UPAYA PENINGKATKAN PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK MELALUI METODE RESITASI, DISKUSI KELOMPOK DAN TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS V MI DUREN BANDUNGAN SEMARANG TAHUN 2009 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh: CAHYO GINANJAR 121 06 013
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
PESETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara : Nama
: Cahyo Ginanjar
NIM
: 121 06 013
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Judul
: UPAYA PENINGKATKAN PEMBELAJARAN
AKIDAH RESITASI,
AKHLAK DISKUSI
MELALUI
METODE
KELOMPOK
DAN
TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS V MI DUREN BANDUNGAN SEMARANG TAHUN 2009 Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan
Salatiga, 9 Januari 2010 Pembimbing
Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd NIP. 19570520 198601 1 001
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
P E N G E S A H A N KELULUSAN Skripsi Saudara : CAHYO GINANJAR dengan Nomor Induk Mahasiswa : 121 06 013 yang berjudul : " UPAYA PENINGKATKAN PEMBELAJARAN AKIDAH
AKHLAK
MELALUI
METODE
RESITASI,
DISKUSI
KELOMPOK DAN TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS V MI DUREN BANDUNGAN SEMARANG TAHUN 2009". Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga (STAIN) pada hari: Jum’at, 19 Maret 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I). Salatiga, 19 Robiul Akhir 1431 H 19 Maret 2010 M Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 198303 1 002
Dr. H. Muh. Saerozi M.Ag NIP. 19660215 199103 1 001
Penguji I
Penguji II
Dr. Adang Kuswaya, M.Ag NIP.197205311998031002
Dra. Siti Asdiqoh, M.Si NIP. 196808121994032003 Pembimbing
Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd NIP. 19570520 198601 1 001
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Cahyo Ginanjar
NIM
: 121 07 029
Program Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulisan orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 9 Januari 2010 Yang menyatakan
Cahyo Ginanjar
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO 1.
Berbekallah untuk hari yang sudah pasti. Sesungguhnya kematian adalah muaranya manusia.
2.
“Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”. (Q.S. Al-A’raf : 7)
PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada : Pertama dan yang utama skripsi ini hamba persembahkan kepada Sang Kholiq pencipta pemberi ilmu pengetahuan yang sempurna, Penguasa alam kholbu dan pikiran manusia. Puji syukur hamba pada-Mu ya Allah. Segala kenikmatan tiada tara telah Engkau berikan pada hamba tiada kurang sedikitpun. Selanjutnya terimakasih wahai ibu dan bapak tercinta skripsi ini saya persembahkan kepada mu. “Wahai ibu senantiasa berkah dan keridhoan mu yang telah menuntunku sampai detik ini aku tetap memohon dan selalu minta bimbingan dan doa, segala kemurahan yang engkau berikan tak dapat aku balas dan tak terhitung, anak mu ini tidak dapat membelas hanya doa setelah sholat fardhulah yang bisa aku panjatkan agar ibu dan bapak selalu diberkahi syurga Allah di dunia maupun di akhirat kelak. Amin” Kepada kawan-kawan seperjuangan di himpunan yang aku banggakan terimakasih atas dukungan dan motivasinya, Kanda Muhson, Kanda Fauzi, Mas Khafid dan teman-teman angkatan dua ribu empat, teman di cabang, Hasbull, Wahyu. B.U, Torik, Lutfi, Zaky, Fendi, Uma, Ana, Mir’ah, Budiy, Badrus, Rofiq. Temen Komisariat Walisongo, Anam, Tofix, Farcur, Misranto, Kawan Ganesha, Ibnu, Imtihan, Adek Wafiq, Asri. Semoga dengan persahabatan lebih memiliki hikmah terimakasih segala kebersamaan yang telah tejalin sejak awal masuk perguruan tinggi yang kenangan takterlupakan mudah-mudahan kita dapat bertemu kembali seiring berjalanya waktu serta mendapatkan kesejahteraan dan ridho Allah SWT. Amin.
KATA PENGANTAR Teriring salam dan do’a semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK MELALUI METODE RESITASI, DISKUSI KELOMPOK DAN TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS V MI DUREN KECAMATAN BANDUNGAN KEBUPATEN SEMARANG”, untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Tarbiyah. Penulis memperoleh banyak bimbingan, dukungan dan arahan dari banyak pihak dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapakan penghargaan yang tak terhingga kepada: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua STAIN Salatiga yang telah menyetujui pembahasan skripsi ini.
2. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis. 3. Bapak Mufiq, S.Ag, M.Phil dan staf pengajar di lingkungan STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu pengetahuannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 4. Kepala Madrasah Ibtidaiyah Duren, Bapak Marjono, dan rekan-rekan guru yang telah memberikan dukungan moral yang telah memberikannya ijin untuk penelitian. 5. Bapak, Giyono, Ibu Mei Harti, Aji L, dan Ria Puspa M. yang telah memberikan bantuan baik secara moril maupun materiil. Semoga amal baik dan bantuannya tersebut mendapatkan balasan yang berlimpah dari Allah SWT. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca pada umumnya. Amin. Salatiga, 17 Januari 2010
Cahyo Ginanjar
ABSTRAK
Ginanjar, Cahyo. 2009. Upaya Peningkatan Pembelajaran Akidah Akhlak Melalui Metode Resitasi, Diskusi Kelompok dan Tutor Sebaya Pada Siswa Kelas V MI Duren Kecamatan Bandungan Kebupaten Semarang. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Kata Kunci : peningkatan pembelajaran, akidah akhlak, metode resitasi, diskusi kelompok dan tutor sebaya. Penelitian ini merupakan upaya peningkatkan pembelajaran akidah akhlak melalui metode resitasi, diskusi kelompok dan tutor sebaya pada siswa kelas V MI Duren. Pertanyaan yang ingin di jawab melalui penelitian ini adalah 1) Bagaimana penerapan metode resitasi dalam pembelajaran akidah aklak pada siswa kelas V MI Duren? 2) Bagaimana penerapan metode diskusi kelompok dalam pembelajarn akidah akhlak pada siswa kelas V MI Duren? 3) Bagaimana penerapan metode tutor sebaya dalam pembelajaran akidah akhlak pada siswa kelas V MI Duren?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Keaktifan dalam menggunakan metode resitasi siswa dalam pembelajaran akidah akhlak meningkat pada siklus I, 6 siswa memiliki keaktifan baik (26.08%), Siklus II, 15 siswa memiliki keaktifan yang baik (65.21%). Siklus III, 21 siswa memiliki keaktifan yang baik (91.3%). Pada akhir siklus III semua siswa telah memiliki keaktifan yang baik (B), pada siklus yang sebelumnya belum menunjukkan (90%) tingkat keaktifannya. Pemahaman mata pelajaran akidah akhlak juga meningkat. Nilai rata-rata pemahaman siswa berturut-turut dari siklus I, II dan III dengan menerapkan metode diskusi kelompok adalah 65.78, 72.91, dan 83.47. Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa prestasi belajar dengan menerapkan metode tutor sebaya perolehan nilai siswa meningkat dari siklus I,II dan III. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian dalam siklus I hanya 9 siswa yang memiliki prestasi dengan baik (B) atau sekitar 39.13%, Hasil siklus II memperlihatkan peningkatan yang menggembirakan, yaitu 13 siswa memiliki prestasi belajar baik (B) atau 56.52 %. Di siklus III 20 siswa memiliki prestasi belajar yang baik (B) sekitar 86.95 %. Hal tersebut mencapai keberhasilan prestasi belajar dalam pembelajaran akidah akhlak. Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa dengan menggunakan metode resitasi, diskusi kelompok dan tutor sebaya dapat meningkatkan, minat, pemahaman dan keaktifan dalam pembelajaran akidah akhlak sehingga prestasi belajar dapat meningkat. Penulis menyarankan agar melalui metode resitasi, diskusi kelompok dan tutor sebaya dalam pembelajaran akidah akhlak dapat dikembangkan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
DAFTAR ISI
SAMPUL ...............................................................................................
i
LEMBAR BERLOGO ...........................................................................
ii
HALAMAN JUDUL..............................................................................
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..........................................................
iv
PENGESAHAN KELULUSAN .............................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...............................................
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..........................................................
vii
KATA PENGANTAR............................................................................
viii
ABSTRAK.............................................................................................
ix
DAFTAR ISI .........................................................................................
x
DAFTAR TABEL ..................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................
xv
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................
1
B. Rumusan Masalah ..........................................................
6
C. Tujuan Penelitian ...........................................................
6
D. Hipotesis Tindakan.........................................................
7
E. Kegunaan Penelitian.......................................................
7
F. Definisi Operasional.......................................................
8
G. Metode Penelitian...........................................................
10
1. Rancangan Penelitian.................................................... 10 2. Subjek Penelitian.......................................................... 15 3. Langkah-langkah.......................................................... 16 4. Instrumen Penelitian...................................................... 18 5. Pengumpulan Data....................................................... 18 6. Analisis Data ............................................................... 18
BAB II
H. Sistematika Penulisan .....................................................
19
KAJIAN PUSTAKA ............................................................
20
A. Pengertian Pembelajaran .................................................
20
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ...........
21
C. Pengertian Akidah Akhlak...............................................
39
1. Fungsi Pelajaran Akidah Akhlak.................................... 39 2. Tujuan........................................................................... 40
BAB III
BAB IV
D. Pengertian Metode Pembelajaran ....................................
40
E. Kebaikan dan Kekurangan Metode Dalam Pembelajaran .
42
PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subjek Penelitian ..............................................................
47
B. Pelaksanaan Penelitian .....................................................
52
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................... 67 A. Hasil Penggunaan Metode Resitasi Dalam Meningkatkan Keaktifan Siswa ............................................................
71
B. Hasil Penggunaan Metode Diskusi Kelompok Dalam Meningkatkan Pemahaman Belajar Siswa ..........
73
C. Hasil Penggunaan Metode Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa ................. BAB V
75
KESIMPULAN A. Kesimpulan ....................................................................
78
B. Saran-saran ....................................................................
79
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
DAFTAR TABEL Tabel I
Keadaan Murid MI Duren ....................................................
49
Tabel II
Keadaan Guru ......................................................................
49
Tabel III
Karakteristik Siswa ..............................................................
51
Tabel IV
Lembar Observasi ................................................................
55
Tabel V
Lembar Observasi ...............................................................
60
Tabel VI
Lembar Observasi ................................................................
65
Tabel VII Nilai Siswa Siklus I..............................................................
67
Tabel VIII Nilai Siswa Siklus II ............................................................
69
Tabel IX
Nilai Siswa Siklus III ...........................................................
70
Tabel X
Keaktifan Siswa Dengan Metode Resitasi.............................
71
Tabel XI
Rekapitulasi Pemahaman Siswa Dengan Metode Diskus ......
80
Tabel XII Prestasi Belajar Siswa dengan Menerapkan Metode Tutor Sebaya ........................................................................ 82
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
: Alur Penelitian Tindakan Kelas......................................
17
Gambar 1.2
: Struktur Organisasi.........................................................
48
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 2
: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 3
: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III
Lampiran 4
: Soal Pre Test Dan Post Test
Lampiran 5
: Lembar Pengamatan PBM Untuk Guru
Lampiran 6
: Hasil Observasi Terhadap Guru Dalam Proses Pembelajaran Siklus I, II, III.
Lampiran 7
: Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa dalam PBM
Lampiran 8
: Dokumentasi Penelitian
Lampiran 9
: Surat Ijin Penelitian
Lampiran 10 : Surat Keterangan Penelitian Lampiran 11 : Riwayat Hidup Peneliti
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga
negara
yang
demokratis
serta
bertanggung
jawab
(UU. SISDIKNAS, 2007: 5). Pendidikan tidak hanya terfokus pada kebutuhan jangka pendek, tetapi harus menyentuh dasar untuk memberikan watak pada visi dan misi pendidikan, yaitu perhatian mendalam pada etika moral dan spiritual yang luhur (E. Mulyasa, 2004:4). Hal ini sebagai perjuangan dalam menentukan kualitas kemanusiaan yang menjadi dasar memperoleh pendidikan yang layak. Maka tujuan awal jangka panjang memerlukan penanaman mendasar sehingga mampu mempersiapkan diri dalam kehidupan yang berguna bagi bangsa. Guru merupakan komponen yang paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapatkan perhatian sentral pertama dan utama. Guru memegang peranan utama dalam pembangunan khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah. Guru sangat menentukan keberhasilan peserta didik, berkaitan dengan proses belajar
mengajar. Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Dengan kata lain perbaikan kualitas pendidikan harus berpangkal dari guru dan berujung pada guru pula. Kemampuan guru banyak dijumpai dalam penerapan metode belum secara maksimal dapat diserap dalam kegiatan pembelajaran hal ini berimbas pada persoalan tentang pemaksimalan belajar siswa agar lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar baik disekolah maupun di luar sekolah. Kegiatan proses berlangsung mengakibatkan penyerapan kemampuan dalam suatu bidang studi banyak terjadi kendala yang mengakibatkan kejenuhan, kebosanan dialami oleh anak didik, sehingga pemahaman materi yang seharusnya dapat segera dipahami justru berdampak yang memberikan beban. Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi dalam rangka mencapai tujuan pengajaran yang aktif dan efektif maka guru seharusnya dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar bergairah bagi anak didik. Proses pembelajaran secara terus menerus memberikan dampak yang positif berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak didik sehingga diperlukan peranan yang lebih maksimal baik pengolahan, pengelompokan serta pembinaan hubungan emosional terhadap rekan sebaya. Dalam mengajar guru jarang sekali menggunakan metode karena menyadari bahwa metode ada kebaikan dan kelemahannya. Penggunaan suatu metode lebih cenderung menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang membosankan bagi anak didik. Jalan pengajarannya yang kaku anak didik
terlihat kurang bergairah dalam belajar. Kejenuhan dan kemalasan menyelimuti kegiatan belajar anak. Hal ini sangat tidak menguntungkan bagi guru dan anak didik. Guru mendapatkan kegagalan dalam menyampaikan pesan-pesan keilmuan, anak didik dirugikan. Ini berarti metode tidak dapat difungsikan oleh guru sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar (Syaiful Bahri Djamarah dan Asnawi Zain, 2006: 73). Permasalahan gaya mengajar guru kaitannya dengan pengelolaan pembelajaran akidah akhlak yang tidak sederhana. Proses pembelajaran mengalami hambatan dan permasalahan. Namun dalam mengatasinya guru melakukan manajemen kelas maupun pengelolaan kelas kurang baik, di antaranya metode yang kurang resitasi, diskusi kelompok, dan tutor sebaya dalam mengajar. Variasi gaya mengajar yang diharapkan adanya perubahan yang realistis dan sederhana dan dapat dirasakan hasil pencapaian dari materi yang di sampaikan. Dalam belajar, anak didik mempunyai motivasi yang berbeda. Pada satu sisi anak didik memiliki motivasi yang rendah, tetapi pada saat yang lain anak didik mempunyai motivasi yang tinggi. Anak didik yang satu bergairah belajar, anak didik yang lain kurang bergairah belajar. Sementara sebagian besar anak belajar, satu atau dua orang anak tidak ikut belajar. Mereka duduk berbincang satu sama lain yang terlepas dari masalah pelajaran. Dalam mengajar, guru yang hanya menggunakan satu metode biasanya sukar menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam waktu relatif lama. Bila terjadi perubahan suasana kelas maka sulit untuk menormalkannya kembali.
