1
ANALISIS PENGARUH JUMLAH DAN JANGKA WAKTU PEMBIAYAAN SYARIAH TERHADAP PENDAPATAN USAHA MIKRO DAN KECIL DI KECAMATAN PRINGAPUS TAHUN 2012 - TAHUN 2014 (Studi Kasus : Nasabah BMT Bina Insani Pringapus)
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
Oleh MAFTUKHATUL MUNAWAROH 21310015
JURUSAN S1 - PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015
i
ANALISIS PENGARUH JUMLAH DAN JANGKA WAKTU PEMBIAYAAN SYARIAH TERHADAP PENDAPATAN USAHA MIKRO DAN KECIL DI KECAMATAN PRINGAPUS TAHUN 2012 - TAHUN 2014 (Studi Kasus : Nasabah BMT Bina Insani Pringapus)
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
Oleh MAFTUKHATUL MUNAWAROH 21310015
JURUSAN S1 - PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015 i
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama
: Maftukhatul Munawaroh
Nim
: 21310015
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis Islam
Jurusan
: S1-Perbankan Syariah
Judul
: ANALISIS PENGARUH JUMLAH DAN JANGKA WAKTU PEMBIAYAAN SYARIAH TERHADAP PENDAPATAN USAHA MIKRO DAN
KECIL
(UMK)
DI
KECAMATAN
PRINGAPUS TAHUN 2012 – TAHUN 2014 Telah disetujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 18 Agustus 2015 Pembimbing,
Taufikur Rahman, SE., M.Si NIP.19770506 200912 1007
ii
iii
KEMENTERIAN AGAMA RIINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM JL. TentaraPelajar 02 Telp.323706 Fax. 323433 Salatiga 50722 http//www.iainsalatiga.ac.id e-mail:
[email protected] PENGESAHAN ANALISIS PENGARUH JUMLAH DAN JANGKA WAKTU PEMBIAYAAN SYARIAH TERHADAP PENDAPATAN USAHA MIKRO DAN KECIL DI KECAMATAN PRINGAPUS TAHUN 2012 – TAHUN 2014ISUSUN OLEH MAFTUKHATUL MUNAWAROH NIM : 21310015lah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 2 September dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana S1 Ekonomi Syari’ah.
Susunan Panitia penguji Ketua Penguji
: Hikmah Endraswati, SE., M.Si
: ................................
Sekretaris Penguji
: Taufikur Rahman, SE., M.Si
: ................................
Penguji I
: A. Mifdhol M.,Lc., M.Si
: ................................
Penguji II
: Nafis Irkhami, M.Ag., M.A
: ................................ alatiga, September 2015 Dekan
Dr. Anton Bawono, M.Si NIP. iii
197403202003121001
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Maftukhatul Munawaroh
Nim
: 21310015
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis Islam
Jurusan
: S1-Perbankan Syariah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 18 Agustus 2015
Maftukhatul Munawaroh
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO “Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman diantara kamu
dan orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan” (Q.S Al-Mujadillah:11) “Jika kamu bertaqwa,Allah akan membimbing mu” (Q.S Al-Baqarah 282)
“Jangan lihat masalalu dengan penyesalan, jangan pula lihat masa depan dengan ketakutan, tapi lihatlah skitarmu dengan penuh kesadaran” (James Thurber)
PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk Ayah (Kuswanto) dan bunda (Siti Solikhatun) tercinta untuk kasih sayang dari tiap tetes keringat yang telah keluar dan tidak akan pernah bisa tergantikan sampai kapanpun, dan doa yang terus diberikan siang malam untuk kesuksesan dan kebahagianku. Adek, saudara, seluruh keluarga besar dan teman-temanku tersayang yang ikut memberi andil dalam kisahku dengan semangat dan masukanmasukannya Muhammad Fadholi yang telah mendoakan yang terbaik
v
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Analisis Pengaruh Jumlah dan Jangka Waktu Pembiayaan terhadap Pendapatan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Kecamatan Pringapus Tahun 2014-Tahun 2015”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada nabi agung Rasulullah saw, yang selalu kita nanti-nantikan syafaatnya di yaumul akhir nanti. Skripsi ini diajukan guna memenuhi tugas dan syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) dalam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), Jurusan Perbankan Syariah. Ucapan terimakasih setulusnya penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan bantuan dalam berbagai bentuk. Ucapan terimakasih terutama penulis sampaikan kepada: 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga 2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Salatiga 3. Ibu Hikmah Endraswati, S.E., M.Si selaku Wakil Dekan FEBI, Pembimbing Akademik sekaligus penguji saat sidang skripsi yang telah banyak memberikan masukan dan arahan 4. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si., selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah 5. Bapak Taufikur Rahman, S.E., M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing penulis dengan sabar dan ikhlas dalam menyelesaikan Skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan pahala kepada beliau. 6. Segenap Dosen FEBI dan Jurusan Perbankan Syariah S1 yang telah memberikan bekal berbagai teori, ilmu pengetahuan dan pengalaman yang sangat bermanfaat bagi penulis. vi
vii
7. Seluruh Staf dan karyawan Institut Agama Islam Negeri Salatiga 8. Bapak Drs. H. Nur Budiarso selaku direktur BMT Bina Insani yang memberikan kemudahan penulis dalam memperoleh data yang dibutuhkan dan menyelesaikan skripsi penulis. 9. Bapak Heri Natoil, S.Ag dan seluruh staff BMT Bina Insani yang turut membantu penulis. 10. Kedua Orang tuaku tercinta, yang tiada henti memberikan dorongan do’a, moril dan materil terhadap penulis. 11. Saudara dan seluruh keluarga besarku, yang juga memberi dukungan dalam berbagai bentuk. 12. Muhammad Fadholi yang selalu ada saat dibutuhkan serta teman-teman seperjuangan PS S1 angkatan 2010. 13. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan terimakasih dan semoga kebaikan semua pihak yang telah memberikan bantuan mendapat balasan pahala dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan dan penuh kekurangan, oleh karena itu dengan segenap kerendahan hati penulis menyampaikan permohonan maaf yang setulus-tulusnya, serta semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Amiin.
Salatiga, 18 Agustus 2015
Penulis
vii
viii
ABSTRAK Munawaroh Maftukhatul. 2015. Analisis Pengaruh Jumlah dan Jangka Waktu Pembiayaan Syariah terhadap Pendapatan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) Kecamatan Pringapus Tahun 2014–Tahun 2015. Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Binis Islam, Jurusan Perbankan Syariah, Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Taufikur Rahman, S.E., M.Si. Kata Kunci : Jumlah, Jangka Waktu, Pembiayaan, Pendapatan, UMK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah dan jangka waktu pembiayaan syariah terhadap pendapatan yang diterima oleh UMK di Kecamatan Pringapus. Penelitian ini menggunakan variabel independen jumlah pembiayaan dan jangka waktu pembiayaan, sedangkan variabel dependennya adalah pendapatan UMK. . Populasi yang digunakan adalah seluruh nasabah yang melakukan pembiayaan untuk usaha yaitu sebanyak 253 nasabah. Jumlah sampel yang digunakan sejumlah 72 nasabah. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah dan jangka waktu pembiayaan secara simultan (bersama-sama) mempengaruhi pendapatan UMK. Akan tetapi jika secara individu jumlah pembiayaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan UMK, sedangkan jangka waktu pembiayaan tidak berpengaruf positif terhadap pendapatan UMK.
viii
ix
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ----------------------------------------------------------------
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ---------------------------------
ii
HALAMAN PENGESAHAN ------------------------------------------------------
iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ------------------------
iv
HALAMAN MOTTO DAN PENGESAHAN -----------------------------------
v
HALAMAN KATA PENGANTAR ----------------------------------------------
vi
HALAMAN ABSTRAK ------------------------------------------------------------
viii
HALAMAN DAFTAR ISI ---------------------------------------------------------
ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ---------------------------------------------------
xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ------------------------------------------------
xiii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ---------------------------------------------
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ----------------------------------------------------------
1
B. Rumusan Masalah ------------------------------------------------------
12
C. Tujuan Penelitian -------------------------------------------------------
13
D. Kegunaan Penelitian ---------------------------------------------------
13
E. Sistematika Penulisan --------------------------------------------------
14
BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah pustaka ----------------------------------------------------------
17
B. Kerangka Teori ---------------------------------------------------------
23
1. BMT a. Pengertian BMT -----------------------------------------------
23
b. Ciri – Ciri BMT ------------------------------------------------
24
c. Fungsi BMT ----------------------------------------------------
25
d. Prinsip BMT ---------------------------------------------------
26
2. Pembiayaan syariah a. Pengertian Pembiayaan ---------------------------------------
28
b. Produk Pembiayaan -------------------------------------------
28
ix
x
c. Jumlah Pembiayaan -------------------------------------------
36
d. Jangka Waktu Pembiayaan -----------------------------------
38
e. Tujuan Pembiayaan -------------------------------------------
39
3. Usaha Mikro dan Kecil (UMK) a. Pengertian UMK -----------------------------------------------
40
b. Kriteria UMK --------------------------------------------------
41
4. Pendapatan ----------------------------------------------------------
42
5. Pengaruh pembiayaan terhadap pendapatan --------------------
45
C. Kerangka Penelitian ----------------------------------------------------
47
D. Hipotesis -----------------------------------------------------------------
48
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan pendekatan penelitian --------------------------------------
53
B. Lokasi dan waktu penelitian ------------------------------------------
54
C. Popuslasi dan sampel 1. Populasi -------------------------------------------------------------
54
2. Sampel ---------------------------------------------------------------
55
D. Teknik pengumpulan data 1. Pengertian data -----------------------------------------------------
56
2. Jenis dan sumber data ---------------------------------------------
57
3. Metode pengumpulan data ----------------------------------------
57
E. Definisi operasional ----------------------------------------------------
59
F. Intrumen penelitian -----------------------------------------------------
60
G. Alat analisis data 1. Uji asumsi klasik ---------------------------------------------------
60
2. Regresi berganda ---------------------------------------------------
62
BAB IV ANALISIS DATA A. Deskripsi Obyek penelitian 1. Profil instansi atau perusahaan -----------------------------------
65
2. Struktur lembaga ---------------------------------------------------
66
3. Visi dan Misi -------------------------------------------------------
68
4. Produk pembiayaan ------------------------------------------------
68
x
xi
B. Identitas responden -----------------------------------------------------
71
C. Analisis data 1. Uji asumsi klasik ---------------------------------------------------
76
2. Uji regresi berganda -----------------------------------------------
81
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan --------------------------------------------------------------
88
B. Saran ---------------------------------------------------------------------
89
Daftar Pustaka Lampiran
xi
xii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
Tabel 1.1
: Perkembangan data UMKM Binaan -------------------------
1
Tabel 1.2
: Perkembangan pendapatan sebelum dan sesuadah ---------
4
Tabel 1.3
: Data wilayah nasabah BMT Bina Insani ---------------------
5
Tabel 2.1
: Telaah pustaka ---------------------------------------------------
19
Tabel 2.2
: Kriteria UMK ----------------------------------------------------
41
Tabel 4.1
: Jenis kelamin responden --------------------------------------
71
Tabel 4.2
: Usia responden -------------------------------------------------
71
Tabel 4.3
: Status pernikahan -----------------------------------------------
72
Tabel 4.4
: Pendidikan responden ------------------------------------------
72
Tabel 4.5
: Jenis usaha responden ------------------------------------------
73
Tabel 4.6
: Jumlah pembiayaan ---------------------------------------------
73
Tabel 4.7
: Jumlah pendapatan ----------------------------------------------
74
Tabel 4.8
: Uji multicilinearity ----------------------------------------------
75
Tabel 4.9
: Uji heteroscedasticity ------------------------------------------
76
Tabel 4.10
: Uji autocorelation ----------------------------------------------
77
Tabel 4.11
: Perbaikan uji autocorelation ----------------------------------
78
Tabel 4.12
: Uji normalitas ---------------------------------------------------
79
Tabel 4.13
: Uji koefisien determinasi --------------------------------------
80
Tabel 4.14
: Uji simultan ------------------------------------------------------
81
Tabel 4.15
: Uji t ---------------------------------------------------------------
82
xii
xiii
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
Gambar 1.1
: Perkembangan UMKM Binaan -----------------------------
2
Gambar 1.2
: Perkembangan jumlah tenaga kerja UMKM Binaan -----
2
Gambar 1.3
: Perkembangan aset UMKM Binaan ------------------------
3
Gambar 1.4
: Perkembangan omset UMKM Binaan ----------------------
4
Gambar 2.1
: Skema Pembiayaan Murabahah -----------------------------
28
Gambar 2.2
: Skema Pembiayaan Salam -----------------------------------
29
Gambar 2.3
: Skema Pembiayaan Istishna ---------------------------------
30
Gambar 2.4
: Skema Pembiayaan Musyarakah ----------------------------
30
Gambar 2.5
: Skema Pembiayaan Mudharabah ---------------------------
31
Gambar 2.6
: Skema Pembiayaan Ijarah ------------------------------------
32
Gambar 2.7
: Skema Pembiayaan Ijarah Muntahiyyah Bittamlik -------
32
Gambar 2.8
: Skema Hiwalah ------------------------------------------------
33
Gambar 2.9
: Skema Rahn ----------------------------------------------------
34
Gambar 2.10
: Skema Qard ----------------------------------------------------
34
Gambar 2.11
: Skema Wakalah -----------------------------------------------
35
Gambar 2.12
: Skema Kafalah -------------------------------------------------
35
Gambar 2.13
: Kerangka penelitian -------------------------------------------
46
xiii
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat pengantar wawancara 2. Wawancara penelitian 3. Data karakteristik responden 4. Hasil uji frequencies karakteristik responden 5. Hasil uji asumsi klasik a. Uji Multikolinearity b. Uji Heteroscedasticity c. Uji Autocorrelation d. Uji Normalitas 6. Hasil uji regresi berganda 7. Daftar riwayat hidup penulis
xiv
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejauh ini peran Usaha Kecil, Mikro dan Menengah (UMKM) telah banyak memberikan pengaruh yang positif bagi perekonomian Indonesia. Sektor UMKM dapat menopang pertumbuhan ekonomi dan mampu menjadi pendorong perekonomian meski krisis melanda. UMKM tidak terkena dampak yang signifikan ketika terjadi krisis, salah satu penyebab adalah karena banyak dari UMKM tidak mempunyai hutang luar Negeri (Herustiati: 2008). UMKM lebih memberdayakan sumber daya yang ada di sekitar UMKM tersebut berdiri. Meningkatnya UMKM di suatu daerah diharapkan banyak tenaga kerja yang akan terserap, sehingga mampu mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Perkembangan UMKM dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan yang baik, ditunjukkan oleh meningkatnya jumlah UMKM, penyediaan tenaga kerja, asset dan omset. Berikut data perkembangan UMKM Binaan di Provinsi Jawa Tengah. Tabel 1.1 Perkembangan Data UMKM Binaan Posisi per: Triwulan 2015 Perkembangan 2014-2015 No Deskripsi Data Satuan Jumlah (%) 1 Jumlah UMKM Unit 5.459 5,48 2 Penyerapan Tenaga kerja Orang 26.482 4,35 3 Asset Rp.Milyar 3.939 28,21 4 Omset Rp.Milyar 17.002 108,43 Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM (diolah) 1
2
Perkembangan masing-masing deskripsi data dalam UMKM binaan di Provinsi jawa tengah dapat dilihat dalam gambar berikut:
Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah Gambar 1.1 Perkembangan UMKM Binaan Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa perkembangan jumlah UMKM binaan Dinas Koperasi dan UMKM provinsi Jawa Tengah setiap tahunnya mengalami peningkatan. Perkembangan rata-rata setiap tahun meningkat 8.730 ribu UMKM.
Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah Gambar 1.2 Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja UMKM Binaan
3
Berdasarkan gambar di atas menunjukkan setiap tahunnya mengalami peningkatan penyerapan jumlah tenaga kerja di UMKM Binaan , dengan ratarata setiap tahun menyerap tenaga kerja sebanyak 8,375 ribu orang. Peningkatan tertinggi terjadi dari tahun 2012 ke tahun 2013 yaitu sebanyak 134,886 ribu orang.
Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah Gambar 1.3 Perkembangan Asset UMKM Binaan Berdasarkan gambar di atas aset yang dimiliki oleh UMKM Binaan setiap tahunnya juga mengalami peningkatan. Dari tahun 2011 dengan aset 5,266 tryliun rupiah, dan sampai tahun 2015 aset UMKM Binaan meningkat menjadi 17,811 trilyun rupiah. Hal tersebut menunjukkan bahwa keberadaan UMKM Binaan terus mengalami perkembangan.
4
Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah Gambar 1.4 Perkembangan Omset UMKM Binaan Berdasarkan gambar di atas perkembangan omset UMKM Binaan juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dari tahun 2012 hanya terjadi sedikit peningkatan yaitu sebesar 1,373 trilyun rupiah. Akan tetapi pada tahun 2014 UMKM Binaan berhasil meningkatkan omset sebesar 24,587 trilyun rupiah. Data pendapatan nasabah BMT Bina Insani yang diperoleh dari hasil wawancra adalah sebagai berikut: Tabel 1.2 Perkembangan pendapatan sebelum dan sesudah mendapatkan pembiayaan periode: triwulan 2015 No Periode Pendapatan Pendapatan Perkembangan sebelum Sesudah 435.100.000 584.050.000 148.950.000 1 3 Bulan 2 1 Tahun 1.740.400.000 2.336.200.000 595.800.000 Sumber: Nasabah BMT Bina Insani Pringapus Berdasarkan tabel di atas kita ketahui bahwa selama satu tahun total pendapatan sebelum mendapatkan pembiayaan sebesar Rp. 1.740.400.000 sedangkan
setelah
mendapatkan
pembiayaan
meningkat
menjadi
5
Rp.2.336.200.000. Perkembangan pendapatan antara sebelum dan sesudah mendapatkan pembiayaan hanya
sebesar Rp. 596.800.000. Jika hasil ini
dibangdingkan dengan data perkembangan omset UMKM Binaan Provinsi Jawa Tengah, maka hasil ini masih tergolong kecil karena perolehan omset UMK nasabah BMT Bina Insani di triwulan 2015 hanya mencapai 2,3 milyar sedangkan perkembangan omset UMKM Binaan Provinsi Jawa Tengah telah mencapai 17 milyar. Dengan perbedaan tersebut, maka pendapatan nasabah di Kecamatan Pringapus menjadi penting untuk diteliti. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Pringapus karena sebagian besar nasabah BMT Bina Insani adalah warga Pringapus, yang ditunjukkan pada tabel berikut ini: Tabel 1.3 Data wilayah nasabah BMT Bina Insani No Wilayah 1 Kecamatan Pringapus 2 Luar Kecamatan Pringapus Total Sumber: data BMT Bina Insani (diolah)
Jumlah Nasabah 4.917 2.386 7.303
% 67% 33% 100%
Perkembangan UMKM yang meningkat dalam segi kuantitas belum diimbangi oleh meratanya peningkatan kualitas UMKM. Permasalahan klasik yang dihadapi yaitu rendahnya produktivitas. Keadaan ini disebabkan oleh masalah internal yang dihadapi UMKM, antara lain yaitu: ketersediaan pasar, lama berusaha, pengendalian kualitas, manajemen usaha, dan promosi penjualan. Masalah eksternal yang dihadapi oleh UMKM diantaranya adalah akses permodalan, akses informasi pasar, kebijakan pemerintah yang pro bisnis, tingkat bunga pinjaman dan bimbingan teknis (Munizu, 2013: 13).
