UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI MENGGOLONGKAN HEWAN MELALUI METODE “INDEX CARD MATCH” PADA SISWA KELAS IV MI SRUWEN IV, KEC. TENGARAN, KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Oleh: IKA YUNITA NIM: 11507017
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2011
i
ii
iii
iv
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website: www.stainsalatiga.ac.id Email:
[email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertandatangan di bawah ini Nama
: Ika Yunita
Nim
: 11507017
Program studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, November 2011 Yang Menyatakan
Ika Yunita
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO
• Tidak ada “USAHA” yang sia-sia. • Dalam menjalankan apa saja, idzin dan ridho “ORANG TUA” lebih utama. PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Ibuku (Setyani) dan Ayahku (Sumadi) yang sangat saya sayangi, sebagai wujud baktiku padanya yang senantiasa mencurahkan kasih sayang dan doanya bagi penulis. 2. Adik-adikku tersayang, Nanda Sulistyo, Ely Shanisa, dan M. Roziq ZA, yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan. 3. Ulul Azmi yang selalu memberikan motivasi dan do’a. 4. Bu Peni Susapti, M. Si, yang selalu membimbing dan memotivasi saya. 5. Teman-teman PGMI 2007 seperjuangan.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayahnya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan tugas dan syarat yang wajib dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah STAIN Salatiga. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman, sehingga dapat menjadi bekal hidup kita di dunia dan akhirat kelak. Suatu kebanggaan tersendiri, jika tugas dapat terselesaikan dengan sebaikbaiknya. Bagi penulis, penyusunan skripsi ini merupakan tugas yang tidak ringan. Penulis sadar banyak hambatan yang menghadang dalam proses penyusunan skripsi ini, dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Kalaupun akhirnya skripsi dapat terselesaikan, tentunya karena beberapa pihak yang membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bentuannya, khususnya kepada: 1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag, selaku ketua STAIN Salatiga 2. Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd, selaku ketua program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Stain Salatiga. 3. Miftachurrif’ah, M.Pd, selaku sekretaris Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah STAIN Salatiga. 4. Peni Susapti, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan saran, arahan dan bimbingan serta keikhlasan dan kebijaksanaan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. 5. Segenap Bapak dan Ibu dosen serta staf karyawan di lingkungan program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. 6. Muhammad Fattah Amin, S.Ag. selaku kepala Madrasah Ibtidaiyah Sruwen IV, Kec. Tengaran yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian madrasah yang beliau pimpin.
vii
7. Bapak/Ibu guru dan Karyawan MI Sruwen IV, Kec. Tengaran yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian di madrasah tersebut. 8. Murid-murid kelas IV MI Sruwen IV, Kec. Tengaran yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian. 9. Bapak dan Ibuku tercinta yang telah mencurahkan kasih sayang, doa dan dukungan demi keberhasilan penulis. 10. Adik-adikku tersayang yang selalu mendukung dan mendoakan. 11. Teman-teman 5Pren (Dysa, Atik, Said, Septi), serta Denox, mbak Sun, Tsalis dan Silvi. 12. Teman seperjuangan, PGMI 2007, yang selama ini telah berjuang bersama. 13. Sahabat-sahabat tercinta dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu. 14. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Atas jasa mereka, penulis hanya dapat memohon doa semoga amal mereka mendapat balasan yang lebih baik serta mendapat kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat. Penulis dalam hal ini juga mengharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Salatiga, November 2011
Penulis
viii
ABSTRAK Yunita, Ika. 2011. Upaya Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Menggolongkan Hewan Melalui Metode Index Card Match pada Siswa Kelas IV MI Sruwen IV, Kec. Tengaran, Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Peni Susapti, M. Si. Kata kunci: Prestasi belajar dan Metode index card match. Penelitian ini merupakan upaya dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV MI Sruwen IV, Kec. Tengaran, Kab. Semarang pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi menggolongkan hewan dengan metode index card match. Masalah utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah Apakah penggunaan metode index card match dalam pembelajaran IPA materi menggolongkan hewan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV MI Sruwen IV, Kec. Tengaran, Kab. Semarang tahun pelajaran 2011/2012?. Guna menjawab pertanyaaan tersebut peneliti melakukan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan 3 siklus. Tiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari 1) Planning, untuk mengidentifikasi masalah dan merencanakan kegiatan pembelajaran, dan membuat instrumen penelitian lainnya. 2) Acting, melaksanakan pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi menggolongkan hewan. 3) Observing, pengambilan data tentang hasil melalui tes dan lembar pengamatan, 4) Reflecting, menganalisis data hasil pengamatan. Subyek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IV MI Sruwen IV yang berjumlah 30 siswa, terdiri dari 15 siswa lakilaki dan 15 siswi perempuan. Penelitian ini menggunakan metode index card match pada saat pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan metode index card match yang tepat akan mampu meningkatkan prestasi belajar. Berdasarkan penelitian ini prestasi belajar siswa dapat meningkat, dilihat dari hasil pre test dan post test pada setiap siklus yaitu Siklus I peningkatan jumlah siswa yang dapat mencapai KKM dari pre test ke post test sebanyak 9 siswa atau 30%. Siklus II peningkatan jumlah siswa dapat mencapai KKM dari pre test ke post test sebanyak 15 siswa atau 50%. Siklus III peningkatan jumlah siswa yang dapat mencapai KKM dari pre test ke post test sebanyak 22 siswa atau 73,3%. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa dari siklus I ke siklus II, angka peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat sebanyak 6 siswa atau 20%. Siklus II ke siklus III angka peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat sebanyak 7 siswa atau 23,3%. Data tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar siswa dari siklus I, siklus II, dan siklus III.
ix
DAFTAR ISI
SAMPUL JUDUL .............................................................................................
i
LEMBAR BERLOGO.......................................................................................
ii
JUDUL .............................................................................................................
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING.........................................................................
iv
PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .........................................................
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .....................................................................
vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................
viii
ABSTRAK …. ............................................................................................... ...
x
DAFTAR ISI ...................................................................................... ………..
xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
xvi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN ..............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ...............................................................
1
B. Identifikasi Masalah .....................................................................
4
C. Rumusan Masalah ........................................................................
5
D. Tujuan Penelitian .........................................................................
5
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan.............................
6
F. Manfaat Penelitian .......................................................................
6
G. Definisi Oprasional ......................................................................
7
H. Metode Penelitian ........................................................................
9
I. Sistematika Penelitian ..................................................................
16
KAJIAN PUSTAKA ..........................................................................
18
A. Prestasi Belajar .............................................................................
18
1. Pengertian Prestasi Belajar .......................................................
18
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ...............................
19
x
3. Prinsip-prinsip Belajar .............................................................
27
4. Tujuan Belajar .........................................................................
28
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ...................
29
B. Metode Pembelajaran....................................................................
31
1. Pengertian Metode....................................................................
31
2. Kedudukan Metode dalam Belajar Mengajar ...........................
31
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode .............
32
4. Prinsip-prinsip Pemilihan Metode ............................................
34
C. Metode Index Card Match ............................................................
35
1. Langkah-langkah Metode Index Card Match ...........................
35
2. Kelebihan Metode Index Card Match ......................................
36
3. Kekurangan Metode Index Card Match ....................................
36
D. Pembelajaran IPA .........................................................................
37
1. Pengertian IPA ........................................................................
37
2. Fungsi dan Tujuan IPA ............................................................
37
3. Ruang Lingkup IPA .................................................................
38
4. Standar Kompetensi IPA di MI ................................................
39
5. Materi Pelajaran IPA Kelas IV ................................................
40
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN.......................................................
44
A. Subyek Penelitian .........................................................................
44
B. Deskripsi Siklus I..........................................................................
46
C. Deskripsi Siklus II.........................................................................
49
D. Deskripsi Siklus III ......................................................................
51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................
54
A. Deskripsi Data dan Hasil Penelitian ..............................................
54
1. Siklus I ....................................................................................
54
2. Siklus II ...................................................................................
55
3. Siklus III .................................................................................
56
xi
B. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................
57
1. Data Ketuntasan Siswa Siklus I .............................................
57
2. Data Ketuntasan Siswa Siklus II ............................................
63
3. Data Ketuntasan Siswa Siklus III ...........................................
69
4. Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM per Siklus…………………………………………………………
73
5. Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM Antar Siklus………………………………………………………….
73
PENUTUP............................................................................................
75
A. Kesimpulan ..................................................................................
75
B. Saran-saran ..................................................................................
75
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
78
BAB V
LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang membutuhkan usaha dan kerja keras demi tercapainya mutu pendidikan yang lebih baik, yaitu menciptakan manusia-manusia yang berkualitas. Menurut Piaget dalam Sagala (2003:1) mengatakan bahwa pendidikan sebagai penghubung dua sisi, di satu sisi individu yang sedang tumbuh dan di sisi lain nilai sosial, intelektual dan moral yang menjadi tanggung jawab pendidik untuk mendorong individu tersebut. Oleh karena itu, pendidik mempunyai tanggung jawab yang sangat besar untuk mewujudkan masyarakat yang berkualitas, terutama dalam mempersiapkan peserta didik menjadi subjek yang semakin berperan dalam menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri dan professional dalam bidangnya masing-masing, sehingga akan tercipta sumberdaya masyarakat yang memadai. Berbicara mengenai masalah pendidikan, guru, peserta didik, dan kurikulum merupakan tiga komponen utama pendidikan. Berdasarkan ketiga komponen tersebut guru yang dinilai sebagai satu faktor yang paling penting, karena ditangan para gurulah proses belajar mengajar dilaksanakan. Selain itu, guru sebagai seorang pendidik mempunyai tugas utama mengajar dan mencerdaskan peserta didik. Berarti guru ikut bertanggung jawab terhadap
1
nilai-nilai yang diajarkan termasuk nilai–nilai budi pekerti dan kepribadian yang manusiawi. Pendidik dalam arti sederhana adalah semua orang yang dapat membantu perkembangan kepribadian seseorang dan mengarahkannya pada tujuan pendidikan (Jumali, dkk, 2008:41).