Ini sebagai tanda adanya gangguan dan keengganan keikutsertaan dalam proses belajar mengajar. Aktivitas jalannya pembelajaran kurang menjadi efektif efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan jadi terganggu, disebabkan anak kurang berkonsentrasi. Metode yang satu-satunya dipergunakan tidak dapat diperankan, karena memang gangguan berpangkal dari kelemahan metode. Permasalahan yang terjadi oleh setiap anak didik biasanya resitasi, diskusi kelompok, dan tutor sebaya, maka pendekatan yang digunakan harus lebih tepat dengan metode yang resitasi, diskusi kelompok, dan tutor sebaya. Misalnya, anak didik yang tidak disiplin dan anak yang suka berbicara akan berbeda pemecahannya dan membutuhkan pendekatan yang berbeda. Demikian juga anak didik yang berbuat keributan. Guru tidak dapat menggunakan pemecahan yang sama untuk memecahkan permasalahan yang lain. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Asnawi Zain, (2006:58) perbedaan dalam teknik pemecahan itulah dalam pembicaraaan ini didekati dengan melalui “metode pendekatan resitasi, diskusi kelompok, dan tutor sebaya.” Melihat dari sebelum penerapan metode resitasi, diskusi kelompok, dan tutor sebaya anak didik cenderung pasif terhadap kegiatan belajar di dalam kelas yang kurang mendukung dalam memberikan penguatan antara teman belajar satu dengan yang lainnya. Hal ini perlu disampaikan mengingat jumlah 23 siswa yang memeiliki cara berfikir tersendiri tentunya berkenaan tentang belajar yaitu dengan menyertakan metode sebagai langkah yang utama mencapai keberhasilan pengelolaan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Adapun tentang hasil dalam penerapan metode variasi pada siswa kelas V yang berjumlah 23 siswa memberikan dampak positif sehingga anak terlibat aktif belajar berperan dengan rekan sebayanya, baik menanyakan persoalan yang belum begitu jelas dalam materi, mereka disibukkan oleh tugas-tugas diberikan oleh guru dalam setiap pertemuan menuntut anak dapat aktif secara individu maupun kelompok dapat mengerjakan materi yang sudah diberikan guru maupun setiap hasil diskusi telah dilakukan dengan melihat karena kelas ini perlu semangat dalam belajar. Dari permaslahan di atas dalam pengelolaan kelas serta penggunaan metode yang kurang maksimal, maka peneliti bermaksud mencoba menggunakan metode pembelajaran yang lain yakni melalui metode resitasi, diskusi kelompok, dan tutor sebaya mengajar dengan menggunakan metode yang terdiri dari metode: 1. Metode resitasi (penugasan) 2. Diskusi kelompok. 3. Tutor sebaya dengan mengambil murid yang berkemampuan di atas ratarata. Kelebihan metode ketiga tersebut di atas dengan penerapan metode tersebut anak didik dapat: 1. Merangsang anak untuk lebih aktif belajar baik individu maupun kelompok. 2. Anak didik memiliki motivasi yang tinggi dan gairah belajar. 3. Membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik.
4. Merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan, prakarsa, dan terobosan baru dalam memecahkan masalah. Keterangan secara umum di atas maka peneliti mengajukan judul Upaya Peningkatan Pembelajaran Akidah Akhlak Melalui Metode Resitasi, Diskusi Kelompok dan Tutor Sebaya Pada Siswa Kelas V MI Duren Kecamatan Bandungan Kebupaten Semarang. B. Rumusan Masalah Masalah dalam PTK adalah tentang metode guru dalam mengajar belum maksimal. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan metode resitasi dalam pembelajaran akidah akhlak pada siswa kelas V MI Duren, Bandungan, Semarang ? 2. Bagaimana penerapan metode diskusi kelompok dalam pembelajaran akidah akhlak pada siswa kelas V MI Duren, Bandungan, Semarang ? 3. Bagaimana penerapan metode tutor sebaya dalam pembelajaran akidah akhlak pada siswa kelas V MI Duren, Bandungan, Semarang ? C. Tujuan Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan agar guru Akidah Akhlak : 1. Untuk mengetahui bagaimana keaktifan dalam pembelajaran akidah akhlak pada siswa MI Duren, Bandungan, Semarang, setelah metode resitasi diterapkan.
2. Untuk mengetahui bagaimana pemahaman pembelajaran akidah akhlak pada siswa kelas V MI Duren, Bandungan, Semarang, setelah metode diskusi kelompok diterapkan. 3. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan prestasi belajar akidah akhlak pada siswa kelas V MI Duren, Bandungan, Semarang, setelah metode tutor sebaya diterapkan. D. Hipotesis Tindakan a. Penerapan
metode
resitasi dapat
meningkatkan keaktifan dalam
pembelajaran akidah akhlak pada siswa kelas V MI Duren, Bandungan, Semarang. b. Penerapan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan pemahaman belajar akidah akhlak pada siswa kelas V MI Duren, Bandungan, Semarang. c. Penerapan metode tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar akidah akhlak pada siswa kelas V MI Duren, Bandungan, Semarang. E. Kegunaan Penelitian Dengan diadakan hasil penelitian ini diharapkan dapat manfaat secara praktis. 1. Bagi siswa bermanfaat antara lain sebagai berikut : a. Dapat merangsang keaktifan dalam pembelajaran akidah akhlak. b. Dapat memotivasi belajar siswa dalam pembelajaran akidah akhlak. c. Dapat meningkatkan prestasi belajar akidah akhlak. 2. Bagi Guru kegunaannya sebagai berikut :
a. Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai acuan pembelajaran yang digunakan. b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi guru agama Islam agar lebih memahami karakter siswa serta lingkungan sekolah sehingga dapat menentukan tehnik pembelajaran yang paling tepat dan menyenangkan untuk kompetensi dasar yang hendak diajarkan. 3. Bagi sekolah kegunaannya sebagai berikut : a. Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai model pembelajaran dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa sehingga mampu meningkatkan mutu pendidikan. b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kajian guru Agama Islam atau sekolah lainnya sebagai inovasi Pembelajaran Agama Islam khususnya dengan menggunakan metode resitasi, diskusi kelompok, dan tutor sebaya. F. Definisi Operasional Untuk memberi gambaran yang jelas dan terarah tentang istilah yang digunakan dalam penulisan skripsi, beikut ini akan disampaikan isatilah-istilah yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dijadikan topik kajian. Adapun istilah-istilah tersebut sebagai berikut: 1. Peningkatan adalah menaikkan derajat (taraf) dan sebagainya. Yang dimaksudkan oleh penulis disini adalah peningkatan mutu mata pelajaran Aqidah Akhlak.
2. Pembelajaran Menurut Jogianto (2007:12), pembelajaran adalah suatu proses yang mana suatu kegiatan berasal atau berubah lewat reaksi dari suatu situasi yang dihadapi dan karakteritik-karakteristik dari perubahan aktifitas tersebut tidak dapat dijelaskan berdasarkan kecenderungan reaksi asli, kematangan atau perubahan-perubahan sementara organisme. Adapun
maksud
peneliti
pembelajaran
ditegaskan
dalam
pengelolaan kelas meliputi yang bersinggungan langsung dengan anak didik dan guru dalam pembahasan mata pelajaran akidah akhlak. 3. Akidah Akhlak Akidah akhlak adalah merupakan cabang ilmu dari pendidikan agama Islam yang terdapat di Madrasah Ibtidaiyah. Cabang ilmu diantaranya Al Qur'an Hadis, Fiqh, Sejarah Kebudayaan Islam, Bahasa Arab, dan Akidah Akhlak. Di antara itu hal yang dipelajari di Madrasah Ibtidaiyah namun, di dalam penlitian ini difokuskan dalam mata pelajaran akidah akhlak. 4. Metode resitasi (penugasan) Menurut Jogianto (2007:12), metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Masalahnya tugas yang dilakukan oleh siswa dapat dilakukan di dalam kelas, di halaman, di laboratorium, di perpustakaan, di rumah, atau di mana saja asal tugas dapat dikerjakan.
5. Diskusi Kelompok. Diskusi (pembahasan bersama tentang suatu masalah). Metode diskusi adalah metode pembelajaran, di mana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu permasalahan yang bisa berupa pertanyaan atau pertanyaan lain yang bersifat problematis untuk dipecahkan bersama (Jogianto, 2007:12). 6. Tutor sebaya Metode tutur sebaya dapat dilakukan dengan jalan mengambil murid yang berkemampuan di atas rata-rata. Guru menunjuk anak didik yang berkemampuan diatas rata-rata yaitu sebagai tutor (pembicara) bagi teman-temannya pada mata pelajaran akidah akhlak. G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan jenis Penelitian Tindakan Kelas atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom Action Reseaerch (CAR), yaitu sebuah kegiatan penelitian yang digunakan di kelas. Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat diterangkan, yaitu : 1. Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan yang mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data dan atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan, menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. 3. Kelas, sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Dengan menggabungkan tiga batasan tersebut maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan menjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Suaharsimi Arikunto, 2008:3). Sebagai pengelola pembelajaran (learning manager) guru berperan menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik guru dapat belajar kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar mengajar seluruh siswa. Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama antara guru dengan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minat, bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada diluar diri siswa seperti lingkungan, sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan tertentu. Sebagai suatu proses kerja sama, pembelajaran tidak hanya menitik beratkan pada kegiatan guru atau kegiatan siswa saja, akan tetapi guru dan siswa bersama-sama berusaha mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan (Wina Sanjaya, 2008:8).
Roestiah N.K mengatakan bahwa suatu tujuan pengajaran adalah deskripsi tentang penampilan perilaku (performance) murid-murid yang kita harapkan setelah mereka mempelajari bahan pelajaran yang kita ajarkan. Suatu tujuan pengajaran mengatakan suatu hasil yang kita harapkan dari pengajaran itu dan bukan sekedar suatu proses dari pengajaran itu sendiri (Syaiful Bahri Djamarah, 2002:29). Materi pelajaran pada hakikatnya adalah pesan yang ingin kita sampaikan pada anak didik untuk dikuasai. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan baik berupa ide, data atau fakta, konsep dan lain sebagainya, yang berupa kalimat, tulisan, gambar, peta, ataupun tanda. Pesan bisa disampaikan melalui bahasa verbal atau non verbal. Pesan yang disampaikan perlu dipahami oleh siswa, sebab manakala tidak dipahami maka pesan tidak akan menjadi informasi yang bermakna. Adakalanya suatu pesan tidak diterima oleh penerima pesan (siswa) atau tidak sesuai dengan maksud pengirim pesan (guru). Hal ini perlu diwaspadai oleh sebab salah pengertian dalam penerimaan pesan bisa berakibat kesalahan dalam menanamkan informasi. Penerima pesan bisa dipengaruhi oleh keadaan individu yang menerima pesan itu sendiri. Agar pesan yang ingin disampaikan bermakna sebagai bahan pelajaran, maka ada sejumlah kreteria yang harus diperhatikan di dalamnya adalah sebagai berikut : 1. Novelty, artinya suatu pesan akan bermakna apabila bersifat baruatau mutkhir. Pesan yang usang atau yang sebenarnya telah diketahui oleh
siswa, maka akan mempengaruhi tingkat motivasi dan perhatian siswa dalam mempelajari bahan pelajaran. 2. Proximity, artinya pesan yang disampaikan harus sesuai dengan pengalaman siswa. Pesan yang disajiakan jauh dari pengalaman siswa cenderung kurang diperhatikan. 3. Conflict, artinya pesan yang disajikan sebaiknya dikemas sedemikian rupa sehingga menggugah emosi. 4. Humor, artinya pesan yang dikemas sebaiknya dikemas sehingga menampilkan kesan lucu sehingga akan menerik perhatian siswa Wina (Sanjaya, 2008:150). Prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas adalah merupakan langkah-langkah praktis pelaksanaan kegiatan pokok yang harus ditempuh; planing, kegiatan ini antara lain berisi 1. Mengidentifikasi masalah, identifikasi masalah merupakan tahap pertama dalam serangkaian tahap penelitian, dan tahap kualitas masalah yang diteliti. Cara untuk menemukan masalah yang dapat didekati dengan penelitian tindakan kelas adalah: a. Masalah harus riil dan on the job problem oriented (masalah tersebut ada dibawah kewenangan guru untuk memecahkannya). b. Masalah harus problematic (masalah tersebut perlu dipecahkan). c. Masalah harus memberikan manfaat yang jelas. d. Masalah Penelitian Tindakan Kelas harus feasible (dapat ditangani atau dapat dipecahkan).
e. Perumusan masalah setelah diidentifikasi, masalah dirumuskan ke dalam kalimat pernyataan dengan memperhatikan kata tanya what, when, who, where, why. f. Pengembangan intervensi (solusion/ action) 2. Acting atau action, (intervensi) dilaksanakan peneliti untuk memperbaiki masalah. Dalam pelaksanaannya guru harus mengambil peran dalam pemberdayaan siswa. 3. Observing, yaitu pengumpulan data, sumber data, (reatical friend, analisis data). 4. Reflecting, kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi pada siswa guru dan suasana. 5. Akhir tindakan, jika penelitian sudah dianggap selesai maka peneliti perlu menyusun laporan penelitian (Suaharsimi Arikunto, 2008:133). Atas dasar langkah di atas penulis mencoba mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang ada di kelas V MI Duren, Bandungan, penulis berpendapat bahwa dengan menciptakan suasana kelas yang kondusif, dan menggunakan metode yang resitasi, diskusi kelompok, dan tutor sebaya belajar dengan adanya penerapan metode tersebut perolehan nilai tes kelas V MI Duren akan mengalami peningkatan. Tujuan penelitian tindakan kelas, saat ini mengalami perkembangan dalam dunia pendidikan yang berkualitas begitu cepat akibatnya tuntutan terhadap layanan pendidikan harus dilakukan oleh pendidik dan harus meningkatkan secara tepat dan cepat. Penelitian tindakan kelas adalah
merupakan salah satu cara yang strategis bagi pendidik untuk meningkatkan dan memperbaiki layanan pendidikan dalam pembelajaran di kelas. Adapun tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk perbaikan dan peningkatan layanan profesional pendidik dalam menangani proses belajar mengajar(Suaharsimi Arikunto, 2008:106). Manfaat yang dapat diraih dalam penelitian tindakan kelas antara lain dapat dilihat dan dikaji dalam beberapa komponen pendidikan dan pembelajaran di kelas antara lain sebagai berikut: 1. Inovasi pembelajaran. 2.
Pengembangan kurikulum ditingkat regional maupun nasional.
3. Peningkatan profesionalisme pendidikan. Dengan memahami dan melaksanakan penelitian tindakan kelas, diharapkan kemampuan pendidik dalam proses pembelajaran makin meningkatkan kualitasnya dan sekaligus akan meningkatkan kualitas pendidikan profesi pendidik atau tenaga pendidikan yang sekarang ini dirasakan menjadi hambatan. 2. Subjek Penelitian a. Siswa Penelitian ini dilkukan kepada siswa kelas V MI Duren Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang yang berjumlah 23 anak. b. Peneliti Penelitian ini dilakukan oleh guru mata pelajaran agama Islam. c. Tempat dan Waktu Penelitian.