6
Dalam pertumbuhan UMKM tidak lepas dari peran lembaga keuangan melalui dana yang disalurkan sebagai solusi masalah permodalan yang dihadapi UMKM. Lembaga keuangan di Indonesia terdapat dua sistem, yaitu lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan Syariah. Berdasarkan data dan statistik OJK (Otoritas Jasa Keuangan) perkembangan lembaga keuangan Syariah di Indonesia mengalami peningkatan baik dari segi kuantitas maupun jenisnya (www.ojk.go.id, 2014). Lembaga keuangan Syariah mulai dikenal masyarakat dengan munculnya bank Syariah. Perbankan syariah mulai beroperasi di Indonesia pada tahun 1992 dengan berdirinya bank Muamalat dan disusul dengan asuransi Syariah Takaful yang didirikan pada tahun 1994. Kedua lembaga keuangan syariah tersebut merupakan pionir tumbuhnya bisnis syariah di Indonesia. Prinsip syariahnya mulai dibicarakan dan lembaga keuangan syariah dipilih menjadi mitra permasalahan keuangan masyarakat. Hal ini membuka
peluang
bagi
lembaga
keuangan
mikro
syariah
dalam
mengembangkan usahanya. Lembaga keuangan mikro syariah tersebut seperti Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) dan Baitul Maal Wa Tamwil (BMT). Menurut Risky (2013) pada tahun 2010, telah ada sekitar 4.000 BMT yang beroperasi di Indonesia. Beberapa diantaranya memiliki kantor pelayanan lebih dari satu. Jika ditambah dengan perhitungan faktor mobilitas yang tinggi dari para pengelola BMT untuk “jemput bola”, memberikan layanan di luar kantor, maka sosialisasi keberadaan BMT telah bersifat masif.
7
Wilayah operasionalnya pun sudah mencakup daerah perdesaan dan daerah perkotaan, di pulau Jawa dan luar Jawa. Menurut Ridwan (2004: 73) BMT sebagai lembaga keuangan yang ditumbuhkan dari peran masyarakat secara luas, tidak ada batasan ekonomi, sosial bahkan agama. Semua komponen berperan aktif dalam membangun sebuah sistem keuangan yang adil dan yang lebih penting mampu menjangkau lapisan pengusaha yang terkecil sekaligus. BMT merupakan salah satu tumpuan bagi para pelaku usaha untuk mendapatkan tambahan modal melalui mekanisme pembiayaan. Pelaku Usaha Mikro dan Kecil (UMK) dapat mengakses modal yang dibutuhkan dengan pembiayaan. BMT berusaha memberi kemudahan untuk UMK, dengan fasilitas yang terjangkau dari segi lokasi yang ada di tengah-tengah masyarakat, syarat agunan yang mudah, dibandingkan jika mengajukan di bank. Pemberian pembiayaan kepada pelaku UMK sifatnya adalah untuk mendorong usaha tersebut agar dapat meningkatkan pendapatan usahanya. Penelitian Suleman dkk (2014) di BRI Unit Kabila Gorontalo, dengan variabel independen jumlah kredit dan suku bunga, dengan variabel dependen pendapatan UMK. Penelitian ini dilaksanakan pada periode April 2013 - Juni 2013, diketahui bahwa dengan jumlah kredit berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan UMK, sedangkan suku bunga tidak berpengaruh terhadap pendapatan UMK. Menurut penelitian Anggraini dan Nasution (2013) di BRI Medan, dengan vriabel independen modal sendiri dan modal kredit, variabel
8
dependennya pendapatan pengusaha UMKM. Dengan teori yang dikutip dari www.smecda.com menyatakan bahwa Kredit Usaha Rakyat, yang selanjutnya disingkat KUR adalah kredit (pembiayaan) kepada Usaha Mikro Kecil Menengah Koperasi (UMKM-K) dalam bentuk pemberian modal kerja dan investasi yang didukung fasilitas penjaminan untuk usaha produktif. KUR adalah program yang dicanangkan oleh pemerintah namun sumber dananya berasal sepenuhnya dari dana bank. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa modal sendiri memberikan pengaruh terhadap pendapatan pengusaha UMKM, dan modal kredit yang digunakan juga berpengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan pengusaha UMKM. Penelitian lain oleh Yulianthini, dkk (2014) di BPR Nusamba Mengwi Singaraja, dengan variabel independen: pemberian kredit dan modal, sedangkan variabel dependen: pendapatan UKM. Teori yang digunakan dari Kasmir (2011) dan Mubiyanto (1986) yang menyatakan bahwa kredit secara positif dapat meningkatkan pendapatan, karena pemberian kredit dapat menambah modal usaha. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian krredit dan modal berpengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan UMK. Akan tetapi ada sedikit perbedaan dalam penelitian Pratomo dkk (2013) di Kecamatan Medan Johor, dengan variabel X1: Modal Sendiri, X2: Modal Kredit, X3: Jumlah pekerja dan Y: pendapatan UMK. Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa pendapatan UMK tidak ditentukan oleh modal sendiri,
9
modal kredit dan jumlah pekerja. Modal kredit tidak berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan UMK. Penelitian Pratomo dkk (2013) ini didukung oleh penelitian Oktavi. K (2009) yang sama-sama menyatakan bahwa pemberian pembiayaan tidak efektif terhadap peningkatan pendapatan usaha kecil. Pembiayaan yang diberikan oleh lembaga keuangan tidak berpengaruh terhadap pendapatan usaha kecil. Penelitian Oktavi. K (2009) dilakukan di KJKS BMT Bina Umat Sejahtera, Lasem Jawa Tengah, dengan variabel biaya pinjaman, pendapatan usaha jenis usaha dan ada tidaknya agunan. Penelitian ini dilakukan pada periode Febuari - Maret 2009. Teori yang digunakan dari hidayat (2004) yaitu Pembiayaan yang diberikan kepada nasabah untuk modal atau tambahan modal usaha dikatakan efektif apabila prosedur pembiayaan tergolong mudah, pembiayaan yang diberikan dapat meningkatkan pendapatan dan keuntungan usaha nasabah. hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada pengaruh yang nyata terhadap perubahan pendapatan, dalam arti pembiayaan belum berpengaruh besar terhadap pendapatan. Lima penelitian di atas diantaranya tiga dengan hasil positif yang menyatakan bahwa jumlah kredit/modal kredit/pemberian kredit berpengaruh terhadap pendapatan usaha, sedangkan dua penelitian dengan hasil negatif yang menyatakan bahwa jumlah kredit/modal kredit/pemberian kredit tidak berpengaruh terhadap pendapatan usaha. Dengan hasil tersebut jumlah pembiayaan menjadi penting dilakukan penelitian kembali untuk mengetahui pengaruh jumlah pembiayaan terhadap pendapatan usaha.
10
Penelitian Fathoni dkk (2015) di PD BPR BKK Kota Semarang cabang Mijen. Variabel independen yang digunakan adalah fasilitas kredit, suku bunga, jangka waktu dan jumlah kredit, variabel dependennya adalah keputusan menggunakan kredit. Dengan teori jangka waktu kredit adalah suatu
masa
yang
memisahkan
antara
pemberian
prestasi
dengan
kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang (Kuncoro dan Suhardjono, 2002: 209). Menurut Kuncoro dan Suhardjono (2002: 209) jangka waktu kredit dalam hal ini kredit dapat dibedakan menurut jangka waktunya, yaitu kredit jangka pendek (short term-loan), kredit jangka menengah (medium term-loan), kredit jangka panjang (long term-loan) dan kredit kepemilikan rumah (karyawan). Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa ada pengaruh positif antara jangka waktu terhadap keputusan menggunakan kredit. Artinya jika jangka waktu semakin fleksibel maka keputusan menggunakan kredit di PD BPR BKK Kota Semarang Cabang Mijen akan meningkat. Penelitian Lasmarohana (2015) di Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Cabang Malang. Variabel independen yang digunakan antara lain: loan to value, jangka waktu kredit, tingkat pendapatan dan jumlah tanggungan keluarga, variabel dependennya adalah keputusan pemberian kredit pemilikan rumah. Teori yang digunakan yaitu jangka waktu kredit merupakan rentang waktu dalam mengembalikan dana yang dipinjam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jangka waktu kredit tidak mempengaruhi Bank Jatim dalam keputusan pemberian kredit pemilikan rumah dikarenakan terdapat
11
faktor-faktor yang lebih dipertimbangkan bank dalam memutuskan pemberian kredit pemilikan rumah. Jangka waktu kredit dipergunakan untuk menghitung jumlah angsuran serta mendukung perhitungan maksimal plafond kredit yang dapat diberikan bank dalam memberikan kredit sehingga variabel ini tidak berpengaruh terhadap keputusan bank dalam memberikan kredit pemilikan rumah. Penelitian Gopalan, Song, Yerramilli (2010) menguji tentang struktur jangka waktu kredit terhadap kualitas kredit. Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar di S & P dengan periode penelitian 1980-2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kredit dengan jangka waktu yang panjang memiliki tingkat pendapatan yang lebih tinggi. Perusahaan dengan proporsi yang lebih besar dengan jangka waktu kredit yang pendek kemungkinan akan memiliki risiko kegagalan yang lebih besar. Tiga penelitian tentang jangka waktu di atas menunjukkan bahwa dua penelitian dengan variabel jangka waktu pembiayaan dijadikan pertimbangan dalam memberikan kredit atau dalam melakukan kredit, dengan hasil yang berbeda dengan konteks yang berbeda. Satu penelitian menunjukkan bahwa jangka waktu pembiayaan mempunyai pengaruh terhadap tingkat pendapatan yang akan diterima, sehingga dalam penelitian ini penting menggunakan variabel jangka waktu pembiayaan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap pendapatan yang akan diterima oleh UMK. Berdasarkan uraian tersebut di atas bahwa terdapat hasil penelitian terdahulu yang berbeda tentang pengaruh pemberian pembiayaan terhadap
12
pendapatan usaha yaitu ada yang menyebutkan pembiayaan berpengaruh positif terhadap pendapatan, akan tetapi ada pula yang menyebutkan bahwa pemberian kredit atau pembiayaan tidak berpengaruh terhadap pendapatan usaha. Hal tersebut kemungkinan dapat terjadi karena banyak faktor yang mempengaruhi, diantaranya jumlah pembiayaan yang kecil, jangka waktu pembiayaan yang terlalu lama atau terlalu singkat, tingkat suku bunga yang tinggi, dan juga sikap nasabah. Pada realita terdapat beberapa nasabah yang mengajukan pembiayaan di BMT tidak menggunakan pembiayaan tersebut dengan amanah untuk kepentingan usaha melainkan untuk kepentingan lain, sehingga hal tersebut akan mengakibatkan pemberian pembiayaan tidak akan berpengaruh pada peningkatan pendapatan usaha. Untuk itu penulis tertarik meneliti kembali tentang pengaruh pembiayaan terhadap pendapatan UMK yang dihasilkan, dengan melakukan penelitian dan mengambil judul “ANALISIS
PENGARUH
JUMLAH
DAN
JANGKA
WAKTU
PEMBIAYAAN SYARIAH TERHADAP PENDAPATAN USAHA MIKRO DAN KECIL DI KECAMATAN PRINGAPUS TAHUN 2012 TAHUN 2014” B. Rumusan Masalah Dari latar belakang permasalahan di atas dapat diketahui bahwa usaha mikro dan kecil (UMK) merupakan bagian dari usaha ekonomi rakyat yang sedang berkembang, yang memiliki potensi yang sangat besar. Meskipun memiliki potensi usaha yang sangat besar, sektor UMK di Kecamatan
13
Pringapus ternyata belum bisa berproduksi secara maksimal, salah satu penyebabnya adalah kekurangan modal untuk mengembangkan usaha. BMT Bina Insani Pringapus merupakan lembaga keuangan alternatif yang dapat menjembatani permasalahan modal yang dialami UMK. Hal ini akan menarik untuk dikaji sehingga timbul pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Apakah jumlah pembiayaan berpengaruh terhadap pendapatan UMK? 2. Apakah jangka waktu pembiayaan berpengaruh terhadap pendapatan UMK? 3. Apakah jumlah dan jangka waktu pembiayaan secara simultan (bersamasama) berpengaruh terhadap pendapatan UMK? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan
pertanyaan-pertanyaan
diatas,
maka
penelitian
ini
bertujuan untuk : 1. Mengetahui pengaruh jumlah pembiayaan terhadap pendapatan UMK. 2. Mengetahui pengaruh jangka waktu pembiayaan terhadap pendapatan UMK. 3. Mengetahui pengaruh antara jumlah pembiayaan dan jangka waktu pembiayaan terhadap pendapatan UMK. D. Kegunaan Penelitian. 1. Bagi penulis, sebagai bahan melatih menulis dan berfikir ilmiah pada bidang pengaruh pembiayaan syariah terhadap pendapatan UMK.
14
2. Bagi para praktisi yang bergerak di bidang Lembaga Keuangan Syariah untuk memperbaiki kinerja pembiayaan bagi sektor UMK. 3. Bagi IAIN Salatiga, sebagai upaya memperbanyak kasus-kasus Lembaga Keuangan Syariah yang dipergunakan untuk kajian ilmiah serta menyediakan bahan acuan bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian selanjutnya. E. Sistematika Penulisan Untuk kejelasan dan ketetapan arah pembatasan dalam skripsi ini penulis menyusun sistematika sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan. Dalam latar
belakang
diuraikan
permasalaha-permasalahan
yang
menguatkan judul penelitian. Rumusan masalah dibuat untuk memfokuskan permasalahan yang akan diteliti. Tujuan dan kegunaan penelitian merupakan tujuan penulis dalam meneliti penelitian ini. Sistematika penulisan menggambarkan isi dalam bab-bab yang ada dalam skripsi, sehingga memudahkan pembaca. BAB II
LANDASAN TEORI Bab ini menguraikan tentang telaah pustaka yang membahas hasilhasil penelitian terdahulu yang dapat dijadikan sebagai literatur yang sesuai dengan topik skripsi yang diteliti, menguraikan kerangka teori yang berkaitan dengan topik penelitian. Selain itu,
15
pada bab ini dijelaskan juga mengenai kerangka penelitian yang menerangkan secara ringkas hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat yang akan diteliti, serta hipotesis penelitian yang menjadi pedoman dalam analisis data. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang jenis penelitian yang menjelaskan pendekatan apa yang dipakai dalam penelitian ini, lokasi dan waktu penelitian dilaksanakan, populasi dan sample yang digunakan untuk menentukan responden, teknik pengumpulan data untuk memperoleh data, skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian, definisi dan konsep operasional yang menjelaskan pengertian singkat mengenai variabel-variabel yang digunakan, serta alat analisis data yang digunakan untuk memperoleh hasil penelitian yang diinginkan. BAB IV ANALISIS DATA Bab ini menguraikan tentang deskriptif objek penelitian dan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian, serta menguraikan hasil uji analisis data dari data yang telah diperoleh, berupa uji asumsi klasik yang meliputi multikolinearitas, uji heteroscedastisitas, uji autokorelasi, dan uji normalitas. Juga dibahas hasil uji regresi berganda yang meliputi hasil uji F, uji t dan uji koefisien determinasi digunakan.
yang menggambarkan pengaruh
variabel
yang
16
BAB V
PENUTUP Bab ini mencakup uraian yang berisi kesimpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan untuk penelitian selanjutnya.
17
BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka Telaah pustaka ini dimaksudkan untuk menggali informasi tentang ruang penelitian yang berkaitan dengan penelitian yang diuji. Berikut ini beberapa telaah pustaka yang dapat penulis rangkum. Penelitian Suleman dkk (2014) dengan judul “Pengaruh Jumlah Kredit Dan Suku Bunga Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Di BRI Unit Kabila”. Pengambilan sampel dilakukan secara sengaja atau purposive sample yaitu pengambilan sampel nasabah yang melakukan pinjaman kredit untuk usaha sebanyak 50 responden. Tehnik pengumpulan data dengan menggunakan metode dokumentasi dan metode wawancara. Alat analisis yang digunakan analisis regresi berganda dan analisis deskriptif. Dengan hasil uji F dapat dilihat bahwa jumlah kredit, suku bunga dan lama usaha berpengaruh nyata terhadap pendapatan nasabah Usaha Mikro di BRI unit Kabila, sedangkan dari uji t dilihat bahwa hanya kredit yang berpengaruh nyata terhadap pendapatn nasabah Usaha Mikro di BRI unit Kabila. Menurut penelitian Anggraini dan Nasution (2013) dengan judul “Peranan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bagi Pengembangan UMKM Di Kota Medan (Studi Kasus bank BRI)”. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda dan menggunakan metode deskripsi analisis. Hasil penelitian menunjukan bahwa modal sendiri memberikan pengaruh positif terhadap
18
pendapatan pengusaha UMKM, dan modal kredit yang digunakan juga berpengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan pengusaha UMKM. Penelitian lain oleh Yulianthini, dkk (2014) berjudul “Pengaruh Pemberian Kredit Dan Modal Terhadap Pendapatan UKM”, dengan tekhnik analisis jalur menggunakan SPSS versi 16. for windows. Hasil penelitiannya adalah ada pengaruh positif dan signifikan: (1) pemberian kredit dan modal terhadap pendapatan UKM, (2) pemberian kredit terhadap modal, (3) pemberian kredit terhadap pendapatan UKM, dan (4) modal terhadap pendapatan UKM Penelitian Pratomo dkk (2013) berjudul “Analisis Permintaan Kredit Pada Usaha Mikro Dan Kecil Di Kecamatan Medan Johor”, dengan sampel sebanyak 40 pengusaha yan beroperasi di Kecamatan Medan Johor”. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Kesimpulan bahwa pendapatan UMK tidak ditentukan oleh modal sendiri, modal kredit dan jumlah pekerja, melainkan ada juga beberapa faktor lain yang juga dapat mempengaruhi seperti lokasi usaha, cuaca, dan lain-lain. Penelitian Oktavi. K (2009) berjudul analisis “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Pembiayaan Dan Efektifitas Pembiayaan Usaha Kecil Pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah”. Sampel dari penelitian ini diambil dari usaha kecil khususnya di bidang perdagangan sebanyak 40 responden/anggota yang melakukan pembiayaan di KJKS BMT BUS. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Semua data yang diperoleh diolah dengan menggunakan software eviews 4.1.
