atas bantuan dan motivasinya. 13. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Semarang,
Penulis
vii
April 2013
ABSTRAK Oktavianto Tri. 2013. Upaya Meningkatkan Minat Siswa Mengikuti Konseling Individu Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 4 Batang Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi. Jurusan Bimbingan dan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Prof. Dr. Sugiyo, M.Si dan Pembimbing II. Drs. Eko Nusantoro, M.Pd. Kata kunci: Minat mengikuti konseling individu, layanan bimbingan kelompok. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan fenomena yang ada di SMP Negeri 4 Batang yang menunjukkan bahwa terdapat siswa kelas VII A yang mempunyai minat yang rendah mengikuti konseling individu di sekolah. Melalui pemberian layanan bimbingan kelompok diharapkan bisa meningkatkan minat siswa dalam mengikuti konseling individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat siswa dalam mengikuti konseling individu pada siswa sesudah mengikuti layanan bimbingan kelompok. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah sepuluh siswa kelas VII A di SMP Negeri 4 Batang yang mempunyai minat dalam mengikuti konseling individu termasuk dalam kriteria tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah skala psikologi, observasi, dan dokumentasi. Untuk menganalisis data digunakan teknik analisis data kuantitatif dan analisis deskriptif persentase. Hasil uji wilcoxon diperoleh Thitung = 55 dan Ttabel = 8 berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Hasil tersebut menunjukkan tingkat minat siswa dalam mengikuti konseling individu meningkat setelah memperoleh bimbingan kelompok. Dari hasil penelitian menunjukkan minat siswa dalam mengikuti konseling individu sebelum memperoleh bimbingan kelompok 51,89% dengan kategori rendah dan setelah memperoleh bimbingan kelompok 76,65% dengan kategori tinggi. Perbedaan tingkat minat siswa dalam mengikuti konseling individu sebelum dan sesudah pemberian layanan bimbingan kelompok sebesar 24,76%. Selain itu, siswa mengalami perkembangan yang lebih baik dilihat dari meningkatnya indikator perhatian terhadap konseling individu, ketertarikan mengikuti konseling individu, keinginan mengikuti konseling individu, keyakinan mengikuti konseling individu, dan tindakan mengikuti konseling individu. Simpulan dari penelitian ini adalah meningkatnya minat siswa mengikuti konseling individu setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok. Adapun saran yang dapat peneliti sampaikan adalah Guru pembimbing/konselor di SMP viii
Negeri 4 Batang sebaiknya selain memberikan layanan bimbingan kelompok, guru pembimbing hendaknya memberikan layanan bimbingan dan konseling lain yang relevan untuk mengembangkan minat siswa dalam mengikuti konseling individu.
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................... LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... PENGESAHAN .............................................................................................. MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. KATA PENGANTAR .................................................................................... ABSTRAK ...................................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................... DAFTAR TABEL .......................................................................................... DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
i ii iii iv v viii ix xi xii xiii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 1.4.1 Manfaat Teoritis...................................................................................... 1.4.2 Manfaat Praktis ....................................................................................... 1.5 Garis Besar Sistematika Skripsi ..............................................................
1 10 11 11 11 11 12
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 2.2 Minat Mengikuti Konseling Individu .................................................. 2.2.1 Minat .................................................................................................... 2.2.1.1 Pengertian Minat .................................................................................. 2.2.1.2 Ciri-Ciri Minat .................................................................................... 2.2.1.3 Macam-Macam Minat .......................................................................... 2.2.1.4 Aspek-Aspek Minat ............................................................................. 2.2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat .......................................... 2.2.2 Konseling Individu ............................................................................... 2.2.2.1 Pengertian Konseling Individu ............................................................. 2.2.2.2 Tujuan Konseling Individu .................................................................. 2.2.2.3 Fungsi Konseling Individu .................................................................. 2.2.2.4 Langkah-Langkah Konseling Individu ................................................
14 18 18 18 20 22 22 27 29 29 31 32 33
ix
2.3 Layanan Bimbingan Kelompok ........................................................... 2.3.1 Pengertian Bimbingan Kelompok ........................................................ 2.3.2 Tujuan Bimbingan Kelompok .............................................................. 2.3.3 Jenis Kelompok Dalam Bimbingan Kelompok.................................... 2.3.4 Tahap-Tahap Bimbingan Kelompok .................................................... 2.3.5 Teknik-Teknik dalam Bimbingan Kelompok ...................................... 2.3.6 Peranan Pemimpin dan Anggota Kelompok ........................................ 2.4 Meningkatkan Minat Siswa Mengikuti Konseling Individu Melalui Layanan Bimbingan Kelompok .......................................................... 2.5 Hipotesis ............................................................................................... BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian...................................................................................... 3.2 Desain Penelitian ................................................................................... 3.3 Variabel Penelitian ................................................................................ 3.3.1 Identifikasi Variabel................................................... ........................... 3.3.2 Definisi Operasional Variabel... ............................................................ 3.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ............................................... 3.4.1 Populasi ................................................................................................. 3.4.2 Sampel dan Teknik Sampling ............................................................... 3.5 Metode dan Alat Pengumpulan Data .................................................... 3.5.1 Metode Pengumpulan Data ................................................................... 3.5.2 Alat Pengumpulan Data ......................................................................... 3.6 Prosedur Penyusunan Instrumen ........................................................... 3.7 Uji Instrumen Penelitian ....................................................................... 3.7.1 Validitas Instrumen ............................................................................... 3.7.2 Reliabilitas Instrumen ........................................................................... 3.8 Metode Analisis Data ............................................................................ 3.8.1 Analisis Deskripsi Persentase.... ........................................................... 3.8.2 Uji Wilcoxon ........................................................................................
37 37 39 41 43 53 55 58 61
62 63 66 66 67 68 68 69 71 71 72 76 78 79 80 82 82 83
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan Penelitian ............................................................................... 85 4.2 Hasil Penelitian ...................................................................................... 85 4.2.1 Gambaran Tingkat Minat Siswa dalam Mengikuti Konseling Individu 86 Sebelum Mendapatkan Layanan Bimbingan Kelompok ........................ 4.2.2 Gambaran Tingkat Minat Siswa dalam Mengikuti Konseling Individu Setelah Mendapatkan Layanan Bimbingan Kelompok ............ 89 4.2.3 Peningkatan Minat Siswa Dalam Mengikuti Konseling Individu Setelah Memperoleh Layanan Bimbingan Kelompok ............................ 91 4.2.4 Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok.......................................... 95 4.3 Pembahasan ............................................................................................. 115 4.4 Keterbatasan Peneliti............................................................................... 119
x
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ................................................................................................. 5.2 Saran .......................................................................................................
120 122
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 123 LAMPIRAN .................................................................................................. ... 126
xi
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
3.1
Rancangan pemberian materi layanan bimbingan kelompok ............... 65
3.2
Jumlah siswa kelas VII A ..................................................................... 68
3.3
Sampel penelitian.................................................................................. 71
3.4
Penskoran item...................................................................................... 74
3.5
Kategori tingkatan skala minat siswa ................................................... 75
3.6
Kisi-kisi skala instrumen minat ............................................................ 77
3.7
Klasifikasi reliabilitas ........................................................................... 81
3.8
Tabel penolong untuk uji wilcoxon....................................................... 83
4.1
Hasil perhitungan Pre-test skala minat ................................................. 87
4.2
Tingkat minat siswa dalam mengikuti konseling individu sebelum memperoleh layanan bimbingan kelompok (pre-test)............ 89
4.3
Tingkat minat siswa dalam mengikuti konseling individu setelah melaksanakan layanan bimbingan kelompok (post-test) ..................... 90
4.4
Tabel penolong untuk uji wilcoxon....................................................... 91
4.5
Perbedaan tingkat minat siswa mengikuti konseling individu sebelum dan setelah memperoleh layanan bimbingan kelompok......... 92
4.6
Hasil perbedaan skor berdasarkan indikator minat siswa mengikuti konseling individu sebelum dan setelah memperoleh layanan bimbingan kelompok ............................................................... 94
xii
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
3.1
Desain penelitian one group pretest-posttest design ............................ 64
3.2
Langkah-langkah dalam penelitian ....................................................... 76
4.1
Grafik perbandingan hasil pre-test dan post-test .................................. 93
4.2
Grafik Persentase skor tiap indikator minat siswa mengikuti konseling individu sebelum dan sesudah mendapatkan layanan bimbingan kelompok ............................................................................ 94
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1. Jurnal Pelaksanaan Penelitian .................................................................... 127 2. Daftar Responden Try Out ......................................................................... 129 3. Kisi-kisi Instrumen Skala minat Siswa(Try Out) ...................................... 130 4. Instrumen Skala Minat Siswa (Try Out) ................................................... 132 5. Tabel Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Uji Skala Minat Siswa........ 140 6. Interpretasi Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas .......................................... 150 7. Daftar Responden Pre Tes ........................................................................... 157 8. Kisi-kisi Instrumen Skala Minat Siswa (pre test) ......................................... 158 9. Instrumen Skala Minat Siswa (pre test) ........................................................ 160 10. Program Harian Bimbingan dan Konseling ................................................ 165 11. Daftar Nama Siswa Yang Mengikuti Layanan Bimbingan Kelompok ...... 176 12. Jadwal Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok ................................. 177 13. Operasionalisasi Layanan Bimbingan Kelompok ....................................... 178 14. Satuan Layanan ........................................................................................... 184 15. Materi Bimbingan Kelompok ..................................................................... 208 16. Daftar Hadir ................................................................................................ 227 17. Laiseg .......................................................................................................... 235 18. Laporan Pelaksanaan Program Bimbingan Kelompok ............................... 236 19. Hasil analisis uji wilcoxon ........................................................................... 243 20. Hasil Pre-test dan Post-test ....................................................................... 245 21. Deskripsi Minat Siswa Mengikuti Konseling Individu ............................ 253 22. Hasil Evaluasi Bimbingan Kelompok ....................................................... 260 23. Foto-foto Penelitian .................................................................................. 268 24. Surat Ijin Penelitian ................................................................................... 271 25. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian.................................... 272
xiv
BAB 1 PENDAHULUAN Dalam bab ini dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan garis besar sistematika penulisan skripsi.
1.1 LATAR BELAKANG Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap individu pada umumnya selalu menemui masalah baik yang bersumber dari dalam maupun dari luar individu. Pelayanan bimbingan dan konseling itu sendiri merupakan usaha membantu siswa dalam mengembangkan kehidupan pribadi, sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karier. Pelayanan bimbingan dan konseling memfasilitasi pengembangan diri siswa, baik secara individual maupun kelompok, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan serta peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga bertujuan membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang dihadapi siswa. Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dilaksanakan dengan pola 17, yang terdiri dari empat (4) macam bidang bimbingan, yaitu : bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karier; tujuh (7) macam layanan, yaitu : layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, konseling individual, bimbingan kelompok dan konseling kelompok; serta lima (5) kegiatan pendukung, yaitu : aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah dan alih tangan kasus. Dari beberapa jenis layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada peserta didik, layanan konseling individu perlu mendapat perhatian lebih. Karena
1
2
layanan yang satu ini boleh dikatakan merupakan ciri khas dari layanan bimbingan dan konseling, serta pelayanan konseling individu di sekolah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat, masalah pribadi, kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir difasilitasi atau dilaksanakan oleh konselor. Permasalahan yang dialami oleh siswa tidak dapat dihindari meski dengan pengajaran yang baik dari tenaga pengajar dan permasalahan yang dialami oleh siswa tidak hanya bersumber dari dalam sekolah saja namun juga dari luar sekolah. Pelayanan BK di sekolah mengacu pada empat dimensi kemanusiaan dalam rangka mewujudkan manusia seutuhnya. Dalam panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar dan menengah bimbingan dan konseling di sekolah berisikan pengembangan diri, yaitu kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat setiap peserta didik. Dari uraian di atas jelas bahwa bimbingan dan konseling di sekolah sangat dibutuhkan agar siswa dapat mengatasi hambatan-hambatan perkembangan dan mencapai perkembangan optimal sesuai potensi yang dimiliki. Sebenarnya masalah itu dapat diatasi dengan adanya layanan konseling individu di sekolah. Akan tetapi dalam pelaksanaannya, konseling individu kurang maksimal karena kurangnya minat siswa dalam memanfaatkan layanan konseling individu tersebut. Pada dasarnya layanan konseling individu terselenggara atas inisiatif siswa. Namun demikian, konselor tidak boleh hanya sekedar menunggu saja kedatangan siswa, tetapi konselor harus aktif mengupayakan agar siswa yang bermasalah menjadi sadar bahwa dirinya
3
bermasalah dan masalah itu tidak boleh dibiarkan begitu saja tetapi memerlukan bantuan untuk memecahkan masalah tersebut. Konseling individu merupakan layanan yang memungkinkan peserta didik (siswa) mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) untuk mengentaskan permasalahan yang dihadapinya dan perkembangan dirinya. Konseling merupakan proses belajar yang bertujuan agar konseli (siswa) dapat mengenal dirinya sendiri, menerima diri sendiri serta realistis dalam proses penyesuaian dengan lingkungannya. Suatu hubungan yang unik dalam konseling dapat membantu individu membuat keputusan, pemilihan dan rencana yang bijaksana, serta dapat berkembang dan berperan lebih baik di lingkungannnya. Dalam konseling diharapkan siswa dapat mengembangkan kesehatan mental, mengubah sikap, keputusan diri sendiri sehingga ia dapat lebih baik menyesuaikan diri dengan lingkungannnya dan memberikan kesejahteraan pada diri sendiri dan masyarakat sekitar. Selain itu, juga untuk membantu individu untuk memecahkan masalah-masalah pribadi, baik sosial maupun emosional, yang dialami saat sekarang dan yang akan datang (Nurihsan, 2010:11). Konseling individu tersebut diyakini sangat membantu siswa-siswa jika siswa mengikuti konseling individu dengan konselor. Tetapi jika minat siswa mengikuti konseling individu rendah maka siswa tersebut akan mengalami berbagai hambatan dalam kehidupannya. Hurlock (2004:114) menyatakan bahwa minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila orang melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan,
4
orang merasa berminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan berkurang, minat pun berkurang. Mengingat pentingnya konseling individu bagi siswa, idealnya layanan konseling individu diberikan oleh konselor kepada siswa dengan tujuan berkembangnya potensi siswa, mampu mengatasi masalah sendiri, dan dapat menyesuaikan diri secara positif. (Willis, 2004:35). Namun, konselor kerap kali kesulitan mengadakan layanan konseling individu sehingga dampak yang timbul adalah siswa sering kebingungan dan kurang terarah dalam melakukan tindakan, selain itu siswa menjadi kurang terdidik dengan baik, dan menjadikan siswa tidak berkembang secara optimal. Salah satu kriteria keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah semakin banyak siswa yang mencari dan mendatangi guru pembimbing untuk meminta layanan konseling individu. (Sukardi, 2003:47) Kenyataan yang terjadi di sekolah pada umumnya adalah siswa menganggap kalau bimbingan dan konseling dibatasi hanya untuk klien-klien tertentu saja. Pelayanan bimbingan dan konseling bukan tersedia dan tertuju hanya untuk klienklien tertentu saja, tetapi terbuka untuk segenap individu ataupun kelompok yang memerlukannya. (www. bimbingan-konseling-isu-bk-dlm.html.) Diakses pada 25 November 2012. Selain itu salah satu isu yang sangat penting bagi konselor dalam hubungan konseling adalah “kerahasiaan”. Rahasia harus bisa bukan hanya diterapkan pada klien yang ditandai, tapi juga para individu lain atau organisasi lain seperti teman, keluarga, sekolah , agen-agen keamanan dan lain-lain yang mungkin memberikan informasi, dijaga kerahasiaannya sebagai bagian dari proses klinis. Para profesional menyimpan informasi tersebut yang tidak akan pernah dibocorkan secara
5
sembrono kepada siapapun. Selain menjaga rahasia konselor juga harus jeli dalam menangani masalah klien misalnya konselor akan membocorkan informasi kepada pihak lain hanya untuk kebaikan klien dan dibocorkan hanya dalam situasi yang ekstrim seperti membahayakan orang lain. www. KERAHASIAAN DALAM KONSELING DI ERA GLOBAL
(Isu Etik Antara Hak dan Kewajiban) 1) Oleh Helma 2) _ Camp
Counseling.htm. Diakses pada 25 November 2012. Fenomena yang ditemukan oleh peneliti di SMP Negeri 4 Batang yaitu siswa kurang berminat mengikuti layanan konseling individu. Hasil yang diperoleh dari wawancara dengan guru bimbingan dan konseling SMP Negeri 4 Batang diperoleh informasi bahwa dari semua siswa yang ada, di siswa kelas VII mempunyai minat yang rendah dalam mengikuti konseling individu. Dari jumlah total sebanyak 223 siswa, hanya ada sekitar 15 siswa yang bersedia dengan sukarela dan kemauan sendiri mengikuti konseling individu dengan konselor di sekolah, dari 15 siswa yang mengikuti konseling individu tidak ada satupun siswa dari kelasVII A yang mengikutinya, ada 3 siswa dari kelas VII B, 1 siswa dari kelas VII C, 1 siswa dari kelas VII D, 5 siswa dari kelas VII E, 3 siswa dari kelas VII F, dan 2 siswa dari kelas VII G. Jadi, di kelas VII A inilah minat siswa mengikuti konseling individu yang paling rendah diantara kelas lainnya. Dari hasil angket yang telah dianalisis konselor, pada kelas VII A merupakan kelas yang mempunyai tingkat minat yang rendah dalam mengikuti konseling individu diantara kelas yang lainnya. Konselor menambahkan bahwa terdapat 32 jumlah siswa, yang terdiri dari 16 laki-laki dan 16 perempuan, dari seluruh siswa yang ada, tidak ada yang dengan sukarela mengikuti konseling individu, dari 10
6
siswa yang mengikuti konseling individu hampir seluruhnya merupakan paksaan dari konselor di sekolah, itu artinya hanya siswa yang bermasalah saja yang mengikuti konseling individu dengan guru BK di sekolah dan di kelas VII A inilah paling banyak siswa yang bermasalah dengan 10 siswa. Konselor
menambahkan
kalau
layanan
konseling
individu
sudah
disosialisasikan dan dilaksanakan namun siswa kurang antusias. Sebenarnya banyak siswa yang memiliki masalah sayangnya mereka tidak datang dengan kemauan sendiri untuk memanfaatkan layanan konseling individu dengan konselor. Siswa sering kali melakukan layanan konseling individu hanya karena dipanggil oleh konselor, hal ini bertolak dengan pemahaman bahwa konseling individu itu merupakan hal yang penting bagi siswa. Banyak penyebab sehingga siswa kurang berminat mengikuti layanan konseling individu. Berdasarkan keterangan dari beberapa siswa kelas VII A, salah satu siswa HR mengatakan bahwa konseling individu hanya untuk siswa yang bermasalah saja. Dan HR juga mempunyai pandangan yang negatif terhadap siswa yang datang ke ruang BK, karena biasanya siswa-siswa yang nakal dan bermasalah saja yang datang ke ruang BK. Sumber lain NM salah satu siswa kelas VII A memiliki keraguan bahwa masalah yang diceritakannya hanya diketahui klien itu sendiri dan konselor yang menangani seperti asas kerahasiaan yang terdapat dalam layanan konseling individu. Siswa takut apabila menceritakan masalahnya dengan konselor karena takut masalah itu akan diketahui orang banyak seperti konselor yang lain, guru mapel, teman di kelas atau bahkan orang tua dirumah. Selain itu juga ada siswa yang mengatakan bahwa ia tidak mengerti dengan konseling individu dan tidak tahu manfaatnya.
7
Persoalan tersebut menyebabkan kurangnya minat siswa terhadap layanan konseling individu. Sedangkan menurut pengamatan peneliti, kurangnya minat siswa kelas VII terhadap layanan konseling individu diasumsikan karena adanya rasa takut dan malu dari siswa untuk bercerita dengan guru BK, hal ini disebabkan kepercayaan diri dari siswa yang kurang sehingga menimbulkan siswa enggan mengikuti konseling individu di sekolah. Adanya perasaan takut dikatakan siswa bermasalah karena berurusan dengan BK, lalu siswa juga takut kerahasiaannya akan terbongkar menjadi persoalan tambahan lain yang menyebabkan siswa lebih memilih menceritakan masalah dengan orang tua atau temannya. Melihat fenomena yang terjadi pada siswa tersebut dapat menyebabkan proses kegiatan belajar mengajar terhambat dan prestasi belajar menurun. Guna meningkatkan minat siswa mengikuti konseling individu dapat digunakan beberapa cara yang efektif, salah satunya adalah layanan bimbingan kelompok. Dewasa ini praktik bimbingan kelompok hanya dilakukan oleh konselor profesional yang memahami benar hakekat serta memiliki keterampilan dan keberanian dalam menyelenggarakan bimbingan kelompok. Melalui bimbingan kelompok diharapkan anggota kelompok dapat mengembangkan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap terarah kepada tingkah laku khususnya dalam komunikasi dan terpecahkannya masalah individu yang bersangkutan dan diperolehnya imbasan pemecahan masalah tersebut bagi individu-individu lain peserta bimbingan kelompok itu sendiri menjadikan siswa diharapkan bisa merasa nyaman dan tenang untuk konseling individu. Tujuan bimbingan kelompok adalah untuk memberi informasi dan data untuk mempermudah pembuatan keputusan dan tingkah laku (Mungin, 2005:17).
8
Dari pengalaman penulis, kegiatan layanan bimbingan kelompok merupakan salah satu layanan BK yang paling digemari oleh siswa-siswa disekolah, dikarenakan didalam kegiatan bimbingan kelompok memiliki sifat yang lebih santai dan menarik karena kegiatan ini sering dilakukan di luar kelas, sehingga siswa tertarik untuk mengikuti layanan bimbingan kelompok walaupun sering diselenggarakan setelah kegiatan belajar mengajar siswa. Keunggulan dari bimbingan kelompok dengan layanan BK yang lain berada pada prosesnya, karena di dalam layanan bimbingan kelompok semua anggota kelompok diharapkan dapat mengembangkan perasaannya, pikiran, persepsi, wawasannya mengenai tema yang dibahas sehingga akan terpecahkan masalah yang dihadapinya. Brigita Branendra Wardhani (Jurnal Elektronika/Jurnal Gesti) berdasarkan data dari penelitiannya diperoleh bahwa semakin tinggi minat yang dimiliki siswa semakin tinggi pula hasil belajarnya karena minat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajarnya (usahanya). Dengan demikian minat mempengaruhi usaha pencapaian suatu hasil. (Jurnal penelitian ini diunggah oleh Tri Gesti Anggarini 25 Mei 2008 No.Reg : 5212057011, mahasiswa jurusan Pendidikan Teknik Elektronika). Jurnal Bimbingan dan konseling, Hery Bagus Anggoro Wicaksono (Prodi Bimbingan Konseling, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia) dalam penelitian yang berjudul
Keefektifan Bimbingan Kelompok Terhadap Peningkatan
Motivasi Berwirausaha Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Madiun Tahun Ajaran 2010/2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi berwirausaha pada kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan berupa layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan motivasi berwirausaha dibandingkan dengan
9
kelompok kontrol yang tidak mendapat perlakuan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan motivasi berwirausaha menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Dari skor rerata yang diperoleh masing-masing kelompok tersebut ternyata skor rerata perubahan motivasi berwirausaha, sesudah mendapat perlakuan layanan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan motivasi berwirausaha hasilnya lebih meningkat. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa layanan bimbingan kelompok juga dapat meningkatkan minat siswa dalam mengikuti konseling individu. Dari paparan fenomena yang terjadi di lapangan bahwa kebanyakan siswa tidak mempunyai minat dalam mengikuti konseling individu padahal konseling individu sangat dibutuhkan oleh siswa, tetapi siswa belum berminat mengikuti konseling individu, diharapkan dengan layanan bimbingan kelompok maka dapat mengatasi permasalahan tersebut. Maka dari itu, penulis ingin mengangkat fenomena tersebut sebagai bahan penulisan skripsi dengan judul ”Upaya Meningkatkan Minat Siswa Mengikuti Konseling Individu Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 4 Batang Tahun Pelajaran 2012/2013”.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana minat siswa kelas VII A di SMP Negeri 4 Batang mengikuti konseling individu sebelum pemberian layanan bimbingan kelompok? 1.2.2 Bagaimana minat siswa kelas VII A di SMP Negeri 4 Batang mengikuti konseling individu setelah pemberian layanan bimbingan kelompok?
10
1.2.3 Apakah layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan minat siswa kelas VII A mengikuti konseling individu di SMP Negeri 4 Batang?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Mengetahui minat siswa kelas VII A di SMP Negeri 4 Batang dalam mengikuti konseling individu sebelum pemberian layanan bimbingan kelompok. 1.3.2 Mengetahui minat siswa kelas VII A di SMP Negeri 4 Batang dalam mengikuti konseling individu setelah pemberian layanan bimbingan kelompok. 1.3.3 Membuktikan adanya kecenderungan peningkatan minat siswa dalam mengikuti konseling individu pada siswa sesudah mengikuti layanan bimbingan kelompok.
1.4
MANFAAT PENELITIAN
1.4.1
Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta membantu perkembangan keilmuan dalam bidang bimbingan dan konseling, terutama masalah yang berkaitan dengan minat siswa dalam mengikuti konseling individu yang dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok.
1.4.2
Manfaat Praktis 1.4.2.1 Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran bagi sekolah sebagai pengelola dan penyelenggara pendidikan sekaligus sebagai salah satu bahan telaah untuk dapat memberikan layanan
11
bimbingan dan konseling yang terbaik bagi siswanya, sehingga siswa dapat berkembang secara optimal. 1.4.2.2 Bagi Konselor Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan, acuan, atau pertimbangan dalam pelaksanaan layanan bimbingan kelompok apabila penelitian
ini
terbukti
bahwa
layanan
bimbingan
kelompok
dapat
meningkatkan minat siswa dalam mengikuti konseling individu. 1.4.2.3
Bagi Siswa Bagi siswa yang telah mengikuti layanan bimbingan kelompok dapat
memiliki
wawasan
dan
pemahaman
baru,
serta
khususnya
dapat
meningkatkan minat dalam mengikuti konseling individu.
1.5
GARIS BESAR SISTEMATIKA SKRIPSI 1. Bagian Awal Bagian ini berisi halaman judul, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar lampiran serta abstrak. 2. Bagian Isi Bab I
: Pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang pemilihan judul, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan garis besar sistematika skripsi.
12
Bab II
: Tinjauan pustaka yang membahas tentang teori-teori yang melandasi penelitian, yang meliputi : Minat mengikuti konseling individu dan layanan bimbingan kelompok.
Bab III
: Metode penelitian yang menguraikan tentang jenis penelitian, desain penelitian, variabel penelitian, populasi, sampel dan teknik sampling penelitian, metode dan alat pengumpul data, prosedur penyusunan instrument, uji coba instrument penelitian dan metode analisis data.
Bab IV
: Hasil penelitian dan pembahasannya. Pada bab ini disajikan hasil penelitian yang berisi data masukan selama penelitian.
Bab V
: Kesimpulan dari pembahasan penelitian dan saran dari peneliti.
3. Bagian Akhir Pada bagian ini berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan menguraikan tentang penelitian terdahulu yang mendukung penelitian serta teori-teori yang melandasi teori ini. Teori-teori tersebut adalah minat, konseling individu, dan bimbingan kelompok.
2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang telah dipublikasikan terkait dengan upaya meningkatkan minat mengikuti konseling individu melalui layanan bimbingan kelompok adalah sebagai berikut: Penelitian dilakukan oleh Nuri Susanti (2012) yang berjudul “Upaya Meningkatkan Minat Membaca Pada Buku Pelajaran Melalui Layanan Bimbingan Kelompok pada Siswa Kelas VIII D SMP N 7 Semarang Tahun Ajaran 2011/2012”. Jurusan Bimbingan dan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang. Dalam penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui minat siswa dalam membaca sebelum dan sesudah pelaksanaan layanan bimbingan kelompok serta untuk mengetahui perkembangan minat membaca pada siswa setelah dilaksanakannya layanan bimbingan kelompok. Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan minat membaca siswa. Penelitian ini menunjukkan bahwa layanan bimbingan kelompok efektif untuk meningkatkan minat siswa.
13
14
Selanjutnya penelitian dilakukan oleh Rani Rosyidah (2010) dengan judul penelitian yaitu “ Meningkatkan minat karier melalui layanan bimbingan kelompok (penelitian pada kalayan angkatan kesatu Panti Bina Marga remaja Wira Adhi Karya Ungaran tahun 2010) “. Skripsi Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah minat karier kalayan dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok. Hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui gambaran minat karier kalayan sebelum memperoleh layanan bimbingan kelompok, secara keseluruhan kalayan memperoleh persentase skor rata-rata 47,89% termasuk dalam kriteria rendah (R). Setelah memperoleh layanan bimbingan kelompok, hasil post test secara keseluruhan menunjukkan bahwa persentase skor rata-rata minat karier kalayan meningkat menjadi 79,87% yang termasuk dalam kriteria tinggi (T). Dengan demikian, kalayan yang telah memperoleh layanan bimbingan kelompok ini, minat kariernya meningkat dimana peningkatan tersebut sebesar 31,82%. Dari uji wilcoxon diperoleh Zhitung sebesar 2,39 dan nilai Ztabel pada taraf signifikan 5% dan N=10 diperoleh Ztabel sebesar 1,96%. Terkait dengan uraian tersebut maka tingkat minat karier kalayan sebelum dan setelah memperoleh layanan bimbingan kelompok adalah berbeda dan mengalami peningkatan yang signifikan. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa minat karier kalayan wisma 1 dan 2 panti bina remaja wira adhi karya tahun 2010 dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok.
Dengan
meningkatkan minat.
demikian
layanan
bimbingan
kelompok
efektif
untuk
15
Selanjutnya penelitian dilakukan oleh Jihan Rina Purwaningtias (2009) Universitas Negeri Semarang yang berjudul “Meningkatkan Minat Siswa Mengikuti Layanan Informasi Dengan Menggunakan Media Bimbingan pada Siswa Kelas X SMA N 1 Kedungwuni Tahun Pelajaran 2008/2009”. yang menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan minat siswa kelas X SMA N 1 Kedungwuni mengikuti layanan informasi setelah diberikan layanan informasi dengan menggunakan media bimbingan. Ini terlihat dari perubahan atau perkembangan klien sebelum dan sesudah pemberian treatment. Sebelum diberikan layanan diperoleh skor cukup tinggi dan setelah diberi layanan diperoleh skor sangat tinggi, ini berarti terjadi peningkatan minat siswa dalam mengikuti layanan informasi. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Lailatul Mufidah dan Mochamad Nursalim (Alumni Prodi BK FIP UNESA dan Staf Pengajar Prodi BK FIP UNESA). Dengan penelitian berjudul “ Penggunaan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Diskusi Kelompok Untuk Meningkatkan Minat belajar Siswa”. Berdasarkan penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penggunaan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Sidoarjo. Hal tersebut dapat diketahui dengan adanya peningkatan skor minat belajar siswa di kelas sebelum dan sesudah penggunaan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok. Simpulan tersebut didasarkan pada hasil analisis data dengan uji jenjang-bertanda Wilcoxon. Dari hasil perhitungan, didapatkan Thitung = 0. Sehingga, berdasarkan tabel nilai kritis T untuk uji
16
jenjang-bertanda Wilcoxon dengan taraf signifikan 5% dan N = 10 diperoleh T tabel =8, maka Thitung lebih kecil Ttabel (0<8) Sehingga hipotesis alternatif yang berbunyi “Ada peningkatan skor minat belajar siswa di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Sidoarjo sebelum dan sesudah penggunaan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok” dapat diterima. Dengan demikian, penggunaan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Sidoarjo. Penggunaan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok juga dapat digunakan untuk meningkatkan minat belajar siswa seperti mengerjakan tugas tepat waktu, tidak menyia-nyiakan waktu luang, sering mengikuti pelajaran di sekolah, dan mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahui. Selain itu dapat merubah dan memperbaiki permasalahanpermasalahan lain yang tentunya dapat diubah atau diperbaiki. Berdasarkan penelitian terdahulu diatas mengenai minat dan bimbingan kelompok, dapat diketahui bahwa minat siswa bisa ditingkatkan dengan memberikan layanan bimbingan dan konseling. Bimbingan kelompok adalah salah satu layanan dalam Bimbingan dan Konseling yang sudah terbukti efektif untuk mengatasi berbagai macam kasus. Dengan demikian meningkatkan minat mengikuti konseling individu pada siswa juga bisa diatasi dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok.
17
2.2 Minat Mengikuti Konseling Individu Berkaitan dengan minat mengikuti konseling individu, berikut ini akan dijelaskan mengenai minat dan konseling individu.
2.2.1 Minat Kegiatan yang dilakukan oleh setiap manusia dipengaruhi oleh minat yang ada didalam dirinya. Berikuti ini penjelasan mengenai minat dimulai dari pengertian minat, ciri-ciri minat, macam-macam minat, aspek-aspek minat, dan faktor yang mempengaruhi minat.
2.2.1.1 Pengertian Minat Minat merupakan salah satu dari beberapa segi tingkah laku. Orang yang berminat pada sesuatu, memberikan perhatian kepadanya, mencarinya, mengarahkan dirinya kepadanya, atau berusaha mencapai atau memperoleh sesuatu yang bernilai baginya. Menurut Mappiare (1998:64) bahwa minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan-kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu. Jadi dalam masa remaja, minat harus berkembang dan hal ini bersifat pemilihan dan berarah tujuan. Saleh dan Wahab (2005:262) mengemukakan bahwa minat dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan untuk memberikan dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai perasaan
18
senang. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang. Sementara itu Hurlock (2004:114) menyatakan bahwa minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila orang melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan, orang merasa berminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan berkurang, minat pun berkurang. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri sendiri. Gunarsa (2003:68) mendefinisikan minat adalah suatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan seseorang melakukan suatu kegiatan menuju ke sesuatu yang telah menarik minatnya. Minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Seseorang yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut. Minat juga tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Dapat disimpulkan bahwa minat merupakan suatu perhatian khusus terhadap suatu hal tertentu yang tercipta dengan penuh kemauan. Minat dapat dikatakan sebagai dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya.
19
2.2.1.2 Ciri-Ciri Minat Selain pengertian tentang minat diatas, minat juga mempunyai ciri-ciri yang menurut Slameto (2010:180) menjelaskan bahwa ciri-ciri minat yang ada pada diri masing-masing individu adalah sebagai berikut : 1. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk dan dipelajari kemudian. Bebeda dengan bakat seseorang yang merupakan bawaan sejak lahir, minat seseorang tidak mengenenal demikian melainkan diperoleh setelah seseorang senang dengan objek tertentu. Artinya minat seseorang dapat diarahkan dan dipengaruhi oleh siapapun. Baik pengaruh dari lingkungan sekolah, keluarga ataupun masyarakat. 2. Minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya. Misalkan saja siswa berminat untuk mengikuti ekstrakurikuler sepak bola dan tidak menyukai ekstrakurikuler bulu tangkis. Siswa tersebut selalu bercerita kepada temannya tentang sepak bola dan tidak menceritakan tentang bulu tangkis. Selain itu siswa tersebut juga paham dan mengerti jika ditanya tentang sepak bola. 3. Minat dapat dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas. Maksudnya disini jika siswa telah beminat tentang suatu kegiatan misalkan siswa yang berminat mengikuti konseling individu, tentunya siswa tersebut akan mengikuti kegiatan konseling individu tersebut. Tidak hanya sekedar mengetahui tentang makna konseling individu melainkan siswa tersebut ikut serta dalam kegiatan konseling individu dengan guru pembimbing.
20
4. Minat mempunyai segi motivasi dan perasaan. Yang dimaksud disini yaitu minat tidak membutuhkan paksaan melainkan keikhlasan. Berarti siswa dapat berminat terhadap suatu objek asalkan ada pengaruh, dukungan dan rangsangan, baik dari dalam diri sendiri ataupun dari luar diri. 5. Siswa yang memiliki minat terhadap suatu objek akan cenderung memberikan perhatian yang lebih besar terhadap obyek tersebut. Dalam hal ini individu benarbenar terpusat pada perhatiannya, Individu mengamati obyek yang menarik baginya, obyek yang dimaksud bermacam-macam misalnya bisa berupa benda seperti buku, bola dan sebagainya, bisa berupa kegiatan seperti berolahraga, membaca buku dan tidak terkecuali juga kegiatan mengikuti layanan konseling individu. Tentunya jika siswa berminat mengikuti konseling individu maka siswa tersebut akan mengikuti kegiatan layanan konseling individu dengan sendirinya tanpa ada paksaan dari orang lain. Berdasarkan ciri-ciri tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa minat bukan merupakan bawaan sejak lahir akan tetapi minat terbentuk karena proses belajar yang dilakukan oleh individu dengan lingkungannya. Minat juga dapat diungkap dan dibuktikkan dengan tindakan atau perbuatan. Siswa akan memiliki perasaan senang ketika ia melakukan suatu kegiatan yang diminatinya. Dalam hal ini antara minat dengan perasaan senang terdapat hubungan timbal balik sehingga akan terjadi hubungan jika siswa yang tertarik akan senang dan berminat, begitu pula sebaliknya, siswa yang tidak senang maka ia cenderung tidak berminat.
21
2.2.1.3 Macam-Macam Minat Menurut Saleh dan Wahab (2005:266) mengatakan bahwa berdasarkan arahnya, minat dapat dibedakan menjadi : 1. Minat intrinsik adalah minat yang langsung berhubungan dengan aktifitas itu sendiri, ini merupakan minat yang lebih mendasar dan minat asli. Contohnya seorang belajar karena memang senang pada ilmu pengetahuan atau membaca, bukan karena ingin mendapatkan pujian atau peghargaan. 2. Minat ekstrinsik adalah minat yang berhubungan dengan tujuan akhir dari kegiatan tersebut, apabila tujuannya sudah tercapai ada kemungkinan minat tersebut hilang. Contohnya seorang yang belajar dengan tujuan agar menjadi juara kelas atau lulus ujian. Dapat disimpulkan bahwa macam minat dibagi menjadi 2 yaitu minat intrinsik dan minat ekstrinsik, artinya minat itu terjadi pada seseorang yang berminat pada suatu objek dan minat ini asli tanpa paksaan dari pihak lain, selain itu juga ada minat yang hanya dilakukan karena ada suatu tujuan yang ingin dicapai dan sewaktu-waktu minatnya ini bisa berkurang dan bahkan hilang.
2.2.1.4 Aspek-Aspek Minat Minat mempunyai beberapa aspek, diantaranya adalah perhatian, ketertarikan, keinginan, keyakinan, keputusan dan tindakan yang akan dijelaskan sebagai berikut (Jefkins,1994:242) a) Perhatian (attention) Perhatian merupakan pemusatan dari individu pada satu atau lebih obyek yang menarik. Perhatian mangandung unsur pemusatan tenaga psikis
22
berupa kesadaran yang turut serta pada aktivitas tersebut yang ditujukan pada suatu objek. dalam hal ini individu benar-benar terpusat pada perhatiannya, Individu mengamati obyek yang menarik baginya, obyek yang dimaksud bermacam-macam misalnya bisa berupa benda seperti buku, bola dan sebagainya, bisa berupa kegiatan seperti berolahraga, membaca buku dan tidak terkecuali juga kegiatan mengikuti layanan konseling individu. Dalam konseling individu hal yang diperhatikan meliputi perhatian terhadap keberadaan ruang pelaksanaan layanan konseling individu, perhatian terhadap seluruh pelaksanaan layanan konseling individu. Dari pendapat ahli ahli diatas dapat disimpulkan bahwa perhatian adalah pemusatan dari aktivitas yang dilakukan oleh individu kepada suatu objek tertentu dan mengabaikan objek lainnya. Maksud disini adalah individu (siswa) lebih memusatkan perhatiannya kepada layanan konseling individu dan tidak mempedulikan hal-hal yang lain. b) Ketertarikan (interest) Yaitu bentuk adanya perhatian seseorang mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan obyek tersebut. Ketertarikan ini ditunjukkan dengan usaha untuk berhubungan dan melakukan tindakan mendekati objek tertentu. Individu yang tertarik akan berusaha untuk selalu bertindak agar memperoleh sesuatu hal yang ia sukai. Dalam konseling individu ini diharapkan siswa mempunyai ketertarikan untuk mengikuti pelaksanaan layanan konseling individu, ketertarikan terhadap karakteristik konselor, maupun ketertarikan terhadap layanan konseling individu berdasarkan pada manfaatnya
23
Dapat disimpulkan bahwa ketertarikan mempunyai pengertian bahwa awal tertariknya individu terhadap suatu objek sehingga ada upaya yang dilakukan individu untuk lebih mengenal objek tersebut. Individu tertarik mengikuti layanan konseling individu maka secara otomatis individu tersebut akan mengenal terlebih dahulu tentang apa yang berhubungan dengan konseling individu. c) Keinginan (desire) Yaitu dorongan untuk mengetahui secara lebih mendalam tentang objek tersebut. Individu berusaha mencari tahu tentang hal yang diminatinya. Seperti pengajuan pertanyaan, hal ini menunjukkan adanya suatu ketegangan yang dapat mengarahkan siswa untuk melibatkan dirinya ke dalam masalah tersebut serta untuk mencari jalan keluarnya. Suatu ketegangan menuju pertimbangan akhir yang dilakukan oleh seorang demi mencapai kepuasan. Untuk mencapai kepuasan tentunya siswa telah mempunyai keinginan yang diharapkannya, dalam hubungannya dengan konseling individu, siswa harus mempunyai keinginan yang didorong oleh kepercayaan bahwa konseling individu dapat menyelesaikan masalah,serta keinginan memanfaatkan layanan konseling individu karena kepribadian/karakteristik konselor yang baik. Dapat ditarik kesimpulan bahwa keinginan ialah suatu upaya atau dorongan yang dilakukan oleh individu untuk mencari tahu tentang objek yang diminatinya untuk mengharapkan hasil yang diinginkan dan agar individu tersebut mencapai kepuasan. Setelah mengenal tentang layanan konseling individu, ada keinginan dari individu untuk terus mendalami
24
tentang konseling individu dan ada juga keinginan individu untuk mempraktekkannya. d) Keyakinan (conviction) Yaitu seseorang yang merasa yakin dengan kegiatan yang dilakukan dan akan memberikan kepuasan sebagaimana yang diinginkan. Keyakinan muncul setelah individu mempunyai informasi atau data yang cukup terhadap suatu obyek sehingga merasa yakin bahwa hal yang berhubungan dengan obyek tersebut. Siswa juga akan merasa tertarik dengan layanan konseling individu karena diberikan dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok sebagai perantara menumbuhkan minat siswa. Siswa merasa memperoleh banyak informasi dan pengalaman yang ia butuhkan. Siswa harus mempunyai keyakinan bahwa konseling individual bermanfaat. Selain itu siswa harus yakin bahwa layanan konseling individu tidak hanya untuk siswa yang bermasalah saja melainkan untuk seluruh siswa. Dapat disimpulkan bahwa keyakinan disini adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh individu karena ia merasa cukup tahu tentang kegiatannya dan merasa benar dengan apa
yang dilakukannya. Setelah siswa
menginginkan konseling individu maka siswa tersebut pasti sudah tahu tentang kegiatan konseling individu dan merasa yakin bahwa konseling individu memberikan dampak yang baik bagi dirinya. e) Tindakan (action) Setelah ada keputusan untuk melaksanakan suatu objek yang diinginkan maka akan timbul tindakan atau sikap yang diinginkan individu
25
tersebut untuk direalisasikan. Setelah ada keputusan kemudian berupaya untuk mewujudkan perilaku yang diharapkan. Individu melaksanakan dalam bentuk perbuatan setelah mendapatkan wawasan. Tindakan adalah hal yang akan dilakukan individu jika sudah memiliki perhatian, ketertarikan, keinginan, keyakinan dan keputusan. Setelah menentukan semuanya, individu melakukan tindakan yaitu untuk melaksanakan dan memanfaatkan layanan konseling individu tanpa adanya paksaan dari pihak lain melainkan dari dirinya
sendiri
yang
diharapkan
dapat
membantu
menyelesaikan
permasalahannya Dari pendapat diatas dapat diartikan bahwa tindakan merupakan suatu langkah atau gerak kegiatan yang sengaja dilakukan oleh individu untuk mencapai tujuan tertentu. Yang dimaksudkan yaitu untuk tindakan siswa yang datang langsung kepada konselor untuk melaksanakan layanan konseling individu, yang diharapkan dapat membantu segala permasalahan siswa yang dihadapi.
Dari aspek-aspek minat yang telah disebutkan diatas dapat datarik kesimpulan bahwa minat seseorang dapat terbentuk karena adanya proses belajar yang dilakukan oleh individu dengan lingkungan. Minat dapat diungkapkan dan dibuktikan dengan tindakan atau perbuatan. Jika individu memiliki minat terhadap sesuatu maka individu tersebut akan memperhatikan secara aktif objek yang menarik perhatiannya dan mengabaikan objek yang lainnya. tanpa ada yang menyuruh individu tersebut memusatkan perhatiannya terhadap objek tersebut, setelah itu akan muncul rasa
26
ketertarikan dari dalam diri individu terhadap objek yang diminatinya, rasa ketertarikan itu tumbuh dengan sendirinya didalam diri individu. Dengan munculnya rasa tertarik terhadap suatu objek tersebut. Individu akan berusaha untuk memberikan pengamatan terhadap objek tersebut dan individu akan berusaha mencari tahu tentang objek yang diminatinya serta berusaha mengetahui secara dalam tentang objek yang diminatinya, hingga ia merasa memiliki keyakinan tentang objek tersebut bahwa objek tersebut cocok untuknya dan ia merasa membutuhkannya. Pada akhirnya apa yang telah diperolehnya akan diwujudkan dalam suatu tindakan.
2.2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Minat Apabila individu mempunyai minat terhadap suatu obyek atau aktivitas maka ia akan berhubungan secara aktif dengan obyek atau aktivitas yang menarik perhatiannya itu tanpa ada yang menyuruh. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya minat dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu : 1. Minat yang bersumber dari dalam diri individu yang bersangkutan (misalnya: bobot, umur, jenis kelamin, pengalaman, perasaan mampu, kepribadian). 2. Minat yang berasal dari luar mencakup lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.(Shaleh dan Wahab,2005:263) Crow dan Crow berpendapat ada tiga faktor yang menjadi timbulnya minat, yaitu : 1. Dorongan dari dalam individu, misalkan dorongan untuk makan, ingin tahu, seks. Dorongan untuk makan akan membangkitkan minat untuk bekerja atau mencari penghasilan, minat terhadap produksi makanan dan lain-lain. Dorongan ingin tahu atau rasa ingin tahu akan
27
membangkitkan minat untuk membaca, belajar, menuntut ilmu, melakukan penelitian dan lain sebagainya. Dorongan seks akan membangkitkan minat untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis. 2. Motif sosial, dapat menjadi factor yang membangkitkan minat untuk melakukan suatu aktifitas tertentu. Misalnya minat terhadap pakaian timbul karena ingin mendapat persetujuan atau penerimaan dan perhatian orang lain. Minat untuk belajar atau menuntut ilmu pengetahuan timbul karena ingin mendapat penghargaan dari masyarakat, karena biasanya yang memiliki ilmu pengetahuan cukup luas (orang pandai) mendapat kedudukan yang tinggi dan terpandang dalam masyarakat. 3. Faktor emosional, minat mempunyai hubungan yang erat dengan emosi. Bila seseorang mendapat kesuksesan pada aktivitas akan menimbulkan perasaan senang, dan hal tersebut akan memperkuat minat terhadap aktivitas tersebut, sebaliknya suatu kegagalan akan menghilangkan minat terhadap hal tersebut. (Shaleh dan Wahab,2005:264) Selanjutnya
menurut
Mappiare
(1998:64)
menulis
“faktor-faktor
yang
mempengaruhi minat adalah adanya perbedaan latar belakang, tingkat ekonomi, status sosial”. Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas, peneliti simpulkan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi minat meliputi : dorongan dari dalam individu, motif sosial lingkungan dan faktor emosional. Jadi awal terjadinya minat itu karena adanya rasa ketertarikan dari individu pada sesuatu objek, tanpa paksaan atau dorongan dari orang lain, selain itu lingkungan sekitar juga berpengaruh untuk terbentuknya minat dalam diri individu, karena pengaruh dari lingkungan menyebabkan individu menjadi terpengaruh. Selanjutnya faktor emosi individu juga menjadi faktor terbentuknya minat, jika individu berhasil atau meraih kesuksesan dalam aktifitas maka akan menumbuhkan minat yang tinggi, begitu pula sebaliknya jika individu gagal maka akan menghilangkan minat individu.
28
2.2.2 Konseling Individu Konseling individu merupakan salah satu dari sekian banyak bentuk “guidance services” (layanan bimbingan). Layanan ini bahkan disebut-sebut sebagai layanan yang paling utama dari semua bentuk layanan bimbingan yang ada. Untuk memperoleh gambaran yang lebih luas, dibawah ini akan dibahas tentang pengertian konseling individu, tujuan konseling individu, fungsi konseling individu dan langkahlangkah konseling individu, sebagai berikut:
2.2.2.1 Pengertian Konseling Individu Menurut Nurihsan (2010:10) mengemukakan bahwa konseling individu adalah proses belajar melalui hubungan khusus secara pribadi dalam wawancara antara seorang konselor dan seorang konseli (siswa). Siswa mengalami kesukaran pribadi yang tidak dapat dipecahkan sendiri, kemudian ia meminta bantuan konselor sebagai petugas yang professional dalam jabatannya dengan pengetahuan dan keterampilan psikologi. Konseling individu ditujukan kepada individu yang normal, yang menghadapi kesukaran dalam masalah pendidikan, pekerjaan dan sosial dimana ia tidak dapat memilih dan memutuskan sendiri. Oleh karena itu, konseling hanya ditujukkan pada individu-individu yang sudah menyadari kehidupan pribadinya. Dalam
konseling
individu,
sejak
awal
proses
konseling
sudah
diidentifikasikan sebagai aktifitas inti dimana semua aktifitas lain berfungsi efektif. Robert L Gibson (2011:51) mengatakan bahwa konseling adalah hubungan yang berupa bantuan satu-satu yang berfokus kepada pertumbuhan dan penyesuaian pribadi, dan memenuhi kebutuhan akan penyelesaian problem dan kebutuhan
29
pengambilan keputusan. Jadi dalam kegiatan konseling individu ini, bantuan yang diberikan berpusat kepada klien artinya klien harus percaya kepada konselor dan konselor juga harus mempunyai kepercayaan diri yang tinggi. Sedangkan Sukardi (2008:62) konseling individu yaitu pelayanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) mendapatkan pelayanan tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing (konselor) dalam rangka pembahasan dan pengentasan masalah pribadi yang dideritanya. Dalam konseling individu terjadi pembicaraan empat mata antara konselor dan klien yang berjuan untuk memecahkan masalah yang sedang dialami oleh klien. Ditambah lagi menurut Willis (2004:159) mendefinisakan bahwa konseling individu mempunyai makna spesifik dalam arti pertemuan konselor dengan klien secara individual, dimana terjadi hubungan konseling yang bernuansa rapport, dan konselor berupaya memberikan bantuan untuk pengembangan pribadi klien serta klien dapat mengantisipasi masalahmasalah yang dihadapinya. Dari beberapa rumusan tentang pengertian konseling diatas dapat disimpulkan bahwa konseling merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.