Tempat penelitian MI Duren Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2008-2009. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 23 Juli - 06 Agustus 2009. 3. Langkah-langkah a. Perencanaan Dalam perencanaan perlu diidentifikasi faktor pendukung dan faktor penghambat pelaksanaan tindakan. Perencanaan tindakan ini meliputi: 1) Membuat rencana pembelajaran. 2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan. 3) Mempersiapkan lembar observasi untuk mengetahui kondisi mengajar siswa di kelas. 4) Membuat alat evaluasi. 5) Melakukan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan rancangan. b. Perencanaan tindakan meliputi: Dalam pelaksanaan tindakan ini guru menyusun tindakantindakan intervensi terhadap pelaksanaan kegiatan atau program yang menjadi tugas sehari-hari. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu: 1) Guru membuat sekenario pembelajaran inovativ dan progresif. 2) Guru mengadakan proses pembelajaran dengan menerapkan metode resitasi, diskusi kelompok, dan tutor sebaya yang sesuai dengan kompentensi
c. Observasi 1) Mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang telah diterapkan. 2) Mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat diharapkan akan menghasilkan perubahan yang diharapkan. d. Analisis dan Refleksi Analisis dan refleksi berfungsi untuk mengetahui apakah tindakan yang telah dilaksanakan dapat mencapai tujuan yang diharapkan atau tidak, sehingga pada formatif dapat mencapai kategori lancar. Desain penelitian beirisi model penlitian tindakan kelas yaitu terbagi atas siklus-siklus. Menurut Trip sebagaimana dikutip Mukh doyin dan Ety syarifah masing-masing siklus berisi empat langkah, yaitu (1)
perencanaan,
(2)
implementasi tindakan,
(3) observasi dan
implementasi, (4) refleksi. Mukh Doyin dan Ety Syarifah (2009:38), Empat langkah dapat digambarkan: PERENCANAAN
REFLEKSI
PERENCANAAN
TINDAKAN
OBSERVASI
REFLEKSI
TINDAKAN
OBSERVASI
Gambar 1. Alur Penelitian Tindakan Kelas
4. Instrumen Penelitian Adapun instrument yang disiapkan diantaranya berupa: a. Soal tes/ evaluasi. b. Lembar observasi untuk peserta didik. c. Lembar observasi untuk mengamati guru. d. Lembar pengamatan untuk rencana pembelajaran. e. Rencana pembelajaran. 5. Pengumpulan Data Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Melaksanakan tes/ evaluasi terhadap hasil pembelajaran peserta didik melalui pre tes dan post tes. b. Melakukan pengamatan terhadap aktivitas peserta didik selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. c. Melakukan pengamatan terhadap rencana pembelajaran yang disusun guru. d. Melakukan pengamatan terhadap guru selama pembelajaran. e. Melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru selama pembelajara. f. Penilaian materi pembelajaran akidah akhlak dititik beratkan pada penguasaan kognitif. 6. Analisis Data Data hasil penelitian dianalisis dengan cara sabagai berikut: a. Hasil belajar dianalisis deskriptif, komparatif yaitu membandingkan tes antar siklus maupun indicator kinerja.
b. Observasi maupun wawancara melalui analisis deskriptif kualitatif berdasarkan observasi dan refleksi. H. Sistematika Penulisan Rangkaian laporan penelitian tindakan kelas ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian,
hipotesis
tindakan,
kegunaan
penelitian,
definisi
operasional, metode penelitian. Bab II Kajian Pustaka, mengulas tentang : pengertian pembelajaran, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, pengertian akidah akhlak, pengertian metode, kebaikan dan kekurangan metode resitasi, metode diskusi kelompok, metode tutor sebaya. Bab III Pelaksanaan penelitian, deskripsi pelaksanaan siklus I (rencana, pelaksanaan, pengamatan, pengumpulan data, dan refleksi), deskripsi siklis II, deskripsi siklus III. BAB IV Hasil penelitiaan dan pembahasan merupakan deskripsi persiklus dan pembahasannya. BAB V Penutup, kesimpulan dan saran, berisi kesimpulan dan saran dari penulis.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa dan perancangan pembelajaran merupakan penataan upaya tersebut agar muncul perilaku belajar (Hamzah, (2006:5). Pembelajaran menurut Dengeng sebagaimana dikutip oleh Hamzah, (2006:3) adalah upaya untuk pembelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada. Istilah pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapi tujuan pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran memusatkan perhatian pada “bagaimana membelajarkan siswa”, dan bukan pada “apa yang dipelajari siswa”. Pembelajaran lebih menekankan pada bagaiman cara agar tercapai tujuan tersebut (Hamzah,2006:5). Perlunya perencanaan pembelajaran sebagaimana disebutkan, dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan
pembelajaran. Upaya perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut: 1. Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan perencanan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran. 2. Untuk merancang suatu pembelajaran perlu mengunakan pendekatan sistem. 3. Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang belajar. 4. Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa secara perorangan. 5. Pembelajaran yang akan dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan pembelajaran, dalam hal ini akan ada tujuan langsung pembelajaran, dan tujuan pengiring dari pembelajaran. 6. Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk belajar. 7. Perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua variabel pembelajaran. 8. Inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah penetapan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Hamzah, 2006:5). B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Sejak awal dikembangkannya ilmu pengetahuan tentang perilaku manusia, banyak dibahas mengenai bagaimana mencapai peningkatan hasil
belajar yang efektif. Para pakar dibidang pendidikan dan psikologi mencoba mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Dengan diketahuinya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar, para pelaksana maupun pelaku kegiatan belajar dapat memberi intervensi positif untuk meningkatkan hasil belajar yang akan diperoleh. Secara implisit, ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar anak, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. 1. Faktor internal Di dalam membicarakan faktor intern, penulis akan membahas menjadi tiga faktor, yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. a. Faktor jasmaniah 1) Faktor kesehatan Foktor internal meliputi faktor fisiologis, yaitu kondisi jasmani dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis. Faktor fisiologis sangat menunjang atau melatar belakangi aktivitas belajar. Keadaan jasmani yang sehat akan lain pengaruhnya dibanding jasmani yang keadaannya kurang sehat. Untuk menjaga agar keadaan jasmani tetap sehat, nutrisi harus cukup. Hal ini disebabkan, kekurangan kadar makanan akan mengakibatkan keadaan jasmani lemah yang mengakibatkan lekas mengantuk dan lelah.
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagianya bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatanya terganggu. Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, tidur, makan, olahraga, dan rekreasi (Slameto, 1991:56). 2) Cacat tubuh Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Jika hal ini terjadi hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat Bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya. b. Faktor psikologis Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong kedalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor tersebut adalah : 1) Itelegensi Kecerdasan memegang peranan penting dalam menentukan berhasil tidaknya seserorang. Orang pada umumnya lebih mampu belajar dari pada orang yang kurang cerdas. Berbagai penelitian
menunjukkan hubungan yang erat antara tingkat kecerdasan dan hasil belajar di sekalah. Namun menurut Slameto, (1991:57) Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri atas tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui penggunaan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajari dengan cepat. Intelegensi besar sekali pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang memiliki tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. 2) Perhatian Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jika yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju pada suatu obyek (benda atau hal) atau sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempuanyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehinnga ia tidak suka belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakatnya.
3) Minat Minat
adalah
kecenderungan
yang
tetap
untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengarunnya terhadap belajar, karena bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik
baginya
(Slameto, 1991:58). Seorang yang tidak berminat mempelajari sesuatu tidak akan berhasil dengan baik, tetapi kalau seseorang memiliki minat terhadap objek masalah maka dapat diharapkan hasilnya baik. Masalahnya adalah bagaimana seorang pendidik selektif dalam menentukan atau memilih masalah atau materi pelajaran yang menarik siswa. Berikutnya mengemas materi yang dipilih dengan metode yang menarik. Karena itu pendidik perlu mengenali karakteristik siswa, misalnya latar belakang sosial ekonomi, keyakinan, kemampuan, dan lain-lain. 4) Bakat Bakat merupakan kemampuan bawaan sebagai potensi yang perlu dilatih dan dikembangkan agar dapat terwujud. Bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan pada masa yang akan datang. Selain kecerdasan bakat merupakan faktor yang menentukan berhasil tidaknya seseorang
dalam belajar. Belajar pada bidang yang sesuai dengan bakatnya akan memperbesar kemungkinan seseorang untuk berhasil. Bakat
atau aptitude
menurut
Hilgar
Bakat
adalah
kemampuan untuk belajar. Kemampuan ini baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih (Slameto, 1991:59). Dari uraian diatas jelaslah bahwa bakat itu mempengaruhi belajar. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya. 5) Motivasi Motivasi merupakan sebuah konsep utama dalam banyak teori pembelajaran. Motivasi sangatlah dikaitkan dengan dorongan, perhatian, kecemasan, dan umpan balik, atau penguatan. Misalnya seseorang harus cukup dimotivasi untuk memperhatikan diri ketika pembelajaran berlangsung, kecemasan bisa menurunkan motivasi kita untuk belajar. Menerima sebuah imbalan maupun umpan balik untuk satu aksi biasanya meningkatkan kemungkinan bahwa aksi tersebut akan diulang lagi. Menurut Weiner, menunjukkan bahwa teori-teori perilaku cenderung terfokus pada motivasi ekstrinsik (imbalan). Motivasi merupakan dorongan yang ada pada diri anak untuk melakukan sesuatu tindakan. Besar kecilnya motivasi banyak
dipengaruhi oleh kebutuhan individu yang ingin dipenuhi. Ada dua macam motivasi yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang ditimbulkan dari dalam diri orang yang bersangkutan. Sedangkan, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul oleh rangsangan dari luar atau motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, misalnya angka, ijazah, tingkatan, hadiah, persaingan, pertentangan, sindiran, cemoohan dan hukuman. Motivasi ini tetap diperlukan di sekolah karena tidak semua pelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Dengan memiliki kemampuan pada suatu mata pelajaran, baik itu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang mampu dikembangkan,
siswa diharapkan dapat
mengalih gunakan
kemampuan-kemampuan tersebut dalam mengahadapi masalahmasalah dalam berbagai bidang pelajaran. Kemampuan bernalar, kemampuan
memilih
permasalahannya, mengemukakan
strategi
maupun suatu
yang
kemampuan
informasi
secara
cocok menerima tetap
dan
dengan dan cermat
merupakan kemampuan umum yang dapat digunakan dalam berbagai bidang. Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Didalam penentuan tujuan itu disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang
menjadi sebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak atau pendorong. Dalam proses belajar mengajar harus diperhatikan apa yang menjadi pendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau mempunyai motif untuk berfikir dan memusatkan perhatin. Faktor psikologis, yaitu yang mendorong atau memotivasi belajar. Faktor-faktor tersebut di antaranya: a) Adanya keinginan untuk tahu. b) Agar mendapatkan simpati dari orang lain. c) Untuk memperbaiki kegagalan. d) Untuk mendapatkan rasa aman. Faktor internal, yakni faktor yang berkaitan dengan kondisi yang dibawa atau datang dari dalam individu siswa, seperti kemampuan dasar, gaya belajar seseorang, minat dan bakat serta kesiapan setiap individu yang belajar (Wina Sanjaya, 2008:66). 6) Kematangan Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang. Dalam hal ini kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus menerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan pelajaran. Dengan kata lain anak yang sudah siap (matang) belum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum belajar. Jadi kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu tergantung dari kematangan dan belajar.
7) Kesiapan Menurut James Drever yang dikutib oleh Slameto (1991:61) Kesiapan adalah untuk memberikan respon atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan karena kematangan berhubungan dengan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik. c. Faktor kelelahan Kelelahan jasmani terlihat dengan lemahnya tubuh dan timbul kecenderungan untuk
membaringkan tubuh.
Kelelahan rohani
misalnya dapat dilihat dari adanya kelesuan dan kebosanan. Dari itu dapatlah dimengerti bahwa kelelahan itu mempengaruhi belajar. Kelelahan jasmani maupun rohani dapat di hilangkan dengan cara sebagai berikut: 1) Tidur. 2) Istirahat. 3) Mengusahakan resitasi, diskusi kelompok, dan tutor sebaya dalam belajar. 4) Menggunakan obat-obatan yang bersifat melancarkan peredaran darah, misalnya obat gosok. 5) Rekreasi yang teratur. 6) Olah raga secara teratur.
7) Mengimbangi
makanan
yang
memenuhi
syarat
kesehatan,
misalnya yang memenuhi empat sehat lima sempurna. 8) Jika kelelahan sangat serius cepat-cepat hubungi seorang ahli, misalnya dokter, psikiater, konselor (Slameto, 1991:62). 2. Faktor eksternal Pendapat Gagne, faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar individu, yakni berkaitan dengan penyediaan kondisi atau lingkungan yang didisain agar siswa belajar. Desain pembelajaran berkaitan dengan faktor eksternal, yakni pengaturan lingkungan dan kondisi, yang memungkinkan siswa dapat belajar (Wina Sanjaya, 2008:67). Faktor-faktor eksternal, yaitu faktor dari luar diri anak yang ikut mempengaruhi belajar anak, yang antara lain berasal dari orang tua, sekolah, dan masyarakat. Uraian berikut akan membahas ketiga faktor tersebut: a. Faktor Keluarga Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: 1) Cara orang tua mendidik Faktor yang berasal dari orang tua adalah cara mendidik anak dari sejak dini sampai tumbuhnya anak tersebut hingga dewasa. Dalam hal ini dapat dikaitkan suatu teori, apakah orang tua mendidik secara demokratis, atau otoriter. Cara atau tipe mendidik
yang dimikian masing-masing mempunyai kebaikan dan ada pula kekurangannya. Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anak. Hal ini jelas dan dipertegas oleh Tjipto Wirowidjoyo dengan pertanyaannya yang menyatakan bahwa, keluarga adalah pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu pedidikan bangsa, negara dan dunia (Slameto, 1991:62). Mendidik anak dengan cara memanjakannya adalah cara yang tidak baik. Sedangkan mendidik anak dengan cara yang terlalu keras, memaksa dan mengejar-ngejar anaknya untuk belajar, adalah cara mendidik yang juga salah. Dengan demikian anak tersebut diliputi ketakutan dan akhirnya benci terhadap suatu pembelajaran, bahkan jika ketakuatan itu terlalu serius anak mengalami gangguan kejiwaan akibat dari tekanan-tekanan tersebut. 2) Relasi keluarga Relasi yang terpenting adalah relasi antara orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan relasi keluarga yang lainnya turut mempengaruhi belajar anak. Relasi antara anggota keluarga ini erat hubungnnya atara cara orang tua mendidik. Relasi ini menyebabkan perkembangan anak
terhambat dan menyebabkan gangguan psikologis yang lain. Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang dengan disertai bimbingan dan bila perlu bimbinganbimbingan maupun hukuman untuk menyukseskan anak. 3) Keadaan ekonomi Keadaan ekonomi erat hubungan dengan belajar anak. Dengan perekonomian yang menunjang sebagai fasilitas bagi anak juga sebagai pendukung dalam menentukan kebarhasilan anak. Berkaitan dengan belajar tentunya harus memperoleh alat-alat dan juga kebutuhan jasmaniah, kesehatan, perlindungan selain itu makanan pokok gizi yang cukup sebagai suplemen belajar anak. 4) Pengertian orang tua Anak belajar perlunya dorongan dan pengertian orang tua. Maka ketika anak sedang menjalankan tugas sekolah orang tua mempunyai perhatian penuh untuk membantu pekerjaan disaat anak memerlukan bantuan jika terjadi kesulitan saat mengalami kebuntuan, asalkan tidak terlalu sering dalam pelaksanaan. Keluarga sebagai lingkungan pendidikan pertama sangat penting dalam membentuk pola kepribadian anak. Karena di dalam keluarga, anak pertama kali berkenalan dengan nilai dan moral. Dengan demikian pendidikan anak menjadi tanggung jawab orang tua. Sabagaimana firman Allah di dalam Q.S. Al-Tahrim ayat 6 ;
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (At-Tahriim : 6).
5) Fungsi keluarga sebagai lembaga pendidikan a) Pengalaman pertama masa kanak-kanak. b) Menjamin kehidupan anak. c) Menanamkan dasar pendidikan moral. d) Membentuk dasar pendidikan sosial. e) Dasar pendidikan agama. (Jamali, 2004:46). 6) Latar belakang keluarga Tingkat pendidikan sering kali mempengaruhi kebiasaan dalam keluarga mempengaruhi anak ketika bersikap dalam melakukan belajar. Perlunya anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat belajar anak. b. Faktor Sekolah 1) Metode mengajar
Faktor yang berasal dari sekolah, dapat berasal dari guru, mata pelajaran yang ditempuh, dan metode yang diterapkan. Faktor guru banyak menjadi penyebab kegagalan belajar anak, yaitu yang menyangkut
kepribadian
guru,
kemampuan
mengajarnya.