19
Metode analisis yang digunakan yaitu: (1) regresi linier berganda untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan pembiayaan dan dampak pembiayaan, (2) deskriptif untuk melihat keefektifan pembiayaan berdasarkan penilaian anggota responden. Hasil penelitian tidak menunjukkan adanya pengaruh yang nyata terhadap perubahan pendapatan dapat diartikan bahwa peranan pembiayaan belum menunjukkan pengaruh yang besar dalam meningkatkan pendapatan usaha anggota. Pengaruh yang rendah ini menunjukkan efektivitas pembiayaan belum sepenuhnya tercapai. Penelitian Fathoni dkk (2015) tentang “Pengaruh Fasilitas Kredit, Suku Bunga, Jangka Waktu dan Jumlah Kredit terhadap Keputusan Menggunakan Kredit PD BPR BKK Kota Semarang Cabang Mijen”. Sampel yang digunakan sebanyak 98 nasabah dengan metode simple random sampling. Tekhnik pengumpulan data menggunakan quesioner, dengan alat analisis uji asumsi klasik dan regresi berganda. Hasil penelitian ini menyebutkan ada pengaruh positif antara jangka waktu terhadap keputusan menggunakan kredit. Artinya jika jangka waktu semakin fleksibel maka keputusan menggunakan kredit di PD BPR BKK Kota Semarang Cabang Mijen akan meningkat. Penelitian Lasmarohana (2015) tentang “Analisis Pengaruh Loan to Value, Jngka Waktu Kredit, Tingkat pendapatan dan Jumlah tanggungan Kluarga dalam Keputusan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (Studi Kasus PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Cabang Malang)”. Sampel yang digunakan sebanyak 70 nasabah. Tekhnik pengumpulan data melalui
20
observasi dan wawancara. Alat analisis yang dipakai adalah regresi logistik. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa jangka waktu kredit tidak mempengaruhi Bank Jatim dalam keputusan pemberian kredit pemilikan rumah dikarenakan terdapat faktor-faktor yang lebih dipertimbangkan bank dalam memutuskan pemberian kredit pemilikan rumah. Jangka waktu kredit dipergunakan untuk menghitung jumlah angsuran serta mendukung perhitungan maksimal plafond kredit yang dapat diberikan bank dalam memberikan kredit sehingga variabel ini tidak berpengaruh terhadap keputusan bank dalam memberikan kredit pemilikan rumah. Berdasarkan Uraian telaah pustaka di atas, secara ringkas dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 2.1 Telaah Pustaka
No 1.
2
Judul Penelitian/Peneliti/ Tahun “Pengaruh Jumlah Kredit Dan Suku Bunga Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Di BRI Unit Kabila”/Amir Halid, Ria Indriani, Delvi Suleman/2014.
“Peranan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bagi Pengembangan UMKM Di Kota
Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif dengan analisis Regresi Berganda
Pendekatan Kuantitatif dengan analisis Regresi Berganda dengan analisis diskriptif
Hasil Hasil uji F dilihat bahwa jumlah kredit, suku bunga dan lama usaha berpengaruh terhadap pendapatan nasabah Usaha Mikro, sedangkan dari uji t dilihat bahwa hanya kredit yang berpengaruh terhadap pendapatn nasabah Usaha Mikro di BRI unit Kabila Modal sendiri memberikan pengaruh positif terhadap pendapatan pengusaha UMKM, dan modal
21
Medan (Studi Kasus bank BRI)”/ Dewi Anggraini Syahrir Hakim Nasution/2013. 3.
“Pengaruh Pemberian Kredit Dan Modal Terhadap Pendapatan UKM”/ Ni Wayan Ana Purnamayanti, I Wayan Suwendra, Ni Nyoman Yulianthini /2014
Tekhnik analisis jalur (Path Analysis) menggunakan SPSS versi 16. For windows.
4.
“Analisis Permintaan Kredit Pada Usaha Mikro Dan Kecil Di Kecamatan Medan Johor”/ Taufan Achmad Felna Wahyu Ario Pratomo /2013
Pendekatan Kuantitatif dengan analisis Regresi Berganda dengan analisis diskriptif
5.
“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Pembiayaan Dan Efektifitas Pembiayaan Usaha Kecil Pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah”/Solikha Oktavi. K/2009
Pendekatan Kuantitatif dengan analisis Regresi Berganda dengan analisis diskriptif
6.
“Pengaruh Fasilitas
Pendekatan
kredit yang digunakan juga berpengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan pengusaha UMKM. Modal sendiri memberikan pengaruh positif terhadap pendapatan pengusaha UMKM, dan modal kredit yang digunakan juga berpengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan pengusaha UMKM Ada pengaruh positif dan signifikan: (1) pemberian kredit dan modal terhadap pendapatan UKM, (2) pemberian kredit terhadap modal, (3) pemberian kredit terhadap pendapatan UKM, dan (4) modal terhadap pendapatan UKM Tidak adanya pengaruh yang nyata terhadap perubahan pendapatan dapat diartikan bahwa peranan pembiayaan belum menunjukkan pengaruh yang besar dalam meningkatkan pendapatan usaha anggota. Pengaruh yang rendah ini menunjukkan efektivitas pembiayaan belum sepenuhnya tercapai. Hasil penelitian ini
22
7.
Kredit, Suku Bunga, Jangka Waktu dan Jumlah Kredit terhadap Keputusan Menggunakan Kredit pd BPR BKK Kota Semarang Cabang Mijen”/ Eko Saputro, Maria Mimin M dan Azis Fathoni/ 2015.
Kuantitatif , dengan alat analisis menggunakan uji asumsi klasik dan regresi berganda
diantaranya menyebutkan ada pengaruh positif antara jangka waktu terhadap keputusan menggunakan kredit.
“Analisis Pengaruh Loan to Value, Jngka Waktu Kredit, Tingkat pendapatan dan Jumlah tanggungan Kluarga dalam Keputusan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (Studi Kasus PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Cabang Malang)”/ Dona Nove Lasmarohana/ 2015.
Pendekatan Kuantitatif Alat analisis menggunakan regresi logistik
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa jangka waktu kredit tidak mempengaruhi Bank Jatim dalam keputusan pemberian kredit pemilikan rumah dikarenakan terdapat faktor-faktor yang lebih dipertimbangkan bank dalam memutuskan pemberian kredit pemilikan rumah.
Sumber: data sekunder (diolah) Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah dalam obyek yang digunakan merupakan nasabah lembaga keuangan syariah dengan jenis pembiayaan yang variatif. Perbedaan lain terletak dalam variabel independen yang digunakan, yaitu X1: jumlah pembiayaan dan X2: jangka waktu pembiayaan. Penelitian ini juga meneliti pengaruh secara parsial dan simultan jumlah pembiayaan dan jangka waktu pembiayaan terhadap pendapatan UMK.
23
B. Kerangka Teori 1. Baitul Maal Wattamwil (BMT) a. Pengertian Menurut Suhrawardi (2000: 114) Istilah Baitul Maal wal Tamwil (BMT) sebenarnya berasal dari dua kata, yaitu baitul maal dan baitul tamwil. Istilah baitul maal berasal dari kata bait dan al maal. Bait artinya bangunan atau rumah, sedangkan al maal adalah harta benda atau kekayaan. Jadi, baitul maal dapat diartikan sebagai perbendaharaan (umum atau negara). Sedangkan baitul maal dilihat dari segi istilah fiqh adalah suatu lembaga atau badan yang bertugas untuk mengurusi kekayaan Negara terutama keuangan, baik yang berkenaan dengan soal pemasukan dan pengelolaan maupun yang berhubungan dengan masalah pengeluaran dan lain-lain. Menurut Buchari dan Donni (2009: 18) baitul tamwil, secara harfiah bait adalah rumah dan at- Tamwil adalah pengembangan harta. Jadi, baitul tamwil adalah suatu lembaga yang melakukan kegiatan pengembangan
usaha-usaha
produktif
dan
investasi
dalam
meningkatkan kesejahteraan pengusaha mikro melalui kegiatan pembiayaan dan menabung (berinvestasi). Jadi BMT merupakan suatu lembaga yang terdiri dari dua istilah Baitul Maal dan Baitul Tamwil. Baitul Maal lebih mengarah pada usaha-usaha penghimpunan dan penyaluran dana yang non profit,
24
seperti zakat, infaq dan shodaqah. Baitul Tamwil sebagai usaha penghimpunan dan penyaluran dana komersial. b. Ciri-ciri Ciri-ciri BMT menurut Ridwan (2004: 132), terbagi menjadi dua ciri, berikut penjabaran masing-masing, yaitu: 1) Ciri utama BMT adalah: a) Berorientasi bisnis, mencari laba bersama meningkatkan pemanfaatan ekonomi paling banyak untuk anggota dan masyarakat. b) Bukan lembaga sosial tertapi bermanfaat untuk mengefektifkan pengumpulan dan pensyarufan dana zakat, infaq, dan sedekah bagi kesejahteraan orang banyak. c) Ditumbuhkan dari bawah berlandaskan peran serta masyarakat disekitarnya. d) Milik bersama masyarakat bawah dan bersama orang kaya disekitar BMT. 2) Ciri khusus BMT adalah: Menurut Ridwan (2004: 132), BMT merupakan lembaga milik masyarakat, sehingga keberadaannya selalu dikontrol dan diawasi oleh masyarakat. Laba atau keuntungannya juga akan didistribusikan kepada masyarakat di sekitar BMT berada. BMT mempunyai ciri khusus sebagai berikut :
25
a)
Staf dan karyawan BMT bertindak proaktif, tidak menunggu tetapi menjemput bola.
b)
Kantor dibuka dalam waktu tertentu sesuai kebutuhan pasar. Tidak selalu siang hari dan selalu dikantor, akan tetapi pembicaraan bisnis dapat dilakukan di sore bahkan malam hari dan dapat dilakukan diluar kntor seperti di rumah nasabah atau dipasar tergantung dengan kondisi yang ada.
c)
BMT
mengadakan
pendampingan
terhadap
anggota.
Pendampingan lebih efektif jika berkelompok (10-25 orang), melalui pengajian, dan bisa dilanjutkan perbincangan bisnis didalamnya, dan juga dilakukan angsuran dan simpanan. d)
Menejemen BMT adalah profesional Islami
c. Fungsi BMT Menurut Ridwan (2004: 131) dalam rangka mencapai tujuannya BMT berfungsi untuk: 1) Mengidentifikasi, memobilisasi, mengorganisasi, mendorong, dan mengembangkan potensi serta kemampuan potensi ekonomi anggota. 2) Meningkatkan kualitas SDM anggota menjadi lebih profesional dan islami sehingga semakin utuh dan tangguh dalam menghadapi persaingan global. 3) Menggalang dan memobilisasi potensi masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggota.
26
4) Menjadi perantara keuangan (financial intermediary) antara pemilik dana dengan dhuafa terutama untuk dana-dana sosial seperti zakat, infaq, sedekah, hibah dan lain-lain. 5) Menjadi perantara keuangan antara pemilik dana, baik sebagai pemodal maupun sebagai penyimpan dengan pengguna dana untuk usaha pengembangan produktif. d. Prinsip dasar Menurut Ridwan (2004: 130) dalam melaksanakan usahanya BMT berpegang teguh pada prinsip utama sebagai berikut: 1) Keimanan
dan
ketaqwaan
mengimplementasikannya
kepada
pada
Allah
prinsip-prinsip
SWT
dengan
Syariah
dan
mu’amalah Islam kedalam kehidupan nyata. 2) Keterpaduan, yakni nilai-nilai spiritual dan moral menggerakkan dan mengarahkan etika bisnis yang dinamis, proaktif, progresif adil dan berakhlaq mulia. 3) Kekeluargaan, yakni mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi. 4) Kebersamaan, yakni kesatuan pola pikir, sikap dan cita-cita antar semua elemen BMT. 5) Kemandirian, yakni mandiri diatas semua golongan politik, tidak tergantung pada dana-dana pinjaman tetapi senantiasa proaktif untuk menggalang dana masyarakat sebanyak-banyaknya.
27
6) Profesionalisme, yakni semangat kerja yang tinggi, dengan bekal pengetahuan, dan keterampilan yang senantiasa ditingkatkan yang dilandasi keimanan. Kerja yang tidak hanya berorientasi pada kehidupan dunia saja, tetapi juga kenikmatan dan kepuasan rohani dan akherat. 7) Istiqomah, yakni konsisten, konsekuen, kontinuitas / berkelanjutan tanpa henti dan tanpa pernah putus asa. Menurut Kasmir (2010: 109), prinsip analisis pembiayaan BMT didasarkan pada rumus 5C, yaiitu : 1. Character artinya sifat atau karakter anggota pengambil pinjaman. 2. Capacity artinya kemampuan anggota untuk menjalankan usaha dan mengembalikan pinjaman yang diambil. 3. Capital artinya besarnya modal yang diperlukan peminjam. 4. Collateral artinya jaminan yang telah dimiliki yang diberikan peminjam kepada BMT. 5. Condition artinya keadaan usaha atau anggota prospek atau tidak. 2. Pembiayaan a.
Pengertian Pembiayaan Menurut
Undang-Undang
No.10
Tahun
1998
tentang
perbankan, pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
28
yang di biayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Menurut Antonio (2001: 160), pembiayaan adalah pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit. Menurut Muhammad (2002: 260), pembiayaan diartikan sebagai pendanaan yang di keluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain. Berdasarkan pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pembiayaan adalah pemberian fasilitas penyediaan dana untuk mendukung
investasi
yang
telah
direncanakan
berdasarkan
kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. b. Produk pembiayaan Menurut Karim (2010: 97), dalam menyalurkan dananya pada nasabah, produk pembiayaan syariah terbagi dalam empat kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu: 1) Pembiayaan dengan Prinsip Jual Beli Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan kepemilikan barang atau benda. Tingkat keuntungan
29
bank ditentukan di depan dan menjadi bagian harga atas barang yang dijual (Karim, 2010: 98). Transaksi
jual
beli
dibedakan
berdasarkan
bentuk
pembayaran dan waktu penyerahan barangnya (Karim, 2010: 98), yaitu: a) Pembiayaan Murabahah Adalah perjanjian jual beli antara bank dan nasabah dimana bank syariah membeli barang yang diperlukan oleh nasabah dan kemudian menjualnya kepada nasabah yang bersangkutan dengan margin atau keuntungan yang disepakati antara bank syariah dan nasabah. Bank bertindak sebagai penjual, nasabah sebagai pembeli, barang diserahkan segera setelah akad sedangkan pembayaran dilakukan secara tangguh (cicilan).
Sumber : Heri Sudarsono, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, Ekonosia, Yogyakarta, 2003. Gambar 2.1 Skema Pembiayaan Murabahah b) Pembiayaan Salam Adalah perjanjian jual beli barang dengan cara pemesanan dengan syarat-syarat tertentu dan pembayaran harga terlebih
30
dahulu. Dalam transaksi ini, kualitas, kuantitas, harga, dan waktu penyerahan barang harus ditentukan secara pasti (Sudarsono, 2003: 48). Bank bertindak sebagai pembeli, nasabah sebagai penjual, barang diserahkan secara tangguh sedangkan pembayaran dilakukan secara tunai.
Sumber: Heri Sudarsono, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, Ekonosia, Yogyakarta, 2003. Gambar 2.2 Skema Pembiayaan Salam c) Pembiayaan Istishna Adalah perjanjian jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan dan penjual (Karim, 2010: 100). Akad istishna menyerupai Salam, namun dalam istishna pembayarannya dapat dilakukan oleh bank beberapa kali (termin) pembayaran.
31
Sumber: Adiwarman A. Karim, Bank Islam, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010. Gambar 2.3 Skema Pembiayaan Istishna 2) Pembiayaan dengan Prinsip Bagi Hasil a) Pembiayaan Musyarakah Adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan (Karim, 2010: 102).
Sumber: Adiwarman A. Karim, Bank Islam, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010. Gambar 2.4 Skema Pembiayaan Musyarakah
32
b) Pembiayaan Mudharabah Adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana shahibul maal (pihak pertama) menyediakan seluruh atau 100% modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian pengelola (Karim, 2010: 104).
Sumber: Adiwarman A. Karim, Bank Islam, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010. Gambar 2.5 Skema Pembiayaan Mudharabah 3) Pembiayaan dengan Prinsip Sewa a) Pembiayaan Ijarah Adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. Harga sewa disepakati pada awal perjanjian antara bank dengan nasabah (Karim, 2010: 101).
33
Sumber: Adiwarman A. Karim, Bank Islam, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010. Gambar 2.6 Skema Pembiayaan Ijarah b) Pembiayaan Ijarah Muntahiyyah Bittamlik Adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui pembayaran upah sewa. Pada akhir masa sewa, bank menjual barang yang disewakannya kepada nasabah yang diikuti dengan perpindahan kepemilikan. Harga sewa dan harga jual disepakati pada awal perjanjian antara bank dengan nasabah (Rivai, 2008: 176).
Sumber: Veithzal Rivai, Islamic Financial Management, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2008. Gambar 2.7 Skema Pembiayaan Ijarah Muntahiyyah Bittamlik
34
4) Pembiayaan dengan Akad Pelengkap Menurut Karim (2010: 105), akad pelengkap ini tidak ditujukanuntuk mencari keuntungan, tetapi ditujukan untuk mempermudah
pelaksanaan
pembiayaan.
Dalam
hal
ini
dibolehkan untuk meminta pengganti biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan akad ini. a) Hiwalah Memindahkan hutang dari tanggungan muhil (orang yang berhutang) menjadi tangungan muhal ilaih (orang yang berkewajiban membayar hutang) (Sudarsono, 2003: 56).
Sumber: Heri Sudarsono, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, Ekonosia, Yogyakarta, 2003. Gambar 2.8 Skema Hiwalah b) Rahn Teknisnya rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya (Sudarsono, 2003: 57).
35
Sumber: Heri Sudarsono, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, Ekonosia, Yogyakarta, 2003. Gambar 2.9 Skema Rahn c) Qardh Adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharap imbalan (Sudarsono, 2003: 59).
Sumber: Heri Sudarsono, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, Ekonosia, Yogyakarta, 2003. Gambar 2.10 Skema Qard d) Wakalah Adalah pelimpahan kekuasaan oleh seorang sebagai pihak pertama kepada orang lain sebagai pihak keduadalam hal-hal yang diwakilkan (Sudarsono, 2003: 60).
36
Sumber: Heri Sudarsono, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, Ekonosia, Yogyakarta, 2003. Gambar 2.11 Skema Wakalah e) Kafalah Merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditangung (Sudarsono, 2003: 62).
Sumber: Heri Sudarsono, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, Ekonosia, Yogyakarta, 2003. Gambar 2.12 Skema Kafalah c.
Jumlah Pembiayaan Pembiayaan menurut Antonio (2001: 160) adalah pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit. Jumlah pembiayaan merupakan besarnya pembiayaan
yang diberikan oleh
lembaga
keuangan
kepada
pengusaha. Tujuannya untuk membantu permodalan yang dibutuhkan.
37
Dalam penelitian Yulianthini dkk (2014) pemberian kredit yaitu penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu setelah pemberian bunga. Menurut Wenny Djuarni (2007) dalam penelitian Yulianthini dkk (2014) merumuskan arti pemberian kredit adalah menyerahkan secara sukarela sejumlah uang untuk dipergunakan secara bebas oleh penerima kredit. Rachmat Firdaus (2003) dalam penelitian Yulianthini dkk (2014) menyatakan pemberian kredit merupakan suatu pencatatan dan pengolahan data secara sistematis berupa pinjaman sejumlah uang kepada seseorang berdasarkan perjanjian yang telah disepakati serta diwajibkan untuk melunasi utangnya pada jangka waktu tertentu dengan bunga yang telah ditetapkan dengan pencatatan data dan informasi secara sistematis. Berdasarkan beberapa uraian diatas maka dapat disimpulkan jumlah pembiayaan adalah sejumlah uang atau tagihan kepada seseorang
berdasarkan
kesepakatan
pinjam
meminjam
serta
diwajibkan untuk melunasi utangnya pada jangka waktu tertentu dengan bagi hasil yang telah ditetapkan. Jumlah pembiayaan diamanahkan oleh nasabah tersebut dapat digunakan untuk menambah modal operasional atau untuk menambah investasi dalam usahanya.