2.2.2.2 Tujuan Konseling Individu Menurut Prayitno dan Amti (2008:288) mengemukakan bahwa konseling dimaksudkan sebagai pelayanan khusus dalam hubungan langsung tatap muka antara
30
klien dan konselor. Dalam hubungan itu masala klien dicermati dan diupayakan pengentasannya, sedapat-dapatnya dengan kekuatan klien itu sendiri. Kemudian ditambahkan lagi menurut Willis (2004:35) mengatakan bahwa layanan konseling individu diberikan oleh konselor kepada siswa dengan tujuan berkembangnya potensi siswa, mampu mengatasi masalah sendiri, dan dapat menyesuaikan diri secara positif. Layanan konseling individu sangat membantu siswa dalam menyelesaikan masalahnya. Sukardi (2003:44) mengemukakan tujuan dari konseling individu yaitu layanan konseling individu memungkinkan siswa mendapatkan layanan langsung secara tatap muka dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahannya. Dalam konseling diharapkan siswa dapat mengembangkan kesehatan mental, mengubah sikap, keputusan diri sendiri sehingga ia dapat lebih baik menyesuaikan diri dengan lingkungannnya dan memberikan kesejahteraan pada diri sendiri dan masyarakat sekitar. Selain itu, Nurihsan (2010:11) mengatakan konseling bertujuan untuk membantu individu untuk memecahkan masalah-masalah pribadi, baik sosial maupun emosional, yang dialami saat sekarang dan yang akan datang. Dari rumusan tentang tujuan konseling individu diatas dapat diambil makna bahwa konseling pada hakekatnya bertujuan untuk memberikan bantuan kepada konseli sehingga hubungan yang terjadi dalam konseling adalah merupakan “helping relationship” (hubungan yang bersifat membantu). Dalam proses pemberian bantuan ini berlangsung suasana yang menunjang pencapaian tujuan melalui pertalian antara kepribadian dan keterampilan konselor dengan konseli.
31
2.2.2.3 Fungsi Konseling Individu Selain mempunyai tujuan dalam membantu menyelesaikan masalah pribadi siswa, konseling individu juga mempunyai fungsi. Yang disampaikan menurut Sukardi (2003:44) bahwa fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan konseling individu adalah fungsi pengentasan. Artinya dengan melakukan konseling individu klien diharapkan akan terentaskan masalahnya. Tentu saja ini tidak terlepas dari fungsi yang lain seperti fungsi pemahaman, fungsi pengembangan dan fungsi pemeliharaan. Sementara itu menurut Prayitno dan Amti (1995:97) ”fungsi bimbingan dan konseling dikelompokkan menjadi 4 fungsi yaitu fungsi pemahaman, fungsi pencegahan, fungsi pengentasan, dan fungsi pemeliharaan dan pengembangan”. Dalam layanan konseling individu, fungsi utamanya adalah fungsi pengentasan. Melalui layanan konseling individu, permasalahan yang dialami klien diharapkan akan terselesaikan sehingga tidak menimbulkan maslah baru. Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa dalam layanan konseling individu, fungsi utamanya adalah fungsi pengentasan. Melalui layanan konseling individu, permasalahan yang dialami klien (siswa) diharapkan akan terselesaikan sehingga tidak menimbulkan masalah baru. Selain fungsi utama tadi juga ada fungsi lain dalam konseling individu yaitu fungsi pemahaman, fungsi pencegahan, dan fungsi pemeliharaan dan pengembangan.
32
2.2.2.4 Langkah-Langkah Konseling Individu Setiap tahapan proses konseling membutuhkan keterampilan-keterampilan khusus. Namun keterampilan-keterampilan itu bukanlah yang utama jika hubungan konseling tidak mencapai rapport. Dinamika hubungan konseling ditentukan oleh penggunaan keterampilan konseling yang bervariasi. Dengan demikian proses konseling tidak dirasakan oleh konselor dan klien sebagai hal yang menjemukan. Dan proses konseling dari awal hingga akhir bias dirasakan sangat bermakna dan berguna. Willis (2004:50) secara umum menjelaskan proses konseling individu atas tiga tahapan : 1. Tahap Awal Koseling Tahap ini terjadi sejak klien menemui konselor hingga berjalan proses konseling sampai konselor dan klien menemukan definisi masalah klien atas dasar isu, kepedulian, atau masalah klien. Kunci keberhasilan proses konseling ditentukan oleh keterbukaan konselor dan keterbukaan klien. 2. Tahap Pertengahan (Tahap Kerja) Pada tahap pertengahan ini kegiatan yang adalah memfokuskan pada penjelajahan masalah klien dan bantuan apa yang akan diberikan berdasarkan penilaian kembali apa-apa yang telah dijelajah tentang masalah klien. 3. Tahap Akhir Konseling (Tahap Tindakan) Pada tahap akhir konseling ini yang dilakukan adalah membuat kesimpulan mengenai hasil proses konseling, mengevaluasi jalannya proses konseling, dan membuat perjanjian untuk pertemuan berikutnya.
33
Selain langkah-langkah diatas, Nurihsan (2010:12-15) menyebutkan secara umum proses konseling individu dibagi atas tiga tahapan yaitu awal konseling, tahap pertengahan (tahap kerja), dan tahap akhir konseling. 1. Tahap awal konseling Tahap awal ini sejak klien bertemu konselor hingga berjalan proses konseling dan menemukan definisi masalah klien. Yang dilakukan oleh konselor pada tahap ini adalah a. Membangun hubungan konseling dengan melibatkan klien yang mengalami masalah. Pada tahap ini konselor berusaha untuk membangun hubungan dengan cara melibatkan klien dan berdikusi dengan klien. Kunci keberhasilan tahap ini diantaranya ditentukan oleh keterbukaan konselor dan klien. b. Memperjelas dan mendefinisikan masalah. Jika hubungan konseling telah terjalin denga baik dan klien sudah melibatkan diri, berarti kerja sama antara konselor dengan klien bisa dilanjutkan dengan mengangkat isu, kepedulian, dan masalah yang dialami klien. Konselor bertugas membantu mengembangkan potensi klien sehingga klien dengan kemampuannya dapat mengatasi masalahnya dan konselor membantu menjelaskan masalah yang dialami kliennya itu. c. Membuat penjajakan alternatif bantuan untuk mengatasi masalah. Konselor berusaha menjajaki kemungkinan rancangan bantuan yang mungkin dilakukan, yaitu dengan membangkitkan semua potensi klien dan lingkungan yang tepat untuk mengatasi masalah kliennnya.
34
d. Menegosiasikan kontrak. Kontrak konselor dengan klien mengenai waktu, tempat tugas, dan tanggung jawab konselor, tugas dan tanggung jawab klien, tujuan konseling dan kerja sama lainnya dengan pihak-pihak yang akan membantuperlu dilakukan pada tahap ini. 2. Tahap pertengahan (tahap kerja) Berdasarkan kejelasan masalah klien yang disepakati pada tahap awal, kegiatan selanjutnya adalah memfokuskan pada: penjelajahan masalah yang dialami klien dan bantuan apa yang akan diberikan berdasarkan penilaian kembali apa-apa yang telah dijelajah tentang masalah klien. Menilai kembali masalah klien akan membantu klien memperoleh pemahaman baru, alternatif baru, yang mungkin berbeda dengan sebelumnya. Dengan adanya pemahaman baru berarti ada dinamika pada diri klien untuk melakukan perubahan dalam mengatasi masalahnya. Adapaun tujuan dari tahap pertengahan ini adalah sebagai berikut : a. Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah serta kepedulian klien dan lingkungannya dalam mengatasi masalah tersebut. b. Mnejaga agar hubungan konseling selalu terpelihara. c. Proses konseling agar berjalan sesuai kontrak. 3. Tahap akhir konseling Pada tahap ini, konseling ditandai oleh beberapa hal berikut ini : a. Menurunnya kecemasan klien. Hal ini diketahui setelah konselor menanyakan kedaan kecemasannya.
35
b. Adanya perubahan perilaku klien ke arah yang lebih positif, sehat dan dinamik. c. Adanya tujuan hidup yang jelas di masa yang akan datang dengan program yang jelas pula. d. Terjadinya perubahan sikap yang positif terhadap masalah yang dialaminya, dapat mengoreksi diri dan meniadakan sikap yang suka menyalahkan dunia luar, seperti orang tua, teman, dan keadaan yang tidak menguntungkan. Tujuan tahap akhir ini adalah memutuskan perubahan sikap dan perilaku yang tidak bermasalah. Klien dapat melakukan keputusan tersebut karena klien sejak awal berkomunikasi dengan konselor dalam memutuskan perubahan sikap tersebut. Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah dalam proses konseling individu dibagi menjadi 3 tahapan yaitu : Tahap awal konseling, tahap pertengahan konseling dan tahap akhir konseling.
2.3 Layanan Bimbingan Kelompok Untuk meningkatkan minat siswa dalam mengikuti konseling individu, maka dipilih bimbingan kelompok. Dibawah ini akan diuraikan tentang pengertian bimbingan kelompok, tujuan bimbingan kelompok, jenis kelompok dalam bimbingan kelompok, tahap-tahap bimbingan kelompok, teknik-teknik dalam bimbingan kelompok, dan peranan pemimpin kelompok dan anggota kelompok.
36
2.3.1
Pengertian Bimbingan Kelompok Kegiatan bimbingan kelompok akan terlihat hidup jika di dalamnya terdapat
dinamika kelompok. Dinamika kelompok merupakan media efektif bagi anggota kelompok
dalam
mengembangkan
aspek-aspek
positif
ketika
mengadakan
komunikasi antarpribadi dengan orang lain. Kelompok menjadi semakin populer sebagai cara untuk menyediakan bantuan terorganisasi dan terencana untuk individu-individu di berbagai jangkauan kebutuhan. Robert L Gibson (2011:52) mengatakan istilah bimbingan kelompok berfokus pada penyediaan informasi atau pengalaman lewat aktifitas kelompok yang terencana dan terorganisasi. Selain itu bimbingan kelompok juga mencegah berkembangnya problem. Jadi dalam bimbingan kelompok dapat membantu siswa membuat perencanaan hidup dan pengambilan keputusan yang lebih tepat. Isi kegiatan terdiri atas penyampaian informasi yang berkenaan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan masalah sosial yang tidak disajikan dalam bentuk pelajaran. Bimbingan kelompok ini biasanya diadakan di luar jam pelajaran, misalnya sepulang sekolah atau kesepakatan antara pemimpin kelompok dengan anggota kelompoknya. Dalam kegiatan bimbingan kelompok hampir sama dengan kegiatan konseling individu, namun dalam bimbingan kelompok yang dibahas bukanlah masalah pribadi melainkan maslah yang bersifat umum. Menurut Prayitno dan Amti (2008:307) mengatakan bahwa bimbingan kelompok mengarahkan layanan kepada sekelompok individu. Dengan satu kali kegiatan, layanan kelompok itu memberikan manfaat atau jasa kepada sejumlah orang. Kemanfaatn yag lebih meluas inilah yang menjadi
37
perhatian semua pihak berkenaan dengan layanan bimbingan kelompok ini. Apalagi pada zaman yang memerlukan efisiensi, perlunya perluasan pelayanan jasa yang mampu menjangkau lebih banyak konsumen secara tepat dan cepat, layanan bimbingan kelompok semakin menarik.
Sedangkan menurut Sukardi (2003:48) Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber (terutama guru pembimbing) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. Wibowo (2005:17) menyatakan bahwa bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan kelompok dimana pimpinan kelompok menyediakan informasi-informasi dan mengarahkan diskusi agar anggota kelompok menjadi lebih sosial atau untuk membantu anggota-anggota kelompok untuk mencapai tujuan-tujuan bersama. Artinya, semua peserta dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat, menanggapi, memberi saran, dan lain-lain sebagainya; apa yang dibicarakan itu semuanya bermanfaat untuk diri peserta yang bersangkutan sendiri dan untuk peserta lainnya. Dari beberapa pengertian bimbingan kelompok di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok adalah salah satu layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan dengan format kelompok dengan anggota antara 8-15 orang dengan seorang ahli (konselor) sebagai
pemimpin kelompok dan
memanfaatkan dinamika kelompok untuk membahas topik aktual, dan secara bersama-sama dibahas oleh anggota kelompok. Selanjutnya kegiatan bimbingan kelompok ini juga bisa mencegah berkembangnya masalah dan dapat membantu mengambil keputusan yang lebih tepat.
38
2.3.2
Tujuan Bimbingan Kelompok Ada beberapa tujuan bimbingan kelompok yang dikemukakan oleh beberapa
ahli, adalah sebagai berikut: Setiap kegiatan yang disusun secara sistematis dan terencana memiliki tujuan dan harapan tidak terkecuali layanan bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok diorganisasikan untuk mencegah berkembangnya problem (Gibson dan Mitchell , 2011: 52). Dalam hal ini berati bimbingan kelompok digunakan dalam fungsi pencegahan. Tujuan bimbingan kelompok dikemukakan oleh (Prayitno, 1995:178) adalah: (1) Mampu berbicara di depan orang banyak (2) Mampu mengeluarkan pendapat, ide, saran, tanggapan, perasaan dan lain sebagainya kepada orang banyak. (3) Belajar menghargai pendapat orang lain, (4) Bertanggung jawab atas pendapat yang dikemukakannya. (5) Mampu mengendalikan diri dan menahan emosi (gejolak kejiwaan yang bersifat negatif). (6) Dapat bertenggang rasa (7) Menjadi akrab satu sama lainnya, (8) Membahas masalah atau topik-topik umum yang dirasakan atau menjadi kepentingan bersama. Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber (terutama guru pembimbing) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. (Sukardi, 2003:48). Sedangkan menurut Nurihsan (2010:17) bimbingan kelompok terutama dimaksudkan untuk memperbaiki dan mengembangkan pemahaman diri dan pemahaman mengenai orang lain, sedangkan perubahan sikap merupakan tujuan yang tidak langsung.
39
Dari beberapa pendapat ahli diatas mengenai tujuan dari layanan bimbingan kelompok dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok mempunyai tujuan agar anggota kelompok dapat berlatih mengemukakan perasaan, ide, pendapat, dan menambah kepercayaan diri anggota kelompok. Selain itu antar anggota kelompok juga bisa bertukar pendapat dan bisa menambah pengalaman serta menambah pengetahuan bagi anggota kelompok. Berdasarkan fungsinya layanan bimbingan kelompok dapat dikelompokkan memiliki dua tujuan. Pertama, layanan bimbingan kelompok sebagai upaya pencegahan (preventif) terhadap problematika yang sering dijumpai oleh siswa. Kedua, layanan bimbingan kelompok sebagai upaya untuk menjaring atau menyeleksi anggota kelompok tertentu untuk memperoleh
layanan yang lebih
optimal melalui layanan konseling kelompok atupun layanan konseling individu.
2.3.3
Jenis Kelompok Dalam Bimbingan Kelompok Dalam penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok dikenal dua jenis
kelompok, yaitu kelompok bebas dan kelompok tugas. Prayitno (1995: 24-25) menjelasan mengenai kelompok bebas dan kelompok tugas tersebut diuraikan sebagai berikut: 2.3.3.1Kelompok Bebas Anggota-anggota kelompok bebas melakukan kegiatan kelompok tanpa penugasan tertentu, dan kehidupan kelompok itu memang tidak disiapkan secara khusus sebelumnya. Perkembangan yang akan akan timbul di dalam kelompok itulah nantinya yang akan menjadi isi dan mewarnai kehidupan kelompok itu lebih lanjut.
40
Kelompok bebas memberikan kesempatan kepada seluruh anggota untuk menentukan arah dan isi kehidupan kelompok bebas.
2.3.3.2 Kelompok Tugas Dalam kelompok tugas arah dan isi kegiatan kelompok ditetapkan terlebih dahulu. Hal ini berarti pula bahwa tema atau materi yang akan dibahas dalam kegiatan bimbingan kelompok ditentukan oleh pemimpin kelompok. Kegiatan kelompok melalui topik tugas dimaksudkan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dan telah direncanakan sebelumnya dalam kegiatan bimbingan kelompok. Walaupun kelompok tugas dimaksudkan untuk mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan tertentu, namun hal tersebut tidak boleh lepas dari tujuan umum layanan bimbingan kelompok itu sendiri, yaitu mengembangkan sikap dan kemampuan bersosialisasi siswa. Hal ini sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh Prayitno (1995: 25) bahwa: “meskipun dalam kelompok tugas itu masing-masing anggota terikat pada penyelesaian tugas, namun pengembangan kedirian yang bertenggang rasa setiap anggota kelompok tidak boleh diabaikan. Tujuan penyelesaian tugas tidak boleh mengurangi pentingnya tujuan umum pendekatan kelompok itu sendiri, yaitu pengembangan sikap, keterampilan, dan keberanian sosial yang bertenggang rasa.” Dengan melihat uraian tersebut di atas, maka jelas bahwa pelaksanaan bimbingan kelompok melalui kelompok tugas tidak boleh mengabaikan tujuan dari kegiatan bimbingan kelompok itu sendiri yaitu mengembangkan persepsi, wawasan, pikiran, perasaan, keterampilan, dan sikap anggota kelompok yang lebih efektif. Hal tersebut dilakukan untuk membantu anggota kelompok menerapkan tingkah laku positif dan efektif dalam kehidupan sehari-harinya. Terkait dengan tujuan yang akan
41
dilakukan dalam penelitian kali ini, maka akan digunakan layanan bimbingan kelompok dengan kelompok tugas dimana permasalahan yang dibahas dalam kelompok nanti ditentukan oleh pemimpin kelompok.
2.3.4
Tahap-Tahap Bimbingan Kelompok Terdapat empat tahap yang harus dilaksanakan dalam penyelenggaraan
layanan bimbingan kelompok. Tahap-tahap tersebut antara lain meliputi (1) tahap pembentukan, (2) tahap peralihan, (3) tahap kegiatan dan (4) tahap pengakhiran. Adapun penjelasan mengenai tahapan dalam bimbingan kelompok tersebut akan diuraikan sebagai berikut: 2.3.4.1. Tahap Pembentukan Tahap awal atau tahap permulaan sebagai tahap persiapan dalam rangka pembentukan kelompok. Dapat dikatakan pula bahwa tahap awal merupakan pondasi untuk menyelenggarakan tahap kegiatan yang selanjutnya dalam bimbingan kelompok. Apabila tahap pembentukan dapat berjalan dengan baik, maka hal tersebut akan membantu mewujudkan keberhasilan kelompok dalam menempuh tahap-tahap selanjutnya. Adapun tujuan dari dilakukannya tahap pembentukan dijabarkan oleh Prayitno (1995: 44) sebagai berikut: 1) 2) 3) 4)
Anggota memahami pengertian dan kegiatan kelompok Tumbuhnya suasana kelompok. Tumbuhnya minat anggota mengikuti kegiatan kelompok. Tumbuhnya saling mengenal, percaya, menerima, dan membantu di antara para anggota. 5) Tumbuhnya suasana bebas dan terbuka. 6) Dimulainya pembahasan tingkah laku dan perasaan dalam kelompok.
42
Menurut Prayitno (1995:44) peranan pemimpin kelompok pada tahap pembentukan di antaranya adalah: 1) Menampilkan diri secara utuh dan terbuka. 2) Menampilkan penghormatan kepada orang lain, hangat, tulus, bersedia membantu dan penuh empati. 3) Bertindak sebagai contoh. Dengan adanya keterbukaan yang ditampilkan oleh pemimpin kelompok, maka hal tersebut diharapkan dapat mendorong munculnya keterbukaan dan rasa saling menerima pula di antara anggota kelompok. Pemimpin kelompok harus siap menjadi contoh dan panutan yang baik bagi anggota kelompok. Adanya pengormatan kepada orang lain, sikap hangat, tulus, bersedia membantu dan penuh empati yang ditunjukkan oleh pemimpin kelompok diharapkan dapat diterapkan pula oleh anggota kelompok. Apabila pemimpin kelompok dapat mewujudkan perannya dengan baik dalam tahap pembentukan ini, maka suasana dan dinamika kelompok juga akan berhasil diwujudkan. Sedangkan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan pada tahap pembentukan akan diuraikan oleh Prayitno (1995: 44) sebagai berikut: 1) 2) 3) 4)
Mengungkapkan pengertian dan tujuan kegiatan bimbingan kelompok. Menjelaskan cara-cara dan asas-asas kegiatan bimbingan kelompok. Saling memperkenalkan dan mengungkapkan diri. Permainan pengahangatan atau pengakraban.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat diketahui bahwa dalam tahap pembentukan diutamakan munculnya perasaan-perasaan dan sikap-sikap positif dari anggota kelompok seperti adanya saling keterbukaan, kesukarelaan, saling percaya dan menerima satu sama lain, perasaan senang, nyaman, partisipasi yang aktif dari anggota kelompok, dan lain sebagainya. Terbinanya perasaan dan sikap positif
43
tersebut dimaksudkan untuk membina suasana dan dinamika kelompok yang aktif, hidup, serta produktif agar tahap demi tahap dalam bimbingan kelompok dapat dilalui dengan baik. Hal tersebut perlu diwujudkan dalam tahap pembentukan demi keberhasilan dan tercapainya tujuan dari kegiatan layanan bimbingan kelompok. 2.3.4.2. Tahap Peralihan Tahap peralihan menurut Prayitno (1995: 47) dijelaskan sebagai tahap peralihan yang menjembatani antara tahap pertama (tahap pembentukan) dan tahap ketiga (tehap kegiatan). Pada tahap peralihan ini akan dapat diketahui kesiapan dari para anggota kelompok untuk masuk ke tahap selanjutnya. Beberapa hal yang perlu dimantapkan kembali dalam tahap ini antara lain adalah hal-hal yang menjadi bahasan dalam tahap pembentukan seperti tujuan kegiatan kelompok, asas-asas kegiatan bimbingan kelompok, kesiapan anggota, dan lain sebagainya. Dalam tahap ini pula pemimpin kelompok dapat menegaskan jenis kegiatan bimbingan yang dilakukan termasuk ke dalam kelompok tugas atau bebas. Menurut Prayitno (1995: 47) tujuan dari adanya tahap peralihan adalah sebagai berikut: 1) Terbebaskannya anggota kelompok dari perasaan atau sikap enggan, ragu, malu atau saling tidak percaya untuk memasuki tahap berikutnya. 2) Makin mantapnya suasana kelompok dan kebersamaan. 3) Makin mantapnya minat untuk ikut serta dalam kegiatan kelompok. Melalui tahap peralihan akan dapat diketahui kesiapan dari para anggota kelompok untuk mengikuti atau memasuki tahap selanjutnya. Dalam tahap ini harapannya adalah perasaan dan sikap positif siswa dalam mengikuti layanan bimbingan kelompok yang telah terbentuk dalam tahap pembentukan dapat
44
dipertahankan dan bahkan lebih ditingkatkan lagi, sehingga suasana dan dinamika kelompok yang muncul adalah dinamika kelompok yang aktif, kuat, dan mantap. Dengan terciptanya suasana dan dinamika kelompok yang positif tersebut, maka tahap pembentukan dalam bimbingan kelompok dapat dikatakan berhasil dan kegiatan kelompok dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya. Prayitno (1995: 47) menjelaskan pula peranan pemimpin kelompok pada tahap peralihan yaitu : 1) Menerima suasana yang ada secara sabar dan terbuka. 2) Tidak mempergunakan cara-cara yang bersifat langsung atau mengambil alih kuasanya. 3) Mendorong dibahasnya suasana perasaan. 4) Membuka diri, sebagai contoh, dan penuh empati. Dengan demikian peranan pemimpin kelompok dalam tahap ini secara garis besar adalah mengamati dinamika kelompok yang terjadi dalam kelompok. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah kelompok telah siap mengikuti kegiatan selanjutnya. Untuk itu diperlukan kepekaan dari pemimpin kelompok terhadap sikapsikap dan perasaan-perasaan yang diungkapkan oleh anggota kelompoknya melalui ucapan dan tingkah laku selama mengikuti proses kegiatan. Tahap peralihan ini sangat penting untuk mempertahankan dan memantapkan kembali dinamika kelompok yang telah tercipta selama tahap pembentukan. Sedangkan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan pada tahap ini oleh Prayitno (1995: 47) dijabarkan sebagai berikut: 1) Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya. 2) Menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya (tahap ketiga). 3) Membahas suasana yang terjadi. 4) Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota.
45
5) Kalau perlu kembali kebeberapa aspek tahap pertama(tahap pembentukan). Dengan melihat uraian tersebut di atas, maka pemimpin kelompok haruslah aktif untuk membantu anggota kelompok dalam meningkatkan kualitas dinamika kelompok yang ada. Hal-hal yang telah dibahas dalam tahap pembentukan juga perlu dimantapkan kembali dalam diri anggota kelompok agar benar-benar siap mengikuti dan memasuki tahap kegiatan selanjutnya. Apabila anggota kelompok belum siap mengikuti kegiatan selanjutnya, maka pemimpin kelompok tidak boleh memaksakan anggota kelompok untuk melanjutkan tahap berikutnya. Dalam hal ini pemimpin kelompok perlu kembali memantapkan apa yang telah dipelajari dan dibahas pada tahap sebelumnya yaitu tahap pembentukan. Setelah anggota kelompok benar-benar siap, maka barulah proses kegiatan bimbingan kelompok dilanjutkan pada tahap kegiatan. 2.3.4.3. Tahap Kegiatan Tahap ini merupakan tahap inti dalam penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok, namun keberhasilan pada tahap ini tidak terlepas pada hasil dari dua tahap sebelumnya yaitu tahap pembentukan dan peralihan. Jika tahap pembentukan dan peralihan yang dilakukan sebelumnya berhasil ditempuh oleh pemimpin dan anggota kelompok dengan baik, maka tahap ini akan berlangsung dengan baik pula. Pada kegiatan ini anggota kelompok dituntut untuk berpartisipasi aktif dalam kelompok, sehingga terciptanya suasana pengembangan diri bagi anggota kelompok. Pengembangan yang dimaksud adalah pengembangan kemampuan berkomunikasi, mengajukan pendapat, menanggapi pendapat dengan terbuka, sabar dan tenggang rasa, maupun menyangkut pemecahan masalah yang dikemukakan dalam kelompok.
46
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa terkait dengan tujuan penelitian yang akan dilakukan kali ini, maka model kelompok yang akan digunakan dalam penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok adalah kelompok tugas. Dalam hal ini Prayitno (1995: 57) menjelaskan tujuaan yang ingin dicapai pada tahap kegiatan dalam kelompok tugas. Tujuan tersebut antara lain adalah: 1) Terbahasnya suatu masalah atau topik yang relevan dengan kehidupan anggota secara mendalam dan tuntas. 2) Ikut sertanya seluruh anggota secara aktif dan dinamis dalam pembahasan, baik yang menyangkut unsur-unsur tingkah laku, pemikiran, maupun perasaan. Dengan demikian yang menjadi inti dari tahap kegiatan dalam layanan bimbingan kelompok ini adalah terpecahkannya permasalahan dan topik-topik yang dibahas dalam kegiatan secara tuntas dan mendalam. Untuk itu dituntut adanya partisipasi aktif dari anggota kelompok selama berlangsungnya proses kegiatan. Partisipasi tersebut dapat ditunjukkan anggota kelompok melalui pengungkapan tingkah laku, pikiran, dan perasaan yang mendukung seperti mengungkapkan pendapat, gagasan atau ide, menunjukkan empati, penerimaan, dan penghargaan terhadap anggota kelompok lainnya, serta membantu tercapainya tujuan bimbingan kelompok itu sendiri yaitu berkembangnya wawasan, persepsi, keterampilan, dan sikap bagi pengembangan tingkah laku efektif yang nantinya mampu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini dijelaskan oleh Prayitno (1995: 57) sebagai berikut: 1) Pemimpin kelompok mengemukakan suatu masalah atau topik. 2) Tanya jawab antara anggota dan pemimpin kelompok tentang hal-hal yang belum jelas yang menyangkut masalah atau topik yang dikemukakan oleh pemimpin kelompok.
47
3) Anggota membahas masalah atau topik yang mendalam tersebut secara tuntas. 4) Kegiatan selingan. Dengan demikian bahwa tema yang akan dibahas secara tuntas melalui kegiatan bimbingan kelompok dengan kelompok tugas bukan berasal dari anggota kelompok, melainkan ditentukan oleh pemimpin kelompok. Hal ini dimaksudkan agar tercapainya tujuan-tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Pembahasan tema dan permasalahan tersebut diikuti secara aktif oleh anggota kelompok sampai pada pembahasan mendalam dan bahkan sampai masalah dan tema tersebut tergarap secara tuntas. Pemimpin kelompok perlu menguasai secara mendalam tema dan permasalahan yang ditetapkan dalam kegiatan kelompok agar informasi yang disampaikan oleh anggota kelompok nantinya benar-benar dapat terserap dan dipahami seutuhnya oleh anggota kelompok. Untuk menghindari adanya ketegangan dan ketidaknyamanan selama mengikuti proses kegiatan, maka dapat dilakukan kegiatan selingan untuk meregangkan dan mencairkan suasana dalam tahap kegiatan. Kegiatan selingan dapat berupa permainan ataupun hiburan yang disepakati dan dilakukan bersama-sama oleh anggota dan pemimpin kelompok. Kegiatan selingan tersebut dimaksudkan untuk memelihara dinamika kelompok agar tetap kuat dan mantap. Setelah suasana kelompok dapat dicairkan dan anggota kelompok telah kembali siap, maka kegiatan pembahasan dapat dilakukan kembali hingga sampai pada pembahasan tema dan topik permasalahan secara tuntas. Adapun peran pemimpin kelompok dalam tahap kegiatan ini menurut Prayitno (1995: 57) adalah “sebagai pengatur lalu lintas yang sabar dan terbuka serta
48
aktif tetapi tidak terlalu banyak bicara”. Hal ini menjelaskan bahwa pemimpin kelompok hanya membantu anggota kelompok dalam menunjukkan arah dan mengatur jalannya kegiatan bimbingan kelompok. Hal ini dilakukan agar anggota kelompok dapat aktif sepenuhnya selama proses kegiatan namun tidak menyimpang dari tujuan yang hendak dicapai. Selain itu peran pemimpin kelompok ini dimaksudkan pula untuk menjaga agar kelompok tetap memiliki dinamika kelompok yang utuh dan kuat sehingga tidak terjadi perpecahan antar anggota kelompok apabila terjadi perbedaan pendapat, ide, maupun gagasan. Dengan terwujudnya peran pemimpin kelompok tersebut, maka diharapkan kegiatan bimbingan kelompok juga akan dapat mencapai tujuan yang diharapkan. 2.3.4.4. Tahap Pengakhiran Tahap pengakhiran merupakan tahap untuk mengetahui sejauh mana kegiatan yang telah dilakukan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tahap ini merupakan tahap penutup dari seluruh rangkaian pertemuan kegiatan bimbingan kelompok dengan tujuan telah tercapainya suatu pemecahan masalah oleh kelompok tersebut. Untuk itu dalam tahap pengakhiran terdapat dua kegiatan yang utama, yaitu evaluasi dan tindak lanjut. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah dicapai oleh anggota kelompok, sedangkan follow up (tindak lanjut) dilakukan untuk memberikan tindakan lanjutan bagi anggota kelompok untuk menyusun atau mencapai tujuan-tujuan lain yang ingin dicapai atau menjadi harapan anggota kelompok selanjutnya. Berkaitan dengan tahap pengakhiran dalam bimbingan kelompok Prayitno (1995: 58) memberikan penjelasan bahwa:
49
“ketika kelompok memasuki tahap pengakhiran, kegiatan kelompok hendaknya dipusatkan pada penjelajahan tentang apakah para anggota kelompok akan mampu menerapkan hal-hal yang telah mereka pelajari (dalam suasana kelompok) pada kehidupan nyata mereka sehari-hari. Peranan pemimpin kelompok di sini ialah memberikan penguatan (reinforcement) terhadap hasil-hasil yang telah dicapai oleh kelompok itu, khususnya terhadap keikutsertaan secara aktif para anggota dan hasilhasil yang telah dicapai oleh masing-masing anggota kelompok.”
Kemudian tujuan dari dilakukannya tahap pengakhiran dalam bimbingan kelompok dijelaskan pula oleh Prayitno (1995: 60) sebagai berikut: 1) Terungkapnya kesan-kesan anggota kelompok tentang pelaksanaan kegiatan. 2) Terungkapnya hasil kegiatan kelompok yang telah dicapai yang dikemukakan secara mendalam dan tuntas. 3) Terumuskannya rencana kegiatan lebih lanjut. 4) Tetap dirasakannya hubungan kelompok dan rasa kebersamaan meskipun kegiatan diakhiri. Melalui uraian tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa dalam tahap pengakhiran akan dikaji lebih jauh hasil dari kegiatan yang telah dilakukan anggota kelompok yaitu dengan melihat sejauh mana anggota kelompok akan mampu memanfaatkan hasil kegiatan tersebut dalam kehidupan mereka sehari-hari secara efektif. Hal tersebut terkait dengan pengembangan wawasan, persepsi, keterampilan dan tingkah laku baru yang lebih efektif setelah anggota kelompok mengikuti kegiatan. Dalam hal ini pemimpin kelompok memiliki peranan untuk memberikan penguatan kepada anggota kelompok. Penguatan tersebut dimaksudkan agar anggota kelompok menjadi lebih termotivasi untuk menerapkan hasil yang telah mereka dapatkan selama mengikuti proses kegiatan, serta menciptakan suasana yang
50
menyenangkan dan mengesankan, sehingga semua anggota kelompok merasa memperoleh manfaat yang besar dari kegiatan yang telah dilakukan dan tertarik untuk mengikuti kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya. Dengan adanya hal tersebut, maka tingkah laku baru yang lebih efektif akan dapat diwujudkan oleh anggota kelompok dalam kehidupan sehari-harinya. Selanjutnya peran yang dilakukan oleh pemimpin kelompok dalam tahap pengakhiran diuraikan oleh Prayitno (1995: 60) sebagai berikut: 1) Tetap mengusahakan suasana hangat, bebas, dan terbuka. 2) Memberikan pernyataan dan mengucapkan terima kasih atas keikutsertaan anggota. 3) Memberikan semangat untuk kegiatan lebih lanjut. 4) Penuh rasa persahabatan dan empati. Peran yang dilakukan oleh pemimpin kelompok dalam tahap pengakhiran seperti yang tersebut di atas dilakukan pemimpin kelompok dalam rangka untuk memelihara dinamika kelompok
yang telah dibina
sejak tahap pembentukan.
Terbinanya dinamika kelompok secara kuat dan mantap dari tahap pembentukan hingga kegiatan diakhiri akan membantu tercapainya tujuan dari kegiatan bimbingan kelompok itu sendiri. selain itu hal tersebut juga akan membantu kelompok untuk mengikuti kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya dengan lebih baik, sehingga dalam pertemuan-pertemuan berikutnya akan lebih menghemat waktu dan tercapainya tujuan layanan bimbingan kelompok yang lebih optimal. Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan pada tahap ini seperti yang dijelaskan oleh Prayitno (1995: 60) antara lain: 1) Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri.
51
2) Pemimpin dan anggota kelompok bersama-sama mengemukakan pesan dan hasil-hasil kegiatan. 3) Pemimpin dan anggota kelompok bersama-sama membahas kegiatan lanjutan. yang akan dilakukan Anggota kelompok mengungkapkan pesan dan harapannya setelah mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok
2.3.5
Teknik-Teknik Dalam Bimbingan Kelompok Sebagaimana yang dikemukakan Prayitno (1995:78) bahwa teknik-teknik
dalam bimbingan kelompok adalah sama dengan teknik yang digunakan dalam konseling perorangan. Hal tersebut memang demikian karena pada dasarnya tujuan dan proses pengembangan pribadi melalui layanan bimbingan kelompok dan konseling perorangan adalah sama.
Perbedaannya hanya terletak pada proses
interaksi antarpribadi yang lebih luas dalam dinamika kelompok pada bimbingan kelompok. Teknik dalam bimbingan kelompok menggunakan teknik umum atau disebut juga “tiga M”, yaitu mendengar dengan baik, memahami secara penuh, dan merespon secara tepat dan positif. Kemudian pemberian dorongan minimal dan penguatan. Bisa dikatakan bahwa dalam bimbingan kelompok, ketua kelompok dapat dilakukan oleh siapa saja, asalkan mendapatkan pelatihan terlebih dahulu. Secara khusus mengenai teknik dalam bimbingan kelompok, Willis (2004:15) menjelaskan teknik-tekniknya sebagai berikut : 1. Teknik diskusi : Pembicaraan mengenai persoalan bersama, seperti masalah prestasi belajar, peningkatan kreativitas, dan sebagainya.
52
2. Dinamika kelompok : Proses diskusi berjalan dinamik, setiap orang bebas mengemukakan pendapatnya atau mendiskusikan masalahnya. 3. Ceramah : Tujuannya agar dapat membantu anggota untuk mengubah perilakunya dalam memecahkan persoalan hidup. 4. Program homeroom : Program kelompok yang direkayasa agar tercipta suasana seperti di rumah, yaitu bebas, terbuka, santai dan blak-blakan. 5. Sosiodrama : Metode kelompok dengan menggunakan media drama sosial atau kehidupan nyata di masyarakat yang sesuai dengan masalah yang dihadapai para anggotanya. 6. Psikodrama : Metode kelompok yang menggunakan suatu media drama kejiwaan yang menyentuh sehingga berdampak positif bagi perubahan perilaku anggota kelompok. 7. Karyawisata : Metode kelompok yang bermakna bagi para anggota yang mengalami stress karena kelamaan proses belajar. Dengan berwisata akan terjadi pelepasan energi lelah, cemas dan duka. 8. Metode tugas : Dengan memberi tugas kelompok, akan terjalin kerjasama, setia kawan, dan pelepasan uneg-uneg yang kurang disenangi dengan cara bebas. Sedangkan menurut Romlah (2001:87) menyebutkan ada beberapa teknik dalam bimbingan kelompok diantaranya pemberian informasi atau ekspositori, diskusi kelompok, pemecahan masalah (problem solving), penciptaan suasana kekeluargaan (homeroom), permainan peranan, karyawisata, dan permainan simulasi. Dari pandangan ahli diatas secara umum bimbingan kelompok bisa dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik, namun tidak semua teknik-teknik dalam konseling yang bisa digunakan dalam bimbingan kelompok. Hanya teknik yang bisa diterapkan dalam kegiatan kelompok yang bisa digunakan dalam bimbingan kelompok diantaranya teknik diskusi kelompok, teknik homeroom, teknik bermain atau disebut psikodrama dan sosiodrama. Teknik dalam bimbingan kelompok adalah cara-cara bagaimana kegiatan bimbingan kelompok dilaksanakan. Teknik yang dipakai dalam bimbingan kelompok harus dipilih dan disusun sedemikian rupa
53
sehingga dapat mengembangkan dan memperbaiki yang diinginkan melalui bimbingan kelompok. Teknik bukan merupakan tujuan tetapi hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan bimbingan.
2.3.6
Peranan Pemimpin Kelompok dan Anggota Kelompok -
Pemimpin Kelompok
Dinamika kelompok yang tercipta dalam proses bimbingan kelompok menggambarkan hidupnya suatu kegiatan kelompok.
Hangatnya suasana atau
kakunya komunikasi yang terjadi juga tergantung pada peranan pemimpin kelompok. Oleh karena itu pemimpin kelompok memiliki peran penting
dalam rangka
membawa para anggotanya menuju suasana yang mendukung tercapainya tujuan bimbingan kelompok. Sebagaimana yang dikemukakan Prayitno (1995:
35-36)
bahwa peranan pemimpin kelompok ialah: (1) Pemimpin kelompok dapat memberikan bantuan, pengarahan ataupun campur tangan langsung terhadap kegiatan kelompok. Campur tangan ini meliputi, baik hal-hal yang bersifat isi dari yang dibicarakanmaupun yang mengenai proses kegiatan itu sendiri. (2) Pemimpin kelompok memusatkan perhatian pada suasana yang berkembang dalam kelompok itu, baik perasaan anggota-anggota tertentu maupun keseluruhan kelompok. Pemimpin kelompok dapat menanyakan suasanan perasaan yang dialami itu. (3) Jika kelompok itu tampaknya kurang menjurus kearah yang dimaksudkan maka pemimpin kelompok perlu memberikan arah yang dimaksudkan itu. (4) Pemimpin kelompok juga perlu memberikan tanggapan (umpan balik) tentang berbagai hal yang terjadidalam kelompok, baik yang bersifat isi maupun proses kegiatan kelompok. (5) Lebih jauh lagi, pemimpin kelompok juga diharapkan mampu mengatur “lalu lintas” kegiatan kelompok, pemegang aturan permainan (menjadi wasit), pendamai dan pendorong kerja sama serta suasana kebersamaan. Disamping itu pemimpin kelompok, diharapkan bertindak sebagai penjaga agar apapun yang terjadi di
54
dalam kelompok itu tidak merusak ataupun menyakiti satu orang atau lebih anggota kelompok sehingga ia/mereka itu menderita karenanya. (6) Sifat kerahasiaan dari kegiatan kelompok itu dengan segenap isi dan kejadian-kejadian yang timbul di dalamnya, juga menjadi tanggung jawab pemimpin kelompok. Dengan melihat uraian di atas dapat diketahui bahwa pemimpin kelompok memegang peranan penting bagi keberhasilan dan tercapainya tujuan layanan bimbingan kelompok. Apabila pemimpin kelompok mampu menjalankan peranannya tersebut dengan baik, maka keberhasilan dari kegiatan kelompok juga akan dapat tercapai, akan tetapi apabila pemimpin kelompok tidak mampu melaksanakan perananya, maka kelompok tersebut tidak akan berjalan dengan efektif dan tujuan dari kegiatan yang dilakukan oleh kelompok juga tidak akan tercapai. Dengan demikian bahwa perlu adanya pemimpin kelompok dan anggota kelompok yang mampu menjalankan tugas ataupun peranannya dengan baik demi tercapainya tujuan yang ingin dicapai dari layanan bimbingan kelompok. -
Anggota Kelompok
Kegiatan layanan bimbingan kelompok sebagian besar juga didasarkan atas peranan para anggotanya. Peranan kelompok tidak akan terwujud tanpa keikutsertaan secara aktif para anggota kelompok tersebut. Karena dapat dikatakan bahwa anggota kelompok merupakan badan dan jiwa kelompok tersebut. Agar dinamika kelompok selalu berkembang, maka peranan yang dimainkan para anggota kelompok adalah: (1) Membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan antar anggota kelompok. (2) Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam kegiatan kelompok. (3) Berusaha agar yang dilakukannya itu membantu tercapainya tujuan bersama. (4) Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya dengan baik.
55
(5) Benar-benar berusaha untuk secara aktif ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok. (6) Mampu berkomunikasi secara terbuka. (7) Berusaha membantu anggota lain. (8) Memberi kesempatan anggota lain untuk juga menjalankan peranannya. (9) Menyadari pentingnya kegiatan kelompok itu. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa anggota kelompok memegang peranan yang sangat penting dan menentukan terhadap keberhasilan kegiatan yang dilakukan oleh kelompok itu sendiri. Tanpa adanya anggota kelompok tidaklah mungkin kelompok akan mampu menjalankan tugas dan peranannya.. Peranan kelompok juga tidak akan terwujud tanpa keikutsertaan aktif para angota kelompok. Peranan para anggota sangat menentukan keberhasilan dari pelaksanaan layanan bimbingan kelompok, apabila anggota kelompok tidak bisa membina keakraban, melibatkan diri dalam kegiatan kelompok, mematuhi aturan dalam kegiatan kelompok, terbuka, membantu orang lain maka sulit untuk mencapai tujuan layanan bimbingan kelompok.
2.4 Meningkatkan Minat Siswa Mengikuti Konseling Individu Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Peningkatan minat siswa untuk mengikuti konseling individu diperlukan semua individu baik yang tingkat minat mengikuti konseling individu yang rendah maupun tinggi. Dalam hal ini individu yaitu siswa di sekolah, memerlukan kemauan atau kesediaan dan tidak ada paksaan untuk peningkatan minat mengikuti konseling individu agar siswa bisa menjadi yang optimal sehingga tercapai tujuan akhir yaitu mencapai prestasi optimal disekolah dan menjadi pribadi yang baik. Peningkatan minat siswa mengikuti konseling individu dapat dilakukan melalui penyelenggaraan
56
Bimbingan dan Konseling. Peneliti memanfaatkan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan minat pada siswa untuk mengikuti konseling individu. Penelitian yang hampir serupa dilakukan oleh Susanti (2012:275) menunjukkan bahwa layanan bimbingan
kelompok
dapat
meningkatkan
minat
membaca
siswa.
Untuk
meningkatkan minat mengikuti konseling individu pada siswa peneliti melakukan penelitian yang hampir sama. Dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok, diasumsikan minat mengikuti konseling individu pada siswa akan meningkat. Romlah (2003:3) menjelaskan bimbingan kelompok merupakan salah satu teknik bimbingan yang berusaha membantu individu agar dapat mencapai perkembangannya secara optimal sesuai dengan kemampuan, bakat, minat serta nilai yang dianutnya, dan dilaksanakan dalam situasi kelompok. Alasan peneliti menggunakan layanan bimbingan kelompok adalah keunggulan layanan bimbingan kelompok dan kesesuaian layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan minat mengikuti konseling individu pada siswa. Keunggulan layanan bimbingan kelompok dalam hal ini adalah layanan bimbingan kelompok memiliki 2 jenis kelompok (tugas dan bebas) yang membahas topik-topik umum yang berkaitan langsung dengan anggota kelompok. Perbedaannya hanya terletak pada darimana topik pembahasan tersebut berasal. Kesesuaian layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan minat mengikuti konseling individu pada siswa terletak pada fungsi-fungsi utama yang terdapat dalam layanan bimbingan kelompok. Fungsi pemahaman membantu siswa untuk memahami sejauh mana minat yang mereka miliki. Fungsi pencegahan (preventif) bertujuan untuk memberikan pengaruh yang positif terhadap anggota
57
kelompok lain sehingga hal tersebut dapat meminimalisir permasalahan yang diakibatkan atas rendahnya minat siswa. Fungsi Pemeliharaan dan pengembangan ditujukan bagi anggota kelompok yang memiliki minat yang tinggi dalam mengikuti konseling individu agar tidak terjerumus. Melihat fungsi tersebut, model layanan bimbingan kelompok yang penulis lakukan adalah model layanan bimbingan kelompok dengan topik tugas. Topik tugas adalah topik atau pokok bahasan yang datangnya dari pemimpin kelompok dan ditugaskan kepada kelompok untuk membahasnya (Prayitno, 1995:24). Layanan bimbingan kelompok tersebut dilaksanakan sebanyak 8 kali pertemuan Selain fungsi diatas, bimbingan kelompok juga mempunyai tujuan yang sangat bermanfaat untuk peningkatan minat siswa. Prayitno (1995:178) menjelaskan bahwa tujuan bimbingan kelompok diantaranya adalah setiap anggota kelompok mampu mengeluarkan pendapat, ide, saran, tanggapan, perasaan, dan lain sebagainya, mampu berbicara di depan orang banyak, belajar menghargai pendapat orang lain, menjadi akrab satu sama lainnya, mampu mengendalikan diri dan dapat bertenggang rasa. Dengan mampu mengeluarkan pendapat, berbicara, menghargai orang lain dan bertenggang rasa, berarti siswa akan dapat dengan mudah bersosialisasi, mudah memperoleh pemahaman dalam pembelajaran di sekolah, dapat mengembangkan pengetahuannya, yakni belajar dari pengalamannya, maupun melalui informasi yang mereka terima dari lingkungannya. Dalam prosesnya diharapkan setiap anggota mampu saling memotivasi dan berbagi pengalaman satu sama lain. Melalui
interaksi
dalam
pelaksanaan
layanan
bimbingan
kelompok
diharapkan siswa menjadi terpacu untuk mengembangkan diri terutama bagi siswa
58
yang memiliki minat yang rendah untuk mengikuti konseling individu. Siswa tersebut dapat belajar dari pengalaman antar anggota kelompok sehingga ia dapat introspeksi dan berusaha untuk mampu menghadapi kesulitan yang dialami. Peningkatan minat siswa mengikuti konseling individu melalui layanan bimbingan kelompok sangat efektif karena didalamnya melibatkan teman sebaya sehingga dalam bertukar pendapat tidak ada rasa canggung, Dengan demikian pemahaman anggota kelompok menjadi lebih baik tentunya dengan arahan dari pemimpin kelompok. Peningkatan minat siswa dalam mengikuti layanan konseling individu melalui layanan bimbingan kelompok diperlukan untuk memberikan dorongan positif agar siswa mampu manghadapi hambatan dan mengatasi kesulitan terutama dalam hal masalah pribadinya. Dalam hal ini peneliti menggunakan layanan bimbingan kelompok agar siswa juga dapat termotivasi melalui suasana kelompok sehingga dapat memperkuat motivasi internalnya. Bimbingan kelompok sendiri juga lebih efektif dalam pemberian program bantuan kepada siswa sehingga tidak perlu membantu secara individual yang lebih memerlukan banyak waktu. Melalui upaya bantuan tersebut diharapkan siswa menjadi termotivasi baik secara internal maupun eksternal sehingga mampu menghadapi hambatan dalam pencapaian menuju kehidupan yang optimal. Tujuan akhirnya yaitu siswa dapat mencapai prestasi optimal dan berpengaruh baik pada kehidupan pribadinya yaitu menjadi pribadi yang berdaya juang tinggi dan meraih sukses di masa depan.
59
2.5 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah, dimana rumusan
masalah
penelitian
telah
dinyatakan
dalam
bentuk
pertanyaan.
(Sugiyono,2008:64). Dari paparan yang ada maka peneliti merumuskan hipotesis bahwa layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan minat mengikuti konseling individu pada siswa kelas VII A SMP Negeri 4 Batang Tahun Pelajaran 2012/2013.
BAB 3 METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan hal terpenting dalam sebuah penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu peneilitian. Hal yang perlu diperhatikan dalam metode penelitian adalah ketepatan penggunaan metode yang sesuai dengan objek penelitian dan tujuan yang ingin dicapai. Uraian yang akan dijelaskan dalam metode penelitian di antaranya: (1) Jenis penelitian (2) Desain penelitian (3) Variabel penelitian (4) Populasi, sampel, dan teknik sampling, (5) Metode dan alat pengumpulan data, (6) Prosedur penyusunan instrument (7) Uji instrument penelitian, dan (8) Metode analisis data.