Oleh sebab itu,
profesionalisme seorang guru sangat diperlukan, dalam proses belajar mengajar guru dituntut untuk dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Suasana pembelajaran yang seperti itu, diharapkan siswa akan termotivasi untuk lebih giat belajar dan diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai dari seluruh mata pelajaran. Adapun mata pelajaran yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA). Ilmu Pengetahuan Alam adalah salah satu mata pelajaran yang ada di Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) diberikan sejak Sekolah Dasar hingga Menengah Atas. Pelajaran
IPA berhubungan dengan cara
mencari tahu tentang alam secara sistematis dan diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya pada kehidupan sehari-hari. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang alam sekitar. Fungsi mata pelajaran IPA di Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah untuk menguasai konsep dan
manfaat Pengetahuan Alam dalam
kehidupan sehari-hari serta untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
2
selanjutnya (Departemen Agama, 2004:206). Oleh karena itu, IPA merupakan suatu mata pelajaran yang dianggap sangat penting dalam
memajukan
pendidikan. Terkait dengan mutu pendidikan pada mata pelajaran IPA, khususnya pada jenjang Madrasah Ibtidaiyah (MI), sampai saat ini masih jauh dari apa yang kita harapkan, demikian juga yang terjadi di MI Sruwen IV. Mungkin hal ini disebabkan oleh kurangnya efektifitas pembelajaran, serta kurang bervariasinya metode yang digunakan oleh guru, yang hanya menggunakan metode lama. Berdasarkan survei yang peneliti lakukan pada kelas IV MI Sruwen IV, diketahui bahwa kebiasaan guru dalam mengajarkan pembelajaran IPA adalah dengan menggunakan metode ceramah dan siswa diminta untuk mencatat, sehingga siswa merasa tidak nyaman dan merasa bosan pada saat pembelajaran berlangsung. Penggunaan metode pembelajaran yang seperti itu, justru akan menyulitkan siswa untuk mengingat kembali materi yang telah diperolehnya, hal ini mengakibatkan pada saat guru mengadakan ulangan harian sebagian besar siswa mendapat nilai kurang dari KKM yang telah ditentukan. Agar pembelajaran IPA dapat mencapai suatu keberhasilan dan sasaran yang tepat, sebagai seorang guru harus bisa memilih maupun merencanakan metode yang akan digunakan dalam menyampaikan materi pembelajaran dan merupakan hal yang baru untuk siswa, sehingga siswa tidak merasa bosan dan tertantang untuk belajar.
3
Menyikapi hal-hal yang telah dipaparkan diatas, peneliti beranggapan bahwa penggunaan metode pembelajaran tipe index card match (mencari pasangan) menjadi salah satu pilihan metode yang dapat di gunakan dalam pembelajaran IPA. Metode tersebut diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan semangat anak dalam proses pembelajaran, serta pembelajaran terlihat menyenangkan dan tidak membosankan, karena anak menganggap proses pembelajaran itu adalah suatu permainan yang menarik. Melalui metode index card match dalam pembelajaran IPA, diharapkan prestasi belajar siswa akan meningkat. Implementasi metode tersebut adalah guru akan membagikan kartu yang masing-masing anak mendapatkan kartu yang berbeda, kemudian anak didik tersebut diminta mencari pasangan yang sesuai dengan perintah guru. Berdasarkan dari latar belakang tersebut, permasalahan yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI MENGGOLONGKAN HEWAN MELALUI METODE “INDEX CARD MATCH” PADA SISWA KELAS IV MI SRUWEN IV, KEC. TENGARAN, KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012.
B. Identifikasi Masalah 1. Kebiasaan guru dalam mengajarkan pembelajaran IPA menggunakan metode ceramah. 2. Murid merasa bosan pada saat proses pembelajaran IPA, karena kurang menarik.
4
3. Sebagian besar murid mendapatkan nilai kurang dari KKM yang telah ditentukan. C. Rumusan Masalah 1. Apakah penggunaan metode index card match dalam pembelajaran IPA materi menggolongkan hewan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV MI Sruwen IV, Kec. Tengaran, kab. Semarang, Tahun Pelajaran 2011/2012?. 2. Apakah penerapan metode index card match dapat meningkatkan kreativitas guru dalam mengajar IPA materi menggolongkan hewan pada siswa kelas IV MI Sruwen IV, Kec. Tengaran, Kab. Semarang, Tahun Pelajaran 2011/2012.
D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui apakah penggunaan metode index card match dalam pembelajaran IPA materi menggolongkan hewan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada kelas IV MI Sruwen IV, Kec. Tengaran, Kab. Semarang, Tahun Pelajaran 2011/2012. 2. Untuk meningkatkan kreativitas guru dalam mengajar IPA materi menggolongkan hewan pada siswa kelas IV MI Sruwen IV, Kec. Tengaran, Kab. Semarang, Tahun Pelajaran 2011/2012.
5
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan Penggunaan metode index card match dapat meningkatan prestasi belajar IPA materi menggolongkan hewan pada siswa kelas IV di MI Sruwen IV, Kec. Tengaran, Kab. Semarang, Tahun Pelajaran 2011/2012. 2. Indikator Keberhasilan Penerapan metode index card match ini dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang dapat dirumuskan penulis adalah ada peningkatan prestasi belajar (nilai) pre test dan post test secara berkelanjutan dari siklus pertama ke siklus kedua dan seterusnya.
F. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritik Dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan pendidikan pada umumnya, khususnya dapat memperkaya khasanah dunia pendidikan Islam yang diperoleh dari lapangan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi
siswa,
dapat
memberikan
suasana
pembelajaran
yang
menyenangkan sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar. b. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk memperkenalkan pembelajaran IPA melalui penerapan metode index card match.
6
c. Bagi Sekolah, dapat memberikan sumbangan yang berguna bagi sekolah dalam kegiatan pembelajaran, meningkatkan mutu pendidikan khususnya pada pembelajaran IPA.
F. Definisi Operasional Untuk memberikan gambaran sekaligus memperjelas pengertian dan pemahaman serta agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap judul di atas, maka dijelaskan di bawah ini: 1. Upaya Upaya adalah usaha (syarat) untuk menyampaikan suatu maksud; akal; ikhtiar (Poerwadarminta, 2006:1345). Usaha yang dimaksud disini adalah usaha atau cara yang dilakukan untuk bisa meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mengikuti pelajaran ilmu pengetahuan alam. 2. Peningkatan Membuat naik atau mempertinggi sesuatu (Poerwadarminta, 1982:1281). Maksudnya adalah usaha seseorang untuk memperoleh nilai yang lebih dari sebelumnya, dengan berbagai cara sesuai dengan peraturan yang ada. 3. Prestasi Belajar Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:895) Prestasi Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.
7
4. Ilmu Pengetahuan Alam Suatu ilmu yang mempelajari sebab akibat dari kejadian yang terjadi di alam ini (Padwawinata, 1981:1). Kejadian yang ada di alam sebenarnya dapat diteliti baik itu makhluk hidup maupun yang lainnya. 5. Metode Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien (Suwardi, 2007:61). Jadi, untuk mencapai tujuan suatu pembelajaran kita harus memiliki suatu metode yang menarik serta sesuai dengan materi yang diajarkan. 6. Index card match ( mencari pasangan ) Index card match (mencari pasangan) merupakan metode yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya (Zaini, dkk, 2002:64). Implementasi metode ini adalah tiap-tiap peserta didik nantinya akan diberikan satu kartu yang berisi informasi atau pertanyaan dan jawaban secara acak. Peserta didik kemudian diminta untuk menemukan temannya yang memiliki kartu dengan jawaban dari pertanyaan atau pernyataan yang dibawa teman yang lain. Peserta didik yang telah menemukan pasangannya tersebut, kemudian berkumpul menjadi satu dan menyajikan sendiri apa yang telah ditemukannya.
8
G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang istilah dalam bahasa inggrisnya adalah Classroom Action Research (CAR), yang berarti action research (penelitian dengan tindakan) yang dilakukan di kelas (Suyadi, 2011:7). Di Indonesia dikenal dengan sebutan PTK, penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai seorang guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardani, 2009:14). Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya (Arikunto, 2006:58). Alasan peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas adalah karena peneliti ikut terlibat langsung dalam penelitian. Dalam penelitian ini, kelas yang berisi murid dijadikan obyek penelitian, maka siswa yang berada di kelas tersebut adalah sebagai populasi yang diteliti. Untuk lebih jelasnya tahap-tahapan dalam penelitian tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut:
9
Skema siklus penelitian Perencanaan Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan SIKLUS III
? Gambar 1.1 Skema Siklus Penelitian (Arikunto, 2008:16) 2. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV di MI Sruwen IV, yang berjumlah 30 siswa, terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Peneliti memilih kelas IV karena pada kelas ini merupakan peralihan dari masa bermain ke dalam masa belajar yang sesungguhnya. Karena itu sering terjadi kesulitan bagi siswa dalam beradaptasi dengan suasana belajar yang baru. Hal ini dilihat dari banyaknya jumlah siswa kelas IV MI Sruwen IV yang nilainya belum mencapai KKM. Berikut adalah daftar nilai kelas IV MI Sruwen IV
10
Tabel 1.1 Nilai Evaluasi Terakhir Kelas IV MI Sruwen IV Daftar nilai kelas IV No
Nama
Evaluasi terakhir
1
A
60
2
70
3
B C
4
D
70
5
E
60
6
F
50
7
G
70
8
H
50
9
I
40
10
60
11
J K
12
L
60
13
M
70
14
N
70
15
O
60
16
P
50
17
Q
50
18
R
70
19
S
60
20
T
60
21
U
70
22
V
50
23
W
50
24
X
60
25
Y
70
26
Z
50
27
AB
70
28
AC
40
29
AD
50
40
70
11
30
AE
30
Jumlah siswa yang tuntas
10
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa dari sejumlah 30 siswa, 10 siswa atau 33,3% memperoleh nilai sesuai KKM dan 20 siswa atau 66,6% yang lain belum memenuhi KKM. Sementara yang diinginkan guru adalah lebih dari 80% siswa nilainya mencapai KKM. Untuk itu, peneliti mencoba mencari suatu solusi yang dapat memecahkan masalah tersebut sehingga prestasi belajar siswa kelas IV MI Sruwen IV dapat meningkat. 3. Langkah-langkah Penelitian Tahap-tahap dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan penting (Arikunto, 2008:16), yaitu: a. Tahap rencana (planning) 1) Membuat skenario atau konsep pembelajaran dengan penerapan metode index card match (Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) ). 2) Membuat kartu index terpisah (metode index card match). 3) Menyusun soal pre test dan post test. 4) Membuat simulasi perbaikan. b. Tahap tindakan (action)
Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang berupa penerapan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang tertulis pada RPP dan tahap perencanaan.
12
c. Tahap pengamatan (observation) Pada tahap ini segala aktivitas siswa dalam proses pembelajaran diamati, dicatat dan dinilai, kemudian dianalisis untuk dijadikan umpan balik. Pengamatan tersebut meliputi keaktifan dan inisiatif siswa selama pembelajaran berlangsung. d. Tahap Analisis dan refleksi (reflection) Untuk mengetahui ketercapaian dan keberhasilan tujuan penelitian. Tahap refleksi (reflection), meliputi : 1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran. 2) Evaluasi hasil observasi. 3) Analisis hasil pembelajaran. Memperbaiki kelemahan siklus I pada siklus II dan siklus III.