38
Dengan ini diharapkan dapat memaksimalkan usaha yang dilakukan untuk mendapatkan pendapatan yang maksimal. d. Jangka Waktu Pembiayaan Pemberian pembiayaan tidak lepas dari tanggung jawab nasabah. Setelah jumlah pembiayaan diamanahkan kepada nasabah, maka
nasabah
berkewajiban
mengembalikan
dana
tersebut
berdasarkan jangka waktu yang telah disepakati dan telah ditetapkan. Jangka waktu menurut Ali (2008: 46) adalah masa pengembalian pinjaman yang telah disepakati. Menurut Lasmarohana (2015) jangka waktu kredit merupakan rentang waktu dalam mengembalikan dana yang dipinjam. Menurut Kuncoro dan Suhardjono (2002: 209) dalam penelitoan fathoni dkk (2015) jangka waktu kredit dalam hal ini kredit dapat dibedakan menurut jangka waktunya, yaitu kredit jangka pendek (short term-loan), kredit jangka menengah (medium term-loan), kredit jangka panjang (long term-loan) dan kredit kepemilikan rumah (karyawan). Menurut Hermawan (2012: 41) jangka waktu pinjaman merupakan waktu jatuh tempo debitur untuk melunasi angsuran pokok beserta bunga pinjaman. Jangka waktu pinjaman akan mempengaruhi jumlah angsuran dan bunga yang akan dibayarkan setiap bulan. Menurut Widayanthi (2013: 38) semakin lama jangka waktu pinjaman akan meringankan angsuran dan bunga yang dibayarkan setiap bulannya. Disisi lain, semakin lama jangka waktu pengembalian kredit
39
akan menurunkan perputaran dana dan likuiditas bank, sehingga bank akan lebih mempertimbangkan kredit dengan jangka waktu pinjaman yang lama. Jadi jangka waktu pembiayaan adalah waktu pengembalian pembiayaan beserta bagi hasil, yang dihitung dari waktu pencairan pembiayaan hingga jatuh tempo pengembalian pembiayaan. Semakin lama jangka waktu yang disepakati, maka semakin lama
nasabah
tersebut
terikat
dalam
pengembalian
jumlah
pembiayaannya. Akan tetapi dengan semakin lama jangka waktu yang disepakati,
dana
yang
ada
tersebut
dapat
digunakan
untuk
memaksimalkan usaha terlebih dahulu, serta semakin lama jangka waktu pembiayaan maka pengembalian pembiayaan akan semakin kecil setiap bulannya. Jadi semakin lama jangka waktu pembiayaan dapat
meringankan
nasabah
dalam
megembalikan
jumlah
pembiayaannya. e.
Tujuan Pembiayaan Menurut Ridwan (2004: 128), pembiayaan yang diberikan BMT kepada pengusaha mikro dan kecil dalam rangka untuk : 1) Upaya memaksimalkan laba Setiap usaha yang dibuka memiliki tujuan tertinggi, yaitu menghasilkan laba usaha. Setiap pengusaha menginginkan mampu mencapai laba maksimal. Untuk dapat menghasilkan laba maksimal maka mereka perlu dukungan dana yang cukup.
40
2) Upaya meminimalkan resiko Usaha yang dilakukan agar mampu menghasilkan laba maksimal, maka pengusaha harus mampu meminimalkan resiko yang mungkin timbul. Resiko kekurangan modal usaha dapat diperoleh melalui tindakan pembiayaan. 3) Pendayagunaan sumber ekonomi Sumber daya ekonomi dapat dikembangkan dengan melakukan mixing antara sumber daya alam dengan sumber daya manusia serta sumber daya modal. Jika sumber daya alam dan sumber daya manusianya ada dan sumber modal tidak ada. Maka dipastikan
diperlukan
pembiayaan.
Dengan
demikian,
pembiayaan pada dasarnya dapat meningkatkan daya guna sumbersumber daya ekonomi. 4) Penyaluran kelebihan dana Dalam kehidupan masyarakat ini ada pihak yang memiliki kelebihan sementara ada pihak yang kekurangan. Dalam kaitannya dengan masalah dana, maka mekanisme pembiayaan dapat menjadi jembatan dalam penyeimbangan dan penyaluran kelebihan (surplus) kepada pihak yang kekurangan (minus) dana. 3. Unit Usaha Mikro dan Kecil (UMK) a.
Pengertian UMK Sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM):
41
1) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. 2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. b. Kriteria Kriteria usaha mikro dan kecil menurut UU No. 20 tahun 2008 adalah : 1) Usaha
Mikro
memiliki
kekayaan
bersih
paling
banyak
Rp.50.000.000 (lima puluh juta rupiah). Usaha Kecil memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.50.000.000 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan usaha; 2) Usaha Mikro memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.300.000.000 (tiga ratus juta ruiah). Usaha Kecil memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000; (dua milyar lima ratus juta rupiah).
42
Pemerintah juga membina pengusaha kecil memulai dinas koperasi dan UKM dinas professional atau kerja. Tetapi bukan hanya itu saja yang dibutuhkan oleh pengusaha kecil, mereka juga membutuhkan pembiayaan atau pinjaman modal yang berguna dalam meningkatkan pendapatannya. Pembiayaan yang berasal dari BMT diharapkan dapat mendorong atau merangsang pengusaha kecil untuk meningkatkan produktifitas sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan mampu bersaing. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel dibawah ini. Tabel 2.2 Kriteria UMK No
Uraian
Kriteria
Aset Omzet 1 Usaha Mikro Maks. 50 juta Maks. 300 juta 2 Usaha Kecil >50 juta – 500 juta > 300 juta -2,5 Milyar Sumber : UU RI No 20 Tahun 2008 Tentang UMKM Pasal 6 4. Pendapatan Pendapatan adalah aliran penerimaan kas atau harta lain yang diterima dari konsumen sebagai hasil penjualan barang dari produk yang dihasilkan (Haryono: 2003: 24). Pendapatan belum dapat dinyatakan ada dan diakui sebelum terjadinya penjualan yang nyata. Dan pendapatan baru akan diakui setelah produk selesai diproduksi dan penjualan secara nyata terjadi yang ditandai dengan penyerahan barang. Pendapatan diakibatkan oleh kegiatan-kegiatan perusahaan dalam memanfaatkan faktor-faktor produksi untuk mempertahankan diri dan pertumbuhan.
43
Menurut Rustam (2011) seluruh kegiatan perusahaan yang menimbulkan pendapatan secara keseluruhan disebut earning process. Secara garis besar earning proses menimbulkan dua akibat yaitu pengaruh positif atau pendapatan dan keuntungan, dan pengaruh negative atau beban dan kerugian. Bagi investor pendapatan kurang penting dibanding keuntungan, yang merupakan jumlah uang yang diterima setelah dikurangi pengeluaran. Ada beberapa karakteristik dari pendapatan yang menentukan atau membatasi bahwa jumlah rupiah yang masuk ke perusahaan merupakan pandapatan yang berasal dari operasi perusahaan. Karakteristik ini dapat dilihat berdasarkan sumber pendapatan, produk perusahaan dan jumlah rupiah pendapatan serta proses penandingan. a.
Sumber pendapatan Jumlah rupiah perusahaan bertambah melalui berbagai cara tetapi tidak semua cara tersebut mencerminkan pendapatan. Tambahan jumlah rupiah aktiva perusahaan dapat berasal dari transaksi modal, laba dari penjualan aktiva yang bukan barang dagangan seperti aktiva tetap, surat berharga, ataupun penjualan anak atau cabang perusahaan, hadiah, sumbangan atau penbemuan, revaluasi aktiva tetap, dan penjualan produk perusahaan. Dari semua transakasi di atas, hanya transaksi produk saja yang dapat dianggap sebagai sumber utama pendapatan walaupun laba atau rugi mungkin timbul dalam
44
hubungannya
dengan
penjualan
aktiva
selain
produk
utama
perusahaan. b.
Produk perusahaan Produk perusahaan mungkin berupa barang ataupun dalam bentuk jasa. Perusahaan tertentu mungkin sekali menghasilkan berbagai macam produk, baik berupa barang atau jasa atau keduanya yang berlainan jenis.
c.
Jumlah rupiah pendapatan dan proses penandingan Pendapatn merupakan jumlah rupiah dari harga jual per satuan kali kuantitas terjual. Perusahaan umumnya akan mengharapkan terjadinya laba yaitu jumlah rupiah pendpatan lebih besar dari jumlah biaya yang dibebankan. Laba atau rugi yang terjadi baru akan diketahui setelah pendapatan dan beban dibandingkan. Setelah biaya dibebankan dengan pendapatan maka tampaklah jumlah rupiah laba atau pendapatan neto (Haryono, 2003: 3). Suatu usaha bukan hanya tergantung pada modal yang dimiliki tetapi
termasuk juga kemampuan yang dimiliki untuk mampu bersaing, jika modal besar dan kemampuan (SDM) bagus maka hasil produksi akan tinggi sehingga dapat meningkatkan pendapatan. Begitu juga sebaliknya, jika modal kecil dan kemampuan (SDM) juga tidak ada maka produktifitas akan rendah sehingga pendapatan diperoleh akan rendah. Dan untuk menambah modal guna mengembangkan usaha dan meningkatkan pendapatan maka dibutuhkan suatu pembiayaan.
45
5. Pengaruh Pembiayaan terhadap Pendapatan Modal adalah kunci utama untuk meningkatkan usaha kecil (Kasmir, 2003: 83). Penambahan modal sangat berguna untuk mengembangkan usaha untuk meningkatkan pendapatan. Menurut Taufik (2005: 7) pendapatan adalah salah satu faktor penunjang usaha atau aktifitas untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan hidup. Hal ini mendorong manusia melakukan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Kegiatan ini merupakan wujud usaha bagaimana agar tujuan dapat terpenuhi. Usaha yang dijalankan akan menghasilkan pendapatan sebagai penunjang memenuhi kebutuhan. Menurut Mulyono (1987) dan Simorangkir (2005) dalam penelitian Yulianthi dkk (2014) yang mengatakan bahwa dengan adanya pemberian pembiayaan serta modal yang tinggi akan mampu meningkatkan pendapatan usaha kecil, karena tingginya tingkat pemberian kredit yang ada akan mampu menambah modal kerja dari suatu usaha sehingga berpengaruh pada pendapatan usahanya. Dengan pemberian jumlah pembiayaan akan mengakibatkan bertambahnya
modal
yang
dimiliki
diharapkan
UMKM
dapat
mengembangkan usahanya, meningkatkan produktifitas dan meningkatkan pendapatan. Jika jumlah modal yang digunakan besar, maka produk yang akan dihasilkan akan meningkat, dengan produk yang meningkat tersebut diharapkan mampu meningkatkan pendapatan yang akan diterima. Sebaliknya jika jumlah modal yang digunakah kecil maka produk yang
46
dihasilkan sedikit sehingga pendapatan yang diperoleh tidak maksimal. Untuk itu perlu pembiayaan untuk meningkatkan pendapatan UMK. Dengan demikian pembiayaan berpengaruh positif terhadap pendapatan. Hal tersebut diperkuat dengan hasil penelitian terdahulu, yaitu penelitian Penelitian Suleman dkk (2014) di BRI Unit Kabila Gorontalo, dengan variabel independen jumlah kredit dan suku bunga, variabel dependennya pendapatan UMK. Penelitian ini dilaksanakan tahun 2013, diketahui bahwa dengan jumlah kredit berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan UMK, sedangkan suku bunga tidak berpengaruh terhadap pendapatan UMK. Penelitian Anggraini dan Nasution (2013) di BRI Medan dengan vriabel X1: modal sendiri, X2: modal kredit, Y: Pendapatan Pengusaha UMKM. Teori yang digunakan dikutip dari www.smecda.com menyatakan bahwa Kredit Usaha Rakyat, yang selanjutnya disingkat KUR, adalah kredit/pembiayaan kepada Usaha Mikro Kecil Menengah Koperasi (UMKM-K) dalam bentuk pemberian modal kerja dan investasi yang didukung fasilitas penjaminan untuk usaha produktif. KUR adalah program yang dicanangkan oleh pemerintah namun sumber dananya berasal sepenuhnya dari dana bank. Penelitian ini menunjukan bahwa modal sendiri memberikan pengaruh terhadap pendapatan pengusaha UMKM, dan modal kredit yang digunakan juga berpengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan pengusaha UMKM.
47
Penelitian lain oleh Yulianthini dkk (2014) di Singaraja, dengan variabel X1: pemberian kredit, X2: modal dan Y: pendapatan UKM. Teori yang digunakan dari Kasmir (2011) dan Mubiyanto (1986) yang menyatakan bahwa kredit secara positif dapat meningkatkan pendapatan, karena pemberian kredit dapat menambah modal usaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian krredit dan modal berpengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan UMK. C. Kerangka Penelitian Variabel independen dalam penelitian ini adalah jumlah pembiayaan dan jangka waktu pembiayaan, sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah pendapatan usaha nasabah. Variabel independen jumlah dan jangka waktu pembiayaan dipilih karena dua karakteristik tersebut selalu melekat dalam pembiayana secara umum. Penulis bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh jumlah dan jangka waktu pembiayaan mampu meningkatkan pendapatan UMK, agar dimasa yang akan datang pembiayaan lebih diperhatikan, sehingga tujuan pengembangan usaha UMK dapat efektif. Berikut adalah gambar kerangka penelitian:
X1
H1 (+) H3 (+)
X2
Y
H2 (+)
Gambar 2.13 Kerangka Pemikiran.
48
Keterangan: X1
: jumlah pembiayaan
X2
: jangka waktu pembiayaan
Y
: pendapatan usaha UMK
H1
: hipotesis 1
H2
: hipotesis 2
H3
: hipotesis 3 Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dapat dibuat persamaan
sebagai berikut : Y = β0 + β1X1 + β2X2 + e Keterangan : Y
= pendapatan nasabah
β0
= konstanta
β1
= koefisien jumlah pembiayaan
β2
= koefisien jangka waktu pembiayaan
X1
= jumlah pembiayaan
X2
= jangka waktu pembiayaan
e
= residual atau prediction error
D. Hipotesis Pengertian hipotesis penelitian menurut Sugiyono (2009: 96), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, penelitian ini meneliti pengaruh
49
pembiayaan syariah terhadap perkembangan usaha nasabah dengan hipotesis sebagai berikut: 1.
Pengaruh jumlah pembiayaan terhadap pendapatan UMK Jumlah pembiayaan penting untuk menambah modal, baik modal usaha atau modal investasi. Penambahan modal dimaksudkan untuk memaksimalkan produksi untuk meningkatkan pendapatan yang diinginkan.
Pemaksimalan
produksi
dapat
diwujudkan
dengan
menambah mesin dan kendaraan atau meningkatkan bahan baku yang akan diolah. Semakin banyak modal yang digunakan maka produksi barang/jasa meningkat sehingga pendapatan yang akan diterima akan meningkat. Penelitian Setiawan dan Cahyo (2013) di PD BPR BKK Kebumen cabang Kutowinangun, dengan variabel modal, pendapatan dan keuntungan. Penelitian ini diketahui bahwa dengan adanya Kredit PD BPR BKK Kebumen Cabang Kutowinangun mengakibatkan modal usaha mikro ini menjadi bertambah sehingga perusahaan dapat meningkatkan produksi dan pada akhirnya pendapatan ikut meningkat. Menurut penelitian Suresmiathi dan Ni Wayan (2013) di Desa Jimbaran Bali dengan variabel X1: Kualitas Tenaga Kerja, X2: Bantuan Modal Usaha, X3: Tekhnologi, Y: Produktivitas Kerja Usaha Mikro dan Kecil (UMKM) di Jimbaran. Hasil penelitian menunjukan bahwa Bantuan Modal Usaha (X2) berpengaruh nyata terhadap produktivitas usaha mikro kecil dan menengah. Semakin banyak bantuan yang
50
diberikan oleh lembaga keuangan, maka usaha mikro kecil dan menengah yang ada di Jimbaran akan lebih mudah untuk berkembang. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengajukan hipotesa sebagai berikut: H1: jumlah pembiayaan berpengaruh positif terhadap pendapatan UMK 2.
Pengaruh jangka waktu pembiayaan terhadap pendapatan UMK. Jangka waktu membiayaan merupakan pilihan nasabah yang menyatakan kesanggupan dalam mengembalikan jumlah pembiayaan yang telah diterima. Semakin lama jangka waktu pembiayaan yang diambil maka tingkat pengembaliannya akan semakin kecil. Hal ini mampu meringankan beban UMK, dan mampu dimaksimalkan untuk usaha. Herdiansyah (2008) tentang pengaruh modal kerja terhadap pendapatan usaha nasabah di Bank DKI Syariah cabang Wahid Hasyim Jakarta. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa jangka waktu pembiayaan berpengaruh terhadap pendapatan usaha nasabah. Sampel yang digunakan sebanyak 30 orang dengan teori dari Antonio (2001) pembiayaan modal kerja dapat dilakukan melalui berbagai cara. Tetapi secara umum dapat disimpulkan kedalam dua bentuk, yaitu: (1) Pembiayaan produktif, pembiayaan modal kerja ini merupakan pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk meningkatkan usaha, baik usaha produksi, perdagangan,
maupun
investasi.
(2)
Pembiayaan
konsumtif,
51
pembiayaan modal kerja yang merupakan pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Menurut Widayanthi (2013: 38) semakin lama jangka waktu pinjaman akan meringankan angsuran yang dibayarkan setiap bulannya. Jangka waktu yang sesuai dengan tingkat keperluan yang dibutuhkan nasabah untuk usaha, maka jumlah pembiayaan tersebut dapat digunakan untuk memaksimalkan usaha terlebih dahulu sehingga dapat meningkatkan pendapatan yang akan diperoleh. Penelitian Gopalan, Song, Yerramilli (2010) menguji tentang struktur jangka waktu kredit terhadap kualitas kredit. Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar di S & P dengan periode penelitian 1980-2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kredit dengan jangka waktu yang panjang memiliki tingkat pendapatan yang lebih tinggi. Perusahaan dengan proporsi yang lebih besar dengan jangka waktu kredit yang pendek kemungkinan akan memiliki risiko kegagalan yang lebih besar. Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berukut : H2: jangka waktu pembiayaan berpengaruh positif terhadap pendapatan UMK.
52
3.