Terhadap mata pelajaran, karena kebanyakan anak memusatkan perhatianya kepada yang diminati saja, sehingga mengakibatkan nilai yang diperolehnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Keterampilan, kemampuan, dan kemauan belajar anak tidak dapat dilepaskan dari pengaruh atau campur tangan orang lain. Oleh karena itu menjadi tugas guru untuk membimbing anak dalam belajar. Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilaluai didalam mengajar. Mengajar itu sendiri menurut Ulih Bukit Karo Karo adalah menyajikan bahan pelajaran oleh orang kepada orang lain agar orang lain itu menerima menguasai dan mengembangkannya (Slameto, 1991:67). 2) Kurikulum Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran. Jelaslah dengan bahan pelajaran itu akan mempengaruhi belajar siswa. Kurikulum yang kurang baik akan memberikan dampak yang tidak baik dalam belajar.
3) Relasi guru dengan siswa Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Proses tersebut juga dipengaruhi relasi yang ada dalam proses itu sendiri. Jadi cara belajar siswa juga dipengaruhi oleh relasinya dengan gurunya. Persoalanya mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi antara siswa dan guru, hal ini sebagai tinjauan langsung dalam memperoleh pemahaman saat pelajaran. beberapa hubungan dan kejadian yang terjadinya ketidak senangan siswa terhadap guru atau ketidak sukaan siswa dengan mata pelajaran. Guru yang kurang interaksi dengan siswa secara akrab menyebabkan proses belajar kurang lancar. Siswa merasa jauh dengan guru maka akan segan berpartisipasi secara aktif. 4) Relasi siswa dengan siswa Hubungan antara siswa dengan siswa yang lain dalam kaitanya dengan belajar antara kelompok satu dengan lainnya. Hubungan yang baik akan mementukan keharmonisan saat belajar mengajar ketika bersingungan langsung dengan siswa, maka hal ini akan menetukan dengan didorong sikap kebersamaan dan kerjasama yang lebih baik. Dimaksudkan disini agar memberikan pengaruh positif terhadap belajar siswa. 5) Disiplin sekolah Kedisiplinan sekolah erat hubungnya dengan kerajianan siswa dalam sekolah dan juga belajar. Kedisiplinan mencakup dari
kedisiplinan guru dalam mengajar dengan melaksanakan tata tertip, pekerjaan administrasi, kebersihan lingkungan kelas dan kepala sekolah dalam memimpin staf dan kariawan.
6) Alat pelajaran Alat pelajarana adalah alat yang digunakan oleh guru pada waktu mengajar dan juga dipakai oleh siswa untuk menerima bahan yang di ajarkan. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan pada siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya, maka belajarnya akan lebih giat dan lebih maju. 7) Waktu sekolah Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah. Waktu sekolah belajar akan mempengaruhi belajar siswa, sehingga yang harus dilakukan dalam memilihnya waktu yang tepat dalam belajar efektif, misal pagi hari dengan keadaan siswa yang bugar akan lebih baik dibandingkan siswa yang belajar pada siang hari teras lebih malas karena panas, lapar bahkan kecapean. 8) Metode belajar
Belajar secara teratur, dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar. 9) Tugas rumah Tugas rumah adalah tugas yang diberikan oleh guru kepada siswa untuk dikerjakan di rumah. Maka diharapkan guru juga jangan terlalu banyak menberikan tugas di rumah sehingga siswa dapat melakukan aktifitas yang lain. c. Faktor masyarakat Masyarakat faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pada uraian berikut ini untuk mencoba dibahas tentang suatu keberadaan kegiatan. a) Kegiatan siswa dalam masyarakat Kegiatan masyarakat dapat menguntungkan perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa ambil bagian dalam masyarakat yang terlalu banyak misalnya berada dalam suatu jama’ah, organisasi, kegiatan sosial dan keagamaan, belajarnya akan terganggu, lebihlebih tidak bijak dalam mengatur waktu. b) Mass media Yang termasuk dalam mass media adalah radio, TV, surat kabar, majalah, buku-buku, komik, dan lain-lain. Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga
terhadap belajarnya. Sebaliknya mass media yang jelek juga berpengaruh terhadap jelek terhadap siswa (Slameto, 1991:72). c) Teman bergaul Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwanya. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya, temen bergaul pasti mempengaruhi sifat buruk. Maka perlulah diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik harus bijaksana. d) Bentuk kehidupan masyarakat Anak tidak lepas dari kehidupan masyarakat. Faktor masyarakat bahkan sangat kuat pengaruhnya terhadap pendidikan anak. Pengaruh masyarakat bahkan sulit dikendalikan. Mendukung atau tidak mendukung perkembangan anak, masyarakat juga ikut mempengaruhi. Lingkungan anak adalah orang-orang terpelajar yang baikbaik, mereka mendidik menyekolahkan anakanya, antusias dengan cita-cita yang luhur akan masa depan anaknya, terpengaruh ke halhal yang dilakukan lingkungannya, sehingga akan berbuat seperti yang ada di lingkungannya. Pengaruh seperti itu akan mendorong anak lebih belajar lebih giat, begitu pula jika yang terjadi sebaliknya dalam kondisi suatu lingkungan negatif yang cenderung
terdapat kriminal, mecuri, mabuk, dan tidak terpelajar, maka akan memberikan dampak yang berbeda antara yang lingkungan yang baik dan yang buruk akan mempunyai nilai tersendiri. Perlunya usaha lingkungan yang baik agar memberi pengaruh yang positif terhadap siswa atau anak sehingga dapat belajar dengan sebaik-baiknya.
C. Pengertian akidah akhlak 1. Pengertian Akqidah Akhlak Aqidah akhlak adalah salah satu bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang digunakan sebagai wahana pemberian pengetahuan, bimbingan dan pengembangan kepada siswa agar dapat memenuhi, keyakinan dan menghayati ajaran Islam, serta bersedia mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. 2. Fungsi Pelajaran Aqidah Akhlak berfungsi : a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa kepada Allah SWT. Yang telah ditanamkan dilingkungan keluarga. b. Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.
c. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal yang negatif dari lingkungan atau dari budaya lain yang dapat membahayakan diri siswa dan perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya. d. Pengajaran, yaitu menyampaikan ilmu pengetahuan tentang keimanan dan ahlak. Target pengajaran sesungguhnya harus mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor, yang selanjutnya dikembangkan dengan life skill.
3. Tujuan Memberikan kemampuan dasar kepada siswa tenbtang aqidah Islam untuk mengembangkan kehidupan beragama sehingga menjadi muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia, sebagai pribadi, sebagai anggota masyarakat dan sebagai warga negara. D. Pengertian Metode Pembelajaran Menurut istilah metodologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata “metha” yang berarti melalui, “hodos” yang berarti jalan atau cara. Dan kata “logos” yang berarti ilmu pengetahuan. Jadi, metodologi pendidikan adalah jalan yang kita lalui untuk memberikan pemahaman atau pengertian kepada anak didik, atau segala macam pelajaran yang diberikan (Abdul Majid, 2008:136).
Adapun yang dimaksud Dengang yang dikutip Abdul Majid metodologi pendidikan agama Islam adalah suatu ilmu pengetahuan yang membahas tentang bagaimana cara-cara yang perlu ditempuh atau dipergunakan dalam upaya menyampaikan materi pendidikan agama islam kapada objeknya, yaitu manusia (anak didik), berdasarkan petunjuk atau tuntutan Al-Qur’an dan Al-Sunnah. Berkenaan dengan metode, Al-Qur’an (An-Nahl: 125) telah memberikan petunjuk mengenai metode pendidikan secara umum, yaitu:
“Serulah (semua manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dia-lah yang sangat mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya, dan Dia-lah yang mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (Q.S. An-Nahl ; 125)
Metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan.
Metode
pembelajaran
merupakan
alat
untuk
mengoperasionalkan apa yang direncanakan dalam strategi. Untuk melaksanakan strategi digunakan seperangkat metode pembelajaran tertentu. Dalam pengertian yang demikian, maka metode pembelajaran menjadi salah satu unsur dalam strategi pembelajaran. Unsur lain seperti
sumber belajar, kemampuan yang dimiliki guru dan siswa media pendidikan, materi pembelajaran, organisasi kelas, waktu yang tersedia, dan kondisi kelas dan lingkungannya, merupakan unsur-unsur yang mendukung stratgi pembelajaran (Isjoni, 2008:79). Inti dari desain pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Fokus utama perancangan pembelajaran adalah pada pemilihan, penetapan, dan pengembangan variabel metode pembelajaran. Pemilihan metode pembelajaran harus didasarkan pada analisis kondisi dan hasil pembelajaran. Analisis akan menunjukkan bagaimana kondisi pembelajaran, dan apa hasil pembelajaran yang diharapkan. Setelah itu, berulah menetapkan mengembangkan metode pembelajaran yang diambil setelah perancang pembelajaran mempunyai informasi yang lengkap mengenai kondisi nyata yang ada dan hasil pembelajaran yang diharapkan. Ada tiga prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam upaya menetapkan metode pembelajaran. Ketiga prinsip tersebut adalah: a. Tidak ada satu metode pembelajaran yang unggul untuk semua tujuan dalam semua kondisi. b. Metode (strategi) pembelajaran yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda dan konsisten pada hal pembelajaran. c. Kondisi pembelajaran bisa memiliki pengaruh yang konsisten pada hasil pengajaran. Hamzah (2006:6).
E. Kebaikan dan kekurangan metode dalam pembelajaran Bentuk metode yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, metode ini duantaranya sebagai berikut : a. Metode Resitasi (penugasan). b. Diskusi Kelompok. c. Metode tutor sebaya dengan mengambil murid yang kemampuannya di atas rata-rata. 1. Metode Resitasi (penugasan) Metode ini disebut pemberian tugas belajar dimana murid-murid diberikan tugas diluar jam pelajaran di sekolah. Selanjutnya tugas tersebut dipertanggung jawabkan oleh guru. a. Kebaikan kebaikan metode ini antara lain : 1) Merangsang
murid-murid
aktif
belajar
dan
menyelesaikan
pekerjaannya sendiri secara tekun dan rajin. 2) Merangsang murid-murid bertanggung jawab sendiri. 3) Menjadikan murid-murid mempunyai pengetahuan yang lebih lengkap. b. Adapun segi kekurangan metode ini dapat dilihat pada : 1) Mengalami kesulitan untuk mengontrol apakah tugas yang diberikan itu betul-betul dikerjakan oleh murid-murid sendiri. 2) Kurang memperhatikannya perbedaan-perbedaan individu muridmurid sehingga ada kecenderungan (mungkin kebiasaan) dalam menyamaratakan pemberian tugas kepada semua murid.
c. Tahap pemakaian metode ini disarankan hal-hal sebagai berikut : 1) Tugas hendaknya memberikan nilai-nilai dikdaktis methodis, terutama jangan sampai tugas tersebut dianggap oleh murid-murid sebagai “hukuman”. 2) Tugas harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan murid-murid. 3) Tugas harus jelas, sehingga murid-murid mengerti benar apa yang harus dikerjakan. 4) Penyelesaian tugas, harus diukur dengan waktu yang tersedia. 5) Tugas memiliki sifat-sifat, menarik minat, mendorong untuk mencari, mendalami, mengalami, dan menyampaikan bagi muridmurid. 6) Tugas praktis dan ilmiah. Zainuddin Dja'far (1995:33). 2. Diskusi Kelompok Metode diskusi merupakan interaksi antara siswa dan siswa atau siswa dengan guru. a. Metode diskusi ini tepat dipergunakan bila : 1) Siswa berada di tahap menengah atau tahap akhir proses belajar. 2) Pelajaran formal atau magang. 3) Peluasan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. 4) Belajar
mengidentifikasi
dan
memecahkan
masalah
serta
mengambil keputusan. 5) Membiasakan siswa berhadapan dengan berbagai pendekatan interpretasi, menghadapai masalah dengan berkelompok.
6) Membiasakan siswa untuk beragumentasi dan berfikir rasional. Martinis Yamin (2005:70). b. Metode diskusi ini mempuanyai keterbatasan sebagai berikut ; 1) Menyita waktu lama dan jumlah siswa harus sedikit. 2) Mempersyaratkan siswa memiliki latar belakang yang cukup tentang topik atau masalah yang didiskusikan. 3) Metode ini tidak tepat digunakan pada tahap awal proses belajar bila siswa baru diperkenalkan kepada bahan pembelajaran baru. 4) Apatis bagi siswa yang tidak terbiasa berbicara dalam forum. c. Tahap-tahap metode diskusi ini digunakan bila : 1) Menyediakan bahan, topik, atau masalah yang akan didiskusikan. 2) Menyebutkan pokok-pokok masalah yang akan dibahas atau memberikan studi kasus kepada siswa sebelum menyelenggarakan diskusi. 3) Menugaskan
siswa
untuk
menjelaskan,
menganalisis,
dan
meringkas. 4) Membimbing diskusi tidak memberi ceramah. 5) Sabar terhadap kelompok yang lamban dalam mendiskusikannya. 6) Waspada terhadap kelompok yang tampak kebingungan atau berjalan dengan tidak menentu. 7) Melatih siswa dalam menghargai pendapat orang lain. 3. Metode tutor sebaya dengan mengambil murid yang kemampuannya di atas rata-rata.
Metode ini memanfaaatkan siswa yang telah lulus atau berhasil untuk melatih temannya ia bertindak sebagai pelatih (seorang tutor) dan pembimbing seorang siswa yang lain. a) Dalam pelaksanaanya metode ini perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 2) Pertama sekali seorang memperhartikan seorang siswa yang telah mencapai tingkat lanjut dalam melaksanakan semua tugas dibawah bimbingan pelatih. 3) Setelah mengenal tugas tersebut, siswa dilatih dalam ketrampilan melakukannya. 4) Setelah lulus tes, ia menjadi pelatih untuk siswa berikutnya. b) Metode ini dapat dilaksanakan bila: 1) Semua tahap yang membutuhkan latihan satu persatu. 2) Latihan kerja, latihan formal, dan magang. c) Metode tutor sebaya mempunyai kelebihan: 1) Memberikan perhatian terhadap teman sebayanya dalam mengolah pesan atau pemahaman. 2) Siswa cenderung lebih mudah memahami dari penjelasan yang komunikatif. 3) Memperoleh kesan baru di dalam pembelajaran yang lebih menyenangkan. d) Metode ini memiliki kelemahan sebagai berikut: 1) Terbatasnya siswa yang dapat dilatih dalam satu periode tertentu.
2) Kegiatan latihan harus senantiasa dikontrol secara langsung untuk memelihara kualitas.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
Dalam bab ini akan diuraikan tentang subjek penelitian dan deskripsi siklus penelitian. Uraian selengkapnya adalah sebagai berikut: C. Subjek Penelitian 1. Gambaran Umum MI Duren Madrasah Ibtidaiyah Duren Kecamatan Bandungan merupakan lembaga pendidikan di bawah Yayasan Islamic Centre Sudirman (GUPPI) Ambarawa. Usaha tersebut dimaksudkan untuk membantu Departemen Agama dan Departemen Pendidikan Nasional dengan tujuan memberikan pendidikan tingkat dasar di wilayah Kabupaten Semarang, tepatnya di Dukuh Duren. Madrasah Ibtidaiyah pertama kali berdiri pada tanggal 01 Januari 1968 di Ambarawa. Kemudian mengingat kebutuhan pendidikan di Desa Duren sangat kurang, maka diadakan lembaga pendidikan yang berlokasi di Dusun Mejing Desa Duren dengan tanah bengkok Bayan (Kepala Dusun). Pada tanggal 04 Maret 1970 didirikan MI Duren di Dusun Mejing seluas 1026 meter persegi sampai sekarang. Pada dasarnya melekatnya label Yayasan Islamic Centre Sudirman dalam tahun berdirinya namun dengan berjalannya waktu sekarang sudah menjadi Yayasan Pusat Pendidikan Islam Sudirman (YAPIS) pada tahun
2007/2008, sehingga berimbas pada perubahan label Yayasan di Madrasah Ibtidaiyah Duren yang sudah ikut Kecamatan Bandungan. STRUKTUR ORGANISASI Kepala Sekolah Marjono NIP.150149184 Guru Kelas I
Guru Kelas II
Muliyah
Sodakoh
Guru Kelas III
Guru Kelas IV
Nurul Fajriyah
Parmadi
Guru Kelas V
Guru Kelas VI
Nurul Azizah
Nufi Herdiyana
Guru Agama
Guru Penjas
Arif Dzikrun
Cahyo Ginanjar Siswa
Masyarakat Sekitar
Gambar 2. Struktur Organisasi MI Duren Bangungan
Tabel I Keadaan Murid MI Duren Siswa No.