4. Instrumen penelitian Intrumen pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian tindakan ini adalah: a. Silabus, yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran kelas serta penelitian hasil belajar. b. Rencana
pelaksanaan
pembelajaran
(RPP),
yaitu
seperangkat
pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran, masing-masing rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator penyampaian hasil belajar, tujuan khusus, kegiatan belajar mengajar dan beberapa soal latihan.
13
c. Soal pre test dan post test, yaitu tes tertulis digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai yang menggambarkan pencapaian target kompetensi. Adapun pre test dilakukan diawal pembelajaran dan post test diakhir pembelajaran. d. Lembar observasi, untuk mengamati siswa dan guru selama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan metode index card match berlangsung. 5. Pengumpulan data Teknik pengumpulan data adalah metode yang digunakan peneliti dalam merekam data (informasi) yang dibutuhkan (Suyadi, 2011:84). Lebih jelasnya metode pengumpulan data akan diuraikan sebagai berikut: a. Metode Observasi (pengamatan). Observasi (pengamatan) adalah suatu pengamatan langsung terhadap peserta didik dengan memperhatikan tingkah lakunya secara teliti (Farikhah, 2006:10). Dalam hal ini guru dan mitra guru mengamati semua perilaku siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. b. Metode Dokumentasi Metode ini dalam arti sempit adalah sebagai kumpulan data verbal yang berbentuk tulisan, dalam arti luas adalah dokumen, sertifikat, foto, tape dan lainnya
(Arikunto, 2002:64). Metode ini
digunakan untuk mendapatkan gambaran umum sekolah, keadaan guru, keadaan sarana prasarana dan keadaan siswa.
14
c. Tes Tes ini dilakukan untuk mendapatkan data kuantitatif dari siswa yang berupa nilai hasil pre test dan post test. 6. Teknik Analisis data Untuk
menganalisis
tindakan
keberhasilan
atau
prestasi
keberhasilan siswa, maka dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal pre test diawal pembelajaran dan soal post test diakhir pembelajaran. Analisis dihitung menggunakan statistik sederhana, yaitu: a. Untuk menilai ulangan tes formatif dilakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut, sehingga diperoleh rata-rata tes formatif, dapat dirumuskan sebagai berikut : M= Keterangan : M = Nilai rata-rata ∑X= Jumlah semua nilai siswa N = Jumlah siswa (Djamarah, 2000:264). b. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa, digunakan rumus sebagai berikut: P=
x 100%
Keterangan : P = persentase f = jumlah siswa (frekuensi). 15
N = jumlah seluruh siswa (Djamarah, 2000:225-226).
H. Sistematika Penulisan Secara garis besar sistematika penulisan skripsi dalam penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut: Bagian awal yang terdiri dari: Halaman Sampul, Lembar Logo, Halaman Judul, Lembar
Persetujuan, Pernyataan Keaslian Tulisan, Mutu dan
Persembahan, Kata Pengantar, Abstrak, Daftar Isi dan Daftar Lampiran. 1. Bagian inti dari skripsi terdiri dari: BAB I
Berisi Pendahuluan, Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan, Manfaat Penelitian,Definisi Operasional, Metode penelitian, dan Sistematika Penulisan.
BAB II
Berisi kajian pustaka yang mencakup prestasi belajar, metode pembelajaran, metode index card match, karakteristik pembelajaran IPA.
BAB III
Pelaksanaan Penelitian, mencakup deskripsi lokasi dan deskripsi pelaksanaan siklus I siklus II dan seterusnya.
BAB IV
Hasil
Penelitian
dan
Pembahasan,
mencakup
deskripsi tiap siklus dan pembahasan tiap siklus yaitu siklus I, II dan III.
16
BAB V
Penutup, mencakup kesimpulan hasil penelitian dan saran–saran yang selanjutnya akan bermanfaat bagi perkembangan teori maupun praktek bidang yang diteliti.
17
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 1991:2). Belajar merupakan proses orang memperoleh kecakapan, ketrampilan, dan sikap (Yamin, 2005:97). Menurut Hamalik (1990:21) belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Dalam Al Quran juga dijelaskan pada ayat:
Artinya: “dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu): "Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya," lalu mereka melemparkan janji itu[258] ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruknya tukaran yang mereka terima” [258] Di antara keterangan yang disembunyikan itu ialah tentang kedatangan Nabi Muhammad s.a.w. (Q.S Ali Imran : 187).
18
Dari penjelasan ayat tersebut dapat kita ambil sebagai dasar untuk kita selalu menuntut ilmu (belajar). Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dikerjakan atau dilakukan (Depdiknas, 2007:895). Prestasi berasal dari bahasa belanda yaitu prestatie, sedangkan dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha (Arifin,1998:2). Menurut Soetomo (1993:294) prestasi adalah nilai kemampuan hasil belajar anak yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan anak terhadap materi yang diberikan untuk mengetahui tingkat kecerdasan seseorang. Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:895) Prestasi Belajar
adalah
penguasaan
pengetahuan
atau
ketrampilan
yang
dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. Menurut Sukmadimata (2004:102), prestasi belajar adalah suatu realisasi atau wujud nyata dari hasil kemampuan yang dimiliki oleh seseorang.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi 2 jenis (Slameto, 1991:56), yaitu :
19
a. Faktor Intern Faktor intern dibagi menjadi 3, yaitu : 1. Faktor jasmaniah a) Faktor kesehatan Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya, proses belajar mengajar akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu. Oleh karena itu, agar dapat belajar dengan baik seseorang harus selalu menjaga kesehatan badannya. b) Cacat tubuh Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar, siswa yang cacat belajarnya akan terganggu dengan keadaan itu. Hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu. 2. Faktor psikologis a) Intelegensi Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsepkonsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
20
Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. b) Perhatian Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu semata-mata tertuju pada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan obyek. c) Minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat sangat berpengaruh terhadap proses belajar, bila bahan pelajaran tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaikbaiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. d) Bakat Bakat adalah potensi atau kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir (Ahmadi, 2004:82). Apabila bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasilnya lebih baik karena ia senang belajar dan selanjutnya lebih giat lagi dalam belajar. e) Motif Motif merupakan suatu pendorong untuk melakukan sesuatu dan motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai.
21
f) Kematangan Suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. g) Kesiapan. Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. 3. Faktor kelelahan Kelelahan dibedakan menjadi dua, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. b. Faktor Ekstern Faktor ini dikelompokkan menjadi 3, yaitu: 1. Faktor keluarga a) Cara orang tua mendidik Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Cara orang tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap belajarnya.
22
b) Relasi antar keluarga Relasi antar keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dan anaknya, hubungan yang terbaik dalam keluarga adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang. c) Susana rumah. Agar anak dapat belajar dengan baik perlu diciptakan suasana rumah yang tenang, sehingga anak akan betah tinggal di rumah dan anak dapat belajar dengan baik. d) Keadaan ekonomi keluarga. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal makan, pakaian, perlindungan kesehatan, dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, alat tulis, buku-buku, dan lain-lain. e) Pengertian orang tua. Dalam belajar anak perlu dorongan dan perhatian orang tua. f) Latar belakang kebudayaan. Tingkat
pendidikan
atau
kebiasaan
di
dalam
keluarga
mempengaruhi belajar, dalam keluarga anak perlu ditanamkan kebiasaan-kebiasaaan yang baik, agar mendorong anak giat belajar.
23
2. Faktor sekolah a) Metode mengajar Metode mengajar adalah suatu jalan atau cara yang harus dilalui di dalam mengajar. Dalam proses belajar mengajar guru harus bisa menggunakan metode yang bervariasi, agar suasana pembelajaran menjadi efektif dan efisien, sehingga siswa tidak akan merasa bosan. b) Kurikulum. Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. c) Relasi guru dengan siswa. Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab, menyebabkan proses belajar-mengajar itu kurang lancar. Siswa akan merasa jauh dari guru, maka akan segan berpartisipasi secar aktif dalam belajar. d) Relasi siswa dengan siswa Menciptakan relasi yang baik antar siswa adalah perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa. e) Disiplin sekolah. Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Agar siswa disiplin, guru beserta staf yang lain harus disiplin pula.
24
f) Alat pelajaran. Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap adalah perlu, agar guru dapat mengajar dengan baik sehingga siswa dapat menerima pelajaran dan dapat belajar dengan baik pula. g) Waktu sekolah. Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah. Jika siswa terpaksa masuk sekolah sore hari sebenarnya itu kurang baik, karena pada sore hari seharusnya waktu siswa untuk istirahat, tetapi terpaksa masuk sekolah, hingga mereka mendengarkan pelajaran sambil mengantuk dan sebagainya. h) Standard pelajaran di atas ukuran. Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan masing-masing, yang terpenting tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai. i) Keadaan gedung. Dengan sejumlah siswa yang banyak serta variasi karakteristik siswa menuntut keadaan gedung harus memadai di dalam setiap kelas. j) Metode belajar. Cara belajar yang tepat akan efektif pada hasil belajar siswa, demikian juga dalam pembagian waktu untuk belajar.
25
k) Tugas rumah. Waktu belajar yang paling utama adalah di sekolah, disamping untuk belajar di rumah juga digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang lain. Oleh karena itu, guru seharusnya tidak memberikan tugas terlalu banyak. 3. Faktor masyarakat. a) Kegiatan siswa dalam masyarakat. Siswa harus dapat membatasi kegiatannya dalam masyarakat agar belajarnya tidak terganggu. b) Mass media. Mass media yang baik dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap siswa, sebaliknya mass media yang kurang baik juga akan memberi pengaruh jelek pada siswa. Maka siswa perlu mendapat bimbingan dan kontrol yang bijaksana dari pihak orang tua dan pendidik, baik dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat. c) Teman bergaul. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlu diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik.
26
d) Bentuk kehidupan masyarakat. Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang yang tidak terpelajar dan mempunyai kebiasaan tidak baik akan berpengaruh terhadap siswa. Sebaliknya, jika lingkungan siswa adalah orang yang terpelajar, maka akan berpengaruh pula dengan
hal-hal
yang
dilakukan
oleh
orang-orang
di
lingkungannya.
3. Prinsip-Prinsip Belajar Kata prinsip mempunyai makna suatu kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir (Fajar dan Senja, 2008:671). Beberapa prinsip atau kaidah dalam proses pembelajaran sebagai hasil eksperimen para ahli psikologi yang berlaku secara umum sebagaimana yang dikemukakan oleh Rusyan (Sagala, 2003:54) sebagai berikut: a. Motivasi, kematangan dan kesiapan diperlukan dalam proses belajar mengajar. Tanpa motivasi dalam proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan efektif. b. Pembentukan persepsi yang tepat terhadap rangsangan sensoris merupakan dasar dari proses belajar yang tepat. Bila interpretasi dan persepsi individu terhadap objek, benda situasi, rangsangan di sekitarnya keliru atau salah, terutama pada tahap-tahap awal belajar,
27
maka belajar selanjutnya merupakan akumulasi kesalahan diatas kesalahan. c. Kemajuan dan keberhasilan proses belajar mengajar ditentukan oleh bakat khusus, taraf kecerdasan, minat serta tingkat kematangan, sifat dan intensitas dari bahan yang dipelajari. d. Proses belajar mengajar dapat dangkal, luas dan mendalam, tergantung pada materi yang menjadi pembahasan dalam pembelajaran tersebut.