Pengaruh jumlah dan jangka waktu pembiayaan syariah terhadap pendapatan UMK. Jumlah dan jangka waktu pembiayaan merupakan 2 unsur pembiayaan yang tidak dapat dipisahkan. Penyaluran jumlah dan penetapan
jangka
waktu
pembiayaan
dimaksudkan
untuk
mengembangkan usaha. Dua hal tersebut dapat dipertimbangkan dengan baik agar tujuan mengembangkan usaha dapat tercapai. Herdiansyah (2008) menyebutkan bahwa pemberian modal kerja dan jangka waktu pembiayaan secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan nasabah. Jika penyaluran jumlah pembiayaan dan penetapan jangka waktu pembiayaan tidak dianalisis dengan tepat dan tidak mempertimbangkan banyak hal maka pengaruh jumlah dan jangka waktu pembiayaan ini tidak akan mempengaruhi tingkat pendapatan yang akan dihasilkan. Kemungkinan justru bisa terjadi penurunan. Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengajukan hipotesa sebagai berikut: H3: jumlah pembiayaan dan jangka waktu pembiayaan secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap pendapatan UMK
53
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena peneliti ingin mengkonfirmasi konsep dan teori yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya dengan fakta dan data yang ditemukan di lapangan. Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui (Kasiram, 2010: 172). Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena sosial dijabarkan ke dalam beberapa komponen masalah, variabel dan indikator. Variabel yang ditentukan diukur dengan memberikan simbol-simbol angka yang berbeda-beda sesuai dengan kategori informasi yang berkaitan dengan variabel tersebut. Dengan menggunakan simbolsimbol angka tersebut, teknik perhitungan secara kuantitatif dapat dilakukan sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan deskriptif analisis, yang membahas tentang bagaimana merangkum sekumpulan data dalam bentuk yang mudah dibaca dan cepat memberikan informasi, yang disajikan dalam bentuk tabel, grafik, nilai pemusatan dan nilai penyebaran. Menurut Sugiyono (2011) metode deskriptif analisis merupakan metode penelitian dengan cara mengumpulkan data-data sesuai dengan sebenarnya, kemudian data tersebut disusun, diolah dan dianalisis untuk dapat memberikan gambaran mengenai permasalahan yang ada.
54
B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Pringapus yang merupakan lokasi kantor pusat BMT Bina Insani. Lokasi Kecamatan Pringapus dipilih karena nasabah BMT Bina Insani sebagian besar merupakan warga Kecamatan Pringapus. Penelitian di BMT Bina Insani dipilih karena di Kecamatan Pringapus, BMT Bina Insani merupakan lembaga keuangan yang telah lama berdiri dan sampai sekarang berkembang mendampingi nasabahnya. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2015 sampai Juli 2015. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Kasiram (2010: 257), populasi yaitu keseluruhan sasaran yang seharusnya diteliti dan pada populasi itu hasil penelitian diberlakukan. Populasi itu bisa manusia dan bukan manusia, misalnya lembaga, badan sosial, wilayah, kelompok atau apa saja yang akan dijadikan sumber informasi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pelaku Usaha Mikro dan Kecil di Kecamatan pringapus sebagai populasi penelitian, yang menjadi nasabah
BMT
Bina
Insani
dan
melakukan
pembiayaan
untuk
mengembangkan usahanya. Peneliti mengambil populasi dari data nasabah BMT yang mengajukan pembiayaan untuk mengembangkan usaha selama dua tahun terakhir, yaitu dari tanggal 1/01/2012 s/d 31/12/2014. Data yang diambil selama kurun waktu dua tahun karena normalnya pembiayaan yang ada di
55
BMT Bina Insani selama 2 tahun, sehingga penelitian terhadap sampel yang digunakan nantinya tidak akan menemui nasabah yang sudah lunas karena jangka waktu tersebut belum selesai jatuh temponya. Selama waktu tersebut ada 253 nasabah yang mengajukan pembiayaan untuk usaha, sehingga populasi dalam penelitian ini ada 253 nasabah. 2. Sampel Sampel menurut Bawono (2006: 28) diberi definisi sebagai objek atau subjek penelitian yang dipilih guna mewakili keseluruhan dari populasi. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Adapun
teknik
pengambilan
sampel
dalam
penelitian
ini
menggunakan teknik simple random sampling. Menurut Sugiyono (2011: 64) dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Penelitian ini peneliti memilih secara acak sampel yang digunakan. Berdasarkan jumlah populasi 253 nasabah maka jumlah sampel yang akan diteliti dapat dicari menggunakan rumus menurut Bawono (2006: 29) sebagai berikut: s=
s = sampel P = populasi e = eror/ nilai presisi 10%
P P(e)2 + 1
56
Maka jumlah sampelnya adalah s =
253 253 (0,1)2 + 1
s =
253 253 (0,01)+1
s = 253 3,53 s = 71,67 , jadi sampel dalam penelitian ini adalah 72 nasabah. Responden sebanyak 253 tersebut cukup banyak untuk menyingkat waktu, tenaga dan biaya, perlu ditentukan sampel untuk menentukan jumlah respoden. Untuk menyederhanakan responden yang teliti maka dari populasi tersebut, dihitung dengan rumus slovin untuk mengetahui jumlah sampel yang digunakan. Dengan demikian, sampel yang digunakan sebanyak 72 nasabah dari populasi sebanyak 253 nasabah dinilai sudah dapat mewakili populasi. D. Teknik Pengumpulan Data 1. Pengertian Data Data menurut Jogiyanto H.M (1995: 8) merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat bercerita banyak sehingga masih perlu diolah lebih lanjut. Data dapat berwujud sebagai suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, ataupun simbol lainnya yang bisa digunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, kejadian maupun sebuah konsep.
57
2. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. a.
Data Primer Menurut Bawono (2006: 29), yaitu data yang diperoleh dan dikumpulkan secara langsung dari objek yang diteliti, yang berupa wawancara dan observasi langsung. Dalam penelitian ini data primer yang digunakan adalah data pendapatan sebelum dan sesudah melakukan pembiayaan.
b.
Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung atau penelitian arsip yang memuat peristiwa masa lalu. Data sekunder dapat diperoleh dari jurnal, majalah, buku, data statisitik maupun dari internet (Bawono, 2006: 30). Selain itu, data juga dapat diperoleh dalam bentuk yang sudah dipublikasikan yang tersedia di perusahaan seperti literatur, company profile, dan sebagainya. Dalam penelitian ini data sekunder yang dipakai adalah: data company profile, jurnal ilmiah, skripsi, buku-buku teori, data pembiayaan nasabah yang meliputi nama, jumlah pembiayaan, tahun pembiayaan, dan jangka waktu yang ditetapkan.
3. Metode Pengumpulan Data Menurut Bawono (2006: 29) adalah tekhnik atau cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan data yang akan dianalisis dan
58
diolah untuk menghasilkan suatu kesimpulan. Tekhnik atau cara untuk mendapatkan data untuk penelitian adalah: a.
Interview (Wawancara) Wawancara menurut Bawono (2006: 30) adalah metode atau cara mengumpulkan data serta berbagai informasi dengan jalan menanyakan langsung kepada seseorang yang dianggap ahli dalam bidangnya dan juga berwenang dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Sebelum pertanyaan diajukan perlu disiapkan terlebih dahulu pertanyaan yang akan diajukan kepada informasi untuk topik yang ditentukan dan akan dibahas secara jelas dan terinci. Dalam penelitian ini, penulis mewawancarai nasabah BMT yang melakukan pembiayaan untuk mengembangkan usaha. Wawancara
dilaksanakan
dikantor
ketika
nasabah
tersebut
membayar angsuran dan sebagian mengunjungi rumah nasabah. b.
Metode dokumentasi Adalah proses pengumpulan data yang diambil dari data–data tertulis yang mengandung keterangan dan penjelasan serta pemikiran tentang fenomena yang masih actual dan sesuai dengan masalah penelitian.
Teknik
dokumentasi
berproses
dan
berwal
dari
menghimpun dokumen, memilih – milih dokumen sesuai dengan tujuan penelitian, mencatat dan menerangkan, menafsirkan dan menghubung – hubungkan dengan fenomena lain (Sugiyono, 2003: 162).
59
Dalam penelitian ini, data dokumentasi didapatkan dari data tentang nama-nama nasabah pembiayaan di BMT. c.
Metode Studi Kepustakaan Merupakan metode yang dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang sedang diteliti dan informasi dapat diperoleh melalui laporan penelitian, karangan ilmiah, tesis, dan lain sebagainya.
E. Definisi Konsep dan Operasional 1.
Pembiayaan menurut UU No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
2.
Menurut Wenny Djuarni (2007) dalam penelitian Yulianthini dkk (2014) merumuskan arti pemberian kredit adalah menyerahkan secara sukarela sejumlah uang untuk dipergunakan secara bebas oleh penerima kredit. Jumlah pembiayaan merupakan besarnya pembiayaan yang diberikan oleh lembaga keuangan kepada pengusaha.
3.
Jangka waktu menurut Ali (2008: 46) adalah masa pengembalian pinjaman yang telah disepakati. Menurut Lasmarohana (2015) jangka waktu kredit merupakan rentang waktu dalam mengembalikan dana yang dipinjam.
60
4.
Ikatan akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK) No. 23 mendefinisikan pendapatan sebagai berikut: Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk iti mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian menurut Arikunto (2013) adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Jenis instrumen dalam penelitian ini penulis memakai angket yang berisi tentang daftar-daftar pertanyaan yang digunakan untuk wawancara kepada pelaku UMK selaku nasabah BMT Bina Insani. Selain wawancara, responden dapat mengisi sendiri angket yang telah tersedia. Berikut pertanyaan yang dijadikan sebagai intrumen penelitian: Berapa jumlah pendapatan sebelum dan sesudah menerima pembiayaan (per tiga bulan)? G. Alat Analisis Data Dalam penelitian ini alat analisis data yang digunakan penulis adalah 1. Uji Asumsi Klasik Menurut Bawono (2006: 115) uji asumsi klasik merupakan tahapan yang penting dilakukan dalam proses analisis regresi. Untuk mengetahui regresi model yang digunakan banyak bermanfaat atau justru tidak valid. Uji asumsi klasik terdiri dari : Multicollinearity, Hateroscedasticity,
61
Autocorrelation, Normality, Linearity. Akan tetapi uji Linearity tidak digunakan untuk menguji data dalam penelitian ini, karena penelitian ini hanya terdapat satu model sehingga tidak perlu menguji Linearity. Berikut penjelasan masing-masing dari uji asumsi klasik a.
Uji Multicollinearity Menurut Ghozali (2001: 57), uji multicoliearity bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Penelitian ini menggunakanmetode VIF (Variance Inflation Factor) dan nilai Tollerance juga matriks korelasi.
b.
Uji Heteroscedasticity Menurut Ghozali (2001: 69), uji heteroscedasticity bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoscedasticity dan jika berbeda disebut heteroscedasticity.
Model
regresi
yang
baik
adalah
yang
homoscedasticity atau tidak terjadi heteroscedasticity. Penelitian ini menggunakan metode park. c.
Uji Autocorrelation Menurut Ghozali (2001: 61), uji autocorrelation bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara
62
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Penelitian ini menggunakan Durbin Watson untuk mendeteksi ada atau tidankya gejala autokorelasi. Kriteria pengujian menurut Anton (2006: 161) adalah sebagai berikut:
d.
D > du
: tidak ada autokorelasi +
D < dl
: ada autokorelasi +
0 < d < dl
: ada autokorelai +
4 – dl < d < 4
: ada autokorelasi –
Du < d < 4 – du
: tidak ada autokorelasi + dan –
Uji Normality Menurut Ghozali (2001: 74), uji normality bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendkati normal. Penelitian ini menggunakan kolmogrov smirnov.
2. Regresi Berganda Regresi berganda digunakan untuk menganalisa data yang sifatnya multivariate. Analisa ini digunakan untuk meramalkan nilai variabel dependen dengan variabel independen lebih dari satu. Regresi berganda dapat digunakan untuk mengetahui ketepatan fungsi regresi melalui nilai statistik t, nilai statistik F, dan koefisien determinasinya.
63
a) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji statistik t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2001: 44). Untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara individu mempengaruhi variabel dependen dapat diketahui dengan membandingka t test dan t tabel. Apabila t test > t tabel, berarti variabel independen secara individu berpengaruh secara signifikan terhadap veriabel dependen, dan sebaliknya. Dapat pula diketahui dengan hasil uji melalui SPSS dengan melihat nilai signifikansi. Jika nilai sig. lebih kecil dari 0,05 (α: 5%) maka variabel independen secara individu mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. b) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2001: 44). Untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara individu mempengaruhi variabel dependen dapat diketahui dengan membandingka F test dan F tabel. Apabila F test > F tabel, berarti variabel independen secara simultan (bersama-sama) berpengaruh secara signifikan terhadap veriabel dependen, dan sebaliknya. Dapat pula diketahui dengan hasil uji melalui spss dengan melihat nilai signifikansi. Jika nilai sig. lebih kecil dari 0,05 (α: 5%) maka variabel
64
independen secara simultan (bersama-sama) mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. c) Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah diantara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil
berarti
kemampuan
variabel-variabel
independen
dalam
menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk mempridiksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2001: 45).
Untuk mendapatkan hasi uji diatas penelitian ini menggunakan penghitungan komputerisasi program SPSS (Statistical Product and Service Solution) for windows versi 20. SPSS merupakan sebuah program komputer statistik yang berfungsi untuk membantu dalam memproses data-data statistik secara tepat dan cepat, serta menghasilkan berbagai output yang dikehendaki oleh para pengambil keputusan. Statistik dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengumpulkan data, meringkas data kemudian menganalisis data dengan menggunakan metode tertentu, dan menginterpretasikan hasil dari analisis tersebut.
65
BAB IV ANALISIS DATA
A. DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN 1. Profil Instansi atau Perusahaan BMT Bina Insani Pringapus merupakan sebuah lembaga keuangan syari’ah berbentuk koperasi yang dirintis sejak Juli 1998 sebagai pengaruh dari krisis ekonomi pengusaha kecil di wilayah Pringapus adalah keterbatasan dana dan kemampuan manajerial yang kurang. Hal ini sebenarnya dapat diatasi dengan menjamurnya lembaga keuangan yang sudah merambah di Pringapus yaitu adanya BRI unit desa, BKK dengan unit
kelilingnya
maupun
lembaga
keuangan
yang
lain,
namun
kenyataannya fasilitas yang diberikan kurang bisa menembus dan menyentuh golongan pengusaha kecil ke bawah. Hal tersebut disebabkan sistem dan mekanisme operasional perbankan harus melalui persyaratan administrasi yang rumit atau sulit dipenuhi oleh pengusaha kecil bawah sehingga kalaupun ada yang mendapat kucuran dana tidak disertai dengan bimbingan dan pengawasan bisa berakibat usaha yang dilakukan tidak berhasil tetapi sebaliknya. Disisi lain masih banyak umat islam yang enggan berhubungan dengan perbankan karena adanya persepsi yang kuat bahwa bunga bank tersebut sama dengan riba yang diharamkan oleh syariat islam. Berangkat dari pemikiran diatas, sekelompok masyarakat yang mencoba peduli membentuk sebuah kelompok swadaya masyarakat dalam bentuk koperasi
66
yang mampu menampung dan merangkul semua kelompok dan golongan yang ada di Pringapus dengan nama Koperasi Bina Insani yang diharapkan dengan usaha ini pengusaha kecil yang tidak mampu berhubungan dengan dunia bank dan lembaga keuangan lain merasa terpanggil untuk berkoneksi dengan Bina Insani utuk memajukan kualitas hidupnya. Seiring dengan permasalahan dan kritis ekonomi yang memberikan dampak buruk bagi kondisi tenaga kerja sehingga meningkatnya jumlah pengangguran.
Depnaker
Kabupaten
Semarang
membuka
proyek
Penanggulangan Pengangguran Pekerja Terampil (Proyek P3T), sehingga dirintislah sebuah lembaga keuangan syari’ah BMT Bina Insani dengan memanfaatkan program pemerintahan tersebut. Kemudian pada tanggal 15 Maret 1999 keluarlah Badan Hukum koperasi yang menjadi tanggal resmi berdirinya koperasi dengan nomor : 055/BH/KDK.II.I/III/1999. 2. Struktur Lembaga Koperasi BMT Bina Insani Pelindung
: Bapak Camat Pringapus
Penasehat
: 1. KH. Nur Hasan Ibrahim 2. H. Mardi Hadi Utomo 3. H. Budi Utomo
Pengurus Ketua
: Bayu Sapta Adi Nugroho, SE.
Sekretaris
: Drs. H Nur Budiarso
Bendahara
: Heri Natoil,S.Ag
67
Badan Pengawas Ketua
: H. Mahmudi
Anggota
: Rohmijati
Badan Pengelola Direktur
: Drs. H Nur Budiarso
Manajer
: Heri Natoil, S.Ag
Accounting
: Rhike Candia Puska, A.md.
- BMT Pusat Pringapus Kabag Operasional
: Nur Annas
Pembiayaan
: Novita Handayani Openg Sari Ongki
Kasir
: Chorida Laeli, S.Pd Riyan Putra P
Marketing
: Danang Adi W Reza Zanuar P
- Cabang Bergas Kabag Operasional
: M.Eksan
Kasir
: Maftukhatul M
Marketing
: Soffan Mastur Syaiful H
- Cabang Ungaran Kabag Operasional
: Mundzirin
Kasir
: Yunia Permata S
68
Marketing
: Eri Roni
3. Visi dan Misi BMT Bina Insani a.
Visi BMT Bina Insani adalah: Menjadi mitra yang handal dalam permodalan usaha anggota dan masyarakat melalui sistem syariah islam.
b.
Misi BMT Bina Insani adalah: 1) Menyelenggarakan pelayanan prima kepada anggota sesuai dengan jati diri koperasi. 2) Menjalankan kegiatan usaha jasa keuangan syariah dengan efektif, efisien dan transparan. 3) Menjalin kerja sama usaha dengan berbagai pihak. 4) Melakukan pendampingan dan konsultasi usaha. 5) Melakukan sosialisasi kegiatan ekonomi usaha.
4. Produk Pembiayaan BMT Bina Insani a.
Kredit modal kerja Kredit modal kerja merupakan pembiayaan yang disalurkan kepada masyarakat untuk membiayai kebutuha modal kerja. Ada 2 jenis kredit modal kerja yaitu : 1)
Produk Pembiayaan Mudharabah (MDA) Mudharabah adalah jenis pembiayaan dengan akad syirkah. Merupakan pembiayaan modal kerja yang diberikan oleh BMT kepada aggotanya, dimana pengelola usaha
69
sepenuhnya diserahkan kepad anggota sebagai debitur atau mitra. Dalam hal ini anggota menyediakan usaha dan sistem manajemenya. Sedangkan hasil keuntungan yang didapatkan akan dibagi sesuai dengan akad antara kedua belah pihak. 2)
Produk pembiayaan Musyarakah (MSA) Musyarakah merupakan jenis pembiayaan dengan akad syirkah yaitu pembiayaan yang diberikan kepada anggota berupa sebagian modal dari modal keseluruhan. Pihak BMT terlibat dalam pengelolaan dana dimana resiko dan keuntungan atas hasil usaha ditanggung bersama secara berimbang dengan porsi pernyertaan masing-masing.
b.