Kelas
L
P
Jumlah
1.
I
11
12
25
2.
II
16
8
24
3.
III
16
13
29
4.
IV
14
15
29
5.
V
12
11
24
6.
VI
12
12
24
Jumlah
81
73
154
Tabel II Keadaan Guru NO. 1
NAMA GURU Marjono
KUALIFIKASI PENDIDIKAN D II
TEMPAT & MAPEL
TANGGAL LAHIR
PKn
Kab. Semarang,
MASA KERJA TMT GURU 1 Desember 1967
14 Juni 1950 2
3
Arif Dzikrun
Muliyah
4
Parmadi
5
Nufi Herdiana
6
7
8
9
Nurul Azizah
Nurul Fajriyah
Sodakoh
Cahyo Ginanajar
MTs
DII
DII
SLTA
SLTA
DII
DII
DII
Guru
Kab. Semarang,
Agama
11 Juni 1968
Guru
Kab. Semarang,
Kelas
28 Februari 1985
Guru
Kab. Semarang,
Kelas
27 Desember 1980
Guru
Kab. Semarang,
Kelas
3 Maret 1982
Guru
Kab. Semarang,
Kelas
9 Agustus 1982
Guru
Kab. Semarang,
Kelas
16 Juli 1986
Guru
Kab. Semarang,
Kelas
06 April 1940
Guru
Kab. Semarang,
Penjaskes
12 Februari 1986
1 Maret 1998
21 Juli 2003
21 Juli 2003
21 Juli 2003
1 Desember 2004
1 Mei 2006
1 Mei 2007
21 Januari 2008
2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V Madrasah Ibtidaiyah Duren mulai tanggal 23 Juli sampai dengan tanggal 6 Agustus 2009 pada semester genap tahun pelajaran 2008-2009. 3. Mata Pelajaran Mata pelajaran yang menjadi obyek penelitian ini adalah Mata Pelajaran Akidah Akhlak pokok bahasan yang diambil tentang ciri-ciri orang beriman, sub pembahasan terdiri dari; Taat kepada Allah, Percaya Kepada Malaikat Allah, dan Taat kepada Rasul Allah. 4. Karakteristik Siswa Penelitian dilaksanakan di kelas V MI Duren Kecamatan Bandungan Tahun Pelajaran 2008-2009 yang terdiri dari 12 laki-laki dan 11 perempuan. Siswa ini secara detail dapat digambarkan sebagai berikut: a. Usia rata-rata 11 Tahun. b. Latar belakang orang tua/ keluarga, berpendidikan sekolah dasar dan pondok pesantren sedangkan berprofesi sebagai petani dan buruh. c. Tingkat kemampuan siswa bardasarkan prestasi yang siswa peroleh terdapat 5 orang siswa yang pandai dan 12 orang siswa cukup dan 7 orang siswa lambat belajar. Adapun data siswa kelas V secara terperinci sebagai berikut :
Tabel III Karakteristik Siswa Jenis No.
Induk
Nama Siswa
Kelamin L
Tempat/ Tanggal Lahir
P
1
955
Riska Lia Safitri
P
2
959
Suroso
L
Kab. Semarang, 27-3-1997
3
962
Slamet Khoerin
L
Kab. Semarang, 16-6-1998
4
965
Tama Henna Cintya
P
Kab. Semarang, 15-10-1998
5
968
Puput Cahyani
P
Kab. Semarang, 18-4-1998
6
969
Bagus Nur Cahyo
L
Kab. Semarang, 18-12-1998
7
970
M.Manarul Hidayat
L
Kab. Semarang, 26-8-1999
8
971
Kuna Fadlilatun N.
9
972
Isroi Al Ihwan
10
973
Nadia Laila Ufa
P
Kab. Semarang, 25-12-1998
11
974
Churiyatul Munawaroh
P
Kab. Semarang, 25-10-1999
12
976
Himatul Amalia
P
Kab. Semarang, 25-4-2000
13
978
Fatma Maulina
P
Kab. Semarang, 10-8-1999
14
979
Fina Nuril Aini
P
Kab. Semarang, 29-9-1999
15
980
Nurhuda
L
Kab. Semarang, 28-10-1998
16
981
M. Arfi Hanafi
L
Kab. Semarang, 17-10-1999
17
982
Silvia Azimatul . K
18
984
Khanif Asnal Mutolib
L
Kab. Semarang, 28-10-1998
19
985
Cahya Gani Saputra
L
Kab. Semarang, 29-1-1999
20
986
Feri Rega Ardiansah
L
Kab. Semarang, 25-11-1998
21
987
Irawan Bagus S.
L
Kab. Semarang, 24-12-1999
22
988
Eka Arif Rizki
23
989
Alif Wibowo
P L
Kab. Semarang, 4-5-1999 Kab. Semarang, 7-11-1999
P
P L
Kab. Semarang, 7-10-1999
Kab. Semarang, 23-7-1999
Kab. Semarang, 6-4-2000 Kab. Semarang, 22-8-1999
D. Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan dilaksanakan dalam (3) siklus penelitian yang masingmasing dimulai dengan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Gambaran ketiga siklus tersebut sebagai berikut: 1. Diskripsi Siklus Pertama Kondisi pertama ini dilaksanakan pada minggu keempat tanggal 23 Juli 2009 dengan pokok bahasan “ciri-ciri orang beriman”. Tahap lengkap dilakukan oleh peneliti adalah: a. Perencanaan Dalam tahap ini tercakup kegiatan sebagai berikut: 1) Refleksi awal, yaitu peneliti melakukan perenungan berdasarkan evaluasi terhadap pembelajaran akidah akhlak yang selama ini dilakukan, yang menunjukkan kelemahan pemahaman, penguasaan dan penerapan pembelajaran akidah akhlak. 2) Penetuan fokus permasalahan dan pengkajian teori untuk memilih solusi bagi permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran. 3) Penyusunan
proposal
penelitian,
lengkap
dengan
rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan pokok bahasan, dan instrumen pengumpulan data selama penelitian tindakan ini dilaksanakan. 4) Penyiapan perangkat/ sarana dan media pembelajaran meliputi:
a) Melakukan pre test tentang pengetahuan siswa mengenai materi pelajaran. Adapun soal pre test adalah sebagaimana terlampir. b) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan strategi atau langkahlangkah dalam RPP yang dimulai dengan perencanaan dan observasi. b. Pelaksanaan Dalam pelaksanaan, peneliti menerapkan strategi pembelajaran sesuai dengan RPP, yaitu menggunakan metode berberresitasi, diskusi kelompok, dan tutor sebaya yang diantaranya dalam pelaksanaan siklus pertama menggunakan metode resitasi. Pokok pembahasan yang diajarkan adalah ciri-ciri orang beriman. Langkah-langkah pelaksanaan ini meliputi : 1) Melakukan pre test tentang tingkat dan kemampuan siswa mengenai materi pelajaran akidah akhlak. Adapun soal pre tes sebagaimana terlampir. 2) Melakukan pembelajaran sesuai dengan strategi dalam RPP, dimulai dengan: a) Membuka pelajaran dengan: 1. Presensi siswa 2. Apersepsi b) Motivasi siswa dengan menjelaskan pada siswa pentingnya belajar dan mendalami tentang ilmu akidah akhlak.
c) Kegiatan inti : 1) Guru menyiapkan murid, untuk mempersiapkan alat-alat belajar. 2) Menjelaskan tentang tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran. 3) Guru memberikan pertanyaan lisan berkaitan dengan materi pelajaran untuk mengaktifkan siswa. 4) Memberikan waktu untuk berpendapat atas pertanyaan yang disebutkan oleh guru. 5) Memberikan waktu bagi siswa untuk bertanya tentang materi yang diajarkan. 6) Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari siswa. 7) Menjelaskan dan memberikan contoh-contoh ciri orang beriman pada setiap tindakannya. 8) Mengajak siswa untuk menghafal lafad / dalail tentang ciri-ciri orang beriman. 9) Memberikan tugas individu soal tentang pokok bahasan ciri-ciri orang beriman. 10) Mengajak mereka agar selalu mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai manusia yang beriman. c. Observasi
Sesuai dengan tujuan penelitian ini untuk meningkatkan pembelajaran mata pelajaran akidah akhlak, maka observasi ini difokuskan pada tingkat kemampuan, pemahaman siswa dalam pembelajaran akidah akhlak. Dalam melakukan observasi penulis hanya sebagai partner dengan memakai lembar observasi yang telah disiapkan. Pada saat proses berlangsung peneliti sebagai pengamat dan mencatat perkembangan-perkembangan dan kegiatan yang terjadi baik pada siswa maupun guru sebagaimana ditekankan terhadap metode yang diterpkan pada siklus pertama menggunakan metode penugasan. Dalam observasi/ pengamatan, peneliti menggunakan salah satu lembar pengamatan sebagai berikut: Table IV Lembar Observasi Kemunculan No.
Aspek yang diamati Keaktifan
1
dalam
Semua
Sebagian
Tidak ada
mengikuti
Pengamatan 3
√
pelajaran
Koreksi/Catatan
√
Keaktifan bertanya Keaktifan
menjawab
yang
kurang aktif 5
2
orang
orang
kurang
aktif 4
orang
kurang
3
pertanyaan
√
aktif menjawab
4
Mengerjakan tugas/ latihan
√
Sebagian
d. Refleksi Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan dua hasil penelitian, yaitu hasil pengamatan situasi kelas/pembelajaran, dan hasil perbandingan atau peningkatan nilai post test dibanding nilai pre tes.
Berdasarkan hasil pengamatan situasi pembelajaran pada siklus pertama ini, peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut: 1) Masih ditemukan 3 orang siswa yang kurang aktif dalam mengikuti pelajaran. 2) Masih ada 5 orang siswa yang kurang aktif bertanya. 3) Ditemukan 4 orang siswa yang kurang aktif manjawab pertanyaan dari guru. 4) Rata-rata kondisi kelas masih kurang aktif dalam mengikuti pelajaran. 5) Ditemukan beberapa siswa menjadi belum terlalu suka dalam memperhatikan pelajaran. 6) Guru belum begitu menguasai pembagian waktu dengan tepat dan terarah. 7) Guru belum maksimal dalam mengelola kelas. Meski demikian, pembelajaran ini telah menunjukkan perubahan, peningkatan, yaitu dalam hal: 1) Siswa mulai terangsang terhadap tugas yang diberikan. 2) Siswa mulai memperhatikan pelajaran yang disampaikan oleh guru. 3) Siswa mulai berinsiatif menghafalkan dalil-dalil dalam materi pelajaran. 4) Rata-rata kemampuan siswa mencapai nilai rata-rata 65,7.
Selanjutnya perbandingan nilai post test terhadap nilai pre test menunjukkan adanya peningkatan. Berdasarkan dua hal di atas, maka halhal yang akan peneliti perhatikan dan perbaiki pada siklus kedua adalah: 1) Mencari masalah yang menyebabkan adanya tiga siswa yang tidak aktif dalam mengikuti pelajaran. 2) Menerapkan penguasaan kelas melaluai metode yang kedua peneliti gunakan dengan diskusi kelompok dalam menjalankan tugas. 3) Bagi siswa yang bertanya maupun menjawab dari sebuah pertanyaan lesan dilemparkan kepada teman sebaya, dengan jalan memberikan kenyamanan atau kebebasan dalam menjawab. Seperti pujian yang diberikan oleh guru “ya….tepat sekali” dan sebagainya. 2. Diskripsi Siklus Kedua Siklus kedua penelitian ini dilaksanakan pada minggu kelima tanggal 30 Juli 2009 dengan pokok bahasan “ciri-ciri orang beriman” mata pelajaran akidah akhlak. Tahapan lengkap yang dilakukan oleh peneliti adalah: a.
Perencanaan Dalam tahap ini tercakup kegiatan sebagai berikut: 1) Refleksi awal, yaitu peneliti melakukan perenungan berdasarkan evaluasi terhadap pembelajaran akidah akhlak yang selama ini dilakukan, yang menunjukkan kelemahan pemahaman, penguasaan dan penerapan pembelajaran akidah akhlak.
2) Penetuan fokus permasalahan dan pengkajian teori untuk memilih solusi bagi permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran. 3) Penyusunan
proposal
penelitian,
lengkap
dengan
rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan pokok bahasan, dan instrumen pengumpulan data selama penelitian tindakan ini dilaksanakan. 4) Penyiapan perangkat/ sarana dan media pembelajaran meliputi: a) Melakukan pre test tentang pengetahuan siswa mengenai materi pelajaran. Adapun soal pre test adalah sebagaimana terlampir. b) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan strategi atau langkah-langkah dalam RPP yang dimulai dengan perencanaan dan observasi. b. Pelaksanaan Dalam pelaksanaan, peneliti menerapkan strategi pembelajaran sesuai dengan RPP, yaitu menggunakan metode berberresitasi, diskusi kelompok, dan tutor sebaya yang diantaranya dalam pelaksanaan siklus kedua menggunakan metode diskusi kelompok. Pokok pembahasan yang diajarkan adalah ciri-ciri orang beriman. Langkah-langkah pelaksanaan ini meliputi : 1) Melakukan pre test tentang tingkat dan kemampuan siswa mengenai materi pelajaran akidah akhlak. Adapun soal pre tes sebagaimana terlampir.
2) Melakukan pembelajaran sesuai dengan strategi dalam RPP, dimulai dengan: a) Membuka pelajaran dengan: (1) Do’a dan presensi siswa. (2) Apersepsi. b) Motivasi siswa dengan menjelaskan pada siswa pentingnya belajar dan mendalami tentang ilmu akidah akhlak. c) Kegiatan inti: (1) Menjelaskan tentang tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran. (2) Meminta siswa untuk memilih tema diskusi kelompok, seperti; taat kepada Allah, percaya kepada malaikat Allah, taat kepada rasul Allah. (3) Meminta siswa untuk menceritakan kembali kisah teladan yang dicontohkan oleh Rasullu Allah yang terdapat dalam bacaan. (4) Menjelaskan tentang dalil dan ciri-ciri orang beriman. (5) Memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya kepada masing-masing kelompok diskusi. (6) Menunjukkan keuntungan memiliki sifat dan perilaku orang beriman. (7) Mangajak mereka untuk menyadari betapa pentingnya meneladani sifat dan perilaku orang beriman.
(8) Memberikan
pertanyaan
kepada
siswa
mengenai
bunyi/dalil tentang keimanan. (9) Memberikan hadiah bagi mereka yang menjawab dengan benar dan memberikan semangat bagi yang jawabanya belum benar. (10) Siswa dibagi menjadi 6 kelompok masing-masing baranggotakan 4 siswa. (11) Memberikan tugas pada tiap-tiap kelompok agar dapat menjelaskan masing-masing dalil maupun pengertian dalam sub pokok pembahasan. c. Observasi Seperti observasi pada siklus I, tahap observasi tahap siklus II ini juga dilakukan oleh peneliti terhadap kegiatan proses pembelajaran dengan
berpedoman
pada
lembar
observasi.
Dalam
observasi/pengamatan, peneliti menggunakan salah satu lember pengamatan sebagai berikut: Tabel V Lembar Observasi Kemunculan No.
Aspek yang diamati Semua Keaktifan
dalam
Sebagian
mengikuti
Tidak ada
Koreksi/ catatan pengamatan 3 orang yang kurang
1
pelajaran
√
aktif
2
Keaktifan bertanya
√
4 orang kurang aktif
Keaktifan 3
pertanyaan
menjawab
Semua √
siswa
menjawab
aktif
4
Mengerjakan tugas/ latihan
d.