4. Tujuan Belajar Menurut Surakhmad (1994:65) tujuan belajar adalah untuk mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan, pemahaman kecakapan, serta pembentukan sikap dan perbuatan. Tujuan belajar menurut ajaran Islam dapat dijelaskan pada ayat Al Qur’an dibawa ini:
Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan (1) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah (3) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam (4) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (5)”.
28
Adapun menurut Sardiman (2009:25) tujuan belajar ada tiga jenis, yaitu: a) Untuk mendapatkan pengetahuan. Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir, tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan. b) Penanaman konsep dan ketrampilan. Peranan konsep juga memerlukan suatu ketrampilan, yaitu ketrampilan yang bersifat jasmani dan rohani. Ketrampilan jasmani adalah ketrampilan yang dapat dilihat dan diamati, sedangkan ketrampilan rohani bersifat sebaliknya. Ketrampilan dapat dididik, yaitu dengan banyak melatih kemampuan. c) Pembentukan sikap Dalam menumbuhkan mental, perilaku, dan pribadi anak didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Untuk itu, dibutuhkan kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan berfikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi
(Semiawan, 2008:11), adalah:
29
Prestasi
Belajar
Anak
a. Pemenuhan kebutuhan psikologis dan fisiologi, yaitu; kebutuhan primer, pangan, sandang dan perumahan serta kasih sayang, perhatian, penghargaan terhadap dirinya dan peluang mengaktualisasikan dirinya. b. Intelegensi, emosi, dan motivasi. Prestasi belajar bukan saja dipengaruhi oleh kemampuan intelektual yang bersifat kognitif, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor non kognitif seperti emosi, motivasi, kepribadian serta berbagai pengaruh lingkungan. Keseimbangan antara inteligensi intelekual dan inteligensi emosional diperlukan antara lain untuk berkonsentrasi terhadap materi pelajaran yang dihadapi, mengatasi stress atau kecemasan dalam persoalan tertentu. Hal ini berkenaan dengan bijaknya seseorang terhadap perasaan sendiri. Semua ini terkait juga dengan motivasi internal
yaitu
kecenderungan
seseorang
untuk
secara
internal
berprakarsa secara terarah, memiliki dorongan untuk maju. Motivasi ini bersumber dari keyakinan kemampuanya untuk memperoleh sukses dalam upaya mencapai sasaran yang diinginkan. Hal ini berdampak pada upaya mewujudkan prestasi belajar, mengaktualisasikan potensi seoptimal mungkin. c. Pengembangan kreativitas. Setiap anak dilahirkan dengan bakat yang merupakan potensi kemampuan yang berbeda-beda dan terwujud karena interaksi yang dinamis antara keunikan individu dan pengaruh lingkungan.
30
B. Metode Pembelajaran 1. Pengertian Metode Menurut Slameto (1991:84) metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu, sedangkan menurut Djamarah (2006:46) metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan beberapa pengertian metode tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Kedudukan Metode dalam Belajar Mengajar Kedudukan metode dalam belajar mengajar meliputi beberapa hal, yaitu: a) Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik. Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman dalam Djamarah (2006:73) adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Karena itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang. b) Metode sebagai strategi pengajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar, menurut Roestiyah dalam Djamarah (2006:74), guru harus memiliki srtategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki srategi itu adalah harus
31
menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. Dengan demikian, metode mengajar adalah srategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan. c) Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan. Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar dan pedoman yang memberi arah kemana kegiatan belajar mengajar akan dibawa. Kegiatan belajar mengajar harus memiliki tujuan yang jelas. Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Jadi, guru sebaiknya menggunakan metode yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan pengajaran.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode menurut Surakhmad (1990:97), yaitu: a. Anak didik. Di sekolah, perilaku anak didik selalu menunjukkan perbedaan, ada yang pendiam, kreatif, suka bicara, pemurung, periang dan sebagainya. Semua perilaku anak didik tersebut mewarnai suasana kelas. Semakin banyak jumlah anak didik di kelas, semakin mudah terjadi konflik dan cenderung sukar dikelola. Dengan demikian, kematangan anak didik yang bervariasi mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pengajaran.
32
b. Tujuan. Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. c. Situasi. Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari ke hari (bervariasi). d. Fasilitas. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan metode belajar. e. Guru. Kepribadian,
latar
belakang
pendidikan,
dan
pengalaman
mengajar adalah permasalahan guru yang dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.
Adapun kriteria pemilihan metode adalah seperti dikemukakan berikut ini (Slameto, 1991:98) : a. Tujuan Pengajaran, yaitu tingkah laku yang diharapkan dapat dinampakkan siswa setelah proses belajar mengajar. b. Materi pengajaran, yaitu bahan yang disajikan dalam pengajaran. c. Besar kelas (jumlah siswa), yaitu banyaknya siswa yang mengikuti pelajaran dalam kelas yang bersangkutan. Kelas dengan 5-10 orang
33
siswa memerlukan metode yang berbeda dari metode pengajaran untuk kelas dengan 50-100 siswa. d. Kemampuan siswa, yaitu kemampuan siswa untuk menangkap dan memperkembangkan bahan pengajaran yang diajarkan. e. Kemampuan
guru/dosen/instruktor,
yaitu
kemampuan
dalam
menggunakan berbagai jenis metode pengajaran. f. Fasilitas yang tersedia, yaitu bahan atau alat bantu serta fasilitas lain yang digunakan untuk meningkatkan efektivitas pengajaran. g. Waktu yang tersedia, yaitu jumlah waktu yang direncanakan atau dialokasikan untuk menyajikan bahan pengajaran guna mencapai tujuan pengajaran yang sudah ditentukan.
4. Prinsip-prinsip Pemilihan Metode Terdapat 5 prinsip di dalam memilih metode mengajar, yaitu: a. Asas maju berkelanjutan (continuous progress) yang artinya memberi kemungkinan kepada murid untuk mempelajari sesuatu sesuai dengan kemampuannya. b. Penekanan pada belajar sendiri, artinya anak-anak diberi kesempatan untuk mempelajari dan mencari sendiri bahan pelajaran lebih banyak lagi daripada yang diberikan oleh guru. c. Bekerja secara team, dimana anak-anak dapat mengerjakan sesuatu pekerjaan yang memungkinkan anak bekerja sama.
34
d. Multidisipliner, artinya memungkinkan anak-anak untuk mempelajari sesuatu meninjau dari berbagai sudut. e. Fleksibel, dalam arti dapat dilakukan menurut keperluan dan keadaan.
C. Metode Index Card Match Metode index card match sebagai salah satu pilihan metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran dan diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa serta semangat anak dalam proses pembelajaran. Metode tersebut merupakan metode yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian, materi baru pun tetap bisa diajarkan dengan metode ini. 1. Langkah-langkah Metode Index Card Match (Zaini, dkk, 2002:64). Langkah-langkah metode index card match adalah 1) membuat potongan-potongan kertas sesuai dengan jumlah siswa, 2) kemudian potongan-potongan kertas tersebut dibagi menjadi dua bagian yang separuh bagian berisi pertanyaan dan separuhnya lagi berisi jawaban, 3) sebelum dibagikan kepada setiap siswa, potongan-potongan kertas tersebut diacak terlebih dahulu sehingga antara jawaban dan soal akan tercampur, 4) setelah itu dibagikan kepada siswa dan setiap siswa mendapatkan satu kertas, separuh siswa akan mendapatkan pertanyaan dan separuhnya mendapatkan jawaban, 5) guru menjelaskan bahwa ini adalah aktifitas berpasangan, 6) jika mereka sudah menemukan pasangannya mintalah untuk
duduk
berdekatan
kemudian
35
dijelaskan
juga
agar
tidak
memberitahukan materi yang didapat kepada teman yang lain, 7) setelah semua menemukan pasangannya dan duduk berdekatan, minta setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan pertanyaan yang diperoleh dengan keras kepada teman-teman yang lain, 8) akhiri proses tersebut dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan. 2. Kelebihan Metode Index Card Match a) Menumbuhkan sifat bekerja sama dalam menyelesaikan masalah b) Materi pelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa c) Mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan d) Meningkatkan hasil belajar siswa mencapai ketuntasan belajar e) Tidak membutuhkan biaya mahal dalam membuatnya. 3. Kekurangan Metode Index Card Match a) Membutuhkan waktu yang lama bagi siswa untuk menyelesaikan tugas b) Guru harus meluangkan waktu lebih c) Membutuhkan waktu yang lama untuk mempersiapkan d) Guru harus memiliki ketrampilan yang memadai dalam pengelolaan kelas e) Suasana kelas menjadi gaduh sehingga dapat menganggu kelas lain
36
D. Pembelajaran IPA 1. Pengertian IPA Mata pelajaran IPA merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsepkonsep, prinsip-prinsip, proses penemuan dan memiliki sikap ilmiah (Departemen Agama, 2004:205). Menurut Ali dan Rahma (1991:18) menjelaskan bahwa IPA adalah ilmu yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan atas pengamatan. Pendidikan IPA merupakan disiplin ilmu yang di dalamnya terkait dengan ilmu pendidikan dan IPA itu sendiri.
2. Fungsi dan Tujuan IPA Mata pelajaran IPA di MI berfungsi untuk menguasai konsep dan manfaat pengetahuan alam dalam kehidupan sehari-hari serta untuk melanjutkan pendidikan kejenjang selanjutnya. Secara umum tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah sebagai berikut (Departemen Agama, 2006:206) : a. Menanamkan pengetahuan dan konsep-konsep Pengetahuan Alam yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. b. Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap Pengetahuan Alam dan teknologi. c. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
37
d. Ikut serta dalam memelihara dan melestarikan lingkungan alam. e. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara Pengetahuan Alam, lingkungan, teknologi dan masyarakat. f. Menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Allah SWT.
3. Ruang lingkup IPA Ruang lingkup mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD/MI meliputi dua aspek : a. Kerja ilmiah yang mencakup; penyelidikan/penelitian, berkomunikasi ilmiah. Pengembangan kreativitas dan pemecahan masalah, sikap dan nilai ilmiah. b. Pengembangan konsep dan penerapannya, yang mencakup: 1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. 2) Benda/materi, sifa-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas. 3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana. 4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.
38
5) Pengetahuan
Alam,
lingkungan,
teknologi
dan
masyarakat
(salingtemas) merupakan penerapan konsep Pengetahuan Alam dan saling keterkaiatan dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat melalui pembuatan suatu karya teknologi sederhana termasuk merancang dan membuat.