3.1 Jenis Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai macam cara dan sudut pandang. Seperti yang dikemukakan oleh Azwar (2007:5) “Dilihat dari pendekatan analisisnya,
penelitian dibagi atas dua macam yaitu penelitian kualitatif dan
penelitian kuantitatif”. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif karena menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen, dimana peneliti mengadakan
penelitian dan perlakuan untuk
membuktikan kebenaran dari hipotesis yang telah dirumuskan. Menurut Hadi
60
61
(2004:427) penelitian eksperimen merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetes, mengecek, atau membuktikan suatu hipotesis, ada tidaknya pengaruh dari suatu treatment atau perlakuan. Sedangkan menurut Arikunto (2006:3) penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa mengganggu. Eksperimen dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat atau pengaruh dari suatu perlakuan. Dalam penelitian eksperimen ini, perlakuan yang diberikan berupa pemberian layanan bimbingan kelompok dengan tujuan untuk mengetahui apakah layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan minat mengikuti konseling individu.
3.2 Desain penelitian Secara garis besar, penelitian eksperimental dapat dibagi menjadi beberapa desain penelitian eksperimen yaitu Pre Eksperimental Design, True Eksperimental Design, Factorial Design, dan Quasi Eksperimental Design. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Pre Eksperimental Design karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh. Penelitian Pre Eksperimental Design itu sendiri dibagi menjadi tiga yaitu oneshot case study, one group pretest-posttest, dan intact-group comparison (Sugiyono, 2010:109-110). Dari tiga desain penelitian tersebut peneliti menggunakan one group pretest-posttest untuk melakukan penelitian. Melalui desain ini penelitian dilakukan hanya pada satu kelompok dengan melakukan dua kali pengukuran yaitu O 1 (pre test)
62
untuk mengukur minat siswa dalam mengikuti konseling individu sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok. Pengukuran yang kedua O2 (post test) dilakukan untuk mengukur minat siswa dalam mengikuti konseling individu setelah diberi layanan bimbingan kelompok. Adanya perbedaan antara pre test dan post test diasumsikan sebagai efek dari perlakuan yang diberikan. Desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut. Gambar 3.1 (Pre Test) O1
Perlakuan X
(Post Tes) O2
Desain penelitian one group pretest-posttest design Keterangan: O1
= Pengukuran awal (pre-test), untuk mengukur minat siswa dalam mengikuti konseling individu pada sampel sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok.
X
= Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok.
O2
= Pengukuran akhir (post-test), untuk mengukur minat siswa dalam mengikuti konseling individu pada sampel setelah diberikan layanan bimbingan kelompok. Dalam penelitian digunakan tahap-tahap rancangan eksperimen untuk
mengetahui peningkatan minat siswa mengikuti konseling individu setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok. Beberapa hal yang dilakukan dalam pelaksanaan eksperimen ini adalah sebagai berikut.
63
a) Memberikan Pre test (O1) Pre-test ini menggunakan format skala psikologi untuk mengetahui minat siswa mengikuti konseling individu dan hasilnya akan menjadi data perbandingan pada post- test. b) Perlakuan (X) Perlakuan dilakukan melalui pemberian layanan bimbingan kelompok yang akan diberikan selama 8 kali pertemuan dengan durasi selama 40 menit. Pada setiap akhir pertemuan peneliti akan memberikan penilaian segera (laiseg) untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi layanan bimbingan kelompok yang diberikan. c) Memberikan Post-test (O2) Post-test adalah pengukuran yang bertujuan untuk mengetahui keberhasilan
pelaksanaan
layanan
bimbingan
kelompok
dan
untuk
mengetahui adanya peningkatan minat siswa mengikuti konseling individu. Post test ini tidak diberikan pada setiap akhir pertemuan tetapi setelah 8 kali pertemuan. Tabel 3.1 Rancangan Pemberian Materi Layanan Bimbingan Kelompok No
Pertemuan
Materi
Waktu
1
Pertemuan ke-1
Mengenal tentang konseling individu
40 menit
2
Pertemuan ke-2
Meningkatkan kepercayaan diri
40 menit
3
Pertemuan ke-3
Perhatian terhadap konseling individu
40 menit
4
Pertemuan ke-4
Membangkitkan ketertarikan siswa
40 menit
64
5
Pertemuan ke-5
Keinginan mengikuti konseling
40 menit
individu 6
Pertemuan ke-6
7
Pertemuan ke-7
Meningkatkan keyakinan Tindakan mengikuti konseling
40 menit 40 menit
individu 8
Pertemuan ke-8
3.3
Variabel Penelitian
3.3.1
Identifikasi Variabel
Keterbukaan diri
40 menit
Variabel merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, subyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:38). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. 1) Variabel bebas (X) atau biasa disebut dengan istilah variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab berubahnya variabel terikat (Sugiyono, 2008:39). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah layanan bimbingan kelompok, karena layanan ini sengaja diberikan untuk memberikan pengaruh bagi variabel terikat yaitu minat mengikuti konseling individu. 2) Variabel terikat (Y) atau biasa disebut dengan istilah variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2008:39). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah minat siswa mengikuti layanan konseling individu.
65
3.3.2
Definisi Operasional Variabel Definisi operasional sebagai suatu definisi mengenai variabel yang
dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati (Azwar, 2007:74). Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Minat mengikuti konseling individu Minat merupakan kecenderungan yang terarah secara berkala terhadap suatu yang meningkatkan perasaan senang dan tertarik, sehingga individu tersebut termotivasi untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas yang disenanginya sehingga individu tersebut merasa nyaman melakukan aktivitas tersebut tanpa adanya paksaan. Minat yang dimaksud dalam penelitian ini ialah dalam meningkatkan konseling individu pada siswa karena siswa kurang berminat mengikuti sementara konseling individu itu sendiri sangat penting bagi siswa untuk perkembangan yang optimal bagi siswa. 2) Layanan bimbingan kelompok Bimbingan kelompok dalam penelitian ini diartikan sebagai proses pemberian informasi dan bantuan dalam bentuk kegiatan kelompok yang memanfaat dinamika kelompok sebagai media untuk membahas topik umum dengan panduan seorang narasumber atau pemimpin kelompok. Pemberian bantuan dan informasi tersebut dapat berkaitan dengan masalah-masalah yang bersifat personal, vokasional, belajar maupun sosial guna membantu individu menjalani kehidupan sehari-harinya baik sebagai individu, anggota keluarga, pelajar, maupun anggota masyarakat serta dalam rangka pengambilan keputusan secara tepat. Keputusan
66
yang diambil tersebut tentunya merupakan keputusan yang bertanggung jawab untuk membantu individu agar dapat menerapkan tingkah laku yang lebih efektif, sehingga individu tersebut hidup dengan lebih baik nantinya. Dalam penelitian ini layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk minat mengikuti konseling individu pada siswa.
3.4
Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
3.4.1
Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:obyek atau subyek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006:55). Sedangkan menurut Arikunto populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006:130). Untuk keperluan penelitian ini, yang digunakan sebagai populasi adalah siswa Kelas VII A SMP Negeri 4 Batang Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 32 orang siswa. Tabel 3.2 Jumlah Siswa Kelas VII A No
Jenis Kelamin
Jumlah
1.
Laki-laki
16 siswa
2.
Perempuan
16 siswa
TOTAL
32 siswa
67
3.4.2
Sampel dan Teknik Sampling Menurut Sugiyono (2006:56) sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Arikunto (2006:131), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dengan demikian sampel adalah sebagian dari populasi yang menjadi objek penelitian. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 10 siswa kelas VII A dalam satu kelompok, karena dalam bimbingan kelompok efektif diikuti 10 anggota kelompok. Penelitian ini diberikan kepada siswa agar minat mengikuti konseling individu dapat ditingkatkan, maka teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah stratified proporsionate random sampling, teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsure yang tidak homogeny dan berstrata secara proporsional (Sugiyono, 2010:120). Sampel berstrata atau stratified digunakan apabila peneliti berpendapat bahwa populasi terbagi atas tingkatan-tingkatan atau strata (Arikunto, 2006: 138). Sedangkan random berarti peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel (Arikunto, 2006: 134), selain itu, proporsionate sendiri berarti populasi yang dipilih mempunyai jumlah yang proporsional/seimbang untuk dipilih sebagai sampel penelitian. Jadi, teknik pengambilan dengan stratified proporsionate random sampling merupakan penggabungan pengambilan sampel secara acak yang berarti semua subjek memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih dengan mempertimbangkan strata atau tingkatan dan pemilihan 10 sampel juga mempunyai jumlah yang proporsional/seimbang dari setiap strata yang ada. Strata yaitu sampel diambil berdasarkan tingkat minat siswa mengikuti konseling individu yang sangat rendah,
68
rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi dengan tujuan untuk meningkatkan minat siswa mengikuti konseling individu. Sedangkan yang dimaksud acak yaitu peneliti memberi hak yang sama kepada subjek untuk menjadi sampel, sehingga peneliti terlepas dari perasaan ingin mengistimewakan satu atau beberapa subjek untuk dijadikan sampel. Peneliti mengambil sampel sebanyak 10 siswa yaitu 2 siswa dengan tingkat minat mengikuti konseling individu kategori tinggi, 2 siswa kategori minat sedang, 3 siswa dalam kategori minat rendah dan 3 siswa dalam kategori minat sangat rendah dalam mengikuti konseling individu. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mencari data empiris tentang peningkatan minat mengikuti konseling individu melalui layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas VII A SMP Negeri 4 Batang. Dalam penelitian ini langkah-langkah pengambilan sampel adalah sebagai berikut : 1) Memberikan pre test instrumen skala minat secara keseluruhan kepada populasi yaitu siswa kelas VII A. Dari hasil pre test skala minat diperoleh deskripsi tingkat minat dengan kriteria sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi. 2) Dari keseluruhan anggota populasi yang berjumlah 32 siswa selanjutnya diambil secara heterogen untuk dijadikan sampel penelitian dengan mempertimbangkan setiap anggota populasi berdasarkan tingkat minat mengkuti konseling individu (sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi) tetap memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel penelitian, sehingga nantinya akan diperoleh jumlah sampel sebanyak 10 siswa.
69
3) Memberikan perlakuan atau treatment kepada kelompok (10 siswa) yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian berupa layanan bimbingan kelompok. Tabel 3.3 Sampel Penelitian Kriteria Minat Mengikuti No
Jumlah Siswa Konseling Individu
1
Tinggi
2 siswa
2
Sedang
2 siswa
3
Rendah
3 siswa
4
Sangat Rendah
3 siswa
Total
10 siswa
3.5 Metode dan Alat Pengumpul Data 3.5.1 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data sangat penting dalam penelitian, oleh karena itu dibutuhkan suatu metode dan alat pengumpulan data yang dapat menjaring seluruh informasi dan data yang diperlukan dalam penelitian. Metode pengumpulan data pada prinsipnya berfungsi untuk mengungkapkan variabel yang akan diteliti. Dalam penelitian ini data yang akan diungkap berupa aspek psikologi yaitu minat siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala psikologi dan alatnya adalah skala minat siswa .
70
Skala psikologi adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur atribut psikologis (Azwar, 2005:1). Terdapat beberapa karakteristik skala psikologi sebagai alat ukur yaitu: 1) Stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut yang hendak diukur melainkan mengungkap indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan. 2) Atribut psikologis diungkap secara tidak langsung lewat indikatorindikator perilaku sedangkan indikator perilaku diterjemahkan dalam bentuk item-item. 3) Respons subjek tidak diklasifikasi sebagai jawaban “benar”atau “salah” tetapi semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur dan sungguh-sungguh. (Azwar,2005:4) Dengan demikian skala psikologi dapat digunakan sebagai instrumen yang dapat mengungkapkan indikator perilaku, berupa pernyataan maupun pertanyaan sebagai stimulus. Responden tidak mengetahui arah jawaban dari pernyataan maupun pertanyaan tersebut. Hasil jawaban responden tersebut kemudian dianalisis dan diinterpretasikan sesuai dengan sesuatu yang hendak diukur.
3.5.2 Alat Pengumpulan Data Pengumpulan data dapat diartikan sebagai usaha pencatatan hasil penelitian yang mencakup segala peristiwa, fakta, keterangan dan angka yang dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk menyusun suatu informasi tertentu. Alat pengumpul data yang digunakan adalah skala minat yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan
71
teori yang ada. Dalam penelitian ini data yang akan diungkap berupa konstruk untuk menggambarkan minat siswa mengikuti konseling individu dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan sebagai stimulus yang tertuju pada indikator untuk memancing jawaban yang merupakan refleksi dari keadaan pada subjek yang biasanya tidak disadari oleh responden yang bersangkutan. Skala minat diberikan di awal dan di akhir eksperimen. Skala penilaian awal bertujuan untuk mengetahui tingkat minat siswa dalam mengikuti konseling individu sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok. Skala penilaian akhir digunakan untuk mengetahui perubahan tingkat minat siswa dalam mengikuti konseling individu setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok. Skala minat menggunakan alternatif 4 pilihan jawaban yaitu, sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS) dan sangat tidak sesuai (STS) yang bertujuan untuk mengukur minat siswa dalam mengikuti konseling individu. Fenomena yang akan diteliti telah ditetapkan oleh peneliti, yang disebut dengan variabel penelitian. Variabel tersebut kemudian dijabarkan dalam indikator-indikator penelitian, kemudian indikator tersebut dijabarkan menjadi deskriptor sebagai panduan untuk menyusun item-item instrument penelitian. Alternatif jawaban terdiri atas 4 pilihan, nilai tengah sengaja dihilangkan untuk menghindari kecenderungan responden memilih jawaban pada nilai tengah atau jawaban ragu-ragu. Kelemahan dengan 5 alternatif jawaban memiliki kecenderungan untuk memilih alternatif jawaban ditengah karena dirasa aman dan paling gampang, responden hampir tidak berfikir terlalu lama untuk menjawabnya (Arikunto, 2006:241). Dengan menghilangkan nilai tengah pada alternatif jawaban, diharapkan
72
responden benar-benar memberikan jawaban dengan sungguh-sungguh. Tidak ada manfaatnya untuk memperbanyak pilihan jenjang karena justru akan mengaburkan perbedaan yang diinginkan diantara jenjang yang dimaksud, pada responden yang belum cukup dewasa, diferensiasinya perlu disederhanakan (Azwar,2005:33). Sehingga memang disarankan alternatif pilihannya hanya empat saja. Responden bebas memilih salah satu jawaban dari keempat alternatif jawaban yang ada sesuai dengan keadaan masing-masing responden. Jawaban soal positif diberi skor 4, 3, 2, 1, sedangkan jawaban soal negatif diberi skor 1, 2, 3, 4 sesuai dengan arah pertanyaan atau pernyataan yang dimaksud. Adapun ketentuan penskoran setiap jawaban adalah sebagai berikut. Penskoran Item Jenis item Alternatif jawaban Positif (+)
Negatif (-)
Sangat Sesuai
4
1
Sesuai
3
2
Tidak Sesuai
2
3
Sangat Tidak Sesuai
1
4
Tabel 3.4 Untuk mendeskripsikan tingkat minat siswa mengikuti konseling individu yang memiliki rentangan skor 1 s/d 4, dibuat interval kriteria tingkat minat siswa mengikuti konseling individu yang ditentukan dengan cara sebagai berikut.
73
1) Menentukan skor jawaban skala minat siswa mengikuti konseling individu dengan ketentuan, untuk item positif dan item negatif mempunyai skor yang berbeda. 2) Menjumlahkan skor dalam setiap variabel yang diperoleh tiap-tiap responden. 3) Menentukan skor maksimal = skor tertinggi × jumlah item = 4 × 75 = 300 = 4/4 × 100% = 100% 4) Menentukan skor minimal = skor terendah × jumlah item = 1 × 75 = 75 = 1/4 × 100% = 25% 5) Menentukan rentangan skor = skor maksimal = 100%
skor minimal = 300 75 = 225
25% = 75%
6) Menentukan interval kelas = rentangan skor : jumlah kategori = 225 : 5 = 45 = 75% : 5 = 15% Dengan demikian kriteria untuk mendeskripsikan minat siswa dapat dilihat pada tabel :
Tabel. 3.5 Kategori tingkatan skala minat siswa Presentase 85% ≤ 100% 70% ≤ 85% 55% ≤ 70% 40% ≤ 55% 25% ≤ 40%
Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
74
3.6
Prosedur Penyusunan Instrumen Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengadaan instrumen penelitian
melalui beberapa tahap. Prosedur yang ditempuh adalah perencanaan, penulisan butir soal, penyuntingan, uji-coba, penganalisisan hasil, dan mengadakan revisi (Arikunto,2006:166). Sedangkan dalam penelitian ini, langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti dalam pengadaan instrumen antara lain: membuat kisi-kisi instrumen, lalu dikonsultasikan, hasil konsultasi direvisi jika perlu, instrumen yang telah direvisi diuji-cobakan, kemudian revisi kedua dan instrumen jadi yang siap disebarkan. Untuk lebih jelasnya, langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti dapat dilihat pada bagan berikut. Teori
Kisi-kisi Instrumen
Instrumen
(1)
(2)
(3)
Instrumen Jadi
Revisi
Uji Coba
(6)
(5)
(4)
Gambar 3.2 Langkah-langkah dalam penelitian
Setelah mengetahui langkah-langkah dalam penyusunan instrumen penelitian, selanjutnya adalah membahas mengenai kisi-kisi instrumen yang dilanjutkan dengan menyusun instrumen secara utuh beserta lembar jawabnya. Instrumen awal diuji
75
cobakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen. Uji coba dilakukan kepada siswa yang tidak termasuk dalam sampel penelitian. Tabel 3.6 Kisi-Kisi Instrumen Skala Minat Item
Sub Variabel
Variabel
Minat siswa Aspek-
Indikator
1. Perhatian
Deskriptor
1. Perhatian
+
terhadap 1,2,3,4,5,
mengikuti
aspek
seluruh
pelaksanaan 6
konseling
minat
layanan
konseling
individu
-
9,10, 11
individu. 2. Mengesampingkan
7,8
12,13
kegiatan yang lain. 2. Ketertarikan 1. Ketertarikan mengikuti
untuk 14,15,16 pelaksanaan
layanan
23,24, 25
konseling
individu. 2. Memberikan
kesan 17,18
terhadap
26,27
layanan
konseling individu. 3. Ketertarikan
terhadap 19,20,21,
layanan individu
konseling 22
28,29, 30
berdasarkan
pada manfaatnya. 3. Keinginan
1. Keinginan segala berkaitan layanan
mengetahui 31,32,33, hal
yang 34,35
41,42, 43
dengan konseling
individu. 2. Mencari tahu informasi 36,37,38
44,45,
76
mengenai
layanan 39,40
46
konseling individu. 4. Keyakinan
1. Keyakinan
bahwa 47,48,49,
57,58,
individu 50,51,52
59,60
2. Yakin bahwa layanan 53,54,55,
61,62,
konseling bermanfaat.
konseling individu tidak 56
63,64
hanya untuk siswa yang bermasalah
saja
melainkan untuk seluruh siswa 5. Tindakan
Tindakan melaksanakan memanfaatkan
untuk 65,66,67,
72,73,
dan 68,69,70,
74,75
layanan 71
konseling individu tanpa adanya
paksaan
dari
pihak lain melainkan dari dirinya
sendiri
diharapkan
yang dapat
membantu menyelesaikan permasalahannya
3.7
Uji Instrumen Penelitian Dalam setiap penelitian diharapkan dapat memperoleh hasil yang benar-benar
obyektif. Data yang baik adalah data yang sesuai dengan kenyataan sehingga data disebut valid. Suatu alat ukur dapat dikatakan valid apabila alat ukur tersebut mempunyai ketepatan atau kecermatan dalam melakukan fungsi ukurnya dan memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran
77
tersebut (Azwar,2005:6). Oleh karena itu alat ukur yang digunakan harus memiliki validitas dan reliabilitas sebagai alat ukur.
3.7.1
Validitas Instrumen Validitas adalah alat ukur yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid atau kurang sahih berarti memiliki validitas yang rendah (Arikunto, 2006:144). Teknik uji validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi Product Moment yaitu :
keterangan: rxy
: koefisien korelasi antara x dan y
N
: jumlah subyek
X
: skor item
Y
: skor total X
: jumlah skor item
Y
: jumlah skor total
X
Y
2
2
: jumlah kuadrat skor item : jumlah kuadrat skor total (Arikunto, 2006:274)
78
Berdasarkan hasil pengujian validitas item dengan menggunakan rumus product moment, hasil yang diperoleh r xy akan dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan N = 31 pada taraf signifikansi 5% yaitu r tabel = 0,355. Apabila rxy>r tabel
maka item dikatakan valid dan dapat digunakan untuk pengumpulan data. Dari
hasil uji coba diperoleh beberapa item yang valid dan tidak valid. Item dalam kategori valid yang dipergunakan sebagai instrument minat yang ditujukan pada subjek penelitian sesungguhnya. Instrumen yang diuji cobakan pada populasi menghasilkan data yang kemudian dilakukan uji validitas instrumen. Berdasarkan hasil uji coba instrumen dari 75 item pernyataan yang diuji cobakan kepada 31 siswa dengan nilai r tabel 0,355 pada taraf signifikan 5 % terdapat 53 item pernyataan yang valid dan 22 item pernyataan yang tidak valid. Adapun nomor item-item pernyataan yang tidak valid tersebut antara lain : 4, 6, 10, 22, 24, 32,35, 38, 40, 43, 45, 50, 52, 55, 56, 60, 62, 63, 67, 68, 73,75. Pada dua puluh dua butir item tersebut memiliki rhitung < 0,355. Item yang tidak valid tersebut tidak disertakan dalam skala minat pada penelitian ini. Jadi item yang akan digunakan pada penelitian ini sebanyak 53 item yang merupakan penjabaran dari aspek-aspek minat. Uraian hasil uji coba dapat dilihat pada lampiran.
3.7.2 Reliabilitas Instrumen Reliabilitas adalah suatu instrumen yang dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006:178). Dalam penelitian ini reliabilitas instrumen hanya item yang valid diuji dengan reliabilitas internal karena perhitungan berdasarkan instrumen saja. Instrumen
79
yang reliabel atau dapat dipercaya akan menghasilkan data yang reliabel juga. Teknik yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha.
r11
k k 1
2
1
2
keterangan : r11
: reliabilitas instrumen
k
: banyaknya butir pertanyaan 2
2 t
: jumlah varian butir : varian total (Arikunto, 2006:196) Hasil perhitungan r hitung dibandingkan dengan r tabel pada taraf signifikan
5%. jika r hitung > dari pada r tabel maka instrument tersebut dapat dikatakan reliabel. Adapun klasifikasi reliabilitas instrument menurut Arikunto (2006:178) adalah sebagai berikut :
Tabel 3.7 Klasifikasi Reliabilitas Reliabilitas 0,9 < rh 1 0,7 < rh 0,8 0,5< rh 0,6 0,3 < rh 0,4 0,0 < rh 0,2
Klasifikasi Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah (Arikunto,2006:178)
80
Berdasarkan hasil perhitungan uji coba instrumen skala minat dengan menggunakan rumus alpha, Pengukuran reliabiltas skala minat terhadap 31 responden, diperoleh koefesien reliabilitas (r11) sebesar 0,918. Taraf signifikan 5 % dengan 31 responden memiliki nilai r
tabel
sebesar 0,355. Hasil perhitungan
reliabilitas skala pengendalian diri diperoleh r11 > r
tabel
(0,918 > 0,355). Pada tabel
3.6 menunjukkan bahwa uji coba skala minat memiliki reliabilitas sangat tinggi, maka instrumen tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian.
3.8
Metode Analisis Data Berdasarkan data yang diperoleh maka perlu diolah dan dianalisis. Analisis
data merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Dengan analisis data maka akan dapat membuktikan hipotesis yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui gambaran minat siswa mengikuti konseling individu sebelum dan sesudah diberi layanan bimbingan kelompok, serta untuk mengetahui adakah perbedaan minat siswa mengikuti konseling individu sebelum dan sesudah diberi layanan bimbingan kelompok. Oleh karena itu pendekatan analisis data yang akan digunakan adalah:
3.8.1
Analisis Deskripsi Persentase Analisis deskripsi persentase adalah teknik analisis data yang dilakukan untuk
mengetahui gambaran minat siswa mengikuti konseling individu antara sebelum dan sesudah diberi layanan bimbingan kelompok. Adapun rumus yang digunakan yaitu:
81
Keterangan:
P = Persentase n = Skor yang diperoleh N = Jumlah skor yang diharapkan
3.8.2 Uji Wilcoxon Selain analisis deskripsi persentase, teknik analisis data dalam penelitian ini adalah metode non parametris, dengan menggunakan uji wilcoxon karena mengacu pada variabel data yang ada adalah variabel ordinal. Uji wilcoxon yaitu dengan membuat tabel penolong untuk test wilcoxon yaitu dengan mencari jenjang antara pretest dan posttest.(Sugiyono, 2006:131) Tabel 3.8 Tabel Penolong Untuk Uji Wilcoxon No.
XA1
XB1
Beda
Tanda Jenjang
XB1-XA1
Jenjang
+
-
Keterangan: No.
: Kode responden
XA1
: Hasil pretest tiap responden
XB1
: Hasil posttest tiap responden
Beda (XB1 - XA1)
: Selisih hasil pretest dan posttest
Tanda jenjang
: Tingkatan/jenjang baik yang positif maupun negatif (Sugiyono, 2006:132)
82
Jika jumlah jenjang antara pretest dan posttest lebih besar dari indeks tabel wilcoxon, maka layanan bimbingan kelompok dianggap efektif dalam meningkatkan minat siswa dalam mengikuti konseling individu. Dalam mengambil kesimpulan menggunakan pedoman taraf signifikansi 5% dengan ketentuan: 1. Ho ditolak & Ha diterima apabila thitung lebih besar atau sama dengan ttabel 2. Ho diterima & Ha ditolak apabila thitung lebih kecil dari ttabel.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas tentang persiapan penelitian, hasil penelitian, pembahasan, dan keterbatasan penelitian tentang peningkatan minat siswa mengikuti konseling individu melalui layanan bimbingan kelompok di SMP Negeri 4 Batang.
4.1 Persiapan Penelitian Dalam pemberian layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan minat siswa mengikuti konseling individu Di SMP Negeri 4 Batang, peneliti memerlukan beberapa persiapan. Persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah : 1. Mengurus perijinan penelitian dari Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Untuk selanjutnya diserahkan ke SMP Negeri 4 Batang untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 4 Batang. 2. Membuat instrumen penelitian berupa skala minat dan melakukan ujicoba. 3. Melaksanakan penelitian berupa pemberian layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan minat siswa mengikuti konseling individu.
4.2 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dibawah ini akan diuraikan hasil dari penelitian tersebut. Uraian dibawah ini meliputi : (1) gambaran tingkat minat siswa dalam mengikuti konseling individu sebelum mendapatkan
83
84
layanan bimbingan kelompok, (2) gambaran tingkat minat siswa dalam mengikuti konseling individu setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok, (3) peningkatan minat siswa dalam mengikuti konseling individu setelah memperoleh layanan bimbingan kelompok, dan (4) pelaksanaan layanan bimbingan kelompok.
4.2.1 Gambaran Tingkat Minat Siswa dalam Mengikuti Konseling Individu Sebelum Mendapatkan Layanan Bimbingan Kelompok Gambaran mengenai minat siswa dalam mengikuti konseling individu sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok dapat diprediksi melalui hasil perhitungan pre-test dengan menggunakan instrumen skala minat. Sebanyak 53 item yang terdapat dalam skala minat bertujuan untuk mencari dan mengetahui kondisi minat siswa yang mempunyai kecenderungan minat mengikuti konseling individu yang rendah. Instrumen disebarkan kepada siswa kelas VII A SMP Negeri 4 Batang, peneliti menyebarkan instrumen yang telah valid kepada 32 responden. Hasil perhitungan pre-test dijadikan sebagai pedoman untuk memilih sampel penelitian. Pemilihan sampel penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat siswa dalam mengikuti konseling individu di sekolah. Berikut hasil perhitungan pre-test yang telah dilakukan terhadap 32 responden.
85
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Pre-test Skala Minat Skala Minat
No
Responden
1
AF
∑ 103
% 48.584906
Kriteria Rendah
2
ANK
95
44.811321
Rendah
3
DH
97
45.754717
Rendah
4
ES
110
51.886792
Rendah
5
ESW
130
61.320755
Sedang
6
FAN
149
70.283019
Tinggi
7
GB
78
36.792453
Sangat Rendah
8
HAL
101
47.641509
Rendah
9
HAK
80
37.735849
Sangat Rendah
10
IA
125
58.962264
Sedang
11
IN
153
72.169811
Tinggi
12
KN
112
52.830189
Rendah
13
LS
111
52.358491
Rendah
14
MM
152
71.698113
Tinggi
15
MK
133
62.735849
Sedang
16
MZS
104
49.056604
Rendah
17
MKR
108
50.943396
Rendah
18
MHA
125
58.962264
Sedang
19
MPW
129
60.849057
Sedang
20
MUH
114
53.773585
Rendah
21
MW
96
45.283019
Rendah
22
MUN
112
52.830189
Rendah
23
NP
106
50
Rendah
24
NR
105
49.528302
Rendah
25
NM
125
58.962264
Sedang
86
26
NS
154
72.641509
Tinggi
27
RD
129
60.849057
Sedang
28
RA
84
39.622642
Sangat Rendah
29
DSD
112
52.830189
Rendah
30
TB
109
51.415094
Rendah
31
UH
129
60.849057
Sedang
32
YA
149
70.283019
Tinggi
Dari tabel 4.1 di atas dipaparkan hasil pre-test terhadap 32 responden. Berdasarkan kategorisasi terdapat tiga siswa yang termasuk dalam kategori sangat rendah dengan persentase antara 25% ≤ 40%, enam belas siswa pada kategori rendah yaitu persentase 40% ≤ 55%,
delapan siswa dalam kategorisasi sedang
dengan persentase antara 55% ≤ 70%, sementara lima siswa dalam kategorisasi tinggi dengan persentase antara 70% ≤ 85%. Layanan bimbingan kelompok lebih efektif jika anggota kelompok berkisar antara 8-10 orang, sehingga peneliti memilih sampel penelitian yang terdiri dari 10 orang. Sampel penelitian ini meliputi tiga anggota kelompok yang memiliki minat konseling individu yang sangat rendah (GB, HAK, dan RA), tiga anggota kelompok yang memiliki minat konseling individu yang rendah (ANK, DH, dan MW), dua orang anggota kelompok yang memiliki tingkat minat konseling individu yang sedang (ESW dan MK) dan dua orang anggota kelompok yang memiliki tingkat minat konseling individu yang tinggi (IN dan NS). Perbedaan pemilihan tingkat minat mengikuti konseling individu (pengambilan sampel secara heterogen) ini diharapkan memunculkan dinamika dalam kelompok, sehingga terjadi peningkatan
87
minat mengikuti konseling individu pada anggota kelompok. Hasil pre-test kesepuluh anggota kelompok tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Tingkat Minat Siswa dalam Mengikuti Konseling Individu Sebelum Memperoleh Layanan Bimbingan Kelompok (pre-test) No 1 2 3
Kode Responden ANK
Jumlah 95
Persentase 44.81
Kriteria Rendah
DH
97
45.75
Rendah
ESW
130
61.32
Sedang
78
36.79
Sangat Rendah
80
37.74
Sangat Rendah
153
72.17
Tinggi
133
62.74
Sedang
96
45.28
Rendah
154
72.64
Tinggi
84
39.62
Sangat Rendah
1100
51.89
4
GB
5
HAK
6
IN
7
MK
8
MW
9
NS
10
RA Jumlah
Rendah
4.2.2 Gambaran Tingkat Minat Siswa dalam Mengikuti Konseling Individu Setelah Mendapatkan Layanan Bimbingan Kelompok Bimbingan kelompok sebagai treatment dalam penelitian ini dilakukan sebanyak delapan kali pertemuan. Setelah melaksanakan kegiatan bimbingan kelompok sebanyak delapan kali langkah selanjutnya adalah melakukan post-test. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat minat mengikuti konseling individu yang dimiliki oleh siswa setelah mereka mengikuti kegiatan bimbingan kelompok. Sesuai
88
dengan tujuan penelitian yakni untuk membuktikan adanya kecenderungan peningkatan minat siswa dalam mengikuti konseling individu pada siswa sesudah mengikuti layanan bimbingan kelompok. Hasil post-test selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Tingkat Minat Siswa dalam Mengikuti Konseling Individu Setelah Melaksanakan Layanan Bimbingan Kelompok (post-test)
ANK
∑ 155
Skala Minat % 73.11
Kriteria Tinggi
2
DH
148
69.81
Sedang
3
ESW
181
85.38
Sangat Tinggi
146
68.87
Sedang
144
67.92
Sedang
188
88.68
Sangat Tinggi
164
77.36
Tinggi
158
74.53
Tinggi
185
87.26
Sangat Tinggi
156
73.58
Tinggi
1625
76.65
No
Kode Responden
1
4 5 6 7 8 9 10
GB HAK IN MK MW NS RA Jumlah
Tinggi
Berdasarkan pada perhitungan post-test yang telah dilakukan terhadap kelompok, maka dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan minat siswa dalam mengikuti konseling individu. Tiga siswa memiliki tingkat minat mengikuti konseling individu yang sangat tinggi (ESW, IN dan NS), empat anggota lainnya memiliki tingkat minat mengikuti konseling individu pada kategorisasi tinggi (ANK,
89
MK, MW, dan RA), serta tiga siswa mempunyai minat mengikuti konseling individu pada kategorisasi sedang ( DH, GB, dan HAK). Secara keseluruhan, siswa yang mengikuti post-test mempunyai minat yang cenderung meningkat dibandingkan dengan hasil sebelum pemberian layanan bimbingan kelompok.
4.2.3 Peningkatan Minat Siswa Dalam Mengikuti Konseling Individu Setelah Memperoleh Layanan Bimbingan Kelompok Setelah melakukan post-test langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah mencari perbedaan kondisi minat mengikuti konseling individu yang dimiliki oleh siswa sebelum memperoleh layanan bimbingan kelompok dan setelah memperoleh layanan bimbingan kelompok. Analisis untuk mengetahui perbedaan tingkat minat siswa mengikuti konseling inidividu dengan menggunakan statistik non parametrik, yakni uji wilcoxon. Berikut disajikan analisis wilcoxon menggunakan tabel penolong wilcoxon karena respondennya hanya 10 orang. Tabel 4.4 Tabel Penolong Untuk Uji Wilcoxon Kode Responden ANK
Pre-test (X1) 95
Post-test (X2) 155
DH
97
148
ESW
130
181
78
146
80
144
GB HAK
Beda (X2-X1) 60 51 51 68 64
Tanda Jenjang Jenjang + 6 6
0
4,5
4,5
0
4,5
4,5
0
9
9
0
8
8
0
90
IN MK MW NS RA
153
188
133
164
96
158
154
185
84
156
35 31 62 31 72
3
3
0
1,5
1,5
0
7
7
0
1,5
1,5
0
10
10
0
55
0
Jumlah
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan analisis uji wilcoxon diperoleh jumlah jenjang yang kecil atau Thitung nilainya adalah 55. Sedangkan Ttabel untuk n=10 dengan taraf kesalahan 5% nilainya adalah 8. t hitung (55) > t tabel (8) dengan demikian maka Ha diterima dan Ho ditolak. Hasil tersebut menunjukkan bahwa minat siswa mengikuti konseling individu menunjukkan peningkatan setelah memperoleh layanan bimbingan kelompok. Hasil perbedaan tingkat minat mengikuti konseling individu dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5 Perbedaan Tingkat Minat Siswa Mengikuti Konseling Individu Sebelum dan Setelah Memperoleh Layanan Bimbingan Kelompok Pre-test No.
Nama
1
ANK
2 3 4
Post-test
%
Krite ria
95
44.81
R
155
73.11
Krite ria T
DH
97
45.75
R
148
69.81
S
ESW
130
61.32
S
181
85.38
ST
GB
78
36.79
SR
146
68.87
S
%
Perbedaan (%) 28.3% 24.06% 24.06% 32.08%
91
5 6 7 8 9 10
HAK
80
37.74
SR
144
67.92
S
IN
153
72.17
T
188
88.68
ST
MK
133
62.74
S
164
77.36
T
MW
96
45.28
R
158
74.53
T
NS
154
72.64
T
185
87.26
ST
RA
84
39.62
SR
156
73.58
T
51.89
R
Ratarata
76.65
T
Rata-rata
30.18% 16.51% 14.62% 29.25% 14.62% 33.96% 24.76%
Grafik 4.1 Perbandingan Hasil Pre-test dan Post test
Perbandingan hasil pretest dan posttest
90 80
69.81
68.87
72.17
44.81
74.53 72.64
73.58
67.92 62.74
61.32
60 50
87.26 77.36
73.11
70 Persentase
88.68
85.38
45.75
45.28
40
36.79
37.74
GB
HAK
39.62
30 20 10 0 ANK
DH
ESW
IN
MK MW
Nama Anggota Kelompok
NS
RA
Pre-test Post-test
Dari tabel dan grafik di atas diperoleh peningkatan minat mengikuti konseling individu pada siswa rata-rata sebesar 24.76 %. Dari ke-sepuluh sampel penelitian yang mengalami peningkatan terbesar yaitu RA sebesar 33.96 % dan peningkatan terkecil pada MK, dan NS yakni sebesar 14.62 %. Dari hasil tabel perbedaan tingkat minat siswa mengikuti konseling individu sebelum dan setelah diberikan layanan
92
bimbingan kelompok, nampak terjadi peningkatan minat mengikuti konseling individu yang terjadi pada setiap anggota kelompok. Di bawah ini dapat dilihat peningkatan minat siswa mengikuti konseling individu dilihat dari indikator minat siswa mengikuti konseling individu.
Tabel 4.6 Hasil Perbedaan Skor Berdasarkan Indikator Minat Siswa Mengikuti Konseling Individu Sebelum dan Setelah Memperoleh Layanan Bimbingan Kelompok N o 1 2 3 4 5
% Skor Indikator Perhatian terhadap konseling individu Ketertarikan terhadap konseling individu Keinginan mengikuti konseling individu Keyakinan mengikuti konseling individu Tindakan mengikuti konseling individu % skor rata- rata
Pre Test
Post Test
Pre Test
Post Test
% Skor Peningkatan
215
311
53.75
77.75
24%
323
459
53.83
76.50
22.67%
197
307
49.25
76.75
27.5%
221
335
50.23
76.14
25.91%
144
213
51.43
76.07
24.64%
1100
1625
51.89
76.65
24.76%
Grafik 4.2 Grafik persentase skor tiap indikator minat siswa mengikuti konseling individu sebelum dan sesudah mendapatkan bimbingan kelompok
93
Tindakan mengikuti konseling individu
76.07 51.43
Keyakinan mengikuti konseling individu
76.14 50.23
Keinginan mengikuti konseling indivdu
76.75 49.25
Ketertarikan terhadap konseling individu
53.83
Perhatian terhadap konseling individu
53.75
76.5
77.75
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Post-test Pre-test
Berdasarkan tabel 4.5 dan grafik 4.2 maka dapat diketahui bahwa semua indikator mengalami peningkatan setelah mengikuti bimbingan kelompok. Untuk persentase skor rata-rata tiap indikator mengalami peningkatan sebesar 24.76% dari yang semulanya persentase hanya 51.89% termasuk dalam kategori rendah, persentase rata-ratanya menjadi 76.65% dan termasuk dalam kategori tinggi. Indikator yang paling tinggi mengalami peningkatan adalah indikator keinginan mengikuti konseling individu, dengan peningkatan sebesar 27.5% yang semula hanya 49.25% termasuk kategori rendah menjadi 76.75 dan termasuk dalam kategori tinggi.
4.2.4 Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok Penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 2 bulan (Februari-Maret). Pada tanggal 2 Februari 2013 diadakan uji coba instrumen yakni skala minat pada kelas VII G SMP Negeri 4 Batang. Selanjutnya pada tanggal 6 Februari 2013 diadakan pre-
94
test menggunakan skala minat yang telah dibimbingkan kembali dan divalidasi untuk mengetahui tingkat minat siswa mengikuti konseling individu sebelum memperoleh layanan bimbingan kelompok. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dari hasil pre-test, peneliti memilih sebanyak 10 siswa yang mempunyai tingkat minat mengikuti konseling individu secara heterogen. Pemberian treatment berupa layanan bimbingan kelompok diberikan sebanyak delapan kali. Pertemuan dalam layanan bimbingan kelompok dilaksanakan pada tanggal 12 Februari 2013-7 Maret 2013. Setelah memberikan treatment berupa layanan bimbingan kelompok, langkah selanjutnya adalah melaksanakan post-test untuk mengetahui tingkat minat siswa mengikuti konseling individu yang telah mengikuti kegiatan bimbingan kelompok, dan pemberian post test dilaksanakan pada tanggal 8 Maret 2013 di Ruang BK SMP Negeri 4 Batang. Diskripsi proses pelaksanaan bimbingan kelompok dari pertemuan pertama hingga kedelapan akan dijelaskan sebagai berikut: Pertemuan Pertama Hari/tanggal
: Selasa, 12 Februari 2013.
Tempat
: Ruang kelas VII A SMP Negeri 4 Batang
Topik
: Mengenal tentang Konseling Individu Pada Tahap Pembukaan, pemimpin kelompok mengucapkan salam,
menanyakan kabar anggota kelompok dan mengucapkan terimakasih atas keikutsertaan anggota kelompok untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok. Pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok untuk terlebih dahulu berdo‟a bersama. Kemudian pemimpin kelompok menjelaskan tentang pengertian, tujuan dan
95
asas-asas yang digunakan dalam bimbingan kelompok serta perkenalan diri oleh pemimpin kelompok maupun anggota kelompok. Disini anggota kelompok terlihat tegang dan bingung. Anggota kelompok terlihat tegang dan ada yang terlihat bosan, maka pemimpin kelompok mengadakan permainan Gerakan-gerakan tambahan yang telah disiapkan oleh peneliti. Anggota kelompok terlihat antusias mengikuti permainan tersebut, suasana menjadi mencair karena anggota kelompok banyak yang tertawa dan tersenyum setelah mengikuti permainan. Pada tahap kegiatan, pemimpin kelompok menjelaskan materi yang akan dibahas atau disampaikan yaitu topik tugas “Mengenal tentang Konseling Individu” sebelum menyampaikan materi kepada anggota kelompok, pemimpin kelompok menanyakan tentang „siapa yang sudah mengerti tentang pengertian konseling individu?. Kemudian semua anggota kelompok diam dan menggelengkan kepala pertanda belum mengetahui apa itu konseling individu. Lalu pemimpin kelompok memcoba menunjuk satu per satu anggota kelompok agar mau mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian konseling individu, tujuan pemimpin kelompok menunjuk satu per satu yaitu agar anggota kelompok bisa menyampaikan pendapatnya tanpa malu dan ragu. Ada beberapa anggota kelompok yang diam saja walaupun sudah ditunjuk oleh pemimipin kelompok yaitu (GB, HAK, dan DH), sedangkan ESW salah satu anggota kelompok justru sangat aktif memberikan pendapatnya. Selain pengertian juga dibahas mengenai tujuan dan tahap-tahap dalam melakukan konseling individu. Tahap pengakhiran pemimpin kelompok kembali menyimpulkan hasil pembahasan yang telah disampaikan yaitu mengenai pengertian, tujuan dan tahap-
96
tahap-tahap dalam konseling individu, ini untuk bertujuan agar siswa mengetahui tentang kegiatan konseling individu di sekolah. Kemudian pemimpin kelompok mengakhiri pertemuan dengan memberikan laiseg serta ucapan terima kasih dan diakhiri dengan do‟a bersama dengan salam penutup. Pelaksanaan bimbingan kelompok pertemuan pertama masih belum efektif karena anggota kelompok masih dalam penyesuaian diri karena mereka belum pernah melakukan bimbingan kelompok sebelumnya. Untuk mencairkan suasana, pemimpin kelompok dan anggota kelompok saling memperkenalkan diri dan diselingi dengan permainan agar terjalin keakraban dan mengurangi kecanggungan dari anggota. Pertemuan Kedua Hari/tanggal
: Kamis, 14 Februari 2013
Tempat
: Ruang perpustakaan SMP Negeri 4 Batang
Topik
: Meningkatkan kepercayaan diri
Pada tahap pembukaan dibuka dengan salam dan berdoa, selanjutnya saling menanyakan kabar masing-masing, setelah itu mengingatkan kembali tentang caracara pelaksanaan bimbingan kelompok seperti pada saat pertemuan sebelumnya. Kemudian pemimipin kelompok memberikan permainan yang bernama ”kata berantai”, anggota kelompok mendengarkan perintah dari pemimpin kelompok dan bermain sesuai dengan peraturan. Dalam tahap peralihan ini pemimpin kelompok menanyakan kesiapan anggota kelompok untuk memasuki tahap selanjutnya. Pada tahap kegiatan, pemimpin kelompok menjelaskan materi yang akan dibahas atau disampaikan yaitu topik tugas “Meningkatkan kepercayaan diri”. Pembahasan dimulai dengan pemimpin kelompok bertanya kepada anggota
97
kelompok apakah semua anggota kelompok sudah mempunyai percaya diri yang tinggi? Kemudian anggota kelompok kompak menjawab sudah. Lalu pemimpin kelompok langsung memberikan pertanyaan mengenai pengertian kepercayaan diri. Anggota kelompok diam mendengar pertanyaan tersebut. Terlihat anggota kelompok masih kurang aktif dalam memberikan pendapatnya. Kemudian pemimpin kelompok memberikan kiat-kiat untuk meningkatkan kepercayaan diri pada siswa. Anggota kelompok terlihat menyimak baik-baik bagaimana untuk menjadi siswa yang mempunyai kepercayaan diri tinggi. Terlihat IN,MW,dan ESW bisa lebih aktif berpendapat dari pada anggota kelompok yang lain. Sementara GB dan HAK kurang aktif dalam diskusi kelompok. Tahap pengakhiran pemimpin kelompok menyimpulkan hasil pembahasan yang telah disampaikan yaitu mengenai cara meningkatkan kepercayaan diri siswa serta anggota keompok diberikan laiseg untuk diisi. Kemudian pemimpin kelompok menanyakan kegiatan lanjutan dan kesepakatan waktu yaitu bimbingan kelompok akan kembali dilakukan pada hari selasa setelah pulang sekolah selama 40 menit. Tidak lupa ucapan terima kasih serta do‟a dan salam penutup sebelum mengakhiri layanan bimbingan keompok pada pertemuan ke-dua. Pertemuan Ketiga Hari/tanggal
: Selasa , 19 Februari 2013.
Tempat
: Ruang kelas VII A SMP Negeri 4 Batang
Topik
: Perhatian terhadap konseling individu Pada tahap pembentukan pemimpin kelompok, membuka kegiatan dengan
salam, menanyakan kabar dan berdoa
bersama anggota kelompok. Setelah itu
98
pemimpin kelompok memastikan agar anggota kelompok tetap mengingat asas, tujuan dan pengertian kegiatan bimbingan kelompok. Bersama anggota kelompok menyepakati waktu pelaksanaan selama 40 menit. Lalu pemimpin kelompok memberikan permainan yaitu “pulpen tawa”. Anggota kelompok sangat menyenangi permainan ini. Dalam tahap peralihan, pemimpin kelompok mengemukakan materi yang akan dibahas dalam pertemuan ketiga yaitu tentang perhatian siswa terhadap konseling individu. Topik perhatian ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana para anggota kelompok memperhatikan konseling individu. Anggota kelompok dapat saling mengemukakan pendapat, saling berdiskusi dan menuangkan idenya masingmasing. Akan tetapi masih terlihat beberapa anggota yang masih diam dalam mengungkapkan pendapatnya. Sesekali ada yang tidak sabar mendengarkan temannya berbicara. Dalam pertemuan kali ini dapat terwujud dinamika kelompok, sehingga pembahasan topik perhatian terhadap konseling individu dapat dipahami oleh anggota kelompok. Pada tahap pengakhiran pemimpin kelompok mengungkapkan kesimpulan hasil pembahasan topik dan mengingatkan kepada anggota anggota kelompok kalau bimbingan kelompok dilanjutjan hari kamis. Setelah itu kegiatan diakhiri dengan doa dan salam penutup. Pertemuan Keempat Hari/tanggal
: Kamis, 21 Februari 2013
Tempat
: Ruang perpustakaan SMP Negeri 4 Batang
Topik
: Membangkitkan ketertarikan siswa
99
Karena merupakan pertemuan keempat, pada tahap pembentukan pemimpin kelompok hanya menjelaskan sedikit tentang cara melaksanakan bimbingan kelompok dan langsung pada permainan. Untuk mencairkan suasana pemimpin kelompok mengadakan permainan “Merangkai Nama”, setelah permainan suasana mulai cair dan rileks. Pada tahap kegiatan pemimpin kelompok menjelaskan materi yang akan dibahas atau disampaikan yaitu topik tugas “Membangkitkan ketertarikan siswa”. Pembahasan dimulai dengan memberikan pertanyaan kepada anggota kelompok bahwa apakah kalian tertarik mengikuti kegiatan konseling individu di sekolah? Kalau tertarik apa yang membuat kalian tertarik? Kemudian anggota kelompok saling berpendapat. IN mengatakan tertarik dengan konseling individu karena dapat menyelesaikan masalah, kemudian ESW mengatakan baru mengetahui tentang konseling individu, sementara RA tertarik karena konseling individu bisa memberikan kedamaian. Kemudian pemimpin kelompok menyimpulkan berbagai pendapat yang dikemukakan oleh anggota-anggota kelompok dan memberi penjelasan bagaimana cara untuk membangkitkan ketertarikan siswa agar mau mengikuti konseling individu. Ada beberapa poin dalam membangkitkan ketertarikan siswa dan pemimpin kelompok menjelaskan satu persatu dan sesekali bertanya apa yang anggota ketahui tentang poin-poin itu. Dan pada saat membahas poin-poin terjadi saling tukar pendapat baik antara anggota kelompok dengan pemimpin kelompok maupun dengan anggota kelompok yang lain. Pada pertemuan kali ini dinamika kelompok lebih terbentuk dan anggota kelompok lebih terlihat rileks dan tidak ragu dalam berpendapat.