√
Semua
Refleksi Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan dua hasil penelitian,
yaitu hasil pengamatan situasi kelas/pembelajaran, dan hasil perbandingan atau peningkatan nilai post test dibanding nilai pre tes. Berdasarkan hasil pengamatan situasi pembelajaran pada siklus kedua ini, peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajran sebagai berikut: 1) Masih ditemukannya 3 orang siswa yang kurang aktif mengikuti pelajaran. 2) Masih ada 4 orang siswa yang kurang aktif bertanya. 3) Guru masih kurang mampu memanfaatkan waktu secara maksimal. 4) Guru belum memotivasi siswa secara optimal dalam kegiatan belajar mengajar. Meski demikian, pembelajaran ini menunjukkan perubahan/ peningkatan, yaitu dalam hal-hal : 1) Siswa dalam siklus dua menunjukkan adanya 5 siswa menyusul memperoleh nilai baik dalam pengamatan pembelajaran dikelas siswa tersebut dapat mengerjakan tugas dan berdiskusi antara temannya, tidak ada beban jika tugas tersebut dapat ditanyakan dengan teman sehingga hal ini berpengaruh besar karena adanya kerja sama. 2) Semua siswa termotivasi atas metode yang diterapkan. 3) Siswa telah memperhatikan pelajaran yang disampaikan oleh guru. 4) Siswa bersemangat dalam menyelesaikan tugas.
5) Kemampuan siswa mencapai rata-rata 72,9. Selanjutnya perbandingan hasil post test terhadap nilai pre test menunjukkan adanya peningkatan. Berdasarkan dua hal di atas, maka halhal yang peneliti perhatikan dan perbaiki pada siklus ketiga adalah: 1) Mencari masalah yang menyebabkan siswa yang tidak aktif belajar. 2) Melanjutkan
metode
yang
diterapkan
oleh
peneliti
dengan
menggabungkan tiga metode resutasi, diskusi kelompok dan pengajaran teman sebaya. 3) Melanjutkan pernyataan yang menyanjung siswa dengan kata-kata “Waw, bagus sekali pertanyaannya” dan sebagainya. 4) Memberikan bentuk pelayanan secara maksimal dengan jalan memberikan
kenyamanan
agar
tidak
terlampau
tegang
saat
mengarjakan tugas disaat berdiskusi dengan teman sebayanya. 3. Diskripsi Siklus Ketiga Siklus ketiga penelitian ini dilaksanakan pada minggu pertama tanggal 7 Agustus 2009 dengan pokok bahasan “ciri-ciri orang beriman”. Tahapan lengkap yang dilakukan oleh peneliti adalah: a. Perencanaan Dalam tahap ini tercakup kegiatan sebagai berikut: 1) Refleksi awal, yaitu peneliti melakukan perenungan berdasarkan evaluasi terhadap pembelajaran akidah akhlak yang selama ini dilakukan, yang menunjukkan kelemahan pemahaman, penguasaan dan penerapan pembelajaran akidah akhlak.
2) Penetuan fokus permasalahan dan pengkajian teori untuk memilih solusi bagi permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran. 3) Penyusunan
proposal
penelitian,
lengkap
dengan
rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan pokok bahasan, dan instrumen pengumpulan data selama penelitian tindakan ini dilaksanakan. 4) Penyiapan perangkat/ sarana dan media pembelajaran meliputi: a) Melakukan pre test tentang pengetahuan siswa mengenai materi pelajaran. Adapun soal pre test adalah sebagaimana terlampir. b) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan strategi atau langkah-langkah dalam RPP yang dimulai dengan perencanaan dan observasi. b. Pelaksanaan Dalam pelaksanaan, peneliti menerapkan strategi pembelajaran sesuai dengan RPP, yaitu menggunakan metode berberresitasi, diskusi kelompok, dan tutor sebaya yang diantaranya dalam pelaksanaan siklus ketiga menggunakan metode berberresitasi, diskusi kelompok, dan tutor sebaya modivikasi antara ketiga metode resitasi, diskusi kelompok dan tutor sebaya dengan mengambil siswa yang kemampuannya di atas ratarata. Pokok pembahasan yang diajarkan adalah ciri-ciri orang beriman. Langkah-langkah pelaksanaan ini meliputi :
1) Melakukan pre test tentang tingkat dan kemampuan siswa mengenai materi pelajaran akidah akhlak. Adapun soal pre tes sebagaimana terlampir. 2) Melakukan pembelajaran sesuai dengan strategi dalam RPP, dimuli dengan: a) Membuka pelajaran dengan: (1) Do’a dan presensi siswa. (2) Apersepsi. b) Motivasi siswa dengan menjelaskan pada siswa pentingnya belajar dan mendalami tentang ilmu akidah akhlak. c) Kegiatan inti: (1) Menjelaskan tentang tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran. (2) Meminta siswa untuk memilih tema diskusi kelompok, seperti; taat kepada Allah, percaya kepada malaikat Allah, taat kepada rasul Allah. (3) Meminta siswa untuk menceritakan kembali kisah teladan yang dicontohkan oleh Rasullu Allah yang terdapat dalam bacaan. (4) Menjelaskan tentang dalil dan ciri-ciri orang beriman. (5) Memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya kepada masing-masing kelompok diskusi. (6) Menunjukkan keuntungan memiliki sifat dan perilaku orang beriman.
(7) Mangajak
mereka
untuk
menyadari
betapa
pentingnya
meneladani sifat dan perilaku orang beriman. (8) Memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai bunyi/dalil tentang keimanan. (9) Memberikan hadiah bagi mereka yang menjawab dengan benar dan memberikan semangat bagi yang jawabanya belum benar. (10)
Membagi siswa menjadi kelompok kecil sebanyak 6 kelopok masing-masing beranggotakan 4 siswa.
(11)
Setelah dibagi menjadi kelompok, guru memberikan tugas kepada masing-masing untuk mengerjakan tugas yang telah ditentukan.
c. Observasi Seperti observasi pada siklus III, tahap observasi tahap siklus II ini juga dilakukan oleh peneliti terhadap kegiatan proses pembelajaran dengan berpedoman pada lembar observasi. Dalam observasi/pengamatan, peneliti menggunakan salah satu lember pengamatan sebagai berikut: Tabel VI Lembar Observasi Kemunculan No.
Semua Keaktifan
dalam
mengikuti
1
pelajaran
√
2
Keaktifan bertanya
√
Keaktifan 3
Koreksi/
Aspek yang diamati
pertanyaan
menjawab
Sebagian
Tidak ada
catatan pengamatan Semua Aktif Semua Aktif Semua
√
siswa
menjawab
aktif
4
Mengerjakan tugas/ latihan
√
Semua Aktif
d. Refleksi Refleksi dilakuakan oleh peneliti berdasarkan dua hasil penelitian, yaitu hasil pengamatan situasikelas/pembelajaran, dan hasil perbandingan atau peningkatan nilai post test disbanding nilai pre tes. Berdasarkan hasil pengamatan situasi pembelajaran pada siklus kedua ini, peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut: 1) Siswa dalam siklus ketiga terdapat 2 siswa yang menunjukkan ketertinggalan dalam kemampuan memahami materi pelajaran. 2) Siswa dalam berdiskusi kurang koordinasi. 3) Pembelajaran ini menunjukkan perubahan/ peningkatan, yaitu dalam hal-hal : (1) Semua siswa termotivasi atas metode yang diterapkan. (2) Siswa telah memperhatikan pelajaran yang disampaikan guru yang didukung oleh siswa dalam kelompok belajar. (3) Siswa berinteraksi dengan teman sebaya untuk bertanya kepada tutor dalam kelompok masing-masing. (4) Siswa bersemangat dalam menyelesaikan tugas. (5) Kemampuan siswa mencapai rata-rata 83,4. Selanjutnya perbandingan hasil post test terhadap nilai pre test menunjukkan adanya peningkatan. Berdasarkan dua hal di atas, maka hal-hal yang peneliti perhatikan dan perbaiki pada siklus ketiga adalah:
1) Melanjutkan dengan metode yang berberresitasi, diskusi kelompok, dan tutor sebaya agar tidak terkesan monoton. 2) Memberikan tugas khusus pada siswa yang kemajuannya melebihi yang melebihi siswa yng lain “diberikan pemetaan “. Pemetaan tugas ini berupa mempelajari materi berikutnya dengan tidak serta merta tetap membimbing teman-temanya.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bagian ini disajikan penelitian sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu (1)
meningkatkan keaktifan pembelajaran akidah akhlak dengan
menggunakan metode resitasi diterapkan, (2) meningkatkan pemahaman pembelajaran akidah akhlak menerapkan metode diskusi kelompok, (3) meningkatan prestasi belajar akidah akhlak setelah metode tutor sebaya diterapkan. Adapun data perolehan nilai keaktifan, pemahaman dan prestasi siswa yang penulis peroleh adalah sebagai berikut: Tabel VII Nilai Siswa Siklus I No.
Nilai
Frekuensi
1
36 - 40
-
2
41 - 45
2
3
46 - 50
2
4
51 - 55
2
5
56 - 60
3
6
61 - 65
3
7
66 - 70
3
8
71 - 75
3
9
76 - 80
1
10
81 - 85
2
11
86 - 90
1
12
91 - 95
1
13
96 - 100
-
Keterangan: Interval jarak antara nilai batas bawah dengan batas atas pada setiap kelas. Batas bawah pada nilai yang ada pada sebelah kiri setiap kelas (36, 41, 46, …, 96). Sedangkan batas atas ditunjukkan nilai sebelah kanan yaitu, (40, 45, 50, …, 100) sebagai batas atas. Hal ini dilakukan menurut kemunculan nilai interval yang diberlakukan dalam jarak atas dan bawah agar lebih komunikatif, efektif dan efisien. Berdasarkan data hasil nilai sebelum pelaksanaan tindakan ketentuan belajar yang dicapai oleh : a. Individu Jumlah Siswa
= 23 anak
Siswa yang tuntas
= 11 anak
Presentase siswa yang tuntas 11/ 23 X 100 %
= 47,8 %
Siswa yang belum tuntas
= 12 anak
Presentase siswa yang belum tuntas 12/ 23 X 100 %
= 52,1 %
b. Klasikal Hasil dari penilaian menunjukkan belum tuntas, karena kurang dari 85 % hanya mencapai 47,8 %. Pada siklus pertama menurut pengamatan secara umum masih 12 siswa (52,1 %) yang belum tuntas dikarenakan kurang aktif, kurangnya pemahaman dalam mengerjakan soal sehingga siswa tersebut dalam menjawab terjadi kebingungan, siswa yang sudah tuntas belajar 11 siswa (47,8 %) 11 berperan secara aktif dalam menyimak maupun mendengarkan penjelasan guru dan saat guru menyuruh membaca mereka aktif menggaris bawai poin-poin penting maka ini perlu diperhatikan kembali pada siklus berikutnya. Jadi masih kurang dari 85% berarti belum tuntas secara klasikal. Tabel VIII Nilai Siswa Pada Siklus II No.
Nilai
Frekuensi
1
36 - 40
-
2
41 - 45
-
3
46 - 50
-
4
51 - 55
-
5
56 - 60
3
6
61 - 65
4
7
66 - 70
4
8
71 - 75
5
9
76 - 80
2
10
81 - 85
2
11
86 - 90
-
12
91 - 95
3
13
96 - 100
-
Berdasarkan data hasil nilai sebelum pelaksanaan tindakan ketentuan belajar yang dicapai oleh : a. Individu Jumlah Siswa
= 23 anak
Siswa yang tuntas
= 16 anak
Presentase siswa yang tuntas 16/ 23 X 100 %
= 69,5 %.
Siswa yang belum tuntas
= 7 anak
Presentase siswa yang belum tuntas 7 / 23 X 100 %
= 30,4 %.
b. Klasikal Hasil dari penilaian menunjukkan belum tuntas, karena kurang dari 85 % hanya mencapai 69,5 %. Tabel IX Nilai Siswa Siklus Ketiga No.
Nilai
Frekuensi
1
36 - 40
-
2
41 - 45
-
3
46 - 50
-
4
51 - 55
-
5
56 - 60
-
6
61 - 65
2
7
66 - 70
2
8
71 - 75
2
9
76 - 80
3
10
81 - 85
3
11
86 - 90
3
12
91 - 95
3
13
96 -100
5
Berdasarkan data hasil nilai sebelum pelaksanaan tindakan ketentuan belajar yang dicapai oleh : a. Individu Jumlah Siswa
= 23 anak
Siswa yang tuntas
= 21 anak
Presentase siswa yang tuntas 21/ 23 X 100 %
= 91,3 %
Siswa yang belum tuntas
= 2 anak
Presentase siswa yang belum tuntas 2 / 23 X 100 %
= 8,6 %
b. Klasikal Hasil dari penilaian menunjukkan ketuntasan, karena sudah lebih dari 85 % hanya mencapai 91,3 % siswa yang tuntas. A. Hasil Penggunaan Metode Resitasi Dalam Meningkatkan Keaktifan Siswa Untuk mengumpulkan data mengenai hal ini, peneliti menggunakan lembar observasi. Hasil pengamatan pada tiap siklus disajikan dalam bentuk table berikut: Tabel X
Hasil Keaktifan Siswa Setelah Menggunakan Metode Resitasi No.
Nama siswa
Siklus I C
Siklus II
B
C
√
B
Siklus III C
√
B √
1
Riska Lia Safitri
2
Suroso
3
Slamet Khoerin
4
Tama Henna Cintya
√
5
Puput Cahyani
√
√
√
6
Bagus Nur Cahyo
√
√
√
7
M. Manarul Hidayat
√
√
√
8
Kuna Fadlilatun N.
√
√
√
9
Isroi Al Ihwan
√
10
Nadia Laila Ufa
√
√
√ √
√ √
√
√
√
√
√ √
√
Churiyatul 11
Munawaroh
√
12
Himatul Amalia
√
13
Fatma Maulina
14
Fina Nuril Aini
15
Nurhuda
16
M. Arfi Hanafi
√
17
Silvia Azimatul. K
√
18
Khanif Asnal Mutolib
19
Cahya Gani Saputra
20
Feri Rega Ardiansah
21
Irawan Bagus S.
22 23
√ √
√ √
√ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Eka Arif Rizki
√
√
√
Alif Wibowo
√
Jumlah
17
6
8
15
2
21
73.91
26.08
34.78
65.21
8.69
91.3
Prosentase
√ √ √
√
√
Tabel X menuinjukkan adanya peningkatan keaktifan siswa setelah metode resitasi, didkusi kelompok, dan tutor sebaya yang digunakan guru. Dari hasil data keaktifan siswa diketahui bahwa pada akhir siklus III semua
siswa telah memiliki keaktifan yang baik (B), pada siklus yang sebelumnya belum menunjukkan 90%. Berdasarkan atas nilai rata-rata hasil tes siswa, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode resitasi dapat meningkatkan hasil pembelajaran akidah akhlak apabila dilakukan secara konsisten. Selain konsisten dapat dilakukannya inovasi-inovasi pengambangan penerapan metode untuk mengatasi rasa kejenuhan yang timbul oleh penyampaian materi yang membosankan, sehingga akan memberikan dampak yang positif dalam pelaksanaanya berjalan secara lebih efektif dan efisian. Penerapan metode tentunya dengan melihat pertimbangan masingmasing siswa yang harus memperoleh sentuhan secara khusus atau dapat dilakukan pemetaan secara seksama melihat kondisi yang ada di sekitar lingkungan sekolah maupun dalam kelas. Bentuk maupun terobosan terbaru guna mengaktifkan dan pengembangan potensi anak didik harus dilakukan dengan tepat dan memilih metode yang tepat guna sesuai materi pelajaran. B. Hasil Penggunaan Metode Diskusi Kelompok Dalam Meningkatkan Pemahaman Belajar Siswa Tabel XI Rekapitulasi Pemahaman Siswa Dalam pembelajaran akidah akhlak NO.
NAMA SISWA
Siklus I
Tuntas
Siklus II
Tuntas
Siklus III
Tuntas
T
75
T
77
T
1
Riska Lia Safitri
71
2
Suroso
41
56
65
NO.