Kredit Konsumsi Kredit konsumsi merupakan kredit yang diberikan dalam rangka pengadaan barang atau jasa untk tujuan konsumsi, dan bukan sebagai barang modal dalam usaha kegiatan nasabah. Kredit konsumsi dapat dibagi kedalam tiga jenis produk pembiayaan yang berdasarkan sistem mark-up, antara lain : 1.
Pembiayaan Bai’Bitsaman Ajil (BBA) Pembiayaan
Bai’Bitsaman
Ajil
merupakan
jenis
pembiayaan berakad jual beli yaitu siuatu perjanjian pembiayaan yang disepakati antara BMT dengan anggotanya, dimana BMT menyediakan dananya untuk sebuah investasi dan atau pemberian barang modal dan usaha anggotanya yang kemudian proses
70
pembayarannya dilakukan secara angsuran. Jumlah kewajiban yang harus dibayarkan oleh peminjam adalah jumlah atas barang modal dan mark-up yang disepakati. 2.
Pembiayaan Murababah (MBA) Pembiayaan Murababah merupakan jenis pembiayaan yang berakad jual beli atau pembiayaan kepada peminjam yang pembiayaannya dilakukan sekaligus pada waktu jatuh tempo yang telah ditetapkan, nasabah menjual harga jual barang yang telah disepakati kepada BMT.
3) Pembiayaan ijarah Pembiayaan Ijarah merupakan pembiayaan yang diberikan kepada anggota untuk menyewa tempat usaha atau suatu barang. Cara angsuran pada pembiayaan ijarah ini bisa dibuat seperti menggunakan akad murabahah atau bai’bitsaman ajil. c.
Pembiayaan Lain 1) Pembiayaan Rahn / Gadai Pembiayaan Rahn merupakan pembiayaan yang diberikan kepada anggota dengan menyerahkan barang sebagai jaminan kepada BMT. Keuntungan yang diperoleh dari jasa perawatan seperti perhiasan. 2) Pembiayaan Qardhul Hasan Pembiayaan Qardhul Hasan merupakan pembiayaan yang diberikan kepada anggota yang memenuhi persyaratan karena
71
anggota cukup mengembalikan pinjamnnya tanpa imbalan atau tanpa mark-up. Syarat pengajuan pembiayaan pada BMT
Bina Insani adalah
sebagai berikut : a.
Penduduk Kecamatan Pringapus (Ditunjukkan dengan identitas yang masih berlaku, KTP/SIM)
b.
Menjadi anggota, Simpanan Pokok minimal Rp. 10.000,00
c.
Mengisi Formulir Aplikasi Pembiayaan
d.
Fotokopi identitas (KTP/SIM)
e.
Fotokopi Kartu Keluarga
f.
Agunan BPKB kendaraan diatas tahun 2010
g.
Surat kuasa jika agunan milik orang lain
h.
Slip gaji (bila ada)
i.
Bersedia disurvey
j.
Semua berkas dimasukkan ke dalam stopmap
B. IDENTITAS RESPONDEN Sebelum dilakukan analisis, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan mengenai data-data responden yang digunakan sebagai sampel yang diambil dari nasabah BMT Bina Insani kecamatan Pringapus berikut ini:
72
1. Jenis Kelamin Responden Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden No.
Jenis Kelamin
1
Pria
Responden (orang) 41
2
Wanita 31 Jumlah 72 Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Prosentase (%) 57% 43% 100%
Dari data responden di atas, dapat diketaui bahwa pelaku usaha bejenis kelamin laki-laki sebanyak 41 orang atau sebesar 57% dan pelaku usaha perempuan berjumlah 31 orang atau 43%. Meskipun responden laki-laki lebih banyak, akan tetapi selisih dengan responden perempuan tidak begitu besar yaitu hanya 10 orang atau sebesar 14%. 2. Usia Responden Tabel 4.2 Usia Responden No.
Usia
1
< 30 th
Responden (orang) 3
30 – 40 th 41 >40 th 28 Total 72 Sumber: Data primer yang diolah, 2015 2 3
Prosentase (%) 4% 57% 39% 100%
Dari data responden di atas, dapat diketaui bahwa pelaku usaha paling banyak merupakan usia 30-40 tahun sebanyak 41 orang atau 57%, dan usia diatas 40 tahun sebanyak 28 orang atau 39%, sisanya berusia di bawah 30 tahun yaitu sebanyak 3 orang atau sebesar 4%.
73
3. Status Pernikahan Tabel 4.3 Status Pernikahan No.
Status Responden Penikahan (orang) 1 Belum 3 menikah 2 Menikah 69 3 Janda/duda Total 72 Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Prosentase (%) 4% 96% 100%
Dari tabel di atas, pengusaha yang melakukan pembiayaan di BMT berstatus menikah yaitu sebanyak 69 orang atau 96%. Hanya sedikit nasabah yang berstatus belum menikah yaitu 3 orang atau 4%. Status menikah mendominasi, dan tidak ada yang berstatus janda atau duda. 4. Pendidikan Responden Tabel 4.4 Pendidikan Responden No.
Pendidikan
Responden (orang) 1 SD,MI 14 2 SMP 19 3 SMA 31 4 S1 8 Total 72 Sumber: Data Primer yang diolah, 2015
Prosentase (%) 20% 26% 43% 11% 100%
Dari data di atas diketahui bahwa pelaku usaha yang menjadi nasabah
BMT
Bina
Insani
Kecamatan
Pringapus
kebanyakan
berpendidikan sedang yaitu kelulusan SMP berjumlah 19 orang atau 26%, dan berkelulusan SMA berjumlah 31 orang atau sebesar 43%. Sisanya
74
yang berkelulusan SD dan Sarjana hanya 14 orang atau 20 % dan 8 orang atau 11%. 5. Jenis usaha Tabel 4.5 Jenis Usaha Responden No.
Jenis Usaha
Responden (orang) 1 Perdagangan 39 2 Pertanian 1 3 Peternakan 7 4 Perkebunan 2 5 Perikanan 1 6 Manufaktur 6 7 Kerajinan 7 8 Jasa 9 Total 72 Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Prosentase (%) 54% 1% 10% 3% 1% 8% 10% 13% 100%
Dari tabel di atas kebanyakan pembiayaan digunakan untuk usaha perdagangan yaitu sebanyak 39 0rang atau 54%, sedangkan untuk usaha pertanian 1 orang atau 1%, untuk usaha peternakan 7 orang atau 10%, untuk usaha perikanan 1 orang atau 1%, untuk usaha manufaktur 6 orang atau 8%, untuk usaha kerajinan 7 orang atau10%, dan untuk usaha jasa berjumlah 9 orang atau 13%. 6. Jumlah Pembiayaan Tabel 4.6 Jumlah Pembiayaan No.
Jml.Pembiayaan
1
I jt – 7 jt
2 3 4
8 jt – 14 jt 15 jt – 21 jt 22 jt – 28 jt
Responden (orang) 32
Prosentase (%) 44%
18 12 2
25% 17% 3%
75
29 jt – 35 jt 6 >35 jt 2 Total 40 Sumber: Data primer yang diolah, 2015 5 6
8% 3% 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui jumlah pembiayaan yang diberikan BMT kepada nasabah, yaitu sebesar 44 % atau 32 nasabah dengan jumlah pembiayaan 1 jt- 7 jt. Sebesar 25 % atau 18 nasabah dengan jumlah pembiayaan 8 jt – 14 jt. Sebesar 17 % atau 12 nasabah dengan jumlah pembiayaan 15 jt – 21 jt. Sebesar 3 % atau 2 nasabah dengan jumlah pembiayaan 22 jt – 28 jt. Sebesar 8 % atau 6 nasabah dengan jumlah pembiayaan 29 jt – 35 jt. Sebesar 3 % atau 2 nasabah dengan jumlah pembiayaan datas 53 jt. Dapat disimpulkan jumlah pembiayaan yang terbanyak adalah dengan jumlah 1jt – 7 jt. 7. Jumlah Pendapatan Tabel 4.7 Jumlah Pendapatan No.
Jml.Pendapatan
Responden (orang) 1 I jt – 5 jt 20 2 6 jt – 10 jt 32 3 11 jt – 15 jt 15 4 16 jt – 20 jt 2 5 21 jt – 25 jt 3 Total 40 Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Prosentase (%) 28% 44% 21% 3% 4% 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa setelah memperoleh pembiayaan dari BMT, nasabah dengan pendapatan 1 jt - 5 jt sebesar 28 % atau 20 nasabah. Dengan pendapatan 5 jt - 10 jt sebesar 44 % atau 32 nasabah. Dengan pendapatan 11 jt – 15 jt sebesar 21 % atau 15 nasabah.
76
Dengan pendapatan 16 jt – 20 jt sebesar 3 % atau 2 nasabah. Dengan pendapatan 21 jt – 25 jt sebesar 4 % atau 3 nasabah. Dengan tersebut dapat disimpulkan
bahwa
setelah
memperoleh
pembiayaan
dari
BMT
pendapatan yang diperoleh nasabah paling banyak dengan pendapatan 6 jt10 jt. C. ANALISIS DATA 1. Uji Asumsi Klasik a.
Uji Multikolinearity Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya Multikolinearity di dalam model. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode VIF ( Variance Inflation Factor) dan Nilai Tolerance juga matrik korelasi. Menurut Bawono (2006:123) kedua nilai VIF dan Tolerance ini, nilainya berlawanan, kalau tolerance nya besar maka VIF nya kecil dan sebaliknya. Jika nilai VIF tidak melebihi 5 maka tidak terkena multikolinearity Tabel 4.8 Uji Multikolinearitas Coefficientsa Model
(Constant) 1
JML.PBY JK.WT.PBY
Unstandardized Coefficients Standar dized Coeffici ents B Std. Error Beta
t
Sig.
Tolerance
3098097,201
2021014,420
1,533
,130
,283 79192,079
,057 115302,566
,565 4,980 ,078 ,687
,000 ,494
a. Dependent Variable: PEND.SSD Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Collinearity Statistics
VIF
,706 1,416 ,706 1,416
77
Dari tabel tersebut diatas maka dapat dilihat pada kolom Collinearity
Statistic
yaitu
nilai
tolerance
dan
VIF.
Yang
menunjukkan nilai VIF tidak lebih besar dari angka 5 dan nilai tolerance menunjukkan lebih besar dari angka 5. Hal tersebut berarti bahwa variabel pembiayaan dan jangka waktu tidak terdapat gejala Multikolinearity. b.
Uji Heteroscedasticity Pada penelitian ini teknik pendeteksian ada atau tidaknya heteroscedasticity menggunakan metode park yaitu dengan melihat tabel coefficient hasil regresi linear. Sebelum diregresi variabel dependen dijadikan Unstandardized (res_1) kemudian dikuadratkan (u2i) dan kemudian di LG 10 (lnu2i). Untuk mendeteksi data yang dipakai terkena gejala heteroscedasticity, kita dapat melihat nilai sig. pada tabel coefficient. Jika nilai signifikansi lebih dari nilai alfa (0,05 atau 5%) maka data homoscedasticity. Jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka terdapat gejala heteroscedasticity (Bawono, 2006: 141). Adapun hasil uji heteroskedastisitas sebagai berikut: Tabel 4.9 Uji Heteroscedasticity a
Model
Coefficients Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. Error B Beta 11,743 ,438 2,389E-008 ,000 ,259
(Constant) JML.PBY 1 JK.WT.PB ,030 Y a. Dependent Variable: LnU2i
,025
,159
t
Sig.
26,827 1,943
,000 ,056
1,197
,235
78
Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai signifikansi jumlah pembiayaan 0,056, berarti data termasuk homogen karena diatas nilai alfa 0,05. Nilai signifikansi untuk variabel jangka waktu pembiayaan sebesar 0,235, ini berarti data termasuk homogen karena diatas nilai alfa 0,05. Hal ini memberikan kesimpulan bahwa tidak terjadi heteroscendasticity pada data, sehingga asumsi persamaan regresi baik. c.
Uji Autocorelation Menurut Bawono (2006: 160) salah satu uji autokorelasi dapat dilakukan menggunakan uji Durbin Watson yang disediakan pada program SPSS dengan hipotesis yang akan diuji adalah Ho : tidak ada autocorelation positif maupun negatif Ha : ada autocorelation Pengambilan keputusan Ho jika du < dw < 4-du, di mana du diambil dari tabel Durbin Watson dan dw merupakan nilai hasil uji (kolom durbin watson). Adapun hasil pengujian autocorelation adalah sebagai berikut: Tabel 4.10 Uji Autocorelation Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Std. Error of Square the Estimate a 1 ,611 ,373 ,355 4172270,996 a. Predictors: (Constant), JK.WT.PBY, JML.PBY b. Dependent Variable: PEND.SSD Sumber : Data Primer Diolah 2015
DurbinWatson 1,509
79
Berdasarkan tabel Durbin Watson diatas menunjukkan bahwa nilai DW 1,509 dengan sampel 72 dan variabel independent sebanyak 2, maka nilai du pada tabel Durbin Watson = 1,67. Dan nilai 4-du = 2,48. Dengan demikian didapatkan nilai dw (1,509) < du (1,67) < 4-du (2,48). Dengan kata lain Ho (du
1
R Square
R
,145
a
,021
b
Adjusted R
Std. Error of the
Durbin-
Square
Estimate
Watson
-,008
5189842,77573
1,794
a. Predictors: (Constant), JK.WT.PBY, JML.PBY b. Dependent Variable: pend_y
Berdasarkan tabel di atas hasil perbaikan uji autocorelation menunjukkan nilai DW 1,794 dengan sampel 72 dan variabel independent sebanyak 2 , maka nilai du = 1,67. Dan nilai 4-du = 2,48. Dengan demikian didapatkan nilai du (1,67) < dw (1,794) < 4-du (2,48). Dengan kata lain Ho (du
80
d.
Uji Normalitas Uji normalitas dapat dilakukan dengan Kolmogrov Smirnov, tujuan uji ini adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2012: 160). Dengan uji ini, normal atau tidak data yang kita gunakan dapat dilihat dari tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan melihat nilai sigifikansi. Dikatakan normal apabila nilai signifikansi lebih dari 0,05. Berikut hasil uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov dengan bantuan SPSS.
Tabel 4.12 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
72
Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation
0E-7 4113086,84897346
Absolute
,107
Positive
,107
Negative
-,068
Kolmogorov-Smirnov Z
,910
Asymp. Sig. (2-tailed)
,379
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Kita dapat mengetahui normal atau tidaknya data yang kita pakai dengan melihat nilai signifikansi. Apabila nilai sigifikansi diatas nilai alfa 0,05 (5%) maka data yang kita gunakan normal. Apabila nilai signifikandi di bawah nilai alpha maka data yang kita pakai tidak normal.
81
Berdasarkan tabel di atas, nilai signifikansi sebesar 0,379 (37,9%). Nilai tersebut di atas nilai alfa 5% sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi asumsi normal. 2. Hasil Regresi Berganda a.
Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji koefisien determinasi memiliki fungsi untuk menjelaskan sejauh mana kemampuan variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen, serta seberapa besar presentase (%) pengaruh keseluruhan variabel independen yang digunakan terhadap variabel dependen (Bawono, 2006: 92). Adapun hasil uji koefisien determinasi sebagai berikut: Tabel 4.13 Uji Koefisien Determinasi Model Summary Mode R R Square Adjusted R Std. Error of l Square the Estimate a 1 ,611 ,373 ,355 4172270,996 a. Predictors: (Constant), JK.WT.PBY, JML.PBY Sumber : Data Primer Diolah, 2015 Hasil pengujian koefisien determinasi di atas menunjukkan koefisien korelasi (R) sebesar 0,611 yang berarti bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat dan positif antara jumlah pembiayaan dan jangka waktu pembiayaan terhadap pendapatan usaha karena nilai R mendekati angka 1. Artinya semakin besar nilai jumlah pembiayaan dan lamanya jangka waktu pembiayaan maka semakin
82
besar pula nilai pendapatan UMK yang diperoleh. Sedangkan hasil R square (koefisien determinasi) sebesar 0,373 berarti bahwa 37,3% variabel Y dipengaruhi oleh variabel X, sedangkan sisanya 62,7% variabel Y dipengaruhi oleh variabel lain diluar model persamaan. b.
Uji Simultan (Uji F) Uji ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana semua variabel independen yaitu secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen (Bawono, 2006: 91) Tabel 4.14 Uji Simultan ANOVAa Sum of Squares Df Mean Square
Model Regression
1 Residual Total
714331141946691,500
2
1201141323331086,000 1915472465277777,500
69 71
F
357165570973345,750 20,518 ,000b 17407845265667,912
a. Dependent Variable: PEND.SSD b. Predictors: (Constant), JK.WT.PBY, JML.PBY Sumber : Data Primer Diolah, 2015 Dari hasil pengujian di atas menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 20,518 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000, dimana nilai signifikansi ini kurang dari nilai alfa (α) sebesar 0,05. Hal tersebut dapat
dikatakan
bahwa
variabel
Sig.
independen
yaitu
jumlah
pembiayaan dan jangka waktu pembiayaan secara bersama-sama mempengaruhi pendapatan usaha nasabah. Dengan demikian, hasil tersebut di atas secara empiris menolak hipotesis null dan menerima hipotesis 3 yang menyatakan
83
bahwa jumlah pembiayaan dan jangka waktu pembiayaan secara bersama-sama mempengaruhi pendapatan usaha nasabah. c.
Uji t (Uji Secara Individual) Uji t digunakan untuk melihat tingkat signifikansi variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara individu atau sendiri-sendiri (Bawono, 2006: 89). Berikut hasil uji t dengan menggunakan spss versi 20. Tabel 4.15 Hasil Uji t Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients Standar dized Coeffici ents B
(Constant) 1
JML.PBY JK.WT.PBY
Std. Error
3098097,201
T
Sig.
Beta
95,0% Confidence Interval for B
Lower Bound
Upper Bound
-933716,250
7129910,653
2021014,420
1,533
,130
,283
,057
,565 4,980
,000
,169
,396
79192,079
115302,566
,078
,494
-150830,247
309214,404
,687
a. Dependent Variable: PEND.SSD Sumber : Data Primer diolah, 2015 Uji signifikansi individual dilakukan terhadap variabel independen X dengan hipotesis sebagai berikut : Ha : terdapat pengaruh antara X terhadap Y Apabila nilai signifikansi kurang dari nilai alfa (α) 0,05 maka variabel
tersebut
dinyatakan
positif
mempengaruhi
variabel
dependennya. Berdasarkan hasil uji t, peneliti mendapatkan nilai t hitung masing-masing untuk Jumlah Pembiayaan dan jangka waktu pembiayaan, yaitu:
84
1) Variabel jumlah pembiayaan dengan t hitung sebesar 4,980 dan dengan nilai signifikansi jumlah pembiayaan sebesar 0,000, dimana nilai signifikansi lebih kecil dari α 0,05 maka dapat dikatakan bahwa jumlah pembiayaan secara statistik berpengaruh dan signifikan terhadap pendapatan usaha nasabah. Dengan demikian secara empiris menolak hipotesa null dan menerima hipotesis satu (1), yang menyatakan bahwa bahwa jumlah pembiayaan berpengaruh positif terhadap pendapatan UMK. Hal ini berarti semakin besar jumlah pembiayaan yang diterima nasabah maka semakin tinggi pula pendapatan yang akan diterima dari hasil usaha nasabah. Pemberian pembiayaan dari lembaga keuangan dapat digunakan untuk menambah modal usaha sehingga produksi barang/jasa lebih maksimal dan meningkatkan pendapatan yang akan diterima. Hasil penelitian ini konsisten dengan pernyataan teoritik dari Mulyono (1987) dan Simorangkir (2005) dalam penelitian Yulianthi dkk (2014) yang mengatakan bahwa dengan adanya pemberian kredit serta modal yang tinggi akan mampu meningkatkan pendapatan usaha kecil, karena tingginya tingkat pemberian kredit yang ada akan mampu menambah modal kerja dari suatu usaha sehingga berpengaruh pada pendapatan usahanya.