100
Pada tahap pengakhiran, pemimpin kelompok kembali menyimpulkan hasil pembahasan tentang cara membangkitkan ketertarikan siswa dalam mengikuti konseling individu. Selanjutnya pemimpin kelompok membagikan laiseg untuk mengevaluasi pertemuan keempat. Kemudian tahap ini diakhiri dengan ucapan terima kasih dan salam. Pada pertemuan keempat dinamika kelompok terbentuk sangat baik. Anggota kelompok tanpa ragu mengemukakan pendapatnya dan menanggapi pendapat dari anggota lain. Hampir semua anggota kelompok melibatkan diri dalam pembahasan topik. Hal ini merupakan awal yang baik dalam mengikuti layanan bimbingan kelompok selanjutnya. Pertemuan Kelima Hari/tanggal
: Selasa, 26 Februari 2013
Tempat
: Ruang kelas VII A SMP Negeri 4 Batang
Topik
: Keinginan mengikuti konseling individu Kegiatan bimbingan kelompok pada kesempatan ke lima ini membahas topik
tentang keinginan mengikuti konseling individu. Pertemuan ini telah disepakati antara pemimpin kelompok dengan anggota kelompok pada pertemuan sebelumnya. Pemimpim kelompok membuka pertemuan ini dengan berdoa bersama dan menanyakan kondisi anggota kelompok. Setelah itu mengingatkan kembali tentang cara-cara pelaksanaan bimbingan kelompok seperti pada saat pertemuan sebelumnya. Dalam tahap peralihan ini pemimpin kelompok menanyakan kesiapan anggota kelompok untuk memasuki tahap selanjutnya.
101
Dalam tahap kegiatan, pemimpin kelompok mengemukakan materi yang akan dibahas topik yaitu Keinginan mengikuti konseling individu. Dalam tahap ini anggota mulai berfikir dan menyadari bahwa konseling individu bisa membantu membantu siswa memecahkan masalahnya. Seluruh anggota sudah berani mengungkapkan pendapatnya, mungkin karena sudah terbiasa mengikuti kegiatan bimbingan kelompok. Dalam pertemuan kali ini dapat terwujud dinamika kelompok, sehingga pembahasan topik dapat dipahami oleh anggota kelompok. Pada tahap pengakhiran pemimpin kelompok mengungkapkan kesimpulan hasil pembahasan topik dan membahas waktu pelaksanaa bimbingan kelompok selanjutnya. Kegiatan diakhiri dengan doa dan salam penutup.
Pertemuan Keenam Hari/tanggal
: Kamis, 28 Februari 2013
Tempat
: Ruang perpustakaan SMP Negeri 4 Batang
Topik
: Meningkatkan keyakinan Pada tahap awal, pemimpin kelompok membuka kegiatan bimbingan
kelompok dengan berdoa bersama dan menanyakan keadaan anggota kelompok. Pada pertemuan ini anggota kelompok telah terbiasa dengan layanan bimbingan kelompok. Hal tersebut ditunjukkan dengan pertanyaan salah satu anggota kelompok tentang topik pembahasan. Pada pertemuan ini disepakati akan melaksanakan kegiatan bimbingan kelompok selama 40 menit. Pada tahap peralihan pemimpin kelompok menanyakan kesiapan anggota kelompok dan memberitahukan topik pembahasan. Topik bahasan dalam pertemuan
102
ini adalah meningkatkan keyakinan. Tujuan pembahasan topik ini adalah agar anggota kelompok dapat menjadi yakin bahwa konseling individu dapat memberikan manfaat yang optimal. Pada tahap kegiatan semua anggota kelompok bersedia untuk mengutarakan pendapat mereka. Setiap anggota kelompok saling memberikan masukan. Bersama anggota kelompok, pemimpin kelompok membahas, setiap sub topik secara rinci dan mendalam.
Pemimpin kelompok memberikan tekanan pada salah satu anggota
kelompok (GB) yang sejak pertemuan awal masih terlihat kurang antusias, malumalu dan enggan berpendapat untuk menyimpulkan. Pemimpin kelompok memberikan penguatan dan dorongan kepada setiap anggota kelompok yang bersedia mengemukakan pendapat mereka. Di akhir tahap kegiatan, PK mengingatakan waktu yang telah berjalan lebih dari 30 menit. Bersama anggota kelompok, pemimpin kelompok memastikan pertemuan selanjutnya. Pemimpin kelompok membagikan laiseg sebagai penilaian akhir kegiatan bimbingan kelompok. Kegiatan bkp diakhiri dengan mengumpulkan laiseg, menyepakati kegiatan bkp selanjutnya dan berdoa bersama. Pertemuan Ketujuh Hari/tanggal
: Selasa, 5 Maret 2013
Tempat
: Ruang kelas VII A SMP Negeri 4 Batang
Topik
: Tindakan mengikuti konseling individu Kegiatan bimbingan kelompok pada pertemuan ketujuh sudah sangat baik,
karena sudah ada kedekatan antara pemimpin kelompok dengan anggota kelompok.
103
Mereka sudah terbiasa dengan anggota yang lain sehingga tidak sulit untuk membentuk dinamika kelompok. Pada tahap pembukaan dibuka dengan salam dan berdoa, selanjutnya saling menanyakan kabar masing-masing, setelah itu mengingatkan kembali tentang caracara pelaksanaan bimbingan kelompok seperti pada saat pertemuan sebelumnya. Kemudian pemimpin kelompok memberikan permainan yang bernama ”tebak gaya”,. Anggota kelompok sangat menikmati permainan. Dalam tahap peralihan ini anggota kelompok terlihat tidak sabar untuk membahas topik yang akan dibahas. Pada tahap ini topik yang disampaikan adalah ”Tindakan”. Topik tersebut bertujuan agar anggota kelompok mampu untuk melaksanakan atau merealisasikan kedalam bentuk tindakan yaitu mengikuti konseling individu. Dengan melakukan tindakan, berarti kegiatan layanan bimbingan kelompok yang selama ini dilakukan sangat bermanfaat. Dalam tahap ini anggota kelompok sudah terlihat aktif. Dalam tahap kegiatan, pemimpin kelompok mengemukakan materi yang akan dibahas yaitu tindakan mengikuti konseling individu. Masing-masing anggota kelompok saling berbagi pendapat tentang kapan mereka akan memulai melakukan tindakan mengikuti konseling inidividu di sekolah. Anggota dapat saling mengemukakan pendapat, saling berdiskusi dan menuangkan idenya masing-masing. Dalam pertemuan kali ini dapat terwujud dinamika kelompok, sehingga pembahasan topik dapat dipahami oleh anggota kelompok. Pada tahap pengakhiran pemimpin kelompok mengungkapkan kesimpulan hasil pembahasan topik dan memberikan kesempatan bagi anggota kelompok untuk mengungkapkan pesan, kesan, dan harapan terhadap keagiatan bimbingan kelompok.
104
PK mengucapkan terimakasih kepada anggota bimbingan kelompok Kegiatan diakhiri dengan doa dan salam penutup. Pertemuan Kedelapan Hari/tanggal
: Kamis, 6 Maret 2013
Tempat
: Ruang perpustakaan SMP Negeri 4 Batang
Topik
: Keterbukaan diri Pada pertemuan ini merupakan pertemuan terakhir dalam rangka pemberian
treatment berupa layanan bimbingan kelompok. Di tahap pembentukan pemimpin kelompok awali dengan berdoa bersama dan saling menanyakan kabar. Bersama dengan anggota kelompok, pemimpin kelompok membuat kesepakatan waktu. Pada pertemuan ini telah disepakati akan dilaksanakan selama 40 menit. Dalam pertemuan ini pemimpin kelompok tidak memberikan permainan. Di tahap peralihan pemimpin kelompok memastikan anggota kelompok masih ingat dan bersedia mengikuti layanan bimbingan kelompok. Melihat kondisi kelompok yang telah siap, pemimpin kelompok memberitahukan topik bahasan, yakni tentang “Keterbukaan diri”. Di tahap kegiatan, anggota kelompok memulai dengan membahas pengertian keterbukaan diri, setelah semua anggota berpendapat kemudian pemimpin menyimpulkan dan menambahkan lagi mengenai ciri-ciri dan manfaat keterbukaan diri. Materi ini bertujuan agar siswa dapat terbuka dalam mengikuti konseling individu, yaitu terbuka saat menceritakan masalah. Siswa sangat antusias dalam berpendapat. Pemimpin kelompok mencoba membatasi arah pembicarakan agar tidak membahas permasalahan pribadi, melainkan masih membahas topik yang telah
105
diberikan. Di akhir kegiatan, pemimpin kelompok meminta perwakilan dari beberapa anggota kelompok untuk meringkas hasil pembahasan, menyampaikan kesan, memberikan komentar tentang pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok yang telah mereka jalani sebanyak 8 kali. Hampir semua anggota kelompok merasa senang dan terbantu dalam menambah wawasan mereka, anggota kelompok jadi terlihat lebih akrab dan terbuka. Di akhir pertemuan, pemimpin kelompok membagikan laiseg kepada anggota kelompok. Setelah semua anggota kelompok mengisi laiseg, pemimpin kelompok membuat kesepakatan untuk melaksanakan
penilaian akhir layanan bimbingan
kelompok (post-test). Hal ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui minat siswa mengikuti konseling individu setelah siswa mengikuti serangkaian kegiatan bimbingan kelompok. Setelah dilakukan pengamatan selama proses pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan delapan kali pertemuan, selanjutnya di bawah ini ditampilkan tabel hasil peningkatan perkembangan minat siswa dalam mengikuti konseling individu yang didalamnya berisi tentang perkembangan tiap indikator yang muncul yang dapat diamati oleh peneliti selama proses pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk sepuluh anggota bimbingan kelompok, berikut hasil deskripsi dari masing-masing subjek penelitian No
Responden
1.
ANK
Deskripsi Minat Siswa Mengikuti Konseling Individu Kondisi awal minat mengikuti konseling individu sebelum mengikuti layanan bimbingan kelompok tiap indikator meliputi perhatian terhadap konseling individu pada kategori rendah, ketertarikan terhadap konseling
106
individu kategori rendah, keinginan mengikuti konseling individu kategori rendah, keyakinan mengikuti konseling individu pada kategori sangat rendah, dan tindakan untuk mengikuti konseling individu kategori rendah. Secara keseluruhan kondisi awal tingkat minat mengikuti konseling individu termasuk dalam kategori rendah. ANK termasuk siswa yang pendiam dan pemalu. Dia lebih banyak diam pada saat kegiatan bimbingan kelompok
berlangsung,
jika
ditanya
juga
siswa
cenderung malu untuk menjawab. Siswa mulai aktif berpendapat
pada
saat
pertemuan
ketiga
setelah
membahas materi kepercayaan diri pada pertemuan kedua. Hasil evaluasi akhir siswa mengungkapkan bahwa mengikuti layanan bimbingan kelompok menumbuhkan pengetahuan baru mengenai layanan di BK, dan konseling individu sangat penting bagi siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Selain itu, siswa merasa
senang
dan
gembira
mengikuti
kegiatan
bimbingan kelompok karena dapat melatih siswa untuk berbicara di depan umum dan pengalaman baru. Komitmen yang akan dilakukan adalah ingin mengikuti konseling individu dengan guru BK dan lebih berani dalam berpendapat. Kondisi akhir minat mengikuti konseling individu setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok tiap indikator meliputi perhatian terhadap konseling individu pada kategori tinggi, ketertarikan terhadap konseling individu kategori sedang, keinginan mengikuti konseling individu kategori tinggi, keyakinan mengikuti konseling individu pada kategori tinggi, dan tindakan untuk
107
mengikuti konseling individu kategori tinggi. Secara keseluruhan kondisi akhir tingkat minat mengikuti konseling individu termasuk dalam kategori tinggi. 2.
DH
Pada pertemuan pertama, DH belum mengalami perkembangan pada aspek apapun karena DH merupakan termasuk siswa yang pemalu dan mudah terpengaruh orang lain. Dia lebih banyak diam pada saat kegiatan bimbingan kelompok berlangsung. Pada pertemuan ketiga, terdapat aspek yang mengalami peningkatan yaitu mengenai mulai mengenalnya DH dan ada pehatian dari DH
tentang
konseling
individu.
Pada
pertemuan
keempat, aspek yang mengalami perkembangan masih sama dengan pertemuan sebelumnya. Namun, DH mulai aktif berpendapat pada saat pertemuan kelima, dan perkembangan DH merupakan yang paling lambat mengalami peningkatan di aspek minat mengikuti konseling individu. Namun pada pertemuan yang keenam sampai kedelapan siswa terlihat senang mengikuti bkp dan bisa menumbuhkan dinamika kelompok bersama anggota kelompok lain. Dan pada pertemuan tersebut semua aspek minat sudah mengalami perkembangan. Hasil evaluasi akhir DH mengungkapkan bahwa mengikuti
bimbingan
kelompok
menumbuhkan
pengetahuan baru mengenai konseling individu, tenyata konseling individu tidak hanya untuk siswa yang bermasalah
saja
melainkan
semua
siswa
yang
membutuhkan. 3.
ESW
Pada awal pertemuan ESW mengikuti kegiatan bimbingan kelompok dengan baik. Ia memberikan berbagai
argumen
tentang
pelaksanaan
bimbingan
108
kelompok, ESW adalah siswa yang paling aktif diantara semua anggota kelompok, Ia juga sering memberikan pendapat
selama
kegiatan
bimbingan
kelompok
berlangsung, berbeda dengan teman-temannya yang lain yang
diam
bimbingan
dan
kurang
kelompok,
memperhatikan
ESW
sering
kegiatan
memberikan
komentar-komentarnya sehingga memunculkan dinamika dalam kelompok tersebut, selain itu juga membuat teman-teman
yang lain
menjadi
semangat
dalam
mengikuti bimbingan kelompok dan memunculkan suasana
humoris
dalam
suasana
kelompok.
Dari
pertemuan pertama hingga terakhir ESW terlihat sangat menonjol dan menunjukkan peningkatan semua aspek dalam minat mengikuti konseling individu, aspek-aspek tersebut yaitu aspek perhatian terhadap konseling individu, ketertarikan mengikuti konseling individu, keinginan mengikuti konseling individu, keyakinan mengikuti konseling individu dan tindakan mengikuti konseling individu. Ia sangat antusias mengikuti dari awal
pembentukan
hingga
pengakhiran
kegiatan
bimbingan kelompok, sehingga kemajuan peningkatan minat konseling yang dialami ESW sangat pesat. Selain itu, ESW juga merasa senang mengikuti bimbingan kelompok karena menambah pengetahuan dan sudah dijelaskan tentang berbagai macam materi sehingga ia merasa
besar
manfaatnya
mengikuti
bimbingan
kelompok. Dan ESW juga baru mengetahui bahwa konseling individu sangat menarik dan penting, sehingga ia berkomitmen akan mengikuti konseling individu dengan guru BK.
109
4.
GB
Sebelum mengikuti layanan bimbingan kelompok, hasil pre test menunjukkan bahwa tiap indikator meliputi perhatian terhadap konseling individu pada kategori sangat rendah, ketertarikan terhadap konseling individu kategori sangat rendah, keinginan mengikuti konseling individu kategori sangat rendah, keyakinan mengikuti konseling individu pada kategori sangat rendah, dan tindakan untuk mengikuti konseling individu kategori sangat rendah. Secara keseluruhan kondisi awal tingkat minat mengikuti konseling individu termasuk dalam kategori sangat rendah. GB merupakan siswa yang paling nakal diantara anggota kelompok lain, namun ia mempunyai minat yang paling rendah dalam mengikuti konseling individu. Pada pertemuan pertama hingga ketiga GB masih cuek dengan kegiatan bimbingan kelompok, ia mengikuti bimbingan kelompok tapi cenderung diam dan asyik mengobrol sendiri dengan temannya. Namun pada pertemuan keempat GB bisa berubah dan bisa mengikuti bimbingan kelompok dengan baik, GB sudah mendengarkan diskusi dalam kelompok dan sudah aktif dalam berpendapat. Sebenarnya GB sudah pernah mengikuti konseling individu namun karena dipanggil guru BK sehingga GB memandang konseling individu kegiatan yang membosankan, namun setelah mengikuti
delapan kali
pertemuan
dalam
bimbingan kelompok GB menjadi sadar pentingnya konseling individu dan ingin mengikuti konseling individu dengan guru BK namun atas kemauan sendiri bukan karena dipanggil guru BK. GB merasa senang mengikuti bimbingan kelompok karena menambah minatnya dalam mengikuti konseling individu. Setelah
110
mengikuti layanan bimbingan kelompok diperoleh hasil bahwa bimbingan kelompok dapat meningkatkan minat mengikuti konseling individu. Itu ditunjukkan dengan meningkatnya tiap indikator meliputi perhatian terhadap konseling individu pada kategori sedang, ketertarikan terhadap konseling individu kategori sedang, keinginan mengikuti konseling individu kategori tinggi, keyakinan mengikuti konseling individu pada kategori sedang, dan tindakan untuk mengikuti konseling individu kategori sedang. Secara keseluruhan kondisi akhir tingkat minat mengikuti konseling individu termasuk dalam kategori sedang. 5.
HAK
HAK termasuk siswa yang pendiam dan pemalas. Dia lebih banyak bermain sendiri saat kegiatan bimbingan kelompok berlangsung. HAK termasuk siswa yang sangat rendah minatnya dalam mengikuti konseling individu. Pada awal-awal kegiatan bimbingan kelompok HAK kurang antusias ikut bimbingan kelompok, namun HAK tidak mengganggu temannya yang lain, dan cenderung bermain sendiri. Namun HAK mulai aktif berpendapat pada saat pertemuan ketiga. HAK sudah berani mengungkapkan pendapatnya saat membahas materi,
walaupun
mengungkapkan
masih
malu-malu
argument
HAK
karena lebih
saat
banyak
memalingkan mukanya. Kemudian pada petemuan keempat sampai keenam HAK sudah bisa menyesuaikan diri dalam mengikuti layanan bimbingan kelompok dengan teman-temannya yang lain. Pada pertemuan ketujuh, hampir semua aspek minat sudah berkembang. Dan pada pertemuan terakhir HAK sudah mengalami
111
perkembangan dalam meningkatkan minat mengikuti konseling
individu.
Hasil
evaluasi
akhir
siswa
mengungkapkan bahwa mengikuti bimbingan kelompok menumbuhkan pengetahuan baru dan yang paling penting pengetahuan mengenai kegiatan konseling individu disekolah, sebelumnya HAK tidak mengerti tentang layanan-layanan di BK, namun setelah mengikuti bimbingan kelompok selain menambah kepercayaan diri dalam berpendapat juga HAK berkomitmen ingin mengikuti konseling individu dengan guru BK untuk mengatasi maslah yang sedang dihadapi HAK. 6.
IN
IN termasuk siswa yang aktif dan rajin. Namun IN masih terlihat grogi dan takut pada pertemuan pertama, itu dibuktikan dengan IN lebih banyak diam saat pertemuan pertama karena layanan bimbingan kelompok baru pertama kali ia ikuti sehingga masih grogi. Namun pada pertemuan kedua sampai pertemuan kedelapan, Dia sudah aktif pada saat kegiatan layanan bimbingan kelompok berlangsung. Hasil evaluasi akhir siswa mengungkapkan bahwa mengikuti bimbingan kelompok menumbuhkan pengetahuan baru mengenai konseling individu sehingga siswa bisa terpacu untuk antusias mengikuti konseling individu disekolah. Selain itu, siswa merasa senang mengikuti kegiatan bimbingan kelompok dan akan mencoba layanan konseling individu karena IN ingin ada orang yang diajak berkeluh kesah untuk mendengarkan masalahnya selain itu juga kegiatan bimbingan
kelompok
berfungsi
untuk
berbagi
pengalaman kepada anggota kelompok yang lain. Setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok
112
sebanyak 8 kali petemuan IN mengalami peningkatan dalam
minat
mengikuti
konseling
individu
yaitu
mengenai tiap indikator yang mengalami kenaikan dibandingkan sebelum mengikuti layanan bimbingan kelompok meliputi perhatian terhadap konseling individu pada kategori sangat tinggi, ketertarikan terhadap konseling individu kategori sangat tinggi, keinginan mengikuti konseling individu kategori tinggi, keyakinan mengikuti konseling individu pada kategori tinggi, dan tindakan untuk mengikuti konseling individu kategori sangat tinggi. Secara keseluruhan kondisi akhir tingkat minat mengikuti konseling individu termasuk dalam kategori sangat tinggi. 7.
MK
Pertemuan pertama MK belum ada aspek minat yang berkembang, berkomunikasi.
pada pertemuan awal MK
Pada
pertemuan
selanjutnya
sulit yaitu
pertemuan kedua sudah ada perkembangan pada aspek minat yaitu perhatian terhadap konseling individu, MK masih nampak ragu-ragu dan enggan berpendapat. MK termasuk kategori siswa yang pendiam. Dia lebih banyak diam
pada
saat
kegiatan
bimbingan
kelompok
berlangsung. Siswa mulai aktif berpendapat pada saat pertemuan keempat. MK sudah mulai menikmati kegiatan bimbingan kelompok dan berbaur dengan anggota kelompok lain. Pada pertemuan kelima, aspek yang mengalami perkembangan masih sama seperti pada pertemuan sebelumnya, namun terdapat aspek lain yang mengalami perkembangan yaitu aspek ketertarikan mengikuti konseling individu. Dan pada pertemuan terakhir
semua
aspek
minat
sudah
mengalami
113
perkembangan. Sebelum mengikuti bimbingan kelompok tingkat minat mengikuti konseling individu pada MK termasuk
dalam
kategori
sedang
namun
setelah
mengikuti bimbingan kelompok kondisi akhir MK dalam mengikuti konseling individu berada pada kategori tinggi, berarti ada peningkatan yang signifikan pada MK. Hasil evaluasi akhir MK mengungkapkan bahwa mengikuti
bimbingan
kelompok
menumbuhkan
pengetahuan baru dan juga menumbuhkan keberanian untuk berbicara di depan umum. Komitmen yang akan dilakukan adalah ingin mengikuti layanan konseling individu dengan guru BK untuk cerita masalah yang sedang dihadapi. 8.
MW
Pada awal petemuan bimbingan kelompok MW kurang tertarik mengikuti bimbingan kelompok, sampai pada pertemuan ketiga MW masih sering kurang perhatian dan fokus dalam mengikuti bimbingan kelompok. Sebenanya MW termasuk siswa yang nakal dan suka menjahili teman. Dia lebih banyak sibuk sendiri pada saat kegiatan bimbingan kelompok berlangsung dan ketika temannya ada yang berpendapat ia menggoda dan mengejek temannya,
namun
kalau
MW
di
beri
pertanyaan ia diam dan enggan menjawab. Setelah pertemuan keempat MW mulai bisa menghilangkan kebiasaannya menjahili temannya. Dan terlihat aspek mengingkatkan minat konseling individu pada diri MW meningkat. Namun secara keseluruhan sampai pertemuan kedelapan MW selalu mengikuti bimbingan kelompok dan terlihat perkembangan yang baik pada aspek minat mengikuti konseling individu pada MW, dari semula
114
sebelum mengikuti bimbingan kelompok tingkat minat mengikuti konseling individu pada MW termasuk dalam kategori rendah namun setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok tingkat minat mengikuti konseling individu berada pada kategori tinggi, berarti ada peningkatan yang signifikan pada MW. Hasil evaluasi akhir siswa mengungkapkan bahwa mengikuti bimbingan kelompok menyenangkan karena banyak permaianan baru, tahu makna pentingnya kegiatan konseling individu. Selain itu, siswa merasa senang mengikuti kegiatan bimbingan kelompok karena dapat melatih siswa untuk berbicara di depan umum dan menambah pengetahuan baru. 9.
NS
NS termasuk siswa yang aktif dan siswa yang rajin. Dia lebih banyak mendengarkan dan berpendapat pada saat kegiatan bimbingan kelompok teknik. NS mengikuti kegiatan bimbingan kelompok dengan baik dari awal pertemuan hingga akhir pertemuan dan NS tidak suka bergurau
dengan
temannya
dan
memilih
unuk
memperhatikan pendapat dari anggota kelompok lainnya. Hasil evaluasi akhir siswa mengungkapkan bahwa mengikuti
bimbingan
kelompok
menumbuhkan
pengetahuan baru dan pengalaman baru, NS baru pertama kali mengikuti bkp dan ia merasa kegiatan bimbingan kelompok menyenangkan. Komitmen yang akan dilakukan adalah ingin lebih terbuka dengan orang lain sehingga NS ingin mengikuti layanan konseling individu.
Setelah
mengikuti
layanan
bimbingan
kelompok, NS mengalami peningkatan di setiap indikator meliputi
perhatian
pada
kriteria
sangat
tinggi,
115
ketertarikan terhadap konseling individu kategori tinggi, keinginan mengikuti konseling individu kategori sangat tinggi, keyakinan mengikuti konseling individu pada kategori tinggi, dan tindakan untuk mengikuti konseling individu kriteria sangat tinggi. Keseluruhan kondisi akhir tingkat minat dalam kriteria sangat tinggi. 10.
RA
RA termasuk siswa yang pemalu namun RA antusias mengikuti layanan bimbingan kelompok dari awal kegiatan. RA terlihat masih grogi, tegang dan takut pada pertemuan pertama saat bimbingan kelompok, RA lebih banyak diam pada saat kegiatan bimbingan kelompok pertemuan pertama berlangsung dan juga pada saat berpendapat dia hanya ikut ikutan menjawab sama seperti teman yang lain, namun setelah membahas mengenai kepercayaan diri pada pertemuan kedua, RA terlihat mulai aktif memberikan pendapatnya dan tidak terlihat orang yang pemalu. Banyak peningkatan aspek yang dialami RA. Pada pertemuan kelima terjadi peningkatan pada aspek ketertarikan mengikuti konseling individu. Pada pertemuan ketujuh, hampir semua aspek minat sudah berkembang. Dan pada pertemuan terakhir semua aspek minat sudah mengalami perkembangan. Hasil evaluasi akhir siswa mengungkapkan bahwa mengikuti
bimbingan
kelompok
menumbuhkan
pengetahuan baru, meningkatkan percaya diri, dan meningkatkan minat mengikuti konseling individu pada RA. Selain itu, siswa merasa senang mengikuti kegiatan bimbingan kelompok karena banyak permainannya. Komitmen yang akan dilakukan adalah ingin lebih terbuka dalam berkomunikasi dan ingin mengikuti
116
konseling individu.
4.3 Pembahasan Peningkatan minat siswa mengikuti konseling individu dapat dilakukan melalui penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling. Peneliti memanfaatkan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan minat pada siswa untuk mengikuti konseling individu. Penelitian yang hampir serupa dilakukan oleh Susanti (2012:275) menunjukkan bahwa layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan minat membaca siswa. Untuk meningkatkan minat mengikuti konseling individu pada siswa peneliti melakukan penelitian yang hampir sama. Dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok, diasumsikan minat mengikuti konseling individu pada siswa akan meningkat. Dari beberapa layanan dalam bimbingan dan konseling yang diberikan kepada siswa, layanan konseling individu perlu mendapat perhatian lebih. Karena layanan yang satu ini boleh dikatakan merupakan ciri khas dari layanan bimbingan dan konseling, serta pelayanan konseling individu di sekolah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat, masalah pribadi, kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir difasilitasi atau dilaksanakan oleh konselor. Namun karena minat siswa yang rendah dalam mengikuti konseling individu, sehingga perlu ditingkatkan minat siswa dalam mengikuti konseling individu. Saleh dan Wahab (2005:262)
mengemukakan
bahwa
minat
dapat
diartikan
sebagai
suatu
kecenderungan untuk memberikan dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau situasi
117
yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang. Untuk meningkatkan minat seseorang, ada beberapa aspek-aspek yang harus diperhatikan. Jefkins (1994:242) mengelompokkan minat dalam beberapa aspek, diantaranya adalah perhatian, ketertarikan, keinginan, keyakinan, keputusan dan tindakan. Dengan memiliki minat yang tinggi dalam mengikuti konseling individu dapat meringankan dan memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh siswa, selain itu juga kegiatan konseling individu dapat membawa siswa kearah yang optimal. Pemberian treatment diberikan sebanyak delapan kali pertemuan dengan membahas topik-topik umum yang terkait dengan aspek-aspek minat. Tujuan bimbingan kelompok menurut Prayitno (1995:179) adalah setiap siswa: (1)Mampu berbicara di depan orang banyak, (2) mampu mengeluarkan pendapat, ide, saran, tanggapan, dan perasaan kepada orang banyak, (3) belajar menghargai pendapat
orang
lain,
(4)
bertanggung
jawab
atas
pendapat
yang
dikembangkannya, (5) mampu mengendalikan diri dan emosi, (6) dapat bertenggang rasa, (7) menjadi akrab satu sama lain, (8) membahas suatu masalah atau topik-topik umum yang dirasakan menjadi kepentingan bersama.
Salah satu tujuan layanan bimbingan kelompok seperti yang dijelaskan di atas salah satunya adalah membahas suatu masalah atau topik-topik umum yang dirasakan menjadi kepentingan bersama. Saling hubungan antara anggota kelompok sangatlah diutamakan sedangkan hubungan antar anggota dengan pemimpin kelompok tidak sedemikian penting, karena dalam layanan bimbingan kelompok semua anggota mendapatkan kedudukan yang sama untuk saling berhubungan atau berinteraksi dengan anggota lain. Dengan demikian, bimbingan kelompok bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat saling mengenal satu sama
118
lain, saling jujur dan terbuka, dan sekaligus dapat meningkatkan kepercayaan kepada orang lain dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Layanan bimbingan kelompok sebagai suatu treatment perubahan terhadap minat siswa mengikuti konseling individu menunjukkan peningkatan. Dari sepuluh siswa yang terpilih, sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok memiliki ratarata minat mengikuti konseling individu sebesar 51,89 % atau dalam kategorisasi rendah setelah pemberian layanan bimbingan kelompok terjadi peningkatan menjadi 76,65 % atau dalam kategorisasi tinggi. Jumlah tersebut mengalami persentase peningkatan rata-rata 24,76 %. Tentunya hal ini menunjukkan bahwa minat siswa mengikuti konseling individu dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok. Secara keseluruhan siswa mengalami peningkatan minat mengikuti konseling indvidu dan persentase minat siswa yang tertinggi sebesar 33,76%. Yang menunjukkan sebelumnya siswa mempunyai minat yang rendah mengikuti konseling individu dan setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok menjadi kriteria yang tinggi dalam minat mengikuti konseling individu. Selain hasil diatas, diperoleh juga hasil bahwa terjadi peningkatan di semua indikator minat mengikuti konseling individu setelah mengikuti bimbingan kelompok. Untuk persentase skor rata-rata tiap indikator mengalami peningkatan sebesar 24.76% dari yang semulanya persentase hanya 51.89% termasuk dalam kategori rendah, persentase rata-ratanya menjadi 76.65% dan termasuk dalam kategori tinggi. Indikator yang paling tinggi mengalami peningkatan adalah indikator keinginan mengikuti konseling individu, dengan peningkatan sebesar 27.5% yang
119
semula hanya 49.25% termasuk kategori rendah menjadi 76.75 dan termasuk dalam kategori tinggi. Untuk menguji hipotesis penelitian yakni layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan minat mengikuti konseling individu pada siswa kelas VII A SMP Negeri 4 Batang Tahun Pelajaran 2012/2013 digunakan uji statistik analisis wilcoxon. Analisis data dengan membandingkan tabel wilcoxon, dalam taraf signifikansi 5% Thitung>Ttabel untuk sampel penelitian yang berjumlah 10. Untuk menguji hipotesis penelitian ini dengan rumus uji Wilcoxon Match Pairs Test ketentuannya adalah 1) Ho ditolak dan Ha diterima apabila Thitung>Ttabel, 2) Ho diterima dan Ha ditolak apabila Thitung
T tabel 8 menunjukkan bahwa seluruh indikator signifikan. Analisis data wilcoxon dari hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa hasil uji dengan taraf signifikansi 5%, sehingga dapat ditarik kesimpulan Ha diterima dan Ho ditolak. Hasil penelitian dari pre test dan post test menunjukkan bahwa secara keseluruhan masalah rendahnya minat siswa mengikuti konseling individu dapat ditingkatkan setelah mendapatkan treatment. Dengan kata lain, hasil tersebut menunjukkan bahwa minat siswa dalam mengikuti konseling individu menunjukkan peningkatan setelah pemberian layanan bimbingan kelompok.
120
4.4 Keterbatasan Penelitian Meskipun penelitian ini telah dilaksanakan dengan sebaik mungkin, namun penelitian ini tetap memiliki keterbatasan. Keterbatasan berkaitan dengan waktu pelaksanaan bimbingan kelompok yang sangat terbatas satu jam pelajaran dan intensitas bertemu dengan siswa yang hanya pada waktu pemberian layanan saja, sehingga peneliti kurang dapat memantau perkembangan minat siswa dalam mengikuti konseling individu secara intensif. Selain itu tempat pelaksanaan bimbingan kelompok juga kurang efektif karena selain dilakukan di dalam kelas bimbingan kelompok juga diadakan di ruang perpustakaan sehingga dirasa kurang efektif.
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan Berdasarkan pada hasil penelitian upaya meningkatkan minat siswa mengikuti konseling individu melalui layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas VII A SMP Negeri 4 Batang tahun pelajaran 2012/2013 diperoleh kesimpulan bahwa : 1. Hasil pretest menunjukkan bahwa pada indikator perhatian terhadap konseling individu diperoleh skor 53.75% menunjukkan kategori rendah, indikator ketertarikan terhadap konseling individu diperoleh skor 53.83% menunjukkan kategori rendah, indikator keinginan mengikuti konseling individu diperoleh skor 49.25% menunjukkan kategori rendah, indikator keyakinan mengikuti konseling individu diperoleh skor 50.23% menunjukkan kategori rendah, dan indikator tindakan mengikuti konseling individu diperoleh skor 51.43% menunjukkan kategori rendah. Secara keseluruhan tingkat minat siswa dalam mengikuti konseling individu di kelas VII A SMP Negeri 4 Batang sebelum memperoleh layanan bimbingan kelompok diperoleh skor 51,89% dan menunjukkan kategori rendah. Artinya minat siswa dalam mengikuti layanan konseling individu masih rendah dan siswa kurang menyadari pentingnya layanan konseling individu bagi dirinya. Hal tersebut terlihat pada siswa yang kurang perhatian terhadap konseling individu, tidak mempunyai rasa tertarik terhadap konseling individu, tidak mempunyai keinginan terhadap layanan konseling individu, tidak
121
122
mempunyai keyakinan terhadap konseling individu, dan tidak adanya peran serta/tindakan siswa dalam mengikuti konseling individu. 2. Hasil posttest menunjukkan bahwa pada indikator perhatian terhadap konseling individu diperoleh skor 77.75% menunjukkan kategori tinggi, indikator ketertarikan terhadap konseling individu diperoleh skor 76.50% menunjukkan kategori tinggi, indikator keinginan mengikuti konseling individu diperoleh skor 76.75% menunjukkan kategori tinggi, indikator keyakinan mengikuti konseling individu diperoleh skor 76.14% menunjukkan kategori tinggi, dan indikator tindakan mengikuti konseling individu diperoleh skor 76.07% menunjukkan kategori tinggi. Secara keseluruhan tingkat minat siswa dalam mengikuti konseling individu di kelas VII A SMP Negeri 4 Batang setelah memperoleh bimbingan kelompok diperoleh skor 76,65%dan menunjukkan kategori tinggi. Terjadi peningkatan di semua indikator minat untuk mengikuti konseling individu.
Dapat
diartikan
bahwa
layanan
bimbingan
kelompok
dapat
meningkatkan minat siswa dalam mengikuti konseling individu. 3. Uji hipotesis menunjukkan dengan menggunakanan analisis uji wilcoxon Thitung = 55 > Ttabel =8 . Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan minat siswa dalam mengikuti konseling individu antara sebelum dan setelah diberikan bimbingan kelompok. Hasil tersebut menunjukkan minat mengikuti konseling individu pada siswa kelas VII A SMP Negeri 4 Batang meningkat setelah memperoleh layanan bimbingan kelompok. Hasil tersebut juga didukung dengan hasil perbedaan minat siswa
123
mengikuti konseling individu sebelum dan sesudah diberikan layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas VII A SMP Negeri 4 Batang yaitu sebesar 24,76%.
5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa minat siswa mengikuti konseling individu pada siswa kelas VII A SMP Negeri 4 Batang dapat meningkat setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok, berkenaan dengan hal tersebut peneliti memberikan saran : 1. Guru pembimbing/konselor di SMP Negeri 4 Batang sebaiknya selain memberikan layanan bimbingan kelompok, guru pembimbing hendaknya memberikan layanan bimbingan dan konseling lain yang relevan untuk mengembangkan minat siswa dalam mengikuti konseling individu. 2. Bagi siswa diharapkan dapat mengembangkan minat mengikuti konseling individu karena konseling individu sangat bermanfaat untuk pengembangan potensi siswa dan membantu terselesaikannya masalah siswa. Selain itu, siswa tidak usah takut, malu, atau ragu-ragu untuk menceritakan masalahnya kepada guru BK disekolah. 3. Bagi peneliti selanjutnya agar bisa mengembangkan penelitian mengenai minat siswa mengikuti konseling individu menggunakan metode penelitian kualitatif atau dengan yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rieneka Cipta. Azwar, Saifuddin. 2005. Penyusuna Skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Azwar, Saifuddin. 2007. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Azwar, Saifuddin. 2007. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Gibson, R L dan M H Mitchell. 2011. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Gunarsa, Singgih D dan Ny. S D Gunarsa. 2003. Psikologi Perawatan. Jakarta: Gunung Mulia. Hadi, Sutrisno. 2004. Metodologi Research jilid 4. Yogyakarta: ANDI Hurlock, Elizabeth B. 2004. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga. Jefkins, Frank. 1994. Periklanan. Jakarta : Erlangga. Mappiare, Andi. 1998. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional. Mufidah, Lailatul dan Mochamad Nursalim. 2008. Penggunaan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Diskusi Kelompok Untuk Meningkatkan Minat belajar Siswa. Sidoarjo: BK FIP UNESA Nurihsan, Ahmad Juntika. 2010. Strategi Layanan Bimbingan & Konseling. Bandung : PT Refika Aditama. Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil). Ghalia Indonesia. Prayitno dan Erman Amti. 2008. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Purwaningtias, Rina. 2009. Meningkatkan Minat Siswa Mengikuti Layanan Informasi Dengan Menggunakan Media Bimbingan pada Siswa Kelas X SMA N 1 Kedungwuni Tahun Pelajaran 2008/2009. Semarang: UNNES Skripsi.
124
125
Romlah, Tatiek. 2001. Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Malang: Universitas Negeri Malang. Rosyidah , Rani. 2010. Meningkatkan minat karier melalui layanan bimbingan kelompok (penelitian pada kalayan angkatan kesatu Panti Bina Marga remaja Wira Adhi Karya Ungaran tahun 2010). Semarang: UNNES Skripsi. Shaleh,A.R. dan M.A Wahab. 2005. Psikologi suatu pengantar dalam perspektif Islam. Jakarta : Prenada Media. Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : PT Rieneka Cipta. Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sukardi, Dewa ketut. 2003. Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Alfabeta. Sukardi, D.K dan D. Nila Kusumawati. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Jakarta: Rieneka Cipta. Susanti, Nuri. 2012. Upaya Meningkatkan Minat Membaca Pada Buku Pelajaran Melalui Layanan Bimbingan Kelompok pada Siswa Kelas VIII D SMP N 7 Semarang Tahun Ajaran 2011/2012. Semarang: UNNES Skripsi. Wibowo, Mungin Eddy. 2005. Konseling Kelompok Perkembangan. Semarang: UPT UNNES Press Willis, Sofyan S. 2004. Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta.
126
(www. bimbingan-konseling-isu-bk-dlm.html.) Diakses pada 25 November 2012 www. KERAHASIAAN DALAM KONSELING DI ERA GLOBAL (Isu Etik Antara Hak dan Kewajiban) 1) Oleh Helma 2) _ Camp Counseling.htm. Diakses pada 25 November 2012.
127
127
JURNAL PELAKSANAAN PENELITIAN DI SMP NEGERI 4 BATANG Judul penelitian
:
Upaya Meningkatkan Minat Siswa Mengikuti Konseling Individu Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 4 Batang Tahun Pelajaran 2013/2013
Topik
:
Minat siswa mengikuti konseling individu
Tujuan
:
Untuk meningkatkan minat siswa mengikuti konseling individu untuk dijadikan sebagai subjek penelitian
NO.
HARI/TANGGAL
WAKTU
KEGIATAN
1
Sabtu, 2 Februari 2013
09.00-09.40
Aplikasi Instrumentasi(Try Out) di kelas VII G
2
Rabu, 6 Februari 2013
10.00-10.40
Aplikasi Instrumentasi (Pre Test) dikelas VII A
3
Sabtu, 9 Februari 2013
07.00-07.40
Perencanaan waktu kegiatan bersama siswa dan guru pembimbing
4
Selasa, 12 Februari 2013
12.30-13.10
Layanan bimbingan kelompok pertemuan (I) dengan tema “Mengenal tentang konseling individu”
128
Layanan bimbingan kelompok pertemuan (II) dengan tema 5
Kamis, 14 Februari 2013
09.15-09.55
6
Selasa, 19 Februari 2013
12.30-13.10
7
Kamis, 21 Februari 2013
09.15-09.55
8
Selasa, 26 Februari 2013
12.30-13.10
9
Kamis, 28 Februari 2013
09.15-09.55
10
Selasa, 5 Maret 2013
12.30-13.10
11
Kamis, 7 Maret 2013
09.15-09.55
12
Jum‟at, 8 Maret 2013
10.30-11.10
“Meningkatkan kepercayaan diri” Layanan bimbingan kelompok pertemuan (III) dengan tema ” Perhatian terhadap konseling individu” Layanan bimbingan kelompok pertemuan (IV) dengan tema “Membangkitkan ketertarikan siswa” Layanan bimbingan kelompok pertemuan (V) dengan tema “Keinginan mengikuti konseling individu” Layanan bimbingan kelompok pertemuan (VI) dengan tema “Meningkatkan keyakinan” Layanan bimbingan kelompok pertemuan (VII) dengan tema “Tindakan mengikuti konseling individu” Layanan bimbingan kelompok pertemuan (VIII) dengan tema “Keterbukaan diri” Aplikasi Instrumentasi (Post Test) di kelas VIIA
129
DAFTAR RESPONDEN TRY OUT
1.
Andri Hidayat Syahputra
VII G
Jenis Kelamin L
2.
Andri Santoso
VII G
L
3.
Apri Gansar Prasetyo
VII G
L
4.
Dewi Meisaroh
VII G
P
5.
Farah Vera Oktaviani
VII G
P
6.
Handitya Imantaka
VII G
L
7.
Indrano
VII G
L
8.
Janatu Khoirunisah
VII G
P
9.
Lilik Castiono
VII G
L
10.
Liza Indriyani
VII G
P
11.
Lulu Hera Wati
VII G
P
12.
Mega Maharani
VII G
P
13.
Mochamad Iqbal Syahputra
VII G
L
14.
Muhammad Sokhib
VII G
L
15.
Muhammad Yusril Ilmi
VII G
L
16.
Muhammad Yusuf Adiwicaksono
VII G
L
17.
Ni‟matul Atiyah
VII G
P
18.
Nurista Tri Kurniawati
VII G
P
19.
Permana Prabawatmaji
VII G
L
20.
Rahma Yunita
VII G
P
21.
Rela Murdita
VII G
P
22.
Retno palupi
VII G
P
23.
Riyan Yulianto
VII G
L
24.
Sri Lindi Rahayu
VII G
P
25.
Sri Puji Lestari
VII G
P
26.
Titik Listianah
VII G
P
27.
Tunggal Andaratri
VII G
L
28.
Umam Armianto Wibowo
VII G
L
29.
Wawan Setiawan
VII G
L
30. 31.
Yuliana Putri Adinda Yudi Santoso
VII G VII G
P
No
Nama Siswa
Kelas
L
130
Kisi-Kisi Instrumen Skala Minat
Variabel
Sub Variabel
Item Indikator
Minat siswa Aspek – 6. Perhatian
Deskriptor
3. Perhatian
+
terhadap 1,2,3,4,5,
mengikuti
aspek
seluruh
pelaksanaan 6
konseling
minat
layanan
konseling
individu
-
9,10, 11
individu. 4. Mengesampingkan
7,8
12,13
kegiatan yang lain. 7. Ketertarikan 4. Ketertarikan mengikuti
untuk 14,15,16 pelaksanaan
layanan
23,24, 25
konseling
individu. 5. Memberikan
kesan 17,18
terhadap
26,27
layanan
konseling individu. 6. Ketertarikan
terhadap 19,20,21,
layanan individu
konseling 22
28,29, 30
berdasarkan
pada manfaatnya. 8. Keinginan
3. Keinginan segala berkaitan layanan
mengetahui 31,32,33, hal
yang 34,35
41,42, 43
dengan konseling
individu. 4. Mencari tahu informasi 36,37,38 mengenai
layanan 39,40
konseling individu.
44,45, 46
131
9. Keyakinan
3. Keyakinan
bahwa 47,48,49,
57,58,
individu 50,51,52
59,60
4. Yakin bahwa layanan 53,54,55,
61,62,
konseling bermanfaat.
konseling individu tidak 56
63,64
hanya untuk siswa yang bermasalah
saja
melainkan untuk seluruh siswa 10. an
Tindak
Tindakan melaksanakan memanfaatkan
untuk 65,66,67,
72,73,
dan 68,69,70,
74,75
layanan 71
konseling individu tanpa adanya
paksaan
dari
pihak lain melainkan dari dirinya
sendiri
diharapkan membantu menyelesaikan permasalahannya
yang dapat
132
SKALA PSIKOLOGI Pengantar Ini adalah suatu alat pengukuran yang memuat tentang beberapa pernyataan yang berhubungan dengan minat mengikuti konseling individu di sekolah. Hal ini bertujuan untuk mengumpulkan data awal terkait dengan minat siswa mengikuti konseling indivdu. Data yang diperoleh akan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pemberian
layanan bimbingan kelompok.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi yang berarti bagi siswa. Daftar ini berupa skala minat yang ditujukan kepada siswa di sekolah tentang minat dalam mengikuti konseling individu. Jawaban saudara sangat bermanfaat untuk bahan pertimbangan dalam pengembangan kurikulum jurusan bimbingan dan konseling di masa yang akan datang. Dalam pengisian skala psikologi tidak ada jawaban yang benar atau salah, yang ada adalah sesuai atau tidak sesuai dengan kondisi saudara yang sebenarnya. Jawaban saudara bersifat pribadi dan dijamin kerahasiaannya, oleh sebab itu diharap menjawab sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Tanggapan atau jawaban saudara tidak berpengaruh terhadap kegiatan belajar saudara di sekolah. Akhirnya, terimakasih atas kerjasama dan bantuan yang saudara berikan.
Petunjuk pengisian : 1. Isilah identitas saudara secara lengkap Nama
:
No.absen
:
Kelas
:
Sekolah
:
133
2. Dibawah ini ada sejumlah pernyataan yang berkenaan dengan minat siswa dalam mengikuti konseling individu, dimanan ada 75 butir pernyataan dan setiap pernyataan diikuti oleh 4 (empat) alternatif jawaban yaitu : SS
: Sangat Sesuai
S
: Sesuai
TS
: Tidak Sesuai
STS
: Sangat Tidak Sesuai
3. Saudara dimohon untuk memilih salah satu dari pilihan yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. 4. Cara mengerjakan : Bacalah setiap pernyataan dibawah ini dengan seksama kemudian berikan jawaban saudara pada kolom yang disediakan dengan memberi tanda cek () : Contoh pengisian : No -
Pernyataan Saya senang mengikuti konseling individu
SS
S
TS
STS
Jika pernyataan tersebut sangat sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, maka berilah tanda chek pada kolom “sangat sesuai”. 5. Jika ada hal-hal yang kurang jelas, dapat saudara tanyakan sebelum mengerjakan. Akhirnya terima kasih atas perhatian saudara dan selamat mengerjakan,
134
INSTRUMEN SKALA MINAT
No. 1
Jawaban
Pernyataan
SS
Saya selalu memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru BK tentang layanan konseling individu.
2
Saya sering memperhatikan proses kegiatan konseling individu di sekolah.
3
Saya
memperhatikan
bahwa
kegiatan
konseling
individu dapat menambah kepercayaan diri saya. 4
Saya memperhatikan teman saya menjadi lebih ceria setelah mengikuti konseling indivdu.
5
Kegiatan konseling individu cocok untuk saya karena saya butuh teman curhat.
6
Kepribadian guru BK baik dan menyenangkan sehingga saya senang menceritakan masalah yang saya hadapi pada guru BK di sekolah.
7
Saya meluangkan waktu khusus untuk menceritakan masalah kepada guru BK.
8
Jika ada waktu luang, saya sering datang menemui guru BK untuk curhat kepada guru BK.
9
Saya tidak mempedulikan informasi tentang layanan konseling individu yang diberikan oleh guru BK.
10
Saya merasa kurang percaya diri kalau mengikuti konseling individu karena saya takut dengan guru BK di sekolah.
11
Saya tidak suka mengamati kegiatan konseling individu.
12
Saya tidak ada waktu untuk mengikuti konseling individu karena sibuk dengan kegiatan lain.
S
TS
STS
135
13
Saya tidak suka mengikuti kegiatan konseling individu karena menyita banyak waktu.
14
Setelah mendapat informasi dari guru BK tentang konseling individu, saya merasa tertarik untuk mengikuti layanan konseling individu tersebut.
15
Saya tertarik mengikuti kegiatan konseling individu karena ada teman saya yang mengikutinya.
16
Saya tertarik mengikuti konseling individu karena saya ingin mengadukan teman saya yang nakal sama saya.
17
Kegiatan konseling individu sangat menyenangkan bagi saya.
18
Kegiatan konseling individu memberikan pengalaman baru bagi saya.
19
Saya tertarik mengikuti konseling individu karena saya bisa mendapatkan jalan keluar dari masalah yang saya alami.
20
Lebih baik saya mengikuti konseling individu terlebih dahulu, daripada saya menumpuk permasalahan yang membebani saya.
21
Saya tertarik mengikuti konseling individu karena saya menjadi lebih dekat dan akrab dengan guru BK di sekolah.
22
Kegiatan konseling individu membawa manfaat bagi kehidupan saya.
23
Saya tidak tertarik mengikuti konseling individu karena tidak ada teman saya yang mengikuti konseling individu.
24
Saya gerogi saat mengikuti konseling individu.
25
Kegiatan konseling individu tidak penting bagi saya.
26
Kegiatan konseling individu sangat membosankan bagi saya.
136
27
Tidak ada sesuatu yang menarik dari kegiatan konseling individu.
28
Saya tidak perlu mengikuti konseling individu untuk menyelesaikan masalah saya.
29
Saya merasa kegiatan konseling individu hanya membuka aib saya sendiri.
30
Saya tidak mau kalau masalah yang saya alami diketahui oleh guru BK.
31
Saya ingin mengetahui semua hal tentang konseling individu.
32
Saya mempunyai keinginan yang kuat untuk datang ke guru BK mengikuti konseling individu.
33
Saya ingin mendapatkan pemecahan masalah yang terbaik setelah mengikuti kegiatan konseling individu.