NAMA SISWA
Siklus I
Tuntas
Siklus II
Tuntas
Siklus III
Tuntas
T
75
T
75
T
70
T
3
Slamet Khoerin
75
4
Tama Henna Cintya
50
5
Puput Cahyani
75
6
Bagus Nur Cahyo
7
65 73
T
75
T
65
75
T
81
T
M. Manarul Hidayat
65
65
70
T
8
Kuna Fadlilatun N.
53
65
75
T
9
Isroi Al Ihwan
52
65
85
T
10
Nadia Laila Ufa
60
70
T
86
T
11
Churiyatul Munawaroh
65
66
T
77
T
12
Himatul Amalia
66
T
66
T
86
T
13
Fatma Maulina
91
T
98
T
98
T
14
Fina Nuril Aini
60
70
T
91
T
15
Nurhuda
68
91
T
96
T
16
M. Arfi Hanafi
60
73
T
96
T
17
Silvia Azimatul. K
83
T
80
T
95
T
18
Khanif Asnal Mutolib
88
T
91
T
97
T
19
Cahya Gani Saputra
85
T
85
T
96
T
20
Feri Rega Ardiansah
77
T
81
T
86
T
21
Irawan Bagus S.
50
60
T
83
T
22
Eka Arif Rizki
70
76
T
95
T
23
Alif Wibowo
43
56
65
1513
1677
1920
JUMLAH NILAI STATUS TUNTAS
NILAI RATA-RATA TUNTAS TIDAK TUNTAS
T
T
T
T
TT
T
TT
T
TT
11
12
17
6
21
2
65.78
72.91
83.47
47.83%
73.90%
91.30%
52.17%
26.09%
Memperhatikan temuan tabel diatas terdapat peningkatan pembelajaran akidah akhlak dari siklus I hingga siklus III. Nilai ketuntasan meningkat dari 47.83% pada siklus I menjadi 91.30% disiklus III. Sebaliknya ketidak tuntasan
8.70%
yang ditemukan 52.17 pada siklus I, sudah jarang terjadi hanya mencapai 8.70% hanya 2 siswa yang tidak tuntas. Data tersebut didukung oleh nilai rata-rata hasil post test perolehan siswa yang mengalami peningkatan tiap siklusnya. Pada siklus pertama, nilai rata-rata pemahaman siswa terhadap materi pelajaran akidah akhlak hanya 65.78. nilai ini dikemudian meningkat pada siklus kedua menjadi 72.91 dan akhirnya pada siklus ketiga mencapai nilai 83.47. Berdasarkan tabel di atas maka hipotesis yang diajukan, yaitu penggunaan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan pembelajaran akidah akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Duren” dapat diterima sebagai suatu kebenaran. Menurut penelitian penulis, peningkatan pembelajaran untuk siswa Madrasah Ibtidaiyah
tersebut disebabkan adanya dorongan anak melalui
metode yang dipergunakan. Dengan dorongan yang tinggi siswa akan lebih mudah memahami materi pelajaran yang disampaikan. Berbeda jika tidak memiliki dorongan maupun rangsangan sama sekali dalam pelaksanaan pembelajaran maka perolehan hasil siswa yang bersangkutan rendah. C. Hasil Penggunaan Metode Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Tabel XII Preestasi Belajar Siswa Dengan Menerapkan Metode Tutor Sebaya Siklus I No.
Nama Siswa
C
B
Siklus II C
Siklus III B
C
B
No.
Nama Siswa
Siklus I C
1
Riska Lia Safitri
2
Suroso
3
Slamet Khoerin
4
Tama Henna Cintya
5
Puput Cahyani
6
Bagus Nur Cahyo
√
7
M. Manarul Hidayat
√
8
Kuna Fadlilatun N.
√
9
Isroi Al Ihwan
√
10
Nadia Laila Ufa
√
11
Churiyatul Munawaroh
√
12
Himatul Amalia
√
13
Fatma Maulina
14
Fina Nuril Aini
15
Nurhuda
16
M. Arfi Hanafi
√
17
Silvia Azimatul. K
√
18
Khanif Asnal Mutolib
19
Siklus II
B
C
√
√
√
Siklus III B
√
√ √
√
√ √
√ √
√
√
√
√
√ √
√
√
√ √
√
√ √
√ √
B √
√ √
C
√ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√
Cahya Gani Saputra
√
√
√
20
Feri Rega Ardiansah
√
√
√
21
Irawan Bagus S.
√
√
22
Eka Arif Rizki
√
√
23
Alif Wibowo
√
Jumlah
14
Prosentase Keterangan : Prestasi: K= 1, C= 2, B= 3, SB= 4
√ √ √ 9
60.86 39.13
√
10
13
3
20
43.47
56.52
13.04
86.95
Prestasi siswa dalam siklus I masih kurang selama dalam melaksanakan tugas yang telah diberikan guru, siklus I hanya 9 siswa yang memiliki prestasi dengan kategori baik hanya merekalah yang mampu menjalankan tugas untuk mencari dan menemukan jawaban, atau 39.13% sedangkan yang lain 14 siswa mencapai 60.86 % hanya menjalankan tugas hanya sekedarnya saja tanpa disertai keseriusan. Pelaksanaan
melihat
hasil
dari
perolehan
siklus
II
dengan
menggunakan sebuah metode dengan mempertimbangkan tingkat keaktifan maka menggunakan metode tutor sebaya dengan peranan siswa maupun guru dengan ini hasilnya mencapai siklus II, 10 siswa atau 43.47 % memperoleh niali C dengan alasan mereka cenderung ngobrol terhadap teman sebayanya, sedangkan 13 atau 56.52 % mencapai kategori B artinya mereka bisa memanfaatkan fasilitas terhadap teman sebayanya untuk berdiskusi mengenai hal-hal yang belum mereka ketahui dari sebuah jawaban. Siklus III mendapatkan ketuntasan maksimal dengan perolehan 86.95 % ada 20 siswa yang aktif dengan alasan penggunaan tutor sebaya dengan mengambil
murid
yang
berkemampuan diatas rata-rata untuk bisa
membimbing temannya yang mendapat katagori nilai C pada siklus pertama dan siklus II, 10 siswa, siswa yang menjadi tutor adalah siswa yang mendapatkan nilai diatas rata-rata temannya yang terdapat satu kelompok. Hasil rekapitulasi pemahaman siswa menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pemahaman siswa. Terbukti dari adanya peningkatan nilai B pada
tiap siklus I sampai dengan siklus III menunjukkan tingkat keberhasilan pembelajaran 86.95%. Berdasarkan tabel di atas, maka hipotesis yang diajukan, yaitu penerapan metode resitasi, diskusi kelompok dan tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar akidah akhlak pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Duren.
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Metode resitasi (penugasan) dapat meningkatkan keaktifan mata pelajaran akidah akhlak pada siswa kelas V di Madarsah Ibtidaiyah Duren, Bandungan. Kesimpulan ini berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian di lapangan yang memperlihatkan dari 23 siswa yang mengikuti pelajaran, pada siklus pertama, kedua, memiliki keaktifan yang cukup17 siswa (73.91%,) dan mereka yang memiliki nilai baik 6 siswa (26.08%).
Pada siklus kedua terdapat 8 siswa (34.78%) mendapatkan presikat cukup, 15 siswa dengan predikat baik (65.21%) yang aktif di kelas. Di akhir siklus ketiga, seluruhnya mencapai (91.3%) memperlihatkan keaktifan dalam menjalankan tugas kelompok maupun individu, aktif bertanya dan menjawab persoalan dalam suatu kelompok kerja diskusi. 2. Metode diskusi kelompok, dapat meningkatkan pemahaman materi akidah akhlak pada siswa kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Duren, Bandungan. Kesimpulan ini didukung oleh data dari ketiga siklus dalam penelitian yang dilakukan. Nilai rata-rata dari siklus I, II, dan III adalah 65.78, 72.91, dan 83.47. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan pemahaman siswa pada pelajaran yang diberikan oleh guru. 3. Metode tutor sebaya dapat meningkatkan pembelajaran akidah akhlak. Hal ini dapat dilihat
dari hasil yang peneliti dapat dari siklus pertama
penelitian yang menyatakan bahwa dari siklus pertama yang menyatakan bahwa dari 14 siswa, kemudian 9 siswa memiliki minat yang bagus kategori (B), atau sekitar 13.39%. Pada siklus pertama ini, walaupun masih terdapat beberapa siswa yang masih menunjukkan peningkatan yang lambat, namun dari hasil post test diketahui adanya kemajuan. Kemajuan tersebut beberapa siswa mulai menunjukkan minat pada pelajaran, walaupun sekiranya dalam siklus kedua ada peningkatan 56.52% anak mulai tertarik. Sedangkan dapat me;lihat kemajuan yang pesat siklus ketiga menyisakan 3 siswa atau13.04% yang memperoleh predikat cukup(C), sedangkan yang meningkat nlai (B) ada 20 siswa atau 86.95% mencapai ketuntasan. B. Saran
1. Bagi lembaga, diharapkan Yayasan Pusat Pendidikai Islam Sudirman MI Duren, Bandungan, mendukung pengembangan metode resitasi, diskusi kelompok, dan tutor sebaya untuk meningkatkan pembelajaran siswa. 2. Bagi guru, diharapkan meningkatkan ketrampilan dalam menggunakan suatu metode tertentu atau media belajar agar mampu menciptakan susasana yang kondusif bagi siswa khususnya dalam pembelajaran yang lebih menyenangkan. 3. Bagi siswa, diharapkan dapat meningkatkan minat belajar Pendidikan Agama Islam. 4. Temuan penelitian ini dapat menjadi rujukan bagi guru bidang studi dalam meningkatkan belajar mengajar melalui metode resitasi, diskusi kelompok, dan tutor sebaya.
Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Hari / Tanggal
: Kamis, 23 Juli 2009
Nama Sekolah
: Madrasah Ibtidaiyah Duren
Mata Pelajaran
: Akidah Akhlak
Kelas
: V (lima)
Semester
: 2 (dua)
Alokasi Waktu
: 60 Menit
A. Standar Kompetensi Siswa dapat meneladani cirri-ciri orang yang beriman, menunjukkan dalil dan meneladani sifat-sifatnya dalam kehidupan sehari-hari. B. Kompetensi Dasar Siswa dapat memahami, mencintai, dan meneladani ciri-ciri orang yang beriman dalam kehidupan sehari-hari. C. Indikator Pencapaian 1. Membaca dalil tentang ciri-ciri orang beriman. 2. Menemukan ciri-ciri orang yang beriman kepada Allah, malaikat, dan Rasul Allah. 3. Menunjukkan contoh sifat dan perilaku orang yang beriman dalam kehidupan sehari-hari. 4. Menunjukkan keuntungan memiliki sifat dan perilaku orang beriman. 5. Menyadari pentingnya meneladani sifat dan perilaku orang beiman. 6. Memiliki sifat dan perilaku sebagai orang yang beriman. 7. Meneladani sifat-sifat orang yang beriman kepada Allah, malaikat, dan Rasul dalam kehidupan sehari-hari. D. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat: 1. Membaca dalil tentang ciri-ciri orang beriman. 2. Menemukan ciri-ciri orang yang beriman kepada Allah, malaikat, dan Rasul Allah.
3. Menunjukkan contoh sifat dan perilaku orang yang beriman dalam kehidupan sehari-hari. 4. Menunjukkan keuntungan memiliki sifat dan perilaku orang beriman. 5. Menyadari pentingnya meneladani sifat dan perilaku orang beiman. 6. Memiliki sifat dan perilaku sebagai orang yang beriman. 7. Meneladani sifat-sifat orang yang beriman kepada Allah, malaikat, dan Rasul dalam kehidupan sehari-hari. E. Materi Pembelajaran 1.1
Taat kepada Allah
1.2
Percaya kepada malaikat Allah
1.3
Taat kepada Rasul Allah
F. Metode Pembelajaran - Ceramah - Tanya Jawab - Penugasan (Resitasi) G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran No. 1.
Uraian Kegiatan
Alokasi Waktu
Kegiatan Awal
10 menit
-
Do’a
-
Presensi siswa
-
Guru menjelaskan kepada siswa mengenai ciri-ciri orang beriman.
2.
Kegiatan Inti -
40 menit
Guru menyiapkan murid, untuk mempersiapkan alat-alat belajar.
-
Menjelaskan tentang tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran.
-
Guru memberikan pertanyaan lisan berkaitan dengan
materi
pelajaran
motifasi agar dapat lebih aktif.
untuk
memberikan
-
Memberikan alokasi waktu untuk bertanya atas pernyataan yang dilontarkan pada siswa.
-
Memberikan keluasan waktu untuk siswa agar dapat memberikan pertanyaan bagi guru terhadap materi yang sudah dijelaskan.
-
Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari siswa.
-
Menjelaskan dan memberikan contoh-contoh ciri orang beriman pada kehidupan sehari-hari.
-
Guru memberikan tugas atas materi yang sudah dijelaskan kepada siswa.
3.
Kegiatan Akhir -
Guru
memberikan
10 menit penguatan
kepada
siswa,
memotivasi siswa agar selalu tetap optimis dalam belajar. -
Do’a dan Salam
H. Alat dan Sumber Belajar Buku akidah akhlak kelas V I. Penilaian Bentuk Tes
: Pilihan Ganda
Jumlah Soal
: 10
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
Hari / Tanggal
: Kamis, 30 Juli 2009
Nama Sekolah
: Madrasah Ibtidaiyah Duren
Mata Pelajaran
: Akidah Akhlak
Kelas
: V (lima)
Semester
: 2 (dua)
Alokasi Waktu
: 60 Menit
A. Standar Kompetensi Siswa dapat meneladani cirri-ciri orang yang beriman, menunjukkan dalil dan meneladani sifat-sifatnya dalam kehidupan sehari-hari. B. Kompetensi Dasar Siswa dapat memahami, mencintai, dan meneladani ciri-ciri orang yang beriman dalam kehidupan sehari-hari. C. Indikator Pencapaian a. Membaca dalil tentang ciri-ciri orang beriman. b. Menemukan ciri-ciri orang yang beriman kepada Allah, malaikat, dan Rasul Allah. c. Menunjukkan contoh sifat dan perilaku orang yang beriman dalam kehidupan sehari-hari. d. Menunjukkan keuntungan memiliki sifat dan perilaku orang beriman. e. Menyadari pentingnya meneladani sifat dan perilaku orang beiman. f. Memiliki sifat dan perilaku sebagai orang yang beriman. g. Meneladani sifat-sifat orang yang beriman kepada Allah, malaikat, dan Rasul dalam kehidupan sehari-hari. D. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat: a. Membaca dalil tentang ciri-ciri orang beriman.
b. Menemukan ciri-ciri orang yang beriman kepada Allah, malaikat, dan Rasul Allah. c. Menunjukkan contoh sifat dan perilaku orang yang beriman dalam kehidupan sehari-hari. d. Menunjukkan keuntungan memiliki sifat dan perilaku orang beriman. e. Menyadari pentingnya meneladani sifat dan perilaku orang beiman. f. Memiliki sifat dan perilaku sebagai orang yang beriman. g. Meneladani sifat-sifat orang yang beriman kepada Allah, malaikat, dan Rasul dalam kehidupan sehari-hari. E. Materi Pembelajaran 1.1 Taat kepada Allah 1.2 Percaya kepada malaikat Allah 1.3 Taat kepada Rasul Allah F. Metode Pembelajaran -
Ceramah
-
Tanya Jawab
-
Diskusi kelompok
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran No. 1.
Uraian Kegiatan Kegiatan Awal -
Do’a
-
Presensi siswa
-
Guru menjelaskan kepada siswa mengenai manusia
Alokasi Waktu 10 menit
yang baik tentang sikap keimanan manusia kepada Allah dan Rasul. 2.
Kegiatan Inti -
Menjelaskan tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran.
-
Membagi siswa menjadi lima kelompok.