85
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suleman dkk (2014), Anggraini dan Nasution (2013), Yulianthi dkk (2014) yang menyatakan bahwa pemberian pembiayaan berpengaruh positif terhadap pendapatan usaha nasabah. 2) Variabel jangka waktu pembiayaan dengan t hitung sebesar 0,687 nilai signifikansi jangka waktu pembiayaan sebesar 0,494. Dimana nilai signifikansi lebih besar dari nilai α 0,05 maka dapat dikatakan bahwa jangka waktu pembiayaan secara statistik tidak berpengaruh berhadap pendapatan usaha nasabah. Dengan demikian secara empiris hasil pengujian ini menerima hipotesis null dan menolak hipotesis dua (2), yang menyatakan bahwa jangka
waktu
pembiayaan
berpengaruh
positif
terhadap
pendapatan UMK. Hal ini berarti bahwa lamanya jangka waktu pembiayaan tidak mempengaruhi tingkat pendapatan usaha nasabah. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan teori menurut Widayanthi (2013: 38) semakin lama jangka waktu pinjaman akan meringankan angsuran dan bunga yang dibayarkan setiap bulannya. Lama jangka waktu yang disepakati tersebut, pengusaha
dapat
menggunakan
dana
memaksimalkan usaha terlebih dahulu.
yang
ada
untuk
86
Hasil penelitian ini juga tidak mendukung penelitian sebelumya yang dilakukan oleh Penelitian Gopalan, Song, Yerramilli (2010) dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kredit dengan jangka waktu yang panjang memiliki tingkat pendapatan yang lebih tinggi. Perusahaan dengan proporsi yang lebih besar dengan jangka waktu kredit yang pendek kemungkinan akan memiliki risiko kegagalan yang lebih besar. Hal ini dapat dikarekan adanya faktor lain yang justru menjadi beban, salah satunya yaitu tingkat bagi hasil. Bagi hasil yang diterapkan untuk pengusaha UMK ada kemungkinan cukup besar sehingga tiap bulan pengusaha UMK harus menanggung biaya yang tidak sedikit, sehingga pendapatan yang dihasilkan tidak bisa meningkat. Semakin lama jangka waktu pembiayaan akan semakin menjadi beban pengusaha UMK jika tingkat bagi hasil tidak disesuaikan dengan tingkat kemampuan dan pendapatan UMK.
Sehingga dari hasil pengujian tersebut diatas maka dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut, Y = 3.098.097 + 0,283X1 + 79.192 X2 Artinya: 1)
Konstanta sebesar 3.098.097 menyatakan bahwa jika variabel jumlah pembiayaan dan jangka waktu pembiayaan dianggap
87
konstan atau tidak ada atau sebesar 0, maka pendapatan UMK sebesar 3.098.097 2)
Koefisien
regresi
jumlah
pembiayaan
sebesar
0,283
menyatakan bahwa jika jumlah pembiayaan mengalami peningkatan sebesar 1 juta sedangkan jangka waktu konstan atau tidak ada atau sebesar 0, maka pendapatan UMK akan mengalami peningkatan sebesar 283.000 Sehingga untuk meningkatkan pendapatan UMK dapat diberikan
pembiayaan
usaha
dan
perlu
diberikan
pendampingan usaha agar usaha dapat berkembang dan tidak ada penyelewengan dana usaha oleh pelaku UMK untuk kepentingan diluar akad.
88
BAB V PENUTUP B. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui tahap pengumpulan data, pengolahan dan analisis data mengenai pengaruh jumlah dan jangka waktu pembiayaan terhadap pendapatan UMK, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh positif antara jumlah pembiayaan terhadap pendapatan UMK. Semakin banyak jumlah pembiayaan yang diterima nasabah maka akan semakin banyak pendapatan yang akan dihasilkan dari usaha nasabah. Tentu hal ini tidak lepas dari sikap pelaku usaha yang berusaha memaksimalkan usaha yang dilakukannya. Pelaku usaha yang amanah akan menggunakan jumlah pembiayaan yang di terima dari BMT untuk keperluan
usaha,
seperti
menambah
modal
operasionalnya,
atau
menambah alat-alat produksi agar hasil nya lebih efektif dan efisien. 2. Tidak terdapat pengaruh positif antara jangka waktu pembiayaan terhadap pendapatan UMK. Artinya lamanya
jangka waktu pembiayaan yang
ditetapkan tidak mempengaruhi pendapatan yang di terima UMK. Hal tersebut dapat dikarenakan tingkat bagi hasil yang diterapkan, ada kemungkinan bagi hasil yang diterapkan hanya menjadi beban pengusaha UMK sehingga pendapatan tidak mengalami peningkatan. 3. Terdapat pengaruh positif antara jumlah dan jangka waktu pembiayaan terhadap pendapatan UMK. Jadi secara statisik jumlah pembiayaan dan
89
jangka waktu pembiayaan secara simultan (bersama-sama) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan UMK. C. SARAN Adapun saran yang diajukan penulis dari penelitian yang telah dilakukan adalah 1. Pihak BMT harus lebih peduli dengan UMK sekitar dengan memberikan pelayanan pembiayaan yang mudah, agar UMK dapat mengembangkan usahanya. 2. BMT harus berperan aktif pada kegiatan pendampingan untuk pelaku usaha agar lebih baik menjalankan usahanya 3. Dengan jumlah pembiayaan yang diberikan BMT kepada nasabah agar digunakan seamanah mungkin sesuai akad yang disepakati agar usaha yang dijalankan berkembang secara maksimal. 4. Bagi Peneliti selanjutnya Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian selanjutnya, karena dalam penelitian ini diperoleh nilai kontribusi (R2) sebesar 37,3% sisanya sebesar 62,7%. Artinya masih banyak faktor di luar model yang mampu mempengaruhi pendapatan yang diterima UMK. Disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk menambah variabel-variabel lainnya yang mempengaruhi pendapatan UMK.
DAFTAR PUSTAKA ali, Zainudin. 2008. Hukum Perbankan Syariah. Jakarta: Sinar Grafika. Anggraini, Dewi dan Syahrir Hakim Nasution. 2013. “Peranan Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi Pengembangan UMKM di Kota Medan (Studi Kasus Bank BRI)”. Jurnal Ekonomi dan Keuangan Vol. 1, No. 3. Febuari 2013 dalam http://202.0.107.5/index.php/edk/article/view/1850/1016 Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Press. Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Bawono, Anton. 2006. Multivariate Analysis Dengan SPSS. Salatiga: Stain Salatiga Press. Buchari, Alma dan Donni Juni Priansa. 2009. Menejemen Bisnis Syariah. Bandung: Alfabeta. Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi jawa tengah. 2015. Grafik perkembangan UMKM Binaan di Provinsi Jawa Tengah. Dalam http://dinkopumkm.jatengprov.go.id/assets/upload/files/jml%20umkm%20binaan.j pg. _________. 2015. Grafik perkembangan jumlah tenaga kerja UMKM Binaan di Provinsi Jawa Tengah. Dalam http://dinkopumkm.jatengprov.go.id/assets/upload/files/jml%20naker%20umkm.jp g. _________. 2015. Grafik perkembangan asset UMKM Binaan di Provinsi Jawa Tengah. Dalam http://dinkopumkm.jatengprov.go.id/assets/upload/files/aset%20umkm.jpg. _________. 2015. Grafik perkembangan omset UMKM Binaan di Provinsi Jawa Tengah. Dalam http://dinkopumkm.jatengprov.go.id/assets/upload/files/omset%20umkm.jpg. _________. 2015. Perkembangan data UMKM Binaan di Provinsi Jawa Tengah. Dalam http://dinkopumkm.jatengprov.go.id/assets/upload/files/DATA%20SERIES%20U MKM%20TW%20II%202015.pdf. Fathoni,Azis, Eko Saputro dan Maria Mimin M. 2015. “Pengaruh Fsilitas Kredit, Suku Bunga dan Jumlah Kredit terhadap Keputusan Menggunakan
Kredit pada BPR BKK Kota Semarang Cabang Mijen”. Jurnal Journal of Management. ISSN : 2442-4064 dalam http://jurnal.unpand.ac.id/index.php/MS/article/view/257/253 Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit UNDIP. Gopalan, Radhakrishnan, Fenghua Song, and Vijay Yerrmilli. 2010. “Debt Maturity Structure and Credit Quality”. Journal of Financial and Quantitative Analysis, Volume 49, Issue 04 dalam http://journals.cambridge.org/action/displayAbstract?fromPage=online &aid=9530435&fileId=S0022109014000520 Haryono, Jusuf. 2003. Dasar-Dasar Akuntansi. Yogyakarta: Universitas Gajahmada. Hermawan, Sandy. 2012. “Analisis Karakteristik Debitur yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Kredit Pundi Kencana”. Skripsi. Universitas Brawijaya, Malang. Herustiati. 2008. “Tak Punya Utang Luar Negeri, UMKM Malah Tahan Krisis”. Kompas.com. tanggal kamis 7 November dalam http://travel.kompas.com/read/2008/11/27/16065898/Tak.Punya.Utan g.Luar.Negeri.UMKM.Malah.Tahan.Krisis, diunduh tanggal 6 September jam 13.31.
Jogiyanto. 1995. Analisa dan Desain. Yogyakarta: Andi Offset. Karim, Adiwarman.A. 2010. Bank Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Kasmir. 2003. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. ______. 2010. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kasiram. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif-Kualitatif. Malang: UIN-Maliki press. Lasmarohana, Dona Nove. 2015. “Analisis Pengaruh Loan to Value, Jangka Waktu Kredit, Tingkat Pendapatan, dan Jumlah Tanggungan Keluarga dalam Keputusan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (Studi Kasus PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Cabang Malang)”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, dalam http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/1612/1478
Muhamad. 2002. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Munizu. 2013. ”Strategi Peningkatan Kinerja dan Peran UKM Pengolah Produk Berbasis Pangan di Kota Makasar. Fakultas EB-Unhas Makasar. Jurnal UBAYA (MABIS). Diunduh tanggal 9 september 2015 di http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/4299. Oktavi, Solikha. 2009. “Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Pembiayaan dan Efektifitas Pembiayaan Usaha Kecil pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah (Studi Kasus: KJKS BMT Bina Umat Sejahtera, Lasem, Jawa Tengah)”. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Pratomo, Wahyu Ario dan Taufan Achmad Flna. 2013. “Analisis Permintaan Kredit pada Usaha Mikro dan Kecil di Kecamatan Medan Johor”. Jurnal Ekonomi dan Keuangan: vol. 1, No. 2, Januari 2013. Dalam http://jurnal.usu.ac.id/index.php/edk/article/view/1481/790 Ridwan,Muhammad. 2004. Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil. Yogyakarta: UII Press. Risky, Awalil. 2013. “Perkembangan Bmt Dari Tahun Ke Tahun”. Web Puskopsyah lampung dalam http://www.puskopsyahlampung.com/2013/05/perkembangan-bmtdari-tahun-ke-tahun.html. Rivai, Veithzal. 2008. Islamic Financial Management. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Rustam. 2011. “Pendapatan Menurut Standar keuangan No. 23”, dalam http://www.scribd.com/doc/11302767/devinisi-pendapatan. Setiawan, Achma Hendra dan Cahyo Trio Utomo. 2013. “Analisis Peran Kredit Mikro dari PD BPR BKK Kebumen cabang Kutowinangun dalam Upaya Mengembangkan Usaha Mikro di Wilayah Kerjanya”. Diponegoro Journal of Economics Vol 2, No 1, Tahun 2013, hal 1-10, dalam http://www.ejournals1.undip.ac.id/index.php/jme/article/view/1922/1920 Sudarsono, Heri. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: ekonisia. Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Albeta. _______. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suhrawardi, Lubis, dan Farid Wajdi. 2000. Hukum Ekonomi Islam. Jakarta: Sinar Grafika. Suleman, dkk. 2014. “Pengaruh Jumlah Kredit dan Suku Bunga Terhadap Pendapatan Usaha Mikro di BRI Unit Kabila”. Jurusan Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Negeri Gorontalo. Jurnal Perspektif Pembiayaan Dan Pembangunan Daerah Vol. 1 No. 3, Januari-Maret 2014. ISSN: 2338-4603. Dalam http://onlinejournal.unja.ac.id/index.php/JES/article/view/1546/pdf Suresmiathi, Ayu dan Ni Wayan Duti Ariani. 2013. “Pengaruh Kualitas Tenaga Kerja, Bantuan Modal Usaha dan Tekhnologi terhadap Produktivitas Kerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jimbaran”. EJurnal ekonomi pembangunan Universitas Udayana Vol. 2, No. 2, Febuari 2013, dalam http://ojs.unud.ac.id/index.php/eep/article/view/4306/3424 Taufik, Amir. 2005. Dinamika Pemsaran Jelajahi & Rasakan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Undang- Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan. Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Widayanthi, Luh Ikka. 2013. “Pengaruh Karakteristik Debitur UMKM Terhadap Tingkat Pengembalian Kredit Pundi Bali Dwipa (Studi Kasus Nasabah Pada PT. Bank Pembangunan Daerah Bali Kantor Cabang Singaraja)”. Skripsi. Malang: Universitas Brawijaya. Dalam http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/543/486 www. Ojk.go.id. Data perkembangan Perbankan syariah di Indonesia. Dalam http://www.ojk.go.id/statistik-perbankan-syariah-oktober-2014. Yulianthini, dkk. 2014. “Pengaruh Pemberian Kredit dan Modal terhadap Pendapatan UKM”. Jurnal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Jurusan Manajemen Volume 2. Dalam http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJM/article/view/2102/1835
LAMPIRAN -LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
SURAT PENGANTAR WAWANCARA Yth Bapak/Ibu/Saudara/i Responden Penelitian Di Tempat Dengan hormat, Yang bertanda tangan dibawah ini, Nama : Maftukhatul Munawaroh NIM : 21310015 merupakan mahasiswa Program Studi Perbankan Syariah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Sedang melakukan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi sebagai syarat kelulusan sarjana, dengan judul Analisis Pengaruh Jumlah dan Jangka Waktu Pembiayaan Terhadap Pendapatan Usaha Mikro dan Kecil di Kecamatan Pringapus. Untuk itu peneliti bermaksud melakukan wawancara guna memperoleh data yang digunakan dalam penelitian tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut diatas peneliti mohon kepada Bapak/Ibu/Saudara/i untuk bersedia meluangkan waktu dan berkenan memberikan jawaban saat wawancara. Jawaban Bapak/Ibu/Saudara/i merupakan informasi yang sangat berarti, oleh karena itu keterbukaan dalam menjawab pertanyaan sangat peneliti harapkan. Perlu diketahui, hasil wawancara tersebut hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Demikian, peneliti mengucapkan terimakasih kepada bapak/ibu/saudara/i yeng telah bersedia membantu dalam kelancaran wawancara tersebut.