4. Standar Kompetensi IPA di MI a. Mampu bersikap ilmiah dengan penekanan pada sikap ingin tahu, bertanya, bekerjasama, dan peka terhadap makhluk hidup dan lingkungan. b. Mampu menterjemahkan perilaku alam tentang diri dan lingkungan di sekitar rumah dan madrasah. c. Mampu memahami proses pembentukan ilmu dan melakukan inkuiri ilmiah, melalui pengamatan dan sesekali melakukan penelitian sederhana dalam lingkup pengalamannya. d. Mampu memanfaatkan Pengetahuan Alam dan merancang atau membuat produk teknnologi sederhana dengan menerapkan prinsip Pengetahuan Alam dan mampu mengelola lingkungan di sekitar rumah dan madrasah serta memiliki saran atau usul untuk mengatasi dampak negatif teknologi di sekitar rumah dan madrasah.
39
5. Materi Pelajaran IPA Kelas IV a. Materi: Menggolongkan Hewan Allah menciptakan segala sesuatu di alam semesta ini bukan tanpa tujuan, seperti hewan, tumbuhan, dan lain sebagainya. Tidak mungkin semuanya itu diciptakan kecualiu memiliki suatu kegunaan. Allah swt berfirman:
142. dan di antara hewan ternak itu ada yang dijadikan untuk pengangkutan dan ada yang untuk disembelih. makanlah dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
Ayat di atas menjelaskan bahwa terbagi menjadi beberapa golongan ada yang untuk pengangkutan, disembelih, dan boleh atau tidak untuk dimakan. Isi kandungan ayat di atas sebagai dasar peneliti dengan memilih materi penggolongan hewan. Adapun materinya sebagai berikut: 1) Menggolongkan Hewan Berdasarkan Jenis Makanannya a) Hewan pemakan tumbuhan (Herbivora). Contoh hewan pemakan tumbuhan adalah sapi, kambing, kelinci. b) Hewan pemakan daging (karnivora). Contoh hewan pemakan daging adalah harimau, anjing,
40
c) Hewan pemakan tumbuhan dan daging (omnivora). Contoh hewan Omnivora adalah ayam, angsa, itik. 2) Ciri-ciri Hewan Herbivora, Karnivora dan Omnivora. a) Ciri-ciri hewan herbivora adalah memiliki gigi geraham yang kuat, memiliki gigi seri untuk memotong daun, memiliki perut yang besar, dan memiliki usus yang panjang. b) Ciri-ciri hewan karnivora adalah memiliki gigi taring (siung) yang tajam dan kuat untuk menangkap dan merobek mangsanya, kuku dan rahang kuat dan runcing, memiliki indra penglihatan, penciuman dan pendengaran yang tajam, kakinya kencang. c) Ciri-ciri hewan omnivora adalah memiliki organ pencernaan yang dapat digunakan untuk memakan makanan yang bersumber dari hewan dan tumbuhan. 3) Menggolongkan Hewan Berdasarkan Lingkungan Hidupnya (Indriati, dkk, 2010:21). a) Hewan yang hidup di darat 1) Hewan darat yang hidup di sekitar rumah. Contohnya ayam, kucing, nyamuk, kambing, sapi, kelinci, bebek. 2) Hewan darat yang hidup di hutan. Contohnya harimau, singa, gajah. 3) Hewan darat yang hidup di dalam gua. Contohnya kelelawar, ular, beruang.
41
4) Hewan darat yang hidup di dalam tanah. Contohnya cacing, semut, kalajengking, rayap. b) Hewan yang hidup di air. Ada 3 jenis perairan yaitu: 1) Perairan asin. Contohnya :ikan tuna, hiu udang. 2) Perairan tawar. Contohnya: ikan mas, tawes, lele, dan belut. 3) Perairan payau. Hewan yang hidup di perairan payau antara lain: udang dan ikan bandeng. c) Hewan yang hidup di darat dan di air(amfhibi). Contoh hewan amfhibi adalah katak, buaya, kepiting, kura-kura. Makanan hewan tersebut berasal dari sesama hewan.
E. Metode Index Card Match Dalam Pembelajaran IPA Menurut Garnida dan Budiman (2002:163) IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Index card match (mencari pasangan) merupakan metode yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya (Zaini, dkk, 2002:64). Alasan penggunaan metode index card match dalam pembelajaran IPA adalah siswa akan lebih bersemangat dalam proses belajar mengajar, karena
42
mereka merasa pembelajaran yang dilakukan menyenangkan. Selain itu, dalam pembelajaran IPA materi menggolongkan hewan akan lebih menarik apabila menggunakan metode index card match (mencari pasangan). Penerapan metode index card match dalam pembelajaran IPA materi menggolongkan hewan adalah tiap-tiap peserta didik nantinya akan diberikan satu kartu yang berisi informasi atau pertanyaan dan jawaban secara acak. Peserta didik kemudian diminta untuk menemukan temannya yang memiliki kartu dengan jawaban dari pertanyaan atau pernyataan yang dibawa teman yang lain. Peserta didik yang telah menemukan pasangannya tersebut, kemudian berkumpul menjadi satu dan menyajikan sendiri apa yang telah ditemukannya. Metode ini membantu guru dalam usaha mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, serta menambah macam kreasi mengajar yang dimiliki guru. Berdasarkan paparan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat kaitan yang erat antara penerapan metode index card
match dalam
pembelajaran IPA ditingkat Madrasah Ibtidaiyah, sehingga peneliti tertarik untukmenyampaikan materi pelajaran tentang menggolongkan hewan dengan menggunakan metode ini.
43
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subyek Penelitian 1. Gambaran umum MI Sruwen IV, Kec. Tengaran, Kab. Semarang. a. Lokasi penelitian Tempat penelitian
: MI Sruwen IV, Kec. Tengaran, Kab. Semarang.
Alamat penelitian
: Jl. Kemetiran, sruwen IV, Kec. Tengaran, Kab. Semarang. 50775.
Mata pelajaran
: IPA
Materi pokok
: Menggolongkan Hewan
Kelas/semester
: IV/I
b. Keadaan guru MI Sruwen IV, Kec. Tengaran, Kab. Semarang. Tabel 3.1 Guru MI Sruwen IV NO
NAMA
L/P
Ijazah
Jabatan
1
Muhammad Fattah Amin, S.Ag.
L
S1
Kepala sekolah
2
Hanik Tazkiyah
P
SI
Wali kelas VI
3
Sumarno, A.Ma.
L
D2
Wali kelas I
4
St. Sholihatun, S.Pd.I
P
SI
Wali kelas V
5
Titin Kurniatin, S.A.Ma.
P
D2
Guru mapel
6
Giyarti, S.Pd.
P
S1
Wali kelas II
7
Fajar Andy S., S.Pd.I.
L
SI
Wali kelas IV
8
Drs. Jaroni
L
SI
Wali kelas III
9
Sumanto, A.Ma.
L
D2
Guru maple
44
c. Karakteristik siswa Kelas IV Siswa kelas IV MI Sruwen IV berjumlah 30 siswa, terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut. Tabel 3.2 Siswa Kelas IV di MI Sruwen IV No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AB AC AD AF
L/P L L L P P P P P L L P P P L P P L L P L P L P L P P L L L L 45
Pekerjaan orang tua Petani Petani Petani Swasta Petani Swasta Pegawai Swasta Peternak Swasta Peternak Swasta Buruh Petani Swasta Petani Swasta Pegawai Swasta Petani Swasta Petani Swasta Buruh Petani Petani buruh Swasta Petani Petani
d. Pelaksanaan penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam semester I tahun ajaran 2011-2012. Penelitian dilaksanakan dalam 3 siklus. Penelitian tersebut menggunakan jam mata pelajaran IPA sesuai dengan jadwal pelajaran IPA kelas IV MI Sruwen IV, Kec. Tengaran, Kab. Semarang. Waktu pelaksanaan sebagai berikut: 1)
Kegiatan siklus I, tanggal 10 September 2011
2)
Kegiatan siklus II, tanggal 15 September 2011
3)
Kegiatan siklus III, tanggal 17 September 2011
B. Deskripsi Siklus I 1. Perencanaan Pada tahap ini peneliti merencanakan : a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), memuat serangkaian kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode index card match. b. Merancang dan membuat kartu index terpisah (metode index card match). Langkah-langkahnya adalah: 1) membuat potongan-potongan kertas sesuai dengan jumlah siswa, 2) kemudian potongan-potongan kertas tersebut dibagi menjadi dua bagian yang separuh bagian berisi pertanyaan dan separuhnya lagi berisi jawaban, 3) sebelum dibagikan
46
kepada setiap siswa, potongan-potongan kertas tersebut diacak terlebih dahulu sehingga antara jawaban dan soal akan tercampur. c. Menyusun alat evaluasi dan menyusun alat observasi. 2. Tindakan Siklus I dilaksanakan pada tanggal 10 September 2011. Penelitian siklus I ini sudah menggunakan metode index card match. Tahap-tahap yang dilakukan adalah : a. Kegiatan awal 1) Guru memberikan salam, membaca basmalah bersama. 2) Guru memperkenalkan diri, menanyakan keadaan siswa dan menyiapkan buku IPA. 3) Melaksanakan pre test. b. Kegiatan inti 1) Guru menjelaskan materi yang telah dipilih terlebih dahulu. 2) Guru menyiapkan kartu index terpisah yang telah diacak. 3) Guru menjelaskan aturan permainan dari metode index card match. 4) Guru membagikan kartu index tersebut kepada siswa dan setiap siswa mendapatkan satu kertas 5) Siswa diminta untuk mencari pasangan, sesuai dengan soal yang dimiliki.
47
6) Ketika semua telah menemukan pasangannya, setiap pasangan secara bergantian diminta untuk membacakan apa yang ada pada kartunya di depan kelas. c. Kegiatan akhir 1) Guru dan siswa menyimpulkan tentang pertanyaan dan jawaban yang benar kemudian guru menjelaskan kepada siswa tentang materi pelajaran yang telah diberikan melalui metode index card match. 2) Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa mengenai materi yang belum jelas. 3) Melaksanakan post test. 4) Guru dan siswa mengucapkan hamdalah bersama, salam penutup. 3. Observasi Hasil observasi menunjukkan adanya faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan metode index card match pada mata pelajaran IPA. 4. Refleksi Pengamat mencatat hal-hal yang mendukung dan menghambat proses pelaksanaan pembelajaran untuk dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.