-
Meminta siswa untuk memilih tema dalam diskusi
40 menit
yang telah disediakan oleh guru yang terdiri dari lima tema pembahasan seperti, bukti keimanan, tanda-tanda ciri-ciri orang beriman, dalil ayat yang menyatakan tentang keimanan, ketaantan rasul kepada Allah, dan manfaat/ hikmah dari akhlak yang mulia. -
Meminta siswa untuk dapat menceritakan kembali kisah teladan.
-
Meminta siswa untuk menduskusikan dengan kelompoknya.
-
Kelompok lain dapat bertanya terhadap kelompok yang bertemakan lain.
-
Guru memberikan pelurusan dalam pembahasan dalam setiap pembahasan tiap tema pada masingmasing kelompok.
3.
Kegiatan Akhir -
Guru
memberikan
10 menit penguatan
kepada
siswa,
memotivasi siswa agar selalu tetap optimis dalam belajar. -
Do’a dan Salam
H. Alat dan Sumber Belajar Buku akidah akhlak kelas V I. Penilaian Bentuk Tes
: Pilihan Ganda
Jumlah Soal
: 10
Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS III
Hari / Tanggal
: Jum’at, 07 Juli 2009
Nama Sekolah
: Madrasah Ibtidaiyah Duren
Mata Pelajaran
: Akidah Akhlak
Kelas
: V (lima)
Semester
: 2 (dua)
Alokasi Waktu
: 60 Menit
A. Standar Kompetensi Siswa dapat meneladani ciri-ciri orang yang beriman, menunjukkan dalil dan meneladani sifat-sifatnya dalam kehidupan sehari-hari. B. Kompetensi Dasar Siswa dapat memahami, mencintai, dan meneladani ciri-ciri orang yang beriman dalam kehidupan sehari-hari. C. Indikator Pencapaian 1. Membaca dalil tentang ciri-ciri orang beriman. 2. Menemukan ciri-ciri orang yang beriman kepada Allah, malaikat, dan Rasul Allah. 3. Menunjukkan contoh sifat dan perilaku orang yang beriman dalam kehidupan sehari-hari. 4. Menunjukkan keuntungan memiliki sifat dan perilaku orang beriman. 5. Menyadari pentingnya meneladani sifat dan perilaku orang beiman. 6. Memiliki sifat dan perilaku sebagai orang yang beriman. 7. Meneladani sifat-sifat orang yang beriman kepada Allah, malaikat, dan Rasul dalam kehidupan sehari-hari. D. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat: 1. Membaca dalil tentang ciri-ciri orang beriman.
2. Menemukan ciri-ciri orang yang beriman kepada Allah, malaikat, dan Rasul Allah. 3. Menunjukkan contoh sifat dan perilaku orang yang beriman dalam kehidupan sehari-hari. 4. Menunjukkan keuntungan memiliki sifat dan perilaku orang beriman. 5. Menyadari pentingnya meneladani sifat dan perilaku orang beiman. 6. Memiliki sifat dan perilaku sebagai orang yang beriman. 7. Meneladani sifat-sifat orang yang beriman kepada Allah, malaikat, dan Rasul dalam kehidupan sehari-hari. E. Materi Pembelajaran 1.1 Taat kepada Allah 1.2 Percaya kepada malaikat Allah 1.3 Taat kepada Rasul Allah F. Metode Pembelajaran - Ceramah - Tanya Jawab - Penugasan (Resitasi) - Diskusi Kelompok - Tutor sebaya dengan mengambil siswa yang berkemampuan di atas ratarata. G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran No. 1.
Uraian Kegiatan Kegiatan Awal -
Do’a
-
Presensi siswa
-
Guru memberikan rangsangan awal/ memotivasi
Alokasi Waktu 10 menit
siswa, bahwa manusia jika memiliki akidah dan akhlak yang mulia maka akan disenangi oleh Allah dan manusia lainnya. 2.
Kegiatan Inti
40 menit
-
Menjelaskan tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran.
-
Membagi siswa menjadi lima kelompok.
-
Meminta siswa untuk memilih tema dalam diskusi yang telah disediakan oleh guru yang terdiri dari lima tema pembahasan seperti, bukti keimanan, tanda-tanda ciri-ciri orang beriman, dalil ayat yang menyatakan tentang keimanan, ketaantan rasul kepada Allah, dan manfaat/ hikmah dari akhlak yang mulia.
-
Meminta siswa untuk dapat menceritakan kembali kisah teladan.
-
Meminta siswa untuk menduskusikan dengan kelompoknya.
-
Kelompok lain dapat bertanya terhadap kelompok yang bertemakan lain.
-
Setiap masing-masing kelompok terdapat tutor sebaya berfungsi untuk mengarahkan penjelasan tema secara terperinci.
-
Adapun jika terjadi ketidak kefahaman maka dapat ditulis dalam secarik kertas untuk dapat dijawab oleh tutor yang lain.
-
Guru memberikan pelurusan dalam pembahasan dalam setiap pembahasan tiap tema pada masingmasing kelompok.
3.
Kegiatan Akhir -
Guru
memberikan
10 menit penguatan
kepada
siswa,
memotivasi siswa agar selalu tetap optimis dalam belajar. -
Do’a dan Salam
H. Alat dan Sumber Belajar Buku akidah akhlak kelas V I.
Penilaian Bentuk Tes
: Pilihan Ganda
Jumlah Soal
: 10
Lampiran 4 SOAL PRE TEST DAN POST TEST
Berilah tanda silang (x) di depan huruf a, b, c dan d pada jawaban yang paling benar! 1. Taat artinya …. a. enggan
c. tunduk
b. menerima
d. bersedia
2. Arti Iman dari segi bahasa adalah …. a. yakin b. keyakinan 3. Bukti iman dengan lisan adalah …. a. mengucapkan Lailaha illallah b. meyakini dalam hati
c. meyakini d. benar-benar yakin c. taat kepada Allah d. beribadah dengan tekun
4. Bukti iman dengan perbuatan adalah …. a. meyakini dalam hati
c. mengucapkan Lailaha illallah
b. beribadah dengan tekun
d. taat kepada Allah
5. Di bawah ini termasuk perbuatan taat kepada Allah, kecuali…. a. memiliki sifat boros
c. menjauhi minuman keras
b. mengerjakan sholat
d. memberi sedekah
6. Taat kepada Allah berarti …. a. menjalankan perintahnya b. menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya c. menjauhi larangannya d. menjalankan larangannya dan menjauhi perintahnya 7. Makhluk Allah yang diciptakan dari cahaya adalah …. a. jin c. setan b. manusia
d. malaikat
8. Di bawah ini adalah sifat-sifat malaikat yang wajib kita percayai, kecuali …. a. diciptakan dari nuur
c. Jumlahnya ada sepuluh
b. tunduk dan patuh kepada Allah
d. hidup di alam gaib
9. Nama-nama malaikat yang tidak disebutkan dalam Al Qur’an dan Hadist … kita percayai. a. tidak wajib c. tidak boleh b. wajib
d. tidak harus
10. Jika kita percaya akan keberadaan malaikat, maka kita akan merasa … dalam perbuatan sehari-hari. a. diawasi c. dibiarkan b. dikekang
d. bebas
Berilah tanda silang (x) di depan huruf a, b, c dan d pada jawaban yang paling benar! 1. Tugas para rasul adalah …. a. membawa misi perdamaian
c. mengirim rezeki
b. menyampaikan ajaran Allah
d. mencatat amal manusia
2. Allah mengutus seorang … untuk membawa ajaran ajaran-ajaran-Nya kepada manusia. a. duta besar c. rasul b. ulama
d. malaikat
3. Manusia sekarang merupakan umat Nabi …. a. Muhammad SAW
c. Isa a.s
b. Musa a.s
d. Ibrahim a.s
4. Semua perkataan, perbuatan dan ketetapan Rasuluallah disebut …. a. tafsir c. riwayat b. Al Qur’an
d. sunah rasul
5. Selain taat kepada Allah, orang beriman juga wajib taat kepada …. a. malaikat c. rasul Allah b. manusia
d. ulama
6. Bentuk taat kepada Rasul Allah adalah dengan …. a. melaksanakan ajarannya c. mengunjungi makamnya b. memuja patungnya
d. menyembahnya
7. Pada dasarnya ajaran-ajaran yang dibawa Rasuluallah merupakan…. a. karangan sendiri c. perbuatan sahabat b. pengamalan Al Qur’an
d. bisikan malaikat
8. Orang yang mengingkari sunnah rasul sama artinya mengingkari…. a. hati nurani c. kebenaran
b. bisikan malaikat
d. wahyu Allah
9. Allah mengutus Rasul-Nya agar manusia tidak…. a. tersesat c. beruntung b. berbuat baik
d. menyembah Allah
10. Malaikat yang wajib kita ketahui berjumlah …. a. sepuluh c. dua belas b. sebelas
d. tiga Belas
KUNCI JAWABAN PRE TEST DAN POST TEST
1
C
1
B
2
B
2
C
3
A
3
A
4
B
4
D
5
A
5
C
6
B
6
A
7
D
7
B
8
C
8
C
9
B
9
A
10
A
10
A
Lampiran 5 LEMBAR PENGAMATAN PBM UNTUK GURU
Petujuk Pengisian
Berilah skor pada butir-butir pelaksanaan pembelajaran dengan cara melingkari angka pada kolom skor (1,2,3,4,5) sesuai dengan kreteria sebagai berikut : 1
= sangat tidak baik
2
= tidak baik
3
= kurang baik
4
= baik
5
= sangat baik
NO. I
INDIKATOR
SKOR
PRA PEMBELAJARAN 1 2 3 4 1 Memeriksa kesiapan siswa
5 1 2 3 4
2 Melakukan kegiatan apersepsi II
KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A
PENGUASAAN MATERI PEMBELAJARAN
5
1 2 3 4 3 Menunjunjukkan penguasaan materi pembelajaran
5
4 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan
1 2 3 4
5 1 2 3 4 5 Menyampaikan materi dengan jelas sesuai dengan hierarkhi belajar
5 1 2 3 4
6 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan B
5
PENDEKATAN/STRATEGI PEMBELAJARAN Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan)yang akan 7 dicapai
1 2 3 4 5 1 2 3 4
8 Melaksanakan pembelajaran secara runtut
5 1 2 3 4
9 Menguasai kelas
5 1 2 3 4
10 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual
5 1 2 3 4
11 Melaksanakan pembelajaransesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan C
5
PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR/ MEDIAPEMBELAJARAN 1 2 3 4 13 Menggunakan media secara efektif dan efisien
5 1 2 3 4
14 Menghasilkan pesan yang menarik
5 1 2 3 4
15 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
5
PEMBELAJARAN YANG MEMICU DAN MEMELIHARA D
KETERLIBATAN SISWA 1 2 3 4 16 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
5
17 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa
1 2 3 4
5 1 2 3 4 18 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasisme siswa dalam belajar E
5
PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR 1 2 3 4 5
19 Memantau kemajuan belajar selama proses
1 2 3 4 20 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) F
5
PENGGUNAAN BAHASA 1 2 3 4 21 Menggunakan bahasa lisan dan tertulis secara jelas, baik dan benar
5 1 2 3 4 5
22 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai III
1 2 3 4
PENUTUP
5 1 2 3 4
23 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa
5
Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan atau kegiatan, tugas 1 2 3 4 5
24 sebagai remidi atau pengayaan TOTAL SKOR
Bandungan,
Guru Yang Diamati
Pengamat
2009
Arif Dzikrun
Cahyo Ginanjar
Lampiran 6 HASIL OBSEVASI TERHADAP GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN SIKLUS I, II, III
No. Aspek
Siklus
Skor Jumlah
pengamatan
Rata-rata
I
I
III
1
3
4
5
12
4,00
2
4
5
5
14
4,67
3
4
5
5
14
4,67
4
4
4
5
13
4,33
5
3
4
4
11
3,67
6
4
4
5
13
4,33
7
3
4
5
12
4,00
8
4
4
5
13
4,33
9
3
4
5
12
4,00
10
4
4
4
12
4,00
11
4
5
5
14
4,67
12
3
4
5
12
4,00
13
3
4
5
12
4,00
14
4
5
5
14
4,67
15
4
4
4
12
4,00
16
3
4
5
12
4,00
17
3
4
5
12
4,00
18
4
5
4
13
4,33
19
5
5
5
15
5,00
20
5
5
5
15
5,00
21
4
4
5
13
4,33
22
3
4
5
12
4,00
23
5
5
5
15
5,00
24
5
5
5
15
5,00
Jumlah Skor
91
105
116
3,79
4,38
4,83
Skor Ratarata
Lampiran 7 LEMBAR PENGAMATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PBM Nama Siswa :...........................................
Petunjuk: Berilah tanda centang pada butir-butir pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan kreteria sebagai berikut:
NO.
INDIKATOR/ ASPEK YANG DIAMATI
SKOR Ya
1.
Keaktifan dalam mengikuti pelajaran
2.
Keaktifan bertanya
3.
Keaktifan menjawab pertanyaan
4.
Mengerjakan tugas/ latihan
Bandungan,
Pengamat
Tidak
2009
Cahyo Ginanjar
Lampiran 8 DOKUMENTASI
Proses Bimbimbingan Dan Pengawasan Saat Evaluasi
Keseriusan Siswa Kelas V Saat Mengerjakan Latihan
Suasana Kegiatan Belajar Mengajar
RIWAYAT HIDUP PENELITI
CAHYO GINANJAR lahir di Semarang, 12 Februari 1986. Pendidikan
diawali
SDN
Candi
03,
SMP
Sudirman
Sumowono, SMA Sudirman Ambarawa, PGA STAIN Salatiga.Semasa mahasiwa beraktifitas di perguruan tinggi kemahasiswaan sebagai Dewan Perwakilan Mahasiswa tahun 2006, Pramuka, HMJ Tarbiyah, dan HMI Cabang Salatiga sejak tahun 2004 sampai sekarang, menjabat sebagai Pembinaan Aparatur Organisasi (PAO). Training yang pernah diikuti di semenjak mahasiswa, Leadership Training Capasity Organization Building (LTCOB), Jurnalistik (DINAMIKA) STAIN Salatiga, Basic Training di HMI Cabang Salatiga, Intermediate Training tingkat Se-Sumatra HMI Cabang Semarang, Jawa, Bali, dan Training Senior Course tingkat regional (Jateng-D.I. Yogyakarta) HMI Cabang
Kudus. Sekarang
mengabdi sebagai guru di Madrasah Ibtidaiyah Duren, Bandungan. Peneliti mengangkat skripsi berjudul “Upaya Peningkatan Pembelajaran Akidah Akhlak Melalui Metode Resitasi, diskusi kelompok dan tutor sebaya Pada Siswa Kelas V Mi Duren Kecamatan Bandungan Kebupaten Semarang”, yang ada di depan pembaca ini.
MADRASAH IBTIDAIYAH DUREN KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG NSM: 112332210112 STATUS: TERAKREDITASI B Alamat: Mejing, Duren, Bandungan Pos: 50651 Phone: (0298)711574
KETERANGAN NOMOR: 73/ MI/ 01/ I/ 2010 Yang bertanda tangan dibawah ini kepala Madrasah Ibtidaiyah Duren Kecamatan Bandungan kabupaten Semarang menerangkan bahwa: Nama
: Cahyo Ginanjar
NIM
: 12106013
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam, STAIN Salatiga Alamat
: Nglarangan Rt.03 Rw.07, Candi,Bandungan,
Semarang. Benar-benar telah melaksanakan penelitian skripsi dengan judul “Upaya Peningkatan Pembelajaran Akidah Akhlak Melalui Metode Resitasi, Diskusi Kelompok dan Tutor Sebaya Pada Siswa Kelas V MI Duren Kecamatan Bandungan Kebupaten Semarang”pada tanggal 23 Juli 2009 sampai 07 Agustus 2009. Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya. Duren, 18 Januari 2010 Kepala MI Duren
MARJONO NIP. 150149184