34
Saya ingin mengikuti kegiatan konseling individu karena teman saya bisa memperoleh jalan keluar dari masalahnya.
35
Saya mencari tahu tentang pentingnya konseling individu.
36
Saya mencari informasi kepada siapapun tentang konseling individu.
37
Saya bertanya kepada teman saya yang pernah mengikuti
kegiatan
konseling
individu
tentang
kegiatan konseling individu. 38
Saya pernah membaca buku yang berisi tentang konseling individu.
39
Saya ingin browsing di internet mencari informasi tentang konseling individu.
40
Saya ingin bertanya kepada guru BK tentang kegiatan konseling individu.
41
Saya tidak ingin mengetahui hal-hal yang berkaitan
137
dengan konseling individu. 42
Saya tidak mempunyai keinginan untuk mengikuti konseling individu karena saya lebih senang curhat dengan orang tua di rumah.
43
Saya tidak mencari tahu tentang pentingnya konseling individu.
44
Saya
malas
bertanya
kepada
teman
mengenai
konseling individu. 45
Saya bercanda dengan teman ketika guru BK menerangkan tentang konseling individu.
46
Menurut saya, kegiatan konseling individu hanya siasia dan percuma.
47
Saya mempunyai keyakinan bahwa konseling individu dapat membantu memecahkan permasalahan saya.
48
Saya merasa yakin setelah mengikuti konseling individu beban permasalahan saya berkurang.
49
Saya
merasa
membutuhkan
guru
BK
dalam
memecahkan masalah saya. 50
Dengan menjalin hubungan yang baik dengan guru BK, saya yakin kegiatan konseling individu akan berjalan lancar.
51
Saya memiliki keyakinan kalau guru BK dapat menjaga kerahasiaan permasalahan yang saya alami.
52
Saya merasakan manfaat dari mengikuti konseling individu.
53
Melihat pengalaman dari teman saya yang pernah mengikuti kegiatan konseling individu, saya yakin masalah saya juga mampu terselesaikan.
54
Saya yakin konseling individu bukan hanya untuk siswa yang bermasalah saja, melainkan untuk semua siswa yang membutuhkan.
138
55
Saya yakin konseling individu tidak hanya untuk masalah belajar saja, melainkan untuk semua masalah yang mengganggu kehidupan efektif sehari-hari.
56
Saya yakin guru BK menerima semua siswa yang ingin mengikuti konseling individu dengan tangan terbuka dan kapanpun yang siswa mau.
57
Saya tidak yakin akan merasa lebih lega apabila sudah menceritakan permasalahan saya kepada guru BK.
58
Saya memiliki keyakinan permasalahan saya akan terselesaikan dengan sendirinya tanpa bantuan guru BK.
59
Saya khawatir permasalahan saya akan diketahui banyak orang jika saya bercerita kepada guru BK.
60
Saya ragu dengan mengikuti konseling individu dapat menyelesaikan masalah saya.
61
Saya rasa konseling individu hanya untuk siswa yang bermasalah saja.
62
Saya ragu guru BK mau menerima siswa untuk kegiatan konseling individu sewaktu-waktu.
63
Saya tidak mau dianggap anak nakal oleh teman-teman karena saya mengikuti konseling individu.
64
Saya merasa percuma mengikuti konseling individu karena saya tidak punya masalah yang serius.
65
Tindakan saya untuk mengikuti konseling individu karena murni kemauan saya sendiri tanpa paksaan orang lain.
66
Saya mengikuti kegiatan konseling individu karena saran dari teman.
67
Saya merasa nyaman saat berhadapan dengan guru BK saat kegiatan konseling individu.
68
Saya berani mengungkapkan permasalahan yang saya
139
alami kepada guru BK. 69
Setiap kali ada masalah, saya ingin mengikuti kegiatan konseling individu dengan guru BK.
70
Saya aktif saat mengikuti layanan konseling individu.
71
Saya
terbuka
menceritakan
masalah
saya
saat
mengikuti kegiatan konseling individu dengan guru BK. 72
Saya mengikuti kegiatan konseling individu karena dipanggil oleh guru BK.
73
Saya malu mengungkapkan permasalahan yang saya alami kepada guru BK.
74
Saya diam
saat mengikuti kegiatan konseling
individu. 75
Saya mengarang cerita ( berbohong) saat mengikuti kegiatan konseling individu.
Batang,
2013
Responden
(
)
140 TABEL PERHITUNGAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS HASIL UJI COBA SKALA MINAT NO
KODE
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1
R-1
2
2
4
3
2
3
3
4
2
4
4
3
3
3
2
3
3
3
2
R-2
4
4
4
4
4
2
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
R-3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
2
3
3
2
4
3
2
3
4
R-4
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
4
3
2
3
4
3
2
3
5
R-5
3
3
3
3
1
3
2
3
2
3
4
2
1
3
3
2
2
3
6
R-6
3
3
3
4
3
3
2
3
4
4
3
4
3
4
4
1
1
1
7
R-7
2
2
2
3
1
2
2
3
3
2
2
2
4
2
3
4
2
3
8
R-8
3
4
2
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
4
3
2
2
9
R-9
4
4
1
4
3
3
3
2
4
2
4
3
3
3
3
3
2
2
10
R-10
3
4
4
3
3
3
2
4
3
2
3
3
3
2
4
3
3
3
11
R-11
3
4
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
4
3
3
12
R-12
4
4
2
4
2
3
2
3
4
4
4
4
3
2
4
4
4
3
13
R-13
4
4
3
3
3
3
2
3
4
3
4
2
3
2
4
4
3
2
14
R-14
3
4
3
3
2
4
4
3
3
2
2
3
2
2
3
3
2
2
15
R-15
3
4
2
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
2
3
16
R-16
2
4
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
2
3
2
17
R-17
4
4
3
4
4
2
2
3
4
4
4
2
4
4
4
4
2
2
18
R-18
3
4
4
4
2
2
3
4
4
3
2
4
4
4
3
4
3
3
19
R-19
4
4
3
4
2
3
3
3
3
3
4
3
4
2
4
4
2
2
20
R-20
3
3
4
4
4
2
3
4
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
21
R-21
4
4
3
4
3
2
4
4
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
22
R-22
2
3
3
4
4
2
3
3
3
3
4
3
3
2
3
3
2
3
23
R-23
3
4
3
4
3
3
4
4
4
2
3
3
4
4
4
3
2
4
24
R-24
4
4
3
2
3
2
2
3
3
2
2
4
2
4
3
2
2
4
25
R-25
3
3
3
2
3
2
4
3
3
2
4
3
3
3
3
3
2
3
26
R-26
3
4
4
2
4
4
3
4
4
3
4
3
3
4
4
3
3
3
27
R-27
4
4
4
4
3
2
4
4
4
1
4
4
4
2
4
4
3
3
28
R-28
3
3
3
2
1
3
2
4
3
1
2
3
3
4
4
3
3
4
29
R-29
4
3
2
3
3
1
4
3
4
2
4
2
3
2
3
2
2
3
30
R-30
2
2
2
4
1
3
2
3
3
2
2
2
4
2
2
4
2
3
31
R-31
3
4
3
1
4
4
3
2
3
2
4
3
3
3
3
3
3
3
SX
98
109
91
101
85
83
89
99
101
84
103
94
96
89
107
98
78
89
2
324
397
285
349
261
237
273
327
341
248
363
298
314
277
381
328
212
271
SXY
22242
24729
20682
22788
19422
18587
20238
22410
22886
18916
23363
21335
21841
20221
24221
22240
17822
20225
0.4375317
0.3557403
0.4029404
0.0351174
0.3557445
0.4425214
0.5060718
0.3636212
0.3706477
0.383792
0.58637155
0.436932
validitas
SX
rxy r tabel
0.439018 0.355
0.4744189 0.355
0.420868 0.355
0.1257649 0.355
0.4806218 0.355
0.1881249 0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
Kriteria
valid
valid
Valid
tidak
valid
tidak
Valid
valid
valid
tidak
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
sb2
0.4578564
0.4432882
0.5764828
0.6430801
0.9011446
0.4765869
0.5639958
0.3496358
0.3850156
0.6576483
0.6701353
0.4183143
0.5390219
0.6930281
0.3766909
0.586889
0.50780437
0.49948
141 TABEL PERHITUNGAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS HASIL UJI COBA SKALA MINAT 19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
4
3
2
3
4
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
4
3
4
4
4
3
4
3
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
4
3
3
3
2
2
1
4
2
3
3
3
2
3
2
3
3
1
2
2
4
3
4
2
3
2
3
4
1
2
2
3
3
2
3
3
3
2
1
3
3
3
2
2
3
3
2
3
4
3
2
4
1
3
4
2
2
2
1
1
4
3
3
4
2
2
3
3
4
2
1
3
2
4
2
3
3
2
1
2
3
3
4
2
3
3
3
2
2
3
3
3
2
3
2
3
3
3
2
2
3
2
2
3
3
2
2
3
2
3
4
4
2
4
3
4
4
2
1
2
2
3
4
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
4
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
4
3
3
2
3
3
3
2
2
3
4
3
2
3
4
3
4
3
3
4
4
4
2
4
4
4
4
1
1
1
3
4
4
3
3
2
2
2
3
3
4
3
3
3
2
2
2
4
2
4
2
3
4
2
2
2
3
3
2
3
3
3
2
2
2
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
4
2
3
3
4
3
4
4
2
2
3
3
3
3
2
2
2
4
3
2
3
4
4
4
3
4
3
4
2
2
3
3
4
4
3
3
3
2
2
3
4
3
3
4
3
3
4
4
4
2
3
2
3
4
2
3
4
3
3
2
4
4
3
3
3
2
4
4
4
2
4
2
2
4
3
4
3
3
2
2
4
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
3
3
4
4
4
4
4
4
3
2
3
4
3
3
3
2
2
2
3
3
3
3
3
3
4
3
2
2
3
3
3
4
3
4
4
2
2
2
4
4
3
3
4
3
3
4
4
4
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
2
2
3
2
4
2
4
3
3
3
4
4
2
3
4
4
2
3
3
2
4
3
3
3
4
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
2
4
3
3
3
4
3
2
4
4
3
4
4
3
2
4
4
4
4
4
3
3
2
4
4
3
4
2
4
4
4
3
3
3
3
4
3
3
3
4
4
4
3
4
3
3
3
3
4
4
3
3
4
3
3
2
2
4
3
4
3
3
3
3
3
4
2
3
3
3
3
4
2
2
3
2
4
2
3
3
3
4
2
4
3
2
3
2
3
3
4
4
4
3
2
4
2
3
3
4
4
3
4
3
4
3
2
4
3
3
3
95
91
79
81
100
86
95
96
107
87
105
95
98
93
86
75
84
106
96
100
305
281
209
225
340
262
299
312
377
261
369
309
324
293
262
205
246
374
306
338
21547
20672
17897
18240
22681
19454
21589
21861
24227
19813
23785
21577
22229
21065
19602
17179
19043
24019
21738
22626
0.398363
0.454957
0.380947
0.0408456
0.3740835
0.1869877
0.6557056
0.5835736
0.4754684
0.4973336
0.3789069
0.4111029
0.4097743
0.3238964
0.4461717
0.5351428
0.2879824
0.4299911
0.405182
0.2789011
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
valid 0.447451 19
Valid 0.447451 20
valid 0.2476587 21
tidak 0.4308012 22
valid 0.5619147 23
tidak 0.7554631 24
Valid 0.2539022 25
valid 0.4745057 26
valid 0.2476587 27
valid 0.5431842 28
valid 0.4308012 29
valid 0.5764828 30
valid 0.4578564 31
tidak 0.4516129 32
valid 0.7554631 33
valid 0.7596254 34
tidak 0.5931322 35
valid 0.3725286 36
valid 0.2809573 37
tidak 0.4973985 38
142 TABEL PERHITUNGAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS HASIL UJI COBA SKALA MINAT 39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
3
2
3
4
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
1
4
4
1
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
2
4
4
3
2
3
3
2
2
3
3
3
3
3
4
3
2
3
2
3
3
3
3
4
3
2
2
2
3
3
3
2
4
2
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
2
3
2
3
3
2
1
2
2
3
2
3
2
1
3
3
2
4
1
2
2
2
2
3
1
1
3
3
2
4
2
1
3
3
1
2
2
3
4
1
3
3
1
4
1
3
1
3
4
1
3
2
2
3
1
3
2
3
3
3
2
4
2
2
3
3
3
2
3
3
4
2
3
3
2
2
2
3
1
3
4
3
1
4
3
4
4
2
3
3
4
3
3
3
3
4
4
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
1
2
2
3
3
2
3
2
2
2
2
2
4
2
4
2
2
4
4
4
4
1
4
4
4
1
4
1
4
3
4
4
3
4
1
1
1
4
4
4
3
4
3
3
3
3
3
4
3
4
2
3
3
1
2
2
4
1
4
3
3
2
2
3
3
3
2
2
3
2
3
3
3
2
2
2
2
3
2
3
2
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
4
4
3
4
3
3
2
3
3
4
2
4
2
3
4
2
2
3
4
4
4
3
3
3
2
4
4
2
3
3
4
4
4
1
3
4
3
2
3
4
4
4
3
4
4
3
3
3
3
4
2
3
3
3
3
2
4
3
3
3
3
3
4
3
1
2
4
4
4
3
4
4
4
3
1
1
2
4
4
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
2
3
4
4
3
3
4
4
2
4
4
3
3
2
3
3
4
3
3
3
4
4
3
4
4
4
2
4
4
2
3
3
2
2
3
2
3
3
4
4
3
4
4
4
4
2
3
4
4
3
2
3
3
4
3
2
4
3
2
3
4
2
3
2
3
3
3
3
4
4
3
2
2
3
3
3
4
2
3
3
2
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
1
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
2
4
4
4
2
3
3
3
4
3
4
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
4
3
4
4
2
3
2
2
3
2
2
4
3
2
3
3
2
2
2
3
2
4
3
4
1
3
1
1
4
1
3
1
3
4
1
3
2
2
3
1
3
2
4
3
4
4
4
2
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
108
83
89
95
89
82
96
91
91
93
92
97
96
95
85
85
82
76
95
95
384
255
281
305
277
248
314
293
289
301
288
321
318
305
255
251
236
208
309
309
24422
18533
20385
21678
20044
18790
21671
20933
20735
21223
20891
21992
21865
21520
19424
19310
18605
17250
21589
21628
0.6091912
0.696456
0.0399895
0.5207401
0.1536206
0.7680118
0.4764851
0.5438627
0.4248988
0.344821
0.4992741
0.3369238
0.5460044
0.375698
0.3057277
0.2774996
0.4351599
0.5133451
0.3822058 0.355
0.206248 0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
0.355
Valid
tidak
valid
valid
tidak
valid
tidak
valid
valid
valid
valid
tidak
valid
tidak
valid
valid
tidak
tidak
valid
Valid
0.2497399
1.057232
0.8220604
0.4474506
0.6930281
1.0031217
0.5390219
0.8345473
0.7055151
0.7096774
0.4828304
0.5639958
0.6680541
0.4474506
0.7075963
0.578564
0.616025
0.6992716
0.5764828
0.5764828
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
143
TABEL PERHITUNGAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS HASIL UJI COBA SKALA MINAT 59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
4
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
227
51529
4
4
4
4
4
4
4
4
2
3
4
4
4
1
2
4
4
276
76176
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
216
46656
4
3
4
3
3
3
3
3
2
4
3
3
3
3
2
2
2
210
44100
3
3
4
2
3
3
2
3
2
3
1
2
3
3
2
2
3
188
35344
4
1
3
3
2
1
4
3
2
3
2
4
2
1
3
4
2
193
37249
3
4
3
3
3
1
3
1
3
4
3
1
3
2
3
1
1
187
34969
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
2
2
3
3
203
41209
3
3
4
4
3
3
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
2
226
51076
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
220
48400
4
4
4
3
2
3
4
4
2
3
1
2
4
3
3
4
4
217
47089
4
4
4
4
1
4
4
4
2
4
4
1
4
4
3
1
2
238
56644
4
1
3
2
3
4
2
4
3
4
1
3
3
3
2
1
1
215
46225
4
2
2
3
3
2
2
2
1
2
4
1
4
1
3
1
4
192
36864
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
220
48400
4
3
4
2
3
4
4
3
1
4
4
3
4
4
3
3
2
224
50176
3
3
3
4
4
2
3
3
3
4
3
4
3
4
4
2
3
242
58564
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
240
57600
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
3
3
3
4
2
243
59049
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
225
50625
4
3
3
3
2
2
3
3
3
3
4
3
3
3
4
2
2
243
59049
4
4
4
3
4
3
4
4
2
4
3
3
3
3
3
4
3
232
53824
4
3
3
2
4
3
4
4
4
3
3
4
4
4
2
4
3
251
63001
3
4
4
2
1
4
4
1
3
2
4
1
4
4
3
4
2
221
48841
4
3
4
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
4
2
3
3
231
53361
4
4
4
3
2
3
3
4
2
4
3
4
4
4
3
3
4
244
59536
4
3
4
2
2
4
4
4
2
4
3
4
4
4
3
4
2
261
68121
4
3
4
3
3
3
4
3
3
4
4
4
4
4
4
3
3
243
59049
3
3
4
2
2
4
3
4
3
3
2
3
4
4
4
1
3
217
47089
3
4
3
3
3
1
3
1
3
4
3
1
3
2
3
1
2
192
36864
4
4
4
3
3
3
2
3
2
4
4
2
3
3
4
3
3
237
56169
112
99
109
91
87
92
102
96
79
105
94
88
103
95
91
85
82
6974
1582848
412
335
393
279
263
296
350
320
215
371
308
280
351
317
279
267
236
25339
22428
24665
20570
19670
20996
23142
21924
17820
23751
21377
20173
23313
21630
20530
19451
18569
0.4456628
0.3049802
0.38968365
0.2408968
0.1909748
0.5286878
0.4363432
0.5817078
0.1089602
0.2798353
0.4067838
0.5796669
0.4043357
0.4299877
0.1425068
0.4782579
0.235911
0.355 Valid 0.2372529
59
Y2
Y
4
0.355 tidak 0.6077003
60
0.355 valid 0.31425598
61
0.355 tidak 0.3829344
62
0.355 tidak 0.6077003
63
0.355 valid 0.7408949
64
0.355 valid 0.4640999
65
0.355 valid 0.7325702
66
0.355 Tidak 0.4412071
67
0.355 tidak 0.4953174
68
0.355 valid 0.7408949
69
0.355 valid 0.9739854
70
0.355 valid 0.2830385
71
0.355 valid 0.8345473
72
0.355 tidak 0.3829344
73
0.355
0.355
valid
tidak
1.094693
0.616025
74
75
K =75 st2 Ssb2
449.128 42.260
144 XY 1
454
454
908
681
454
681
681
908
454
908
908
681
681
681
454
681
681
681
2
1104
1104
1104
1104
1104
552
1104
828
1104
1104
1104
1104
1104
1104
1104
1104
1104
1104
3
648
648
648
648
648
432
432
648
648
648
432
648
648
432
864
648
432
648
4
630
630
630
630
420
630
630
630
630
630
840
630
420
630
840
630
420
630
5
564
564
564
564
188
564
376
564
376
564
752
376
188
564
564
376
376
564
6
579
579
579
772
579
579
386
579
772
772
579
772
579
772
772
193
193
193
7
374
374
374
561
187
374
374
561
561
374
374
374
748
374
561
748
374
561
8
609
812
406
609
406
609
609
406
609
609
609
609
609
609
812
609
406
406
9
904
904
226
904
678
678
678
452
904
452
904
678
678
678
678
678
452
452
10
660
880
880
660
660
660
440
880
660
440
660
660
660
440
880
660
660
660
11
651
868
651
868
868
651
651
651
651
651
651
651
434
434
651
868
651
651
12
952
952
476
952
476
714
476
714
952
952
952
952
714
476
952
952
952
714
13
860
860
645
645
645
645
430
645
860
645
860
430
645
430
860
860
645
430
14
576
768
576
576
384
768
768
576
576
384
384
576
384
384
576
576
384
384
15
660
880
440
660
660
660
660
660
660
660
880
660
660
660
880
660
440
660
16
448
896
448
672
672
672
672
672
448
672
672
672
672
448
672
448
672
448
17
968
968
726
968
968
484
484
726
968
968
968
484
968
968
968
968
484
484
18
720
960
960
960
480
480
720
960
960
720
480
960
960
960
720
960
720
720
19
972
972
729
972
486
729
729
729
729
729
972
729
972
486
972
972
486
486
20
675
675
900
900
900
450
675
900
675
675
900
900
675
675
675
675
675
675
21
972
972
729
972
729
486
972
972
729
729
729
729
972
972
972
972
972
972
22
464
696
696
928
928
464
696
696
696
696
928
696
696
464
696
696
464
696
23
753
1004
753
1004
753
753
1004
1004
1004
502
753
753
1004
1004
1004
753
502
1004
24
884
884
663
442
663
442
442
663
663
442
442
884
442
884
663
442
442
884
25
693
693
693
462
693
462
924
693
693
462
924
693
693
693
693
693
462
693
26
732
976
976
488
976
976
732
976
976
732
976
732
732
976
976
732
732
732
27
1044
1044
1044
1044
783
522
1044
1044
1044
261
1044
1044
1044
522
1044
1044
783
783
28
729
729
729
486
243
729
486
972
729
243
486
729
729
972
972
729
729
972
29
868
651
434
651
651
217
868
651
868
434
868
434
651
434
651
434
434
651
30
384
384
384
768
192
576
384
576
576
384
384
384
768
384
384
768
384
576
31
711
948
711
237
948
948
711
474
711
474
948
711
711
711
711
711
711
711
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
145 XY 908
681
454
681
908
681
681
681
681
681
681
454
681
681
454
681
681
908
681
908
1104
1104
828
1104
828
828
1104
1104
1104
1104
1104
828
1104
1104
1104
1104
1104
1104
1104
1104
648
648
432
648
648
648
648
648
648
648
648
648
648
648
432
648
648
864
648
648
630
420
420
210
840
420
630
630
630
420
630
420
630
630
210
420
420
840
630
840
376
564
376
564
752
188
376
376
564
564
376
564
564
564
376
188
564
564
564
376
386
579
579
386
579
772
579
386
772
193
579
772
386
386
386
193
193
772
579
579
748
374
374
561
561
748
374
187
561
374
748
374
561
561
374
187
374
561
561
748
406
609
609
609
406
406
609
609
609
406
609
406
609
609
609
406
406
609
406
406
678
678
452
452
678
452
678
904
904
452
904
678
904
904
452
226
452
452
678
904
660
660
660
440
660
440
660
660
660
660
880
660
660
660
660
440
660
660
660
660
651
434
651
651
434
651
651
868
651
651
434
651
651
651
434
434
651
868
651
434
714
952
714
952
714
714
952
952
952
476
952
952
952
952
238
238
238
714
952
952
645
645
430
430
430
645
645
860
645
645
645
430
430
430
860
430
860
430
645
860
384
384
384
576
576
384
576
576
576
384
384
384
576
576
576
384
576
576
576
384
660
660
660
660
660
660
660
660
660
660
660
660
660
660
440
660
660
660
660
660
672
672
448
672
896
448
672
672
896
672
896
896
448
448
672
672
672
672
448
448
484
968
726
484
726
968
968
968
726
968
726
968
484
484
726
726
968
968
726
726
720
480
480
720
960
720
720
960
720
720
960
960
960
480
720
480
720
960
480
720
972
729
729
486
972
972
729
729
729
486
972
972
972
486
972
486
486
972
729
972
675
675
450
450
900
450
675
675
675
675
675
675
675
675
450
675
675
675
675
675
729
729
729
729
729
243
729
729
972
972
972
972
972
972
729
486
729
972
729
729
696
464
464
464
696
696
696
696
696
696
928
696
464
464
696
696
696
928
696
928
1004
502
502
502
1004
1004
753
753
1004
753
753
1004
1004
1004
1004
753
753
1004
753
753
663
663
663
663
442
442
663
442
884
442
884
663
663
663
884
884
442
663
884
884
462
693
693
462
924
693
693
693
924
693
924
924
693
693
693
693
693
693
693
693
732
732
732
732
976
732
732
732
976
488
976
732
732
732
976
732
488
976
976
732
1044
1044
783
522
1044
1044
1044
1044
1044
783
783
522
1044
1044
783
1044
522
1044
1044
1044
729
729
729
729
972
729
729
729
972
972
972
729
972
729
729
729
729
972
972
729
651
868
651
651
434
434
868
651
868
651
651
651
651
651
868
434
651
651
651
651
768
384
384
576
384
768
384
576
576
576
768
384
768
576
384
576
384
576
576
768
948
948
711
474
948
474
711
711
948
948
711
948
711
948
711
474
948
711
711
711
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
146 XY 681
454
681
908
454
454
454
681
681
681
681
681
681
681
681
681
681
681
908
908
1104
276
1104
1104
276
1104
1104
1104
1104
1104
828
1104
1104
1104
1104
1104
1104
552
1104
1104
648
432
648
648
432
432
648
648
648
648
648
864
648
432
648
432
648
648
648
648
840
630
420
420
420
630
630
630
420
840
420
630
630
630
630
630
630
420
420
630
564
564
564
376
564
376
564
564
376
188
376
376
564
376
564
376
188
564
564
376
772
193
386
386
386
386
579
193
193
579
579
386
772
386
193
579
579
193
386
386
561
748
187
561
561
187
748
187
561
187
561
748
187
561
374
374
561
187
561
374
609
609
609
406
812
406
406
609
609
609
406
609
609
812
406
609
609
406
406
406
678
226
678
904
678
226
904
678
904
904
452
678
678
904
678
678
678
678
904
904
660
440
660
660
660
660
660
660
660
660
440
660
660
440
660
660
660
660
660
660
651
217
434
434
651
651
434
651
434
434
434
434
434
868
434
868
434
434
868
868
952
952
238
952
952
952
238
952
238
952
714
952
952
714
952
238
238
238
952
952
860
645
860
645
645
645
645
645
860
645
860
430
645
645
215
430
430
860
215
860
576
576
384
384
576
576
576
384
384
576
384
576
576
576
384
384
384
384
576
384
660
440
660
660
660
440
660
440
660
660
660
660
440
660
660
660
660
440
660
660
672
896
896
672
896
672
672
448
672
672
896
448
896
448
672
896
448
448
672
896
968
968
726
726
726
484
968
968
484
726
726
968
968
968
242
726
968
726
484
726
960
960
960
720
960
960
720
720
720
720
960
480
720
720
720
720
480
960
720
720
729
729
729
972
729
243
486
972
972
972
729
972
972
972
729
243
243
486
972
972
675
450
675
675
675
675
675
675
675
675
675
675
675
675
675
675
675
675
675
675
729
972
972
729
486
729
972
972
729
729
972
972
486
972
972
729
729
486
729
729
928
696
696
696
928
928
696
928
928
928
464
928
928
464
696
696
464
464
696
464
753
753
1004
1004
753
1004
1004
1004
1004
502
753
1004
1004
753
502
753
753
1004
753
502
884
663
442
663
884
442
663
442
663
663
663
663
884
884
663
442
442
663
663
663
924
462
693
693
462
924
693
693
693
693
924
693
693
693
693
693
693
693
924
693
976
488
732
732
732
488
732
732
732
732
732
976
732
732
732
732
732
732
732
732
1044
261
1044
1044
783
1044
1044
1044
1044
1044
1044
783
1044
783
1044
1044
1044
522
1044
1044
972
486
729
729
729
972
729
972
729
729
972
729
729
729
972
729
729
729
972
729
868
868
434
651
434
434
651
434
434
868
651
434
651
651
434
434
434
651
434
868
576
768
192
576
192
192
768
192
576
192
576
768
192
576
384
384
576
192
576
384
948
711
948
948
948
474
948
711
948
711
711
711
711
711
711
711
711
474
711
711
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
XY 908
908
908
681
681
681
908
681
681
681
681
681
681
681
681
681
454
1104
1104
1104
1104
1104
1104
1104
1104
552
828
1104
1104
1104
276
552
1104
1104
648
648
648
648
648
648
648
648
648
648
648
648
648
648
648
648
648
840
630
840
630
630
630
630
630
420
840
630
630
630
630
420
420
420
564
564
752
376
564
564
376
564
376
564
188
376
564
564
376
376
564
772
193
579
579
386
193
772
579
386
579
386
772
386
193
579
772
386
561
748
561
561
561
187
561
187
561
748
561
187
561
374
561
187
187
609
609
609
609
406
609
609
609
609
406
609
609
609
406
406
609
609
678
678
904
904
678
678
904
678
678
904
678
678
678
678
678
678
452
660
660
660
660
660
660
660
660
660
440
660
660
660
660
660
660
660
868
868
868
651
434
651
868
868
434
651
217
434
868
651
651
868
868
952
952
952
952
238
952
952
952
476
952
952
238
952
952
714
238
476
860
215
645
430
645
860
430
860
645
860
215
645
645
645
430
215
215
768
384
384
576
576
384
384
384
192
384
768
192
768
192
576
192
768
660
660
660
660
660
660
660
660
660
660
660
660
660
660
660
660
660
896
672
896
448
672
896
896
672
224
896
896
672
896
896
672
672
448
726
726
726
968
968
484
726
726
726
968
726
968
726
968
968
484
726
960
720
720
720
720
720
720
720
720
960
720
720
720
960
720
720
720
972
972
972
972
972
972
972
972
729
972
729
972
729
729
729
972
486
675
675
675
675
675
675
675
675
450
675
675
675
675
675
675
675
675
972
729
729
729
486
486
729
729
729
729
972
729
729
729
972
486
486
928
928
928
696
928
696
928
928
464
928
696
696
696
696
696
928
696
1004
753
753
502
1004
753
1004
1004
1004
753
753
1004
1004
1004
502
1004
753
663
884
884
442
221
884
884
221
663
442
884
221
884
884
663
884
442
924
693
924
693
693
693
693
693
693
924
924
693
693
924
462
693
693
976
976
976
732
488
732
732
976
488
976
732
976
976
976
732
732
976
1044
783
1044
522
522
1044
1044
1044
522
1044
783
1044
1044
1044
783
1044
522
972
729
972
729
729
729
972
729
729
972
972
972
972
972
972
729
729
651
651
868
434
434
868
651
868
651
651
434
651
868
868
868
217
651
576
768
576
576
576
192
576
192
576
768
576
192
576
384
576
192
384
948
948
948
711
711
711
474
711
474
948
948
474
711
711
948
711
711
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
147
148 X2 1
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
4
2 4
3 16
4 9
5 4
6 9
7 9
8 16
9 4
16
16
9
9
9
4
9
9
9
16
9
4
9
16
9
9
9
9
9
9
4
9
9
4
9
9
16
37 9
16
16
16
16
16
4
16
9
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
9
16
9
9
16
16
16
16
16
9
16
16
16
16
16
16
16
9
9
9
9
9
4
4
9
9
9
4
9
9
4
16
9
4
9
9
9
4
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
4
9
9
16
9
9
9
9
9
4
9
9
9
9
9
16
9
4
9
16
9
4
9
9
4
4
1
16
4
9
9
9
4
9
4
9
9
1
4
4
16
9
9
9
9
9
1
9
4
9
4
9
16
4
1
9
9
4
4
9
4
9
4
9
16
1
4
4
9
9
4
9
9
9
4
1
9
9
9
9
9
9
16
9
9
4
9
16
16
9
16
9
16
16
1
1
1
4
9
9
4
9
16
9
4
16
1
9
16
4
4
4
1
1
16
9
4
4
4
9
1
4
4
9
9
4
4
4
16
4
9
16
4
9
16
4
4
9
9
16
4
1
9
4
16
4
9
9
4
1
4
9
9
9
16
4
9
4
9
9
4
9
9
9
9
9
9
16
9
4
4
4
9
9
9
4
4
9
9
9
4
9
4
9
9
9
4
4
9
4
16
16
1
16
9
9
9
4
16
4
16
9
9
9
9
9
4
4
9
9
4
4
9
4
9
16
16
4
16
9
16
16
4
1
4
4
9
9
16
16
9
9
9
4
16
9
4
9
9
9
4
16
9
9
9
9
9
9
4
9
4
9
9
9
9
16
9
9
9
9
4
9
9
9
9
16
9
16
16
9
9
9
9
9
9
9
4
4
9
16
9
9
9
4
9
9
4
9
9
16
9
9
4
9
9
9
4
4
9
16
9
16
16
4
16
4
9
4
9
16
16
16
16
9
4
16
16
16
9
9
16
9
16
9
9
16
16
16
4
16
16
16
16
1
1
1
9
16
16
16
9
9
9
9
4
9
16
9
16
4
9
4
16
16
9
4
9
9
4
4
4
9
9
16
9
9
9
4
4
4
16
4
16
4
9
9
16
9
9
4
16
16
9
9
4
4
9
4
4
9
9
4
4
4
4
4
9
9
4
9
9
9
4
4
4
9
9
9
4
9
9
9
9
16
4
9
9
9
9
9
9
9
16
9
9
9
16
9
4
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
4
9
9
9
9
4
16
4
9
9
9
9
9
4
9
9
9
9
4
9
4
9
4
9
9
4
9
16
4
9
9
16
9
16
16
4
4
9
9
9
9
4
16
16
9
16
16
4
4
9
16
16
16
4
16
16
16
16
4
4
4
16
9
4
9
16
16
16
9
16
9
16
4
4
9
9
16
16
9
9
16
16
16
4
4
9
16
16
9
4
16
16
16
9
16
9
9
9
4
4
9
16
9
9
16
9
9
16
16
16
4
9
4
9
16
4
16
16
9
16
4
9
9
9
9
9
16
9
16
4
16
16
4
4
16
9
9
4
16
16
9
9
9
4
16
16
16
4
16
4
4
16
9
9
9
16
16
16
4
9
16
9
9
16
16
9
9
9
9
9
9
9
9
4
4
16
4
9
9
9
9
9
9
9
9
4
9
9
9
9
16
16
9
16
9
4
16
16
9
9
9
9
16
16
16
16
16
16
9
9
9
9
9
1
9
9
16
16
16
16
16
16
9
4
9
16
9
4
9
9
16
16
4
9
9
9
9
16
9
9
4
9
9
4
9
9
4
4
4
9
9
9
9
9
9
16
9
4
4
9
9
9
16
9
9
16
9
16
9
9
16
16
16
4
9
9
16
16
16
9
4
16
16
4
4
4
16
16
9
9
16
9
9
16
16
16
16
9
9
16
9
16
16
9
4
9
4
4
9
9
4
4
16
4
16
9
4
4
16
9
9
9
9
4
4
9
4
16
4
16
9
9
9
16
16
4
9
16
9
9
9
4
9
4
16
9
9
4
16
9
9
9
9
9
4
9
4
9
9
4
16
9
9
9
16
9
16
16
9
9
9
9
9
9
9
9
16
16
4
16
16
9
16
16
9
16
9
9
16
16
9
9
9
9
9
9
9
16
9
9
9
16
4
16
9
9
9
16
9
4
16
16
16
16
16
16
9
4
16
16
16
1
16
16
16
4
16
16
9
9
16
16
9
4
16
16
16
16
16
9
9
4
16
16
9
16
4
16
16
9
9
9
4
1
9
4
16
9
1
4
9
9
16
16
9
9
16
9
9
9
9
16
9
9
9
16
16
16
9
16
9
9
9
9
16
16
16
9
4
9
9
1
16
9
16
4
16
4
9
4
9
4
4
9
9
16
9
9
4
4
16
9
16
9
9
9
9
9
16
4
9
9
9
4
4
4
16
1
9
4
9
9
4
4
4
16
4
4
16
4
9
16
4
4
9
4
16
4
9
9
9
16
4
16
9
4
9
4
9
9
9
16
9
1
16
16
9
4
9
4
16
9
9
9
9
9
9
9
16
16
9
4
16
4
9
9
16
16
9
16
9
16
9
4
16
9
9
324
397
285
349
261
237
273
327
341
248
363
298
314
277
381
328
212
271
305
281
209
225
340
262
299
312
377
261
369
309
324
293
262
205
246
374
306
149 X2 38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
72
73
74
16
9
4
9
16
4
4
4
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
16
16
16
16
16
9
9
9
16
9
9
9
9
9
71 9
9
9
9
75 4
16
16
1
16
16
1
16
16
16
16
16
9
16
16
16
16
16
16
4
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
4
9
16
16
16
1
4
16
16
9
9
4
9
9
4
4
9
9
9
9
9
16
9
4
9
4
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
16
16
9
4
4
4
9
9
9
4
16
4
9
9
9
9
9
9
4
4
9
16
9
16
9
9
9
9
9
4
16
9
9
9
9
4
4
4
4
9
9
9
4
9
4
9
9
4
1
4
4
9
4
9
4
1
9
9
4
9
9
16
4
9
9
4
9
4
9
1
4
9
9
4
4
9
9
16
1
4
4
4
4
9
1
1
9
9
4
16
4
1
9
9
1
4
4
16
1
9
9
4
1
16
9
4
9
4
16
4
1
9
16
4
16
9
16
1
9
9
1
16
1
9
1
9
16
1
9
4
4
9
1
9
4
9
16
9
9
9
1
9
1
9
16
9
1
9
4
9
1
1
4
9
9
9
4
16
4
4
9
9
9
4
9
9
16
4
9
9
4
4
4
9
9
9
9
4
9
9
9
9
4
9
9
9
4
4
9
9
16
9
1
9
16
9
1
16
9
16
16
4
9
9
16
9
9
9
9
16
16
9
9
16
16
9
9
16
9
9
16
9
9
9
9
9
9
4
9
9
4
9
9
9
9
9
9
9
9
4
9
9
4
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
4
9
9
9
9
9
9
9
4
9
1
4
4
9
9
4
9
4
4
4
4
4
16
4
16
4
4
16
16
16
16
16
9
4
9
16
16
4
9
1
4
16
9
9
16
16
16
16
16
1
16
16
16
1
16
1
16
9
16
16
9
16
1
1
1
16
16
16
16
16
16
1
16
16
16
4
16
16
1
16
16
9
1
4
16
16
9
16
9
9
9
9
9
16
9
16
4
9
9
1
4
4
16
1
16
16
1
9
4
9
16
4
16
9
16
1
9
9
9
4
1
1
4
9
9
4
4
9
9
9
4
4
9
4
9
9
9
4
4
4
4
9
4
16
4
4
9
9
4
4
4
1
4
16
1
16
1
9
1
16
9
9
4
9
9
9
4
9
4
9
9
9
9
4
9
9
9
9
4
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
4
9
16
16
9
16
9
9
4
9
9
16
4
16
4
9
16
4
4
9
16
16
9
16
4
9
16
16
9
1
16
16
9
16
16
9
9
4
9
16
16
9
9
9
4
16
16
4
9
9
16
16
16
1
9
16
9
4
9
9
9
9
16
16
4
9
9
9
16
9
16
9
16
16
4
9
9
16
16
16
9
16
16
9
9
9
9
16
4
9
9
9
9
4
16
9
9
16
9
9
9
9
9
9
9
9
16
9
9
9
16
9
9
9
16
9
9
9
16
9
1
4
16
16
16
9
16
16
16
9
1
1
4
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
9
16
9
16
9
9
9
16
4
9
9
4
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
4
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
16
16
9
4
9
16
16
9
9
16
16
4
16
16
9
9
4
9
9
16
9
9
9
4
4
9
9
9
9
16
9
9
9
16
4
4
16
16
9
9
9
16
16
9
16
16
16
4
16
16
4
9
9
4
4
9
4
16
16
16
9
16
9
16
16
4
16
9
9
9
9
9
16
9
9
9
9
16
16
9
16
16
16
16
4
9
16
16
9
4
9
9
16
9
4
16
9
9
4
16
9
16
16
16
9
9
16
16
16
4
16
9
16
16
9
4
9
16
4
9
4
9
9
9
9
16
16
9
4
4
9
9
9
9
16
16
4
1
16
16
1
9
4
16
1
16
16
9
16
4
9
16
4
9
9
4
16
9
9
9
9
16
9
9
9
9
9
9
9
16
9
16
9
16
9
9
9
9
9
9
16
16
9
9
16
4
9
9
9
16
4
9
9
9
4
9
9
9
9
9
16
9
9
9
9
9
9
9
9
16
16
16
9
4
9
9
16
4
16
9
16
16
16
9
9
16
16
16
1
16
16
9
16
16
16
16
16
16
9
16
9
16
16
16
4
16
16
16
9
16
4
4
16
16
16
4
16
9
16
16
16
9
16
4
9
16
4
9
9
9
16
9
16
9
9
16
9
9
9
16
9
9
9
16
9
16
9
16
9
9
9
16
9
9
16
16
16
16
16
16
9
9
9
16
16
4
9
4
4
9
4
4
16
9
4
9
9
4
4
4
9
4
16
9
9
16
4
4
16
9
16
9
9
4
9
16
16
16
1
9
16
9
16
1
9
1
1
16
1
9
1
9
16
1
9
4
4
9
1
9
4
9
16
9
9
9
1
9
1
9
16
9
1
9
4
9
1
4
9
16
9
16
16
16
4
16
9
16
9
9
9
9
9
9
9
9
4
9
9
16
16
16
9
9
9
4
9
4
16
16
4
9
9
16
9
9
338
384
255
281
305
277
248
314
293
289
301
288
321
318
305
255
251
236
208
309
309
412
335
393
279
263
296
350
320
215
371
308
280
351
317
279
267
236
150
Hasil Uji Coba Skala Minat
1. Validitas Berdasarkan hasil pengujian validitas item dengan menggunakan rumus product moment, hasil yang diperoleh r xy = 0,439 akan dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan N = 31 pada taraf signifikansi 5% yaitu r tabel = 0,355. Apabila rxy>r
tabel
maka item dikatakan valid dan dapat digunakan untuk
pengumpulan data. Instrumen yang diuji cobakan pada populasi menghasilkan data yang kemudian dilakukan uji validitas instrumen. Berdasarkan hasil uji coba instrumen dari 75 item pernyataan yang diuji cobakan kepada 31 siswa, terdapat 53 item pernyataan yang valid dan 22 item pernyataan yang tidak valid. Adapun nomor item-item pernyataan yang tidak valid tersebut antara lain : 4, 6, 10, 22, 24, 32,35, 38, 40, 43, 45, 50, 52, 55, 56, 60, 62, 63, 67, 68, 73,75.
2. Reliabilitas Berdasarkan hasil perhitungan uji coba instrumen skala minat dengan menggunakan rumus alpha, secara keseluruhan diperoleh hasil r hitung = 0,918, sedangkan untuk taraf signifikansi 5 % dengan N = 31 adalah 0,355. Dengan demikian r hitung 0,918> r tabel 0,355, sehingga skala minat tersebut dikatakan reliabel.
151
PERHITUNGAN VALIDITAS SKALA MINAT
Rumus :
Butir angket Valid jika rxy > rtabel Berikut ini merupakan perhutungan validitas pada butir nomor 1
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Jumlah
X 2 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 3 3 2 4 3 4 3 4 2 3 4 3 3 4 3 4 2 3 98
Y 227 276 216 210 188 193 187 203 226 220 217 238 215 192 220 224 242 240 243 225 243 232 251 221 231 244 261 243 217 192 237 6974
X² 4 16 9 9 9 9 4 9 16 9 9 16 16 9 9 4 16 9 16 9 16 4 9 16 9 9 16 9 16 4 9 324
Y² 51529 76176 46656 44100 35344 37249 34969 41209 51076 48400 47089 56644 46225 36864 48400 50176 58564 57600 59049 50625 59049 53824 63001 48841 53361 59536 68121 59049 47089 36864 56169 1582848
XY 454 1104 648 630 564 579 374 609 904 660 651 952 860 576 660 448 968 720 972 675 972 464 753 884 693 732 1044 729 868 384 711 22242
152
Dengan diperoleh :
menggunakan
rumus
tersebut
( 31 x 22242 ) - ( 98 x 6974) rxy
=
{(31 x 324)-(98)²}{(31 x 1582848)-(6974)²} rxy
=
0,439
Pada a = 5% dengan N= 31 diperoleh r tabel = 0,355 karena r xy > r tabel, maka skala minat No. 1 tersebut Valid
153
PERHITUNGAN RELIABILITAS SKALA MINAT Rumus :
Kriteria : Apabila r11 > r tabel, makaskala psikologi tersebut reliabel Perhitungan : 1. Varians total
t
2
=
1582848
=
449.128
324
-
31
1568925
309.81
=
0,457
383.26
=
0,443
267.13
=
0.576
216.90
=
0,616
2. Varians butir
2 b1
=
31 2 b2
=
397
31
2 b3
=
285
31
2 b75
=
236
31
2 b
= =
0,457 + 0,443 + 0,576 +………..+0,616 42,260
154
3. Koefisien reliabilitas
r11
=
=
75 75 - 1
1-
42,260 449,128
( 1,013 ) . ( 0,906 ) =
0,918
Pada a = 5% dengan N= 31 diperoleh r tabel = 0,355 Karena
r11 > r tabel maka dapat disimpulkan bahwa skala psikologi tersebut reliabel
155
Kisi-Kisi Instrumen Skala Minat
Variabel
Sub Variabel
Minat siswa Aspek-
Item Indikator 1. Perhatian
Deskriptor 1. Perhatian
mengikuti
aspek
seluruh
konseling
minat
layanan
individu
+
-
terhadap 1, 2, 3, 4, 9, 10, pelaksanaan 5, 6
11
konseling
individu. 2. Mengesampingkan
7, 8
12, 13
kegiatan yang lain.
2. Ketertarikan
1. Ketertarikan
untuk 14, 15, 16
mengikuti pelaksanaan layanan
23, 24, 25
konseling
individu. 2. Memberikan terhadap
kesan 17, 18
26, 27
layanan
konseling individu. 3. Ketertarikan layanan individu
terhadap 19,
20, 28, 29,
konseling 21, 22
30
berdasarkan
pada manfaatnya.
3. Keinginan
1. Keinginan
mengetahui 31,
32, 41, 42,
segala hal yang berkaitan 33, 34, 35 dengan
43
layanan
konseling individu. 2. Mencari tahu informasi mengenai
layanan 36, 37, 38
konseling individu.
39, 40
44, 45, 46
156
4. Keyakinan
1. Keyakinan konseling
bahwa 47, individu 49,
bermanfaat.
48, 57, 58, 50, 59, 60
51, 52
2. Yakin bahwa layanan 53,
54, 61, 62,
konseling individu tidak 55, 56
63, 64
hanya untuk siswa yang bermasalah
saja
melainkan untuk seluruh siswa
5. Tindakan
Tindakan
untuk 65,
melaksanakan memanfaatkan
dan 67,
paksaan
dari
pihak lain melainkan dari dirinya
sendiri
diharapkan
68, 74, 75
layanan 69, 70, 71
konseling individu tanpa adanya
66, 72, 73,
yang dapat
membantu menyelesaikan permasalahannya
Keterangan : Item yang dicetak tebal dan bergaris bawah adalah item yang tidak valid
157
DAFTAR RESPONDEN PRE TEST
1.
Agus Ferianto
VII A
Jenis Kelamin L
2.
Ahmad Nur Khozin
VII A
L
3.
Diani Hadist
VII A
P
4.
Edi Susilo
VII A
L
5.
Eswanto
VII A
L
6.
Fika Adnia Nofa
VII A
P
7.
Gallant Baskara
VII A
L
8.
Hanif Akur Legowo
VII A
L
9.
Heru Anggit Kurniawan
VII A
L
10.
Indah Andarini
VII A
P
11.
Indah Nursiyam
VII A
P
12.
Kholifatun Nisa‟
VII A
P
13.
Lilis Suciati
VII A
P
14.
Masyhadi Mursyid
VII A
L
15.
Min Kholisna
VII A
P
16.
Mochamad Zoleva Jasfadinar
VII A
L
17.
Mokhamad Khaerul Rizki
VII A
L
18.
Muhammad Haris Amri
VII A
L
19.
Muhammad Panji Wicaksono
VII A
L
20.
Muhtadin
VII A
L
21.
Muniri Waisroki
VII A
L
22.
Muntofifi
VII A
L
23.
Nabilla Putri Nur Ardianti
VII A
P
24.
Naelatul Risqiyah
VII A
P
25.
Nafa Meilinda
VII A
P
26.
Novi Susanti
VII A
P
27.
Rahayu Dwi Kartika
VII A
P
28.
Rizqi Apriliani
VII A
P
29.
Silvina Dwi Praraswati
VII A
P
30.
Tri Bagus Wiharta
VII A
L
31.
Ulfa Hanifah
VII A
P
32.
Yuyun Agustina
VII A
P
No
Nama Siswa
Kelas
158
Kisi-Kisi Instrumen Skala Minat Pre-test
Variabel
Sub Variabel
Minat siswa Aspek-
Item Indikator
1. Perhatian
Deskriptor
1. Perhatian
+
terhadap 1, 2, 3, 4
mengikuti
aspek
seluruh
pelaksanaan
konseling
minat
layanan
konseling
individu
-
7, 8
individu. 2. Mengesampingkan
5, 6
9, 10
kegiatan yang lain. 2. Ketertarikan 1. Ketertarikan mengikuti layanan
untuk 11, 12, 13
19, 20
pelaksanaan konseling
individu. 2. Memberikan terhadap
kesan 14, 15
21, 22
layanan
konseling individu. 3. Ketertarikan
terhadap 16, 17, 18
layanan
konseling
individu
berdasarkan
23, 24, 25
pada manfaatnya. 3. Keinginan
1. Keinginan
mengetahui 26, 27, 28
32, 33
segala hal yang berkaitan dengan
layanan
konseling individu. 2. Mencari tahu informasi 29, 30, 31 mengenai
34, 35
layanan
konseling individu. 4. Keyakinan
1. Keyakinan konseling bermanfaat.
bahwa 36,
37, 42, 43,
individu 38, 39
44
159
2. Yakin bahwa layanan 40, 41
45, 46
konseling individu tidak hanya untuk siswa yang bermasalah
saja
melainkan untuk seluruh 5. Tindakan
siswa Tindakan
untuk 47,
melaksanakan memanfaatkan
dan 49, 50, 51 layanan
konseling individu tanpa adanya
paksaan
dari
pihak lain melainkan dari dirinya
sendiri
diharapkan membantu menyelesaikan permasalahannya
48, 52, 53
yang dapat
160
SKALA PSIKOLOGI
Pengantar Ini adalah suatu alat pengukuran yang memuat tentang beberapa pernyataan yang berhubungan dengan minat mengikuti konseling individu di sekolah. Hal ini bertujuan untuk mengumpulkan data awal terkait dengan minat siswa mengikuti konseling indivdu. Data yang diperoleh akan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pemberian layanan bimbingan kelompok. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi yang berarti bagi siswa. Daftar ini berupa skala minat yang ditujukan kepada siswa di sekolah tentang minat dalam mengikuti konseling individu. Jawaban saudara sangat bermanfaat untuk bahan pertimbangan dalam pengembangan kurikulum jurusan bimbingan dan konseling di masa yang akan datang. Dalam pengisian skala psikologi tidak ada jawaban yang benar atau salah, yang ada adalah sesuai atau tidak sesuai dengan kondisi saudara yang sebenarnya. Jawaban saudara bersifat pribadi dan dijamin kerahasiaannya, oleh sebab itu diharap menjawab sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Tanggapan atau jawaban saudara tidak berpengaruh terhadap kegiatan belajar saudara di sekolah. Akhirnya, terimakasih atas kerjasama dan bantuan yang saudara berikan.