48
C. Deskripsi Siklus II 1. Perencanaan Tahap perencanaan meliputi : a. Menentukan waktu pelaksanaan siklus II yaitu pada tanggal 15 September 2011. d. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), memuat serangkaian kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode index card match. b. Merancang dan membuat kartu index terpisah, menuliskan pertanyaan dan jawaban mengenai materi yang akan dijelaskan. c. Menyusun alat evaluasi dan menyiapkan alat observasi. 2. Tindakan a. Kegiatan awal. 1) Guru mengkondisikan kelas dengan mengajak siswa melakukan “tepuk anak sholeh” dilanjutkan “tepuk diam”. 2) Guru mengucapkan salam dengan jelas, membaca basmalah bersama, menanyakan keadaan siswa, menyiapkan buku IPA. 3) Melaksanakan pre test. b. Kegiatan inti 1) Guru menjelaskan materi yang telah dipilih terlebih dahulu. 2) Guru menegur dan memotivasi siswa yang bermain/bergurau dengan teman. 3) Guru melakukan tanya jawab tentang materi yang terkait. 49
4) Guru menyiapkan kartu index terpisah yang telah diacak. 5) Sebelum kartu dibagikan, guru menjelaskan aturan permainan metode index card match dengan jelas dan memberikan contoh permainan tersebut sampai siswa benar-benar paham. 6) Guru membagikan kartu index tersebut kepada siswa dan setiap siswa mendapatkan satu kertas. 7) Siswa diminta untuk mencari pasangan, sesuai dengan soal yang dimiliki. 8) Guru membimbing dan mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan dalam mencari pasangan. 9) Ketika semua telah menemukan pasangannya, guru membimbing siswa secara bergantian untuk membacakan apa yang ada pada kartunya di depan kelas. c. Kegiatan akhir 1) Guru dan siswa menyimpulkan tentang pertanyaan dan jawaban yang benar kemudian guru menjelaskan kepada siswa tentang materi pelajaran yang telah diberikan melalui metode index card match. 2) Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa mengenai materi yang belum jelas. 3) Melaksanakan post test. 4) Guru mengkondisikan kelas
50
5) Guru dan siswa mengucapkan hamdalah bersama, mengucapakan salam penutup 3. Observasi Hasil observasi menunjukkan adanya faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan metode index card match pada mata pelajaran IPA. 4. Refleksi Pengamat mencatat hal-hal yang mendukung dan menghambat proses pelaksanaan pembelajaran untuk dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.
D. Deskripsi Siklus III 1. Perencanaan Tahap perencanaan siklus III meliputi : a. Menentukan waktu pelaksanaan siklus III yaitu pada tanggal 17 September 2011. b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). c. Merancang dan membuat kartu index terpisah d. Menyusun alat evaluasi dan menyiapkan lembar observasi. 2. Tindakan a. Kegiatan awal 1) Guru mengkondisikan kelas dengan mengajak siswa melakukan “tepuk anak sholeh”, dilanjutkan “tepuk diam” 51
2) Guru mengucapakan salam dengan jelas, membaca basmalah bersama, menanyakan keadaan siswa, menyiapkan buku IPA. 3) Melaksanakan pre test. b. Kegiatan inti 1) Guru menjelaskan materi yang telah dipilih terlebih dahulu. 2) Guru menegur dengan tegas siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru dan memberikan motivasi. 3) Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya. 4) Guru menyiapkan kartu index terpisah yang telah diacak. 5) Sebelum kartu dibagikan, guru menjelaskan dan memberi contoh terlebih dahulu aturan permainan dari metode index card match tersebut sampai siswa benar-benar paham. 6) Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya mengenai aturan permainan metode index card match yang belum jelas. 7) Guru membagikan kartu index tersebut kepada siswa dan setiap siswa mendapat satu kartu. 8) Guru mengarahkan dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam mencari pasangan. 9) Ketika semua telah menemukan pasangannya, setiap pasangan secara bergantian diminta untuk membacakan apa yang ada pada kartunya di depan kelas.
52
c. Kegiatan akhir 1) Guru dan siswa menyimpulkan tentang pertanyaan dan jawaban yang benar kemudian guru menjelaskan kepada siswa tentang materi pelajaran yang telah diberikan melalui metode index card match. 2) Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa mengenai materi yang belum jelas. 3) Melaksanakan post test. 4) Guru mengkondisikan kelas dengan mengajak siswa melakukan “tepuk diam”. 5) Guru dan siswa mengucapkan hamdalah bersama. 6) Guru mengucapkan salam penutup. 3. Observasi Hasil observasi menunjukkan adanya faktor pendukung dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada kelas IV, sedangkan faktor penghambat berkurang pada pelaksanaan siklus III ini. 4. Refleksi Refleksi siklus III yaitu didapatkan satu konsep metode pembelajaran yang baru untuk pembelajaran IPA, materi menggolongkan hewan. Pada siklus III semua siswa telah aktif dan berpartisipasi dalam pembelajaran. Dari segi evaluasipun menunjukkan peningkatan yang nyata (lihat bab IV).
53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data dan Hasil Penelitian 1. Siklus I Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 10 September 2011 di kelas IV dengan jumlah 30 siswa. Adapun proses belajar mengacu pada rencana pembelajaran yang telah disiapkan. Sebagai nilai patokan ketuntasan digunakan nilai Ketuntasan Kriteria Minimum (KKM) kelas IV pada mata pelajaran IPA, yaitu 65. Berdasarkan hasil pre test dan post test diperoleh data sebagai berikut: a. Data prestasi siswa siklus I Tabel 4.1 Data Prestasi Siswa Siklus I Daftar Nilai Siklus I No
Nama
Pre test
Post test
1
A
40
50
2
B
60
80
3
C
30
50
4
D
70
90
5
E
40
60
6
G
50
70
7
H
70
90
8
I
30
50
9
J
50
70
10
K
50
60
11
L
70
80
12
M
40
60
13
N
60
70
14
O
60
90
15
P
40
50
54
16
Q
50
60
17
R
40
40
18
S
60
70
19
T
60
80
20
U
50
60
21
V
70
100
22
W
40
60
23
X
30
40
24
Y
50
60
25
Z
70
80
26
AB
30
50
27
AC
70
100
28
AD
50
80
29
AE
50
80
30
AF
20
50
2. Siklus II Siklus II dilaksanakan pada tanggal 15 September 2011 di kelas IV dengan jumlah 30 siswa.Berdasarkan hasil pre test dan post test diperoleh data sebagai berikut : a. Data prestasi siswa siklus II Tabel 4.2 Data Prestasi Siswa Siklus II Daftar Nilai Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nama A B C D E G H I J K L M
Pre test 50 40 50 70 30 40 60 50 70 60 50 30
55
Post test 70 60 70 90 60 70 80 70 80 70 80 50
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
N O P Q R S T U V W X Y Z AB AC AD AE AF
70 70 40 60 30 70 30 70 40 50 60 50 70 60 60 40 60 40
90 70 60 70 50 100 70 60 70 50 80 70 100 70 90 70 70 60
3. Siklus III Siklus III dilaksanakan pada tanggal 17 September 2011 di kelas IV dengan jumlah 30 siswa. Berdasarkan hasil pre test dan post test diperoleh data sebagai berikut: a. Data prestasi siswa siklus III Tabel 4.3 Data Prestasi Siswa Siklus III NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nama A B C D E G H I J K L M
Daftar Nilai Siklus III Pre test 30 50 60 60 60 70 70 60 40 50 60 40
56
Post test 70 80 90 80 70 90 100 80 70 90 100 70
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
N O P Q R S T U V W X Y Z AB AC AD AE AF
60 70 60 50 40 50 40 60 70 60 50 60 60 60 70 60 70 40
70 100 90 70 80 80 70 90 100 80 60 70 100 80 90 70 100 60
B. Pembahasan Hasil Penelitian Setelah melakukan berbagai kegiatan mulai dari kegiatan siklus I, siklus II dan siklus III diperoleh data ketuntasan belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Berikut ini data hasil penelitian pada siklus I, siklus II dan siklus III : 1. Data ketuntasan siswa siklus I Tabel 4.4 Data Ketuntasan Siswa Siklus I Daftar Nilai Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Responden A B C D E G H I J K
Pre test 40 60 30 70 40 50 70 30 50 50
57
Post test 50 80 50 90 60 70 90 50 70 60
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
L M N O P Q R S T U V W X Y Z AB AC AD AE AF Jumlah Nilai rata-rata Jumlah siswa yang tuntas Peningkatan yang terjadi
70 80 40 60 60 70 60 90 40 50 50 60 40 40 60 70 60 80 50 60 70 100 40 60 30 40 50 60 70 80 30 50 70 100 50 80 50 80 20 50 1500 2030 50 67,7 6 siswa/20% 15 siswa/50% 9 siswa/30%
Refleksi Hasil Tindakan siklus I. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa antara pre test dan post test mengalami peningkatan. Siklus I ini, hasil pre test siswa yang dapat mencapai KKM sebanyak 6 siswa atau 20%, dengan rata-rata kelas 50, sedangkan hasil post test siswa yang dapat mencapai KKM sebanyak 15 siswa atau 50%, dengan rata-rata kelas 67,7. Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa peningkatan jumlah siswa yang dapat mencapai KKM dari pre test ke post test sebanyak 9 siswa atau 30%. Namun demikian, masih ada siswa yang belum tuntas sebanyak 15 siswa atau 50%. Oleh karena itu, perlu adanya perbaikan dalam pembelajaran pada siklus selanjutnya. Berdasarkan pengamatan dan refleksi pada siklus I ini, terdapat faktor pendukung dan faktor penghambat dari guru dan siswa
58
beserta ide perbaikan yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya. Berikut ini tabel hasil pengamatan dan penjelasannya:
a. Hasil pengamatan guru siklus I Tabel 4.5 Pengamatan Guru Siklus I Kegiatan
Hasil B
C
Mengucapkan salam
Menyajikan materi pelajaran Menguasai materi pelajaran
K √
√
√
Penerapan metode
Hal yang menghambat Guru kurang jelas dalam mengucapkan salam
Guru harus lebih jelas dalam mengucapkan salam
Guru kurang jelas dalam intruksi permainan
Intruksi harus lebih jelas (memberikan contoh)
Lebih ditingkatkan dalam membimbing siswa Harus bisa memancing keingintahuan siswa Membimbing siswa dalam merumuskan kesimpulan
Dapat diterapkan dalam materi pelajaran
√
Membimbing siswa dalam kegiatan mencari pasangan
√
Belum optimal
Memberi kesempatan pada siswa bertanya jawab Guru dan siswa merumuskan kesimpulan materi
√
Guru belum bisa memancing keingintahuan siswa
Pelaksananaan evaluasi pembelajaran Mengucapkan salam penutup
Rencana perbaikan
Sesuai dengan skenario yang telah dibuat Guru dapat menyampaikan tujuan pembelajaran
√
Menjelaskan aturan permainan index card match
Hal yang mendukung
Guru kurang berinteraksi dengan siswa
√
Soal yang diberikan guru jelas
√
Belum mengondisikan kelas
√
59
Sebelum menutup pelajaran guru harus mengondisikan kelas terlebih dahulu.