Hormat saya, Peneliti
Maftukhatul M NIM : 21310015
LAMPIRAN 2 WAWANCARA PENELITIAN
Nama
:
Alamat
:
Jenis Kelamin: (a) laki-laki (b) Perempuan Umur
: (a) dibawah 30 tahun (b) 30 - 40 tahun (c) diatas 40 tahun
Status
: (a) Belum menikan (b) Menikah (c) Janda/Duda
Pendidikan
: (a) SD, MI / Sederajat (b) SLTP (c) SMA (d) Diploma (d3), sarjana (S1)
Jenis Usaha : (a) perdagangan
(e) perikanan
(b) pertanian
(f) manufaktur
(c) peternakan
(g) kerajinan
(d) perkebunan
(h) jasa
Daftar Pertanyaan : 1. Setelah memperoleh pembiayaan tersebut, apakah terjadi kenaikan pendapatan dari hasil usaha yang Bp/Ibu jalankan.? Perkiraan kenaikan tersebut adalah (dalam 3bl) Pendapatan sebelum Pendapatan sesudah pembiayaan pembiayaan
LAMPIRAN 3 DATA KARAKTERISTIKRESPONDEN no
Nama
GDR
USIA
S.NK
Pend
J.USH
pemb
th
jgk wkt
pend, sbl
pnd. Ssd
1
SUNARDI
1
2
2
2
4
25000000
2013
24
12000000
15000000
2
TUTUS SARI.Y
2
1
1
4
8
3500000
2014
12
1000000
3000000
3
SOLIKIN
1
2
2
3
1
4500000
2013
24
1500000
2000000
4
SUNADI
1
3
2
3
1
10000000
2013
24
4000000
6000000
5
BUDI PURWONO
1
3
2
1
1
10000000
2013
18
4000000
5500000
6
SUNARDI
1
2
2
3
4
25000000
2013
24
15000000
24000000
7
SUCIPTO
1
2
2
3
1
15000000
2013
24
22500000
23400000
8
RUKAYAH
2
3
2
1
6
15000000
2013
24
5000000
7000000
9
NUR KHOLIS
1
2
2
2
1
20000000
2013
24
6000000
8000000
10
CIPTO SANTOSO
1
3
2
2
1
20000000
2013
24
5000000
8000000
11
ERNY HADI.U
2
2
2
1
1
5000000
2013
18
6000000
7500000
12
MARYATI
2
3
2
1
1
20000000
2013
24
9000000
12000000
13
SITI AMANAH
2
2
2
3
1
6000000
2013
12
3000000
5000000
14
SRI W
2
3
2
2
1
10000000
2013
24
4000000
6000000
15
MAHFUDIN
1
2
2
3
8
7000000
2013
18
5000000
6000000
16
MUHAMAD AMIR
1
2
2
1
3
4000000
2013
18
8000000
11000000
17
ARGA MULYA .A
1
1
1
3
8
1500000
2013
18
1600000
1700000
18
NAIMAH
2
3
2
1
1
30000000
2013
24
7500000
9000000
19
SUTIYAH
2
3
2
2
1
5000000
2013
18
3000000
5000000
20
RUDIYANTO S
1
3
2
1
1
20000000
2013
24
12000000
15000000
21
NUR HAMIDAH
2
1
1
4
8
20000000
2013
24
7000000
8000000
22
PUJI ISTANTO
1
2
2
3
1
10000000
2014
18
4000000
8000000
23
SARMINI
2
3
2
1
6
15000000
2014
24
7000000
10000000
24
SHOLEKAN
1
2
2
2
1
5000000
2014
24
3000000
5000000
25
SUWAJI
1
3
2
1
6
20000000
2014
24
10000000
15000000
26
ERKAM
1
2
2
2
3
3000000
2014
18
1000000
2000000
27
MUARIFIN
1
2
2
2
6
3000000
2014
18
2000000
3000000
28
SUSANTO
1
2
2
4
1
5000000
2014
24
4000000
600000
29
EDI PURWANTO
1
3
2
4
6
30000000
2014
24
12000000
18000000
30
MUTIYONO
1
3
2
1
8
30000000
2014
24
13500000
22500000
31
HANDAYANI
2
2
2
3
1
13000000
2014
24
4000000
6000000
32
ENDRO WIBOWO
1
3
2
2
1
9000000
2014
24
5000000
7000000
33
NUR ANNAS
1
2
2
3
3
2000000
2014
12
2000000
3000000
34
ISTIANAH
2
2
2
3
7
6000000
2014
18
11000000
13000000
35
SUMIYARTI
2
3
2
3
1
7000000
2014
18
4000000
8000000
36
HENI KRISYANI
2
2
2
4
6
5000000
2014
12
4000000
6000000
37
IFFAH HANIFAH
2
2
2
3
1
4000000
2014
24
8000000
11000000
38
ERLIN K
2
2
2
3
3
10000000
2014
24
8000000
10000000
39
MATHLUB
1
3
2
3
1
4000000
2014
12
3000000
5000000
40
YATINI
2
3
2
2
1
5000000
2014
12
4000000
5000000
41
YAYUK NUR B
2
2
2
3
1
32000000
2014
24
9000000
18000000
42
SUJARNO
1
2
2
3
1
15000000
2014
24
7000000
10000000
43
SRI ERMAWATI
2
2
2
3
1
12000000
2014
24
5000000
7000000
44
HARIADI UTOMO
1
3
2
3
1
14000000
2014
24
5000000
5000000
45
SUMARSIH
2
2
2
1
1
50000000
2014
24
12000000
13000000
46
SATINAH
2
3
2
1
3
10000000
2014
24
2000000
3000000
47
MUNAWAROH
2
2
2
2
8
6000000
2014
18
1800000
2000000
48
NUR ANNAS
1
2
2
3
8
7000000
2014
12
3000000
6000000
49
NUR KHAYATI
2
2
2
3
3
50000000
2014
24
12000000
14000000
50
DARMINI
2
2
2
2
1
10000000
2014
12
8000000
8000000
51
SUTARNO
1
2
2
2
1
10000000
2014
24
6000000
8000000
52
SUKARYANTO
1
2
2
3
8
20000000
2014
24
4500000
6000000
53
DEV PUSPA A
2
2
2
4
8
10000000
2014
24
5000000
5500000
54
1
3
2
3
8
5000000
2014
12
4500000
5000000
55
NUGROHO ADI A MUHAMAD TAUFIK
1
2
2
1
1
30000000
2014
24
6000000
9000000
56
SODIKIN
1
2
2
3
1
30000000
2014
24
9000000
10500000
57
MUHAMAD HADI
1
3
2
2
7
10000000
2014
24
6000000
8000000
58
KATINO
1
2
2
2
1
2500000
2014
12
1000000
1500000
59
WANTIYAH
2
2
2
3
1
3000000
2014
12
2000000
3000000
60
JUMIYATI
2
2
2
2
1
5000000
2014
18
6000000
8000000
61
MUSLIMIN
1
3
2
2
1
5000000
2014
12
4000000
7000000
62
NGATIMIN
1
3
2
1
1
6000000
2014
12
4000000
6000000
63
RIBUT
1
2
2
3
1
18000000
2014
12
2700000
3150000
64
SITI TUGIYARTI
2
2
2
3
1
2500000
2014
12
1000000
1200000
65
FARISKHA
2
2
2
3
1
10000000
2014
18
13000000
15000000
66
NUR SAADAH
2
2
2
2
1
8000000
2014
12
10000000
11000000
67
MARSUDI
1
3
2
4
1
7000000
2014
18
10000000
10000000
68
RAMIDI
1
3
2
3
1
10000000
2014
12
12000000
15000000
69
ZAENURI
1
3
2
4
2
6000000
2014
24
3000000
4500000
70
LIFA HERMAWATI
2
2
2
3
5
6000000
2013
18
2000000
5000000
71
JALAIL
1
3
2
2
3
8000000
2014
12
6000000
8000000
72
SUWANDI
1
3
2
3
1
3000000
2014
12
1000000
1500000
keterangan: 1.) GDR : 1 = laki-laki, 2= perempuan 2.) usia : 1= <30th, 2=30-40th, 3=>40th 3.) S.NK : 1=belum menikah, 2=menikah,
3=janda/duda 4.) pend : 1=sd,mi/sederajat, 2=smp, 3=smk,sma/sederajat, 4= D3,S1/sarjana 5.) j.ush : 1=perdagangan, 2= pertanian, 3= peternakan, 4= perkebunan, 5= perikanan , 6= manufaktur, 7= kerajinan, 8= jasa
LAMPIRAN 4 UJI FREQUENCIES KARAKTERISTIK RESPONDEN Statistics Gender N
Valid Missing
72 0 gender Percent
Frequency
Valid
laki-laki perempuan Total
41 31 72
Valid
56,9 43,1 100,0 umur Percent
Frequency < 30 th 30 - 40 th > 40 th Total
3 41 28 72
belum menikah menikah Total
Valid Percent
SD,MI/Sederajat SLTP SMA/KEJURUAN DIPLOMA,SARJANA/SEDERAJ AT Total
Frequency
Valid
perdagangan pertanian peternakan perkebunan perikanan manufaktur
Cumulative Percent
4,2 95,8 100,0
14 19 31
19,4 26,4 43,1
8
11,1
11,1
72
100,0
100,0
59,7 1,4 9,7 2,8 1,4 8,3
Percent
4,2 100,0
Cumulative Percent 19,4 19,4 26,4 45,8 43,1 88,9
JenisUsaha Percent
43 1 7 2 1 6
4,2 61,1 100,0
Valid Percent
4,2 95,8 100,0
pendidikan Frequency
Valid
Cumulative Percent
4,2 56,9 38,9 100,0
status Percent
3 69 72
Cumulative Percent 56,9 100,0
56,9 43,1 100,0
4,2 56,9 38,9 100,0
Frequency
Valid
Valid Percent
Valid Percent
Valid Percent 59,7 1,4 9,7 2,8 1,4 8,3
100,0
Cumulative Percent 59,7 61,1 70,8 73,6 75,0 83,3
kerajinan jasa Total
2 10 72
Frequency
Valid
1500000 2000000 2500000 3000000 3500000 4000000 4500000 5000000 6000000 7000000 8000000 9000000 10000000 12000000 13000000 14000000 15000000 18000000 20000000 25000000 30000000 32000000 50000000 Total
1 1 2 4 1 3 1 9 6 4 2 1 12 1 1 1 4 1 7 2 5 1 2 72
2,8 13,9 100,0
pembiayaan Percent 1,4 1,4 2,8 5,6 1,4 4,2 1,4 12,5 8,3 5,6 2,8 1,4 16,7 1,4 1,4 1,4 5,6 1,4 9,7 2,8 6,9 1,4 2,8 100,0
2,8 13,9 100,0
Valid Percent 1,4 1,4 2,8 5,6 1,4 4,2 1,4 12,5 8,3 5,6 2,8 1,4 16,7 1,4 1,4 1,4 5,6 1,4 9,7 2,8 6,9 1,4 2,8 100,0
Pendpt.Sesudah Frequency Percent Valid Percent
Valid
600000 1200000 1500000 1700000 2000000 3000000 3150000 4500000 5000000 5500000 6000000 7000000 7500000 8000000 9000000 10000000 10500000 11000000 12000000 13000000
1 1 2 1 3 5 1 1 8 2 8 4 1 10 2 4 1 3 1 2
1,4 1,4 2,8 1,4 4,2 6,9 1,4 1,4 11,1 2,8 11,1 5,6 1,4 13,9 2,8 5,6 1,4 4,2 1,4 2,8
1,4 1,4 2,8 1,4 4,2 6,9 1,4 1,4 11,1 2,8 11,1 5,6 1,4 13,9 2,8 5,6 1,4 4,2 1,4 2,8
86,1 100,0
Cumulative Percent 1,4 2,8 5,6 11,1 12,5 16,7 18,1 30,6 38,9 44,4 47,2 48,6 65,3 66,7 68,1 69,4 75,0 76,4 86,1 88,9 95,8 97,2 100,0
Cumulative Percent 1,4 2,8 5,6 6,9 11,1 18,1 19,4 20,8 31,9 34,7 45,8 51,4 52,8 66,7 69,4 75,0 76,4 80,6 81,9 84,7
14000000 15000000 18000000 22500000 23400000 24000000 Total
1 5 2 1 1 1 72
1,4 6,9 2,8 1,4 1,4 1,4 100,0
1,4 6,9 2,8 1,4 1,4 1,4 100,0
86,1 93,1 95,8 97,2 98,6 100,0
LAMPIRAN 5 UJI ASUMSI KLASIK 1. UJI MULTICOLINEARITY Variables Entered/Removed Model Variables Entered Variables Removed JangkaWaktu, 1 b pembiayaan a. Dependent Variable: Pendpt.Sesudah b. All requested variables entered.
a
Method . Enter
Model Summary R Square Adjusted R Square a 1 ,611 ,373 ,355 a. Predictors: (Constant), JangkaWaktu, pembiayaan Model
R
Std. Error of the Estimate 4172270,996
a
Model Regression Residual 1
ANOVA Sum of Squares df 714331141946691,500 2 1201141323331086,000 69
Mean Square F 357165570973345,750 20,518 17407845265667,912
Sig. b ,000
Total 1915472465277777,500 71 a. Dependent Variable: Pendpt.Sesudah b. Predictors: (Constant), JangkaWaktu, pembiayaan Coefficients Model
Unstandardized Coefficients
B Std. Error (Constant) 3098097,201 2021014,420 1 pembiayaan ,283 ,057 JangkaWaktu 79192,079 115302,566 a. Dependent Variable: Pendpt.Sesudah
a
Standardi zed Coefficien ts Beta ,565 ,078
t
Sig.
Collinearity Statistics
Tolerance 1,533 4,980 ,687
,130 ,000 ,494
,706 ,706
VIF 1,416 1,416
a
Coefficient Correlations Model JangkaWaktu JangkaWaktu 1,000 Correlations Pembiayaan -,542 1 JangkaWaktu 13294681757,860 Covariances Pembiayaan -3547,958 a. Dependent Variable: Pendpt.Sesudah a
pembiayaan -,542 1,000 -3547,958 ,003
Collinearity Diagnostics Model Dimension Eigenvalue Condition Variance Proportions Index (Constant) pembiayaan JangkaWaktu 1 2,711 1,000 ,01 ,03 ,01 1 2 ,263 3,211 ,06 ,75 ,01 3 ,026 10,212 ,94 ,21 ,98 a. Dependent Variable: Pendpt.Sesudah
2. UJI HETEROSCEDASTICITY Variables Entered/Removed Model Variables Entered Variables Removed JK.WT.PBY, 1 b JML.PBY a. Dependent Variable: LnU2i b. All requested variables entered.
a
Method . Enter
Model Summary R Square Adjusted R Square a 1 ,370 ,137 ,112 a. Predictors: (Constant), JK.WT.PBY, JML.PBY Model
R
Std. Error of the Estimate ,90371
a
Model 1
Regression Residual
Sum of Squares 8,935 56,352
ANOVA df
Total 65,287 a. Dependent Variable: LnU2i b. Predictors: (Constant), JK.WT.PBY, JML.PBY
Model
F 5,470
Sig. b ,006
71
Coefficients Unstandardized Coefficients
B (Constant) 11,743 1 JML.PBY 2,389E-008 JK.WT.PBY ,030 a. Dependent Variable: LnU2i
Mean Square 4,468 ,817
2 69
a
Std. Error ,438 ,000 ,025
Standardized Coefficients Beta ,259 ,159
t
26,827 1,943 1,197
Sig.
,000 ,056 ,235
3. UJI AUTOCORRELATION Variables Entered/Removed Model Variables Entered Variables Removed JangkaWaktu, 1 b pembiayaan a. Dependent Variable: Pendpt.Sesudah b. All requested variables entered.
a
Method . Enter
b
Model Summary Model R R Square Adjusted R Square a 1 ,611 ,373 ,355 a. Predictors: (Constant), JangkaWaktu, pembiayaan b. Dependent Variable: Pendpt.Sesudah
Std. Error of the Estimate 4172270,996
Durbin-Watson 1,509
a
Model Regression Residual 1
ANOVA Sum of Squares df 714331141946691,500 2 1201141323331086,000 69
Mean Square 357165570973345,750 17407845265667,912
F Sig. b 20,518 ,000
Total 1915472465277777,500 71 a. Dependent Variable: Pendpt.Sesudah b. Predictors: (Constant), JangkaWaktu, pembiayaan Coefficients Model
a
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B Std. Error (Constant) 3098097,201 2021014,420 1 pembiayaan ,283 ,057 JangkaWaktu 79192,079 115302,566 a. Dependent Variable: Pendpt.Sesudah
t
Sig.
Beta ,565 ,078
Residuals Statistics
1,533 4,980 ,687
,130 ,000 ,494
a
Minimum
Maximum
4613883,50
19135738,00
8111805,56
3171908,258
72
-6135737,500
14160184,000
,000
4113086,849
72
Std. Predicted Value
-1,103
3,475
,000
1,000
72
Std. Residual
-1,471
3,394
,000
,986
72
Predicted Value Residual
a. Dependent Variable: Pendpt.Sesudah
Mean
Std. Deviation
N
PERBAIKAN UJI AUTOCORRELATION Variables Entered/Removed Model Variables Entered Variables Removed JangkaWaktu, 1 b pembiayaan a. Dependent Variable: Lneks_1 b. All requested variables entered.
a
Method . Enter
b
Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate a 1 ,145 ,021 -,008 5189842,77573 a. Predictors: (Constant), JangkaWaktu, pembiayaan b. Dependent Variable: Lneks_1
Durbin-Watson 1,794
a
Model Regression Residual 1
ANOVA Sum of Squares df 39596948143472,390 2 1831543826504415,200 68
Mean Square 19798474071736,195 26934468036829,637
F ,735
Sig. b ,483
Total 1871140774647887,800 70 a. Dependent Variable: Lneks_1 b. Predictors: (Constant), JangkaWaktu, pembiayaan Coefficients Model
a
Unstandardized Coefficients
B (Constant) 5581529,420 1 pembiayaan -,058 JangkaWaktu 171223,667 a. Dependent Variable: Lneks_1
Standardized Coefficients
Std. Error 2516185,531 ,071 143492,713
Residuals Statistics Minimum Predicted Value
Maximum
t
Sig.
Beta -,117 ,169
2,218 -,820 1,193
,030 ,415 ,237
a
Mean
Std. Deviation
N
752110,82146
71
,00000 5115164,88563
71
6587302,0000
9457806,0000
-7342711,50000
15183195,00000
Std. Predicted Value
-2,151
1,666
,000
1,000
71
Std. Residual
-1,415
2,926
,000
,986
71
Residual
a. Dependent Variable: Lneks_1
8204929,5775
4. UJI NORMALITAS One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
72 Mean
Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Std. Deviation
0E-7 4113086,8489734 6
Absolute
,107
Positive
,107
Negative
-,068
Kolmogorov-Smirnov Z
,910
Asymp. Sig. (2-tailed)
,379
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
LAMPIRAN 6 REGRESI BERGANDA
Pendpt.Sesudah pembiayaan JangkaWaktu
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Descriptive Statistics Mean Std. Deviation 8111805,56 5194081,769 12270833,33 10378043,419 19,50 5,110 Correlations Pendpt.Ses udah Pendpt.Sesudah 1,000 pembiayaan ,607 JangkaWaktu ,384 Pendpt.Sesudah . pembiayaan ,000 JangkaWaktu ,000 Pendpt.Sesudah 72 pembiayaan 72 JangkaWaktu 72
Variables Entered/Removed Model Variables Entered Variables Removed JangkaWaktu, 1 b pembiayaan a. Dependent Variable: Pendpt.Sesudah b. All requested variables entered.
N 72 72 72
pembiayaan ,607 1,000 ,542 ,000 . ,000 72 72 72
Jangka Waktu ,384 ,542 1,000 ,000 ,000 . 72 72 72
a
Method . Enter
b
Model Summary Model R R Square Adjusted R Square a 1 ,611 ,373 ,355 a. Predictors: (Constant), JangkaWaktu, pembiayaan b. Dependent Variable: Pendpt.Sesudah
Std. Error of the Estimate 4172270,996
a
Model Regression 1 Residual
ANOVA Sum of Squares Df 714331141946691,500 2 1201141323331086,000 69
Total 1915472465277777,500 71 a. Dependent Variable: Pendpt.Sesudah b. Predictors: (Constant), JangkaWaktu, pembiayaan
Mean Square 357165570973345,750 17407845265667,912
F 20,518
Sig. b ,000
Coefficients Model
Unstandardized Coefficients
B Std. Error (Constant) 3098097,201 2021014,420 1 pembiayaan ,283 ,057 JangkaWaktu 79192,079 115302,566 a. Dependent Variable: Pendpt.Sesudah
a
Standar dized Coeffici ents Beta
t
1,533 ,565 4,980 ,078 ,687
Sig.
,130 ,000 ,494
95,0% Confidence Interval for B
Lower Bound Upper Bound -933716,250 7129910,653 ,169 ,396 -150830,247 309214,404
a
Minimum
Residuals Statistics Maximum Mean
Predicted Value 4613883,50 19135738,00 Residual -6135737,500 14160184,000 Std. Predicted Value -1,103 3,475 Std. Residual -1,471 3,394 a. Dependent Variable: Pendpt.Sesudah
8111805,56 ,000 ,000 ,000
Std. Deviation 3171908,258 4113086,849 1,000 ,986
N 72 72 72 72
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kabupaten Semarang pada tanggal 8 Mei 1991 dari ayah Kuswanto dan ibu Siti Solikhatun. Penulis adalah putri pertama dari dua bersaudara. Penulis memulai pendidikan di TK Mardi Siwi, Rejosari, Wonosobo dan melanjutkan pendidikan di SD Inpres, Rejosari, Wonosobo kemudian saat duduk di kelas 2 SD penulis pindah ke SDN Poncoruso, Bawen, Semarang. Pada tahun 2006 penulis duduk di bangku SMP yaitu bersekolah di SMPN 3 Bawen, Semarang. Kemudian tahun 2009 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Bergas. Setelah satu tahun penulis mencari pengalaman di luar dunia sekolah, akhirnya di tahun 2010 penulis memutuskan kemba bersekolah di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, yang sekarang ini telah menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Selama Perkuliahan, penulis aktif sebagai pengurus Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) Tahun 2011/2012 sebagai wakil ketua. Penulis juga aktif dalam organisasi Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala MITAPASA) tahun 2010/2013 sebagai bendahara dan devisi lingkngan hidup. Penulis aktif ikut berbagai kepanitiaan yang diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) atau oleh kampus, salah satunya ikut kepanitiaan OPAK mahasiswa baru. Penulis juga pernah menjadi pemateri dalam beberapa acara pelatihan dan pendidikan lanjutan kader UKM, seperti pemateri dalam acara pendidikan lanjut koperasi mahasiswa FATAWA dengan materi Akuntansi.