Petunjuk pengisian : 1. Isilah identitas saudara secara lengkap Nama
:
No.absen
:
Kelas
:
Sekolah
:
161
2. Dibawah ini ada sejumlah pernyataan yang berkenaan dengan minat siswa dalam mengikuti konseling individu, dimanan ada 53 butir pernyataan dan setiap pernyataan diikuti oleh 4 (empat) alternatif jawaban yaitu : SS
: Sangat Sesuai
S
: Sesuai
TS
: Tidak Sesuai
STS
: Sangat Tidak Sesuai
3. Saudara dimohon untuk memilih salah satu dari pilihan yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. 4. Cara mengerjakan : Bacalah setiap pernyataan dibawah ini dengan seksama kemudian berikan jawaban saudara pada kolom yang disediakan dengan memberi tanda cek () : Contoh pengisian : No -
Pernyataan Saya senang mengikuti konseling individu
SS
S
TS
STS
Jika pernyataan tersebut sangat sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, maka berilah tanda chek pada kolom “sangat sesuai”. 5. Jika ada hal-hal yang kurang jelas, dapat saudara tanyakan sebelum mengerjakan. Akhirnya terima kasih atas perhatian saudara dan selamat mengerjakan,
162
INSTRUMEN SKALA MINAT
No.
Pernyataan
1
Saya selalu memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru BK tentang layanan konseling individu. Saya sering memperhatikan proses kegiatan konseling individu di sekolah. Saya memperhatikan bahwa kegiatan konseling individu dapat menambah kepercayaan diri saya. Kegiatan konseling individu cocok untuk saya karena saya butuh teman curhat. Saya meluangkan waktu khusus untuk menceritakan masalah kepada guru BK. Jika ada waktu luang, saya sering datang menemui guru BK untuk curhat kepada guru BK. Saya tidak mempedulikan informasi tentang layanan konseling individu yang diberikan oleh guru BK. Saya tidak suka mengamati kegiatan konseling individu. Saya tidak ada waktu untuk mengikuti konseling individu karena sibuk dengan kegiatan lain. Saya tidak suka mengikuti kegiatan konseling individu karena menyita banyak waktu. Setelah mendapat informasi dari guru BK tentang konseling individu, saya merasa tertarik untuk mengikuti layanan konseling individu tersebut. Saya tertarik mengikuti kegiatan konseling individu karena ada teman saya yang mengikutinya. Saya tertarik mengikuti konseling individu karena saya ingin mengadukan teman saya yang nakal sama saya. Kegiatan konseling individu sangat menyenangkan bagi saya. Kegiatan konseling individu memberikan pengalaman baru bagi saya. Saya tertarik mengikuti konseling individu karena saya bisa mendapatkan jalan keluar dari masalah yang saya alami. Lebih baik saya mengikuti konseling individu terlebih dahulu, daripada saya menumpuk permasalahan yang membebani saya. Saya tertarik mengikuti konseling individu karena saya menjadi lebih dekat dan akrab dengan guru BK di sekolah.
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
12 13
14 15 16
17
18
SS
Jawaban S TS
STS
163
19
20 21 22 23 24 25 26 27
28
29 30
31 32 33
34 35 36
37 38 39
Saya tidak tertarik mengikuti konseling individu karena tidak ada teman saya yang mengikuti konseling individu. Kegiatan konseling individu tidak penting bagi saya Kegiatan konseling individu sangat membosankan bagi saya. Tidak ada sesuatu yang menarik dari kegiatan konseling individu. Saya tidak perlu mengikuti konseling individu untuk menyelesaikan masalah saya. Saya merasa kegiatan konseling individu hanya membuka aib saya sendiri. Saya tidak mau kalau masalah yang saya alami diketahui oleh guru BK. Saya ingin mengetahui semua hal tentang konseling individu. Saya ingin mendapatkan pemecahan masalah yang terbaik setelah mengikuti kegiatan konseling individu. Saya ingin mengikuti kegiatan konseling individu karena teman saya bisa memperoleh jalan keluar dari masalahnya. Saya mencari informasi kepada siapapun tentang konseling individu. Saya bertanya kepada teman saya yang pernah mengikuti kegiatan konseling individu tentang kegiatan konseling individu. Saya ingin browsing di internet mencari informasi tentang konseling individu. Saya tidak ingin mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan konseling individu. Saya tidak mempunyai keinginan untuk mengikuti konseling individu karena saya lebih senang curhat dengan orang tua di rumah. Saya malas bertanya kepada teman mengenai konseling individu. Menurut saya, kegiatan konseling individu hanya siasia dan percuma. Saya mempunyai keyakinan bahwa konseling individu dapat membantu memecahkan permasalahan saya. Saya merasa yakin setelah mengikuti konseling individu beban permasalahan saya berkurang. Saya merasa membutuhkan guru BK dalam memecahkan masalah saya. Saya memiliki keyakinan kalau guru BK dapat menjaga kerahasiaan permasalahan yang saya alami.
164
40
41
42
43
44 45 46 47
48 49 50 51
52 53
Melihat pengalaman dari teman saya yang pernah mengikuti kegiatan konseling individu, saya yakin masalah saya juga mampu terselesaikan. Saya yakin konseling individu bukan hanya untuk siswa yang bermasalah saja, melainkan untuk semua siswa yang membutuhkan. Saya tidak yakin akan merasa lebih lega apabila sudah menceritakan permasalahan saya kepada guru BK. Saya memiliki keyakinan permasalahan saya akan terselesaikan dengan sendirinya tanpa bantuan guru BK. Saya khawatir permasalahan saya akan diketahui banyak orang jika saya bercerita kepada guru BK. Saya rasa konseling individu hanya untuk siswa yang bermasalah saja. Saya merasa percuma mengikuti konseling individu karena saya tidak punya masalah yang serius. Tindakan saya untuk mengikuti konseling individu karena murni kemauan saya sendiri tanpa paksaan orang lain. Saya mengikuti kegiatan konseling individu karena saran dari teman. Setiap kali ada masalah, saya ingin mengikuti kegiatan konseling individu dengan guru BK. Saya aktif saat mengikuti layanan konseling individu. Saya terbuka menceritakan masalah saya saat mengikuti kegiatan konseling individu dengan guru BK. Saya mengikuti kegiatan konseling individu karena dipanggil oleh guru BK. Saya diam saat mengikuti kegiatan konseling individu. Batang,
2013
Responden
(
)
165
PROGRAM HARIAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH KELAS
No.
Jam
1
2
1.
12.30-
Satuan Layanan (SATLAN) HARI/TGL : Selasa, 12 Februari 2013 Satuan Kegiatan Pendukung (SATKUNG)
: SMP N 4 BATANG : VII A
PENELITI
Jam
Sasaran
Kegiatan
Materi
Pembel
Kegiatan
Layanan/Pendukung
Kegiatan
3
5
Siswa
Bimbingan Kelompok
40 menit
: Tri Oktavianto
Alat Bantu
Tempat
Pelaksana
Keterangan
4
6
7
8
9
Mengenal
Laiseg dan daftar
Ruang
Peneliti
Siswa
hadir
Kelas VII
mengikuti
A
dengan baik
13.10
Kelas VII
tentang
WIB
A
konseling individu
*) Sudah ada perjanjian terlebih dahulu dan materi layanan dikemukakan pada awal pelaksanaan layanan
Batang, 12 Februari 2013 Guru Pembimbing
Peneliti
Puji Hastuti, S .Pd.
Tri Oktavianto
NIP. 197906112006042017
NIM 1301408025
166
PROGRAM HARIAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH KELAS
No.
Jam
1
2
1.
09.15–
Satuan Layanan (SATLAN) Satuan Kegiatan Pendukung (SATKUNG)HARI/TGL : Kamis, 14 Februari 2013
: SMP N 4 BATANG : VII A
PENELITI
Jam
Sasaran
Kegiatan
Pembel
Kegiatan
Layanan/Pendukung
3 Siswa
40 menit
09.55
Kelas VII
WIB
A
: Tri Oktavianto
Materi Kegiatan
Alat Bantu
Tempat
Pelaksana
Keterangan
5
4
6
7
8
9
Bimbingan Kelompok
Meningkatkan
Laiseg dan
Ruang
Peneliti
Siswa
kepercayaan diri
daftar hadir
perpus-
mengikuti
takaan
dengan baik
*) Sudah ada perjanjian terlebih dahulu dan materi layanan dikemukakan pada awal pelaksanaan layanan
Batang, 14 Februari 2013 Guru Pembimbing
Peneliti
Puji Hastuti, S .Pd.
Tri Oktavianto
NIP. 197906112006042017
NIM 1301408025
167
PROGRAM HARIAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH KELAS
No.
Jam
1
2
1.
12.30-
Satuan Layanan (SATLAN) Satuan Kegiatan Pendukung (SATKUNG)HARI/TGL : Selasa, 19 Februari 2013
: SMP N 4 BATANG : VII A
PENELITI
Jam
Sasaran
Kegiatan
Materi
Pembel
Kegiatan
Layanan/Pendukung
Kegiatan
3
5
Siswa
Bimbingan Kelompok
40 menit
13.10
Kelas VII
WIB
A
: Tri Oktavianto
Alat Bantu
Tempat
Pelaksana
Keterangan
4
6
7
8
9
Perhatian
Laiseg dan daftar
Ruang
Peneliti
Siswa
hadir
Kelas VII
mengikuti
A
dengan baik
*) Sudah ada perjanjian terlebih dahulu dan materi layanan dikemukakan pada awal pelaksanaan layanan
Batang, 19 Februari 2013 Guru Pembimbing
Peneliti
Puji Hastuti, S .Pd.
Tri Oktavianto
NIP. 197906112006042017
NIM 1301408025
168
PROGRAM HARIAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH KELAS
No.
Jam
1
2
1.
09.15–
Satuan Layanan (SATLAN) Satuan Kegiatan Pendukung (SATKUNG)HARI/TGL : Kamis, 21 Februari 2013
: SMP N 4 BATANG : VII A
PENELITI
Jam
Sasaran
Kegiatan
Materi
Pembel
Kegiatan
Layanan/Pendukung
Kegiatan
3
5
Siswa
Bimbingan Kelompok
40 menit
: Tri Oktavianto
Alat Bantu
Tempat
Pelaksana
Keterangan
4
6
7
8
9
Membangkit
Laiseg dan daftar
Ruang
Peneliti
Siswa
hadir
perpus-
mengikuti
takaan
dengan baik
09.55
Kelas VII
kan ketertarikan
WIB
A
siswa
*) Sudah ada perjanjian terlebih dahulu dan materi layanan dikemukakan pada awal pelaksanaan layanan
Batang, 21 Februari 2013 Guru Pembimbing
Peneliti
Puji Hastuti, S .Pd.
Tri Oktavianto
NIP. 197906112006042017
NIM 1301408025
169
PROGRAM HARIAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH KELAS
No.
Jam
1
2
1.
12.30-
Satuan Layanan (SATLAN) Satuan Kegiatan Pendukung (SATKUNG)HARI/TGL : Selasa, 26 Februari 2013
: SMP N 4 BATANG : VII A
PENELITI
Jam
Sasaran
Kegiatan
Materi
Pembel
Kegiatan
Layanan/Pendukung
Kegiatan
3
5
Siswa
Bimbingan Kelompok
40 menit
13.10
Kelas VII
WIB
A
: Tri Oktavianto
Alat Bantu
Tempat
Pelaksana
Keterangan
4
6
7
8
9
Keinginan
Laiseg dan daftar
Ruang
Peneliti
Siswa
hadir
Kelas VII
mengikuti
A
dengan baik
*) Sudah ada perjanjian terlebih dahulu dan materi layanan dikemukakan pada awal pelaksanaan layanan
Batang, 26 Februari 2013 Guru Pembimbing
Peneliti
Puji Hastuti, S .Pd.
Tri Oktavianto
NIP. 197906112006042017
NIM 1301408025
170
PROGRAM HARIAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH KELAS
No.
Jam
1
2
1.
09.15–
Satuan Layanan (SATLAN) Satuan Kegiatan Pendukung (SATKUNG)HARI/TGL : Kamis, 28 Februari 2013
: SMP N 4 BATANG : VII A
PENELITI
Jam
Sasaran
Kegiatan
Pembel
Kegiatan
Layanan/Pendukung
3 Siswa
40 menit
09.55
Kelas VII
WIB
A
: Tri Oktavianto
Materi Kegiatan
Alat Bantu
Tempat
Pelaksana
Keterangan
5
4
6
7
8
9
Bimbingan Kelompok
Meningkatkan
Laiseg dan
Ruang
Peneliti
Siswa
keyakinan
daftar hadir
perpus-
mengikuti
takaan
dengan baik
*) Sudah ada perjanjian terlebih dahulu dan materi layanan dikemukakan pada awal pelaksanaan layanan
Batang, 28 Februari 2013 Guru Pembimbing
Peneliti
Puji Hastuti, S .Pd.
Tri Oktavianto
NIP. 197906112006042017
NIM 1301408025
171
PROGRAM HARIAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH KELAS
No.
Jam
1
2
1.
12.30-
Satuan Layanan (SATLAN) Satuan Kegiatan Pendukung (SATKUNG)HARI/TGL : Selasa, 5 Maret 2013
: SMP N 4 BATANG : VII A
PENELITI
Jam
Sasaran
Kegiatan
Materi
Pembel
Kegiatan
Layanan/Pendukung
Kegiatan
3
5
Siswa
Bimbingan Kelompok
40 menit
13.10
Kelas VII
WIB
A
: Tri Oktavianto
Alat Bantu
Tempat
Pelaksana
Keterangan
4
6
7
8
9
Tindakan
Laiseg dan daftar
Ruang
Peneliti
Siswa
hadir
Kelas VII
mengikuti
A
dengan baik
*) Sudah ada perjanjian terlebih dahulu dan materi layanan dikemukakan pada awal pelaksanaan layanan
Batang, 5 Maret 2013 Guru Pembimbing
Peneliti
Puji Hastuti, S .Pd.
Tri Oktavianto
NIP. 197906112006042017
NIM 1301408025
172
PROGRAM HARIAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH KELAS
No.
Jam
1
2
1.
09.15–
Satuan Layanan (SATLAN) HARI/TGL : Kamis, 7 Maret 2013 Satuan Kegiatan Pendukung (SATKUNG)
: SMP N 4 BATANG : VII A
PENELITI
Jam
Sasaran
Kegiatan
Materi
Pembel
Kegiatan
Layanan/Pendukung
Kegiatan
3
5
Siswa
Bimbingan Kelompok
40 menit
09.55
Kelas VII
WIB
A
: Tri Oktavianto
Alat Bantu
Tempat
Pelaksana
Keterangan
4
6
7
8
9
Keterbukaan
Laiseg dan daftar
Ruang
Peneliti
Siswa
diri
hadir
perpus-
mengikuti
takaan
dengan baik
*) Sudah ada perjanjian terlebih dahulu dan materi layanan dikemukakan pada awal pelaksanaan layanan
Batang, 7 Maret 2013 Guru Pembimbing
Peneliti
Puji Hastuti, S .Pd.
Tri Oktavianto
NIP. 197906112006042017
NIM 1301408025
173
PROGRAM HARIAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH KELAS
Satuan Layanan (SATLAN) HARI/TGL : Rabu, 6 Februari 2013 Satuan Kegiatan Pendukung (SATKUNG)
: SMP N 4 BATANG : VII A
PENELITI
Jam
Sasaran
Kegiatan
Materi
Pembel
Kegiatan
Layanan/Pendukung
Kegiatan
3
5
Siswa
Himpunan Data &
10.40
Kelas VII
Aplikasi Instrumentasi
WIB
A
No.
Jam
1
2
1.
10.00–
40 menit
: Tri Oktavianto
Alat Bantu
Tempat
Pelaksana
Keterangan
4
6
7
8
9
Pre test
Tatap muka
Ruang
Peneliti
Semua siswa
dengan siswa dan
Kelas VII
hadir dan
skala psikologis
A
mengisi skala psikologi
*) Sudah ada perjanjian terlebih dahulu dan materi layanan dikemukakan pada awal pelaksanaan layanan
Batang, 6 Februari 2013 Guru Pembimbing
Peneliti
Puji Hastuti, S .Pd.
Tri Oktavianto
NIP. 197906112006042017
NIM 1301408025
174
PROGRAM HARIAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH KELAS
Satuan Layanan (SATLAN) HARI/TGL : Sabtu, 2 Februari 2013 Satuan Kegiatan Pendukung (SATKUNG)
: SMP N 4 BATANG : VII A
PENELITI
Jam
Sasaran
Kegiatan
Materi
Pembel
Kegiatan
Layanan/Pendukung
Kegiatan
3
5
Siswa
Himpunan Data &
09.40
Kelas VII
Aplikasi Instrumentasi
WIB
G
No.
Jam
1
2
1.
09.00–
40 menit
: Tri Oktavianto
Alat Bantu
Tempat
Pelaksana
Keterangan
4
6
7
8
9
Try Out
Tatap muka
Ruang
Peneliti
Semua siswa
dengan siswa dan
Kelas VII
hadir dan
skala psikologis
G
mengisi skala psikologi
*) Sudah ada perjanjian terlebih dahulu dan materi layanan dikemukakan pada awal pelaksanaan layanan
Batang, 6 Februari 2013 Guru Pembimbing
Peneliti
Puji Hastuti, S .Pd.
Tri Oktavianto
NIP. 197906112006042017
NIM 1301408025
175
PROGRAM HARIAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH KELAS
Satuan Layanan (SATLAN) HARI/TGL : Jum’at, 8 Maret 2013 Satuan Kegiatan Pendukung (SATKUNG)
: SMP N 4 BATANG : VII A
PENELITI
Jam
Sasaran
Kegiatan
Materi
Pembel
Kegiatan
Layanan/Pendukung
Kegiatan
3
5
Siswa
Himpunan Data &
11.10
Kelas VII
Aplikasi Instrumentasi
WIB
A
No.
Jam
1
2
1.
10.30–
40 menit
: Tri Oktavianto
Alat Bantu
Tempat
Pelaksana
Keterangan
4
6
7
8
9
Post test
Tatap muka
Ruang BK
Peneliti
siswa hadir
dengan siswa dan
dan mengisi
skala psikologis
skala psikologi
*) Sudah ada perjanjian terlebih dahulu dan materi layanan dikemukakan pada awal pelaksanaan layanan
Batang, 8 Maret 2013 Guru Pembimbing
Peneliti
Puji Hastuti, S .Pd.
Tri Oktavianto
NIP. 197906112006042017
NIM 1301408025
176
DAFTAR NAMA SISWA YANG MENGIKUTI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SMP NEGERI 4 BATANG
Pemberi Layanan : Tri Oktavianto
No.
Nama Siswa
Kelas
Jenis Kelamin
1.
Ahmad Nur Khozin
VII A
L
2.
Diani Hadist
VII A
P
3.
Eswanto
VII A
L
4.
Gallant Baskara
VII A
L
5.
Heru Anggit Kurniawan
VII A
L
6.
Indah Nursiyam
VII A
P
7.
Min Kholisna
VII A
P
8.
Muniri Waisroki
VII A
L
9.
Novi Susanti
VII A
P
10.
Rizqi Apriliani
VII A
P
177 Jadwal Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok
No
Tanggal pelaksanaan
Kegiatan
1.
12 Februari 2013
Pertemuan I
2.
14 Februari 2013
Pertemuan II
3.
19 Februari 2013
Pertemuan III
4.
21 Februari 2013
Pertemuan IV
5.
26 Februari 2013
Pertemuan V
6.
28 Februari 2013
Pertemuan VI
7.
5 Maret 2013
Pertemuan VII
8.
7 Maret 2013
Pertemuan VIII
Materi
Tempat
Waktu
Mengenal tentang
Ruang kelas
40
konseling individu
VII A
menit
Meningkatkan
Ruang
40
kepercayaan diri
perpustakaan
menit
Perhatian terhadap
Ruang kelas
40
konseling individu
VII A
menit
Membangkitkan
Ruang
40
ketertarikan siswa
perpustakaan
menit
Keinginan mengikuti
Ruang kelas
40
konseling individu
VII A
menit
Meningkatkan
Ruang
40
keyakinan
perpustakaan
menit
Tindakan mengikuti
Ruang kelas
40
konseling individu
VII A
menit
Ruang
40
perpustakaan
menit
Keterbukaan diri
178
OPERASIONALISASI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TOPIK TUGAS DI SMP NEGERI 4 BATANG
No
Komponen
Bimbingan Kelompok
1.
Perencanaan
a. Mengidentifikasikan topik
yang
dibahas
akan dalam
Uraian kegiatan Mencari informasi dan materi dari berbagai sumber:internet dan buku. Pemimpin
kelompok
(PK)
bimbingan kelompok
menentukan topik tugas yang akan
(Yaitu topik tugas)
dibahas berdasarkan variabel dalam penelitian
yaitu
minat
siswa
mengikuti konseling individu Topik tugas yang dibahas adalah Mengenal
tentang
konseling
individu, Meningkatkan kepercayaan diri, Perhatian terhadap konseling individu, ketertarikan mengikuti
Membangkitkan siswa,
Keinginan
konseling
individu,
Meningkatkan keyakinan, Tindakan mengikuti konseling individu, dan Keterbukaan diri. b. Membentuk kelompok
Membentuk
anggota
kelompok
berdasarkan analisis pre test yaitu siswa-siswi yang memiliki minat mengikuti
konseling
individu
dengan kriteria sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. c. Menyusun jadwal bimbingan kelompok
Menyusun kelompok
jadwal
bimbingan
dengan menyesuaikan
jam pelajaran BK yang ada di kelas
179
yang
memungkinkan digunakan
kegiatan bimbingan kelompok selain itu ditambah lagi setelah jam pulang sekolah agar tidak mengganggu pelajaran siswa di kelas. Mengatur
jadwal
bimbingan
pelaksanaan
kelompok
selama
delapan kali pertemuan yaitu dalam 1 minggu diadakan 2 kali pertemuan, untuk harinya sesuai kesepakatan. d. Menetapkan prosedur layanan
Memberitahukan
tata
cara
pelaksanaan bimbingan kelompok pada anggota Menentukan
peraturan
yang
disepakati bersama Mengumumkan waktu dan tempat pelaksanaan e. Menetapkan fasilitas layanan
Menyiapkan ruang kelas dan ruang perpustakaan sebagai
untuk
tempat
dijadikan
berlangsungnya
kegiatan bimbingan kelompok. Menggunakan
kursi
dan
meja
dengan posisi duduk melingkar f. Menyiapkan
Menyiapkan alat tulis dan daftar
kelengkapan
hadir anggota kelompok
administrasi
Menyediakan lembar resum Menyiapkan materi topik tugas
2.
Pelaksanaan
a. Mengkomunikasikan
Bertemu langsung dengan anggota
rencana layanan
Memberitahukan
bimbingan kelompok
mengenai
kepada
anggota
dan
tempat
waktu
pelaksanaan kegiatan
180
b. Mengorganisasi
Memastikan
kesiapan
dan
kegiatan layanan
kelengkapan kelompok
bimbingan kelompok
Memastikan kelengkapan sarana dan prasarana berupa lembar resum, daftar hadir, dan ruangan Mengatur posisi duduk anggota dan pemimpin kelompok dengan posisi duduk melingkar
c. Menyelenggarakan layanan bimbingan kelompok melalui tahap-tahap: c.1 Pembentukan
Mengucapkan salam, berdoa dan mengucapakan terima kasih pada anggota kelompok Membagi
daftar
hadir
dan
mengadakan kontrak waktu Menjelaskan mengenai pengertian, asas, tujuan, dan cara pelaksanaan bimbingan kelompok Perkenalan
dari
masing-masing
anggota dan pemimpin kelompok Mengadakan
permainan
untuk
menumbuhkan dinamika kelompok c.2 Peralihan
Mengamati
kesiapan
anggota
kelompok Membahas suasana perasaan dalam kelompok Menjelaskan bahwa kegiatan inti akan segera dimulai
181
c.3 Kegiatan
Menyampaikan topik tugas yang akan di bahas Memberikan
kesempatan
kepada
anggota
untuk
masing-masing
berpendapat tentang topik yang telah ditentukan (topik tugas) Membahas topik bersama-sama c.4 Pengakhiran
Pemimpin mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri Menyampaikan kesimpulan Membahas kegiatan lanjutan Setiap
anggota
kesan-kesan mengikuti
menyampaikan
(UCA) kegiatan
setelah bimbingan
kelompok Mengucapkan terima kasih kepada anggota kelompok dan berdoa Menngucapkan salam 3.
Evaluasi
a. Menetapkan materi evaluasi
Evaluasi
proses
(pada
waktu
kegiatan) Evaluasi segera (melalui laiseg lisan dan tertulis) Evaluasi hasil
b. Menetapkan prosedur evaluasi
Menggunaakan prosedur evaluasi yang
direncanakan
atau
dengan
tanya jawab c. Menyusun instrumen evaluasi
Menyusun pertanyaan secara tertulis (laiseg BKp) Membuat resume dari hasil kegiatan
d. Mengoptimalkan instrumen evaluasi
Mengaplikasikan instrumen evaluasi yang dibuat (setelah selesai kegiatan
182
BKp anggota kelompok mengisi laiseg) e. Mengolah hasil aplikasi instrumen 4
Analisis hasil evaluasi
a. Menetapkan norma/ hasil evaluasi b. Melakukan analisis
Hasil evaluasi kemudian dianalisis/ diintepretasi Pemimipin kelompok menetapkan norma dalam mengevaluasi Mengintepretasikan hasil bimbingan kelompok kemudian ditulis
c. Menafsirkan hasil analisis 5
Membuat kesimpulan hasil analisis kegiatan bimbingan kelompok
Tindak
a. Menetapkan jenis
Lanjut
dan arah tindak
dengan permasalahan dan diarahkan
lanjut
pada anggota yang memiliki fokus
Jenis
tindak
masalah
lanjut
tersebut
disesuaikan
(konseling
individu/ konseling kelompok) b. Mengkomunikasikan
Memberitahukan kepada pihak yang
rencana tindak lanjut
terkait mengenai tindak lanjut (guru
kepada pihak yang
pembimbing)
terkait c. Melaksanakan rencana tindak lanjut
Tindak lanjut dilaksanakan sesuai permasalahan misalnya
yang
dihadapi,
melakukan
konseling
individu/ kelompok 6
Laporan
a. Menyusun laporan
Mengumpulkan semua data selama
layanan bimbingan
kegiatan untuk menyusun laporan
kelompok
(hasil pembahasan, evaluasi, satlan, resum, dll)
b. Menyampaikan
Mendiskripsikan proses pada tahap
kepada pihak yang
pembentukan, peralihan, kegiatan,
terkait
dan pengakhiran secara tertulis Menyusun laporan secara sistematis
183
c. Mendokumentasikan laporan layanan
Laporan hasil bimbingan kelompok disampaikan
kepada
guru
pembimbing dan dosen pembimbing Menggandakan hasil laporan untuk disimpan dan bila ada keperluan yang terkait Batang, Februari 2013 Guru Pembimbing
Peneliti
Puji Hastuti, S .Pd. NIP. 197906112006042017
Tri Oktavianto NIM. 1301408025
184
PEMERINTAH KABUPATEN BATANG
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 4 BATANG Jl. Pemuda – Pasekaran, Batang Telp. ( 0285 ) 392392 Kode Pos : 51215
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Kelas
: VII A SMP Negeri 4 Batang
Semester / tahun
: II / 2012-2013
Hari / tanggal
: Selasa, 12 Februari 2013
Alokasi waktu
: 40 Menit
Tempat
: Ruang kelas VII A SMP Negeri 4 Batang
Layanan / Bidang
: Bimbingan Kelompok / Pribadi
Judul / Spesifiksi layanan
: Mengenal tentang konseling individu
Fungsi layanan
: Pemahaman dan pengembangan
A. Tujuan
: 1. Melatih siswa dalam komunikasi dan sosialisasi 2. Siswa lebih mengenal mengenai konseling individu
B. Metode Layanan
: diskusi kelompok, tanya jawab
C. Kegiatan Layanan NO 1
KOMPONEN Pembentukan
RENCANA YANG AKAN DI LAKUKUKAN PK Mengucapkan salam Mengucapkan terima kasih Mengawali dengan berdo‟a Memperkenalkan diri secara terbuka Menjelaskan peranannya sebagai pemimpin kelompok Mengungkapkan maksud dan tujuan bkp Menyampaikan azas-azas bkp Mengadakan kontrak waktu Permainan (dinamika kelompok)
2
Peralihan
Menjelaskan kegiatan yang akan di tempuh pada tahap selanjutnya.
185
Pemimpin kelompok menjelaskan peranan anggota Menanyakan apakah
kepada
sudah
siap
anggota
kelompok
menjalani
kegiatan
selanjutnya Menanyakan suasana hati dan perasaan anggota 3
Kegiatan
Masing-masing
anggota
secara
bebas
mengemukakan topik bahasan Membuat
kesepakatan
dengan
anggota
mengenai topik yang akan dibahas. Membahas secara tuntas dan mendalam akan topik yang telah disepakati Diskusi (tanya jawab) Memberikan kesempatan kepada peserta agar menyampaikan pendapatnya Memperhatikan dan mendengar secara aktif, khususnya memperhatikan masalah yang apabila dibiarkan dapat mengganggu suasana kelompok Memberikan penguatan Permainan selingan 4
Pengakhiran
Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera berakhir Pemimpin kelompok dan anggota kelompok mengemukakan hasil dari kegiatan dan kesimpulan Pemimpin
menanyakan
tentang harapan
anggota apakah sudah tercapai atau belum Pemimpin minta anggota mengungkapkan kesan dan pesan Mengucapkan terimakasih kepada anggota
186
Mengakhiri kegiatan dengan berdo‟a Mengucapkan salam dan berjabat tangan D. Alat dan Media
: daftar hadir dan laiseg
E. Rencana Penilaian dan tindak lanjut - Penilaian Proses
: Mengamati respon dan aktifitas siswa selama kegiatan berlangsung
- Penilaian Hasil a. Laiseg
: Memberikan pertanyaan lisan kepada siswa secara acak
untuk mengetahui pemahaman, perasaan, dan sikap atau tindakan apa yang akan dilakukan siswa setelah adanya layanan ini. b. Laijapen
: Memantau aktifitas siswa sesuai dengan apa yang telah menjadi komitmen siswa.
c. Laijapang
: Melakukan observasi terhadap perubahan perilaku siswa
pasca kegiatan bimbingan kelompok. - Tindak lanjut
: Konseling kelompok/konseling individu Batang, 12 Februari 2013
Mengetahui, Guru Pembimbing
Peneliti
Puji Hastuti, S .Pd. NIP. 197906112006042017
Tri Oktavianto NIM. 1301408025
187
PEMERINTAH KABUPATEN BATANG
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 4 BATANG Jl. Pemuda – Pasekaran, Batang Telp. ( 0285 ) 392392 Kode Pos : 51215
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Kelas
: VII A SMP Negeri 4 Batang
Semester / tahun
: II / 2012-2013
Hari / tanggal
: Kamis, 14 Februari 2013
Alokasi waktu
: 40 Menit
Tempat
: Ruang perpustakaan SMP Negeri 4 Batang
Layanan / Bidang
: Bimbingan Kelompok / Pribadi
Judul / Spesifiksi layanan
: Meningkatkan kepercayaan diri
Fungsi layanan
: Pemahaman dan pengembangan
A. Tujuan
: 1. Melatih siswa dalam komunikasi dan sosialisasi 2. Siswa bisa meningkatkan kepercayaan diri
B. Metode Layanan
: diskusi kelompok, tanya jawab
C. Kegiatan Layanan NO 1
KOMPONEN Pembentukan
RENCANA YANG AKAN DI LAKUKUKAN PK Mengucapkan salam Mengucapkan terima kasih Mengawali dengan berdo‟a Memperkenalkan diri secara terbuka Menjelaskan peranannya sebagai pemimpin kelompok Mengungkapkan maksud dan tujuan bkp Menyampaikan azas-azas bkp Mengadakan kontrak waktu Permainan (dinamika kelompok)
2
Peralihan
Menjelaskan kegiatan yang akan di tempuh pada tahap selanjutnya.
188
Pemimpin kelompok menjelaskan peranan anggota Menanyakan apakah
kepada
sudah
siap
anggota
kelompok
menjalani
kegiatan
selanjutnya Menanyakan suasana hati dan perasaan anggota 3
Kegiatan
Masing-masing
anggota
secara
bebas
mengemukakan topik bahasan Membuat
kesepakatan
dengan
anggota
mengenai topik yang akan dibahas. Membahas secara tuntas dan mendalam akan topik yang telah disepakati Diskusi (tanya jawab) Memberikan kesempatan kepada peserta agar menyampaikan pendapatnya Memperhatikan dan mendengar secara aktif, khususnya memperhatikan masalah yang apabila dibiarkan dapat mengganggu suasana kelompok Memberikan penguatan Permainan selingan 4
Pengakhiran
Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera berakhir Pemimpin kelompok dan anggota kelompok mengemukakan hasil dari kegiatan dan kesimpulan Pemimpin
menanyakan
tentang harapan
anggota apakah sudah tercapai atau belum Pemimpin minta anggota mengungkapkan kesan dan pesan Mengucapkan terimakasih kepada anggota
189
Mengakhiri kegiatan dengan berdo‟a Mengucapkan salam dan berjabat tangan D. Alat dan Media
: daftar hadir dan laiseg
E. Rencana Penilaian dan tindak lanjut - Penilaian Proses
: Mengamati respon dan aktifitas siswa selama kegiatan berlangsung
- Penilaian Hasil a. Laiseg
: Memberikan pertanyaan lisan kepada siswa secara acak
untuk mengetahui pemahaman, perasaan, dan sikap atau tindakan apa yang akan dilakukan siswa setelah adanya layanan ini. b. Laijapen
: Memantau aktifitas siswa sesuai dengan apa yang telah menjadi komitmen siswa.
c. Laijapang
: Melakukan observasi terhadap perubahan perilaku siswa
pasca kegiatan bimbingan kelompok. - Tindak lanjut
: Konseling kelompok/konseling individu Batang, 14 Februari 2013
Mengetahui, Guru Pembimbing
Peneliti
Puji Hastuti, S .Pd. NIP. 197906112006042017
Tri Oktavianto NIM. 1301408025
190
PEMERINTAH KABUPATEN BATANG
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 4 BATANG Jl. Pemuda – Pasekaran, Batang Telp. ( 0285 ) 392392 Kode Pos : 51215
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Kelas
: VII A SMP Negeri 4 Batang
Semester / tahun
: II / 2012-2013
Hari / tanggal
: Selasa, 19 Februari 2013
Alokasi waktu
: 40 Menit
Tempat
: Ruang kelas VII A SMP Negeri 4 Batang
Layanan / Bidang
: Bimbingan Kelompok / Pribadi
Judul / Spesifiksi layanan
: Perhatian terhadap konseling individu
Fungsi layanan
: Pemahaman dan pengembangan
A. Tujuan
: 1. Melatih siswa dalam komunikasi dan sosialisasi 2. Siswa lebih mempunyai perhatian terhadap konseling individu
B. Metode Layanan
: diskusi kelompok, tanya jawab
C. Kegiatan Layanan NO 1
KOMPONEN Pembentukan
RENCANA YANG AKAN DI LAKUKUKAN PK Mengucapkan salam Mengucapkan terima kasih Mengawali dengan berdo‟a Memperkenalkan diri secara terbuka Menjelaskan peranannya sebagai pemimpin kelompok Mengungkapkan maksud dan tujuan bkp Menyampaikan azas-azas bkp Mengadakan kontrak waktu Permainan (dinamika kelompok)
2
Peralihan
Menjelaskan kegiatan yang akan di tempuh pada tahap selanjutnya.
191
Pemimpin kelompok menjelaskan peranan anggota Menanyakan apakah
kepada
sudah
siap
anggota
kelompok
menjalani
kegiatan
selanjutnya Menanyakan suasana hati dan perasaan anggota 3
Kegiatan
Masing-masing
anggota
secara
bebas
mengemukakan topik bahasan Membuat
kesepakatan
dengan
anggota
mengenai topik yang akan dibahas. Membahas secara tuntas dan mendalam akan topik yang telah disepakati Diskusi (tanya jawab) Memberikan kesempatan kepada peserta agar menyampaikan pendapatnya Memperhatikan dan mendengar secara aktif, khususnya memperhatikan masalah yang apabila dibiarkan dapat mengganggu suasana kelompok Memberikan penguatan Permainan selingan 4
Pengakhiran
Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera berakhir Pemimpin kelompok dan anggota kelompok mengemukakan hasil dari kegiatan dan kesimpulan Pemimpin
menanyakan
tentang harapan
anggota apakah sudah tercapai atau belum Pemimpin minta anggota mengungkapkan kesan dan pesan Mengucapkan terimakasih kepada anggota
192
Mengakhiri kegiatan dengan berdo‟a Mengucapkan salam dan berjabat tangan D. Alat dan Media
: daftar hadir dan laiseg
E. Rencana Penilaian dan tindak lanjut - Penilaian Proses
: Mengamati respon dan aktifitas siswa selama kegiatan berlangsung
- Penilaian Hasil a. Laiseg
: Memberikan pertanyaan lisan kepada siswa secara acak
untuk mengetahui pemahaman, perasaan, dan sikap atau tindakan apa yang akan dilakukan siswa setelah adanya layanan ini. b. Laijapen
: Memantau aktifitas siswa sesuai dengan apa yang telah menjadi komitmen siswa.
c. Laijapang
: Melakukan observasi terhadap perubahan perilaku siswa
pasca kegiatan bimbingan kelompok. - Tindak lanjut
: Konseling kelompok/konseling individu
Batang, 19 Februari 2013 Mengetahui, Guru Pembimbing
Peneliti
Puji Hastuti, S .Pd.
Tri Oktavianto
NIP. 197906112006042017
NIM. 1301408025
193
PEMERINTAH KABUPATEN BATANG
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 4 BATANG Jl. Pemuda – Pasekaran, Batang Telp. ( 0285 ) 392392 Kode Pos : 51215
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Kelas
: VII A SMP Negeri 4 Batang
Semester / tahun
: II / 2012-2013
Hari / tanggal
: Kamis, 21 Februari 2013
Alokasi waktu
: 40 Menit
Tempat
: Ruang perpustakaan SMP Negeri 4 Batang
Layanan / Bidang
: Bimbingan Kelompok / Pribadi
Judul / Spesifiksi layanan
: Membangkitkan ketertarikan siswa
Fungsi layanan
: Pemahaman dan pengembangan
A. Tujuan
: 1. Melatih siswa dalam komunikasi dan sosialisasi 2. Siswa lebih tertarik mengikuti konseling individu
B. Metode Layanan
: diskusi kelompok, tanya jawab
C. Kegiatan Layanan NO 1
KOMPONEN Pembentukan
RENCANA YANG AKAN DI LAKUKUKAN PK Mengucapkan salam Mengucapkan terima kasih Mengawali dengan berdo‟a Memperkenalkan diri secara terbuka Menjelaskan peranannya sebagai pemimpin kelompok Mengungkapkan maksud dan tujuan bkp Menyampaikan azas-azas bkp Mengadakan kontrak waktu Permainan (dinamika kelompok)
2
Peralihan
Menjelaskan kegiatan yang akan di tempuh pada tahap selanjutnya.
194
Pemimpin kelompok menjelaskan peranan anggota Menanyakan apakah
kepada
sudah
siap
anggota
kelompok
menjalani
kegiatan
selanjutnya Menanyakan suasana hati dan perasaan anggota 3
Kegiatan
Masing-masing
anggota
secara
bebas
mengemukakan topik bahasan Membuat
kesepakatan
dengan
anggota
mengenai topik yang akan dibahas. Membahas secara tuntas dan mendalam akan topik yang telah disepakati Diskusi (tanya jawab) Memberikan kesempatan kepada peserta agar menyampaikan pendapatnya Memperhatikan dan mendengar secara aktif, khususnya memperhatikan masalah yang apabila dibiarkan dapat mengganggu suasana kelompok Memberikan penguatan Permainan selingan 4
Pengakhiran
Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera berakhir Pemimpin kelompok dan anggota kelompok mengemukakan hasil dari kegiatan dan kesimpulan Pemimpin
menanyakan
tentang harapan
anggota apakah sudah tercapai atau belum Pemimpin minta anggota mengungkapkan kesan dan pesan Mengucapkan terimakasih kepada anggota
195
Mengakhiri kegiatan dengan berdo‟a Mengucapkan salam dan berjabat tangan D. Alat dan Media
: daftar hadir dan laiseg
E. Rencana Penilaian dan tindak lanjut - Penilaian Proses
: Mengamati respon dan aktifitas siswa selama kegiatan berlangsung
- Penilaian Hasil a. Laiseg
: Memberikan pertanyaan lisan kepada siswa secara acak
untuk mengetahui pemahaman, perasaan, dan sikap atau tindakan apa yang akan dilakukan siswa setelah adanya layanan ini. b. Laijapen
: Memantau aktifitas siswa sesuai dengan apa yang telah menjadi komitmen siswa.
c. Laijapang
: Melakukan observasi terhadap perubahan perilaku siswa
pasca kegiatan bimbingan kelompok. - Tindak lanjut
: Konseling kelompok/konseling individu
Batang, 21 Februari 2013 Mengetahui, Guru Pembimbing
Peneliti
Puji Hastuti, S .Pd.
Tri Oktavianto
NIP. 197906112006042017
NIM. 1301408025
196
PEMERINTAH KABUPATEN BATANG
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 4 BATANG Jl. Pemuda – Pasekaran, Batang Telp. ( 0285 ) 392392 Kode Pos : 51215
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Kelas
: VII A SMP Negeri 4 Batang
Semester / tahun
: II / 2012-2013
Hari / tanggal
: Selasa, 26 Februari 2013
Alokasi waktu
: 40 Menit
Tempat
: Ruang kelas VII A SMP Negeri 4 Batang
Layanan / Bidang
: Bimbingan Kelompok / Pribadi
Judul / Spesifiksi layanan
: Keinginan mengikuti konseling individu
Fungsi layanan
: Pemahaman dan pengembangan
A. Tujuan
: 1. Melatih siswa dalam komunikasi dan sosialisasi 2. Siswa lebih mempunyai keinginan mengikuti konseling individu
B. Metode Layanan
: diskusi kelompok, tanya jawab
C. Kegiatan Layanan NO 1
KOMPONEN Pembentukan
RENCANA YANG AKAN DI LAKUKUKAN PK Mengucapkan salam Mengucapkan terima kasih Mengawali dengan berdo‟a Memperkenalkan diri secara terbuka Menjelaskan peranannya sebagai pemimpin kelompok Mengungkapkan maksud dan tujuan bkp Menyampaikan azas-azas bkp Mengadakan kontrak waktu Permainan (dinamika kelompok)
2
Peralihan
Menjelaskan kegiatan yang akan di tempuh pada tahap selanjutnya.
197
Pemimpin kelompok menjelaskan peranan anggota Menanyakan apakah
kepada
sudah
siap
anggota
kelompok
menjalani
kegiatan
selanjutnya Menanyakan suasana hati dan perasaan anggota 3
Kegiatan
Masing-masing
anggota
secara
bebas
mengemukakan topik bahasan Membuat
kesepakatan
dengan
anggota
mengenai topik yang akan dibahas. Membahas secara tuntas dan mendalam akan topik yang telah disepakati Diskusi (tanya jawab) Memberikan kesempatan kepada peserta agar menyampaikan pendapatnya Memperhatikan dan mendengar secara aktif, khususnya memperhatikan masalah yang apabila dibiarkan dapat mengganggu suasana kelompok Memberikan penguatan Permainan selingan 4
Pengakhiran
Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera berakhir Pemimpin kelompok dan anggota kelompok mengemukakan hasil dari kegiatan dan kesimpulan Pemimpin
menanyakan
tentang harapan
anggota apakah sudah tercapai atau belum Pemimpin minta anggota mengungkapkan kesan dan pesan Mengucapkan terimakasih kepada anggota
198
Mengakhiri kegiatan dengan berdo‟a Mengucapkan salam dan berjabat tangan D. Alat dan Media
: daftar hadir dan laiseg
E. Rencana Penilaian dan tindak lanjut - Penilaian Proses
: Mengamati respon dan aktifitas siswa selama kegiatan berlangsung
- Penilaian Hasil a. Laiseg
: Memberikan pertanyaan lisan kepada siswa secara acak
untuk mengetahui pemahaman, perasaan, dan sikap atau tindakan apa yang akan dilakukan siswa setelah adanya layanan ini. b. Laijapen
: Memantau aktifitas siswa sesuai dengan apa yang telah menjadi komitmen siswa.
c. Laijapang
: Melakukan observasi terhadap perubahan perilaku siswa
pasca kegiatan bimbingan kelompok. - Tindak lanjut
: Konseling kelompok/konseling individu
Batang, 26 Februari 2013 Mengetahui, Guru Pembimbing
Peneliti
Puji Hastuti, S .Pd.
Tri Oktavianto
NIP. 197906112006042017
NIM. 1301408025
199
PEMERINTAH KABUPATEN BATANG
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 4 BATANG Jl. Pemuda – Pasekaran, Batang Telp. ( 0285 ) 392392 Kode Pos : 51215
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Kelas
: VII A SMP Negeri 4 Batang
Semester / tahun
: II / 2012-2013
Hari / tanggal
: Kamis, 28 Februari 2013
Alokasi waktu
: 40 Menit
Tempat
: Ruang perpustakaan SMP Negeri 4 Batang
Layanan / Bidang
: Bimbingan Kelompok / Pribadi
Judul / Spesifiksi layanan
: Meningkatkan Keyakinan
Fungsi layanan
: Pemahaman dan pengembangan
A. Tujuan
: 1. Melatih siswa dalam komunikasi dan sosialisasi 2. Siswa lebih yakin umtuk mengikuti konseling individu
B. Metode Layanan
: diskusi kelompok, tanya jawab
C. Kegiatan Layanan NO 1
KOMPONEN Pembentukan
RENCANA YANG AKAN DI LAKUKUKAN PK Mengucapkan salam Mengucapkan terima kasih Mengawali dengan berdo‟a Memperkenalkan diri secara terbuka Menjelaskan peranannya sebagai pemimpin kelompok Mengungkapkan maksud dan tujuan bkp Menyampaikan azas-azas bkp Mengadakan kontrak waktu Permainan (dinamika kelompok)
2
Peralihan
Menjelaskan kegiatan yang akan di tempuh pada tahap selanjutnya.
200
Pemimpin kelompok menjelaskan peranan anggota Menanyakan apakah
kepada
sudah
siap
anggota
kelompok
menjalani
kegiatan
selanjutnya Menanyakan suasana hati dan perasaan anggota 3
Kegiatan
Masing-masing
anggota
secara
bebas
mengemukakan topik bahasan Membuat
kesepakatan
dengan
anggota
mengenai topik yang akan dibahas. Membahas secara tuntas dan mendalam akan topik yang telah disepakati Diskusi (tanya jawab) Memberikan kesempatan kepada peserta agar menyampaikan pendapatnya Memperhatikan dan mendengar secara aktif, khususnya memperhatikan masalah yang apabila dibiarkan dapat mengganggu suasana kelompok Memberikan penguatan Permainan selingan 4
Pengakhiran
Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera berakhir Pemimpin kelompok dan anggota kelompok mengemukakan hasil dari kegiatan dan kesimpulan Pemimpin
menanyakan
tentang harapan
anggota apakah sudah tercapai atau belum Pemimpin minta anggota mengungkapkan kesan dan pesan Mengucapkan terimakasih kepada anggota
201
Mengakhiri kegiatan dengan berdo‟a Mengucapkan salam dan berjabat tangan D. Alat dan Media
: daftar hadir dan laiseg
E. Rencana Penilaian dan tindak lanjut - Penilaian Proses
: Mengamati respon dan aktifitas siswa selama kegiatan berlangsung
- Penilaian Hasil a. Laiseg
: Memberikan pertanyaan lisan kepada siswa secara acak
untuk mengetahui pemahaman, perasaan, dan sikap atau tindakan apa yang akan dilakukan siswa setelah adanya layanan ini. b. Laijapen
: Memantau aktifitas siswa sesuai dengan apa yang telah menjadi komitmen siswa.
c. Laijapang
: Melakukan observasi terhadap perubahan perilaku siswa
pasca kegiatan bimbingan kelompok. - Tindak lanjut
: Konseling kelompok/konseling individu
Batang, 28 Februari 2013 Mengetahui, Guru Pembimbing
Peneliti
Puji Hastuti, S .Pd.
Tri Oktavianto
NIP. 197906112006042017
NIM. 1301408025
202
PEMERINTAH KABUPATEN BATANG
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 4 BATANG Jl. Pemuda – Pasekaran, Batang Telp. ( 0285 ) 392392 Kode Pos : 51215
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Kelas
: VII A SMP Negeri 4 Batang
Semester / tahun
: II / 2012-2013
Hari / tanggal
: Selasa, 5 Maret 2013
Alokasi waktu
: 40 Menit
Tempat
: Ruang kelas VII A SMP Negeri 4 Batang
Layanan / Bidang
: Bimbingan Kelompok / Pribadi
Judul / Spesifiksi layanan
: Tindakan mengikuti konseling individu
Fungsi layanan
: Pemahaman dan pengembangan
A. Tujuan
: 1. Melatih siswa dalam komunikasi dan sosialisasi 2. Siswa mempunyai tindakan untuk mengikuti konseling individu
B. Metode Layanan
: diskusi kelompok, tanya jawab
C. Kegiatan Layanan NO 1
KOMPONEN Pembentukan
RENCANA YANG AKAN DI LAKUKUKAN PK Mengucapkan salam Mengucapkan terima kasih Mengawali dengan berdo‟a Memperkenalkan diri secara terbuka Menjelaskan peranannya sebagai pemimpin kelompok Mengungkapkan maksud dan tujuan bkp Menyampaikan azas-azas bkp Mengadakan kontrak waktu Permainan (dinamika kelompok)
2
Peralihan
Menjelaskan kegiatan yang akan di tempuh pada tahap selanjutnya.