Pengelolaan kelas
√
Banyak siswa bermain sendiri
Pengelolaan waktu
√
Kurang optimal
Pengelolaan kelas harus ditingkatkan Harus memperhatikan pengelolaan waktu
b. Hasil pengamatan siswa siklus I Tabel 4.6 Pengamatan Siswa Siklus I Kegiatan
Hasil B
C
K
Hal yang mendukung
Hal yang menghambat
Rancan perbaikan
Ada beberapa siswa yang tidak mendengar salam dari guru Sebagian siswa bermain/bergurau dengan teman
Suara guru harus lebih jelas
Siswa menjawab salam
√
Siswa memperhatikan penjelasan guru
√
Siswa mengajukan pertanyaan
√
Siswa pasif dalam mengajukan pertanyaan
Siswa menanggapi/menja wab pertanyaan
√
Siswa aktif dalam kegiatan mencari pasangan
√
Siswa kurang antusias dalam menanggapi pertanyaan Siswa masih kesulitan/sebagian siswa belum paham dengan intruksi guru
Siswa ikut menyimpulkan materi
√
Siswa mengerjakan tes evaluasi
Siswa menjawab salam
Siswa tidak tertarik menyimpulkan materi
guru harus lebih tegas (menegur dan memotivasi siswa). Guru harus lebih terampil dalam memotivasi siswa. Guru harus bisa membangkitkan antusias anak. Guru harus terampil dalam mengarahkan dan membimbing siswa Guru harus lebih semangat membimbing siswa
Siswa paham dengan soal yang diberikan guru
√
√
Ada beberapa siswa yang belum menjawab salam
60
Guru mengulang sampai semua siswa menjawab
1) Hal-hal yang mendukung : Guru: a) Penyajian materi sesuai dengan skenario yang telah dibuat b) Penguasaan materi oleh guru cukup baik. c) Metode index card match dapat diterapkan dalam materi pelajaran d) Soal evaluasi yang diberikan guru jelas. Siswa: a) Siswa mengerjakan soal evaluasi dengan tertib 2) Hal-hal yang menghambat : Guru: a) Guru kurang jelas dalam mengucapkan salam b) Guru kurang jelas dalam menerangkan instruksi permainan metode index card match. c) Guru belum optimal membimbing siswa dalam kegiatan mencari pasangan. d) Guru belum bisa memancing keingintahuan siswa. e) Guru kurang berinteraksi dengan siswa. f) Guru belum mengondisikan kelas ketika menutup pelajaran. g) Pengelolaan kelas dan pengelolaan waktu belum optimal. Siswa: a) Ada beberapa siswa yang tidak mendengar salam dari guru.
61
b) Beberapa siswa masih bicara atau bermain sendiri disaat guru menerangkan materi. c) Sebagian siswa tidak merespon pertanyaan dari guru ketika session tanya jawab berlangsung. d) Siswa masih kesulitan saat mencari teman ketika session mencari pasangan. e) Siswa kurang tertarik dalam menyimpulkan materi bersama guru. f) Ada beberapa siswa yang belum menjawab salam penutup dari guru 3) Ide perbaikan : Guru: a) Guru harus mengkondisikan kelas terlebih dahulu. b) Guru harus lebih jelas dalam mengucapkan salam. c) Guru dalam menerangkan intrusksi permainan index card match harus lebih jelas (memberikan contoh). d) Guru mengarahkan siswa agar memperhatikan materi yang dijelaskan guru dengan menegur siswa dan memberikan motivasi. e) Guru harus terampil dalam mengarahkan dan membimbing siswa dalam kegiatan mencari pasangan. f) Kemampuan guru dalam mengelola kelas dan pengelolaan waktu harus ditingkatkan.
62
g) Sebelum mengucapkan salam penutup, guru mengkondisikan kelas terlebih dahulu. 2. Data ketuntasan siswa siklus II Tabel 4.7 Data Ketuntasan Siswa Siklus II Daftar Nilai Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Responden A B C D E G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AB AC AD AE AF Jumlah Rata-rata Jumlah siswa yang tuntas Peningkatan yang terjadi
63
Pre test Post test 50 70 40 60 50 70 70 90 30 60 40 70 60 80 50 70 70 80 60 70 50 80 30 50 70 90 70 70 40 60 60 70 30 50 70 100 30 70 70 60 40 70 50 50 60 80 50 70 70 100 60 70 60 90 40 70 60 70 40 60 1570 2150 52,3 71,6 7 siswa/23,3% 22 siswa/73,3% 15 siswa / 50%
Refleksi Hasil Tindakan siklus II Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa antara pre test dan post test mengalami peningkatan. Siklus II ini, hasil pre test siswa yang dapat mencapai KKM sebanyak sebanyak 7 siswa atau 23,3% dengan rata-rata kelas 52,3, sedangkan hasil post test siswa yang dapat mencapai KKM sebanyak 22 siswa atau 73,3% dengan rata-rata kelas 71,6. Berdasarkan data diatas dapat diketahuai bahwa peningkatan jumlah siswa yang dapat mencapai KKM dari pre test ke post tes sebanyak 15 siswa atau 50%. Namun demikian, masih ada siswa yang belum tuntas sebanyak 8 siswa atau 26,6%. Oleh karena itu, perlu adanya perbaikan dalam pembelajaran pada siklus selanjutnya. Berdasarkan pengamatan dan refleksi pada siklus II ini, terdapat faktor pendukung dan faktor penghambat dari guru dan siswa beserta ide perbaikan yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya. Berikut ini tabel hasil pengamatan dan penjelasannya:
64
a. Hasil pengamatan guru siklus II Tabel 4.8 Pengamatan Guru Siklus II Kegiatan
Hasil B
Mengkondisikan kelas
Mengucapkan salam dengan jelas Menyajikan materi belajar
√
√
Menjelaskan aturan permainan index card match Penerapan metode
√
Pelaksananaan evaluasi pembelajaran Mengucapkan salam penutup Pengelolaan kelas
K
Hal yang mendukung Guru cukup kreatif (tepuk anak sholeh dan tepuk diam) Suara guru jelas
Hal yang menghambat
Perbaikan
Masih ada beberapa siswa yang tidak mengikuti instruksi guru
Guru harus lebih terampil dalam membimbing dan memotivasi siswa
Belum optimal
Harus lebih sabar dan telaten
Masih ada beberapa siswa bermain sendiri/bergurau
harus ditingkatkan
Sesuai dengan skenario yang telah dibuat Guru dapat menyampaikan tujuan pembelajaran Instruksi jelas dan sudah diberi contoh Dapat diterapkan dalam materi pelajaran
√
Menguasai materi pelajaran
Membimbing siswa dalam kegiatan mencari pasangan Memberi kesempatan pada siswa bertanya jawab Guru dan siswa merumuskan kesimpulan materi
C √
√
√
√
√
√
√
Guru sudah bisa memancing keingintahuan siswa Guru sudah bisa memotivasi siswa untuk merumuskan kesimpulan materi Soal yang diberikan guru jelas Suara guru jelas
√
65
dengan teman Pengelolaan waktu
sudah optimal
√
b. Hasil pengamatan siswa siklus II Tabel 4.9 Pengamatan Siswa Siklus II Aspek yang diamati
Hasil B
Suasana kelas terkondisi
Siswa menjawab salam
√
√
Siswa memperhatikan penjelasan guru Siswa mengajukan pertanyaan
C
K
Hal yang mendukung
Hal yang menghambat
Perbaikan
Sebagian siswa mulai mengikuti instruksi guru
Ada beberapa siswa yang masih asyik bergurau dengan teman
Guru harus lebih tegas
Beberapa siswa masih ada yang bermain/bergurau dengan teman
guru harus lebih tegas (menegur dan memotivasi siswa).
Siswa sudah terbiasa menjawab salam √
√
Siswa menanggapi/menj awab pertanyaan
√
Siswa aktif dalam kegiatan mencari pasangan
√
Siswa ikut menyimpulkan materi
√
Siswa mengerjakan tes evaluasi Siswa menjawab salam dari guru
√
√
Sebagian besar siswa sudah mulai aktif bertanya Sebagian siswa sudah antusias dalam menanggapi pertanyaan Siswa mulai aktif mencari pasangan
Siswa ikut serta dalam menyimpulkan materi Siswa paham dengan soal yang diberikan guru Siswa menjawab salam dengan kompak
66
Harus bisa membangkitkan antusias semua anak Guru harus terampil dalam mengarahkan dan membimbing siswa
1) Hal-hal yang mendukung : Guru: a) Guru cukup kreatif dalam mengkondisikan kelas b) Suara guru jelas c) Guru cukup terampil memotivasi siswa d) Instruksi sudah jelas dan sudah diberi contoh dalam aturan permainan metode index card match. Siswa: a) Siswa memperhatikan salam dari guru b) Sebagian siswa mulai aktif dan antusias dalam session tanya jawab c) Sebagian siswa ikut serta dalam
menyimpulkan materi
bersama guru d) Siswa mulai aktif mencari teman dalam kegiatan mencari pasangan, dalam siklus II ini ada peningkatan siswa dalam mencari pasangan dibandingkan siklus I. 2) Hal-hal yang menghambat : Guru: a) Masih ada beberapa siswa yang tidak mengikuti instruksi guru pada saat pengondisian kelas
67
b) Guru masih kurang menguasai kelas, hal itu terlihat masih ada beberapa siswa yang masih bermain sendiri pada saat guru menjelaskan materi. c) Ada beberapa siswa yang masih kesulitan dalam mencari teman dalam kegiatan mencari pasangan (metode index card match). 3) Ide perbaikan : a) Guru harus lebih tegas dan terampil dalam mengkondisikan kelas. b) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga siswa lebih antusias dalam pembelajaran. c) Guru mengarahkan siswa agar memperhatikan materi yang dijelaskan
guru
dengan
menegur
siswa
yang
tidak
memperhatikan dan memberikan motivasi. d) Guru harus lebih sabar dan telaten dalam membimbing siswa pada saat kegiatan mencari pasangan.