203
Pemimpin kelompok menjelaskan peranan anggota Menanyakan apakah
kepada
sudah
siap
anggota
kelompok
menjalani
kegiatan
selanjutnya Menanyakan suasana hati dan perasaan anggota 3
Kegiatan
Masing-masing
anggota
secara
bebas
mengemukakan topik bahasan Membuat
kesepakatan
dengan
anggota
mengenai topik yang akan dibahas. Membahas secara tuntas dan mendalam akan topik yang telah disepakati Diskusi (tanya jawab) Memberikan kesempatan kepada peserta agar menyampaikan pendapatnya Memperhatikan dan mendengar secara aktif, khususnya memperhatikan masalah yang apabila dibiarkan dapat mengganggu suasana kelompok Memberikan penguatan Permainan selingan 4
Pengakhiran
Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera berakhir Pemimpin kelompok dan anggota kelompok mengemukakan hasil dari kegiatan dan kesimpulan Pemimpin
menanyakan
tentang harapan
anggota apakah sudah tercapai atau belum Pemimpin minta anggota mengungkapkan kesan dan pesan Mengucapkan terimakasih kepada anggota
204
Mengakhiri kegiatan dengan berdo‟a Mengucapkan salam dan berjabat tangan D. Alat dan Media
: daftar hadir dan laiseg
E. Rencana Penilaian dan tindak lanjut - Penilaian Proses
: Mengamati respon dan aktifitas siswa selama kegiatan berlangsung
- Penilaian Hasil a. Laiseg
: Memberikan pertanyaan lisan kepada siswa secara acak
untuk mengetahui pemahaman, perasaan, dan sikap atau tindakan apa yang akan dilakukan siswa setelah adanya layanan ini. b. Laijapen
: Memantau aktifitas siswa sesuai dengan apa yang telah menjadi komitmen siswa.
c. Laijapang
: Melakukan observasi terhadap perubahan perilaku siswa
pasca kegiatan bimbingan kelompok. - Tindak lanjut
: Konseling kelompok/konseling individu
Batang, 5 Maret 2013 Mengetahui, Guru Pembimbing
Peneliti
Puji Hastuti, S .Pd.
Tri Oktavianto
NIP. 197906112006042017
NIM. 1301408025
205
PEMERINTAH KABUPATEN BATANG
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 4 BATANG Jl. Pemuda – Pasekaran, Batang Telp. ( 0285 ) 392392 Kode Pos : 51215
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Kelas
: VII A SMP Negeri 4 Batang
Semester / tahun
: II / 2012-2013
Hari / tanggal
: Selasa, 7 Maret 2013
Alokasi waktu
: 40 Menit
Tempat
: Ruang perpustakaan SMP Negeri 4 Batang
Layanan / Bidang
: Bimbingan Kelompok / Pribadi
Judul / Spesifiksi layanan
: Keterbukaan diri
Fungsi layanan
: Pemahaman dan pengembangan
A. Tujuan
: 1. Melatih siswa dalam komunikasi dan sosialisasi 2. Siswa dapat terbuka diri dalam mengikuti konseling individu
B. Metode Layanan
: diskusi kelompok, tanya jawab
C. Kegiatan Layanan NO 1
KOMPONEN Pembentukan
RENCANA YANG AKAN DI LAKUKUKAN PK Mengucapkan salam Mengucapkan terima kasih Mengawali dengan berdo‟a Memperkenalkan diri secara terbuka Menjelaskan peranannya sebagai pemimpin kelompok Mengungkapkan maksud dan tujuan bkp Menyampaikan azas-azas bkp Mengadakan kontrak waktu Permainan (dinamika kelompok)
2
Peralihan
Menjelaskan kegiatan yang akan di tempuh pada tahap selanjutnya.
206
Pemimpin kelompok menjelaskan peranan anggota Menanyakan apakah
kepada
sudah
siap
anggota
kelompok
menjalani
kegiatan
selanjutnya Menanyakan suasana hati dan perasaan anggota 3
Kegiatan
Masing-masing
anggota
secara
bebas
mengemukakan topik bahasan Membuat
kesepakatan
dengan
anggota
mengenai topik yang akan dibahas. Membahas secara tuntas dan mendalam akan topik yang telah disepakati Diskusi (tanya jawab) Memberikan kesempatan kepada peserta agar menyampaikan pendapatnya Memperhatikan dan mendengar secara aktif, khususnya memperhatikan masalah yang apabila dibiarkan dapat mengganggu suasana kelompok Memberikan penguatan Permainan selingan 4
Pengakhiran
Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera berakhir Pemimpin kelompok dan anggota kelompok mengemukakan hasil dari kegiatan dan kesimpulan Pemimpin
menanyakan
tentang harapan
anggota apakah sudah tercapai atau belum Pemimpin minta anggota mengungkapkan kesan dan pesan Mengucapkan terimakasih kepada anggota
207
Mengakhiri kegiatan dengan berdo‟a Mengucapkan salam dan berjabat tangan D. Alat dan Media
: daftar hadir dan laiseg
E. Rencana Penilaian dan tindak lanjut - Penilaian Proses
: Mengamati respon dan aktifitas siswa selama kegiatan berlangsung
- Penilaian Hasil a. Laiseg
: Memberikan pertanyaan lisan kepada siswa secara acak
untuk mengetahui pemahaman, perasaan, dan sikap atau tindakan apa yang akan dilakukan siswa setelah adanya layanan ini. b. Laijapen
: Memantau aktifitas siswa sesuai dengan apa yang telah menjadi komitmen siswa.
c. Laijapang
: Melakukan observasi terhadap perubahan perilaku siswa
pasca kegiatan bimbingan kelompok. - Tindak lanjut
: Konseling kelompok/konseling individu
Batang, 7 Maret 2013 Mengetahui, Guru Pembimbing
Peneliti
Puji Hastuti, S .Pd.
Tri Oktavianto
NIP. 197906112006042017
NIM. 1301408025
208
Materi Layanan :
Bimbingan Kelompok
MENGENAL TENTANG KONSELING INDIVIDU Konseling individual merupakan salah satu dari sekian banyak bentuk “guidance services” (layanan bimbingan). Layanan ini bahkan disebut-sebut sebagai layanan yang paling utama dari semua bentuk layanan bimbingan yang ada.
1.
Pengertian Konseling Individu Menurut Nurihsan (2010:10) mengemukakan bahwa konseling individual adalah
proses belajar melalui hubungan khusus secara pribadi dalam wawancara antara seorang konselor dan seorang konseli (siswa). Robert L Gibson (2011:51) mengatakan bahwa konseling adalah hubungan yang berupa bantuan satu-satu yang berfokus kepada pertumbuhan dan penyesuaian pribadi, dan memenuhi kebutuhan akan penyelesaian problem dan kebutuhan pengambilan keputusan. Jadi dalam kegiatan konseling individu ini, bantuan yang diberikan berpusat kepada klien artinya klien harus percaya kepada konselor dan konselor juga harus mempunyai kepercayaan diri yang tinggi. Willis (2004:159) mendefinisakan bahwa konseling individu mempunyai makna spesifik dalam arti pertemuan konselor dengan klien secara individual, dimana terjadi hubungan konseling yang bernuansa rapport, dan konselor berupaya memberikan bantuan untuk pengembangan pribadi klien serta klien dapat mengantisipasi masalah-masalah yang dihadapinya. Dari beberapa rumusan tentang pengertian konseling diatas dapat disimpulkan bahwa konseling merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.
209
2.
Tujuan Konseling Individu Bila kita perhatikan secara seksama konseling individual mempunyai tujuan
sebagai berikut: a) Agar para siswa memperoleh perubahan tingkah laku dalam berhubungan dengan orang lain, situasi keluarga, prestasi akademik, sehingga para siswa menjadi lebih self actualited dan lebih produktif. b) Agar perkembangan mental murid-murid (individu) dapat berlangsung secara sehat tanpa mengalami gangguan yang berarti, sehingga dapat terbentuk kepribadian yang sehat pula. c) Agar murid memecahkan masalah yang dihadapi dengan kemampuan sendiri. d) Agar murid mampu memahali potensi, bakat dan minat serta kecakapan, sehingga dapat membuat keputusan dan memnentukan program studi, bidang pekerjaan sesuai dengan keadaan dirinya. Agar murid mempunyai keefektifan personal atau pribadi yang efektif, artinya pribadi yang sanggup memperhitungkan diri, waktu dan tenaganya dan bersedia memikul resiko-resiko ekonomis, psikologi dan fisik, ia mempunyai kompetensi untuk mengenal, mendefinisikan dan memecahkan masalah (Hendrarno dkk, 2003: 42-43).
3.
Adapun tahap-tahap dalam konseling individu sebagai berikut
1. Pendahuluan a) Menjalin rapport dengan klien b) Membuat kontrak kasus c) Menjelaskan asas dalam konseling individu 2. Pengungkapan masalah a) Klien mengungkapkan masalahnya b) Praktikan mengidentifikasi masalah klien 3. Penyusunan diagnosis : Berdasarkan pada hasil identifikasi 4. Perencanaan treatment dan pelaksanaannya a) Praktikan merencanakan alternatif pemecahan masalah bagi klien b) Alternatif pemecahan disampaikan kepada klien
210
c) Pengambilan keputusan tentang pemecahan masalah oleh klien.
5. Pengakhiran a) Meringkas jalannya proses konseling b) Menegaskan keputusan yang diambil oleh klien c) Memberikan dorongan dan motivasi kepada klien d) Pengungkapan kesan klien atas proses konseling yang telah dilaksanakan.
Sumber : Nurihsan, Ahmad Juntika. 2010. Strategi Layanan Bimbingan & Konseling. Bandung : PT Refika Aditama. Willis, Sofyan S. 2004. Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta. Gibson, R L dan M H Mitchell. 2011. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
211
Materi Layanan : Bimbingan Kelompok
“MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI” A. Pengertian Kepercayaan Diri Kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan dalam diri seseorang untuk dapat menangani segala sesuatu dengan tenang. Kepercayaan diri merupakan keyakinan dalam diri yang berupa perasaan dan anggapan bahwa dirinya dalam keadaan baik sehingga memungkinkan individu tampil dan berperilaku dengan penuh keyakinan (Hambly, 1995: 3) Sementara menurut Zakiah Drajat (1968: 25) dijelaskan sebagai berikut: kepercayaan kepada diri akan menyebabkan orang optimis dalam hidup. Setiap persoalan dan problem yang dating akan dihadapi dengan tenang. Orang yang sering mengalami kegagalan dalam hidupnya akan merasa kecil hati dan kecewa, sehingga lama-kelamaan berkurang akan kepercayaan dirinya. Ia akan menjadi pesimis dalam menghadapi persoalan karena sudah terbayang kegagalan sebelum dihadapinya. Dari beberapa pendapat para ahli di atas disimpulkan bahwa kepercayaan diri adalah suatu keyakinan dalam diri seseorang untuk menghadapi keadaan yang ada dalam kehidupannya.
B. Gejala Kurang Percaya Diri Rasa kurang percaya diri pada individu dapat dilihat dengan gejala-gejaala tertentu yang dapat ditunjukkan dalam berbagai perilaku. Hambly (1995: 16) menjelaskan bahwa orang yang kurang percaya diri dalam menghadapi situasi tertentu akan mengalami gejala seperti: diare, berkeringat, kepala pusing (pening), jantung berdebar kencang, dan otot menjadi tegang atau panik.
212
Ragu-ragu, lidah terasa terkunci dihadapan orang banyak, gagap, murung, malu, tidak dapat berfikir bebas, tidak berani, menyangka akan terjadi bahaya, tambah takut, sangat hati-hati, masa bodoh, meremehkan sesuatu, kelakuan perbuatan tidak baik.
Selain
gejala
diatas,
juga
muncul
gejala-gejala
sebagai
berikut
(dalam
dennyhendrata.wordpress.com,2006): 1. Tidak memiliki sesuatu (keinginan, tujuan, target) yang diperjuangkan secara sungguh-sungguh 2. Tidak memiliki keputusan melangkah yang decisive (ngambang) 3. Mudah frustasi atau give-up ketika menghadapi masalah atau kesulitan 4. Kurang termotivasi untuk maju, malas-malasan, atau setengah-setengah 5. Sering gagal dalam menyempurnakan tugas-tugas atau tanggung jawab (tidak optimal) 6. Canggung dalam menghadapi orang lain 7. Tidak dapat mendemonstrasikan kemampuan berbicara dan kemampuan mendengarkan yang meyakinkan 8. Sering memiliki harapan yang tidak realitas 9. Terlalu perfeksionis dan terlalu sensitive
C. Ciri-Ciri Orang Kurang Percaya Diri 1. Merasa minder dengan orang lain 2. Tidak dapat tampil di depan umum 3. Tidak dapat berperilaku dengan penuh keyakinan 4. Ragu-ragu bertindak di depan umum 5. Cemas, khawatir, was-was. Tergesa-gesa, gelisah 6. Perasaan takut dalam situasi/objek tertentu 7. Takut salah
D. Faktor-Faktor Penyebab Kurang Percaya Diri
213
Faktor penyebab kurang percaya diri adalah suatu kebiasaan banyak orang yang sudah menjadi bagian hidupnya tanpa mereka sadar justru menggerogoti rasa percaya diri mereka sedikit demi sedikit. Faktor-faktornya adalah: 1. Adanya kecemasan mendalam pada diri individu 2. Gangguan fobik 3. Gangguan ansietas menyeluruh 4. Stress pasca trauma
E. Tips Tampil Lebih PeDe 1. Pujilah diri sendiri Jangan ragu untuk memberi selamat pada diri sendiri ketika Anda berhasil meraih prestasi, walau sekecil apapun. Caranya yaitu dengan berbicara pada diri sendiri, "ya saya memang pantas mendapatkannya karena saya
2. Buatlah orang lain menghormati Anda Ingat, Anda tidak dapat memaksa orang lain menghormati Anda jika Anda sendiri tidak menghormati diri sendiri sendiri dan orang lain. Cara bicara yang seenaknya dan gaya berpakaian yang tidak sopan adalah contoh bahwa Anda sendiri tidak menghormati diri sendiri. Jika Anda tidak dapat menghormati diri sendiri bagaimana orang lain mau menghormati Anda?.
3. Jangan Takut Gagal Orang yang takut gagal mustahil bisa mempunyai rasa 'pede' yang lebih baik. Mereka yang takut gagal selalu dihantui rasa bersalah setiap ingin melakukan apapun. Hal ini jelas akan mengahambat kemajuan karir Anda. Jika Anda pernah mengalami kegagalan di masa lalu jangan jadikan kegagalan itu sebagai masalah 'traumatis'.
4. Buatlah target sukses yang lebih luas Membatasi target sukses hanya membuat Anda terbelenggu pada ukuran sukses yang sesungguhnya amat relatif. Umumnya, jika anda sudah mencapai kesuksesan yang diinginkan, Anda akan merasa puas dan membuat Anda berhenti sampai disitu. Sehingga Anda merasa tidak perlu berjuang lebihkeras. Karena itu jangan batasi target
214
kesuksesan Anda. sekali Anda menargetkan kesuksesan, Anda akan sulit untuk lebih maju dan berkembang.
5. Yakinlah bahwa Anda bisa Tanamkan keyakinan pada diri sendiri bahwa Anda bisa melakukan dan menyelesaikan pekerjaan apapun, bahkan yang paling sulit sekalipun. Dengan demikianAnda telah berpikir positif terhadap diri sendiri. Hal ini dapat memberi kekuatan dan menumbuhkan percaya diri pada Anda setiap kali Anda ingin melakukan sesuatu.
6. Berdiri Tegak Langkah
pertama
yang
bisa
kamu
lakukan
adalah
merubah
penampilan, berdirilah yang tegak, busungkan dada dan coba tampillah sempurna. Pokoknya jangan sampai kelihatan lecek, penampilan seseorang akan menentukan penilaian orang lain, buatlah kesan pertama begitu menggoda selanjutnya terserah anda.
7. Bersikap Asertif Mulai sekarang cobalah merubah sikap, jadilah orang yang tahu kapan harus berkata tidak dan kapan berkata ya. Coba sekali-kali untuk tidak terlalu membayangkan orang lain akan berkomentar apa tentang diri kamu. Dan jangan takut bikin perubahan.
8. Obyektif Menilai Diri Sendiri No body's perfect, tidak ada oranglain di dunia ini yang sempurna, dan tidak ada juga orang di dunia ini yang benar-benar tidak berguna. Karenanya jujurlah menilai diri sendiri, jangan selalu menganggap dirimu tidak mampu dan orang lain selalu lebih unggul. Semuanya sama meski punya keahlian yang berbeda.
9. Buang Rasa Takut Biasanya orang yang gak pede selalu kesulitan untuk mengungkapkan siapa dirinya pada orang lain. Cara mudah untuk berani menghadapi oarang lain adalah menatap mata lawan bicara kita, tapi jangan memandanginya. Menatap lain dengan memandang, kalau memandang biasanya kamu memperhatikan lawan bicaramu, bagaimana cara bicaranya, bagaimana mimic wajahnya. Boleh saja seperti itu asal jangan kelewatan,
215
10. Sedikit Basa Basi Cobalah untuk bersikap basa basi, tapi jangan sampai basi beneran karena akan membosankan. Tidak semuanya basa-basi itu jelek kok, untuk meningkatkan rasa percaya diri kemu boleh juga mencobanya.
11. Bicaralah yang Lugas salah satu ciri orang yang kurang pede adalah tidak bicara secara lugas, selalu mutermuter. Dan biasanya terlalu banyak berkata, eee..., anu... dan yang sejenisnya, misalnya.
Sumber : Hambly, Kenneth. 1995. Bagaimana Meningkatkan Kepercayaan Diri. Jakarta: Arcan Perum. Hendrata,
Denny.
2006.
dalam
http://Dennyhendrata.Wordpress.Com/2006/12/04/Bagaimana-Menjadi-PercayaDiri.(6-10-2007) diunduh 9 November 2008 Sudrajat,
Ahmad.2007.
Factor
Kurang
Percaya
Diri.
www.akhmadsudrajat.wordpress.com diunduh 9 November 2008 www.google.com, 25-06-2007. meningkatkan Kepercayaan Diri;e-Psikologi Zakiyah Drajat. 1968. Kesehatan Mental. Jakarta: Gunung Agung.
Dalam
216
Materi Layanan
: Bimbingan Kelompok (topik tugas)
Perhatian Terhadap Konseling Individu
1. Pengertian perhatian Perhatian merupakan pemusatan dari individu pada satu atau lebih obyek yang menarik. Selain itu, bisa diartikan perhatian adalah pemusatan dari aktivitas yang dilakukan oleh individu kepada suatu objek tertentu dan mengabaikan objek lainnya. Maksud disini adalah individu (siswa) lebih memusatkan perhatiannya kepada layanan konseling individu dan tidak mempedulikan hal-hal yang lain.
2. Beberapa peringatan yang perlu diperhatikan sehubungan dengan perhatian a. Singkirkan dan hindari sebanyak mungkin kejadian-kejadian yang mengakibatkan terpecahnya perhatian terhadap konseling individu (misalnya berbicara dengan teman) b. Kerjakan satu tugas saja, konsentrasikan segenap minat dan perhatian penunaian tugas c. Sukses pada satu usaha memberikan rangsangan untuk mencapai sukses dalam usaha lainnya. Sebaliknya, kegagalan pada satu usaha akan memberikan pengaruh yang kurang menguntungkan pada usaha pencapaian hasil bidang lain d. Memiliki pengetahuan tentang objek yang cukup, dan mempergunakan pengalaman-pengalaman masa lampau untuk memecahkan masalah baru: jadi ada proses balajar. e. Bersikaplah tenang, hati-hati dan selalu waspada f. Perbesarlah kemampuan adaptasi, agar bisa lebih peka terhadap perubahab situasi dengan segenap permasalahannya, sehingga anda mampu memecahkan setiap persoalan dengan cara yang sehat g. Singkirkan hambatan-hambatan emosional dalam usaha pengkonsentrasian diri dan pencurahan minat.
217 Sumber : http://www.isdaryanto.com/hal yang perlu diperhatikan dalam perhatian http://perhatian.asmakmalaikat.com/pengertian perhatian.htm
218
Materi Layanan :
Bimbingan Kelompok
Membangkitkan Ketertarikan Siswa Ketertarikan (minat) merupakan kecenderungan tingkah laku umum seseorang untuk tertarik kepada sekelompok hal tertentu. Selain itu Slameto (2003:180) mengungkapkan bahwa beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subjek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada . sebagai contoh siswa menaruh minat pada seni music namun siswa sangat pemalu, pengajar dapat menarik perhatian siswa dengan menceritakan tentang pagelaran seni yang menampilkan penyanyi yang sangat merdu suaranya dan penyanyi dengan sangat percaya diri, kemudian sedikit demi sedikit mengarahkan siswa agar mau menunjukkan kemampuannya dalam bernyanyi. Selain itu menurut Tanner & Tanner dalam Slameto (2003:181) upaya meningkatkan minat dapat juga dilakukan dengan membentuk minat-minat baru pada diri siswa yaitu dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunannya bagi siswa di masa yang akan datang, atau menghubungkan bahan pengajaran dengan suatu berita sensasional yang sudah diketahui kebanyakan siswa. Misalnya siswa yang memiliki cita-cita menjadi seorang perawat akan menaruh perhatian pada kegiatan PMR, bila hal itu dikaitkan dengan manfaat-manfaat dan pengetahuanpengetahuan yang dapat diperoleh dari kegiatan PMR. Cara lain yang dapat pula ditempuh untuk meningkatkan minat apabila usahausaha diatas tidak berhasil adalah dengan cara pemberian insentif. Pengajar dapat memakai insentif dalam usaha mencapai tujuan pengajaran. Insentif merupakan alat yang dipakai untuk membujuk seseorang agar melakukan sesuatu yang tidak mau dilakukannya atau yang tidak dilakukannya dengan baik. Diharapkan pemberian insentif akan membangkitkan motivasi siswa dan mungkin minat terhadap bahan yang diajarkan akan muncul. Pemberian insentif disesuaikan dengan diri siswa masing-masing. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa untuk membangkitkan ketertarikan siswa mengikuti konseling individu disekolah dapat dilakukan dengan upaya : 1. Menggunakan minat-minat siswa yang telah ada
219
2. Membentuk minat-minat baru pada siswa 3. Usaha memberikan insentif yang dapat membangkitkan motivasi dan minat siswa.
Sumber : Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.
220
Materi Layanan
: Bimbingan kelompok (topik tugas)
Keinginan mengikuti konseling individu 1. Pengertian keinginan Yaitu dorongan untuk mengetahui secara lebih mendalam tentang objek tersebut. Individu berusaha mencari tahu tentang hal yang diminatinya. Seperti pengajuan pertanyaan, hal ini menunjukkan adanya suatu ketegangan yang dapat mengarahkan siswa untuk melibatkan dirinya ke dalam masalah tersebut serta untuk mencari jalan keluarnya. keinginan ialah suatu upaya atau dorongan yang dilakukan oleh individu untuk mencari tahu tentang objek yang diminatinya untuk mengharapkan hasil yang diinginkan dan agar individu tersebut mencapai kepuasan. Setelah mengenal tentang layanan konseling individu, ada keinginan dari individu untuk terus mendalami tentang konseling individu dan ada juga keinginan individu untuk mempraktekkannya. 2. Keinginan mengikuti konseling individu Keinginan mengikuti konseling individu merupakan dorongan untuk mengetahui dan melakukan kegiatan konseling individu. Proses dari keinginan siswa dalam mengikuti konseling individu meliputi : a. Motif siswa untuk mengikuti konseling individu b. Perjuangan Perjuangan motif, yaitu mempertimbangkan motif-motif mengikuti konseling individu. c. Penentuan motif mengikuti konseling individu yang paling kuat. d. Memutuskan mengikuti konseling individu sesuai dengan pilihan motif. Sumber: http://artikel.com/catatan/2011/09/18/artikel-carameningkatkan-keinginan http://syanhiee zhoel.blogspot.com/2009/01/keinginan.htm
221
Materi Layanan :
Bimbingan Kelompok
Meningkatkan Keyakinan Pada dasarnya setiap orang bisa menemukan sendiri jalan untuk memompa keyakinannya. Namun, untuk memudahkan, sebaiknya Anda mencoba beberapa cara. Coba simak langkah-langkah berikut: 1. Fokuskan perhatian pada apa yang Anda miliki Daripada Anda sibuk memikirkan apa yang tidak Anda miliki lebih baik Anda fokuskan perhatian Anda pada apa yang Anda punyai dan mulai memikirkan bagaimana memberdayakan apa yang Anda miliki tersebut. Sertakan dengan kalimatkalimat yang mendorong keyakinan Anda seperti,”Saya bisa! Saya mau! Saya yakin! Saya sanggup! Saya harus….” Pasang target yang membuat Anda bertambah semangat. Ingat selalu hal-hal yang bisa memotivasi Anda. 2. Bangga saat melakukannya Apa pun keyakinan Anda, semua itu bisa dicapai kalau Anda melakukannya satu persatu. Untuk menambah motivasi, bersikaplah bangga pada prestasi yang telah Anda capai. Jangan terpaku pada panjangnya jalan yang belum Anda selesaikan. Kalau perlu, hadiahi diri sendiri bila Anda berhasil melampaui satu tahapan dengan sukses. 3. Buat target yang mudah Lebih baik membuat sejumlah target kecil yang bisa diraih dengan mudah ketimbang target yang berat. Karena, biasanya target yang berat membuat hati ciut. Target yang kecil membutuhkan lebih sedikit kemauan daripada target besar. Keberhasilan akan membuat Anda berani mencoba lagi dan akhirnya berhasil menyelesaikan semuanya dengan sukses. 4. Bila selama ini keyakinan Anda belum pernah teruji Sebaiknya jangan memilih target yang memberi perubahan besar. 5. Membangun keyakinan sama seperti membangun otot. Karena itu Anda perlu melakukan hal-hal biasa yang tak membutuhkan banyak usaha. Seperti selalu mematikan kran bila Anda selesai mandi. Mematikan lampu bila hari sudah terang. Jangan makan di depan televisi.
222
6. Jangan mematok target berlebihan Jangan berharap bisa seperti binaragawan bila postur tubuh Anda tak memungkinkan. Turunkan target Anda agar lebih masuk akal. Tapi juga jangan terlalu rendah karena nanti Anda tak mempunyai semangat untuk meraihnya. 7. Pastikan target itu memang impian Anda Tanyakan pada diri sendiri apakah target ini memang Anda inginkan atau hasil paksaan orang lain. Akan sulit untuk maju kalau target itu tak datang dari diri Anda sendiri. 8. Buat rencana Ambil waktu untuk merencanakan bagaimana Anda bisa mencapai target yang telah ditentukan. Cobalah menemukan beberapa cara untuk meraihnya. Dua pilihan lebih baik daripada satu. Tapi jangan membuat terlalu banyak rencana karena bisa membingungkan. 9. Sampaikan pada teman Kita cenderung menutupi rencana kita dari orang lain karena khawatir orang akan mengejek bila target tak tercapai. Sayangnya usaha melindungi diri sendiri justru membuat kemauan melemah. Dengan menyampaikan rencana dan target kita pada orang lain, efek yang Anda rasakan justru menambah kekuatan keyakinan dalam diri. Dukungan semangat dan rasa simpati akan membawa keberhasilan bagi usaha kita. 10. Jangan memaksakan diri Bila di tengah proses Anda merasa bosan dan mandek, berhentilah sejenak. Beri kesempatan pada diri Anda untuk beristirahat. Tetapi setelah itu jangan lupa untuk segera kembali lagi melakukan hal-hal yang diperlukan. Sekali kita bisa melakukan hal ini, otomatis Anda bisa tahan lebih lama. Dan, bahkan akhirnya terbebas dari kebosanan. Sumber: www.astaga.com
223
Materi Layanan
: Bimbingan Kelompok (topik tugas)
Tindakan mengikuti konseling individu 1. Pengertian tindakan Yang dimaksud tindakan adalah partisipasi yang dilakukan setelah ada keputusan, kemudian berupaya untuk mewujudkan perilaku yang diharapkan. Individu melaksanakan dalam bentuk perbuatan setelah mendapatkan wawasan. tindakan juga dapat diartikan suatu langkah atau gerak kegiatan yang sengaja dilakukan oleh individu untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Hal-hal yang mempengaruhi timbulnya tindakan siswa dalam mengikuti konseling individu Banyak faktor yang mempengaruhi tumbuhnya tindakan anggota suatu kelompok atau organisasi. Tumbuhnya tindakan dapat dilihat dari derajatnya, meliputi : a. Tindakan yang dilakukan tanpa mengenal objek tindakan yang bertindak karena diperintahkan ikut. b. Melakukan tindakan karena yang bersangkutan telah mengenal ide baru, ada daya tarik dari objek dan ada minat dari subjek. c. Melakukan tindakan karena yang bersangkutan telah meyakini bahwa ide tersebut memang baik. d. Melakukan tindakan karena yang bersangkutan telah melihat detail tentang alternatif pelaksanaan dan penerapan ide tersebut. e. Melakukan tindakan karena yang bersangkutan langsung memanfaatkan ide dari usaha pembangunan tersebut untuk dirinya, keluarganya, dan masyarakat.
3. Bentuk tindakan siswa dalam mengikuti konseling individu Tindakan masing-masing siswa dalam mengikuti konseling individu berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, baik dalam usaha ataupun cara untuk mencapai yang diharapkan. Pada intinya bentuk tindakan siswa dalam kegiatan terdiri atas : a. Mendatangi pertemuan. b. Melibatkan diri dalam diskusi.
224
c. Melibatkan diri dalam aspek organisasi dari proses tindakan, misalnya mengikuti kegiatan yang dilaksanakan, menyelenggarakan pertemuan kelompok. d. Mengambil bagian dalam proses keputusan dengan cara menyatukan pendapat atau masalah. e. Ikut serta memanfaatkan hasil program misalnya : ikut serta dalam latihan program atau dengan ikut serta dalam memanfaatkan keuntungan.
Sumber: http://tindakan mengikuti konseling individu//artikel.html http://buat2121.blogspot.com/p/pengertian tindakan.html
225
Materi Layanan :
Bimbingan Kelompok
KETERBUKAAN DIRI A. Pengertian keterbukaan diri Keterbukaan mengandung makna adanya kesediaan kedua belah pihak untuk membuka diri, mereaksi kepada orang lain, merasakan pikiran dan perasaan orang lain. Keterbukaan ini sangat penting dalam komunikasi antar pribadi agar komunikasi menjadi lebih bermakna dan efektif. Keterbukaan ini berarti adanya niat dari masing-masing pihak yang dalam hal ini antara konselor dan klien saling memahami dan membuka pribadi masing-masing. Keterbukaan diri adalah suatu pertukaran social sebagai dasar membangun hubungan. Keterbukaan atau sikap terbuka sangat berpengaruh dalam menumbuhkan komunikasi antarpribadi yang efektif. Keterbukaan adalah pengungkapan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang sedang dihadapi serta memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan untuk memberikan tanggapan kita di masa kini tersebut.
B. Ciri-ciri orang yang terbuka Secara psikologis, apabila individu mau membuka diri kepada orang lain, maka orang lain yang diajak bicara akan merasa aman dalam melakukan komunikasi antarpribadi yang akhirnya orang lain tersebut akan turut membuka diri. Brooks dan Emmert (Rahmat, 2005:136) mengemukakan bahwa karakteristik orang yang terbuka adalah sebagai berikut: a. Menilai pesan secara objektif, dengan menggunakan data dan keajegan logika b. Membedakan dengan mudah, melihat nuansa, dsb. c. Mencari informasi dari berbagai sumber. d. Mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian kepercayaannya.
226
C. Manfaat bagi orang terbuka a. Sifat keterbukaan untuk mengungkapkan diri dan terbuka untuk mendengarkan gagasan, akan berdampak baik bagi kesehatan psikologis, dan psikis mereka. b. Keterbukaan diri dapat menumbuhkan komunikasi antarpribadi yang efektif.
Sumber: http://www.jugaguru.com/column/21/tahun/2012/bulan/10/tanggal/20/id/1121/ http://cybercounselingstain.bigforumpro.com/komunikasi-antar-pribadi-f20/ciri-cirikomunikasi-antar-pribadi-t151.htm
227
Daftar Hadir Peserta Bimbingan Kelompok
Hari, Tanggal
: Selasa, 12 Februari 2013
Waktu
: 12.30-13.10
Kelas
: VII A
Tempat
: Ruang kelas VII A
No.
Nama
1.
Rizqi Apriliani
2.
Diani Hadist
3.
Indah Nursiyam
4.
Min Kholisna
5.
Novi Susanti
6.
Gallant Baskara
7.
Heru Anggit K
8.
Eswanto
9.
Ahmad Nur Khozin
10.
Muniri
L/P No. Absen
Tanda Tangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Batang, 12 Februari 2013 Peneliti,
Tri Oktavianto NIM. 1301408025
228
Daftar Hadir Peserta Bimbingan Kelompok
Hari, Tanggal
: Kamis, 14 Februari 2013
Waktu
: 09.15-09.55
Kelas
: VII A
Tempat
: Ruang Perpustakaan
No.
Nama
1.
Rizqi Apriliani
2.
Diani Hadist
3.
Indah Nursiyam
4.
Min Kholisna
5.
Novi Susanti
6.
Gallant Baskara
7.
Heru Anggit K
8.
Eswanto
9.
Ahmad Nur Khozin
10.
Muniri
L/P No. Absen
Tanda Tangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Batang, 14 Februari 2013 Peneliti,
Tri Oktavianto NIM. 1301408025
229
Daftar Hadir Peserta Bimbingan Kelompok
Hari, Tanggal
: Selasa, 19 Februari 2013
Waktu
: 12.30-13.10
Kelas
: VII A
Tempat
: Ruang kelas VII A
No.
Nama
1.
Rizqi Apriliani
2.
Diani Hadist
3.
Indah Nursiyam
4.
Min Kholisna
5.
Novi Susanti
6.
Gallant Baskara
7.
Heru Anggit K
8.
Eswanto
9.
Ahmad Nur Khozin
10.
Muniri
L/P No. Absen
Tanda Tangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Batang, 19 Februari 2013 Peneliti,
Tri Oktavianto NIM. 1301408025
230
Daftar Hadir Peserta Bimbingan Kelompok
Hari, Tanggal
: Kamis, 21 Februari 2013
Waktu
: 09.15-09.55
Kelas
: VII A
Tempat
: Ruang Perpustakaan
No.
Nama
1.
Rizqi Apriliani
2.
Diani Hadist
3.
Indah Nursiyam
4.
Min Kholisna
5.
Novi Susanti
6.
Gallant Baskara
7.
Heru Anggit K
8.
Eswanto
9.
Ahmad Nur Khozin
10.
Muniri
L/P No. Absen
Tanda Tangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Batang, 21 Februari 2013 Peneliti,
Tri Oktavianto NIM. 1301408025
231
Daftar Hadir Peserta Bimbingan Kelompok
Hari, Tanggal
: Selasa, 26 Februari 2013
Waktu
: 12.30-13.10
Kelas
: VII A
Tempat
: Ruang kelas VII A
No.
Nama
1.
Rizqi Apriliani
2.
Diani Hadist
3.
Indah Nursiyam
4.
Min Kholisna
5.
Novi Susanti
6.
Gallant Baskara
7.
Heru Anggit K
8.
Eswanto
9.
Ahmad Nur Khozin
10.
Muniri
L/P No. Absen
Tanda Tangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Batang, 26 Februari 2013 Peneliti,
Tri Oktavianto NIM. 1301408025
232
Daftar Hadir Peserta Bimbingan Kelompok
Hari, Tanggal
: Kamis, 28 Februari 2013
Waktu
: 09.15-09.55
Kelas
: VII A
Tempat
: Ruang perpustakaan
No.
Nama
1.
Rizqi Apriliani
2.
Diani Hadist
3.
Indah Nursiyam
4.
Min Kholisna
5.
Novi Susanti
6.
Gallant Baskara
7.
Heru Anggit K
8.
Eswanto
9.
Ahmad Nur Khozin
10.
Muniri
L/P No. Absen
Tanda Tangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Batang, 28 Februari 2013 Peneliti,
Tri Oktavianto NIM. 1301408025
233
Daftar Hadir Peserta Bimbingan Kelompok
Hari, Tanggal
: Selasa, 5 Maret 2013
Waktu
: 12.30-13.10
Kelas
: VII A
Tempat
: Ruang kelas VII A
No.
Nama
1.
Rizqi Apriliani
2.
Diani Hadist
3.
Indah Nursiyam
4.
Min Kholisna
5.
Novi Susanti
6.
Gallant Baskara
7.
Heru Anggit K
8.
Eswanto
9.
Ahmad Nur Khozin
10.
Muniri
L/P No. Absen
Tanda Tangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Batang, 5 Maret 2013 Peneliti,
Tri Oktavianto NIM. 1301408025
234
Daftar Hadir Peserta Bimbingan Kelompok
Hari, Tanggal
: Kamis, 7 Maret 2013
Waktu
: 09.15-09.55
Kelas
: VII A
Tempat
: Ruang perpustakaan
No.
Nama
1.
Rizqi Apriliani
2.
Diani Hadist
3.
Indah Nursiyam
4.
Min Kholisna
5.
Novi Susanti
6.
Gallant Baskara
7.
Heru Anggit K
8.
Eswanto
9.
Ahmad Nur Khozin
10.
Muniri
L/P No. Absen
Tanda Tangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Batang, 7 Maret 2013 Peneliti,
Tri Oktavianto NIM. 1301408025
235
PENILAIAN HASIL
RAHASIA
LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK LAISEG
Nama
:
Hari, Tanggal Layanan
: ………………………………………
Pemberi Layanan
: Tri Oktavianto
Isilah titik-titik di bawah ini dengan singkat. 1. Topik-topik apakah yang telah dibahas melalui layanan tersebut? ........................................................................................................................................... 2. Hal-hal atau pemahaman baru apakah yang Anda peroleh dari layanan tersebut? ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... 3. Bagaimanakah perasaan Anda setelah mengikuti layanan tersebut? ........................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... 4. Hal-hal apakah yang akan Anda lakukan setelah mengikuti layanan tersebut? ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... 5. Apakah layanan yang Anda ikuti berkaitan langsung dengan masalah yang Anda alami? a. Apabila ya, keuntungan apa yang Anda peroleh? ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... b. Apabila tidak, keuntungan apa yang Anda peroleh? ........................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... 6. Tanggapan, saran, pesan atau harapan apa yang ingin Anda sampaikan kepada pemberi layanan? ........................................................................................................................................... ...........................................................................................................................................
236
Bulan Februari
LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING MINGGU PENELITI
SEKOLAH : SMP N 4 BATANG KELAS : VII A
No.
1.
Tanggal Kegiatan
∑ Jam Pemb.
2 Februari 09.002013
Sasaran Kegiatan VII G
09.40 WIB
Kegiatan Layanan/ Pendukung Aplikasi Instrumentasi
Evaluasi
Materi Kegiatan Try Out
: 1 : TRI OKTAVIANTO
Hasil
Proses
Try out diberikan kepada 31 siswa Hasil yang diperoleh dari uji coba kelas
VII
mengerjakan tenang
G.
Seluruh
dengan
baik
siswa soal
ini
diketahhui
dari
75
dan pernyataan yang ada dalam skala psikologi
yang
diuji
cobakan,
terdapat 22 item pernyataan yang tidak valid dan 53 item dinyatakan valid pada skala psikologi yang nantinya akan dijadikan alat ukur dalam penelitian ini.
Mengetahui Guru Pembimbing
Batang, Februari 2013 Peneliti
Tri Oktavianto NIM.1301408025
Puji Hastuti, S .Pd. NIP. 197906112006042017
237 Bulan Februari
LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING MINGGU PENELITI
SEKOLAH : SMP N 4 BATANG KELAS : VII A
No.
1.
Tanggal Kegiatan
∑ Jam Pemb.
6 Februari 10.002013
Sasaran Kegiatan VII A
10.40 WIB
Mengetahui Guru Pembimbing
Puji Hastuti, S .Pd. NIP. 197906112006042017
Kegiatan Layanan/ Pendukung
Evaluasi
Materi Kegiatan
: 2 : TRI OKTAVIANTO
Hasil
Proses
Aplikasi
Pengisian
Seluruh siswa mengerjakan dengan Peneliti
Instrumentasi
skala
baik dan tenang
menyebarkan
psikologis
dan
psikologis (pre
petunjuk
pada
test)
mengerjakannya.
Batang, Februari 2013 Peneliti
Tri Oktavianto NIM.1301408025
skala
memberikan siswa
untuk
238
Bulan Februari
LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING MINGGU PENELITI
SEKOLAH : SMP N 4 BATANG KELAS : VII A
No. 1
Tanggal Kegiatan
∑ Jam Pemb.
Sasaran Kegiatan
Kegiatan Layanan/ Pendukung
Evaluasi
Materi Kegiatan
Hasil
Proses Praktikan memberikan topic tugas
12 Februari 12.30-
ANK,
DH, Layanan
Mengenal
Seluruh siswa mengerti bagaimana
2013
13.10
ESW,
GB, Bimbingan
tentang
tentang pengertian, tujuan, dan yaitu mengenal tentang konseling
WIB
HAK,
IN, kelompok
konseling
tahap-tahap
individu
individu.
MK,
MW,
NS, RA 2
:3 : TRI OKTAVIANTO
dalam
konseling individu,
kemudian
meminta
pendapat anggota kelompok untuk mendiskusikannya
14 Februari 09.15–
ANK,
DH, Layanan
Meningkatkan
Seluruh siswa mengerti tentang Praktikan memberikan suatu topic
2013
09.55
ESW,
GB, bimbingan
kepercayaan
cara meningkatkan kepercayaan tugas
WIB
HAK,
IN, kelompok
diri
diri mereka.
MK, NS, RA
MW,
yaitu
Puji Hastuti, S .Pd. NIP. 197906112006042017
cara
meningkatkan kepercayaan diri siswa
kemudian
meminta
pendapat anggota kelompok untuk mendiskusikannya
Mengetahui Guru Pembimbing
tentang
Batang, Februari 2013 Peneliti
Tri Oktavianto NIM.1301408025
239 Bulan Februari
LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING MINGGU PENELITI
SEKOLAH : SMP N 4 BATANG KELAS : VII A
No. 1
Tanggal Kegiatan
∑ Jam Pemb.
Sasaran Kegiatan
Kegiatan Layanan/ Pendukung
19 Februari 12.30-
ANK,
DH, Layanan
2013
13.10
ESW,
GB, Bimbingan
WIB
HAK,
IN, kelompok
MK,
Evaluasi
Materi Kegiatan Perhatian
Hasil Seluruh perhatian
siswa
Proses mempunyai
tehadap
konseling individu.
individu,
MW,
DH, Layanan
Membangkitkan Seluruh
2013
09.55
ESW,
GB, bimbingan
ketertarikan
tertarik
WIB
HAK,
IN, kelompok
siswa
konseling individu.
MW,
siswa
mengerti
terhadap
dan Praktikan memberikan suatu topic
layanan tugas
yaitu
ketertarikan
membangkitkan siswa
dalam
mengikuti
konse;ling
individu
kemudian
meminta
pendapat
anggota
kelompok
mendiskusikannya Mengetahui Guru Pembimbing
Puji Hastuti, S .Pd. NIP. 197906112006042017
meminta
mendiskusikannya
ANK,
NS, RA
kemudian
pendapat anggota kelompok untuk
21 Februari 09.15–
MK,
Praktikan memberikan topic tugas
layanan yaitu perhatian terhadap konseling
NS, RA 2
:4 : TRI OKTAVIANTO
Batang, Februari 2013 Peneliti
Tri Oktavianto NIM.1301408025
untuk
240 Bulan Februari
LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING MINGGU PENELITI
SEKOLAH : SMP N 4 BATANG KELAS : VII A
No. 1
Tanggal Kegiatan
∑ Jam Pemb.
Sasaran Kegiatan
Kegiatan Layanan/ Pendukung
26 Februari 12.30-
ANK,
DH, Layanan
2013
13.10
ESW,
GB, Bimbingan
WIB
HAK,
IN, kelompok
MK,
Evaluasi
Materi Kegiatan Keinginan
:5 : TRI OKTAVIANTO
Hasil Seluruh
siswa
keinginan
yang
Proses mempunyai kuat
untuk yaitu
mengikuti konseling individu.
MW,
NS, RA
Praktikan memberikan topic tugas keinginan
mengikuti
konseling
individu,
kemudian
meminta
pendapat
anggota
kelompok
untuk
mendiskusikannya 2
28 Februari 09.15–
ANK,
DH, Layanan
Meningkatkan
Seluruh siswa mengerti tentang Praktikan memberikan suatu topic
2013
09.55
ESW,
GB, bimbingan
keyakinan
cara meningkatkan keyakinan siwa tugas yaitu tentang meningkatkan
WIB
HAK,
IN, kelompok
MK, NS, RA Mengetahui Guru Pembimbing
Puji Hastuti, S .Pd. NIP. 197906112006042017
MW,
dalam individu.
mengikuti
konseling keyakinan
kemudian
meminta
pendapat anggota kelompok untuk mendiskusikannya Batang, Februari 2013 Peneliti
Tri Oktavianto NIM.1301408025
241
Bulan Maret
LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING MINGGU PENELITI
SEKOLAH : SMP N 4 BATANG KELAS : VII A
No. 1
Tanggal Kegiatan 5
∑ Jam Pemb.
Maret 12.30-
2013
Sasaran Kegiatan
Kegiatan Layanan/ Pendukung
ANK,
DH, Layanan
13.10
ESW,
GB, Bimbingan
WIB
HAK,
IN, kelompok
MK,
Evaluasi
Materi Kegiatan Tindakan
Hasil
Proses
Seluruh siswa mempunyai tindakan Praktikan memberikan topic tugas untuk
mengikuti
konseling yaitu tindakan siswa, kemudian
individu..
meminta
MW,
7
Maret 09.15–
2013
pendapat
kelompok
NS, RA 2
:2 : TRI OKTAVIANTO
anggota untuk
mendiskusikannya
ANK,
DH, Layanan
Keterbukaan
Seluruh siswa mengerti tentang Praktikan memberikan suatu topic
09.55
ESW,
GB, bimbingan
diri
manfaat keterbukaan diri dan dapat tugas yaitu tentang keterbukaan
WIB
HAK,
IN, kelompok
MK, NS, RA
Mengetahui Guru Pembimbing
MW,
memanfaatkannya dengan baik.
diri kemudian meminta pendapat anggota
mendiskusikannya Batang, Maret 2013 Peneliti
Tri Oktavianto NIM.1301408025 Puji Hastuti, S .Pd. NIP. 197906112006042017
kelompok
untuk
242 Bulan Maret
LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING MINGGU PENELITI
SEKOLAH : SMP N 4 BATANG KELAS : VII A
No. 1.
Tanggal Kegiatan 8
∑ Jam Pemb.
Maret 10.30–
2013
Sasaran Kegiatan
Kegiatan Layanan/ Pendukung
Materi Kegiatan
: 2 : TRI OKTAVIANTO
Evaluasi Hasil
Proses
ANK,
DH, Aplikasi
Pengisian
Seluruh siswa mengerjakan dengan Peneliti
11.10
ESW,
GB, Instrumentasi
skala
baik dan tenang
WIB
HAK, MK,
psikologis
Puji Hastuti, S .Pd. NIP. 197906112006042017
dan
IN,
psikologis
petunjuk
MW,
(post test)
mengerjakannya.