68
3. Data ketuntasan siswa siklus III Tabel 4.10 Data Ketuntasan Siswa Siklus III Daftar Nilai Siklus III NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama A B C D E G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AB AC AD AE AF Jumlah Rata-rata Jumlah siswa yang tuntas Peningkatan yang terjadi
69
Pre test Post test 30 70 50 80 60 90 60 80 60 70 70 90 70 100 60 80 40 70 50 90 60 100 40 70 60 70 70 100 60 90 50 70 40 80 50 80 40 70 60 90 70 100 60 80 50 60 60 70 60 100 60 80 70 90 60 70 70 100 40 60 1680 2450 56 81,6 6 siswa/20% 28 siswa/93,3% 22 siswa / 73,3%
Refleksi Hasil Tindakan siklus III Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa antara pre test dan post test mengalami peningkatan. Siklus III ini, hasil pre test siswa yang dapat mencapai KKM sebanyak 6 siswa atau 20% dengan rata-rata kelas 56, sedangkan hasil post test siswa yang dapat mencapai KKM sebanyak 28 siswa atau 93,3% dengan rata kelas 81,6. Berdasarkan data diatas dapat diketahuai bahwa peningkatan jumlah siswa yang dapat mencapai KKM dari pre test ke post test sebanyak 22 siswa atau 73,3% dan terdapat 2 siswa yang belum tuntas belajar. Setelah ditelusuri ternyata anak tersebut memang kemampuannya di bawah anak yang lainnya. Nilai rata-rata kelas dari pre test ke post test juga mengalami peningkatan, dengan demikian jumlah siswa yang dapat mencapai KKM melebihi patokan yang peneliti pakai, yaitu 80% dari jumlah seluruh siswa kelas IV. Berdasarkan
pengamatan
terdapat
faktor
pendukung,
sedangkan faktor penghambat berkurang pada pada pelaksanaan siklus III ini. Berikut ini tabel hasil pengamatan dan penjelasannya:
70
a. Hasil pengamatan guru siklus III Tabel 4.11 Pengamatan Guru Siklus III Kegiatan
Hasil B
Mengkondisikan kelas Mengucapkan salam Memotivasi siswa
Guru kreatif dalam menkondisikan kelas Suara guru jelas
√ √
Sudah terampil dalam memotivasi siswa Sesuai dengan skenario yang telah dibuat Instruksi jelas dan sudah diberi contoh
√
Menyajikan materi belajar
√
Menjelaskan aturan permainan index card match Penerapan metode Membimbing siswa dalam kegiatan mencari pasangan Memberi kesempatan pada siswa bertanya Guru dan siswa merumuskan kesimpulan materi Pelaksananaan evaluasi pembelajaran Mengucapkan salam penutup Pengelolaan kelas
√
Pengelolaan waktu
√
Hal yang mendukung
C K
Dapat diterapkan dalam materi pelajaran Sudah bagus dan telaten
√ √
Sudah baik
√
√
Guru sudah berinteraksi dengan siswa
√
Soal yang diberikan jelas
√
Suara jelas
√
Guru sudah memahami karakter siswa sehingga lebih mudah mengarahkan mereka Sudah baik dan sesuai yang diinginkan
71
Hal yang menghambat
Perbaikan
b. Hasil pengamatan siswa siklus III Tabel 4.12 Pengamatan Siswa Siklus III Kegiatan
Hasil B
Hal yang mendukung
C K
Siswa menjawab salam Siswa memperhatikan penjelasan guru
√
Siswa mengajukan pertanyaan Siswa menanggapi/men jawab pertanyaan Siswa aktif dalam kegiatan mencari pasangan Siswa ikut menyimpulkan materi Siswa mengerjakan tes evaluasi Siswa menjawab salam dari guru
√
Siswa mulai kritis dalam pembelajaran
√
Siswa ingin mendapat nilai baik
√
Siswa merasa semangat mengikuti pelajaran
√
Siswa merasa ingin ikut andil dalam pelajaran Siswa paham dengan soal yang diberikan guru Siswa merasa sayang pada guru dan ingin menyenangkan guru
√
√
√
Siswa menjawab semua Siswa tertarik dengan cara menjelaskan guru
Hal yang menghambat
Perbaikan
Tetapi ada dua anak yang tidak memperhatikan (bermain sendiri)
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus III ini, guru telah menerapkan metode index card match dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa, dalam siklus III ini sebagian besar siswa telah aktif dan berpartisipasi dalam pembelajaran, dari segi evaluasipun menunjukkan peningkatan. Untuk itu peneliti tidak perlu melanjutkan ke siklus berikutnya. Hal ini memberikan pengertian bahwa dengan menerapkan
72
metode index card match dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 4. Data peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM per siklus Data ini diperoleh dari hasil prestasi belajar siklus I, II, dan III. Dipaparkan sebagai berikut: 4.13 Data Peningkatan Jumlah Siswa Yang Mencapai KKM Per Siklus Kegiatan
Pre test
Post test
Peningkatan
Siklus I
6 siswa/20%
15 siswa/50%
9 siswa/30%
Siklus II
7 siswa/23,3%
22 siswa/73,3%
15 siswa/50%
Siklus III
6 siswa/20%
28 siswa/93,3%
22 siswa/73,3%
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa pada siklus I peningkatan dari pre test ke post test sebanyak 9 siswa atau 30%, sedangkan pada siklus II peningkatan dari pre test ke post test sebanyak 15 siswa atau 50%. Siklus III peningkatan dari pre test ke post test sebanyak 22 siswa atau 73,3%. 5. Data peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM antar siklus. Setelah melihat data peningkatan jumlah siswa per siklus yang telah disajikan diatas, peneliti dapat mengukur jumlah peningkatan yang terjadi dengan tabel sederhana sebagai berikut:
73
Tabel 4.14 Data Peningkatan Jumlah Siswa Yang Mencapai KKM Antar Siklus Kegiatan
Peningkatan jumlah siswa
Siklus I
9 siswa/30%
Peningkatan
6 siswa/20%
Siklus II
15 siswa/50%
Peningkatan
7 siswa/23,3%
Siklus III
22 siswa/73,3%
Berdasarkan data diatas dapat diketahuai bahwa dari tiap kegiatan mulai dari
siklus I, siklus II, siklus III mengalami
peningkatan. Siklus I ke siklus II peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 6 siswa atau 20%, dari siklus II ke siklus III peningkatan jumlah siswa yang memcapai KKM sebanyak 7 siswa atau 23,3%, sedangkan nilai rata-rata kelas yang diperoleh dari hasil nilai post test per siklus juga mengalami peningkatan.
74
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dengan 3 siklus dan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA materi menggolongkan hewan dengan metode index card match dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas IV MI Sruwen IV, Kec. Tengaran, Kab Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siklus I, II, dan III dengan hasil pre test ke post test mengalami peningkatan. Siklus I peningkatan jumlah siswa yang dapat mencapai KKM dari pre test ke post test sebanyak 9 siswa atau 30%. Siklus II peningkatan jumlah siswa dapat mencapai KKM dari pre test ke post test sebanyak 15 siswa atau 50%. Siklus III peningkatan jumlah siswa yang dapat mencapai KKM dari pre test ke post test sebanyak 22 siswa atau 73,3%. Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa dari siklus I ke siklus II, angka peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat sebanyak 6 siswa atau 20%. Siklus II ke siklus III angka peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat sebanyak 7 siswa atau 23,3%. Data tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar siswa dari siklus I, siklus II, dan siklus III. B. Saran-saran Berdasarkan penelitian yang diperoleh maka penulis memberikan saran, sebagai berikut :
75
1. Bagi Kepala Sekolah Sebagai puncak pemimpin hendaknya selalu meninjau, memantau dan mengatur proses belajar terutama penggunaan metode pembelajaran, mengingat pentingnya penggunaan sebuah metode dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan memang tidak semua metode sesuai dan dapat digunakan untuk setiap bidang studi yang akan diajarkan oleh guru kepada para siswanya. 2. Bagi guru Sebaiknya guru lebih meningkatkan profesionalisme dalam pemilihan dan penggunaan metode yang cocok untuk menyampaikan semua pelajaran, menguasai dan mampu melaksanakan ketrampilan mengajar dengan menggunakan metode yang sesuai dengan pelajaran, tujuan dan pokok bahasan yang diajarkan, sehingga dalam kegiatan pembelajaran siswa tidak pasif, melainkan terlibat secara aktif. Sebagai guru hendaknya menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan serta senantiasa mengembangkan dan meningkatkan kemampuan. Guru hendaknya membantu perkembangan anak didiknya untuk memahami dan menguasai ilmu pengetahuan dan mampu memotivasi siswa untuk senantiasa belajar pada berbagai kesempatan. Pendidik yang baik hendaknya memiliki komitmen yang mendalam terhadap tugasnya. Kecintaan terhadap tugas diwujudkan dalam bentuk curahan tenaga, waktu dan pikiran. Guru yang demikian akan mencintai siswa dan tugasnya, sebagai guru hendaknya memberi teladan disiplin yang baik. Penerapan disiplin guru yang baik dan kuat dalam proses pendidikan akan menghasilkan mental, watak dan kepribadian
76
yang kuat. Karena di sekolah dasar anak didik sudah mulai belajar disiplin seperti dalam hal belajar membaca, belajar mencintai buku dan berbagai ilmu pengetahuan. 3. Bagi peneliti Kepada peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian dalam bidang yang sama, agar dapat menindak lanjuti penelitian ini dalam kancah yang lebih luas, sehingga diperoleh hasil yang lebih baik yang nantinya akan dapat berguna meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
77
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT RINEKA CIPTA. Ali, Abdullah, dan Eny Rahma. 1991. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Arifin, Zaenal. 1990. Evaluasi Instruksional. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi, dkk. 2008. Penelitian Tidakan Kelas. Yogyakarta: Bumi Aksara
Departemen Agama. 2004.
Standar Kompetensi Madrasah Ibtidaiyah.
Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam. Depdiknas. 2007. Kamus bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Fajar, Poerwadarminta, Padwawinata, dan Ratu Aprilia Senja, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka. Farikah, Siti. 2006. Evaluasi Pengajaran Untuk Mahasiswa Program D2, PGK SD/MI. STAIN Hamalik, Oemar. 1990. Metode belajar dan kesulitan belajar. Bandung: Tarsito. Jumali, dkk. 2008. Landasan Pendidikan. Surakarta: Muhammadiyah
University Press. Kusnin. 2007. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Piranti Darma Kalokatama. Kuswaya, Wihardit dan IGAK Wardani. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi aksara. Sagala, Saiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
78
Sardiman, A. M. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Semiawan, Conny. 2008. Belajar dan pembelajaran pra sekolah dan sekolah dasar.Indeks. Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester (SKS). Jakarta: Bumi Aksara. Slameto. 1991. Belajar dan Fakto-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Suwardi. 2007. Manajemen Pembelajaran (Mencipta Guru Kreatif dan Berkompetensi). Salatiga: STAIN Salatiga. Suyadi. 2011. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: Diva Press. Syaiful Bahri, Djamarah. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Winarno,
Surahman.
1994.
Pengantar
interaksi
belajar
mengajar.
Bandung:Tarsito. Yamin, Martinis. 2005. Srtategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada Press. Zaini, dkk. 2002. Strategi pembelajaran. Yogyakarta: CTSD. http://juntakmarganagmailcom.blogspot.com/2011/22/penerapan-strategibelajar-aktif-tipe.html. Diakses tanggal 22/10/2011, jam 15.00. http://Id.Wikipedia.org/wiki/ilmu_alam). Diakses tanggal 7/11/2011, jam 14.00.
79