NS, RA
Mengetahui Guru Pembimbing
menyebarkan
Batang, Maret 2013 Peneliti
Tri Oktavianto NIM.1301408025
pada
skala
memberikan siswa
untuk
243
PERHITUNGAN WILCOXON Perbedaan Tingkat Minat Siswa Mengikuti Konseling Individu Sebelum dan Setelah Memperoleh Layanan Bimbingan Kelompok Pre-test Post-test Perbedaan No. Nama Krite Krite (%) % % ria ria ANK 95 44.81 R 155 73.11 T 28.3% 1 DH 97 45.75 R 148 69.81 S 24.06% 2 ESW 130 61.32 S 181 85.38 ST 24.06% 3 GB 78 36.79 SR 146 68.87 S 32.08% 4 HAK 80 37.74 SR 144 67.92 S 30.18% 5 IN 153 72.17 T 188 88.68 ST 16.51% 6 MK 133 62.74 S 164 77.36 T 14.62% 7 MW 96 45.28 R 158 74.53 T 29.25% 8 NS 154 72.64 T 185 87.26 ST 14.62% 9 RA 84 39.62 SR 156 73.58 T 33.96% 10 RataRata-rata 51.89 R 76.65 T 24.76% rata Tabel Kerja Uji Wilcoxon Kode Responden ANK DH ESW GB HAK IN MK MW NS RA
Pre-test (X1) 95 97 130 78 80 153 133 96 154 84
Post-test (X2) 155 148 181 146 144 188 164 158 185 156 Jumlah
Beda (X2-X1) 60 51 51 68 64 35 31 62 31 72
Tanda Jenjang Jenjang + 6 6 4,5 4,5 4,5 4,5 9 9 8 8 3 3 1,5 1,5 7 7 1,5 1,5 10 10 55
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
244
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan analisis uji wilcoxon diperoleh jumlah jenjang yang kecil atau Thitung nilainya adalah 55. Sedangkan Ttabel untuk n = 10 dengan taraf kesalahan 5 % nilainya adalah 8 Jumlah jenjang (55) > t tabel (8) dengan demikian maka Ha diterima dan Ho ditolak. Hasil tersebut menunjukkan bahwa minat siswa mengikuti konseling individu menunjukkan peningkatan setelah memperoleh layanan bimbingan kelompok. TABEL HARGA-HARGA KRITIS DALAM TEST WILCOXON N
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Tingkat signifikasi untuk test satu fihak (One Tail Test) 0,025 0,010 0,005 Tingkat signifikasi untuk test satu fihak (one tail test) 0,05 0,02 0,01 0 2 0 4 2 0 6 3 2 8 5 3 11 7 5 14 10 7 17 13 10 21 16 13 25 20 16 30 24 20 35 28 23 40 33 28 46 38 32 52 43 38 59 49 43 66 56 49 73 62 55 81 69 61 89 77 68
245 PRE TEST SKALA MINAT No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Kode R-01 R-02 R-03 R-04 R-05 R-06 R-07 R-08 R-09 R-10 R-11 R-12 R-13 R-14 R-15 R-16 R-17 R-18 R-19 R-20 R-21 R-22 R-23 R-24 R-25 R-26 R-27 R-28 R-29 R-30 R-31 R-32
No item 18 19 20 2 3 2 2 2 2 1 2 3 2 1 3
1 2 3 3 2
2 2 1 2 3
3 1 3 1 3
4 1 2 2 2
5 2 1 2 3
6 1 1 1 2
7 2 2 2 3
8 2 2 2 3
9 1 2 1 3
10 2 1 3 1
11 1 2 2 2
12 2 3 1 3
13 1 2 1 2
14 3 3 2 1
15 2 2 3 2
16 2 3 1 3
17 1 1 2 1
4 4 1 3 1 3 3 4 4 2 4 2 2 3 4 2
2 3 2 2 3 2 4 3 2 3 2 2 1 2 2 3
3 2 1 2 1 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 1
2 2 2 1 1 2 3 3 2 4 1 2 2 2 3 2
1 3 1 1 1 2 2 2 3 4 3 1 2 3 2 3
3 2 2 1 2 2 2 2 1 3 2 2 1 1 2 2
3 4 1 3 1 3 4 3 3 2 3 2 2 3 1 3
2 2 1 1 1 2 2 2 3 4 3 3 2 1 3 2
3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2
2 4 2 2 1 3 4 1 2 3 2 2 3 3 3 2
3 2 1 3 1 3 3 3 2 3 3 2 1 3 1 1
2 3 2 1 1 3 3 2 2 3 3 1 2 2 2 2
1 3 2 1 2 2 2 2 1 2 2 3 1 3 4 3
3 4 1 1 2 3 3 2 3 3 1 2 3 2 2 3
2 4 2 2 1 1 2 1 2 3 3 2 3 1 3 2
1 1 2 1 2 2 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3
2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 4 3 2 2 2 2
4 3 1 1 1 2 4 2 2 2 3 2 2 2 2 3
3 4 2 3 2 3 3 1 1 3 3 2 3 3 3 2
3 2 2 2 3 4 4 3 2 3 4 3
2 1 1 2 2 3 2 2 1 2 2 2
1 2 4 2 3 3 2 1 4 2 2 3
2 3 2 3 4 3 2 2 3 3 3 4
1 3 2 2 2 2 1 2 1 2 3 3
2 2 1 3 2 2 2 2 2 1 2 4
1 1 1 1 2 4 1 2 3 2 2 2
3 2 2 2 3 3 3 1 1 2 3 3
2 2 1 1 3 3 3 2 2 3 2 3
1 2 1 2 2 4 1 3 1 3 4 2
3 3 1 2 3 2 2 1 2 2 2 3
2 1 2 1 3 3 2 1 2 2 2 2
2 1 1 2 2 3 4 2 1 2 1 3
1 2 1 3 3 2 3 1 2 2 3 3
3 2 2 1 2 3 3 1 3 2 2 3
1 2 4 3 3 3 2 2 2 1 1 4
1 2 3 1 1 4 3 1 2 3 2 3
1 1 3 2 2 3 1 1 1 1 3 3
2 2 1 1 3 3 2 3 2 2 3 3
21 3 1 2 2
22 2 3 1 1
23 1 1 3 2
24 1 2 1 3
25 2 2 1 1
26 1 1 2 3
27 2 2 3 1
28 2 3 1 2
29 3 1 2 3
30 4 2 1 2
31 2 1 1 3
32 2 3 2 2
33 2 1 1 2
34 1 1 1 2
35 2 2 2 1
2 4 3 2 2 1 2 2 2 4 2 1 2 1 2 2
3 2 1 3 1 1 4 3 2 3 3 2 2 3 1 1
2 1 1 2 3 3 3 2 3 2 2 3 1 3 2 2
3 4 1 3 2 2 2 3 3 3 3 1 2 1 1 2
2 3 2 1 3 2 2 1 1 4 3 2 2 1 3 3
3 3 1 1 1 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2
2 3 2 2 2 4 3 1 4 3 3 2 2 3 3 1
3 2 1 2 1 2 4 1 1 4 3 1 4 1 4 2
4 3 1 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 1
2 2 2 2 2 2 2 1 2 4 2 2 2 1 3 2
3 2 1 3 2 2 2 1 1 3 3 1 2 3 1 3
2 3 1 2 1 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2
2 3 1 3 1 4 3 3 1 3 2 2 3 1 2 1
3 3 1 2 1 3 3 1 1 2 3 2 1 2 3 2
2 2 1 1 2 3 2 2 2 2 3 1 2 2 2 3
1 3 1 2 1 1 3 3 2 3 2 1 3 2 2 2
1 3 3 3 1 3 3 3 3 1 1 2
3 3 2 1 3 4 2 1 2 2 3 3
1 2 1 1 1 3 4 1 3 1 3 2
3 2 3 1 2 3 4 3 2 2 2 3
1 2 2 3 4 4 2 3 2 1 3 3
2 2 3 2 3 3 3 1 3 1 2 3
1 1 1 3 2 3 1 1 2 2 3 3
3 2 2 3 3 4 3 1 1 3 3 2
1 2 3 2 1 3 2 1 2 2 2 2
2 1 1 3 2 2 2 2 3 2 1 3
1 3 2 3 2 3 3 1 1 1 3 3
2 2 1 3 1 2 2 1 2 2 3 3
1 2 3 2 2 3 3 1 3 3 2 3
2 1 2 1 3 4 3 2 2 1 3 3
3 3 1 2 2 3 2 1 2 3 3 2
1 2 2 2 3 2 4 3 1 3 2 3
246 LANJUTAN PRE TEST SKALA MINAT 36 1 1 1 2 3 2 1 3 1 3 3 2 1 4 2 2 2 3 4 3 2 3 2 1 1 2 1 1 3 2 2 2
37 4 1 2 1 2 4 2 1 1 4 3 1 2 3 3 2 1 2 2 2 3 2 1 2 3 3 2 1 2 3 2 4
38 2 2 2 2 3 3 1 2 1 3 3 2 1 3 3 1 2 2 2 3 1 1 3 2 2 2 2 2 2 1 4 2
39 2 1 3 2 2 3 1 2 2 4 4 3 2 4 1 2 2 2 3 2 2 3 2 2 1 2 3 1 3 3 2 3
40 2 2 1 1 3 3 1 1 1 2 3 1 2 3 2 2 3 3 4 2 1 3 3 2 2 3 1 1 2 2 3 2
41 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 1 2 2 4 1 3 1 3 3
42 1 1 2 2 2 3 2 1 1 2 3 1 2 3 2 2 2 3 2 1 2 3 1 2 3 3 1 1 3 3 2 3
43 3 2 1 1 2 3 1 3 2 3 3 3 1 2 3 2 2 2 4 3 2 3 4 1 1 3 2 2 3 3 2 2
44 2 1 2 2 2 3 2 4 2 3 4 2 2 3 3 1 1 3 3 3 1 3 2 2 3 4 3 2 2 1 2 3
45 1 2 3 1 3 2 3 1 1 1 3 2 2 1 3 3 2 2 3 2 2 2 3 1 3 3 4 1 2 2 3 3
46 1 1 2 2 2 3 1 2 1 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 2 3 1 1 2 1 3 2 2 2 1 1 3
47 2 2 2 3 3 3 2 1 1 1 3 2 3 3 3 2 1 3 3 2 1 2 2 3 2 3 2 1 3 2 3 2
48 2 2 2 1 3 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 3 2 1 2 1 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3
49 4 1 2 2 2 3 1 2 3 2 3 2 2 2 3 2 1 3 4 2 1 2 2 1 2 2 3 2 2 2 3 2
50 3 3 2 3 2 2 1 2 2 1 3 2 3 2 3 3 2 2 1 2 2 3 2 2 3 3 2 1 2 3 4 4
51 1 1 2 2 4 3 1 2 1 2 3 2 2 1 2 2 3 4 1 3 1 3 2 3 4 2 2 1 1 2 2 3
52 2 3 3 3 2 4 2 2 1 2 3 3 3 3 1 3 1 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 1 2 3 2 3
53 3 1 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3
Jumlah 103 95 97 110 130 149 78 101 80 125 153 112 111 152 133 104 108 125 129 114 96 112 106 105 125 154 129 84 112 109 129 149 116.21875
% Skor 48.584906 44.811321 45.754717 51.886792 61.320755 70.283019 36.792453 47.641509 37.735849 58.962264 72.169811 52.830189 52.358491 71.698113 62.735849 49.056604 50.943396 58.962264 60.849057 53.773585 45.283019 52.830189 50 49.528302 58.962264 72.641509 60.849057 39.622642 52.830189 51.415094 60.849057 70.283019 54.820165
Kriteria R R R R S T SR R SR S T R R T S R R S S R R R R R S T S SR R R S T
AF ANK DH ES ESW FAN GB HAL HAK IA IN KN LS MM MK MZS MKR MHA MPW MUH MW MUN NP NR NM NS RD RA DSD TB UH YA
L L* P* L L* P L* L L* P P* P P L P* L L L L L L* L P P P P* P P* P L P P
247 HASIL UJI PRE TEST PER INDIKATOR No
Kode Resp.
Perhatian terhadap konseling individu
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
%
Ketertarikan terhadap konseling individu
kriteria 11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
jumlah
%
kriteria
1
R-02
3
1
3
2
1
1
2
2
2
1
18
45.00
R
2
3
2
3
2
3
1
2
2
2
1
3
1
2
2
31
51.67
R
2
R-03
3
2
1
2
2
1
2
2
1
3
19
47.50
R
2
1
1
2
3
1
2
1
2
3
2
1
3
1
1
26
43.33
R
3
R-05
4
2
3
2
1
3
3
2
3
2
25
62.50
S
3
2
1
3
2
1
2
4
3
2
3
2
3
2
3
36
60.00
S
4
R-07
1
2
1
2
1
2
1
1
2
2
15
37.50
SR
1
2
2
1
2
2
2
1
2
3
1
1
1
2
1
24
40.00
SR
5
R-09
1
3
1
1
1
2
1
1
2
1
14
35.00
SR
1
1
2
2
1
2
2
1
2
2
1
3
2
3
1
26
43.33
R
6
R-11
3
4
3
3
2
2
4
2
3
4
30
75.00
T
3
3
2
3
2
3
3
4
3
2
4
3
2
2
3
42
70.00
S
7
R-15
4
2
3
1
3
2
3
3
2
2
25
62.50
S
3
3
2
1
3
3
4
3
3
2
3
2
3
3
2
40
66.67
S
8
R-21
3
2
1
2
1
2
1
3
2
1
18
45.00
R
3
2
2
1
3
1
1
1
2
1
3
1
3
1
2
27
45.00
R
9
R-26
4
3
3
3
2
2
4
3
3
4
31
77.50
T
2
3
3
2
3
3
4
3
3
3
4
3
3
4
3
46
76.67
T
10
R-28
3
2
1
2
2
2
2
1
2
3
20
50.00
R
1
1
2
1
1
2
1
1
3
3
1
1
3
3
1
25
41.67
R
215
53.75
R
323
53.83
R
Sangat Tinggi
0
0%
Sangat Tinggi
0
0%
Tinggi
2
20%
Tinggi
1
10%
Sedang
2
20%
Sedang
3
30%
Rendah
4
40%
Rendah
5
50%
Sangat Rendah
2
20%
Sangat Rendah
1
10%
Keinginan mengikuti konseling individu 26 1 2 2 2 2 3 3 1 3 1
27 2 3 3 1 1 4 3 3 4 1
28 3 1 4 1 2 3 2 1 3 1
29 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2
30 2 1 3 1 2 2 3 1 3 1
31 1 1 2 1 1 2 3 2 2 1
32 3 2 2 1 1 3 2 1 3 1
33 1 1 3 1 1 3 3 2 4 2
34 1 1 2 1 2 2 3 3 3 1
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
35 2 2 1 1 1 3 2 1 2 3
jumlah
%
kriteria
17 16 24 12 15 27 26 17 29 14 197 0 1 3 2 4
42.50 40.00 60.00 30.00 37.50 67.50 65.00 42.50 72.50 35.00 49.25 0% 10% 30% 20% 40%
R SR S SR SR S S R T SR R
248 LANJUTAN HASIL UJI PRE TEST PER INDIKATOR
Keyakinan mengikuti konseling individu
jum lah
%
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
1
1
2
1
2
2
1
2
1
2
1
16
36.36
1
2
2
3
1
1
2
1
2
3
2
20
3
2
3
2
3
2
2
2
2
3
2
1
2
1
1
1
1
2
1
2
3
1
1
1
2
1
1
1
2
2
1
3
3
3
4
3
3
3
3
4
2
3
3
1
2
3
2
3
2
3
1
2
1
3
2
2
3
2
2
3
2
1
1
2
1
1
1
krit eria
Tindakan untuk mengikuti konseling individu 50
51
52
53
jum lah
%
krit eria
Jumlah Total
% Total
Krite ria Total
47
48
49
SR
2
2
1
3
1
3
1
13
46.43
R
95
44.81
R
45.45
R
2
2
2
2
2
3
3
16
57.14
S
97
45.75
R
26
59.09
S
3
3
2
2
4
2
3
19
67.86
S
130
61.32
S
1
16
36.36
SR
2
2
1
1
1
2
2
11
39.29
SR
78
36.79
SR
1
14
31.82
SR
1
1
3
2
1
1
2
11
39.29
SR
80
37.74
SR
3
3
35
79.55
T
3
2
3
3
3
3
2
19
67.86
S
153
72.17
T
3
3
2
27
61.36
S
3
1
3
3
2
1
2
15
53.57
R
133
62.74
S
2
1
2
3
22
50.00
R
1
2
1
2
1
3
2
12
42.86
R
96
45.28
R
3
3
4
3
3
30
68.18
S
3
2
2
3
2
3
3
18
64.29
S
154
72.64
T
1
2
2
1
2
15
34.09
SR
1
2
2
1
1
1
2
10
35.71
SR
84
39.62
SR
221
50.23
R
144
51.43
R
1100
51.89
R
Sangat Tinggi
0
0%
Sangat Tinggi
0
0%
0
Tinggi
1
10%
Tinggi
0
0%
5
Sedang
3
30%
Sedang
4
40%
15
Rendah
2
20%
Rendah
3
30%
16
Sangat Rendah
4
40%
Sangat Rendah
3
30%
14
249
POST TEST SKALA MINAT No Item NO
Kode Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
R-02 R-03 R-05 R-07 R-09 R-11 R-15 R-21 R-26 R-28
3 4 4 2 3 4 4 3 4 3
2 2 4 3 3 4 2 3 3 2
3 3 3 2 3 3 4 4 4 3
4 2 3 4 2 3 3 2 3 4
4 3 4 4 4 4 3 3 3 3
2 3 3 2 3 4 2 2 4 2
3 2 3 3 3 4 4 3 4 3
4 3 4 3 2 3 3 4 3 3
3 3 3 3 2 3 2 3 4 4
2 3 4 2 4 4 3 2 4 3
2 2 3 3 3 3 3 3 2 2
3 3 4 3 2 4 3 4 4 3
2 2 3 2 2 2 3 2 3 3
3 2 3 4 3 3 2 4 4 2
2 4 4 2 2 4 3 3 4 4
3 3 3 3 2 4 3 2 3 3
2 4 3 2 2 4 4 3 4 2
2 3 4 2 4 4 3 4 3 3
2 4 4 4 2 4 4 2 3 3
3 3 4 3 4 4 4 4 3 4
3 2 3 3 2 4 3 3 4 2
3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
4 3 3 2 2 4 3 4 3 3
3 2 4 4 3 4 3 2 4 4
4 3 3 3 3 3 3 4 4 3
2 2 4 2 3 3 3 3 4 4
3 3 3 3 2 4 4 3 4 2
3 3 4 2 3 3 3 3 3 3
3 3 3 4 3 4 3 4 4 4
4 3 3 3 2 3 4 3 4 2
250
Jumlah
%
Kriteria
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
4
3
3
2
3
4
4
3
3
2
4
3
2
4
2
3
3
2
3
3
3
3
3
155
73.11
T
2
3
3
1
2
3
2
3
3
3
3
2
3
4
3
2
3
2
3
4
3
3
3
148
69.81
S
4
3
3
4
2
4
3
3
4
3
4
4
4
2
3
4
3
3
3
4
4
4
3
181
85.38
ST
3
3
4
2
4
3
2
2
3
2
3
2
1
4
3
2
2
4
3
2
3
2
3
146
68.87
S
2
4
3
2
2
3
2
4
2
2
3
4
2
3
4
2
2
3
3
4
2
2
3
144
67.92
S
3
3
4
3
4
4
3
4
4
3
3
4
4
4
3
3
3
4
3
4
3
4
4
188
88.68
ST
77.36
T
3
3
4
3
2
2
3
3
4
4
3
3
4
3
3
3
3
2
3
4
3
3
2
164
2
4
2
3
4
2
4
3
2
2
3
3
2
3
2
4
2
3
4
2
4
3
3
158
74.53
T
4
3
4
4
2
4
4
2
4
3
4
3
3
4
3
3
4
4
3
4
2
4
4
185
87.26
ST
3
2
3
4
3
3
4
3
3
2
4
3
2
4
3
2
3
2
2
3
4
2
3
156
73.58
T
251 HASIL UJI POST TEST PER INDIKATOR No
Kode Resp.
Perhatian terhadap konseling individu
jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
%
Ketertarikan terhadap konseling individu
kriteria 11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
jumlah
%
kriteria
1
R-02
3
2
3
4
4
2
3
4
3
2
30
75.00
T
2
3
2
3
2
3
2
2
2
3
3
3
4
3
4
41
68.33
S
2
R-03
4
2
3
2
3
3
2
3
3
3
28
70.00
S
2
3
2
2
4
3
4
3
4
3
2
3
3
2
3
43
71.67
T
3
R-05
4
4
3
3
4
3
3
4
3
4
35
87.50
ST
3
4
3
3
4
3
3
4
4
4
3
3
3
4
3
51
85.00
T
4
R-07
2
3
2
4
4
2
3
3
3
2
28
70.00
S
3
3
2
4
2
3
2
2
4
3
3
2
2
4
3
42
70.00
S
5
R-09
3
3
3
2
4
3
3
2
2
4
29
72.50
T
3
2
2
3
2
2
2
4
2
4
2
3
2
3
3
39
65.00
S
6
R-11
4
4
3
3
4
4
4
3
3
4
36
90.00
ST
3
4
2
3
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
54
90.00
ST
7
R-15
4
2
4
3
3
2
4
3
2
3
30
75.00
T
3
3
3
2
3
3
4
3
4
4
3
3
3
3
3
47
78.33
T
8
R-21
3
3
4
2
3
2
3
4
3
2
29
72.50
T
3
4
2
4
3
2
3
4
2
4
3
3
4
2
4
47
78.33
T
9
R-26
4
3
4
3
3
4
4
3
4
4
36
90.00
ST
2
4
3
4
4
3
4
3
3
3
4
3
3
4
4
51
85.00
T
10
R-28
3
2
3
4
3
2
3
3
4
3
30
75.00
T
2
3
3
2
4
3
2
3
3
4
2
3
3
4
3
44
73.33
T
311
77.75
T
459
76.50
T
Sangat Tinggi
3
30%
Sangat Tinggi
1
10%
Tinggi
5
50%
Tinggi
6
60%
Sedang
2
20%
Sedang
3
30%
Rendah
0
0%
Rendah
0
0%
Sangat Rendah
0
0%
Sangat Rendah
0
0%
26 2 2 4 2 3 3 3 3 4 4
Keinginan mengikuti konseling individu 27 28 29 30 31 32 33 34 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 1 3 4 3 3 4 3 3 4 3 2 4 3 3 3 4 2 2 3 3 2 2 4 3 2 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 2 4 2 3 4 3 4 4 4 3 4 4 2 3 4 2 3 2 3 4 Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
35 3 2 2 4 2 4 2 4 2 3
jumlah
%
kriteria
30 25 33 30 26 34 32 31 36 30 307 1 7 2 0 0
75.00 62.50 82.50 75.00 65.00 85.00 80.00 77.50 90.00 75.00 76.75 10% 70% 20% 0% 0%
T S T T S T T T ST T T
252 LANJUTAN HASIL UJI POST TEST PER INDIKATOR Keyakinan mengikuti konseling individu
jumlah
%
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
4
4
3
3
2
4
3
2
4
2
3
34
77.27
3
2
3
3
3
3
2
3
4
3
2
31
4
3
3
4
3
4
4
4
2
3
4
3
2
2
3
2
3
2
1
4
3
kriteria
Tindakan mengikuti konseling individu 47
48
49
T
3
2
70.45
T
3
38
86.36
T
2
27
61.36
S
70.45
T
2
3
3
4
2
52
jumlah
%
kriteria
Jumlah Total
% Total
Kriteria Total
50
51
53
3
3
3
3
3
20
71.43
T
155
73.11
T
2
3
4
3
3
3
21
75.00
T
148
69.81
S
3
3
3
4
4
4
3
24
85.71
ST
181
85.38
ST
2
4
3
2
3
2
3
19
67.86
S
146
68.87
S
2
3
19
67.86
S
144
67.92
S
3
2
4
2
2
3
4
2
3
4
2
31
4
3
4
4
3
3
4
4
4
3
3
39
88.64
T
3
4
3
4
3
4
4
25
89.29
ST
188
88.68
ST
2
3
3
4
4
3
3
4
3
3
3
35
79.55
T
3
2
3
4
3
3
2
20
71.43
T
164
77.36
T
2
4
3
2
2
3
3
2
3
2
4
30
68.18
S
2
3
4
2
4
3
3
21
75.00
T
158
74.53
T
4
4
2
4
3
4
3
3
4
3
3
37
84.09
T
4
4
3
4
2
4
4
25
89.29
ST
185
87.26
ST
3
4
3
3
2
4
3
2
4
3
2
33
75.00
T
3
2
2
3
4
2
3
19
67.86
S
156
73.58
T
335
76.14
T
213
76.07
T
1625
76.65
T
Sangat Tinggi
0
0%
Sangat Tinggi
3
30%
3
Tinggi
8
80%
Tinggi
4
40%
5
Sedang
2
20%
Sedang
3
30%
15
Rendah
0
0%
Rendah
0
0%
16
Sangat Rendah
0
0%
Sangat Rendah
0
0%
14
253
Deskripsi Minat Siswa Mengikuti Konseling Individu No Responden 1.
ANK
Deskripsi Minat Siswa Mengikuti Konseling Individu Kondisi awal minat mengikuti konseling individu sebelum mengikuti layanan bimbingan kelompok tiap indikator meliputi perhatian terhadap konseling individu pada kategori rendah, ketertarikan terhadap konseling individu kategori rendah, keinginan mengikuti konseling individu kategori rendah, keyakinan mengikuti konseling individu pada kategori sangat rendah, dan tindakan untuk mengikuti konseling individu kategori rendah. Secara keseluruhan kondisi awal tingkat minat mengikuti konseling individu termasuk dalam kategori rendah. ANK termasuk siswa yang pendiam dan pemalu. Dia lebih banyak diam pada saat kegiatan bimbingan kelompok berlangsung, jika ditanya juga siswa cenderung malu untuk menjawab. Siswa mulai aktif berpendapat pada saat pertemuan ketiga setelah membahas materi kepercayaan diri pada pertemuan kedua. Hasil evaluasi akhir siswa mengungkapkan bahwa mengikuti layanan bimbingan kelompok menumbuhkan pengetahuan baru mengenai layanan di BK, dan konseling individu sangat penting bagi siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Selain itu, siswa merasa senang dan gembira mengikuti kegiatan bimbingan kelompok karena dapat melatih siswa untuk berbicara di depan umum dan pengalaman baru. Komitmen yang akan dilakukan adalah ingin mengikuti konseling individu dengan guru BK dan lebih berani dalam berpendapat. Kondisi akhir minat mengikuti konseling individu setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok tiap indikator meliputi perhatian terhadap konseling individu pada kategori tinggi, ketertarikan terhadap konseling individu kategori sedang, keinginan mengikuti konseling individu kategori tinggi, keyakinan mengikuti konseling individu pada kategori tinggi, dan tindakan untuk mengikuti konseling individu kategori tinggi. Secara keseluruhan kondisi akhir tingkat minat mengikuti konseling individu termasuk dalam kategori tinggi.
2.
DH
Pada pertemuan pertama, DH belum mengalami perkembangan pada aspek apapun karena DH merupakan termasuk siswa yang pemalu dan mudah terpengaruh orang lain.
254
Dia lebih banyak diam pada saat kegiatan bimbingan kelompok berlangsung. Pada pertemuan ketiga, terdapat aspek yang mengalami peningkatan yaitu mengenai mulai mengenalnya DH dan ada pehatian dari DH tentang konseling individu. Pada pertemuan keempat, aspek yang mengalami perkembangan masih sama dengan pertemuan sebelumnya. Namun, DH mulai aktif berpendapat pada saat pertemuan kelima, dan perkembangan DH merupakan yang paling lambat mengalami peningkatan di aspek minat mengikuti konseling individu. Namun pada pertemuan yang keenam sampai kedelapan siswa terlihat senang mengikuti layanan bimbingan kelompok dan bisa menumbuhkan dinamika kelompok bersama anggota kelompok lain. Dan pada pertemuan tersebut semua aspek minat sudah mengalami perkembangan. Hasil evaluasi akhir DH mengungkapkan bahwa mengikuti bimbingan kelompok menumbuhkan pengetahuan baru mengenai konseling individu, tenyata konseling individu tidak hanya untuk siswa yang bermasalah saja melainkan semua siswa yang membutuhkan. 3.
ESW
Pada awal pertemuan ESW mengikuti kegiatan bimbingan kelompok dengan baik. Ia memberikan berbagai argumen tentang pelaksanaan bimbingan kelompok, ESW adalah siswa yang paling aktif diantara semua anggota kelompok, Ia juga sering memberikan pendapat selama kegiatan bimbingan kelompok berlangsung, berbeda dengan teman-temannya yang lain yang diam dan kurang memperhatikan kegiatan bimbingan kelompok, ESW sering memberikan komentar-komentarnya sehingga memunculkan dinamika dalam kelompok tersebut, selain itu juga membuat teman-teman yang lain menjadi semangat dalam mengikuti bimbingan kelompok dan memunculkan suasana humoris dalam suasana kelompok. Dari pertemuan pertama hingga terakhir ESW terlihat sangat menonjol dan menunjukkan peningkatan semua aspek dalam minat mengikuti konseling individu, aspek-aspek tersebut yaitu aspek perhatian terhadap konseling individu, ketertarikan mengikuti konseling individu, keinginan mengikuti konseling individu, keyakinan mengikuti konseling individu dan tindakan mengikuti konseling individu. Ia sangat antusias mengikuti dari awal pembentukan hingga pengakhiran kegiatan bimbingan kelompok, sehingga kemajuan peningkatan minat konseling yang dialami ESW sangat pesat.
255
Selain itu, ESW juga merasa senang mengikuti bimbingan kelompok karena menambah pengetahuan dan sudah dijelaskan tentang berbagai macam materi sehingga ia merasa besar manfaatnya mengikuti bimbingan kelompok. Dan ESW juga baru mengetahui bahwa konseling individu sangat menarik dan penting, sehingga ia berkomitmen akan mengikuti konseling individu dengan guru BK. 4.
GB
Sebelum mengikuti layanan bimbingan kelompok, hasil pre test menunjukkan bahwa tiap indikator meliputi perhatian terhadap konseling individu pada kategori sangat rendah, ketertarikan terhadap konseling individu kategori sangat rendah, keinginan mengikuti konseling individu kategori sangat rendah, keyakinan mengikuti konseling individu pada kategori sangat rendah, dan tindakan untuk mengikuti konseling individu kategori sangat rendah. Secara keseluruhan kondisi awal tingkat minat mengikuti konseling individu termasuk dalam kategori sangat rendah. GB merupakan siswa yang paling nakal diantara anggota kelompok lain, namun ia mempunyai minat yang paling rendah dalam mengikuti konseling individu. Pada pertemuan pertama hingga ketiga GB masih cuek dengan kegiatan bimbingan kelompok, ia mengikuti bimbingan kelompok tapi cenderung diam dan asyik mengobrol sendiri dengan temannya. Namun pada pertemuan keempat GB bisa berubah dan bisa mengikuti bimbingan kelompok dengan baik, GB sudah mendengarkan diskusi dalam kelompok dan sudah aktif dalam berpendapat. Sebenarnya GB sudah pernah mengikuti konseling individu namun karena dipanggil guru BK sehingga GB memandang konseling individu kegiatan yang membosankan, namun setelah mengikuti delapan kali pertemuan dalam bimbingan kelompok GB menjadi sadar pentingnya konseling individu dan ingin mengikuti konseling individu dengan guru BK namun atas kemauan sendiri bukan karena dipanggil guru BK. GB merasa senang mengikuti bimbingan kelompok karena menambah minatnya dalam mengikuti konseling individu. Setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok diperoleh hasil bahwa bimbingan kelompok dapat meningkatkan minat mengikuti konseling individu. Itu ditunjukkan dengan meningkatnya tiap indikator meliputi perhatian terhadap konseling individu pada kategori sedang, ketertarikan terhadap konseling individu kategori sedang,
256
keinginan mengikuti konseling individu kategori tinggi, keyakinan mengikuti konseling individu pada kategori sedang, dan tindakan untuk mengikuti konseling individu kategori sedang. Secara keseluruhan kondisi akhir tingkat minat mengikuti konseling individu termasuk dalam kategori sedang. 5.
HAK
HAK termasuk siswa yang pendiam dan pemalas. Dia lebih banyak bermain sendiri saat kegiatan bimbingan kelompok berlangsung. HAK termasuk siswa yang sangat rendah minatnya dalam mengikuti konseling individu. Pada awal-awal kegiatan bimbingan kelompok HAK kurang antusias ikut bimbingan kelompok, namun HAK tidak mengganggu temannya yang lain, dan cenderung bermain sendiri. Namun HAK mulai aktif berpendapat pada saat pertemuan ketiga. HAK sudah berani mengungkapkan pendapatnya saat membahas materi, walaupun masih malu-malu karena saat mengungkapkan argument HAK lebih banyak memalingkan mukanya. Kemudian pada petemuan keempat sampai keenam HAK sudah bisa menyesuaikan diri dalam mengikuti layanan bimbingan kelompok dengan temantemannya yang lain. Pada pertemuan ketujuh, hampir semua aspek minat sudah berkembang. Dan pada pertemuan terakhir HAK sudah mengalami perkembangan dalam meningkatkan minat mengikuti konseling individu. Hasil evaluasi akhir siswa mengungkapkan bahwa mengikuti bimbingan kelompok menumbuhkan pengetahuan baru dan yang paling penting pengetahuan mengenai kegiatan konseling individu disekolah, sebelumnya HAK tidak mengerti tentang layanan-layanan di BK, namun setelah mengikuti bimbingan kelompok selain menambah kepercayaan diri dalam berpendapat juga HAK berkomitmen ingin mengikuti konseling individu dengan guru BK untuk mengatasi maslah yang sedang dihadapi HAK.
6.
IN
IN termasuk siswa yang aktif dan rajin. Namun IN masih terlihat grogi dan takut pada pertemuan pertama, itu dibuktikan dengan IN lebih banyak diam saat pertemuan pertama karena layanan bimbingan kelompok baru pertama kali ia ikuti sehingga masih grogi. Namun pada pertemuan kedua sampai pertemuan kedelapan, Dia sudah aktif pada saat kegiatan layanan bimbingan kelompok berlangsung. Hasil evaluasi akhir siswa mengungkapkan bahwa mengikuti bimbingan kelompok menumbuhkan pengetahuan baru mengenai konseling individu
257
sehingga siswa bisa terpacu untuk antusias mengikuti konseling individu disekolah. Selain itu, siswa merasa senang mengikuti kegiatan bimbingan kelompok dan akan mencoba layanan konseling individu karena IN ingin ada orang yang diajak berkeluh kesah untuk mendengarkan masalahnya selain itu juga kegiatan bimbingan kelompok berfungsi untuk berbagi pengalaman kepada anggota kelompok yang lain. Setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok sebanyak 8 kali petemuan IN mengalami peningkatan dalam minat mengikuti konseling individu yaitu mengenai tiap indikator yang mengalami kenaikan dibandingkan sebelum mengikuti layanan bimbingan kelompok meliputi perhatian terhadap konseling individu pada kategori sangat tinggi, ketertarikan terhadap konseling individu kategori sangat tinggi, keinginan mengikuti konseling individu kategori tinggi, keyakinan mengikuti konseling individu pada kategori tinggi, dan tindakan untuk mengikuti konseling individu kategori sangat tinggi. Secara keseluruhan kondisi akhir tingkat minat mengikuti konseling individu termasuk dalam kategori sangat tinggi. 7.
MK
Pertemuan pertama MK belum ada aspek minat yang berkembang, pada pertemuan awal MK sulit berkomunikasi. Pada pertemuan selanjutnya yaitu pertemuan kedua sudah ada perkembangan pada aspek minat yaitu perhatian terhadap konseling individu, MK masih nampak ragu-ragu dan enggan berpendapat. MK termasuk kategori siswa yang pendiam. Dia lebih banyak diam pada saat kegiatan bimbingan kelompok berlangsung. Siswa mulai aktif berpendapat pada saat pertemuan keempat. MK sudah mulai menikmati kegiatan bimbingan kelompok dan berbaur dengan anggota kelompok lain. Pada pertemuan kelima, aspek yang mengalami perkembangan masih sama seperti pada pertemuan sebelumnya, namun terdapat aspek lain yang mengalami perkembangan yaitu aspek ketertarikan mengikuti konseling individu. Dan pada pertemuan terakhir semua aspek minat sudah mengalami perkembangan. Sebelum mengikuti bimbingan kelompok tingkat minat mengikuti konseling individu pada MK termasuk dalam kategori sedang namun setelah mengikuti bimbingan kelompok kondisi akhir MK dalam mengikuti konseling individu berada pada kategori tinggi, berarti ada peningkatan yang signifikan pada MK. Hasil evaluasi akhir
258
MK mengungkapkan bahwa mengikuti bimbingan kelompok menumbuhkan pengetahuan baru dan juga menumbuhkan keberanian untuk berbicara di depan umum. Komitmen yang akan dilakukan adalah ingin mengikuti layanan konseling individu dengan guru BK untuk cerita masalah yang sedang dihadapi. 8.
MW
Pada awal petemuan bimbingan kelompok MW kurang tertarik mengikuti bimbingan kelompok, sampai pada pertemuan ketiga MW masih sering kurang perhatian dan fokus dalam mengikuti bimbingan kelompok. Sebenanya MW termasuk siswa yang nakal dan suka menjahili teman. Dia lebih banyak sibuk sendiri pada saat kegiatan bimbingan kelompok berlangsung dan ketika temannya ada yang berpendapat ia menggoda dan mengejek temannya, namun kalau MW di beri pertanyaan ia diam dan enggan menjawab. Setelah pertemuan keempat MW mulai bisa menghilangkan kebiasaannya menjahili temannya. Dan terlihat aspek mengingkatkan minat konseling individu pada diri MW meningkat. Namun secara keseluruhan sampai pertemuan kedelapan MW selalu mengikuti bimbingan kelompok dan terlihat perkembangan yang baik pada aspek minat mengikuti konseling individu pada MW, dari semula sebelum mengikuti bimbingan kelompok tingkat minat mengikuti konseling individu pada MW termasuk dalam kategori rendah namun setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok tingkat minat mengikuti konseling individu berada pada kategori tinggi, berarti ada peningkatan yang signifikan pada MW. Hasil evaluasi akhir siswa mengungkapkan bahwa mengikuti bimbingan kelompok menyenangkan karena banyak permaianan baru, tahu makna pentingnya kegiatan konseling individu. Selain itu, siswa merasa senang mengikuti kegiatan bimbingan kelompok karena dapat melatih siswa untuk berbicara di depan umum dan menambah pengetahuan baru.
9.
NS
NS termasuk siswa yang aktif dan siswa yang rajin. Dia lebih banyak mendengarkan dan berpendapat pada saat kegiatan bimbingan kelompok teknik. NS mengikuti kegiatan bimbingan kelompok dengan baik dari awal pertemuan hingga akhir pertemuan dan NS tidak suka bergurau dengan temannya dan memilih unuk memperhatikan pendapat dari anggota kelompok lainnya. Hasil evaluasi akhir siswa mengungkapkan bahwa mengikuti bimbingan kelompok menumbuhkan pengetahuan baru dan pengalaman baru, NS baru pertama kali mengikuti bimbingan
259
kelompok dan ia merasa kegiatan bimbingan kelompok menyenangkan. Komitmen yang akan dilakukan adalah ingin lebih terbuka dengan orang lain sehingga NS ingin mengikuti layanan konseling individu. Setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok, NS mengalami peningkatan di setiap indikator meliputi perhatian terhadap konseling individu pada kategori sangat tinggi, ketertarikan terhadap konseling individu kategori tinggi, keinginan mengikuti konseling individu kategori sangat tinggi, keyakinan mengikuti konseling individu pada kategori tinggi, dan tindakan untuk mengikuti konseling individu kategori sangat tinggi. Secara keseluruhan kondisi akhir tingkat minat mengikuti konseling individu termasuk dalam kategori sangat tinggi. 10.
RA
RA termasuk siswa yang pemalu namun RA antusias mengikuti layanan bimbingan kelompok dari awal kegiatan. RA terlihat masih grogi, tegang dan takut pada pertemuan pertama saat bimbingan kelompok, RA lebih banyak diam pada saat kegiatan bimbingan kelompok pertemuan pertama berlangsung dan juga pada saat berpendapat dia hanya ikut ikutan menjawab sama seperti teman yang lain, namun setelah membahas mengenai kepercayaan diri pada pertemuan kedua, RA terlihat mulai aktif memberikan pendapatnya dan tidak terlihat orang yang pemalu. Banyak peningkatan aspek yang dialami RA. Pada pertemuan kelima terjadi peningkatan pada aspek ketertarikan mengikuti konseling individu. Pada pertemuan ketujuh, hampir semua aspek minat sudah berkembang. Dan pada pertemuan terakhir semua aspek minat sudah mengalami perkembangan. Hasil evaluasi akhir siswa mengungkapkan bahwa mengikuti bimbingan kelompok menumbuhkan pengetahuan baru , meningkatkan percaya diri, dan meningkatkan minat mengikuti konseling individu pada RA. Selain itu, siswa merasa senang mengikuti kegiatan bimbingan kelompok karena banyak permainannya. Komitmen yang akan dilakukan adalah ingin lebih terbuka dalam berkomunikasi dan ingin mengikuti konseling individu.
260
HASIL EVALUASI BIMBINGAN KELOMPOK PERTEMUAN I Hari/tanggal
: Selasa, 12 Februari 2013
Topik
: Mengenal tentang konseling individu
No.
1.
2.
Responden
ANK
DH
3.
ESW
4.
GB
5.
HAK
6.
IN
7.
MK
8.
MW
9.
NS
10.
RA
Pemahaman Menambah pengetahuan tentang pengertian dan tujuan konseling individu Mengerti tentang pengertian, tujuan dan langkah-langkah konseling individu Tahu tentang pengertian dan tujuan konseling individu Menjadi tahu factor Bisa tahu tentang konseling individu Tahu tentang tujuan dan pengertian konseling individu Dapat mengerti tentang konseling individu
Perasaan Lega dan senang
Senang
Tindakan yang akan dilakukan Jika mendapatkan masalah harus menyerahkan diri
Akan mengikuti tersebut
mencoba layanan
Senang karena Jikan\ mendapat mendapat masalah yang berat wawasan baru harus bercerita kepada guru BK untuk mendapat solusinya Biasa saja Seperti yang dilakukan setiap hari Sangat lega sekali Belajar memdalami konseling individu Senang Akan mencoba mengikuti layanan tersebut Gembira Memberi saran kepada teman, jika teman ada masalah supaya cepat selesai Senang dan lega Akan melakukan saran yang diberikan
Pemahaman tentang tujuan konseling individu Mendapat Senang pengalaman baru Mendapat informasi Senang, baru takut
Menyampaikan kepada teman tegang, Memahami kegiatan konseling individu/menyampaikan kepada teman
261
HASIL EVALUASI BIMBINGAN KELOMPOK PERTEMUAN II Hari/tanggal
: Kamis, 14 Februari 2013
Topik
: Meningkatkan kepercayaan diri
No.
Responden
Pemahaman
1.
ANK
2.
DH
3.
ESW
Memahami tentang kepercayaan diri Mengerti arti percaya diri Mengerti bagaimana agar percaya diri dalam melakukan sesuatu Tahu tentang pengertian, tips, dan ciri-ciri orang yang tidak percaya diri Tahu cara agar bisa percaya diri Mengerti tentang pengertian, tips-tips, fektor-faktor dan gejala kepercayaan diri Pemahaman tentang tips-tips kepercayaan diri Mendapatkan wawasan baru
4.
GB
5.
HAK
6.
IN
7.
MK
8.
MW
9.
NS
10.
RA
Perasaan Senang Senang bahagia Senang
Lega
Tindakan yang akan dilakukan Berusaha untuk tampil percaya diri dan Akan menambah kepercayaan diri Menunjukkan sikap percaya diri
Meningkatkan kepercayaan diri
Bahagia
Belajar untuk percaya diri Ceria, bahagia, dan Ingin mencoba untuk senang percaya diri
Senang, bahagia
ceria, Akan menambah kepedean
Senang
Mencobanya dirumah disekolah Tahu tips-tips Senang dan tambah Menceritakan kepercayaan diri wawasan teman Percaya diri adalah Senang dan tegang Menceritakan perilaku yang teman menunjukkan keyakinan pada kemampuan dan penilaian diri sendiri
atau ke ke
262
HASIL EVALUASI BIMBINGAN KELOMPOK PERTEMUAN III Hari/tanggal
: Selasa, 19 Februari 2013
Topik
: Perhatian terhadap konseling individu
No.
1.
2.
Responden
ANK
DH
3.
ESW
4.
GB
5.
HAK
6.
IN
7.
MK
8.
MW
9.
NS
10.
RA
Pemahaman Menambah pengetahuan untuk memusatkan perhatian pada konseling individu. Bisa mengetahui cara memusatkan perhatian pada konseling individu Menjadi tahu cara memusatkan perhatian pada konseling individu. Bisa tahu cara memusatkan perhatian Tahu cara memusatkan perhatian pada konseling individu Jadi mengerti cara memusatkan perhatian terutama pada konseling individu Mengerti cara memusatkan perhatian Jadi mengerti cara memusatkan perhatian pada konseling individu Jadi tahu cara memusatkan perhatian Mengerti bagaimana cara memusatkan perhatian
Perasaan Senang
Senang
Senang dan gembira
Senang
Senang
Tindakan yang akan dilakukan Berusaha mencoba cara memusatkan perhatian pada konseling individu Akan mencoba cara memusatkan perhatian tentang konseling individu Berusaha akan mencoba cara untuk memusatkan perhatian Akan mencoba cara untuk memusatkan perhatian Mencoba cara untuk memusatkan perhatian
Sangat senang
Berusaha untuk memusatkan perhatian pada konseling individu
Senang
Akan mencoba cara memusatkan perhatian Akan lebih perhatian terhadap konseling individu
Lega
Bahagia
Saya akan mencoba cara tersebut
Menyenangkan
Akan mencoba cara untuk memusatkan perhatian
263
HASIL EVALUASI BIMBINGAN KELOMPOK PERTEMUAN IV Hari/tanggal
: Kamis, 21 Februari 2013
Topik
: Membangkitkan ketertarikan siswa
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Responden
ANK
DH
ESW
GB
HAK
6.
IN
7.
MK
8.
MW
9.
NS
10.
RA
Pemahaman
Perasaan
Mengetahui tentang Senang dan gembira cara membangkitkan agar siswa tertarik mengikuti konseling individu Tahu agar bisa tertarik Merasa senang mengikuti konseling individu Mengerti cara yang efektif meningkatkan minat agar bisa senang mengikuti konseling individu Siswa bisa dengan sendirinya tertarik dengan konseling individu Mengetahui lebih dalam tentang cara agar siswa tertarik mengikuti konseling individu Memahami tentang cara agar bisa tertarik ikut konseling individu Memambah wawasan baru Pengetahuan bertambah
Senang
Tindakan yang akan dilakukan Memberi tahu teman tentang wawasan yang didapat Memberi tahu teman yang tidak tertarik mengikuti konseling individu Curhat kepada guru BK jika mempunyai masalah yang serius
Menyenangkan
Akan tertarik mengikuti konseling individu
Senang
Akan mencoba apa yang telah diajarkan
Gembira
.Siap mengikuti konseling individu jika mempunyai masalah Senang Bercerita ke teman yang belum tahu Senang dan lebih Berusaha untuk baik tertarik dengan konseling individu Mengerti agar tertarik Senang Lebih tertarik untuk mengikuti mengikuti konseling konseling individu individu dengan guru BK Bisa tahu tentang cara Senang Akan lebih tertarik memanfaatkan minatdengan konseling minat yang dimiliki individu agar bisa diarahkan untuk mengikuti konseling individu
264
HASIL EVALUASI BIMBINGAN KELOMPOK PERTEMUAN V Hari/tanggal
: Selasa, 26 Februari 2013
Topik
: Keinginan mengikuti konseling individu
No.
1.
2.
Responden ANK
DH
3.
ESW
4.
GB
5.
HAK
6.
IN
7.
MK
8.
MW
9.
NS
10.
RA
Pemahaman Menjadi tahu dan paham mengenai cara membangkitkan keinginan Mengerti bagaimana cara membangkitkan keinginan mengikuti konseling individu Jadi paham bagaimana membangkitkan keinginan mengikuti layanan konseling individu Mengetahui mengenai cara membangkitkan keinginan Jadi tahu gimana agar menambah keinginan mengikuti konseling individu
Perasaan Senang
Senang
Senang
Ceria
Tindakan yang akan dilakukan Membangkitkan keinginan mengikuti konseling individu Mencoba membangkitkan keinginan mengikuti konseling individu Akan mencoba cara membangkitkan keinginan mengikuti konseling individu
Akan menerapkan apa yang telah disampaikan Senang dan Akan bahagia membangkitkan keinginan untuk mengikuti konseling individu Bisa belajar Sangat lega sekali Mencoba bagaimana cara membangkitkan membangkitkan keinginan mengikti keinginan mengikuti konseling individu konseling individu Menambah Senang Akan mencoba cara pengetahuan membangkitkan mengenai cara keinginan mengikuti membangkitkan konseling individu keinginan Jadi tahu dan paham Senang Akan mencoba cara cara membangkitkan tersebut keinginan Tahu bagaimana Gembira Akan mencoba cara membangkitkan membangkitkan keinginan mengikuti keinginan mengikuti konseling individu konseling individu Bisa mengerti cara Senang dan lega Mengikuti apa yang membangkitkan telah disampaikan keinginan
265
HASIL EVALUASI BIMBINGAN KELOMPOK PERTEMUAN VI Hari/tanggal
: Senin, 28 Februari 2013
Topik
: Meningkatkan keyakinan
No.
Responden
1.
ANK
2.
DH
3.
ESW
4.
5.
GB
HAK
Pemahaman
Mengetahui tips Senang untuk menambah keyakinan Mengetahui ternyata Senang ada tips untuk menambah keyakinan mengikuti konseling individu Tahu apa itu Senang keyakinan mengikuti konseling individu Dapat mengetahui tips keyakinan dalam mengikuti konseling individu Paham agar saya yakin dalam mengikuti konseling individu Keyakinan mengikuti konseling individu saya bertambah
Tindakan yang akan dilakukan Akan menerapkan apa yang telah disampaikan Akan mencoba tipstips untuk menambah keyakinan mengikuti konseling individu
Perasaan
Ceria
Senang bahagia
Menambah keyakinanan saya dalam mengikuti konseling individu Akan mencoba lebih yakin untuk mengikuti konseling individu dan Berusaha untuk yakin mengikuti konseling individu
Sangat senang
6.
IN
7.
MK
8.
MW
Memahami tips agar Gembira lebih yakin mengikuti konseling individu Mengetahui tentang Senang menambah keyakinan
9.
NS
Saya yakin mengikuti Senang konseling individu
RA
Dapat mengetahui Senang dan lega tips tentang menambah keyakinan ikut konseling individu
10.
Akan menjadi lebih yakin dalam mengikuti konseling individu Belajar mengikuti tips-tips yang telah diajarkan Menyampaikan kepada teman yang belum tahu Berpikir agar tambah yakin mengikuti konseling individu Mengikuti apa yang telah disampaikan
266
HASIL EVALUASI BIMBINGAN KELOMPOK PERTEMUAN VII Hari/tanggal
: Selasa, 5 Maret 2013
Topik
: Tindakan mengikuti konseling individu
No.
Responden
1.
ANK
2.
DH
3.
ESW
4.
GB
5.
HAK
6.
IN
7.
MK
8.
9.
10.
MW
NS
RA
Pemahaman Tindakan mengikuti konseling individu dapat menambah pengetahuan dan pengalaman Konseling individu sangat penting bagi kita Tindakan mengikuti konseling individu harus dicoba siswa disekolah Mengetahui tentang pentingnya ikut konseling individu Kegiatan konseling individu disekolah dapat mengurangi masalah siswa Tindakan mengikuti konseling individu sebaiknya diikuti siswa dengan ikhlas Pentingnya tindakan mengikuti konseling individu Jika mendapat masalah yang tidak bisa diselesaikan sendiri sebaiknya ikut konseling individu Konseling individu tidak hanya dipahami tetapi juga harus dicoba Berusaha ikut konseling individu dengan kemauan saya sendiri
Perasaan Gembira senang
Tindakan yang akan dilakukan dan Ingin mencoba konseling individu dengan guru BK
Merasa senang
Sangat senang
Melakukan konseling individu dengan guru BK Akan ikut konseling individu
Senang
Berusaha ikut konseling individu
Senang
Mengikuti konseling individu disekolah
Senang
Mengajak teman agar ikut konseling individu jika punya masalah Menceritakan masalah saya kepada guru BK Jika ada masalah yang berat curhat dengan guru BK
Senang dan ceria
Senang
Senang
Melakukan tindakan mengikuti konseling individu
Senang
Akan mengikuti konseling individu
267
HASIL EVALUASI BIMBINGAN KELOMPOK PERTEMUAN VIII Hari/tanggal
: Kamis, 7 Maret 2013
Topik
: Keterbukaan diri
No.
1.
Responden ANK
2.
DH
3.
ESW
4.
GB
5.
HAK
6.
IN
7.
MK
8.
9.
10.
MW
NS
RA
Pemahaman Bersikap terbuka akan memudahkan seseorang melakukan komunikasi Menerapkan sikap terbuka penting agar kita tidak menjadi pribadi yang tertutup Sudah seharusnya kita terbuka kepada orang lain dengan jujur apa adanya Bersikap terbuka berarti memberikan informasi tentang diri sendiri pada orang lain Mengetahui tentang pentingnya keterbukaan diri Dengan terbuka dapat mengurangi rasa malu dan meningkatkan penerimaan diri Menunjukkan sikap membuka diri terhadap orang lain Bisa terbuka kepada orang lain dan bisa menerima kondisi diri sendiri Berbagi dengan orang lain mengenai diri memberikan kondisi psikologis yang meringankan Keterbukaan diri sangat penting bagi diri kita
Perasaan Senang
Tindakan yang akan dilakukan Belajar terbuka kepada orang lain
Bahagia dan ceria
Mengembangkan sikap terbuka diri
Senang
Berusaha untuk tidak menjadi pribadi yang tertutup
Senang
Berusaha untuk membuka diri kepada orang lain
Gembira
Menunjukkan membuka diri
sikap
Senang karena Introspeksi diri. mendapatkan wawasan tambahan
Senang dan lega
Belajar untuk terbuka kepada orang lain
Senang
Belajar terbuka pada orang lain bila mempunyai masalah
Senang
Berusaha bersikap terbuka diri agar bisa menceritakan sumua masalah saya
Senang dan lega
Akan bersikap lebih terbuka dan tidak menjadi pribadi yang tertutup
268
Dokumentasi
269
270
271